pengaruh model scramble terhadap hasil belajar biologi …
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS XI SMK PERTANIAN
NEGERI MUSI RAWAS
ARTIKEL ILMIAH
Oleh
Rieuni Roudotul Jannah
NPM 4212074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2017
PENGARUH MODEL SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS XI SMK PERTANIAN
NEGERI MUSI RAWAS
Oleh: Rieuni Roudotul Jannah 1, Ria Dwi Jayati, M.Pd.
2, Ivoni Susanti, M.Pd.Si
3.
1 Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau
2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Scramble Terhadap Hasil Biologi Siswa
Kelas XI SMK Pertanian Negeri Musi Rawas”. Rumusan Masalah pada penelitian
ini adalah “Adakah pengaruh model Scramble terhadap hasil belajar biologi siswa
kelas XI SMK Pertanian Negeri Musi Rawas?”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh model Scramble terhadap hasil belajar biologi siswa
kelas XI SMK Pertanian Negeri Musi Rawas. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen murni menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI SMK Pertanian Negeri Musi
Rawas yang terdiri dari 114 siswa dan dan sampelnya adalah kelas XI.1 sebagai
kelas eksperimen yang berjumlah 38 siswa dan kelas XI.3 sebagai kelas kontrol
yang berjumlah 38 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data
yang terkumpul menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 72
diperoleh thitung>ttabel (2,01>1,67), rata-rata nilai akhir kelas eksperimen sebesar
73,38 dan pada kelas kontol sebesar 66,71, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh model Scramble terhadap hasil belajar Biologi siswa dengan materi
limbah di SMK Pertanian Negeri Musi Rawas.
Kata Kunci: Model Scramble, Hasil Belajar.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu usaha untuk
mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas
merupakan faktor yang paling berharga dalam pembangunan. Salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan cara
memperbaiki mutu pendidikan. Pendidikan merupakan suatu pondasi watak,
mental dan spiritual manusia sehingga pendidikan suatu bangsa merupakan tolak
ukur kualitas bangsa itu sendiri (Departemen Dinas Pendidikan, 2003: 134) .
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru mata pelajaran
biologi SMK Pertanian Negeri Musi Rawas menunjukkan bahwa nilai rata-rata
siswa masih relatif rendah atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa
pada mata pelajaran biologi belum sesuai dengan yang diharapkan, terlihat dari
nilai ulangan Sesmester tahun pelajaran 2016/2017 pada kelas XI yang berjumlah
114 siswa, hanya 40 siswa (31,7%) yang sudah mencapai KKM sedangkan 86
siswa (68,2%) belum mencapai KKM. Hal ini disebabkan pada saat proses
pembelajaran siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran, siswa juga masih
cendrung pasif, tidak berani mengungkapkan pendapat atau pertanyaan, ada siswa
yang sibuk sendiri saat guru sedang menyampaikan materi sehingga menyebabkan
hasil belajar rendah. Penyebab lain juga disebabkan karena guru masih
menggunakan pembelajaran konvensional sehingga membuat siswa kurang aktif
dalam proses pembelajaran.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh model
Scramble terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMK Pertanian Negeri
Musi Rawas?”.
B. LANDASAN TEORI
Menurut Anwar (2003:43) kata pengaruh berasal dari kata efektif (kata sifat)
yang artinya ada efeknya‟ (akibatnya, pengaruhnya, kessannya). sementara itu,
pengaruh memiliki pengertian „keefektifan‟. “pengaruh adalah suatu dorongan
yang dapat mengubah sesuatu pengalaman atau perubahan, menjadi yang lebih
baik atau pun sebaliknya. “Sedangkan menurut Ahmadi (2006:45), “Pengaruh
dalam hal ini merupakan suatu yang dapat menjadikan perubahan, baik perubahan
kepada yang lebih baik atau pun menjadi lebih buruk dari yang ada.
1. Pengertian model pembelajaran kooperatif
Kesulitan dalam menguasai dan memahami konsep yang disampaikan oleh
guru sering dialami oleh siswa. Untuk mengatasinya, salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah saling berdiskusi, bekerja sama dan saling membantu antar siswa
dalam suatu kelompok. Cara ini dinamakan sebagai proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (dalam Isjoni,
2007:15) mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa
lebih bergairah dalam belajar. Trianto (2007:42) berpendapat bahwa pembelajaran
cooperative disusun dalam sebuah usaha untuk memfasilitasi siswa dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama
siswa yang berbeda latar belakangnya.
Isjoni (2007:16), mengatakan cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar
mengajar yang berpusat pada siswa (studend oriented), terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan oleh guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak
dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada
orang lain.
2. Model Pembelajaran Scramble
Shoimin (2014:166), menyatakan bahwa scramble merupakan model
pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan jawaban dan
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara membagikan lembar soal dan
lembar jawaban yang disertai dengan alternative jawaban yang tersedia. Scramble
yang digunakan oleh peneliti, yaitu Scramble kata, yakni sebuah permainan yang
menyusun huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu
kata tertentu yang bermakna. Misalnya: tpeian = petani.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran scramble adalah sebagai
berikut: a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, b) Guru memotivasi dengan
memberi pertanyaan, c) Guru menjelaskan model yang akan digunakan yaitu
model Scramble, d) Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok, e) Guru
menyampaikan materi pembelajaran, f) Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti, g) Guru membagi kartu
soal dan jawaban pada kelompok yang sudah dibuat oleh guru, h) Siswa
berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok
dengan menyusun huruf-huruf yang di acak, i) Guru mengevaluasi keberhasilan
dengan memberikan siswa pertanyaan yang sesuai dengan kartunya, j) Guru
membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari,
k) Penutup.
Menurut Tampubolon (2014:109) kelebihan model pembelajaran Scramble
adalah: Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya, model pembelajaran ini akan memungkinkan
siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka dapat berekreasi sekaligus belajar
dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stress atau
tertekan, selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan
tertentu, model scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam kelompok,
materi yang diberikan melalui salah satu model permainan ini biasanya
mengesankan dan sulit untuk dilupakan, sifat kompetitif dalam model ini dapat
mendorong siswa berlomba-lomba untuk maju. Sedangkan kekurangan model
scramble yaitu: Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh
karena itu terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar, terkadang dalam
menerapkannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan, selama kriteria
keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit di terapkan oleh guru, model
permainan seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan
mengganggu kelas yang berdekatan.
3. Hasil Belajar
Dimyati dan Mudjiono (2006:3) menyatakan hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindakan belajar dan mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berkahirnya puncak proses belajar. Menurut Davies, dkk (Dimyati dan
Mudjiono, 2006:201) ranah tujuan hasil pendidikan berdasarkan hasil belajar
siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Menurut Bloom (dalam Suorijono, 2009:6)
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut
Suprijono (2009:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
C. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan desain bentuk pretest dan post test group
desain atau desain kelompok eksperimen disebut juga penelitian kuantitatif.
Menurut Sukma (2008: 53) “Penelitian kuantitatif adalah mengambil jarak antara
peneliti dengan objek yang diteliti, penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat
positif yang menekan fenomena-menomena objektif dan dikaji secara meneliti”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni,
yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena memenuhi
persyaratan yaitu adanya kelompok lain (kontrol) dan ikut mendapat pengamatan.
Dengan adanya kelompok kontrol dapat diketahui secara pasti karena
dibandingkan dengan yang tidak mendapat perilakuan (Arikunto, 2010: 86).
Penelitian ini, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan
model Scramble, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan
model konvensional (metode ceramah) yaitu guru hanya memyampaikan materi
pada siswa. Dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh model
Scramble. Pada akhir penelitian ini kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes
akhir untuk melihat strategi pembelajaran yang digunakan berpengaruh atau tidak
dalam penelitian. Desain eksperimen yang digunakan berbentuk control group
pretest-postes menurut Arikunto (2010: 125) dapat dilihat pada tabel 3.1:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pre-Test Perlakuan Post-Test
Eksperimen Y1 X Y2
Kontrol Y1 - Y2
Sumber: Sugiyono, (2013:112)
Keterangan:
Y1 = Pretest
Y2 = Postest
X = Pengaruh model pembelajaran Scramble
- = Menggunakan model pembelajaran konvensional
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Metodelogi penelitian
variabel yang dimaksud adalah gejala bervariasi yang menjadi objek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian lapangan (Arikunto,
2010: 98). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni dua variabel bebas
disimbolkan dengan X sedangkan variabel terikat disimbolkan dengan Y. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Scramble Sedangkan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar
biologi siswa setelah digunakan model pembelajaran Scramble.
Adapun populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMK
pertanian Negeri Musi Rawas sebanyak tiga kelas, yakni 114 orang siswa.
Adapun untuk pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik simple random
sampling. Menurut Suryabrata (2003: 36) Simple Random Sampling ialah
rumpun-rumpun yang merupakan kelompok individu yang tersedia sebagai unit
populasi. Penentuan sampelnya secara acak sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
tes. Arikunto (2010:193) menyatakan bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Tes pada penelitian ini yang dipergunakan untuk mengukur hasil belajar pada
aspek kognitif. Instrumen tes dalam penelitian ini berbentuk soal pilihan ganda
sebanyak 30 soal.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16 Januari sampai 16 Februari di SMK
Pertanian Negeri Musi Rawas tahun ajaran 2016/2017 dengan sampel penelitian
siswa kelas X1.1 (37 siswa) sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X1.3 (37
siswa) sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan tes awal kelas
eksperimen dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen 47,58 dan
simpangan baku kelas eksperimen 10,65 sedangkan nilai rata-rata tes awal kelas
kontrol 49,05 dan simpangan baku kelas kontrol 13,58. Rekapitulasi nilai rata-rata
dan simpangan baku dari pre-test dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Data Hasil Pre-test
Kelas Nilai rata-rata (x ̅) Simpangan Baku
Eksperimen 47,58 10,65
Kontrol 49,05 13,58
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah “ada pengaruh model
Scramble terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMK Pertanian Negeri
Musi Rawas tahun pelajaran 2016/2017”. Seperti yang telah dijelaskan pada bab
III sebelum pengujian hipotesis tersebut, terlebih dahulu menguji normalitas data,
selanjutnya uji homogenitas varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Setelah itu menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapat
berdistribusi normal atau tidak. Setelah perhitungan skor rata-rata dan simpangan
baku dari tes awal selanjutnya diadakan normalitas untuk mengetahui apakah data
tersebut normal atau tidak.
Tabel 4.2.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pre-test
Kelas 𝑥2hitung Dk 𝑥2
tabel Keterangan
Eksperimen 10,6067 5 11,070 Normal
Kontrol 7,7105 5 11,070 Normal
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas sampel untuk mengetahui seragam tidaknya varians-
varians sampel yang diambil dari kelas eksperimen dan kontrol, yang berasal dari
populasi kelas X SMK Pertanian Negeri Musi Rawas pada pelajaran Biologi.
Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas ini adalah sebagai berikut:
H0 : kedua varians sama/homogen
Ha : kedua tidak sama/tidak homogen
Berdasarkan perhitungan statistik tentang uji homogenitas Fhitung ≤ Ftabel,
maka varians dari kedua kelas tersebut adalah homogen. Hasil uji homogenitas
varians pre-test pada taraf kepercayaan α =0,05 dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pre-test
Kelas 𝑠2 Fhitung DK Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 10,65 1,05 36 dan 36 1,78 Homogen Kontrol 13,58
c. Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata tujuannya untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan kemampuan awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan data hasil analisis uji normalitas dan uji homogenitas yang dilakukan
maka uji kesamaan dua rata-rata untuk nilai Pre-test menggunakan analisis uji t.
Hipotesis yang akan diuji yaitu:
Ho : µ1 = µ2 : Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sama dengan
rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol.
Ha : µ1 ≠ µ2 : Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen tidak sama
dengan rata rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol.
Dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk data pre-test dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji-t Terhadap Skor Pre-test
Kelas thitung DK ttabel Keterangan
Eksperimen -0,52 72 2,00
thitung< ttabel (H0
diterima) Kontrol
2. Deskripsi dan Analisis Post-test
Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi Limbah merupakan hasil
belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Kemampuan akhir diperoleh
melalui tes akhir (post-test). Pelaksanaan tes akhir bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan model Scramble di kelas XI SMK Pertanian Negeri Musi
Rawas. Rekapitulasi nilai rata-rata dan simpangan baku post-test dapat dilihat
pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Rekapitulasi Data Hasil Post-test
Kelas Nilai rata-rata (x ̅) Simpangan Baku
Eksperimen 73,38 13,61
Kontrol 66,71 13,50
Berdasarkan Tabel 4.5 tersebut, diketahui bahwa skor rata-rata yang
didapatkan dari post-test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol berbeda,
kelas eksperimen mendapatkan skor rata-rata lebih besar dari pada skor rata-rata
kelas kontrol. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan skor
rata-rata pre-test dan post-test dari kedua kelas. Peningkatan skor rata-rata
tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1
Nilai Rata-rata Hasil Pre-test dan Post-test
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapat
berdistribusi normal atau tidak. Setelah perhitungan skor rata-rata dan simpangan
baku dari tes awal selanjutnya diadakan normalitas untuk mengetahui apakah data
tersebut normal atau tidak.
Tabel 4.6.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post-test
Kelas 𝑥2hitung Dk 𝑥2
tabel Keterangan
Eksperimen 10,254 5 11,070 Normal
Kontrol 7,7251 5 11,070 Normal
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas sampel untuk mengetahui seragam tidaknya varians-
varians sampel yang diambil dari kelas eksperimen dan kontrol. Hipotesis yang
digunakan dalam uji homogenitas ini adalah sebagai berikut:
0
20
40
60
80
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
47.5849,05
73.38
66.71
Pree-test PostTest
H0 : kedua varians data sama/homogen
Ha : kedua varians data tidak sama/tidak homogen
Berdasarkan perhitungan statistik tentang uji homogenitas Fhitung Ftabel, maka
varians dari kedua kelas tersebut adalah homogen. Hasil uji homogenitas varians
tes akhir pada taraf kepercayaan α =0,05 dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Post-test
Kelas 𝑠2 Fhitung DK Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 13,61 1,02 36 dan 34 1,78 Homogen Kontrol 13,50
c. Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata tujuannya untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan kemampuan awal dan akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Berdasarkan data hasil analisis uji normalitas dan uji homogenitas yang
dilakukan maka uji kesamaan dua rata-rata menggunakan analisis uji t. Hipotesis
yang akan diuji yaitu:
Ho : µ1 ≤ µ2 : Rata-rata kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan Nilai
rata-rata kelas kontrol.
Ha : µ1 > µ2 : Rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata
kelas kontrol.
Dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk data post-test dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji-t Terhadap Skor Post-test
Kelas thitung DK ttabel Keterangan
Eksperimen 2,01 70 1,671
thitung> ttabel (Ha
diterima) Kontrol
Pada tabel 4.8 hasil perhitungan uji t untuk post-test nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
(2,01 > 1,671), dengan taraf kepercayaan ∝ = 0,05 menggunakan uji satu pihak
dan dk = (𝑛1 + 𝑛2 − 2) hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian rata-rata skor post-test kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata
skor post-test kelas kontrol ada. Jadi ada pengaruh model Scramble terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas XI SMK Pertanian Negeri Musi Rawas.
2. Pembahasan
Penelitian dilaksanakan pada kedua kelas yang menjadi sampel penelitian,
terlebih dahulu melakukan tes uji instrumen pada kelas XI1.1 SMK Pertanian
Negeri Musi Rawas pada tanggal 18 Januari 2017 dengan jumlah siswa yang ikut
melaksanakan adalah 34 siswa pada materi Limbah mengunakan soal pilihan
ganda sebanyak 30 soal yang telah dibuat oleh peneliti, hal ini karena dipahami
bahwa peneliti sebagai mahasiswa dan merupakan peneliti pemula yang dinilai
belum layak untuk membuat soal, oleh karena itu, harus diajukan terlebih dahulu
untuk menentukan soal yang mana yang dikategorikan baik sehingga dapat
digunakan untuk penelitian. Hasil dari analisis, ternyata dari 30 soal yang
diujikan, hanya 20 soal yang memenuhi kriteria soal yang dapat digunakan
sebagai soal pre-test dan post-test pada penelitian.
Pertemuan pertama yakni pemberian pretest dilakukan pada tanggal 23
januari 2017, jumlah siswa yang hadir untuk kelas eksperimen 37 tidak lengkap 1
siswa yang tidak hadir, 1 siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit sedangkan
untuk kelas kontrol 37 siswa tidak lengkap 1 siswa yang mengundurkan diri.
Pretest dilakukan sebelum perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Kempuan awal siswa relative sama antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol, tidak ada perbedaan yang begitu besar dari kedua
kelas tersebut. Karena pada pretest siswa belum diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran dan materi juga belum diajarkan sehingga
siswa hanya mengingat-ingat materi tersebut yang telah yang telah dipelajari
dijenjang sebelunya. Kemudian setelah pretest diberi perlakuan pada kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran Scramble dan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Perlakuan yang diberikan pada kelas
eksperimen menggunakan model Scramble diperoleh rata-rata 47,58 dengan
simpangan baku 10,65, pada kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan
metode konvensional diperoleh rata-rata 49,05 dengan simpangan baku 13,58. Hal
ini menunjukkan rata-rata kemampuan awal siswa sama anatara kedua kelas
tersebut.
Pertemuan kedua yakni memberi perlakuan di kelas eksperimen dan kontrol
pada tanggal 30 Januari 2017. Sebelum memulai pelajaran peneliti terlebih dahulu
mengiforasikan langkah-langkah pelaksanaan model Scramble kemudian siswa
dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen setiap kelompok ada yang berjumlah
6-7 orang siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung dengan pembahasan materi
tentang limbah, pada awal pembelajaran siswa sedikit merasa kesulitan
memahami dan mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Scramble
ini termasuk pembelajaran yang baru bagi mereka. Hal ini bukan karena tidak
menguasai materi tetapi siswa masih kesulitan mengeluarkan pendapat,
kemampuan komunikasi siswa yang masih dalam tahap encoba dan siswa juga
asih takut dan kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya tentang
materi pelajaran yang akan diprestasikan tetapi ketika proses belajar berlangsung
seuanya berjalan dengan lancar.
Pertemuan ketiga yakni memberi perlakuan di kelas eksperimen dan kontrol
pada tanggal 6 Februari 2017, mengenai materi limbah anorganik. Disini siswa
sudah mulai terlihat tertarik dan berminat dalam belajar, ini dapat terlihat pada
saat pemberian materi pada setiap kelompok yang berisi materi pembelajaran
setelah diberi penjelasan oleh guru.Siswa langsung mendiskusikan materi yang
telah diberikan guru tadi.Sehingga siswa mampu menganalisis gambar dan
mengeluarkan pendapatnya. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa
mengalami peningkatan dari pada pertemuan pertama karena sudah banyak siswa
yang melaksanakan tahap tersebut dengan baik. Siswa juga terlihat lebih aktif
dalam proses pembelajaran karena mereka merasa dilibatkan dalam belajar,
kemudian siswa lebih percaya diri dalam mengungkapkan ide/pendapat tentang
materi pembelajaran.
Pertemuan keempat yakni pemberian post-test pada tanggal 10 Februari
2017. Jumlah siswa yang hadir untuk kelas eksperimen 37 hanya ada 1 siswa yang
tidak hadir di kerenakan siswa tersebut sakit, sedangkan untuk kelas kontrol 35
tidak lengkap 3 siswa yang tidak hadir, 2 dikarenakan sakit dan 1 dikarenakan
sudah mengeluarkan diri. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen
menggunakan model Scramble nilai rata-rat 73,38 dengan simpangan baku 13,61,
pada kelas kontrol yang diajarakan dengan menggunakan metode konvensional
diperoleh nilai rata-rata 66,71 dengan simpangan baku 13,50. Perbandingan
tersebut tidak terlihat begitu mencolok karena waktu yang diperlukan saat
penelitian relative singkat, maka siswa masih menyesuaikan diri dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model Scramble. Kemudian hasil perhitungan
uji normalitas menunjukkan bahwa homogenitas Fhitung<Ftabel maka kedua kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. Pada akhir penelitian dilakukan tes
akhir (post-test) Kemampuan akhir siswa adalah dilaksanakan pada tanggal 06
Februari 2017. Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 73,38 dengan nilai
terendah 45 dan nilai tertinggi 90. Selanjutnya dilakukan tes akhir pada kelas
kontrol memperoleh nilai rata-rata 66,71 memperoleh nilai terendah 40 dan nilai
tertinggi 85.
E. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen
(73,38) lebih besar dari kelas kontrol (66,71) dari data hasil post-test dianalisis
dengan menggunakan uji t hasilnya menunjukan nilai thitung > ttabel (2,01 > 1,671).
Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Scramble terhadap hasil
belajar biologi siswa kelas XI SMK Pertanian Negeri Musi Rawas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Yogjakarta: Gajah mada.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Isjoni. 2007. Cooperative learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. 2009. Cooperative learning. Yongyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyatno.2012. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Ganesha
Tampubolon. 2014. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta:Gramedia.
Trianto. 2007. Strategi Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Gramedia