pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

111
PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN STRUKTUR DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DENGAN PENGAWASAN INTERNAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG) T E S I S Oleh ANDARIAS BANGUN 077017010/Akt S E K O L A H P A S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran Dan S t r u k t u r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Upload: hadat

Post on 31-Dec-2016

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN STRUKTUR

DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DENGAN PENGAWASAN INTERNAL SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG)

T E S I S

Oleh

ANDARIAS BANGUN 077017010/Akt

S

EK O L A

H

PA

SC A S A R JANA

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 2: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN STRUKTUR

DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DENGAN PENGAWASAN INTERNAL SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG)

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ANDARIAS BANGUN 077017010/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 3: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Judul Tesis : PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN STRUKTUR DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DENGAN PENGAWASAN INTERNAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG)

Nama Mahasiswa : Andarias Bangun Nomor Pokok : 077017010 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui,

Komisi Pembimbing (Erlina, SE.,M.Si.,Ph.D.,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si.,Ak) Ketua Anggota Ketua Program Studi Direktur, (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, MSc) Tanggal lulus : 4 Agustus 2009

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 4: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Telah diuji pada

Tanggal : 4 Agustus 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Erlina, SE.,M.Si.,Ph.D.,Ak Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si.,Ak 2. Prof. Dr. Ade Fatma, MAFIS.,MBA.,Ak

3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak

4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 5: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja managerial SKPD, serta untuk menguji pengawasan internal akan memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi tehadap kinerja managerial SKPD. Penelitian ini merupakan penelitian kausal, dan lokasi penelitian adalah kabupaten Deli Serdang dengan mengambil sampel 31 SKPD dari sebanyak 53 SKPD yang ada. Alat uji atas hipotesis satu adalah uji t untuk pengujian hipotesis secara parsial, dan uji F untuk menguji pengaruh secara simultan, sedangakan untuk pengujian hipotesis dua untuk melihat pengaruh moderating variable digunakan analisa selisih mutlak. Hasil penelitian yang didapat secara parsial, ada variable yang tidak sejalan dengan hipotesis . Pada pengujian hipotesis ke dua didapat hasil bahwa tidak sejalan dengan hipotesis ke dua. Berdasarkan hasol analisis dapat disimpulkan bahwa secara simultan seluruh variable independen berpengaruh tehadap kinerja managerial SKPD, dan hasil analisa secara parsial terdapat satu variable independen yang tidak berpengaruh terhadap kinerja managerial SKPD yaitu kejelasan sasaran anggaran. Begitu juga didapat bahwa pengawasan internal tidak dapat memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur desentralisasi terhadap kinerja managerial SKPD. Kata Kunci : Partisipasi dalam penyusunan anggaran, Kejelasan sasaran anggaran,

Struktur desentralisasi, Pengawasan internal, Kinerja managerial SKPD

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 6: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

ABSTRACT

The objective of this study is to examine the participation in drafting the budgets, to assure the target of budget available and decentralization structure influencing either partially or simultaneously on the performance in Unit Managerial District, as well as to search an internal controlling, and it may modernize the influence of participation in drafting the budget, to assure the target of budget and decentralization structure on the managerial performance in Unit Managerial District.

This study is recognized as a causal research, and the location of study is Deli Serdang District taking a sample of 31 Unit Managerial District by a number 53 Unit Managerial District exited. The test tool on hypothesis one is with t test used in evaluating the hypothesis partially, and F test is used to search its influence simultaneously, while for searching to hypothesis two is to see the influence of moderating variable is as adopted to analyze the difference absolutely. The result of study as obtained partially, there is found a variable not conforming to the hypothesis. Still, on the search to hypothesis two found the result that it is noted not conforming to the hypothesis two.

Refers to the result of analysis is concluded that it simultaneously all independent variable influencing to the managerial performance on Unit Managerial District, and the result of analysis partially on an independent variable is not influencing to any managerial performance on Unit Managerial District, namely to lead the truly target of budget. It is also found that the internal controlling may not lead modernization any influence of participation in drafting the budget, the clarification of budget target, and any decentralization structure on the managerial performance on Unit Managerial District.

Key words : drafting the budget, assure the target of budget, decentralization

structure, internal controlling and managerial performance on Unit Managerial District.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 7: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini

dengan judul “Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran

Anggaran dan Struktur Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial SKPD dengan

Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus pada Pemerintah

Kabupaten Deli Serdang)” sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan studi pada

Sekolah Pascasarjana Program Studi Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam

penyusunan tesis ini, oleh karena itu dengan setulus hati penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A (K), selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi

Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah

banyak membantu dan mengarahkan, membimbing dan memberikan saran kepada

penulis dalam penyusunan tesis ini.

4. Ibu Erlina, SE.,M.Si.Ph.D.,Ak sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah

banyak membantu dan mengarahkan, membimbing dan memberikan saran kepada

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 8: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

penulis dalam penyusunan tesis ini.

5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si.,Ak, selaku Dosen Pembimbing Kedua

yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan penuh kasih

sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada

penulis dalam penyusunan tesis ini.

6. Ibu Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak, Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, dan

Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah

banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.

7. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda (Alm) N.L. Bangun dan

Ibunda Peringeten br Ginting, yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan

kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

Sekolah Pascasarjana ini.

8. Buat Istri tercinta Martianna br Ginting, SE dan anakku yang tersayang

Variananda K br Bangun yang telah memberikan dukungan dan menyemangati

penulis sehingga dapat menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini, semoga dapat

mengikuti sekolah seperti papanya.

9. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran yang

berarti bagi penulis.

10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

banyak membantu dan memberikan saran maupun perhatiannya sehingga

penulisan tesis ini terselesaikan.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 9: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh

penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan dan saran

yang sifatnya membangun. Namun demikian, besar harapan penulis terhadap tesis

yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 4 Agustus 2009

Penulis

Andarias Bangun

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 10: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

RIWAYAT HIDUP

Nama : ANDARIAS BANGUN

Agama : Kristen

Tempat/Tanggal Lahir : Diski, 31 Januari 1962

Jenis Kelamin : Laki-laki

Warga Negara : Indonesia

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Jl. Letjen Jamin Ginting No. 65 Desa Baru

Pancur Batu

Nama Istri : Martianna br Ginting, SE

Anak : Vaniananda K br Bangun

Nama Orang Tua Laki-laki : Alm. N. L. Bangun

Nama Orang Tua Perempuan : Peringeten br Ginting

Riwayat Pendidikan Formal

a. Tahun 1974 : Lulus SD Negeri No. 4 Deli Tua

b. Tahun 1977 : Lulus SMP Negeri Deli Tua

c. Tahun 1981 : Lulus SMA Negeri 6 Medan

d. Tahun 1986 : Lulus Fakultas Ekonomi Jurusan Studi Pembangunan

USU Medan

e. Tahun 2003 : Lulus Fakultas Hukum USU Medan

Pengalaman Kerja

PNS di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 1995 s/d sekarang

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 11: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT .......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ...................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 1.5 Originalitas Penelitian................................................................. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 9 2.1 Landasan Teori............................................................................ 9 2.1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ...................... 9 2.1.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran ..................................... 12 2.1.3 Kejelasan Sasaran Anggaran............................................. 15 2.1.4 Struktur Desentralisasi ...................................................... 17 2.1.5 Pengawasan Intern ............................................................ 20 2.2 Review Penelitian Terdahulu ...................................................... 22 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ....................................... 25 3.1 Kerangka Konsep ...................................................................... 25 3.2 Hipotesis Penelitian..................................................................... 27 BAB IV METODE PENELITIAN.................................................................... 28 4.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 28 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 28 4.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 29 4.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 30 4.5 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ........... 31

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 12: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

4.6 Instrumen Penelitian ................................................................... 34 4.7 Model dan Teknik Analisa Data ................................................. 35 4.7.1 Model Analisa Data .......................................................... 35 4.7.2 Teknik Analisa Data.......................................................... 36 4.7.2.1 Uji Kualitas Data................................................... 36 4.7.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ..................................... 37 4.7.3 Pengujian Hipotesis .......................................................... 39 4.7.3.1 Pengujian Hipotesis 1............................................ 39 4.7.3.2 Pengujian Hipótesis 2............................................ 41 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 42 5.1 Desktiptif Data ............................................................................ 42 5.1.1 Karakteristik Responden ................................................... 43 5.1.2 Uji Response Bias .............................................................. 44 5.2 Analisis Data .............................................................................. 45 5.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data......................... 45 5.2.1.1 Uji Validitas .......................................................... 45 5.2.1.2 Uji Reliabilitas ...................................................... 46 5.3 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 47 5.4 Pengujian Asumsi Klasik ........................................................... 48 5.4.1 Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis 1 ............................... 48 5.4.1.1 Pengujian Normalitas ............................................ 48 5.4.1.2 Pengujian Multikolinearitas .................................. 49 5.4.1.3 Pengujian Heterokedastisitas ................................ 50 5.4.2 Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis 2 .............................. 51 5.4.2.1 Pengujian Normalitas ............................................ 51 5.4.2.2 Pengujian Multikolinearitas .................................. 52 5.4.2.3 Pengujian Heterokedastisitas ................................ 52 5.5 Pengujian Hipotesis..................................................................... 53 5.5.1 Pengujian Hipotesis 1 ........................................................ 53 5.5.2 Pengujian Hipotesis Kedua ................................................ 56 5.6 Hasil Analisis Data...................................................................... 58 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 67 6.1 Kesimpulan ................................................................................. 67 6.2. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 68 6.3. Saran ........................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 13: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman

2.1 Tinjauan atas Penelitian Terdahulu .............................................................. 24

4.1 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 30

4.2 Definisi Operasional Variabel ...................................................................... 33

5.1 Distribusi Kuesioner..................................................................................... 42

5.2 Tingkat Pendidikan Responden.................................................................... 43

5.3 Lama Bekerja Responden............................................................................. 44

5.4 Uji Validitas Variabel................................................................................... 45

5.5 Uji Reliabilitas Variabel ............................................................................... 47

5.6 Deskripsi Statistik ....................................................................................... 47

5.7 Uji Multikolinieritas .................................................................................... 50

5.8 Uji Multikolinieritas .................................................................................... 52

5.9 Ringkasan Pengujian Hipotesis 1 ................................................................ 54

5.10 Ringkasan Pengujian Hipotesis 2 ................................................................. 57

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 14: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................... 25

5.1 Pengujian Normalitas Data........................................................................... 49

5.2 Uji Heterokedastisitas ................................................................................. 50

5.3 Pengujian Normalitas Data .......................................................................... 51

5.4 Pengujian Heteroskedastisitas ..................................................................... 53

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 15: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ........................................................................... 73

2 Rencana Waktu Penelitian .................................................................. 81

3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Penelitian.................... 82

4 Deskriptip Statistik.............................................................................. 86

5 Pengujian Asumsi Klasik Hipotsis 1 .................................................. 87

6 Pengujian Hipotsis 1 ........................................................................... 89

7 Pengujian Asumsi Klasik Hipotsis 2 .................................................. 90

8 Pengujian Hipotsis 2 ........................................................................... 92

9 Deskriptip Item Pertanyaan ................................................................ 94

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 16: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada umumnya ada tiga permasalahan yang biasa dihadapi pemerintah daerah

yaitu ketidakefektifan, inefesiensi dan private inurement (penggunaan dana untuk

kepentingan individu). Hal ini disebabkan karena tidak terdapat mekanisme dasar

pertanggungjawaban yang baku seperti organisasi bisnis. Organisasi pemerintahan

tidak mengenal kepemilikan (self interest) yang dapat memaksakan pencapaian

tujuan. Pemerintah daerah juga tidak mementingkan faktor persaingan yang

seringkali digunakan sebagai alat untuk meningkatkan efesiensi, disamping itu,

pemerintah daerah tidak memilki barometer keberhasilan seperti pada organisasi

bisnis sehingga sulit untuk menentukan tingkat keberhasilan dari pemerinta daerah.

Ada beberapa faktor yang diduga penyebab kinerja pemerintah daerah rendah

diantaranya karena sistem pengelolaan keuangan daerah yang masih lemah dimulai

dalam proses perencanaan dan penganggaran APBD, pelaksanaan/penatausahaan

APBD, pertanggungjawaban yang berupa pelaporan hasil pelaksaaan APBD dan

pengawasan. Dalam proses penganggaran, pemerintah daerah selalu mengalami

keterlambatan di dalam pengesahan perda APBD. Keterlambatan ini menyebabkan

banyak program dan kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan untuk tahun anggaran

berjalan sehingga terjadi keterlambatan pembangunan daerah tersebut.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 17: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Dalam pelaksanaan dan penatausahaan APBD satuan kerja perangkat daerah

masih mengalami kendala, misalkan dalam pemahaman mereka dalam pembuatan

dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan APBD. Misalkan dokumen

Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), surat

pertanggungjawaban (SPJ) dan dokumen pelangkap lainnya. Kendala ini disebabkan

tingkat pemahaman staf yang terlibat atas peraturan tentang pengelolaaan keuangan

daerah masih rendah.

Hampir di semua aspek pengelolaaan keuangan daerah, satuan kerja perangkat

daerah memiliki kelemahan sehingga dapat dikatakan kinerja satuan kerja perangkat

daerah masih rendah. Di satu sisi, semakin meningkat tekanan dari masyarakat agar

pemerintah daerah meningkatkan kinerja dan akuntabilitas demi terwujudnya good

governance menyebabkan pemerintah daerah harus membenahi diri untuk merespon

perubahan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai stakeholder. Satuan kerja

perangkat daerah diharapkan memiliki kinerja yang baik yaitu dengan memperbaiki

kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Pemberian otonomi daerah menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan telah ditetapkan menjadi Undang-

undang, ditekankan pada prinsip demokrasi, keadilan, pemerataan keistimewaan,

kekhususan, memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah, serta partisipasi

masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 18: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Prinsip-prinsip tersebut, telah membuka peluang dan kesempatan yang luas

kepada daerah otonomi untuk melaksanakan kewenangannya secara mandiri, luas,

nyata dan bertanggung jawab dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan melalui peningkatan mutu pelayanan,

pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta daya saing daerah. Dalam

penyelenggraan pemerintahan daerah melalui fungsi-fungsi manajemen yang meliputi

perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan, merupakan sarana yang harus

ada dan dilaksanakan oleh manajemen secara profesional dan dalam rangka

pencapaian sasaran tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam otonomi

daerah struktur organisasi tidak sentralistik melainkan dekosentrasi, yang pada saat

ini Indonesia sedang dalam proses implementasi desentralisasi dengan intensitas yang

tinggi.

