pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu

13
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI DI DESA JETAK KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : MAHAYU ARIANTI J 210.090.044 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: trinhkhuong

Post on 14-Jan-2017

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN

MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI DI DESA JETAK

KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

MAHAYU ARIANTI

J 210.090.044

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN

MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI DI DESA JETAK

KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

Mahayu Arianti

Winarsih Nur Ambarwati, S.kep., Ns, ETN. M.Kep.

Ambarwati, S. Pd, M. Si

Abstrak

Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) kurang dari 6 bulan dapat

menimbulkan risiko diare, dehidrasi, produksi ASI menurun dan alergi. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemberian MP-ASI pada bayi. Jenis penelitian adalah survei observasional

menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah

semua ibu yang mempunyai bayi berumur 1-6 bulan di Desa Jetak, Kecamatan

Sidoharjo, Sragen, yaitu 62 ibu. Penelitian ini menggunakan rumus besaran

sampel sebanyak 43 ibu dengan teknik pengambilan sampel proporsional random

sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan ibu,

status pekerjaan ibu dan dukungan keluarga. Penelitian ini menggunakan uji

kolmogorov smirnov untuk menganalisis tingkat pengetahuan ibu dan uji fisher’s

exact untuk menganalisis faktor status pekerjaan dan dukungan keluarga. Hasil

penelitian menunjukkan lebih banyak responden memiliki pengetahuan cukup 30

orang (69,8%), 29 orang (67,4%) responden bekerja dan 39 orang (90,7%)

mendapat dukungan keluarga untuk memberikan MP-ASI. Kesimpulan dari

penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu

(p= 0,02 ≤ α= 1,521) dan dukungan keluarga (p= 0,0001 ≤ α= 0,05) dengan

pemberian MP-ASI pada bayi. Sedangkan status pekerjaan ibu (p= 0,296 > α=

0,05) tidak ada hubungan yang signifikan dengan pemberian MP-ASI pada bayi.

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Status Pekerjaan, Dukungan Keluarga, MP-

ASI

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pada Bayi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Sragen Page 2

FACTORS ASSOCIATED WITH COMPLEMENTARY FEEDING IN

INFANTS IN RURAL DISTRICTS JETAK SIDOHARJO SRAGEN

By : Mahayu Arianti

Abstract

Complementary feeding are not timely can lead to things that harm, if it is too

early (less than 6 months) can pose a risk of diarrhea, dehydration, decreased

milk production and allergies. The purpose of this study was to determine the

factors associated with the provision of complementary feeding in infants. This

type of research was a observational survey by using a cross-sectional approach.

The population in this study were all mothers with infants aged 1-6 months in

Jetak Village, District Sidoharjo, Sragen, as many as 62 mothers. This study used

a sample size formula as much as 43 mothers with a proportional random

sampling. Research instrument that was used questionnaires of maternal

knowledge level, employment status of the mother and family support . This study

used the Kolmogorov Smirnov test to analyze the mother's level of knowledge and

Fisher 's exact test to analyze the status of the work and support the family. The

results showed more respondents had sufficient knowledge of 30 people (69.8 %),

29 people (67.4 %) of respondents worked and as many as 39 people ( 90.7 %) of

respondents received support from the family to give complementary feeding. The

conclusion is that there are a significant relationship between the level of

mother's knowledge (p= 0,02 ≤ α= 1,521) and support families (p= 0,001 ≤ α=

0,05) and providing complementary feeding in infants. While there is not

employment status of the mother (p= 0,296 > α= 0,05) no significant association

with the provision of complementary feeding in infants.

Keywords: Knowledge Level, Employment Status, Family Support,

Complementary Feedin

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pada Bayi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Sragen Page 3

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air susu ibu (ASI) merupakan

makanan pertama bayi yang memiliki

peranan penting dalam tumbuh

kembang, karena terbukti memiliki

manfaat sangat besar untuk jangka

panjang. Kandungan zat gizi ASI yang

sempurna membuat bayi tidak akan

mengalami kekurangan gizi.

Dilaporkan dalam beberapa studi,

WHO telah merekomendasikan bahwa

bayi harus secara eksklusif mendapat

ASI pada usia 6 bulan pertama, dengan

pengenalan makanan pendamping ASI

(MP-ASI) yang sesuai umur, dan terus

memberikan ASI selama 2 tahun

(Kalanda, et al., 2006).

