pengaruh pelaksanaan keselamatan dan …digilib.unila.ac.id/26022/3/skripsi tanpa bab...

84
PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN Skripsi Oleh INTAN DESLINATIKA PUTRI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: vohanh

Post on 05-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BUKIT ASAM

(PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN

Skripsi

Oleh

INTAN DESLINATIKA PUTRI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

ABSTRACT

THE EFFECT OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OHS)IMPLEMENTATION ON EMPLOYEES’ PERFORMANCE AT PT BUKIT

ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN

By

INTAN DESLINATIKA PUTRI

PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan which based in JL.Soekarno Hatta km. 15 Tarahan, Lampung is a mining industry and one of thebest coal suppliers in Indonesia, which include processing, transporting andmaterials trading – minerals especially coal has high potential dangers and risks.Daily production activities of PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit PelabuhanTarahan using a variety of chemicals, dangerous machinery and high-techequipment which can result in an accident or disease. Problems which occurred atPT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan is that there is still manyworking accidents, which results in high number of employees visit a clinic, sothe realization of coal sales have yet to reach the target.

The purpose of this research is to know the effect of Occupational Healthand Safety (OHS) on employees’ performance at PT Bukit Asam (Persero) Tbk.Unit Pelabuhan Tarahan. The sample used in this study are 125 employees of PTBukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. Data collection method usinglikert scale questionnaire. Analysis tool used is a simple linear regression analysis.

The results of this study indicate that the Occupational Health and Safety(OHS) has a positive and significant effect on the employees’ performance. Asuggestion for PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan is that theyshould encourage employees’ understanding to the procedure of each task givenby the company, and to improve new challenges in the work even further, so thatthe employees will increase their experience as well as their ability.

Keywords: Occupational Health, Occupational Safety, Employee

Performance.

Page 3: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

ABSTRAK

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATANKERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BUKIT ASAM

(PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN

Oleh

INTAN DESLINATIKA PUTRI

PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yang berpusat diJl. Soekarno Hatta KM. 15 Tarahan, Bandar Lampung merupakan salah satuindustri pertambangan dan merupakan salah satu pemasok batubara terbaik diIndonesia, yang meliputi pengolahan, pengangkutan dan perdagangan bahan –bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko yangtinggi. Kegiatan produksi sehari – hari PT Bukit Asam (Persero) Tbk. UnitPelabuhan Tarahan menggunakan berbagai bahan kimia, mesin dan peralatanyang berbahaya dan berteknologi tinggi sehingga dapat mengakibatkan resikokecelakaan atau penyakit kerja. Permasalahan yang terjadi pada PT Bukit Asam(Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yaitu masih terdapat karyawan kontrakyang mengalami kecelakaan kerja, masih banyaknya kunjungan klinik olehkaryawan, sehingga realisasi penjualan batubara belum mencapai target.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keselamatandan kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan PT Bukit Asam (Persero)Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. Sampel yang digunakan dalam penelitian inisebanyak 125 karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan.Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Alatanalisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja(K3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Saran bagi PT BukitAsam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan adalah sebaiknya karyawan lebihmemahami prosedur yang relevan dari setiap tugas yang diberikan perusahaan,lebih meningkatkan tantangan baru dalam pekerjaan, sehingga dapat menambahpengalaman yang dapat melatih kemampuan.

Kata kunci: Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan Kinerja Karyawan.

Page 4: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATANKERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BUKIT ASAM

(PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN

Oleh

INTAN DESLINATIKA PUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan ManajemenFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko
Page 6: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko
Page 7: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko
Page 8: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 5 Juli 1995 sebagai anak

kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Hi. Ardiansyah, S.E., M.M. (Alm) dan

Ibu Hj. Desniwati, SKM., M.Kes. Peneliti mempunyai kakak perempuan bernama

Feby Ardiantika Putri, SAN., M.Si dan adik laki – laki bernama M. Iqbal

Ardiansyah Putra.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Islam Alina Bandar Lampung diselesaikan

tahun 2001, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Langkapura Bandar

Lampung pada Tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri

23 Bandar Lampung lulus pada Tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

di SMA Negeri 10 Bandar Lampung lulus pada Tahun 2013.

Pada Tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dengan mengambil

konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Peneliti telah mengikuti

Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2016 selama 60 hari di Desa Mulyo Sari,

Kecamatan Way Ratai, Kabupaten Pesawaran.

Page 9: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

MOTTO

“sesungguhnya ALLAH tidak akan mengubah nasib suatu

kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri.”

(Q.S Ar-Ra’d : 11)

“barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka

Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga”

(H.R Muslim)

“seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan, berarti

tidak pernah mencoba sesuatu yang baru”

(Albert Einstein)

“sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS. AL-Insyirah ; 6 – 7)

“jangan berkata masalahmu sungguh besar, berkatalah

Tuhanmu lebih besar dari masalahmu”

(Intan Deslinatika Putri)

Page 10: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah SWT

berikan, Skripsi ini ku persembahkan kepada Keluarga tercinta, Ayahanda

Hi. Ardiansyah, S.E., M.M. (Alm) dan Ibunda Hj. Desniwati, SKM., M.Kes.

Kakak serta Adikku tersayang Feby Ardiantika Putri, SAN., M.Si. dan M. Iqbal

Ardiansyah Putra atas dukungan moril maupun materil, curahan cinta dan kasih

sayang, motivasi, semangat, doa yang tulus dan tak pernah putus mereka berikan

kepada ku untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kinerja

Karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan” Penelitian

skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi

di Universitas Lampung.

Proses pembelajaran yang penulis alami selama ini memberikan kesan dan makna

mendalam bahwa ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis masih sangat

terbatas. Bimbingan, keteladanan, dan bantuan dari berbagai pihak yang diperoleh

mempermudah proses pembelajaran tersebut. Untuk itu dengan segala kerendahan

hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. R. R. Erlina, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajeman Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajeman Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku Dosen Pembimbing I

yang telah berjasa meluangkan waktu, tenaga, fikiran, bimbingan,

pengarahan, saran serta masukan yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 12: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

4. Ibu Zainnur M. Rusdi, S.E., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

berjasa memberikan arahan, motivasi, waktu, tenaga, fikiran dan sarannya

kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ribhan, S.E., M.Si. selaku Penguji Utama dalam ujian skripsi

yang telah berjasa memberikan masukan dan saran untuk memperbaiki

penelitian ini dengan benar, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Ibu Dwi Asri Siti Ambarwati, S.E., M.Sc. selaku pembimbing akademik

yang telah memberikan masukan dan arahan selama perkuliahan.

7. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

8. Seluruh pihak PT Bukit Asam (persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan

terimakasih atas izin yang diberikan kepada peneliti, bantuan, arahan serta

seluruh responden yang telah membantu dalam pengisian kuesioner.

9. Keluargaku tercinta yang selalu mendoakan dan mendukungku baik secara

moril maupun materil. Kepada kedua orang tua yang kusayangi yang telah

menjadi inspirasi terbesar peneliti, Ayahku yang kubanggakan Almarhum

Hi. Ardiansyah, S.E., M.M. yang telah menjadi alasan terbesar peneliti

dalam menyelesaikan skripsi ini, walaupun belum dapat melihat peneliti

menyelesaikan pendidikan sampai sarjana, terimakasih untuk semua

keringat pengorbanan yang telah ayah berikan, doa kami selalu

menyertaimu. Wanita terhebat Ibuku Hj. Desniwati, SKM., M.Kes.

terimakasih selalu memberikan semangat dan terimakasih atas doa yang

tidak pernah putus, maaf masih menjadi beban ibu, tapi percayalah anakmu

tidak pernah berhenti berjuang untuk membahagiakan kalian.

Page 13: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

10. Kakak dan Adikku Feby Ardiantika Putri, SAN., M.Si. dan M. Iqbal

Ardiansyah Putra, terimakasih telah menemani, menghibur dan berbagi

canda tawa disaat penulis sedang mengalami keputusasaan, sehingga penulis

dapat semangat kembali untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga kelak kita

bisa menjadi orang yang sukses dunia akhirat serta dapat membanggakan

ayah dan ibu tercinta.

11. M.F.F yang selalu memberikan dukungan, semangat, serta perhatian kepada

peneliti dalam pengerjaan skripsi ini, terima kasih banyak.

12. Kepada Sahabatku Ayura Gadwina, Aisyah Almitra Affery, Nabilah

Rafidiyah, Merinda Putri dan Ayu Fatmasari yang selalu memberikan

motivasi dan semangat kepada peneliti, semoga kita bisa sukses bersama.

13. Teman-teman seperjuangan sejak bangku perkuliahan dimulai, Tirra

Ammerinda, Dita Sari Aryani, Reviana Paramitha dan Aninda Nur

Kumalasari, terimakasih telah berbagi cerita dan kebersamaan selama ini.

14. Teman-teman seperjuangan skripsi, Riri, Anandha, Elsa, Neneng, Ilma,

Fessy, Andi, Dio, Musi, Eno, Ajeng, Liyana, Neva dan semua yang tidak

bisa disebut satu persatu terimakasih atas dukungannya semoga kelak kita

sukses selalu dan menjadi kebanggaan keluarga serta alamamater kita.

15. Semua teman-teman Manajemen Paralel 2013 dan teman-teman konsentrasi

Manajemen SDM, yang tidak bisa disebut satu persatu, terimakasih untuk

kerjasamanya selama ini.

Page 14: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

Semoga Allah senantiasa memberikan kasih sayang dan perlindungannya kepada

kita semua. Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini bisa

dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Bandar Lampung, Maret 2017.

Peneliti,

Intan Deslinatika Putri

Page 15: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

i

DAFTAR ISI

HalamanCOVER ...............................................................................................................DAFTAR ISI....................................................................................................... iDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iiiDAFTAR TABEL............................................................................................... ivDAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... v

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang .................................................................................. 1B. Rumusan Masalah ............................................................................. 17C. Tujuan Penelitian............................................................................... 19D. Manfaat Penelitian............................................................................. 19

II. TINJAUAN PUSTAKA RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISA. Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................................... 21

1. Pengertian Keselamatan Kerja ..................................................... 212. Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan Kerja.............................. 213. Pengertian Kesehatan Kerja............ ............................................. 264. Penyebab dan Penanggulangan Kesehatan Kerja ........................ 275. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................ 306. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja............ ...................... 357. Dimensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja............ .................... 38

B. Kinerja Karyawan ............................................................................ 391. Pengertian Kinerja Karyawan ...................................................... 392. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ............ 413. Indikator Kinerja .......................................................................... 42

C. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 46D. Rerangka Pikir.................................................................................. 47E. Hipotesis Penelitian.......................................................................... 48

III. METODE PENELITIANA. Objek Penelitian ............................................................................... 49B. Jenis dan Pendekatan Penelitian....................................................... 49C. Sumber Data..................................................................................... 50D. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 51E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................... 52

1. Variabel Penelitian ....................................................................... 522. Definisi Operasional dan Variabel ............................................... 53

F. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 54

Page 16: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

ii

G. Uji Instrumen Penelitian................................................................... 561. Uji Validitas ................................................................................ 562. Uji Reliabilitas............................................................................. 563. Uji Normalitas ............................................................................. 57

H. Analisis Data .................................................................................... 581. Analisis Deskripsi Hasil Survey.................................................. 582. Analisis Kuantitatif ..................................................................... 58

I. Uji Hipotesis .................................................................................... 591. Uji t (Parsial) ............................................................................... 59

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Karakteristik Responden........... ....................................................... 60B. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas....................................... 62

1. Uji Validitas ................................................................................ 622. Uji Reliabilitas............................................................................. 643. Uji Normalitas............................................................................. 66

C. Pembahasan...................................................................................... 671. Deskripsi Pernyataan Responden ................................................ 672. Analisis Data Kuantitatif ............................................................. 813. Uji Hipotesis dan Pembahsan...................................................... 82

1. Uji t (Parsial)........................................................................... 82

V. SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIANA. Simpulan............ .............................................................................. 86B. Saran............ ..................................................................................... 86C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 17: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Jumlah Karyawan PT Bukit Asam............................................................... 82. Data Kecelakaan Kerja PT Bukit Asam....................................................... 103. Potensi Penyakit Berdasarkan Kunjungan Klinik PT Bukit Asam .............. 124. Rencana dan Realisasi Penerimaan Batubara PT Bukit Asam..................... 145. Rencana dan Realisasi Penjualan Batubara PT Bukit Asam........................ 156. Jumlah Absensi Karyawan PT Bukit Asam................................................. 167. Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan Kerja.............................................. 268. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 469. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel........................................... 5310. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 6011. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia................................................. 6112. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan......................... 6113. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja...................................... 6214. Hasil Uji KMO MSA Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Kinerja

Karyawan ..................................................................................................... 6315. Koefisien Nilai r Cronbach’s Alpha ............................................................ 6416. Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................... 6517. Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................... 6618. Persentase Pernyataan Responden Tentang Pencegahan Bahaya

Kerja............................................................................................................. 6719. Persentase Pernyataan Responden Tentang Prosedur Keselamatan dan

Manajemen Resiko....................................................................................... 6920. Persentase Pernyataan Responden Tentang Mendukung Keselamatan Kerja

Perusahaan ................................................................................................... 7121. Persentase Pernyataan Responden Tentang Pertolongan Pertama dan

Pelatihan....................................................................................................... 7222. Persentase Pernyataan Responden Tentang Peraturan Keselamatan dan

Kesehatan ..................................................................................................... 7423. Persentase Pernyataan Responden Tentang Kinerja Tugas ......................... 7624. Persentase Pernyataan Responden Tentang Kinerja Kontekstual ................ 7825. Persentase Pernyataan Responden Tentang Perilaku Kerja Tidak

Produktif ...................................................................................................... 7926. Nilai R2......................................................................................................... 8227. Hasil Uji t untuk Hipotesis .......................................................................... 8328. Hasil Regresi Indikator K3 (X) terhadap Kinerja (Y).................................. 84

Page 18: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Rerangka Pemikiran ........................................................................................ 47

Page 19: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman1. Kuesioner Penelitian .................................................................................... L-12. Hasil Kuesioner K3 (X) ............................................................................... L-63. Hasil Kuesioner Kinerja (Y) ........................................................................ L-114. Uji Validitas Variabel K3 (X) ...................................................................... L-165. Uji Validitas Variabel Kinerja (Y)............................................................... L-226. Uji Reliabilitas K3 (X) ................................................................................. L-257. Uji Reliabilitas Kinerja (Y).......................................................................... L-268. Uji Normalitas.............................................................................................. L-279. Hasil Uji t untuk Hipotesis I ........................................................................ L-2810. Tabel Frekuensi K3 (X) ............................................................................... L-2911. Tabel Frekuensi Kinerja (Y) ........................................................................ L-3512. Hasil Regresi Indikator K3 (X) terhadap Kinerja (Y).................................. L-4013. Tabel t........................................................................................................... L-42

Page 20: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan dalam menjalankan suatu bisnis membutuhkan berbagai sumber daya

seperti modal, material dan mesin. Perusahaan juga membutuhkan sumber daya

manusia, yaitu karyawan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu

faktor yang sangat penting dan mempunyai peran yang paling besar dalam suatu

perusahaan, karena tanpa sumber daya manusia yang baik maka perusahaan tidak

akan berjalan dengan baik. Perusahaan sangat membutuhkan SDM yang

profesional, terpercaya, dan berkompeten sebagai kunci bagi perusahaan dalam

pencapaian tujuannya.

Salah satu yang dapat mempengaruhi terciptanya SDM yang baik yaitu adanya

pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di dalam perusahaan. Menurut

Thompson (1997) dalam Nunez dan Villanueva (2011) penelitian terbaru tentang

ekonomi bisnis mengungkapkan bahwa sumber keunggulan bersaing dalam

perusahaan berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan perusahaan.

Pelaksanaan K3 tidak pernah dipertimbangkan dalam sumber – sumber modal

intelektual perusahaan. Secara luas diakui bahwa tempat kerja yang lebih aman

dan sehat dapat dengan mudah memperoleh keuntungan. Hal ini adalah salah satu

Page 21: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

2

tujuan utama perusahaan, karena perusahaan dapat meningkatkan produktivitas,

meningkatkan moral dan mengurangi biaya karyawan.

Kesadaran mengenai pentingnya pelaksanaan K3 harus diterapkan di kalangan

para karyawan. Hal ini berkaitan dengan masalah perlindungan karyawan

terhadap kecelakaan kerja, guna meminimalisir kemungkinan terjadinya

kecelakaan kerja. Selain karyawan pelaksanaan K3 juga penting bagi perusahaan

karena perusahaan dapat mengurangi biaya karyawan.

Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 86 ayat 1 yang berkaitan dengan

Ketenagakerjaan, menjelaskan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak

untuk memperoleh perlindungan atas:

1. Keselamatan dan kesehatan kerja

2. Moral dan kesusilaan; dan

3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai –

nilai agama.

Perusahaan diwajibkan untuk memberikan jaminan K3 terhadap karyawan di

tempat kerja. Menurut Tawiah dan Baah (2011) dalam Dwomoh, et al. (2013)

pernyataan Kofi Annan (mantan Sekretaris Jenderal PBB) bukan hanya kebijakan

sosial ekonomi dan politik tetapi lebih merupakan suatu dasar hak manusia, baik

di seluruh tempat kerja, aktivitas dan pengaturan harus berada dalam posisi yang

tepat untuk melindungi serta menjaga karyawan dari terjadinya kecelakaan dan

penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan.

Page 22: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

3

Nwachukwu dan Okerekeke (2007) dalam Funmilayo, et al. (2014) pemilik

perusahaan wajib untuk menyediakan tempat kerja yang aman bagi karyawan

dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta untuk menjaga

terhadap kemungkinan cedera yang timbul akibat kelalaian karyawan. Kesehatan

kerja dari literatur Abdullah, et al. (2009) dalam Dwomoh, et al. (2013) dapat

digambarkan sebagai suatu kondisi tubuh dan pikiran tentang penyakit karyawan

yang dihasilkan dari bahan atau proses prosedur yang digunakan di lingkungan

kerja. Keselamatan kerja merupakan perlindungan karyawan dari cedera fisik.

Dikutip dalam Dwomoh, et al. (2013) menjelaskan yang dimaksud dengan K3

yaitu kegiatan, proses, atau strategi prosedural untuk melindungi karyawan. Hal

ini bertujuan untuk menghilangkan kondisi berbahaya bagi karyawan. Kaynak, et

al. (2016) sistem manajemen K3 merupakan gabungan antara perencanaan dan

pembahasan, pengaturan manajemen perusahaan, pengaturan forum konsultasi,

dan unsur – unsur program khusus yang bekerja sama secara terpadu dalam

meningkatkan pelaksanaan K3.

Pelaksanaan K3 memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan, karena

merupakan suatu perlindungan kerja terhadap karyawan dalam melakukan

pekerjaan agar terhindar dari kondisi berbahaya seperti kecelakaan atau penyakit

kerja, jadi karyawan dapat bekerja dalam keadaan aman dan nyaman, sehingga

karyawan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan. Sangat

penting tindakan dalam mencegah kecelakaan kerja, karena masalah K3 di

Indonesia masih sering diabaikan, hal ini dapat dilihat dari masih tingginya

Page 23: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

4

angka kecelakaan kerja. Dikutip dari data BPJS Ketenagakerjaan akhir tahun 2015

menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah 105.182 kasus dengan

korban meninggal dunia sebanyak 2.375 orang. Pelaksanaan K3 telah menjadi hal

penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pelaksanaan K3 bukan hanya

menjadi tanggung jawab bagian Departemen Sumber Daya Manusia saja, tetapi

menjadi tanggung jawab semua pihak yang ada di dalam perusahaan. Perusahaan

diharuskan untuk memberikan tempat kerja yang aman bagi karyawan, dengan

meningkatkan pelaksanaan K3 perusahaan dapat mengurangi pengeluaran

sekaligus dapat memenuhi kebutuhan karyawan.

Pihak perusahaan diharuskan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap

Kepmenaker Nomor Kep. 187/Men/1999 dalam Bangun (2012) tentang

pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja, meliputi:

1. Penyediaan lembar data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet)

dan label.

2. Memiliki ahli dan petugas tentang keselamatan dan kesehatan kerja di

bidang kimia.

3. Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan kimia

berbahaya.

4. Membuat dokumen pengendalian instalasi potensi bahaya besar dan

menengah.

5. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.

6. Kegiatan teknis, rancang bangun, konstruksi, pemilihan bahan kimia,

serta pengoperasian dan pemeliharaan instalasi.

Page 24: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

5

7. Kegiatan pembinaan tenaga kerja di tempat kerja.

8. Rencana dan prosedur tanggap darurat.

9. Prosedur kerja aman.

10. Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia sekurang –

kurangnya enam bulan sekali.

11. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi sekurang – kurangnya

dua tahun sekali.

12. Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang – kurangnya

satu tahun sekali.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 Pasal 2 tujuan penerapan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu:

1. Meningkatkan efektivitas perlindungan K3 yang terencana, terukur dan

terintegrasi.

2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja atau buruh, dan serikat

pekerja atau serikat buruh.

3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk

mendorong produktivitas.

Wibowo (2016) Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS)

18.000 adalah suatu spesifikasi internasional sistem manajemen K3. Sistem

manajemen K3 digunakan untuk membantu perusahaan dalam mengontrol resiko

– resiko K3. Keuntungan menggunakan K3 adalah:

Page 25: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

6

1. Mengurangi resiko K3 yang berkaitan dengan aktivitas – aktivitas

perusahaan.

2. Pengurangan potensial terhadap biaya.

3. Jaminan yang sangat besar terhadap kesesuaian dengan kebijaksanaan K3.

4. Konsistensi dan pembuktian pendekatan manajemen terhadap resiko K3.

Pelaksanaan K3 menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

karyawan, karena perusahaan dapat menghasilkan SDM yang lebih produktif.

Ketika karyawan memiliki rasa aman dan nyaman karena dirinya merasa

mendapatkan perlindungan yang baik dari perusahaan, maka karyawan tersebut

akan bekerja dengan perasaan yang tenang dan akan bekerja dengan baik. Oleh

sebab itu, perusahaan dapat mendorong karyawan untuk bekerja lebih maksimal

dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan kinerja

karyawan.

Menurut Soeprihanto (2003) dalam Umar (2010) kinerja dapat diartikan sebagai

hasil kerja seseorang atau kelompok selama periode tertentu dibandingkan dengan

berbagai kemungkinan, misalnya standar, target atau sasaran yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama. Priansa (2014) kinerja dalam

bahasa Inggris disebut dengan job performance yang merupakan tingkat

keberhasilan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Benardin dan Russel

(2000) dalam Priansa (2014) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang

diproduksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan – kegiatan pada pekerjaan

tertentu selama periode waktu tertentu. Hasil kerja tersebut merupakan hasil dari

kemampuan, keahlian, dan keinginan yang dicapai. Kinerja individu menurut

Page 26: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

7

Koopmans, et al. (2014) adalah perilaku atau tindakan yang relevan dengan tujuan

perusahaan.

Definisi – definisi tersebut pada dasarnya menjelaskan bahwa kinerja karyawan

yang baik dapat memberikan dampak yang positif untuk perusahaan secara

keseluruhan. Salah satunya adalah peningkatan penyelesaian tanggung jawab

yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Apabila dikerjakan dengan

sungguh-sungguh oleh karyawan maka output yang dihasilkan akan memuaskan,

namun sebaliknya jika dikerjakan dengan suasana yang tidak kondusif maka akan

menghasilkan output yang jauh dari memuaskan. Hal tersebut dapat tercapai

apabila perusahaan selalu memperhatikan faktor K3 karena K3 dapat

mempengaruhi kinerja karyawan.

PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yang berpusat di Jl.

Soekarno Hatta KM. 15 Tarahan, Bandar Lampung merupakan salah satu industri

pertambangan dan merupakan salah satu pemasok batubara terbaik di Indonesia,

yang meliputi pengolahan, pengangkutan dan perdagangan bahan – bahan galian

terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko yang tinggi. Kegiatan

produksi sehari – hari PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan

menggunakan berbagai bahan kimia, mesin dan peralatan yang berbahaya dan

berteknologi tinggi sehingga dapat mengakibatkan resiko kecelakaan atau

penyakit kerja.

Page 27: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

8

Upaya mencegah dan mengurangi kecelakaan atau penyakit akibat kerja serta

menciptakan tempat kerja yang aman dan produktif, PT Bukit Asam (Persero)

Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja. K3

adalah tanggung jawab semua pihak, oleh sebab itu PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

Unit Pelabuhan Tarahan bersama pihak terkait bertekad menciptakan lingkungan

kerja yang sehat, bebas cidera, dan melakukan kegiatan operasional sesuai

peraturan yang berlaku. PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan

dalam mewujudkan hal tersebut berkomitmen untuk:

a. Menciptakan keteladanan dalam penerapan disiplin yang dimulai dari diri

sendiri, membudayakan perilaku aman dan mengembangkan kompetensi

melalui pembinaan sikap kerja yang efektif.

b. Mencegah insiden melalui identifikasi, analisis dan eliminasi bahaya

secara terencana.

c. Mematuhi peraturan perundang – undangan yang berlaku baik nasional

maupun internasional.

d. Melakukan pengukuran kinerja K3 dan perbaikan secara

berkesinambungan.

TABEL 1.1 JUMLAH KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK.UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016

No Jabatan / BagianJenis

Kelamin(orang)

Usia(tahun) Jumlah

(orang)L P 20-29 30-39 >40

1 Unit Pelabuhan Tarahan- General Manager 1 1 1

2 Kajian Operasi dan Teknik (KOT)- KOT 4 2 2 4 6

3 K3L dan Security- K3L dan Security 16 3 3 16 19

Page 28: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

9

TABEL 1.1 JUMLAH KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK.UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016(LANJUTAN)

No Jabatan / BagianJenis

Kelamin(orang)

Usia(tahun) Jumlah

(orang)L P 20-29 30-39 >40

4 SDM, Umum dan Keuangan- Manager SDM, Umum dan

Keuangan1 1 1

- SDM dan Umum 8 1 9 9- Hukum, Humas dan Bina

Lingkungan5 1 6 6

- Keuangan 6 1 1 6 75 Logistik

- Manager Logistik 1 1 1- Logistik 11 2 1 12 13- Pergudangan 12 2 1 9 12

6 Kendali Produk- Manager Kendali Produk 1 1 1- Informasi Teknologi (IT) 3 1 2 3- Kendali Kualitas 14 1 5 10 15- Laboratorium 9 4 4 3 6 13

7 Operasi- Manager Operasi 1 1 1- Group A 19 5 1 13 19- Group B 20 5 15 20- Group C 20 6 14 20- Group D 19 5 1 13 19- Penunjang Operasi 16 5 1 10 16

8 Perawatan- Manager Perawatan 1 1 1- Pejabat Fungsional 3 1 2 3- Perawatan Perencanaan dan

Inspeksi (PP & I)13 3 2 8 13

- Perawatan Listrik 15 3 2 10 15- Perawatan Mesin 27 9 1 17 27- Bengkel 27 11 2 14 27- Troubleshoting Group A – D 29 8 21 29

Jumlah 302 15 78 16 223 317Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016

Data Tabel 1.1 menunjukkan jumlah karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

Unit Pelabuhan Tarahan selama satu tahun terakhir dari bulan Agustus 2015

sampai Agustus 2016 dengan jenis kelamin laki – laki sebanyak 302 orang dan

karyawan perempuan sebanyak 15 orang. Tabel 1.1 juga menunjukkan jumlah

karyawan berdasarkan usia tertinggi yaitu usia >40 tahun sebanyak 223 orang.

Page 29: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

10

TABEL 1.2 DATA KECELAKAAN KERJA PT BUKIT ASAM (PERSERO)TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016

No BulanJumlah Kecelakaan

Ringan Berat Fatal1 Agustus 2015 - - -2 September 2015 - - -3 Oktober 2015 - - -4 November 2015 - - -5 Desember 2015 - - -6 Januari 2016 - - -7 Februari 2016 - - -8 Maret 2016 - - -9 April 2016 - - -

10 Mei 2016 - 1 orang 1 orang11 Juni 2016 - - -12 Juli 2016 - - -13 Agustus 2016 - - -

Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016

Data Tabel 1.2 menunjukkan data kecelakaan kerja PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

Unit Pelabuhan Tarahan pada bulan Agustus 2015 sampai Agustus 2016. Terjadi

kecelakaan kerja pada bulan Mei sebanyak dua orang, yang pertama tergolong

cidera berat yaitu korban mengalami patah tulang paha pada bagian atas kaki

sebelah kanan dan korban kedua tergolong cidera fatal yaitu meninggal dunia.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada Pembina K3L korban kecelakaan

bukan berasal dari karyawan tetap PT Bukit Asam melainkan karyawan kontrak

yaitu karyawan yang sedang bekerjasama dari perusahaan lain. Kecelakaan kerja

diakibatkan oleh perilaku karyawan itu sendiri yaitu kelalaian karyawan tidak

mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP), yaitu menggantikan karyawan

tanpa sepengetahuan pihak Bukit Asam. Kedua, diakibatkan oleh kondisi yang

tidak aman yaitu karyawan kontrak tidak melakukan pengecekan secara rutin

terhadap peralatan yang digunakan. Pihak Bukit Asam hanya melakukan

pengecekan peralatan pada awal kontrak.

Page 30: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

11

KEPMEN 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pertambangan Umum Pasal 40 yaitu:

1. Cidera Ringan

Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang

tidak mampu melakukan tugas rutin semula lebih dari 1 hari dan kurang

dari 3 minggu, termasuk hari Minggu dan hari libur.

2. Cidera Berat

a. Menyebabkan pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas rutin

semula lebih dari 3 minggu, termasuk hari Minggu dan hari libur.

b. Menyebabkan pekerja tambang cacat tetap yang tidak mampu

menjalankan tugas semula.

c. Mengalami cidera seperti salah satu dibawah ini:

a. Keretakan tengkorak kepala, tulang punggung, pinggul, lengan

bawah, lengan atas, paha atau kaki.

b. Pendarahan di dalam atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen.

c. Luka berat atau luka terbuka atau terkoyak yang dapat

mengakibatkan ketidakmampuan tetap.

d. Persendian yang lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi.

3. Fatal atau Mati

Kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati dalam

waktu 24 jam terhitung dari waktu terjadinya kecelakaan.

Page 31: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

12

TABEL 1.3 POTENSI PENYAKIT BERDASARKAN KUNJUNGANKLINIK KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK.UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016

No Bulan Jenis Penyakit Jumlah Pasien1 Agustus GE (diare) 6 orang

2015 Obs. Febris (demam) 2 orangAlergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah padakulit)

2 orang

Neuralgia (sakit kepala) 2 orangGastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) 1 orangHaemoroid (wasir) 1 orangFurunkulitis (bisul) 1 orangVulnus Eksoriatum (luka lecet) 1 orang

2 September Obs. Febris (demam) 4 orang2015 GE (diare) 4 orang

Myalgia (nyeri otot) 3 orangNeuralgia (sakit kepala) 2 orangGastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) 1 orangKonjungtivitis (iritasi pada mata) 1 orangVulnus Eksoriatum (luka lecet) 1 orangNyeri gigi 1 orang

3 Oktober Konjungtivitis (mata merah) 4 orang2015 Neuralgia (sakit kepala) 3 orang

Nyeri gigi 2 orangHematom (bengkak) 2 orangMyalgia (nyeri otot) 1 orangHaemoroid (wasir) 1 orangGastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) 1 orangGE (diare) 1 orang

4 November GE (diare) 3 orang2015 Konjungtivitis (mata merah) 3 orang

Hematom (bengkak) 2 orangISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) 1 orangMyalgia (nyeri otot) 1 orangGastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) 1 orangVulnus Eksoriatum (luka lecet) 1 orang

5 Desember2015

Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah padakulit)

7 orang

Gastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) 4 orangHematom (bengkak) 3 orangVulnus Eksoriatum (luka lecet) 2 orangMyalgia (nyeri otot) 1 orangKonjungtivitis (mata merah) 1 orangISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) 1 orang

6 Januari Konjungtivitis (mata merah) 3 orang2016 Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah pada

kulit)2 orang

Furunkulitis (bisul / infeksi pada kulit) 2 orangMyalgia (nyeri otot) 1 orang

7 Februari GE (diare) 4 orang2016 Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah pada

kulit)2 orang

Konjungtivitis (mata merah) 2 orangDislipidemia (asam urat tinggi) 1 orangHaemoroid (wasir) 1 orangCombustio (luka bakar) 1 orang

Page 32: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

13

TABEL 1.3 POTENSI PENYAKIT BERDASARKAN KUNJUNGANKLINIK KARYAWAN PT BUKIT ASAM (PERSERO) TBK.UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN 2015 – 2016(LANJUTAN)

No Bulan Jenis Penyakit Jumlah Pasien8 Maret

2016Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah padakulit)

4 orang

GE (diare) 1 orangKonjungtivitis (mata merah) 1 orangNeuralgia (sakit kepala) 1 orangHipertensi (darah tinggi) 1 orangHaemoroid (wasir) 1 orangHematom (bengkak) 1 orang

9 April2016

Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah padakulit)

7 orang

Konjungtivitis (mata merah) 5 orangNyeri gigi 3 orangHematom (bengkak) 3 orangISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) 2 orangHipertensi (darah tinggi) 2 orangNeuralgia (sakit kepala) 1 orangObs. Febris (demam) 1 orangGastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) 1 orangVulnus Eksoriatum (luka lecet) 1 orangHaemoroid (wasir) 1 orangCombustio (luka bakar) 1 orang

10 Mei Hematom (bengkak) 3 orang2016 GE (diare) 2 orang

ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) 1 orangKonjungtivitis (mata merah) 1 orang

11 Juni Hematom (bengkak) 3 orang2016 GE (diare) 2 orang

ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) 1 orangKonjungtivitis (mata merah) 1 orang

12 Juli Myalgia (nyeri otot) 2 orang2016 Neuralgia (sakit kepala) 2 orang

ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) 1 orangGE (diare) 1 orangHematom (bengkak) 1 orangParonkia (infeksi kuku) 1 orang

13 Agustus ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan) 5 orang2016 Alergi / Dermatitis (gatal – gatal atau merah pada kulit) 4 orang

Neuralgia (sakit kepala) 3 orangGE (diare) 3 orangVulnus Eksoriatum (luka lecet) 3 orangNyeri gigi 2 orangKonjungtivitis (mata merah) 2 orangMyalgia (nyeri otot) 1 orangHipertensi (darah tinggi) 1 orangGastritis dan Dyspepsia (gangguan lambung dan usus) 1 orangDislipidemia (kolesterol & asam urat tinggi) 1 orangHematom (bengkak) 1 orang

Sumber: Klinik PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016.

Page 33: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

14

Data Tabel 1.3 menunjukkan potensi penyakit berdasarkan kunjungan klinik

karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan tahun 2015 –

2016. Kunjungan klinik tertinggi terjadi pada bulan April sebanyak 28 orang, dan

kunjungan klinik terendah terjadi pada bulan Mei dan Juni sebanyak 7 orang.

Rata – rata penyakit yang paling sering terjadi yaitu ISPA (batuk, pilek, nyeri

tenggorokan), kanjungtivitis (mata merah) dan hematom (bengkak).

TABEL 1.4 RENCANA DAN REALISASI PENERIMAAN BATUBARA PTBUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHANTARAHAN TAHUN 2015 – 2016

Bulan Rencana Realisasi %Agustus 2015 1.497.500 1.338.558 89%September 2015 1.445.870 1.243.110 86%Oktober 2015 1.497.500 1.113.447 74%November 2015 1.445.970 980.548 68%Desember 2015 1.497.500 1.268.288 85%Januari 2016 1.615.000 1.299.132 80%Februari 2016 1.500.000 1.225.650 82%Maret 2016 1.615.000 1.237.333 77%April 2016 1.642.000 1.224.042 75%Mei 2016 1.700.750 1.113.724 65%Juni 2016 1.642.000 1.349.831 82%Juli 2016 1.800.000 1.281.300 71%Agustus 2016 1.800.000 1.011.600 56%

Jumlah 20.699.090 15.686.563Rata – rata 1.592.238 1.206.659 76,1%

Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016

Tabel 1.4 menunjukkan data rencana dan realisasi penerimaan batubara PT Bukit

Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan pada tahun 2015 – 2016.

Penerimaan batubara berasal dari PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim.

Target tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2015 sebesar 89% dan terendah terjadi

pada bulan Agustus 2016 yaitu 56%. Rata – rata rencana selama 1 tahun terakhir

adalah 1.592.238 dan realisasi sebesar 1.206.659 dengan rata – rata target yaitu

Page 34: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

15

76,1%. Data menunjukkan bahwa realisasi penerimaan batubara belum mencapai

target.

TABEL 1.5 RENCANA DAN REALISASI PENJUALAN BATUBARA PTBUKIT ASAM (PERSERO) TBK. UNIT PELABUHANTARAHAN TAHUN 2015 – 2016

Bulan Rencana Realisasi %Agustus 2015 1.560.000 1.326.774 85%September 2015 1.525.000 1.286.823 84%Oktober 2015 1.575.000 1.165.301 74%November 2015 1.532.000 1.048.897 68%Desember 2015 1.460.000 1.210.615 83%Januari 2016 1.472.250 1.062.465 72%Februari 2016 1.537.250 1.316.502 86%Maret 2016 1.632.250 1.439.194 88%April 2016 1.716.750 1.250.171 73%Mei 2016 1.703.250 1.171.692 69%Juni 2016 1.685.250 930.929 55%Juli 2016 1.841.250 977.955 53%Agustus 2016 1.874.750 1.238.525 66%

Jumlah 21.115.000 15.425.834Rata – rata 1.624.230 1.186.603 73,5%

Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016

Tabel 1.5 menunjukkan data rencana dan realisasi penjualan batubara PT Bukit

Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan pada tahun 2015 – 2016. Target

tertinggi terjadi pada bulan Maret 2016 sebesar 88%, sedangkan target terendah

terjadi pada bulan Juli 2016 yaitu 53%. Rata – rata rencana selama 1 tahun

terakhir adalah 1.624.230 dan realisasi sebesar 1.186.603 dengan rata – rata target

yaitu 73,5%. Data menunjukkan bahwa realisasi penjualan batubara belum

mencapai target. Penjualan pada bulan September 2015, Oktober 2015, November

2015, Februari 2016, Maret 2016, April 2016, Mei 2016 dan Agustus 2016 tingkat

penjualan batubara melebihi jumlah penerimaan dikarenakan terdapat stok

batubara pada bulan sebelumnya yang belum terjual.

Page 35: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

16

TABEL 1.6 JUMLAH ABSENSI KARYAWAN PT BUKIT ASAM(PERSERO) TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN TAHUN2015 – 2016

Bulan

JumlahPegawai(orang)

JumlahHariKerja(hari)

Total HariKerja

JumlahAbsensi*

(hari)

TingkatAbsensi

%

Agustus 2015 347 20 6.940 33 0,47September 2015 344 21 7.224 29 0,40Oktober 2015 344 21 7.224 22 0,30November 2015 344 21 7.224 23 0,32Desember 2015 336 20 6.720 21 0,31Januari 2016 331 20 6.620 16 0,24Februari 2016 330 20 6.600 7 0,11Maret 2016 328 22 7.216 23 0,32April 2016 329 21 6.909 24 0,35Mei 2016 323 20 6.460 20 0,31Juni 2016 320 22 7.040 17 0,24Juli 2016 319 16 5.104 14 0,27Agustus 2016 318 22 6.996 8 0,11

Jumlah 3,75Rata-rata 0,28

Sumber: PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, 2016.

Cara perhitungan tingkat absensi pada Tabel 1.6 menggunakan perhitungan

menurut Hasibuan (2007) dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah AbsensiTingkat Absensi = x 100%

Total Hari Kerja

Data Tabel 1.6 menunjukkan persentase absensi karyawan PT Bukit Asam

(Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan tahun 2015 – 2016. Persentase absensi

tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2015 yaitu sebesar 0,47% dan persentase

absensi terendah terjadi pada bulan Februari 2016 dan Agustus 2016 sebesar

0,11%. Jumlah persentase absensi selama 1 tahun terakhir yaitu sebesar 3,75%

dengan rata – rata 0,28 %. Absensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan,

apabila tingkat absensi tinggi maka kinerja karyawan tidak maksimal dan

sebaliknya. Absensi yang juga merupakan bukti kehadiran karyawan

Page 36: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

17

mencerminkan ketepatan waktu karyawan dalam melaksanakan peraturan

perusahaan maupun ketepatan dalam menyelesaikan tugas. Komitmen karyawan

diuji dalam tanggung jawab karyawan tersebut dalam menyelesaikan tugas dan

pada akhirnya dinilai berdasarkan kuantitas serta kualitas dari hasil pencapaian

tugas setiap karyawan. K3 berpengaruh terhadap absensi karyawan dan absensi

karyawan berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan.

Adanya pola hubungan antara variabel keselamatan dan kesehatan kerja yang

secara mendasar berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan, maka penulis

tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja

Karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Data Tabel 1.1 menunjukkan data kecelakaan kerja PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

Unit Pelabuhan Tarahan pada bulan Agustus 2015 sampai Agustus 2016. Terjadi

kecelakaan kerja pada bulan Mei sebanyak dua orang, yang pertama tergolong

cidera berat yaitu korban mengalami patah tulang paha pada bagian atas kaki

sebelah kanan dan korban kedua tergolong cidera fatal yaitu meninggal dunia.

Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada Pembina Keselamatan Kesehatan

Kerja dan Lingkungan (K3L), korban kecelakaan bukan berasal dari karyawan PT

Bukit Asam melainkan karyawan yang sedang bekerjasama dari perusahaan lain.

Kecelakaan kerja diakibatkan oleh perilaku karyawan itu sendiri yaitu kelalaian

karyawan tidak mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP), yaitu

menggantikan karyawan tanpa sepengetahuan pihak Bukit Asam. Kedua,

Page 37: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

18

diakibatkan oleh kondisi yang tidak aman yaitu karyawan kontrak tidak

melakukan pengecekan secara rutin terhadap peralatan yang digunakan. Pihak

Bukit Asam hanya melakukan pengecekan peralatan pada awal kontrak. Hasil

observasi peneliti mengungkapkan bahwa kurangnya pengawasan terhadap

karyawan kontrak dan kurangnya pengecekan terhadap peralatan tersebut.

Data Tabel 1.3 potensi penyakit berdasarkan kunjungan klinik PT Bukit Asam

(Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan dapat dilihat dari tabel tersebut terdapat

jenis – jenis penyakit yang dialami karyawan setiap bulan. Hal tersebut bisa

terjadi dikarenakan fisik karyawan atau karena lingkungan perusahaan. Penyakit

yang sering terjadi yaitu, ISPA (batuk, pilek, nyeri tenggorokan), kanjungtivitis

(mata merah) dan hematom (bengkak). Kunjungan klinik tertinggi terjadi pada

bulan April sebanyak 28 karyawan, dan kunjungan klinik terendah terjadi pada

bulan mei dan juni sebanyak 7 orang. Hasil observasi peneliti mengungkapkan

bahwa dilihat dari data penyakit yang sering terjadi yaitu ISPA (batuk, pilek, nyeri

tenggorokan), kanjungtivitis (mata merah) dan hematom (bengkak) dikarenakan

karyawan tersebut tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Tabel 1.5 menunjukkan data rencana dan realisasi penjualan batubara PT Bukit

Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan 2015 – 2016. Target tertinggi

terjadi pada bulan Maret 2018 sebesar 88%, sedangkan target terendah terjadi

pada bulan Juli 2016 yaitu 53%. Rata – rata rencana selama 1 tahun terakhir

adalah 1.624.230 dan realisasi sebesar 1.186.603 dengan rata – rata target yaitu

73,5%. Penjualan pada bulan September 2015, Oktober 2015, November 2015,

Februari 2016, Maret 2016, April 2016, Mei 2016 dan Agustus 2016 tingkat

Page 38: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

19

penjualan batubara melebihi jumlah penerimaan dikarenakan terdapat stok

batubara pada bulan sebelumnya yang belum terjual. Hasil observasi peneliti

mengungkapkan bahwa realisasi penjualan batubara belum mencapai target

dikarenakan masih banyaknya kunjungan klinik oleh karyawan yang mengalami

sakit, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan

produktivitas perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka rumusan masalah

dari penelitian ini sebagai berikut:

Apakah pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh terhadap

kinerja karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui pengaruh pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap

kinerja karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain:

1. Bagi perusahaan, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan lebih

khusus sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam mengelola

pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dalam upaya

meningkatkan kinerja karyawan.

Page 39: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

20

2. Bagi Universitas Lampung, sebagai referensi guna membantu para

mahasiswa dalam melakukan penelitian tentang pelaksanaan keselamatan

dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan.

Page 40: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

21

II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja sangat penting dalam sebuah perusahaan karena

bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Menurut Bangun

(2012) keselamatan kerja yaitu perlindungan atas keamanan kerja yang

dialami karyawan, baik fisik maupun mental dalam lingkungan

pekerjaannya. Mangkunegara (2009) dalam Anjani, et al. (2014)

keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari

penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.

Definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja adalah

suatu upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja sehingga

karyawan dapat merasakan kondisi yang aman dan selamat dari kerusakan

atau kerugian ditempat kerja. Usaha pencegahan tersebut dapat ditinjau dari

dua faktor yaitu, faktor lingkungan secara fisik dan faktor lingkungan secara

psikologis.

Page 41: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

22

2. Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan Kerja

Kejadian – kejadian yang telah terjadi pada berbagai peristiwa yang dapat

menimbulkan kecelakaan kerja, menurut Bangun (2012) terdapat tiga

penyebab timbulnya kecelakaan kerja, antara lain:

a. Perilaku karyawan itu sendiri

Sering terjadi perlakuan karyawan, seperti mengerjakan pekerjaan

dengan ceroboh, tidak mematuhi peraturan kerja, tidak mematuhi

standard operation procedure (SOP), dan tidak menggunakan alat

pelindung diri, yang kebanyakan sebagai penyebab timbulnya kecelakaan

kerja.

b. Kondisi yang tidak aman

Kondisi yang tidak aman merupakan penyebab terjadinya kecelakaan

kerja yang bersumber dari lingkungan pekerjaan. Faktor-faktor tersebut

antara lain peralatan yang rusak, peralatan yang tidak diamankan dengan

baik, penerangan yang tidak baik, tempat penyimpanan barang atau

peralatan yang tidak aman, dan penempatan letak barang atau peralatan

yang tidak aman. Kebanyakan pekerja yang mengalami kecelakaan kerja

adalah tidak menggunakan alat pelindung dan peralatan yang semestinya

digunakan, kecerobohan, bekerja tidak sesuai prosedur kerja, dan

kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja. Supervisor dituntut agar

dapat mengawasi pekerja untuk melakukan seluruh petunjuk kerja dalam

mengurangi risiko kecelakaan kerja.

Page 42: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

23

c. Tindakan tidak aman

Faktor ini merupakan tindakan manusia sebagai penyebab kecelakaan

kerja. Kebanyakan karyawan mengalami kecelakaan kerja diakibatkan

oleh tindakan manusia atau karyawan itu sendiri, seperti dalam

melaksanakan pekerjaan tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat atau

material, tidak menggunakan pelindung diri, membuang benda

sembarangan, tidak mengamankan peralatan dengan baik, bekerja pada

posisi dan kecepatan tidak aman, dan bekerja dengan ceroboh.

Menurut uraian penyebab timbulnya kecelakaan kerja di atas, suatu

keharusan bagi setiap perusahaan untuk melakukan pencegahan atas

kecelakaan kerja dalam menjamin keamanan dan kenyamanan kerja.

Menurut Bangun (2012) terdapat enam tindakan mencegah kecelakaan

kerja, yaitu:

a. Pendidikan Karyawan

Tujuan utama bidang keselamatan kerja adalah mencegah timbulnya

kecelakaan kerja yang dialami karyawan. Karyawan perlu diberikan

pendidikan untuk mengetahui prosedur kerja yang benar dan memahami

peraturan – peraturan tentang keselamatan kerja. Kebanyakan karyawan

di Indonesia mengalami kecelakaan kerja disebabkan kurangnya

pengetahuan tentang pekerjaan, sehingga kurang memahami prosedur

kerja dan penggunaan peralatan dengan baik.

Page 43: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

24

b. Mengurangi kondisi yang tidak aman

Kebanyakan timbulnya kecelakaan kerja diakibatkan situasi di

lingkungan kerja, seperti menggunakan peralatan yang tidak layak pakai,

kondisi gudang yang tidak aman, kurangnya penerangan, dan lain

sebagainya. Kondisi seperti ini berkaitan dengan kondisi fisik,

merupakan tanggung jawab supervisor dan manajer memperbaiki untuk

memperkecil tingkat kecelakaan.

c. Seleksi dan penempatan karyawan

Seleksi karyawan merupakan proses untuk mencari karyawan yang

sesuai dengan sifat – sifat pekerjaan. Karyawan akan berhasil

mengerjakan pekerjaannya jika memiliki pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan yang sesuai dengan persyaratan pekerjaan. Kesalahan dalam

memilih karyawan pada suatu pekerjaan dapat menimbulkan kecelakaan

kerja yang dapat menyebabkan kerugian bukan hanya sepihak.

d. Pelatihan karyawan

Pelatihan sebagai pengganti pengalaman kerja. Kurangnya keterampilan

karyawan merupakan salah satu penyebab timbulnya kecelakaan kerja.

Karyawan baru dalam sebuah perusahaan perlu diberikan pelatihan agar

dapat memahami pekerjaannya dengan baik. Karyawan lama perlu

diberikan pelatihan untuk tujuan peningkatan pekerjaan atau perpindahan

pekerjaan lain.

e. Kualitas supervisor

Pengawasan atas pekerjaan karyawan dalam perusahaan sangat

menentukan hasil kerja dan keamanan kerja karyawan. Tidak sedikit

Page 44: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

25

bahwa kurangnya kualitas supervisor dapat menyebabkan timbulnya

kecelakaan kerja. Karyawan sangat membutuhkan bimbingan dan arahan

dari supervisor untuk dapat memahami pekerjaan mereka.

f. Ergonomik

Berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk memperoleh hasil kerja

yang diinginkan, kesalahan dalam menggunakan peralatan dan

lingkungan lain yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut dapat

menyebabkan kecelakaan kerja. Suatu tindakan untuk mengatasi

permasalahan itu melalui ergonomik, yaitu menyesuaikan mesin dan

lingkungan dengan keahlian yang dimiliki karyawan.

TABEL 2.1 PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KECELAKAANKERJA

No Penyebab kecelakaan No Pencegahan1 Prosedur tidak lengkap

menimbulkan karyawan dapatmerubah sendiri

1 Menetapkan bahwa para karyawanmenerima prosedur yang lengkap

2 Karyawan tidak mengikutiprosedur yang ditetapkan

2 Melakukan peminjauan terhadapprosedur untuk memastikan bahwakaryawan dapat mengikutinya denganmudah

3 Karyawan kurang memahamiprosedur

3 Memastikan bahwa para karyawan dapatmemahami petunjuk yang sudahditetapkan

4 Karyawan kurang meyadariakan bahaya

4 Pencegahan: memberitahu kepadakaryawan tentang tanda-tanda bahaya

5 Karyawan tidak menggunakanperalatan sesuai waktunya

5 Memastikan karyawan mengetahuibahwa harus menghindari penggunaanalat pengaman

6 Kesalahan dalam mengambiltindakan, terutama pada saatmengalami tekanan

6 Memberi petunjuk kepada para karaywantentang tindakan yang harus diambildalam keadaan luar biasa atau darurat

7 Penyimpangan dari keadaannormal

7 Melakukan pemeriksaan terhadapperalatan baru, hindari peralatan yangmenyimpang dari keadaan normal yangmudah menimbulkan kecelakaan

8 Terganggunya aktivitas karenaterlalu banyak yang campurtangan

8 Hindari agar tidak terlalu banyak pekerjayang campur tangan dalam suatu tempatpada saat yang sama

Page 45: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

26

TABEL 2.1 PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KECELAKAANKERJA (LANJUTAN)

No Penyebab kecelakaan No Pencegahan9 Kesalahan atau terlambat

membaca instrumen9 Instrumen diberi label yang mudah

dibaca, lalu periksa apakah sudahtersedia penerangan yang cukup untukdapat membaca label tersebut

10 Kurang hati-hati dalammenggunakan alat kontrol

10 Karyawan diharuskan mengetahui alat-alat kontrol yang secara tidak sengajadapat mengaktifkan peralatan sehinggausaha perlindungan tidak dapatdilakukan

11 Kurangnya pemahamantentang deskripsi instrumenkarena petunjuk yang tidakjelas

11 Instrumen yang paling penting harusdipahami dengan jelas agar dapatmengoperasikan peralatan yang ada

12 Kelelahan 12 Lakukan pemeriksaan terhadap tingkatkebisingan, getaran, temperatur,kelembaban, yang menyebabkankelelahan pegawai secara tidak normal

Sumber: Bangun (2012)

Muchemedzi dan Charamba (2006) dalam Katsuro, et al. (2010)

menjelaskan bahwa kecelakaan tidak timbul dari penyebab tunggal tetapi

dari kombinasi faktor yang bertindak secara bersamaan. Situasi yang

berpotensi tidak aman akan menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Kecelakaan disebabkan oleh hasil tindakan tidak aman atau praktek (unsur

manusia dari sikap yang buruk, kondisi fisik dan kurangnya pengetahuan

atau keterampilan untuk memungkinkan seseorang untuk bekerja dengan

aman), dan disebabkan oleh hasil dari kondisi yang tidak aman dari

peralatan atau bahan.

3. Pengertian Kesehatan kerja

Kesehatan kerja sangat penting bagi karyawan agar karyawan terhindar dari

penyakit kerja, sehingga karyawan dapat melaksanakan pekerjaan dengan

baik. Muchemedzi dan Charamba (2006) dalam Katsuro, et al. (2010)

Page 46: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

27

mendefinisikan kesehatan kerja sebagai ilmu yang bersangkutan dengan

kesehatan dalam kaitannya untuk bekerja pada lingkungan kerja. Bangun

(2012) kesehatan kerja adalah seseorang yang sehat, tidak bermasalah

tentang kondisi fisik atau mental dan emosional, yang dapat melaksanakan

aktivitasnya secara normal. Menurut Soepomo dalam Ilfani dan Nugraheni

(2013) kesehatan kerja adalah aturan – aturan dan usaha – usaha untuk

menjaga karyawan dari kejadian atau keadaan yang merugikan kesehatan

dan kesusilaan karyawan dalam melakukan pekerjaan.

Definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan kerja adalah

suatu usaha dan aturan – aturan untuk menjaga kondisi karyawan dari

kejadian atau keadaan yang merugikan kesehatan, baik keadaan sempurna

fisik, mental maupun emosional sehingga memungkinkan seseorang dapat

bekerja dengan optimal.

4. Penyebab dan Penanggulangan Kesehatan Kerja

Program kesehatan kerja dibentuk karena tingginya masalah – masalah

kesehatan karyawan baik kesehatan fisik maupun mental. Melalui

pertimbangan ekonomi, biaya – biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

mengurus kesehatan karyawan relatif besar. Jumlah hari kerja yang relatif

tinggi karena alasan penyakit yang diderita karyawan sehingga mereka tidak

dapat bekerja. Hal tersebut merupakan akibat dari masalah kesehatan,

tingginya tingkat absensi, perputaran kerja, dan produktivitas yang rendah

menyebabkan kerugian yang dialami perusahaan.

Page 47: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

28

Menurut Bangun (2012) terdapat dua penyebab masalah kesehatan kerja

yaitu:

a. Kesehatan fisik

Perusahaan – perusahaan besar memiliki suatu bagian khusus yang

menangani masalah K3. Hal ini berkaitan dengan kompleksnya

permasalahan tentang penanganan K3, mulai dari penyelidikan penyebab

timbulnya kecelakaan kerja sampai pada masalah itu dapat diatasi.

Masalah kesehatan paling banyak ditangani perusahaan adalah kesehatan

jasmani atau fisik akibat kecelakaan kerja. Perusahaan menyediakan

tenaga medis dan obat – obatan untuk keperluan penyembuhan penyakit

yang dialami karyawan. Kesehatan akan ditempuh melalui keselamatan

lingkungan, perubahan organisasional dan gaya hidup yang sehat, seperti

mengkonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, tidak

merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol. Kebanyakan perusahaan

besar telah menawarkan program – program kesehatan bagi

karyawannya. Kebanyakan karyawan tidak dapat mengendalikan diri

dalam kebebasan mengkonsumsi makanan sehingga menimbulkan

kegemukan, penyalahgunaan alkohol, obat dan merokok. Keadaan ini

bila tidak diimbangi dengan olahraga secara teratur dan makanan yang

bergizi dapat menyebabkan terkena penyakit diabetes, kanker paru –

paru, dan stroke. Unit program kesehatan perusahaan perlu memberikan

pengetahuan kepada karyawannya agar dapat hidup sehat. Perusahaan –

perusahaan besar pada umumnya telah mensosialisasikan dan

mengkampanyekan tentang hidup sehat kepada karyawannya, karena

Page 48: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

29

dalam pelaksanaannya karyawanlah yang lebih tahu secara langsung

dalam penerapannya.

b. Kesehatan mental

Kesehatan mental karyawan menjadi suatu perhatian khusus karena

semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan.

Tekanan mental atau stres kerja (work stres) bukan suatu hal yang sedikit

terjadi karena perkembangan teknologi yang menimbulkan tuntutan

berbagai perubahan yang harus dilakukan dalam suatu perusahaan.

Program ini sama halnya seperti penanganan pada pemeliharaan

kesehatan fisik. Kebanyakan perusahaan sudah menaruh perhatian pada

penanganan ketegangan dan tekanan kehidupan modern, yang pada

gilirannya berakibat pada gangguan-gangguan mental yang dihadapi

banyak karyawan.

Kebanyakan karyawan yang mengalami stres diakibatkan oleh empat

faktor:

a. Supervisor

Sempitnya wawasan supervisor dibarengi dengan aturan – aturan yang

kaku dan tekanan – tekanan yang tiada henti untuk mencapai jumlah

produksi tinggi dapat menimbulkan stres. Atasan memaksa karyawan

untuk bekerja tidak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang

dimiliki dan tidak memenuhi kebutuhan – kebutuhan karyawan.

Akibat desakan waktu yaitu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari

standar waktu yang ditentukan mengakibatkan karyawan secara

Page 49: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

30

tergesa – gesa bekerja sehingga hasil pekerjaan tidak sesuai dengan

harapan.

b. Gaji (salary)

Penyebab stress yang ditimbulkan bila karyawan merasa jasa yang

disumbangkan tidak dihargai secara adil. Persoalan ini biasanya

timbul pada karyawan golongan tingkat bawah, karena gaji

merupakan faktor penentu kepuasan kerja. Berbeda dengan karyawan

pada golongan menengah ke atas, faktor kepuasan ditentukan oleh

prestasi dan pengembangan diri.

c. Keamanan (security)

Karyawan mengalami stres ketika mereka berada pada ketidakpastian

atas pekerjaan mereka di masa yang akan datang. Ketidakamanan

kerja menimbulkan stres yang lebih besar dibandingkan dengan

faktor– faktor lain, karena faktor lain pekerjaan karyawan masih

dalam keadaan aman di masa yang akan datang. Dikutip berdasarkan

teori hirarki kebutuhan oleh Maslow, keamanan merupakan kebutuhan

dasar setiap manusia setelah kebutuhan fisiologis. Faktor keamanan

merupakan salah satu faktor untuk menentukan masa depan seseorang

dalam perusahaan.

d. Keselamatan (safety)

Suatu faktor penting lainnya penyebab stres adalah keselamatan

(safety), karena setiap pekerja akan selalu dibayangi rasa takut akan

kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan cidera – cidera ringan dan

berat bahkan kematian.

Page 50: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

31

Menurut Bangun (2012) akibat daripada stres yaitu sebagian karyawan

menggunakan alkohol dan obat-obat melebihi dosis untuk mengatasi

masalah yang dialami, namun akan muncul masalah lain yaitu timbulnya

kecelakaan kerja yang lebih besar. Sebagai penanggulangan masalah

kesehatan kerja yaitu, pimpinan perusahaan harus melakukan

pengembangan agar pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan

karyawan dapat diatasi.

5. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu program yang ada di

dalam perusahaan. Pelaksanaan K3 sangat penting bagi karyawan maupun

perusahaan karena dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan penyakit kerja.

Menurut Munandar, et al. (2014) K3 merupakan salah satu cara untuk

melindungi para karyawan dari bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja selama bekerja. Menurut Rivai (2004) dalam Munandar, et al. (2014)

K3 merujuk kepada kondisi – kondisi fisiologis–fiskal dan psikologis tenaga

kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh

perusahaan. Jika sebuah perusahaan melakukan tindakan-tindakan K3 yang

efektif, maka akan lebih sedikit karyawan yang menderita cidera atau

penyakit jangka pendek maupun jangka panjang sebagai akibat dari

pekerjaan mereka di perusahaan tersebut. Anjani, et al. (2014) program K3

adalah suatu sistem program yang dibuat bagi karyawan maupun atasan

sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat

hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang

Page 51: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

32

berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja serta tindakan antisipasi bila

terjadi hal demikian.

Menurut Fathoni (2008) dalam Anjani, et al. (2014) berdasarkan dari hasil

penelitian telah diungkapkan bahwa dari jumlah kecelakaan kerja yang

terjadi secara umum dapat dikualifikasi bahwa kecelakaan yang disebabkan

oleh kesalahan manusia itu sendiri adalah sebesar 78% dan kecelakaan kerja

yang diakibatkan oleh kondisi berbahaya dari peralatan yang digunakan

dalam bekerja adalah sebesar 20% serta faktor lainnya adalah sebesar 2%.

Anjani, et al. (2014) mengungkapkan bahwa hasil penelitian ini

menunjukkan perilaku manusia merupakan penyebab utama terjadinya

kecelakaan kerja di tempat kerja. Dampak yang dihasilkan dari kecelakaan

kerja ini pun dapat berakibat buruk, seperti adanya korban jiwa, cacat, dan

kerusakan hasil produksi, yang pada akhirnya merugikan semua pihak.

Menurut Dewi (2006) K3 dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan

penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan

dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. Menurut Okky (2011) dalam

Ilfani dan Nugraheni (2013) K3 adalah suatu program yang dibuat oleh

pemerintah yang harus dipatuhi dan dilaksanakan pengusaha maupun

pekerja sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan

penyakit akibat kerja, dengan cara mengenali hal yang berpotensi

menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta tindakan

antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya

Page 52: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

33

adalah untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman dan sehat sehingga

dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit.

Menurut Fajar dan Heru (2010) K3 yaitu merujuk pada kondisi fisiologis-

fisik dan psikologis karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan kerja

perusahaan. Apabila sebuah perusahaan melaksanakan tindakan –tindakan

K3 dengan efektif, maka penderita cedera atau penyakit – penyakit jangka

pendek maupun jangka panjang akan makin berkurang. Pemeliharaan K3

merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Perusahaan memperhatikan

hal ini untuk memberikan kondisi atau lingkungan kerja yang lebih aman

dan sehat serta bertanggung jawab atas kegiatan – kegiatan tersebut,

terutama bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai tingkat kecelakaan

yang tinggi.

Koskela (2014) K3 terdiri dari kondisi dan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi K3 karyawan atau pekerja lainnya (termasuk karyawan

sementara dan kontraktor personil), pengunjung, atau orang lain di tempat

kerja. Alli (2008) dalam Koskela (2014) melihat K3 sebagai antisipasi,

pengakuan, evaluasi dan pengendalian bahaya yang dapat mempengaruhi

kesehatan atau kesejahteraan karyawan. Tadarera (2012) K3 adalah disiplin

yang berhubungan dengan pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit, serta

perlindungan dan promosi kesehatan karyawan. Hal ini bertujuan untuk

perbaikan kondisi kerja dan lingkungan.

Page 53: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

34

Towlson (2003) dalam Khan, et al. (2014) mengemukakan bahwa K3

adalah daerah lintas disiplin yang berkaitan dengan menjaga keselamatan,

kesehatan dan kesejahteraan orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan.

Kesehatan dikaitkan dengan kondisi fisik baik pikiran dan tubuh di tempat

dan perlindungan mereka dari bahaya baik itu cedera atau penyakit.

Keselamatan yang berlaku di tempat kerja terkait dengan kondisi fisik untuk

mengurangi resiko bahaya dan kerusakan. Perlindungan lingkungan

biasanya terdiri dari dua jenis, pertama adalah lingkungan internal di tempat

kerja dan hal itu berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan di tempat

kerja. Kedua adalah kondisi berbahaya yang hadir dalam lingkungan

eksternal di luar tempat kerja.

Dikutip dalam Funmilayo (2014) perusahaan harus menyediakan cara

sistematis mengelola K3 dengan perbaikan terus-menerus. Hal ini tidak

hanya mengurangi kerugian biaya kecelakaan dan biaya kesehatan, tetapi

juga meningkatkan kinerja karyawan. Bangun (2012) sistem manajemen K3

adalah pengoperasian fungsi – fungsi manajemen ke dalam pelaksanaan K3

untuk terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Kaynak,

et al. (2016) sistem manajemen K3 merupakan gabungan antara

perencanaan dan pembahasan, pengaturan manajemen perusahaan,

pengaturan forum konsultasi, dan unsur – unsur program khusus yang

bekerja sama secara terpadu dalam menigkatkan pelaksanaan K3.

Page 54: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

35

Menurut pengertian dan pendapat para ahli yang telah diuraikan diatas

mengenai K3 dapat disimpulkan yaitu suatu perlindungan kerja terhadap

karyawan dalam melakukan pekerjaan agar terhindar dari kondisi berbahaya

seperti kecelakaan atau penyakit kerja, agar karyawan dapat bekerja dalam

keadaan aman dan nyaman, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

6. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program K3 merupakan keharusan bagi setiap perusahaan untuk

melaksanakannya, berikut tujuan K3 menurut para ahli.

Menurut Fajar dan Heru (2010) terdapat lima tujuan K3:

1. Peningkatan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang

hilang.

2. Peningkatan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

3. Penurunan biaya kesehatan dan asuransi.

4. Fleksibilitas dan adaptasi yang lebih besar sebagai akibat dari

meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.

5. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra

perusahaan

Menurut Bangun (2012), terdapat tiga tujuan program K3, yaitu:

a. Moral

Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu

sepatutnya manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam

perusahaan. Manusia memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas

Page 55: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

36

keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, serta perlakuan

yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan). Para pemberi kerja melaksanakan perlindungan atas

pekerjaannya atas dasar kemanusiaan. Mereka melakukan itu untuk

membantu dan memperingan beban permintaan atas musibah kecelakaan

kerja yang dialami para karyawan dan keluarganya.

b. Hukum

Alasan lain yang sama pentingnya dengan moral yaitu terdapat juga

alasan hukum yang berkaitan dengan K3. Undang-undang tentang

ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap karyawan untuk

menghadapi risiko kerja yang dihadapinya yang ditimbulkan pekerjaan.

Setiap negara memiliki undang – undang tentang ketenagakerjaan, tetapi

memiliki perbedaan mengenai tanggung jawab atas bagian-bagian yang

menjadi beban yang harus ditanggung para pemberi kerja, namun

memiliki kesamaan dalam hal tujuan yaitu melindungi pekerja atas K3

karyawan dalam menjalankan tugasnya. Tertera pada undang – undang

nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja untuk melindungi para

karyawan pada segala lingkungan kerja, baik di darat, di dalam tanah,

permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam

wilayah kekusasaan hukum Republik Indonesia. Undang-undang nomor

23 tahun 1992 tentang kesehatan, menyatakan bahwa perusahaan

berkewajiban melaksanakan pemeriksaan atas kesehatan fisik dan mental

para pekerjanya. Karyawan berkewajiban untuk menggunakan alat

Page 56: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

37

pelindung diri sesuai peraturan serta mematuhi semua persyaratan

tentang K3 yang diwajibkan oleh perusahaan.

c. Ekonomi

Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena

mengeluarkan biaya – biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat

kecelakaan kerja yang dialami pekerja. Pelaksanaan K3 menjadi

perhatian penting pada berbagai perusahaan, karena semakin tingginya

tingkat kecelakaan kerja yang dialami para pekerja. Hal ini akan

berdampak pada rendahnya produktivitas yang berakibat pada kerugian

yang dialami pihak perusahaan. Selain biaya pengobatan yang

merupakan tanggungan perusahaan, terdapat biaya lain seperti hilangnya

hari kerja karyawan, waktu kerja karyawan lain hilang karena menjenguk

karyawan yang cidera, biaya pemeriksaan lanjutan dan gaji dibayar

penuh walaupun tidak bekerja. Oleh karena itu, suatu kewajiban bagi

pemberi kerja untuk melindungi para karyawannya dari kecelakaan kerja.

Menurut Rachmawati (2008) adapun uraian dari tujuan manajemen K3

antara lain:

1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang

setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau

pekerja-pekerja bebas.

2. Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan-

kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, gizi

tenaga kerja, perawatan dan meningkatkan efisiensi dan daya

Page 57: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

38

produktivitas karyawan, pemberantasan kelelahan kerja, melipat

gandakan kegairahan serta kenikmatan kerja.

7. Dimensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Kaynak, et al. (2016) terdapat lima dimensi K3, yaitu:

1. Pencegahan Bahaya Kerja

Dimensi ini mengontrol situasi – situasi membahayakan sesuai dengan

kondisi pekerjaan fisik, penghargaan dan pengakuan, membangun

pertemanan serta kekerabatan, dan kebugaran karyawan dalam bekerja

menciptakan lingkungan kerja yang efisien dan kompeten.

2. Prosedur Keselamatan dan Manajemen Resiko

Dimensi ini merupakan keseluruhan sistem yang terpadu dalam

perusahaan dan bersifat mengikat. Kebijakan yang tersedia, strategi dan

prosedur di dalam perusahaan yang memberikan standar – standar dan

kesesuaian.

3. Mendukung Keselamatan Kerja Perusahaan

Dimensi ini menjelaskan perusahaan dengan suasana kerja yang baik

dapat meningkatkan potensi karyawan ke arah yang lebih baik.

4. Mendukung Pertolongan Pertama dan Pelatihan

Dimensi ini dapat meningkatkan motivasi karyawan di dalam perintah

untuk mencegah kecelakaan serta penyakit kerja dan menciptakan

lingkungan pada karyawan sehingga dapat menunjukkan perilaku yang

positif.

Page 58: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

39

5. Peraturan Keselamatan dan Kesehatan

merupakan komitmen yang kuat di perusahaan terhadap keselamatan

kerja, karena dapat memungkinkan bertambahnya keinginan karyawan

dalam mengurangi masalah yang berhubungan dengan keselamatan kerja

melalui perilaku dan sikap.

B. Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja Karyawan

Priansa (2014) kinerja dalam bahasa Inggris disebut dengan job

performance atau actual performance atau level of performance, yang

merupakan tingkat keberhasilan karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Kinerja bukan merupakan karakteristik individu seperti bakat

atau kemampuan, yaitu merupakan perwujudan dari bakat atau kemampuan

itu sendiri. Kinerja adalah perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya

nyata yang merupakan hasil kerja yang dicapai karyawan dalam

mengembang tugas dan pekerjaan yang berasal dari perusahaan.

Bangun (2012) kinerja (Performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai

seseorang berdasarkan persyaratan – persyaratan pekerjaan (job

requirement). Suatu pekerjaan mempunyai persyaratan tertentu untuk dapat

dilakukan dalam mencapai tujuan. Menurut Suyadi, (2003) dalam Umar

(2010) kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu perusahaan, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing – masing dalam rangka upaya

Page 59: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

40

mencapai tujuan perusahaan bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Benardin dan Russel (2000) dalam Priansa (2014) menyatakan bahwa

kinerja merupakan hasil yang diproduksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau

kegiatan – kegiatan pada pekerjaan tertentu selama periode waktu tertentu.

Hasil kerja tersebut merupakan hasil dari kemampuan, keahlian, dan

keinginan yang dicapai. Milkovich dan Boudreau (1997) dalam Priansa

(2014) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat dimana karyawan

melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan syarat – syarat yang telah

ditentukan. Kinerja individu menurut Koopmans, et al.(2014) adalah

perilaku atau tindakan yang relevan dengan tujuan organisasi.

Menurut definisi – definisi diatas bahwa kinerja merupakan cara kerja

karyawan dalam suatu perusahaan yang diukur selama periode tertentu.

Kinerja yang baik dapat memberikan dampak yang positif untuk perusahaan

secara keseluruhan. Salah satunya adalah peningkatan penyelesaian

tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Apabila

dikerjakan dengan sungguh – sungguh oleh karyawan maka output yang

dihasilkan akan memuaskan, namun sebaliknya jika dikerjakan dengan

suasana yang tidak kondusif maka akan menghasilkan output yang jauh dari

memuaskan. Hal tersebut dapat tercapai apabila perusahaan selalu

memperhatikan faktor pelaksanaan K3 karena hal tersebut dapat

mempengaruhi kinerja karyawan.

Page 60: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

41

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Terdapat banyak pakar yang menguraikan faktor – faktor yang

mempengaruhi kinerja. Menurut Gibson, et al. (2010) dalam Priansa (2014)

menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

adalah variabel individu, variabel psikologis, maupun variabel perusahaan.

Variabel individu meliputi kemampuan dan keterampilan baik fisik maupun

mental; latar belakang, seperti keluarga, tingkat sosial dan pengalaman;

demografi, menyangkut umur, asal usul dan jenis kelamin.Variabel

psikologis meliputi presepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.

Variabel perusahaan meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

struktur dan desain pekerjaan.

Menurut Mangkunegara (2006) dalam Priansa (2014) menyatakan bahwa

faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:

1. Faktor kemampuan secara psikologis terdiri dari kemampuan potensi

yang disebut IQ (Intelligent Quotient) dan kemampuan reality

(knowledge + skill). Artinya, karyawan dengan IQ tinggi dan pendidikan

yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam melakukan

pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang

diharapkan.

2. Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam

menghadapi situasi (situation) kerja. Sikap mental itu sendiri merupakan

kondisi mental yang mendorong diri karyawan untuk berusaha mencapai

prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang karyawan harus

Page 61: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

42

siap secara psikosifisik (sikap mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya

seorang pegawai harus siap secara mental, maupun secara fisik,

memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, juga mampu

memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

3. Indikator Kinerja

Kinerja karyawan pada dasarnya diukur sesuai dengan kepentingan

perusahaan, sehingga indikator dalam pengukurannya disesuaikan dengan

kepentingan perusahaan itu sendiri. Mondy, et al. (1999) dalam Priansa

(2014) menyatakan bahawa pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan

menggunakan dimensi:

a. Kuantitas pekerjaan (Quantity of Work)

Kuantitas pekerjaan berhubungan dengan volume pekerjaan dan

produktivitas kerja yang dihasilkan oleh karyawan dalam kurun waktu

tertentu.

b. Kualitas pekerjaan (Quality of Work)

Kualitas pekerjaan berhubungan dengan pertimbangan ketelitian, presisi,

kerapian, dan kelengkapan di dalam menangani tugas-tugas yang ada di

organisasi.

c. Kemandirian (Dependability)

Kemandirian berkenaan dengan pertimbangan derajat kemampuan

karyawan untuk bekerja dan mengemban tugas secara mandiri dengan

meminimalisir bantuan orang lain. Kemandirian juga menggambarkan

kedalam komitmen yang dimiliki oleh pegawai.

Page 62: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

43

d. Inisiatif (Initiative)

Inisiatif berkenaan dengan pertimbangan kemandirian, fleksibilitas

berfikir, dan kesediaan untuk menerima tanggung jawab.

e. Adaptabilitas (Adaptability)

Adaptabilitas berkenaan dengan kemampuan untuk beradaptasi,

mempertimbangkan kemampuan untuk bereaksi terhadap mengubah

kebutuhan dan kondisi – kondisi.

f. Kerjasama (Cooperation)

Kerjasama berkaitan dengan pertimbangan kemampuan untuk

bekerjasama, dan dengan orang lain.

Menurut Wibowo (2016) terdapat tujuh indikator kinerja, yaitu:

a. Tujuan

Tujuan yaitu suatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa

akan datang yang menunjukkan arah ke mana kinerja harus dilakukan.

b. Standar

Standar mempunyai arti penting karena memberitahukan kapan suatu

tujuan dapat diselesaikan. Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan

yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui

kapan suatu tujuan tercapai.

c. Umpan balik

Antara tujuan, standar, dan umpan balik bersifat saling terkait. Umpan

balik melaporkan kemajuan, baik kualitas maupun kuantitas, dalam

mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar. Umpan balik

Page 63: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

44

merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan

kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan, dengan umpan balik

dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan

perbaikan kinerja.

d. Alat atau sarana

Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk

membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana

merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa alat atau

sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya. Tanpa alat tidak mungkin

dapat melakukan pekerjaan.

e. Kompetensi

Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi

merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan

pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. Kompetensi

memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan

pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

f. Motif

Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan

sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan dengan

insentif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan

menantang, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan balik,

memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan

Page 64: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

45

pekerjaan, menyediakan sumber daya yang diperlukan dan

menghapuskan tindakan yang mengakibatkan disintensif.

g. Peluang

Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi

kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada adanya

kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan

kemampuan untuk memenuhi syarat.

Koopmans, et al. (2014) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang

memengaruhi kinerja, yaitu:

1. Kinerja tugas, dimensi ini mengukur kecakapan atau kompetensi individu

terkait tugas utama mereka. Contohnya kuantitas, kualitas dan

pengetahuan tentang pekerjaan.

2. Kinerja kontekstual, yaitu perilaku yang mendukung lingkungan

perusahaan, lingkungan sosial, dan lingkungan psikologis tempat mereka

bekerja. Contohnya mengerjakan tugas tambahan, kemampuan

berkomunikasi dan melatih karyawan baru.

3. Perilaku kerja tidak produktif, yaitu perilaku yang mengganggu dan

dapat membahayakan perusahaan atau instansi. Contohnya absen,

mencuri di tempat kerja, penyalahgunaan jabatan, dan tidak mengerjakan

tugas.

Page 65: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

46

Adanya ukuran pencapaian kinerja yang sudah ditetapkan, maka langkah

berikutnya dalam mengukur kinerja karyawan adalah mengumpulkan

informasi yang berhubungan dengan hal tersebut selama periode tertentu,

dengan membandingkan hasil ini dengan standar yang dibuat oleh periode

waktu yang bersangkutan, maka dapat diketahui kinerja dari seorang

karyawan. Pengukuran tentang kinerja karyawan tergantung kepada jenis

pekerjaannya dan tujuan dari perusahaan yang bersangkutan.

C. Penelitian Terdahulu

TABEL 2.2 PENELITIAN TERDAHULUNo Peneliti Judul Penelitian Hasil1. Anjani, et al.

(2014)PengaruhKeselamatan danKesehatan KerjaTerhadap KinerjaKaryawan padaKaryawan BagianProduksi PT.International PowerMitsui Operation andMaintenanceIndonesia

Penelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif dan SPSS Versi 16. Sampelberjumlah 41 karyawan. Keselamatan danKesehatan Kerja secara simultan memilikipengaruh yang signifikan terhadap KinerjaKaryawan. Secara parsial variabelKeselamatan Kerja berpengaruh signifikanterhadap variabel Kinerja Karyawan danVariabel Kesehatan Kerja secara parsialberpengaruh signifikan terhadap variabelKinerja Karyawan.

2. Dewi(2006)

PengaruhKeselamatan danKesehatan Kerja (K3)Terhadap KinerjaKaryawan Pada PT.EcerogenOleochemicalsMedan Plant.

Penelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif. Sampel berjumlah 37 karyawan.Penelitian ini menggunakan SPSS Versi 12.Keselamatan dan Kesehatan Kerja secarabersama – sama berpengaruh signifikanterhadap Kinerja.

3. Ilfani danNugraheni(2013)

PengaruhKeselamatan danKesehatan KerjaTerhadap KinerjaKaryawan (Studipada PT. Apac AntiCorpora Bawen JawaTengah UnitSpinning 2)

Penelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif. Sampel berjumlah 81 karyawan.Keselamatan dan Kesehatan kerja, secarasimultan berpengaruh signifikan terhadapvariabel dependen Kinerja Karyawan.secara parsial variabel Keselamatan danKesehatan kerja memiliki pengaruh positifdan signifikan terhadap variabel KinerjaKaryawan.

Page 66: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

47

TABEL 2.2 REFERENSI PENELITIAN TERDAHULU (LANJUTAN)No Peneliti Judul Penelitian Hasil4. Kaynak, et al.

(2016)Effects ofOccupational Healthand Safety Practiceson OrganizationalCommitment, WorkAlienation, and JobPerformance: Usingthe PLS-SEMApproach

Membahas tentang Pengaruh Keselamatandan Kesehatan Kerja Praktek KomitmenOrganisasi, Kerja Alienasi, dan PrestasiKerja: Menggunakan Pendekatan PLS-SEMpada 389 karyawan.

5. Koopmans,et al. (2014)

Construct Validity ofthe Individual WorkPerformanceQuistionnaire

Membahas tentang validitas IndividualWork Performance Quistionnaire (IWPQ)pada 1.424 pegawai dari berbagai sektorpekerjaan di Belanda. Secara keseluruhan,IWPQ mengindikasikan gagasan validitasyang dapat diterima. Para peneliti diberikansebuah instrumen pengukuran kinerja yangvalid dan reliabel, serta dapat digunakanuntuk pegawai dengan sektor pekerjaanyang berbeda.

D. Rerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan teori tentang keselamatan dan kesehatan kerja serta

kinerja karyawan diatas, berikut kerangka pikir penelitian ini:

Gambar 2.1 : Bagan Rerangka Pikir

Pengaruh pelaksanaan K3 terhadap kinerja karyawan

Keselamatan dan kesehatan kerja

1. Pencegahan bahaya kerja2. Prosedur keselamatan dan

manajemen resiko3. Mendukung keselamatan

kerja perusahaan4. Mendukung pertolongan

pertama dan pelatihan5. Peraturan keselamatan dan

kesehatan(Kaynak, et al. 2016)

Kinerja Karyawan

1. Kinerja tugas2. Kinerja kontekstual3. Perilaku kerja tidak

produktif(Koopmans, et al. 2014)

Page 67: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

48

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berpengaruh positif terhadap Kinerja

Karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan.

Page 68: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

40

Page 69: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

III. METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian ini akan mengambil populasi pada karyawan Satuan Kerja K3L dan

Security, SDM dan Umum, Humas dan Bina Lingkungan, Keuangan,

Pergudangan, Laboratorium, Operasi Group A, Perawatan Perencanaan dan

Inspeksi (PP & I), dan Bengkel pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit

Pelabuhan Tarahan yang berlokasi di Jl. Soekarno Hatta KM. 15 Tarahan, Bandar

Lampung.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, karena

penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat

Umar (2010) yang mengemukakan pendekatan kuantitatif disusun untuk

membangun atau memperoleh ilmu pengetahuan keras (hard science) yang

berbasis pada objektivitas dan kontrol yang beroperasi dengan aturan-aturan ketat,

termasuk mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum, aksioma, dan prediksi.

Penelitian harus mendefinisikan variabel penelitian, mengembangkan instrumen,

mengumpulkan data, melakukan analisis atas temuan, melakukan generalisasi

dengan cara pengukuran yang sangat hati-hati dan objektif. Menurut Sugiyono

(2013) peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang

Page 70: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

50

diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada

variabel independen dan dependen. Variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa

besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

C. Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua, dalam penelitian ini sumber data yang

digunakan adalah:

1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung melalui

observasi, pembagian angket atau kuesioner kepada karyawan. Data primer

berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a) Data kualitatif

Bersifat tidak terstruktur sehingga variasi data dari sumbernya mungkin

sangat beragam. Data ini diperoleh langsung dari PT Bukit Asam (Persero)

Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan seperti gambaran umum perusahaan, hasil

kuesioner, dan informasi-informasi lainnya yang menunjang penelitian ini.

b) Data kuantitatif

Bersifat terstruktur sehingga mudah dibaca peneliti. Data kuantitatif yaitu

data yang dapat dihitung berupa angka-angka yang diperoleh langsung

dari PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan seperti jumlah

karyawan, absensi karyawan, dan data – data lainnya yang menunjang

penelitian ini.

Page 71: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

51

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah

ada atau data yang secara tidak langsung berhubungan dengan responden

yang diteliti dan merupakan pendukung bagian dari penelitian yang

dilakukan, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan tempat dilakukannya

penelitian. Data sekunder dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Data internal, yaitu data yang sifatnya internal atau dari dalam

perusahaan yang bersangkutan.

b. Data eksternal, yaitu data yang sifatnya eksternal atau data yang telah

disediakan oleh pihak tertentu diluar perusahaan.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Sampel yang diambil dari populasi harus

representatif (mewakili). Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel

menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive

sampling yaitu pengambilan sampel yang membatasi kriteria – kriteria khusus

Page 72: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

52

seseorang yang memberikan informasi yang dibutuhkan. Sampel dalam penelitian

ini mempunyai kriteria tertentu, adapun kriteria tersebut sebagai berikut:

a. Responden yang berada dalam 9 satuan kerja yang menerapkan K3, yaitu K3L

dan Security, SDM dan Umum, Humas dan Bina Lingkungan, Keuangan,

Pergudangan, Laboratorium, Operasi Group A, Perawatan Perencanaan dan

Inspeksi (PP & I), dan Bengkel.

b. Minimal lama bekerja responden 2 tahun.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 125 responden sesuai

dengan jumlah karyawan pada 9 Satuan Kerja tersebut yaitu 125 karyawan.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Sugiyono (2013) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Variabel penelitian yang digunakan adalah:

1. Variabel bebas (Independent variable)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

antecedent, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat).

Page 73: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

53

Sistem manajemen K3 merupakan gabungan antara perencanaan dan

pembahasan, pengaturan manajemen perusahaan, pengaturan forum

konsultasi, dan unsur – unsur program khusus yang bekerja sama

secara terpadu dalam menigkatkan pelaksanaan K3 (Kaynak, et al.

2016).

2. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya varabel bebas.

Kinerja individu merupakan perilaku atau tindakan yang relevan

dengan tujuan perusahaan (Koopmans, et al. 2014).

2. Definisi Operasional dan Variabel

Definisi operasional variabel merupakan penjelasan dari masing-masing

variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator

yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

TABEL 3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONALVariabel Definisi Variabel Indikator Pengukuran

Keselamatandan kesehatankerja

Gabungan antara perencanaandan pembahasan, pengaturanmanajemen perusahaan,pengaturan forum konsultasi,dan unsur – unsur programkhusus yang bekerja samasecara terpadu dalammenigkatkan pelaksanaan K3(Kaynak, et al. 2016).

1. Pencegahan bahayakerja

2. Prosedur keselamatandan manajemen resiko

3. Mendukung keselamatankerja perusahaan

4. Mendukung pertolonganpertama dan pelatihan

5. Peraturan keselamatandan kesehatan

Kaynak, et al. (2016)

Skala Likert

Page 74: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

54

TABEL 3.1VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL (LANJUTAN)

Variabel Definisi Variabel Indikator PengukuranKinerjakaryawan

Perilaku atau tindakan yangrelevan dengan tujuanorganisasi.Koopmans, et al.(2014)

1. Kinerja tugas2. Kinerja kontekstual3. Perilaku kerja tidak

produktifKoopmans, et al. (2014)

Skala Likert

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara terperinci dan baik, peneliti menggunakan

berbagai metode, yaitu:

1. Penelitian kepustakaan (Library research)

Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur dari buku bacaan

yang berhubungan dengan penulisan skripsi.

2. Penelitian lapangan (Field research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan penelitian langsung pada PT

Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan dengan metode:

a. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur (unstructured interview) adalah wawancara

yang diadakan dengan sejumlah pertanyaan yang tidak berurutan atau

dengan pertanyaan yang tidak terencana untuk ditanyakan pada responden.

b. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang karyawan, tingkat

absensi, serta hal-hal yang berkaitan dengan penulisan skripsi.

c. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2011) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

Page 75: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

55

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Bagian pertama

berisi pernyataan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang mengadopsi

dari “Effects of Occupational Health and Safety Practices on

Organizational Commitment, Work Alienation, and Job Performance: Using

the PLS-SEM Approach” (Kaynak, et al. 2016). Bagian kedua berisi

pernyataan tentang kinerja karyawan yang mengadopsi dan

mengembangkan dari Individual Work Performance Questionaire atau

IWPQ (Koopmans, et al. 2014).

Penyebaran kuesioner merupakan mekanisme pengumpulan data yang

efisien, karena kuesioner dapat dibagikan langsung, disuratkan atau

disebarkan melalui email kepada responden. Pengukuran kuesioner pada

penelitian ini menggunakan skala likert, skor yang diberikan pada setiap

jawaban responden adalah:

Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

Jawaban Setuju (S) diberi skor 4

Jawaban Netral (N) diberi skor 3

Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

d. Observasi

Sugiyono (2011) observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai

ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu

wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu

berkomunikasi dengan orang, maka observsi tidak terbatas pada orang,

tetapi juga obyek – obyek alam yang lain.

Page 76: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

56

G. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Umar (2010) uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada

pertanyaan – pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti

karena dianggap tidak relevan. Pengujian dilakukan secara statistik, yang

dapat dilakukan melalui bantuan SPSS. Teknik uji validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis faktor dengan

bantuan software SPSS versi 17. Pengukuran tingkat interkorelasi antar

variabel dan dapat atau tidaknya dilakukan analisis faktor menggunakan

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Bila

nilai faktor loading lebih besar dari 0,5 maka proses analisis dapat

dilanjutkan. Validitas suatu butir kuesioner dapat diketahui jika nilai faktor

loading > 0,5. Bila terdapat nilai faktor loading < 0,5 maka variabel

dengan nilai tersebut harus dikeluarkan dan begitu seterusnya sampai tidak

ada lagi nilai faktor loading < 0,5.

2. Uji Reliabilitas

Umar (2010) uji reabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen

yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling

tidak oleh responden yang sama. Misalnya seseorang yang telah mengisi

kuesioner dimintakan mengisi lagi karena kuesioner pertama hilang. Isian

kuesioner pertama dan kedua haruslah sama atau dianggap sama.

Pengujian reliabilitas terhadap semua item atau pernyataan yang

dipergunakan pada penelitian ini akan menggunakan formula Cronbach

Page 77: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

57

Alpha dengan bantuan SPSS versi 17, yang secara umum dianggap reliabel

apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6.

R = 1 − ∑ ²²Keterangan:R = reliabilitas instrumen

k = banyaknya jumlah pertanyaan∑ ² = jumlah varian butir² = varian total

Uji reliabilitas diukur dengan kriteria berikut:

a. Apabila r > rtabel, maka instrumen dapat dikatakan reliabel.

b. Apabila r > rtabel, maka instrumen dapat dikatakan tidak

reliabel.

3. Uji Normalitas

Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa statistik parametris mensyaratkan

bahwa setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal,

untuk itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka kenormalan data

harus diuji terlebih dahulu. Uji normalitas dilakukan pada kedua variabel

yang akan diteliti dan distribusi normal jika Sig > 0,05.

Page 78: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

58

H. Analisis Data

1. Analisis Deskripsi Hasil Survei

Sugiyono (2013) analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi

diantara variabel keselamatan dan kesehatan kerja terhadap Kinerja

karyawan pada PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan

dengan terlebih dahulu menyebar kuesioner. Data yang diperoleh dari

penyebaran kuesioner tersebut, kemudian dihitung dengan menggunakan

rumus analisis regresi linier sederhana, yaitu:

Y = a + β X

Keterangan:

Y = Kinerja Karyawan

a = Konstanta atau bila harga X = 0

β = Koefisien regresi

X = Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Page 79: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

59

I. Uji Hipotesis

1. Uji t (parsial)

Ghozali (2009) rumus uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen secara parsial atau masing-masing terhadap variabel dependen,

dikatakan berpengaruh signifikan apabila sig < α Pengujian ini dilakukan

dengan tingkat keyakinan 95%, dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

t =

Keterangan:

t = besarnya t hitung

b = koefisien regresi variabel independen

n = standar deviasi koefisien regresi variabel independen

Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

a. Jika t hitung> t tabel (0,05), maka H₀ tidak didukung, Ha didukung.

b. Jika t hitung< t tabel (0,05), maka H₀ didukung, Ha tidak didukung.

Page 80: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

V. SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pelaksanaan

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan PT Bukit

Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. K3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT Bukit

Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan. (Hipotesis didukung)

2. Indikator K3 yang paling berpengaruh adalah indikator pencegahan bahaya

kerja dan indikator peraturan keselamatan dan kesehatan.

B. Saran

Beberapa hal yang dapat menjadi masukan pada penelitian ini berdasarkan hasil

dan pembahasan yang telah dipaparkan adalah:

1. Karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan sebaiknya

lebih memahami prosedur yang relevan dari setiap tugas yang diberikan

perusahaan, sehingga dapat mendukung peningkatan kinerja.

2. Karyawan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan sebaiknya

lebih meningkatkan tantangan baru dalam pekerjaan, sehingga dapat

menambah pengalaman yang dapat melatih kemampuan.

Page 81: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

87

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini terdapat keterbatasan yang perlu disampaikan sebagai bahan

pertimbangan bagi penelitian berikutnya:

1. Lingkup penelitian ini terbatas pada satu tempat saja yaitu PT Bukit Asam

(Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yang berada pada 9 satuan kerja,

sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan.

2. Pengukuran variabel dalam penelitian ini hanya menggunakan kuesioner,

sehingga kemungkinan jawaban dari responden tidak mencerminkan keadaan

yang sebenarnya dikarenakan kondisi-kondisi tertentu para responden.

Page 82: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

DAFTAR PUSTAKA

Anjani, M., Utami Hamidah Nayati, Prasetya Arik. 2014. “Pengaruh Keselamatandan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada KaryawanBagian Produksi PT. International Power Mitsui Operation andMaintenance Indonesia (IPMOMI) Palton)”. Jurnal Administrasi Bisnis(JAB). Vol. 9, No.1, Hal.1-9.

Anonim. 2012. “Undang – Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan”.http://www.hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_13_03.htm. Diakses 20 September2016.

Bakti, Zainal. 2014. “Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(SMK3) Sesuai PP No.50 Tahun 2012”.http://www.a2k4-ina.net/informasi/163-sistim-manajemen-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-smk3-sesuai-pp-no-50-tahun-2012. Diakses 20September 2016.

Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Erlangga.

BPJS. 2016. “Jumlah Kecelakaan Kerja di Indonesia Masih Tinggi”.http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/5769/Jumlah-kecelakaan-kerja-di-Indonesia-masih-tinggi.html. Diakses 5 September 2016.

Dewi, Rijuna. 2006. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadapKinerja Karyawan pada PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant.Skripsi. Universitas Sumatera Utara.

Dwomoh, G., Owusu Eric Edwin, Addo Mabel. 2013. “Impact of OccupationalHealth and Safety Polices on Employees Performance in the Ghana’sTimber Industry: Evidence From Lumber and Logs Limited”.International Journal of Education and Research. Vol.1, No.12, Hal.1-14.

Fajar, Siti Al dan Heru, Tri. 2010. Manajemen Sumberdaya Manusia SebagaiDasar Meraih Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Sekolah Tinggi IlmuManajemen YKPN.

Funmilayo, Oketunji Serah. 2014. “Influence of Occupational Health and Safety(OHS) Information Availability and Use on Job Performance of LibraryPersonnel in Public Universities in South-West Nigeria”. EuropanScientific Journal. Vol.10, No.14, Hal.337-350.

Page 83: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Semarang. BP- Universitas Diponegoro.

Ilfani, Grisma dan Nugraheni, Rini. 2013. “Analisis Pengaruh Keselamatan danKesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada PT. Apac IntiCorpora Bawen Jawa Tengah Unit Spinning 2)”. Jurnal Studi Manajemendan Organisasi. Vol.10, No.2, Hal.160-166.

Katsuro, P., Gadzirayi C. T., M. Taruwona, Mupararano Suzanna. 2010. “Impactof Occupational Health and Safety on Worker Productivity : A Case ofZimbawe Food Industry”. Journal of Business Management. Vol.4, No.13,Hal.2644-2651.

Kaynak, R., Toklu Arzu Tuygun, Elci Meral, Toklu Ismail Tamer. 2016. “Effectsof Occupational Health and Safety Practices on OrganizationalCommitment, Work Alienation, and Job Performance: Using the PLS-SEM Approach”. International Journal of Business and Management.Vol.11, No.5, Hal.146-166.

Khan, W.A., Mustaq Talha, Tabassum Anmol. 2014. “Occupational Health,Safety and Risk Analysis”. International Journal of Science, Environmentand Technology. Vol.3, No4, Hal.1336-1346.

Koopmans, L., Claire M. Bernaards, Vincent H. Hildebrandt, Henrica C.W. Vet,Allard J. Beek. 2014. “Construct Validity of the Individual WorkPerformance Quistionnaire”. Journal of Occupational and EnvironmentalMedicine. Vol.56, No.3, Hal.331-337.

Koskela, Marileena. 2014. “Occupational Health and Safety in Corporate SocialResponsibility Reports”. Journal Safety Science. Vol.68, Hal.294-308.

Munandar, M.R,. Astuti Endang Siti, Hakam M. Soe’oed. 2014. “PengaruhKeselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan Insentif Terhadap Motivasi danKinerja Karyawan Studi pada Pekerja bagian Produksi PT. SekawanKaryatama Mandiri Sidoarjo”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 9,No.1, Hal.1-9.

Nunez, Imanol dan Villanueva, Mikel. 2011. “Safety Capital: the Management ofOrganizational Knowledge on Occupational Health and Safety”. Journalof Workplace Learning. Vol. 23, No.1, Hal.56-71.

Priansa, Donni Juni. 2014. Perencanaan dan Pengembangan SumberdayaManusia. Bandung: Alfabeta.

Rachmawati, Ike Kusdyah. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: Andi.

Setiawan, Darmawan Saputra. 2014. “KEPMEN 555.K/26/M.PE/1995 tentangKeselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum”.http://www.darmawansaputra.com/2014/09/kepmen-555k26mpe1995-tentang-keselamtan.html. Diakses 5 September 2016.

Page 84: PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN …digilib.unila.ac.id/26022/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · bahan galian terutama batubara yang memiliki potensi bahaya dan resiko

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (MixedMethods). Bandung: Alfabeta.

Tadarera, Hope. 2012. “Occupational Health and Safety Management Systems:Onstitutional and Regulatory Frameworks in Zimbawe”. InternationalJournal of Human Resource Studies. Vol.2, No.4, Hal.99-117.

Umar, Husein. 2010. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku KaryawanParadigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Edisi 5. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.