pengaruh pendapatan masyarakat terhadap prilaku · pdf filebab ii kerangka teori tentang...

99
PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PRILAKU KONSUMSI SEPEDA MOTOR PASCA TSUNAMI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Di Desa Lambaro Skep Aceh) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh RAUDHAH 704046103269 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PRILAKU KONSUMSI SEPEDA MOTOR PASCA TSUNAMI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Upload: duongtu

Post on 05-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PRILAKU

KONSUMSI SEPEDA MOTOR PASCA TSUNAMI DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM

(Studi Di Desa Lambaro Skep Aceh)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh

RAUDHAH 704046103269

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/ 2008 M

PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PRILAKU

KONSUMSI SEPEDA MOTOR PASCA TSUNAMI DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM

(Studi Di Desa Lambaro Skep Aceh)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh

RAUDHAH 704046103269

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H/ 2008 M

PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PRILAKU

KONSUMSI SEPEDA MOTOR PASCA TSUNAMI DALAM PERSPEKTIF

EKONOMI ISLAM

(Studi Di Desa Lambaro Skep Aceh)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)

Oleh:

Raudhah

704046103269

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Djawahir Hejazziey,SH, MA Zulpawati,MA NIP. 130 789 745 NIP. 150 408 279

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 H/2007 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul: ” Pengaruh Pendapatan Masyarakat Terhadap Prilaku Konsumsi Sepeda Motor Pasca Tsunami Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Di Desa Lambaro Skep Aceh)”. telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 April 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Konsentrasi Perbankan Syariah.

Jakarta, 05 Juni 2008

Disahkan

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM ( )

NIP. 150 210 422

Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag ( )

NIP. 150 318 308

Pembimbing I : Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA ( )

NIP. 130 789 745

Pembimbing II : Zulpawati, MA ( )

NIP. 150 408 279

Penguji I : Dr. Yayan Sofyan, M.Ag ( )

NIP. 150 228 413

Penguji II : Supriyono, SE, MM ( )

KATA PENGANTAR

Bismillah al-Rahman al-Rahim.

Segala puji bagi Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat

dan salam kepada junjungan Besar Nabi Muhammad Saw. serta sahabat

beliau, beserta pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma, SH.MA.MM.

2. Ibu Ketua Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Euis Amalia, M.Ag dan bapak Sekretaris Jurusan

Muamalat Ah.Azharuddin Lathief, M.Ag.

3. Bapak Jawahir dan Ibu Zulpawati, MA, sebagai pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,

pengarahan, serta petunjuk-petunjuk sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Kepala Desa Lambaro Skep serta masyarakat yang telah

memberikan informasi yang dibutuhkan penulis.

5. Bapak/Ibu Dosen Uin Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

ilmu dan pengarahan selama menjalani studi di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Bapak pimpinan dan seluruh karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah

dan Hukum serta perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan pelayanan dengan ramah dan meminjamkan

buku-buku yang diperlukan penulis.

7. Ayahanda M. Yunus, Ibunda Zainiyah serta De Zein tercinta, terima kasih

atas semuanya. Moga kalian diterima disisi-Nya.

8. Buat abang-abang terkasih Bang Yok, Bang Cut, Ngoh Di, Cut Abang

Adlan serta adek2 tersayang Ridha, Akhyar dan Akhi Ma’rifat terima

kasih atas kasih sayang dan pengorbanannya selama ini. Semoga kita

sukses dunia akhirat.

9. Teruntuk kaka-kaka yang selalu menyemangati tapi kadang sok sibuk Ka

Yani, Ka Khairy dan Ka Yeni. Serta ade-ade tercantik Inong Chayank

dan Icha Chayank. Terima kasih atas doa, waktu n laptopnya.

10. Buat Denny Fauzan moga cepat selasai kuliah.

11. Buat sahabat-sahabat yang baik hati dan tidak sombong Opi dan

Firdausi (moga langgeng), Yuni, Aah, Dina, Nuni, Fitri, Nur, Atih, Asih, Fera,

Ajay serta Tea.

12. Buat anggota Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Aceh Jakarta (IMAPA)

Cabang Ciputat, terima kasih atas ilmunya.

13. Teruntuk Pak Kus, Mas Ari, Mas Salman, Mas Mahmun dan Asih terima

kasih atas ilmu dan doanya.

14. Buat Hida CS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................. 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................ 7

D. Penelitian Terdahulu........................................................... 8

E. Metodologi Penelitian ........................................................ 9

F. Hipotesis ............................................................................ 13

G. Sistematika Penulisan......................................................... 16

BAB II KERANGKA TEORI TENTANG PRILAKU KONSUMSI

A. Tinjauan Umum Tentang Prilaku Konsumsi ...................... 18

B. Prilaku Konsumsi dalam Islam .......................................... 19

1. Pengertian dan Tujuan Konsumsi................................. 19

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen .. 23

3. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam .................................... 25

C. Teori Utility dan Sifatnya ................................................... 27

D. Teori Kebutuhan................................................................. 28

E. Pendapatan.......................................................................... 36

BAB III GAMBARAN UMUM DESA LAMBARO SKEP

A. Letak Geografis .................................................................. 39

B. Kondisi Demografis............................................................ 39

C. Kondisi Sosial Perekonomian............................................. 41

D. Deskripsi Data .................................................................... 44

BAB IV ANALISA PRILAKU KONSUMSI MASYARAKAT DESA

LAMBARO SKEP

A. Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap

Konsumsi Sepeda Motor .................................................... 49

B. Pengujian Hipotesis Penelitian ........................................... 54

C. Regresi Linear ................................................................... 56

D. Statistik Deskripsi............................................................... 60

E. Solusi Bagi Masyarakat Yang Tidak Sesuai Dengan Pola Konsumsi

Dalam Perspektif Ekonomi Islam....................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 73

B. Saran ................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 05 Juni 2008

Raudhah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap sistem ekonomi pasti didasarkan atas ideologi yang

memberikan landasan dan tujuannya di satu pihak, dan aksioma-aksioma

serta prinsip-prinsipnya di lain pihak. Proses yang diikuti dengan seperangkat

aksioma dan prinsip yang dimaksudkan untuk lebih mendekatkan tujuan

sistem tersebut merupakan landasan system yang bisa diuji. Setiap sistem

ekonomi membuat kerangka di mana suatu komunitas sosio-ekonomik

dapat memanfaatkan sumber-sumber alam dan manusiawi untuk

kepentingan produksi dan mendistribusikan hasil-hasil produksi ini untuk

kepentingan konsumsi.

Mengenali perilaku konsumen tidaklah mudah, sebagian konsumen

menyatakan kebutuhan dan keinginannya. Namun tidak memahami

motivasi mereka secara lebih mendalam, sehingga sering pula bereaksi

tidak sesuai dengan kebutuhan. Sebelum akhirnya melakukan keputusan

pembelian. Untuk itu ekonom muslim harus mengetahui sejauh mana

tingkat wawasan dan kesadaran mereka terhadap ekonomi dalam

perspektif Islam. Study perilaku konsumen terpusat pada cara individu

mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia

(waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan

dengan konsumsi. 1

Perbincangan masalah perilaku erat hubungannya dengan objek

yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia. Perilaku konsumen

adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses

kebutuhan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. 2

Selama beberapa dekade negara-negara Muslim telah mengikuti

suatu pola konsumsi yang dijiplak dari budaya konsumen Barat yang

mengukur nilai seseorang berdasarkan kemewahan hidup dan frekuensi

belanjanya. Dengan begitu, gaya hidup mahal yang bahkan beberapa

negara industri yang kaya pun hampir tidak menjangkaunya, telah menjadi

sebuah simbol prestise di negara-negara Muslim yang miskin. Ini semua

bersamaan dengan sejumlah kebiasaan, berlangsung sejak lahir sampai

mati, telah mengarah pada pola konsumsi yang tidak realistis dan tidak

berdasar dipandang dari sudut pandang nilai-nilai islami dan sumber

dayanya.3

Meskipun pada saat sekarang, belum ada sebuah negara muslim

yang menerapkan Ekonomi Islam berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan Al-

Hadits, tetapi dalam kehidupan sehari-hari sebagian konsumen muslim

1 Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanok, Consumer Behaviour, Prilaku Konsumen (Kelompok Gramedia 2004), Seventh editin, h. 6

2 Nugroho J. Setiadi, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 1 dan 3

3 M. Umer Chapra, Islam And The Economic Challenge. Islam dan Tantangan Ekonomi, (1999), cet 1, h. 302

tetap berpegang pada nilai-nilai agama mereka dalam konsumsi dan

penggunaan pendapatan.4

Konsumen ingin mendapatkan produk dan jasa serta pemuas

kebutuhan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian konsumen

di Indonesia yang menjadi masyarakat konsumsi tinggi dalam membeli

barang atau produk bahkan sampai ada yang membeli suatu produk

sampai keluar negeri. Sedangkan masyarakat yang pendapatannya

rendah membeli produk dalam negeri, sesuai dengan kebutuhan hidup,

walau harganya murah tetapi dapat mencukupi kebutuhan.

Semakin tinggi peradaban manusia, semakin dikalahkan oleh

kebutuhan fisiologik karena faktor-faktor psikologis. Dalam suatu masyarakat

primitif, kebutuhan konsumsi sangat sederhana. Tetapi peradaban modern

telah menghancurkan kesederhanaan akan kebutuhan. Etika ilmu Ekonomi

Islam berusaha untuk mengurangi kebutuhan material manusia zaman

sekarang. 5

Kebutuhan manusia tidak pernah terbatas. Ada tiga golongan

kebutuhan yaitu: pertama, kebutuhan primer merupakan kebutuhan mutlak

yang harus dipenuhi dan ini mempengaruhi kelangsungan hidup manusia.

Kedua, kebutuhan sekunder yaitu komoditi yang penggunaannya hanya

sebagai pelengkap dari kebutuhan pokok. Ketiga, kebutuhan tersier

didukung oleh seberapa besar penghasilan yang diperoleh, tetapi

4 Muflih Muhammad, Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam . hal 3. 5 Muhammad Abdul Mannan, Islamic Ekonomic: Theory and Practice, (Jakarta, 1992), ed. 1,

h. 44

penggunannya tidak menambah efisiensi seseorang bahkan

menguranginya.

Dalam rangka menganalisis perilaku konsumen, seseorang bisa saja

berpandangan bahwa konsumen dalam masyarakat muslim hanya

dituntun secara ketat dengan sederetan larangan-larangan yaitu: makan

daging babi, minum minuman keras, mengenakan pakaian sutra dan

cincin emas (untuk pria) dan seterusnya. Masyarakat harus berpandangan

lebih luas mengenai sikap tidak berlebih-lebihan dalam hal konsumsi yang

dituntun oleh prilaku para konsumen muslim yang mengutamakan

kepentingan orang lain. Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah

menentukan apakah tingkatan konsumsi yang berlaku dalam suatu

masyarakat berada dibawah atau diatas tingkat sederhana.6

Kehidupan yang sederhana dan pemikiran yang tinggi harus

menjadi sebuah moto. Ini tidak berarti bahwa seseorang harus menjalani

hidup asketis atau mortifikasi (menganggap hina terhadap dunia) dan

menjalani kehidupan menyepi. Islam juga tidak mendukung untuk menekan

emosi yang dipraktekkan oleh Scotis (orang yang pandai menahan

nafsunya) akan tetapi hanya meletakkan batasan bagi keinginan

hedonistis sebagai suatu pencegah kejahatan yang ditimbulkan dari

eksesnya, perkembangan yang harmonis badan dan jiwa menjadi sesuatu

yang sangat diinginkan. Keadaan dalam keadaan seimbang merupakan

6 Ibid. h. 50.

suatu obat bagi penyakit ekonomi yang disebabkan oleh konsumsi

kekayaan yang tidak rasional.7

Untuk meningkatkan kondisi kemanusiaan dan untuk memberi

kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi yang sehat, konsumsi dituntuk agar

logis. Sebagaimana diatur dalam Islam Al-qur’an surat Al-Isra’ ayat 26, 27

dan 29.

إن المبذرين آانوا . وءات ذا القربى حقه والمسكين وابن السبيل ولا تبذر تبذيرا

ولا تجعل يدك مغلولة إلى عنقك ولا . آفوراإخوان الشياطين وآان الشيطان لربه

. تبسطها آل البسط فتقعد ملوما محسورا

Artinya: Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan: dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros (26). Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara syaitan dan syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya (27).Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal (29).

Namun yang menjadi permasalahan, banyak prilaku konsumsi

sekarang ini yang kurang sesuai dengan Islam, dimana cenderung lebih

memuaskan hawa nafsunya dalam mengkonsumsi barang-barang dan

tidak bisa membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Begitu juga

yang terjadi pada masyarakat Aceh khususnya masyarakat yang

bertempat tinggal di Desa Lambaro Skep dimana prilaku konsumsi lebih

7 Muhammad Muslehuddin, Economics and Islam Markaz Maktabah Islam, (Delhi, 1982), cet Pertama, h. 116

meningkat pasca Tsunami, salah satunya mengkonsumsi kendaraan

bermotor. Masyarakat Aceh yang mayoritas beragama Islam sangat

memegang teguh akan ajaran Islam, tetapi dari segi mengkonsumsi

barang, kadang kala berlebih-lebihan.

Selama pasca Tsunami, penulis mengamati banyak sepeda motor

yang digunakan oleh masyarakat Aceh, dan hal itu mempengaruhi tingkat

pendapatan masyarakat. Tingkat masyarakat yang rendah akan

berpengaruh dalam mengkonsumsi sepeda motor. Dilihat dari segi

pendapatan, masyarakat Desa Lambaro Skep bisa dibilang mencukupi

untuk membeli sebuah sepeda motor. Namun tidak sedikit yang

berpenghasilan dibawah rata-rata juga melakukan hal yang sama. Setelah

penulis mengamati keadaan tersebut, maka penulis tertarik untuk

membahas dalam skripsi yang berjudul ” Pengaruh Pendapatan Masyarakat

Terhadap Prilaku Konsumsi Sepeda Motor Pasca Tsunami Dalam Perspektif

Ekonomi Islam (Studi Kasus Desa Lambaro Skep Aceh)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Supaya permasalahan dalam skripsi ini lebih terfokus, penulis

membuat batasan-batasan masalah berkisar pada tingkat pendapatan

masyarakat Desa Lambaro Skep terhadap prilaku konsumsi sepeda

motor, berhubungan dengan Syariat Islam yang diterapkan di Aceh.

