pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share untuk meningkatkan...

23
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DI SMK NEGERI 1 LAMONGAN Muslimatul Fikar 1 , Rusijino 2 Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Kampus Lidah Wetan [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas X-2 Akuntansi di SMK Negeri 1 Lamongan pada mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi pokok bahasan Mengoperasikan Software Pengolah Kata. Model pembelajaran ini sangat mendukung upaya peningkatan ketuntasan belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share mengharuskan siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan diskusi kelompok dan saling bekerjasama menyelesaikan tugas kemudian kemudian mempresentasikannya. Untuk dapat mempresentasikan materi siswa harus menguasai materi tersebut karena itu model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share menuntut siswa menguasai materi secara penuh (penguasaan tuntas). Oleh sebab itu, proses pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share sangatlah berhubungan dengan ketuntasan belajar siswa. Subjek penelitian ini adalah di SMK Negeri 1 Lamongan. Uji coba penelitian ini yaitu kelas eksperimen (kelas X-2 Akuntansi). Desain uji coba yang digunakan adalah Pre Experimental Desain atau quasi experiment. Metode pengumpulan data yaitu observasi dan tes. Observasi digunakan untuk memperoleh data pada saat proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru selama proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dan tes tulis untuk mengukur tingkat kemampuan awal siswa dan kemampuan ketuntasan belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Upload: alim-sumarno

Post on 08-Aug-2015

521 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : MUSLIMATUL FIKAR, http://ejournal.unesa.ac.id

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN

BELAJAR DI SMK NEGERI 1 LAMONGAN

Muslimatul Fikar1, Rusijino2

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Surabaya

Kampus Lidah [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas X-2 Akuntansi di SMK Negeri 1 Lamongan pada mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi pokok bahasan Mengoperasikan Software Pengolah Kata. Model pembelajaran ini sangat mendukung upaya peningkatan ketuntasan belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share mengharuskan siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan diskusi kelompok dan saling bekerjasama menyelesaikan tugas kemudian kemudian mempresentasikannya. Untuk dapat mempresentasikan materi siswa harus menguasai materi tersebut karena itu model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share menuntut siswa menguasai materi secara penuh (penguasaan tuntas). Oleh sebab itu, proses pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share sangatlah berhubungan dengan ketuntasan belajar siswa.

Subjek penelitian ini adalah di SMK Negeri 1 Lamongan. Uji coba penelitian ini yaitu kelas eksperimen (kelas X-2 Akuntansi). Desain uji coba yang digunakan adalah Pre Experimental Desain atau quasi experiment. Metode pengumpulan data yaitu observasi dan tes. Observasi digunakan untuk memperoleh data pada saat proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru selama proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dan tes tulis untuk mengukur tingkat kemampuan awal siswa dan kemampuan ketuntasan belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share .

Hasil penelitian menerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share pada kelas X-2 Akuntansi diperoleh hasil pretest rata-rata 66,15 dan posttest rata-rata 83,4 bisa dilihat hasil posttest meningkat dengan selisih 17,28 dari hasil pretest sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa hasil belajar sesudah menerapkan model pembelajaran kooretaif tipe think pair and share hasil belajar siswa meningkat dan lebih baik. Hasil efektivitas treatment diperoleh thitung lebih besar dari ttabel yaitu 10,51 > 1,67 terdapat perbedaan signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada siswa kelas X-2 SMK Negeri 1 Lamongan setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share pada mata pelajaran keterampilan komputer dan pengelolaan informasi materi software pengolah kata.

Kata kunci: Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share, Metode Konvensional, Ketuntasan belajar.

Page 2: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

1. PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan kejuruan tingkat menengah atas yang disediakan pemerintah dalam rangka menyiapkan tenaga kerja siap pakai. Hal ini sesuai dengan tujuan instruksional pendidikan menengah kejuruan yaitu siswa diharapkan menjadi tenaga profesional yang memiliki keterampilan yang memadai, produktif, kreatif dan mampu berwirausaha. Untuk itu siswa SMK dibekali dengan kemampuan dasar dan keterampilan teknik yang memadai. Di Jawa Timur terdapat banyak jenis sekolah kejuruan seperti kejuruan teknik, ekonomi, peternakan, perikanan, pertanian, kecantikan, perhotelan, pariwisata, animasi, dan lain-lain. Dengan banyaknya sekolah pendidikan kejuruan diharapkan peserta didik bisa menempatkan diri sesuai dengan keterampilannya guna untuk mengembangkan keahlian yang dimilikinya.

