pengaruh penambahan pasir dan semen terhadap …digilib.unila.ac.id/24017/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN TERHADAP KUATTEKAN PAVING BLOCK MATERIAL TANAH MENGGUNAKAN ALAT
PEMADAT MODIFIKASI
(Skripsi)
Oleh
ANNISA WULANSARI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN TERHADAP KUATTEKAN PAVING BLOCK MATERIAL TANAH MENGGUNAKAN ALAT
PEMADAT MODIFIKASI
Oleh
ANNISA WULANSARI
Paving block terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolissejenisnya, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan lainnya. Pada penelitian inipaving block dibuat menggunakan campuran tanah, semen dan pasir. Dalampembuatan paving block digunakan alat pemadat modifikasi yang diharapkandapat meningkatkan mutu paving block yang sesuai SNI 03-0691-1996.
Sampel tanah yang diuji berasal dari daerah Kota Baru, Lampung Selatan. Variasicampuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menambahkan pasirsebanyak 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% dan menambahkan semen sebanyak 3%, 6%,9%, 12%, dan 15% serta dengan perlakuan pra pembakaran dan pascapembakaran sampel paving block.
Hasil pengujian kuat tekan terhadap paving block yang dibuat dengan campurantanah, semen dan pasir telah memenuhi standar SNI 03-0691-1996 untukklasifikasi paving block mutu D yang dapat digunakan untuk taman. Prosespembakaran paving block hanya memberikan kenaikan sedikit terhadap pavingblock tanpa proses pembakaran. Nilai kuat tekan tertinggi dihasilkan oleh pavingblock pasca pembakaran pada variasi campuran 10% pasir + 15% semen + 75%tanah sebesar 10,05 MPa. Sedangkan nilai uji daya serap yang dihasilkan berkisarantara 16,6% – 23,8% sehingga tidak memenuhi standar SNI 03-0691-1996.
Kata kunci : Paving block, tanah lanau, kuat tekan, daya serap air.
ABSTRACT
EFFECT OF ADDING SAND AND CEMENT ON COMPRESSIVESTRENGTH TEST PAVING BLOCK SOIL MATERIAL BY USING THE
COMPACTOR MODIFICATION
ByANNISA WULANSARI
Paving blocks made from mixture of portland cement or other hydrolysisadhesive, water, and aggregates with or without other materials. In this study,paving blocks are made by using a mixture of soil, portland cement and sand. Inthe manufacture of paving blocks used compactor modification that are expectedto increase the strength of paving blocks that according to SNI 03-0691-1996.
Soil samples tested were from Kota Baru, South Lampung. The variation ofmixture that used in this study is by adding sand as much as 2%, 4%, 6%, 8%,and 10% and add cement as much as 3%, 6%, 9%, 12%, dan 15% as well as withthe treatment of pre-combustion and post-combustion of the sample of pavingblocks.
Results of testing the compressive strength of the paving blocks with a mixture ofsoil , cement and sand has meet the standard of SNI 03-0691-1996 for theclassification of paving blocks quality D which can be used for garden. Thecombustion process of paving blocks is giving only slightly against the increase inpaving blocks without the process of combustion. The highest compressivestrength value generated by post-combustion of paving blocks on the variation ofmixture 10 % sand + 15 % cement + 75 % soil amounted to 10.05 MPa . Whilethe value of the water absorption test ranged from 16.6 % - 23.8 % so it does notmeet the standard of SNI 03-0691-1996 .
Keywords: Paving blocks, silt soil, compressive strength, water absorption.
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN TERHADAP KUATTEKAN PAVING BLOCK MATERIAL TANAH MENGGUNAKAN ALAT
PEMADAT MODIFIKASI
Oleh
ANNISA WULANSARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 21 Maret
1995, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak
Henson Sugesta, S.E. dan Ibu Ir. Emi Yeni Eniarti.
Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) diselesaikan di Al-
Azhar 2 Bandar Lampung pada tahun 2001, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di
SDN 2 Rawa Laut (Teladan) pada tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
diselesaikan di SMP Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2009, dan Sekolah
Menengah Atas diselesaikan di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun
2012.
Tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Sipil Universitas Lampung melalui Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SMPTN) Jalur Undangan.
Pada tahun 2014 penulis menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa (HIMA)
jurusan Teknik Sipil periode 2014-2015 sebagai Anggota Divisi Penelitian dan
Pengembangan. Penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) tanggal 19 Januari
2016 di Desa Tambangan Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.
Serta melakukan Kerja Praktik selama 3 bulan di Hotel Batiqa Lampung di mulai
pada bulan januari 2015.
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan kerendahan hati dan puji syukur kehadirat Allah SWT
kupersembahan skripsiku ini kepada:
Kedua orang tuaku, Papaku Henson Sugesta, S.E. dan Mamaku Ir.
Emi Yeni Eniarti tercinta yang telah memberikan segalanya, yang
sangat sabar mendidik dan mendukung saya. Terimakasih
banyak atas doa, dukungan dan motivasi yang telah diberikan
sehingga saya dapat melewati semuanya.
Adikku Mardhatilla Nur Savira dan Mutiara Rahma Wulandari
tersayang yang selalu menghibur disaat saya mengalami
kejenuhan.
Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan doa,
dukungan dan banyak nasihat sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
MOTTO HIDUP
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Alam Nasyrah : 5)
“Dan bersabarlah dan tidaklah ada kesabaranmu itu kecuali dari Allah”(QS. An-Nahl : 128)
“Langit tidak perlu menjelaskan dirinya tinggi. People know you aregood if you are good”
“There is no limit of struggling”
“Don’t spend the time to worry about what people think about you”
“Don’t give up! Great things take time!”
“If you fall a thousand times, stand up millions of times because youdon’t know how close you are to succes”
“When you have never made a mistake, it means you haven’t triedanything”
“Bersabarlah sedikit untuk saat ini. Maka bahagia yang panjang akandatang sebagai hadiahnya”
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul ”Pengaruh Penambahan Pasir Dan Semen Terhadap Kuat Tekan
Paving Block Material Tanah Menggunakan Alat Pemadat Modifikasi” adalah
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan sebesar-
besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas
Lampung.
2. Gatot Eko S, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Lampung.
3. Ir. Idharmahadi Adha, M.T., selaku Dosen Pembimbing I skripsi saya yang
telah sabar membimbing, menasihati serta meluangkan waktunya untuk
memberikan pengarahan, masukan, saran dan kritiknya demi kesempurnaan
skripsi ini.
4. Ir. Setyanto, M.T., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan pengarahan, motivasi,
dan nasihat.
5. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, DEA selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
pengarahan, kritik dan saran pemikiran untuk penulisan skripsi.
6. Hasti Riakara Husni, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
8. Seluruh teknisi dan karyawan di Laboratorium Mekanika Tanah dan
Laboratorium Bahan dan Konstruksi di Fakultas Teknik, yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian.
9. Papaku Henson Sugesta, S.E. dan Mamaku Ir. Emi Yeni Eniarti tercinta yang
telah memberikan segalanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
10. Adikku Mardhatilla Nur Savira dan Mutiara Rahma Wulandari tersayang
yang selalu menghibur disaat penulis mengalami kejenuhan.
11. Keluarga besarku tersayang yang telah memberikan doa, dukungan dan
banyak nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat terbaik Ikko, Della, Vera, Martha, Rizca, Meri, Milen, Meutia,
Windy, Tasia, Dea, Fita terimakasih banyak atas keceriaan dan kebersamaan
selama ini.
13. M. Naufal Agatha, terimakasih atas bantuan, support, dan semangat yang
telah diberikan selama ini.
14. Saudaraku angkatan 2012 yang selama beberapa tahun ini bersama berbagi
pengalaman yang tak terlupakan serta adik-adik 2014 dan semua pihak yang
telah membantu tanpa pamrih yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan
khususnya bagi penulis pribadi. Selain itu, penulis berharap dan berdoa semoga
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis,
mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.
Bandar Lampung, 9 September 2016
Penulis
Annisa Wulansari
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL.................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1B. Rumusan Masalah....................................................................................2C. Batasan Masalah ......................................................................................3D. Tujuan Penelitian.....................................................................................3E. Manfaat Penelitian ...................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................5
A. Paving Block............................................................................................51. Pengertian Paving Block .....................................................................52. Syarat Mutu Paving Block...................................................................53. Klasifikasi Paving Block .....................................................................64. Keuntungan Penggunaan Paving Block ..............................................7
B. Semen Portland .......................................................................................7C. Tanah .......................................................................................................9
1. Pengertian Tanah.................................................................................92. Klasifikasi Tanah...............................................................................103. Tanah Lanau ......................................................................................12
D. Agregat Halus (Pasir) ............................................................................12E. Air ..........................................................................................................13F. Penelitian Terdahulu ..............................................................................13
III. METODE PENELITIAN................................................................................43
A. Bahan Penelitian .................................................................................43B. Metode Pengambilan Sampel..............................................................43C. Metode Pencampuran Sampel Tanah dengan Semen dan Pasir..........44D. Pelaksanaan Pengujian........................................................................45E. Urutan Prosedur Penelitian..................................................................59F. Alat Pemadat Modifikasi .....................................................................61
ii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................64
A. Pengujian Pada Tanah Asli .................................................................641. Hasil Pengujian Kadar Air. ..........................................................642. Hasil Pengujian Berat Jenis..........................................................653. Hasil Pengujian Batas-Batas Atterberg ........................................654. Hasil Pengujian Lolos Saringan No. 200.....................................665. Hasil Pengujian Pemadatan Tanah ..............................................676. Resume Pengujian Tanah Asli .....................................................68
B. Klasifikasi Tanah Asli .........................................................................68C. Hasil Pengujian Pemadatan Campuran Tanah, Semen dan Pasir........70D. Hasil Pengujian Nilai Kuat Tekan ......................................................71
1. Hasil Pengujian Nilai Kuat Tekan Paving Block PraPembakaran ..................................................................................71
2. Hasil Pengujian Nilai Kuat Tekan Paving BlockPasca Pembakaran........................................................................74
3. Perbandingan Nilai Kuat Tekan Pra dan Pasca Pembakaran .......78E. Hasil Pengujian Daya Serap Air ..........................................................79F. Analisis Perbandingan Hasil Kuat Tekan dengan
Penelitian Terdahulu ............................................................................81
V. PENUTUP........................................................................................................84
A. Kesimpulan .........................................................................................84B. Saran....................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sifat-Sifat Fisika Paving Block ................................................................... 6
2. Jenis-Jenis Semen..................................................................................... 8
3. Sistem Klasifikasi Tanah Unifield ...................................................................11
4. Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Sebelum Dibakar ..........................15
5. Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Setelah Dibakar..........................16
6. Perbandingan Uji Kuat Tekan pada Pemeraman 7 Hari ................................17
7. Perbandingan Uji Kuat Tekan pada Pemeraman 14 Hari ................................17
8 Perbandingan Uji Kuat Tekan pada Pemeraman 28 Hari .................................17
9. Hasil Uji Daya Serap Air ..................................................................................18
10. Nilai Kuat Tekan Pasca Pembakaran C-5 .......................................................20
11. Nilai Daya Serap Air C-3................................................................................20
