pengaruh penggunaan media sosial …eprints.ums.ac.id/76999/1/naskah publikasi.pdfghazi aktif...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP KINERJA
TENAGA PENJUAL DENGAN DIMEDIASI PENJUALAN ADAPTIF
PADA CV GALATAMA SEJAHTERA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata 1 pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
GHAZI AKTIF ADIKING
B 100 150 367
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
i
ii
iii
1
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP KINERJA
TENAGA PENJUAL DENGAN DIMEDIASI PENJUALAN ADAPTIF
PADA CV GALATAMA SEJAHTERA
Abstrak
Tujuan dari penelittian ini adalah untuk mengetahui; 1). Pengaruh penggunaan
media sosial terhadap kinerja tenaga penjual CV Galatama Sejahtera. 4). Apakah
penjualan adaptif dapat memediasi pengaruh penggunaan media sosial terhadap
kinerja tenaga penjual CV Galatama Sejahtera. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif. Populasi penelitian ini merupakan seluruh tenaga penjual CV
Galatama Sejahtera yang berjumlah 77 orang dengan sampel jenuh, yaitu seluruh
populasi dijadikan responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
kuisioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda, uji t, uji F, koefisien determinasi (R2), serta analisis pengaruh tidak
langsung.Berdasarkan hasil penelitian, nilai signifikansi penggunaan media sosial
media terhadap kinerja tenaga penjual sebesar 0,000 (p < 0,05), sehingga
penggunaan media sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
tenaga penjual. Pengaruh tidak langsung antara penggunaan media sosial terhadap
kinerja tenaga penjual yang dimediasi penjualan adaptif sebesar 2,6 (> t tabel 1,992),
sehingga penjualan adaptif dapat memediasi pengaruh penggunaan media sosial
terhadap kinerja tenaga penjual.
Kata kunci :Kinerja Tenaga, Penjual Penggunaan, Media Sosial, Penjualan
Adaptif
Abstract
The purposes of this study are finding out; 1). The effect of media social usage to
salesperson’s adaptive selling, 2). Is adaptive selling be able to mediate the effect
of social media usage to salesperson’s performance.This type of research is
quantitative. The population of this study is all of 77 salesperson in CV Galatama
Sejahtera with saturated sampling, which all of population becomes respondent.
Data collection technique with questionnaire. The data analysis technique used are
multiple linear regression analysis, t test, F test, and indirect analysis.Based on the
result of study, the sig. of social media usage to salesperson’s performance is 0.00
(p < 0,05), it means social media’s effect to salesperson’s performance is positive
and significant. The indirect value of social media usage to salesperson’s
performance which mediated by adaptive selling is 2,6 (> t table 1,992), it means
adaptive selling capable moderate the effect of social media usage to salesperson’s
performance.
Keywords: Social Media Usage, Adaptive Selling, Salesperson’s Performance
2
1. PENDAHULUAN
Era globalisasi saat ini perekonomian terus berputar. Dibuktikan dengan
banyaknya produk yang masuk ke Indonesia. Salah satu dampak dari globalisasi
adalah persaingan antar perusahaan untuk memenangkan pasar semakin ketat dan
ditandai dengan peran teknologi dalam perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh
keuntungan lebih apabila memanfaatkan teknologi baru. Teknologi tersebut dapat
berdampak kepada karyawan untuk bekerja lebih cerdas sekaligus menyediakan
suatu produk ataupun jasa yang lebih berkualitas kepada pelanggan. Perusahaan-
perusahaan yang telah menyadari pentingnya teknologi akan menggunakan
praktik manajemen sumber daya manusia (MSDM) yang mendukung
pemanfaatan teknologi menciptakan suatu sistem pekerjaan yang berkinerja
tinggi.
Salah satu aspek terpenting dari keberlangsungan hidup perusahaan adalah
kinerja pegawai. Oleh karena itu diperlukan kriteria yang jelas dan terukur serta
ditetapkan secara bersama-sama yang diajukan sebagai acuan. Kinerja pegawai
memiliki efek signifikan dan memiliki berkontribusi terhadap kinerja organisasi,
maka harus dikelola sedemikian rupa(Lijan Poltak Sinambela, 2012, p. 5).
