pengaruh pemberian pupuk mikoriza terhadap kandungan … · 2017. 2. 28. · pengelolaan tanaman...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK MIKORIZA TERHADAP
KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR RUMPUT
GAJAH MINI DAN RUMPUT BENGGALA
SKRIPSI
Oleh:
PERINAL RAPA’ LANGI
I 211 09 258
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
ii
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK MIKORIZA TERHADAP
KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR RUMPUT
GAJAH MINI DAN RUMPUT BENGGALA
SKRIPSI
Oleh:
PERINAL RAPA LANGI
I 211 09 258
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Perinal Rapa’ Langi
NIM : I 211 09 258
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab
Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan
dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
Makassar, November 2014
PERINAL RAPA’ LANGI
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi Tuhan Yesus Kristus Penulis Persembahkan
Atas Nikmat iman, berkat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat menjalankan aktivitas kemahasiswaan sampai
menyelesaikan peneltian dan penulisan skripsi ini.
Keberhasilan penulis meyelesaikan kuliah, penelitian serta penulisan
skripsi ini adalah juga berkat dorongan dan bantuan serta bimbingan dari pihak,
maka penulis menyampaikan rasa horman dan terimah kasih kepada :
1. Limpahan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih tiada tara kepada
Ayahanda Martinus Anggo dan Ibunda terkasih Dorkas Dola yang telah
melahirkan, mendidik dan membesarkan dengan penuh cinta dan kasih yang
begitu tulus kepada penulis sampai saat ini dan yang telah memberikan do’a
dalam setiap detik nafas dan kehidupannya untuk keberhasilan penulis. Buat
saudaraku tercinta, Luter, Ida, Banga, Ita, Ance, Siska, Wawan, Marlon.
yang telah menjadi penyemangat kepada penulis. Dan keluarga besarku yang
selama ini banyak memberikan do’a, kasih sayang, semangat dan saran. Tak
lupa penulis mengucapakan banyak terimah kepada orang tua kedua Penulis
Ayah ALM Pither Pare dan Ibu Ludya atas dukugan, doa dan
pemeliharaannya selama penulis menempuh studi mulai dari SD sampai
menyelesaikan S1.
2. Terima kasih tak terhingga kepada Bapak Dr. Ir. Syamsuddin Nompo MP.
selaku Pembimbing Utama dan kepada Bapak Bapak Dr. Ir. Budiman
Nohong MP. selaku Pembimbing Anggota atas didikan, bimbingan, serta
Terima waktu yang telah diluangkan untuk memberikan petunjuk dan
vi
menyumbangkan pikirannya dalam membimbing penulis mulai dari
perencanaan penelitian sampai selesainya skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si selaku penasehat akademik
yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, dan nasehat selama penulis
berada dibangku kulia.
4. Bapak Prof. Dr.Ir. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan
.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si dan Ibu Dr. Ir. Syahriani
Syahrir, M.Si selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Nutrisi dan Makanan
Ternak.
6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,
khususnya Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak yang telah memberikan
sumbangsih ilmu selama penulis berada di bangku kuliah.
7. Saudara - saudaraku Colostrum 2009 yang telah menjadi keluarga kecilku di
Kampus Unversitas Hasanuddin terimakasih atas segala bantuannya selama
penulis menjadi mahasiswa. Buat Fitriana Aksan trimah kasih atas segala
bantuannya selama penulis merampungkan skripsi ini.
8. Trima kasih buat adik -adik (MATADOR 2010) yang banyak membentu
selama ini.
9. Keluarga besar SENAT MAHASISWA FAKULTAS PETERNAKAN
(SEMA FAPET) yang telah mengajarkan saya sesuatu yang tidak pernah
saya dapatkan di bangku kuliah.
10. Keluarga besar HUMANIKA UNHAS yang telah mengajarkan saya sesuatu
yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah
vii
11. Dan taklupa penulis mengucapakan banyak terimah kasih Kepada saudara-
saudaraku di MAHASISWA PETERNAKAN PENCINTA ALAM
(MATERPALA UNHAS) yang yang banyak mangajarkan penulis
bagaimana bersikap surpival selama duduk dibangku perkuliahan sampai
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
12. Teman – teman KKN Kab. Luwu Kecamatan Suli Barat, terkhusus buat
posko desa Poringan ( Taslim, Anca, Warda, Uci) kebersamaan dengan
kalian akan tetap penulis ingat.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis selama di bangku kulia sampai
menyelesaikan skripsi ini yang belum sempat penulis sebutkan satu persatu
trima kasih banyak.
Akhinya dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan skripsi ini
kepada dunia pendidikan, khususnya dibidang peternakan, walaupun penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua orang. Amin….
Makassar, November 2014
PERINAL RAPA’ LANGI
viii
Perinal Rapa’ Langi (I211 09 258), Syamsuddin Nompo (Pembimbing Utama),
Budiman Nohong (Pembimbing Anggota) Pengaruh Pemberian Pupuk Mikoriza
Terhadap Kandugan Protein Kasar dan Serat Kasar Rumput Gajah Mini dan
Rumput Benggala.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk mikoriza
pakan rumput gajah mini dan rumput bengala. Penelitian ini menggunakan
rumput gajah mini dan pupuk mikoriza yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) (Gaspersz, 1991) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan
yaitu G0 (Rumput gajah mini tanpa mikoriza), G1 (Rumput gajah mini dengan
mikoriza 2,5 gr), G2 (Rumput gajah mini dengan mikoriza 5gr), Bo (Rumput
benggala tanpa mikoriza), B1 (Rumput benggala dengan mikoriza 2,5gr), B2
(Rumput benggala dengan pupuk mikoriza 5gr). Hasil analisis ragam
memperlihatkan bahwa pemberian pupuk mikoriza tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap rataan kadar protein kasar antara antara ketiga level yang
berbeda. Namun, terjadi perbedaan yang nyata (P<0,05) antara rumput benggala
dan rumput gajah mini. kandugan serat kasar memeperlihatkan pemberian pupuk
mikoriza pada kedua jenis tanaman tidak memberikan pengaruh nyata (P<0,05)
antara perlakuan yang diberikan dan tidak diberikan pupuk mikoriza. Pemberian
pupuk mikoriza tidak dapat mningkatkan protein kasar dan tidak dapat
menurunkan kandungan serat kasar. Perbedaan kandungan protein dan serat kasar
terjadi karena perbedaan spesies rumput.
