pengaruh pemanfaatan serat kelapa …konteks.id/p/04-114.pdf · batasan penelitian ini adalah...
TRANSCRIPT
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4)
Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 157
PENGARUH PEMANFAATAN SERAT KELAPA
TERHADAP KINERJA BETON MUTU TINGGI
Diena Muliasari1 dan Bernardinus Herbudiman
2
1Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Bandung, Jl. PHH Mustofa 23 Bandung
e-mail: [email protected]; [email protected] 2Kepala Laboratorium Struktur dan Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Bandung,
Jl. PHH. Mustofa 23, Bandung 40124, e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penggunaan serat kelapa pada campuran beton merupakan suatu upaya untuk pemanfaatan limbah
serat kelapa yang banyak dijumpai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pemanfaatan serat kelapa terhadap kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat tarik lentur pada beton mutu
tinggi. Metoda SNI 03-2834-2000 digunakan untuk menghitung komposisi campuran beton dengan
kuat tekan rencana 50 MPa. Batasan penelitian ini adalah sebagai berikut 1) faktor air semen (w/c),
yang digunakan dalam perencanaan adalah 0,52; 2) ukuran agregat maksimum sebesar 20 mm; 3)
penambahan kadar serabut 0, 0,01, 0,1, 0,2, 0,5 dan 1%; 4) ukuran panjang serabut kelapa divariasi
sepanjang 0,2, 0,5, 1, 1,5 dan 2 cm; 5) penambahan superplasticizer Structuro 335 sebesar 0, 0,5,
0,7 dan 1%, untuk mempermudah tingkat kelacakan beton; dan 6) variasi nilai slump 0-10, 10-30,
30-60 dan 60-180 mm. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini adalah silinder 10x20cm dan
balok 15cmx15cmx60cm. Pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah dilakukan pada seluruh variasi
campuran. Sedangkan pengujian kuat tarik lentur hanya untuk mengetahui pengaruh panjang serat
dan kadar serat. Benda uji yang dibuat diuji pada saat umur beton berumur 28 hari. Pada beton
normal tanpa serat kelapa diperoleh kuat tekan dan tarik belah beton rata-rata sebesar 51,14 dan
4,47 MPa. Pada panjang serat 1 cm, penambahan kadar serat yang optimum adalah 0,5% dengan
kuat tekan dan tarik belah rata-rata sebesar 44,46 dan 4,37 MPa. Pada kadar serat 0,1%, panjang
serat optimum yang dihasilkan adalah 1,5 cm dengan nilai kuat tekan dan tarik belah rata-rata
sebesar 52,40 dan 5,27 MPa. Pada kadar serat 0,1% dan panjang serat 1 cm, kadar superplasticizer
yang optimum adalah 0,7 % yang menghasilkan kuat tekan dan kuat tarik belah rata-rata sebesar
44,37 dan 4,30 MPa. Pada variasi slump, slump yang paling optimum adalah pada slump 60-180
mm dengan nilai kuat tekan dan tarik belah rata-rata sebesar 54,68 dan 5,06 MPa. Pada variasi
panjang serat, perolehan kuat tarik lentur balok tertinggi dihasilkan pada kadar serat 0,5% sebesar
5,57 MPa dan pada variasi panjang serabut, kuat tarik lentur tertinggi yang dihasilkan didapat pada
panjang serat 2 cm sebesar 5,53 MPa.
Kata kunci: serat kelapa, kuat tekan, kuat tarik dan kuat tarik-lentur balok
1. PENDAHULUAN
Beton mempunyai beberapa sifat menguntungkan apabila dibandingkan dengan jenis bahan bangunan lainnya yaitu,
memiliki ketahanan yang lebih baik, memiliki kuat tekan yang tinggi, tidak memerlukan perawatan khusus, bahan
campuran beton mudah didapat dari alam sekitar, dan lebih awet dibandingkan bahan bangunan lain. Akan tetapi,
beton juga memiliki kelemahan yakni tidak mampu menahan kuat tarik dikarenakan tegangan tariknya yang relatif
kecil, tidak mampu menahan lentur, bersifat getas dan berat sendirinya yang sangat besar. Semakin berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin banyak pula penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki
kelemahan dari sifat-sifat beton mulai dari segi kekuatannya, daya tahan, keawetan, kemudahan pengerjaannya
bahkan sampai pada upaya untuk membuat beton yang lebih ringan tetapi mempunyai kekuatan yang tinggi. Salah
satu usaha untuk melakukan peningkatan mutu dan kekuatan beton diantaranya dengan menambahkan zat aditif atau
dengan menambahkan serat alam ke dalam campuran beton. Penelitian ini mencoba mengaplikasikan serat alam
yakni serat kelapa dalam pembuatan beton. Serat kelapa yang digunakan diperoleh dari sabut buah kelapa yang
banyak dijumpai melalui pengolahan manual. Alasan pemilihan serat alam ini karena bahan tersebut mudah
didapatkan, tidak beracun, mempunyai berat jenis yang kecil, dan secara visual mempunyai kuat tarik yang tinggi.