Salah satu SMK yang ada di Jawa Timur adalah SMK Negeri 1 Lamongan yang ada di kabupaten Lamongan. Di SMK Negeri 1 Lamongan memiliki tujuh jurusan yaitu jasa boga, administrasi perkantoran (APK), akuntansi, multimedia, broadcasting, akomodasi perhotelan dan pemasaran. Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan beberapa waktu sebelumya, diperoleh bahwa hasil belajar pada siswa kelas X akuntansi -2 di SMK Negeri 1 Lamongan untuk mata pelajaran keterampilan komputer dan pengelolaan informasi (KKPI) masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai tugas dan ulangan yang diperoleh oleh siswa kelas X akuntansi-2 di SMK Negeri 1 Lamongan yang masih kurang memuaskan sesuai dengan hasil pertama 50% dari 35 siswa mendapat

nilai di bawah nilai minimal 75. Hal ini disebabkan karena materi tentang mengoperasikan software pengolah kata tidak cocok menggunakan model pembelajaran konvensional. Sebagai contoh metode yang digunakan dari model pembelajaran konvensional adalah metode diskusi kelas, namun pelaksanaan dari diskusi kelas tidak memperhatikan keadaan siswa. Pelaksanaan metode diskusi kelas hanya mencakup sekedar diskusi biasa antar kelompok maupun individu dengan menggunakan metode lain yaitu tanya jawab. Hal ini menyebabkan siswa yang kurang mampu berpartisipasi akan semakin mundur dalam akademik, karena siswa tidak bisa mengungkapkan hal-hal yang tidak dimengerti maupun untuk mengkonstruksi pengetahuannya. Dengan demikian perlu diterapkan model pembelajan kooperatif tipe think pair and share pada saat proses belajar mengajar mengoperasikan software pengolah kata.

Pada dasarnya, saat guru berupaya menggunakan strategi baru terhadap siswa, siswa akan mengalami ketidak nyamanan yang cukup mengganggu. Sebagian besar guru tidak pernah mencoba strategi yang tidak biasa digunakan kecuali jika mereka mendapat dukungan. Sebagian besar guru berpendapat dan merasa bahwa penggunaan strategi baru sangatlah tidak nyaman. Alasannya adalah ketidak nyamanan muncul karena siswa yang dijelaskan strategi baru tersebut mengharuskan guru untuk mempelajari skill tambahan agar mereka dapat berhubungan dengan siswanya. Alasan lain karena guru memiliki rasa percara diri yang sedikit untuk menerapkan strategi baru (Joyce, 2009:453)

Tugas pelatihan atau proses pendidikan saat ini masih menyentuh pada sifat magis dan naif. Kesadaran

Page 3: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

magis adalah kesadaran yang tidak mampu mengetahui antara faktor satu dengan yang lainnya. Proses pendidikan dengan metode tersebut tidak memberikan kemampuan analisa tentang kaitannya antar sistem yang diciptakan dalam proses pelatihan dalam pendidikan dengan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Peserta didik secara dogmatis menerima kebenaran dari pendidik tanpa ada mekanisme pemahaman makna setiap konsepsi kehidupan masyarakat. Pada sifat yang kedua yaitu kesadaran naif, bahwa melihat aspek manusia menjadi penyebab masalah yang berkembang di masyarakat. Pendididkan dalam konteks naif tersebut tidak mempertanyakan sistem dan struktur pelatihan. Bahkan, sistem dan struktur yang ada dianggap sudah baik dan benar. Tugas pelatihan atau proses pendidikan adalah mengarahkan agar peserta didik dapat masuk beradaptasi dengan system yang sudah benar tersebut.

Dalam hal ini perlu diketahui bahwa pembelajaran yang efektif adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Prosedur merupakan skenario yang di dalamnya terdapat metode sebagai teknik dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaan strategi yang ditetapkan ditentukan oleh karakter pembelajaran dan siswa. Namun yang terjadi guru tidak pernah memperhatikan hal tersebut, sehingga yang terpenting dalam pelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran tanpa memperhatikan keefektifan pembelajaran dan pengetahuan siswa.