Kata Kunci : Rumput gajah mini, Rumput benggala, Pupuk mikoriza, Protein
kasar, dan serat kasar
ix
Perinal Rapa Langi (I211 09 258), Syamsuddin Nompo (Pembimbing Utama),
Budiman Nohong (Pembimbing Anggota) Effect of Fertilizer Mycorrhizae
Against Protein content of Rough And Rugged Fiber Mini Elephant Grass And
Grass Bengal
ABSTRAC
this research aims to determine the effect of fertilizer feed mycorrhizal mini
elephant grass and grass bengala. This study uses a mini elephant grass and
mycorrhizal fertilizers used are completely randomized design (CRD) by factorial
(Gaspersz, 1991) which consists of 4 treatments and 4 replications is G0 (Mini
elephant grass without mycorrhiza), G1 (Mini elephant grass with mycorrhizal 2,
5 g), G2 (mini elephant grass with mycorrhizal 5gr), Bo (Grass Bengal without
mycorrhiza), B1 (Grass Bengal with mycorrhizal 2,5gr), B2 (Grass Bengal with
mycorrhizal fertilizers 5gr). Results of analysis of variance showed that fertilizer
application mycorrhizal no significant effect (P> 0.05) on the average crude
protein content between the three different levels. However, there was a
significant difference (P <0.05) between grass and elephant grass mini Bengal.
crude fiber content of mycorrhizal memeperlihatkan fertilizer application in both
types of plants not significant effect (P <0.05) between the treatment given and
not given fertilizer mycorrhizae. Mycorrhizae fertilizer application can not
mningkatkan crude protein and crude fiber content can reduce. Differences in
protein and crude fiber caused by the different grass species.
Keywords: Mini elephant grass, grass Bengal, mycorrhizal Fertiliser, coarse
protein, and Rugged fiber
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK....................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ........ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
Latar Belakang ...................................................................................... 1
Rumusan Masalah ................................................................................. 3
Hipotesis ............................................................................................... 3
Tujuan dan Kegunaan ........................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4
Gambaran Umum Rumput Gajah Mini ............................................... 4
Gambaran Umum Rumput Benggala ................................................... 5
Gambaran Umum Pupuk Mikoriza ...................................................... 8
Protein Kasar Pada Pakan .................................................................... 13
Serat Kasar Pada Pakan …………………………………………....... 14
METODE PENELITIAN ................................................................................. 15
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 15
Materi Penelitian ................................................................................... 15
Metode Penelitian ................................................................................ 15
Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 16
Parameter yang Diukur ......................................................................... 17
Analisis Data ....................................................................................... 18
xi
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 19
Protein Kasar ........................................................................................ 19
Serat Kasar ............................................................................................ 21
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 24
Kesimpulan ........................................................................................... 24
Saran ..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25
LAMPIRAN ....................................................................................................... 28
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Rataan Protein Kasar Rumput Gajah Mini dan Rumput Benggala
Berdasarkan Perlakuan. ............................................................................... 19
2. Rataan Protein Kasar Rumput Gajah Mini dan Rumput Benggala
Berdasarkan Perlakuan ................................................................................ 21
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Pupuk Mikoriza . ........................................................................................... 9
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
1. Hasil Analisis Statistik Kandungan Protein Kasar .................................... 29
2. Hasil Analisis Statistik Kandungan Serat Kasar ........................................ 31
3. Dokumentasi............................................................................................... 33
1
PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat terhadap produk peternakan seperti daging dan
susu terus meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya penduduk dan
kesadaran masyarakat akan pentingnya kebutuhan gizi. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut maka perlu dilakukan usaha peningkatan kuantitas dan
kualitas dari produk peternakan. Salah satu cara tersebut adalah dengan
meningkatkan penyediaan dan mutu pakan, karena pakan merupakan salah satu
faktor yang penting dalam usaha peningkatan produk peternakan.
Salah satu pakan yang cocok dikembangkan diindonesia adalah rumput
gajah mini (Pennisetum Purpureum cv. Mott) adalah salah satu jenis rumput gajah
yang baru dikembangkan sekarang ini. Ukurannya yang lebih kecil dari rumput
gajah, membuatnya juga sering di sebut rumput gajah kerdil. Rumput ini dapat
tumbuh pada berbagai macam tanah, sampai liat alkalis, dan sangat responsif
terhadap pemupukan. Rumput gajah mini merupakan jenis rumput unggul yang
mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta
memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia. Tanaman ini
merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai
ternak. Rumput ini dapat hidup di berbagai tempat, tahan lindungan, respon
terhadap pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.
Rumput gajah mini tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak
dan terus menghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur.
Rumput lain yang cocok dan telah banyak berkembang baik di Indonesia
sebagai sumber pakan bagi ternak besar adalah rumput benggala (Panicum
2
maximum). Keunggulan dari jenis rumput ini adalah tahan naungan, responsif
terhadap pupuk nitrogen, dan juga tahan penggembalaan sehingga dapat dijadikan
rumput potong ataupun pastura. Pengelolaan tanaman ini dapat dilakukan dengan
budidaya total, untuk perbanyakan tanaman ini dapat menggunakan biji 4 – 12
kg/ha atau dengan menggunakan pols, jarak tanam yang sesuai adalah 60 x 60 cm
(Soegiri et. al, 1982).
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari jenis rumput gajah mini
dan benggala maka dapat dilakukan pemupukan. Salah satu pupuk yang dapat
digunakan adalah pupuk hayati mikoriza yang lebih ramah lingkugan. Mikoriza
dapat mendukung dan meningkatkan pertumbuhan serta jumlah akar, terutama
akar serabut. Selanjutnya meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap
nutrisi sehingga dapat mengurangi kehilangan pupuk akibat resapan air tanah
serta luas permukaan yang tinggi untuk proses penyerapan unsur hara. Mikoriza
dapat digunakan untuk semua tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,
perkebunan maupun kehutanan, serta tanaman pakan.