Agar prinsip dalam ajaran Islam sebagai suatu yang diyakini sesuai

dengan segala keadaan (tempat dan zaman).

2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yaitu:

a. Apakah tingkat pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep

mempengaruhi konsumsi sepeda motor?

b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat untuk

memiliki sepeda motor?

c. Bagaimana prilaku konsumsi masyarakat Desa Lambaro Skep dalam

perspektif ekonomi Islam?

d. Bagaimana solusi bagi masyarakat Desa Lambaro Skep yang tidak

sesuai dengan pola konsumsi dalam perspektif ekonomi Islam?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pengaruh tingkat pendapatan masyarakat terhadap

konsumsi sepeda motor.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat

untuk memiliki sepeda motor.

c. Untuk mengetahui prilaku konsumsi masyarakat Desa Lambaro Skep

dalam Perspektif ekonomi Islam.

d. Mencari solusi bagi masyarakat Desa Lambaro Skep yang tidak

sesuai dengan pola konsumsi dalam perspektif ekonomi Islam.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi mahasiswa pada umumnya, mampu mengembangkan pikiran

atau pendapat yang dituangkan dalam karya tulis (skripsi) ini dan

bagi mahasiswa pada khususnya, diharapkan dapat menambah

sumbangan pemikiran bagi wacana keilmuan ekonomi Islam,

terutama dalam prilakunya.

b. Bagi masyarakat, diharapkan mengetahui dan mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari.

D. Penelitian Terdahulu

Persoalan mengenai prilaku konsumsi di lapangan (dalam

masyarakat) banyak yang menyimpang dari ajaran Islam.

Muhamad Fauzi Rahul A, alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2006), pernah melakukan penelitian mengenai karakteristik konsumen. Sifat

penelitiannya cenderung kearah perspektif Islam. Kemudian dituangkan

dalam sebuah skripsi yang berjudul Sikap Konsumen terhadap Promosi

Produk Fast Food dalam Perspektif Islam (studi kasus KFC M.T. Haryono,

Jakarta Selatan).

Penelitian yang berbentuk skripsi lainnya adalah Pengaruh

Pendapatan Terhadap Pola Konsumsi, Tabungan dan Zakat, oleh Henny

Khairani (2006). Penelitian membahas tentang hubungan dimana semakin

tinggi pendapatan penduduk Kelurahan Rangkapan Jaya Baru maka

semakin besar pula tingkat konsumsi masyarakat tersebut dan berpengaruh

juga pada pola tabungan yaitu berhemat serta berpengaruh pada zakat.

Tetapi masyarakatnya kurang memiliki minat yang tinggi untuk bersedekah.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang

diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian

pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

bagaimana adanya. Pelaksanaan metode penelitian deskriptif tidak

terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi

analisis dan interpretasi tentang data tersebut, selain itu semua yang

dikumpulkan memungkinkan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti.

2. Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Lambaro

Skep pasca tsunami. Mengingat terbatas waktu, dana dan tenaga

maka tidak semua jumlah penduduk diteliti sebagai obyek penelitian.

Untuk mendapatkan sampel digunakan teknik random sampling

(sampel random). Sampel random adalah sampel yang diambil dari

suatu populasi dan setiap anggota populasi mempunyai kesempatan

yang sama untuk dipilih sebagai sampel8. Sample yang diambil adalah

jumlah pengguna sepeda motor di Wilayah Kota Banda Aceh karena di

Desa Lambaro Skep tidak tersedia data tersebut. Selanjutnya

Singarimbun mengatakan bahwa untuk mempergunakan metode

random sampling perlu memenuhi beberapa syarat yaitu: (1). Harus

8 Masri Singarimbun dan Efendi S, Metode Penelitian Survey, (Jakarta, LP3ES, 1987), cetakan pertama, h. 162

tersedia daftar kerangka sampling, (2). Sifat populasi harus homogen,

(3). Keadaan populasi tidak terlalu tersebar secara geografis.

3. Variabel Penelitian

Pengukuran variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah

variabel tingkat pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep terhadap

prilaku konsumsi sepeda motor.

X Y

Pendapatan

X= Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan rata-rata

perbulan.

Y= Prilaku Konsumsi

Prilaku konsumsi sepeda motor masyarakat Desa Lambaro Skep.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat

pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep terhadap prilaku konsumsi

sepeda motor antara lain:

a. Jenis Pekerjaan

b. Adakalanya masyarakat menggunakan sepeda motor sebagai ojek.

Namun dari hasil observasi, rata-rata penduduk berprofesi sebagai

nelayan.

Tingkat Prilaku Konsumsi

c. Penghasilan Bulanan

d. Pembelian Sepeda Motor secara Kredit atau Cash

e. Kesesuaian Pengetahuan Masyarakat tentang Prilaku Konsumsi

dalam Islam dengan Syariat Islam yang Diterapkan Di Aceh.

4. Metode Pengumpulan dan Pengambilan Data

Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

observasi, metode dokumentasi kepustakaan dan metode kuesioner.

a. Observasi adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui kondisi

dan situasi masyarakat Desa Lambaro Skep.

b. Metode Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data

dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi data

dari Desa Lambaro Skep, penelitian terdahulu, laporan dan berbagai

artikel dari majalah, koran atau jurnal yang berkaitan dengan topik

penelitian. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk

mendapatkan data sekunder.

c. Metode Kuesioner

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden adalah berbentuk angket atau kuesioner.

Jenis kuesioner ini adalah kuesioner tertutup dan terbuka dengan

skala Likert. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih pada

kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda cross (X)9.

Kuesioner terbuka dengan cara memberikan hak kepada responden

untuk menjawab apa yang sesuai dengan ide mereka. Adapun

sebagai alasan bahwa digunakan kuesioner tertutup karena (1).

Kedua jenis kuesioner tersebut memberikan kemudahan kepada

responden dalam memberikan jawaban, (2). Kedua jenis kuesioner

tersebut lebih praktis dan sistematis, (3). Keterbatasan biaya dan

waktu penelitian.

5. Metode Analisis Data

Instrumen yang baik untuk memenuhi dua persyaratan yaitu Valid

dan Reliable. Karena itu kuesioner sebagai instrumen pengumpul data

dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitas dengan cara

melakukan uji coba pada prilaku masyarakat Desa Lambaro Skep.

Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS

pada tabel dengan judul Item-Total Statistics, menilai kevalidan masing-

masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total

Correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pernyataan

dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-

Total Correlation > dari r-tabel. Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Untuk mengetahui apakah alat ukur reliable atau tidak, diuji

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek, (Yogyakarta, Rineka Cipta, 1998) h. 151

dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Sebuah instrumen

dianggap telah memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima adalah

apabila nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau

sama dengan 0,610.

Jika kuesioner telah valid dan reliabel, maka kuesioner dapat

disebarkan kepada responden. Berdasarkan hasil jawaban responden

selanjutnya dibuat tabulasi distribusi frekuensi dan kemudian dilakukan

interpretasi.11 Penyelesaian analisis tersebut akan memanfaatkan fasilitas

yang ada dalam Software SPSS for Windows ver. 12.

F. Hipotesis

Hubungan antara Variabel-variabel yang diteliti dapat

digambarkan sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan

dengan prilaku konsumsi masyarakat.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan

dengan prilaku konsumsi masyarakat.

10 Uma Sekaran, Research Methods For Business : A Skill-Bulding Approach, John Wiley & Sons, (New York: 1992), h. 287, Maholtra N.K, Marketing Research : Analysis Applied Orientation, Prentice Hall International Inc., (New Jersey, 1996), Second Edition, h. 304

11 Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS (Yogyakarta: Andi, 2005), h. 67-72.

Untuk kasus ini ada hubungan positif antara tingkat pendapatan

dengan prilaku konsumsi sepeda motor.

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (z-test)

Uji statistik-z pada dasarnya digunakan untuk mengetahui tingkat

signifikan koefisien korelasi jika data sampel lebih dari 30.12 Jika suatu

koefisien korelasi signifikan menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen (explanatory) secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai z adalah sebagai

berikut :

z = r √n - 1

dimana : r = korelasi antar variabel independen dengan dependen

n = jumlah sampel

Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan z-hitung dengan z-

tabel :

a. Jika z hitung > z-tabel, atau z-hitung < - (z-tabel) maka H0 ditolak, dan HA

diterima.

b. Jika z hitung < z-tabel, maka H0 diterima dan HA ditolak.

2. Model Korelasi

12 Gujarati, D. Basic Econometrics. McGraw-Hill. Inc, 1978, h. 44.

Uji korelasi ini digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel.

Untuk itu digunakan Korelasi Rank Spearman karena memenuhi asumsi non

parametrik (data ordinal).13

Rumus Korelasi rank Spearman adalah:14

)1(

61 2

2

−Σ

−=nn

dirs

dimana:

di = Beda (selisih) setiap peringkat rank

n = Jumlah anggota sampel

Uji signifikan korelasi dilakukan dengan cara membandingkan antara

korelasi hitung dengan tabel korelasi. Dengan daerah kritis atau daerah

penolakan yaitu, apabila korelasi hitung > tabel korelasi, atau korelasi hitung < -

(tabel korelasi). Bila syarat tersebut terpenuhi maka hipotesis H0 ditolak, dan

hipotesis alternatif HA diterima, yang berarti variabel independen signifikan

terhadap variabel dependen, dan berlaku sebaliknya. Selain itu juga dapat dilihat

dari probabilitas signifikan. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas

signifikan adalah :

a. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka H0 diterima, berarti bahwa suatu

variabel independen tidak mempunyai hubungan secara signifikan terhadap

variabel dependen.

13Singgih Santoso, Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12 (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004), h. 339.

14Singgih Santoso, Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2005), h. 124.

b. Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka H0 ditolak, berarti bahwa suatu

variabel independen mempunyai hubungan secara signifikan terhadap

variabel dependen.

3. Regresi Linear

Untuk mencari pengaruh antara tingkat pendapatan dengan prilaku

konsumsi sepeda motor digunakan rumus sebagai berikut:

Persamaan regresi: y=a+bx

x = Variabel Independen

y = Variabel Dependen

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

Cara memperoleh data: buka file regresi_sederhana. Menu

Analyze→Regression→Linear, ikuti langkah selanjutnya dengan berpedoman

kepada buku SPSS.

Mengenai tehnik penulisan, penulis mengacu pada buku ”Pedoman

Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2005”, dengan beberapa pengecualian: ayat-ayat al-Qur’an tidak diberi catatan

kaki tetapi cukup dengan memberi nama surat dan nomor ayat. Serta terjemahan

ayat-ayat al-qur’an dan hadis ditulis satu spasi.

G. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, penelitian terdahulu, metodologi penelitian, hipotesis

serta sistematika penulisan.

Bab II : Membahas tentang materi konsep-konsep yang berkaitan

dengan judul penelitian. Bagian ini membahas tinjauan umum

tentang prilaku konsumsi, memuat prilaku konsumsi dalam Islam,

berisi pengertian dan tujuan konsumsi, faktor-faktor yang

mempengaruhi prilaku konsumen serta prinsip-prinsip ekonomi

Islam. Teori utility dan sifatnya. Teori Kebutuhan. Pendapatan.

Bab III : Gambaran umum Desa Lambaro Skep yang merupakan objek

penelitian, yang meliputi letak geografis, kondisi demografis,

kondisi sosial keagamaan serta deskripsi data.

Bab IV : Menjelaskan analisis prilaku konsumsi masyarakat Desa Lambaro

Skep, memuat Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap

Konsumsi Sepeda Motor. Pengujian hipotesis penelitian. Regresi

linear. Statistik deskripsi.

Bab V : Penutup, memuat kesimpulan dan saran-saran.

BAB II

KERANGKA TEORI TENTANG PRILAKU KONSUMSI

A. Tinjauan Umum Tentang Prilaku Konsumsi

Menurut bahasa, konsumsi adalah pemakaian barang sehari-hari15.

Dalam istilah ekonomi, konsumsi adalah digunakannya jasa-jasa atau

benda-benda materil untuk memenuhi keinginan manusia.16 Perilaku

adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan

lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak

nampak, dari yang diarasakan sampai yang paling tidak dirasakan. Jadi,

perilaku konsumsi adalah suatu sikap atau perilaku manusia dalam

menggunakan suatu produk barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

Konsumen tidak hanya berbeda secara umum—yaitu umur dan jenis

kelamin, pendidikan dan pekerjaan, status perkawinan dan pengaturan

hidup—tetapi juga berbeda kegiatan dan minat mereka, kelebih-sukaan

dan pendapatan mereka, makanan yang mereka makan dan berbagai

produk yang mereka beli.

Pada bab 1 telah disebutkan bahwa studi prilaku konsumen terpusat

pada cara individu mengambil keputusan dalam pembelian barang-

15 Kamisu dan Yose Rizal, Kamus Populer Lengkap Praktis (Jakarta: Saptha Artha Jaya, tt). H. 94.

16 Winardi, Kamus Ekonomi Inggris Indonesia, (Bandung: Alumni Bandung, 1971), edisi 3, h. 128.

barang. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa, kapan, dan

dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli dan seberapa

sering mereka menggunakannya.

Prilaku konsumen merupakan bagian dari prilaku manusia yang telah

melibatkan banyak sumbangan disiplin ilmu. Disiplin ilmu yang telah banyak

menyumbangkan pemahaman terhadap prilaku konsumen adalah:17

Psikologi : Pemahaman mengenai prilaku dan proses mental individu.

Sosiologi : Pemahaman mengenai prilaku bersama dari orang dalam

kelompok.

Psikologi sosial : Pemahaman mengenai bagaimana seseorang

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh suatu kelompok.

Ekonomi : Pemahaman mengenai produksi, perdagangan dan

konsumsi dari barang dan jasa.

