pengaruh pengelolaan modal kerja,...

136
PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh Arisyi Masturina NIM : 106081002388 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431/2010 M

Upload: dinhque

Post on 24-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, LIKUIDITAS,

SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP RENTABILITAS PADA

PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK

INDONESIA

Oleh

Arisyi Masturina

NIM : 106081002388

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431/2010 M

Page 2: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, LIKUIDITAS,

SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP RENTABILITAS PADA

PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK

INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Arisyi Masturina

NIM: 106081002388

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM

NIP. 19620203 200112 1 003

Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB

NIP. 19741127 200112 1 002

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431/2010

Page 3: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

Hari ini Kamis Tanggal 2 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah

dilakukan Ujian Sidang atas nama Arisyi Masturina NIM: 106081002388 dengan

judul skripsi “PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA,

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP

RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL

ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA“. Memperhatikan penampilan

mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2 Desember 2010

Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasarudin, SE, MAB

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Herni Ali, HT, SE, MM

Penguji Ahli I Penguji Ahli II

Ela Patriana, MM, AAAIJ

Penguji Seminar Proposal

Page 4: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

Hari ini Jumat, Tanggal Tigabelas Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah

dilakukan dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Arisyi Masturina NIM:

106081002388 dengan judul skripsi “Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja,

Likuiditas, Solvabilitas dan Aktivitas Terhadap Rentabilitas Pada

Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia”.

Memperhatikan penampilan dan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut

selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 13 Agustus 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Amir Syarifuddin, SH, MM Titi Dewi Warninda, SE, M.Si

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM

Penguji Ahli

Page 5: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Arisyi Maturina

NIM : 106081002388

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan

merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang

lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi, maka skripsi

dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi

baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari

menjadi tanggungjawab saya.

Jakarta, 18 November 2010

(Arisyi Masturina)

Page 6: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan
Page 7: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Arisyi Masturina

Nim : 106081002388

Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 4 Desember 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Batan Indah Blok N-47

Setu – Tangerang Selatan 15313

Telepon : 085618749583 / 95345702

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN Batan Indah : 1994 s/d 2000

2. SMPN 4 Serpong : 2000 s/d 2003

3. SMAN 1 Cisauk : 2003 s/d 2006

4. Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta : 2006 s/d 2010

Page 8: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

ii

ABSTRACT

The purpose of this research is analyzing the influence between working capital of management, liquidity, solvency, and activity concerning level of rentability on property and real estate companies. This research use secondary data of financial statement on 37 kind of property and real estate companies that registered on Bursa Efek Indonesia (BEI) during 2005 till 2009 years periode. Company’s samples are obtained by applying purposive sampling. Data analysis with multi linier regression of ordinary least square and hypotheses test used partial t - test, simultan F – test at level of significance 5% and R2. Based on multi linear regression results show that there are significant solvency’s (debt to equity ratio) and activity (total assets turnover), while variable working capital of management (working capital turnover), and liquidity (current ratio) does not significantly influence rentability. This research also show that solvency’s ratio have a most dominant influence concerning level of rentability property and real estate company. Keywords : working capital of management, liquidity, solvency, activity, rentability

Page 9: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

iii

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh antara

pengelolaan modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas terhadap rentabilitas pada perusahaan property dan real estate. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan dari 37 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2005 sampai tahun 2009. Sampel perusahaan diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji t secara parsial, uji F secara simultan dengan level of significance 5% dan uji koefisien determinasi Berdasarkan hasil regresi berganda menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan varibel solvabilitas (debt to equity ratio) dan aktivitas (total assets turnover terhadap rentabilitas (return on equity). Sedangkan variabel pengelolaan modal kerja (working capital turnover), dan likuiditas (current ratio) tidak berpengaruh signifikan rentabilitas (return on equity). Penelitian ini menunjukkan bahwa rasio solvabilitas memiliki pengaruh paling dominan terhadap rentabilitas perusahaan property dan real estate. Kata Kunci: Pengelolaan Modal Kerja, Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,

Rentabilitas.

Page 10: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

dengan judul “Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja, Likuiditas, Solvabilitas,

dan Aktivitas Terhadap Tingkat Rentabilitas Pada Perusahaan Property dan

Real Estate di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini diajukan umtuk memenuhi

salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata-1 (S1) pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi

ini jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan

penulisan skripsi ini.

Selama menyusun skripsi ini maupun dalam mengikuti kegiatan akademik di

lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, banyak pihak yang turut

memberikan bantuan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, motivasi, doa, serta semangat yang sangat

berarti dalam penyusunan skripsi ini.

Page 11: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

v

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Mama dan Papa tercinta yang selama ini selalu mendo’akan, memberikan

cinta dan kasih sayang, inspirasi, motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak memberikan saran, petunjuk, ilmu pengetahuan, dan meluangkan

waktunya hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Indoyama Nasaruddin, SE, MAB, selaku dosen pembimbing II yang

telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta

memberikan petunjuk dan nasihat yang sangat berarti dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis selama belajar di bangku kuliah. Kepada seluruh staff bagian

Akademik dan Keuangan, serta staff Perpustakaan, terima kasih atas segala

bantuannya.

6. Abang ku tersayang Iska Diantoro dan M. Williem Asri Hasibuan, my special..

terimakasih atas motivasi, doa, inspirasi, pengertiannya, serta dukungan yang

sangat berarti selama proses penyusunan skripsi ini

7. Sahabat-sahabat terdekat Dhania, Syahrani, dan Lily yang telah mengisi hari-

hari indah dikampus tercinta. Terimakasih untuk kalian yang selalu

Page 12: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

vi

mendengarkan keluh kesah, serta selalu memberikan motivasi, ide, dan do’a.

Semoga kita tetap terus bersama.

8. Kawan-kawan terdekat yang telah menemani di masa-masa akhir kuliah Hana,

Mia, Sesy, Wulan, tetap semangat kawan, berusaha dan terus berusaha. Citra,

Chandra, dan Dhea yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi.

K’ana dan Arie yang telah berjasa tak henti-hentinya membantu dan

memberikan ide penulis dalam penyusunan skripsi.

9. Teman-teman tercinta Manajemen A, Manajemen B, Manajemen Keuangan

dan semua teman seperjuangan Manajemen 2006 terima kasih telah

memberikan rasa kebersamaan, keakraban, kepedulian dan silaturahmi yang

telah terjalin selama ini.

10. Sahabat-sahabat kecil Tya, Renti, Tina terimakasih atas motivasi dan do’anya.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

untuk membalas kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penulis selama

ini dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.

Jakarta, Oktober 2010

Penulis

Page 13: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

Bab I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 14

Bab II : TINJUAN PUSTAKA ..................................................................... 17

A. Modal Kerja .................................................................................. 17

B. Likuiditas ...................................................................................... 27

C. Solvabilitas ................................................................................... 34

D. Aktivitas ....................................................................................... 37

E. Rentabilitas ................................................................................... 41

F. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 49

G. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 53

Page 14: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

viii

H. Rumusan Hipotesis ....................................................................... 56

Bab III : METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 58

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 58

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 58

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 59

D. Metode Analisis Data ................................................................... 60

E. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 65

Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 68

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 68

1. Sejarah singkat Bursa Efek Indonesia .................................... 68

2. Lembaga-lembaga yang terkait di Bursa Efek Indonesia ...... 73

3. Perusahaan Property dan Real Estate...................................... 76

B. Analisis Deskriptif ........................................................................ 77

C. Hasil dan Pembahasan .................................................................. 88

1. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 88

a. Uji Normalitas .................................................................... 88

b. Uji Multikolinearitas .......................................................... 89

c. Uji Heterokedastisitas ........................................................ 90

d. Uji Autokerelasi ................................................................. 91

2. Pengujian Regresi Linier Berganda ........................................ 93

3. Pengujian Hipotesis ................................................................ 95

a. Uji Simultan (Uji-F) ........................................................... 96

b. Uji Parsial (Uji-t) ................................................................ 96

Page 15: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

ix

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 98

4. Interpetasi ................................................................................ 99

BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .............................................. 104

A. Kesimpulan ................................................................................... 104

B. Implikasi ....................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 107

LAMPIRAN .................................................................................................... 110

Page 16: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

x

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

4.1 Perusahaan Property dan Real Estate .................................................... 76

4.2 Working Capital Turnover Tiap Perusahaan Selama Periode Penelitian 79

4.3 Current Ratio Tiap Perusahaan Selama Periode Penelitian .................. 81

4.4 Debt to Equity Ratio Tiap Perusahaan Selama Periode Penelitian ........ 83

4.5 Total Assets Turnover Tiap Perusahaan Selama Periode Penelitian ..... 85

4.6 Return on Equity Tiap Perusahaan Selama Periode Penelitian ............... 87

4.7 Hasil Uji Normalitas Data ..................................................................... 89

4.8 Hasil Matrix Correlation ........................................................................ 89 4 .9 Hasil Uji Heterokedastisitas ................................................................... 90 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 92 4.11 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ........................................................ 93

Page 17: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

1 .1 Return Indeks Saham Sektoral BEI 2007 .............................................. 7

2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 55

Page 18: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Rasio Keuangan Tahun 2005 ................................................................. 110 2 Rasio Keuangan Tahun 2006 ................................................................ 111

3 Rasio Keuangan Tahun 2007 ................................................................. 112

4 Rasio Keuangan Tahun 2008 ................................................................. 113

5 Rasio Keuangan Tahun 2009 .................................................................. 114

6 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 115

7 Analisis Regresi Berganda ...................................................................... 118

Page 19: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era

globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk

mengembangkan usahanya. Dengan bertambah dewasanya perusahaan,

perusahaan juga berkembang untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar yang

berubah-ubah dan bersaing memperoleh manajemen berkemampuan terbaik.

Kondisi finansial dan perkembangan perusahaan yang sehat dan

mencerminkan efisiensi dalam kinerja perusahaan menjadi tuntutan utama

untuk bisa bersaing dengan perusahaan lainnya.

Pada dasarnya masyarakat luas mengukur keberhasilan perusahaan

berdasarkan kemampuan perusahaan yang dilihat dari kinerja manajemen.

Dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk

memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis

laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa

depan dan yang lebih penting, sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan

yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan (Brigham dan Houston,

2006: 94).

Analisis rasio keuangan didasarkan pada data keuangan historis yang

tujuan utamanya adalah memberi suatu indikasi kinerja perusahaan pada masa

yang akan datang. Laporan keuangan dimanfaatkan oleh investor dalam

pengambilan keputusan ekonominya. Dalam menanamkan modalnya,

Page 20: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

2

investor terlebih dahulu melihat bagaimana keadaan perusahaan tersebut

terutama yang berhubungan dengan pengelolaan modal kerja, likuiditas,

solvabilitas, dan aktivitas. Investor akan menghubungkan pengelolaan modal

kerja, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas perusahaan, apakah berpengaruh

dengan tingkat rentabilitas dari perusahaan yang bersangkutan. Rentabilitas

disini adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama

periode tertentu (Abdullah Amrin, 2009:206).

Hubungan antara pengelolaan modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan

aktivitas dengan tingkat rentabilitas adalah sebagai berikut:

1. Modal Kerja.

Modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan

operasional. Perusahaan yang tidak mempunyai cukup modal kerja, tidak

akan mampu membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.

Investasi modal kerja merupakan proses terus-menerus selama perusahaan

beroperasi. Karenanya, perusahaan perlu menjaga agar modal kerja tetap

tersedia (Husein Umar, 2003:162).

Apabila perusahaan tidak dapat memperhitungkan tingkat modal

kerja yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami

insolvency (tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan

mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk

dapat menutup hutang lancar sedemikian rupa, sehingga menggambarkan

adanya tingkat keamanan (margin safeti) yang memuaskan. Sementara itu,

jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan

perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana mengaggur yang akan

Page 21: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

3

mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang kesempatan

memperoleh laba. (Lukman Syamsuddin, 2007:201).

Indikator adanya manajemen modal kerja yang baik adalah adanya

efisiensi modal kerja. Modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal

kerja (working capital turnover), perputaran piutang (receivable turnover),

perputaran persediaaan (inventori turnover). Perputaran modal kerja

dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai

saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode perputaran modal kerja,

makin cepat perputarannya sehingga perputaran modal kerja makin tinggi

dan perusahaan makin efisien yang pada akhirnya rentabilitas semakin

meningkat (Tunggal:1995) dikutip oleh Ima Hernawati (2007:2).

2. Likuiditas.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Rasio Likuiditas membandingkan

kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (atau

lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut (James Van

Horne dan John Wachowicz, 2009:206).

Dalam penentuan kebijakan modal kerja yang efisien, perusahaan

dihadapkan pada masalah adanya pertukaran (trade off) antara faktor

likuiditas dan profitabilitas. Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal

kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga

namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang

pada akhirnya berdampak pada menurunnya laba perusahaan (rentabilitas).

Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan rentabilitas, kemungkinan

Page 22: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

4

dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas,

maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur. Oleh karena terdapat

kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar

kewajibannya tepat pada waktunya. Di lain pihak ditinjau dari segi sudut

pemegang saham, likuiditas yang tinggi tak selalu menguntungkan karena

berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya

dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang

menguntungkan perusahaan (Tunggal:1995) dikutip oleh Ima Hernawati

(2007:3).

3. Solvabilitas

Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk

membayar semua hutang-hutangnya (baik jangka pendek maupun jangka

panjang) apabila sekiranya pada saat tersebut perusahaan dilikuidasi. Suatu

perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai

aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya

(Bambang Riyanto, 2001:36).

Solvabilitas menunjukkan proporsi atas penggunaan uang sebagai

modal untuk membiayai aktiva perusahaan yang berasal dari modal pemilik

atau modal pinjaman. Perusahaan dengan rasio utang yang relatif tinggi

memiliki pengembalian yang lebih tinggi dalam situasi perekonomian normal,

tetapi mereka menghadapi resiko kerugian ketika perekonomian berada dalam

masa resesi. Dilihat dari rasio modal asing (pinjaman) dengan total aktiva,

semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil modal sendiri yang digunkan

untuk membiayai aktiva perusahaan, jika rasio 75% berarti 25% aktiva

Page 23: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

5

perusahaan dibiayai dari modal sendiri. Dengan proporsi penggunaan hutang

(modal pinjaman) yang tepat maka aktiva perusahaan dapat dibiayai secara

efisien sehingga dapat memaksimalkan laba perusahaan/ rentabilitas (Ayu

Astrea, 2008:5).

4. Aktivitas

Aktivitas perusahaan menggambarkan tingkat pendayagunaan harta

atau sarana modal yang dimiliki perusahaan. Atau dengan kata lain rasio

ini bertujuan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

mengoperasikan dana. (Arief Sugiono, 2009:73).

Jika perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya

modalnya akan menjadi terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun.

Disisi lain jika aktiva terlalu rendah maka penjualan yang menguntungkan

akan hilang dan berakibat menurunya tingkat laba/rentabilitas (Brigham

dan Houston, 2006: 97).

Alasan mengapa topik ini menarik untuk diteliti, karena perusahaan

pada umumnya lebih mengutamakan masalah laba daripada masalah

rentabilitas, laba yang besar bukan berarti bahwa perusahaan itu telah bekerja

dengan efisien. Efisiensi barulah dapat diketahui dengan membandingkan

laba yang diperoleh itu dengan kekayaan modal yang menghasilkan laba,

dengan kata lain menghitung rentabilitasnya. Dengan demikian maka yang

harus diperhatikan oleh perusahaan ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk

memperbesar laba, tetapi yang lebih penting ialah usaha mempertinggi

rentabilitas. Berhubung dengan itu maka bagi perusahaan pada umumnya

Page 24: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

6

usaha lebih diarahkan untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal daripada

laba maksimal (Bambang Riyanto 2001:37).

Penulis memilih untuk meneliti perusahaan property dan real estate

dikarenakan investasi di sektor properti banyak diminati masyarakat, hal ini

dikarenakan harga tanah yang cenderung naik. Penyebab kenaikan adalah

supply tanah bersifat tetap, sedangkan demand akan selalu terus meningkat

seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kenaikan yang terjadi pada

harga tanah diperkirakan sekitar 40%, selain itu tanah bersifat rigid, artinya

penentu harga bukanlah pasar melainkan orang yang memiliki tanah. Pada

umumnya investasi di sektor properti dan real estate memiliki sifat jangka

panjang dan akan terus bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi,

sehingga menarik investor untuk menanamkan modalnya (Rachbini dalam

Minda, 2006).

Perkembangan industri properti saat ini menunjukkan pertumbuhan

yang sangat meyakinkan. Hal ini ditandai dengan maraknya pembangunan

perumahan, apartemen, perkantoran dan perhotelan. Disamping itu,

perkembangan sektor properti juga dapat dilihat dari menjamurnya real estate

di kota-kota besar. Para pelaku bisnis tetap optimistis peluang bisnis properti

masih tetap terbuka lebar. Keyakinan ini dilandasi oleh masih banyaknya

wilayah bisnis properti yang belum disentuh dan para usahawan masih

mempunyai energi cukup untuk menggarap peluang tersebut. Para investor

asing pun tengah menanti giliran menggarap sejumlah proyek besar yang

disukai pasar. Dari perspektif makro ekonomi, industri properti memiliki

cakupan usaha yang amat luas sehingga bergairahnya bisnis properti pada

Page 25: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

7

gilirannya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan terbukanya

lapangan kerja. Properti juga menjadi indikator penting kesehatan ekonomi

sebuah negara. Sebab, ia yang pertama memberi sinyal jatuh atau sedang

bangunnya perekonomian sebuah negara (Budi Santosa, 2005)

Gambar 1.1

Sumber: Economic Review, No. 210, Desember 2007.

Sektor perumahan masih cukup dilirik, mengingat akumulasi

pertumbuhan tahun lalu sektor konstruksi, properti dan real estate adalah

sebesar 103,26%, Meskipun hal ini lebih disebabkan oleh banyaknya

perusahaan saham di sektor ini yang IPO. Pada kenyataannya harga-harga

saham disektor ini justru tertekan cukup dalam pada tahun lalu akibat krisis

subprime mortgage di Amerika. Sektor ini tetap direkomendasikan karena

harga sahamnya yang sudah tertekan cukup dalam, sedangkan secara riil

sektor properti di Indonesia pada umumnya memiliki kinerja yang baik.

Sementara pengaruh dari krisis subprime mortgage juga dirasakan semakin

berkurang dengan banyaknya negara-negara yang membantu Amerika untuk

Page 26: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

8

mengurangi dampak krisis yang ditimbulkannya. Secara khusus sektor

konstruksi juga perlu diperhatikan karena diprediksikan pada tahun ini

banyak proyek-proyek pemerintah yang akan direalisasikan untuk

mendukung kemajuan sektor ini (Tryfino:2007).

Penelitian ini mengambil perusahaan yang listed di Bursa Efek

Indonesia sebagai sampel. Karena Bursa Efek Indonesia dianggap sebagai

tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan

berupa laporan keuangan dan secara rasionalisme bahwa Bursa Efek

Indonesia merupakan pasar saham atau pasar modal terbesar yang paling

representative yang ada di Indonesia. Dalam hal ini perusahaan yang

dijadikan sampel penelitian adalah perusahaan yang listed di Bursa Efek

Indonesia pada periode tahun 2005 sampai dengan 2009.

Aminatuzzahra (2010) menguji pengaruh variabel Current Ratio (CR),

Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Trunover (TAT), dan Net Profit Margin

(NPM) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang

listed di BEI. Hasil analisis menunjukkan bahwa data CR, DER, TAT, NPM

secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap ROE perusahaan

manufaktur di BEI periode 2005-2009. Sementara secara simultan (CR, DER,

TAT, dan NPM) terbukti signifikan berpengaruh terhadap ROE perusahaan

manufaktur di BEI .

Gill et all (2010) melakukan penelitian tentang hubungan antara

manajemen modal kerja dengan profibilitas, dengan mengambil sampel 88

perusahaan-perusahaan Amerika terpilih yang terdaftar di New York Stock

Exchange periode 2005-2007. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat

Page 27: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

9

hubungan yang signifikan antara manajemen modal kerja (cash conversion

cycle) dengan profitabilitas (gross operating profit). Dan temuan ini

menyimpulkan bahwa profitabilitas dapat ditingkatkan dengan cara

mengelola modal kerja secara efisien.

Nazir dan Afza (2009) penelitian ini menyelidiki hubungan antara

tingkat agresivitas investasi modal kerja dan kebijakan pembiayaan dan

dampaknya terhadap profitabilitas, sampel 204 perusahaan Pakistan yang

dibagi menjadi 16 kelompok industri untuk periode 1998-2005. Studi ini

menemukan hubungan negatif antara profitabilitas perusahaan dengan

tingkat agresivitas investasi modal kerja dan kebijakan pembiayaan. Hasil

penelitian ini bertentangan dengan penelitian-penelitian sebelumnya,

fenomena ini mungkin disebabkan oleh kondisi perekonomi Pakistan yang

tidak konsisten.

Mutia Desanti (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh antara

perputaran modal kerja, profit margin, operating assets turnover, dan ukuran

perusahaan terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan manufaktur selama

periode 2003 hingga 2007. Hasil uji regresi ini menunjukkan bahwa

perputaran modal kerja memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat

rentabilitas, sementara varibel independen lainnya (profit margin, operating

assets turnover, dan ukuran perusahaan) memiliki pengaruh positif terhadap

tingkat rentabilitas. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa profit margin

memiliki pengaruh paling dominan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan

manufaktur.

