pengaruh motivasi dan kepuasan kerja skripsi
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA
TERHADAP KINERJA GURU
(Studi Kasus Pada MTs Negeri Tangerang II Pamulang)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Latif Nurrohmadi
NIM : 107081003662
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
ii
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA
TERHADAP KINERJA GURU
(Studi Kasus Pada MTs Negeri Tangerang II Pamulang)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Latif NurrohmadiNIM : 107081003662
Di Bawah Bimbingan
Dr. Ahmad Dumyati B, MA Ade Suherlan SE, MM, MBAPembimbing I Pembimbing II
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
iii
Hari ini Senin tanggal empat April dua ribu sebelas telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Latif Nurrohmadi NIM : 107081003662 dengan judul
”PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP
KINERJA GURU” (Studi Kasus Pada MTs Negeri Tangerang II Pamulang).
Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 4 April 2011
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Suhendra, S.Ag., MM Amir Syarifuddin, SH., MMPenguji II Penguji III
Prof. Dr. Abdul Hamid, MSPenguji I
iv
Hari ini Rabu tanggal satu Juni dua ribu sebelas telah dilakukan Ujian Skripsi atas
nama Latif Nurrohmadi NIM : 107081003662 dengan judul ”PENGARUH
MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU”
(Studi Kasus Pada MTs Negeri Tangerang II Pamulang). Memperhatikan
kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi
ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 1 Juni 2011
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Ahmad Dumyati B, MA Ade Suherlan, SE., MM., MBAPembimbing I Pembimbing II
Suhendra, S.Ag., MM Amir Syarifuddin, SH., MMPenguji II Penguji III
Prof.Dr. Abdul Hamid, MSPenguji I
v
SURAT PERNYATAAN
BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Mahasiswa : Latif Nurrohmadi
NIM : 107081003662
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupkan plagiat, maka skripsi ini dianggap gugur dan
harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 26 April 2011
Latif Nurrohmadi
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Latif Nurrohmadi
Tempat/ Tgl. Lahir : Tangerang, 19 Maret 1988
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Nama Ayah : Rambatono
Nama Ibu : Sutini
Anak ke dari : 2 dari 3 bersaudara
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No.06 Rt.06/ Rw.01
Cipayung – Ciputat 15411
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1994 – 2000 : SD Negeri III Ciputat
2000 – 2003 : MTs Negeri Tangerang II Pamulang
2003 – 2006 : SMK Dua Mei Ciputat
2007 – Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
INFLUENCE OF MOTIVATION AND JOB SATISFACTIONON THE PERFORMANCE OF TEACHER
(Case study on MTs Negeri Tangerang II Pamulang)
By: Latif Nurrohmadi
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of motivation and jobsatisfaction on the performance of teachers. This research was conducted in MTsNegeri Tangerang II Pamulang. Respondents in this study were divided into twogroups, teachers and students grade IX. To measure motivation and jobsatisfaction, respondents used are the teachers. While respondents to measure theperformance of teachers is students grade IX. Total population of teachers in thisresearch is 80 people, while the number of students at grade IX is 315. Samplingmethod used was convenience sampling. Each number of teachers and studentsgrade IX that made sampled as many as 60 people.
Data obtained using a questionnaire that gives a list of questions directly torespondents. The data analysis technique used in this study is multiple linearregression which is operated through the SPSS 17 in the 5 percent level ofsignificance.
The research result shows on the F test (simultaneous) that motivation andjob satisfaction significantly influence the performance of teachers with value ofsig F 0,000 < 0.05 and value of calculated F 15.921. T test results (partial)indicates that motivation significantly influence the performance of teachers withvalue of sig t 0.000 < 0.05 and value of calculated t 5004, and job satisfactionsignificantly influence the performance of teachers with sig t 0.006 < 0.05 andvalue of calculated t 2.876. So, it can be concluded that the motivation and jobsatisfaction influence the performance of teachers, both simultaneously andpartial.
Keywords: Motivation, Job Satisfaction and Teacher Performance.
viii
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA
TERHADAP KINERJA GURU
(Studi Kasus Pada MTs Negeri Tangerang II Pamulang)
Oleh : Latif Nurrohmadi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kepuasankerja terhadap kinerja guru. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Tangerang IIpamulang. Responden dalam penelitian ini dibagi kedalam dua kelompok, yaitukelompok guru dan murid kelas IX. Untuk mengukur motivasi dan kepuasankerja, responden yang digunakan adalah para guru. Sedangkan responden untukmengukur kinerja guru adalah para murid kelas IX. Jumlah populasi guru dalampenelitian ini adalah 80 orang, sedangkan jumlah murid kelas IX adalah 315orang. Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Masing-masing jumlah guru dan murid kelas IX yang dijadikan sampel sebanyak 60orang.
Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, yaitu memberikan daftarpertanyaan secara langsung kepada responden. Teknik analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda yang dioperasikanmelalui program SPSS 17 pada tingkat signifikansi 5 persen.
Hasil penelitian menunjukan dalam uji F (simultan) bahwa motivasi dankepuasan kerja secara signifikan mempengaruhi kinerja guru dengan nilai sig F0,000 < 0,05 dan nilai F hitung 15,921. Hasil uji t (parsial) menunjukan bahwamotivasi secara signifikan mempengaruhi kinerja guru dengan nilai sig t 0,000 <0,005 dan nilai t hitung 5.004, dan kepuasan kerja secara signifikan mempengaruhikinerja guru dengan nilai sig t 0,006 < 0,05 dan nilai t hitung 2,876. Jadi, dapatdisimpulkan bahwa motivasi dan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja guru baiksecara simultan maupun parsial.
Kata kunci : Motivasi, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Guru.
ix
KATA PENGANTAR
الرحیمالرحمنبسم االله
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya serta
Inayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam kita ucapkan kepada
junjungan kita Nabi kita Muhammad SAW, yang telah membawa agama islam
untuk menuntut ummatnya kejalan yang mustaqim.
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan
Penyusunan Skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus Pada MTs Negeri Tangernag II
Pamulang)” ini dengan baik. Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan sebagai syarat
dalam menempuh pendidikan Strata 1 (S1) atau gelar Sarjana Ekonomi
Manajemen pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bahasa yang digunakan maupun
sistematika penulisan, hal tersebut dikarenakan terbatasnya kemampuan yang
dimiliki oleh penulis. Namun berkat bantuan, bimbingan, serta dorongan dari
berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua Orangtuaku yang telah memberikan doa dan dukungannya baik moril
maupun materil.
2. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
4. Bapak Suhendra S.Ag, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
5. Ibu Leis Suzanawaty SE, MSi selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
x
6. Bapak Dr. Ahmad Dumyati Bashori, MA selaku pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan serta bimbingan
dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Ade Suherlan SE, MM, MBA selaku pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan serta bimbingan
dalam proses penyusunan skripsi ini.
8. Kepada semua dosen yang telah dengan ikhlas mengajar dan mendidik kami.
9. Bapak Drs. Suhardi MA selaku Kepala Sekolah MTs Negeri Pamulang II
Pamulang yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
10. Seluruh guru dan karyawan MTs Negeri Pamulang II, khususnya Bpk. Drs.
Panji Waluyo M.Pd, Bpk. Ulik Widiantoro S.Pd, M.Pd, dan Mas Muhamad
Nahrori, yang telah membantu dan memberikan informasi untuk kemudahan
dan kelancaran dalam proses penelitian ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga ALLAH SWT
selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta Inayah-Nya dan semoga
sukses selalu untuk kita semua…Amin!
Penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan kepada penulis, Amin…
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat menjadi bahan masukan dan tambahan
wawasan bagi pembaca pada umumnya dan rekan-rekan mahasiswa Jurusan
Manajemen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta pada khususnya. Akhir kata
penulis mengucapkan mohon maaf apabila dalam penyajian Skripsi ini terdapat
kesalahan dan kekurangan.
Jakarta, 26 April 2011
Latif NurrohmadiNIM : 107081003662
xi
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................... iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................. iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................ 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 9
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 10
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 11
A. Motivasi ......................................................................... 11
B. Kepuasan Kerja .............................................................. 27
C. Kinerja Guru ................................................................... 31
D. Penelitian Terdahulu ...................................................... 36
E. Kerangka Berpikir .......................................................... 39
F. Perumusan Hipotesis ...................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 42
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................... 42
B. Populasi Penelitian ......................................................... 42
C. Metode Penentuan Sampel ............................................. 42
D. Metode Pengumpulan Data ............................................ 43
E. Metode Analisis Data...................................................... 44
1. Uji Statistik Deskriptif ............................................. 45
2. Uji Kualitas Data ...................................................... 45
a. Uji Validitas ........................................................ 45
b. Uji Reliabilitas .................................................... 45
3. Uji Asumsi Klasik .................................................... 46
a. Uji Normalitas Data ............................................ 46
b. Uji Multikolonieritas .......................................... 46
c. Uji Autokorelasi .................................................. 47
d. Uji Heteroskedastisitas ....................................... 47
xiii
4. Pengujian Hipotesis .................................................. 47
a. Uji Koefisiensi Determinasi ............................... 48
b. Uji Simultan (Uji F) ............................................ 49
c. Uji Parsial (Uji t) ................................................ 49
F. Operasional Variabel ...................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 53
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 53
1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 53
2. Deskripsi Responden ................................................. 54
B. Penemuan dan Pembahasan ........................................... 57
1. Uji Statistik Descriptif ............................................... 57
2. Uji Kualitas Data ....................................................... 58
a. Uji Validitas .......................................................... 58
b. Uji Reliabilitas ...................................................... 61
3. Uji Asumsi Klasik ...................................................... 62
a. Uji Normalitas Data .............................................. 62
b. Uji Multikolonieritas ............................................. 64
c. Uji Autokorelasi .................................................... 66
d. Uji Heteroskedastisitas .......................................... 67
4. Uji Hipotesis .............................................................. 68
a. Uji Determinasi ..................................................... 68
b. Uji Simultan (Uji F) .............................................. 69
c. Uji Parsial (Uji t) ................................................... 70
xiv
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................. 76
A. Kesimpulan .................................................................... 76
B. Implikasi ......................................................................... 77
C. Saran ............................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 79
LAMPIRAN........................................................................................... 81
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
3.1 Operasional Variabel ............................................................... 51
4.3 Deskripsi Responden Variabel Motivasi dan Kepuasan Kerja 54
4.4 Deskripsi Responden Variabel Kinerja Guru .......................... 56
4.5 Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 57
4.6 Uji Validitas Variabel Motivasi .............................................. 58
4.7 Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja.................................... 59
4.8 Uji Validitas Variabel Kinerja Guru ....................................... 59
4.9 Uji Validitas Variabel Kinerja Guru ....................................... 60
4.10 Uji Reliabilitas Variabel Motivasi .......................................... 61
4.11 Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja ............................... 61
4.12 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Guru ................................... 62
4.13 Analisis Statistik Normalitas Data .......................................... 64
4.14 Uji Multikolonieritas ............................................................... 65
4.15 Uji Autokorelasi ...................................................................... 66
4.16 Durbin Watson Test Bound ..................................................... 66
4.17 Uji Determinasi ....................................................................... 68
4.18 Uji Simultan (Uji F) ................................................................ 69
4.19 Uji Parsial (Uji t) ..................................................................... 70
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ................................................................... 40
4.1 Analisis Grafik Normalitas Data ............................................. 63
4.2 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 68
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 82
2. Kuesioner Variabel Motivasi dan Kepuasan Kerja ............................. 83
3. Kuesioner Variabel Kinerja Guru ........................................................ 86
4. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Motivasi ................................. 89
5. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kepuasan Kerja ..................... 91
6. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kinerja Guru .......................... 93
7. Output SPSS Uji Validitas Variabel Motivasi ..................................... 95
8. Output SPSS Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja ......................... 96
9. Output SPSS Uji Validitas Variabel Kinerja Guru ............................. 97
10. Output SPSS Uji Validitas Variabel Kinerja Guru ............................. 99
11. Output SPSS Uji Statistik Deskriptif .................................................. 101
12. Output SPSS Uji Normalitas Data ...................................................... 101
13. Output SPSS Uji Multikolonieritas ..................................................... 102
14. Output SPSS Uji Autokorelasi ............................................................ 102
15. Output SPSS Uji Heteroskedastisitas .................................................. 103
16. Output SPSS Uji Determinasi ............................................................. 103
17. Output SPSS Uji Simultan (Uji F) ...................................................... 104
18. Output SPSS Uji Parsial (Uji t) ........................................................... 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah
mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi
nasional. Rendahnya kualitas sumber daya manusia juga akan menjadi batu
sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era
persaingan mutu. Menata sumber daya manusia, baik dari aspek intelektual,
spiritual, kreativitas, moral, maupun tanggung jawab, adalah jalan yang dapat
ditempuh oleh bangsa Indonesia jika ingin berkiprah dalam percaturan global.
Penataan sumber daya tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan
berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada
jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa 2004: 4). Dikatakan lebih lanjut
oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang
berkualitas perlu ditekankan karena berbagai indikator menunjukan bahwa
sistem pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan.
Dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, pendidikan
memegang peran yang sangat penting. Peningkatan kualitas pendidikan
merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas
sumber daya manusia itu sendiri.
2
Indikator kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat sumber
daya manusianya, dan indicator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat
pendidikan masyarakatnya. Semakin tinggi sumber daya manusianya, maka
semakin baik tingkat pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya.
Sumber daya manusia yang berpendidikan adalah modal utama dalam
membangun dan mengembangkan perekonomian nasional. Semakin banyak
sumber daya yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu Negara
untuk membangun dan mengembangkan perekonomiannya. Karena sumber
daya manusianya telah menguasai keterampilan, pengetahuan, dan teknologi
sehingga pemerintah lebih mudah dalam membangun dan mengembangkan
perekonomian nasional.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3
dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Dalam perkembangan pendidikan di Indonesia, telah terjadi
kemerosotan kualitas sumber daya manusia yang sangat mengkhawatirkan.
Seperti dilaporkan dalam Human Development Report UNDP tahun 1997,
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia berada pada peringkat 99. Tahun
3
2000 peringkat ini merosot menjadi 109 dan bahkan tahun 2003 peringkatnya
menjadi 112. Peringkat Indonesia tersebut masih berada di bawah Vietnam.
Begitu berat tantangan pendidikan yang harus dihadapi, yakni tantangan
globalisasi, otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan guna
pengembangan pendidikan yang relevan dengan lingkungan kehidupan warga
belajar yang didukung oleh masyarakat. Tantangan yang lebih berat lagi
berkaitan dengan rendahnya mutu dan relevansi pendidikan. Berdasarkan
survei The Political And Economic Risk Consultancy (PERC) yang berbasis
di Hongkong disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia berada di
urutan 12 di Asia. Urutan pertama dan kedua masing-masing diduduki Korea
Selatan dan Singapura. Hasil survei yang berdasarkan kualitas tenaga kerja ini
menunjukkan bahwa rendahnya kualitas tenaga kerja kita itu berhubungan
dengan rendahnya kualitas sistem pendidikan sehingga dibandingkan dengan
negara-negara tetangga Indonesia masih tertinggal.
(http://mutiara.student.umm.ac.id/2010/01/21/hello-world/)
Setiap negara diseluruh dunia begitu menekankan pentingnya kualitas
pendidikan. Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan kualitas
pendidikan adalah dengan menetapkan anggaran pendidikan yang lebih besar
dibandingkan anggaran lainnya. China dan Korea Selatan menjadi dua negara
yang begitu menekankan pentingnya pendidikan bagi rakyatnya. Anggaran
pendidikan di China mencapai 13,1% dari anggaran negara, sedangkan di
Korea Selatan anggaran pendidikan negara mencapai 18,9%. Bandingkan
4
dengan Indonesia yang memang menganggarkan anggaran pendidikan
sebesar 20%, namun pada prakteknya masih jauh dari kenyataan.
Realisasi anggaran pendidikan yang mencapai 20% dari total APBN
negara harus bisa segera direalisasikan oleh pemerintah. Jangan sampai
anggaran yang telah besar ini justru dikorup oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Penetapan sistem pendidikan yang baku serta tidak harus
berubah pada setiap pergantian menteri harus bisa menjadi target pemerintah.
Hal ini bisa memberikan kepastian bagi setiap pengajar dan sekolah.
Kelengkapan fasilitas serta pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap warga
negara, khususnya pada daerah-daerah yang jauh dari pusat kota, sebaiknya
juga perlu diperhati oleh pemerintah. Daerah-daerah seperti ini seharusnya
menjadi fokus pemerintah karena banyak sekali masyarakat yang tidak
memperoleh hak mereka dalam memperoleh pendidikan.
(http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/18/peningkatan-kualitas-pendidikan-
di-indonesia/)
Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pendidikan, antara lain: guru, siswa, lingkungan pendidikan,
manajemen sekolah, dan kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru
dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang
sangat penting, dan tanpa mengabaikan faktor penunjang lain, guru
merupakan subjek pendidikan yang sangat menetukan keberhasilan
pendidikan itu sendiri.
5
Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi
sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu,
maka guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang, dan tentunya
tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas
pengabdiannya.
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar
mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia
yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang
merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara
aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai
dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru
tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu
pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai
sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun
siswa dalam belajar.
Untuk menjadikan guru sebagai tenaga yang professional maka perlu
diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan
menjadikan guru sebagai tenaga kerja yang perlu diperhatikan, dihargai dan
diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka menjadi professional
tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui
pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk
belajar lagi, namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti
6
peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui
supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalanya
sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik.
Peran motivasi guru, baik internal maupun eksternal, sangat penting
bagi terciptanya guru yang profesional. Karena motivasi inilah yang
menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja, atau dengan kata lain,
perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi.
Gitosudarmo dalam Sutrisno (2009:115) menyebutkan bahwa motivasi adalah
suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu. Oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor
pendorong perilaku seseorang. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang
pasti memiliki suatu faktor yang mendorong aktivitas tersebut. Faktor
pendorong dari seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas tertentu pada
umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut.
Motivasi memiliki komponen, yakni komponen dalam dan komponen
luar. Komponen dalam ialah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa
tidak puas, ketegangan psikologis. Komponen luar, ialah apa yang diinginkan
oleh seseorang, tujuan yang menjadi arah tingkah lakunya. Jadi komponen
dalam adalah kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan
komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai, kalau kita cermati antara
kebutuhan, motivasi, perbuatan atau tingkah laku tujuan dan kepuasan ada
hubungan dan kaitan yang kuat. Tiap perbuatan berkat adanya motivasi.
Timbulnya motivasi dikarenakan seseorang merasakan sesuatu kebutuhannya
7
tertentu dan karenanya perbuatan tersebut terarah pada pencapaian tujuan
tertentu. Apabila tujuan telah tercapai, maka akan merasa puas. Tingkah laku
yang telah memberikan kepuasan terhadap suatu kebutuhan cenderung untuk
diulang kembali, sehingga lebih kuat dan lebih mantap. (Sutrisno, 2009:118)
Seperti yang telah dikemukakan oleh Sutrisno (2009), bahwa terdapat
hubungan yang erat antara kebutuhan, motivasi, perbuatan atau tingkah laku
tujuan dan kepuasan. Oleh karena itu, selain motivasi, kepuasan kerja bagi
guru sebagai tenaga pendidik juga sangat diperlukan untuk meningkatkan
kinerjanya. Kepuasan kerja berkenaan dengan kesesuaian antara harapan
seseorang dengan imbalan yang disediakan. Kepuasan kerja guru berdampak
pada prestasi kerja, disiplin, dan kualitas kerjanya. Pada guru yang puas
terhadap pekerjaannya maka kinerjanya akan meningkat dan kemungkinan
akan berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Handoko dalam Sutrisno (2009:79) mengemukakan kepuasan kerja
adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
bagi para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini tampak pada
sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi
di lingkungan kerjanya.
Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah
mencapai kepuasan psikologis dan akhirnya akan timbul sikap atau tingkah
laku negatif dan pada gilirannya akan menimbulkan frustasi, sebaliknya
karyawan yang terpuaskan akan dapat bekerja dengan baik, penuh semangat,
8
aktif dan dapat berprestasi lebih baik dari karyawan yang tidak memperoleh
kepuasan kerja (Sutrisno, 2009:79).
MTs Negeri Tangerang II Pamulang adalah sekolah setingkat dengan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang beralamatkan di Jl. Pajajaran No.31,
Pamulang, Tangerang Selatan, Banten Indonesia.
MTs Negeri Tangerang II Pamulang merupakan salah satu dari sekian
banyak sekolah yang berusaha meningkatkan kinerja tenaga pendidiknya,
baik dengan cara mengikutsertakan para tenaga pendidiknya ke berbagai
pelatihan, pemberian motivasi, meningkatkan tingkat kepuasan kerja, maupun
meningkatkan fasilitas sekolah guna menunjang kegiatan belajar mengajar.
Dengan usahanya yang terus menerus meningkatkan kinerja tenaga
pendidiknya, MTs Negeri Tangerang II Pamulang pun meraih banyak prestasi
yang menggembirakan. Seperti di tahun 2008 s/d 2010 merupakan tahun
prestasi yaitu mendapatkan juara 1 sekolah berprestasi dari Kementrian
agama secara Nasional, juara 1 Marching band tingkat nasional dan juara 1
Lomba Sekolah Sehat tingkat Nasional.
Bertitik tolak dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus MTs Negeri Tangerang II
Pamulang)”.
9
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru MTsN
Tangerang II Pamulang?
2. Apakah terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru MTsN
Tangerang II Pamulang?
3. Apakah terdapat pengaruh motivasi dan kepuasan kerja secara bersama-
sama terhadap kinerja guru MTsN Tangerang II Pamulang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai adalah:
1. Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap kinerja
MTsN Tangerang II Pamulang.
2. Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh kepuasan kerja terhadap
kinerja MTsN Tangerang II Pamulang.
3. Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh motivasi dan kepuasan kerja
terhadap kinerja MTsN Tangerang II Pamulang.
10
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan tentang pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap
kinerja guru dan dapat diguanakan sebagai bahan acuan di bidang
penelitian yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Bagi para pendidik/guru, dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat
menjadi bahan acuan dalam rangka meningkatkan kinerjanya.
b. Bagi Sekolah
Bagi sekolah, dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan
sebagai masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru
secara efektif, sehingga mendukung pencapaian tujuan program
pendidikan.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi diambil dari istilah Latin movere, berarti “pindah”.
Dalam konteks sekarang, motivasi adalah “proses-proses psikologis
meminta mengarahkan, arahan, dan menetapkan tindakan sukarela yang
mengarah pada tujuan. (Kinicki, 2003:248)
Gitosudarmo dalam Sutrisno (2009:115), motivasi adalah suatu
faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor
pendorong perilaku seseorang. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang pasti memiliki suatu faktor yang mendorong aktivitas tersebut.
Oleh karena itu, faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang
tersebut.
Hasibuan dalam Sutrisno (2009:117), motivasi adalah pemberian
daya penggerak yang menciptakan kegairah kerja seseorang, agar mereka
mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan.
12
Motivasi ialah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan
yang ada dalam diri karyawan yang memulai dan mengarahkan perilaku.
(Gibson, et. al., 1985:94)
Gitosudarmo dalam Sutrisno (2009:117), motivasi untuk bekerja ini
sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Tanpa
adanya motivasi dari para karyawan untuk bekerja sama bagi kepentingan
perusahaan maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai.
Sebaliknya, apabila terdapat motivasi yang tinggi dari para karyawan,
maka hal ini merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuannya.
Robbins mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi,
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu
kebutuhan individual. (Robbins, 2001:166)
Motivasi didefinisikan oleh Fillmore H. Stanford dalam
Mangkunegara (2008:93), bahwa “Motivation as an energizing condition
of the organism that serves to direct that organism toward the goal of a
certain class” (Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakan manusia
ke arah suatu tujuan tertentu).
Ernest J. McCormick dalam Mangkunegara (2008:94)
mengemukakan bahwa “Work motivation si defined as conditions which
influence the arousal, direction, and maintenance of behaviors relevant in
work settings”. (Motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang
13
berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja).
Motivasi adalah kondisi psikologi yang merupakan hasil dari
interaksi antara kebutuhan seseorang dan faktor-faktor luar yang
mempengaruhi perilaku seseorang. (Kismono, 2001:188)
2. Teori Motivasi
a. Teori Kepuasan Motivasi
Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang,
yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan
perilaku. (Gibson, et. al., 1985:95)
1) Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Need Hierarchy)
Inti teori Maslow ialah bahwa kebutuhan manusia tersusun
dalam suatu hirarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah ialah
kebutuhan fisiologis dan tingkat yang tertinggi ialah kebutuhan akan
perwujudan diri (self-actualization needs). Kebutuhan-kebutuhan
tersebut didefinisikan sebagai berikut:
(a) Fisiologis: Kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, dan
bebas dari rasa sakit.
(b) Keselamatan dan keamanan (safety and security): Kebutuhan
akan kebebasan dari ancaman, yakni aman dari ancaman
kejadian atau lingkungan.
(c) Rasa memiliki (belongingness), sosial, dan cinta: kebutuhan
akan teman, afiliasi, interaksi, dan cinta.
14
(d) Harga diri (esteem): kebutuhan akan penghargaan diri dan
penghargaan dari orang lain.
(e) Perwujudan diri (self actualization): kebutuhan untuk memenuhi
diri sendiri dengan memaksimumkan penggunaan kemampuan,
keahlian, dan potensi. (Gibson, et. al., 1985:97)
Maslow mengatakan bahwa kelima kategori kebutuhan ini
disusun dalam tangga hierarki. Dengan kata lain, ia yakin bahwa
kebutuhan manusia secara umum muncul seperti anak tangga yang
dapat diperkirakan. Dengan demikian, pada saat kebutuhan fisiologis
seseorang relatif terpuaskan, maka muncul kebutuhan akan
keamanan, dan demikian selanjutnya menurut hierarki kebutuhan,
satu langkah pada suatu waktu. Sekali suatu kebutuhan terpuaskan
maka akan mengaktifkan kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi di
dalam hierarki tersebut. Proses ini berlanjut hingga pada kebutuhan
untuk aktualisasi diri. (Kreitner dan Kinicki, 2003:253)
2) Teori ERG Aldelfer
Clayton P. Aldelfer mengemukakan teori-teorinya dengan
nama ERG (Existence, Relatedness, Growth). Teori meruapakan
modifikasi dari teori hierarki kebutuhan Maslow. Dimaksudkan
untuk memperbaiki beberapa kelemahan teori Maslow. Dalam
memodifikasi ini memanfaatkan kelima tingkat kebutuhan Maslow
menjadi tiga kebutuhan saja. Untuk setiap orang perlu memenuhi
tiga kebutuhan tersebut dengan sebaik-baiknya.
15
(a) Existence (Keberadaan)
Existence merupakan kebutuhan seseorang untuk dapat dipenuhi
dan terpeliharanya keberadaan yang bersangkutan sebagai
seorang manusia di tengah-tengah masyarakat atau perusahaan.
Existence ini meliputi kebutuhan psikologi (rasa lapar, haus,
tidur) dan kebutuhan rasa aman.
(b) Relatedness (Kekerabatan)
Kekerabatan merupakan keterkaitan seseorang dengan
lingkungan sosial sekitarnya. Setiap orang dalam hidup dan
pekerjaannya selalu berhubungan dengan orang. Dalam teori
kekerabatan ini mencakup semua kebutuhan yang melibatkan
hubungan seseorang dengan orang lain.
(c) Growth (Pertumbuhan)
Kebutuhan akan pertumbuhan dan perkembangan ini merupakan
kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri
seseorang, seperti pertumbuhan kreativitas dan pribadi.
(Sutrisno, 2009: 148)
3) Teori Dua Faktor Dari Herzberg
Herzberg mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori
dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang
membuat orang merasa tidak puas dan faktor yang membuat orang
merasa puas (dissatisfiers-satisfiers) atau faktor-faktor motivasi
iklim baik atau ekstrinsik-instrinsik tergantung dari orang yang
16
membahas teori tersebut. Penelitian awal Herzberg menghasilkan
dua kesimpulan khusus mengenai teori tersebut.
(a) Serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan (job context),
akan menghasilkan ketidakpuasaan jika kondisi tersebut tidak
ada. Kondisi tersebut adalah faktor-faktor yang membuat orang
merasa tidak puas (dissatisfier) atau disebut juga faktor iklim
baik (hygiene factors) karena faktor tersebut diperlukan untuk
mempertahankan tingkat yang paling rendah yaitu “tidak adanya
ketidakpuasan”. Faktor-faktor ini mencakup: upah, jaminan
pekerjaan, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu
supervisi, dan mutu hubungan antarpribadi di antara rekan
sekerja, dengan atasan dan dengan bawahan.
(b) Serangkaian kondisi intrinsik, isi pekerjaan (job content), yang
apabila ada dalam pekerjaan tersebut akan menggerakan tingkat
motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja
yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada, maka tidak akan
timbul ketidakpuasan yang berlebihan. Faktor-faktor dari
rangkaian ini disebut pemuas atau motivator, yang meliputi:
prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu
sendiri, dan kemungkinan berkembang. (Gibson, et. al.,
1985:107)
17
4) Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan yang dikemukakan oleh David McClelland
(1974) disebut juga dengan toeri motivasi prestasi. Menurut teori ini
ada tiga komponen dasar yang dapat digunakan untuk memotivasi
orang bekerja, yaitu kebutuhan akan:
(a) Need for Achievement
Merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur
berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang.
Kebutuhan ini, berhubungan erat dengan pekerjaan, dan
mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi
tertentu.
(b) Need for Affiliation
Kebutuhan akan kehangantan dan sokongan dalam hubungan
dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku
untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain.
(c) Need for Power
Kebutuhan untuk menguasai dan memengaruhi terhadap orang
lain. Kebutuhan ini, meyebabkan orang yang bersangkutan tidak
atau kurang mempedulikan perasaan orang lain. (Sutrisno,
2009:139)
Dari riset mengenai kebutuhan akan prestasi, McClelland
mendapatkan bahwa peraih prestasi tinggi membedakan diri mereka
dari orang lain oleh hasrat mereka untuk menyelesaikan hal-hal
18
dengan lebih baik. Mereka mencari situasi di mana mereka dapat
mencapai tanggung jawab pribadi untuk menemukan pemecahan
terhadap problem-problem, di mana mereka dapat menerima umpan-
balik yang cepat atas kinerja mereka sehingga mereka dapat
mengetahui dengan mudah apakah mereka menjadi lebih baik atau
tidak, dan di mana mereka dapat menentukan tujuan-tujuan yang
cukup menantang. (Robbins, 2001:173)
Kebutuhan akan kekuasaan (nPow – need for power) adalah
hasrat untuk mempunyai dampak, berpengaruh, dan mengendalikan
orang lain. Individu-individu dengan nPow yang tinggi menikmati
untuk dibebani, bergulat untuk dapat mempengaruhi orang lain, lebih
menyukai ditempatkan di dalam situasi kompetitif dan berorientasi-
status, dan cenderung lebih peduli akan prestise (gengsi) dan
memperoleh pengaruh terhadap orang lain daripada kinerja yang
efektif. (Robbins, 2001:174)
Lebih lanjut Robbins (2001) menjelaskan tentang kebutuhan
yang ketiga dari teori McClelland, yaitu kebutuhan akan pertalian
atau afiliasi (nAff – need for affiliation) bahwa individu dengan motif
afiliasi yang tinggi berjuang keras untuk persahabatan, lebih
menyuai situasi kooperatif daripada situasi kompetitif, dan sangat
menginginkan hubungan yang melibatkan derajat pemahaman
timbal-balik yang tinggi.
19
b. Teori Proses Motivasi
Teori ini menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu
digerakan, diarahkan, didukung, dan dihentikan. (Gibson, et. al.,
1985:95)
1) Teori Keadilan (J.S Adams)
Manusia selalu terdorong untuk mendapatkan perlakuan yang
adil. Situasi keadilan terjadi jika output (hasil) dibanding input
(pengorbanan) seorang karyawan sama dengan karyawan lainnya.
Jika situasinya tidak adil, maka akan mendorong karyawan untuk
berbuat sesuatu agar kondisi keadilan tercapai. Sebagai contoh,
karyawan yang rajin tetapi menerima gaji lebih sedikit dibanding
dengan karyawan yang malas. Kondisi ini dirasakan tidak adil bagi
dirinya dan mungkin mendorongnya untuk memulihkan keadilan
dengan berbagai jalan, antara lain menjadi pemalas, memilih
pembanding lain, keluar dari perusahaan, atau mendorong karyawan
yang malas agar menjadi rajin. (Kismono, 2001:200)
Teori keadilan (equity theory) merupakan model tentang
motivasi yang menerangkan bagaimana orang-orang berupaya
mendapatkan kelayakan (fairness) dan keadilan (justice) dalam
pertukaran-pertukaran sosial atau hubungan-hubungan memberi-
menerima. (Winardi, 2004:94)
20
2) Teori Pengharapan (V.Vroom)
Teori harapan menyatakan bahwa, kekuatan yang memotivasi
seseorang bekerja giat dalam melaksanakan pekerjaannya
bergantung pada hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan
dengan kebutuhan dari hasil perkejaan itu. Berapa besar ia yakin
perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginan sebagai
imbalan ata usaha yang ia lakukan itu. Bila keyakinan yang
diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya, ia akan
bekerja keras pula, dan sebaliknya. (Sutrisno, 2009:154)
Dalam istilah yang lebih praktis, teori pengharapkan
mengatakan, seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan
tingkat upaya yang tinggi bila ia menyakini upaya akan menghantar
kesuatu penilaian kinerja yang baik; suatu penilaian yang baik akan
mendorong ganjaran-ganjaran organisasional seperti bonus, kenaikan
gaji, atau promosi; dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi
karyawan itu. Oleh karena itu, teori tersebut memfokuskan pada tiga
hubungan:
(a) Hubungan upaya—kinerja. Probabilitas yang dipersepsikan oleh
individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tetentu itu akan
mendorong kinerja.
(b) Hubungan kerja—ganjaran. Derajat sejauh mana individu itu
bahwa berkinerja pada suatu tingkat tertentu akan mendorong
tercapainya suatu keluaran yang diingingkan.
21
(c) Hubungan ganjaran—tujuan-pribadi. Derajat sejauh mana
ganjaran-ganjaran organisasional memenuhi tujuan atau
kebutuhan pribadi seorang individu dan potensi daya tarik
ganjaran tersebut untuk individu tersebut. (Robbins, 2001:185)
3) Teori Penetapan Tujuan (Edwin Locke)
Edwin Locke, seorang ilmuan yang mempelajari penetapan
tujuan, yang terkenal dan rekan-rekannya merumuskan sebuah
tujuan sebagai berikut: “apa yang diupayakan pencapaiannya oleh
seorang individu, ia merupakan obyek atau tujuan suatu kegiatan”.
(Winardi, 2004:117)
Dalam akhir dasawarsa 1960-an Edwin Locke mengemukakan
bahwa maksud-maksud untuk bekerja kearah suatu tujuan
merupakan sumber utama dari motivasi kerja. Artinya, tujuan
memberitahukan karyawan apa yang perlu dikerjakan dan betapa
banyak upaya akan dihabiskan. Bukti dari kuatnya mendukung nilai
dari tujuan. Lebih tepatnya, kita dapat mengatakan bahwah tujuan-
tujuan khusus meningkatkan kinerja: bahwa tujuan sulit, bila
diterima-baik, menghasilkan kinerja yang lebih tingi daripada tujuan
mudah; dan bahwa umpan balik menghantarkan ke kinerja yang
lebih tinggi daripada yang bukan umpan-balik. (Robbins, 2001:177)
4) Teori Penguatan (B.F. Skinner)
Menurut Skinner, perilaku manusia dikendalikan oleh
konsekuensi yang mengikutinya. Jika perilaku tertentu diikuti oleh
22
sesuatu yang menyenangkan, sebagai konsekuensinya maka
karyawan cenderung akan mengulangi perilaku yang sama.
Sebaliknya, jika perilaku tertentu membawa konsekuensi yang tidak
menyenangkan maka karyawan akan menghindarinya. (Kismono,
2001:199)
Lebih lanjut Kismono (2001) menjelaskan bahwa menurut
teori ini, rekayasa perilaku dapat dilakukan dengan mengelola
konsekuensinya. Manajer dapat memberikan imbalan tertentu agar
karyawan bersedia mengerjakan pekerjaan tertentu. Sebaliknya,
manajer dapat memberikan ancaman hukuman agar karyawan
menghindari perilaku negatif yang diaggap merugikan organisasi.
Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mendorong karyawan
berperilaku tertentu disebut penguat positif. Penguatan positif
mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan karyawan. Sebaliknya,
perilaku yang tidak diinginkan perusahaan dapat dihentikan dengan
jalan memberikan penguatan negatif. Penguatan negatif adalah
segala sesuatu yang tidak disukai karyawan sehingga mereka akan
menghindarinya dengan berperilaku lebih baik. Bentu-bentuk
pengautan negatif dapat berupa ancaman hukuman atas perilaku
tertentu. Jika ancaman hukuman diperkirakan akan memberatkan,
maka karyawan diharapkan akan menghindari perilaku yang kurang
baik.
23
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Sutrisno (2009:124) mengemukakan bahwa motivasi yang
merupakan proses psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan faktor ekstern yang
berasal dari karyawan:
a. Faktor Intern
1) Keinginan untuk dapat hidup
Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap
menusia yang hidup di muka bumi. Untuk mempertahankan hidup
ini orang mau mengerjakan apa saja, apakah pekerjaan itu baik
atau jelek, apakah halal atau haram dan sebagainya.
Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan untuk;
(a) Memperoleh kompensasi yang memadai;
(b) Pekerjaan yang tetap walaupun penghasilan tidak begitu
memadai;
(c) Kondisi kerja yang aman dan nyaman.
2) Keinginan untuk dapat memiliki
Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong
seseorang untuk mau melakukan pekerjaaan.
3) Keinginan untuk memperoleh penghargaan
Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk
diakui, dihormati oleh orang lain. Jadi, harga diri, nama baik,
kehormatan yang inigin dimiliki itu harus diperankan sendiri,
24
mungkin dengan bekerja keras memperbaiki nasib, mencari
rezeki, sebab status untuk diakui sebagai orang yang terhormat
tidak mungkin diperoleh bila yang bersangkutan termasuk
pemalas, tidak mau bekerja, dan sebagainya.
4) Keinginan untuk memperoleh pengakuan
Keinginan untuk memperoleh pengakuan itu dapat meliputi hal-
hal;
(a) Adanya penghargaan terhadap prestasi;
(b) Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak;
(c) Pimpinan yang adil dan bijaksana;
(d) Perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat.
5) Keinginan untuk berkuasa
Keinginan untuk berkuasan akan mendorong seseorang untuk
bekerja. Kadang-kadang keinginan untuk berkuasa ini dipenuhi
dengan cara-cara tidak terpuji, namun cara-cara yang
dilakukannya itu masih termasuk bekerja juga.
b. Faktor ekstern
1) Kondisi lingkungan kerja
Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasarana
kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan
pekerjaan yang dapat memengaruhi pelaksanaan pekerjaan.
Lingkungan kerja ini meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat
bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan, termasuk
25
juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat
tersebut.
2) Kompensasi yang memadai
Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para
karyawan untuk menghidupi diri beserta keluarganya.
Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang paling
ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para karyawan bekerja
dengan baik.
3) Supervisi yang baik
Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan
pengarahan, membimbing kerja para karyawan, agar dapat
melaksanakan kerja dengan baik tanpa membuat kesalahan.
Dengan demikian peranan supervisior yang melakukan pekerjaan
supervisi amat mempengaruhi motivasi kerja para karyawan.
4) Adanya jaminan pekerjaan
Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa
yang ada pada dirinya untuk perusahaan, kalau yang bersangkutan
merasa ada jaminan karier yang jelas dalam melakukan pekerjaan.
5) Status dan tanggung jawab
Status atau kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan
dambaan setiap karyawan dalam bekerja. Dengan menduduki
jabatan, orang merasa dirinya akan dipercaya, diberi tanggung
jawab, dan wewenang yang besar untuk melakukan kegiatan-
26
kegiatan. Jadi, status dan kedudukan merupakan dorongan untuk
memenuhi kebutuhan sense of achievement dalam tugas sehari-
hari.
6) Peraturan yang fleksibel
Bagi perusahaan besar, biasanya sudah diterapkan sistem dan
prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan. Sistem
dan prosedur kerja ini dapat kita sebut dengan peraturan yang
berlaku dan bersifat melindungi para karyawan. Semua ini
merupakan aturan main yang mengatur hubungan kerja antara
karyawan dengan perusahaan, termasuk hak dan kewajiban para
karyawan, pemberian kompensasi, promosi, mutasi, dan
sebagainya. Oleh karena itu biasanya peraturan bersifat
melindungi dan dapat memberikan motivasi para karyawan utuk
bekerja lebih baik.
Davis dan Newstrom (1985:87), menjelaskan bahwa setiap orang
cenderung mengembangkan pola motivasi tertentu sebagai hasil dari
lingkungan budaya tempat orang itu hidup. Pola ini merupakan sikap yang
mempengaruhi cara orang-orang memandang pekerjaan dan menjalani
kehidupan mereka.
Lebih lanjut Davis dan Newstrom (1985) menjelaskan bahwa hasil
dari penelitian yang dilakukan oleh David C. McClelland dari Universitas
Harvard terdapat banyak minat terhadap pola motivasi. Hasil penelitiannya
menyingkapkan bahwa pola motivasi orang-orang mencerminkan
27
lingkungan budaya di mana mereka hidup – keluarga, sekolah, agama, dan
buku yang mereka baca.
Terkait dengan faktor agama yang dapat mempengaruhi seseorang
dalam memandang pekerjaan, menjalani kehidupan dan motivasi
seseorang, Islam mengajarkan bahwa bekerja merupakan amal ibadah.
