pengaruh pencapaian penilaian kinerja puskesmas …

25
1 PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TERHADAP PENCAPAIAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN VARIABEL ANTESEDEN BELANJA LANGSUNG APBD DAN APBN (STUDI PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN MADIUN) Oleh: Anum Rosaliani Nur Mufida Dosen Pembimbing: Helmy Adam,MSA.,Ak.,CPMA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan belanja langsung APBD dan APBN sebagai variabel anteseden. Kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat mengenai layanan yang diberikan oleh Puskesmas dapat tercermin dari pencapaian IKM. Populasi penelitian ini adalah seluruh puskesmas di Kabupaten Madiun dari tahun 2013, 2014 dan 2015. Hasil penelitian menunjukkan PKP berpengaruh positif terhadap pencapaian IKM, PKP berpengaruh positif terhadap IKM dengan variabel anteseden belanja langsung APBD, dan PKP berpengaruh positif terhadap IKM dengan variabel anteseden belanja langsung APBN. Kata kunci: Belanja langsung APBD, APBN, Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP), Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan” dan pasal 34 ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.” Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

1

PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

TERHADAP PENCAPAIAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

DENGAN VARIABEL ANTESEDEN BELANJA LANGSUNG APBD DAN

APBN

(STUDI PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN MADIUN)

Oleh:

Anum Rosaliani Nur Mufida

Dosen Pembimbing:

Helmy Adam,MSA.,Ak.,CPMA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Penilaian Kinerja Puskesmas

(PKP) terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan belanja langsung

APBD dan APBN sebagai variabel anteseden. Kuesioner yang dibagikan kepada

masyarakat mengenai layanan yang diberikan oleh Puskesmas dapat tercermin

dari pencapaian IKM. Populasi penelitian ini adalah seluruh puskesmas di

Kabupaten Madiun dari tahun 2013, 2014 dan 2015. Hasil penelitian

menunjukkan PKP berpengaruh positif terhadap pencapaian IKM, PKP

berpengaruh positif terhadap IKM dengan variabel anteseden belanja langsung

APBD, dan PKP berpengaruh positif terhadap IKM dengan variabel anteseden

belanja langsung APBN.

Kata kunci: Belanja langsung APBD, APBN, Penilaian Kinerja Puskesmas

(PKP), Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat

yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah

disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 “Setiap orang

berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan” dan pasal 34 ayat (3) “Negara bertanggung jawab atas penyediaan

fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.” Salah

satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang

diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas.

Page 2: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

2

Dengan adanya puskesmas maka diharapkan masyarakat di sekitar

puskesmas dapat hidup sehat dan mandiri dengan pelayanan yang berupa Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).

Penggerakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan/ program

yang disusun kemudian dilaksanakan pengawasan dan pengendalian diikuti

dengan upaya-upaya perbaikan dan peningkatan (Corrective Action) dan

diakhiri dengan pelaksanaan penilaian hasil kegiatan melalui Penilaian Kinerja

Puskesmas (PKP). Berdasar Permenkes No 44 Tahun 2016, kinerja yang

tertuang dalam PKP yakni kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh

puskesmas baik dalam upaya kesehatan masyarakat maupun kesehatan

perorangan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,

diperlukan penilaian terhadap IKM sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat

kualitas pelayanan. Hal ini sesuai dengan Kepmen PAN Nomor 25 tahun 2004

tentang pedoman umum IKM. Adapun penelitian sebelumnya dilakukan oleh

Sukmawati Afdfandi (2014). Fitanto (2015), Sutrisno (2013), Antya (2014),

Imam (2012), Riza 2012), dan Gusi (2015). Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya yakni, pada penelitian ini menggunakan variabel

pencapaian kinerja. Sehingga arah penelitian ini yakni, ingin mengetahui

hubungan kausal antara PKP terhadap kepuasan masyarakat. Selanjutnya,

variabel PKP diperdalam dengan menggunakan variabel anteseden yakni belanja

langsung APBD dan APBN. Penelitian ini dilakukan di puskesmas yang berada

di Kabupaten Madiun dikarenakan pencapaian IKM rata-rata kurang dari 80 tiap

tahun (sumber Dinas Kesehatan Kab Madiun) dan peningkatan diatas 80 tiap

tahun masih jarang sekali dicapai oleh puskesmas. Selain itu untuk membuktikan

secara empiris belanja yang digunakan sudah dibelanjakan secara efisien dalam

setiap pelaksanaan kegiatan dan sesuai dengan konsep anggaran berbasis kinerja

yang memenuhi syarat value for money. Belanja yang berhubungan langsung

dengan kegiatan yakni belanja langsung, sesuai dengan Permenkeu No 101

Tahun 2011. Belanja langsung puskesmas bersumber dari daerah maupun negara

yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan. Hasil pencapaian

kegiatan yang telah dilakukan puskesmas baik upaya kesehatan masyarakat

Page 3: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

3

maupun perorangan tiap tahun dimuat dalam PKP. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan masukan oleh puskesmas agar memberikan