Semakin majunya teknologi membuat minat masyarakat terhadap telepon seluler
meningkat. Hal ini dibuktikan dari banyaknya toko yang menjual telepon seluler
yang ada di Indonesia serta masuknya beragam merek telepon seluler yang
tersebar di Indonesia.Fenomena ini dapat menjadi peluang bisnis yang
menguntungkan terhadap pelaku usaha yang mulai menjadikan bisnis penjualan
telepon seluler menjadi target mereka.
CV Galatama Sejahtera merupakan sebuah perusahaan yang berdiri pada
tahun 2013 yang berpusat di Kabupaten Sukoharjo. CV Galatama Sejahtera
melayani penjualan telepon seluler.Dalam menjalankan kegiatannya, CV
Galatama Sejahtera memiliki beberapa masalah dari sisi sumber daya manusia,
misalnya; tidak terpenuhinya target penjualan yang dikarenakan tenaga penjual
kurang memahami produk, atau kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan
pelanggan yang masih perlu ditingkatkan. Disisi lain, CV Galatama Sejahtera juga
memiliki strategi penjualan melalui media sosial, baik itu dalam lingkup toko
3
cabang atau individu tenaga penjualnya sendiri. Sedangkan diketahui, media
sosial memiliki dampak negatif dan positif. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian
sejauh mana penggunaan media sosial dan penjualan adaptif memengaruhi kinerja
tenaga penjual. Penggunaan media sosial terbukti berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja tenaga penjual (Akram, Rana, & Bhatti, 2017). Tetapi
ada juga yang berpendapat bahwa media sosial berpengaruh negatif terhadap
kinerja (Yu, Cao, Liu, & Wang, 2018) hal ini dikarenakan penggunaan media
sosial yang berlebihan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Itani, Agnihotri, & Dingus, 2017)
menunjukkan bahwa penjualan adaptif dapat memediasi penggunaan media sosial
terhadap kinerja tenaga penjual.Salah satu sumber daya manusia yang penting
yang berkaitan dengan perusahaan yang menjual telepon seluler adalah tenaga
penjual. Perusahaan yang bergerak pada penjualan produk membutuhkan tenaga
penjual sebagai salah satu bagian terpenting. Saat ini peran tenaga penjual bagi
perusahaan menjadi semakin penting. Perusahaan dapat diingat pelanggan karena
kinerja tenaga penjualnya. Maka salah satu tugas manajer penjualan adalah
meningkatkan kinerja tenaga penjualnya. Fungsi dari tenaga penjual juga telah
berevolusi dari menerapkan fungsi penjualan menjadi pencipta nilai inti bagi
pelanggan. Hal ini menjadikan kontribusi tenaga penjual semakin dibutuhkan
oleh perusahaan. Tenaga penjual diharuskan menghadapi kondisi penjualan yang
semakin kompleks, mulai dari membujuk pembeli, membangun kepercayaan,
hingga mencapai tujuan penjualan organisasi secara keseluruhan (Herjanto &
Franklin, 2019).
Tenaga penjual merupakan salah satu ujung tombak bagi keberhasilan suatu
perusahaan dalam menjalin hubungan dengan konsumen guna memenuhi
kepuasan pelanggan. Oleh karena itu untuk menjalin hubungan dengan konsumen
tetap baik, tenaga penjual membutuhkan kinerja yang baik pula.Kinerja tenaga
penjual dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan perilaku tenaga penjual dan hasil
perilaku tersebut dengan tujuan untuk pencapaian tujuan organisasi (Park, Kim,
Dubinsky, & Lee, 2010). Menurut (Baldauf, Cravens, & Piercy, 2001)dalam
penelitiannya memaparkan bahwa kinerja tenaga penjual dapat berpengaruh
4
postitif terhadap efektivitas penjualan. Salah satu sikap yang berkenaan dengan
efektivitas penjualan adalah kemampuan tenaga penjual dalam menerima dan
bertindadak terhadap rangsangan lingkungan. Strategi penjualan adaptif tenaga
penjual dibutuhkan untuk efektivitas tenaga penjual.