Terlalu dini memberikan makanan

pendamping ASI (MP-ASI) akan

menyebabkan pemenuhan kebutuhan

ASI bayi berkurang. Sebaliknya, bila

terlambat akan sulit mengembangkan

keterampilan makan, seperti menggigit,

mengunyah, tidak menyukai makanan

padat, dan kekurangan gizi penting

(Arief, 2009).

Banyak orang tua menganggap

bahwa kebutuhan nutrisi bayi tidak

cukup hanya dengan ASI, sehingga

bayi perlu diberi makanan pendamping

ASI (MP-ASI). Pemberian makanan

pendamping ASI (MP-ASI) berupa

susu atau makanan padat yang lain

pada kalangan orang tua sudah menjadi

hal yang biasa, dengan berbagai alasan

yang diberikan seperti ASI yang keluar

sedikit, kesibukan ibu, kurangnya

pengetahuan ibu tentang pemberian

ASI, hemat waktu dan tergiur dengan

kandungan susu formula yang ditawar-

kan. Kebanyakan orangtua menilai

pemberian susu formula setara dengan

ASI dan dapat mencukupi kebutuhan

gizi sang bayi (Orzy, 2008).

Banyak sikap yang berkembang

di masyarakat yang tidak mendasar

terhadap makna pemberian ASI yang

membuat para ibu tidak melakukan

pemberian ASI secara eksklusif kepada

bayi mereka dalam periode 6 bulan

pertama sehingga memberikan makanan

pendamping ASI secara dini. Hal ini

akan mengganggu pertambahan berat

badan bayi (IDAI, 2010).

Berdasarkan hasil wawancara

dengan 10 ibu yang dilakukan peneliti

di salah satu posyandu yang berada di

Desa Jetak, terdapat 6 ibu memberikan

makanan pendamping ASI (MP-ASI)

secara dini, dan 4 ibu memberikan ASI

eksklusif. Berdasarkan latar belakang

yang diuraikan di atas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Faktor-faktor yang Berhu-

bungan dengan Pemberian Makanan

Pendamping ASI Pada Bayi di Desa

Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen”

Tujuan Penelitian adalah Untuk

mengetahui faktor-faktor yang berhu-

bungan dengan pemberian makanan

pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi.

LANDASAN TEORI

Makanan Pendamping ASI

Makanan Pendamping ASI (MP-

ASI) merupakan makanan per-alihan

dari ASI ke makanan keluarga.

Pengenalan dan pemberian MP-ASI

harus dilakukan secara bertahap baik

bentuk maupun jumlahnya, sesuai

dengan kemampuan pencernaan bayi

(Proverawati dan Kusumawati, 2011).

MP-ASI diperlukan untuk per-

tumbuhan dan perkembangan fisik,

psikomotor, otak, dan kognitif bayi.

Pemberian makanan MP-ASI setelah

usia bayi 6 bulan, bila diberikan

sebelum 6 bulan, sistem pencernaan

bayi belum memiliki enzim untuk

mencerna makanan sehingga mem-

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pada Bayi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Sragen Page 4

beratkan kinerja pencernaan dan ginjal

bayi. Selain itu, usus bayi belum dapat

menyaring protein dalam jumlah besar,

sehingga dapat menimbulkan reaksi

batuk, diare, kolik, dan alergi (Arief,

2009).

Tujuan pemberian makanan

tambahan menurut Marimbi (2010)

adalah: Melengkapi zat gizi ASI yang

sudah berkurang, mengembangkan

kemampuan bayi untuk menerima

bermacam-macam makanan dengan

berbagai rasa dan bentuk, mengem-

bangkan kemampuan bayi untuk

mengunyah dan menelan, mencoba

adaptasi terhadap makanan yang

mengandung kadar energi tinggi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pemberian Makanan Pendamping

ASI

a. Faktor predisposisi

Tingkat pendidikan, Ibu yang

berpendidikan, lebih banyak meng-

akses fasilitas kesehatan baik sarana

maupun prasarana kesehatan diban-

dingkan ibu yang kurang berpen-

didikan (Maritalia, 2013).

