pengaruh pendidikan kesehatan dengan audio visual …eprints.ums.ac.id/74010/32/naskah...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIO
VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN MEMANDIKAN BAYI
PADA IBU HAMIL DI DESA WIROGUNAN KECAMATAN
KARTOSURO
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I
Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
YUDA NUR CAHYONO
J 210150037
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIO VISUAL
TERHADAP PENGETAHUAN MEMANDIKAN BAYI PADA IBU HAMIL
DI DESA WIROGUNAN KECAMATAN KARTOSURO
Abstrak
Masih banyak ibu yang belum bisa memandikan bayinya secara benar, sehingga kebutuhan pendidikan kesehatan (penyuluhan) sangat dibutuhkan untuk dapat
memberikan perawatan bayi sehari-hari, dimana salah satu perawatan bayi sehari-hari khususnya memandikan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audio visual terhadap pengetahuan memandikan bayi pada ibu hamil di Desa Wirogunan Kecamatan Kartosuro. Penelitian ini merupan penelitian pra experimental, dengan one group pre and
post test design. Sampel penelitian ini adalah 22 ibu hamil yang diperoleh dengan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis
menggunakan uji Wilcoxon Test. Hasil penelitian menunjukan rata-rata pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang memandikan bayi adalah sebesar 1.7222 dan rata-rata pengetahuan ibu hamil
setelah diberikan pendidikan kesehatan sebesar 1.2778 dengan dengan nilai signifikan 0.021 atau p<0.05. Kesimpulan menunjukkan ada pengaruh pendidikan
kesehatan dengan metode Audio Visual terhadap pengetahuan memandikan bayi pada ibu hamil di Desa Wirogunan Kecamatan Kartosuro. Saran bagi puskesmas perlu adanya inovasi dalam penyampaian materi dalam kelas ibu hamil tidak
hanya dalam materi memandikan bayi tetapi seluruh materi pada kelas ibu hamil. Ibu hamil diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan persiapan masa nifas
khususnya memandikan bayi. Kata kunci: pendidikan kesehatan, Audio Visual, memandikan bayi, ibu hamil.
Abstract
There are many mothers who can not bathe the baby properly, so the need for health education (counseling) is needed to be able to provide daily care of the baby, which one daily baby care especially bathing the baby. This study aimed to
determine the effect of health education with audio-visual methods for knowledge bathing the baby in pregnant women in the village of the District Wirogunan
Kartosuro. This research method is pre-experimental research, with one group pre and post test design. Samples were taken from 22 pregnant women were obtained by total sampling technique. Collecting data using questionnaires and analyzed
using the Wilcoxon Test.1.7222 and an average knowledge of pregnant women after a given health education for 1.2778 to the significant value of 0.021 or P
<0.05. The conclusion showed no effect of health education on knowledge Audio Visual method of bathing the baby in pregnant women in the village of the District Wirogunan Kartosuro. Advice for health centersneed for innovation in the
delivery of content in a class of pregnant women not only in the material of
2
bathing the baby but all of the material on the class of pregnant women. Pregnant
women are expected to understand and apply the preparation during childbirth, especially bathing the baby.
Keywords: health education, Audio Visual, bathing the baby, pregnant women.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kelahiran bayi menunjukkan sekitar 15 juta kelahiran per tahunnya (WHO,
2013). Postpartum adalah masa penyembuhan dan perubahan, waktu kembali
pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga
baru (Mitayani, 2009). Di Indonesia pada tahun 2015 jumlah ibu persalinan
mencapai 88,55% penduduk Indonesia dengan cangkupan kunjungan Postpartum
87,06% (Depkes RI, 2015).
Menurut Survey Demografi Kesehatan (SDKI) Indonesia tahun 2012
bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) untuk Indonesia ada 23 bayi per 1000
kelahiran hidup (SDKI, 2012). Sedangkan menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah
tahun 2016 bahwa Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan jumlah kematian
bayi umur kurang dari 28 hari (0-28) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu
satu tahun. Menurut Dinas Kesehatan Sukoharjo bahwa Angka Kematian
Neonatal (AKN) tahun 2017 yaitu 3,99/1000 kelahiran hidup, angka ini lebih
tinggi di banding tahun 2016 yaitu 3,87/1000 kelahiran hidup, dikarenakan
kematian neonatal didominasi oleh kelahiran prematur dengan bayi berat lahir
rendah karena kondisi yang diderita ibu baik langsung (pendarahan, hipertensi,
infeksi) maupun tidak langsung (penyakit jantung dan lain-lain) yang dapat
memperberat kehamilan yang meningkatkan resiko terjadinya bayi lahir prematur
dan BBLR.
