pengaruh penambahan kinesio tapping pada …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/naspub iswandari.pdf ·...

13
1 PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA QUADRICEP EXERCISE TERHADAP LINGKUP GERAK SENDI PENDERITA PATELLA FEMORAL SYNDROME NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Nama : Iswandari Ekarini Nim: 201210301046 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

Upload: buiduong

Post on 25-Mar-2018

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

1

PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA QUADRICEP

EXERCISE TERHADAP LINGKUP

GERAK SENDI PENDERITA PATELLA

FEMORAL SYNDROME

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

Nama : Iswandari Ekarini

Nim: 201210301046

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2017

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

2

PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA QUADRICEP

EXERCISE TERHADAP LINGKUP

GERAK SENDI PENDERITA PATELLA

FEMORAL SYNDROME

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Fisioterapi Pada

Program Studi Fisioterapi

di Universitas„Aisyiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

Nama : Iswandari Ekarini

Nim : 201210131046

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2017

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

3

Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

4

PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING

PADA QUADRICEP EXERCISE

TERHADAP LINGKUP GERAK SENDI PENDERITA

PATELLA FEMORAL SYNDROME1

Iswandari Ekarini2, Mufa Wibowo

3

Intisari

Latar Belakang : Patella femoral pain syndrome (PFPS) merupakan salah satu

permasalahan pada sendi lutut yang sering dialami oleh masyarakat dan atlit, selain

dari cidera pada ligamen sendi lutut, berupa nyeri yang dirasakan pada sendi lutut.

Nyeri tersebut dirasakan ketika melakukan aktivitas naik-turun tangga, squat,

jogging, dan lompat. Untuk menambah lingkup gerak sendi pada penderita Patella

Femoral Syndrome maka diberikan intervensi berupa Kinesio Tapping disertai

Quadricep Exercise Tujuan : untuk mengetahui pengaruh penambahan Kinesio

Tapping dan Quadricep Exercise terhadap lingkup gerak sendi penderita Patella

Femoral Syndrome . Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan eksprimental

dengan pre and post test group design, kelompok perlakuan I diberikan intervensi

quadricep exercise yang berjumlah 6 orang, dan kelompok perlakuan II diberikan

penambahan Kinesio Tapping pada Quadricep Exercise yang berjumlah 6 orang.

Lingkup gerak sendi diukur dengan menggunakan goniometer. Dosis intervensi

Quadricep Exercise adalah setiap gerakan ditahan 5 detik dengan 3 set 10 kali

pengulangan, sedangkan dosis Kinesio Tapping adalah setiap 3 hari sekali diganti

menggunakan Kinesio Tapping yang baru selama 2 minggu. Uji homogenitas

menggunakan Lavene test dan uji normalitas dengan menggunakan Shapiro wilk test.

Hasil : Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Independent Samples T-Test

didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan penambahan kinesio

tapping pada intervensi Quadricep Exercise yang signifikan. Kesimpulan : Ada

pengaruh penambahan Kinesio Tapping pada intervensi Quadricep Exercise terhadap

lingkup gerak sendi penderita Patella Femoral Syndrome. Saran : Untuk peneliti

selanjutnya yang akan meneliti dengan kasus yang sama, sebaiknya membatasi

aktivitas sehari-hari sampel untuk peningkatan lingkup gerak sendi yang lebih baik

lagi.

Kata kunci : Quadricep Exercise , Kinesio Tapping, Patella Femoral Syndrome,

Lingkup Gerak Sendi

Daftar pustaka : 29 referensi (2005-2016)

1Judul Skripsi

2 Mahasiswa Prodi Fisioterapi Universitas „Aisyiyah Yogyakarta

3 Dosen Prodi Fisioterapi Universitas „Aisyiyah Yogyakarta

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

5

THE INFLUENCE OF KINESIO TAPPING ADDITION ON QUADRICEP

EXERCISE TOWARDS JOINT MOVEMENT AREA OF PATELLA

FEMORAL SYNDROME PATIENT 1

Iswandari Ekarini2, Mufa Wibowo

3

ABSTRACT

Background: Patella femoral pain syndrome (PFPS) is one of the problems in knee

joint that is often endured by people and athletes, besides the rupture in the knee joint

ligament, in the form of pain that is felt in the knee joint. The pain is felt when doing

activities like going up and down through stairs, squat, jogging and jumping. To add

the area of joint movement in Patella Femoral Syndrome patient, intervention in the

form of Kinesio Tapping is given with Quadricep Exercise. Objective: The research

aimed at finding out the influence of Kinesio Tapping addition and Quadricep

Exercise towards joint movement area of Patella Femoral Syndrome patient.