Page 28: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

10

Epri Ayu (2007) meneliti pengaruh variabel Working Capital to Total

Asset (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating Income to

Total Assets (OITL), Total Asset Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM)

dan Gross Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode penelitian

2001 sampai dengan 2005. Dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa

variabel Total Asset Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM) dan Gross

Profit Margin (GPM) secara persial berpengaruh positif signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Sedangkan variabel Working Capital to Total Asset

(WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI) dan Operating Income to

Total Assets (OITL) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Keenam variabel yang digunakan dalam penelitian ini (WCTA, CLI, OITL,

TAT, NPM dan GPM) secara bersama-sama berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

Ima Hernawati (2007) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh

efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap profitabilitas pada

perusahaan barang konsumsi di BEI periode 2002-2005. Rasio-rasio yang

digunakan adalah rasio Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio

(CR), Debt to Equity Ratio (DTA) dan Return on Investment (ROI). Dalam

penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda linier yang hasilnya

menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel efisiensi modal kerja

(working capital turnover) yang mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas

(return on investment) sedangkan variabel likuiditas (current ratio) dan

solvabilitas (total debt to total capital assets) tidak mempunyai pengaruh

Page 29: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

11

terhadap profitabilitas (return on investment). Sedangkan secara simultan

semua variabel tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Ni Putu Era dan Agung (2007) melakukan pengujian tentang pengaruh

pemoderasi pertumbuhan laba terhadap hubungan antara ukuran perusahaan,

debt to equity ratio dengan profitabilitas pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pertumbuhan laba

tidak berpengaruh terhadap hubungan antara ukuran perusahaan dengan

profitabilitas, sedangkan pertumbuhan laba berpengaruh terhadap hubungan

antara Debt To Equity Ratio (DER) dengan profitabilitas.

Vedavinayagam Ganesan (2007) dalam penelitiannya tentang analisa

efisiensi pengelolaan modal kerja pada industri perlengkapan telekomunikasi

selama periode 2001 – 2006 dengan menggunakan Uji ANOVA pada analisis

regresi, mengemukakan bahwa efisiensi pengelolaan modal kerja memiliki

hubungan negatif dengan tingkat profitabilitas pada perusahaan industri

perlengkapan telekomunikasi di USA.

Yuni Nurmala (2007) meneliti pengaruh CR, DER, dan TATO secara

simultan dan parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Jakarta tahun 2001 sampai dengan tahun 2004. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa CR, DER, dan TATO secara bersama-sama

mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur

di Bursa Efek Jakarta. Dari keempat rasio tersebut, secara parsial CR dan

DER yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba. Sedangkan TATO

tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba.

Page 30: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

12

Kesseven Padachi (2006) melakukan penelitian tentang trend dalam

pengelolaan modal kerja dan implikasinya terhadap perusahaan manufaktur di

Mauritius, Afrika selama periode 1998-2003. Hasil analisis regresi

menunjukkan bahwa tingginya tingkat investasi dalam persediaan dan piutang

usaha berhubungan dengan rendahnya tingkat profitabilitas pada perusahaan

manufaktur.

Sasangko dan Silfia (2004) meneliti tentang pengaruh perubahan modal

kerja terhadap perubahan profitabilitas pada 50 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEJ periode 1999-2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara statistik perubahan modal kerja berpengaruh terhadap perubahan

profitabilitas, dimana perubahan modal kerja berpengaruh signifikan terhadap

rasio Gross Profit Margin (GPM) dan Operating Income Ratio (OPM)

sedangkan perubahan modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap perubahan Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI),

dan Return On Equity (ROE).

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah

dilakukan oleh Ima Hernawati (2007). Adapun perbedaan dalam penelitian ini

terletak pada:

1. Penambahan variabel dependen, yaitu ratio aktivitas yang diukur

menggunakan Total Assets Turnover (TAT).

2. Variabel independen yang diteliti oleh Ima Hernawati (2007) adalah Return

On Investment (ROI) sedangkan pada penelitian ini menggunakan rasio

Return On Equity (ROE)

Page 31: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

13

3. Periode observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah tahun 2005 –

2009. Periode ini merupakan lanjutan dari periode penelitian yang telah

dilakukan oleh Ima Hernawati (2007) yang melakukan penelitian pada

periode tahun 2002 – 2005.

4. Perusahan yang diteliti oleh Ima Hernawati (2007) merupakan perusahaan

barang konsumsi sedangkan dalam penelitian ini menggunakan perusahaan

property dan real estate.

Dengan dasar itulah maka penulis merasa tertarik untuk menganalisa

masalah diatas. Untuk itu penulis memberi judul skripsi ini “PENGARUH

PENGELOLAAN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS,

DAN AKTIVITAS TERHADAP RENTABILITAS PADA

PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK

INDONESIA”.

Penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang terdapat pada

penelitian ini, yaitu antara lain: rentabilitas perusahaan dipengaruhi oleh

beberapa variabel diantaranya modal kerja, likuditas, solvabilitas, dan

aktivitas; serta mengidentifikasi dari keempat variabel independen tersebut

yang paling dominan dalam mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan

property dan real estate.

Dalam penulisan ini, terdapat batasan-batasan yang perlu ditentukan

agar pembahasan penelitian ini lebih terfokus dan tidak mencakup hal yang

lebih luas. Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain: menganalisis

tingkat rentabilitas perusahaan yang tergolong ke dalam sektor property dan

real estate selama periode penelitian, yaitu mulai tahun 2005 hingga 2009;

Page 32: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

14

kemudian menganalisis pengaruh variabel pengelolaan modal kerja, likuditas,

solvabilitas, dan aktivitas terhadap tingkat rentabilitas perusahaan property

dan real estate dengan menggunakan metode regresi linier berganda;

selanjutnya data keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan tahunan pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh pengelolaan modal kerja, likuiditas, solvabilitas,

dan aktivitas secara parsial dan simultan terhadap rentabilitas dan

seberapa besar pengaruhnya ?

2. Variabel independen mana yang paling dominan berpengaruh terhadap

rentabilitas?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk dapat melaksanakan penelitian ini dengan baik dan mengenai

sasaran, maka peneliti harus mempunyai tujuan, adapun tujuan dari

penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis pengaruh pengelolaan modal kerja, likuiditas,

solvabilitas, dan aktivitas terhadap rentabiltas, baik secara simultan

maupun secara parsial pada perusahaan.

Page 33: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

15

b. Menganalisis variabel independen yang paling dominan

mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat oleh beberapa

pihak sebagai berikut:

a. Bagi internal perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan berguna

dalam mengevaluasi pengelolaan modal kerja, aktivitas, likuiditas, dan

solvabilitas dalam meningkatkan rentabilitas perusahaan dan sebagai

informasi untuk menilai kinerja manajemen dalam memaksimalkan

sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan secara efektif dan

efisien.

b. Bagi pihak eksternal, penelitian ini diharapkan berguna untuk dapat

mengevaluasi sampai sejauh mana perusahaan mengelola modal kerja,

aktivitas, likuiditas, dan solvabilitas serta hubungannya dengan tingkat

rentabilitas perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang

relevan kepada pihak investor sebagai dasar pertimbangan dalam

pengambilan keputusan investasi suatu perusahaan.

c. Bagi penulis, untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengaruh

pengelolaan modal kerja, aktivitas, likuiditas, dan solvabilitas terhadap

tingkat rentabilitas perusahaan, serta sebagai bahan perbandingan atau

referensi khususnya untuk pengkajian topik-topik yang berkaitan

dengan masalah pengelolaan modal kerja, aktivitas, likuiditas, dan

solvabilitas dan rentabilitas perusahaan.

Page 34: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

16

d. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi yang dapat membantu dalam

penelitian sejenis serta menambah wawasan pembaca.

e. Bagi peneliti berikutnya, sebagai perbandingan dan acuan untuk

penelitian-penelitian yang akan datang.

Page 35: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Modal Kerja

Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai

kegiatan operasionalnya sehari-hari. Modal kerja tersebut diharapkan dapat

kembali dalam jangka pendek, biasanya kurang dari satu tahun, sehingga

dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional

selanjutnya. Dengan demikian modal kerja tersebut terus menerus akan

berputar selama perusahaan itu berjalan.

Pengelolaan modal kerja meliputi usaha mendapatkan dan menyediakan

dana yang dibutuhkan serta usaha untuk menggunakan dana tersebut secara

efektif dan efisien dengan tetap mempertahankan arus pendapatan guna

kelangsungan perusahaan dalam membiayai operasi selanjutnya. Oleh karena

itu, diperlukan manajemen yang baik terhadap pengelolaan modal kerja.

Banyak perusahaan mengalami kesulitan karena pimpinan perusahaan

kurang mengetahui pergertian modal kerja dan fungsinya dalam suatu

perusahaan, dimana modal kerja sering sekali digunakan untuk membeli

aktiva tetap sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi perusahaan. Untuk

menghindari hal yang demikian, maka perlu diketahui pengertian dari modal

kerja.

Page 36: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

18

1. Pengertian modal kerja

Definisi modal kerja banyak dijelaskan oleh para ahli ekonomi.

Menurut J.Fred Weston dan Thomas E.Copeland dalam Syahsunan (2003)

memberikan pengertian modal kerja sebagai berikut, “Working capital is

defined as curreilt assets minus current liabilities. Thus, working capital

represents the firm's investment in cash, marketable securities, accounts

receivable, and inventories less the current liabilities used to finance the

current assets.” Dari pengertian diatas, modal kerja adalah selisih antara

aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan

investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi

hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar.

Weston dan Brigham (1993) dalam Hadori Yunus (2005), “Working

Capital is a firm’s investment in short term asset-cash, marketable

securities, inventory, and account receivables, working capital is current

asset minus current liabilities while gross working capital is defined as

current assets”. Dan Wild, etc (2004) mengemukakan bahwa “Working

capital is defined as the excess of current assets over current liabilities”.

Definisi-definisi di atas menjelaskan net working capital, yaitu

aktiva yang benar-benar dapat digunakan oleh perusahaan tanpa

mengurangi likuiditasnya. Prinsip modal kerja yang dimaksud adalah

selisih aktiva lancar (current assets) di atas hutang lancar (current

liabilities). Secara umum, aktiva lancar terdiri dari: kas atau uang tunai,

surat-surat berharga (marketable securities), piutang (account receivable),

Page 37: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

19

dan persediaan (inventory). Sedangkan hutang lancar terdiri dari: hutang-

hutang jangka pendek (short-term liabilities), hutang wesel (notes), hutang

usaha, dan hutang-hutang pada bank yang berusia kurang dari satu tahun,

serta hutang jangka panjang (long-term liabilities) yang jatuh tempo.

Berkaitan dengan pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan

beberapa konsep modal kerja. Bambang Riyanto (2001:57-58)

mengemukakan tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu: konsep

kuantitatif, konsep kualitatif, dan konsep fungsional.

a. Konsep kuantitatif

Konsep kuantitatif berdasarkan pada kuantitas yang dipergunakan

untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya

yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang

tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini

menganggap bahwa modal kerja merupakan keseluruhan dari jumlah

aktiva lancar (gross working capital).

b. Konsep kualitatif

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan sebagian dari aktiva

lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi

perusahan tanpa menunggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan

kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam

pengertian ini sering disebut modal kerja netto (net working capital).

Page 38: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

20

c. Konsep fungsional

Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari

dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang

digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan

pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode

akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode

tersebut (current income). Sementara itu, ada pula dana yang

dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode

selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-

mesin, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya yang disebut future

income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang

digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai

dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja

merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan perusahaan sehari-hari

dan selalu berputar. Dengan demikian modal kerja berupa investasi dari

aktiva jangka pendek perusahaan yaitu kas, efek-efek jangka pendek,

piutang dagang dan persediaan. Perlu diperhatikan bahwa kebutuhan akan

jumlah modal kerja setiap perusahaan tidak sama, umumnya perusahaan

yang berhasil menyediakan modal kerja lebih dari cukup.

Menurut Munawir (2004:116-117) keuntungan yang lain dari modal

kerja sebagai berikut:

Page 39: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

21

a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal hanya karena turunnya

nilai dari aktiva lancar.

b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban – kewajiban

tepat pada waktunya.

c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan, semakin besar dan

memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya atau

kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup

untuk melayani para konsumen.

e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang

lebih menguntungkan kepada para pelanggan.

f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih

efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa

yang dibutuhkan.

2. Jenis-jenis modal kerja

Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan

berbeda-beda, salah satunya tergantung pada jenis perusahaan. W.B Taylor

dikutip oleh Sawir (2001:132) menggolongkan jenis-jenis modal kerja:

a. Modal kerja permanen (permanent working capital)

Modal kerja permanen merupakan modal kerja yang harus tetap ada

pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata

lain modal kerja secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran

usaha. Modal kerja permanen dibedakan dalam:

Page 40: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

22

1) Modal kerja primer (primary working capital)

Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang

harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha.

2) Modal kerja normal (normal working capital)

Modal kerja normal merupakan jumlah modal kerja yang diperlukan

untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal dalam artian

yang dinamis.

b. Modal kerja variabel (variable working capital)

Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-

ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan

dalam:

1) Modal kerja musiman (seasonal working capital)

Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya

berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.

2) Modal kerja siklis (cyclical working capital)

Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-

ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.

3) Modal kerja darurat (emergency working capital)

Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang jumlahnya

berubah-ubah disebabkan karena keadaan darurat yang tidak

diketahui sebelumnya (misalnya: pemogokan buruh, banjir,

perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).

Page 41: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

23

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja

Modal kerja suatu perusahaan harus cukup jumlahnya, atau dalam

arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi

perusahaan sehari-hari. Penentuan besarnya jumlah modal kerja yang

cukup bagi perusahaan merupakan hal yang tidak mudah, karna modal

kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa

faktor sebagaimana dikemukakan oleh Munawir (2004:134-135) sebagai

berikut :

a. Sifat atau type dari perusahaan

Modal kerja dari suatu perusahaan jasa akan lebih rendah bila

dibandingkan dengan perusahaan industri. Sifat dari perusahan jasa

biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya

sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan

pelayanan atau jasanya kepada masyarakat.

Sedangkan perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup

besar dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan

dalam operasinya sehari-hari. Oleh karena itu apabila dibandingkan

dengan perusahaan jasa, perusahaan industri membutuhkan modal kerja

yang lebih besar. Perusahaan yang memproduksi barang akan

membutuhkan modal kerja yang lebih besar daripada perusahaan

perdagangan.

b. Waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual

serta harga per satuan dari barang tersebut.

Page 42: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

24

Makin panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau

memperoleh barang tersebut, maka makin besar pula modal kerja yang

dibutuhkan. Disamping itu harga pokok produksi barang juga akan

mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan, semakin

besar harga pokok produksi barang yang dijual akan semakin besar pula

kebutuhan akan modal kerja.

c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan

Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan,

semakin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan

bahan atau barang dagangan.

d. Syarat penjualan

Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para

pembelinya akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja

yang harus diinvestasikan dalam piutang.

e. Tingkat perputaran persediaan

Tingkat perputaran persediaan menunjukkan beberapa kali persediaan

tersebut diganti dalam arti dijual kembali. Semakin tinggi tingkat

perputaran persediaan maka modal kerja yang dibutuhkan (terutama

yang diinvestasikan pada perusahaan) semakin rendah.

4. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Analisa sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi

penganalisa intern dan ekstern. Maksud utama dari analisa ini adalah untuk

mengetahui dari mana modal tersebut dipergunakan. Dengan kata lain,

Page 43: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

25

analisa sumber dan penggunaan modal kerja erat kaitannya dengan dana

yang diperoleh dan dapat dipergunakan oleh perusahaan dalam kegiatan

operasinya sehari-hari dalam suatu periode tertentu. Sumber modal kerja

perusahaan pada umumnya diperoleh melalui (Syahyunan, 2003):

a. Penambahan jumlah hutang tidak lancar

Pengeluaran obligasi misalnya akan mengakibatkan pertambahan kas

(harta lancar) tanpa diikuti oleh pertambahan dalam hutang jangka

pendek.

b. Penambahan modal saham.

Pengeluaran saham biasanya akan mengakibatkan pertambahan kas atau

harta lancar tanpa dibarengi oleh pertambahan dalam hutang jangka

pendek. Pengecualian dalam hal ini ialah bila pengeluaran saham baru

disertai dengan penurunan dalam hutang jangka panjang misalnya

obligasi dikonversikan kepada modal saham.

c. Penambahan jumlah laba yang ditahan.

Suatu pertambahan dalam jumlah laba yang ditahan akan

mengakibatkan penambahan dalam modal kerja. Dalam hal ini

pendapatan atau laba bersih merupakan sumber modal kerja.

d. Pengurangan harta tidak lancar.

Suatu pengurangan dalam jumlah harta tidak lancar biasanya akan

merupakan suatu pertambahan dalam jumlah modal kerja. Penjualan

gedung, mesin, dan peralatan berat lainnya akan mengakibatkan

Page 44: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

26

pertambahan kas tanpa diikuti oleh pertambahan dalam jumlah hutang

jangka pendek.

Sedangkan penggunaan-penggunaan modal kerja perusahaan secara

umum meliputi (Syahyunan, 2003):

a. Pengurangan jumlah hutang tidak lancar

Pengurangan dalam jumlah hutang tidak lancar biasanya akan

mengurangi jumlah modal kerja. Misalnya pelunasan hutang jangka

panjang akan mengurangi kas tanpa diikuti oleh pengurangan dalam

hutang jangka pendek.

b. Pengurangan jumlah modal saham

Suatu pengurangan jumlah modal saham akan mengakibatkan

berkurangnya modal kerja. Pembelian dan pemilikan kembali saham-

sahamnya oleh perusahaan akan memerlukan penggunaan modal kerja.

c. Pengurangan jumlah laba yang tidak dibagi

Pengurangan dalam jumlah laba yang tidak dibagi biasanya

mengakibatkan pengurangan jumlah modal kerja. Misalnya pembayaran

dividen akan mengurangi modal kerja, tetapi pengeluaran stock dividen

tidak akan mempengaruhi jumlah modak kerja karena hanya akan

mengurangi jumlah laba yang tidak dibagi di satu pihak dan

penambahan modal saham di lain pihak dengan jumlah yang sama.

d. Penambahan harta tidak lancar

Suatu pertambahan dalam harta tidak lancar akan mengakibatkan

pengurangan modal kerja, misalnya pembelian mesin dan peralatan-

Page 45: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

27

peralatan baru akan mengurangi kas atau harta lancar tanpa diikuti

pengurangan yang sama dalam jumlah hutang jangka pendek.

Jika jumlah modal kerja pada suatu saat lebih besar dari pada jumlah

modal kerja pada saat sebelumnya berarti ada kenaikan modal kerja. Hal

ini disebabkan karena sumber-sumbernya lebih besar dari penggunaannya

sehingga mempunyai efek netto yang positif terhadap modal kerja.

Sebaliknya kalau penggunaannya lebih besar dari sumbernya maka efek

nettonya akan memperkecil modal kerja. Kalau besarnya sumber persis

sama dengan besarnya penggunaan berarti tidak ada efek nettonya

terhadap modal kerja sehingga besarnya modal kerja tidak berubah.

Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi modal kerja adalah :

1. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Rasio ini memperlihatkan adanya keefektifan modal kerja dalam

pencapaian penjualan.

Formulasi dari working capital turnover adalah sebagai berikut:

(Bambang Riyanto,2001: 335)

B. Likuiditas

Likuiditas suatu usaha bisnis didefinisikan sebagai kemampuan

perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya yang sudah jatuh tempo.

Yaitu, apakah perusahaan memiliki sumber dana yang cukup untuk

Penjualan Working Capital Turnover = (Aktiva Lancar - Hutang Lancar)

Page 46: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

28

membayar kreditur saat kewajiban tersebut jatuh tempo (Keown et all,

92:2001).

Rasio likuiditas (liquidity ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini

membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek

(atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut (James Van

Horne dan John Wachowicz, 2009:205)

Bambang Riyanto (2001) menerangkan definisi likuiditas adalah

berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran

(alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan

kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang

mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban

finansialnya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan

tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar.

Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan

membayarnya adalah demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua

kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian maka

kemampuan membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan kekuatan

membayar-nya di satu pihak dengan kewajiban-kewajiban finansiilnya yang

segera harus dipenuhi di lain pihak.

Suatu perusahaan yang mempunyai kekutan membayar sedemikian

besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera

Page 47: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

29

harus dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan

sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid.

Sedangkan menurut Munawir (2004:31) likuiditas adalah menunjukkan

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang

harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya

yang segera harus dipenuhi.

Untuk menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat

digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas

perusahaan, yaitu :

1. Current Ratio

Current ratio merupakan salah satu indikator dari rasio likuiditas.

Current ratio merupakan rasio antara lancar dengan hutang lancar yang

dimiliki oleh perusahaan. rasio ini mengukur aktiva yang dimiliki perusahaan

dalam hutang lancar perusahaan (Suad Husnan, 1998).

Menurut Weston dan Copeland (1995) dikutip oleh Aminatuzzahra

(2010) bahwa Current ratio digunakan untuk mengukur penyelesaian jangka

pendek. Sejauh mana tagihan kreditur jangka pendek dapat dipenuhi oleh

aktiva yang diharapkan dapat dikonversi ke kas dalam jangka waktu yang

kira-kira sama dengan jatuh tempo tagihan. Current yang terlalu tinggi

menunjukkan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya di bandingkan

dengan yang dibutuhkan sekarang.

Page 48: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

30

Tunggal (1995) dikutip oleh Ima Hernawati (2007) Current Ratio

biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu

perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan

menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit

berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak.

Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah

perusahaan yang mandapat kredit itu kira-kira akan mampu ataupun tidak

untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali

atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan. Dasar

perbandingan itu menunjukan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup

melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga dapatlah kiranya

diperkirakan bahwa, sekiranya pada suatu ketika dilakukan likuiditas dari

aktiva lancar dan ternyata hasilnya dibawah nilai dari yang tercantum di

neraca, namun masih tetap akan terdapat cukup kas ataupun yang dapat

dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat

memenuhi kewajibannya.

Current ratio yang tinggi maka makin baiklah posisi para kreditor,

oleh karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang

perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku

bila pimpinan perusahaan menguasai pos-pos modal kerja dengan

ketat/dengan semestinya. Dilain pihak ditinjau dari sudut pemegang saham

suatu current ratio yang tinggi tak selalu paling menguntungkan, terutama

Page 49: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

31

bila terdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang dan persediaan

adalah terlalu besar.