Menjadi seorang ibu baru memang tidak mudah. Banyak pelajaran baru
yang harus perlahan-lahan dipelajari ibu untuk merawat sang buah hati dengan
baik. Salah satu pekerjaan yang tergolong banyak ditakuti ibu baru adalah saat
harus memandikan bayi. Kondisi fisik bayi yang masih ringkih membuat ibu jadi
takut untuk memandikannya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa cara
responden memandikan bayinya dengan kategori baik sejumlah 18 responden
3
(40,91%), sedangkan cara responden memandikan bayinya dengan kategori tidak
baik sejumlah 26 responden (59,09%) (Zuliyanti et al, 2012).
Bayi sering mengalami gangguan pada kulit, diantaranya adalah biang
keringat, eksim popok, dan eksim susu. Dimana masalah- masalah ini bisa diatasi
dengan mudah. Menurut salah satu dokter spesialis anak dari Rumah sakit Cipto
Mangun Kusumo mengatakan bahwa kulit bayi lebih rentan terhadap infeksi,
iritasi, serta alergi, sehingga perlu perawatan khusus yang ditekankan pada aspek
pemeliharaan kulit. Perawatan ini bisa dimulai dengan memandikan bayi secara
teratur. Dilanjutkan setelah itu dengan membersihkan rambut dan mengganti
popok bayi pada saat yang tepat dan teratur. Di beberapa wilayah Indonesia,
diperoleh data bahwa bayi yang dimandikan oleh dukun sebesar 78.5 %,
sedangkan yang dimandikan oleh keluarga sebesar 2.5 %. Hal ini menunjukkan
sedikitnya peran ibu atau keluarga dalam perawatan bayi sehari-hari. Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa cara ibu memandikan bayi sebelum penyuluhan
adalah 1 orang (7.14%) dalam kategori baik dan 13 orang ( 92.86 % ) dalam
kategori cukup, serta tidak ada responden yang berada dalam kategori kurang
(Rosyidah, 2017).
Dari kenyataan tersebut didapatkan bahwa masih banyak ibu yang belum
bisa memandikan bayinya secara benar, sehingga kebutuhan pendidikan kesehatan
(penyuluhan) sangat dibutuhkan untuk dapat memberikan perawatan bayi sehari-
hari, dimana salah satu perawatan bayi sehari-hari khususnya memandikan bayi
(Rosyidah, 2017).
Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Wirogunan Kecamatan Kartosuro
dengan cara wawancara pada 7 ibu hamil, 4 diantaranya mengatakan belum
pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang memandikan bayi. Sedangkan
3 diantaranya mengatakan sudah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang
memandikan bayi.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh pendidikan kesehatan dengan audio visual terhadap pengetahuan
memandikan bayi pada ibu hamil di Desa Wirogunan Kecamatan Kartosuro.
4
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh audio visual dalam
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan memandikan bayi pada ibu hamil di
Desa Wirogunan Kecamatan Kartosuro.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian pra experimental, analisis
kuantitatif dengan rancangan pretest-posttest tanpa kelompok kontrol (one group
pre and post test design) yang mana satu kelompok eksperimen diberikan
intervensi. Sebelum melakukan perlakuan terhadap kelompok yaitu berupa
pendidikan kesehatan akan dilakukan pengukuran (pretest) dan setelah diberikan
perlakuan berupa pendidikan kesehatan akan dilakukan pengukuran kembali
(posttest) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh (Notoatmodjo, 2012).
2.2 Populasi
Populasi diartikan sebagai suatu data yang mempunyai jumlah dan karakteristik
tertentu sehingga diteliti kemudian diambil kesimpulannya (Nursalam, 2008).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Desa Wirogunan.
Populasi didapatkan dari data ibu hamil pada bulan Agustus di Desa Wirogunan
yaitu sebanyak 22 ibu hamil.
2.3 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik dari populasi tersebut
yang dianggap mampu mewakili populasinya (Nursalam, 2008). Jumlah sampel
pada penelitian ini ditentukan menggunakan total sampling atau disebut sampling
jenuh. Cara pengambilan sampel dengan mengambil anggota populasi secara
keseluruhan menjadi sampel. Cara ini dilakukan bila besar populasinya sangat
kecil. Seperti bila sampelnya kurang dari tiga puluh maka diambil seluruhnya, dan
dijadikan sampel penelitian (Hidayat, 2011). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 22 orang.
5
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan memandikan bayi pada ibu hamil di Desa Wirogunan
Kartasura. Penelitian ini dilakukan terhadap 18 responden dan dianalisis
menggunakan uji statistik untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian.
3.1.1 Usia
Usia seseorang akan berkaitan dengan kesiapan seseorang untuk menjalani proses
kehamilannya. Penelitian ini mengklasifikasikan dengan kategori usia 21-30 tahun
dan usia 31-40tahun.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia
Kategori Hasil
N %
21-30 tahun 13
72.2
31-40 tahun 5 2
7.8 Total 1
8
1
00.0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian
ini memiliki kategori dengan rentang usia 21-30 tahun.
3.1.2 Tingkat Pendidikan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat
Pendidikan
Kategori Hasil
N %
SD 1 5.6
SLTP 3 16.7
SLTA 11 61.1
Diploma/ Sarjana 3 16.7
Total 18 100
6
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang menjadi
responden dengan pendidikan SLTA sebanyak 11 orang (61.1%), pendidikan
SLTP 3 orang (16.7%), pendidikan Diploma/ Sarjana sebanyak 3 orang (16.7%),
dan ibu hamil dengan pendidikan SD hanya 1 orang (5.6%).
3.1.3 Pekerjaan
Tabel 3 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Kategori Hasil
N %
IRT 9 50.0
SWASTA 8 44.4
PNS 1 5.6
Total 18 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang menjadi
responden dalam penelitian mayoritas pekerjaan yang dilakukan paling banyak
adalah IRT sebanyak 9 orang (50%), kemudian ibu dengan pekerjaan Swasta
sebanyak 8 orang (44.4%), dan PNS 1 orang (5.6%).
Tabel 4 Data Statistik Skor Pengetahuan
Statistik Pre Test Post Test
Skor Terendah 8 12
Skor Tertinggi 16 16
Rata-rata 1.7222 1.2778
Standar Deviasi 0.57451 0.46089
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang
memandikan bayi sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan nilai rata-rata
1.7222, dengan standar deviasi 0.57451, skor terendah pada pretest adalah 8 dan
tertinggi 16. Sedangkan untuk pengetahuan responden tentang memandikan bayi
setelah dilakukan pendidikan kesehatan memiliki rata-rata 1.2778dengan standar
deviasi 0.46089. nilai terendah 21 dan skor tertinggi 16.
7
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
no Tingkat pengetahuan Pre test Post test
Frekuensi % Frekuensi %
1. Kurang 1 5.6 0 0
2. Cukup 11 61.1 5 27.8
3. Baik 6 33.3 13 72.2
Total 18 100 30 100
Distribusi tingkat pengetahuan ditampilkan pada tabel 4.5 bahwa tingkat
pengetahuan responden pada pretest yaitu pengetahuan cukup sebanyak 11 orang
(61.1%), berpengetahuan baik 6 orang (33.3%) dan pengetahuan kurang 1 orang
(5.6%). Selanjutnya pada postest seletah dilakukan pendidikan kesehatan
pengetahuan ibu hamil mengalami peneningkatan dengan pengetahuan baik
sebanyak 13 orang (72.2%) dan yang berpengetahuan cukup 5 orang (27.8%).
3.1.4 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan
Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan bahwa data berdistribusi tidak normal
dengan nilai p<0.05 sehingga penelitian ini menggunakan uji nonparametrik
Wilcoxon Test dan dibantu menggunakan program SPSS for Windows. Uji
Wilcoxon Test bertujuan menguji apakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang
memandikan bayi terhadap pengetahuan pada ibu hamil di Desa Wirogunan
Kartosuro.
Tabel 4.7 Hasil Uji Wilcoxon Test Pengetahuan
Pengetahuan Hasil Analisis
Rerata Std. Deviasion Sig. (2-tailed)
Pretest 1.7222 0.57451 0.021
Posttest 1.2778 0.46089
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pengetahuan responden tentang
seksualitas selama kehamilan menunjukkan adanya perbedaan antara pretest dan
posttest, hal ini dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed) kurang dari 0.05.
8
3.2 Pembahasan
Distribusi usia responden sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1 menunjukkan
mayoritas umur responden adalah berusia 21-30 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa responden tergolong dalam usia yang matang dan dewasa. Usia dapat
dikaitkan dengan pengetahuan kesehatan dan penangkapan informasi yang
didapatkan, serta dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan (Aisah, et
all, 2010). Seseorang di tahap usia ini mulai mengambil keputusan berdasarkan
pengalaman, berpikir lebih logis dan idealis.
Tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan SLTA
sebanyak sebanyak 11 orang (61.1%). Semakin tinggi pendidikan, maka semakin
mudah mendapatkan pengetahuan karena tingkat pendidikan akan mempengaruhi
seseorang untuk menerima ide dan teknologi atau informasi baru. Sebaliknya,
pendidikan yang kurang juga akan menghambat perkembangan sikap orang
terhadap nilai baru yang diperkenalkan.
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencegah terjadinya
masalah. Seseorang mampu menentukan bagaimana akan mengambil keputusan
yang menurutnya dianggap benar dan mana yang dianggap salah (Damanik, et
al.,2010).
Karakteristik pekerjaan responden sebagian besar adalah sebagai ibu
rumah tangga (50.0%). Selain itu pengetahuan responden juga didukung oleh
pekerjaan responden yang rata-rata adalah sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan
seseorang akan menentukan tingkat pengetahuan seseorang. Jika seseorang
bekerja pada sebuah instansi atau lembaga masyarakat secara tidak langsung akses
informasi tentang kesehatan akan lebih mudah dijangkau (Rahmah, 2017).
Distribusi tingkat pengetahuan responden tentang memandikan bayi
yaitu pengetahuan cukup sebanyak 11 orang (61.1%), berpengetahuan baik 6
orang (33.3%) dan pengetahuan kurang 1 orang (5.6%). Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tingkat pengetahuan tentang memandikan
bayi sebelum dilakukan penelitian adalah cukup.
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, tingkat
pendidikan, informasi, sosial budaya, pengalaman, serta sosial ekonomi dan
9
kebudayaan (Notoadmodjo, 2007). Pengetahuan tentang memandikan bayi
merupakan pemahaman responden tentang betapa pentingnya memandikan bayi
sebagai salah satu cara menjaga kebersihan tubuh bayi. Memandikan bayi
merupakan suatu ketrampilan yang harus dimiliki ibu hamil sebagai bekal dalam
merawat bayi dan salah satu media meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi.
Pengetahuan selain dipengaruhi oleh pendidikan juga dipengaruhi oleh
pengalaman sebelumnya. Ibu dengan paritas primigravida belum mempunyai
pengalaman dengan kehamilan termasuk pengalaman memandikan bayi, sehingga
ibu terkadang takut saat diminta untuk memandikan bayi karena belum adanya
sebuah pengalaman dalam memandikan bayi. Dalam hal ini ibu seringkali
meminta bantuan kepada dukun bayi atau nenek bayi untuk memandikan bayi
karena lebih memiliki pengalaman dibandingkan ibu bayi.
Pengetahuan tentang memandikan bayi juga didapat dari lingkungan
sekitar, hal ini karena terjadinya interaksi timbal balik antara individu dalam
merespon pengetahuan yang diterimanya sehingga sumber informasi baik dari
pendidikan formal dan non formal berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan
ibu tentang memandikan bayi.
Kurangnya pengetahuan yang dimiliki ibu karena jarang mencari
informasi tentang memandikan bayi, pengetahuan yang kurang ini dapat di
perbaiki dengan cara bertanya ke tenaga kesehatan atau membaca buku. Ibu tidak
tahu bahwa sebenarnya memandikan bayi merupakan hal penting dalam
perawatan dan menjaga kebersihan tubuh bayi, karena ketidaktahuan tersebut
kemudian muncul ketakutan dan kekhawatiran untuk memandikan bayi.
Distribusi pengetahuan responden setelah dilakukan pendidikan
kesehatan tentang memandikan bayi sebagian besar adalah baik 13 orang (72.2%),
kemudian disusul dengan responden berpengetahuan cukup 5 orang (27.8%).
Berdasarkan data pengetahuan tersebut disimpulkan bahwa responden memiliki
pengetahuan baik setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang memandikan
bayi. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, didapatkan hasil posttest
mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed) kurang dari
0.05 yaitu 0.021.
10
Peningkatan pengetahuan responden diperoleh setelah mendapatkan
intervensi berupa pendidikan kesehatan dengan metode Audio Visual. Pendidikan
kesehatan tentang memandikan bayi bertujuan untuk memberikan informasi
kepada responden tentang pengertian memandikan bayi, hal-hal yang harus
diperhatikan dalam memandikan bayi, alat dan langkah dalam memandikan bayi
untuk menjaga kebersihan tubuh bayi dan mengurangi terjadinya suatu infeksi.
Pendidikan kesehatan sangat berperan penting dalam peningkatan
pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau
instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi sikap dan praktik
manusia sehingga dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut (Susiyanti, 2015).
Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan
panca inderanya, sikap dan perilaku seseorang berubah sesuai dengan
pengetahuannya. Semakin baik pengetahuan seseorang maka semakin baik pula
seseorang dalam memahami dan mengerti tentang sesuatu hal tersebut, dengan
tahu maka orang menjadi tidak cemas dalam melakukan segala sesuatu
(Fajrin, 2010).
Pengetahuan ibu hamil mengenai memandikan bayi di desa Wirogunan
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan termasuk dalam kategori cukup. Hal
tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh kurangnya informasi yang didapatkan
tentang memandikan bayi dan terkadang ibu hamil mendengar informasi yang
salah dari orang lain.
Hasil penelitian awal mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan cukup
sebanyak 11 orang (61.1%), berpengetahuan baik 6 orang (33.3%) dan
pengetahuan kurang 1 orang (5.6%). Setelah dilakukan pendidikan kesehatan
dengan metode Audio Visual, pengetahuan responden meningkat dengan jumlah
responden berpengetahuan baik sebanyak 13 orang (72.2%) dan disusul responden
denganpengetahuan cukup 5 orang (27.8%).
Hasil uji menggunakan Wilcoxon Test menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan antara pretest dan posttest, hal ini dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed)
kurang dari 0.05. dengan nilai signifikasi kurang dari 0.05, maka dapat
11
disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode Audio
Visual terhadap pengetahuan ibu hamil di di Desa Wirogunan Kartasura.
Perbedaan yang signifikan antara hasil pretest sebesar 1.7222 dan
posttest sebesar 1.2778, dari hasil uji Wilcoxon Test diperoleh nilai signifikasi
kurang dari 5% (0,000 < 0,05), hal ini menunjukan bahwa dengan adanya
pendidikan kesehatan tentang memandikan bayi dengan metode Audio Visual
mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil di Desa Wirogunan Kartasura.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Lukmawati (2017), bahwa terdapat
pengaruh antara pemberian penyuluhan memandikan bayi terhadap cara ibu dalam
memandikan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa penddikan kesehatan dibutuhkan
masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup sehat.