Terdapat perbedaan yang mendasar dalam penetapan APBD antara sebelum

dan sesudah otonomi daerah yaitu dalam struktur sentralisasi, penetapan APBD

didasarkan pada Keputusan pihak-pihak tertentu (Kepala Daerah dan Sekretaris

Daerah), masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kurang berperan

dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran sangat diperlukan dalam pengelolaan

sumber daya dengan baik untuk mencapai kinerja yang diharapkan, sedangkan dalam

struktur desentralisasi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) harus berdasarkan partisipasi, kejelasan sasaran anggaran dan struktur yang

terdesentralisasi yang berlandaskan pada:

1

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 19: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

1. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Cq. UU No. 12 tahun 2008

tentang Perubahan kedua atas UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.

2. UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

3. UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

4. UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara.

5. UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

6. UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Daerah.

7. PP No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.

8. PP No. 58 tahun 2005 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

9. PP No. 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

10. PP No. 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah.

11. PP No. 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat.

12. PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

13. Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

cq. Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri No. 13

tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Anggaran menjadi sangat penting dan relevan di Pemerintahan daerah, karena

anggaran berdampak terhadap kinerja pemerintah yang dikaitkan dengan fungsi

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 20: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

pemerintah dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Anggaran merupakan alat

untuk mencegah informasi asimetri dan perilaku disfungsional dari pemerintah daerah

(Yuhertiana, 2003) serta merupakan proses akuntabilitas publik (Bastian, 2001).

Disamping itu, anggaran merupakan dokumen/kontrak politik antara pemerintah dan

DPRD untuk masa yang akan datang (Mardiasmo, 2002). Selanjutnya DPRD akan

mengawasi kinerja pemerintah melalui anggaran. Bentuk pengawasan ini sesuai

dengan agency theory, dimana pemerintah sebagai agent dan DPRD sebagai

principal. Fungsi pengawasan DPRD terhadap Pemerintah Daerah bersifat

pengawasan kebijakan dan bukan pengawasan teknis.

Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah oleh Pemerintah,

Gubernur dan Bupati/Walikota adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk

manjamin agar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pemerintahan desa

berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan,

termasuk dalam hal penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran yang telah

ditetapkan. Pengawasan ini dilakukan oleh aparat pengawas intern pemerintah sesuai

dengan bidang kewenangannya masing-masing. Disamping pengawasan tersebut

pengawasan oleh masyarakat (sosial kontrol) diperlukan dalam mewujudkan peran

serta masyarakat guna menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif,

efisien, bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Kenis (1979) mengatakan terdapat 2 (dua) karakteristik sistem penganggaran

yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran. Dalam

penyusunan APBD, pemerintah daerah telah menerapkan partisipasi setiap satuan

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 21: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

kerja dalam penyusunan anggaran. Masing-masing SKPD memuat Rencana Kerja

Anggaran (RKA) yang biasa disebut RKA SKPD. Dalam RKA SKPD, masing-

masing SKPD telah memuat indikator kinerja yang akan dicapai untuk setiap program

dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam RKA telah memuat input, output dan

outcome dari masing-masing program dan kegiatan, jadi dalam RKA telah memuat

sasaran anggaran.

Berdasarkan fenomena di atas dan peneliti termotivasi untuk meneliti lebih

lanjut tentang hubungan partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur

organisasi yang terdesentralisasi dengan kinerja manajerial pemerintah daerah dengan

menambahkan pengawasan internal pemerintah (Inspektorat) sebagai variabel

pemoderasi.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan

struktur desentralisasi berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap

kinerja menejerial SKPD ?

2. Apakah pengawasan internal akan memoderasi pengaruh partisipasi penyusunan

anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur desentralisasi terhadap

kinerja manajerial SKPD ?

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 22: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

1.3 Tujuan Penelitian.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji partisipasi dalam peyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggran

dan struktur desentralisasi berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap

kinerja manajerial SKPD.

2. Untuk menguji pengawasan internal akan memoderasi pengaruh partisipasi

penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur desentralisasi

terhadap kinerja manajerial SKPD.

1.4 Manfaat penelitian.

Adapun manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yang berarti

yaitu:

a. bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penganggaran

sektor publik sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta

meningkatkan kemampuan analisis tentang APBD;

b. bagi pemerintah daerah dalam hal ini SKPD yang terdapat pada Kabupaten Deli

Serdang diharapkan sebagai sumbangan pikiran di dalam penyusunan anggaran

yang pada akhirnya mampu menyusun anggaran SKPD yang sesuai dengan

ketentuan.

c. bagi akademis diharapkan dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya

terutama pada bidang penelitian yang sama.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 23: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

1.5 Originalitas Penelitian.

Penelitian tentang hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran,

kejelasan sasaran anggaran, struktur desentralisasi dengan kinerja manajerial telah

banyak dilakukan, namun penelitian pada Pemerintah Daerah masih sangat terbatas

antara lain Syafruddin (2005) telah melakukan penelitian tentang pengaruh moderasi

inovasi pada hubungan partisipasi anggaran, struktur desentralisasi dan kinerja

manajerial pada Pemerintah Daerah. Kemudian Abdul Halim dan Suhartono (2005)

melakukan penelitian tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kejalan

sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial Pemerintahan adalah dengan motivasi

sebagai variabel pemoderasi. Sedangkan Penelitian yang dilakukan sekarang ini

merupakan lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan lanjutan dari penelitian yang

telah dilakukan Syafaruddin (2005) dan juga penelitian yang telah dilakukan oleh

Abdul Halim dan Suhartono (2005), dengan memasukkan partisipasi penyusunan

anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja,

manajerial dengan mengganti variabel baru yaitu pengawasan internal sebagai

variabel moderating.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya

dilakukan terletak pada lingkup penelitian (sebelumnya hanya tiga dan empat variabel

penelitian), daerah penelitian, periode waktu penelitian serta model penelitian yang

digunakan.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 24: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Berdasarkan pasal 1 ayat (9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dimaksudkan dengan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut dengan APBD

adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang harus disetujui bersama

oleh pemerintah daerah dengan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

Penyusunan APBD itu sendiri merupakan suatu proses yang panjang melalui

beberapa tahapan yang dimulai dengan penjaringan aspirasi masyarakat (jaring

asmara) yang kemudian dibahas melalui Rapat koordinasi Pembangunan (Rakorbang)

pada tiap tingkatan.

Adapun Rakorbang pada tiap tingkatan mulai dari tingkat desa, Kecamatan

dan Kabupaten adalah :

1. Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Desa/Kelurahan

diselenggarakan untuk mensinkronkan berbagai Program Pembangunan yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang diperoleh dari penjaringan aspirasi

masyarakat di wilayahnya, menjadi usulan yang terpadu untuk dilaksanakan di

desa/Kelurahan dan atau dibahas dalam forum Musrenbang Kecamatan.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 25: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

2. Musrenbang Kecamatan diselenggarakan untuk mensinkronkan hasil-hasil

perencanaan partisipatif dari tingkat desa/kelurahan dalam satu wilayah

Kecamatan, dengan rencana Pembangunan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kabupaten dilingkup Kecamatan yang bersangkutan sehingga menjadi suatu

usulan yang terpadu untuk dibahas ke Musrenbang Daerah Kabupaten.

9

3. Musrenbang Kabupaten diselenggarakan untuk menghasilkan kesepakatan dan

komitmen diantara para pelaku pembangunan (Pemda, Masyarakat, Perguruan

tinggi, Dunia Usaha) atas program/kegiatan dan anggaran tahunan daerah.

Pengambilan keputusan dilakukan secara partisipatif dengan berpedoman pada

perencanaan pembangunan daerah.

Untuk penyusunan APBD tahun 2008 sebagaimana diamantkan dalam

lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 2007 tentang Pedoman

Penyusunan APBD tahun 2008 disebutkan Langkah-langkah yang harus dilakukan

oleh pemerintah daerah dalam penyusunan APBD tahun anggaran 2008 yaitu :

1. Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)

2. Pembahasan dan penetapan kesepakatan bersama mengenai KUA antara

Pemerintah Daerah dan DPRD.

3. Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

4. Pembahasan dan penetapan kesepakatan bersama mengenai Prioritas Plafon

Anggaran (PPA) antara Pemerintah Daerah dan DPRD.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 26: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

5. Penyusunan dan penyampaian surat edaran kepala Daerah tentang pedoman

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran-Satuan Kerja Pemerintah Daerah

(RKA-SKPD)

6. Pembahasan RKA-SKPD oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dengan

SKPD.

7. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD.

8. Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.

Terkait dengan penganggaran APBD, maka dalam penelitian ini pembahasan

dibatasi pada penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD. Sesuai dengan surat edaran

yang diterima dari kepala daerah, maka masing-masing SKPD menyusun RKA

dengan menggunakan format sebagaimana diatur dalam lampiran Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 sebagai berikut :

1. RKA-SKPD (Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan

SKPD)

2. RKA-SKPD 1 (Rincian Anggaran Pendapatan SKPD)

3. RKA-SKPD 2.1 (Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung)

4. RKA-SKPD 2.2 (Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung

menurut Program dan Kegiatan SKPD)

5. RKA-SKPD 2.2.1 (Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan

Kegiatan)

RKA-SKPD yang didukung oleh rinciannya yaitu RKA-SKPD 1 dan RKA-

SKPD 2.1 dan 2.2 dihimpun oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 27: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah untuk dibahas dan dinilai kesesuaian antara

RKA-SKPD dengan KUA dan PPA. Adapun Format RKA-SKPD sebagaimana

dimuat dalam lampiran Permendagri No. 59 tahun 2007 antara lain berisi nama

program, nama kegiatan, indikator kinerja, tolok ukur kinerja, target kinerja (input,

output dan outcome), objek belanja dan rincian objek belanja serta dilengkapi dengan

nomor rekening Setelah RKA dari Seluruh SKPD dikompilasi oleh Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD) sebagai dasar penyusunan RAPBD, maka struktur APBD

dapat disusun sebagai berikut :

1. Anggaran Pendapatan

2. Anggaran Belanja dan

3. Anggaran Pembiayaan

Proses selanjutnya adalah TAPD mempersiapkan rancangan peraturan daerah

tentang RAPBD, kemudian disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam sidang

paripurna dan ditetapkan menjadi APBD dengan Peraturan Daerah tentang APBD.

2.1.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran

Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua

pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat dan penerima

keputusan dan mengarah pada seberapa besar tingkat keterlibatan aparat pemerintah

daerah dalam menyusun anggaran daerah serta pelaksanaannya untuk mencapai target

anggaran tersebut. Jadi partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat diartikan

merupakan keikutsertaan seseorang dalam menyusun dan memutuskan anggaran

secara bersama. Sukses atau gagalnya para staf dalam suatu SKPD dalam

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 28: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

melaksanakan anggaran adalah merupakan suatu refleksi langsung tentang

keberhasilan ataupun kegagalan manajerial SKPD dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab yang diembannya. Disamping itu tingkat partisipasi para staf dalam

penyusunan anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif serta

kegairahan manajerial SKPD.

Moral kerja yang tinggi merupakan kepuasan seseorang terhadap

pekerjaannya dan rekan sekerjanya. Moral kerja ditentukan oleh seberapa besar

seseorang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi tersebut dan

sejauhmana ia dilibatkan dalam proses penyusunan rencana serta pengambilan

keputusan. Partisipasi ini dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan, yang seluruhnya

dapat disebutkan sebagai partisipasi dalam memecahkan masalah. Kemampuan

mewujudkan dan membina partisipasi salam memecahkan masalah itu, akan

bermuara pada perkembangan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas

secara operasional (Nawawi dan Martini, 2004 ; 171). Penelitian sebelumnya

menunjukkan adanya hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan

kinerja manajerial, seperti Kenis (1979), Brownel (1984), Brownell dan McClunes

(1986), Frucat dan Shearon (1991), Indriantoro (2000), Lusyanda (2001), Adoc

(2002), Syafruddin (2005), Suhartono dan Halim (2005).

Partisipasi aparat pemerintah daerah dalam proses penyusunan anggaran

pemerintah daerah adalah menunjukkan pada beberapa besar tingkat keterlibatan

aparat pemerintah daerah yang terlibat dalam proses penganggaran daerah, diberi

kesempatan untuk ambil bagian dalam pengambilan keputusan melalui negosiasi

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 29: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

terhadap anggaran. Hal ini sangat penting, karena aparat pemerintah daerah akan

merasa produktif dan puas terhadap pekerjaannya sehingga memungkinkan

munculnya perasaan berprestasi yang akan meningkatkan kinerjanya. Kunci dari

kinerja yang efektif adalah apabila tujuan dari anggaran tercapai dan partisipasi dari

bawahan atau para staf memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan (Kenis

1979).

Pada umumnya semakin besar keterlibatan para manajerial SKPD dalam

merumuskan sesuatu hal yang dapat menghasilkan keputusan dalam SKPD, maka

sangat tinggi rasa tanggung jawab mereka untuk mensuksuskan kesepakatan atau

keputusan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Partisipasi ini juga sangat mudah

diterima oleh semua pihak karena mengandung asas musyawarah dan mufakat,

sehingga terdapat kegairahan untuk terus bekerja dalam melaksanakan hal-hal yang

telah disepakati bersama dengan baik, tanpa ada pimpinan atau tidak disamping

mereka (Effendy ; 1989;185).

Melibatkan para manajerial SKPD dalam sistem perencanaan berarti

menghargai kebutuhan untuk sebuah lingkungan kerja yang nyaman dan ramah, yang

mendukung terlaksananya komunikasi yang baik, karena gagasan mereka akan

dihargai dan diterapkan merupakan kepuasan tersendiri. Begitu pula halnya dalam

proses penyusunan anggaran, apabila para manajerial SKPD ikut berpartisipasi umtuk

merumuskannya, maka besar kemungkinan hasil yang akan diperoleh dari realisasi

anggaran jauh lebih baik karena adanya tanggung jawab moril. Bagaimanapun

anggaran hanya efektif jika mendapat dukungan dari semua pihak, dan untuk

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 30: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

mengusahakan supaya anggaran ini mendapat dukungan dari bawahan maka dapat

ditempuh melalui cara penyusunan secara demokratis atau bottom up. Jika ditinjau

dari siapa yang membuat anggaran tersebut, maka penyusunan anggaran dimaksud

dapat dilakukan dengan cara campuran. Penggunaan cara demokrasi inilah yang

dimaksud dengan penyusunan anggaran partisipatif, karena disusun berdasarkan hasil

keputusan bawahan.

2.1.3 Kejelasan Sasaran Anggaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai rencana kerja pemerintah

daerah merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk mencapai tujuan daerah.

Jika kualitas anggaran Pemerintah daerah rendah, maka kualitas fungsi-fungsi

pemerintah cendrung lemah. Anggran daerah seharusnya tidak hanya berisi mengenai

informasi pendapatan dan penggunaan dana (belanja), tetapi harus menyajikan

informasi mengenai kondisi kinerja yang ingin dicapai. Anggaran Pemerintah daerah

harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang diharapkan, sehingga

perencanaan anggaran pemerintah daerah harus bisa menggambarkan sasaran kinerja

secara jelas.

Menurut Kenis (1979), kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauhmana

tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran

tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian

sasaran anggaran tersebut. Oleh sebab itu sasaran anggaran pemerintah daerah harus

dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung

jawab untuk melaksanakannya. Locke (1968) dalam Kenis (1979) menyatakan bahwa

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 31: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

penetapan tujuan spesifik akan lebih produktif. Hal ini akan mendorong karyawan/

Staf untuk melakukan yang terbaik bagi pencapaian tujuan yang dikehendaki

sehingga berimplikasi pada peningkatan kinerja. Beberapa penelitian seperti Lathan

dan Yuki (1975), Streers (1976), Ivancevich (1976) dalam kenis (1979), Darma

(2004) menunjukkan adanya pengaruh positif antara kejelasan sasaran anggaran dan

sasaran anggaran yang spesifik dengan kinerja manajerial.

Locke (1968) dalam Kenis (1979) menyatakan kejelasan sasaran anggaran

disengaja untuk mengatur perilaku pegawai. Ketidak jelasan sasaran anggaran akan

menyebabkan pelaksanaan anggaran menjadi bingung, dan tidak puas dalam bekerja.

Hal ini menyebabkan pelaksana anggaran tidak termotivasi untuk mencapai kinerja

yang diharapkan. Kenis (1979) menemukan bahwa pelaksana anggaran memberikan

realisasi positif dan secara relatif sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan sasaran

anggaran. Reaksi tersebut adalah peningkatan kepuasan kerja, penurunan ketegangan

kerja, peningkatan sikap pegawai terhadap anggaran, kinerja anggaran dan efisiensi

biaya pada pelaksana anggaran secara signifikan jika sasaran anggaran dinyatakan

secara jelas. Kenis juga menyatakan bahwa anggaran tidak hanya sebagai alat

perencanaan dan pengendalian biaya dan pendapatan dalam pusat

pertanggungjawaban dalam suatu organisasi, sisi lain anggaran juga merupakan alat

bagi manajerial SKPD untuk mengkoordinasikan, mengkomunikasikan,

mengevaluasi kinerja dan memotivasi bawahannya. Jones dan Pendelbury (1996)

mengatakan anggaran seharusnya bisa memotivasi secara optimal terhadap pegawai,

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 32: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

begitu juga Mardiasmo (2002) mengatakan anggaran merupakan alat motivasi bagi

pegawai.

Riyanto (2003) menyatakan hubungan karakteristik anggaran, dalam hal ini

kejelasan sasaran anggaran, dengan kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor individual

yang bersifat psychological atribute. Efektif atau tidaknya kejelasan sasaran anggaran

sangat ditentukan oleh psycological atribute, sehingga faktor-faktor individual

tersebut sangat dipengaruhi oleh kejelasan sasaran anggaran dalam menilai kinerja

manajerial SKPD.

Kejelasan sasaran anggaran akan membantu pegawai untuk mencapai kinerja

yang diharapkan, dimana dengan mengetahui sasaran anggaran tingkat kinerja dapat

tercapai. Pencapaian kinerja ini akan terkait dengan motivasi, dimana hal ini

disebabkan dengan motivasi yang tinggi akan membantu pegawai untuk mencapai

kinerja yang diharapkan. Dengan kata lain, kinerja menejerial akan dipengaruhi oleh

kejelasan sasaran anggaran.

2.1.4 Struktur Desentralisasi

Diperkirakan tidak satupun akademisi maupun praktisi di bidang bisnis

termasuk akuntasi yang menolak pernyataan bahwa tingkat atau intensitas partisipasi

anggaran dan derajat struktur organisasi yang terdesentralisasi akan meningkatkan

atau menurunkan kinerja orang yang terlibat dalam partisipasi dan struktur tersebut.

Yang menjadi perhatian dan menimbulkan perbedaan pandangan adalah adanya

faktor-faktor lain yang merupakan faktor moderating ataupun intervening yang

diidentifikasi dan diteliti dalam penelitian sektor publik (Pemerintah Daerah) di

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 33: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Indonesia yaitu hubungan antara partisipasi anggaran dan Struktur organisasi yang

terdesentralisasi dengan kinerja menejerial.

Struktur organisasi desentralisasi secara umum ditujukan dengan pengambilan

keputusan yang terjadi dalam organisasi. Dalam struktur sentralisasi yang tinggi,

sebagian keputusan diambil pada tingkat hirarki organisasi yang tertinggi, dan apabila

sebagian otorisasi didelegasikan pada level yang rendah dalam organisasi, maka

organisasi tersebut lebih desentralisasi.

Adapun definisi desentralisasi menurut Simon (1989) yaitu suatu organisasi

administratif adalah sentralisasi yang luas apabila keputusan yang dibuat pada level

organisasi yang tinggi, desentralisasi yang luas apabila keputusan didelegasikan dari

top menejemen kepada level yang rendah dari wewenang eksekutif. Dengan demikian

desentraslisai akan membuat tanggung jawab yang lebih besar kepada manajerial

SKPD dalam melaksanakan tugasnya, serta memberikan kebebasan dalam bertindak.

Dengan desentralisasi akan meningkatkan independensi manajerial SKPD dalam

berfikir dan bertindak dalam satu tim tanpa mengorbankan kebutuhan organisasi.

Desentralisasi membutuhkan keseimbangan manajerial SKPD yang independen

dengan timnya dan komitmennya pada organisasi.

Siegel dan Marconi (1989) mengemukakan beberapa alasan suatu organisasi

membentuk struktur desentralisasi yaitu :

1. Akan memberikan Top menejemen waktu yang lebih banyak pada keputusan

stratejik jangka panjang dari keputusan operasi

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 34: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

2. Dapat membuat organisasi memberikan respon yang lebih cepat dan efektif pada

suatu masalah

3. Sistem ini tidak memungkinkan untuk mendapatkan seluruh kebutuhan yang

optimal

4. Akan menghasilkan dasar Training yang baik untuk calon Top manajer dimasa

yang akan datang

5. Memenuhi kebutuhan otonomi dan kemudian menjadi alat motivasi yang kuat bagi

Manajerial SKPD

Desentralisasi akan menunjukkan tingkat otonomi yang didelegasikan pada

manajerial SKPD sehingga manajerial SKPD mempunyai tanggung jawab yang lebih

besar terhadap perencanaan dan pengendalian aktivitas operasi serta membutuhkan

informasi yang lebih banyak. Jadi organisasi yang strukturnya lebih terdesentralisasi

seperti pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, para manajerial SKPD mempunyai

otonomi yang lebih besar dalam proses pengambilan atau penetapan keputusan.

Otonomi pengambilan keputusan ini antara lain meliputi tanggung jawab

pimpinan kepala dinas atau badan secara keseluruhan terhadap unit kerja yang

dipimpinnya. Sebelum diberlakukan otonomi daerah tanggungjawab fisik dan

keuangan diemban oleh pimpinan proyek dan bendahara proyek, maka sejak otonomi

daerah Kepala Dinas atau Badanlah yang bertanggung jawab secara langsung

terhadap proyek-proyek tersebut. Dengan otonomi yang semakin tinggi ini, dapat

diprediksikan bahwa Kepala Badan dan Kepala Dinas akan lebih bertanggung jawab,

selanjutnya kinerja manajerial juga menjadi semakin meningkat. Dengan kata lain,

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 35: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

semakin struktur terdesentraslisasi organisasi di pemerintahan daerah, maka semakin

tinggi pula kinerja kepala SKPD dalam menjalankan penelolaan keuangan daerah.

2.1.5 Pengawasan Intern

Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada

penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan diperlukan pada setiap tahap bukan

hanya pada tahap evaluasi saja (Mardiasmo, 2001) Pengawasan yang dilakukan oleh

pelaksanaan APBD dan Pertanggung jawaban APBD. Dengan adanya pengawasan di

setiap tahapan pengelolaan keuangan daerah, maka diharapkan proses pengelolaan

keuangan daerah terutama dalam proses penyusunan anggaran akan memperbesar

pengaruhnya terhadap kinerja manajerial SKPD. Alamsyah (1997) menyebutkan

bahwa tujuan adanya pengawasan APBD adalah untuk : (1) menjaga agar anggaran

yang disusun benar-benar dijalankan, (2) menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai

dengan anggaran yang telah digariskan, dan (3) menjaga agar hasil pelaksanaan

APBD benar-benar dapat dipertanggung jawabkan.

Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintah Daerah berjalan secara

efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi: a)

administrasi umum pemerintahan; b) urusan pemerintahan. penjagaan administrasi

umum pemerintahan dilakukan terhadap: a) kebijakan daerah; b) kelembagaan; c)

pegawai daerah; d) keuangan daerah ; dan e) barang daerah. Pengawasan urusan

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 36: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

pemerintahan dilakukan terhadap: a) urusan wajib; b) urusan pilihan; c) dana

dekosentrasi; d) tugas pembantuan; dan e) kebijakan pinjaman hibah luar negeri.

Sebelum melakukan pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat

Kabupaten disusun rencana pengawasan tahunan dalam bentuk Program Kerja

Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan

dengan berdasarkan atas prinsip keserasian, keterpaduan, menghindari pemeriksaan

berulang-ulang serta memperlihatkan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan

sumber daya pengawasan dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan. PKPT

meliputi: a) ruang lingkup; b) sasaran pemeriksaan; c) skpd yang diperiksa; d) jadwal

pelaksanaan pemeriksaan; e) jumlah tenaga; f) anggaran pemeriksaan; dan g) laporan

hasil pemeriksaan yang diterbitkan.

Selain PKPT sebagai pedoman bagi pejabat pengawas pemerintah dalam

melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah, pejabat pengawas

pemerintah juga berkoordinasi dengan Inspektur Provinsi dan Inspektur Kabupaten/

Kota. Sebagai bentuk konkrit pelaksanaan pengawasan oleh Pejabat Pengawas

Pemerintah yaitu melakukan kegiatan pemeriksaan, monitoring dan evaluasi.

Kegiatan pemeriksaan meliputi :

a. Pemeriksaan secara berkala dan komprehensif terhadap kelembagaan, pegawai

daerah, keuangan daerah, barang daerah, urusan pemerintahan;

b. Pemeriksaan dana dekonsentrasi;

c. Pemeriksaan tugas pembantuan; dan

d. Pemeriksaan terhadap kebijakan pinjaman dan hibah luar negeri.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 37: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap administrasi umum

pemerintahan dan urusan pemerintah. Pejabat Pengawas Pemerintah dalam

melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi berdasarkan petunjuk teknis. Selain

pemeriksaan yang disebut sebelumnya, Pejabat Pengawas Pemerintah dapat

melakukan pemeriksaan tertentu dan pemeriksaan terhadap laporan mengenai adanya

indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme. Hasil Pemeriksaan

Pejabat Pengawas Pemerintah dituangkan dalam bentuk Laporan hasil Pemeriksaan.

Sedangkan monitoring dan evaluasi Pejabat Pengawas Pemerintah dituang dalam

bentuk laporan hasil monitoring dan evaluasi. Laporan Hasil Pemeriksaan Pejabat

Pengawas Pemerintah Inspektorat Jenderal disampaikan kepada Menteri dan

Gubernur dengan tembusan BPK. Laporan hasil pemeriksaan Pejabat Pengawas

Pemerintah Provinsi disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan kepada

Menteri dan BPK Perwakilan. Sedangkan Laporan hasil pemeriksaan Pejabat

Pengawas Pemerintah Inspektorat Kabupaten/Kota disampaikan kepada

Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Gubernur dan BPK Perwakilan.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan anggaran berbasis kinerja telah banyak

dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan Ehrmann Suhartono dan Abdul

Halim, (2005), meneliti pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan

sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial pemerintah daerah dengan motivasi

sebagai variabel pemoderasi, sebagai variabel dependen dalam penelitian tersebut

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 38: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

adalah dependen variabel kinerja manajerial pemerintah daerah, variabel independen

adalah partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran serta variabel

pemoderasi adalah motivasi hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan partisipasi

penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja manajerial Pemerintah Daerah. Motivasi berperan sebagai

pemoderasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja

manajerial pemerintah daerah, sebaliknya motivasi tidak berperan dalam hubungan

antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial pemerintah daerah.

Adapun saran atas penelitian tersebut adalah agar penelitian mendatang diharapkan

mempertimbangkan pencapaian ukuran kinerja manajerial yang lebih obyektif dan

penelitian dengan jangka waktu yang lebih panjang serta dapat menjabarkan desain

penelitian yang lebih fit dengan variabel pemoderasi dalam kaitannya dengan kinerja

manajerial pemerintah daerah.

Syafruddin, (2005), meneliti pengaruh moderasi faktor inovasi pada hubungan

partisipasi anggaran struktur terdesentralisasi dan kinerja manajemen (studi di

organisasi pemerintahan daerah), Variabel independen yang digunakan dalam

penelitian tersebut adalah Struktur organisasi terdesentralisasi (X1) dan partisipasi

anggaran (X2) dan Variabel Dependen yang diguanakan adalah Faktor Komitmen

Organisasi serta Variabel moderating adalah faktor inovasi manajemen, hasil dari

penelitian tersebut menyatakan bahwa pemberian kesempatan pada karyawan pemda

untuk berpartisipasi dan pendelegasian wewenang dalam proses penetapan APBD

meruapakan hal yang penting (necessary) tetapi ini saja belum cukup (sufficient). Ada

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 39: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

faktor lain yang harus diperhatikan adalah faktor yang mampu membangkitkan

motivasi dan membangkitkan daya kognitif mereka, faktor-faktor pemoderasi lain

seperti kompleksitas tugas, gaya kepemimpinan, teknik evaluasi oleh pimpinan,

struktur penghargaan, fokus control karyawan dan lainnya.

Tabel 2.1. Tinjauan atas Penelitian Terdahulu

No Nama

peneliti / Tahun

Topik Penelitian

Variabel yang digunakan

Hasil Penelitian

1

2

Abdul Halim dan Suhartono (2005)

Syafruddin, (2005)

Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhdap kinerja manajerial pemerintah daerah dengan motivasi sebagai variabel pemoderasi pengaruh moderasi faktor inovasi pada hubungan partisipa si anggaran struktur terdesentralisasi dan kinerja manajemen (studi di organisasi pemerintahan daerah),

Dependen variabel: Kinerja Manajerial Pemda Independen variabel: Partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran Variabel pemoderasi: Motivasi

Variabel Dependen: Komitmen Organisasi Variabel independen: Struktur organisasi terdesentralisasi (X1) dan partisipasi anggar an (X2) Variabel pemoderasi: faktor inovasi manajemen

Partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial Pemda. Motivasi berperan sebagai pemoderasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial Pemda, sebaliknya motivasi tidak berperan dalam hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial pemda. pemberian kesempat an pada karyawan pemda untuk berparti sipasi dan pendelegasi an wewenang dalam proses penetapan APBD meruapakan hal yang penting (necessary) tetapi ini saja yang cukup (sufficient).

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 40: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Independen Variabel Dependen Variabel

Kejelasan Sasaran Anggaran X2

Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran X1

Kinerja Manajerial SKPD (Y)

Pengawasan Internal (X4)

Struktur Desentralisasi X3

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, peneliti

mengidentifikasi 3 (tiga) independen variabel yaitu partisipasi dalam penyusunan

anggaran (X1), kejelasan sasaran anggaran (X2) dan struktur desentralisasi (X3) yang

diperkirakan mempengaruhi kinerja manajerial SKPD (Y) baik secara parsial maupun

simultan serta menguji faktor pengawasan internal (X4) yang mempengaruhi

hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran (X1), kejelasan sasaran

anggaran (X2), dan struktur desentralisasi (X3) dengan kinerja manajerial SKPD (Y).

Secara ringkas kerangka konseptual dapat dilihat pada gambar 3.1.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 41: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Dari kerangka konseptual di atas, dapat diuraikan bahwa partisipasi dalam

penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi

diperkirakan mempengaruhi kinerja manajerial SKPD, dengan kata lain partisipasi

penyusunan anggaran, kejelasan susunan anggaran dan struktur desentralisasi yang

merupakan variabel independen akan mempengaruhi kinerja manajerial SKPD

sebagai variabel independen.

Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa pengawasan internal sebagai variabel

independen lainnya dapat memoderasi partisipasi dalam penyusunan anggaran,

kejelasan sasaran anggaran dengan struktur desentralisasi terhadap kinerja menejerial

SKPD. Berkaitan dengan hal tersebut dapat diprediksi bahwa :

1. Semakin tinggi/rendah partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggaran dan struktur desentralisasi maka semakin tinggi/rendah pula kinerja

manajerial SKPD. Jadi tinggi rendahnya tingkat kinerja menejerial SKPD sebagai

variabel independen dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat partisipasi

penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi

sebagai variabel independen.

2. Pengawasan internal sebagai variabel independen lainnya dapat memoderasi

partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur

desentralisasi terhadap kinerja menejerial SKPD.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 42: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

3.2 Hipotesi Penelitian

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

3. Partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur

desentralisasi berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja

manajerial SKPD.

4. Pengawasan internal akan memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan

anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur desentralisasi terhadap kinerja

manajerial SKPD.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 43: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kausal (causal), Umar (2008)

menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel

mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat

eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh

peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung.

Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris

dan menganalisis partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan

struktur desentralisasi sebagai variabel independen terhadap kinerja manajerial SKPD

sebagai variabel dependen dengan pengawasan internal sebagai variabel moderasi

pada Pemerintah Kabuaten Deli Serdang.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yaitu seluruh SKPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten

Deli Serdang dan dibatasi pada kinerja manajerial SKPD dalam penyusunan anggaran

SKPD yaitu Kepala Satuan Kerja selaku pengguna anggaran dan Pejabat

Penatausahaan Keuangan. Sedangkan rencana waktu penelitian yakni selama 16

Minggu (Februari s.d Juni 2009) dengan jadual sebagai berikut selama 20 minggu

(Februari s.d Juli 2009).

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 44: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

4.3 Populasi dan Sampel

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007, tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, jumlah SKPD

di Kabupaten Deli Serdang adalah 53 (lima puluh tiga) SKPD yang terdiri dari

Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, 17 (tujuh belas) Dinas, 8 (delapan) Badan,

3(tiga) Kantor dan Inspektorat serta 22 (dua puluh dua) Kecamatan. Dalam

penelitian, yang menjadi sampel penelitian adalah 31 (tiga puluh satu) SKPD yang

terkait penyusunan anggaran di lingkungan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu

Kepala SKPD atau Pengguna Anggaran dan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-

SKPD) sehingga total populasi yang menjadi sample adalah sebanyak 62 populasi

(dari 31 SKPD).

28

Erlina dan Mulyani (2007) mengatakan jika peneliti menggunakan seluruh

elemen Populasi menjadi data penelitian maka disebut sensus, dan sensus digunakan

jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen sehingga seluruh populasi

yaitu kepala SKPD (pengguna anggaran dan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-

SKPD) berjumlah seluruhnya 62 orang yang dijadikan sampel. Metode yang

digunakan adalah metode survey, dimana menurut Ghozali dan Ikhsan (2006) yaitu

merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 45: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Tabel 4.1. Populasi dan sampel penelitian

Jumlah No Keterangan SKPD Populasi Sampel

1 Badan 8 16 16 2 Dinas 17 34 34 3 Kantor 3 6 6 4 Sekretariat Daerah 1 2 2 5 Sekretariat Dewan 1 2 2 6 Inspektorat 1 2 2

T o t a l 31 62 62

4.4 Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan

dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini

adalah data primer. Indriantoro dan Supomo (1999) menyebutkan data primer

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.

Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode sensus di

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Untuk mendapatkan data dari responden

digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang akan diantar sendiri oleh

penulis dengan 2 tahap yaitu tahap pertama akan dikirim sebanyak 62 kuesioner dan

ditunggu selama 10 hari, jika pengembalian kuesioner pada tahap pertama tidak

mencukupi untuk di uji maka akan dikirim kembali sebanyak 62 kuesioner dan

ditunggu selama 10 hari, sebelum dilakukan pengujian statistik lebih lanjut maka

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 46: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

kedua data responden tersebut terlebih dahulu akan dilakukan uji response bias

karena ada perbedaan waktu pengumpulan data.

4.5 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Ada lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : (1) Kinerja

manajerial SKPD, (2) partisipasi dalam penyusunan anggaran, (3) kejelasan sasaran

anggaran, (4) struktur desentralisasi dan (5) pengawasan internal. Guna memberikan

gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka perlu

diberikan definisi variabel operasional yang akan diteliti sebagai dasar dalam

menyusun kuesioner penelitian, definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kinerja manajerial SKPD (Y) didefinisikan sebagai hasil dari proses aktivitas

manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan dan penganggaran,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan. Pengukuran

variabel ini menggunakan instrumen kuesioner dengan skala interval dan

menunjukkan tingkat kinerja manajerial. Kuesioner ini diadaptasi dari Mahoney

(1963) dengan mempertimbangkan fungsi-fungsi manajerial yang terdapat di

Pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006, dan sebelum dilakukan pengujian statistik lebih lanjut akan

dilakukan uji pra test.

2. Partisipasi dalam penyusunan anggaran (X1) adalah partisipasi manajerial SKPD

dalam proses penganggaran daerah, seperti program dan kegiatan yang akan

dilaksanakan, keikutsertaan dalam menentukan target dan anggaran dan

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 47: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

sebagainya. Untuk mengukur variabel ini digunakan skala interval dan

menunjukkan tingkat partisipasi aparat dalam penyusunan anggaran. Kuesioner

ini merupakan adaptasi yang dikembangkan oleh Milani (1975) dengan

mempertimbangkan fungsi-fungsi menejerial yang terdapat di Pemerintahan

Daerah sesuai dengan Permendagri No. 13 tahun 2006 dan sebelum dilakukan

pengujian statistik lebih lanjut akan dilakukan uji pra test.

3. Kejelasan sasaran anggaran (X2) adalah kondisi kinerja yang akan dicapai yang

tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-

SKPD). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dan

menunjukkan kejelasan sasaran anggaran dalam penyusunan anggaran. Kuesioner

ini merupakan disain sendiri dengan mengacu ke Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 tahun 2006.

4. Struktur terdesentralisasi (X3) adalah proses penentuan kegiatan, penentuan nilai,

penentuan orang yang bertanggungjawab atas program dan kegiatan, menentukan

prioritas program dan kegiatan. Variabel ini diukur dengan skala interval untuk

menunjukkan derajat otoritas yang didelegasikan orang-orang yang terlibat

langsung dalam penyiapan dan proses penyusunan APBD, kuesioner ini

merupakan disain sendiri dengan mengacu ke Permendagri 13 Tahun 2006, dan

sebelum dilakukan pengujian statistik lebih lanjut akan dilakukan uji pra test.

5. Pengawasan Internal (X4) adalah pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat

Kabupaten dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dalam hal ini dibatasi

pada proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah

menjalankan rencana yang telah tertuang dalam APBD secara efisien dan efektif

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 48: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

juga untuk menjamin agar penyusunan anggaran telah mempertimbangkan unsur

efesiensi, efektifitas, dan ekonomis. Variabel ini diukur dengan instrumen yang

dibangun sendiri yang dikembangkan dari variabel ini diukur dengan skala

interval, dan kuesioner untuk ini merupakan disain sendiri dengan mengacu ke

materi pemeriksaan sesuai Permendagri Nomor 23 tahun 2007.

Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel

Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator

Skala Penguk

uran Dependen Variabel

Kinerja Manajerial

SKPD (Y)

Hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan dan penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pengawasan, dan staffing

Indikator kinerja terdiri dari:

1. Efektifitas Hasil Perencanaan

2. Efektifitas Hasil Penganggaran

3. Efektifitas Hasil Penatausahaan

4. Efektifitas Hasil Pelaporan 5. Efektifitas Hasil Pengawasan 6. Efektifitas Hasil Staffing

Interval

Independen Variabel

Partisipasi

dalam penyusuna

n anggaran

(X1)

Partisipasi manajerial SKPD dalam proses penganggaran daerah, seperti program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, keikut sertaan dalam menentukan target dan anggaran dan sebagainya

1. Melibatkan bawahan 2. Memberi kesempatan

bawahan 3. Informasi dari bawahan 4. Kontribusi bawahan dalam

anggaran SKPD

Interval

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 49: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lanjutan Tabel 4.2.

Struktur

terdesentrali sasi (X3)

Proses penentuan kegiatan, penentuan nilai, penentuan orang yang bertanggungjawab atas program dan kegiatan, menentukan prioritas program dan kegiatan

1. Wewenang menentukan jumlah anggaran

2. Wewenng menentukan program dan kegiatan

3. Wewenang menentukan keterlibatan pegawai

4. Wewenang menentukan skala prioritas

5. Wewenang menentukan penambahan dan mutasi pegawai

Interval

Pengawasan Internal

(X4)

Proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah menjalankan rencana yang telah tertuang dalam APBD secara efisien dan efektif, juga untuk menjamin agar penyusunan anggaran telah mempertimbangkan unsur efisiensi, efektivitas dan ekonomis.

1. Monitoring penyusunan anggaran

2. Monitoring pelaksanaan anggaran

3. Monitoring barang milik daerah

4. Review atas laporan keuangan

Interval

4.6 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berhubungan dengan indikator

yaitu kuesioner Kinerja manajerial SKPD, koesioner partisipasi penyusunan

anggaran, kuesioner kejelasan sasaran anggaran, kuesioner struktur desentralisasi dan

kuesioner pengawasan internal yang menghasilkan data interval dengan skor sebagai

berikut:

angka 5 = Sangat Setuju

angka 4 = Setuju

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 50: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

angka 3 = Netral

angka 2 = Tidak Setuju

angka 1 = Sangat Tidak Setuju

4.7 Model dan Teknik Analisa Data

4.7.1 Model Analisa Data

Model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier

berganda dan analisis regresi bertingkat yang dijabarkan dibawah ini :

Model analisis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Model 1 : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Model 2 : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ β3 |X1 - X4| + β4 |X2 - X4|

+ β5 |X3 - X4| + e

Keterangan :

X1 = Partisipasi dalam penyusunan anggaran

X2 = Kejelasan sasaran anggaran

X3 = Struktur desentralisasi

X4 = Pengawasan Internal

|X1 – X4| = Interaksi antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan pengawasan internal

|X2 – X4| = Interaksi antara kejelasan sasaran anggaran dengan pengawasan internal

|X3 – X4| = Interaksi antara struktur desentralisasi dengan pengawasan internal e = Error term

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 51: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

4.7.2 Teknik Analisa Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model

regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis

regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang

dimasukan kedalam serangkaian data. Untuk keabsahan hasil kedua analisis regresi

tersebut terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen pengamatan, uji normalitas

data dan uji asumsi klasik. Pengolahan data menggunakan software SPSS.

4.7.2.1 Uji Kualitas Data

4.7.2.1.1 Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauh mana suatu alat ukur diyakini

dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item pertanyaan/pernyataan

kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas

pertanyaan/ pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson

dengan ketentuan : jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaan/

pernyataan kuesioner valid tetapi sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel,

maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner tidak valid. Selain itu untuk

kuesioner yang di disain sendiri akan dilakukan uji pra test sebelum dilakukan

pengujian statistik lebih lanjut.

4.7.2.1.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabelitas dilakukan untuk menguji kestabilan dan konsistensi

instrument dalam mengukur konsep. Selain itu, pengujian reliabelitas dilakukan untuk

membantu menetapkan kesesuaian pengukur. Pengujian reliabelitas setiap variabel

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 52: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

dilakukan dengan teknik Cronchbach Alpha. Teknik ini merupakan pengujian yang

paling umum dilakukan pada pengujian reliabilitas inter item, yaitu menggunakan

item-item pertanyaan yang berskala multipoint (Sekaran, 1992). Suatu instrumen

dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Cronchbach Alpha lebih besar dari 0,6

(Nunaly, 1967) dalam Imanm Ghozali tahun 2005.

4.7.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi

berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian

normalitas, mulikolinearitas, hetoroskedastisitas.

4.7.2.2.1 Uji Normalitas

Setelah data diuji validitas dan reliabelitas, maka data tersebut diuji

normalitasnya. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang

dilakukan, jika data yang diperoleh itu terdistribusi normal dan variasinya sama,

maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik parametik. Jika data yang

diperoleh itu tidak terdistribusi normal dan/atau variasinya tidak sama, maka

pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik nonparametrik. Pengujian

normaitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (uji KS). Pedoman

pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi

normal dapat dilihat dari :

a. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah

tidak normal.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 53: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

b. Nilai Sig. Atau signifikan atau probablitas >0,05, maka distribusi data adalah

normal.

4.7.2.2.2 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi adanya kolerasi variabel-variabel independen

antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel

bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah

variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesama variabel bebas, maka

konsekuensinya adalah : (1). Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

(2). Nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini

bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel independent.

Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat VIF dan korelasi

diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka terjadi

multikolinieritas diantara variabel independent. Disamping itu, suatu model dikatakan

terdapat gejala Multikolinieritas, jika korelasi diantara variabel independent lebih

besar dari 0,9 (Ghozali, 2001). Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi

Multikolinieritas, yaitu :

a. Mengeluarkan salah satu variabel , misalnya variabel independent A dan B saling

berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model

regresi.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 54: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

b. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge. Dalam

penelitian ini, pengujian asumsi Multikolinieritas akan dilakukan dengan melihat

nilai VIF dan kolerasi diantara variabel bebas.

4.7.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan lainya tetap, maka disebut homoskedisitas. Sebaliknya jika varians

berbeda, maka disebut heterokskedisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heterokskedisitas. Pada penelitian ini, uji heterokskedisitas dilakukan dengan melihat

scatterplot.

4.7.3 Pengujian Hipotesis

4.7.3.1 Pengujian Hipotesis 1

Pengujian hipotesis pertama yaitu untuk melihat apakah ada pengaruh

partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur

desentralisasi terhadap kinerja manajerial SKPD daerah menggunakan analisa regresi

berganda.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata nilai

variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif.

Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban point 4 dan point 5

merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5 adalah

sangat setuju. Untuk menguji hipotesis 1 mengenai pengaruh partisipasi dalam

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 55: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur desentralisasi

terhadap kinerja manajerial SKPD secara simultan dan parsial digunakan pengujian

hipotesis secara parsial dengan uji t, dan secara simultan dengan uji F.

1. Uji t.

Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh

parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi

bahwa variabel lain dianggap konstan. Langkah-langkah dalam pengambilan

keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut :

Ho : ρ = 0 Partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggaran dan struktur desentralisasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja manajerial SKPD.

Ha : ρ ≠ 0 Partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggaran dan struktur desentralisasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

manajerial SKPD.

Nilai t tabel dapat dilihat dengan menggunakan tabel t. Dasar pengambilan

keputusan adalah :

a. Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

b. Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

2. Uji F.

Uji F menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel

dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F

adalah sebagai berikut :

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 56: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Ho : ρ = 0 Partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggaran dan struktur desentralisasi tidak berpengaruh secara simultan terhadap

kinerja manajerial SKPD.

Ha : ρ ≠ 0 Partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggaran dan struktur desentralisasi berpengaruh secara simultan terhadap kinerja

manajerial SKPD.

Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua variabel bebas yang akan

mempengaruhi persamaan regresi.

Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan

berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :

a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.

4.7.3.2 Pengujian Hipotesis 2

Pengujian hipotesis 2 yaitu untuk melihat pengaruh interaksi antara

moderating variabel dengan masing-masing variabel independen terhadap kinerja

manajerial SKPD digunakan analisa selisih mutlak.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 57: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskriptif Data

Jumlah kuesioner yang disebar kepada responden adalah sebanyak 62

kuesioner dan dilakukan satu tahap. Kemudian sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan, kuesioner dijemput kembali. Dari 62 kuesioner yang dikirim/dibagikan

yang kembali sebanyak 57 dan yang cacat sebanyak 2 Jadi kuesioner yang bisa

digunakan untuk melakukan analisis data hanya sebanyak 55 sebagaimana dapat

dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Kuesioner

J u m l a h Kembali No Keterangan

Instansi Sebar Baik Rusak tidak

kembali

1 Sekretariat Daerah 1 2 2 - -

2 Sekretariat Dewan 1 2 2 - -

3 Badan 8 16 14 1 1

4 Dinas 17 34 29 1 4

5 Kantor 3 6 6

6 Inspektorat 1 2 2

Jumlah 31 62 55 2 5

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 58: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Dari tabel 5.1 tentang Distribusi Kuesioner, terlihat bahwa kuesioner yang

disebar sebanyak 62 dan kuesioner yang kembali dalam keadaan baik 55 atau

sebanyak 89%, sedangkan kuesioner yang kembali dalam keadaan rusak 2 atau 3 %.

5.1.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data

tentang demografi responden penelitian yang terdiri dari: (1) Tingkat pendidikan, (2)

jabatan responden, (3) pangkat dan golongan, (4) lama bekerja, dan (5) diklat yang

diikuti. Tabel 5.2 sampai 5.6 menyajikan ringkasan demografi responden.

Tabel 5.2. Tingkat Pendidikan Responden

No Latar Belakang Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SLTA 1 1,8 % 2 D3 25 45,5 % 3 S1 27 49,1 % 4 S2 2 3,6 % 5 S3 0 0,0 %

Total 55 100 % Tingkat pendidikan responden relatif tidak tinggi, hal ini dapat dilihat bahwa ada 26

orang atau 47,3 % dari responden mempunyai tingkat pendidikan di bawah S1,

sedangkan tingkat pendidikan S1 keatas sebanyak 29 orang atau 52,7 %.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 59: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Tabel 5.3. Lama Bekerja Responden

No Lama Bekerja Frekuensi Persentase

1 1 – 5 tahun 0 0 %2 6 – 10 tahun 12 21,8 %3 11 – 15 tahun 17 30,9 %

4 16 – 20 tahun 20 36,4 %

5 > 20 tahun 6 10,9 %Total 55 100 %

Dari 55 orang responden diketahui bahwa sebagian besar telah memiliki masa kerja

yang tinggi yaitu 6 orang atau 10,9 % telah memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun,

dan tidak ada yang memiliki masa kerja 1-5 tahun. Sedangkan yang memiliki masa

kerja antara 6-10 tahun dan 11-15 tahun masing-masing sebanyak 12 orang atau

21,8% dan 17 orang atau 30,9% selebihnya sebesar 36,4 % atau sebanyak 20 orang

telah memiliki masa kerja 16-20 tahun.

5.1.2 Uji Response Bias

Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang diantar langsung oleh

peneliti (personally administered). Peneliti menemui setiap responden dan

memberikan kuesioner kepada mereka. Hanya 1 dari kuesioner yang kembali tersebut

yang diterima 8 hari setelah kuesioner diberikan. Karena masa penerimaan kembali

kuesioner yang satu dan lain relatif sama, maka dalam penelitian ini tidak dilakukan

pengujian response bias.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 60: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

5.2 Analisis Data

5.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data

Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian

maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan

uji validitas dan Reliabilitas data. Uji ini perlu dilakukan karena jenis data penelitian

adalah data primer.

5.2.1.1 Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software statistik, nilai

validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka

korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka

instrumen tersebut dikatakan valid. Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan

bahwa seluruh item pertanyaan untuk mengukur variabel penelitian dinyatakan valid.

Hal ini dapat dilihat bahwa r hitung lebih besar r tabel, dimana nilai r tabel untuk

sampel sebanyak 55 adalah 0,204, sebagaimana dapat digambarkan pada tabel 5.4

Tabel 5.4. Uji Validitas Variabel

Variabel Butir Instrumen r hitung R tabel Ket Kinerja Managerial (Y)

a. KM1 b. KM2 c. KM3 d. KM4 e. KM5 f. KM6

0.930 0.896 0.868 0.898 0.842 0.885

0,204 0,204 0,204 0,204 0,204 0,204

Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)

a. Part1 b. Part2 c. Part3 d. Part4 e. Part5 f. Part6

0.683 0.640 0.772 0.813 0.819 0.845

0,204 0,204 0,204 0,204 0,204 0,204

Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 61: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Kejelasan Sasaran Anggaran (X2)

a. SA1 b. SA2 c. SA3 d.SA4 e.SA5 f.SA6

0.766 0.842 0.698 0.766 0.810 0.667

0,204 0,204 0.204 0.204 0.204 0.204

Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Struktur Desentralisasi (X3)

a. Des1 b. Des2 c. Des3 d. Des4 e. Des5 f. Des6

0.391 0.488 0.706 0.428 0.423 0.452

0,204 0,204 0,204 0,204 0,204 0,204

Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Pengawasan Internal (X4)

a. PI1 b. PI2 c. PI3 d. PI4 e. PI5

0.393 0.678 0.656 0.732 0.583

0.204 0.204 0.204 0.204 0.204

Valid Valid Valid Valid Valid

Lanjutan Tabel 5.4.

Sumber : Lampiran 3

5.2.1.2 Uji Reliabilitas

Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas

menunjukkan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan

instrumen tersebut reliabel. Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya

adalah melakukan uji reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki koefisien

Cronbach’s Alpha > 0,6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Hasil

pengujian data menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Hal

ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 62: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Tabel 5.5. Uji Reliabilitas Variabel

Variabel Alpha Cronbach’s

Batas Reliabilitas

Keterangan

Kinerja Manajerial SKPD (Y) Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1) Kejelasan Sasaran Anggaran (X2) Struktur Desentralisasi (X3)

Pengawasan Internal (X4)

0,992 0,914 0,912 0,734 0,815

0,6 0,6 0,6 0,6 0,6

Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Sumber: Lampiran 3

5.3 Diskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh diskripsi data

penelitian sebagai berikut :

Tabel 5.6. Deskripsi Statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kinerja Manajerial SKPD 55 2.00 4.67 3.0428 0.73723 Partisipasi dalam Anggaran 55 2.00 4.83 3.2426 0.72182 Kejelasan Sasaran Anggaran 55 2.00 5.00 3.0241 0.62715 Struktur Desentralisasi 55 2.00 4.50 3.0301 0.62307 Pengawasan Internal 55 2.00 4.20 2.9564 0.56265 Valid N (listwise) 55

Sumber: Lampiran 4

Nilai rata-rata kinerja manajerial SKPD sebesar 3.0428 yang menunjukkan

bahwa kinerja manajerial di Kabupaten Deli Serdang cukup tinggi. KInerja

managerial dipersepsikan tinggi jika mempunyai nilai rata-rata 4. Partisipasi dalam

penyusunan Anggaran responden dengan nilai rata-rata sebesar 3,2426 menunjukkan

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 63: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

bahwa responden mempunyai partisipasi yang cukup tinggi dalam proses penyusunan

anggaran di masing-masing SKPD. Kejelasan Sasaran Anggaran dengan nilai rata-

rata sebesar 3,0241 menunjukkan bahwa tingkat kejelasan sasaran anggaran cukup

jelas. Pengawasan internal yang dilakukan oleh auditor inspektorat di Kabupaten

Deli Serdang dipersepsikan rendah karena hanya memiliki nilai rata-rata dibawah 3

yaitu sebesar 2.9564.

5.4 Pengujian Asumsi Klasik

Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa

dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk

menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi

klasik ini terdiri pengujian normalitas, multikolineariti, dan pengujian

heteroskedastisitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah cross-

section. Oleh kerana itu, pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan.

5.4.1 Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis 1

5.4.1.1. Pengujian Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data

mempunyai distribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai

Kolmogorov Smirnov sebesar 0.987 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,364. Jika

signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka dapat dinyatakan

bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini juga didukung dengan grafik

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 64: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

dimana data mengikuti garis diagonal. Grafik uji normalitas dapat dilihat pada pada

gambar berikut ini.

Gambar 5.1. Pengujian Normalitas Data

5.4.1.2. Pengujian Multikolinearitas

Berdasarkan hasil uji korelasi diantara variabel independen, dapat dilihat

bahwa korelasi diantara variabel tersebut relatif tidak tinggi. Tidak ada korelasi yang

melebihi 0,6 (lihat lampiran 4), hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah

multikolinearitas diantara variabel independen. Pengujian ini didukung dengan nilai

VIF yang relatif kecil, yaitu tidak ada yang lebih besar dari 5 dan nilai Tolerance

tidak kurang dari 0,1.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 65: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Tabel 5.7. Uji Multikolinieritas

Model Unstandardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Tolerance VIF

1 (Constant) ,054 ,344 ,157 ,876 PART ,290 ,111 2,621 ,012 SA ,141 ,130 1,077 ,286 DES ,817 ,128 6,376 ,000

Sumber: Lampiran 4

5.4.1.3. Pengujian Heterokedastisitas

Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi

tidak terjadi heterokedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual

dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan

melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah

pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada

sumbu Y. Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut

ini.

Regression Standardized Predicted Value3210-1-2

Regre

ssion

Stud

entize

d Resi

dual

2

0

-2

-4

Scatterplot

Dependent Variable: KM

Gambar 5.2. Uji Heterokedastisitas

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 66: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

5.4.2 Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis 2

5.4.2.1 Pengujian Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data

mempunyai distribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai

Kolmogorov Smirnov sebesar 0.642 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,237. Jika

signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka dapat dinyatakan

bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini juga didukung dengan grafik

dimana data mengikuti garis diagonal. Grafik uji normalitas dapat dilihat pada pada

gambar berikut ini.

Gambar 5.3. Pengujian Normalitas Data

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 67: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

5.4.2.2. Pengujian Multikolinearitas

Berdasarkan hasil uji korelasi diantara variabel independen, dapat dilihat

bahwa korelasi diantara variabel tersebut relatif tidak tinggi. Tidak ada korelasi yang

melebihi 0,6, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas

diantara variabel independen. Pengujian ini didukung dengan nilai VIF yang relatif

kecil, yaitu tidak ada yang lebih besar dari 5 dan nilai Tolerance tidak kurang dari

0,1.

Tabel 5.8. Uji Multikolinieritas

Model Unstandardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Tolerance VIF 1 (Constant) -,103 ,408 -,253 ,801 PART ,321 ,124 2,593 ,013 SA ,068 ,144 ,470 ,641 DES ,787 ,146 5,399 ,000 PI ,026 ,130 ,198 ,844 INTER3 -,118 ,169 -,699 ,488 INTER1 -,164 ,158 -1,039 ,304 INTER2 ,009 ,147 ,061 ,952

Sumber: Lampiran 7

5.4.2.3. Pengujian Heterokedastisitas

Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi

tidak terjadi heterokedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual

dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan

melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah

pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 68: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

sumbu Y . Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.4 berikut

ini.

Regression Standardized Predicted Value3210-1-2

Regre

ssion

Stud

entize

d Resi

dual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: KM

Gambar 5.4. Uji Heterokedastisitas

5.5 Pengujian Hipotesis

5.5.1. Pengujian Hipotesis 1

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa

model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi berganda,

maka langkah selanjutnya melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis yang akan diuji

adalah partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan

Struktur Desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial SKPD. Ringkasan

hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 69: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Tabel 5.9. Ringkasan Pengujian Hipotesis 1

R = 0,809

a

,054 ,344 ,157 ,876 ,290 ,111 ,284 2,621 ,012 ,580 1,725 ,141 ,130 ,120 1,077 ,286 ,551 1,814,817 ,128 ,690 6,376 ,000 ,579 1,726

(Constant) PART SADES

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: KMa.

Adjusted R2 = 0,633 F = 32.102 Sig. F = 0,000 Sumber: Lampiran 6

Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara

independen variabel dengan dependen variabel. Berdasarkan hasil pengujian,

diperoleh nilai R sebesar 0,809, hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi

dalam penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran dan struktur

desentralisasi mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kinerja manajerial.

Sedangkan nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen. Secara umum R2 untuk data silang (crossection) relatif

rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 70: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai koefisien

determinasi yang tinggi.

Jika independen variabel lebih dari satu, maka sebaiknya untuk melihat

kemampuan varaibel memprediksi variabel dependen, nilai yang digunakan adalah

nilai adjusted R2. Nilai adjusted R2 sebesar 0,633 mempunyai arti bahwa variabel

dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 63,3%. Dengan kata

lain 63,3 % perubahan dalam kinerja manajerial SKPD mampu dijelaskan variabel

partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan stuktur

desentralisasi sisanya sebesar 36,7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan

dalam penelitian ini.

Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung dengan tingkat signifikan

0,000. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka hasil dari model regresi

menunjukkan bahwa ada pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

sasaran anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja manajerial SKPD. Dari

uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh partisipasi

dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi

terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan

maka model penelitian adalah sebagai berikut:

Kinerja = 0.054 + 0.290 Part + 0.141 SA + 0.817 DES + e

Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel kejelasan

sasaran anggaran, partisipasi dalam penyusunan anggaran dan struktur desenttralisasi

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 71: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

menunjukkan angka positip. Berarti bahwa hubungan antara variabel kejelasan

sasaran anggaran, partisipasi dalam penyusunan anggaran dan struktur desentralisasi

dengan kinerja adalah positip yaitu semakin tinggi variabel kejelasan sasaran

anggaran, partisipasi dalam penyusunan anggaran dalam penyusunan anggaran dan

struktur desentralisasi maka semakin tinggi kinerja mereka.

Untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial

terhadap kinerja manajerial, maka dapat dilihat dari nilai signifikansi t hitung

tersebut. Jika nilai signifikansi dari t hitung tersebut lebih kecil dari 0.05, maka dapat

dinyatakan bahwa ada pengaruh variabel tersebut terhadap kinerja manajerial.

Berdasarkan hasil pengujian data, maka dapat dinyatakan bahwa variabel kejelasan

sasaran anggaran tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja

manajerial SKPD. Sedangkan variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran dan

struktur desentralisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

managerial SKPD.

5.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua

Dalam penelitian pengujian efek moderasi dan efek utama dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi moderasian lewat suatu metode yang disebut dengan

analisis regresi berjenjang (hierarchical regression analysis). Metode ini

membutuhkan dua buah persamaan regresi, yatu pertama yang hanya berisi efek-efek

utama dan yang kedua berisi dengan efek-efek utama dan efek moderasi. Persaman

untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 72: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Model I : KM = β0 + β1Part + β2SA + β3DES + e

Model II : KM = β0 + β1Part+ β2SA + β3DES + β4PI + β5│Part-PI│+ β6│SA-PI│+

β7│DES-PI│+ e

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk melihat efek moderasi suatu variable

yaitu sebagai berikut:

a. Efek moderasi dilihat dari kenaikan R2 persamaan regresi yang berisi dengan

efek-efek utama dan efek moderasi dari persamaan regresi yang hanya berisi efek

utama saja

b. Efek moderasi dapat dilihat dari signifikansi koefisien regresi dari interaksi.

Tabel 5.10. Ringkasan Pengujian Hiptesis 2

Koefisien Prob Persamaan 1

Konstanta a -0.059 0.884 Part b1 0.267 0.013 SA b2 0,136 0.308 DES b3 0.784 0.000 PI b4

0.069 0.586

R 0.810 Adjusted R2 0.628 F 23.822 Prob. F 0.000

Persamaan 2 Konstanta a -0.103 0.801 Part b1 0.321 0.013 SA b2 0.068 0.641 DES b3 0.787 0.000 PI b4 0.026 0.844 Interak1 b5 0.164 0.304 Interak2 b6 0.009 0.952 Interak3 b7 -0.118 0.488 R 0.820 Adjusted R2 0.624 F 13.787 Prob. F 0.000

Sumber: Lampiran 8

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 73: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Dari ringkasan hasil pengujian model pertama dapat disimpulkan bahwa

variabel partisipasi dan struktur desentralisasi secara parsial mempengaruhi kinerja

managerial, sedangkan kejelasan sasaran anggaran tidak mempengaruhi kinerja

manajerial SKPD. Pengujian efek utama ini menyimpulkan bahwa variabel

pengawasan internal adalah variabel dependen yang secara bersama-sama

mempengaruhi kinerja manajerial SKPD, tetapi secara parsial pengawasan internal

tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja managerial. Untuk

melihat efek moderasi dari variabel pengawasan internal, maka dilakukan pengujian

terhadap model kedua. Hasil pengujian model kedua menunjukkan bahwa tidak ada

peningkatan nilai R2 (dalam hal ini dilihat dari nilai adjusted R2). Justru terjadi

penurunan nilai R2. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada efek moderasi dari variable

pengawasan internal. Hal ini sejalan dengan kriteria kedua, bahwa variable

pengawasan nternal tidak mempunyai efek moderasi terhadap semua variable

independen dengan tingkat signifikansi 5% Berdasarkan hal ini apat disimpulkan

bahwa variable pengawasan internal bukan merupakan variable moderasi yang

memperkuat hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

sasaran anggaran dan struktur desentralisai dengan kinerja managerial.

5.6 Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa

Partisipasi dalam penyususnan anggaran dan struktur desentralisasi mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja manajerial SKPD, sedangkan kejelasan

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 74: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

sasaran anggaran tidak mempengaruhi secara signifikan kinerja manajerial SKPD.

Pengujian hipotesis kedua menyimpulkan bahwa pengawasan internal mempunyai

efek moderasi dengan tingkat signifikansi 10% terhadap hubungan antara partisipasi

dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial SKPD, tetapi jika

menggunakan tingkat signifkansi 5%, pengawasan internal tidak dapat dikatakan

memiliki efek moderasi.

5.6.1 Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Partisipasi Penyusunan

Anggara berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja SKPD. Hasil Penelitian ini

mendukung penelitian Suhartono, Halim (2005) yang menyimpulkan Partisipasi

penyusunan anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial

SKPD di Pemerintahan daerah. Sejalan dengan pernyataan Riyadi (1998) bahwa

partisipasi penyusunan anggaran merupakan sarana bagi karyawan untuk dapat lebih

mengerti terhadap apa yang mereka kerjakan. Selanjutnya, partisipasi penyusunan

anggaran akan membantu karyawan untuk memperbaiki kinerja mereka dengan

mengetahui target anggaran. Demikian juga dengan hasil penelitian Argrys (1952)

dalam Kenis (1979) yang mengatakan kunci dari kinerja yang efektif adalah

partisipasi dari bawahan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan

tersebut.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 75: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

5.6.2 Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Kejelasan Sasaran

Anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja SKPD. Hasil

Penelitian ini berbeda dengan penelitian Suhartono dan Halim (2005) yang

menyimpulkan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja manajerial Pemda. Hasil penelitian tidak sejalan dengan apa yang

dikemukakan oleh Kenis (1979), bahwa kejelasan sasaran anggaran merupakan

sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar

anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas

pencapaian sasaran tersebut. Oleh sebab itu sasaran anggaran daerah harus dinyatakan

secara jelas, spesifik dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung jawab untuk

melaksanakannya. Locke (1968) dalam Kenis (1979) menyatakan bahwa penetapan

tujuan spesifik akan lebih produktif dari pada tidak menetapkan tujuan spesifik. Hal

ini akan mendorong karyawan untuk melakukan yang terbaik bagi pencapaian tujuan

yang dikehendaki sehingga dapat berimplikasi pada peningkatan kinerja.

Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan

Syafrial (2009), menyimpulkan bahwa kejelasan sasaran anggran berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja managerial SKPD. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin

disebabkan ada perbedaan karakter dari individu dalam penyusunan anggaran satuan

kerja perangkat daerah di Kabupaten Deli Serdang dengan di Kabupaten Saralangon.

Dalam RKA_SKPD yang akhirnya akan dijadikan bahan dalam penyusunan anggaran

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 76: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

SKPD, Kabupaten Deli Serdang, tidak begitu memperhatikan kejelasan sasaran

anggaran. Indikator kinerja yang dibuat dalam RKA, masih bersifat tidak terukur.

Setiap akhir periode, masing-masing SKPD menyusun laporan pertanggungjawab

atas penggunaan anggaran dalam bentuk LAKIP. Pengukuran kinerja dalam lakip

hanya berdasarkan aspek ekonomis, efektifitas dan efesiensi. Dimana pengukuran

tersebut masih dianggap kurang tepat karena tidak memperhatikan apakah belanja

yang telah dikeluarkan tersebut telah mencapai sasaran yang dicantumkan dalam

RKA.

Indikator kinerja yang digunakan selama ini oleh pemerintah daerah dalam

pelaporan pertanggungjawabab keuangan daerah masih memiliki kelemahan karena

indikator kinerja tersebut tidak terukur, dan tidak didukung oleh data yang valid dan

handal. Indikator kinerja hanya membandingkan antara anggaran dan realisasi,

sedangkan dalam penyusunan anggaran, penentuan besarnya nilai rupiah belanja

untuk program dan kegiatan tidak berdasarkan suatu data yang valid dan dapat

diandalkan. Misalkan dalam penentuan belanja untuk pemelihraan aktiva tetap

sebesar Rp. 300.000.000 tidak didukung perincian yang logis dan data yang dapat di

andalkan seperti data tentang jumlah asset tetap dan kondisi asset tetap tersebut yang

perlu biaya pemeliharaan. Sehingga tidak jelas apakah asset tersebut hanya perlu

belanja pemeliharaan ringan atau biaya pemeliharaan berat. Sehingga saat realisasi

anggarannya ternyata hanya Rp. 250.000.000 juta dianggap pemerintah daerah sudah

efesien. Jika dilakukan analisa lebih lanjutnya, ternyata belanja yang dikeluarkan

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 77: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

seharusnya cukup Rp. 200.000.000 juta. Jadi ada keterkaitan antara proses

penyusunan anggaran dan penilaian kinerja satuan kerja perangkat daerah. Dengan

adanya indikator kinerja tersebut terjadi kesenjangan antara masyarakat dan

pemerintah daerah dalam menilai kinerja yag telah mereka capai. Dalam satu sisi,

masyarakat menganggap kinerja pemerintah daerah sangat rendah/jelek tetapi

berdasarkan indikator kinerja yang dibuat oleh pemerintah dalam laporan

pertanggungjawaban pemerintah daerah, pemerintah daerah tergolong memiliki

kinerja yang baik. Hal ini disebabkan adanya pengukuran kinerja yang dianggap

kurang tepat yang tidak memasukkan beberapa unsur yang berkaitan dengan

masyarakat.

Sistem pengukuran kinerja yang dapat mengindikasikan orientasi pemenuhan

kepuasan/kebutuhan masyarakat adalah penetapan indikator dan target kinerja yang

jelas dan terukur. Penetapan indikator dan target kinerja merupakan tahap penting

yang harus dilakukan secara hati-hati. Penetapan indikator dan target kinerja penting

untuk menentukan keberhasilan satuan kerja perangkat daerah dalam melaksanakan

program dan kegiatan. Penetapan kinerja diharapkan tidak menimbulkan kesenjangan

penilaian antara masyarakat dan pemerintah daerah.

Locke (1968) dalam Kenis (1979) mengatakan kejelasan sasaran anggaran

disengaja untuk mengatur perilaku karyawan. Ketidakjelasan sasarana anggaran akan

menyebabkan pelaksana anggaran menjadi bingung, tidak tenang dan tidak puas

dalam bekerja. Hal ini menyebabkan pelaksanaan anggaran tidak termotivasi untuk

mencapai kinerja yang diharapkan.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 78: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

5.6.3. Pengaruh Struktur Desentralisasi terhadap Kinerja Managerial

Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa struktur

desentralisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial

SKPD. Hal ini sejalan dengan penelitian Syafruddin (2005) dan pendapat para

akademisi maupun praktisi di bidang bisnis termasuk akuntasi yang menyatakan

bahwa tingkat atau intensitas partisipasi anggaran dan derajat struktur organisasi yang

terdesentralisasi akan meningkatkan atau menurunkan kinerja orang yang terlibat

dalam partisipasi dan struktur tersebut. Yang menjadi perhatian dan menimbulkan

perbedaan pandangan adalah adanya faktor-faktor lain yang merupakan faktor

moderating ataupun intervening yang diidentifikasi dan diteliti dalam penelitian

sektor publik (Pemerintah Daerah) di Indonesia yaitu hubungan antara partisipasi

anggaran dan Struktur Organisasi yang terdesentralisasi dengan kinerja menejerial.

Struktur Organisasi desentralisasi secara umum ditujukan dengan

pengambilan keputusan yang terjadi dalam organisasi. Dalam struktur sentralisasi

yang tinggi, sebagian keputusan diambil pada tingkat hirarki organisasi yang

tertinggi, dan apabila sebagian otorisasi didelegasikan pada level yang rendah dalam

organisasi, maka organisasi tersebut lebih desentralisasi.

Desentralisasi akan menunjukkan tingkat otonomi yang didelegasikan pada

manajerial SKPD sehingga manajerial SKPD mempunyai tanggung jawab yang lebih

besar terhadap perencanaan dan pengendalian aktivitas operasi serta membutuhkan

informasi yang lebih banyak. Jadi organisasi yang strukturnya lebih terdesentralisasi

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 79: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

seperti pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, para manajerial SKPD mempunyai

otonomi yang lebih besar dalam proses pengambilan atau penetapan keputusan.

Otonomi pengambilan keputusan ini antara lain meliputi tanggung jawab

pimpinan kepala dinas atau badan secara keseluruhan terhadap unit kerja yang

dipimpinnya. Sebelum diberlakukan otonomi daerah tanggungjawab fisik dan

keuangan diemban oleh pimpinan proyek dan bendahara proyek, maka sejak otonomi

daerah Kepala Dinas atau Badanlah yang bertanggung jawab secara langsung

terhadap proyek-proyek tersebut. Dengan otonomi yang semakin tinggi ini, dapat

diprediksikan bahwa Kepala Badan dan Kepala Dinas akan lebih bertanggung jawab,

selanjutnya kinerja manajerial juga menjadi semakin meningkat. Dengan kata lain,

semakin struktur terdesentraslisasi organisasi di pemerintahan daerah, maka semakin

tinggi pula kinerja kepala SKPD dalam menjalankan pengelolaan keuangan daerah.

5.6.4. Pengaruh Pengawasan Internal terhadap Kinerja Managerial SKPD

Hasil penelitian menujukkan bahwa pengawasan internal tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja managerial SKPD. Hal ini tidak sejalan

dengan pendapat beberapa pakar keuangan daerah. Menurut Mardiasmo (2001)

dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh pelaksanaan APBD dan

Pertanggung jawaban APBD yang meliputi setiap tahapan pengelolaan keuangan

daerah, maka diharapkan proses pengelolaan keuangan daerah terutama dalam proses

penyusunan anggaran akan memperbesar pengaruhnya terhadap kinerja manajerial

SKPD. Alamsyah (1997) menyebutkan bahwa tujuan adanya pengawasan APBD

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 80: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

adalah untuk : (1) menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dijalankan, (2)

menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai dengan anggaran yang telah digariskan, dan

(3) menjaga agar hasil pelaksanaan APBD benar-benar dapat dipertanggung

jawabkan.

Dari pengujian hipotesis kedua, disimpulkan bahwa variabel pengawasan

internal bukan merupakan variabel independen yang mempengaruhi kinerja

managerial SKPD. Hal ini diperkirakan dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya, yaitu: belum adanya barometer keberhasilan seperti pada organisasi

bisnis sehingga sulit untuk menentukan tingkat keberhasilan. Begitu juga adanya

faktor terjadinya keterlambatan dalam pengesahan peraturan daerah tentang APBD,

yang dapat menyebabkan banyak program dan kegiatan yang tidak dapat

dilaksanakan untuk tahun anggaran berjalan sehingga terjadi keterlambatan

pembangunan daerah tersebut. Selain itu juga ada masalah sumber daya manusia

yang masih belum seperti harapan, misalnya pemahaman dalam pembuatan dokumen

yang diperlukan untuk pelaksanaan APBD. Faktor lain juga yang diperkirakan

mempunyai peran yang sangat besar yaitu masalah perubahan peraturan khususnya

yang mengatur tentang keberadaan kantor Inspektorat sebagai pengawas intern,

dimana banyak yang terjadi setelah era otonomi daerah banyak lahir raja-raja kecil

baru, sehingga rekruitmen personil dan pemutasian personil dari satu badan/kantor ke

tempat lain begitu mudah, sehingga kwalitas personil banyak yang tidak seperti

harapan.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 81: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Jadi, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan intern tidak dapat

memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja manegerial SKPD.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 82: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi

dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi

terhadap kinerja manajerial SKPD, dengan memasukkan pengawasan internal sebagai

pemoderasi. Berdasarkan hasil analisis sebagaimana telah di uraikan sebelumnya,

maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara simultan, partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggaran dan struktur desentralisasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja

manajerial SKPD, dan hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian.

2. Secara parsial, partisipasi dalam penyusunan anggaran, stuktur desentralisasi

berpengaruh cukup signifikan yang mana hal ini sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan Suhartono dan Abdul Halim (2005) dan juga hasil penelitian yang

dilakukan oleh Syafruddin (2005). Sedangkan kejelasan sasaran anggaran tidak

berpengaruh terhadap kinerja managerial SKPD, dan hal ini berbeda dengan hasil

penelitian oleh Suhartono dan Abdul Halim (2005) yang menyimpulkan bahwa

kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja managerial.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan internal tidak dapat

memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggaran dan stuktur desentralisasi terhadap kinerja managerial SKPD. Hal ini

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 83: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

tidak sejalan dengan pendapat pakar keuangan daerah yaitu Mardiasmo (2001)

yang menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan dan

pertanggungjawaban APBD yang meliputi setiap tahap pengolahan keuangan

daerah, diharapkan proses pengelolaan keuangan daerah terutama dalam proses

penyusunan anggaran akan besar pengaruhnya terhadap kinerja managerial

SKPD.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa pengawasan internal tidak dapat

memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran

anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja manegerial SKPD karna adanya

beberapa faktor yang kuat diantaranya, yaitu belum adanya barometer keberhasilan

seperti organisasi bisnis, sehingga sulit menentukan tingkat keberhasilan,

keterlambatan dalam pengesahan APBD, kelemahan SDM dan adanya perubahan

peraturan.

6.3 Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian ini tersebut, peneliti menyarankan kepada

peneliti berikutnya untuk tidak memasukkan variabel pengawasan internal sebagai

pemoderasi, tetapi dapat mengantinya dengan variabel lain seperti komitmen

organisasi, motivasi ataupun reward.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 84: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H, 2004, Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntanbilitas kinerja instansi pemerintah pada kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yoyakarta, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.

Adoc, M, H, 2002, Pengaruh Karakteristik tujuan anggaran terhadap perilaku, sikap dan kinerja pemerintah daerah diprovinsi Nusa Tenggara Timur, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.

Bastian, Indra, 2001, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Edisi 1, BPFE UGM, Yogyakarta.

___________, 2006, Sistem Akuntansi Sektor Publik, Edisi 2, Jakarta, Salemba Empat.

___________, 2007, Audit Sektor Publik, Edisi 2, Jakarta Salemba Empat.

Brownwll, P, 1982, “Participation in the budgeting proses when it eork and when it doesn’t”, journal of accounting leterature, Vol 1

Burns, WJ and Water Housem JH, 1975, “Budgetary Control and organizational Structure” Journal of Accounting Research, Autumm.

Dansereane, F jr, Graaen, Grand Haga, Wj, 1975 “A Vertical Dyad Linkage Approach to Leadership Within Formal Organizations” Organizational Behaviour and Human performance, Vol. 13.

Dent, J, 1986, “Organizational reserach in accounting perpective, issues, and a commentary “Research and currentissue in Management accounting”, Pitman, London.

Dwianasari, R, 2004, Pengaruh hubungan antara struktur Desentralisasi dan partisipasi Penyusunan anggaran terhadap kinerja Dinas dengan komitmen organisasi sebagai variable intervening, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.

Govindarajan, V, 1986, “Impact of Participation in the budgetary process on manegerial attitude and performance universalistic and cantingency perspective”, Decisious Science.

Ghozali, Imam, 2002, Aplikasi analisis Multivariat dengan program SPSS, BP Undip.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 85: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Halim, Abdul, 2007, Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi keuangan Daerah, Edisi 3, Jakarta, Salemba Empat.

Hassan, Iqbal, 2008, Pokok-pokok Materi Statistik 2, Statistik Inferensif, Edisi Kedua, Jakarta, Bumi Aksara.

Ikhsan, Arfan, 2008, Metodologi Penelitian Akuntasi Keprilakuan, Edisi pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.

Kenis, I, 1979, Effect on Budgentary good characteristic on Managerial Attitude and Performance, The Accounting Review.

Keputusan Presiden RI No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Mathieu, J.E and Zajac, DM, 1990, “A riview and meta analisi of the antecedents, correlates, and cansequences of organizational commitment”, Pcychological Bulletin, Vol. 108.

Mia, L, 1989, “The Impact of participation in budgeting and job difficulty on manegerial performance, work motivation, a research note’, Accounting, organizations and society, Vol. 13.

___________, 1993, “ The Role of MAS information in organizations, an empirical study”, British Accounting Review, Vol. 25.

Milani, K, 1975, “The Relationship of participation in budget setting to industrial Supervisor performance and attitude, a filed study”, accounting Review, Vol. 50.

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.

Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2005 Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 86: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah (SAP).

Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan daerah kepada Pemerintah, Laporan keterangan pertanggung jawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada masyarakat.

Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2007 tentang Pokok-pokok Perbendaharaan Negara.

Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) No. 01 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) No. 3 tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara.

Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah cq. Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri No. 13 tahun 2006.

Permendagri No. 26 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah Tahun Anggaran 2007.

Permendagri No. 23 tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Permendagri No. 4 tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 87: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Permendagri No. 7 tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Permendagri No. 12 tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja dilingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

Permendagri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standard Pelayanan Minimal.

Permendagri No. 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Siegel, G. dan H. R. Marconi Boulian. 1989. “Behavioral Accounting”. Cincinati. Ohio. South-Western Publishing Co. Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi (Ed). 1989. Metode Penelitian Survei. Edisi Revisi.Jakarta: LP3ES.

STAR, ADB, 2007, Laporan Sektor tentang Akuntabilitas dan Audit di Indonesia, State Audit Refom-Sector Development Progam (STAR-SDP), Program Loan Monitoring Unit (PLMU).

Surat Edaran Mendagri No. SE.900/316/BAKD tahun 2007 tentang Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggung jawaban Keuangan Daerah.

Surat Edaran Mendagri No. SE.900/079/BAKD tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.

Undang-undang No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah cq. UU No.12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Undang-undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Undang-undang No. 25. tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 88: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan

A. Demografi Responden

Nama Instansi :

Nama Responden : (Jika tidak keberatan)

Tanggal Pengisian :

Pendidikan Terakhir : SLTA/Sederajat Diploma (D3) Strata 1 (Sarjana) Strata 2 (Master) Strata 3 (Doktor)

Jabatan : Kepala Badan/Dinas/Instansi Pejabat Penatausahaan Keuangan

Pangkat/Golongan : Golongan IV Golongan III Golongan II

Lama Bekerja : 1 – 5 tahun 6 – 10 tahun 11 – 15 tahun 16 – 20 tahun ≥ 21 tahun

Kursus/Diklat/Bintek di bidang akuntansi, keuangan dan penyusunan anggaran yang telah Bapak/Ibu ikuti : Tidak Pernah Pernah Jarang Sering Sangat Sering

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 89: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

B. Kuesioner Kinerja Manajerial. Kinerja pimpinan yang efektif dapat dianggap tergantung pada kemampuan dalam

bidang-bidang aktivitas pemimpin yang tercantum pada pernyataan berikut. Untuk

masing-masing aktivitas, mohon Bapak/Ibu mengukur kinerja bapak/ibu akhir-akhir

ini untuk tiap-tiap bidang.

Petunjuk :

Bapak/ibu diminta mengevaluasi kinerja pekerjaannya sendiri dengan cara memberi

tanda silang (X) atau lingkaran pada angka 1 s.d 5 di ruang yang disediakan untuk

mengukur kinerja Bapak/Ibu pada akhir-akhir ini dalam kegiatan-kegiatan sebagai

berikut :

1. Anggaran SKPD dapat disusun sesuai dengan kalender anggaran.

5 1 2 4 3 SangatSangat Tidak

Setuju Setuju Netral

Setuju Tidak Setuju

2. Program dan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

5 1 2 4 3

Sangat Setuju

Sangat Tidak Setuju

Setuju Netral Tidak Setuju

3. Proses penatausahaan keuangan SKPD telah berjalan sesuai dengan seharusnya.

5 1 2 4 3 Sangat

Setuju Sangat Tidak

Setuju Setuju Netral

Tidak Setuju

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 90: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

4. Laporan pertanggungjawaban SPJ dapat diserahkan sekurang-kurangnya tanggal

10 bulan berikutnya.

5 1 2 4 3 Sangat

Setuju Sangat Tidak

Setuju Setuju Netral

Tidak Setuju

5. Laporan keuangan SKPD dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

5 1 2 4 3

Sangat Sangat Tidak

Setuju Setuju Netral

Setuju Tidak Setuju

6. Saya dapat mengarahkan, memimpin dan mengembangkan anak buah.

5 1 2 4 3 Sangat Sangat Tidak

Setuju Setuju Netral

Setuju Tidak Setuju

C. Kuesioner Pertisipasi Dalam Penyusunan Anggaran

Pertanyaan berikut menggambarkan peran Bapak/Ibu dalam penyusunan anggaran

untuk SKPD Bapak/Ibu. Mohon beri tanda silang (x) atau lingkaran pada angka yang

sesuai untuk masing-masing pertanyaan.

1. Dalam penyusunan anggaran, saya selalu melibatkan bawahan.

5 1 2 4 3 Sangat Sangat Tidak

Setuju Setuju Netral

Setuju Tidak Setuju

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 91: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

2. Banyaknya kesempatan yang diberikan kepada bawahan untuk ikut dalam

penyusunan anggaran SKPD

5 1 2 4 3 Sangat Setuju

Sangat Tidak Setuju

Setuju Netral Tidak Setuju

3. Banyaknya informasi yang saya berikan dalam pelaksanaan anggaran.

5 1 2 4 3 Sangat

Setuju Sangat Tidak

Setuju Setuju Netral

Tidak Setuju

4. Dalam penyusunan program dan kegiatan saya melibatkan bawahan

5 1 2 4 3 SangatSangat Tidak

Setuju Setuju Netral

Setuju Tidak Setuju 5. Saya selalu meminta pendapat, atau saran saat anggaran akan ditetapkan.

5 1 2 4 3

Sangat Setuju

Sangat Tidak Setuju

Setuju Netral Tidak Setuju

6. Kontribusi bawahan terhadap anggaran SKPD sangat besar.

5 1 2 4 3

Sangat Setuju

Sangat Tidak Setuju

Setuju Netral Tidak Setuju

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 92: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

D. Kuesioner Kejelasan Sasaran Anggaran 1. Ada kejelasan sasaran anggaran pada satuan kerja ini.

5 1 2 4 3 Sangat Sangat Tidak

Setuju Setuju Netral

Tidak Setuju Setuju 2. Ada spesifikasi sasaran anggaran pada satuan kerja ini.

5 1 2 4 3

Sangat Sangat Tidak Setuju

Setuju Netral Tidak Setuju Setuju

3. Saya dapat mengetahui tingkat kepentingan sasaran anggaran pada setiap program.

5 1 2 4 3 Sangat Sangat Tidak

Setuju Setuju Netral

Tidak Setuju Setuju

4. Saya dapat mengetahui secara jelas outcame yang harus dicapai pada setiap

program dan kegiatan

3 4 5 1 2

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

5 Anggaran yang dibuat telah mempertimbangkan skala prioritas.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 93: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

6. Indikator kinerja untuk setiap kegiatan yang tercantum dalam anggaran telah

terdefinisi dengan jelas dan terukur.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

E. Kuesioner Struktur Desentralisasi

1. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan jumlah anggaran untuk satuan

kerja saya.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

2. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan program dan kegiatan di satuan

kerja saya.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

3. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan pegawai yang terlibat dalam

program dan kegiatan.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 94: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

4. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan prioritas kegiatan yang akan

dilaksanakan.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

5. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan penambahan pegawai di satuan

kerja saya.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

6. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan pemutasian pegawai.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

F. Kuesioner Pengawasan Internal

1. Inspektorat sudah memonitoring saat penyusunan anggaran.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

2. Inspektorat melakukan pengawasan/monitoring atas pelaksanaan anggaran.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 95: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

3. Inspektorat melakukan monitoring terhadap keberadaan barang milik daerah.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

4. Inspektorat melakukan review atas pelaporan pelaksanaan anggaran.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

5. Inspektorat memelihara independensi.

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Tidak Setuju

Netral Setuju Sangat Setuju

Andarias Bangun

Terima kasih atas waktu dan partisipasi yang Bapak/Ibu berikan

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 96: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lampiran 2. Rencana Waktu Penelitian

Feb Maret April Mei

JunNo Uraian

Kegiatan III IV II III IV II III IV II III IV I II

Penyusunan Proposal

Kolokium

Pengumpulan data

Pengolahan data

Penyusunan laporan penelitian

Seminar Hasil Perbaikan seminar hasil

Ujian Tesis

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 97: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lampiran 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Penelitian

1. Kinerja Manajerial

Reliability Statistics

,964 ,965 6

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items N of Items

Item-Total Statistics

15,18 24,300 ,930 ,877 ,95214,96 24,665 ,896 ,807 ,95614,80 24,793 ,868 ,805 ,95914,89 23,247 ,898 ,830 ,95614,78 24,952 ,842 ,755 ,96114,65 25,304 ,885 ,814 ,957

KM1KM2KM3KM4KM5KM6

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Reliability Statistics

,914 ,914 6

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items N of Items

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 98: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lampiran 3 (Lanjutan)

Item-Total Statistics

16,67 14,409 ,683 ,506 ,90916,60 14,467 ,640 ,478 ,91516,64 13,865 ,772 ,627 ,89816,65 12,860 ,813 ,695 ,89116,36 12,606 ,819 ,879 ,89016,25 12,119 ,845 ,879 ,887

PART1PART2PART3PART4PART5PART6

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

3. Kejelasan Sasaran Anggaran

Reliability Statistics

,912 ,915 6

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items N of Items

Item-Total Statistics

15,44 11,473 ,766 . ,89515,45 10,771 ,842 . ,88315,58 10,914 ,698 . ,90515,44 11,473 ,766 . ,89515,45 10,771 ,810 . ,88715,64 11,125 ,667 . ,909

SA1SA2SA3SA4SA5SA6

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 99: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lampiran 3 (Lanjutan)

4. Sistem Desentralisasi

Reliability Statistics

,734 ,746 6

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items N of Items

Item-Total Statistics

15,75 6,230 ,391 ,251 ,71915,96 5,776 ,488 ,474 ,69115,85 5,460 ,706 ,622 ,62816,38 5,463 ,428 ,326 ,72015,89 6,580 ,423 ,513 ,71015,98 6,537 ,452 ,367 ,704

DES1DES2DES3DES4DES5DES6

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 100: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lampiran 3 (Lanjutan)

5. Pengawasan Internal Reliability Statistics

,815 ,813 5

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items N of Items

Item-Total Statistics

11,78 6,544 ,393 ,171 ,83111,95 5,053 ,678 ,492 ,75512,11 5,210 ,656 ,509 ,76212,05 5,238 ,732 ,595 ,74212,40 5,096 ,583 ,347 ,789

PI1PI2PI3PI4PI5

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

SquaredMultiple

Correlation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 101: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lampiran 4. Deskriptif Statistik

Descriptives

Descriptive Statistics

55 2,00 4,67 3,0428 ,7372355 2,00 4,83 3,2426 ,7218255 2,00 5,00 3,0241 ,6271555 2,00 4,50 3,0301 ,6230755 2,00 4,20 2,9564 ,5626555

KMPARTSADESPIValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Correlations

1 ,602** ,457** ,779** ,434**,000 ,000 ,000 ,001

55 55 55 55 55,602** 1 ,592** ,563** ,291*,000 ,000 ,000 ,031

55 55 55 55 55,457** ,592** 1 ,592** ,253,000 ,000 ,000 ,062

55 55 55 55 55,779** ,563** ,592** 1 ,495**,000 ,000 ,000 ,000

55 55 55 55 55,434** ,291* ,253 ,495** 1,001 ,031 ,062 ,000

55 55 55 55 55

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

KM

PART

SA

DES

PI

KM PART SA DES PI

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 102: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lampiran 5. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis 1

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi

zed Residual

N 55Mean .0000000Normal Parametersa Std. Deviation 2.09356059Absolute .100Positive .100

Most Extreme Differences

Negative -.091 Kolmogorov-Smirnov Z .987Asymp. Sig. (2-tailed) .364

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 103: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lampiran 5 (Lanjutan)

2. Pengujian Multikolinearitas

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF B

Std. Error

1 (Constant) ,054 ,344 ,157 ,876 PART ,290 ,111 ,284 2,621 ,012 ,580 1,725 SA ,141 ,130 ,120 1,077 ,286 ,551 1,814 DES ,817 ,128 ,690 6,376 ,000 ,579 1,726

a Dependent Variable: KM

3. Pengujian Heterokedastisitas

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Scatterplot

Dependent Variable: KM

Page 104: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lampiran 6. Pengujian hipotesis 1

Regression

Variables Entered/Removedb

DES,PART, SA

a . Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: KMb.

Model Summaryb

,809a ,654 ,633 ,44636Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), DES, PART, SAa.

Dependent Variable: KMb.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 105: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

ANOVAb

19,188 3 6,396 32,102 ,000a

10,161 51 ,19929,349 54

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), DES, PART, SAa.

Dependent Variable: KMb.

Lampiran 7. Pengujian Asumsi Klasik Hipotresis Kedua

1. Pengujian Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 87

Mean .0000000Normal Parametersa

Std. Deviation 1.80050552

Absolute .165

Positive .165

Most Extreme Differences

Negative -.090

Kolmogorov-Smirnov Z .642

Asymp. Sig. (2-tailed) .237

Coefficientsa

,054 ,344 ,157 ,876,290 ,111 ,284 2,621 ,012 ,580 1,725

,141 ,130 ,120 1,077 ,286 ,551 1,814,817 ,128 ,690 6,376 ,000 ,579 1,726

(Constant)PART SADES

Model 1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: KMa.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 106: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Lampiran 7 (Lanjutan) 2. Pengujian Multikolinaritas

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF B

Std. Error

1 (Constant) -,103 ,408 -,253 ,801 PART ,321 ,124 ,314 2,593 ,013 ,475 2,107 SA

,068 ,144 ,058 ,470 ,641 ,464 2,154

DES ,787 ,146 ,665 5,399 ,000 ,459 2,177 PI ,026 ,130 ,020 ,198 ,844 ,713 1,403 INTER3 -,118 ,169 -,070 -,699 ,488 ,702 1,424 INTER1 -,164 ,158 -,116 -1,039 ,304 ,560 1,785 INTER2 ,009 ,147 ,006 ,061 ,952 ,630 1,587

a Dependent Variable: KM

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 107: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

3. Pengujian Heterokedastisitas

Regression Standardized Predicted Value3210-1-2

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed R

esid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable:

KM

Lampiran 8. Pengujian Hipotesis 2

Regression

Variables Entered/Removedb

PI, SA,PART,DES

a . Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: KMb.

Model Summaryb

,810a ,656 ,628 ,44945Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), PI, SA, PART, DESa.

Dependent Variable: KMb.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 108: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

ANOVAb

19,249 4 4,812 23,822 ,000a

10,100 50 ,20229,349 54

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), PI, SA, PART, DESa.

Dependent Variable: KMb.

Coefficientsa

-,059 ,403 -,146 ,884,287 ,111 ,281 2,578 ,013 ,579 1,728

,136 ,132 ,115 1,029 ,308 ,549 1,822,784 ,142 ,663 5,540 ,000 ,481 2,081,069 ,125 ,053 ,549 ,586 ,751 1,332

(Constant)PART SA DES PI

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: KMa.

Lampiran 8 (Lanjutan) Regression

Variables Entered/Removedb

INTER2,PI, PART,INTER3,INTER1,SA, DES

a

. Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: KMb.

Model Summaryb

,820a ,673 ,624 ,45223Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), INTER2, PI, PART, INTER3,INTER1, SA, DES

a.

Dependent Variable: KMb.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 109: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

ANOVAb

19,737 7 2,820 13,787 ,000a

9,612 47 ,20529,349 54

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), INTER2, PI, PART, INTER3, INTER1, SA, DESa.

Dependent Variable: KMb.

Lampiran 9. Deskriptip item pertanyaan

Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KM1 55 1 5 2,67 1,055 KM2 55 1 5 2,89 1,048 KM3 55 1 5 3,04 1,018 KM4 55 1 5 2,96 1,201 KM5 55 1 5 3,07 1,069 KM6 55 1 5 3,20 ,989 PART1 55 2 5 3,16 ,764 PART2 55 2 5 3,24 ,793 PART3 55 2 5 3,20 ,779 PART4 55 2 5 3,18 ,905 PART5 55 2 5 3,47 ,940 PART6 55 2 5 3,58 ,994 SA1 55 2 5 3,16 ,714 SA2 55 2 5 3,15 ,780 SA3 55 2 5 3,02 ,871 SA4 55 2 5 3,16 ,714 SA5 55 2 5 3,15 ,803

Coefficientsa

-,103 ,408 -,253 ,801,321 ,124 ,314 2,593 ,013 ,475 2,107

,068 ,144 ,058 ,470 ,641 ,464 2,154 ,787 ,146 ,665 5,399 ,000 ,459 2,177 ,026 ,130 ,020 ,198 ,844 ,713 1,403

-,118 ,169 -,070 -,699 ,488 ,702 1,424 -,164 ,158 -,116 -1,039 ,304 ,560 1,785 ,009 ,147 ,006 ,061 ,952 ,630 1,587

(Constant) PARTSA DES PIINTER3 INTER1 INTER2

Model 1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: KM a.

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 110: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

SA6 55 2 5 2,96 ,860 DES1 55 2 5 3,42 ,738 DES2 55 2 5 3,20 ,779 DES3 55 2 5 3,31 ,690 DES4 55 1 5 2,78 ,937 DES5 55 2 4 3,27 ,592 DES6 55 2 4 3,18 ,580 PI1 55 2 4 3,29 ,599 PI2 55 2 5 3,13 ,795 PI3 55 2 5 2,96 ,769 PI4 55 2 5 3,02 ,707 PI5 55 1 4 2,67 ,862 Valid N (listwise) 55

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009

Page 111: pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan

Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009