Antropologi : Pemahaman manusia dan kaitannya dengan budaya.

B. Prilaku Konsumsi dalam Islam

1. Pengertian dan Tujuan Konsumsi

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-

nilai Islam. Mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak terdapat

perbedaan apapun antara ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi

17 Adi Nugroho. Perilaku Konsumen, (2002), Cet. Pertama, hal. 11.

modern. Andaipun ada perbedaan itu terletak pada sifat dan

volumenya. Oleh sebab itu perbedaan pokok antara kedua sistem ilmu

ekonomi dapat dikemukakan dengan memperhatikan penanganan

masalah pilihan.18

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku

ekonomi manusia yang diatur berdasarkan aturan agama Islam dan

didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan

rukun Islam. 19

Etika sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah, atau ajaran

tentang moral khususnya dalam prilaku dan tindakan-tindakan ekonomi,

bersumber dari ajaran agama. Itulah sebabnya banyak ajaran dan

paham dalam ekonomi Barat menunjuk pada kitab Injil (Bible), dan etika

ekonomi Yahudi banyak menunjuk pada Taurat. Demikian pula etika

ekonomi Islam termuat dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang

dimuat dalam Al-Quran. Namun jika etika agama Kristen-Protestan telah

melahirkan semangat (spirit) kapitalisme, maka etika agama Islam tidak

mengarah pada Kapitalisme maupun Sosialisme. Jika Kapitalisme

menonjolkan sifat individualisme dari manusia, dan Sosialisme pada

kolektivisme, maka Islam menekankan empat sifat sekaligus yaitu :

a. Kesatuan (unity)

b. Keseimbangan (equilibrium)

18 Achyar Eldine, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Jurnal Ilmiah).

19 Dikutip dari Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah yang diterbitkan oleh Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah.(kit/pkes).

c. Kebebasan (free will)

d. Tanggungjawab (responsibility).

Dalam membangun kesejahteraan masyarakat, ekonomi tidak

hanya bisa tergantung pada variabel-variabel politik, sosial, ekonomi,

dan demografi, tetapi juga sangat tergantung pada variabel syariah.

Syariah membantu masyarakat menanamkan kualitas kebaikan, seperti

ketaatan, kejujuran, integritas, kesederhanaan dan keadilan. Dalam

Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan

keimanan menjadi tolak ukur penting karena memberikan cara

pandang dunia yang cenderung memengaruhi kepribadian manusia,

yaitu dalam bentuk perilaku, gaya hidup, selera, sikap-sikap terhadap

sesama manusia, sumber daya, dan ekologi. Dalam konteks inilah

dibahas tentang pelarangan terhadap israf atau berlebih-lebihan.20

Batasan konsumsi dalam Islam terdapat dalam Alqur’an surat Al-

Baqarah (2): 168-169:

ياأيها الناس آلوا مما في الأرض حلالا طيبا ولا تتبعوا خطوات

الشيطان إنه لكم عدو مبين إنما يأمرآم بالسوء والفحشاء وأن

تقولوا على الله ما لا تعلمون

Hai sekalian manusia, makanlah yang halah lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. Sesungguhnya setan hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.

20 Muhammad Muflih, Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam, hal. 11, 12,13,14, 15.

Prilaku israf diharamkan sekalipun komoditi yang dibelanjakan

adalah halal. Namun demikian, Islam tetap membolehkan seorang

Muslim untuk menikmati karunia kehidupan, selama itu masih dalam

batas kewajaran. Dalam Alqur’an surat Al-A’raf ayat 31 dikatakan:

يابني ءادم خذوا زينتكم عند آل مسجد وآلوا واشربوا ولا

تسرفوا إنه لا يحب المسرفين

Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Tokoh-tokoh yang menggunakan kerangka acuan Islami tidak

menerima formulasi kontemporer mengenai teori prilaku konsumsi

dengan alasan bahwa ia diselewengkan oleh nilai-nilai ideologis dan

sosial masyarakat non muslim dimana ia dikembangkan. Namun mereka

biasanya tidak memberikan penggantinya. Keberatan mereka terutama

ditujukan pada nilai-nilai konsumen bukan pada alat-alat analisis. Sudah

sangat umum di kalangan mereka semacam itu untuk memandang

teori konsumsi dalam pengertian keabsahan hukum barang-barang

konsumen dan jasa-jasa. Hanya sedikit pencetus teori yang berani

menanggulangi isu-isu pokok mengenai teori prilaku konsumen tersebut,

seperti rasionalisme konsumen dan konsep barang-barang konsumen21.

21 Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam “Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional”, (Yogyakarta, Penerbit GrahaIlmu, 2005), Edisi Pertama, hal. 91.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen22

Dalam mengkonsumsi barang atau jasa masyarakat

dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.

a. Faktor kebudayaan. Kebudayaan sangat menentukan keinginan

dan perilaku seseorang. Perilaku manusia umumnya dipelajari bukan

bertindak berdasarkan nurani.

b. Faktor sosial. Yang dimaksud faktor sosial disini pertama adalah

kelompok referensi yaitu yang mempunyai pengaruh langsung

maupun tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Kedua

keluarga yaitu orang tua dan pasangan hidup anak-anak. Yang

ketiga peran dan status. Ini bisa dilihat dari segi posisi, partisipasi

seseorang dalam kelompok.

c. Faktor pribadi. Yang mempengaruhinya adalah umur, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup dan konsep diri.

d. Faktor psikologis. Terdiri dari motivasi, persepsi, proses belajar dan

kepercayaan.

Perilaku konsumsi dalam Islam akan didasarkan pada nilai-nilai al-

Qur’an dan hadits akan berdampak kepada seorang muslim dalam

beberapa hal:23

1. Konsumsi seorang muslim didasarkan atas pemahaman

bahwa kebutuhannya sebagai manusia terbatas. Seorang

22 Nugroho J. Setiadi, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 11-15.

23 Sudarsono, Heri, Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), Ed. 1, Cet. Ke 3, h. 187-188.

muslim akan mengkonsumsi pada tingkat wajar dan tidak

berlebihan.

2. Tingkat kepuasan tidak dirasakan atas banyaknya jumlah dari

dua atau saru pilihan barang yang dipilih, tetapi berdasarkan

atas pertimbangan bahwa pilihan ini berguna bagi

kemaslahatan.

3. Seorang muslim tidak akan mengkonsumsi barang-barang

haram atau barang yang diperoleh dengan cara haram,

seperti mengkonsumsi makanan atau minuman beralkohol,

mengkonsumsi barang atau jasa hasil proses memeras,

barang dari hasil menjarah, mencuri dan merampok.

4. Seorang muslim tidak akan memaksa untuk berbelanja

barang-barang yang di luar jangkauan penghasilannya.

Walaupun ia dapat menambah penghasilannya dari utang

ata kegiatan bersifat subhat, karena ini akan menimbulkan:

pertama, terkondisi untuk mempermudah masalah, kedua,

mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal sama, karena

alasan gengsi (prestise), ketiga, akan menimbulkan

kecemburuan sosial dan diskriminasi sosial.

5. Tingkat kepuasan bagi seorang muslim berhubungan dengan

tingkat syukur.

3. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Ada empat prinsip utama dalam sistem ekonomi Islam yang

diisyaratkan dalam A-Qur’an:24

a. Hidup Hemat dan tidak bermewah-mewahan, tindakan-tindakan

ekonomi hanyalah sekedar untuk memenuhi kebutuhan bukan

memuaskan keinginan. ( Q.S. Al-A’raf: 31-32 dan Al-Israa: 29).

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya. Karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.(Q.S: Al-Israa: 29)

b. Implementasi zakat; pada tingkat negara mekanisme zakat adalah

obligatory zakat sistem bukan voluntary zakat sistem. (Q.S. At-Taubah:

60 dan 103).

☺ ☺

☺ ⌧ ⌧ ☺

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang

24 Ali Sakti. Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern., (Katalog Perpustakaan Nasional Dalam Terbitan (KDT), 2007), Cetakan pertama, h. 59-60.

dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S: At-Taubah: 60)

c. Pengahapusan/ pelarangan Riba, Gharar dan Maisir; menjadikan

sistem bagi hasil dengan instrumen mudharabah dan musyarakah.

(Q. S. Al-Baqarah: 274-281).

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q. S. Al-Baqarah: 274)

d. Menjalankan usaha-usaha yang halal; dari produk atau komoditi,

manajemen, proses produksi hingga proses sirkulasi atau distribusi

haruslah ada dalam kerangka halal. (Q.S. Al-Baqarah: 72 dan 168,

An-Nisa’: 29).

⌧ ☺

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. An-Nisa’: 29).

Dari empat prinsip utama diatas terlihat jelas corak dari perilaku

manusia Islam dalam menyikapi harta.

C. Teori Utility dan Sifatnya

Istilah manfaat ekonomi bermaksud suatu sifat khusus (khasiat) yang

apabila ia ada dan wujud dalam suatu barang, maka barang tersebut

mampu memenuhi suatu hajat dan keperluan. Istilah hajat dan keperluan

dari aspek ekonomi bermakna kemauan atau keinginan. Oleh karena itu,

suatu barang yang mempunyai utiliti dan berguna dari sudut ilmu ekonomi

ialah suatu barang yang diinginkan dan dikehendaki. Apabila tidak lagi

dinginkan dan dikehendaki, maka hilanglah utiliti dan kegunaannya.25

Beberapa sifat utiliti ekonomi26

1. Utiliti ekonomi bukanlah suatu sifat yang selalu muncul dari asal suatu

barang, tetapi ia muncul apabila barang itu diperlukan dan

dikehendaki, oleh sebab itu suatu barang tidak boleh dianggap

mempunyai utiliti kecuali ia diinginkan dan dikendaki. Apabila ia tidak

dikehendaki, maka hilanglah utilitinya.

25 Muhammad Abdul Mun’in al-Jamal, Ensiklopedia Ekonomi Islam, (penterjemah: Salahuddin Abdullah, Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur), (2000), Jilid 2, h. 555.

26 Ibid h. 556-557.

2. Utiliti atau kegunaan suatu barang yang sama itu berbeda antara

seseorang dengan yang lainnya.

3. Nisbah antara utiliti dan kegunaan dalam beberapa hal memiliki

perbedaan perkara untuk seseorang, karena barang berubah dan

berbeda mengikuti tabiat dan keperluan yang dapat dipenuhinya serta

mengikuti darjah dan kadar keperluannya.

4. Bagi seorang manusia, utiliti suatu barang tidak semestinya sama karena

biasanya tergantung kepada jumlah barang itu dan juga kepada

darjah suatu keperluan ataupun beberapa keperluan yang mampu

ditunaikan oleh barang itu. Dengan demikian, suatu unit barang yang

dapat memenuhi keperluan merupakan sesuatu yang paling besar utiliti

dan faedahnya.

5. Utiliti dan faedah itu tidak berwujud kecuali barang-barang dan harta

yang mampu digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Oleh karena itu, tenaga dan kekuatan yang terpendam dalam aliran

pasang surut ombak, dan juga berbagai jenis kekayaan alam yang

terpendam di dasar samudra yang masih belum dapat ditemui oleh

manusia tidak akan mempunyai utiliti dan faedah dari sudut ekonomi.

D. Teori Kebutuhan

Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis

barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sejak

lahir hingga meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala

sesuatunya. Untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan diperlukan

pengorbanan untuk mendapatkannya.

Yang perlu dilakukan oleh masyarakat muslim adalah membedakan

”yang penting” (necessary) dan ”yang tidak penting” (un-necessary)

dengan membagi semua barang dan jasa ke dalam tiga kategori:

kebutuhan, kemewahan, dan perantara (intermediates).27 Kebutuhan

mengacu kepada semua barang dan jasa untuk memenuhi hajat atau

mengurangi tingkat kesulitan. Kemewahan mengacu kepada semua

barang dan jasa yang diinginkan semata-mata untuk pamer dan tidak

menciptakan perbedaan riil dalam kesejahteraan seseorang. Sedangkan

perantara mengacu kepada semua barang dan jasa yang tidak mungkin

diklasifikasikan secara tegas ke dalam kebutuhan atau kemewahan. Ada

tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu:

1. Kebutuhan Primer

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar

dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah

seperti sembilan bahan makanan pokok/ sembako, rumah tempat

tinggal, pakaian, dan lain sebagainya.

Kebutuhan primer dalam Islam yaitu nafkah-nafkah pokok bagi

manusia yang diperkirakan dapat mewujudkan lima tujuan syariat

(memelihara jiwa, akal, agama, keturunan, dan kehormatan). Tanpa

kebutuhan primer, hidup manusia tidak akan berlangsung. Kebutuhan

ini meliputi kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, kesehatan,

rasa aman, pengetahuan, dan pernikahan.

27 Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi Islamisasi Ekonomi Kontemporer, (Surabaya, Penerbit: Risalah Gusti, 1999), Cet. Pertama, h. 305.

2. Kebutuhan Sekunder

Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang

diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer telah terpenuhi

dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan

primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik,

pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum

masuk dalam kategori mewah.

Kebutuhan sekunder dalam Islam yaitu kebutuhan manuia untuk

memudahkan kehidupan, jauh dari kesulitan. Kebutuhan ini tidak perlu

dipenuhi sebelum kebutuan primer terpenuhi. Kebutuhan inipun masih

berhubungan dengan lima tujuan syariat.

3. Kebutuhan Tersier/ Mewah/ Lux

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya

mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah

terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Contohnya

adalah mobil, antena parabola, pda phone, komputer laptop

notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan ke Hawai, apartemen, dan lain

sebagainya.

Kebutuhan tersier dalam Islam yaitu kebutuhan yang dapat

menciptakan kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia.

Pemenuhan kebutuhan ini bergantung pada kebutuhan primer dan

sekunder dan semuanya berkaitan dengan tujuan syariat.

Untuk dapat mewujudkan lima tujuan syariat, setiap muslim harus

memperhatikan ketiga jenis kebutuhan diatas dengan jalan

mengutamakan kebutuhan yang lebih penting (primer). Disisi lain,

mengeluarkan harta untuk hal-hal yang dapat menimbulkan

kebinasaan dan kehancuran, seperti membeli candu, sabu-sabu, rokok,

khamr, film yang merusak, dan lain-lainnya merupakan hal yang tidak

penting.