Tingkat pengetahuan, Kurang-

nya pengetahuan ibu tentang ma-

kanan yang tepat pada bayi usia dini

(< 6 bulan) dapat menyebabkan

terjadi masalah gizi pada bayi

(Tirtawinata, 2006).

Status pekerjaan, Ibu menyu-

sui yang bekerja masih tetap bisa

memberikan ASI untuk bayinya

dengan cara memompa ASI dan

menampungnya di tempat yang steril

kemudian membawanya pulang un-

tuk diberikan kepada bayi-nya. Jadi

bekerja bukan alasan untuk tidak

menyusui dan beralih ke susu botol

atau pemberian makanan secara dini

pada bayi (Chumbley, 2006).

b. Faktor pendukung

Dukungan Keluarga sebagai

pengambil keputusan yang terletak

kepada suami, orangtua maupun

mertua, hal ini sudah menjadi

tradisi, bahwa segala sesuatu harus

dengan pendapat dan persetujuan

suami atau yang berkuasa di rumah.

Sehingga hal ini dapat mempe-

ngaruhi seorang ibu untuk mem-

berikan makanan pendamping ASI

(MP-ASI) secara dini pada bayinya

(Nugroho, 2011).

Kebiasaan yang keliru di

masyarakat dalam pemberian MP-

ASI dan makanan padat yang terlalu

dini tidak dianjurkan sebab pada

bulan-bulan pertama bayi belum

dapat menelan dengan baik. Selain

itu zat-zat yang terkandung dalam

makanan baru ini dapat menye-

babkan alergi (Pudjiadi, 2003).

Petugas kesehatan sangat

berperan dalam memotivasi ibu

untuk tidak memberikan makanan

tambahan pada bayi usia kurang dari

enam bulan. Biasanya, jika

dilakukan penyuluhan dan pende-

katan yang baik maka pada

umumnya ibu akan mematuhi nase-

hat petugas kesehatan, oleh karena

itu petugas kesehatan diharapkan

menjadi sumber informasi tentang

kapan waktu yang tepat untuk ibu

memberikan makanan tambahan dan

risiko pemberian makanan tambahan

dini pada bayi (Maritalia, 2013).

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan

survey observasional dengan menggu-

nakan rancangan penelitian cross

sectional yaitu rancangan penelitian

dengan melakukan pengamatan dan

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pada Bayi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Sragen Page 5

pengukuran pada sekali waktu

(Hidayat, 2007).

Pengambilan sampel dilakukan

dengan proporsional random sampling

yaitu cara pengambilannya dapat

dilakukan secara undian, artinya setiap

strata terwakili sesuai proporsinya

(Hidayat, 2007).

Peneliti mengambil sampel ibu

yang mempunyai bayi berumur 1–6

bulan secara cluster sampling,

kemudian hasil populasi tiap dusun di

undi menggunakan proporsional

random sampling, sejumlah 43

responden.

Kriteria Inklusi

1) Ibu yang mempunyai bayi usia 1-6

bulan

2) Ibu yang menyusui bayinya

3) Ibu yang tinggal di wilayah Desa

Jetak

Kriteria Eksklusi

1) Ibu yang sedang sakit

2) Ibu yang tidak berada dirumah atau

sedang berpergian

3) Ibu yang tidak bersedia menjadi

responden

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan

adalah kuesioner tingkat pengetahuan,

status pekerjaan dan dukungan

keluarga.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

1. Usia

Tabel 4.1 Distribusi Responden berda-

sarkan Usia Umur Frekuensi Persentase

< 25 tahun

25 – 30 tahun

> 30 tahun

3

25

15

7,0%

58,1%

34,9%

Total 43 100,0%

Tabel 4.1 memperlihatkan distri-

busi responden berdasarkan umur.

Diketahui bahwa responden sebagian

besar berumur 25 – 30 tahun yaitu

sebanyak 25 orang (58,1%) dan paling

sedikit <25 tahun yaitu sebanyak 3

orang (7,0%).

2. Pendidikan

Tabel 4.2 Distribusi Responden berda-

sarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase

SMP

SMA

PT

4

30

9

9,3%

69,8%

20,9%

Total 43 100,0%

Tabel 4.2 memperlihatkan distri-

busi responden berdasarkan pendidikan.

Diketahui bahwa responden sebagian

besar berpendidikan SMA yaitu seba-

nyak 30 orang (69,8%) dan paling sedi-

kit lulusan SMP yaitu 4 orang (9,3%).

3. Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Responden berda-

sarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase

IRT

Wiraswasta

Buruh

PNS

14

13

12

4

32,6%

30,2%

27,9%

9,3%

Total 43 100,0%

Tabel 4.3 memperlihatkan distri-

busi responden berdasarkan pekerjaan.

Diketahui bahwa responden sebagian

besar adalah ibu rumah tangga yaitu

sebanyak 14 orang (32,6%), dan paling

sedikit PNS yaitu 4 orang (9,3%).

4. Jenis Kelamin Bayi

Tabel 4.4 Distribusi Responden berda-

sarkan Jenis Kelamin Bayi Jenis Kelamin

Bayi Frekuensi Persentase

Laki-laki

Perempuan

30

13

69,8%

30,2%

Total 43 100,0%

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pada Bayi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Sragen Page 6

Tabel 4.4 memperlihatkan distri-

busi responden berdasarkan jenis

kelamin bayi. Diketahui bahwa res-

ponden sebagian besar memiliki bayi

laki-laki yaitu sebanyak 30 orang

(69,8%), lebih banyak dari pada res-

ponden yang memiliki bayi perempuan,

yaitu 13 orang (30,2%).

Analisa Univariat

1. Pemberian MP-ASI

Tabel 4.5 Distribusi Responden berda-

sarkan Pemberian MP-ASI Pemberian MP-

ASI Frekuensi Persentase

Diberikan

Tidak Diberikan

30

13

69,8%

30,2%

Total 43 100,0%

Tabel 4.5 memperlihatkan distri-

busi responden berdasarkan pemberian

MP-ASI. Diketahui bahwa responden

sebagian besar memberikan MP-ASI

kepada bayinya yaitu sebanyak 30

orang (69,8%), lebih banyak daripada

yang tidak memberikan.

2. Tingkat Pengetahuan tentang

MP-ASI

Tabel 4.6 Distribusi Responden berda-

sarkan Tingkat Pengetahuan

tentang MP-ASI Pengetahuan Frekuensi Persentase

Baik

Cukup

Kurang

8

30

5

18,6%

69,8%

11,6%

Total 43 100,0%

Tabel 4.6 memperlihatkan distri-

busi responden berdasarkan tingkat

pengetahuan tentang MP-ASI. Dike-

tahui bahwa responden sebagian besar

memiliki pengetahuan yang cukup

yaitu sebanyak 30 orang (69,8%), dan

paling sedikit berpengetahuan kurang

yaitu sebanyak 5 orang (11,6%).

3. Status Pekerjaan

Tabel 4.7 Distribusi Responden berda-

sarkan Status Pekerjaan Status

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Tidak Bekerja

Bekerja

14

29

32,6%

67,4%

Total 43 100,0%

Tabel 4.7 memperlihatkan distri-

busi responden berdasarkan status

pekerjaan. Diketahui bahwa responden

sebagian besar bekerja yaitu sebanyak

29 orang (67,4%), lebih banyak

daripada yang tidak bekerja yaitu 14

orang (32,6%).

4. Dukungan Keluarga

Tabel 4.8 Distribusi Responden berda-

sarkan Dukungan Keluarga Dukungan

Keluarga Frekuensi Persentase

Mendukung

Tdk Mendukung

39

4

90,7%

9,3%

Total 43 100,0%

Tabel 4.8 memperlihatkan distri-

busi responden berdasarkan dukungan

keluarga. Diketahui bahwa responden

sebagian besar mendapat dukungan

dari keluarga untuk memberikan MP-

ASI yaitu sebanyak 39 orang (90,7%),

dan paling sedikit yang tidak mendapat

dukungan sebanyak 4 orang (9,3%).

Analisa Bivariat

1. Hubungan antara Tingkat Penge-

tahuan tentang MP-ASI dengan

Pemberian MP-ASI

Distribusi silang responden

berdasarkan tingkat pengetahuan dan

pemberian MP-ASI tidak memenuhi

syarat penggunaan uji chi square. Oleh

karena desain tabelnya 3 × 2 maka

pengujian statistik dilakukan dengan

uji kolmogorov-smirnov.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pada Bayi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Sragen Page 7

Tabel 4.9 Hasil Analisis Hubungan

antara Tingkat Pengetahuan

tentang MP-ASI dengan

Pemberian MP-ASI

Pengetah

uan ttg

MP-ASI

Pemberian MP-ASI

Total

Kolmog

orov-

Smirnov

Diberikan Tidak

Diberikan p

Baik 1

(2,3%)

7

(16,3%)

8

(18,6%)

0,020

Cukup 24

(55,8%)

6

(14,0%)

30

(69,8%)

Kurang 5

(11,6%)

0

(0,0%)

5

(11,6%)

Total 30

(69,8%)

13

(30,2%)

43

(100,0%)

Tabel 4.9 memperlihatkan hasil

analisis hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang MP-ASI dengan

pemberian MP-ASI. Distribusi silang

menunjukkan bahwa semakin baik

pengetahuan ibu semakin besar kemung-

kinan untuk tidak memberikan MP-ASI

kepada bayinya sebelum umur 6 bulan.

Pengujian statistik menghasilkan

nilai signifikansi p = 0,020. Nilai p ≤

0,05 berarti bahwa pada taraf ketelitian

5% korelasi antara kedua variabel

signifikan (H0 ditolak, Ha diterima).

Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan tentang

MP-ASI dengan pemberian MP-ASI.

2. Hubungan antara Status Pekerja-

an dengan Pemberian MP-ASI

Distribusi silang responden

berdasarkan status pekerjaan dan

pemberian MP-ASI tidak memenuhi

syarat penggunaan uji chi square. Oleh

karena desain tabelnya 2 × 2 maka

pengujian statistik dilakukan dengan

uji fisher’s exact.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Hubungan

antara Status Pekerjaan

dengan Pemberian MP-ASI

Status

Pekerjaan

Pemberian MP-ASI

Total

Fisher’s

Exact

Diberikan Tidak

Diberikan p

Tidak

Bekerja

9

(20,9%)

5

(11,6%)

14

(32,6%)

0,726 Bekerja 21

(48,8%)

8

(18,6%)

29

(67,4%)

Total 30

(69,8%)

13

(30,2%)

43

(100,0%)

Tabel 4.10 memperlihatkan hasil

analisis hubungan antara status

pekerjaan dengan pemberian MP-ASI.

Distribusi silang menunjukkan bahwa

baik ibu yang bekerja atau tidak bekerja

sebagian besar tetap memberikan MP-

ASI kepada bayinya sebelum umur 6

bulan.

Pengujian statistik menghasilkan

nilai signifikansi p = 0,726. Nilai p >

0,05 berarti bahwa pada taraf ketelitian

5% korelasi antara kedua variabel tidak

signifikan (H0 diterima, Ha ditolak).

Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara status pekerjaan dengan

pemberian MP-ASI. Ibu bekerja atau

tidak bekerja sebagian besar tetap

memberikan MP-ASI kepada bayinya

yang berumur 0 – 6 bulan.

3. Hubungan antara Dukungan

Keluarga dengan Pemberian MP-

ASI

Distribusi silang responden

berdasarkan dukungan keluarga dan

pemberian MP-ASI tidak memenuhi

syarat penggunaan uji chi square. Oleh

karena desain tabelnya 2 × 2 maka

pengujian statistik dilakukan dengan

uji fisher’s exact.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pada Bayi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Sragen Page 8

Tabel 4.11 Hasil Analisis Hubungan

antara Dukungan Keluarga

dengan Pemberian MP-ASI

Dukungan

Keluarga

Pemberian MP-ASI

Total

Fisher’s

Exact

Diberikan Tidak

Diberikan p

Mendu-

kung

30

(69,8%)

9

(20,9%)

39

(90,7%)

0,006 Tdk Men-

dukung

0

(0,0%)

4

(9,3%)

4

(9,3%)

Total 30

(69,8%)

13

(30,2%)

43

(100,0%)

Tabel 4.11 memperlihatkan hasil

analisis hubungan antara dukungan

keluarga dengan pemberian MP-ASI.

Distribusi silang menunjukkan bahwa

ibu yang mendapat dukungan dari

keluarga cenderung akan memberikan

MP-ASI kepada bayinya sebelum umur

6 bulan.

Pengujian statistik menghasilkan

nilai signifikansi p = 0,006. Nilai p ≤

0,05 berarti bahwa pada taraf ketelitian

5% korelasi antara kedua variabel

signifikan (H0 ditolak, Ha diterima).

Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan

antara dukungan keluarga dengan

pemberian MP-ASI.

PEMBAHASAN

Umur

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa hampir semua responden sudah

berumur 25 tahun atau lebih yang

menunjukkan bahwa para ibu menyusui

primipara tersebut telah mencapai kede-

wasaan termasuk dalam cara berpikir.

Kedewasaan berpikir merupakan faktor

positif untuk pengetahuan termasuk juga

tentang MP-ASI. Dikemukakan bahwa

pengetahuan merupakan domain kognitif

untuk terbentuknya perilaku seseorang

(Notoatmodjo, 2003).

Pekerjaan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa responden paling banyak tidak

bekerja atau hanya berstatus ibu rumah

tangga. Yang lain bekerja sebagai

wiraswasta, buruh, atau PNS. Jenis

pekerjaan mempengaruhi pengalaman

yang kemudian mempengaruhi penge-

tahuan. Dalam penelitian ini status

pekerjaan dikategorikan dalam dua

kategori yaitu bekerja dan tidak

bekerja sebagai faktor penentu tingkat

kesibukan yang mempengaruhi pembe-

rian MP-ASI.

Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebagian responden adalah

lulusan SMA. Pendidikan orang tua

merupakan faktor yang penting dalam

tumbuh kembang anak. Ibu yang

berpendidikan, lebih banyak mengakses

fasilitas kesehatan baik sarana maupun

prasarana kesehatan dibandingkan ibu

yang kurang berpendidikan (Maritalia,

2013).

Hubungan antara Tingkat

Pengetahuan tentang MP-ASI

dengan Pemberian MP-ASI kepada

Bayi sebelum Umur 6 Bulan

Tingkat pengetahuan didefinisikan

sebagai pemahaman ibu tentang seluk-

beluk makanan pendamping ASI dari

mulai pengertian, jenis dan saat

pemberian makanan yang tepat pada

bayi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa responden sebagian besar

memiliki pengetahuan yang cukup.

Adapun mengenai pemberian MP-ASI

diketahui bahwa sebagian besar

responden memberikan MP-ASI kepada

bayinya.

Pengujian statistik menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan tentang MP-

ASI dengan pemberian MP-ASI. Ibu

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pada Bayi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Sragen Page 9

menyusui yang memiliki pengetahuan

lebih baik tentang MP-ASI cenderung

tidak memberikan MP-ASI kepada

bayinya sebelum umur 6 bulan.

Ibu menyusui yang memahami

dengan baik tentang MP-ASI akan tahu

kapan harus memberikan MP-ASI.

Menurut Indiarti (2008) MP-ASI adalah

makanan padat yang diberikan pada bayi

mulai umur 6 bulan, dan pemberian ASI

tetap diteruskan hingga bayi berusia 12-

24 bulan. Definisi ini memberi petunjuk

bahwa MP-ASI seharusnya tidak

diberikan sebelum bayi berumur 6 bulan.

Dengan demikian ibu yang memiliki

pengetahuan baik tentang MP-ASI tidak

akan memberikan MP-ASI kepada

bayinya sebelum berumur 6 bulan.

Mayoritas responden memiliki

kemungkinan besar untuk tidak

mengetahui waktu pemberian MP-ASI

yang tepat. Hal inilah yang menyebab-

kan mengapa sebagian besar responden

memberikan MP-ASI kepada bayinya

sebelum umur 6 bulan. Perilaku

menyusui yang keliru ini dapat

menyebabkan berbagai masalah gizi

bayi. Kurangnya pengetahuan ibu

tentang makanan yang tepat pada bayi

usia dini (kurang dari 6 bulan) dapat

menyebabkan terjadi masalah gizi pada

bayi (Tirtawinata, 2006).

Hubungan antara Status Pekerjaan

dengan Pemberian MP-ASI kepada

Bayi sebelum Umur 6 Bulan

Status pekerjaan yang dimaksud

pada dasarnya adalah aktivitas sehari-

hari ibu menyusui yang dilakukan di

dalam (ibu rumah tangga) atau di luar

rumah. Ibu yang bekerja (di luar

rumah) akan memiliki waktu interaksi

yang lebih sedikit dengan bayinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

responden sebagian besar bekerja.

Distribusi silang menunjukkan bahwa

baik ibu yang bekerja atau tidak

bekerja sebagian besar tetap membe-

rikan MP-ASI kepada bayinya sebelum

umur 6 bulan.

Pengujian statistik menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara status pekerjaan

dengan pemberian MP-ASI. Ibu yang

bekerja atau tidak sebagian besar tetap

memberikan MP-ASI kepada bayinya

yang berumur 0 – 6 bulan. Kesimpulan

ini tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa pekerjaan sebagai

faktor predisposisi dapat mempengaruhi

pemberian MP-ASI (Suhardjo, 1999).

Hal ini disebabkan terutama karena

masalah kebiasaan. Kebiasaan yang

keliru di masyarakat dalam pemberian

MP-ASI dan makanan padat yang

terlalu dini tidak dianjurkan sebab pada

bulan-bulan pertama bayi belum dapat

menelan dengan baik. Selain itu zat-zat

yang terkandung dalam makanan baru

ini dapat menyebabkan alergi (Pudjiadi,

2003).

Penelitian ini diketahui bahwa ibu

yang tidak bekerja sebagian besar

memberikan MP-ASI kepada bayinya

sebelum berumur 6 bulan. Hal ini

disebabkan karena faktor kebiasaan di

masyarakat. Adapun ibu yang bekerja

sebagian besar juga memberi-kan MP-

ASI kepada bayinya sebelum umur 6

bulan. Kendala kesibukan menjadi

penyebab perilaku menyusui yang

keliru ini. Padahal ibu menyusui yang

bekerja masih tetap bisa memberikan

ASI untuk bayinya dengan cara

memompa ASI dan menampung-nya di

tempat yang steril kemudian

menyimpannya di lemari es, jika akan

diberikan kepada bayi dihangatkan

terlebih dahulu. Jadi bekerja bukan

alasan untuk tidak menyusui dan beralih

ke susu botol atau pemberian makanan

secara dini pada bayi (Chumbley,

2006).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pada Bayi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Sragen Page 10

Hubungan antara Dukungan

Keluarga tentang MP-ASI dengan

Pemberian MP-ASI kepada Bayi

sebelum Umur 6 Bulan

Dukungan keluarga didefinisikan

sebagai segala bentuk bantuan verbal

dari orang terdekat seperti suami,

orang tua dan mertua yang

memberikan dukungan pemberian MP-

ASI. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa responden sebagian besar

mendapat dukungan dari keluarga

untuk memberikan MP-ASI.

Pengujian statistik menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan

antara dukungan keluarga dengan

pemberian MP-ASI. Ibu yang mendapat

dukungan dari keluarga cenderung akan

memberikan MP-ASI kepada bayinya

yang berumur 0 – 6 bulan. Kesimpulan

ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Suhardjo (1999)

bahwa dukungan keluarga merupakan

faktor pendukung pemberian MP-ASI.

Hal ini disebabkan karena keluarga

(suami, orangtua maupun mertua)

menurut tradisi adalah pengambil

keputusan. Segala sesuatu harus dengan

pendapat dan persetujuan suami atau

yang berkuasa di rumah. Hal ini dapat

mempengaruhi seorang ibu untuk

memberikan MP-ASI secara dini pada

bayinya (Nugroho, 2011).

Penelitian ini memberi informasi

bahwa dukungan keluarga untuk

memberikan MP-ASI secara dini

berpengaruh positif terhadap pemberian

MP-ASI secara dini. Temuan ini

didukung dalam sudut pandang lain oleh

penelitian yang dilakukan Sika-Bright

(2010) di Ghana. Penelitian di wilayah

sub-Sahara Afrika ini menemukan

bahwa dukungan sosial (keluarga dan

masyarakat) untuk memberikan ASI

secara eksklusif berpengaruh positif

terhadap pemberian ASI secara eksklusif

dengan menunda pemberian MP-ASI

hingga bayi berumur 6 bulan.

SIMPULAN

1. Tingkat pengetahuan dan dukungan

keluarga merupakan faktor yang

berhubungan dengan pemberian MP-

ASI dini, sedangkan pekerjan ibu

bukan merupakan faktor yang berhu-

bungan dengan pemberian MP-ASI.

2. Ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan ibu

tentang MP-ASI dengan pemberian

MP-ASI dini kepada bayi.

3. Tidak ada hubungan yang signifikan

antara status pekerjaan ibu dengan

pemberian MP-ASI dini kepada bayi.

4. Ada hubungan yang signifikan antara

dukungan keluarga dengan pem-

berian MP-ASI dini kepada bayi.

SARAN

1. Bagi Masyarakat

Ibu menyusui disarankan terus

meningkatkan pengetahuan tentang

MP-ASI agar dapat memberikan MP-

ASI secara tepat baik waktu maupun

jenisnya. Ibu menyusui juga disaran-

kan untuk meningkatkan pengetahuan

tentang teknik menyusui yang tepat

sehingga ibu tetap dapat menyusui

meskipun disibukkan dengan peker-

jaan. Masyarakat khususnya pihak

keluarga dianjurkan untuk membe-

rikan dukungan kepada ibu menyusui

untuk memberikan MP-ASI pada

waktu yang tepat.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan disarankan terus

menggiatkan upaya-upaya sosialisasi

kepada ibu menyusui dan umumnya

kepada masyarakat khususnya

mengenai cara menyusui yang benar

termasuk di dalamnya tentang pem-

berian MP-ASI.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Pada Bayi Di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo Sragen Page 11

Peneliti selanjutnya dengan tema

sejenis disarankan untuk mencoba

meneliti dari sudut pandang yang lain

misalnya tentang pemberian ASI

jenis MP-ASI yang tepat sesuai umur

bayi. Di samping itu juga perlu ada

peningkatan kualitas riset terutama

dalam penyusunan instrumen agar

hasil penelitian semakin akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, N. (2009). Panduan Ibu Cerdas

(ASI dan Tumbuh Kembang Bayi).

Yogyakarta: Media Pressindo.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik, Edisi

Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Chumbley, J. (2006). Menyusui.

Jakarta: Erlangga.

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian

Keperawatan dan Tehnik Analisa

Data. Jakarta: Salemba Medika.

IDAI. (2010). Indonesia Menyusui.

Jakarta: Badan Penerbit IDAI

Indiarti, MT., (2008). A to Z the Golden

Age (Merawat, Membesarkan, dan

Mencerdaskan Bayi Anda Sejak

dalam Kandungan Hingga Usia 3

Tahun). Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kalanda, B.F.,Verhoeff, F.H., Brabin,

B.J. (2006). Breast and

Complementary Feeding Practices

in Relation to Morbidity and

Growth in Malawian Infants.

European Journal of Clinical

Nutrition & Nature Publishing

Group (2006).

Maritalia, D. (2013). Asuhan

Kebidanan Nifas dan Menyusui.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu

Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nugroho, T. (2011). ASI dan Tumor Pa-

yudara. Yogyakarta: Nuha Medika.

Oryz. (2008). Promosi Susu Formula

Menghambat Pemberian Asi

Eksklusif Pada Bayi 6-11 Bulan Di

Kelurahan Pa’baeng-Baeng

Makassar Tahun 2007. from:

http://lkpkindonesia.com/2007/03

(Diakses pada 21 Februari 2013)

Pudjiadi, S. (2003). Ilmu Gizi pada

Anak (Edisi keempat). Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.

Proverawati, A., dan Kusumawati, E.

(2011). Ilmu Gizi untuk

Keperawatan dan Gizi Kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika

Sugiyono. (2009). Statistika Untuk

Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suhardjo. (1999). Pemberian Makanan

pada Bayi dan Anak. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius

Tirtawinata, C.T. (2006). Makanan

dalam Perspektif AL-Qur’an dan

Ilmu Gizi. Jakarta: Pustaka Bunda.

Mahayu Arianti*:Mahasiswa S-1

Keperawatan FIK UMS

Winarsih Nur Ambarwati, S.kep., Ns,

ETN. M.Kep **: Dosen FIK UMS

Ambarwati, S.Pd, Msi**: Dosen FIK

UMS