pengaruh pemberian mesenchymal stem cell ...repository.unissula.ac.id/13419/12/lampiran.pdftugas...

103
PENGARUH PEMBERIAN MESENCHYMAL STEM CELL HYPOXIACONDITIONED MEDIUM (MSC-HCM) TERHADAP SELF-RENEWALMSC, YANG DITANDAI EKSPRESI CD73 CD90 Dan CD105 (Studi Eksperimental in Vitro pada Human Mesenchymal Stem Cell) HALAMAN JUDUL TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S2 Oleh : Vivi Yustianingsih MBK 15.6.01.0087 PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER ILMU BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2018

Upload: others

Post on 24-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH PEMBERIAN MESENCHYMAL STEM CELL

    HYPOXIACONDITIONED MEDIUM (MSC-HCM) TERHADAP

    SELF-RENEWALMSC, YANG DITANDAI EKSPRESI CD73 CD90 Dan

    CD105

    (Studi Eksperimental in Vitro pada Human Mesenchymal Stem Cell)

    HALAMAN JUDUL

    TESIS

    Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S2

    Oleh :

    Vivi Yustianingsih

    MBK 15.6.01.0087

    PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER ILMU BIOMEDIK

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

    SEMARANG

    2018

  • ii

    TESIS

    PENGARUH PEMBERIAN MESENCHYMAL STEM CELL HYPOXIA

    CONDITIONED MEDIUM (MSC-HCM) TERHADAP

    SELF-RENEWAL MSC, YANG DITANDAI EKSPRESI CD73 CD90 Dan

    CD105

    (Studi Eksperimental in Vitro pada Human Mesenchymal Stem Cell)

    Telah dipertahankan di depan Tim Penguji

    pada tanggal 1 Oktober 2018

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

    Oleh

    Vivi Yustianingsih

    MBK 15.6.01.0087

    Menyetujui,

    Pembimbing

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr.dr.H. Agung Putra, M.Si.Med Dr.Ir.Hj. Titiek Sumarwati, M.Kes

    NIK.210199050 NIK. 2230198045

    Mengetahui,

    Ketua Program Pendidikan Ilmu Biomedik

    Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung

    Prof.Dr.dr.H. Taufiq R. Nasihun, M.Kes, Sp.And

    NIK. 220186022

  • iii

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertandatangan di bawah ini:

    Nama : Vivi Yustianingsih

    NIM : MBK 15.6.01.0087

    Dengan ini menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

    PENGARUH PEMBERIAN MESENCHYMAL STEM CELL HYPOXIA

    CONDITIONED MEDIUM (MSC-HCM) TERHADAP

    SELF-RENEWAL MSC, YANG DITANDAI EKSPRESI CD73 CD90 Dan

    CD105

    (Studi Eksperimental in Vitro pada Human Mesenchymal Stem Cell)

    Adalah benar hasil karya saya sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya

    yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

    tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil

    penerbitan maupun yang belum/tidak diterbitkan sumbernya dijelaskan didalam

    tulisan dan daftar pustaka.

    Semarang, 2 Oktober 2018

    Penulis

    (Vivi Yustianingsih)

  • iv

    RIWAYAT HIDUP

    A. Identitas Nama : dr. Vivi Yustianingsih

    Tempat/Tanggal Lahir : Brebes, 30 Mei 1984

    Agama : Islam

    Jenis Kelamin : Perempuan

    B. Riwayat Pendidikan SD Negeri Kalierang II : Lulus tahun 1996

    SLTP Negeri I Bumiayu : Lulus tahun 1999

    SMA Negeri I Bumiayu : Lulus tahun 2002

    FK UNSOED Purwokerto : Lulus tahun 2011

    Magister Ilmu Biomedik FK UNNISULA : (2016-Sekarang)

    C. Riwayat Pekerjaan 1. Tahun 2010-2012 : Dokter RS. Alam Medika Bumiayu,

    Kab. Brebes

    2. Tahun 2012-2015 : - Site Manager PT. ESHRA Consultant, Kab. Tangerang

    - Aesthetic Doctor Klinik Nayya, Kalibata, Jakarta Selatan

    3. Tahun 2015-Sekarang : Dokter BLUD Bumiayu, Brebes 4. Tahun 2015-Sekarang : Dokter Klinik Ar-Rohmah Tonjong,

    Kab. Brebes

    5. Tahun 2015-Sekarang : Dokter Praktik Mandiri

    D. Riwayat Keluarga 1. Nama Orang Tua

    Ayah : Sudjito

    Ibu : Alfiah

    2. Nama Suami : IPTU. Susanto, SH 3. Nama Anak : Zahra Amalia Gardyna

    Akmal Zikri

    Qori Arvin Maulana

  • v

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Alhamdulillahirabbil’alamin, limpahan Puji dan Syukur ke hadirat Allah

    Yang Maha Kuasa, atas Rahmat-Nya akhirnyapenulis berhasil menyelesaikan

    tugas tesis dengan judul“PENGARUH PEMBERIAN MESENCHYMAL

    STEM CELLHYPOXIA CONDITIONED MEDIUM (MSC-HCM)

    TERHADAP SELF-RENEWALMSC, YANG DITANDAIEKSPRESI CD73

    CD90 Dan CD105” yang merupakan syarat yang wajib dipenuhi dalam mencapai

    gelar Magister Biomedika di Fakultas Kedokteran Progam Pendidikan Magister

    Ilmu Biomedik Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

    Saya mengerti sepenuhnya dengan segala kekurangan dan , sehingga tanpa

    dorongan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidaklah mungkin bagi

    saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, perkenankanlah saya

    menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

    kepada:

    1. Ir. Prabowo Setiawan, M.T, PhD selaku Rektor Universitas Islam Sultan

    Agung beserta para Wakil Rektor yang telah memberikan kesempatan

    pada saya untuk menempuh dan menyelesaikan pendidikan Magister

    Biomedik.

    2. Dr. dr. H. Setyo Trisnadi, SH, Sp.KF dan jajarannya selaku Dekan dan

    Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung yang telah

    memberikan izin kepada saya untuk mengikuti program ini.

  • vi

    3. Prof. Dr. dr. H. Taufiq R Nasihun, M.Kes, Sp.And selaku ketua Program

    Studi Magister Ilmu Biomedik FK Unissula dan sekaligus sebagai penguji

    I dalam penelitian, yang telah banyak memberikan saran yang membangun

    untuk penelitian ini.

    4. Dr. dr. H. Agung Putra, M.Si, Med dan Dr.Ir.Hj. Titiek Sumarwati,

    M.Kes, sebagai dosen pembimbing I dan II yang telah dengan sabar

    memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun tesis ini.

    5. Dr. dr. Hj. Chodidjah, M.Kes dan Dr.dr.H. Joko Wahyu Wibowo, M.Kes

    selaku penguji II dan IIIyang telah berkenan untuk menguji serta

    memberikan segala masukan, saran dan kritik yang sangat membangun

    untuk penyusunan tesis ini.

    6. Seluruh dosen program Magister Biomedik dengan tanpa batasan telah

    mencurahkan segala ilmu pengetahuan sepanjang masa pendidikan

    sehingga dapat dijadikan modal utama dalam proses penyusunan tesis ini.

    7. Seluruh staf program Magister Biomedik FK UNISSULA yang telah

    banyak memberikan dukungan dan bantuan selama penyusunan tesis ini.

    8. Semua staf Stem Cell & Cancer Research (SCCR) yang telah dengan

    segala keikhlasan membantu selama proses penelitian berlangsung

    didalam laboratorium.

    9. Semua sejawat dan teman Program Studi Magister Biomedik FK

    UNISSULA, yang tiada henti memberikan dorongan, serta semangat

    selama menjalankan proses penelitian.

  • vii

    10. Suamiku terkasih, IPTU Susanto, SH, dan anak-anakku tersayang, tidak

    ada kata yang bisa terucapkan selain balasan kasih sayang atas semua yang

    telah kalian berikan kepada Bunda.

    11. Kedua orang tuaku, Bapak Sudjito dan Ibu Alfiah, doa restu kalian adalah

    kunci keberhasilanku di dunia dan akhirat.

    12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam semua proses penyusunan tesis

    yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Sehingga tesis ini berhasil saya

    selesaikan.

    Mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam

    seluruh tahapan penyusunan tesis ini, atas segala kata-kata dan perilaku saya yang

    kurang berkenan di hati. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat untuk semua

    pihak terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

    Semarang, 2 Oktober 2018

    Penulis

    (Vivi Yustianingsih)

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

    SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iii

    RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ iv

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

    DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

    ABSTRAK ............................................................................................................ xv

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

    1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1

    1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

    1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

    1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................ 4

    1.3.2. Tujuan Khusus ....................................................................... 4

    1.4. Orisinalitas Penelitian ...................................................................... 4

    1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7

    1.5.1. Manfaat Teoritis ..................................................................... 7

    1.5.2. Manfaat Praktis ...................................................................... 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8

    2.1. Self-Renewal .................................................................................... 8

    2.1.1. Proliferasi ............................................................................... 8

    2.1.2. Self-renewal Mesenchymal Stem Cell (MSC) ........................ 8

    2.1.3. Lingkungan yang Mempengaruhi Proliferasi ........................ 9

    2.2. Stemness ........................................................................................ 11

    2.2.1. Definisi ................................................................................. 11

    2.2.2. Penanda Stemness MSC ....................................................... 12

    2.2.3. Ekspresi Cluster Of Differentiation 73 (CD73) ................... 12

  • ix

    2.2.4. Ekspresi Cluster Of Differentiation 90 (CD 90) .................. 14

    2.2.5. Ekspresi Cluster Of Differentiation 105 (CD 105) .............. 15

    2.3. Siklus Sel ....................................................................................... 17

    2.3.1. Fase ...................................................................................... 17

    2.4. Mesenchymal Stem Cell (MSC) ..................................................... 23

    2.4.1. Definisi ................................................................................. 23

    2.4.2. Sumber ................................................................................. 23

    2.4.3. Morfologi Mesenchymal Stem Cell ...................................... 24

    2.5. Hipoksia ......................................................................................... 25

    2.5.1. Definisi ................................................................................. 25

    2.5.2. Respon Fisiologi Sel terhadap Hipoksia .............................. 26

    2.5.3. Hipoksia pada Tingkatan Seluler ......................................... 27

    2.6. Mesenchymal Stem Cell – Hypoxia Conditioned Medium (MSC-

    HCM) ............................................................................................. 28

    2.6.1 Definisi ................................................................................. 28

    2.6.2. Soluble Factor ...................................................................... 29

    2.7. Regulasi Growth Factor pada Self-Renewal dan Multipotensi ..... 30

    BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS .. 34

    3.1. Kerangka Teori .............................................................................. 34

    3.2. Kerangka Konsep .......................................................................... 35

    3.3. Hipotesis ........................................................................................ 35

    BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 36

    4.1. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian .................................... 36

    4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 36

    4.3. Variabel ......................................................................................... 37

    4.3.1. Variabel Bebas ..................................................................... 37

    4.3.2. Variabel Tergantung ............................................................ 37

    4.4. Definisi Operasional ...................................................................... 37

    4.5. Instrumen dan Bahan ..................................................................... 38

    4.5.1. Instrumen ............................................................................. 38

    4.5.2. Bahan ................................................................................... 39

    4.6. Cara Penelitian dan Alur Kerja ...................................................... 40

  • x

    4.6.1. Pengajuan Ethical Clearence Penelitian .............................. 40

    4.6.2. Teknik Isolasi Mesenchymal Stem Cell dari Umbilical Cord

    .............................................................................................. 40

    4.6.3. Kultur Sel ............................................................................. 41

    4.6.4. Proses Pemanenan Sel .......................................................... 42

    4.6.5. Proses Penghitungan Sel ...................................................... 42

    4.6.6. Prosedur Hipoksia ................................................................ 43

    4.6.7. Penghitungan Self-Renewal Mesenchymal Stem Cell .......... 43

    4.6.8. Pembacaan CD73, CD90 dan CD105 dengan Flowsitometri

    .............................................................................................. 44

    4.6.9. Alur Kerja ............................................................................ 46

    4.7. Analisis Data ................................................................................. 48

    4.8. Tempat Penelitian .......................................................................... 48

    BAB V .................................................................................................. 49

    HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 49

    5.1. Hasil Penelitian .............................................................................. 49

    5.1.1. Self-Renewal ........................................................................ 51

    5.1.2. Ekspresi CD73, CD90, CD105 ............................................ 54

    5.2. Pembahasan Penelitian ................................................................................... 61

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 65

    6.1. Kesimpulan .................................................................................... 65

    6.2. Saran .............................................................................................. 66

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 73

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1Ekpresi CD73 tumor desmoid pada pasase awal yang berasal dari

    MSC melalui fluorescent immunohistochemistry (hijau) ;

    Hasil sortasi CD73 pada populasi menunjukkan 99.1% positif

    CD73. .............................................................................................. 13

    Gambar 2. 2Ekpresi CD90 tumor desmoid pada pasase awal yang berasal dari

    MSC melalui fluorescent immunohistochemistry (merah) ;

    Hasil sortasi CD90 pada populasi menunjukkan 98.9% positif

    CD90 ............................................................................................... 15

    Gambar 2. 3Ekpresi CD105 tumor desmoid pada pasase awal yang berasal

    dari MSC melalui fluorescent immunohistochemistry (merah);

    Hasil sortasi CD90 pada populasi menunjukkan 84,8% positif

    CD105 ............................................................................................. 17

    Gambar 2. 4 Skema Siklus Sel. Lingkaran luar: I = Interphase, M =Mitosis;

    lingkaran dalam: M = Mitosis, G1 = Gap 1, G2 = Gap 2, S

    =Synthesis; luar lingkaran: G0 = Gap 0/Resting ............................ 17

    Gambar 2. 5 Sumber Mesenchymal StemCell ..................................................... 24

    Gambar 2. 6 Morfologi MSC .............................................................................. 24

    Gambar 2. 7 Regulasi HIF-1 pada normoksia dan hipoksia. ............................... 28

    Gambar 2. 8 Jalur sinyal growth factor dalam memediasi self-renewalMSC ..... 32

    Gambar 5. 1. Karakterisasi MSC menggunakan flowsitometri ............................ 50

    Gambar 5. 2. Rerata jumlah self-renewal 72 jam paska induksi .......................... 51

    Gambar 5. 3. Perkembangan MSC 0 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam (berurutan

    dari kiri ke kanan) dengan pembesaran 10x, (a); Kontol, (b);

    P1, (c); P2, (d); P3 .......................................................................... 53

    Gambar 5. 4. Perbandingan jumlah sel awal dengan jumlah sel setelah

    inkubasi 72 Jam .............................................................................. 53

    Gambar 5. 5. Rerata ekspresi CD 73, setelah diinkubasi selama 24 jam ............. 54

    Gambar 5. 6. Rerata ekspresi CD90, setelah diinkubasi selama 72 jam. ............. 56

    Gambar 5. 7. Rerata ekspresi CD105 setelah diinkubasi 72 jam ......................... 58

    Gambar 5. 8. Hasil flowsitometri kelompok P3 setelah inkubasi 72 jam ............ 61

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Tahapan Siklus Sel .............................................................................. 18

    Tabel 2. 2 EkspresiGrowth factor dar berbagai sumber sel, waktu kultur,

    jumlah sel dan proses dari conditioned medium.................................. 29

    Tabel 2. 3. Barbagai growth factor beserta efeknya pada self-renewal MSC ....... 32

    Tabel 5. 1. Hasil uji Post-Hoc jumlah self-renewal antara kelompok

    perlakuan setelah inkubasi 72 jam ...................................................... 52

    Tabel 5. 2. Hasil uji Post-Hoc ekspresi CD73 antara kelompok perlakuan

    setelah inkubasi 72 jam ....................................................................... 55

    Tabel 5. 3. Hasil uji Post-Hoc ekspresi CD90 antara kelompok perlakuan

    setelah inkubasi 72 jam ....................................................................... 57

    Tabel 5. 4. Hasil uji Post-Hoc ekspresi CD105 antara kelompok perlakuan

    setelah inkubasi 72 jam ....................................................................... 59

    Tabel 5. 5. Hubungan antara ekspresi CD73, CD90, CD105 ................................ 60

  • xiii

    DAFTAR SINGKATAN

    ALK = Anaplastic Limphoma Kinase

    AMP = Adenosine Monophosphat

    BM-MSC = Bone Marrow-Mesechymal Stem Cell

    BMP = Bone Mophogenic Protein

    CD 73 = Cluster of Differentiation 73

    CD 90 = Cluster of Differentiation 90

    CD 105 = Cluster of Differentiation 105

    CM = Conditioned Medium

    DMEM = Dulbecco’s Modified Eagle’s Medium

    EGF = Epidermal Growth Factor

    EGFR = Epidermal Growth Factor Reseptor

    FBS = Fetal Bofine Serum

    FDA = Food and Drug Administration

    FGF = Fibroblast Growth Factor

    GH = Growth Factor

    GPI = Glycosyl-Phospatidylinositol

    HB-FGF = Heparin-Binding Epidermal Growth Factor

    HGF = Hepatocyte Growth Factor

    HIF-1 = Hypoxia Inducible Factors-1

    HLA-DR = Human Leukocyte Antigen –DR Isotype

    hMSC = human Mecenchymal Stem Cell

    HSC = Haematopoietic Stem Cell

    IL = Interleukin

    MAPK = Mitogen Actifated Protein Kinase

    MSC = Mesechymal Stem Cell

    MSC-HCM = Mesechymal Stem Cell – Hypoxia Conditional Medium

    MSC-NCM = Mesechymal Stem Cell- Normoxia Conditional Medium

    OCT4 = Octamer-Binding Transcription Factor 4

    PDGF = Platelet Derived Growth Factor

    PDGFR = Platelet Derived Growth Factor Receptor

    PI3K = Phosphoinositide-3 Kinase

    ROS = Reactive Oxygen Species

    SOX2 = Sex Determining Region Y-box2

    TGF-α = Transforming Growth Factor Alpha

    TGF-β = Trabsforming Growth Factor Beta

    TGF-βR = Transforming Growth Factor Beta Reseptor

    TNF-α = Tumor Necrosing Factor-Alpha

    VEGF = Vascular Endothelial Growth Factor

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Uji Deskriptif jumlah proliferasi ....................................................... 73

    Lampiran 2. Uji Normalitas Shapiro-Wilkjumlah proliferasi ................................ 73

    Lampiran 3. Uji HomogenitasLevene jumlah proliferasi ....................................... 74

    Lampiran 4. Hasil Uji ANOVA jumlah proliferasi ................................................. 74

    Lampiran 5. Hasil Uji Post-Hoc Testjumlah proliferasi ........................................ 74

    Lampiran 6. Uji Deskriptif Ekspresi CD73............................................................ 75

    Lampiran 7. Uji Normalitas Shaphiro-Wilkekspresi CD73 ................................... 75

    Lampiran 8. Uji Homogentias Levenie TestEkspresi CD73 .................................. 75

    Lampiran 9. Uji ANOVA Ekspresi CD73 ............................................................... 76

    Lampiran 10. Uji Post-Hoc TestEkspresi CD 73 ................................................... 76

    Lampiran 11. Uji Deskriptif Ekspresi CD90.......................................................... 77

    Lampiran 12. Uji Normalitas Shaphiro-Wilkekspresi CD90 ................................. 77

    Lampiran 13. Uji Homogentias Levenie Test Ekspresi CD90 ............................... 77

    Lampiran 14. Uji ANOVAEkspresi CD90 .............................................................. 78

    Lampiran 15. Uji Post-HocTestEkspresi CD90 ..................................................... 78

    Lampiran 16. Uji DeskriptifEkspresi CD105 ......................................................... 79

    Lampiran 17. Uji Normalitas Shaphiro-Wilkekspresi CD105 ............................... 79

    Lampiran 18. Uji Homogentias Levenie TestEkspresi CD105 .............................. 79

    Lampiran 19. Uji ANOVAEkspresi CD105 ............................................................ 80

    Lampiran 20. Uji Post-HocEkspresi CD105 .......................................................... 80

    Lampiran 21. Uji Korelasi Pearson Antara Ekspresi CD73, CD90, CD105 ........ 81

    Lampiran 22. Ethical Clearance ............................................................................ 82

    Lampiran 23. Permohonan Ijin Penelitian ............................................................. 83

    Lampiran 24. Surat Keterangan selesai melakukan Penelitian .............................. 84

    Lampiran 25. Pembacaan Jumlah Stem Cell dan Pembacaan Flowcytometri ........ 85

    Lampiran 26. Hasil Pembacaan Jumlah Stem Cell dan Pembacaan

    Flowcytometri ................................................................................. 86

    Lampiran 27. Dokumentasi Kegiatan .................................................................... 87

  • xv

    PENGARUH PEMBERIAN MESENCHYMAL STEM CELL

    HYPOXIACONDITIONED MEDIUM (MSC-HCM) TERHADAP

    SELF-RENEWALMSC, YANG DITANDAI EKSPRESI CD73 CD90 Dan

    CD105

    (Studi Eksperimental in Vitro pada Human Mesechymal Stem Cell)

    ABSTRAK

    Metoda kultur mesechymal stem cell (MSC) dengan menggunakan

    mesenchymal stem cell hypoxia coditional medium (MSC-HCM) yang diperoleh

    dari modifikasi kultur MSC pada lingkungan hipoksia bertujuan untuk

    mempercepat self-renewaldan melihat persentase ekspresi CD73, CD90, dan

    CD105.

    Desain penelitian yang digunakan, post test only control group, sampel

    penelitian adalah MSC panen ke-4 dibagi menjadi 4 kelompok. P1 ditumbuhkan

    pada medium mengandung 25% MSC-HCM, P2 ditumbuhkan pada medium

    mengandung 50% MSC-HCM, P3 ditumbuhkan pada medium mengandung 75%

    MSC-HCM, kontrol hanya diberikan DMEM. Tiap kelompok direplikasi

    sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan setelah diinkubasi selama 72 jam, sel

    dipanen kemudian dihitung jumlahnya dengan menggunakan bilik hitung

    sedangkan ekspresi CD73, CD90, dan CD105 diukur menggunakan flowsitometri.

    Uji parametrik ANOVA terhadap self-renewal pada kelompok perlakuan

    kontrol, P1, P2, dan P3 terdapat perbedaan yang bermakna (p

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Stem cell menjadi salah satu terapi baru dalam regenerasi sel dan

    perbaikan jaringan yang tidak berhasil dengan pembedahan atau pengobatan.