Munawir (2004:72) menyatakan current ratio 200% kadang sudah

memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya

rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu standar atau rasio yang umum

tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio 200%

hanya merupakan kebiasaan atau rule of thumb dan akan digunakan

sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa yang lebih

lanjut.

Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety)

kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang

tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan

yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar

yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi

dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat

perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment

dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang

mungkin sulit untuk ditagih.

Bambang Riyanto (2001:26-27) menyatakan bahwa bagi perusahaan

bukan kredit, current ratio kurang dari 2:1 dianggap kurang baik, sebab

apabila aktiva lancar turun misalnya sampai lebih dari 50% maka jumlah

aktiva lancarnya tidak akan cukup lagi menutup utang lancarnya. Pedoman

Page 50: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

32

current ratio 2 : 1, sebenarnya hanya didasarkan pada prinsip “hati-hati”.

Pedoman current ratio 200% bukanlah pedoman mutlak.

Apabila pedoman current ratio 2 : 1 atau 200% sudah ditetapkan

sebagai ratio minimum yang akan dipertahankan oleh suatu perusahaan,

maka perusahaan dalam penarikan kredit jangka pendeknya juga harus

selalu didasarkan pada pedoman tersebut. Setiap saat perusahaan harus

mengetahui berapa kredit jangka pendek maksimum yang boleh ditarik

supaya pedoman current ratio tersebut tidak dilanggar. Batas maksimum

kredit jangka pendek yang boleh diambil supaya tidak mengganggu atau

melanggar pedoman current ratio tertentu ialah apa yang disebut “the line

of credit” atau “maximum current indebtedness”

Apabila perusahaan menetapkan bahwa current ratio yang harus

dipertahankan adalah 3:1 atau 300% ini berarti bahwa setiap utang lancar

sebesar Rp.1,00 harus dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp.3,00 atau

dijamin dengan net working capital sebesar Rp.2,00. Dengan demikian

maka ratio modal kerja dengan utang lancar adalah 2:1, karena modal

kerja tak lain adalah kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar.

Formulasi dari current ratio adalah sebagai berikut:

(Sawir, 2001: 8)

Aktiva Lancar Current Ratio = Hutang Lancar

Page 51: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

33

2. Quick Ratio

Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan

antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar (Munawir

2001: 74).

Lukman Syamsuddin (2007:45-46) menyatakan acid-test ratio

hampir sama dengan current ratio hanya saja jumlah persediaan

(inventory) sebagai salah satu komponen dari aktiva lancar harus

dikeluarkan. Alasan yang melatarbelakangi hal tersebut adalah persediaan

merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid atau sulit

diuangkan dengan segera tanpa menurunkan nilainya, sementara dengan

acid-test ratio dimaksudkan untuk membandingkan aktiva yang lebih

lancar (Quick assets) dengan utang lancar.

Acid-test ratio sebesar 1,0 pada umumnya sudah dianggap baik,

berapa besar acid test ratio yangseharusnya, sangat tergantung pada jenis

usaha dari masing-masing perusahaan. Acid-test ratio ini akan

memberikan gambaran likuiditas yang lebih tepat hanya apabila inventory

sulit untuk dijual dengan segera tanpa menurunkan nilainya, maka

penggunaan current ratio lebih disukai sebagai pengukuran tingkat

likuiditas perusahaan secara menyeluruh (overall liquidity of the firm).

Formulasi dari quick ratio adalah sebagai berikut:

(Sawir, 2001: 10)

Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio = Hutang Lancar

Page 52: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

34

C. Solvabilitas

Menurut Ross, et all (2010:51) mengemukakan “Long-term solvency

ratios are intended to address the firm's long-run ability to meet its

obligations or, more generally, its financial leverage. These ratios are

sometimes called financial leverage ratios or just leverage ratios”.

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya

saat ini dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 2001: 32).

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak

solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan

total asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan

dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca (Hanafi dan Halim,

2005:81).

Sedangkan menurut Munawir (2002: 32) solvabilitas adalah

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila

perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun

jangka panjang.

Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut

mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-

utangnya, tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut

likuid. Sebaliknya perusahaan yang insolvabel (tidak solvabel) tidak dengan

Page 53: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

35

sendirinya bahwa perusahaan tersebut adalah juga likuid. Dalam hubungan

antara likuiditas dan solvabilitas terdapat 4 kemungkinan yang dapat dialami

perusahaan yaitu (Bambang Riyanto, 2001: 32):

1. Perusahaan yang likuid tetapi insolvable.

2. Perusahaan yang likuid dan solvable.

3. Perusahaan yang solvabel tetapi illikuid

4. Perusahaan yang insolvabel dan illikuid

Baik perusahaan yang insolvabel maupun illikuid, kedua-duanya pada

suatu waktu akan menghadapi kesukaran finansiil yaitu pada waktu tiba

saatnya untuk memenuhi kewajibannya.

Perusahaan yang insolvabel tetapi likuid tidak segera dalam keadaan

kesukaran finansiil, tetapi perusahaan yang illikuid akan segera dalam

kesukaran karena segera menghadapi tagihan-tagihan dari krediturnya.

Perusahaan yang insolvable tapi likuid masih dapat bekerja dengan baik, dan

sementara itu masih mempunyai kesempatan atau waktu untuk memperbaiki

solvabilitasnya. Tetapi apabila usahanya tidak berhasil, maka pada akhir

perusahaan tersebut akan menghadapi kesukaran juga (Bambang Riyanto, 2001:

33).

Solvabilitas dapat diukur dengan rasio antara lain:

1. Debt to Equity Ratio

Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam

pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri

Page 54: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

36

perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Sawir,2001:

13).

Para kreditor secara umum akan lebih suka jika rasio ini lebih rendah.

Semakin rendah rasio in, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang

disediakan oleh pemegang saham, dan semakin besar perlindungan bagi

kreditor jika terjadi penyusutan nilai aktivaatau kerugian besar (James Van

Horne dan John Wachowicz, 2009:209).

Formulasi dari debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

(Sawir, 2001: 13)

2. Debt to Total Asset

Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki

dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil presentasenya,

cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun

pemegang saham (Sawir, 2001: 13).

Sedangkan Menurut James Van Horne dan John Wachowicz

(2009:129), rasio debt to total asset menekankan pada peran penting

pendanaan utang bagi perusahaan untuk menunjukkan presentase aktiva

perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Jadi, 45% dari aktiva

perusahaan didanai oleh utang (dari berbagai jenis), sementara 55%

pendanaan berasal dari ekuitas pemegang saham. Semakin besar

persentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas pemegang saham,

semakin besar jaminan perlindungan yang didapat oleh kreditor

Total Hutang Debt Equity Ratio = Modal Sendiri

Page 55: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

37

perusahaan. Sehingga semakin tinggi rasio debt to total asset, semakin

besar risiko keuangannya, semain rendah rasio ini maka akan semakin

rendah risiko keuangannya.

Formulasi dari debt to total asset adalah sebagai berikut:

(Sawir,2001: 13)

D. Aktivitas

Menurut Lawrence (59:2006), “Activity ratios measure the speed with

which various accounts are converted into sales or cash-inflows or outflows”.

Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa

tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.

Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan

semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut.

Dana berlebih tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang

lebih produktif (Hanafi dan Halim, 2005:78).

Rasio aktivitas menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan

sumber daya (harta modal) yang dimilikinya. Penggunaan sumber saya

perusahaan untuk menghasilkan penjuaalan. Sebaliknya jika rendah maka

menandakan ketidakefektifan perusahaan dalam menggunakan sumber daya,

sehingga dapat dikatakan kinerja perusahaan rendah (Rodoni dan Herni,

2010:180).

Rasio Aktivitas bertujuan untuk mengukur sampai seberapa jauh

aktivita perusahaan dalam menggunakan dana-dan secara efektif dan efisien,

Total Hutang Debt to Total Asset = Total Aktiva

Page 56: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

38

Rasio ini dapat mengukur efisiensi kegiatan operasional suatu perusahaan

karena rasio ini didasarkan pada perbandingan antara pendapatan dengan

pengeluaran pada periode waktu tertentun (Fredy Rangkuti, 2004:74).

Brigham dan Houston (2006: 97) menyatakan jika perusahaan memiliki

terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi dan

akibatnya laba akan menurun. Disisi lain jika aktiva terlalu rendah maka

penjualan yang menguntungkan akan hilang. Rasio aktivitas berisikan

perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai harta.

Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut:

1. Total Assets Turnover (Rasio Perputaran Total aktiva)

Hanafi dan Halim (2005:81), rasio ini menghitung efektivitas

penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan

manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat

manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya dan pengeluaran

modalnya (investasi).

Total Assets Turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam

dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau

kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan “revenue”

(Bambang Riyanto, 2001:334)

Formulasi dari total asset turnover adalah sebagai berikut:

(Hanafi dan Halim, 2005:81)

Penjualan Total Asset Turnover = Total Aktiva

Page 57: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

39

2. Fixed Assets Turnover (Rasio Perputaran Aktiva Tetap)

Fixed Assets Turnover mengukur sejauh mana kemampuan

perusahaan menghasikan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki

perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan

menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti akan

semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Pada beberapa industri

seperti industri yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang tinggi, rasio

ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan pada beberapa industri yang

lain seperti industri jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang kecil,

rasio ini mungkin relatif tidak begitu penting untuk diperhatikan (Hanafi

dan Halim, 2005:81).

Formulasi dari fixed asset turnover adalah sebagai berikut:

(Hanafi dan Halim, 2005:81)

3. Inventory Turnover (Rasio Perputaran Persediaan)

Inventory Turnover adalah kemampuan dana yang tertanam dalam

inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari

inventory dan tendensi untuk adanya “overstock” (Bambang Riyanto,

2001: 334).

Lukman Syamsuddin (2007:48) menyatakan, semakin tinggi

turnover yang diperoleh, semakin efisien perusahaan di dalam

melaksanakan operasinya. Hal ini dapt diterima sampai titik tertentu, tetapi

Penjualan Fixed Asset Turnover = Aktiva Tetap

Page 58: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

40

diluar itu, tingginya turnover dapat menimbulkan problem. Misalkan

inventory turnover dapat ditingkatkan dengan menahan persediaan sekecil

mungkin. Keadaaan seperti ini tentu saja mengandung resiko yang tidak

kecil, karena adanya kekurangan persediaan sehingga permintaan-

permintaan terhadap produk perusahaan tidak lagi dapat dipenuhi. Lebih

jauh lagi hal ini akan dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dari para

pelanggan perusahaan sehingga akan mengganggu volume penjualan

dimasa-masa akan datang.

Untuk masing-masing jenis usaha biasanya ada suatu skala inventory

turnover yang dianggap baik sehingga jika inventory berada dibawah titik

ini akan menandakan keadaan yang illikuid atau “inactive inventory”

sedangkan di atas titik ini akan menunjukkan jumlah inventory yang

terlalu kecil, sehingga bisa menyebabkan kekurangan persediaan.

Formulasi dari inventory turnover adalah sebagai berikut:

(Hanafi dan Halim, 2000:80)

4. Day’s Receivable for Collection Period (Rasio Rata-rata Penagihan

Piutang).

Rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk

melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin lama rata-rata

piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang (Hanafi

dan Halim, 2005:78).

Harga Pokok Penjualan Inventory Turnover = Persediaan

Page 59: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

41

Formulasi dari day’s receivable for collection period adalah sebagai

berikut:

(Hanafi dan Halim, 2005:79)

E. Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan dalam menghasilkan laba, baik dengan

menggunakan data eksternal maupun dengan data internal. Dari kedua

pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa rentabilitas adalah

kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode

tertentu yang dinyatakan dalam prosentase Bawsir (1997) dalam Puji

Ananingsih (2007).

Menurut Bambang Riyanto (2001) rentabilitas suatu perusahaan

menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang

menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan

suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode.

Jumlah modal yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan

keuntungan yang semakin meningkat merupakan suatu faktor yang sangat

perlu diperhatikan dalam menganalisis nilai rentabilitas suatu perusahaan.

Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan

modal kerja dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba

dengan modal yang digunakan dalam operasi. Oleh karena itu, keuntungan

yang besar tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut rentabel, sehingga

Piutang Day’s Receivable for Collection Period = Penjualan / 365

Page 60: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

42

bagi manajemen atau pihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting

daripada keuntungan yang besar.

Berhubungan dengan pernyataan tersebut maka bagi perusahaan pada

umumnya dalam menjalankan kegiatan lebih diarahkan untuk mendapatkan

titik rentabilitas maksimal daripada laba maksimal. Jadi yang penting bagi

perusahaan adalah bagaimana caranya untuk meningkatkan rentabilitas

perusahaan.

Berbeda dengan pengertian laba, maka rentabilitas di dalam faktor

modal atau aktiva telah diperhitungkan juga sehingga dengan demikian bahwa

rentabilitas ekonomi menunjukkan efisiensi penggunaan modal dalam

perusahaan. Rasio ini mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa

mengingat dari mana sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi

perusahaan dalam melaksanakan operasi perusahaan. Dua cara penilaian

rentabilitas:

1. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomis adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan

laba tersebut yang dinyatakan dalam persentase.

Oleh karena pengertian rentabilitas sering digunakan untuk

mengukur efisiensi suatu perusahaan maka rentabilitas ekonomis

dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modalnya yang ada untuk menghasilkan laba.

Page 61: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

43

Tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis ditentukan oleh 2 (dua)

faktor yaitu:

a. Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan

net sales.

b. Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha) yaitu

kecepatan perputarannya operating assets dalam suatu periode tertentu.

Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi antara net sales

dengan operating assets.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan

untuk mengetahui efisiensi perusahaaan dengan melihat kepada besar

kecilnya laba usahan dalam hubungannya dengan sales, sedangkan

operating assets turnover dimaksudkan untuk mengetahui esisiensi

perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran operating assets

dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir dari percampuran kedua efisiensi

profit margin dan operating assets turnover menentukan tinggi rendahnya

earning power. Oleh karena ini makin tinggi tingkat profit margin atau

operating assets turnover masing-masing atau kedua-duanya akan

mengakibatkan naiknya earning power.

2. Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba

dengan modal sendiri di pihak lain. Atau dengan kata lain bahwa

rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan

modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.

Page 62: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

44

Namun dalam perhitungan laba di sini ada perbedaan dengan rentabilitas

ekonomis, yaitu laba yang diperhitungkan adalah laba yang berasal dari

operasi perusahaan. Sedangkan laba yang diperhitungkan dalam

rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan

bunga modal asing atau bunga pinjaman dan pajak perseroan.

Masalah penggunaan modal asing maupun modal sendiri mempunyai

pengaruh besar terhadap besar kecilnya rentabilitas ekonomis dan rentabilitas

modal sendiri, karena dengan menghitung kedua rentabilitas tersebut dapat

diketahui apakah perusahaan telah menggunakan modal secara efisien atau

tidak.

Pengaruh dari perubahan rentabilitas ekonomi terhadap rentabilitas

modal sendiri pada berbagai tingkat penggunaan modal asing, secara teoritis

dapatlah dikatakan bahwa semakin tinggi rentabilitas ekonomi (dengan

tingkat bunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar akan

mengakibatkan kenaikan rentabilitas modal sendiri. Dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa dalam keadaan yang demikian suatu perusahaan yang

menggunakan modal asing lebih besar akan memperoleh kenaikan rentabilitas

modal sendiri yang lebih besar daripada perusahaan lain yang mempunya

jumlah modal asing yang lebih kecil. Sebaliknya dalam situasi ekonomi yang

memburuk dimana rentabilitas ekonomi perusahaan pada umumnya menurun,

perusahaan yang mempunya modal asing yang besar akan mengalami

penurunan rentabilitas modal sendiri yang lebih besae daripada perusahaan

lain yang mempunyai jumlah modal asing yang lebih sedikit.

Page 63: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

45

Dengan demikian maka jelaslah perbedaan antara rentabilitas ekonomis

dengan rentabilitas modal sendiri baik dari segi modal yang diperhitungkan

ataupun dari laba yang dipergunakan untuk menentukan tingkat rentabilitas

bagi suatu perusahaan.

Semua perusahaan dalam menjalankan usaha baik dalam industri

maupun jasa akan selalu memerlukan modal kerja. Modal kerja merupakan

jumlah yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan usaha

perusahaan. Tujuan dari usaha tersebut adalah mendapatkan laba setinggi-

tingginya. Laba yang dihasilkan dari kegiatan/perputaran modal kerja tersebut

yang akan dijadikan dasar penentuan tingkat rentabilitas perusahaan.

Menurut Munawir (2004), hubungan rendahnya rentabilitas dengan

modal kerja dapat ditunjukkan dengan kemungkinan sebagai berikut:

1. Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan dalam hubungannya

dengan volume penjualan yang diperoleh dalam aktiva tersebut.

2. Adanya efisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran.

3. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.

Karena tingkat rentabilitas mencerminkan kemampuan modal

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka dengan demikian tingkat

rentabilitas yang tinggi merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula.

Berikut ini adalah beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur

rentabilitas adalah sebagai berikut

1. Gross Profit Margin (GPM)

Page 64: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

46

Gross Profit Margin merupakan presentase dari laba kotor (sales-cost of

goods sold) dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin

semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa

cost of goods sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales. Demikian

sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi

perusahaan (Lukman Syamsuddin, 2007:61).

Menurut Sawir (2001:18) rasio gross profit margin atau margin

keuntungan kotor berguna untuk mengukur efisirnsi pengendalian harga

pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan

untuk berproduksi secara efisien. Dalam memgevaluasi dapat dilihat margin

per unit produk, bila rendah maka perusahaan tersebut sensitif terhadap

pesaingnya.

Formulasi dari gross profit margin adalah sebagai berikut:

(Sawir, 2001:18)

2. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) merupakan ratio antar laba bersih (net profit)

yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak

dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin

baik operasi suatu perusahaan. Suatu net profit margin yang dikatakan baik

akan sangat tergantung dari jenis industri di dalam mana perusahaan berusaha

(Lukman Syamsuddin, 2007:62).

Penjualan – Harga Pokok Penjualan Gross Profit Margin = Penjualan

Page 65: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

47

Margin Laba Bersih adalah ukuran laba perusahaan dari penjualan

setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan. Margin

tersebut memberitahu kita penghasilan bersih perusahaan per satu dolar

penjualan (James Van Horne dan John Wachowicz, 2009:224)

Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut:

(Sawir, 2001:18)

3. Return on Investment (ROI)

Return on Investment atau return on assets merupakan pengukuran

kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan

keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam

perusahaan. Semakin tinggi ratio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan

(Lukman Syamsuddin, 2007:63).

Analisa Return On Investment (ROI) dalam analisa keuangan

mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa

keuangan yang bersifat menyeluruh/komprehensif. Analisa Return On

Investment (ROI) ini sudah merupakan tehnik analisa yang lazim digunakan

oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan

operasi perusahaan. Return On Investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu

bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur

kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam

aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan. Dengan demikian Return On Investment (ROI) menghubungkan

Laba Setelah Pajak Net Profit Margin = Penjualan

Page 66: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

48

keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (Net Operating Income)

dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan

keuntungan operasi tersebut (Net Operating Assets). Sebutan lain untuk ROI

adalah “Net Operating profit Rate Of Return” atau “Operating Earning

Power” (Munawir, 2004:89).

Formulasi dari return on investment adalah sebagai berikut:

(Sawir, 2001:19)

2. Return on Equity (ROE)

Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal

sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari

investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham

perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering

disebut sebagai rentabilitas usaha (Sawir, 2001:20).

Pengukuran ringkasan lainnya atas kinerja keseluruhan perusahaan

adalah pengembalian atas ekuitas (return on equity). ROE membandingkan

laba bersih setelah pajak (dikurangi deviden saham biasa) dengan ekuitas

yang telah diinvestasikan pemegang saham perusahaan. Rasio ini

menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai

buku para pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam

membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang

sama. ROE yang tinggi sering kali mencerminkan permintaan perusahaan

atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Akan

Laba Setelah Pajak Return on Investment = Total Aktiva

Page 67: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

49

tetapi, jika perusahaan tersebut telah memilih untuk menerapkan tingkat

utang yang tinggio berdasarkan standar industri, ROE yang tinggi hanyalah

merupakan hasil dari asumsi resiko keuangan yang berlebihan (James Van

Horne dan John Wachowicz, 2009:226).

Menurut Lukman Syamsuddin (2007:64) ROE merupakan suatu

pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik

perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen)

atas modal yang mereka investasikan di dala perusahaan. Semakin tinggi

return penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik

perusahaan.

Formulasi dari return on equity adalah sebagai berikut:

(Sawir, 2001:20)

F. Penelitian Terdahulu

Aminatuzzahra (2010) menguji pengaruh variabel Current Ratio (CR),

Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Trunover (TAT), dan Net Profit Margin

(NPM) terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur yang

listed di BEI. Hasil analisis menunjukkan bahwa data CR, DER, TAT, NPM

secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap ROE perusahaan

manufaktur di BEI periode 2005-2009. Sementara secara simultan (CR, DER,

TAT, dan NPM) terbukti signifikan berpengaruh terhadap ROE perusahaan

manufaktur di BEI .

Laba Setelah Pajak Return on Equity = Modal Sendiri

Page 68: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

50

Gill et all (2010) melakukan penelitian tentang hubungan antara

manajemen modal kerja dengan profibilitas, dengan mengambil sampel 88

perusahaan-perusahaan Amerika terpilih yang terdaftar di New York Stock

Exchange periode 2005-2007. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat

hubungan yang signifikan antara manajemen modal kerja (cash conversion

cycle) dengan profitabilitas (gross operating profit). Dan temuan ini

menyimpulkan bahwa profitabilitas dapat ditingkatkan dengan cara

mengelola modal kerja secara efisien.

Nazir dan Afza (2009) penelitian ini menyelidiki hubungan antara

tingkat agresivitas investasi modal kerja dan kebijakan pembiayaan dan

dampaknya terhadap profitabilitas, sampel 204 perusahaan Pakistan yang

dibagi menjadi 16 kelompok industri untuk periode 1998-2005. Studi ini

menemukan hubungan negatif antara profitabilitas perusahaan dengan

tingkat agresivitas investasi modal kerja dan kebijakan pembiayaan. Hasil

penelitian ini bertentangan dengan penelitian-penelitian sebelumnya,

fenomena ini mungkin disebabkan oleh kondisi perekonomi Pakistan yang

tidak konsisten.

Mutia Desanti (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh antara

perputaran modal kerja, profit margin, operating assets turnover, dan ukuran

perusahaan terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan manufaktur selama

periode 2003 hingga 2007. Hasil uji regresi ini menunjukkan bahwa

perputaran modal kerja memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat

rentabilitas, sementara varibel independen lainnya (profit margin, operating

Page 69: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

51

assets turnover, dan ukuran perusahaan) memiliki pengaruh positif terhadap

tingkat rentabilitas. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa profit margin

memiliki pengaruh paling dominan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan

manufaktur.

Epri Ayu (2007) meneliti pengaruh variabel Working Capital to Total

Asset (WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI), Operating Income to

Total Assets (OITL), Total Asset Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM)

dan Gross Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode penelitian

2001 sampai dengan 2005. Dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa

variabel Total Asset Turnover (TAT), Net Profit Margin (NPM) dan Gross

Profit Margin (GPM) secara persial berpengaruh positif signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Sedangkan variabel Working Capital to Total Asset

(WCTA), Current Liabilities To Inventory (CLI) dan Operating Income to

Total Assets (OITL) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Keenam variabel yang digunakan dalam penelitian ini (WCTA, CLI, OITL,

TAT, NPM dan GPM) secara bersama-sama berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

Ima Hernawati (2007) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh

efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap profitabilitas pada

perusahaan barang konsumsi di BEI periode 2002-2005. Rasio-rasio yang

digunakan adalah rasio Working Capital Turnover (WCT), Current Ratio

(CR), Debt to Equity Ratio (DTA) dan Return on Investment (ROI). Dalam

Page 70: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

52

penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda linier yang hasilnya

menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel efisiensi modal kerja

(working capital turnover) yang mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas

(return on investment) sedangkan variabel likuiditas (current ratio) dan

solvabilitas (total debt to total capital assets) tidak mempunyai pengaruh

terhadap profitabilitas (return on investment). Sedangkan secara simultan

semua variabel tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Ni Putu dan Agung (2007) melakukan pengujian tentang pengaruh

pemoderasi pertumbuhan laba terhadap hubungan antara ukuran perusahaan,

debt to equity ratio dengan profitabilitas pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pertumbuhan laba

tidak berpengaruh terhadap hubungan antara ukuran perusahaan dengan

profitabilitas, sedangkan pertumbuhan laba berpengaruh terhadap hubungan

antara Debt To Equity Ratio (DER) dengan profitabilitas.

Vedavinayagam Ganesan (2007) dalam penelitiannya tentang analisa

efisiensi pengelolaan modal kerja pada industri perlengkapan telekomunikasi

selama periode 2001 – 2006 dengan menggunakan Uji ANOVA pada analisis

regresi, mengemukakan bahwa efisiensi pengelolaan modal kerja memiliki

hubungan negatif dengan tingkat profitabilitas pada perusahaan industri

perlengkapan telekomunikasi di USA.

Yuni Nurmala (2007) meneliti pengaruh CR, DER, dan TATO secara

simultan dan parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Jakarta tahun 2001 sampai dengan tahun 2004. Hasil penelitian

Page 71: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

53

menyimpulkan bahwa CR, DER, dan TATO secara bersama-sama

mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur

di Bursa Efek Jakarta. Dari keempat rasio tersebut, secara parsial CR dan

DER yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba. Sedangkan TATO

tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba.

Kesseven Padachi (2006) melakukan penelitian tentang trend dalam

pengelolaan modal kerja dan implikasinya terhadap perusahaan manufaktur di

Mauritius, Afrika selama periode 1998-2003. Hasil analisis regresi

menunjukkan bahwa tingginya tingkat investasi dalam persediaan dan piutang

usaha berhubungan dengan rendahnya tingkat profitabilitas pada perusahaan

manufaktur.

Sasangko dan Silfia (2004) meneliti tentang pengaruh perubahan modal

kerja terhadap perubahan profitabilitas pada 50 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEJ periode 1999-2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara statistik perubahan modal kerja berpengaruh terhadap perubahan

profitabilitas, dimana perubahan modal kerja berpengaruh signifikan terhadap

rasio Gross Profit Margin (GPM) dan Operating Income Ratio (OPM)

sedangkan perubahan modal kerja tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap perubahan Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI),

dan Return On Equity (ROE).

G. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh pengelolaan

modal kerja (working capital turnover), likuiditas (quick ratio), solvabilitas (debt

Page 72: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

54

equity ratio), aktivitas (total assets turnover) terhadap tingkat rentabilitas

(return on equity) perusahaan. Salah satu upaya untuk menganalisa hubungan

tersebut adalah dengan melakukan analisa rasio keuangan. Dimana dengan

penerapan tersebut, terdapat beberapa hal yang diketahui yaitu apakah

pengelolaan modal kerja sudah efisien atau belum dalam memperoleh laba.

Selain itu juga untuk mengetahui apakah likuiditas (current ratio), solvabilitas

(debt equity ratio), aktivitas (total assets turnover) mempengaruhi tingkat

rentabilitas bagi perusahaan.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t yaitu mengetahui apakah ada

pengaruh atau tidak secara parsial (secara individu) variabel independen

terhadap variabel dependen dan uji F dilakukan untuk mengetahui apakah

secara bersama-sama (simultan) ada pengaruh atau tidak antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Uji normalitas dilakukan untuk

menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel

dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji

multikoliniearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antara satu variable bebas dengan variable bebas

yang lain. Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dari model

regresi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan

dengan pengamatan yang lain. Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji

apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau

sebelumnya.

Page 73: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

55

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia

Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2005 - 2009

Modal kerja

(WCT)

Likuiditas

(CR)

Solvabilitas

(DER)

Aktivitas

(TAT)

Analisis Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda

Normalitas

Multikolinieritas

Heteroskedastisitas

Autokorelasi

Analisis Uji Statistik Regresi Berganda

Uji Simultan (Uji F)

Uji Parsial (Uji t)

Uji Koefiseien Determinasi (R2)

Rentabilitas

(ROE)

BEI

Page 74: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

56

H. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori, penelitian terdahulu, dan kerangka

pemikiran di atas, maka hipotesis yang ada pada dasarnya merupakan jawaban

sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya.

Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Ho : βi = 0, pengelolaan modal kerja tidak mempunyai pengaruh positif

terhadap tingkat rentabilitas perusahaan.

Ha : βi ≠ 0, pengelolaan modal kerja mempunyai pengaruh positif terhadap

tingkat rentabilitas perusahaan.

2. Ho : βi = 0, likuiditas tidak mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat

rentabilitas perusahaan.

Ha : βi ≠ 0, likuiditas mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat

rentabilitas perusahaan.

3. Ho : βi = 0, solvabilitas tidak mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat

rentabilitas perusahaan.

Ha : βi ≠ 0, solvabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat

rentabilitas perusahaan.

4. Ho : βi = 0, aktivitas tidak mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat

rentabilitas perusahaan.

Ha : βi ≠ 0, aktivitas mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat

rentabilitas perusahaan.

Page 75: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

57

5. Ho : βi = 0, pengelolaan modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas

tidak mempunyai pengaruh positif bersama-sama terhadap tingkat

rentabilitas perusahaan.

Ha : βi ≠ 0, pengelolaan modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas

mempunyai pengaruh positif bersama-sama terhadap tingkat rentabilitas

perusahaan.

Page 76: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

pengelolaan modal kerja (working capital turnover), likuiditas (current ratio),

solvabilitas (debt equity ratio), aktivitas (total assets turnover) sebagai variabel

independen terhadap tingkat rentabilitas (return on equity) sebagai variabel

dependen. Dalam penelitian ini mengambil populasi seluruh perusahaan go

public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005 - 2009. Objek

yang diteliti adalah perusahaan property dan real estate pada Bursa Efek

Indonesia. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode analisis regresi berganda.

Data yang digunakan adalah data historis keuangan berupa laporan

keuangan tahunan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini, yaitu perusahaan property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode observasi tahun 2005

hingga 2009. Dasar pertimbangan dalam menentukan populasi dalam

penelitian ini yaitu karena perusahaan property dan real estate merupakan

perusahaan yang dalam kegiatan operasionalnya banyak membutuhkan dana

Page 77: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

59

investasi yang cukup besar sehingga dengan sendirinya modal kerja yang

digunakan juga sangat besar. Berpijak dengan kondisi perusahaan saat ini

banyak memerlukan modal kerja yang cukup besar, maka diperlukan evaluasi

terhadap efektivitas pengelolaan modal kerja tersebut dan faktor-faktor

lainnya yang dapat mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling dimana populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah

populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang

dikehendaki oleh peneliti dan sampel yang dipilih dengan cermat sehingga

relevan dengan rancangan penelitian, peneliti akan berusaha agar dalam

sampel terdapat wakil-wakil segala lapisan populasi. Sample dalam penelitian

ini berjumlah 37 perusahaan property dan real estate.

Adapun kriteria dalam pengambilan sampel adalah :

1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada periode tahun 2005-2009.

2. Perusahaan property dan real estate yang menerbitkan laporan

keuangannya selama periode 2005-2009.

3. Laporan keuangan telah diaudit oleh Auditor Independent dan telah

dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar Modal di Bursa Efek Indonesia

C. Metode Pengumpulan Data

Sumber data sebagai salah satu bagian penelitian yang merupakan salah

satu bagian terpenting. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data

Page 78: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

60

sekunder, yaitu berupa laporan keuangan tahunan pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005-

2009. Data variabel-variabel perusahaan tersebut diperoleh dari PT. Bursa

Efek Indonesia, yaitu antara lain dari Indonesian Capital Market Directory,

JSX Financial Report, dan JSX Annual Report. Data-data pendukung juga

diperoleh dari internet (www.idx.co.id).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi kepustakaan. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk menunjang materi

pembahasan pada penelitian ini. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan

cara mengumpulkan informasi-informasi melalui buku-buku, jurnal, literatur-

literatur lain yang berkaitan dan mendukung penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini memakai beberapa uji asumsi klasik yang harus

dipenuhi sebagai prasyarat untuk melakukan uji regresi sehingga nantinya

dapat diperoleh penelitian yang bersifat BLUE (Best Linier Unbiased

Estimators). Berbagai uji asusmsi yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain adalah (Agus Widarjono, 2007:109) :

a. Uji Normalitas

Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

Page 79: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

61

adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Ada beberapa

metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi apakah residual

mempunyai distribusi normal atau tidak, salah satu salah metode yang

dapat digunakan adalah dengan menggunakan uji Jarque-Bera (J-B).

Uji normalitas residual metode OLS secara formal dapat dideteksi

dari metode yaang dikembangkan oleh Jarque-Bera (J-B). Metode JB

ini didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic.

Uji statistik dari J-B ini menggunakan perhitungan skewness dan

kurtosis.

Rumus yang digunakan dalam uji statistik Jarque-Bera adalah:

Dimana S adalah skewness, K adalah kurtosis, dan k

menggambarkan banyaknya koefisien yang digunakan dalam

persamaan.

b. Multikolinearitas.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antara satu variabel bebas

dengan variabel bebas yang lain. Pengujian ini dilakukan dengan cara

melihat gejala-gejala yang biasa dipakai untuk melihat adanya

multikolinearitas yaitu dengan melihat koefisien korelasinya.

Multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen

JB = N – k K - 3 S2 + 6 4

Page 80: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

62

di dalam koefisien persamaan regresi yang dapat dilihat dari matriks

korelasi lebih dari 0,8.

c. Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dari model

regresi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu

pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah model regresi yang homokedastisitas, dimana nilai variable

independen tertentu masing-masing kesalahan mempunyai varians yang

sama. Jika nilai model yang diperoleh ternyata tidak memenuhi asumsi

tersebut maka dalam model tersebut terjadi heterokedastisitas.

Pada penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan uji

White. Suatu model dikatakan terdapat gejala heterokedastisitas jika

nilai chi square hitung lebih kecil dibandingkan dengan nilai chi square

kritis. Sebaliknya suatu model dikatakan tidak terdapat masalah

heterokedastisitas jika nilai chi square hitung lebih kecil dari nilai kritis

chi square, dan dapat juga dilihat dari nilai probabilitas chi square yang

lebih besar dari α=5%.

d. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

Page 81: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

63

berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena ada masalah

residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke

observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau

time series karena “gangguan” pada seorang individu/kelompok

cenderung mempengaruhi gangguan” pada individu/kelompok yang

sama pada periode berikutnya. Pada data crosssection atau silang

waktu, masalah autokorelasi relativ jarang terjadi karena “gangguan”

pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok yang

berbeda. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.

Pada penelitian ini, masalah autokorelasi dilakukan dengan

menggunakan uji Breusch Godfrey (LM test). Jika nilai probabilitas

obs*R2 uji LM < 0.05, maka tidak terdapat masalah autokorelasi. Dan

dapat dilihat dari nilai chi square hitung yang lebih besar kecil

dibandingkan chi square kritis.

2. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan

statistik analisis regresi berganda untuk melakukan analisis terhadap

variabel independen yaitu pengelolaan modal kerja, likuiditas, solvabilitas,

dan aktivitas terhadap variabel dependen yaitu tingkat rentabilitas, maka

digunakan persamaan regresi berganda seperti di bawah ini:

Y = a +β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε

Page 82: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

64

Dimana:

Y = Variabel dependen Rentabilitas

a = Konstanta

βi

= Koefisien regresi dari variabel independen ke i.

X1

= Variabel Independen Pengelolaan Modal Kerja

X2

= Variabel Independen Likuiditas

X3

= Variabel Independen Solvabilitas

X4

= Variabel Independen Aktivitas

ε = Estimasi Error

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Uji Statistik F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen dalam

regresi. Adapun rumus dari F hitung adalah sebagai berikut :

b. Uji Statistik t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen dalam regresi.

Adapun rumus dari uji t adalah sebagai berikut :

R2/k F hitung = (1 – R)/(n – k – 1)

r√ n – k – 1 t hitung = √ 1 – r2

Page 83: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

65

c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien Determinasi yang dinotasikan dengan R2, merupakan

suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat

menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi.

Atau dengan kata lain, angka tersebut dapat mengukur seberapa

dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya.

Koefisien Determinasi (R2) menunjukan kemampuan model untuk

menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen. Nilai R2 akan selalu berada di antara 0 dan 1. Semakin

mendekati 1, berarti semakin besar kemampuan variabel independen

untuk menjelaskan (pengaruhnya) kepada variabel dependen.

R2 dihitung dengan rumus:

R2 = TSSESS =

TSSRSS

−1

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk lebih memperjelas variabel yang akan diuji, maka dibawah ini

diterangkan variabel-variabel yang akan digunakan :

1. Variabel Bebas (independent variable)

a. Pengelolaan Modal Kerja (X1)

Modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal

kerja konsep kualitatif yaitu kelebihan aktiva lancar diatas utang lancar

yang harus dibayar. Variabel pengelolaan modal kerja ini diukur dengan

melihat tingkat perputaran modal kerja (working capital turnover).

Page 84: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

66

Working Capital Turnover, yaitu rasio yang memperlihatkan adanya

keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan.

b. Likuiditas (X2 )

Variabel likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio

(CR). Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of

safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk

membayar hutang-hutang tersebut.

c. Solvabilitas (X3)

Variabel solvabilitas dalam penelitian ini diukur dengan debt to

equity ratio (DER). Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan

ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan

modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh

kewajibannya. :

Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang Debt Equity Ratio = Modal Sendiri

Aktiva Lancar Current Ratio = Hutang Lancar

Penjualan Working Capital Turnover = (Aktiva Lancar - Hutang Lancar)

Page 85: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

67

d. Aktivitas (X4)

Variabel aktivitas dalam penelitian ini diukur dengan total assets

turnover (TAT). Total assets turnover menunjukkan bagaimana tingkat

efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk

menciptakan dan mendapatkan laba.

2. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat rentabilitas.

Tingkat rentabilitas yaitu membandingkan antara laba dengan jumlah

modal yang digunakan. Variabel rentabilitas dalam penelitian ini diukur

menggunakan return on equity (ROE). Return on equity merupakan

pengukuran kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi

investor.

Penjualan Total Assets Turnover = Total Aktiva

Laba Setelah Pajak Return on Equity = Modal Sendiri

Page 86: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

68

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Objek penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang berakhir

setiap tanggal 31 Desember pada perusahaan-perusahaan property dan real

estate yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dan telah diaudit oleh

mauditor independen. Alasan Bursa Efek Indonesia dipilih sebagai sumber

dari objek penelitian ini karena Bursa Efek Indonesia merupakan Bursa

tertua yang ada di Indonesia.

Sejarah Bursa Efek Indonesia awalnya pada saat pemerintahan

Hindia Belanda mendirikan di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912

yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel. Pada

tanggal 11 Januari 1925 dibuka Bursa Efek di Surabaya, dan disusul

dengan pembukaan Bursa Efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925.

Kemudian pada tahun 1956 pemerintah mengaktifkan pasar modal sebagai

sarana pembiayaan ekonomi.

Pada tanggal 13 Juli 1992 Bursa Efek Indonesia diswastakan

kemudian pada tahun 1995 Bursa Efek Indonesia meluncurkan sistem

perdagangan yang disebut JATS (Jakarta Automated Trading System)

sistem ini memberikan fasilitas pada perdagangan saham secara fair dan

transparan sehingga informasi dapat diserap oleh investor dengan cepat,

Page 87: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

69

dan pada tahun 2002 Bursa Efek Indonesia juga mulai menerapkan sistem

perdagangan jarak jauh yang disebut Remote Trading System (RTS),

sebagai upaya meningkatkan akses pasar, kecepatan, dan frekuensi

perdagangan.

Pada tahun 2007 dilakukan penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ)

dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang kemudian berubah nama menjadi

Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur

Utama Erry Firmansyah, mantan direktur utama BEJ. Mantan Direktur

Utama BES Guntur Pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan

Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan.

Menurut Jogianto (2003) era pasar modal di Indonesia dibagi

menjadi enam periode:

a. Periode Pertama (1912-1942): Periode Zaman Belanda.

Pada tanggal 14 Desember 1912, suatu asosiasi 13 broker

dibentuk di Jakarta. Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai

“Vereniging voor Effectenhandel” yang merupakan cikal bakal pasar

modal pertama di Indonesia. Setelah perang dunia I, pasar modal di

Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1 Januari 1925 dan

disusul di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. karena masih dalam

zaman penjajahan Belanda dan pasar-pasar modal ini juga didirikan

oleh Belanda, mayoritas saham-saham yang diperdagangkan di sana

juga merupakan saham-saham perusahaan Belanda dan afiliasinya yang

tergabung dalam Dutch East Indies Trading Agencies.

Page 88: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

70

b. Periode Kedua (1952-1960): Periode Orde Lama.

Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1

September 1951 dikeluarkan Undang-Undang Darurat no. 12 yang

kemudian dijadikan Undang-Undang No. 15 tahun 1952 tentang Pasar

Modal.Melalui keputusan Menteri Keuangan No. 289737/UU tanggal 1

Nopember 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ) akhirnya dibuka kembali

pada tanggal 3 Juni 1952.

Tujuan dibuka kembali bursa efek ini untuk menampung obligasi

pemerintah yang sudah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya.

Tujuan lainnya adalah untuk mencegah saham-saham perusahaan

Belanda yang dulunya diperdagangkan di pasar modal di Jakarta pergi

ke luar negeri. Kepengurusan bursa efek ini kemudian diserahkan

kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang

terdiri dari 3 bank dengan Bank Indonesia sebagai anggota kehormatan.

c. Periode Ketiga (1977-1988): Periode Orde Baru.

Bursa Efek Jakarta dikatakan lahir kembali pada tahun 1977

dalam periode orde baru sebagai hasil Keputusan Presiden No. 52 tahun

1976. Keputusan ini menetapkan pendirian Pasar Modal, pembentukan

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT. Danareksa.

Presiden Soeharto meresmikan kembali Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada

tanggal 10 Agustus 1977. PT. Semen Cibinong merupakan perusahaan

pertama yang tercatat di BEJ.

Page 89: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

71

d. Periode Keempat (1988-1995): Periode Bangun dari Tidur yang

Panjang.

Setelah tahun 1988, selama tiga tahun yaitu sampai tahun 1990,

jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat sampai dengan 127

perusahaan. Kemudian pada tahun 1996 jumlah perusahaan yang

terdaftar meningkat menjadi 238 perusahaan. Pada periode ini, Initial

Public Offering (IPO) menjadi peristiwa nasional.

e. Periode Kelima (mulai 1995): Periode Otomatisasi.

Peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah melebihi

kapasitas manual, maka BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan

kegiatan transaksi di bursa. System otomatisasi yang diterapkan di

Bursa Efek Jakarta (BEJ) di beri nama Jakarta Automated Trading

System (JATS) dan mulai beroperasi pada hari senin tanggal 22 Mei

1995.

Selain itu, untuk mengantisipasi jumlah anggota bursa dan

transaksi yang meningkat, maka pada tanggal 19 September 1996 BES

menerapkan system otomatisasi yang disebut Surabaya Market

Information and Automated Trading System (S-MART).

f. Periode Keenam (mulai Agustus 1997): Kritis Moneter.

