pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan
TRANSCRIPT
PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN STRUKTUR
DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DENGAN PENGAWASAN INTERNAL SEBAGAI
VARIABEL PEMODERASI (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG)
T E S I S
Oleh
ANDARIAS BANGUN 077017010/Akt
S
EK O L A
H
PA
SC A S A R JANA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN STRUKTUR
DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DENGAN PENGAWASAN INTERNAL SEBAGAI
VARIABEL PEMODERASI (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG)
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ANDARIAS BANGUN 077017010/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Judul Tesis : PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN STRUKTUR DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD DENGAN PENGAWASAN INTERNAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG)
Nama Mahasiswa : Andarias Bangun Nomor Pokok : 077017010 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui,
Komisi Pembimbing (Erlina, SE.,M.Si.,Ph.D.,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si.,Ak) Ketua Anggota Ketua Program Studi Direktur, (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, MSc) Tanggal lulus : 4 Agustus 2009
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Telah diuji pada
Tanggal : 4 Agustus 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Erlina, SE.,M.Si.,Ph.D.,Ak Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si.,Ak 2. Prof. Dr. Ade Fatma, MAFIS.,MBA.,Ak
3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak
4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja managerial SKPD, serta untuk menguji pengawasan internal akan memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi tehadap kinerja managerial SKPD. Penelitian ini merupakan penelitian kausal, dan lokasi penelitian adalah kabupaten Deli Serdang dengan mengambil sampel 31 SKPD dari sebanyak 53 SKPD yang ada. Alat uji atas hipotesis satu adalah uji t untuk pengujian hipotesis secara parsial, dan uji F untuk menguji pengaruh secara simultan, sedangakan untuk pengujian hipotesis dua untuk melihat pengaruh moderating variable digunakan analisa selisih mutlak. Hasil penelitian yang didapat secara parsial, ada variable yang tidak sejalan dengan hipotesis . Pada pengujian hipotesis ke dua didapat hasil bahwa tidak sejalan dengan hipotesis ke dua. Berdasarkan hasol analisis dapat disimpulkan bahwa secara simultan seluruh variable independen berpengaruh tehadap kinerja managerial SKPD, dan hasil analisa secara parsial terdapat satu variable independen yang tidak berpengaruh terhadap kinerja managerial SKPD yaitu kejelasan sasaran anggaran. Begitu juga didapat bahwa pengawasan internal tidak dapat memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur desentralisasi terhadap kinerja managerial SKPD. Kata Kunci : Partisipasi dalam penyusunan anggaran, Kejelasan sasaran anggaran,
Struktur desentralisasi, Pengawasan internal, Kinerja managerial SKPD
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
ABSTRACT
The objective of this study is to examine the participation in drafting the budgets, to assure the target of budget available and decentralization structure influencing either partially or simultaneously on the performance in Unit Managerial District, as well as to search an internal controlling, and it may modernize the influence of participation in drafting the budget, to assure the target of budget and decentralization structure on the managerial performance in Unit Managerial District.
This study is recognized as a causal research, and the location of study is Deli Serdang District taking a sample of 31 Unit Managerial District by a number 53 Unit Managerial District exited. The test tool on hypothesis one is with t test used in evaluating the hypothesis partially, and F test is used to search its influence simultaneously, while for searching to hypothesis two is to see the influence of moderating variable is as adopted to analyze the difference absolutely. The result of study as obtained partially, there is found a variable not conforming to the hypothesis. Still, on the search to hypothesis two found the result that it is noted not conforming to the hypothesis two.
Refers to the result of analysis is concluded that it simultaneously all independent variable influencing to the managerial performance on Unit Managerial District, and the result of analysis partially on an independent variable is not influencing to any managerial performance on Unit Managerial District, namely to lead the truly target of budget. It is also found that the internal controlling may not lead modernization any influence of participation in drafting the budget, the clarification of budget target, and any decentralization structure on the managerial performance on Unit Managerial District.
Key words : drafting the budget, assure the target of budget, decentralization
structure, internal controlling and managerial performance on Unit Managerial District.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini
dengan judul “Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran
Anggaran dan Struktur Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial SKPD dengan
Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus pada Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang)” sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan studi pada
Sekolah Pascasarjana Program Studi Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam
penyusunan tesis ini, oleh karena itu dengan setulus hati penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A (K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi
Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah
banyak membantu dan mengarahkan, membimbing dan memberikan saran kepada
penulis dalam penyusunan tesis ini.
4. Ibu Erlina, SE.,M.Si.Ph.D.,Ak sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak membantu dan mengarahkan, membimbing dan memberikan saran kepada
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
penulis dalam penyusunan tesis ini.
5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si.,Ak, selaku Dosen Pembimbing Kedua
yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan penuh kasih
sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada
penulis dalam penyusunan tesis ini.
6. Ibu Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak, Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, dan
Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah
banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.
7. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda (Alm) N.L. Bangun dan
Ibunda Peringeten br Ginting, yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan
kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
Sekolah Pascasarjana ini.
8. Buat Istri tercinta Martianna br Ginting, SE dan anakku yang tersayang
Variananda K br Bangun yang telah memberikan dukungan dan menyemangati
penulis sehingga dapat menyelesaikan Sekolah Pascasarjana ini, semoga dapat
mengikuti sekolah seperti papanya.
9. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran yang
berarti bagi penulis.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu dan memberikan saran maupun perhatiannya sehingga
penulisan tesis ini terselesaikan.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh
penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan dan saran
yang sifatnya membangun. Namun demikian, besar harapan penulis terhadap tesis
yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 4 Agustus 2009
Penulis
Andarias Bangun
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
RIWAYAT HIDUP
Nama : ANDARIAS BANGUN
Agama : Kristen
Tempat/Tanggal Lahir : Diski, 31 Januari 1962
Jenis Kelamin : Laki-laki
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Jl. Letjen Jamin Ginting No. 65 Desa Baru
Pancur Batu
Nama Istri : Martianna br Ginting, SE
Anak : Vaniananda K br Bangun
Nama Orang Tua Laki-laki : Alm. N. L. Bangun
Nama Orang Tua Perempuan : Peringeten br Ginting
Riwayat Pendidikan Formal
a. Tahun 1974 : Lulus SD Negeri No. 4 Deli Tua
b. Tahun 1977 : Lulus SMP Negeri Deli Tua
c. Tahun 1981 : Lulus SMA Negeri 6 Medan
d. Tahun 1986 : Lulus Fakultas Ekonomi Jurusan Studi Pembangunan
USU Medan
e. Tahun 2003 : Lulus Fakultas Hukum USU Medan
Pengalaman Kerja
PNS di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 1995 s/d sekarang
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ...................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 1.5 Originalitas Penelitian................................................................. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 9 2.1 Landasan Teori............................................................................ 9 2.1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ...................... 9 2.1.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran ..................................... 12 2.1.3 Kejelasan Sasaran Anggaran............................................. 15 2.1.4 Struktur Desentralisasi ...................................................... 17 2.1.5 Pengawasan Intern ............................................................ 20 2.2 Review Penelitian Terdahulu ...................................................... 22 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ....................................... 25 3.1 Kerangka Konsep ...................................................................... 25 3.2 Hipotesis Penelitian..................................................................... 27 BAB IV METODE PENELITIAN.................................................................... 28 4.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 28 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 28 4.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 29 4.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 30 4.5 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ........... 31
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
4.6 Instrumen Penelitian ................................................................... 34 4.7 Model dan Teknik Analisa Data ................................................. 35 4.7.1 Model Analisa Data .......................................................... 35 4.7.2 Teknik Analisa Data.......................................................... 36 4.7.2.1 Uji Kualitas Data................................................... 36 4.7.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ..................................... 37 4.7.3 Pengujian Hipotesis .......................................................... 39 4.7.3.1 Pengujian Hipotesis 1............................................ 39 4.7.3.2 Pengujian Hipótesis 2............................................ 41 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 42 5.1 Desktiptif Data ............................................................................ 42 5.1.1 Karakteristik Responden ................................................... 43 5.1.2 Uji Response Bias .............................................................. 44 5.2 Analisis Data .............................................................................. 45 5.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data......................... 45 5.2.1.1 Uji Validitas .......................................................... 45 5.2.1.2 Uji Reliabilitas ...................................................... 46 5.3 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 47 5.4 Pengujian Asumsi Klasik ........................................................... 48 5.4.1 Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis 1 ............................... 48 5.4.1.1 Pengujian Normalitas ............................................ 48 5.4.1.2 Pengujian Multikolinearitas .................................. 49 5.4.1.3 Pengujian Heterokedastisitas ................................ 50 5.4.2 Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis 2 .............................. 51 5.4.2.1 Pengujian Normalitas ............................................ 51 5.4.2.2 Pengujian Multikolinearitas .................................. 52 5.4.2.3 Pengujian Heterokedastisitas ................................ 52 5.5 Pengujian Hipotesis..................................................................... 53 5.5.1 Pengujian Hipotesis 1 ........................................................ 53 5.5.2 Pengujian Hipotesis Kedua ................................................ 56 5.6 Hasil Analisis Data...................................................................... 58 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 67 6.1 Kesimpulan ................................................................................. 67 6.2. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 68 6.3. Saran ........................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman
2.1 Tinjauan atas Penelitian Terdahulu .............................................................. 24
4.1 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 30
4.2 Definisi Operasional Variabel ...................................................................... 33
5.1 Distribusi Kuesioner..................................................................................... 42
5.2 Tingkat Pendidikan Responden.................................................................... 43
5.3 Lama Bekerja Responden............................................................................. 44
5.4 Uji Validitas Variabel................................................................................... 45
5.5 Uji Reliabilitas Variabel ............................................................................... 47
5.6 Deskripsi Statistik ....................................................................................... 47
5.7 Uji Multikolinieritas .................................................................................... 50
5.8 Uji Multikolinieritas .................................................................................... 52
5.9 Ringkasan Pengujian Hipotesis 1 ................................................................ 54
5.10 Ringkasan Pengujian Hipotesis 2 ................................................................. 57
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................... 25
5.1 Pengujian Normalitas Data........................................................................... 49
5.2 Uji Heterokedastisitas ................................................................................. 50
5.3 Pengujian Normalitas Data .......................................................................... 51
5.4 Pengujian Heteroskedastisitas ..................................................................... 53
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ........................................................................... 73
2 Rencana Waktu Penelitian .................................................................. 81
3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Penelitian.................... 82
4 Deskriptip Statistik.............................................................................. 86
5 Pengujian Asumsi Klasik Hipotsis 1 .................................................. 87
6 Pengujian Hipotsis 1 ........................................................................... 89
7 Pengujian Asumsi Klasik Hipotsis 2 .................................................. 90
8 Pengujian Hipotsis 2 ........................................................................... 92
9 Deskriptip Item Pertanyaan ................................................................ 94
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada umumnya ada tiga permasalahan yang biasa dihadapi pemerintah daerah
yaitu ketidakefektifan, inefesiensi dan private inurement (penggunaan dana untuk
kepentingan individu). Hal ini disebabkan karena tidak terdapat mekanisme dasar
pertanggungjawaban yang baku seperti organisasi bisnis. Organisasi pemerintahan
tidak mengenal kepemilikan (self interest) yang dapat memaksakan pencapaian
tujuan. Pemerintah daerah juga tidak mementingkan faktor persaingan yang
seringkali digunakan sebagai alat untuk meningkatkan efesiensi, disamping itu,
pemerintah daerah tidak memilki barometer keberhasilan seperti pada organisasi
bisnis sehingga sulit untuk menentukan tingkat keberhasilan dari pemerinta daerah.
Ada beberapa faktor yang diduga penyebab kinerja pemerintah daerah rendah
diantaranya karena sistem pengelolaan keuangan daerah yang masih lemah dimulai
dalam proses perencanaan dan penganggaran APBD, pelaksanaan/penatausahaan
APBD, pertanggungjawaban yang berupa pelaporan hasil pelaksaaan APBD dan
pengawasan. Dalam proses penganggaran, pemerintah daerah selalu mengalami
keterlambatan di dalam pengesahan perda APBD. Keterlambatan ini menyebabkan
banyak program dan kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan untuk tahun anggaran
berjalan sehingga terjadi keterlambatan pembangunan daerah tersebut.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Dalam pelaksanaan dan penatausahaan APBD satuan kerja perangkat daerah
masih mengalami kendala, misalkan dalam pemahaman mereka dalam pembuatan
dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan APBD. Misalkan dokumen
Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), surat
pertanggungjawaban (SPJ) dan dokumen pelangkap lainnya. Kendala ini disebabkan
tingkat pemahaman staf yang terlibat atas peraturan tentang pengelolaaan keuangan
daerah masih rendah.
Hampir di semua aspek pengelolaaan keuangan daerah, satuan kerja perangkat
daerah memiliki kelemahan sehingga dapat dikatakan kinerja satuan kerja perangkat
daerah masih rendah. Di satu sisi, semakin meningkat tekanan dari masyarakat agar
pemerintah daerah meningkatkan kinerja dan akuntabilitas demi terwujudnya good
governance menyebabkan pemerintah daerah harus membenahi diri untuk merespon
perubahan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai stakeholder. Satuan kerja
perangkat daerah diharapkan memiliki kinerja yang baik yaitu dengan memperbaiki
kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Pemberian otonomi daerah menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan telah ditetapkan menjadi Undang-
undang, ditekankan pada prinsip demokrasi, keadilan, pemerataan keistimewaan,
kekhususan, memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah, serta partisipasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Prinsip-prinsip tersebut, telah membuka peluang dan kesempatan yang luas
kepada daerah otonomi untuk melaksanakan kewenangannya secara mandiri, luas,
nyata dan bertanggung jawab dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan melalui peningkatan mutu pelayanan,
pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta daya saing daerah. Dalam
penyelenggraan pemerintahan daerah melalui fungsi-fungsi manajemen yang meliputi
perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan, merupakan sarana yang harus
ada dan dilaksanakan oleh manajemen secara profesional dan dalam rangka
pencapaian sasaran tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam otonomi
daerah struktur organisasi tidak sentralistik melainkan dekosentrasi, yang pada saat
ini Indonesia sedang dalam proses implementasi desentralisasi dengan intensitas yang
tinggi.
Terdapat perbedaan yang mendasar dalam penetapan APBD antara sebelum
dan sesudah otonomi daerah yaitu dalam struktur sentralisasi, penetapan APBD
didasarkan pada Keputusan pihak-pihak tertentu (Kepala Daerah dan Sekretaris
Daerah), masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kurang berperan
dalam proses penyusunan anggaran. Anggaran sangat diperlukan dalam pengelolaan
sumber daya dengan baik untuk mencapai kinerja yang diharapkan, sedangkan dalam
struktur desentralisasi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) harus berdasarkan partisipasi, kejelasan sasaran anggaran dan struktur yang
terdesentralisasi yang berlandaskan pada:
1
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
1. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Cq. UU No. 12 tahun 2008
tentang Perubahan kedua atas UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
2. UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
5. UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
6. UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah.
7. PP No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.
8. PP No. 58 tahun 2005 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
9. PP No. 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
10. PP No. 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah.
11. PP No. 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat.
12. PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
13. Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
cq. Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri No. 13
tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Anggaran menjadi sangat penting dan relevan di Pemerintahan daerah, karena
anggaran berdampak terhadap kinerja pemerintah yang dikaitkan dengan fungsi
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
pemerintah dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Anggaran merupakan alat
untuk mencegah informasi asimetri dan perilaku disfungsional dari pemerintah daerah
(Yuhertiana, 2003) serta merupakan proses akuntabilitas publik (Bastian, 2001).
Disamping itu, anggaran merupakan dokumen/kontrak politik antara pemerintah dan
DPRD untuk masa yang akan datang (Mardiasmo, 2002). Selanjutnya DPRD akan
mengawasi kinerja pemerintah melalui anggaran. Bentuk pengawasan ini sesuai
dengan agency theory, dimana pemerintah sebagai agent dan DPRD sebagai
principal. Fungsi pengawasan DPRD terhadap Pemerintah Daerah bersifat
pengawasan kebijakan dan bukan pengawasan teknis.
Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah oleh Pemerintah,
Gubernur dan Bupati/Walikota adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk
manjamin agar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pemerintahan desa
berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan,
termasuk dalam hal penyusunan anggaran dan pelaksanaan anggaran yang telah
ditetapkan. Pengawasan ini dilakukan oleh aparat pengawas intern pemerintah sesuai
dengan bidang kewenangannya masing-masing. Disamping pengawasan tersebut
pengawasan oleh masyarakat (sosial kontrol) diperlukan dalam mewujudkan peran
serta masyarakat guna menciptakan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif,
efisien, bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Kenis (1979) mengatakan terdapat 2 (dua) karakteristik sistem penganggaran
yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran. Dalam
penyusunan APBD, pemerintah daerah telah menerapkan partisipasi setiap satuan
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
kerja dalam penyusunan anggaran. Masing-masing SKPD memuat Rencana Kerja
Anggaran (RKA) yang biasa disebut RKA SKPD. Dalam RKA SKPD, masing-
masing SKPD telah memuat indikator kinerja yang akan dicapai untuk setiap program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam RKA telah memuat input, output dan
outcome dari masing-masing program dan kegiatan, jadi dalam RKA telah memuat
sasaran anggaran.
Berdasarkan fenomena di atas dan peneliti termotivasi untuk meneliti lebih
lanjut tentang hubungan partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur
organisasi yang terdesentralisasi dengan kinerja manajerial pemerintah daerah dengan
menambahkan pengawasan internal pemerintah (Inspektorat) sebagai variabel
pemoderasi.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan
struktur desentralisasi berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap
kinerja menejerial SKPD ?
2. Apakah pengawasan internal akan memoderasi pengaruh partisipasi penyusunan
anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur desentralisasi terhadap
kinerja manajerial SKPD ?
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
1.3 Tujuan Penelitian.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji partisipasi dalam peyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggran
dan struktur desentralisasi berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap
kinerja manajerial SKPD.
2. Untuk menguji pengawasan internal akan memoderasi pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur desentralisasi
terhadap kinerja manajerial SKPD.
1.4 Manfaat penelitian.
Adapun manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yang berarti
yaitu:
a. bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penganggaran
sektor publik sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta
meningkatkan kemampuan analisis tentang APBD;
b. bagi pemerintah daerah dalam hal ini SKPD yang terdapat pada Kabupaten Deli
Serdang diharapkan sebagai sumbangan pikiran di dalam penyusunan anggaran
yang pada akhirnya mampu menyusun anggaran SKPD yang sesuai dengan
ketentuan.
c. bagi akademis diharapkan dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya
terutama pada bidang penelitian yang sama.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
1.5 Originalitas Penelitian.
Penelitian tentang hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran,
kejelasan sasaran anggaran, struktur desentralisasi dengan kinerja manajerial telah
banyak dilakukan, namun penelitian pada Pemerintah Daerah masih sangat terbatas
antara lain Syafruddin (2005) telah melakukan penelitian tentang pengaruh moderasi
inovasi pada hubungan partisipasi anggaran, struktur desentralisasi dan kinerja
manajerial pada Pemerintah Daerah. Kemudian Abdul Halim dan Suhartono (2005)
melakukan penelitian tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kejalan
sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial Pemerintahan adalah dengan motivasi
sebagai variabel pemoderasi. Sedangkan Penelitian yang dilakukan sekarang ini
merupakan lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan lanjutan dari penelitian yang
telah dilakukan Syafaruddin (2005) dan juga penelitian yang telah dilakukan oleh
Abdul Halim dan Suhartono (2005), dengan memasukkan partisipasi penyusunan
anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja,
manajerial dengan mengganti variabel baru yaitu pengawasan internal sebagai
variabel moderating.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya
dilakukan terletak pada lingkup penelitian (sebelumnya hanya tiga dan empat variabel
penelitian), daerah penelitian, periode waktu penelitian serta model penelitian yang
digunakan.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Berdasarkan pasal 1 ayat (9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dimaksudkan dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut dengan APBD
adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang harus disetujui bersama
oleh pemerintah daerah dengan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
Penyusunan APBD itu sendiri merupakan suatu proses yang panjang melalui
beberapa tahapan yang dimulai dengan penjaringan aspirasi masyarakat (jaring
asmara) yang kemudian dibahas melalui Rapat koordinasi Pembangunan (Rakorbang)
pada tiap tingkatan.
Adapun Rakorbang pada tiap tingkatan mulai dari tingkat desa, Kecamatan
dan Kabupaten adalah :
1. Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Desa/Kelurahan
diselenggarakan untuk mensinkronkan berbagai Program Pembangunan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang diperoleh dari penjaringan aspirasi
masyarakat di wilayahnya, menjadi usulan yang terpadu untuk dilaksanakan di
desa/Kelurahan dan atau dibahas dalam forum Musrenbang Kecamatan.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
2. Musrenbang Kecamatan diselenggarakan untuk mensinkronkan hasil-hasil
perencanaan partisipatif dari tingkat desa/kelurahan dalam satu wilayah
Kecamatan, dengan rencana Pembangunan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten dilingkup Kecamatan yang bersangkutan sehingga menjadi suatu
usulan yang terpadu untuk dibahas ke Musrenbang Daerah Kabupaten.
9
3. Musrenbang Kabupaten diselenggarakan untuk menghasilkan kesepakatan dan
komitmen diantara para pelaku pembangunan (Pemda, Masyarakat, Perguruan
tinggi, Dunia Usaha) atas program/kegiatan dan anggaran tahunan daerah.
Pengambilan keputusan dilakukan secara partisipatif dengan berpedoman pada
perencanaan pembangunan daerah.
Untuk penyusunan APBD tahun 2008 sebagaimana diamantkan dalam
lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan APBD tahun 2008 disebutkan Langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh pemerintah daerah dalam penyusunan APBD tahun anggaran 2008 yaitu :
1. Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
2. Pembahasan dan penetapan kesepakatan bersama mengenai KUA antara
Pemerintah Daerah dan DPRD.
3. Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
4. Pembahasan dan penetapan kesepakatan bersama mengenai Prioritas Plafon
Anggaran (PPA) antara Pemerintah Daerah dan DPRD.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
5. Penyusunan dan penyampaian surat edaran kepala Daerah tentang pedoman
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran-Satuan Kerja Pemerintah Daerah
(RKA-SKPD)
6. Pembahasan RKA-SKPD oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dengan
SKPD.
7. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD.
8. Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
Terkait dengan penganggaran APBD, maka dalam penelitian ini pembahasan
dibatasi pada penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD. Sesuai dengan surat edaran
yang diterima dari kepala daerah, maka masing-masing SKPD menyusun RKA
dengan menggunakan format sebagaimana diatur dalam lampiran Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 sebagai berikut :
1. RKA-SKPD (Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
SKPD)
2. RKA-SKPD 1 (Rincian Anggaran Pendapatan SKPD)
3. RKA-SKPD 2.1 (Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung)
4. RKA-SKPD 2.2 (Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung
menurut Program dan Kegiatan SKPD)
5. RKA-SKPD 2.2.1 (Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan
Kegiatan)
RKA-SKPD yang didukung oleh rinciannya yaitu RKA-SKPD 1 dan RKA-
SKPD 2.1 dan 2.2 dihimpun oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah untuk dibahas dan dinilai kesesuaian antara
RKA-SKPD dengan KUA dan PPA. Adapun Format RKA-SKPD sebagaimana
dimuat dalam lampiran Permendagri No. 59 tahun 2007 antara lain berisi nama
program, nama kegiatan, indikator kinerja, tolok ukur kinerja, target kinerja (input,
output dan outcome), objek belanja dan rincian objek belanja serta dilengkapi dengan
nomor rekening Setelah RKA dari Seluruh SKPD dikompilasi oleh Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) sebagai dasar penyusunan RAPBD, maka struktur APBD
dapat disusun sebagai berikut :
1. Anggaran Pendapatan
2. Anggaran Belanja dan
3. Anggaran Pembiayaan
Proses selanjutnya adalah TAPD mempersiapkan rancangan peraturan daerah
tentang RAPBD, kemudian disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam sidang
paripurna dan ditetapkan menjadi APBD dengan Peraturan Daerah tentang APBD.
2.1.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran
Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua
pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat dan penerima
keputusan dan mengarah pada seberapa besar tingkat keterlibatan aparat pemerintah
daerah dalam menyusun anggaran daerah serta pelaksanaannya untuk mencapai target
anggaran tersebut. Jadi partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat diartikan
merupakan keikutsertaan seseorang dalam menyusun dan memutuskan anggaran
secara bersama. Sukses atau gagalnya para staf dalam suatu SKPD dalam
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
melaksanakan anggaran adalah merupakan suatu refleksi langsung tentang
keberhasilan ataupun kegagalan manajerial SKPD dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang diembannya. Disamping itu tingkat partisipasi para staf dalam
penyusunan anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif serta
kegairahan manajerial SKPD.
Moral kerja yang tinggi merupakan kepuasan seseorang terhadap
pekerjaannya dan rekan sekerjanya. Moral kerja ditentukan oleh seberapa besar
seseorang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi tersebut dan
sejauhmana ia dilibatkan dalam proses penyusunan rencana serta pengambilan
keputusan. Partisipasi ini dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan, yang seluruhnya
dapat disebutkan sebagai partisipasi dalam memecahkan masalah. Kemampuan
mewujudkan dan membina partisipasi salam memecahkan masalah itu, akan
bermuara pada perkembangan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas
secara operasional (Nawawi dan Martini, 2004 ; 171). Penelitian sebelumnya
menunjukkan adanya hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial, seperti Kenis (1979), Brownel (1984), Brownell dan McClunes
(1986), Frucat dan Shearon (1991), Indriantoro (2000), Lusyanda (2001), Adoc
(2002), Syafruddin (2005), Suhartono dan Halim (2005).
Partisipasi aparat pemerintah daerah dalam proses penyusunan anggaran
pemerintah daerah adalah menunjukkan pada beberapa besar tingkat keterlibatan
aparat pemerintah daerah yang terlibat dalam proses penganggaran daerah, diberi
kesempatan untuk ambil bagian dalam pengambilan keputusan melalui negosiasi
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
terhadap anggaran. Hal ini sangat penting, karena aparat pemerintah daerah akan
merasa produktif dan puas terhadap pekerjaannya sehingga memungkinkan
munculnya perasaan berprestasi yang akan meningkatkan kinerjanya. Kunci dari
kinerja yang efektif adalah apabila tujuan dari anggaran tercapai dan partisipasi dari
bawahan atau para staf memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan (Kenis
1979).
Pada umumnya semakin besar keterlibatan para manajerial SKPD dalam
merumuskan sesuatu hal yang dapat menghasilkan keputusan dalam SKPD, maka
sangat tinggi rasa tanggung jawab mereka untuk mensuksuskan kesepakatan atau
keputusan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Partisipasi ini juga sangat mudah
diterima oleh semua pihak karena mengandung asas musyawarah dan mufakat,
sehingga terdapat kegairahan untuk terus bekerja dalam melaksanakan hal-hal yang
telah disepakati bersama dengan baik, tanpa ada pimpinan atau tidak disamping
mereka (Effendy ; 1989;185).
Melibatkan para manajerial SKPD dalam sistem perencanaan berarti
menghargai kebutuhan untuk sebuah lingkungan kerja yang nyaman dan ramah, yang
mendukung terlaksananya komunikasi yang baik, karena gagasan mereka akan
dihargai dan diterapkan merupakan kepuasan tersendiri. Begitu pula halnya dalam
proses penyusunan anggaran, apabila para manajerial SKPD ikut berpartisipasi umtuk
merumuskannya, maka besar kemungkinan hasil yang akan diperoleh dari realisasi
anggaran jauh lebih baik karena adanya tanggung jawab moril. Bagaimanapun
anggaran hanya efektif jika mendapat dukungan dari semua pihak, dan untuk
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
mengusahakan supaya anggaran ini mendapat dukungan dari bawahan maka dapat
ditempuh melalui cara penyusunan secara demokratis atau bottom up. Jika ditinjau
dari siapa yang membuat anggaran tersebut, maka penyusunan anggaran dimaksud
dapat dilakukan dengan cara campuran. Penggunaan cara demokrasi inilah yang
dimaksud dengan penyusunan anggaran partisipatif, karena disusun berdasarkan hasil
keputusan bawahan.
2.1.3 Kejelasan Sasaran Anggaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai rencana kerja pemerintah
daerah merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk mencapai tujuan daerah.
Jika kualitas anggaran Pemerintah daerah rendah, maka kualitas fungsi-fungsi
pemerintah cendrung lemah. Anggran daerah seharusnya tidak hanya berisi mengenai
informasi pendapatan dan penggunaan dana (belanja), tetapi harus menyajikan
informasi mengenai kondisi kinerja yang ingin dicapai. Anggaran Pemerintah daerah
harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang diharapkan, sehingga
perencanaan anggaran pemerintah daerah harus bisa menggambarkan sasaran kinerja
secara jelas.
Menurut Kenis (1979), kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauhmana
tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran
tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian
sasaran anggaran tersebut. Oleh sebab itu sasaran anggaran pemerintah daerah harus
dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung
jawab untuk melaksanakannya. Locke (1968) dalam Kenis (1979) menyatakan bahwa
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
penetapan tujuan spesifik akan lebih produktif. Hal ini akan mendorong karyawan/
Staf untuk melakukan yang terbaik bagi pencapaian tujuan yang dikehendaki
sehingga berimplikasi pada peningkatan kinerja. Beberapa penelitian seperti Lathan
dan Yuki (1975), Streers (1976), Ivancevich (1976) dalam kenis (1979), Darma
(2004) menunjukkan adanya pengaruh positif antara kejelasan sasaran anggaran dan
sasaran anggaran yang spesifik dengan kinerja manajerial.
Locke (1968) dalam Kenis (1979) menyatakan kejelasan sasaran anggaran
disengaja untuk mengatur perilaku pegawai. Ketidak jelasan sasaran anggaran akan
menyebabkan pelaksanaan anggaran menjadi bingung, dan tidak puas dalam bekerja.
Hal ini menyebabkan pelaksana anggaran tidak termotivasi untuk mencapai kinerja
yang diharapkan. Kenis (1979) menemukan bahwa pelaksana anggaran memberikan
realisasi positif dan secara relatif sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan sasaran
anggaran. Reaksi tersebut adalah peningkatan kepuasan kerja, penurunan ketegangan
kerja, peningkatan sikap pegawai terhadap anggaran, kinerja anggaran dan efisiensi
biaya pada pelaksana anggaran secara signifikan jika sasaran anggaran dinyatakan
secara jelas. Kenis juga menyatakan bahwa anggaran tidak hanya sebagai alat
perencanaan dan pengendalian biaya dan pendapatan dalam pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi, sisi lain anggaran juga merupakan alat
bagi manajerial SKPD untuk mengkoordinasikan, mengkomunikasikan,
mengevaluasi kinerja dan memotivasi bawahannya. Jones dan Pendelbury (1996)
mengatakan anggaran seharusnya bisa memotivasi secara optimal terhadap pegawai,
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
begitu juga Mardiasmo (2002) mengatakan anggaran merupakan alat motivasi bagi
pegawai.
Riyanto (2003) menyatakan hubungan karakteristik anggaran, dalam hal ini
kejelasan sasaran anggaran, dengan kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor individual
yang bersifat psychological atribute. Efektif atau tidaknya kejelasan sasaran anggaran
sangat ditentukan oleh psycological atribute, sehingga faktor-faktor individual
tersebut sangat dipengaruhi oleh kejelasan sasaran anggaran dalam menilai kinerja
manajerial SKPD.
Kejelasan sasaran anggaran akan membantu pegawai untuk mencapai kinerja
yang diharapkan, dimana dengan mengetahui sasaran anggaran tingkat kinerja dapat
tercapai. Pencapaian kinerja ini akan terkait dengan motivasi, dimana hal ini
disebabkan dengan motivasi yang tinggi akan membantu pegawai untuk mencapai
kinerja yang diharapkan. Dengan kata lain, kinerja menejerial akan dipengaruhi oleh
kejelasan sasaran anggaran.
2.1.4 Struktur Desentralisasi
Diperkirakan tidak satupun akademisi maupun praktisi di bidang bisnis
termasuk akuntasi yang menolak pernyataan bahwa tingkat atau intensitas partisipasi
anggaran dan derajat struktur organisasi yang terdesentralisasi akan meningkatkan
atau menurunkan kinerja orang yang terlibat dalam partisipasi dan struktur tersebut.
Yang menjadi perhatian dan menimbulkan perbedaan pandangan adalah adanya
faktor-faktor lain yang merupakan faktor moderating ataupun intervening yang
diidentifikasi dan diteliti dalam penelitian sektor publik (Pemerintah Daerah) di
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Indonesia yaitu hubungan antara partisipasi anggaran dan Struktur organisasi yang
terdesentralisasi dengan kinerja menejerial.
Struktur organisasi desentralisasi secara umum ditujukan dengan pengambilan
keputusan yang terjadi dalam organisasi. Dalam struktur sentralisasi yang tinggi,
sebagian keputusan diambil pada tingkat hirarki organisasi yang tertinggi, dan apabila
sebagian otorisasi didelegasikan pada level yang rendah dalam organisasi, maka
organisasi tersebut lebih desentralisasi.
Adapun definisi desentralisasi menurut Simon (1989) yaitu suatu organisasi
administratif adalah sentralisasi yang luas apabila keputusan yang dibuat pada level
organisasi yang tinggi, desentralisasi yang luas apabila keputusan didelegasikan dari
top menejemen kepada level yang rendah dari wewenang eksekutif. Dengan demikian
desentraslisai akan membuat tanggung jawab yang lebih besar kepada manajerial
SKPD dalam melaksanakan tugasnya, serta memberikan kebebasan dalam bertindak.
Dengan desentralisasi akan meningkatkan independensi manajerial SKPD dalam
berfikir dan bertindak dalam satu tim tanpa mengorbankan kebutuhan organisasi.
Desentralisasi membutuhkan keseimbangan manajerial SKPD yang independen
dengan timnya dan komitmennya pada organisasi.
Siegel dan Marconi (1989) mengemukakan beberapa alasan suatu organisasi
membentuk struktur desentralisasi yaitu :
1. Akan memberikan Top menejemen waktu yang lebih banyak pada keputusan
stratejik jangka panjang dari keputusan operasi
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
2. Dapat membuat organisasi memberikan respon yang lebih cepat dan efektif pada
suatu masalah
3. Sistem ini tidak memungkinkan untuk mendapatkan seluruh kebutuhan yang
optimal
4. Akan menghasilkan dasar Training yang baik untuk calon Top manajer dimasa
yang akan datang
5. Memenuhi kebutuhan otonomi dan kemudian menjadi alat motivasi yang kuat bagi
Manajerial SKPD
Desentralisasi akan menunjukkan tingkat otonomi yang didelegasikan pada
manajerial SKPD sehingga manajerial SKPD mempunyai tanggung jawab yang lebih
besar terhadap perencanaan dan pengendalian aktivitas operasi serta membutuhkan
informasi yang lebih banyak. Jadi organisasi yang strukturnya lebih terdesentralisasi
seperti pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, para manajerial SKPD mempunyai
otonomi yang lebih besar dalam proses pengambilan atau penetapan keputusan.
Otonomi pengambilan keputusan ini antara lain meliputi tanggung jawab
pimpinan kepala dinas atau badan secara keseluruhan terhadap unit kerja yang
dipimpinnya. Sebelum diberlakukan otonomi daerah tanggungjawab fisik dan
keuangan diemban oleh pimpinan proyek dan bendahara proyek, maka sejak otonomi
daerah Kepala Dinas atau Badanlah yang bertanggung jawab secara langsung
terhadap proyek-proyek tersebut. Dengan otonomi yang semakin tinggi ini, dapat
diprediksikan bahwa Kepala Badan dan Kepala Dinas akan lebih bertanggung jawab,
selanjutnya kinerja manajerial juga menjadi semakin meningkat. Dengan kata lain,
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
semakin struktur terdesentraslisasi organisasi di pemerintahan daerah, maka semakin
tinggi pula kinerja kepala SKPD dalam menjalankan penelolaan keuangan daerah.
2.1.5 Pengawasan Intern
Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada
penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan diperlukan pada setiap tahap bukan
hanya pada tahap evaluasi saja (Mardiasmo, 2001) Pengawasan yang dilakukan oleh
pelaksanaan APBD dan Pertanggung jawaban APBD. Dengan adanya pengawasan di
setiap tahapan pengelolaan keuangan daerah, maka diharapkan proses pengelolaan
keuangan daerah terutama dalam proses penyusunan anggaran akan memperbesar
pengaruhnya terhadap kinerja manajerial SKPD. Alamsyah (1997) menyebutkan
bahwa tujuan adanya pengawasan APBD adalah untuk : (1) menjaga agar anggaran
yang disusun benar-benar dijalankan, (2) menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai
dengan anggaran yang telah digariskan, dan (3) menjaga agar hasil pelaksanaan
APBD benar-benar dapat dipertanggung jawabkan.
Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses
kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintah Daerah berjalan secara
efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi: a)
administrasi umum pemerintahan; b) urusan pemerintahan. penjagaan administrasi
umum pemerintahan dilakukan terhadap: a) kebijakan daerah; b) kelembagaan; c)
pegawai daerah; d) keuangan daerah ; dan e) barang daerah. Pengawasan urusan
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
pemerintahan dilakukan terhadap: a) urusan wajib; b) urusan pilihan; c) dana
dekosentrasi; d) tugas pembantuan; dan e) kebijakan pinjaman hibah luar negeri.
Sebelum melakukan pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat
Kabupaten disusun rencana pengawasan tahunan dalam bentuk Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan
dengan berdasarkan atas prinsip keserasian, keterpaduan, menghindari pemeriksaan
berulang-ulang serta memperlihatkan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan
sumber daya pengawasan dengan berpedoman pada kebijakan pengawasan. PKPT
meliputi: a) ruang lingkup; b) sasaran pemeriksaan; c) skpd yang diperiksa; d) jadwal
pelaksanaan pemeriksaan; e) jumlah tenaga; f) anggaran pemeriksaan; dan g) laporan
hasil pemeriksaan yang diterbitkan.
Selain PKPT sebagai pedoman bagi pejabat pengawas pemerintah dalam
melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah, pejabat pengawas
pemerintah juga berkoordinasi dengan Inspektur Provinsi dan Inspektur Kabupaten/
Kota. Sebagai bentuk konkrit pelaksanaan pengawasan oleh Pejabat Pengawas
Pemerintah yaitu melakukan kegiatan pemeriksaan, monitoring dan evaluasi.
Kegiatan pemeriksaan meliputi :
a. Pemeriksaan secara berkala dan komprehensif terhadap kelembagaan, pegawai
daerah, keuangan daerah, barang daerah, urusan pemerintahan;
b. Pemeriksaan dana dekonsentrasi;
c. Pemeriksaan tugas pembantuan; dan
d. Pemeriksaan terhadap kebijakan pinjaman dan hibah luar negeri.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap administrasi umum
pemerintahan dan urusan pemerintah. Pejabat Pengawas Pemerintah dalam
melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi berdasarkan petunjuk teknis. Selain
pemeriksaan yang disebut sebelumnya, Pejabat Pengawas Pemerintah dapat
melakukan pemeriksaan tertentu dan pemeriksaan terhadap laporan mengenai adanya
indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan nepotisme. Hasil Pemeriksaan
Pejabat Pengawas Pemerintah dituangkan dalam bentuk Laporan hasil Pemeriksaan.
Sedangkan monitoring dan evaluasi Pejabat Pengawas Pemerintah dituang dalam
bentuk laporan hasil monitoring dan evaluasi. Laporan Hasil Pemeriksaan Pejabat
Pengawas Pemerintah Inspektorat Jenderal disampaikan kepada Menteri dan
Gubernur dengan tembusan BPK. Laporan hasil pemeriksaan Pejabat Pengawas
Pemerintah Provinsi disampaikan kepada Gubernur dengan tembusan kepada
Menteri dan BPK Perwakilan. Sedangkan Laporan hasil pemeriksaan Pejabat
Pengawas Pemerintah Inspektorat Kabupaten/Kota disampaikan kepada
Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Gubernur dan BPK Perwakilan.
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan anggaran berbasis kinerja telah banyak
dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan Ehrmann Suhartono dan Abdul
Halim, (2005), meneliti pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan
sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial pemerintah daerah dengan motivasi
sebagai variabel pemoderasi, sebagai variabel dependen dalam penelitian tersebut
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
adalah dependen variabel kinerja manajerial pemerintah daerah, variabel independen
adalah partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran serta variabel
pemoderasi adalah motivasi hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan partisipasi
penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja manajerial Pemerintah Daerah. Motivasi berperan sebagai
pemoderasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja
manajerial pemerintah daerah, sebaliknya motivasi tidak berperan dalam hubungan
antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial pemerintah daerah.
Adapun saran atas penelitian tersebut adalah agar penelitian mendatang diharapkan
mempertimbangkan pencapaian ukuran kinerja manajerial yang lebih obyektif dan
penelitian dengan jangka waktu yang lebih panjang serta dapat menjabarkan desain
penelitian yang lebih fit dengan variabel pemoderasi dalam kaitannya dengan kinerja
manajerial pemerintah daerah.
Syafruddin, (2005), meneliti pengaruh moderasi faktor inovasi pada hubungan
partisipasi anggaran struktur terdesentralisasi dan kinerja manajemen (studi di
organisasi pemerintahan daerah), Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian tersebut adalah Struktur organisasi terdesentralisasi (X1) dan partisipasi
anggaran (X2) dan Variabel Dependen yang diguanakan adalah Faktor Komitmen
Organisasi serta Variabel moderating adalah faktor inovasi manajemen, hasil dari
penelitian tersebut menyatakan bahwa pemberian kesempatan pada karyawan pemda
untuk berpartisipasi dan pendelegasian wewenang dalam proses penetapan APBD
meruapakan hal yang penting (necessary) tetapi ini saja belum cukup (sufficient). Ada
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
faktor lain yang harus diperhatikan adalah faktor yang mampu membangkitkan
motivasi dan membangkitkan daya kognitif mereka, faktor-faktor pemoderasi lain
seperti kompleksitas tugas, gaya kepemimpinan, teknik evaluasi oleh pimpinan,
struktur penghargaan, fokus control karyawan dan lainnya.
Tabel 2.1. Tinjauan atas Penelitian Terdahulu
No Nama
peneliti / Tahun
Topik Penelitian
Variabel yang digunakan
Hasil Penelitian
1
2
Abdul Halim dan Suhartono (2005)
Syafruddin, (2005)
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran terhdap kinerja manajerial pemerintah daerah dengan motivasi sebagai variabel pemoderasi pengaruh moderasi faktor inovasi pada hubungan partisipa si anggaran struktur terdesentralisasi dan kinerja manajemen (studi di organisasi pemerintahan daerah),
Dependen variabel: Kinerja Manajerial Pemda Independen variabel: Partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran Variabel pemoderasi: Motivasi
Variabel Dependen: Komitmen Organisasi Variabel independen: Struktur organisasi terdesentralisasi (X1) dan partisipasi anggar an (X2) Variabel pemoderasi: faktor inovasi manajemen
Partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial Pemda. Motivasi berperan sebagai pemoderasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial Pemda, sebaliknya motivasi tidak berperan dalam hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan kinerja manajerial pemda. pemberian kesempat an pada karyawan pemda untuk berparti sipasi dan pendelegasi an wewenang dalam proses penetapan APBD meruapakan hal yang penting (necessary) tetapi ini saja yang cukup (sufficient).
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Independen Variabel Dependen Variabel
Kejelasan Sasaran Anggaran X2
Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran X1
Kinerja Manajerial SKPD (Y)
Pengawasan Internal (X4)
Struktur Desentralisasi X3
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, peneliti
mengidentifikasi 3 (tiga) independen variabel yaitu partisipasi dalam penyusunan
anggaran (X1), kejelasan sasaran anggaran (X2) dan struktur desentralisasi (X3) yang
diperkirakan mempengaruhi kinerja manajerial SKPD (Y) baik secara parsial maupun
simultan serta menguji faktor pengawasan internal (X4) yang mempengaruhi
hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran (X1), kejelasan sasaran
anggaran (X2), dan struktur desentralisasi (X3) dengan kinerja manajerial SKPD (Y).
Secara ringkas kerangka konseptual dapat dilihat pada gambar 3.1.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Dari kerangka konseptual di atas, dapat diuraikan bahwa partisipasi dalam
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi
diperkirakan mempengaruhi kinerja manajerial SKPD, dengan kata lain partisipasi
penyusunan anggaran, kejelasan susunan anggaran dan struktur desentralisasi yang
merupakan variabel independen akan mempengaruhi kinerja manajerial SKPD
sebagai variabel independen.
Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa pengawasan internal sebagai variabel
independen lainnya dapat memoderasi partisipasi dalam penyusunan anggaran,
kejelasan sasaran anggaran dengan struktur desentralisasi terhadap kinerja menejerial
SKPD. Berkaitan dengan hal tersebut dapat diprediksi bahwa :
1. Semakin tinggi/rendah partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
anggaran dan struktur desentralisasi maka semakin tinggi/rendah pula kinerja
manajerial SKPD. Jadi tinggi rendahnya tingkat kinerja menejerial SKPD sebagai
variabel independen dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat partisipasi
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi
sebagai variabel independen.
2. Pengawasan internal sebagai variabel independen lainnya dapat memoderasi
partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur
desentralisasi terhadap kinerja menejerial SKPD.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
3.2 Hipotesi Penelitian
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
3. Partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur
desentralisasi berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja
manajerial SKPD.
4. Pengawasan internal akan memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan
anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur desentralisasi terhadap kinerja
manajerial SKPD.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kausal (causal), Umar (2008)
menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat
eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh
peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung.
Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris
dan menganalisis partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan
struktur desentralisasi sebagai variabel independen terhadap kinerja manajerial SKPD
sebagai variabel dependen dengan pengawasan internal sebagai variabel moderasi
pada Pemerintah Kabuaten Deli Serdang.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yaitu seluruh SKPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten
Deli Serdang dan dibatasi pada kinerja manajerial SKPD dalam penyusunan anggaran
SKPD yaitu Kepala Satuan Kerja selaku pengguna anggaran dan Pejabat
Penatausahaan Keuangan. Sedangkan rencana waktu penelitian yakni selama 16
Minggu (Februari s.d Juni 2009) dengan jadual sebagai berikut selama 20 minggu
(Februari s.d Juli 2009).
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
4.3 Populasi dan Sampel
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007, tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang, jumlah SKPD
di Kabupaten Deli Serdang adalah 53 (lima puluh tiga) SKPD yang terdiri dari
Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, 17 (tujuh belas) Dinas, 8 (delapan) Badan,
3(tiga) Kantor dan Inspektorat serta 22 (dua puluh dua) Kecamatan. Dalam
penelitian, yang menjadi sampel penelitian adalah 31 (tiga puluh satu) SKPD yang
terkait penyusunan anggaran di lingkungan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yaitu
Kepala SKPD atau Pengguna Anggaran dan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-
SKPD) sehingga total populasi yang menjadi sample adalah sebanyak 62 populasi
(dari 31 SKPD).
28
Erlina dan Mulyani (2007) mengatakan jika peneliti menggunakan seluruh
elemen Populasi menjadi data penelitian maka disebut sensus, dan sensus digunakan
jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen sehingga seluruh populasi
yaitu kepala SKPD (pengguna anggaran dan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-
SKPD) berjumlah seluruhnya 62 orang yang dijadikan sampel. Metode yang
digunakan adalah metode survey, dimana menurut Ghozali dan Ikhsan (2006) yaitu
merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Tabel 4.1. Populasi dan sampel penelitian
Jumlah No Keterangan SKPD Populasi Sampel
1 Badan 8 16 16 2 Dinas 17 34 34 3 Kantor 3 6 6 4 Sekretariat Daerah 1 2 2 5 Sekretariat Dewan 1 2 2 6 Inspektorat 1 2 2
T o t a l 31 62 62
4.4 Metode Pengumpulan Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan
dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini
adalah data primer. Indriantoro dan Supomo (1999) menyebutkan data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.
Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode sensus di
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Untuk mendapatkan data dari responden
digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang akan diantar sendiri oleh
penulis dengan 2 tahap yaitu tahap pertama akan dikirim sebanyak 62 kuesioner dan
ditunggu selama 10 hari, jika pengembalian kuesioner pada tahap pertama tidak
mencukupi untuk di uji maka akan dikirim kembali sebanyak 62 kuesioner dan
ditunggu selama 10 hari, sebelum dilakukan pengujian statistik lebih lanjut maka
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
kedua data responden tersebut terlebih dahulu akan dilakukan uji response bias
karena ada perbedaan waktu pengumpulan data.
4.5 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
Ada lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : (1) Kinerja
manajerial SKPD, (2) partisipasi dalam penyusunan anggaran, (3) kejelasan sasaran
anggaran, (4) struktur desentralisasi dan (5) pengawasan internal. Guna memberikan
gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka perlu
diberikan definisi variabel operasional yang akan diteliti sebagai dasar dalam
menyusun kuesioner penelitian, definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kinerja manajerial SKPD (Y) didefinisikan sebagai hasil dari proses aktivitas
manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan dan penganggaran,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan. Pengukuran
variabel ini menggunakan instrumen kuesioner dengan skala interval dan
menunjukkan tingkat kinerja manajerial. Kuesioner ini diadaptasi dari Mahoney
(1963) dengan mempertimbangkan fungsi-fungsi manajerial yang terdapat di
Pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006, dan sebelum dilakukan pengujian statistik lebih lanjut akan
dilakukan uji pra test.
2. Partisipasi dalam penyusunan anggaran (X1) adalah partisipasi manajerial SKPD
dalam proses penganggaran daerah, seperti program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan, keikutsertaan dalam menentukan target dan anggaran dan
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
sebagainya. Untuk mengukur variabel ini digunakan skala interval dan
menunjukkan tingkat partisipasi aparat dalam penyusunan anggaran. Kuesioner
ini merupakan adaptasi yang dikembangkan oleh Milani (1975) dengan
mempertimbangkan fungsi-fungsi menejerial yang terdapat di Pemerintahan
Daerah sesuai dengan Permendagri No. 13 tahun 2006 dan sebelum dilakukan
pengujian statistik lebih lanjut akan dilakukan uji pra test.
3. Kejelasan sasaran anggaran (X2) adalah kondisi kinerja yang akan dicapai yang
tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-
SKPD). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval dan
menunjukkan kejelasan sasaran anggaran dalam penyusunan anggaran. Kuesioner
ini merupakan disain sendiri dengan mengacu ke Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 tahun 2006.
4. Struktur terdesentralisasi (X3) adalah proses penentuan kegiatan, penentuan nilai,
penentuan orang yang bertanggungjawab atas program dan kegiatan, menentukan
prioritas program dan kegiatan. Variabel ini diukur dengan skala interval untuk
menunjukkan derajat otoritas yang didelegasikan orang-orang yang terlibat
langsung dalam penyiapan dan proses penyusunan APBD, kuesioner ini
merupakan disain sendiri dengan mengacu ke Permendagri 13 Tahun 2006, dan
sebelum dilakukan pengujian statistik lebih lanjut akan dilakukan uji pra test.
5. Pengawasan Internal (X4) adalah pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat
Kabupaten dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dalam hal ini dibatasi
pada proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah
menjalankan rencana yang telah tertuang dalam APBD secara efisien dan efektif
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
juga untuk menjamin agar penyusunan anggaran telah mempertimbangkan unsur
efesiensi, efektifitas, dan ekonomis. Variabel ini diukur dengan instrumen yang
dibangun sendiri yang dikembangkan dari variabel ini diukur dengan skala
interval, dan kuesioner untuk ini merupakan disain sendiri dengan mengacu ke
materi pemeriksaan sesuai Permendagri Nomor 23 tahun 2007.
Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator
Skala Penguk
uran Dependen Variabel
Kinerja Manajerial
SKPD (Y)
Hasil dari proses aktivitas manajerial yang efektif mulai dari proses perencanaan dan penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pengawasan, dan staffing
Indikator kinerja terdiri dari:
1. Efektifitas Hasil Perencanaan
2. Efektifitas Hasil Penganggaran
3. Efektifitas Hasil Penatausahaan
4. Efektifitas Hasil Pelaporan 5. Efektifitas Hasil Pengawasan 6. Efektifitas Hasil Staffing
Interval
Independen Variabel
Partisipasi
dalam penyusuna
n anggaran
(X1)
Partisipasi manajerial SKPD dalam proses penganggaran daerah, seperti program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, keikut sertaan dalam menentukan target dan anggaran dan sebagainya
1. Melibatkan bawahan 2. Memberi kesempatan
bawahan 3. Informasi dari bawahan 4. Kontribusi bawahan dalam
anggaran SKPD
Interval
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Lanjutan Tabel 4.2.
Struktur
terdesentrali sasi (X3)
Proses penentuan kegiatan, penentuan nilai, penentuan orang yang bertanggungjawab atas program dan kegiatan, menentukan prioritas program dan kegiatan
1. Wewenang menentukan jumlah anggaran
2. Wewenng menentukan program dan kegiatan
3. Wewenang menentukan keterlibatan pegawai
4. Wewenang menentukan skala prioritas
5. Wewenang menentukan penambahan dan mutasi pegawai
Interval
Pengawasan Internal
(X4)
Proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah menjalankan rencana yang telah tertuang dalam APBD secara efisien dan efektif, juga untuk menjamin agar penyusunan anggaran telah mempertimbangkan unsur efisiensi, efektivitas dan ekonomis.
1. Monitoring penyusunan anggaran
2. Monitoring pelaksanaan anggaran
3. Monitoring barang milik daerah
4. Review atas laporan keuangan
Interval
4.6 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berhubungan dengan indikator
yaitu kuesioner Kinerja manajerial SKPD, koesioner partisipasi penyusunan
anggaran, kuesioner kejelasan sasaran anggaran, kuesioner struktur desentralisasi dan
kuesioner pengawasan internal yang menghasilkan data interval dengan skor sebagai
berikut:
angka 5 = Sangat Setuju
angka 4 = Setuju
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
angka 3 = Netral
angka 2 = Tidak Setuju
angka 1 = Sangat Tidak Setuju
4.7 Model dan Teknik Analisa Data
4.7.1 Model Analisa Data
Model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier
berganda dan analisis regresi bertingkat yang dijabarkan dibawah ini :
Model analisis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Model 1 : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Model 2 : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ β3 |X1 - X4| + β4 |X2 - X4|
+ β5 |X3 - X4| + e
Keterangan :
X1 = Partisipasi dalam penyusunan anggaran
X2 = Kejelasan sasaran anggaran
X3 = Struktur desentralisasi
X4 = Pengawasan Internal
|X1 – X4| = Interaksi antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan pengawasan internal
|X2 – X4| = Interaksi antara kejelasan sasaran anggaran dengan pengawasan internal
|X3 – X4| = Interaksi antara struktur desentralisasi dengan pengawasan internal e = Error term
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
4.7.2 Teknik Analisa Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model
regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis
regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang
dimasukan kedalam serangkaian data. Untuk keabsahan hasil kedua analisis regresi
tersebut terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen pengamatan, uji normalitas
data dan uji asumsi klasik. Pengolahan data menggunakan software SPSS.
4.7.2.1 Uji Kualitas Data
4.7.2.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk menilai sejauh mana suatu alat ukur diyakini
dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur item-item pertanyaan/pernyataan
kuesioner dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas
pertanyaan/ pernyataan kuesioner adalah Korelasi Product Moment dari Karl Pearson
dengan ketentuan : jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka skor butir pertanyaan/
pernyataan kuesioner valid tetapi sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel,
maka skor butir pertanyaan/pernyataan kuesioner tidak valid. Selain itu untuk
kuesioner yang di disain sendiri akan dilakukan uji pra test sebelum dilakukan
pengujian statistik lebih lanjut.
4.7.2.1.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabelitas dilakukan untuk menguji kestabilan dan konsistensi
instrument dalam mengukur konsep. Selain itu, pengujian reliabelitas dilakukan untuk
membantu menetapkan kesesuaian pengukur. Pengujian reliabelitas setiap variabel
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
dilakukan dengan teknik Cronchbach Alpha. Teknik ini merupakan pengujian yang
paling umum dilakukan pada pengujian reliabilitas inter item, yaitu menggunakan
item-item pertanyaan yang berskala multipoint (Sekaran, 1992). Suatu instrumen
dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Cronchbach Alpha lebih besar dari 0,6
(Nunaly, 1967) dalam Imanm Ghozali tahun 2005.
4.7.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi
berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian
normalitas, mulikolinearitas, hetoroskedastisitas.
4.7.2.2.1 Uji Normalitas
Setelah data diuji validitas dan reliabelitas, maka data tersebut diuji
normalitasnya. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang
dilakukan, jika data yang diperoleh itu terdistribusi normal dan variasinya sama,
maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik parametik. Jika data yang
diperoleh itu tidak terdistribusi normal dan/atau variasinya tidak sama, maka
pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik nonparametrik. Pengujian
normaitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (uji KS). Pedoman
pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi
normal dapat dilihat dari :
a. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah
tidak normal.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
b. Nilai Sig. Atau signifikan atau probablitas >0,05, maka distribusi data adalah
normal.
4.7.2.2.2 Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya kolerasi variabel-variabel independen
antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel
bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah
variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesama variabel bebas, maka
konsekuensinya adalah : (1). Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
(2). Nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini
bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel independent.
Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat VIF dan korelasi
diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka terjadi
multikolinieritas diantara variabel independent. Disamping itu, suatu model dikatakan
terdapat gejala Multikolinieritas, jika korelasi diantara variabel independent lebih
besar dari 0,9 (Ghozali, 2001). Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi
Multikolinieritas, yaitu :
a. Mengeluarkan salah satu variabel , misalnya variabel independent A dan B saling
berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model
regresi.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
b. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge. Dalam
penelitian ini, pengujian asumsi Multikolinieritas akan dilakukan dengan melihat
nilai VIF dan kolerasi diantara variabel bebas.
4.7.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lainya tetap, maka disebut homoskedisitas. Sebaliknya jika varians
berbeda, maka disebut heterokskedisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokskedisitas. Pada penelitian ini, uji heterokskedisitas dilakukan dengan melihat
scatterplot.
4.7.3 Pengujian Hipotesis
4.7.3.1 Pengujian Hipotesis 1
Pengujian hipotesis pertama yaitu untuk melihat apakah ada pengaruh
partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur
desentralisasi terhadap kinerja manajerial SKPD daerah menggunakan analisa regresi
berganda.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata nilai
variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif.
Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban point 4 dan point 5
merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5 adalah
sangat setuju. Untuk menguji hipotesis 1 mengenai pengaruh partisipasi dalam
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan struktur desentralisasi
terhadap kinerja manajerial SKPD secara simultan dan parsial digunakan pengujian
hipotesis secara parsial dengan uji t, dan secara simultan dengan uji F.
1. Uji t.
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh
parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi
bahwa variabel lain dianggap konstan. Langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut :
Ho : ρ = 0 Partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
anggaran dan struktur desentralisasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap
kinerja manajerial SKPD.
Ha : ρ ≠ 0 Partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
anggaran dan struktur desentralisasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
manajerial SKPD.
Nilai t tabel dapat dilihat dengan menggunakan tabel t. Dasar pengambilan
keputusan adalah :
a. Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b. Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
2. Uji F.
Uji F menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F
adalah sebagai berikut :
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Ho : ρ = 0 Partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
anggaran dan struktur desentralisasi tidak berpengaruh secara simultan terhadap
kinerja manajerial SKPD.
Ha : ρ ≠ 0 Partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
anggaran dan struktur desentralisasi berpengaruh secara simultan terhadap kinerja
manajerial SKPD.
Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua variabel bebas yang akan
mempengaruhi persamaan regresi.
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan
berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan :
a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
4.7.3.2 Pengujian Hipotesis 2
Pengujian hipotesis 2 yaitu untuk melihat pengaruh interaksi antara
moderating variabel dengan masing-masing variabel independen terhadap kinerja
manajerial SKPD digunakan analisa selisih mutlak.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskriptif Data
Jumlah kuesioner yang disebar kepada responden adalah sebanyak 62
kuesioner dan dilakukan satu tahap. Kemudian sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, kuesioner dijemput kembali. Dari 62 kuesioner yang dikirim/dibagikan
yang kembali sebanyak 57 dan yang cacat sebanyak 2 Jadi kuesioner yang bisa
digunakan untuk melakukan analisis data hanya sebanyak 55 sebagaimana dapat
dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Distribusi Kuesioner
J u m l a h Kembali No Keterangan
Instansi Sebar Baik Rusak tidak
kembali
1 Sekretariat Daerah 1 2 2 - -
2 Sekretariat Dewan 1 2 2 - -
3 Badan 8 16 14 1 1
4 Dinas 17 34 29 1 4
5 Kantor 3 6 6
6 Inspektorat 1 2 2
Jumlah 31 62 55 2 5
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Dari tabel 5.1 tentang Distribusi Kuesioner, terlihat bahwa kuesioner yang
disebar sebanyak 62 dan kuesioner yang kembali dalam keadaan baik 55 atau
sebanyak 89%, sedangkan kuesioner yang kembali dalam keadaan rusak 2 atau 3 %.
5.1.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data
tentang demografi responden penelitian yang terdiri dari: (1) Tingkat pendidikan, (2)
jabatan responden, (3) pangkat dan golongan, (4) lama bekerja, dan (5) diklat yang
diikuti. Tabel 5.2 sampai 5.6 menyajikan ringkasan demografi responden.
Tabel 5.2. Tingkat Pendidikan Responden
No Latar Belakang Pendidikan Frekuensi Persentase
1 SLTA 1 1,8 % 2 D3 25 45,5 % 3 S1 27 49,1 % 4 S2 2 3,6 % 5 S3 0 0,0 %
Total 55 100 % Tingkat pendidikan responden relatif tidak tinggi, hal ini dapat dilihat bahwa ada 26
orang atau 47,3 % dari responden mempunyai tingkat pendidikan di bawah S1,
sedangkan tingkat pendidikan S1 keatas sebanyak 29 orang atau 52,7 %.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Tabel 5.3. Lama Bekerja Responden
No Lama Bekerja Frekuensi Persentase
1 1 – 5 tahun 0 0 %2 6 – 10 tahun 12 21,8 %3 11 – 15 tahun 17 30,9 %
4 16 – 20 tahun 20 36,4 %
5 > 20 tahun 6 10,9 %Total 55 100 %
Dari 55 orang responden diketahui bahwa sebagian besar telah memiliki masa kerja
yang tinggi yaitu 6 orang atau 10,9 % telah memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun,
dan tidak ada yang memiliki masa kerja 1-5 tahun. Sedangkan yang memiliki masa
kerja antara 6-10 tahun dan 11-15 tahun masing-masing sebanyak 12 orang atau
21,8% dan 17 orang atau 30,9% selebihnya sebesar 36,4 % atau sebanyak 20 orang
telah memiliki masa kerja 16-20 tahun.
5.1.2 Uji Response Bias
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang diantar langsung oleh
peneliti (personally administered). Peneliti menemui setiap responden dan
memberikan kuesioner kepada mereka. Hanya 1 dari kuesioner yang kembali tersebut
yang diterima 8 hari setelah kuesioner diberikan. Karena masa penerimaan kembali
kuesioner yang satu dan lain relatif sama, maka dalam penelitian ini tidak dilakukan
pengujian response bias.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
5.2 Analisis Data
5.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data
Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian
maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan
uji validitas dan Reliabilitas data. Uji ini perlu dilakukan karena jenis data penelitian
adalah data primer.
5.2.1.1 Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software statistik, nilai
validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka
instrumen tersebut dikatakan valid. Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan
bahwa seluruh item pertanyaan untuk mengukur variabel penelitian dinyatakan valid.
Hal ini dapat dilihat bahwa r hitung lebih besar r tabel, dimana nilai r tabel untuk
sampel sebanyak 55 adalah 0,204, sebagaimana dapat digambarkan pada tabel 5.4
Tabel 5.4. Uji Validitas Variabel
Variabel Butir Instrumen r hitung R tabel Ket Kinerja Managerial (Y)
a. KM1 b. KM2 c. KM3 d. KM4 e. KM5 f. KM6
0.930 0.896 0.868 0.898 0.842 0.885
0,204 0,204 0,204 0,204 0,204 0,204
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)
a. Part1 b. Part2 c. Part3 d. Part4 e. Part5 f. Part6
0.683 0.640 0.772 0.813 0.819 0.845
0,204 0,204 0,204 0,204 0,204 0,204
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Kejelasan Sasaran Anggaran (X2)
a. SA1 b. SA2 c. SA3 d.SA4 e.SA5 f.SA6
0.766 0.842 0.698 0.766 0.810 0.667
0,204 0,204 0.204 0.204 0.204 0.204
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Struktur Desentralisasi (X3)
a. Des1 b. Des2 c. Des3 d. Des4 e. Des5 f. Des6
0.391 0.488 0.706 0.428 0.423 0.452
0,204 0,204 0,204 0,204 0,204 0,204
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Pengawasan Internal (X4)
a. PI1 b. PI2 c. PI3 d. PI4 e. PI5
0.393 0.678 0.656 0.732 0.583
0.204 0.204 0.204 0.204 0.204
Valid Valid Valid Valid Valid
Lanjutan Tabel 5.4.
Sumber : Lampiran 3
5.2.1.2 Uji Reliabilitas
Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas
menunjukkan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan
instrumen tersebut reliabel. Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya
adalah melakukan uji reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha.
Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki koefisien
Cronbach’s Alpha > 0,6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Hasil
pengujian data menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Hal
ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Tabel 5.5. Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Alpha Cronbach’s
Batas Reliabilitas
Keterangan
Kinerja Manajerial SKPD (Y) Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1) Kejelasan Sasaran Anggaran (X2) Struktur Desentralisasi (X3)
Pengawasan Internal (X4)
0,992 0,914 0,912 0,734 0,815
0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Lampiran 3
5.3 Diskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh diskripsi data
penelitian sebagai berikut :
Tabel 5.6. Deskripsi Statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kinerja Manajerial SKPD 55 2.00 4.67 3.0428 0.73723 Partisipasi dalam Anggaran 55 2.00 4.83 3.2426 0.72182 Kejelasan Sasaran Anggaran 55 2.00 5.00 3.0241 0.62715 Struktur Desentralisasi 55 2.00 4.50 3.0301 0.62307 Pengawasan Internal 55 2.00 4.20 2.9564 0.56265 Valid N (listwise) 55
Sumber: Lampiran 4
Nilai rata-rata kinerja manajerial SKPD sebesar 3.0428 yang menunjukkan
bahwa kinerja manajerial di Kabupaten Deli Serdang cukup tinggi. KInerja
managerial dipersepsikan tinggi jika mempunyai nilai rata-rata 4. Partisipasi dalam
penyusunan Anggaran responden dengan nilai rata-rata sebesar 3,2426 menunjukkan
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
bahwa responden mempunyai partisipasi yang cukup tinggi dalam proses penyusunan
anggaran di masing-masing SKPD. Kejelasan Sasaran Anggaran dengan nilai rata-
rata sebesar 3,0241 menunjukkan bahwa tingkat kejelasan sasaran anggaran cukup
jelas. Pengawasan internal yang dilakukan oleh auditor inspektorat di Kabupaten
Deli Serdang dipersepsikan rendah karena hanya memiliki nilai rata-rata dibawah 3
yaitu sebesar 2.9564.
5.4 Pengujian Asumsi Klasik
Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa
dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk
menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi
klasik ini terdiri pengujian normalitas, multikolineariti, dan pengujian
heteroskedastisitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah cross-
section. Oleh kerana itu, pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan.
5.4.1 Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis 1
5.4.1.1. Pengujian Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data
mempunyai distribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai
Kolmogorov Smirnov sebesar 0.987 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,364. Jika
signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka dapat dinyatakan
bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini juga didukung dengan grafik
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
dimana data mengikuti garis diagonal. Grafik uji normalitas dapat dilihat pada pada
gambar berikut ini.
Gambar 5.1. Pengujian Normalitas Data
5.4.1.2. Pengujian Multikolinearitas
Berdasarkan hasil uji korelasi diantara variabel independen, dapat dilihat
bahwa korelasi diantara variabel tersebut relatif tidak tinggi. Tidak ada korelasi yang
melebihi 0,6 (lihat lampiran 4), hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah
multikolinearitas diantara variabel independen. Pengujian ini didukung dengan nilai
VIF yang relatif kecil, yaitu tidak ada yang lebih besar dari 5 dan nilai Tolerance
tidak kurang dari 0,1.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Tabel 5.7. Uji Multikolinieritas
Model Unstandardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Tolerance VIF
1 (Constant) ,054 ,344 ,157 ,876 PART ,290 ,111 2,621 ,012 SA ,141 ,130 1,077 ,286 DES ,817 ,128 6,376 ,000
Sumber: Lampiran 4
5.4.1.3. Pengujian Heterokedastisitas
Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi
tidak terjadi heterokedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan
melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah
pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.2 berikut
ini.
Regression Standardized Predicted Value3210-1-2
Regre
ssion
Stud
entize
d Resi
dual
2
0
-2
-4
Scatterplot
Dependent Variable: KM
Gambar 5.2. Uji Heterokedastisitas
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
5.4.2 Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis 2
5.4.2.1 Pengujian Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data
mempunyai distribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai
Kolmogorov Smirnov sebesar 0.642 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,237. Jika
signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka dapat dinyatakan
bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini juga didukung dengan grafik
dimana data mengikuti garis diagonal. Grafik uji normalitas dapat dilihat pada pada
gambar berikut ini.
Gambar 5.3. Pengujian Normalitas Data
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
5.4.2.2. Pengujian Multikolinearitas
Berdasarkan hasil uji korelasi diantara variabel independen, dapat dilihat
bahwa korelasi diantara variabel tersebut relatif tidak tinggi. Tidak ada korelasi yang
melebihi 0,6, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas
diantara variabel independen. Pengujian ini didukung dengan nilai VIF yang relatif
kecil, yaitu tidak ada yang lebih besar dari 5 dan nilai Tolerance tidak kurang dari
0,1.
Tabel 5.8. Uji Multikolinieritas
Model Unstandardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Tolerance VIF 1 (Constant) -,103 ,408 -,253 ,801 PART ,321 ,124 2,593 ,013 SA ,068 ,144 ,470 ,641 DES ,787 ,146 5,399 ,000 PI ,026 ,130 ,198 ,844 INTER3 -,118 ,169 -,699 ,488 INTER1 -,164 ,158 -1,039 ,304 INTER2 ,009 ,147 ,061 ,952
Sumber: Lampiran 7
5.4.2.3. Pengujian Heterokedastisitas
Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi
tidak terjadi heterokedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan
melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah
pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
sumbu Y . Hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.4 berikut
ini.
Regression Standardized Predicted Value3210-1-2
Regre
ssion
Stud
entize
d Resi
dual
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: KM
Gambar 5.4. Uji Heterokedastisitas
5.5 Pengujian Hipotesis
5.5.1. Pengujian Hipotesis 1
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa
model sudah dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi berganda,
maka langkah selanjutnya melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis yang akan diuji
adalah partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan
Struktur Desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial SKPD. Ringkasan
hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Tabel 5.9. Ringkasan Pengujian Hipotesis 1
R = 0,809
a
,054 ,344 ,157 ,876 ,290 ,111 ,284 2,621 ,012 ,580 1,725 ,141 ,130 ,120 1,077 ,286 ,551 1,814,817 ,128 ,690 6,376 ,000 ,579 1,726
(Constant) PART SADES
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: KMa.
Adjusted R2 = 0,633 F = 32.102 Sig. F = 0,000 Sumber: Lampiran 6
Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara
independen variabel dengan dependen variabel. Berdasarkan hasil pengujian,
diperoleh nilai R sebesar 0,809, hal ini menunjukkan bahwa variabel partisipasi
dalam penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran dan struktur
desentralisasi mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kinerja manajerial.
Sedangkan nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Secara umum R2 untuk data silang (crossection) relatif
rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai koefisien
determinasi yang tinggi.
Jika independen variabel lebih dari satu, maka sebaiknya untuk melihat
kemampuan varaibel memprediksi variabel dependen, nilai yang digunakan adalah
nilai adjusted R2. Nilai adjusted R2 sebesar 0,633 mempunyai arti bahwa variabel
dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 63,3%. Dengan kata
lain 63,3 % perubahan dalam kinerja manajerial SKPD mampu dijelaskan variabel
partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan stuktur
desentralisasi sisanya sebesar 36,7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan
dalam penelitian ini.
Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung dengan tingkat signifikan
0,000. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka hasil dari model regresi
menunjukkan bahwa ada pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan
sasaran anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja manajerial SKPD. Dari
uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh partisipasi
dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi
terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan
maka model penelitian adalah sebagai berikut:
Kinerja = 0.054 + 0.290 Part + 0.141 SA + 0.817 DES + e
Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel kejelasan
sasaran anggaran, partisipasi dalam penyusunan anggaran dan struktur desenttralisasi
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
menunjukkan angka positip. Berarti bahwa hubungan antara variabel kejelasan
sasaran anggaran, partisipasi dalam penyusunan anggaran dan struktur desentralisasi
dengan kinerja adalah positip yaitu semakin tinggi variabel kejelasan sasaran
anggaran, partisipasi dalam penyusunan anggaran dalam penyusunan anggaran dan
struktur desentralisasi maka semakin tinggi kinerja mereka.
Untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial
terhadap kinerja manajerial, maka dapat dilihat dari nilai signifikansi t hitung
tersebut. Jika nilai signifikansi dari t hitung tersebut lebih kecil dari 0.05, maka dapat
dinyatakan bahwa ada pengaruh variabel tersebut terhadap kinerja manajerial.
Berdasarkan hasil pengujian data, maka dapat dinyatakan bahwa variabel kejelasan
sasaran anggaran tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja
manajerial SKPD. Sedangkan variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran dan
struktur desentralisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
managerial SKPD.
5.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua
Dalam penelitian pengujian efek moderasi dan efek utama dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi moderasian lewat suatu metode yang disebut dengan
analisis regresi berjenjang (hierarchical regression analysis). Metode ini
membutuhkan dua buah persamaan regresi, yatu pertama yang hanya berisi efek-efek
utama dan yang kedua berisi dengan efek-efek utama dan efek moderasi. Persaman
untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Model I : KM = β0 + β1Part + β2SA + β3DES + e
Model II : KM = β0 + β1Part+ β2SA + β3DES + β4PI + β5│Part-PI│+ β6│SA-PI│+
β7│DES-PI│+ e
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk melihat efek moderasi suatu variable
yaitu sebagai berikut:
a. Efek moderasi dilihat dari kenaikan R2 persamaan regresi yang berisi dengan
efek-efek utama dan efek moderasi dari persamaan regresi yang hanya berisi efek
utama saja
b. Efek moderasi dapat dilihat dari signifikansi koefisien regresi dari interaksi.
Tabel 5.10. Ringkasan Pengujian Hiptesis 2
Koefisien Prob Persamaan 1
Konstanta a -0.059 0.884 Part b1 0.267 0.013 SA b2 0,136 0.308 DES b3 0.784 0.000 PI b4
0.069 0.586
R 0.810 Adjusted R2 0.628 F 23.822 Prob. F 0.000
Persamaan 2 Konstanta a -0.103 0.801 Part b1 0.321 0.013 SA b2 0.068 0.641 DES b3 0.787 0.000 PI b4 0.026 0.844 Interak1 b5 0.164 0.304 Interak2 b6 0.009 0.952 Interak3 b7 -0.118 0.488 R 0.820 Adjusted R2 0.624 F 13.787 Prob. F 0.000
Sumber: Lampiran 8
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Dari ringkasan hasil pengujian model pertama dapat disimpulkan bahwa
variabel partisipasi dan struktur desentralisasi secara parsial mempengaruhi kinerja
managerial, sedangkan kejelasan sasaran anggaran tidak mempengaruhi kinerja
manajerial SKPD. Pengujian efek utama ini menyimpulkan bahwa variabel
pengawasan internal adalah variabel dependen yang secara bersama-sama
mempengaruhi kinerja manajerial SKPD, tetapi secara parsial pengawasan internal
tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja managerial. Untuk
melihat efek moderasi dari variabel pengawasan internal, maka dilakukan pengujian
terhadap model kedua. Hasil pengujian model kedua menunjukkan bahwa tidak ada
peningkatan nilai R2 (dalam hal ini dilihat dari nilai adjusted R2). Justru terjadi
penurunan nilai R2. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada efek moderasi dari variable
pengawasan internal. Hal ini sejalan dengan kriteria kedua, bahwa variable
pengawasan nternal tidak mempunyai efek moderasi terhadap semua variable
independen dengan tingkat signifikansi 5% Berdasarkan hal ini apat disimpulkan
bahwa variable pengawasan internal bukan merupakan variable moderasi yang
memperkuat hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan
sasaran anggaran dan struktur desentralisai dengan kinerja managerial.
5.6 Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa
Partisipasi dalam penyususnan anggaran dan struktur desentralisasi mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja manajerial SKPD, sedangkan kejelasan
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
sasaran anggaran tidak mempengaruhi secara signifikan kinerja manajerial SKPD.
Pengujian hipotesis kedua menyimpulkan bahwa pengawasan internal mempunyai
efek moderasi dengan tingkat signifikansi 10% terhadap hubungan antara partisipasi
dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial SKPD, tetapi jika
menggunakan tingkat signifkansi 5%, pengawasan internal tidak dapat dikatakan
memiliki efek moderasi.
5.6.1 Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Partisipasi Penyusunan
Anggara berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja SKPD. Hasil Penelitian ini
mendukung penelitian Suhartono, Halim (2005) yang menyimpulkan Partisipasi
penyusunan anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja manajerial
SKPD di Pemerintahan daerah. Sejalan dengan pernyataan Riyadi (1998) bahwa
partisipasi penyusunan anggaran merupakan sarana bagi karyawan untuk dapat lebih
mengerti terhadap apa yang mereka kerjakan. Selanjutnya, partisipasi penyusunan
anggaran akan membantu karyawan untuk memperbaiki kinerja mereka dengan
mengetahui target anggaran. Demikian juga dengan hasil penelitian Argrys (1952)
dalam Kenis (1979) yang mengatakan kunci dari kinerja yang efektif adalah
partisipasi dari bawahan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan
tersebut.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
5.6.2 Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Kejelasan Sasaran
Anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja SKPD. Hasil
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Suhartono dan Halim (2005) yang
menyimpulkan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja manajerial Pemda. Hasil penelitian tidak sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Kenis (1979), bahwa kejelasan sasaran anggaran merupakan
sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar
anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas
pencapaian sasaran tersebut. Oleh sebab itu sasaran anggaran daerah harus dinyatakan
secara jelas, spesifik dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung jawab untuk
melaksanakannya. Locke (1968) dalam Kenis (1979) menyatakan bahwa penetapan
tujuan spesifik akan lebih produktif dari pada tidak menetapkan tujuan spesifik. Hal
ini akan mendorong karyawan untuk melakukan yang terbaik bagi pencapaian tujuan
yang dikehendaki sehingga dapat berimplikasi pada peningkatan kinerja.
Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
Syafrial (2009), menyimpulkan bahwa kejelasan sasaran anggran berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja managerial SKPD. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin
disebabkan ada perbedaan karakter dari individu dalam penyusunan anggaran satuan
kerja perangkat daerah di Kabupaten Deli Serdang dengan di Kabupaten Saralangon.
Dalam RKA_SKPD yang akhirnya akan dijadikan bahan dalam penyusunan anggaran
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
SKPD, Kabupaten Deli Serdang, tidak begitu memperhatikan kejelasan sasaran
anggaran. Indikator kinerja yang dibuat dalam RKA, masih bersifat tidak terukur.
Setiap akhir periode, masing-masing SKPD menyusun laporan pertanggungjawab
atas penggunaan anggaran dalam bentuk LAKIP. Pengukuran kinerja dalam lakip
hanya berdasarkan aspek ekonomis, efektifitas dan efesiensi. Dimana pengukuran
tersebut masih dianggap kurang tepat karena tidak memperhatikan apakah belanja
yang telah dikeluarkan tersebut telah mencapai sasaran yang dicantumkan dalam
RKA.
Indikator kinerja yang digunakan selama ini oleh pemerintah daerah dalam
pelaporan pertanggungjawabab keuangan daerah masih memiliki kelemahan karena
indikator kinerja tersebut tidak terukur, dan tidak didukung oleh data yang valid dan
handal. Indikator kinerja hanya membandingkan antara anggaran dan realisasi,
sedangkan dalam penyusunan anggaran, penentuan besarnya nilai rupiah belanja
untuk program dan kegiatan tidak berdasarkan suatu data yang valid dan dapat
diandalkan. Misalkan dalam penentuan belanja untuk pemelihraan aktiva tetap
sebesar Rp. 300.000.000 tidak didukung perincian yang logis dan data yang dapat di
andalkan seperti data tentang jumlah asset tetap dan kondisi asset tetap tersebut yang
perlu biaya pemeliharaan. Sehingga tidak jelas apakah asset tersebut hanya perlu
belanja pemeliharaan ringan atau biaya pemeliharaan berat. Sehingga saat realisasi
anggarannya ternyata hanya Rp. 250.000.000 juta dianggap pemerintah daerah sudah
efesien. Jika dilakukan analisa lebih lanjutnya, ternyata belanja yang dikeluarkan
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
seharusnya cukup Rp. 200.000.000 juta. Jadi ada keterkaitan antara proses
penyusunan anggaran dan penilaian kinerja satuan kerja perangkat daerah. Dengan
adanya indikator kinerja tersebut terjadi kesenjangan antara masyarakat dan
pemerintah daerah dalam menilai kinerja yag telah mereka capai. Dalam satu sisi,
masyarakat menganggap kinerja pemerintah daerah sangat rendah/jelek tetapi
berdasarkan indikator kinerja yang dibuat oleh pemerintah dalam laporan
pertanggungjawaban pemerintah daerah, pemerintah daerah tergolong memiliki
kinerja yang baik. Hal ini disebabkan adanya pengukuran kinerja yang dianggap
kurang tepat yang tidak memasukkan beberapa unsur yang berkaitan dengan
masyarakat.
Sistem pengukuran kinerja yang dapat mengindikasikan orientasi pemenuhan
kepuasan/kebutuhan masyarakat adalah penetapan indikator dan target kinerja yang
jelas dan terukur. Penetapan indikator dan target kinerja merupakan tahap penting
yang harus dilakukan secara hati-hati. Penetapan indikator dan target kinerja penting
untuk menentukan keberhasilan satuan kerja perangkat daerah dalam melaksanakan
program dan kegiatan. Penetapan kinerja diharapkan tidak menimbulkan kesenjangan
penilaian antara masyarakat dan pemerintah daerah.
Locke (1968) dalam Kenis (1979) mengatakan kejelasan sasaran anggaran
disengaja untuk mengatur perilaku karyawan. Ketidakjelasan sasarana anggaran akan
menyebabkan pelaksana anggaran menjadi bingung, tidak tenang dan tidak puas
dalam bekerja. Hal ini menyebabkan pelaksanaan anggaran tidak termotivasi untuk
mencapai kinerja yang diharapkan.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
5.6.3. Pengaruh Struktur Desentralisasi terhadap Kinerja Managerial
Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa struktur
desentralisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial
SKPD. Hal ini sejalan dengan penelitian Syafruddin (2005) dan pendapat para
akademisi maupun praktisi di bidang bisnis termasuk akuntasi yang menyatakan
bahwa tingkat atau intensitas partisipasi anggaran dan derajat struktur organisasi yang
terdesentralisasi akan meningkatkan atau menurunkan kinerja orang yang terlibat
dalam partisipasi dan struktur tersebut. Yang menjadi perhatian dan menimbulkan
perbedaan pandangan adalah adanya faktor-faktor lain yang merupakan faktor
moderating ataupun intervening yang diidentifikasi dan diteliti dalam penelitian
sektor publik (Pemerintah Daerah) di Indonesia yaitu hubungan antara partisipasi
anggaran dan Struktur Organisasi yang terdesentralisasi dengan kinerja menejerial.
Struktur Organisasi desentralisasi secara umum ditujukan dengan
pengambilan keputusan yang terjadi dalam organisasi. Dalam struktur sentralisasi
yang tinggi, sebagian keputusan diambil pada tingkat hirarki organisasi yang
tertinggi, dan apabila sebagian otorisasi didelegasikan pada level yang rendah dalam
organisasi, maka organisasi tersebut lebih desentralisasi.
Desentralisasi akan menunjukkan tingkat otonomi yang didelegasikan pada
manajerial SKPD sehingga manajerial SKPD mempunyai tanggung jawab yang lebih
besar terhadap perencanaan dan pengendalian aktivitas operasi serta membutuhkan
informasi yang lebih banyak. Jadi organisasi yang strukturnya lebih terdesentralisasi
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
seperti pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, para manajerial SKPD mempunyai
otonomi yang lebih besar dalam proses pengambilan atau penetapan keputusan.
Otonomi pengambilan keputusan ini antara lain meliputi tanggung jawab
pimpinan kepala dinas atau badan secara keseluruhan terhadap unit kerja yang
dipimpinnya. Sebelum diberlakukan otonomi daerah tanggungjawab fisik dan
keuangan diemban oleh pimpinan proyek dan bendahara proyek, maka sejak otonomi
daerah Kepala Dinas atau Badanlah yang bertanggung jawab secara langsung
terhadap proyek-proyek tersebut. Dengan otonomi yang semakin tinggi ini, dapat
diprediksikan bahwa Kepala Badan dan Kepala Dinas akan lebih bertanggung jawab,
selanjutnya kinerja manajerial juga menjadi semakin meningkat. Dengan kata lain,
semakin struktur terdesentraslisasi organisasi di pemerintahan daerah, maka semakin
tinggi pula kinerja kepala SKPD dalam menjalankan pengelolaan keuangan daerah.
5.6.4. Pengaruh Pengawasan Internal terhadap Kinerja Managerial SKPD
Hasil penelitian menujukkan bahwa pengawasan internal tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja managerial SKPD. Hal ini tidak sejalan
dengan pendapat beberapa pakar keuangan daerah. Menurut Mardiasmo (2001)
dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh pelaksanaan APBD dan
Pertanggung jawaban APBD yang meliputi setiap tahapan pengelolaan keuangan
daerah, maka diharapkan proses pengelolaan keuangan daerah terutama dalam proses
penyusunan anggaran akan memperbesar pengaruhnya terhadap kinerja manajerial
SKPD. Alamsyah (1997) menyebutkan bahwa tujuan adanya pengawasan APBD
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
adalah untuk : (1) menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dijalankan, (2)
menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai dengan anggaran yang telah digariskan, dan
(3) menjaga agar hasil pelaksanaan APBD benar-benar dapat dipertanggung
jawabkan.
Dari pengujian hipotesis kedua, disimpulkan bahwa variabel pengawasan
internal bukan merupakan variabel independen yang mempengaruhi kinerja
managerial SKPD. Hal ini diperkirakan dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya, yaitu: belum adanya barometer keberhasilan seperti pada organisasi
bisnis sehingga sulit untuk menentukan tingkat keberhasilan. Begitu juga adanya
faktor terjadinya keterlambatan dalam pengesahan peraturan daerah tentang APBD,
yang dapat menyebabkan banyak program dan kegiatan yang tidak dapat
dilaksanakan untuk tahun anggaran berjalan sehingga terjadi keterlambatan
pembangunan daerah tersebut. Selain itu juga ada masalah sumber daya manusia
yang masih belum seperti harapan, misalnya pemahaman dalam pembuatan dokumen
yang diperlukan untuk pelaksanaan APBD. Faktor lain juga yang diperkirakan
mempunyai peran yang sangat besar yaitu masalah perubahan peraturan khususnya
yang mengatur tentang keberadaan kantor Inspektorat sebagai pengawas intern,
dimana banyak yang terjadi setelah era otonomi daerah banyak lahir raja-raja kecil
baru, sehingga rekruitmen personil dan pemutasian personil dari satu badan/kantor ke
tempat lain begitu mudah, sehingga kwalitas personil banyak yang tidak seperti
harapan.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Jadi, dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan intern tidak dapat
memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja manegerial SKPD.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi
dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi
terhadap kinerja manajerial SKPD, dengan memasukkan pengawasan internal sebagai
pemoderasi. Berdasarkan hasil analisis sebagaimana telah di uraikan sebelumnya,
maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara simultan, partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
anggaran dan struktur desentralisasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja
manajerial SKPD, dan hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian.
2. Secara parsial, partisipasi dalam penyusunan anggaran, stuktur desentralisasi
berpengaruh cukup signifikan yang mana hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan Suhartono dan Abdul Halim (2005) dan juga hasil penelitian yang
dilakukan oleh Syafruddin (2005). Sedangkan kejelasan sasaran anggaran tidak
berpengaruh terhadap kinerja managerial SKPD, dan hal ini berbeda dengan hasil
penelitian oleh Suhartono dan Abdul Halim (2005) yang menyimpulkan bahwa
kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja managerial.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan internal tidak dapat
memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
anggaran dan stuktur desentralisasi terhadap kinerja managerial SKPD. Hal ini
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
tidak sejalan dengan pendapat pakar keuangan daerah yaitu Mardiasmo (2001)
yang menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan dan
pertanggungjawaban APBD yang meliputi setiap tahap pengolahan keuangan
daerah, diharapkan proses pengelolaan keuangan daerah terutama dalam proses
penyusunan anggaran akan besar pengaruhnya terhadap kinerja managerial
SKPD.
6.2 Keterbatasan Penelitian
Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa pengawasan internal tidak dapat
memoderasi pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran
anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja manegerial SKPD karna adanya
beberapa faktor yang kuat diantaranya, yaitu belum adanya barometer keberhasilan
seperti organisasi bisnis, sehingga sulit menentukan tingkat keberhasilan,
keterlambatan dalam pengesahan APBD, kelemahan SDM dan adanya perubahan
peraturan.
6.3 Saran Berdasarkan keterbatasan penelitian ini tersebut, peneliti menyarankan kepada
peneliti berikutnya untuk tidak memasukkan variabel pengawasan internal sebagai
pemoderasi, tetapi dapat mengantinya dengan variabel lain seperti komitmen
organisasi, motivasi ataupun reward.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, H, 2004, Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntanbilitas kinerja instansi pemerintah pada kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yoyakarta, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
Adoc, M, H, 2002, Pengaruh Karakteristik tujuan anggaran terhadap perilaku, sikap dan kinerja pemerintah daerah diprovinsi Nusa Tenggara Timur, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
Bastian, Indra, 2001, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Edisi 1, BPFE UGM, Yogyakarta.
___________, 2006, Sistem Akuntansi Sektor Publik, Edisi 2, Jakarta, Salemba Empat.
___________, 2007, Audit Sektor Publik, Edisi 2, Jakarta Salemba Empat.
Brownwll, P, 1982, “Participation in the budgeting proses when it eork and when it doesn’t”, journal of accounting leterature, Vol 1
Burns, WJ and Water Housem JH, 1975, “Budgetary Control and organizational Structure” Journal of Accounting Research, Autumm.
Dansereane, F jr, Graaen, Grand Haga, Wj, 1975 “A Vertical Dyad Linkage Approach to Leadership Within Formal Organizations” Organizational Behaviour and Human performance, Vol. 13.
Dent, J, 1986, “Organizational reserach in accounting perpective, issues, and a commentary “Research and currentissue in Management accounting”, Pitman, London.
Dwianasari, R, 2004, Pengaruh hubungan antara struktur Desentralisasi dan partisipasi Penyusunan anggaran terhadap kinerja Dinas dengan komitmen organisasi sebagai variable intervening, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
Govindarajan, V, 1986, “Impact of Participation in the budgetary process on manegerial attitude and performance universalistic and cantingency perspective”, Decisious Science.
Ghozali, Imam, 2002, Aplikasi analisis Multivariat dengan program SPSS, BP Undip.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Halim, Abdul, 2007, Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi keuangan Daerah, Edisi 3, Jakarta, Salemba Empat.
Hassan, Iqbal, 2008, Pokok-pokok Materi Statistik 2, Statistik Inferensif, Edisi Kedua, Jakarta, Bumi Aksara.
Ikhsan, Arfan, 2008, Metodologi Penelitian Akuntasi Keprilakuan, Edisi pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Kenis, I, 1979, Effect on Budgentary good characteristic on Managerial Attitude and Performance, The Accounting Review.
Keputusan Presiden RI No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Mathieu, J.E and Zajac, DM, 1990, “A riview and meta analisi of the antecedents, correlates, and cansequences of organizational commitment”, Pcychological Bulletin, Vol. 108.
Mia, L, 1989, “The Impact of participation in budgeting and job difficulty on manegerial performance, work motivation, a research note’, Accounting, organizations and society, Vol. 13.
___________, 1993, “ The Role of MAS information in organizations, an empirical study”, British Accounting Review, Vol. 25.
Milani, K, 1975, “The Relationship of participation in budget setting to industrial Supervisor performance and attitude, a filed study”, accounting Review, Vol. 50.
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.
Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2005 Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah (SAP).
Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan daerah kepada Pemerintah, Laporan keterangan pertanggung jawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada masyarakat.
Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2007 tentang Pokok-pokok Perbendaharaan Negara.
Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) No. 01 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) No. 3 tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara.
Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah cq. Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas Permendagri No. 13 tahun 2006.
Permendagri No. 26 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah Tahun Anggaran 2007.
Permendagri No. 23 tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Permendagri No. 4 tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Permendagri No. 7 tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Permendagri No. 12 tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja dilingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.
Permendagri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standard Pelayanan Minimal.
Permendagri No. 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Siegel, G. dan H. R. Marconi Boulian. 1989. “Behavioral Accounting”. Cincinati. Ohio. South-Western Publishing Co. Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi (Ed). 1989. Metode Penelitian Survei. Edisi Revisi.Jakarta: LP3ES.
STAR, ADB, 2007, Laporan Sektor tentang Akuntabilitas dan Audit di Indonesia, State Audit Refom-Sector Development Progam (STAR-SDP), Program Loan Monitoring Unit (PLMU).
Surat Edaran Mendagri No. SE.900/316/BAKD tahun 2007 tentang Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggung jawaban Keuangan Daerah.
Surat Edaran Mendagri No. SE.900/079/BAKD tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.
Undang-undang No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah cq. UU No.12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Undang-undang No. 25. tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Undang-undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan
A. Demografi Responden
Nama Instansi :
Nama Responden : (Jika tidak keberatan)
Tanggal Pengisian :
Pendidikan Terakhir : SLTA/Sederajat Diploma (D3) Strata 1 (Sarjana) Strata 2 (Master) Strata 3 (Doktor)
Jabatan : Kepala Badan/Dinas/Instansi Pejabat Penatausahaan Keuangan
Pangkat/Golongan : Golongan IV Golongan III Golongan II
Lama Bekerja : 1 – 5 tahun 6 – 10 tahun 11 – 15 tahun 16 – 20 tahun ≥ 21 tahun
Kursus/Diklat/Bintek di bidang akuntansi, keuangan dan penyusunan anggaran yang telah Bapak/Ibu ikuti : Tidak Pernah Pernah Jarang Sering Sangat Sering
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
B. Kuesioner Kinerja Manajerial. Kinerja pimpinan yang efektif dapat dianggap tergantung pada kemampuan dalam
bidang-bidang aktivitas pemimpin yang tercantum pada pernyataan berikut. Untuk
masing-masing aktivitas, mohon Bapak/Ibu mengukur kinerja bapak/ibu akhir-akhir
ini untuk tiap-tiap bidang.
Petunjuk :
Bapak/ibu diminta mengevaluasi kinerja pekerjaannya sendiri dengan cara memberi
tanda silang (X) atau lingkaran pada angka 1 s.d 5 di ruang yang disediakan untuk
mengukur kinerja Bapak/Ibu pada akhir-akhir ini dalam kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
1. Anggaran SKPD dapat disusun sesuai dengan kalender anggaran.
5 1 2 4 3 SangatSangat Tidak
Setuju Setuju Netral
Setuju Tidak Setuju
2. Program dan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
5 1 2 4 3
Sangat Setuju
Sangat Tidak Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
3. Proses penatausahaan keuangan SKPD telah berjalan sesuai dengan seharusnya.
5 1 2 4 3 Sangat
Setuju Sangat Tidak
Setuju Setuju Netral
Tidak Setuju
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
4. Laporan pertanggungjawaban SPJ dapat diserahkan sekurang-kurangnya tanggal
10 bulan berikutnya.
5 1 2 4 3 Sangat
Setuju Sangat Tidak
Setuju Setuju Netral
Tidak Setuju
5. Laporan keuangan SKPD dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
5 1 2 4 3
Sangat Sangat Tidak
Setuju Setuju Netral
Setuju Tidak Setuju
6. Saya dapat mengarahkan, memimpin dan mengembangkan anak buah.
5 1 2 4 3 Sangat Sangat Tidak
Setuju Setuju Netral
Setuju Tidak Setuju
C. Kuesioner Pertisipasi Dalam Penyusunan Anggaran
Pertanyaan berikut menggambarkan peran Bapak/Ibu dalam penyusunan anggaran
untuk SKPD Bapak/Ibu. Mohon beri tanda silang (x) atau lingkaran pada angka yang
sesuai untuk masing-masing pertanyaan.
1. Dalam penyusunan anggaran, saya selalu melibatkan bawahan.
5 1 2 4 3 Sangat Sangat Tidak
Setuju Setuju Netral
Setuju Tidak Setuju
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
2. Banyaknya kesempatan yang diberikan kepada bawahan untuk ikut dalam
penyusunan anggaran SKPD
5 1 2 4 3 Sangat Setuju
Sangat Tidak Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
3. Banyaknya informasi yang saya berikan dalam pelaksanaan anggaran.
5 1 2 4 3 Sangat
Setuju Sangat Tidak
Setuju Setuju Netral
Tidak Setuju
4. Dalam penyusunan program dan kegiatan saya melibatkan bawahan
5 1 2 4 3 SangatSangat Tidak
Setuju Setuju Netral
Setuju Tidak Setuju 5. Saya selalu meminta pendapat, atau saran saat anggaran akan ditetapkan.
5 1 2 4 3
Sangat Setuju
Sangat Tidak Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
6. Kontribusi bawahan terhadap anggaran SKPD sangat besar.
5 1 2 4 3
Sangat Setuju
Sangat Tidak Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
D. Kuesioner Kejelasan Sasaran Anggaran 1. Ada kejelasan sasaran anggaran pada satuan kerja ini.
5 1 2 4 3 Sangat Sangat Tidak
Setuju Setuju Netral
Tidak Setuju Setuju 2. Ada spesifikasi sasaran anggaran pada satuan kerja ini.
5 1 2 4 3
Sangat Sangat Tidak Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju Setuju
3. Saya dapat mengetahui tingkat kepentingan sasaran anggaran pada setiap program.
5 1 2 4 3 Sangat Sangat Tidak
Setuju Setuju Netral
Tidak Setuju Setuju
4. Saya dapat mengetahui secara jelas outcame yang harus dicapai pada setiap
program dan kegiatan
3 4 5 1 2
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
5 Anggaran yang dibuat telah mempertimbangkan skala prioritas.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
6. Indikator kinerja untuk setiap kegiatan yang tercantum dalam anggaran telah
terdefinisi dengan jelas dan terukur.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
E. Kuesioner Struktur Desentralisasi
1. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan jumlah anggaran untuk satuan
kerja saya.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
2. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan program dan kegiatan di satuan
kerja saya.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
3. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan pegawai yang terlibat dalam
program dan kegiatan.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
4. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan prioritas kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
5. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan penambahan pegawai di satuan
kerja saya.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
6. Saya mempunyai wewenang untuk menentukan pemutasian pegawai.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
F. Kuesioner Pengawasan Internal
1. Inspektorat sudah memonitoring saat penyusunan anggaran.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
2. Inspektorat melakukan pengawasan/monitoring atas pelaksanaan anggaran.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
3. Inspektorat melakukan monitoring terhadap keberadaan barang milik daerah.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
4. Inspektorat melakukan review atas pelaporan pelaksanaan anggaran.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
5. Inspektorat memelihara independensi.
Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5
Tidak Setuju
Netral Setuju Sangat Setuju
Andarias Bangun
Terima kasih atas waktu dan partisipasi yang Bapak/Ibu berikan
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Lampiran 2. Rencana Waktu Penelitian
Feb Maret April Mei
JunNo Uraian
Kegiatan III IV II III IV II III IV II III IV I II
Penyusunan Proposal
Kolokium
Pengumpulan data
Pengolahan data
Penyusunan laporan penelitian
Seminar Hasil Perbaikan seminar hasil
Ujian Tesis
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Lampiran 3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Penelitian
1. Kinerja Manajerial
Reliability Statistics
,964 ,965 6
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Item-Total Statistics
15,18 24,300 ,930 ,877 ,95214,96 24,665 ,896 ,807 ,95614,80 24,793 ,868 ,805 ,95914,89 23,247 ,898 ,830 ,95614,78 24,952 ,842 ,755 ,96114,65 25,304 ,885 ,814 ,957
KM1KM2KM3KM4KM5KM6
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
2. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Reliability Statistics
,914 ,914 6
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Lampiran 3 (Lanjutan)
Item-Total Statistics
16,67 14,409 ,683 ,506 ,90916,60 14,467 ,640 ,478 ,91516,64 13,865 ,772 ,627 ,89816,65 12,860 ,813 ,695 ,89116,36 12,606 ,819 ,879 ,89016,25 12,119 ,845 ,879 ,887
PART1PART2PART3PART4PART5PART6
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
3. Kejelasan Sasaran Anggaran
Reliability Statistics
,912 ,915 6
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Item-Total Statistics
15,44 11,473 ,766 . ,89515,45 10,771 ,842 . ,88315,58 10,914 ,698 . ,90515,44 11,473 ,766 . ,89515,45 10,771 ,810 . ,88715,64 11,125 ,667 . ,909
SA1SA2SA3SA4SA5SA6
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Lampiran 3 (Lanjutan)
4. Sistem Desentralisasi
Reliability Statistics
,734 ,746 6
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Item-Total Statistics
15,75 6,230 ,391 ,251 ,71915,96 5,776 ,488 ,474 ,69115,85 5,460 ,706 ,622 ,62816,38 5,463 ,428 ,326 ,72015,89 6,580 ,423 ,513 ,71015,98 6,537 ,452 ,367 ,704
DES1DES2DES3DES4DES5DES6
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Lampiran 3 (Lanjutan)
5. Pengawasan Internal Reliability Statistics
,815 ,813 5
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items N of Items
Item-Total Statistics
11,78 6,544 ,393 ,171 ,83111,95 5,053 ,678 ,492 ,75512,11 5,210 ,656 ,509 ,76212,05 5,238 ,732 ,595 ,74212,40 5,096 ,583 ,347 ,789
PI1PI2PI3PI4PI5
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Lampiran 4. Deskriptif Statistik
Descriptives
Descriptive Statistics
55 2,00 4,67 3,0428 ,7372355 2,00 4,83 3,2426 ,7218255 2,00 5,00 3,0241 ,6271555 2,00 4,50 3,0301 ,6230755 2,00 4,20 2,9564 ,5626555
KMPARTSADESPIValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Correlations
1 ,602** ,457** ,779** ,434**,000 ,000 ,000 ,001
55 55 55 55 55,602** 1 ,592** ,563** ,291*,000 ,000 ,000 ,031
55 55 55 55 55,457** ,592** 1 ,592** ,253,000 ,000 ,000 ,062
55 55 55 55 55,779** ,563** ,592** 1 ,495**,000 ,000 ,000 ,000
55 55 55 55 55,434** ,291* ,253 ,495** 1,001 ,031 ,062 ,000
55 55 55 55 55
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
KM
PART
SA
DES
PI
KM PART SA DES PI
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Lampiran 5. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis 1
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi
zed Residual
N 55Mean .0000000Normal Parametersa Std. Deviation 2.09356059Absolute .100Positive .100
Most Extreme Differences
Negative -.091 Kolmogorov-Smirnov Z .987Asymp. Sig. (2-tailed) .364
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Lampiran 5 (Lanjutan)
2. Pengujian Multikolinearitas
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF B
Std. Error
1 (Constant) ,054 ,344 ,157 ,876 PART ,290 ,111 ,284 2,621 ,012 ,580 1,725 SA ,141 ,130 ,120 1,077 ,286 ,551 1,814 DES ,817 ,128 ,690 6,376 ,000 ,579 1,726
a Dependent Variable: KM
3. Pengujian Heterokedastisitas
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Scatterplot
Dependent Variable: KM
Lampiran 6. Pengujian hipotesis 1
Regression
Variables Entered/Removedb
DES,PART, SA
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: KMb.
Model Summaryb
,809a ,654 ,633 ,44636Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), DES, PART, SAa.
Dependent Variable: KMb.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
ANOVAb
19,188 3 6,396 32,102 ,000a
10,161 51 ,19929,349 54
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), DES, PART, SAa.
Dependent Variable: KMb.
Lampiran 7. Pengujian Asumsi Klasik Hipotresis Kedua
1. Pengujian Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 87
Mean .0000000Normal Parametersa
Std. Deviation 1.80050552
Absolute .165
Positive .165
Most Extreme Differences
Negative -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .642
Asymp. Sig. (2-tailed) .237
Coefficientsa
,054 ,344 ,157 ,876,290 ,111 ,284 2,621 ,012 ,580 1,725
,141 ,130 ,120 1,077 ,286 ,551 1,814,817 ,128 ,690 6,376 ,000 ,579 1,726
(Constant)PART SADES
Model 1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: KMa.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Lampiran 7 (Lanjutan) 2. Pengujian Multikolinaritas
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF B
Std. Error
1 (Constant) -,103 ,408 -,253 ,801 PART ,321 ,124 ,314 2,593 ,013 ,475 2,107 SA
,068 ,144 ,058 ,470 ,641 ,464 2,154
DES ,787 ,146 ,665 5,399 ,000 ,459 2,177 PI ,026 ,130 ,020 ,198 ,844 ,713 1,403 INTER3 -,118 ,169 -,070 -,699 ,488 ,702 1,424 INTER1 -,164 ,158 -,116 -1,039 ,304 ,560 1,785 INTER2 ,009 ,147 ,006 ,061 ,952 ,630 1,587
a Dependent Variable: KM
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
3. Pengujian Heterokedastisitas
Regression Standardized Predicted Value3210-1-2
Reg
ress
ion
Stud
entiz
ed R
esid
ual
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable:
KM
Lampiran 8. Pengujian Hipotesis 2
Regression
Variables Entered/Removedb
PI, SA,PART,DES
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: KMb.
Model Summaryb
,810a ,656 ,628 ,44945Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), PI, SA, PART, DESa.
Dependent Variable: KMb.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
ANOVAb
19,249 4 4,812 23,822 ,000a
10,100 50 ,20229,349 54
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), PI, SA, PART, DESa.
Dependent Variable: KMb.
Coefficientsa
-,059 ,403 -,146 ,884,287 ,111 ,281 2,578 ,013 ,579 1,728
,136 ,132 ,115 1,029 ,308 ,549 1,822,784 ,142 ,663 5,540 ,000 ,481 2,081,069 ,125 ,053 ,549 ,586 ,751 1,332
(Constant)PART SA DES PI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: KMa.
Lampiran 8 (Lanjutan) Regression
Variables Entered/Removedb
INTER2,PI, PART,INTER3,INTER1,SA, DES
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: KMb.
Model Summaryb
,820a ,673 ,624 ,45223Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), INTER2, PI, PART, INTER3,INTER1, SA, DES
a.
Dependent Variable: KMb.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
ANOVAb
19,737 7 2,820 13,787 ,000a
9,612 47 ,20529,349 54
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), INTER2, PI, PART, INTER3, INTER1, SA, DESa.
Dependent Variable: KMb.
Lampiran 9. Deskriptip item pertanyaan
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KM1 55 1 5 2,67 1,055 KM2 55 1 5 2,89 1,048 KM3 55 1 5 3,04 1,018 KM4 55 1 5 2,96 1,201 KM5 55 1 5 3,07 1,069 KM6 55 1 5 3,20 ,989 PART1 55 2 5 3,16 ,764 PART2 55 2 5 3,24 ,793 PART3 55 2 5 3,20 ,779 PART4 55 2 5 3,18 ,905 PART5 55 2 5 3,47 ,940 PART6 55 2 5 3,58 ,994 SA1 55 2 5 3,16 ,714 SA2 55 2 5 3,15 ,780 SA3 55 2 5 3,02 ,871 SA4 55 2 5 3,16 ,714 SA5 55 2 5 3,15 ,803
Coefficientsa
-,103 ,408 -,253 ,801,321 ,124 ,314 2,593 ,013 ,475 2,107
,068 ,144 ,058 ,470 ,641 ,464 2,154 ,787 ,146 ,665 5,399 ,000 ,459 2,177 ,026 ,130 ,020 ,198 ,844 ,713 1,403
-,118 ,169 -,070 -,699 ,488 ,702 1,424 -,164 ,158 -,116 -1,039 ,304 ,560 1,785 ,009 ,147 ,006 ,061 ,952 ,630 1,587
(Constant) PARTSA DES PIINTER3 INTER1 INTER2
Model 1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: KM a.
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
SA6 55 2 5 2,96 ,860 DES1 55 2 5 3,42 ,738 DES2 55 2 5 3,20 ,779 DES3 55 2 5 3,31 ,690 DES4 55 1 5 2,78 ,937 DES5 55 2 4 3,27 ,592 DES6 55 2 4 3,18 ,580 PI1 55 2 4 3,29 ,599 PI2 55 2 5 3,13 ,795 PI3 55 2 5 2,96 ,769 PI4 55 2 5 3,02 ,707 PI5 55 1 4 2,67 ,862 Valid N (listwise) 55
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009
Andarias Bangun : Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran, Ke je lasan Sasaran Anggaran Dan S t ruk tu r Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd Dengan Pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), 2009