Inovasi dalam strategi pembelajaran sangatlah penting agar

pembelajaran menjadi lebih efektif dan terarah pada tujuan pembelajaran. Pembelajaran mengoperasikan software pengolah kata mempunyai karakter agar siswa dapar langsung mengetahui dan dapat mengoperasikan software pengolah kata. Melihat karakter tersebut maka peneliti memilih inovasi berupa pembelajaran kooperatif yang mana pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi atau berinretaksi sosial atau bekerja sama dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebahai fasilitator dan motivator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran kooperatif ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereaka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya(Isjoni, 2009: 8).

Melalui inovasi yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif diharapkan mampu merubah paradigma untuk memberikan suatu strategi yang berbeda dalam setiap pelajaran. Berkaitan dengan kooperatif peneliti memilih satu tipe kooperatif yang mana tipe ini dipilih cocok dengan karakter tipe kooperatif yang kompleks dari tipe-tipe lainnya. Dipilihnya tipe pembelajaran Think Pair and Share dikarenakan upaya bahwa pembelajaran dengan tipe ini akan mendapatkan suatu pengalaman belajar yang lebih daripada tipe kooperatif lainnya. Think Pair and Share berusaha mencampurkan bentuk strategi pengajaran dengan dinamika proses demokrasi serta proses akademik yang berupa penelitian (Joyce, 315:2009).

Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan adanya kerja sama antar

Page 4: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

siswa dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar bersama. Model pembelajaran kooperatif ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit dengan cara bertukar pikiran atau diskusi dengan teman-temannya melalui kegiatan saling membantu dan mendorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pembelajaran kooperatif sesuai dengan teori motivasi karena struktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah struktur tujuan kooperatif yang menciptakan suatu situasi dimana satu-satunya cara agar anggota kelompok dapat mencapai tujuan pribadi mereka hanya apabila kelompoknya berhasil. Situasi yang tercipta ini akan membuat setiap anggota kelompok harus saling membantu teman dalam kelompoknya dengan melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu agar berhasil dan yang paling penting adalah saling memberi dorongan kepada teman dalam kelompoknya untuk melakukan upaya yang maksimum. Dikatakan juga, siswa yang belajar dalam kelompok ternyata memiliki perolehan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan siswa yang belajar secara tradisional. Belajar tradisional dalam hal ini adalah belajar secara individu, dimana setiap siswa bertanggung jawab memperoleh pengetahuannya sendiri.

Pengaruh Penerapan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe think pare and share pada mata pelajaran KKPI diharapkan dapat tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling berkomunikasi, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi

sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi di SMK Negeri 1 Lamongan”.

2. KAJIAN PUSTAKA

Teori pembelajaran kontruktivisme memandang bahwa peserta didik secara individu atau kelompok membangun sendiri. Peserta didik secara terus-menerus mencari pengetahuan baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merevisi aturan tersebut jika tidak sesuai (Suparno, 1999)

Jonnasen (1996) mengemukakan bahwa konstruktivisme menekankan pentingnya setiap pesrta didik aktif mengkontruksikan pengetahuan melalui hubungan saling mempengaruhi dari belajar sebelumnya dengan belajar baru. Hubungan tersebut dikonstruksikan oleh siswa untuk kepentingan mereka sendiri. Elemen kunci dari teori kontruktivis adalah orang belajar secara aktif mengkonstruksikan pengetahuan mereka sendiri, membandingkan informasi baru dengan pemahaman sebelumnya dan menggunakannya untuk menghasilkan pemahaman baru.

Konstruktivisme memandang pengetahuan tidak dapat ditrasfer begitu saja dari guru kepada pesrta didik, tetapi harus diiterprestasikan sendiri oleh masing-masing pesrta didik. Setiap peserta didik harus mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi tetapi suatu proses yang berkembang terus

Page 5: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

menerus. Dalam proses ini keaktifan peserta didik berupaya untuk mengkontruksikan pengetahuan yang akan menentukan bagi perkembangan pengetahuannya. Pesrta didik tidak bias dipandang sebagai kertas kosong yang hanya menunggu diisi oleh guru.

Belajar menurut teori konstruktivisme merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan secara optimal pada diri siswa.