Hasil penelitian juga didapatkan bahwa setelah dilakukan pendidikan
kesehatan masih terdapat responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 5
responden. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa faktor lain, yaitu faktor
penyuluh, faktor proses dalam penyuluhan dan faktor sasan. Faktor dari sasaran
yang mempengaruhi penyuluhan adalah tingkat pendidikan yang akan
mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya,
sosial ekonomi, kepercayaan adat-istiadat yang telah tertanam sehingga sulit
untuk mengubahnya, serta kondisi lingkungan (Virgia, 2017)
Saat memberikan pendidikan kesehatan peneliti menerapkan metode
Audio Visual. Pemilihan metode yang tepat dapat memicu peserta untuk saling
bertanya, bertukar pendapat dan mengomentari pengalaman serta pandangan
peserta lain (Purwati, 2015). Metode Audio Visual memiliki keunggulan karena
dapat menyampaikan pengertian dan informasi dengan cara yang konkrit atau
lebih nyata dari pada yang dapat disampaikan oleh kata-kata (Rosalinda, 2016).
Metode Audio Visual sangat efektif digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
ibu hamil tentang memandikan bayi serta sangat efektif dalam menyampaikan
informasi kepada masyarakat (Zakaria, 2017).
12
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Tingkat pengetahuan tentang memandikan bayi sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan dengan presentase terbanyak adalah cukup, selanjutnya baik, dan
yang terendah adalah kurang.
b. Tingkat pengetahuan tentang memandikan bayi setelah dilakukan pendidikan
kesehatan dengan presentase terbanyak adalah baik dan terendah adalah
cukup.
c. Dari hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest
dan posttest, hal ini menunjukan bahwa dengan adanya pendidikan kesehatan
tentang memandikan bayi dengan metode Audio Visual mampu meningkatkan
pengetahuan ibu hamil di Desa Wirogunan Kartasura.
4.2 Saran
4.2.1. Bagi Puskesmas
Perlu adanya inovasi dalam penyampaian materi dalam kelas ibu hamil tidak
hanya dalam materi memandikan bayi tetapi seluruh materi pada kelas ibu hamil.
4.2.2. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil dapat memahami dan mengaplikasikan persiapan masa
nifas khususnya tentang memandikan bayi.
4.2.3.. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya bisa untuk melanjutkan penelitian dengan penambahan
jumlah sampel serta ketrampilan dalam memandikan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Aisah, S., Junaiti,S., Sutanto, P.H. (2010). Pengaruh edukasi kelompok sebaya
terhadap perubahan perilakiu pencegahan anemia gizi besi pada wanita
usia subur di kota Semarang. ISBN: 978.979.704.883.9.
Damanik, M. R., Keu Ekayanti., Didik. (2010). Analisis pengaruh pendidikan ibu
terhadap status gizi balita di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Gizi dan
Pangan, Juli 2010 5(2): 69-77.
Depkes.go.id/article/view 201410270011/stop-stigma-dan-diskriminasi-terhadap-
orang-dengan-gangguan-jiwa-odgj.html
13
Dinkes Jawa Tengah. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015.
Semarang: Dinkes Jawa Tengah
Dinkes Sukoharjo. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015.
Sukoharjo: Dinkes Sukoharjo.
Hidayat, AA. (2010). Metode penelitian kesehatan Paradigma Kuantitatif.
Jakarta: Heat Books.
Hidayat, AA. (2008). Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita: Buku Praktikum
Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Heat Books.
Lukmawati, Dwi. (2017). Pengaruh Penyuluhan Memandikan Bayi Terhadap Cara
Ibu Dalam Memandikan Bayinya Di Desa Sumberejo Kecamatan
Gampengrejo Kabupaten Kediri. Jurnal Stikes Ganesha Husada Kediri
Vol. 1 No. 2.
Notoadmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rosyidah. (2017). Pengaruh Penyuluhan Memandikan Bayi Terhadap Cara Ibu
Dalam Memandikan Bayi. Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes
Dian Husada Mojokerto, 81–86.
Susiyanti, Evi. (2015). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Buku KIA. Jurnal Keperawatan &
Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto.
Virgia, Vera. (2017). Pengaruh Penyuluhan Memandikan Bayi Terhadap Cara IBu
Dalam Memandikan Bayi. Jurnal Keperawatan & Kebidanan Stikes Dian
Husada Mojokerto.
Zuliyanti et all. (2012). Hubungan Penyuluhan Memandikan Bayi Terhadap Cara
Ibu Memandikan Bayinya Di Puskesmas Banyuurip Kabupaten Purworejo.