12. Nilai Daya Serap Air C-4................................................................................21
13. Nilai Daya Serap Air C-5................................................................................21
14. Nilai Kuat Tekan Perendaman Paving block Selama 7 Hari ..........................22
15. Hasil Pengujian Daya Serap Air Perendaman 7 Hari......................................23
16. Hasil Pengujian Daya Serap Air Perendaman 14 Hari....................................23
17. Hasil Pengujian Daya Serap Air Perendaman 21 Hari....................................23
18. Hasil Pengujian Daya Serap Air Perendaman 28 Hari....................................24
iv
19. Nilai Kuat Tekan Rata-rata Pasca Pembakaran C-5.B....................................25
20. Nilai Daya Serap Air C-5.A............................................................................25
21. Nilai Daya Serap Air C-5.B ............................................................................26
22. Nilai Daya Serap Air C-5.C ............................................................................26
23. Nilai Daya Serap Air C-5.D............................................................................26
24. Hasil Uji Kuat Tekan dengan Pembakaran Sampel 4 .....................................27
25. Hasil Uji Daya Serap Air Sampel 2 ................................................................28
26. Hasil Uji Daya Serap Air Sampel 3 ................................................................28
27. Hasil Uji Daya Serap Air Sampel 4 ................................................................28
28. Hasil Uji Daya Serap Air Sampel 5 ................................................................29
29. Nilai Kuat Kuat Tekan Pasca Pembakaran pada Usia Pemeraman 28 hari ....30
30. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 7 hari .................................30
31. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 14 hari ...............................31
32. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 21 hari ...............................31
33. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 28 hari ...............................31
34. Nilai Kuat Kuat Tekan Sesudah Pembakaran pada
Usia Perendaman 28 hari.................................................................................32
35. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Perendaman 7 hari ................................33
36. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Perendaman 14 hari ..............................33
37. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Perendaman 21 hari ..............................33
38. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Perendaman 28 hari ..............................34
39. Nilai Kuat Tekan Campuran III Pasca Pembakaran .......................................35
40. Nilai Daya Serap Campuran II........................................................................36
41. Nilai Daya Serap Campuran III.......................................................................36
v
42. Nilai Daya Serap Campuran IV ......................................................................37
43. Nilai Daya Serap Campuran V........................................................................37
44. Nilai Kuat Tekan Paving Block Pasca Pembakaran
Usia Pemeraman 7 hari ...................................................................................38
45. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 0 hari .................................39
46. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 7 hari .................................39
47. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 14 hari ...............................39
48. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 21 hari ...............................40
49. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 28 hari ...............................40
50. Hasil Kuat Tekan Paving Block Pasca-Pembakaran .......................................41
51. Hasil uji daya serap air untuk variasi perendaman..........................................42
52. Hasil Pengujian Batas Atterberg .....................................................................65
53. Data Hasil Pengujian Analisis Saringan .........................................................66
54. Hasil Pengujian Hidrometer ............................................................................67
55. Hasil Pengujian Material Tanah......................................................................68
56. Hasil Uji Pemadatan Tanah Campuran ...........................................................70
57. Hasil Uji Kuat Tekan Paving Block Pra Pembakaran.....................................72
58. Hasil Uji Kuat Tekan Paving Block Setelah Proses Pembakaran ...................75
59. Hasil Uji Daya Serap Air Paving Block ..........................................................80
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Pengambilan Sampel Tanah..............................................................................44
2. Alat Pemadat Modifikasi....................................................................................62
3. Diagram Alir Penelitian ....................................................................................63
4. Grafik Diameter Butir Tanah ............................................................................67
5. Rentang dari Batas Cair (LL) dan Indeks Plastisitas (PI) .................................69
6. Hubungan Antara Nilai Kuat Tekan Paving Block Pra Pembakarandengan Variasi Campuran .................................................................................73
7. Hubungan Antara Nilai Kuat Tekan Paving Block Pasca Pembakarandengan Variasi Campuran .................................................................................76
8. Hubungan Nilai Kuat Tekan Paving Block Pra dan Pasca Pembakarandengan Variasi Campuran..................................................................................78
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini pembangunan disetiap daerah semakin pesat. Hal ini mendorong
semakin banyak pembangunan yang dilakukan untuk mempermudah aktifitas
dan sekaligus memberikan kenyamanan kepada masyarakat. Pembangunan
konstruksi perkerasan jalan merupakan hal yang penting untuk menunjang
kegiatan masyarakat. Oleh sebab itu harus dilakukan pembangunan yang tetap
dapat menjaga keseimbangan lingkungan. Hal ini menyebabkan dilaksanakan
alternatif pembangunan dengan perencanaan yang ideal.
Alternatif pilihan yang dapat digunakan adalah dengan melakukan pembangunan
menggunakan material konstruksi yang multi fungsi dan ramah lingkungan.
Dalam hal ini penggunaan paving block dipilih karena dapat menjadi salah satu
solusi dari masalah di atas. Paving block dapat dikatakan konstruksi yang ramah
lingkungan karena memiliki sifat fisik yang berpori sehingga dapat
meminimalisir aliran air pada permukaan dan memperbesar infiltrasi dalam
tanah. Sedangkan perkerasan dari beton maupun aspal bersifat kedap air
2
sehingga tidak dapat menyerap air hujan dan menyebabkan air mengalir sebagai
runoff/ limpasan di atas jalan tersebut.
Paving block juga memiliki keunggulan lain yaitu dapat didesain dengan pola
dan warna. Ditinjau dari segi biaya, harga paving block lebih ekonomis
dibanding perkerasan konvensional lainnya. Pemasangannya cukup mudah, tidak
menimbulkan kebisingan dan gangguan debu. Biaya perawatan paving block
terjangkau dan apabila terjadi kerusakan cukup dilakukan pergantian paving
block pada bagian yang rusak saja.
Berdasarkan SNI 03-0691-1996 bata beton (paving block) adalah suatu
komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau
bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan
tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu.
Pada penelitian ini, material penyusun paving block yang digunakan adalah
material tanah, pasir, dan semen. Proses pembuatan paving block dilakukan
dengan menggunakan alat pemadat modifikasi dengan tekanan paving block.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh
tekanan alat pemadat modifikasi pada proses pembuatan paving block terhadap
mutu yang dihasilkan dan adakah pengaruh campuran tanah, pasir, dan semen
terhadap pengujian kuat tekan dan daya serap air paving block.
3
C. Batasan Masalah
1. Sampel tanah yang digunakan adalah material tanah lanau yang berasal dari
desa Kota Baru, Lampung Selatan.
2. Pengujian yang dilakukan di laboratorium untuk sampel tanah asli meliputi
pengujian kadar air, berat jenis, batas Atterberg, analisa saringan, berat
volume, pemadatan tanah, dan hidrometer.
3. Jenis cetakan paving block berupa persegi panjang dengan panjang sisi 200
mm, lebar 100 mm dan tebal 60 mm.
4. Penggunaan alat pemadat modifikasi dengan tekanan alat pemadat
modifikasi yang optimal diharapkan dapat membuat mutu paving block
yang lebih baik.
5. Pengujian terhadap paving block yang dilakukan adalah uji kuat tekan dan
uji daya serap.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :
1. Mengetahui sifat fisik material tanah lanau yang berasal dari desa Kota Baru,
Lampung Selatan sebagai bahan utama alternatif pembuatan paving block .
2. Mengetahui pengaruh tekanan alat pemadat modifikasi terhadap mutu
paving block yang dihasilkan.
3. Mengetahui pengaruh penambahan pasir terhadap kuat tekan paving block
yang merupakan material campuran tanah dan semen.
4
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Mendapatkan hasil tekanan alat pemadat modifikasi yang optimal dalam
pembuatan paving block sehingga dihasilkan produk paving block sesuai
dengan standar mutu.
2. Sebagai informasi bagi perencana dan pelaksana bangunan sehingga paving
block berbahan dasar utama tanah dapat bermanfaat bagi perkembangan
teknologi bahan.
3. Mengembangkan pengetahuan dalam pemakaian material sekunder sebagai
pengganti material primer untuk paving block.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Paving Block
1. Pengertian Paving Block
Paving block adalah suatu komposisi bahan bangunaan yang dibuat dari
campuran semen portland atau bahan hidrolis sejenisnya, air dan agregat
dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata
beton itu. (SNI 03-0691-1996).
2. Syarat Mutu Paving block
Dalam SNI-03-0691-1996, dijelaskan bahwa syarat mutu bata beton (paving
block) adalah sebagai berikut :
a. Sifat tampak
Bata beton harus mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak-
retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan
dengan kekuatan jari tangan.
b. Ukuran
Bata beton harus mempunyai ukuran tebal nominal 60 mm dengan
toleransi + 8%.
6
c. Sifat Fisika
Bata beton untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisika seperti pada
tabel.
Tabel 1. Sifat-Sifat Fisika Paving Block
Mutu
Kuat tekan(MPa)
Ketahanaan aus(mm/menit)
Penyerapan airrata-rata maks
Rata-rata Minimum Rata-rata Minimum (%)
A 40 35 0,090 0,103 3
B 20 17,0 0,130 0,149 6
C 15 12,5 0,160 0,184 8
D 10 8,5 0,219 0,251 10
Sumber : SNI 03-0691-1996
d. Ketahanan terhadap natrium sulfat
Bata beton apabila diuji tidak boleh cacat, dan kehilangan berat yang
diperkenankan maksimum 1%.
3. Klasifikasi Paving Block
Klasifikasi paving block yang dijelaskan pada SNI-03-0691-1996, adalah
sebagai berikut :
a. Bata beton mutu A digunakan untuk jalan.
b. Bata beton mutu B digunakan untuk peralatan parkir.
c. Bata beton mutu C digunakan untuk pejalan kaki.
7
d. Bata beton mutu D digunakan untuk taman dan penggunaan lain.
4. Keuntungan Penggunaan Paving Block
Dalam pelaksanaannya, penggunaan paving block mempunyai beberapa
keuntungan, antara lain :
a. Mudah dalam pelaksanaannya, karena tidak perlu memiliki keahlian
khusus dan tidak memerlukan alat berat dalam pemasangannya.
b. Mudah diproduksi secara massal.
c. Pemeliharaannya mudah dan murah, dapat dibongkar pasang apabila
terjadi kerusakan pada salah satu paving block.
d. Tahan terhadap pembebanan vertikal maupun horizontal.
e. Sifat fisiknya yang berpori menyebabkan paving block dapat
meminimalisir aliran permukaan dan memperbanyak infiltrasi dalam
tanah.
f. Saat pengerjaannya tidak menimbulkan kebisingan dan gangguan debu.
B. Semen Portland
Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling
terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat
hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau
lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan
lain. (SNI 15-2049-2004).
8
Jenis dan penggunaan semen portland berdasarkan SNI 15-2049-2004 :
a. Jenis I yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
b. Jenis II yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
c. Jenis III semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan
tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
d. Jenis IV yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalor
hidrasi rendah.
e. Jenis V yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan tinggi terhadap sulfat.
Semen portland terdiri dari berbagai jenis, antara lain :
Tabel 2. Jenis-Jenis Semen
No. SNI Nama
SNI 15-0129-2004 Semen portland putih
SNI 15-0302-2004Semen portland pozolan / Portland Pozzolan
Cement (PPC)
SNI 15-2049-2004Semen portland / Ordinary Portland Cement
(OPC)
SNI 15-3500-2004 Semen portland campur
SNI 15-3758-2004 Semen masonry
SNI 15-7064-2004 Semen portland komposit
Sumber : Wikipedia
9
C. Tanah
1. Pengertian Tanah
Bowles (1991), tanah adalah campuran partikel-partikel yang terdiri dari salah
satu atau seluruh jenis berikut :
Berangkal (boulders), yaitu potongan batuan yang besar, biasanya lebih
besar dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran ukuran 150 mm
sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut sebagai kerakal (cobbles)
atau pebbes.
Kerikil (gravel), yaitu partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150
mm.
Pasir (sand), yaitu batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm.
Berkisar dari kasar (3 mm sampai 5 mm) sampai halus (< 1mm).
Lanau (silt), yaitu partikel batuan yang berukuran dari 0,002 mm sampai
0,074 mm.
Lempung (clay), yaitu partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari
0,002 mm. Partikel-partikel ini merupakan sumber utama dari kohesif
pada tanah yang “kohesif” Koloid (colloids), partikel mineral.
Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang
relatif lepas (loose) yang terletak di atas batuan dasar (bedrock) (Hardiyatmo,
2010).
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran)
mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama
10
lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel
padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong
diantara partikel-partikel padat tersebut (Das, 1988).
2. Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah
yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-
kelompok dan sub kelompok-sub kelompok berdasarkan pemakaiannya.
Secara teknis, tidak mudah melakukan klasifikasi untuk tanah, karena banyak
hal yang mempengaruhi pembentukan tanah. Selain itu, tanah merupakan
benda yang dinamis sehingga selalu mengalami proses perubahan.
Dalam menentukan klasifikasi tanah, dapat dilakukan dengan
mengelompokkannya berdasarkan ciri fisika dan kimia, serta dengan melihat
lapisan-lapisan yang membentuk profil tanah.
Adanya klasifikasi untuk tanah yaitu bertujuan untuk :
a. Mengorganisasi atau menata tanah
b. Mengetahui hubungan individu tanah
c. Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah
d. Mengelompokkan tanah untuk : menaksir sifat, penelitian, dan mengetahui
lahan-lahan yang baik
Sistem kalsifikasi Unified Soil Classification System (USCS) merupakan
sistem klasifikasi yang telah diusulkan oleh A. Cassagrande pada tahun 1942
dan direvisi pada tahun 1952 oleh The Corps of Engineers and The US Bureau
11
of Reclamation. Tanah digolongkan dalam butiran kasar jika lebih dari 50%
tertahan di atas saringan No. 200. Sementara itu tanah digolongkan berbutir
halus jika lebih dari 50% lolos dari saringan No. 200.
Tabel 3. Sistem Klasifikasi Tanah Unifield
Jenis Tanah Prefiks Sub Kelompok Sufiks
Kerikil GGradasi baik w
Gradasi Buruk P
Pasir SBerlanau M
Berlempung C
Lanau M WL<50%
WL>50%
L
HLempung C
Organik O
Gambut Pt
Keterangan :
1. G = Untuk kerikil (gravel) atau tanah berkerikil (gravelly soil)
2. S = Untuk pasir (sand) atau tanah berpasir (sandy soil)
3. M = Untuk lanau (silt)
4. C = Untuk lempung (clay)
5. O = Untuk lanau atau lempung organik (organic silt or clay)
6. Pt = Untuk gambut dan tanah organik tinggi (peat and highly organic soil)
7. W = Untuk gradasi baik (well-graded)
8. P = Untuk gradasi buruk (poorly-graded)
9. L = Untuk plastisitas rendah (low- plasticity)
10. H = Untuk plastisitas tinggi (high- plasticity)
12
3. Tanah Lanau
a. Definisi Tanah Lanau
Lanau adalah tanah atau butiran penyusun tanah/batuan yang berukuran di
antara pasir dan lempung. Beberapa pustaka berbahasa Indonesia menyebut
objek ini sebagai debu. Lanau dapat membentuk endapan yang mengapung
di permukaan air maupun yang tenggelam (Wikipedia Lanau).
b. Kriteria Tanah Lanau
Kriteria tanah lanau menurut menurut Skala Udden-Wentworth adalah
sebagai berikut :
Ukuran partikel lanau berada di antara 3,9 sampai 62,5 μm.
Lebih besar daripada lempung.
Lebih kecil daripada pasir.
ISO 14688 memberi batasan :
Antara 0,002 mm dan 0,063 mm.
Lanau harus lebih kecil dan pasir lebih besar.
D. Agregat Halus (Pasir)
Agregat merupakan material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan
kerak tungku pijar yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat
untuk membentuk suatu beton atau adukan semen hidrolik (SNI 03-2847-2002).
Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral
lainnya baik berupa hasil alam atau hasil buatan. (SNI 1737-1989-F).
13
Persyaratan agregat halus berdasarkan SNI 03-6821-2002 adalah sebagai berikut :
a. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.
b. Butir-butir halus bersifat kekal, yang berarti tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, jika kadar
lumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.
E. Air
Air merupakan komponen penting dalam pelaksanaan pembuatan paving block,
karena air diperlukan untuk bereaksi dengan semen sebagai bahan perekat antara
pasir, kerikil dan bahan lainnya.
F. Penelitian Terdahulu
1. Hasan (2013) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
waktu pemeraman terhadap kuat tekan paving block pasca pembakaran
dengan menggunakan material tanah lempung, semen, dan pasir untuk jalan
lingkungan.
Pengujian kuat tekan paving block pra pembakaran dengan notasi sampel :
A : Paving block dengan campuran 6% semen + 5% pasir + 89% tanah
B : Paving block dengan campuran 8% semen + 5% pasir + 87% tanah
C : Paving block dengan campuran 10% semen + 5% pasir +85% tanah
14
a. Uji Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan paving block bertujuan untuk mendapatkan besarnya
beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh paving block.
Adapun hasil pengujian kuat tekan paving block pra pembakaran
diperlihatkan pada Tabel 4.
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan kuat
tekan pada sampel A, B, dan C dikarenakan ada pengaruh penambahan zat
aditif seperti semen yang berfungsi sebagai pengikat dan pasir sebagai
pengisi rongga udara pada sampel paving block, serta peningkatan kuat
tekan karena adanya pengaruh waktu pemeraman yaitu 7 hari, 14 hari, dan
28 hari. Akan tetapi pada ketiga sampel tersebut tidaklah memenuhi
standar yang ditunjukan SNI pada Tabel 1 tentang klasifikasi kuat tekan
paving block.
Persentase campuran sampel paving block :
A : Paving block dengan campuran 6% semen + 5% pasir + 89% tanah
B : Paving block dengan campuran 8% semen + 5% pasir + 87% tanah
C : Paving block dengan campuran 10% semen + 5% pasir +85% tanah
Hasil pengujian kuat tekan paving block pra pembakaran ditunjukan pada
tabel dibawah ini :
15
Tabel 4. Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Sebelum Dibakar
Pemeraman 7 hari
No. A B C
1 48,42 40,77 61,16
2 40,77 33,13 61,16
3 30,58 48,42 71,36kuat tekan ratarata (kg/cm2)
39,93 40,77 64,56
Pemeraman 14 hari
No. A B C
1 45,87 50,97 61,162 38,23 40,77 63,71
3 43,32 48,42 71,36kuat tekan ratarata (kg/cm2)
42,27 46,72 65,41
Pemeraman 28 hari
No. A B C
1 30,58 58,61 71,36
2 48,42 40,77 81,55
3 56,07 45,87 81,55kuat tekan ratarata (kg/cm2)
45,02 48,42 78,15
Sumber : Hasan (2016)
16
Hasil pengujian kuat tekan paving block pasca pembakaran ditunjukan
pada tabel dibawah ini :
Tabel 5. Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Setelah Dibakar
Pemeraman 7 Hari
No A B C
1 40,77 40,77 107,03
2 40,77 50,97 89,19
3 58,61 56,07 99,39kuat tekan ratarata (kg/cm2)
46,72 49,27 98,54
Pemeraman 14 Hari
No A B C
1 71,36 71,36 107,03
2 58,61 63,71 81,55
3 61,16 58,61 89,19kuat tekan ratarata (kg/cm2)
63,71 64,56 92,59
Pemeraman 28 Hari
No A B C
1 61,16 68,81 81,55
2 63,71 71,36 109,58
3 71,36 61,16 89,19kuat tekan ratarata (kg/cm2)
65,41 67,11 99,39
Sumber : Hasan (2016)
Hasil perbandingan uji kuat tekan sampel paving block sebelum dan
setelah pembakaran pada waktu pemeraman 7 hari adalah sebagai berikut :
17
Tabel 6. Perbandingan Uji Kuat Tekan pada Pemeraman 7 Hari
Persentase Semen Sebelum Dibakar Setelah Dibakar6% 39,93 46,728% 40,77 49,27
10% 64,56 98,54Sumber : Hasan (2016)
Hasil perbandingan uji kuat tekan sampel paving block sebelum dan
setelah pembakaran pada waktu pemeraman 14 hari adalah sebagai
berikut:
Tabel 7. Perbandingan Uji Kuat Tekan pada Pemeraman 14 Hari
Persentase Semen Sebelum Dibakar Setelah Dibakar6% 42,47 63,718% 46,72 64,56
10% 65,41 93,44Sumber : Hasan (2016)
Hasil perbandingan uji kuat tekan sampel paving block sebelum dan
setelah pembakaran pada waktu pemeraman 28 hari adalah sebagai
berikut:
Tabel 8. Perbandingan Uji Kuat Tekan pada Pemeraman 28 Hari
Persentase Semen Sebelum Dibakar Setelah Dibakar6% 45,02 65,418% 48,42 67,11
10% 78,15 99,39Sumber : Hasan (2016)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa kuat tekan setelah dibakar lebih
besar dikarenakan efek dari pembakaran itu sendiri. Pada perbandingan
kuat tekan paving block dengan waktu pemeraman 7 hari, 14 hari, dan 28
hari yang ditunjukan oleh tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa ketiga
18
sampel tersebut tidak memenuhi standar yang ditunjukan SNI pada Tabel
1 tentang klasifikasi kuat tekan paving block untuk jalan lingkungan.
b. Uji Daya Serap Air
Uji daya serap merupakan persentase perbandingan antara selisih massa
basah dengan massa kering. Besarnya daya serap dikerjakan hasilnya
sesuai dengan SNI 03-0691-1996.
Hasil pengujian daya serap air adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Hasil Uji Daya Serap Air
tanah (89%) + pasir (5%) + semen (6%)
Keterangan sampel 1 sampel 2 sampel 3berat basah (mb) gr 2013 1962 2074berat kering (mk) gr 1842 1838 1920daya serap air (%) 9,28 6,75 8,02rata-rata 8,02
tanah (87%) + pasir (5%) + semen (8%)
Keterangan sampel 1 sampel 2 sampel 3berat basah (mb) gr 2137 2052 2080berat kering (mk) gr 1973 1898 1938daya serap air (%) 8,31 8,11 7,33rata-rata 7,92
tanah (85%) + pasir (5%) + semen (10%)
Keterangan sampel 1 sampel 2 sampel 3berat basah (mb) gr 1967 1943 1900berat kering (mk) gr 1841 1798 1757daya serap air (%) 6,84 8,06 8,14rata-rata 7,68
Sumber : Hasan (2016)
19
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai daya serap air ini sesuai dengan
SNI untuk paving block adalah berkisar antara 3% - 10%. Berdasarkan
ketentuan yang tercantum dalam SNI, maka nilai daya serap air sampel
paving block dapat memenuhi standar dan masuk pada mutu C dan D.
2. Hidayati (2016) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui
peningkatan nilai kuat tekan paving block material tanah dan semen
menggunakan alat pemadat dengan variasi campuran yang digunakan sebagai
berikut :
Campuran 1 = 0% semen + 100% tanah
Campuran 2 = 5% semen + 95% tanah
Campuran 3 = 10% semen + 90% tanah
Campuran 4 = 15% semen + 85% tanah
Campuran 5 = 20% semen + 80% tanah
a. Uji Kuat Tekan
Dari hasil pengujian kuat tekan paving block pra dan pasca pembakaran
yang dilakukan, dihasilkan nilai kuat tekan tertinggi pada paving block
campuran 5 pada kondisi pasca bakar dengan hasil pengujian sebagai
berikut :
20
Tabel 10. Nilai Kuat Tekan Pasca Pembakaran C-5
Benda
uji
BeratBenda
Uji
(gram)
Beban
Maksimum
(N)
Berat
Volume3(gr/cm )
Luas
Permukaan2(mm )
Kuat
Tekan
(MPa)
1 1770 290000 1,4750 20000 14,502 1860 320000 1,5500 20000 16,003 1860 300000 1,5500 20000 15,004 1980 285000 1,6500 20000 14,255 2000 310000 1,6667 20000 15,50
Nilai Kuat Tekan Rata-Rata (MPa) 15,05Sumber : Hidayati (2016)
Hasil kuat tekan paving block terbesar adalah 15,05 MPa menunjukkan
bahwa hasil pengujian sudah memenuhi standar SNI–03–0691–1996
untuk klasifikasi paving block mutu C yang digunakan untuk pejalan kaki.
b. Uji Daya Serap
Pengujian daya serap pada penelitian ini dilakukan pada 5 variasi
campuran, namun pada campuran 1 dan campuran 2 benda uji mengalami
kehancuran saat proses perendaman sehingga tidak dapat dilakukan
pengujian daya serap pada kedua campuran tersebut. Hasil pengujian
daya serap adalah sebagai berikut :
Tabel 11. Nilai Daya Serap Air C-3
Benda UjiBerat
Jenuh (kg)Berat Kering
(kg) Berat AirDaya Serap
Air (%)
1 1,69 1,54 0,15 9,742 1,96 1,79 0,17 9,503 1,88 1,71 0,17 9,94
Nilai Daya Serap Rerata 9,73
21
Tabel 12. Nilai Daya Serap Air C-4
Benda UjiBerat
Jenuh (kg)Berat Kering
(kg) Berat AirDaya Serap
Air (%)
1 1,87 1,71 0,16 9,362 1,84 1,69 0,15 8,883 2,06 1,89 0,17 8,99
Nilai Daya Serap Rerata 9,08Sumber : Hidayati (2016)
Tabel 13. Nilai Daya Serap Air C-5
Benda UjiBerat
Jenuh (kg)Berat Kering
(kg) Berat AirDaya Serap
Air (%)
1 1,96 1,81 0,15 8,292 1,95 1,8 0,15 8,333 2 1,84 0,16 8,70
Nilai Daya Serap Rerata 8,44Sumber : Hidayati (2016)
Dari hasil pengujian daya serap pada tabel diatas didapatkan bahwa hasil
daya serap berkisar antara 8,44% - 9,73% hal ini menunjukkan bahwa
hasil pengujian memenuhi standar SNI–03–0691–1996 dengan daya serap
rata-rata sebesar 3% - 10%.
3. Prestika (2016) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perendaman terhadap kuat tekan paving block material tanah dan
semen dengan alat pemadat modifikasi menggunakan kadar campuran 20%
semen + 80% tanah. Perendaman benda uji dilakukan dengan 5 variasi waktu
perendaman yaitu :
Sampel 1 = 7 hari
Sampel 2 = 14 hari
22
Sampel 3 = 21 hari
Sampel 4 = 28 hari
a. Uji Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan dilakukan setelah paving block melalui masa
perendaman yang telah ditentukan setiap sampelnya, dan dijemur terlebih
dahulu selama 1 hari. Hasil pengujian kuat tekan paving block tertinggi
dihasilkan oleh paving block dengan masa perendaman 7 hari dengan
proses pembakaran. Hasil nilai kuat tekannya adalah sebagai berikut :
Tabel 14. Nilai Kuat Tekan Perendaman Paving Block Selama 7 Hari
Benda
uji
Berat
Benda Uji
(gram)
Beban
Maksimum
(N)
BeratVolume(gr/cm3)
LuasPermukaan
(mm2)
Kuat
Tekan
(MPa)
1 2231 240000 1,86 20000 122 2198 240000 1,83 20000 123 2149 225000 1,79 20000 11,254 2118 220000 1,77 20000 115 2098 215000 1,75 20000 10,75
Nilai Kuat Tekan Rata-Rata (MPa) 11,4Sumber : Prestika (2016)
Dari hasil pengujian kuat tekan paving block pra dan pasca pembakaran
didapat nilai kuat tekan tertinggi sebesar 11,4 MPa dimana nilai tersebut
telah memenuhi standar SNI–03–0691–1996 yaitu miniman 8,5 MPa
untuk klasifikasi paving block mutu D yang digunakan untuk taman yaitu
minimal 8,5 MPa.
23
b. Uji Daya Serap
Hasil pengujian daya serap paving block adalah sebagai berikut :
Tabel 15. Hasil Pengujian Daya Serap Air Perendaman 7 hari
benda ujiberat jenuh
(gr)berat
kering (gr)berat air
(gr)daya serap air
(%)1 2298 2040 258 12,652 2218 1992 226 11,353 2223 1939 284 14,654 2172 1941 231 11,905 2142 1906 236 12,38
Rata – rata 12,58Sumber : Prestika (2016)
Tabel 16. Hasil Pengujian Daya Serap Air Perendaman 14 Hari
benda ujiberat jenuh
(gr)berat
kering (gr)berat air
(gr)daya serap air
(%)1 2385 2113 272 12,872 2307 2036 271 13,313 2270 2028 242 11,934 2242 1946 296 15,215 2253 1921 332 17,28
Rata – rata 14,12Sumber : Prestika (2016)
Tabel 17. Hasil Pengujian Daya Serap Air Perendaman 21 Hari
benda uji berat jenuh(gr)
beratkering (gr)
berat air(gr)
daya serap air(%)
1 2220 1945 275 14,142 2213 1943 270 13,903 2180 1932 248 12,844 2173 1893 280 14,795 2160 1862 298 16,00
Rata – rata 14,33Sumber : Prestika (2016)
24
Tabel 18. Hasil Pengujian Daya Serap Air Perendaman 28 Hari
benda uji berat jenuh(gr)
beratkering (gr)
berat air(gr)
daya serap air(%)
1 2224 1958 266 13,592 2208 1952 256 13,113 2200 1925 275 14,294 2192 1898 294 15,495 2188 1872 316 16,88
Rata – rata 14,67Sumber : Prestika (2016)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai daya serap semakin meningkat
seiring semakin lamanya masa perendaman. Hasil pengujian yang
didapatkan berkisr antara 12,58% - 14,67% maka, hasil uji daya serap ini
tidak memenuhi standar SNI–03–0691–1996 yaitu minimal 3% - 10%.
4. Septian (2016) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemeraman terhadap kuat tekan paving block material tanah dan
semen dengan alat pemadat modifikasi menggunakan campuran 20% semen +
80% tanah. Pada penelitian ini dilakukan pemeraman dengan variasi waktu
pemeraman sebagai berikut :
Campuran A = 7 hari
Campuran B = 14 hari
Campuran C = 21 hari
Campuran D = 28 hari
25
a. Uji Kuat Tekan
Hasil pengujian kuat tekan tertinggi didapatkan dari paving block pasca
pembakaran dengan waktu pemeraman 14 hari dengan nilai kuat tekan
sebagai berikut :
Tabel 19. Nilai Kuat Tekan Rata-rata Pasca Pembakaran C-5.B
Benda
Uji
Berat Rata-rata
Benda Uji
(gram)
BebanMaksimumRata-rata
(kN)
Luas
Permukaan(cm2)
Kuat Tekan
Rata-rata(kg/cm2)
1 1794 280 200 142,712 1961 300 200 152,903 1830 300 200 152,904 1801 290 200 147,815 1998 295 200 150,36
Nilai Kuat Tekan Rerata 149,34Sumber : Septian (2016)
Dari tabel diatas didapatkan bahwa nilai kuat tekan tertinggi sebesar 14,9
MPa telah memenuhi standar SNI–03–0691–1996 untuk paving block
mutu C yang dapat digunakan untuk pejalan kaki.
b. Uji Daya Serap
Hasil uji daya serap paving block dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 20. Nilai Daya Serap Air C-5.A
Benda UjiBeratJenuh
(gram)
BeratKering
(gram)
Berat Air
(gram)
Daya Serap
Air (%)
1 2120 1950 170 8,712 2100 1940 160 8,243 2040 1870 170 9.09
Nilai Daya Serap Rerata 8,68
26
Tabel 21. Nilai Daya Serap Air C-5.B
Benda UjiBeratJenuh
(gram)
BeratKering
(gram)
Berat Air
(gram)
Daya Serap
Air (%)
1 1940 1790 150 8,372 1950 1800 150 8,333 2000 1860 140 7,52
Nilai Daya Serap Rerata 8,07Sumber : Septian (2016)
Tabel 22. Nilai Daya Serap Air C-5.C
Benda UjiBeratJenuh
(gram)
BeratKering
(gram)
Berat Air
(gram)
Daya Serap
Air (%)
1 2160 1980 180 9,092 2110 1940 170 8,763 2210 2020 190 9,4
Nilai Daya Serap Rerata 9,08Sumber : Septian (2016)
Tabel 23. Nilai Daya Serap Air C-5.D
Benda UjiBeratJenuh
(gram)
BeratKering
(gram)
Berat Air
(gram)
Daya Serap
Air (%)
1 2250 2050 200 9,752 2240 2060 180 8,733 2280 2080 200 9,62
Nilai Daya Serap Rerata 9,36
Nilai daya serap yang dihasilkan berkisar antara 8,07% - 9,36% hal ini
menunjukkan bahwa nilai daya serap memenuhi standar yang ditetapkan
SNI–03–0691–1996 yaitu antara 3% - 10%.
27
5. Larasati (2016) dalam penelitiannya yang bertujuan mengetahui nilai kuat
tekan paving block campuran tanah dan kapur menggunakan alat pemadat
modifikasi dengan variasi kadar campuran sebagai berikut :
Sampel 1 = campuran 0% kapur + 100% tanah
Sampel 2 = campuran 5% kapur + 95% tanah
Sampel 3 = campuran 10% kapur + 90% tanah
Sampel 4 = campuran 15% kapur + 85% tanah
Sampel 5 = campuran 20% kapur + 80% tanah
a. Uji Kuat Tekan
Hasil pengujian kuat tekan yang dihasilkan menunjukkan bahwa nilai kuat
tekan terbesar didapat pada paving block sampel 4 dengan proses
pembakaran.
Tabel 24. Hasil Uji Kuat Tekan dengan Pembakaran Sampel 4
No Berat(kg)
Luas Permukaan(cm2)
Beban Maksimum(kN)
Kuat Tekan(kg/cm2)
1 1,84 200 190 96,842 1,75 200 185 94,293 1,77 200 185 94,294 1,76 200 160 81,555 1,83 200 195 99,39
Nilai Kuat Tekan Rerata 93,27Sumber : Larasati (2016)
Tabel diatas menunjukkan nilai kuat tekan terbesar adalah 9,32 MPa.
Nilai ini sudah memenuhi standar SNI–03–0691–1996 untuk paving block
28
mutu D yang digunakan untuk taman yaitu dengan nilai kuat tekan
minimal 8,5 MPa.
b. Uji Daya Serap
Pengujian daya serap pada sampel 1 tidak dapat dilakukan karena pada
proses perendaman sampel mengalami kehancuran sehingga tidak
didapatkan nilai daya serapnya. Hasil pengujian daya serap dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 25. Hasil Uji Daya Serap Air Sampel 2
Benda Uji 1 2 3Beerat Jenuh (kg) 2,19 2,20 2,22Berat Kering (kg) 1,77 1,83 1,89Nilai Daya Serap (%) 23,73 20,11 17,19Rerata (%) 20,34
Sumber : Larasati (2016)
Tabel 26. Hasil Uji Daya Serap Air Sampel 3
Benda Uji 1 2 3Beerat Jenuh (kg) 2,27 2,24 2,11Berat Kering (kg) 1,90 1,84 1,89Nilai Daya Serap (%) 19,47 21,85 11,59Rerata (%) 17,64
Sumber : Larasati (2016)
Tabel 27. Hasil Uji Daya Serap Air Sampel 4
Benda Uji 1 2 3Beerat Jenuh (kg) 1,97 2,04 2,19Berat Kering (kg) 1,72 1,87 1,87Nilai Daya Serap (%) 14,42 9,15 17,11Rerata (%) 13,56
Sumber : Larasati (2016)
29
Tabel 28. Hasil Uji Daya Serap Air Sampel 5
Benda Uji 1 2 3Beerat Jenuh (kg) 2,09 2,17 2,05Berat Kering (kg) 1,91 1,87 1,85Nilai Daya Serap (%) 9,63 16,10 10,80Rerata (%) 12,18
Sumber : Larasati (2016)
Dari tabel diketahui bahwa nilai daya serap yang didpat berkisar antara
12,18% - 20,34% hal ini tidak memenuhi standar SNI–03–0691–1996
dimana seharusnya nilai daya serap hanya berkisar antara 3% - 10%.
6. Helmahera (2016) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemeraman terhadap kuat tekan paving block material tanah dan
kapur menggunakan alat pemadat modifikasi dengan kadar campuran 15%
kapur + 85% tanah. Variasi waktu pemeraman dilakukan selama 7 hari, 14
hari, 21 hari, dan 28 hari.
a. Uji Kuat Tekan
Hasil uji kuat tekan terbesar diperoleh pada paving block dengan masa
pemeraman selama 28 hari. Hasil kuat tekan dapat dilihat pada tabel :
30
Tabel 29. Nilai Kuat Kuat Tekan Pasca Pembakaran pada Usia Pemeraman 28 hari
Nomor
Sempel
Berat
Sempel
(gram)
LuasPermukaan
(mm2)
BeratVolume(gr/cm3)
Berat
Maksimum
(N)
Kuat
Tekan
(MPa)1 1608 20000 1,34 220000 11,002 1655 20000 1,38 160000 8,003 1696 20000 1,41 230000 11,504 1607 20000 1,34 210000 10,505 1671 20000 1,39 230000 11,50
Rata-rata 10,50Sumber : Helmahera (2016)
Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama proses pemeraman, paving
block menjadi semakin kuat. Dari nilai kuat tekan tertinggi yang
diperoleh yaitu sebesar 10,50 MPa berarti telah memenuhi standar SNI–
03–0691–1996 yaitu minimal 8,5 MPa.
b. Uji Daya Serap
Hasil uji daya serap dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 30. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 7 hari
Sampel Berat Jenuh
(gram)
Berat kering
(gram)
Daya Serap
Air (%)
1 2187 1922 13,79%2 2144 1896 13,08%3 2065 1784 15,75%
rata-rata 14,21%
Sumber : Helmahera (2016)
31
Tabel 31. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 14 hari
SampelBerat Jenuh
(gram)
Berat kering
(gram)
Daya Serap
Air (%)1 2070 1751 18,22%2 2166 1902 13,88%3 2148 2005 7,13%
rata-rata 13,08%Sumber : Helmahera (2016)
Tabel 32. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 21 hari
Sampel Berat Jenuh
(gram)
Berat kering
(gram)
Daya Serap
Air (%)
1 1989 1764 12,76%2 2031 1815 11,90%3 1843 1670 10,36%
rata-rata 11,67%Sumber : Helmahera (2016)
Tabel 33. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 28 hari
Sampel Berat Jenuh
(gram)
Berat kering
(gram)
Daya Serap
Air (%)
1 2187 1918 14,03%2 1811 1721 5,23%3 2081 1821 14,28%
rata-rata 11,18%Sumber : Helmahera (2016)
Hasil pengujian daya serap paving block menunjukkan bahwa nilai daya
serap berkisar antara 11,18% - 14,21% tidak memenuhi standar SNI–03–
0691–1996 yaitu antara 3% - 10%.
7. Andandaningrum (2016) dalam penelitiannya bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perendaman terhadap kuat tekan paving block material tanah dan
32
kapur dengan menggunakan alat pemadat modifikasi dengan kadar campuran
15% kapur + 85% tanah. Proses perendaman dilakukan selama 7 hari, 14
hari, 21 hari, dan 28 hari.
a. Uji Kuat Tekan
Hasil uji kuat tekan paving block terbesar adalah pada variasi perendaman
selama 28 hari dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 34. Nilai Kuat Kuat Tekan Sesudah Pembakaran pada Usia Perendaman 28 hari
Nomor
Sempel
BeratSempel(gram)
LuasPermukaan
(mm2)
BeratVolume(gr/cm3)
BeratMaksimum
(N)
KuatTekan(MPa)
1 2404 20000 2,00 160000 8,002 2502 20000 2,09 165000 8,253 2396 20000 2,00 120000 6,004 2338 20000 1,95 150000 7,505 2349 20000 1,96 175000 8,75
Rata-rata 7,70
Sumber : Andandaningrum (2016)
Hasil kuat tekan terbesar adalah 7,70 MPa menunjukkan bahwa paving
block yang dihasilkan belum memenuhi klasifikasi standar paving block
pada SNI–03–0691–1996. Hal ini dikarenakan proses perendaman yang
menyebabkan paving block menjadi lembek dan kuat tekannya kecil.
b. Uji Daya Serap
Hasil pengujian daya serap air dapat dilihat pada tabel berikut :
33
Tabel 35. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Perendaman 7 hari
SampelBerat Jenuh
(gram)
Berat kering
(gram)
Daya Serap
Air (%)
1 2279 2089 9,10%
2 2250 2067 8,85%
3 2290 2260 1,33%
rata-rata 6,43%
Sumber : Andandaningrum (2016)
Tabel 36. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Perendaman 14 hari
SampelBerat Jenuh
(gram)
Berat kering
(gram)
Daya Serap
Air (%)
1 2385 2225 7,19%
2 2404 2306 4,25%
3 2507 2364 6,05%
rata-rata 5,83%
Sumber : Andandaningrum (2016)
Tabel 37. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Perendaman 21 hari
SampelBerat Jenuh
(gram)
Berat kering
(gram)
Daya Serap
Air (%)
1 2122 1968 7,83%
2 2262 2241 0,94%
3 2035 1947 4,52%
rata-rata 4,43%
Sumber : Andandaningrum (2016)
34
Tabel 38. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Perendaman 28 hari
SampelBerat Jenuh
(gram)
Berat kering
(gram)
Daya Serap
Air (%)
1 2439 2333 4,54%
2 2526 2398 5,34%
3 2449 2387 2,60%
rata-rata 4,16%
Sumber : Andandaningrum (2016)
Nilai daya serap paving block yang dihasilkan berkisar antara 4,16% -
6,43% hal ini telah sesuai dengan standar SNI–03–0691–1996 yang
menunjukkan bahwa nilai daya serap air minimal berkisar antara 3% -
10%.
8. Sherliana (2016) dalam penelitiannya bertujuan untuk mengetahui hasil kat
tekan paving block menggunakan bahan campuran tanah, abu sekam, dan
semen dengan variasi campuran sebagai berikut :
Campuran 1 = 100% tanah.
Campuran 2 = 3% Abu Sekam Padi dan 4% Semen.
Campuran 3 = 5% Abu Sekam Padi dan 4% Semen.
Campuran 4 = 7% Abu Sekam Padi dan 4% Semen.
Campuran 5 = 9% Abu Sekam Padi dan 4% Semen.
a. Uji Kuat Tekan
Hasil uji kuat tekan paving block terbesar diperoleh pada variasi campuran
3 pasca pembakaran. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
35
Tabel 39. Nilai Kuat Tekan Campuran III Pasca Pembakaran
Sampel Berat
(gram)
Kuat
Tekan
(kN)
Luas
permukaan
(cm2)
Kuat Tekan
(kg/cm2)
1 1550 65 200 33,13
2 1498 60 200 30,58
3 1609 65 200 33,13
4 1738 65 200 33,13
5 1850 80 200 40,77
Nilai Kuat Tekan Rata-Rata 34,15
Sumber : Sherliana (2016)
Nilai kuat tekan terbesar yang dihasilkan adalah 3,41 MPa, nilai ini masih
sangat jauh dari standar yang ditentukan oleh SNI–03–0691–1996 yatu
minimal paving block memiliki nilai kuat tekan sebesar 8,5 MPa.
b. Uji Daya Serap
Pengujian daya serap pada campuran 1 tidak dapat dilakukan karena
benda uji mengalami kehancuran saat perendaman. Dari hasil pengujian
daya serap 4 campuran paving block diperoleh hasil sebagai berikut :
36
Tabel 40. Nilai Daya Serap Campuran II
Sampel Berat SebelumPembakaran
(gram)
Berat SetelahPembakaran
(gram)
Daya Serap(%)
1 1672 1807 8,07
2 1588 1847 16,31
3 1712 1960 14,49
Nilai rata-rata 12,96
Sumber : Sherliana (2016)
Tabel 41. Nilai Daya Serap Campuran III
Sampel Berat SebelumPembakaran
(gram)
Berat SetelahPembakaran
(gram)
Daya Serap(%)
1 1302 1577 21,12
2 1538 1969 28,02
3 1535 1939 26,32
Nilai rata-rata 25,15
Sumber : Sherliana (2016)
37
Tabel 42. Nilai Daya Serap Campuran IV
Sampel Berat SebelumPembakaran
(gram)
Berat SetelahPembakaran
(gram)
Daya Serap(%)
1 1789 2016 12,69
2 1596 1900 19,05
3 1507 1841 22,16
Nilai rata-rata 17,97
Sumber : Sherliana (2016)
Tabel 43. Nilai Daya Serap Campuran V
Sampel Berat SebelumPembakaran
(gram)
Berat SetelahPembakaran
(gram)
Daya Serap(%)
1 1715 1955 13,99
2 1717 1957 13,98
3 1821 2098 15,21
Nilai rata-rata 14,39
Sumber : Sherliana (2016)
Hasil pengujian daya serap pada tabel diatas menujukkan hasil daya serap
paving block cukup tinggi yaitu berkisar antara 12,96% - 25,15% hal ini
tidak memenuhi standar SNI–03–0691–1996 yaitu nilai daya serap
berkisar antara 3% - 10%.
9. Rasitasari (2016) dalam penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemerman terhadap kuat tekan paving block campuran tanah, semen, dan abu
sekam dengan kadar campuran 80% tanah+ 15% semen+ 5% abu sekam padi.
38
Variasi waktu pemeraman yang digunakan adalah 0 hari, 7 hari, 14 hari, 21
hari, dan 28 hari.
a. Uji Kuat Tekan
Nilai kuat tekan paving block terbesar diperoleh dari paving block pada
usia pemeraman 7 hari pasca pembakaran. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 44. Nilai Kuat Tekan Paving Block Pasca Pembakaran Usia Pemeraman 7 hari
Bendauji
BeratBenda
Uji(gram)
BebanMaks (N)
BeratVolume(gr/cm3)
LuasPermukaan
(mm2)
KuatTekan(MPa)
1 1684 240000 1,40 20000 12,00
2 1586 240000 1,32 20000 12,00
3 1615 205000 1,35 20000 10,25
4 1868 220000 1,56 20000 11,00
5 1788 190000 1,49 20000 9,50
Nilai Kuat Tekan Rata-Rata (MPa) 10,95
Sumber : Rasitasari (2016)
Nilai kuat tekan terbesar yang diperoleh adalah 10,95 MPa, nilai ini sudah
memenuhi standar SNI–03–0691–1996 yaitu minimal 8,5 MPa.
b. Uji Daya Serap
Adapun hasil pengujian daya serap air paving block adalah sebagai
berikut:
39
Tabel 45. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 0 hari
Sampel Berat Jenuh (gram)Berat kering
(gram)
Daya Serap Air
(%)
1 1928 1897 1,63%
2 2016 1862 8,27%
3 2024 1621 24,86%
rata-rata 11,59%
Sumber : Rasitasari (2016)
Tabel 46. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 7 hari
Sampel Berat Jenuh (gram)Berat kering
(gram)
Daya Serap Air
(%)
1 1833 1758 4,27%
2 2006 1920 4,48%
3 2073 1623 27,73%
rata-rata 12,16%
Sumber : Rasitasari (2016)
Tabel 47. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 14 hari
Sampel Berat Jenuh (gram)Berat kering
(gram)
Daya Serap Air
(%)
1 1975 1798 9,84%
2 1843 1622 13,63%
3 1919 1544 24,29%
rata-rata 15,92%
Sumber : Rasitasari (2016)
40
Tabel 48. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 21 hari
Sampel Berat Jenuh (gram)Berat kering
(gram)
Daya Serap Air
(%)
1 2119 1801 17,66%
2 2037 1704 19,54%
3 2075 1679 23,59%
rata-rata 20,26%
Sumber : Rasitasari (2016)
Tabel 49. Hasil Uji Daya Serap Air pada Usia Pemeraman 28 hari
Sampel Berat Jenuh (gram)Berat kering
(gram)
Daya Serap Air
(%)
1 1921 1532 25,39%
2 1834 1476 24,25%
3 1879 1687 11,38%
rata-rata 20,34%
Sumber : Rasitasari (2016)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai daya serap paving block yang
dihasilkan berkisar antara 11,59% - 20,34%. Nilai daya serap yang
dihasilkan sangat tinggi sehinggan tidak memenuhi standar SNI–03–
0691–1996 yaitu sebesar 3% - 10%.
10. Saputra (2016) dalam penelitiannya yang bertujuan mengetahui pengaruh
perendaman terhadap kuat tekan paving block campuran tanah, semen, dan
abu sekam dengan kadar campuran sebesar 15% semen + 5% abu sekam +
80% tanah. Variasi lama perendaman yang dilakukan yaitu 0 hari, 7 hari, 14
hari, 21 hari, dan 28 hari.
41
a. Uji Kuat Tekan
Nilai pengujian kuat tekan terbesar diperoleh pada usia perendaman
paving block 0 hari pasca pembakaran. Hasil pengujiannya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 50. Hasil Kuat Tekan Paving Block Pasca-Pembakaran
Perendaman
(Hari)Sampel
A(mm2)
W
(kg)P (N)
T
(MPa)
Rata-Rata
(MPa)
0
a 20000 2,420 235000 11,75
11,7b 20000 2,356 255000 12,75c 20000 2,419 240000 12d 20000 2,422 230000 11,5
e 20000 2,480 210000 10,5
7
a 20000 2,613 140000 7
7,1b 20000 2,546 140000 7c 20000 2,541 150000 7,5
d 20000 2,577 130000 6,5
e 20000 2,570 150000 7,5
14
a 20000 2,465 140000 7
7,6b 20000 2,530 145000 7,25c 20000 2,506 160000 8d 20000 2,450 150000 7,5
e 20000 2,484 165000 8,25
21
a 20000 2,515 130000 6,5
6,6b 20000 2,307 140000 7
c 20000 2,256 140000 7
d 20000 2,333 120000 6
e 20000 2,300 130000 6,5
28
a 20000 2,459 115000 5,75
6,35b 20000 2,242 140000 7c 20000 2,283 130000 6,5
d 20000 2,368 130000 6,5
e 20000 2,263 120000 6
42
Nilai kuat tekan terbesar yang diperoleh adalah sebesar 11,7 MPa pada
usia perendaman 0 hari. Nilai ini sudah memenuhi standar SNI–03–0691–
1996 yaitu minimal 8,5 MPa.
b. Uji Daya Serap
Berikut merupakan hasil pengujian daya serap yang didapatkan :
Tabel 51. Hasil uji daya serap air untuk variasi perendaman
Perendaman
(Hari)Sampel W1
(kg)
W2
(kg)
DayaSerap
Air
(%)
Rata-
Rata (%)
0A 2,521 2,204 14,4
15,0B 2,586 2,269 14,0
C 2,592 2,221 16,7
7A 2,158 1,852 16,5
16,1B 2,123 1,815 17,0
C 2,178 1,898 14,8
14A 2,464 2,019 22,0
20,0B 2,486 2,094 18,7
C 2,343 1,964 19,3
21A 2,226 1,816 22,6
20,9B 2,270 1,897 19,7
C 2,234 1,855 20,4
28A 2,244 1,857 20,8
22,8B 2,290 1,852 23,7
C 2,341 1,888 24,0Sumber : Saputra (2016)
Dari tabel diatas diperoleh nilai daya serap berkisar antara 15% - 22,8%
maka, nilai daya serap paving block yang dihasilkan belum memenuhi
standar yang ditentukan oleh SNI–03–0691–1996 yaitu antara 3% - 10%.
III. METODE PENELITIAN
A. Bahan Penelitian
Pada penelitian ini, bahan yang digunakan antara lain :
1. Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Kota Baru,
Lampung Selatan.
2. Semen Portland yaitu semen Baturaja dalam kemasan 50 kg/zak.
3. Pasir yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir beton yang umum
digunakan dalam pembuatan paving block.
B. Metode Pengambilan Sampel
1. Tanah
Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan mengambil langsung sampel
tanah di Kota Baru, Lampung Selatan Koordinat 105o18’53.46”m E,
5o21’27.51”m S. Sampel diambil dengan menggunakan cangkul dan
selanjutnya dibawa menggunakan pick up ke laboratorium Mekanika Tanah
Universitas Lampung. Sampel ini selanjutnya digunakan sebagai sampel
pengujian awal.
44
Gambar 1. Pengambilan sampel tanah
2. Pasir
Pasir yang digunakan adalah pasir beton yang umum digunakan sebagai
campuran paving block. Pasir dibeli di daerah Bataranila dan pasir
didatangkan langsung dari Gunung Sugih.
C. Metode Pencampuran Sampel Tanah dengan Semen dan Pasir
Metode pencampuran untuk masing-masing campuran adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengayakan terhadap pasir, diambil yang lolos pada saringan No.
10.
2. Melakukan pengayakan terhadap tanah, diambil yang lolos pada saringan No.
4.
3. Pencampuran sampel dengan cara mengaduk tanah, semen, dan pasir dengan
dilakukan penambahan air sesuai dengan hasil perhitungan nilai kadar air
45
optimum pada masing-masing campuran. Sampel tanah memiliki kumulatif
berat 100%, dengan variasi campuran terdiri dari :
a. Campuran 1 : 3% semen + 2% pasir + 95% tanah
b. Campuran 2 : 6% semen + 4% pasir + 90% tanah
c. Campuran 3 : 9% semen + 6% pasir + 85% tanah
d. Campuran 4 : 12% semen + 8% pasir + 80% tanah
e. Campuran 5 : 15% semen + 10% pasir + 75% tanah
D. Pelaksanaan Pengujian
Pelaksanaan pengujian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas
Teknik, Universitas Lampung. Pengujian yang dilakukan adalah :
1. Pengujian Sifat Fisik Tanah
Pengujian sifat fisik tanah bertujuan untuk mengetahui apakah nantinya hasil
dari paving block ini layak digunakan atau tidak. Pengujian ini perlu
dilakukan karena pada penelitian ini tanah berperan sebagai salah satu bahan
struktural dari paving block. Pengujian sifat fisik dan mekanis tanah yang
dilakukan mengacu pada standar ASTM D-4318, yaitu terdiri dari :
a. Pengujian Kadar Air
Pengujan kadar air bertujuan untuk mengetahui kadar air tanah yaitu
perbandingan berat air dengan berat tanah dalam keadaan kering yang
dinyatakan dalam persen (%). Pengujian ini dilakukan dengan standar
ASTM D-2216.
46
Adapun langkah-langkah pengujian kadar air adalah sebagai berikut :
a. Menimbang cawan yang akan digunakan dan memasukkan benda
uji kedalam cawan dan menimbangnya.
b. Memasukkan cawan yang berisi sampel ke dalam oven dengan
suhu 110oC selama 24 jam.
c. Menimbang cawan berisi tanah yang sudah di oven dan
menghitung prosentase kadar air.
Perhitungan :
1. Berat air (Ww) = Wcs – Wds
2. Berat tanah kering (Ws) = Wds – Wc
3. Kadar air (ω) = Ww x 100%
Ws
Dimana :
Wc = Berat cawan yang akan digunakan
Wcs = Berat benda uji + cawan
Wds = Berat cawan yang berisi tanah yang sudah di oven
b. Pengujian Berat Jenis
Pengujian ini merupakan pengujian untuk mendapatkan berat jenis
tanah dengan menggunakan botol picnometer. Tanah yang akan diuji
merupakan tanah yang lolos saringan No. 40. Pengujian ini dilakukan
dengan standar ASTM D-854.
47
Adapun langkah-langkah pengujian berat jenis adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan benda uji secukupnya dan mengoven pada suhu
60°C sampai dapat digemburkan atau dengan pengeringan
matahari.
b. Mendinginkan tanah dengan Desikator lalu menyaring dengan
saringan No. 40 dan apabila tanah menggumpal ditumbuk lebih
dahulu.
c. Mencuci labu ukur dengan air suling dan mengeringkannya.
d. Menimbang labu tersebut dalam keadaan kosong.
e. Mengambil sampel tanah antara 25 – 30 gram.
f. Memasukkan sampel tanah kedalam labu ukur dan menambahkan
air suling sampai menyentuh garis batas labu ukur.
g. Mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terperangkap di
dalam butiran tanah dengan menggunakan pompa vakum.
h. Mengeringkan bagian luar labu ukur, menimbang dan mencatat
hasilnya dalam temperatur tertentu.
Perhitungan :
Dimana :
Gs = Berat jenis
W1 = Berat picnometer (gram)
48
W2 = Berat picnometer dan tanah kering (gram)
W3 = Berat picnometer, tanah dan air (gram)
c. Pengujian Batas Atterberg
1. Batas Cair (liquid limit)
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu jenis
tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair.
Pengujian ini dilakukan dengan standar ASTM D-4318.
Adapun langkah-langkah pengujian batas cair adalah sebagai
berikut :
a. Mengayak sampel tanah yang sudah dihancurkan dengan
menggunakan saringan No. 40.
b. Mengatur tinggi jatuh mangkuk Casagrande setinggi 10 mm.
c. Mengambil sampel tanah yang lolos saringan No. 40, sebanyak
150 gram, kemudian diberi air sedikit demi sedikit dan aduk
hingga merata, kemudian dimasukkan kedalam mangkuk
casagrande dan meratakan permukaan adonan sehingga sejajar
dengan alas.
d. Membuat alur tepat ditengah-tengah dengan membagi benda
uji dalam mangkuk casagrande tersebut dengan menggunakan
grooving tool.
e. Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi tanah bertemu
sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan dengan
jumlah ketukan harus berada diantara 10 – 40 kali.
49
f. Mengambil sebagian benda uji di bagian tengah mangkuk
untuk pemeriksaan kadar air dan melakukan langkah kerja yang
sama untuk benda uji dengan keadaan adonan benda uji yang
berbeda sehingga diperoleh 4 macam benda uji dengan jumlah
ketukan yang berbeda yaitu 2 buah dibawah 25 ketukan dan 2
buah di atas 25 ketukan.
Perhitungan :
1. Menghitung kadar air masing-masing sampel tanah sesuai
jumlah pukulan.
2. Membuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada
grafik semi logaritma, yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan
dan sumbu y sebagai kadar air.
3. Menarik garis lurus dari keempat titik yang tergambar.
4. Menentukan nilai batas cair pada jumlah pukulan ke 25.
2. Batas Plastis (plastic limit)
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu jenis
tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi
padat. Nilai batas plastis merupakan nilai dari kadar air rata-rata
sampel. Pengujian ini dilakukan dengan standar ASTM D-4318.
Adapun langkah-langkah pengujian batas plastis adalah sebagai
berikut :
1. Mengayak sampel tanah yang telah dihancurkan dengan
saringan No. 40.
50
2. Mengambil sampel tanah kira-kira sebesar ibu jari kemudian
digulung-gulung di atas plat kaca hingga mencapai diameter 3
mm sampai retak-retak atau putus-putus.
3. Memasukkan benda uji ke dalam kontainer kemudian
ditimbang.
4. Menentukan kadar air benda uji.
Perhitungan :
a. Nilai batas plastis (PL) adalah kadar air benda uji diameter
silinder ± 3 mm.
b. Indeks Plastisitas (PI) adalah harga rata-rata dari ketiga sampel
tanah yang diuji, dengan rumus :
PI = LL – PL
d. Pengujian Analisa Saringan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui persentasi butiran tanah
dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang
tertahan di atas saringan No. 200 (Ø 0,075 mm). Pengujian ini
dilakukan dengan standar ASTM D 422-63.
Adapun langkah-langkah pengujan analisa saringan adalah sebgai
berikut :
1. Mengambil sampel tanah sebanyak 500 gram, memeriksa kadar
airnya.
2. Meletakkan susunan saringan diatas mesin penggetar dan
memasukkan sampel tanah pada susunan yang paling atas
51
kemudian menutup rapat.
3. Mengencangkan penjepit mesin dan menghidupkan mesin
penggetar selama kira-kira 15 menit.
4. Menimbang masing-masing saringan beserta sampel tanah yang
tertahan di atasnya.
Perhitungan :
a. Berat masing-masing saringan (Wci)
b. Berat masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan
di atas saringan (Wbi)
c. Berat tanah yang tertahan (Wai) = Wbi – Wci
d. Jumlah seluruh berat tanah yang tertahan di atas saringan (∑Wai≈ Wtot)
e. Persentase berat tanah yang tertahan di atas masing-masing
saringan (Pi)
f. Persentase berat tanah yang lolos masing-masing saringan (q) :
qi – 100% – pi%
q(1 + 1) = qi – p(I + 1)
Dimana :
I = l (saringan yang dipakai dari saringan dengan diameter maksimum
sampai saringan No. 200
52
e. Pengujian Pemadatan Tanah
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kepadatan maksimum tanah
dengan cara tumbukan yaitu dengan mengetahui hubungan antara
kadar air dengan kepadatan tanah. Pengujian ini dilakukan dengan
standar ASTM D-698 untuk Standart Proctor dan ASTM D-1557
untuk Modified Proctor.
Adapun langkah-langkah pengujian pemadatan tanah adalah sebagai
berikut :
1. Pencampuran :
a. Mengambil tanah sebanyak 25 kg dengan menggunakan
karung goni lalu dijemur.
b. Setelah kering tanah yang masih menggumpal dihancurkan
dengan tangan.
c. Butiran tanah yang telah terpisah diayak dengan saringan No.
4.
d. Butiran tanah yang lolos saringan No. 4 dipindahkan atas 10
bagian, masing-masing 2,5 kg, masukkan masing-masing
bagian kedalam plastik dan ikat rapat-rapat.
e. Mengambil sebagian butiran tanah yang mewakili sampel
tanah untuk menentukan kadar air awal.
f. Mengambil tanah seberat 2,5 kg, menambahkan air sedikit
demi sedikit sambil diaduk dengan tanah sampai merata. Bila
tanah yang diaduk telah merata, dikepalkan dengan tangan.
53
Bila tangan dibuka, tanah tidak hancur dan tidak lengket
ditangan.
g. Setelah dapat campuran tanah, mencatat berapa cc air yang
ditambahkan untuk setiap 2,5 kg tanah.
h. Penambahan air untuk setiap sampel tanah dalam plastik dapat
dihitung dengan rumus :
Dimana:
W = Berat tanah
Wb = Kadar air yang dibutuhkan
Penambahan air : Ww = Wwb – Wwa
i. Sesuai perhitungan, lalu melakukan penambahan air setiap 2,5
kg sampel diatas pan dan mengaduknya sampai rata dengan
sendok pengaduk.
2. Pemadatan:
1. Menimbang mold standar beserta alas.
2. Memasang collar pada mold, lalu meletakkannya di atas papan.
3. Mengambil salah satu sampel yang telah ditambahkan air
sesuai dengan penambahannya.
4. Dengan standart proctor, tanah dibagi kedalam 3 lapisan.
Lapisan pertama dimasukkan kedalam mold, ditumbuk 25 kali
dengan alat pemukul seberat 2,5 kg serta tinggi jatuh alat
54
pemukul sebesar 30,5 cm sampai merata. Dengan cara yang
sama dilakukan pula untuk lapisan kedua dan ketiga, sehingga
lapisan ketiga mengisi sebagian collar (berada sedikit diatas
bagian mold).
5. Sedangkan untuk modified proctor, tanah dibagi kedalam 5
lapisan. Lapisan pertama dimasukkan kedalam mold, ditumbuk
25 kali dengan alat pemukul seberat 4,5 kg serta tinggi jatuh
alat pemukul sebesar 45,7 cm sampai merata. Dengan cara
yang sama dilakukan pula untuk lapisan kedua, ketiga,
keempat dan kelima, sehingga lapisan kelima mengisi sebagian
collar (berada sedikit diatas bagian mold).
6. Melepaskan collar dan meratakan permukaan tanah pada mold
dengan menggunakan pisau pemotong.
7. Menimbang mold berikut alas dan tanah didalamnya.
8. Mengeluarkan tanah dari mold dengan extruder, ambil bagian
tanah (alas dan bawah) dengan menggunakan 2 kontainer
untuk pemeriksaan kadar air (w).
9. Mengulangi langkah kerja 2 sampai 9 untuk sampel tanah
lainnya.
Perhitungan :
a. Kadar Air
1. Berat cawan + berat tanah basah = W1 (gr)
2. Berat cawan + berat tanah kering = W2 (gr)
55
3. Berat air = W1 – W2 (gr)
4. Berat cawan = Wc (gr)
5. Berat tanah kering = W2 – Wc (gr)
6. Kadar air (w) = W1 – W2 (%)W2 – Wc
b. Berat isi:
1. Berat mold = Wm (gr)
2. Berat mold + sampel = Wms (gr)
3. Berat tanah (W) = Wms – Wm (gr)
4. Volume mold = V (cm3)
5. Berat volume = W/V (gr/cm3)
6. Kadar air (w)
7. Berat volume kering (γd)
x 100% (gr/cm3)
8. Berat volume zero air void ( γz )
(gr/cm3)
f. Pengujian Hidrometri
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan distribusi ukuran butiran
tanah untuk tanah yang tidak mengandung butir tertahan saringan
No.10. Pemeriksaan dilakukan dengan analisa sedimen dengan
hidrometer, sedangkan ukuran butir-butir yang tertahan saringan
56
No.200 dilakukan dengan menggunakan saringan.
Adapun langkah-langkah pengujian hidrometri adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan sampel tanah yang akan diperiksa. Menimbang
dan mencatat massanya (= Bo gram), sekurang-kurangnya sekitar
50 – 60 gram.
b. Menaruh contoh tanah dalam tabung gelas (beaker kapasitas 250
cc). Menuangkan sebanyak ± 125 cc larutan air + reagent yang
telah disiapkan. Mencampur dan mengaduk sampai seluruh tanah
tercampur dengan air. Melakukan pemeraman tanah yang telah
tercampur selama sekurang-kurangnya 24 jam.
c. Menuangkan campuran tersebut dalam alat pencampur (mixer).
Jangan ada butir tanah yang tertinggal atau hilang dengan
membilas air (air destilasi) dan menuangkan air bilasan ke alat.
Bila perlu tambahkan air, sehingga volumenya sekitar lebih dari
separuh penuh. Memutar alat pengaduk selama lebih dari 15
menit.
d. Segera memindahkan suspensi ke gelas silinder pengendap.
Jangan ada tanah yang tertinggal dengan membilas dan
menuangkan air bilasan ke silinder. Menambahkan air destilasi
sehingga volumenya mencapai 1000 cm³.
e. Selain silinder isi suspensi tersebut, menyediakan gelas silinder
kedua yang diisi hanya dengan air destilasi ditambah reagent
57
sehingga berupa larutan yang keduanya sama seperti yang dipakai
pada silinder pertama.
f. Menutup gelas isi suspensi dengan tutup karet (atau dengan
telapak tangan). Mengocok suspensi dengan membolak-balik
vertikal ke atas dan ke bawah selama 1 menit, sehingga butir-butir
tanah melayang merata dalam air. Menggerakkan membolak-balik
gelas harus sekitar 60 kali. Langsung meletakkan silinder berdiri
di atas meja bersamaan dengan berdirinya silinder, menjalankan
stopwatch dan merupakan waktu permulaan pengendapan T=0 dan
mengapungkan hidrometer dalam silinder ini selama percobaan
dilaksanakan.
g. Melakukan pembacaan hidrometer pada T= 2 ; 5 ; 30 ; 60 ; 250 ;
dan 1440 menit (setelah T=0), dengan cara sebagai berikut. Kira-
kira 20 atau 25 detik sebelum setiap saat pelaksanaan pembacaan,
mengambil hidrometer dan silinder ke dua, mencelupkan secara
berhati-hati dan perlahan-lahan dalam suspensi sampai mencapai
kedalaman sekitar taksiran skala yang terbaca, kemudian
melepaskan (jangan sampai timbul goncangan). Kemudian pada
satnya, membaca skala yang ditunjuk oleh puncak miniskus muka
air = R1 (pembacaan dalam koreksi).
h. Setelah membaca, segera mengambil hidrometer perlahan-lahan
memindahkan ke dalam silinder kedua. Dalam air silinder kedua
membaca skala hidrometer = R2 (koreksi pembacaan).
58
i. Setiap setelah pembacaan hidrometer, mengamati dan mencatat
temperatur suspensi dengan mencelupkan termometer.
Perhitungan:
1. Mencari nilai D
D = K .T
L
2. Mencari K2
`a = [(Gs (1,65))/ ((Gs-1) x 2,65)]
K’= 1,606 (a/M) x 100 %
3. Mencari P
P = K’ x ( (R’ x 1000)-1)
4. Mencari Pk
Pk = P x Persentase lolos saringan no. 200
2. Pengujian Kekuatan dan Kelayakan Paving Block
a. Pengujian Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan pada paving block bertujuan untuk mendapatkan
besarnya beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh paving block.
Alat uji yang digunakan adalah mesin desak dan pembebanan dilakukan
hingga benda uji runtuh, yaitu saat beban bekerja maksimum. Pengujian
kuat tekan menggunakan standar SK-SNI-03-0691-1989 tentang paving
block.
59
Kuat tekan paving block dihitung dengan persamaan :
Keterangan :
P = Kekuatan tekan
F = Gaya tekan maksimum (N)
A = Luas penampang (m2)
b. Pengujian Daya Serap Air
Pengujian daya serap adalah persentase dari perbandingan antara selisih
massa basah dan massa kering dengan massa kering.
Pengujian daya serap air dapat dihitung dengan persamaan :
Keterangan :
mb = massa basah benda uji (gr)
mk = massa kering benda uji (gr)
E. Urutan Prosedur Penelitian
Urutan dari prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengujian sampel tanah agar dapat mengetahui karakteristik dari
sampel tanah.
60
2. Melakukan uji pemadatan tanah untuk mengetahui nilai kadar air optimum
untuk masing-masing campuran.
3. Melakukan pencampuran dan pencetakan paving block.
Melakukan pencampuran komposisi paving block yang terdiri dari, tanah asli,
semen, dan pasir. Berikut adalah jumlah sampel paving block yang dibuat :
a. Sampel untuk pengujian kuat tekan paving block tanpa proses
pembakaran masing-masing dibuat 5 sampel dengan komposisi campuran
sebagai berikut :
Campuran 1 : 3% semen + 2% pasir + 95% tanah
Campuran 2 : 6% semen + 4% pasir + 90% tanah
Campuran 3 : 9% semen + 6% pasir + 85% tanah
Campuran 4 : 12% semen + 8% pasir + 80% tanah
Campuran 5 : 15% semen + 10% pasir + 75% tanah
b. Sampel untuk pengujian kuat tekan paving block setelah proses
pembakaran masing-masing dibuat 5 sampel dengan komposisi campuran
sebagai berikut :
Campuran 1 : 3% semen + 2% pasir + 95% tanah
Campuran 2 : 6% semen + 4% pasir + 90% tanah
Campuran 3 : 9% semen + 6% pasir + 85% tanah
Campuran 4 : 12% semen + 8% pasir + 80% tanah
Campuran 5 : 15% semen + 10% pasir + 75% tanah
61
c. Sampel untuk pengujian daya serap air masing-masing dibuat 3 sampel
dengan komposisi campuran sebagai berikut :
Campuran 1 : 3% semen + 2% pasir + 95% tanah
Campuran 2 : 6% semen + 4% pasir + 90% tanah
Campuran 3 : 9% semen + 6% pasir + 85% tanah
Campuran 4 : 12% semen + 8% pasir + 80% tanah
Campuran 5 : 15% semen + 10% pasir + 75% tanah
Mencetak paving block dengan cetakan berbentuk segi empat berukuran 20cm
x 10cm x 6cm.
4. Melakukan pemeraman sampel selama 7 hari.
5. Melakukan pengujian kuat tekan paving block sebelum proses pembakaran
pada sampel (a).
6. Melakukan pembakaran untuk sampel (b) dan (c).
7. Menormalkan suhu paving block pasca pembakaran.
8. Melakukan perendaman sampel (c) selama 1x24 jam.
9. Melakukan pengujian kuat tekan paving block setelah proses pembakaran
pada sampel (b).
10. Melakukan pengujian daya serap air pada sampel (c).
F. Alat Pemadat Modifikasi
Alat pemadat modifikasi berfungsi sebagai pencetak paving block dengan sistem
hidrolik secara manual dengan pembacaan melalui dial. Alat cetak paving block
ini dirancang untuk mencetak paving block berbentuk segi empat dengan ukuran
20cm x 10cm x 6cm, diperlihatkan pada Gambar 2.
62
Gambar 2. Alat Pemadat Modifikasi
63
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian
Mulai
Pencampuran dan pencetakan benda uji
Pencetakan benda uji (65 sampel) menggunakan alat pemadatan modifikasi
Pemeraman selama 7 hari
Penjemuran selama 1 hari
Pengujian kuat tekan tanpapembakaran (masing-masingcampuran sebanyak 5 benda
uji)
Pembakaran selama 48 jam (sebanyak 40 benda uji)
Pengujian daya serap air
Pengujian kuat tekansetelah pembakaran
SELESAI
Tidak
YA
Perendaman benda uji (masing-masingcampuran sebanyak 3 benda uji)
Persiapan bahan dan peralatan
Pengujian awal :Analisa saringan
Uji Batas atterberg
Kadar AirBerat Jenis
Pemadatan Tanah
Hasil penelitian dan pembahasan
Normalisasi Suhu
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap
paving block dengan campuran tanah, semen dan pasir, maka diperoleh
beberapa kesimpulan :
1. Berdasarkan sistem klasifikasi USCS maka tanah berbutir halus yang
digunakan termasuk tanah lanau plastisitas rendah atau ML.
2. Nilai kuat tekan tertinggi dihasilkan oleh paving block pasca pembakaran
campuran tanah, semen dan pasir pada campuran 5 (15% semen + 10%
pasir + 75% tanah) yaitu sebesar 10.05 MPa. Hal ini memenuhi standar
yang ditentukan oleh SNI–03–0691–1996 yaitu minimal 8,5 MPa untuk
paving block mutu D yang dapat digunakan untuk taman.
3. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan paving block, diketahui bahwa
semakin banyak persentase pasir dan semen yang digunakan pada setiap
campuran maka nilai kuat tekan yang dihasilkan akan semakin tinggi.
4. Paving block pasca pembakaran memiliki hasil nilai kuat tekan yang lebih
besar daripada paving block pra pembakaran dengan campuran dan
perbandingan yang sama.
5. Proses pembakaran paving block tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil
85
kuat tekan dibandingkan dengan paving block pra pembakaran karena
kenaikan yang dihasilkan hanya sedikit. Pada paving block pra
pembakaran, nilai kuat tekan tertinggi nya sebesar 9,65 MPa sedangkan
pada paving block pasca pembakaran nilai kuat tekan terbesarnya adalah
10,05 MPa.
6. Berdasarkan hasil pengujian daya serap air yaitu antara 16,6% – 23,8 %,
paving block ini tidak memenuhi spesifikasi daya serap untuk paving block
SNI–03–0691–1996 yaitu antara 3% - 10%. Karena nilai daya serap yang
tinggi, maka paving block ini direkomendasikan untuk digunakan pada
taman yang tidak terendam air.
B. Saran
Untuk penelitian selanjutnya mengenai paving block dengan campuran tanah,
semen dan pasir disarankan beberapa hal di bawah ini untuk
dipertimbangkan:
1. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya campuran tanah, semen dan pasir
perlu diteliti lebih lanjut untuk pembuatan paving block dengan tanah dari
daerah lain dengan menggunakan campuran yang sama sehingga akan
diketahui nilai nyata terjadinya perubahan akibat pengaruh penambahan
pasir, semen dan tanah.
2. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kekuatan dari paving block tanah
perlu dikaji campuran-campuran lain yang dapat meningkatkan kekuatan
paving block tanah.
3. Pengujian sifat fisik tanah harus dilakukan sesuai dengan standar SNI agar
86
hasil yang diperoleh lebih baik.
4. Pada saat proses pencampuran harus dipastikan bahwa semua bahan telah
tercampur merata dan sesuai dengan komposisi yang diperlukan dan pada
proses pencetakan sebaiknya dipress secara maksimal sehingga paving
block menjadi sangat padat agar menghasilkan paving block dengan hasil
uji kuat tekan yang optimal.
5. Alat pemadat modifikasi perlu dimodifikasi lagi agar didapatkan kuat
tekan pres yang lebih stabil, sehingga didapatkan hasil yang lebih baik.
6. Disarankan melakukan proses pembakaran yang lebih baik lagi tidak
hanya dengan dioven.
DAFTAR PUSTAKA
Andandaningrum, Della (2016) Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji KuatTekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah Dan Kapur DenganAlat Pemadat Modifikasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, UniversitasLampung. Bandar Lampung. 75 Halaman.
Bowles, Joseph E. Johan K. Helnim. 1991. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah(Mekanika tanah). PT. Erlangga. Jakarta. 151 Halaman.
Braja, M.Das, 1998. Mekanika Tanah Jilid 2, Erlangga, Jakarta. 247 Halaman.
Hardiyatmo, Hary Christady, 1992, Mekanika Tanah I, PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. 399 Halaman.
Hasan, Noor Syarifah (2013) Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap KekuatanPaving Block Pasca Pembakaran Menggunakan Material Campuran TanahLempung Dan Semen Serta Pasir Untuk Jalan Lingkungan. Jurusan TeknikSipil Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Bandar Lampung. 63 Halaman.
Hidayati, Ratna (2016) Peningkatan Kuat Tekan Paving Block MenggunakanCampuran Tanah Dan Semen Dengan ALat Pemadat. Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik, Universitas Lampung. Bandar Lampung. 66 Halaman.
Helmahera, Martha (2016) Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Uji Kuat TekanPaving Blok Menggunakan Campuran Tanah Dan Kapur Dengan AlatPemadat Modifikasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, UniversitasLampung. Bandar Lampung. 71 Halaman.
Larasati, Diah (2016) Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat TekanPaving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Kapur dengan AlatPemadat Modifikasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, UniversitasLampung. Bandar Lampung. 63 Halaman.
Prestika, Mutiara (2016) Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat TekanPaving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan AlatPemadat Modifikasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, UniversitasLampung. Bandar Lampung. 71 Halaman.
Rasitasari, Ikko (2016) Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Uji Kuat TekanPaving Block Menggunakan Campuran Tanah, Semen Dan Abu Sekam PadiDengan Alat Pemadat Modifikasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik,Universitas Lampung. Bandar Lampung. 71 Halaman.
Saputra, Hedi (2016) Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan PavingBlock Menggunakan Campuran Tanah, Semen Dan Abu Sekam Padi DenganAlat Pemadat Modifikasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, UniversitasLampung. Bandar Lampung. 82 Halaman.
Septian, Risqon (2016) Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Uji Kuat TekanPaving Block dari Campuran Tanah dengan Semen Menggunakan AlatPemadat Modifikasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, UniversitasLampung. Bandar Lampung. 61 Halaman.
Standar Nasional Indonesia, 1996, Bata Beton (Paving Block), SNI 03-0691-1996,Dewan Standarisasi Nasional – DSN. 5 Halaman.
Standar Nasional Indonesia SNI 1737-1989-F, Tata Cara Perkerasan Lapis AspalBeton (Laston) Untuk Jalan Raya, Dewan Standarisasi Nasional – DSN. 16Halaman.
Standar Nasional Indonesia, 2004, Semen Portland, SNI 15-2049-2004, DewanStandarisasi Nasional – DSN. 128 Halaman.
Standar Nasional Indonesia, 2002, Spesifikasi Agregat Ringan Batu Cetak BetonPasangan Dinding, SNI 03-6821-2002, Dewan Standarisasi Nasional – DSN.11 Halaman.
Standar Nasional Indonesia, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton UntukBangunan Gedung, SNI 03-2847-2002, Dewan Standarisasi Nasional – DSN.278 Halaman.
Sherliana, (2016) Studi Kuat Tekan Paving Blok dengan Campuran Tanah, SemenDan Abu Sekam Padi Menggunakan Alat Pemadat Modifikasi . Jurusan TeknikSipil Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Bandar Lampung. 59 Halaman.