pengaruh pemberian ekstrak kering syzygium polyanthum...

94
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum PADA TIKUS JANTAN STRAIN Sprague Dawley YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN TERHADAP PROFIL METABOLIK DAN KEMATIAN SEL JANTUNG Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : FADHLURRAHMAN ANANDITYA 11141030000074 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Upload: trinhdieu

Post on 26-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING

Syzygium polyanthum PADA TIKUS JANTAN STRAIN

Sprague Dawley YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

TERHADAP PROFIL METABOLIK DAN KEMATIAN

SEL JANTUNG

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

FADHLURRAHMAN ANANDITYA

11141030000074

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah J akarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 12 September 2011

Fadhlur:rahman Ananditya

2.

3.

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthumPADA TIKUS JANTAN STRAIN Sprague Dawley YANG DIINDUKSI

S T RE P T O ZO T O C I NTF,RIIADAP PROFIL METABOLIK DANKEMATIA}{ SEL JANTUNG

Laporan PenelitianDiajukan kepada Prograrn Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas

Kedokteran dan ILnu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh GelarSarjana Kedol:teran (S.Ked)

OlehF adhlurrahman Ananditva

NIM: 11141030000074

Pembimbing IIPem'nimbing I

@<ir'. Fiori Ratna Sari, Ph.D

}\rIP. 19770727 2C06A4 2 A}t

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROF"ESI DOIffERFAKULTAS KEDOKTERAN DAI{ IIMU KESEIIATAN

TINIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIT'HIDAYATTiLLAH

JAKARTA1438H t20t7I10[

dr. I{ari HenCarto, Sp.PD-KEir{i), Ph.D, Fl1*iurSiiviNIP. i 9551123 2AC31?. 1 0A3

ill

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

PENGESAITAN PANITIA UJIANLaporan Penelitian berjudul PENGARUH PEMBERTAN EKSTRAK KERTNGsyzygium polyanthum PADA TrKUs JANTAN 9TRAIN sprague DawreyYANG DIINDUKST STREPTOZOTOCIN TERHAI}AP PROFILMETABOLTK DAN KEMATTAN sEL JANTLTNG yang diajukan olehFadhlurrahman Anandirya (NIM 1114103000074), telah di"jik* dalam sidang diFakultas Kedokteran dan Irmu Kesehatan pada' rz septJmber 2017. Lapiranpenelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sa4anaKedokteran (s.Ked) pada program studi Kedokteian da* proresi Dokter.

Ciputat, 12 September 2017

Penguji I

\ry

PIMPINAN F'AKULTAS

Dekan FKIKUIN

I Dr. H. Arif Sumantri, S.K.M,IvI.Kes dr. Nouval

19770727 2A06A4 2 001

dr. Nurmila Sari, M.KesNIP. 198s031s 20fi 01 2 010

DEWAN PENGUJIKetua

Flori Ratna Ph.D19770727 20A604 2 001

Pembimbing II

Rr. Ayu Fitri Hlpsari, M.Biomed]\rIP. 19720406 200312 2 }as

KaprodiPSKPD

Sp,U, Ph.D,

tudr. Hari i{endalro, Sp.pD-KELdD, ph.D, FI},{ASII,{

NlP. 19651 123 200312 t 003

FICS, FACS1 001

IV

NrP. 19650808 198803 1002 l.iIP 19721103 200504

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING SYZYGIUM

POLYANTHUM PADA TIKUS JANTAN STRAIN Sprague Dawley YANG

DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN TERHADAP PROFIL METABOLIK DAN

KEMATIAN SEL JANTUNG. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan umatnya.

Alhamdulillah saya mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Oleh

karena itu saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Arif Sumatri, S.K.M, M.Kes selaku dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. dr. Nouval Shahab Sp.U, Ph.D, FICS, FACS selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter dan DR. Endah Wulandari, M.Biomed

selaku Sekertaris Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berserta seluruh staf pengajar yang telah

memberikan banyak ilmu kepada saya selama pendidikan di Progam Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr. Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD, Ph.D,

FINASIM selaku pembimbing I dan pembimbing II saya yang selalu

memberikan masukan dan arahan kepada saya.

4. Kedua orang tua saya, Drs. Sudiyuwono, M.M dan Drg. Endah

Purwaningtias, MARS yang selalu memberikan doa, motivasi dan kasih

sayangnya kepada saya. Kepada adik saya, Adinda Nur Shabrina yang

selalu mendukung saya dan mendoakan saya dalam mengerjakan penelitian

ini.

5. Bapak Chris Adhiyanto, M.Biomed, Ph.D selaku penanggungjawab (PJ)

modul riset PSKPD 2014 sekaligus selaku PJ laboratorium Riset, Ibu

Nurlaely Mida R, M.Biomed, Ph.D selaku PJ laboratotium Animal house,

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

vi

dr. Alyya Shiddiqa Siregar, Sp.FK selaku PJ Laboratorium Farmakologi,

DR Endah Wulandari, M.Biomed selaku PJ laboratorium Biokimia dan DR

Zeti Harriyati, M.Biomed selaku PJ laboratorium Biologi yang telah

memberikan izin atas penggunaan laboratorium pada penelitian ini.

6. Teman-teman satu kelompok riset saya, Alissa Rifa, Fheby Syabrina, Irfiani

Nurrachmawati, Nadira dan Putri Rahmah Ajizah yang berjuang bersama

dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Semua mahasiswa PSKPD 2014.

8. Kak Zami dan Kak Faraz, yang telah membagi ilmu dan pengalamannya

untuk saya.

9. Mba Ayi selaku laboran Biokimia, Pak Rahmadi selaku laboran

Farmakologi, dan Mba Lilis selaku laboran Riset yang telah membantu kami

dalam penggunaan laboratorium.

10. Mba Suryani selaku laboran biologi yang sangat baik kepada kami

mengajari dan membimbing selama kami menggunakan laboratorium.

Saya menyadari dalam laporan penelitian ini masih banyak terdapat

kekurangan. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak agar laporan penelitian ini menjadi lebih baik.

Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat memberikan

manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 12 September 2017

Penulis

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

vii

ABSTRAK Fadhlurrahman Ananditya. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Pengaruh Pemberian

Ekstrak Kering Syzygium polyanthum Pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley yang

Diinduksi Streptozotocin Terhadap Profil Metabolik dan Kematian Sel Jantung.2017.

Pendahuluan: Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin yang dapat menyebabkan beberapa

komplikasi termasuk dislipidemia dan kardiomiopati diabetik. Daun salam (Syzygium

polyanthum) merupakan salah satu tanaman herbal untuk membantu pengobatan diabetes.

Objektif: Mengetahui efek ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB

terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter yang diukur dalam profil

metabolik meliputi berat badan, glukosa darah dan trigliserida sedangkan parameter yang

diukur dalam kematian sel jantung adalah apoptosis sel jantung dan diameter sel otot

jantung. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental,

menggunakan tikus jantan strain Sprague Dawley yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu

tikus normal, normal dengan terapi, DM tanpa terapi dan DM dengan terapi. Hasil:

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada berat badan (p-value

0,039), glukosa darah (p-value 0,001) dan apoptosis sel jantung (p-value 0,004) pada

kelompok DM dengan terapi dibandingkan 3 kelompok lainnya. Tidak terdapat perbedaan

signifikan pada trigliserida (p-value 0,802) dan diameter sel otot jantung (p-value 0,146)

Kesimpulan: Ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB memiliki

efek untuk mencegah penurunan berat badan, menurunkan glukosa darah dan menurunkan

apoptosis sel jantung pada tikus jantan strain Sprague Dawley yang diinduksi Streptozotocin.

Kata kunci : Daun salam (Syzygium polyanthum), Diabetes Mellitus, Sprague Dawley,

Streptozotocin

ABSTRACT Fadhlurrahman Ananditya. Medical Education and Profession Study Program. Effects of

Syzygium polyanthum Dry Extract on male Streptozotocin-Induced Sprague Dawley Rats

Against Metabolic Profile and Cardiac Cell Death.2017.

Introduction: Diabetes Mellitus is a metabolic disease characterized by hyperglycemia

caused by insulin secretion abnormalities that cause several complications including

dyslipidemia and diabetic cardiomyopathy. Salam leaves (Syzygium polyanthum) is one of

the herbal to help control diabetes. Objective: To know the effect of Salam leaves (Syzygium

polyanthum) dry extract 300 mg/kgBB on metabolic profile and cardiac cell death. The

parameters measured in the metabolic profile include body weight, blood glucose and

trygliceride while the parameters measured in cardiac cell death include cardiac cell

apoptotic and cardiac muscle cell diameter. Method: This study is using experimental design

on male Sprague Dawley rats which divided into 4 groups, there are normal, normal with

therapy, diabetes without therapy and diabetes with therapy. Results: This study show that

there are significant differences on body weight (p-value 0,039), blood glucose (p-value

0,001) and cardiac cell apoptotic (p-value 0,004) on the DM group with therapy compared

with 3 other groups. There are no significant differences on trygliceride (p-value 0,802) and

cardiac muscle cell diameter (p-value 0,146). Conclusion: Salam leaves (Syzygium

polyanthum) dry extract 300 mg/kgBB have an effect to prevent weight loss, reduce blood

glucose and reduce cardiac cell apoptotic on male Sprague Dawley rats induced by

Streptozotocin.

Key words: Salam leaves (Syzygium polyanthum), Diabetes Mellitus, Sprague Dawley,

Streptozotocin.

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

vilt

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

2.2.2. Daun Salam (Syzygium polyanthum) dan Dislipidemia..................11

2.2.3. Daun Salam (Syzygium polyanthum) dan Kardiomiopati Diabetik. 18

2.3. Tinjauan ST2.......... ......19

2.4. Dislipidemia pada DM.......... .........20

2.5. Kardiomiopati Diabetik dan Kematian Sel Jantun9.........................21

2.6. Kerangka Teori........ .....23

2.7. Kerangka Konsep .-:.............. .........24

2.8. Definisi Operasional.............. .........25

3.1. Desain Penelitian ..........27

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ............. ...........27

3.2.1. Waktu Penelitian .....27

3.2.2. Tempat Penelitian.. ....................27

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ......................21

3.3.1. Kriteria Inklusi ........29

3.3.2. Kriteria Eksklusi.... ....................29

3.4.1. Alat Penelitian........... ................29

3.4.2. Bahan Penelitian.. .... 30

3.4.3. Adaptasi Hewan Coba......... ...... 30

3.4.4. Induksi ST2........... ....................30

3.4.5. Pemberian Sukrosa..... ...............30

3.4.6. Pemberian Ekstrak Kering Daun Salam (Syzygiwn polyanthmt) ...31

3.4.7 . Sacrifice.... ............... 31

3.4.8. Tahap Pemrosesan Jaringan ...... 31

3.4.9. Pengamatan Jaringan. ................34

3.5. Alur Penelitian .:1...........35

3.6. Pengukuran Sampel .....36

3.6.1. Berat Badan ............. 36

3.6.2. Glukosa Darah........ ...................36

3.6.3. Trigliserida .............. 36

3.6.4. Diametel Sel Otot Jantung ........ 37

IX

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

3.6.5. Kematian Sel Jantung ................37

3.7. Pengolahan dan Ahalisis Data......... ................ 38

BAB IV .....39

4.1. Berat Badan .................. 39

4.2. Glukosa Darah ..............41

4.3. Trigliserida................ ....41

4.4. Diameter Sel Otot Jantung ............ 48

4.5. Kematian Sel Jantung................ ...................... 51

4.6. Keterbatasan Penelitian........... ...... 55

BAB V...... ................... s6

5.1. Kesimpulan ............... ....56

5.2. Saran ........51

BAB VI .....58

Daftar Pustaka.... .......59

LAMPIRAN.............. ................... 62

Lampiran I Cara Perhitungan ............. .......62

Pembuatan Induksi ST2.......... ......63

Pembuatan Ekstrak Kering Daun Salam (Syzygiwm polyanthum) ....."'o3

Lampiran 2 Surat Keterangan................ .....65

Lampiran 3 Gambar Proses Penelitian. ......68

Adaptasi Tikus, Pembuatan sukrosa, Bwffer Sitrat, STZ, dan Ekstrak kering daun

salam ........ 68

Proses Sacrifice dan Pengambilan Darah. .......12

Proses Pengukuran Trigliserida ....12

Proses Pewarnaan TUNEL..... .......75

Lampiran 4 Riwayat Penulis..... ........".......... 78

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan

prediabetes.13......................................... ........................................... 11

Tabel 2.2. Profil anti hiperglikemia oral beserta efek samping.13 .................... 15

Tabel 4.1. Hasil uji analisis statistik Kruskal-Wallis rerata persentase BB semua

kelompok penelitian hari ke-27...................... ................................. 40

Tabel 4.2. Rerata glukosa darah dan standar deviasi (hari ke-1), (hari ke-7),

(hari ke-14), (hari ke-21), (hari ke-28) dari semua kelompok

penelitian................................................. ......................................... 42

Tabel 4.3. Hasil uji analisis statistik Kruskal-Wallis rerata glukosa darah semua

kelompok penelitian................................. ........................................ 44

Tabel 4.4. Rerata rasio glukosa darah hari ke-1 dan hari ke-28 ....................... 44

Tabel 4.5. Hasil uji analisis statistik Mann-Whitney glukosa darah antara

kelompok tikus D dibandingkan dengan kelompok tikus D+E ....... 46

Tabel 4.6. Hasil uji analisis statistik Kruskal-Wallis presentase jumlah

apoptosis sel jantung semua kelompok penelitian................ ........... 53

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

Grafik 2.1.

Grafik 4.1.

Grafi.k4.2.

Grafik 4.3.

Grafik 4.4.

Grafik 4.5.

Grafik 4.6.

Grafik 4.7.

