pengaruh pembangunan infrastrukturrepository.utu.ac.id/248/1/i-v.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat...

98
i

Upload: others

Post on 28-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

i

Page 2: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

ii

PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

DI KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

DIWAN

08C20101125

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2014

Page 3: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

iii

PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

DI KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Oleh

DIWAN

08C20101125

Skipsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH, ACEH BARAT

2014

Page 4: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

iv

ABSTRAK

Diwan. Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

diKabupaten Aceh Barat.Dibawah bimbingan Jufri dan Lilis Marlina.

Analisis penelitian ini menggunakan model regresi linier sederhana yang

bertujuan untuk milihat hubungan pembangunan infrastruktur dengan pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Aceh Barat. Anlisis korelasi digunakan untuk mengukur

tingkat kekuatan hubungan dari kedua variable yang dianalisis, sedangkan analisis

diterminasi digunakan untuk mengukur pengaruh infrastruktur terhadap

pertumbuhan ekonomi kabupaten Aceh Barat.

Penilitian ini menggunakan metode regresi linier sederhana yang bertujuan

untuk melihat hubungan, selanjutnya analisis korelasi untukm mengukur kuat atau

lemah nya hubungan antara variable dan yang terakhir koevisien diterminasi ini

adalah koevisien penentu yang menjelaskan besar kecinya pengaruh nilai variable.

Berdasarkan hasil penilitian yang telah di lakukan diperoleh R=0,584 secara

positif menjelaskan terdapat hubungan yang kecil antara pembangunan infrastruktur

dengan pertumbuhan ekonomi dengan keeratan hubungan 58,4 persen, sedangkan

Koevisien diterminasi (R2) menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Aceh Barat sangat kecil dipenguruhi oleh pembangunan Infrastruktur, sedangkan

sisanya 66.9 persen yang dijelaskan oleh variable lain, diluar variable penelitian.

Hipotesis yang penulis ajukan bahwa pembangunan infrastruktur

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, diperoleh dari hasi

thitung sebesar 3.438>ttabel1,853 hasil pengujian hipotesis secara persial (uji t)

dikarnakan nilai probabilitas lebih besar dari 0.005 (derajat signifikan) berarti Ho di

terima H1 ditolak. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang kecil pembanguan

infrastuktur terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten aceh barat.

Kata kunci : pembangunan Infrastruktur, Pertumbuhan Ekonomi.

Page 5: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

v

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

DIKABUPATEN ACEH BARAT

Nama Mahasiswa : DIWAN

Nim : 08C20101125

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui Komisi

Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Jufri, SE

Lilis Marlina, SE

Mengetahui :

Dekan Ketua Program Studi

Fakultas Ekonomi Ekonomi Pembangunan

Zulbaidi, MM Yayuk, EW, SE, M.Si

Tanggal : 13 Septeber 2014

Page 6: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

vi

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi Dengan Judul

PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN ACEH BARAT

Yang Disusun Oleh

Nama : Diwan

Nim : 08C20101125

FakultasEkonomi : Ekonomi

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 13 September 2014 dan

dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Abd. Jamal, SE,M.Si

(KetuaPenguji) ...........................................

2. Jufri, SE

(AnggotaPenguji I) ...........................................

3. Syahril, SE, M.Si

(AnggotaPenguji II) ...........................................

4. Elga Ekatri Yangti, SE

(AnggataPenguji III) ...........................................

Alue Peunyareng, 13 September 2014

Ketua Program Studi

Ekonomi Pembangunan

Yayuk EW, SE, M.Si

Page 7: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

vii

RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama : Diwan

TTL : Jambak, 14 mai 1990

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

No Hp : 085276164781

E-mail : [email protected]

B. PENDIDIKAN

2002 : SD Negeri Alue Lhok

2005 : SMP Negeri 5 Pante Cermin

2008 : SMA Negeri 3 Meulaboh

C. TRAINING/PELATIHAN

2007 : Training Komputer di profCom Meulaboh

2008 : Pelatihan HMI (Himpunan Mahasiswa

Islami) Cabang Meulaboh

D. ORGANISASI

Pengurus LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Ekonom Pembangunan

Universitas Teuku Umar.

Page 8: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Pembangunan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten

Aceh Barat” .

Selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, dan kepada sahabat

beliau sekalian yang telah berjuang menegakkan agama Islam membawa kita dari

alam kebodohan menuju kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang

kita rasakan saat ini.

skripsi ini penulis susun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Faultas Ekonomi Universitas Teuku

Umar.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapatkan begitu banyak

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Jufri, SE selaku ketua pembibing satu dan Ibu Lilis Marlina,SE selaku

Pembimbing anggota yang telah sangat banyak meluangkan waktu dalam

memberi bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Yayuk,EW.SE.M.S.i Selaku Ketua Program Ekonomi Pembangunan

Universitas Teuku Umar

3. Bapak Zulbaidi, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku

Umar.

Page 9: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

ix

4. Bapak Dewan Penguji yang terdiri dari Bapak Abd. Jamal, SE,M.Si, Bapak

Syahril, SE, M.Si, Bapak Jufri, SE, Lilis Marlina,SE, yang telah banyak

memberikan masukan dan saran kepada penulis hingga dapat menyelesaikan

skripsi ini

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar serta Civitis Akademik Fakultas Ekonomi

Pembangunan Universitas Teuku Umar Meulaboh yang telah memberikan

dorongan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Djasman. J Ma`ruf, SE.,MBA. Selaku Rektor Universitas

Teuku Umar

7. Kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan dorongan dan

semangat baik moril, materil, serta fasilitas dan do’a sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti merasa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kesilapan. Untuk itu penulis mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan

kritik dan saran yang sifatnya membangun agar dapat menyempurnakan skripsi ini.

Atas kritikan dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih.

Meulaboh, 16 September 2014

Diwan

Page 10: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN TUJUAN ....................................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................. v

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vii

MOTTO / PERUNTUKAN............................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................ 5

1.4.2 Manfaat Praktis.......................................................................... 5

1.5. Sistematika Penulisan ......................................................................... 5

I. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Infrastruktur .......................................................................... 7 7

2.1.1. Pendekatan Pembangunan Infratruktur Nasional ...................... ..... 8

2.1.2. Pembanguna Infrastruktur Untuk Pengembangan Wilayah ...... 9

2.1.3. Konsep Tualisasi Peran Infrastruktur ......................................... 9

2.1.4. Pengaruh Pembanguna Infrastruktur Keterkaitan Timbal Balik

Antara Infrastruktur dan ekonomi .............................................. 10

2.2.Perkembangan ekonomi ....................................................................... 11

2.2.1. Definisi atau indikasi Perkembangan Ekonomi ......................... 11

2.3. Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembangunan Ekonomi ..... 12

2.3.1. Pengertian Umum Pertumbuhan Ekonomi ................................ 12

2.3.2. Pembangunan Ekonomi .............................................................. 13

2.4.Teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................................. 15

2.4.1 Aliran Klasik................................................................................. 16

2.5 Model Dan Strategi EkonomiWilayah .................................................. 18

2.5.1 Model Pembangunan Ekonomi Wilayah .................................... 21

2.6. Model Pembangunan I........................................................................... 22

2.6.1. Model Pembangunan II ............................................................... 22

2.6.2. Model Pembangunan III ............................................................. 23

2.6.4. Model Pembangunan IV ............................................................. 23

2.7. Strategi Pembangunan Wilayah ........................................................... 24

2.7.1. strategi Pembangunan Prasarana ................................................ 24

Page 11: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

xi

2.8. Hipotesis ................................................................................................. 24

III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 25

3.2. Data Penelitian ....................................................................................... 25

3.2.1. Jenis Sumber Data ....................................................................... 25

3.2.2. Teknik pengumpulan data........................................................... 25

3.3. Model Analisis Data .............................................................................. 26

3.4.Devinisi Oprasional Variabel ................................................................. 27

3.5. Uji Hipotesis .......................................................................................... 28

IV. HASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif .................................................................................. 29

4.2 Pertumbuhan Infrastruktur ..................................................................... 29

4.3 Standar Deviasi Rata-Rata Dan Opsevasi ............................................. 32

4.4 Hasil Koefesiensi Dan diterminasi ........................................................ 33

4.4.1 Uji t (Uji Persial/individual) ........................................................ 35

4.5 Pembahasan Hasil ................................................................................... 35

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 simpulan .................................................................................................. 37

5.2 Saran ........................................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 39

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 41

Page 12: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perkembangan Realisasi Belanja Infrastruktur Kabupaten Aceh Barat ...... 29

2. Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Aceh Barat Atas Dasar Harga yang Berlaku ................................................ 31

3. Standar Deviasi Rata – Rata Dan Opsevasi .................................................. 32

4. Hasil Koefisiensi Dan Diterminasi ............................................................... 33

5. Regresi Linier Sederhana Dan Uji Persial .................................................... 34

Page 13: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Infrastruktur .............................................................................................. 41

2. Pertumbuhan Ekonomi............................................................................. 42

3. Hasil Regresi............................................................................................. 43

Page 14: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

I. PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Peningkatan dan pembangunan ekonomi menjadi prioritas terpenting

dalam visi dan misi Indonesia dimasa depan, agar bangsa ini menjadi negara yang

ikut andil dalam persaingan global. Pembenahan yang dilakukan guna perubahan

ekonomi bangsa ini agar pembangunan dapat tercapai dalam tahapan

pembangunan, baik jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.

Kedepan Indonesia akan menghadapi persaingan dan ketidakpastian global

yang makin meningkat, jumlah penduduk yang makin banyak, dan dinamika

masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan

Nasional, perlu diteruskan hasil-hasil pembangunan yang sudah dicapai, seperti

peningkatan infrastruktur yang memadai, permasalahan yang sedang dihadapi dan

tantangannya ke depan dalam suatu konsep pembangunan jangka panjang, yang

mencakup berbagai aspek penting kehidupan berbangsa dan bernegara, yang akan

menuntun proses menuju tatanan kehidupan masyarakat dan taraf pembangunan

yang hendak dicapai. Dan permasalahan yang di hadapi sekarang adalah contoh

kasus yang dapat kita lihat kemacetan yang melanda di ibukota, ini diakibatkan

karena peningkatan industri otomotif yang dari tahun ke tahun nya terus

mengalami peningkatan dan ini tidak sebanding dengan peningkatan atau

pertumbuhan infrastruktur yang memadai.

Pembangunan infrastruktur dimasa mendatang perlu dibangun secara

optimal, sehingga integrasi serta konsolidasi dari pembangunan dapat secara

maksimal termanfaatkan dan dibangun dengan biaya seefisien mungkin. Hal ini

Page 15: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

2

sangat penting untuk digarisbawahi mengingat kebutuhan yang begitu besar serta

membutuhkan penyebaran pembangunan yang juga luas, sehingga dibutuhkan

juga biaya yang cukup besar. Disamping itu perlu juga diingat bahwa

pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan juga tidak hanya membutuhkan

biaya investasi yang besar, tetapi juga biaya operasi dan perawatan yang besar

dalam penggunaannya.

Infrastruktur memiliki peranan positif terhadap pertumbuhan ekonomi,

dalam jangka pendek pembangunan infrastruktur menciptakan lapangan kerja

sektor konstruksi. Dalam jangka menengah dan panjang infrastruktur akan

mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas sektor-sektor terkait.

Infrastruktur dapat menjadi jawaban bagi wilayah yang ingin mendorong

pertumbuhan ekonomi, karena ketersediaan infrastruktur dapat membantu

penanggulangan kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup, mendukung

tumbuhnya pusat ekonomi dan meningkatkan mobilitas barang dan jasa serta

menurunkan biaya aktivitas investor dalam dan luar negeri.

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital

untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur juga memegang

peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini

mengingat gerak laju dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat

pisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi,

sanitasi, dan energi. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi pondasi

dari pembangunan ekonomi selanjutnya.

infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Dari

alokasi pembiayaan publik dan swasta, infrastruktur dipandang sebagai lokomotif

Page 16: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

3

pembangunan nasional dan daerah. Secara ekonomi makro ketersediaan dari jasa

pelayanan infrastruktur mempengaruhi marginal productivity of private capital,

sedangkan dalam konteks ekonomi mikro, ketersediaan jasa pelayanan

infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan biaya produksi. Infrastruktur juga

berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia,

antara lain dalam peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga

kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran nyata dan

terwujudnya stabilisasi makro ekonomi, yaitu keberlanjutan fiskal,

berkembangnya pasar kredit, dan pengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja (Abdul

Haris 2002, h. 3).

Belanja infrastruktur di daerah juga dapat dikatakan sangat kecil,

walaupun sejak dilakukannya desentralisasi/otonomi daerah, pengeluaran

pemerintah daerah untuk infrastruktur meningkat, sementara pengeluaran

pemerintah pusat untuk infrastruktur mengalami penurunan yang drastis. Ini

merupakan suatu persoalan serius, karena walaupun pemerintah pusat

meningkatkan porsi pengeluarannya untuk pembangunan infrastruktur, sementara

pemerintah daerah tidak menambah pengeluaran mereka untuk pembangunan

infrastruktur di daerah masing-masing.

Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi,

pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain

yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial

dan ekonomi. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi

sistem sosial dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem

infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur

Page 17: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

4

dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan

untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Saptowasono,

2007, h 3)

Dilihat dari potensi yang ada di Kabupaten Aceh Barat maka dipandang

perlu untuk pembangunan infrastruktur yang bisa menjamin dan meningkatkan

perkembangan ekonomi wilayah, pembangunan infrastruktur salah satu tolak ukur

dari perkembangan ekonomi daerah, artinya dengan peningkatan pembangunan

infrastruktur maka secara tidak langsung perkembangan ekonomi juga akan

meningkat. melihat dari realita yang ada di Aceh Barat terus terbenah dari segi

infratruktur, baik dalam pembangunan jalan, jembatan, gedung-gedung, dan

fasilitas-fasilitas lainnya yang gunanya untuk peningkatan penerimaan daerah dan

juga perkembangan ekonomi di daerah.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik dan

berkeinginan untuk meneliti tentang Pengaruh Pembangunan Infrastruktur

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Barat.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Aceh Barat

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat.

Page 18: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

5

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Menambah wawasan bagi penulis sebagai bahan perbandingan antara teori

yang telah dipelajari di kampus dengan praktek yang telah diterapkan.

b. Bagi Lingkungan Akademik

Menjadikan sebagai bahan referensi mahasiswa-mahasiswi di lingkaran

kampus agar dapat membantu proses perkuliahan.

1.4.2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Aceh Barat

dalam meningkatkan perkembangan pembangunan infrasruktur, untuk menjadi

wilayah yang berkelanjutan dan sebagai visi dan misi Diwilayah Kabupaten Aceh

Barat.

1.5 Sistematika Pembahasan

Dalam bagian pertama merupakan Pendahuluan yang berisi tentang latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, dan

sistematika pembahasan.

Bagian kedua berisi tentang Tinjauan Pustaka dari penilitian ini yang

berisi tentang Infrastruktur, perkembanagan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi,

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi, perbedaan antara

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, Pembangunan Ekonomi: Pertumbuhan

Ekonomi Tambah Perubahan ekonomi, model pembangunan, strategi

pembangunan ekonomi wilayah, dan hipotesis.

Page 19: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

6

Bagian ketigan merupakan Metode Penelitian yang membahas tentang,

Data Penelitian, Jenis Sumber Data, Teknik Penggumpulan Data, Model Analisis

Data, Definisi Operasional Variabel, dan Pengujian Hipotesis.

Pada bagian ke iv Merupakan Hasil dan Pembahasan, Stastistik Deskriptif

Variabel Penelitian, pertumbuhan Infrastrutur, Standar Deviasi Rata – Rata

Opsevasi, Hasil Koefesiensi Dan Diterminasi, Uji t(Uji Persial/individual, dan

Pembahasan Hasil. Pada Bagian v merupakan, Simpulan Dan Saran – Saran.

Page 20: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Infrastruktur

Infrastruktur merupakan prasarana publik paling primer dalam mendukung

kegiatan ekonomi suatu negara, dan ketersediaan infrastruktur sangat menentukan

tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan ekonomi. Pembangunan infrastruktur

adalah merupakan sesuatu yang seharusnya menjadi kewajiban Pemerintah.

Keberadaan infrastruktur sangat penting bagi pembangunan, sehingga pada tahap

awal pembangunan disuatu negara hal tersebut akan dipikul sepenuhnya oleh

Pemerintah, yaitu dari APBN murni (Amrullah,2003. h. 9)

Pada saat itupun infrastruktur masih bersifat sebagai pure public good,

dengan dua ciri pokok yaitu non-rivalry (masyarakat pengguna tidak saling

bersaing) dan non-excludable (siapapun dapat menggunakannya, tidak hanya

sekelompok masyarakat tertentu). Pada tahap selanjutnya akan berkembang

menjadi semi public good (sudah mulai bersaing). Data empiris menunjukkan

hubungan yang kuat antara ketersediaan infrastruktur dasar dengan pendapatan

perkapita masyarakat di berbagai negara. Dan permintaan terhadap pelayanan

infrastruktur akan meningkat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi suatu

negara. Permasalahannya justru peningkatan permintaan ″diimbangi″ dengan

penurunan kemampuan Pemerintah.

Pertumbuhan ekonomi yang pesat akan berakibat pada semakin

meningkatnya kebutuhan prasarana dan sarana sosial ekonomi, kekurang

mampuan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan yang dapat mengakibatkan

banyaknya kerugian antara lain :

Page 21: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

8

1. kemacetan lalu lintas

2. polusi lingkungan

3. ketidaknyamanan hidup

4. persaingan usaha, dll (Bappenas, 2010, h 39).

2.1.1 Pendekatan Pembangunan Infrastruktur Nasional

Infrastruktur memegang peranan penting dan vital dalam mendukung

ekonomi, sosial-budaya, kesatuan dan persatuan terutama sebagai modal sosial

masyarakat dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi di antara kelompok

masyarakat serta mengikat dan menghubungkan antar daerah yang ada di

Indonesia. Secara umum pengembangan infrastruktur sumber daya air ditujukan

untuk mendukung program ketahanan pangan dan penyediaan air untuk berbagai

keperluan masyarakat seperti air minum pembangkit tenaga listrik dan

pengendalian banjir yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Demikian pula infrastruktur lainnya seperti jalan,

jembatan, PSD permukiman yang merupakan modal esensial masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan sosial-ekonominya. Di samping itu, infrastruktur juga

berperan vital dalam mendukung daya saing ekonomi global terutama dalam

penyediaan jaringan distribusi, sumber energi maupun input produksi lainnya.

Jaringan jalan misalnya, merupakan fasilitas yang menghubungkan sumber-

sumber produksi, pasar dan para konsumen, yang secara sosial juga merupakan

bagian ruang publik yang dapat digunakan untuk melakukan sosialisasi antar

kelompok masyarakat guna mengartikulasikan diri dan membangun ikatan sosial-

budaya. Dalam konteks yang lebih luas, jaringan jalan juga dapat berfungsi

Page 22: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

9

sebagai pengikat dan pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) sebagai suatu entitas politik yang berdaulat.

2.1.2 Pembangunan Infrastruktur untuk Pengembangan Wilayah

Alam pengembangan kawasan yang berorientasi ekonomi, pusat-pusat

kegiatan yang membentuk kota metropolitan membutuhkan jaringan infrastruktur

yang dapat memberikan pelayanan terhadap aktivitas ekonomi yang ada dan

menjadi kekuatan pembentuk struktur ruang pada kawasan tersebut. Konsep kota

Metropolitan merupakan suatu bentuk permukiman berskala besar yang terdiri

dari satu atau lebih kota besar dan kawasan yang secara keseluruhan terintegrasi,

membentuk suatu sistem struktur ruang tertentu dengan satu atau lebih kota besar

sebagai pusat dalam keterkaitan ekonomi dan sosial, dan mempunyai kegiatan

ekonomi jasa dan industri yang beragam. Untuk itu pada kawasan Metropolitan,

baik yang berbentuk monosentris maupun polisentris, jaringan jalan yang ada

harus dapat memfasilitasi mobilitas dan kebutuhan pergerakan kendaraan baik

dari kota pusat ke kota satelit maupun di antara kota satelit yang ada. Pola

jaringan jalan yang dikembangkan sebaiknya terdiri dari jaringan jalan radial dan

jaringan jalan lingkar yang merupakan pola jaringan yang paling efisien untuk

kota berukuran cukup besar dan memiliki kecenderungan penyebaran pusat-pusat

kegiatan (Hermanto, 2009, h 40).

2.1.3 Konseptualisasi Peran Infrastruktur

Infrastruktur memiliki peran yang luas dan mencakup berbagai konteks

dalam pembangunan, baik dalam konteks fisik-lingkungan, ekonomi, sosial,

budaya, politik, dan konteks lainnya. Salah satu infrastruktur yang besar perannya

dalam pengembangan dan pembangunan ruang, baik dalam lingkup negara

Page 23: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

10

ataupun lingkup wilayah adalah infrastruktur transportasi. Transportasi adalah

infrastruktur yang mampu menciptakan mobilitas sosial dan ekonomi masyarakat

(barang dan manusia/penumpang), dan menghubungkan resources dan hasil

produksi ke pasar (perdagangan/ trade). Transportasi ini pun berdampak pada

kesejahteraan masayarakat seperti, perdagangan antar wilayah, perluasan pasar,

terciptanya kompetisi, dan penyebaran pengetahuan, dan meningkatnya

aksesibilitas penduduk terhadap sarana pendidikan dan kesehatan dimana pada

akhirnya akan meningkatkan pula kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat.

2.1.4 Pengaruh Infrastruktur Keterkaitan Timbal Balik Antara

Infrastruktur Dan Ekonomi

Keterkaitan antara infrastruktur dan ekonomi sudah lama menjadi

perbincangan bagi para pengambil kebijakan. Bagi para penentu kebijakan,

pengembangan dan pembangunan prasarana sudah tentu diharapkan akan menjadi

driving force bagi pengembangan ekonomi. Sedangkan dalam ranah akademis,

keterkaitan antara keduanya masih menjadi bahan perdebatan. Dalam World

Development Report tahun 1994 dinyatakan bahwa keterkaitan antara investasi

pada infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi belum merupakan suatu

keniscayaan. Artinya, apakah investasi di infrastruktur menyebabkan

pertumbuhan ekonomi atau apakah pertumbuhan ekonomi menyebabkan

tumbuhnya investasi di infrastruktur belum sepenuhnya dapat dijelaskan

(established).

Dalam ketekaitan antara infrastruktur dan ekonomi, penelitian Badan

Litbang Departemen Perhubungan bekerjasama dengan LPPM ITS pada tahun

2004 menunjukan, hasil uji Granger causality dengan menggunakan data tahun

Page 24: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

11

1999-2003 yang dilakukan dengan basis wilayah pulau besar menyatakan bahwa

terdapat hubungan kausalitas antara infrastruktur transportasi dan ekonomi, dan

terdapat diferensiasi hubungan kausalitas antara tiap pulau besar tersebut

(Setiawan,2006, h 9).

2.2 Perkembangan Ekonomi

Istilah perkembangan ekonomidigunakan secara bergantian dengan istilah

seperti pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan ekonomi, kemajuan ekonomi dan

perubahan jangka panjang. Akan tetapi beberapa para ahli ekonomi tertentu,

seperti Schumpoter dan Nyonya Ursala Hicks, telah menarik perbedaan yang lebih

lazim antara perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan

ekonomi mengacu pada masalah negara terbelakang sedangkan pertumbuhan

ekonomi masalah negara maju. Perkembangan menurut Schumpoter, adalah

perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa

mengubah dan menggantikan situasi keseimbangan yang ada sebelumnya.

Sedangkan pertumbuhan adalah perubahan jangka paanjang secara perlahan dan

mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk.

2.2.1 Definisi Atau Indikasi Perkembangan Ekonomi

Perkembangan ekonomi didefinisikan Dalam tiga cara:

1. Perkembangan ekonomi harus diukur dalam arti kenaikan pendapatan

nasional nyata dalam suatu jangka waktu yang panjang. Jadi didalam indikasi

perkembangan ekonomi ini, kelonggaran harus di berikan pada perubahan

dalam pendapatan nasional nyataakibat pasang naik siklus dan pada

perubahan dalam nilai uang serta pertumbuhan penduduk. Disamping itu ada

Page 25: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

12

pula kesulitan konsepsi dalam mengaitkan pengukuran pendapatan nasional

dinegaranegara terbelakang yang akan dikaji dengan pendapatan perkapita.

2. Berkaitan dengan kenaikan pendapatan nyata per kapita dalam jangka

panjang. Para ekonomi berpendapat sama dalam mendefinisikan

pembangunan ekonomi dalam arti kenaikan pendapatan atau output nyata

perkapita. Menurut Buchanan dan Ellis, perkembangan berati

mengembangkan potensi pendapatan nyata negara-negara terbelakang dengan

menggunakan investasi yang akandilahirkan berbagai perubahan dan

memperbasar sumber-sumber produktif yang pada giliranya menaikan

pendapatan nyata per orang.

3. Ada kecenderungan untuk mendefinisikan perkembangan ekonomidari titik

tilik kesejahteraan ekonomi. Umpama perkembanga ekonomi dipandang

suatu proses dimana pendapatan nasional nyata perkapita naik dibarengi

penurunan kesejahteraan pendapatan dan pemenuhan keinginan masyarakat

secara keseluruhan (Jhingan, 2008 h 4 ).

2.3 Perbedaan Antara Pertumbuhan Dan Pembangunan Ekonomi

2.3.1 Pengertian Umum Pertumbuhan Ekonomi

Didalam banyak buku, walaupun telah di bedakan arti pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi, pada ahirnya istilah itu akan sering digunakan secara silih

berganti. Namun demikian secara umum kedua istilah tersebut sering dibeda

artikan. Kebanyakan literatur ekonomi mengartikan pertumbuhan ekonomi

sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu

perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya (Sukirno, 2006, h 10).

Page 26: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

13

2.3.2 Pembangunan Ekonomi

Istilah pembangunan ekonomi digunakan secara bergantian dengan istilah

seperti pertumbuhan ekonomi, kesejahtraan ekonomi, kemajuan ekonomi, dan

perubahan jangka panjang. Pembangunan ekonomi mengacu pada masalah

negara/masyarakat yang sedang membangun, sedangkan pertumbuhan mengacu

pada masalah negara maju.

Menurut Schumpeter didalam Jhingan ML (h. 10, 2008), pembangunan

ekonomi adalah perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner

yang senantiasa mengubah dan menganti situasi keseimbangan yang ada

sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan adalah jangka panjang secara perlahan dan

mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk. Menurut bonne,

“pembangunan memelukan dan melibatkan semacam pengarahan, pengaturan, dan

pedoman dalam rangka menciptakan kekuatan-kekuatan bagi perluasan dan

pemeliharaan, sedangkan ciri pertumbuhan spontan merupakan ciri perekonomian

maju dengan kebebasan usaha.

Pembangunan ekonomi didefiniskan dalam tiga pengertian sebagai berikut

1. Pembangunan ekonomi harus di ukur dalam arti kenaikan pendapatan

nasional riil dalam suatu jangka waktu yang panjang. Definisi ini tidak

memuaskan , karena tidak mempertimbangkan berbagai perubahan misalnya

pertumbuhan penduduk. Jika suatu kenaikan dalam pendapatan nasional riil

dibarengi dengan pertumbuhan penduduk yang lebih cepat, maka yang terjadi

bukan kemajuan tetapi adalah sebaliknya yaitu kemunduran.

2. Prof.meier mendefinisikan pembangunan ekonomi “sebagai proses kenaikan

pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang”. Prof.

Page 27: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

14

baran membenarkan “pertubuhan “atau pembangunan” ekonomi adalah

kenaikan output perkapita barang-barang material dalam suatu jangka waktu”.

Definisi diatas menekan kan bahwa pembangunan ekonomi mencerminkan

oleh tingkat pendapatan riil lebih tinggi dibandingkan tinkat pendapatan

penduduk.

3. Ada kecenderungan untuk mendefinisikan pembangunan ekonomi dilihat dari

tingkat kesejahtraan ekonomi. Misalnya pendapatan nasional riil perkapita

naik dibarangi dengan penurunan kesenjangan pendapatan dan pemenuhan

kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.

Ada definisi lain yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

(ekonomic growth) adalah peningkatan dalam kapasitas suatu bangsa jangka

panjang, untuk memproduksi aneka barang dan jasa bagi rakyatnya. Aneka ini

bertumpu pada kemajuan teknologi produksi. Secara konvensional pertumbuhan

di ukur dengn kenaikan pendapatan nasiona (PNB atau GNP) perkapita.

Pembangunan (devolopment) adalah suatu konsep yang lebih luas. Konsep

ini mencakup pula modernisasi kelembagaan, baik yang bersifat ekonomi maupun

yang bukan ekonomi, seperti pemerintah, kota, desa, cara berfikir, tidak saja yang

berkenan dengan tujuan agar dapat memproduksi secara efisien, melainkan juga

agar mengkomsumsi secara rasional dan hidup lebih baik. Kesmuanya itu

membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi dan mendahului atu berbarengan

dengan perubahan sosial. Pembangunan merupakan suatu proses pertumbuhan

yang terus menerus menuju perbaikan disegala bidang kehidupan masyarakat

dengan bersandar pada seperangkat nilai- nilai yang dianutnya yang mengarahkan

mereka untuk mencapai keadaan dan tingkat kehidupan yang didambakan.

Page 28: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

15

Pembangunan hendaknya diarahkan pada pengembanganpotensi sumber

daya, inisiatif, daya kreasi, dan kepribadian dari setiap warga masyarakat. Dalam

proses ini, pada hakekatnya merupakan proses transportasi sosial, maka perlu

dipelihara “pertimbangan segitiga” antara perubahan, ketertiban, dan keadilan,

dengan cara tertentu yang akan memperkokoh kebebasan manusia dalam

masyarakat

Pembangunan ekonomi hanya merupakan suatu sub sistem dari suatu

proses pembangunan. Makna pertumbuhan ekonomi tidak terbatas pertumbuhan,

pertumbuhan saja tidak cukup. Pembangunan ekonomi tidak akan dapat

memberikan hasil yang berarti bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat tanpa

disertai dengan pembangunan diberbagai bidang dan disektor lain. Demikian pula

denga pengertian pembanguan (Muhyadi, 2004, h, 3)

2.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Didalam melaksanakan pembangunan ekonomi di perlukan landasan teori

yang mampu menjelaskan hubungan korelasi antara fakta-fakta yang diamati,

sehingga dapat merupakan kerangka orientasi untuk analisis dan membuat

ramalan terhadap gejala-gejala baru yang akan diperkirakan akan terjadi

pembangunan wilayah regional merupakan fungsi dari potensi sumber daya alam,

tenaga kerja dan sumber daya manusia, investasi modal,sarana dan prasarana,

transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi, dan

perdagangan antar wilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan

pembnagunan daerah, kewirausahaan, kelembagaan daerah dan lingkungan

pembangunan secara luas, semua faktor diatas adalah penting, tetapi masih

Page 29: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

16

dianggap terpisah-pisah untuk sama lain, dan belum menyatu sebagai komponen

yang membentuk basis untuk penyususnan teori pembangunan wilayah (regional)

secara komprehensif (Mukhsin 2011, h. 19)

2.4.1 Aliran Klasik

Aliran klasik muncul pada akhir abad ke-18 di pelopori oleh Adam Smith

yang di anggap sebagai bapak ekonomi, berpendapat bahwa pertumbuhan

ekonomi disebabkan karena faktor kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah

penduduk. Kemajuan teknologi tergantung pada pembentukan modal dengan

adanya akumulasi modal akan memungkinkan dilaksakan spesialisasi atau

pembagian kerja sehingga produktifitas tenaga kerja dapat ditingkatkan.

Dampaknya akan mendorong penambahan investasi (pembentukan modal) dan

persediaan modal (capital stock), yang selanjutnya diharapkan akan meningkatkan

kemajuan teknologi dan menambah pendapatan, bertambahnya pendapatan berarti

meningkatnya kemakmuran (kesejahteraan) penduduk, peningkatan kemakmuran

mendorong bertambahnya jumlah penduduk, bertambahnya jumlah penduduk

menyebabkan berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (law

of diminishing returns), yang selanjutnya akan menurunkan akumulasi modal.

Doktrin atau semboyan aliran klasik adalah (laisser fair laisser passer) atau

persaingan bebas. Artinya pemerintah tidak campur tangan dalam perdagangan

dan perekonomian.

Pemikiran dan pandangan beberapa tokoh atau pengikut aliran klasik dapat

dikemukakan yaitu : menurut Adam Smith untuk berlangsungnya perkembangan

ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar produktifitas

tenaga kerja meningkat. Spesialisasi dalam proses produksi akan meningkatkan

Page 30: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

17

keterampilan tenaga kerja, untuk selanjutnya akan mendorong ditemukannya alat-

alat atau mesin-mesin baru yang pada akhirnya dapat mempercepat dan

meningkatkan produksi, yang berarti meningkat kemakmuran, kesejahtraan

penduduk pembangunan dan pertumbuhan itu bersifat akumulatif artinya akan

berlangsung terus dan semakin meningkat, bila ada pasar yang cukup besar dan

ada akumulasi modal akan mendorong pembagian kerja dan meningkatnya

pendapatan nasional dan meningkatnya jumlah penduduk, penduduk selain

merupakan pasar karena pendapatannya meningkat, merupakan pula sumber

tabungan yang digunakan sebagai akumulasi modal, dan selanjutnya akan

mendorong pertumbuhan semakinmeningkat.

David berpendapat, bila akumulasi penduduk dan akumulasi modal

bertambah terus menerus, maka ketersediaan tanah (lahan) yang subur menjadi

kurang jumlanya atau semakin langka. Maka akibatnya sewa tanah yang subur

akan lebih tinggi dari pada tanah yang kurang subur. Perbedaan tingkat sewa

tanah adalah karena perbedaan adalah karena perbedaan tingkat kesuburan tanah.

Pengelola tanah yang subur akan memperoleh penghasilan dan keuntungan yang

tinggi sehingga mampu untuk membayar sewa tanah yang tinggi. (Mukhsin 2011,

h. 20)

Menurut Robert, kenaikan jumlah penduduk yang secara terus menerus

konsekuwensinya adalah permintaan akan bahan pangan semakin meningkat.

Tingkat pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan tingkat

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung artinya akan terjadi (gap) atau

ketimpangan yang semakin besar antara jumlah penduduk dan jumlah bahan

pangan yang dibutuhkan. Hal ini berdampak terhadap semakin menurunnya

Page 31: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

18

tingkat kemakmuran (kesejahteraan) penduduk. Malthus lebih realitas dalam

menganalisa pertumbuhan penduduk, menurut Malthus pertumbuhan penduduk

saja tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan ekonomi, malahan

pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses pembangunan. Sebagai mana

yang di tulis Malthus “pertambahan penduduk tidak bisa terjadi tanpa peningkatan

kesejahtraan yang sebanding, jika tingkat akumulasi modal meningkat,

permintaan atas tenaga kerja juga meningkat, kondisi demikian mendorong

pertumbuhan penduduk. Akan tetapi pertumbuhan penduduk saja tidak akan

meningkatkan kesejahtraan hanya bila pertumbuhan tersebut meningkatkan

permintaan efektif. Peningkatan pada permintaan efektif akan akan menyebabkan

meningkatnya kesejahtraan (Jhingan 2006, h. 98)

2.5 Model dan Strategi Ekonomi Wilayah

Masalah pokok ekonomi secara umum (nasional ekonomi atau lokal)

mencakup pilihan-pilihan yang berkaitan komsumsi, produksi, distribusi, dan

pertumbuhan. Semua satuan ekonomi, baik individu ataupun negara dan

masyarakat,selalu menghadapi maslah tersebut.

1. komsumsi.dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, anggota masyarakat akan

menentukan jenis barang dan jasa yang hendak mereka komsumsi. Pilihan itu

sangat beragam, mulai dari pangan, sandang, pemukiman, sampai kepada

kebutuhan kesehatan, pendidikan, transportasi, rekreasi, dan lainnya.

2. Produksi. Barang dan jasa dapat diproduksi dengan menggunakanberbagai

cara produksi, tergantung dari tingkat dan skala produksinya. Membangun

jalan dapat dilakukan dengan menggunakan pasir dan kerikir saja (berkulitas

“asal lewat saja” atau ALS), atau dengan mencampur bahan-bahan ini dengan

Page 32: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

19

aspal (hot mik) atau semen (boton). Pembangunannya dapat dilakukan dengan

mengarahkan banyak orang yang khusus dan tenaga manusia yang sedikit

saja. Tinkat teknologi akan digunakan untuk menentukan batas pilihan

produksi, demikian pula pilihan komsumsi.

3. Distribusi. Barang yang diproduksi akan didistribusikan kepada penduduk

yang membutuhkan yang terbesar diseluruh daerah. Distribusi barang dapat

dilakukan dengan beberapa cara, mengunakan sarana angkutan darat, laut

atau udara, dan memilih yang cpat, terjamin keselamatannya, murah dan

nyaman.

4. Pertumbuhan. Kehidupan masyarakat tidak hanya untuk saat sekarang (jangka

pendek) tapi juga untuk masa yang akan dating (jangka panjang). Penduduk

bertambah jumlahnya, mamfaat sumber daya alam ditingkatkan dengan

menggunakan teknologi yang lebih maju untuk mencapai tingkat kesejahtraan

masyarakat yang lebih tinggi. Berarti melakukan pertumbuhan. Pertumbuhan

dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi tepat guna untuk teknologi

canggih, dapat pula bersifat padat tenaga kerja atau padat modal (sukirno,

2006 h 27)

Masalah utama lainnya yang dihadapi pembangunan wilayah adalah

keterbelakangan ekonomi. Upaya masyarakat dibanyak wilayah dalam

memamfaatkan atau mengolah sumber daya alamnya belum berhasil sepenuhnya,

faktor utamanya karena sebagian dari pendukungnya masih relatif terbelakang

secara ekonomi (economically backwardness) dalam arti bahwa kapasitas

(kualitas) penduduk sebagai faktor produksi adalah rendah, yang tercermin dari

produktifitas tenaga kerja yang rendah dan mobilitas factor yang terbatas.

Page 33: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

20

Produktifitas tenaga kerja yang rendah pada umumnya karena:

a. Derajat kesehatan yang rendah

b. Tingkat pendidikan yang rendah

c. Pelatihan yang terbatas

d. Hambatan terhadap mobilitas antara pekerjaan, dan

e. Rendahnya kinerja (prestasi kerja).

Meskipun produktifitas rendah namun pembangunan yang dilaksanakan di

daerah-daerah terbelakang (tertinggal) ekonominya ternyata telah menunjukkan

keberhasilan yang positif. Namun sebagian penduduk masih mempunyai gaya

hidup tradisional, pandangannya masih berjangka pendek (short-sighted), kurang

berorientasi kepada masa depan dan pembangunan yang berkelanjutan

(sustainable devolopment) meskipun mempunyai keterampilan yang belum

dimamfaatkan secara optimal, akan tetapi kurang memiliki kemauan dan daya

dorong untuk melakukan perubahan untuk mencapai kemajuan ekonomi

masyarakat lokal.

Masih kurang dinamisnya sebagian masyarakat lokal adalah berkaitan

dengan nilai kultural masyarakat. Untuk mendinamisasi hasrat dan semangat

masyarakat untuk melakukan perubahan, maka harus dilakukan pembangunan

yang multi dimensional dan multi sektoral, bukan hanya dalam bidang ekonomi,

tetapi harus pula melipti bidang sosial-budaya, bukan hanya bersifat fisik, tetapi

juga bersifat mental spritual, yang dilakukan secara serentak dan serampak,

artinya dilakukan secara bersama-sama meliputi seluruh bidang dan sektor.

Page 34: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

21

Dari masalah-maslah diatas, inplikasinya dalam lingkup regional yaitu

terlihat ketimpangan atau kesenjangan antar sub wilayah yang maju dengan sub

wilayah yang kurang maju. Ketimpangan atau kesenjangan tersebut akan

menimbulkan kesenjangan saling keterkaitan (interrelationship) dan saling

ketergantungan (interdependency) ketimpangan atau kesejangan antar daerah (sub

wilayah) harus dikurangi menjadi sekecil mungkin. Daerah yang relatif maju

tingkat pertumbuhannya dikendalikan agar tidak terlalu tinggi sedangkan daerah

yang kurang maju didorong agar tingkat pertumbuhan lebih tinggi. Daerah yang

terisolasi, yang terpencil, yang terletak dipembatasan, dan daerah-daerah tertiggal

(yang memiliki sumber daya alamnya yang terbatas), demikian pula daerah-

daerah yang padat penduduknya maupun yang kurang penduduknya, kesemuanya

seharusnya diberi perhatian untuk dikembangkan secara proporsional (Sukirno,

2006 h 39).

2.5.1 Model Pembangunan Ekonomi Wilayah

Model pembangunan diartikan sebagai kerangka berfikir yang obyektif

dan rasional berdasarkan konsep, teori dan paradigma dalam bentuk konstruksi

strategis guna memecahkan berbagai masalah bagi kepentingan masyarakat.

Model pembangunan dapat dilihat berbagai demensi, dilihat dari berbagai

dimensi, dilihat dari dimensi poliik, ekonomi, sosial, budaya, administrasi dan

lainnya. Berdasarkan perkembangannya, model pembangunan ekonomi yang

banyak digunakan oleh negara-negara berkembang adalah sebagai berikut:

a. Model I, menitik beratkan pada pertumbuhan prodak domestic (PDB) yang

berkembang pada dekade 1950-an dan 1960-an.

Page 35: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

22

b. Model II, menitik beratkan pada pemerataan dan pemenuhan pada kebutuhan

pokok yang berkembang pada dekade 1970-an.

c. Model III, menitik beratkan pada pembangunan kualitas sumber daya

manusia (SDM) yang berkembang pada dekade 1980-an.

d. Model IV, yang berkembang pada abat ke-20 dan memasuki abat ke-21,

dimana dunia mengalami perubahan yang sangat mendasar, yaitu memasuki

era globalisasi dan liberalisasi perdagangan bebas dan persaingan bebas antar

Negara akan menjadi ketat, maka diperlukan penguatan daya saing ekonomi

masing-masing wilayah.

2.6 Model pembangunan I

Model pembangunan I ini berorientasi pada peningkatan pertumbuhan

produk domestik regional bruto (PDRB). Strategi perencanaan pembangunan yang

digunakan dalam model ini mendapat pengaruh kuat dari teori Harrod-domar dan

tahapan pertumbuhan rostow. Model pertumbuhan Harrod-domar dapat digunakan

untuk anlisis pertumbuhan regional dengan menghitungkan perpindahan modal

dan tenaga kerja antar regional.

2.6.1 Model Pembangunan II

Kritik terhadap kelemahan model pembangunan I telah mendorong

munculnya model pembangunan II, model pembangnan Ilebih menekan pada

aspek ekonomi, dengan modernisasi dan industrialisasi yang kurang seimbang

telah menimbulkan pengangguran, kemiskinan,dan ketidakmerataan. Strategi

pembangunan yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi yang mengabaikan

pada aspek sosial, lingkungan dan kelembagaan, tidak menjangkau lapisan

Page 36: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

23

masyarakat yang miskin (terbawah). Ternyata mamfaat pertumbuhan tidak

merembes (menyebar) kebawah keberbagai lapisan masyarakat, yang miskin.

2.6.2 Model Pembngunan III

Model pembangunan III lebih menekan pada kegiatan aparatur pemerintah

yang bertanggung jawab dan berupaya membangkikan kesadaran dan kemampuan

intanmsi dan individual daqn kolektif. Manajemen dan administrasi pemerintahan

dianggap mempunyai peranan menentukan dalam pelaksanaan model

pembangunan III yang berorientasi pada peningkatan kualiatas sumber daya

manusia (SDM) sebagai “community based resources development”.

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia diarahkan kepada pembentukan

kemampuan masyarakat yang di arahkan kepada :

a. Secara bertahap ,prakarsa dan proses pengambilan keptusan untuk

pembangunan diserahkan kepada masyarakat.

b. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memobolisasi

sumber daya pembangunan.

c. Pemamfaatan potensi sumber daya lokal secara optimal.

d. Pengembangan jaringan kerja secara terkoordisi antara aparat pemeritah,

lembaga-lembaga swasta, dan masyarakat secara luas.

2.6.3 Model Pembangunan IV

Model pembangunan ini muncul bersamaan dengan perkembangan dan

kemajuan bidang transportasi yang sangat pesat sehingga mendorong

berkembangnya, perdagangan antar wilayah yang lebih intensif dan interaktif

secara luas. Model pembangunan ini menekan pada peningkatan daya saing dan

Page 37: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

24

ketahanan manajemen pemerintahan dan pembangunan dan mampu menghadapi

perkembangan dan tantangan.

2.7 Strategi Pembangunan Ekonomi Wilayah

Agar berkembang dengan cepat dan selaras dengan potensi sumber daya

yang dimiliki dan sasaran ekonomi dan sosial yang telah ditetapkan, strategi

apakah yang harus ditetapkan oleh suatu wilayah. Pertanyaan tersebut adalah

pertanyaan pada akhirnya ditunjukkan pada pemerintah daerah, merupakan

pemegang kekuasaan untuk mengambil keputusan menentukan kebijakan

pembangunan yang tepat.

2.7.1 Strategi Pembangunan Prasarana

Investasi pembangunan untuk prasarana sangat besar bila ditinjau dari

kemampuan perusaan swasta untuk melaksanakannya, oleh karna itu menjadi

tanggung jawab pemerintah. Pembangunan mempunyai kegunaan ekternal bagi

perekonomian, dalam arti mamfaatnya dinikmati sama-sama oleh masyarakat.

Prasarana ekonomi merujuk pada investasi yang berupa jalan umum, sistem

pengangkutan, irigasi, sistem pembuangan air dan pengendalian banjir, pelayanan

air bersih dan sebagainya (Rahardjo Sasmita, 2005, h 213)

2.8 Hipotesis

Diduga bahwa Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara belanja

Pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh

Barat.

Page 38: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

25

III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian meliputi seluruh belanja yang dialokasikan oleh

pemerintah daerah dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Aceh Barat, dalam kurun waktu 2003 – 2012.

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data Skunder yang bersumber dari

DPKKD (dinas pengelolaan kekayaan daerah), BAPPPEDA serta data-data yang

di publikasikan melalui tulisan ilmiah, Literatur yang ada kaitannya dengan

permasalahan penulisan ini (Infrastruktur dan pertumbuhan Ekonomi). Data

tersebut selanjutnya di analisis dengan melakukan pendekatan metode kuantitatif.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

1. Field Research

Data tersebut didapat melalui data-data yang sudah ada artinya data

tersebut berasal, DPKKD (Dinas Dengelolaan Kekayaan Daerah), dan BAPPEDA

serta data-data yang di publikasikan melalui tulisan ilmiah

2. Library Reserch

Ini dilakukan melalui pendekatan tinjauan pustaka artinya mengkaitkan

antara teori-teori dengan sumber-sumber data yang ada dan telah didapat.

Page 39: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

26

3.3 Model Analisis Data

3..3.1. Regresi Linier Sederhana

Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara belanja infrastruktur

(X), Dengan pertumbuhan ekonomi wilayah Aceh Barat (Y). Dengan rumus

sebagai berikut : ( Supranto 2000, h.174)

Y = a + bX

Dimana :

Y : pertumbuhan ekonomi

a : intercept

b : koefisien regresi

X : pembangunan infrastruktur

3.3.2. Analisis Korelasi (r)

Koefisien korelasi merupakan indek atau bilangan yang digunakan untuk

mengukur (kuat, lemah, atau tidak kuat) hubungan antara variabel yang datanya

berbentuk data interval atau rasio disimbulkan dengan r dan dapat dirumuskan

sebagai berikut : (Hasan 2002, h. 233)

Dimana :

r : koefisien korelasi

n : jumlah tahun

X : belanja infrastruktur

Y : pertumbuhan ekonomi Aceh Barat

Page 40: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

27

3.3.3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi atau koefisien penentu yang menjelaskan besar

pengaruh nilai suatu variabel (variabel x) terhadap naik turunnya (variasi) nilai

variabel lainnya (variabel y) yang dapat dirumuskan sebagai berikut : (Hasan

2002, h. 236)

KP = r² x 100 %

Dimana :

Kp : besarnya koefisien penentu

r : koefisien korelasi

3.3.4. Uji t

Uji t dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel bebas

belanja infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi secara individual dengan

rumus sebagai berikut : (Hasan 2002, h. 241)

3.4. Definisi Oprasional Variabel

Agar tidak menimbulkan pengertian ganda tentang variabel-variabel utama

pada penelitian ini, maka akan dijelaskan definisi masing-masing variabel sebagai

berikut.

Pembangunan infrastruktur (X) merupakan seluruh belanja infrastruktur

yang di alokasikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat.

Pertumbuhan ekonomi (Y) merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Aceh Barat, dalam kaitanya dengan belanja infrastruktur.

Page 41: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

28

3.5. Pengujian Hipotesis

Hipotesis penilaian ini adalah jawaban terhadap masalah yang hendak

dipecahkan melalui penelitian sehubungan dengan penelitian diatas yang menjadi

hipotesisis penelitian ini adalah belanja infrastruktur berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat.

Hipotesa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. H0;β = 0 belanja infrastruktur tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat.

b. H1; ≠ 0, belanja infrastruktur berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat.

Kriteria uji t hipotesa yang diterapkan didalam penelitian ini adalah :

a. Apabila th>t tabel maka H0 di tolak H1 diterima. Artinya infrastruktur

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Aceh Barat.

b. Apabila th < t tabel maka H0 diterima H1 ditolak. Artinya infrastruktur tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Aceh Barat.

Page 42: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis statistik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh pembangunan

infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh Barat sehingga

akan dapat memberi gambaran mengenai kebijakan yang harus diambil dalam

rangka pembanguan infrastruktur, sehingga membawa dampak positif bagi

kemajuan daerah, Semakin meningkat infrastruktur atau produktifitasnya maka

akan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah

Kabupaten Aceh Barat.

4.2 Pertumbuhan Infastruktur

Infrastruktur merupakan salah satu indikator yang menggambarkan

semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang semakin banyak terjadi

mengakibatkan pertumbuhan ekonomi pada daerah tersebut.

Tabel 1

Perkembangan Realisasi Belanja Infrastruktur

Kabupaten Aceh Barat

No Tahun Belanjainfrastruktur

(rupiah)

Laju Pertumbuhan

(%)

1 2003 5.740.784.912

2 2004 3.168.025.300

3 2005 28.372.862.981

4 2006 46.474.558.916

5 2007 147.199.358.371

6 2008 93.584.417.000

7 2009 85.326.127.571 8 2010 86.820.639.885

9 2011 71.513.741.975 10 2012 54.587.910.547

Jumlah 622.788.427.458 100

Sumber : DPKKD Aceh Barat

Page 43: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

30

Berdasakan tabel 1 bahwa perkembangan pembangunan infrastruktur

sesuai realisasi anggaran pendapatan dan belanja berfruktuasi, pada tahun 2003

realisi belanja infrastruktur sebesar Rp 5.740.784.912 atau sebesar 0,92 persen

dari total belanja daerah, pada tahun 2004 terjadi penurunan realisaasi belanja

daerah untuk pembangunan infrastruktur yaitu Rp 3.168.025.300 atau sebesar

0,51 persen dari total belanja daerah, pada tahun 2005 meningkat ralisasi anggaran

Rp 28.372.862.981 atau sebesar 4,56 persen, kemudian pada tahun 2006 yang

dikeluarkan belanja infrastruktur yaitu Rp 46.474.558.916 atau sebesar 7,46

persen dari total belanja daerah, pada tahun 2007 dengan total belanja

infrastruktur sebesar Rp 147.199.358.371 atau sebesar 23,64 persen dangan total

belanja daerah, pada tahun 2008 realisasi belanja infrastruktur sebesar Rp

93.584.417.000 atau sebesar 15,03 persen, pada tahun 2009 realisasi belanja

infrastruktur sebesar Rp 85.326.127.571 atau sebesar 13,70 persen, pada tahun

2010 realisasi belanja infrastruktur sebesar Rp 86.820.639.885 atau sebesar 13,94

persen, pada tahun 2011 realisasi belanja infrastruktur Rp 71.513.741.975 atau

sebesar 11,48 persen, kemudian yang terakhir realisasi anggaran infrastruktur Rp

54,587.910.547 atau sebesar 8,77 persen.

Page 44: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

31

Tabel 2

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh BArat

No Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%)

1 2003 4,92

2 2004 7,00

3 2005 6,59

4 2006 8,30

5 2007 9,61

6 2008 12,09

7 2009 13,51

8 2010 15,05

9 2011 16,36

10 2012 6,56

Jumlah 100

Sumber : BAPPEDA Aceh Barat

Berdasarkan tabel 2 menunjukan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Aceh Barat berfruktuasi Dapat kita lihat bahwa pada tahun 2003 tingkat

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat sebesar 4,92 persen, sedangkan

pada tahun 2004 terjadi peningkatan hingga menjadi sebesar 7,00 persen,

kemudian pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat, terus

mengalami penurunan hingga menjadi 6,59 persen, pada tahun 2006 pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Aceh Barat melonjak dratis hingga 8,30 persen keadaan ini

terus meningkat hingga tahun 2011 meningkatnya pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2006-2011 antara lain disebabkan oleh aliran

dana kemasyarakat yang sangat besar dalam rangka rehabilitasi dan rekontruksi

pasca gempa dan tsunami dari berbagai Negara dan lembaga masyarakat.

Page 45: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

32

Tabel 3

4.3 .Stadar Deviasi Rata-Rata dan Opsevasi

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Infratruktur

2 10.5980 .54872 10

P.ekonomi 9.9990 3.99931 10

Sumber : hasil olahan regresi (diolah 22 juli 2013

Berdasarkan pada tabel 3 dapat menjelaskan bahwa rata-rata pertumbuhan

ekonomi dalam jangka kurun waktu 2003-2012 sebesar 9.9990 dengan standar

deviasi sebesar 3,99931, keadaan ini mengambarkan bahwa pertumbuhan

ekonomi mengalami perkembangan yang signifikan, standar deviasi diatas

membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat mengalami

peningkatan, sehingga menggambarkan keadaan perekonomian kabupaten Aceh

Barat membaik.

Sedangakan rata-rata Infrastruktur tahun yang sama adalah 10.5980

dengan standar deviasi adalah .54872, ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti

ivestasi, PDRB, dan pembangunan- pembangunan lainya. Sehingga pertumbuhan

perkembangan pembangunan infrastruktur mengalami perubahan penurunan.

sedangkan N adalah dinyatakan jumlah Obsevasi yang selama (10) sepuluh tahun

tahun.

Page 46: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

33

Tabel 4

4.4 Hasil Koefisiensi korelasi dan Diterminasi

No Variabel Infrastruktur P. Ekonomi

1 Person Corelation

a. Infrastruktur

b. Pertumbuhan Ekonomi

1.000

.634

.634

1.000

2 Model

a. Koefesien Korelasi R

b. Koefesien diterminasi adjeted

c. Koefesien determinasi R2

.634

.328

.402

Sumber : Hasil Regresi diolah juni 2013

Berdasarkan tabel 4 peneliti dapat menjelaskan bahwa koefesien kolerasi

R = 0, 634 secara positif menjelaskan terdapat hubungan yang sangat sedang

antara Pertumbuhan Ekonomi (x), dan Infrastruktur (y), dengan keeratan

hubungan 63,4 persen dikarnakan apabila infrastruktur mengalami peningkatan

pertumbuhan ekonomi maka pembangunan infrastruktur akan mengalami

peninkatan.

Berdasarkan hasil pengujian ini maka dapat diketahui pengaruh

pembangunan infratruktur terhadap pertumbuhan ekonomi dikabupaten Aceh

Barat. Koefisien diterminasi dalam penelitian ini dapat diketahui dengan

menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :

Koefisien Determinasi = r2 x 100%

Koefisien Determinasi =(0,634)2 x 100%

Koefisien Determinasi = 40.2%

Berdasarkan perhitungan diatas peneliti dapat menjelaskan bahwa nilai

Koefisien diterminasi (R2) .328 yang dapat diartikan bahwa pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Aceh Barat yang sedang yaitu 40.2 % yang disumbangkan

Page 47: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

34

oleh sektor infrastruktur (X), sedangkan sisanya adalah 50.8 % yang akan

dijelaskan oleh variabel lain diluar model ini.

Tabel 5

Regresi Linier Sederhana dan Uji persial

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

95% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Lower

Bound

Upper

Bound

Zero-

order

Partia

l Part

Toler

ance VIF

1 (Cons

tant) 9.728 .401

24.25

8 .000 8.803 10.652

P.eko

nomi .087 .037 .634 2.321 .049 .001 .174 .634 .634 .634 1.000 1.000

Berdasarkan table 5 dapat kita lihat bahwa hasil penelitian ini maka

diperoleh persamaan regresi linier sederhana akhir estimasi sebagai berikut :

Y = a + bX

Y = 6,704 +0,329

Persamaan regresi linier sederhana diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta

Bedasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar

9.728 nilai konstanta ini menyatakan bahwa apabila pembangunan

infrastruktur sama dengan nol maka pertumbuhan ekonomi kabupaten Aceh

Barat rata – rata 9.728

b. Koefisien regresi dari variabel infastruktur (X)

Berdasarkan persamaan diatas dapat kita lihat bahwa nilai koefisien variabel

infrastruktur (X) bernilai positif adalah .087 hal ini menyatakan bahwa setiap

kenaikan infrastruktur sebesar 1 rupiah akan mengakibatkan pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Aceh Barat meningkat sebear 9.728

Page 48: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

35

4.4.1. Uji t (Uji Persial/indivual)

Uji t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh atau tidaknya

pengaruh antara variabel bebas Infrstruktur (X) dan variabel terikat pertumbuhan

Ekonomi (Y) secara individual dengan tingkat kepercayaan ( level of confidance

95 persen yaitu:

Berdasarkan tabel 5 nilai thitung sebesar 2.321> ttabel 1.859 dikarenakan

nilai probabilitasnya lebih besar dari 0.05 (derajat signifikan ) yaitu 0.105 .> 0.05

berarti Ho ditolak H1 diterima maka secara persial infrastruktur berpengaruh

secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh Barat.

4.5. Pembahasan Hasil

Berdasarkan hasil output penelitian diatas variabel Infrastruktur

mempunyai hubungan yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Aceh Barat, artinya walaupun di Kabupaten Aceh Barat mempuyai

infrastruktur tetapi tidak berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi,

dikarenakan masih ada sektor-sekor yang lain yang mendongkrak pertumbuhan

ekonomi di kabupaten Aceh Barat, contohnya seperti perluasan lapangan kerja

dan investasi yang secara horizontal akan menyerap tenaga kerja maka

kesejahtraan akan terjamin,tingkat produktif dan konsumtif seimbang dan

pertumbuhan ekonomi di daerahpun meningkat. Dari analisis yang telah

dilakukan bahwa nilai koefien variable (x) bernilai positif 0.87 hal ini menyatakan

bahwa setiap kenaikan 1 rupiah akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi

sebesar 0.87. pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Aceh Barat, terdapat thitung 2.321 > dari ttabel 1.859 dengan

Page 49: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

36

nilai probabilitas 0,05 artinya pembangunan infrastruktur berpenaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Page 50: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

37

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil pengujian dan analisis yang dilakukan dalam

penelitian ini di Kabupaten Aceh Barat dapat disimpulkan bahwa :

a. Kata-rata perkembangan pembangunan infrastruktur dalam kurun waktu

2003-2012 di Kabupaten Aceh Barat 10,5980 dengan standar deviasi

54872 persen sedangkan jumlah rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam

kurun waktu yang sama sebesar 9,9990 persen dengan dengan standar

deviasi 3,99931 persen.

b. Koefesien korelasi diperoleh R =0, 634 secara positif menjelaskan terdapat

hubungan yang sedang antara pertumbuhan ekonomi dengan infrastruktur

dengan keeratan hubungan 63.4 persen sedangkan koefesien determinasi

(R2) sebesr 40,2 menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Aceh Barat sebesar 40.2 persen di pengaruhi oleh pembangunan

infratruktur sedangkan sisanya sebesar 50.8 persen yang akan dijelaskan

oleh variabel lain diluar model.

c. Hasil yang diperoleh dari nilai thitung sebesar 2.321> ttabel 1,859 pada

tingkat kenyakinan <0,005 maka secara parsial infrastruktur berpengaruh

secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh

Barat.

Page 51: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

38

5.2 Saran-saran

berdasarkan hasil penelitian yang telh dilakukan, maka ada beberapa

implikasi yang dapat memberikan dan mungkin juga dapat bermamfaat bagi

pemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat yaitu sebagai berikut :

a. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Barat

pemerintah (eksekutif) perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

terutama infrastruktur ekonomi seperti Irigasi, Jalan, Transportsi,

Komunikasi, dan Listrik.

Page 52: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KESEMPATAN

KERJA DI KABUPATEN ACEH BARAT

PROPOSAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan

Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Strata Satu (S-1)

Oleh:

IRWANDI

NIM: 08C20101024

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH – ACEH BARAT

2016

Page 53: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan penduduk berkaitan erat dengan pendapatan yang diperoleh

rumah tangga. Dalam welfare economics, pendapatan rumah tangga tidak terlepas

dari masalah ketenagakerjaan dalam arti pendapatan ataupun penghasilan yang

diperoleh rumah tangga berkaitan dengan usaha atau pekerjaan yang dilakukan

oleh anggota rumah tangga. Dengan pendapatan yang diperoleh maka rumah

tangga akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menyekolahkan

anggotanya.

Pertumbuhan ekonomi memberikan kesempatan yang lebih besar kepada

negara atau pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya. Tetapi

sejauh mana kebutuhan ini dipenuhi tergantung pada kemampuan negara atau

pemerintah dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di antara masyarakat

dan distribusi pendapatan serta kesempatan untuk memperoleh pekerjaan.

Pertumbuhan ekonomi juga merupakan sarana utama untuk mensejahterakan

masyarakat melalui pembangunan manusia yang secara empirik terbukti

merupakan syarat perlu pembangunan manusia. Dalam hal ini ketenagakerjaan

merupakan jembatan utama yang menghubungkan pertumbuhan ekonomi dan

peningkatan kapabilitas manusia (UNDP, 1996). Dengan perkataan lain, yang

diperlukan bukan semata-mata pertumbuhan tetapi pertumbuhan ekonomi yang

berkualitas dalam arti berpihak kepada tenaga kerja.

Page 54: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

2

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil

pembangunan yang telah dilaksanakan oleh suatu daerah, khususnya

pembangunan dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan agregat

dari pertumbuhan di setiap sektor ekonomi yang ada. Bagi setiap daerah, indikator

ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah

dicapai, serta berguna untuk menentukan arah pembangunan di masa yang akan

datang.

Todaro menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat diwujudkan

dalam 3 komponen utama. Pertama, akumulasi modal, yang meliputi semua

bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan

modal manusia atau sumber daya manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk yang

selanjutnya akan menambah jumlah angkatan kerja. Ketiga, kemajuan teknologi

yang dalam pengertian sederhananya terjadi karena ditemukannya cara-cara baru

atau perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani suatu pekerjaan (Todaro

2003).

Menurut Samuelson dan Nordhaus (2005) bahwa ada empat faktor sebagai

sumber pertumbuhan ekonomi Faktor-faktor tersebut adala (1) sumber daya

manusia, (2) sumber daya alam, (3) pembentukan modal, dan (4) teknologi.

Dalam hal ini pengeluaran pemerintah berperan dalam pembentukan modal

melalui pengeluaran pemerintah di berbagai bidang seperti sarana dan prasarana.

Pembentukan modal di bidang sarana dan prasarana ini umumnya menjadi social

overhead capital (SOC) yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. SOC

ini sangat penting karena pihak swasta tidak akan mau menyediakan berbagai

Page 55: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

3

fasilitas publik, namun tanpa adanya fasilitas publik ini maka pihak swasta

tidak berminat untuk menanamkan modalnya. Dengan adanya berbagai fasilitas

publik ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan.

Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

Provinsi Aceh. Kabupaten Aceh Barat sebagai wilayah pertanian, perkebunan, dan

perikanan dapat memberikan potensi yang sangat besar dalam upaya pelaksanaan

pembangunan masyarakat. Sedangkan titik berat pembangunan di Kabupaten

Aceh Barat diletakan pada bidang ekonomi kerakyatan melalui peningkatan dan

perluasan pertanian dalam arti luas sebagai pengerak utama pembangunan yang

saling terkait secara terpadu dengan bidang-bidang pembangunan lainnya dalam

suatu kebijakan pembangunan.

Kebijakan umum pembangunan yang ditempuh oleh Pemerintah

Kabupaten Aceh Barat mencakup pembangunan infrastruktur, pembangunan

ekonomi rakyat, pembangunan pendidikan, pembangunan kesehatan, dan

pembangunan agama dan budaya. Melalui kebijakan tersebut telah memberikan

hasil yang sangat memuaskan bagi pertumbuhan ekonomi dan juga pembangunan

manusia di Kabupaten Aceh Barat.

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Aceh Barat menunjukkan adanya

berfluktuasi di setiap tahun. Gambar 1.1. menunjukkan pada tahun 2010

pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan tertinggi dalam periode 2010-

2014 yaitu mencatat sebesar 7,3 persen. Tahun selanjutnya pertumbuhan ekonomi

turun drastis yaitu pada tahun 2011 menjadi 2,4 persen dan tahun 2012 sebesar

0,56 persen. Namun demikian pada tahun 2013 Kabupaten Aceh Barat kembali

Page 56: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

4

mencoba mencatat pertumbuhan yang baik yaitu sudah mampu berkembang

menjadi 3,9 persen dan pada tahun 2014 turun sedikit di posisi 3,3,8 persen.

Gambar 1.1.

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Barat Menurut Lapangan

Usaha atas Dasar Harga Konstan 2000

Tahun 2010-2014 (Persen)

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Barat, 2016

Namun demikian, Pemerintah Aceh Barat terus berupaya membangun

percepatan pertumbuhan ekonominya, salah satu jalan yang ditempuh melalui

kesempatan kerja. Faktor kesempatan kerja dianggap faktor yang penting yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Perkembangan tingkat kesempatan kerja

menunjukkan seberapa besar produksi barang dan jasa yang dihasilkan dalam

masyarakat yang akan menentukan perolehan pendapatan.

Dari tabel 1.1. di atas dapat dilihat bagaimana jumlah angkatan kerja terus

meningkat di Kabupaten Aceh Barat. Ini ditandai dengan terus meningkatnya

jumlah angkatan kerja yang bekerja, sedangkan jumlah angkatan kerja yang tidak

bekerja mengalami penurunan. Dan bila dilihat dari tingkat kesempatan kerja terus

terjadi peningkatan sedangnya yang masih menganggur mengalami penurunan di

kabupaten Aceh Barat.

7,3

2,4

0,56

3,9 3,38

2010 2011 2012 2013 2014

Page 57: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

5

Tabel 1.1.

Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2012-2014

Uraian Tahun

2012 2013 2014

Jumlah penduduk Usia 15 Tahun ke Atas 128,639 130,867 135,693

Angkatan Kerja 74,115 78,889 83,349

Bekerja 69,510 73,034 78,462

Pengangguran 4,605 5,855 4,887

Bukan Angkatan Kerrja 54,524 51,978 52,334

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 57.61 60.28 61.42

Tingkat Kesempatan Kerja 93.79 92.58 94.14

Tingkat Pengangguran 6.21 7.42 5.86

Sumber : BPS Aceh Barat, 2016

Atas dasar uraian-uraian dan pemikiran di atas, maka penulis tertarik

melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana “Pengaruh Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap Kesempatan Kerja di Kabupaten Aceh Barat”

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan permasalahan yang hendak dianalisis dalam penelitian ini

adalah: “Apakah Pertumbuhan Ekonomi Berpengaruh Terhadap Kesempatan

Kerja di Kabupaten Aceh Barat?”

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk

mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja di

Page 58: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

6

Kabupaten Aceh Barat.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam merumuskan

kebijakan pembangunan ekonomi bagi pengambil keputusan dalam hal ini

Pemerintah

2. Sebagai bahan bacaan, referensi maupun penelitian lebih lanjut bagi

mahasiswa ataupun pihak lain yang ingin meneliti penelitian yang berkaitan

dengan ini.

3. Memberikan acuan bagi penelitian selanjutnya terutama yang berminat

dalam meneliti tentang pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja.

Page 59: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

7

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

2.1. Pertumbuhan Ekonomi

2.1.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk

meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang diukur dengan tinggi rendahnya

pendapatan riil per kapita. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi

merupakan perubahan-perubahan dalam struktur output dan alokasi input pada

berbagai persoalan ekonomi, di samping kenaikan output. Oleh karena itu,

pembangunan ekonomi selalui dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi, dan

sebaliknya pertumbuhan ekonmomi belum tentu disertai dengan pembangunan

ekonomi.

Menurut Mahyudi (2004:54) pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya

pertambahan/ perubahan pendapatan nasional (produksi nasional) dalam satu

tahun tertentu, tanpa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya.

Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu

perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya. Kemampuan suatu negara

untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang

meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi baik dalam

jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang modal dan teknologi

yang digunakan juga makin berkembang. Di samping itu, tenaga kerja bertambah

sebagai akibat perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan

dan keterampilan mereka.

Page 60: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

8

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output perkapita

dalam jangka panjang. Pengertian tersebut menekankan pada tiga aspek, iayu

proses, output perkapita, dan jangka panjang. Sebagian ekonom mendenifisikan

pertumbuhan ekonomi dalam pengertian yang lebih longgar. kenaikan GDP/GNP

tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau

tidak (Arsyad, 1992:13).

Pertumbuhan ekonomi yang kita kenal selama ini mempunya persepktif

jangka panjang dan mempunyai beberapa definisi. Definisi tersebut antara lain

adalah bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan produk

nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Pertumbuhan ekonomi dapat

dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang dan dapat

diartikan sebagai perkembangan keiatan dalam perekonomian yang menyebabkan

barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan

kemakmuran meningkat (Sukirno, 2006:9)

Pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses peningkatan

produksi barang dan jasa dalam kegiatan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa

pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur

dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan (Djojohaikusumo, 1994:1)

Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan

jasa secara nasional, sedang pembangunan berdimensi lebih luas. Salah satu

sasaran pembangunan ekonomi daerah adalah meningkatkan laju pertumbuhan

ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan pertumbuhan

pendapatan domestik regional bruto (PDRB) menurut harga konstan. Laju

Page 61: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

9

pertumbuhan PDRB akan memperlihatkan proses kenaikan output perkapita

dalam jangka panjang. Penekanan pada proses, karena mengandung unsur

dinamis, perubahan atau perkembangan. Oleh karena itu, pemahaman indikator

pertumbuhan ekonomi biasanya akan dilihat dalam kurun waktu tertentu,

misalnya tahunan. Aspek tersebut relevan untuk dianalisis sehingga kebijakan-

kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah untuk mendorong aktivitas

perekonomian domestik dapat dinilai efektifitasnya.

2.1.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

a) Teori pertumbuhan ekonomi klasik

Menurut teori pertumbuhan ekonomi klasik, pertumbuhan ekonomi

bergantung pada faktor-faktor produksi. Unsur pokok dari faktor produksi suatu

negara ada tiga:

a. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari

kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah sumber daya alam yang

tersedia mempunyai batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian;

b. Sumber daya insani (jumlah penduduk) merupakan peran pasif dalam proses

pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk akan menyesuaikan

dengan kebutuhan akan tenaga kerja;

c. Stok modal merupakan unsur produksi yang sangat menentukan tingkat

pertumbuhan output.

b) Teori pertumbuhan ekonomi neoklasik

Model pertumbuhan neoklasik solow, yang membuat Robert Solow dari

Massachusetts Institute of Technology menerima hadiah Nobel, mungkin

merupakan model pertumbuhan ekonomi yang paling terkenal. Meskipun dalam

Page 62: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

10

hal tertentu Model Solow menggambarkan perekonomian negara maju secara

lebih baik dari pada kemampuannya dalam menjelaskan perekonomian negara

berkembang, model ini tetap menjadi titik acuan dasar dalam kepustakaan

mengenai pertumbuhan dan pembangunan. Model ini menyatakan secara

kondisional, perekonomian berbagai negara akan bertemu pada tingkat

pendapatan yang sama, dengan syarat bahwa negar-negara tersebut mempunyai

tingkat tabungan, depresiasi, pertumbuhan angkatan kerja, dan pertumbuhan

produktivitas yang sama (Todaro, 2004:163)

Model neoklasik Solow secara umum berbentuk fungsi produksi, yang

bisa menampung berbagai kemungkinan substitusi antar kapital (k) dan tenaga

kerja (l). Dalam model pertumbuhan ekonomi neoklasik solow (solow

neoclassical growth model), pertumbuhan ekonomi tergantung kepada faktor-

faktor produksi (Sukirno, 2006).

Dalam persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dalam persamaan

yakni:

Δy = f (δ , δ , δ )

Δy = tingkat pertumbuhan ekonomi

Δk = tingkat pertambahan modal

Δl = tingkat pertumbuhan tenaga kerja

Δt = tingkat kemajuan teknologi

Faktor terpenting untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah

pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja, tetapi faktor yang paling

penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran

tenaga kerja (Sukirno,2006).

Page 63: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

11

c) Teori pertumbuhan ekonomi Rostow

Model pembangunan tahapan pertumbuhan yang dikemukakan oleh

Rostow menjelaskan bahwa pada perubahan dari keterbelakangan menuju

kemajuan ekonomi dapat dijelaskan dalam suatu seri tahapan yang harus dilalui

oleh semua negara (Todaro, 2004:129). Menurut teori ini negara-nagara maju

telah melalui tahapan tinggal landas menuju pertumbuhan ekonomi

berkesinambungan yang berlangsung dengan sendirinya tanpa diatur secara

khusus. Rostow juga menjelaskan negara-negara yang sedang berkembang atau

yang masih terbelakang, pada umumnya masih berada dalam tahapan masyarakat

tradisional atau tahapan kedua, yaitu tahap penyusunan kerangka dasar tinggal

landas. Tidak lama lagi, hanya tinggal merumuskan serangkaian aturan

pembangunan untuk tinggal landas, mereka akan segera bergerak menuju ke

proses pertumbuhan ekonomi yang pesat dan berkesinambungan.

Rostow menghubungkan model tahap-tahap pembangunan dengan

pengeluaran pemerintah, sehingga kemudian dibedakan antara tahap awal, tahap

menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, jumlah

investasi yang dikeluarkan pemerintah untuk pembangunan sangat dominan dan

dalam jumlah yang besar, hal ini disebabkan pada tahap ini pemerintah harus

menyediakan prasarana, seperti misalnya pendidikan, kesehatan, prasarana

transportasi, dan sebagainya. Pada tahap kedua, peran pengeluaran pemerintah

dalam pembangunan sudah mulai tergeser dengan adanya investasi yang

dilakukan oleh sektor swasta, namun demikian pada tahap ini pemerintah tetap

memiliki peran yang cukup besar dalam pembangunan, hal ini disebabkan jika

peran swasta dibiarkan mendominasi pembangunan akan berdampak pada

Page 64: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

12

munculnya kekuatan monopoli dan kegagalan pasar, sehingga menyebabkan

pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih

besar. Tahap kedua perkembangan ekonomi ini menyebabkan terjadinya

hubungan antar sektor yang semakin rumit.

Misalnya pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan oleh perkembangan

sector industri akan menimbulkan semakin tingginya tingkat polusi lingkungan

dan juga berpeluang untuk terhadap timbulnya masalah eksploitasi buruh,

sehingga dalam hal ini diperlukan campur tangan pemerintah untuk

meminimalisasi dampak buruk dari pembangunan ekonomi yang semakin maju.

Pada tingkat yang lebih lanjut, Rostow dalam Todaro (2004:129)

mengatakan bahwa dalam pembangunan ekonomi aktivitas pemerintah berlaih

dari penyediaan sarana dan prasarana menjadi pengeluaran-pengeluaran yang

bersifat sosial seperti halnya, program kesejahteraan hari tua, program pelayanan

masyarakat dan sebagainya.

d) Teori pertumbuhan baru (new growth theory)

Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan

yang bersifat endogen, pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem

ekonomi. Menurut Romier (1994) dalam Todaro (2004:169), teori ini

menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh sistem produksi,

bukan berasal dari luar sistem. Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen,

pertumbuhan merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk

berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari sekedar bagian dari

pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi

menyangkut modal manusia.

Page 65: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

13

Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi.

Definisi modal diperluas dengan memasukkan model ilmu pengetahuan dan

modal sumber daya manusia. Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal

dari luar model atau eksogen tapi teknologi merupakan bagian dari proses

pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan endogen, peran investasi dalam

modal fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka

panjang. Tabungan dan investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang

berkesinambungan (Mankiw, 2000).

2.1.3. Persamaan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuahn ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang

menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu

apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan demikian, untuk

menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi akan selalu digunakan formula berikut:

G = tingkat (persentase) pertumbuhan ekonomi

GDP1 = (Gross Domestic Bruto atau PDB) adalah pendapatan nasional riil, yaitu

pendapatan nasional yang dihitung pada harga tetap yang dicapai pada saat

satu tahun (tahun 1)

GDP0 = pendapartan nasional riil pada tahun sebelumnya

Dengan demikian tingkat pertumbuhan ekonomi mengambarkan mengenai

perkembangan ekonomi yang berlaku dalam satu tahun tertentu. Pertumbuhan

ekonomi mengambarkan sampai di mana barang dan jasa telah bertambah dalam

satu tahun tertentu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. bersamaan

Page 66: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

14

dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi akan berlaku pula pertambahan

penduduk. Apabila tingkat pertumbuhan selalu rendah dan tidak melebihi tingkat

pertambahan penduduk, maka pendapatan rata-rata masyarakat (pendapatan

perkapita) akan mengalami penurunan. Namun bila pertumbuhan ekonomi sama

dengan pertambahan penduduk, maka perekeonomian negara tersebut tidak

mengalami kemajuan (Sukirno, 2006)

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum, faktor-faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi adalah

(Todaro, 2004:92):

1. Akumulasi modal

Akumulasi modal diperoleh dari tabungan dan investasi yang disisihkan

dari bagian pendapatan waktu sekarang untuk dapat memperbesar produksi dan

pendapatan di waktu yang akan datang. Peralatan dan bahan baku yang baru akan

meningkatkan persediaan modal fisik suatu bangsa dan akan memungkinkan bagi

tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi. Investasi produksi langsung

demikian itu ditunjang oleh infrastruktur sosial ekonomi yang akan memudahkan

dan memadukan kegiatan-kegaiatn ekonomi.

Demikian juga investasi dalam sumber daya manusia yang akan dapat

meningkatkan kualitasnya dan dengan demikian akan memiliki pengaruh yang

sangat kuat bahkan lebih besar dibandingkan dengan jumlah manusia yang terus

bertambah. Pendidikan formal, pemanduan bakat dan program-program pelatihan

sambil bekerja serta berbagai jenis pendidiakan di luar sekolah (informal) lainnya

dapat secara efektif meningkatkan ketrampilan dan kualitas sumber daya manusia.

2. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja

Page 67: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

15

Pertumbuhan penduduk yang juga akan mengakibatkan pertumbuhan

angkatan kerja, secara tradisional dianggap merupakan faktor positif dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi. Semakin besar angkatan kerja maka semakin

banyak pula tenaga kerja yang produktif, serta jumlah penduduk yang lebih besar

dapat meningkatkan luasnya pasar dalam negeri. Namun jelaslah bahwa hal ini

akan tergantung pada kemampuan sistem ekonomi untuk menyerap dan

memperkerjakan secara produktif tenaga kerja tambahan tersebut.

3. Kemajuan teknologi

Komponen fundamental ketiga yang bagi kebanyakan ekonom merupakan

sumber pertumbuhan ekonomi terpenting, yaitu kemajuan teknologi. Dalam

bentuknya yang paling sederhana, kemajuan teknologi dapat disebut sebagai cara

baru dan cara yang lebih baik untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional.

Ada tiga klasifikas pokok dari kemajuan teknologi:

Kemajuan teknologi yang netral, dikaitkan dengan pencapaian tingkat

produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi

faktor masukan yang sama

Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja atau hemat modal, yaitu

tingkat produksi yang lebih tinggi akan dapat dicapai dengan jumlah

masukkan tenaga kerja atau modal yang sama

Kemajuan teknologi berupa peningkatan modal atau tenaga kerja,

kemajuan teknologi meningkatkan tenaga kerja terjadi apabila kualitas dan

ketrampilan tenaga kerja ditingkatkan.

Page 68: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

16

2.2. Kesempatan Kerja

2.2.1. Teori Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam

keseluruhan faktor produksi baik barang maupun jasa di samping faktor produksi

modal, teknologi, dan sumberdaya alam. Tenaga kerja adalah orang yang

melaksanakan dan menggerakkan segala kegiatan menggunakan peralatan-

peralatan maupun teknologi dalam menghasilkan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan hidup.

Tenaga kerja adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun

atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa (Hizam, 2008 : 4).

Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia

10 tahun ke atas (hasil sensus penduduk 1971, 1980 dan 1990). Namun sejak

sensus penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja

adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.

Indonesia tidak menetapkan batas umur maksimum dengan alasan belum

mempunyai jaminan sosial secara nasional, hanya sebahagian kecil saja

memperoleh jaminan hari tua. Jadi dapat dikatakan bahwa tenaga kerja adalah

bagian penduduk dalam usia kerja tertentu yang dianggap layak dan mampu untuk

melaksanakan pekerjaan.

Secara praktis dan garis besar pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga

kerja dibedakan hanya pada batas usia, akan tetapi setiap negara mempunyai

kategori sendiri dalam menetapkan batas usia, dan setiap negara mempunyai corak

tertentu tentang situasi ketenagakerjaannya.

Page 69: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

17

Yang dimaksud dengan angkatan kerja (labor force) adalah penduduk usia

kerja 15 tahun atau lebih yang bekerja atau punya pekerjaan namun untuk

sementara tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.

Sementara itu Tjiptoherijantho (1996:5) mendefinisikan angkatan kerja

adalah jumlah yang bekerja dan mencari pekerjaan, jumlah orang yang bekerja

tergantung dari besarnya permintaan masyarakat, berarti angkatan kerja terdiri

dari: (1) golongan yang bekerja (2) golongan yang menganggur dan mencari

pekerjaan.

Selanjutnya menurut Manulang (1995:5) membedakan antara angkatan

kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk dalam golongan angkatan kerja

adalah golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur atau sedang

mencari kerja, serta yang termasuk dalam bukan angkatan kerja terdiri dari

golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan

lain-lain atau penerima pendapatan.

Gambar 2.1. Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja

Tingkat Upah

S

Wi

We E

D Tenaga kerja Ld Le Ls

Sumber : Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Sukirno (2005 : 359)

Page 70: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

18

Dalam teori ekonomi Neo Klasik, diasumsikan bahwa penyediaan atau

penawaran tenaga kerja akan bertambah bila tingkat upah bertambah. Ini

dilukiskan oleh garis SS pada gambar II-1. Sebaliknya permintaan terhadap

tenaga kerja akan berkurang bila tingkat upah meningkat. Ini dilukiskan dengan

garis DD pada gambar 2.1.

Dengan asumsi bahwa semua pihak mempunyai informasi yang lengkap

mengenai pasar kerja, maka Teori Neo Klasik beranggapan bahwa jumlah

penawaran tenaga kerja selalu sama dengan permintaannya. Ini ditandai dengan

titik keseimbangan (titik E) di mana penawaran dan permintaan tenaga kerja

adalah sama, sehingga tidak ada pengangguran ini biasanya terjadi jika pasar

tenaga kerja bersifat persaingan sempurna.

Jika organisasi serikat buruh kuat, mereka akan menentukan sendiri

terhadap tingkat upah yang lebih tinggi terhadap tenaga yang mereka tawarkan

(tenaga kerja mempunyai kekuasaan monopoli), di sini titik keseimbangan itu

tidak pernah tercapai karena informasi memang tidak pernah sempurna dan

hambatan-hambatan institusional selalu ada. Karena itu tingkat upah yang mereka

inginkan (Wi) pada umumnya lebih besar dari pada upah keseimbangan (We).

Pada tingkat upah Wi, jumlah penawaran tenaga kerja adalah sebesar Ls,

sedangkan permintaan adalah Ld. Selisih Ls dan Ld merupakan jumlah

pengangguran.

Jadi, semakin tinggi mereka menuntut upah, maka akan semakin sedikit

permintaan tenaga kerja oleh perusahaan karena efisiensi tenaga kerja dengan

upah yang tinggi, dengan sendirinya akan menambah pengangguran. Di sisi lain

pengangguran yang besar tidak memberi kepuasan bagi penganggur, sehingga

Page 71: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

19

mereka akan keluar dari serikat buruh dan bekerja kembali dengan upah yang

lebih rendah, kondisi seperti ini dengan sendirinya akan mengembalikan pasar

tenaga kerja pada pasar persaingan sempurna.

2.3. Peranan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 15 tahun atau

lebih yang bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang melakukan kegiatan lain,

seperti sekolah maupun mengurus rumah tangga dan penerima pendapatan

(Simanjuntak, 1985:5). Sedangkan angkatan kerja merupakan bagian dari tenaga

kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan

produktif yaitu memperoleh hasil produksi barang dan jasa. Angkatan kerja terdiri

dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur atau mencari

pekerjaan. Dalam model sederhana tentang pertumbuhan ekonomi, pada

umumnya pengertian tenaga kerja diartikan sebagai angkatan kerja yang bersifat

homogen.

Menurut Lewis, angkatan kerja yang homogen dan tidak terampil

dianggap bisa bergerak dan beralih dari sektor tradisional ke sektor modern secara

lancar dan dalam jumlah tidak terbatas. Dalam keadaan demikian, peranan tenaga

kerja mengandung sifat elastisitas yang tinggi. Meningkatnya permintaan atas

tenaga kerja (dari sektor tradisional) bersumber pada ekspansi kegiatan sektor

modern. Dengan demikian salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi adalah tenaga kerja. Sumber daya manusia merupakan

salah satu faktor dinamika dalam perkembangan ekonomi jangka panjang

bersamaan dengan ilmu pengetahuan, tekhnologi, sumber daya alam dan kapasitas

Page 72: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

20

produksi. Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja dianggap sebagai faktor positif

dalam merangsang pertumbuhan ekonomi.

Badan Pusat Statistik (BPS) membedakan tenaga kerja menjadi angkatan

kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah bagian dari tanaga kerja

yang sesungguhnya terlibat dalam proses produksi. Angkatan kerja terdiri dari

golongan yang bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan

angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun tidak

mencari pekerjaan. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tenaga kerja

adalah angkatan kerja seperti yang didefinisikan oleh BPS tersebut. Jumlah tenaga

kerja yang besar dapat berarti menambah jumlah tenaga produktif. Dengan

meningkatnya produktivitas tenaga kerja diharapkan akan meningkatkan produksi,

yang berarti akan meningkatkan pula PDRB.

Menurut Nicholson W (1991) bahwa suatu fungsi produksi pada suatu

barang atau jasa tertentu (q) adalah q = f (K,L) dimana K merupakan modal dan L

adalah tenaga kerja memperlihatkan jumlah maksimum sebuah barang / jasa yang

dapat diproduksi dengan menggunakan kombinasi alternatif antara K dan L, maka

apabila salah satu masukan ditambah satu unit tambahan dan masukan lainnya

dianggap tetap akan menyebabkan tambahan keluaran yang dapat diproduksi.

Tambahan keluaran yang diproduksi inilah yang disebut dengan produk fisik

marginal (marginal physical product). Selanjutnya dikatakan bahwa apabila

jumlah tenaga kerja ditambah terus menerus sedang faktor produksi lain

dipertahankan konstan, maka pada awalnya akan menunjukan peningkatan output,

namun pada suatu tingkat tertentu akan memperlihatkan penurunan output serta

Page 73: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

21

setelah mencapai tingkat keluaran maksimum setiap penambahan tenaga kerja

akan mengurangi keluaran.

Menurut Todaro (2000), pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja

secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu

pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti ukuran pasar

domestiknya lebih besar. Meskipun demikian, hal tersebut masih dipertanyakan,

apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar akan

memberikan dampak positif atau negatif dari pertumbuhan ekonominya.

Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan

penduduk tergantung kemampuan sistem perekonomian daerah tersebut dalam

menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja tersebut.

Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tenaga kerja dan akumulasi modal, dan

tersedianya input dan faktor produksi penunjang, seperti kecakapan manajerial

dan administrasi. Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran

kondisi dari lapangan kerja yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan

kerja yang tersedia, maka akan menyebabkan semakin meningkatnya total

produksi di suatu daerah.

2.4. Penelitian Sebelumnya

Taswir (2012) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan

kerja di Provinsi Aceh melalui keseimbangan pasar tenaga kerja. Keseimbangan

pasar tenaga kerja sangat di tentukan permintaan dan penawaran yang terjadi di

pasar kerja. Pada penelitian ini permintaan tenaga kerja di pengaruhi oleh upah,

PDRB dan inflasi, sedangkan penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh upah dan

inflasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode Two Stage Least Squares

Page 74: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

22

(TSLS) dengan menggunakan data time series dari tahun 1991-2010. Dari hasil

estimasi menunjukkan, pada permintaan tenaga kerja variabel upah berpengaruh

negatif dan signifikan dimana setiap kenaikan 1 persen upah akan menyebabkan

penurunan permintaan tenaga kerja kerja sebesar 0,15 persen. Variabel PDRB

berpengaruh positif dan signifikan dimana setiap kenaikan 1 persen PDRB akan

menyebabkan kenaikan permintaan tenaga kerja sebesar 0,22 persen. Sedang

variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap permintaan tenaga kerja. Pada

penawaran tenaga kerja variabel upah berpengaruh positif dan signifikan dimana

setiap kenaikan 1 persen upah akan menyebabkan kenaikan penawaran tenaga

kerja kerja sebesar 0,06 persen. Variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan

dimana setiap kenaikan 1 persen inflasi akan menyebabkan kenaikan penawaran

tenaga kerja kerja sebesar 0,03 persen.

Adhikary (2011), meneliti hubungan antara FDI, keterbukaan

perdagangan, pembentukan modal, dan tingkat pertumbuhan ekonomi di

Banglades selama periode 1986-2008 menggunakan analisis time series. Semua

variabel stasioner pada diferensial pertama baik di tingkat konstan dan konstan

ditambah trend pada uji stasioner ADF dan Phillips-Perron. Prosedur Johansen-

Juselius diterapkan untuk menguji hubungan kointegrasi antara variabel diikuti

dengan Vector Error Correction Model (VECM). Hasil empiris antara hubungan

ekuilibrium jangka panjang yang kuat antara tingkat pertumbuhan PDB dan

variabel penjelasnya. Volume FDI dan tingkat pembentukan modal ditemukan

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap perubahan PDB riil. Tingkat

keterbukaan perdagangan memberi pengaruh negatif yang mengurangi tingkat

pertumbuhan PDB. Kesimpulannya bahwa Banglades harus merumuskan FDI-led

Page 75: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

23

policies dan memastikan tingkat pembentukan modal yang lebih tinggi untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonominya.

Gunawan (2007) menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap

kesempatan kerja di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, data periode 1983-

2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PDRB berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kesempatan kerja, dengan luasnya kesempatan kerja akan

adanya peningkatan penyerapan tenaga kerja dan akan mengurangi tingkat

pengangguran.

Mulyana (2003) menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk yang

tinggi tidak saja membawa dampak pada jumlah penduduk yang semakin lama

semakin besar, tetapi juga membawa dampak tersendiri pada ketenagakerjaan, di

mana pertumbuhan angkatan kerja jauh lebih besar dari pertumbuhan kesempatan

kerja. Dilihat dari tingkat pertumbuhan tahunan, maka dapat digambarkan bahwa

laju peningkatan jumlah penduduk di Provinsi Aceh cenderung mengalami

fluktuasi, angka rata-rata ini masih berada di bawah angka rata-rata nasional

sebesar 1,89 persen setiap tahunnya. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat

suatu pengaruh positif antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi

serta terdapat pengaruh negatif antara kesempatan kerja dan pertumbuhan

ekonomi.

Penelitian oleh Kuncoro (2002) mencoba mangamati dampak kebijakan

fiskal ekspansif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui responsi

aktivitas ekonomi sektor swasta untuk periode 1969-2000. Analisis yang

dilakukan berdasarkan pada pendekatan pasar barang dengan menggunakan

Almost Ideal Demand System (AIDS). Hasil yang diperoleh adalah bahwa

Page 76: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

24

kebijakan ekspansi fiskal yakni pada peningkatan pengeluaran pembangunan tidak

menyebabkan terjadinya crowding out di pasar barang domestik. Desakan

pengeluaran pembangunan hanya terjadi secara parsial pada komponen

pengeluaran investasi swasta. Crowding out tidak terjadi atas pengeluaran

konsumsi masyarakat. Secara keseluruhan, kebijakan ekspansi anggaran tersebut

tetap akan meningkatkan pengeluaran sektor swasta dimana respon pada pasar

barang bersifat positif dengan begitu ouput nasional tidak mengalami penurunan.

2.5. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran dalam Penelitian

Dari skema di atas dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi

mempengaruhi kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat. Bila Pertumbuhan

ekonomi meningkat/tinggi maka semakin tinggi pula kemungkinan tingginya

tingkat kesempatan kerja karena semakin membaiknya perekonomian di

Kabupaten Aceh Barat yang pada akhirnya akan lebih banyak menyerap tenaga

kerja

Page 77: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

25

2.6. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan

kegunaan penelitian serta landasan teoritis yang telah dikemukakan di atas maka

penulis dalam merumuskan hipotesis menduga bahwa pertumbuhan ekonomi

berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat.

Page 78: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan

ekonomi dan kesempatan kerja. Adapun lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten

Aceh Barat dalam jangka waktu dari tahun 2004-2015.

3.2. Sumber dan Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari instansi

terkait seperti Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Kabupaten Aceh

Barat dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat. Selain itu penulis

juga menggunakan penelitian kepustakaan untuk mendukung dan melengkapi

penelitian ini.

3.3. Model Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis informasi

kuantitatif (data yang dapat diukur, diuji dan diinformasikan dalam bentuk

persamaan, tabel dan sebagainya). Tahapan analisis kuantitatif terdiri dari:

estimasi model regresi dengan menggunakan data time series, regresi persamaan

Page 79: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

27

linier dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), uji asumsi

klasik dan uji statistik.

Analisis regresi ini dilakukan untuk melihat pengaruh pertumbuhan

ekonomi terhadap kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat. Pada penelitian ini,

analisis regresi dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) ) melalui

alat analisis data Eviews 7. Data yang digunakan dalam analisis ini berupa data

time series. Adapun model persamaannya sebagai berikut (Gujarati, 2001:236) :

AK = β0 + β1 Y + ei

Di mana :

AK = Angkatan Kerja/Kesempatan Kerja di Aceh Barat

Y = Pertumbuhan Ekonomi di Aceh Barat

β0 = Konstanta

β1 = Koefisien regresi untuk pertumbuhan ekonomi

e = Error Term

i = jumlah data dari 1 sampai dengan N

3.4. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadi penafsiran ganda, maka dalam penelitian ini

perlu didefinisikan dengan jelas beberapa variabel-variabel yang digunakan.

Adapun definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Angkatan kerja adalah tenaga kerja usia kerja 15-55 tahun di Kabupaten

Aceh Barat yang dihitung dalam jiwa.

2. Pertumbuhan ekonomi adalah Produk Domestik Regional Bruto non migas

atas dasar harga konstan tahun 2000 di Kabupaten Aceh Barat yang dihitung

dalam persen

Page 80: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

28

3.5 Uji Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik dengan menggunakan Eviews 7. Peneliti melakukan terlebih

dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Uji asumsi klasik

yang dilakukan peneliti meliputi :

3.5.1 Uji Auto korelasi

Uji auto korelasi ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi

berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model

yang tidak mengandung autokorelasi. Autokorelasi adalah keadaan di mana

variabel error-term pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel error-term

pada periode lain yang bermakna variabel error-term tidak random. Pelanggaran

terhadap asumsi ini berakibat interval keyakinan terhadap hasil estimasi menjadi

melebar sehingga uji signifikansi tidak kuat. Uji ini dilakukan pada penelitian yang

menggunakan data time series. Oleh karena data dalam penelitian ini merupakan

gabungan antara data cross section dan time series, maka harus dilakukan uji

auto korelasi terlebih dahulu. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan

dengan uji Durbin-Watson (DW). Langkah pendeteksian adanya autokorelasi

adalah dengan membandingkan nilai Durbin-Watson statistik table dengan Ho,

tidak ada autokorelasi bila DW lebih besar dari DU dan lebih kecil dari 4-DU,

syarat terjadinya uji autokorelasi adalah (du<dw<4-du).

3.5.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independen. Menurut Ghozali

Page 81: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

29

(2005:91) untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model

regresi adalah sebagai berikut :

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independennya banyak yang

tidak signifikan mempengaruhi variable dependen.

b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antarvariabel

independen adakorelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas0.90), maka hal

ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang

tinggi antar variable independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas.

Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua

atau lebih variable independen.

c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (a) nilai tolerance dan lawannya

(b) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variable independen manakah yang dijelaskan oleh variable independen

lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variable independen menjadi

variable dependen (terikat) dan diregres terhadap variable independen

lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variable independen yang terpilih

yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Jad inilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance).

Nilaicut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atas sama dengan nilaiVIF > 10.

Cara untuk menguji jika terjadi multikolinearitas, yaitu:

1) Mengeluarkan satu atau lebih variable independen yang mempunyai korelasi

tinggi dari model regresi dan identifikasikan variable independen lainnya

Page 82: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

30

untuk membantu prediksi.

2) Menggabungkan data cross section dan time series (pooling data).

3) Menambah data penelitian.

3.6 Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test dan F-test

3.6.1. Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variable

independen mempengaruhi variable dependen secara signifikan. Bentuk

pengujiannya adalah :

- Ho : b1,b2,b3=0, artinya pertumbuhan ekonomi secara Parsial tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesempatan kerja di

Kabupaten Aceh Barat.

- Ha : b1,b2,b3≠0, artinya pertumbuhan ekonomi secara Parsial

berpengaruh yang signifikan terhadap kesempatan kerja.

Pengujian dilakukan menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian pada

α 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df=(n - k).

Kriteria pengambilan keputusan :

- Ho diterima jika t hitung< t table

- Ha diterima jika t hitung> t tabel

3.6.2. Uji Signifikan Simultan (Uji - F)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen secara bersama-sama mempengaruhi variable dependen secara

signifikan. Pengujian simultan ini menggunakan uji F, yaitu dengan

Page 83: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

31

membandingkan antara nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi yang

digunakan yaitu 0,075. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 (satu)

variable bebas saja maka uji-F tidak dibutuhkan.

Page 84: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

32

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Wilayah Aceh Barat

Secara geografis Aceh Barat terletak antara 04º06´ - 04º47´ Lintang

Utara dan 95º52´ - 96º30´ Bujur Timur dengan luas mencapai 2.927,95 Km2.

Kabupaten Aceh Barat terdiri dari 12 kecamatan, 33 mukim dan 322 gampong.

Sebanyak 192 desa berada di dataran dan 83 desa terletak dilembah. Hanya 47

desa yang terletak dilereng.

- Di sebelah utara Kabupaten Aceh Barat berbatasan dengan Kabupaten

Pidie Jaya dan Aceh Jaya

- Di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya dan

Samudera Indonesia

- Di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Aceh Tengah dan Nagan

Raya.

- Di sebelah barat berbatasan dengan samudera Indonesia.

Kecamatan terluas adalah Sungai Mas yang menempati 26,70 persen

wilayah Aceh Barat. Wilayah ini sebagian besar masih berupa hutan. Sedangkan

kecamatan terkecil adalah Kecamatan Johan Pahlawan yang merupakan Ibukota

Kabupaten Aceh Barat. Luas Kecamatan ini hanya 44,91 Km2 atau hanya 1,53

persen dari luas Kabupaten Aceh Barat.

Meulaboh merupakan ibukota Kabupaten Aceh Barat. Kecamatan

terdekat dari pusat kota Meulaboh adalah Meureubo, Samatiga dan Kaway XVI.

Sedangkan Kecamatan terjauh adalah Woyla Timur, Panton Reu dan Sungai Mas.

Page 85: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

33

Suhu udara rata-rata sepanjang tahun 2012 adalah 26ºC dengan suhu terendah

18ºC pada bulan Januari dan suhu tertinggi 30ºC di Bulan Mai. Kelembapan

udara berkisar pada 89 persen.

4.2. Pertumbuhan Ekonomi Aceh Barat

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang umum

dipakai untuk melihat kemajuan suatu kegiatan pembangunan dapat dihitung dari

perkembangan nilai Produk Domestik Regional Bruto selama masa pembangunan

tertentu.

Tabel. 4.1.

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2004-2015

Tahun Pertumbuhan

Ekonomi

2004 9.4

2005 -13.15

2006 8.65

2007 8.06

2008 5.91

2009 5.46

2010 5.04

2011 5.18

2012 5.03

2013 5.22

2014 5.46

2015 6.02

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Aceh Barat selama periode tahun

2004 sampai dengan tahun 2015 menunjukan terjadinya penurunan yang drastis

pada tahun 2005. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 sebesar 9.4 persen

Page 86: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

34

sedangkan pada tahun 2005 turun sangat drastic hamper mencapai kelipatan dua

sebesar -13.15 persen. Ini disebabkan karena pada akhir tahun 2004 Kabupaten

Aceh Barat merupakan wilayah yang terbesar terkena dampak bencana alam

gempa bumi dan tsunami yang melanda Provinsi Aceh. Hampir 2/3 wilayahnya

terkena langsung dengan bencana alam yang menyebabkan hancurnya

perekonomian wilayah tersebut. Namun demikian mulai tahun 2006 pertumbuhan

ekonomi Aceh Barat perlahan-lahan bangkit lagi, ini dapat dilihat dari terjadinya

peningkatan pertumbuhan ekonomi yang terus positif.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah merupakan salah satu sasaran

yang akan dicapai dalam pelaksanaan pembangunan, untuk itu pemerintah

senantiasa berupaya melaksanakan pembangunan disegala bidang dan hasilnya

adalah ditandai dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

Kepada masyarakat juga dituntut untuk turut berperan aktif mengikuti dan

melaksanakan kegiatan pembangunan sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraannya.

4.3. Kesempatan Kerja

Pembangunan ekonomi salah satu tujuannya adalah penyediaan lapangan

kerja yang memadai untuk mengimbangi pertambahan angkatan kerja setiap

tahunnya. Tenaga kerja dipandang sebagai salah satu faktor produksi yang mampu

untuk meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya. Tenaga kerja yang

diharapkan bukan hanya sebatas melakukan pekerjaan kegiatan fisik semata

namun tenaga kerja yang memiliki human resources (Rosyidi, 2006:56).

Page 87: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

35

Jumlah penduduk yang besar akan membentuk jumlah angkatan kerja

yang besar yang besar pula, namun pertumbuhan jumlah penduduk yang besar dan

tidak terkontrol dikhawatirkan menimbulkan efek buruk terhadap pertumbuhan

ekonomi. Yang tergolong sebagai tenaga kerja adalah penduduk yang berumur

didalam batas usia kerja. Batas usia kerja berbeda-beda antara negara yang satu

dengan negara lain. Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia ialah minimum 15

tahun, tanpa batas umur maksimum (Dumairy, 1997, 74-75).

Perkembangan kesempatan kerja di Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat

pada gambar 4.1.

Gambar 4.1.

Perkembangan Kesempatan Kerja di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2004-2015

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan gambar 4.1. dapat diketahui bahwa tingkat tenaga kerja di

Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2004-2015 sangat fluktuatif, namun secara

keseluruhan mengalami trend yang meningkat. Pada tahun 2005 tingkat jumlah

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Page 88: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

36

tenaga kerja di Provinsi Aceh meningkat sebesar 13.266 orang dari tahun

sebelumnya yang hanya 13.088 orang. Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan

yang signifikan yaitu jumlah kesempatan kerja hanya sebesar 7.818 orang saja.

Namun di tahun-tahun selanjutnya kembali mengalami kenaikan walaupun tidak

begitu signifikan.

4.4. Hasil Estimasi Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Kesempatan Kerja di Aceh Barat

4.4.1. Analisis Uji Asumsi Klasik dan Uji Statistik

Sebelum melakukan interpretasi pengujian hipotesis secara regresi, ada

baiknya dibahas uji statistik dan uji asumsi klasik terlebih dahulu, yakni sebagai

berikut:

4.4.1.1.Uji Asumsi Klasik

Dengan menggunakan model regresi linier berganda pada pembahasan

analisa data, maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi

klasik ini dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi yang digunakan

memenuhi asumsi linier klasik. Dimana dalam penelitian ini ada tiga jenis asumsi

klasik yang digunakan yaitu:

a. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana variabel error-term pada periode

tertentu berkorelasi dengan variabel error-term pada periode lain yang bermakna

variabel error-term tidak random. Uji autokorelasi ini digunakan untuk menguji

asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Pelanggaran terhadap

asumsi ini berakibat interval keyakinan terhadap hasil estimasi menjadi melebar

Page 89: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

37

sehingga uji signifikansi tidak kuat. Model regresi yang baik adalah model yang

tidak mengandung autokorelasi.

Uji autokorelasi menggunakan uji Bruesch Godfrey. Metode ini

didasarkan pada nilai F dan Obs*R-squared, dimana jika nilai probabilitas dari

Obs*R-squared melebihi tingkat kepercayaan maka Ho diterima. Artinya tidak

ada masalah autokorelasi. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.2.

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.230379 Prob. F(2,8) 0.1699

Obs*R-squared 4.295814 Prob. Chi-Square(2) 0.1167

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 04/21/16 Time: 20:51

Sample: 2004 2015

Included observations: 12

Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PERTUMBUHAN_EKONOMI -53.24574 161.8566 -0.328969 0.7506

C 333.0130 1176.436 0.283069 0.7843

RESID(-1) 0.591267 0.327559 1.805071 0.1087

RESID(-2) -0.488868 0.320341 -1.526086 0.1655 R-squared 0.357984 Mean dependent var -1.82E-12

Adjusted R-squared 0.117229 S.D. dependent var 1259.381

S.E. of regression 1183.263 Akaike info criterion 17.25114

Sum squared resid 11200897 Schwarz criterion 17.41278

Log likelihood -99.50685 Hannan-Quinn criter. 17.19130

F-statistic 1.486919 Durbin-Watson stat 1.309273

Prob(F-statistic) 0.290020

Sumber : Hasil Estimasi Penelitian, 2016

Page 90: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

38

Pengujian hipotesis autokorelasi :

Ho : Tidak ada korelasi serial (serial correlations)

H1 : ada korelasi serial (serial correlations)

Jika P-value Obs*R-squared< α, maka Ho ditolak. Oleh karena Obs*R-

squared = 0.1167 > 0,05 maka Ho diterima. Kesimpulannya adalah dengan tingkat

keyakinan 95%, tidak terdapat autokorelasi dalam model regresi.

b. Uji Heteroskedasitas

Heteroskedasitas merupakan keadaan di mana semua gangguan yang

muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama. Uji

Heteroskedasitas dapat dilakukan dengan cara seperti ini :

Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas pertama, maka

dilakukan uji White Heteroscedasticity. Hasil yang diperhatikan dalam uji ini

adalah nilai F dan Obs *R- Squared. Jika nilai Obs *R- Squared lebih kecil dari

tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, demikian juga sebaliknya.

Pengujian hipotesis Heteroskedastisitas :

Ho : tidak ada Heteroskedastisitas

Ha : ada Heteroskedastisitas

Jika P-value Obs *R-square < α, maka Ho di tolak, Oleh karena P-value

Obs *R-square = 0.0200 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha di tolak.

Kesimpulannya adalah dengan tingkat keyakinan 95%, tidak terdapat

Heteroskedastisitas dalam model regresi penelitian ini.

Page 91: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

39

Tabel 4.3.

Hasil Uji Heteroskedasitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 24.09005 Prob. F(2,9) 0.0002

Obs*R-squared 10.11123 Prob. Chi-Square(2) 0.0064

Scaled explained SS 7.820465 Prob. Chi-Square(2) 0.0200

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 04/23/16 Time: 07:04

Sample: 2004 2015

Included observations: 12 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -20983050 3338506. -6.285162 0.0001

PERTUMBUHAN_EKONOMI 5572044. 853963.4 6.524922 0.0001

PERTUMBUHAN_EKONOMI^2 -299848.1 48942.09 -6.126589 0.0002 R-squared 0.842603 Mean dependent var 1453872.

Adjusted R-squared 0.807625 S.D. dependent var 2266370.

S.E. of regression 994041.9 Akaike info criterion 30.66926

Sum squared resid 8.89E+12 Schwarz criterion 30.79049

Log likelihood -181.0156 Hannan-Quinn criter. 30.62438

F-statistic 24.09005 Durbin-Watson stat 1.275749

Prob(F-statistic) 0.000243

Sumber : Hasil Estimasi Penelitian, 2016

4.4.1.2. Analisis Uji Statistik

Nilai Koefesien Determinasi (R-Square) sebesar 0,574 menunjukkan

derajat pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja sebesar 57,4

persen. sementara 42,6 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penelitian.

Uji F menunjukkan bahwa Fhitung sebesar 30,03 dan uji Ftabel sebesar 3,95

dengan demikian maka nilai Fhitung 30,03> Ftabel 3,95 hal ini berarti bahwa variabel

pertumbuhan ekonomi secara simultan berpengaruh terhadap kesempatan kerja di

Aceh Barat.

Page 92: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

40

4.4.2 Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Penelitian

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear berganda,

dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel pertumbuhan

ekonomi terhadap kesempatan kerja. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 4.4.

Hasil Analisis Data

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kesempatan Kerja di Aceh

Barat

Sumber : Hasil Estimasi Penelitian, 2016

Dari hasil penelitian dapat diketahui persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

ANGKATAN KERJA = 4602.587 + 635.5892 PERTUMBUHAN

EKONOMI

Artinya, ketika Angkatan Kerja/Kesempatan Kerja bernilai nol, maka

Pertumbuhan Ekonomi yang terjadi adalah sebesar 4602.587. sementara itu, jika

Dependent Variable: ANGKATAN_KERJA

Method: Least Squares

Date: 04/22/16 Time: 20:43

Sample: 2004 2015

Included observations: 12 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PERTUMBUHAN_EKONOMI 635.5892 159.7595 3.978413 0.0026

C 4602.587 1163.655 3.955285 0.0027 R-squared 0.612820 Mean dependent var 8976.500

Adjusted R-squared 0.574102 S.D. dependent var 2023.954

S.E. of regression 1320.850 Akaike info criterion 17.36095

Sum squared resid 17446458 Schwarz criterion 17.44177

Log likelihood -102.1657 Hannan-Quinn criter. 17.33103

F-statistic 15.82777 Durbin-Watson stat 0.886441

Prob(F-statistic) 0.002608

Page 93: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

41

Pertumbuhan Ekonomi meningkat sebesar 1 % maka Angkatan Kerja/Kesempatan

Kerja akan naik sebesar 635 orang.

Page 94: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Aceh Barat selama periode tahun

2004 sampai dengan tahun 2015 menunjukan terjadinya penurunan yang

drastis pada tahun 2005. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 sebesar

9.4 persen sedangkan pada tahun 2005 turun sangat drastic hamper

mencapai kelipatan dua sebesar -13.15 persen. Ini disebabkan karena pada

akhir tahun 2004 Kabupaten Aceh Barat merupakan wilayah yang terbesar

terkena dampak bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda

Provinsi Aceh. Hampir 2/3 wilayahnya terkena langsung dengan bencana

alam yang menyebabkan hancurnya perekonomian wilayah tersebut.

Namun demikian mulai tahun 2006 pertumbuhan ekonomi Aceh Barat

perlahan-lahan bangkit lagi, ini dapat dilihat dari terjadinya peningkatan

pertumbuhan ekonomi yang terus positif.

2. Tingkat tenaga kerja di Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2004-2015 sangat

fluktuatif, namun secara keseluruhan mengalami trend yang meningkat.

Pada tahun 2005 tingkat jumlah tenaga kerja di Provinsi Aceh meningkat

sebesar 13.266 orang dari tahun sebelumnya yang hanya 13.088 orang.

Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan yang signifikan yaitu jumlah

Page 95: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

43

kesempatan kerja hanya sebesar 7.818 orang saja. Namun di tahun-tahun

selanjutnya kembali mengalami kenaikan walaupun tidak begitu signifikan.

3. Dari hasil estimasi penelitian didapati bahwa pertumbuhan ekonomi

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja

di Aceh Barat.

4. Uji F menunjukkan bahwa Fhitung sebesar 30,03 dan uji Ftabel sebesar 3,95

dengan demikian maka nilai Fhitung 30,03> Ftabel 3,95 hal ini berarti bahwa

variabel pertumbuhan ekonomi secara simultan berpengaruh terhadap

kesempatan kerja di Aceh Barat.

5. Nilai Koefesien Determinasi (R-Square) sebesar 0,574 menunjukkan

derajat pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja sebesar

57,4 persen. sementara 42,6 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel lain

di luar penelitian.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah daerah harus benar-benar menyadari indikator apa yang mampu

memacu tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik agar sektor-sektor

ekonomi yang ada di Kabupaten Aceh Barat terus mengalami peningkatan

yang baik.

2. Diharapkan kepada pemerintah daerah untuk lebih serius dalam

mamperhatikan kondisi ketenagakerjaan, dengan memperhatikan

pengalokasian anggaran terutama pada pengeluaran pemerintah daerah dalam

Page 96: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

44

bidang sumberdaya manusia dan ketenaga kerjaan, guna menciptakan tenaga

kerja yang handal, baik yang mampu mengadopsi teknologi-teknologi baru

sehingga dapat lebih terserap dipasar tenaga kerja, yang kemudian membawa

dampak pengangguran yang terus menurun.

3. Diharapkan kepada semua elemen masyarakat harus memulai prinsip

kewirausahaan, agar dalam mencari kerja tidak hanya manunggu lowongan

kerja, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja baru.

4. Diharapkan kepada pemerintah dan lapisan masyarakat supaya mampu

memperbaiki kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) secara optimal dalam

rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat memperoleh pekerjaan

Page 97: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

45

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2004).Dampak Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia. Jurnal Ekonomi , Vol 9,desember 2004

Agus Syarip Hidayat. 2005. Analisis Kepekaan Sektor Swasta terhadap Kebijakan

Fiskal Ekspansif. Jurnal Ekonomi, Vol.7. Desember 2005

Ali, Zulfikar. 2004. Analisis Kesemparan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja

Antar Sektor di Kabupaten Aceh Utara. Skripsi. Banda Aceh : Fakultas

Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Syiah Kuala

Badan Pusat Statistik Propinsi. (2014). Statistik Indonesia. Kabupaten Aceh Barat

Bank Indonesia. (2011). Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Banda Aceh.

Daryono Soebagiyo. Kausalitas Granger PDRB Terhadap Kesempatan Kerja Di

Provinsi Dati I Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah, Tidak Dipublikasikan, Solo: Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Surakarta Indonesia

Dornbusch, R dan Fisher, Stanley. (2004). Makro Ekonomi. Edisi IV, Cetakan VI,

Alih Bahasa : Julius A. Muliadi. Erlangga. Jakarta.

Dumairy. 2009. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga

Inggrid (2006). Pembangunan Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal

Ekonomi. Yogyakarta.

Gunawan. 2007. Pengaruh PDRB Terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam, Skripsi. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala

Kencana. 2010. Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja di Kota Solok (Sebuah

Kajian dengan Menggunakan Metode Kausalitas dan Kointegrasi). Skripsi.

Sumatera Barat: Universitas Andalas

Kuncoro, Hari (2006) Dampak kebijakan fiskal Terhadap Inflasi dan

Pertumbuhan Ekonomi: Suatu Simulasi Model Ekonomi Makro146

Indonesia 1970 – 2003. www.uajy.ac.id/jurnal/kinerja/Vol10-No.1.../Article-

1-V10-N1-06.pdf

Kuncoro, Haryo (2002) Analisis Kebijakan Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Indoneisa. Thesis (Tidak Dipublikasikan). FE USU. Medan.

Page 98: PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURrepository.utu.ac.id/248/1/I-V.pdf · 2017. 9. 17. · masyarakat yang makin beraneka ragam. Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Nasional, perlu diteruskan

46

Maulana, Riki. 2009. Analisis Hubungan Kausalitas di Antara: Pertumbuhan

Ekonomi, Kesempatan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja di Provinsi

Aceh. Skripsi. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala

Nopirin. (2000). Ekonomi moneter. Edisi Pertama. BPFE UGM, Yogyakarta.

Samuelson, (2004). Makro Ekonomi. Edisi kedua. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta

Sukirno, Sadono. (2006). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Taswir, (2012) Analisis Pengaruh PDRB Terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam. Tesis (tidak dipublikasikan). Universitas Syiah

Kuala.