pengaruh model search, solve, create and...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA KONSEP FLUIDA STATIS (Kuasi Eksperimen di SMAN 11 Tangerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH : LIA AMELIA
NIM 1110016300008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
iv
ABSTRAK
Lia Amelia (1110016300008). “Pengaruh Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Fluida Statis”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis. Penelitian ini dilakukan di SMAN 11 Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu dengan nonequivalent control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, siswa kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model SSCS dan siswa kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional yang masing-masing berjumlah 21 orang. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes berupa pilihan ganda dan nontes berupa angket. Instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, dan instrumen nontes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model SSCS. Data instrumen tes dianalisis menggunakan uji statistik uji-t, sedangkan data instrumen nontes dianalisis menggunakan analisis secara kualitatif dan dikonversi ke dalam bentuk kuantitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh model SSCS terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis. Hasil uji hipotesis dengan N= 21 terhadap data posttest menunjukkan nilai thitung = 3,70 dan nilai ttabel = 2,021. Nilai thitung > ttabel, sehingga Ho ditolak. Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model SSCS lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih unggul pada jenjang kognitif C1, C2, C3 dan C4. Pembelajaran menggunakan model SSCS ini memiliki daya dukung terhadap proses pembelajaran pada kategori baik dengan persentase sebesar 69%. Kata Kunci : model SSCS, pembelajaran konvensional, hasil belajar
v
ABSTRACT
Lia Amelia (1110016300008). “The Effect of Search, Solve, Create and Share (SSCS) Models to Physics Student’s Outcome on Static Fluid Concept”. Skripsi of Physics Education Program, Science Education Departement, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
The aim of this research was to know the effect of Search, Solve, Create and Share (SSCS) models to physics student’s outcome on static fluid concept. This research was held at SMAN 11 South Tangerang years 2014/2015. The research method was quasy experiment with nonequivalent control group design and the technique of sampling is purpossive sampling, student of class XI IPA 4 as experiment group used SSCS models and student of class XI IPA 3 as control group. Instrument were used in this research are test instrument which is multiple choices and nontest instrument which is questionaire. Test instrument and nontest instrument data will be analized by statistical analysis t-test, but nontest instrument data will be analyzed used from qualitatively convered to quantitative. Based on data analysis, the result obtained that there is an effect of SSCS models to physics student’s outcome on static fluid concept. The result of hypothesis testing againts with N = 21 posttest data showed that value of thitung = 3,70 dan value of ttabel = 2,021. Value of thitung > ttabel so Ho is rejected. Average of student’s learning result that uses SSCS models is higher than the average of student learning result that used conventional learning. The result of experimental group student is superior in C1,C2, C3 and C4 cognitivies levels. SSCS models has carrying capacity of the learning procces in good category with percentage of 69%. Keyword : SSCS models, conventional learning, student’s outcome
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat serta umatnya
yang senantiasa berada dalam lindungan-Nya.
Skripsi ini dapat terselesaikan bukan semata-mata karena kemampuan peneliti
saja. Atas ridho Allah SWT, penulis dapat menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh
Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Konsep Fluida Statis”.
Selama melaksanakan kegiatan penelitian dan menyusun skripsi, penulis banyak
mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini,
penulis dengan ketulusan hati menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M. Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Iwan Permana Suwarna, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus
penasihat akademik.
4. Drs. Hasian Pohan, M. Si, selaku dosen pembimbing I. Terima kasih atas ilmu,
didikan, dorongan, semangat, waktu luang yang diberikan untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Devi Solehat, M. Pd, selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas ilmu, didikan,
dorongan, semangat, waktu luang yang diberikan untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Para dosen dan staf jurusan pendidikan IPA, khususnya Program Studi Pendidikan
Fisika, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan.
vii
7. Drs. Rodani, selaku kepala SMAN 11 Tangerang Selatan yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang bapak pimpin.
8. Nahyudin, S. Pd, selaku guru bidang studi fisika SMAN 11 Tangerang Selatan yang
telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
9. Bapak, Ibu serta Alm. Mama tercinta yang kasih sayangnya tak terbatas. Senantiasa
menjadi obat dari segala lelah dan pemicu untuk menjadi yang terbaik. Tak lupa
untuk adik-adik tercinta, terima kasih atas segala do’a, dan semangat yang
diberikan
10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika angkatan 2010 yang telah
memberikan bantuan, inspirasi dan motivasi serta sahabat-sahabatku Maulina Fitria
Ningsih, Asria Mawarda, Lulu Fauziah dan Onny Herwanto yang selalu membantu,
mendo’akan dan memberikan dukungan disaat suka maupun duka.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang diberikan
kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan penyusunan skripsi ini sangat dinantikan. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jakarta, Juni 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASYAH ............................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .............................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ....................................................................... 7
1. Pendekatan Problem Solving ....................................... 7
2. Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) ......... 9
3. Kegiatan Guru dan Siswa dalam Model SSCS ............ 12
4. Pengertian Belajar ........................................................ 15
5. Hasil Belajar ................................................................ 15
6. Konsep Fluida Statis .................................................... 20
B. Penelitian Relevan ............................................................. 30
ix
C. Kerangka Berpikir.............................................................. 33
D. Hipotesis Penelitian ........................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 35
B. Metode Penelitian .............................................................. 35
C. Desain Penelitian ............................................................... 35
D. Variabel Penelitian ............................................................. 36
E. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 36
F. Teknik Pengumpulan Data................................................. 37
G. Instrumen Penelitian .......................................................... 37
1. Instrumen Tes ................................................................ 37
2. Instrumen Nontes ........................................................... 38
H. Analisis Butir Soal Instrumen ............................................ 39
1. Uji Validitas ................................................................. 39
2. Uji Reabilitas ............................................................... 40
3. Uji Tingkat Kesukaran ................................................. 41
4. Daya Pembeda ............................................................. 42
I. Teknik Analisis Data Tes ................................................... 44
1. Uji Prasyarat Analisis .................................................. 44
a. Uji Normalitas........................................................ 44
b. Uji Homogenitas .................................................... 44
2. Uji Hipotesis ................................................................ 45
3. Uji Normalitas Gain ..................................................... 47
J. Analisis Data Nontes ......................................................... 48
K. Hipotesis Statistik .............................................................. 49
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................. 50
1. Deskripsi Hasil Belajar ............................................... 50
x
a. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen
dan kontrol ............................................................ 50
b. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ............................................................ 51
2. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest .............. 53
a. Hasil Pretest dan Posttest ...................................... 53
b. Kemampuan Kognitif ............................................ 54
3. Uji Normal-Gain ......................................................... 55
4. Hasil Analisis Data Tes............................................... 56
a. Uji Psrayarat Analisis ............................................ 56
b. Uji Hipotesis .......................................................... 57
5. Hasil Analisis Data Nontes ......................................... 58
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 63
B. Saran ................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Desain Pembelajaran dengan SSCS ......................................... 12
Gambar 2.2 Zat cair menempati wadah ........................................................ 20
Gambar 2.3 Meniskus ................................................................................... 20
Gambar 2.4 Setetes embun dan Seekor nyamuk .......................................... 21
Gambar 2.5 Tegangan Permukaan ................................................................ 21
Gambar 2.6 Gejala Kapilaritas ..................................................................... 22
Gambar 2.7 Tekanan Hidrostatis pada pipa U ............................................... 24
Gambar 2.8 Tabung yang berisi zat cair diberikan tekanan .......................... 25
Gambar 2.9 Pesawat Hidrolik berdasarkan Hukum Pascal ........................... 25
Gambar 2.10 Berat batu di udara ................................................................... 26
Gambar 2.11 Berat batu saat dicelupkan ....................................................... 26
Gambar 2.12 Posisi benda saat tenggelam, melayang, terapung ................... 27
Gambar 2.13 Kerangka Pikir ......................................................................... 33
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rekapitulasi Pretest-Posttest ........................... 53
Gambar 4.2 Diagram Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif ....................... 54
Gambar 4.3 Diagram Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif ...................... 55
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Taraf Berpikir dalam Problem Solving.......................................... 9
Tabel 2.2 Kelebihan dan Keunggulan Model SSCS .................................... 11
Tabel 2.2 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Model SSCS ............................ 13
Tabel 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ................................................................ 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes ........................................................... 39
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi ...................................................... 40
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ................................................ 40
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas ...................................................................... 41
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ............................................. 41
Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran ....................................................... 42
Tabel 3.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ........................................................ 42
Tabel 3.10 Kriteria Daya Pembeda .............................................................. 43
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................ 43
Tabel 3.12 Kategori N-Gain ......................................................................... 48
Tabel 3.13 Nilai Pernyataan Positif dan Negatif ........................................... 48
Tabel 3.14 Kriteria Interval .......................................................................... 49
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen-Kontrol .... 50
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen-Kontrol ..................................... 51
Tabel 4.3 Dsitribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen-Kontrol .... 51
Tabel 4.4 Hasil Posttest Kelas Eksperimen-Kontrol ..................................... 52
Tabel 4.5 Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen-Kontrol .............................. 55
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelas Eksperimen-Kontrol.. 56
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest Eksperimen-Kontrol ...... 57
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Kelas Eksperimen-Kontrol ........................... 57
Tabel 4.9 Hasil Angket Penerapan Model SSCS ......................................... 59
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ..................................................... 68
1. RPP Kelas Eksperimen ....................................................... 68
2. RPP Kelas Kontrol ............................................................. 87
3. LKS Kelas Eksperimen ....................................................... 102
Lampiran B Instrumen Penelitian ............................................................ 122
1. Instrumen Tes ..................................................................... 122
a. Kisi-kisi Instrumen Tes .................................................. 122
b. Instrumen Tes ................................................................ 123
2. Analisis Hasil Uji Instrumen .............................................. 142
a. Uji Validasi Butir Soal .................................................... 142
c. Uji Reliabilitas Soal ....................................................... 142
d. Uji Taraf Kesukaran ....................................................... 143
e. Uji Daya Pembeda ......................................................... 143
f. Instrumen Tes Valid ....................................................... 144
g. Soal Instrumen Tes Penelitian ....................................... 153
h. Lembar Jawaban ............................................................ 156
i. Kisi-kisi Instrumen Nontes ............................................ 157
j. Instrumen Nontes ........................................................... 158
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ............................................. 159
1. Hasil Pretest ....................................................................... 159
2. Hasil Posttest ...................................................................... 165
3. Uji Normalitas Hasil Pretest .............................................. 171
xiv
a. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ...................... 171
b. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ............................. 173
4. Uji Normalitas Hasil Posttest ............................................. 175
c. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ..................... 175
d. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ........................... 177
5. Uji Homogenitas Hasil Pretest ........................................... 179
6. Uji Homogenitas Hasil Posttest ........................................... 182
7. Uji Hipotesis Hasil Pretest .................................................. 185
8. Uji Hipotesis Hasil Posttest ................................................. 187
9. Data Hasil Angket Respon Siswa ........................................ 189
10. Data Presentase Ranah Kognitif .......................................... 190
Lampiran D Surat-surat Penelitian ........................................................... 191
1. Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................... 191
2. Surat Keterangan Penelitian ............................................... 192
3. Lembar Uji Referensi ......................................................... 193
4. Biodata Penulis ................................................................... 194
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain
kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. UNESCO menyebutkan bahwa:
“education is now engaged is preparinment for a tife society which does not yet
exist” atau bahwa pendidikan itu sekarang adalah untuk mempersiapkan manusia
bagi suatu tipe masyarakat yang masih belum ada. Berangkat dari pemikiran itu,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations,
Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pikir
pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to
know, (2) learning to do, (3) learning to be, dan (4) learning to live together.
Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ,
dan SQ.1
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk
meningkatkan dan memotivasi diri untuk lebih baik dalam segala aspek
kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan
pemerintahan ini, maka diusahakan pendidikan dimulai dari tingkat SD sampai
pendidikan di tingkat Universitas. Pendidikan juga dituangkan dalam Undang-
Undang No.20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”2
1 Zhou Nan-Zhao, Four ‘Pillars of Learning’ for the Reorientation and Reorganization of
Curriculum, (Reflections and Discussions). 2 Undang-undang R.I nomor : 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun
2003 diambil dari www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf diakses tgl 20 Juni 2014 pukul 19.00 WIB, h.3.
2
Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini pendidikan hanya
menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak
ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan
budi pekerti siswa.
Studi pendahuluan di SMAN 9 kota Tangerang Selatan pada pokok
bahasan fluida statis menunjukkan rendahnya hasil ulangan harian siswa dengan
rata-rata nilai 65,36, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditentukan sekolah adalah 75,00. Rendahnya nilai dari pencapaian itu dikarenakan
guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode konvensional sehingga
siswa kurang terlibat. Konsep fisika lebih menekankan pada aspek abstrak dan
mikroskopis. Para siswa sulit memahami rumus fisika yang sedemikian banyak
untuk dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan ketika proses belajar
mengajar dilaksanakan. Kenyataan lain diperlukannya percobaan fisika yang
banyak mengangkat konsep mikroskopis dan abstrak, sehingga fisika dianggap
sebagai pelajaran yang rumit dan membosankan. Didukung oleh hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa pembelajaran fisika cenderung monoton dengan
aktivitas sains termasuk rendah.3
Selama ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan sebagai perangkat fakta yang harus dihafal. Kelas masih terfokus
pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Satu diantara masalah yang
dihadapi dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran diperlukan adanya keaktifan siswa dalam mengerjakan
permasalahan-permasalahan yang ada, bukan hanya sebagai penerima
pengetahuan dari guru. Mulyasa menyatakan diperlukan guru yang kreatif,
profesional, dan menyenangkan, sehingga mampu menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif, suasana pembelajaran yang menantang, dan mampu
membelajarkan dengan menyenangkan.4 Hal ini merupakan masalah yang cukup
3 Wiyanto dkk, “Potret Pembelajaran Sains di SMP dan SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, Vol. 4, No. 2, Juli 2006, h. 64. 4 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 13.
3
sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu disebabkan siswa bukan hanya
sebagai individu dengan segala keunikannya tetapi mereka juga sebagai makhluk
sosial dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda. Perbedaan
lingkungan dan pengalaman tersebut mempengaruhi kemampuan siswa dalam
memahami setiap mata pelajaran di sekolah.5 Penggunaan model pembelajaran
yang bervariasi dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dan berprestasi dalam
pelajaran. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Ornstein dan Lasley (2000
: 146), bahwa “Relying on the same method day after day would boring, even for
adults. Different procedurs sustain and enhance student motivation throughout
the lesson”. Hal ini berarti dengan mengandalkan metode yang sama dari hari ke
hari dapat menimbulkan kebosanan, hal ini sama atau berlaku juga pada orang
dewasa. Penggunaan prosedur yang berbeda menyokong dan mempertinggi
motivasi siswa pada semua pelajaran.6
Solusi penyelesaian masalah tersebut diantaranya dengan penerapan model
Search, Solve, Create and Share (SSCS), model pembelajaran ini diperkenalkan
pertama kali oleh Pizzini pada tahun 1988. Fase pertama dalam model
pembelajaran ini, yakni search yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah;
fase kedua, yakni solve yang bertujuan untuk merencanakan penyelesaian
masalah; fase ketiga, yakni create yang bertujuan untuk menciptakan
penyelesaian masalah; dan fase keempat, yakni share yang bertujuan untuk
mensosialisasikan penyelesaian yang telah dilakukan.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep yang
diajarkan sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran, baik proses pembelajaran,
aktivitas siswa, pemahaman siswa terhadap materi pelajaran maupun terhadap
hasil belajarnya. Konsep fisika yang menarik untuk dibuat model pembelajaran
Search, Solve, Create and Share (SSCS) yaitu konsep fluida. Konsep fluida sering
ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: pompa hidrolik ban sepeda
5 Ni Kd Warmini, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Berbantuan Media Visual
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV”, 2012. 6 Runtut Prih Utami, “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share
(SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”, Bioedukasi, Vol. 4, 2011, h. 58.
4
merupakan penerapan hukum Archimedes. Selain itu, pembelajaran mengenai
konsep fluida dapat dilakukan dengan eksperimen sederhana, misalnya:
mengamati proses gaya Archimedes dengan menggantungkan benda (tetapi
seluruhnya tetap di dalam air) lalu ditimbang dengan neraca, sehingga siswa akan
merasa tertarik untuk melakukan percobaan, pengamatan, dan dari hasil
pengamatan serta pemahamannya, dapat diterapkan kembali dalam kehidupan
sehari-harinya. Dengan demikian, pembelajaran Search, Solve, Create and Share
(SSCS) dapat menjadikan pelajaran fisika lebih menarik, mudah dipahami, lebih
menekankan pada pengajaran proses dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Search, Solve, Create and
Share (SSCS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Fluida Statis”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Dalam proses belajar mengajar, guru masih menggunakan metode
konvensional yaitu ceramah.
2. Kurangnya percobaan-percobaan dalam pembelajaran fisika yang banyak
bersifat mikroskopis dan abstrak.
3. Kurangnya kemampuan guru dalam mengorganisasi dan memformulasi model
pembelajaran yang dinilai dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar
siswa.
4. Rendahnya hasil belajar fisika pada konsep fisika fluida statis.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah
dan terfokus, maka perlu dibatasi masalah sebagai berikut:
1. Model belajar yang diterapkan adalah model Search, Solve, Create and Share
(SSCS) yang diadaptasi oleh L. Pizzini.
5
2. Konsep yang digunakan pada penelitian ini, yakni materi fluida statis yang
dipelajari oleh kelas XI pada semester genap.
3. Hasil belajar yang diukur, yakni hasil belajar pada ranah kognitif berdasarkan
taksonomi B. Bloom yang telah direvisi oleh Lorin W. Anderson dan David
Karthwohl. Ranah kognitif yang diukur pada penelitian ini adalah C1-C4.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di
atas, maka perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis?
2. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model
Search, Solve, Create and Share (SSCS)?
3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model
Search, Solve, Create and Share (SSCS)?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh model Search, Solve, Create and Share
(SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis.
2. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model
Search, Solve, Create and Share (SSCS).
3. Mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan
model Search, Solve, Create and Share (SSCS).
6
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, antara lain:
1. Memberi sumbangan khususnya pada penerapan model-model pembelajaran
terhadap hasil belajar siswa.
2. Mengimplementasikan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada
bahan ajar lain.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Mengembangkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) lebih
profesional pada bidangnya.
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis
1. Pendekatan Problem Solving
Pemecahan masalah (problem solving) merupakan tipe tertinggi dalam
tingkatan belajar. 1 Pemecahan masalah dapat dianggap sebagai manipulasi
informasi secara sistematis, langkah demi langkah dengan mengolah informasi
yang diperoleh melalui pengamatan untuk mencapai suatu pemikiran sebagai
respon terhadap problema yang dihadapi.2 Untuk dapat memanipulasi informasi,
informasi yang baru harus disatukan dengan struktur kognitif yang telah dimiliki.
Jadi proses pemecahan masalah terdiri dari: (1) penyadaran adanya masalah; (2)
perumusan masalah; (3) perumusan hipotesis; (4) pengumpulan data atau
informasi; (5) pengujian hipotesis-hipotesis; (6) penarikan kesimpulan dan (7)
penerapan hasil pemecahan masalah dalam situasi baru.3
Pada pembelajaran dengan metode pemecahan masalah, siswa dihadapkan
pada suatu masalah yang harus dipecahkan baik secara individu ataupun secara
kelompok. Belajar memecahkan masalah secara permanen mengembangkan
kemampuan individu karena pemecahan masalah dapat diterapkan pada situasi
lain yang sama. Proses pemecahan masalah memberi kesempatan kepada peserta
didik berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran karena pemecahan masalah
menuntut kemampuan memproses informasi untuk membuat keputusan tertentu.
Selain itu, upaya mencari jawaban terhadap persoalan yang dihadapi memerlukan
kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan menjajaki bidang-bidang baru. 4
Gaigher, dalam penelitiannya menyatakan bahwa dalam pembelajaran fisika, guru
biasanya hanya menekankan pada perhitungan dijawaban akhir siswa saja yang
1 Robert M. Gagne, The Conditions of Learning and Theory of Instruction (Holt-Saunders
Japan, 1977), p. 178. 2 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 117. 3 Hamalik. Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 152. 4 Ibid
hanya berupa angka-angka tanpa memperdulikan pemahaman siswa yang
cenderung tidak bisa memecahkan masalah fisika diluar kelas. 5 Karena
sebenarnya fisika yang dipahami baik oleh siswa akan mampu untuk memecahkan
masalah fisika pada kehidupan sehari-hari.
Metode itu sangat diperlukan bukan hanya dalam menyelesaikan soal-soal
uraian, tetapi juga dalam menyelesaikan soal-soal pilihan ganda, metode ini tidak
ditulis, tetapi tetap berlangsung dalam pikiran siswa. Bila metode penyelesaian
soal secara sistematis ini dilatihkan secara terus-menerus, maka ketika berhadapan
dengan soal, siswa dengan cepat dapat mengidentifikasi konsep apa yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut dan rumus mana yang terkait
dengan konsep tersebut.
Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah,
yakni:6
a. Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah.
b. Masalah ini diperjelas dan dibatasi.
c. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan.
d. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, kemudian
hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau
ditolak.
e. Penerapan pemecahan masalah terhadap masalah yang dihadapi sekaligus
berlaku sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai
pada kesimpulan.
Menurut Dewey langkah-langkah dalam pemecahan masalah, yakni:7
a. Kesadaran akan adanya masalah.
b. Merumuskan masalah.
c. Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis.
d. Menguji hipotesis-hipotesis itu.
5 Gaigher, E J.M. Rogan and M.W.H. Braun, “The Effect Of A Structured Problem
Solving Strategy On Performance In Physics In Disadvantaged South African Schools”, African Journal of Research in SMT Education, Vol. X, 2006, pp. 15-26.
6 Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h, 34. 7 Ibid,. h. 35
e. Menerima hipotesis yang benar.
Setiap pemecahan masalah memerlukan taraf berpikir. Ini membuktikan
bahwa taraf berpikir itu sendiri bermacam-macam, yaitu taraf berpikir
pengetahuan, komprehensif, aplikasi, analisis, dan sintesis, serta evaluasi.
Tabel 2.1 Taraf berpikir dalam problem solving Taraf Nama Taraf
Berpikir Macam Kerja Pikir yang Diajarkan
1. Pengetahuan Belajar reseptif atau menerima 2. Komprehensif Berpikir dalam konsep dan belajar pengertian 3. Aplikasi Berpikir menerapkan 4. Analisis Berpikir menguraikan dan menggabungkan 5. Evaluasi Berpikir kreatif dan berpikir memecahkan masalah
2. Model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
Search, Solve, Create and Share (SSCS) adalah model pembelajaran yang
menggunakan pendekatan problem solving yang didesain untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan pemahaman terhadap konsep ilmu.
SSCS dikembangkan oleh Pizzini pada tahun 1988. Model Search, Solve, Create
and Share melibatkan siswa dalam menyelidiki sesuatu, membangkitkan minat
bertanya serta memecahkan masalah-masalah yang nyata. SSCS merupakan
model pembelajaran yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada siswa
untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir dalam rangka
memperoleh pemahaman ilmu dengan melakukan penyelidikan dan mencari
solusi dari permasalahan yang ada.8
Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving SSCS (Search,
Solve, Create and Share) dalam pengembangan pembelajaran IPA yang didesain
untuk memperluas pengetahuan konsep sains dan penerapannya dalam
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari serta untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa. Model SSCS (Search, Solve, Create and Share)
dapat merangsang siswa untuk menggunakan perangkat statistik sederhana dalam
mengolah data hasil eksperimen atau hasil pengamatan. Model pembelajaran ini
8 Runtut Prih Utami, “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share
(SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”, Bioedukasi, Vol. 4, 2011, h. 59-60.
sangat efektif, dapat dipraktekkan, dan mudah untuk digunakan. 9 Penggunaan
model SSCS membuat siswa lebih aktif terlibat dalam penggunaan konsep dan
terbiasa melakukan berpikir tingkat tinggi.
Dalam proses pelaksanaannya, kegiatan belajar dimulai dengan pemberian
masalah atau kondisi berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Kemudian
siswa mencari (search) informasi untuk mengidentifikasi situasi atau masalah
yang disajikan, setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi kemudian siswa
membuat hipotesis dan merencanakan cara menyelesaikan (solve) masalah
tersebut, dengan informasi dan rencana yang telah disiapkan siswa, membuat
(create) solusi penyelesaian kemudian menyajikannya untuk dibahas bersama-
sama dengan teman dan guru, siswa membagi (share) pengetahuan satu sama
lain.10
Melalui proses problem solving ini, Pizzini yakin bahwa para siswa akan
mampu menjadi seorang eksplorer mencari penemuan terbaru, inventor
mengembangkan ide atau gagasan untuk mampu menjadi penguji baru yang
inovatif, desainer mengkreasi rencana dan model terbaru, pengambilan keputusan,
berlatih bagaimana menetapkan pilihan yang bijaksana, dan sebagai komunikator
mengembangkan metode dan teknik untuk bertukar pendapat dan berinteraksi.11
Berikut ini kelebihan dan keunggulan dari model pembelajaran Search, Solve,
Create and Share (SSCS):12
9 Henny Johan, “Pengaruh Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving untuk
meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep Listrik Dinamis”, Jurnal Exacta, Vol. X, 2012, h. 141.
10 Udan Kusmawan, Values Infusion Into Scientific Actions In Environmental Learning: A Preliminary Research Report (Australia: The University of Newcastle, 2005) p. 5.
11 Julie A. Luft, Teachers’ Salient Beliefs about a Problem-Solving Demonstration Classroom In-Service Program (Department of Teaching and Teacher Education, College of Education, University of Arizona, 1999) p. 148.
12 Christine Chin, Promoting Higher Cognitive Learning In Science Through A Problem-Solving Approach (Singapore: National Institute of Education , REACT, 1997(1)), p. 7-11.
Tabel 2.2 Kelebihan dan Keunggulan Model SSCS Kelebihan Model
Search, Solve, Create and Share (SSCS)
Keunggulan pemecahan masalah model SSCS
Guru Siswa 1. Merangsang para
siswa untuk menggunakan perangkat statistik sederhana dalam mengadministrasi data atau fakta hasil pengamatan studinya.
2. Sangat efektif, dapat dipraktekkan, dan mudah untuk digunakan.
3. Membuat studi konteks pada perkembangan dan menggunakan perintah-perintah kemampuan berpikir yang lebih tinggi dan hasil-hasil pada kondisi yang lebih penting pada kemampuan berpikir mentransfer dari satu ruang lingkup pelajaran ke yang lain.
1. Dapat melayani minat siswa yang lebih luas.
2. Dapat melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran IPA.
3. Melibatkan semua siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
4. Meningkatkan pemahaman antara sains teknologi dan masyarakat dengan memfokuskan pada masalah-masalah real dalam kehidupan sehari-hari.
1. Kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung pada proses pemecahan masalah,
2. Kesempatan untuk mempelajari dan memantapkan konsep-konsep IPA dengan cara lebih bermakna
3. Mengolah informasi dari IPA
4. Menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
5. Mengembangkan metode ilmiah dengan menggunakan peralatan-peralatan laboratorium
6. Untuk mengembangkan minat dan memberi pemaknaan kepada siswa melalui kegiatan-kegiatan IPA
7. Memberi pengalaman bagaimana pengetahuan IPA diperoleh dan berkembang
8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya
9. Bekerja sama dengan orang lain
Dari beberapa penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa pada
pembelajaran SSCS, siswa dibimbing untuk mencari apa yang mereka butuhkan
dalam belajar dan memperluas pengetahuan mereka sendiri sehingga mengalami
proses pembelajaran bermakna. SSCS juga digunakan untuk membuat
pembelajaran lebih terfokus pada siswa lebih banyak berdiskusi, dan
bereksplorasi. Model pembelajaran tersebut sangatlah ideal untuk dikembangkan
dalam pembelajaran IPA terutama fisika. Berikut bagan desain pembelajaran
dengan model problem solving SSCS yang diterapkan dalam penelitian ini:
Gambar 2.1 Desain pembelajaran dengan SSCS
3. Kegiatan Guru dan Siswa dalam Model SSCS
Kemampuan yang membentuk perkembangan berpikir kritis dan
memecahkan masalah, siswa diberikan kegiatan-kegiatan yang mengajak untuk
berpikir secara kritis dan memecahkan masalah secara aktif.
Model SSCS memberikan sebuah kerangka kerja untuk memperluas
keterampilan dalam penggunaan pada konsep ilmu pengetahuan, model ini
membantu guru berpikir kreatif untuk mendorong siswa mampu berpikir secara
kritis. 13 Peranan guru pada pemecahan masalah model SSCS yakni sebagai
fasilitator pengalaman untuk menambah pengetahuan siswa, secara bertahap,
kegiatan guru dan siswa dijelaskan pada tabel berikut:
13 Fisika wordpress: Model pembelajaran SSCS diambil dari
https://fisika21.wordpress.com/2010/10/12/model-pembelajaran-sscs/ diakses tgl 16 Januari 2015 pukul 19.00 WIB, h.4.
Guru
Masalah atau kondisi
Proses Pembelajaran dengan SSCS
Share
Create
Search
Solve
Mempresentasikan hasil penyelesaian di
depan kelas
Membuat laporan penyelesaian yang
akan dipresentasikan
Menyelesaikan masalah yang
diberikan
Membaca LKS dan mencari informasi
13
Tabel 2.3 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
Tahapan (Fase) dalam
Model Search, Solve,
Create and Share (SSCS)
Keterangan Aktivitas Guru dan
Siswa Kegiatan yang dilakukan oleh
guru Kegiatan yang dilakukan oleh siswa
Fase Search (Mendefinisikan masalah)
Fase search membantu siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang terkandung dalam permasalahan ke konsep-konsep sains yang relevan. Kemudian masalah diidentifikasi dan diterapkan oleh siswa, yang berdasarkan skema konseptual siswa.
Fase Search
1. Menciptakan situasi yang dapat mempermudah munculnya pertanyaan,
2. Menciptakan dan mengarahkan kegiatan.
3. Membantu dalam pengelompokkan dan penjelasan permasalahan yang muncul.
1. Memahami soal atau kondisi yang diberikan kepada siswa, yang berupa apa yang diketahui, apa yang tidak diketahui, apa yang ditanyakan.
2. Melakukan observasi dan investigasi terhadap kondisi tersebut.
3. Membuat pertanyaan-pertanyaan kecil. 4. Menganalisis informasi yang ada sehingga
terbentuk sekumpulan ide. Fase Solve (Mendesain solusi)
Selama fase Solve siswa mengorganisasikan kembali konsep-konsep yang diperoleh dari fase Search menjadi konsep-konsep yang berada dalam “higher-order” yang mengidentifikasikan cara untuk menyelesaikan permasalahan dan jawaban yang diinginkan.
Fase Solve 1. Menciptakan situasi yang menantang bagi siswa untuk berpikir.
2. Membantu siswa mengaitkan pengalaman yang sedang dikembangkan dengan ide, pendapat atau gagasan siswa tersebut.
3. Memfasilitasi siswa dalam hal memperoleh informasi dan data.
1. Menghasilkan dan melaksanakan rencana untuk mencari solusi.
2. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif, membentuk hipotesis yang dalam hal ini berupa dugaan jawaban.
3. Memilih metode untuk memecahkan masalah.
4. Mengumpulkan data dan menganalisis.
Fase Create (Memformulasikan hasil)
Fase Create menyebabkan siswa untuk mengevaluasi proses berpikir mereka. Hasil dari fase create adalah pengembangan suatu produk inovatif yang mengkomunikasikan hasil fase search ke fase solve ke siswa lainnya.
Fase Create
1. Mendiskusikan kemungkinan penetapan audien dan audensi.
2. Menyediakan ketentuan dalam analisis data dan tehnik penayangannya.
3. Menyediakan ketentuan dalam menyiapkan presentasi.
1. Menciptakan produk yang berupa solusi masalah berdasarkan dugaan yang telah dipilih pada fase sebelumnya.
2. Menguji dugaan yang dibuat apakah benar atau salah.
3. Menampilkan hasil sekreatif mungkin.
14
Fase Share (Mengkomunikasikan hasil)
Fase share tidak hanya sebatas mengkomunikasikan ke siswa lainnya. Siswa menyampaikan buah fikirannya melalui komunikasi dan interaksi, menerima dan memproses umpan balik, yang tercermin pada jawaban permasalahan dan jawaban pertanyaan, menghasilkan kembali pertanyaan untuk diselidiki pada kegiatan lainnya.
Fase Share 1. Menciptakan terjadinya interaksi antara kelompok/diskusi kelas.
2. Membantu mengembangkan metode atau cara-cara dalam mengevaluasi hasil penemuan studi selama persentasi, baik secara lisan maupun tulisan.
1. Berkomunikasi dengan guru dan teman sekelompok dari kelompok lain atas temuan, solusi masalah.
2. Mengartikulasikan pemikiran mereka, menerima umpan balik dan mengevaluasi solusi.
15
5. Pengertian Belajar
Slavin menyatakan bahwa proses belajar didefinisikan sebagai perubahan
dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.1
Menurut Gage dalam buku Education Psychology Third Edition
menyatakan bahwa2:
Learning may be defined as the process where by an organism changes its behavior as result of experience. Because this definition is deceptively simple, we should look closely at its various components.
Hal ini berarti bahwa belajar membutuhkan waktu, sebagai suatu hasil
pengalaman. Istilah pengalaman membatasi macam-macam perubahan perilaku
yang dianggap mewakili belajar. Batasan ini penting dan sulit untuk didefinisikan,
biasanya dilakukan dengan memperhatikan penyebab perubahan perilaku yang
tidak dapat dianggap sebagai hasil pengalaman.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, maka dapat disimpulkan semua
aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang yang menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda sesudah belajar dan sebelum belajar.
Berdasarkan pada kajian di atas, dapat dipahami makna proses belajar
yang pada hakikatnya merupakan kegiatan mental. Artinya, proses perubahan
yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Kita
hanya mungkin dapat mengamati dari adanya gejala-gejala perubahan tingkah
laku yang tampak.
6. Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun
tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
1 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Indeks, 2011), h. 177. 2 Gage, N.L dan Berliner, D.C, Educational Psychology, (Boston: Houghton Mifflin,
1984) cet. 3, p.252-253.
16
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotoris.3
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan
refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
hasil belajar merupakan nilai, sikap, keterampilan yang didapatkan siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya, dimana kesemuanya ini dapat membawa ke
perubahan perilaku yang lebih positif berupa perkembangan tingkah laku yang
terjadi pada ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut
masing-masing memiliki beberapa tingkatan atau jenjang-jenjang. Penjelasannya
adalah sebagai berikut :
a. Ranah Kognitif
Hasil belajar penguasaan materi (kognitif) bertujuan untuk mengukur
penguasaan dan pemilihan konsep dasar kelimuan berupa materi-materi esensial
sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Ranah kognitif ini merupakan ranah
yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada tahun 2001 Lorin W.
Anderson dan David R. Karthwol merevisi taksonomi B. Bloom menjadi (1)
remember, (2) understand, (3) apply, (4) analyze, (4) evaluate, dan (6) create.
Jenjang kemampuan yang lebih tinggi sifatnya lebih kompleks, dan merupakan
peningkatan dari jenjang kemampuan yang lebih rendah, penjelasannya yakni
sebagai berikut:
3 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), cet. XI, h.22-23.
17
1) Mengingat (C1), melibatkan pengambilan pengetahuan yang relevan dari
memori jangka panjang. Kedua proses kognitif yang terkait, yakni mengenali
kembali (recognizing), mengingat (recalling). Kemampuan mengingat
penting untuk pembelajaran bermakna dan pemecahan masalah sebagai
kemampuan yang digunakan dalam tugas yang lebih kompleks.4
2) Memahami (C2), mencakup kemampuan membangun makna dari pesan
instruksional, termasuk lisan, tertulis, dan grafis komunikasi. Siswa
memahami ketika mereka membangun hubungan antara pengetahuan baru
yang diperoleh dengan pengetahuan sebelumnya. Lebih spesifiknya,
pengetahuan yang masuk berupa peningkatan dengan skema yang ada dan
kerangka kerja kognitif. Kategori ini mencakup tujuh proses kognitif yaitu:
menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying),
mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi
(inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).5
3) Menerapkan (C3), mencakup kemampuan menggunakan prosedur untuk
melakukan latihan atau memecahkan masalah. Menerapkan terkait erat
dengan pengetahuan prosedural. Latihan adalah tugas dimana siswa telah tahu
prosedur yang tepat untuk digunakan, jadi siswa telah mengembangkan
pendekatan yang cukup dirutinkan untuk itu. Kategori ini mencakup dua
macam proses kognitif yaitu: menjalankan (executing) dan
mengimplementasikan (Implementing).6
4) Menganalisis (C4), Jenjang ini didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk
menguraikan suatu materi ke dalam bagian-bagiannya, atau menguraikan
suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga
struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi tersebut
menjadi jelas. Terdapat tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam
4 Lorin W. Anderson, David R. Karthwohl. Kerangka untuk Landasan Pembelajaran,
Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 99.
5 Ibid., h. 105-106. 6 Ibid., h. 116.
18
menganalisis: membedakan (diferentiating), mengorganisir (organizing), dan
menemukan pesan tersirat (attributing).7
5) Mengevaluasi (C5), Jenjang ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mempertimbangkan nilai suatu materi (pernyataan, uraian, pekerjaan)
berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan. Ada dua macam proses kognitif
yang tercakup dalam kategori ini yaitu: memeriksa (checking) dan mengkritik
(critiquing).8
6) Mencipta (C6)
Jenjang ini didefiniskan sebgai kemampuan menggabungkan beberapa unsur
menjadi suatu kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong
dalam kategori ini, yaitu: membuat (generating), merencanakan (planning),
memproduksi (producing).9
b. Ranah Afektif
Ranah Afektif merupakan hasil proses belajar yang berkaitan dengan sikap
dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilihan kecakapan proses dan
metode. Ranah afektif menurut Karthwol dan kawan-kawan terbagi menjadi lima
aspek, yaitu sebagai berikut:
1) Receiving atau attending
Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan) diartikan sebagai
kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang
ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang
diajarkan dan menggabungkan diri dengan nilai-nilai tersebut.
2) Responding
Responding atau menanggapi adalah kemauan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
7 Ibid., h. 120. 8 Ibid., h. 125. 9 Ibid., h. 128.
19
3) Valuing
Valuing atau menilai merupakan jenjang dimana peserta didik tidak hanya
menerima nilai yang diajarkan tetapi peserta didik mampu untuk menilai baik
atau buruknya fenomena yang diajarkan.
4) Organization
Organization atau mengatur artinya mempertemukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal yang membawa kepada
perbaikan umum. Kemampuan mengorganisasikan merupakan
pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk
didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lainnya, pemantapan dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya.
5) Characterization by a Value or Value Complex
Characterization by a Value or Value Complex atau karakterisasi dengan
suatu nilai atau kompleks nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang
telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi
dalam suatu hirarki nilai.
c. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar. Terdapat enam aspek ranah psikomotorik, yaitu sebagai berikut:
1) Gerakan reflex,
2) Keterampilan gerakan dasar,
3) Kemampuan perceptual,
4) Keharmonisan atau ketepatan,
5) Gerakan keterampilan kompleks,
6) Gerakan ekspresif dan interpretatif.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini terbatas pada ranah
kognitif yaitu C1 sampai dengan C4.
20
5. Konsep Fluida Statis
Gambar 2.2 Zat cair menempati wadah
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, zat padat mempunyai bentuk dan
volume tetap, zat cair memiliki volume tetap, akan tetapi bentuknya berubah
sesuai wadahnya (Gambar 2.2) sedangkan gas tidak memiliki bentuk maupun
volume yang tetap. Karena zat cair dan gas tidak mempertahankan bentuk yang
tetap sehingga keduanya memiliki kemampuan untuk mengalir. Zat yang dapat
mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk disebut
fluida.
a) Gejala Meniskus
Gambar 2.3 Meniskus
Kelengkungan permukaan zat cair di dalam tabung disebut meniskus.
Permukaan air dalam tabung disebut meniskus cekung. Karena adanya meniskus
cekung, air membasahi dinding kaca. Permukaan raksa dalam tabung disebut
meniskus cembung. Karena adanya meniskus cembung, raksa tidak membasahi
kaca.
21
Bentuk permukaan zat cair ada dua, yaitu cekung dan cembung.
Permukaan zat cair akan cekung, jika:
1) Gaya adhesi > gaya kohesi
2) Sudut kontak 𝜃 < 90°
3) Air membasahi dinding
Permukaan zat cair akan cembung, jika:
1) Gaya adhesi < gaya kohesi
2) Sudut kontak 𝜃 > 90°
3) Raksa tidak membasahi dinding
Sudut kontak (𝜃) adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair
dengan bidang singgung dinding kaca.
b) Tegangan Permukaan
Gambar 2.4 Setetes embus yang berada di atas daun talas dan Seekor
nyamuk yang berada di atas permukaan air
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
elastis.
Gambar 2.5 Tegangan Permukaan
A mewakili partikel di dalam zat cair, sedangkan B mewakili partikel
dipermukaan zat cair. Partikel A ditarik oleh gaya yang sama besar ke segala arah
22
oleh partikel-partikel di dekatnya. Sebagai hasilnya, resultan gaya pada partikel-
partikel di dalam zat cair (diwakili oleh A) adalah sama dengan nol, dan di dalam
zat cair tidak ada tegangan permukaan. B mewakili partikel di permukaan zat cair.
Partikel B ditarik oleh partikel-partikel yang ada di samping dan di bawahnya
dengan gaya-gaya yang sama besar, tetapi B tidak ditarik oleh partikel-partikel di
atasnya (karena di atas B tidak ada partikel zat cair). Sebagai hasilnya, terdapat
resultan gaya berarah ke bawah yang bekerja pada permukaan zat cair. Resultan
gaya ini menyebabkan seakan-akan tertutup oleh hamparan selaput tipis yang
ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin. Oleh karena itu, sejumlah
tertentu cairan cenderung mengambil bentuk dengan permukaan sesempit
mungkin. Inilah yang kita sebut tegangan permukaan.
Tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
gaya tegangan permukaan (F) per satuan panjang (d) dimana gaya itu bekerja:
𝛾 = 𝐹𝑑 ………………….………… (2.1)
Keterangan:
𝐹 = gaya tegangan permukaan (𝑁) 𝛾 = tegangan permukaan (𝑁.𝑚−1) 𝑑 = panjang permukaan (𝑚)
c) Gejala Kapilaritas
Gambar 2.6 Gejala Kapilaritas
Pada kejadian tersebut, pipa yang digunakan, yakni pipa kapiler. Oleh
karena itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa
kapiler. Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut
meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut
23
meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung
disebut meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler karena adanya adhesi dan kohesi. Pada gejala
kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air
dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada
gejala kapilaritas raksa, adhesi raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar
partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara raksa dengan dinding kaca
akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh
adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair
dengan pipa. Kenaikan atau penurunan zat cair dalam pipa kapiler dirumuskan
sebagai berikut:
ℎ = 2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃𝜌𝑔𝑟
………………... (2.2)
Keterangan : ℎ = kenaikan penurunan zat cair pada pipa kapiler (𝑚); 𝛾 = tegangan permukaan (𝑁.𝑚−1); 𝜃= sudut kontak; 𝜌= massa jenis zat (𝑘𝑔.𝑚−2); 𝑔= percepatan gravitasi (𝑚. 𝑠−2); 𝑟 = jari-jari pipa kapiler
d) Tekanan Hidrostatis
Zat cair dalam suatu wadah memiliki gaya berat. Gaya berat suatu zat
selalu mengarah ke pusat gravitasi (ke bawah). Tekanan zat cair yang disebabkan
oleh gaya beratnya disebut tekanan hidrostatis. Misalnya suatu wadah diisi air
sampai penuh, maka besarnya tekanan hidrostatis zat cair di dasar wadah lebih
besar dibandingkan dengan pada suatu titik didekat permukaan, karena tekanan
yang diterima pada suatu titik didekat permukaan hanya dipengaruhi sedikit berat
zat cair dibandingkan di dasar wadah yang dipengaruhi oleh seluruh berat zat cair.
24
𝑊 = 𝑚.𝑔 ……………….. (2.3)
P = 𝐹𝐴 = 𝑊
𝐴 ……………….. (2.4)
P = 𝜌.𝑉.𝑔𝐴
= 𝜌.ℎ.𝐴.𝑔𝐴
……………….. (2.5)
𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ ……………….. (2.6)
Keterangan : 𝑃ℎ= tekanan hidrostatis (𝑃𝑎) 𝜌 = massa jenis (𝑘𝑔.𝑚−2) 𝑔 = percepatan gravitasi (𝑚. 𝑠−2) ℎ = kedalaman (𝑚)
Gambar 2.7 Tekanan Hidrostatis pada pipa U
Besar tekanan hidrostatis di titik P sama dengan di tiitk Q, maka
𝑃ℎ𝑃 = 𝑃ℎ𝑄 ……….………. (2.7)
𝜌1𝑔ℎ1 = 𝜌2𝑔ℎ2 ……………….. (2.8)
𝜌1ℎ1 = 𝜌2ℎ2 ……………...... (2.9)
Berdasarkan persamaan di atas:
1. Tekanan hidrostatis sebanding dengan kedalaman fluida.
2. Tekanan hidrostatis sebanding dengan massa jenis fluida.
25
e) Hukum Pascal
Gambar 2.8
Tabung yang berisi zat cair diberikan tekanan
Jika tekanan udara luar pada permukaan zat cair berubah, maka tekanan
pada setiap titik di dalam zat cair akan mendapat tambahan tekanan dalam jumlah
yang sama. Peristiwa ini pertama kali dinyatakan oleh seorang ilmuwan Prancis
Blaise Pascal (1623 - 1662) dan dikenal Hukum Pascal. ”Tekanan yang diberikan
pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah sama besar”.
Gambar 2.9 Pesawat Hidrolik berdasarkan Hukum Pascal
Jika pengisap kecil dengan luas penampang 𝐴1 R ditekan dengan gaya 𝐹1,
maka zat cair dalam bejana mengalami tekanan yang besarnya:
𝑷𝟏= 𝑭𝟏𝑨𝟏 ……………………......... (2.10)
Berdasarkan Hukum Pascal, tekanan yang diberikan akan diteruskan ke
segala arah sama besar, sehingga pada pengisap besar dihasilkan gaya F2 ke atas
yang besarnya:
𝑭𝟐 = 𝑷𝟐 .𝑨𝟐 atau 𝑷𝟐 = 𝑭𝟐𝑨𝟐
……….…. (2.11)
Karena 𝑃1 = 𝑃2, maka: 𝐹1𝐴1
= 𝐹2𝐴2
..………...……………… (2.12)
26
Keterangan : 𝑭𝟏 = gaya yang dikerjakan pada penghisap 1 (𝑁) 𝑭𝟐 = gaya yang dikerjakan pada penghisap 2 (𝑁) 𝑨𝟏 = luas penghisap 1 (𝑚2) 𝑨𝟐 = luas penghisap 2 (𝑚2)
Jika bejana berbentuk silinder, maka berlaku 𝐹1𝑑12
= 𝐹2𝑑22
….…………………....... (2.13)
Keterangan :
𝑭𝟏 = gaya yang dikerjakan pada penghisap 1 (𝑁) 𝑭𝟐 = gaya yang dikerjakan pada penghisap 2 (𝑁) d1 = diameter bejana 1 (m) d2 = diameter bejana 2 (m)
f) Hukum Archimedes
Gambar 2.10 Berat batu di udara berbeda dengan berat batu saat dicelupkan ke dalam bejana
Selisih berat batu di udara dengan berat batu dalam zat cair merupakan
besarnya gaya Archimedes.
𝐹𝐴𝑟𝑐ℎ𝑖𝑚𝑒𝑑𝑒𝑠 = 𝑊𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 − 𝑊𝑎𝑖𝑟 ………..... (2.14)
Gambar 2.11 Berat batu saat dicelupkan ke dalam
bejana memiliki gaya Archimedes
Tekanan zat cair yang tumpah di dasar bejana
𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ ………………..… (2.15)
27
dan berat zat cair yang tumpah sama dengan gaya Archimedes, berlaku:
𝑃ℎ = 𝐹𝐴𝐴
……………….… (2.16)
Luas penampang bejana A tempat zat cair dipindahkan, maka: 𝐹𝐴𝐴
= 𝜌𝑔ℎ ………………….. (2.17)
𝐹𝐴= 𝜌𝑔ℎ𝐴 …………….……. (2.18)
𝐹𝐴= 𝜌𝑔𝑉 ………………….. (2.19)
Keterangan :
𝐹𝐴 R = Gaya Archimedes; 𝑉 = volume zat cair yang dipindahkan.
Prinsip tenggelam, melayang dan terapung dapat diketahui pada telur
yang dimasukkan ke dalam wadah sebagai berikut:
Gambar 2.12
Posisi benda pada saat tenggelam, melayang dan terapung
28
g) Viskositas
Gambar 2.13 Sebuah bola jatuh bebas ke dalam fluida yang
memiliki viskositas tertentu
Sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair bergerak ke bawah akan
mengalami gaya gesekan. Semakin kental zat cair, makin besar pula gaya gesekan
dalam zat cair tersebut. Ukuran kekentalan zat cair atau gesekan dalam zat cair
disebut viskositas. Gaya gesek dalam zat cair tergantung pada koefisien
viskositas, kecepatan relatif benda terhadap zat cair, serta ukuran dan bentuk
geometris benda. Untuk benda yang berbentuk bola dengan jari-jari r, gaya gesek
zat cair dirumuskan:
𝐹𝑠 = 6𝜋𝜂𝑟𝑉 …………………. (2.20) Keterangan:
𝐹𝑠 = gaya gesek Stokes (𝑁) 𝜂 = koefisien viskositas (𝑁𝑠.𝑚−2) 𝑟 = jari-jari bola (𝑚) 𝑣 = kelajuan bola (𝑚. 𝑠−1)
Gaya-gaya yang bekerja pada bola adalah gaya berat 𝑊, gaya apung 𝐹𝐴,
dan gaya lambat akibat viskositas atau gaya stokes 𝐹𝑠. Ketika dijatuhkan, bola
bergerak dipercepat. Namun, ketika kecepatannya bertambah. Akibatnya, pada
𝐹𝑠
𝑊 = 𝑚.𝑔
𝐹𝐴
h
h
29
saat bola mencapai keadaan seimbang sehingga bergerak dengan kecepatan
konstan yang disebut kecepatan terminal. Pada kecepatan terminal, resultan yang
bekerja pada bola sama dengan nol. Misalnya sumbu vertikal ke atas sebagai
sumbu positif, maka pada saat kecepatan terminal tercapai berlaku persamaan:
Σ𝐹 = 0 ………………….. (2.21) 𝐹𝑎 + 𝐹𝑠 = 𝑤 ………...... (2.22)
𝜌𝑓𝑉𝑏𝑔 + 6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑉 = 𝑚𝑏 .𝑔 ………. (2.23)
𝜌𝑓 �43𝜋𝑟3�𝑔 + 6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑉 = �4
3𝜋𝑟3𝜌𝑏�𝑔 ………. (2.24)
𝑉 = 2 𝑟2𝑔9 𝜂
(𝜌𝑏 − 𝜌𝑓) …….… (2.25)
Keterangan :
𝑉 = kecepatan terminal (𝑚. 𝑠−1) 𝜂 = koefisien viskositas (𝑁𝑠.𝑚−2) 𝑟 = jari-jari bola (𝑚) 𝜌 = massa jenis (𝑘𝑔.𝑚−3)
30
B. Hasil penelitian yang relevan
Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian-penelitian
terdahulu yang relevan, dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan adalah
sebagai berikut :
a. Irwan, (2011). Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve,
Create and Share (SSCS) dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Matematis Mahasiswa Matematika. Sampel dua kelas, yaitu kelas eksperimen
𝑁 = 40 mahasiswa dan kelas kontrol 𝑁 = 36 mahasiswa. Dianalisis secara
deskriptif kualitatif, uji beda rata-rata dan uji-t. Kesimpulan penelitian ini
adalah secara kemampuan penalaran matematis mahasiswa yang mendapat
pendekatan problem posing model SSCS lebih tinggi daripada mahasiswa
yang mendapat pembelajaran konvensional.10
b. Ni Kd Warmini, dkk. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran SSCS
Berbantuan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
IV. Sampel dua kelas, yaitu kelompok eksperimen 𝑁 = 31 siswa dan
kelompok kontrol 𝑁 = 32 siswa. Dianalisis secara statistik deskriptif dan
statistik inferensial (uji-t). Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa
model pembelajaran SSCS berbantuan media visual berpengaruh terhadap
hasil belajar matematika.11
c. Eka Periartawan, (2014). Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV Di Gugus XV
Kalibukbuk. Sampel dua kelas, yaitu kelompok eksperimen 𝑁 = 35 siswa dan
kelompok kontrol 𝑁 = 24 siswa. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu
uji-t. Kesimpulan penelitian ini adalah model pembelajaran SSCS
10 Irwan, “Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and Share
(SSCS) dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika”, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12, 2011.
11 Ni Kd Warmini, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Berbantuan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV”, 2012.
31
berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.12
d. Runtut Prih Utami, (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve,
Create and Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap
Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa. Dianalisis menggunakan uji anava
untuk data prestasi belajar kognitif dan data kreativitas siswa, sedangkan
prestasi pada aspek afektif dan psikomotor dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Kesimpulan penelitian ini: (1) ada pengaruh model pembelajaran
SSCS dan model pembelajaran PBI prestasi belajar biologi pada kompetensi
dasar bioteknologi, dan (2) ada pengaruh antara kreativitas siswa tinggi dan
kreativitas siswa rendah terhadap prestasi belajar biologi pada kompetensi
dasar bioteknologi.13
e. Henny Johan, (2012). Pengaruh Search, Solve, Create and Share (SSCS)
Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam
Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep Listrik
Dinamis. Dianalisis menggunakan N-gain dan uji-t. Sampel terdiri dari dua
kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran model Search,
Solve, Create and Share (SSCS) problem solving lebih tinggi secara
signifikan.14
f. Wen Haw Chen, (2013). Applying Problem-Based Learning Model and
Creative Design to Conic-Sections Teaching. Tujuan penelitian, yakni untuk
menetapkan model pembelajaran untuk mengintegrasikan kerucut bagian
konsep dalam tinggi matematika sekolah. Penelitian ini menyajikan ide
dalam proses belajar mengajar geometri untuk mengintegrasikan konsep
desain kreatif menjadi model pembelajaran berorientasi masalah. Metode
12 Eka Periartawan, “Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV Di Gugus XV Kalibukbuk”, Journal Mimbar PGSD, Vol. 2, 2014.
13 Runtut Prih Utami, “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”, 2011.
14 Henny Johan, “Pengaruh Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep Listrik Dinamis”, Jurnal Exacta, Vol. X, 2012.
32
berdasarkan pembelajaran dari bagian kerucut isi termasuk dalam kurikulum
matematika.15
g. Wen Haw Chen, (2013). Teaching Geometry through Problem-Based
Learning and Creative Design. Tujuan penelitian untuk menetapkan model
pembelajaran untuk mengintegrasikan konsep geometri dalam matematika
SMA. Penelitian ini menyajikan sebuah pendekatan untuk mengintegrasikan
konsep desain kreatif menjadi model pembelajaran berorientasi masalah, yang
didasarkan pada isi geometri dimasukkan dalam kurikulum matematika.16
h. Emily J. Summers, dkk, (2012). A Longitudinal Investigation of Project–
based Instruction and Student Achievement in High School Social Studies.
Tujuan penelitian mengetahui pengaruh Project–based Instruction terhadap
hasil belajar siswa dan mengembangkan pendidikan dan kesiapan karir
(CCR). Kami membandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan
pembelajaran Project–based Instruction dan menggunakan pembelajaran
konvensional dalam satu sekolah yang sama. Siswa yang menggunakan
pembelajaran Project–based Instruction lebih unggul dibandingkan siswa
yang masih menggunakan pembelajaran konvensional.17
15 Wen Haw Chen, “Applying Problem-Based Learning Model and Creative Design to
Conic-Sections Teaching”, International Journal of Education and Information Technologies, Vol. 7, 2013.
16 Wen Haw Chen, “Teaching Geometry through Problem-Based Learning and Creative Design”, Proceedings of the 2013 International Conference an Education and Educational Technologies, 2013.
17 Emily J. Summers, dkk, “A Longitudinal Investigation of Project–based Instruction and Student Achievement in High School Social Studies”, Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, Vol. 6, 2012.
33
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.14 Kerangka pikir
Hasil studi pendahuluan: • Kurangnya percobaan dalam pembelajaran fisika yang banyak mengangkat
konsep mikroskopis dan abstrak, siswa dijejali konsep dengan rumus. • Rendahnya hasil belajar fisika pada konsep fisika fluida statis.
Digunakan Pendekatan Problem Solving
Meningkatkan hasil belajar
siswa.
Model SSCS
• Merangsang para siswa untuk menggunakan perangkat statistik sederhana dalam mengadministrasikan data atau fakta hasil pengamatan studinya.
• Sangat efektif, dapat dipraktekkan, dan mudah untuk digunakan, • Membuat studi konteks pada perkembangan dan menggunakan perintah-
perintah kemampuan berpikir yang lebih tinggi dan hasil-hasil pada kondisi yang lebih penting pada kemampuan berpikir mentransfer dari satu ruang lingkup pelajaran ke yang lain.
1. Fase Search (Mendefinisikan masalah) 2. Fase Solve (Mendesain solusi) 3. Fase Create (Memformulasikan hasil) 4. Fase Share (Mengkomunikasikan hasil)
34
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝐻0 : Terdapat pengaruh secara signifikan model Search, Solve, Create and Share
(SSCS) terhadap hasil belajar fisika kelas XI pada konsep fluida statis.
𝐻𝑎 : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan model Search, Solve, Create and
Share (SSCS) terhadap hasil belajar fisika kelas XI pada konsep fluida statis.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 11 Tangerang Selatan yang terletak
di Jalan Sumatera, Tangerang Selatan pada siswa kelas XI. Adapun penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari semester genap Tahun Ajaran 2014/2015.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan metode eksperimen semu (quasi
eksperiment), yaitu metode yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi eksperimen.1
C. Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan Nonequivalent Control Group. Dalam
desain ini, subjek kelompok tidak dilakukan secara acak dan kedua kelompok
akan diberi perlakuan dengan pembelajaran yang berbeda. Sebelum pembelajaran,
kedua kelompok diberi tes awal (pretest) yang sama dan setelah pembelajaran
berakhir diberi tes akhir (posttest). Kelas eksperimen diberikan perlakuan
menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) sedangkan kelas
kontrol diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Setelah itu,
dilanjutkan dengan memberikan posttest untuk melihat sejauh mana kemampuan
siswa pada konsep fluida statis setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Adapun
desain penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:2
Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Pre test Perlakuan Post test
A Y1 XA Y2
B Y1 XB Y2
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung:Alfabeta, 2013), Cet 19, h. 77.
2 Ibid., h. 79.
36
Keterangan:
A = Kelas eksperimen B = Kelas kontrol XA = Perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen menggunakan
model SSCS XB = Perlakuan diberikan kepada kelas kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional Y1 = Tes awal (pretest) sebelum perlakuan Y2 = Tes akhir (posttest) setelah perlakuan
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.3
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas adalah Model Search, Solve, Create, and Share (SSCS)
disimbolkan dengan huruf X.
2. Variabel terikat adalah hasil belajar siswa disimbolkan dengan huruf Y.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. 4 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 11 Tangerang Selatan dengan populasi
terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas XI, yang terdaftar pada semester genap
tahun ajaran 2014/2015.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.5 Sampel dalam
penelitian ini diambil dari populasi terjangkau melalui teknik purposive sampling
(sampel bertujuan) dengan pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. 6 Diambil dua kelas untuk dijadikan
3 Ibid., h.38. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2010), Cet. 14, h.173. 5 Ibid, h. 174 6 Sugiyono, Op. Cit., h.85.
37
sampel, yang satu sebagai kelas eksperimen yang akan diajarkan dengan
menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan yang satu
sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajarannya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini adalah data tes dan nontes. Berupa hasil belajar
fisika yang diperoleh melalui tes awal (pretest) yaitu tes hasil belajar yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum
menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan tes akhir
(posttest) yaitu tes hasil belajar sesudah berupa penerapan model Search, Solve,
Create and Share (SSCS). Sedangkan nontes digunakan berupa angket yang
berfungsi untuk mengukur respon siswa terhadap model yang diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpulan data. Ada dua
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes dan nontes. Tes yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan nontes berupa angket.
Tes yang akan digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa sebelum
(pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Instrumen nontes berupa angket
digunakan sebagai data pendukung kesimpulan yang diharapkan pada akhir
penelitian ini dengan sejumlah pertanyaan menggunakan skala Likert.
1. Instrumen Tes
Instrumen yang akan digunakan adalah tes objektif jenis pilihan ganda
sebanyak 20 soal terdiri 5 pilihan jawaban. Disusun berdasarkan indikator yang
hendak dicapai. Mencakup ranah kognitif pada aspek mengingat (C1) sampai
analisis (C4). Tes ini dilakukan sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah
perlakuan (posttest). Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu
(1) untuk jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah. Adapun kisi-
kisi instrumen tes terlampir pada lampiran dan dengan klasifikasi soal seperti pada
tabel 3.2 berikut ini:
38
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes NO Indikator Aspek Kognitif Jumlah
soal C1 C2 C3 C4
1. Mengidentifikasi konsep meniskus cekung-cembung 1 2*, 3 3
2. Mengidentifikasi konsep tegangan permukaan 4* 5, 6 7, 8 5
3. Menerapkan konsep kapilaritas 10* 9*, 11,
12 13, 14,
15* 7
4. Menerapkan konsep tekanan hidrostatis 16*, 17* 18* 19*,
20*, 21* 5
5. Mengaplikasikan konsep hukum Pascal 21 22* 23* 24*, 25 6
6. Menganalisis konsep Hukum Archimedes 28* 27*, 29 30*, 31,
32, 33* 7
7. Menerapkan konsep Viskositas 34* 35, 36 37, 38*,
39* 40 7
Jumlah Soal 6 14 10 10 40 Keterangan : * = butir soal yang valid
2. Instrumen Non tes
Instrumen non tes yang digunakan berupa angket. Angket merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan kepada responden untuk dijawab. 7 Angket yang digunakan pada
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada konsep fluida
statis. Model angket yang digunakan adalah angket skala likert yang berbentuk
chek list. Siswa dapat memberi respon terhadap pertanyaan-pertanyaan dengan
pilihan jawaban, yaitu: STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), C (Cukup),
S (Setuju), SS (Sangat Setuju). Adapun kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
7 Eko Putro Dwiyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012), h.33.
39
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes
NO Indikator Pertanyaan
Jumlah Positif Negatif
1. Tanggapan siswa terhadap penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS). 1 2 2
2. Penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dapat memotivasi siswa untuk belajar. 3 4 2
3. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada konsep fluida statis.
5 6 2
4. Berbagi pengetahuan dengan teman. 7 8 2
5. Pemahaman siswa pada konsep fluida statis dengan menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
9 10 2
Jumlah 5 5 10
H. Analisis Butir Soal Instrumen
Sebelum diberikan kepada sampel, instrumen tes terlebih dahulu
diujicobakan pada siswa kelas XII SMAN 11 Tangerang Selatan. Uji coba ini
dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal. Dimana soal tersebut
harus memiliki kriteria kelayakan, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan
daya pembeda. Berikut ini adalah pengujian berkaitan dengan kriteria yang harus
dipenuhi oleh instrumen penelitian:
a. Uji Validitas
Suatu instrumen dapat dipergunakan dalam penelitian bilamana telah
dinyatakan valid. Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan keshahihan
suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. 8 Suatu
instrument dikatakan valid jika memiliki validitas yang tinggi, yaitu bila intrumen
tersebut telah dapat mengukur apa yang diukur. Dalam penelitian ini digunakan
koefisien point biserial sebagai berikut:9
𝛾𝑝𝑏𝑖 = 𝑀𝑝−𝑀𝑡
𝑆𝑡�𝑝𝑞
.......................... (3.1)
8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h. 65. 9 Ibid,, h. 79.
40
Keterangan :
γpbis = Koefisien korelasi biserial Mp = Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul Mt = Mean (rata-rata) skor yang dijawab salah p = Proporsi siswa yang menjawab benar. q = Proporsi siswa yang menjawab salah
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka γpbis dibandingkan
dengan γpbis product moment dengan 𝛼 = 0.05 dengan γpbis sebesar 0.304. Jika
γpbis≥ RTtabel maka soal tersebut tidak valid. Adapun kriteria interpretasi koefisien
korelasi nilai r dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut10:
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r No. Interval Koefisien Tingkat Hubungan 1. 0,80 – 1,00 Sangat tinggi 2. 0,60 – 0,79 Tinggi 3. 0,40 – 0,59 Cukup 4. 0,20 – 0,39 Rendah 5. 0,00 – 0,19 Sangat rendah
Hasil uji validasi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 40 Jumlah Siswa 28
Nomor Soal Valid 2, 4, 9, 10, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 27, 28, 30, 33,
34, 38, 39 Jumlah soal valid 20
Persentase (%) 50 % Pada tabel 3.5 terlihat bahwa dari 40 soal yang diujikan terdapat 20 soal
yang dinyatakan valid setelah diuji validitasnya.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai pengumpulan data, dan apabila digunakan akan memberikan
hasil yang tetap meskipun diteskan berulang kali. Uji ini dilakukan dengan
10 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 75
41
menggunakan rumus yang dikemukakan Kuder – Richardson, yaitu rumus K-R
20, adalah sebagai berikut.11
𝑟11 = � 𝑛𝑛−1
� �𝑠2−∑𝑝𝑞𝑠2
� ...................... (3.2)
Keterangan:
𝑟11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item. 𝑃 = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar 𝑞 = proporsi subjek yang menjawab item salah (𝑞 = 1 − 𝑝) ∑𝑝𝑞 = jumlah hasil perkalian p dan q 𝑘 = banyaknya item
Kriteria reliabilitas terdapat pada tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,10 ≤ 𝑟11 < 0, 20 Sangat rendah 0, 20 ≤ 𝑟11< 0,40 Rendah 0,40 ≤ 𝑟11 < 0,70 Sedang 0,70 ≤ 𝑟11 < 0,90 Tinggi 0,90 ≤ 𝑟11 ≤ 1,00 Sangat tinggi
Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Statistik Butir Soal 𝑟11 0,86
Kesimpulan Reliabilitas tinggi
c. Taraf Kesukaran
Soal yang baik yakni soal yang tidak terlalu mudah atau sukar. Soal yang
terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya. 12 Untuk itu perlu dilakukan analisis tingkat kesukaran
menggunakan rumus:13
11 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 100 12 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi..., h. 207 13 Ibid., h. 208
42
𝑃 = 𝐵𝐽𝑆
....................... (3.3)
Keterangan :
P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria taraf kesukaran yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang
diperoleh, maka soal tersebut tergolong sukar. Sebaliknya, semakin besar indeks
yang diperoleh, maka soal tergolong mudah.
Adapun penentuan kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:14
Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran Rentang Nilai Kriteria
0,76-1,00 Mudah 0,26-0,75 Sedang 0,00-0,25 Sukar
Hasil perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut
ini:
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir Soal Jumlah Soal Persentase
Mudah 3 7,5% Sedang 22 55% Sukar 15 37,5%
Jumlah 40 100%
Pada tabel 3.9 diatas dapat dilihat bahwa hasil uji taraf kesukaran soal
menunjukkan kriteria sedang yang lebih banyak dibandingkan dengan kriteria
lainnya, yaitu sebanyak 22 soal (55%). Untuk kriteria mudah hanya terdapat 3
soal (7,5%) dan 15 soal (37,5%) termasuk dalam kriteria sukar.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda tes adalah kemampuan tes dalam memisahkan antara
subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai. 15 Rumus untuk
membedakan daya pembeda adalah:16
14 Ibid, h. 210
43
𝐷𝑃 = 𝐵𝐴𝐽𝐴− 𝐵𝐵
𝐽𝐴 .................. (3.4)
Keterangan:
D = Daya Pembeda BA = Jumlah kelompok atas yang menjawab dengan benar BB = Jumlah kelompok bawah yang menjawab dengan benar JA = Jumlah peserta kelompok atas JB = Jumlah peserta kelompok bawah PA = Proporsi peserta kelompok atas menjawab dengan benar PB = Proporsi peserta kelmpok bawah menjawab dengan benar
Adapun penentuan kriteria daya pembeda soal didasarkan pada ketentuan
berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Daya Pembeda Rentang Nilai Kriteria
0,00-0,20 Jelek 0,20-0,40 Cukup 0,40-0,70 Baik 0,70-1,00 Baik Sekali
Hasil uji daya pembeda instrumen dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut ini:
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir Soal Jumlah Soal Persentase
Drop 5 12,5% Buruk 6 15% Cukup 10 25% Baik 7 17,5%
Baik Sekali 12 30% Jumlah 40 100%
Pada tabel 3.11 diatas dapat dilihat bahwa hasil uji daya pembeda soal
menunjukkan kriteria baik sekali lebih banyak dibandingkan kriteria lainnya, yaitu
sebanyak 12 soal (30%). Untuk kriteria drop hanya terdapat 5 soal (12,5%), 6 soal
(15%) termasuk kriteria buruk, dan 7 soal (17,5%) termasuk dalam kriteria baik.
15 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 211 16 Ibid., h. 213
44
I. Teknik Analisis Data
Data hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengukur signifikasi
pengaruh model SSCS terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut juga dilakukan
untuk menguji hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya. Ada dua tahap yang
dapat dilakukan untuk menganalisis data tes, yaitu:
1. Prasyarat Analisis Data
Sebelum melakukan uji analisis berupa uji hipotesis, maka dilakukan
beberapa uji prasyarat analisis untuk menentukan rumus statistik yang akan
digunakan dalam uji hipotesis tersebut. Uji prasyarat analisis ini mempersyaratkan
dua uji yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan adalah dengan uji kai kuadrat (chi square test), yaitu:17
𝜒2 = ∑ (𝑓0−𝑓𝑡)2
𝑓𝑡 ..................... (3.5)
Keterangan :
𝜒2 : nilai tes kai-kuadrat fo : frekuensi yang diobservasi ft : frekuensi yang diharapkan
kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut:
a) Jika 𝜒2 Rhitung ≥ 𝜒2 Rabel, data berdistribusi tidak normal
b) Jika 𝜒2 Rhitung < 𝜒2 Rtabel, data berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal
dari populasi yang variansnya sama (homogen). Uji homogenitas yang dilakukan
adalah uji Fisher, yaitu:18
17 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 107. 18 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2001), Cet. 6, h. 249.
45
𝐹ℎ𝑖𝑡 = 𝑠12
𝑆22 ...............….. (3.6)
dimana :
𝑆2 = 𝑛𝛴𝑓.𝑥2𝜄−(𝛴𝑓.𝑥𝜄)2
𝑛(𝑛−1) .........……… (3.7)
Keterangan :
F = uji Fisher Sι = varian terbesar S2
2 = varian terkecil Adapun kriteria pengujinya adalah :
a) Jika Fh < Ft kedua data memiliki varian homogen, maka Ho diterima
b) Jika Fh > Ft kedua data memiliki varian tidak homogen, Ho ditolak.
2. Uji Hipotesis
Metode statistika untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan
harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan
kehomogenan varians. Berikut kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan
varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan:
a. Data Berdistribusi Normal dan Homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis
menggunakan statistik parametrik yaitu uji “t” sesuai dengan persamaan berikut:19
𝑡 = 𝑋1����−𝑋2����
�𝑆12
𝑛1+𝑆22
𝑛2
...................... (3.9)
dengan,
𝑆𝑔 = �(𝑛1−1)𝑆12+(𝑛2−1)𝑆22
𝑛1+𝑛2−2 ...................... (3.10)
Keterangan:
𝑋1��� = rata-rata skor kelompok eksperimen 𝑋2��� = rata-rata skor kelompok kontrol 𝑆𝑔 = standar deviasi gabungan (kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol)
19 Ibid., h. 239.
46
𝑆1 = standar deviasi kelompok eksperimen 𝑆2 = standar deviasi kelompok kontrol 𝑛1 = jumlah anggota sampel kelompook eksperimen 𝑛2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1) Mengajukan hipotesis, yaitu:
2) Menguji kesamaan dua rata-rata hasil pretest
𝐻𝑜 ∶ 𝜇1 = 𝜇2
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
𝐻𝑎 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
3) Menguji kesamaan dua rata-rata hasil posttest
𝐻𝑜 ∶ 𝜇1 = 𝜇2
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
𝐻𝑎 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
a. Menentukan nilai thitung dengan rumus uji-t
b. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
𝑑𝑘 = (𝑛1 − 1) + (𝑛2 − 1)
c. Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05
d. Menguji hipotesis
Jika -ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkatan kepercayaan
0,95 dan jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat
kepercayaan 0,95.
47
b. Data Berdistribusi Normal dan Tak Homogen
Untuk data berdistribusi normal dan tak homogen, pengujian hipotesis
menggunakan uji t’, yaitu sebagai berikut:20
𝑡′ = 𝑋1����−𝑋2����
�𝑆12
𝑛1+𝑆22
𝑛2
..................... (3.11)
Keterangan :
𝑋1��� = rata-rata skor kelompok eksperimen 𝑋2��� = rata-rata skor kelompok kontrol 𝑆12 = standar deviasi kelompok eksperimen 𝑆22 = standar deviasi kelompok kontrol 𝑛1 = jumlah anggota sampel kelompook eksperimen 𝑛2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Kriteria pengujian adalah terima hipotesis Ho, jika:
−𝑁𝑘𝑡′ < 𝑡′ < 𝑁𝑘𝑡′
atau,
−𝑤1𝑡1+𝑤2𝑡2𝑤1+𝑤2
< 𝑡 ′ < 𝑤1𝑡1+𝑤2𝑡2𝑤1+𝑤2
...................... (3.12)
dengan,
𝑤1 = 𝑆12
𝑛1 dan 𝑤2 = 𝑆22
𝑛2 .. .................... (3.13)
dengan,
t1 = 𝑡(1 − 1 2⁄ ∝)(𝑛1 − 1)
t2 = 𝑡(1 − 1 2⁄ ∝)(𝑛2 − 1)
untuk harga t’ lainnya, Ho ditolak.
3. Uji N-Gain
Apabila hasil pretest kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan
kemampuan yang sama, maka data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
hasil belajar siswa adalah melalui uji rata-rata data posttest. Apabila hasil pretest
kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan kemampuan yang berbeda maka
20 Ibid., h. 240-241.
48
data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa adalah
melalui uji rata-rata data gain yang dinormalisasi atau N-gain (normalized gain).
Nilai N-gain ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
................. (3.14)
Dengan kategori perolehan sebagai berikut:
Tabel 3.12 Kategori N-Gain Nilai N-Gain Kategori
g > 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 3 Rendah
J. Analisis Data Nontes
Analisis data instrumen non tes berupa angket dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis data deskriptif. Pernyataan dalam angket terbagi
menjadi dua yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Dalam menganalisis
data yang berasal dari angket bernilai 1 sampai 5, peneliti menyimpulkan makna
pada setiap alternatif jawaban untuk pernyataan positif, yaitu:21
Tabel 3.13 Nilai Pernyataan Positif dan Negatif No. Pernyataan Positif Negatif
1 Sangat tidak setuju (STS) 1 5 2 Tidak setuju (TS) 2 4 3 Cukup (C) 3 3 4 Setuju (S) 4 2 5 Sangat Setuju (SS) 5 1
Selanjutnya data dari angket diolah menggunakan rumus:
𝑃 =𝐹𝑁
× 100%
Keterangan:
P : angka presentase F : frekuensi yang sedang dicari presentasenya N : jumlah individu
21 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 284-285
49
Penentuan kriteria interval data non tes berdasarkan pada tabel 3.14
sebagai berikut:22
Tabel 3.14 Kriteria Interval Interval (%) Kriteria
81 – 100% Baik sekali 61 – 80% Baik 41 – 60% Cukup 21 – 40% Kurang 0 – 20% Sangat kurang
K. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah:
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2
Keterangan :
H0 = Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model Search, Solve, Create and
Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis.
Ha = Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model Search, Solve, Create and
Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis.
μ1 = Hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran menggunakan model
Search, Solve, Create and Share (SSCS).
μ2 = Hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran menggunakan model
konvensional.
22 Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2008), h. 60.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kuantitatif berupa tes (pretest dan posttest) bentuk pilihan
ganda sejumlah 20 soal yang diberikan kepada dua kelas, yaitu kelas eksperimen
dengan menerapkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan kelas
kontrol dengan pembelajaran konvensional yang masing-masing kelas berjumlah
21 orang. Data kualitatif berupa angket. Berikut ini merupakan hasil pretest dan
posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Belajar
a. Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang terdiri dari 21 siswa, diperoleh data pada tabel 4.1:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
No Interval Kelas Frekuensi (fi) Pretest Eksperimen Kontrol
1. 15-19 1 2 2. 20-24 9 5 3. 25-29 6 5 4. 30-34 3 6 5. 35-39 1 2 6. 40-44 1 1
Jumlah 21 21
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa nilai pretest antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol tidak terlalu jauh berbeda. Pada kelas eksperimen, terlihat perolehan
nilai siswa pada interval 15-19 sebanyak 1 siswa, interval 20-24 sebanyak 9 siswa,
interval 25-29 sebanyak 6 siswa, interval 30-34 sebanyak 3 siswa, interval 35-39
sebanyak 1 siswa dan interval 40-44 sebanyak 1 siswa. Sedangkan pada kelas
kontrol, terlihat perolehan nilai siswa pada interval 15-19 sebanyak 2 siswa,
interval 20-24 sebanyak 5 siswa, interval 25-29 sebanyak 5 siswa, interval 30-34
51
sebanyak 6 siswa dan interval 35-39 sebanyak 2 siswa dan interval 40-44
sebanyak 1 siswa.
Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan
dan penyebaran data dari nilai pretest tersebut yang ditunjukkan pada tabel 4.2:
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pada tabel 4.2, diketahui bahwa nilai tertinggi dan nilai terendah yang
diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, yaitu dengan nilai tertinggi 40
dan nilai terendah 15. Rata-rata kelas eksperimen sebesar 26,28 dan kelas kontrol
memperoleh rata-rata sebesar 27,95. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas
eksperimen adalah 24,92 sedangkan kelas kontrol sebesar 28. Nilai yang paling
banyak muncul (modus) pada kelas eksperimen adalah 23,13 dan pada kelas
kontrol sebesar 30,5. Pada kelas eksperimen diperoleh standar deviasi sebesar
5,98 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 6,48.
b. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan posttest kelas eksperimen dan kontrol yang
terdiri dari 21 siswa, diperoleh data pada tabel 4.3:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
No Interval Kelas Frekuensi (fi) Posttest Eksperimen Kontrol
1. 55-59 1 2 2. 60-64 1 6 3. 65-69 3 9 4. 70-74 5 2 5. 75-79 8 1 6. 80-84 3 1
Jumlah 21 21
No. Pemusatan dan Penyebaran Data
Pretest Eksperimen Kontrol
1. Nilai tertinggi 40 40 2. Nilai Terendah 15 15 3. Rata-rata 26,28 27,95 4. Median 24,92 28 5. Modus 23,13 30,5 6. Standar Deviasi 5,98 6,48
52
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa nilai posttest antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol tidak terlalu jauh berbeda. Pada kelas eksperimen, terlihat perolehan
nilai siswa pada interval 55-59 sebanyak 1 siswa, interval 60-64 sebanyak 1 siswa,
interval 65-69 sebanyak 3 siswa, interval 70-74 sebanyak 5 siswa, interval 75-79
sebanyak 8 siswa dan interval 80-84 sebanyak 3 siswa. Sedangkan pada kelas
kontrol, terlihat perolehan nilai siswa pada interval 55-59 sebanyak 2 siswa,
interval 60-64 sebanyak 6 siswa, interval 65-69 sebanyak 9 siswa, interval 70-74
sebanyak 2 siswa, interval 75-79 sebanyak 1 siswa dan interval 80-84 sebanyak 1
siswa.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa
nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest tersebut yang ditunjukkan
pada tabel 4.4:
Tabel 4.4 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pada tabel 4.4, diketahui bahwa nilai tertinggi dan nilai terendah yang
diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, yaitu 80 dan 55. Rata-rata
kelas eksperimen sebesar 73,43 dan kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar
66,28. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas eksperimen adalah 78,66;
sedangkan kelas kontrol sebesar 65,88. Nilai yang paling banyak muncul (modus)
pada kelas eksperimen adalah 76,37 dan pada kelas kontrol sebesar 66. Pada kelas
eksperimen diperoleh standar deviasi sebesar 6,55, sedangkan pada kelas kontrol
yaitu 5,98.
No. Pemusatan dan Penyebaran Data
Posttest Eksperimen Kontrol
1. Nilai tertinggi 80 80 2. Nilai Terendah 55 55 3. Rata-rata 73,43 66,28 4. Median 78,66 65,88 5. Modus 76,37 66 6. Standar Deviasi 6,55 5,98
53
2. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
a. Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang terdiri dari 21 siswa, diperoleh rekapitulasi data seperti pada
gambar 4.1:
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rekapitulasi Data Pretest – Posttest
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Sebelum melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Berdasarkan
hasil pretest didapatkan rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 26,28 dan rata-
rata kelas kontrol yaitu 27,95. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelas
tersebut mempunyai kemampuan awal yang hampir sama sebelum diberikan
perlakuan.
Setelah diberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen berupa
pembelajaran menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan
kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, data diatas memberikan
gambaran bahwa terjadi perubahan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Perubahan terbesar terjadi pada rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
yaitu 26,28 menjadi 73,43. Pada kelas kontrol perubahan rata-rata hasil belajar
yaitu 27,95 menjadi 66,28. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
Pretest Posttest
26,28
73,43
27,95
66,28
Nila
i Sisw
a
Hasil Rekapitulasi Data Pretest-Posttest Ekperimen Kontrol
54
b. Kemampuan Berpikir Kognitif
Berikut analisis data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdasarkan jenjang kognitif:
Gambar 4.2 Diagram Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Pada gambar 4.2 menunjukkan persentase pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif. Pada kelas eksperimen, persentase
jenjang kognitif pada tingkat C1 sebesar 54%, C2 sebesar 20%, C3 sebesar 14%
dan C4 sebesar 14%. Pada kelas kontrol, persentase jenjang kognitif pada tingkat
C1 sebesar 42%, C2 sebesar 28%, C3 sebesar 19% dan C4 sebesar 18%. Kelas
eksperimen memiliki jenjang kognitif tertinggi pada tingkat C1 dan C2,
sedangkan untuk jenjang kognitif pada kelas kontrol tidak jauh berbeda. Diagram
tersebut menggambarkan perbandingan persentase jenjang kognitif siswa pada
kedua kelas tersebut tidak jauh berbeda.
Adapun analisis data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdasarkan jenjang kognitif dapat digambarkan pada grafik berikut:
0%
20%
40%
60%
C1 C2 C3 C4
54%
20% 14% 14%
42%
28% 19% 18%
Pres
enta
se
Aspek Kognitif
Ekperimen Kontrol
55
Gambar 4.3 Diagram Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif
Pada gambar 4.3 menunjukkan presentase posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif. Pada kelas eksperimen persentase
kemampuan kognitif pada tingkat C1 sebesar 80%, C2 sebesar 81%, C3 sebesar
74%, dan C4 sebesar 50%. Sedangkan pada kelas kontrol persentase kemampuan
kognitif siswa pada tingkat C1 sebesar 83%, C2 sebesar 67%, C3 sebesar 72%
dan C4 sebesar 35%. Jika dibandingkan pada masing-masing kemampuan
kognitif, diagram tersebut menunjukkan persentase jenjang kognitif pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol untuk tiap-tiap jenjang kognitif.
3. Uji Normal Gain (N-Gain)
Uji normal gain (N-Gain) digunakan untuk menunjukkan peningkatan
pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Nilai rata-rata
N-Gain dari kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen dan Kontrol
N-Gain Eksperimen Kontrol Rata-rata 0,64 0,53 Kategori Sedang Sedang
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa uji N-Gain untuk kelas eksperimen sebesar
0,64 dengan kategori sedang. Tidak jauh berbeda dengan nilai uji N-Gain kelas
0%
20%
40%
60%
80%
100%
C1 C2 C3 C4
80% 81% 74%
50%
83% 67% 72%
35% Pres
enta
se
Aspek Kognitif
Ekperimen Kontrol
56
eksperimen, nilai uji N-gain untuk kelas kontrol sebesar 0,53 dengan kategori
sedang.
4. Hasil Analisis Data Tes
a. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan
uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Berikut ini adalah uji
prasyarat yang dilakukan dalam penelitian.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai pretest
dan posttest kelas eksperimen dan nilai pretest dan posttest kelas kontrol. Untuk
menguji normalitas kedua data digunakan rumus uji chi-kuadrat untuk 𝑁 = 21
pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dengan 𝜒2 Rtabel = 11,07. Kriteria pengujian data
adalah jika𝜒2 hitung ≥ 𝜒2 Rtabel, distribusi data tidak normal dan jika 𝜒2 Rhitung <
𝜒2 Rtabel, distribusi data normal.
Hasil pengujian normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian
dapat dilihat pada tabel 4.6:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 21 21 21 21 𝑋� 26,28 27,95 73,43 66,28 S 5,98 6,48 6,55 5,98
𝜒2 Rhitung 6,15 5,59 2,692 4,528 𝜒2 Rtabel 11,07 11,07
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai 𝜒2 Rhitung semua data yang diperoleh lebih
kecil dibandingkan dengan nilai 𝜒2 Rtabel , sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil
pretest maupun posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi
normal.
57
2) Uji Homogenitas
Setelah data kedua kelas tersebut dinyatakan berdistribusi normal,
selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Sama halnya yang dilakukan pada uji
normalitas, uji homogenitas juga diperlukan untuk uji prasyarat analisis statistik
terhadap kedua data nilai pretest dan posttest. Pengujian homogenitas terhadap
kedua data menggunakan uji Fisher (F) yang disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
S2 35,76 41,99 42,90 35,76 Fhitung 1,17 1,19 Ftabel 2,12 2,12
Kesimpulan Homogen Homogen
Pada tabel 4.7, untuk data pretest didapatkan nilai Fhitung = 1,17 dan data
posttest = 1,19. Dari kedua data didapatkan Fhitung < Ftabel, maka dapat
disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua kelas tersebut mempunyai
varians yang sama dan homogen.
b. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data pretest-
posttest berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis
dapat dilakukan dengan menggunakan uji-t untuk 𝑁 = 21 dan taraf signifikansi
5% dengan kriteria pengujian yaitu jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0
ditolak. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak..
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistik Pretest Posttest Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
N 21 21 21 21 𝑋� 26,28 27,95 73,43 66,28 S 5,98 6,48 6,55 5,98
thitung 0,870 3,70 ttabel 2,021 2,021
Kesimpulan Tidak Terdapat Pengaruh Terdapat Pengaruh
58
Pada tabel 4.8 hasil pretest-posttest kelas eksperimen siswa yang diberikan
perlakuan berupa model Search, Solve, Create and Share (SSCS), terlihat bahwa
thitung > ttabel, yaitu 0,870 > 2,021 untuk 𝑁 = 21 pada taraf signifikansi 5%
sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya,
tidak terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara hasil pretest-posttest kelas
eksperimen.
Uji hipotesis hasil pretest-posttest kelas kontrol juga menunjukkan
terdapat pengaruh hasil belajar siswa, setelah diberi perlakuan berupa
pembelajaran konvensional. Uji hipotesis menghasilkan thitung > ttabel pada taraf
signifikansi 5% diperoleh 3,70 > 2,021, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian, model Search, Solve, Create
and Share (SSCS) ini berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Uji hipotesis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan baik model Search, Solve, Create and
Share (SSCS) ataupun pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Hanya saja penerapan model Search, Solve, Create and Share
(SSCS) dalam pembelajaran lebih berpengaruh secara signifikan dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional terlihat dari hasil uji hipotesis kelas
eksperimen yang lebih besar dari kelas kontrol.
5. Hasil Analisis Data Non Tes
Hasil data non tes berupa angket yang diperoleh dihitung secara
kuantitatif. Perhitungan tersebut menghasilkan data berupa persentase kemudian
dikonversi menjadi kategori seperti pada tabel 4.9:
59
Tabel 4.9 Hasil Angket Penerapan Model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
Indikator Angket Kelas Eksperimen Persentase Kesimpulan
Tanggapan siswa terhadap penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS).
72% Baik
Penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dapat memotivasi siswa untuk belajar.
69% Baik
Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada konsep fluida statis.
65% Baik
Berbagi pengetahuan dengan teman. 69% Baik Pemahaman siswa pada konsep fluida statis dengan menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
71% Baik
Rata-rata 69% Baik
Pada tabel 4.9 terlihat bahwa secara keseluruhan penerapan model Search,
Solve, Create and Share (SSCS) dalam pembelajaran pada konsep fluida statis
mendapatkan respon baik dari para siswa dengan rata-rata persentase keseluruhan
indikator sebesar 69%. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan
model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dalam pembelajaran dapat
membuat siswa aktif, antusias dan lebih memahami materi fluida statis yang
diajarkan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pretest, menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan
awal pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki
rata-rata nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun
terlihat bahwa nilai pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu
jauh berbeda. Hal tersebut berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mengenai konsep
fluida statis, serta menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang
sama pada konsep fluida statis sebelum diberikan perlakuan.
Setelah diberikan perlakuan model Search, Solve, Create and Share
(SSCS) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol,
hasil posttest kedua kelas ini mengalami peningkatan dibandingkan sebelum
60
diberikan perlakuan. Kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa hasil
rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 73,43; sedangkan rata-rata nilai
posttest kelas kontrol sebesar 66,28. Terdapat selisih nilai rata-rata posttest antara
kedua kelas, hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi sebesar 7,15
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji-t diperoleh thitung > ttabel, yaitu nilai thitung sebesar 3,70.
Sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah 2,021. Berdasarkan hasil
uji-t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model Search, Solve, Create and
Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis. Hal tersebut
dikarenakan pembelajaran dengan model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, melatih siswa menyelesaikan
suatu permasalahan dengan tahapan atau langkah penyelesaian secara mandiri,
guru tidak lagi menjadi pusat pada proses pembelajaran tetapi sebagai fasilitator
yang membimbing proses pembelajaran di kelas. Sedangkan pada pembelajaran
konvensional guru merupakan sumber dari proses pembelajaran. Siswa hanya
pasif mendengarkan penjelasan guru sehingga kemampuan berpikirnya kurang.
Pembelajaran menggunakan model Search, Solve, Create and Share
(SSCS) dapat meningkatkan hasil belajar lebih baik dari pembelajaran
konvensional, hal ini diperkuat dari hasil uji normal gain (N-gain) kelas
eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Sejalan dengan
hasil penelitian Henny Johan yang berjudul “Pengaruh Search, Solve, Create and
Share (SSCS) Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa
dalam Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep
Listrik Dinamis”, yang menyatakan bahwa rata-rata N-gain kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan rata-rata N-gain kelas kontrol.1 Pada kelas eksperimen
nilai N-gain sebesar 0,64 menunjukkan kategori sedang dan kelas kontrol sebesar
0,53 dengan kategori sedang. Walaupun kedua kelas berada pada kategori sedang,
namun pada kelas eksperimen terdapat 4 orang siswa yang berada pada kategori
1 Henny Johan, “Pengaruh Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep Listrik Dinamis”, Jurnal Exacta, Vol. X, 2012.
61
tinggi dan 17 orang siswa pada kategori sedang. Sedangkan pada kelas kontrol
terdapat 2 orang siswa yang berada pada kategori tinggi dan 19 orang siswa pada
kategori sedang.
Penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) juga
mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa seperti ditunjukkan pada hasil
analisis angket pada tabel 4.10 dengan rata-rata persentase sebesar 69%. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran menjadikan siswa lebih terlibat aktif dan
memiliki pemahaman yang baik terhadap materi yang diajarkan.
Pada persentase kemampuan kognitif posttest terlihat bahwa terdapat
peningkatan pada setiap jenjang kognitif baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Untuk melihat peningkatan nilai hasil belajar siswa sebelum dan setelah
pembelajaran dibuat persentase peningkatan kemampuan kognitif. Kelas
eksperimen mengalami peningkatan kemampuan kognitif lebih tinggi dari kelas
kontrol. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Runtut Prih Utami yang berjudul
“Pengaruh Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan Problem Based
Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”, yang
menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada ranah kognitif untuk kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.2 Dengan tingkatan ranah kognitif C1
sebesar 26%, C2 sebesar 61%, C3 sebesar 60%, dan C4 sebesar 36%. Aspek
kognitif tertinggi adalah C2, karena pada model ini siswa diberikan kesempatan
untuk memperoleh pengalaman langsung pada proses pembelajaran, sehingga
kemampuan memahami (C2) lebih tinggi dibandingkan aspek kognitif yang
lainnya. Sedangkan aspek kognitif terendah adalah C1, hal ini dikarenakan siswa
lebih banyak bereksplorasi dalam percobaan yang dilaksanakan dikelas sehingga
kemampuan mengingatnya masih rendah.
2 Runtut Prih Utami, “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share
(SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”, 2011.
62
Berdasarkan pembahasan diatas menunjukkan bahwa secara teori maupun
empiris pembelajaran dengan menggunakan model Search, Solve, Create and
Share (SSCS) ini dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada
konsep fluida statis.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap
hasil belajar siswa pada konsep fluida statis. Hal tersebut dapat dilihat
berdasarkan:
1. Rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dan
pada uji-t didapatkan thitung pada taraf signifikansi 5% sebesar 3,70 sedangkan
ttabel sebesar 2,021. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel , artinya terdapat
pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil
belajar siswa pada konsep fluida statis.
2. Hasil angket menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran
dengan menerapkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) berada
pada kategori baik dengan rata-rata persentase keseluruhan indikator sebesar
69%.
3. Hasil perhitungan N-Gain menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar
siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan model Search, Solve,
Create and Share (SSCS) berada pada kategori sedang dengan rata-rata nilai
N-Gain sebesar 0,64.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, penelitian ini mengajukan saran-saran, yaitu:
1. Guru, dapat menerapkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
sebagai alternatif model pembelajaran di kelas disesuaikan dengan konsep
fisika yang cocok dan menerapkan model tersebut pada mata pelajaran
lainnya.
2. Para peneliti, dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan
mengembangkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada tingkat
64
dan konsep yang berbeda dengan memperhatikan rancangan pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien sehingga hasil belajar lebih optimal.
3. Sekolah, dapat melengkapi fasilitas laboratorium fisika yang memadai untuk
praktikum pada pembelajaran dengan menerapkan model Search, Solve,
Create and Share (SSCS).
65
DAFTAR PUSTAKA
A. Luft, Julie. Teachers’ Salient Beliefs about a Problem-Solving Demonstration
Classroom In-Service Program. Department of Teaching and Teacher
Education, College of Education, University of Arizona, 1999.
A. Sahertian, Piet. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2008.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, Cet. 14, 2010.
Chen, Wen Haw. Applying Problem-Based Learning Model and Creative Design
to Conic-Sections Teaching, 2013.
Chen, Wen Haw. Teaching Geometry through Problem-Based Learning and
Creative Design, 2013.
Chin, Christine. Promoting Higher Cognitive Learning In Science Through A
Problem-Solving Approach. Singapore: National Institute of Education
REACT, 1997.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008
E J.M. Rogan, Gaigher and Braun, M.W.H. The Effect Of A Structured Problem
Solving Strategy On Performance In Physics In Disadvantaged South
African Schools. (Journal: African Journal of Research in SMT Education
Volume 10 (2), 2006.
E. Slavin, Robert. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Indeks, 2011.
Irwan. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and
Share (SSCS) dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Matematis Mahasiswa Matematika, 2011.
Johan, Henny. Pengaruh Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving
untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan
Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep Listrik Dinamis, 2012
66
Kusmawan, Udan. Values Infusion Into Scientific Actions In Environmental
Learning: A Preliminary Research Report. Australia: The University of
Newcastle, 2005.
M. Gagne, Robert. The Conditions of Learning and Theory of Instruction (Holt-
Saunders Japan, 1977.
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
N.L, Gage and D.C, Berliner. Educational Psychology. Boston: Houghton Mifflin,
Cet. III, 1984.
Nan-Zhao, Zhou. Four ‘Pillars of Learning’ for the Reorientation and
Reorganization of Curriculum: Reflections and Discussions.
Nasution. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Oemar, Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Periartawan, Eka. Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV Di Gugus XV
Kalibukbuk, 2014.
Prih Utami, Runtut. Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and
Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi
Belajar dan Kreativitas Siswa, 2011.
Putro Dwiyoko, Eko. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2012.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet. XI, 2008.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, Cet. VI, 2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta, Cet.XIX, 2013.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2009.
W. Anderson, Lorin dan R. Karthwohl, David. Kerangka untuk Landasan
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom, Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
67
Warmini, Ni Kd, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Berbantuan Media
Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV, 2012.
Wiyanto dkk. Potret Pembelajaran Sains di SMP dan SMA. Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia Vol. 4, No. 2, Juli 2006.
68
Lampiran A. 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45Menit
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam
menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan
dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
1. Mendefinisikan fluida statis, tegangan permukaan, gaya adhesi, gaya
kohesi, dan meniskus cekung dan cembung, serta pipa kapiler.
2. Melakukan percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tegangan permukaan dan
gejala kapilaritas.
4. Menyajikan hasil percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
69
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan fluida statis.
2. Siswa dapat mendeskripsikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
3. Siswa dapat menjelaskan peristiwa tegangan permukaan dan gejala
kapilaritas.
4. Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan tegangan permukaan dan
gejala kapilaritas.
5. Siswa dapat memformulasikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
E. Materi Pokok
Fluida Statis :
- Gejala Meniskus
- Tegangan Permukaan
- Gejala Kapilaritas
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Problem Solving
Model : Search, Solve, Create and Share (SSCS)
Metode : Diskusi, Eksperimen, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Pendahuluan • Guru membuka pelajaran dengan berdo’a.
• Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran.
• Apersepsi awal dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang akan dipelajari, seperti :
• Siswa berdo’a sebelum belajar.
• Siswa menyiapkan buku pelajaran.
• Siswa menjawab pertanyaan guru
15 menit
70
“Apa yang kalian ketahui mengenai fluida?”
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
TAHAPAN
KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Eksplorasi Search • Guru menggali
pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan: “Pernahkah kalian sewaktu kecil bermain balon sabun?” “Mengapa air dan sabun yang dicampurkan dapat membentuk gelembung balon sabun?”
• Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 – 5 orang.
• Guru memberikan LKS untuk melakukan pengamatan dan penemuan.
• Guru membimbing siswa untuk melakukan percobaan/penyelidikan untuk menguji hipotesis dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menganalisis.
• Siswa menjawab pertanyaan guru
• Siswa membuat kelompok-kelompok kecil.
• Siswa mendiskusikan masalah-masalah yang ada pada LKS dengan melakukan pengamatan dan penemuan.
• Siswa menuliskan hal yang diketahui dan hal yang ditanyakan dari masalah yang diberikan.
60 menit
Solve • Guru membimbing siswa berdiskusi
• Siswa merencanakan pemecahan dari masalah yang diberikan dengan mengikuti langkah-langkah penyelesaian dalam LKS.
• Siswa menyelesaikan masalah atau situasi yang diberikan
Create • Guru memberikan kesempatan kepada siswa
• Siswa membuat produk yang berkaitan
71
untuk membuat alat peraga mengenai gejala kapilaritas dan tegangan permukaan.
dengan masalah atau situasi yang diberikan dalam LKS.
• Siswa membuat laporan penyelesaian tersebut dengan sekreatif mungkin
Share • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
• Guru membuat kesimpulan
mengenai solusi dari sebuah permasalahan yang diberikan dan materi yang dipelajari.
• Guru memberikan
kesempatan siswa untuk memperbaiki hasil diskusi
• Siswa mempresentasikan proses penyelesaian masalah secara individual atau kelompok di depan kelas.
• Individu atau kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. (SSCS terlaksana)
• Siswa membuat kesimpulan mengenai solusi dari sebuah permasalahan yang diberikan dan materi yang dipelajari
• Siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki hasil penyelesaian setelah pengambilan kesimpulan
Elaborasi • Guru memberikan soal
latihan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa.
• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.
Konfirmasi • Guru meminta salah satu
siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Guru membahas soal latihan yang telah dikerjakan.
• Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Siswa mendengarkan pembahasan guru mengenai soal latihan yang telah dikerjakan.
72
c. Penutup
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Penutup • Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
15 menit
H. Sumber Belajar
1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”,
Efrizon Umar.
2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman
Setiawan
I. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan tulis dan Spidol
2. Lembar Kerja Siswa
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
• Tugas LKS
• Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen:
• Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi
NO Soal Kunci Jawaban Skoring Total Skor
1. Jelaskan pengertian tegangan permukaan dan gejala kapilaritas!
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.
20
73
2. Sebatang pipa kapiler dengan jari-jari penampang 2 mm dicelupkan tegak lurus ke dalam air ((𝜌𝑎𝑖𝑟 =1000 𝑘𝑔/𝑚3). Jika tegangan permukaan air (2,1 𝑁/𝑚, sudut kontaknya 60° dan percepatan gravitasi 10 𝑚/𝑠2, maka kenaikan air dalam pipa kapiler adalah …
Diketahui : 𝑟 = 2 𝑚𝑚 = 2 × 10−3𝑚 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 𝑘𝑔.𝑚−3 𝛾 = 0,1 𝑁.𝑚−1 𝜃 = 60° 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠−2
5
40
Ditanya: h = ? 5
Jawab :
ℎ = 2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃𝜌𝑔𝑟
= 2 × 0,1 cos 60°
1000 × 10 × (2 × 10−3)
=0,120
= 0,005 𝑚
30
3. Batang jarum yang panjangnya 5 cm diletakkan perlahan-lahan diatas permukaan air. Apabila tegangan permukaan air 7 ×10−2𝑁/𝑚, maka besarnya gaya pada permukaan tersebut adalah …
Diketahui : 𝑙 = 5 𝑐𝑚 = 0,05 𝑚 𝛾 = 7 × 10−2𝑁.𝑚−1 5
40
Ditanya : F = ? 5
Jawab :
𝛾 =𝐹𝑙
𝐹 = 𝛾 . 𝑙
= 7 × 10−2𝑁.𝑚−1 . 0,05 𝑚 = 35 × 10−4𝑁
30
Total skor 100
74
Tangerang Selatan, ……. 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti
..................................... Lia Amelia
NIP. NIM. 1110016300008
75
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45Menit
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam
menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan
dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
1. Mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
2. Melakukan percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tekanan hidrostatis dan
hukum Pascal.
4. Menyajikan hasil percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
5. Menceritakan dalam bentuk tulisan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal
pada bejana berhubungan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
2. Siswa dapat menjelaskan peristiwa tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
76
3. Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan tekanan hidrostatis dan
hukum Pascal.
4. Siswa dapat memformulasikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
5. Siswa dapat menerapkan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal dalam
masalah fisika sehari-hari.
E. Materi Pokok
Fluida Statis :
a. Tekanan hidrostatis
b. Hukum Pascal
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Problem Solving
Model : Search, Solve, Create and Share (SSCS)
Metode : Diskusi, Eksperimen, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Pendahuluan • Guru membuka pelajaran dengan berdo’a.
• Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran.
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
• Apersepsi awal dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar materi sebelumnya, seperti : “Apa perbedaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas?”
• Siswa berdo’a sebelum belajar.
• Siswa menyiapkan buku pelajaran.
• Siswa menjawab
pertanyaan guru.
15 menit
77
b. Kegiatan Inti
TAHAPAN
KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Eksplorasi Search • Guru menggali
pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan: “Jika kita menyemprotkan minyak wangi dari botolnya maka minyak wangi tersebut akan menyebar ke segalah arah. Mengapa hal itu dapat terjadi?”
• Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 – 5 orang.
• Guru memberikan LKS untuk melakukan pengamatan dan penemuan.
• Guru membimbing siswa
untuk melakukan percobaan/penyelidikan untuk menguji hipotesis dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menganalisis.
• Siswa menjawab pertanyaan guru
• Siswa membuat
kelompok-kelompok kecil.
• Siswa mendiskusikan
masalah-masalah yang ada pada LKS dengan melakukan pengamatan dan penemuan.
• Siswa menuliskan hal yang diketahui dan hal yang ditanyakan dari masalah yang diberikan.
60 menit
Solve • Guru membimbing siswa berdiskusi
• Siswa merencanakan pemecahan dari masalah yang diberikan dengan mengikuti langkah-langkah penyelesaian dalam LKS.
• Siswa menyelesaikan
masalah atau situasi yang diberikan
Create • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat alat peraga mengenai tekanan hidrostatis dan hukum pascal.
• Siswa membuat produk yang berkaitan dengan masalah atau situasi yang diberikan dalam LKS.
• Siswa membuat laporan penyelesaian
78
tersebut dengan sekreatif mungkin
Share • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
• Guru membuat
kesimpulan mengenai solusi dari sebuah permasalahan yang diberikan dan materi yang dipelajari.
• Guru memberikan kesempatan siswa untuk memperbaiki hasil diskusi
• Siswa mempresentasikan proses penyelesaian masalah secara individual atau kelompok di depan kelas.
• Individu atau kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. (SSCS terlaksana)
• Siswa membuat kesimpulan mengenai solusi dari sebuah permasalahan yang diberikan dan materi yang dipelajari
• Siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki hasil penyelesaian setelah pengambilan kesimpulan
Elaborasi • Guru memberikan soal
latihan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa.
• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.
Konfirmasi • Guru meminta salah satu
siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Guru membahas soal latihan yang telah dikerjakan.
• Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Siswa mendengarkan pembahasan guru mengenai soal latihan yang telah dikerjakan.
c. Penutup
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Penutup • Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
15 menit
79
H. Sumber Belajar
1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”,
Efrizon Umar.
2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman
Setiawan
I. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan tulis dan Spidol
2. Lembar Kerja Siswa
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
• Tugas LKS
• Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen:
• Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi
NO Soal Kunci Jawaban Skoring Total Skor
1. Sebuah kolam yang dalamnya 3 meter terisi penuh air yang massa jenisnya 1000 𝑘𝑔/𝑚3. Bila 𝑔 = 10 𝑚/𝑠2, hitung tekanan hidrostatis pada suatu titik yang berada 50 cm diatas dasar kolam!
Diketahui : ℎ1 = 3 𝑚 𝜌 = 1000 𝑘𝑔.𝑚−3 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠−2 ℎ2 = 50 𝑐𝑚 = 0,5 𝑚 ℎ = ℎ1 − ℎ2 = 3 − 0,5 = 2,5
5
40 Ditanya: 𝑃ℎ = ? 5
Jawab : 𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ
= 1000 . 10 . 2,5 = 25.000 𝑁.𝑚−2
30
80
2. Sebutkan bunyi hukum Pascal dan berikan contoh penerapan hukum Pascal!
“Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah sama besar” Contoh:
- Jembatan angkat - Elevator - Dental chair
20 20
3. Dongkrak hidrolik memiliki penampang masing-masing berdiameter 20 mm dan 50 mm. Berapa gaya minimum kecil untuk mengangkat mobil yang beratnya 5000 N?
Diketahui : 𝑑1 = 20 𝑚𝑚 𝑑1 = 50 𝑚𝑚 𝐹2 = 5000 𝑁
5
40
Ditanya : 𝐹1 = ? 5
Jawab : 𝐹1𝐴1
= 𝐹2𝐴2
𝐹1𝑑12
= 𝐹2𝑑22
𝐹1202
= 5000502
𝐹1
400=
50002500
5000𝐹1 = 2000.000
𝐹1 = 2000.000
5000
𝐹1 = 400 𝑁
30
Total skor 100
Tangerang Selatan, ……. 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti
..................................... Lia Amelia
NIP. NIM. 1110016300008
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45Menit
Pertemuan ke : 3
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam
menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan
dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
1. Mendefinisikan dan merumuskan viskositas dan Hukum Archimedes.
2. Melakukan percobaan viskositas dan Hukum Archimedes.
3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan viskositas dan Hukum
Archimedes.
4. Menyajikan hasil percobaan viskositas dan Hukum Archimedes.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan dan merumuskan viskositas dan Hukum
Archimedes.
2. Siswa dapat mendeskripsikan viskositas dan Hukum Archimedes.
3. Siswa dapat menjelaskan peristiwa viskositas dan Hukum Archimedes.
82
4. Siswa dapat menerapkan Hukum Archimedes dalam masalah fisika sehari-
hari.
5. Siswa dapat memformulasikan viskositas dan Hukum Archimedes.
E. Materi Pokok
Fluida Statis :
a. Hukum Archimedes
b. Viskositas
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Problem Solving
Model : Search, Solve, Create and Share (SSCS)
Metode : Diskusi, Eksperimen, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Pendahuluan • Guru membuka pelajaran dengan berdo’a.
• Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran.
• Apersepsi awal dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar materi sebelumnya, seperti : “Apa perbedaan Hukum pokok hidrostatis dan Hukum Pascal?”
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
• Siswa berdo’a sebelum belajar.
• Siswa menyiapkan buku pelajaran.
• Siswa menjawab
pertanyaan guru. 15 menit
83
b. Kegiatan Inti
TAHAPAN
KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Eksplorasi Search • Guru menggali
pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan: “Pernahkah kalian melihat kapal selam?” “Mengapa kapal selam dapat tenggelam di air dan juga dapat mengapung di udara?”
• Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 – 5 orang.
• Guru memberikan LKS untuk melakukan pengamatan dan penemuan.
• Guru membimbing siswa
untuk melakukan percobaan/penyelidikan untuk menguji hipotesis dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menganalisis.
• Siswa menjawab pertanyaan guru.
• Siswa membuat
kelompok-kelompok kecil.
• Siswa mendiskusikan
masalah-masalah yang ada pada LKS dengan melakukan pengamatan dan penemuan.
• Siswa menuliskan hal yang diketahui dan hal yang ditanyakan dari masalah yang diberikan.
60 menit
Solve • Guru membimbing siswa berdiskusi
• Siswa merencanakan pemecahan dari masalah yang diberikan dengan mengikuti langkah-langkah penyelesaian dalam LKS.
• Siswa menyelesaikan masalah atau situasi yang diberikan
Create • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat alat peraga mengenai hukum Archimedes dan viskositas.
• Siswa membuat produk yang berkaitan dengan masalah atau situasi yang diberikan dalam LKS.
• Siswa membuat laporan penyelesaian
84
tersebut dengan sekreatif mungkin
Share • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
• Guru membuat
kesimpulan mengenai solusi dari sebuah permasalahan yang diberikan dan materi yang dipelajari.
• Guru memberikan kesempatan siswa untuk memperbaiki hasil diskusi
• Siswa mempresentasikan proses penyelesaian masalah secara individual atau kelompok di depan kelas.
• Individu atau kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. (SSCS terlaksana)
• Siswa membuat kesimpulan mengenai solusi dari sebuah permasalahan yang diberikan dan materi yang dipelajari
• Siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki hasil penyelesaian setelah pengambilan kesimpulan
Elaborasi • Guru memberikan soal
latihan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa.
• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.
Konfirmasi • Guru meminta salah satu
siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Guru membahas soal latihan yang telah dikerjakan.
• Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Siswa mendengarkan
pembahasan guru mengenai soal latihan yang telah dikerjakan.
c. Penutup
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Penutup • Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
15 menit
85
H. Sumber Belajar
1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”,
Efrizon Umar.
2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman
Setiawan
I. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan tulis dan Spidol
2. Lembar Kerja Siswa
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
• Tugas LKS
• Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen:
• Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi
NO Soal Kunci Jawaban Skoring Total Skor
1. Berapa volume batu yang dimasukkan ke dalam air laut jika berat air laut yang dipindahkan batu adalah 2 Newton? Massa jenis air laut = 1025 𝑘𝑔/𝑚3.
Diketahui : 𝑊 = 2 𝑁 𝜌 = 1025 𝑘𝑔.𝑚−3 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠−2
5
40
Ditanya: 𝑉𝑏𝑎𝑡𝑢 = ? 5
Jawab : Berat air :
𝑊 = 𝑚 .𝑔 Gaya apung :
𝐹𝐴 = 𝜌 .𝑔 .𝑉 Berat air yang tumpah = gaya apung (𝐹𝐴)
𝑊 = 𝐹𝐴 2 = (1025)(10)(𝑉)
2 = 10.250 (𝑉) 𝑉 = 1,951 × 10−4𝑚3
𝑉 = 195,1 𝑐𝑚3
30
86
2. Apakah yang dimaksud dengan viskositas dan berikan contoh penerapan viskositas dalam kehidupan sehari-hari!
Viskositas adalah ukuran kekentalan zat cair atau gesekan dalam zat cair Contoh:
- Minyak Goreng - Sirup - Susu kental manis
20 20
3. Fluida kental mengalir diantara dua keping sejajar atas dan bawah yang berjarak 0,5 m satu sama lain. Luas eeping yang bersentuhan dengan fluida adalah 0,25 m2. Keping atas bergerak dengan kecepatan 0,4 m/s sedangkan eeping bawah diam. Jika nilai gaya fluida yang bekerja adalah 6 N, berapakah besar koefisien viskositas fluida tersebut?
Diketahui : 𝑟 = 0,5 𝑚 𝐴 = 0,25 𝑚2 𝑣 = 0,4 𝑚. 𝑠−1 𝐹𝑠 = 6 𝑁 5
40
Ditanya : 𝜂 = ? 5
Jawab : 𝐹𝑠 = 6𝜋𝜂𝑟𝑣
𝜂 =𝐹𝑓
6πrv
𝜂 =6
6(3,14). (0,5). (0,4)
𝜂 =6
3,768
𝜂 = 1,6 𝑘𝑔.𝑚. 𝑠−1
30
Total skor 100
Tangerang Selatan, ……. 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti
..................................... Lia Amelia
NIP. NIM. 1110016300008
87
Lampiran A.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS KONTROL)
Sekolah : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45Menit
Pertemuan ke : 1
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam
menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan
dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
1. Mendefinisikan fluida statis, tegangan permukaan, gaya adhesi, gaya
kohesi, dan meniskus cekung dan cembung, serta pipa kapiler.
2. Melakukan percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tegangan permukaan dan
gejala kapilaritas.
4. Menyajikan hasil percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
88
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan fluida statis.
2. Siswa dapat mendeskripsikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
3. Siswa dapat memahami peristiwa tegangan permukaan dan gejala
kapilaritas.
4. Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan tegangan permukaan dan
gejala kapilaritas.
5. Siswa dapat memformulasikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
E. Materi Pokok
Fluida Statis :
- Gejala Meniskus
- Tegangan Permukaan
- Gejala Kapilaritas
F. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, Demonstrasi dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Pendahuluan • Guru membuka pelajaran dengan berdo’a.
• Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran.
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
• Guru menyampaikan pentingnya fokus untuk mengikuti pembelajaran dan menginformasikan diakhir pembelajaran akan dilakukan kuis 15 menit untuk mengukur pemahaman siswa.
• Siswa berdo’a sebelum belajar.
• Siswa menyiapkan buku pelajaran.
• Siswa mendengarkan
penjelasan guru mengenai pentingnya fokus.
15 menit
89
b. Kegiatan Inti
TAHAPAN
KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Eksplorasi Inti • Guru meminta beberapa
siswa menyebutkan contoh penerapan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
• Guru memberikan penjelasan mengenai tegangan permukaan dan gejala kapilaritas
• Guru
mendemonstrasikan percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
• Siswa menyebutkan contoh penerapan permukaan dan gejala kapilaritas.
• Siswa mendengarkan
penjelasan guru mengenai tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
• Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru
60 menit
Elaborasi • Guru memberikan soal
latihan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa.
• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.
Konfirmasi • Guru meminta salah
satu siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Guru membahas soal latihan yang telah dikerjakan.
• Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Siswa mendengarkan
pembahasan guru mengenai soal latihan yang telah dikerjakan.
c. Penutup
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Penutup • Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
15 menit
90
H. Sumber Belajar
1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”,
Efrizon Umar.
2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman
Setiawan
I. Media dan Alat Pembelajaran
Alat : Papan tulis dan Spidol
J. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
• Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen :
• Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi
NO Soal Kunci Jawaban Skoring Total Skor
1. Jelaskan pengertian tegangan permukaan dan gejala kapilaritas! Beserta rumusnya.
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Rumus tegangan permukaan:
𝛾 = 𝐹𝑑
Gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.
ℎ = 2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃𝜌𝑔𝑟
20
2. Sebatang pipa kapiler dengan jari-jari penampang 2 mm dicelupkan tegak lurus ke dalam air ((𝜌𝑎𝑖𝑟 =1000 𝑘𝑔/𝑚3). Jika tegangan permukaan air (2,1 𝑁/𝑚, sudut kontaknya 60° dan percepatan gravitasi
Diketahui : 𝑟 = 2 𝑚𝑚 = 2 × 10−3𝑚 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 𝑘𝑔.𝑚−3 𝛾 = 0,1 𝑁.𝑚−1 𝜃 = 60° 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠−2
5
40
Ditanya: h = ? 5
91
10 𝑚/𝑠2, maka kenaikan air dalam pipa kapiler adalah …
Jawab :
ℎ = 2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃𝜌𝑔𝑟
= 2 × 0,1 cos 60°
1000 × 10 × (2 × 10−3)
=0,120
= 0,005 𝑚
30
3. Batang jarum yang panjangnya 5 cm diletakkan perlahan-lahan diatas permukaan air. Apabila tegangan permukaan air 7 ×10−2𝑁/𝑚, maka besarnya gaya pada permukaan tersebut adalah …
Diketahui : 𝑙 = 5 𝑐𝑚 = 0,05 𝑚 𝛾 = 7 × 10−2𝑁.𝑚−1 5
40
Ditanya : F = ? 5
Jawab :
𝛾 =𝐹𝑙
𝐹 = 𝛾 . 𝑙
= 7 × 10−2𝑁.𝑚−1 . 0,05 𝑚 = 35 × 10−4𝑁
30
Total skor 100
Tangerang Selatan, ……. 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti
..................................... Lia Amelia
NIP. NIM. 1110016300008
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS KONTROL)
Sekolah : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45Menit
Pertemuan ke : 2
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam
menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan
dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
1. Mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
2. Melakukan percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tekanan hidrostatis dan
hukum Pascal.
4. Menyajikan hasil percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
5. Menceritakan dalam bentuk tulisan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal
pada bejana berhubungan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
2. Siswa dapat memahami peristiwa tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
93
3. Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan tekanan hidrostatis dan
hukum Pascal.
4. Siswa dapat memformulasikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
5. Siswa dapat menerapkan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal dalam
masalah fisika sehari-hari.
E. Materi Pokok
Fluida Statis :
- Tekanan hidrostatis
- Hukum Pascal
F. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, Demonstrasi, dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Pendahuluan • Guru membuka pelajaran dengan berdo’a.
• Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran.
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
• Guru menyampaikan pentingnya fokus untuk mengikuti pembelajaran dan menginformasikan diakhir pembelajaran akan dilakukan kuis untuk mengukur pemahaman siswa.
• Siswa berdo’a sebelum belajar.
• Siswa menyiapkan buku pelajaran.
• Siswa mendengarkan
penjelasan guru mengenai pentingnya fokus.
15 menit
94
b. Kegiatan Inti
TAHAPAN
KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Eksplorasi Inti • Guru meminta beberapa
siswa menyebutkan contoh penerapan tekanan hidrostatis dan hukum pascal.
• Guru memberikan penjelasan mengenai tekanan hidrostatis dan hukum pascal.
• Guru
mendemonstrasikan percobaan tekanan hidrostatis dan hukum pascal.
• Siswa menyebutkan contoh penerapan tekanan hidrostatis dan hukum pascal.
• Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tekanan hidrostatis dan hukum pascal.
• Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru.
60 menit Elaborasi • Guru memberikan soal
latihan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa.
• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.
Konfirmasi • Guru meminta salah
satu siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Guru membahas soal latihan yang telah dikerjakan.
• Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Siswa mendengarkan
pembahasan guru mengenai soal latihan yang telah dikerjakan.
c. Penutup
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Penutup • Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
15 menit
95
H. Sumber Belajar
1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”,
Efrizon Umar.
2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman
Setiawan
I. Media dan Alat Pembelajaran
Media : Powerpoint
Alat : Papan tulis dan Spidol
J. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
• Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen :
• Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi
NO Soal Kunci Jawaban Skoring Total Skor
1. Sebuah kolam yang dalamnya 3 meter terisi penuh air yang massa jenisnya 1000 𝑘𝑔/𝑚3. Bila 𝑔 = 10 𝑚/𝑠2, hitung tekanan hidrostatis pada suatu titik yang berada 50 cm diatas dasar kolam!
Diketahui : ℎ1 = 3 𝑚 𝜌 = 1000 𝑘𝑔.𝑚−3 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠−2 ℎ2 = 50 𝑐𝑚 = 0,5 𝑚 ℎ = ℎ1 − ℎ2 = 3 − 0,5 = 2,5
5
40 Ditanya: 𝑃ℎ = ? 5
Jawab : 𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ
= 1000 . 10 . 2,5 = 25.000 𝑁.𝑚−2
30
96
2. Sebutkan bunyi hukum Pascal dan berikan contoh penerapan hukum Pascal!
“Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah sama besar” Contoh:
- Jembatan angkat - Elevator - Dental chair
20 20
3. Dongkrak hidrolik memiliki penampang masing-masing berdiameter 20 mm dan 50 mm. Berapa gaya minimum kecil untuk mengangkat mobil yang beratnya 5000 N?
Diketahui : 𝑑1 = 20 𝑚𝑚 𝑑1 = 50 𝑚𝑚 𝐹2 = 5000 𝑁
5
40
Ditanya : 𝐹1 = ? 5
Jawab : 𝐹1𝐴1
= 𝐹2𝐴2
𝐹1𝑑12
= 𝐹2𝑑22
𝐹1202
= 5000502
𝐹1
400=
50002500
5000𝐹1 = 2000.000
𝐹1 = 2000.000
5000
𝐹1 = 400 𝑁
30
Total skor 100
Tangerang Selatan, ……. 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti
..................................... Lia Amelia
NIP. NIM. 1110016300008
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS KONTROL)
Sekolah : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/Dua
Materi Pokok : Fluida Statis
Alokasi Waktu : 2 x 45Menit
Pertemuan ke : 3
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam
menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan
dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator
1. Mendefinisikan dan merumuskan viskositas dan Hukum Archimedes.
2. Melakukan percobaan viskositas dan Hukum Archimedes.
3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan viskositas dan Hukum
Archimedes.
4. Menyajikan hasil percobaan viskositas dan Hukum Archimedes.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan dan merumuskan viskositas dan Hukum
Archimedes.
2. Siswa dapat mendeskripsikan viskositas dan Hukum Archimedes.
3. Siswa dapat memahami peristiwa viskositas dan Hukum Archimedes.
98
4. Siswa dapat menerapkan Hukum Archimedes dalam masalah fisika sehari-
hari.
5. Siswa dapat memformulasikan viskositas dan Hukum Archimedes.
E. Materi Pokok
Fluida Statis :
- Hukum Archimedes
- Viskositas
F. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Pendahuluan • Guru membuka pelajaran dengan berdo’a.
• Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran.
• Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
• Guru menyampaikan pentingnya fokus untuk mengikuti pembelajaran dan menginformasikan diakhir pembelajaran akan dilakukan kuis untuk mengukur pemahaman siswa.
• Siswa berdo’a sebelum belajar.
• Siswa menyiapkan buku pelajaran.
• Siswa mendengarkan
penjelasan guru mengenai pentingnya fokus.
15 menit
99
b. Kegiatan Inti
TAHAPAN
KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Eksplorasi Inti • Guru meminta beberapa
siswa menyebutkan contoh penerapan hukum Archimedes dan viskositas.
• Guru memberikan penjelasan mengenai hukum Archimedes dan viskositas.
• Guru mendemonstrasikan percobaan hukum Archimedes dan viskositas.
• Siswa menyebutkan contoh penerapan hukum Archimedes dan viskositas.
• Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai hukum Archimedes dan viskositas.
• Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru.
60 menit Elaborasi • Guru memberikan soal
latihan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa.
• Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.
Konfirmasi • Guru meminta salah
satu siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Guru membahas soal latihan yang telah dikerjakan.
• Siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas.
• Siswa mendengarkan
pembahasan guru mengenai soal latihan yang telah dikerjakan.
c. Penutup
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU GURU SISWA
Penutup • Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
15 menit
H. Sumber Belajar
1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”,
Efrizon Umar.
100
2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman
Setiawan
I. Media dan Alat Pembelajaran
Alat : Papan tulis dan Spidol
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
• Tugas LKS
• Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen:
• Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi
NO Soal Kunci Jawaban Skoring Total Skor
1. Berapa volume batu yang dimasukkan ke dalam air laut jika berat air laut yang dipindahkan batu adalah 2 Newton? Massa jenis air laut = 1025 𝑘𝑔/𝑚3.
Diketahui : 𝑊 = 2 𝑁 𝜌 = 1025 𝑘𝑔.𝑚−3 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠−2
5
40
Ditanya: 𝑉𝑏𝑎𝑡𝑢 = ? 5
Jawab : Berat air :
𝑊 = 𝑚 .𝑔 Gaya apung :
𝐹𝐴 = 𝜌 .𝑔 .𝑉 Berat air yang tumpah = gaya apung (𝐹𝐴)
𝑊 = 𝐹𝐴 2 = (1025)(10)(𝑉)
2 = 10.250 (𝑉) 𝑉 = 1,951 × 10−4𝑚3
𝑉 = 195,1 𝑐𝑚3
30
2. Apakah yang dimaksud dengan viskositas dan berikan contoh penerapan viskositas dalam kehidupan sehari-hari!
Viskositas adalah ukuran kekentalan zat cair atau gesekan dalam zat cair Contoh:
- Minyak Goreng - Sirup - Susu kental manis
20 20
101
3. Fluida kental mengalir diantara dua keping sejajar atas dan bawah yang berjarak 0,5 m satu sama lain. Luas eeping yang bersentuhan dengan fluida adalah 0,25 m2. Keping atas bergerak dengan kecepatan 0,4 m/s sedangkan eeping bawah diam. Jika nilai gaya fluida yang bekerja adalah 6 N, berapakah besar koefisien viskositas fluida tersebut?
Diketahui : 𝑟 = 0,5 𝑚 𝐴 = 0,25 𝑚2 𝑣 = 0,4 𝑚. 𝑠−1 𝐹𝑠 = 6 𝑁 5
40
Ditanya : 𝜂 = ? 5
Jawab : 𝐹𝑠 = 6𝜋𝜂𝑟𝑣
𝜂 =𝐹𝑓
6πrv
𝜂 =6
6(3,14). (0,5). (0,4)
𝜂 =6
3,768
𝜂 = 1,6 𝑘𝑔.𝑚. 𝑠−1
30
Total skor 100
Tangerang Selatan, ……. 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Fisika Peneliti
..................................... Lia Amelia
NIP. NIM. 1110016300008
102
Kompetensi Dasar
•Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator Pencapaian
Belajar
•Mendefinisikan fluida statis, tegangan permukaan, gaya adhesi, gaya kohesi, dan meniskus cekung dan cembung, serta pipa kapiler. •Melakukan percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. •Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. •Menyajikan hasil percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
Tujuan
•Siswa dapat mendefinisikan fluida statis. •Siswa dapat mendeskripsikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. •Siswa dapat memahami peristiwa tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. •Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. •Siswa dapat memformulasikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
Kelompok : Kelas/Semester : XI/II
Anggota Kelompok : Mata Pelajaran : Fisika
1. _______________ Alokasi Waktu : 40 Menit
2. _______________
3. _______________
4. _______________
103
1. Jelaskan gejala apakah yang kamu temukan pada gambar diatas? ..................................................................................................................... ....................................................................................................................
2. Mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi? ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
3. Sebutkan 3 contoh peristiwa tegangan permukaan dan kapilaritas! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
Amati gambar berikut!
KASUS
SEARCH
104
Tegangan Permukaan
1. Air 4. Kertas atau tissu 2. Gelas plastik 5. Uang Logam 3. Deterjen
Cara Kerja
1. Isi sebuah gelas dengan air hampir penuh.
2. Letakkan uang logam diatas kertas atau tisu kemudian perlahan-lahan masukkan
uang logam yang dilapisi kertas ke dalam gelas dan amati apa yang terjadi.
3. Perlahan-lahan tenggelamkan kertas ke dalam air dan jangan sampai logam ikut
tenggelam, dapatkah logam terapung diatas air? Mengapa demikian?
4. Dalam keadaan uang logam mengapung, tambahkan sedikit deterjen.
5. Tuliskan hasil pengamatan.
SOLVE
Alat dan Bahan
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
Hasil Pengamatan
105
Gejala Kapilaritas
1. Air berwarna 2. Gelas plastik 3. Sedotan
Cara Kerja
1. Isi sebuah gelas dengan air berwarna. 2. Masukkan sedotan ke dalam gelas yang berisi air berwarna. 3. Amati yang terjadi dan tulislah di hasil pengataman.
Alat dan Bahan
Hasil Pengamatan
.................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
106
SHARE KE TEMAN-TEMANMU YAAA
Pertanyaan Tegangan Permukaan
Mengapa ketika ditambahkan sedikit detergen ke dalam air, jarum dan silet
segera tenggelam? Jelaskan!
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... Apa yang kalian ketahui mengenai tegangan permukaan?
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... Tuliskan rumus tegangan permukaan! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
Pertanyaan Gejala Kapilaritas
Diantara sedotan dan gelas, manakah yang kenaikannya lebih tinggi? Mengapa demikian?
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... Apa yang kalian ketahui mengenai gejala kapilaritas?
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... Tuliskan rumus gejala kapilaritas! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
Apa kesimpulanmu berdasarkan percobaan tersebut!
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
CREATE
SHARE
107
Kompetensi Dasar
•Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator Pencapaian
Belajar
•Mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. •Melakukan percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. •Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. •Menyajikan hasil percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. •Menceritakan dalam bentuk tulisan tekanan dan hukum Pascal pada bejana berhubungan.
Tujuan
•Siswa dapat mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. •Siswa dapat memahami peristiwa tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. •Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. •Siswa dapat memformulasikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. •Siswa dapat menceritakan dalam bentuk tulisan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal pada bejana berhubungan
Kelompok : Kelas/Semester : XI/II
Anggota Kelompok : Mata Pelajaran : Fisika
1. _______________ Alokasi Waktu : 40 Menit
2. _______________
3. _______________
4. _______________
108
• Tekanan Hidrostatis
Mungkin kalian pernah melihat orang yang dirawat di rumah sakit dipasangi infus pada pergelangan tangannya. Sebelum dipasangi infus, tubuh pasien harus diukur terlebih dahulu tekanan darahnya. Setelah diukur baru kemudian dipasangi infus. Posisi infus diatur sedemikian rupa agar tekanan aliran dari cairan infus lebih besar dari tekanan darah. Kalau tekanan cairan infus lebih kecil dari tekanan darah keadaannya akan terbalik yakni darah akan masuk ke dalam kantong infus.
KASUS
• Hukum Pascal
Ketika kalian atau ayah kalian pergi ke tempat cuci mobil (steam) kalian akan menemukan alat pengangkat mobil. Mobil dengan berat lebih dari 1 ton diangkat menggunakan alat tersebut. Padahal pipa yang mendorong mobil tersebut naik ke atas adalah pipa yang diameternya lebih kecil.
109
Pertanyaan Tekanan Hidrostatis 1. Apa saja yang diketahui pada kasus tersebut?
.....................................................................................................................
.................................................................................................................... 2. Bagaimana posisi infus yang benar? Berikan alasanmu!
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... 3. Sebutkan 3 contoh peristiwa tekanan hidrostatis!
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Tekanan Hidrostatis
1. Botol air mineral (500 mL) 3. Plester 2. Paku 4. Air
Cara Kerja
1. Siapkan botol air mineral yang berukuran 500 mL 2. Beri tanda empat posisi pada ketinggian yang sama dengan menggunakan pensil 3. Lubangi tanda pensil dengan menggunakan paku, usahakan diameter lubang kira-
kira sama 4. Tutup tiap lubang dengan menggunakan plester 5. Isi botol dengan air 6. Amati apa yang terjadi 7. Ulangi langkah 4, 5, dan 6 untuk meyakinkan hasil pengamatan
SEARCH
SOLVE
Alat dan Bahan
Pertanyaan Hukum Pascal! 1. Apa saja yang diketahui pada kasus tersebut?
.....................................................................................................................
.................................................................................................................... 2. Mengapa mobil tersebut dapat terangkat keatas? Jelaskan!
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... 3. Sebutkan 3 contoh peristiwa hukum Pascal!
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
110
Hukum Pascal
1. Kantong plastik 2. Karet 3. Jarum
Cara Kerja
1. Isi kantong plastik dengan air hingga hampir penuh 2. Ikat ujung kantong plastik menggunakan karet 3. Tusuk kantong plastik tersebut beberapa kali dengan menggunakan jarum,
seperti pada gambar berikut;
4. Peraslah ujung atas kantong plastik, hingga air memancar 5. Amati apa yang terjadi
Alat dan Bahan
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
.................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
111
SHARE KE TEMAN-TEMANMU YAAA
Pertanyaan Tekanan Hidrostatis
Apa yang kalian ketahui mengenai tekanan hidrostatis?
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... Tuliskan rumus tekanan hidrostatis! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
Pertanyaan Hukum Pascal
Apa yang kalian ketahui mengenai hukum Pascal?
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... Tuliskan rumus hukum Pascal! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
Apa kesimpulanmu berdasarkan percobaan tersebut!
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
CREATE
SHARE
112
Kompetensi Dasar
•Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator Pencapaian
Belajar
•Mendefinisikan dan merumuskan Hukum Archimedes dan viskositas. •Melakukan percobaan Hukum Archimedes dan viskositas. •Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan Hukum Archimedes dan viskositas. •Menyajikan hasil percobaan Hukum Archimedes dan viskositas.
Tujuan
•Siswa dapat mendefinisikan dan merumuskan Hukum Archimedes dan viskositas. •Siswa dapat mendeskripsikan Hukum Archimedes dan viskositas. •Siswa dapat memahami peristiwa Hukum Archimedes dan viskositas. •Siswa dapat menerapkan Hukum Archimedes dalam masalah fisika sehari-hari. •Siswa dapat memformulasikan Hukum Archimedes dan viskositas
Kelompok : Kelas/Semester : XI/II
Anggota Kelompok : Mata Pelajaran : Fisika
1. _______________ Alokasi Waktu : 40 Menit
2. _______________
3. _______________
4. _______________
113
• Hukum Archimedes
1. Jelaskan gejala apakah yang kamu temukan pada gambar diatas? ..................................................................................................................... ....................................................................................................................
2. Mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi? ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
3. Sebutkan 3 contoh peristiwa hukum Archimedes dan viskositas! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
SEARCH
• Viskositas
KASUS
114
Hasil Pengamatan
SOLVE
Hukum Archimedes
1. Air 2. Batu (2 buah) 3. Gelas plastik (2 buah)
Cara Kerja
1. Siapkan dua buah gelas plastik, dan masukkan air kedalam salah satu gelas
plastik tersebut.
2. Masukkan batu ke dalam masing-masing gelas.
3. Timbanglah masing-masing berat batu didalam gelas tersebut.
Alat dan Bahan
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
115
Hasil Pengamatan
Viskositas
1. Air 5. Kelereng 2. Minyak goreng 6. Sendok 3. Gelas plastik (2 buah) 7. Stopwatch 4. Mistar 5. Kelereng
Cara Kerja
1. Siapkan gelas plastik 1 dan 2 kemudian isi gelas plastik 1 dengan air dan gelas
plastik 2 dengan minyak.
2. Masukkan kelereng ke dalam gelas plastik yang berisi air dan minyak secara
bersamaan,
3. Amati gerak bola hingga bergerak lurus beraturan.
4. Amati dan catat waktu yang ditempuh oleh bola bergerak lurus beraturan.
Alat dan Bahan
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
116
Pertanyaan Viskositas
Apa yang kalian ketahui mengenai viskositas? ................................................................................................... ................................................................................................... Tuliskan rumus viskositas! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
Pertanyaan Hukum Archimedes
Apa yang kalian ketahui mengenai Hukum Archimedes? ..................................................................................................................... ....................................................................................................................
Tuliskan rumus Hukum Archimedes! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
CREATE
Apa kesimpulanmu berdasarkan percobaan tersebut!
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
SHARE
SHARE KE TEMAN-TEMANMU YAAA
117
Lampiran B.1a
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Satuan Pendidikan : SMAN 11 Tangerang Selatan Mata pelajaran : Fisika Kelas : XI/Genap Jumlah Soal : 40 soal Bentuk Soal : Pilihan Ganda Kompetensi Dasar :
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
NO Indikator Aspek Kognitif Jumlah
soal
% soal
C1 C2 C3 C4
1.
Mengidentifikasi
konsep meniskus
cekung-cembung
1 2*, 3 3 7.5%
2.
Mengidentifikasi
konsep tegangan
permukaan
4* 5, 6 7, 8 5 12.5%
3. Menerapkan konsep
kapilaritas
10* 9*, 11,
12
13, 14,
15*
7 17.5%
4. Menerapkan konsep
tekanan hidrostatis
16, 17* 18* 19*, 20* 5 12.5%
5. Mengaplikasikan
konsep hukum Pascal
21 22* 23* 24*, 25,
26
6 15%
6. Menganalisis konsep
Hukum Archimedes
28* 27*, 29 30*, 31,
32, 33*
7 17,5%
7. Menerapkan konsep
Viskositas
34* 35, 36 37, 38*,
39*
40 7 17.5%
Jumlah 6 14 10 10 40 100%
Keterangan : * Nomor yang digunakan
118
Lampiran B.1b
INSTRUMEN PENELITIAN
Satuan Pendidikan : SMAN 11 TANGERANG SELATAN Alokasi Waktu : 60 Menit : 60 Menit
Mata Pelajaran : FISIKA Jumlah Soal : 40 Butir
Kurikulum : KTSP 2006 Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG)
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statick dan dinamik serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
1.
Gejala
Meniskus
Mengidentifikasi
konsep meniskus
cekung-cembung
Mengklasifikasikan
meniskus cekung dari
data yang disajikan.
1. Parameter terkait fluida statis.
1) Gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi
2) Sudut kontak lebih kecil dari 90o
3) Sudut kontak lebih besar dari 90o
Dari pernyataan diatas, manakah yang termasuk ciri-
ciri meniskus cekung …
a. 1 saja d. 1 dan 3
b. 2 saja e. 2 dan 3
c. 1 dan 2
C C2
Mengidentifikasi
konsep meniskus
cekung-cembung
Menunjukkan sudut
kontak pada
fenomena gejala
meniskus
2. Raksa dalam bejana membentuk meniskus cembung
seperti gambar berikut.
C C1
119
Sudut kontak pada bejana tersebut digambarkan pada
…
a. d. dan
b. e. dan
c.
Mengidentifikasi
konsep meniskus
cekung-cembung
Mengidentifikasi
meniskus cembung
aspek kohesi dan
adhesi
3. Perhatikan gambar bejana yang berisi fluida di
bawah ini!
Gambar manakah yang menunjukan gaya adhesi
lebih kecil dari gaya kohesi …
a. I d. I dan II
b. II e. I dan III
c. III
A C2
2.
Tegangan
Permukaan
Mengidentifikasi
konsep tegangan
permukaan
Mendefinisikan
tegangan permukaan
4. Kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu
lapisan elastis merupakan definisi …
a. Viskositas
b. Tegangan permukaan zat cair
c. Kapilaritas
d. Sudut kontak
e. Adhesi
B C1
120
Mengidentifikasi
konsep tegangan
permukaan
Menjelaskan konsep
tegangan permukaan
melalui fenomena
tegangan permukaan
dalam kehidupan
sehari-hari
5. Setetes air di atas daun talas seperti pada gambar
berikut.
Mengapa air di daun talas dapat berbentuk bulat?
a. Memperluas permukannya
b. Bersifat kompressibel
c. Memperkecil luas permukaannya
d. Bersifat stasioner
e. Memperkecil sudut kontaknya
C C2
Mengidentifikasi
konsep tegangan
permukaan
Menerangkan
peristiwa tegangan
permukaan
6. Perahu kertas yang diletakkan di atas sebuah
mangkuk berisi air bergerak ke depan setelah diberi
sabun pada ekor perahu, hal ini terjadi karena …
a. Perahu kertas lebih mudah berjalan di atas air
b. Sabun menurunkan tegangan permukaan
c. Sabun menaikkan tegangan permukaan air
d. Adanya peristiwa kapilaritas
e. Sabun memiliki massa jenis yang sangat besar
B C2
Mengidentifikasi
konsep tegangan
permukaan
Menerapkan
formulasi nilai
tegangan permukaan
dari variabel yang
sudah diketahui
7. Sebatang korek api dicelupkan ke dalam bejana
yang berisi air sabun seperti gambar berikut.
E C3
121
Nilai tegangan permukaan air sabun pada sistem
tersebut adalah ….
a. d.
b.
e.
c.
Mengidentifikasi
konsep tegangan
permukaan
Menghitung tegangan
sabun pada sebuah
kawat
8. Sebatang kawat dibengkokkan sedemikian rupa
seperti gambar berikut.
Berapa tegangan permukaan sabun
tersebut ….
a. d.
b. e.
c.
A C3
122
3.
Gejala
Kapilaritas
Menerapkan
konsep kapilaritas
Menentukan faktor-
faktor turun naiknya
zat dalam bejana
9. Faktor-faktor yang menunjukkan gejala kapilaritas.
1. Sudut kontak
2. Massa jenis zat
3. Gaya gesek
4. Gravitasi
5. Volume zat cair
Jika permukaan dalam bejana menunjukkan
penurunan zat cair, berarti …
a. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 5
b. 2, 3, dan 4 e. 2, 4, dan 5
c. 3, 4, dan 5
A C2
Menerapkan
konsep kapilaritas
Mendefinisikan
gejala kapilaritas
10. Yang dimaksud dengan kapilaritas adalah …
a. Peristirwa naik atau turunnya zat cair dalam pipa
kapiler
b. Ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan atau hambatan di dalam fluida
c. Kecenderungan permukaan zat cair untuk
meregang sehingga permukaannya seperti di
tutupi oleh suatu lapisan elastis
d. Besarnya gaya ke atas yang dialami benda dalam
fluida
e. Tekanan gas berbanding terbalik dengan volume
ruang tertutup
A C1
Menerapkan
konsep kapilaritas
Menentukan sudut
kontak meniskus
cekung
11. Pada suatu tabung zat cair mempunyai meniskus
cekung yang besar sudut kontaknya adalah …
a. d.
b. e.
c.
C C2
123
Menerapkan
konsep kapilaritas
Mencontohkan gejala
kapilaritas yang
terjadi dalam
kehidupan sehari-
hari
12. Pernyataan di bawah ini contoh gejala kapilaritas
adalah …
a. Naiknya air dari tanah sampai ke daun
b. Air raksa pada termometer
c. Permukaan air di dalam gelas tampak cekung
d. Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler
e. Tidak bercampurnya antara air dengan minyak
A C2
Menerapkan
konsep kapilaritas
Mengaplikasikan
konsep kapilaritas ke
dalam persamaan.
13. Sebuah pipa kapiler dengan sudut kontak sebesar
seperti gambar berikut.
Tentukanlah kenaikan larutan tersebut di dalam
tabung ….
a. d.
b. e.
c.
B C3
Menerapkan konsep
kapilaritas
Menghitung
penurunan raksa
dalam pipa
14. Sebuah pipa kapiler dengan sudut kontak sebesar
seperti gambar berikut.
C C3
124
Maka penurunan raksa dalam pipa adalah …
a. d.
b. e.
c.
Menerapkan konsep
kapilaritas
Menghitung nilai
tegangan permukaan
berdasarkan gambar
yang disajikan
15. Sebuah pipa kapiler dengan sudut kontak sebesar 60o
seperti gambar berikut.
Besarnya tegangan permukaan air adalah ….
a. d.
b. e.
c.
A C3
125
4.
Tekanan
Hidrostatis
Menerapkan
konsep tekanan
hidrostatis
Menunjukkan
pengertian tekanan
hidrostatis
16. Pernyataan yang benar tentang tekanan hidrostatis
adalah …
a. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
berat atau gaya gravitasi yang bekerja pada tiap
bagian zat cair
b. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
berat atau gaya gravitasi yang bekerja pada tiap
bagian zat padat
c. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
tinggi zat cair
d. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
kedalaman zat cair
e. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
volume zat cair
A C1
Menerapkan
konsep tekanan
hidrostatis
Mengklasifikasikan
fenomena tekanan
hidrostatis
17. Besaran fisis tekanan hidrostatis.
1) Volume
2) Massa jenis fluida
3) Percepatan gravitasi
4) Kedalaman zat cair
5) Tegangan permukaan
Besaran fisis yang mempengaruhi tekanan hidrostatis
adalah …
a. 1,2 dan 3 d. 2,4 dan 5
b. 1,2 dan 4 e. 3,4 dan 5
c. 2,3 dan 4
C C2
126
Menerapkan
konsep tekanan
hidrostatis
Menunjukkan grafik
hubungan antara
kedalaman dan
tekanan
18. Grafik hubungan antara kedalaman titik dibawah
permukaan suatu zat cair (h) dengan tekanan pada
titik tersebut yang benar adalah …
A C2
Menerapkan
konsep tekanan
hidrostatis
Mengaplikasikan
persamaan tekanan
hidrostatis
berdasarkan data
yang disajikan
19. Sebuah botol setinggi 25 cm berisi air (massa jenis
air 1000 kg.m-3
). Tekanan hidrostatis yang bekerja
pada dasar botol tersebut adalah…
a. 3000 Pa d. 5000 Pa
b. 2500 Pa e. 1500 Pa
c. 1000 Pa
B C3
Menerapkan
konsep tekanan
hidrostatis
Menghitung nilai
tekanan hidrostatis
berdasarkan gambar
yang disajikan
20. Perhatikan gambar tabung yang berisi minyak dan
air di bawah ini!
E C4
127
Berapakah perbandingan h1 dan h2 …
a. d.
b. e.
c.
Menerapkan
konsep tekanan
hidrostatis
Menghitung
perbedaan ketinggian
permukaan pada
tabung
21. Sebuah tabung berbentuk U mula-mula diisi dengan
air yang massa jenisnya . Kemudian pada
kaki kanan tabung dituangkan minyak dengan
ketinggian 10 cm, massa jenis minyak .
Tentukan perbedaan ketinggian permukaan air dan
minyak pada kedua kaki tabung ....
a. d.
b. e.
c.
D C4
5.
Hukum Pascal
Mengaplikasikan
konsep hukum
Pascal
Menunjukkan bunyi
hukum Pascal
22. Pernyataan yang benar tentang bunyi hukum Pascal
adalah …
a. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang terbuka diteruskan ke segala arah sama
besar
b. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
C C1
128
ruang tertutup diteruskan ke segala arah tidak
sama besar
c. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang tertutup diteruskan ke segala arah sama
besar
d. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang terbuka diteruskan ke segala arah tidak
sama besar
e. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang terbuka diteruskan ke sebagian arah sama
besar
Mengaplikasikan
konsep hukum
Pascal
Menerapkan hukum
Pascal dalam
kehidupan sehari-hari
23. Peralatan dalam kehidupan sehari-hari.
1) Jembatan angkat
2) Elevator
3) Tabung pipa kapiler
4) Dental Chair
5) Jok mobil
Peralatan yang menggunakan penerapan hukum
Pascal adalah …
a. 1, 2, dan 3 d. 3, 4, dan 5
b. 2, 3, dan 4 e. 1, 3, dan 5
c. 1, 2, dan 4
C C2
Mengaplikasikan
konsep hukum
Pascal
Menghitung gaya
minimal pada
perbandingan
penghisap kecil dan
besar
24. Sebuah pengungkit listrik diletakkan pada penghisap
besar yang memiliki luas penampang seperti pada
gambar berikut.
D C3
129
Besar gaya minimal yang diberikan adalah …
a. d.
b. e.
c.
Mengaplikasikan
konsep hukum
Pascal
Memformulasikan
persamaan hukum
pascal berdasarkan
data yang disajikan
pada gambar
25. Perhatikan gambar pipa hidrolik di bawah !
Jika maka , maka gaya yang harus
diberikan adalah ….
a. d.
b. e.
c.
C C4
Mengaplikasikan
konsep hukum
Pascal
Menentukan salah
satu variabel dalam
hukum pascal jika
variabel lain
diketahui
26. Pompa hidrolik memiliki perbandingan diameter
penghisap 1 dan penghisap 2 yaitu 1:40. Pada pada
penghisap besar dimuat mobil 32000 N seperti pada
gambar berikut.
C C4
130
Agar seimbang, pada penghisap kecil diberi gaya
sebesar ….
a. 10 N d. 25 N
b. 15 N e. 30 N
c. 20 N
6.
Hukum
Archimedes
Menganalisis
konsep Hukum
Archimedes
Mengidentifikasi
contoh penerapan
hukum archimedes
27. Beberapa contoh terkait hukum-hukum fluida statis.
1) Kapal selam
2) Hydrometer
3) Jembatan poton
4) Jembatan layang
5) Balon udara
Manakah yang tidak memenuhi hukum Archimedes
…
a. 1 dan 2 d. 3 saja
b. 2 dan 3 e. 4 saja
c. 4 dan 5
E C2
Menganalisis
konsep Hukum
Archimedes
Mengidentifikasi
peristiwa Hukum
Archimedes
28. Sebuah beban dengan massa yang sama ditimbang
dengan keadaan yang berbeda. Beban pertama
ditimbang diudara, dan beban kedua ditimbang di
dalam air seperti pada gambar berikut.
C C1
131
Apa yang menyebabkan berat beban berkurang …
a. Tekanan atmosfer d. Viskositas
b. Hukum Pascal e. Tegangan permukaan
c. Hukum Archimedes
Menganalisis
konsep Hukum
Archimedes
Menentukan benda
tenggelam
29. Jika massa jenis zat cair dan massa jenis benda
, maka benda akan tenggelam di dalam zat cair,
apabila …
a. d.
b. e.
c.
A C2
Menganalisis
konsep Hukum
Archimedes
Menghitung bagian
kayu yang muncul
dipermukaan air
30. Sebuah papan kayu memiliki panjang , lebar
dan tebal ditempatkan melintang di atas air.
Jika massa jenis kayu dan massa jenis
air adalah . Berapakah bagian kayu
yang muncul dipermukaan air?
a. d.
b. e.
c.
D C4
Menganalisis
konsep Hukum
Archimedes
Menganalisis
perbedaan syarat
mengapung dan
melayang
31. Sebuah benda berbentuk balok berada pada bejana
yang berisikan air dan minyak. 50% dari volum
balok berada di dalam air, 30% berada dalam
minyak. Tentukan massa jenis balok tersebut!
Diketahui massa jenis air adalah 1 g/cm3 dan massa
B C4
132
jenis minyak 0,8 g/cm3.
a. d.
b. e.
c.
Menganalisis
konsep Hukum
Archimedes
Menganalisis benda
yang tenggelam,
melayang, dan
terapung berdasarkan
hukum Archimedes
32. Sebuah benda bermassa dan massa jenisnya
dicelupkan seluruhnya ke dalam air yang
massa jenisnya . Jika percepatan gravitasi
, maka gaya ke atas yang di alami benda
adalah ….
a. d.
b. e.
c.
A C4
Menganalisis
konsep Hukum
Archimedes
Menganalisis benda
yang tenggelam,
melayang, dan
terapung berdasarkan
hukum Archimedes
33. Sebuah benda dengan massa jenis
diletakkan pada alumunium yang massa
jenisnya . Jika seluruhnya melayang
dalam air, maka volume benda tersebut adalah ….
a. d.
b. e.
D C4
133
c.
7.
Viskositas
Menerapkan
konsep Viskositas
Mengidentifikasi
viskositas
34. Kakak menuangkan air dan minyak goreng di atas
lantai yang permukaannya miring. Pasti air mengalir
lebih cepat daripada minyak goreng. Tingkat
kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu.
Apa yang menyebabkan hal itu terjadi ….
a. Hukum Archimedes d. Asas Bernoulli
b. Viskositas e. Hukum Pascal
c. Kapilaritas
B C1
Menerapkan
konsep Viskositas
Menjelaskan contoh-
contoh viskositas
35. Contoh-contoh dibawah ini, manakah yang tidak
termasuk viskositas …
a. Pelumas mesin atau oli
b. Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena
c. Proses penggorengan ikan
d. Mengalirnya air dalam pompa PDAM ke rumah
e. Memasak air hingga mendidih
D C2
Menerapkan
konsep Viskositas
Menunjukkan grafik
koefisien viskositas
36. Grafik manakah yang menunjukkan hubungan
berbanding terbalik antara suhu (T) dengan
viskositasnya …
B C2
134
Menerapkan
konsep Viskositas
Mengurutkan pada
tabel mengenai
koefisien viskositas
beberapa fluida
37. Perhatikan tabel koefisien viskositas beberapa fluida
Fluida manakah yang kekentalannya berkurang jika
suhu turun?
a. (1) dan (2) d. (2) dan (4)
b. (1) dan (3) e. (1) (2) dan (3)
c. (2) dan (3)
B C3
Menerapkan
konsep Viskositas
Menghitung besar
gesekan pada fluida
38. Sebuah bola kaca dijatuhkan dalam suatu fluida
sejenis minyak seperti tampak pada gambar dibawah
ini.
B C3
135
Apabila bola kaca yang dijatuhkan mempunyai
kecepatan maksimum sebesar , berapa
koefisien viskositasnya ….
a. d.
b. e.
c.
Menerapkan
konsep Viskositas
Menentukan
kecepatan terminal
suatu benda
39. Sebuah kelereng memiliki massa jenis
yang jari-jarinya dijatuhkan bebas
dalam sebuah tabung yang berisi oli yang
mempunyai massa jenis dan koefisien
viskositas . Tentukan kecepatan terminal
kelereng tersebut ….
a. d.
b. e.
c.
A C3
Menerapkan
konsep Viskositas
Menghitung
koefisien viskositas
pada fluida cair
40. Sebuah bola yang massa jenisnya dan
berjari-jari jatuh ke dalam gliserin yang massa
jenisnya dengan kecepatan terminal
bola . Jika , koefisien
viskositas gliserin tersebut adalah ….
a. d.
b. e.
c.
B C4
136
SKOR DATA DIBOBOT 136=================
Jumlah Subyek = 28Butir soal = 40Bobot utk jwban benar = 1Bobot utk jwban salah = 0Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11.ANA
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 1 regi d... 29 11 0 29 29 2 2 putri ... 15 25 0 15 15 3 3 fara c... 27 13 0 27 27 4 4 muhamm... 6 34 0 6 6 5 5 bagus ... 25 15 0 25 25 6 6 dinda ... 14 26 0 14 14 7 7 selfia... 13 27 0 13 13 8 8 roro suli 13 27 0 13 13 9 9 suci i... 14 26 0 14 14 10 10 m. riz... 26 14 0 26 26 11 11 sita r... 9 31 0 9 9 12 12 fredik... 15 25 0 15 15 13 13 aisah 16 24 0 16 16 14 14 puji r... 14 26 0 14 14 15 15 joni k... 9 31 0 9 9 16 16 adinda... 13 27 0 13 13 17 17 m. galih 31 9 0 31 31 18 18 stevan... 26 14 0 26 26 19 19 tanthy... 23 17 0 23 23 20 20 siti r... 8 32 0 8 8 21 21 elda a... 11 29 0 11 11 22 22 danesa... 11 29 0 11 11 23 23 tika s... 12 28 0 12 12 24 24 adam r... 12 28 0 12 12 25 25 julian... 26 14 0 26 26 26 26 rahma ... 12 28 0 12 12 27 27 ferdy ... 13 27 0 13 13 28 28 aldhy ... 13 27 0 13 13
RELIABILITAS TES================
Rata2= 16.29Simpang Baku= 7.10KorelasiXY= 0.76Reliabilitas Tes= 0.86Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 17 m. galih 15 16 31 2 1 regi dwi saputra 13 16 29 3 3 fara cynthia ... 13 14 27 4 10 m. rizki awali 15 11 26 5 18 stevanus abraham 14 12 26 6 25 juliana fitria 14 12 26 7 5 bagus ali shi... 12 13 25 8 19 tanthya dwi c... 11 12 23 9 13 aisah 10 6 16 10 2 putri hardyya... 6 9 15 11 12 fredika b.r 5 10 15 12 6 dinda ayu dwi... 8 6 14 13 9 suci isma feb... 6 8 14 14 14 puji rahayu 7 7 14 15 7 selfia yusnia 7 6 13 16 8 roro suli 4 9 13 17 16 adinda salsabila 7 6 13 18 27 ferdy abdul hadi 5 8 13 19 28 aldhy oktavianto 4 9 13 20 23 tika sugito 7 5 12 21 24 adam ramadhan 7 5 12 22 26 rahma puji 7 5 12 23 21 elda aryani 5 6 11 24 22 danesa agustyana 5 6 11 25 11 sita ramadhan... 2 7 9 26 15 joni krisdian... 5 4 9 27 20 siti rahmadani 3 5 8 28 4 muhammad fari... 3 3 6
KELOMPOK UNGGUL & ASOR======================
Kelompok UnggulNama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA
1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 17 m. galih 31 1 1 - 1 - 1 1 2 1 regi dwi saputra 29 1 1 - 1 1 1 - 3 3 fara cynthia ... 27 1 1 - 1 - 1 1 4 10 m. rizki awali 26 1 1 - 1 - - 1 5 18 stevanus abraham 26 1 - - 1 - - 1 6 25 juliana fitria 26 1 - - - - 1 - 7 5 bagus ali shi... 25 1 - - 1 1 1 - 8 19 tanthya dwi c... 23 1 - - 1 1 - - Jml Jwb Benar 8 4 0 7 3 5 4
8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 17 m. galih 31 - 1 1 - 1 - 1
2 1 regi dwi saputra 29 1 1 1 - - 1 - 3 3 fara cynthia ... 27 - 1 1 - - - - 4 10 m. rizki awali 26 - 1 1 1 1 - - 5 18 stevanus abraham 26 - 1 1 - 1 1 1 6 25 juliana fitria 26 1 1 1 1 - 1 1 7 5 bagus ali shi... 25 1 - 1 - - - - 8 19 tanthya dwi c... 23 1 1 1 - 1 - - Jml Jwb Benar 4 7 8 2 4 3 3
15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 17 m. galih 31 1 1 1 1 1 1 1 2 1 regi dwi saputra 29 1 1 1 1 1 1 1 3 3 fara cynthia ... 27 1 1 1 1 1 1 1 4 10 m. rizki awali 26 1 1 1 - 1 1 1 5 18 stevanus abraham 26 1 1 1 1 1 1 1 6 25 juliana fitria 26 1 - 1 - 1 1 1 7 5 bagus ali shi... 25 1 1 1 1 1 1 1 8 19 tanthya dwi c... 23 1 - - 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 8 6 7 6 8 8 8
22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 17 m. galih 31 1 1 - 1 - 1 1 2 1 regi dwi saputra 29 1 1 1 1 - 1 1 3 3 fara cynthia ... 27 1 1 1 1 - 1 1 4 10 m. rizki awali 26 1 1 - 1 - 1 1 5 18 stevanus abraham 26 1 1 1 1 - 1 1 6 25 juliana fitria 26 1 1 1 1 1 1 - 7 5 bagus ali shi... 25 1 1 - 1 - 1 1 8 19 tanthya dwi c... 23 - 1 1 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 7 8 5 8 2 8 7
29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 17 m. galih 31 1 1 1 1 1 1 1 2 1 regi dwi saputra 29 - 1 - 1 1 1 - 3 3 fara cynthia ... 27 - 1 1 - 1 1 - 4 10 m. rizki awali 26 1 1 1 - 1 1 - 5 18 stevanus abraham 26 1 1 1 - - 1 - 6 25 juliana fitria 26 1 1 - - - 1 - 7 5 bagus ali shi... 25 1 1 - - 1 1 - 8 19 tanthya dwi c... 23 1 1 1 1 - 1 - Jml Jwb Benar 6 8 5 3 5 8 1
36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 17 m. galih 31 1 - 1 1 - 2 1 regi dwi saputra 29 - - 1 1 1 3 3 fara cynthia ... 27 - - 1 1 1
4 10 m. rizki awali 26 - - 1 1 - 5 18 stevanus abraham 26 - - - 1 - 6 25 juliana fitria 26 - 1 1 1 1 7 5 bagus ali shi... 25 - - 1 1 1 8 19 tanthya dwi c... 23 - - - - - Jml Jwb Benar 1 1 6 7 4
Kelompok AsorNama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA
1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 24 adam ramadhan 12 - - 1 1 - - - 2 26 rahma puji 12 - - 1 - - 1 - 3 21 elda aryani 11 - - 1 - - 1 - 4 22 danesa agustyana 11 - - - 1 - - 1 5 11 sita ramadhan... 9 - - - - - 1 - 6 15 joni krisdian... 9 - 1 - 1 1 - - 7 20 siti rahmadani 8 - - - - - 1 1 8 4 muhammad fari... 6 - 1 - - - - - Jml Jwb Benar 0 2 3 3 1 4 2
8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 24 adam ramadhan 12 - - 1 1 1 - - 2 26 rahma puji 12 - - - 1 1 - - 3 21 elda aryani 11 - - 1 - 1 - - 4 22 danesa agustyana 11 1 - 1 1 - - - 5 11 sita ramadhan... 9 - - - - - - - 6 15 joni krisdian... 9 - - - - - - - 7 20 siti rahmadani 8 - - - - 1 - - 8 4 muhammad fari... 6 - - - - - 1 - Jml Jwb Benar 1 0 3 3 4 1 0
15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 24 adam ramadhan 12 - 1 1 - - - 1 2 26 rahma puji 12 - 1 - - 1 - 1 3 21 elda aryani 11 - 1 - - - - 1 4 22 danesa agustyana 11 - 1 - - - - 1 5 11 sita ramadhan... 9 - 1 - 1 - - - 6 15 joni krisdian... 9 - - - - - - - 7 20 siti rahmadani 8 - 1 - - - - - 8 4 muhammad fari... 6 - - - - - - - Jml Jwb Benar 0 6 1 1 1 0 4
22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 24 adam ramadhan 12 - - - - - - - 2 26 rahma puji 12 1 - - - - - - 3 21 elda aryani 11 1 - - - - - - 4 22 danesa agustyana 11 1 - - - - - - 5 11 sita ramadhan... 9 - - 1 - 1 - - 6 15 joni krisdian... 9 - - - - - 1 - 7 20 siti rahmadani 8 1 - - - - - - 8 4 muhammad fari... 6 1 - - - 1 - - Jml Jwb Benar 5 0 1 0 2 1 0
29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 24 adam ramadhan 12 1 - 1 - - 1 - 2 26 rahma puji 12 1 - 1 - - 1 - 3 21 elda aryani 11 1 - 1 - - 1 - 4 22 danesa agustyana 11 1 - 1 - - 1 - 5 11 sita ramadhan... 9 - - 1 - - - - 6 15 joni krisdian... 9 - - - 1 1 - 1 7 20 siti rahmadani 8 1 - 1 - - 1 - 8 4 muhammad fari... 6 1 - - - - - - Jml Jwb Benar 6 0 6 1 1 5 1
36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 24 adam ramadhan 12 - 1 - - - 2 26 rahma puji 12 - 1 - - - 3 21 elda aryani 11 - 1 - - - 4 22 danesa agustyana 11 - - - - - 5 11 sita ramadhan... 9 1 - - 1 1 6 15 joni krisdian... 9 1 - - 1 - 7 20 siti rahmadani 8 - - - - - 8 4 muhammad fari... 6 - 1 - - - Jml Jwb Benar 2 4 0 2 1
DAYA PEMBEDA============
Jumlah Subyek= 28Klp atas/bawah(n)= 8Butir Soal= 40Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 8 0 8 100.00 2 2 4 2 2 25.00 3 3 0 3 -3 -37.50 4 4 7 3 4 50.00 5 5 3 1 2 25.00 6 6 5 4 1 12.50
7 7 4 2 2 25.00 8 8 4 1 3 37.50 9 9 7 0 7 87.50 10 10 8 3 5 62.50 11 11 2 3 -1 -12.50 12 12 4 4 0 0.00 13 13 3 1 2 25.00 14 14 3 0 3 37.50 15 15 8 0 8 100.00 16 16 6 6 0 0.00 17 17 7 1 6 75.00 18 18 6 1 5 62.50 19 19 8 1 7 87.50 20 20 8 0 8 100.00 21 21 8 4 4 50.00 22 22 7 5 2 25.00 23 23 8 0 8 100.00 24 24 5 1 4 50.00 25 25 8 0 8 100.00 26 26 2 2 0 0.00 27 27 8 1 7 87.50 28 28 7 0 7 87.50 29 29 6 6 0 0.00 30 30 8 0 8 100.00 31 31 5 6 -1 -12.50 32 32 3 1 2 25.00 33 33 5 1 4 50.00 34 34 8 5 3 37.50 35 35 1 1 0 0.00 36 36 1 2 -1 -12.50 37 37 1 4 -3 -37.50 38 38 6 0 6 75.00 39 39 7 2 5 62.50 40 40 4 1 3 37.50
INGKAT KESUKARAN=================
Jumlah Subyek= 28Butir Soal= 40Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 13 46.43 Sedang 2 2 10 35.71 Sedang 3 3 7 25.00 Sukar 4 4 15 53.57 Sedang 5 5 5 17.86 Sukar 6 6 15 53.57 Sedang 7 7 10 35.71 Sedang 8 8 8 28.57 Sukar
9 9 8 28.57 Sukar 10 10 19 67.86 Sedang 11 11 9 32.14 Sedang 12 12 11 39.29 Sedang 13 13 8 28.57 Sukar 14 14 7 25.00 Sukar 15 15 12 42.86 Sedang 16 16 19 67.86 Sedang 17 17 11 39.29 Sedang 18 18 8 28.57 Sukar 19 19 10 35.71 Sedang 20 20 8 28.57 Sukar 21 21 16 57.14 Sedang 22 22 22 78.57 Mudah 23 23 8 28.57 Sukar 24 24 7 25.00 Sukar 25 25 10 35.71 Sedang 26 26 8 28.57 Sukar 27 27 10 35.71 Sedang 28 28 12 42.86 Sedang 29 29 22 78.57 Mudah 30 30 9 32.14 Sedang 31 31 18 64.29 Sedang 32 32 8 28.57 Sukar 33 33 8 28.57 Sukar 34 34 23 82.14 Mudah 35 35 8 28.57 Sukar 36 36 10 35.71 Sedang 37 37 14 50.00 Sedang 38 38 7 25.00 Sukar 39 39 13 46.43 Sedang 40 40 10 35.71 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL=================================
Jumlah Subyek= 28Butir Soal= 40Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0,311 Signifikan 2 2 0,447 Sangat Signifikan 3 3 -0,180 - 4 4 0,464 Sangat Signifikan 5 5 0,175 - 6 6 0,285 - 7 7 0,281 - 8 8 0,323 Signifikan 9 9 -0,151 - 10 10 0,278 -
11 11 0,157 - 12 12 0,096 - 13 13 0,300 - 14 14 0,145 - 15 15 0,447 Sangat Signifikan 16 16 0,103 - 17 17 0,384 Signifikan 18 18 0,487 Sangat Signifikan 19 19 0,230 - 20 20 0,018 - 21 21 -0,218 - 22 22 0,266 - 23 23 0,248 - 24 24 0,098 - 25 25 -0,045 - 26 26 -0,169 - 27 27 0,145 - 28 28 0,399 Sangat Signifikan 29 29 -0,132 - 30 30 0,012 - 31 31 -0,002 - 32 32 0,088 - 33 33 0,638 Sangat Signifikan 34 34 0,045 - 35 35 NAN NAN 36 36 -0,194 - 37 37 -0,282 - 38 38 0,330 Signifikan 39 39 0,159 - 40 40 0,526 Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH=================
Jumlah Subyek= 28Butir Soal= 40Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d e * 1 1 4++ 2+ 13** 6- 3++ 0 2 2 3+ 6+ 10** 5++ 4++ 0 3 3 7** 5++ 9- 1-- 6++ 0 4 4 0-- 15** 8--- 1- 4++ 0 5 5 0-- 8+ 5** 12--- 3+ 0 6 6 5- 15** 6-- 1- 1- 0 7 7 0-- 3+ 1-- 14--- 10** 0 8 8 8** 12--- 6++ 1-- 1-- 0 9 9 8** 1-- 1-- 3+ 15--- 0 10 10 19** 5--- 2++ 0-- 2++ 0 11 11 12--- 9** 6+ 0-- 1-- 0 12 12 11** 8-- 4++ 4++ 1-- 0 13 13 12--- 8** 2- 6++ 0-- 0 14 14 2- 14--- 7** 4++ 1-- 0 15 15 12** 10--- 3+ 2- 1-- 0 16 16 19** 5--- 1- 1- 2++ 0 17 17 3+ 2- 11** 11--- 1-- 0 18 18 8** 0-- 4++ 16--- 0-- 0 19 19 1-- 14--- 2- 10** 1-- 0 20 20 12--- 2- 2- 4++ 8** 0 21 21 7--- 1- 2+ 16** 2+ 0 22 22 4--- 1+ 22** 1+ 0-- 0 23 23 0-- 2- 8** 4++ 14--- 0 24 24 2- 16--- 3+ 7** 0-- 0 25 25 2- 1-- 10** 3+ 12--- 0 26 26 1-- 15--- 8** 1-- 3+ 0 27 27 1-- 12--- 5++ 0-- 10** 0 28 28 6+ 1-- 12** 1-- 8-- 0 29 29 22** 2+ 1+ 1+ 2+ 0 30 30 9** 11--- 5++ 1-- 2- 0 31 31 2++ 18** 2++ 0-- 6--- 0 32 32 8** 6++ 9-- 3+ 2- 0 33 33 0-- 1-- 13--- 8** 6++ 0 34 34 3--- 23** 0-- 1++ 1++ 0 35 35 0-- 12--- 1-- 8** 7+ 0 36 36 3+ 10** 1-- 0-- 14--- 0 37 37 2+ 14** 2+ 10--- 0-- 0 38 38 1-- 7** 14--- 2- 4++ 0 39 39 13** 11--- 2+ 2+ 0-- 0 40 40 0-- 10** 1-- 15--- 2- 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban++ : Sangat Baik+ : Baik- : Kurang Baik-- : Buruk---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 16.29Simpang Baku= 7.10KorelasiXY= 0.76Reliabilitas Tes= 0.86Butir Soal= 40Jumlah Subyek= 28Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 100.00 Sedang 0.711 Sangat Signifikan 2 2 25.00 Sedang 0.226 - 3 3 -37.50 Sukar -0.284 - 4 4 50.00 Sedang 0.428 Sangat Signifikan 5 5 25.00 Sukar 0.248 - 6 6 12.50 Sedang 0.161 - 7 7 25.00 Sedang 0.215 - 8 8 37.50 Sukar 0.303 - 9 9 87.50 Sukar 0.813 Sangat Signifikan 10 10 62.50 Sedang 0.533 Sangat Signifikan 11 11 -12.50 Sedang -0.083 - 12 12 0.00 Sedang 0.145 - 13 13 25.00 Sukar 0.133 - 14 14 37.50 Sukar 0.272 - 15 15 100.00 Sedang 0.772 Sangat Signifikan 16 16 0.00 Sedang 0.149 - 17 17 75.00 Sedang 0.691 Sangat Signifikan 18 18 62.50 Sukar 0.609 Sangat Signifikan 19 19 87.50 Sedang 0.835 Sangat Signifikan 20 20 100.00 Sukar 0.938 Sangat Signifikan 21 21 50.00 Sedang 0.574 Sangat Signifikan 22 22 25.00 Mudah 0.221 - 23 23 100.00 Sukar 0.938 Sangat Signifikan 24 24 50.00 Sukar 0.473 Sangat Signifikan 25 25 100.00 Sedang 0.846 Sangat Signifikan 26 26 0.00 Sukar -0.128 - 27 27 87.50 Sedang 0.771 Sangat Signifikan 28 28 87.50 Sedang 0.627 Sangat Signifikan 29 29 0.00 Mudah -0.029 - 30 30 100.00 Sedang 0.871 Sangat Signifikan 31 31 -12.50 Sedang -0.012 - 32 32 25.00 Sukar 0.212 - 33 33 50.00 Sukar 0.530 Sangat Signifikan 34 34 37.50 Mudah 0.394 Sangat Signifikan 35 35 0.00 Sukar -0.117 - 36 36 -12.50 Sedang -0.212 - 37 37 -37.50 Sedang -0.379 - 38 38 75.00 Sukar 0.745 Sangat Signifikan 39 39 62.50 Sedang 0.557 Sangat Signifikan 40 40 37.50 Sedang 0.269 -
143
Lampirnn B.2e Rekapitulasi Hasil Pretest-Posttest
Jakarta, April 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Hasian Pohan, M. Si Devi Solehat, M. Pd
NIP. 1952 0701 197903 1 009 NIP. -
No Subyek Eksperimen Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest
1 A 40 75 20 65 2 B 20 55 30 70 3 C 20 75 20 60 4 D 20 75 20 60 5 E 30 70 20 60 6 F 20 80 25 60 7 G 20 75 25 65 8 H 30 70 30 70 9 I 20 65 30 65
10 J 20 75 25 65 11 K 15 60 20 65 12 L 20 65 35 65 13 M 25 70 25 65 14 N 25 70 30 60 15 O 25 75 30 65 16 P 35 75 25 60 17 Q 25 70 40 60 18 R 25 80 30 70 19 S 30 65 15 65 20 T 20 75 15 75 21 U 25 80 35 60
Rata-rata 24,3 71,4 25,9 64,3
138
Lampiran B.2f
INSTRUMEN TES VALID
Satuan Pendidikan : SMAN 11 TANGERANG SELATAN Alokasi Waktu : 60 Menit : 60 Menit
Mata Pelajaran : FISIKA Jumlah Soal : 40 Butir
Kurikulum : KTSP 2006 Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG)
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar : 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statick dan dinamik serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
1.
Gejala
Meniskus
Mengidentifikasi
konsep meniskus
cekung-cembung
Mengklasifikasikan
meniskus cekung dari
data yang disajikan.
1. Parameter terkait fluida statis.
1) Gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi
2) Sudut kontak lebih kecil dari 90o
3) Sudut kontak lebih besar dari 90o
Dari pernyataan diatas, manakah yang termasuk ciri-
ciri meniskus cekung …
a. 1 saja d. 1 dan 3
b. 2 saja e. 2 dan 3
c. 1 dan 2
C C2
2.
Tegangan
Permukaan
Mengidentifikasi
konsep tegangan
permukaan
Mendefinisikan
tegangan permukaan
2. Kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu
lapisan elastis merupakan definisi …
a. Viskositas
b. Tegangan permukaan zat cair
c. Kapilaritas
B C1
139
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
d. Sudut kontak
e. Adhesi
3.
Gejala
Kapilaritas
Menerapkan konsep
kapilaritas
Menentukan faktor-
faktor turun naiknya
zat dalam bejana
3. Faktor-faktor yang menunjukkan gejala kapilaritas.
1. Sudut kontak
2. Massa jenis zat
3. Gaya gesek
4. Gravitasi
5. Volume zat cair
Jika permukaan dalam bejana menunjukkan
penurunan zat cair, berarti …
a. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 5
b. 2, 3, dan 4 e. 2, 4, dan 5
c. 3, 4, dan 5
A C2
Menerapkan konsep
kapilaritas
Mendefinisikan gejala
kapilaritas
4. Yang dimaksud dengan kapilaritas adalah …
a. Peristirwa naik atau turunnya zat cair dalam pipa
kapiler
b. Ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan atau hambatan di dalam fluida
c. Kecenderungan permukaan zat cair untuk
meregang sehingga permukaannya seperti di tutupi
oleh suatu lapisan elastis
d. Besarnya gaya ke atas yang dialami benda dalam
fluida
e. Tekanan gas berbanding terbalik dengan volume
ruang tertutup
A C1
140
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Menerapkan konsep
kapilaritas
Menghitung nilai
tegangan permukaan
berdasarkan gambar
yang disajikan
5. Sebuah pipa kapiler dengan sudut kontak sebesar 60o
seperti gambar berikut.
Besarnya tegangan permukaan air adalah ….
a. 0,2 𝑁.𝑚−1 d. 0,8 𝑁.𝑚−1
b. 0,4 𝑁.𝑚−1 e. 1,0 𝑁.𝑚−1
c. 0,6 𝑁.𝑚−1
A C3
4.
Tekanan
Hidrostatis
Menerapkan
konsep tekanan
hidrostatis
Mengidentifikasi
fenomena tekanan
hidrostatis
6. Besaran fisis tekanan hidrostatis.
1) Volume
2) Massa jenis fluida
3) Percepatan gravitasi
4) Kedalaman zat cair
5) Tegangan permukaan
Besaran fisis yang mempengaruhi tekanan hidrostatis
adalah …
a. 1,2 dan 3 d. 2,4 dan 5
b. 1,2 dan 4 e. 3,4 dan 5
c. 2,3 dan 4
C C1
141
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Menerapkan konsep
tekanan hidrostatis
Menunjukkan grafik
hubungan antara
kedalaman dan tekanan
7. Grafik hubungan antara kedalaman titik dibawah
permukaan suatu zat cair (h) dengan tekanan pada
titik tersebut yang benar adalah …
A C2
Menerapkan konsep
tekanan hidrostatis
Mengaplikasikan
persamaan tekanan
hidrostatis berdasarkan
data yang disajikan
8. Sebuah botol setinggi 25 cm berisi air (massa jenis air
1000 kg.m-3
). Tekanan hidrostatis yang bekerja pada
dasar botol tersebut adalah…
a. 3000 Pa d. 5000 Pa
b. 2500 Pa e. 1500 Pa
c. 1000 Pa
B C3
Menerapkan konsep
tekanan hidrostatis
Menghitung nilai
tekanan hidrostatis
berdasarkan gambar
yang disajikan
9. Perhatikan gambar tabung yang berisi minyak dan air
di bawah ini!
E C4
142
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Berapakah perbandingan h1 dan h2 … (𝑔 =10 𝑚. 𝑠−2)
a. 1 ∶ 2 d. 2 ∶ 3
b. 1 ∶ 3 e. 3 ∶ 2
c. 2 ∶ 1
Menerapkan konsep
tekanan hidrostatis
Menghitung perbedaan
ketinggian permukaan
pada tabung
10. Sebuah tabung berbentuk U mula-mula diisi dengan
air yang massa jenisnya 1 𝑔/𝑐𝑚3. Kemudian pada
kaki kanan tabung dituangkan minyak, massa jenis
minyak 0,8 𝑔/𝑐𝑚3. Tentukan perbedaan ketinggian
permukaan air dan minyak pada kedua kaki tabung ....
a. 8 𝑐𝑚 d. 2 𝑐𝑚
b. 10 𝑐𝑚 e. 5 𝑐𝑚
c. 12 𝑐𝑚
D C4
5. Hukum
Pascal
Mengaplikasikan
konsep hukum
Pascal
Menerapkan hukum
Pascal dalam kehidupan
sehari-hari
11. Peralatan dalam kehidupan sehari-hari.
1) Jembatan angkat
2) Elevator
C C2
143
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
3) Tabung pipa kapiler
4) Dental Chair
5) Jok mobil
Peralatan yang menggunakan penerapan hukum
Pascal adalah …
a. 1, 2, dan 3 d. 3, 4, dan 5
b. 2, 3, dan 4 e. 1, 3, dan 5
c. 1, 2, dan 4
Mengaplikasikan
konsep hukum
Pascal
Menghitung gaya
minimal pada
perbandingan
penghisap kecil dan
besar
12. Sebuah pengungkit listrik diletakkan pada penghisap
besar yang memiliki luas penampang seperti pada
gambar berikut.
Besar gaya minimal 𝐹1 yang diberikan adalah …
a. 100 𝑁 d. 250 𝑁
b. 150 𝑁 e. 300 𝑁
c. 200 𝑁
D C3
Mengaplikasikan
konsep hukum
Pascal
Memformulasikan
persamaan hukum
pascal berdasarkan
data yang disajikan
pada gambar
13. Perhatikan gambar pipa hidrolik di bawah !
C C4
144
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Jika maka 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠−2, maka gaya 𝐹1 yang harus
diberikan adalah ….
a. 0,50 𝑁 d. 1,25 𝑁
b. 0,75 𝑁 e. 1,50 𝑁
c. 1,00 N
6.
Hukum
Archimedes
Menganalisis
konsep Hukum
Archimedes
Mengidentifikasi
contoh penerapan
hukum archimedes
14. Beberapa contoh terkait hukum-hukum fluida statis.
1) Kapal selam
2) Hydrometer
3) Jembatan poton
4) Jembatan layang
5) Balon udara
Manakah yang tidak memenuhi hukum Archimedes
…
a. 1 dan 2 d. 3 saja
b. 2 dan 3 e. 4 saja
c. 4 dan 5
E C2
Menganalisis
konsep Hukum
Archimedes
Mengidentifikasi
peristiwa Hukum
Archimedes
15. Sebuah beban dengan massa yang sama ditimbang
dengan keadaan yang berbeda. Beban pertama
ditimbang diudara, dan beban kedua ditimbang di
dalam air seperti pada gambar berikut.
Apa yang menyebabkan berat beban berkurang …
a. Tekanan atmosfer d. Viskositas
b. Hukum Pascal e. Tegangan permukaan
C C1
145
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
c. Hukum Archimedes
Menganalisis
konsep Hukum
Archimedes
Menghitung bagian
kayu yang muncul
dipermukaan air
16. Sebuah papan kayu memiliki panjang 3 𝑚, lebar 1 𝑚
dan tebal 40 𝑐𝑚 ditempatkan melintang di atas air.
Jika massa jenis kayu 900 𝑘𝑔/𝑚3 dan massa jenis air
adalah 1000 𝑘𝑔/𝑚3. Berapakah bagian kayu yang
muncul dipermukaan air?
a. 0,01 𝑚 d. 0,04 𝑚
b. 0,02 𝑚 e. 0,05 𝑚
c. 0,03 𝑚
D C4
Menganalisis
konsep Hukum
Archimedes
Menganalisis benda
yang tenggelam,
melayang, dan
terapung berdasarkan
hukum Archimedes
17. Sebuah benda dengan massa jenis 0,24 𝑔𝑟. 𝑐𝑚−3
diletakkan pada 6 𝑐𝑚3 alumunium yang massa
jenisnya 2,7 𝑔𝑟. 𝑐𝑚−3. Jika seluruhnya melayang
dalam air, maka volume benda tersebut adalah ….
a. 1,21 𝑐𝑚3 d. 13,42 𝑐𝑚3
b. 14 𝑐𝑚3 e. 12,50 𝑐𝑚3
c. 15 𝑐𝑚3
D C4
7.
Viskositas
Menerapkan konsep
Viskositas
Mengidentifikasi
viskositas
18. Kakak menuangkan air dan minyak goreng di atas
lantai yang permukaannya miring. Pasti air mengalir
lebih cepat daripada minyak goreng. Tingkat
kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu.
Apa yang menyebabkan hal itu terjadi ….
a. Hukum Archimedes d. Asas Bernoulli
b. Viskositas e. Hukum Pascal
c. Kapilaritas
B C1
Menerapkan konsep
Viskositas
Menghitung besar
gesekan pada fluida
19. Sebuah bola kaca dijatuhkan dalam suatu fluida
sejenis minyak seperti tampak pada gambar dibawah
ini.
B C3
146
No Materi Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Apabila bola kaca yang dijatuhkan mempunyai
kecepatan maksimum sebesar 0,025 𝑚. 𝑠−1, berapa
koefisien viskositasnya …. (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑘𝑎𝑐𝑎 2 ×103 𝑘𝑔.𝑚−3)
a. 1,78 𝑘𝑔.𝑚−1. 𝑠−1 d. 4,78 𝑘𝑔.𝑚−1. 𝑠−1
b. 2,78 𝑘𝑔.𝑚−1. 𝑠−1 e. 5,78 𝑘𝑔.𝑚−1. 𝑠−1
c. 3,78 𝑘𝑔.𝑚−1. 𝑠−1
Menerapkan konsep
Viskositas
Menentukan kecepatan
terminal suatu benda
20. Sebuah kelereng memiliki massa jenis
0,9 𝑔. 𝑐𝑚3yang jari-jarinya 1,5 𝑐𝑚 dijatuhkan bebas
dalam sebuah tabung yang berisi oli yang mempunyai
massa jenis 0,8 𝑔. 𝑐𝑚3 dan koefisien viskositas
0,03 𝑃𝑎 𝑠. Tentukan kecepatan terminal kelereng
tersebut ….
a. 1,11 𝑚. 𝑠−1 d. 1,21 𝑚. 𝑠−1
b. 1,12 𝑚. 𝑠−1 e. 1,31𝑚. 𝑠−1
c. 1,13 𝑚. 𝑠−1
A C3
147
Lampiran B.2g
1. Parameter terkait fluida statis. 1) Gaya adhesi lebih besar dari gaya
kohesi 2) Sudut kontak lebih kecil dari 90o 3) Sudut kontak lebih besar dari 90o Dari pernyataan diatas, manakah yang termasuk ciri-ciri meniskus cekung … a. 1 saja d. 1 dan 3 b. 2 saja e. 2 dan 3 c. 1 dan 2
2. Kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis merupakan definisi … a. Viskositas b. Tegangan permukaan zat cair c. Kapilaritas d. Sudut kontak e. Adhesi
3. Faktor-faktor yang menunjukkan gejala
kapilaritas. 1. Sudut kontak 2. Massa jenis zat 3. Gaya gesek 4. Gravitasi 5. Volume zat cair Jika permukaan dalam bejana menunjukkan penurunan zat cair, berarti … a. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 5 b. 2, 3, dan 4 e. 2, 4, dan 5 c. 3, 4, dan 5
4. Yang dimaksud dengan kapilaritas
adalah … a. Peristirwa naik atau turunnya zat
cair dalam pipa kapiler
b. Ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan atau hambatan di dalam fluida
c. Kecenderungan permukaan zat cair untuk meregang sehingga permukaannya seperti di tutupi oleh suatu lapisan elastis
d. Besarnya gaya ke atas yang dialami benda dalam fluida
e. Tekanan gas berbanding terbalik dengan volume ruang tertutup
5. Sebuah pipa kapiler dengan sudut kontak sebesar 𝜃 seperti gambar berikut.
Besarnya tegangan permukaan air adalah …. a. 0,2 𝑁.𝑚−1 d. 0,8 𝑁.𝑚−1 b. 0,4 𝑁.𝑚−1 e. 1,0 𝑁.𝑚−1 c. 0,6 𝑁.𝑚−1
6. Besaran fisis tekanan hidrostatis.
1) Volume 2) Massa jenis fluida 3) Percepatan gravitasi 4) Kedalaman zat cair 5) Tegangan permukaan Besaran fisis yang mempengaruhi tekanan hidrostatis adalah … a. 1,2 dan 3 d. 2,4 dan 5 b. 1,2 dan 4 e. 3,4 dan 5 c. 2,3 dan 4
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Kelas/Semester : XI/II
Materi : Fluida Statis
Waktu : 90 Menit
148
7. Grafik hubungan antara kedalaman titik dibawah permukaan suatu zat cair (h) dengan tekanan pada titik tersebut yang benar adalah …
8. Sebuah botol setinggi 25 cm berisi air (massa jenis air 1000 kg.m-3). Tekanan hidrostatis yang bekerja pada dasar botol tersebut adalah…
a. 3000 Pa d. 5000 Pa b. 2500 Pa e. 1500 Pa c. 1000 Pa
9. Perhatikan gambar tabung yang berisi
minyak dan air di bawah ini!
Berapakah perbandingan h1 dan h2 … (𝑔 = 10 𝑚. 𝑠−2) a. 1 ∶ 2 d. 2 ∶ 3 b. 1 ∶ 3 e. 3 ∶ 2 c. 2 ∶ 1
10. Sebuah tabung berbentuk U mula-mula
diisi dengan air yang massa jenisnya
1 𝑔/𝑐𝑚3. Kemudian pada kaki kanan tabung dituangkan minyak, massa jenis minyak 0,8 𝑔/𝑐𝑚3. Tentukan perbedaan ketinggian permukaan air dan minyak pada kedua kaki tabung .... a. 8 𝑐𝑚 d. 2 𝑐𝑚 b. 10 𝑐𝑚 e. 5 𝑐𝑚 c. 12 𝑐𝑚
11. Peralatan dalam kehidupan sehari-hari.
1) Jembatan angkat 2) Elevator 3) Tabung pipa kapiler 4) Dental Chair 5) Jok mobil
Peralatan yang menggunakan penerapan hukum Pascal adalah … a. 1, 2, dan 3 d. 3, 4, dan 5 b. 2, 3, dan 4 e. 1, 3, dan 5 c. 1, 2, dan 4
12. Sebuah pengungkit listrik diletakkan
pada penghisap besar yang memiliki luas penampang seperti pada gambar berikut.
Besar gaya minimal 𝐹1 yang diberikan adalah … a. 2 𝑁 d. 40 𝑁 b. 10 𝑁 e. 80 𝑁 c. 20 𝑁
13. Perhatikan gambar pipa hidrolik di
bawah !
Jika maka 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠−2, maka gaya 𝐹1 yang harus diberikan adalah ….
149
a. 0,50 𝑁 d. 1,25 𝑁 b. 0,75 𝑁 e. 1,50 𝑁 c. 1,00 N
14. Beberapa contoh terkait hukum-hukum
fluida statis. 1) Kapal selam 2) Hydrometer 3) Jembatan poton 4) Jembatan layang 5) Balon udara Manakah yang tidak memenuhi hukum Archimedes … a. 1 dan 2 d. 3 saja b. 2 dan 3 e. 4 saja c. 4 dan 5
15. Sebuah beban dengan massa yang sama
ditimbang dengan keadaan yang berbeda. Beban pertama ditimbang diudara, dan beban kedua ditimbang di dalam air seperti pada gambar berikut.
Apa yang menyebabkan berat beban berkurang … a. Tekanan atmosfer b. Hukum Pascal c. Hukum Archimedes d. Viskositas e. Tegangan Permukaan
16. Sebuah papan kayu memiliki panjang
3 𝑚, lebar 1 𝑚 dan tebal 40 𝑐𝑚 ditempatkan melintang di atas air. Jika massa jenis kayu 900 𝑘𝑔/𝑚3 dan massa jenis air adalah 1000 𝑘𝑔/𝑚3. Berapakah bagian kayu yang muncul dipermukaan air? a. 0,01 𝑚 d. 0,04 𝑚 b. 0,02 𝑚 e. 0,05 𝑚 c. 0,03 𝑚
17. Sebuah benda dengan massa jenis
0,24 𝑔. 𝑐𝑚−3 diletakkan pada 6 𝑐𝑚3 alumunium yang massa jenisnya 2,7 𝑔. 𝑐𝑚−3. Jika seluruhnya melayang
dalam air, maka volume benda tersebut adalah …. a. 1,21 𝑐𝑚3 d. 13,42 𝑐𝑚3 b. 14 𝑐𝑚3 e. 12,50 𝑐𝑚3 c. 15 𝑐𝑚3
18. Kakak menuangkan air dan minyak
goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air mengalir lebih cepat daripada minyak goreng. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi …. a. Hukum Archimedes b. Viskositas c. Kapilaritas d. Asas Bernoulli e. Hukum Pascal
19. Sebuah bola kaca dijatuhkan dalam suatu fluida sejenis minyak seperti tampak pada gambar dibawah ini.
Apabila bola kaca yang dijatuhkan mempunyai kecepatan maksimum sebesar 0,025 𝑚. 𝑠−1, berapa koefisien viskositasnya …. (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑘𝑎𝑐𝑎 2 × 103 𝑘𝑔.𝑚−3) a. 1,78 𝑘𝑔.𝑚−1. 𝑠−1 b. 2,78 𝑘𝑔.𝑚−1. 𝑠−1 c. 3,78 𝑘𝑔.𝑚−1. 𝑠−1 d. 4,78 𝑘𝑔.𝑚−1. 𝑠−1 e. 5,78 𝑘𝑔.𝑚−1. 𝑠−1
20. Sebuah kelereng memiliki massa jenis
0,9 𝑔. 𝑐𝑚3yang jari-jarinya 1,5 𝑐𝑚 dijatuhkan bebas dalam sebuah tabung yang berisi oli yang mempunyai massa jenis 0,8 𝑔. 𝑐𝑚3 dan koefisien viskositas 0,03 𝑃𝑎 𝑠. Tentukan kecepatan terminal kelereng tersebut …. a. 1,11 𝑚. 𝑠−1 d. 1,21 𝑚. 𝑠−1 b. 1,12 𝑚. 𝑠−1 e. 1,31𝑚. 𝑠−1 c. 1,13 𝑚. 𝑠−1
TERIMA KASIH TELAH JUJUR MENGERJAKAN SOAL INI
150
Lampiran B.2h LEMBAR JAWABAN SOAL
Nama : ...................................................
No. Absen : ...................................................
Kelas : ...................................................
Berilah tanda (x) sesuai dengan jawaban anda!
No Jawaban
A B C D E
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
LEMBAR JAWABAN SOAL
Nama : ...................................................
No. Absen : ...................................................
Kelas : ...................................................
Berilah tanda (x) sesuai dengan jawaban anda!
No Jawaban
A B C D E
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
151
Lampiran B.2i
KISI-KISI INSTRUMEN NONTES
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODEL SEARCH, SOLVE,
CREATE AND SHARE (SSCS)
NO Indikator Pertanyaan
Jumlah Positif Negatif
1. Tanggapan siswa terhadap penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS).
1 2 2
2. Penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dapat memotivasi siswa untuk belajar.
3 4 2
3.
Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada konsep fluida statis.
5 6 2
4. Berbagi pengetahuan dengan teman. 7 8 2
5.
Pemahaman siswa pada konsep fluida statis dengan menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
9 10 2
Jumlah 5 5 10
152
Lampiran B.2j
A. Petunjuk Pengisian
1. Jawablah semua pertanyaan dengan jujur dan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan anda.
2. Jawab pertanyaan dibawah ini sejujurnya dengan diberi tanda cheklist (√) pada jawaban yang paling cocok dengan keadaan anda, dengan alternatif jawaban: SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju C = Cukup
3. Jawaban anda pada daftar ini tidak berpengaruh pada nilai ujian 4. Jawaban anda pada saat ini merupakan sumbangan yang sangat berharga
bagi kami. Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih.
No Pertanyaan SS S C TS STS 1. Proses pembelajaran di kelas dapat menghilangkan rasa
bosan.
2. Proses pembelajaran di kelas membuat anda bingung menghadapi materi.
3. Selama guru mengajar, motivasi belajar anda meningkat. 4. Selama guru mengajar, anda tidak memperhatikan
karena pembelajaran tidak menarik.
5. Kegiatan percobaan membuat anda berpartisipasi aktif. 6. Diskusi dan kegiatan berkelompok membuat anda tidak
antusias.
7. Anda mampu berbagi pengetahuan dengan teman saat pembelajaran berlangsung.
8. Anda tidak dapat menjelaskan materi fluida statis kepada teman.
9. Kegiatan belajar di kelas membuat anda menjadi mudah memahami pelajaran.
10. Kegiatan belajar di kelas membuat anda sulit mengerti dalam pelajaran.
Menyatakan bahwa angket ini telah diisi dengan benar Hari/tanggal-bulan-tahun : .......... / ……. - …... –
2015
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) PADA KONSEP FLUIDA STATIS
153
Lampiran C.1
HASIL PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest
yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
15 20 20 20 20 20 20 20 20 20 25
25 25 25 25 25 30 30 30 35 40
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
1. Banyak Data (N) : 21
2. Nilai Maksimal (Xmaks) : 40
3. Nilai Minimal (Xmin) : 15
4. Jangkuan (J) : Xmaks – Xmin = 40 – 15 = 25
5. Banyak Kelas (k) : k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 21 = 5,36 ≈ 6
6. Interval kelas : 𝐽𝑘
= 256
= 4,17 ≈ 5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
15-19 1 14,5 17 289 17 289 20-24 9 19,5 22 484 198 4356 25-29 6 24,5 27 729 162 4374 30-34 3 29,5 32 1024 96 3072 35-39 1 34,5 37 1369 37 1369 40-44 1 39,5 42 1764 42 1764
Jumlah 21 5659 552 15224
154
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
1) Rata-rata nilai (�̅�)
�̅� = ∑𝑓𝑖𝑥𝑖𝑓𝑖
= 55221
= 26,28
2) Median (Me) :
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik sebagai berikut:
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝�12𝑛 − 𝐹𝑓
�
Keterangan :
Me : median
b : batas bawah kelas median
n : banyaknya kelas
p : panjang kelas
F : nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f : nilai frekuensi kelas median
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �12𝑛−𝐹
𝑓 �
𝑀𝑒 = 24,5 + 5�1221−10
6�
𝑀𝑒 = 24,5 + 0,42
𝑀𝑒 = 24,92
3) Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini:
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 �𝑏1
𝑏1 + 𝑏2 �
Keterangan :
b : batas bawah kelas modus
P : panjang kelas
b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
𝑀𝑜 = 19,5 + 5 � 88+3
�
155
𝑀𝑜 = 19,5 + 3,63
𝑀𝑜 = 23,13
4) Standar Deviasi (S)
𝑆 = �∑𝑓𝑖𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖𝑥𝑖)2
∑𝑓𝑖∑𝑓𝑖 − 1
𝑆 = �15224 − (552)2
2121 − 1
𝑆 = �714,2920
𝑆 = 5,98
156
HASIL PRETEST KELAS KONTROL
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest
yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
15 15 20 20 20 20 20 25 25 25 25
25 30 30 30 30 30 30 35 35 40
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
1. Banyak Data (N) : 21
2. Nilai Maksimal (Xmaks) : 40
3. Nilai Minimal (Xmin) : 15
4. Jangkuan (J) : Xmaks – Xmin = 40 – 15 = 25
5. Banyak Kelas (k) : k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 28 = 5,36 ≈ 6
6. Interval kelas : 𝐽𝑘
= 256
= 4,17 ≈ 5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
15-19 2 14,5 17 289 34 578 20-24 5 19,5 22 484 110 2420 25-29 5 24,5 27 729 135 3645 30-34 6 29,5 32 1024 192 6144 35-39 2 34,5 37 1369 74 2738 40-44 1 39,5 42 1764 42 1764
Jumlah 21 5659 587 17289
157
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
1) Rata-rata nilai (�̅�)
�̅� = ∑𝑓𝑖𝑥𝑖𝑓𝑖
= 58721
= 27,95
2) Median (Me) :
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik sebagai berikut:
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝�12𝑛 − 𝐹𝑓
�
Keterangan :
Me : median
b : batas bawah kelas median
n : banyaknya kelas
p : panjang kelas
F : nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f : nilai frekuensi kelas median
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �12𝑛−𝐹
𝑓 �
𝑀𝑒 = 24,5 + 5�1221−7
5�
𝑀𝑒 = 24,5 + 3,5
𝑀𝑒 = 28
3) Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini:
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 �𝑏1
𝑏1 + 𝑏2 �
Keterangan :
b : batas bawah kelas modus
P : panjang kelas
b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
𝑀𝑜 = 29,5 + 5 � 11+4
�
158
𝑀𝑜 = 29,5 + 1
𝑀𝑜 = 30,5
4) Standar Deviasi (S)
𝑆 = �∑𝑓𝑖𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖𝑥𝑖)2
∑𝑓𝑖∑𝑓𝑖 − 1
𝑆 = �17289 − (587)2
2121 − 1
𝑆 = �880,9520
𝑆 = 6,48
159
Lampiran C.2
HASIL POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest
yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
55 60 65 65 65 70 70 70 70 70 75
75 75 75 75 75 75 75 80 80 80
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
1. Banyak Data (N) : 21
2. Nilai Maksimal (Xmaks) : 80
3. Nilai Minimal (Xmin) : 55
4. Jangkuan (J) : Xmaks – Xmin = 80 – 55 = 25
5. Banyak Kelas (k) : k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 21 = 5,36 ≈ 6
6. Interval kelas : 𝐽𝑘
= 256
= 4,17 ≈ 5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
55-59 1 54,5 57 3249 57 3249 60-64 1 59,5 62 3844 62 3844 65-69 3 64,5 67 4489 201 13467 70-74 5 69,5 72 5184 360 25920 75-79 8 74,5 77 5929 616 47432 80-84 3 79,5 82 6724 246 20172
Jumlah 21 29419 1542 114084
160
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
1) Rata-rata nilai (�̅�)
�̅� = ∑𝑓𝑖𝑥𝑖𝑓𝑖
= 154221
= 73,43
2) Median (Me) :
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik sebagai berikut:
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝�12𝑛 − 𝐹𝑓
�
Keterangan :
Me : median
b : batas bawah kelas median
n : banyaknya kelas
p : panjang kelas
F : nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f : nilai frekuensi kelas median
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �12𝑛−𝐹
𝑓 �
𝑀𝑒 = 74,5 + 5�1221−10
8�
𝑀𝑒 = 74,5 + 0,31
𝑀𝑒 = 74,81
3) Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini:
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 �𝑏1
𝑏1 + 𝑏2 �
Keterangan :
b : batas bawah kelas modus
P : panjang kelas
b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
161
𝑀𝑜 = 74,5 + 5 � 33+5
�
𝑀𝑜 = 74,5 + 1,87
𝑀𝑜 = 76,37
4) Standar Deviasi (S)
𝑆 = �∑𝑓𝑖𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖𝑥𝑖)2
∑𝑓𝑖∑𝑓𝑖 − 1
𝑆 = �114084 − (1542)2
2121 − 1
𝑆 = �857,1420
𝑆 = 6,55
162
HASIL POSTTEST KELAS KONTROL
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest
yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
55 55 60 60 60 60 60 60 65 65 65
65 65 65 65 65 65 70 70 75 80
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
1. Banyak Data (N) : 21
2. Nilai Maksimal (Xmaks) : 80
3. Nilai Minimal (Xmin) : 55
4. Jangkuan (J) : Xmaks – Xmin = 80 – 55 = 25
5. Banyak Kelas (k) : k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 21 = 5,36 ≈ 6
6. Interval kelas : 𝐽𝑘
= 256
= 4,17 ≈ 5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
55-59 2 54,5 57 3249 114 6498 60-64 6 59,5 62 3844 372 23064 65-69 9 64,5 67 4489 603 40401 70-74 2 69,5 72 5184 144 10368 75-79 1 74,5 77 5929 77 5929 80-84 1 79,5 82 6724 82 6724
Jumlah 21 29419 1392 92984
163
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
1) Rata-rata nilai (�̅�)
�̅� = ∑𝑓𝑖𝑥𝑖𝑓𝑖
= 139221
= 66,28
2) Median (Me) :
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik sebagai berikut:
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝�12𝑛 − 𝐹𝑓
�
Keterangan :
Me : median
b : batas bawah kelas median
n : banyaknya kelas
p : panjang kelas
F : nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f : nilai frekuensi kelas median
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �12𝑛−𝐹
𝑓 �
𝑀𝑒 = 64,5 + 5�1221−8
9�
𝑀𝑒 = 64,5 + 1,38
𝑀𝑒 = 65,88
3) Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini:
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 �𝑏1
𝑏1 + 𝑏2 �
Keterangan :
b : batas bawah kelas modus
P : panjang kelas
b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
𝑀𝑜 = 64,5 + 5 � 33+7
�
164
𝑀𝑜 = 64,5 + 1,5
𝑀𝑜 = 66
4) Standar Deviasi (S)
𝑆 = �∑𝑓𝑖𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖𝑥𝑖)2
∑𝑓𝑖∑𝑓𝑖 − 1
𝑆 = �92984 − (1392)2
2121 − 1
𝑆 = �714,2920
𝑆 = 5,98
165
Lampiran C.3a dan C.3b
UJI NORMALITAS HASIL PRETEST
Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut:
𝜒2 = �(𝑓0 − 𝑓𝑡)
𝑓𝑡
Keterangan : 𝜒2 = nilai tes chi-kuadrat 𝑓0 = frekuensi yang diobservasi 𝑓𝑡 = frekuensi yang diharapkan Kriteria pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut: 1) Jika 𝜒2 Rhitung ≥ 𝜒2 tabel, distribusi data tidak normal 2) Jika 𝜒2 Rhitung < 𝜒2 Rtabel, distribusi data normal
A. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah penentuan nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan nilai Z batas kelas dengan rumus:
𝑍 =𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − �̅�
𝑠
Interval (fi) Titik
Tengah (xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2 Batas Kelas
Z Batas Kelas
Luas Tiap Kelas
ft f0 (f0-ft)2 𝜒2 Rhitung
14,5 -1,97 15 - 19 1 17 289 17 289 0,105 2,20 1 1,44 0,65
19,5 -1,13 20 - 24 9 22 484 198 4356 0,253 5,31 9 13,62 2,56
24,5 -0,30 25 - 29 6 27 729 162 4374 0,323 6,78 6 0,61 0,09
29,5 0,54 30 – 34 3 32 1024 96 3072 0,209 4,39 3 1,93 0,44
34,5 1,37 35 – 39 1 37 1369 37 1369 0,072 1,51 1 0,26 0,17
39,5 2,21 40 – 44 1 42 1764 42 1764 0,012 0,25 1 0,56 2,24
44,5 3,05 Jumlah 21 5659 552 15224 𝜒2 Rhitung 6,15
166
Keterangan: �̅� : nilai rata-rata 𝑆 : nilai standar deviasi
3. Menentukan luas Z tabel
Z batas Kelas -1,97 -1,13 -0,30 0,54 1,37 2,21 3,05
Luas Z tabel 0,4756 0,3708 0,1179 0,2054 0,4147 0,4864 0,4989
Luas Z tabel masing-masing :
a. Kelas 15-19
Z = 0,4756 – 0,3708 = 0,1048
b. Kelas 20-24
Z = 0,3708 – 0,1179 = 0,2529
c. Kelas 25-29
Z = 0,1179 + 0,2054 = 0,3233
d. Kelas 30-34
Z = 0,4147 – 0,2054 = 0,2093
e. Kelas 35-39
Z = 0,4864 – 0,4147 = 0,0717
f. Kelas 40-44
Z = 0,4989 – 0,4864 = 0,0125
4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus :
𝑓𝑡 = �𝑓 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
𝜒2 = �(𝑓0 − 𝑓𝑡)2
𝑓𝑡
6. Menentukkan jumlah chi-kuadrat (𝜒2 Rhitung) dengan menjumlahkan nilai chi-kuadrat tiap-tiap kelas.
7. Menguji hipotesis normalitas Nilai 𝜒2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikasi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai 𝜒2 Rhitung
167
dengan 𝜒2 Rtabel. Didapatkan bahwa 𝜒2 Rhitung < 𝜒2 Rtabel ; 6,15 < 11,07. Artinya Ha diterima (data berdistribusi normal)
B. Kelas Kontrol
Langkah-langkah penentuan nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan nilai Z batas kelas dengan rumus:
𝑍 =𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − �̅�
𝑠
Keterangan: �̅� : nilai rata-rata 𝑆 : nilai standar deviasi
3. Menentukan luas Z tabel
Z batas Kelas -2,07 -1,30 -0,53 0,24 1,01 1,94 2,55
Luas Z tabel 0.4808 0,4032 0,2019 0,0948 0,3438 0,4738 0,4946
Luas Z tabel masing-masing :
a. Kelas 15-19
Z = 0,4808 – 0,4032 = 0,0776
b. Kelas 20-24
Interval (fi) Titik
Tengah (xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2 Batas Kelas
Z Batas Kelas
Luas Tiap Kelas
ft f0 (f0-ft)2 𝜒2 Rhitung
14,5 -2,07 15 - 19 2 17 289 34 578 0,078 1,64 2 0,13 0,08
19,5 -1,30 20 - 24 5 22 484 110 2420 0,201 4,22 5 0,61 0,14
24,5 -0,53 25 - 29 5 27 729 135 3645 0,107 2,25 5 7,56 3,36
29,5 0,24 30 - 34 6 32 1024 192 6144 0,439 9,22 6 10,37 1,12
34,5 1,01 35 - 39 2 37 1369 74 2738 0,13 2,73 2 0,53 0,19
40,5 1,94 40 - 44 1 42 1764 42 1764 0,021 0,44 1 0,31 0,70
44,5 2,55 Jumlah 21 5659 587 17289 𝜒2 Rhitung 5,59
168
Z = 0,4032 – 0,2019 = 0,2013
c. Kelas 25-29
Z = 0,2019 – 0,0948 = 0,1071
d. Kelas 30-34
Z = 0,0948 + 0,3438 = 0,4386
e. Kelas 35-39
Z = 0,4738 – 0,3438 = 0,13
f. Kelas 40-44
Z = 0,4946 – 0,4738 = 0,0208
4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus :
𝑓𝑡 = �𝑓 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
𝜒2 = �(𝑓0 − 𝑓𝑡)2
𝑓𝑡
6. Menentukkan jumlah chi-kuadrat (𝜒2 Rhitung) dengan menjumlahkan nilai chi-kuadrat tiap-tiap kelas.
7. Menguji hipotesis normalitas Nilai 𝜒2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikasi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai 𝜒2 Rhitung
dengan 𝜒2 Rtabel. Didapatkan bahwa 𝜒2 Rhitung < 𝜒2 Rtabel ; 5,59 < 11,07. Artinya Ha diterima (data bersidtribusi normal.
169
Lampiran C.4a dan C.4b
UJI NORMALITAS HASIL POSTTEST
Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut:
𝜒2 = �(𝑓0 − 𝑓𝑡)
𝑓𝑡
Keterangan : 𝜒2 = nilai tes chi-kuadrat 𝑓0 = frekuensi yang diobservasi 𝑓𝑡 = frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut: 1) Jika 𝜒2 Rhitung ≥ 𝜒2 tabel, distribusi data tidak normal 2) Jika 𝜒2 Rhitung < 𝜒2 Rtabel, distribusi data normal
A. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah penentuan nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan nilai Z batas kelas dengan rumus:
𝑍 =𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − �̅�
𝑠
Interval (fi) Titik
Tengah (xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2 Batas Kelas
Z Batas Kelas
Luas Tiap Kelas
ft f0 (f0-ft)2 𝜒2 Rhitung
54,5 -2,89 55 - 59 1 57 3249 57 3249 0,015 0,31 1 0,48 1,55
59,5 -2,13 60 - 64 1 62 3844 62 3844 0,070 1,47 1 0,22 0,15
64,5 -1,36 65 - 69 3 67 4489 201 13467 0,187 3,93 3 0,86 0,22
69,5 -0,6 70 - 74 5 72 5184 360 25920 0,162 3,40 5 2,56 0,75
74,5 0,16 75 - 79 8 77 5929 616 47432 0,387 8,13 8 0,02 0,002
79,5 0,93 80 - 84 3 82 6724 246 20172 0,131 2,75 3 0,06 0,02
84,5 1,69 Jumlah 21 29419 1542 114084 𝜒2 Rhitung 2,692
170
Keterangan: �̅� : nilai rata-rata 𝑆 : nilai standar deviasi
3. Menentukan luas Z tabel
Z batas Kelas -2,89 -2,13 -1,36 -0,6 0,16 0,93 1,69
Luas Z tabel 0,4981 0,4834 0,4131 0,2257 0,0636 0,3238 0,4545
Luas Z tabel masing-masing :
a. Kelas 55-59
Z = 0,4981 – 0,4834 = 0,0147
b. Kelas 60-64
Z = 0,4834 – 0,4131 = 0,0703
c. Kelas 65-69
Z = 0,4131 – 0,2257 = 0,1874
d. Kelas 70-74
Z = 0,2257 – 0,0636 = 0,1621
e. Kelas 75-79
Z = 0,0636 + 0,3238 = 0,3874
f. Kelas 80-84
Z = 0,4545 – 0,3238 = 0,1307
4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus :
𝑓𝑡 = �𝑓 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
𝜒2 = �(𝑓0 − 𝑓𝑡)2
𝑓𝑡
6. Menentukkan jumlah chi-kuadrat (𝜒2 Rhitung) dengan menjumlahkan nilai chi-kuadrat tiap-tiap kelas.
7. Menguji hipotesis normalitas Nilai 𝜒2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikasi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai 𝜒2 Rhitung
171
dengan 𝜒2 Rtabel. Didapatkan bahwa 𝜒2 Rhitung < 𝜒2 Rtabel ; 2,692 < 11,07. Artinya Ha diterima (data berdistribusi normal).
B. Kelas Kontrol
Langkah-langkah penentuan nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan nilai Z batas kelas dengan rumus:
𝑍 =𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − �̅�
𝑠
Keterangan:
�̅� : nilai rata-rata 𝑆 : nilai standar deviasi
3. Menentukan luas Z tabel
Z batas Kelas -1,97 -1,13 -0,30 0,54 1,37 2,21 3,04
Luas Z tabel 0,4756 0,3708 0,1179 0,2054 0,4147 0,4864 0,4988
Luas Z tabel masing-masing :
a. Kelas 55-59
Z = 0,4756 – 0,3708 = 0,1048
b. Kelas 60-64
Interval (fi) Titik
Tengah (xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2 Batas Kelas
Z Batas Kelas
Luas Tiap Kelas
ft f0 (f0-ft)2 𝜒2 Rhitung
54,5 -1,97 55-59 2 57 3249 114 6498 0,105 2,20 2 0,04 0,018
59,5 -1,13 60-64 6 62 3844 372 23064 0,253 5,31 6 0,48 0,093
64,5 -0,30 65-69 9 67 4489 603 40401 0,323 6,78 9 4,93 0,727
69,5 0,54 70-74 2 72 5184 144 10368 0,209 4,39 2 5,71 1,3
74,5 1,37 75-79 1 77 5929 77 5929 0,070 1,47 1 0,22 0,150
79,5 2,21 80-84 1 82 6724 82 6724 0,012 0,25 1 0,56 2,24
84,5 3,04 Jumlah 21 29419 1392 92984 𝝌𝟐 Rhitung 4,528
172
Z = 0,3708 – 0,1179 = 0,2529
c. Kelas 65-69
Z = 0,1179 + 0,2054 = 0,3233
d. Kelas 70-74
Z = 0,4147 – 0,2054 = 0,2093
e. Kelas 75-79
Z = 0,4846 – 0,4147 = 0,0699
f. Kelas 80-84
Z = 0,4988 – 0,4864 = 0,0124
4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus :
𝑓𝑡 = �𝑓 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
𝜒2 = �(𝑓0 − 𝑓𝑡)2
𝑓𝑡
6. Menentukkan jumlah chi-kuadrat (𝜒2 Rhitung) dengan menjumlahkan nilai chi-kuadrat tiap-tiap kelas.
7. Menguji hipotesis normalitas Nilai 𝜒2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikasi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai 𝜒2 Rhitung
dengan 𝜒2 Rtabel. Didapatkan bahwa 𝜒2 Rhitung < 𝜒2 Rtabel ; 4,528 < 11,07. Artinya Ha diterima (data bersidtribusi normal)
Lampiran C.5
UJI HOMOGENITAS HASIL PRETEST
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F,
yaitu
𝐹 =𝑆12
𝑆21
Keterangan:
F = koefisien F tes
s1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar
s2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil
Sedangkan varians dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
𝑆 = �𝑛∑𝑓𝑖𝑥𝑖2 − (∑𝑓𝑖𝑥𝑖)2
𝑛(𝑛 − 1)
Kriterian pengujian uji F adalah sebagai berikut:
1) Jika Fhitung < Ftabel, maka data dinyatakan homogen
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka data dinyatakan homogen
A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Bantu Uji F Eksperimen
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
15-19 1 14,5 17 289 17 289 20-24 9 19,5 22 484 198 4356 25-29 6 24,5 27 729 162 4374 30-34 3 29,5 32 1024 96 3072 35-39 1 34,5 37 1369 37 1369 40-44 1 39,5 42 1764 42 1764
Jumlah 21 5659 552 15224
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
15-19 2 14,5 17 289 34 578 20-24 5 19,5 22 484 110 2420 25-29 5 24,5 27 729 135 3645 30-34 6 29,5 32 1024 192 6144 35-39 2 34,5 37 1369 74 2738 40-44 1 39,5 42 1764 42 1764
Jumlah 21 5659 587 17289
B. Perhitungan Standar Deviasi Pretest
1. Eksperimen
𝑆 = �∑𝑓𝑖𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖𝑥𝑖)2
∑𝑓𝑖∑𝑓𝑖 − 1
𝑆 = �15224 − (552)2
2121 − 1
𝑆 = �714,2920
𝑆 = 5,98
2. Kontrol
𝑆 = �∑𝑓𝑖𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖𝑥𝑖)2
∑𝑓𝑖∑𝑓𝑖 − 1
𝑆 = �17289 − (587)2
2121 − 1
𝑆 = �880,9520
𝑆 = 6,48
C. Menentukkan nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah
𝐹 =𝑆12
𝑆21
𝐹 =6,482
5,982
𝐹 =41,9935,76
𝐹 = 1,17 Untuk uji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung dengan
Ftabel. Pada taraf signifikasi 5% terlihat bahwa nilai Ftabel (20:20) adalah sebesar
2,12. Terlihat bahwa nilai Fhitung < Ftabel (1,17 < 2,12) sehingga Ha diterima dan
H0 ditolak (data dinyatakan homogen).
Lampiran C.6
UJI HOMOGENITAS HASIL POSTTEST
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F,
yaitu
𝐹 =𝑆12
𝑆21
Keterangan:
F = koefisien uji F
s1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar
s2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil
Sedangkan varians dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
𝑆 = �𝑛∑𝑓𝑖𝑥𝑖2 − (∑𝑓𝑖𝑥𝑖)2
𝑛(𝑛 − 1)
Kriterian pengujian uji F adalah sebagai berikut:
3) Jika Fhitung < Ftabel, maka data dinyatakan homogen
4) Jika Fhitung > Ftabel, maka data dinyatakan homogen
A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
55-59 1 54,5 57 3249 57 3249 60-64 1 59,5 62 3844 62 3844 65-69 3 64,5 67 4489 201 13467 70-74 5 69,5 72 5184 360 25920 75-79 8 74,5 77 5929 616 47432 80-84 3 79,5 82 6724 246 20172
Jumlah 21 29419 1542 114084
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
(fi)
Batas
Kelas
Titik
Tengah
(xi)
xi2 fi . xi fi . xi
2
55-59 2 54,5 57 3249 114 6498 60-64 6 59,5 62 3844 372 23064 65-69 9 64,5 67 4489 603 40401 70-74 2 69,5 72 5184 144 10368 75-79 1 74,5 77 5929 77 5929 80-84 1 79,5 82 6724 82 6724
Jumlah 21 29419 1392 92984
B. Perhitungan Standar Deviasi Kelas Kontrol
1. Eksperimen
𝑆 = �∑𝑓𝑖𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖𝑥𝑖)2
∑𝑓𝑖∑𝑓𝑖 − 1
𝑆 = �114084 − (1542)2
2121 − 1
𝑆 = �857,1420
𝑆 = 6,55
2. Kontrol
𝑆 = �∑𝑓𝑖𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖𝑥𝑖)2
∑𝑓𝑖∑𝑓𝑖 − 1
𝑆 = �92984 − (1392)2
2121 − 1
𝑆 = �714,2920
𝑆 = 5,98
C. Menentukkan nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah:
𝐹 =𝑆12
𝑆21
𝐹 =6,552
5,982
𝐹 =42,9035,76
𝐹 = 1,19
Untuk uji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung dengan
Ftabel. Pada taraf signifikasi 5% terlihat bahwa nilai Ftabel (20:20) adalah sebesar
2,12. Terlihat bahwa nilai Fhitung < Ftabel (1,19 < 2,12) sehingga Ha diterima dan
H0 ditolak (data dinyatakan homogen).
179
Lampiran C.7
UJI HIPOTESIS HASIL PRETEST
Karena kedua data yang akan diuji berdistribusi normal dan homogen,
maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah:
𝑡 = 𝑋1����−𝑋2����
𝑑𝑠𝑔� 1𝑛1+ 1𝑛2
dimana,
𝑑𝑠𝑔 = �(𝑛1−1)𝑆12+(𝑛2−1)𝑆2
2
𝑛1+𝑛2−2
Keterangan:
𝑋1��� : rata-rata data kelompok 1 𝑋2��� : rata-rata data kelompok 2 dsg : varians gabungan kedua kelompok S1
2 : varians kelompok 1 S2
2 : varians kelompok 2 n1 : jumlah anggota kelompok 1 n2 : jumlah anggota kelompok 2
Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:
1) Jika thitung > ttabel , maka Ha diterima dan H0 ditolak.
2) Jika thitung < ttabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil pretest diperoleh: 𝑋1��� = 27,95
𝑋2��� = 26,28
𝑆12 = 6,482 = 41,99
𝑆22 = 5,982 = 35,76
2. Menentukan nilai standar deviasi gabungan (dsg)
𝑑𝑠𝑔 = �(𝑛1−1)𝑆12+(𝑛2−1)𝑆22
𝑛1+𝑛2−2
𝑑𝑠𝑔 = �(21−1)41,99+(21−1)35,7621+21−2
𝑑𝑠𝑔 = �155540
180
𝑑𝑠𝑔 = √38,87 𝑑𝑠𝑔 = 6,23
3. Menentukkan nilai thitung
𝑡 = 𝑋1����−𝑋2����
𝑑𝑠𝑔� 1𝑛1+ 1𝑛2
𝑡 = 27,95−26,28
6,23� 121+
121
𝑡 = 1,671,92
𝑡 = 0,870
4. Menentukan nilai ttabel Derajat kebebasan untuk mencari ttabel untuk adalah
dk = n1 + n2 – 2 = 21 + 21 – 2 = 40
Pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel untuk dk = 40 adalah 2,021.
5. Menguji hipotesis
Karena thitung < ttabel (0,870 < 2,021), maka H0 diterima dan Ha ditolak.
6. Memberikan interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida statis antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan.
181
Lampiran C.8
UJI HIPOTESIS HASIL POSTTEST
Karena kedua data yang akan diuji berdistribusi normal dan homogen,
maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah:
𝑡 = 𝑋1����−𝑋2����
𝑑𝑠𝑔� 1𝑛1+ 1𝑛2
dimana,
𝑑𝑠𝑔 = �(𝑛1−1)𝑆12+(𝑛2−1)𝑆2
2
𝑛1+𝑛2−2
Keterangan:
𝑋1��� : rata-rata data kelompok 1 𝑋2��� : rata-rata data kelompok 2 dsg : varians gabungan kedua kelompok S1
2 : varians kelompok 1 S2
2 : varians kelompok 2 n1 : jumlah anggota kelompok 1 n2 : jumlah anggota kelompok 2
Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:
1) Jika thitung > ttabel , maka Ha diterima dan H0 ditolak.
2) Jika thitung < ttabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil posttest diperoleh: 𝑋1��� = 73,43
𝑋2��� = 66,28
𝑆12 = 6,552 = 42,90 𝑆22 = 5,982 = 35,76
2. Menentukan nilai standar deviasi gabungan (dsg)
𝑑𝑠𝑔 = �(𝑛1−1)𝑆12+(𝑛2−1)𝑆22
𝑛1+𝑛2−2
𝑑𝑠𝑔 = �(21−1)42,90+(21−1)35,7621+21−2
𝑑𝑠𝑔 = �1573,240
182
𝑑𝑠𝑔 = √39,33 𝑑𝑠𝑔 = 6,27
3. Menentukkan nilai thitung
𝑡 = 𝑋1����−𝑋2����
𝑑𝑠𝑔� 1𝑛1+ 1𝑛2
𝑡 = 73,43−66,28
6,27� 121+
121
𝑡 = 7,151,93
𝑡 = 3,70
4. Menentukan nilai ttabel Derajat kebebasan untuk mencari ttabel untuk adalah
dk = n1 + n2 – 2 = 21 + 21 – 2 = 40
Pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel untuk dk = 40 adalah 2,021.
5. Menguji hipotesis
Karena thitung > ttabel (3,70 > 2,021), maka H0 diterima dan Ha ditolak.
6. Memberikan interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS)
terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida statis antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
183
Lampiran C.9
DATA HASIL ANGKET SISWA
Responden Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 3 3 3 4 2 3 2 3 4 5 32 2 3 1 2 5 3 4 2 4 3 4 31 3 4 5 3 4 2 4 3 5 3 5 38 4 4 3 2 5 3 4 2 5 3 4 35 5 3 5 2 5 2 4 3 4 4 3 35 6 4 3 2 4 2 4 2 5 2 4 32 7 3 3 3 4 2 5 3 4 2 5 34 8 3 5 3 3 2 5 2 5 3 3 34 9 4 5 3 5 2 5 2 4 3 4 37 10 3 2 3 5 3 4 3 5 2 4 34 11 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 36 12 3 4 2 5 3 4 3 4 3 4 35 13 3 5 2 5 3 4 3 3 3 5 36 14 4 5 3 5 2 5 2 5 2 5 38 15 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 31 16 3 4 3 5 2 3 3 5 3 5 36 17 4 5 2 4 2 4 3 5 2 4 35 18 3 3 2 4 3 4 2 5 3 5 34 19 3 3 2 5 3 4 3 4 3 4 34 20 4 4 3 4 2 4 2 5 2 5 35 21 4 5 2 4 2 4 2 5 2 4 34 Jumlah 73 79 53 91 51 85 52 93 59 90
Skor 70% 75% 50% 87% 49% 81% 50% 89% 56% 86%
Rata-rata 72% 69% 65% 69% 71%
69%
184
Lampiran C.10
Data Presentase Ranah Kognitif
Pretest Kelas Eksperimen
Siswa C1 C2 C3 C4 Jml
Nilai 2 4 15 18 1 3 6 7 11 14 5 8 12 19 20 9 10 13 16 17
A 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 8 40
B 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4 20
C 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 20
D 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 20
E 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 6 30
F 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 20
G 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 20
H 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6 30
I 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 20
J 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 20
K 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 15
L 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 20
M 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 5 25
N 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 25
O 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 25
P 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 6 35
Q 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 25
R 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 25
S 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 6 30
T 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 20
U 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 25
Jumlah 15 13 13 4 6 2 2 4 2 9 4 2 3 5 1 3 3 3 4 2
(%) 54% 20% 14% 14%
185
Data Persentase Ranah Kognitif
Pretest Kelas Kontrol
Siswa C1 C2 C3 C4
Jml Nilai 2 4 15 18 1 3 6 7 11 14 5 8 12 19 20 9 10 13 16 17
A 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 20
B 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 30
C 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 20
D 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 20
E 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 20
F 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 5 25
G 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 25
H 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 6 30
I 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 30
J 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 25
K 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 20
L 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 7 35
M 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 25
N 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 6 30
O 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 30
P 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 25
Q 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 8 40
R 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 6 30
S 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 15
T 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 15
U 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 7 35
Jumlah 6 13 10 6 3 2 4 10 11 5 2 3 1 13 1 1 4 6 3 5
(%) 42% 28% 19% 18%
186
Data Persentase Ranah Kognitif
Posttest Kelas Eksperimen
Siswa C1 C2 C3 C4
Jml Nilai 2 4 15 18 1 3 6 7 11 14 5 8 12 19 20 9 10 13 16 17
A 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15 75
B 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 11 55
C 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 15 75
D 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 15 75
E 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 14 70
F 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 80
G 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 15 75
H 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 14 70
I 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 13 65
J 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 14 75
K 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 12 60
L 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 13 65
M 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 14 70
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 14 70
O 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 15 75
P 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 15 75
Q 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 14 70
R 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 80
S 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 13 65
T 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 15 75
U 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 80
Jumlah 21 19 18 17 15 20 15 12 15 17 11 17 15 17 18 11 12 7 12 10
(%) 80% 81% 74% 50%
187
Data Persentase Ranah Kognitif
Posttest Kelas Kontrol
Siswa C1 C2 C3 C4
Jml Nilai 2 4 15 18 1 3 6 7 11 14 5 8 12 19 20 9 10 13 16 17
A 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 13 65
B 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 14 70
C 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 11 55
D 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 12 60
E 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 12 60
F 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 11 55
G 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 13 65
H 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 14 70
I 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 13 65
J 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 13 65
K 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 13 65
L 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 13 65
M 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 13 65
N 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 12 60
O 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 65
P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 12 60
Q 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 60
R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 16 80
S 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 13 65
T 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15 75
U 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 12 60
Jumlah 18 19 15 18 14 19 13 12 11 16 6 20 19 11 20 8 8 10 4 7
(%) 83% 67% 72% 35%
BIODATA PENULIS
LIA AMELIA. Anak pertama dari tiga bersaudara
pasangan Sukisman dan Maryati (Alm.). Lahir di
Tangerang pada tanggal 26 April 1993, bertempat
tinggal di Perumahan Vila Dago Tol blok H1 no:38
Rt.03/20 Serua Ciputat, Tangerang Selatan.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya
SDN 03 Bintaro Pagi lulus tahun 2005, SMP Dwi Putra lulus tahun 2007, dan
SMAN 9 Tangerang Selatan tahun 2010. Penulis kemudian melanjutkan ke
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika pada tahun
2010 melalui jalur PMDK.