DAFTAR GRAFIK

Presentase komplikasi DM di RSCM 2011.4 .................12

Persentase rasio BB kelompok selama 27 hai....... .........39

Hasil uji analisis statistik Mann-Witney rata-ratao/oBB antarkelompok hanke-27 ....................41

Rerata glukosa darah hari ke-1, haike-7, hari ke-14, hari ke-21, danhari ke-28 pada semua kelompok penelitian. ..................42

Hasil uji analisis statistik Mann-Whitney rcrata glukosa darah antarkelompok hari ke-28 ....................45

Rerata trigliserida hari ke-28 pada semua kelompok penelitian danhasilujianalisisstatistikMann-Witney............ ...............47

Rerata diameter sel otot jantun9........... .........49

Rerata presentase jumlah apoptosis sel jantung (%) pada semuakelompok penelitian dan hasil uji Mann-Witney ..............................52

xii

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pulau langerhans14 ........................................................................... 8

Gambar 2.2. Patofisiologi beserta gejala klinis DM2,3 ....................................... 10

Gambar 2.3. Daun Salam (Syzygium Polyanthum)15 .......................................... 16

Gambar 2.4. Struktur kimia STZ20 ..................................................................... 19

Gambar 2.5. Kerangka teori penelitian3,8,18,21 ..................................................... 23

Gambar 4.1. Gambar diameter sel otot jantung. ................................................. 51

Gambar 4.2. Gambaran apoptosis sel jantung tikus ........................................... 54

Gambar 7.1. Surat keterangan tikus sehat .......................................................... 65

Gambar 7.2. Hasil determinasi/identifikasi bahan uji ........................................ 66

Gambar 7.3. Surat lulus kaji etik ........................................................................ 67

Gambar 7.4. Tikus sampai di animal house dan dilakukan adaptasi .................. 68

Gambar 7.5. Penimbangan sukrosa .................................................................... 68

Gambar 7.6. Pencampuran sukrosa dengan aquades steril menggunakan stirer 68

Gambar 7.7. Sukrosa 10% .................................................................................. 68

Gambar 7.8. Penimbangan asam sitrat dan natrium sitrat untuk membuat

buffer sitrat .................................................................................... 69

Gambar 7.9. Membuat larutan standar PH untuk mengkalibrasi alat PH Meter 69

Gambar 7.10. Buffer Sitrat 0,1 M dengan PH 4,5 ................................................ 69

Gambar 7.11. STZ bubuk ...................................................................................... 69

Gambar 7.12. Penyuntikkan STZ ......................................................................... 70

Gambar 7.13. Ekstrak kering daun salam ............................................................. 70

Gambar 7.14. Penimbangan ekstrak kering daun salam ....................................... 70

Gambar 7.15. Ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300mg/kgBB 70

Gambar 7.16. Larutan ekstrak kering daun salam di vortex ................................. 71

Gambar 7.17. Pemberian ekstrak kering daun salam per oral .............................. 71

Gambar 7.18. Proses sacrifice .............................................................................. 72

Gambar 7.19. Darah dari vena cava inferior dimasukkan ke dalam tabung

EDTA ............................................................................................. 72

Gambar 7.20. Darah dan organ tikus dimasukkan ke dalam cool box ................ 72

Gambar 7.21. Darah di sentrifuge dengan kecepatan 10000 rpm dalam 15

menit untuk diambil plasma nya .................................................... 72

Gambar 7.22. Plasma hasil sentrifuge .................................................................. 73

Gambar 7.23. Reagen Trigliserida Sclavo ............................................................ 73

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

xiv

Gambar 7.24. Mengurutkan microtube yang berisi plasma di dalam rak ............. 73

Gambar 7.25. NaCl untuk membersihkan plasma ................................................ 73

Gambar 7.26. Meletakkan plasma 1 mikro liter ke dalam plate ........................... 74

Gambar 7.27. Pencampuran plasma, NaCl dan reagen trigliserida dengan pipet

multichannel .................................................................................. 74

Gambar 7.28. Homogenisasi dengan Rotamax 15 rpm selama 10 menit ............. 74

Gambar 7.29. Kadar Trigliserida dibaca menggunakan ELISA reader ............... 74

Gambar 7.30. Tempat preparat ............................................................................. 75

Gambar 7.31. Larutan Entelan ............................................................................. 75

Gambar 7.32. Formalin 37% ................................................................................ 75

Gambar 7.33. H2O2 30% ....................................................................................... 75

Gambar 7.34. Phosphate Buffer Saline (PBS) ...................................................... 76

Gambar 7.35. PBS dilarutkan pada DW dan dicampurkan menggunakan stirer . 76

Gambar 7.36. Tahap deparafin ethanol ................................................................ 76

Gambar 7.37. Tahap deparafin xylene .................................................................. 76

Gambar 7.38. Tahap rehidrasi ethanol ................................................................. 77

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

xv

DAFTAR SINGKATAN

ATP : Adenosin Trifosfat

BB : Berat Badan

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

CAT : Catalase

Ca2+ : Kalsium

Ca2+ Channel : Kanal kalsium

DAB : Diaminobenzidine

dkk : dan kawan-kawan

DM : Diabetes Melitus

DW : Deionized Water

DPP-IV : Dipeptidyl Peptidase-IV

EDTA : Ethylen Diamine Tetraacetic Acid

ELISA : Enzyme Linked Sorbant Assay

FKUI : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu

GLP-1 : Glucagon Like Peptide-1

GLUT : Glucose Transporter

HDL : High Density Lipoprotein

HE : Hematoxilin Eosin

HIV/AIDS : Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immunodefficiency Syndrome

HLA : Human Leucocyte Antigen

IDF : International Diabetes Federation

IPB : Institut Pertanian Bogor

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

xvi

IRS : Insulin Receptor Substrate

K+ : Kalium

K+ Channel : Kanal Kalium

Kemenkes : Kementerian kesehatan

kgBB : Kilogram Berat Badan

LDL : Low Density Lipoprotein

MDA : Malondialdehid

mg/dl : Miligram per desiliter

mg/kgBB : Miligram per Kilogram Berat Badan

mL : Mililiter

NGSP : National Glycohaemoglobin Standarization Program

PBS : Phosphate Buffer Saline

PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

PSKPD : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

RI : Republik Indonesia

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

ROS : Reactive oxidative stress

SGLT-2 : Sodium Glucose Co-Transporter 2

TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral

TUNEL : Tdt-mediated dUTP Nick End.Labelling

VLDL : Very Low Density Lipoprotein

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala klinis yang timbul

karena adanya peningkatan kadar glukosa darah kronis akibat kekurangan insulin

baik absolut maupun relatif.1 Keadaan hiperglikemia pada DM terjadi akibat defek

pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya yang menyebabkan glukosa tidak

dapat masuk ke dalam jaringan sehingga menimbulkan gejala-gejala DM berupa

poliuria, polidipsia, polifagia, dan glukosuria. Hiperglikemia kronik dan gangguan

metabolisme yang ditimbulkan dapat menyebabkan komplikasi di berbagai organ

terutama ginjal, mata, saraf, jantung dan pembuluh darah.2,3

International Diabetes Federation (IDF) tahun 2013 menunjukkan jumlah

penderita DM untuk seluruh dunia sebanyak 382 juta orang. Dari 382 juta orang

tersebut, 175 juta diantaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam berkembang

progresif menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan. Pada tahun

2035 mendatang, penderita DM di dunia diperkirakan akan meningkat menjadi 592

juta orang.4

Riskesdas tahun 2013 menunjukkan terdapat 1,5% warga negara Indonesia

mengalami DM yang terdiagnosis dan 4,2% mengalami DM yang tidak

terdiagnosis. Penderita DM lebih banyak ditemukan pada kalangan wanita

dibandingkan pria, kelompok usia terbanyak adalah 55-64 tahun dan banyak

ditemukan pada golongan masyarakat dengan tingkat pendidikan dan status sosial

rendah. Daerah dengan angka penderita DM paling tinggi yaitu Kalimantan Barat

dan Maluku Utara yaitu 11,1 %. Proporsi penyebab kematian akibat DM pada

kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki peringkat ke-2 yaitu

14,7% dan pada daerah pedesaan menduduki peringkat ke-6 yaitu 5,8%. Secara

epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi DM di Indonesia

mencapai 21,3 juta orang.4

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

2

Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada DM adalah dislipidemia.

Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan kelainan

fraksi lipid dalam plasma darah, salah satunya adalah trigliserida. Hiperglikemia

yang berkepanjangan mengakibatkan sel adiposa melakukan lipolisis yang lebih

dominan dibandingkan dengan lipogenesis dan mengakibatkan penurunan aktivitas

enzim pemecah lemak yaitu lipase sehingga menyebabkan kadar asam lemak bebas

dalam darah meningkat dan sintesis trigliserida di hepar juga meningkat.3,5

Komplikasi lain yang juga dapat terjadi pada DM adalah kardiomiopati diabetik

yaitu kelainan kardiovaskular yang ditandai dengan penurunan fungsi sistolik dan

diastolik dari ventrikel kiri akibat disfungsi otonom atau gangguan metabolisme.

Hiperglikemia yang berkepanjangan akan meningkatkan glikosilasi protein-protein

intersisium seperti kolagen yang mengakibatkan kekakuan miokardium dan

gangguan kontraksi miokardium.6 Hiperglikemia berkepanjangan juga

menyebabkan pembentukan ROS yang lebih dominan dibandingkan kemampuan

degradasi ROS. Meningkatnya pembentukan ROS dan menurunnya mekanisme

pertahanan anti oksidan akan meningkatkan stress oksidatif pada jantung yang

berujung pada kematian sel jantung atau apoptosis sel jantung.6

Besarnya hubungan antara dislipidemia dan kardiomiopati diabetik dengan

DM menyebabkan banyak penelitian untuk melakukan penanganan dislipidemia

dan kardiomiopati diabetik sebagai komplikasi DM. Obat anti hiperglikemik seperti

yang ada saat ini memiliki beberapa efek samping, contohnya adalah metformin

yang dapat menyebabkan dispepsia dan diare, obat golongan alfa glucosidase

inhibitor yaitu acarbose dapat menyebabkan diare, obat golongan DPP-IV inhibitor

yaitu sitagliptin yang menyebabkan mual dan muntah. Oleh karena itu diperlukan

alternatif baru untuk mengatasi DM dengan menggunakan tanaman herbal.

Tanaman herbal semakin marak digunakan untuk pengobatan DM karena dinilai

efektif, memiliki efek samping yang minimal, harganya yang terjangkau dan mudah

didapat.7,8 Asia merupakan wilayah dengan distribusi tanaman herbal anti diabetik

terbanyak di dunia dan diketahui terdapat 56% tanaman herbal anti diabetik.8 Salah

satu tanaman tersebut adalah daun salam (Syzygium polyanthum) mengandung zat

flavonoid dan saponin yang mampu menurunkan kadar glukosa darah dan

memperbaiki kadar lemak dalam darah sehingga dapat mencegah terjadinya

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

3

dislipidemia.7,8 Penelitian Tri Widyawati dkk tahun 2015 menunjukkan bahwa zat

flavonoid pada daun salam memiliki efek anti hiperglikemik melalui mekanisme di

luar pankreas berupa penghambatan penyerapan glukosa di usus dan dapat

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan radikal bebas atau bersifat

sebagai anti oksidan.9,10

Penelitian Herra Studiawan dkk menunjukkan bahwa perbandingan

pemberian ekstrak etanolik daun salam dengan dosis 2,62 mg/20 gBB dengan 5,24

mg/20 gBB selama 15 hari dapat menurunkan glukosa darah secara bermakna pada

tikus yang diinduksi alloxan. Pada penelitian lainnya, Angela dkk menunjukkan

bahwa pemberian ekstrak kering daun salam pada tikus putih jantan galur wistar

hiperlipidemia dengan dosis bertingkat 0,18 gram/kgBB, 0,36 gram/kgBB dan 0,72

gram/kgBB selama 15 hari dapat menurunkan trigliserida tikus tersebut secara

signifikan.11,12

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa ingin memberikan dosis

dan waktu pemberian yang berbeda untuk mengetahui lebih lanjut efektivitas

ekstrak kering daun salam (Szyygium polyanthum) terhadap penyakit DM. Oleh

karena itu, dilakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak kering daun salam

(Syzygium polyanthum) dengan dosis 300 mg/kgBB yang diberikan secara oral

selama 28 hari pada tikus jantan strain Sprague Dawley yang diinduksi

Streptozotocin (STZ) terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung.

Parameter yang diukur dalam profil metabolik meliputi berat badan, glukosa darah

dan trigliserida, sedangkan parameter yang diukur pada kematian sel jantung adalah

apoptosis sel jantung dan diameter sel otot jantung.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah pada penelitian

ini adalah :

1. Apakah pemberian ekstrak kering Syzygium polyanthum dengan dosis 300

mg/kgBB selama 28 hari dapat mempengaruhi BB tikus Sprague Dawley

yang diinduksi STZ dibandingkan dengan tikus DM tanpa terapi, normal

dengan terapi dan normal?

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

4

2. Apakah pemberian ekstrak kering Syzygium polyanthum dengan dosis 300

mg/kgBB selama 28 hari dapat mempengaruhi glukosa darah tikus Sprague

Dawley yang diinduksi STZ dibandingkan dengan tikus DM tanpa terapi,

normal dengan terapi dan normal?

3. Apakah pemberian ekstrak kering Syzygium polyanthum dengan dosis 300

mg/kgBB selama 28 hari dapat mempengaruhi trigliserida tikus Sprague

Dawley yang diinduksi STZ dibandingkan dengan tikus DM tanpa terapi,

normal dengan terapi dan normal?

4. Apakah pemberian ekstrak kering Syzygium polyanthum dengan dosis 300

mg/kgBB selama 28 hari dapat mempengaruhi diameter sel otot jantung

tikus Sprague Dawley yang diinduksi STZ dibandingkan dengan tikus DM

tanpa terapi, normal dengan terapi dan normal?

5. Apakah pemberian ekstrak kering Syzygium polyanthum dengan dosis 300

mg/kgBB selama 28 hari dapat mempengaruhi kematian sel jantung tikus

Sprague Dawley yang diinduksi STZ dibandingkan dengan tikus DM tanpa

terapi, normal dengan terapi dan normal?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kering

Syzygium polyanthum pada tikus DM yang diinduksi STZ terhadap profil

metabolik dan kematian sel jantung.

1.3.2. Khusus

Mengetahui pengaruh ekstrak kering Syzygium polyanthum 300

mg/kgBB yang diberikan secara oral selama 28 hari pada tikus DM yang

diinduksi STZ terhadap profil metabolik meliputi berat badan, glukosa darah

dan trigliserida dan kematian sel jantung yang meliputi apoptosis sel jantung

dan diameter sel otot jantung dibandingkan dengan tikus DM tanpa terapi,

normal dengan terapi dan normal.

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

5

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi peneliti

a. Mendapatkan pengalaman melakukan penelitian dengan metode

eksperimen.

b. Mendapatkan pengetahuan mengenai tanaman herbal yang

mempengaruhi profil metabolik yang meliputi BB, glukosa darah,

trigliserida dan kematian sel jantung yang meliputi apoptosis sel

jantung dan diameter sel otot jantung.

c. Sebagai salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Kedokteran dari

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

1.4.2. Bagi Institusi

Dapat menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

1.4.3. Bagi Masyarakat

Setelah penelitian ini dilakukan, peneliti berharap pada waktu yang

akan datang masyarakat sekitar dapat menggunakan daun salam (Syzygium

polyanthum) sebagai terapi alternatif untuk mengatasi DM dan

komplikasinya terutama pada organ jantung.

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diabetes Melitus

2.1.1. Definisi dan Klasifikasi

DM merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

kedua-duanya.2 Terdapat 4 jenis utama DM yaitu DM Tipe I, DM Tipe II,

DM gestasional, dan DM spesifik lain.

