pengaruh pembelajaran vark berbasis gaya...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBELAJARAN VARK BERBASIS GAYA BELAJAR KOLB
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA MATERI
HUKUM NEWTON
(Quasi Eksperimen di MA Pembangunan UIN Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AHMAD RIFAโI
NIM 11160163000014
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
AHMAD RIFAโI (11160163000014). Pengaruh Pembelajaran VARK Berbasis
Gaya Belajar KOLB terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada Materi
Hukum Newton. Skripsi Program Studi Tadris Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Permasalahan utama dalam penelitian ini yaitu siswa memiliki gaya belajar khusus,
kurangnya guru mengkombinasikan metode ceramah dengan metode belajar lainnya
dan soal yang mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dan respon siswa terhadap kemampuan berpikir tingkat
tinggi setelah melakukan pembelajaran VARK berbasis gaya belajar KOLB. Penelitian
ini dilaksanakan di MA Pembangunan UIN Jakarta selama tiga minggu pada bulan
Januari-Februari 2020 dengan sampel sebanyak 55 siswa. Metode penelitian yang
digunakan yaitu quasi experiment dengan desain penelitian posttest only control group.
Sampel dipilih secara cluster sampling dengan 55 siswa yang terbagi dalam dua kelas
tanpa ada campur tangan peneliti. Hasil uji hipotesis posttest dengan uji Mann-Whitney
pada ฮฑ = 0,05 diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,000 dengan kesimpulan H1
diterima (terdapat pengaruh pembelajaran VARK berbasis gaya belajar KOLB terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi). Respon siswa sangat baik (82%) terhadap
penggunaan pembelajaran VARK. berbasis gaya belajar KOLB.
Kata kunci: pembelajaran VARK, gaya belajar KOLB, kemampuan berpikir tingkat
tinggi, hukum Newton
v
ABSTRACT
The Effects of VARK Learning Based on KOLB Learning Style to High Order
Thinking Skills on Newton's Law Material.
Thesis of Physics Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2020
The main problems in this study are students who have special learning styles, teachers
who combine lecture methods with other learning methods and questions that hone the
ability to think at a higher level. This study aims to determine the effect and response
of students on higher order thinking skills after learning VARK based on the KOLB
learning style. This research was conducted at the MA Pembangunan of UIN Jakarta
for three weeks in January-February 2020 with a sample of 55 students. The research
method used is quasi experiment with posttest only control group research design. The
sample was selected by cluster sampling with 55 students divided into two classes
without the intervention of researchers. The results of the posttest hypothesis test with
the Mann-Whitney test at ฮฑ = 0.05 obtained sig. (2-tailed) value of 0,000 with the
conclusion that H1 was accepted (there is an effect of VARK learning based on KOLB
learning style to higher order thinking skills). Student response was excellent (82%)
towards the use of VARK learning based on KOLB learning style.
Keywords: VARK learning, KOLB learning style, HOTs, Newton's law
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul โPengaruh
Pembelajaran VARK Berbasis Gaya Belajar KOLB terhadap Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi pada Materi Hukum Newtonโ. Sholawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta
kita selaku umatnya yang selalu mengikuti ajarannya yang tak lain hanya untuk
mendapat syafaatnya.
Skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa pihak-pihak yang terus memberikan bimbingan,
doโa, semangat serta bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Apresiasi
dan terimakasih disampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Sururin,M.Pd. Dewan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Kepala Program Studi Tadris
Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan sekaligus selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu
dalam membimbing, mengarahkan, memberikan saran dan kritik kepada penulis
selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Erina Hertanti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa tadris fisika.
4. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya program studi tadris fisika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
5. Seluruh ahli yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun kepada
penulis agar media alat peraga gerak parabola yang telah dibuat dan instrumen
tes yang telah disusun menjadi lebih baik.
6. Bapak Zakariya, MA selaku Kepala MA Pembangunan UIN Jakarta yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Ibu Mayuriko Olivia Pertiwi, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika MA
Pembangunan UIN Jakarta Kelas X (sepuluh) yang telah meluangkan waktunya
untuk menjadi narasumber peneliti dalam studi pendahuluan dan telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
vii
8. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswa MA Pembangunan UIN Jakarta
khususnya X MIA yang telah membantu penulis selama proses penelitian.
9. Kedua orangtua yang dirahmati Allah, Bapak Muhammad Aswi Nasution dan
Ibu Asnam Lubis yang selalu memberikan dukungan baik berupa materi, moril
serta doโa yang tidak pernah terputus.
10. Kakak Nia yang telah menjadi tempat bertanya, memberikan arahan dan
bantuan dalam berbagai bentuk kepada penulis.
11. Abang-abang tiga sejoli, bang Habib, bang Haris, dan bang Sidiq yang sudah
membimbing penulis selama berlangsungnya perkuliahan.
12. Keluarga Tadris Fisika angkatan 2016 beserta kakak-kakak tingkat Tadris
Fisika yang telah menjadi tempat berbagi selama proses perkuliahan dan
penyelesaian skripsi.
13. Keluarga Indonesian Android Community yang telah memberikan semangat
dan dukungan kepada penulis.
14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis selama pendidikan dan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan dan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan, dukungan, saran dan bimbingan yang diberikan
kepada penulis mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT. Aamiin.
Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Jakarta, 11 Juni 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆi
LEMBAR PENGESAHAN โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................................. iii
ABSTRAKโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRANโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆxii
BAB Iโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
E. Tujuan Pembelajaran ........................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 5
BAB IIโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..7
A. Kajian Teoritis ..................................................................................................... 7
1. Model Pembelajaran ......................................................................................... 7
2. Pembelajaran VARK (visual, auditory, read and write, dan kinestetic) .......... 7
3. Gaya Belajar KOLB ....................................................................................... 10
4. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ............................................................ 12
5. Hukum Newton .............................................................................................. 14
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................... 24
C. Kerangka Berpikir.............................................................................................. 25
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 26
BAB IIIโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..27
A. Tempat dan Waktu ............................................................................................. 27
B. Metode dan Desain ............................................................................................ 27
C. Variabel Penelitian ............................................................................................. 28
D. Prosedur Penelitian ............................................................................................ 28
ix
E. Populasi dan Sampel .......................................................................................... 31
F. Teknik Pengumpulan Data................................................................................. 32
G. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 34
1. Instrumen Tes ................................................................................................. 34
2. Instrumen Non Tes ......................................................................................... 42
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 43
I. Hipotesis Statistik .............................................................................................. 46
BAB IVโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..48
A. Hasil Penelitian .................................................................................................. 48
1. Gaya Belajar Siswa ........................................................................................ 48
2. Gaya Belajar KOLB Siswa ............................................................................ 48
3. Proses Pembelajaran Siswa ............................................................................ 49
4. Hasil Posttest .................................................................................................. 50
5. Hasil Uji Prasyarat ......................................................................................... 57
6. Hasil Angket Respon Siswa ........................................................................... 59
B. Pembahasan ....................................................................................................... 60
C. Keterbatasan Penelitian...................................................................................... 64
BAB Vโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ66
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 66
B. Saranโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ..66
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 67
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Konsep Hukum Newton ................................................................ 15
Gambar 2. 2 Gambar pada Bidang Datar dan Bidang Miring ................................... 17
Gambar 2. 3 Benda pada Bidang Licin ...................................................................... 18
Gambar 2. 4 Benda pada Bidang Kasar ..................................................................... 19
Gambar 2. 5 Gerak Benda pada Bidang Miring Licin ............................................... 19
Gambar 2. 6 Gerak Benda pada Bidang Miring Licin Ditarik ke bawah. ................. 20
Gambar 2. 7 Gerak Benda pada Bidang Miring Kasar ................................................ 21
Gambar 2. 8 Gerak Benda pada Bidang Miring Kasar Ditarik ke bawah.................. 22
Gambar 2. 9 Gerak Benda pada Gerak Melingkar ..................................................... 23
Gambar 2. 10 Kerangka Berpikir Penelitian .............................................................. 26
Gambar 3. 1 Tahapan Prosedur Penelitian ................................................................. 31
Gambar 4. 1 Gaya Belajar Siswa X MIA MA Pembangunan UIN Jakarta ............... 48
Gambar 4. 2 Gaya Belajar KOLB Siswa Kelas X MIA MA Pembangunan UIN
Jakarta .......................................................................................................................... 49
Gambar 4. 3 Hasil Tes Proses Pembelajaran Siswa Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ....................................................................................................... 50
Gambar 4. 4 Diagram Batang Distribusi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ....................................................................................................... 51
Gambar 4. 5 Skor Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol ......................................................................................................................... 52
Gambar 4. 6 Hasil Posttest Berdasarkan Gaya Belajar Siswa ................................... 53
Gambar 4.7 Hasil Posttest Berdasarkan Keterampilan Berpikir KOLB Siswa ......... 54
Gambar 4. 8 Persentase Jenjang Kognitif C4 Hasil Posttest pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............................................................................ 55
Gambar 4. 9 Persentase Jenjang Kognitif C5 Hasil Posttest pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............................................................................ 55
Gambar 4. 10 Persentase Jenjang Kognitif C6 Hasil Posttest pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............................................................................ 56
Gambar 4. 11 Rekapitulasi Persentase Jenjang Kognitif Hasil Posttest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............................................................................ 57
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Prinsip Dasar Proses Pembelajaran Berbasis VARK (dimodifikasi dari
Norasmah Othman dan Mohd Hasril Amiruddin) ......................................................... 9
Tabel 3. 1 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 32
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ................. 34
Tabel 3. 3 Kategori Validitas ...................................................................................... 37
Tabel 3. 4 Kategori Validitas ...................................................................................... 37
Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ............................................................. 37
Tabel 3. 6 Kategori Nilai content Validity Index (CVI) ............................................. 39
Tabel 3. 7 Hasil Uji Validitas Isi ................................................................................ 39
Tabel 3. 8 Interpretasi Reliabilitas Butir Soal............................................................. 40
Tabel 3. 9 Hasil Uji Reliabilitas.................................................................................. 40
Tabel 3. 10 Interpretasi Daya Pembeda ...................................................................... 41
Tabel 3. 11 Hasil Uji Daya Pembeda .......................................................................... 41
Tabel 3. 12 Klasifikasi Indeks Kesukaran .................................................................. 42
Tabel 3. 13 Hasil Uji Taraf Kesukaran ....................................................................... 42
Tabel 3. 14 Kisi-kisi Instrumen Non Tes .................................................................... 42
Tabel 3. 15 Skala Penilaian Angket ............................................................................ 46
Tabel 3. 16 Kriteria Interpretasi Skor ......................................................................... 46
Tabel 4. 1 Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ....................................................................................................... 51
Tabel 4. 2 Hasil Posttest Jenjang Kognitif Siswa Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ....................................................................................................... 54
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas Posttest pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol. ........................................................................................................................ 57
Tabel 4. 4 Hasil Uji Homogenitas Posttest pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol. ...................................................................................................... 58
Tabel 4. 5 Hasil Uji Hipotesis Posttest ....................................................................... 59
Tabel 4. 6 Respon Siswa terhadap Penggunaan Metode Pembelajaran VARK ......... 59
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN................................................... 70
LAMPIRAN A.1 RPP Kelompok Kontrol .............................................................. 71
LAMPIRAN A.2 RPP Kelas Eksperimen ............................................................... 90
LAMPIRAN A.3 Soal Evaluasi pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen .......... 112
LAMPIRAN A.4 Lembar Kerja Siswa (LKS)....................................................... 120
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN .......................................................... 125
LAMPIRAN B.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Penelitian ............................................ 126
LAMPIRAN B.2 Instrumen Tes Penelitian ........................................................... 127
LAMPIRAN B.3 Analisis Hasil Uji Instrumen Tes .............................................. 140
LAMPIRAN B.4 Lembar Validasi Ahli Materi .................................................... 148
LAMPIRAN B.5 Lembar Validasi Ahli Kontruk .................................................. 150
LAMPIRAN B.6 Lembar Validasi Ahli Bahasa ................................................... 153
LAMPIRAN B.7 Angket Gaya Belajar VARK ..................................................... 155
LAMPIRAN B.8 Angket Gaya Belajar KOLB ..................................................... 158
LAMPIRAN C ANALISIS HASIL PENELITIAN .................................................. 160
LAMPIRAN C.1 Hasil Posttest ............................................................................. 161
LAMPIRAN C.2 Hasil Olah Data per Jenjang Kognitif Bloom ........................... 163
LAMPIRAN C.3 Uji Normalitas ........................................................................... 167
LAMPIRAN C.4 Uji Homogenitas ....................................................................... 171
LAMPIRAN C.5 Uji Hipotesis .............................................................................. 172
LAMPIRAN C.6 Data Hasil Angket Respon Siswa.............................................. 174
LAMPIRAN D SURAT-SURAT PENELITIAN ..................................................... 177
LAMPIRAN D.1 Surat Izin Penelitian .................................................................. 178
LAMPIRAN D.2 Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 179
LAMPIRAN D.3 Lembar Uji Referensi ................................................................ 180
LAMPIRAN D.4 Daftar Riwayat Hidup ............................................................... 187
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA sederajat di Indonesia pada
materi fisika masih rendah. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dapat dilihat dari
hasil UN (Ujian Nasional) 2019.1 Nilai fisika yang diperoleh adalah 46,47 dari nilai
maksimal 100. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa disebabkan model
pembelajaran yang diterapkan di kelas belum melatih keterampilan latihan dan
penugasan (multipresentasi) dan soal latihan yang diberikan tidak mendorong
tumbuhnya kemampuan berpikir tingkat tinggi.2 Berbagai daerah di Indonesia memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang masih rendah seperti Cilacap dan Bandar
Lampung. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA N 1 Cilacap dikategorikan
rendah dimana skor rata-rata yang diperoleh siswa 8,5 dari skor maksimal 30.3
Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa dikarenakan beberapa
faktor, yaitu 1) model pembelajaran; 2) tipe soal yang diberikan oleh guru; 3) materi itu
sendiri.4 Kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika SMA di Bandar Lampung termasuk
rendah dimana dari 456 responden nilai rata-rata yang diperoleh 4,4 dari nilai maksimal
10.5
Kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika di MA Pembangunan UIN Jakarta
masih rendah khususnya pada materi hukum Newton. Kemampuan berpikir tingkat
tinggi fisika di MA Pembangunan UIN Jakarta dapat dilihat dari hasil UN (Ujian
Nasional) 2019, nilai rata-rata diperoleh 57,50 dari nilai maksimal 100.6 Pada materi
hukum Newton dikategorikan cukup dengan nilai 60 dari nilai maksimal 100.7
Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dikarenakan kurangnya guru
dalam memberikan soal-soal yang mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi. 8
1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/ 2 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ringkasan Eksekutif UN 2019 SMA/MA, hal. 24 3 Gilang Ramadan, dkk, Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking
Skills) Menggunakan Instrumen Two Tier Multiple Choice Materi Konsep dan Fenomena Kuantum Siswa
SMA di Kabupaten Cilacap, Jurnal Unnes Physiscs Education, Vol.7, No.3, 2018 4 Ibid 5 Nur Fauziah, Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada Materi Fisika Kelas X
SMA di Bandar Lampung, Skripsi:Universitas Malang, 2019. 6 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/ 7 Ibid 8 Hasil Observasi Lapangan.
2
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di kelas X MIA MA Pembangunan masih
dikategorikan rendah, sebagaimana yang diungkapkan oleh guru fisika kelas X bahwa
siswa masih kesulitan dalam mengerjakan soal-soal kemampuan berpikir tingkat tinggi,
hal ini disebabkan karena kurangnya memberikan soal-soal kemampuan berpikir
tingkat tinggi dan ketika diberikan soal kemampuan berpikir tingkat tingi siswa tidak
mampu dalam memahami soal yang disajikan.9 Ketidakmampuan siswa dalam
memahami soal dan materi dikarenakan kurangnya guru dalam mengkombinasikan
metode ceramah dengan metode belajar lainnya sehingga membuat siswa cepat lupa
dan tidak paham materi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan bahwa setiap siswa memiliki gaya
belajar khusus yang membuatnya mudah untuk memahami materi, seperti membaca,
menghafal, mendengarkan, praktek langsung di lapangan, dan melihat tampilan-
tampilan di proyektor.10 Ketika guru hanya menjelaskan dengan metode ceramah tanpa
mengkombinasikan dengan metode belajar lainnya maka kemungkinan besar siswa
dengan gaya belajar mendengarkan saja yang akan mudah dalam memahami materi.
Siswa dengan gaya belajar melihat tampilan akan kesulitan dalam memahami materi
karena ketidaksanggupan dalam mengimajinasikan suatu kegiatan dalam kasus-kasus
fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Siswa gaya belajar membaca dan
menghafal akan mengalami kesulitan dalam memahami materi jika guru secara terus
menerus menggunakan metode ceramah karena siswa tersebut tidak ada kesempatan
untuk membaca dan menghafal ide-ide pokok materi yang disampaikan. Siswa dengan
praktek di lapangan akan kesulitan dalam memahami materi karena siswa merasa tidak
terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Guru menggunakan metode ceramah akan berdampak pada pemahaman siswa.
Materi hukum Newton yang diajarkan menggunakan metode ceramah akan membuat
siswa sulit untuk memahami materi karena pada materi hukum Newton ada beberapa
kasus yang seharusnya diperlihatkan atau diperagakan oleh siswa untuk memahami
materi tersebut seperti penerapan hukum Newton pada bidang miring dan gaya
sentripetal. Ketidakmampuan siswa dalam memahami materi akan berdampak pada
materi-materi berikutnya sehingga dapat menimbulkan miskonsepsi dan
9 Ibid 10 Ibid
3
ketidakpahaman siswa pada konsep-konsep selanjutnya yang berhubungan dengan
hukum Newton. Ketidakmampuan siswa dalam memahami materi akan berdampak
pada mengerjakan soal berpikir tingkat tinggi seperti pada soal UN (Ujian Nasional)
dan UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer).
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan
menerapkan pembelajaran VARK (visual, auditory. read and write, dan kinesthetic).
Pembelajaran berbasis VARK adalah pembelajaran yang melibatkan gerakan fisik dan
aktivitas siswa dengan menggunakan panca indra berupa penglihatan, pendengaran, dan
peraba. VARK merupakan akronim dari empat kecenderungan utama, yaitu: visual,
auditory. read and write, dan kinesthetic.11 Pembelajaran berbasis VARK itu sendiri
memaksimalkan penggunaan panca indra untuk meningkatkan empat kecenderungan
siswa dalam belajar seperti melihat, mendengar, membaca atau menulis, dan
menerapkan. Pembelajaran VARK ini akan membantu siswa dalam permasalahan-
permasalahan di kelas ketika belajar di kelas. Gaya belajar visual memaksimalkan siswa
untuk memahami materi fisika dengan menampilkan contoh-contoh kasus fisika dalam
kehidupan sehari-hari sehingga bagi siswa yang belum pernah melakukan kegiatan
tersebut, namun siswa dapat mengimajinasikan kegiatan itu karena pernah melihatnya.
Gaya belajar auditory memaksimalkan siswa dalam memahami materi dengan
penjelasan yang sangat mudah dimengerti siswa dan siswa juga dapat berdiskusi dengan
teman sebaya untuk menyelesaikan permasalahan dalam belajar. Gaya belajar read and
write memaksimalkan siswa dalam kegiatan membaca dan menulis dengan cara
membuat kelompok-kelompok kecil yang kemudian saling bertukar pikiran untuk
menuntaskan suatu permasalahan. Sebelum melakukan diskusi siswa akan terlebih
dahulu membaca dan sesudah itu siswa akan berdiskusi dan mencatat hasil atau ide-ide
pokok suatu permasalahan. Gaya belajar kinesthetic memaksimalkan siswa dalam
memahami materi dengan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
yang dilakukan berupa simulasi-simulasi kecil dalam kasus fisika di kehidupan sehari-
hari, sehingga siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kasus fisika
tersebut.
11 Miftahul Huda, Model_model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paragdimatis,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014, hal.180
4
Siswa yang sudah memiliki gaya belajar VARK akan lebih terarah aspek
psikomotor nya jika siswa tersebut diuji dengan instrumen learning style KOLB.
Pemilihan instrumen learning style KOLB berdasarkan adanya kedekatan cara
keterampilan berpikir dengan keterampilan abad 21 yang sedang berkembang saat ini.
Penjelasan di atas memungkinkan dapat mengatasi kesulitan dalam mengerjakan soal-
soal kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi fisika khususnya hukum Newton.
Berdasarkan pemaparan masalah yang sudah dikemukakan di atas peneliti
memutuskan untuk mengambil judul penelitian โPengaruh Pembelajaran VARK
Berbasis Gaya Belajar KOLB terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada
Materi Hukum Newton di MA Pembangunan UIN Jakartaโ
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasikan masalah-
masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Kurangnya guru dalam mengkombinasikan metode ceramah dengan metode belajar
lainnya sehingga membuat siswa cepat lupa dan tidak paham materi.
2. Ketidakmampuan siswa dalam memahami materi, karena siswa memiliki gaya
belajar sendiri seperti menghafal, membaca, melihat, mendengarkan dan praktek di
lapangan.
3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi materi fisika hukum Newton siswa masih
rendah, karena kurangnya guru memberikan soal kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini agar lebih terarah maka peneliti perlu membatasi masalah
yang akan diteliti, yaitu:
1. Gaya belajar VARK yang diteliti, yaitu visual, auditory. read and write, dan
kinesthetic
2. Gaya belajar KOLB yang diteliti, yaitu diverger, assimilator, converger, dan
accomodator
3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diukur hanya berorientasi pada ranah
kognitif yang merujuk pada Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson
dan Krathwohl mulai dari C4 sampai C6, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta.
5
4. Konsep hukum Newton mencakup Hukum-hukum Newton (Hukum I Newton,
hukum II Newton, Hukum III Newton), Jenis-jenis gaya (gaya berat, gaya normal,
gaya gesek, dan gaya sentripetal) dan penerapan nya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut: โApakah terdapat pengaruh pembelajaran
VARK berbasis gaya belajar KOLB terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi pada
materi hukum Newton?โ
Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan menjadi penelitian sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan pembelajaran VARK berbasis gaya belajar KOLB
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa pada materi
hukum Newton?
2. Bagaimana kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa pada materi hukum
Newton setelah diberi perlakuan pembelajaran VARK?
3. Bagaimana kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa jika dilihat dari ranah
kognitif Taksonomi Bloom?
4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pembelajaran
VARK berbasis gaya belajar KOLB pada materi hukum Newton?
E. Tujuan Pembelajaran
Tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas, yaitu:
1. Mengetahui pengaruh pembelajaran visual, auditory, read and write, and kinestetic
(VARK) berbasis gaya belajar KOLB terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi
fisika siswa pada materi hukum Newton.
2. Mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa pada materi hukum
Newton setelah diberi perlakuan pembelajaran VARK.
3. Mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa jika dilihat dari ranah
kognitif Taksonomi Bloom.
4. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pembelajaran
VARK berbasis gaya belajar KOLB pada materi hukum Newton.
F. Manfaat Penelitian
6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis dalam
upaya meningkatkan pembelajaran fisika pada materi hukum Newton, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti lain menjadi landasan dalam pengembangan model pembelajaran
VARK berbasis gaya belajar KOLB secara lebih lanjut.
b. Bagi guru fisika, menambah wawasan dalam upaya meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa pada materi fisika.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi pembelajaran
di sekolah terkait model pembelajaran yang digunakan guru dalam
pembelajaran fisika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan menggunakan
pembelajaran VARK berbasis gaya belajar KOLB.
b. Bagi siswa, membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi fisika siswa dengan melakukan pembelajaran VARK.
c. Bagi guru, mengenal dan memahami karakteristik gaya belajar siswa sehingga
memudahkan guru untuk membuat siswa memahami materi.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoritis
1. Model Pembelajaran
Arti โmodelโ menurut KBBI adalah pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya)
dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.12 Model mengandung teori atau sudut
pandang, cara berpikir tentang suatu proses dari perhatian, pertimbangan dan tindakan
dalam tatanan pendidikan. Model akan membantu dalam memahami dan menerapkan
suatu teori dalam suasana pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan moral.13
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahanโ
bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas yang lain.14 Model
pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman
untuk mencapai tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat strategi, teknik, metode,
bahan, media dan alat penilaian pembelajaran.15 Berdasarkan beberapa pengertian
model pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan
seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan
sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang
digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
2. Pembelajaran VARK (visual, auditory, read and write, dan kinestetic)
Gaya belajar merupakan sesuatu yang dimiliki pelajar untuk memproses
informasi menjadi pengetahuan.16 Salah satu yang memiliki kaitannya dengan
modalitas dan gaya belajar siswa dalam menyerap informasi adalah Pembelajaran
VARK dari Neil Flemming, yaitu 1) pembelajaran visual, 2) pembelajaran auditory, 3)
pembelajaran read and write, dan 4) pembelajaran kinesthetic. 17
12 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Model, http://kbbi.web.id/model 13 Sarbaini, Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral, (Yogyakarta:Aswaja Pressindo,
2011), hal 11 14 Nurdyansyah & Eni Faruyatul, Inovasi Model Pembelajaran, (Sidoarjo: Nizamial Learning
Center, 2016), hal. 34 15 Afandi, Muhammad dkk, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah (Semarang:Unissula
Press, 2013), hal.15 16 Hasibuan & Neila Ramdhani, Model Pembelajaran dengan Pendekatan Gaya Belajar,
Jurnal:ResearchGate, 2016, hal.5 17 Sreenidhi dan Tay Chinyi, Styles of Learning Based on the Research of Fernald, Keller,
Orton, Gillingham, Stillman , Montessori and Neil D Fleming, Jurnal:ResearchGate, 2017, hal.18
8
Pembelajaran visual dilakukan dengan mengasosiasikan ide-ide, konsep, data,
teknik, dan informasi lainnya yang dikaitkan dengan gambar.18 Seorang siswa yang
memiliki gaya belajar visual lebih menyukai gaya belajar dengan melihat sesuatu
dengan kemampuan memvisualisasikan gambar atau data yang mereka lihat. Siswa
visual suka menggunakan angka, gambar, dan alat simbolis seperti grafik, diagram dan
informasi media cetak. Mereka menjelaskan konsep kepada orang lain dengan
menggunakan gambar-gambar kecil untuk mempermudah menjelaskan konsep
tersebut.19
Pembelajaran auditory merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan panca
indra pendengaran.20 Seorang siswa auditory menggunakan pendengaran dan berbicara
sebagai gaya belajar utama sehingga mereka harus dapat mendengarkan materi atau
konsep yang disampaikan oleh guru untuk memahaminya dan mereka yang kuat pada
pendengaran karena mereka kesulitan dengan instruksi tertulis.21 Pelajar auditory
berorientasi pada keterampilan menghafal dan dapat memanfaatkan model
pembelajaran tradisional seperti ceramah. Siswa dapat memperkuat ingatan mereka
dengan mendengarkan kembali rekaman kaset audio, dengan mengajar orang lain dan
berdiskusi dengan guru. Siswa auditory biasanya membaca dengan mudah,
menceritakan dengan cerdik, menulis cerita atau puisi dengan mudah, belajar bahasa
asing dengan cepat, memiliki kosa kata yang baik, mengeja dengan lancar, suka menulis
surat, dan memiliki kemampuan yang kuat dalam mengingat nama atau fakta22
Pembelajaran read and write merupakan pembelajaran yang mengandalkan
media teks cetak sebagai metode untuk mendapat informasi.23 Seorang siswa read and
write memperoleh informasi dari glosarium, buku teks, catatan di kelas dan sirkulasi.
Siswa dapat mengatur catatan kuliah ke dalam bentuk sketsa, catatan kelas parafrase,
dan mempelajari soal-soal ujian pilihan ganda24
Pembelajaran kinesthetic merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa
dengan melakukan aktivitas fisik dan pembelajaran ini disebut dengan pembelajaran
18 Ibid, hal.19 19 Norasmah dan Amiruddin, Different Perspectives of Learning Styles from VARK Model,
Jurnal:Procedia, 2010, hal.6 20 Op.cit, hal.20 21 Ibid, hal.20 22 Op.cit, hal.6 23 Ibid, hal.6 24 Ibid, hal.6
9
taktil (merasakan atau menyentuh).25 Siswa yang memiliki gaya belajar kinesthetic
dianggap pembelajar penemuan alami. Mereka lebih suka belajar sambil melakukan
daripada berpikir terlebih dahulu sebelum memulai tindakan. Dengan kecenderungan
untuk lebih menyukai mengeksplorasi konsep melalui eksperimen, mereka mungkin
tidak mendapat manfaat dari belajar dengan membaca atau mendengarkan. Selain itu,
siswa tersebut membutuhkan sedikit instruksi lisan atau tertulis untuk berpartisipasi
dalam kegiatan. Pelajar kinesthetic akan senang belajar melalui kegiatan praktis dan
belajar di laboratorium, bengkel, gimnasium, simulasi atau lingkungan nyata di mana
mereka dapat aktif.26
Tabel 2. 1 Prinsip Dasar Proses Pembelajaran Berbasis VARK (dimodifikasi dari
Norasmah Othman dan Mohd Hasril Amiruddin)27
Modalitas Prinsip Dasar Proses Pembelajaran
Visual
Metode/media: gambar, peta konsep, video pembelajaran,
spidol warna-warni.
Teknik: Mengganti kata-kata dengan simbol atau gambar,
penggunaan spidol warna-warni dalam penulisan maupun
membuat gambar memperlihatkan gambar-gambar materi
terkait.
Auditory
Metode/media: ceramah, tanya jawab, diskusi, video
pembelajaran.
Teknik: Melibatkan siswa aktif dalam tanya jawab dan
diskusi, mendiskusikan ide secara verbal, serta membaca
materi dengan suara keras.
Read and
write
Metode/media: buku bacaan, handout, catatan
Teknik: Menuliskan kata-kata secara berulang, menuliskan
kembali ide atau informasi dengan kalimat yang berbeda,
menerjemahkan semua gambar ke dalam kata-kata serta
membaca catatan.
Kinesthetic Metode/media: demonstrasi, diskusi, alat peraga, video
pembelajaran.
25 Op.cit, hal 20 26 Ibid, hal.20 27 Op.cit, hal.8
10
Modalitas Prinsip Dasar Proses Pembelajaran
Teknik: Menggunakan benda-benda untuk
mengilustrasikan ide, memasukan berbagai macam contoh
mengenai materi yang sedang dipelajari untuk
memudahkan dalam mengingat konsep, memperbolehkan
siswa berjalan-jalan untuk berdiskusi.
3. Gaya Belajar KOLB
Gaya belajar merupakan sesuatu yang dimiliki pelajar untuk memproses
informasi menjadi pengetahuan. Setiap pelajar memiliki gaya belajar yang berbeda, hal
ini disebabkan karena pelajar memiliki latar belakang prior knowledge yang tidak sama.
Prior Knowledge merupakan pengetahuan dasar yang dimiliki oleh pelajar.28 Gaya
belajar Kolb merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan
mengidentifikasikan siswa menjadi empat tipe pelajar, yaitu 1) Concrete experience, 2)
Reflective observation, 3) Abstract conceptualization dan 4) Active experimentation.29
Concrete experience merupakan tipe pelajar yang mampu menjawab
(merespon) dengan baik penjelasan bahan ajar yang terkait dengan pengalamannya
(experience), minatnya (interest) dan karirnya ke depan. Pelajar yang termasuk pada
tipe ini biasanya bisa menjelaskan pertanyaan โwhyโ. Tipe pelajar ini mempunyai
karakteristik yang lebih menyenangi dalam bidang penelitian di laboratorium, orientasi
lapangan atau proses pengamatan di lapangan.
Reflective observation merupakan pelajar yang memiliki kemampuan berpikir
lebih mendalam dari pelajar lain. Pelajar tersebut mampu melakukan analisis yang
mendalam dari berbagai sumber masukan. Dalam menganalisis biasanya pelajar akan
menemukan berbagai masukan atau ide untuk perkembangan lebih lanjut. Pelajar pada
tipe ini lebih menyenangi kegiatan penelitian.
Abstract conceptualization merupakan pelajar yang mendalami konsep dari
pada praktek. Pelajar ini lebih senang dengan materi yang bersifat teoritis dan akhirnya
menghasilkan konsep. Berbeda dengan reflective observation yang lebih kepada
28 Hasibuan & Neila Ramdhani, Model Pembelajaran dengan Pendekatan Gaya Belajar,
Jurnal:ResearchGate, 2016, hal.5 29 Ibid, hal.6
11
praktek. Pelajar ini juga umumnya mempunyai daya ingat yang lebih dari pelajar lain.
Kebanyakan ciri-ciri abstract conceptualization ini terdapat pada profesi dosen, guru
dan politikus.
Active experimentation merupakan pelajar yang menyenangi pendekatan
praktek dari pada teori. Ciri berikutnya mereka lebih menyukai kepada sebuah
pendekatan pemecahan masalah (solve problem) dan membuat keputusan berdasarkan
hasil dari eksperimen yang telah dilakukan.
Tipe pelajar yang dikemukakan oleh Kolb disimpulkan dengan membagi pelajar
berdasarkan seorang pelajar melakukan proses pembelajaran untuk mendapatkan
informasi baru. Proses ini merupakan alami dan setiap pelajar pasti berbeda tergantung
prior knowledge yang dimiliki. Kemudian Kolb menggabungkan ke empat tipe pelajar
tersebut menjadi empat gaya belajar, yaitu 1) diverger, 2) assimilator, 3) converger dan
4) accommodator.30
Diverger merupakan gabungan dari concrete experience dan reflective
observation. Pada tipe ini pelajar melihat sesuatu permasalahan dengan pandangan yang
luas dari berbagai sudut pandang. Pelajar ini memiliki sifat sensitive dan sangat teliti
sebelum mengambil tindakan. Mereka lebih banyak menggunakan feeling (perasaan).
Sehingga pelajar ini sangat baik untuk ilmu sosial dan mereka lebih tepat untuk
berkelompok.
Assimilator merupakan gabungan dari abstract conceptualization dan reflective
observation. Pendekatan yang dilakukan dengan pemikiran yang logis. Konsep dan ide
lebih diutamakan dari pada hal yang lain. Sehingga mereka lebih jelas dalam
memberikan pengertian terhadap sesuatu hal yang konsep ketimbang praktek. Pelajar
yang berada pada tipe ini lebih cocok masalah yang berkenaan dengan science dan
informasi. Mereka ini senang membaca, mengajar, dan menganalisis. Pelajar pada tipe
ini dalam mempunyai pemahaman yang lebih terhadap sesuatu. Pelajar ini dalam
melakukan pembelajaran lebih kepada pendekatan thinking dan watching.
Converger merupakan gabungan dari abstract conceptualization dan active
experimentation. Pada tipe converger pelajar lebih menyukai sesuatu yang berkaitan
dengan praktek ketimbang teori. Mereka dapat memecahkan permasalahan dari
pelajaran situasi dan kondisi sebelumnya. Dalam hal ini mereka lebih mengutamakan
30 Ibid, hal.7
12
hasil dan proses teknisnya tanpa memikirkan kondisi sosial yang dihasilkan. Mereka
pada umumnya lebih menyenangi eksperimen dari pada teori dan rumusan ide,
kemudian mereka melakukan simulasi dan akhirnya menggunakan aplikasi. Mereka
pada umumnya dapat menjadi profesional di bidangnya. Pelajar pada tipe ini dalam
melakukan pelajaran menggunakan pendekatan thinking dan doing.
Accomodator merupakan gabungan dari concrete experience dan active
experimentation. Pada tahapan ini pelajar mendapat pengalaman baru berdasarkan trial
and error, learning by doing dan pengamatan. Mereka pada umumnya menggunakan
analisa orang lain kemudian bertindak berdasarkan pengalaman. Tahapan
accommodator seperti ini lebih baik bekerja team.
Gaya belajar diverger dicirikan dengan kemampuan gaya belajar berpikir
kreatif, gaya belajar assimilator dicirikan dengan kemampuan gaya belajar berpikir
kritis, gaya belajar converger sebagai berpikir keterampilan proses sains, serta gaya
belajar accommodator sebagai berpikir pemecahan masalah.31
4. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan untuk
menghubungkan, memanipulasi, dan mengubah pengetahuan serta pengalaman yang
sudah dimiliki secara kritis dan kreatif dalam menentukan keputusan untuk
menyelesaikan masalah pada situasi baru.32 Taksonomi Bloom merupakan sebagai
dasar dalam pengelompokan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Taksonomi Bloom
revisi dibagi menjadi dua kemampuan berpikir yaitu, kemampuan berpikir tingkat
rendah (lower order thingking skill) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher
order thingking skill).33 Kemampuan berpikir tingkat rendah mencakup kemampuan
mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
mencakup kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Kemampuan menganalisis dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk
menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antarbagian
tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-
31 Zulfiani dan Suwarna, Pengaruh Science Adaptive Assessment Tool Berbasis Gaya Belajar
Kolb terhadap Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, Jurnal:Edusains, Vol.11, No.2, 2019, hal.3 32 Husna Nur Dinni, HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan Kemampuan
Literasi Matematika, Prosiding Seminar Nasional Matematika (E-journal), Vol.1, 2018, hal.170 33 Artha Mahindra, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS), Jurnal:Reseapedia, Vol.1,
No.1, 2019, hal.6
13
argumen yang menyokong suatu pernyataan. Kemampuan mengevaluasi adalah
kegiatan membuat penilaian berkenaan dengan nilai sebuah idea, kreasi, cara atau
metode. Kemampuan mencipta adalah kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-
elemen untuk membentuk sebuah struktur yang baru dan unik, merancang cara, dan
menemukan jawaban lebih dari satu solusi dan kemampuan penalaran ini diperlukan
dalam proses berpikir dan menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.34
Kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi di dalamnya kemampuan
pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis, kemampuan
berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan. Seorang peserta didik akan dapat
membedakan ide atau gagasan secara jelas, berargumen dengan baik, mampu
memecahkan masalah, mampu mengkonstruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan
memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas.35 Kemampuan berpikir tingkat tinggi
akan terjadi ketika seseorang mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah
tersimpan di dalam ingatannya dan mengaitkannya serta mengembangkan informasi
tersebut untuk mencapai suatu tujuan atau menemukan suatu penyelesaian dari suatu
keadaan yang sulit dipecahkan. 36
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah pola berpikir siswa dengan
mengandalkan kemampuan untuk menganalisis, mencipta, dan mengevaluasi semua
aspek dan masalah. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dengan
menggunakan indikator berpikir tingkat tinggi yang telah direvisi oleh Anderson dan
Krathwohl dalam taksonomi Bloom.
Kemampuan menganalisis memiliki dua kategori proses, yaitu memberi atribut
(attributeing) dan mengorganisasikan (organizing). Memberi atribut akan muncul
apabila siswa menemukan permasalahan dan kemudian memerlukan kegiatan
membangun ulang hal yang menjadi permasalahan. Kegiatan mengarahkan siswa pada
informasi-informasi asal mula dan alasan suatu hal ditemukan dan diciptakan.
Mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil komunikasi atau situasi
dan mencoba mengenali bagaimana unsur-unsur ini dapat menghasilkan hubungan
34 Dian Kurniati , Romi Harimukti dan Nur Asiyah Jamil, Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Siswa Smp di Kabupaten Jember dalam Menyelesaikan Soal Berstandar Pisa, Jurnal:UNY,
Vol.20, No.2, 2016, hal.143 35 Op.cit, hal.171 36 Ibid, hal.171
14
yang baik. Mengorganisasikan memungkinkan siswa membangun hubungan yang
sistematis dan koheren dari potongan-potongan informasi yang diberikan.37
Kemampuan mengevaluasi memiliki dua kategori proses, yaitu mengecek
(checking) dan mengkritisi (critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian
hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Mengkritisi
mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan
standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis.38
Kemampuan mengevaluasi memiliki dua kategori, yaitu menggeneralisasikan
(generating) dan memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan
merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan.
Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang merupakan inti dari
berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan. Memproduksi berkaitan erat dengan dimensi
pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual dan pengetahuan konseptual.39
5. Hukum Newton
a. Peta Konsep Hukum Newton tentang Gerak
Konsep hukum Newton tentang gerak terdiri dari: hukum 1, hukum 2 dan
hukum 3 Newton, jenis-jenis gaya (gaya berat, gaya normal, gaya gesek, dan gaya
sentripetal) dan penerapan hukum Newton pada sistem katrol, bidang datar, bidang
miring, gerak vertikal dan gerak melingkar. Peta konsep hukum Newton tentang
gerak dapat dilihat pada gambar 2.1.
37 Imam Gunawan dan Anggarini Retbo, Taksonomi Bloom-Revisi Ranah Kognitif: Kerangka
Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Penilaian, Makalah FIP IKIP (E-Journal), 2016, hal.
106 38 Ibid, hal.107 39 Ibid, hal.107
15
Gambar 2. 1 Peta Konsep Hukum Newton
b. Hukum Newton Tentang Gerak
1) Hukum I Newton
โJika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, benda
tersebut akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturanโ. Hukum 1 Newton
dinyatakan sebagai berikut:
๐ด๐น = 0 (2.1)
Keterangan:
ฮฃF = resultan gaya pada benda (N)
2) Hukum II Newton
16
โPercepatan yang timbul pada sebuah benda karena pengaruh gaya yang bekerja
pada benda, besarnya berbanding lurus dengan gaya yang mempengaruhi benda dan
berbanding terbalik dengan massa bendaโ. Hukum 2 Newton dapat dinyatakan
sebagai berikut
๐ =(โ๐น)
๐ (2.2)
Keterangan:
ฮฃ๐น = Jumlah gaya pada benda (N)
m = massa pada benda (kg)
๐ = percepatan pada benda (m/s2)
3) Hukum III Newton
โJika anda mengerjakan gaya pada sebuah benda, benda tersebut akan
mengerjakan gaya pada anda yang sama besarnya, tetapi dengan arah yang
berlawananโ. Hukum 3 Newton dapat dinyatakan sebagai berikut:40
๐น๐ด๐๐ ๐ = โ๐น๐ ๐๐๐๐ ๐ (2.3)
c. Jenis โ Jenis Gaya dalam Hukum Newton
1) Gaya Berat
Gaya yang arahnya selalu menuju pusat bumi. Gaya berat yang dialami benda
besarnya sama dengan perkalian antara massa (m) benda dengan percepatan
gravitasi (g). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
๐ค = ๐ ๐ฅ ๐ (2.4)
Keterangan:
w = gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
2) Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua
permukaan yang bersentuhan, arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.
40 Berliana Fairuz dan Indra Rahardian, 2In1 Buku + Mr.Kodu Fisika Sma/Ma X, Xi, Xii,
(Jakarta: Edu Pinguin, 2016), hal.64-68
17
Gambar 2. 2 Gambar pada Bidang Datar dan Bidang Miring
3) Gaya Gesek (f)
Gaya gesek adalah gaya yang terjadi jika permukaan dua benda bersentuhan
langsung secara fisik. Arah gaya gesek selalu berlawanan arah dengan arah gerak
benda. Gaya gesek dibedakan menjadi dua, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek
kinetis. Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesek yang bekerja pada benda selama
benda tersebut diam. Sedangkan gaya gesek kinetis (fk) gaya gesek yang terjadi pada
benda ketika benda bergerak. Nilai koefisien gesek berkisar antara 0 dan 1. Jadi, 0
โค ๐ โค 1. Ada dua koefisien gesek, yaitu koefisien gesek statis (๐๐ ) dan koefisien
gesek kinetis (๐๐) dimana ๐๐ < ๐๐ . Besarnya gaya gesek statis (fs) dan gaya gesek
kinetis (fk) adalah sebagai berikut:
๐๐ = ๐๐. ๐ (2.5)
๐๐ = ๐๐ . ๐ (2.6)
Keterangan:
fk = gaya gesek kinetis (N)
fs = gaya gesek statis (N)
๐๐ = koefisien gesek kinetis
๐๐ = koefisien gesek statis
N = gaya normal (N)
4) Gaya sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang bekerja pada benda yang bergerak
melingkar. Adapun besar gaya sentripetal adalah:
18
๐น๐ = ๐. ๐๐
as adalah percepatan sentripetal, dimana nilai as dirumuskan:
๐๐ = ๐2. ๐ =๐2
๐
Sehingga,
๐น๐ = ๐. ๐2. ๐ =๐2
๐ (2.7)
Keterangan:
Fs = gaya sentripetal (N)
ฯ = kecepatan sudut (rad/s)
R = jari-jari (m)
v = kecepatan linear (m/s)
d. Penerapan Hukum Newton pada Bidang Datar
1) Pada Bidang Licin
Gambar 2. 3 Benda pada Bidang Licin
Benda yang diletakkan pada suatu bidang licin tidak akan mempunyai gaya
gesek, sehingga untuk mencari gaya yang terjadi pada benda tersebut dapat di
tulis persamaan :
๐น = ๐. ๐ (2.8)
Keterangan:
a = percepatan sistem (m/s2)
F = gaya yang bekerja (N)
m = massa benda (kg)
19
2) Pada Bidang Kasar
Gambar 2. 4 Benda pada Bidang Kasar
Benda yang berada di atas bidang kasar akan mengalami gaya gesek antara
benda dengan bidang datar tersebut. Sehingga persamaanya dapat ditulis
sebagai berikut :
โ ๐น = ๐. ๐
๐น โ ๐๐๐๐ ๐๐ = ๐. ๐ (2.9)
Keterangan:
fgesek = gaya gesek pada benda (N)
e. Penerapan Hukum Newton pada Bidang Miring
1) Benda pada bidang licin
Sebuah balok yang berada pada bidang miring akan mengalami gaya-gaya
sebagai berikut:
Gambar 2. 5 Gerak Benda pada Bidang Miring Licin
Benda bergerak akibat adanya komponen gaya berat yang sejajar pada
permukaan bidang miring. Berdasarkan hukum II Newton percepatan gerak
benda sebagai berikut:
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu x:
โ๐น๐ฅ = ๐. ๐
๐ค sin ๐ = ๐. ๐
20
๐ =๐ค sin ๐
๐
๐ =๐๐ sin ๐
๐ (2.10)
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y:
โ๐น๐ฆ = ๐. ๐ โ ๐ = 0
โ๐น๐ฆ = 0
๐ โ ๐ค cos ๐ = 0
๐ = ๐๐ cos ๐ (2.11)
Gambar 2. 6 Gerak Benda pada Bidang Miring Licin Ditarik ke bawah.
Pada gambar 2.6 benda bergerak akibat adanya gaya tarik F dan komponen gaya
berat (w sin ฯด) yang sejajar permukaan bidang miring.
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda:
โ๐น๐ฅ = ๐. ๐
๐น cos ๐ + ๐ค sin ๐ = ๐. ๐
๐ =๐น cos ๐ + ๐ค sin ๐
๐
๐ =๐น cos ๐+๐๐ sin ๐
๐ (2.12)
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y:
โ๐น๐ฆ = ๐. ๐ โ ๐ = 0
โ๐น๐ฆ = 0
๐น sin ๐ + ๐ โ ๐ค cos ๐ = 0
๐ = ๐๐ cos ๐ โ ๐น sin ๐ (2.13)
21
2) Benda pada bidang kasar
Benda bergerak pada bidang miring akibat adanya komponen gaya berat yang
sejajar permukaan bidang miring. Karena permukaan bidang miring kasar, maka
terdapat gaya gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan benda.
Gambar 2. 7 Gerak Benda pada Bidang Miring Kasar
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu x:
โ๐น๐ฅ = ๐. ๐
๐ค sin ๐ โ ๐๐ = ๐. ๐
๐ =๐ค sin ๐ โ ๐๐
๐
๐ =๐๐ sin ๐โ๐๐
๐ (2.14)
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y:
โ๐น๐ฆ = ๐. ๐ โ ๐ = 0
โ๐น๐ฆ = 0
๐ โ ๐ค cos ๐ = 0
๐ = ๐๐ cos ๐
22
Gambar 2. 8 Gerak Benda pada Bidang Miring Kasar Ditarik ke bawah.
Benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik yang sejajar permukaan
bidang miring (F cos ฯด) dan komponen gaya berat yang sejajar bidang miring
(w sin ฯด). Karena permukaan bidang miring kasar, maka terdapat gaya gesekan
(fg) yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan benda.
Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda:
โ๐น๐ฅ = ๐. ๐
๐น cos ๐ + ๐ค sin ๐ โ ๐๐ = ๐. ๐
๐ =๐น cos ๐ + ๐ค sin ๐ โ ๐๐
๐
๐ =๐น cos ๐+๐๐ sin ๐โ๐๐
๐ (2.15)
Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y:
โ๐น๐ฆ = ๐. ๐ โ ๐ = 0
โ๐น๐ฆ = 0
๐น sin ๐ + ๐ โ ๐ค cos ๐ = 0
๐ = ๐๐ cos ๐ โ ๐น sin ๐
f. Penerapan pada Gerak Melingkar
Pada gerak melingkar beraturan kecepatan berubah karena arah vektor,
kecepatan selalu berubah setiap saat walaupun besar kecepatannya konstan.
23
Gambar 2. 9 Gerak Benda pada Gerak Melingkar
Sehingga diperoleh persamaan,
๏ฟฝโ๏ฟฝ =๏ฟฝโ๏ฟฝ๐ต โ ๏ฟฝโ๏ฟฝ๐ด
๐ก
Menghitung dari gambar vektor di atas bahwa besar selisih vektor kecepatan B
dikurangi vektor kecepatan A adalah
๐ฃ๐ต โ ๐ฃ๐ด = 2๐ฃ sin(1
2๐)
Sehingga diperoleh,
๐ =2๐ฃ sin(
12 ๐)
๐ก
sin (1
2๐) =
1
2๐
๐ =2๐ฃ
12 ๐
๐ก
Dalam gerak melingkar diketahui bahwa,
๐ =๐
๐
Sehingga,
๐ =๐ฃ๐
๐ ๐ก
Nilai s dalam gerak adalah s = v.t
Sehingga,
24
๐ =๐ฃ. ๐ฃ. ๐ก
๐ ๐ก
๐ =๐ฃ2
๐
๐น = ๐๐
๐น๐ ๐๐๐ก๐๐๐๐๐ก๐๐ = ๐๐ฃ2
๐ (2.16)
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan:
1. Hasil penelitian Rahayu Utami dalam skripsinya yang berjudul โPengaruh
Pembelajaran Berbasis VARK terhadap Kemampuan Representasi Matematis
Siswaโ menunjukkan bahwa dengan pembelajaran VARK dapat membatu siswa
dalam meningkatkan representasi matematika siswa.41
2. Hasil penelitian Norasmah Othman dan Mohd Hasril dalam jurnalnya yang berjudul
โDifferent Perspectives of Learning Styles from VARK Modelโ menunjukan bahwa
pembelajaran VARK mampu memberikan informasi atau pengetahuan baru kepada
siswa.42
3. Hasil Penelitian Maistika Ratih dan Taufina dalam jurnalnya yang berjudul
โPengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan dalam Pembelajaran Tematik
dengan Model VARKโ dinyatakan efektif dan dapat meningkatkan pembaca
pemula.43
4. Hasil Penelitian Mansur dalam jurnalnya yang berjudul โPeningkatan Kreativitas
Matematika melalui Model VARK Flemingโ menunjukan bahwa terjadi
peningkatan kreativitas matematika siswa.44
5. Hasil penelitian Mulabbiyah, Ismiati, dan Ahmad Sulhan dalam jurnalnya yang
berjudul โPenerapan Model Pembelajaran Fleming-VAK (Visual, Auditory,
Kinesthetic) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MI Thohir Yasin
41 Rahayu Utami, Pengaruh Pembelajaran Berbasis VARK terhadap Kemampuan Representasi
Matematis Siswa, Skripsi, 2016 42 Norasmah dan Amiruddin, Different Perspectives of Learning Styles from VARK Model,
Jurnal:Procedia, 2010, hal.6 43 Maistika dan Taufina, Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan dalam Pembelajaran
Tematik dengan Model VARK, Jurnal, Vol.7, No.2, 2019. 44 Mansur, Peningkatan Kreativitas Matematika melalui Model VARK Fleming pada Siswa
Kelas V SDN 8 Tampan, Jurnal:PGSD,2020.
25
pada Muatan Pelajaran IPAโ menunjukan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada pelajaran IPA materi sumber energi.45
C. Kerangka Berpikir
Hasil UN (Ujian Nasional) menunjukan bahwa kemampuan fisika masih berada
pada kategori rendah. Pada materi hukum Newton berada pada kategori cukup dengan
nilai interval 60 dari maksimal 100. Soal yang diujikan pada UN (Ujian Nasional)
merupakan soal yang mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi. Siswa tidak bisa
memahami dan mengerjakan soal-soal kemampuan berpikir tingkat tinggi akan
berpengaruh terhadap materi selanjutnya khususnya pada materi mekanika. Kurangnya
kemampuan siswa dalam menjawab soal UN (Ujian Nasional) disebabkan pada saat
proses pembelajaran, guru masih sering menggunakan metode ceramah dan kurangnya
memberikan soal yang mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pada dasarnya
setiap siswa mempunyai cara belajar atau gaya belajar sendiri untuk memperoleh
informasi atau pengetahuan baru, sehingga pembelajaran yang dilakukan di kelas tidak
mendapatkan pengetahuan baru secara maksimal. Oleh karena itu dibutuhkan
pembelajaran dengan menyesuaikan gaya belajar siswa.
Model pembelajaran dengan berbagai macam gaya belajar yang membuat siswa
lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa adalah model pembelajaran VARK berbasis gaya belajar KOLB. Pembelajaran
VARK adalah pembelajaran yang melibatkan gerakan fisik dan aktivitas siswa dengan
menggunakan panca indra berupa penglihatan, pendengaran, dan peraba. Pembelajaran
ini dirancang untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar sehingga
mampu mengejakan soal-soal yang mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi. Oleh
karena itu model pembelajaran VARK yang diterapkan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi hukum Newton. Siswa yang
sudah memiliki gaya belajar VARK akan lebih terarah aspek psikomotor nya jika siswa
tersebut diuji dengan instrumen learning style KOLB. Berikut kerangka berpikir
disajikan pada gambar 2.10:
45 Mulabbiyah, Ismiati, dan Ahmad Sulhan, โPenerapan Model Pembelajaran Fleming-VAK
(Visual, Auditory, Kinesthetic) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MI Thohir Yasin
pada Muatan Pelajaran IPAโ, Jurnal, Vol.10, No.1, 2018.
26
Gambar 2. 10 Kerangka Berpikir Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka
hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat pengaruh pembelajaran VARK berbasis
gaya belajar KOLB terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi
hukum Newton.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di MA Pembangunan UIN Jakarta yang beralamat di
Jln. Ibnu Taimia IV Komplek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pisangan, Kec. Ciputat
Tim., Kota Tangerang Selatan, Banten. Pengambilan data dilakukan selama tiga
minggu dari tanggal 23 Januari sampai tanggal 6 Februari 2020 pada semester genap
tahun ajaran 2019/2020.
B. Metode dan Desain
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi
experiment (eksperimen semu). Metode quasi experiment (eksperimen semu)
merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk mencari pengaruh dari sebuah
treatment atau perlakuan yang diberikan terhadap sebuah populasi atau sampel, desain
ini mempunyai kelompok control, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen.46 Metode
pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir
tingkat tinggi fisika siswa adalah metode pembelajaran VARK (visual. auditory, read
and write, kinesthetic). Desain penelitian ini menggunakan desain posttest only control
group design. Rancangan desain ini merupakan salah satu rancangan eksperimen yang
cukup populer dan diterapkan karena pretest memberikan efek-efek yang kurang
diharapkan. Para partisipan dikategorisasikan atau ditempatkan secara acak (random
assignment) dalam dua kelompok.47 Satu kelompok bertindak sebagai kelompok
kontrol dan kelompok lain bertindak sebagai kelompok eksperimen. Kelompok yang
diberikan perlakuan disebut sebagai kelompok eksperimen, sedangkan yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol. Setelah perlakuan selesai, dilakukan pengukuran
terhadap kedua kelompok. Perbandingan hasil antara kedua kelompok menunjukkan
efek dari perlakuan yang telah diberikan. Kelompok kontrol yang berfungsi sebagai
pembanding dengan kelompok eksperimen yang telah diberikan perlakuan selama
kurun waktu tertentu. Kelemahan dalam desain penelitian ini sulit menentukan jika
46 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
(Bandung: Alfabeta, 2013), hal.77 47 Ibid, hal.76
28
perbedaan aktual dari kemungkinan perbedaan pada permulaan studi. Pengaruh adanya
perlakuan adalah (O1 : O2). Model desainnya sebagai berikut:
R (X) โ O1
R โ O2
Keterangan: R : Random
O1 : Posttest kelompok eksperimen
O2 : Posttest kelompok control
X : Perlakuan (Metode pembelajaran VARK)
Pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat, dilihat dari perbedaan
skor posttest dari kelompok eksperimen (O1) dan kelompok kontrol (O2). Apabila
terdapat perbedaan skor antara kedua kelompok dimana skor pada kelompok
eksperimen (O1) lebih tinggi dibandingkan dengan skor pada kelompok kontrol (O2),
maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan mempunyai pengaruh atau
efektif terhadap perubahan yang terjadi pada variabel terikat.48
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.49
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independent atau variabel
bebas (variabel X) dan variabel dependen atau variabel terikat (variabel Y).
Variabel bebas (X): Model Pembelajaran VARK (visual, auditory, read and write,
kinesthetic) Berbasis Keterampilan Berpikir KOLB
Variabel terikat (Y): Kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa pada materi
hukum Newton.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, tahap
pelaksanaan dan tahap akhir.
1. Tahap awal
a. Studi pendahuluan
48 Ibid, hal.76 49 Ibid, hal. 38
29
Studi pendahuluan terdiri dari observasi dan wawancara mengenai
pembelajaran fisika, gaya belajar siswa dan keterampilan berpikir siswa.
Observasi dilakukan dengan menyebarkan angket dan wawancara kepada siswa
kelas XI MIA MA Pembangunan UIN Jakarta. Wawancara juga ditujukan
kepada guru fisika MA Pembangunan UIN Jakarta.
b. Merumuskan masalah
Rumusan masalah ditentukan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang
ditemukan dari hasil studi pendahuluan.
c. Menyusun instrumen tes dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Instrumen tes dan RPP disusun dengan menyesuaikan IPK (Indikator
Pencapaian Kompetensi) yang belum dicapai oleh siswa yang tidak tuntas pada
materi hukum Newton.
d. Menyelesaikan perizinan uji kelayakan instrumen dan penelitian
Peneliti membuat surat perizinan untuk menguji kelayakan instrumen yang telah
dibuat kepada para ahli dan membuat surat perizinan untuk melakukan
penelitian.
e. Uji kelayakan instrumen
Instrumen yang telah dibuat diuji oleh para ahli, yaitu ahli materi/konten, ahli
konstruk, dan ahli bahasa.
f. Menganalisis data hasil uji kelayakan instrumen
Instrumen yang telah diuji kelayakannya dianalisis untuk dipergunakan pada
posttest sebagai tes pengukur hasil belajar siswa pada penelitian ini.
1. Tahap pelaksanaan
a. Tes gaya belajar VARK
b. Tes gaya belajar VARK diberikan kepada siswa kelas X MIA MA
Pembangunan UIN Jakarta untuk mengetahui siswa yang memiliki gaya belajar
VARK
c. Tes keterampilan berpikir KOLB
Tes keterampilan berpikir KOLB diberikan kepada siswa kelas X MIA MA
Pembangunan UIN Jakarta untuk mengetahui keterampilan berpikir siswa
d. Pembelajaran VARK
30
Pembelajaran VARK diterapkan pada kelompok eksperimen, sedangkan pada
kelompok kontrol tidak diterapkan pembelajaran VARK
e. Posttest
Posttest diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, untuk
mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberikan perlakuan.
2. Tahap akhir
a. Menganalisis data hasil penelitian
Peneliti menganalisis data hasil penelitian selama tahap pelaksanaan.
b. Menguji hipotesis
Data yang telah dianalisis kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui
adanya pengaruh pembelajaran VARK berbasis keterampilan berpikir KOLB
terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi hukum Newton.
c. Penarikan kesimpulan penelitian
Data yang telah diuji hipotesis kemudian ditarik kesimpulannya.
Tahapan prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:
31
Gambar 3. 1 Tahapan Prosedur Penelitian
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.50 Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 55 siswa kelas X MIA MA Pembangunan UIN Jakarta semester
genap tahun ajaran 2019/2020 yang terbagi dalam dua kelas.
2. Sampel
Sampel adalah bagian-bagian dari populasi yang dijadikan objek atau subjek
penelitian. Teknik sampel yang digunakan adalah probability sampling. Probability
50 Ibid, hal.80
32
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi,
simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate
stratified random sampling, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut
daerah).51 Teknik probability sampling yang dipilih peneliti adalah cluster random
sampling. Teknik ini merupakan teknik kombinasi dari cluster sampling dan random
sampling.
Cluster random sampling ini dipilih karena sampel yang diambil untuk
penelitian adalah kelompok siswa yang telah terbentuk tanpa ada campur tangan
peneliti, artinya peneliti menggunakan kelas yang sudah terbentuk di sekolah tersebut.
Cluster random sampling memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Maka kelas yang diambil untuk dijadikan sampel adalah
siswa kelas X MIA 1 dan kelas X MIA 2 Penelitian ini akan menggunakan dua kelas
untuk diteliti yaitu digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Berdasarkan penjelasan di atas maka yang menjadi kelompok eksperimen yaitu
kelas X MIA 1 dan kelompok kontrol yaitu kelas X MIA 2.52
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi
tiga tahap yaitu teknik pengumpulan data sebelum pembelajaran, ketika pembelajaran,
dan setelah pembelajaran berlangsung. Ketiga tahap tersebut dapat dilihat pada Tabel
3.1 berikut.
Tabel 3. 1 Teknik Pengumpulan Data
Tahap Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
Sebelum
pembelajaran
Guru Fisika
kelas X
MIA MA
Pembangua
nan UIN
Jakarata
Informasi tentang
pembelajaran fisika
dan gaya belajar
siswa
Wawancara Pedoman
wawancara
51 Ibid, hal 82 52 Hasil Observasi Lapangan
33
Tahap Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
Siswa
kelas X
MIA MA
Pembangu
anan UIN
Jakarata
Informasi tentang
gaya belajar VARK
siswa
Tes Instrumen tes
gaya belajar
VARK
Siswa
kelas X
MIA MA
Pembangu
anan UIN
Jakarata
Informasi tentang
gaya belajar KOLB
siswa
Tes Instrumen tes
gaya belajar
KOLB
Ketika
pembelajaran
Kelompok
eksperimen
dan
kelompok
kontrol
Hasil belajar siswa
setelah diberikan
perlakuan. Kelas
eksperimen
menggunakan
model pembelajaran
VARK (visual,
auditory, read and
write, and
kinesthetic). Kelas
kontrol
menggunakan
pembelajaran
konvensional.
Tes akhir
(posttest)
Butir KPM
soal essay
Tahap setelah
pembelajaran
Kelas
eksperimen
Angket untuk
mengetahui respon
siswa pada
pembelajaran
menggunakan
model pembelajaran
VARK
Angket Lembar
angket
34
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan
instrumen nontes.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Instrumen Tes Gaya Belajar VARK
Instrumen tes gaya belajar VARK ini digunakan untuk mengetahui gaya belajar
apa saja yang dimiliki siswa kelas X MIA MA Pembangunan UIN Jakarta, sehingga
dapat diketahui siswa mana saja yang memiliki gaya belajar visual, auditory, read and
write, dan kinesthetic.
b. Intrumen Tes Keterampilan berpikir KOLB Siswa
Instrumen tes keterampilan berpikir KOLB ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menjawab jenis soal. Jenis-jenis soal diantaranya, yaitu
diverger (berpikir kreatif), assimilator (berpikir kritis), converger (keterampilan proses
sains), dan accommodator (pemecahan masalah).
c. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diujikan berupa tes
essay. Tes essay dilakukan sesudah diajarkan konsep hukum Newton. Tes ini
ditunjukkan pada siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun kisi-kisi
instrumen tes tersebut seperti Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
No Indikator
Pembelajaran
KKO (Kata
Kerja
Operasional)
Keterampilan
Berpikir KOLB
Indikator
Kognitif Jumlah
C4 C5 C6
1
Menganalisis
kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum 1
Newton.
Menemukan
Assimilator
(Berpikir Kritis)
โ
1
2
Menganalisis
kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
Menemukan โ
1
35
No Indikator
Pembelajaran
KKO (Kata
Kerja
Operasional)
Keterampilan
Berpikir KOLB
Indikator
Kognitif Jumlah
C4 C5 C6
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum 2
Newton.
3 Mengevaluasi
kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum Newton
pada bidang
datar.
Mendeteksi
Accomodator
(Pemecahan
Masalah)
โ 1
4 Menilai โ
1
5
Mengevaluasi
kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum Newton
Menilai
Converger
(Keterampilan
Proses Sains)
โ
1
6
Mengevaluasi
kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum Newton
pada bidang
miring
Menguji โ
1
7
Merumuskan
saran terbaik
pada kasus
yang terjadi
dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum Newton
pada bidang
miring
Mengkontruksi
Diverger
(Berpikir
Kreatif)
โ
1
36
No Indikator
Pembelajaran
KKO (Kata
Kerja
Operasional)
Keterampilan
Berpikir KOLB
Indikator
Kognitif Jumlah
C4 C5 C6
8
Merumuskan
saran terbaik
pada kasus
yang terjadi
dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum Newton
gerak
melingkar
Mengkontruksi
โ
1
Sebuah instrumen tes dapat dikatakan baik apabila memenuhi empat kriteria,
yaitu: validitas; reliabilitas; taraf kesukaran; dan daya pembeda. Untuk memenuhi
keempat kriteria tersebut, maka peneliti melakukan uji kelayakan instrumen dengan
menggunakan bantuan software AnatesV4. Berikut ini adalah pengujian yang berkaitan
dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian.
1) Uji Validitas Instrumen
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur sehingga data tersebut valid.53 Pengujian validitas instrumen
pada penelitian ini dilakukan secara dua tahap yaitu validitas konstruk dan validitas isi.
a) Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan suatu ukuran dari valid atau tidaknya suatu alat
ukur berdasarkan cocok atau tidaknya dengan konstruksi teoritik dimana tes itu
dibuat.54 Rumus untuk menguji validitas butir soal adalah menggunakan teknik korelasi
product moment. Rumus korelasi product moment sebagai berikut55 :
53 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
(Bandung: Alfabeta, 2011), h.121 54 Iwan Permana Suwarna, Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan
โPengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada
Program Studi Pendidikan Fisikaโ, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITPEN)
LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), hal. 49. 55 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksar,
2015), hal.87
37
๐๐ฅ๐ฆ =๐ โ ๐๐ โ (โ ๐)(โ ๐)
โ(๐ โ ๐2
โ (๐๐)2)(๐ โ โ ๐2
โ (โ ๐)2)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = skor butir soal yang menjawab benar
X = skor total siswa yang menjawab benar
Y = jumlah siswa
Uji validitas konstruk dilakukan untuk membandingkan hasil output rxy dengan
ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan menetapkan derajat kebebasan terlebih dahulu
dengan df = N โ 2. Tabel kategori validitas lapangan berdasarkan perbandingan output
rxy dengan rtabel dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3. 3 Kategori Validitas56
Ketentuan Nilai Kategori
rxy โฅ rtabel Signifikan
rxy < rtabel Tidak Signifikan
Nilai yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas
butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3. 4 Kategori Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 โ 1,00 Sangat tinggi
0,60 โ 0,80 Tinggi
0,40 โ 0,60 Cukup
0,20 โ 0,40 Rendah
0,00 โ 0,20 Sangat rendah
Pada penelitian ini uji validitas konstruk menggunakan bantuan software
AnatesV4. Hasil uni validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:
Tabel 3. 5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah soal 8
56 Ibid., hal. 89.
38
Statistik Butir Soal
Jumlah siswa 20
Nomor soal yang diujikan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Nomor soal yang valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Persentase soal valid 100%
b) Validitas Isi
Validitas isi dalam penelitian ini ditentukan oleh penilaian kesesuaian antara
instrumen dengan beberapa aspek yang diukur dari para ahli/judgement.57 Penilaian
tersebut terbagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek konten/materi, aspek konstruksi, dan
aspek bahasa. Aspek konten/materi mengukur kesesuaian isi materi fisika dalam soal
dengan materi fisika yang digunakan yaitu hukum Newton. Aspek konstruksi mengukur
kesesuaian isi instrumen soal dengan teori penyusunan soal. Aspek bahasa mengukur
kesesuaian bahasa yang digunakan dalam soal dengan kaidah penulisan bahasa
Indonesia.
Hasil penilaian oleh para ahli diolah dengan menggunakan content validity ratio
(CVR) dan content validity index (CVI). Rumus untuk menentukan CVR dengan cara
sebagai berikut:58
๐ถ๐ ๐ =๐๐ โ
๐2
๐2
Keterangan:
ne = jumlah ahli pemberi nilai (penting/relevan/esensial)
N = Jumlah ahli
Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+) menunjukkan
bahwa setidaknya setengah panelis menilai item sebagai penting/esensial. Semakin
lebih besar CVR dari 0, maka semakin โpentingโ dan semakin tinggi validitas isinya.
Setelah mengetahui nilai CVR selanjutnya mencari nilai CVI. Secara sederhana CVI
merupakan rata-rata dari nilai CVR.59
๐ถ๐๐ผ =โ ๐ถ๐๐
โ ๐ ๐๐๐
57 Sugiyono, op.cit., hal. 125 58 Iwan Permana Suwarna, op.cit., hal. 50 59 Ibid., hal. 51
39
Tabel 3. 6 Kategori Nilai content Validity Index (CVI)
Rentang Nilai Kategori
0,00 โ 0,33 Tidak sesuai
0,34 โ 0,67 Sesuai
0,68 โ 1,00 Sangat Sesuai
Hasil uji validitas isi dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3. 7 Hasil Uji Validitas Isi
Aspek yang Dinilai Skor CVI Kategori
Konten materi 0,95 Sangat sesuai
Konstruksi 0,95 Sangat sesuai
Bahasa 0,85 Sangat sesuai
Tabel 3.7 menunjukkan ketiga aspek yang dinilai termasuk ke dalam kategori
sangat sesuai, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini bersifat valid dan
layak digunakan dalam penelitian.
2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang
sama.60 Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil. Dalam
penelitian ini pengetesan hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali.
Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes harus digunakan rumus Spearman-Brown
sebagai berikut:61
๐11 =2๐1
2โ 12โ
(1 + ๐12โ 1
2โ )
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
๐12โ 1
2โ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Penentuan klasifikasi koefisien reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut:
60 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksar,
2015), hal. 100 61 Ibid, hal. 107
40
Tabel 3. 8 Interpretasi Reliabilitas Butir Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,80 1,00 Sangat tinggi
0,60 0,80 Tinggi
0,40 0,60 Cukup
0,20 0,40 Rendah
0,00 0,20 Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut.
Tabel 3. 9 Hasil Uji Reliabilitas
Statistik Reliabilitas Soal
๐11 0,98
Kesimpulan Sangat Tinggi
3) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai
(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut
indeks diskriminasi, disingkat D.62
Soal yang baik adalah soal dengan daya pembeda bertanda positif (+) dan lebih
dari 0,25. Daya pembeda soal uraian diperoleh melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus:
๐ท๐ =๐๐๐๐ ๐ด โ ๐๐๐๐๐ต
๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ข๐
Keterangan:
DP = daya pembeda soal uraian
MeanA = rata-rata skor siswa pada kelompok atas
MeanB = rata-rata skor siswa pada kelompok bawah
Skor maksimum = skor maksimum yang ada pada pedoman penskoran63
Interpretasi daya pembeda butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut:
62 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h. 273 63 Rahmah Zulaihah, Analisis Soal Secara Manual (Jakarat: Departemen Pendidikan Nasional,
2008), hal. 25
41
Tabel 3. 10 Interpretasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Kategori
DP > 0,25 Diterima
0 < DP โค 0,25 Diperbaiki
DP โค 0 Ditolak
Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut.
Tabel 3. 11 Hasil Uji Daya Pembeda
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Diterima 8 100%
Diperbaiki 0 0%
Ditolak 0 %
Jumlah 8 100%
Tabel 3.11 menunjukkan instrumen tes yang digunakan memiliki daya pembeda
di atas 0,25. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini dapat membedakan
siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.
4) Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.64
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,0 sampai dengan 1,0.
Indeks kesukaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus:65
๐ =๐ต
๐ฝ๐
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
64 Suharsimi Arikunto, op.cit, 2015, hal. 222 65 Ibid., hal. 223
42
Uji taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan software AnatesV4
kemudian output indeks kesukaran diinterpretasikan dalam sebuah klasifikasi tertentu.
Klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
Tabel 3. 12 Klasifikasi Indeks Kesukaran66
Interval Indeks Kesukaran Kategori
0,00 - 0,30 Sukar
0,31 - 0,70 Sedang
0,71 - 1,00 Mudah
Hasil uji taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut.
Tabel 3. 13 Hasil Uji Taraf Kesukaran
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Mudah 0 0%
Sedang 8 100%
Sukar 0 0%
Jumlah 8 100%
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran VARK pada kelas eksperimen. Instrumen non tes berupa
lembar angket yang berisi beberapa aspek yang ingin dinilai. Angket adalah sebuah
daftar pertanyaan yang harus diisi oleh subjek yang akan diukur (responden).67 Angket
dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan rentang 1 sampai 5. Angket yang
digunakan adalah angket tertutup dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju
(S), Cukup (C), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Berikut kisi-kisi
instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian seperti pada Tabel 3.14
Tabel 3. 14 Kisi-kisi Instrumen Non Tes
No Indikator Angket Kriteria Jumlah
Soal Positif Negatif
1 Penggunaan model pembelajaran
VARK dalam proses pembelajaran 1 2 2
66 Ibid., hal. 225 67 Ibid., h. 42
43
No Indikator Angket Kriteria Jumlah
Soal Positif Negatif
2 Pemahaman konsep fisika 3, 5 4, 6 4
3 Pemahaman kemampuan berpikir
tingkat tinggi 7, 9 8, 10 4
4 Pemahaman penggunaan gaya belajar
VARK saat pembelajaran
11, 12,
13, 14 4
Jumlah Soal 9 5 14
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Analisis Data Tes
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisis agar
hasil dari data tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis
penelitian.
a. Instrumen Gaya Belajar VARK
Gaya belajar siswa kelas X MIA MA Pembangunan UIN Jakarta dianalisis
dengan bantuan software Microsoft Excel untuk mengidentifikasi persentase siswa
dengan gaya belajar visual, Auditory, read and write, atau kinesthetic.
๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐ ๐ ๐๐๐ฆ๐ ๐๐๐๐๐๐๐ =๐ฝ๐๐๐๐ ๐๐๐ฆ๐ ๐๐๐๐๐๐๐
๐ฝ๐ข๐๐๐โ ๐ ๐๐ ๐ค๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ข๐๐๐ ๐ก๐๐ ๐๐ด๐ ๐พ ๐ฅ 100%. 68
b. Instrumen Keterampilan Berpikir KOLB
Keterampilan berpikir KOLB siswa kelas X MIA MA Pembangunan UIN
Jakarta dianalisis dengan bantuan software Microsoft Excel untuk mengidentifikasi
persentase siswa dengan keterampilan berpikir diverger, assimilator, converger, dan
accommodator.
๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐ ๐ =๐ฝ๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐
๐ฝ๐ข๐๐๐โ ๐ ๐๐ ๐ค๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ข๐๐๐ ๐ก๐๐ ๐ฅ 100%
c. Instrumen Tes Hasil Belajar
Analisis data instrumen tes hasil belajar pada penelitian ini menggunakan
bantuan software IBM SPSS dalam menguji normalitas, homogenitas, dan hipotesis.
68 Zulfiani dan Suwarna, โScience Education Adaptive Learning System As A Computer Based
Science Learning With Learning Style Variationsโ, Journal of Baltic Science Education, Vol. 17, 2018,
hal. 718.
44
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal
dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan uji
normalitas Shapiro-Wilk yang terdapat pada software SPSS.
Pengujian normalitas menggunakan bantuan software SPSS dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perumusan hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b. Masukan file โData Normalitasโ dengan cara klik file, open, dan pilih data
c. Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu Desriptive
Statistics, kemudian klik Explore.
d. Masukan variabel โDataโ pada kotak Dependent List kemudian pilih plots.
e. Klik Normality plots with test, lalu klik Continue dan OK.
f. Membandingkan hasil output SPSS dengan nilai signifikansi
H0 : distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05, H0 diterima.
H1 : distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas โค 0,05, H0 ditolak.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa
bagian sampel, yakni seragam tidaknya varians sampel-sampel yang diambil dari
populasi yang sama. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene
dengan bantuan software IBM SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut:69
a. Tetapkan hipotesis statistik
โข tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)
โข ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)
b. Buka editor IBM SPSS. Klik File, sorot Open. Klik Data, arahkan ke file yang ingin
diuji, lalu klik file tersebut dan klik Open.
c. Setelah file terbuka di editor, klik Analyze. Sorot Compare Means. Klik One- Way
Anova, maka akan muncul kotak dialog One-Way Anova.
69 Edi Riadi, Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS), (Yogyakarta: Andi,
2016), hal. 122-123.
45
d. Klik variabel โNilaiโ pindahkan ke kotak Dependent List dengan mengklik tombol
panah. Klik variabel โKelompokโ, pindahkan ke kotak Factor. Klik Options dan
centang Homogeneity of variance test. Klik Continue dan klik OK, maka akan
muncul output tabel Test of Homogeneity of Variances dan tabel Anova.
e. Perhatikan significance (sig.) pada output tersebut.
f. Gunakan ketentuan penerimaan/penolakan sebagai berikut:
โข Jika sig โค (0,05), maka H0 ditolak, H1 diterima
โข Jika sig > (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak
3) Uji Hipotesis
Uji hipotesis harus disesuaikan dengan hasil uji normalitas dan uji homogenitas
yang telah dilakukan sebelumnya. Jika data yang diperoleh tidak memenuhi syarat
analisis parametrik seperti normalitas atau homogenitas maka pengujian hipotesis
menggunakan uji nonparametrik.70 Berikut adalah langkah-langkah uji hipotesis
menggunakan software SPSS:71
1) Tetapkan hipotesis statistik
๐ป0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata HOTS siswa pada kelas eksperimen dan
siswa pada kelas kontrol.
๐ป1 = terdapat perbedaan rata-rata HOTS siswa pada kelas eksperimen dan siswa
pada kelas kontrol.
2) Gunakan taraf signifikansi ๐ผ = 5%.
3) Perhatikan nilai yang ditunjukkan oleh significance (2-tailed) pada output yang
dihasilkan setelah pengelolaan data.
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:
a) Jika ๐ ๐๐. โค 0,05 (5%) maka ๐ป0 ditolak, ๐ป1 diterima, dengan kesimpulan tidak
terdapat perbedaan rata-rata HOTS siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
b) Jika ๐ ๐๐. โฅ 0,05 (5%) maka ๐ป0 diterima, ๐ป1 ditolak, dengan kesimpulan
terdapat perbedaan rata-rata HOTS siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
70 Ibid., h. 285. 71 Ibid., h. 354-355
46
2. Teknik Analisis Data Non Tes
Data dalam penelitian ini berupa angket respon siswa setelah diberikan
perlakuan model pembelajaran VARK kepada kelas eksperimen. Pengolahan data
tersebut dilakukan menggunakan Microsoft Excel. Hasil angket dihitung menggunakan
skala likert seperti pada Tabel 3.15:
Tabel 3. 15 Skala Penilaian Angket72
Alternatif Jawaban Skor Penilaian Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Tidak Setuju (TS) 2 4
Cukup (C) 3 3
Setuju (S) 4 2
Sangat Setuju (SS) 5 1
Data dari hasil perolehan skor diubah dalam bentuk persentase dengan
menggunakan rumus:73
๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐ ๐ =โ ๐ ๐๐๐ ๐ฆ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐โ
โ ๐๐ข๐๐๐โ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ฅ 5 ๐ฅ 100%
Data dalam bentuk persentase diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria
interpretasi skor pada Tabel 3.16 berikut.
Tabel 3. 16 Kriteria Interpretasi Skor
Persentase Kriteria
0% - 20% Sangat tidak baik
21% - 40% Tidak baik
41% - 60% Cukup
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat baik
I. Hipotesis Statistik
Berdasarkan hipotesis penelitian yang dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka hipotesis statistic pada penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut:
72 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, (Bandung: Alfabeta,
2010), hal. 16 73 Ibid, hal. 18
47
Ho : ฮผ = ฮผo
H1 : ฮผ โ ฮผo
Keterangan
ฮผ : Rata โ rata kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa kelas eksperimen
yang diberi perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran VARK
ฮผo : Rata โ rata kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa kelas kontrol yang
diberi perlakuan pembelajaran konvensional.
Ho : Hipotesis nol
Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika
siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol .
H1 : Hipotesis alternatif
Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi fisika siswa
eksperimen dengan kelas kontrol.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini merupakan deskripsi umum dari hasil penelitian pengaruh
model pembelajaran VARK berbasis gaya belajar KOLB terhadap kemampuan berpikir
tingkat tinggi pada materi hukum Newton. Hasil data yang telah diperoleh, diantaranya:
hasil gaya belajar siswa; hasil gaya belajar KOLB; hasil proses pembelajaran siswa;
hasil posttest; hasil respon dari kelompok eksperimen dan hasil uji hipotesis.
1. Gaya Belajar Siswa
Melakukan tes gaya belajar sebelum memulai pembelajaran salah satu inovasi
dalam peningkatan pembelajaran di kelas. Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar
yang disukai mampu meningkatkan prestasi belajar dan kinerja diri ketika sedang
berlangsungnya pembelajaran.74 Hasil gaya belajar siswa dilakukan oleh seluruh siswa
kelas X MIA MA Pembangunan UIN Jakarta dengan jumlah 55 siswa yang terbagi atas
dua kelas, yaitu kelompok eksperimen 28 siswa dan kelompok kontrol 27 siswa.
Persentase hasil gaya belajar dari kedua kelas disajikan dalam Gambar 4.1 berikut:
Gambar 4. 1 Gaya Belajar Siswa X MIA MA Pembangunan UIN Jakarta
2. Gaya Belajar KOLB Siswa
Tes gaya belajar KOLB siswa dilakukan untuk mengetahui bagaimana seorang
siswa melakukan proses pembelajaran untuk mendapatkan informasi baru. Proses ini
74 Galih Fajar Gumelar, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Berdasarkan Gaya Belajar Vark, Universitas
Pendidikan Indonesia, Skripsi, 2016
42,8635,71
3,5714,29
44,44
18,52 18,52 18,52
0
20
40
60
80
100
Auditory Kinestetic Read and Write Visual
Per
sen
tase
(%
)
Gaya Belajar
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
49
merupakan suatu yang alami oleh siswa karena setiap siswa pasti berbeda tergantung
pengetahuan sebelumnya yang dimiliki oleh siswa. Berikut empat tipe gaya belajar
KOLB, yaitu diverger (berpikir kreatif), assimilator (berpikir kritis), converger
(keterampilan proses sains), dan accommodator (pemecahan masalah). Hasil gaya
belajar KOLB siswa disajikan dalam Gambar 4.2 berikut:
Gambar 4. 2 Gaya Belajar KOLB Siswa Kelas X MIA MA Pembangunan UIN
Jakarta
3. Proses Pembelajaran Siswa
Proses pembelajaran dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dimana setiap
pertemuan di akhir pembelajaran dilakukan tes soal untuk mengetahui penguasaan
siswa terhadap materi yang diberikan. Selain itu tujuan dilakukan tes ini untuk
menunjang kemampuan siswa ketika melakukan penilaian harian (uji posttest). Tes ini
diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut hasil tes proses
pembelajaran siswa disajikan pada Gambar 4.3 berikut:
17,86 17,86
28,57 32,1425,93 22,22 18,52
29,63
0
20
40
60
80
100
Accomodator Assimilator Converger Diverger
Per
sen
tase
Gaya Belajar KOLB
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
50
Gambar 4. 3 Hasil Tes Proses Pembelajaran Siswa Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
pada pertemuan pertama memiliki skor rata-rata yang sama, yaitu 100. Pada Pertemuan
kedua kelompok eksperimen memiliki skor rata-rata lebih tinggi daripada kelompok
kontrol, yaitu masing-masing 42,63 dan 27,32. Pertemuan ketiga kelompok eksperimen
juga lebih memiliki skor rata-rata lebih tinggi daripada kelompok kontrol, yaitu masing-
masing 19,42 dan 17,13.
Tes yang diberikan pada pertemuan pertama merupakan soal kognitif jenjang
C1 dan C2. Hal ini menunjukkan bahwa pada setiap siswa memiliki kesetaraan yang
sama karena pembelajaran yang dilakukan masih tahap pengenalan materi. Pertemuan
pertama
4. Hasil Posttest
Hasil posttes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan
perlakuan. Hasil posttest tersebut merupakan hasil secara keseluruhan tanpa
berdasarkan gaya belajar. Hasil posttest penelitian ini disajikan dalam bentuk nilai
interval dengan batasan berselisih sepuluh skor setiap intervalnya seperti pada Gambar
4.4 berikut:
100
42,63
19,42
100
27,32
17,13
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pert.1 Pert.2 Pert.3
Sko
r
Skor rata-rata
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
51
Gambar 4. 4 Diagram Batang Distribusi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Gambar 4.4 menunjukkan perbedaan jumlah siswa dalam hasil posttest tiap
interval nilai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil tersebut hasil
secara keseluruhan tanpa mengelompokkan berdasarkan gaya belajar VARK dan gaya
belajar KOLB. Siswa kelompok eksperimen memperoleh skor terbanyak pada interval
nilai 10-19 yaitu 14 siswa (50%) sedangkan di kelompok kontrol memperoleh skor
terbanyak pada interval nilai 0-9 yaitu 12 siswa (44%). Skor posttest terendah kelompok
eksperimen berada pada interval nilai 10-19 dengan jumlah 14 siswa (50%) sedangkan
skor posttest terendah kelompok kontrol berada pada interval nilai 0-9 dengan jumlah
12 siswa (44%). Skor posttest tertinggi kelompok eksperimen berada pada interval nilai
90-91 dengan jumlah 1 siswa (4%) sedangkan skor posttest tertinggi kelompok kontrol
berada pada interval nilai 30-39 dengan jumlah 1 siswa (4%).
Skor pemusatan dan penyebaran data dari hasil posttest berdasarkan
perhitungan statistik disajikan pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4. 1 Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelompok
Eksperimen Kontrol
Mean 29,07 13,19
Median 19,50 11,00
Modus 13 3
Nilai Terendah 12 2
Nilai Tertinggi 91 31
0
14
6
2 20 1 1 1 1
12
9
5
1 0 0 0 0 0 0
-2
3
8
13
18
23
28
0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99
Jum
lah
Sis
wa
Nilai Interval
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
52
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelompok
Eksperimen Kontrol
Standar Deviasi 22,40 9,157
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berbeda. Skor rata-rata (mean) kelompok eksperimen adalah 29,07
sedangkan pada kelompok kontrol adalah 13,19. Skor terendah dari kelompok
eksperimen adalah 12 sedangkan skor terendah dari kelompok kontrol adalah 2. Skor
tertinggi dari kelompok eksperimen adalah 91 sedangkan skor tertinggi dari kelompok
kontrol adalah 31. Skor tengah (median) yang dihasilkan kelompok eksperimen adalah
19,50 sedangkan pada kelompok kontrol adalah 11,00. Skor yang sering muncul
(modus) pada kelompok eksperimen adalah 13 sedangkan pada kelompok kontrol
adalah 3. Standar deviasi yang diperoleh adalah 22,40 untuk kelompok eksperimen dan
9,16 untuk kelompok kontrol.
Skor rata-rata hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini:
Gambar 4. 5 Skor Rata-rata Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Gambar 4.5 menunjukkan gambaran rerata hasil posttest pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Skor rerata kedua kelompok memiliki selisih yang
jauh. Selisih antara kedua kelompok tersebut sebesar 15,88. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa terdapat perbedaan antara skor siswa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan sesuai dengan desain penelitian yang
29,07
13,19
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Sko
r
Skor rata-rata
Kelompok Eksperimen
53
digunakan bahwa skor akhir kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok
kontrol terjadi pengaruh atau efektif terhadap perubahan yang terjadi pada variabel
terikat dan kedua kelompok memiliki pengetahuan akhir yang berbeda.
a. Hasil Posttest Berdasarkan Gaya Belajar Siswa
Hasil posttest berdasarkan gaya belajar siswa pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol disajikan dalam bentuk skor rata-rata seperti pada Gambar 4.6
berikut:
Gambar 4. 6 Hasil Posttest Berdasarkan Gaya Belajar Siswa
Gambar 4.6 menunjukan bahwa hasil posttest memiliki skor rata-rata yang
berbeda. Kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki skor rata-rata
tertinggi pada siswa yang memiliki gaya belajar kinesthetic, yaitu masing-masing 38,9
dan 17,9. Skor rata-rata terendah pada kelompok eksperimen yaitu siswa yang memiliki
gaya belajar visual, sedangkan skor rata-rata terendah pada kelompok kontrol adalah
siswa yang memiliki gaya belajar read and write.
b. Hasil Posttest Berdasarkan Gaya Belajar KOLB Siswa
Hasil posttest berdasarkan keterampilan berpikir KOLB siswa pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam bentuk skor rata-rata seperti pada
Gambar 4.7 berikut:
18,524,77 29
38,9
17 12,38 7,617,8
0
20
40
60
80
100
Visual Auditory Read and write Kinesthetic
Sko
r
Gaya Belajar VARK
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
54
Gambar 4.7 Hasil Posttest Berdasarkan Keterampilan Berpikir KOLB Siswa
Gambar 4.7 menunjukkan bahwa hasil posttest memiliki skor rata-rata yang
berbeda. Kelompok eksperimen memiliki skor rata-rata tertinggi pada siswa yang
memiliki keterampilan berpikir converger yaitu 45.87, sedangkan kelompok kontrol
memiliki skor rata-rata tertinggi pada siswa yang memiliki keterampilan berpikir
assimilator yaitu 15.71. Skor rata-rata terendah pada kelompok eksperimen yaitu siswa
yang memiliki keterampilan berpikir accomodator, sedangkan skor rata-rata terendah
pada kelompok kontrol adalah siswa yang memiliki keterampilan berpikir diverger.
c. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa berdasarkan kemampuan kognitif
siswa pada jenjang C4, C5 dan C6. Hasil posttest pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4. 2 Hasil Posttest Jenjang Kognitif Siswa Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Proses
Kognitif
Skor
Maksimum
Posttest
Eksperimen Kontrol
๏ฟฝฬ ๏ฟฝ % ๏ฟฝฬ ๏ฟฝ %
C4 20 9.61 48% 4.07 20%
C5 50 14.36 29% 7.44 15%
C6 30 5.11 17% 1.67 6%
Total 100 29.08 29% 13.18 13%
24,67 23,17
45,87
17,211,13
15,71 13 13,14
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Diverger Assimilator Converger Accomodator
Sko
r
Gaya Belajar KOLB
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
55
Persentase hasil posttest siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol berdasarkan jenjang kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.8, Gambar 4.9 dan
Gambar 4.10 berikut:
Gambar 4. 8 Persentase Jenjang Kognitif C4 Hasil Posttest pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Gambar 4.8 menunjukkan gambaran hasil posttest jenjang kognitif C4 pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil posttest menunjukkan bahwa
persentase siswa yang menjawab benar soal-soal jenjang kognitif C4 sebesar 48% di
kelompok eksperimen dan 20% di kelompok kontrol. Persentase antara kedua
kelompok memiliki selisih yang jauh. Selisih antara kedua kelompok sebesar 28%.
Persentase posttest pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok
kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan akhir jenjang kognitif C4 antara
kedua kelompok berbeda.
Gambar 4. 9 Persentase Jenjang Kognitif C5 Hasil Posttest pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
48%
20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Posttest
Pe
rse
nta
se
Jenjang Kognitif C4
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
29%
15%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Posttest
Pe
rse
nta
se
Jenjang Kognitif C5
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
56
Gambar 4.9 menunjukkan gambaran hasil posttest jenjang kognitif C5 pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil posttest menunjukkan bahwa
persentase siswa yang menjawab benar soal-soal jenjang kognitif C5 sebesar 24% di
kelompok eksperimen dan 11% di kelompok kontrol. Persentase antara kedua
kelompok memiliki selisih yang jauh. Selisih antara kedua kelompok sebesar 13%.
Persentase posttest pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok
kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan akhir jenjang kognitif C5 antara
kedua kelompok berbeda.
Gambar 4. 10 Persentase Jenjang Kognitif C6 Hasil Posttest pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Gambar 4.10 menunjukkan gambaran hasil posttest jenjang kognitif C6 pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil posttest menunjukkan bahwa
persentase siswa yang menjawab benar soal-soal jenjang kognitif C6 sebesar 17% di
kelompok eksperimen dan 6% di kelompok kontrol. Persentase antara kedua kelompok
memiliki selisih yang jauh. Selisih antara kedua kelompok sebesar 11%. Persentase
posttest pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan akhir jenjang kognitif C5 antara kedua
kelompok berbeda.
Rekapitulasi persentase jenjang kognitif hasil posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol disajikan pada Gambar 4.11 berikut:
17%6%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Posttest
Pe
rse
nta
se
Jenjang Kognitif C6
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
57
Gambar 4. 11 Rekapitulasi Persentase Jenjang Kognitif Hasil Posttest Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
5. Hasil Uji Prasyarat
Uji prasyarat dilakukan untuk mengetahui secara signifikan rata-rata skor tes
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dengan analisis Independent Samples T Test menggunakan software SPSS. Uji
prasyarat tersebut, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini
dengan taraf signifikansi (ฮฑ) = 0,05. Uji ini dilakukan pada data posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Uji normalitas dilakukan melalui aplikasi software
IBM SPSS dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian normalitas
dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas Posttest pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol.
Shapiro-Wilk Posttest
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Statistic 0,234 0,158
Df 28 27
sig. 0,000 0,083
Keputusan Tidak Terdistribusi
Normal Terdistribusi Normal
Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi (ฮฑ) =
0,05 atau 5% keputusan diambil sesuai pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas,
48%
29%
17%20%15%
6%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
C4 C5 C6
Pe
rse
nta
se
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
58
yaitu jika sig. โฅ 0,05 maka H0 diterima (data dinyatakan berdistribusi normal) namun
jika sig. < 0,05 maka H1 ditolak (data dinyatakan tidak berdistribusi normal). Tabel 4.3
menunjukkan bahwa data posttest kelompok eksperimen memiliki nilai sig. 0.000 yang
berarti sig. < ฮฑ maka H0 ditolak dan dinyatakan tidak berdistribusi normal sedangkan
kelompok kontrol memiliki nilai sig. 0.083 yang berarti sig. โฅ ฮฑ maka H0 diterima dan
dinyatakan berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki
varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan pada penelitian ini
dengan taraf signifikansi (ฮฑ) = 0,05. Uji ini dilakukan pada data posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Uji normalitas dilakukan melalui aplikasi software
IBM SPSS dengan menggunakan uji Levene. Hasil pengujian homogenitas dapat dilihat
pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4. 4 Hasil Uji Homogenitas Posttest pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol.
Levene statistic Posttest
sig. 0,05
ฮ 0,05
Kesimpulan Data Homogen
Keputusan diambil sesuai pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas,
yaitu jika sig. โฅ 0,05 maka H0 diterima (data dinyatakan memiliki varians yang
homogen) namun jika sig. < 0,05 maka H1 ditolak (data dinyatakan memiliki varians
tidak yang homogen). Tabel 4.3 menunjukkan bahwa data posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol memiliki nilai sig. 0.05 yang berarti sig. โฅ ฮฑ maka
H0 diterima dan dinyatakan memiliki varians yang homogen.
c. Hasil Uji Hipotesis
Hasil uji prasyarat statistik menunjukkan bahwa data posttest kelompok
eksperimen berdistribusi tidak normal sedangkan kelompok kontrol berdistribusi
normal. Varian kedua kelompok saat posttest homogen. Pada penelitian ini
menggunakan dua uji hipotesis, yaitu dengan menggunakan analisis statistik parametrik
dan non parametrik. Uji hipotesis menggunakan aplikasi software IBM SPSS melalui
uji Mann-Whitney. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.5 di berikut.
59
Tabel 4. 5 Hasil Uji Hipotesis Posttest
Mann-Whitney Posttest
sig. (2-tailed) 0,000
ฮ 0,05
Keputusan H1 diterima
Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika
sig. โฅ 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai sig.
(2-tailed) data posttest lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,000. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
6. Hasil Angket Respon Siswa
Angket respon siswa dilakukan untuk mengetahui kemampuan seorang guru
memberikan informasi baru menggunakan model pembelajaran VARK pada materi
fisika hukum Newton pada saat pembelajaran. Hasil data angket respon siswa diperoleh
dari kelompok eksperimen direkapitulasi dan dijumlahkan skor masing-masing untuk
setiap indikator. Skor yang telah diperoleh dihitung persentase nya dan
diinterpretasikan dalam bentuk keterangan tanggapan siswa terhadap penggunaan
metode pembelajaran VARK. Hasil respon siswa dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut
Tabel 4. 6 Respon Siswa terhadap Penggunaan Metode Pembelajaran VARK
No Indikator Angket Persentase Respon
Siswa Interpretasi
1
Penggunaan model
pembelajaran VARK
dalam proses
pembelajaran
86% Sangat Baik
2 Pemahaman konsep fisika 81% Sangat Baik
3 Peningkatan kemampuan
berpikir tingkat tinggi 79% Baik
4
Pemahaman penggunaan
gaya belajar VARK saat
pembelajaran
80% Sangat Baik
Rata-rata 82% Sangat Baik
Tabel 4.6 menunjukkan seluruh indikator angket respon siswa menghasilkan
interpretasi sangat baik yang berarti siswa memberi respon positif terhadap perlakuan
yang diberikan.
60
B. Pembahasan
Hasil tes pada saat proses pembelajaran pertemuan pertama semua siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang setara. Ketika
pembelajaran sesuai hasil observasi lapangan bahwa kedua kelompok menggunakan
metode pembelajaran yang sama dengan mengarahkan siswa untuk membaca materi
yang ada pada buku paket siswa. Dalam poses pembelajaran ini kelompok eksperimen
dinamakan model pembelajaran read and write. Tes soal yang diberikan pada
pertemuan pertama merupakan soal kognitif jenjang C1 dan C2. Pada pertemuan kedua
terdapat perbedaan skor rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dimana kelompok eksperimen yang belajar dengan model pembelajaran visual,
auditory lebih tinggi dari pada kelompok kontrol yang belajar pembelajaran
konvensional. Pertemuan ketiga kelompok eksperimen yang belajar dengan model
pembelajaran kinesthetic lebih tinggi dari pada kelompok kontrol yang belajar
pembelajaran konvensional. Tes soal yang diberikan pada pertemuan kedua merupakan
soal kognitif jenjang C3 dan pertemuan ketiga merupakan soal kognitif jenjang C4.
Hasil posttest penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor rata-rata
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kemampuan berpikir tingkat tinggi kelompok eksperimen yang belajar dengan
menggunakan pembelajaran VARK lebih tinggi daripada kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
dilihat dari jenjang kognitif soal yang diujikan, yaitu kemampuan menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Berdasarkan data di atas bahwa kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa pada jenjang kognitif kelompok eksperimen mendominasi
daripada kelompok kontrol. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan pada
kelompok eksperimen untuk meningkatkan kemampuan siswa. Pembelajaran read and
write melatih siswa dalam membaca dan menulis sehingga siswa mampu menganalisis,
memahami dan mencatat ide-ide pokok pada suatu permasalahan. Pembelajaran visual
memberikan informasi kepada siswa tentang kasus-kasus fisika dalam kehidupan
sehari-hari sehingga siswa mampu memahami kasus-kasus yang ada pada
permasalahan fisika dan siswa juga mampu menginovasikan atau menciptakan ide-ide
baru dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam fisika. Pembelajaran auditory
61
melatih siswa dalam menyelesaikan permasalahan fisika dan siswa juga dapat
berdiskusi dengan teman sebaya atau kepada gurunya langsung. Pembelajaran
kinesthetic mengarahkan siswa untuk terjun langsung pada kasus fisika dalam
kehidupan sehari-hari sehingga siswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pada konsep fisika tersebut.75
Pencapaian pada jenjang kognitif dari C4 sampai C6 semakin menurun, hal ini
disebabkan karena tingkat kompleksitas materinya yang semakin tinggi sehingga siswa
harus menghubungkan konsep sebelumnya dengan konsep yang akan dipelajari. Pada
kemampuan menganalisis (C4) dengan indikator menemukan. Kedua kelompok
memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata
lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal ini terjadi karena pada proses pembelajaran
yang dilakukan pada kelompok eksperimen pembelajaran yang dapat mengasah
kemampuan menganalisis dengan pembelajaran visual dan kinestetik. Pembelajaran
visual yang dilakukan dengan menampilkan kasus-kasus fisika dalam kehidupan sehari-
hari baik berupa video, gambar, dan ilustrasi. Sehingga siswa dapat menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi pada kasus fisika tersebut. Pembelajaran kinesthetic
melakukan praktek langsung dengan menggunakan alat peraga sederhana, sehingga
siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Pada kemampuan mengevaluasi (C5), kelompok eksperimen memiliki nilai
rata-rata lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Proses pembelajaran yang dilakukan
pada kelompok eksperimen dengan melakukan pembelajaran read and write dan
auditory. Siswa diarahkan dengan kegiatan membaca dan berdiskusi dengan teman
sebaya kemudian siswa melakukan evaluasi pada kegiatan sebelumnya dengan
menuliskan ide-ide pokok materi dan dilanjutkan dengan tes kemampuan soal.
Kemampuan mencipta (C6), kelompok eksperimen lebih mendominasi daripada
kelompok kontrol dengan persentase nilai masing-masing 17% dan 6%. Pada kelompok
eksperimen dilakukan proses pembelajaran kinesthetic. Proses pembelajaran yang
dilakukan dengan praktek langsung menggunakan alat peraga sederhana sehingga
menuntun siswa untuk dapat membuat rancangan sebagai solusi dari permasalahan
yang disajikan. Dengan begitu, siswa dapat melatih kemampuan merumuskan masalah
75 Rahayu Utami, Pengaruh Pembelajaran Berbasis VARK terhadap Kemampuan Representasi
Matematis Siswa, Skripsi, 2016, hal.
62
yang disajikan. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada kelompok
kontrol karena metode pembelajaran yang digunakan masih kurang maksimal.
Beberapa faktor yang menyebabkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa rendah,
yaitu: 1) kurangnya melibatkatkan siswa dalam pembelajaran, proses pembelajaran di
kelas hanya berjalan satu arah, seperti yang diungkapkan oleh Herin bahwa
pembelajaran satu arah membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa
terlihat hanya menyimak dan mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh guru;76 2)
siswa belum terlatih untuk menganalisis konsep-konsep fisika yang ada disekitarnya;77
3) siswa belum terlatih dengan soal-soal yang mengasah kemampuan berpikir tinggi; 4)
pembelajaran yang dilakukan guru lebih menekankan hasil belajar siswa yang
menyebabkan kurangnya kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan membangun
pengetahuan yang ada pada dirinya.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa berdasarkan gaya belajar VARK
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki skor rata-rata tertinggi pada gaya
belajar kinesthetic, namun kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok
kontrol, hal ini dikarenakan pada kelompok eksperimen dilakukan pembelajaran
kinesthetic yang melibat siswa untuk mempraktekkan kasus-kasus fisika dalam bentuk
sederhana atau menggunakan alat peraga sederhana. Gaya belajar visual memiliki skor
rata-rata terendah di kelompok eksperimen sedangkan di kelompok kontrol memiliki
skor rata-rata terendah pada gaya belajar read and write. Gaya belajar visual memiliki
nilai terendah di kelompok eksperimen dikarenakan siswa belum terbiasa melihat atau
mengetahui kasus-kasus fisika dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa merasakan
tampilan sesuatu yang baru dan harus dipelajari secara detail lagi.78 Gaya belajar read
and write memiliki skor rata-rata terendah pada kelompok kontrol dikarenakan siswa
kurang memiliki minat membaca dan menulis.79
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa berdasarkan gaya belajar KOLB
siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal ini direnakan
76 Grelsiana Herin, Pola Interaksi Satu Arah Dalam Proses Pembelajaran di Kelas XI IPS SMA
Negeri 6 Makassar, Jurnal: Sosialisasi Pendidikan Sosiologi, hal. 22 77 Hasil observasi lapangan 78 Hasil observasi lapangan 79 Ibid
63
sebagaimana yang diungkapkan oleh Hasibuan dan Neila bahwa adanya hubungan antar
psikologis gaya belajar. Gaya belajar VARK merupakan teori pembelajaran
connectivism yang di dalamnya terdapat aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Gaya
belajar KOLB merupakan teori pembelajaran behaviorism yang di dalamnya
mengandung aspek psikomotor.80 Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya belajar
KOLB merupakan bagian dari gaya belajar VARK. Tes gaya belajar KOLB siswa
dilakukan untuk mengetahui kecocokan antara gaya belajar VARK dengan gaya belajar
KOLB siswa. Hasil penelitian menunjukan untuk kelompok eksperimen bahwa gaya
visual memiliki gaya belajar KOLB accommodator (pemecahan masalah). Hasil ini
menunjukkan bahwa adanya kesesuaian gaya belajar dengan keterampilan berpikir
siswa, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Eka Fauzi dalam penelitiannya
yang menyatakan siswa dengan gaya belajar accommodator memiliki kemampuan
belajar yang baik dari hasil pengalaman yang nyata dan dilakukan oleh sendiri.81 Dalam
pembelajaran visual guru menampilkan kasus-kasus fisika dalam kehidupan sehari-hari
sehingga siswa merasa seakan-akan sedang melakukan kasus tersebut. Gaya belajar
auditory memiliki gaya belajar KOLB assimilator (berpikir kritis). Hasil ini
menunjukkan bahwa adanya kesesuaian gaya belajar dengan keterampilan berpikir
siswa, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Eka Fauzi dalam penelitiannya bahwa
memiliki kelebihan dan kemampuan dalam memahami berbagi sajian informasi yang
dikumpulkan berbagai sumber,82 hal ini sejalan dengan pembelajaran yang dilakukan
dimana siswa bertukar pikiran atau berdiskusi dengan teman sebaya dan guru. Gaya
belajar read and write memiliki gaya belajar KOLB diverger (berpikir kreatif). Hasil
ini menunjukkan bahwa adanya kesesuaian gaya belajar dengan keterampilan berpikir
siswa, hal ini sesuai dengan dengan yang diungkapkan Eka Fauzi dalam penelitiannya
bahwa kekuatan gaya belajar diverger terletak dalam kemampuan imajinasinya.83
Dalam pembelajaran read and write yang dilakukan bahwa guru menekankan pada
kegiatan membaca dan menulis sehingga siswa dapat menulis hasil ide-ide pokok dari
kegiatan membaca dan siswa dapat berpikir kreatif ketika menemukan kasus-kasus
80 Hasibuan & Neila Ramdhani, Model Pembelajaran dengan Pendekatan Gaya Belajar,
ResearchGate, 2016, hal. 4 81 Eka Fauzi dkk, Pengaruh Gaya Belajar David KOLB terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Pencemaran Lingkungan , Jurnal, No.1, 2017, hal. 11 82 Ibid, hal. 12 83 Ibid, hal. 13
64
dalam fisika. Gaya belajar kinesthetic memiliki gaya belajar KOLB converger
(keterampilan proses sains). Hasil ini menunjukkan bahwa adanya kesesuaian gaya
belajar dengan keterampilan berpikir siswa, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh Zulfiani dan Suwarna dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa keterampilan
berpikir converger memiliki kekuatan pada praktek langsung kasus-kasus fisika
menggunakan alat peraga sederhana.84 Pembelajaran kinesthetic yang dilakukan guru
melibatkan siswa untuk terjun langsung pada kegiatan-kegiatan fisika seperti
melakukan percobaan fisika. Seorang diverger memiliki kecenderungan minat pada
bidang sosial, assimilator memiliki kecenderungan minat pada ilmu matematika dan
teknik komputer, converger memiliki kecenderungan minat pada ilmu alam dan
accommodator memiliki kecenderungan minat pada ilmu aplikasi.85
Hasil uji hipotesis statistik posttest menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima. Hasil uji hipotesis statistik posttest memberikan informasi bahwa terdapat
perbedaan rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Hasil uji hipotesis statistik posttest diperoleh nilai sig. sebesar
0,000 dan taraf signifikasi sebesar 0,05. Artinya nilai sig. (2-tailled) < taraf signifikasi,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Penggunaan metode
pembelajaran VARK berbasis gaya belajar KOLB terhadap keterampilan berpikir
tingkat tinggi pada materi hukum Newton. Penggunaan Pembelajaran VARK dapat
membuat siswa lebih termotivasi dalam memahami konsep pada materi hukum
Newton. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian lain oleh Rahayu Utami yang
menyatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran VARK dapat meningkatkan
repsesentasi matematis siswa.86
C. Keterbatasan Penelitian
Penggunaan metode pembelajaran VARK berbasis gaya belajar KOLB terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi hukum Newton memiliki keterbatasan
dalam penelitian diantaranya:
84 Zulfiani & Suwarna, Pengaruh Science Adaptive Assessment Tool Berbasis Gaya Belajar
KOLB terhadap Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, Jurnal Edusains, Vol.11, No.2, hal.3 85 Ibid, hal.8 86 Rahayu Utami, Pengaruh Pembelajaran VARK terhadap Kemampuan Representasi
Matematis Siswa, Skripsi, 2016, hal.73
65
1. Pembelajaran VARK membutuhkan waktu yang cukup banyak dikarenakan
menggunakan berbagai fasilitas dalam memaksimalan panca indra siswa guna
menunjang penggunaan empat kecenderungan utama siswa dalam belajar.
2. Siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran VARK yang harus melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran
3. Penelitian dilakukan hanya dalam waktu 3 pertemuan pembelajaran, sehingga
pengaruh metode pembelajaran VARK berbasis keterampilan berpikir KOLB
terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi pada materi hukum Newton belum
maksimal.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh pembelajaran VARK berbasis gaya belajar KOLB terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi hukum Newton. Nilai rata-
rata kelompok eksperimen lebih unggul dari pada kelompok kontrol
2. Siswa mampu mengerjakan soal-soal kemampuan berpikir tingkat tinggi setelah
dilakukan pembelajaran VARK.
3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dilihat dari ranah kognitif taksonomi Bloom C4
(menganalisis), C5 (mengevaluasi) dan C6 (mencipta) berbeda-beda. Terjadi
penurunan nilai rata-rata dari C4 sampai C6.
4. Respon siswa sangat baik (82%) terhadap penggunaan pembelajaran VARK
berbasis gaya belajar KOLB. Siswa termotivasi mempelajari materi hukum
Newton.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran VARK dapat mengasah
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi hukum Newton, sehingga
model pembelajaran ini bisa dijadikan pilihan utama dalam proses pembelajaran di
kelas.
2. Menggunakan pembelajaran VARK dengan maksimal membutuhkan waktu yang
cukup lama.
3. Penelitian desain posttest only dapat dilakukan dengan catatan peneliti terlebih
dahulu mengetahui kemampuan awal siswa baik dengan memberikan soal atau tes
berupa soal sederhana (tidak menggunakan soal yang digunakan di posttest).
4. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan menganalisis hubungan gaya
belajar VARK dengan learning style KOLB.
67
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhammad dkk. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang:
Unissula Press, 2013.
Artha Mahindra. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS). Jurnal: Reseapedia,
Vol.1, No.1, 2019.
Dian Kurniati, Romi Harimukti dan Nur Asiyah Jamil. Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Siswa SMP di Kabupaten Jember dalam Menyelesaikan Soal Berstandar
Pisa. Jurnal: UNY, Vol.20, No.2, 2016.
Edi Riadi. Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS). Yogyakarta: Andi,
2016.
Eka Fauzi dkk. Pengaruh Gaya Belajar David KOLB terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Pencemaran Lingkungan. Jurnal, Vol. 1, 2017.
Galih Fajar Gumelar, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Berdasarkan Gaya Belajar Vark, Universitas Pendidikan Indonesia, Skripsi,
2016
Gilang Ramadan, dkk. Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order
Thinking Skills) Menggunakan Instrumen Two Tier Multiple Choice Materi
Konsep dan Fenomena Kuantum Siswa SMA di Kabupaten Cilacap. Jurnal
Unnes Physiscs Education, Vol.7, No.3, 2018.
Grelsiana Herin. Pola Interaksi Satu Arah Dalam Proses Pembelajaran di Kelas XI IPS
SMA Negeri 6 Makassar, Jurnal: Pendidikan Sosiologi, 2016
Hasibuan & Neila Ramdhani. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Gaya Belajar.
Jurnal: ResearchGate, 2016.
Husna Nur Dinni. HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika (E-
journal), Vol.1, 2018.
Imam Gunawan dan Anggarini Retbo. Taksonomi Bloom-Revisi Ranah Kognitif:
Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Penilaian. Makalah
FIP IKIP (E-Journal), 2016.
68
Iwan Permana Suwarna. Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan
โPengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer
Based Test pada Program Studi Pendidikan Fisikaโ. Jakarta: Pusat Penelitian
dan Pengembangan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2016.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Model, http://kbbi.web.id/model
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-
un/
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ringkasan Eksekutif UN 2019 SMA/MA.
Maistika dan Taufina. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan dalam
Pembelajaran Tematik dengan Model VARK. Jurnal, Vol.7, No.2, 2019.
Mansur. Peningkatan Kreativitas Matematika melalui Model VARK Fleming pada
Siswa Kelas V SDN 8 Tampan. Jurnal: PGSD, 2020.
Marthen Kanginan. Fisika untuk SMA Kelas X semester 1. Jakarta: Erlangga, 2002.
Miftahul Huda. Model_model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan
Paragdimatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Mulabbiyah, Ismiati, dan Ahmad Sulhan. Penerapan Model Pembelajaran Fleming-
VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV MI Thohir Yasin pada Muatan Pelajaran IPA. Jurnal, Vol.10, No.1,
2018.
Norasmah dan Amiruddin. Different Perspectives of Learning Styles from VARK
Model. Jurnal: Procedia, 2010.
Nur Fauziah. Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada Materi Fisika
Kelas X SMA di Bandar Lampung. Skripsi pada Program Sarjana Universitas
Malang. Malang: 2019.
Nurdyansyah & Eni Faruyatul. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamial
Learning Center, 2016.
Rahayu Utami. Pengaruh Pembelajaran Berbasis VARK terhadap Kemampuan
Representasi Matematis Siswa, Skripsi pada Program Sarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta: 2016.
69
Rahmah Zulaihah. Analisis Soal Secara Manual. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, Bandung: Alfabeta,
2010.
Sarbaini. Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2011.
Sreenidhi dan Tay Chinyi. Styles of Learning Based on the Research of Fernald, Keller,
Orton, Gillingham, Stillman, Montessori and Neil D Fleming. Jurnal:
ResearchGate, 2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D. Bandung: Alfabeta, 2011.
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi 2. Jakarta: Bumi Aksar,
2015.
Yanti Herlanti. Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014.
Zulfiani & Suwarna. Pengaruh Science Adaptive Assessment Tool Berbasis Gaya
Belajar KOLB terhadap Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal:
Edusains, Vol.11, No.2, 2019.
Zulfiani. Science Education Adaptive Learning System as A Computer Based Science
Learning With Learning Style Variations. Journal of Baltic Science Education,
Vol. 17, 2018.
70
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN
LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. RPP Kelompok Kontrol
2. RPP Kelompok Eksperimen
3. Soal Evaluasi pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
71
LAMPIRAN A.1 RPP Kelompok Kontrol
RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Dua
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Hukum Newton
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan ke- : 1 (satu)
A. KOMPETENSI INTI
KI1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasionalโ.
KI3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
KD-3 KD-4
3.7 Menganalisis interaksi pada gaya
serta hubungan antara gaya, massa
dan gerak lurus benda terhadap
percepatan benda serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari
4.7.1 Melakukan simulasi percobaan
tentang interaksi gaya serta hubungan
gaya, massa, dan percepatan dalam
gerak lurus.
72
IPK 3 IPK 4
3.7.1 Menjelaskan hukum 1 Newton
3.7.2 Menjelaskan hukum 2 Newton
3.7.3 Menjelaskan hukum 3 Newton
3.7.4 Menjelaskan jenis-jenis gaya
3.7.5 Mengidentifikasi penerapan prinsip
hukum 1 Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
3.7.6 Mengidentifikasi penerapan prinsip
hukum 2 Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
3.7.7 Mengidentifikasi penerapan prinsip
hukum 3 Newton dalam kehidupan
sehari-hari
3.7.8 Mengidentifikasi penerepan prinsip
gaya gesek kinetis dan statis dalam
kehidupan sehari-hari.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.7.1 Siswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan hukum 1 Newton
setelah melakukan kegiatan membaca dan menulis berdasarkan kegiatan
eksplorasi
3.7.2 Siswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan hukum 2 Newton
setelah melakukan kegiatan membaca dan menulis berdasarkan kegiatan
eksplorasi
3.7.3 Siswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan hukum 3 Newton
setelah melakukan kegiatan membaca dan menulis berdasarkan kegiatan
eksplorasi
3.7.4 Siswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan jenis-jenis gaya
setelah melakukan kegiatan membaca dan menulis berdasarkan kegiatan
eksplorasi
3.7.5 Siswa diharapkan dapat mengetahui penerepan prinsip hukum 1 Newton
dalam kehidupan sehari-hari setelah melihat video yang ditampilkan pada
kegiatan eksplorasi
3.7.6 Siswa diharapkan dapat mengetahui penerepan prinsip hukum 2 Newton
dalam kehidupan sehari-hari setelah melihat video yang ditampilkan pada
kegiatan eksplorasi
3.7.7 Siswa diharapkan dapat mengetahui penerepan prinsip hukum 3 Newton
dalam kehidupan sehari-hari setelah melihat video yang ditampilkan pada
kegiatan eksplorasi
73
3.7.8 Siswa diharapkan dapat mengetahui penerepan prinsip gaya gesek kinetis
dan statis dalam kehidupan sehari-hari setelah melihat video yang
ditampilkan pada kegiatan eksplorasi
D. MATERI PEMBELAJARAN
Hukum-hukum Newton
1. Hukum I Newton
Hukum I Newton berbunyi โjika gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol (gaya-gaya seimbang), maka benda yang semula diam akan terus
diam atau yang semula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap
pada suatu lintasan (GLB).โ
โ ๐น = 0 โ โ ๐น๐ฅ = 0 ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = 0
2. Hukum II Newton
Hukum II Newton berbunyi โresultan yang bekerja pada suatu benda
sebanding dengan massa benda dan percepatannya, arah resultan gaya
searah dengan arah percepatannya.โ
๐ =โ ๐น
๐
โ ๐น = ๐. ๐
โ ๐น๐ฅ = ๐. ๐๐ฅ ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = ๐. ๐๐ฆ
3. Hukum III Newton
Hukum III Newton berbunyi โjika benda pertama mengerjakan gaya pada
benda yang kedua maka benda yang kedua akan mengerjakan gay pada benda
yang pertama, yang besarnya sama tapi arahnya berbedaโ
๐น๐๐๐ ๐ = โ๐น๐๐๐๐๐ ๐
Keterangan: F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
Jenis-jenis Gaya
1. Gaya Berat
Gaya benrat benda adalah gaya gravitasi (gaya tarik) yang dialami oleh suatu
benda. Arah gaya berat benda (w) selalu vertika ke bawah.
๐ค = ๐. ๐ โ ๐ =๐ค
๐
Keterangan: w = gaya berat (N)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
74
2. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua
permukaan yang bersentuhan, arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh
3. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul karena dua buah benda saling bertemu.
Prinsip dari gaya gesek adalah arah gaya melawan arah gerak benda.
Gaya gesek ada dibagi dua, yaitu :
a. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja melawan gaya yang
diberikan. Benda tepat akan bergerak apabila gaya yang bekerja pada
benda tersebut sama dengan gaya gesek statis maksimum. Secara
matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
b. Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada suatu benda yang
bergerak pada suatu permukaan. Besarnya gaya gesek kinetik lebih kecil
dibandingkan gaya gesek statis. Secara matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
Kondisi benda karena gaya gesek:
โ F < fsโ benda diam dan gaya gesek sebesar F
โ F = fsโ benda mulai bergerak dan gaya gesek sebesar Fmaks = fs
โ F > fsโ benda bergerak dan gaya gesek sebesar fk
4. Gaya sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang bekerja pada benda yang bergerak
melingkar. Adapun besar gaya sentripetal adalah:
๐น๐ = ๐. ๐๐
as adalah percepatan sentripetal, dimana nilai as dirumuskan:
๐๐ = ๐2. ๐ =๐2
๐
Sehingga,
๐น๐ = ๐. ๐2. ๐ =๐2
๐
75
Keterangan: Fs = gaya sentripetal (N)
ฯ = kecepatan sudut (rad/s)
R = jari-jari (m)
v = kecepatan linear (m/s)
E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Ceramah dan tanya jawab
F. MEDIA PEMBELAJARAN
a. Media
1) Pemaparan materi melalui microsoft power point
2) Media pembelajaran interaktif untuk melakukan percobaan
b. Alat da Bahan
1) Papan tulis, spidol, dan penghapus
2) Laptop
c. Sumber belajar : Buku Fisika SMA Kelas X
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
1. Memberikan
salam.
2. Meminta
salah satu
siswa untuk
memimpin
doa.
3. Memeriksa
kehadiran
siswa.
1. Menjawab
salam.
2. Berdoa.
3. Menanggapi
guru saat
pemeriksaan
kehadirannya.
5
menit
Motivasi
Menyiapkan
siswa untuk
berkonsentrasi
mengikuti
pembelajaran
Berkonsentrasi
dengan focus dan
siap
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran.
5
menit
76
Apersepsi
Menggali
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan:
โApakah yang
akan terjadi jika
suatu benda
diletakan di atas
kertas, kemudian
kertas ditarik
dengan lambat
dan cepat?
Memperhatikan
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru dan
memberikan
jawaban 5
menit
Inti
Eksplorasi
(penyampaian)
1. Menjelaskan
tentang
hukum 1
Newton
2. Menjelaskan
tentang
hukum 2
Newton
3. Menjelaskan
tentang
hukum 3
Newton
4. Menjelaskan
tentang jenis-
jenis gaya.
Siswa
mendengarkan
penjelasan dari
guru
35
menit
Elaborasi
(pelatihan)
1. Memberikan
contoh soal
tentang hukum
1 Newton.
2. Memberikan
contoh soal
tentang hukum
2 Newton.
3. Memberikan
contoh soal
tentang hukum
3 Newton.
4. Memberikan
contoh soal
Siswa
memperhatikan
dan
mendengarkan
contoh soal yang
dipaparkan oleh
guru
40
menit
77
tentang jenis-
jenis gaya
Konfirmasi
(penyampaian
hasil)
Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
Siswa bertanya
kepada guru
15
menit
Penutup
Evaluasi
(pelaksanaan
tes)
Memberikan tes
akhir kepada
siswa (soal)
sebanyak 8 butir
soal untuk
mengetahui
seberapa besar
keberhasilan
belajar yang
dicapai siswa.
Siswa menjawab
tes akhir secara
individu
(kinestetik)
30
menit
H. PENILAIAAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian : Tes Formatif secara Tertulis (Kognitif)
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
Jakarta Selatan, 6 Februari 2020
Mengetahui
Guru Fisika MA Pembangunan UIN Jakarta Peneliti
Mayuriko Olivia Pertiwi Ahmad Rifaโi
NIS. NIM. 11160163000014
78
RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Dua
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Hukum Newton
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke- : 2 (dua)
A. KOMPETENSI INTI
KI1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasionalโ.
KI3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
KD-3 KD-4
3.7 Menganalisis interaksi pada gaya serta
hubungan antara gaya, massa dan gerak
lurus benda terhadap percepatan benda
serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
4.7.1 Melakukan simulasi percobaan
tentang interaksi gaya serta
hubungan gaya, massa, dan
percepatan dalam gerak lurus.
79
IPK 3 IPK 4
3.7.9 Menghitung besar tegangan tali pada
suatu benda berdasarkan sifat
kelembaman.
1.7.10 Menghitung salah satu variable
berdasarkan hukum 2 Newton
3.7.11 Mengidentifikasi besarnya gaya aksi
reaksi pada suatu benda
3.7.12 Mendiskusikan tentang sifat
kelembaman (inersia) benda,
hubungan antara gaya, massa,gerakan
benda, gaya aksi reaksi, terhadap gaya
gesek
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.7.9 Siswa diharapkan dapat menghitung besar tegangan tali setelah kegiatan
demonstrasi berdasarkan kegiatan eksplorasi.
3.7.10 Siswa diharapkan dapat menghitung besar salah satu variabel pada hukum
2 Newton setelah kegiatan demonstrasi berdasarkan kegiatan eksplorasi.
3.7.11 Siswa diharapkan dapat menghitung besar gaya aksi reaksi setelah
kegiatan demonstrasi berdasarkan kegiatan eksplorasi.
3.7.12 Siswa diharapkan dapat mendiskusikan sifat kelembaman (inersia) benda,
hubungan antara gaya, massa,gerakan benda, gaya aksi reaksi, terhadap gaya
gesek setelah kegiatan demonstrasi berdasarkan kegiatan eksplorasi.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Hukum-hukum Newton
1. Hukum I Newton
Hukum I Newton berbunyi โjika gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol (gaya-gaya seimbang), maka benda yang semula diam akan terus
diam atau yang semula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap
pada suatu lintasan (GLB).โ
โ ๐น = 0 โ โ ๐น๐ฅ = 0 ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = 0
2. Hukum II Newton
Hukum II Newton berbunyi โresultan yang bekerja pada suatu benda
sebanding dengan massa benda dan percepatannya, arah resultan gaya
searah dengan arah percepatannya.โ
๐ =โ ๐น
๐
80
โ ๐น = ๐. ๐
โ ๐น๐ฅ = ๐. ๐๐ฅ ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = ๐. ๐๐ฆ
3. Hukum III Newton
Hukum III Newton berbunyi โjika benda pertama mengerjakan gaya pada
benda yang kedua maka benda yang kedua akan mengerjakan gay pada benda
yang pertama, yang besarnya sama tapi arahnya berbedaโ
๐น๐๐๐ ๐ = โ๐น๐๐๐๐๐ ๐
Keterangan: F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul karena dua buah benda saling bertemu.
Prinsip dari gaya gesek adalah arah gaya melawan arah gerak benda.
Gaya gesek ada dibagi dua, yaitu :
c. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja melawan gaya yang
diberikan. Benda tepat akan bergerak apabila gaya yang bekerja pada
benda tersebut sama dengan gaya gesek statis maksimum. Secara
matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
d. Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada suatu benda yang
bergerak pada suatu permukaan. Besarnya gaya gesek kinetik lebih kecil
dibandingkan gaya gesek statis. Secara matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
Kondisi benda karena gaya gesek:
โ F < fsโ benda diam dan gaya gesek sebesar F
โ F = fsโ benda mulai bergerak dan gaya gesek sebesar Fmaks = fs
โ F > fsโ benda bergerak dan gaya gesek sebesar fk
E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
F. MEDIA PEMBELAJARAN
a. Media
1) Pemaparan materi melalui microsoft power point
81
2) Media pembelajaran interaktif untuk melakukan percobaan
b. Alat da Bahan
1) Papan tulis, spidol, dan penghapus
2) Laptop
c. Sumber belajar : Buku Fisika SMA Kelas X
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Wakt
u Guru Siswa
Pendahulua
n
Orientasi
1. Memberikan
salam.
2. Meminta salah
satu siswa
untuk
memimpin
doa.
3. Memeriksa
kehadiran
siswa.
1. Menjawab
salam.
2. Berdoa.
3. Menanggapi
guru saat
pemeriksaan
kehadirannya.
5
menit
Motivasi
Menyiapkan siswa
untuk
berkonsentrasi
mengikuti
pembelajaran
Berkonsentrasi
dengan focus dan
siap
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran.
5
menit
Apersepsi
Menggali
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan:
โApakah yang
akan terjadi jika
sebuah gerobak
didorong di lantai
yang licin dengan
lantai yang kasar?
Memperhatikan
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru dan
memberikan
jawaban
5
menit
Inti
Eksplorasi
(penyampaian
)
1. Menjelaskan
tentang sifat
kelembaman
2. Menjelaskan
faktor-faktor
yang
1. Siswa
mengamati dan
mendengarkan
.
2. Siswa
mengamati dan
25
menit
82
mempengaruh
i pada hukum
2 Newton.
3. Menjelaskan
tentang gaya
aksi reaksi
4. Meminta
siswa untuk
berdiskusi
dengan teman
sebaya tentang
tentang sifat
kelembaman
(inersia) benda,
hubungan
antara gaya,
massa,gerakan
benda, gaya
aksi reaksi,
terhadap gaya
gesek.
mendengarkan
.
3. Siswa
mengamati dan
mendengarkan
.
4. Siswa
berdiskusi
dengan teman
sebaya tentang
tentang sifat
kelembaman
(inersia) benda,
hubungan antara
gaya,
massa,gerakan
benda, gaya aksi
reaksi, terhadap
gaya gesek.
Elaborasi
(pelatihan)
1. Meminta siswa
untuk
menghitung
besar tegangan
tali pada suatu
benda.
2. Meminta siswa
untuk
menghitung
salah satu
variabel pada
hukum 2
Newton
3. Meminta siswa
untuk
menghitung
besar gaya aksi
reaksi pada
suatu benda.
4. Meminta siswa
untuk
menghitung
hukum Newton
1. Siswa
menghitung
besar tegangan
tali pada suatu
benda.
2. Siswa
menghitung
salah satu
variabel pada
hukum 2
Newton
3. Siswa
menghitung
besar gaya aksi
reaksi pada
suatu benda.
4. Siswa
menghitung
hukum Newton
terhadap gaya
gesek.
20
menit
83
terhadap gaya
gesek.
Konfirmasi
(penyampaian
hasil)
Memberikan
kesempatan untuk
bertanya kepada
guru
Siswa bertanya
kepada guru
10
menit
Penutup
Evaluasi
(pelaksanaan
tes)
Memberikan tes
akhir kepada siswa
(soal) sebanyak 5
butir soal untuk
mengetahui
seberapa besar
keberhasilan
belajar yang
dicapai siswa.
Siswa menjawab
tes akhir secara
individu
20
menit
H. PENILAIAAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian : Tes Formatif secara Tertulis (Kognitif)
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
Jakarta Selatan, 6 Februari 2020
Mengetahui
Guru Fisika MA Pembangunan UIN Jakarta Peneliti
Mayuriko Olivia Pertiwi Ahmad Rifaโi
NIS. NIM. 11160163000014
84
RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Dua
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Hukum Newton
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan ke- : 3 (tiga)
A. KOMPETENSI INTI
KI1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasionalโ.
KI3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
KD-3 KD-4
3.7 Menganalisis interaksi pada gaya serta
hubungan antara gaya, massa dan gerak
lurus benda terhadap percepatan benda
serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
4.7.1 Melakukan simulasi percobaan
tentang interaksi gaya serta
hubungan gaya, massa, dan
percepatan dalam gerak lurus.
85
IPK 3 IPK 4
3.7.13 Menghitung hukum Newton pada
bidang datar
3.7.14 Menghitung hukum Newton pada
bidang miring
3.7.15 Menghitung hukum Newton pada
gerak melingkar.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.7.13 Siswa diharapkan dapat menghitung hukum Newton pada bidang datar
setelah melakukan simulasi percobaan menggunakan median intarktif
berdasarkan kegiatan elaborasi
3.7.14 Siswa diharapkan dapat menghitung hukum Newton pada bidang miring
dengan gesekan setelah melakukan simulasi percobaan menggunakan
median intarktif berdasarkan kegiatan elaborasi
3.7.15 Siswa diharapkan dapat menghitung hukum Newton pada gerak melingkar
setelah melakukan simulasi percobaan menggunakan median intarktif
berdasarkan kegiatan elaborasi
D. MATERI PEMBELAJARAN
Hukum-hukum Newton
1. Hukum I Newton
Hukum I Newton berbunyi โjika gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol (gaya-gaya seimbang), maka benda yang semula diam akan terus
diam atau yang semula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap
pada suatu lintasan (GLB).โ
โ ๐น = 0 โ โ ๐น๐ฅ = 0 ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = 0
2. Hukum II Newton
Hukum II Newton berbunyi โresultan yang bekerja pada suatu benda
sebanding dengan massa benda dan percepatannya, arah resultan gaya
searah dengan arah percepatannya.โ
๐ =โ ๐น
๐
โ ๐น = ๐. ๐
โ ๐น๐ฅ = ๐. ๐๐ฅ ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = ๐. ๐๐ฆ
3. Hukum III Newton
Hukum III Newton berbunyi โjika benda pertama mengerjakan gaya pada
benda yang kedua maka benda yang kedua akan mengerjakan gay pada benda
yang pertama, yang besarnya sama tapi arahnya berbedaโ
86
๐น๐๐๐ ๐ = โ๐น๐๐๐๐๐ ๐
Keterangan: F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
Jenis-jenis Gaya
1. Gaya Berat
Gaya benrat benda adalah gaya gravitasi (gaya tarik) yang dialami oleh suatu
benda. Arah gaya berat benda (w) selalu vertika ke bawah.
๐ค = ๐. ๐ โ ๐ =๐ค
๐
Keterangan: w = gaya berat (N)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
2. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua
permukaan yang bersentuhan, arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh
3. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul karena dua buah benda saling bertemu.
Prinsip dari gaya gesek adalah arah gaya melawan arah gerak benda.
Gaya gesek ada dibagi dua, yaitu :
a. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja melawan gaya yang
diberikan. Benda tepat akan bergerak apabila gaya yang bekerja pada
benda tersebut sama dengan gaya gesek statis maksimum. Secara
matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
b. Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada suatu benda yang
bergerak pada suatu permukaan. Besarnya gaya gesek kinetik lebih kecil
dibandingkan gaya gesek statis. Secara matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
87
Kondisi benda karena gaya gesek:
โ F < fsโ benda diam dan gaya gesek sebesar F
โ F = fsโ benda mulai bergerak dan gaya gesek sebesar Fmaks = fs
โ F > fsโ benda bergerak dan gaya gesek sebesar fk
4. Gaya sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang bekerja pada benda yang bergerak
melingkar. Adapun besar gaya sentripetal adalah:
๐น๐ = ๐. ๐๐
as adalah percepatan sentripetal, dimana nilai as dirumuskan:
๐๐ = ๐2. ๐ =๐2
๐
Sehingga,
๐น๐ = ๐. ๐2. ๐ =๐2
๐
Keterangan: Fs = gaya sentripetal (N)
ฯ = kecepatan sudut (rad/s)
R = jari-jari (m)
v = kecepatan linear (m/s)
E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
F. MEDIA PEMBELAJARAN
a. Media
1) Pemaparan materi melalui microsoft power point
2) Media pembelajaran interaktif untuk melakukan percobaan
b. Alat da Bahan
1) Papan tulis, spidol, dan penghapus
2) Laptop
c. Sumber belajar : Buku Fisika SMA Kelas X
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Orientasi
1. Memberikan
salam.
2. Meminta
salah satu
siswa untuk
memimpin
doa.
3. Memeriksa
kehadiran
siswa.
d. Menjawab
salam.
e. Berdoa.
f. Menanggapi
guru saat
pemeriksaan
kehadirannya.
5
menit
88
Motivasi
Menyiapkan
siswa untuk
berkonsentrasi
mengikuti
pembelajaran
Berkonsentrasi
dengan focus dan
siap melaksanakan
aktivitas
pembelajaran.
5
menit
Apersepsi
Menggali
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan:
โBagaimanakah
perbedaan
percepatan pada
bidang datar dan
bidang miring?
Memperhatikan
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru dan
memberikan
jawaban
5
menit
Inti
Eksplorasi
(penyampaian)
1. Menjelaskan
contoh soal
hukum Newton
pada bidang
datar
2. Menjelaskan
contoh soal
hukum Newton
pada bidang
miring 3. Meminta siswa
untuk
menghitung
hukum Newton
pada gerak
melingkar.
Siswa
memperhatikan
dan mendengarkan
penjelasan guru
40
menit
Elaborasi
(pelatihan)
1. Meminta
siswa
berdiskusi
tentang
Newton pada
bidang datar
2. Meminta
siswa
berdiskusi
tentang
Siswa berdikusi 40
menit
89
Newton pada
bidang miring
3. Meminta
siswa
berdiskusi
tentang
Newton pada
gerak
melingkar
Konfirmasi
(penyampaian
hasil)
Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
kepada guru
Siswa bertanya
kepada guru
20
menit
Penutup
Evaluasi
(pelaksanaan
tes)
Memberikan tes
akhir kepada
siswa (soal)
sebanyak 4 butir
soal untuk
mengetahui
seberapa besar
keberhasilan
belajar yang
dicapai siswa.
Siswa menjawab
tes akhir secara
individu
(kinestetik)
20
menit
H. PENILAIAAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian : Tes Formatif secara Tertulis (Kognitif)
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
Jakarta Selatan, 6 Februari 2020
Mengetahui
Guru Fisika MA Pembangunan UIN Jakarta Peneliti
Mayuriko Olivia Pertiwi Ahmad Rifaโi
NIS. NIM. 11160163000014
90
LAMPIRAN A.2 RPP Kelas Eksperimen
RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Dua
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Hukum Newton
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan ke- : 1 (satu)
A. KOMPETENSI INTI
KI1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasionalโ.
KI3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
KD-3 KD-4
3.7 Menganalisis interaksi pada gaya serta
hubungan antara gaya, massa dan gerak
lurus benda terhadap percepatan benda
serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
4.7.1 Melakukan simulasi percobaan
tentang interaksi gaya serta
hubungan gaya, massa, dan
percepatan dalam gerak lurus.
IPK 3 IPK 4
3.7.1 Menjelaskan hukum 1 Newton
91
3.7.2 Menjelaskan hukum 2 Newton
3.7.3 Menjelaskan hukum 3 Newton
3.7.4 Menjelaskan jenis-jenis gaya
3.7.5 Mengidentifikasi penerapan prinsip
hukum 1 Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
3.7.6 Mengidentifikasi penerapan prinsip
hukum 2 Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
3.7.7 Mengidentifikasi penerapan prinsip
hukum 3 Newton dalam kehidupan
sehari-hari
3.7.8 Mengidentifikasi penerepan prinsip
gaya gesek kinetis dan statis dalam
kehidupan sehari-hari.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.7.1 Siswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan hukum 1 Newton
setelah melakukan kegiatan membaca dan menulis berdasarkan kegiatan
eksplorasi
3.7.2 Siswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan hukum 2 Newton
setelah melakukan kegiatan membaca dan menulis berdasarkan kegiatan
eksplorasi
3.7.3 Siswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan hukum 3 Newton
setelah melakukan kegiatan membaca dan menulis berdasarkan kegiatan
eksplorasi
3.7.4 Siswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan jenis-jenis gaya
setelah melakukan kegiatan membaca dan menulis berdasarkan kegiatan
eksplorasi
3.7.5 Siswa diharapkan dapat mengetahui penerepan prinsip hukum 1 Newton
dalam kehidupan sehari-hari setelah melihat video yang ditampilkan pada
kegiatan eksplorasi
3.7.6 Siswa diharapkan dapat mengetahui penerepan prinsip hukum 2 Newton
dalam kehidupan sehari-hari setelah melihat video yang ditampilkan pada
kegiatan eksplorasi
3.7.7 Siswa diharapkan dapat mengetahui penerepan prinsip hukum 3 Newton
dalam kehidupan sehari-hari setelah melihat video yang ditampilkan pada
kegiatan eksplorasi
3.7.8 Siswa diharapkan dapat mengetahui penerepan prinsip gaya gesek kinetis
dan statis dalam kehidupan sehari-hari setelah melihat video yang
ditampilkan pada kegiatan eksplorasi
92
D. MATERI PEMBELAJARAN
Hukum-hukum Newton
1. Hukum I Newton
Hukum I Newton berbunyi โjika gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol (gaya-gaya seimbang), maka benda yang semula diam akan terus
diam atau yang semula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap
pada suatu lintasan (GLB).โ
โ ๐น = 0 โ โ ๐น๐ฅ = 0 ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = 0
2. Hukum II Newton
Hukum II Newton berbunyi โresultan yang bekerja pada suatu benda
sebanding dengan massa benda dan percepatannya, arah resultan gaya
searah dengan arah percepatannya.โ
๐ =โ ๐น
๐
โ ๐น = ๐. ๐
โ ๐น๐ฅ = ๐. ๐๐ฅ ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = ๐. ๐๐ฆ
3. Hukum III Newton
Hukum III Newton berbunyi โjika benda pertama mengerjakan gaya pada
benda yang kedua maka benda yang kedua akan mengerjakan gay pada benda
yang pertama, yang besarnya sama tapi arahnya berbedaโ
๐น๐๐๐ ๐ = โ๐น๐๐๐๐๐ ๐
Keterangan: F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
Jenis-jenis Gaya
1. Gaya Berat
Gaya benrat benda adalah gaya gravitasi (gaya tarik) yang dialami oleh suatu
benda. Arah gaya berat benda (w) selalu vertika ke bawah.
๐ค = ๐. ๐ โ ๐ =๐ค
๐
Keterangan: w = gaya berat (N)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
2. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua
permukaan yang bersentuhan, arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh
93
3. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul karena dua buah benda saling bertemu.
Prinsip dari gaya gesek adalah arah gaya melawan arah gerak benda.
Gaya gesek ada dibagi dua, yaitu :
a. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja melawan gaya yang
diberikan. Benda tepat akan bergerak apabila gaya yang bekerja pada
benda tersebut sama dengan gaya gesek statis maksimum. Secara
matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
b. Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada suatu benda yang
bergerak pada suatu permukaan. Besarnya gaya gesek kinetik lebih kecil
dibandingkan gaya gesek statis. Secara matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
Kondisi benda karena gaya gesek:
โ F < fsโ benda diam dan gaya gesek sebesar F
โ F = fsโ benda mulai bergerak dan gaya gesek sebesar Fmaks = fs
โ F > fsโ benda bergerak dan gaya gesek sebesar fk
4. Gaya sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang bekerja pada benda yang bergerak
melingkar. Adapun besar gaya sentripetal adalah:
๐น๐ = ๐. ๐๐
as adalah percepatan sentripetal, dimana nilai as dirumuskan:
๐๐ = ๐2. ๐ =๐2
๐
Sehingga,
๐น๐ = ๐. ๐2. ๐ =๐2
๐
Keterangan: Fs = gaya sentripetal (N)
ฯ = kecepatan sudut (rad/s)
R = jari-jari (m)
94
v = kecepatan linear (m/s)
E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran VARK (Visualization, Auditory, Read and Write,
Kinestetic)
Metode : Ceramah, diskusi, dan drill soal
F. MEDIA PEMBELAJARAN
a. Media
1) Pemaparan materi melalui microsoft power point
2) Media pembelajaran interaktif untuk melakukan percobaan
b. Alat da Bahan
1) Papan tulis, spidol, dan penghapus
2) Laptop
c. Sumber belajar : Buku Fisika SMA Kelas X
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
1. Memberikan
salam.
2. Meminta salah
satu siswa
untuk
memimpin
doa.
3. Memeriksa
kehadiran
siswa.
4. Menjawab
salam.
5. Berdoa.
6. Menanggapi
guru saat
pemeriksaan
kehadirannya.
5
menit
Motivasi
Menyiapkan
siswa untuk
berkonsentrasi
mengikuti
pembelajaran
Berkonsentrasi
dengan focus dan
siap
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran.
5
menit
Apersepsi
Menggali
pengetahuan awal
siswa dengan
memberikan
pertanyaan:
โApakah yang
akan terjadi jika
suatu benda
diletakan di atas
kertas, kemudian
kertas ditarik
dengan lambat
dan cepat?
Memperhatikan
pertanyaan yang
diberikan oleh
guru dan
memberikan
jawaban 5
menit
95
Inti Eksplorasi
(penyampaian)
1. Meminta
siswa untuk
membaca dan
menulis ide-
ide pokok
tentang hukum
1 Newton
2. Meminta
siswa untuk
membaca dan
menulis ide-
ide pokok
tentang hukum
2 Newton
3. Meminta
siswa untuk
membaca dan
menulis ide-
ide pokok
tentang hukum
3 Newton
4. Meminta
siswa untuk
membaca dan
menulis ide-
ide pokok
tentang jenis-
jenis gaya.
5. Menampilkan
contoh-contoh
hukum 1
Newton dalam
kehidupan
sehari-hari.
6. Menampilkan
contoh-contoh
hukum 2
Newton dalam
kehidupan
sehari-hari.
7. Menampilkan
contoh-contoh
hukum 3
Newton dalam
kehidupan
sehari-hari.
8. Menampilkan
contoh-contoh
1. Siswa
membaca dan
menulis ide-ide
pokok tentang
hukum 1
Newton
2. Siswa
membaca dan
menulis ide-ide
pokok tentang
hukum 2
Newton
3. Siswa
membaca dan
menulis ide-ide
pokok tentang
hukum 3
Newton
4. Siswa
membaca dan
menulis ide-ide
pokok tentang
hukum 4
Newton
5. Siswa
mengamati
contoh-contoh
hukum 1
Newton yang
ditampilkan.
6. Siswa
mengamati
contoh-contoh
hukum 2
Newton yang
ditampilkan.
7. Siswa
mengamati
contoh-contoh
hukum 3
Newton yang
ditampilkan.
8. Siswa
mengamati
contoh-contoh
tentang gaya
gesekan yang
ditampilkan.
35
menit
96
tentang gaya
gesekan dalam
kehidupan
sehari-hari.
(Read and
Write, Visual)
Elaborasi
(pelatihan)
1. Meminta siswa
untuk
mencocokan
hasil resume
dengan teman
sebaya tentang
hukum 1
Newton.
2. Meminta siswa
untuk
mencocokan
hasil resume
dengan teman
sebaya tentang
hukum 2
Newton.
3. Meminta siswa
untuk
mencocokan
hasil resume
dengan teman
sebaya tentang
hukum 3
Newton.
4. Meminta siswa
untuk
mencocokan
hasil resume
dengan teman
sebaya tentang
jenis-jenis
gaya
5. Meminta siswa
menuliskan
contoh-contoh
tentang hukum
1 Newton
selain yang
ditampilkan
oleh guru.
6. Meminta siswa
menuliskan
contoh-contoh
1. Siswa
mencocokan
hasil resume
dengan teman
sebaya tentang
hukum 1
Newton
2. Siswa
mencocokan
hasil resume
dengan teman
sebaya tentang
hukum 2
Newton
3. Siswa
mencocokan
hasil resume
dengan teman
sebaya tentang
hukum 3
Newton
4. Siswa
mencocokan
hasil resume
dengan teman
sebaya tentang
jenis-jenis
gaya.
5. Siswa menulis
contoh-contoh
tentang hukum
1 Newton.
6. Siswa menulis
contoh-contoh
tentang hukum
2 Newton.
7. Siswa menulis
contoh-contoh
tentang hukum
3 Newton.
8. Siswa menulis
contoh-contoh
40
menit
97
tentang hukum
2 Newton
selain yang
ditampilkan
oleh guru.
7. Meminta siswa
menuliskan
contoh-contoh
tentang hukum
3 Newton
selain yang
ditampilkan
oleh guru.
8. Meminta siswa
menuliskan
contoh-contoh
tentang gaya
gesekan selain
yang
ditampilkan
oleh guru.
tentang gaya
gesekan.
(auditory, read
and write)
Konfirmasi
(penyampaian
hasil)
Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menyampaikan
dan menjelaskan
hasil resume dan
contoh-contoh
yang dituliskan.
Salah seorang
siswa
menjelaskan hasil
resume dan
contoh-ontoh
yang dituliskan.
Siswa lain
mendengarkan,
mengemukakan
pendapat,
memberikan
gagasan dan
menanggapi
penjelasan yang
dipaparkan.
(auditoriy)
25
menit
Penutup
Evaluasi
(pelaksanaan
tes)
Memberikan tes
akhir kepada
siswa (soal)
sebanyak 8 butir
soal untuk
mengetahui
seberapa besar
keberhasilan
belajar yang
dicapai siswa.
Siswa menjawab
tes akhir secara
individu
(kinestetik)
20
menit
98
H. PENILAIAAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian : Tes Formatif secara Tertulis (Kognitif)
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
Jakarta Selatan, 6 Februari 2020
Mengetahui
Guru Fisika MA Pembangunan UIN Jakarta Peneliti
Mayuriko Olivia Pertiwi Ahmad Rifaโi
NIS. NIM. 11160163000014
99
RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Dua
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Hukum Newton
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan ke- : 2 (dua)
A. KOMPETENSI INTI
KI1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasionalโ.
KI3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
KD-3 KD-4
3.7 Menganalisis interaksi pada gaya serta
hubungan antara gaya, massa dan gerak
lurus benda terhadap percepatan benda
serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
4.7.1 Melakukan simulasi percobaan
tentang interaksi gaya serta
hubungan gaya, massa, dan
percepatan dalam gerak lurus.
IPK 3 IPK 4
3.7.9 Menghitung besar tegangan tali
pada suatu benda berdasarkan sifat
kelembaman.
100
3.7.10 Menghitung salah satu variable
berdasarkan hukum 2 Newton
3.7.11 Mengidentifikasi besarnya gaya
aksi reaksi pada suatu benda
3.7.12 Mendiskusikan tentang sifat
kelembaman (inersia) benda,
hubungan antara gaya,
massa,gerakan benda, gaya aksi
reaksi, terhadap gaya gesek
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.7.9 Siswa diharapkan dapat menghitung besar tegangan tali setelah kegiatan
demonstrasi berdasarkan kegiatan eksplorasi.
3.7.10 Siswa diharapkan dapat menghitung besar salah satu variabel pada hukum 2
Newton setelah kegiatan demonstrasi berdasarkan kegiatan eksplorasi.
3.7.11 Siswa diharapkan dapat menghitung besar gaya aksi reaksi setelah kegiatan
demonstrasi berdasarkan kegiatan eksplorasi.
3.7.12 Siswa diharapkan dapat mendiskusikan sifat kelembaman (inersia) benda,
hubungan antara gaya, massa,gerakan benda, gaya aksi reaksi, terhadap gaya gesek
setelah kegiatan demonstrasi berdasarkan kegiatan eksplorasi.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Hukum-hukum Newton
1. Hukum I Newton
Hukum I Newton berbunyi โjika gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol (gaya-gaya seimbang), maka benda yang semula diam akan terus
diam atau yang semula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap
pada suatu lintasan (GLB).โ
โ ๐น = 0 โ โ ๐น๐ฅ = 0 ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = 0
2. Hukum II Newton
Hukum II Newton berbunyi โresultan yang bekerja pada suatu benda
sebanding dengan massa benda dan percepatannya, arah resultan gaya
searah dengan arah percepatannya.โ
๐ =โ ๐น
๐
โ ๐น = ๐. ๐
โ ๐น๐ฅ = ๐. ๐๐ฅ ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = ๐. ๐๐ฆ
3. Hukum III Newton
101
Hukum III Newton berbunyi โjika benda pertama mengerjakan gaya pada
benda yang kedua maka benda yang kedua akan mengerjakan gay pada benda
yang pertama, yang besarnya sama tapi arahnya berbedaโ
๐น๐๐๐ ๐ = โ๐น๐๐๐๐๐ ๐
Keterangan: F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul karena dua buah benda saling bertemu.
Prinsip dari gaya gesek adalah arah gaya melawan arah gerak benda.
Gaya gesek ada dibagi dua, yaitu :
a. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja melawan gaya yang
diberikan. Benda tepat akan bergerak apabila gaya yang bekerja pada
benda tersebut sama dengan gaya gesek statis maksimum. Secara
matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
b. Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada suatu benda yang
bergerak pada suatu permukaan. Besarnya gaya gesek kinetik lebih kecil
dibandingkan gaya gesek statis. Secara matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
Kondisi benda karena gaya gesek:
โ F < fsโ benda diam dan gaya gesek sebesar F
โ F = fsโ benda mulai bergerak dan gaya gesek sebesar Fmaks = fs
โ F > fsโ benda bergerak dan gaya gesek sebesar fk
E. METODE PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran VARK (Visualization, Auditory, Kinestetic)
Metode : Ceramah, diskusi, dan drill soal
F. MEDIA PEMBELAJARAN
a. Media
1) Pemaparan materi melalui microsoft power point
2) Media pembelajaran interaktif untuk melakukan percobaan
b. Alat da Bahan
1) Papan tulis, spidol, dan penghapus
102
2) Laptop
c. Sumber belajar : Buku Fisika SMA Kelas X
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
1. Memberikan
salam.
2. Meminta
salah satu
siswa untuk
memimpin
doa.
3. Memeriksa
kehadiran
siswa.
1. Menjawab
salam.
2. Berdoa.
3. Menanggapi
guru saat
pemeriksaan
kehadirannya.
5
menit
Motivasi
Menyiapkan
siswa untuk
berkonsentrasi
mengikuti
pembelajaran
Berkonsentrasi
dengan focus dan
siap melaksanakan
aktivitas
pembelajaran.
5
menit
Apersepsi
Menggali
pengetahuan
awal siswa
dengan
memberikan
pertanyaan:
โApakah yang
akan terjadi jika
sebuah gerobak
didorong di lantai
yang licin dengan
lantai yang
kasar?
Memperhatikan
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
dan memberikan
jawaban
5
menit
Inti Eksplorasi
(penyampaian)
1. Menjelaskan
dan
menghitung besar tegangan
tali pada suatu
benda
berdasarkan
sifat
kelembaman
2. Menjelaskan
dan
menghitung
salah satu
variabel pada
1. Siswa
mengamati dan
mendengarkan.
2. Siswa
mengamati dan
mendengarkan.
3. Siswa
mengamati dan
mendengarkan.
4. Siswa
berdiskusi
dengan teman
sebaya tentang tentang sifat
kelembaman
25
menit
103
hukum 2
Newton.
3. Menjelaskan
dan
menghitung
besar gaya
aksi reaksi
4. Meminta
siswa untuk
berdiskusi
dengan
teman sebaya
tentang tentang sifat
kelembaman
(inersia)
benda,
hubungan
antara gaya,
massa,gerakan
benda, gaya
aksi reaksi,
terhadap gaya
gesek.
(inersia) benda,
hubungan antara
gaya,
massa,gerakan
benda, gaya aksi
reaksi, terhadap
gaya gesek.
(Auditori)
Elaborasi
(pelatihan)
1. Meminta
siswa untuk
menghitung
besar
tegangan tali
pada suatu
benda.
2. Meminta
siswa untuk
menghitung
salah satu
variabel pada
hukum 2
Newton
3. Meminta
siswa untuk
menghitung
besar gaya
aksi reaksi
pada suatu
benda.
4. Meminta
siswa untuk
menghitung
hukum
1. Siswa
menghitung
besar tegangan
tali pada suatu
benda.
2. Siswa
menghitung
salah satu
variabel pada
hukum 2
Newton
3. Siswa
menghitung
besar gaya aksi
reaksi pada
suatu benda.
4. Siswa
menghitung
hukum Newton
terhadap gaya
gesek.
(Read and Write,
Kinestetic)
20
menit
104
Newton
terhadap gaya
gesek.
Konfirmasi
(penyampaian
hasil)
Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menuliskan dan
menjelaskan
jawabannya di
papantulis.
Salah satu siswa
menuliskan
jawabannya di
papantulis dan
siswa yang lain
melihat dan
mendengarkan.
(auditory)
10
menit
Penutup
Evaluasi
(pelaksanaan
tes)
Memberikan tes
akhir kepada
siswa (soal)
sebanyak 5 butir
soal untuk
mengetahui
seberapa besar
keberhasilan
belajar yang
dicapai siswa.
Siswa menjawab
tes akhir secara
individu
(kinestetik)
20
menit
H. PENILAIAAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian : Tes Formatif secara Tertulis (Kognitif)
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
Jakarta Selatan, 6 Februari 2020
Mengetahui
Guru Fisika MA Pembangunan UIN Jakarta Peneliti
Mayuriko Olivia Pertiwi Ahmad Rifaโi
NIS. NIM. 11160163000014
105
RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : X / Dua
Peminatan : IPA
Materi Pokok : Hukum Newton
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Pertemuan ke- : 3 (tiga)
A. KOMPETENSI INTI
KI1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasionalโ.
KI3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
KD-3 KD-4
3.7 Menganalisis interaksi pada gaya
serta hubungan antara gaya, massa
dan gerak lurus benda terhadap
percepatan benda serta
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
4.7.1 Melakukan simulasi
percobaan tentang interaksi gaya
serta hubungan gaya, massa, dan
percepatan dalam gerak lurus.
IPK 3 IPK 4
3.7.13 Menghitung hukum Newton pada
bidang datar
4.7.1 Melakukan simulasi percobaan dan
mempresentasikannya hukum
106
Newton pada bidang datar
menggunakan media interaktif.
3.7.14 Menghitung hukum Newton pada
bidang miring
4.7.2 Melakukan simulasi percobaan dan
mempresentasikannya hukum
Newton pada bidang miring
menggunakan media interaktif.
3.7.15 Menghitung hukum Newton pada
gerak melingkar. 4.7.3 Melakukan simulasi percobaan dan
mempresentasikannya hukum
Newton pada gerak melingkar
menggunakan media interaktif.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.7.13 Siswa diharapkan dapat menghitung hukum Newton pada bidang datar
setelah melakukan simulasi percobaan menggunakan median intarktif
berdasarkan kegiatan elaborasi
3.7.14 Siswa diharapkan dapat menghitung hukum Newton pada bidang miring
dengan gesekan setelah melakukan simulasi percobaan menggunakan
median intarktif berdasarkan kegiatan elaborasi
3.7.15 Siswa diharapkan dapat menghitung hukum Newton pada gerak melingkar
setelah melakukan simulasi percobaan menggunakan median intarktif
berdasarkan kegiatan elaborasi
4.7.1 Siswa diharapkan dapat melakukan simulasi percobaan dan
mempresentasikannya hukum Newton pada bidang datar menggunakan media
interaktif berdasarkan kegiatan elaborasi dan konfirmasi.
4.7.2 Siswa diharapkan dapat melakukan simulasi percobaan dan
mempresentasikannya hukum Newton pada bidang miring menggunakan media
interaktif berdasarkan kegiatan elaborasi dan konfirmasi.
4.7.3 Siswa diharapkan dapat melakukan simulasi percobaan dan
mempresentasikannya hukum Newton pada gerak melingkar menggunakan media
interaktif berdasarkan kegiatan elaborasi dan konfirmasi.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Hukum-hukum Newton
1. Hukum I Newton
Hukum I Newton berbunyi โjika gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol (gaya-gaya seimbang), maka benda yang semula diam akan terus
diam atau yang semula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap
pada suatu lintasan (GLB).โ
โ ๐น = 0 โ โ ๐น๐ฅ = 0 ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = 0
2. Hukum II Newton
107
Hukum II Newton berbunyi โresultan yang bekerja pada suatu benda
sebanding dengan massa benda dan percepatannya, arah resultan gaya
searah dengan arah percepatannya.โ
๐ =โ ๐น
๐
โ ๐น = ๐. ๐
โ ๐น๐ฅ = ๐. ๐๐ฅ ๐๐๐ โ ๐น๐ฆ = ๐. ๐๐ฆ
3. Hukum III Newton
Hukum III Newton berbunyi โjika benda pertama mengerjakan gaya pada
benda yang kedua maka benda yang kedua akan mengerjakan gay pada benda
yang pertama, yang besarnya sama tapi arahnya berbedaโ
๐น๐๐๐ ๐ = โ๐น๐๐๐๐๐ ๐
Keterangan: F = gaya (N)
m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)
Jenis-jenis Gaya
1. Gaya Berat
Gaya benrat benda adalah gaya gravitasi (gaya tarik) yang dialami oleh suatu
benda. Arah gaya berat benda (w) selalu vertika ke bawah.
๐ค = ๐. ๐ โ ๐ =๐ค
๐
Keterangan: w = gaya berat (N)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
2. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua
permukaan yang bersentuhan, arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh
3. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang timbul karena dua buah benda saling bertemu.
Prinsip dari gaya gesek adalah arah gaya melawan arah gerak benda.
Gaya gesek ada dibagi dua, yaitu :
a. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja melawan gaya yang
diberikan. Benda tepat akan bergerak apabila gaya yang bekerja pada
108
benda tersebut sama dengan gaya gesek statis maksimum. Secara
matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
b. Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada suatu benda yang
bergerak pada suatu permukaan. Besarnya gaya gesek kinetik lebih kecil
dibandingkan gaya gesek statis. Secara matematis dapat dituliskan
๐๐ = ๐. ๐๐
Kondisi benda karena gaya gesek:
โ F < fsโ benda diam dan gaya gesek sebesar F
โ F = fsโ benda mulai bergerak dan gaya gesek sebesar Fmaks = fs
โ F > fsโ benda bergerak dan gaya gesek sebesar fk
4. Gaya sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang bekerja pada benda yang bergerak
melingkar. Adapun besar gaya sentripetal adalah:
๐น๐ = ๐. ๐๐
as adalah percepatan sentripetal, dimana nilai as dirumuskan:
๐๐ = ๐2. ๐ =๐2
๐
Sehingga,
๐น๐ = ๐. ๐2. ๐ =๐2
๐
Keterangan: Fs = gaya sentripetal (N)
ฯ = kecepatan sudut (rad/s)
R = jari-jari (m)
v = kecepatan linear (m/s)
E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran VARK (Visualization, Auditory, Read and Write,
Kinestetic)
Metode : Ceramah, diskusi, dan drill soal
F. MEDIA PEMBELAJARAN
a. Media
1) Pemaparan materi melalui microsoft power point
2) Media pembelajaran interaktif untuk melakukan percobaan
b. Alat da Bahan
1) Papan tulis, spidol, dan penghapus
2) Laptop
c. Sumber belajar : Buku Fisika SMA Kelas X
109
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
1. Memberikan
salam.
2. Meminta
salah satu
siswa untuk
memimpin
doa.
3. Memeriksa
kehadiran
siswa.
1. Menjawab salam.
2. Berdoa.
3. Menanggapi guru
saat pemeriksaan
kehadirannya. 5
menit
Motivasi
Menyiapkan
siswa untuk
berkonsentrasi
mengikuti
pembelajaran
Berkonsentrasi
dengan focus dan siap
melaksanakan
aktivitas
pembelajaran.
5
menit
Apersepsi
Menggali
pengetahuan
awal siswa
dengan
memberikan
pertanyaan:
โBagaimanakah
perbedaan
percepatan pada
bidang datar dan
bidang miring?
Memperhatikan
pertanyaan yang
diberikan oleh guru
dan memberikan
jawaban
5
menit
Inti Eksplorasi
(penyampaian)
1. Meminta siswa
untuk
menghitung
hukum Newton
pada bidang
datar . 2. Meminta siswa
untuk
menghitung
hukum Newton
pada bidang
miring 3. Meminta siswa
untuk
menghitung
hukum Newton
pada gerak
melingkar.
1. Siswa menghitung
hukum Newton pada
bidang datar . 2. Siswa menghitung
hukum Newton pada
bidang miring 3. Siswa menghitung
hukum Newton pada
gerak melingkar.
(kinestetic)
40
menit
110
Elaborasi
(pelatihan)
1. Melakukan
simulasi
percobaan
tentang
Newton pada
bidang datar
tanpa gesekan
menggunakan
alat peraga
sederhana
2. Melakukan
simulasi
percobaan
tentang
Newton pada
bidang miring
dengan
gesekan
menggunakan
alat peraga
sederhana
3. Melakukan
simulasi
percobaan
tentang
Newton pada
gerak
melingkar
menggunakan
alat peraga
sederhana
1. Siswa melakukan
simulasi percobaan
tentang Newton
pada bidang datar
tanpa gesekan
menggunakan
media interaktif.
2. Siswa melakukan
simulasi percobaan
tentang Newton
pada bidang miring
dengan gesekan
menggunakan
media interaktif
3. Siswa melakukan
simulasi percobaan
tentang Newton
pada gerak
melingkar
menggunakan
media interaktif
(kinestetic)
40
menit
Konfirmasi
(penyampaian
hasil)
Memberikan
kesempatan
kepada
perwakilan
masing-masing
kelompok untuk
menyampaikan
hasil
percobaannya.
Salah seorang siswa
perwakilan dari
masing-masing
kelompok membaca
dengan keras dan
mempresentasikan
hasil diskusinya
( kinestetik). 20
menit
Memberikan
kesempatan
kepada kelompok
lain untuk
menanggapi hasil
diskusi yang
disampaikan.
Siswa dari kelompok
lain mendengarkan,
mengemukakan
pendapat,
memberikan gagasan
dan menanggapi
111
presentasi dari
kelompok lain
(visual,
auditori dankinestetik)
Penutup
Evaluasi
(pelaksanaan
tes)
Memberikan tes
akhir kepada
siswa (soal)
sebanyak 4 butir
soal untuk
mengetahui
seberapa besar
keberhasilan
belajar yang
dicapai siswa.
Siswa menjawab tes
akhir secara individu
(kinestetik)
20
menit
H. PENILAIAAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian : Tes Formatif secara Tertulis (Kognitif)
2. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
Jakarta Selatan, 6 Februari 2020
Mengetahui
Guru Fisika MA Pembangunan UIN Jakarta Peneliti
Mayuriko Olivia Pertiwi Ahmad Rifaโi
NIS. NIM. 11160163000014
112
Lampiran A3 Soal Evaluasi pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen
INSTRUMEN TEST PER PERTEMUAN
Hukum Newton
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran VARK Berbasis Gaya Belajar KOLB
terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada Materi
Hukum Newton
Penyusun : Ahmad Rifai
Pembimbing : Iwan Permana Suwarna, M.Pd
Pertemuan : I (satu)
No Indikator Soal Jawaban
1 Menjelaskan hukum 1
Newton
Adi sedang pergi ke sebuah taman wisata di
Jakarta menggunakan mobil. Adi membawa
mobil dengan kecepatan 60 km/jam, ketika di
perjalanan Adi tidak menyadari kalua di
depannya ada lampu lalu lintas dan
menunjukkan lampu merah, sehingga Adi
mengerem mendadak dan badanya pun
terdorong sedikit ke depan.
Peristiwa diatas merupakan contoh konsep โฆ
A. Kecepatan
B. Percepatan
C. Gerak lurus beraturan
D. Hukum 1 Newton
E. Hukum 2 Newton
D
2 Menjelaskan hukum 2
Newton
Topan adalah anak berusia 6 tahun dan
mempunyai sebuah mobil mainan, kemudian
Topan menarik mobil mainan menggunakan
tali dengan perlahan maka mobil tersebut
akan mulai bergerak. Semakin kuat Topan
menariknya, akan semakin cepat mobil
mainan tersebut bergerak. Kasus tersebut
merupakan konsep โฆ
A. Gaya tarik menarik
B. Gerak lurus beraturan
C. Hukum 1 Newton
D. Hukum 2 Newton
E. Hukum 3 Newton
D
3 Menjelaskan hukum 3
Newton
Beckham adalah seorang pemain bola. Setiap
hari Beckham selalu latihan, dan Beckham
memiliki tendangan yang bagus
dibandingkan dengan pemain yang lain.
Ketika Beckham menendang bola, maka bola
akan terlempar ke depan. Peristiwa Beckham
C
113
menendang bola, merupakan prinsip konsep
โฆ
A. Hukum 1 Newton
B. Hukum 2 Newton
C. Hukum 3 Newton
D. Gerak melingkar
E. Gerak vertikal
4
Menjelaskan jenis-jenis
gaya
Seorang siswa sedang memindahkan sebuah
benda pada bidang miring di atas permukaan
lantai yang kasar, seperti gambar berikut:
Jika Anda seorang ahli fisika dan Anda
sedang mengamati siswa tersebut, maka
siswa tersebut sedang melakukan gaya โฆ
A. Gaya berat, gaya normal, dan gaya
sentripetal.
B. Gaya berat, gaya gesek, dan gaya
sentripetal.
C. Gaya berat, gaya normal, dan gaya gesek.
D. Gaya normal, gaya gesek, dan sentripetal.
E. Gaya normal, gaya sentripetal, dan gaya
gravitasi
C
5
Mengidentifikasi
penerapan prinsip hukum
1 Newton dalam
kehidupan sehari-hari.
Berikut beberapa peristiwa salam kehidupan
sehari-hari:
1. Mobil yang dalam kondisi berhenti,
kemudian bergerak cepat ke depan maka
penumpang akan terdorong ke belakang
2. Firman mendorong lemari, dan lemari
bergerak
3. Rudi berkendaraan menggunakan motor
kemudian mengerem mendadak.
4. Ahmad menendang bola.
Yang termasuk penerapan prinsip hukum 1
Newton adalahโฆ
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 3 dan 4
B
6
Mengidentifikasi
penerapan prinsip hukum
2 Newton dalam
kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa kasus dalam
kehidupan sehari-hari:
1. Ahmad berlari dengan cepat
2. Ahmad berlari dengan pelan
E
114
3. Ahmad berlari pelan kemudian semakin
lama semakin cepat
4. Ahmad berlari dengan cepat kemudian
semakin lama semakin pelan
Yang termasuk penerapan prinsip hukum 2
Newton adalah โฆ
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
7
Mengidentifikasi
penerapan prinsip hukum
3 Newton dalam
kehidupan sehari-hari.
Berikut ini beberapa peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari:
1. Bola basket yang dipantulkan ke tanah
akan memantul kembali
2. Seseorang yang duduk di atas kursi berat
badan mendorong kursi ke bawah
sedangkan kursi mendorong (menahan)
badan ke atas.
3. Seseorang yang memakai sepatu roda dan
mendorong tubuhnya ke dinding, maka
dingin akan mendorong balik sebesar
gaya dorong yang dikeluarkan, sehingga
menjauhi dinding.
4. Adanya gaya magnet, gaya listrik, dan
gaya gravitasi
5. Yang termasuk penerapan prinsip hukum 3
Newton adalahโฆ
A. 1 dan 2
B. 1, 2, dan 3
C. 1, 2, 3 dan 4
D. 2 dan 3
E. 3 dan 4
C
8
Mengidentifikasi
penerapan prinsip gaya
gesek kinetis dan statis
dalam kehidupan sehari-
hari.
Berikut ini beberapa peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari:
1. Mendorong balok di atas karpet
2. Seseorang yang duduk di atas kursi berat
badan mendorong kursi ke bawah
sedangkan kursi mendorong (menahan)
badan ke atas.
3. Seseorang yang memakai sepatu roda
dan mendorong tubuhnya ke dinding,
maka dingin akan mendorong balik
sebesar gaya dorong yang dikeluarkan,
sehingga menjauhi dinding.
4. Seorang pekerja bangunan sedang
menggragaji kayu
Yang termasuk penerapan prinsip gaya gesek
adalahโฆ
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
C
115
D. 2 dan 3
E. 3 dan 4
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran VARK Berbasis Gaya Belajar KOLB
terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada Materi
Hukum Newton
Penyusun : Ahmad Rifai
Pembimbing : Iwan Permana Suwarna, M.Pd
Pertemuan : II (dua)
9
Menghitung besar
tegangan tali pada suatu
benda berdasarkan sifat
kelembaman
Dio adalah orang yang rajin membantu orang
tuanya. Setiap hari dia selalu menimba air untuk
keperluan rumah. Dio menimba air di sumur
hanya menggunakan tali, seperti gambar
berikut:
Jika setiap kali Dio menimba air massanya
sama dengan 5 kg, maka besar tegangan tali
adalah โฆ
A. 50 N
B. 51 N
C. 52 N
D. 53 N
E. 54 N
A
10 Menghitung percepatan
pada suatu benda
Jika dua buah balok dihubungkan
menggunakan tali dan digantung pada katrol
licin, yaitu balok A dan B seperti gambar
berikut:
D
116
Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, maka
berapakah percepatan yang dialami balok
tersebut โฆ
A. 1 m/s2
B. 2 m/s2
C. 5 m/s2
D. 6 m/s2*
E. 8 m/s2
11
Mengidentifikasi besarnya
gaya aksi reaksi pada suatu
benda.
Di desa Anda sedang melakukan perlombaan
tarik tambang dan Anda pun ikut dalam
perlombaan tarik tambah tersebut. Setiap satu
tim membutuhkan 5 orang, kemudian Anda pun
mengajak teman-teman Anda untuk ikut lomba,
berikut nama-nama dan massa badan tim dan
lawan:
Tim Lawan
Nama Berat
(kg) Nama
Berat
(kg)
Budi 60 Riko 55
Sutan 70 Dio 50
Padi 75 Mat 75
Hasan 50 Dodi 70
Beni 55 Komar 60
Tali yang digunakan merupakan tali tambang
yang massanya diabaikan. Ketika memulai
perlombaan tiba-tiba tim Anda Padi bertukaran
dengan tim lawan Mat. Maka yang akan terjadi
adalahโฆ
A. Percepatan tali nol dan tali akan diam.*
B. Percepatan tali sama dengan percepatan
gravitasi.
C. Percepatan tali nol dan bergerak kea rah tim
lawan
D. Tali akan bergerak ke arah tim Anda.
E. Tali akan bergerak kea rah tim lawan.
A
12
Menghitung besar
tegangan tali pada sifat
kelembaman (inersia)
benda, yang berhubungan
antara gaya, massa, dan
Sepulang sekolah Anda disuruh oleh guru Anda
untuk memindahkan tiga tumpukan buku yang
massanya masing-masing 20 kg, 25 kg, dan 30
kg.
C
117
gerakan benda, gaya aksi
reaksi, terhadap gaya
gesek
Di waktu yang bersamaan ayah Anda telah
datang untuk menjemput Anda pulang sekolah,
kemudian Anda mendesain cara agar buku
tersebut dapat dipindahkan dengan cepat.
Jika TA adalah tegangan tali antara massa 20 kg
dengan 25 kg dan TB adalah tegangan tali antara
massa 25 kg dengan 30 kg, maka besarnya
tegangan tali TA dan TB adalah โฆ
A. 20 N dan 55 N
B. 25 N dan 65 N
C. 30 N dan 75 N *
D. 35 N dan 85 N
E. 45 N dan 95 N
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran VARK Berbasis Gaya Belajar KOLB
terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada Materi
Hukum Newton
Penyusun : Ahmad Rifai
Pembimbing : Iwan Permana Suwarna, M.Pd
Pertemuan : III (tiga)
13
Menghitung hukum
Newton pada bidang datar
menggunakan sistem
katrol .
Balok A diletakkan di atas meja kemudian
diikat tali yang menghubungkan balok B. Tali
yang menghubungkan balok A dan B melalui
sebuah katrol seperti yang diperlihatkan pada
gambar sistem katrol di atas. Massa balok A dan
balok B berturut-turut adalah 3 kg dan 2 kg. Jika
massa katrol diabaikan sedangkan gravitasi 10
dan koefisien gesek kinetiknya adalah 0,4.
C
118
Besar percepatan sistem katrol tersebut adalah
โฆ. m/s2
A. 0,4
B. 0,8
C. 1,6
D. 2,4
E. 3,2
14
Menghitung besar
percepatan dan tegangan
tali pada bidang miring.
Andi adalah seorang karyawan di salah satu PT
sepatu di Bandung. Andi seorang karyawan
yang bertugas memindahkan sepatu-sepatu
yang sudah jadi dalam kardus. Andi
memindahkan sepatu-sepatu tersebut ke lantai
dua atau lantai tiga. Dari perusahan alat-alat
sudah disediakan yang mempermudah Andi
untuk melakukan tugasnya, seperti gambar
berikut:
Bidang miring membentuk sudut ฮฑ= 370
terhadap bidang horizontal dan setiap kardus
sepatu (m1) memiliki massa 20.000 gram dan m2
memiliki massa 50.000 gram. Jika koefisien
gesekan kinetis bidang dengan benda 1 adalah
0,2, maka besar percepatan gerak kedua benda
dan besar gaya tegangan tali adalah โฆ
A. 5 m/s2 dan 10 N
B. 6 m/s2 dan 9 N
C. 7 m/s2 dan 8 N
D. 8 m/s2 dan 7 N
E. 9 m/s2 dan 6 N
A
15
Menghitung besar
tegangan tali pada gerak
melingkar.
Sebuah bola dengan massa 2 kg diikatkan di
ujung seutas tali dan kemudian diputar dalam
bidang horizontal dengan kelajuan tetap 5 m/s
seperti yang tampak pada gambar di bawah ini:
E
119
Apabila jari-jari lingkaran nya adalah 1 m, besar
gaya tegangan tali adalah โฆ
A. 10 N
B. 20 N
C. 30 N
D. 40 N
E. 50 N*
120
Lampiran A4 Lembar Kerja Siswa (LKS)
121
Lembar Kerja Siswa (LKS)
A. Judul Percobaan
Menghitung gaya gesek pada bidang miring
B. Tujuan Praktikum
1. Siswa dapat lebih memahami tentang Hukum Newton.
2. Siswa dapat menentukan koefisien gesek statis pada bidang miring
3. Siswa dapat menentukan percepatan benda yang bergerak di atas bidang.
C. Dasar teori
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda
akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Terdapat dua jenis
gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak lurus, yang dibedakan antara
titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti / menggeser :
a. Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif
satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke
bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan ฮผs,
dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.
๐๐ ๐๐ cos ๐ = ๐๐ sin ๐
๐๐ =sin ๐
cos ๐= tan ๐
Atau
๐๐ =๐ฆ
๐ฅ
y
N x
mg sin
mg cos mg
122
b. Gaya Gesek Kinetis adalah gaya gesek yang terjadi ketika dua benda bergerak relatif
satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya dinotasikan
dengan ฮผk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material
yang sama.
๐๐ =(g. sin ๐) โ ๐
(๐. cos ๐)
๐ =2. ๐ ๐ก
๐ก2
D. Langkah Percobaan
1. Susunlah alat dan bahan yang akan digunakan seperti pada gambar berikut ini:
2. Ukurlah jarak dan sudut berdasarkan data pengamatan
3. Letakkan benda di atas bidang miring
4. Kemudian ukur waktu yang dibutuhkan benda hingga jatuh ke lantai
5. Lakukan percobaan selanjutnya dengan massa benda yang berbeda
E. Data Pengamatan
Massa: 50 gram
Benda: Licin
No t (waktu) st (jarak) a (percepatan) ๐๐(koefisien
kinetis)
1
2
3
rata-rata
123
Massa: 50 gram
Benda: Kasar
No t (waktu) st (jarak) a (percepatan) ๐๐(koefisien
kinetis)
1
2
3
rata-rata
Massa: 100 gram
Benda: Licin
No t (waktu) st (jarak) a (percepatan) ๐๐(koefisien
kinetis)
1
2
3
rata-rata
Massa: 100 gram
Benda: Kasar
No t (waktu) st (jarak) a (percepatan) ๐๐(koefisien
kinetis)
1
2
3
rata-rata
F. Pertanyaan
1. Bagaimana hubungan antara waktu dan jarak? Jelaskan!
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
โฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
2. Bagaimana hubungan percepatan benda dengan massa benda? Jelaskan!
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
124
3. Bagaimana hubungan antara besar sudut bidang dengan koefisien kinetis benda?
Jelaskan!
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ
125
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Kisi-kisi Instrumen Tes Penelitian
2. Instrumen Tes Penelitian
3. Analisis Hasil Uji Instrumen Tes
a. Validasi Ahli Materi
b. Validasi Ahli Konstruk
c. Validasi Ahli Bahasa
d. Uji Validasi Butir Soal
e. Uji Reliabilitas Instrumen
f. Uji Daya Pembeda
g. Uji Taraf Kesukaran
h. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes
4. Lembar Validasi Ahli Materi
5. Lembar Validasi Ahli Kontruk
6. Lembar Validasi Ahli Bahasa
7. Angket Gaya Belajar VARK
8. Angket Gaya Belajar KOLB
126
LAMPIRAN B.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Penelitian
No Indikator
Pembelajaran
KKO (Kata
Kerja
Operasional)
Keterampilan
Berpikir KOLB
Indikator Kognitif
Jumlah C4 C5 C6
1
Menganalisis
kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum 1
Newton.
Menemukan
Assimilator
(Berpikir Kritis)
โ
1
2
Menganalisis
kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum 2
Newton.
Menemukan โ
1
3 Mengevaluasi
kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum Newton
pada bidang
datar.
Mendeteksi
Accomodator
(Pemecahan
Masalah)
โ 1
4 Menilai โ
1
5
Mengevaluasi
kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum Newton
Menilai
Converger
(Keterampilan
Proses Sains)
โ
1
6
Mengevaluasi
kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum Newton
Menguji โ
1
127
No Indikator
Pembelajaran
KKO (Kata
Kerja
Operasional)
Keterampilan
Berpikir KOLB
Indikator Kognitif
Jumlah C4 C5 C6
pada bidang
miring
7
Merumuskan
saran terbaik
pada kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum Newton
pada bidang
miring
Mengkontruksi
Diverger
(Berpikir Kreatif)
โ
1
8
Merumuskan
saran terbaik
pada kasus yang
terjadi dalam
kehidupan
sehari-hari
tentang
penerapan
hukum Newton
gerak melingkar
Mengkontruksi
โ
1
Jumlah 2 4 2 8
Persentase 25% 50% 25% 100%
127
LAMPIRAN B.2 Instrumen Tes Penelitian
No
Indikator
Pembelaj
aran
Konsep
Kata kerja
Operasiona
l (KKO)
Indikator
Soal Soal Pembahasan
Sk
or
Indikator
Kognitif Juml
ah C
4
C
5
C
6
1
Mengana
lisis
kasus
yang
terjadi
dalam
kehidupa
n sehari-
hari
tentang
penerapa
n hukum
1
Newton.
Hukum
1
Newto
n
Memilih Disajikan
sebuah
kasus pak
Ali ingin
menimba
air supaya
tidak
putus.
Siswa
mampu
menemuk
an batas
maksimu
m berat air
dan
tegangan
pada tali.
Seorang pekerja bangunan sedang
menimba air untuk keperluan
mengaduk pasir dan semen.
Pekerja tersebut memilik 2 ember
yang berukuran 10 liter dan 15
liter. Jika keperluan air untuk
mengaduk pasir dan semen 60 liter
dan maksimum besar tegangan tali
adalah 90 N, maka cara yang
dilakukan pekerja tersebut agar
keperluan air terpenuhi dengan
waktu yang efisen adalah โฆ (1
liter = 0.75 kg)
Diketahui :
Ember = massa
ma = 10 liter = 7.5 kg
mb = 15 liter = 11.25 kg
Ttali = 90 N
Ditanyakan :
Cara yang paling efisienโฆ?
โ ๐น = 0
๐ โ ๐ = 0
๐ = ๐ = ๐. ๐
90 ๐ = ๐ 10๐
๐ 2
๐ =90
10= 9 ๐๐
Maka maksimal air yang
tertarik oleh tali adalah 9 kg
(12 liter)
Sehingga pekerja dapat
menggunakan ember yang
berukuran 15 liter (11.25 kg)
dengan kondisi air tidak
penuh atau 12 liter (9 kg)
Jawab :
2
4
4
โ
2 Mengana
lisis
Hukum
2
Memilih Disajikan
dua buah Seorang pekerja memindahkan
suatu benda dengan berat 50 kg
Diketahui :
a. Menggunakan katrol
โ
128
kasus
yang
terjadi
dalam
kehidupa
n sehari-
hari
tentang
penerapa
n hukum
2
Newton.
Newto
n
kasus
untuk
memindah
kan suatu
benda.
Siswa
mampu
menemuk
an
percobaan
yang
paling
efektif dan
efisien
untuk
memindah
kan suatu
benda
tersebut
menggunkan sebuah katrol
dengan menggunakan pemberat
40 kg dengan jarak 10 m.
Di tempat lain seorang
karyawan memindahkan suatu
benda yang beratnya 50 kg
dengan mendorong benda
tersebut dengan jarak 10 m.
Benda di dorong dengan gaya F
= 40 N.
Prosedur yang paling efektif
dan efisien yang dapat
digunakan sehingga
mengahasilkan percepatan
yang lebih besar adalah โฆ
ma = 50 kg
mb = 40 kg
s = 10 m
b. Didorong
m = 50 kg
F = 40 N
s = 10 m
Ditanyakan :
a (percepatan benda) โฆ?
Jawab :
a. Menggunakan katrol
๐ =๐๐ต . ๐
๐๐ด + ๐๐ต
๐ =50 ๐๐ . 10
๐๐ 2
40 ๐๐ + 50 ๐๐
= 5.56 ๐
๐ 2
b. Didorong
๐ =๐น
๐
๐ =40๐
50 ๐๐= 0.8
๐
๐ 2
Prosedur yang paling
efektif dan efisien adalah
dengan menggunakan
2
4
4
129
katrol, karena memiliki
percepatan paling besar.
3
Mengeva
luasi
kasus
yang
terjadi
dalam
kehidupa
n sehari-
hari
tentang
penerapa
n hukum
Newton
pada
bidang
datar.
Hukum
Newto
n pada
bidang
datar
Mendeteksi Disajikan
sebuah
kasus Budi
sedang
mendoron
g dua buah
kotak yang
massanya
berbeda.
Siswa
dapat
mendeteks
i
percepatan
masing-
masing
kotak.
Budi adalah seorang pekerja toko
Jayamaju. Setiap hari Budi selalu
menyusun kardus-kardus berisi
barang di dalam Gudang. Budi
memindahkan kardus tersebut
dengan mendorongnya. Ketika
sedang menyusun kardus-kardus
Budi ingi selalu cepat selesai,
sehingga Budi memindahkan dua
kardus secara bersamaan.
Massa masing-masing m1 = 40 kg,
m2 = 25 kg dan tangan Budi
memegang pada barang pertama.
Jika Budi mendorong dengan gaya
sebesar 150 N, maka tentukanlah
percepatan kardus dan gaya
kontak antarbarang .
Diketahui :
m1 = 40 kg
m2 = 25 kg
F = 150 N
Ditanyakan:
aโฆ.?
Fantarbarang โฆ?
Keadaan benda 1 dan 2
saling bersentuhan
sehingga akan timbul
gaya kontak atau gaya
aksi reaksi berdasarkan
Hukum III Newton.
Sebagaimana gambar
berikut:
F12 adalah gaya aksi
yang diberikan barang 1
kepada barang 2.
Sedangkan F21 adalah
gaya reaksi yang
diberikan barang 2
2
2
โ
130
kepada barang 1. Kedua
gaya ini memiliki besar
yang sama.
Untuk menentukan gaya
antarbarang
๐น12 = ๐2. ๐
Ditinjau dari sumbu X
barang 1
โ ๐น๐ฅ = ๐๐
๐น โ ๐น21 = ๐1. ๐
Ditinjau dari sumbu X
barang 2
โ ๐น๐ฅ = ๐๐
๐น12 = ๐2. ๐
Sehingga,
๐น12 = ๐น21
๐2. ๐ = ๐น โ ๐1. ๐
๐น = ๐2. ๐ + ๐1. ๐
๐น = ๐ (๐2 + ๐1)
๐ =๐น
(๐2 + ๐1)
๐ =150 ๐
(40 ๐๐ + 25 ๐๐)
= 2.3๐
๐ 2
๐น12 = ๐2. ๐
๐น12 = 25 ๐ฅ 2.3 = 57.5 ๐
6
131
4
Hukum
Newto
n pada
bidang
datar
Menilai Disajikan
sebuah
kasus Dio
sedang
mendoron
g kotak
pada
bidang
datar
kasar.
Siswa
mampu
menilai
gaya gesek
dan
percepatan
pada
benda.
Dio adalah seorang karyawan
disalah satu perusahaan di Jakarta.
Tugas Dio di perusahaan tersebut
menyusun barang-barang dalam
bentuk kotak. Setiap kali Dio ingin
memindahkan kotak,Dio selalu
mendorongnya dengan gaya F 100
N karena kotak tersebut memiliki
massa yang cukup berat, yaitu 30
kg. Jika Dio mendorong kotak
tersebut di atas bidang datar kasar
(ยตs = 0,3 dan ยตk = 0,1), maka besar
gaya gesek dan percepatan balok
tersebut adalah โฆ
Diketahui:
F = 100 N
m = 30 kg
ฮผs = 0,3
ฮผk = 0,1
g = 10 m/s2
Ditanyakan:
a โฆ?
f โฆ?
Langkah pertama,
gambarkan terlebih dahulu
diagram gaya-gaya yang
bekerja pada benda secara
lengkap seperti gambar
berikut:
besarnya gaya normal
dapat ditentukan dengan
menggunakan Hukum II
Newton sebagai berikut.
โ ๐น๐ = ๐๐
๐ โ ๐ค = ๐๐
N โ w = 0
2
4
โ
132
N = w
N = m.g
N = 30 kg x 10 m/s2
N = 300 N
Menentukan pengaruh
gaya F dengan cara
menghitung besar gaya
gesek statis
maksimumnya (fs maks)
fs max = ฮผsN
fs max = ฮผsN
fs max = 0.3 x 300 N
fs max = 90 N
100 N > fs max maka kotak
bergerak
โ ๐น๐ฅ = ๐๐
๐น โ ๐๐ = ๐๐
๐น โ ฮผ๐๐ = ๐๐
100 N โ (0.1)(300N) =
30 kg a
a = 100 N โ 30 N
๐ =100 N โ 30 N
30๐๐= 2.3 ๐/๐ 2
4
133
5
Mengeva
luasi
kasus
yang
terjadi
dalam
kehidupa
n sehari-
hari
tentang
penerapa
n hukum
Newton
Hukum
Newto
n
Menilai Disajikan
sebuah
kasus
Miko
sedang
mendoron
g dua buah
balok pada
bidang
miring.
Siswa
mampu
menilai
besar
percepatan
balok.
Dalam ruang kelas hanya ada
Anda bersama wali kelas,
kemudian Anda disuruh wali
kelas untuk memindah
tumpukan buku yang beratnya
tidak memungkinkan diangkat
oleh sendiri, sehingga Anda
memindahkan buku tersebut
berulang kali. Jika Anda
membagi tumpukan buku
tersebut menjadi dua tumpukan
buku dengan berat masing-
masing adalah 10 kg, sehingga
Anda membutuhkan waktu 10
detik untuk memindahkan satu
tumpukan buku.
Diwaktu yang bersamaan tiba-
tiba kepala sekolah memanggil
Anda untuk ke kantor sekolah.
Di dalam kelas hanya ada
beberapa batubata (8 kg) dan di
dalam lemari kelas ada alat-alat
praktikum sederhana salah
satunya adalah katrol kecil.
Kemudian Anda mendesain
Diketahui:
a. Buku I
m1 = 10 kg
s = 5 m
t = 10 s
b. Buku II
mA = 10 kg
mB = 8 kg
Ditanyakan:
Perbandingan percepatan
dari kedua percobaan ?
a. Buku I
๐ฃ =๐
๐ก=
5
10= 0.5 ๐/๐
Percobaan pertama akan
memiliki percepatan
sama dengan 0, karena
mimiliki kecepatan
konstan.
b. Buku II
๐ =๐๐ต . ๐
๐๐ด + ๐๐ต
๐ =8 ๐๐ . 10
๐๐ 2
10 ๐๐ + 8 ๐๐
= 4.4 ๐
๐ 2
2
5
8
โ
134
cara agar buku ini tetap
terpindahkan, sebagai mana
gambar berikut:
Maka yang akan terjadi dengan
percepatan kedua tumpukan
buku adalahโฆ
(Dipindahkan sendiri= buku I
dan dipindahkan menggunakan
katrol = buku II )
Sehingga percepatan buku II
lebih besar dari pada
percepatan buku I
6
Mengeva
luasi
kasus
yang
terjadi
dalam
kehidupa
n sehari-
hari
tentang
penerapa
n hukum
Newton
pada
bidang
miring
Hukum
Newto
n
pada
bidang
miring
Menguji Disajikan
sebuah
kasus,
sebuah
benda
pada
bidang
miring.
Siswa
mampu
menguji
gaya gesek
pada
bidang
miring.
Anda sedang melakukan
percobaan dalam ruangan
laboratorium terpadu tentang
bidang miting. Sebuah benda
Anda letakan pada bidang miring
dengan sudut 300. Ternyata, benda
tepat akan meluncur ke bawah.
Jika percepatan gravitasi bumi
adalah 10 m/s2, maka koefisien
gesek antara benda dengan bidang
miring!
Diketahui:
ฮธ = 300
g = 10 m/s2
Ditanyakan
ฮผs โฆ?
Karena benda belum
bergerak, maka a = 0.
2
4
โ
135
Sehingga berlaku Hukum I
Newton sebagai berikut.
ฮฃFY = 0
N โ w cos = 0
N = w cos ฮธ
ฮฃFX = 0
w sin ฮธ โ fs = 0
w sin ฮธ โ ฮผsN = 0
ฮผsN = w sin ฮธ
ฮผsw cos ฮธ = w sin ฮธ
๐๐ =๐ค sin ๐
๐ค cos ๐
๐๐ =๐ค sin 30
๐ค cos 30
๐๐ =
12
12 โ3
=1
3โ3
5
4
7
Merumu
skan
saran
terbaik
pada
kasus
yang
terjadi
dalam
kehidupa
n sehari-
hari
Hukum
Newto
n pada
bidang
miring
Mengkontr
uksi
Disajikan
sebuah
benda
pada
bidang
miring.
Siswa
mampu
menguji
besar
percepatan
benda
Sebuah benda bermassa 10 kg
didorong dengan gaya F = 150 N
pada permukaan bidang miring.
Koefisien gesek antara benda
dengan bidang adalah 0,4.
Diketahui :
F = 50 N
m = 10 kg
g = 10 m/s2
ยตk = 0,4
Ditanyakan :
Percepatan benda (a) ?
Alternatif lain yang
dilakukan agar percepatan
yang diperoleh tetap sama
2
136
tentang
penerapa
n hukum
Newton
pada
bidang
miring
pada kasus
yang
berbeda
Alternatif lain yang dilakukan agar
percepatan yang diperoleh tetap
sama jika koefisien antara benda
dan bidang 0,8 adalah โฆ.
jika koefisien antara benda
dan bidang 0,8 ?
Jawab :
โ ๐น = ๐น โ ๐๐ โ ๐ค sin ๐
= ๐. ๐
๐ = ๐ค cos ๐
๐๐ = ๐๐๐ = ๐๐ ๐ค cos ๐
๐๐ = ๐๐๐ = ๐๐ ๐๐ cos ๐
๐๐
= (0,4) (10๐๐) (10๐
๐ 2) cos 37
๐๐ = (0,4)(80) = 32 ๐
โ ๐น = ๐น โ ๐๐ โ ๐ค sin ๐
= ๐. ๐
150 ๐ โ 32 ๐ โ 60 ๐ = 10 ๐๐. ๐
๐ =58 N
10 ๐๐=
5,8 ๐
๐ 2
2
3
4
โ
137
Alternatif lain yang
dilakukan agar percepatan
yang diperoleh tetap sama
jika koefisien antara benda
dan bidang 0,8 ?
Jawab :
Memperbesar gaya F
menjadi 182 N
๐น โ ๐๐๐ โ ๐ค sin ๐ = ๐. ๐ ๐น โ (0,8) (80)๐ โ 60 ๐
= 10 ๐๐.5,8 ๐
๐ 2
๐น โ 64๐ โ 60๐ = 58 ๐
๐น โ 124๐ = 58๐
๐น = 58๐ + 124๐ = 182 ๐
4
8
Merumu
skan
saran
terbaik
pada
kasus
yang
terjadi
dalam
kehidupa
n sehari-
hari
tentang
penerapa
n hukum
Hukum
Newto
n pada
gerak
meling
kar
Mengkontr
uksi
Disajikan
sebuah
kasus
Andi dan
Budi
sedang
bermain
baling-
baling.
Siswa
mampu
menguji
besar gaya
sentripetal
pada kasus
Andi dan Budi sedang bermain
baling-baling menggunakan batu
yang diikat menggunakan seutas
tali. Batu memiliki massa 500
gram dan panjang tali 1 meter.
Setiap Andi memutar baling-
balingnya membutuhkan waktu 2
detik setiap putarannya. Jika Budi
ingin membuat baling-baling yang
sama dengan Andi namun tali
yang digunakan oleh Budi hanya
0,5 meter, maka cara yang
dilakukan oleh Budi agar gaya
sentripetal baling-baling mereka
sama adalahโฆ
Diketahui:
m = 500 gram = 0,5 kg
RAndi = 1 m
RBudi = 0,5 m
t = 2 s
Ditanyakan :
Fs โฆ?
2
โ
138
Newton
pada
gerak
melingka
r
yang
berbeda.
๐น๐ =๐๐ฃ2
๐
Keliling lingkaran =
๐ ๐ฅ 2๐ = 3.14 ๐ฅ 2 = 6.28 ๐
๐ฃ =๐
๐ก=
6,28
2= 3.14
๐น๐ =๐๐ฃ2
๐
๐น๐ =0,5(3.142)
1= 4.93 ๐
Cara yang dilakukan budi
agar memiliki gaya
sentripetal yang sama dengan
Andiโฆ
Memperkecil massa batu
yang digunakan budi sebesar
4.93 =๐(3.142)
0,5
4
4
5
139
๐(3.142) = 4.93 (0.5)
6.28 ๐ = 2.46
๐ =2.46
6.28= 0.39 ๐๐๐๐
140
LAMPIRAN B.3 Analisis Hasil Uji Instrumen Tes
a. Validasi Ahli Materi
No.
Soal
Validator
Nilai CVR Rata-
rata Anugrah Azhar, M.Si Saipuddin, M.Si Ryan Rizaldy, M.si
A B C D A B C D A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.6 1 0.9
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.6 1 0.9
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0.6 0.9
4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0.6 1 1 0.9
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.6 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CRV 7.6
CVI 0.95
Kategori
Sangat
Baik
141
b. Validasi Ahli Konstruk
No.
Soal
Validator
Nilai CVR Rata-
rata Anugrah Azhar, M.Si M. Feby Sumantri, M.Pd Ryan Rizaldy, M.si
A B C D A B C D A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.6 1 0.9
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.6 1 0.9
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0.6 0.9
4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0.6 1 1 0.9
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.6 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CRV 7.6
CVI 0.95
Kategori
Sangat
Baik
142
c. Validasi Ahli Bahasa
No.
Soal
Validator
Nilai CVR Rata-
rata Dr, Nuryani, MA Dra. Mahmudah Fitriyani,
ZA, MA
A B C D A B C D A B C D
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0.6 1 0.6 1 0.8
2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0.6 0.6 1 0.8
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0.6 0.9
4 0 1 1 1 1 0 1 1 06 0.6 1 1 0.8
5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.6 1 0.9
6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0.9
7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0.9
8 0 1 1 1 1 1 1 1 06 1 1 1 0.9
Jumlah CVR 6.8
CVI 0.85
Kategori Sangat
Baik
143
d. Uji Validasi Butir Soal
Jumlah Subyek= 20
Butir Soal= 8
Nama berkas: E:\SKRIPSI\KBTT.AUR
No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 0.953 Sangat Signifikan
2 0.929 Sangat Signifikan
3 0.928 Sangat Signifikan
4 0.899 Sangat Signifikan
5 0.945 Sangat Signifikan
6 0.962 Sangat Signifikan
7 0.939 Sangat Signifikan
8 0.949 Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
144
e. Uji Reliabilitas Instrumen
Rata2= 42.35
Simpang Baku= 16.92
KorelasiXY= 0.97
Reliabilitas Tes= 0.98
Nama berkas: E:\SKRIPSI\KBTT.AUR
No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 N19 35 35 70
2 N13 31 29 60
3 N6 28 31 59
4 N14 28 30 58
5 N18 28 29 57
6 N1 27 29 56
7 N12 28 28 56
8 N5 27 28 55
9 N10 27 27 54
10 N11 25 29 54
11 N4 21 24 45
12 N8 11 17 28
13 N7 14 13 27
14 N3 13 13 26
15 N17 13 13 26
16 N16 13 12 25
17 N15 11 13 24
18 N2 13 10 23
19 N9 10 13 23
20 N20 11 10 21
145
f. Uji Daya Pembeda
Jumlah Subyek= 20
Klp atas/bawah(n)= 5
Butir Soal= 8
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: E:\SKRIPSI\KBTT.AUR
No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda DP(%)
1 5.80 2.00 3.8 38.00
2 5.60 1.20 4.4 44.00
3 6.40 2.00 4.4 44.00
4 6.60 2.60 4.0 40.00
5 9.40 3.80 5.6 37.33
6 8.80 4.00 4.8 32.00
7 8.40 3.80 4.6 30.67
8 9.80 3.80 6.0 40.00
146
g. Uji Taraf Kesukaran
Jumlah Subyek= 20
Butir Soal= 8
Nama berkas: E:\SKRIPSI\KBTT.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran (%) Tafsiran
1 1 39.00 Sedang
2 2 34.00 Sedang
3 3 42.00 Sedang
4 4 46.00 Sedang
5 5 44.00 Sedang
6 6 42.67 Sedang
7 7 40.67 Sedang
8 8 45.33 Sedang
147
h. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes
Rata2= 42.35
Simpang Baku= 16.92
KorelasiXY= 0.97
Reliabilitas Tes= 0.98
Butir Soal= 8
Jumlah Subyek= 20
Nama berkas: E:\SKRIPSI\KBTT.AUR
No T DP (%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1... 38.00 Sedang 0.953 Sangat Signifikan
2 9.84 44.00 Sedang 0.929 Sangat Signifikan
3 1... 44.00 Sedang 0.928 Sangat Signifikan
4 8.53 40.00 Sedang 0.899 Sangat Signifikan
5 6.69 37.33 Sedang 0.945 Sangat Signifikan
6 9.80 32.00 Sedang 0.962 Sangat Signifikan
7 5.50 30.67 Sedang 0.939 Sangat Signifikan
8 7.88 40.00 Sedang 0.949 Sangat Signifikan
148
LAMPIRAN B.4 Lembar Validasi Ahli Materi
149
150
LAMPIRAN B.5 Lembar Validasi Ahli Kontruk
151
152
153
LAMPIRAN B.6 Lembar Validasi Ahli Bahasa
154
155
LAMPIRAN B.7 Angket Gaya Belajar VARK
Angket Gaya Belajar VARK
Instrumen Gaya Belajar VARK
NAMA: โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ KELAS: โฆโฆโฆโฆโฆโฆ
1. Saya menyukai laman internet (website) yang memiliki:
a. Fitur-fitur dimana saya bisa langsung meng-klik-nya
b. Informasi dan artikel yang menarik yang bisa di cetak
c. Channel musik, fitur chatting
d. Desain dan tampilan efek visual menarik
2. Suatu ketika saya sedang mempelajari program komputer baru atau game
komputer baru. Cara mempelajari yang paling saya sukai adalah:
a. Pertama saya akan melihat cara orang lain memainkannya
b. Membaca buku petunjuknya
c. Mendengar penjelasan dari orang lain dan menanyakan kepada orang tersebut
d. Membaca petunjuk yang dimuat dalam diagram.
3. Setelah membaca naskah sebuah drama, saya diminta untuk memainkan peran.
Yang akan saya lakukan adalah:
a. Menggambar atau membuat skets tentang sesuatu yang akan terjadi dalam
drama tersebut
b. Membaca dialog yang ada dalam drama tersebut
c. Mencoba berakting sesuai naskah drama tersebut
d. Menulis naskah drama tersebut
4. Saya ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab program liburan sekolah. Agar
program ini menarik untuk teman-teman, yang saya lakukan adalah :
a. Menjelaskan aktivitas-aktivitas yang akan saya lakukan dalam program
tersebut
b. Menunjukkan kepada teman-teman daftar kegiatan dalam program tersebut
c. Mempraktekkan salah satu kegiatan yang akan dilakukan dalam program
tersebut di hadapan teman-teman
d. Menunjukkan ke teman-teman peta lokasi kegiatan dan menunjukkan foto-foto
yang berkaitan dengan lokasi kegiatan
5. Saya ingin membuat sebuah acara mengejutkan untuk teman-teman. Yang akan
saya lakukan adalah:
a. Untuk persiapan, saya membuat daftar apa yang akan saya lakukan dan apa
yang harus saya beli
b. Membicarakannya dengan teman-teman lewat telpon atau dengan SMS
c. Langsung saja mengundang teman-teman pada acara tersebut
d. Membayangkan apa yang akan terjadi di acara nanti
e.
156
6. Saya mendengar informasi bahwa ada film baru akan diputar di bioskop di kota
Jakarta. Untuk memutuskan apakah saya akan menonton atau tidak, yang akan
saya lakukan adalah:
a. Melihat cuplikan film itu terlebih dahulu
b. Mendengar penjelasan teman tentang film tersebut
c. Membaca kesan orang lain tentang film tersebut lewat internet atau majalah
d. Mengikuti apa yang diputuskan teman saja
7. Saya punya permasalahan pada bagian lutut. Yang saya harapkan disaat saya
berkunjung ke dokter adalah:
a. Dokter menunjukkan gambar bagian lutut yang bermasalah
b. Dokter menjelaskan secara lisan tentang gangguan lutut tersebut
c. Dokter mendemonstrasikan apa yang terjadi dengan menggunakan model lutut
buatan
d. Dokter menjelaskan menggunakan artikel yang bisa menerangkan secara
rinci penyebab permasalahannya
8. Saya diminta orang tua saya memasangkan komputer baru. Yang saya lakukan
adalah:
a. Membaca instruksi yang disertakan dalam computer
b. Mengikuti diagram yang menunjukkan instruksi pemasangan
c. Membuka kotak pembungkus komputer dan langsung memasangnya
d. Menelpon atau kirim SMS ke teman dan menanyakan bagaimana cara
memasangnya
9. Saya tidak yakin dengan ejaan sebuah kata, apakah yang benar โanalisaโ ataukah
โanalisisโ. Yang akan saya lakukan adalah:
a. Menulis terlebih dahulu kedua kata tersebut dan memilih salah satunya
b. Mengucapkannya dengan nyaring dan merekam dalam ingatan pikiran saya
c. Menemukan kata yang tepat melalui kamus
d. Melihat dengan cermat kedua kata tersebut dan memilih kira-kira yang pantas
10. Saya ingin melakukan sesuatu yang spesial untuk keluarga. Yang akan saya
lakukan adalah:
a. Membuat sesuatu yang pernah saya buat sebelumnya
b. Mendiskusikannya dengan teman-teman
c. Mencari petunjuk-petunjuk tertulis untuk membuatnya
d. Menemukan rencana dan ide melalui buku atau majalah
11. Saya bermaksud menunjukkan arah suatu tempat kepada seseorang yang cukup
dekat dengan tempat saya berada saat itu. Yang saya lakukan adalah:
a. Menjelaskan langsung kepada orang tersebut
b. Menuliskan arahnya menggunakan kalimat terperinci
c. Berjalan dengan orang tersebut
d. Menggambar peta di atas secarik kertas, atau mengakses peta secara on line
157
12. Saya ingin membeli kamera digital atau handphone
(HP). Selain mempertimbangkan harganya, yang akan saya lakukan
adalah:
a. Mencoba kamera atau handphone tersebut
b. Mempertimbangkan penjelasan yang disampaikan oleh penjualnya (sales)
c. Mempertimbangkan desain keluaran terbaru yang kelihatan bagus
d. Membaca secara detail fitur-fitur yang menjelaskan kamera atau handphone
tersebut
13. Saya menginginkan ulasan dari sebuah kejadian, lomba, atau ujian yang sudah
dilakukan. Bentuk ulasan yang saya inginkan adalah:
a. Menggunakan contoh tentang apa yang sudah saya lakukan
b. Menggunakan grafik yang menunjukkan apa yang sudah saya peroleh
c. Mendapatkan penjelasan dari seseorang dan mendiskusikanya
d. Ulasan dalam bentuk tulisan atau rincian tentang hasil yang saya peroleh
14. Saya sedang belajar untuk mengambil foto dengan kamera digital atau
handphone. Saya ingin:
a. Mendapatkan kesempatan untuk bertanya dan membicarakan tentang fitur-
fitur dari kamera atau handphone tersebut
b. Mendapatkan contoh foto yang bagus atau yang jelek yang diambil dari
kamera atau handphone tersebut
c. Mendapatkan penjelasan secara tertulis dengan jelas
d. Mendapatkan penjelasan melalui diagram yang menjelaskan bagaimana
menggunakan kamera tersebut
15. Saya menginginkan agar guru:
a. Menjelaskan melalui diskusi kelas, diskusi secara on line, chatting atau melalui
ceramah.
b. Belajar melalui masalah, menggunakan video, terjun ke lapangan, ber-
eksperimen di laboratorium, atau praktik
c. Menggunakan buku atau modul
d. Menjelaskan melalui diagram, bagan, diagram yang diberi keterangan
lengkap, atau peta
16. Saya diberikan kesempatan untuk mempresentasikan ide-ide di depan kelas. Saya
melakukan:
a. Saya menulis naskah yang akan saya sampaikan dan membacanya berkali-kali
b. Saya membuat diagram atau grafik untuk membantu agar mudah menjelaskan
ide-ide saya
c. Saya mengumpulkan contoh-contoh nyata dan praktis yang berkaitan dengan
tema yang akan saya sampaikan
d. Saya menulis kata-kata penting dan mempraktekkan
berulang-ulang mengenai apa yang akan saya ucapkan
158
LAMPIRAN B.8 Angket Gaya Belajar KOLB
Inventori Gaya Belajar
PETUNJUK: Berikut ini terdapat 15 pertanyaan yang perlu dijawab.
1. Tandailah ceklis pada kotak (โ) dua buah pilihan yang paling sesuai dengan diri
Anda.Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Bersifat realistis
B. Suka menganalisis
C. Suka berimajinasi
D. Suka menyelidik
2. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Teratur
B. Kritis
C. Mudah beradaptasi
D. Penuh rasa ingin tahu
3. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Langsung pada permasalahan
B. Suka berdebat
C. Suka menghubung-hubungkan
D. Suka mencipta
4. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Praktis B. Akademis
C. Personal/pribadi D. Suka bertualang
5. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Tepat B. Sistematis
C. Fleksibel D. Penemu
6. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Teratur B. Penuh perasaan
C. Suka berbagi D. Mandiri
7. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Perfeksionis B. Logis
C. Kooperatif D. Kompetitif
8. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Kerja keras B. Intelektual
C. Sensitive D. Mau mengambil resiko
9. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Suka membuat perencanaan
B. Suka membaca
C. Suka bergaul
D. Mampu memecahkan masalah
10. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
159
A. Suka/jago menghafal
B. Berpikir mendalam
C. Berasosiasi
D. Kreatif
11. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Mengharapkan arahan
B. Suka membuat penilaian
C. Spontan
D. Reformis
12. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Waspada/hati-hati
B. Menggunakan nalar
C. Berkomunikasi
D. Menemukan
13. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Suka berlatih/practicing
B. Memeriksa
C. Peduli
D. Suka tantangan
14. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Menyelesaikan pekerjaan
B. Mendapat gagasan
C. Menafsirkan
D. Melihat kemungkinan-kemungkinan
15. Pilihlah "dua pilihan" yang paling mendekati *
A. Mengerjakan B. Berpikir
C. Berperasaan D. Bereksperimen
160
LAMPIRAN C ANALISIS HASIL PENELITIAN
LAMPIRAN C
ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Hasil Posttest
2. Hasil Olah Data per Jenjang Kognitif Bloom
3. Uji Normalitas
4. Uji Homogenitas
5. Uji Hipotesis
6. Data Hasil Angket Respon Siswa
161
LAMPIRAN C.1 Hasil Posttest
Siswa Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1 28 16
2 30 32
3 5 13
4 21 77
5 14 13
6 14 40
7 11 32
8 2 15
9 14 14
10 10 25
11 15 13
12 3 23
13 31 13
14 15 14
15 11 22
16 3 29
17 4 22
18 5 64
19 20 80
20 6 17
21 3 91
22 6 17
23 30 47
24 21 15
25 7 17
26 7 15
27 20 12
28 26
Jumlah 356 814
Rata-rata 19.19 29.07
SD 9.157 22.40
162
Descriptives
Kelas Statistic
Hasil Posttest Kelompok Eksperimen
Mean 29.07
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
20.39
Upper Bound
37.76
5% Trimmed Mean 26.74
Median 19.50
Variance 501.772
Std. Deviation 22.400
Minimum 12
Maximum 91
Range 79
Interquartile Range 18
Skewness 1.718
Kurtosis 1.963
Kelompok Kontrol Mean 13.19
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
9.56
Upper Bound
16.81
5% Trimmed Mean 12.82
Median 11.00
Variance 83.849
Std. Deviation 9.157
Minimum 2
Maximum 31
Range 29
Interquartile Range 15
Skewness .666
Kurtosis -.671
163
LAMPIRAN C.2 Hasil Olah Data per Jenjang Kognitif Bloom
Kelas Eksperimen
No Nama Jenis
Kelamin
Aspek Kognitif Nilai rata-
rata C4
Nilai rata-rata C5
Nilai rata-rata C6
1 2 3 4 5 6 7 8
1 MIA-1 P 4 8 12 2 2 4 0
2 MIA-2 P 8 10 18 8 4 2 14 0
3 MIA-3 L 2 2 3 2 6 11 0
4 MIA-4 P 8 8 16 6 8 9 8 31 15 15 30
5 MIA-5 P 2 7 9 0 2 2 4 0
6 MIA-6 P 6 8 14 2 9 10 21 2 3 5
7 MIA-7 L 4 8 12 8 2 3 4 17 3 3
8 MIA-8 L 2 2 8 3 11 2 2
9 MIA-9 L 2 2 2 8 10 2 2
10 MIA-10 P 3 5 8 5 5 7 5 12
11 MIA-11 P 2 2 2 2 4 5 2 7
12 MIA-12 L 6 2 8 2 2 4 2 9 11
13 MIA-13 L 4 4 4 5 9 0
14 MIA-14 P 4 4 8 2 2 2 6 0
15 MIA-15 P 2 2 2 2 2 2 8 8 4 12
16 MIA-16 P 8 8 9 8 2 2 21 0
17 MIA-17 L 2 4 6 2 2 8 4 16 0
18 MIA-18 L 8 8 16 9 7 15 13 44 2 2 4
19 MIA-19 P 8 10 18 7 8 15 15 45 13 4 17
20 MIA-20 L 4 2 6 4 2 2 1 9 2 2
21 MIA-21 P 10 10 20 7 9 15 15 46 15 10 25
164
No Nama Jenis
Kelamin
Aspek Kognitif Nilai rata-
rata C4
Nilai rata-rata C5
Nilai rata-rata C6
1 2 3 4 5 6 7 8
22 MIA-22 L 2 8 10 2 2 5 5
23 MIA-23 L 9 10 19 8 5 11 24 4 4
24 MIA-24 P 5 5 3 5 2 10 0
25 MIA-25 P 4 5 9 2 2 2 2 8 0
26 MIA-26 P 4 5 9 2 1 2 1 6 0
27 MIA-27 L 4 6 10 2 2 0
28 MIA-28 L 6 8 14 6 4 10 2 2
Nilai rata-rata Aspek
Kognitif 9,61 14,36 5,11
Persentase Aspek
Kognitif 48% 29% 17%
165
Kelas Kontrol
No Nama Jenis
Kelamin
Aspek Kognitif Nilai rata-
rata C4 Nilai rata-rata
C5 Nilai rata-rata
C6
1 2 3 4 5 6 7 8
1 MIA-1 L 2 2 4 10 8 6 24
0
2 MIA-2 L 2 10 12 10 6 2 18
0
3 MIA-3 L 0 2
2 3 3
4 MIA-4 L 5 5 6 2 8 3 5 8
5 MIA-5 P 10 10 1 1 1 1 4
0
6 MIA-6 L 4 4 10 10
0
7 MIA-7 P 1 1 2 1 1 4 2 8 1 1
8 MIA-8 P 1 1
1 1
0
9 MIA-9 L 1 1 3 10 13
0
10 MIA-10 L 0 10
10
0
11 MIA-11 P 1 1 10 1 1 12 1 1 2
12 MIA-12 P 0
1 1 2 1 1
13 MIA-13 P 1 9 10 8 1 5 14 2 5 7
14 MIA-14 P 1 1 8 1 2 1 12 2 2
15 MIA-15 P 10 10
0 1 1
16 MIA-16 P 1 1 1 1 2
0
17 MIA-17 L 0 3 1
4
0
18 MIA-18 L 1 1 2 1 1 2 1 1
19 MIA-19 L 1 8 9 1 1
2 7 2 9
20 MIA-20 P 1 1 1 1
2 2 1 3
21 MIA-21 L 3 3
0
0
166
No Nama Jenis
Kelamin
Aspek Kognitif Nilai rata-
rata C4 Nilai rata-rata
C5 Nilai rata-rata
C6
1 2 3 4 5 6 7 8
22 MIA-22 P 1 1 1 1 1 1 4 1 1
23 MIA-23 L 4 10 14 8 1 5 1 15 1 1
24 MIA-24 L 4 10 14 2 1 1 1 5 1 1 2
25 MIA-25 P 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1
26 MIA-26 L 1 1 2 1 1 1 3
2 2
27 MIA-27 L 0 5 10 5 20
0
Nilai rata-rata Aspek
Kognitif 4,07 7,44 1,67
Persentase Aspek Kognitif 20% 15% 6%
167
LAMPIRAN C.3 Uji Normalitas
A. Kelompok Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Tetapkan hipotesis statistik
Ho = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Gunakan tingkat signifikan ฮฑ = 5%
3. Perhatikan significance (sig) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:
a. jika sig.> 0,05 (5%) maka H0 diterima H1 ditolak
b. jika sig.<0,05 (5%) maka H0 ditolak H1 diterima
Case Processing Summary
Kelas
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N
Hasil Posttest Kelompok Kontrol 27 100.0% 0 0.0% 27
Descriptives
Kelas Statistic
Hasil Posttest Kelompok Kontrol Mean 13.19
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 20.39
Upper Bound 37.76
5% Trimmed Mean 12.82
Median 11.00
Variance 83.849
Std. Deviation 9.157
Minimum 2
Maximum 31
Range 29
Interquartile Range 15
Skewness .666
Kurtosis -.671
168
Tests of Normality
Kelas Shapiro-Wilk
Statistic df Sig
Hasil Posttest Kelompok Kontrol .901 27 0.083
Kesimpulan:
Uji Shapiro-Wilk menunjukkan nilai sig. 0,083. Karena nilai sig. Shapiro-Wilk lebih
besar dari 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
169
B. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Tetapkan hipotesis statistik
Ho = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Gunakan tingkat signifikan ฮฑ = 5%
3. Perhatikan significance (sig) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:
a. jika sig.> 0,05 (5%) maka H0 diterima H1 ditolak
b. jika sig.< 0,05 (5%) maka H0 ditolak H1 diterima
Case Processing Summary
Kelas
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N
Hasil Posttest Kelompok Eksperimen 28 100.0% 0 0.0% 28
Descriptives
Kelas Statistic
Hasil Posttest Kelompok Eksperimen Mean 29.07
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 20.39
Upper Bound 37.76
5% Trimmed Mean 26.74
Median 19.50
Variance 501.772
Std. Deviation 22.400
Minimum 12
Maximum 91
Range 79
Interquartile Range 18
Skewness 1.718
Kurtosis 1.963
170
Tests of Normality
Kelas Shapiro-Wilk
Statistic df Sig
Hasil Posttest Kelompok Kontrol .730 28 0.000
Kesimpulan:
Uji Shapiro-Wilk menunjukkan nilai sig. 0,083. Karena nilai sig. Shapiro-Wilk lebih
kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
171
LAMPIRAN C.4 Uji Homogenitas
Langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas:
2. Tetapkan hipotesis statistik
Ho = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (homogen)
H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak homogen)
2. Gunakan tingkat signifikan ฮฑ = 5%
3. Perhatikan significance (sig) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:
a. jika sig.> 0,05 (5%) maka H0 diterima H1 ditolak (homogen)
b. jika sig.< 0,05 (5%) maka H0 ditolak H1 diterima (tidak homogen)
Test of Homogeneity of Variances
Hasil Posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
8.792 1 53 .005
Kesimpulan:
Uji Levene menunjukkan nilai Sig. 0,005. Karena nilai Sig. lenih kecil dari 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua
varian kelompok tidak sama atau tidak homogen.
172
LAMPIRAN C.5 Uji Hipotesis
Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis:
1. Tetapkan hipotesis statistik
Ho = tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi pada
materi hukum Newton
H1 = ada perbedaan rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi
hukum Newton
2. Gunakan tingkat signifikan ฮฑ = 5%
3. Perhatikan significance (sig) pada output setelah pengolahan data
4. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:
a. Jika sig.(2-tailed)> 0,05 (5%) maka H0 diterima H1 ditolak
b. Jika sig.(2-tailed) < 0,05 (5%) maka H0 ditolak H1 diterima
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Hasil Kelompok Eksperimen 28 35.43 992.00
Kelompok Kontrol 27 20.30 548.00
Total 55
Test Statisticsa
Hasil
Mann-Whitney U 170.000
Wilcoxon W 548.000
Z -3.506
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
173
Kesimpulan:
Hasil di atas menunjukkan bahwa nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 yaitu 0.000
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi
hukum Newton.
174
LAMPIRAN C.6 Data Hasil Angket Respon Siswa
Data Hasil Angket Respon Siswa terhadap Penggunaan Pembelajaran VARK
No Jenis
Kelamin
Penggunaan
model
pembelajaran
VARK
Pemahaman Konsep Fisika Pemahaman Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi
Pemahaman Penggunaan
gaya belajar VARK
(+) (-) (+) (-) (+) (-) (+)
1 2 3 5 4 6 7 9 8 10 11 12 13 14
1 L 5 4 5 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 5
2 L 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4
3 P 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 5
4 P 5 5 3 5 5 4 3 5 5 4 5 5 4 4
5 P 5 3 5 3 4 5 5 3 4 5 5 3 3 5
6 P 5 5 4 5 3 4 4 5 3 4 4 5 3 4
7 L 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4
8 L 4 5 4 5 4 2 4 5 5 2 4 5 3 5
9 L 5 5 5 3 5 3 5 3 4 3 5 3 4 3
10 L 3 4 3 4 3 4 5 4 5 4 3 4 3 4
11 P 4 5 4 3 5 2 4 3 4 2 4 5 2 5
175
No Jenis
Kelamin
Penggunaan
model
pembelajaran
VARK
Pemahaman Konsep Fisika Pemahaman Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi
Pemahaman Penggunaan
gaya belajar VARK
(+) (-) (+) (-) (+) (-) (+)
1 2 3 5 4 6 7 9 8 10 11 12 13 14
12 L 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 5 5 3 4
13 L 5 5 5 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 5
14 L 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5
15 P 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4
16 L 3 3 5 3 3 4 3 4 4 5 4 3 3 5
17 L 3 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 4 5
18 P 4 3 5 4 2 4 4 4 2 5 4 4 2 4
19 P 5 3 5 3 4 3 5 5 4 4 5 3 3 5
20 P 5 5 5 4 4 5 3 4 4 4 5 4 3 5
21 L 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 2 5
22 P 5 5 3 5 4 4 3 5 4 5 4 5 3 4
23 P 4 4 4 3 5 5 4 3 3 5 4 4 2 5
24 P 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5
176
No Jenis
Kelamin
Penggunaan
model
pembelajaran
VARK
Pemahaman Konsep Fisika Pemahaman Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi
Pemahaman Penggunaan
gaya belajar VARK
(+) (-) (+) (-) (+) (-) (+)
1 2 3 5 4 6 7 9 8 10 11 12 13 14
25 P 4 5 3 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5
26 L 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 5 4
27 P 3 5 3 3 4 4 3 3 4 4 3 5 4 4
28 P 4 4 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 5
Jumlah 121 120 118 112 111 113 115 115 102 111 119 117 97 127
Persentase (%) 86,4 85,6 84,3 80 79,2 80,7 82,1 82,1 72,8 79,3 85 83,5 69,3 90,7
Persentase per
Indikator (%) 86% 81% 79 % 82%
Rata-rata Total 82%
177
LAMPIRAN D SURAT-SURAT PENELITIAN
LAMPIRAN D
SURAT-SURAT PENELITIAN
1. Surat Izin Penelitian
2. Surat Keterangan Penelitian
3. Lembar Uji Referensi
4. Daftar Riwayat Hidup Peneliti
178
LAMPIRAN D.1 Surat Izin Penelitian
179
LAMPIRAN D.2 Surat Keterangan Penelitian
180
LAMPIRAN D.3 Lembar Uji Referensi
181
182
183
184
185
186
187
LAMPIRAN D.4 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
AHMAD RIFAโI Anak ketiga dari lima bersaudara pasangan
Muhammad Aswin Nasution dan Asnam Lubis. Lahir di Panyabungan
Julu, 20 November 1998 dan bertempat tinggal di Jl. Sibaroar
Panyabungan Tonga Kec. Panyabungan Kota Kab. Mandailing Natal.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis
diantaranya SD N 145606 Panyabungan Jae lulus pada tahun 2010,
SMP IT Al Husnayain lulus pada tahun 2013, SMA IT Al Husnayain
lulus pada tahun 2016. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi
Tadris Fisika pada tahun 2016 melalui jalur undangan SPAN-PTKIN.