Dengan demikian, melalui penambahan serat kelapa tersebut diharapkan dapat meningkatkan kekuatan beton, baik
kuat tekan maupun kuat tariknya.
Diena Muliasari dan Bernardinus Herbudiman
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 158
2. PENGGUNAAN SERAT PADA BETON
Menurut Amri, S. (2005), serat merupakan bahan tambahan yang akan digunakan sebagai bahan campuran dalam
beton untuk memperbaiki sifat beton yang getas menjadi lebih daktail. Beberapa studi tentang sifat-sifat mekanika
dan aplikasi dalam praktek pemakaian beton serat telah banyak dilaporkan dalam ACI (American Concrete
Institute). Serat kelapa yang digunakan pada penelitian ini dibedakan berdasarkan ukuran panjang. Panjang serat
yang digunakan pada penelitian ini dimulai dari serat dengan ukuran paling kecil yakni 0,2 cm, 0,5 cm, 1 cm, 1,5
cm, dan maksimum di 2 cm dengan tujuan untuk mengetahui dimulai dari ukuran berapakah serat mampu
memberikan kekuatan terhadap beton, jika dibandingkan dengan penelitian lain yang menggunakan ukuran serat
yang lebih besar dari 5 cm. Adanya perbedaan ukuran yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mencegah
terjadinya penggumpalan (bailing effect) pada saat pencampuran beton dikarenakan semakin panjang ukuran serat
yang digunakan. Penggunaan serat kelapa pada penelitian ini hanya digunakan sebagai bahan tambahan saja.
Hannant D.J. (1978), menyatakan bahwa faktor utama yang menentukan kemampuan bahan serat adalah sifat fisik
serat dan kekuatan lekatan serta keduanya. Pada hal ini regangan rata-rata serat adalah dua sampai tiga kali lebih
besar dari tegangan runtuh. Sehingga akan meyebabkan beton retak sebelum kuat tarik maksimum serat tercapai.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Benda uji yang digunakan untuk kuat tekan dan kuat tarik belah adalah silinder dengan diameter 100 mm dan tinggi
200 mm, sedangkan untuk kuat tarik lentur menggunakan balok dengan ukuran 150 mm x 150 mm x 600 mm.
Jumlah benda uji 6 buah untuk setiap pengujian, sehingga jumlah benda uji silinder sebanyak 108 buah dan untuk
balok sebanyak 10 buah benda uji.
Pengujian kuat tekan dilakukan untuk mengetahui apakah beton yang dihasilkan memiliki kuat tekan yang sesuai
dengan kuat tekan yang direncanakan. Menurut Mulyono, T. (2003), nilai kuat tekan beton dengan kuat tariknya
tidak berbanding lurus. Pengujian kuat tarik belah dilakukan dengan memberikan suatu beban tegak lurus terhadap
sumbu longitudinal yang ditempatkan secara horisontal diatas pelat baja dan pengujian kuat tarik lentur dilakukan
dengan sistem pembebanan tiga titik (Third Point Loading), yaitu satu titik terpusat ditengah bentang kemudian
disalurkan melalui pelat baja menjadi dua titik beban pada jarak 1/3 bentang.
Kuat Tekan Kuat Tarik Belah Kuat Tarik Lentur
Gambar 1. Macam-macam Pengujian Benda Uji
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metoda Standar Nasional Indonesia (SNI 03-2834-2000) untuk
kuat tekan rencana 50 MPa, komposisi campuran yang digunakan berdasarkan slump rencana 10-30 terdiri dari
kebutuhan semen sebanyak 515,15 kg/m3, air 170 kg/m
3, agregat kasar 1075,104 kg/m
3, agregat halus 604,746
kg/m3, kadar serat 0,1 %, panjang serat 1 cm, dan superplasticizer Structuro 335 0,7 %. Sedangkan variasi
campuran dalam pembuatan campuran beton ini, meliputi 1) penggunaan ukuran agregat dan 2 cm; 2) Penambahan
kadar serat 0, 0,01, 0,1, 0,2, 0,5 dan 1%; 3) Panjang serat 0,2, 0,5, 1, 1,5, dan 2 cm; 4) superplasticizer Structuro
335 sebesar 0, 0,5, 0,7, dan 1%; 5) Variasi slump rencana 0-10, 10-30, 30-60, dan 60-180 mm. Perawatan beton
yang dilakukan pada penelitian ini yakni dengan proses perendaman dengan tujuan agar reaksi hidrasi tetap
berlangsung sehingga kekuatan beton umur 28 hari dapat tercapai.
Pengaruh Pemanfaatan Serat Kelapa Terhadap Kinerja Beton Mutu Tinggi
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 159
4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Pengaruh kadar serat kelapa terhadap kuat tekan dan tarik belah beton
Pengaruh kadar serat kelapa terhadap kuat tekan dan tarik belah beton ditujukkan pada Tabel 1. Variasi komposisi
ini dilakukan pada panjang serat 1 cm, superplasticizer Structuro 335 0,7% dan slump 10-30 mm.
Tabel 1. Pengaruh kadar serat kelapa terhadap kuat tekan dan tarik belah beton
Kadar serabut
%
Kuat Tekan
MPa
Kuat Tekan
rata-rata
MPa
Kuat Tarik
belah
MPa
Kuat Tarik
rata-rata
MPa
31.76 4.28
46.42 4.11 0 43.92
40.70 3.53*
4.20
44.79 4.17
46.41 3.47* 0.01 41.50
44.23 4.36
4.27
40.95 3.61*
47.78 4.15 0.1 38.62*
44.37 4.45
4.30
58.12* 4.58
50.30 4.38 0.2
36.10
43.20
4.06
4.34
45.46 4.28
43.45 4.25 0.5 33.18*
44.46 4.58
4.37
34.09 5.00*
46.42 3.75 1 45.82
42.11 4.42
4.09
Gambar 1. Pengaruh kadar serat terhadap kuat tekan Gambar 2. Pengaruh kadar serat terhadap kuat tarik
belah beton
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian diatas, tampak bahwa kadar serat optimum yang dihasilkan terletak
pada penambahan serat dengan kadar 0,5 %. Nilai kuat tekan dan tarik yang dihasilkan sebesar 44,46 MPa dan 4,37
MPa. Penurunan yang terjadi pada penambahan serat dengan kadar kurang dari 0,5% dapat dimungkinkan karena
beberapa faktor, misalnya terlalu sedikitnya jumlah serat yang dimasukkan sehingga tidak sesuai dengan
perbandingan volume campuran betonnya, sehingga ketika benda di uji tidak ada pengaruh yang diberikan dari oleh
serat kelapa yang ada didalam campuran beton dikarenakan terlalu sedikitnya atau bahkan tidak adanya serat
dikarenakan penyebaran yang tidak merata pada setiap silinder. Sedangkan penggunaan kadar yang terlalu banyak
pula akan mengurangi kelecakan beton dengan sangat drastis, sehingga beton akan sulit dipadatkan dan banyak
rongga udara yang terjebak didalamnya.
Diena Muliasari dan Bernardinus Herbudiman
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 160
Pengaruh panjang serat kelapa terhadap kuat tekan dan tarik belah beton
Pengaruh panjang serat kelapa terhadap kuat tekan dan tarik belah beton ditujukkan pada Tabel 2. Variasi komposisi
ini dilakukan pada kadar serat 0,1 %, superplasticizer Structuro 335 0,7% dan slump 10-30 mm.
Tabel 2. Pengaruh panjang serat kelapa terhadap kuat tekan dan tarik belah beton
Panjang Serabut
cm
Kuat Tekan
(MPa)
Kuat Tekan
Rata-rata
(MPa)
Kuat Tarik
Belah
(MPa)
Kuat Tarik
Rata-rata
(MPa)
40.1 3.23
40.49 3.77 0.2 44.14
41.58 5.23*
3.50
32.55* 3.91*
44.31 4.37 0.5 43.5
43.91 4.17
4.27
38.62* 3.61*
47.78 4.15 1
40.95
44.37
4.45
4.30
52.64 5.15
42.63* 5.38 1.5 52.16
52.40 4.1*
5.27
44.35 3.66*
48.55 4.7 2 44.62
45.84 4.86
4.78
Gambar 3. Pengaruh perbedaan panjang serat terhadap Gambar 4. Pengaruh perbedaan panjang serat
kuat tekan kuat tarik belah
Berdasarkan hasil yang diperoleh, tampak bahwa hasil kuat tekan dan tarik yang paling optimum diperoleh pada
panjang serat 1,5 cm dengan kuat tekan rata-rata 52,40 MPa. Terjadinya penurunan nilai kuat tekan dan kuat tarik
pada panjang serat 0,2 cm, 0,5 cm dan 1 cm diakibatkan oleh faktor terlalu kecilnya ukuran serat yang digunakan
yang menyebabkan ikatan antara campuran beton dan seratnya kurang sehingga menghasilkan kuat tekan dan tarik
yang kecil dan kemungkinan terlepasnya serat dari campuran beton yang cukup besar apabila ukuran seratnya terlalu
kecil. Sedangkan penurunan yang terjadi pada panjang serat 2 cm disebabkan karena penyebaran yang tidak merata
dalam setiap silinder, sehingga mengakibatkan naik turunnya perolehan data hasil kuat tekan maupun kuat tarik.
Selain itu, posisi serat yang berada didalam masing-masing silinder sebagian tertekuk karena terlalu panjangnya
ukuran serat sehingga tidak mampu menahan kekuatan yang diharapkan.
Pengaruh superplasticizer Structuro 335 terhadap kuat tekan dan tarik belah beton
Pengaruh superplasticizer Structuro 335 terhadap kuat tekan dan tarik belah beton ditujukkan pada Tabel 3. Variasi
komposisi ini dilakukan pada kadar serat 0,1 %, panjang serat 1 cm dan slump 10-30 mm.
Pengaruh Pemanfaatan Serat Kelapa Terhadap Kinerja Beton Mutu Tinggi
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 161
Tabel 3. Pengaruh superplasticizer Structuro 335 terhadap kuat tekan dan tarik belah beton
Kuat Tarik Rata-rata
MPa superplasticizer
% Kuat Tekan
MPa
Kuat Tekan Rata-rata
MPa
Kuat Tarik MPa
35.10 3.33
49.87* 3.85 0
32.12
33.61
3.43
3.54
35.04 3.85
43.41 3.85 0.5
35.97
38.14
3.50
3.73
38.62* 3.61*
47.78 4.15 0.7
40.95
44.37
4.45
4.30
35.76 3.81
34.09 3.23 1
34.92
34.92
2.31*
3.52
Gambar 5. Pengaruh superplastisicer Structuro 335 Gambar 6. Pengaruh superplastisicer Structuro
terhadap kuat tekan 335 terhadap kuat tarik belah Pada dasarnya, penurunan nilai kuat tekan beton terutama untuk penambahan superplasticizer Structuro 335 dengan kadar dibawah 0,7%, diakibatkan karena terdapat banyak rongga udara sehingga beton tidak mencapai kepadatan yang baik. Hal ini disebabkan kecilnya nilai faktor air semen, sehingga pada penambahan superplasticizer dibawah 0,7% mengalami tingkat pengerjaan beton yang cukup sulit untuk dikerjakan. Lain halnya pada penambahan superplasticizer diatas 0,7%, dalam hal ini beton mengalami penurunan yang diakibatkan terjadinya bleeding (kecenderungan air untuk naik ke permukaan) dan segregation (kecenderungan butir kasar untuk lepas dari campuran beton).
Pengaruh slump terhadap kuat tekan dan tarik belah beton
Pengaruh slump terhadap Kuat Tekan dan Tarik Belah Beton ditujukkan pada Tabel 4. Variasi komposisi ini
dilakukan pada kadar serat 0,1 %, panjang serat 1 cm dan superplasticizer Structuro 335 0,7%.
Tabel 4. Pengaruh slump terhadap kuat tekan dan tarik belah beton
Kuat Tekan Kuat Tarik Kuat Tarik Slump Kuat Tekan
Rata-rata Belah Rata-rata cm (MPa) (MPa) (MPa) (MPa)
34.86* 3.91*
42.45 4.39 0 -10 43.07
42.76 4.35
4.37
40.95 3.61*
47.78 4.15 10-30 38.62*
44.37 4.45
4.30
47.69 4.8
49.49 3.57* 30-60 47.45
48.21 4.38
4.59
55.59 5.07 60 -180 53.77
54.68 5.04
5.06
Diena Muliasari dan Bernardinus Herbudiman
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 162
40.16* 2.91*
Gambar 7. Pengaruh slump rencana terhadap Gambar 8. Pengaruh slump rencana terhadap kuat tarik
kuat tekan beton belah beton
Tingkat kelacakan slump rencana 60-180 mm baik untuk digunakan karena memiliki nilai kuat tekan dan tarik yang
sangat tinggi. Pada slump 60-180 mm ini, beton lebih mudah untuk dikerjakan sehingga beton dapat mencapai
kepadatan yang baik dan dimungkinkan tidak terdapat rongga udara saat pengerjaan, akan tetapi pada slump 60-180
mm penggunaan semen yang digunakan relative banyak sehingga mengurangi nilai ekonomisnya. Sedangkan pada
beton dengan nilai slump rencana 0-10 mm, 10-30 mm dan 30-60 mm beton tidak mencapai nilai kelacakan yang
direncanakan sehingga beton tidak mencapai kepadatan yang baik dikarenakan sulitnya pekerjaan pengecoran akibat
terlalu kentalnya adukan. slump 0-10 mm, 10-30 mm dan 30-60 mm penggunaan tidak terlalu banyak sehingga nilai
ekonomisnya tercapai.
Perbandingan nilai kuat tekan beton normal terhadap panjang serat optimum dan slump optimum
Perbandingan nilai kuat tekan beton normal terhadap panjang serat optimum dan slump optimum ditujukkan pada
Tabel 5.
Tabel 5. Perandingan nilai kuat tekan beton bormal terhadap panjang serat optimum dan slump optimum
Kuat Tarik
Rata-rata
MPa Variasi
Kuat Tekan
MPa
Kuat Tekan
Rata-rata
MPa
Kuat Tarik
MPa
51.09 4.38
49.87 4.48 Beton Normal 51.18
51.14
4.55
4.47
Panjang serabut 1.5 cm 52.64 5.15
Kadar serabut 0,1% + sp 0,7% 42.63* 5.38
slump 10-30 52.16
52.40
4.1*
5.27
Panjang serabut 1 cm 55.59 5.07
Kadar serabut 0,1% + sp 0,7% 53.77 5.04
slump 60-180 40.16*
54.68
2.91*
5.06
Gambar 9. Perbandingan nilai kuat tekan beton normal Gambar 10. Perbandingan nilai kuat tarik beton
terhadap panjang serat optimum dan terhadap panjang serat optimum dan
Pengaruh Pemanfaatan Serat Kelapa Terhadap Kinerja Beton Mutu Tinggi
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 163
y = -3.75x2 + 3.225x + 4.89
R² = 1
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Ku
at
Ta
rik
Ra
ta-r
ata
(M
Pa
)
Kadar Serabut (%)
slump optimum slump optimum
Dari hasil perolehan data perbandingan nilai kuat tekan dan tarik beton normal terhadap panjang serat optimum dan
slump optimum diatas tampak bahwa dengan adanya penambahan suatu variasi pada beton normal, maka perubahan
yang terjadi adalah adanya lonjakan kenaikan kekuatan baik untuk kuat tekan maupun kuat tarik belah betonnya
Pengaruh kadar dan panjang serat terhadap kuat tarik lentur balok beton
Pengaruh kadar dan panjang serat terhadap kuat tarik lentur balok beton ditujukkan pada Tabel 6. Variasi komposisi
ini dilakukan pada kadar superplasticizer Structuro 335 0,7% dan slump 10-30 mm.
Tabel 6. Pengaruh kadar serat terhadap kuat tarik lentur balok beton
Kadar Serabut
%
Kuat Tarik
Lentur
MPa
Kuat Tarik Lentur
Rata-rata
MPa
Panjang Serabut
cm
Kuat Tarik
Lentur
MPa
Kuat Tarik Lentur
Rata-rata
MPa
4.80 4.24 0
4.98 4.89 0.2
4.28 4.26
5.04 5.04 0.1
5.31 5.18 1
5.31 5.18
5.51 5.43 0.5
5.62 5.57 2
5.62 5.53
Gambar 11. Pengaruh kadar serat terhadap Gambar 12. Pengaruh kadar serat terhadap kuat
kuat tarik lentur balok beton tarik belah beton
Perolehan hasil percobaan menunjukkan bahwa adanya peningkatan terhadap kuat tarik lentur sebesar 5,57 MPa
pada penambahan serat kelapa dengan kadar 0,5%. Dan Perolehan hasil percobaan pada penelitian ini menunjukkan
bahwa adanya peningkatan terhadap kuat tarik lentur sebesar 5,53 MPa pada penggunaan serat kelapa dengan
panjang 2 cm.
Perbandingan pengujian kuat tekan, tarik belah dan kuat tarik lentur dengan variasi panjang serat
Perbandingan pengujian kuat tekan, tarik belah dan kuat tarik lentur dengan variasi panjang serat ditunjukkan pada
Tabel 7. Variasi komposisi ini dilakukan pada kadar superplasticizer Structuro 335 0,7%, kadar serat 0,7% dan
slump 10-30 mm.
Tabel 7. Perbandingan pengujian kuat tekan, tarik belah dan kuat tarik lentur dengan variasi panjang serat
Panjang
cm
KuatTekan
MPa
Kuat Tarik Belah
MPa
Kuat Tarik Lentur
MPa
0,2 41.58 3.50 4.26
1 44.37 4.30 5.18
2 45.84 4.78 5.53
Diena Muliasari dan Bernardinus Herbudiman
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 164
panjang 2 cm memiliki nilai kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat tarik lentur yang paling tinggi dibandingkan
dengan panjang 0,2 cm dan 1 cm.
Perbandingan pengujian kuat tekan dan tarik lentur dengan variasi kadar serat
Perbandingan Pengujian Kuat Tekan dan Tarik Lentur dengan variasi Kadar serat ditujukkan pada Tabel 8. Variasi
komposisi ini dilakukan pada kadar superplasticizer Structuro 335 0,7%, panjang serat 1 cm dan slump 10-30 mm.
Tabel 8. Perbandingan pengujian kuat tekan dan tariklentur dengan variasi kadar serat
Kadar Serabut
%
Kuat Tekan
MPa
Kuat Tarik Belah
MPa
Kuat Tarik Lentur
MPa
0 40.70 4.2 4.89
0.1 44.37 4.3 5.18
0.5 44.96 4.37 5.57
Kadar 0,5% memiliki nilai kuat tekan, kuat tarik belah dan kuat tarik lentur yang paling tinggi dibandingkan
perolehan nilai tanpa kadar serat dan dengan penambahan kadar 0,1%.
5. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian serta analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada beton normal tanpa serat kelapa diperoleh kuat tekan dan tarik belah beton rata-rata sebesar
51,14 dan 4,47 MPa.
2. Pada panjang serat 1 cm, penambahan kadar serat yang optimum adalah 0,5% dengan kuat tekan
dan tarik belah rata-rata sebesar 44,46 dan 4,37 MPa.
3. Pada kadar serat 0,1%, panjang serat optimum yang dihasilkan adalah 1,5 cm dengan nilai kuat
tekan dan tarik belah rata-rata sebesar 52,40 dan 5,27 MPa.
4. Pada kadar serat 0,1% dan panjang serat 1 cm, kadar superplasticizer yang optimum adalah 0,7 %
yang menghasilkan kuat tekan dan kuat tarik belah rata-rata sebesar 44,37 dan 4,30 MPa.
5. Pada variasi slump, slump yang paling optimum adalah pada slump 60-180 mm dengan nilai kuat
tekan dan tarik belah rata-rata sebesar 54,68 dan 5,06 MPa.
6. Pada variasi panjang serat, perolehan kuat tarik lentur balok tertinggi dihasilkan pada kadar serat
0,5% sebesar 5,57 MPa dan pada variasi panjang serabut, kuat tarik lentur tertinggi yang dihasilkan
didapat pada panjang serat 2 cm sebesar 5,53 MPa.
6. DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sjafei., 2005, Teknologi Beton, Universitas Indonesia, Jakarta.
Hannant, D.J.1978, Fibre Cements and Fibre Concretes, John Wiley & Sons, New York.
Mulyono, T., 2003, Teknologi Beton, Andi, Jakarta.
SNI 03-2834-2000, 2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, Badan Litbang PU.