3
Rumusan Masalah
Produksi dan kualitas hijauan rumput gajah mini dan rumput benggala
yang ada belum maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
adalah rendahnya kesuburan tanah. Untuk meningkatkan hal tersebut perlu
dilakukan pemupukan. Namun penggunaan pupuk jarang dilakukan oleh karena
harganya yang mahal. Oleh karena itu untuk mangatasi hal tersebut perlu
dilakukan penelitian terhadap penggunaan pupuk mikoriza sebagai salah satu
jenis pupuk hayati yang murah dan tidak merusak lingkugan.
Hipotesis
Diduga dengan pemberian pupuk mikoriza pada tanaman rumput gajah
mini dan rumput bengala dapat meningkantkan kualitas khususnya kandungan
protein.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk
mikoriza pakan rumput gajah mini dan rumput bengala.
Kegunaan penelitian ini adalah agar dapat mengetahui pengaruh pupuk
Mikoriza pada rumput Gajah mini dan rumput Bengala.
4
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Rumput Gajah Mini (Pennisetum Purpureum cv.Mott).
Rumput gajah mini (Pennisetum Purpureum cv. Mott) adalah salah satu
jenis rumput gajah yang baru dikembangkan sekarang ini. Ukurannya yang lebih
kecil dari rumput gajah, membuatnya juga sering di sebut rumput gajah kerdil.
Rumput ini dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, sampai liat alkalis, dan
sangat responsif terhadap pemupukan. Rumput gajah berasal dari Afrika tropika,
kemudian menyebar dan diperkenalkan ke daerah daerah tropika di dunia, dan
tumbuh alami di seluruh Asia Tenggara yang bercurah hujan melebihi 1.000 mm
dan tidak ada musim panas yang panjang. Dikembangkan terus menerus dengan
berbagai silangan sehingga menghasilkan banyak kultivar, terutama di Amerika,
Philippine dan India. Di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan tanaman
hijauan utama pakan ternak (Anonim, 2005).
Rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) merupakan
jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi yang
cukup tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia.
Tanaman ini merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas
dan disukai ternak. Rumput ini dapat hidup diberbagai tempat, tahan lindungan,
respon terhadap pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang
tinggi. Rumput gajah mini tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang
kompak, dan terus menghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur.
(Syarifuddin, 2006).
5
Rumput gajah mini dibudidayakan dengan potongan batang (stek) atau
sobekan rumpun (pols) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari batang yang sehat
dan tua, dengan panjang stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku
atau mata). Waktu yang terbaik untuk memotong tanaman yang akan dibuat silase
adalah pada fase vegetatif, sebelum pembentukan bunga (Reksohadiprodjo, 1994
dan Regan, 1997).
Rumput gajah mini ditanam pada lingkungan hawa panas yang lembab,
tetapi tahan terhadap musim panas yang tinggi. Rumput ini juga dapat tumbuh
dan beradaptasi pada berbagai macam tanah meskipun hasilnya akan berbeda.
Akan tetapi rumput ini tidak tahan hidup di daerah yang curah hujannya tinggi.
Secara alamiah rumput ini dapat dijumpai terutama di sepanjang pinggiran hutan
(Anonim, 2005).
Pada pemotongan batang rumput gajah mini sebaiknya ditinggalkan ± 10
cm dari permukaan tanah. Pemotongan batang tanaman yang terlalu pendek
menyebabkan semakin lambatnya pertumbuhan kembali, namun jika batang yang
ditinggalkan terlalu panjang maka tunas batang saja yang akan berkembang
sedangkan jumlah anakan akan berkurang. Untuk mendapatkan hasil dan
ketahanan tinggi, rumput ini ditanam dengan pengairan yang teratur dan
pemupukan yang cukup (Anonim, 2008)
B. Gambaran Umum Rumput Benggala
Rumput benggala (Panicum Maximum) termasuk tumbuhan tidak lengkap
karena tidak ada tangkai daun, mempunyai lembaran daun, terdapat bagian
pelepah daun daunnya menyirip, batang berarus sircular batang, bunga dan
6
strukturnya berbentuk bulat berwarna coklat termasuk kelompok bunga rumput,
tumbuh di daerah tropis, berakar serabut, termasuk angiospermae (berbiji
tertutup), dan merupakan monokotil. Rumput bengala bersifat perennial, batang
tegak, kuat, dan membentuk rumpun, Akarnya membentuk serabut dalam, buku
dan lidah daun berbulu, warna bunga hijau atau keunguan (tumbuh pada daerah
dataran rendah sampai pegunungan 0–1200 m di atas permukaan laut. Produksi
Panicum maximum yang dihasilkan mencapai 100–150 ton/ha/th dalam bahan
segar. Panen pertama dilakukan setelah 2–3 bulan setelah penanaman (Sutopo,
1985).
Rumput benggala mempunyai sistematika sebagai berikut (Anonim, 2013)
· Phylum : Spermatophyte
· Subphylum : Angiospenonae
· Classic : Monocotyledonae
· Ordo : Giumiflora
· Familia : Poaceae
· Sub Familia : Panicoideae
· Genus : Panicum
· Spesies : Panicum maximum
Karakteristik Rumput Bengala
Rumput Panicum maximum yang dikenal dengan nama Guinea grass,
buffalo grass, green panic (Inggris), Herbe de Guinee, panic eleve (Perancis),
rumput benggala (Indonesia), suketlondo (Jawa), rebha luh-buluhan (Madura),
rumput kuda, rumput benggala (Malaysia), yakinni (Thailand) dan Co ke to
7
(Vietnam). Rumput ini berasal dari Afrika Tropik dan telah dibudidayakan
disemua daerah tropis maupun subtropik, karena nilainya sangat tinggi sebagai
makanan ternak (Hayne, 1950).
Menurut Hayne (1950) masuk ke Indonesia pertama yaitu di Jawa yang
dikoleksikan pada tahun 1865 dekat Jatinegara dan Van Romburgh dalam buku
Aanteekeningen Cultuurtuin dalam Cultuurtuin (Kebun Tanaman) setelah 30
tahun dilaporkan dalam Laporan Kebun Raya Bogor sebagai makanan ternak
dengan nama Panicum spectabile ness (namun tidak tepat) karena sangat baik
tumbuhnya sehingga dianjurkan pembudidayaannya. Jenis rumput ini yang telah
dikoleksi cukup lama namun pemanfaatannya masih kurang popular dibanding
dengan rumput gajah, yang telah dianjurkan oleh pemerintah sehingga rumput
benggala ditinggalkan. Kemudian pada tahun 1974 hingga sekarang Balai
Penelitian Ternak mengintroduksikan kembali dari Australia dengan beberapa
cultivar yang hingga saat ini telah dikoleksi dan tumbuh baik ada 8 kultivar.
Namun pemanfaatan sebagai pakan ternak masih terbatas dan belum banyak
dibudidayakan.
Karakteristik rumput benggala adalah tanaman tumbuh tegak membentuk
rumpun mirip padi. Termasuk rumput tahunan, kuat,berkembang biak yang
berupa rumpun/pols yang sangat besar, dengan akar serabut menembus dalam
tanah, batangnya tegak, berongga tak berbulu. Tinggi tanaman 1,00 –1,50 m,
dengan seludang-seludangnya berbulu panjang pada pangkalnya, lidah kadang-
kadang berkembang biak. Daun bentuk pita yang sangat banyak jumlahnya itu
terbangun garis, lancip bersembir kasar, berwarna hijau, panjang 40–105 cm
8
dengan lebar 10–30 mm. Bunga majemuk dengan sebuah malai yang panjangnya
20–45 cm, tegak, bercabang-cabang, acapkali diselaputi lapisan lilin putih. Bulir
berbunga 2 yang panjangnya 3 x 4 mm,bentuk lonjong. Buah yang dihasilkan
dalamjumlah sedikit dan mudah rontok sehingga masalah serius untuk produksi
biji. Panjang biji 2,25–2,50 mm, tiap kg biji mengandung 1,2–1,5 juta biji
(Anonim, 2008).
Rumput benggala dapat tumbuh disegala jenis tanah seperti tanah yang
kering, dan meskipun tahan kekerigan, tidak akan bertahan lama apabila terjadi
kekerigan yang sangat parah. Beberapa strain lebih menyukai tanah tergenag air
(waterlogging) untuk priode singkat. Tanaman ini dapat tumbuh baik dibawah
pohon karena agak tahan naugan, walaupun pertumbuhannnya tidak sama dengan
tempat terbuka (Holm dkk, 1977).
C. Gambaran Umum Pupuk Mikoriza
Pemupukan termasuk salah satucara untuk meningkatkan jumlah hara
yang tersedia didalam tanah. Namun, penggunaan pupuk kimia dalam
jangkawaktu lama dapat menyebabkan tercemarnya kondisi lingkungan. Selain
itu penggunaan pupuk kimia juga dapat mengubah sifat tanah menjadi keras
(Sugito, 1999).
9
Gambar 1 : Pupuk Mikoriza
Pupuk mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistis
(saling menguntungkan) antara cendawan/jamur (mykes) dan perakaran (rhiza)
tanaman. Mikoriza mempunyai kemampuan untuk berasosiasi dengan hampir
90% jenis tanaman (pertanian, kehutanan, perkebunan dan tanaman pakan) dan
membantu dalam meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara (terutama fosfor)
pada lahan marginal. Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem
perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga
tanaman yang mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan
kapasitas dalam penyerapan unsur hara (Hamidahmamur’s, 2010).
Husin (2002) menyatakan bahwa hifa (miselium) CMA dapat
meningkatkan nutrisi tanaman dan menghasilkan hormon pertumbuhan seperti
auksin dan giberalin, dimana auksin berfungsi mencegah penuaan akar, sehingga
berfungsi lebih lama dalam penyerapan unsur hara akan lebih banyak. Perbaikin
struktur tanah oleh CMA, maka akan banyak unsur hara yang diserap oleh
tanaman, maka foosintesis akan meningkat sehingga makin banyak pula
karbohidrat yang dihasilkan oleh tanaman yang akan membantu pembentukan
batang dan daun (Buckman dan Brady, 1982).
10
Pupuk hayati adalah pupuk yang dapat memperbaiki sifat fisika, kimia,
dan biologi tanah serta lingkungan,dengan demikian pupuk hayati merupakan
solusi yang sangat tepat. Selain itu, pupuk hayati dapat melindungi akar tanaman
dari serangan bakteri patogen, bisa mengurangi residu pestisida sehingga menjadi
senyawa yang tidak berbahaya bagi tanaman (Yulipriyanto, 2010) dan dapat
digunakan sebagai pelindung tanaman dari logam berat (Sasli, 2004).
Pupuk hayati yang sering digunakan adalah Cendawan Mikoriza
Arbuskular (CMA) dan pupuk mikroba. Cendawan mikoriza arbuskular
merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antara cendawan dan
perakaran tumbuhan tinggi dimana jenis mikoriza ini membentuk arbuskular dan
vesikular dalam sel korteks akar. Cendawan mikoriza arbuskular dapat
meningkatkan kemampuan tanaman dalam pengambilan unsur hara (K, Mg, Ca,
O, H, C, dan S) terutama fosfor (Yulipriyanto,2010) yang berguna untuk dapat
merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar (Hamidahmamur’s, 2010).
1. Kerusakan Tanah Akibat Pupuk
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2007), kerusakan tanah untuk
produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria
bakukerusakan tanah. Parameter yang dapat digunakan untuk kerusakan tanah di
lahan kering antara lain: (i) ketebalan solum tanah dengan ambang kritis kurang
dari 20gr mikoriza ini memungkinkan tanaman untuk memperoleh air dan hara
dalam kondisi lingkungan yang kering dan miskin unsur hara, perlindungan dari
patogen akar dan unsur toksik dan secara tidak langsung melalui perbaikan
struktur tanah (Subiksa, 2008).
11
Pupuk organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation, kapasitas
memegang air, unsur hara makro dan mikro, serta meningkatkan populasi
mikroba tanah yang dapat melarutkan fosfat maupun yang dapat menambat
nitrogen dari udara. Pupuk organic (Kompos) yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan campuran dari bahan – bahan seperti jerami padi, sampah pasar,
batang tanaman pisang, kotoran sapi, kotoran ayam bercampur sekam, dan
dolomit. Bahan–bahan tersebut dikom- poskan dengan menggunakan effective
living microorganisme basic organic. Pemanfaatan mikoriza merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas lahan kritis
(Abbas, 1992).
Mikoriza dan Kesehatan Ekosistem Tanah
Kehadiran mikoriza dalam tanah memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap perbaikan kualitas, kesehatan tanah dan aliran energi dalam rantai
makanan (food web, antara lain sebagai berikut;
1) Perbaikan Struktur Tanah jaringan hifa eksternal dari mikoriza memperbaiki
dan memantapkan struktur tanah. Sekresi senyawa-senyawa polisakarida,
asam organik dan lendir yang dihasilkan mampu mengikat butir-butir primer
menjadi agregat mikro ("Organic binding agent") Selanjutnya agregat mikro
tersebut melalui proses "mechanical binding action" oleh hifa eksternal akan
membentuk agregat makro yang mantap (Brundrett (1999); Linderman 1996).
Wright dan Uphadhyaya (1998) mengatakan bahwa cendawan VAM
mengasilkan senyawa glycoprotein glomalin yang berkorelasi dengan
peningkatan kemantapan agregat. Konsentrasi glomalin umumnya lebih tinggi
12
pada tanah-tanah yang tidak diolah dibandingkan dengan yang diolah.
Perbaikan struktur tanah tersebut akan meningkatkan aerasi dan laju infiltrasi
serta mengurangi erosi tanah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman. Oleh karena itu, dikatakan bahwa cendawan mikoriza juga simbion
bagi tanah.
2) Jaringan hifa berperan penting dalam daur hara dalam tanah dan mencegah
terjadinya kehilangan hara dari ekosistem tanah.
3) Hifa mikoriza berperan penting dalam mentransfer (relokasi) senyawa
hidrokarbon (fotosintat) dari perakaran tanaman kepada organisme tanah
(sumber energi dalam rantai makanan dalam tanah).
4) Sporocarps epigeous dan hypogeous sporocarps dari ektomikoriza dan CMA
merupakan sumber makanan bagi hewan placental, marsupial dan biota di
dalam tanah.
5) Hifa mikoriza dan tubuh buah (fruits bodies dari ektomikoriza) merupakan
sumber makanan bagi berbagai macam fauna tanah.
6) Mikoriza memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan dan
pertumbuhan mikroba tanah yang menguntungkan (penambat N dan pelarut
fosfat). Mikoriza juga diketahui berinteraksi sinergis dengan bakteri pelarut
fosfat atau bakteri pengikat N.
7) Mikoriza berperan penting dalam meningkatkan jumlah karbon yang sangat
menentukan kualitas dan kesehatan tanah
8) Jaringan hifa ekternal dari mikoriza akan memperluas bidang serapan air dan
hara. Disamping itu ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar
13
memungkinkan hifa dapat menyusup ke pori-pori tanah yang paling kecil
(mikro) sehingga hifa dapat menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang
sangat rendah.
9) Keanekaragaman jamur dapat digunakan sebagai indikator kualitas ekosistem
tanah.
10) . Mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui perlindungan
tanaman dari patogen akar dan unsur toksik.
D. Protein Kasar Pada Pakan
Protein adalah senyawa organic kompleks yang mempunyai berat molekul
tinggi. Seperti halnya karbohidrat dan lipida, Protein mengandung unsur – unsure
karbon, hydrogen dan oksigen, tetapi sebagai tambahannya semua protein
mengandung sulfur, beberapa protein mengandung fosfor (Tillman dkk., 1991)
Fungsi protein pada tubuh adalah (1) Memperbaiki jaringan, (2)
Pertumbuhan jaringan baru, (3) Metabolisme untuk energy, (4) Metabolism eke
dalam zat – zat vital dalam fungsi tubuh ( Zat – zat vital tersebut termasuk zat anti
darah yang menhalangi infeksi), (5) Enzim-enzim yang esensial bagi fungsi tubuh
yang normal (Anggorodi, 1984).
Protein dalam pakan yang digunakan untuk ruminansia dapat berupa
protein asli dan nitrogen non protein. Di dalam rumen protein akan dirubah
menjadi peptide dan selanjutnya menjadi asam amino untuk mikroba rumen.
Protein mikroba bersama protein makanan yang tidak mengalami degradasi dalam
rumen akan menjadi sumber protein bagi ruminansia yang kemudian dicerna oleh
14
abomasum, sedangkan protein yang mengalami degradasi akan dirubah menjadi
asam organic, amoniak dan CO2 (Tillman dkk., 1991).
Protein merupakan bagian terbesar dari urat daging, alat – alat tubuh,
tulang rawan, jaringan ikat dan jaringan – jaringan liar lainnya, seperti kulit,
rambut, wol, bulu, kuku dan tanduk (Anggorodi, 1984).
E. Serat Kasar Dalam Pakan
Serat kasar sangat pentingartinya dalam memanuhi kebutuhan zat makan bagi
ternak (Anggorodi, 1984). Serat kasar dapat dimanfaatkan dengan baik pada
ruminansia karena kemampuan dari bakteri atau mikroba yang ada dalam rumen.
Karbohidrat hanya dibagi menjadi dua golongan : serat kasar dan bahan ekstrak
tiada N (BETN) atau nitrogen free extract (NFE) dimana serat kasar mengandung
selulose beberapa hemiselulose dan polisakarida lain yang berfungsi sebagai
bahan perlindungan tanaman (Tillman dkk., 1991).
Kesanggupan hewan atau ternak mengkonsumsi serat kasar dan pentosan dalam
makanannya tergantung pada pencernaan bakteri. Hal ini merupakan suatu
kejadian yang penting dalam makanan sapid dan domba yang merupakan alasan
utama mengapa hewan – hewan tersebut dapat hidup terutama dari jerami
(Anggorodi, 1984).