Penjualan adaptif menurut (Weitz & Spiro, 1990) didefinisikan sebagai
sebuah aktivitas yang mengubah perilaku penjualan selama atau setelah terjadinya
interaksi dengan pelanggan yang dilakukan berdasar informasi yang diterima
mengenai suatu situasi penjualan. Kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan bagi tenaga penjual tidak dapat terbentuk dengan sendirinya
melainkan dengan suatu proses belajar yang intens dan terencana yaitu dengan
memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik. Penjualan adaptif membutuhkan
rancangan penjualan yang baik dan sebuah kesiapan mental. Makna penting
penjualan adaptif yaitu kemampuan tenaga penjual merubah perilaku mereka,
sehingga aktivitas penjualan dapat sesuai dengan kondisi atau situasi yang mereka
hadapi(Sujan, H., Weitz.B.A. and Kumar, 1994). Tenaga penjual yang
menggunakan strategi adaptif, mereka harus memperoleh informasi tentang
pelanggan mereka terlebih dahulu (Itani et al., 2017).
Konsep penjualan adaptif menurut disebutkan oleh (Kimura, Bande, &
Fernández-Ferrín, 2018) yaitu mengubah perilaku penjualan selama interaksi
dengan pelanggan atau berinteraksi dengan pelanggan berdasar informasi yang
dipersepsikan mengenai sifat dari penjalan dengan menggunakan berbagai
pendekatan ketika beretemu ketika proses penjualan dan melakukan persiapan
yang baik untuk setiap pertemuan, tenaga penjual yang melakukan penjualan
adaptif cenderung mencapai level yang tinggi dalam kinerja penjualan. Walaupun
(Weitz, Sujan, & Sujan, 1986) model asli mengusulkan bahwa efektivitas
penjualan adaptif dipengaruhi oleh karakteristik situasi penjualan, penelitian
empiris telah menunjukkan bahwa penjualan adaptif memungkinkan tenaga
penjual mencapai kinerja yang tinggi.
Sebuah meta-analisis dari (Franke & Park, 2006) menegaskan bahwa
perilaku penjualan adaptif secara efektif memengaruhi kinerja penjualan postitif.
Hal juga menunjukkan penjualan adaptif dapat memprediksi kinerja penjualan
5
lebih besar dibandingkan dengan yang berorientasi pelanggan. Studi empiris
dilakukan (Goad & Jaramillo, 2014)juga menunjukkan adanya pengaruh positif
penjualan adaptif pada kinerja tenaga penjual.
Dengan adanya kemajuan teknologi, perusahaan dapat memanfaatkan teknologi
dalam penjualan maupun meningkatkan kinerja karyawan. Salah satu jenis
teknologi yang dimanfaatkan perusahaan yaitu penggunaan sosial media.
Kemunculan media sosial secara substansial telah mengubah cara pandang orang
di mana banyak orang, seecara individu, komunitas, atau organisasi
berkomunikasi dan berinteraksi(Ngai, Tao, & Moon, 2015).
Media sosial diartikan oleh (Kaplan & Haenlein, 2010)sebagai sekelompok
aplikasi berbasis Internet yang membangun fondasi ideologis dan teknologi Web
2.0, serta memungkinkan pembuatan dan pertukaran konten yang dibuat oleh
pengguna. Melalui penggunaan aplikasi media sosial, orang-orang dapat
membuat, berbagi, dan bertukar informasi dalam komunitas maya. Perkembangan
media sosial telah membantu membentuk koneksi seseorang dengan orang lain
melalui platform media sosial yang berbeda.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah
tenaga penjual CV Galatama Sejahtera yang berjumlah 77 tenaga penjual. Sampel
dalam penelitian ini merupakan sampel jenuh yang berarti seluruh populasi
dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan uji instrumen penelitian (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi
klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas), analisis
regresi (regresi linier berganda, uji t, uji F, koefisien determinasi), dan uji
penngaruh tidak langsung.
6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji Instrumen Penelitian
3.1.1 Uji Validitas
Tabel 1. Uji Validitas
Variabel Item r hitung rtabel Keterangan
Penggunaan media sosial Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
0,570
0,627
0,636
0,726
0,706
0,583
0,526
0,687
0,224
0,224
0,224
0,224
0,224
0,224
0,224
0,224
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Penjualan Adaptif Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
0,711
0,651
0,585
0,619
0,610
0,638
0,224
0,224
0,224
0,224
0,224
0,224
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Kinerja Tenaga Penjual
Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
0,785
0,684
0,729
0,734
0,224
0,224
0,224
0,224
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data yang telah diolah, 2019.
Tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan valid karena nilair
hitung> rtabel (0,224). Artinya seluruh item pertanyaan dapat digunakan untuk
mengukur semua variabel yang diteliti.
3.1.2.Uji Reliabilitas
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Nilai Kritis Keterangan
Penggunaan media
sosial
0,781
0,600
Reliabel
Penjualan adaptif
0,704
0,600
Reliabel
Kinerja tenaga penjual 0,714
0,600 Reliabel
Sumber: Data yang telah diolah, 2019.
7
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel penggunaan media sosial, penjualan
adaptif, dan kinerja tenaga penjual mempunyai nilai Cronbach’s Alpha> 0,60.
Maka kesimpulanya item-item pertanyaan dalam setiap variabel tersebut
dinyatakan reliabel.
3.2 Uji Asumsi Klasik
3.2.1 Uji Normalitas
Tabel 3. Uji Normalitas
Kolmogrov-
smirnov
Asymp.sig Kriteria Keterangan
Model
pertama
0,826 0,502 >0,05 Berdistribusi
Normal
Model kedua 1,063 0,209 >0,05 Berdistribusi
Normal
Sumber: Data yang telah diolah, 2019.
Berdasarkan hasil uji normalitas diatas, diketahui nilai asymp. sig. pada model
pertama sebesar 0,502, dan pada model kedua memiliki nilai sebesar 0,209. Dapat
disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal karena baik model
pertama dan kedua telah memenuhi persyaratan yakni nilai asymp.sig. lebih dari
0,05 (sig > 5%).
3.2.2 Uji Multikolinearitas
Tabel 4. Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Penggunaan media
sosial
0,797 1,254 Tidak terjadi multikolinieritas
Penjualan adaptif 0,797 1,254 Tidak terjadi multikolinieritas
Sumber: Data yang telah diolah, 2019.
Berdasarkan hasil diatas uji multikolinieritas dapat disimpulkan bahwa variabel
independen memiliki nilai tolerance>0,1 dan nilai VIF < 10, sehingga
variabelindependen dalam penelitian ini dinyatakan tidak mengalami gejala
multikolinieritas.
8
3.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel T Sig. Keterangan
Model pertama Penggunaan media
sosial
0,851 0,397 Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Model kedua
Penggunaan media
sosial
0,297
0,767
Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Penjualan adaptif 0,083 0,934 Tidak terjadi
heteroskedastisitas
Sumber: Data yang telah diolah, 2019
Berdasarkan hasil analsis heteroskedastisitas pada tabel di atas menunjukkan
bahwa nilai signifikansi model 1 dan model 2 dengan variabel, menunjukkan
angka signifikansi> 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.3 Analisis Regresi
3.3.1 Uji Linier Berganda
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variabel Unstandard
ized
Coefficient
Beta
Stand
ardiz
ed
Beta
t hitung Sig.