Pada bulan Agustus 1997, krisis moneter melanda Negara-negara

di Asia, termasuk Indonesia. Krisis moneter yang terjadi ini dimulai

dari penurunan nilai-nilai mata uang Negara-negara Asia tersebut relatif

terhadap Dolar Amerika. Untuk mencegah permintaan dolar Amerika

Page 90: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

72

yang berlebihan dan mengakibatkan nilainya meningkat, serta pengaruh

turunnya nilai Rupiah, Bank Indonesia menaikkan suku bunga Sertifikat

Bank Indonesia (SBI). Tingginya suku bunga deposito berakibat negatif

terhadap pasar modal. Investor tidak tertarik lagi untuk menanamkan

dananya di pasar modal, karena total return yang diterima lebih kecil

dibandingkan dengan pendapatan dari bunga deposito. Akibatnya,

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun, begitupun halnya dengan

harga saham-saham di pasar modal.

Untuk mengurangi kelesuan permintaan sekuritas di pasar modal

Indonesia, pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas

perdagangannya melalui transaksi investor asing. Pada tanggal 3

September 1997 pemerintah tidak lagi memberlakukan pembatasan

49% pemilikan asing. Ini berarti investor asing boleh memiliki saham-

saham yang jumlahnya tidak terbatas. Selain itu, untuk memperbaiki

perekonomian yang bergejolak, pemerintah pada tanggal 1 Nopember

1997 mengumumkan likuidasi 16 bank swasta nasional. Pengumuman

yang mengejutkan ini tidak banyak membantu memperbaiki lesunya

pasar saham. Bahkan IHSG untuk bulan Nopember merosot tajam.

BEJ proaktif memantau pergerakan harga saham dan melakukan

tindakan-tindakan yang diperlukan terhadap transaksi-transaksi saham

yang mengalami fluktuasi harga yang signifikan tanpa didukung

informasi yang jelas. Perbaikan dalam hal tingkat respon BEJ

mencerminkan komitmen BEJ dalam menjalankan mekanisme

Page 91: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

73

kepengawasan maupun pengendalian, untuk senantiasa menjaga

integritas dan kredibilitas Bursa.

2. Lembaga-lembaga yang terkait di Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia melibatkan banyak lembaga, masing-masing

pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling

menunjang kepentingan pihak lain. Pihak-pihak yang terkait dalam

kegiatan Bursa Efek Indonesia adalah :

a. Perusahaan yang go public (Emiten)

Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan

penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna

membelanjai operasi rencana investasi.

b. Perusahaan Efek

Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha

untuk beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara

perdagangan efek, manajer investasi, atau penasehat investasi.

c. Lembaga kliring dan penyelesaian penyimpanan

Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian

transaksi yang terjadi di Bursa Efek, penyimpanan efek serta penitipan

harta untuk pihak lain.

d. Perusahaan Reksadana

Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi, investasi

kembali (reinvestasi).

Page 92: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

74

e. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga penunjang meliputi tempat penitipan harta, wali amanat atau

penanggung yang menyediakan jasa. Tempat penitipan harta adalah

pihak yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan

untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa

mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut.

f. Profesi Penunjang.

Terdiri dari Akuntan publik, notaris, perusahaan penilai (appraisal)

dan konsultan hukum. Akuntan publik adalah pihak yang memiliki

keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksaan (auditing). Fungsi

akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran laporan keuangan

emiten dan calon emiten. Notaris adalah pejabat yang berwenang

membuat akte otentik sebagaimana dimaksudkan dalam Staad Glad

1860 No.3 tentang pengaturan jabatan notaris. Peranan notaris adalah

membuat perjanjian, menyusun anggaran dasar dan perubahannya,

perubahan milik modal dan lain-lain.

Penilaian appraisal adalah pihak yang menerbitkan dan

menandatangani laporan penilai. Laporan penilai mencakup

pendapatan atas aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut

keahlian penilai. Konsultan hukum adalah ahli hukum yang

memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai emisi

atau emiten. Fungsi utama konsultan hukum adalah melindungi

Page 93: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

75

pemodal atau calon pemodal dari segi hukum. Tugasnya antara lain

meneliti akte pendirian, izin usaha dan lain-lain.

g. Pemodal (investor)

Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan

modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan.

h. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Badan Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga

pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Memonitor dan mengatur pasar modal sebagai tempat sekuritas-

sekuritas dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar,

dan efesien dengan maksud untuk melindungi kepentingan para

pemodal dan masyarakat.

2) Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, kliring, dan

lemabaga-lembaga penyimpanan reksadana, perusahaan sekuritas

dan para pialang, berbagai lembaga pendukung pasar modal dan para

professional.

3) Untuk memberikan rekomendasi tentang pasar modal kepada

menteri keuangan.

Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar Modal

(BAPEPAM) lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan karena

kegiatan pendanaan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan

yang diselenggarakan oleh Bursa Efek sendiri, selain itu peraturan

Page 94: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

76

mulai dilakukan oleh Badan Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM)

secara konsisten.

3. Perusahaan Property dan Real Estate

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan property dan

real estate yang laporan keuangannya dipublikasikan di BEI. Laporan

keuangan yang digunakan sebagai objek penelitian berasal dari neraca dan

laporan laba (rugi).

Perusahaan-perusahaan property dan real estate manufaktur yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 37 perusahaan, antara lain:

Tabel 4.1. Perusahaan Property dan Real Estate

NO Nama Perusahaan

1 Bakrieland Development Tbk.

2 Bhuwanatala Indah Permata Tbk.

3 Bintang Mitra Semestaraya Tbk.

4 Bukit Darmo Property Tbk.

5 Bumi Serpong Damai Tbk.

6 Ciputra Property Tbk.

7 Ciputra Surya Tbk.

8 Citra Kebun Raya Agri Tbk.

9 Dayaindo Resources Internasional Tbk.

10 Duta Anggada Realty Tbk.

11 Duta Pertiwi Tbk.

12 Gowa Makassar Tourism Tbk.

13 Indonesia Prima Property Tbk.

14 Jakarta Internasional Hotel & Development Tbk.

15 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.

Page 95: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

77

B. Analisis Deskriptif Statistik

Penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 37 perusahaan.

Data deskriptif dari penelitian ini adalah seluruh data baik itu variabel terikat

maupun variabel bebas dengan periode pengamatan 2005-2009. Berikut akan

disajikan descriptive statistics data variabel independen dan variabel

dependen yang dipakai dalam penelitian:

16 Jaya Real Property Tbk.

17 Kawasan Industri Jababeka Tbk.

18 Laguna Cipta Griya Tbk.

19 Lamicitra Nusantara Tbk.

20 Lippo Cikarang Tbk.

21 Lippo Karawaci Tbk.

22 Mas Murni Indonesia Tbk.

23 Metro Supermarket Realty

24 Modernland Realty Tbk.

25 New Century Development Tbk.

26 Pakuwon Jati Tbk.

27 Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

28 Perdana Gapuraprima Tbk.

29 Pudjiadi & Sons Tbk

30 Pudjiadi Prestige Limited Tbk.

31 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.

32 Royal Oak Development Asia Tbk.

33 Sentul City Tbk.

34 Summarecon Agung Tbk.

35 Surya Semesta Internusa Tbk.

36 Surya Inti Permata Tbk

37 Suryamas Duta Makmur Tbk.

Page 96: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

78

1. Varibel Pengelolaan Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Pada Tabel 4.2. menunjukkan besarnya working capital turnover

(WCT) setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode penelitian. Besarnya working capital turnover (WCT) tertinggi

tahun 2005 pada penelitian dimiliki oleh Surya Inti Permata Tbk yakni

sebesar 457,661. Tahun 2006 oleh Mas Murni Indonesia Tbk yakni

sebesar 7,194. Tahun 2007 oleh Metro Supermarket Realty Tbk yakni

sebesar 5,159. Tahun 2008 oleh Metro Supermarket Realty Tbk yakni

sebesar 65,028. Tahun 2009 oleh Jakarta Setiabudi Internasional Tbk

yakni sebesar 96,938. Besarnya working capital turnover (WCT) terendah

selama tahun 2005 pada penelitian dimiliki oleh Surya Semesta Internusa

Tbk yakni sebesar -17,761. Tahun 2006 oleh Surya Semesta Internusa Tbk

yakni sebesar -25,618. Tahun 2007 oleh Pakuwon Jati Tbk yakni sebesar -

101,087. Tahun 2008 oleh Surya Semesta Internusa Tbk yakni sebesar -

42,839. Tahun 2009 oleh Pakuwon Jati Tbk yakni sebesar -37,634.

Working capital turnover (WCT) pada tahun 2005 memiliki nilai

mean sebesar 12,3343 dan nilai standar deviasi sebesar 75,668 . Nilai

mean pada tahun 2006 sebesar -1,406 dan nilai standar deviasi sebesar

5,528. Nilai mean pada tahun 2007 sebesar -3,031 dan nilai standar deviasi

sebesar 16,838. Nilai mean pada tahun 2008 sebesar 1,040 dan nilai

standar deviasi sebesar 13,636. Nilai mean pada tahun 2009 sebesar 4,474

dan nilai standar deviasi sebesar 19,707.

Page 97: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

79

Tabel 4.2. Working Capital Turnover

Tiap Perusahaan Selama Periode Penelitian

NO 

Nama Perusahaan Working Capital Turnover (WCT) 

2005 2006 2007  2008  20091  Bakrieland Development Tbk. 0,369 3,149 0,036  0,036  0,5902  Bhuwanatala Indah Permata Tbk. ‐0,419 ‐1,585 ‐0,577  ‐0,424  ‐0,4313  Bintang Mitra Semestaraya Tbk. 3,160 ‐1,667 1,631  0,285  45,8624  Bukit Darmo Property Tbk.  ‐1,509 0,095 ‐0,025  1,329  0,1765  Bumi Serpong Damai Tbk.  ‐10,030 ‐2,633 ‐4,570  1,845  1,2926  Ciputra Property Tbk.  ‐13,321 ‐14,195 0,192  0,212  0,2367  Ciputra Surya Tbk.  0,856 0,763 0,903  1,192  0,7068  Citra Kebun Raya Agri Tbk.  0,081 0,189 0,328  0,059  0,0179  Dayaindo Resources Internasional Tbk. 0,972 ‐2,677 ‐2,142  3,031  ‐8,28410  Duta Anggada Realty Tbk.  ‐0,903 ‐0,840 ‐0,334  ‐0,253  ‐0,18911  Duta Pertiwi Tbk.  ‐1,020 ‐2,031 ‐2,601  5,333  ‐2,36912  Gowa Makassar Tourism Tbk.  ‐0,896  ‐1,088  ‐1,250  ‐1,300  ‐1,870 13  Indonesia Prima Property Tbk. ‐0,609 ‐0,504 ‐0,627  ‐0,511  ‐0,69614  akarta Internasional Hotel & Development Tbk. 0,828 2,229 ‐0,783  ‐1,345  96,93815  Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. ‐5,136 ‐9,368 ‐2,559  ‐15,615  ‐9,13116  Jaya Real Property Tbk.  2,050 2,998 4,722  7,297  5,46217  Kawasan Industri Jababeka Tbk. 0,991 0,833 ‐1,015  ‐0,684  ‐0,47818  Laguna Cipta Griya Tbk.  0,404 0,798 0,271  0,096  0,09219  Lamicitra Nusantara Tbk.  0,467 0,335 0,759  0,949  1,01720  Lippo Cikarang Tbk.  2,994 0,235 0,322  0,557  0,68721  Lippo Karawaci Tbk.  2,966 1,232 0,923  0,943  1,06622  Mas Murni Indonesia Tbk.  4,305 7,194 3,630  5,598  6,45923  Metro Supermarket Realty Tbk. ‐1,906 ‐3,975 5,159  65,028  24,80424  Modernland Realty Tbk.  ‐2,014 ‐0,238 ‐1,028  ‐1,353  ‐1,23625  New Century Development Tbk. 0,284 0,241 0,185  0,011  0,00926  Pakuwon Jati Tbk.  35,681 ‐1,634 ‐101,087  ‐11,917  ‐37,63427  Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 4,910 3,504 2,246  2,077  2,71528  Perdana Gapuraprima Tbk.  0,664 0,732 0,639  0,492  0,53829  Pudjiadi & Sons Tbk  8,309 3,558 ‐4,757  6,374  4,06230  Pudjiadi Prestige Limited Tbk. ‐0,722 ‐5,656 2,543  1,667  1,83931  Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.  0,197 0,292 0,440  0,404  0,15532  Royal Oak Development Asia Tbk. 0,082 0,128 0,073  0,067  0,15533  Sentul City Tbk.  0,167 0,070 0,304  0,053  0,10934  Summarecon Agung Tbk.  ‐15,711 ‐6,841 ‐1,093  9,915  2,98735  Surya Semesta Internusa Tbk. ‐17,761 ‐25,618 ‐13,409  ‐42,839  30,21536  Surya Inti Permata Tbk  457,661 0,075 0,574  0,267  0,00537  Suryamas Duta Makmur Tbk. ‐0,071 ‐0,119 ‐0,162  ‐0,386  ‐0,356Nilai Minimum ‐17,761 ‐25,618 ‐101,087  ‐42,839  ‐37,634Nilai Maximum 457,661 7,194 5,159  65,028  96,938Nilai Mean  12,334 ‐1,406 ‐3,031  1,040  4,474Nilai Std. Deviasi  75,668 5,528 16,838  13,636  19,707

Sumber : Data diolah

Page 98: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

80

2. Varibel Likuiditas (Current Ratio)

Pada Tabel 4.3. menunjukkan besarnya current ratio (CR) setiap

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian.

Besarnya current ratio (CR) tertinggi selama tahun 2005 pada penelitian

dimiliki oleh Citra Kebun Raya Agri Tbk yakni sebesar 80,16. Tahun 2006

oleh Citra Kebun Raya Agri Tbk yakni sebesar 22,89. Tahun 2007 oleh

Bintang Mitra Semestaraya Tbk yakni sebesar 113,60. Tahun 2008 oleh

Citra Kebun Raya Agri Tbk yakni sebesar 77,83. Tahun 2009 oleh Ristia

Bintang Mahkotasejati Tbk dan Royal Oak Development Asia Tbk yakni

sebesar 21,08. Besarnya current ratio (CR) terendah selama tahun 2005

pada penelitian dimiliki oleh Surya Inti Permata Tbk yakni sebesar 0,01.

Tahun 2006 oleh Suryamas Duta Makmur, Tbk yakni sebesar 0,07. Tahun

2007 dan tahun 2008 oleh Indonesia Prima Property Tbk yakni sebesar

0,11. Tahun 2009 oleh Indonesia Prima Property Tbk yakni sebesar 0,17 .

Current ratio (CR) pada tahun 2005 memiliki nilai mean sebesar

3,94 dan nilai standar deviasi sebesar 13,301. Nilai mean pada tahun 2006

sebesar 2,99 dan nilai standar deviasi sebesar 5,424. Nilai mean pada tahun

2007 sebesar 5,48 dan nilai standar deviasi sebesar 18,526. Nilai mean

pada tahun 2008 sebesar 4,32 dan nilai standar deviasi sebesar 12,653.

Nilai mean pada tahun 2009 sebesar 3,38 dan nilai standar deviasi sebesar

5,407.

Page 99: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

81

Tabel 4.3.

Current Ratio Tiap Perusahaan Selama Periode Penelitian

Sumber : Data diolah

NO  Nama Perusahaan Current Ratio (CR) 

2005 2006 2007  2008  20091  Bakrieland Development Tbk. 2,10 1,15 3,14  2,49  1,662  Bhuwanatala Indah Permai Tbk. 0,14 0,79 0,44  0,16  0,233  Bintang Mitra Semestaraya Tbk. 1,30 0,89 113,60  4,14  1,094  Bukit Darmo Property Tbk.  0,31 13,91 2,82  1,97  4,295  Bumi Serpong Damai Tbk.  0,95 0,83 0,85  1,37  1,546  Ciputra Property Tbk.  0,81 0,83 11,82  9,66  11,947  Ciputra Surya Tbk.  1,70 2,24 2,53  1,79  1,848  Citra Kebun Raya Agri Tbk.  80,16 22,89 4,70  77,83  16,509  Dayaindo Resources Internasional Tbk 1,74 0,46 0,54  1,85  0,8310  Duta Anggada Realty Tbk.  0,53 0,41 0,23  0,25  0,2911  Duta Pertiwi Tbk.  0,64 0,76 0,78  1,12  0,7712  Gowa Makassar Tourism Tbk. 0,70 0,71 0,75  0,76  0,8313  Indonesia Prima Property Tbk. 0,21 0,11 0,11  0,11  0,1714  Jakarta Inernasional Hotel & Development Tbk. 1,29 1,04 0,75  0,74  1,0115  Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. 0,78 0,85 0,61  0,90  0,8516  Jaya Real Property Tbk.  1,46 1,26 1,18  1,11  1,1217  Kawasan Industri Jababeka Tbk. 2,63 2,96 0,70  0,50  0,4318  Laguna Cipta Griya Tbk.  1,85 1,40 4,56  9,60  7,2719  Lamicitra Nusantara Tbk.  1,87 1,50 1,30  1,29  1,3620  Lippo Cikarang Tbk.  1,07 3,54 2,58  2,13  1,8021  Lippo Karawaci Tbk.  1,22 1,35 1,44  1,45  1,3922  Mas Murni Indonesia Tbk.  2,92 2,01 2,63  1,86  1,4723  Metro Supermarket Realty Tbk.  0,26  0,47  1,56  1,03  1,13 24  Modernland Realty Tbk.  0,69 0,62 0,71  0,78  0,6625  New Century Development Tbk. 1,15 1,16 1,37  1,35  1,3526  Pakuwon Jati Tbk.  1,04 0,51 0,98  0,91  0,9527  Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 1,63 2,38 2,65  3,17  1,9728  Perdana Gapuraprima Tbk.  1,46 1,41 2,07  1,93  1,9929  Pudjiadi & Sons Tbk  1,36 1,69 0,74  1,42  1,4930  Pudjiadi Prestige Limited Tbk. 0,35 0,86 1,56  1,94  1,6131  Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. 7,25 10,47 4,93  8,10  21,0832  Royal Oak Development Asia Tbk. 20,11 22,04 14,81  5,34  21,0833  Sentul City Tbk.  2,22 3,88 6,57  5,56  4,0734  Summarecon Agung Tbk.  0,94 0,86 0,76  1,12  1,3135  Surya Semesta Internusa Tbk. 0,87 0,90 0,83  0,95  1,0836  Surya Inti Permata Tbk  0,01 1,52 5,02  2,80  6,3537  Suryamas Duta Makmur Tbk. 0,07 0,07 0,18  0,36  0,35Nilai Minimum 0,01 0,07 0,11  0,11  0,17Nilai Maximum 80,16 22,89 113,60  77,83  21,08Nilai Mean  3,94 2,99 5,48  4,32  3,38Nilai Std. Deviasi  13,301 5,424 18,526  12,653  5,407

Page 100: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

82

3. Varibel Solvabilitas (Debt to Equity Ratio)

Pada Tabel 4.4. menunjukkan besarnya debt to equity ratio (DER)

setiap perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode penelitian. Besarnya

debt to equity ratio (DER) tertinggi selama tahun 2005 pada penelitian

dimiliki oleh Perdana Gapura Prima Tbk yakni sebesar 36,51. Tahun 2006

oleh Bukit Darmo Property Tbk yakni sebesar 28,80. Tahun 2007 oleh

Suryamas Duta Makmur Tbk yakni sebesar 6,32. Tahun 2008 oleh Duta

Anggada Realty Tbk yakni sebesar 3,35. Tahun 2009 oleh Duta Anggada

Realty Tbk yakni sebesar 3,83. Besarnya debt to equity ratio (DER)

terendah selama tahun 2005 pada penelitian dimiliki oleh Citra Kebun

Raya Agri Tbk yakni sebesar 0,02. Tahun 2006 oleh Mas Murni Indonesia

yakni sebesar 0,02. Tahun 2007 oleh Bintang Mitra Semestaraya Tbk

yakni sebesar 0,01. Tahun 2008 Royal Oak Development Asia oleh Tbk

yakni sebesar 0,02. Tahun 2009 oleh Ristia Bintang Mahkotasejati yakni

sebesar 0,05.

Debt to equity ratio (DER) pada tahun 2005 memiliki nilai mean

sebesar 3,40 dan nilai standar deviasi sebesar 7,902. Nilai mean pada tahun

2006 sebesar 2,06 dan nilai standar deviasi sebesar 4,731. Nilai mean pada

tahun 2007 sebesar 1,24 dan nilai standar deviasi sebesar 1,266. Nilai

mean pada tahun 2008 sebesar 1,09 dan nilai standar deviasi sebesar 0,946.

Dan nilai mean pada tahun 2009 sebesar 1,01 dan nilai standar deviasi

sebesar 0,810.

Page 101: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

83

Tabel 4.4.

Debt to Equity Ratio Tiap Perusahaan Selama Periode Penelitian

NO  Nama Perusahaan Debt to Equity Ratio (DER) 

2005 2006 2007  2008  20091  Bakrieland Development Tbk. 1,01 0,79 0,36  0,70  1,252  Bhuwanatala Indah Permai Tbk. 0,58 0,72 0,67  0,81  0,963  Bintang Mitra Semestaraya Tbk. 0,11 0,12 0,01  0,04  0,604  Bukit Darmo Property Tbk.  28,94 28,80 0,15  0,45  0,365  Bumi Serpong Damai Tbk.  1,83 2,18 1,84  1,11  0,966  Ciputra Property Tbk.  0,17 0,65 0,12  0,08  0,077  Ciputra Surya Tbk.  0,97 0,64 0,41  0,44  0,468  Citra Kebun Raya Agri Tbk.  0,02 0,03 0,23  0,04  0,059  Dayaindo Resources Internasional Tbk 0,48 0,44 1,82  0,46  0,9610  Duta Anggada Realty Tbk.  4,05 2,77 4,04  3,35  3,8311  Duta Pertiwi Tbk.  1,65 1,48 1,37  0,81  0,6212  Gowa Makassar Tourism Tbk. 2,54 2,33 2,21  2,09  1,9213  Indonesia Prima Property Tbk. 2,38 1,96 1,80  2,51  1,4714  Jakarta Inernasional Hotel & Development Tbk. 1,03 1,87 2,53  3,16  1,7515  Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. 1,20 1,31 1,37  1,46  1,1516  Jaya Real Property Tbk.  0,41 0,55 0,63  0,75  0,8717  Kawasan Industri Jababeka Tbk. 0,24 0,18 0,52  0,86  0,9818  Laguna Cipta Griya Tbk.  0,51 0,70 0,13  0,12  0,1519  Lamicitra Nusantara Tbk.  1,31 2,01 2,81  2,62  2,2020  Lippo Cikarang Tbk.  1,50 1,60 1,80  1,96  2,1121  Lippo Karawaci Tbk.  1,21 1,76 1,43  1,54  1,4022  Mas Murni Indonesia Tbk.  0,05 0,02 0,05  0,05  0,0623  Metro Supermarket Realty Tbk. 0,47 0,32 0,29  0,26  0,2824  Modernland Realty Tbk.  1,06 1,36 1,36  0,77  0,6725  New Century Development Tbk. 2,46 2,31 1,67  1,75  1,7426  Pakuwon Jati Tbk.  20,00 1,93 1,99  2,46  1,9427  Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 0,40 0,32 0,57  0,51  0,5828  Perdana Gapuraprima Tbk.  36,51 7,07 1,45  1,64  1,3329  Pudjiadi & Sons Tbk  1,95 1,81 1,72  1,81  1,2830  Pudjiadi Prestige Limited Tbk. 0,67 0,31 0,25  0,17  0,2531  Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. 0,12 0,08 0,20  0,10  0,0532  Royal Oak Development Asia Tbk. 0,05 0,03 0,05  0,02  0,0833  Sentul City Tbk.  0,44 0,21 0,12  0,16  0,2234  Summarecon Agung Tbk.  1,23 1,25 1,01  1,31  1,5935  Surya Semesta Internusa Tbk. 1,42 1,24 1,51  2,02  1,8736  Surya Inti Permata Tbk  0,15 0,10 1,14  1,27  0,9637  Suryamas Duta Makmur Tbk. 6,60 4,84 6,32  0,50  0,52Nilai Minimum 0,02 0,02 0,01  0,02  0,05Nilai Maximum 36,51 28,80 6,32  3,35  3,83Nilai Mean  3,40 2,06 1,24  1,09  1,01Nilai Std. Deviasi  7,902 4,731 1,266  0,946  0,810

Sumber : Data diolah

Page 102: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

84

4. Varibel Aktivitas (Total Asset Turnover)

Pada Tabel 4.6. menunjukkan besarnya total asset turnover (TAT)

setiap perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode penelitian. Besarnya

total asset turnover (TAT) tertinggi selama tahun 2005 pada penelitian

dimiliki oleh Lamicitra Nusantara Tbk yakni sebesar 1,15, tahun 2006 oleh

Surya Semesta Internusa Tbk yakni sebesar 0,81. Tahun 2007 oleh Surya

Semesta Internusa Tbk yakni sebesar 0,79. Tahun 2008 oleh Surya

Semesta Internusa Tbk yakni sebesar 0,78. Tahun 2009 oleh Bintang Mitra

Semestaraya Tbk yakni sebesar 1,55. Besarnya total asset turnover (TAT)

terendah selama tahun 2005 pada penelitian dimiliki oleh Perdana

Gapuraprima Tbk yakni sebesar 0,002. Tahun 2006 oleh Bintang Mitra

Semestaraya Tbk yakni sebesar 0,001. Tahun 2007 oleh Bukit Darmo

Property Tbk yakni sebesar 0,030. Tahun 2008 dan tahun 2009 oleh New

Century Development Tbk yakni sebesar 0,002.

Total asset turnover (TAT) pada tahun 2005 memiliki nilai mean

sebesar 0,23 dan nilai standar deviasi sebesar 0,233. Nilai mean pada tahun

2006 sebesar 0,20 dan nilai standar deviasi sebesar 0,176. Nilai mean pada

tahun 2007 sebesar 0,24 dan nilai standar deviasi sebesar 0,176. Nilai

mean pada tahun 2008 sebesar 0,22 dan nilai standar deviasi sebesar 0,190.

Dan nilai mean pada tahun 2009 sebesar 0,24 dan nilai standar deviasi

sebesar 0,275.

Page 103: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

85

Tabel 4.5. Total Asset Turnover

Tiap Perusahaan Selama Periode Penelitian

NO 

Nama Perusahaan Total Asset Turnover (TAT) 

2005 2006 2007  2008  20091  Bakrieland Development Tbk. 0,13 0,16 0,14  0,13  0,092  Bhuwanatala Indah Permai Tbk. 0,06 0,07 0,08  0,14  0,163  Bintang Mitra Semestaraya Tbk. 0,01 0,001 0,61  0,04  1,554  Bukit Darmo Property Tbk. 0,01 0,01 0,03  0,21  0,035  Bumi Serpong Damai Tbk.  0,31 0,29 0,40  0,32  0,286  Ciputra Property Tbk.  0,21 0,19 0,08  0,09  0,097  Ciputra Surya Tbk.  0,13 0,17 0,16  0,14  0,178  Citra Kebun Raya Agri Tbk. 0,07 0,15 0,21  0,03  0,029  Dayaindo Resources Internasional Tbk 0,22 0,10 0,48  0,72  0,6110  Duta Anggada Realty Tbk.  0,25 0,30 0,19  0,13  0,1011  Duta Pertiwi Tbk.  0,19 0,24 0,28  0,24  0,2312  Gowa Makassar Tourism Tbk. 0,19 0,22 0,22  0,21  0,2113  Indonesia Prima Property Tbk. 0,21 0,23 0,29  0,25  0,2714  Jakarta Inernasional Hotel & Development Tbk. 0,10 0,04 0,10  0,18  0,4115  Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. 0,21 0,25 0,30  0,34  0,3716  Jaya Real Property Tbk.  0,24 0,24 0,28  0,29  0,2617  Kawasan Industri Jababeka Tbk. 0,29 0,23 0,15  0,16  0,1218  Laguna Cipta Griya Tbk.  0,12 0,13 0,15  0,06  0,0719  Lamicitra Nusantara Tbk.  1,15 0,09 0,15  0,18  0,2220  Lippo Cikarang Tbk.  0,13 0,10 0,12  0,20  0,2021  Lippo Karawaci Tbk.  0,32 0,22 0,20  0,22  0,2122  Mas Murni Indonesia Tbk.  0,06 0,07 0,07  0,08  0,0923  Metro Supermarket Realty Tbk. 0,35 0,37 0,34  0,24  0,2424  Modernland Realty Tbk.  0,31 0,05 0,16  0,13  0,1725  New Century Development Tbk. 0,03 0,03 0,04  0,00  0,00226  Pakuwon Jati Tbk.  0,21 0,14 0,14  0,13  0,2027  Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 0,68 0,70 0,60  0,64  0,5928  Perdana Gapuraprima Tbk. 0,002 0,19 0,32  0,22  0,2329  Pudjiadi & Sons Tbk  0,53 0,45 0,58  0,62  0,4130  Pudjiadi Prestige Limited Tbk. 0,18 0,17 0,26  0,20  0,2131  Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. 0,11 0,16 0,22  0,23  0,1032  Royal Oak Development Asia Tbk. 0,06 0,12 0,11  0,03  0,0233  Sentul City Tbk.  0,06 0,03 0,18  0,03  0,0634  Summarecon Agung Tbk.  0,43 0,44 0,34  0,35  0,2735  Surya Semesta Internusa Tbk. 0,77 0,81 0,79  0,78  0,6636  Surya Inti Permata Tbk  0,25 0,35 0,16  0,06  0,00237  Suryamas Duta Makmur Tbk. 0,04 0,07 0,08  0,06  0,06Nilai Minimum 0,002 0,001 0,030  0,002  0,002Nilai Maximum 1,15 0,81 0,79  0,78  1,55Nilai Mean  0,23 0,20 0,24  0,22  0,24Nilai Std. Deviasi  0,233 0,175 0,176  0,190  0,275

Sumber : Data diolah

Page 104: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

86

5. Variabel Rentabilitas (Return On Equity)

Pada Tabel 4.6. menunjukkan besarnya return on equity (ROE)

setiap perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode penelitian. Besarnya

return on equity (ROE) tertinggi selama tahun 2005 pada penelitian

dimiliki oleh Pakuwon Jati Tbk yakni sebesar 7,97. Tahun 2006 oleh Duta

Anggada Realty Tbk yakni sebesar 0,307. Tahun 2007 oleh Duta Anggada

Realty Tbk yakni sebesar 0,201. Tahun 2008 oleh Pudjiadi & Sons Tbk

yakni sebesar 0,246. Tahun 2009 oleh Pudjiadi & Sons Tbk yakni sebesar

0,279. Besarnya return on equity (ROE) terendah selama tahun 2005 pada

penelitian dimiliki oleh New Century Development Tbk yakni sebesar -

2,018. Tahun 2006 oleh Bhuwanatala Indah Permai Tbk yakni sebesar -

0,244. Tahun 2007 oleh Suryamas Duta Makmur Tbk yakni sebesar -

0,583. Tahun 2008 oleh Pudjiadi & Sons Tbk yakni sebesar 0,364. Tahun

2009 oleh Pudjiadi & Sons Tbk yakni sebesar -0,220.

Return on equity (ROE) pada tahun 2005 memiliki nilai mean

sebesar 0,206 dan nilai standar deviasi sebesar 1,363. Nilai mean pada

tahun 2006 sebesar 0,053 dan nilai standar deviasi sebesar 0,093. Nilai

mean pada tahun 2007 sebesar 0,028 dan nilai standar deviasi sebesar

0,125. Nilai mean pada tahun 2008 sebesar 0,018 dan nilai standar deviasi

sebesar 0,098. Dan nilai mean pada tahun 2009 sebesar 0,053 dan nilai

standar deviasi sebesar 0,089.

Page 105: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

87

Tabel 4.6. Return on Equity

Tiap Perusahaan Selama Periode Penelitian

NO  Nama Perusahaan Return on Equity (ROE) 

2005 2006 2007  2008  2009

1  Bakrieland Development Tbk.  0,074  0,051  0,033  0,060  0,029 2  Bhuwanatala Indah Permai Tbk. ‐0,073 ‐0,244 ‐0,032  ‐0,364  ‐0,2203  Bintang Mitra Semestaraya Tbk. ‐0,010 ‐0,017 0,014  ‐0,052  ‐0,0404  Bukit Darmo Property Tbk.  0,006 0,005 0,005  0,001  ‐0,0115  Bumi Serpong Damai Tbk.  0,040 0,071 0,084  0,108  0,1326  Ciputra Property Tbk.  ‐0,0004 0,000 0,026  0,058  0,0227  Ciputra Surya Tbk.  0,127 0,156 0,136  0,103  0,0398  Citra Kebun Raya Agri Tbk.  0,001 0,005 0,010  0,012  ‐0,0019  Dayaindo Resources Internasional Tbk 0,004 ‐0,006 0,050  0,012  0,02510  Duta Anggada Realty Tbk.  0,712 0,307 0,201  0,158  0,04511  Duta Pertiwi Tbk.  0,039 0,044 0,034  0,018  0,08612  Gowa Makassar Tourism Tbk. 0,088 0,092 0,091  0,086  0,12913  Indonesia Prima Property Tbk. ‐0,102 0,091 0,057    ‐0,182  0,27814  Jakarta Inernasional Hotel & Development Tbk. ‐0,100 ‐0,043 ‐0,180  ‐0,037  0,21115  Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. ‐0,115 ‐0,035 0,026    ‐0,057  0,07516  Jaya Real Property Tbk.  0,068 0,080 0,097  0,120  0,14217  Kawasan Industri Jababeka Tbk. 0,084 0,023 0,019  ‐0,039  0,01018  Laguna Cipta Griya Tbk.  0,020 0,015 0,015  ‐0,004  ‐0,00719  Lamicitra Nusantara Tbk.  0,010 0,006 0,018  0,053  0,06820  Lippo Cikarang Tbk.  0,008 0,007 0,024  0,030  0,05221  Lippo Karawaci Tbk.  0,133 0,110 0,084  0,082  0,07922  Mas Murni Indonesia Tbk.  0,008 0,020 ‐0,088  0,006  0,00523  Metro Supermarket Realty Tbk. 0,071 0,060 0,042  ‐0,015  0,01324  Modernland Realty Tbk.  0,035 ‐0,004 0,041  0,002  0,00225  New Century Development Tbk. ‐2,018 0,038 ‐0,011  ‐0,023  0,00526  Pakuwon Jati Tbk.  7,970 0,235 0,083  ‐0,009 0,12727  Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 0,193 0,175 0,173  0,150  0,14228  Perdana Gapuraprima Tbk.  0,310 0,067 0,067  0,022  0,05629  Pudjiadi & Sons Tbk  0,043 0,133 0,171  0,246  0,27930  Pudjiadi Prestige Limited Tbk. 0,017 0,002 0,034  0,019  0,03131  Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. ‐0,015 0,001 0,006  0,009  0,00132  Royal Oak Development Asia Tbk. ‐0,021 0,003 ‐0,004    ‐0,008  0,000333  Sentul City Tbk.  ‐0,022 0,007 0,038  ‐0,007  0,00134  Summarecon Agung Tbk.  0,018 0,172 0,106  0,060  0,09735  Surya Semesta Internusa Tbk. 0,126 0,036 0,019  ‐0,016  0,02336  Surya Inti Permata Tbk  0,146 0,150 0,149  0,070  0,05237  Suryamas Duta Makmur Tbk. ‐0,242 0,133 ‐0,583  ‐0,017  0,002Nilai Minimum ‐2,018 ‐0,244  ‐0,583  ‐0,364  ‐0,220Nilai Maximum 7,970 0,307 0,201  0,246  0,279Nilai Mean  0,206 0,053 0,028  0,018  0,053Nilai Std. Deviasi  1,363 0,093 0,125  0,098  0,089

Sumber : Data diolah

Page 106: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

88

C. Hasil dan Pembahasan

Sebelum melakukan pengujian dengan analisis regresi berganda terlebih

dahulu dilakukan uji asumsi dasar klasik yaitu uji Normalitas data,

Autokorelasi, Multikolinieritas, dan Heteroskedastisitas untuk menghindari

penyimpangan dalam model regresi.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan agar model regresi yang diperoleh

memenuhi kriteria BLUE (best linier unbiased estimator). Adapun uji

asumsi klasik meliputi normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas,

dan autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen

melalui uji t hanya akan valid jika residual yang kita dapatkan

mempunyai distribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas data

menggunakan metode Jarque-Bera(J-B). Jika residual didistribusikan

secara normal maka diharapkan nilai statistik J-B akan sama dengan

nol. Jika nilai probabilitas dari statistik J-B besar atau dengan kata lain

jika nilai statistik dari J-B ini tidak signifikan maka kita menerima

hipotesis bahwa residual mempunyai distribusi normal karena nilai

statistik J-B mendekati nol. Sebaliknya jika nilai probabilitas dari

statistic JB kecil atau signifikan maka kita menolak hipotesis bahwa

residual mempunyai distribusi normal karena nilai statistic J-B tidak

sama dengan nol (Agus Widarjono, 2007:54).

Page 107: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

89

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data

Jarque Bera Probabilitas

1.372151 0.503548

Sumber: Data diolah, Output Eviews

Berdasarkan uji statistik J-B, nilai statistiknya sebesar 1.372151

dengan probabilitas sebesar 50.35%. Oleh karena itu, berarti hipotesis

nol diterima karena residual didistribusikan secara normal.

b. Uji Multikolineritas

Multikolinearitas adalah adanya hubungan antara variabel

independen dalam satu regresi. Model regresi yang baik adalah model

yang tidak mempunyai masalah multikolinearitas. Penelitian ini

membahas masalah multikolinearitas dengan melakukan uji korelasi

parsial antar variabel independent dengan bantuan Eviews 5.

Masalah multikolinearitas dengan uji korelasi parsial antar

variabel independen dapat dilihat dengan nilai korelasi antar variabel.

Jika koefisen korelasi lebih dari 0.8 dapat disimpulkan terdapat

multikolinearitas pada model. Sebaliknya jika nilai koefisien korelasi

lebih kecil dari 0.8 maka diduga model tidak mengandung masalah

multikolinearitas (Agus Widarjono, 114:2007).

Tabel 4.8. Hasil Matrix Correlation   LOG(WCT) LOG(CR) LOG(DER)  LOG(TAT)LOG(WCT)  1.000000 0.604689 0.175039  0.617812

LOG(CR)  0.604689 1.000000 ‐0.535327  ‐0.230509

LOG(DER)  0.175039 0.535327 1.000000  0.016408

LOG(TAT)  0.617812 0.230509 0.016408  1.000000 Sumber: Data diolah, Output Eviews

Page 108: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

90

Tabel 4.8. Terlihat bahwa nilai korelasi antar variabel independen

tidak lebih dari 0.8. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah

multikolinearitas pada model regresi tersebut.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Pada penelitian ini uji heterokedastisitas dilakukan dengan

menggunakan uji White untuk mengidentifikasi masalah

heterokedastisitas. Hasil uji White dengan bantuan software Eviews 5.0

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9. Hasil Uji Heterokedastisitas

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 1.593153 Probability 0.138896Obs*R-squared 12.25688 Probability 0.140105

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 08/31/10 Time: 14:07 Sample (adjusted): 1 184 Included observations: 94 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.643297 0.850299 0.756553 0.4514LOG(WCT) 0.032531 0.218294 0.149026 0.8819

(LOG(WCT))^2 0.115039 0.054884 2.096036 0.0391

Page 109: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

91

Sumber: Data diolah, Output Eviews

Tabel 4.9. Menunjukkan bahwa model tidak mengandung

heterokedastisitas, karena nilai probabilitas chi squares sebesar 14.01%

lebih besar dari 0.05 atau 5%. Selain itu nilai chi square hitung sebesar

12.25688 sedangkan nilai kritis chi square pada α = 5% dengan df

sebesar 8 adalah 15.5073. Karena nilai chi squares hitung lebih kecil

dari nilai kritis chi square maka dapat disimpulkan tidak ada masalah

heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara anggota observasi

dengan observasi lain yang berlainan waktu. Jika terjadi korelasi antara

satu residual dengan residual yang lain maka model mengandung

masalah autokorelasi (Agus Widarjono, 155:2007).

Penelitian ini menggunakan Metode Breusch-godfrey atau yang

lebih dikenal dengan metode Langrange Multiplier (LM) untuk

mendeteksi adanya masalah autokorelasi jika probabilitas obs*R2 uji

LOG(CR) 0.709292 0.384949 1.842560 0.0689(LOG(CR))^2 -0.102695 0.081573 -1.258938 0.2115LOG(DER) 0.353448 0.196598 1.797815 0.0758

(LOG(DER))^2 0.087228 0.092643 0.941548 0.3491LOG(TAT) -0.058475 0.608163 -0.096150 0.9236

(LOG(TAT))^2 -0.018980 0.099315 -0.191114 0.8489

R-squared 0.130392 Mean dependent var 1.468220Adjusted R-squared 0.048547 S.D. dependent var 2.078059S.E. of regression 2.026989 Akaike info criterion 4.341826Sum squared resid 349.2383 Schwarz criterion 4.585333Log likelihood -195.0658 F-statistic 1.593153Durbin-Watson stat 1.754161 Prob(F-statistic) 0.138896

Page 110: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

92

LM < 0.05 maka terdapat gejala autokorelasi dalam model yang

digunakan. Hasil deteksi autokorelasi dengan menggunakan metode

LM dapat dilihat pada tabel 4.10. Berikut:

Tabel 4.10. Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.927507 Probability 0.151674Obs*R-squared 3.988456 Probability 0.136119

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 08/31/10 Time: 14:26 Presample and interior missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.011810 0.329297 0.035866 0.9715LOG(WCT) -0.015826 0.108866 -0.145369 0.8848LOG(CR) -0.015298 0.165720 -0.092309 0.9267

LOG(DER) 0.016186 0.101993 0.158697 0.8743LOG(TAT) -0.007418 0.141795 -0.052316 0.9584RESID(-1) 0.228191 0.133683 1.706957 0.0914RESID(-2) -0.014223 0.137764 -0.103239 0.9180

R-squared 0.042430 Mean dependent var 4.72E-17Adjusted R-squared -0.023609 S.D. dependent var 1.218198S.E. of regression 1.232495 Akaike info criterion 3.327507Sum squared resid 132.1567 Schwarz criterion 3.516901Log likelihood -149.3928 F-statistic 0.642502Durbin-Watson stat 2.046835 Prob(F-statistic) 0.695913

Sumber: Data diolah, Output Eviews

Tabel 4.10. Tersebut diatas menunjukkan probabilitas obs*R2 uji

LM sebesar 0.136119 lebih besar dari α sebesar 0.05. Selain itu dapat

pula dilihat dari nilai chi square kritis dengan df 4 pada α=5% sebesar

9.43773 sedangkan nilai chi square hitung sebesar 3.988456 lebih kecil

Page 111: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

93

dari nilai chi square kritis artinya model tidak mempunyai masalah

autokorelasi.

2. Pengujian Regresi Linier Berganda

Adapun hasil regresi linier berganda dengan pengaruh pengelolaan

modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas terhadap rentabilitas

pada perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.11. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: LOG(ROE) Method: Least Squares Date: 08/31/10 Time: 14:52 Sample (adjusted): 1 184 Included observations: 94 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.450502 0.332382 -7.372547 0.0000LOG(WCT) 0.147325 0.109238 1.348659 0.1809LOG(CR) -0.174905 0.166196 -1.052405 0.2955

LOG(DER) 0.434160 0.100622 4.314768 0.0000LOG(TAT) 0.291765 0.142685 2.044813 0.0438

R-squared 0.405558 Mean dependent var -3.429932Adjusted R-squared 0.378841 S.D. dependent var 1.580022S.E. of regression 1.245273 Akaike info criterion 3.328311Sum squared resid 138.0127 Schwarz criterion 3.463592Log likelihood -151.4306 F-statistic 15.18003Durbin-Watson stat 1.630602 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah, Output Eviews

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dirumuskan suatu persamaan regresi

untuk tingkat rentabilitas perusahaan property dan real estate di Bursa

Efek Indonesia sebagai berikut:

Page 112: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

94

Persamaan:

Y = -2.450502 + 0.147325 X1 – 0.174905 X2 + 0.434160 X3 +

0.291765 X4 + ε

Keterangan:

Y1 = Variabel dependen Rentabilitas

a = Konstanta

βi

= Koefisien regresi dari variabel independen ke i.

X1 = Variabel Independen Pengelolaan Modal Kerja

X2 = Variabel Independen Likuiditas

X3 = Variabel Independen Solvabilitas

X4 = Variabel Independen Aktivitas

ε = Estimasi Error

Koefisien-koefisien pada persamaan regresi linier berganda di atas

dapat diartikan sebagai berikut:

a. Tanda pada koefisien regresi mencerminkan hubungan antara variabel

independen (pengelolaan modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan

aktivitas) dengan variabel dependen (rentabilitas) pada perusahaan

property dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Tanda (+) berarti

terdapat hubungan yang positif atau searah antara variabel independen

dengan variabel dependen. Semakin meningkat nilai variabel

independen (pengelolaan modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan

aktivitas) maka semakin meningkat pula nilai variabel dependen

Page 113: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

95

(rentabilitas) pada perusahaan property dan real estate di Bursa Efek

Indonesia, begitu juga sebaliknya.

b. Nilai konstanta pada persamaan regresi sebesar -2.450502

menunjukkan bahwa jika variabel dependen lainnya bernilai nol, maka

tingkat rentabilitas mengalami penurunan sebesar 245.0502 %.

c. Koefisien regresi variabel solvabilitas (X3) sebesar 0.434160

menunjukkan bahwa jika variabel solvabilitas (X3) meningkat satu kali

perputaran maka tingkat rentabilitas mengalami peningkatan sebesar

43.4160 % dengan ketentuan variabel lain konstan.

d. Koefisien regresi variabel aktivitas (X4) sebesar 0.291765 menunjukkan

bahwa jika variabel aktivitas (X4) meningkat satu kali perputaran maka

tingkat rentabilitas mengalami peningkatan sebesar 29.1765 % dengan

ketentuan variabel lain konstan.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

telah ditetapkan diterima atau ditolak secara statistik. Pengujian hipotesis

penelitian dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik F dan Uji

Statistik t. Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel

independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel

dependen, sedangkan Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel

independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Page 114: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

96

a. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen

yang terdiri dari pengelolaan modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan

aktivitas terhadap variabel independen yaitu rentabilitas pada

perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia secara

simultan atau bersama-sama.

Berdasarkan hasil pengujian regresi simultan pada tabel 4.11

tersebut menunjukkan bahwa variabel independen (pengelolaan modal

kerja, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas) berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen (rentabilitas). Pernyataan ini didukung oleh

hasil pengujian hipotesis, bahwa nilai F hitung sebesar 15.18003

dengan probabilitas (sig-F) sebesar 0.000000. Sedangkan F tabel

sebesar 2.42. Dengan demikian F hitung lebih besar dibandingkan

dengan F tabel, ,maka Ha diterima. Dengan adanya hal itu, hasil

pengujian dengan Uji F dapat disimpulkan bahwa variabel independen

(pengelolaan modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas) secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (rentabilitas)

pada perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

(modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas) terhadap rentabilitas

pada perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia secara

parsial.

Page 115: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

97

Dengan interval keyakinan α = 5%, maka akan diperoleh t-tabel

senilai 1,684. Dengan melihat nilai estimasi pada tabel sebesar 1,684

serta melihat hasil regresi pada tabel diatas maka akan ditarik

kesimpulan :

1) Uji t terhadap variabel Pengelolaan Modal Kerja (WCT)

Hasil regresi tabel 4.11. Nilai t-hitung WCT lebih kecil

daripada yang dihasilkan t-tabel (1.348659 < 1.684). Nilai

probabilitas t-hitung WCT lebih besar dari α (0.1809 > 0,05).

Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak

signifikan. Variabel WCT tidak sesuai dengan hipotesis, sehingga

dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel modal kerja (WCT) secara

statistik tidak mempengaruhi rentabilitas pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2) Uji t terhadap variabel Likuiditas (CR)

Hasil regresi tabel 4.11. Nilai t-hitung CR lebih kecil daripada

yang dihasilkan t-tabel (-1.0524405 < 1.684). Nilai probabilitas t-

hitung CR lebih besar dari α (0.1809 > 0,05). Dengan demikian H0

diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak signifikan. Variabel CR

tidak sesuai dengan hipotesis, sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa variabel liquiditas (CR) secara statistik tidak mempengaruhi

rentabilitas pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

3) Uji t terhadap variabel Solvabilitas (DER)

Page 116: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

98

Hasil regresi tabel 4.11. Nilai t-hitung DER lebih besar

daripada yang dihasilkan t-tabel (4.314769 > 1.684). Nilai

probabilitas t-hitung DER lebih kecil dari α (0.0000 < 0,05). Dengan

demikian H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti berpengaruh

signifikan. Variabel DER sesuai dengan hipotesis, sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa variabel solvabilitas (DER) secara statistik

mempengaruhi rentabilitas pada perusahaan property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4) Uji t terhadap variabel Aktivitas (TAT)

Hasil regresi tabel 4.11. Nilai t-hitung TAT lebih besar

daripada yang dihasilkan t-tabel (2.044813 > 1.684). Nilai

probabilitas t-hitung CR lebih kecil dari α (0.0438 < 0,05). Dengan

demikian H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti berpengaruh

signifikan. Variabel TAT sesuai dengan hipotesis, sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa variabel aktivitas (TAT) secara statistik

mempengaruhi rentabilitas pada perusahaan property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan kemampuan model

untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen. Semakin mendekati 1, berarti semakin besar kemampuan

variabel independen untuk menjelaskan (pengaruhnya) kepada varibel

dependen (Wing Wahyu W, 2007:4.21).

Page 117: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

99

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.11, menunjukkan bahwa

koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0.405558, hal ini berarti

kemampuan variabel independen (pengelolaan modal kerja, likuiditas,

solvabilitas, dan aktivitas) dalam menjelaskan variabel dependen

(rentabilitas) sebesar 40.56%, sedangkan sisanya sebesar 59,44%

dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

4. Interprestasi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel independen

(pengelolaan modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas) secara parsial

dan simultan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas, serta mengetahui

variabel yang paling berpengaruh terhadap rentabilitas. Pengujian ini

menggunakan perhitungan statistik dengan program EVIEWS 5. Hasil

penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

Variabel Pengelolaan modal kerja (WCT) pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di BEI adalah tidak signifikan terlihat dari nilai

t-statistik WCT yang lebih kecil dari t-tabel (1.348659 < 1.684), serta nilai

probabilitas t-statistik WCT lebih besar dari α = 5% (0.1809 > 0,05). Hasil

uji tersebut konsisten dengan hasil penelitian Nazir dan Afza (2009) terdapat

hubungan negatif antara profitabilitas perusahaan dengan tingkat agresivitas

investasi modal kerja dan kebijakan pembiayaan pada 204 perusahaan di

Pakistan, Mutia Desanti (2008) menyatakan terdapat hubungan negatif antara

variabel working capital turnover dengan tingkat rentabilitas pada perusahaan

manufaktur yg terdaftar di BEI periode 2003-2007. Ganesan (2007) bahwa

Page 118: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

100

efisiensi pengelolaan modal kerja memiliki hubungan negatif dengan tingkat

profitabilitas pada perusahaan industri perlengkapan telekomunikasi. Hasil

penelitian ini juga sependapat dengan hasil penelitian Padachi (2006) bahwa

tingginya investasi dalam pengelolaan modal kerja berhubungan dengan

rendahnya tingkat profitabilitas pada perusahaan manufaktur. Sedangkan

hasil temuan Gill et all (2010) menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan antara manajemen modal kerja (cash conversion cycle) dengan

profitabilitas (gross operating profit) dan hasil penelitian Ima Hernawati

(2007) menunjukkan bahwa secara parsial variabel efisiensi modal kerja

(working capital turnover) mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas.

Perbedaan ini dimungkinkan karena perbedaan perusahaan yang diteliti,

perbedaan analisis data, dan perbedaan tahun penelitian. Hasil penelitian ini

mengindikasikan bahwa modal kerja yang berlebih menunjukkan adanya dana

yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan

karena adanya kesempatan memperoleh keuntungan telah disia-siakan sehingga

akan berdampak pada menurunnya tingkat rentabilitas (Munawir, 2004:114).

Variabel Likuiditas (CR) pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di BEI adalah tidak signifikan terlihat dari nilai t-statistik CR yang

lebih kecil dari t-tabel (-1.0524405 < 1.684), serta nilai probabilitas t-statistik

CR lebih besar dari α = 5% (0.2955 > 0.05). Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian Puji Ananingsih (2007) yang menyatakan variabel

likuiditas yang dilihat dari Current ratio tidak berpengaruh signifikan

terhadap rentabilitas pada Koperasi Republik Indonesia (KPRI) Unit Simpan

Page 119: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

101

Pinjam di Kabupaten Temanggung Tahun 2003-2005 . Ima Hernawati (2007)

menyatakan secara parsial likuiditas (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdafatar di BEJ

dari tahun 2002-2005 .Sedangkan hasil penelitian Aminatuzzahra (2010)

berbanding terbalik dengan hasil penelitian diatas CR menunjukkan secara

parsial berpengaruh signifikan positif terhadap ROE, dan menurut Yuni

Nurmala (2007) menyatakan CR secara parsial berpengaruh positif terhadap

perubahan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Likuiditas

dengan indikator current ratio tidak berpengaruh terhadap Rentabilitas.

Current Ratio menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor

jangka pendek, atau kemampuan perusahaaan untuk membayar hutang-

hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi

belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah

jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak

menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan

taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga menimbulkan over

investment dalm persediaan atau adanya saldo piutang yang besar yang sulit

untuk ditagih, hal-hal tersebut akan berdampak pada tingkat laba/rentabilitas

(Munawir, 2004:72).

Varibel Solvabilitas (DER) pada perusahaan property dan real estate

yang terdaftar di BEI adalah berpengaruh signifikan terlihat dari nilai t-hitung

DER yang lebih besar dari t-tabel (4.314768 > 1.684), serta nilai probabilitas

t-hitung DER lebih kecil dari α = 5% (0.0000 < 0.05). Penelitian ini

Page 120: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

102

konsisten dengan penelitian Aminatuzzahra (2010) yang menyatakan bahwa

secara parsial variabel DER berpengaruh signifikan positif terhadap ROE . Yuni

Nurmala (2007) menyatakan DER secara parsial berpengaruh positif terhadap

perubahan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil

pengujian Ni Putu dan Agung (2007) menunjukkan bahwa pertumbuhan laba

berpengaruh terhadap hubungan antara Debt To Equity Ratio dengan

profitabilitas. Sedangkan menurut Ima Hernawati (2007) menyatakan secara

parsial solvabilitas (DTA) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdafatar di BEJ dari tahun

2002-2005. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa, perusahaan dengan

DER yang tinggi akan mengalami kesulitan untukn mendapatkan tambahan

dana dari luar. Kewajiban bukan sesuatu yang jelek jika dapat memberikan

keuntungan kepada pemiliknya dan dimanfaatkan dengan efektif serta laba

yang didapat cukup untuk membayar biaya bunga secara periodik. Dengan

DER yang tinggi perusahaan menanggung resiko kerugian yang tinggi tetapi

juga berkesempatan untuk memperoleh laba yang meningkat. DER yang

tinggi berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti memberikan efek

keuntungan bagi perusahaan (Kuswadi 2005:90) dikutip oleh Yuni Nurmala

(2007).

Varibel Aktivitas (TAT) pada perusahaan property dan real estate yg

terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah berpengaruh signifikan terlihat dari

nilai t-hitung TAT yang lebih besar dari t-tabel (2.044813 > 1.684), serta

nilai probabilitas t-hitung TAT lebih kecil dari α = 5% (0.0438 < 0.05). Hasil

Page 121: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

103

penelitian ini sesuai dengan penelitian Epri Ayu (2007) TAT berpengaruh

positif signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dan menurut Aminatuzzahra

(2010) menyatakan terdapat pengaruh signifikan positif antara TAT dengan

ROE. Sedangkan menurut Puji Ananingsih (2007) menyatakan baik secara

simultan maupun secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara rasio aktivitas terhadap rentabilitas. Yuni Nurmala (2007) menyatakan

TATO secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan laba pada

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini

mengindikasikan manajer perusahaan perlu menambah asset karena perputaran

asset perusahaan dalam menghasilkan laba sangat efektif, dimana perubahan TAT

mempunyai pengaruh yang positif terhadap perubahan ROE. Hal ini

mengindikasikan bahwa semakin tinggi ratio total assets turnover berarti

semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan

penjualan, dan berdampak pada meningkatnya laba perusahaan (Lukman

Syamsuddin, 2007:62).

Page 122: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

104

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang meguji pengaruh pengelolaan

modal kerja, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas terhadap rentabilitas pada

perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian secara parsial dengan menggunakan Uji t

menunjukkan bahwa variabel solvabilitas (debt to equity ratio) dan

aktivitas (total asset turnover) berpengaruh signifikan terhadap tingkat

rentabilitas (return on equity), sedangkan variabel pengelolaan modal

kerja (working capital turnover) dan likuiditas (current ratio) tidak

berpengaruh signifikan terhadap tingkat rentabilitas (return on equity)

pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Dan berdasarkan pengujian simultan dengan menggunakan Uji

F menunjukkan bahwa variabel independen yaitu modal kerja (working

capital turnover), likuiditas (current ratio), solvabilitas (debt to equity

ratio) dan aktivitas (total asset turnover) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu rentabilitas (return on

equity).

2. Dari keempat variabel independen, yaitu modal kerja (working capital

turnover), likuiditas (current ratio), solvabilitas (debt to equity ratio) dan

aktivitas (total asset turnover) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Page 123: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

105

solvabilitas (debt to equity ratio) merupakan variabel yang paling dominan

dan signifikan mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan property dan

real estate di Bursa Efek Indonesia

B. Implikasi

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, penulis

mengemukakan implikasi yang bisa bermanfaat yaitu antara lain:

1. Pengelolaan modal kerja berdasarkan rasio working capital turnover dan

likuiditas berdasarkan rasio current ratio memiliki pengaruh negatif

terhadap tingkat rentabilitas perusahaan property dan real estate, sehingga

kecepatan perputaran modal kerja dan likuiditas memiliki hubungan

berbanding terbalik dengan tingkat rentabilitas perusahaan. Hal ini dapat

memberikan pertimbangan bagi investor dalam pengelolaan modal kerja

dan pengelolaan utang jangka pendek guna pengaruhnya terhadap tingkat

rentabilitas perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

2. Solvabilitas berdasarkan rasio debt to equity ratio memiliki pengaruh

paling dominan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan, selain variabel

aktivitas berdasarkan rasio total asset turnover yang juga memiliki

pengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas perusahaan property dan real

estate. Hal ini mengindikasikan bahwa solvabilitas (debt to equity ratio)

merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam peningkatan

rentabilitas perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

3. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi potensial bagi para

pengguna laporan keuangan dan investor khususnya yang berkaitan

Page 124: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

106

dengan pengelolaan modal kerja dan likuiditas terhadap tingkat rentabilitas

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu,

diharapkan untuk penelitian selanjutnya diarahkan pada faktor-faktor lain

yang mampengaruhi tingkat rentabilitas, seperti: kebijakan investasi modal

kerja, aktiva tetap, serta strategi penjualan.

Page 125: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

107

DAFTAR PUSTAKA

Aminatuzzahra. “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin Terhadap ROE”, Skripsi Universitas Diponegoro. 2010.

Amrin, Abdullah. “Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah”, PT.

Gramedia Widiasaran Indonesia, 2009. Ananingsih, Puji. “Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap

Rentabilitas Ekonomi Ekonomi Pada Koperasi Republik Indonesia (KPRI) Unit Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung Tahun 2003-2005”, Skripsi Universitas Negeri Semarang. 2007.

Astrea, Ayu. “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas, dan Aktivitas

Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2005”, Skripsi Universitas Muhamaddiyah Surakarta. 2008.

Ayu, Epri. “Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba”,

Tesis Universitas Diponegoro. 2007. Brigham dan Hauston. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Edisi Kesepuluh.

Jakarta, Salemba Empat, 2006. Desanti, Mutia. “Analisis Pengelolaan Modal Kerja, Profit Margin, Operating

Assets Turnover, dan Ukuran Perusahaan Serta Pengaruhnya Terhadap Tingkat Rentabilitas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi UIN Jakarta. 2008.

Flora, Minda. “Analisis Faktor-Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Hrga

Saham Industri Property dan Real Estate” Thesis Universitas Terbuka.2006.

Ganesan, Vedavinayagam. “An Analysis of Working Capital Management

Efficiency in Telecommunication Equipment Industry”, Rivier Academic Journal, Volume 3, Number 2, Fall 2007.

Gill Amarjit, Biger Nahum, Mathur Neil. “The Relationship Between Working

Capital Management And Profitability: Evidence From The United States”, Business and Economics Journal, Volume 2010: BEJ-10, Juli 2010.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Skripsi”, Jakarta, FEIS UIN Pers. 2007. Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. ”Analisis Laporan Keuangan”, UPP AMP-

YKPN, Yogyakarta, 2004.

Page 126: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

108

Hartono, Jogiyanto. “Pasar Efisien Secara Keputusan”, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, 2005. Hernawati, Ima, “Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan

Solvabilitas Terhadap Profitabilitas”,Skripsi Universitas Negeri Semarang. 2007.

Husnan, Suad. “Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan Keputusan Jangka

Pendek”, BPFE, Yogyakarta, 1998. James Van Horne dan John M Wachomicz,JR. “Fundamentals of Financial

Management: Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Keown, Martin, Petty, Scott,JR. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”. Edisi

Ketujuh, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta, 2001. Lawrence, J.Gitman. “Principles of Managerial Finance”, Addison Weasley,

Pearson, 2006. Marberya, Ena, Ni Putu dan Suaryana, Agung. “Pengaruh Pemoderasi

Pertumbuhan Laba Terhadap Hubungan Antara Ukuran Perusahaan, Debt to Equity Ratio, Dengan Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi Akuntansi Universitas Udayana. 2007.

Munawir. “Analisis Laporan Keuangan”, Liberty, Yogyakarta, 2004. Nachrowi D, “Ekonometrika”. Cetakan Pertama. LP-FEUI, 2006. Nazir, Sajid, Mian dan Talat Afza. “Impact of Aggressive Working Capital

Management Policy on Firms’ Profitability”, The IUP Journal of Applied Finance, Vol. 15, No. 8, 2009.

Nurmala, Yuni. “Pengaruh Current Ratio, dan Total Assets Turn Over Terhadap

Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Universitas Negeri Semarang. 2007.

Padachi, Kesseven. “Trends in Working Capital Management and It’s Impact on

Firms’ Performance: An Analysis of Mauritian Small Manufacturing Firms”, International Review of Business Research Papers Vol.2 No.2, October 2006.

Rangkuti, Freddy. “Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis”, PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

Page 127: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

109

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”, Mitra Wacana Media,

Jakarta, 2010. Ross, Westerfield, Jaffe. “Corporate Finance”, Ninth Edition, The Mc Graw-Hill

Companies, 2010. Riyanto, Bambang. “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”, BPFE,

Yogyakarta, 2001. Santosa, Budi. “Prospek Kredit Properti 2005”, Economic Review Journal,

No.199, Maret 2005. Sasangko, Noer dan Silfia Kusumangtyas. “Pengaruh Perubahan Modal Kerja

Terhadap Perubahan Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol.8.No.2, Desember 2004.

Sawir, Agnes. “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan”, Gramedia, Jakarta, 2004. Sugiono, Arief. “Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan”, PT.

Gramedia Widiasaran Indonesia, 2009. Syahyunan. “Analisis Modal Kerja”, Digitized by USU digital library, 2003. Syamsuddin, Lukman.”Manajemen Keuangan Perusahaan”, PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta, 2007. Tryfino. “Prospek Investasi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008”, Economic

Review, No.210, Desember 2007. Umar Husein. “Business an Introduction”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

2003. Widarjono, Agus. “Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis”, Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta, 2007. Wild, John J., Submanyam, K.R., Halsey, Robert F. “Financial Statement

Analysis”, Mc Graw-Hill, New York, 2004. Wing Wahyu W. “Analisis Ekonometrika den Statistika dengan Eviews”, UPP

STIM YKPN, 2007. Yunus, Hadori. “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada

Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, 2005.

Page 128: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

110

Lampiran 1: Rasio Keuangan Tahun 2005

N  Nama Perusahaaan Variabel 

WCT  CR  DER  TAT  ROE 

1  Bakrieland Development Tbk.  0,369  2,10  1,01  0,13  0,074 

2  Bhuwanatala Indah Permai Tbk.  ‐0,419  0,14  0,58  0,06  ‐0,073 

3  Bintang Mitra Semestaraya Tbk.  3,160  1,30  0,11  0,01  ‐0,010 

4  Bukit Darmo Property Tbk.  ‐1,509  0,31  28,94  0,01  0,006 

5  Bumi Serpong Damai Tbk.  ‐10,030  0,95  1,83  0,31  0,040 

6  Ciputra Property Tbk.  ‐13,321  0,81  0,17  0,21  ‐0,0004 

7  Ciputra Surya Tbk.  0,856  1,70  0,97  0,13  0,127 

8  Citra Kebun Raya Agri Tbk.  0,081  80,16  0,02  0,07  0,001 

9  Dayaindo Resources Internasional Tbk  0,972  1,74  0,48  0,22  0,004 

10 Duta Anggada Realty Tbk.  ‐0,903  0,53  4,05  0,25  0,712 

11 Duta Pertiwi Tbk.  ‐1,020  0,64  1,65  0,19  0,039 

12 Gowa Makassar Tourism Tbk.  ‐0,896  0,70  2,54  0,19  0,088 

13  Indonesia Prima Property Tbk.  ‐0,609  0,21  2,38  0,21  ‐0,102 

14  Jakarta Inernasional Hotel & Development Tbk 0,828  1,29  1,03  0,10  ‐0,100 

15  Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.  ‐5,136  0,78  1,20  0,21  ‐0,115 

16  Jaya Real Property Tbk.  2,050  1,46  0,41  0,24  0,068 

17 Kawasan Industri Jababeka Tbk.  0,991  2,63  0,24  0,29  0,084 

18  Laguna Cipta Griya Tbk.  0,404  1,85  0,51  0,12  0,020 

19  Lamicitra Nusantara Tbk.  0,467  1,87  1,31  1,15  0,010 

20  Lippo Cikarang Tbk.  2,994  1,07  1,50  0,13  0,008 

21  Lippo Karawaci Tbk.  2,966  1,22  1,21  0,32  0,133 

22 Mas Murni Indonesia Tbk.  4,305  2,92  0,05  0,06  0,008 

23 Metro Supermarket Realty Tbk.  ‐1,906  0,26  0,47  0,35  0,071 

24 Modernland Realty Tbk.  ‐2,014  0,69  1,06  0,31  0,035 

25 New Century Development Tbk.  0,284  1,15  2,46  0,03  ‐2,018 

26 Pakuwon Jati Tbk.  35,681  1,04  20,00  0,21  7,970 

27 Pembangunan Jaya Ancol Tbk.  4,910  1,63  0,40  0,68  0,193 

28 Perdana Gapuraprima Tbk.  0,664  1,46  36,51  0,002  0,310 

29 Pudjiadi & Sons Tbk  8,309  1,36  1,95  0,53  0,043 

30 Pudjiadi Prestige Limited Tbk.  ‐0,722  0,35  0,67  0,18  0,017 

31 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.  0,197  7,25  0,12  0,11  ‐0,015 

32 Royal Oak Development Asia Tbk.  0,082  20,11  0,05  0,06  ‐0,021 

33  Sentul City Tbk.  0,167  2,22  0,44  0,06  ‐0,022 

34  Summarecon Agung Tbk.  ‐15,711  0,94  1,23  0,43  0,018 

35  Surya Semesta Internusa Tbk.  ‐17,761  0,87  1,42  0,77  0,126 

36  Surya Inti Permata Tbk  457,661 0,01  0,15  0,25  0,146 

37  Suryamas Duta Makmur Tbk.  ‐0,071  0,07  6,60  0,04  ‐0,242 

Page 129: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

111

Lampiran 2: Rasio Keuangan Tahun 2006

N  Nama Perusahaaan Variabel 

WCT  CR  DER  TAT  ROE 

1  Bakrieland Development Tbk.  3,149  1,15  0,79  0,16  0,051 

2  Bhuwanatala Indah Permai Tbk.  ‐1,585  0,79  0,72  0,07  ‐0,244 

3  Bintang Mitra Semestaraya Tbk.  ‐1,667  0,89  0,12  0,001  ‐0,017 

4  Bukit Darmo Property Tbk.  0,095  13,91  28,80  0,01  0,005 

5  Bumi Serpong Damai Tbk.  ‐2,633  0,83  2,18  0,29  0,071 

6  Ciputra Property Tbk.  ‐14,195  0,83  0,65  0,19  0,000 

7  Ciputra Surya Tbk.  0,763  2,24  0,64  0,17  0,156 

8  Citra Kebun Raya Agri Tbk.  0,189  22,89  0,03  0,15  0,005 

9  Dayaindo Resources Internasional Tbk  ‐2,677  0,46  0,44  0,10  ‐0,006 

10  Duta Anggada Realty Tbk.  ‐0,840  0,41  2,77  0,30  0,307 

11  Duta Pertiwi Tbk.  ‐2,031  0,76  1,48  0,24  0,044 

12  Gowa Makassar Tourism Tbk.  ‐1,088  0,71  2,33  0,22  0,092 

13  Indonesia Prima Property Tbk.  ‐0,504  0,11  1,96  0,23  0,091 

14  Jakarta Inernasional Hotel & Development Tbk 2,229  1,04  1,87  0,04  ‐0,043 

15  Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.  ‐9,368  0,85  1,31  0,25  ‐0,035 

16  Jaya Real Property Tbk.  2,998  1,26  0,55  0,24  0,080 

17  Kawasan Industri Jababeka Tbk.  0,833  2,96  0,18  0,23  0,023 

18  Laguna Cipta Griya Tbk.  0,798  1,40  0,70  0,13  0,015 

19  Lamicitra Nusantara Tbk.  0,335  1,50  2,01  0,09  0,006 

20  Lippo Cikarang Tbk.  0,235  3,54  1,60  0,10  0,007 

21  Lippo Karawaci Tbk.  1,232  1,35  1,76  0,22  0,110 

22  Mas Murni Indonesia Tbk.  7,194  2,01  0,02  0,07  0,020 

23  Metro Supermarket Realty Tbk.  ‐3,975  0,47  0,32  0,37  0,060 

24  Modernland Realty Tbk.  ‐0,238  0,62  1,36  0,05  ‐0,004 

25  New Century Development Tbk.  0,241  1,16  2,31  0,03  0,038 

26  Pakuwon Jati Tbk.  ‐1,634  0,51  1,93  0,14  0,235 

27  Pembangunan Jaya Ancol Tbk.  3,504  2,38  0,32  0,70  0,175 

28  Perdana Gapuraprima Tbk.  0,732  1,41  7,07  0,19  0,067 

29  Pudjiadi & Sons Tbk  3,558  1,69  1,81  0,45  0,133 

30  Pudjiadi Prestige Limited Tbk.  ‐5,656  0,86  0,31  0,17  0,002 

31  Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.  0,292  10,47  0,08  0,16  0,001 

32  Royal Oak Development Asia Tbk.  0,128  22,04  0,03  0,12  0,003 

33  Sentul City Tbk.  0,070  3,88  0,21  0,03  0,007 

34  Summarecon Agung Tbk.  ‐6,841  0,86  1,25  0,44  0,172 

35  Surya Semesta Internusa Tbk.  ‐25,618  0,90  1,24  0,81  0,036 

36  Surya Inti Permata Tbk  0,075  1,52  0,10  0,35  0,150 

37  Suryamas Duta Makmur Tbk.  ‐0,119  0,07  4,84  0,07  0,133  

Page 130: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

112

Lampiran 3: Rasio Keuangan Tahun 2007  

N  Nama Perusahaaan Variabel 

WCT  CR  DER  TAT  ROE 

1  Bakrieland Development Tbk.  0,036  3,14  0,36  0,14  0,033 

2  Bhuwanatala Indah Permai Tbk.  ‐0,577  0,44  0,67  0,08  ‐0,032

3  Bintang Mitra Semestaraya Tbk.  1,631  113,60 0,01  0,61  0,014 

4  Bukit Darmo Property Tbk.  ‐0,025  2,82  0,15  0,03  0,005 

5  Bumi Serpong Damai Tbk.  ‐4,570  0,85  1,84  0,40  0,084 

6  Ciputra Property Tbk.  0,192  11,82  0,12  0,08  0,026 

7  Ciputra Surya Tbk.  0,903  2,53  0,41  0,16  0,136 

8  Citra Kebun Raya Agri Tbk.  0,328  4,70  0,23  0,21  0,010 

9  Dayaindo Resources Internasional Tbk  ‐2,142  0,54  1,82  0,48  0,050 

10 Duta Anggada Realty Tbk.  ‐0,334  0,23  4,04  0,19  0,201 

11 Duta Pertiwi Tbk.  ‐2,601  0,78  1,37  0,28  0,034 

12 Gowa Makassar Tourism Tbk.  ‐1,250  0,75  2,21  0,22  0,091 

13  Indonesia Prima Property Tbk.  ‐0,627  0,11  1,80  0,29  0,057 

14  Jakarta Inernasional Hotel & Development Tbk.  ‐0,783  0,75  2,53  0,10  ‐0,180

15  Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.  ‐2,559  0,61  1,37  0,30  0,026 

16  Jaya Real Property Tbk.  4,722  1,18  0,63  0,28  0,097 

17 Kawasan Industri Jababeka Tbk.  ‐1,015  0,70  0,52  0,15  0,019 

18  Laguna Cipta Griya Tbk.  0,271  4,56  0,13  0,15  0,015 

19  Lamicitra Nusantara Tbk.  0,759  1,30  2,81  0,15  0,018 

20  Lippo Cikarang Tbk.  0,322  2,58  1,80  0,12  0,024 

21  Lippo Karawaci Tbk.  0,923  1,44  1,43  0,20  0,084 

22 Mas Murni Indonesia Tbk.  3,630  2,63  0,05  0,07  ‐0,088

23 Metro Supermarket Realty Tbk.  5,159  1,56  0,29  0,34  0,042 

24 Modernland Realty Tbk.  ‐1,028  0,71  1,36  0,16  0,041 

25 New Century Development Tbk.  0,185  1,37  1,67  0,04  ‐0,011

26 Pakuwon Jati Tbk.  ‐101,087 0,98  1,99  0,14  0,083 

27 Pembangunan Jaya Ancol Tbk.  2,246  2,65  0,57  0,60  0,173 

28 Perdana Gapuraprima Tbk.  0,639  2,07  1,45  0,32  0,067 

29 Pudjiadi & Sons Tbk  ‐4,757  0,74  1,72  0,58  0,171 

30 Pudjiadi Prestige Limited Tbk.  2,543  1,56  0,25  0,26  0,034 

31 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.  0,440  4,93  0,20  0,22  0,006 

32 Royal Oak Development Asia Tbk.  0,073  14,81  0,05  0,11  ‐0,004

33 Sentul City Tbk.  0,304  6,57  0,12  0,18  0,038 

34 Summarecon Agung Tbk.  ‐1,093  0,76  1,01  0,34  0,106 

35 Surya Semesta Internusa Tbk.  ‐13,409  0,83  1,51  0,79  0,019 

36 Surya Inti Permata Tbk  0,574  5,02  1,14  0,16  0,149 

37 Suryamas Duta Makmur Tbk.  ‐0,162  0,18  6,32  0,08  ‐0,583  

Page 131: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

113

Lampiran 4: Rasio Keuangan Tahun 2008

N  Nama Perusahaaan Variabel 

WCT      CR  DER TAT  ROE 

1  Bakrieland Development Tbk.  0,036  2,49 0,70  0,13  0,060 

2  Bhuwanatala Indah Permai Tbk.  ‐0,424  0,16 0,81  0,14  ‐0,364

3  Bintang Mitra Semestaraya Tbk.  0,285  4,14 0,04  0,04  ‐0,052

4  Bukit Darmo Property Tbk.  1,329  1,97 0,45  0,21  0,001 

5  Bumi Serpong Damai Tbk.  1,845  1,37 1,11  0,32  0,108 

6  Ciputra Property Tbk.  0,212  9,66 0,08  0,09  0,058 

7  Ciputra Surya Tbk.  1,192  1,79 0,44  0,14  0,103 

8  Citra Kebun Raya Agri Tbk.  0,059  77,83 0,04  0,03  0,012 

9  Dayaindo Resources Internasional Tbk  3,031  1,85 0,46  0,72  0,012 

10 Duta Anggada Realty Tbk.  ‐0,253  0,25 3,35  0,13  0,158 

11 Duta Pertiwi Tbk.  5,333  1,12 0,81  0,24  0,018 

12 Gowa Makassar Tourism Tbk.  ‐1,300  0,76 2,09  0,21  0,086 

13 Indonesia Prima Property Tbk.  ‐0,511  0,11 2,51  0,25  ‐0,182

14 Jakarta Inernasional Hotel & Development Tbk.  ‐1,345  0,74 3,16  0,18  ‐0,037

15 Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.  ‐15,615  0,90 1,46  0,34  ‐0,057

16 Jaya Real Property Tbk.  7,297  1,11 0,75  0,29  0,120 

17 Kawasan Industri Jababeka Tbk.  ‐0,684  0,50 0,86  0,16  ‐0,039

18 Laguna Cipta Griya Tbk.  0,096  9,60 0,12  0,06  ‐0,004

19 Lamicitra Nusantara Tbk.  0,949  1,29 2,62  0,18  0,053 

20 Lippo Cikarang Tbk.  0,557  2,13 1,96  0,20  0,030 

21 Lippo Karawaci Tbk.  0,943  1,45 1,54  0,22  0,082 

22 Mas Murni Indonesia Tbk.  5,598  1,86 0,05  0,08  0,006 

23 Metro Supermarket Realty Tbk.  65,028  1,03 0,26  0,24  ‐0,015

24 Modernland Realty Tbk.  ‐1,353  0,78 0,77  0,13  0,002 

25 New Century Development Tbk.  0,011  1,35 1,75  0,00  ‐0,023

26 Pakuwon Jati Tbk.  ‐11,917  0,91 2,46  0,13  ‐0,009

27 Pembangunan Jaya Ancol Tbk.  2,077  3,17 0,51  0,64  0,150 

28 Perdana Gapuraprima Tbk.  0,492  1,93 1,64  0,22  0,022 

29 Pudjiadi & Sons Tbk  6,374  1,42 1,81  0,62  0,246 

30 Pudjiadi Prestige Limited Tbk.  1,667  1,94 0,17  0,20  0,019 

31 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.  0,404  8,10 0,10  0,23  0,009 

32 Royal Oak Development Asia Tbk.  0,067  5,34 0,02  0,03  ‐0,008

33 Sentul City Tbk.  0,053  5,56 0,16  0,03  ‐0,007

34 Summarecon Agung Tbk.  9,915  1,12 1,31  0,35  0,060 

35 Surya Semesta Internusa Tbk.  ‐42,839  0,95 2,02  0,78  ‐0,016

36 Surya Inti Permata Tbk  0,267  2,80 1,27  0,06  0,070 

37 Suryamas Duta Makmur Tbk.  ‐0,386  0,36 0,50  0,06  ‐0,017 

Page 132: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

114

Lampiran 5: Rasio Keuangan Tahun 2009

N  Nama Perusahaaan Variabel 

WCT  CR  DER  TAT  ROE 

1  Bakrieland Development Tbk.  0,590  1,66  1,25  0,09  0,029 

2  Bhuwanatala Indah Permai Tbk.  ‐0,431  0,23  0,96  0,16  ‐0,220 

3  Bintang Mitra Semestaraya Tbk.  45,862  1,09  0,60  1,55  ‐0,040 

4  Bukit Darmo Property Tbk.  0,176  4,29  0,36  0,03  ‐0,011 

5  Bumi Serpong Damai Tbk.  1,292  1,54  0,96  0,28  0,132 

6  Ciputra Property Tbk.  0,236  11,94  0,07  0,09  0,022 

7  Ciputra Surya Tbk.  0,706  1,84  0,46  0,17  0,039 

8  Citra Kebun Raya Agri Tbk.  0,017  16,50  0,05  0,02  ‐0,001 

9  Dayaindo Resources Internasional Tbk  ‐8,284  0,83  0,96  0,61  0,025 

10  Duta Anggada Realty Tbk.  ‐0,189  0,29  3,83  0,10  0,045 

11  Duta Pertiwi Tbk.  ‐2,369  0,77  0,62  0,23  0,086 

12  Gowa Makassar Tourism Tbk.  ‐1,870  0,83  1,92  0,21  0,129 

13  Indonesia Prima Property Tbk.  ‐0,696  0,17  1,47  0,27  0,278 

14  Jakarta Inernasional Hotel & Development Tbk. 96,938  1,01  1,75  0,41  0,211 

15  Jakarta Setiabudi Internasional Tbk.  ‐9,131  0,85  1,15  0,37  0,075 

16  Jaya Real Property Tbk.  5,462  1,12  0,87  0,26  0,142 

17  Kawasan Industri Jababeka Tbk.  ‐0,478  0,43  0,98  0,12  0,010 

18  Laguna Cipta Griya Tbk.  0,092  7,27  0,15  0,07  ‐0,007 

19  Lamicitra Nusantara Tbk.  1,017  1,36  2,20  0,22  0,068 

20  Lippo Cikarang Tbk.  0,687  1,80  2,11  0,20  0,052 

21  Lippo Karawaci Tbk.  1,066  1,39  1,40  0,21  0,079 

22  Mas Murni Indonesia Tbk.  6,459  1,47  0,06  0,09  0,005 

23  Metro Supermarket Realty Tbk.  24,804  1,13  0,28  0,24  0,013 

24  Modernland Realty Tbk.  ‐1,236  0,66  0,67  0,17  0,002 

25  New Century Development Tbk.  0,009  1,35  1,74  0,002  0,005 

26  Pakuwon Jati Tbk.  ‐37,634  0,95  1,94  0,20  0,127 

27  Pembangunan Jaya Ancol Tbk.  2,715  1,97  0,58  0,59  0,142 

28  Perdana Gapuraprima Tbk.  0,538  1,99  1,33  0,23  0,056 

29  Pudjiadi & Sons Tbk  4,062  1,49  1,28  0,41  0,279 

30  Pudjiadi Prestige Limited Tbk.  1,839  1,61  0,25  0,21  0,031 

31  Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.  0,155  21,08  0,05  0,10  0,001 

32  Royal Oak Development Asia Tbk.  0,155  21,08  0,08  0,02  0,0003 

33  Sentul City Tbk.  0,109  4,07  0,22  0,06  0,001 

34  Summarecon Agung Tbk.  2,987  1,31  1,59  0,27  0,097 

35  Surya Semesta Internusa Tbk.  30,215  1,08  1,87  0,66  0,023 

36  Surya Inti Permata Tbk  0,005  6,35  0,96  0,002  0,052 

37  Suryamas Duta Makmur Tbk.  ‐0,356  0,35  0,52  0,06  0,002 

Page 133: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

115

Lampiran 6 :Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Multikolinearitas

0

2

4

6

8

10

12

14

-2.50 -1.25 0.00 1.25 2.50

Series: ResidualsSample 1 184Observations 94

Mean 4.72e-17Median 0.074726Maximum 3.161108Minimum -3.316179Std. Dev. 1.218198Skewness -0.295808Kurtosis 2.981931

Jarque-Bera 1.372151Probability 0.503548

   LOG(WCT) LOG(CR) LOG(DER)  LOG(TAT) 

LOG(WCT) 1.000000 0.604689 0.175039 0.617812 

LOG(CR)  0.604689 1.000000 ‐0.535327  ‐0.230509 

LOG(DER) 0.175039 0.535327 1.000000 0.016408 

LOG(TAT) 0.617812 0.230509 0.016408 1.000000 

Page 134: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

116

Uji Heteroskedastisitas

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 1.593153 Probability 0.138896 Obs*R-squared 12.25688 Probability 0.140105

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 08/31/10 Time: 14:07 Sample (adjusted): 1 184 Included observations: 94 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.643297 0.850299 0.756553 0.4514 LOG(WCT) 0.032531 0.218294 0.149026 0.8819

(LOG(WCT))^2 0.115039 0.054884 2.096036 0.0391 LOG(CR) 0.709292 0.384949 1.842560 0.0689

(LOG(CR))^2 -0.102695 0.081573 -1.258938 0.2115 LOG(DER) 0.353448 0.196598 1.797815 0.0758

(LOG(DER))^2 0.087228 0.092643 0.941548 0.3491 LOG(TAT) -0.058475 0.608163 -0.096150 0.9236

(LOG(TAT))^2 -0.018980 0.099315 -0.191114 0.8489

R-squared 0.130392 Mean dependent var 1.468220 Adjusted R-squared 0.048547 S.D. dependent var 2.078059 S.E. of regression 2.026989 Akaike info criterion 4.341826 Sum squared resid 349.2383 Schwarz criterion 4.585333 Log likelihood -195.0658 F-statistic 1.593153 Durbin-Watson stat 1.754161 Prob(F-statistic) 0.138896

Page 135: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

117

Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.927507 Probability 0.151674 Obs*R-squared 3.988456 Probability 0.136119

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 08/31/10 Time: 14:26 Presample and interior missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.011810 0.329297 0.035866 0.9715 LOG(WCT) -0.015826 0.108866 -0.145369 0.8848 LOG(CR) -0.015298 0.165720 -0.092309 0.9267

LOG(DER) 0.016186 0.101993 0.158697 0.8743 LOG(TAT) -0.007418 0.141795 -0.052316 0.9584 RESID(-1) 0.228191 0.133683 1.706957 0.0914 RESID(-2) -0.014223 0.137764 -0.103239 0.9180

R-squared 0.042430 Mean dependent var 4.72E-17 Adjusted R-squared -0.023609 S.D. dependent var 1.218198 S.E. of regression 1.232495 Akaike info criterion 3.327507 Sum squared resid 132.1567 Schwarz criterion 3.516901 Log likelihood -149.3928 F-statistic 0.642502 Durbin-Watson stat 2.046835 Prob(F-statistic) 0.695913

Page 136: PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19033/1/ARISVI... · Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia ... memberikan

118

Lampiran 7: Analisis Regresi Berganda Dependent Variable: LOG(ROE) Method: Least Squares Date: 08/31/10 Time: 14:52 Sample (adjusted): 1 184 Included observations: 94 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.450502 0.332382 -7.372547 0.0000 LOG(WCT) 0.147325 0.109238 1.348659 0.1809 LOG(CR) -0.174905 0.166196 -1.052405 0.2955

LOG(DER) 0.434160 0.100622 4.314768 0.0000 LOG(TAT) 0.291765 0.142685 2.044813 0.0438

R-squared 0.405558 Mean dependent var -3.429932 Adjusted R-squared 0.378841 S.D. dependent var 1.580022 S.E. of regression 1.245273 Akaike info criterion 3.328311 Sum squared resid 138.0127 Schwarz criterion 3.463592 Log likelihood -151.4306 F-statistic 15.18003 Durbin-Watson stat 1.630602 Prob(F-statistic) 0.000000