Dalam Islam terdapat pembahasan intrinsik dalam literatur fiqih

mengenai kebutuhan pokok (dharuriyyat), kecukupan (haajiyaat), dan

keindahan (tahsiniyyat). Pembahasan ini dapat dikembangkan lebih

lanjut berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sehingga negara-negara

muslim bisa merealisasikan maqashid dan mengurangi

ketidakseimbangan yang sedang terjadi.28

Hasal Al-Banna memberikan komentar khusus tentang masalah ini, beliau berkata : “Pemerintah harus memberi pengarahan kepada rakyat untuk tidak banyak menuruti kebutuhan hidup yang bersikap pelengkap. Mereka dianjurkan agar memprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan hidup yang bersifat dharuri (pokok dan mendesak).

Para pemimpin dapat menjadi teladan bagi anggota

masyarakatnya. Dengan demikian, pemerintah harus segera melarang

semua pesta gila-gilaan dan fenomena pemborosan harta benda.

Tampilnya para pemimpin dengan sederhana, bersahaja, dan

berwibawa di gedung-gedung, istana, dan acara resmi adalah sesuatu

28 M. Umer Chapra,: Islam And The Economic Challenge. Islam dan Tantangan Ekonomi (penerjemah:Nur Hadi Ihsan, Rifki Amar, S.E). Cet 1. 1999. hal. 282, 283.

yang diajarkan oleh Islam yang hanif. Semua itu membutuhkan

persiapan.

Dibawah ini ada dua imam yang menguraikan tentang

maslahat.

a. Maslahat Menurut Al-Ghazali

Pemikiran sosio ekonomi Al-Ghazalai berakar dari sebuah

konsep yang dia sebut sebagai ”fungsi kesejahteraan sosial Islami”.

Tema yang menjadi pangkal tolak seluruh karyanya adalah konsep

maslahat atau kesejahteraan sosial atau utilitas (kebaikan bersama),

yakni sebuah konsep yang mencakup semua aktifitas manusia dan

membuat kaitan yang erat antara individu dengan masyarakat.29

Dia mengidentifikasi masalah berupa masalih (manfaat) maupun

mafasid (kerusakan) dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Ia

juga mendefinisikan fungsi sosial dalam kerangka hierarki kebutuhan

individu dan sosial.

Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan (maslahah) dari suatu

masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima

tujuan dasar, yakni agama (al-dien), hidup atau jiwa (nafs), keluarga

atau keturunan (nasl), harta atau kekayaan (mal), dan intelek atau

akal (aql).30 Tujuan utama kehidupan umat manusia adalah untuk

mencapai kebaikan di dunia dan akhirat.

29 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakrta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), Edisi Kedua, h. 282.

30 Ibid, h . 283.

Al-Ghazali mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi

kesejahteraan sosialnya dalam kerangka sebuah hierarki utilitas

individu dan sosial yang tripartite, yakni:

1) Kebutuhan (daruriat), kunci pemeliharaan dari kelima tujuan

dasar ini terletak pada penyediaan tingkatan ini, yaitu kebutuhan

terhadap makanan, pakaian dan perumahan. Namun demikian,

Al-Ghazali menyadari bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar yang

demikian cenderung fleksibel, mengikuti waktu dan tempat,

bahkan dapat mencakup kebutuhan-kebutuhan sosio psikologis.

2) Kesenangan atau kenyamanan (hajat), kelompok kebutuhan ini

terdiri dari semua kegiatan dan hal-hal yang tidak vital bagi lima

fondasi tersebut, tetapi dibutuhkan untuk menghilangkan

rintangan dan kesukaran dalam hidup.

3) Kemewahan (tahsinaat). Kelompok ketiga mencakup kegiatan-

kegiatan dan hal-hal yang lebih jauh dari sekedar kenyamanan

saja meliputi hal-hal yang melengkapi, menerangi atau

menghiasi hidup.

Hierarki tersebut merupakan sebuah klasifikasi peninggalan

tradisi Aristotelian yang disebut sebagai kebutuhan ordinal yang

terdiri dari kebutuhan dasar, kebutuhan terhadap barang-barang

psikis.31

Pencaharian kegiatan-kegiatan ekonomi harus dipenuhi

karena jalan untuk mencapai keselamatan. Dan menitikberatkan

31 Ibid, h. 283.

jalan tengah dan kebenaran niat seseorang dalam setiap tindakan.

Bila niatnya sesuai dengan aturan ilahi, aktivitas tersebut dapat

bernilai ibadah.

Di samping itu, Al-Ghazali memandang perkembangan

ekonomi sebagai bagian dari tugas-tugas kewajiban sosial (fard al-

kifayah) yang sudah di tetapkan Allah: jika hal-hal ini tidak dipenuhi,

kehidupan dunia akan kacau. Ia menegaskan bahwa aktivitas

ekonomi merupakan bagian dari ibadah. Selanjutnya, ia

mengidentifikasi tiga alasan mengapa seseorang harus melakukan

aktivitas-aktivitas ekonomi, yaitu: pertama, untuk mencukupi

kebutuhan hidup manusia; kedua, untuk mensejahteraan keluarga;

dan, ketiga, untuk membantu orang lain yang membutuhkan.32

b. Maslahat Menurut Asy-Syatibi

Dalam kerangka muamalah, Asy-Syatibi mengemukakan

konsep maqashid al-syariah. Maqashid berarti kesengajaan atau

tujuan, sedangkan al-syariah berarti jalan menuju sumber air, yang

berarti sumber pokok kehidupan.33 Menurut istilah, Al-Syatibi

menyatakan, ”Sesungguhnya syariah bertujuan untuk mewujudkan

kemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat.”34

Menurut Al-Syatibi, kemaslahatan manusia dapat terealisasi

apabila lima unsur pokok kehidupan manusia dapat diwujudkan dan

32 Ibid, hal. 284-285. 33 Fazlurrahman, Islam, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1984), hlm. 140. 34 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 319.

dipelihara, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Al-Syatibi

membagi maqashid menjadi tiga tingkatan, yaitu:35

1) Dharuriyat

Pengabaian terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, dan

harta akan menimbulkan kerusakan di muka bumi serta kerugian

yang nyata di akhirat kelak. Pemeliharaan terhadap kelima unsur

pokok tersebut dapat dilakukan dengan cara memelihara

eksistensinya dalam kehidupan manusia dan melindunginya dari

berbagai hal yang dapat merusak.

2) Hajiyat

Hajiyat dimaksudkan untuk memudahkan kehidupan,

menghilangkan kesulitan atau menjadikan pemeliharaan yang

lebih baik terhadap lima unsur pokok kehidupan manusia.

Contohnya adalah berbagai aktivitas ekonomi yang bertujuan

untuk memberi kemudahan dalam hidup atau menghilangkan

kesulitan manusia di dunia seperti melakukan akad mudharabah

dan lain sebagainya.

3) Tahsiniyat

Tujuannya adalah agar manusia dapat melakukan yang

terbaik untuk menyempurnakan pemeliharaan lima unsur pokok.

Tidak dimaksudkan untuk menghilangkan atau mengurangi

berbagai kesulitan, tetapi hanya bertindak sebagai pelengkap,

35 Ibid, h. 321.

penerang dan penghias kehidupan manusia. Seperti kehalusan

dalam berbicara dan pengembangan kualitas produksi dan hasil

pekerjaan.

E. Pendapatan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil

kerja (usaha dan sebagainya).36 Sedangkan pendapatan dalam kamus

manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan

organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan

laba.37

Pendaptan atau upah dapat didefinisikan dengan sejumlah uang

yang dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan kepada pekerja atas

jasanya sesuai perjanjian.38 Islam menawarkan suatu penyelesaian yang

sangat baik atas masalah upah dan menyelamatkan kepentingan kedua

belah pihak, kelas pekerja dan para majikan tanpa melanggar hak-hak

yang sah dari majikan. Prinsip ini terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 279.

☺ ☺

Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),

36 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 185.

37 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 230. 38 Chapra, Umer, h. 361.

Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (Q.S: Al-Baqarah: 279)

Sumber Pendapatan

Pemenuhan kebutuhan pokok harus dilakukan lewat upaya-upaya

individu itu sendiri. Penekanan kewajiban personal bagi setiap muslim

(fardhu ‘ain) untuk memperoleh penghidupannya sendiri dan keluarga.

Tanpa terpenuhi kebutuhan ini, seorang muslim tidak dapat

mempertahankan kondisi kesehatan badan dan mentalnya serta

efisiensinya yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban ubudiyahnya.39

Ibnu Sina berpendapat bahwa adanya harta milik pribadi pada

umumnya berasal dari dua jalan, yaitu:40

1. Harta warisan, yaitu harta yang diterima dari keluarga yang meninggal.

Orang yang beruntung mendapatkan harta warisan tidak perlu susah

payah untuk bekerja memperoleh kekayaan karena mereka telah

menerima peninggalan harta dari bapak yang telah meninggalkannya.

Bahkan ada juga harta warisan diperoleh dari neneknya. Mereka dapat

memuaskan diri dengan rezeki (harta warisan) tanpa memerlukan kerja

untuk memperoleh harta.

2. Harta usaha, yaitu yang diperoleh dari bekerja. Lain halnya dengan

harta warisan, untuk memperoleh harta seseorang harus bekerja keras

untuk memperoleh harta agar dapat hidup. Terdapat perbedaan besar

39 Chapra, Umer, Islam dan Tantangan Ekonomi, h. 213. 40 Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, (Bandung: CV. Pustaka

Setia, 2002)., h. 175.

antara pekerja intelektual dengan pekerja kasar, pekerja terampil

dengan pekerja tidak terampil. Akibatnya, tingkat keseimbangan

pendapatan diantara mereka akan berbeda. Perbedaan pendapatan

juga bisa timbul karena perbedaan keuntungan yang bukan berupa

uang. Beberapa pekerjaan lebih menyenangkan dari pekerjaan

lainnya. Hal ini terdapat dalam kitab suci al-qur’an surat an-nisa ayat 32.

Islam tidak percaya pada persamaan yang tetap dalam distribusi

kekayaan, karena menghendaki kesempatan bagi perkembangan

bakat masing-masing.41

41 Muhammad Abdul Mannan, Islamic Ekonomic: Theory and Practice, (Jakarta, 1992), ed. 1, h. 117-118.

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA LAMBARO SKEP

A. Letak Geografis

Desa Lambaro Skep terletak di wilayah Kecamatan Kuta Alam pemerintahan

Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Berdasarkan data, Desa

Lambaro Skep memiliki luas wilayah 228,8 Ha. Batas-batas wilayah Lambaro Skep

adalah42:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Pekan Kebudayaan Aceh (PKA).

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Syiah Kuala.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Pocut Baren Asrama TNI PHB.

4. Sebelah Utara berbatasan dengan Jembatan Syiah Kuala.

Berdasarkan uraian diatas Desa Lambaro Skep berdekatan dengan Sungai.

Selain itu, dekat dengan tambak ikan. Walaupun terletak di Kota Banda Aceh, Desa

Lambaro Skep berjauhan dari jalan raya sehingga untuk mendapatkan kendaraan

umum harus berjalan kaki. Untuk memasuki Desa tersebut masyarakat biasanya

menggunakan jasa ojek, tukang becak atau berjalan kaki.

B. Letak Demografis

Pemerintahan Desa Lambaro Skep dipimpin oleh kepala desa yang disebut

dengan Keuchik Gampong serta dibantu oleh lurah. Selain itu keuchik juga dibantu

oleh lima (5) kepala dusun dan tiga belas (13) kepala lorong.

Dusun Desa Lambaro Skep terdiri dari:43

1. Dusun Blang dikepalai oleh Drs. Asbawi, MM

42 Data Desa Lambaro Skep, Desember 2007. 43 Ibid.

2. Dusun Suka Maju dikepalai oleh Muchtar

3. Dusun Inti Jaya dikepalai oleh Drs. Sufyan Nurdin

4. Dusun Diwai Makam dikepalai oleh Razali Syamaun.

Tabel 3.1.

Lorong Desa Lambaro Skep beserta jumlah penduduk.44 Jenis Kelamin

No. Lorong KK Jiwa Laki-Laki Perempuan

1. Anggur 68 292 148 144 2. Cermai 92 406 201 205 3. Apel 49 229 126 103 4. Makmur 75 309 167 142 5. Diwai Makam 120 326 195 131 6. Bak Panah 129 584 314 270 7. Durian 129 524 266 258 8 Geulumpang I 86 374 183 191 9 Geulumpang II 71 304 137 167

10. Mangga 29 115 61 54 11. Kelapa 83 326 175 151 12 Beringin 73 309 164 145 13 Semangka 41 182 97 85 Total 1.040 4.280 2.234 2.046

Desa Lambaro Skep termasuk wilayah yang tertimpa tsunami, sehingga

jumlah penduduknya berkurang. Menurut data yang ada jumlah penduduk secara

keseluruhan 4.280 jiwa, yang terdiri 2.234 laki-laki dan 2.046 berjenis kelamin

perempuan dan 1.040 kepala keluarga.

C. Kondisi Sosial Perekonomian

Pasca tsunami pembangunan terjadi dimana-mana tidak terkecuali Desa

Lambaro Skep. Dengan demikian, profesi masyarakat banyak beralih menjadi

tukang bangunan baik yang dikepalai oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

44 Ibid.

atau Non Goverment Organization (NGO). Mata pencaharian masyarakat antara lain

dosen, guru, tani tambak, tukang bangunan, tukang becak, kontraktor dan lain-lain.

Jenis pekerjaan masyarakat yang diteliti bisa dilihat di tabel 3.2. Berdasarkan

tabel 3.2 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 4 orang (4%) bidang

pertanian, 1 orang (1%) bidang peternakan, 9 orang (9%) bidang perikanan, 1 orang

(1%) bidang pertambangan, 16 orang (16%) bidang perdagangan, 18 orang (18%)

bidang produksi/pabrik, 5 orang (5%) bidang pelayanan jasa konsultasi, 10 orang

(10%) bidang pelayanan administrasi, 4 orang (4%) bidang pelayanan jasa angkutan,

18 orang (18%) bidang pelayanan kesehatan, 12 orang (12%) bidang pendidikan, 1

orang (1%) siswa, 1 orang (1%) ibu rumah tangga.

Tabel 3.2.

Bidang Pekerjaan

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Valid Pertanian 4 4.0 4.0 4.0 Peternakan 1 1.0 1.0 5.0 Perikanan 9 9.0 9.0 14.0 Pertambangan 1 1.0 1.0 15.0 Perdagangan 16 16.0 16.0 31.0 Produksi/ Pabrik 18 18.0 18.0 49.0 Pelayanan Jasa

Konsultasi 5 5.0 5.0 54.0

Pelayanan Administrasi 10 10.0 10.0 64.0

Pelayanan Jasa 4 4.0 4.0 68.0

Angkutan Pelayanan

Kesehatan 18 18.0 18.0 86.0

Pendidikan 12 12.0 12.0 98.0 Siswa 1 1.0 1.0 99.0 Ibu Rumah

Tangga 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0 Sumber: Data diolah, 2007

Berdasarkan tabel 3.3 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti 67 orang (67%) memiliki pekerjaan tetap, 33 orang (33%) tidak

memiliki pekerjaan tetap. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap rata-

rata adalah mahasiswa semester atas serta masyarakat yang baru menyelesaikan

kuliah. Dan sebagian besar dari yang tidak memiliki pekerjaan tetap bekerja di

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non Goverment Organization

(NGO) yang ada pasca tsunami.

Tabel 3.3.

Pekerjaan Tetap

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Valid Ya 67 67.0 67.0 67.0 Tidak 33 33.0 33.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data diolah, 2007

Berdasarkan tabel 3.4 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat yang

diteliti 10 orang (10%) memiliki pendapatan <Rp.500.000, 68 orang (68%) memiliki

pendapatan >Rp.500.000, 18 orang (18%) memiliki pendapatan Rp. 1.000.000 - Rp.

2.500.000 dan 4 orang (4%) memiliki pendapatan > Rp. 5.000.000. Rata-rata

pendapatan masyarakat yang diteliti adalah >Rp.500.000. Peneliti sengaja memilih

masyarakat yang berpendapatan kurang tetapi mampu mencukupi kebutuhan hidup

serta membeli sepeda motor.

Tabel 3.4.

Rata-rata Penghasilan Bulanan

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Valid < Rp. 500.000 10 10.0 10.0 10.0 > Rp. 500.000 68 68.0 68.0 78.0 Rp. 1.000.000 -

Rp. 2.500.000 18 18.0 18.0 96.0

> Rp. 5.000.000 4 4.0 4.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data diolah, 2007

Penduduk miskin yang berada di Desa Lambaro Skep 2.745 jiwa. Itu berarti

setengah dari jumlah penduduknya adalah masyarakat miskin. Jumlah anak yatim

110 jiwa dan jumlah janda 104 jiwa.

D. Deskripsi Data

1. Karakteristik Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 3.5 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 1

orang (1%) berumur 18 tahun, 2 orang (2%) berumur 19 tahun, 4 orang (4%)

berumur 20 tahun, 3 orang (3%) berumur 21 tahun, 12 orang (12%) berumur 22

tahun, 10 orang (10%) berumur 23 tahun, 8 orang (8%) berumur 24 tahun, 11

orang (11%) berumur 25 tahun, 6 orang (6%) berumur 26 tahun, 9 orang (9%)

berumur 27 tahun, 9 orang (9%) berumur 28 tahun, 3 orang (3%) berumur 29

tahun, 5 orang (5%) berumur 30 tahun, 4 orang (4%) berumur 31 tahun, 3 orang

(3%) berumur 32 tahun, 4 orang (4%) berumur 33 tahun, 2 orang (2%) berumur

34 tahun, 3 orang (3%) berumur 35 tahun, 1 orang (1%) berumur 57 tahun.

Pada mulanya, peneliti hanya ingin mengambil responden yang berusia 15-

30 tahun, akan tetapi ketika melihat ada beberapa yang berusia diatas 35 tahun

bisa menjawab lebih mendalam tentang masyarakat tersebut, maka dipilih 1

orang yang berusia 57 tahun.

Tabel 3.5.

Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18 1 1.0 1.0 1.0 19 2 2.0 2.0 3.0 20 4 4.0 4.0 7.0 21 3 3.0 3.0 10.0 22 12 12.0 12.0 22.0 23 10 10.0 10.0 32.0 24 8 8.0 8.0 40.0 25 11 11.0 11.0 51.0 26 6 6.0 6.0 57.0 27 9 9.0 9.0 66.0 28 9 9.0 9.0 75.0 29 3 3.0 3.0 78.0 30 5 5.0 5.0 83.0 31 4 4.0 4.0 87.0 32 3 3.0 3.0 90.0 33 4 4.0 4.0 94.0 34 2 2.0 2.0 96.0 35 3 3.0 3.0 99.0 57 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data diolah, 2007

2. Jumlah Sepeda Motor di Kota Banda Aceh

Dari tabel dibawah dapat disimpulkan bahwa jumlah sepeda motor di

Kota Banda Aceh pada tahun 2004 adalah 51.927 unit. Tsunami pada Desember

2004 mengakibatkan berkurangnya jumlah sepeda motor di Aceh. Jumlah

sepeda motor pada tahun 2005 adalah 33.312 unit, dibandingkan dengan tahun

2004 terjadi pengurangan sebesar 18.615 unit atau 35,85%. Pada tahun 2006

daya beli masyarakat terhadap sepeda motor meningkat menjadi 49.683 unit,

peningkatannya 49,14% atau 16.371 unit dari tahun 2005. Tahun 2007 semakin

bertambah sepeda motor yang memadati Kota Banda Aceh yaitu 59.730 unit,

peningkatannya 20,22% atau 10.047 unit. Disimpulkan bahwa pasca Tsunami

konsumsi terhadap sepeda motor meningkat dan yang paling drastis adalah dari

tahun 2005 ke tahun 2006.

Tabel 3.6.

Data Sepeda Motor Tahun Jumlah sepeda motor

per unit Pengurangan dari Tahun Sebelumnya

Peningkatan dari Tahun Sebelumnya

Prosentase

2004 51.927 2005 33.312 18.615 35,85% 2006 49.683 16.371 49,14% 2007 59.730 10.047 20,22%

Sumber: Kapolda Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Penulis memakai data jumlah sepeda motor Kota Banda Aceh karena

data tersebut tidak ada di Desa Lambaro Skep. Jadi, yang dilihat adalah jumlah

penurunan dan peningkatannya.

3. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 3.6 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 60

orang (60%) diantaranya pria dan 40 orang (40%) diantaranya wanita.

Tabel 3.7.

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Valid Pria 60 60.0 60.0 60.0

Wanita 40 40.0 40.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data diolah, 2007

4. Karakteristik Berdasarkan Status Perkawinan

Berdasarkan tabel 3.7 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 54

orang (54%) berstatus belum menikah, 37 orang (37%) berstatus menikah, 7

orang (7%) berstatus duda/janda mati, 2 orang (2%) berstatus duda/janda cerai.

Tabel 3.8.

Status Perkawinan

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Valid belum

menikah 54 54.0 54.0 54.0

menikah 37 37.0 37.0 91.0 duda/janda

mati 7 7.0 7.0 98.0

duda/janda cerai 2 2.0 2.0 100.0

Total 100 100.0 100.0 Sumber: Data diolah, 2007

5. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tabel 3.8 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 1

orang (1%) tidak sekolah, 6 orang (6%) tingkat SD, 8 orang (8%) tingkat

SLTP/M.Ts, 47 orang (47%) tingkat SLTA/M.Aliyah, 4 orang (4%) tingkat

diploma (1/2), 15 orang (15%) tingkat diploma 19 orang (19%) tingkat sarjana.

Dari uraian diatas terlihat bahwa masyarakat yang tidak sekolah 1 %. Walaupun

tidak bersekolah, masyarakat Desa Lambaro Skep bisa mengaji Al-Qur’an.

Tabel 3.9.

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent Valid Tidak

sekolah 1 1.0 1.0 1.0

SD/MI 6 6.0 6.0 7.0 SLTP/ M.TS 8 8.0 8.0 15.0 SLTA/

M.Aliyah 47 47.0 47.0 62.0

Diploma (1/2) 4 4.0 4.0 66.0

Diploma 3 15 15.0 15.0 81.0 Sarjana 19 19.0 19.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data diolah, 2007

BAB IV

ANALISA PRILAKU KONSUMSI MASYARAKAT DESA LAMBARO SKEP

A. Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Prilaku Konsumsi Sepeda

Motor

Penelitian ini membahas mengenai pendapatan masyarakat dan prilaku

konsumsi. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendapatan dan prilaku konsumsi,

penulis menggunakan metode survey dengan menggunakan kuesioner sebagai

instrumen penelitian. Kemudian dilakukan pengujian statistik dengan metode

korelasi untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu pengaruh tingkat

pendapatan terhadap prilaku konsumsi masyarakat.

1. Pengujian Validitas Variabel Tingkat Pendapatan mempengaruhi Konsumsi

Sepeda Motor Masyarakat Lambaro Skep

Untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan pada tiap-tiap variabel

valid atau tidak dilakukan dengan membandingkan dengan r tabel. Dari r tabel untuk

df= (30-2) = 28, dengan alpha 5% didapat angka 0,361. Pengambilan keputusan

adalah jika r hasil hitung positif dan serta r hasil hitung lebih besar dari r tabel maka

butir tersebut valid. Sebaliknya jika r hasil hitung negatif atau r hasil hitung lebih kecil

dari r tabel maka butir tersebut tidak valid. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas

dijelaskan sebagai berikut.

Cara memperoleh datanya adalah klik Analyze → Scale → Reability

Analysis. Pindahkan variabel yang ingin diteliti ke sebelah Items. Klik

Statistics, beri tanda di Descriptives for Item, Scale dan Scale if item deleted.

Beri tanda di Inter-Item Correlations. Klik Continue dan OK.

Berdasarkan tabel 4.1 pada kolom corrected item-total correlation diperoleh

hasil yang tertinggi sebesar 0,646 dan yang terendah sebesar -0,314. Butir

pertanyaan nelayan tidak membeli atau membutuhkan sepeda motor memiliki nilai

corrected item-total correlation lebih kecil daripada 0,361 sehingga dapat

disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan.

Tabel 4.1.

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Tingkat Pendapatan mempengaruhi Konsumsi Sepeda Motor Masyarakat Lambaro Skep

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Rata-rata penghasilan bulanan 11.97 4.723 .470 .540 .358

nelayan tidak membeli atau membutuhkan sepeda motor

11.67 7.057 -.314 .284 .701

Tukang ojek memiliki sepeda motor pribadi 11.93 4.133 .646 .505 .242

Bapak/Ibu/Sdr mengetahui prilaku konsumsi secara Islami

9.97 5.413 .309 .189 .448

Penerapan syariat Islam di Aceh, tidak mempengaruhi pola konsumsi masyarakat

11.93 1.651 .641 .512 .050

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items .497 .481 5

Sumber : data diolah

Kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas kembali tanpa

menyertakan butir pertanyaan yang tidak valid. Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa

semua nilai corrected item-total correlation lebih besar daripada 0,361. Sehingga semua

pertanyaan telah valid dan dapat dipergunakan.

Tabel 4.2.

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Tingkat Pendapatan mempengaruhi Konsumsi Sepeda Motor Masyarakat Lambaro Skep

Dengan Mengeluarkan Variabel yang tidak Valid Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Rata-rata penghasilan bulanan

9.27 4.961 .618 .404 .604

Tukang ojek memiliki sepeda motor pribadi

9.23 4.668 .657 .496 .572

Bapak/Ibu/Sdr mengetahui prilaku konsumsi secara Islami

7.27 5.926 .364 .184 .715

Penerapan syariat Islam di Aceh, tidak mempengaruhi pola konsumsi masyarakat

9.23 1.909 .698 .512 .639

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items .701 .761 4

Sumber : data diolah

Output hasil pengujian reliabilitas terlihat bahwa nilai Cronbach's alpha

pada tabel 4.2 sebesar 0,701 lebih besar daripada 0,60 sehingga dapat disimpulkan

bahwa 4 butir pertanyaan tersebut valid dan reliabel.

2. Pengujian Validitas Variabel Prilaku Konsumsi Masyarakat

Berdasarkan tabel 4.1 pada kolom corrected item-total correlation diperoleh

hasil yang tertinggi sebesar 0,754 dan yang terendah sebesar -0,481. Butir

pertanyaan 4, 6 dan 8 memiliki nilai corrected item-total correlation lebih kecil

daripada 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut tidak valid

dan harus dikeluarkan.

Tabel 4.3.

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Prilaku Konsumsi Masyarakat

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Yang penting sepeda motor bisa dimiliki, walaupun harus berhutang

19.86 3.909 .754 .822 .274

Yang penting sepeda motor bisa dimiliki, walaupun kebutuhan primer kurang 19.97 5.463 .416 .788 .472

Sepeda motor kurang bermanfaat buat Bapak/Ibu/Sdr

19.48 6.187 .379 .496 .498

Lebih membutuhkan perahu dari pada sepeda motor 19.72 7.278 .029 .428 .597

Bapak/Ibu/Sdr memahami dasar-dasar Islam, untuk membeli suatu barang

17.69 6.722 .446 .531 .509

Pentingkah mengetahui cara berkonsumsi yang sesuai dengan prinsip Islam

17.03 8.963 -.480 .444 .688

Membeli suatu barang yang sama atau bahkan lebih bagus dari tetangga

19.83 4.433 .675 .683 .339

membeli suatu barang memperhatikan manfaat dan kepentingannya

17.03 7.534 -.034 .387 .608

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items .563 .460 8

Sumber : data diolah

Kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas kembali tanpa

menyertakan butir pertanyaan yang tidak valid. Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa

semua nilai corrected item-total correlation lebih besar daripada 0,361. Sehingga

semua pertanyaan telah valid dan dapat dipergunakan.

Tabel 4.4.

Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Prilaku Konsumsi Masyarakat Dengan Mengeluarkan Variabel yang tidak Valid

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted Yang penting sepeda motor bisa dimiliki, walaupun harus berhutang

9.10 4.096 .780 .750 .677

Yang penting sepeda motor bisa dimiliki, walaupun kebutuhan primer kurang

9.21 5.099 .625 .633 .737

Sepeda motor kurang bermanfaat buat Bapak/Ibu/Sdr

8.72 6.493 .387 .351 .805

Bapak/Ibu/Sdr memahami dasar-dasar Islam, untuk membeli suatu barang

6.93 7.209 .369 .316 .812

Membeli suatu barang yang sama atau bahkan lebih bagus dari tetangga

9.07 4.424 .775 .629 .679

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items .793 .785 5

Sumber : data diolah

Output hasil pengujian reliabilitas terlihat bahwa nilai Cronbach's alpha

pada tabel 4.4 sebesar 0,793 lebih besar daripada 0,60 sehingga dapat disimpulkan

bahwa 5 butir pertanyaan tersebut valid dan reliabel.

B. Pengujian Hipotesis Penelitian

Setelah uji validitas dan reliabilitas, untuk melihat pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara individul. Secara statistik, dapat

diukur dari nilai statistik-z (karena sampel lebih besar dari 30). Uji statistik z

dilakukan dengan cara membandingkan nilai z hasil uji (z hitung) dengan z tabel,

dan z-tabel diperoleh dengan melihat tabel distribusi z pada alpha = 5%/2 = 0,025

uji dua pihak atau two-tailed, adalah sebesar 1,96.

Dengan daerah kritis atau daerah penolakan hipotesis nol adalah jika z-

hitung > z-tabel atau z hitung < - (z-tabel). Bila syarat tersebut terpenuhi maka

hipotesis H0 ditolak, dan hipotesis alternatif Ha diterima, yang berarti koefisien

korelasi signifikan sehingga secara individual variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen, dan berlaku sebaliknya.

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui koefisien korelasi antara tingkat pendapatan

terhadap prilaku konsumsi sepeda motor sebesar 0,889. Untuk mengetahui apakah

koefisien korelasi ini signifikan atau tidak adalah dengan membandingkan nilai

hitung korelasi dengan nilai tabel korelasi. Dengan n = 100 alpha 5% diperoleh r

tabel 0,195. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila r hitung lebih besar dari r

tabel, maka hipotesis alternatif diterima, dan hipotesis nol ditolak. Ternyata r hitung

lebih besar dari r tabel (0,889>0,195). Dengan demikian terdapat hubungan yang

signifikan sebesar 88,5% antara tingkat pendapatan terhadap prilaku konsumsi

sepeda motor. Pengujian hipotesis pengaruh tingkat pendapatan terhadap prilaku

konsumsi sepeda motor dilakukan dengan menggunakan nilai z hitung untuk sampel

yang lebih besar dari 30 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

z = r √n - 1

= 0,889 √ 99

= 8,85

Karena z hitung (8,85) > z tabel (1,96), maka hipotesis nol (H0) ditolak. Artinya

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendapatan terhadap prilaku

konsumsi sepeda motor. Selanjutnya dengan melihat angka probabilitas, karena angka pada

bagian sig. (2-tailed) adalah 0,000, nilai tersebut di bawah alpha 5%. (0,000<0.05) Dengan

demikian berdasarkan probabilitas signifikan diperoleh keputusan yang sama bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan terhadap prilaku konsumsi

sepeda motor.

Tabel 4.5.

Koefisien Korelasi Tingkat Pendapatan terhadap Prilaku Konsumsi Sepeda Motor

Correlations

Pendapatan Masyarakat

Prilaku Konsumsi

Spearman's rho Pendapatan Masyarakat Correlation Coefficient 1.000 .889(**) Sig. (2-tailed) . .000 N 100 100 Prilaku Konsumsi Correlation Coefficient .889(**) 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 100 100

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : data diolah, 2007

C. Regresi Linear

1. Output Bagian Pertama dan Kedua

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Pendapatan Masyarakat 11.02 1.826 100

Prilaku Konsumsi 20.61 2.974 100

Correlations

Pendapatan Masyarakat Prilaku Konsumsi Pearson Correlation Pendapatan Masyarakat 1.000 .757 Prilaku Konsumsi .757 1.000Sig. (1-tailed) Pendapatan Masyarakat . .000 Prilaku Konsumsi .000 .N Pendapatan Masyarakat 100 100 Prilaku Konsumsi 100 100

Analisis:

- Rata-rata pendapatan masyarakat (dengan jumlah angket 100 buah) adalah

11,02 dengan standar deviasi 1,826.

- Rata-rata prilaku konsumsi (dengan jumlah angket 100 buah) adalah 20,61

dengan standar deviasi 2,974.

- Besar hubungan antarvariabel pendapatan masyarakat dengan prilaku

konsumsi yang hilang dengan koefisien korelasi adalah 0,757. Hal ini

menunjukkan hubungan yang sangat erat diantara pendapatan masyarakat

dengan prilaku konsumsi. Arah hubungan positif pada angka 0,757

menunjukkan semakin besar pendapatan masyarakat akan membuat prilaku

konsumsi cenderung meningkat. Demikian pula sebaliknya, makin kecil

pendapatan masyarakat makin menurun prilaku konsumsi.

- Tingkat signifikansi koefisien korelasi atau sisi dari output (diukur dari

Probabilitas) menghasilkan angka 0,000 atau praktis 0. Oleh karena

probabilitas menghasilkan angka jauh dibawah 0,05, maka korelasi antara

pendapatan masyarakat dengan prilaku konsumsi sangat nyata.

2. Output Bagian Ketiga dan Keempat

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Prilaku Konsumsi(a) . Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .757(a) .573 .568 1.200

a Predictors: (Constant), Prilaku Konsumsi

b Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat

Analisis:

- Table pertama menunjukkan variable yang dimasukkan adalah prilaku

konsumsi dan tidak ada variable yang dikeluarkan (removed). Hal ini

disebabkan metode yang dipakai adalah single step (enter) dan bukannya

Stepwise.

- Angka R square adalah 0,573 (adalah pengkuadratan dari koefisien, atau

0,757 x 0,757 = 0,573). R square bisa disebut koefisien determinasi, yang

dalam hal ini berarti 57,3 % dari variasi pendapatan masyarakat Desa

Lambaro Skep, bisa dijelaskan oleh variable prilaku konsumsi. Untuk

sisanya (100% - 57,3% = 42,7%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. R

square berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka

R square, semakin lemah hubungan kedua variable.

- Standard Error of Estimate adalah 1,200. Perhatikan pada analisis

sebelumnya, bahwa standar deviasi pendapatan masyarakat adalah 1,826

lebih besar dari standar error of estimate

3. Output Bagian Kelima dan Keenam

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 188.938 1 188.938 131.298 .000(a) Residual 141.022 98 1.439 Total 329.960 99

a Predictors: (Constant), Prilaku Konsumsi b Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.447 .844 1.715 .090 Prilaku Konsumsi .464 .041 .757 11.459 .000

a Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat

Analisis:

- Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 131,298 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena lebih kecil dari 0.05, maka model regresi bida dipakai untuk memprediksi pendapatan msyarakat.

- Table selanjutnya menggambarkan persamaan regresi:

Y = 1,447 + 0,464 X

Dimana:

Y = Pendapatan Masyarakat

X = Prilaku Konsumsi

Keterangan:

- Konstanta sebesar 1,447 menyatakan bahwa jika tidak ada prilaku konsumsi,

maka pendapatan masyarakat 1,447.

- Koefisien regresi sebesar 0,464 menyatakan bahwa setiap penambahan

(karena tanda positif) 1 tingkat pendapatan akan meningkatkan prilaku

konsumsi 0,464. Namun sebaliknya, jika tingkat pendapatan turun sebesar 1,

maka prilaku konsumsi juga diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,464.

Jadi, tanda positif menyatakan arah hubungan searah, dimana kenaikan atau

penurunan variable independen (x) akan mengakibatkan kenaikan atau

penurunan variable dependen (y).

D. Statistik Deskripsi

6. Sepeda Motor yang dimilki

Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti 95 orang (95%) memiliki 1 unit sepeda motor dan 5 orang (5%)

memiliki >2 unit sepeda motor.

Tabel 4.6.

Sepeda Motor yang dimilki Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 unit sepeda

motor 95 95.0 95.0 95.0

> 2 unit sepeda motor 5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0 Sumber : data diolah, 2007

7. Masyarakat yang membeli sepeda motor secara Cash/Kredit

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti 73 orang (73%) membeli sepeda motor secara cash dan 27 orang

(27%) membeli sepeda motor secara kredit.

Tabel 4.7.

Bapak/Ibu/Sdr membeli sepeda motor secara Cash/ Kredit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Cash 73 73.0 73.0 73.0 Kredit 27 27.0 27.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

8. Terbiasa menjalankan ibadah

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti 1 orang (1%) tidak terbiasa menjalankan ibadah, 4 orang (4%)

kadang-kadang menjalankan ibadah, 51 orang (51%) sering menjalankan ibadah,

44 orang (44%) selalu menjalankan ibadah.

Tabel 4.8.

Terbiasa Menjalankan Ibadah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak pernah 1 1.0 1.0 1.0 Kadang-kadang 4 4.0 4.0 5.0 Sering 51 51.0 51.0 56.0 Selalu 44 44.0 44.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

9. Sebulan Terakhir Pernah Meninggalkan Kewajiban Agama Dengan

Sengaja

Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti 65 orang (65%) tidak pernah meninggalkan kewajiban agama

dengan sengaja, 30 orang (30%) jarang meninggalkan kewajiban agama dengan

sengaja, 3 orang (3%) kadang-kadang meninggalkan kewajiban agama dengan

sengaja, 2 orang (2%) sering meninggalkan kewajiban agama dengan sengaja.

Tabel 4.9.

Sebulan Terakhir Pernah Meninggalkan Kewajiban Agama Dengan Sengaja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak pernah 65 65.0 65.0 65.0 Jarang 30 30.0 30.0 95.0 Kadang-kadang 3 3.0 3.0 98.0 Sering 2 2.0 2.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

10. Kualitas Ketaatan Keagamaan

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh informasi terlihat bahwa dari 100

masyarakat yang diteliti 3 orang (3%) kurang taat beragama, 66 orang (66%)

taat beragama, 31 orang (31%) sangat taat beragama.

Tabel 4.10.

Kualitas keagamaan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang taat 3 3.0 3.0 3.0 taat 66 66.0 66.0 69.0 Sangat taat 31 31.0 31.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

11. Fanatik dalam Beragama

Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti 1 orang (1%) kurang fanatik dalam beragama, 78 orang (78%)

fanatik dalam beragama, 21 orang (21%) sangat fanatik dalam beragama.

Tabel 4.11.

Fanatik dalam Beragama Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang fanatik 1 1.0 1.0 1.0

Fanatik 78 78.0 78.0 79.0 Sangat fanatik 21 21.0 21.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

12. Seberapa Penting Identitas Agama

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti 36 orang (36%) penting identitas agama, 64 orang (64%) sangat

penting identitas agama.

Tabel 4.12.

Seberapa Penting Identitas Agama Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Penting 36 36.0 36.0 36.0 Sangat penting 64 64.0 64.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

13. Pencantuman Agama Penting Untuk Identitas Sosial Seseorang

Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti

16 orang (16%) pencantuman agama penting untuk identitas sosial seseorang, 84

orang (84%) pencantuman agama sangat penting untuk identitas sosial

seseorang.

Tabel 4.13.

Pencantuman Agama Penting Untuk Identitas Sosial Seseorang Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Penting 16 16.0 16.0 16.0 Sangat penting 84 84.0 84.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

14. Terbiasa Memakai Simbol Agama

Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti 2 orang (2%) jarang memakai simbol agama, 57 orang (57%)

kadang-kadang memakai simbol agama, 36 orang (36%) sering memakai simbol

agama, 5 orang (5%) selalu memakai simbol agama.

Tabel 4.14.

Terbiasa Memakai Simbol Agama Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Jarang 2 2.0 2.0 2.0 Kadang-kadang 57 57.0 57.0 59.0 Sering 36 36.0 36.0 95.0 Selalu 5 5.0 5.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

15. Agama Urusan Pribadi dalam Bergaul-Sosial

Berdasarkan tabel 4.15 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti mengenai agama urusan pribadi dalam bergaul-sosial 2 orang (2%)

mengatakan sangat tidak setuju, 5 orang (5%) tidak setuju, 17 orang (17%)

kurang setuju, 69 orang (69%) setuju, 7 orang (7%) sangat setuju.

Tabel 4.15.

Agama Urusan Pribadi dalam Bergaul-Sosial Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0 Tidak setuju 5 5.0 5.0 7.0 Kurang setuju 17 17.0 17.0 24.0 Setuju 69 69.0 69.0 93.0 Sangat setuju 7 7.0 7.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

16. Penampilan Lebih Penting Dari Segalanya

Berdasarkan tabel 4.16 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti mengenai penampilan lebih penting dari segalanya 32 orang (32%)

mengatakan sangat tidak penting, 40 orang (40%) tidak penting, 8 orang (8%)

kurang penting, 19 orang (19%) penting, 1 orang (1%) sangat penting.

Tabel 4.16.

Penampilan Lebih Penting Dari Segalanya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat tidak penting 32 32.0 32.0 32.0 Tidak penting 40 40.0 40.0 72.0 Kurang penting 8 8.0 8.0 80.0 Penting 19 19.0 19.0 99.0 Sangat penting 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

17. Membeli Sepeda Motor karena Angkutan Umum Jauh dari Rumah

Berdasarkan tabel 4.17 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat

yang diteliti mengenai membeli sepeda motor karena angkutan umum jauh dari

rumah 1 orang (1%) mengatakan sangat tidak setuju, 4 orang (4%) tidak setuju,

5 orang (5%) kurang setuju, 28 orang (28%) setuju, 62 orang (62%) sangat

setuju.

Tabel 4.17.

Membeli Sepeda Motor karena Angkutan Umum Jauh dari Rumah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0 Tidak setuju 4 4.0 4.0 5.0 Kurang setuju 5 5.0 5.0 10.0 Setuju 28 28.0 28.0 38.0 Sangat setuju 62 62.0 62.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

18. Membeli Sepeda Motor karena Melihat Tetangga yang Memiliki Sepeda

Motor

Berdasarkan tabel 4.18 diperoleh informasi terlihat bahwa dari 100

masyarakat yang diteliti mengenai membeli sepeda motor karena melihat

tetangga yang memiliki sepeda motor 36 orang (36%) mengatakan sangat tidak

setuju, 55 orang (55%) tidak setuju, 8 orang (8%) kurang setuju, 1 orang (1%)

sangat setuju.

Tabel 4.18.

Membeli Sepeda Motor karena Melihat Tetangga yang Memiliki Sepeda Motor

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat tidak setuju 36 36.0 36.0 36.0 Tidak setuju 55 55.0 55.0 91.0 Kurang setuju 8 8.0 8.0 99.0 Sangat setuju 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

19. Membeli Sepeda Motor untuk Pergi ke Tempat Kerja

Berdasarkan tabel 4.19 diperoleh informasi terlihat bahwa dari 100

masyarakat yang diteliti mengenai membeli sepeda motor untuk pergi ke tempat

kerja 2 orang (2%) mengatakan sangat tidak setuju, 7 orang (7%) kurang setuju,

25 orang (25%) setuju, 66 orang (66%) sangat setuju.

Tabel 4.19.

Membeli Sepeda Motor untuk Pergi ke Tempat Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0 Kurang setuju 7 7.0 7.0 9.0 Setuju 25 25.0 25.0 34.0 Sangat setuju 66 66.0 66.0 100.0

Total 100 100.0 100.0 Sumber : data diolah, 2007

20. Membeli Sepeda Motor Hanya untuk Bergaya/ karena Gengsi

Berdasarkan tabel 4.20 diperoleh informasi terlihat bahwa dari 100

masyarakat yang diteliti mengenai membeli sepeda motor hanya untuk bergaya/

karena gengsi 51 orang (51%) mengatakan sangat tidak setuju, 39 orang (39%)

tidak setuju, 9 orang (9%) kurang setuju, 1 orang (1%) setuju.

Tabel 4.20.

Membeli Sepeda Motor Hanya untuk Bergaya/ karena Gengsi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat tidak setuju 51 51.0 51.0 51.0 Tidak setuju 39 39.0 39.0 90.0 Kurang setuju 9 9.0 9.0 99.0 Setuju 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

21. Membeli Sepeda Motor karena Memiliki Pendapatan yang Lebih

Berdasarkan tabel 4.21 diperoleh informasi terlihat bahwa dari 100

masyarakat yang diteliti mengenai membeli sepeda motor memiliki pendapatan

yang lebih 1 orang (1%) mengatakan tidak setuju, 33 orang (33%) kurang setuju,

66 orang (66%) setuju.

Tabel 4.21.

Membeli Sepeda Motor karena Memiliki Pendapatan yang Lebih Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0 Kurang setuju 33 33.0 33.0 34.0 Setuju 66 66.0 66.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

22. Membeli Sepeda Motor karena Kualitasnya Bagus

Berdasarkan tabel 4.22 diperoleh informasi terlihat bahwa dari 100

masyarakat yang diteliti mengenai membeli sepeda motor karena kualitasnya

bagus 1 orang (1%) mengatakan sangat tidak setuju, 3 orang (3%) kurang setuju,

37 orang (37%) setuju, 59 orang (59%) sangat setuju.

Tabel 4.22.

Membeli Sepeda Motor karena Kualitasnya Bagus

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0 Kurang setuju 3 3.0 3.0 4.0 Setuju 37 37.0 37.0 41.0 Sangat setuju 59 59.0 59.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Sumber : data diolah, 2007

Masyarakat yang membeli sepeda secara cash lebih banyak dari pada

yang membeli secara kredit. Hal ini disebabkan karena di Aceh harga kredit

sepeda motor dua kali lipat lebih mahal dari harga tunai. Walaupun ada juga dari

masyarakat yang membeli sepeda motor secara kredit, karena sangat dibutuhkan

untuk berangkat ke tempat kerja. Dari 100 masyarakat yang diteliti, 33 orang

mengatakan kurang setuju membeli sepeda motor karena memiliki pendapatan

yang lebih. Hal itu disebabkan masyarakat memperoleh dana bantuan

pemerintah bagi korban tsunami. Sebagian masyarakat mempergunakannya

untuk membeli sepeda motor.

E. Solusi Bagi Masyarakat Yang Tidak Sesuai Dengan Pola Konsumsi Dalam

Perspektif Ekonomi Islam45

Islam adalah agama yang resmi bagi Aceh, agar syari’at Islam yang syumul

bisa terlaksana ada empat46 keinginan pelaksanaan Syari’at Islam di Provinsi

45 Ringkasan jawaban dari angket yang disebarkan kepada responden.

Nanggroe Aceh Darussalam yang pertama, tujuan yang ingin dicapai dengan alasan

agama (alasan teologis), bahwa pelaksanaan Syari’at merupakan perintah agama,

untuk dapat menjadi muslim yang lebih sempurna, lebih baik, lebih dekat dengan

Allah SWT. Kedua, dengan alasan psikologis, bahwa masyarakat akan merasa aman

dan tenteram karena apa yang berlaku di sekitar mereka, kegiatan yang mereka

jalani dalam pendidikan, dalam kehidupan sehari-hari dan seterusnya sesuai dan

sejalan dengan kesadaran dan kata hati mereka sendiri. Ketiga, dengan alasan

hokum. Keempat, dengan alasan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Pemerintah sebagai pengayom masyarakat wajib mensosialisasi/ memberi

contoh yang tepat, agar seluruh aspek masyarakat bisa mengerti seluruhnya. Serta

memberikan contoh dalam keseharian, karena tidak semua masyarakat tahu

bagaimana pola konsumsi dalam perspektif ekonomi Islam. Apalagi kepercayaan

masyarakat terhadap pemerintah sekarang sudah berkurang, jadi harus dimulai dari

pemerintah terlebih dahulu tentang pola konsumsi yang baik. Pemerintah bertugas

mengubah teori menjadi kenyataan, mengubah norma-norma menjadi undang-

undang, memindahkan keindahan etika menjadi praktek sehari-hari, membuat suatu

badan khusus yang bertugas mengawasi dan meningkatkan kualitas ekonomi,

mengadili orang yang melanggar dan menegur orang yang lalai.

Mengetahui prilaku konsumsi secara Islami wajib bagi umat Islam, karena

disamping lslam telah menetapkan aturan-aturan yang jelas mengenai masalah ini,

Islam juga sudah mengatur hubungan timbal balik antara manusia, dalam hal ini:

konsumsi. Agar terjadinya pola kehidupan yang seimbang dan tidak ada yang

merasa dirugikan. Islam punya aturan tersendiri dalam mengkonsumsi suatu barang

46 Al Yasa’ Abubakar, Syari’at Islam Di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, (Dinas Syari’at Islam Provinsi NAD, 2005) h. 1

yaitu halal dan aman. Selain itu agar masyarakat bisa berdagang secara Islami,

mengamalkan ajaran Islam dan tidak terjerat hutang terlalu banyak karena ingin

memenuhi semua kebutuhan duniawi. Masyarakat Aceh sangat penting untuk

mengetahui prilaku konsumsi secara Islami yang penduduknya hampir 100%

muslim.

Mengenai prilaku konsumsi masyarakat Desa Lambaro Skep, pada

umumnya sesuai dengan yang dianjurkan oleh Islam, dimana metode konsumsi

masyarakatnya sederhana dan sewajarnya, baik dari segi penampilan maupun

fasilitas primer dan sekunder yang dimiliki. Adapun yang paling mempengaruhi

tingkat konsumsi di Desa Lambaro Skep adalah stabilitas harga barang,

pengahasilan / pendapatan, kebutuhan, nelayan dan perdagangan.

Penulis pernah mendengar bahwa masyarakat Aceh pasca tsunami mengenal

satu istilah yaitu money oriented (berorientasi pada uang). Khusus di Desa Lambaro

Skep memang banyak menemukan hal serupa, namun terkait dalam kependudukan

tidak semua pihak yang bersikap demikian.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Tingkat pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep dilihat dari hasil

angket mempengaruhi prilaku konsumsi sepeda motor sebesar 0,464.

Apabila terjadi penambahan pendapatan kearah positif 1, maka prilaku

masyarakat dalam mengkonsumsi sepeda motor akan meningkat,

sebaliknya apabila terjadi penurunan pendapatan maka prilaku konsumsi

akan berkurang 0,464.

b. Faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk membeli sepeda motor

adalah karena angkutan umum jauh dari dari rumah, digunakan untuk ke

tempat kerja dan memiliki pendapatan yang lebih.

c. Prilaku konsumsi masyarakat Desa Lambaro Skep sesuai dengan Islam.

Mereka mengetahui halal, haram dan riba suatu barang. Sebahagian

besar mengamalkan apa yang mereka ketahui, sebahagian kecil tidak

menjalankan yang sesuai dengan prilaku islami.

d. Solusinya adalah antara masyarakat harus saling mengingatkan prilaku

yang baik dan mencegah prilaku yang buruk dalam konsumsi suatu

barang dan dalam hal lainnya.

B. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah penelitian ini dapat dikembangkan

dengan menambah variabel-variabel yang diteliti lebih bervariasi. Jumlah responden

ditambah agar bisa mewakili masyarakat luas. Untuk masyarakat, agar tidak

memandang sesuatu dari materi dan jangan tergantung kepada bantuan pemerintah

karena bantuan dana korban Tsunami, pekerjaan di NGO dan BRR hanya bersifat

sementara. Untuk pemerintah agar lebih memperhatikan masyarakatnya terutama

masalah ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya, Diponegoro, Departemen Agama RI, 2006

Abubakar, Al, Yasa’, Syari’at Islam Di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Dinas Syari’at Islam Provinsi NAD, 2005

Agung Nugroho, Bhuono, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta, Andi, 2005

BN. Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 2003 Chapra, M. Umar, Islam dan Tantangan Ekonomi Islamisasi Ekonomi Kontemporer,

Surabaya, Risalah Gusti, Cet. Pertama, 1999 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,

Balai Pustaka, 1989 Fazlurrahman, Islam, Bandung, Penerbit Pustaka, 1984 Gujarati, D. Basic Econometrics. McGraw-Hill. Inc, 1978

Hamid, M. Arfin, Membumikan Ekonomi Syariah, Jakarta, eLSAS, cet. I, 2007

J. Setiadi, Nugroho, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Jakarta Kencana, 2003

Kaaf, Al, Abdullah Zaky, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2002 Kahf, Monzer, Ekonomi Islam (Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi

Islam), Yogyakarta Pustaka Pelajar Yogyakarta , Cet. Pertama, 1995 Kamisu dan Yose Rizal, Kamus Populer Lengkap Praktis, Jakarta, Saptha Artha Jaya, tt Karim, Azwar, Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta, PT.

RajaGrafindo Persada, Edisi Kedua, 2004 Mannan, Muhammad Abdul, Islamic Ekonomic: Theory and Practice, Jakarta, ed. 1,

1992 Muflih, Muhammad, Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam Mun’in, Jamal, Al, Muhammad Abdul, Ensiklopedia Ekonomi Islam, (penterjemah:

Salahuddin Abdullah, Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur), Jilid 2, 2000

Muslehuddin, Muhammad, Economics and Islam Markaz Maktabah Islam, Delhi, cet Pertama, 1982

Muflih, Muhammad, Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam

Nugroho, Adi, Perilaku Konsumen, Cet. Pertama, 2002 Sakti, Ali, Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern., (Katalog

Perpustakaan Nasional Dalam Terbitan (KDT), Cetakan pertama, 2007 Santoso, Singgih, Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12, Jakarta, PT.

Elex Media Komputindo, 2004 -----------, Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik, Jakarta, PT. Elex Media

Komputindo, 2005 Schiffman, G, Leon. dan Leslie Lazar Kanok, Consumer Behaviour, Prilaku Konsumen,

PT. INDEKS, Kelompok Gramedia, Seventh editin, 2004 Sekaran, Uma, Research Methods For Business : A Skill-Bulding Approach, John Wiley

& Sons, New York 1992, Maholtra N.K, Marketing Research : Analysis Applied Orientation, Prentice Hall International Inc., New Jersey, Second Edition, 1996

Setiadi, J, Nugroho, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Jakarta, Kencana, 2003

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek, Yogyakarta,

Rineka Cipta, 1998

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis & Disertasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Winardi, Kamus Ekonomi Inggris Indonesia, Bandung, Alumni Bandung, edisi 3, 1971

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Pendapatan Masyarakat 11.02 1.826 100

Prilaku Konsumsi 20.61 2.974 100

Correlations

Pendapatan Masyarakat

Prilaku Konsumsi

Pendapatan Masyarakat

1.000 .757 Pearson Correlation

Prilaku Konsumsi .757 1.000

Pendapatan Masyarakat . .000 Sig. (1-tailed)

Prilaku Konsumsi .000 .