(Constant) 7,587 3,149 0,002
Model
Pertama
Penggunaan media
sosial 0,259 0,403 3,814 0,000
Adjusted R2 = 0,151
Fhitung = 14,550(sig. 0,000)
(Constant) 2,699 0,993 0,324
Model
Kedua
Penggunaan media
sosial 0,154 0,240 2,151 0,035
Penjualan adaptif 0,330 0,363 3,260 0,002
Adjusted R2 = 0,248
Fhitung = 13,524 (sig. 0,000)
Sumber: Data yang telah diolah 2019.
9
Berdasarkan hasil pengolahan data pada model pertamadan model kedua di atas
yang menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS dapat
disusun persamaan regresi sebagai berikut:
Model pertama: Y = 7,587 + 0,259 X1 + e (1)
Model kedua: Y = 2,699+0,154X1+ 0,330M + e (2)
3.3.2 Uji t
Tabel 7. Hasil Uji t
Variabel thitung ttabel Sig. Keterangan
Model pertama Penggunaan
media sosial
3,814 1,992 0,000 Berpengaruh
signifikan
Model kedua
Penggunaan
media sosial
2,151
1,992
0,035
Berpengaruh
signifikan
Penjualan adaptif 3,260 1,992 0,002
Berpengaruh
signifikan
Sumber: Data yang telah diolah 2019.
Dari tabel diatas dapat dilihat model pertama pengaruh penggunaan media sosial
terhadap kinerja tenaga penjual hasil pengujian variabel penggunaan media sosial
diperoleh nilai thitung 3,814> ttabel 1,992 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Maka
Ho ditolak, artinya bahwa penggunaan media sosial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja tenaga penjual.
Dari tabel diatas untuk model kedua pengaruh media sosial terhadap kinerja
tenaga penjual hasil pengujian untuk variabel penggunaan media sosial diperoleh
nilai thitung 2,151 > ttabel 1,992 dan nilai signifikansi 0,035 < 0,05. Maka Ho
ditolak, artinya bahwa variabel penggunaan media sosial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja tenaga penjual.
Untuk variabel penjualan adaptif terhadap kinerja tenaga penjual hasil pengujian
untuk variabel penjualan adaptif diperoleh nilai thitung 3,260 > ttabel 1,992 dan nilai
10
signifikansi 0,002 < 0,05. Maka Ho ditolak, artinya bahwa variabel penjualan
adaptif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja tenaga penjual.
3.3.3 Uji F
Tabel 8. Hasil Uji F
Fhitung Ftabel Sig.
Model pertama 14,550 3,97 0,000
Model Kedua 13,524 3,12 0,000
Sumber: Data yang telah diolah, 2019
Hasil pengujian uji F berdasarkan model pertama pada tabel diatas
menunjukkan bahwa nilai Fhitung 14,550> Ftabel 3,97 dengan nilai signifikansi 0,000
< 0,05. Artinya bahwa model yang digunakan sudah tepat.
Hasil pengujian uji F berdasarkan model kedua pada tabel diatas menunjukkan
bahwa nilai Fhitung 13,524 > Ftabel 3,12 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.
Artinya bahwa model yang digunakan sudah tepat dan variabel penggunaan media
sosial dan penjualan adaptif secara simultan atau bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja tenaga penjual.
3.3.4 Uji koefisien determinasi (R2)
Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Adjusted R Square
Model pertama 0,151
Model kedua 0,248
Sumber: Data yang telah diolah, 2019
Berdasarkan hasil analisis model pertama diperoleh nilai adjusted R square
sebesar 0,151. Hasil pengujian ini menyatakan bahwa 15,1 % kinerja tenaga
penjualdapat dijelaskan oleh variabel penggunaan media sosial. Sedangkan
sisanya (100%- 15,1% = 84,9%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain yang tidak
disertakan dalam regresi ini.
Dari data diatas model kedua hasil analisis untuk nilai adjusted R square
diperoleh angka 0,248. Hasil pengujian ini menyatakan bahwa 24,8% kinerja
11
tenaga penjual dapat dijelaskan oleh variabel penggunaan media sosial dan
penjualan adaptif. Sedangkan sisanya yaitu (100% - 24,8% = 75,2%) dijelaskan
oleh sebab-sebab yang lain yang tidak disertakan dalam regresi ini.
3.4 Uji Pengaruh Tidak Langsung
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh skema hasil analisis jalur dengan
besarnya nilai e yaitu sebesar = = 0,867 (3)
Di bawah ini merupakan analisis jalur variabel penggunaan media sosial
terhadap kinerja tenaga penjual dengan penjualan adaptif sebagai Variabel
Intervening.
1.
Gambar 1
Sumber: Data primer yang telah diolah 2019.
Persamaan:
Y = 2,699 + 0,154X1 + 0,330X2 + 0,867 (4)
Analisis jalur pengaruh penggunaan media sosial terhadap kinerja tenaga penjual
dengan dimediasi oleh penjualan adaptif.
Pengaruh Penggunaan media sosial terhadap kinerja tenaga penjual dengan
dimediasi oleh penjualan adaptif.
Penjualan
Adaptif
Kinerja tenaga
penjual
0,318
0,330
0,154 Penggunaan
media sosial
0,867
12
2. Gambar 4.2
Gambar 2
Sumber: Data yang telah diolah 2019
Pengaruh tidak langsung penggunaan media sosial terhadap kinerja tenaga penjual
dengan dimedasi oleh penjualan adaptif dihitung dengan mengalikan jalur
Penggunaan media sosial terhadap penjualan adaptif (p2) dan penjualan adaptif
terhadap kinerja tenaga penjual (p3) atau p2p3. Besarnya pengaruh tidak langsung
dalam variabel ini adalah sebagai berikut:
p2p3= (0,318 x 0,330) = 0,105 (5)
Selain menghitung nilai p2p3, dalam uji pengaruh tidak langsung diperlukan
menghitung standard error pengaruh tidak langsung atau S . Besarnya nilai
S dalam variabel ini adalah sebagai berikut:
= √((0,330)2(0,073)
2+(0,318)
2(0,101)
2+(0,073)
2(0,101)
2)
= √0,00058+0,00103+0,00005
= √0,00166
= 0,04082 (6)
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung diperlukan
perhitungan nilai t dari koefisien sebagai berikut:
=
= 2,57228
Penjualan
adaptif
Kinerja tenaga
penjual
0,318 0,330
0,154
Penggunaan
media sosial
13
= 2,6 (7)
Nilai t dari koefisien dibandingkan dengan nilai t tabel. Diketahui
bahwa t tabel sebesar 1,992. Berdasarkan hal tersebut t dari koefisien ab sebesar
2,6 > t tabel 1,992, maka koefisien intervening berpengaruh secara signifikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Penggunaan media sosial dengan dimediasi
penjualan adaptif berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tenaga penjual.
Sehingga penjualan adaptif mampu memediasi pengaruh penggunaan media sosial
terhadap kinerja tenaga penjual.
3.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier berganda diperoleh thitung sebesar
3,814 > ttabel 1,992 dengan sig. 0,000 < 0,05 yang artinya H0 ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima karena penggunaan media sosial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga penjual. Hasil tersebut sesuai dan
mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Akram et al., 2017) yang
menunjukkan bahwa penggunaan media sosial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja tenaga penjual.
Berdasarkan hasil perhitungan yaitu t hitung 2,6>t tabel 1,992 dapat disimpulkan
bahwa penjualan adaptifdapat memediasi pengaruh dari penggunaan media sosial
terhadapkinerja tenaga penjual. Hal ini menguatkan penelitian yang dilakukan
oleh (Itani et al., 2017).
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data Penggunaan media sosial berpengaruh signifikan
terhadap penjualan kinerja tenaga penjual CV Galatama Sejahtera.Penjualan adaptif
mampu memediasi pengaruh penggunaan media sosial terhadap kinerja tenaga penjual
CV Galatama Sejahtera.
14
4.2 Keterbatasan Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan hanya penggunaan media sosial, penjualan
adaptif, dan kinerja tenaga penjual. Seharusnya dapat menggunakan lebih banyak
variabel untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.Jumlah responden yang hanya
77, seharusnya dapat lebih banyak untuk mendapat hasil yang lebih baik.