Pembelajaran yang didasarkan pada pandangan kontruktivisme, bahan pembelajar baru harus disambungkan dengan konsepsi awal peserta didik atau membongkar konsepsi lama dengan membangunnya kembali. Dalam meluruskan konsep awal peserta didik yang salah atau menyimpan dari konsep yang benar dan disesuaikan kemampuan pesrta didik dengan bhan ajar yang akan dipelajari (Suparno, 19997)

Proses belajar sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi, akan membentuk suatu konstruksi pengetahuan yang menuju pada kemutakhiran struktur kognitifnya. Guru-guru kontruktivistik yang mengakui dan menghargai dorongan diri manusia/siswa untuk mengkontruksikan pengetahuannya sendiri, kegiatan pembelajaran yang dilakukannya akan diarahkan agar terjadi aktivitas kontruksi pengetahuan oleh siswa secara optimal.

Berdasarkan pengertian teori belajar kontruktivisme menurut beberapa ahli penelitian ini termasuk dalam teori pembelajaran konstruktivisme karena siswa dituntut aktif dalam proses belajar mengajar.

Belajar kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil. Kepada siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar.

Agar terlaksana dengan baik strategi ini dilengkapi dengan LKS yang berisi tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan siswa. Selama bekerja dalam kelompok, setiap anggota kelompok berkesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dan memberikan respon terhadap pendapat temannya. Setelah menyelesaikan tugas kelompok, masing-masing menyajikan hasil pekerjaannya didepan kelas untuk didiskusikan dengan seluruh siswa.

Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana. Teknik ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja

Page 6: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa.

Model pembelajaran Think-Pair-Share adalah salah satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain.

Think-Pair-Share memiliki prosedur ynag ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Sebagai contoh, guru baru saja menyajikan suatu topik atau siswa baru saja selesai membaca suatu tugas, selanjutnya guru meminta siswa untuk memikirkan permasalahan yang ada dalam topik/bacaan tersebut.

Langkah-langkah dalam pembelajaran Think-Pair-Share sederhana, namun penting trutama dalam menghindari kesalahan-kesalahan kerja kelompokDalam model ini, guru meminta siswa untuk memikirkan suatu topik, berpasangan dengan siswa lain dan mendiskusikannya, kemudian berbagi ide dengan seluruh kelas.

Tahap utama dalam pembelajaran Think-Pair-Share adalah sebagai berikut:

Tahap 1 : Thingking (berpikir) Guru mengajukan pertanyaan

atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Tahap 2 : Pairing

Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban yang

dianggap paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan. Tahap 3 : Sharing (berbagi)

Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah dan menemukan segala sesuatu untuk dirinya

a. Menurut teori konstruktivisme, siswa sebagai pemain dan guru sebagai fasilitator. Guru mendorong siswa untuk mengembangkan potensi secara optimal. Siswa belajar bukanlah menerima paket-paket konsep yang sudah dikemas oleh guru, melainkan siswa sendiri yang mengemasnya. Bagian terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, siswalah yang harus aktif mengembangkan kemampuan mereka, bukan guru atau orang lain. Mereka harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.

Page 7: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

3. METODE PENELITIAN

Dalam suatu penelitian, penggunaan metode penelitian sangat penting bagi peneliti. Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Di dalam metode penelitian terdapat petunjuk-petunjuk tentang bagaimana seorang peneliti melaksanakan penelitiannya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang benar dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang memberikan rambu-rambu agar penelitian mempunyai patokan atau member panduan kepada peneliti dengan uraian maupun teknik yang dapat dipertanggung jawabkan. Penelitian iniPada bab III ini terdapat aturan atau prosedur ilmiah peneliti, dalam melakukan penelitiannya. Berikut akan peneliti bahas tentang metode penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, secara berturut-turut adalah:

A. Jenis PenelitianB. Desain PenelitianC. Tempat dan Waktu PenelitianD. Subjek PenelitianE. Variabel PenelitianF. Prosedur PenelitianG. Metode Pengumpulan DataH. Perangkat Pembelajaran dan

Instrumen PenelitianI. Teknik Analisis Data

3.1 Jenis Penelitian

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair And Share untuk meningkatkan ketuntasan belajar pada mata pelajaran keterampilan komputer dan pengelolaan informasi di SMK Negeri 1 Lamongan termasuk jenis

Penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatmen pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Penelitian dengan metode eksperimental adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009:72)

Tindakan di dalam eksperimen disebut treatmen, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Dalam penelitian ini treatmen yang diberikan adalah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair And Share3.2 Desain Penelitian

Dari masalah yang telah dirumuskan sebelumnya jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kuantitaif yaitu penelitian yang datanya disimpulkan dengan angka-angka atau berbentuk bilangan (Arikunto, 2006: 11). Pendekatan deskriptif adalah suatu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2007: 157).

Rancangan/desain penelitian ini termasuk penelitian Pre Eksperimental Design yang sering disebut dengan “quasi eksperimen” atau eksperimen pura-pura sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006: 84) karena metode penelitian quasi eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

Page 8: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

pengaruh perlakuan tertentu terhadap orang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Karena metode ini sebagai bagian dari metode kuantitatif mempunyai ciri-ciri khas tersendiri, dan tidak ada variabel kontrol yang berpengaruh dalam penelitian ini.

Ada 3 jenis desain yang dimasukkan dalam kuasi eksperimen yaitu (1) One shot case study (2) pre test and post test, dan (3) static group comparison. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pre test and post test design sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Arikunto (1992: 79): Pola: O1 X O2

X = treatment atau perlakuanO = hasil observasi atau treatmentO1 = hasil observasi sesudah

mendapat perlakuan pertamaO2 = hasil observasi setelah

mendapat perlakuan kedua Dengan dilakukan observasi

sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut post-test.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Lamongan selama 3 bulan pada bulan Oktober- Desember semester 1 (Ganjil) tahun 2012/2013.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kelas X Akuntansi 2 yang berjumlah 35 siswa, yang terdiri dari 30 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki menggunakan model kooperatif tipe Think Pair and Share.

3.5 Variabel Penelitian

Agar penulis dapat memusatkan perhatian pada sasaran yang telah ditetapkan, maka diberikan batasan tiap-tiap variabel-variabel berikut ini :

1. Variabel BebasVariabel bebas adalah

variabel yang member pengaruh kepada variable lainnya. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share.

2. Variabel TerikatVariabel terikat adalah

variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah ketuntasan belajar siswa.

3.6 Prosedur PenelitianLangkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menyusun proposal penelitian Proposal penelitian ini

disusun peneliti dengan pertimbangan dosen pembimbing. Proposal penelitian ini memuat tentang semua rencana kegiatan selama penelitian. Hal ini bertujuan untuk memberikan arah dan tujuan yang jelas pada pelaksanaan penelitian.

2. Persiapan pengumpulan dataa. Mempersiapkan surat ijin

penelitianb. Mengadakan survey ke sekolah

dengan tujuan untuk mengetahui kegiatan belajar mata pelajaran Keterampilan Komputer Pengelolaan dan Informasi (KKPI) yang telah dilakukan.

Page 9: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

c. Menyusun rencan pelaksanaan pembelajaran (RPP).

d. Menyusun kisi-kisi soal. e. Menyusun soal pre-test post-testf. Mengadakan uji validitas dan

reabilitas soal menghitungnya.g. Menyusun soal berdasarkan

validitas.3. Pelaksanaana. Melaksanakan pembelajaran

Keterampilan Komputer Pengelolaan dan Informasi pada kelas eksperimen.

b. Dalam proses belajar mengajar, guru bidang studi bertindak sebagai pengajar. Selama proses belajar mengajar, guru mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sedangkan peneliti mengamati proses belajar mengajar.

c. Mengadakan tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen.

d. Menyusun kisi-kisi soal pre-test dan post-test.

e. Menganalisis hasil penelitian.f. Membuat laporan hasil penelitian.

3.7 Metode pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pekerjaan penting dalam meneliti. Untuk dapat mengumpulkan data yang relevan, akurat dan valid sesuai dengan kebutuhan peneliti perlu digunakan metode pengumpulan data. Data-data informasi yang diperoleh dalam kegiatan yang sesuai dengan kenyataan disebut dengan metode pengumpul data.

Metode pengumpul data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan adalah berupa metode observasi, angket, dan tes.