    Mesechymal stem cell (MSC) diketahui memperbaiki dengan berdiferensiasi

    dan mengganti sel yang rusak.1 Efek farmokologi maksimal akan tercapai

    apabila dosis, jalur pemberian dan kualitas stem cell yang digunakan telah

    memenuhi syarat.2Sampai saat ini belum ada metode isolasi dan kultur MSC

    yang dinilai efektif dan efisien.3Faktor yang umum sebagai pemicu

    pembelahan sel dalam proses kultur adalah faktor pertumbuhan.Conditional

    medium (CM)yang diperoleh dari modifikasi kultur hipoksia MSC

    mengandung sitokin dan faktor pertumbuhan yang cukup tinggi.4 Sitokin dan

    faktor pertumbuhan yang terdapat pada mesechymal stem cell-

    hypoxiaconditional medium (MSC-HCM) seperti epidermal growth factor

    (EGF), transforming growht factor α (TGF-α), hepatocite growth factor

    (HGF), platelet derived growth factor (PDGF), vascular endothelial growth

    factor (VEGF), fibroblast growth factor (FGF), menjadi salah satu faktor

    pemicu self-renewal MSC dan tidak mempengaruhi kemampuan dari stem

    cell. Stem cell memiliki kemampuan multipotensi apabila mengekspresikan

    CD73, CD90, dan CD105.3,5

    Keuntungan biologis kondisi hipoksia pada stem

    cell menjadi subjek yang menarik untuk dipelajari, dengan harapan dapat

    memberikan pemahaman yang lebih baik, serta meningkatkan peran dan

  • 2

    efektifitas penggunaan stem cell. Penelitian terkait dengan efek pemberian

    mesenchymal stem cell – normoxia coditional medium (MSC-NCM) terhadap

    self-renewal MSC serta multipotensinya masih sangat terbatas dan perlu

    dikembangkan.

    Perkembangan teknologi di bidang kedokteran memungkinkan upaya

    penyembuhan penyakit melalui transplantasi jaringan dan sel diatur dalam

    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2013.6

    Food and Drug Administration (FDA)dibeberapa negara telah menyetujui

    peggunaan MSC sebagai pengobatan beberapa jenis penyakit yang telah

    selesai uji klinis.7Stem cell dilaporkan telah diaplikasikan secara klinis untuk

    lebih dari 70 penyakit. Di dunia, lebih dari 560 uji klinis telah dilakukan

    dibelahan dunia seperti amerika timur (111/560), eropa (126/560) dan asia

    timur (176/560).7Di Indonesia, terapistem cell telah berhasil diterapkan

    terhadap 214 pasien di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo.8 Melihat

    perkembangan kebutuhan stem celldalam sekala besar, belum ada cara yang

    mudah dan efisien untuk isolasi dan kultur MSC.3 Kultur haematopoietic

    stem cell (HSC) membutuhkan waktu selama 5 minggu sampai pemanenan.9

    Begitu pula MSC yang berasal dari jaringan tali pusat membutuhkan waktu

    kultur antara 3 sampai 4 minggu.3 Panjang waktu isolasi dan kultur

    disebabkan lamanya siklus sel dalam proliferasi.

    Efek langsung keadaan hipoksia 2% pada MSC yang berasal dari tali

    pusat adalah naiknya jumlah proliferasi, sedangkan apoptosis meningkat pada

    ekspresi 1,5%.10

    Penelitian berikutnya mengenai conditional

  • 3

    mediumhypoxia(HCM) daribone marrow-mesenchymal stem cell (BM-MCS)

    yang dikultur dengan kadar oksigen 2%, menghasilkanekspresivascular

    endothelial growth factor (VEGF), interleukin-6 (IL-6) dan interleukin-8

    cukup tinggi, serta menunjukkan perbaikan luka tercepat pada tikus

    dibandingkan dengan kontrol.11

    Dilaporkan juga paparan hipoksia 5%

    menimbulkan respon proliferasi sel arteri pulmonalis manusia dengan aktifasi

    faktor mitogen diantaranya platelet derived growth factor (PDGF), fibroblast

    growth factor -2 (FGF-2), dan epidermal growth factor (EGF) dibandingkan

    dengan normoksia.12

    Ekspresi oksigen terbaik untuk meningkatkan efek

    parakrin VEGF dan angiogenesis adalah 5%. Berbagai penelitian tentang efek

    mesenchymal stem cell – normoxia conditioned medium (MSC-NCM)

    terhadap proliferasi beberapa jenis sel menunjukkan hasil memuaskan.

    Namun, pengujian efek faktor pertumbuhan yang disekresi oleh stem cellyang

    dikultur pada lingkungan hipoksia 5% terhadap stem cell masih belum banyak

    penjelasan.

    Melihat gambaran proses diatas, maka perlu dilakukan penelitian

    tentang pengaruh pemberian MSC-HCM terhadap self-renewal MSC yang

    ditandai ekspresi CD73, CD90 dan CD105.

    1.2. Rumusan Masalah

    Adakahpengaruh pemberian mesechymal stem cell-hipoxia

    conditioned medium (MSC-HCM) pada MSC terhadapself-renewal yang

    ditandai ekspresi CD73, CD90 dan CD105?

  • 4

    1.3. Tujuan Penelitian

    1.3.1. Tujuan Umum

    Untuk membandingkan pengaruh pemberian MSC-HCM pada

    MSC terhadap self-renewaldan ekspresi CD73, CD90, dan

    CD105.

    1.3.2. Tujuan Khusus

    Untuk membandingkanantar kelompok pengaruh MSC-HCM

    dengan modifikasi ekspresi 25%, 50%, 75% pada MSC

    terhadapself-renewal, dibandingkan dengan kontrol.

    Untuk membandingkan antar kelompok pengaruh MSC-HCM

    dengan modifikasi ekspresi25%, 50%, 75%pada MSC terhadap

    ekspresi CD73, CD90, CD105 dibandingkan dengan kontrol.

    1.4. Orisinalitas Penelitian

    Beberapa penelitian yang sudah dilakukan tentang efek pemberian

    MSC-HCM terhadap proliferasi, tetapi belum ada yang menjelaskan secara

    langsung jika MSC-HCM diberikan pada MSC. Pengukuran ekpresi stemness

    dari stem cell hanya dilakukan berdasarkan perbedaan pada sumber isolasi.

    Sedangkan, pada penelitian yang akan di lakukan menggunakan MSC-HCM

    sebagai medium kultur MSC, untuk melihatself-renewalserta ekspresi CD73,

    CD90, CD105 sebagai penanda kemampuan multipotensinya.

  • 5

    NO Penulis, tahun Judul Hasil Penelitian

    1 Wahyu

    Widowati,

    Laura Wijaya,

    et al. 2015

    Conditioned

    Medium from

    normoxia

    (WJMSCs-

    norCM) and

    hypoxia-treated

    WJMSCs-

    hypoCM in

    inhibiting cancer

    cell proliferation

    Ekspresi marker CD73, CD90, CD105

    WJMSCs-norCM dan WJMSCs-

    hypoCM mencapai lebih dari 95%,

    sedangkan ekpresi CD14, CD19, CD34,

    CD45, HDLA-II kurang dari 2%.

    WJMSCs-norCM dan WJMSCs-

    hypoCM menghambat proliferasi

    beberapa jenis sel kangker. Keduanya

    tidak menunjukkan perbedaan yang

    siginifikan pada ekspresi marker

    diferensiasi pada permukaan MSC.13

    2 Chang Youn

    Lee et al.2016

    Hypoxic

    conditioned

    medium from

    mesechymal

    stem cells

    promotes

    lymphangiogene

    sis by regulation

    of

    mitochondrial-

    related proteins

    MSC mengekpresika faktor yang

    berperan dalam limphangiogenesis

    diantaranya EGF, FGF2, HGF, IGF1 dan

    VEGF-A dan –C. human Lymphatic

    Endothelial Cells (hLEC) dimanipulasi

    dengan kedua medium. Proliferasi,

    migrasi hLEC meningkat dibawah

    hypoxia conditioned medium (HCM)

    dibandingakan dengan normoxia

    conditioned medium (NCM).14

    3 Lei chen, et al.

    2014

    Cenditioned

    medium from

    hypoxic bone

    marrow-derived

    mesenchymal

    stem cells

    enhances wound

    healing in mice

    Ekspresifibroblast growth factor (FGF),

    vascular endothelial growth factor

    (VEGF), interleukin 6 (IL-6) dan

    interleukin 8 (IL-8), meningkat secara

    signifikan pada kultur hipoksia in vivo.

    Sedangkan pada tikus Balb/c perbaikan

    kulit lebih cepat ketika diberikan MSC-

    HCM.11

    4 Chika Koike,

    Kaixuan zhou,

    Yuji Takeda,

    Moustafa

    Fanthy,

    Motonori

    Okabe, Toshiko

    Yoshida,

    Yukiko

    Nakamura,

    Yukio Kato,

    and Thosio

    Nikaido. 2014

    Characterization

    of Amniotic

    Stem Cells

    Hasil pengamatan flowsitometri epitel

    amnion mengeexpresikan CD133

    , CD271,

    SC271, dan TRA-1-60. Sedangkan pada

    amniotic stem cell mengekspresikan

    CD44, CD73, CD 90 dan CD 105.15

  • 6

    5 Hamad Ali,

    Majda K, Al-

    Yatama,

    Mohammed

    Abu-Farhan,

    Kazem

    Behbehani,

    Ashraf Al

    Madhoun. 2015

    Multi-Lineage

    Differetiation of

    Human

    Umbilical Cord

    Whartons’s Jelly

    Mesenchymal

    Stromal Cells

    Mediates

    Changes in the

    Expression

    Profile of

    Stemness

    Markers

    Hasil kultur dari WJ-MSC ternyata

    mampu berdiferensiasi menajadi

    beberapa tipe sel. Dibuktikan dengan

    pengukuran marker stemness WJ-MSC

    dengan Flow-Cytometry,

    Immunofluororescence, dan qRT-PCR

    analysis menunjukkan CD29, CD44,

    CD73, CD90, CD90, CD105 dan CD166

    yang merupakan penanda sel

    hematopoietik, endothelial, dan

    kondrogenik. Hal ini menjelaskan

    kemampuan WJ-MSC untuk

    berdifferensiasi menjadi berbagai macam

    sell sesuai penanda stemness.16

    6 Masound

    Maleki, Farideh

    Ghanbarvand,

    Mohammad

    Reza Behvarz,

    Mehri Ejtemaei,

    Elham

    Ghardirkhom.

    2014

    Camparison of

    Mesenchimal

    Stem Cell

    Markers in

    Multiple Human

    Adult Stem

    Cells

    Dari seluruh tipe sel MSC dari biopsi

    testis, ovarium, folikel rambut, dan tali

    pusat diamati dengan flow cytometry

    menunjukkan ekspresi penanda surface

    antigen, dengan karakterustik masing-

    masing. Hal ini mendasari penggunaan

    tujuan terapi stem sell dengan sumber

    MSC yang digunakan.17

    7 Theresa

    L.Ramos, Luis

    Ignatio

    Sanches-

    Abarca, et.al.

    2016

    MSC surface

    markers (CD44,

    CD73, dan

    CD105) can

    identify human

    MSC-derived

    etracellular

    vesicles by

    conventional

    flow cytometry

    EV dikeluarkan oleh BM-MSC, expresi

    CD dari EV dapat diindentifikasi dengan

    metode konvetional flow cytometry

    ternyata positif untuk H-MSC (CD44,

    CD90, CD73), dan tidak terdapat

    Hematopoietic Marker (CD34, dan

    CD45).18

    8 Kelly Scultz, et

    al. 2006.

    Hypoxia and

    hypoxia-

    inducible factor-

    1α promote

    growht factor-

    induced of

    human vascular

    smooth muscle

    cells

    Ekspresi HIF-1α menghambat growth

    factor-meningkatkan ekspresi cyclin-A.

    HIF-1α meningkatkan respon proliferasi

    vascular smoth muscle cell (VSMC)

    melalui sinyal FGF-2, PDGF dan EGF.

    HIF tidak secara langsung

    mempengaruhi proliferasi melainkan

    dengan aktifasi jalur cyclin A.12

    9 Antonina

    Lavrentieva,

    Ingrida Majore,

    Cornelia casper,

    Effect of

    hypoxic culture

    condition on

    umbilical cord-

    HIF-1α memiliki expresi tertinggi pada

    ekspresi oksigen 2,5%, dan paling

    rendah pada ekspresi 21%. Proliferasi

    yang sama pada ekspresi 2,5% dan 21%.

  • 7

    and Ralf Hass.

    2010

    derived human

    mesenchymal

    stem cell. 2010

    Apoptosis dan nekrosis meningkat pada

    ekspresi 1,5% oksigen. Sedangkan

    metabolisme glukosa, menggunakan

    metoda PR-PCT analysis peningkatan

    signifikan GLUT-1, LDHA dan PDK-1

    pada ekspresi oksigen 1,5%, 2,5%, dan

    5%.10

    1.5. Manfaat Penelitian

    1.5.1. Manfaat Teoritis

    Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang pengaruh

    pemberian MSC-HCM pada MSC terhadap self-renewal MSC,

    yang ditandai ekspresi CD73, CD90, dan CD105.

    1.5.2. Manfaat Praktis

    Memberikan sumber informasi pada masyarakat mengenai

    pengaruh pemberian MSC-HCM pada MSC terhadapself-renewal

    MSC, yang ditandai ekspresi CD73, CD90, dan CD105.

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Self-Renewal

    2.1.1. Proliferasi

    Proliferasi sel adalah proses fisiologis yang terjadi pada

    hampir semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel

    untuk berkembang biak. Homeostasis antara proliferasi sel dan

    kematian sel terprogram (apoptosis) secara normal dipertahankan

    untuk menyediakan integritas jaringan dan organ.19

    Proliferasi sel

    dapat dirangsang oleh faktor pertumbuhan intrinsik, jejas, kematian

    sel, bahkan dapat pula oleh deformasi mekanis jaringan.20

    Mediator

    kimiawi yang terdapat pada lingkungan mikro setempat dapat

    menghambat atau merangsang pertumbuahan sel. Kendali

    pertumbuhan yang terpenting adalah penginduksian sel istirahat

    (resting cell) pada fase G0 ke siklus sel. 20,21

    2.1.2. Self-renewalMesenchymal Stem Cell (MSC)

    Kemampuan utama stem cell dalam memperbaharui diri

    adalah hal spesifik yang tidak akan dimiliki oleh sel lainnya dan

    merupakan upaya sel tersebut untuk mempertahankan

    multipotensinya bagi keberlangsungan hidup. Klon hasil dari

    proses perbaharui diri akan tetap memiliki potensi yang serupa

    dengan sel induk dan berupaya mempertahankan status non-

  • 9

    diferensiasi secara terus-menerus hingga suatu saat dibutuhkan

    kembali memasuki siklus diferensiasi. Hal ini terlihat jelas ketika

    jaringan mengalami kerusakan, maka stem cell segera melakukan

    proliferasi untuk menghasilkan sel dewasa spesifik yang

    dibutuhkan untuk reparasi kerusakan jaringan.22

    Proses pada saat sel melakukan penggandaan sel tanpa terjadi

    hambatan itu adalah waktu terjadinya ploriferasi sebuah sel. Ada 2

    mekanisme membelahnya sel yaitu dengan cara simetris dan

    asimetris. Pembelahan dengan cara simetris itu sendiri mempunyai

    tujuan untuk memperbaiki diri dan itu dapat terjadi bila dikalukan

    oleh sel yang mempunyai karakteristik seperti stem cell, dan

    pembelahan secara asimetris disini bertujuan untuk menghasilkan

    turunan sel yang terdeferensiasi dan dilakukan oleh sel yang

    karakteristiknya tidak seperti stem cell.22

    2.1.3. Lingkungan yang Mempengaruhi Proliferasi

    2.1.3.1 Suhu

    Suhu tubuh manusia merupakan suhu yang optimal untuk

    tumbuhnya sel. Berdasarkan perbedaan kondisi suhu tumbuh sel,

    tempat hidup sel digolongkan menjadi tiga, yaitu : hidup di udara

    dingin pada suhu 15 – 200C, hidup di udara bersuhu sedang pada

    suhu 25 – 400C, dan hidup di udara panas pada suhu 50 – 60

    0C.

    Untuk inkubasi sel optimal digunakan, suhu 370C atau sesuai

    dengan suhu tubuh manusia.23

  • 10

    2.1.3.2 Konsentrasi ion hidrogen (pH)

    Seringkali asam yang diproduksi oleh sel itu sendiri ketika

    dibiakkan di laboratorium dapat menghambat pertumbuhan sel.

    Kondisi tersebut akan menyebabkan pH optimal selmenyempit.

    Untuk mengatasi hal tersebut, dapar kimia dapat ditambahkan ke

    dalam media guna mempertahankan pH dan menetralkan asam.

    Pepton dan Asam amino adalah salah satu contoh dapar kimia yang

    dapat bekerja pada beberapa media pertumbuhan sel.23

    2.1.3.3 Tekanan osmotik dan kekuatan ionik

    Nutrisi dan air yang berada di lingkungan sekitar

    dibutuhkan oleh sel untuk tumbuh dengan optimal. Tekanan

    osmotik merupakan salah satu yang mempengaruhi. Peningkatan

    tekanan osmoticdapat menyebabkan air keluar dari dalam sel.

    Maka dari itu, pengendalian faktor-faktor tekanan osmotik dan

    konsentrasi garam perlu dilakukan supaya tetap pada ekspresi

    optimal bagi pertumbuhan sel.23

    2.1.3.4 Karbon dioksida (CO2)

    Lingkungan terbaik sebagai medium kultur pertumbuhan

    sel adalah pada ekspresi 5% CO2.

    2.1.3.5 Zat kimia

    Adapun unsur lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

    sel selain air yaitu unsur kimia, diantaranya : karbon, sulfur, fosfor,

    nitrogen dan unsur kelumit (misalnya : Cu, Zn dan Fe).23

  • 11

    2.2. Stemness

    2.2.1. Definisi

    Istilah stemness mengacu pada proses molekuler yang

    umum terjadi dimana proses ini mendasari sifat inti dari stem cell

    dalam hal kemampuan pembaharuan diri (self-renewal) dan

    kemampuan berdiferensiasi menjadi keturunan yang

    berbeda.24

    Stem cell yang berbeda akan mengekspresikan penanda

    (marker) yang berbeda pula, hal merupakan ciri khas dari sel-sel

    tersebut.17

    Terkadang, sel mengekspresikan marker atau fenotip

    tetapi kemampuan secara fungsional berkurang oleh karena itu sel

    tersebut tidak bisa dianggap sebagai stem cell.5Marker atau

    penanda merupakan produk dari protein yang dikeluarkan oleh sel.

    Stem cell dengan sumber yang berbeda akan menghasilkan marker

    yang berbeda pula.17

    Gen yang berperan dalam mempertahankan sifat

    pluripotensi pada stem sell adalah SOX2, OCT4, dan NANOG.

    Kemapuan untuk memperbanyak diri tanpa kehilangan sifat

    induknya atau dikenal dengan self-renewaldipertahankan oleh gen

    ini.25

    Kontrol eksogenus berperan penting dalam mengaktifasi gen

    ini untuk mengexpresikan penanda stemness. Ketika stem cell

    tumbuh dalam fetal bofine serum(PBS) ESC dari tikus tidak

    berdifensiasi, jalur LIF/STAT3 berperan penting dalam self-

    renewal pada ESC. Basic-FGF dan IGF sebagai growth factor

  • 12

    merupakan sinyal pertama dalam membangun faktor transkripsi

    OCT4, SOX2, NANOG.25

    Mengenai regulasi pluripotensi, pada MSC hanya ekspresi

    dari NANOG yang berperan. NANOG belum tampak pada saat

    pertama isolasi MSC, namun mulai muncul dalam proses kultur

    MSC, ekspresinya meningkat cukup tinggi. Pada sel yang telah

    terdiferensiasi expresi NANOG sudah tidak terlihat lagi.26

    2.2.2. Penanda Stemness MSC

    Konsensus The International Society of Cellular Therapy, sel

    yang tergolong dalam MSC harus mempunyai karakteristik antara

    lain: MSC harus menempel pada permukaan plastik saat dilakukan

    kultur di cawan palstik, MSC mempunyai molekul protein

    permukaan (Cluster of Differentiation/CD): CD73, CD90, dan CD

    105. Berbeda dengan Stem Cell Hematopoeitik (HSC), Mesenchymal

    Stem Cell tidak mengekspresikan CD45, CD 34, CD14, dan Human

    Leukocyte Antigen-DR (HLA-DR). Ketiga, dapat melakukan

    diferensiasi sesuai 3 jalur utama diferensiasi mesenchymal, yaitu

    jalur osteogenik (menjadi sel tulang/osteosit), jalur kondrogenik

    (menjadi sel tulang rawan/kondrosit), dan jalur adipogenik (menjadi

    sel lemak/adiposit) in vitro.27

    2.2.3. Ekspresi Cluster Of Differentiation 73 (CD73)

    CD73 (ecto-5’-nucleotidase) memiliki peran sebagai enzim

    yang terletak pada ikatan glycosyl-phosphatidylinositol (GPI)

  • 13

    dipermukaan membran dan berfungsi untuk hidrolisis adenosine

    monophosphat (AMP) menjadi adenosin dan fosfat. Selanjutnya,

    adenosin yang dihasilkan dari defosforilasi adenin oleh CD73 akan

    disekresikan ke ekstraseluler.28

    Ekspresi CD73 dapat ditemukan

    dalam berbagai sel seperti sel epitel, sel endotel dan limfosit. Kolon

    merupakan organ yang paling tinggi mengekspresikan CD73, organ

    lain selain kolon adalah ginjal, otak, hati, jantung dan yang paling

    rendah ekspresinya adalah otot.29

    Ekspresi dari CD73 berfungsi

    sebagai kontrol terhadap respon inflamasi yang terjadi.30

    CD73 merupakan salah satu penanda atau marker positif dari

    Mesenchymal Stem Cell (MSC).31

    Selain menggunakan CD73,

    CD105 dan CD90 juga digunakan sebagai marker positif dalam

    mengidentifikasi MSC.28

    Adenosin yang dihasilkan oleh CD73

    memiliki potensi differensiasi osteoblastik terhadap MSC.

    (a) (b)

    Gambar 2. 1(a) Ekpresi CD73 tumor desmoid pada pasase awal

    yang berasal dari MSC melalui fluorescent immunohistochemistry

    (hijau) (b) Hasil sortasi CD73 pada populasi menunjukkan 99.1%

    positif CD73.32

  • 14

    2.2.4. Ekspresi Cluster Of Differentiation 90 (CD 90)

    Cluster differentiation 90 (CD90) merupakan penanda

    protein yang terdapat pada permukaan sel. Pada awalnya penanda

    protein ini ditemukan pada timosit tikus.33

    CD90 adalah glikoprotein

    yang melekat ke permukaan sel melalui glikosilfosfatidlinositol

    (GPI).Ekspresi CD90 berbeda antar spesies. Pada manusia, CD90

    diekspresikan oleh stem cell termasuk Mesenchymal Stem cells

    (MSC), Hematopoietik Stem Cell (HSC) dan Sel Batang

    Keratinositik (KSC) dan berbagai variasi pada jaringan non-limfoid

    seperti fibroblas, neuron dan sel endotel aktif.CD90 diekspresikan

    oleh semua MSC, terlepas dari mana sumbernya.34

    Ekspresi CD90

    yang tinggi juga berkaitan dengan status MSC yang belum

    berdiferensiasi, karena penurunan tingkat CD90 dapat dikaitkan

    dengan proses diferensiasi menjadi sel yang lebih spesifik seperti

    diferensiasi menjadi sel neuron.35

    CD90 berfungsi dalam inflamasi dan penyembuhan luka

    melalui proses sintesis dan mengeluarkan faktor pertumbuhan,

    sitokin, dan komponen matrix ekstraseluler untuk membantu

    perbaikan jaringan yang rusak.CD90 berperan diantara mediator

    inflamasi untuk adhesi sel-matrix dan sel-sel dalam proses respon

    imun. Contohnya adalah pada monosit terdapat ligan CD90 akan

    berikatan dengan CD90 yang teraktivasi di endotel selama terjadi

    inflamasi, terutama dalam migrasi sel imun ke bagian yang

  • 15

    inflamasi, jaringan yang rusak dan infeksi.36

    CD90 juga menghambat

    neurite outgrowth pada astrosit matur (non-neuronal cells) dan

    mungkin berperan dalam pertumbuhan dan diferensiasi dari stem

    cell.37

    (a) (b)