Pendapatan Masyarakat 100 100 N

Prilaku Konsumsi 100 100

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Prilaku Konsumsi(a) . Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R Std. Error of

Square the Estimate

1 .757(a) .573 .568 1.200

a Predictors: (Constant), Prilaku Konsumsi

b Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat

ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 188.938 1 188.938 131.298 .000(a)

Residual 141.022 98 1.439

1

Total 329.960 99

a Predictors: (Constant), Prilaku Konsumsi

b Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 1.447 .844 1.715 .0901

Prilaku Konsumsi .464 .041 .757 11.459 .000

a Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 9.34 14.92 11.02 1.381 100

Std. Predicted Value -1.214 2.821 .000 1.000 100

Standard Error of .121 .361 .161 .053 100

Predicted Value

Adjusted Predicted Value 9.33 15.11 11.03 1.405 100

Residual -2.808 2.263 .000 1.194 100

Std. Residual -2.341 1.887 .000 .995 100

Stud. Residual -2.362 1.897 -.005 1.009 100

Deleted Residual -2.859 2.287 -.011 1.227 100

Stud. Deleted Residual -2.419 1.923 -.004 1.014 100

Mahal. Distance .017 7.957 .990 1.698 100

Cook's Distance .000 .139 .014 .029 100

Centered Leverage Value .000 .080 .010 .017 100

a Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat

Charts

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

-2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

-3

-2

-1

0

1

2

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed D

elet

ed (P

ress

) R

esid

ual

Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat

Scatterplot

6 8 10 12 14 16

Pendapatan Masyarakat

-2

-1

0

1

2

3

Reg

ress

ion

Stan

dard

ized

Pre

dict

ed V

alue

Dependent Variable: Pendapatan Masyarakat

Scatterplot

PETUNJUK PENGISIAN

Pertanyaan diisi sendiri oleh responden. Jika ada pertanyaan yang tidak jelas, bapak/ ibu/saudara bisa menanyakan kepada mahasiswa pengumpul data. Teknik memberi jawaban dengan cara melingkari nomor jawaban pilihan yang tersedia, atau dengan cara mengisi tempat kosong yang tersedia.

A. IDENTITAS ASAL-USUL RESPONDEN 1. Usia bapak/ibu/saudara sekarang? ________ tahun 2. Jenis kelamin bapak/ibu/sdr? a. Pria b. Wanita 3. Apa status perkawinan bapak/ibu/sdr? a. Belum menikah c. Duda/janda

mati b. Menikah d. Duda/janda

cerai

4. Apa tingkat pendidikan terakhir yang pernah

bapak/ibu/sdr tamatkan? a. Tidak sekolah e. Diploma (1 / 2 )

b. SD/MI f. Diploma 3

c. SLTP/ M.TS g. Sarjana

d. SLTA/ M.Aliyah h. ___________

5. Apakah bapak/ibu/sdr memiliki pekerjaan tetap? a. Ya b.

Tidak

6. Pekerjaan bapak/ibu/sdr bergerak dibidang apa?

a. Pertanian e. Perdagangan i. Pelayanan jasa angkutan

b. Peternakan f. Produksi/ pabrik j. Pelayanan Kesehatan

c. Perikanan g. Pelayanan jasa konsultasi k. Pendidikan

d. Pertambanagn h. Pelayanan administrasi l. _______________

B. TINGKAT PENDAPATAN MEMPENGARUHI KONSUMSI SEPEDA MOTOR MASYARAKAT

LAMBARO SKEP

1. Berapa rata-rata penghasilan bulanan bapak/ibu/sdr?

a. < Rp. 500.000 c. Rp. 1000.000- Rp. 2.500.000 e. > Rp. 5.000.000

b. > Rp. 500.000 d. Rp. 2.500.001- Rp. 5.000.000

2. Berapa banyak sepeda motor yang bapak/ibu/sdr miliki?

a. 1 unit sepeda motor b. > 2 unit sepeda motor

3. Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan tidak membeli atau membutuhkan sepeda motor

a. Sangat tidak setuju c. Kurang setuju e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

4. Semua tukang ojek di Desa Lambaro Skep memiliki sepeda motor pribadi bukan milik orang lain (sewa, pinjaman)

a. Sangat tidak setuju c. Kurang setuju e. Sangat setuju b. Tidak setuju d. Setuju

5. Bapak/ Ibu/ Sdr membeli sepeda motor secara

a. Cash b. Kredit

6. Bapak/ Ibu/ Sdr mengetahui prilaku konsumsi secara islami (halal, tidak berlebihan, tidak memaksa kehendak).

a. Sangat tidak setuju c. Kurang setuju e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

7. Penerapan syariat Islam yang ada di Aceh, tidak mempengaruhi pola konsumsi masyarakat

a. Sangat tidak setuju c. Kurang setuju e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

C. KONDISI KEBERAGAMAAN MASYARAKAT

1. Sebagai seorang muslim/muslimah, apakah anda terbiasa menjalankan ibadah:

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Selalu

b. Jarang d. Sering

2. Apakah bapak/ ibu/sdr selama sebulan terakhir ini pernah meninggalkan kewajiban agama DENGAN SENGAJA?

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Selalu

b. Jarang d. Sering

3. Bagaimana kualitas KETAATAN keagamaan anda? (seperti melaksanakan kewajiban agama atau menjauhi larangan agama)

a. Sangat tidak taat c. Kurang taat e. Sangat taat

b. Tidak taat d. Taat

4. Apakah bapak/ibu/sdr seorang yang FANATIK dalam beragama? (tidak mau berkompromi dengan agama/pendapat orang lain).

a. Sangat tidak fanatik c. Kurang fanatik e. Sangat fanatik

b. Tidak fanatik d. Fanatik

5. Seberapa penting identitas agama untuk hidup bapak/ibu/sdr? (seperti memakai simbol-simbol, pakaian agama).

a. Sangat tidak penting c. Kurang penting e. Sangat penting

b. Tidak penting d. Penting

6. Apakah pencantuman agama penting untuk identitas sosial seseorang?( seperti penyebutan agama dalam KTP/SIM)

a. Sangat tidak penting c. Kurang penting e. Sangat penting

b. Tidak penting d. Penting

7. Apakah bapak/ibu/sdr terbiasa memakai simbol agama (seperti jilbab/peci/baju koko)?

a. Tidak pernah (o%) c. Terkadang e. Selalu (setiap hari)

b. Jarang sekali d. Sering

8. Agama merupakan urusan pribadi dalam bergaul-sosial. (agama hanya urusan pribadi hubungan dengan Tuhan).

a. Sangat tidak setuju c. Kurang setuju e. Sangat sejutu

b. Tidak setuju d. Setuju

9. Penampilan adalah lebih penting dari segalanya:

a. Sangat Tidak Penting c. Kurang Penting e. Sangat Penting

b. Tidak Penting d. Penting

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT UNTUK MEMILIKI SEPEDA MOTOR

1. Bapak/Ibu/ Sdr membeli sepeda motor karena angkutan umum jauh dari rumah saya a. Sangat Tidak Setuju c. Kurang Setuju e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

2. Bapak/ Ibu/Sdr membeli sepeda motor karena melihat tetangga yang mempunyai sepeda motor

a. Sangat Tidak Setuju c. Kurang Setuju e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

3. Bapak/Ibu/ Sdr membeli sepeda motor untuk pergi ke tempat kerja a. Sangat Tidak Setuju c. Kurang Setuju e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

4. Bapak/ Ibu/ Sdr membeli sepeda motor hanya untuk sekedar bergaya/ karena gengsi

a. Sangat Tidak Setuju c. Kurang Setuju e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

5. Bapak/ Ibu/ Sdr membeli sepeda motor karena saya memiliki pendapatan yang lebih

a. Sangat Tidak Setuju c. Kurang Setuju e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

6. Bapak/ Ibu/ Sdr membeli sepeda motor karena kualitasnya bagus

a. Sangat Tidak Setuju c. Kurang Setuju e. Sangat setuju

b. Tidak setuju d. Setuju

D. PRILAKU KONSUMSI MASYARAKAT

D.1. Dasar Pertimbangan

1. Yang penting sepeda motor bisa Bapak/ Ibu/ Sdr miliki, walaupun harus berhutang

a. Sangat Tidak Setuju c. Kurang Setuju e. Sangat Setuju

b. Tidak Setuju d. Setuju

2. Yang penting sepeda motor bisa Bapak/ Ibu/ Sdr miliki, walaupun kebutuhan primer kurang terpenuhi

a. Sangat Tidak Setuju c. Kurang Setuju e. Sangat Setuju

b. Tidak Setuju d. Setuju

3. Sepeda motor kurang bermanfaat buat Bapak/ Ibu/ Sdr

a. Sangat Tidak Setuju c. Kurang Setuju e. Sangat Setuju

b. Tidak Setuju d. Setuju

4. Anda lebih membutuhkan perahu dari pada sepeda motor

a. Sangat Tidak Setuju c. Kurang Setuju e. Sangat Setuju

b. Tidak Setuju d. Setuju

D. 2. Prinsip-Prinsip Konsumsi

1. Apakah bapak/ibu/sdr memahami dasar-dasar Islam, untuk membeli/mengkonsumsi suatu barang?

a. Sangat Tidak Paham c. Kurang Paham e. Sangat Paham

b. Tidak Paham d. Paham

2. Pentingkah untuk mengetahui cara berkonsumsi yang sesuai dengan prinsip Islam?

a. Sangat Tidak Penting c. Kurang Penting e. Sangat Penting

b. Tidak Penting d. Penting

3. Ketika anda membeli suatu barang (contoh: TV, kompor, pakaian, dan sebagainya), apakah anda akan membeli barang yang sama atau bahkan lebih bagus dari tetangga sekitar anda?

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Selalu

b. Jarang d. Sering

4. Ketika akan membeli suatu barang, memperhatikan manfaat dan kepentingannya.

a. Tidak pernah c. Kadang-kadang e. Selalu

b. Jarang d. Sering

E. SOLUSI BAGI MASYARAKAT YANG TIDAK SESUAI DENGAN POLA KONSUMSI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

1. Apakah seharusnya pemerintah yang memberi contoh dalam kehidupan sehari-

hari?

2. Seberapa penting masyarakat mengetahui prilaku konsumsi secara Islami?

3. Apa yang paling mempengaruhi tingkat konsumsi di Desa Lambaro Skep?

4. Apakah di Desa Lambaro Skep masyarakatnya sesuai dengan konsumsi yang

dianjurkan oleh Islam?

5. Seperti yang pernah saya dengar bahwa di desa ini masyarakatnya money oriented,

apakah itu benar?

No Tingkat

Pendapatan Prilaku

Konsumsi

1 9 18

2 13 22

3 9 18

4 9 18

5 9 20

6 9 18

7 14 23

8 11 22

9 11 19

10 11 20

11 10 19

12 8 17

13 10 19

14 10 21

15 14 23

16 11 20

17 9 18

18 11 19

19 11 20

20 11 22

21 13 23

22 13 24

23 12 20

24 11 19

25 12 26

26 13 20

27 13 22

28 13 22

29 13 22

30 9 18

31 12 26

32 12 22

33 11 24

34 7 18

35 13 25

36 12 20

37 12 27

38 9 18

39 9 18

40 10 19

41 11 19

42 13 28

43 9 18

44 9 18

45 9 18

46 11 19

47 10 17

48 11 19

49 9 18

50 10 19

51 9 18

52 9 18

53 9 18

54 11 19

55 13 22

56 9 18

57 9 18

58 9 18

59 13 29

60 13 29

61 9 18

62 13 29

63 9 18

64 9 18

65 9 18

66 13 21

67 9 18

68 9 18

69 9 18

70 12 20

71 9 18

72 10 19

73 11 20

74 15 25

75 11 20

76 11 19

77 13 20

78 9 18

79 9 18

80 9 18

81 13 29

82 11 20

83 13 22

84 9 18

85 13 22

86 13 22

87 9 18

88 13 22

89 13 22

90 13 22

91 13 22

92 14 25

93 13 22

94 13 22

95 13 22

96 11 25

97 13 20

98 13 22

99 13 22

100 13 22

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya, Diponegoro, Departemen Agama RI, 2006

Abubakar, Al, Yasa’, Syari’at Islam Di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Dinas Syari’at Islam Provinsi NAD, 2005

Agung Nugroho, Bhuono, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta, Andi, 2005

BN. Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 2003 Chapra, M. Umar, Islam dan Tantangan Ekonomi Islamisasi Ekonomi Kontemporer,

Surabaya, Risalah Gusti, Cet. Pertama, 1999 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai

Pustaka, 1989 Fazlurrahman, Islam, Bandung, Penerbit Pustaka, 1984 Gujarati, D. Basic Econometrics. McGraw-Hill. Inc, 1978

Hamid, M. Arfin, Membumikan Ekonomi Syariah, Jakarta, eLSAS, cet. I, 2007

J. Setiadi, Nugroho, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Jakarta Kencana, 2003

Kaaf, Al, Abdullah Zaky, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2002 Kahf, Monzer, Ekonomi Islam (Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam),

Yogyakarta Pustaka Pelajar Yogyakarta , Cet. Pertama, 1995 Kamisu dan Yose Rizal, Kamus Populer Lengkap Praktis, Jakarta, Saptha Artha Jaya, tt Karim, Azwar, Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta, PT.

RajaGrafindo Persada, Edisi Kedua, 2004

Mannan, Muhammad Abdul, Islamic Ekonomic: Theory and Practice, Jakarta, ed. 1,

1992 Muflih, Muhammad, Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam Mun’in, Jamal, Al, Muhammad Abdul, Ensiklopedia Ekonomi Islam, (penterjemah:

Salahuddin Abdullah, Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur), Jilid 2, 2000 Muslehuddin, Muhammad, Economics and Islam Markaz Maktabah Islam, Delhi, cet

Pertama, 1982 Muflih, Muhammad, Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam

Nugroho, Adi, Perilaku Konsumen, Cet. Pertama, 2002 Sakti, Ali, Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern., (Katalog

Perpustakaan Nasional Dalam Terbitan (KDT), Cetakan pertama, 2007 Santoso, Singgih, Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12, Jakarta, PT.

Elex Media Komputindo, 2004 -----------, Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik, Jakarta, PT. Elex Media

Komputindo, 2005 Schiffman, G, Leon. dan Leslie Lazar Kanok, Consumer Behaviour, Prilaku Konsumen,

PT. INDEKS, Kelompok Gramedia, Seventh editin, 2004 Sekaran, Uma, Research Methods For Business : A Skill-Bulding Approach, John Wiley

& Sons, New York 1992, Maholtra N.K, Marketing Research : Analysis Applied Orientation, Prentice Hall International Inc., New Jersey, Second Edition, 1996

Setiadi, J, Nugroho, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Jakarta, Kencana, 2003

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek, Yogyakarta, Rineka

Cipta, 1998

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis & Disertasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Winardi, Kamus Ekonomi Inggris Indonesia, Bandung, Alumni Bandung, edisi 3, 1971