Dalam hal ini peneliti dalam mengumpulkan datanya menggunakan observasi jenis partisipatif pasif tidak terstruktur. Peneliti terjun mengamati

secara langsung dan mengumpulkan data sesuai dengan kondisi lapangan.a. Teknik Tes adalah suatu alat pengukur

yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang distandarisasikan, dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok.

b. Teknik Non TesJenis-jenis alat pengukur non tes adalah :1) Observasi atau pengamatan

(observation)Observasi adalah suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara langsung dan secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat. Beberapa bentuk observasi yang dapat dilakukan dalam penelitian adalah observasi partisipasi, observasi terus terang atau tersamar, observasi tidak berstruktur.

Maka penelitian ini menggunakan tes tulis objektif pilihan ganda sebagai tes acuan patokan yang dikembangkan oleh guru kompetensi dan peneliti. Dalam penelitian ini, test diberikan sebanyak dua kali, yaitu pre test dan post test. Pre test adalah test yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan ketrampilan) yang akan di ajarkan. Post test adalah test yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran. Tujuan post test adalah untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru setelah mengalami suatu kegiatan belajar mengajar. Dengan melalui tes tulis ini maka bisa

Page 10: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

dilihat perbandingan hasil belajar siswa yang diperoleh pada standar kompetensi Mengoperasikan Software pengolah kata.

3.8 Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

1. Perangkat pembelajaranPerangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :a. Silabus

Silabus didefinisikan sebagai “Garis besar ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Dalam kurikulum 2004 silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Tujuan mengembangkan silabus adalah membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi perencanaan belajar mengajar.

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang merupakan dokumen yang dijabarkan dari silabus juga perlu dikembangkan agar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi dasar tersebut dapat dicapai. Silabus memuat komponen-komponen yang operasional yaitu, tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, waktu pembelajaran, teknik pengukuran ketercapaian tujuan, dan sumber belajar serta media pembelajaran.

Silabus dalam KTSP adalah silabus yang terfokus pada kompetensi atau hasil pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang dijadikan acuan pengembangannya. Dalam silabus

terfokus hasil, komponen pertama yang harus dikembangkan adalah indicator-indikatornya karena indicator adalah rincian dari kompetensi dasar. Setelah indikator dirumuskan, bahan pembelajaran yang digunakan untuk mencapai indicator dipilih. Kemudian, beberapa kegiatan pembelajaran ditetapkan dengan tetap mengacu pada rumusan indicator karena setia kegiatan pembelajaran pada dasarnya adalah upaya untuk mencapai indicator. b. Rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP)Rencana pelaksanaan pembelajaran ini adalah pengembanan dari isi silabus yang berfungsi sebagai pedoman atau pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung secara maksimal.

c. Soal untuk pre-test dan post-test.

Soal pre test adalah soal test yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan ketrampilan) yang akan diajarkan.

Soal post test adalah soal test yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran. Tujuan post test adalah untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru setelah mengalami suatu kegiatan belajar mengajar.

Page 11: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

2.Instrumen PenelitianPendapat Sugiyono (2009:102)

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Tanpa instrument, kegiatan penelitian tidak akan dapat berjalan dengan baik, karena data-data yang diperlukan belum disiapkan secara sistematis sehingga arah penelitian tidak jelas. Untuk memperoleh dalam penelitian ini, maka instrument penelitian yang digunakan adalah lembar tes hasil belajar siswa, dan observasi. Tes dalam penelitian ini berupa tes awal dan tes akhir disusun untuk mengetahui hasil belajar siswa pada standar kompetensi mengoperasikan software pengolah kata. Sedangkan observasi digunakan untuk mengetahui efektifnya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share.

3.9 Teknik Analisis DataData yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah data kuantitatif, yang berupa nilai pre test dan post test. Teknik analisis data eksperimen yang menggunakan tanya jawab untuk menghitung efektivitas treatment adalah:

Kemudian membandingkan harga t hitung dengan t tabel, dengan ketentuan apabila thitung > ttabel = Ho ditolak dan Ha diterima atau apabila thitung ≤ ttabel = Ho diterima dan Ha ditolak.

4. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pretest rata-rata 66,15

dan post test rata-rata 83,43bisa dilihat bahwa hasil posttest meningkat dengan selisih 17,28 dari hasil pretest sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa hasil belajar sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share hasil belajar siswa meningkat dan lebih baik.

Hasil belajar yang lebih baik tersebut juga didukung dengan adanya respon siswa yang positif dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang diberikan oleh dua observer pada saat proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share memperoleh nilai rata-rata 88,5 dengan kriteria baik sekali.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share pada mata pelajaran keterampilan komputer dan pengelolaan informasi materi mengoperasikan software pengolah kata kelas X -2 Akuntansi di SMK Negeri 1 Lamongan nilai siswa meningkatkan sehingga siswa mencapai ketuntasan belajar. Hipotesis alternative (Ha) “pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dapat meningkatkan ketuntasan siswa kelas X-2 Akuntansi di SMK Negeri 1 Lamongan diterima.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis

Page 12: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dapat disimpulkan hasil penelitian ini:

1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dalam pembelajaran sudah dilakukan baik sekali (rata-rata 88.5) dengan cara Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar, guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi, guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap agar melakukan transisi secara efisien, guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka, guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Dalam presentasi dijelaskan tentang software pengolah kata, fungsi pengolah kata, format cara penyimpanan, menjalankan aplikasi pengolah kata, mengatur dan mencetak. Kemudian pada akhir sesi diskusi guru memberikan kesimpulan-kesimpulan tentang diskusi dan pesan-pesan tentang penanggulangan perilaku menyimpang dari kasus-kasus yang telah di diskusikan. 2. Ada pengaruh penerapan metode kooperatif tipe Think Pair and Share dengan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Keterampilan Komputer Pengelolaan dan Informasi (KKPI) pada pokok bahasan Mengoperasikan software pengolah kata. Hal ini didasarkan

pada kemampuan awal (pretest) dan post-test diketahui bahwa terdapat kenaikkan yang signifikan antara hasil sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share. Hal ini dibuktikan melalui tes uji-t yang diperoleh nilai thitung sebesar 10,51. Dengan taraf signifikan 5% dan db= n1+n2 - 2 = 68 ttable adalah 1,67. Dengan analisis data ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari pada ttabel yaitu 10,51 > 1,67. Dengan demikian terdapat perbedaan signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada siswa kelas X-2 SMK Negeri 1 Lamongan setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share pada mata pelajaran KKPI materi software pengolah kata.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil simpulan diatas maka peneliti ingin memberikan masukan berupa saran-saran yang bersifat konstruktif demi peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan ketuntasan belajar siswa. Saran-saran tersebut anatar lain :1. Inovasi dalam kegiatan

pembelajaran sangatlah diperlukan bagi siswa karena siswa akan lebih bersemangat dalam belajar sehingga hasil belajar yang didapat optimal dan ketuntasan belajar dapat tercapai.

2. Perubahan dalam pembelajaran memerlukan suatu teknik yang sangat dan harus dikuasai oleh seorang guru, jadi sebelum

Page 13: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

mengadakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tertentu maka harus menguasai dan paham tentang model pembelajaran yang akan dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard. I. 2007. Belajar Untuk Mengajar. Terjemahan oleh Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arroyan, Finne. 2008. Penerapan Pembelajaran Tematik Model Webbed untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Mengenal Lingkungan Sekitar Pada Siswa Kelas IA SDN SAWAHAN IX Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JTP FIP Unesa

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2006.  Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja RosdakaryaIsjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isjoni. 2010. Cooperative Learning Evektivitas pembelajaran kelompok. Bandung: Alfabeta

Joyce, Bruce. Dkk. 2009. Model-Model Pengajaran. Terjemahan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. 2009. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Masidjo, Ign. 2003. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius

Moedjiono dan Dimyati, Moh. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud

Narsoyo, T. Reksoatmodjo. 2009. Statistika Eksperimen Rekayasa. Bandung: Refika Aditama

Rustad, Supriadi. Dkk. 2011. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional

Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi

Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Seels, B. Barbara. 1994. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

Sudjana, Nana. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Page 14: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Di Smk Negeri 1 Lamongan

Suparlan. Dasim Budimansyah. Danny Meirawan. 2008. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Bandung: Genesindo

Suparno, P. 1999. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan: Yogyakarta: Kanisus

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Uno, Hamzah. B. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suparlan. Dasim Budimansyah. Danny Meirawan. 2008. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Bandung: Genesindo

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suyatno. 2009. Menjelajah Seratus Pambelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka

Uno, Hamzah. B. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta