pengaruh penggunaan e-learning dengan …digilib.unila.ac.id/26801/11/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING DENGAN SCHOOLOGYMATERI HUKUM GRAVITASI NEWTON TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA
(skripsi)
Oleh
Revania Putri Utami
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING DENGAN SCHOOLOGYMATERI HUKUM GRAVITASI NEWTON TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA
Oleh
Revania Putri Utami
Penggunaan media sosial dan digital menjadi bagian yang menyatu dalam
kehidupan anak muda, sehingga hal tersebut mendukung pembelajaran online
yaitu media yang saat ini dekat dengan mereka. Oleh karena itu, dilakukan
penelitian E-Learning dengan Schoology dalam pembelajaran fisika materi
Hukum Gravitasi Newton terhadap hasil belajar siswa. Penelitian dilakukan di
SMAN 13 BandarLampung, dengan desain penelitian quasy experimental. Hasil
penelitian ini, menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan E-Learning
dengan Schoology memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Adanya perbedaan rata-rata N-gain kelas eksperimen 0,76 dan kelas kontrol 0,66.
Pemahaman konsep siswa pada pembelajaran menggunakan Schoology termasuk
kedalam kategori paham konsep yaitu 0% yang menebak, 67,57% yang tidak
paham konsep 30%, dan miskonsepsi 2,43%.
Kata kunci: e-learning, hasil belajar, gravitasi Newton, pemahaman konsep,schoology.
PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING DENGAN SCHOOLOGYMATERI HUKUM GRAVITASI NEWTON TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA
OlehRevania Putri Utami
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan FisikaJurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Curup, Bengkulu pada tanggal 18 Maret 1996, sebagai anak
pertama dari dua bersaudara, buah hati pasangan bapak Redo Halim dan ibu Eva
Diana.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK Al-Qur’an Rabbi Rhadhiyya Curup
yang diselesaikan tahun 2001. Penulis meneruskan pendidikan di SD Negeri 2
Sukajawa Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007, melanjutkan di
SMP Negeri 4 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2010, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang diselesaikan
pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (Undangan).
Pada tahun 2016, penulis melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata-
Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Negara Aji Tua Kecamatan Anak
Tuha, dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Anak Tuha,
Lampung Tengah.
.
MOTTO
Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinyasendiri ( Al- Ankabut : 6)
Seberat apapun permasalahan yang kamu hadapi, ingatlah bahwa Allah selalu bersamahambanya yang berusaha dekat dengannya. Berikhtiar dan berdoalah , maka Allah akan
memudahkan segala langkahmu. Tidak ada yang tidak mungkin selama kamu berusaha untukmemungkinkan itu
( Revania Putri Utami)
Kehidupan ini dipenuhi dengan seribu macam kemanisan tetapi untuk mencapainya perluseribu macam pengorbanan ( 5 cm )
Hidup itu pilihan, apapun yang membuatmu sedih, tinggalkan. Dan apapun yangmembuatmu tersenyum dan bahagia, Pertahankan
( Raditya Dika )
Berkacalah sebelum bertindak ( The Mirror )
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWTdan dengan kerendahan hati, penulis persembahkan karya sederhana ini
untuk
Kedua Orang tua tercinta, jika bukan karena ridho-mu, jika bukan karenadoamu, dan jika bukan karena jerih payahmu, aku tidak akan bisa
menyelesaikan semua ini. Terimakasih atas semua yang telah kau lakukankepadaku. Kasih sayang yang tiada henti. Untaian doa yang selalu kaupanjatkan untuk anak-anakmu, serta beribu nasehat yang kau sampaikan,
agar aku bisa jadi orang yang lebih baik.Bagiku, kau lah sang penyemangat terbaik yang selalu ada ketika akuterjatuh, dan menghapus setiap air mataku, taktala aku merasa terpuruk.
Tiada kata yang bisa menggambarkan betapa berarti nya kau dalamhidupku, dan takkan terbalas oleh apapun semua yang telah kau lakukankepadaku. Hanya doa yang dapat aku panjatkan, serta selalu berusaha
untuk membuat kau bahagia.
Terimakasih kepada Adikku tersayang Annisa Zakira Qur’aniyang selalu memberikan dukungan dan menantikan keberhasilanku
Terimakasihku juga ku persembahakka kepada para sahabatku yangsenantiasa menjadi penyemangat dan menemani disetiap hariku.
Almamater tercinta.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
E-learning dengan Schoology Materi Gravitasi Newton Terhadap Hasil Belajar
Siswa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung;
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;
3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika;
4. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Pembimbing I atas kesediaan dan
keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan
selama penyusunan skripsi ini;
5. Bapak Ismu Wahyudi, S.Pd., M.PFis. selaku Pembimbing II sekaligus
Pembimbing Akademik atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi
ini;
6. Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd selaku Pembahas yang selalu memberikan
bimbingan dan saran atas perbaikan skripsi ini;
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan
Pendidikan MIPA;
8. Bapak Triyatmo, M.Pd. selaku Kepala SMAN 13 Bandar Lampung yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian;
9. Bapak Drs. Agus Sugianto selaku guru mata pelajaran fisika SMAN 13
Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian;
10. Siswa-siswi SMAN 13 BandarLampung khususnya kelas X MIA 4 dan X
MIA 5 atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung;
11. Teman seperjuangan keluarga yapu 13, Isna, Oji, Anita, Arwi, Dede, Deni M,
Dian, Dwi, Fadel, fince, Gita, Herwin, Ika, Ismal, Kartika, Nuzul, Fira, Ica,
Nengah, Nova, Nurul, Radha, Retno, Riky, Safura, Ningrum, Soleha, Sundari,
Timel, Wanda, Winda, Yeni, Yuni, Aday, Clara, Lulu, Nopian, Abi, Adella,
Ardi, Citra, Deni Kurniawan, Dewi, Dina, Dini, Eka , Geo, Alex, Illa, Intan,
Khusnul, Kurnia, Dayat, Marisa, Manda, Nurlia, Oki, Rahma, Ria, Salma,
Septian, Aisyah, Sovia, Suhaesti, Susi, Tiara Novi, Uswatun, Vita, Witri,
Yulia, Yunita, Dewa, Tiya, dan Maryanti atas kebersamaan dan
kekompakannya. Semoga kita menjadi generasi yang sukses;
12. Terimakasih kepada sahabatku The Mirror, Dina, Radha, dan Soleha. Kalian
selalu menghadirkan pelangi setelah hujan datang, meskipun itu singkat
namun sangat indah. Kita bertemu bukan karena banyak kesamaan, namun
karena kebersamaan yang banyak mengajarkan kita apa arti sebuah sahabat;
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK................................................................................................. ii
COVER DALAM……………………………………………………….. iii
MENYETUJUI…………………………………………………………. iv
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………. v
SURAT PERNYATAAN………………………………………………. vi
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….. vii
MOTTO…………………………………………………………………. viii
PERSEMBAHAN……………………………………………………….. xi
SANWACANA………………………………………………………….. xii
DAFTAR ISI. ............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis……………………………………………….. 8
1. E-Learning............................................................................... 8
2. Blended Learning................................................................... . 11
3. Schoology................................................................................ 14
4. Hukum Gravitasi Newton....................................................... 17
5. Hasil Belajar........................................................................... 28
6. Pemahaman Konsep............................................................... 30
B. Kerangka Pikir............................................................................. 35
ii
C. Anggapan Dasar........................................................................... 37
D. Hipotesis Penelitian..................................................................... 38
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................. 39
B. Desain Penelitian........................................................................ 39
C. Variabel Penelitian..................................................................... 41
D. Prosedur Penelitian..................................................................... 41
E. Instrumen Penelitian................................................................... 41
F. Analisis Instrumen
1. Uji Validitas............................................................................ 42
2. Uji Reliabilitas........................................................................ 43
G. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 44
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Data........................................................................... 44
2. Uji Normalitas Data................................................................ 45
3. Uji Homogenitas..................................................................... 46
4. Independent Sample T Test..................................................... 46
5. Metode CRI............................................................................ 47
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian... ........................................................................ 48
1. Tahap Pelaksanaan Penelitian ................................................ 48
2. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................. 60
3. Uji N-Gain ............................................................................. 63
4. Uji Normalitas. ....................................................................... 63
5. Uji Homogenitas ..................................................................... 64
6. Uji Hipotesis dengan Independent Sample T Test .................. 65
7. Uji Pemahaman Konsep Dengan CRI .................................... 66
B. Pembahasan ................................................................................. 67
iii
V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ...................................................................................... 75
B. Saran ............................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA
13. Sahabat dari Lahir Dewi Fatmawati, Riya Anisa, dan Sophi Rahma Uma.
Terimakasih karena kalian tetap hadir dan membuatku tersenyum ketika aku
merasa rapuh;
14. Terimakasih kepada Geng Setia Menunggu Gita, Safura, Radha, Ila, Eka,
Dewi, Sun, Hesti, Fince, Dini, Tika, Mar, Ning, Ria, Uus, Tiara, Oji, Fadel.
Karena kalian adalah motivasiku berlomba dengan penjaga gedung untuk
datang ke kampus, demi urutan bimbingan. Aku akan selalu merindukan saat-
saat itu;
15. Rekan-rekan KKN-PPL SMP Negeri 1 Anak Tuha, Danu, Doni, Fiska, Linda,
Vee, Sita, Yeyen dan Defika, terimakasih untuk dukungan dan semangat
kalian;
16. Terimakasih untuk Almafika Tercinta;
17. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta
berkenan membalas kebaikan yang diberikan kepada Penulis dan semoga skripsi
ini dapat bermanfaat di kemudian hari.
Bandar Lampung, 16 Mei 2017Penulis,
Revania Putri Utami
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Klasifikasi Model Pembelajaran E-Learning.......................... 112. Neraca Cavendis..................................................................... 203. Medan Gravitasi...................................................................... 204. Lintasan Planet Berbentuk Elips............................................. 265. Luas Daerah Arisan OAB Sama dengan Luas Daerah
Arsiran OCD........................................................................... 276. Bagan Paradigma Pemikiran................................................... 377. Desain Eksperimen Non Equivalent Control Group Design .. 408. Grafik Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen............................................................. 749. Grafik pemahaman konsep siswa............................................ 76
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kriteria CRI............................................................................... 342. Kriteria Interpretasi N-gain....................................................... 453. Kategori CRI............................................................................. 473. Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar kognitif......................... 614. Hasil Uji Reliabilitas................................................................. 625. Perolehan N-Gain...................................................................... 636. Uji Normalitas Data Hasil Belajar kognitif............................... 647. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar kognitif............................ 648. Uji independent sample t test..................................................... 659. Kategori siswa yang mengalami miskonsepsi,
tidak tahu konsep, dan paham konsep pada konsepgravitasi newton......................................................................... 67
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan tekonologi informasi banyak membawa dampak positif bagi
kemajuan dunia pendidikan dewasa ini. Khususnya teknologi komputer dan
internet, baik dalam hal perangkat keras maupun perangkat lunak,
memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk
menunjang proses pembelajaran (Syaefudin, 2008: 1). Perkembangan
teknologi informasi mampu mengolah, menampilkan, serta menyebarkan
informasi pembelajaran, baik secara audiovisual maupun multimedia.
Teknologi komputer dan internet sudah mulai dimanfaatkan oleh siswa
untuk mengakses materi pelajaran dan menambah pengetahuan. Bahkan
seorang guru akan dengan mudah mencari bahan ajar yang sesuai dengan
bidangnya dan siswa dapat mendalami ilmu pengetahuan yang didapatkan
dengan didukung kemampuan untuk mencari informasi tambahan diluar
yang diajarkan oleh guru. Teknologi dan informasi komputer memfasilitasi
siswa dalam transfer ilmu pengetahuan melalui berbagai aplikasi, sehingga
jarak dan waktu tidak menjadi penghambat dalam pembelajaran.
Salah satu fasilitas teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
yaitu Electronic Learning atau e-learning. E-learning merupakan media
pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar kepada
2
siswa dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pendidik
dapat menggunakan e-learning yang mewadahi peran dari teknologi
informasi untuk mendukung pembelajaran, yang memungkinkan peserta
didik dapat melakukan pembelajaran dengan tidak terbatas oleh ruang
maupun waktu. Siswa dapat belajar mandiri dengan penggunaan e-learning
sebagai media pembelajaran, sehingga akitivitas siswa menjadi pusat dalam
pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan e-learning menuntut
siswa untuk lebih mandiri dalam belajar, dengan demikian pembelajaran
dengan e-learning dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Penggunaan media sosial dan digital menjadi bagian yang menyatu dalam
kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia (Badan Litbang Kominfo:
2016). Studi ini menemukan bahwa 98% dari anak-anak dan remaja yang
disurvei tahu tentang internet dan bahwa 79,5% diantaranya adalah
pengguna internet. Hasil survei tersebut menunjukan bahwa inernet telah
menjadi bagian dari keseharian anak-anak dan remaja. Sehingga mendukung
pembelajaran secara online jika menggunakan media yang saat ini dekat
dengan dunia mereka.
E-learning tidak hanya dimanfaatkan untuk pembelajaran jarak jauh.
Terdapat model pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran
elektronik atau e-learning dengan pembelajaran konvensional yang disebut
dengan Blended Learning. Hasil penelitian yang dilakukan Yapici dan
Akbayin (2012) menyatakan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model blended learning memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi
3
bila dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional.
Pembelajaran dengan blended learning dapat menambah pengetahuan
siswa, karena mereka dapat mengakses e-learning diluar jam pelajaran tatap
muka. Sehingga penggunaan blended learning efektif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
Terdapat beberapa situs yang dapat digunakan guru sebagai media
pembelajaran, salah satunya yaitu schoology. Schoology merupakan suatu
situs yang menggabungkan fitur jejaring sosial dan LMS ( Learning
Management System ), dengan Schoology kita dapat berinteraksi sosial
sekaligus belajar. Terdapat banyak fitur yang dimiliki oleh Schoology yaitu
Courses (Kursus), yaitu fasilitas untuk membuat kelas mata pelajaran,
Groups (Kelompok) yaitu fasilitas untuk membuat kelompok, dan
Resources (Sumber Belajar). Schoology memberikan kebebasan kepada
guru dan siswa untuk dapat mengelola pembelajaran secara gratis,namun pc
atau gadget yang digunakan harus terkoneksi dengan internet. Ketika
menggunakan Schoology, guru dapat membuat pertanyaan diskusi, membuat
forum diskusi, dan penugasan agar terjadi interaksi guru dan siswa.
Schoology memiliki fasilitas yang memadai apabila digunakan dalam
pembelajaran.
Penggunaan schoology dalam pembelajaran dapat mengatasi kendala yang
sering terjadi dalam pembelajaran. Salah satunya yaitu siswa sering
mengalami kesulitan dalam memahami materi fisika yang bersifat abstrak,
salah satunya yaitu materi fisika mengenai Hukum Gravitasi Newton.
4
Dengan adanya schoology guru dapat memanfaatkan fitur yang ada,salah
satunya yaitu dengan menambahkan animasi pada situs schoology. Sehingga
penggunaan e-learning dengan schoology dalam pembelajaran pada materi
Hukum Gravitasi Newton dapat membantu siswa dalam menyelesaikan
kesulitan memahami konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak, dengan
memberikan pengalaman yang lebih konkret dan membantu dalam
mengarahkan imajinasi siswa.
SMAN 13 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang telah
memiliki fasilitas teknologi yang cukup tersedia dengan baik, seperti lab
computer, wifi, dan LCD. Siswa juga telah mampu mengoperasikan
komputer dengan baik, namun fasilitas serta kemampuan siswa dalam
mengoperasikan komputer tersebut belum dimanfaatkan dengan maksimal
oleh guru sebagai penunjang dalam pembelajaran. SMA Negeri 13 Bandar
Lampung belum menggunakan e-Learning dalam pembelajaran.
Pemanfaatan fasilitas belajar seperti wifi, komputer dan LCD pun masih
terbatas sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif. Apabila digunakan
e-Learning dengan schoology pada pembelajaran materi Hukum Gravitasi
Newton, maka siswa dapat lebih mudah memahami materi terutama
pemahaman konsep fisika yang bersifat abstrak. Selain itu, pembelajaran
dengan menggunakan e-Learning akan melatih siswa untuk belajar mandiri
dengan fasilitas yang ada di dalamnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan
judul “ Pengaruh Penggunaan E-learning dengan Schoology dalam
5
Pembelajaran Fisika Materi Hukum Gravitasi Newton terhadap Hasil
Belajar Siswa”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh E-Learning dengan Schoology dalam
Pembelajaran fisika materi Hukum Gravitasi Newton terhadap hasil
belajar siswa?
2. Bagaimanakah pemahaman konsep siswa pada materi Hukum Gravitasi
Newton dalam pembelajaran menggunakan E-Learning dengan
Schoology?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh E-Learning dengan Schoology dalam
pembelajaran fisika materi Hukum Gravitasi Newton terhadap hasil
belajar siswa
2. Mendeskripsikan pemahaman konsep siswa pada materi Hukum
Gravitasi Newton dalam pembelajaran menggunakan E-Learning
dengan Schoology
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan treatment pada kelas eksperimen menggunakan
e-learning dengan schoology dalam pembelajaran. Sehingga penelitian ini
dapat memberikan gambaran bagaimana menyusun perangkat pembelajaran
berbasis e-learning, bagaimana membelajarkan konsep Hukum Gravitasi
6
Newton menggunakan e-learning dengan schoology, dan bagaimana
pengaruh penggunaan e-learning dengan schoology terhadap hasil belajar
siswa pada materi Hukum Gravitasi Newton
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi berbagai macam perbedaan penafsiran penelitian ini,
maka diberikan batasan sebagai berikut:
1. Pengaruh yang dimaksud dari penelitian ini yaitu pengaruh dari
penggunaan e-learning dengan schoology dalam pembelajaran yang
ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Untuk menunjukkan
pengaruh tersebut merupakan benar-benar pengaruh dari treatment
tersebut, maka digunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas
Eksperimen menggunakan blended learning yang mengombinasikan
pembelajaran dengan tatap muka dan pembelajaran online. Sedangkan,
kelas kontrol hanya melakukan pembelajaran tatap muka.
2. Hasil belajar siswa pada ranah kognitif, yaitu pada Komepetensi Dasar
yang digunakan dalam penelitian ini (3.8) menganalisis keteraturan gerak
planet dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton khususnya
pada sub-sub Hukum Gravitasi Newton. Hasil belajar tersebut ditinjau
dari pemahaman konseptual siswa yang dalam penelitian ini terbagi
menjadi tiga yaitu, tidak paham konsep, miskonsepsi, dan paham konsep.
Hal tersebut dapat teridentifikasi dengan menggunakan instrumen soal
pilihan ganda yang disertai dengan derajat keyakinan menjawab metode
CRI.
7
3. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMAN 13 Bandar
Lampung, semester genap tahun pelajaran 2017/2018.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. E-Learning
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat pada era
globalisasi, dan tidak dapat dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia
pendidikan. Perkembangan teknologi komputer kini telah membentuk suatu
jaringan yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar
dalam jangkauan yang lebih luas. Salah satunya yaitu pembelajaran dengan
berbasis web atau yang disebut dengan E-learning. Pengertian pembelajaran
bebasis web atau yang lebih dikenal E-Learning (Electronic Learning)
menurut Siregar dan Nara (2010: 103) merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan peragkat elektronik,
khususnya perangkat komputer.
Definisi E-Learning menurut Salma, dkk (2013: 314)
E-Learning adalah suatu konsep belajar berbasiskan teknologi,baik ituteknologi informasi, telekomunikasi, maupun digital. Adapunonline/internet learning mempunyai batasan yang lebih sempit, di manateknologi yang digunakan adalah teknologi informasi khususnyainternet , misalnya belajar melalui e-mail, situs web tertentu, dan semuaaplikasi berbasis internet.
9
E-learning didefinisikan secara umum menurut Smaldino,dkk (2011: 235):
E-learning merupakan hasil dari pengajaran yang disampaikansecara elektronik menggunakan media berbasis komputer. Materinyasering kali diakses melalui sebuah jaringan, termasuk situs web,internet, intranet, CD, dan DVD. E-learning tidak hanya mengaksesinformasi (misalnya, meletakkan halaman web), tetapi jugamembantu para pemelajar dengan hasil-hasil yang spesifikasi(misalnya,meletakkan halaman web).
Perkembangan teknologi pendidikan e-learning telah memberikan nuansa
baru di dalam pendidikan kita. Apabila pada waktu sebelumnya, secara
konvensional guru atau dosen melakukan proses pembelajaran dengan
menghimpun siswa pada tempat atau ruangan tertentu secara bersamaan,
kondisi tersebut kini telah diperkaya dengan berkembangnya pembelajaran
melalui jasa teknologi yang tidak lagi selalu mengharuskan peserta didik
berkumpul secara bersamaan dan dibatasi oleh waktu dan tempat
(Anurrahman, 2009: 238)
Sebagai media pembelajaran, e-learning memiliki beberapa kelebihan.
Menurut Wena (2008: 213) Pembelajaran elektronik (e-learning)
bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait
a. Bagi siswa, dengan kegiatan pembelajaran melalui e-learning
dimungkinkan berkembangnya fasilitas belajar siswa yang optimal
b. Bagi Guru, guru lebih mudah melakukan permutakhiran bahan-bahan
belajar yang menjadi tanggung jawabnya.
E-learning memiliki banyak kelebihan untuk pembelajaran. Penggunaan
e-learning tidak terbatas oleh jarak dan waktu, sehingga e-learning dapat
digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang efisien dan dapat
10
memperkaya pengetahuan siswa. Selain itu, dengan adanya fitur-fitur pada
e-learning siswa akan lebih tertarik dalam pembelajaran karena sumber
belajar yang dapat diakses secara online seperti simulasi dan video
pembelajaran.
E-learning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan TIK untuk
mengakses bahan pembelajaran yang akan memungkinkan terjadi
interakasi pembelajaran, baik antar siswa maupun dengan guru yang tidak
terbatas oleh ruang dan waktu. Penggunaan e-learning dapat membantu
guru dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pembelajaran,
sehingga hasil akhir yang diharapkan yaitu terjadinya peningkatan prestasi
dan kompetensi akademik pada peserta didik.
Meskipun demikian, E-Learning atau pembelajaran dengan
memanfaatkan internet juga memiliki berbagai kekurangan, yaitu pada
pembelajaran jarak jauh interaksi antara guru dan murid menjadi kurang
intens. Selain itu, dalam pembelajaran online teknologi merupakan bagian
utama, sehingga cenderung lebih memerhatikan aspek teknis. Oleh karena
itu, aspek akademis, prilaku siswa dan sikap sosial siswa menjadi
terabaikan.
E-learning sebagai media pembelajaran tidak terlepas dari beberapa
kelemahan, sehingga banyak hal yang harus diperhatikan oleh guru ketika
menggunakan e-learning untuk pembelajaran. Fasilitas pendukung
pembelajaran, materi yang menarik untuk didiskusikan, startegi
pembelajaran, dan memberikan petunjuk jelas terkait dengan penggunaan
11
e-learning kepada siswa agar tidak mengalami hambatan dalam
penggunaan e-learning.
Model pembelajaran E-learning dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk
Gambar 2.1 Klasifikasi Model Pembelajaran E-Learning.Rashty dalam Salma, dkk (2013: 36)
Berdasarkan pemaparan di atas, yang digunakan pada penelitian ini yaitu
model Mixed/Blended. Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran
yang dilakukan secara online yang merupakan satu kesatuan yang utuh,
dengan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran ini, memperhatikan relevansi materi, yaitu materi
yang cocok digunakan untuk pembelajaran online,dan materi yang cocok
digunakan untuk pembelajaaran tatap muka.
2. Blended Learning
Salah satu model pembelajaran E-Learning yaitu Blended Learning.
Menurut Bhonk dan Graham dalam Rusman dan Riyana (2011: 244)
Blended learning adalah gabungan dari dua sejarah model perpisahan
Continuingtradisional learningprocesses, butenhancing thembeyonf classroomhour with onlineresourcesparticularly usingcomputer mediatedcomunication (CMC)
Beaming as integralpart of curricula.Mixing delivery ofcontent, CMC, oronline collaborationwith face to facesession. Determiningthe appropriateness ofonline or face to face todeliver differentaspects of curricula
All learning interactiontakes place online andall learning materialsdelivered online. e.g.CMS. Streaming video,audio hyperlinkedcourse materials, text,and images,onlinecollaboration is the keyfeatures of this
Adjunct Mixed/Blended Fully Online
12
mengajar dan belajar: sistem pembelajaran tradisional dan sistem
penyebaran pembelajaran, yang menekankan peran pusat teknologi
berbasis komputer dalam blended learning. Penggunaan e-learning dalam
Blended Learning berfungsi sebagai pendukung pembelajaran dengan
tatap muka di kelas. Pembelajaran akan lebih berkualitas dengan
menggunakan e-learning yang di kombinasikan dengan pembelajaran
tradisional.
Blended Learning memiliki banyak kelebihan, terbukti dari beberapa hasil
penelitian. Berdasarkan hasil penelitiannya Yapici dan Akbayin (2012)
menyatakan bahwa siswa yang mengikiuti pembelajaran dengan model
Blended Learning memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan pembelajaran tradisional. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Poon (2013) yang melakukan
penelitian dengan membandingkan pembelajaran yang menggunakan
Blended Learning dengan pembelajaran tatap muka. Hasil yang diperoleh
yaitu setelah 14 minggu, kelas yang diberi pembelajaran dengan model
Blended Learning memiliki hasil tes yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran tatap muka.
Pembelajaran dengan Blended Learning membuat siswa dapat
memperkaya pengetahuan mereka dengan cara mengakses e-learning
meskipun saat di luar jam tatap muka. Kurangnya alokasi waktu pada
pembelajaran konvensional dapat diatasi dengan penggunaan Blended
Learning yang memadukan pembelajaran tatap muka dengan e-learning.
13
Ketika terdapat materi pembelajaran yang belum sempat dijelaskan oleh
guru pada saat pembelajaran tatap muka, maka siswa dapat menggunakan
E-learning sebagai media untuk menambah pemahaman tentang materi
pelajaran.
E-learning juga mampu membuat siswa tertarik dan bahkan antusias untuk
belajar, karena sumber belajar yang dapat diakses oleh siswa secara online.
Seperti simulasi, video, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penggunaan
e-learning dalam pembelajaran baik digunakan untuk pendukung
pembelajaran tradisional.
Penggunaan e-learning dalam pembelajaran membuat pengelolaan
pembelajaran lebih mudah untuk dilakukan, terlebih dari segi penempatan,
materi, pengelolaan, dan penilaian. Sehingga, e-learning oleh sebagian
besar orang sering dikaitkan dengan LMS (Learning Management
System). LMS menurut Mahnegar (2012), “A learning management system
(LMS) is software used for delivering, tracking, and managing training or
education”. Learning Management System ini berisi materi-materi dalam
kompetensi pedagogik dan profesional, yang dibuat dengan kemasan
multimedia ( teks, animasi, video, sound, FX). Diberikan sebagai
supplement dan enrichment bagi pengembangan kompetensi pembelajar
(Munir, 2009: 230). Sehingga, guru dapat menggunakan LMS dalam
pembelajaran, yang didalamnya terdapat materi-materi pembelajaran.
Karakteristik LMS menurut Henderson (2003: 182) yaitu:
a. An LMS helps you manage complexity
14
b. An LMS handles the administrative tasks for e-learning; thingslike tracking students, enrolling student, ect
c. That administrative end can become very complex if youhundreds of courses and hundreds of stusents to manage
d. An LMS will automate the handling of course catalog, coursedelivery, students enrollment and tracking, assessments anquizzes.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa LMS membantu dalam
mengatur pembelajaran secara menyeluruh, serta menjalankan tugas
administrasi, seperti pendaftaran siswa, penilaian dan kuis. Sehingga dapat
didefinisikan bahwa LMS adalah aplikasi yang dapat digunakan untuk
mengelola pembelajaran online baik dari segi materi, penempatan,
pengelolaan, maupun penilaian. LMS dapat digunakan ketika pendidik dan
peserta didik terhubung dengan koneksi internet.
3. Schoology
Salah satu laman web yang dapat digunakan sebagai media interaktif
adalah schoology. Schoology merupakan situs yang menggabungkan
media sosial dan LMS (Learning Management System) yang menawarkan
pembelajaran sama seperti di dalam kelas secara gratis dan mudah
digunakan seperti media sosial Facebook. Menurut Islamiyah dan
Widayanti (2016), Schoology memiliki kelebihan yang perlu
dipertimbangkan, antara lain adalah schoology mendukung pembelajaran
jarak jauh, mampu menghemat biaya karena tidak perlu adanya hardcopy
materi, tidak perlu biaya transportasi untuk menuju ke tempat
pembelajaran, dan mengajarkan mahasiswa untuk belajar secara mandiri.
15
Oleh karena itu, penggunaan schoology membawa dampak positif ketika
digunakan dalam pembelajaran.
Kelebihan yang dimiliki Schoology menurut Amiroh (2013) adalah pada
Schoology tersedia fasilitas Attandance/absensi, yang digunakan untuk
mengecek kehadiran siswa dan fasilitas Analityc untuk melihat semua
aktivitas siswa pada setiap course, assignment, discussion, dan aktivitas
lain yang kita siapkan untuk siswa. Terdapat lima alasan mengapa
menggunakan Schoology menurut Juniarti (2014), LMS Schoology
menawarkan sarana yang digunakan oleh guru untuk mendukung kegiatan
pembelajaran online, menyediakan “resources” kurikuler dan kelompok
kolaboratif bagi siswa, dapat dijalankan pada web browser apa saja,
termasuk pada aplikasi mobile seperti, android dan Ios.
Schoology merupakan pembelajaran (Learning Management System) yang
berbasis web (web-based tool). Aplikasi ini merupakan pendatang baru di
bidang pembelajaran online. Schoology membantu guru dalam membuka
kesempatan komunikasi yang luas kepada siswa agar siswa dapat lebih
mudah untuk mengambil peran/bagian dalam diskusi dan kerja sama
dalam tim. Selain itu, Schoology juga didukung oleh berbagai bentuk
media seperti video, audio dan gambar yang dapat menarik minat siswa.
Schoology mengarahkan siswa mengaplikasikan penggunaan tekonologi
dalam pembelajaran.
Terdapat fitur-fitur dari Schoology yang dapat dimanfaatkan guru untuk
membuat pembelajaran lebih menarik. Fitur tersebut mempermudah guru
16
dalam membuat pertanyaan diskusi, kelompok kolaboratif, atau penugasan
yang memungkinkan terciptanya interaksi antara siswa dan guru-guru
mereka. Guru dapat berpartisipasi dalam memantau diskusi yang
dilaksanakan siswa. Aspek lain yang dimiliki Schoology ialah dapat
memberikan informasi akademik kepada siswa. Siswa dapat mengakses
nilai-nilai mereka, catatan kehadiran, dan umpan balik guru pada tugas-
elektronik yang disampaikanBerdasarkaan pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa kelebihan lain schoology adalah tersedianya fasilitas
Attandance/absensi, yang digunakan untuk mengecek kehadiran siswa, dan
juga fasilitas Analityc untuk melihat semua aktivitas siswa pada setiap
course, assignment, discussion, dan aktivitas lain yang kita siapkan untuk
siswa. Melalui fitur Analytic ini, pengguna juga bisa melihat di mana saja
atau pada aktivitas apa saja seorang siswa biasa menghabiskan waktu
mereka ketika sedang login.
Sehingga, dengan adanya schoology siswa dapat berkolaborasi dengan
siswa lain dalam pembelajaran online, sehingga siswa dpaat bertukar
pikiran mengenai materi pembelajaran yang disajikan di halaman
schoology.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Aminoto dan Pathoni (2014)
menunjukan bahwa penerapan media schoology dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Kota Jambi dengan
peningkatan rata-rata aktivitas 34,84%. Schoology memiliki beberapa
kelebihan untuk digunakan dalam pembelajaran seperti, schoology dapat
17
menjadi wadah untuk kelompok kolaboratif siswa, dengan guru dapat
tertlibat didalamnya. Schoology dapat dijalankan pada web browser apa
saja, serta dapat terhubung dengan aplikasi lain. Media schoology menurut
Wayan,dkk (2014), schoology dikatakan sangat baik karena isi media
pembelajaran secara keseluruhan dapat memotivasi peserta didik untuk
belajar dan cara penyajian materi yang bervariasi serta pemberian latihan
untuk pemahaman konsep yang tepat.
Penggunaan schoology pada pembelajaran dapat membantu siswa dalam
memahami konsep. Fitur-fitur yang ada pada schoology dapat
dimanfaatkan guru untuk menampilkan konsep-konsep materi esensial,
sehingga siswa dapat lebih mudah untuk memahami konsep.
4. Hukum Gravitasi Newton
a. Perumusan Hukum Gravitasi Newton
Sebelum tahun 1686, sudah banyak data terkumpul tentang gerakan
bulan dan planet-planet pada orbitnya yang mendekati bentuk
lingkaran, tetapi belum ada suatu penjelasan mengapa benda-benda
angkasa bergerak seperti itu. Sir Issac Newton memberikan kunci pada
tahun tersebut untuk menguak rahasia itu, yaitu dengan menyatakan
hukum tentang gravitasi.
Selain menemukan ketiga hukum tentang gerak, Newton juga
menyelidiki tentang gerakan-gerakan benda-benda angkasa, yaitu planet
dan bulan.Newton mendapatkan inspirasi tentang gravitasi ketika
18
melihat buah apel yang jatuh dari puncak pohon. Berdasarkan ide
gravitasi inilah, Newton menyusun hukum gravitasi umumnya yang
sangat terkenal.
Newton membandingkan antara besar gaya gravitasi bumi yang
menarik bulan dan menarik benda-benda pada permukaan bumi. Gaya
sentripetal yang menjaga bulan tetap pada orbitnya dapat ditentukan
sebagai berikut:
= =( )
=
Nilai R= jari-jari orbit bulan =3,84.108 m dan T= periode bulan = 27,3
hari = 2,36 . 106s maka dapat diperoleh as = 0,0027 ms-2 atau jika
dinyatakan dalam percepatan gravitasi g = 9,8ms-2
Menurut Newton jika ada dua benda bermassa didekatkan maka antara
kedunya itu akan timbul gaya gravitasi atau gaya tarik menarik antar
massa. Besar gayagravitasi ini sesuai dengan hukum Newton yang
bunyinya sebagai berikut.
“Semua benda di alam akan menarik benda lain dengan gaya yang
besarnya sebanding dengan hasil kali massa partikel tersebut dan
sebanding terbalik dengan kuadrat jaraknya”
Besarnya gaya gravitasi, secara matematis dituliskan:= = =Keterangan:
= = F= Besar gaya tarik-menarik antara kedua benda (N)G = Tetapan umum gravitasi (Nm2/Kg2)
19
= Massa benda 1 (kg)= Massa benda 2 (kg)
R = Jarak antara kedua benda (m)
Nilai konstanta gravitasi G ditentukan dari hasil percobaan yang
dilakukan oleh Henry Cavendish pada tahun 1798 dengan
menggunakan peralatan yang disebut Neraca Cavendish.
Neraca Cavendish terdiri dari dua buah bola kecil bermassa m yang
ditempatkan pada ujung-ujung sebuah batang horizontal yang ringan.
Batang tersebut digantung di tengah-tengahnya dengan serat yang
halus. Sebuah cermin kecil diletakkan pada serat penggantung yang
memantulkan berkas cahaya ke sebuah mistar untuk mengamati
puntiran serat. Dua bola besar bermassa M didekatkan pada bola kecil
m. Adanya gaya gravitasi antara kedua bola tersebut menyebabkan serat
terpuntir.
Puntiran ini menggeser berkas cahaya pada mistar. Melalui pengukuran
gaya antara dua massa serta massa masing-masing bola, Cavendish
mendapatkan nilai G sebesar: G= 6,67 x 10-11 Nm2/Kg2
20
Berikut ini adalah gambar Neraca Cavendish:
Gambar 2.2 Neraca CavendishSumber : Anonim (2010)
b. Medan Gravitasi
Medan gravitasi didefinisikan sebagai ruang di sekitar suatu benda
bermassa di mana benda bermassa lainnya dalam ruang itu akan
mengalami gaya gravitasi, sehingga massa dapat kita anggap sebagai
sumber medan gravitasi.
Berikut adalah gambar Medan Gravitasi:
Gambar 2.3 Medan GravitasiSumber: Widodo, Tri (2009:31)
Medan gravitasi termasuk medan vektor, yaitu medan yang setiap
titiknya memiliki besar dan arah. Hal ini divisualisasikan sebagai anak
21
panah. Cara lain memvisualisasikan yaitu dengan diagram garis-garis
medan (garis-garis gaya). Garis-garis medan adalah garis-garis
bersambungan (kontinu) yang selalu berarah menuju ke massa sumber
medan gravitasi.
c. Kuat Medan Gravitasi
Kuat medan gravitasi pada titik apa saja dalam ruang didefinisikan
sebagai gaya gravitasi per satuan massa pada suatu massa uji m.
=Keterangan:g = Kuat medan Gravitasi (N/kg)F = Gaya gravitasi (N)M = Massa uji (kg)
Gaya gravitasi yang dikerjakan suatu benda bermassa diam M pada
benda bermassa uji m yang seolah-olah bergerak keberbagai titik dalam
medan gravitasi dirumuskan dengan:
=Keterangan:F = Gaya gravitasi ( N)G = tetapan umum gravitasi (Nm2/Kg2)
M = massa diam( kg)m = massa uji (kg)R = Jarak ( m)
Kuat medan gravitas ioleh sumber M pada berbagai titik dalam medan
gravitasi dirumuskan dengan:
=
22
Keterangan:g = kuat medan gravitasi (N/kg)G = tetapan umum gravitasi (Nm2/Kg2)
M = massa (kg)r = jarak antara kedua benda (m)
Berdasarkan rumus tersebut, misalnya jari-jari Bumi r = 6400 km = 6,4
x 106 m dan bermassa M = 6,4 x 1024 kg, maka akan diperoleh
percepatan gravitasi di permukaan Bumi sebesar 9,8 N/Kg.
Berat adalah gaya gravitasi Bumi yang bekerja pada suatu benda.
Masaa m adalah besaran yang tetap dimana saja, faktor g lah yang
berbeda-beda disetiap tempat, sehingga menyebabkan benda sedikit
berbeda diberbagai tempat di muka bumi.
Percepatan gravitasi pada ketinggian tertentu dipermukaan Bumi
dirumuskan dengan:
= + ℎKeterangan:
= percepatan gravitasi (m/s2)= percepaan gravitasi Bumi (m/s2)= jari-jari Bumi (m)+ ℎ = ketinggian dari pusat bumi (m)
Perbandingan percepatan gravitasi antara sebuah planet (gp) dengan
percepatan gravitasi Bumi (gb) yaitu:
=Keterangan:
gb = percepatan gravitasi Bumi (m/s2)gp = percepatan gravitasi Planet (m/s2)
23
mb = massa Bumi (kg)mp = massa Planet (kg)rb = jari-jari Bumi (m)rp = jari-jari Planet (m)
d. Kelajuan Benda untuk Mengorbit Planet
Kelajuan benda yang diperlukan untuk mengorbit bumi dirumuskan
dengan: = atau =Keterangan:FG = Kelajuan benda ( N)G = Tetapan umum gravitasi (Nm2/Kg2)M = Massa diam( kg)m = Massa uji (kg)R = Jarak ( m)
Gaya gravitasi inilah yang berperan sebagai gaya sentripetal
=Sehingga satelit dapat mengorbit bumi, Jadi,
= = == atau =
Percepatan gravitasi tempat-tempat dekat permukaan planet dinyatakan
sebagai: = atau GM = gR2
Sehingga, = ( ) atau =
24
e. Orbit Geostasioner
Orbit geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di atas
ekuator Bumi (lintang 0°), dengan eksentrisitas orbital sama dengan
nol. Apabila dari permukaan Bumi, obyek yang berada di orbit
geostasioner akan tampak diam (tidak bergerak) di angkasa dari
permukaan bumi karena periode orbit obyek tersebut mengelilingi
Bumi sama dengan periode rotasi Bumi.
Satelit geostasioner memiliki posisi tetap yaitu pada lintang 0°,
perbedaan lokasi satelit ini hanya pada letak bujurnya saja. Satelit
geostasioner memiliki kecepatan orbit yang sama dengan kecepatan
rotasi bumi. Oleh karena itulah, satelit ini seakan-akan terlihat diam
pada satu titik jika dipantau dari permukaan bumi. Ide satelit
geostasioner untuk kegunaan komunikasi dipublikasikan pada tahun
1928 oleh Herman Potočnik. Orbit geostasioner dipopulerkan pertama
kali oleh penulis fiksi ilmiah Arthur C. Clarke pada tahun 1945 sebagai
orbit yang berguna untuk satelit komunikasi. Oleh karena itu, orbit ini
kadang disebut sebagai orbit Clarke. Dikenal pula istilah Sabuk Clarke
yang menunjukkan bagian angkasa 35.786 km dari permukaan laut
ratarata di atas ekuator dimana orbit yang mendekati geostasioner dapat
dicapai.
Ketinggian satelit sebesar 35.768 km (atau jari-jari orbit 42.164 km)
memperoleh periode sebesar 23 jam 56 menit 4 detik, yang mana tepat
sama dengan periode rotasi Bumi. Satelit akan memiliki kecepatan
25
sebesar 3,07 km/detik (11.052 km/jam). Pada orbit ini satelit dengan
ketinggian kira-kira 35.800 km, bergerak dari arah Barat ke Timur dan
dengan inklinasi 0° disebut dengan orbit geostasioner. Satelit dengan
orbit geostasioner memiliki.beberapa keuntungan, karena periodenya
tepat sama dengan periode rotasi Bumi dan inklinasinya 0°, sehingga
satelit akan tetap di ruang angkasa jika dilihat dari permukaan Bumi.
Oleh sebab itu, tracking hampir tidak perlu dilakukan dan bukan
merupakan masalah. Selain itu, satelit dengan ketinggian tersebut
mampu mencakup hampir separuh permukaan bumi (± 42%), sehingga
untuk mencakup seluruh titik di permukaan Bumi hanya diperlukan tiga
buah satelit.
Sementara itu, jika inklinasi tidak sama dengan nol, maka groundtrack
satelit akan membentuk pola seperti, angka delapan. Orbit yang
demikian dinamakan orbit geosynchronous. Jadi, orbit geostasioner
adalah merupakan kasus khusus orbit geosynchronous dengan inklinasi
0°. Orbit geostasioner sangat berguna karena dapat menyebabkan
sebuah satelit seolah-olah diam terhadap satu titik di permukaan Bumi
yang berputar. Akibatnya, sebuah antena dapat menunjuk pada satu
arah tertentu dan tetap berhubungan dengan satelit. Satelit mengorbit
searah dengan rotasi Bumi pada ketinggian sekitar 35.786 km (22.240
statute miles) di atas permukaan tanah.
26
f. Hukum Kepler
Sebelum Newton menjelaskan tentang hukum gravitasi, gerak-gerak
planet pada tata surya kita telah dijelaskan oleh Kepler. Penjelasan
Kepler ini kemudian dikenal sebagai Hukum Kepler.
1) Hukum I Kepler:
Hukum I Kepler menyatakan bahwa semua planet bergerak dalam
orbit elips dengan matahari sebagai salah satu fokusnya. Seperti pada
gambar dibawah ini
Gambar 2.4 Lintasan planet berbentuk elipsSumber : Sarwono,dkk (2009: 31)
Pada gambar tersebut menunjukkan lintasan elips dari planet dengan
matahari berada salah satu titik fokusnya (F). Titik P merupakan titik
dimana planet paling dekat dengan matahari dan dinamakan dengan
Perihelion. Sedangkan titik A adalah titik terjauh planet degan
matahari yang dinamakan dengan Aphelion.
2) Hukum II Kepler
Hukum II Kepler menyatakan bahwa garis yang menghubungkan
tiap planet ke matahari menyapu luasan yang sama dalam waktu
yang sama.
27
Berikut ini merupakan gambar luas daerah arsiran OAB sama
dengan luas daerah arsiran OCD
Gambar 2.5 Luas daerah arsiran OAB sama dengan luas daeraharsiran OCD.
Sumber : Sarwono,dkk (2009: 33)
Gambar tersebut menjelaskan hukum II Kepler. Pada waktu yang
sama yaitu ∆t, maka luasan OAB sama dengan luasan OCD. Sebuah
planet bergerak lebih cepat ketika lebih dekat dengan matahari
dibandingkan ketika saat jauh dengan matahari.
3) Hukum III Kepler
Pada hukum III Kepler menyatakan bahwa kuadrat periode tiap
planet sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet dari
matahari. Hukum III Kepler menunjukkan hubungan antara periode
dengan jarak rata-rata planet ke matahari. Jika r adalah jarak rata-rata
antarplanet dan matahari, sedangkan ∆T adalah periode revolusi
planet, maka secara matematis hukum III Kepler dapat ditulis
sebagai berikut. = atau = C
Dengan C adalah konstan, sehingga untuk dua buah planet berlaku:
28
=
Keterangan :T1 : Periode planet ke-1T2 : Periode planet ke-2r1 : Jarak rata-rata planet ke-1 dengan mataharir2 : Jarak rata-rata planet ke-2 dengan matahari.
5. Hasil Belajar
Setelah melakukan proses pembelajaran maka akan diperoleh hasil belajar,
yang merupakan tujuan akhir dari pembelajaran. Hasil yang didapat dari
pembelajaran dapat ditingkatkan oleh usaha yang dilakukan secara sadar
dan sistematis yang mengacu kepada perubahan yang positif. Menurut
Susanto (2012: 5) Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memproleh
suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sumiati dan Asra (2007:39 )
Hasil belajar tidak terjadi tiba-tiba, tetapi memerlukan usaha. Usahamemerlukan waktu, cara dalam hal ini metode pembelajaran. Metodepembelajaran secara umum dapat dipraktekkan pada siapapun namundalam memodifikasi metode pembelajaran haruslah sesuai dengankeadaan khusus dari setiap individu.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain (2006: 21) bahwa
setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat
dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses
belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
29
Hasil belajar yang diperoleh dapat berupa kemampuan akademik, sikap,
dan psikomotorik. Hal tersebut dikemukakan oleh Usman dalam Jihad dan
Haris (2008: 16)
Hasil belajar yang oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusantujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yangdikelompokkan kedalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif,dan psikomotorik.
Pada hasil belajar, terdapat ranah kognitif menurut Gunawan dan Palupi
(2016) taksonomi bloom ranah kognitif yang telah direvisi yakni:
mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan
(apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan
menciptakan (create).
Hasil belajar merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa setelah
melakukan kegiatan belajar, yang berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam memahami atau menyerap suatu materi yang disampaikan, yang
dijadikan tolak ukur pencapaian tujuan belajar oleh guru. Hasil belajar
diperoleh setelah dilakukan pembelajaran. Hasil belajar fisika merupakan
hasil belajar pada mata pelajaran fisika yang dicapai oleh siswa setelah
melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar tersebut diperoleh siswa ketika
dapat memahami konsep-konsep serta prinsip fisika dengan baik,
melakukan percobaan, serta dapat mengaplikasikan prinsip fisika yang
telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
30
Cara untuk mengetahui hasil belajar siswa yaitu salah satunya dengan
melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan oleh guru dengan mengukur hasil
belajar siswa.
Ranah kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau
prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir,
kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran dalam
ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom merupakan segala
aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan
jenjang terendah sampai tertinggi yang dilambangkan dengan C
(Cognitive)
6. Pemahaman Konsep
Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi
dan berfikir abstrak, kegunaan konsep untuk menjelaskan dan meramalkan
(Sagala, 2003: 71). Pemahaman merupakan kemampuan untuk
menerangkan dan menginterpretasikan sesuat, ini berarti bahwa seseorang
yang telah memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau
menjelaskan kembali apa yang telah ia terima. Selain itu, bagi mereka
yang telah memahami tersebut, maka ia mampu memberikan interpretasi
atau menafsirkan secara luas sesuai dengan keadaan yang ada disekitarnya,
ia mampu menghubungkan dengan kondisi yang ada saat ini dan yang
akan datang. (Susanto, 2012: 7)
31
Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang
yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan
meliputi prinsip, hukum, dan teori. Setiap orang membentuk konsep-
konsep yang mereka terima mungkin berbeda dengan yang lain, ini
dikarenakan konsep-konsep itu adalah abstraksi-abstraksi yang
berdasarkan pengalaman-pengalaman berarti yang selanjutnya ditampilkan
dalam perilakunya.
Seorang siswa dikatakan telah mempunyai kemampuan mengerti atau
memahami apabila siswa tersebut dapat menjelaskan suatu konsep tertentu
dengan kata-kata sendiri, dapat membandingkan, dapat membedakan, dan
dapat mempertentangkan konsep tersebut dengan konsep lain.
Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga menurut Daryanto
(2010: 106), yaitu:
a. Menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan di sini
bukan saja pengalihan (translation) arti dari bahasa yang satu ke
dalam bahasa yang lain.
b. Menginterpretasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas
daripada menerjemahkan.
c. Mengekstrapolasi (extrpolation), agak lain dari menerjemahkan dan
menafsirkan tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan
intelektual yang lebih tinggi.
Evaluasi menurut Susanto (2012: 8), Evaluasi produk dapat dilaksanakan
dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun
32
tertulis. Dalam pembelajaran umumnya tes diselenggarakan dalam
berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semster, maupun
ulangan umum.
Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
tidak hanya sekedar menyebutkan atau menghapal obyek-obyek yang
dipelajari, melainkan mampu memahami, menganalisis,
menyederhanakan, serta menerapkan dalam berbagai situasi dan persoalan,
sehingga yang dimaksud dengan pemahaman konsep adalah tingkatan
kemampuan seorang siswa yang tidak hanya sekedar mengetahui dan
menghapal konsep-konsep fisika, melainkan juga benar-benar
memahaminya dengan baik, serta mampu menerapkannya dalam
menyelesaikan persoalan baik yang terkait dengan konsep itu, maupun
dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian adalah pemahaman
instrumental dan pemahaman relasional, dalam hal ini, untuk memahami
konsep dan rumus dalam perhitungan yang sederhana. Sementara dalam
pemahaman relasional, siswa diarahkan untuk memahami suatu struktur
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lebih luas dan
bermakna karena adanya keterkaitan antar konsep.
Guru dapat mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep
dengan melakukan evaluasi produk. Evaluasi dilakukan untuk megetahui
pemahaman konsep siswa, sehingga guru mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa dari materi yang telah disampaikan, sehingga siswa
33
yang pemahaman konsepnya masih rendah dapat di berikan bantuan, agar
mereka dapat dengan mudah memahami konsep materinya.
Pemahaman konsep siswa dapat diukur melalui metode CRI (Certainty of
Response Index). Penggunaan metode CRI membantu peneliti untuk
membedakan antara siswa yang tahu konsep dan siswa yang tidak tahu
konsep. Menurut Mustaqim, dkk (2014), terdapat suatu teknik yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa yaitu menggunakan
metode Certainty of Response Index. Suatu penelitian untuk mendapatkan
hasil yang presisi menurut Wahyudi dan Maharta (2013) yaitu
menggunakan model analisis Certainty of Response Index (CRI) model
analisis ini mampu membedakan antara kategori keberuntungan/
menebaknya saja, pemahaman konsep lemah, pemahaman konsep benar
ataupun tergolong kategori miskonsepsi.
Metode Certainty of Response Index merupakan teknik untuk mengukur
miskonsepsi seseorang dengan cara mengukur tingkat keyakinan atau
kepastian seseorang dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.
Tingkat keyakinan atau kepastian jawaban tercermin dalam skala CRI
yang diberikan bersamaan dengan tiap pertanyaan (soal) yang diberikan.
CRI biasanya didasarkan pada suatu skala dan diberikan bersamaan
dengan setiap jawaban soal. Tingkat kepastian jawaban soal tercermin
dalam skala CRI yang diberikan.
Jika tingkat keyakinan seorang mahasiswa tinggi dalam menjawab
34
suatu soal adalah tinggi dan ternyata jawabannya benar, maka dikatakan
mahasiswa tersebut memahami konsep dengan baik (paham konsep).
Tetapi jika jawabannya salah, maka siswa tersebut dikatakan
miskonsepsi.CRI biasanya didasarkan pada suatu skala, sebagai contoh,
skala enam (0 - 5) seperti berikut: 0 jika Totally guessed answer, 1 jika
Almost guess, 2 jika Not Sure, 3 jika Sure, 4 jika Almost certain, dan 5 jika
Certain.
Tabel 2.1 Kriteria CRI,
KriteriaJawaban
CRI Rendah CRI Tinggi
Jawaban benar Jawaban benar tapi CRIrendah berarti tidakpaham konsep (luckyguess)
Jawaban benar dan CRItinggi berarti memahamikonsep dengan baik
Jawaban Salah Jawaban salah dan CRIrendah berarti tidakpaham konsep
Jawaban salah tapi CRItinggi berarti terjadimiskonsepsi
Tayubi dalam Mutia,dkk (2016)
Certainty of Response Index (CRI) merupakan tingkat keyakinan siswa
dalam mmenjawab soal. Melalui instrumen CRI ini siswa diberikan
gambaran mengenai keyakinannya terhadap jawaban yang dipilih
berdasarkan skala. Pilihan tingkat keyakinan ini dengan skala enam (0-5)
seperti berikut : 0 jika totally guessed answer, 1 jika Almost guess, 2 jika
Not sure, 3 Jika Sure, 4 jika Almost certain, dan 5 jika certain.
35
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran dengan Blended Learning mengombinasikan pembelajaran
tatap muka dengan pembelajaran elektronik atau e-learning. Penggunaan e-
learning yaitu sebagai pendukung pembelajaran dengan tatap muka di kelas.
Sehingga e-learning dapat membuat pembelajaran lebih efisien dan fleksibel.
Ketika pembelajaran dengan blended learning siswa dapat menambah
pengetahuan dengan mengakses e-learning di luar jam tatap muka. Blended
learning merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan guru untuk
mengatasi berbagai hambatan dari pembelajaran yang hanya dilakukan
dengan tatap muka yaitu kurangnya alokasi waktu pembelajaran. Ketika
terdapat materi pembelajaran yang belum sempat dijelaskan oleh guru pada
saat pembelajaran tatap muka, maka siswa dapat mengakses e-learning untuk
menambah pemahaman tentang materi pelajaran.
Pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan online. Pada saat
pembelajaran online yaitu menggunakan schoology, yang didalamnya
terdapat banyak fitur. Fitur tersebut dapat dimanfaatkan siswa untuk
menambah pengetahuan siswa, misalnya video, simulasi, bahkan siswa dapat
berdisuksi dengan sesama pengguna untuk bertukar informasi. Sehingga
pembelajaran akan lebih menyenangkan dan siswa dapat lebih mudah dalam
memahami konsep, dengan demikian akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Pada penelitian ini, menggunakan kelas kontrol untuk menunjukkan bahwa
peningkatan hasil belajar tersebut merupakan benar-benar pengaruh dari
36
schoology. Kemudian, hasil belajarnya dibandingkan dengan kelas
eksperimen yang menggunakan schoology dalam pembelajaran.
Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Penggunaan e-learning dengan schoology dalam pembelajaran fisika materi
hukum gravitasi newton. Sedangkan, variabel terikatnya adalah hasil belajar
siswa. Penelitian ini untuk menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar
yang dilihat melalui pemahaman konsep pada kelas eksperimen berpengaruh
akibat penggunaan e-learning dengan schoology, dibandingkan kelas control
yang menggunakan LKS konvensional dan BSE. Hal tersebut dilihat dari
nilai N-gain kelas eksperimen yang lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas
terhadap varibel terikat, maka dapat dijelaskan dengan paradigma pemikiran
seperti gambar berikut
37
Gambar 2.6 Bagan Paradigma Pemikiran
Materi
LatihanSoal
Diskusi
BSE
UjiKompetensi
Animasi
LKS
LatihanSoal
Materi
Diskusi
BSE
Materi
PembelajarandenganBlendedLearning
Pembelajarandengan tatapmuka
TesPengetahuanAwal
TesPengetahuanAwal
Kelas Kontrol
Siswa
KelasEksperimen
Latihan
Animasi danVideoPembelajaran
Schoology
UjiKompetensi
Hasil BelajarHasil Belajar
PowerPoint
VideoPembelajaran
38
C. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Setiap sampel penelitian memperoleh materi yang sama.
2. Nilai rata-rata dari kemampuan awal tentang materi Hukum Gravitasi
Newton siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.
3. Kurikulum yang dilaksanakan pada kedua kelas sama
D. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan e-learning dengan
schoology yang diidentifikasi berdasarkan hasil belajar siswa melalui tes
sebelum dan sesudah pembelajaran, dengan demikian dirumuskan hipotesisnya
“Terdapat pengaruh penggunaan e-leraning dengan schoology pada materi
Gravitasi Newton terhadap hasil belajar fisika”.
39
III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA N 13 Bandar
Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri atas
6 kelas yang diambil 2 kelas sebagai sampel.
Penelitian ini melihat pengaruh penerapan e-learning dengan schoology
terhadap hasil belajar siswa. Untuk melihat pengaruh tersebut hanya benar-
benar ditimbulkan dari penggunaan e-learning dengan schoology maka
digunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan pada
kelas yang memiliki rata-rata hasil belajar siswa pada ulangan sebelumnya,
materi pembelajaran yang sama, waktu belajar yang sama, guru yang sama
dan dianggap homogen atau relatif homogen, sehingga digunakan teknik
purposive sampling.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini memerlukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, tetapi tidak
memungkinkan diadakannya pengembilan subjek penelitian secara acak dari
populasi yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Quasy
Experimental.
40
Pada penelitian ini terdapat kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang tidak
dipilih secara random. Dalam penelitian ini kelas eksperimen menggunakan
e-learning dengan schoology dalam pembelajaran, sedangkan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran tatap muka. Sebelum diberikan perlakuan maka
terlebih dahulu siswa diminta untuk mengerjakan soal pretest, setelah itu
diakhir pembelajaran siswa diberikan soal posttest. Perbedaan hasil belajar
kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai indikator keberhasilan belajar
siswa menggunakan e-learning dengan schoology dalam pembelajaran.
Sehingga pada penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group
Design.
Secara umum desain penelitian yang akan digunakan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gamba 3.1 Desain Eksperimen Non Equivalent Control Grup Design
(Sugiyono, 2011: 79)Keterangan:
O1 : Tes awal (pretest) Kelas Eksperimen
O2 : Tes akhir (posttest) Kelas Eksperimen
O3 : Tes awal (pretest) Kelas Kontrol
O4 : Tes akhir (posttest) Kelas Kontrol
X1 : Perlakuan pembelajaran dengan tatap muka dan menggunakan e-learningdengan schoology
X2 : Perlakuan pembelajaran tatap muka dengan buku siswa dan lkskonvensional
O1 X1 O2
O3 X2 O4
O3 X2
O4
41
C. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan e-learning
dengan schoology. Sedangkan, variabel terikatnya yaitu hasil belajar fisika
siswa.
D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:
1. Menetapkan sampel.
2. Melakukan penilaian terhadap pengetahuan awal siswa melalui pretest.
3. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan e-learning
dengan schoology
4. Mengadakan posttest pada akhir pembelajaran untuk mengetahui dan
memperoleh data mengenai hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
5. Menilai hasil posttest untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa.
6. Menganalisis hasil observasi mengenai pengaruh penggunaan e-learning
dengan schoology terhadap hasil belajar siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), soal tes berbentuk pilihan jamak yang beralasan
digunakan untuk mengukur pemahaman konsep fisika siswa. Tes ini
digunakan pada saat pretest dan posttest dengan menggunakan metode CRI
(Certainty of Response Index),
42
F. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, harus diuji terlebih dahulu
validitas dan reliabilitasnya, dengan menggunakan program SPSS
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk melihat valid atau tidaknya instrumen evaluasi
yang digunakan. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan).
Pengujian validitas instrument menggunakan rumus korelasi product-
moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:
= ∑ − (∑ )(∑ ){ ∑ − (∑ ) } { ∑ (∑ ) }Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi yang menyatakan validitas
X = Skor butir soal
Y = Skor total
n = Jumlah sampel
Arikunto (2016: 87)
Kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3
maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi
antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid. Apabila r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka
koefisien korelasi tersebut signifikan. Uji validitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.0
43
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat reliabel atau tidaknya instrumen
evaluasi yang digunakkan. Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan
sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian.
Pada penelitian ini, perhitungan reliabilitas tes menggunakan rumus
Alpha, yaitu:
2
2
11 11
t
b
n
nr
Keterangan:
11r : koefisien reliabilitas instrumenk : banyaknya butir
2b : jumlah varians dari tiap-tiap item
2t : varians total
Arikunto (2016: 122)
Harga 11r yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas.
Arikunto (2016: 89) mengatakan bahwa kriteria indeks reliabilitas adalah
sebagai berikut:
a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi
b. Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi
c. Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup
d. Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah
e. Antara 0,000 sampai dengan 0,200: sangat rendah
Pada penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan SPSS.21.0 yakni apabila
nilai sig pada Guttman Split-Half Coefficient lebih dari 0,05 maka data
disimpulkan reliabel, jika nilai sig pada Guttman Split-Half Coefficient
kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak reliabel.
44
G. TeknikPengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan bentuk tes berupa
pilihan jamak. Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan
untuk memperoleh data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes.
Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu
tes penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda yang digunakan pada saat
pretest dan posttest dengan menggunakan metode CRI (Certainty of Response
Index), pada instrumen CRI ini siswa diberikan gambaran mengenai tingkat
keyakinan responden terhadap jawaban yang dipilihnya
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa ranah
kognitif yang ditunjukkan pada proses pembelajaran. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis dengan melakukan
1. Analisis Data
Untuk menganalisis kategori tes hasil belajar siswa digunakan skor gain
yang ternormalisasi. N-gain diperoleh dari pengurangan skor post-test
dengan skor pretest dibagi oleh skor maksimum dikurang skor pretest.
Jika dituliskan dalam persamaan adalah
N-gain ( ) =
45
Keterangan:g = N-gain
postS = Skor posttest
preS = Skor pretest
maxS = Skor maksimum
Kriteria interperensi N-gain dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 3.1 Kriteria Interpretasi N-gain
N-gain Kriteria Interpretasi0,7 ≤ N-gain ≤ 1 Tinggi0,3 ≤ N-gain< 0,7 SedangN-gain < 0,3 Rendah
(Meltzer, 2002)
2. Uji Normalitas Data
Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi
normal, dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-
Smirnov. Data yang diuji kenormalitasannya adalah data hasil tes akhir
(pretest) dan data hasil tes akhir (posttest) hasil belajar siswa. Dasar dari
pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan program
SPSS 21.0 Untuk pengambilan keputusan, data dapat dikatakan memenuhi
asumsi normalitas atau terdistribusi normal jika pada Kolmogorov-Smirnov
nilai sig> 0.05 dan data yang tidak terdistribusi normal memiliki nilai sig
<0.05.
3. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui sama atau tidaknya varian dari populasi, maka
dilakukan uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan analisis uji
paired sample t test, dengan bantuan program SPSS 21.0. Jika nilai
46
2121
222
211
_____
2
____
1
11
2
)1()1(
nnnn
snsn
XXt
signifikasi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua kelompok
pupulasi data adalah tidak sama. Sebaliknya, jika nilai signifikasi > 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa varian dari kelompok populasi data adalah
sama.
4. Independent Sample T-Test
Uji ini dilakukan untuk membandingkan dua sampel yang berbeda
(bebas). Independent Sample T Test digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak
berhubungan.
Rumus perhitungan Independent Sample T Test adalah sebagai berikut :
(Sugiyono, 2011: 273)
Keterangan:T = nilai t-hitungX1= rata-rata nilai kelas eksperimenX2= rata-rata nilai kelas kontroln1= banyaknya anggota sampel di kelas eksperimenn2= banyaknya anggota sampel di kelas kontrol
= rata-rata varians kelas eksperimen= rata-rata varians kelas kontrol
Penelitian ini menguji Independent Sample T Test dengan menggunakan
bantuan program komputer SPSS 21.0. Berpedoman berdasarkan nilai
signifikansi atau nilai probabilitas: (1) jika nilai signifikansi atau nilai
probabilitas > 0,05 maka OH diterima; (2) jika nilai signifikansi atau nilai
probabilitas < 0,05 maka OH ditolak Kriteria pengujian untuk daerah
penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:
47
H0: tidak terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika
antarsiswa yang belajar menggunakan e-learning dengan
schoology dengan siswa yang belajar menggunakan BSE dan LKS
konvensional.
H1: terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika
antarsiswa yang belajar menggunakan e-learning dengan
schoology dengan siswa yang belajar menggunakan BSE dan LKS
konvensional.
5. Metode CRI (Certainty of Response Index)
Pemahaman konsep siswa dapat diukur melalui metode CRI (Certainty of
Response Index). Penggunaan metode CRI membantu peneliti untuk
membedakan antara siswa yang tahu konsep dan siswa yang tidak tahu
konsep. Metode Certainty of Response Index (CRI) ini mampu
membedakan antara kategori keberuntungan/ menebaknya saja,
pemahaman konsep lemah, pemahaman konsep benar ataupun tergolong
kategori miskonsepsi.
CRI biasanya didasarkan pada suatu skala, sebagai contoh, skala enam (0 -
5) seperti berikut: 0 jika Totally guessed answer, 1 jika Almost guess, 2
jika Not Sure, 3 jika Sure, 4 jika Almost certain, dan 5 jika Certain.
Tabel 3.2 Kategori CRI
KriteriaJawaban
CRI Rendah CRI Tinggi
Jawaban benar Jawaban benar tapi CRIrendah berarti tidakpaham konsep (luckyguess)
Jawaban benar dan CRItinggi berarti memahamikonsep dengan baik
Jawaban Salah Jawaban salah dan CRIrendah berarti tidakpaham konsep
Jawaban salah tapi CRItinggi berarti terjadimiskonsepsi
Tayubi dalam Mutia,dkk (2016)
75
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat pengaruh penggunaan E-Learning dengan Schoology
menggunakan LKS konvensional dan BSE terhadap hasil belajar siswa
ranah kognitif pada materi gravitasi newton yang ditunjukkan oleh
perbedaan rata-rata nilai N-Gain pada kelas eksperimen yakni 0,766
dengan kategori peningkatan tes yang tinggi
2. Pemahaman konsep fisika siswa pada pembelajaran menggunakan E-
Learning dengan Schoology mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan
sebagian besar siswa termasuk kedalam kategori paham konsep yaitu
67,57%, sedangkan yang tidak paham konsep hanya 30%, dan
miskonsepsi 2,43%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
penulis menyarankan sebagai berikut:
76
1. Diharapkan guru selalu mengecek semua yang dikerjakan siswa pada
schoology, untuk memastikan semua siswa aktif dan mengerjakan apa
yang telah diperintahkan pada pembelajaran online dengan schoology dan
pembelajaran dapat terpantau dengan baik. Hal tersebut penting dalam
pembelajaran karena dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga
hasil belajar siswa yang diharapkan dapat tercapai.
2. Diharapkan guru selalu memberikan latihan soal pemahaman konsep di
akhir pembelajaran, sehingga guru mengetahui sejauh mana pemahaman
konsep siswa mengenai materi tersebut, dan meminimalisir miskonsepsi
terutama pada materi gravitasi newton yang sifatnya abstrak.
3. Bagi guru atau calon peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian
dengan e-learning dengan schoology, agar dapat mempertimbangkan
alokasi efektif yang dibutuhkan, guru memberikan petunjuk roundown
waktu kegiatan yang jelas pada schoology, sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amiroh. 2013. Under E-Learning, Edmodo, Moodle and Schoology (Online).Tersedia di http://amiroh.web.id. di akses pada tanggal 29 September 2016.
Aminoto, Tugiyo., dan Pathoni, Hairul. 2014. Penerapan Media E-LearningBerbasis Schoology untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar MateriUsaha dan Energi di Kelas XI SMA N 10 Kota Jambi. Jurnal Sainmatika.Vol. 8 No. 1, 13-29. (Online). Tersedia dihttp://online.journal.unja.ac.id/index/php pada 28 September 2016.
Anonim. 2010. Hukum Gravitasi Newton (Online). Tersedia dihttp://id.wikipedia.org di akses pada 29 September 2016.
Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2016. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.
Badan Litbang Kominfo. 2016. Kominfo Dorong Anak-anak Remaja GunakanInternet untuk Membantu Pendidikan (Online). Tersedia di http://Kementerian Komunikasi dan Informatika.html di akses pada 20September 2016.
Daryanto. 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri., dan Zain, Aswan. 2006. Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara.
Gunawan, Imam, dan Palupi, Angggarini Retno. 2016. Taksonomi Bloom RevisiRanah Kognitif: Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, danPenilaian. JurnalIKIP PGRI. Vol 2 No.2, 98-117. (Online). Tersedia di http://e-journal.ikippgrimadiun.ac.iddiakses pada 28 September 2016.
Henderson, Allan. 2003. The E-Learning Questions And Answer Book. New York:American Management Association, Inc.
Islamiyah, Mufidatul., dan Widayanti, Lilis. 2016. Efektivitas Pemanfaatan E-learning Berbasis Website terhadap Hasil Belajar Mahasiswa STMIK AsiaMalang pada Mata Kuliah Fisika Dasar. Jurnal Ilmiah Tekonologi danInformatika. Vol. 10 No. 1, 41-46 (Online). Tersedia dihttp://lp3m.asia.ac.id/e-journal-stmik-asia diakses pada 28 September 2016
Jihad, Asep., dan Haris, Abdul. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: MultiPresindo.
Juniarti, Rani Dwi. 2014. Pengembangan Media Mobile Learning dengan AplikasiSchoology pada Pembelajaran Geografi Materi Hidrosfer Kelas X SMANegeri 1 Karang anyar. Jurnal Pendidikan Geografi. Vol. 3 No. 1, 212-217.(Online). Tersedia di http://jurnal.fkip.uns.ac.id. diakses pada 28 September2016.
Mahnegar, Furshad. 2012. Learning Management System. International Journalof Business and Social Science Vol. 3 No. 12, 144-150. [Online]. Tersedia dihttp://ijbssnet.com diakses pada 28 September 2016.
Meltzer D. E. 2002. The Relationship Between Mathemathics Preparation andConceptual Learning Gains in Physics: A possible Hidden Variable inDiagnostics Pretest Score. American Journal Physics.Vol 70 No.2, 1259-1268. [Online]. Tersedia di http://physicseducation.net diakses pada 26September 2016
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi danKomunikasi. Bandung: Alfabeta.
Mustaqim, Tri Ade., Zulfiani., dan Herlanti, Yanti. 2014. Identifikasi MiskonsepsiSiswa dengan Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI)pada Konsep Fotosintesis. Jurnal Pendidikan Biologi FITK UIN SyarifHidayatullah.Vol VI No. 2, 146-152. (Online). Tersedia dihttp://Journal.uinjkt.ac.id. diakses pada 24 Oktober 2016.
Mutia, Moni Liza., Soewarno., dan Marwan, AR. 2016. Identifikasi MiskonsepsiSiswa pada Materi Getaran dan Gelombang Kelas VIII di MTsN Rukoh.Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Unsyiah. Vol 1 No 4, 212-217. (Online).Tersedia di http://jim.unsyiah.ac.id. diakses pada 26 Oktober 2016.
Poon, Joanna. 2013. Blended Learning : An Institutional Approach For EnhancingStudents’ Learning Experiences. Journal of Online Leaning and Teaching.Vol 9 No.2, 271-288. [Online]. Tersedia dihttp://jolt.merlot.org/vol9no2/poon_0613.html diakses 27 September 2016.
Rusman, Deni Kurniawan., dan Riyana, Cepi. 2011. Pembelajaran BerbasisTeknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Rajawali Pers.
Sagala, S. 2003 . Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Salma, Dewi Prawiradilaga., Diana Ariani., dan Andoko. 2013. Mozaik TeknologiPendidikan E-learning. Jakarta: Kencana
Sarwono., Sunarroso., dan Suyatman. 2009. Fisika 2 Mudah dan Sederhana.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Siregar, Eveline., dan Nara, Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Ghalia Indonesia
Smaldino, Sharon., Lowther, Deborah L., dan Russel, James D. 2011. IntructionalTechnology and Media for Learning. Jakarta: Kencana
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D.Bandung: Alfabeta.
Sumiati., dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Susanto, Ahmad. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syaefudin, Udin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wahyudi, Ismu., dan Maharta, Nengah. 2013. Pemahaman Konsep danMiskonsepsi Fisika pada Guru Fisika SMA RSBI di Bandar Lampung.Jurnal Pendidikan MIPA Universitas Lampung. Vol. 14, No. 1, 18-32.(Online). Tersedia di http://download.portalgaruda.org diakses pada 26Oktober 2016.
Wayan, Mei Ananda Putri., Jampel, Nyoman., dan Suartama, Kadek. 2014.Pengembangan E-learning Berbasis Schoology pada Mata Pelajaran IPAKelas VII di SMP Negeri 1 Seririt. Journal Edutech UniversitasPendidikan Ganesha. Vol. 2 No. 1, 150-161 (Online). Tersedia di http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJTP/ diakses pada 26 Oktober 2016.
Wena, Made. 2008. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: BumiAksara
Widodo, Tri. 2009. Fisika untuk SMA/MA. Jakarta: Departemen PendidikanNasional
Yapici, Umit I., dan Akbayin, Hasan. 2012. The Effect of Blended LearningModel On High School Students’ BiologyAchievement And On TheirAttitudes Towards The Internet. The Turkish Online Journal OfEdeucational Technology Vol. 11 No. 2, 228-237. [Online]. Tersedia dihttp://eric.ed.gov di akses pada 26 September 2016