pengaruh model pembelajaran...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETIC
DENGAN STRATEGI KOOPERATIF TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
NISA PERMATASARI
NIM : 1112017000007
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ABSTRAK
NISA PERMATASARI (1112017000007), “Pengaruh Model Pembelajaran
Cybernetic dengan Strategi Kooperatif terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Januari 2017.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh model
pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif terhadap kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa pada materi statistika. Penelitian ini dilakukan di salah
satu SMP Negeri di Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2016/2017. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode quasi experiment dengan desain
penelitian randomized control group post test only design. Penelitian ini
melibatkan sampel sebanyak 86 siswa yang terbagi kedalam dua kelas, yaitu kelas
eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Cybernetic dengan
strategi kooperatif dan kelas kontrol yang diajar menggunakan pembelajaran
konvensional dengan pendekatan scientific. Pengambilan sampel dilakukan
melalui teknik Cluster Random Sampling. Dari 10 kelas yang ada, terpilihlah dua
kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan jumlah siswa yang sama
yaitu 43 siswa. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji
Mann Whitney pada taraf nyata 5% diperoleh nilai signifikansi 0,000 yang
bernilai kurang dari . Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas kontrol.
Kata kunci: Cybernetic, Kooperatif, Berpikir Kreatif Matematis.
ii
ABSTRACT
NISA PERMATASARI (1112017000007), “The Effect of Cybernetic Learning
Model with Cooperative Strategies toward Students’ Mathematical Creative
Thinking Ability”. BA Thesis of Mathematics Education Department, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University of
Jakarta. January 2017.
The purpose of this research is to analyze the effect of Cybernetic
learning model with cooperative strategies toward students’ mathematical
creative thinking ability on statistic chapter. This research conducted at one of
junior high school in South Tangerang in the academic year 2016/2017. The
method used was quasi-experimental method with randomized control group post
test only design. There was as many as 86 students were involved in this research.
They were devided into two groups: experimental group which was taught with
Cybernetic learning model with cooperative strategies and control group which
was taught with conventional instruction model with scientific approach. Cluster
random sampling was used as the research technique. From the 10 existing class,
it elected two classes as experimental class and control class, with same number
of students which was 43 students. The result showed that overall students’
mathematical creative thinking ability in the experimental class was higher than
control class. Based on result of hypothesis testing with Mann Whitney test at
significant level of 5% it was obtained that the significant level was 0,000 < 0,05.
Keyword: Cybernetic, Cooperative, mathematical creative thinking.
iii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya
sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyaknya kendala yang
dihadapi. Namun, berkat perjuangan, doa, dukungan dan semangat dari berbagai
pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Ibu
Eva Musyrifah, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan-arahan positif, nasihat, motivasi dan
semangat dengan penuh kesabaran selama penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd selaku dosen penasihat akademik yang
telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi dan semangat
dalam membimbing penulis selama ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
iv
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.
7. Bapak H. Maryono, S.E., M.Pd selaku Kepala SMPN 3 Tangerang Selatan
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut.
8. Seluruh dewan guru SMPN 3 Tangerang Selatan, khususnya Ibu
Sumarsih, S.Pd selaku guru mata pelajaran yang telah membantu penulis
dalam melaksanakan penelitian ini.
9. Siswa dan siswi SMPN 3 Tangerang Selatan, khususnya kelas VIII-3 dan
VIII-4 yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini.
10. Keluarga tercinta, Ayahanda Wahid Hilmi, M.H dan Ibunda E. Mutikah,
S.Pd.I, kakak serta adik tercinta, Anni Faridah, S.Pd, Muhammad Andi
Hakim, S.H dan Muhammad Ilham Jamil, yang tak henti-hentinya
mendoakan, melimpahkan kasih sayang serta memberikan dukungan moril
dan materil kepada penulis.
11. Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA, Allahu yarhamhu, yang telah
mendidik penulis dan selalu menjadi panutan penulis untuk menjadi
manusia yang lebih baik.
12. Sahabat pejuang skripsi yang telah membantu, dan selalu saling
memberikan dukungan serta semangat yang sangat besar kepada penulis,
Endah, Ajeng, Ziah, Nila (Mba Cum), Asti, Mia, Lita, Aal, Adel, Anita,
Biah, Mayo, Wida, Iif, Evia, Riri, dan Lisfa. Terimakasih banyak atas
kekompakannya dalam perjuangan skripsi selama ini.
13. Teman-teman Darussunnah International Institute for Hadith Sciences,
khususnya teman-teman angkatan al-aqsha yang telah menemani hari-hari
penulis di Darussunnah sampai akhirnya wisuda.
14. Sahabat perumahan De Green Terraces yang selalu memberikan motivasi
kepada penulis untuk sama-sama melanjutkan studi ke jenjang berikutnya,
Uni Deza, Shofi, Kak Egy, Dini, Arifa, Fia, Kak Heni, Kak Nuri, dan Eti.
15. Sahabat PPKT SMP Islam Ruhama, khususnya Ina yang telah membantu
dan memberikan dukungan dalam mengejar gelar sarjana pendidikan.
v
16. Sahabat seperjuangan selama perkuliahan, Endah, Mia, Biah, Ivo, yang
telah menemani segala suka dan duka penulis selama perkuliahan.
17. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan
2012, khususnya kelas A. Terimakasih atas kebersamaan yang telah
terjalin selama ini.
Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan
berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan doa yang
telah diberikan kepada penulis dapat diterima sebagai amal kebaikan yang
menjadi pintu pembuka bagi keridgoan Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca
pada umumnya.
Jakarta, Januari 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II: KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik.................................................................................... 9
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ........................................... 9
a. Pengertian Berpikir ...................................................................... 9
b. Berpikir Kreatif Matematis........................................................ 10
2. Model Pembelajaran Cybernetic ...................................................... 16
a. Pengertian Pembelajaran ........................................................... 16
b. Teori Belajar Cybernetic ........................................................... 17
c. Pengertian Model Pembelajaran Cybernetic ............................. 18
d. Tahapan Model Pembelajaran Cybernetic................................. 19
3. Strategi Kooperatif ........................................................................... 25
4. Model Pembelajaran Cybernetic dengan Strategi Kooperatif .......... 26
5. Pembelajaran Konvensional ............................................................. 28
B. Hasil Penelitian Relevan ....................................................................... 28
vii
C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 29
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 33
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 34
B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 34
C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 36
D. Variabel Penelitian ................................................................................ 36
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 36
F. Instrumen Penelitian.............................................................................. 37
G. Teknik Analisi Data .............................................................................. 45
H. Hipotesis Statistik ................................................................................. 47
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ....................................................................................... 48
B. Analisis Data ......................................................................................... 52
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 54
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 68
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 70
B. Saran ..................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................ 34
Tabel 3.2 Desain Penelitian ............................................................................... 35
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa .................................................................................................. 37
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa .................................................................................................. 38
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa ................................................................................ 40
Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa ................................................................................ 42
Tabel 3.7 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa .................................................................... 43
Tabel 3.8 Butir Instrumen yang akan Digunakan............................................... 43
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 44
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa .................................................................................................. 48
Tabel 4.2 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ......... 50
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis......... 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Mann Whitney ..................................................................... 53
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Cyberbetic..................................... 22
Gambar 2.2 Model Pembelajaran Cybernetic dengan Strategi Kooperatif ....... 27
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................ 33
Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Skor Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa .............................................................. 51
Gambar 4.2 Butir Soal Nomor 5 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis ...................................................................................... 55
Gambar 4.3 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal
Nomor 5 ......................................................................................... 56
Gambar 4.4 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor
5 ..................................................................................................... 56
Gambar 4.5 Butir Soal Nomor 1 Intrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa ............................................................................ 58
Gambar 4.6 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal
Nomor 1 ......................................................................................... 58
Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor
1 ..................................................................................................... 58
Gmabar 4.8 Butir Soal Nomor 2 Intrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa ............................................................................ 60
Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal
Nomor 2 ......................................................................................... 60
Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor
2 ..................................................................................................... 61
Gambar 4.11 Butir Soal Nomor 3 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa ............................................................................ 61
Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal
Nomor 3 ......................................................................................... 62
Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor
3 ..................................................................................................... 62
x
Gambar 4.14 Butir Soal Nomor 6 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa ............................................................................ 63
Gambar 4.15 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal
Nomor 6 ......................................................................................... 64
Gambar 4.16 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor
6 ..................................................................................................... 64
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen..............75
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ....................89
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ......................................100
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol .............................................126
Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis ....................................................................................138
Lampiran 6 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ............140
Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis ....................................................................................144
Lampiran 8 Pedoman Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis ........................................................................148
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis ........................................................................151
Lampiran 10 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis..........................................................156
Lampiran 11 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis..........................................................158
Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis ........................................................................160
Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Uji Daya Beda, dan Uji
Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis ........................................................................161
Lampiran 14 Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Kelas Eksperimen ........................................................................162
Lampiran 15 Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Kelas Kontrol...............................................................................164
Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Data ................................................166
Lampiran 17 Perhitungan Uji Hipotesis Statistik .............................................167
Lampiran 18 Hasil Wawancara Observasi Pra-Penelitian ................................168
xii
Lampiran 19 Lembar Uji Referensi ..................................................................171
Lampiran 20 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ...........................176
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi semakin berkembang pesat. Hampir setiap individu
memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mempermudah kehidupannya.
Begitupun dalam bidang pendidikan, sudah sewajarnya proses pembelajaran di era
modern ini memanfaatkan teknologi yang telah banyak mengalami kemajuan. Hal
tersebut sejalan dengan isi sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ke-26
Anies Baswedan saat membuka seminar bertajuk Education Transformation and
21st
Century Learning. Dalam sambutannya Anies mengatakan “anak-anak kita
sekarang sudah menjadi generasi 21, namun guru-gurunya masih abad 20.
Tantangan kita adalah bagaimana bisa mengajak hijrah bersama-sama dari pola
industrial menjadi pola pembelajaran digital, di mana anak-anak kita sudah berada
di sana.” 1
Anjuran Anies untuk hijrah ke pola pembelajaran digital ini setidaknya harus
ditunjang dengan kompetensi yang dibutuhkan di abad 21. Sejalan dengan hal
tersebut, National Education Association (NEA) dalam An Educator’s Guide for
Four Cs mengemukakan bahwa ada empat kemampuan yang dianggap sangat
penting da.n harus dimiliki di abad 21 yang dikenal dengan “Four Cs”, yakni
critical thinking and problem solving, communication, collaboration dan
creativity.2 Sejalan dengan NEA, Trilling dan Fadel mengemukakan lebih banyak
keterampilan yang diperlukan pada abad ke-21, diantaranya kemampuan kreatif
dan berinovasi serta sadar akan penggunaan dan pemahaman IT dan informasi.3
Berdasarkan kompetensi-kompetensi yang telah disebutkan, baik NEA ataupun
Triling dan Fadel sama-sama menetapkan kreativitas sebagai salah satu
1 Kemendikbud, Teknologi Informasi dan Komunikasi Penting untuk Proses Pembelajaran
Masa Kini. 2016. Diunduh dari http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/01/teknologi-
informasi-dan-komunikasi-penting-untuk-proses-pembelajaran-masa-kini, pada tanggal 30 Juli
2016. 2 National Education Association (NEA), An Educator’s Guide for Four Cs., h. 5.
3 Indira Sunito, Metaphoring Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks, 2013),
h. 48.
2
kompetensi yang dibutuhkan di abad ke-21 ini. Bahkan menurut Jamal Badi,
berpikir kreatif merupakan benteng pertahanan manusia pada era ketika mesin,
terutama komputer, tampaknya mengambil alih aktivitas rutin yang
membutuhkan keterampilan dan aktivitas berpikir sehari-hari.4 Selain itu, terkait
dengan aplikasi pendidikan, Education Connection menyebut enam keterampilan
penting yang menjadi dasar untuk meraih kesuksesan pada abad ke-21, yaitu
melek informasi, kolaborasi, komunikasi, kreativitas dan inovasi, pemecahan
masalah, serta bertanggung jawab.5
Dalam undang-undang SISDIKNAS RI no. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 telah
disebutkan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”6 Dari undang-undang tersebut
dapat disimpulkan bahwa Indonesia menjadikan kemampuan kreatif sebagai salah
satu kemampuan yang menjadi tujuan dari pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia terhadap 150
negara diketahui bahwa faktor-faktor penentu kemajuan suatu negara secara
berurutan sesuai dengan besarnya pengaruh adalah: inovasi dan kreativitas 45%,
jaringan kerja sama 25%, teknologi 20%, dan sumber daya alam hanya 10%.7
Berdasarkan kenyataan inilah kreativitas tidak hanya dianggap penting bagi
Indonesia, tapi juga berpengaruh pada kemajuan dunia. Sehingga peserta didik
perlu dibekali dengan keterampilan kreativitas.
Selain kreativitas yang dianggap penting, matematika juga merupakan salah
satu bidang studi yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4 Jamal Badi, dan Mustapha Tadjin, Islamic Creative Thinking: Berpikir Kreatif Berdasarkan
Metode Qur’ani, (Bandung : Mizania, 2007), h. 121. 5 Sunito, loc.cit.
6 Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang-undangan. Himpunan PP 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Yustisia, 2011), Cet. 1,
h. 125. 7 Sunito, op.cit, h. 49.
3
Peran matematika sebagai ratu ilmu sekaligus pelayan ilmu (queen and servant of
knowledge) menjadikannya sebagai bidang studi yang wajib dipelajari oleh
peserta didik pada tingkat pendidikan dasar maupun menengah di Indonesia.
Selain itu, matematika merupakan bidang studi yang sangat penting di masa
modern saat ini. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan sering sekali
dihadapkan dengan keputusan-keputusan yang membutuhkan kemampuan
matematis. Berdasarkan jenisnya, kemampuan matematis dapat diklasifikasikan
dalam lima kompetensi utama, yaitu: Pemahaman matematis, pemecahan masalah,
komunikasi matematis, koneksi matematis dan Penalaran Matematis.8 Menurut
Sumarmo, selain dari lima kompetensi utama tersebut, kemampuan berpikir kritis
dan berpikir kreatif matematis merupakan kemampuan matematis yang lebih
tinggi.9 Matematika disebut sebagai ilmu tentang hubungan dan pola.
10
Matematika adalah pola berpikir dan pola mengorganisasikan pembuktian yang
logis. Sehingga dapat dikatakan bahwa matematika merupakan bahasa atau sarana
untuk berpikir. Islam pun sangat menganjurkan umatnya untuk senantiasa
berpikir. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya ayat-ayat tentang berpikir yang
terkandung dalam al-Qur‟an. Beberapa kata dalam al-Qur‟an yang menunjukkan
makna berpikir diantaranya adalah 11يتفكرون (mereka memikirkan),
تتفكرون12
(kamu memikirkan), 13تتذكرون (kamu dapat mengambil pelajaran), 14تعقلون
(kamu
mengerti). Dalam al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 69 juga disebutkan:
8 Heris Hendriana dan Utari Sumarmo, Penilaian Pembelajaran Matematika, (Bandung:
Refika Aditama, 2014), h. 19. 9 Ibid.
10 Ismunamto, dkk, Ensiklopedia Matematika, (Jakarta: Lentera Abadi, 2011), jilid.1, h. 18.
11 Surat Ali Imran ayat 191.
12 Surat al-Baqarah ayat 219 dan 266, surat al-An‟am ayat 50.
13 Surat al-Baqarah ayat 221.
14 Surat al-Baqarah ayat 44,73,76 dan 242, surat Ali Imran ayat 65 dan 118.
4
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”15
Allah SWT telah menganugrahkan kemampuan berpikir kepada manusia.
Maka, salah satu bentuk rasa syukur atas anugrah yang telah diberikan oleh Allah
SWT adalah menggunakan kemampuan berpikir tersebut dengan sebaik mungkin.
Menurut Jamal badi, Islam mendorong kreativitas dan berpikir kreatif di begitu
banyak tingkatan dan melalui berbagai cara.16
Selain itu, Islam membuka peluang
kepada umatnya untuk senantiasa berpikir kreatif khususnya dalam urusan-urusan
dunia. Hal tersebut sesuai dengan makna yang terkandung dalam hadis riwayat
Muslim berikut ini:
نس حون فقال لو لم تفعلوا لصلح قال عو أ ن انلب صل الل عليه وسلم مر بقوم يلق
أ
مر دنياعلم بأ
نتم أ
17كم فخرج شيصا فهر بهم فقال نا نلخلكم قالوا قلت كذا وكذا قال أ
“Dari Anas diceritakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah
melewati suatu kaum yang sedang mengawinkan pohon kurma lalu beliau
bersabda: "Sekiranya mereka tidak melakukannya, kurma itu akan (tetap) baik."
Tapi setelah itu, ternyata kurma tersebut tumbuh dalam keadaan rusak. Hingga
suatu saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melewati mereka lagi dan melihat
hal itu beliau bertanya: 'Ada apa dengan pohon kurma kalian? Mereka
menjawab; Bukankah anda telah mengatakan hal ini dan hal itu? Beliau lalu
bersabda: 'Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.'”
Dari hadis tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam urusan duniawi
Rasulullah SAW membuka celah kepada umatnya untuk membuat inovasi-inovasi
baru yang kreatif dan dapat berguna untuk kehidupan manusia. Salah satu
contohnya dengan mengawinkan pohon kurma untuk menghasilkan kualitas yang
15
DEPAG, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Kathoda, 2005), h. 274. 16
Badi, op.cit, h. 33. 17
Muslim, Shahih Muslim, jilid 4, (Bairut: Dar Ihya at-Turasts al-„Arabiy), h. 6381.
5
lebih baik. Untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru yang bersifat kreatif tersebut
sangat diperlukan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif. Untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, sebaiknya guru tidak hanya
menanamkan apa yang harus dipikirkan namun sebaiknya guru diharapkan dapat
memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat berpikir dengan kreatif. Hal
tersebut dapat diwujudkan dengan cara mengintegrasikan kemampuan berpikir
kreatif dalam kurikulum yang diberlakukan di negara serta menggunakan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
Di tengah pentingnya kemampuan berpikir kreatif, tingkat kreativitas bangsa
Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal
tersebut didasarkan pada The Global Creativity Index pada tahun 2015 dimana
tingkat kreativitas bangsa Indonesia berada pada urutan ke 115 dari 139 negara,
dengan indeks kreativitas pada 0.202.18
Hal ini menunjukan tingkat kreativitas
anak bangsa masih jauh dari harapan yang harus dicapai. Sejalan dengan fakta
hasil survei tersebut, penelitian yang dilakukan Nurmalianis pada tahun 2014 di
SMP Negeri 3 Tangerang Selatan menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa masih terbilang rendah. Hanya 25,63% siswa yang dapat
berpikir lancar dengan memberikan banyak jawaban dan hanya 41% siswa yang
dapat memberikan cara penyelesaian yang berbeda19
. Keprihatinan terhadap
rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis tersebut harus segera ditindak
lanjuti. Salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas pendidikan dapat dilakukan
dengan memperbaiki model pembelajaran yang digunakan. Matematika yang
lebih sering dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan. Sehingga
dalam proses pembelajarannya harus dilakukan dengan hal-hal yang disenangi
oleh siswa.