pelayanan yang baik kepada masyarakat sehingga pencapaian PKP meningkat

setiap tahun. Pelayanan yang maksimal kepada masyarakat diharapkan mampu

meningkatkan hasil pencapaian IKM tiap tahun. Selain itu, puskesmas

diharapkan dapat menggunakan belanja secara efisien dalam setiap pelaksanaan

kegiatan.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Kepuasan

Secara umum, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang

yang muncul setelah membandingkan antara kinerja produk dengan hasil yang

diinginkan (Kotler 2005: 177). Apabila hasil kinerja produk/ jasa lebih rendah

dibandingkan harapan, maka pembeli akan merasa kecewa. Perasaan senang atau

kecewa akan timbul ketika seseorang membandingkan kinerja (hasil) produk

terhadap kinerja yang diharapkan. Sedangkan kepuasan masyarakat adalah

pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara

pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya

(Kepmen PAN Nomor 25 tahun 2004).

Menurut Lupioyadi (2006: 158), dalam menentukan tingkat kepuasan

publik, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh organisasi

pelayanan yaitu:

1. Kualitas produk/ jasa, publik akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk/ jasa yang mereka gunakan dan dapatkan

berkualitas.

2. Kinerja pelayanan, publik akan merasa puas bila mereka mendapatkan

pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

3. Emosional, publik akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa

orang lain akan kagum terhadapnya bila menggunakan produk/ jasa dengan

merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

Page 4: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

4

4. Harga, produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi mempunyai harga

yang lebih murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi.

5. Biaya, publik tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Berdasar Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan

Masyarakat Unit Pelayanan Pemerintah. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh

dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat

dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik

dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

Keputusan Men.PAN Nomor:63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian

dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan, valid” dan “reliable”, sebagai

unsur minimal yang harus yakni:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung

jawabnya);

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku;

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan peyelesaian pelayanan;

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada

masyaraat;

Page 5: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

5

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang diayani;

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta

saling menghargai dan menghormati;

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhdap

besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

dibayarakan dengan biaya yang telah ditetapkan;

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada

penerima pelayanan;

14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan

unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-

resiko yang dikibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Kinerja

Menurut Wibowo (2010:7), kinerja berasal dari pengertian performance,

yaitu sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja adalah tetang melakukan

pekerjaan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut Mahsun

(2006:25), kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, visi, misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu

organisasi.

Menurut Mahmudi (2013:20) faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja antara lain:

1. Faktor personal/individual

Page 6: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

6

Faktor ini meliputi pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan,

kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh setiap

individu.

2. Faktor kepemimpinan

Dalam faktor ini meliputi kualitas dalam memberikan dorongan,

semangat,arahan, dan dukungan yang diberikan manajer atau team leader.

3. Faktor tim

Faktor ini meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan

oleh rekan satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan

dan keeratan anggota tim.

4. Faktor Sistem

Meliputi sistem kerja, fasilitas kerja, atau infrastruktur yang diberikan

oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam organisasi.

5. Faktor konstektual (situasional)

Pada faktor ini meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal

dan internal.

Kinerja Pelayanan Puskesmas

Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 menyebutkan tugas Puskesmas

melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya

kecamatan sehat. Puskesmas menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah kerjanya secara terintegrasi dan

berkesinambungan.

Penilaian Kinerja Puskesmas

Definisi operasional pencapaian PKP sesuai dengan Permenkes No 44

Tahun 2016 tentang manajemen Puskesmas yakni memuat kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh Puskesmas dalam satu periode. Upaya kesehatan yang

dicantumkan dalam PKP memuat Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Upaya

Kesehatan Perorangan (UKP), pelayanan kefarmasian, keperawatan kesehatan

masyarakat, dan pelayanan laboraturium yang dilaksanakan di Puskesmas. Hasil

Page 7: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

7

pencapaian dihitung dengan membandingkan target sasaran dengan capaian.

Selanjutnya upaya kesehatan dijelaskan dengan kegiatan-kegiatan dari masing-

masing upaya yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai target yang telah

ditetapkan. Ruang lingkup kinerja puskesmas yaitu:

1. Pencapaian cakupan penilaian kesehatan meliputi:

1) UKM esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan, pelayanan

kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana,

pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya

kesehatan ini berkaitan dengan unsur pelayanan dalam pertanyaan pada

kuesioner IKM poin 5, 6, 7, 8, 9. Yakni mengenai tanggung jawab petugas

pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan

mendapatkan pelayanan, dan kesopanan serta keramahan petugas.

2) UKM pengembangan, dilaksanakan setelah Puskesmas mampu

melaksanakan UKM esensial secara optimal, mengingat keterbatasan sumber

daya dan adanya prioritas masalah kesehatan. Upaya kesehatan

pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas ini berkaitan dengan

beberapa poin dalam kuesioner IKM. Yakni poin 5, 6, 7, 8, 9. Yakni

mengenai tanggung jawab petugas pelayanan, kemampuan petugas

pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, dan

kesopanan serta keramahan petugas.

3) UKP, yang berupa rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu

hari (one day care), home care, dan/atau rawat inap berdasarkan

pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. Kegiatan upaya kesehatan

Puskesmas atas UKP ini berkaitan erta dengan semua unsur pelayanan yang

digunakan dalam kuesioner survei IKM. Yakni poin 1 hingga 14. Yakni

mengenai prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kejelasan petugas

pelayanan, kedisiplinan petugas pelayanan, tanggung jawab petugas

pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan

mendapatkan pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas, kewajaran biaya

pelayanan, kepastian biaya pelayanan, kepastian jadwal pelayanan,

kenyamanan lingkungan, dan keamanan pelayanan.

Page 8: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

8

Belanja Penyelenggaraan Kesehatan

Sesuai dengan PMK No. 75 Tahun 2014 pendanaan Puskesmas

bersumber dari:

1. Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

2. Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN)

3. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Jenis Belanja

Belanja langsung menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang dimaksud

belanja langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung dari APBD disini terdiri

atas belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal sedangkan belanja

langsung APBN terdiri dari belanja Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

Model Penelitian dan Perumusan Hipotesis

Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan, dan tinjauan pustaka

yang telah dijelaskan sebelumnya, maka model penelitian ini yakni ingin

mengetahui hubungan kausal antara kinerja puskesmas terhadap kepuasan

masyarakat dengan menjelaskan variabel kinerja puskesmas lebih dalam

menggunakan variabel anteseden yakni belanja langsung APBD dan APBN.

Page 9: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

9

Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Pencapaian PKP terhadap Pencapaian IKM

Pasien atau responden memberikan tanggapannya pada pertanyaan-

pertanyaan kuesioner pada kuesioner IKM atas pendangan mereka mengenai

pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas kepada msyarakat. Oleh karena

itu, hal ini berkaitan dengan kinerja pelayanan instansi dalam hal ini puskesmas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Penilaian kinerja puskesmas

merupakan hasil penilaian kerja/prestasi Puskesmas untuk menentukan seberapa

efektif dan efisien pelayanan Puskesmas, serta sasaran yang dicapai oleh

Puskesmas. Tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja puskesmas salah satunya

agar puskesmas mendapatkan gambaran tingkat kinerja puskesmas (hasil

cakupan kegiatan, mutu kegiatan, dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun

kegiatan.

Hipotesis 1 : Pencapaian PKP berpengaruh terhadap nilai IKM

2. Pengaruh Realisasi Belanja Langsung APBD dan Belanja Langsung

APBN terhadap pencapaian PKP

Apabila dikaitkan dengan akuntabilitas, belanja daerah harus memenuhi konsep

Value For Money (VFM). Mardiasmo (2003) mengungkapkan bahwa VFM

merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada

tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

Hipotesis 2: Realisasi belanja langsung APBD berpengaruh terhadap

pencapaian PKP

Hasil penelitian Garini (2015) mengenai pengaruh belanja terhadap

kiinerja. Terbukti secara positif belanja daerah berpengaruh positif terhadap

kinerja. Mardiasmo (2003) mengungkapkan bahwa VFM merupakan konsep

pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama,

yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Hal ini sesuai dengan Permenkes

Nomor 11 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum BOK, disebutkan bahwa BOK

adalah dana tugas pembantuan yang ditujukan kepada salah satu FKTP yakni

puskesmas untuk mewujudkan masyarakat yang sudah memenuhi MDGs

Page 10: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

10

(Millenium Development Goals). Beberapa tujuan MDGs yang berkaitan dengan

bidang kesehatan yakni poin 1, 4, 5, 6 dan 7. Yang memuat pelayanan gizi,

angka kematian bayi, angka kematian ibu, HIV dan TB, serta sanitasi dan

lingkungan hidup yang sehat. Dana BOK dikhususkan untuk melakukan

pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Tanpa adanya belanja

atau sumber dana maka kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas tidak akan

dapat berjalan. Sehingga dugaan sementara penelitian ini yakni realisasi belanja

yang bersumber dari negara atau BOK berpengaruh terhadap kinerja Puskesmas.

Hipotesis 3: Realisasi belanja langsung APBN berpengaruh terhadap

pencapaian PKP

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk

menguji hipotesis atau dugaan sementara yang telah dibangun. Yakni apakah

pencapaian PKP berpengaruh terhadap pencapaian IKM dengan variabel

anteseden realisasi belanja langsung Puskesmas yang bersumber dari daerah

maupun negara (BOK). Data yang digunakan yakni, seluruh Puskesmas yang

berada di Kabupaten Madiun yakni sejumlah 26 Puskesmas dalam kurun waktu

3 tahun yakni 2013,2014 dan 2015. Yang terdiri dari belanja pegawai, belanja

barang, belanja modal dan belanja BOK, pencapaian PKP dan pencapaian IKM

di 26 puskesmas yang berada di Kabupaten Madiun. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder. Pengumpulan data pada penelitian ini

dilakukan dengan cara dokumentasi dan studi pustaka. Alat statistik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda (multiple linier

regresion). Alat statistik ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui

hubungan antara variabel independen dengan variable dependen, yang mana

dalam penelitian menggunakan dua variabel bebas dan satu variabel anteseden.

Page 11: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

11

Keterangan:

Y = Indeks Kepuasan Masyarakat

a = Konstanta 1

b = Koefisien variabel independen 1

c = Konstanta 2

d,e = Koefisien variabel independen X2 dan X3

f = Konstanta 3

g,h,i = koefisien variabel independen X2, X3, dan X1

X1 = Penilaian Kinerja Puskesmas

X2 = Realisasi belanja langsung APBD

X3 = Realisasi belanja langsung APBN

Pengukuran Variabel

Variabel Terikat (Dependent Variable)

1. Pencapaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Indeks Kepusan Masyarakat tahun

2013 s.d. 2015 yang disusun berdasarkan 14 indikator pelayanan berdasarkan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan

Masyarakat Unit Pelayanan Pemerintah.

Variabel Anteseden

1. Realisasi Belanja Langsung APBD

Beanjalangsung APBD terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan belanja

modal. Belanja pegawai Puskesmas dari tahun 2013 s.d. 2015 yang terdiri atas

belanja gaji PNS yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran DinasKesehatan

Kabupaten Madiun. Belanja barang Puskesmas dari tahun 2013 s.d. 2015 yang

terdiri atas belanja barang operasional dan belanja barang non operasional yang

disajikan dalam laporan realisasi anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.

Belanja Modal Puskesmas dari tahun 2013 s.d. 2015 yang terdiri atas belanja

modal tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal gedung bangunan

Page 12: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

12

dan belanja modal lainnya yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran Dinas

Kesehatan Kabupaten Madiun.

2. Realisasi Belanja Langsung APBN

Belanja langsung APBN adalah Belanja Operasional Kesehatan

(BOK) dari tahun 2013 s.d. 2015. Definisi BOK adalah bantuan dana dari

pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam membantu pemerintahan

kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dengan fokus pencapaian target

Millennium Development Goals (MDGs) melalui peningkatan kinerja

Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

Variabel Bebas (Independent Variable)

Pencapaian Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)

Pencapaian PKP yang digunakan dalam penelitian ini yakni

pencapaian PKP Puskesmas pada periode tahun 2013, 2014 dan 2015.

Pencapaian PKP yang digunakan yakni seluruh pencapaian PKP seluruh

Puskesmas di Kabupaten Madiun yang memuat capaian atas layanan kesehatan

yang telah diberikan. Dengan jumlah 26 Puskesmas, pencapaian PKP merupakan

bentuk upaya perbaikan dan peningkatan untuk melakukan pengawasan serta

pengendalian atas kegiatan/ program.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Profil Umum Entitas (Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun)

Kabupaten Madiun merupakan salah satu Kabupaten dari 38

Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Timur dan terletak hampir di ujung barat

Propinsi Jawa Timur. Jarak antara Kabupaten Madiun dengan ibukota Propinsi

Jawa Timur kurang lebih 175 km ke arah timur, sedangkan jarak dengan ibukota

Negara kurang lebih 775 km dengan arah berlawanan. Populasi adalah semua

data Puskesmas di Kabupaten Madiun dari tahun 2013, 2014 dan 2015 yakni 26

Page 13: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

13

puskesmas. Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni semua puskesmas

yang berada di Kabupaten Madiun, sehingga pada panelitian ini tidak

menggunakan sampel. 26 Puskesmas tersebut yakni:

No Puskesmas Alamat Jenis

Puskesmas

1 Gantrung Jl Raya Dilopo, Desa Sidorejo, Kec.

Kebonsari

Rawat Inap

2 Kebonsari Jl Uteran – Kebonsari No.13, Ds

Singgahan , Kec Kebonsari

Non Rawat

Inap

3 Geger Jl Raya Ponorogo No. 48, Ds

Purworejo, Kec. Geger

Non Rawat

Inap

4 Kaibon Jl Pancotaruno No. 407, Ds. Kaibon,

Kec. Geger

Non Rawat

Inap

5 Bangunsari Jl Panjang Punjung, Ds. Dolopo,

Kec. Dolopo

Non Rawat

Inap

6 Dagangan Jl Raya Dagangan Pagotan No. 57,

Ds. Dagangan, Kec. Dagangan

Non Rawat

Inap

7 Mlilir Jl Raya Madiun Ponorogo No.06

Mlilir, Kec. Delopo

Non Rawat

Inap

8 Jetis Jl Jetis, Ds. Jetis, Kec. Dagangan Non Rawat

Inap

9 Wungu Jl Raya Kare No. 113, Ds. Wungu,

Kec. Wungu

Non Rawat

Inap

10 Mojopurno Jl Raya Dungus, Ds. Mojopurno,

Kec. Wungu

Non Rawat

Inap

11 Kare Jl Raya Randu Alas Kare, Kec. Kare Non Rawat

Inap

12 Gemarang Jl TGP No. 17, Ds. Gemarang, Kec.

Gemarang

Rawat Inap

13 Saradan Jl Raya Saradan, Ds. Sugihwaras,

Kec. Saradan

Rawat Inap

14 Sumbersari Jl Raya Tulung No.05, Ds. Rawat Inap

Page 14: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

14

Sumbersari, Kec. Saradan

15 Pilangkenceng Jl Raya Kenongo Rejo No. 774B, Ds.

Keneongo Rejo, Kec. Pilangkenceng

Rawat Inap

16 Krebet Jl Gawang Utara, Ds. Krebet, Kec.

Pilangkenceng

Rawat Inap

17 Klecorejo Jl Raya Wates, Ds. Klecorejo, Kec.

Mejayan

Rawat Inap

18 Mejayan Jl Raya Panglima Sudirman No. 52,

Ds Mejayan, Kec. Mejayan

Non Rawat

Inap

19 Wonoasri Jl Raya Wonoasri, Ds. Wonoasri,

Kec. Wonoasri

Non Rawat

Inap

20 Balerejo Jl Raya Madiun Surabaya No. 82, Ds.

Balerejo, Kec. Balerejo

Rawat Inap

21 Simo Jl Raya Balerejo-Muneng No. 96, Ds.

Simo, Kec. Balerejo

Non Rawat

Inap

22 Madiun Jl Raya Puskesmas No. 09, Ds.

Tiron, Kec. Madiun

Non Rawat

Inap

23 Dimong Jl Raya Dimong, Ds. Dimong, Kec.

Dimong

Non Rawat

Inap

24 Sawahan Jl Raya Kajang, Ds. Kajang, Kec.

Sawahan

Non Rawat

Inap

25 Klagenserut Jl Raya Klagenserut, Kec. Jiwan Non Rawat

Inap

26 Jiwan Jl Raya Solo No. 85, Ds. Jiwan, Kec.

Jiwan

Non Rawat

Inap

Analisis Deskriptif

Dari sampel diperoleh data statistik deskriptif untuk mengetahui nilai rata-

rata, nilai minimal, nilai maksimal dan standar deviasi atas variabel variabel

penelitian.

Page 15: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

15

N Minimum Maksimum Mean Std.

Deviation

PKP 78 70,89 79,92 75,3535 2,51772

IKM 78 72,14 84,98 77,9476 2,71208

BL APBD 78 319.200.000 580.430.000 449.744.740 8,563575

BL APBN 78 67.000.000 106.200.000 82.432.000 .98211

Sumber: Data diolah tahun 2017

Tabel 4.2 merupakan statistik deskriptif dari variabel yang terdiri dari

Belanja Langsung APBD dan APBN, Pencapaian Kinerja Puskesmas dan nilai

Indeks Kepuasan Masyarakat. Dari tabel di atas dapat dilihat rata-rata belanja

langsung APBD adalah Rp449.744.740,00, belanja terkecil terdapat di

Puskesmas Wungu Tahun 2013 sebesar Rp319.200.000,00 dan terbesar

Puskesmas Kare Rp580.430.000,00 pada tahun 2015 sedangkan rata-rata belanja

APBN adalah sebesar Rp82.432.000,00. Belanaja APBN minimal adalah

Puskesmas Dimong tahun 2013 yaitu sebesar Rp67.000.000,00 dan belanja

APBN terbesar adalah Rp106.200.000,00 di Puskesmas Kebonsari, di tahun

2015.

Berdasarkan data PKP dapat dilihat rata-rata pencapaian PKP Puskesmas

adalah 75,35 ini berarti puskesmas dapat dinilai kurang dalam pencapaian

PKPnya, sedangkan rata-rata nilai IKM nya adalah 77,94 yang artinya

masyarakat relatif puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas di

Kabupaten Madiun.

Hasil Pengujian Hipotesis

Uji regresi parsial:

Variabel

Independen

Unstandarized

Coefficients (Beta)

t Nilai p (sign)

Konstanta 17,104

Page 16: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

16

PKP 0,807 9,872 0,000

Uji regresi simultan:

Model Koefisien

Jalur

T p (sign) R2

Sub structural 1 (X2, X3 ke X1)

X2 0,162 5,564 0,000

0,638

X3 0,782 3,076 0,003

Sub structural 2 (X1, X2 , X3 ke Y)

X1 0,266 2,440 0,017

0,726

X2 0,082 2,495 0,015*

X3 1,205 4,736 0,000*

Persamaan Regresi:

Y = 17,104 + 0,807 X1

Y = 61,611 + 0,162 X2 + 0,782 X3

Y = 44,324 + 0,266 X1 + 0,082 X2 + 1,205 X3

1. Pengaruh pencapaian PKP terhadap IKM secara parsial

Berdasarkan hasil pengujian regresi yang disajikan didapatkan

koefisien regresi (Beta) variabel pencapaian PKP sebesar 0,807 (bernilai positif)

Page 17: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

17

dengan nilai t sebesar 9,872 dan signifikansi p<0,05 (nilai p=0,000), sehingga

dapat disimpulkan bahwa pencapaian PKP berpengaruh terhadap nilai IKM, nilai

positif menandakan arah hubungan variabel tersebut adalah positif dan berarti

bahwa hipotesis 1 diterima.

2. Pengaruh Belanja Langsung APBD dan APBN berpengaruh terhadap PKP

Berdasarkan hasil pengujian regresi yang disajikan didapatkan

koefisien regresi (Beta) variabel belanja langsung APBD sebesar 0,162 (bernilai

positif) dengan nilai t sebesar 5,564, sehingga dapat disimpulkan bahwa belanja

langsung APBD berpengaruh terhadap pencapaian PKP, nilai positif

menandakan arah hubungan variabel tersebut adalah positif dan berarti bahwa

hipotesis 2 diterima.

Berdasarkan hasil pengujian regresi yang disajikan didapatkan

koefisien regresi (Beta) variabel belanja langsung APBN sebesar 0,782 (bernilai

positif) dengan nilai t sebesar 3,076, sehingga dapat disimpulkan bahwa belanja

langsung APBN berpengaruh terhadap pencapaian PKP, nilai positif

menandakan arah hubungan variabel tersebut adalah positif dan berarti bahwa

hipotesis 3 diterima.

Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh pencapaian PKP terhadap Pencapaian IKM

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa pencapaian PKP

berpengaruh positif terhadap IKM, hal ini menunjukkan bahwa kinerja yang

dilakukan Puskesmas direspon masyarakat dengan baik. Masyarakat merasa puas

dengan kinerja pelayanan yang dilakukan oleh Puskesmas, hal ini sesuai dengan

tujuan instansi sektor publik yaitu melayani masyarakat dengan baik. Di dalam

pemerintahan demokrasi yang baik memang seharusnya kepuasan masyarakat

adalah tujuan utama pelayanan instansi, karena inti dari demokrasi adalah dari

rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ferrinadewi dan Djati (2004), yang

menyebutkan bahwa dimensi-dimensi kualitas jasa (tangiable, reliability,

responsiveness, assurance, empathy) berpengaruh secara signifikan terhadap

kepuasan konsumen. Selain itu, pada penelitian Darmawan Didit dan Djati S.

Page 18: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

18

Pantja (2004) responden menilai sejauh mana kinerja karyawan ikut menentukan

sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan.

2. Pengaruh Realisasi Belanja Langsung APBD terhadap Pencapaian

PKP

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa belanja langsung APBD berpengaruh positif terhadap pencapaian

PKP, hal ini menunjukkan belanja yang direalisasikan Puskesmas

dioptimalkan untuk mencapai target yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan.

Hal ini sesuai dengan definisi anggaran berbasis kinerja, yaitu penyusunan

anggaran belanja berdasarkan kinerja output yang akan dicapai. Mardiasmo

(2003) mengungkapkan bahwa VFM merupakan konsep pengelolaan

organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu

ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Hal ini sejalan dengan penelitian Affandy

dan Sukmawati (2014) yang menyatakan belanja yang efisien akan

menghasilkan nilai IKM yang baik. Selain itu hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Rahmad Vitanto (2015) yang menyatakan belanja

langsung APBD yang dibelanjakan secara efisien akan berpengaruh terhadap

pencapaian IKU.

3. Pengaruh Realisasi Belanja Langsung APBN terhadap Pencapaian

PKP

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

belanja langsung APBN berpengaruh positif terhadap pencapaian PKP, hal ini

menunjukkan belanja yang direalisasikan Puskesmas dioptimalkan untuk mencapai

target yang telah ditetapkan Dinas Kesehatan. Hal ini sesuai dengan definisi

anggaran berbasis kinerja, yaitu penyusunan anggaran belanja berdasarkan kinerja

output yang akan dicapai. Hal ini sejalan dengan penelitian Affandy dan

Sukmawati (2014) yang menyatakan belanja yang efisien akan menghasilkan nilai

IKM yang baik.Selain itu penelitian Garini (2015) membuktikan bahwa belanja

daerha yang dikeluarkan instansi berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah

daerah. Penelitian Fitanto (2015) juga membuktikan bahwa realisasi belanja

langsung berpengaruh positif terhadap indikator kinerja.

Page 19: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

19

4. Pengaruh Pencapaian PKP terhadap Pencapaian IKM dengan

Realisasi Belanja Langsung APBD dan APBN sebagai Variabel

Anteseden

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

PKP berpengaruh positif terhadap IKM dengan belanja langsung APBD dan

APBN sebagai variabel anteseden. Hal ini menunjukkan adanya fungsi variabel

anteseden. Artinya, dengan meningkatnya kinerja Puskesmas yang salah satunya

didorong oleh belanja langsung dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.

Karena masyarakat menilai kepuasan salah satunya dari kinerja pelayanan yang

diberikan kepadanya. Hal ini sejalan dengan penelitian Affandy dan Sukmawati

(2014) yang menyatakan belanja yang efisien akan menghasilkan nilai IKM yang

baik. Dan juga sejalan dengan penelitian Garini (2015) yang dapat membuktikan

bahwa kinerja pemerintah daerah dipengaruhi oleh belanja daerah secara positif.

Penelitian Laksmi (2014) juga berhasil membuktikan bahwa kualitas pelayanan

terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan masyarakat.

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PKP terhadap

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan belanja langsung APBD dan

APBN sebagai variabel anteseden. Berdasarkan hasil analisis regresi dan

analisis jalur dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pencapaian PKP berpengaruh positif terhadap nilai IKM. Peningkatan PKP

yang diraih Puskesmas dapat meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan Puskesmas.

2. Belanja langsung APBD berpengaruh positif terhadap pencapaian PKP.

Peningkatan belanja langsung APBD yang terdiri dari belanja pegawai,

belanja barang dan belanja modal dapat meningkatkan kinerja puskesmas

berdasarkan pencapaian targetnya.

3. Belanja langsung APBN berpengaruh terhadap pencapaian PKP.

Pendistribusian belanja langsung APBN yakni belanja Bantuan Operasional

Page 20: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

20

Kesehatan (BOK),berpengaruh terhadap kinerja Puskesmas.

4. Pencapaian PKP berpengaruh positif terhadap IKM dengan belanja langsung

APBD dan APBN sebagai variabel anteseden. Peningkatan belanja langsung

APBD dan APBN akan meningkatkan kinerja puskesmas. Kiinerja

puskesmas yang meningkat, akan berpengaruh terhadap peningkatan IKM.

Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki beberapa

keterbatasan yang memerlukan perbaikan dalam penelitian-penelitian

selanjutnya. Keterbatasan penelitian tersebut yakni dalam penelitian ini tidak

membedakan kategori Puskesmas. Yakni puskesmas dengan layanan rawat inap

maupun non rawat inap. Selain itu, keterbatasan dalam penelitian ini yakni

tidak membedakan jenis puskesmas secara spesifik seperti jenis layanan yang

diberikan Puskesmas. Data yang digunakan dalam penelitian ini tidak

membedakan kategori-kategori tersebut dan seluruh Puskesmas yang berada di

Kabupaten Madiun dijadikan sampel.

Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, peneliti menyarankan agar :

1. Penelitian selanjutnya agar membedakan Puskesmas dengan kategori yang

lebih spesifik. Misalkan dengan kategori rawat inap dan non rawat inap,

maupun Puskesmas yang sudah terakreditasi dan memperoleh penghargaan.

2. Penelitian selanjutnya dapat membedakan jenis pelayanan yang diberikan

oleh Puskesmas terutama pada kegiatan UKM pengembangan maupun

UKM dan UKP inovatif . Sehingga terlihat perbedaan kegiatan pelayanan

kesehatan yang diberikan antar Puskesmas. Sehingga dapat dibedakan

Puskesmas yang memiliki inovasi, dan yang kurang berinovasi.

3. Penelitian selanjutnya menggunakan data dengan periode yang lebih

panjang agar jumlah populasi lebih banyak dan memberikan kesimpulan

yang lebih detail dan akurat mengenai PKP dan IKM.

Page 21: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

21

4. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan cakupan yang lebih luas

misalnya satu Provinsi ataupun se-Indonesia. Agar kesimpulan penelitian

dapat lebih digeneralisir.

5. Penelitian selanjutnya agar menambahkan variabel bebas lainnya seperti aset

Puskesmas, dan kompetensi SDM di Puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David., 1996, Building Strong Brand, The Free Press, Mc Millan, New

York

Darmawan, Didit., 2004, “Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan

Penumpang Kapal Feri Penyeberangan Ujung-Kamal”, Jurnal Ekonomi

dan Bisnis, Vol.8, No.2, Juni, pp.39-44. Universitas Kristen Petra.

Dajan, Anto. 1986. Pengantar Metode Statistik Jilid Dua. Jakarta: LP3ES.

Dewi, Riza Elzera. 2012. Analisis Kinerja Ekonomi Daerah Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat. Skripsi. Malang: Jurusan Ilmu Ekonomi,

Universitas Brawijaya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, 2013. Rencana Strategis Dinas

Kesehatan Kabupaten Madiun. Kabupaten Madiun.

Djati, S. Pantja dan Darmawan, Didit. 2005. Pengaruh Kinerja Karyawan

Terhadap Kepuasan,Kepercayaan, dan Kesetiaan Pelanggan. Skripsi.

Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Djati, S.Pantja, & M.Khusaini, 2003, “Kajian terhadap Kepuasan Kompensasi,

Komitmen Organisasi, dan Prestasi Kerja”, Jurnal Kewirausahaan dan

Manajemen, Vol.5 No.1, pp.25-41. Universitas Kristen Petra.

Ferrinadewi, Erna & S.Pantja Djati, 2004, “Upaya Mencapai Loyalitas

Konsumen dalam Perspektif Sumber Daya Manusia”, Jurnal

Kewirausahaan dan Manajemen, Vol.6 No.1, pp.15-26. Universitas

Kristen Petra.

Page 22: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

22

Fitanto, Bagus Rahmat. 2015. Pengaruh Belanja Langsung APBD dan Belanja

Lansgung APBD terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat dengan

Variabel Intervening Indikator Kinerja Utama. Skripsi. Malang: Jurusan

Akuntansi, Universitas Brawijaya.

Hidayat, Rosidi dan Saraswati, Erwin. 2012. Pengaruh Belanja Pendidikan

Terhadap Kinerja Pendidikan dengan Good Governance sebagai

Variabel Moderating. Jurnal Akuntansi Multiparadigma volume 3

nomor 2.

Garini, Ardya. 2015. Pengaruh Belanja Daerah, Temuan Audit dan Size

terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi. Semarang:

Jurusan Akuntansi, Universitas Negeri Semarang.

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta:

Prenhalindo.

Kementrian Keuangan (2012) Anggaran Berbasis Kinerja (Bagian I).

(http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-

list.asp?ContentId=628, diakses pada 30 Juni 2017)

Lakmi, Ade Rosita. 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat

Kepuasan Masyarakat Pada Rumah Sakit Umum Daerah Bandung.

Skripsi. Bali: Program Studi Administrasi Negara, Universitas Udayana.

Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online. Aduan Pelayanan di Puskesmas.

(https;//lapor.go.id, diakses 21 Juni 2017).

Lupiyoadi,Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat :

Jakarta

Mahmudi. 2013. Manajemen Kinerja Sektor Publik.Edisi Kedua. UPP STIM

YKPN : Yogyakarta.

Mahsun. 2006. Pengukuran Kinerja. BPFE : Yogyakarta.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi : Yogyakarta

Page 23: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

23

Mardismo. 2003. Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik melalui

Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Pidato

Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Ekonomi Universitas

Gajah Mada. (http://mgb.ugm.ac.id, diakses pada 27 Juli 2017)

Mulyadi dan Setyawan Jhony. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian

manajemen: Sistem Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan,

Salemba Empat : Jakarta.

Pasalong,Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Alfabeta : Bandung.

Ruky, Ahmad S. 2005. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for Business Edisi 1. Jakarta:

Salemba Empat.

Setiawan, Gusi Bagus Kompiang Putra. 2015. Pengaruh Belanja Modal

terhadap Indeks Pembangunan Manusia melalui pertumbuhan ekonomi

sebagai variabel intervening pada Kabupaten Kota di Provinsi Bali.

Skripsi. Bali: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmawati, Antya dan Affandy, Didied Purnawan. 2014. Analisis Efisiensi

Penggunaan Belanja Dan Jumlah Pegawai Terhadap Indeks Kepuasan

Masyarakat: Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Malang

Tahun 2013.Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.

Sutrisno. 2013. Analisis Fiskal Daerah, Belanja Daerah dan Kinerja

Ekonomi: Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Skripsi.

Malang: Jurusan Ilmu Ekonomi, Universitas Brawijaya.

Tangkilisan, Hessel. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: PT Gresindo.

Tika,P. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. PT

Bumi Aksara : Jakarta.

Page 24: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

24

The World Bank. 2007. Indonesia Public Expenditure Review 2007.

(http://www.worldbank.org, diakses pada 15 Agustus 2017)

Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Rajawali Press : Jakarta.

Yanuar, Ziya. 2014. Implementasi E-Costing SPM Kesehatan Pada

Puskesmas (Studi Kasus Pada Puskesmas Ngrambe Kabupaten

Ngawi). Skripsi. Malang: Jurusan Akuntansi, Universitas

Brawijaya.

Yuwono, Sony, 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard :

Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Jakarta, PT

Gramedia Pustaka Utama.

, Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, PP Nomor 6 Tahun 2008

, Peraturan Pemerintah tentang Petunjuk Teknis Penilaian Prestasi

Kerja Pegawai Negeri Sipil, PP Nomor 46 Tahun 2011

, Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, Perpres Nomor 29 Tahun 2014

, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara, PermenPAN Nomor PER/ 01

/M.PAN/ 01 /2009

, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia tentang Petunjuk Pelaksanaan

Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, PermenPAN-RB

Nomor 25 Tahun 2012

, Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

Page 25: PENGARUH PENCAPAIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS …

25

, Peraturan Menteri Keuangan tentang Klasifikasi Anggaran,

Permenkeu Nomor: 101/PMK.02/2011

, Peraturan Menteri Kesehatan tentang Petunjuk Teknis

Bantuan Operasional Kesehatan, Permenkes Nomor 11 Tahun 2015

, Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Manajemen

Puskesmas, Permenkes Nomor 44 Tahun 2016

, Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat, Permenkes Nomor 75 Tahun 2014

, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tentang

Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit

Pelayanan Pemerintah, KemenPAN Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004

, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tentang

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik,

KemenPANNomor:63/KEP/M.PAN/7/2003