Research Method: The research was experimental with pre- test and post- test group

design. Treatment group I was given with quadricep exercise consisting of 6 people

and treatment group II was given with Kinesio Tapping addition in the quadriceps

exercise consisting of 6 people. The joint movement area was measured by using

goniometer. The intervention dose of Quadricep Exercise was that every movement

was held for 5 minutes with 3 sets of 10 times of repetition. Meanwhile, the Kinesio

Tapping dose was that once in 3 days, it was changed using new Kinesio Tapping for

2 weeks. The homogeneity test used Lavene Test and the normality test used Shapiro

wilk test. Result: From the result of the hypothesis test using Independent Samples

T-Test, there was p value of 0.000 (p < 0.05) meaning that there was a significant

difference in kinesio tapping addition in the intervention of Quadricep Exercise.

Conclusion: There was an influence of Kinesio Tapping addition in the intervention

of Quadricep Exercise towards joint movement area of Patella Femoral Syndrome.

Suggestion: For the next researcher who will study similar case, he should limit the

sample of the daily activities to a better increase the joint movement area.

Keywords : Quadricep Exercise, Kinesio Tapping, Patella Femoral Syndrome, Joint

Movement Area

Reference : 29 references (2005- 2016)

1 Title of the Undergraduate Thesis

2 Student of Physiotherapy Study Program of „Aisyiyah University of Yogyakarta

3 Lecturer of Physiotherapy Study Program of „Aisyiyah University of Yogyakarta

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

6

PENDAHULUAN

Olahraga adalah kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Salah satu olahraga yang paling

digemari saat ini adalah futsal. Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar pada sesuatu. Dewasa inidi Indonesia sedang marak

dengan marak dengan olahraga futsal yang mengandalkan kekuatan sendi lutut untuk

melakukan kegiatan. Olahraga futsal merupakan permainan beregu yang popular

pada saat ini bahkan telah menjadi permainan nasional disetiap negara. Maraknya

perkembangan olahraga futsal ini disebabkan karena cirinya yang memberikan

kesempatan pada pemain untuk memperagakan keterampilannya dengan leluasa

namun dengan masih tetap berpedoman kepada aturan permainan yang berlaku.

Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-

masing tim beranggotakan lima orang dengan tujuan untuk memasukkan bola ke

gawang lawan, dengan manipulasi bola dan kaki” (Kurniawan, 2011). Lukman

Yudianto (2009: 56) menyatakan, kata futsal sendiri berarti sepakbola dalam

ruangan.kata futsal berasal dari kata “fut” yang diambil dari kata futbol atau futebol,

yang dalam bahasa Spanyol dan Portugal berarti sepakbola.dan “sal” yang diambil

dari kata sala atau salao yang berarti di dalam ruangan. Sementara itu sering terjadi

cidera pada pemain futsal, terutama diarea lutut. Salah satu yang sering terjadi pada

pemain futsal adalah patellofemoral syndrome.

“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan

penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta‟ala.”

(HR. Muslim)

Sendi lutut memiliki tiga komponen, yaitu sendi patellofemoral, sendi

tibiofemoral, dan sendi tibiofibular. Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas

dari sendi patellofemoral. Melihat dari letaknya, posisi tulang patela itu melayang

dan melekat insersi tendon quadriceps dan tendon patela. Serta berada di jalur

trochlea femur. Dimana tulang patela harus bergerak pada jalur tersebut untuk

menghindari pergesekan atau kontak langsung antar tulang patela dan femur yang

dapat mempengaruhi dari ketidakseimbangan posisi dari tulang patela.Posisi tersebut

dapat dilihat menggunakan foto sinar X dengan posisi sendi lutut fleksi 45o pada

bidang aksial (Waryasz, 2008).