    Gambar 2. 2 (a) Ekpresi CD90 tumor desmoid pada pasase awal

    yang berasal dari MSC melalui fluorescent immunohistochemistry

    (merah) (b) Hasil sortasi CD90 pada populasi menunjukkan 98.9%

    positif CD90.32

    2.2.5. Ekspresi Cluster Of Differentiation 105 (CD 105)

    CD105 dikenal sebagai endoglin merupakan membran

    glikoprotein tipe 1 yang terletak pada permukaan sel dan merupakan

    bagian dari kompleks reseptor transforming growth factor-β (TGF-

    β). CD105 teridentifikasi sebagai marker MSC dan akan

    memberikan hasil positif terhadap ekspresi CD105. Selain pada

    MSC, CD105 juga mempunyai ekpresi yang tinggi terhadap aktivitas

    angiogenesis pada pembuluh darah tumor, inflamasi jaringan, proses

    penyembuhan luka dan saat embriogenesis.38

  • 16

    Ekspresi CD105 MSC terjadi karena proses dari pengikatan

    kompleks TGF-β FBS oleh CD105. Dalam proses pengikatan

    tersebut, dibutuhkan suatu sinyal yang membantu dalam proses

    pengikatan tersebut, yaitu TGF-βRI dan TGF-βRII. Interaksi yang

    terjadi antara CD105 dengan TGF-βRI dan TGF-βRII terjadi pada

    domain ekstraseluler dan sitoplasma CD105, TGF-βRII akan

    berinteraksi dengan asam amino region 437-558 pada domain

    ekstraseluler CD105, sedangkan TGF-βRI tidak hanya berinteraksi

    dengan asam amino region 437-558 tetapi juga dengan protein

    region yang terletak diantara asam amino 437 dan N terminus.

    Kedua signaling receptor (TGF-βRI dan TGF-βRII) juga akan

    berinteraksi pada domain sitoplasma CD105. TGF-βRI hanya

    berinteraksi ketika kinase pada domain sitoplasma inaktif, sedangkan

    TGF-βRII dapat berinteraksi saat kinase dalam keadaan aktif

    maupun inaktif.CD105 akan mengikat TGF- β1, TGF- β2, activin-A,

    bone morphogenetic protein-2 (BMP-2), dan bone morphogenetic

    protein-7 (BMP-7) dan memodulasi respon seluler dependen TGF-

    β1 dengan bantuan dari TGF-βRII dan TGF-βRII.39

  • 17

    (a) (b)

    Gambar 2. 3(a) Ekpresi CD105 tumor desmoid pada pasase awal yang

    berasal dari MSC melalui fluorescent immunohistochemistry (merah)

    (b) Hasil sortasi CD90 pada populasi menunjukkan 84,8% positif CD105.32

    2.3. Siklus Sel

    Suatu proses di dalam sel yang akan mengawali terjadinya replikasi sel

    disebut siklus sel.

    2.3.1. Fase

    Siklus sel terdiri dari 4 fase yang berbeda yaitu Fase G1, fase S

    (Sintesis), fase G2 (Interfase), Fase M (Mitosis).40

    Gambar 2.4. Skema Siklus Sel. Lingkaran luar: I = Interphase, M =Mitosis;

    lingkaran dalam: M = Mitosis, G1 = Gap 1, G2 = Gap 2, S =Synthesis; luar

    lingkaran: G0 = Gap 0/Resting.40

  • 18

    Tabel 2.1. Tahapan Siklus Sel

    Tahap Deskripsi Singkatan

    diam/

    penuaan

    Gap 0 G0 Sel telah berhenti membelah dan telah

    meninggalkan siklus atau fase istirahat.

    Interfase Gap 1 G1 Sel membesar pada Gap 1. Mekanisme

    persiapan untuk sintesis DNA diatur oleh

    cekpoin G1.

    Sintesis S Terjadinya replikasi DNA.

    Gap 2 G2 Cekpoin G2 mengatur mekanisme

    persiapan untuk memasuki fase M

    (mitosis) dan pembelahan.

    Pembelahan

    sel

    Mitosis M Pertumbuhan sel berhenti. Energi seluler

    terfokus pada urutan pembelahan menjadi

    dua sel anakan. Sel telah siap untuk

    melakukan pembelahan sel ditandai

    dengan cekpoin di tengah-tengah mitosis

    (cekpoin metafase).

    1. Fase G0

    Sel nonproliferatif pada eukariot multiseluler, pada

    umumnya telah memasuki masa diam G0 dari G1 dan untuk

    jangka waktu yang lama kemungkinan tetap pada masa diam,

    Respon terhadap kerusakan DNA atau degradasi yaitu dengan

    terjadinya penuaan sel yang akan membuat keturunan sel tidak

    dapat terus hidup; seringkali adalah reaksi biokimia; pembelahan

    sel dapat terjadi, seperti contohnya yang bersifat kanker.41

    2. Interfase

    Sebelum sel memasuki tahap pembelahan, sel

    membutuhkan nutrisi. Seluruh persiapan diselesaikan ketika

    interfase. Interfase terjadi dalam tiga tahap yaitu G1, S, dan G2.

  • 19

    Interfase juga diketahui sebagai fase persiapan untuk membelah.

    Pembelahan nukleus dan sitosol tidak terjadi pada tahap ini.41

    a. Fase G1

    Fase pertama dalam interfase adalah G1 (G indicating

    gap) atau fase pertumbuhan. Terjadi dari akhir fase M

    sebelumnya sampai permulaan dari sintesis DNA. Aktivitas

    biosintetik sel, yang telah melambat selama fase M, kembali

    meningkat selama fase ini. Durasi dari G1 sangat bervariasi,

    bahkan diantara sel-sel yang berbeda pada spesies yang sama.

    Hal ini terjadi dibawah kontrol dari gen p53.41

    b. Fase S

    Fase S berawal ketika replikasi DNA dimulai. Saat

    fase ini selesai, seluruh kromosom telah direplikasi. Setiap

    kromosom memiliki dua kromatid. Selama fase ini, secara

    efektif jumlah DNA pada sel menjadi ganda, walaupun

    diploid sel masih tetap sama. Sintesis juga diselesaikan

    secepat mungkin karena pairing basa yang terekspos menjadi

    sensitif terhadap faktor eksternal seperti obat yang diminum

    atau berbagai mutagen (seperti nikotin).41

    c. Fase G2

    Sel pada fase G2 bertahan sampai sel memasuki

    mitosis. Biosintetik yang signifikan terjadi pada fase ini,

    terutama melibatkan produksi mikrotubulus yang dibutuhkan

  • 20

    selama proses mitosis. Selama fase G2, inhibisi sintesis

    protein mencegah sel untuk melakukan mitosis.41

    3. Mitosis (Fase M/Fase Mitosis)

    Mitosis adalah sebuah proses dimana terjadi pemisahan

    kromosom pada inti sel menjadi dua sel identik dalam sitoplasma,

    organel, dua nuklei, dan membran sel menjadi dua sel yang

    mengandung pembagian komponen sel yang sama, yang

    dilakukan oleh sel eukariotik.42

    Kesalahan pada mitosis dapat menyebabkan apoptosis atau

    mengakibatkan mutasi yang berujung pada kanker.

    2.3.2. Interaksi Antara Protein Yang Terlibat Dalam Siklus Sel

    1. Cyclin

    Cyclin adalah kelompok protein yang mengatur suatu

    progresi sel melalui siklus sel dengan cara mengaktivasi enzim

    CyclinDependent Kinase (CDK).42

    2. Peranan cyclin dan CDKs

    Dua kelompok kunci dari molekul regulasi yang

    menentukan perkembangan sel dalam siklus sel adalah cyclin dan

    Cyclin-Dependent kinases (CDKs). Cyclin membentuk subunit

    regulasi sedangkan CDKs adalah subunit katalistik dari

    heterodimer yang telah teraktivasi; cyclin tidak mempunyai

    aktivitas katalistik dan CDKs tidak akan teraktivasi tanpa adanya

    sebuah cyclin pasangan. Ketika telah teraktivasi oleh adanya

  • 21

    ikatan cyclin, CDKs akan melakukan fosforilasi yaitu reaksi

    biokimia biasa yang mengaktifkan atau menonaktifkan protein

    target terhadap koordinat tempat masuk ke tahap selanjutnya dari

    siklus sel. Kombinasi yang berbeda dari cyclin-CDK dapat

    menentukan hilir dari protein yang telah ditargetkan. CDKs

    diekspresikan dalam sel dimana terdapat sintesis cyclin pada

    tahapan spesifik dari siklus sel sebagai respon terha

    3. Mekanisme Utama Interaksi cyclin-CDKs

    Kompleks-kompleks G1 cyclin-CDK menjadi aktif pada

    penerimaan sinyal ekstraseluler pro-mitosis, untuk

    mempersiapkan sel yang akan memasuki fase S, menaikkan

    ekspresi faktor transkripsi yang akan meningkatkan ekspresi dari

    cyclin S dan enzim-enzim yang dibutuhkan untuk replikasi DNA.

    Kompleks-kompleks G1cyclin-CDK dapat juga berfungsi sebagai

    inhibitor fase S dengan meningkatkan degradasi molekul-

    molekul.43

    Mitosis kompleks cyclin-CDK yang tersintesis namun

    belum aktif selama fase S dan G2 dapat meningkatkan inisiasi dari

    mitosis dengan cara merangsang hilir protein yang terlibat dalam

    kondensasi kromosom dan kumparan mitosis terbentuk.

    Kompleks penting yang teraktivasi selama proses ini adalah

    sebuah ubiquisin ligase yang meningkatkan degradasi protein

    struktural yang berhubungan dengan kromosom kinetokor, yang

    http://en.wikipedia.org/wiki/Ubiquitin_ligase

  • 22

    dikenal sebagai anaphase-promoting complex (APC). APC juga

    mentarget siklin mitosis untuk degradasi, serta menjamin agar

    dapat dilaksanakan telofase dan sitokinesis.43

    4. Spesifikasi Komplek Cyclin-CDKs

    Cyclin-D adalah cyclin pertama sebagai respon dari sinyal

    ekstraseluler yang diproduksi dalam siklus sel (misal: growth

    factors). Cyclin-D terikat pada CDK4, dan membentuk sebuah

    kompleks Cyclin-D-CDK4 yang aktif. Kompleks Cyclin-D-CDK4

    pada fosorilasi protein Rb rentan terhadap retinoblastoma.Rb

    yang hiperfosforilasi terpisah dari kompleks E2F/DP1/Rb (yang

    sebelumnya terikat dengan gen responsif E2F, kemudian secara

    efektif ―menghalangi‖ mereka dari transkripsi), mengaktifkan

    E2F. Aktivasi E2F dapat menghasilkan transkripsi dari beberapa

    protein seperti Cyclin-E, Cyclin-A, DNA polimerase, thymidine

    kinase dan lain-lain. Cyclin-E yang menghasilkan ikatan dengan

    CDK2, serta menghasilkan kompleks Cyclin-E-CDK2 yang dapat

    mendorong sel dari fase G1 ke fase S (transisi G1/S). Cyclin-B

    yang berhubungan dengan cdc2 (cdc2 – fission yeast (CDK1-

    mamalia) akan membentuk sebuah kompleks Cyclin-B-cdc2 yang

    dapat menginisiasi transisi G2/M. Aktivasi kompleks Cyclin-B-

    cdc2 mengakibatkan pecahnya selubung nukleus dan inisiasi dari

    profase, sedangkan inaktivasinya mengakibatkan sel keluar dari

    mitosis.42

  • 23

    2.4. Mesenchymal Stem Cell (MSC)

    2.4.1. Definisi

    Mesenchymal stem cell (MSC) atau disebut juga stromal stem

    cell merupakan sel yang mirip fibroblas yang mampu

    mengoptimalkan lingkungan mikro dari sel hematopoietik. MSC

    termasuk adult stem cell yang dapat berdiferensiasi menjadi

    berbagai jaringan seperti jaringan lemak, kartilago, tulang dan

    endotel, bergantung pada lingkungan mikronya (niche). MSC telah

    terbukti dapat digandakan karena karakternya yang dapat

    menempel pada permukaan kultur jaringan.44

    MSC sangat sering

    ditemukan pada sel stroma pada sumsum tulang belakang,

    periosteum, kulit dan lemak. Meskipun keberadaanya sering

    ditemukan pada sumsum tulang, akan tetapi jumlahnya hanya

    mewakili 1 dari 10.000 keseluruhan sel berinti.35

    2.4.2. Sumber

    MSC dapat diisolasi dari jaringan dewasa, seperti sumsum

    tulang, jaringan adiposa, polip endometrium, darah menstruasi dan

    dan dari jaringan janin.45

    Pada jaringan janin, sumber MSC yang

    digunakan seperti plasenta, darah tali pusar dan matriks tali pusar

    (Wharton’s jelly).46,47

    Kemampuan MSC untuk berdiferensiasi

    menjadi beberapa jaringan juga bervariasi sesuai dengan jaringan

    asal mereka.48

  • 24

    Gambar 2. 5Sumber Mesenchymal StemCell.14

    2.4.3. Morfologi Mesenchymal Stem Cell

    Gambaran morphologi dibawah mikroskop fase kontras adalah

    sebagai berikut:49

    Fibroblast-like:

    o Small cell body, namun panjang dan tipis

    o Nukleus bundar dengan nukleolus menonjol, dikelilingi

    kromatin halus tersebar—clear appearance nucleus

    o Mengandung sejumlah kecil:

    - Golgi apparatus,

    - Rough endoplasmic reticulum,

    - Mitochondria, dan

    - Polyribosomes.

    Gambar 2. 6Morfologi MSC.50

    http://en.wikipedia.org/wiki/Golgi_apparatushttp://en.wikipedia.org/wiki/Rough_endoplasmic_reticulumhttp://en.wikipedia.org/wiki/Mitochondriahttp://en.wikipedia.org/wiki/Polyribosomes

  • 25

    2.5. Hipoksia

    2.5.1. Definisi

    Hipoksia adalah kondisi adaptasi sel dan jaringan terhadap

    konsentrasi oksigen yang rendah. Oksigen merupakan syarat untuk

    kehidupan semua organisme aerobik. Pengambilan oksigen

    sementara dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, yang

    mengakibatkan stresscell.51

    Hipoksia merupakan gambaran

    penurunan dari suplai oksigen karena ketidakseimbangan dari

    fungsi seluler seperti penurunan aliran darah yang dapat

    menyebabkan dari suplai nutrien dan akumulasi metabolisme O2,

    asam laktat, dan amonia.52

    Kadar oksigen normal dalam medium invitro MSC ada pada

    tingkat konsentrasi 20% yang biasa kita sebut sebagai normoksia.

    Reaksi berbeda tergantung pada jenis stem cell, bone marrow stem

    cell (BM-MSC) kadar oksigen hipoksia ada pada kadar 1%-7%,

    dan pada jaringan lemak 10%-15%. Telah disepakati dalam

    konsensus bersama Acta-Bionergetics Biokimia dan Biofisika

    tahun 2008, hipoksia berada dalam kadar oksigen 3%-5% atau 30-

    50 µM.10

    Tetapi ternyata MSC yang ditumbuhkan pada kadar

    oksigen 0,4% sampai 2.3% mengakibatkan jumlah sel apoptosis

    meningkat. Ekspresi oksigen terbaik untuk meningkatkan produksi

    efek parakrin VEGF dan angiogenesis adalah 5%.53

  • 26

    2.5.2. Respon Fisiologi Sel terhadap Hipoksia

    Pada kondisi hipoksia metabolisme sel akan melewati proses

    metabolisme anaerob yang menghasilkan energi yang lebih rendah

    dari metabolisme aerob. ATP berfungsi sebagai energi sel dan

    digunakan dalam metabolisme sel.52

    Pada kondisi normoksia, 60%

    produksi ATP digunakan sebagai motif ion ATPases, seperti Na/K+

    ATPase dan CA2+

    ATPase, dimana selama proses hipoksia dapat

    menurunkan rasio intraseluler ATP/ADP yang dapat menyebabkan

    peningkatan seluler efluks K+ dan influks Na

    +, Ca

    2+. Penurunan

    aktivitas pada channel K+ dapat menyebabkan depolarisasi dan

    aktivitas voltage-gate channel Ca2+

    sehingga terjadi peningkatan

    dari ion Ca2+

    . Akibat dari peningkatan Ca2+

    yaitu:52

    1. Terjadi perubahan metabolism dari mitokondria.

    2. Aktivasi lipase dan protease dapat menyebabkan kerusakan

    membrane dan pelepasan dari protein dan asam lemak.

    3. Aktivasi dari endonuclease.

    4. Aktivasi dari ROS (Reactive Oxygen Species). Sel

    menghasilkan energi dengan mereduksi O2 menjadi H20,

    normalnya molekul oksigen reaktif (ROS) diproduksi dalam

    jumlah sedikit, dan dapat dinetralisir dengan antioksidan.

    Ekspresi ensim antioksidan menurun karena saat terjadi

    hipoksia terjadi penurunan pH dan fungsi RNA. Akibatnya

  • 27

    terjadi penumpukan radikal bebas yang dikenal dengan stress

    cell/oksidatif.

    2.5.3. Hipoksia pada Tingkatan Seluler

    Ekspresi oksigen yang rendah memiliki efek pada sel yang

    berbeda pada berbagai jaringan. Hipoksia memiliki efek kuat

    seperti pada metabolisme, angiogenesis, imunitas non spesifik dan

    induksi sel untuk sifat stem cell. Pada proses hipoksia kronis

    peningkatan intraseluler CA2+

    yang berikatan dengan Calmodulin,

    sehingga mengaktivasi dari CaM kinase II mengalami fosforilasi

    (koaktivator p300) pada aktivitas transkipsi HIF-1 (Hypoxia-

    Inducible Factors-1).52

    Jalur sinyal respons hipoksia diaktifkan

    HIF-1, dimulai dari sebuah rangkaian kejadian transkripsional yang

    menghasilkan peningkatan ekspresi protein seperti VEGF dan

    eritropoietin.51

    Sel memiliki Factor Inhibiting HIF-1 (FIH-1) yang terdapat

    pada asparagine residu di aktivasi transkripsi C-terminal untuk

    mencegah interaksi antara transkipsi co-aktivator CBP/p300

    sehingga menghambat ekspresi dari HIF-1. Pada kondisi hipoksia,

    FIH-1 menjadi non aktif sehingga aktivasi dari transkripsi HIF-1.52

  • 28

    Gambar 2. 7Regulasi HIF-1 pada normoksia dan hipoksia.52

    2.6. Mesenchymal Stem Cell – Hypoxia Conditioned Medium(MSC-HCM)

    2.6.1 Definisi

    Stem cell selama dalam tahap pengkulturan mensekresikan faktor-

    faktor yang dapat ditemukan dalam medium kulturnya, yang

    kemudian dinamakan Conditioned Medium (CM). Medium yang

    diperoleh dari proses kultur MSC dengan modifikasi lingkungan

    hipoksia dinamakan mesechymal stem cell-hypoxia conditined medium

    (MSC-HCM). Faktor-faktor yang dikeluarkan pada medium kultur

    dikenal dengan secretome, microvesicle, atau exosome.54

    Terapi MSC

    secara konvetional dapat digantikan dengan secretome dari MSC,

    dengan kata lain Conditioned Medium (CM) memiliki peluang

    sebagai pengobatan regeneratif.55,56

    Stem cell mensekresikan berbagai

    macam growth factor beserta agen regenaratif jaringan yang

    merupakan kandungan dari CM. Faktanya bahwa stem cell mensekresi

  • 29

    berbagai growth factor juga ditunjukkan oleh studi proteomik, yang

    mengungkapkan adanya berbagai faktor pertumbuhan dan sitokin

    lainnya pada CM.57,58,59,60

    2.6.2. Soluble Factor

    Tabel 2. 2 EkspresiGrowth factor dar berbagai sumber sel, waktu kultur, jumlah

    sel dan proses dari conditioned medium.56

    No Sumber SC Kultur/

    Durasi

    Jumlah

    Sel/Proses EkspresiGrowth Factor

    1 Human-

    BM-MSC

    Monolayer-

    24 jam

    4 ×

    106/Conc.

    25x

    VEGF

    Normoxia : 230 pg/mL

    Hypoxia : 450 pg/mL

    HGF

    Normoxia : 600 pg/mL

    Hypoxia : 750 pg/Ml

    2

    Human-

    Adipose-

    SC

    dalam

    MEM-FBS

    Spheroid- 2

    hari 10

    5/Centr

    VEGF : 14.4 ± 0.4 ng/mL

    Pawitan J.A., 2014, Prospect of Stem

    Cell Conditioned Medium in

    Regenerative Medicine,

    BioMed Research

    International (2014).

    HGF : 13.3 ± 2.3 ng/mL

    CXCL : 12 16.6 ± 2.9 ng/mL

    3 Human-

    MSC

    Monolayer-

    48 jam 70%/(—)

    IGF-1 : 1515.6 ± 211.8 pg/mL

    VEGF : 465.8 ± 108.8 pg/mL

    TGF-b1 : 339.8 ± 14.4 pg/mL

    HGF : 20.3 ± 7.9 pg/mL

    Stimulasi inflamasi pada pengkondisian MSC menggunakan Tumor

    Necrosing Factor-Alpha (TNF-α) dapat meningkatkan CM dari stem

    cell.Begitu juga dengan pengkondisian kultur MSC pada lingkungan

    hipoksia, berdasarkan data yang ada hipoksia CM memiliki ekspresi faktor

    pertumbuhan dan sitokin yang lebih tinggi dibandingkan dengan CM yang

    berasal dari kultur normoksia.

    https://www.hindawi.com/73256389/

  • 30

    2.7. Regulasi Growth Factor pada Self-Renewal dan Multipotensi

    Jalur growth factor dalam mempengaruhi proses proliferasi MSC

    sedang banyak diteliti dalam beberapa tahun ini. Beberapa growth factor

    menyebabkan tidak hanya satu efek biologis. Mereka membawa pengaruh

    dalam perubahan motilitas, proliferasi, morfogenesis, dan pertahanan

    hidup.10

    Beberapa dari growth factor yang mempengaruhi proferasi adalah:

    1. Transforming Growth Factor (TGF)

    Transforming growth factor beta (TGFβ) beserta keluarganya bone

    morphogenic protein (BMP-2) dan BMP-3 memberikan sinyal proliferasi

    dengan mengaktifasi jalur mitogen aktifated protein kinase (MAPK) erk,

    Rho GTPase, dan phosphoinositide-3 kinase (P13K). TFGβ tidak hanya

    melalui jalur MAPK untuk mengatifkan sinyal proliferasi, jalur yang

    kedua adalah aktifasi anaplastik limphoma kinase ALK-4, SMAD2,

    SMAD3, namun padaa jalur ini akan dihambat oleh ekpresi Oct4 agar

    proliferasi tetap terjadi namun tidak berdiferensiasi menjadi sel tulang.

    2. Fibroblast Growth Factor (FGF)

    Keluarga FGF yang berberan dalam proliferasi adalah FGF-2 dan FGF-4.

    FGF-2 selain mempertahankan proliferasi MSC, juga diferensiasi

    osteogenik, adipogenik dan kondrogenik. Sinyak proliferasi TGF melalui

    jalur MAPK erk.

    3. Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF)

    Beberapa penelitian menjelaskan bahwa MSC tidak mengekspresikan

    reseptor VEGF. Tetapi ternyata VEGF mempengaruhi prolirefasi dengan

  • 31

    ikut bersamaan dapat berikatan dengan reseptor PDGF, kemudian

    mengkatifkan jalur MAPK erk.

    4. Platelet-derived Growth Factor (PDGF)

    PDGF adalah agen mitogen yang ampuh pada MSC, dan terekspresi pada

    seluruh jenis dari MSC. Sejak pertama ditemukan, PDGF berikatan

    dengan PDGFR dan responsif terhadap proliferasi dengan mengaktifasi

    jalur Erk. Fungsi PDGF adalah untuk memicu proliferasi fibroblast otot

    polos dan monosit daerah radang dan luka.

    5. Hepatocyte Growth Factor (HGF)

    Reseptor HGF terdapat pada permukaan MSC adalah c-Met, expresinya

    cukup rendah pada MSC tikus. C-Met seringkali bermutasi atau

    mengalami oversekresi pada sel kanker, khususnya pada karsinoma

    papiler ginjalll dan tiroid. Sistem sinyal HGF diperlukan dalam menjaga

    kehidupan embrio yang terbukti dari temuan bahwa embrio yang reseptor

    c-Met nya dihilangkan akan mengalami kelainan perkembangan otot,

    ginjal, hati dan otak.

    6. Epidermal Growth Factor (EGF) dan Heparin-Binding EFG

    Berperan dalam proliferasi dan mobilitas fibroblast dan keratinosit.

    Reseptor EGF (EGFR) yang paling banyak diketahui adalah EGFR1 dan

    Erb1. Berpengaruh pada proliferasi MSC dengan aktifasi ERK1/2.

    7. Wnt family.

    Jalur sinyal Wnt dengan reseptor Frizzel pada permukaan sel yang

    meneruskan signal biologisnya ke protein adaptor Dishevelled (Dsh)

  • 32

    didalam sel. Pertama kali ditemukan dalam proses karsinogenesis dan

    embriogenesis. Jalur ini mengatur bentuk aksis tubuh, dan menentukan

    proliferasi dan migrasi sel. Jalur ini sangat berperan dalam

    embriogenesis, peran jalur ini ditemukan ketika komponennnya yang

    mengalami mutasi genetik menyebabkan abnormalitas pada embrio lalat

    buah.

    Gambar 2. 8. Jalur sinyal growth factor dalam memediasi proliferasi MSC.61

    Tabel 2. 3. Barbagai growth factor beserta efeknya pada proliferasi MSC18

    Growth

    factor

    family

    Growth factor Receptor/signaling modulalor Effect on proliferation/survival/morphogenesis

    1.

    2.

    3.

    4.

    TGF-β

    FGF

    VEGF

    PDGF

    TGF-β1

    BMP-2

    BMP-3

    FGF-2

    FGF-4

    VEGF-A

    PDGF

    ALK-1, ALK-2, ALK-3, ALK-6,

    ALK-4, ALK-5, ALK-7

    Erk

    ALK-4/SMAD 2, SMAD 3

    FGFR/Erk (Putative)

    FGFR/Erk (Putative)

    VEGF receptor/PDGF receptor

    VEGF receptor/PDGF receptor

    PDGF receptor/Erk

    Increasses chondrogenensis

    Increasses proliferation

    Increasses osteogenesis, increasses proliferation

    Increasses proliferation

    Bias towards chondrogenesis on prolonged exposure,

    incereasses proliferation

    Increasses proliferation

    Increasses proliferation

    Increasses survival

    Increasses proliferation

  • 33

    5.

    6.

    7.

    EGF

    HGF

    Wnt

    Soluble EGF

    Tethered EFG

    Heparin-binding EFG

    HGF

    Wnt3a

    PDGF receptor/Erk

    EGF receptor/transient Erk

    EGF receptor/transient Erk

    EGF receptor/Erk

    C-Met/p38MAPK

    C-Met/PI3K

    β-catenin

    Increasses survival

    No effect in diffentiation, increasses proliferation

    Increasses spreading and survival

    No effect in differentiation, increasses proliferation

    Enhances survival

    Inhibit proliferation

    Promotes proliferation

    Jalur antara siklus sel dan multipotensi

    Self-renewal dan multipotensi MSC dapat dipelihara dengan

    mengunakan faktor pertumbuhan. MSC memiliki tiga jalur potensi yaitu

    menjadi jaringan lemak, tulang dan tulang rawan. Self-renewal dan

    multiponesi MSC terlihat cukup signifikan apabila dalam medium tumbuh

    kaya akan FGF dan EGF, jika dibandingkan dengan medium tumbuh tanpa

    FGF dan EGF.62

    Regulasi OCT4, NANOG, dan SOX2 adalah hal yang

    sangat beperana dalam reprograming embrionikstem cell(ESC). Kehilangan

    ekpresi gen OCT4, SOX2, dan NANOG mengakibatkan ESC kehilangan

    sifat pluripotensinya.

    Sinyal ekstrinsik yang berperan dalam mempertahankan sifat

    pluripotensi stem cell diantaranya, LIF/STAT3, PI3K, Wnt, TGFβ, MAPK.

    Regulator pluripotensi hMSC hanya NANOG, sedangkan SOX2 dan OCT4

    tidak terbukti terlibat. Ekspresi NANOG pada hMSC hanya terdeteksi saat

    sel berproliferasi, dan tidak terdeteksi saat MSC diinduksi untuk

    berdiferensiasi.63

  • 34

    BAB III

    KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

    3.1. Kerangka Teori

    MEMBRAN SEL MSC

    INTI SEL MSC

    Aktifitas PI3K Aktifitas MAPK, ERK 1/2 Aktifitas Wnt/Β-

    catenin

    EGF, HB-EGF FGF TGF-β Wnt 3 a

    Dosis Mesenchymal stem cell-

    hypoxia conditioned medium (MSC-

    HCM)

    EGFR

    HGF

    FGFR C-Met TGFR

    Aktifasi protein target C-fos, C-myc , p53 , Ets-1 (transkripsi), Pluripotency gen NANOG

    Frizzled Reseptor

    Aktifasi protein Siklin D1, Siklin A, Siklin E, p21, CDK 1

    SELF-RENEWAL (EKSPRESI CD73, CD90, CD105)

    Suhu

    PH

    CO2

    Kelembapan

  • 35

    3.2. Kerangka Konsep

    3.3. Hipotesis

    Mesenchymal Stem Cell Hipoxia Conditioned Medium(MSC-NCM)

    berpengaruh terhadapself-renewal MSC, yang ditandai ekspresi CD73,

    CD90, dan CD105.

    Dosis Mesechymal Stem

    Cell-Hipoxia Conditional

    Medium (MSC-HCM)

    Self-renewal

    (ekspresi CD73, CD90, CD105)

  • 36

    BAB IV

    METODOLOGI PENELITIAN

    4.1. JenisPenelitian dan Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan

    menggunakan rancangan penelitian ―post test only control group design‖

    4.2. Populasi dan Sampel Penelitian

    Subjek populasi penelitian ini adalah Mesenchymal Stem Cell.

    Sampel penelitian adalah MSC yang memenuhi kriteria inklusi.

    Kriteria inklusi:

    Mesenchymal Stem Cell (sesuai kriteria ISCT, 2006)

    Bila dikultur dalam cawan kultur plastik, maka sel tersebut akan

    menempel atau melekat pada permukaan ("plastic adherent") dengan

    gambaran berupa fibroblast-like cell.

    Mampu berdiferensiasi pada kultur in vitro menjadi sel tulang

    (osteogenik), menjadi sel tulang rawan (kondrogenik) dan menjadi sel

    lemak (adipogenik).

    Kriteria ekslusi:

    Terjadinya kontaminasi pada sel

    Kriteria faktor perancu

    Suhu 37°C

    PH 7 (normal)

  • 37

    CO2 5% yang dikendalikan

    Kelembapan

    4.3. Variabel

    4.3.1. Variabel Bebas

    Mesenchymal Stem Cell Hipoxia Conditional Medium (MSC-HCM)

    4.3.2. Variabel Tergantung

    Self-renewal

    Ekspresi CD73, CD90, dan CD105

    4.4. Definisi Operasional

    4.4.1. Conditioned Medium MSC Hipoksia adalahcairan medium kultur

    MSC yang dimodifikasi pada kadar oksigen 5%, yang diinkubasi

    selama 24 jam, kemudian disentrugasi untuk diambil cairan

    supernatannya.

    4.4.2. Mesechimal Stem Cell (MSC) adalah sel yang diisolasi dari jaringan

    talipusat, memiliki sifat multipotent. Mengekspresikan CD73, CD90,

    dan CD105.

    4.4.3. Self-renewaladalahjumlah MSC setelah ditumbuhkan pada medium

    yang mengandung MSC-HCM dengan ekspresi 25%, 50%, dan 75%,

    kemudian diinkubasi 72 jam. Dihitung menggunakan bilik hitung

    dengan rumus

    ∑ ∑ ∑ ∑

  • 38

    4.4.4. Ekspresi CD73, CD90, dan CD105 adalah persentase ekspresi CD73,

    CD90, dan CD105 dalam bentuk grafik yang diekspresikan MSC

    sebagai hasil kultur dengan medium mengandung MSC-HCM 25%,

    50% dan 75%, setelah di inkubasi 72 jam, menggunakan alat

    flowsitometri.

    4.5. Instrumen dan Bahan

    4.5.1. Instrumen

    1. Micropipette with tip (blue tip, yellow tip, pink tip)

    2. Pipette filler

    3. Conical tube (15 ml, 50 ml)

    4. Cryotube 1 ml

    5. Inverted microscope

    6. CO2 cylinder

    7. Scissor

    8. Pinset

    9. Scalpel dan bisturi

    10. Thermostirrer

    11. Sentrifuge

    12. Beaker glass

    13. Aluminium foil

    14. Dish

    15. Flask

  • 39

    16. Chamber

    17. Oxygen meter

    18. Tabung CO2

    19. Centrifuge

    20. Imunocytochemistry

    21. Biosafety Cabinet class 2

    22. CO2 Incubator

    23. Hotplate stirrer

    24. Disposable pipet

    25. Heparin tube

    26. Cell counter

    4.5.2. Bahan

    1. Mesenchymal Stem Cell

    2. NaCl 0.9%

    3. FBS

    4. Medium dMEM

    5. Alkohol 70%

    6. Fungizon 0.5%

    7. Streptomisin-penicilin 1% (penstrep)

    8. PBS

  • 40

    4.6. Cara Penelitian dan Alur Kerja

    4.6.1. Pengajuan Ethical Clearence Penelitian

    Pengajuan proposal penelitian

    4.6.2. Teknik Isolasi Mesenchymal Stem Cell dari Umbilical Cord

    Seluruh proses dilakukan di dalam biosafety cabinet class 2,

    menggunakan peralatan yang steril dan dikerjakan dengan teknik

    sterilitas yang tinggi.

    1. Kumpulkan umbilical cord dan simpan dalam wadah steril yang

    mengandung NaCl 0.9%.

    Jika tidak diproses secara langsung, simpan pada suhu 4C

    sampai proses isolasi (12-24 jam).

    Jika dilakukan isolasi segera pada saat pengambilan

    umbilical cord, tidak perlu disimpan pada suhu 4C.

    2. Meletakkan umbilical cord ke petri dish dengan menggunakan

    pinset, lalu cuci umb ilical cord sampai bersih dengan PBS.

    3. Potong umbilical cord menjadi 3-5 cm dengan pisau steril.

    4. Buang pembuluh darah yang ada pada potongan umbilical.

    5. Tempatkan potongan umbilical 3-5 cm ke petri dish yang steril.

    6. Tiap potongan umbilical dihancurkan dengan gunting mata.

    tajam atau bisturi menjadi potongan-potongan kecil sebesar 1

    mm.

  • 41

    7. Tempatkan hasil potongan kecil umbilical dengan menggunakan

    pinset pada cawan kultur jaringan 60 mm , dengan susunan titik-

    titik yang tersebar rata pada permukaan cawan kultur jaringan.

    8. Bersihkan medium komplit (MEM yang ditambahkan dengan

    fungizon, penstrep, dan FBS) sebanyak 2-3 ml.

    9. Inkubasi dalam incubator dengan suhu 37C dan 5% CO2.

    10. Amati tiap 24 jam, untuk melihat ada sel yang keluar dari spot

    penanaman explan (kira-kira 14 hari akan muncul sel dari

    explan).

    11. Ganti medium tiap 2-3 hari sekali dengan cara membuang

    separuh medium dengan menggunakan micropipette diganti

    dengan fresh medium komplit sebanyak yang dibuang.

    12. Setelah sel muncul dari explan, tambahkan medium komplit

    menjadi 5 ml.

    13. Setelah 24-72 jam dari munculnya sel explan, sel yang

    mengapung dipindahkan ke cawan petri jaringan yang baru

    dengan cara:

    Ambil semua medium dan masukkan ke conical tube 15 ml

    Sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit

    Buang supernatant.

    Resuspensi pellet dengan medium komplit.

    4.6.3. Kultur Sel

    1. Tanam ke cawan petri jaringan.

  • 42

    2. Inkubasi 37C dan 5% CO2.

    3. Ganti setengah medium tiap 2-3 hari sekali sampai sel konfluens

    80%.

    4.6.4. Proses Pemanenan Sel

    1. Panen sel dilakukan menggunakan panen sel ketiga yang

    dipindahkan ke coverslip.

    2. Bersihkan wadah medium dengan menggunakan PBS 1 ml dan

    tripsin 1 ml untuk memisahkan medium dengan sel.

    3. Inkubasi selama 3 menit pada suhu 37C.

    4. Lihat di mikroskop untuk memastikan sel sudah lepas.

    5. Jika sudah lepas, ambil tripsin dan PBS menggunakan

    micropipette.

    6. Kemudian ganti dengan medium komplit.

    4.6.5. Proses Penghitungan Sel

    1. Siapkan 10µl sel dan dimasukan ke cryotube.

    2. Menambahkan triptofan blue 90µl ke dalam cryotube.

    3. Pipetkan 10µL di bilik hitung yg sudah ditutup dengan deck

    glass.

    4. Lihat dengan menggunakan mikroskop inverted pada 4 bilik

    hitung.

    5. Hitung jumlah sel dengan menggunakan rumus:

  • 43

    4.6.6. Prosedur Hipoksia

    1. Siapkan chamber

    2. Masukkan well yang berisi MSC kedalam chamber

    3. Letakkan oxygen meter di dalam chamber

    4. Pastikan chamber tersebut tertutup rapat

    5. Alirkan CO2 melalui selang yang terhubung ke chamber

    6. Amati pada oxygen meter sampai ekspresi5% O2

    7. Inkubasi selama 24 jam dan amati kembali pada oxygen meter

    tetap dalam ekspresi5%.

    4.6.7. Penghitungan Self-Renewal Mesenchymal Stem Cell

    Lakukan hitung sel dengan Rumus:

    ∑ ∑ ∑ ∑

    Prosedur:

    1. Siapkan 90 ul tripan blue 0,4 % dalam tabung mikro.

    2. Ambil 10 ul suspensi sel, masukkan dalam tabung lalu isi tripan

    blue kemudian resuspensi.

    3. Pipetkan 10 ul ke dalam hemositometer.

    4. Hitung sel dibawah mikroskop menggunakan counter.

    Cara penghitungan:

    1. Hitung sel pada 4 bilik hemositometer.

    2. Sel yang hidup bening terang.

    3. Sel yang mati biru gelap.

  • 44

    Gambar diatas menunjukan kotak pada haemocytometer yang

    digunakan untuk menghitung jumlah sel. Yang digunakan adalah 4

    kotak paling pojok (kiri, kanan, atas, dan bawah). Sedangkan kotak

    tengah tidak digunakan.

    Rumus perhitungan :

    4.6.8. Pembacaan CD73, CD90 dan CD105 denganFlowsitometri

    Protokol Stemflow hMSC Analysis

    1. Lepaskan sel dari flask dengan menggunakan BD™ Accutase™

    Cell Detachment Solution (Cat. No 561527) atau larutan

    detachment solution yg lain , cuci cells dan resuspensi dengan

    konsentrasi 1x10^7 cells/ml in BD Pharmingen™ Stain Buffer

    (Cat. No. 554656) atau PBS buffer. Sel dapat di resuspensi pada

    konsentrasi 5x10^6 cells/ml jika jumlah cell terbatas.

  • 45

    2. Siapkan tabung falcon 5 ml dan label sbb:

    Tabung Reagent Vol yg dimasukan

    (1) FITC Mouse Anti-Human CD90 (5μl)

    (2) PE Mouse Anti-Human CD44 (5μl)

    (3) PerCP-Cy™5.5 Mouse Anti-Human CD105 (5μl)

    (4) APC Mouse Anti-Human CD73 (5μl)

    (5) Nothing

    (6) hMSC Positive Isotype Control Cocktail (20μl)

    hMSC Negative Isotype Control Cocktail (20μl)

    (7) hMSC Positive Cocktail (20μl)

    PE hMSC Negative Cocktail (20μl)

    3. Ulangi tabung 5-7 untuk setiap penambahan sampel yang mau

    dianalisis

    4. Pipette 100 ul sample kedalam masing-masing tabung

    5. Vortex atau tapping tabung

    6. Inkubasi 30 menit suhu kamar, dalam ruang gelap

    7. Cuci 2 kali dengan Stain Buffer (FBS) 2 kali dan resuspend

    dengan 300-500 ul stain buffer (FBS) atau 1 x washing buffer

    atau PBS

    8. Baca di flow sitometri . Gunakan tabung 1-5 sebagai kontrol

    untuk setup cytometer (yaitu kompensasi)

    9. Baca tabung 5 di sitometri hingga sekitar . Adjust cytometer ,

    cek plot FSC vs SSC hingga berada pada posisi yang kita

    inginkan( di tengah-tengah) dan populasi sel berada pada hingga

    posisi kiri bawah dari dot plot FL1 hingga FL4

  • 46

    10. Baca tabung 2-5 dan lakukan seting kompensasi hingga semua

    populasi berada pada area yang sesuai

    11. Baca tabung 6. Atur kuadran pada dot plot dan interval pada

    histogram hingga semua populasi berada pada posisis negatif.

    12. Baca tabung 7. Analisa persentase hasil.

    4.6.9. Alur Kerja

    a. Pembuatan MSC

    Isolasi Umbilical Cord

    Kultur Mesechimal Stem Cell

    Plastic Adherent

    Uji validasi

    Marker CD Pengukuran Flowcytometri

    Differensiasi

    CD73+ CD90+ CD105+

    Sel Tulang Sel Lemak

  • 47

    b. Kultur MSC dengan Conditioned Medium Hypoxia

    Inkubasi 24 jam

    Inkubasi 72 jam Inkubasi 72 Jam Inkubasi 72 Jam

    Medium kultur

    Mesenchimal Stem Cell –Hypoxia Condittioned Medium (MSC-HCM)

    Terbagi tiga kelompok perlakuan

    Jumlah

    self-

    renewal

    Jumlah

    self-

    renewal

    Ekspresi

    CD73,

    CD90,

    CD105

    Ekspresi

    CD73,

    CD90,

    CD105

    MSC 5 x106 (passage 4), hypoxia 5%

    Pemanenan

    MSC

    Pemanenan

    MSC

    Kelompok P2

    DMEM 50% +

    MSC-HCM 50% +

    MSC

    Bilik

    Hitung

    flowcyto

    metri

    flowcyto

    metri Bilik

    Hitung

    Kelompok kontrol

    DMEM 100% +

    MSC

    Kelompok P1

    DMEM 75% +

    MSC-HCM 25% +

    MSC

    Pemanenan

    MSC

    Bilik

    Hitung

    flowcyto

    metri

    Kelompok

    P3DMEM 25% +

    MSC-HCM 75% +

    MSC

    Jumlah

    self-

    renewal

    Pemanenan

    MSC

    Ekspresi

    CD73,

    CD90,

    CD105

    Bilik

    Hitung

    flowcyto

    metri

    Jumlah

    self-

    renewal

    Ekspresi

    CD73,

    CD90,

    CD105

    Centrifuge 3000rpm, 4 menit,

    suhu ruangan

    Filter supernatan dengan

    ukuran 0,22-µm

  • 48

    4.7. Analisis Data

    Data yang sudah didapat, diproses, disunting, ditabulasi, dan

    dibersihkan, kemudian dilakukan uji deskriptif menggunakan mean, modus,

    median . Kemudian dilakukan uji normalitas data dengan Shapiro Wilk,

    didapatkan data terdistribusi normal. Untuk melihat homogenitas data

    dilakukan uji levenie, hasilnya data homogen.Karena terdistribusi normal

    dan varian data homogen, maka dilanjutkan dengan uji ANOVA. Post Hoc

    LSD menjadi tahap selanjutnya untuk melihat kelompok mana yang

    memiliki perbedaan yang bermakna. Uji terakhir adalah melihat korelasi

    antara variabel CD73, CD90, dan CD 105 menggunakan uji korelasi

    Pearson.

    4.8. Tempat Penelitian

    Laboratorium Stem Cell and Cancer Reasearch Fakultas Kedokteran

    Universitas Sultan Agung Semarang

  • 49

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1. Hasil Penelitian

    Penelitian tentang pengaruh pemberianMSC-HCM untuk mengetahui

    jumlah self-renewal dan ekspresi CD73, CD90, dan CD105 pada MSC,

    dilakukan secara invitro dilaboratorium SCCR (Stem Cell and Cancer

    Reasearch) Fakultas Kedokteran Unissula Semarang. Sampel yang digunakan

    adalah human mesechymal stem cellhasil isolasi darah tali pusat bayi baru

    lahir, dan dibiakkan selama 4-5 minggu sesuai dengan standar prosedur

    pembuatan kultur stem cell. Karakteristik MSC diidentifikasi menggunakan

    alat flowsitometri dengan melihat pesentase ekspresi CD73, CD90 dan

    CD105. MSC-HCM merupakan supernatan MSC yang diinkubasi selama 24

    jam pada kadar oksigen 5%. MSC dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yang

    direplikasi sebanyak 3 kali, yaitu kelompok kontrol DMEM, P1 MSC-HCM

    25%, P2 MSC-HCM 50%, dan P3 MSC-HCM 75%.

    Proses penelitian dimulai dengan mengambil darah tali pusat bayi

    baru lahir sebanyak 40 cc. Darah segera diisolasi dan dibiakkan sesuai dengan

    prosedur, setelah mencapai passage-4 sejumlah MSC diambil untuk

    dilakukan validasi dengan alat flowsitometri. Sejumlah MSC diinkubasi

    selama 24 jam dalam chamber dengan ekspresi oksigen 5% yang diukur

    dengan alat oxygen meter kemudian dilakukan sentrifuge dengan kecepatan

    3000 RPM untuk mendapatkan supernatan MSC-HCM. Sisa MSC dibagi

    menjadi 4 kelom