Kebanyakan siswa di era digital merasa senang ketika menggunakan gadget,
bahkan berbagai permainan tradisional di tahun 90-an tergeser dengan berbagai
permainan dan fasilitas yang ditawarkan oleh teknologi masa kini. Tidak sedikit
18
Richard Florida, dkk., The Global Creativity Index 2015, (Rotman : The Martin Prosperity
Institute, 2015), h. 57. 19
Nurmalianis, “Pengaruh Strategi Konflik Kognitif terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa”, skripsi UIN Jakarta, 2014, h. 3. Tidak dipublikasikan.
6
siswa-siswa tingkat sekolah dasar yang dapat mengoprasikan berbagai macam
produk teknologi seperti laptop, smart phone, dan lain sebagainya. Software-
software yang disajikanpun telah menjadi teman main mereka sehari-hari.
Model pembelajaran Cybernetic hadir dengan salah satu tahapan
pembelajarannya yaitu using technology. Dengan adanya penggunaan teknologi
seperti komputer sebagai media pembelajaran, diharapkan siswa dapat lebih
berperan aktif selama proses pembelajaran. Penggunaan teknologi berupa
komputer ini tentunya didukung dengan adanya kemajuan teknologi yang
berkembang saat ini. Berkaitan dengan penggunaan komputer sebagai bahan ajar,
Uus menguraikan bahwa dalam dunia pendidikan, komputer dapat digunakan
untuk kegiatan pembelajaran. Salah satunya untuk mengajarkan berbagai mata
pelajaran yang menjadi materi pembelajaran yang ada di suatu lembaga
pendidikan.20
Sehingga penggunaan komputer pada mata pelajaran matematika
bukanlah hal yang mustahil.
Bahkan dalam Kurikulum 2013, penggunaan komputer dalam mata pelajaran
matematika menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa. Hal
tersebut terbukti dengan tercantumnya Kompetensi Dasar matematika kelas 2
SMP Kurikulum 2013 sebagai berikut: “memahami teknik penyajian data dua
variabel menggunakan tabel, grafik batang, diagram lingkaran, dan grafik garis
dengan komputer serta menganalisis hubungan antar variabel.”21
Namun adanya
kompetensi dasar tersebut tidak serta merta menjadikan proses belajar berbasis
komputer yang menunjang kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
Berdasarkan hasil wawancara pra-penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap
salah seorang guru matematika menunjukkan bahwa proses belajar yang terjadi di
kelas hanya sebatas penanaman konsep matematika seperti biasa tanpa
menggunakan komputer. Sehingga dalam proses pembelajarannya masih banyak
berpusat pada guru dan kurang memberikan celah kepada siswa untuk berpikir
kreatif.
20
Uus Ruswandi dan Badrudin, Media Pembelajaran, (Bandung: Insan Mandiri, 2008), h.92. 21
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013; Kompetensi Dasar Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, h. 48.
7
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Cybernetic dengan
Strategi Kooperatif terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran.
2. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
3. Kurang bervariasinya model, strategi, pendekatan dan metode yang
diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Penelitian pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
Cybernetic dengan strategi kooperatif tipe think pair share dan kelas
kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dengan
pendekatan scientific.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini dibatasi pada
empat indokator yaitu: fluency, flexibility, originality dan elaboration.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cybernetic
dengan strategi kooperatif?
2. Bagaimanakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
konvensional?
8
3. Apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cybernetic dengan
strategi kooperatif lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana sasaran yang hendak dicapai, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah
memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cybernetic
dengan strategi kooperatif.
2. Mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah
memperoleh pembelajaran secara konvensional dengan pendekatan
scientific.
3. Menganalisis perbandingan kemampuan kreatif matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cybernetic
dengan strategi kooperatif dengan siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan pendekatan
scientific.
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini akan diperoleh beberapa manfaat antara lain:
1. Bagi guru: Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang alternatif
pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa.
2. Bagi sekolah: Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan peningkatan
kualitas dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi peneliti lain: Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
peneliti lain yang ingin mengkaji lebih mendalam lagi berkenaan dengan
model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif serta
kemampuan berpikir kreatif matematis.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
a. Pengertian Berpikir
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila
dihadapkan dengan situasi atau suatu masalah yang harus dipecahkan. Untuk
memecahkan masalah tersebut dibutuhkan daya nalar yang memadai untuk
menganalisis masalah yang dihadapi. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, berpikir adalah menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu.1 Ruggiero dalam Thobroni
mengemukakan bahwa proses berpikir adalah suatu aktifitas mental untuk
membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat
suatu keputusan, atau hanya sebatas memenuhi hasrat keingintahuan.2 Dari
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan
mental untuk membantu menentukan suatu tindakan agar dapat memecahkan
suatu permasalahan.
Ashman Conway dalam Wowo Sunaryo mengungkapkan bahwa
kemampuan berpikir melibatkan enam jenis berpikir: (1) Metakognisi, (2)
Berpikir kritis, (3) Berpikir kreatif, (4) Proses kognitif (pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan), (5) Kemampuan berpikir inti (seperti
representasi dan meringkas), (6) Memahami peran konten pengetahuan.3
Berbeda dengan Ashman yang menyebutkan enam jenis kemampuan
berpikir, Fisher dalam thobroni lebih mengerucutkannya dengan
menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga aspek penting dalam kemampuan
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet. 3, h. 872.
2 Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), cet. 1, h. 163.
3 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 24.
10
berpikir, yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif, dan problem solving.4 Dalam
penelitian ini, peneliti akan memfokuskan penelitian pada salah satu aspek
berpikir, yaitu kemampuan berpikir kreatif.
b. Berpikir Kreatif Matematis
Kreatif merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
kreatif diartikan sebagai memiliki kemampuan untuk menciptakan.5
Mengenai definisinya, kreativitas memiliki definisi yang beragam. Bahkan
menurut Dedi Supriadi pengertian kreativitas tergantung pada bagaimana
orang mendefinisikannya dan tidak ada satu definisi pun yang dianggap
dapat mewakili pemahaman yang beragam tentang kreativitas.6 Sebelum
Dedi mengemukakan hal tersebut, Hylock sudah lebih dulu menyebutkan
bahwa tidak ada definisi tunggal mengenai kreativitas yang secara umum
diterima atau digunakan dalam suatu penelitian. Lebih lanjut menurutnya,
kreativitas secara umum adalah gagasan yang mencakup berbagai corak
kognitif, kategori kinerja dan berbagai macam hasil.7
Berbeda dengan Hylock, Yatim Riyanto mengemukakan bahwa
kreativitas adalah suatu proses yang menuntut keseimbangan dan aplikasi
dari ketiga aspek esensial kecerdasan analitis, kreatif dan praktis, beberapa
aspek yang ketika digunakan secara kombinatif dan seimbang akan
melahirkan kecerdasan dan kesuksesan.8 Menurut Johan Lithner, maksud
dari kreativitas ialah penalar menghasilkan proses rangkaian penalaran yang
4 Thobroni, loc.cit.
5 Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, h. 599.
6 Dedi Supriadi, Kreativitas Kebudayaan & Perkembangan IPTEK, (Bandung: Alfabeta, 1994),
cet. 2 h. 6. 7 Derek Haylock, Recognising Mathematical Creativity in Scoolchildren, diunduh dari
https://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a2.pdf, pada 2 September 2016, h. 68. 8 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012), cet. 3, h. 229.
11
baru, dan cukup lancar serta fleksibel. Kreatif dalam hal ini menekankan
aspek orisinalitas jawaban siswa. Menurut Cropley, secara umum kreativitas
dapat dilihat dari dua sisi, yang pertama dilihat dari suatu cara berpikir
spesial yang biasa disebut divergent thinking dan yang kedua dapat dilihat
dari produk yang dianggap kreatif seperti hasil seni, musik, arsitektur, dan
lain-lain.9
Selain dilihat dari produk yang dihasilkan, kreativitas juga dapat ditinjau
dari segi prosesnya, yaitu proses berpikir kreatif. Menurut Munandar
kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi-dimensial, terdiri dari
berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif (berpikir kreatif), dimensi afektif
(sikap dan kepribadian), dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif).10
Lebih lanjut menurutnya berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan
banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana
penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman
jawaban.11
Senada dengan Munandar, Surya mengemukakan bahwa berpikir
kreatif adalah proses berpikir untuk: (1) banyak kemungkinan; (2) menunda
timbangan; (3) kemungkinan baru dan tidak biasa; (4) menggunakan
imajinasi dan intuisi; (5) mengembangkan dan memilih alternatif; (6) banyak
cara dan menggunakan titik pandang yang berbeda terhadap sesuatu.12
Selain
definisi yang dikemukakan Munandar dan Surya, parnership for 21st
century learning mendefinisikan berpikir kreatif sebagai berikut:
1) Menggunakan berbagai cara atau teknik dalam menciptakan sebuah ide.
2) Menciptakan ide baru yang berguna.
9 Haylock, loc.cit.
10 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
Cet. 3, h. 59. 11
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT
Grasindo, 1999), cet. 3, h. 48. 12
Mohamad Surya, Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2015),
cet. 1, h.119-120.
12
3) Mengelaborasi, memperbaiki dan mengevaluasi ide-ide mereka sendiri
dalam rangka meningkatkan dan memaksimalkan upaya kreatif.13
Perkembangan kemampuan berpikir kreatif dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Menurut Agus Nggermanto berpikir kreatif akan tumbuh subur bila
didukung oleh faktor personal dan situasional, yang diantaranya kemampuan
kognitif, sikap yang terbuka, sifat yang bebas, otonom, dan percaya diri.14
Dari banyaknya definisi menurut beberapa ahli, peneliti menyimpulkan
bahwa berpikir kreatif merupakan proses untuk menghasilkan sesuatu yang
beragam, bersifat baru, unik, dan berguna.
Karakteristik pemikiran kreatif menurut Guilford berkaitan erat dengan
lima ciri yang menjadi sifat kemampuan berpikir15
:
1) Kelancaran (Fluency) dalam berpikir adalah kemampuan memproduksi
banyak gagasan.
2) Keluwesan (flexibility) merupakan kemampuan untuk mengajukan
berbagai pendekatan atau jalan pemecahan masalah.
3) Keaslian (originality) adalah kemampuan untuk melahirkan gagasan asli
sebagai hasil pemikiran sendiri.
4) Penguraian (elaboration) adalah kemampuan untuk menguraikan
sesuatu secara terperinci.
5) Perumusan kembali (redefinition) merupakan kemampuan untuk
mengkaji suatu persoalan melalui cara dan perspektif yang berbeda
dengan yang sudah lazim.
Berbeda dengan Guilford yang menyebutkan redefinition sebagai salah
satu karakteristik berpikir kreatif, Munandar mengemukakan bahwa ciri-ciri
kemampuan berpikir kreatif terdiri dari keterampilan berpikir lancar,
keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisinal, keterampilan
13
National Education Association (NEA), An Educator’s Guide for Four Cs., h. 25. 14
Agus Nggermanto, Kecerdasan Quantum, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2015), cet. 1, h. 72. 15
Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka Populer
Obor, 2002), h. 108-109.
13
memperinci, dan keterampilan menilai.16
Definisi dan ciri-ciri dari masing-
masing keterampilan tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1) Keterampilan berpikir lancar (fluency)
Definisi dari keterampilan berpikir lancar adalah17
:
a) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau
pertanyaan.
b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
c) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
Keterampilan ini ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti18
:
a) Mengajukan banyak pertanyaan.
b) Mempunyai banyak gagasan mengenai cara pemecahan suatu
masalah.
c) Lancar dalam mengungkap gagasan-gagasannya.
d) Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-
anak lain.
e) Dengan cepat dapat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu
obyek atau situasi.
2) Keterampilan berpikir luwes (flexibility)
Definisi dari keterampilan berpikir luwes adalah19
:
a) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.
b) Melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
c) Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
Keterampilan ini ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti20
:
16
Munandar, op.cit, h. 88-90. 17
Ibid., h. 88. 18
Wati Susilawati, Belajar&Pembelajaran Matematika, (Bandung: UIN Sunan Gunung Djati,
2009), h. 216. 19
Munandar, loc.cit.
14
a) Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap
suatu objek.
b) Memberikan berbagai macam-macam penafsiran (interpretasi)
terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah.
c) Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-
beda.
d) Memberi pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang
diberikan orang lain.
e) Dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu
mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas
kelompok.
f) Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan berbagai cara
yang berbeda untuk menyelesaikannya.
3) Keterampilan berpikir orisinal (originality)
Definisi dari keterampilan berpikir orisinil adalah21
:
a) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
b) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.
c) Mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari unsur-unsur.
Keterampilan ini ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti22
:
a) Memikirkan masalah-masalah yang tidak terpikirkan oleh orang
lain.
b) Mempertanyakan cara-cara yang lama dan memikirkan cara-cara
yang baru.
c) Lebih senang mensintesis dari pada menganalisis situasi.
20
Susilawati, loc.cit. 21
Munandar, op.cit, h. 89. 22
Susilawati, op.cit. h. 217.
15
4) Keterampilan memperinci (elaboration)
Definisi dari keterampilan elaborasi adalah23
:
a) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau
produk.
b) Menambahkan atau memperinci secara detail suatu objek, gagasan
atau situasi sehingga lebih menarik.
Keterampilan ini ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti:
a) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau
pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang
terperinci.
b) Memperkaya gagasan orang lain.
c) Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan
ditempuh.24
5) Keterampilan menilai (Evaluation)
Definisi dari keterampilan menilai adalah25
:
a) Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu
pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana.
b) Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka.
c) Tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya.
Keterampilan ini ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti26
:
a) Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri
b) Menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal
c) Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan selalu
menanyakan “mengapa?”
d) Mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk
mencapai suatu keputusan.
23
Munandar, op.cit, h. 90. 24
Susilawati, loc.cit. 25
Munandar, loc.cit. 26
Munandar, loc.cit.
16
e) Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus.
Dari kelima ciri-ciri kemampuan kreatif menurut Munandar yang
peneliti temukan, Wati hanya mengutip empat ciri-ciri kemampuan kreatif
dari kelima ciri-ciri yang telah disebukan di atas. Keempat ciri-ciri
kemampuan kreatif yang dikutip oleh Wati dari Munandar adalah fluency,
flexibility, originality, dan terakhir elaboration.27
Sejalan dengan Wati, Heris
dan Utari Sumarmo juga hanya mengutip empat ciri-ciri kemampuan kreatif
seperti yang dikutip oleh Wati. Yang dalam hal ini, evaluation tidak
dimasukkan sebagai ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif.28
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada empat
indikator kemampuan berpikir kreatif matematis, yaitu fluency atau
keterampilan berpikir lancar, flexibility atau keterampilan berpikir luwes,
originality atau keterampilan berpikir orisinil dan elaboration atau
keterampilan memperinci. Keempat indikator tersebut merupakan irisan dari
indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli.
2. Model Pembelajaran Cybernetic
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak lepas dari proses belajar
dan mengajar. Pengertian pembelajaran dapat ditinjau dari sudut pandang
guru dan sudut pandang siswa. Menurut Yunus Abidin, ditinjau dari sudut
pandang guru, pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan
guru agar siswa belajar. Dari sudut pandang siswa, pembelajaran merupakan
proses.29
27
Susilawati, op.cit, h. 216-217. 28
Heris Hendriana dan Utari Sumarmo, Penilaian Pembelajaran Matematika, (Bandung: Refika
Aditama, 2014), h. 43-44. 29
Yunus Abidin, Desain Pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013, (Bandung: Refika
Aditama, 2014), cet. 2, h. 6.
17
Istilah pembelajaran dan pengajaran tentunya merupakan dua istilah
yang tidak asing di dunia pendidikan. Meskipun seringkali terkesan sama,
dua istilah tersebut memiliki perbedaan makna. Menurut Agus Suprijono,
pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan pengajaran
terjemahan dari teaching. Berdasarkan arti kamus, pengajaran adalah proses,
perbuatan, cara mengajarkan. Pengajaraan adalah proses penyampaian. Arti
demikian melahirkan konstruksi belajar mengajar berpusat pada guru. 30
Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan
istilah pembelajaran dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada
pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada
pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir
lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru menyediakan fasilitas bagi
peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah
peserta didik.31
Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa sudah seharusnya
memiliki peran aktif dalam pembelajaran dan guru bertugas untuk
merancang lingkungan belajar yang aktif dan kondusif bagi siswa.
b. Teori Belajar Cybernetic
Cybernetic adalah istilah yang dicetuskan oleh seorang ahli matematika
yang bernama Norbert Wiener pada tahun 1947. Istilah Cybernetic sendiri
berasal dari bahasa Yunani yang berarti jurumudi (helmsman) atau
pengemudi sampan (cox).32
Menurut teori Cybernetic, belajar adalah pengolahan informasi. Teori
ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif, yaitu mementingkan proses
belajar daripada hasil belajar. Namun, yang lebih penting lagi bagi teori
Cybernetic adalah sistem informasi yang diproses dan akan dipelajari siswa.
30
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. 1, h. 11-13. 31
Suprijono, op.cit., h. 13 32
Joy Murray, Cybernetic Circularity in Teaching and Learning, (University of Sydney, 2006),
p. 215.
18
Asumsi lain teori Cybernetic adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun
yang ideal untuk segala situasi dan yang cocok untuk semua siswa sebab
cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.33
Implementasi teori Cybernetic dalam kegiatan pembelajaran telah
dikembangkan oleh beberapa tokoh. Salah satunya adalah pendekatan yang
berorientasi pada pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh Gagne dan
Barline, Biehler, Snowman, Baine, dan Tennyson.34
Komponen pemrosesan
informasi dipilih menjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas,
bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga komponen tersebut
adalah: (1) Sensory receptor yang merupakan sel tempat pertama kali
informasi diterima dari luar, (2) Working Memory yang diasumsikan mampu
menangkap informasi yang diperhatikan oleh individu, (3) Long Term
Memory yang diasumsikan berisi semua pengetahuan yang dimiliki oleh
individu, mempunyai kapasitas terbatas, dan informasi yang telah disimpan
di LTM tidak akan hilang atau terhapus. 35
c. Pengertian Model Pembelajaran Cybernetic
Model pembelajaran Cybernetic adalah model pembelajaran yang
berangkat dari teori Cybernetic, beberapa ahli menyebutnya dengan istilah
model pemrosesan informasi. Model ini berdasarkan teori belajar kognitif
dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat
memperbaiki kemampuannya. Menurut Rusman, pemrosesan informasi
merujuk pada cara mengumpulkan atau menerima stimuli dari lingkungan,
mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan
menggunakan simbol verbal dan visual.36
Lebih singkat dari yang dijelaskan
Rusman, Thobroni mengungkapkan model pembelajaran Cybernetic sebagai
33
Thobroni, op.cit., h. 153. 34
Ibid., h. 154. 35
Ibid., h. 154-155. 36
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), cet. 3, h. 139.
19
model pembelajaran yang menyatukan antara teori dan praktek
(laboratorium komputasi). 37
Menurut Rusman, dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam
bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara
kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi
eksternal (rangsangan dari lingkungan) dan interaksi antar keduanya akan
menghasilkan hasil belajar. 38
Lebih lanjut lagi Rusman memaparkan bahwa
pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa
kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari: (1) informasi
verbal, (2) kecakapan intelektual, (3)strategi kognitif, (4) sikap, dan (5)
kecakapan motorik.39
Dari pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa proses
yang terjadi pada model pembelajaran Cybernetic ini tidak akan jauh dari
proses input, process, dan out put.
d. Tahapan Model Pembelajaran Cybernetic
Menurut Rusman, model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di
kelas.
4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-
langkah pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3)
sistem sosial, dan (4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut
37
Thobroni, op. cit, h. 168. 38
Rusman, loc.cit. 39
Ibid., h. 139.
20
merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model
pembelajaran.
5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi: (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang
dapat diukur, (2) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
6) Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran
yang dipilihnya. 40
Dari ciri-ciri yang disebutkan oleh Rusman, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa pembelajaran Cybernetic merupakan salah satu model
pembelajaran karena telah memenuhi ciri-ciri model pembelajaran.
Menurut Suciati dan Prasetya Irawan, ada enam langkah yang dapat
dilakukan dalam pembelajaran Cybernetic, yaitu41
:
1) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran;
2) Menentukan materi pembelajaran;
3) Mengkaji sistem informasi yang terkandung di dalam materi
pembelajaran;
4) Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi
tersebut;
5) Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem
informasinya;
6) Menyesuaikan materi pelajaran dan membimbing siswa belajar dengan
pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran.
Peneliti menganggap bahwa istilah Cybernetic mengandung arti yang
sama dengan istilah pemrosesan informasi karena teori Cybernetic sendiri
berangkat dari teori pemrosesan informasi. Rusman menyebutkan ada
sembilan langkah yang harus diperhatikan pendidik di kelas berkaitan
dengan pembelajaran pemrosesan informasi yang dalam hal ini peneliti
40
Ibid. 41
Thobroni, op.cit., h. 168-169.
21
menganggap sama dengan pembelajaran Cybernetic. Sembilan langkah
tersebut sebagai berikut:
1) Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
2) Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang
akan dibahas.
3) Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.
4) Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah
direncanakan.
5) Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
6) Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran.
7) Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.
8) Melaksanakan penilaian proses dan hasil.
9) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab
berdasarkan pengalamannya. 42
Berbeda dengan langkah-langkah yang telah disebutkan, menurut
Simundza dalam Thobroni ada tujuh langkah pembelajaran Cybernetic yang
diuraikan dengan lebih rinci sebagai berikut:
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam
bekerja secara matematis menggunakan teknologi komputer.
2) Mengorganisasikan siswa ke dalam beberapa kelompok belajar yang
masing-masing berjumlah 2 sampai 3 orang.
3) Menyampaikan informasi berupa teori dan latihan melalui LKS.
4) Membimbing kelompok belajar siswa dalam menyelesaikan LKS.
5) Mengarahkan siswa dalam melakukan manipulasi-maipulasi matematis
dengan menggunakan software pembelajaran untuk memahami konsep
matematika secara utuh.
42
Ibid.
22
6) Mendiskusikan hasil manipulasi tersebut dan dijadikan sebagai bahan
untuk mengonstruksi pengetahuan konseptual matematika.
7) Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya. 43
Berbeda dari Thobroni, Arviyati menyajikan tahap-tahap pembelajaran
Cybernetic yang dikemukakan oleh Simundza sebagai berikut44
:
Gambar 2.1
Tahapan Model Pembelajaran Cybernetic
43
Thobroni, op.cit, h. 169. 44
Arvyati, dkk, Development of Learning Devices of Cybernetic Cooperative in Discussing The
Simplex Method in Education Students of FKIP UHO, International Journal of Education and
Research, Vol. 3, No. 2, 2015, h. 592
REVISIT THE PROBLEM
New Mathematical Concept
VERBAL EXPRESSION
Clear Exposition of Result
CONCRITE RESULT
Reinforcement Math
HAND-ON ACTIVITY
Data Collection Computer Simulation
TECHNOLOGY USED APPROPRITELLY
Critical Thinking
COOPERATIVE GROUP WORK
Situation Learning
DESIGN THE PROBLEM
Consept/Application
23
Dari tahapan yang dikemukakan oleh Simundza tersebut, pembelajaran
Cybernetic ini terlihat sangat mengutamakan aspek keaktifan siswa sehingga
pembelajaran ini bersifat student center. Peran aktif siswa akan terlihat lebih
dominan pada tahapan pembelajaran design the problem, cooperative group
work, using technology, hand on activity, verbal expression, dan revisit the
problem. Mengenai keaktifan siswa, Muin mengatakan bahwa keaktifan
siswa merupakan salah satu prinsip utama dalam proses pembelajaran,
karena pada dasarnya pengalaman belajar akan diperoleh jika siswa aktif
berinteraksi dengan lingkungannya.45
Lebih lanjut Muin mengatakan bahwa
pengalaman belajar dalam matematika adalah “doing math”, apa yang siswa
lakukan dalam upaya memahami dan membuat pembelajaran menjadi
bermakna bagi dirinya. Pembelajaran lebih ditekankan pada eksistensi minds
on dan hands on. Jadi, dalam pembelajaran dibuat selaras antara apa yang
dipikirkan siswa dengan apa yang dilakukannya terkait apa yang sedang
dipelajarinya.46
Keaktifan siswa pada proses pembelajaran Cybernetic ini
akan terlihat diantaranya ketika siswa mengoprasikan media pembelajaran
berupa perangkat komputer serta proses diskusi yang dilakukannya.
Berdasarkan tahapan-tahapan yang diuraikan oleh beberapa ahli di atas,
maka tahapan model pembelajaran Cybernetic yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Design the Problem. Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan tema materi yang akan dipelajari terlebih dahulu serta
memberikan motivasi terhadap siswa. Selanjutnya guru menyajikan
suatu permasalahan yang menarik perhatian siswa untuk meningkatkan
45
Wardatul Aulia dan Abdul Muin, The Activeness Analysis of Students and the Time Dominance
of Math Teaching at Accelerated and RSBI Class One of State High School in South Tangerang,
(Jakarta, International Seminar “Sang Guru”, 2012), h. 93. 46
Abdul Muin, Peranan Intuisi dan Eksplorasi Berpikir Matematis dalam Proses Pemecahan
Masalah, Jakarta, h. 3.
24
rasa ingin tahu siswa. Lalu siswa merancang suatu permasalahan untuk
dicari solusinya.
2) Cooperative Group Work. Pada tahap ini, strategi kooperatif yang
digunakan adalah strategi kooperatif tipe think pair share. Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil dengan jumlah
anggota setiap kelompok sekitar 2 sampai 3 orang siswa. Masing-
masing kelompok siswa berdiskusi merancang suatu permasalahan dan
mencari solusi dari permasalahan tersebut. Guru juga memberikan
bimbingan kepada setiap kelompok secara bergantian. Di akhir
pembelajaran, pasangan-pasangan tersebut mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
3) Using Technology, Hand On Activity and Concrite Result. Menurut
peneliti tahap ini merupakan tahapan yang menjadi ciri khas dari model
pembelajaran Cybernetic, yang mana pada tahapan ini siswa dituntut
untuk memanfaatkan teknologi komputer dalam proses pembelajaran.
Software yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah browser dan
Ms. Excel. Penggunaan komputer dalam pembelajaran ini tidak hanya
sebagai sumber belajar, melainkan digunakan juga sebagai alat untuk
membantu menemukan solusi dari suatu permasalahan. Dari proses
penyelesaian masalah yang dibantu dengan menggunakan komputer,
siswa diminta untuk menghasilkan suatu penyelesaian yang konkret.
Hasil konkret tersebut dapat berupa informasi yang diperlukan, diagram,
tabel, atau solusi dari permasalahan nyata yang diberikan.
4) Verbal Expression. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan solusi
yang telah didapat dari permasalahan yang diberikan. Serta siswa yang
lainnya bertanya dan menanggapi hasil presentasi temannya.
5) Revisit the Problem. Siswa meninjau kembali permasalahan yang
dibahas dan menghubungkannya dengan solusi yang didapat.
Diharapkan siswa dapat menentukan sendiri apakah solusi yang ia
25
temukan sesuai untuk permasalahan yang ia rancang. Pada tahap ini
guru membimbing siswa dan mengajukan beberapa pertanyaan untuk
menguji keyakinan siswa atas solusi yang ia dapat.
3. Strategi Kooperatif
Pembelajaran kooperatif meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk
bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.47
Agus Suprijono mengatakan bahwa ada lima unsur yang harus diterapkan
untuk mencapai hasil yang maksimal dari pembelajaran kooperatif, yaitu: 48
1) Positive interdevendence (saling ketergantungan positif)
2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)
5) Group Processing (pemrosesan kelompok)
Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan metode think pair share. Langkah-langkah
dari metode tersebut adalah sebagai berikut: 49
1) Thinking. Pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan
atau isu terkait dengan palajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memikirkan
jawabannya.
2) Pairing. Pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan
dan memberi kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk
berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari
jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan
pasangannya.
47
Suprijono, op.cit., h. 54 48
Suprijono, op.cit., h. 58. 49
Suprijono, op.cit., h. 91
26
3) Sharing. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya
dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Dalam kegiatan ini
diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian
pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat menemukan struktur
dari pengetahuan yang dipelajarinya.
4. Model Pembelajaran Cybernetic dengan Strategi Kooperatif
Pada penelitian ini, peneliti mengkombinasikan model pembelajaran
Cybernetic dengan strategi kooperatif tipe think pair share sehingga tahapan
pembelajaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Design the Problem (thinking). Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan tema materi yang akan dipelajari terlebih dahulu serta
memberikan motivasi terhadap siswa. Selanjutnya guru menyajikan suatu
permasalahan yang menarik perhatian siswa untuk meningkatkan rasa
ingin tahu siswa. Lalu siswa merancang suatu permasalahan untuk dicari
solusinya. Pada tahap ini juga terjadi kegiatan thinking yang mana siswa
dituntut untuk berpikir dalam merancang suatu permasalahan dan dalam
mencari solusinya.
2) Cooperative Group Work (thinking and pairing). Pada tahap ini siswa
berpasang-pasangan untuk bekerjasama dan berdiskusi dalam mencari
solusi. Dalam proses bekerjasama terjadi kegiatan pairing dan thinking
karena dalam proses tersebut siswa berbagi, berdiskusi dan berpikir untuk
memecahkan permasalahan.
3) Using Technology, Hand On Activity and Concrite Result (thinking).
Siswa menggunakan komputer untuk menyelesaikan masalah yang
diberikan sehingga dapat menghasilkan suatu penyelesaian yang konkret.
Pada tahap ini siswa berpikir agar dapat menggunakan teknologi dalam
memecahkan masalahnya sehingga pada tahap ini tercakup kegiatan
thinking.
27
4) Verbal Expression (sharing). Hasil diskusi di tiap-tiap pasangan
dipresentasikan di depan pasangan lain yang ada di kelas. Pada tahap ini
terjadi kegiatan sharing yang mana siswa berbagi informasi satu sama
lain. Pada tahap ini juga diharapkan adanya tanya jawab antar siswa dan
tanya jawab antara siswa dengan guru.
5) Revisit the Problem (thinking). Meninjau kembali permasalahan yang
dibahas dan menghubungkannya dengan solusi yang didapat untuk
menentukan apakah solusi yang didapat sudah sesuai dengan
permasalahan yang dibahas. Untuk menentukan apakah solusi yang
didapat merupakan solusi yang tepat untuk suatu permasalahan,
dibutuhkan kemampuan berpikir. Sehingga pada tahap ini juga terjadi
kegiatan thinking.
Berikut ini keterkaitan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi
kooperatif tipe think pair share:
Gambar 2.2
Model Pembelajaran Cybernetic dengan Strategi Kooperatif
REVISIT THE PROBLEM
VERBAL EXPRESSION
USING TECHNOLOGY, HAND-ON ACTIVITY, CONCRITE RESULT
COOPERATIVE GROUP WORK
DESIGN PROBLEM
THINK
PAIR
SHARE
28
5. Pembelajaran Konvensional
Secara umum, proses pembelajaran konvensional merupakan
pembelajaran yang biasa diterapkan sehari-hari oleh guru ketika mengajar di
sekolah. Pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah bergantung pada
kurikulum pemerintah yang dijadikan kiblat oleh sekolah tersebut. Pada
kurikulum 2013, pembelajaran diorientasikan agar siswa mengembangkan
sikap, keterampilan dan pengetahuan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Yunus
Abidin menyebutkan setidaknya ada lima model pembelajaran yang menjadi
inti dalam pembelajaran kurikulum 2013. Salah satu model tersebut adalah
model pembelajaran scientific.50
Sehingga pembelajaran secara konvensional
yang dipakai dalam penelitian ini adalah pembelajaran scientific.
Pembelajaran scientific merupakan model pembelajaran yang menuntut
siswa beraktivitas sebagaimana seorang ahli sains. Pada prakteknya, siswa
melakukan aktivitas seperti merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data serta membuat
kesimpulan.51
Pembelajaran scientific yang akan dilaksanakan terdiri dari
kegiatan 5M, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan.
B. Hasil Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Arvyati, La Ode Ahmad Jazuli, Rosdiana,
Yoo Eka Yana Kansil, Hasnawati dan Kadir Tiya yang berjudul
“Development of Learning Devices of Cybernetic Cooperative in Discussing
The Simplex Method in Education Students of FKIP UHO” menyimpulkan
50
Yunus Abidin, op.cit., h. 122. 51
Yunus Abidin, op.cit., h. 122.
29
bahwa prestasi belajar mahasiswa pada materi program linier meningkat
dengan menggunakan pembelajaran Cybernetic dengan kooperatif.52
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Fahinu, M.Pd yang berjudul “Penerapan
model pembelajaran sibernetik dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis matematik siswa SMAN 4 Kendari”. Dari penelitiannya, Fahinu
menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran sibernetik teori-praktek lebih
efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik siswa
dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas X
SMA Negeri 4 Kendari.53
3. Penelitian yang dilakukan oleh Benni Al Azhri yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Informal Tipe Formulate-Share-Listen-
Create (FSLC) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa” dengan kesimpulan bahwa kualitas peningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif informal tipe FSLC lebih baik dari pada siswa yang
diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional.54
C. Kerangka Berpikir
Secara umum kemampuan berpikir kreatif matematis dapat ditinjau dari
empat komponen, yaitu fluency, flexibility, originality dan elaboration. Berpikir
lancar atau fluency memiliki ciri-ciri: mencetuskan banyak gagasan, jawaban,
penyelesaian masalah, atau pertanyaan; memberikan banyak cara atau saran
untuk melakukan berbagai hal; dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
Keluwesan atau flexibility memiliki ciri-ciri: menghasilkan gagasan, jawaban,
atau pertanyaan bervariasi, melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-
52
Arvyati, op.cit., h. 597. 53
Fahinu, Penerapan Model Pembelajaran Sibernetik Dalam Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa. h. 1. 54
Benny Al Azhri, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif informal tipe formulate-share-
create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, (Jakarta: Skripsi
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 67, tidak dipublikasikan.
30
beda, mampu mengubah cara pemikiran. Ciri-ciri keterampilan berpikir orisinil
atau originality adalah: Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik,
memikirkan cara yang tidak lazim, mampu membuat kombinasi yang tidak
lazim. Sedangkan ciri-ciri keterampilan memperinci atau elaboration yaitu:
mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk serta
menambahkan atau memperinci secara detail suatu objek, gagasan atau situasi
sehingga lebih menarik.
Tidak dipungkiri lagi bahwa kemajuan teknologi sudah sangat pesat. Tidak
sedikit siswa-siswa tingkat sekolah dasar yang dapat mengoprasikan berbagai
macam produk teknologi seperti laptop dan smartphone. Software-software yang
tersedia pun telah menjadi teman main mereka sehari-hari. Seiring dengan
kemajuan teknologi, media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran
pun seharusnya mengalami kemajuan. Dengan adanya model pembelajaran
Cybernetic, selain menggunakan software yang dianggap menarik bagi siswa,
guru dapat menjadikan siswa berperan lebih aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung. Model pembelajaran Cybernetic berangkat dari teori belajar
Cybernetic. Selain berlandaskan teori Cybernetic, model pembelajaran ini pun
berlandaskan teori Bruner yang dikemukakan oleh Jerome Bruner. Sesuai dengan
teori Bruner, dapat disimpulkan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil
jika proses pembelajarannya dilengkapi dengan alat peraga dan objek-objek
untuk dimanipulasi oleh siswa.55
Agar tercapainya suatu keberhasilan dalam pembelajaran matematika, sudah
seyogyanya seorang guru menciptakan pembelajaran yang efektif. Salah satunya
adalah dengan upaya pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Cybernetic. Yang mana model pembelajaran ini menyatukan antara teori dan
praktik (laboratorium komputasi).56
Laboratorium komputasi ini dapat digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan komputer sebagai
55
Wati Susilawati, op. cit., h. 14. 56
Thobroni, op. cit, h. 168.
31
media pembelajaran. Pada penelitian ini, model pembelajaran Cybernetic akan
dikombinasikan dengan menggunakan strategi kooperatif tipe think pair share
langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
1) Design the Problem (thinking).
Siswa berpikir untuk merancang suatu permasalahan yang akan dicari
solusinya. Tahap ini mendukung pengembangkan keterampilan fluency
dan flexibility siswa. Seperti adanya variasi pada gagasan, jawaban,
pertanyaan atau desain permasalahan yang dirancang oleh siswa serta
banyaknya cara yang dapat dilakukan dalam menemukan solusi dari
permasalahan tersebut.
2) Cooperative Group Work (thinking and pairing).
Siswa berpasang-pasangan untuk bekerjasama dan berdiskusi dalam
memikirkan solusi yang sesuai dengan permasalahan. Tahap ini
mendukung pengembangan keterampilan fluency dan flexibility siswa
seperti yang terjadi pada tahap design the problem.
3) Using Technology, Hand On Activity and Concrite Result (thinking).
Siswa menggunakan teknologi komputer untuk menyelesaikan
masalah sehingga dapat menghasilkan suatu solusi yang konkret. Tahap
ini dapat mendukung pengembangan keterampilan fluency, flexibility,
originality dan elaboration. Contoh keterampilan fluency dan flexibility
yang dikembangkan adalah dihasilkannya suatu hasil konkret yang
banyak dan beragam. Contoh keterampilan originality yang dapat
dikembangkan adalah mampu menghasilkan suatu hasil konkret yang
bersifat baru dan unik serta mampu membuat kombinasi yang tidak lazim.
Contoh elaboration seperti mampu mengembangkan produk baik dari
segi penambahan warna pada diagram atau keterangan yang lainnya.
4) Verbal Expression (sharing).
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan siswa
lain yang ada di kelas. Tahap ini mampu mendukung pengambangan
32
keterampilan flexibility siswa karena argumen dan pertanyaan siswa akan
beragam.
5) Revisit the Problem (thinking).
Siswa meninjau kembali permasalahan yang dibahas dan
menghubungkannya dengan solusi yang didapat untuk menentukan
apakah solusi yang didapat sudah sesuai dengan permasalahan yang
dibahas. Tahap ini mampu mendukung keterampilan elaboration siswa
seperti memperkaya dan mengembangkan produk yang dihasilkan siswa.
Setelah melakukan peninjauan kembali siswa mengetahui kekurangan
dari produk yang dihasilkannya.
Model pembelajaran Cybernetic merupakan suatu pembelajaran yang
didasari oleh teori Cybernetic yang mementingkan pemrosesan informasi yang
diterima siswa. Model pembelajaran ini pun memiliki ciri khas, yaitu
memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran dalam salah satu
tahapannya. Dalam kegiatan pemrosesan ini, siswa diarahkan untuk berpikir dan
mengolah informasi melalui praktik, umpan balik, dan latihan dengan
menggunakan software sebagai alat bantu. Dari beberapa uraian sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cybernetic adalah suatu model
pembelajaran yang berangkat dari teori Cybernetic, di mana siswa dituntut untuk
bekerjasama dengan kelompoknya dalam merancang permasalahannya sendiri
serta menggunakan teknologi untuk menyelesaikan permasalahannya tersebut
sampai menghasilkan suatu hasil yang konkret dan bisa dipresentasikan.
Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif diduga dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Keterkaitan antara proses
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Cybernetic dengan
strategi kooperatif terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dapat
dilihat pada Gambar 2.3 sebagai berikut.
33
SOLUSI
Z
Gambar 2.3
Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan pemilihan pokok masalah yang diajukan dan kerangka teori
yang melandasi penelitian ini, maka pengajuan hipotesis sebagai berikut
“Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif lebih tinggi daripada siswa
yang diajar dengan model pembelajaran konvensional”.
MASALAH
Pentingnya kemampuan berpikir kreatif matematis dan rendahnya kemampuan tersebut
PEMBELAJARAN CYBERNETIC
DENGAN STRATEGI KOOPERATIF
INDIKATOR
KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIS
KURIKULUM 2013 KOMPETENSI ABAD 21 KEMAJUAN TEKNOLOGI
Cooperative Group Work
Using Technology, Hand on activity,
and Concrite result
Design problem
ELABORATION
Revisit Problem
Verbal Expression
Fluency
ORIGINALITY
Flexibility
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 01, Cempaka Putih, Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII pada semester ganjil tahun
ajaran 2016/2017. Secara keseluruhan jadwal kegiatan penelitian adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan Ags Sep Okt Nov Des Jan
1 Persiapan dan Perencanaan
2 Observasi (Studi lapangan)
3 Pelaksanaan di lapangan
(proses pembelajaran dan tes
akhir)
4 Analisis Data
5 Laporan Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi
experiment) yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti untuk melakukan
pengontrolan secara penuh terhadap kondisi kelas dan lingkungan belajar kelas
eksperimen.1 Penelitian ini dilakukan terhadap kelompok-kelompok siswa,
1 Nana Syaodih Sukma Dinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), h. 207.
35
dengan membagi dua kelompok, yaitu kelompok dan kelompok . Kelompok
adalah kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran Cybernetic
dengan strategi kooperatif, sedangkan kelompok adalah kelompok yang diberi
perlakuan pembelajaran konvensional. Perlakuan ini diberikan selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung yaitu pada pokok bahasan statistika.
Setelah penguasaan materi pelajaran, kedua kelompok diberi tes yang sama.
Kemudian membandingkan hasil tes tersebut antara siswa yang memperoleh
model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif ( ) dengan siswa
yang memperoleh pembelajaran konvensional ( ). Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Randomized Post Test Only Control Group
Design dimana desain hanya menggunakan pasca-tes.2 Menurut Noor pada desain
ini ada dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi
perlakuan yang berbeda oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran, sedang
kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok kontrol diberi perlakuan
secara konvensional lalu dilakukan pengukuran.3 Pemilihan desain ini karena
peneliti hanya ingin melihat perbedaan kemampuan kreatif matematis siswa
setelah diberi perlakuan. Sehingga tidak diberikan pre-test. Adapun desain
penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.2 berikut: 4
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelompok Variabel Terikat Postes
Eksperimen
Kontrol -
Keterangan:
X : Penerapan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi
kooperatif
O : Tes kemampuan berpikir kreatif matematis
2 Ibid, h. 206.
3 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2012),Cet. 2, h.
116. 4 Ibid.
36
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah “jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diselidiki
karakteristik atau ciri-cirinya.”5 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan tahun ajaran 2016/2017
yang terdiri dari 10 kelas.
2. Sampel
Sampel adalah “sebagian dari unit-unit yang ada dalam populasi yang
ciri-ciri atau karakteristiknya benar-benar diselidiki.”6 Sampel dari penelitian
ini diambil dari populasi siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di
Tangerang Selatan. Sampel diambil sebanyak dua unit kelas secara acak
dengan menggunakan Cluster Random Sampling dimana sampling dilakukan
pada seluruh kelas di sekolah tersebut dengan melakukan pengocokan untuk
menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.7 Variabel independen atau
variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Cybernetic dengan
strategi kooperatif. Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis dari
kedua kelompok sampel yaitu kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini
dilakukan pada akhir pokok bahasan materi yang dipelajari.
5 Muhammad Farouk dan Djaali, Metodologi Penelitian Sosial. (PTIK Press-cv Restu
Agung, 2003), h. 39. 6 Ibid.
7 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 21, h. 3.
37
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes akhir
(post-test) untuk mengukur kemampuan kreatif matematis siswa. Tes disusun
dalam bentuk uraian (essay) berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif
matematis, yaitu indikator fluency, flexibility, originality, dan elaboration.
Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.3 berikut:
Kompetensi Dasar: Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis yang
terkait dengan materi statistika
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Indikator
Berpikir
Kreatif
Indikator Pembelajaran
Nomor
Butir
Soal
Berpikir
Lancar
(Fluency)
Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang
disajikan dalam suatu tabel atau diagram.
4.b
Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang
disajikan dalam suatu tabel atau diagram.
5
Berpikir
Luwes
(Flexibility)
Menentukan data yang beragam sesuai dengan informasi
yang diketahui
1
Membuat pernyataan yang beragam terkait informasi
yang disajikan dalam berbagai bentuk tabel dan diagram.
4.c
Menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk
tabel dan diagram.
4.d
Berpikir
Orisinal
(Originality)
Mengemukakan gagasan yang unik tentang informasi
yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram
2
Mengemukakan gagasan yang unik tentang informasi
yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram
3
Berpikir
Elaborasi
(elaboration)
Mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan
dalam tabel atau diagram dengan memberikan alasan
yang jelas dan rinci.
4.a
Mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan
dalam tabel atau diagram dengan memberikan alasan
yang jelas dan rinci.
6
Skor kemampuan berpikir kreatif matematis untuk setiap indikator dimulai
dari 0 sampai 3. Adapun pedoman penskoran kemampuan berpikir kreatif
matematis secara rinci disajikan dalam Tabel 3.4 berikut:
38
Tabel 3.4
Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
No
Soal Aspek Skor Kriteria
1 Flexibility
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan
jawaban yang tidak relevan.
1 Memberikan jawaban yang sejenis menggunakan
konsep statistika dengan lengkap.
2
Memberikan jawaban yang beragam menggunakan
konsep statistika yang kurang lengkap sehingga hasil
akhir salah.
3 Memberikan jawaban yang beragam dengan konsep
statistika yang lengkap.
2 Originality
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan
jawaban yang tidak relevan.
1
Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram,
namun uraian, judul dan atribut yang diberikan tidak
sesuai.
2
Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram
dengan memberikan judul dan atribut namun tanpa
uraian.
3
Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram
disertai judul, atribut dan uraian yang sesuai dengan
informasi yang disajikan.
3 Originality
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan
jawaban yang tidak relevan
1
Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram
dengan memberikan 3 pertanyaan yang sesuai namun
tidak disertai jawaban dari pertanyaannya tersebut.
2
Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram
dengan memberikan 3 pertanyaan disertai jawaban,
namun terdapat kekeliruan sehingga pertanyaan dan
jawaban kurang sesuai dengan diagram yang
disajikan.
3
Menjawab dengan penafsirannya sendiri terhadap
diagram dengan memberikan 3 pertanyaan disertai
dengan jawaban yang sesuai dengan diagram.
4.a Elaboration
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan
jawaban yang tidak relevan
1 Memberikan jawaban yang benar tanpa alasan.
2 Memberikan jawaban yang benar namun alasan
kurang lengkap atau tidak sesuai diagram.
3 Memberikan jawaban yang tepat beserta alasan yang
sesuai dengan rincian informasi pada soal.
39
Tabel 3.4 (Lanjutan)
No
Soal Aspek Skor Kriteria
4.b Fluency
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan
jawaban yang tidak relevan.