Patela memerlukan jaringan lunak untuk dapat menstabilkan posisinya

terhadap trochlea. Jaringan tersebut terdiri dari medial dan lateral retinaculum. Pada

retinaculum lateral terdiri dari dua lapisan; superficial oblique retinaculum dan deep

tranverse retinaculum. Superficial oblique retinaculum merupakan puncak akhir dari

perlekatan tendon patella, group otot vastus lateralis, dan illiotibial band (Waryasz

dan McDermott, 2008). Illio-tibial band berorigo pada tensor facia lata dan gluteus

maximus. Berinsersi pada tuberculum gerdy’s dan melekat pada tendon patela, serta

lapisannya melekat pada sisi lateral tulang patela (Amis, 2007). Berdasarkan dari

letak melekatnya insersi tendon ITB juga dapat menarik patela ke lateral saat sendi

lutut fleksi dan meningkatkan gesekan antara patela dengan femur (Herrington et al,

2006).

Retinaculum sisi medial lebih tipis dibandingkan dengan sisi lateral dan terdiri

dari tiga ligament yang mendukungnya; medial patellofemoral ligament (MPFL),

medial patellomeniscal ligament (MPML), dan medial patellotibial ligament

(MPTL) (Waryasz dan McDermott, 2008). Medial patellomeniscal ligament menyatu

Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

7

dengan tendon vastus medial oblique untuk dapat mempertahankan posisi patela ke

medial agar tidak terjadi deviasi tulang patela ke lateral, terutama pada saat sendi

lutut bergerak ekstensi dari posisi fleksi. Struktur jaringan ini memiliki kontribusi

besar dalam mempertahankan posisi patela agar tidak terlalu bergeser atau dislokasi

ke lateral sebesar 50%-60% saat fleksi 0-20o (Amis, 2007). Berdasarkan

pemeriksaan in vitro menemukan kekuatan ligamen ini rata-rata 208 N (Amis, 2003).

Berdasarkan latar belakang tersebut, cidera yang sering tarjadi pada pemain

futsal salah satunya adalah patella femoral syndrome, perlu dilakukan penelitian

yang berjudul pengaruh penambahan kinesio tapping pada quadricep exercise

terhadap lingkup gerak sendi penderita patella femoral syndrome pada unit kreatifitas

karyawan Mirota Batik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental semu

(eksperimental research), karena peneliti tidak dapat mengendalikan sepenuhnya

sampel dalam penelitian. rancangan penelitiannya dengan pre test and post test

design group Sampel pada penelitian ini berjumlah 6 orang setiap kelompok yang

sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi. Instrumen penelitian menggunakan

kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah uji statistik menggunakan uji

wilcoxon

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Kegiatan Karyawan Hamzah Batik

Malioboro, yang memiliki kegiatan rutin berupa olahraga futsal. Yang beranggotakan

karyawan dan pemain futsal profesional

Hasil penelitian

Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Jenis Kelamin

Kel QE Kel KT

F % f %

Laki-laki 6 100 6 100

Perempuan 0 0 0 0

Total 6 100 6 100

Keterangan:

Kel QE = Quadricep exercise

Kel KT = Kinesio tapping disertai quadricep exercise

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar kelompok yang

diberikan quadricep exercise seluruh responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak

6 responden (100%), sedangkan pada kelompok Kinesio tapping pada quadricep

exercise seluruh responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 responden (100%).

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

8

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Kel QE Kel KT

f % f %

17 tahun 3 50 3 50

18 tahun 3 50 3 50

Total 6 100 6 100

Keterangan:

Kel QE = Quadricep exercise

Kel KT = Kinesio tapping disertai quadricep exercise

Berdasarkan kelompok 2 pada kelompok yang diberikan quadricep exercise

responden memiliki umur 17 Tahun sebanyak 3 responden (50%), dan umur 18

tahun sebanyak 3 responden (50%). Pada kelompok Kinesio tapping pada

quadricep exercise memiliki responden memiliki umur 17 Tahun sebanyak 3

responden (50%), dan umur 18 tahun sebanyak

Hasil penelitian mengenai karakteristik responden berdasarkan status gizi

dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status gizi

status gizi Kel QE Kel KT

f % f %

Kurus 1 16,7 0 0

Normal 5 83,3 6 100

Pre obesitas 0 0 0 0

Total 6 100 6 100

Keterangan:

Kel QE = Quadricep exercise

Kel KT = Kinesio tapping disertai quadricep exercise

<18,5 = kurus

18,5-24,9 = normal

≥25 = berat badan lebih

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar status gizi

responden pada kelompok yang diberi quadricep exercise memiliki status gizi

normal sebanyak 5 responden (83,3%), status gizi dalam kategori kurus sebanyak 1

(16,7% responden) dan pada kelompok yang diberi Kinesio tapping pada quadricep

exercise memiliki status gizi normal sebanyak 6 responden (100%)

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

9

Distribusi frekuensi berdasarkan penambahan intervensi terhadap lingkup

gerak sendi penderita patella femoral syndrome.

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan perbandingan Kinesio tapping

Quadricep exercise dengan kelompok Quadricep exercise terhadap lingkup

gerak sendi penderita patella femoral syndrome.

Res Kel QE

Res Kel KT

Pre Post Pre Post

A 125 127 A 124 128

B 120 125 B 120 125

C 125 128 C 122 127

D 127 129 D 123 128

E 126 129 E 122 127

F 124 126 F 120 125

Keterangan:

Kel QE = Quadricep exercise

Kel KT = Kinesio tapping disertai quadricep exercise

Pre = sebelum diberi perlakuan

Post = sesudah diberi perlakuan

Deskriptif data penelitianFrekuensi penambahan quadricep exercise terhadap

lingkup gerak sendi penderita patella femoral syndrome.

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi penambahan quadricep exercise terhadap lingkup

gerak sendi penderita patella femoral syndrome.

Kel QE N Rentangan Rerata± SB

Sebelum 6 120-127 124,5± 2,4

Sesudah 6 125-129 127,3± 1,6

Keterangan:

Kel QE = Quadricep exercise

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas diketahui rerata frekuensi penambahan quadricep

exercise terhadap lingkup gerak sendi penderita patella femoral syndrome. rerata

sebesar 124,5 dan setelah diberi quadricep exercise rerata sebesar 127,3. Terjadi

penambahan frekuensi penambahan quadricep exercise rerata sebesar 2,8

Frekuensi penambahan kinesio tapping pada quadricep exercise terhadap

lingkup gerak sendi penderita patella femoral syndrome.

Hasil penelitian mengenai frekuensi penambahan kinesio tapping pada quadricep

exercise terhadap lingkup gerak sendi penderita patella femoral syndrome dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi penambahan kinesio tapping pada quadricep exercise

terhadap lingkup gerak sendi penderita patella femoral syndrome.

Kel KT N Rentangan Rerata± SB

Sebelum 6 120-124 121,8± 1,6

Sesudah 6 125-128 126,6± 1,3

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

10

Keterangan:

Kel KT= kinesio tapping pada quadricep exercise

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas diketahui rerata frekuensi sebelum penambahan

kinesio tapping terhadap lingkup gerak sendi penderita patella femoral syndrome

rerata sebesar 121,8 dan setelah diberi kinesio tapping pada quadricep exercise rerata

sebesar 126,6. Terjadi penambahan frekuensi penambahan kinesio tapping pada

quadricep exercise terhadap lingkup gerak sendi penderita patella femoral syndrome

rerata sebesar 4,8.

Uji hipotesis pengaruh quadricep exercise terhadap penurunan lingkup gerak

sendi penderita patella femoral syndrome. Hasil penelitian uji pengaruh quadricep exercise terhadap lingkup gerak sendi

penderita patella femoral syndrome., dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.19 . Uji Hipotesis

Pengaruh quadricep exercise

Sampel n Sig.

(2-tailed)

Kel QE 6 0,002

Keterangan:

Kel QE = Quadricep exercise

(Sumber : Primer, 2017)

Berdasarkan tabel di atas didapat uji t pada kelompok yang diberi quadricep

exercise nilai p-value didapat 0,002 <0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh quadricep exercise terhadap lingkup gerak sendi penderita

patella femoral syndrome.