15
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2014, dengan dua
tahap, tahap pertama aplikasi pupuk mikoriza terhadap rumput gajah mini dan
rumput benggala dilaksanakan di kebun rumput. Fakultas Peternakan. Universitas
Hasanuddin. Makassar, dan tahap kedua analisa protein kasar dan serat kasar
bertempat di Laboratorium kimia makan Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin
Materi Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, parang,
Cangkul, oven, tabung reaksi, ember, skop.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pupuk mikoriza,
rumput gajah mini dan Rumput Benggala.
Metode penelitian
Penelitian disusun berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) pola
faktorial (Gasperz, 1991), terdiri dari 4 perlakuan dan setiap perlakuan diulang
sebanyak 4 kali. Susunan perlakuan sebagai berikut :
G0 : Rumput gajah mini tanpa mikoriza
G1 : Rumput gajah mini dengan mikoriza 2,5 gr
G2 : Rumput gajah mini dengan mikoriza 5gr
Bo : Rumput benggala tanpa mikoriza
B1 : Rumput benggala dengan mikoriza 2,5gr
B2 : Rumput benggala dengan pupuk mikoriza 5gr
16
Pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pot plastik dengan ukuran diameter atas 24
cm, diameter bawah 10 cm,dan tinggi 20 cm. Bahan penanaman yang digunakan
pada penelitian ini adalah pols rumput gajah mini dan rumput benggala. Sebelum
penaman kedua jenis rumput tersebut terlebih dahulu dilakukan pembersihan
tanah dengan cara diayak dari sisa tanaman dan batu – batuan yang bercampur
dengan tanah. Tanah yang telah bersih selanjutnya dimasukkan dalam pot – pot
yang telah disiapkan, setelah semua pot terisi tanah selanjutnya dilakukan
penanaman dan penyiraman yang jumlah airnya sama pada setiap pot perlakuan.
Penempatan pot dilakukan dengan jarak 30 cm. Pemberian pupuk dilakukan
setelah tanaman berumur 2 minggu atau akar mulai tumbuh.
Mikoriza ditaburkan pada masing – masing akar dengan cara menggali
tanah disekitar batang rumput gajah mini dan rumput benggala sampai akar
kelihatan, setelah pemberian pupuk mikoriza selesai selanjutnya ditimbun
kembali dan disiram. Penyeragaman atau streaming dilakukan 15 hari setelah
pemupukan.Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari setelah itu
tanaman dimasukkan dalam oven dengan suhu 65-70ºC selama 3 hari. Setelah
kering selanjutnya diambil sampel untuk dianalisis kandungan protein kasar dan
serat kasar masing-masing perlakuan.
17
Parameter yang diukur
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah protein kasar dan serat
kasar rumpur gajah mini dan rumput benggala.
Kadar protein kasar =
Kadar serat kasar =
Keterangan :
X = Berat sampel
Y = Berat Sampel + cawan setelah oven
Z = Berat Sampel + cawan setelah tanur
a = Berat sampel yang dikeringkan
18
Analisis data
Data hasil percobaan di analisis menurut rancangan acak lengkap (RAL)
dengan pola faktorial (Gasper, 1991), dengan unit percobaan 2 x 3 x 4 = 24
dengan model matematik sebagai berikut:
Yijk = + i + + €ijk
i = 1,2
j = 1,2,3,4
k = 1,2,3
keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan pada satu percobaan ke-k yang memperoleh yang
memperoleh kombinasi ij (taraf ke-I dari factor A dan taraf ke-j dari
factor dari factor B)
µ = Nilai tengah populasi
i = Pengaruh aditif taraf ke-I dari factor A
βj = Pengaruh aditif taraf ke-j dari factor B
(αβ)ij = Pengaruh interaksi taraf ke-i factor A dan taraf ke-j factor B
ijk = Pengaruh galat.
Perlakuan yang berbeda nyata diuji lanjut degan menggunakan uji
tukey (Anonim, 2009).
19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Protein Kasar
Rataan nilai kandungan protein kasar rumput benggala dan rumput gajah
mini yang diberikan pupuk mikoriza pada berbagai level dapat dilihat pada tabel
1.
Tabel 1. Rataan Protein kasar Rumput benggala dan rumput gajah mini
berdasarkan perlakuan.
Mikoriza
(%)
Rumput Rataan
Gajah Mini Benggala
0 7,43 5,49 6,46a
2,5 7,28 5,90 6,59a
5 6,68 5,78 6,23a
Rataan 7,13b
5,72a
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom rataan yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata (P<0,05). Hasil analisis ragam memeperlihatkan bahwa pemberian pupuk mikoriza
tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap rataan kadar protein kasar antara
antara ketiga level yang berbeda. Namun, terjadi perbedaan yang nyata (P<0,05)
antara rumput benggala dan rumput gajah mini.
Rataan protein kasar rumput benggala berfariasi antara 5,49% (perlakuan
B0) sampai 5,90% (perlakuan B1), begitupula pada rumput gajah mini berkisar
antara 6,68% (perlakuan G2) samapai 7,43% (perlakuan GO). Perbedaan
kandugan Protein antara rumput benggala dan rumput gajah mini tidak
diakibatkan oleh pupuk mikoriza melainkan disebabkan kerena perbedaan kedua
jenis rumput. Kandugan protein kasar pada rumput benggala adalah 9,97% (
Siregar et al.(1980), sedangkan kandungan protein kasar pada rumput gajah mini
20
Rumput gajah mini merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai
produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi (Syarifuddin, 2006).
Kandungan protein pada ketiga level pemberian mikoriza tidak
memperlihatkan pengaruh nyata disebabkan karena pupuk mikoriza berfungsi
pada dan menginfeksi akar tanaman, sehingga efek pada peningkatan protein
tidak memberikan pengaruh yang nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin
(2002) menyatakan bahwa hifa (miselium) CMA dapat meningkatkan nutrisi
tanaman dan menghasilkan hormon pertumbuhan seperti auksin dan giberalin,
dimana auksin berfungsi mencegah penuaan akar, sehingga berfungsi lebih lama
dan lebih banyak dalam menyerapan unsur hara. Dengan di perbaikinya struktur
tanah oleh CMA, maka akan banyak unsur hara yang diserap oleh tanaman, maka
foosintesis akan meningkat sehingga makin banyak pula karbohidrat yang
dihasilkan oleh tanaman yang akan membantu pembentukan batang dan daun
(Buckman dan Brady, 1982). Pupuk hayati mikoriza dapat melindungi akar
tanaman dari serangan bakteri patogen, bisa mengurangi residu pestisida sehingga
menjadi senyawa yang tidak berbahaya bagi tanaman (Yulipriyanto, 2010) dan
dapat digunakan sebagai pelindung tanaman dari logam berat (Sasli, 2004).
Kandugan protein kasar pada rumput bengala yang diberi pupuk mikoriza
memperlihatkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput benggala
yang tidak diberi pupuk mikoriza, walaupun secara statistik tidak memperlihatkan
perbedaan yang nyata (P>0,05). Hal ini disebabkan oleh karena pupuk mikoriza
dapat meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara yang ada
dalam tanah, terutama unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K, dan Mg. Kerjasama yang saling
21
menguntungkan antara mikoriza dan tanaman dilakukan dengan cara tanaman
memberikan sisa karbohidrat dan gula yang tidak terpakai kepada mikoriza, dan
ditukar dengan unsur-unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K dan Mg oleh mikoriza. Tahan
terhadap serangan pathogen. Mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi
bagi terjadinya infeksi patogen akar (Anonim 2012). Sehingga, pupuk mikoriza
dapat meningkatkan kadar protein pada rumput benggala.
Serat Kasar
Tabel 2. Rataan Serat kasar Rumput benggala dan rumput gajah mini
berdasarkan perlakuan.
Mikoriza
(%)
Rumput Rataan
Gajah Mini Benggala
0 32,91 45,86 39,38a
2,5 33,17 44,15 38,66a
5 34,65 47,53 41,09a
Rataan 33,58a
45,85b
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris dan kolom rataan yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata (P<0,05).
Hasil analisis ragam kandugan serat kasar memeperlihatkan pemberian
pupuk mikoriza pada kedua jenis tanaman tidak memberikan pengaruh nyata
(P<0,05) antara perlakuan yang diberikan dan tidak diberikan pupuk mikoriza.
Rataan serat kasar rumput benggala berfariasi antara 44,15% ( perlakuan B1 )
sampai 47,51% (perlakuan B2), begitupula pada rumput gajah mini berkisar
antara 32,91% (perlakuan G0) samapai 34,65% (perlakuan G2). Tidak adanya
perbedaan kandungan serat kasar pada perlakuan pemberian pupuk mikoriza dan
yang tidak diberikan mungkin disebabkan karena jumlah pupuk mikoriza yang
diberikan masih terlalu rendah sehingga tidak dapat memberikan pegaruh
22
terhadap kadar serat kasar, baik rumput benggala maupun rumput gajah mini.
Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman melalui perlindungan tanaman dari patogen akar dan unsur toksik yang
dapat merusak akar tanaman. menginfeksi sistem perakaran tanaman inang,
memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung
mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur
hara. Mikoriza lebih bagus diberikan pada saat dipersemaian, karena akar lebih
cepat di-infeksikan oleh cendawan mikoriza, sehingga kerja mikoriza dapat lebih
maksimal. Cendawan akan berkembang baik setelah seminggu setelah aplikasi.
Setelah tanaman pindah tanam, diberikan pada lubang tanam sebanyak 50 g
mikoriza. Pemberian mikoriza pada tanaman yang sudah pindah tanam dari
polybag juga bisa, asal akar tanaman belum mengalami penebalan, hal tersebut
ditandai dengan diameter batang atau umur tanaman (Hamidahmamur’s, 2010).
Perbedaan kandugan serat kasar antara kedua jenis rumput tidak
dipegaruhi oleh pengggunaan pupuk mikoriza namun hanya terjadi karena
perbedaan spesies rumput dengan serat kasar yang berbeda pula. Kandugan serat
kasar pada rumput benggala adalah 36,89% (Siregar et al.(1980), kandugan serat
kasar pada rumput Rumput gajah mini merupakan jenis rumput unggul yang
mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi (Syarifuddin,
2006). (Syarifuddin, 2006).
Secara keseluruhan hasil superskrip serat kasar antara rumput gajah mini
dan rumput benggala baik yang tidak diberi pupuk mikoriza maupun yang diberi
pupuk mikoriza, rumput gajah mini memperlihatkan hasil yang lebih baik. Hal ini
23
disebabkan karena rumput gajah mini lebih tahan terhadap cekaman kekerigan
dibandingkan dengan rumput benggala. Rumput benggala dapat tumbuh disegala
jenis tanah seperti tanah yang kering, dan meskipun tahan kekerigan, tidak akan
bertahan lama apabila terjadi kekerigan yang sangat parah. Beberapa strain lebih
menyukai tanah tergenag air (waterlogging) untuk priode singkat. Tanaman ini
dapat tumbuh baik dibawah pohon karena agak tahan naugan, walaupun
pertumbuhannnya tidak sama dengan tempat terbuka (Holm dkk., 1977). Rumput
gajah mini dapat hidup diberbagai tempat, dan disegala jenis lingkungan, tahan
lindungan, respon terhadap pemupukan. (Syarifuddin, 2006).
24
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pemberian pupuk miikoriza tidak dapat meningkatkan protein kasar dan tidak
dapat menurunkan kandungan serat kasar.
2. Perbedaan kandungan protein dan serat kasar terjadi karena perbedaan spesies
rumput.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan bahwa penelitian
mengenai pengaruh pupuk mikoriza terhadap kandungan protein kasar dan serat
kasar pada rumput benggala dan rumput gajah mini dapat dilakukan dengan
meningkatkan level pemberian untuk mengetahui level optimal pemberian.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, K. 1992. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Mikoriza Vesikular
Arbuskular dan Pupuk Fosfat terhadap Serapan Fosfor oleh Tanaman
Jagung.Tesis. Program Pasca Sarjana IPB, Bogor. Dalam: Bintoro, M. H.,
H. Yani, A. T. Maryani, M. Syakir, Nurhastuti, M. Alam, R. Widhiastuti,
Zaitun, dan Muzirman. 2006. Peran Pupuk Organik dalam Peningkatan
Produksi Tanaman Pangan.Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya
Lahan Pertanian.14-15 September 2006, Bogor. Hal 175-181.
Aganga AA and S Tshwenyane. 2004 . Potentials of guenia grass (Panicum
maximum) as forage crop in livestock production. Pakista J. Nutrition
3(1): 1‐4. Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum, Gramedia, Jakarta.
Anonim, 2013. Morfologi bunga rumput. .
http://heryahyadi.blogspot.com/2013/04/morfologi-bunga-rumput.html.
Diakses Tanggal 27 januari 2014.
................, 2008. Budidaya Rumput Gajah Untuk Pakan
Ternak.http://www.tropicalforages.info/key/forages/media/Html/. Diakses
Tanggal 27 januari 2014.
..............., 2009. Uji Tukey Hsd. http://smartstat.wordpress.com/2009/10/29/uji-
tukey-hsd-beda-nyata-jujur/. Diakses pada tanggal 13 Agustus 2014.
................, 2005. Rumput Gajah. http://www.hear. org/ pier/ spescies/ pennicetum
purpureum.html. Diakses Tanggal 27 januari 2014.
Buckman, H. O. dan N. C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman,
Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Brundrett. M. 1999. Introduction to mycorrhizas .CSIRO Forestry and Forest
Products.
Gasperz, V. 1991. Metode Rancangan Percobaan untuk ilmu – ilmu pertanian,
ilmu ilmu teknik, Biologi. CV. Armico, Bandung.
Hamidahmamur’s, 2010, Citing Computer References; Jenis dan kegunaan unsur
hara http://hamidahmamur.wordpress.com/jenis-dan-kegunaan-unsur-
hara.Diakses Tanggal 27 januari 2014.
Hayne, K. 1950. De nuttige plantea van Indonesi. (Tumbuhan Berguna
Indonesia.Jilid I. Terj.Cetakan ke I. 1987. Badan Litbang Kehutanan.
Jakartaa.Yayasan Sarana wana Jaya. Jakarta.
26
Holm, Leroy G/ Plucknett, DL/ Pancho, JV/ Herberger, JP. 1977. The world’s
worst weeds: distribution and biology. East-West Center/University Press
of Hawai.
Husin, E. F.2002. Respon berbagai tanaman terhadap pupuk hayati, cendawan
mikoriza arbuskula. Pusat Studi dan Pengembangan Agen Hayati
(PUSPAHATI). UNAND, Padang.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007. Pemantauan Kerusakan Tanah
untuk Produksi Biomassa dalam Praktik. Kementerian Negara Lingkungan
Hidup, Jakarta. 32 hal.
Linderman rg. 1996. Role of VAM fungi in biocontrol. Pp. 1-25. In Mycorrhizae and
Plant Health (Pfleger EL and RG. Linderman, Eds). APS Press. St Paul,
Minesota.
Regan, C.S. 1997. Forage Concervation in The Wet/ Dry Tropics for Small
Landholder Farmers. Thesis.Faculty of Science, Nothern Territory
University, Darwin Austalia.
Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.
B.P.F.E. University Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sasli, I. 2004. Citing ComputerReferences; Peranan MikorizaVesikula Arbuskular
(MVA) dalamPeningkatan Resistensi Tanaman
Siregar, M. E., M. Martawijaya dan T. Herawati. 1980. Pengaruh tatalaksana
interval panen terhadap kuantitas dan kualitas produksi rumput benggala
(P. maximum cv Guinea). Bulletin Lembaga Penelitian Peternakan. No.
26.
Subiksa, I. G. M. 2008. Pemanfaatan Mikoriza untuk Penanggulangan Lahan
Kritis.http://tumoutou.net/ 702_04212/igm_subiksa.htm.Diakses Tanggal
27 januari 2014.
Sugito, Y., 1999, Ekologi Tanaman: Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap dan
Beberapa aspeknya, UB Press.Pertumbuhan Tanaman Malang. Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. CV. Rajawali, JakartaLubis, D. A. 1992.
Ilmu Makanan Ternak. PT Pembangunan, Jakarta.
Syarifuddin, NA. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah Enzilase
Pada Berbagai Umur Pemotongan. Produksi Ternak, Fakultas Pertanian
UNLAM, Lampung.
Tillman, A. D. H. Hartadi. S. Reksohadiprojo. S. Prawiro Kusumo dan S. Lebdosoekodjo.
1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University press. Yogyakarta.
27
Wright, S.F. and A. Upadhyaya, 1998.A survey of soils for aggregate stability and
glomalin, a glycoprotein produced by hyphae of arbuscular mycorrhizal
fungi.Plant and Soil 198 : 97 – 107.
.Yulipriyanto, H., 2010, Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
28
29
Lampiran 1. Hasil analisis statistik kandungan protein kasar
30
31
Lampiran 2. Hasil analisis statistik kandungan serat kasar
32
33
LAMPIRAN 3 : DOKUMENTASI
34
RIWAYAT HIDUP
PERINAL RAPA' LANGI. Lahir pada tanggal 01 Maret
1991 di Tator. Anak ketiga dari enam bersaudara. putra
dari pasangan Martinus Anggo dan Dorkas Dola.
Menyelesaikan pendidikan formal mulai dari SD Inpres
Bakung II Makassar (1997-2003), SMP Negeri 2 Malili
(2003-2006), SMA Negeri 1 Malili (2006-2009). Melalui
Jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) tahun 2009
diterima sebagai mahasiswa program Strata 1 (S-1) pada Jurusan Nutrisi dan
Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif sebagai pengurus organisasi
Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Hasanuddin
(HUMANIKA-UNHAS), Senat Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin (SEMA FAPET) dan Mahasiswa Peternakan Pencinta Alam
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (MATERPALA UNHAS).