pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja...

30
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL, MELALUI KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada 15 Perusahaan Di Kota Semarang) Arisha Hayu Pramesthiningtyas Pembimbing: Dr. H. Abdul Rohman MSi., Akt ABSTRACT The present study aims to examine the budgetary participation and managerial performance relationship on 15 company in Semarang. It also attempts to examine whether organization commitment and motivation mediate the budgetary participation and managerial performance relationship. This study used survey questionnaires method to middle-low managers and supervisors. Questionnaires were given to 45 respondents. A total of 42 questionners were received back and the questionners can be used to work are 41. A path analysis was utilized to examine the direct and indirect effects of budgetary participation toward managerial performance. The result in this research indicate that budgetary participation has no direct effect toward managerial performance. Budgetary participation has positive and significant effect toward organizational commitment and motivation. Budgetary participation also has indirect effect toward managerial performance via commitment organization as a intervening variable, but budgetary participation has no indirect effect toward managerial performance via motivation as a intervening variable. Keywords: budgetary participation, managerial performance, organization commitment, and motivation.

Upload: dinhdieu

Post on 06-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL,

MELALUI KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING (Studi Kasus Pada 15 Perusahaan Di Kota Semarang)

Arisha Hayu Pramesthiningtyas

Pembimbing: Dr. H. Abdul Rohman MSi., Akt

ABSTRACT

The present study aims to examine the budgetary participation and managerial performance relationship on 15 company in Semarang. It also attempts to examine whether organization commitment and motivation mediate the budgetary participation and managerial performance relationship. This study used survey questionnaires method to middle-low managers and supervisors. Questionnaires were given to 45 respondents. A total of 42 questionners were received back and the questionners can be used to work are 41. A path analysis was utilized to examine the direct and indirect effects of budgetary participation toward managerial performance. The result in this research indicate that budgetary participation has no direct effect toward managerial performance. Budgetary participation has positive and significant effect toward organizational commitment and motivation. Budgetary participation also has indirect effect toward managerial performance via commitment organization as a intervening variable, but budgetary participation has no indirect effect toward managerial performance via motivation as a intervening variable. Keywords: budgetary participation, managerial performance, organization commitment, and motivation.

I. PENDAHULUAN

Globalisasi telah menuntut perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia bisnis. Agar

perusahaan dapat bersaing pada lingkungan ini, perusahaan harus dapat menciptakan value

bagi konsumen. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan kemampuan menjalankan fungsi-

fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pemecahan

masalah (Saragih, 2008). Dari keempat fungsi manajemen tersebut, perencanaan merupakan

fungsi terpenting. Dan dalam perencanaa, anggaran adalah komponen terpenting.

Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama

periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial (Mardiasmo, 2002:61).

Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2004:354), anggaran adalah suatu rencana

kuantitatif dalam bentuk moneter maupun nonmoneter yang digunakan untuk menerjemahkan

tujuan dan strategi perusahaan dalam satuan operasi.

Anggaran sering digunakan untuk menilai kinerja para manajer. Jadi, perilaku manajer

sangat dipengaruhi oleh anggaran. Anggaran berhubungan erat dengan akuntansi. Apabila

dihubungkan dengan anggaran, data akuntansi merupakan salah satu sumber utama. Hal ini

karena akuntansi menyediakan data historis dan aktual yang bersifat keuangan, yang

memenuhi tujuan analisa dalam pengembangan rencana-rencana organisasi. Selanjutnya,

penyesuaian anggaran harus disesuaikan dengan sistem akuntansi yang terdapat pada

perusahaan tersebut, terutama penggolongan transaksi-transaksi dalam perkiraan-perkiraan

(Sabrina, 2009).

Agar anggaran tepat sasaran dan tujuan, anggaran yang disusun hendaknya dapat

mengakomodir kepentingan setiap departemen yang terkait didalamnya. Komunikasi dan

koordinasi antara bawahan dan atasan, pegawai dan manajer, dalam penyusunan anggaran

sangat diperlukan untuk menimbulkan perilaku positif, yaitu perilaku manajer untuk sejalan

dengan tujuan organisasi; serta mencegah timbulnya dampak disfungsional terhadap sikap

dan perilaku anggota organisasi (Nor dalam Sabrina, 2009).

Terdapat tiga pendekatan dalam proses penyusunan anggaran menurut Anthony dan

Govindrajan (2005:86), yaitu top-down (pendekatan dari atas ke bawah), bottom-up

(pendekatan dari bawah ke atas), dan pendekatan partisipasi. Dalam pendekatan partisipasi

ini, diperlukan kerjasama dari berbagai tingkat manajemen untuk mengembangkan rencana

anggaran.

Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan keterlibatan antara atasan dan

bawahan dalam menentukan proses penggunaan sumber daya pada kegiatan dan operasi

perusahaan (Eker, 2007). Adanya partisipasi anggaran, akan meningkatkan tanggungjawab

serta kinerja dari manajer level bawah dan menengah. Manajer dapat menyampaikan ide-ide

kreatif yang dimilikinya kepada manajer atas, yang mana ide tersebut mempunyai tujuan

untuk mencapai tujuan perusahaan. Tanggungjawab yang dimiliki untuk melaksanakan setiap

keputusan dari keikutsertaannya dalam proses penyusunan anggaran, akan menimbulkan

komitmen dalam diri manajer untuk mencapai tujuan tersebut.

Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu

agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan

kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan sendiri. Manajer akan mengesampingkan

kepentingan pribadinya, agar dapat memenuhi kepentingan organisasinya terlebih dahulu.

Hal ini tentu akan meningkatkan kinerja manajerial perusahaan tersebut.

Pendekatan partisipasi anggaran juga merupakan pendekatan penganggaran yang

berfokus kepada upaya untuk meningkatkan motivasi para karyawan sehingga dapat

mencapai tujuan dari perusahaan. Semakin tinggi partisipasi anggaran, maka akan semakin

tinggi pula motivasi karyawan.

Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Reksohadiprojo dan

Handoko dalam Narmodo dan Wajdi, 2007). Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat

menetukan bagi tercapainya suatu tujuan. Maka, manusia harus dapat menumbuhkan

motivasi kerja setingi-tingginya bagi para karyawan dalam perusahaan.

Jadi dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran, kinerja manajerial perusahaan akan

meningkat karena komunikasi antara bawahan dengan atasan dalam membuat keputusan

bersama menimbulkan motivasi dalam bekerja. Serta dengan adanya partisipasi tersebut, akan

meningkatkan komitmen untuk lebih bertanggungjawab atas setiap keputusan yang telah

ditetapkan. Manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan lebih berkomitmen

pada organisasinya.

Penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial memang

telah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan dengan menambahkan

beberapa faktor lain sebagai variabel intervening maupun moderasi yang dianggap dapat

mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Dan dari

penelitian-penelitian tersebut, terdapat hasil yang tidak konsisten.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja

manajerial. Hal ini penting, karena dengan mengetahui besarnya pengaruh adanya partisipasi

anggaran terhadap kinerja manajerial, maka atasan perusahaan dapat mengembangkan

pendekatan partisipasi anggaran untuk menentukan keputusan yang optimal demi

meningkatnya kinerja manajerial perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada 15 perusahaan

yang berada di Kota Semarang, dengan 45 responden yang merupakan manajer level

menengah ke bawah dan supervisor. Dan dalam penelitian ini, digunakan komitmen

organisasi serta motivasi sebagai variabel intervening.

II. TELAAH PUSTAKA

Landasan Teori

Teori Motivasi

Seseorang dalam setiap perilakunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan

ini merupakan motivasi agar dapat mencapai apa yang diharapkan tersebut. Terdapat berbagai

macam teori mengenai motivasi. Berikut merupakan teori motivasi yang relevan dengan

penelitian ini, yaitu :

Teori Kebutuhan (David Mc Clelland)

a. Kebutuhan untuk berprestasi

Yaitu berupa dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan

seperangkat standar, dan bergulat untuk sukses.

b. Kebutuhan untuk berkuasa

Yaitu berupa kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara

dimana tanpa perlu dipaksa untuk berperilaku demikian.

c. Kebutuhan akan afiliasi

Yaitu berupa hasrat untuk membentuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.

Teori Hirarki Kebutuhan (Abraham Maslow)

a. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis ini meliputi makan, minum, tempat tinggal, dan kebutuhan fisik

lainnya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula

kebutuhan yang paling dasar.

b. Kebutuhan akan jaminan keamanan

Kebutuhan ini meliputi rasa aman dan terlindung dari risiko fisik dan mental.

c. Kebutuhan sosial

Kebutuhan ini meliputi persahabatan, keakraban, penerimaan, dan keterkaitan.

d. Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan

Kebutuhan ini berupa penghargaan internal dan penghargaan eksternal. Penghargaan

internal yaitu rasa percaya diri dan prestasi, sedangkan penghargaan eksternal yaitu

status, pengakuan, dan perhatian.

e. Kebutuhan aktualisasi diri

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan

potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan, dan

kritik terhadap sesuatu.

Teori Harapan (Victor Vroom)

Teori ini berfokus pada tiga hubungan, yaitu :

a. Upaya dengan kinerja

b. Kinerja dengan imbalan

c. Imbalan dengan tujuan pribadi

Teori Kontijensi

Teori kontijensi menjelaskan bahwa desain dan sistem pengendalian bergantung pada

konteks organisasi dimana pengendalian tersebut dilakukan. Menurut Outley dalam Yunita

(2009), akuntansi manajemen merupakan usaha untuk mengindentifikasi sistem pengendalian

berbasis akuntansi yang paling sesuai untuk semua kondisi.

Pendekatan kontijensi digunakan untuk mengatasi ketidakkonsistenan hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini memberikan suatu gagasan bahwa

sifat hubungan yang ada antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial

mungkin berbeda pada setiap kondisi (I Ketut Suryanawa, 2007). Salah satu variabel

kondisional tersebut adalah variabel intervening. Dalam penelitian ini, variabel intervening

yang digunakan yaitu komitmen organisasi dan motivasi yang dianggap mampu menjadi

mediasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.

Anggaran

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang

diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka

waktu satu tahun (Mulyadi, 2001:488). Anggaran disusun manajemen dalam jangka waktu

satu tahun untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diperhitungkan. Dengan

anggaran, manajemen mengarahkan jalannya perusahaan.

Menurut Rudianto (2006:117), anggaran mempunyai dua fungsi utama yaitu :

1. Alat Perencanaan

Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan.

2. Alat Pengendalian

Sebagai bagian dari controlling, anggaran berguna sebagai alat penilai apakah aktivitas

setiap bagian operasi telah sesuai dengan rencana atau tidak. Anggaran dalam hal ini

digunakan sebagai tolok ukur/standar manajemen.

Partisipasi Anggaran

Partisipasi anggaran merupakan keterlibatan antara manajer atas dengan bawah untuk

menentukan proses penggunaan sumber daya pada aktivitas dan operasi perusahaan mereka

(Eker, 2007). Partisipasi anggaran ini memungkinkan para manajer untuk melakukan

negosiasi dengan atasan mereka mengenai kemungkinan target anggaran yang dapat dicapai

(Brownell dan McInnes, 1986).

Menurut Eker (2007), terdapat dua keuntungan utama dari partisipasi bawahan dalam

partisipasi anggaran dilihat dari prespektif psikologikal dan kognitif, yaitu :

1. Karena dilibatkan dengan tujuan anggaran, partisipasi berhubungan dengan kinerja, yang

mana menambah motivasi dan komitmen pada anggaran.

2. Partisipasi anggaran dapat menghasilkan kualitas keputusan yang tinggi. Hal ini karena

adanya perbaikan informasi antara atasan dan bawahan.

Komitmen Organisasi

Menurut Buchanan dalam Eker (2007), komitmen organisasi merupakan suatu pengikut,

yang memberi pengaruh pada tujuan dan nilai, serta kepentingan pada organisasi, terlepas

dari instrumental yang semata-mata cukup, ditinjau dari konsep menurut tiga dimensi, yaitu

identifikasi, keterlibatan, dan kesetiaan. Komitmen organisasi merupakan ikatan keterkaitan

individu dalam organisasi sehingga individu tersebut “merasa memiliki” organisasi

tempatnya bekerja (Mathieu dan Zajac dalam Supriyono, 2004). Sedangkan menurut Weiner

dalam I Ketut Suryanawa (2008) komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu

untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan

dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan sendiri.

Motivasi

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Reksohadiprojo dan Handoko

dalam Narmodo dan Wajdi, 2007). Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat

menentukan bagi tercapainya suatu tujuan, maka manusia harus dapat menumbuhkan

motivasi kerja setinggi-tingginya bagi para karyawan dalam perusahaan.

Motivasi erat hubungannya dengan timbulnya suatu kecenderungan untuk berbuat

sesuatu guna mencapai tujuan. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan dan

karenanya kebutuhan tersebut terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Apabila tujuan telah

tercapai, maka akan tercapai kepuasan dan cenderung untuk diulang kembali, sehingga akan

lebih kuat (Narmodo dan Wajdi, 2007).

Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk

mencapai tujuan organisasi (Stoner, 1995). Dalam buku T. Hani Handoko (1996:34), kinerja

manajerial didefinisikan sebagai tingkat kecakapan manajer dalam melaksanakan aktivitas

manajemen. Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam

teori manajemen klasik, yaitu (Hafiz, 2007):

1. Perencanaan

2. Investigasi

3. Koordinasi

4. Evaluasi

5. Pengawasan

6. Staffing

7. Negosiasi

8. Perwakilan

Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, partisipasi anggaran dianggap mampu meningkatkan kinerja

manajerial melalui komitmen organisasi dan motivasi. Ketika setiap manajer perusahaan

diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, maka tiap manajer

dapat menuangkan ide-ide, gagasan, dan saran demi kesuksesan perusahaan. Serta akan

timbul pula tanggungjawab dalam dirinya untuk melaksanakan keputusan yang telah dibuat.

Hal ini akan menimbulkan motivasi dalam diri pribadi serta akan meningkatkan komitmen

terhadap organisasinya, yaitu akan lebih mengutamakan kepentingan perusahaan

dibandingkan kepentingan dirinya sendiri. Dan ini tentunya akan meningkatkan kinerja

manajerial suatu perusahaan.

Adapun kerangka pemikiran untuk penelitian ini sebagai berikut :

H1 H4

H3

H2 H5

Hipotesis

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Komitmen Organisasi

KOMITMEN

ORGANISASI

KINERJA

MANAJERIAL

PARTISIPASI

ANGGARAN

MOTIVASI

Partisipasi anggaran merupakan keterlibatan antara manajer atas dengan bawah untuk

menentukan proses penggunaan sumber daya pada aktivitas dan operasi perusahaan (Eker,

2007). Sedangkan yang dimaksud dengan komitmen organisasi adalah keadaan dimana

individu memiliki keprcayaan, keterikatan, serta perasaan memiliki atas perusahaan sehingga

individu tersebut akan mengutamakan kepentingan perusahaan dibandingkan kepentingan

pribadi.

Berdasarkan pada salah satu teori hirarki kebutuhan, yaitu kebutuhan aktualisasi diri,

disebutkan bahwa ketika seseorang dilibatkan dalam proses penyusunan anggaran, maka

kebutuhan aktualisasi dalam dirinya akan terpenuhi. Dengan ini, seseorang yang

berpartisipasi tersebut akan memiliki perasaan memiliki atas perusahaan dan akan

mengutamakan kepentingan perusahaan disbanding kepentingan pribadinya.

Dengan adanya perasaan memiliki andil dalam perusahan, maka akan timbul komitmen

organisasi atau dorongan dalam dirinya untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan

mengesampingkan kepentingan pribadi. Dari penjelasan tersebut, hipotesis yang dapat

diambil yaitu :

H1 : partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Motivasi

Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Reksohadiprojo dan

Handoko dalam Narmodo dan Wajdi, 2007). Manajer yang dilibatkan dalam penyusunan

anggaran perusahaan, mengandung arti bahwa manajer tersebut diberikan kesempatan untuk

dapat menuangkan ide, gagasan, serta pemikirannya demi tercapainya tujuan perusahaan. Hal

ini tentunya akan memotivasi manajer untuk dapat berperilaku sesuai dengan apa yang telah

ditentukan.

Berdasarkan pada teori motivasi pula, seseorang yang dilibatkan dalam proses

penyusunan anggaran akan termotivasi untuk dapat berperilaku demi mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Hal ini karena dari pencapaian tujuan tersebut, kinerja seseorang dinilai

serta adanya kemungkinan perusahaan akan menghargai setiap pencapaian tujuan tersebut.

Dari penjelasan tersebut, maka hipotesis yang dapat diambil yaitu :

H2 : partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap motivasi.

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial menurut Stoner (1995) adalah seberapa efektif dan efisien para

manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Brownell (1982) menyebutkan

bahwa partisipasi anggaran merupakan proses yang melibatkan individu-individu secara

langsung didalamnya dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan tujuan anggaran yang

prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan aggaran

mereka. Hal ini sesuai dengan teori motivasi yang mana menyebutkan bahwa seseorang

berperilaku karena adanya suatu kebutuhan yang ingin dicapainya. Dan dari pencapaian

tersebut, prestasinya akan dihargai oleh perusahaaan. Maka, kinerja manajerial akan ikut

meningkat seraya dengan adanya tanggung jawab atas keterlibatan manajer dalam

penyusunan anggaran. Dari penjelasan tersebut, dapat diambil hipotesis sebagai berikut :

H3 : partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial

Komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana individu memiliki kepercayaan,

keterikatan, serta perasaan memiliki atas perusahaan, sehingga individu tersebut akan lebih

mementingkan kepentingan perusahaan dibandingkan kepentingan pribadinya. Sesuai dengan

teori hirarki kebutuhan, seseorang yang kebutuhan aktualisasi dirinya terpenuhi, akan merasa

dirinya berguna bagi perusahaan serta dirinya akan terpacu untuk dapat berperilaku yang

terbaik bagi perusahaan. Untuk itu, dirinya akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dari ini, maka kinerja manajerial akan ikut meningkat. Dari penjelasan tersebut,

hipotesis yang dapat diambil yaitu :

H4 : komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial

Motivasi merupakan dorongan berperilaku yang ada dalam diri pribadi seseorang untuk

dapat mencapai tujuan tertentu. Penelitian Cherrington dan Cherrington (1973)

menyimpulkan bahwa faktor motivasi berupa reward sebagai variabel intervening

berpengaruh kuat terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.

Sesuai dengan teori motivasi, seseorang berperilaku untuk dapat memenuhi kebutuhan pada

dirinya. Untuk itu, dirinya akan termotivasi untuk mencapai tujuan perusahaan karena

penilaian prestasi dan kemungkinan penghargaan atas prestasi dinilai dari pencapaian tujuan

perusahaan tersebut. Dengan adanya motivasi ini, para manajer dan supervisor akan bekerja

lebih giat agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Hal ini tentunya akan meningkatkan

kinerja manajerial perusahaan. Dari penjelasan tersebut, hipotesis yang dapat diambil yaitu :

H5 : motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

III. METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja manajerial.

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah partisipasi anggaran.

3. Variabel Antara/Mediasi (Intervening Variable)

Variabel mediasi pada penelitian ini adalah komitmen organisasi dan motivasi.

Definisi Operasional

Partisipasi Anggaran

Partisipasi anggaran merupakan partisipasi dalam penentuan proses penggunaan sumber

daya pada aktivitas dan operasi perusahaan. Instrumen untuk mengukur partisipasi anggaran

menggunakan instrumen pertanyaan yang dikembangkan oleh Milani (1975). Pertanyaan ini

terdiri dari enam pertanyaan yang berkaitan dengan partisipasi responden terhadap proses

penyusunan anggaran. Instrumen pertanyaan tersebut antara lain mengenai : tingkat

keterlibatan para manajer dalam proses penyusunan anggaran, tingkat alasan atasan merevisi

usulan anggaran yang dibuat manajer, frekuensi manajer mengajak diskusi tentang anggaran

dengan atasan, besarnya pengaruh manajer dalam anggaran, seberapa besar manajer merasa

memberikan kontribusi penting pada anggaran, dan frekuensi atasan meminta pendapat dalam

proses penyusunan pendapat. Jawaban pertanyaan didesain dengan menggunakan skala Likert

lima poin pada setiap pertanyaan.

Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi adalah keadaan dimana individu memiliki kepercayaan,

keterikatan, serta perasaan memiliki atas perusahaan sehingga individu tersebut akan

mengutamakan kepentingan perusahaan dibandingkan kepentingan pribadi. Instrumen untuk

mengukur komitmen organisasi yaitu dengan menggunakan instrumen pertanyaan yang

dikembangkan oleh Mowday et al., dan digunakan oleh Nouri and Parker (1996, 1998).

Pertanyaan ini terdiri dari sembilan pertanyaan mengenai : usaha untuk membuat organisasi

menjadi sukses, kebanggaan bekerja pada organisasi, kesediaan untuk menerima semua jenis

pekerjaan demi organisasi, kesamaan nilai individu dengan nilai organisasi, kebanggaan

menjadi bagian dari organisasi, organisasi menginspirasi dalam pelaksanaan tugas, senang

atas pilihan bekerja pada organisasi tersebut, anggapan bahwa organisasinya merupakan

organisasi yang terbaik, dan perhatian terhadap kelangsungan organisasi. Jawaban pertanyaan

didesain dengan menggunakan skala Likert lima poin pada setiap pertanyaan.

Motivasi

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Reksohadiprojo dan Handoko

dalam Narmodo dan Wajdi, 2007). Pertanyaan ini terdiri dari lima pertanyaan yang berkaitan

dengan motivasi yang ada dalam pribadi seseorang. Instrumen pertanyaan untuk mengukur

motivasi meliputi kesungguhan dan keseriusan dalam menyelesaikan pekerjaan; tanggung

jawab terhadap diri sendiri, atasan, dan sesama anggota; kebutuhan akan prestasi dan hasil

kerja yang baik; ketabahan, keuletan dan kejujuran dalam bekerja; serta kekhawatiran apabila

mengalami kegagalan. Jawaban pertanyaan didesain dengan menggunakan skala Likert lima

poin pada setiap pertanyaan.

Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk

mencapai tujuan organisasi (Stoner, 1995). Instrumen untuk mengukur kinerja manajerial

yaitu dengan menggunakan instrumen pertanyaan yang dikembangkan oleh Mahoney et al.

(1965). Pertanyaan ini terdiri dari delapan pertanyaan yang diukur dari delapan dimensi

kinerja sebagai berikut : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan

staf, negosiasi, representasi/perwakilan. Jawaban pertanyaan didesain dengan menggunakan

skala Likert lima poin pada setiap pertanyaan.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para manajer level menengah ke bawah dan

supervisor yang bekerja pada perusahaan di Kota Semarang. Teknik pemilihan sampel pada

penelitian ini didasarkan pada metode convenience sampling. Metode pemilihan sampel ini

dilakukan dengan memilih sampel secara bebas sesuai kehendak peneliti. Metode ini dipilih

untuk memudahkan pelaksanaan riset dengan alasan bahwa jumlah populasi yang diteliti

tidak diketahui, sehingga terdapat kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang

diperoleh langsung dari sumber asli (objek penelitian). Sumber data primer didapat dari

jawaban kuesioner yang dibagikan kepada responden.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner.

Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar

sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan kepada setiap responden. Kuesioner ini berisi

28 pertanyaan yang berhubungan dengan partisipasi anggaran, komitmen organisasi,

motivasi, dan kinerja manajerial.

Sebelum pembagian kuesioner, dilakukan pengajuan surat ijin dari universitas kepada 15

perusahaan yang menjadi objek penelitian. Setelah diijinkan oleh perusahaan, dilakukan

analisis terhadap sampel penelitian yang nantinya akan menjadi responden penelitian. Setelah

itu, mulai dibagikan kuesioner kepada para responden.

Pembagian kuesioner ini dilakukan dengan penyerahan langsung kepada responden atau

dengan bantuan salah seorang manajer yang telah dipilih menjadi sampel untuk

mengkoordinir pembagian kuesioner di setiap perusahaan. Jangka waktu pengisian dan

pengembalian kuesioner ini antara 1 hingga 4 minggu setelah kuesioner dibagikan kepada

responden. Pengumpulan kuesioner yang telah diisi oleh responden adalah dengan cara

mendatangi perusahaan secara langsung.

Metode Analisis

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran/deskripsi

mengenai variabel-variabel penelitian yang berasal dari jawaban responden. Analisis ini

menggunakan tabel statistik deskriptif yang menggambarkan kisaran teoritis, kisaran aktual,

mean, modus, dan standar deviasi (Ghozali, 2009).

Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar konsistensi dan keakuratan

data yang dikumpulkan. Pengujian ini dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas

(Ghozali, 2009).

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner yang dibagikan.

Kuesioner dikatakan valid apabila mampu mengungkapkan nilai variabel yang diteliti.

Pengukuran validitas pertanyaan kuesioner diukur dengan melakukan korelasi skor item

pertanyaan dengan total skor variabel. Jika probabilitas menunjukan hasil <0,01 atau <0,05

berarti angka probabilitas tersebut signifikan dan disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut

valid (Ghozali, 2009).

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan apakah kuesioner tetap konsisten apabila

digunakan lebih dari satu kali terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Uji

statistik Cronbach Alpha (α) digunakan untuk menguji tingkat reliabel suatu variabel. Suatu

variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha >0,60. Apabila alpha mendekati satu,

maka reliabilitas datanya semakin terpercaya (Ghozali, 2009).

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji bahwa analisis regresi bebas dari asumsi

klasik seperti normalitas, multikolonieritas, dan heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

Uji Normalitas

Pengujian untuk menentukan data terdistribusi normal atau tidak, dapat menggunakan

dua cara yaitu analisis grafik dan uji statistik non-parametrik.

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terdapat distribusi

normal antara variabel terikat dan variabel bebas. Apabila distribusi data normal atau

mendekati normal, berarti model regresi adalah baik.

Dalam analisis grafik apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, begitu pula sebaliknya.

Selanjutnya dilakukan uji statistik non-parametrik untuk melengkapi hasil analisis grafik. Uji

statistik non-parametrik yang digunakan adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (1-

Sample K-S). Apabila hasilnya menunjukan nilai probabilitas signifikan diatas 0,05, maka

variabel terdistribusi normal (Ghozali, 2009).

Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antara variabel independen. Pengujian ada tidaknya multikolonieritas dalam model

regresi dapat dilihat dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor).

Nilai yang umum digunakan untuk menunjukan multikolonieritas yaitu nilai tolerance ≤ 0,10

atau nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2009).

Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguiji apakah terdapat ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain di dalam model regresi. Model

regresi dikatakan baik apabila homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Homoskedastisitas yaitu apabila variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan lain

tetap. Jika berbeda, disebut heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya

heteroskedastisitas, dapat melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan

residualnya. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu

yang teratur, maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada

pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka

tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis path (analisis jalur).

Analisis path (analisis jalur) merupakan penggunaan analisis regresi untuk menaksir

hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan (Ghozali, 2009). Sebelum dilakukan

analisis path ini, dilakukan regresi terhadap 3 persamaan.

Berikut merupakan 3 persamaan regresinya :

YKO = b0 + bPAXPA + e1 .............................................. persamaan regresi 1

YM = b0 + bPAXPA + e2 ............................................. persamaan regresi 2

YKM = b0 + bPAXPA + bKOXKO + bMXM + e3 ............... persamaan regresi 3

YPA = Partisipasi Anggaran

YKO = Komitmen Organisasi

YM = Motivasi

YKM = Kinerja Manajerial

bPA = Intercept Partisipasi Anggaran

bKO = Intercept Komitmen Organisasi

bM = Intercept Motivasi

bKM = Intercept Kinerja Manajerial

e1 = Residual Komitmen Organisasi

e2 = Residual Motivasi

e3 = Residual Kinerja Manajerial

Hipotesis diterima apabila hasil regresi menunjukan tingkat signifikansi dibawah 0,05

(p<0,05). Dan hipotesis ditolak apabila tingkat signifikansi di atas 0,05 (p>0,05) (Ghozali,

2009).

IV. Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Objek Penelitian

Objek penelitian dalam hal ini adalah para manajer level menengah ke bawah dan para

supervisor dari 15 perusahaan di Kota Semarang. Sampel dari penelitian ini dipilih dengan

menggunakan metode convenience sampling, yaitu sampel dipilih sesuai kehendak peneliti

sendiri. Kuesioner yang dibagikan sebanyak 45 buah, dengan asumsi minimal pengisian

kuesioner dilakukan oleh seorang manajer dan seorang supervisor di setiap perusahaan yang

dijadikan objek penelitian. Dari 45 kuesioner yang dibagikan, jumlah kuesioner yang tidak

kembali sebanyak 3 buah, kuesioner dengan pengisian data pribadi yang tidak lengkap 1

buah, dan kuesioner yang diisi lengkap (dapat diolah) sebanyak 41 buah.

Manajer level menengah ke bawah 15 orang

Supervisor 30 orang

Daftar Kuesioner

Item Jumlah Persentase

Jumlah kuesioner yang disebar 45 100%

Jumlah kuesioner yang tidak kembali 3 6,67%

42 93,33

Jumlah kuesioner yang pengisian data pribadi tidak

lengkap

1 2,22%

Jumlah kuesioner yang diisi lengkap dan dapat diolah 41 91,11%

Berikut merupakan profil dari responden penelitian dengan jumlah 41 responden.

DATA JUMLAH PERSENTASE JENIS KELAMIN LAKI-LAKI 34 82,9% PEREMPUAN 7 17,1% UMUR 20-29 2 4,9% 30-39 22 53,7% 40-49 15 36,6% ≥ 50 2 4,9% JABATAN MANAJER 14 34,1% SUPERVISOR 27 65,9% LAMA BEKERJA ≤ 10 23 56,1% 11-20 15 36,6% 21-30 2 4,9% ≥31 1 2,4%

Hasil Analisis Data

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa mean dari masing-masing variabel

lebih besar dari mediannya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi penyusunan

anggaran sudah diterapkan cukup baik oleh perusahaan kepada para manajer dan supervisor,

komitmen organisasi yang dimiliki oleh para manajer dan supervisor relatif tinggi, motivasi

yang dimiliki para manajer dan supervisor adalah tinggi, dan kinerja manajerial para manajer

dan supervisor relatif tinggi.

Hasil Uji Kualitas Data

Hasil Uji Validitas Data

Variabel Item Nilai Pearson Correlation

Keterangan

Partisipasi Anggaran PA1 0,776** Valid PA2 0,712** Valid PA3 0,619** Valid PA4 0,683** Valid PA5 0,875** Valid PA6 0,754** Valid Komitmen Organisasi KO1 0,557** Valid KO2 0,547** Valid KO3 0,765** Valid KO4 0,595** Valid KO5 0,617** Valid KO6 0,904** Valid KO7 0,853** Valid KO8 0,829** Valid KO9 0,834** Valid

Variabel Kisaran Teoritis

Kisaran Aktual

Mean Median Std. Deviation

PARTISIPASI ANGGARAN

6-30

11-30

19,1 18

5,417

KOMITMEN ORGANISASI

9-45

21-45

36,9 27

5,687

MOTIVASI

5-25

17-25

21,54

15 2,609

KINERJA MANAJERIAL

8-40

21-40

32 24

5,329

Motivasi M1 0,749** Valid M2 0,792** Valid M3 0,791** Valid M4 0,761** Valid M5 0,738** Valid Kinerja Manajerial KM1 0,669** Valid KM2 0,692** Valid KM3 0,830** Valid KM4 0,822** Valid KM5 0,713** Valid KM6 0,792** Valid KM7 0,825** Valid KM8 0,771** Valid

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dari tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa korelasi masing-masing indikator/item untuk

semua variabel signifikan pada level 0,01. Hal ini berarti bahwa masing-masing

indikator/item pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah valid. Maksud dari valid yaitu

pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut

Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian

ini adalah reliabel. Hal ini karena Cronbach Alpha untuk masing-masing variabel

menunjukan nilai >0,60.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Normalitas

Variabel Cronbach Alpha

Keterangan

Partisipasi Anggaran 0,834 Reliabel

Komitmen Organisasi 0,883 Reliabel

Motivasi 0,756 Realibel

Kinerja Manajerial 0,897 Realibel

Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 1

Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 2

Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 3

Keseluruhan tampilan grafik normal probability plot (p-plot) dari gambar 4.1 sampai

dengan gambar 4.3 menunjukan hasil bahwa model regresi penelitian ini memenuhi asumsi

normalitas, karena titik-titik (data) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal. Ini berarti bahwa terdapat distribusi normal antara variabel terikat dan

variabel bebas.

Untuk melengkapi uji normalitas, dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan

adalah uji Non-Parametric Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov (1-Sample K-S). berikut

merupakan hasil dari uji 1-Sample K-S.

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua data pada setiap

persamaan regresi terdistribusi normal karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05.

Hasil Uji Multikolonieritas

Collinearity

Statistic Model Variabel

Independen

Variabel

Dependen

Tolerance VIF

Persamaan

Regresi 1

Partisipasi

Anggaran

Komitmen

Organisasi 1,000 1,000

Persamaan

Regresi 2

Partisipasi

Anggaran Motivasi 1,000 1,000

Partisipasi

Anggaran 0,707 1,415

Komitmen

Organisasi 0,584 1,711

Persamaan

Regresi 3

Motivasi

Kinerja

Manajerial

0,566 1,767

Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji multikolonieritas di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi multikolonieritas diantara variabel independen dalam model regresi. Hal ini karena

tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1; serta tidak ada

variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Heteroskedastisitas – Persamaan Regresi 1

Keterangan Nilai Kolmogorov-Smirnov

Asymp. Sig.

Persamaan Regresi 1 0,732 0,657

Persamaan Regresi 2 0,586 0,882

Persamaan Regresi 3 0,708 0,698

Hasil Uji Heteroskedastisitas – Persamaan Regresi 2

Hasil Uji Heteroskedastisitas – Persamaan Regresi 3

Keseluruhan tampilan gambar 4.4 sampai dengan 4.6 menunjukan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas karena titik-titik menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Ini berarti bahwa variance dari residual pengamatan satu ke

pengamatan lain tetap, sehingga model regresi ini layak digunakan.

Hasil Uji Regresi

Model Variabel Independen

Variabel Dependen

Koefisien Path

t-value

Sig. F-value

Sig.

Adjusted R Square

Persamaan Regresi 1

Partisipasi Anggaran

Komitmen Organisasi

0,473 3,357 0,002 11,269 0,002 0,204

Persamaan Regresi 2

Partisipasi Anggaran

Motivasi 0,499 3,593 0,001 12,909 0,001 0,229

Partisipasi Anggaran

0,101 0,701 0,488

Komitmen Organisasi

0,393 2,476 0,018 Persamaan Regresi 3

Motivasi

Kinerja Manajerial

0,288 1,786 0,082

10,276 0,000 0,410

Berdasarkan pada hasil uji F, diperoleh F hitung untuk masing-masing persamaan model

regresi sebesar 11,269; 12,909; dan 10,276; dengan masing-masing probabilitas sebesar

0,002; 0,001; dan 0,000. Karena nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05; maka persamaan

model regresi layak untuk digunakan.

Pada persamaan regresi 1 didapat hasil nilai adjusted R square sebesar 0,204. Ini berarti

bahwa 20,4% variabel komitmen organisasi dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi

anggaran. Sedangkan sisanya sebesar 79,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti.

Hasil uji t-test menunjukan nilai sebesar 3,357 dengan probabilitas 0,002. Karena nilai t-

hitung sebesar 3,357 lebih besar dari t-tabel untuk df=39 (n-2; sig. 5%) sebesar 2,0227; serta

nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05; maka variabel partisipasi anggaran adalah

signifikan. Ini berarti bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap komitmen organisasi.

Pada persamaan regresi 2 didapat hasil nilai adjusted R square sebesar 0,229. Ini berarti

bahwa 22,9% variabel motivasi dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi anggaran.

Sedangkan sisanya sebesar 77,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti. Hasil uji

t-test menunjukan nilai sebesar 3,593 dengan probabilitas 0,001. Karena nilai t-hitung sebesar

3,593 lebih besar dari t-tabel untuk df=39 (n-2; sig. 5%) sebesar 2,0227; serta nilai

probabilitas yang lebih kecil dari 0,05; maka variabel partisipasi anggaran adalah signifikan.

Ini berarti bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap motivasi.

Pada persamaan regresi 3 didapat hasil nilai adjusted R square sebesar 0,410. Ini berarti

bahwa 41% variabel kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel partisipasi anggaran,

variabel komitmen organisasi, dan variabel motivasi. Sedangkan 59% dijelaskan oleh

variabel lain di luar yang diteliti. Hasil t-test untuk variabel partisipasi anggaran dan variabel

motivasi menunjukan hasil yang tidak signifikan. Hal ini karena nilai t-hitung masing-masing

variabel sebesar 0,701 dan 1,786 lebih kecil dari t-tabel untuk df=39 (n-2; sig. 5%) sebesar

2,0227; serta nilai probabilitas untuk variabel partisipasi anggaran sebesar 0,488 dan variabel

motivasi sebesar 0,082, dimana keduanya menunjukan nilai probabilitas yang lebih besar dari

0,05. Sedangkan pada variabel komitmen organisasi, menunjukan hasil yang signifikan. Hal

ini karena nilai t-hitung sebesar 2,476 lebih besar dari t-tabel untuk df=39 (n-2; sig. 5%)

sebesar 2.0227; serta nilai probabilitas sebesar 0,018 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa

kinerja manajerial dipengaruhi oleh komitmen organisasi.

Pada hasil uji persamaan regresi 1 menghasilkan nilai standardized beta untuk pengaruh

partisipasi anggaran terhadap komitmen organisasi sebesar 0,473 dengan signifikan di bawah

0,05. Nilai standardized beta 0,473 merupakan nilai path atau jalur p1. Pada hasil uji

persamaan regresi 2 menghasilkan nilai standardized beta untuk pengaruh partisipasi

anggaran terhadap motivasi sebesar 0,499 dengan signifikan di bawah 0,05. Nilai

standardized beta 0,499 merupakan nilai path atau jalur p2. Pada hasil uji persamaan regresi 3

menghasilkan nilai standardized beta 0,101; 0,393; 0,288. Nilai standardized beta 0,101

merupakan nilai path atau jalur p3 dan tidak signifikan. Nilai standardized beta 0,393

merupakan nilai path atau jalur p4 dan signifikan. Nilai standardized beta 0,288 merupakan

nilai path atau jalur p5 dan tidak signifikan. Besarnya nilai e1 hingga e3 adalah

e1= atau dibulatkan menjadi 0,88; e2= atau

dibulatkan menjadi 0,86; dan e3= atau dibulatkan menjadi 0,74.

Hasil analisis path atau analisis jalur menunjukan bahwa penggunaan motivasi sebagai

variabel intervening terhadap hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial, tidak

terbukti. Sedangkan penggunaan komitmen organisasi sebagai variabel intervening

memberikan pengaruh tidak langsung pada hubungan antara partisipasi anggaran dengan

kinerja manajerial.

Berdasarkan analisis path, besarnya total pengaruh tidak langsung partisipasi anggaran

terhadap kinerja manajerial melalui komitmen organisasi sebagai variabel intervening adalah

(p1)*(p4) = (0,473)*(0,393) = 0,185889.

Hasil Uji Hipotesis

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Komitmen Organisasi

Berdasarkan pada persamaan regresi 1, hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa

partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi diterima. Berdasarkan

pada uji statistik deskriptif, untuk penerapan partisipasi anggaran didapatkan hasil nilai mean

sebesar 19,1 dimana lebih besar dari nilai median sebesar 18. Dari hal ini, disimpulkan bahwa

penerapan partisipasi anggaran di perusahaan telah diterapkan cukup baik. Serta untuk

komitmen organisasi juga didapatkan hasil bahwa para manajer dan supervisor memiliki

No Hipotesis t-

hitung

Sig. Koef. Path

Tolak/ Terima

Hipotesis Keterangan

1. Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. 3,357 0,002 0,473

Terima, karena Sig.<0,05

Semakin meningkat partisipasi dalam penyusunan anggaran, maka semakin meningkat pula komitmen terhadap organisasinya.

2. Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap motivasi.

3,593 0,001 0,499

Terima, karena Sig.<0,05

Semakin meningkat partisipasi dalam penyusunan anggaran, maka semakin meningkat pula motivasi untuk bekerja demi kelangsungan dan kesuksesan organisasi.

3. Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

0,701 0,488 0,101 Tolak, karena Sig.>0,05

Partisipasi anggaran tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja manajerial.

4. Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. 2,476 0,018 0,393

Terima, karena Sig.<0,05

Semakin meningkat komitmen terhadap organisasi, maka semakin meningkat pula kinerja manajerialnya.

5. Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. 1,786 0,082 0,288

Tolak, karena Sig.>0,05

Motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

komitmen yang relatif tinggi pada perusahaannya. Hal ini dilihat dari nilai mean yang sebesar

36,9 dimana lebih besar dari nilai median sebesar 27. Hasil dari penggunaan regresi juga

menunjukan pengaruh langsung antara keduanya. Ini berarti bahwa semakin meningkatnya

penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran pada para manajer dan supervisor di

perusahaan, akan semakin meningkatkan komitmen manajer dan supervisor pada perusahaan

itu pula.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Hirarki Kebutuhan (Abraham Maslow). Dalam

salah satu hirarki kebutuhan, yaitu kebutuhan aktualisasi diri, disebutkan bahwa kebutuhan

ini merupakan kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi, kebutuhan

berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan, dan kritik terhadap sesuatu. Jadi ketika

seorang manajer dan supervisor ikut berpartisipasi terhadap anggaran, maka kebutuhan akan

aktualisasi dalam dirinya akan terpenuhi. Dirinya akan memiliki rasa memiliki terhadap

perusahaan, memiliki dedikasi terhadap tujuan dan nilai perusahaan, serta akan lebih

mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan individu.

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Motivasi

Berdasarkan pada persamaan regresi 2, hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa

partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap motivasi diterima. Berdasarkan pada uji

statistik deskriptif, untuk penerapan partisipasi anggaran didapatkan nilai mean sebesar 19,1

dimana lebih besar dari nilai median sebesar 18. Dari hal ini, disimpulkan bahwa penerapan

partisipasi anggaran di perusahaan telah diterapkan dengan cukup baik. Serta untuk motivasi

juga didapatkan hasil bahwa para manajer dan supervisor memiliki motivasi yang tinggi

dalam bekerja. Hal ini dilihat dari nilai mean sebesar 21,54 dimana lebih tinggi dari nilai

median sebesar 15. Hasil dari penggunaan analisis regresi juga menunjukan pengaruh

langsung antara keduanya. Ini berarti dengan adanya penerapan partisipasi penyusunan

anggaran bagi para manajer dan supervisor, maka akan mampu memotivasi mereka untuk

bekerja dengan lebih baik.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori motivasi berupa teori kebutuhan, teori hirarki

kebutuhan, dan teori harapan, yang menyebutkan bahwa seseorang yang dilibatkan dalam

kegiatan perusahaan, salah satunya adalah partisipasi dalam penyusunan anggaran, maka

dirinya akan termotivasi untuk dapat berbuat sesuatu guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Seseorang yang ikut dalam partisipasi anggaran, akan lebih mengerti tujuan dari

perusahaan, maka dirinya akan termotivasi untuk mencapai tujuan tersebut demi memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya.

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

Berdasarkan pada persamaan regresi 3, hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa

partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial ditolak. Berdasarkan

pada uji statistik deskriptif, didapatkan hasil bahwa penerapan partisipasi anggaaran oleh

perusahaan kepada para manajer dan supervisor cukup baik, dimana nilai mean sebesar 19,1

lebih besar dari nilai median sebesar 18. Serta kinerja manajerial pada perusahaan relatif

tinggi. Hal ini dilihat dari nilai mean sebesar 32 lebih besar dari nilai median sebesar 24.

Tetapi dengan penggunaan analisis regresi, keduanya tidak memiliki pengaruh secara

langsung. Ini berarti bahwa keterlibatan seseorang dalam penyusunan anggaran tidak

memberikan pengaruh secara langsung dalam peningkatan kinerja manajerial.

Hasil ini sesuai dengan teori kontijensi yang memberikan gagasan bahwa sifat hubungan

antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mungkin berbeda

satu situasi dengan situasi yang lain. Jadi, terdapat berbagai kondisi atau variabel yang dapat

mempengaruhi hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja

manajerial.

Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen

Organisasi dan Motivasi.

Berdasarkan pada persamaan regresi 3, hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa

komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial diterima. Berdasarkan

uji statistik deskriptif, didapatkan hasil bahwa komitmen organisasi yang dimiliki para

manajer dan supervisor relatif tinggi, dimana nilai mean sebesar 36,9 lebih besar dari nilai

median sebesar 27. Serta kinerja manajerial para manajer dan supervisor relatif tinggi. Hal ini

dilihat dari nilai mean sebesar 32 lebih besar dari nilai median sebesar 24. Hasil dari

penggunaan regresi juga menunjukan pengaruh langsung antara keduanya. Ini berarti bahwa

semakin tinggi komitmen terhadap organisasinya, maka semakin tinggi pula kinerja

manajerialnya.

Berdasarkan pada persamaan regresi 3, hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa

motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial ditolak. Berdasarkan pada uji

statistik deskriptif, didapatkan hasil bahwa motivasi yang dimiliki para manajer dan

supervisor tinggi, dimana nilai mean sebesar 21,54 lebih besar dari nilai median sebesar 15.

Serta kinerja manajerial para manajer dan supervisor relatif tinggi. Hal ini dilihat dari nilai

mean sebesar 32 lebih besar dari nilai median sebesar 24. Tetapi dengan penggunaan analisis

regresi, keduanya tidak memiliki pengaruh secara langsung. Ini berarti bahwa motivasi yang

ada dalam dirinya tidak memberikan pengaruh secara langsung terhadap peningkatan kinerja

manajerial.

Dengan penggunaan analisis path untuk mengetahui hubungan kausalitas variabel, maka

komitmen organisasi mampu menjadi variabel yang memediasi hubungan antara partisipasi

penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Sedangkan motivasi tidak dapat memediasi

hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.

Hasil dari analisis path di atas sesuai dengan teori kontijensi. Teori kontijensi

memberikan gagasan bahwa sifat hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran

dengan kinerja manajerial mungkin berbeda satu situasi dengan situasi yang lain. Jadi,

terdapat berbagai kondisi atau variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi

dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Dan salah satu variabel yang dapat

mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial adalah

variabel intervening berupa komitmen organisasi.

V. PENUTUP

Simpulan

Penelitian ini menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui

komitmen organisasi dan motivasi sebagai variabel intervening pada 15 perusahaan di Kota

Semarang. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja manajerial.

2. Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial melalui komitmen

organisasi sebagai variabel intervening.

3. Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial melalui motivasi

sebagai variabel intervening.

Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penggunaan skala self-rating dalam pengukuran

variabel yang mungkin akan dapat menimbulkan bias personal sehingga akan mengurangi

objektivitas dari data.

Saran

Implikasi Kebijakan

1. Setiap perusahaan sebaiknya mengoptimalkan partisipasi anggaran dalam setiap

pengambilan keputusan, agar didapatkan keputusan dengan kualitas yang lebih tinggi

serta dapat meningkatkan kinerja manajerial perusahaan.

2. Setiap perusahaan sebaiknya memberikan motivasi dalam bentuk apapun kepada

seluruh anggota perusahaan, sehingga akan dapat memacu anggota perusahaan untuk

dapat mencapai tujuan perusahaan dan tentunya akan dapat meningkatkan kinerja

manajerial perusahaan.

Saran penelitian yang akan datang

1. Peneliti yang akan datang dapat menggunakan variabel lain selain yang telah

digunakan dalam penelitian ini. Variabel yang mungkin digunakan antara lain dengan

menggunakan gaya kepemimpinan, budaya organisasi, locus of control, job relevan

information, dan lain sebagainya.

2. Selain dengan penggunaan kuesioner untuk mengumpulkan data, peneliti dapat

melakukan interview/wawancara langsung kepada sampel/responden yang akan

diteliti.

3. Peneliti dapat memperluas lingkup penelitian agar dapat memberikan cakupan yang lebih

luas dalam bidang partisipasi anggaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System. Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

Brownell, P. 1982. “The Role Of Accounting Data In Performance Evaluation, Budgetary Participation, And Organization Effectiveness”. Journal Of Accounting Research, Vol. 20 No. 1, pp. 12-27.

Brownell. P. and McInnes, M. 1986. “Budgetary Participation, Motivation, and Manajerial Performance”. The Accounting Review, Vol. 61, No. 4.

Cherrington, D. J. / Cherrington, J. O. 1973. “Appropriate Reinforcement Contingencies in the Budgeting Process”. Journal of Accounting Research Supplement. 11: 225-253. Damayanti, Retno. 2005. “Pengaruh Motivasi Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan CV. Bening Natural Furniture Di Semarang”. Jurnal Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Eker, Melek. 2007. “The Impact Of Budget Participation On Managerial Performance Via Organizational Commitment : A Study On The Top 500 Firms In Turkey”. Jurnal tidak dipublikasikan. Faculty of Economy, Ankara University Turkey.

Garrison, Ray H., Norren, Eric W. 2000. Managerial Accounting. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit-UNDIP.

Hafiz, Frisilia Wihasfina. 2007. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Cakra Compact Aluminium Industries”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Handoko, T. Hani. 1996. Pengantar Manajemen. Jakata: Salemba Empat.

Hansen dan Mowen, 2004. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

I Ketut Suryanawa, Kadek J. S. 2008.“Pengaruh Partisipasi Anggaran Pada Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderasi”. Jurnal tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.

Mulyadi. 2001. “Total Quality Management”. Edisi Ketiga. Yogyakarta.

Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

Narmodo, H. dan Wajdi, M. Farid. 2007. “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri”. Jurnal Tidak Dipublikasikan.

Nurcahyani, Kunwaviyah. 2010. “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi Sebagai Variabel Intervening”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Octavia, Diyah. 2009. “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT.POS (Persero) Medan”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Prasetyo, E. dan Wahyuddin, M. 2007. “Pengaruh Kepuasan Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Riyadi Palace Hotel Di Surakarta”. Jurnal Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Riyadi, Slamet. 2000. “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 2, Juli 2000.

Robbins, Stephen, P. 2003. Organizational Behaviour: Tenth Edition, New Jersey: Prentice Hall.

Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Jakarta: PT. Grasindo.

Sabrina, Arifah Nur. 2009. ”Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah : Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Survey Pada Pemerintah Daerah Se- Eks Karisidenan Surakarta)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Surakarta.

Saragih, Yan Saputra. 2008. “Pengaruh TQM dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)”. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business. Edisi Empat. Penerbit : John Wiley&Sons, Inc.

Siegel, G. Marconi. 1989. Behavioral Accounting. South-Western Publishing Co. Second Edition. Stoner, James A.F., R. Edward Freeman, and Daniel R. Gilbert Jr. 1995. Management: Six Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Subramaniam, N. and Ashkanasy, N. M. 2001. “The Effect Of Organizational Culture Perceptions Between Budgetary Participation And Manajerial Job-Related Incomes”. Australian Journal Of Management, Vol. 26 No.1, pp. 35-55.

Sunjoyo, dan Merry Christiana. 2008. “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional yang Dimediasi Oleh Identifikasi Organisasional”. Jurnal Manajemen. Vol. 7 No. 2. Supriyono. 1999. Akuntansi Manajemen I: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen dan Proses Perencanaan. Cetakan Kelima. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.

Yunita. 2009. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial : Komitmen Organisasi Dan Kecukupan Anggaran Sebagai Variabel Kontinjen (Studi Kasus Pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang)”. Jurnal Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Dian Nuswantoro.