Pengaruh Kinesio tapping pada quadricep exercise terhadap penurunan lingkup

gerak sendi penderita patella femoral syndrome.

Hasil penelitian uji pengaruh Kinesio tapping pada quadricep exercise terhadap

lingkup gerak sendi penderita patella femoral syndrome., dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.10 . Uji Hipotesis

Pengaruh Kinesio Tapping pada Quadricep Exercise

Sampel n Sig. (2-tailed)

Kel KT 6 0,000

Keterangan:

Kel KT = Kinesio tapping disertai quadricep exercise

(Sumber : Primer, 2017)

Berdasarkan tabel di atas didapat uji t pada kelompok yang diberi Kinesio

tapping pada quadricep exercise nilai p-value didapat 0,004<0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Kinesio tapping pada quadricep exercise .

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

11

PEMBAHASAN

Pada karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar

kelompok yang diberikan quadricep exercise seluruh responden berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 6 responden (100%), sedangkan pada kelompok Kinesio tapping

pada quadricep exercise seluruh responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6

responden (100%).

Pada karakteristik responden berdasarkan umur kelompok yang diberikan

quadricep exercise memiliki umur 17 Tahun sebanyak 3 responden (50%), dan umur

18 tahun sebanyak 3 responden (50%). Pada kelompok Kinesio tapping pada

quadricep exercise memiliki responden memiliki umur 17 Tahun sebanyak 3

responden (50%), dan umur 18 tahun sebanyak 3 responden (50%). Pada

karakteristik responden berdasarkan status gizi sebagian besar status gizi responden

pada kelompok yang diberi quadricep exercise memiliki status gizi normal

sebanyak 5 responden (83,3%), status gizi dalam kategori kurus sebanyak 1 (16,7%

responden) dan pada kelompok yang diberi Kinesio tapping pada quadricep exercise

memiliki status gizi normal sebanyak 6 responden (100%).

Pengaruh penambahan kinesio tapping pada quadricep exercise terhadap lingkup

gerak sendi penderita patella femoral syndrome.

Hasil penelitian didapat uji t pada kelompok yang diberi Kinesio tapping pada

quadricep exercise nilai p-value didapat 0,000<0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh Kinesio tapping pada quadricep exercise . pengaruh

penambahan kinesio tapping mempengaruhi lingkup gerak sendi penderita patella

femoral syndrome. Quadriceps merupakan otot penggerak utama dan stabilisator

dinamis tulang patella.Pada penderita PFPS ditemukan penurunan kekuatan

ekstensor lutut dan ketidakseimbangan kerja otot (muscle imbalance) dari quadriceps

yaitu kinerja otot vastus medial oblique (VMO) lebih lambat dibandingkan dengan

otot vastus latelaris (VLO dan VLL) (Van Tiggelen, 2009).Hal tersebut dikarenakan

dalam proses peradangan menyebabkan penurunan masa otot disekitar sendi. Atrofi

otot tersebut meninhibisi dari sistem neuromuskular pada otot VMO (Bolgla, 2008).

Menurut teori Thelen. 2008; Prentice. 2011 Kinesiotape ini berbeda dengan

taping/perekat yang sering digunakan untuk menyokong atau menahan sendi,

melainkan perekat yang dibuat hampir menyerupai dengan kulit dan ketebalannya

seperti epidermis kulit tubuh manusia,serta dapat diregangkan hingga 140% dari

panjang normal sebelum di aplikasikanke kulit, sehingga memberikan ketegangan

yang kuat saat di aplikasikan pada kulit.

Metode kinesiotape ini dikembangkan berdasarkan struktur jaringan otot yang

sebagai penggerak utama tubuh manusia. Pemasangan diawali dengan mengukur

lembar kinesiotape mulai dari 2 inci dibawah origo atau 2 inci diatas insersi otot.

Pemasangannya tentu diharuskan untuk menyesuaikan bentuk dari posisi anatomi

tubuh manusia. dasar dari pemasangan kinesiotape ini selalu di awali dan diakhiri

tanpa adanya tegangan dari kinesiotaping.

Hal tersebut dikarenakan untuk meminimalisir rasa yang kurang nyaman dari

aplikasi kinesiotape ini (Kase et al.2003). Ketika menggunakan aplikasi ini perlu

mengetahui derajat dari tegangan atau uluran yang diperlukan pada area yang

menjadi target. Jika terlalu banyak uluran atau tegangan, maka tidak akan ada

pengaruh apapun di bawah kulit. Jadi lebih baik jangan memberikan aplikasi ini

dengan uluran yang terlalu panjang. Karena tegangan atau uluran pada kinesiotape

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

12

akan mempengaruhi keberhasilan yang diharapkan. Dalam pengaplikasiannya, tehnik

yang diperlukan hanya sebesar 25%, Namun pengukuran persentase penguluran

tersebut sangatlah deskriptif dana tergantung dari kemampuan feeling dan

pengalaman dalam mengulur taping tersebut (Kase et al. 2003).

Hasil ini sejalan penelitian Aytar dkk. (2011) dengan Kinesio Taping and

Patellofemoral Pain Syndrome dengan hasil penelitian Penerapan KT tidak menurun

intensitas nyeri juga tidak mempengaruhi propioceptive yang rasa pasien. Namun,

ada peningkatan yang dilaporkan dalam kekuatan quadricep 45 menit setelah aplikasi

KT. Dengan membandingkan dua kelompok yang melakukan jenis yang sama

strenghthening danfleksibilitas latihan untuk tubuh bagian bawah, tetapi berbeda

dalam satu kelompok memiliki KT diterapkan dan yang lain tidak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kuru dkk. (2012) dengan

pengaplikasian kinesio tapping shape Y. Untuk penanganan patella femoral

syndrome. APA (Australian Physicaltherapy Association) (2005) yang melalukan

penelitain terhadap penderita patella femoral syndrome menggunakan intervensi

isometric contraction dengan kinesio tapping.APA systematic review (2005).

Penggunaan kinesio tapping ataupun braceing untuk mengingibisi rasa nyeri

penderita patella femoral syndrome.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Terdapat pengaruh Kinesio tapping pada quadricep exercise terhadap

penurunan lingkup gerak sendi penderita patella femoral syndrome dilihat dari nilai

p-value didapat 0,000<0,05.

Saran

Hasil penelitian ini mampu menjadi tambahan pengetahuan bagi penderita patella

femoral syndrome sehingga dapat mencegah problematik yang lebih lanjut

DAFTAR PUSTAKA

Amis, A. A. Firer, P. Mountney J. Senavongse, W. Thomas, N. P. (2003). Anatomy

and Biomechanics of the Medial Patellofemoral Ligament. United Kingdom.

The Knee. 10 (3) 215-220.

APA. (2005). Physicaltherapy For Patella Femoral Syndrome.

Bolgla, L. A. Boling, M. C. (2011). An Update For The Conservative Management

Of Patellofemoral Pain Syndrome. A Systematic Review Of The Literature

From 2000 to 2010. USA. The International Journal Of Sports Physical

Therapy

Herrington, L. (2006). The relationship between patella position and length of the

iliotibial band as assessed using Ober‟s test. United Kingdom. Manual

Therapy 11 182–186.

Kase, K. Wallis, J. Kase, T. (2003). Clinical therapeutic applications of the

kinesiotaping

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN KINESIO TAPPING PADA …digilib.unisayogya.ac.id/2856/1/NASPUB iswandari.pdf · lingkup gerak sendi ... For the next researcher who will study similar case,

13

Van Tiggelen, D. Cowan, S. Coorevits, P. Duvigneaud, N. Witvrouw, E. (2009).

Delayed vastus medialis obliquus to vastus lateralis onset timing contributes

to the development of patellofemoral pain in previously healthy men: a

prospective study. Belgia. America Journal Sports Medicine Jun;37(6):1099-

105.

Waryasz.G.R, McDermott, A.Y. (2008). Patellofemoral Pain Syndrome (PFPS): a

systematic review of anatomy and potentials risk factors. USA. Dynamic

Medicine.