4.3 Saran
Pihak CV. Galatama Sejahtera perlu mempertimbangkan untuk memaksimalkan
strategi penggunaan media sosial untuk menunjang kinerja serta penjualan adaptif
sebagai mediasi penggunaan media sosial terhadap kinerja tenaga penjual karena
terbukti memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja tenaga penjual CV.
Galatama Sejahtera
Penelitian dimasa mendatang perlu mempelajari juga efek negatif media
sosial bagi tenaga penjual sehingga perusahaan memahami sejauh mana
penggunaan media sosial dapat digunakan tenaga penjual. Penelitian dimasa
mendatang juga disarankan untuk meneliti kualitas hubungan kerja tenaga penjual
yang ditempatkan sebagai penengah penjualan adaptif dan kinerja. Untuk kinerja
tenaga penjual, perlu menambahkan variabel pengalaman penjualan pada tenaga
penjual untuk menyelidiki mengenai kinerja tenaga penjual pada masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Akram, M., Rana, R. A., & Bhatti, U. T. (2017). Impact of customer relationship
management and social media on sales performance by considering
moderating effect of sale Impact of customer relationship management and
social media on sales performance by considering moderating effect of sale
personn, (July).
Baldauf, A., Cravens, D. W., & Piercy, N. F. (2001). Examining the consequences
of sales management control strategies in European field sales organizations.
International Marketing Review, 18(5), 474–508.
15
Franke, G. R., & Park, J.-E. (2006). Salesperson Adaptive Selling Behavior and
Customer Orientation: A Meta-Analysis. Journal of Marketing Research,
43(4), 693–702.
Goad, E. A., & Jaramillo, F. (2014). The good, the bad and the effective: A meta-
analytic examination of selling orientation and customer orientation on sales
performance. Journal of Personal Selling and Sales Management, 34(4),
285–301.
Herjanto, H., & Franklin, D. (2019). Investigating salesperson performance
factors : A systematic review of the literature on the characteristics of
effective salespersons. Australasian Marketing Journal (AMJ), (xxxx), 1–9.
Itani, O. S., Agnihotri, R., & Dingus, R. (2017). Social media use in B2b sales and
its impact on competitive intelligence collection and adaptive selling:
Examining the role of learning orientation as an enabler. Industrial
Marketing Management, 66(May), 64–79.
Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). Users of the world, unite! The challenges
and opportunities of Social Media. Business Horizons, 53(1), 59–68.
Kimura, T., Bande, B., & Fernández-Ferrín, P. (2018). The roles of political skill
and intrinsic motivation in performance prediction of adaptive selling.
Industrial Marketing Management, (December 2017), 0–1.
Lijan Poltak Sinambela, M. (2012). Kinerja Pegawai Teori pengukuran dan
implikasi. Jakarta: Graha Ilmu.
Ngai, E. W. T., Tao, S. S. C., & Moon, K. K. L. (2015). Social media research:
Theories, constructs, and conceptual frameworks. International Journal of
Information Management, 35(1), 33–44.
Park, J. E., Kim, J., Dubinsky, A. J., & Lee, H. (2010). How does sales force
automation influence relationship quality and performance? The mediating
roles of learning and selling behaviors. Industrial Marketing Management,
39(7), 1128–1138.
16
Sujan, H., Weitz.B.A. and Kumar, N. (1994). Learning Orientation , Working,
58(3), 39–52.
Weitz, B. A., & Spiro, R. L. (1990). Conceptualization , Nomological Validity
Selling : Journal of Marketing Research, 27(1), 61–69.
Weitz, B. A., Sujan, H., & Sujan, M. (1986). Knowledge, adaptive behavior: a for
framework improving effectiveness selling. Journal of Marketing, 50(4),
174–191.
Yu, L., Cao, X., Liu, Z., & Wang, J. (2018). Excessive social media use at work.
Information Technology & People, 31(6), 1091–1112.