DM Tipe I disebabkan oleh reaksi autoimun, dimana sistem imun

tubuh menyerang sel β pankreas yang memproduksi insulin sehingga

menyebabkan defisiensi insulin absolut. Selain autoimun, DM Tipe I juga

dapat disebabkan karena idiopatik. DM Tipe I sering muncul pada masa

kanak-kanak dan dewasa muda.13

DM Tipe II disebabkan karena tubuh tidak dapat berespon terhadap

insulin yang dikeluarkan pankreas (resistensi insulin) sehingga menyebabkan

penumpukan glukosa pada darah. DM Tipe II biasanya terjadi pada usia diatas

40 tahun.13

DM gestasional adalah diabetes yang terjadi pada wanita selama masa

kehamilan. DM gestasional biasanya menghilang setelah melahirkan dan

terjadi pada minggu ke-24 sampai ke-28 pada masa kehamilan.13

Tipe DM spesifik lain adalah DM yang disebabkan gangguan genetik

fungsi sel β pankreas, penyakit eksokrin pankreas (cystic fibrosis),

endokrinopati, bahan kimia seperti dalam pengobatan HIV/AIDS atau setelah

transplantasi organ dan karena infeksi.2

2.1.2. Fisiologi Pankreas dan Insulin

Pankreas merupakan organ endokrin yang memiliki 2 jenis jaringan

utama yaitu asini yang berfungsi untuk sekresi getah pencernaan ke

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

7

duodenum dan pulau langerhans.14 Pulau langerhans terdiri atas 3 jenis sel

utama yaitu sel β yang merupakan tempat sekresi dan sintesis insulin, sel α

sebagai tempat produksi glukagon dan sel delta sebagai tempat produksi

somatostatin.14

Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino,

diproduksi oleh sel β pankreas di pulau langerhans. Fungsi metabolik insulin

adalah meningkatkan laju transpor glukosa ke dalam sel tertentu di tubuh.

Pada keadaan normal, apabila ada rangsangan pada sel β pankreas, insulin

akan disintesis dan kemudian disekresikan ke dalam darah sesuai kebutuhan

tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Insulin akan membawa

glukosa darah ke sel target di berbagai jaringan untuk melakukan fungsi

fisiologisnya sehingga kadar glukosa dalam darah tidak berlebihan. Apabila

terjadi defisiensi insulin atau resistensi insulin maka akan terjadi peningkatan

kadar glukosa dalam darah.2,6

Insulin akan disintesis apabila terdapat rangsangan dari molekul

glukosa seperti keadaan setelah makan. Glukosa yang masuk ke dalam tubuh

akan berikatan dengan Glucose Transporter (GLUT), yang berfungsi sebagai

kendaraan pengangkut glukosa masuk dari luar ke dalam sel tubuh. Sel β

pankreas memiliki GLUT-2, sehingga glukosa akan masuk dari dalam darah

ke dalam sel β melewati membran. Glukosa tersebut akan mengalami

glikolisis dan fosforilasi di dalam sel dan pada akhirnya akan menghasilkan

molekul ATP. Molekul ATP yang terbentuk dibutuhkan untuk menutup K+

channel pada membran sel yang mengakibatkan terhambatnya pengeluaran

ion K+ dari dalam sel β pankreas sehingga terjadi depolarisasi membran sel.

Tidak hanya molekul ATP yang dapat menutup K+ Channel, tetapi juga bisa

karena pengaruh obat-obatan. Depolarisasi membran sel akan menyebabkan

pembukaan Ca2+ Channel. Pembukaan Ca2+ Channel akan membuat ion Ca2+

dari luar sel masuk ke dalam sel. Peningkatan ion Ca2+ intrasel ini yang akan

merangsang pembentukan hormon insulin.6

Pembentukan hormon insulin berawal dari bentuk prekursor hormon

insulin (preproinsulin) pada retikulum endoplasma sel β. Preproinsulin akan

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

8

dipecah oleh enzim peptidase sehingga membentuk proinsulin. Proinsulin

kemudian akan dipecah kembali oleh enzim peptidase menghasilkan insulin

dan C-Peptide yang keduanya sudah siap disekresikan bersama-sama melalui

membran sel ke dalam darah.6

Pada jaringan otot dan lemak, insulin akan berikatan dengan Insulin

Receptor Substrate (IRS) yang terdapat pada membran sel dan akan

menghasilkan transduksi sinyal yang berpengaruh meningkatkan kuantitas

dari GLUT-4. Proses sintesis dan translokasi GLUT-4 ini yang akan

memasukkan glukosa dari ekstra ke intrasel untuk selanjutnya mengalami

metabolisme.6

Hepar juga ikut berperan dalam regulasi glukosa darah karena

memiliki GLUT-2. Peningkatan kadar glukosa darah puasa lebih ditentukan

oleh peningkatan produksi glukosa endogen oleh proses glukoneogenesis dan

glikogenolisis di jaringan hepar. Ketika jaringan hepar mengalami resistensi

terhadap insulin, maka efek inhibisi hormon tersebut terhadap mekanisme

produski glukosa endogen menjadi tidak optimal sehingga produksi glukosa

dari hepar akan semakin tinggi.6

Gambar 2.1. Pulau langerhans14

Sumber : Guyton & Hall, 2014

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

9

2.1.3. Faktor risiko DM

Faktor risiko DM bisa dikelompokkan menjadi faktor yang tidak

dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak

dapat dimodifikasi adalah ras dan etnik, usia, jenis kelamin, riwayat

keluarga dengan DM, riwayat melahirkan bayi dengan BB lebih dari 4000

gram, dan riwayat lahir dengan BBLR atau kurang dari 2500 gram. Faktor

risiko yang dapat dimodifikasi berkaitan dengan perilaku hidup yang kurang

sehat, yaitu BB berlebih, obesitas abdominal / sentral, kurangnya aktivitas

fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak seimbang, riwayat Toleransi

Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)

dan merokok.4

Riskesdas Kemenkes RI tahun 2013 menjelaskan bahwa faktor

risiko DM yang terbesar di Indonesia adalah obesitas sentral pada wanita

sebesar 42% dan disusul oleh kebiasaan konsumsi makanan atau minuman

berlemak lebih dari satu kali per hari, dengan persentase sebesar 40,6%.4

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

10

2.1.4. Patofisiologi DM

Keterangan :

(+) = Merangsang

Gambar 2.2. Patofisiologi beserta gejala klinis DM2,3

Faktor Resiko

Obesitas

Asam lemak bebas

dalam darah ↑

Efek lipotoksik

Faktor Genetik

Perubahan pada

adipokin

↓ Adiponektin

↓ Sensitivitas

insulin

↑ Resistin

Resistensi insulin

(+) Sel β

pankreas untuk

meningkatkan

produksi insulin

Sel β pankreas

kelelahan

Defek produksi

insulin

DM tipe 2

Anggota keluarga

penderita DM

Pewarisan gen HLA

HLA DOA-1 HLA DOB-1

Mengkode

as.amino selain

aspartat di posisi

57 rantai β

molekul HLA

Terjadi reaksi

autoimun pada

sel β pankreas

Kerusakan sel β

pankreas

Terjadi reaksi

autoimun pada

sel β pankreas

Kerusakan sel β

pankreas

↓ Sekresi insulin

Defisiensi

insulin absolut

DM tipe 1

Glukosa tidak dapat masuk ke dalam jaringan

Glukosa darah ↑ (hiperglikemia)

Melebihi ambang reabsorpsi

ginjal

Glukosa menarik air dan

elektrolit ke urin

Penumpukan air di kandung

kemih

Kandung kemih cepat penuh

Sering BAK (poiliuria)

Tubuh banyak kehilangan cairan

Sering haus (polidipsia)

(+) osmoreseptor pusat haus otak

Defisiensi glukosa intrasel

Menstimulasi rasa lapar

Sering lapar (polifagia)

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

11

2.1.5. Kriteria Diagnosis DM

Kriteria diagnosis DM menurut PERKENI 2015 meliputi

pemeriksaan glukosa darah puasa lebih dari sama dengan 126 mg/dl dimana

puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam, atau pemeriksaan

glukosa darah lebih dari sama dengan 200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi

Glukosa Terganggu Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram, atau

pemeriksaan glukosa darah sewaktu lebih dari sama dengan 200 mg/dl

dengan keluhan klasik DM atau pemeriksaan HbA1c lebih dari sama dengan

6,5% menggunakan metode yang terstandarisasi oleh National

Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).13 Hasil pemeriksaan

yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM digolongkan ke dalam

kelompok prediabetes yang meliputi :

- Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) : Hasil pemeriksaan glukosa

darah puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa darah 2-

jam <140 mg/dl

- Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) : Hasil pemeriksaan glukosa darah 2-

jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa darah puasa <100

mg/dl

Diagnosis prediabetes juga dapat ditegakkan berdasarkan hasil

pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%.13

Tabel 2.1. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis diabetes dan

prediabetes.13

Sumber : PERKENI, 2015

Glukosa darah

puasa (mg/dl)

Glukosa darah 2

jam setelah

TTGO (mg/dl)

HbA1c (%)

Diabetes ≥ 126 ≥ 200 ≥ 6,5

Prediabetes 100-125 140-199 5,7-6,4

Normal < 100 < 140 < 5,7

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

12

2.1.6. Komplikasi DM

Hiperglikemia yang berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan

berbagai sistem tubuh terutama saraf dan pembuluh darah. Secara garis

besar, komplikasi DM dibagi menjadi dua yaitu mikroangiopati dan

makroangiopati. Mikroangiopati merupakan komplikasi DM yang

melibatkan pembuluh darah kecil pada tubuh, seperti retinopati diabetikum

yang terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil di mata, nefropati

diabetikum yang terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil di ginjal dan

neuropati diabetikum yang terjadi di kaki yang dapat menyebabkan kejadian

ulkus diabetikum. Makroangiopati merupakan komplikasi DM yang

melibatkan pembuluh darah besar pada tubuh, sebagai contoh kerusakan

pembuluh darah besar menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung

dan stroke.13 Hasil pengamatan komplikasi DM yang dilakukan di RSUP

Cipto Mangunkusumo tahun 2011 terdapat 2,7% pasien DM mengalami

gagal jantung, hal tersebut didahului oleh keadaan kardiomiopati akibat

tertimbunnya radikal bebas pada jantung pasien DM.4

Grafik 2.1. Persentase komplikasi DM di RSCM 2011.4

Sumber : Infodatin KEMENKES RI, 2013

33.4

54

26.3

0.58.7

1.37.4 5.3 1.7 5.3

10.9

0

10

20

30

40

50

60

%

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

13

2.1.7. Tatalaksana DM

Terdapat 4 pilar tatalaksana DM yaitu edukasi, terapi nutrisi medis,

latihan jasmani, dan terapi farmakologis. Tatalaksana pada DM harus

dilakukan secara simultan agar mendapatkan hasil yang maksimal.13

Edukasi bertujuan untuk mempromosikan gaya hidup sehat dan

merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik.

Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan tingkat

lanjutan.13

Materi edukasi tingkat awal dilaksanakan di pelayanan kesehatan

primer meliputi materi tentang perjalanan penyakit DM, makna pengendalian

DM secara berkelanjutan, penyulit DM dan risikonya, cara pemantauan hasil

glukosa darah, pentingnya latihan jasmani yang teratur, pengenalan gejala

tentang DM dan hipoglikemia serta penanganannya.

Materi edukasi tingkat lanjutan dilaksanakan di pelayanan kesehatan

sekunder atau tersier meliputi materi mengenai pencegahan dan penyulit akut

DM, penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain, kondisi khusus

yang dihadapi yaitu hamil dan puasa, pemeliharaan kaki jika sudah terjadi

komplikasi berupa ulkus diabetikum.13

Penderita DM perlu diberikan penekanan terhadap pentingnya

keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada

mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau

terapi insulin itu sendiri. Prinsip pengaturan makan pada penderita DM

hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan

yang sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.

Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari karbohidrat 45-65% dari

total asupan energi, lemak 20-25% dari total asupan energi, protein 10-20%

dari total asupan energi, natrium kurang dari 2300 gram per hari dan serat 20-

35 gram per hari.13

Penderita DM dianjurkan makan 3 kali sehari dan bila perlu mendapat

makanan selingan seperti buah sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

Asupan lemak pada penderita DM tidak diperkenankan melebihi 30% dari

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

14

total asupan energi. Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak

mengandung lemak jenuh dan lemak trans seperti daging berlemak dan susu

full cream. Sumber asupan protein yang dianjurkan pada penderita DM

adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu

rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe. Sumber serat yang baik

untuk penderita DM adalah kacang-kacangan, buah dan sayuran.13

Latihan jasmani sehari-hari dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali

perminggu selama 30-45 menit dengan total 150 menit perminggu. Pasien

DM dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum

melakukan latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah sewaktu kurang dari

100 mg/dl pasien harus mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu. Apabila

kadar glukosa darah sewaktu lebih dari 250 mg/dl dianjurkan untuk menunda

latihan jasmani. Tujuan dari latihan jasmani adalah menjaga kebugaran,

menurunkan BB dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga akan

memperbaiki glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan

jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging

dan berenang.13

Terapi farmakologis pada penderita DM secara garis besar dapat

dibagi menjadi obat anti hiperglikemia oral dan obat anti hiperglikemia

suntik. Berdasarkan cara kerjanya, obat anti hiperglikemia oral dibagi

menjadi 5 golongan yaitu pemacu sekresi insulin (insulin secretagogue),

peningkat sensitivitas terhadap insulin, penghambat absorpsi glukosa di

saluran pencernaan, penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase-IV) dan

penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Co-Transporter 2).13

Obat anti hiperglikemia suntik atau insulin berdasarkan lama

kerjanya, insulin terbagi menjadi 5 jenis yaitu insulin kerja cepat (Rapid-

acting insulin), insulin kerja pendek (Short-acting insulin), insulin kerja

menengah (Intermediate-acting insulin) insulin kerja panjang (Long-acting

insulin) dan insulin kerja ultra panjang (Ultra long-acting insulin).13

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

15

Tabel 2.2. Profil anti hiperglikemia oral beserta efek samping.13

Cara Kerja Golongan

obat

Jenis obat Efek

samping

utama

Penurunan

HbA1c

Meningkatkan

sekresi insulin

Sulfonilurea Glibenklamid

Glipizid

Glimepirid

BB naik

Hipoglikemia

1,0-2,0%

Meningkatkan

sekresi insulin

Glinid BB naik

Hipoglikemia

0,5-1,5%

Menambah

sensitivitas

terhadap

insulin

Metformin Dispepsia

Diare

Asidosis

laktat

1,0-2,0%

Menghambat

absorpsi

glukosa

Alfa

Glucosidase

inhibitor

Acarbose Flatulen

Feses lembek

0,5-0,8%

Menambah

sensitivitas

terhadap

insulin

Tiazolidindion Rosiglitazone

Piaglitazone

Edema 0,5-1,4%

Meningkatkan

sekresi insulin,

menghambat

sekresi

glucagon

DPP-IV

inhibitor

Sitagliptin

Vildagliptin

Linagliptin

Muntah 0,5%-0,8%

Sumber : PERKENI, 2015

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

16

2.2. Tinjauan Tanaman Salam (Syzygium polyanthum)

2.2.1. Salam (Syzygium polyanthum)

Gambar 2.3. Daun salam (Syzygium polyanthum)15

Sumber : The miracle of Herbs, 2013

Klasifikasi ilmiah daun salam sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridaeplantae

Filum : Tracheophyta

Subfilum : Euphylliphytina

Infrafilum : Radiatopses

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Super ordo : Myrtanae

Ordo : Myrtales

Subordo : Myrtineae

Famili : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium polyanthum

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

17

Kandungan kimia yang terdapat pada daun salam meliputi zat

flavonoid seperti β-pinene, myrcene, limonene, linalool, cymene, eugenol

dan chavicol yang bersifat anti oksidan dan saponin, tannin, katekin dan

niasin yang dapat menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan

trigliserida.9,10 Kandungan serat dan zat flavonoid pada daun salam seperti

β-pinene, myrcene, limonene, linalool, cymene, eugenol dan chavicol dapat

menghambat absorpsi glukosa di usus sehingga dapat menurunkan glukosa

darah, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan radikal bebas atau

bersifat sebagai anti oksidan sehingga dapat menurunkan kerusakan sel.9,11

Zat flavonoid bersifat sebagai lipase inhibitor sehingga dapat menurunkan

kadar lemak di dalam darah.16

2.2.2. Daun Salam (Syzygium polyanthum) dan Dislipidemia

Kandungan katekin yang terdapat di daun salam dapat

mempengaruhi kolesterol tubuh. Saponin dapat membentuk ikatan

kompleks dengan kolesterol yang tidak larut dalam makanan di dalam usus,

dapat berkombinasi dengan asam empedu dan kolesterol yang berasal dari

makanan untuk membentuk micelle dan dapat meningkatkan pengikatan

kolesterol dari makanan oleh serat sehingga kolesterol tersebut tidak dapat

diserap oleh usus.17

Katekin yang terkandung pada daun salam dan merupakan senyawa

yang bekerja menurunkan absorpsi kolesterol di usus dan meningkatkan

ekskresi pada feses dengan meningkatkan regulasi reseptor LDL di hati.8

Kandungan niasin pada daun salam dapat meningkatkan kadar kolesterol

HDL atau disebut juga sebagai HDL raiser karena dapat menurunkan

katabolisme apoA-1 yang merupakan penyusun utama HDL.17 Selain itu,

kandungan niasin pada daun salam dapat menekan enzim lipoprotein lipase

sehingga menimbulkan efek penurunan pembentukan VLDL pada hepar dan

menghambat mobilisasi lemak yang berdampak pada penurunan produksi

trigliserida, kolesterol total dan LDL.10 Konsumsi 3-6 gram niasin per hari

dapat menurunkan trigliserida sekitar 40-50% dan kolesterol total sebesar

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

18

15-20%.12 Penelitian Ali Jamal tahun 2011 terhadap 65 pasien DM tipe 2,

pemberian suplemen 2 gram bubuk daun salam selama 4 minggu dengan

pasien tetap mengonsumi obat DM secara rutin memberikan hasil

penurunan glukosa darah, kolesterol total, LDL dan trigliserida.18

Senyawa lain yang terkandung pada daun salam yaitu tannin yang

bekerja dengan cara bereaksi dengan protein mukosa dan sel epitel usus

sehingga menghambat penyerapan lemak. Sedangkan serat yang terkandung

pada daun salam dapat menghambat absorpsi lemak maupun kolesterol di

usus besar, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida di

dalam darah.12

2.2.3. Daun Salam (Syzygium polyanthum) dan Kardiomiopati Diabetik

Kandungan serat dan zat flavonoid pada daun salam seperti β-

pinene, myrcene, limonene, linalool, cymene, eugenol dan chavicol pada

daun salam selain dapat menurunkan glukosa darah juga dapat menghambat

absoprsi lemak dan kolesterol sehingga menyebabkan kadar kolesterol dan

trigliserida darah dapat menurun. Flavonoid dan serat juga mempunyai sifat

sebagai anti oksidan sehingga mampu menetralisir kandungan radikal bebas

sehingga tidak terjadi aktivasi enzim poly-ADP ribose polymerase yang

menurunkan kerusakan DNA jantung. 12,17

Penelitian International food research journal membandingkan

pengaruh ekstrak ethanolik dan ekstrak yang dilarutkan dengan air dari 4

macam tanaman di Malaysia yaitu Tenggek Burung, Kesum, Salam dan

Curry leave. Penelitian tersebut menguji aktivitas antioksidan dari keempat

tanaman tersebut menggunakan DPPH. Hasil yang didapatkan adalah

ekstrak kering daun salam dan curry leave mempunyai aktivitas antioksidan

lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak Tenggek Burung dan Kesum.

Ekstrak yang dilarutkan dengan air kemudian dikeringkan lebih

memberikan hasil signifikan dibandingkan dengan ekstrak ethanolik karena

ethanol merupakan bahan organik sehingga dapat mendegradasi materi

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

19

senyawa flavonoid yang dikandung oleh keempat tanaman tersebut,

sehingga ekstrak etanolik mempunyai aktivitas anti oksidan lebih rendah.19

2.3. Tinjauan STZ

Gambar 2.4. Struktur kimia STZ20

Sumber : The mechanism of alloxan and STZ induced diabetes, 2008

STZ adalah obat yang belakangan ini digunakan untuk menginduksi diabetes

pada tikus dan mencit untuk keperluan penelitian karena efek toksisitasnya yang

spesifik terhadap sel β pankreas. Secara garis besar, terdapat 4 fungsi dari STZ yaitu

sebagai antibiotik, obat onkolitik, sel β sitotoksik dan efek onkogenik tubuh. Peran

STZ sebagai anti-tumor adalah pada kasus insulinoma atau kelebihan hormon

insulin akibat tumor pada sel β pankreas.11 STZ disintesis oleh bakteri Streptomyces

achromogenes, merupakan obat sejenis golongan aminoglikosida yang

mengandung nitrosamino.11 Afinitas GLUT-2 pada pankreas yang rendah terhadap

STZ menyebabkan STZ dapat masuk ke dalam sel dan mengakibatkan alkilasi DNA

dan nekrosis sel β pankreas yang irreversible.21

STZ dan alloxan adalah dua jenis obat yang sering digunakan untuk

menginduksi diabetes pada tikus. Keunggulan STZ dibandingkan dengan alloxan

adalah memiliki efek hiperglikemia berkelanjutan, rendah ketosis dan kematian,

dan manipulasi dosis yang lebih fleksibel dibandingkan dengan alloxan. Pada

penelitian yang telah dilakukan sebeleumnya, presentase tikus yang diinduksi STZ

mengalami diabetes sebanyak 90% sedangkan yang diinduksi alloxan mengalami

diabetes sebanyak 70%.21

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

20

Perbedaan jenis kelamin tikus juga menentukan keberhasilan STZ

menginduksi diabetes. Penelitian Leiter melaporkan bahwa rata-rata glukosa darah

tikus jantan lebih tinggi dibandingkan tikus betina 35 hari setelah injeksi STZ.

Tikus betina kurang sensitif terhadap STZ karena memiliki estradiol yang berfungsi

untuk melindungi sel-sel β pankreas dari apoptosis.21

Hewan-hewan pengerat seperti tikus, mencit, dan hamster sensitif terhadap

STZ. Komponen hidrofilik dari STZ memudahkan difusi melewati membran

fosfolipid bilayer dari sel β pankreas karena bersifat hidrofobik. Sel hepatosit dan

tubulus ginjal yang juga memiliki transporter GLUT-2 akan mengalami dampak

dari STZ. STZ juga akan merusak jantung dan jaringan adiposa dengan

meningkatkan stress oksidatif, inflamasi dan disfungsi endotel karena efek

metabolitnya di hepar, ginjal, usus, dan pankreas lebih tinggi dibandingkan di

plasma darah.21

Terdapat 3 fase yang terjadi setelah pemberian STZ pada hewan percobaan.

Fase pertama terjadi kenaikan glukosa darah satu jam setelah pemberian akibat efek

inhibisi sekresi insulin. Fase kedua terjadi hipoglikemia dalam 4 sampai 8 jam. Fase

ketiga terjadi hiperglikemia permanen ditandai dengan kerusakan sel beta pankreas

yang terjadi pada 12 sampai 48 jam setelah pemberian.20 Alkilasi DNA sel β

pankreas terjadi setelah induksi STZ dan setelah dua jam terjadi hiperglikemia serta

penurunan kadar insulin darah.22

Penelitian Bimaldy dkk memperlihatkan pada kelompok tikus yang diinduksi

STZ dan mengalami DM tipe 1 menunjukkan peningkatan trigliserida sebesar

57,04%.5 Hal tersebut membuktikan bahwa pemberian induksi STZ dapat

menyebabkan peningkatan trigliserida secara signifikan.5

2.4. Dislipidemia pada DM

Dislipidemia merupakan gangguan metabolisme lipid yang ditandai dengan

peningkatan satu atau lebih lipid atau lipoprotein. Pada keadaan defisiensi insulin

absolut maupun resistensi insulin, menyebabkan hilangnya hambatan terhadap

lipase intraseluler dalam sel adiposa sehingga lipolisis meningkat. Peningkatan

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

21

lipolisis menyebabkan asam lemak yang dilepaskan meningkat. Asam lemak akan

diangkut ke hepar dan disintesis menjadi trigliserida dan akan membentuk large

Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Large VLDL akan beredar dalam darah

akan mengambil kolesterol ester yang terkandung dalam LDL lalu menukarnya

dengan trigliserida yang terkandung dalam VLDL. LDL yang tidak lagi

mengandung kolesterol ester akan berbentuk kecil, padat, dan bersifat aterogenik.23

Large VLDL yang beredar dalam darah akan mengambil kolesterol ester yang

terkandung dalam High Density Lipoprotein (HDL) lalu menukarnya dengan

trigliserida yang terkandung dalam VLDL. HDL yang tidak lagi mengandung

kolesterol ester akan dihidrolisis oleh enzim lipase hati sehingga kadar HDL plasma

akan menurun.23

2.5. Kardiomiopati Diabetik dan Kematian Sel Jantung

Hiperglikemia yang berkepanjangan akan meningkatkan glikosilasi protein

intersisium seperti kolagen yang mengakibatkan kekakuan miokardium dan

gangguan kontraksi miokardium. Mekanisme terjadinya gangguan kontraksi

miokardium disebabkan oleh beberapa keadaan yaitu gangguan hemostasis

kalsium, aktivasi sistem renin-angiotensin, peningkatan stress oksidatif, perubahan

substrat metabolisme dan disfungsi mitokondria.6

Pada keadaan hiperglikemia berkepanjangan, terjadi pembentukan ROS yang

lebih dominan dibandingkan kemampuan degradasi ROS. Meningkatnya

pembentukan ROS dan menurunnya mekanisme pertahanan anti oksidan akan

meningkatkan stress oksidatif pada jantung. ROS dapat berasal dari mitokondria

maupun luar mitokondria seperti NADPH Oxidase atau penurunan aktivitas

neuronal nitric oxide synthetase (NOS-1). Peningkatan produksi ROS

menyebabkan aktivasi enzim poly-ADP ribose polymerase (PARP) sehingga

menyebabkan kerusakan DNA jantung yang menyebabkan kematian atau apoptosis

sel jantung.6 Apoptosis dan nekrosis keduanya dapat ditemukan pada kardiomiopati

diabetikum.24 Apoptosis merupakan proses aktif yang dikendalikan secara genetik

yang bertujuan untuk menghilangkan sel-sel yang rusak.24 Nekrosis diakibatkan

oleh reaksi biokimia. Hasil akhir dari apoptosis akan terbentuk jaringan parut (skar)

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

22

yang tidak signifikan dibandingkan dengan jaringan parut hasil proses nekrosis.24

Apoptosis sel jantung akan menyebabkan remodelling pada jantung seperti

hipertrofi ventrikel jantung, fibrosis dan penurunan ejeksi ventrikel yang disebut

sebagai kardomiopati diabetikum.6

Otot jantung terdiri dari sekumpulan sel yaitu sel miosit yang tersusun secara

melingkar mengelilingi ventrikel kiri. Komponen sel miosit jantung terdiri dari

sarkolema dan tubulus T yang berfungsi untuk menghantarkan impuls, retikulum

sarkoplasma yang berfungsi sebagai reservoir kalsium yang dibutuhkan untuk

kontraksi, elemen kontraktil, mitokondria dan nukleus.25 Jumlah mitokondria pada

miofibril otot jantung lebih banyak dibandingkan dengan otot rangka karena otot

jantung sangat bergantung terhadap metabolisme aerobik.25 Organ jantung juga

memiliki sel miosit khusus yang bersifat eksitatorik di dalam sistem hantaran

jantung, berperan untuk mengatur kecepatan dan irama jantung. Komponen sel

miosit khusus mencakup nodus SA, nodus AV, dan berkas his.25 Otot jantung

memiliki ciri khas yaitu bentuknya lebih pendek dibandingkan otot rangka, terdapat

diskus interkalaris dan hanya memiliki satu nukleus yang berada di tengah.26

Keadaan hiperglikemia selama 2 minggu yang dialami oleh kelompok tikus

jantan strain Wistar yang diinduksi STZ dapat mengakibatkan penurunan panjang

dan volume sel miosit jantung.27 Pada keadaan tersebut terjadi replikasi DNA yang

tinggi dan peningkatan aktivitas mitosis dari sel miosit jantung yang menyebabkan

panjang dan volume sel miosit menjadi lebih kecil dibandingkan dengan kelompok

tikus normal.27 Pada kelompok tikus tersebut juga terjadi penurunan massa jantung

sehingga dapat mempengaruhi panjang dan volume sel miosit jantung.27

Mekanisme apoptosis dan penumpukan kolagen pada kardiomiopati diabetikum

juga mempengaruhi panjang dari sel otot jantung.27

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

23

2.6. Kerangka Teori

Keterangan : = Memperbaiki

Gambar 2.5. Kerangka teori penelitian3,8,18,21

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

24

2.7. Kerangka Konsep

Keterangan :

= Memperbaiki

= Variabel bebas

= Variabel terikat

Daun salam

↑Glukosa darah ↓BB

DM tipe 1

Induksi STZ

Tikus jantan

strain Sprague

Dawley

↑Trigliserida ↑Apoptosis sel

jantung

↓Diameter sel

otot jantung

Saponin,

katekin, niasin

Kandungan zat flavonoid

(bersifat antioksidan)

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

25

2.8. Definisi Operasional

No Variabel Definisi

operasional

Alat ukur Cara pengukuran Skala

pengukuran

1 Berat Badan

(BB)

Ukuran yang

tertera pada

timbangan

digital dalam

satuan gram.

Timbangan

digital

Sampel

diletakkan pada

timbangan lalu

dilihat angka pada

timbangan.

Angka tersebut

merupakan BB

sampel

Numerik

2 Glukosa

darah

Hasil

pengukuran

glukosa darah

sewaktu

seluruh tikus

yang tertera

pada

glukometer

dalam satuan

mg/dl tanpa

dipuasakan

Blood

glucose Test

Meter

GlucoDrTM

model AGM-

2100

Darah yang

diambil dari ekor

sampel diteteskan

pada strip

glukometer,

interpretasi angka

yang muncul pada

alat.

Numerik

3

4

Trigliserida

Diameter

sel otot

jantung

Komponen

lemak yang

diperiksa pada

ELISA reader

dalam satuan

mg/dl.

Hasil

pewarnaan

preparat organ

jantung dengan

metode HE,

pengamatan

mikroskopik

mengukur

panjang sel

otot jantung

yang utuh pada

potongan cross

sectional.

ELISA

reader.

Mikroskop

Olympus BX-

41

Plasma sampel

dicampurkan

dengan reagen

Trigliserida

sclavo lalu dinilai

pada ELISA

reader.

Identifikasi

dengan

pembesaran 20x,

diambil sebanyak

10 lapang

pandang, 1 lapang

pandang diukur

10 sel otot

jantung.

Numerik

Numerik

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

26

5

6

7

Apoptosis

sel jantung

Kontrol

positif

Kontrol

negatif

Hasil

pewarnaan

preparat organ

jantung bagian

ventrikel kiri

dengan kit

TUNEL

Takara dan

pengamatan

mikroskopik

berupa inti sel

berwarna gelap

dengan

pendaran

warna coklat.

Kelompok

tikus yang

diinduksi STZ

dan memiliki

glukosa darah

lebih dari 250

mg/dl.

Kelompok

tikus yang

diinduksi STZ

dan memiliki

glukosa darah

kurang dari

250 mg/dl.

Mikroskop

Olympus BX-

41

Blood

glucose Test

Meter

GlucoDrTM

model AGM-

2100.

Blood

glucose Test

Meter

GlucoDrTM

model AGM-

2100

Identifikasi

dengan

pembesaran 40x,

diambil sebanyak

100 lapang

pandang, dihitung

dalam satuan

persen.

Darah yang

diambil dari ekor

sampel diteteskan

pada strip

glukometer,

interpretasi angka

yang muncul pada

alat.

Darah yang

diambil dari ekor

sampel diteteskan

pada strip

glukometer,

interpretasi angka

yang muncul pada

alat.

Numerik.

Kategorik.

Kategorik.

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian

eksperimental.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015 hingga Juli 2017.

3.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium animal house, laboratorium

MBI, laboratorium farmakologi, laboratorium riset, laboratorium biokimia,

laboratorium MPR Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Kertamukti No.05, Pisangan,

Ciputat, Tangerang Selatan.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus jantan strain Sprague Dawley

berumur 16 minggu, dengan BB antara 150-200 gram yang diperoleh dari Institut

Pertanian Bogor (IPB).

Terdapat empat kelompok pada penelitian ini. Kelompok pertama adalah

kelompok N (normal) sebagai kontrol negatif. Kelompok kedua adalah kelompok

N+E yaitu tikus normal (tanpa induksi STZ) yang kemudian diberi terapi ekstrak

kering daun salam (Syzygium polyanthum) dengan dosis 300 mg/KgBB selama 28

hari. Kelompok ketiga adalah kelompok D yaitu tikus DM tanpa terapi ekstrak

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

28

kering daun salam sebagai kontrol positif. Kelompok keempat adalah kelompok

D+E yaitu tikus DM karena induksi STZ yang kemudian diberi terapi ekstrak kering

daun salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/KgBB selama 28 hari.

Untuk menentukan jumlah sampel pada setiap kelompok penelitian,

digunakan rumus MEAD sebagai berikut :28

RUMUS MEAD28: E = N-B-T

Keterangan :

E = derajat kebebasan komponen kesalahan, (10 – 20 )

N = Jumlah sampel dalam penelitian (dikurangi 1)

B = blocking component mengambarkan pengaruh lingkungan yang

diperbolehkan dalam penelitian (dikurangi 1)

T = Jumlah kelompok perlakuan (dikurangi 1)

E = N-B-T E = N-B-T

≥10 = (N-1)-0-(4-1) ≤ 20 = (N-1)-0-(4-1)

≥ 10 = N-1-3 ≤ 20 = N-1-3

≥ 10 = N-4 ≤ 20 = N-4

N ≥ 4 N ≤ 24

Jumlah sampel berada di rentang 14 hingga 24 dengan perkiraan drop out

sebesar 10%, maka jumlah sampel minimal yang digunakan adalah 16 atau minimal

4 sampel setiap kelompok. Alasan pemilihan MEAD sebagai rumus perhitungan

jumlah sampel adalah :

1. Rumus MEAD lebih sering digunakan untuk perhitungan jumlah sampel

yang menggunakan hewan percobaan.28

2. Rumus MEAD menghasilkan jumlah sampel minimal dibandingkan

rumus lainnya.28

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

29

3.3.1. Kriteria Inklusi

1. Tikus jantan strain Sprague Dawley.

2. Tikus berusia 16 minggu dengan BB 160-200 gram.

3. Tikus sehat dibuktikan dengan surat keterangan sehat.

4. Tikus belum pernah digunakan untuk penelitian eksperimental lain.

3.3.2. Kriteria Eksklusi

1. Tikus mati sebelum dilakukan pemberian ekstrak.

2. Tikus sehat tetapi mengalami cacat.

3.4. Cara Kerja Penelitian

3.4.1. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kandang tikus

2. Tempat makan dan minum

tikus

3. Glucometer merk easy touch

4. Glucotest strip merk easy touch

5. Neraca digital

6. Spuit 1 cc dan 3 cc

7. Beaker glass

8. Oral sonde

9. Alkohol swab

10. Silet

11. Tisu

12. Korek api

13. Minor set

14. Neraca analitik

15. Timbangan miligram

16. Kulkas -80oC

17. Ice box

18. Tabung reaksi

19. Mikropipet

20. Pipet Multichannel

21. Tabung EDTA

22. Falcon tube

23. Eppendorf

24. Vortex

25. Sentrifugator

26. ELISA reader

27. Cover glass

28. Rotamax

29. Microwave

30. Tip kuning

31. Tip biru

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

30

3.4.2. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Ekstrak kering daun salam

2. Streptozotocin

3. Natrium sitrat dan asam sitrat

4. Sukrosa 10%

5. Ether

6. Reagen trigliserida

7. Aquades / Deionized Water

8. Ether

9. Xylene

10. Ethanol 70%, 80%, 90%

11. DBS working solution

12. Phosphate Buffer Saline 500 ml

13. Larutan H2O2

14. Formalin 37%

15. Methanol 70%, 80%, 90%

16. Entellan

3.4.3. Adaptasi Hewan Coba

Hewan coba diadaptasikan di lingkungan baru beserta makanan dan

minumannya di animal house selama 14 hari. Tujuan dilakukan adaptasi

adalah untuk membuat semua tikus dalam kondisi yang sama sebelum

diberikan perlakuan.

3.4.4. Induksi STZ

Tikus diinduksi STZ dengan dosis 55 mg/kgBB secara

intraperitoneal. Sebelum induksi STZ, STZ harus dilarutkan di dalam buffer

sitrat. Setelah diinduksi STZ, tikus diberi makan yang cukup dan dalam

waktu 24 jam dilakukan sonde sukrosa 10% untuk mencegah hipoglikemia

lalu dilakukan pemeriksaan glukosa darah. Tikus dengan glukosa darah

lebih dari 250 mg/dl dinyatakan DM.

3.4.5. Pemberian Sukrosa

Sukrosa diberikan per oral kepada tikus diabetes yang telah

diinduksi STZ selama 3 hari berturut-turut sebanyak 0,1-0,2 cc per hari.

Sukrosa yang dibutuhkan adalah sukrosa dengan konsentrasi 10%, dibuat

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

31

dengan melarutkan 10 gram sukrosa dalam bentuk bubuk ke dalam 100 ml

aquades.

3.4.6. Pemberian Ekstrak Kering Daun Salam (Syzygium polyanthum)

Kelompok tikus DM kemudian diberikan ekstrak kering daun salam

(Syzygium polyanthum) dengan dosis 300 mg/kgBB selama 28 hari (hari ke-

1 sampai hari ke-28) secara oral dengan menggunakan alat sonde satu kali

sehari. Pengukuran glukosa darah dilakukan setiap 7 hari sekali dan

pengukuran BB dilakukan setiap 2 hari sekali.

3.4.7. Sacrifice

Setelah pemberian ekstrak kering daun salam (Syzygium

polyanthum) 300 mg/kgBB selama 28 hari, seluruh tikus di sacrifice dengan

minor set untuk diambil organ jantung. Organ jantung yang diambil akan

digunakan untuk melihat presentase jumlah apoptosis sel jantung dan

ukuran diameter jantung. Selain pengambilan organ, dilakukan juga

pengambilan darah untuk dilakukan pengukuran trigliserida.

3.4.8. Tahap Pemrosesan Jaringan

Pada penelitian ini dilakukan pewarnaan TdT-mediated dUTP nick

end-labeling (TUNEL) untuk dapat mengidentifikasi apoptosis sel pada

masing-masing kelompok. Setelah mengambil organ jantung tikus, organ

tersebut dikirim ke bagian Patologi Anatomi FKUI untuk diawetkan dalam

parafin lalu meminta bagian Patologi Anatomi FKUI untuk membuat

preparat dari organ jantung yang telah dikirim tersebut. Kit pewarnaan

TUNEL yang digunakan adalah Takara bio. Tahap pewarnaan TUNEL

sebagai berikut:29

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

32

1. Deparafinisasi

Sebelum tahap deparafinisasi, preparat mikroskopik yang telah

siap dipanaskan di dalam microwave dengan suhu 55 derajat celcius

selama 5-15 menit dengan tujuan merekatkan potongan organ jantung

agar tidak terlepas saat dilakukan pewarnaan preparat. Setelah preparat

dipanaskan, preparat diletakan pada tempat preparat atau rak preparat

kemudian dicelupkan secara berurutan kedalam 3 toples yang berisi

cairan xylene I, xylene II, dan xylene III dengan cara bergantian masing-

masing selama 5 menit. Pada saat pencelupan, toples diletakkan di atas

Rotamax dengan pengaturan kecepatan ±125 rpm.

Selanjunya preparat dicelupkan secara berurutan ke dalam toples

yang berisi ethanol 100%, ethanol 90%, dan ethanol 70% masing-

masing selama 5 menit. Setiap pencelupan, toples diletakkan juga diatas

Rotamax dengan pengaturan kecepatan ±125 rpm. Preparat kemudian

dicelupkan ke dalam toples berisi DW dan diletakkan diatas Rotamax

selama 2 menit.

Selanjutnya preparat dicelupkan secara berurutan ke dalam

larutan Phosphate Buffer Saline 1 dan Phosphate Buffer Saline 2 masing-

masing selama 5 menit. Setiap pencelupan, toples diletakkan di atas

Rotamax dengan pengaturan kecepatan ±125 rpm.

Setelah tahap deparafinisasi selesai dilakukan, preparat

dikeringkan menggunakan tisu.

2. Proses Enzimatik

Mengeringkan dan meletakkan preparat secara berjajar diatas

alas. Kemudian meneteskan Proteinase K sebanyak 10-20 µg/ml lalu

segera ditutup dengan cover glass di atas preparat dan didiamkan pada

suhu ruangan selama 45 menit.

Setelah didiamkan pada suhu ruangan selama 45 menit, cover

glass dilepas, lalu preparat dicuci di DW dengan 2 kali pencucian selama

masing-masing 2 menit. Kemudian mengeringkan preparat

menggunakan tisu.

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

33

3. Proses inaktivasi endogen peroksidase

Meneteskan larutan Quenching atau H2O2 3% (450 ml H2O2

dengan 50 ml methanol) pada setiap preparat sampai seluruh permukaan

potongan organ tertutup. Selanjutnya segera ditutup dengan cover slip di

atas preparat kemudian didiamkan pada suhu ruangan selama 5 menit.

Setelah itu melepaskan cover glass dan preparat dicelupkan kembali

kedalam toples berisi cairan larutan PBS sebanyak 2 kali yang kemudian

diputar di atas rotamax selama masing-masing 1 menit.

4. Proses labeling

Meneteskan Labeling reaction mixture 50µl (berisi 5µl TdT

enzyme dicampurkan dengan 45 µl Labeling safe buffer) pada masing-

masing preparat dan ditutup dengan cover glass lalu diamkan selama 1

jam. Setelah sudah 1 jam, semua preparat dicuci dengan larutan TDT stop

buffer + DW dengan volume 200 ml sambil diletakkan di atas rotamax

selama 5 menit.

Selanjutnya setelah pencucian dengan larutan TDT stop buffer +

DW, larutan tersebut diganti dengan larutan DW dan semua preparat

dicuci menggunakan DW sambil diletakkan di atas rotamax selama 5

menit. Lalu keringkan dengan tisu.

5. Proses reaksi antibodi

Meneteskan anti-FITC HRP conjugate sebanyak 70 µl pada

masing-masing preparat dan ditutup dengan cover glass kemudian

preparat didiamkan pada suhu ruangan selama 10 menit. Selanjutnya

cover glass dibuka lalu preparat kembali diletakkan pada rak dan

dicelupkan ke dalam toples berisi cairan PBS yang kemudian diputar

diatas Rotamax sebanyak 2 kali dengan PBS yang berbeda masing-

masing selama 2 menit.

6. Proses pewarnaan akhir

Preparat dimasukan ke dalam toples berisi diaminobenzidine

(DAB) 10 µl dan diletakkan diatas Rotamax selama 12 menit. Kemudian

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

34

preparat dicelupkan ke dalam toples berisi DW lalu dikeringkan dengan

tisu.

7. Proses Counterstaining

Meneteskan methyl green 3% pada masing-masing preparat

sampai seluruh permukaan potongan organ tertutup. Setelah itu ditunggu

sampai 5 menit. Kemudian preparat dikeringkan dengan tisu.

8. Proses Rehidrasi preparat

Preparat diangkat-celupkan sebanyak 3 kali secara berurutan

kedalam toples yang berisi DW, ethanol 70 %, ethanol 90%, ethanol

100%, Kemudian celupkan satu persatu preparat kedalam xylene dan

dikeringkan dengan tisu.

9. Fiksasi preparat

Setelah preparat kering, kemudian diteteskan Entelan diatas

potongan organ preparat sebanyak 1 tetes dan ditutup dengan cover glass

sambil diamati sampai tidak terdapat gelembung udara. Preparat

didiamkan minimal 12 jam.

3.4.9. Pengamatan Jaringan

Preparat yang telah diwarnai dengan TUNEL takara bio diamati

menggunakan mikroskop Olympus BX41 pada perbesaran 40x dan di foto

dengan software Olympus DP2-BSW pada seluruh lapang pandang setiap

jaringan pada masing-masing preparat. Persentase apoptosis sel dihitung

dengan cara menghitung jumlah total apoptosis dalam semua lapang

pandang dalam satuan persen.

Preparat jantung yang tidak diwarnai dengan TUNEL telah diwarnai

dengan pewarnaan HE lalu diamati menggunakan mikroskop Olympus

BX41 pada perbesaran 20x dan dihitung ukuran diameter jantung per 30

lapang pandang.

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

35

3.5. Alur Penelitian

Tikus sampai di animal house

Adaptasi tikus dengan

lingkungan baru, pemberian

makanan dan minuman, 1

kandang berisi maksimal 3 tikus

Normal (hari ke-1) Induksi STZ dan

pemberian sukrosa

per oral 10% (hari

ke-1)

Kelompok N+E.

glukosa darah

kurang dari 250

mg/dl +

pemberian

ekstrak kering

daun salam

Kelompok N,

glukosa darah

kurang dari 250

mg/dl

Kelompok D,

glukosa darah

lebih dari 250

mg/dl tanpa

pemberian

ekstrak kering

daun salam

Kelompok D+E,

glukosa darah

lebih dari 250

mg/dl +

pemberian

ekstrak kering

daun salam

Hari 1-28

pengukuran BB

setiap 2 hari sekali

Hari 1-28

pengukuran glukosa

darah setiap 7 hari

sekali

Hari ke-28 sacrifice

seluruh kelompok tikus,

pengambilan darah dari

vena cava inferior dan

organ jantung.

Pembuatan preparat

organ jantung

Pemeriksaan

trigliserida dengan

ELISA reader

Pewarnaan dengan kit TUNEL

untuk melihat apoptosis, pewarnaan

dengan HE untuk melihat diameter.

Analisis statistik

pada data

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

36

3.6. Pengukuran Sampel

3.6.1. Berat Badan

BB tikus diukur sebelum dan sesudah mendapatkan ekstrak kering

daun salam untuk mengetahui perbandingannya. Pengukuran BB dilihat

melalui presentase rerata setiap kelompok untuk mengetahui besarnya

penurunan atau kenaikan BB tersebut. Setelah memisahkan tikus DM dan

non DM, dilakukan pengukuran BB awal yaitu terhitung mulai dari hari ke-

1. BB tikus diukur dengan timbangan dalam satuan gram selama 28 hari

dengan selang waktu pengukuran 2 hari.

3.6.2. Glukosa Darah

Tujuan dari pengukuran glukosa darah tikus adalah untuk

mendapatkan perbandingan sebelum diberikan ekstrak kering daun salam

dan setelah diberikan ekstrak kering daun salam. Pengukuran glukosa darah

dilakukan setelah diinduksi STZ pada hari ke-7, 14, 21, dan 28. Langkah

pertama yang dilakukan adalah membius tikus di dalam toples yang berisi

kapas yang dibasahi larutan ether untuk mengurangi rasa sakit saat ekornya

diiris dengan skalpel. Kemudian ekor tikus dibersihkan dengan alkohol

swab, lalu ekor tikus diiris dengan skalpel dan darahnya diukur

menggunakan alat glukometer. Untuk menghentikan perdarahan yang

terjadi pada ekor tikus, dilakukan proses hemostasis dengan metode

kauterisasi.

3.6.3. Trigliserida

Pada hari ke-28, dilakukan sacrifice pada seluruh kelompok tikus

diawali dengan pembiusan tikus menggunakan larutan ether sampai

pingsan. Kemudian tikus dibedah dan diambil darahnya melalui vena cava

inferior, dimasukkan ke dalam tabung EDTA sebanyak 3 ml. Setelah itu

darah tersebut dimasukkan ke dalam cool box. Setelah selesai, darah

tersebut di sentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 15 menit.

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

37

Plasma yang terbentuk kemudian akan diperiksa menggunakan reagen

trigliserida.

Plasma yang sudah ada dipindahkan ke dalam plate, yang berisi

blanko, plasma dan kontrol. Plasma yang dibutuhkan adalah 1 µl

ditambahkan dengan 9 µl NaCl dan 100 µl reagen trigliserida secara

serentak pada seluruh lubang plate dengan pipet multichannel. Setelah itu

dilakukan pembacaan trigliserida menggunakan ELISA reader.

3.6.4. Diameter Sel Otot Jantung

Sebagian preparat yang dibuat oleh bagian Patologi Anatomi FKUI

diwarnai dengan pewarnaan HE untuk dilakukan pengukuran diameter sel

otot jantung. Pengukuran diameter sel otot jantung dilakukan menggunakan

mikroskop olympus BX 41 dengan aplikasi DP2-BSW. Diameter sel otot

jantung dihitung berdasarkan rata-rata 10 sel per lapang pandang sebanyak

30 lapang pandang.

3.6.5. Kematian Sel Jantung

Pada hari ke-28, dilakukan pengambilan organ jantung tikus.

Kematian sel jantung diamati dengan cara menghitung jumlah apoptosis sel

jantung bagian ventrikel kiri. Proses pengamatan diawali dengan

pemotongan organ jantung bagian ventrikel kiri lalu diletakkan di atas objek

glass dan dibuat preparat oleh bagian Patologi Anatomi FKUI. Setelah

preparat siap, dilakukan pewarnaan dengan pewarnaan TdT-mediated dUTP

nick end-labeling (TUNEL).

Pengamatan apoptosis sel jantung dilakukan menggunakan

mikroskop olympus BX-41 dengan aplikasi DP2-BSW. Jumlah sel yang

mengalami apoptosis dihitung per 100 lapang pandang sehingga didapatkan

presentase jumlah apoptosis sel jantung pada setiap kelompok penelitian.

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

38

3.7. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data menggunakan SPSS versi

23. Karena penelitian ini termasuk analitik kategorik numerik dan lebih dari 2

kelompok maka pilihan uji yang dilakukan adalah uji Oneway-Annova atau uji

Kruskal-Wallis. Uji normalitas data dilakukan terlebih dahulu sebelum mengolah

data. Jika hasil uji normalitas menghasilkan data terdisribusi normal maka

dilakukan uji Oneway-Annova dan dilanjutkan dengan uji post hoc untuk

mengetahui hubungan antar 2 kelompok. Jika hasil uji distribusi tidak normal maka

dilakukan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk

mengetahui hubungan antar 2 kelompok.

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

39

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

1 3 5 7 9 1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 2 1 2 3 2 5 2 7

Pre

senta

se r

asio

BB

(%

gra

m)

Hari

N N+E D D+E

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Berat Badan

Data BB yang diambil adalah persentase rerata penurunan atau kenaikan BB

setiap dua hari mulai dari hari ke-1 sampai hari ke-27 pada semua kelompok. Data

yang didapatkan selama penelitian sebagai berikut :

Grafik 4.1. Persentase rasio BB kelompok selama 27 hari

Keterangan : N = normal (n=6), N+E = normal dengan terapi ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB (n=4), D = DM tanpa terapi (n=5),

D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300

mg/kgBB (n=7).

Grafik 4.1. menunjukkan bahwa kelompok tikus D mengalami penurunan BB

sebesar 22,1%. Penelitian yang sebelumnya yang dilakukan oleh Cagalinec tahun

2013 menunjukkan kelompok tikus yang diinduksi STZ mengalami penurunan BB

yang signifikan dimulai pada hari ke-7 dibandingkan dengan kelompok normal.27

Hal tersebut dapat membuktikan bahwa tikus yang DM akibat induksi STZ akan

mengalami penurunan BB. Terjadi kenaikan BB pada kelompok tikus N sebesar

37,73% , N+E sebesar 28,7% dan D+E sebesar 6%. Hal ini membuktikan bahwa

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

40

pemberian ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB selama

28 hari dapat menecegah penurunan BB tikus.

Kemudian dilakukan uji statistik dengan menguji normalitas dan

homogenitas terlebih dahulu pada data BB tikus hari ke-27. Hasil uji normalitas

menunjukkan data terdistribusi tidak normal dan tidak homogen sehingga dilakukan

uji Kruskal-Wallis. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p-value 0,039 yang

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persentase BB yang signifikan pada semua

kelompok penelitian pada hari ke-27. Hal tersebut juga membuktikan bahwa

pemberian ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB dapat

mencegah penurunan BB tikus jantan strain Sprague Dawley yang bermakna secara

signifikan.

Tabel 4.1. Hasil uji analisis statistik Kruskal-Wallis rerata persentase BB semua

kelompok penelitian hari ke-27

Keterangan : N = normal (n=6), N+E = normal dengan terapi ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB (n=4), D = DM tanpa terapi (n=5),

D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300

mg/kgBB (n=7).

Kelompok %BB (mean) p-value Kruskal-Wallis

N 142,21

0,039

N+E 132,33

D 73,90

D+E 80,88

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

41

Grafik 4.2. Hasil uji analisis statistik Mann-Whitney rata-rata % BB antar

kelompok hari ke-27

Keterangan : H-27 = Hari ke-27, N = normal (n=6), N+E = normal dengan terapi

ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB (n=4), D = DM

tanpa terapi (n=5), D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium

polyanthum) 300 mg/kgBB (n=7), ns = non-significant

Uji Mann-Whitney pada hari ke-27 dilakukan untuk membandingkan

perbedaan persentase BB antar kelompok tikus. Hasil uji Mann-Whitney hari ke-27

menunjukkan terdapat perbedaan BB yang bermakna signifikan pada kelompok

tikus N dibandingkan dengan kelompok tikus D+E (p-value 0,046), kelompok tikus

N dibandingkan dengan kelompok tikus D (p-value 0,018).

4.2. Glukosa Darah

Data glukosa darah didapatkan dari jumlah rerata glukosa darah pada awal

penelitian hari ke-1, yaitu saat hari pertama pemberian ekstrak kering daun salam,

hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21, dan hari ke-28. Data yang didapatkan selama

penlitian adalah :

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

42

Tabel 4.2. Rerata glukosa darah dan standar deviasi (hari ke-1), (hari ke-7), (hari

ke-14), (hari ke-21), (hari ke-28) dari semua kelompok penelitian

Kelompok Glukosa darah (mean)±SD

Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Hari ke-28

N 135,2±14 136,7±11,6 137±15,2 149,3±9,7 149,5±11,4

N + E 120±26,6 119±20,8 122±2,3 85,5±14,5 134±48,5

D 598±4,5 466,6±70,4 551,6±70,3 514,8±87,2 600±0

D + E 522,4±78 453,6±153,9 372,2±208,6 400±126,3 388,4±149,9

Keterangan : N = normal (n=6), N+E = normal dengan terapi ekstrak kering daun

salam Syzygium polyanthum 300 mg/kgBB (n=4), D = DM tanpa terapi (n=5), D+E

= DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300

mg/kgBB (n=7), SD = Standar Deviasi

Grafik 4.3. Rerata glukosa darah hari ke-1, hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21, dan

hari ke-28 pada semua kelompok penelitian.

Keterangan : N = normal (n=6), N+E = normal dengan terapi ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB (n=4), D = DM tanpa terapi (n=5),

D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300

mg/kgBB (n=7).

0

100

200

300

400

500

600

700

1 7 14 21 28

Glu

kosa

Dar

ah (

mg/d

l)

Waktu pengukuran (hari)

N N+E D D+E

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

43

Data pada grafik 4.3. menunjukkan rerata glukosa darah kelompok tikus D+E

mengalami penurunan hingga hari ke-14 tetapi pada hari ke-21 terjadi peningkatan

meskipun tidak mencapai kadar glukosa darah pada hari ke-1, lalu kembali

menurun di hari ke-28. Rerata glukosa darah pada kelompok tikus D+E selalu lebih

rendah pada setiap pengukuran dibandingkan dengan kelompok tikus D namun

tidak mencapai kadar rerata glukosa darah kelompok tikus N. Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) dengan dosis

300 mg/kgBB selama 28 hari dapat menurunkan glukosa darah tikus.

Hasil pengukuran rerata glukosa darah pada kelompok tikus N berada dalam

nilai yang normal yaitu kurang dari 200 mg/dl sedangkan pada kelompok tikus D

sejak awal pengukuran hingga akhir tetap berada pada nilai lebih dari 200 mg/dl

walaupun terlihat fluktuatif. Pemberian STZ pada penelitian dapat meningkatkan

rerata glukosa darah pada kelompok D dibandingkan kelompok N karena STZ dapat

menyebabkan alkilasi DNA dan nekrosis sel β pankreas irreversibel sehingga

mempengaruhi sekresi insulin dan kadar glukosa dalam darah.20

Penelitian Lutfiana dkk tahun 2015 membagi 25 tikus ke dalam 5 kelompok

yaitu kelompok tikus DM diberikan aquades, kelompok tikus DM yang diberikan

obat anti hiperglikemik yaitu glibenklamid, kelompok tikus DM berturut-turut

diberikan ekstrak etanolik daun salam (Eugenia polyantha) 312,5 mg/kgBB, 625

mg/kgBB, 1250 mg/kgBB selama 10 hari. Hasil penelitian tersebut adalah terdapat

perbedaan glukosa darah antar semua kelompok penelitian dengan p-value 0,003.30

Penelitian Tri Widyawati dkk menunjukkan bahwa kandungan zat flavonoid dalam

daun salam bersifat anti hiperglikemik dengan cara menghambat absorpsi glukosa

di usus sehingga dapat menurunkan glukosa darah.10

Analisis data statistik yang pertama dilakukan adalah uji normalitas dan

homogenitas pada data glukosa darah. Hasil analisis uji normalitas dan homogenitas

menunjukkan distribusi data tidak normal dan tidak homogen dengan p < 0,05

sehingga dilakukan uji Kruskal-Wallis. Berdasarkan uji Kruskal-Wallis didapatkan

p-value 0,001 yang menunjukkan terdapat perbedaan rerata glukosa darah yang

bermakna signifikan antar semua kelompok penelitian.

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

44

Tabel 4.3. Hasil uji analisis statistik Kruskal-Wallis rerata glukosa darah semua

kelompok penelitian

Kelompok Glukosa darah

(mean)±SD

p-value Kruskal-Wallis

N 141,53 ± 2,20

0,001 N+E 116,10 ± 17,09

D 546,20 ± 41,00

D+E 427,31 ±47,37

Keterangan : N = normal (n=6), N+E = normal dengan terapi ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB (n=4), D = DM tanpa terapi (n=5),

D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300

mg/kgBB (n=7).

Tabel 4.4. Rerata rasio glukosa darah hari ke-1 dan hari ke-28

Rerata rasio glukosa darah hari ke-1 hingga hari ke-28

Kelompok H-1 H-28 (H28 – H1)/H1*100%

N 135,17 149,50 10,60% (Naik)

N+E 120 134 11,67 % (Naik)

D 598 600 0,33% (Naik)

D+E 522,43 388,42 25,59 % (Turun)

Keterangan : H-1 = hari ke-1, H-28 = hari ke-28, N = normal (n=6), N+E = normal

dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB

(n=4), D = DM tanpa terapi (n=5), D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB (n=7).

Rerata rasio glukosa darah selama 28 hari menunjukkan terjadi penurunan

sebesar 25,59% pada kelompok tikus D+E. Glukosa darah kelompok tikus N naik

10,6%, kelompok tikus N+E naik 11,67% dan kelompok D naik 0,33%. Untuk

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

45

mengetahui penurunan dan kenaikan kadar glukosa darah antar setiap kelompok

secara signifikan, dilakukan analisis statistik pada hari ke-28.

Grafik 4.4. Hasil uji analisis statistik Mann-Whitney rerata glukosa darah antar

kelompok hari ke-28

Keterangan : H-28 = Hari ke-28, N = normal (n=6), N+E = normal dengan terapi

ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB (n=4), D = DM

tanpa terapi (n=5), D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium

polyanthum) 300 mg/kgBB (n=7), ns = non significant

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas yang menyatakan

distribusi data tidak normal dan tidak homogen, dilakukan uji lanjutan yaitu uji

Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan rerata glukosa darah antar kelompok

tikus mana yang berbeda secara signifikan pada hari ke-28. Uji Mann-Whitney

menunjukkan terdapat perbedaan rerata glukosa darah yang signifikan antara

kelompok tikus D dibandingkan dengan D+E (p-value = 0,003). Hal tersebut

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum)

300 mg/kgBB selama 28 hari dapat menurunkan glukosa darah yang bermakna

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

46

secara signifikan pada kelompok tikus D+E saat dibandingkan dengan kelompok

tikus D.

Perbedaan rerata glukosa darah yang signifikan juga terdapat pada kelompok

tikus N dibandingkan dengan D (p-value = 0,004), kelompok tikus N+E

dibandingkan dengan D (p-value = 0,007), kelompok tikus N+E dibandingkan

dengan D+E (p-value = 0,023) dan kelompok tikus N dibandingkan dengan D+E

(p-value = 0,032).

Uji analisis statistik dilakukan kembali untuk mengetahui perbedaan rerata

glukosa darah kelompok tikus D+E dibandingkan dengan kelompok tikus D.

Berdasarkan uji Mann-Whitney, didapatkan hasil perbandingan rerata glukosa darah

tikus D+E dibandingkan dengan kelompok tikus D memiliki hasil yang signifikan

saat hari ke-28 (p-value = 0,003). Sedangkan pada hari ke-7 hingga hari ke-21

kelompok tikus D+E mengalami penurunan rerata glukosa darah namun perbedaan

rerata glukosa darah tersebut tidak berbeda signifikan jika dibandingkan dengan

kelompok tikus D.

Tabel 4.5. Hasil uji analisis statistik Mann-Whitney glukosa darah antara

kelompok tikus D dibandingkan dengan kelompok tikus D+E

Hari Kelompok tikus p – value Mann-

Whitney

1

D vs D+E

0,124

7 0,570

14 0,098

21 0,060

28 0,003*

Keterangan : D = DM tanpa terapi, D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB, * = p < 0,05

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

47

4.3. Trigliserida

Data trigliserida yang diambil merupakan hasil pengukuran sampel darah

tikus di hari ke-28 pada semua kelompok tikus. Hasil yang didapatkan sebagai

berikut :

Grafik 4.5. Rerata trigliserida hari ke-28 pada semua kelompok penelitian dan hasil

uji analisis statistik Mann-Whitney.

Keterangan : N = normal (n=4), N+E = normal dengan terapi ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB (n=4), D = DM tanpa terapi (n=4),

D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300

mg/kgBB (n=4), ns = non-significant

Berdasarkan grafik 4.5. didapatkan trigliserida kelompok tikus D lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok tikus D+E. Daun salam mengandung zat flavonoid

yang bersifat sebagai lipase inhibitor sehingga dapat menurunkan kadar lemak di

dalam darah.16 Kandungan katekin, saponin, tannin, niasin serta serat yang

terkandung daun salam juga berperan dalam menekan enzim lipoprotein lipase

sehingga menimbulkan efek penurunan pembentukan VLDL pada hepar dan

menghambat mobilisasi lemak serta absorpsi lemak maupun kolesterol di usus

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

48

besar sehingga berdampak pada penurunan produksi trigliserida, kolesterol total

dan LDL.12,16

Penelitian sebelumnya, Angela dkk menunjukkan bahwa pemberian ekstrak

kering daun salam (Syzygium polyanthum) pada tikus putih jantan galur wistar

hiperlipidemia dengan dosis bertingkat 0,18 gram/kgBB, 0,36 gram/kgBB dan 0,72

gram/kgBB selama 15 hari dapat menurunkan trigliserida tikus tersebut secara

signifikan.12

Berdasarkan grafik 4.5. dapat diketahui bahwa secara umum terjadi

penurunan trigliserida pada kelompok tikus D+E dibandingkan dengan kelompok

tikus D. Uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa data tidak

terdistribusi normal dan tidak homogen sehingga dilakukan uji Kruskal-Wallis.

Hasil uji analisis statistik Kruskal-Wallis menunjukkan p-value 0,802 yang berarti

tidak terdapat perbedaan trigliserida yang bermakna signifikan antar semua

kelompok penelitian. Uji Mann-Whitney yang dilakukan pada data trigliserida

menghasilkan seluruh p-value antara kelompok penelitian > 0,05. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum)

300 mg/kgBB selama 28 hari dapat menurunkan trigliserida secara umum tetapi

tidak bermakna signifikan secara statistik.

4.4. Diameter Sel Otot Jantung

Data diameter sel otot jantung yang diambil adalah jarak terpanjang dari sel

otot jantung yang sebelumnya telah dilakukan pewarnaan HE. Data diameter sel

otot jantung yang didapatkan sebagai berikut :

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

49

Grafik 4.6. Rerata diameter sel otot jantung dan hasil uji analisis statistik Mann-

Whitney

Keterangan : N = Normal (n=4) , N+E = normal dengan terapi ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB(n=4), D = DM tanpa terapi (n=4),

D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300

mg/kgBB (n=4), ns = non significant, * = p < 0,05

Grafik 4.6. menunjukkan bahwa kelompok tikus D+E memiliki rerata

diameter sel otot jantung terbesar, sedangkan kelompok tikus D memiliki rerata

diameter sel otot jantung lebih kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Cagalinec dkk

tahun 2013 menunjukkan bahwa kelompok tikus jantan strain Wistar yang

diinduksi STZ memiliki ukuran otot jantung yang lebih pendek dibandingkan

kelompok tikus normal diakibatkan karena pengaruh replikasi DNA yang tinggi,

aktivitas mitosis sel miosit yang tinggi, penumpukan kolagen dan apoptosis yang

terjadi pada kardiomiopati diabetikum.27 Hipertrofi otot jantung tidak selalu terjadi

pada kardiomiopati diabetikum.31 Hal tersebut dikarenakan pada kardiomiopati

diabetikum dapat terjadi hipertrofi beserta atrofi dari otot jantung secara

bersamaan.31 Faktor lain yang dapat mempengaruhi ukuran dari otot jantung adalah

durasi diabetes yang diderita.31 Pemberian ekstrak kering daun salam (Syzygium

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

50

polyanthum) tidak mempengaruhi diameter sel otot jantung karena pengaruh dari

perlakuan yang hanya dilakukan pada fase akut yaitu 28 hari.

Uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa distribusi data tidak

normal dan tidak homogen sehingga dilakukan uji Kruskal-Wallis. Hasil uji analisis

statistik Kruskal-Wallis menunjukkan p-value 0,146 yang berarti tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antar semua kelompok penelitian. Uji analisis statistik

lanjutan yaitu uji Mann-Whitney menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan

pada kelompok N dibandingkan dengan kelompok N+E yaitu p-value 0,019. Hasil

uji analisis Mann-Whitney pada kelompok tikus lain tidak menunjukkan perbedaan

yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB selama 28 hari tidak menunjukkan

perbedaan diameter sel otot jantung yang signifikan antar semua kelompok

penelitian.

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

51

Gambar 4.1. Gambar diameter sel otot jantung

Keterangan :

N = Kelompok tikus normal

N+E = Kelompok tikus normal dengan terapi ekstrak kering daun salam

(Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB

D = Kelompok tikus DM tanpa terapi

D+E = Kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium

polyanthum) 300 mg/kgBB

4.5. Kematian Sel Jantung

Data kematian sel jantung didapatkan dari perhitungan rerata persentase

jumlah apoptosis sel jantung yang diwarnai dengan metode TUNEL Takara. Data

yang didapatkan sebagai berikut :

N+E

D+E D

N

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

52

Grafik 4.7. Rerata presentase jumlah apoptosis sel jantung (%) pada semua

kelompok penelitian dan hasil uji Mann-Whitney

Keterangan : N = Normal (n=4) , N+E = normal dengan terapi ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB (n=4), D = DM tanpa terapi (n=4),

D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300

mg/kgBB (n=4), *= p < 0,05

Grafik 4.7. menunjukkan bahwa rerata presentase apoptosis sel jantung pada

kelompok N rendah yaitu 8% dan presentase apoptosis sel jantung terendah yaitu

pada kelompok N+E sebesar 5%. Sedangkan pada kelompok D didapatkan hasil

rerata presentase apoptosis sel jantung tertinggi yaitu 75,56%. Pada kelompok D+E

didapatkan rerata presentase apoptosis sel jantung sebesar 23%. Data tersebut

memperlihatkan bahwa jumlah rerata presentase apoptosis sel jantung kelompok

D+E lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok D.

Peningkatan jumlah apoptosis sel jantung tikus strain Wistar yang diinduksi

STZ terlihat signifikan pada penelitian yang dilakukan Abeer dkk tahun 2014.

Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas radikal bebas yang berlebihan memiliki

hubungan dengan terjadinya apoptosis sel jantung. Hal tersebut terbukti dengan

adanya pemeriksaan Malondialdehid (MDA) yang meningkat dan level glutathione

(GSH-PX) yang menurun pada organ jantung yang bermakna secara statistik.32

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

53

Penelitian Nagaraju dkk tahun 2016 menyatakan bahwa kerusakan jantung

dapat diukur melalui pemeriksaan CPK dan MDA yang meningkat sedangkan CAT

yang menurun. Selain itu dapat pula dilihat melalui perubahan histopatologis. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan ekstrak kering daun salam dapat menurunkan

kerusakan jantung secara bermakna.33 Penelitian Gatiningsih dkk menunjukkan

bahwa zat flavonoid pada daun salam bersifat sebagai anti oksidan sehingga dapat

menurunkan kejadian kerusakan sel.9

Perbedaan rerata presentase apoptosis sel jantung yang sudah didapat diuji

secara statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis karena sebelumnya telah

dilakukan uji normalitas dan homogenitas yang hasilnya adalah distribusi data tidak

normal dan tidak homogen. Uji Kruskal-Wallis menghasilkan p-value 0,004 yang

artinya terdapat perbedaan jumlah rerata apoptosis sel jantung yang bermakna

diantara semua kelompok penelitian.

Tabel 4.6. Hasil uji analisis statistik Kruskal-Wallis presentase jumlah apoptosis

sel jantung semua kelompok penelitian.

Kelompok Mean p-value Kruskal-Wallis

N 8

0,004 N+E 5

D 75,6

D+E 23

Keterangan : N = Normal (n=4) , N+E = normal dengan terapi ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB(n=4), D = DM tanpa terapi (n=4),

D+E = DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) 300

mg/kgBB (n=4).

Setelah mendapatkan hasil uji Kruskal-Wallis, dilakukan uji Mann-Whitney

untuk mengetahui rerata perbedaan sampel antar dua kelompok penelitian.

Berdasarkan grafik 4.7. terdapat perbedaan signifikan saat dilakukan uji Mann-

Whitney yang membandingankan rerata presentase apoptosis sel jantung kelompok

tikus D dibandingkan dengan kelompok D+E (p-value 0,042) dan kelompok tikus

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

54

D+E dibandingkan dengan kelompok tikus N (p-value 0,019). Hal tersebut

membuktikan bahwa pemberian ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum)

300 mg/kgBB selama 28 hari dapat menurunkan rerata presentase apoptosis sel

jantung secara bermakna pada kelompok tikus D+E dibandingkan dengan

kelompok tikus D maupun kelompok tikus N.

Gambar 4.2. Gambaran apoptosis sel jantung tikus

Keterangan :

Tanda panah menunjukkan sel yang mengalami apoptosis

N = Kelompok tikus normal, terdapat 2 buah apoptosis sel

N+E = Kelompok tikus normal dengan terapi ekstrak kering daun salam

(Syzygium polyanthum) 300 mg/kgBB, terdapat 1 buah apoptosis sel

D = Kelompok tikus DM tanpa terapi, terdapat 6 buah apoptosis sel

D+E = Kelompok tikus DM dengan terapi ekstrak kering daun salam (Syzygium

polyanthum) 300 mg/kgBB, terdapat 4 buah apoptosis sel

N N+E

D D+E

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

55

4.6. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini antara lain :

1. Ekstrak kering daun salam (Syzygium polyanthum) yang digunakan

hanya 1 dosis sehingga dosis yang digunakan kurang bervariasi

2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh ekstrak kering daun salam

(Syzygium polyanthum) dengan jangka waktu akut yaitu 28 hari.

3. Penelitian ini hanya meneliti kematian sel jantung dengan metode

TUNEL takara.

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa pemberian ekstrak kering Syzygium polyanthum dengan dosis 300 mg/kgBB

selama 28 hari :

1. Mencegah penurunan BB tikus jantan strain Sprague Dawley yang

diinduksi STZ secara signifikan (p-value 0,039) dibandingkan dengan

kelompok tikus DM tanpa terapi, normal dengan terapi dan normal.

2. Menurunkan glukosa darah tikus jantan strain Sprague Dawley yang

diinduksi STZ secara signifikan (p-value 0,001) dibandingkan dengan

kelompok tikus DM tanpa terapi, normal dengan terapi dan normal.

3. Menurunkan trigliserida tikus jantan strain Sprague Dawley yang diinduksi

STZ secara umum namun tidak bermakna secara signifikan (p-value 0,802)

dibandingkan dengan kelompok tikus DM tanpa terapi, normal dengan

terapi dan normal.

4. Tidak menunjukkan perbedaan diameter sel otot jantung yang signifikan

(p-value 0,146) pada tikus jantan strain Sprague Dawley yang diinduksi

STZ dibandingkan dengan kelompok tikus DM tanpa terapi, normal dengan

terapi dan normal.

5. Menurunkan rerata presentase kematian sel jantung tikus jantan strain

Sprague Dawley yang diinduksi STZ secara signifikan (p-value 0,004)

dibandingkan dengan kelompok tikus DM tanpa terapi, normal dengan

terapi dan normal.

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

57

5.2. Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) dengan membandingkan berbagai dosis agar

dapat ditentukan dosis terbaik yang dapat digunakan sebagai terapi pasien

DM

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) dengan waktu pemberian lebih dari 28 hari.

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh ekstrak kering daun

salam (Syzygium polyanthum) terhadap kematian sel pada organ lain selain

organ jantung dengan metode pewarnaan yang berbeda.

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

58

BAB VI

KERJASAMA PENELITIAN

Riset ini merupakan bagian kerjasama riset mahasiswa dengan kelompok riset

diabetes dan regenerasi jantung PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dibawah bimbingan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr.Hari Hendarto, Sp.PD-

KEMD, Ph.D, FINASIM yang dibiayai oleh Kementrian Agama Republik

Indonesia.

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

59

Daftar Pustaka

1. Katzung B, Susan B. Masters, Anthony J. Trevor. Basic and Clinical

Pharmacology. 11 ed. Jakarta: Salemba Medika; 2009.

2. Maitra A, Abdul K Abbas. Robbins & Cotran Dasar Patologis Penyakit. 7

ed. Jakarta: EGC; 2013. 1214-1220 hal.

3. Suyono S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. 4 ed. Jakarta: Interna

Publishing; 2011. 2315-2346 hal.

4. Kementrian kesehatan RI. Situasi dan Analisis Diabetes. Infodatin Pus Data

Dan Inf. 2014

5. Karunia BP. The effect of Curcuma Longa L Ethanol Extract As a Diabetes

Mellitus 1 Therapy toward Triglyceride Level and Aorta Histopathology

Description of STZ Induced Rat; 1–8.

6. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2011. 2408-

2413 hal.

7. Harismah K, Chusniatun. Pemanfaatan Daun Salam (Eugenia polyantha)

sebagai Obat Herbal; 110–8.

8. Agung V. The Effect of Orally Administered Eugenia polyantha Extract on

HDL Cholesterol Serum Level in Hyperlipidemic Male Wistar Rats. 2008

[dikutip 5 Februari 2017]; Tersedia pada: http://www.eprints.undip.ac.id

9. Gatiningsih. Efek Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Salam (Syzygium

polyanthum) pada Serum Darah Tikus Putih Galur Wistar yang Diinduksi

Karbon Tetraklorida. [dikutip 8 Februari 2017]; Tersedia pada:

http://www.eprints.ums.ac.id

10. Widyawati T, Nor Adlin Yusoff, Mohd Zaini Asmawi, Mariam Ahmad.

Antihyperglycemic Effect of Methanol Extract of Syzygium polyanthum Leaf

in Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. Nutrient. 2015; Tersedia pada:

www.mdpi.com/journal/nutrient

11. Studiawan H, Mulja Hadi Santosa. Uji Aktivitas Penurun Kadar Glukosa

Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha pada Mencit yang Diinduksi

Aloksan; 62–5.

12. Hardhani AS. The Effect of Orally Administered Bay Leaves (Eugenia

polyantha) extract on Triglyceride Serum Level in Hyperlipidemic Male

Wistar Rats. 2008; 2–13.

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

60

13. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Konsensus Pengelolaan

dan Pencegahan DM Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI; 2015. 11-

44 hal.

14. Hall JE. Guyton & Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 12 ed. Indonesia:

saunders elsevier; 2014. 1015 hal.

15. Utami P, Desty Ervira Puspaningtyas. The Miracle of Herbs. Argo Media

Pustaka; 2013. 12 hal.

16. Singh G, Sukrutha Suresh, Venkata Krishna Bayineni, Ravi Kumar

Kadepparagi. Lipase Inhibitors From Plants and Their Medical

Applications. Int J Pharm Pharm Sci. 2015; Tersedia pada:

http://www.researcgate.net

17. Lajuck P. Tesis Efek Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha) Lebih Efektif

Menurunkan Kadar Kolesterol Total dan LDL dibandingkan Statin Pada

Penderita Dislipidemia. 2012; Tersedia pada: http://www.pps.unud.ac.id

18. Parisa N. Efek Ekstrak Daun Salam terhadap Kadar Glukosa Darah. J

Kedokt UNILA Ed Khusus PEPKI VIII. 2016;2:404–8.

19. Othman A, Nor Juwariah Mukhtar, Nurul Syakirin Ismail, Sui Kiat Chang.

Phenolics, flavonoids content and antioxidant activities of 4 Malaysia herbal

plants. Int Food Res J. 2013;759–66.

20. Lenzen S. The Mechanism of alloxan and streptozotocin induced diabetes.

Springer Verlag.2008.

21. Goud BJ. Streptozotocin – A Diabetogenic Agent in Animal Models. Vol. 3.

IJPPR; 2015. 253-269 hal.

22. Susilorini, Indrayani UD. The Effect of Alium sativum Extract on the

Glomerular Diameter of STZ - induced Sprague Dawley Rats. Sains Med.

2013;11–6.

23. Verges B. Lipid Modification in type 2 diabetes : The role of LDL and HDl,

Francaise de Pharmacologic et de Therapeutique Fundamental & Clinical

Pharmacology. 23 ed. 2009. 681-685 hal.

24. Fang ZY, J B Prins. Diabetic Cardiomiopathy : Evidence, Mechanisms and

Therapeutic Implications. Endocr Rev;543–67.

25. Schoen FJ. Robbins & Cotran Dasar Patologis Penyakit. 7 ed. Jakarta: EGC;

2013. 574-575 hal.

26. Eruschenko VP. diFiore’s Atlas of Histology with Functional Correlations.

11 ed. Jakarta: EGC; 2014. 132-134 hal.

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

61

27. Cagalinec, M. Morphology and Contractility of Cardiac Myocites in Early

Stages of Streptozotocin-induced Diabetes Mellitus in Rats.Physiol.2013;1-

13

28. Sing A. Sampling Techniques& Determination of Sample Size in Applied

Statistics Research: an Overview. IJECM; 2014.

29. Takara Bio. In situ Apoptosis Detection Kit. [dikutip 6 Maret 2017]; Tersedia

pada: http://www.takara.co.kr/file/manual/pdf/mk599_e_0712.pdf

30. Sutrisna E, Tanti Azizah, Lutfiana Dewi. Antidiabetic Activity of Ethanolic

Extract of Eugenia polyantha Wight Leaf from Indonesia in Diabetic Rat

Wistar Strain Induced by Alloxan. Asian J Pharm Clin Res. 2015

31. Miki T, Satoshi Yuda, Hidemichi Kouzo, Tetsuji Miura. Diabetic

cardiomyopathy: pathophysiology and clinical features. 2012. 2:149–166.

32. Abeer A, Noha S, Hussien. Cardiac Apoptosis as a Possible Cause of

Diabetic Cardiomiopathy and The Protective Role of Alpha Liphoic Acid

and Losartanin Diabetic Rats. Int J Adv Res. 2014;2:325–37.

33. B. Nagaraju, S.Vidhyandara, Ch. Aruna Kumar, Vikas, Suryanarayana Raju.

Evaluation of Cardioprotective activity of Ethanolic extract of dried leaves

of Cinnamomum tamala in rats. Int J Biomed Adv Res. 2016;7:181–6.

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

62

LAMPIRAN

Lampiran 1 Cara Perhitungan

Pembuatan Buffer Sitrat

Buffer sitrat yang digunakan adalah buffer sitrat 0,1 M.

Untuk mendapatkan buffer sitrat 0,1 M, maka harus mencampurkan :

20 ml natrium sitrat + 20 ml asam sitrat

0,576 gram natrium sitrat bubuk+ 20 ml aquades steril (dicampur menggunakan

stirer)

0,516 gram asam sitrat bubuk + 30 ml aquades steril (dicampur menggunakan

stirer)

Diaduk bersama menggunakan stirer

buffer sitrat 0,1 M

PH buffer sitrat diukur di alat pH meter terkalibrasi

dengan target 4,5

Menambahkan NaOH jika pH buffer sitrat terlalu asam atau

Menambahkan HCl jika pH buffer sitrat terlalu basa

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

63

(Lanjutan)

Pembuatan Induksi STZ

Dosis STZ yang digunakan adalah 55mg/kgBB.

55 𝑚𝑔

1𝑘𝑔 =

55 𝑚𝑔

1000 𝑔𝑟𝑎𝑚=

5,5 𝑚𝑔

100 𝑔𝑟𝑎𝑚

100 gram BB dilarutkan dengan 0,1 ml buffer sitrat

Maka 5,5 𝑚𝑔

0,1 𝑚𝑙

Sebagai contoh hasil pengukuran BB tikus, rerata BB tikus yang akan disuntik pada

hari 15 adalah 1200 gram

Cara pencampuran STZ dengan buffer sitrat :

1. Hitung BB tikus yang akan disuntik (ex:1200 gram)

2. Dosis STZ = 5,5 𝑚𝑔

100 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 1200 gram

= 66 mg untuk 37 tikus

3. Menentukan dosis buffer sitrat (pelarut) yang digunakan

Dosis buffer sitrat yang digunakan = 5,5 𝑚𝑔

0,1 𝑚𝑙 =

66 𝑚𝑔

𝑥

𝑥 = 1,2 ml buffer sitrat

Pembuatan Ekstrak Kering Daun Salam (Syzygium polyanthum)

Dosis ekstrak kering daun salam yang digunakan adalah 300 mg/kgBB.

300 𝑚𝑔

𝑘𝑔𝐵𝐵 =

300 𝑚𝑔

1000 𝑔𝑟𝑎𝑚=

30 𝑚𝑔

100 𝑔𝑟𝑎𝑚

100 gr dilarutkan dengan 0,1 ml aquades steril

Maka 30 𝑚𝑔

100 𝑚𝑙

Contoh dosis ekstrak salam untuk BB rata-rata tikus 1300 gram :

30 𝑚𝑔

100 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 1300 gr = 390 mg

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

64

(Lanjutan)

Dosis pelarut untuk ekstrak kering daun salam :

30 𝑚𝑔

0,1 𝑚𝑙 =

390 𝑚𝑔

𝑥

𝑥 = 1,3 ml aquades steril

Jadi untuk melarutkan 390 mg daun salam diperlukan 1,3 ml aquades steril

Setiap hari BB tikus akan berubah, oleh karena itu setiap hari pelarut dan dosis akan

berbeda.

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

65

Lampiran 2 Surat Keterangan

Gambar 7.1. Surat keterangan tikus sehat

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

66

(Lanjutan)

Gambar 7.2. Hasil determinasi/identifikasi bahan uji

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

67

(Lanjutan)

Gambar 7.3. Surat lulus kaji etik

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

68

Lampiran 3 Gambar Proses Penelitian

Adaptasi Tikus, Pembuatan sukrosa, Buffer Sitrat, STZ, dan Ekstrak kering daun

salam

Gambar 7.4. Tikus sampai di

animal house dan dilakukan

adaptasi

Gambar 7.5. Penimbangan

sukrosa

Gambar 7.6. Pencampuran

sukrosa dengan aquades steril

menggunakan stirer

Gambar 7.7. Sukrosa 10%

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

69

(Lanjutan)

Gambar 7.10. Buffer sitrat 0,1

M dengan PH 4,5

Gambar 7.8. Penimbangan

asam sitrat dan natrium Sitrat

untuk membuat buffer sitrat

Gambar 7.11. STZ bubuk

Gambar 7.9. Membuat larutan

standar PH untuk

mengkalibrasi alat PH Meter

Page 86: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

70

(Lanjutan)

Gambar 7.12. Penyuntikkan

STZ intraperitoneal

Gambar 7.13. Ekstrak kering

daun salam

Gambar 7.14. Penimbangan

ekstrak kering daun salam

Gambar 7.15. Ekstrak kering

daun salam (Syzygium

polyanthum) 300 mg/kgBB

Page 87: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

71

(Lanjutan)

Gambar 7.16. Larutan ekstrak

kering daun salam di vortex

Gambar 7.17. Pemberian

ekstrak kering daun salam per

oral

Page 88: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

72

(Lanjutan)

Proses Sacrifice dan Pengambilan Darah

Proses Pengukuran Trigliserida

Gambar 7.18. Proses sacrifice Gambar 7.19. Darah dari vena

cava inferior dimasukkan ke

dalam tabung EDTA

Gambar 7.21. Darah di

sentrifugasi dengan

kecepatan 10000 rpm

dalam 15 menit untuk

diambil plasma nya

Gambar 7.20. Darah dan

organ tikus dimasukkan

ke dalam cool box

Page 89: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

73

(Lanjutan)

Gambar 7.22. Plasma hasil

sentrifuge

Gambar 7.23. Reagen

Trigliserida Sclavo

Gambar 7.24. Mengurutkan

microtube yang berisi plasma di

dalam rak

Gambar 7.25. NaCl untuk

membersihkan plasma

Page 90: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

74

(Lanjutan)

Gambar 7.27. Pencampuran

plasma, NaCl dan reagen

trigliserida dengan pipet

multichannel

Gambar 7.26. Meletakkan

plasma 1 µliter ke dalam plate

Gambar 7.28. Homogenisasi

dengan Rotamax 15 rpm selama

10 menit

Gambar 7.29. Pembacaan

trigliserida menggunakan

ELISA reader

Page 91: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

75

(Lanjutan)

Proses Pewarnaan TUNEL

Gambar 7.30. Tempat preparat Gambar 7.31. Larutan Entelan

Gambar 7.32. Formalin 37% Gambar 7.33. H2O2 30%

Page 92: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

76

(Lanjutan)

Gambar 7.34. Phosphate Buffer

Saline (PBS)

Gambar 7.35. PBS dilarutkan

pada DW dan dicampurkan

menggunakan stirer

Gambar 7.36. Tahap Deparafin

ethanol Gambar 7.37. Tahap Deparafin

xylene

Page 93: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

77

(Lanjutan)

Gambar 7.38. Tahap rehidrasi

ethanol

Page 94: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KERING Syzygium polyanthum …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37365/1... · terhadap profil metabolik dan kematian sel jantung. Parameter

78

Lampiran 4 Riwayat Penulis

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Fadhlurrahman Ananditya

Jenis Kelamin : laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 3 April 1996

Agama : Islam

Alamat : Pondok Bambu Permai Blok Av-3 Jakarta Timur

e-Mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1999-2001 : TK Islam Nurul Iman Jakarta Timur

2002-2008 : SD Muhammadiyah 24 Jakarta Timur

2008-2011 : SMPN 115 Jakarta Selatan

2011-2014 : SMAN 26 Jakarta Selatan

2014-Sekarang : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta