pengaruh motivasi belajar, efikasi diri siswa, dan …/pengaruh...pengaruh motivasi belajar, efikasi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, EFIKASI DIRI SISWA,
DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 JOGONALAN
KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
RINDA BUDIATI
K7408142
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, EFIKASI DIRI SISWA,
DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 JOGONALAN
KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011/2012
Oleh:
RINDA BUDIATI
K7408142
Skripsi
diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
MOTTO
“Motivasi paling kuat bersumber dari dalam diri kita sendiri, jadi yakinlah pada
diri sendiri”
(Penulis)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S. Al-Insyirah: 6)
Ing ngarsa sung tulodho
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
(Dewantara)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini kupersembahkan untuk:
Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya pada seluruh umat-Nya
Kedua orang tuaku ( Bapak Supardi dan Ibu Sumarni), sebagai ungkapan terimakasih atas iringan doa dan kasih sayang sejak aku kecil hingga saat ini dan
sebagai tanda baktiku kepada kalian.
Nenekku tersayang Kalimatun Reso Suwito (almh.),terima kasih atas kasih sayangyang begitu besar serta iringan doa yang tak pernah putus.
Adik-adikku tercinta ( Agung dan Inu) yang selalu menemaniku saat di rumah
Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu berkumpul di kost Andri 1(Novi,Sucko,Sari,Mas Raul,Ayuk), semoga persahabatan ini
tak akan pernah lekang oleh waktu maupun jarak
Teman-teman seperjuangan PAK A’08
Almamater tercinta Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
ABSTRAK
Rinda Budiati. PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, EFIKASI DIRI SISWADAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJARAKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 JOGONALANKABUPATEN KLATEN TAHUN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juni 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) adakah pengaruh motivasibelajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012, (2) adakah pengaruh efikasi dirisiswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1 JogonalanKabupaten Klaten tahun 2011/2012, (3) adakah pengaruh pola asuh orang tuaterhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1 JogonalanKabupaten Klaten tahun 2011/2012, (4) adakah pengaruh motivasi belajar, efikasidiri siswa dan pola asuh orang tua secara bersama-sama terhadap prestasi belajarakuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun2011/2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1Jogonalan Kabupaten klaten Tahun 2011/2012 sebesar 104 siswa. Jenis penelitianini adalah penelitian populasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatifdengan menggunakan desain expost facto, teknik pengumpulan data berupaangket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisisdeskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa, (1) terdapatpengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajarakuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 3.633 dan ttabel 1.66(df=103) dengan tingkat signifikansi 0.000, karena thitung > ttabel (3.633 > 1.66),signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05) maka terdapat pengaruh, (2) terdapatpengaruh positif dan signifikan efikasi diri siswa terhadap prestasi belajarakuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 6.578 dan ttabel 1.66(df=103) dengan tingkat signifikansi 0.000, karena thitung > ttabel (6.578 > 1.66),signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05) maka terdapat pengaruh, (3) terdapatpengaruh positif dan signifikan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajarakuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 6.816 dan ttabel 1.66(df=103) dengan tingkat signifikansi 0.000, karena thitung > ttabel (6.816 > 1.66),signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05) maka terdapat pengaruh, dan (4)terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar, efikasi diri siswa danpola asuh orang tua secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi siswakelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
ditunjukkan dengan nilai Fhitung sebesar 23.605 dan Ftabel sebesar 2.70 (df=3/100)dengan signifikansi sebesar 0.000. Oleh karena Fhitung > Ftabel (23.605 > 2.70)dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05) maka terdapat pengaruh.
Kata kunci : motivasi belajar, efikasi diri, pola asuh orang tua dan prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
ABSTRACT
Rinda Budiati. THE EFFECT OF STUDENT LEARNING MOTIVATION,SELF EFFICACY AND PARENT NURTURING PATTERN ON THEACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT OF THE XI GRADERS OFSMA NEGERI 1 JOGONALAN OF KLATEN REGENCY IN 2011/2012.Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas MaretUniversity. June 2012.
This research aims to find out: (1) whether or not there is an effect oflearning motivation on the accounting learning achievement of the XI graders ofSMA Negeri 1 Jogonalan of Klaten Regency in 2011/2012, (2) whether or notthere is an effect of self efficacy on the accounting learning achievement of the XIgraders of SMA Negeri 1 Jogonalan of Klaten Regency in 2011/2012, (3) whetheror not there is an effect of parent nurturing pattern on the accounting learningachievement of the XI graders of SMA Negeri 1 Jogonalan of Klaten Regency in2011/2012, and (4) whether or not there is an effect of learning motivation, selfefficacy and parent nurturing pattern on the accounting learning achievement ofthe XI graders of SMA Negeri 1 Jogonalan of Klaten Regency in 2011/2012.
The population of research was the XI graders of SMA Negeri 1 Jogonalanof Klaten Regency in 2011/2012 consisting of 104 students. The type of study wasa population research. This study was a quantitative research with expost factodesign; techniques of collecting data used were questionaire and documentation.Technique of analyzing data used was a descriptive analysis with quantitativeapproach.
The result of research showed that: (1) there was a positive significanteffect of learning motivation on the accounting learning achievement of the XIgraders of SMA Negeri 1 Jogonalan of Klaten Regency in 2011/2012. It could beseen from tstatistic value of 3.633 and ttable of 1.66 (df =103) at significance level of0.000, because tstatistic > ttable (3.633 > 1.66), the significance level was lower than0.05 (p < 0.05), it could be affected, (2) there was a positive significant effect ofself efficacy on the accounting learning achievement of the XI graders of SMANegeri 1 Jogonalan of Klaten Regency in 2011/2012. It could be seen from tstatisticvalue of 6.578 and ttable of 1.66 (df =103) at significance level of 0.000, becausetstatistic > ttable (6.578 > 1.66), the significance level was lower than 0.05 (p < 0.05),it could be affected, (3) there was a positive significant effect of parent nurturingpattern on the accounting learning achievement of the XI graders of SMA Negeri1 Jogonalan of Klaten Regency in 2011/2012. It could be seen from tstatistic valueof 6.816 and ttable of 1.66 (df =103) at significance level of 0.000, because tstatistic >ttable (6.816 > 1.66), the significance level was lower than 0.05 (p < 0.05), it couldbe affected, and (4) there was a positive significant effect of learning motivation,self efficacy and parent nurturing pattern on the accounting learning achievementof the XI graders of SMA Negeri 1 Jogonalan of Klaten Regency in 2011/2012. Itcould be seen from Fstatistic value of 23.605 and Ftable of 2.70 (df =3/100) at
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
significance level of 0.000. Because Fstatistic > Ftable (23.605 > 2.70), at significancelevel lower than 0.05 (p < 0.05), it could be affected.
Keywords : learning motivation, self efficacy, parent nurturing pattern andlearning achievement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya yang memberi ilmu dan inspirasi, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGARUH MOTIVASI BELAJAR,
EFIKASI DIRI SISWA DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1
JOGONALAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
BKK Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Drs. Sukirman, M.M selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi
dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Y. Priyono, M.Pd selaku Kepala SMA N I Jogonalan, yang telah
memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Ibu Nur, S.Pd, selaku guru mata pelajaran akuntansi SMA N I Jogonalan, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
8. Para siswa SMA N I Jogonalan yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan penelitian ini.
9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
HALAMAN REVISI ....................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. vix
ABSTRACT..................................................................................................... xi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................... 4
C. Tujuan penelitian .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan .................................. 7
1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar .................................................... 7
a. Pengertian Belajar ........................................................................ 7
b. Pengertian Prestasi Belajar......................................................... 7
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ................................. 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
2. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Akuntansi .................................... 11
3. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar................................................... 11
a. Pengertian Motivasi Belajar ......................................................... 11
b. Macam-macam Motivasi Belajar ............................................... 12
c. Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi belajar .......................... 13
4. Tinjauan Tentang Efikasi Diri Siswa ................................................ 14
a. Pengertian Efikasi Diri ................................................................. 14
b. Sumber Efikasi Diri ................................................................... 15
c. Komponen Efikasi Diri .............................................................. 16
5. Tinjauan Tentang Pola Asuh Orang Tua........................................... 17
a. Pengertian Tentang Pola Asuh Orang Tua .................................... 17
b. Bentuk-bentuk Pola Asuh Orang Tua ........................................... 18
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua............ 26
6. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 29
B. Kerangka Berpikir ................................................................................ 30
C. Hipotesis .............................................................................................. 33
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34
1.Tempat Penelitian.............................................................................. 34
2. Waktu Penelitian ............................................................................. 35
B. Rancangan Penelitian ........................................................................... 36
C. Populasi Penelitian .............................................................................. 37
D. Pengumpulan Data .............................................................................. 38
E. Validasi Instrumen Penelitian.............................................................. 39
F. Analisis Data......................................................................................... 42
1. Deskripsi Data................................................................................... 42
2. Uji Prasyarat Analisis........................................................................ 44
3. Uji Hipotesis ..................................................................................... 46
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ....................................................................................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
B. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................ 62
C. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 65
D. Pembahasan Hasil Analisis Data.......................................................... 72
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 77
B. Implikasi .............................................................................................. 77
1. Implikasi Teoretis ............................................................................ 77
2. Implikasi Praktis .............................................................................. 78
C. Saran .................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81
LAMPIRAN..................................................................................................... 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Paradigma Penelitian................................................................................... 32
2 Histogram Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ...................................... 51
3 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Frekuensi Motivasi Belajar .............. 53
4 Histogram Distribusi Frekuensi Efikasi Diri .............................................. 54
5 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Frekuensi Efikasi Diri ...................... 56
6 Histogram Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua............................... 57
7 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Frekuensi Pola Asuh Orang Tua ...... 59
8 Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar ........................................ 60
9 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Frekuensi Prestasi Belajar ................ 62
10 Scatterplot Regression Studentised Residual .............................................. 64
11 Paradigma Hasil Penelitian ......................................................................... 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................... 36
2 Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Jogonalan........................................ 37
3 Skor Alternatif Jawaban Angket ................................................................. 38
4 Kisi-Kisi Instrumen..................................................................................... 38
5 Distribusi Frekuensi untuk Motivasi Belajar (X1) ...................................... 51
6 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Motivasi Belajar .............................. 52
7 Distribusi Frekuensi untuk Efikasi Diri Siswa (X2).................................... 54
8 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Efikasi Diri ...................................... 55
9 Distribusi Frekuensi untuk Pola Asuh Orang Tua (X3) .............................. 57
10 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Pola Asuh Orang Tua ...................... 58
11 Distribusi Frekuensi untuk Prestasi Belajar (Y).......................................... 60
12 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Prestasi Belajar ................................ 61
13 Ringkasan Hasil Uji Normalitas.................................................................. 62
14 Ringkasan Hasil Uji Linieritas .................................................................... 63
15 Hasil Uji Multikolinearitas.......................................................................... 64
16 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 66
17 Ringkasan Hasil Regresi Ganda.................................................................. 69
18 Sumbangan Relatif dan Efektif Variabel Bebas terhadap VariabelTerikat........................................................................................................ 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Angket Uji Coba Instrumen ......................................................................... 83
2. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................. 92
3. Angket Penelitian ......................................................................................... 101
4. Data Hasil Penelitian.................................................................................... 107
5. Deskripsi Data Penelitian............................................................................. 118
6. Uji Prasyarat Analisis................................................................................... 134
7. Uji Hasil Hipotesis ..................................................................................... 138
8. Hasil Uji SR dan SE..................................................................................... 145
9. Perijinan ....................................................................................................... 147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wahana atau alat untuk meningkatkan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas karena sumber daya manusia yang berkualitas sangat
diperlukan dalam kancah kehidupan di era persaingan global. Salah satu upaya
peningkatan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah, yakni didukung dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas) bab II pasal 3 bahwa ;
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Melalui pendidikan nasional diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, mutu
kehidupan, dan martabat bangsa Indonesia sehingga diharapkan dapat menghasilkan
manusia terdidik yang beriman, berbudi pekerti luhur, disiplin, berpengetahuan,
berketerampilan, dan memiliki rasa tanggung jawab.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang diharapkan dapat
merealisasikan dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, tujuan kurikuler, tujuan
institusi maupun tujuan pembelajaran. Hal yang perlu dicatat adalah bahwa belajar
merupakan kegiatan individual, yakni kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar karena
seseorang mempunyai tujuan individual tertentu. Kesadaran mengenai hal ini akan sangat
menentukan sikap dan pandangan belajar di sekolah yang pada akhirnya akan
menentukan bagaimana seseorang belajar di sekolah.
Belajar di institusi pendidikan khususnya sekolah dituntut tidak hanya
mempunyai keterampilan teknis tetapi juga mempunyai efikasi diri yang baik dan
motivasi yang kuat untuk mampu mencapai prestasi belajar yang diinginkan, karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menurut Friedman dan Schustack (2002) “...jika orang tidak yakin dapat memproduksi
hasil yang mereka inginkan, mereka akan memiliki sedikit motivasi untuk
bertindak”(hlm.283). Menurut Bandura (dalam Friedman dan Schustack, 2002), “self
efficacy adalah ekspektasi–keyakinan (harapan) tentang seberapa jauh seseorang mampu
melakukan satu perilaku dalam suatu situasi tertentu”(hlm.283). Namun, realita
pendidikan saat ini menunjukkan bahwa efikasi diri siswa masih rendah sehingga belum
mampu mencapai prestasi belajar yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku
menyontek yang sering dan bahkan selalu muncul di saat proses belajar mengajar.
Perilaku menyontek adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang secara ilegal atau
curang untuk tujuan yang dianggap benar, yang bertujuan memperoleh suatu
keberhasilan atau menghindari kegagalan dalam menyelesaikan tugas akademik terutama
yang berkaitan dengan evaluasi hasil belajar.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Slameto
mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua yaitu faktor
internal meliputi, jasmani (terdiri atas kesehatan dan cacat tubuh) dan faktor psikologis
(terdiri atas tingkat intelegensi, minat, bakat, motif kematangan dan kelelahan),
sedangkan yang lainnya adalah faktor eksternal meliputi faktor keluarga (terdiri atas cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga serta keadaan
ekonomi keluarga), faktor sekolah (terdiri atas metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, disiplin siswa, keadaan gedung dan tugas rumah), serta faktor kegiatan
masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul,dan bentuk
kehidupan masyarakat(1995).
Faktor dari dalam diri siswa yang ikut berperan dalam menentukan prestasi
belajar siswa salah satunya adalah faktor motivasi belajar. Menurut Sardiman A.M
(2007), “… motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai”(hlm.75).
Motivasi belajar merupakan kondisi psikologis yang turut menentukan
keberhasilan siswa, dengan adanya motivasi yang positif, siswa akan bergerak untuk
melakukan aktifitas belajar. Mengingat pentingnya motivasi dalam belajar, maka di
dalam proses pembelajaran perlu senantiasa diusahakan untuk menumbuhkan motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang positif di setiap kesempatan, terutama dalam proses pembelajaran di kelas agar
timbul gairah untuk belajar. Namun yang menjadi persoalan adalah setiap siswa
mempunyai motivasi belajar dengan alasan yang berbeda dan intensitas yang berbeda,
ada yang kuat dan ada yang lemah. Motivasi belajar yang lemah dapat ditunjukkan
dengan siswa yang malas belajar, tidak tekun dalam mengerjakan tugas, terkadang ada
beberapa siswa yang hanya meminjam tugas yang sudah selesai dikerjakan oleh teman,
dan tidak mau bertanya walaupun sering mengalami kesulitan belajar.
Menurut Kreitner&Kinichi (2003) yang menyatakan ”Self-efficacy adalah
keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil mencapai tugas
tertentu”(hlm.169). Efikasi diri membantu siswa menentukan pilihan dalam melakukan
tindakan yang mencakup cara memilih kesempatan yang paling baik di dalam
menyelesaikan tugas. Efikasi diri yang tinggi menunjukkan kemampuan siswa yang bisa
mengikuti pelajaran dengan baik, sedangkan efikasi diri yang rendah menunjukkan tidak
siapnya siswa dalam mengikuti pelajaran sehingga semakin tinggi efikasi diri semakin
tinggi pula kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran.
Selain faktor motivasi belajar dan efikasi diri, faktor lain yang menentukan
prestasi belajar adalah pola asuh orang tua. Menurut Hurlock mengatakan bahwa pola
asuh pada orang tua ada tiga macam yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan
pola asuh laissez-faire(2004). Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak- anaknya
tidak hanya berpengaruh pada perilaku anak melainkan akan berpengaruh pula pada
proses belajar anak sehingga berdampak pula pada pencapaian prestasi belajarnya. Pola
asuh yang terlalu keras kepada anak akan membuat anak menjadi tertekan dan akan
berdampak buruk pada psikis anak yang selanjutnya berpengaruh pada belajarnya di
rumah maupun di sekolah, sedangkan pola asuh yang terlalu lunak akan menyebabkan
anak menjadi seenaknya sendiri dan kurang mempunyai tanggung jawab dan disiplin
dalam proses belajar sehingga pencapaian prestasi belajarnya juga kurang optimal. Oleh
karena itu, pola asuh orang tua juga sangat penting peranannya di dalam proses belajar
anak di rumah yang berakibat pada pencapaian prestasi belajar di sekolah.
Berdasarkan survai yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Jogonalan
Kabupaten Klaten, menunjukan bahwa tingkat efikasi diri kelas XI tergolong masih
kurang, baik dalam sikap maupun tindakannya seperti tidak mengerjakan tugas rumah,
menyontek, yang kesemuanya itu mencerminkan kurangnya efikasi diri mereka, motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
belajarnya juga tergolong lemah terhadap pelajaran akuntansi dilihat dari sikap mereka
saat menerima pelajaran akuntansi dan dari hasil tugas yang diberikan oleh guru yang
hasilnya kurang begitu memuaskan. Selain itu pola asuh orang tua mereka di rumah yang
beraneka ragam turut mempengaruhi sikap dan tanggung jawab mereka dalam hal belajar.
Begitu pula dengan hasil belajar akuntansi yang belum optimal terbukti dengan nilai
ulangan harian yang belum merata dan masih terdapat beberapa siswa yang memperoleh
nilai yang di bawah standar ketuntasan belajar, yakni di bawah 70. Belum optimalnya
hasil belajar akuntansi tersebut bukan tanggung jawab sekolah saja, melainkan tanggung
jawab bersama antara sekolah, siswa, orang tua, dan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap siswa SMA Negeri 1 Jogonalan dengan judul “PENGARUH MOTIVASI
BELAJAR, EFIKASI DIRI SISWA DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1
JOGONALAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012 ?
2. Apakah terdapat pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas
XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012?
3. Apakah terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar akuntansi
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012?
4. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar, efikasi diri dan pola asuh orang tua secara
bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 1
Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012
2. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar akuntansi siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012
3. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar akuntansi
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012
4. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar, efikasi diri dan pola asuh orang tua
secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri
1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh dua manfaat,
yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian baik secara teoritis maupun praktik.
b. Bagi pembaca
Untuk menambah pengetahuan tentang seluk beluk dunia pendidikan dan
menambah pengetahuan tentang pengaruh motivasi belajar, efikasi diri dan
pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar.
c. Bagi peneliti berikutnya dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
mengadakan penelitian serupa di masa yang akan datang.
2. Manfaat praktisa. Bagi penulis
Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti, yaitu mengetahui pengaruh motivasi belajar, efikasi
diri dan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang penting dan
informasi yang nyata tentang pentingnya motivasi belajar, efikasi diri dan pola
asuh orang tua untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan manusia karena dengan belajar manusia melakukan
perubahan-perubahan yang menyebabkan tingkah lakunya berkembang.
Manusia dengan belajar dapat menambah pengetahuan, kemampuan,
keterampilan dan sebagainya, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidupnya dan berusaha mempertahankan eksistensinya dalam
hidup. Sebagaimana diungkapkan Slameto (1995), “Belajar merupakan
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (hlm.2).
Senada dengan pendapat di atas, Winkel (2004) mengemukakan bahwa
“Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan
dalam pengetahuan-pemahaman,keterampilan dan nilai-sikap” (hlm.59).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa
belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh perubahan, baik dalam sikap dan tingkah laku maupun
pengetahuan dan keterampilan dalam interaksinya dengan lingkungan.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam hal belajar, prestasi belajar merupakan kemampuan,
keterampilan dan sikap seseorang saat menerima pelajaran yang meliputi
kemampuan penguasaan, pengetahuan dan keterampilan yang telah
diajarkan di sekolah. Dengan melihat hasil nilai dari tes sumatif, tes
formatif, dan nilai rapot dapat dilihat sejauh mana prestasi belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
telah dicapai oleh siswa yang merupakan hasil dari perubahan karena
belajarnya. Winkel mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang dalam melakukan
kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya (2005).
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi belajar yang dicapai merupakan hasil dari proses belajar yang
telah dilakukan.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor-
faktor yang mempengaruhinya, baik faktor pendorong maupun faktor
penghambat. Demikian juga dalam belajar, ada faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar.
Menurut Purwanto (1995) faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dibagi dua faktor, yaitu faktor individual dan sosial:
1) Faktor individualFaktor individual adalah faktor yang berasal dari dalam diri organismeitu sendiri. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :(a)faktor kematangan/pertumbuhan, (b)faktor kecerdasan/intelijensi, (c)faktor latihan dan ulangan, (d)faktor motivasi, (e)faktor pribadi.(a)Faktor Kematangan/Pertumbuhan
Mengajarkan sesuatu yang baru pada anak dapat berhasil jika tarafpertumbuhan pribadi telah memungkinkannya,serta potensi jasmanidan rohani telah matang untuk menerimanya.
(b)Faktor Kecerdasan/IntelijensiIntelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapaiprestasi di sekolah yang didalamnya berpikir perasaan. Intelegensiini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajarsiswa.
(c)Faktor Latihan dan UlanganLatihan dan ulangan sangat mempengaruhi proses belajar karenasering melatih dan mengulangi materi pelajaran,maka kecakapan dankemampuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai danmakin mendalam.
(d)Faktor MotivasiMotif merupakan faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukansesuatu, tanpa adanya motivasi tak mungkin seseorang maumempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
(e)Faktor PribadiSelain faktor-faktor di atas,faktor pribadi seseorang juga memegangperanan yang penting dalam belajar.
2) Faktor SosialFaktor sosial adalah faktor luar diri siswa yang mempengaruhi prestasibelajar. Faktor sosiall dapat dibagi menjadi beberapa bagian , yaitu :(a)faktor guru, (b)faktor lingkungan keluarga, (c)faktor alat-alat belajar,(d)faktor motivasi sosial, (e)faktor lingkungan dan kesempatan.(a) Faktor Guru
Guru sebagai tenaga pengajar yang berpendidikan memiliki tugasmenyelenggarakan kegiatan belajar mengajar materi, membimbing,melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan pengetahuanserta memberikan penalaran teknik karena itu setiap guru harusmemiliki wewenang dan kemampuan profesional, kepribadian dankemasyarakatan.
(b) Faktor Lingkungan KeluargaLingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja,bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangatpenting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan dirumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar.
(c) Faktor Alat-Alat BelajarSalah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam prosesbelajar adalah tersedianya alat belajar yang memadai. Sekolah yangcukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untukbelajar ditambah cara mengajar yang baik,kecakapan guru dalammenggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepatbelajar anak.
(d)Faktor Motivasi SosialJika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi yang baikpada anak-anak,timbullah dalam diri anak itu dorongan dan hasratuntuk belajar lebih baik.
(e)Faktor Lingkungan dan KesempatanFaktor lingkungan juga turut mempengaruhi proses belajar anakmisalnya jarak sekolah yang terlalu jauh dan menjadikan lelahsehingga fokus belajar terganggu,juga tidak adanya kesempatanbelajar misalnya disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga yangmenumpuk (hlm.102).
Menurut Dalyono (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar:
1) Faktor Internal, meliputi(a) Kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadapkemampuan belajar. Karena itu pemeliharaan kesehatan sangatpenting bagi setiap orang baik fisik atau mental.
(b)Intelegensi dan bakatBila seseorang memiliki intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalambidang yang dipelajari, maka proses belajar akan lancar dan sukses.
(c)Minat dan motivasiMinat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang sangatbesar untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yangdiminati itu. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turutmempengaruhi keberhasilannya yang senantiasa memasang tekadbulat selalu optimis bahwa cita-cita dapat tercapai dengan belajar.
(d)Cara belajarCara belajar seseorang juga dapat mempengaruhi prestasi belajarseseorang.
2) Faktor Eksternal(a)Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilandalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besarkecilnya penghasilan orang tua dan bimbingan orang tua sertaakrab tidaknya hubungan orang tua dengan anak senantiasa turutmempengaruhi hasil belajar anak.
(b)SekolahKeadaan sekolah turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar.
(c)MasyarakatKeadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar bila disekitar tempat tinggalnya terdapat keadaan masyarakat orang yangberpendidikan, hal ini akan mendorong anak lebih giat dalambelajar.
(d)Lingkungan sekitarKeadaan lingkungan sekitar tempat tinggal sangat penting dalammempengaruhi prestasi belajar (hlm.55).
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan
faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal).
2. Mata Pelajaran Akuntansi
Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang diwajibkan
dalam penjurusan bidang yang diminati yaitu jurusan IPS(Ilmu Pengetahuan
Sosial) pada jenjang pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas). Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Depdiknas (2003) mata pelajaran akuntansi adalah mata pelajaran yang
mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan
dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka
pengambilan keputusan dan tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh
pelaku ekonomi swasta (Akuntansi perusahaan), pemerintah (Akuntansi
pemerintah), ataupun organisasi masyarakat lainnya (Akuntansi publik).
Kompetensi dasar mata pelajaran akuntansi adalah kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa setelah melalui proses pembelajaran akuntansi
SMA,mencakup:
a. Menganalisis akuntansi sebagai sistem informasi
b. Menjelaskan dasar hukum pelaksanaan akuntansi bagi perusahaan di
Indonesia
c. Menerapkan struktur dasar akuntansi
d. Menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa
e. Menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang
f. Menganalisis laporan keuangan
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Sardiman A.M (2007) “Motivasi adalah serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang
mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan
berusaha meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu” (hlm.75).
Selanjutnya dikatakan pula oleh Uno (2010) “Motivasi adalah dorongan
dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku” (hlm.01).Jadi,bisa
dikatakan bahwa motivasi merupakan serangkaian usaha seseorang yang
disebabkan oleh dorongan untuk melakukan sesuatu. Dalam pembahasan
kali ini kita membicarakan tentang motivasi belajar yang menurut
Sardiman A.M (2007) menyatakan bahwa, “Motivasi dalam kegiatan
belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai” (hlm.75).
Sedangkan menurut Uno mengatakan bahwa motivasi belajar timbul akibat
adanya dorongan faktor internal dan eksternal pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku (2010).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri
maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan usaha dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh siswa itu dapat tercapai.
b. Macam-macam Motivasi Belajar
Menurut Sardiman A.M (2007) terdapat dua macam motivasi, yaitu :
1) Motivasi intrinsikMotivasi intrinsik adalah motif-motif dari dalam diri yang menjadi aktifatau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam dirisetiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi ekstrinsikMotivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karenaadanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakansebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai danditeruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlakberkaitan dengan aktivitas belajar (hlm.89).
Menurut Uno (2010) terdapat dua macam motivasi yaitu :
1) Motivasi intrinsikMotivasi intrinsik yang timbul dari dalam diri siswa yang bisa berupahasrat atau keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, danharapan akan cita-cita.
2) Motivasi ekstrinsikMotivasi yang timbul dari luar diri siswa misalnya dengan adanyapenghargaan,lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajaryang menarik (hlm.23).
Jadi, bisa ditarik kesimpulan bahwa ada dua macam motivasi yakni
motivasi yang berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) dan motivasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
berasal dari luar diri siswa (ekstrinsik), yang keduanya mempunyai andil
yang sangat penting di dalam pencapaian hasil belajar.
c. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Belajar
Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi dalam belajar menurut
Sardiman A.M (2007), yaitu :
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktuyang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukandorongan dari pihak luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak lekaspuas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (untuk orangdewasa)
4) Lebih senang bekerja mandiri5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).7) Tidak mudah melepas hal yang diyakini itu.8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (hlm.83).
Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi
keberhasilannya. Karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan terutama
yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa
depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.
Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat
dicapai dengan belajar.
Uno (2010) berpendapat bahwa motivasi belajar adalah doronganinternal dan eksternal pada diri seseorang yang sedang belajar untukmengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapaindikator dan atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyaiperanan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikatormotivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanyahasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhandalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4)adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarikdalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehinggamemungkinkan seseorang untuk belajar dengan baik (hlm.23).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Sesuai dengan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
besarnya motivasi belajar yang ada pada diri seseorang akan tercermin
pada tingkah lakunya. Seseorang yang memiliki motivasi belajar tinggi
akan mempunyai beberapa ciri sangat jelas yang membedakan dirinya bila
dibandingkan dengan seseorang yang memiliki motivasi belajar rendah.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil indikator motivasi belajar
dari pendapat Uno tentang klasifikasi indikator motivasi belajar yang
dirasa sudah cukup untuk mewakili tentang hakikat motivasi belajar.
4. Efikasi Diri
a. Pengertian Efikasi Diri
Menurut Kreitner&Kinichi (2003) mengemukakan bahwa ”Self-
efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai peluangnya untuk berhasil
mencapai tugas tertentu” (hlm.269). Sedangkan menurut Bandura (dalam
Friedman dan Schustack, 2002) menyatakan ,”self efficacy adalah
ekspektasi-keyakinan (harapan) tentang seberapa jauh seseorang mampu
melakukan satu perilaku dalam suatu situasi tertentu” (hlm.283).
Dari berbagai pendapat di atas,efikasi diri dapat diartikan sebagai
keyakinan seseorang terhadap pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya, yaitu bagaimana orang-orang bertindak lebih baik karena
kepercayaan mereka akan kemampuan yang miliki untuk mencapai suatu
hasil yang mereka inginkan. Keyakinan ini membantu persepsi mereka
dalam menentukan tindakan atas pengetahuan dan keterampilan yang
mereka miliki.
Keyakinan diri atau efikasi diri dapat membantu seseorang dalam
menentukan banyaknya usaha dalam melakukan tindakan. Efikasi diri
juga mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional seseorang, efikasi
diri tinggi membantu menciptakan perasaan tentram bagi seseorang
dalam menghadapi tugas dan aktivitas yang sulit, dengan efikasi diri
yang tinggi mendorong seseorang untuk segera bangkit dari kegagalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dan meningkatkan kepercayaan dirinya untuk memenuhi tugas sehingga
mampu memberikan hasil yang terbaik.
b. Sumber Efikasi Diri
Menurut Bandura (dalam Amalia ,2008) menyatakan bahwa
efikasi diri dapat diperoleh, dipelajari dan dikembangkan dari empat
sumber informasi yang pada dasarnya keempat hal tersebut adalah
stimulasi atau kejadian yang dapat memberikan inspirasi atau
pembangkit positif (positive arousal) untuk berusaha menyelesaikan
tugas atau masalah yang dihadapi.Adapun sumber-sumber efikasi diri
adalah enactive attainment and performance accomplishment, vicarious
experience, verbal persuasion dan physiological state and emotional
arousal
Enactive attainment and performance accomplishmen diartikan
pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi, yaitu sumber
ekspektasi efikasi diri yang penting, karena berdasar pengalaman
individu secara langsung. Individu yang pernah memperoleh suatu
prestasi, akan terdorong meningkatkan keyakinan dan penilaian terhadap
efikasi diri-nya. Pengalaman keberhasilan individu ini meningkatkan
ketekunan dan kegigihan dalam berusaha mengatasi kesulitan, sehingga
dapat mengurangi kegagalan.
Vicarious experience (pengalaman orang lain), yaitu mengamati
perilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses belajar individu,
melalui model ini efikasi diri individu dapat meningkat, terutama jika ia
merasa memiliki kemampuan yang setara atau bahkan merasa lebih baik
dari pada orang yang menjadi subyek belajarnya, ia akan mempunyai
kecenderungan merasa mampu melakukan hal yang sama. Meningkatnya
efikasi diri individu ini dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai
suatu prestasi. Peningkatan efikasi diri ini akan menjadi efektif jika
subyek yang menjadi model tersebut mempunyai banyak kesamaan
karakteristik antara individu dengan model, kesamaan tingkat kesulitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
tugas, kesamaan situasi dan kondisi, serta keanekaragaman yang dicapai
oleh model.
Verbal persuasion (persuasi verbal), yaitu individu mendapat
bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa ia dapat mengatasi masalah-
masalah yang akan dihadapinya. Persuasi verbal ini dapat mengarahkan
individu untuk berusaha lebih gigih untuk mencapai tujuan dan
kesuksesan, namun efikasi diri yang tumbuh dengan metode ini biasanya
tidak bertahan lama, apalagi jika individu mengalami peristiwa traumatis
yang tidak menyenangkan.
Physiological state and emotional arousal (keadaan fisiologis dan
psikologis), yaitu situasi yang menekan kondisi emosional dan dapat
mempengaruhi efikasi diri. Gejolak emosi, goncangan, kegelisahan yang
mendalam dan keadaan fisiologis yang lemah yang dialami individu akan
dirasakan sebagai suatu isyarat akan terjadi peristiwa yang tidak
diinginkan, maka situasi yang menekan dan mengancam akan cenderung
dihindari.
Empat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan
berkembangnya efikasi diri seseorang sehingga efikasi diri dapat
diupayakan untuk ditingkatkan dengan membuat perubahan melalui
empat hal tersebut.
c. Komponen Efikasi Diri
Bandura (dalam Amalia,2008) mengungkapkan bahwa perbedaan
efikasi diri pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu
magnitude, strength dan generality.
Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan
dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada
pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi
pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas
tertentu yang ia persepsikan dan dia yakini dapat dilaksanakannya dan ia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
akan menghindari situasi dan perilaku yang ia persepsikan di luar batas
kemampuannya.
Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan
pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat
dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya
mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman–
pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan
ragu-ragu akan kemampuan diri sendiri akan mudah digoyahkan oleh
pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.
Generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan luas
dengan bidang tingkah laku individu yang merasa yakin terhadap
kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan
dirinya, tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas
pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas
dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil indikator efikasi diri
dari pendapat Bandura tentang komponen-komponen efikasi diri yang
dianggap sudah memenuhi kriteria untuk dijadikan indikator.
5. Pola Asuh Orang Tua
a. Pengertian Tentang Pola Asuh Orang Tua
Istilah pola asuh orang tua pada umumnya diartikan secara
sederhana yaitu sikap dan kebiasaan orang tua yang diterapkan dalam
mengasuh dan membesarkan anak di rumah. Sikap dan kebiasaan yang
dimaksud menunjukkan adanya kecenderungan yang mengarah pada pola
pengelolaan dan perawatan terhadap anak didik sebagai usaha mencapai
kebahagiaan keluarga. Salah satu unsur pengelolaan kesejahteraan
keluarga tampak bahwa di setiap kampung atau desa diadakan
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Menurut Singgih (2000) “Pola asuh merupakan perlakuan orang
tua dalam berinteraksi yang meliputi orang tua menunjukkan kekuasaan
dan cara orang tua memperhatikan keinginan anak” (hlm.55). Kekuasaan
atau cara yang digunakan orang tua cenderung mengarah pada pola asuh
yang diterapkan. Lebih lanjut ditegaskan oleh Hafigur (2000),“Cara
mengatur tingkah laku anak yang dilakukan oleh orang tua sebagai
perwujudan dari tanggung jawab dari pembentukan kedewasaan diri
anak” (hlm.90). Dari pendapat Hafigur dapat diambil suatu pengertian
bahwa yang dimaksud pola asuh adalah cara yang digunakan orang tua
dalam mengasuh anak-anaknya menjadi manusia yang mandiri berguna
bagi keluarga, masyarakat dan negara.
Dari rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang
tua yang dimaksudkan adalah pola asuh pada dasarnya merupakan cara
yang diterapkan untuk mengasuh, memelihara dan membesarkan anak di
lingkungan keluarga. Cara ini cenderung mengarah pada pola tertentu
selaras dengan wawasan orang tua sebagai pimpinan di lingkungan
keluarga.
b. Bentuk-bentuk Pola Asuh Orang Tua
Dalam menanamkan nilai-nilai positif kepada anak, masing-masing
orang tua mempunyai metode untuk menerapkan pola asuh yang
berbeda-beda. Pola asuh orang tua merupakan faktor yang paling banyak
memberikan sumbangan dalam menentukan perkembangan kepribadian
anak, oleh karena itu keberhasilan orang tua dalam mengasuh dan
mendidik anak tergantung dari bagaimana cara yang digunakan oleh
orang tua dalam memberikan perlakuan atau asuhan kepada anaknya,
untuk itu perlu adanya pengetahuan mengenai bentuk-bentuk pola asuh
dari orang tua.
Menurut Hurlock (2004),”pola asuh orang tua dibedakan atas pola
asuh otoriter, demokratis, dan laissez faire” (hlm.32). Hal tersebut senada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
yang dikemukakan oleh Gerungan (1996),”Cara-cara kepemimpinan
yang berlainan yang dicobakan pada bawahan ialah cara-cara yang
disebut otoriter,demokratis dan laissez faire” (hlm.131).
Melihat jenis pengelompokan pada pola asuh orang tua maka
dipilihlah pengelompokkan pola asuh orang tua Hurlock (otoriter,
demokratis, laissez-faire) dengan alasan pola asuh ini dianggap sudah
mencakup semua garis besar pengelompokan dari pola asuh orang tua.
Hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Pola Asuh Otoriter
(a) Pengertian
Pola asuh otoriter berasal dari kata authoritarium yang
artinya kepatuhan yang mutlak. Pengertian dari pola asuh
otoriter menurut Hurlock (2004) adalah : “Pola asuh yang
mendasarkan pada aturan yang kaku dan memaksa anak untuk
bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan keinginan orang tua
sehingga kebebasan anak untuk bertindak sesuai dengan
keinginan diri sendiri sangat terbatas” (hlm.125). Pendapat
tersebut dapat diartikan bahwa pola asuh otoriter merupakan
pola asuh orang tua yang memaksakan kehendaknya sehingga
anak tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengemukakan
pendapatnya sendiri sehingga orang tua yang menentukan segala
sesuatu.
Dalam pola asuh ini orang tua memiliki peraturan yang
kaku dalam mengasuh anaknya dan membatasi anak untuk
bersikap dan bertingkah laku sesuai kehendak orang tuanya,
tidak ada kebebasan dan tidak ada komunikasi timbal balik.
Orang tua tidak mendorong anak untuk membuat peraturan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
sendiri tetapi menentukan bagaimana harus berbuat. Setiap
pelanggaran baik besar atau kecil selalu diberi hukuman.
(b) Ciri Pola Asuh Otoriter
1. Ditandai dengan adanya pandangan dari orang tua yang
selalu menganggap anak sebagai anak kecil yang harus
diatur orang tua dan anak harus patuh seutuhnya, jika anak
ingin menjadi anak yang baik.
2. Lebih sering menggunakan hukuman daripada penghargaan
terhadap perilaku anak, hukuman yang diterapkan dalam
pola asuh ini lebih menggunakan hukuman badan/fisik
daripada hukuman psikis.
3. Adanya peraturan yang kaku dan tidak memberikan
kesempatan anak untuk bebas bertindak, kecuali sesuai
dengan standar yang telah ditentukan oleh orang tua.
4. Komunikasi yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang
didominasi para orang tua sehingga jarang terjadi dialog
dalam keluarga, kalau ada lebih berupa larangan, perintah,
ataupun kontrol yang tidak dapat dibantah.
(c) Dampak Pola Asuh Otoriter terhadap Anak
Pola asuh otoriter akan mengakibatkan anak tumbuh dalam
keluarga yang penuh permusuhan dan tekanan serta pola asuh
ini meninggalkan bekas pada perilaku anak dan kepribadian
anak. Walau terlihat samar namun orang tua yang terlalu keras
mendidik anak menyebabkan anak menyimpan kekesalan yang
terus menumpuk dan akhirnya akan meledak suatu saat,
selanjutnya anak akan melakukan hal-hal yang tidak semestinya.
Hal tersebut sama dengan pendapat Hurlock (2004) tentang
dampak dari pola asuh semacam ini : “Anak yang diasuh dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pola asuh otoriter merasa bahwa dunia itu penuh permusuhan
dan selalu berperilaku sesuai perasaan itu” (hlm.61). Cara
mengasuh orang tua yang keras dan tanpa toleransi menjadikan
anak menjadi menganggap dunia ini penuh dengan permusuhan
dan sama sekali tidak ada kasih sayang. Anak tidak pernah
diberi kesempatan berpendapat dan berbicara di dalam rumah
sehingga melampiaskan di luar rumah dan sering bersikap
agresif.
Pola asuh otoriter ini tepat diterapkan ketika anak masih
kecil (balita) karena dalam usia itu anak belum mengerti benar
dan salah, belum mengenal lingkungan dan juga belum dapat
berpikir sehingga orang tua wajib melarang apapun yang
dianggap membahayakan jiwa anak.
2) Pola Asuh Demokratis
(a) Pengertian Pola Asuh Demokratis
Pada pola asuh ini orang tua memberikan kasih sayang dan
perhatian yang cukup pada anak. Orang tua menggunakan
diskusi, penjelasan dan alasan yang membantu anak agar
mengerti mengapa ia diminta untuk mematuhi suatu aturan. Pola
ini lebih memusatkan perhatian pendidikan daripada aspek
hukuman, orang tua memberikan aturan luas serta memberikan
penjelasan tentang sebab diberikannya hukuman serta imbalan
tersebut.
(b) Ciri dan Sifat Pola Asuh Demokratis
1. Orang tua memandang anak sebagai individu yang sedang
tumbuh dan berkembang serta mempunyai inisiatif sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2. Orang tua bersikap membimbing dengan memberikan
penjelasan, pengertian dan penalaran untuk membantu anak
dalam menentukan dirinya.
3. Adanya sikap penerimaan orang tua, responsif dan sangat
memperhatikan kebutuhan anaknya disertai pembatasan
yang wajar sehingga senantiasa anak diberi kekuasaan
untuk menyampaikan masalahnya.
4. Komunikasi terjadi dua arah, komunikasi dapat berjalan
sangat akrab, lancar dan banyak sekali proses diskusi antar
anak dan orang tua.
5. Adanya pandangan orang tua yang menganggap anak
sebagai individu sehingga mereka lebih bersifat terbuka,
pengambilan keputusan dalam pembentukan aturan dalam
keluarga berdasarkan pada keputusan bersama.
(c) Dampak Pola Asuh Demokratis
Penerapan pola asuh yang demokratis menjadikan anak
mengalami penyesuaian diri dan sosial yang baik. Selain
berdampak pada penyesuaian diri dan sosial, pola asuh ini juga
berdampak pada perkembangan kondisi anak. Anak akan lebih
mandiri berpikir penuh inisiatif dalam tindakannya, memiliki
konsep diri yang sehat, positif dan penuh rasa percaya diri yang
direfleksikan pada perilaku yang aktif, terbuka dan spontan.
Kebebasan yang ada dalam keluarga dapat menjadikan anak
mempunyai sifat kerja sama yang baik, sopan dan memiliki
pengendalian diri yang lebih baik, kreativitas yang lebih besar
dan bersifat ramah tamah kepada orang lain sehingga dalam
lingkungan sekolahnya dapat bersosialisasi dengan baik.
Pola asuh ini sangat tepat diterapkan pada anak ketika anak
menginjak masa remaja karena dalam masa remaja terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa sehingga dalam diri
anak muncul banyak sekali goncangan-goncangan akibat belum
sempurnanya perkembangan fisik dan psikis pada anak. Anak
cenderung mempunyai keinginan melawan terhadap orang tua
yang terlalu mengekangnya sehingga dalam masa ini orang tua
harus menggunakan pola asuh demokratis jadi dimata anak
orang tua bukanlah sesuatu yang menakutkan tetapi sebagai
seorang sahabat yang mengerti dirinya.
3) Pola Asuh Laissez-Faire
(a) Pengertian Pola Asuh Orang Tua yang Laissez-Faire
Pola asuh laissez faire ini terlihat pada sikap orang tua yang
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anaknya
untuk menentukan tingkah lakunya sendiri yang dianggap benar
oleh anak tanpa adanya kendali dari orang tua. Anak sedikit
sekali dituntut suatu tanggung jawab dan kewajiban sehingga
orang tua seakan acuh tak acuh melepas tanggung jawab
terhadap apa yang dilakukan anak.
Menurut pendapat Singgih (1991) menyatakan bahwa :
“Pimpinan dari orang tua yang laissez-faire kurang begitu tegas”
(hlm.81). Anak menentukan sendiri apa yang dikehendaki,
orang tua tidak menggunakan fungsinya sebagai pimpinan yang
mempunyai kewibawaan.
Menurut pendapat Gerungan (1996) menjelaskan bahwa
“pada kepemimpinan laissez faire pemimpin bertindak acuh tak
acuh dan menyerahkan penentuan segala cara, penentuan tujuan,
kegiatan cara-cara pelaksanaan dan lain-lain kepada anggota
kelompok sendiri”(hlm.41). Dari pendapat Gerungan di atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dapat ditarik suatu pengertian bahwa pimpinan bersikap acuh
dan menyerahkan segala keputusan kepada anggota kelompok
tanpa memberikan pengarahan, sehingga pimpinan hampir tidak
memberikan nasihat dan bertindak seperti seseorang yang hanya
datang sebagai formalitas untuk melihat-lihat apa yang sedang
dilakukan dalam kelompoknya, dalam hal ini yang dimaksud
pimpinan adalah orang tua.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang disebutkan tentang
pola asuh laissez faire di atas dapat disimpulkan bahwa pola
asuh laissez faire adalah pola asuh yang mendasarkan pada
kebebasan anak dalam mengungkapkan keinginan dirinya dan
kemauannya sendiri serta diijinkan membuat keputusan sendiri
tanpa ada bimbingan dari orang tua, sehingga dapat dikatakan
pola asuh ini adalah pola asuh yang acuh tak acuh pada anak.
Dapat pula dikatakan pola asuh dimana orang tua memberikan
kebebasan sepenuhnya dan anak diijinkan membuat keputusan
sendiri tentang langkah apa yang akan dilakukan, orang tua
tidak pernah memberikan penjelasan dan pengarahan kepada
anak tentang apa yang sebaiknya dilakukan anak. Dalam pola
asuh laissez faire hampir tidak ada komunikasi antara anak dan
orang tua serta tidak ada disiplin sama sekali.
(b) Ciri – ciri Pola Asuh Laissez-Faire
1. Orang tua menuruti kemauan anak baik yang bersifat positif
maupun negatif.
2. Orang tua juga cenderung sangat memanjakan sehingga
dalam keluarga tidak ada peraturan, hukuman maupun
disiplin seperti yang diterapkan dalam pola asuh otoriter
dan demokratis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Komunikasi terjadi satu arah yang didominasi anak yang
berupa permintaan – permintaan, pengaduan atau rajukan
agar permintaannya dikabulkan orang tuanya.
4. Dalam pola asuh ini semua kebutuhan anak akan selalu
dituruti atau dengan kata lain orang tua selalu menuruti
permintaan anak walau sebenarnya permintaannya tidak
begitu berguna.
5. Anak dibiarkan untuk selalu bebas berpendapat dan perilaku
berkembang tanpa perhatian dan bimbingan dari orang tua.
(c) Dampak Pola Asuh Laissez-Faire
Anak yang berkembang dalam pola asuh laissez-faire akan
mengalami dampak – dampak seperti berikut :
1. Mengalami ketidakmatangan mental dalam tindakannya,
2. Tidak bisa mandiri, suka memerintah orang lain untuk
semua keinginannya,
3. Selalu tergantung pada peranan orang tua,
4. Merasa tidak aman berada pada lingkungannya,
5. Anak menjadi tertutup,
6. Tidak suka bekerja sama dengan orang lain,
7. Menganggap remeh orang lain,
Pola asuh ini sangat tepat jika diterapkan ketika anak mulai
meninggalkan masa balita dan memasuki masa kanak – kanak
karena pada masa kanak – kanak seorang anak tidak begitu
memperhatikan peraturan dan hukuman, bagi mereka, kanak –
kanak adalah masa yang paling indah karena setiap orang pasti
akan memanjakannya.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
Orang tua yang menerapkan pola asuh terhadap anak, belum tentu
menggunakan satu pola asuh saja. Ada kemungkinan menggunakan
ketiga sekaligus atau bergantian. Walaupun demikian ada kecenderungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
orang tua untuk lebih menyukai atau sering menggunakan pola asuh
tertentu. Menurut R. Diniarti F. Soe’oed yang dikutip T.O. Ihromi (1999)
faktor yang mempengaruhi pola asuh adalah :
1) Menyamakan diri dengan pola sosialisasi yang dipergunakan olehorang tua mereka
2) Menyamakan pola yang dianggap paling baik oleh masyarakatsekitar
3) Usia dari orang tua4) Kursus – kursus5) Jenis kelamin orang tua6) Status sosial ekonomi7) Konsep peranan orang tua8) Jenis kelamin anak9) Usia anak
10) Kondisi anak (hlm.52)
Menurut Mussen faktor – faktor yang mempengaruhi pola asuh
orang tua adalah faktor nilai yang dianut oleh orang tua,faktor
kepribadian orang tua,faktor tingkat pendidikan orang tua dan faktor
sosial ekonomi (1997). Sedangkan menurut AH. Markum faktor-faktor
yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak adalah faktor
bawaan, faktor kebiasaan orang tua mereka, dan faktor kepribadian orang
tua (1991).
Dari beberapa pendapat tentang faktor – faktor yang mempengaruhi
pola asuh orang tua terhadap anak , dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak
adalah usia dari orang tua,lingkungan masyarakat, kursus-kursus, jenis
kelamin orang tua, status sosial ekonomi, jenis kelamin anak, usia anak,
pendidikan orang tua, kepercayaan orang tua, bawaan anak, kepribadian
orang tua, dan kondisi anak.
Untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Usia dari orang tua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Orang tua yang usianya lebih muda cenderung untuk memilih pola
yang demokratis atau laissez-faire dibanding mereka yang usianya
sudah lanjut karena orang tua yang usianya lebih muda biasanya
cenderung bersikap modern sedangkan orang tua yang usianya sudah
lanjut biasanya sangat kolot sehingga mempunyai kecenderungan
menerapkan pola asuh otoriter.
2) Lingkungan masyarakat
Orang tua di pedesaan lebih cenderung memilih pola perlakuan yang
dianggap baik oleh masyarakat atau lebih dipengaruhi oleh apa yang
dianggap baik oleh masyarakat disekitarnya daripada keyakinan
mereka sendiri.
3) Kursus – kursus
Orang tua dewasa yang telah mengikuti kursus persiapan
perkawinan, kursus kesejahteraan keluarga, atau kursus perencanaan
dan pemeliharaan anak akan lebih mengerti tentang anak dan
kebutuhan – kebutuhannya, sehingga mereka cenderung untuk
menggunakan pola yang demokratis.
4) Jenis kelamin orang tua
Pada umumnya wanita lebih mengerti tentang anak, oleh karena itu
mereka biasanya lebih demokratis terhadap anaknya dibandingkan
dengan pria sebagai ayahnya.
5) Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi juga mempengaruhi orang tua dalam
menggunakan pola asuh mereka bagi anak-anaknya. Orang tua yang
status ekonominya berkecukupan akan lebih memperhatikan anak-
anaknya karena mereka tidak diributkan dengan masalah kebutuhan
sehari-hari. Sebaliknya orang tua yang status sosial ekonominya
rendah mereka lebih memperhatikan bagaimana cara mendapatkan
nafkah daripada harus memperhatikan anak – anaknya.
6) Jenis kelamin anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Orang tua memperlakukan anak-anak mereka sesuai dengan jenis
kelaminnya. Anak perempuan dijaga lebih ketat semenjak masih
kecil sehingga menggunakan pola asuh otoriter, sedangkan laki –
laki cenderung lebih laissez-faire atau demokratis.
7) Usia anak
Pada umumnya pola asuh otoriter sering digunakan atau diterapkan
pada anak kecil, karena mereka belum mengerti secara pasti mana
yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, sehingga orang tua kelihatan lebih sering menekan atau
memaksa sedangkan ketika mereka mulai menginjak usia remaja,
pola asuh yang diterapkan akan berbeda yaitu pola asuh yang
demokratis karena jika seseorang yang sudah menginjak dewasa
masih dididik secara otoriter mereka akan berontak atau melawan.
8) Pendidikan orang tua
Orang tua yang melatar belakangi tingkat pendidikan tinggi dalam
menerapkan pola asuh cenderung dapat mengikuti perkembangan
anaknya melalui membaca artikel dan ilmu pengetahuan yang
didapatnya atau sarana komunikasi yang ada, sedangkan orang tua
dengan latar belakang pendidikan rendah akan terbatas pada
pengetahuan tentang perkembangan anaknya dan akan cenderung
mendominasi anak.
9) Kepercayaan orang tua
Orang tua menyamakan diri mereka dengan pola perlakuan yang
dipergunakan oleh orang tua mereka. Orang tua menganggap bahwa
pola perlakuan orang tua mereka adalah yang terbaik, sehingga
ketika mempunyai anak mereka memakai pola perlakuan atau pola
asuh yang sama.
10) Bawaan anak
Watak pembawaan anak akan mempengaruhi perilaku dan sikap
orang tua terhadap anak.
11) Kepribadian orang tua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Kepribadian orang tua sangat menentukan pola interaksi orang tua
dengan anak.
12) Kondisi anak
Bagi anak yang agresif lebih baik menggunakan pola asuh yang
otoriter, sedang anak yang mudah merasa takut dan cemas, lebih
tepat menggunakan pola asuh yang demokratis.
6. Hasil Penelitian yang Relevan
a. Penelitian yang dilakukan oleh Rr. Erviana Trirahayu dengan judul
“Hubungan antara Efikasi Diri, Locus of Control, dan Motivasi
Berprestasi dengan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI
Program Keahlian Akuntansi SMK N 1 Pengasih Tahun Ajaran
2007/2008” mengatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
Efikasi Diri dengan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan. Hal ini
dibuktikan dengan harga rhitungsebesar 0,697 lebih besar dari rtabel 0,235
yang berarti bahwa Efikasi Diri menentukan tinggi rendahnya Prestasi
Belajar.
b. Penelitian yang dilakukan Wahyu Widiyati dengan judul “Kontribusi Pola
Asuh Orang Tua dan Konsep Diri Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas X SMA Negeri 2 Demak Tahun Pelajaran 2007/2008” mengatakan
bahwa ada korelasi yang sangat signifikan antara pola asuh orang tua
dengan prestasi belajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai r = 0,156 dan p =
0,000 yang menyatakan Ho ditolak dan Ha diterima.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Yudhistira Ardana dengan judul “Pengaruh
Kegiatan Organisasi, Disiplin dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”
mengatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
sebesar 5.520 dan ttabel 1.67 (df=74) dengan tingkat signifikansi 0.000,
karena thitung > ttabel (5.520 > 1.67), signifikansi lebih kecil dari 0.05 (p <
0.05) maka terdapat pengaruh.
B. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012
Motivasi Belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis yang
ada dalam diri individu siswa yang memberikan dorongan untuk belajar dan
mencapai tujuan dari belajar tersebut. Seseorang yang mempunyai motivasi
belajar yang tinggi cenderung mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar
demi mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, sehingga cenderung
untuk selalu meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian diduga
motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa.
2. Pengaruh Efikasi diri terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012
Efikasi diri dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang terhadap
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, yaitu bagaimana orang-
orang bertindak lebih baik karena kepercayaan mereka akan kemampuan
mereka. Keyakinan ini membantu persepsi mereka dalam menentukan
tindakan atas pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Dengan
adanya efikasi diri yang tinggi maka akan menimbulkan keyakinan yang
tinggi pula terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan demikian
diduga efikasi diri mempengaruhi prestasi belajar siswa.
3. Pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas
XI SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten tahun 2011/2012
Pola asuh orang tua yang baik dan sesuai dengan pribadi anak, maka
akan memberikan rasa aman dan nyaman pada anak di dalam melakukan