Sukanto dalam Sapuri (2009:60), mengemukakan bahwa dalam
bidang ilmu pengetahuan, khususnya ilmuwan di bidang science
mendefinisikan ibadah sebagai tata nilai tertinggi dalam ruang motivasi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa amal ibadah merupakan
faktor yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja.
B. Kepuasan Kerja
1. Pengertian Kepuasan Kerja
Handoko dalam Sutrisno (2009:79), mengemukakan kepusasan kerja
adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
bagi karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini tampak
dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang
dihadapi di lingkungan kerjanya.
Tiffin dalam Sutrisno (2009:81), mengemukakan kepuasan kerja
berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya
sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pimpinan dengan sesama
karyawan.
28
Kepuasan kerja adalah sikap yang dikembangkan para karyawan
sepanjang waktu mengenai berbagai segi pekerjaannya, seperti upah, gaya
penyeliaan dan rekan sekerja. (Gibson, et. al., 1985:67)
Istilah kepuasan kerja (job satisfaction) merujuk pada sikap umum
seorang individu terhadap pekerjaannya. Seorang dengan tingkat kepuasan
kerja tinggi menunjukan sikap yang positif terhadap kerja itu; seorang
yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukan sikap yang negatif
terhadap pekerjaan itu. (Robbins, 2001:139)
Kreitner dan Kinicki (2003:271) mengemukakan bahwa kepuasan
kerja adalah suatu afektivitas atau respons emosional terhadap berbagai
aspek pekerjaan. Definisi ini berarti berarti kepuasan kerja bukanlah suatu
kosep tunggal. Sebaliknya, seseorang dapat relatif puas dengan suatu
aspek dari pekerjaannyadan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek
lainnya. Sebagai contoh, para peneliti di Cornell University
mengembangkan Job Descriptive Index (JDI) untuk menilai kepuasan
kerja seseorang dengan dimensi kerja berikut: pekerjaan, upah, promosi,
rekan kerja, dan pengawasan.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Faktor-faktor yang memberikan kepuasan kerja menurut Blum dalam
As’ad dan Sutrisno (2009:82), adalah:
a. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak , dan harapan;
b. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan pekerja,
kebebasan berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan.
29
c. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan,
ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain
itu, juga penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial di dalam
pekerjaan, ketepatan dalam menyelesaikan konflik antarmanusia,
perasaan diperlakukan adail baik yang menyangkut pribadai maupun
tugas.
Pendapat lain dikemukakan oleh Brown dan Ghiselli dalam Sutrisno
(2009:84), mengemukakan adanya lima faktor yang menimbulkan
kepuasan kerja, yaitu:
a. Kedudukan
Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada
pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka
yang bekerja pada pekerjaan yang rendah. Pada beberapa penelitian
menunjukan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru
perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan
kerja.
b. Pangkat
Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat atau golongan,
sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada
orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit
banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan
terhadap kedudukan yang baru itu akan mengubah perilaku dan
perasaannya.
30
c. Jaminan finansial dan jaminan sosial
Finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap
kepuasan kerja.
d. Mutu pengawasan
Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting
artinya dalam menaikan produktivitas kerja. Kepuasan dapat di
tingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan
kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya
merupakan bagaina yang penting dari organisasi kerja.
Menurut Sagala dan Rivai (2009:860), Secara teoritis, faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja sangat banyak jumlahnya, seperti
gaya kepemimpinan, produktivitas kerja, perilaku, locus of control,
pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja. Faktor-faktor yang
biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang karyawan
adalah:
a. Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai
kontrol terhadap pekerjaan;
b. Supervisi;
c. Organisasi dan manajemen;
d. Kesempatan untuk maju;
e. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya
insentif;
f. Rekan kerja; dan
g. Kondisi kerja.
31
Kepuasan kerja berpangkal dari berbagai aspek kerja, seperti upah,
kesempatan promosi, penyelia (supervisior) dan rekan sekerja. Kepuasan
kerja juga berasal dari faktor-faktor lingkungan kerja, seperti gaya
penyeliaan (supervisi), kebijaksanaan dan prosedur, keanggotaan
kelompok kerja, kondisi kerja, dan tunjangan. Dari sejumlah dimensi yang
dihubungkan dengan kepuasan kerja, lima diantaranya memiliki
karakteristik yang sangat penting. Kelima dimensi itu ialah:
a. upah – jumlah upah yang diterima dan dianggap upah yang wajar.
b. Pekerjaan – keadaan di mana tugas pekerjaan dianggap menarik,
memberikan kesempatan untuk belajar dan bertanggung jawab.
c. Kesempatan Promosi – tersedia kesempatan untuk maju.
d. Penyelia – kemampuan penyelia untuk menunjukan minat dan
perhatian terhadap karyawan.
e. Rekan sekerja – keadaan di mana rekan sekerja menunjukan sikap
bersahabat dan mendorong. (Gibson, et. al., 1985:67)
C. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performace atau Actual
Performace (prestasi kinerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. (Mangkunegara, 2008:67)
32
Benardin dan Russel (1993) memberikan definisi tentang prestasi
atau kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-
fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu
tertentu. Byars dan Rue (1984) mengartikan prestasi atau kinerja sebagai
tingkat kecakapan seseorang pada tugas-tugas yang mencakup pada
pekerjaannya. (Sutrisno, 2009: 164)
Definisi kinerja yang dikemukakan oleh Bambang Kusriyanto dalam
Mangkunegara (2006: 9) adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan
peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam).
Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas
maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan
penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil
karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional
maupun structural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personal di
dalam organsiasi. (Ilyas, 2002:65)
Departemen Pendidikan Nasional (2008:21) menjelaskan bahwa
kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat
dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang
dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu
bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan
kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
33
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut A. Dale Timpel dalam Mangkunegara (2006: 15), faktor-
faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat
seseorang. Misalnya, kinerja seseorang baik disebabkan karena
mempunyai kemampuan tinggi dan seorang itu tipe pekerja keras,
sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut
mempunyai kemampuan rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-
upaya untuk memperbaiki kemampuannya. Faktor eksternal yaitu faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari
lingkungan. Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja,
bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim kerja.
Byar dan Rue dalam Sutrisno (2009:166) mengemukakan adanya
dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja atau kinerja, yaitu faktor
individu dan lingkungan. Faktor-faktor individu yang dimaksud adalah:
a. Usaha (effort), yang menunjukan sejumlah senergi fisik dan mental
yang digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas;
b. Abilities, yaitu sifat-sifat personel yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu tugas;
c. Role/Task Perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa
perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
34
Sedangkan faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi prestasi
kerja atau kinerja adalah:
a. Kondisi fisik;
b. Peralatan;
c. Waktu;
d. Material
e. Pendidikan;
f. Supervisi;
g. Desain organisasi;
h. Pelatihan; dan
i. Keberuntungan.
Menurut Henry Simamora dalam mangkunegara (2006: 14), kinerja
(performance) dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Faktor individual yang terdiri dari
1) Kemampuan dan keahlian
2) Latar belakang
3) Demografi
b. Faktor psikologis yang terdiri dari
1) Persepsi
2) Attitude
3) Personality
4) Pembelajaran
5) Motivasi
35
c. Faktor organsiasi yang terdiri dari
1) Sumber daya
2) Kepemimpinan
3) Penghargaan
4) Struktur
5) Job design
4. Penilaian Kinerja
Leon C. Megginson dalam Mangkunegara (2008:69) mengemukakan
bahwa penilaian kinerja adalah suatu proses yang digunakan majikan
untuk menetukan apakah seorang pegawai melakukan pekerjaannya sesuai
dengan yang dimaksudkan.
Penilaian prestasi pegawai/kinerja adalah suatu proses penilaian
prestasi kerja pegawai yang dilakukan pimpinan peruasahaan secara
sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
(Mangkunegara, 2008:69)
Ilyas (2002:87) menjelaskan bahwa penilaian kinerja adalah proses
menilai hasil karya personel dalam suatu organisasi melalui instrument
penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilaian kinerja merupakan suatu
evaluasi terhadap penampilan kerja personel dengan membandingkannya
dengan standar baku penampilan. Kegaitan penilaian kinerja ini membantu
pengambilan keputusan bagian personalia dan memberika umpan balik
kepada para personel tentang pelaksanaan kerja mereka.
36
Lebih lanjut Ilyas (2002) menjelaskan bahwa penilaian kinerja dapat
didefinisikan sebagai proses formal yang dilakukan untuk mengevaluasi
tingkat pelaksanaan pekerjaan atau untuk kerja (performace appraisal)
seorang personel dan memberikan umpan balik untuk kesesuaian tingkat
kinerja.
Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru.
Departemen Pendidikan Nasional (2008:36) menjelaskan bahwa kinerja
atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan yang meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran (KBM), dan
melakukan penilaian hasil belajar.
5. Tujuan Penilaian Kinerja
Mangkunegara (2006: 10) menjelaskan tujuan penilaian/evaluasi
kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi
melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi. Secara lebih spesifik,
tujuan dari penilaian/evaluasi kinerja sebagaimana dikemukakan Agus
Sunyoto (1999) adalah:
a. Meningkatkan saling penegertian antara karyawan tentang persyaratan
kinerja.
b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga
mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-
kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.
37
c. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan
keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap
karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.
d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan,
sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan
potensinya.
e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai
dengan kebutuhan pelatihan, khususnya rencana diklat, dan kemudian
menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.
D. Penelitian Terdahulu
Muhammad Anas (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Balai Perbenihan Tanaman
Hutan Sulawesi” menyimpulkan bahwa faktor motivasi mempengaruhi
kinerja pegawai sebesar 50,1%.
Eva Kris Diana Devi (2009) dalam Tesisnya yang berjudul “Analisis
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan
Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervining” menyimpulkan
bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepuasan kerja
dengan kinerja karyawan dengan nilai P (Probability) sebesar 0,037 (p<0,05).
Serta terdapat pula pengaruh positif, walau tidak signifikan, antara motivasi
dengan kinerja karyawan dengan nilai P (Probability) sebesar 0,091 (p>0,05).
38
Eka Yuliana (2006) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh
Kemampuan Intelektual dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Mata
Diklat Produktif Penjualan di SMK Bisni dan Manajemen se Kabupaten
Kebumen”, menyimpulkan bahwa motivasi kerja secara signifikan
berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar 20,66%.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2004) yang berjudul
“Pengaruh Faktor-faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pusat
Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA di Surakarta”, menyimpulkan bahwa
kepuasan kerja; gaji, kepemimpinan, dan sikap rekan sekerja mempunyai
pengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.
Sebuah penelitian meta analisis mengakumulasikan hasil-hasil dari 74
penelitian. Yang menghubungkan antara kepuasan kerja dengan prestasi kerja
terhadap 12.192 orang. Ditemukan bahwa terdapat suatu hubungan positif
yang lemah antara kepuasan kerja dan prestasi. (Kreitner dan Kinicki,
2003:275)
Mangkunegara (2006:76), menjelaskan bahwa berdasarkan hasil
penelitian McClelland (1961), Edward Murray (1957), Miler dan Gordon W.
(1970), Anwar Prabu Mangkunegara (2000), menyimpulkan bahwa ada
hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja.
39
E. Kerangka Berpikir
Pendidikan yang berkualitas merupakan pondasi untuk mencetak
sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
kebutuhan pembangunan. Karakteristik lulusan yang baik mensyaratkan
proses belajar mengajar yang baik. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga
pendidik (guru) professional.
Guru memiliki tugas sebagai pengajar yang melakukan transfer
pengetahuan. Selain itu, guru juga sebagai pendidik yang melakukan transfer
nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan
menuntun siswa dalam belajar. Untuk itu guru harus berperan aktif dan
menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional yang bekerja dengan
kinerja yang tinggi.
Untuk melahirkan guru-guru yang professional, tidak semata-mata
hanya meningkatkan kompetensinya saja, baik melalui pemberian penataran,
pelatihan maupun memberikan kesempatan untuk belajar lagi, namun perlu
juga memperhatikan keadaan guru dari sisi yang lain, seperti motivasi dan
kepuasan guru dalam bekerja sebagai pendidik.
Motivasi, yang timbul karena adanya kebutuhan atau keinginan,
merupakan perangsang daya gerak yang menyebabkan seorang guru
bersemangat dalam mengajar. Guru yang bersemangat dalam mengajar
terlihat dalam ketekunannya ketika melaksanakan tugas, ulet, minatnya yang
tinggi dalam memecahkan masalah, penuh kreatif dan sebagainya.
40
Kepuasan kerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaannya. Seorang guru yang
memiliki kepuasan kerja yang tinggi akan berprestasi lebih baik dari pada
seorang guru yang tidak memiliki kepuasan kerja. Seperti yang dijelaskan
Sutrisno (2009), bahwa karyawan yang memiliki kepuasan kerja tinggi akan
berbrestasi lebih baik daripada karyawan yang tidak memiliki kepuasan kerja.
Hubungan antara motivasi, kepuasan kerja, dan kinerja guru dapat
dinyatakan sebagai beikut:
Gambar 2.1Kerangka Berpikir
Motivasi(X1)
Kepuasan kerja(X2)
Kinerja Guru(Y)
41
F. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dari
uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap
kinerja guru.
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja
guru.
2. Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja
terhadap kinerja guru.
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap
kinerja guru.
3. Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi dan
kepuasan kerja terhadap kinerja guru.
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi dan kepuasan
kerja terhadap kinerja guru.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kausalitas yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh
antara motivasi (X1) dan kepuasan kerja (X2) terhadapa kinerja guru (Y). Unit
analisis yang digunakan adalah para guru dan murid di MTsN Tangerang II
Pamulang.
B. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah semua guru dan murid kelas IX MTsN Tangerang
II Pamulang.
Bedasarkan data yang diperoleh melalui tinjauan pustaka, diketahui
jumlah guru MTsN Tangerang II Pamulang berjumlah 80 orang. Sedangkan
jumlah murid kelas XI MTsN Tangerang II Pamulang berjumlah 315 orang.
C. Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh
populasi. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitin ini adalah
convenience sampling, yaitu unit sampel yang digunakan mudah untuk
dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat
kooperatif.
43
Bila data yang dianalisa dengan statistik parametrik, maka jumlah
sampel harus besar, karena nilai-nilai atau skor yang diperoleh distribusinya
harus mengikuti distribusi normal. Sampel yang tergolong sampel besar yang
distrisbusinya normal adalah sampel yang jumlahnya > 30 kasus. Bilamana
analisa yang dipakai adalah teknik korelasi , maka sampel yang harus diambil
minimal 30 kasus. (Singarimbun, 2006:171)
Jumlah guru MTsN Tangerang II Pamulang yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Sedangkan jumlah murid kelas IX
MTsN Tangerang II Pamulang yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
berjumlah 60 orang.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan
metode interview, tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya. Dalam penelitian
ini untuk mengumpulkan data digunakan metode antara lain:
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Metode ini digunakan
untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan MTsN Tangerang II
Pamulang seperti visi, misi, jumlah guru dan lain sebagainya.
44
2. Metode Angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data dari responden mengenai motivasi, kepuasan kerja,
dan kinerja guru MTsN Tangerang II Pamulang.
Kuesioner untuk mengukur kinerja guru diberikan kepada siswa/i
kelas IX, sedangkan kuesioner untuk mengukur motivasi dan kepuasan
kerja diberikan kepada dewan guru.
Untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel yang
pengumpulan datanya menggunakan keusioner (angket), setiap indikator
dari data yang dikumpulkan terlebih dahulu diklasifikasikan dan diberi
skor atau nilai, yaitu:
a. Skor 1 jika jawaban responden sangat tidak setuju (STS).
b. Skor 2 jika jawaban responden tidak setuju (TS).
c. Skor 3 jika jawaban responden kurang setuju (KS).
d. Skor 4 jika jawaban responden setuju (S).
e. Skor 5 jika jawaban responden sangat setuju (SS).
E. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh melalui kuesioner yang telah diisi oleh responden
kemudian diolah dan dianalisa menggunakan teknik pengolahan data untuk
menghasilkan suatu kesimpulan atas masalah yang diteliti.
45
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan disribusi).
(Ghozali, 2009:19)
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. (Ghozali, 2009: 49)
Pengujian ini dilakukan dengan uji Pearson Correlation. Pengujian
validitas data dapat diperoleh dengan cara mengkorelasikan skor yang
diperoleh pada setiap item pertanyaan dengan skor total dari masing-
masing konstruk. Apabila Koefiensi Perason yang diperoleh memiliki
signifikansi di bawah level 0,05 berarti data yang diperoleh adalah
valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi respoden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. (Nugroho, 2005:72)
46
Pengukuran realibilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Repeated Measure atau pengukuran ulang : Di sini seseorang akan
disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan
kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One Shot atau pengukuran sekali saja : Di sini pengukurannya
hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji
statistik Cronbach Alpha (à). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60
(Nunnally dalam Ghozali, 2009).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data
dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik
dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki
distribusi normal. (Nugroho, 2005:18)
b. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel
independen lain dalam suatu model. Kemiripan antar variabel
independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi
47
yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel
independen yang lain. (Nugroho, 2005:58)
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan adanya problem autokorelasi (Ghozali, 2009:99). Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
d. Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Pengujian Hipotesis
Alat uji yang digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu pengaruh
motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja guru, adalah metode regresi
linear berganda (multiple regression). Bentuk persamaannya adalah
sebagai berikut:
48
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Ket: Y = Variabel kinerja guru
a = Konstanta regresi berganda
b1, b2 = Koefisien regresi
X1 = Variabel motivasi
X2 = Variabel kepuasan kerja
e = Error
Terkait dengan penggunaan alat uji regresi berganda, terdapat
beberapa analisis yang digunakan, antara lain:
a. Uji Koefisiensi Determinasi
Koefisiensi determinasi (R2) pada initinya adalah mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel
dependen. Nilai koefisiensi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas.
Dalam pengujian ini koefisien determinasi dilihat dari besarnya
nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar penggunaan R2 adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan ke dalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Tidak seperti R2, nilai Adjusted
R-Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
ditambahkan ke dalam model.
49
b. Uji Simultan (Uji F)
Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara simultan (uji F):
(a) Ho : ρ = 0, artinya X1 dan X2 secara simultan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Y.
(b) Ha : ρ ≠ 0, artinya X1 dan X2 secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap Y.
Kaidah pengambilan keputusan:
(a) Jika Sig F hitung < Sig 0,05 maka Ho ditolak.
(b) Jika Sig F hitung > Sig 0,05 maka Ho diterima.
c. Uji parsial (Uji t)
Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara parsial (uji t):
(a) Ho : ρ = 0, artinya X1 dan X2 secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap Y.
(b) Ha : ρ ≠ 0, artinya X1 dan X2 secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Y.
Kaidah pengambilan keputusan:
(c) Jika Sig t hitung < Sig 0,05 maka Ho ditolak.
(d) Jika Sig t hitung > Sig 0,05 maka Ho diterima.
50
F. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen : Kinerja Guru
Variabel dependen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kinerja
guru. Departemen Pendidikan Nasional (2008:36) menjelaskan bahwa
kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan yang
meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran (KBM),
dan melakukan penilaian hasil belajar.
2. Variabel Independen
a. Motivasi
Gitosudarmo dalam Sutrisno (2009:115), menyatakan bahwa
motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali
diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Setiap
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki suatu faktor
yang mendorong aktivitas tersebut.
Sutrisno (2009:124) mengemukakan bahwa faktor tersebut dapat
dibedakan atas faktor intern dan faktor ekstern yang berasal dari
karyawan. Faktor intern meliputi: keinginan untuk dapat hidup,
keinginan untuk dapat memiliki, keinginan untuk memperoleh
penghargaan, keinginan untuk memperoleh pengakuan, dan keinginan
untuk berkuasa. Sedangkan faktor ekstern meliputi: kondisi lingkungan
kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya jaminan
pekerjaan, peraturan yang fleksibel, status dan tanggung jawab.
51
b. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap yang dikembangkan para karyawan
sepanjang waktu mengenai berbagai segi pekerjaannya, seperti upah,
gaya penyeliaan dan rekan sekerja. Kepuasan kerja juga berasal dari
faktor-faktor lingkungan kerja, seperti gaya penyeliaan (supervisi),
kebijaksanaan dan prosedur, keanggotaan kelompok kerja, kondisi
kerja, dan tunjangan. Dari sejumlah dimensi yang dihubungkan dengan
kepuasan kerja, lima diantaranya memiliki karakteristik yang sangat
penting. Kelima dimensi itu ialah: upah, pekerjaan, kesempatan
promosi, penyelia, dan rekan kerja. (Gibson, et. al., 1985:67)
Secara keseluruhan, penentuan indikator operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.1Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel indikator No. butir SkalaDependen:
Kinerja guru
(Departemen
Pendidikan
Nasional, 2008)
Penyususunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran.
Materi
pembelajaran
Tujuan
pembelajaran
Penggunaan media
dan sumber
belajar
Penggunaan
metode
pembelajaran
1
2
4,5
3,6
Ordinal
52
Penilaian hasil
belajar.
Cara evaluasi
Laporan hasil
evaluasi
7,8
9,10
Independen:
Motivasi
(Sutrisno,
(2009)
Keinginan
untuk
memperoleh
pengakuan
Status dan
tanggung
jawab
Kompensasi
yang
memadai
Kondisi
lingkungan
kerja
Adanya
penghargaan
terhadap prestasi
Mengerjakan
tugas yang
dipercayai
dengan penuh
tanggung jawab
Upah/gaji
Fasilitas kerja
1
4
2
3
Ordinal
53
Independen:
Kepuasan kerja
(Gibson, et. al.,
Upah
Pekerjaan
Kesempatan
promosi
Penyelia
Rekan kerja
Jumlah upah
yang diterima
dianggap wajar
kerja.
Tugas pekerjaan
dianggap
menarik atau
menyenangkan.
Tersedia
kesempatan
untuk maju
kemampuan
pimpinan
(kepala sekolah)
untuk
menunjukan
minat dan
perhatian
terhadap
karyawan
Sikap rekan
kerja yang
bersahabat dan
mendorong.
1
2
3
5
4
Ordinal
Sumber : Data yang diolah
dengan beban
1985) dan proporsional
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Tangerang II Pamulang pada
bulan Desember 2010 hingga Maret 2011.
a. Sejarah Singkat MTsN Tangeragn II Pamulang
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang II Pamulang
beralamatkan di Jl. Pajajaran No.31 Pamulang Tangerang Selatan,
Banten Indonesia. Berdiri pada tahun 1981 di Cimanggis, Ciputat.
Kepala Sekolah MTsN Tangerang II Pamulang yang pertama adalah
Drs. Syamsuddin P, M.Pd. Setelah lima tahun Beliau menjabat, pada
tahun 1987, MTsN Tangerang II Pamulang dipindahkan ke Ke-lurahan
Pamulang di atas tanah seluas 4000 M2 dan terletak kurang lebih 50 M
dari jalan raya.
Saat ini Kepala Sekolah MTsN Tangerang II Pamulang dijabat oleh
Drs. Suhardi, M.Ag. Di bawah kepemimpinannya, pada tahun 2008,
MTsN Tangerang II Pamulang meraih juara 1 sebagai Madrasah
Berprestasi Tingkat Nasional dari Kementerian Agama.
b. Visi MTsN Tangerang II Pamulang
“Beriman, Berakhlak, Sehat, Cerdas, dan Berprestasi Nasional”.
54
c. Misi MTsN Tangerang II Pamulang
1) Terwujudnya tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki
komptensi optimal
2) Terwujudnya siswa yang cerdas, kreatif, islami dan berprestasi
optimal.
3) Terwujudnya manajemen madrasah yang berientasi pada pelayanan
prima.
4) Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap.
5) Terwujudnya lingkungan madrasah yang bersih, nyaman, aman,
indah, dan islami.
6) Tetanamnya nilai-nilai islami dan kebangsaan.
d. Moto MTsN Tangerang II Pamulang
“Islami dan berprestasi nasional”.
2. Deskripsi Responden
a. Deskripsi Responden Variabel Motivasi dan Kepuasan Kerja
Tabel 4.3Deskripsi Responden
Variabel Motivasi dan Kepuasan kerja
Keterangan Jumlah Persentase (%)
Umur
> 25 Tahun 0 0
25 - 39 Tahun 32 53,340 – 55 Tahun 28 46,67> 55 Tahun 0 0
55
JenisKelamin
Laki-laki 28 46,67Perempuan 32 53,33
PendidikanTerakhir
D3 0 0S1 44 73,33S2 16 26,67
LamaBekerja
< 5 Tahun 5 8,335 – 10 Tahun 26 43,33> 10 Tahun 29 48,33
StatusPekerjaan
PNS 50 83,33Honor 10 16,67
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.3 menunjukan bahwa responden untuk mengukur motivasi
dan kepuasan kerja yang berjumlah 60 responden tidak ada yang
berumur kurang dari 25 tahun dan diatas 55 tahun. Responden yang
berumur antara 25 sampai dengan 39 tahun berjumlah 32 orang atau
53,3%, sedangkan yang berumur antara 40 sampai dengan 55 tahun
berjumlah 28 orang atau 46,67%.
Jumlah responden didominasi oleh responden yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 53,33% atau 32 orang, sedangkan yang
berkelamin laki-laki sebanyak 46,67% atau 28 orang. Responden yang
memiliki pendidikan terakhi S1 mencapai 73,33% atau 44 orang,
sedangkan S2 mencapai 26,67% atau 16 orang dan tidak ada responden
dengan pendidikan terakhir D3.
Responden yang lama bekerjanya kurang dari 5 tahun sebanyak 5
orang (8,33%), antara 5 sampai dengan 10 tahun sebanyak 26 orang
(43,33%) dan yang lebih dari 10 tahun sebanyak 29 orang (48,33%).
56
Status pekerjaan responden yang PNS berjumlah 50 orang (83,33%),
sedangkan yang honorer berjumlah 10 orang (16,67%).
b. Deskripsi Responden Variabel Kinerja Guru
Tabel 4.4Deskripsi Responden Variabel Kinerja Guru
Keterangan Jumlah Persentase (%)
Umur13 Tahun 3 514 Tahun 49 81,6715 Tahun 8 13,33
Jenis KelaminLaki-laki 30 50
Perempuan 30 50Sumber : Data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukan bahwa responden untuk mengukur
kinerja guru yang berjumlah 60 responden yang berumur 13 tahun
berjumlah 3 orang atau 5%, 14 tahun berjumlah 49 orang atau 81,67%,
sedangkan yang berumur 15 tahun berjumlah 8 orang atau 13,33%.
Jenis kelamin laki-laki maupun perempuan dari responden tersebut
masing-masing berjumlah 30 orang atau 50%.
57
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.5Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kinerja Guru (Y) 60 30.00 43.00 37.4333 3.03855
Motivasi (X1) 60 14.00 20.00 17.0833 1.85300
Kepuasan Kerja (X2) 60 18.00 25.00 21.1667 1.88811
Valid N (listwise) 60
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukan jumlah responden sebanyak 60 orang. Dari
60 responden ini nilai kinerja guru terendah adalah 30,00 dan nilai kinerja
guru tertinggi sebesar 43,00. Nilai rata-rata kinerja guru dari 60 responden
adalah 37,4333 dengan standar deviasi sebesar 3,03855.
Nilai motivasi terendah dari 60 responden adalah 14,00 dan nilai
motivasi tertinggi adalah 20.00. Nilai rata-rata motivasi dari 60 responden
adalah 17,0833 dengan standar deviasi sebesar 1,85300.
Sedangkan nilai terendah kepuasan kerja dari 60 responden adalah
18,00 dan nilai kepuasan kerja tertinggi adalah 25,00. Nilai rata-rata
kepuasan kerja dari 60 responden adalah 21,1667 dengan standar deviasi
sebesar 1,88811.
58
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut.
1) Variabel Motivasi
Tabel 4.6Uji Validitas Variabel Motivasi
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan
memiliki nilai Pearson Correlation yang signifikan di bawah level
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk
variabel motivasi adalah valid dan dapat dilanjutkan ke pengujian
selanjutnya.
No. Butirpertanyaan
PearsonCorrelation
Sig(2-Tailed) Keterangan
1 Mtvsi.1 ,804** ,000 Valid2 Mtvsi.2 ,858** ,000 Valid3 Mtvsi.3 ,807** ,000 Valid4 Mtvsi.4 ,407* ,026 Valid
59
2) Variabel Kepuasan Kerja
Tabel 4.7Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan
memiliki nilai Pearson Correlation yang signifikan di bawah level
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk
variabel kepuasan kerja adalah valid dan dapat dilanjutkan ke
pengujian selanjutnya.
3) Variabel Kinerja Guru
Tabel 4.8Uji Validitas Variabel Kinerja Guru
Sumber : Data primer yang diolah
No. Butirpertanyaan
PearsonKorelation
Sig(2-Tailed) Keterangan
1 Kpsn.Krja.1 ,744** ,000 Valid2 Kpsn.Krja.2 ,670** ,000 Valid3 Kpsn.Krja.3 ,885** ,000 Valid4 Kpsn.Krja.4 ,649** ,000 Valid5 Kpsn.Krja.5 ,644** ,000 Valid
No. Butirpertanyaan
PearsonKorelation
Sig(2-Tailed) Keterangan
1 Knrja.Gru.1 ,382* ,037 Valid2 Knrja.Gru.2 ,573** ,001 Valid3 Knrja.Gru.3 ,199 ,293 Tidak Valid4 Knrja.Gru.4 ,683** ,000 Valid5 Knrja.Gru.5 ,587** ,001 Valid6 Knrja.Gru.6 ,535* ,002 Valid7 Knrja.Gru.7 ,535* ,002 Valid8 Knrja.Gru.8 ,464** ,010 Valid9 Knrja.Gru.9 ,775** ,000 Valid10 Knrja.Gru.10 ,437* ,016 Valid
60
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa semua butir
pertanyaan, kecuali pada butir pertanyaan nomer 3, memiliki nilai
Pearson Correlation yang signifikan di bawah level 0,05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk variabel kinerja
guru adalah valid, kecuali pada butir pertanyaan nomer 3. Sehingga
butir pertanyaan nomer 3 dikeluarkan dan tidak diikut sertakan
dalam pengujian selanjutnya. Pengulangan uji validitas, tanpa butir
pertnayaan nomer 3, dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9Uji Validitas Variabel Kinerja Guru
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan
memiliki nilai Pearson Correlation yang signifikan di bawah level
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan untuk
variabel kinerj guru adalah valid dan dapat dilanjutkan ke pengujian
selanjutnya.
No. Butirpertanyaan
PearsonKorelation
Sig(2-Tailed) Keterangan
1 Knrja.Gru.1 ,382* ,037 Valid2 Knrja.Gru.2 ,573** ,001 Valid3 Knrja.Gru.4 ,683** ,000 Valid4 Knrja.Gru.5 ,587** ,001 Valid5 Knrja.Gru.6 ,535* ,002 Valid6 Knrja.Gru.7 ,535* ,002 Valid7 Knrja.Gru.8 ,464** ,010 Valid8 Knrja.Gru.9 ,775** ,000 Valid9 Knrja.Gru.10 ,437* ,016 Valid
61
b. Uji Reliabilitas
1) Variabel Motivasi
Tabel 4.10Uji Reliabilitas Variabel Motivasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.706 .690 4
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel di atas menunjukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha
untuk variabel motivasi > 0,60, yaitu 0,706 yang menunjukan dapat
diterimanya derajat realibilitas.
2) Variabel Kepuasan Kerja
Tabel 4.11Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's A
lpha Based on
Standardized
Items N of Items
.753 .774 5
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel di atas menunjukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha
untuk variabel kepuasan kerja > 0,60, yaitu 0,753 yang menunjukan
dapat diterimanya derajat realibilitas.
62
3) Variabel Kinerja Guru
Tabel 4.12Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Guru
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.737 .733 9
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel di atas menunjukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha
untuk variabel kinerja guru > 0,60, yaitu 0,737 yang menunjukan
dapat diterimanya derajat realibilitas.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal.
1) Analisis Grafik
Analisis grafik dalam penelitian ini adalah dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu
garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
63
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya. Hasil analisi grafik dapat dilihat pada gambar
4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1Analisis Grafik Normalitas Data
Sumber : Data primer yang diolah
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa data (titik) menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang
berarti data tersebut terdistribusi secara normal. Jadi, penelitian ini
dapat dilanjutkan pada analisis selanjutnya karena telah memenuhi
asumsi normalitas.
64
2) Analisis Statistik
Tabel 4.13Analisi Statistik Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kinerja Guru
(Y)
Motivasi
(X1)
Kepuasan
Kerja (X2)
N 60 60 60
Normal
Parametersa,,b
Mean 37.4333 17.0833 21.1667
Std. Deviation 3.03855 1.85300 1.88811
Most Extreme
Differences
Absolute .114 .123 .154
Positive .107 .121 .132
Negative -.114 -.123 -.154
Kolmogorov-Smirnov Z .880 .952 1.192
Asymp. Sig. (2-tailed) .421 .325 .117
a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.Sumber : Data primer yang diolah
Dari table di atas menunjukkan bahwa jumlah data adalah 60
dengan nilai Z Kolmogorov-Smirnov kinerja guru sebesar 0,880
dengan probabilitas sinifikan 0,421, motivasi sebesar 0,952 dengan
probabilitas signifikan 0,325, dan kepuasan kerja sebesar 1.192
dengan probabilitas 0,117, jauh lebih besar dari taraf nyata 0.05.
Jadi dapat disimpulkan semua data penelitian berdistribusi normal.
b. Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
65
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Menurut Ghozali (2009), nilai cutoff yang biasanya
dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai
Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
Tabel 4.14Uji Multikolonieritas
sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada nilai tolerance yang
kurang dari 0,10 dan VIF yang lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolonieritas dalam model regresi ini.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 9.727 4.734 2.055 .045
Motivasi (X1) .953 .168 .581 5.688 .000 .990 1.010
Kepuasan Kerja (X2) .540 .164 .335 3.282 .002 .990 1.010
a. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
66
c. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan adanya problem autokorelasi. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Tabel 4.15Uji AutokorelasiModel Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .641a .411 .390 2.37264 1.884
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja (X2), Motivasi (X1)b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)Sumber : Data primer yang diolah
Nilai DW sebesar 1,884, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai
table dengan menggunakan nilai signifikan 5%, jumlah sampel 60 (n)
dan jumlah variable independent 2 (K=2), maka ditabel Durbin Waston
akan didapatkan sebagai berikut:
Tabel 4.16Durbin Watson Test Bound
K=2n dl du10 0,697 1,641...
60 1,514 1,652
Sumber : Data yang diolah
67
Oleh karena nilai DW 1,884 lebih besar dari batas atas (du) 1,652
dan kurang dari 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
nilai residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
68
Gambar 4.2Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah
Dari gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y. Jadi, dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.17Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .641a .411 .390 2.37264
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja (X2), Motivasi (X1)Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Square
yang dihasilkan oleh variabel motivasi dan kepuasan kerja adalah
0,390. Angka ini menunjukan bahwa kemampuan variabel motivasi dan
kepuasan kerja dalam menjelaskan variabel kinerja guru sebesar 39%.
69
Sedangkan sisanya sebesar 61% dijelaskan oleh variabel lain diluar
model.
Hal ini dikarenakan persoalan prestasi kerja atau kinerja, seperti
yang dijelaskan oleh Kreitner & Kinicki (2003), merupakan cerminan
dari suatu akumulasi perilaku yang muncul dari waktu ke waktu dalam
seluruh konteks dan individu. Lebih lanjut Kreitner dan Kinicki (2003)
menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh input individu
(kemampuan, pengetahuan pekerjaan, watak, emosi, suasana hati, dan
perasaan keyakinan), konteks pekerjaan (lingkungan fisik, penghargaan,
dukungan pengawasan dan pembimbingan, budaya sosial, dan
kebudayaan organisasi), dan motivasi.
Oleh karena itu, prestasi tidak semata-mata hanya dipengaruhi oleh
motivasi dan kepuasan kerja saja. Prestasi mencerminkan suatu
akumulasi perilaku yang muncul dari waktu ke waktu, dan perilaku
seseorang dipengaruhi oleh input individu, konteks pekerjaan, dan
motivasi.
b. Uji simultan (Uji F)
Tabel 4.18Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 223.856 2 111.928 19.883 .000a
Residual 320.878 57 5.629
Total 544.733 59
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja (X2), Motivasi (X1)b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
70
Hasil uji simultan (uji F) yang ditampilkan pada tabel 4.18 di atas
menunjukan nilai F hitung sebesar 19,883 dengan tingkat signifikansi
0,000, lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel
motivasi dan kepuasan kerja secara simultan mempengaruhi variabel
kinerja guru. Nilai positif F hitung sebesar 19,883 menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang positif atau searah antara motivasi dan
kepuasan kerja terhadap kinerja guru. Artinya, semakin tinggi motivasi
dan kepuasan kerja maka semakin tinggi pula kinerjanya, dan
sebaliknya.
c. Uji Parsial (Uji t)
Tabel 4.19Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.727 4.734 2.055 .045
Motivasi (X1) .953 .168 .581 5.688 .000
Kepuasan Kerja (X2) .540 .164 .335 3.282 .002a. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 9,727 + 0,953 X1 + 0,540 X2 + e
Artinya, nilai konstanta sebesar 9,727 menyatakan bahwa jika tidak ada
variabel independen (motivasi dan kepuasan kerja) maka nilai variabel
Y (kinerja guru) sebesar 9,727.
71
Angka koefisien motivasi sebesar 0,953 menunjukan bahwa setiap
peningkatan motivasi sebesar 1% akan meningkatkan kinerja guru (Y)
sebanyak 0,953. Sedangkan angka koefisien kepuasan kerja sebesar
0,540 menunjukan bahwa setiap peningkatan kepuasan kerja sebesar
1% akan meningkatkan kinerja guru (Y) sebanyak 0,540.
Hasil uji parsial (uji t) yang ditampilkan pada tabel 4.19 di atas
menunjukan nilai t hitung yang dihasilkan oleh variabel motivasi
sebesar 5,688 dengan tingkat signifikansi 0,000, lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel
motivasi secara individu atau parsial mempengaruhi variabel kinerja
guru secara signifikan.
Nilai t hitung variabel motivasi yang bernilai positif sebesar 5,688
menunjukan terdapat hubungan yang positif atau searah antara motivasi
dengan kinerja guru. Artinya, semakin tinggi motivasi maka semakin
tinggi pula kinerjanya, dan sebaliknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
McClelland (1961), Edward Murray (1957), Miler dan Gordon W.
(1970), Anwar Prabu Mangkunegara (2000) dalam Mangkunegara
(2006: 76) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif
antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja.
Motivasi adalah faktor yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu perilaku tertentu. Setiap perilaku yang dilakukan oleh
72
seseorang pasti memiliki suatu faktor yang mendorong perilaku
tersebut. Faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan sesuatu
perilaku tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan
orang tersebut.
Motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang berlum terpenuhi.
Motivasi yang timbul akan mendorong seseorang untuk berperilaku
yang diarahkan untuk mencapai tujuannya tersebut, yaitu memenuhi
kebutuhannya yang belum terpenuhi. Perilaku ini biasa disebut dengan
perilaku yang termotivasi. Perilaku timbul tidak hanya semata-mata
karena adanya motivasi. Kreitner dan Kinicki (2003) menyatakan
bahwa perilaku dipengaruhi oleh input individu (kemampuan,
pengetahuan pekerjaan, watak, emosi, suasana hati, dan perasaan
keyakinan), konteks pekerjaan (lingkungan fisik, penghargaan,
dukungan pengawasan dan pembimbingan, budaya sosial, dan
kebudayaan organisasi), dan motivasi.
Apabila tujuan orang tersebut telah tercapai, yaitu memenuhi
kebutuhannya, maka orang tersebut akan merasa puas. Perilaku yang
telah memberikan kepuasan terhadap suatu kebutuhan cenderung untuk
diulang kembali, sehingga lebih kuat dan lebih mantap. Pada akhirnya,
perilaku yang diulang tersebut, akan melahirkan kinerja yang tinggi
atau dapat juga disebut dengan prestasi kerja. Kreitner dan Kinicki
(2003) menjelaskan bahwa prestasi mencerminkan suatu akumulasi
73
perilaku yang muncul dari waktu ke waktu dalam seluruh konteks dan
orang/individu.
Motivasi diperlukan, tapi bukan satu-satunya kontributor yang
mencukupi prestasi kerja. Karena persoalan prestasi merupakan
kombinasi dari input individu, faktor konteks pekerjaan, motivasi, dan
perilaku yang termotivasi.
Oleh karena itu, kepala sekolah MTs Negeri Tangerang II
Pamulang sebaiknya lebih pintar dalam mengidentifikasi kebutuhan dan
keinginan para guru serta menciptakan konteks pekerjaan yang tebaik.
Sedangkan untuk para guru diharapkan untuk selalu mengasah
kemampuan, pengetahuan, dan keterampilannya dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Bila semua ini bersinergi dengan baik, bukan hal yang
tidak mungkin, akan melahirkan kinerja guru yang tinggi.
Sedangkan nilai t hitung yang dihasilkan oleh variabel kepuasan
kerja adalah 3,282 dengan tingat signifikansi 0,002, lebih kecil dari
0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel kepuasan kerja secara
individu atau parsial mempengaruhi variabel kinerja guru secara
signifikan. Nilai t hitung variabel kepuasan kerja yang bernilai positif
sebesar 3,282 menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif atau
searah antara kepuasan kerja dengan kinerja guru. Artinya, semakin
tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi pula kinerjanya, dan
sebaliknya.
74
Kreitner dan Kinicki (2003: 276), menjelaskan bahwa suatu
penelitian menemukan suatu korelasi positif yang signifikan antara
prestasi organisasi dengan kepuasan karyawan untuk data yang
dikumpulkan dari 298 sekolah dan 13.808 guru. Jadi, tampak bahwa
para manajer dapat mempengaruhi prestasi secara positif dengan
meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh
Kreitner dan Kinicki (2003) di atas. Bahwa terdapat hubungan
signifikan yang positif antara kepuasan kerja dengan kinerja.
Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan
dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal
yang bersifat individual karena setiap individu akan memiliki tingkat
kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku
dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat
kepuasan yang dirasakan.
Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional
terhadap berbagai segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga
kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat
relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan
satu atau lebih aspek lainnya.
75
Aspek pekerjaan untuk menilai kepuasan kerja yang
dikembangkan oleh para peneliti di Cornell University yang dinamakan
Job Descriptive Index (JDI) adalah sebagai berikut: pekerjaan, upah,
promosi, rekan kerja, dan pengawasan. (Kreitner dan Kinicki, 2003)
Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan
pernah mencapai kepuasan psikologis dan akhirnya akan timbul sikap
atau tingkah laku negatif dan pada gilirannya akan menimbulkan
frustasi, sebaliknya karyawan yang terpuaskan akan dapat bekerja
dengan baik, penuh semangat, aktif dan dapat berprestasi lebih baik dari
karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja (Sutrisno, 2009:79).
Oleh sebab itu, kepuasan kerja seorang guru tidak boleh
disepelekan dan harus diperhatikan. Karena seperti yang dijelaskan oleh
Sutrisno (2009) karyawan yang memperoleh kepuasan kerja akan dapat
bekerja dengan baik, penuh semangat, aktif dan dapat berprestasi lebih
baik dari karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja.
Dengan demikian, motivasi dan kepuasan kerja seorang guru
yang meningkat akan meningkatka pula kinerjanya, kinerja guru yang
meningkat akan berdampak positif pada peningkatan mutu pendidikan,
menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas, dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia Indonesia.
76
BAB V
KESIMPULAN, IMPIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara motivasi dan kepuasan
kerja terhadap kinerja guru di MTs Negeri Tangerang II Pamulang dengan
tingkat sig F hitung 0,000 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan antara motivasi dan
kepuasan kerja terhadap kinerja guru. Artinya, semakin tinggi motivasi
dan kepuasan kerja maka semakin tinggi pula kinerjanya.
2. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja
guru di MTs Negeri Tangerang II Pamulang dengan tingkat sig t hitung
0,000 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
terdapat pengaruh signifikan antara motivasi terhadap kinerja guru.
Artinya, semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi pula kinerjanya.
3. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap
kinerja guru di MTs Negeri Tangerang II Pamulang dengan tingkat sig t
hitung 0,002 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti terdapat pengaruh signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja
guru. Artinya, semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi pula
kinerjanya.
77
B. IMPLIKASI
Motivasi dan kepuasan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja guru,
baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini menunjukan bahwa hal-
hal yang berkaitan dengan motivasi dan kepuasan kerja sebaiknya lebih
diperhatikan dan ditingkatkan lagi agar dapat memacu dan meningkatkan
kinerja guru.
Dengan adanya peningkatan motivasi dan kepuasan kerja para guru,
maka akan membuat kinerja para guru akan meningkat pula. Kinerja guru
yang semakin meningkat akan menghasilkan anak didik atau lulusan yang
berkualitas.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi
lembaga pendidikan pada umumnya dan MTs Negeri Tangerang II Pamulang
pada khusunya dalam meningkatkan kinerja guru melalui motivasi dan
kepuasan kerjanya.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-
variabel dalam penelitian ini, baik variabel dependen, independen, atau pun
variabel moderating agar dapat mengetahui variabel-variabel lain yang juga
dapat mempengaruhi dan memperkuat atau melemahkan variabel dependen.
Diharapkan juga dapat menggunakan metode yang berbeda, baik dalam
metode pengumpulan data, penentuan sampel, maupun metode dalam
menguji hipotesisnya agar dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
78
C. SARAN
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi dan kepuasan kerja
secara signifikan mempengaruhi kinerja guru MTs Negeri Tangerang II
Pamulang baik secara parsial maupun simultan. Terkait dengan hasil
penelitian ini maka kinerja guru dapat ditingkatkan melalui memberikan
perhatian terhadap motivasi dan kepuasan kerja guru dalam melaksakan
tugasnya.
Meningkatkan kinerja guru bukanlah semata-mata tugas dari kepala
sekolah maupun guru itu sendiri, melainkan tugas bersama.
1. Kepala sekolah
Sebaiknya lebih dapat mengidentifikasi dan mengakomodir keinginan dan
kebutuhan para guru dalam mengajar. Karena hal ini dapat meningkatkan
motivasi guru dalam mengajar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan penghargaan terhadap guru yang berprestasi, memberikan
kompensasi yang memadai, menciptakan kondisi lingkungan kerja yang
kondusif, dan memberikan kesempatan bagi para guru untuk maju.
2. Guru
Meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilannya dalam
mengajar, seperti lebih dapat menggunakan media dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, serta menjadi
rekan kerja yang bersahabat dan mendorong rekan-rekannya untuk maju.
77
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Muhammad, “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada KantorBalai Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi”, Universitas Sawerigading,Makassar, 2010.
Davis, Keith dan John W. Newstrom, “Perilaku Dalam Organisasi”, Jilid 1, EdisiKetujuh, Erlangga, Jakarta, 1985.
Departemen Pendidikan Nasional, “Penilaian Kinerja Guru”, Direktorat JenderalPeningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Jakarta, 2008.
Devi, Eva Kris Diana, “Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan MotivasiTerhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Organisasional SebagaiVariabel Intervening (Studi Pada Karyawan Outsourcing Pt. SemeruKarya Buana Semarang)”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS”, BadanPenerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
Gibson, James L, et. all., “Organisasi: Perilaku Struktur Proses”, Jilid 1, EdisiKelima, Erlangga, Jakarta, 1985.
Ilyas, Yaslin, “Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian”, Pusat KajianKesehatan FKMUI, Depok, 2002.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki, “Perilku Organisasi”, Edisi Pertama,Salemba Empat, Jakarta, 2003.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, “Evaluasi Kinerja SDM”, PT RefikaAditama, Bandung, 2006.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, “Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan”, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, PTRemaja Rosdakarya, Bandung, 2006.
Mulyasa, E, “Menjadi Kepala Sekolah Profesional”, Remaja Rosdakarya,Bandung, 2004.
78
Nugroho, Bhuono Agung, “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitiandengan SPSS”, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2005.
Robbins, P. Stephen, “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi”, Jilid1, Edisi Kedelapan, PT Prenhallindo, Jakarta, 2001.
Sagala, Ella Jauvani dan Rivai, Veithzal, “Manajemen Sumber Daya ManusiaUntuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik”, Edisi kedua, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2009.
Sapuri, Rary, “Psikologi Islam”, Rajawali Pers, Jakarta, 2009.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, et. all., “Metode Penelitian Survai”,Edisi Revisi, Cetakan Kedelapan Belas, Pustaka LP3ES Indonesia, JakartaBarat, 2006.
Sutrisno, Edy, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Kencana, Jakarta, 2009.
Wahyuddin, Parwanto, “Pengaruh Faktor-faktor Kepuasan Kerja TerhadapKinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA diSurakarta”, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2004.
Winardi, J, “Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen”, PT RajaGrafindoPersada, Jakarta, 2004.
Yuliana, Eka, “Pengaruh Kemampuan Intelektual dan Motivasi Kerja TerhadapKinerja Guru Mata Diklat Produktif Penjualan di SMK Bisnis danManajemen Se Kabupaten Kebumen”, Universitas Negeri Semarang,Semarang, 2006.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/18/peningkatan-kualitas-pendidikan-di-indonesia/
http://mutiara.student.umm.ac.id/2010/01/21/hello-world/
83
Lampiran 2 : Kuesioner Variabel Motivasi dan Kepuasan Kerja
Jakarta, Februari 2011
Hal : Permohonan pengisian kuesioner
Kepada Yth.Bapak/Ibu guruDi tempat
Assalamua’laikum Wr. Wb.
Sehubung dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa program strata
satu Bidang Ilmu Manajemen Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, saya:
Nama : Latif Nurrohmadi
Nim : 107081003662
Fak/Jur/Smt : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Manajemen/8
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan
judul “Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru (Studi
Kasus MTs Negeri Tangerang II Pamulang)”.
Berkaitan dengan hal tersebut, Saya mohon bantuan kepada Bapak/Ibu guru
untuk bersedia mengisi kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada
lembar kuesioner.
Sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu
guru. Bantuan Bapak/Ibu guru sangat berarti demi terselesaikannya penelitian ini.
Atas kesediaan Bapak/Ibu guru untuk mengisi kuesioner ini, Saya ucapkan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hormat saya,
Latif NurrohmadiPeneliti
84
DAFTAR PERTANYAAN
A. Data Diri Responden
Nama responden :
Umur : < 25
25 - 39
40 – 55
> 55
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Pendidikan terakhir : Diploma 3
S1
S2
Lama bekerja : < 5 Tahun
5 – 10 Tahun
> 10 Tahun
Status pekerjaan : PNS
Honor
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda ceklist (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu pilih pada lembar
jawaban yang telah disediakan. Pilih jawaban sesuai dengan pendapat dan
keadaan Bapak/Ibu yang sebenarnya.
Adapun keterangan dari singkatan jawaban adalah sebagai berikut:
STS = Sangat Tidak SetujuTS = Tidak SetujuKS = Kurang SetujuS = SetujuSS = Sangat Setuju
85
1. Pertanyaan tentang motivasi
2. Pertanyaan tentang kepuasan kerja
No PertanyaanJawaban
STS TS KS S SS
1 Saya akan menyelesaikan tugasdengan baik untuk meraih prestsikerja yang baik.
2 Saya mau melakukan pekerjaan inihanya karena uang/gaji.
3Fasilitas kerja yang tersedia membuatsaya semangat dalam melaksanakantugas-tugas yang diberikan kepadasaya.
4 Tugas yang dipercayakan, sayalaksanakan dengan penuh tanggungjawab
No PertanyaanJawaban
STS TS KS S SS
1 Gaji yang saya terima sudah sesuaidengan beban dan tanggung jawabyang saya pikul.
2 Tugas yang diberikan kepada sayadapat diselesaikan dengan baik danterasa menyenangkan.
3 Jika saya bekerja dengan baik, sayaakan dipromosikan.
4 Ketika saya meminta teman sekerjamelakukan suatu pekerjaan tertentu,pekerjaan itu selesai dengan baik.
5 Atasan (kepala sekolah) di manasaya mengajar memberikandukungan kepada saya.
86
Lampiran 3 : Kuesioner Variabel Kinerja Guru
Jakarta, Februari 2011
Hal : Permohonan pengisian kuesioner
Kepada Yth.Siswa/i kelas IXDi tempat
Assalamua’laikum Wr. Wb.
Sehubung dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa program strata
satu Bidang Ilmu Manajemen Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, saya:
Nama : Latif Nurrohmadi
Nim : 107081003662
Fak/Jur/Smt : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Manajemen/8
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan
judul “Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru (Studi
Kasus MTs Negeri Tangerang II Pamulang)”.
Berkaitan dengan hal tersebut, Saya mohon bantuan kepada Siswa/i untuk
bersedia mengisi kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada
lembar kuesioner.
Sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu belajar Siswa/i
sekalian. Bantuan Siswa/i sangat berarti demi terselesaikannya penelitian ini.
Atas kesediaan Siswa/i untuk mengisi kuesioner ini, Saya ucapkan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hormat saya,
Latif NurrohmadiPeneliti
87
DAFTAR PERTANYAAN
A. Data Diri Responden
Nama :
Umur :
Kelas :
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda ceklist (√) pada jawaban yang saudara/i pilih pada lembar
jawaban yang telah disediakan. Pilih jawaban sesuai dengan pendapat dan
keadaan saudara/i yang sebenarnya.
Adapun keterangan dari singkatan jawaban adalah sebagai berikut:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
88
Pertanyaan tentang kinerja guru
No PertanyaanJawaban
STS TS KS S SS
1 Di awal semester, Bapak/Ibu gurumenjelaskan materi (Bab) apa sajayang akan diajarkan.
2Sebelum pelajaran dimulai,Bapak/Ibu guru menjelaskan tujuanpembelajaran dari materi (Bab) yangakan diajarkan.
3Bapak/Ibu guru memberikankesempatan kepada siswa untukbertanya mengenai pelajaran yangdiajarkan.
4 Bapak/Ibu guru menguasai materipelajaran yang diajarkan.
5 Bapak/Ibu guru menggunakan media(alat) yang sesuai dengan materipelajaran yang diajarkan.
6 Bapak/Ibu guru menggunakanmetode (cara) yang sesuai denganmateri pelajaran yang diajarkan.
7 Bapak/Ibu guru memberikan PR(Pekerjaan Rumah) setiap pelajaranselesai diajarkan.
8Bapak/Ibu guru melaksanakanevaluasi pembelajaran (ulangan ataupun ujian semester) sesuai denganjadwal yang telah ditetapkan.
9 Bapak/Ibu guru memberikan nilaikepada siswa secara objektif atautidak pilih kasih.
10 Bapak/Ibu guru membuat hasillaporan sekolah (rapor) untukdiberikan kepada orang tua siswa.
89
Lampiran 4 : Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Motivasi (X1)
No.Responden
Skor pertanyaan Totalskorp1 p2 p3 p4
1 5 4 4 5 182 4 4 5 5 183 5 5 5 5 204 4 4 4 4 165 4 4 4 5 176 5 4 4 5 187 4 4 5 5 188 5 5 5 5 209 5 5 5 5 2010 5 5 5 5 2011 4 4 4 4 1612 4 4 4 5 1713 4 4 4 5 1714 4 4 5 5 1815 4 4 4 4 1616 5 5 5 4 1917 5 4 4 5 1818 5 5 5 5 2019 5 5 5 4 1920 5 4 4 5 1821 4 4 4 5 1722 5 5 5 5 2023 5 5 5 4 1924 4 4 4 4 1625 5 5 5 5 2026 4 4 5 5 1827 5 5 5 5 2028 4 3 4 5 1629 4 4 4 4 1630 5 4 4 5 1831 5 1 4 4 1432 4 1 4 5 1433 5 2 5 5 1734 5 1 5 5 1635 5 1 4 4 1436 5 1 5 5 16
90
37 5 1 5 5 1638 4 2 4 4 1439 1 3 5 5 1440 4 3 4 4 1541 5 1 5 5 1642 4 4 5 5 1843 5 5 4 5 1944 5 4 4 4 1745 5 4 4 5 1846 5 4 5 5 1947 4 4 4 4 1648 4 4 5 5 1849 5 5 4 5 1950 4 4 5 4 1751 5 1 5 4 1552 5 2 5 5 1753 5 2 5 5 1754 5 2 5 5 1755 5 1 4 5 1556 4 1 4 5 1457 5 2 4 4 1558 4 2 4 4 1459 5 1 5 5 1660 4 3 4 4 15
91
Lampiran 5 : Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kepuasan Kerja (X2)
No.Responden
Skor Pertanyaan Totalskorp1 p2 p3 p4 p5
1 4 4 4 5 3 202 4 4 4 4 5 213 4 4 3 4 4 194 4 5 3 4 5 215 4 4 3 4 4 196 4 5 4 4 4 217 5 5 2 4 5 218 4 4 4 4 4 209 4 4 1 4 5 1810 4 4 2 4 4 1811 4 5 2 4 4 1912 4 4 5 5 4 2213 5 5 5 5 5 2514 4 4 5 4 5 2215 4 4 4 4 4 2016 5 5 4 4 4 2217 5 5 5 4 4 2318 5 5 5 5 5 2519 4 4 4 5 5 2220 5 5 4 4 4 2221 4 5 5 4 5 2322 5 5 5 5 4 2423 5 4 4 4 5 2224 4 4 4 5 5 2225 4 4 4 5 5 2226 5 5 4 4 4 2227 5 5 5 5 4 2428 4 4 4 5 5 2229 5 4 4 5 5 2330 4 5 5 4 4 2231 4 4 4 4 4 2032 4 4 4 4 5 2133 5 4 5 4 5 2334 5 5 5 4 4 2335 4 4 4 4 4 2036 4 4 4 4 5 21
92
37 4 5 4 5 4 2238 4 4 5 5 4 2239 4 4 4 4 4 2040 4 4 5 4 5 2241 4 4 3 4 4 1942 4 4 3 4 4 1943 4 4 3 4 4 1944 3 4 3 4 4 1845 4 4 3 4 4 1946 4 4 3 4 4 1947 4 4 3 4 4 1948 4 4 4 4 4 2049 4 4 3 4 3 1850 4 4 3 4 4 1951 4 4 5 5 4 2252 4 4 5 5 5 2353 4 4 4 4 4 2054 4 4 4 4 4 2055 4 4 5 5 4 2256 4 4 5 4 4 2157 5 5 5 4 4 2358 5 5 5 5 5 2559 5 5 5 5 5 2560 4 4 4 4 4 20
93
Lampiran 6 : Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kinerja Guru (Y)
No.Responden
Skor Pertanyaan TotalskorP1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 5 5 4 5 4 3 4 5 5 5 452 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 403 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 354 4 4 5 5 4 4 3 4 4 5 425 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 416 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 417 4 4 5 5 5 4 3 4 4 5 438 4 5 4 5 5 4 3 4 5 4 439 4 4 4 5 5 3 4 4 5 5 4310 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4211 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4312 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4113 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4214 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4615 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4416 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4717 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4718 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4419 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4320 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4721 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4322 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4823 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4624 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4125 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4626 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4727 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4528 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3929 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4330 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4431 5 2 4 4 3 4 4 4 5 4 3932 4 4 4 5 3 2 2 4 5 5 3833 3 5 5 4 5 4 3 4 5 4 4234 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 3935 5 3 4 3 4 3 2 5 5 5 3936 5 5 4 5 5 5 2 4 5 3 43
94
37 4 4 5 4 3 3 3 4 4 5 3938 3 2 5 4 1 3 5 3 5 5 3639 5 3 5 5 5 4 2 3 2 5 3940 2 3 4 5 5 4 3 4 4 5 3941 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4042 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4343 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4144 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4145 5 4 4 4 5 5 3 4 5 4 4346 4 5 4 5 3 3 3 5 5 4 4147 3 4 5 5 4 4 3 3 5 4 4048 5 4 5 5 3 4 3 4 5 4 4249 4 4 4 5 4 4 2 3 4 4 3850 4 5 4 3 5 4 2 4 5 5 4151 5 5 3 5 2 2 3 3 5 4 3752 5 5 4 5 3 4 3 4 5 5 4353 5 4 3 5 3 4 4 5 5 5 4354 4 5 5 5 3 4 3 4 3 4 4055 2 3 5 5 4 4 4 3 5 5 4056 4 4 5 4 3 4 3 4 4 5 4057 4 4 4 5 4 4 3 3 4 5 4058 4 3 4 4 5 5 3 3 5 3 3959 5 3 4 5 3 5 5 5 5 5 4560 2 3 4 4 4 4 2 3 4 4 34
95
Lampiran 7 : Output SPPS Uji Validitas Variabel Motivasi (X1)
Correlations
Mtvsi.1 Mtvsi.2 Mtvsi.3 Mtvsi.4 Motivasi
Mtvsi.1 Pearson Correlation 1 .704** .401* .191 .804**
Sig. (2-tailed) .000 .028 .311 .000
N 30 30 30 30 30
Mtvsi.2 Pearson Correlation .704** 1 .744** -.047 .858**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .806 .000
N 30 30 30 30 30
Mtvsi.3 Pearson Correlation .401* .744** 1 .151 .807**
Sig. (2-tailed) .028 .000 .426 .000
N 30 30 30 30 30
Mtvsi.4 Pearson Correlation .191 -.047 .151 1 .407*
Sig. (2-tailed) .311 .806 .426 .026
N 30 30 30 30 30
Motivasi Pearson Correlation .804** .858** .807** .407* 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .026
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
96
Lampiran 8 : Output SPPS Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja (X2)
Correlations
Kpsn.
Krja.1
Kpsn.
Krja.2
Kpsn.
Krja.3
Kpsn.
Krja.4
Kpsn.
Krja.5
Kepuasan.
Kerja
Kpsn.
Krja.1
Pearson Correlation 1 .698** .550** .197 .361 .744**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .297 .050 .000
N 30 30 30 30 30 30
Kpsn.
Krja.2
Pearson Correlation .698** 1 .403* .388* .188 .670**
Sig. (2-tailed) .000 .027 .034 .320 .000
N 30 30 30 30 30 30
Kpsn.
Krja.3
Pearson Correlation .550** .403* 1 .536** .482** .885**
Sig. (2-tailed) .002 .027 .002 .007 .000
N 30 30 30 30 30 30
Kpsn.
Krja.4
Pearson Correlation .197 .388* .536** 1 .265 .649**
Sig. (2-tailed) .297 .034 .002 .157 .000
N 30 30 30 30 30 30
Kpsn.
Krja.5
Pearson Correlation .361 .188 .482** .265 1 .644**
Sig. (2-tailed) .050 .320 .007 .157 .000
N 30 30 30 30 30 30
Kepuasan
.Kerja
Pearson Correlation .744** .670** .885** .649** .644** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
65
65
Lampiran 9 : Output SPSS Uji Validitas Variabel Kinerja Guru
Correlations
Knrja.Gru.1
Knrja.Gru.2
Knrja.Gru.3
Knrja.Gru.4
Knrja.Gru.5
Knrja.Gru.6
Knrja.Gru.7
Knrja.Gru.8
Knrja.Gru.9
Knrja.Gru.10
Kinerja.Guru
Knrja.Gru.1
PearsonCorrelation
1 .167 -.459* .333 .000 -.008 .412* .318 .271 .111 .382*
Sig. (2-tailed) .378 .011 .072 1.000 .966 .024 .087 .147 .560 .037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.2
PearsonCorrelation
.167 1 .139 .239 .184 .283 .320 .323 .272 .157 .573**
Sig. (2-tailed) .378 .465 .204 .329 .129 .085 .081 .146 .407 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.3
PearsonCorrelation
-.459* .139 1 -.097 .061 .172 -.116 .010 .045 .296 .199
Sig. (2-tailed) .011 .465 .610 .747 .365 .541 .956 .812 .113 .293
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.4
PearsonCorrelation
.333 .239 -.097 1 .575** .337 .136 -.033 .565** .267 .683**
Sig. (2-tailed) .072 .204 .610 .001 .068 .474 .865 .001 .154 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.5
PearsonCorrelation
.000 .184 .061 .575** 1 .192 .124 .134 .485** .119 .587**
Sig. (2-tailed) 1.000 .329 .747 .001 .310 .512 .480 .007 .532 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
97
66
66
Knrja.Gru.6
PearsonCorrelation
-.008 .283 .172 .337 .192 1 .204 .114 .406* -.122 .535**
Sig. (2-tailed) .966 .129 .365 .068 .310 .280 .549 .026 .519 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.7
PearsonCorrelation
.412* .320 -.116 .136 .124 .204 1 .253 .413* .168 .535**
Sig. (2-tailed) .024 .085 .541 .474 .512 .280 .177 .023 .374 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.8
PearsonCorrelation
.318 .323 .010 -.033 .134 .114 .253 1 .271 .262 .464**
Sig. (2-tailed) .087 .081 .956 .865 .480 .549 .177 .147 .162 .010
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.9
PearsonCorrelation
.271 .272 .045 .565** .485** .406* .413* .271 1 .153 .775**
Sig. (2-tailed) .147 .146 .812 .001 .007 .026 .023 .147 .419 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.10
PearsonCorrelation
.111 .157 .296 .267 .119 -.122 .168 .262 .153 1 .437*
Sig. (2-tailed) .560 .407 .113 .154 .532 .519 .374 .162 .419 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Kinerja.Guru
PearsonCorrelation
.382* .573** .199 .683** .587** .535** .535** .464** .775** .437* 1
Sig. (2-tailed) .037 .001 .293 .000 .001 .002 .002 .010 .000 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
98
67
67
Lampiran 10 : Output SPSS Uji Validitas Variabel Kinerja Guru
Correlations
Knrja.Gru.1 Knrja.Gru.2 Knrja.Gru.4 Knrja.Gru.5 Knrja.Gru.6 Knrja.Gru.7 Knrja.Gru.8 Knrja.Gru.9 Knrja.Gru.10 Kinerja.Guru
Knrja.Gru.1 Pearson Correlation 1 .167 .333 .000 -.008 .412* .318 .271 .111 .382*
Sig. (2-tailed) .378 .072 1.000 .966 .024 .087 .147 .560 .037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.2 Pearson Correlation .167 1 .239 .184 .283 .320 .323 .272 .157 .573**
Sig. (2-tailed) .378 .204 .329 .129 .085 .081 .146 .407 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.4 Pearson Correlation .333 .239 1 .575** .337 .136 -.033 .565** .267 .683**
Sig. (2-tailed) .072 .204 .001 .068 .474 .865 .001 .154 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.5 Pearson Correlation .000 .184 .575** 1 .192 .124 .134 .485** .119 .587**
Sig. (2-tailed) 1.000 .329 .001 .310 .512 .480 .007 .532 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.6 Pearson Correlation -.008 .283 .337 .192 1 .204 .114 .406* -.122 .535**
Sig. (2-tailed) .966 .129 .068 .310 .280 .549 .026 .519 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.7 Pearson Correlation .412* .320 .136 .124 .204 1 .253 .413* .168 .535**
Sig. (2-tailed) .024 .085 .474 .512 .280 .177 .023 .374 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
99
68
68
Knrja.Gru.8 Pearson Correlation .318 .323 -.033 .134 .114 .253 1 .271 .262 .464**
Sig. (2-tailed) .087 .081 .865 .480 .549 .177 .147 .162 .010
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.9 Pearson Correlation .271 .272 .565** .485** .406* .413* .271 1 .153 .775**
Sig. (2-tailed) .147 .146 .001 .007 .026 .023 .147 .419 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Knrja.Gru.10 Pearson Correlation .111 .157 .267 .119 -.122 .168 .262 .153 1 .437*
Sig. (2-tailed) .560 .407 .154 .532 .519 .374 .162 .419 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Kinerja.Guru Pearson Correlation .382* .573** .683** .587** .535** .535** .464** .775** .437* 1
Sig. (2-tailed) .037 .001 .000 .001 .002 .002 .010 .000 .016
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
100
101
Lampiran 11 : Output SPSS Uji Statistik DeskriptifDescriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kinerja Guru (Y) 60 30.00 43.00 37.4333 3.03855
Motivasi (X1) 60 14.00 20.00 17.0833 1.85300
Kepuasan Kerja (X2) 60 18.00 25.00 21.1667 1.88811
Valid N (listwise) 60
Lampiran 12 : Output SPSS Uji Normalitas Data
102
Lampiran 13 : Output SPSS Uji Multikolieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 9.727 4.734 2.055 .045
Motivasi (X1) .953 .168 .581 5.688 .000 .990 1.010
Kepuasan Kerja
(X2)
.540 .164 .335 3.282 .002 .990 1.010
a. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
Lampiran 14 : Output SPSS Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .599a .358 .336 2.47619 1.817
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja (X2), Motivasi (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
103
Lampiran 15 : Output SPSS Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 16 : Output SPSS Uji Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .641a .411 .390 2.37264
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja (X2), Motivasi (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
104
Lampiran 17 : Output SPSS Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 223.856 2 111.928 19.883 .000a
Residual 320.878 57 5.629
Total 544.733 59
a. Predictors: (Constant), Kepuasan Kerja (X2), Motivasi (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)
Lampiran 18 : Output SPSS Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.727 4.734 2.055 .045
Motivasi (X1) .953 .168 .581 5.688 .000
Kepuasan Kerja
(X2)
.540 .164 .335 3.282 .002
a. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y)