1 Menunjukkan pernyataan yang salah tanpa mengubah
pernyataan tersebut dengan tepat.
2 Sudah berusaha mengubah pernyataan yang salah
dengan konsep statistika namun hasil kurang tepat.
3 Memberikan jawaban yang tepat beserta konsep
statistika yang tepat.
4.c
dan
4.d
Flexibility
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan
jawaban yang tidak relevan.
1 Memberikan jawaban yang sejenis menggunakan
konsep statistika.
2 Memberikan jawaban yang berbeda namun belum
menggunakan konsep statistika dengan tepat.
3 Memberikan jawaban yang berbeda, dengan konsep
statistika yang tepat.
5 Fluency
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan
jawaban yang tidak relevan.
1 Memberikan 1 jawaban dengan jelas dan tepat.
2 Memberikan 2 jawaban dengan jelas dan tepat.
3 Memberikan minimal 3 jawaban dengan jelas dan
tepat.
6 Elaboration
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan
jawaban yang tidak relevan.
1 Memberikan langkah-langkah yang tidak logis atau
tidak jelas sehingga hasil akhir tidak tepat.
2 Memberikan langkah-langkah yang logis namun
perhitungan dan hasil akhir masih salah.
3
Memberikan langkah-langkah yang logis,
perhitungan yang sesuai dengan langkah dan hasil
akhir yang benar.
Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat
tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatan atau validitasnya dan
ketetapan atau reliabilitasnya.8 Sehingga sebelum menggunakan butir soal
tersebut, terlebih dahulu harus dilakukan analisis butir soal. Analisis butir soal
adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan
8 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), h. 12.
40
yang memiliki kualitas yang memadai.9 Analisis butir soal tersebut berupa uji
validitas, realibilitas, serta uji daya beda dan tingkat kesukaran soal.10
1. Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen berpikir kreatif
matematis mampu mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis, maka
instrumen diuji dahulu validitasnya. Uji validitas menggunakan rumus korelasi
product momen sebagai berikut:11
Dengan =koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan.
Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
dengan pada taraf signifikansi 5%. Soal dikatakan valid jika nilai
> sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai < .
Peneliti melakukan uji coba instrumen terhadap 32 orang siswa, sehingga untuk
jumlah responden sebanyak 32 orang dan df = 32 – 2 = 30 diketahui bahwa r tabel
untuk df = 30 adalah 0,349.12
Setelah peneliti melakukan uji validitas terhadap 9
butir soal, hasilnya menunjukkan bahwa semua butir soal valid. Hasil rekapitulasi
uji validitas instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian
ini disajikan dalam tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
No
Soal
Indikator Berpikir
Kreatif Matematis
Uji Validitas Kriteria
r hitung r tabel
1 Flexibility 0,440 0,349 Valid
2 Originality 0,623 0,349 Valid
3 Originality 0,572 0,349 Valid
4.a Elaboration 0,815 0,349 Valid
4.b Fluency 0,774 0,349 Valid
9 Ibid, h. 135.
10 Ibid, h. 135.
11Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), Cet. 6, h. 122.
12 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: PT RajaGrapindo Persada, 2015), h.532.
41
Tabel 3.5 (Lanjutan)
Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
No
Soal
Indikator Berpikir
Kreatif Matematis
Uji Validitas Kriteria
r hitung r tabel
4.c Flexibility 0,794 0,349 Valid
4.d Flexibility 0,776 0,349 Valid
5 Fluency 0,605 0,349 Valid
6 Elaboration 0,703 0,349 Valid
2. Daya Pembeda
Untuk mengetahui daya beda tingkat kemampuan siswa yang tinggi dengan
kemampuan siswa yang rendah maka dilakukan perhitungan daya pembeda.
Dalam melakukan uji daya pemebeda, peneliti menggunakan rumus:13
Dengan:
D = Daya butir soal
Skor maksimum kelompok atas
Skor maksimum kelompok bawah
Jumlah skor siswa kelas atas
Jumlah skor siswa kelas bawah
Klasifikasi daya beda: 14
D: 0,00 – 0,20 : Jelek
D: 0,21 – 0,40 : cukup
D: 0,41 – 0,70 : baik
D: 0,71 – 1,00 : Baik sekali
D: Negatif, semuanya tidak baik.
Setelah dilakukan uji daya pembeda, hasil rekapitulasi uji daya beda
instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis pada penelitian ini disajikan
dalam tabel 3.6 sebagai berikut:
13 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), Cet. 7, h.
228. 14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.
218.
42
Tabel 3.6
Hasil Uji Daya Beda Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
No Indikator Berpikir Kreatif Matematis D Kriteria
1 Flexibility 0,458 Baik
2 Originality 0,312 Cukup
3 Originality 0,250 Cukup
4.a Elaboration 0,395 Cukup
4.b Fluency 0,437 Baik
4.c Flexibility 0,541 Baik
4.d Flexibility 0,770 Baik Sekali
5 Fluency 0,375 Cukup
6 Elaboration 0,458 Baik
3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis
dihitung untuk mengelompokkan soal-soal yang termasuk kategori soal sukar,
sedang, dan mudah. Dalam menghitung taraf kesukaran, peneliti menggunakan
rumus:15
Dimana:
I: indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B: banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N: banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.
Klasifikasi Indeks Kesukaran sebagai berikut:16
a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
b. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
c. Soal dengan P 0,71 sampai 1, 00 adalah soal mudah
Setelah dilakukan uji taraf kesukaran, didapatkan hasil bahwa 7 butir soal
termasuk kategori sedang dan 2 butir soal termasuk kategori mudah. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa dari total 9 soal yang peneliti ujikan tidak ada yang
termasuk kategori soal sulit. Rekapitulasi hasil uji taraf kesukaran instrumen
15
Sudjana, op.cit. h. 137. 16
Ibid.,
43
kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini disajikan dalam tabel
3.7 berikut ini:
Tabel 3.7
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa
No Indikator Berpikir
Kreatif Matematis
Tingkat Kesukaran
P Kriteria
1 Flexibility 0,458 Sedang
2 Originality 0,552 Sedang
3 Originality 0,729 Mudah
4.a Elaboration 0,572 Sedang
4.b Fluency 0,739 Mudah
4.c Flexibility 0,562 Sedang
4.d Flexibility 0,489 Sedang
5 Fluency 0,687 Sedang
6 Elaboration 0,583 Sedang
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, uji tingkat kesukaran dan daya
pembeda instrumen, maka semua butir instrumen yang diuji cobakan tersebut
akan digunakan pada posttest di akhir pembelajaran. Secara rinci data instrumen
yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.8
Butir Instrumen yang akan Digunakan
No
Soal
Indikator Berpikir
Kreatif Matematis
Uji
Validitas
Uji Daya
Beda
Uji Taraf
Kesukaran
Keterangan
1 Flexibility Valid Cukup Sedang Digunakan
2 Originality Valid Cukup Sedang Digunakan
3 Originality Valid Cukup Mudah Digunakan
4.a Elaboration Valid Baik Sedang Digunakan
4.b Fluency Valid Baik Mudah Digunakan
4.c Flexibility Valid Baik Sedang Digunakan
4.d Flexibility Valid Baik Sedang Digunakan
5 Fluency Valid Baik Sedang Digunakan
6 Elaboration Valid Baik Sedang Digunakan
44
4. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan suatu
instrumen. Suatu instrumen tes dapat dikatakan reliabel atau ajeg apabila
beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relatif sama.17
Untuk
mengetahui reliabilitas tes maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut: 18
Dengan:
= realibilitas tes secara keseluruhan
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=-1p)
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = Standar deviasi dari tes
Jika menggunakan SPSS, suatu data dikatakan reliabel apabila nilai
cronbach’s alpha berada di atas 0,07.19
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,852 9
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dari 9 butir soal pada uji instrumen
tes kemampuan berpikir kreatif matematis, diperoleh nilai cronbach’s alpha =
0,852. Nilai tersebut > 0,70 sehingga data variabel tersebut reliabel. Dari
interpretasi tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan baik untuk
mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
17
Nana Sudjana, op.cit, h. 148. 18
Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 100-101. 19
Edy Supriadi, SPSS+Amos, (Jakarta: IN MEDIA, 2014), h.32
45
G. Teknik Analisis Data
Anlisis data yang dilakukan didasarkan pada perbedaan dua rata-rata
kelompok, yaitu kelompok di kelas eksperimen dan kelompok di kelas kontrol.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistika deskriptif dan
statistika inferensial. Statistik deskriptif akan digunakan untuk memberikan
keterangan-keterangan mengenai suatu data yang diperoleh. Menurut Kadir, fokus
dari statistika deskriptif hanya berkenaan dengan pengumpulan, pengolahan,
penganalisisan dan penyajian sebagian atau seluruh data pengamatan tanpa
pengambilan kesimpulan. 20
Lebih lanjut menurutnya, statistika inferensial adalah
statistika yang digunakan untuk membuat kesimpulan tentang sesuatu yang besar
(populasi) berdasarkan pengamatan atas sesuatu yang lebih kecil (sampel) yang
dipandang mewakilinya.21
Statistika inferensial ini digunakan untuk menunjukkan
apakah rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen
yang menggunakan pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif tipe think
paiir share lebih tinggi dari kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional dengan pendekatan scientific. Pada penelitian ini, teknik analisis
statistika inferensial menggunakan perangkat lunak SPSS. Sebelum melakukan uji
perbedaan dua rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji
normalitas. 22
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data
hasil penelitian dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Adapun rumus uji
Shapiro-Wilk sebagai berikut: 23
Dengan:
: koefisien normalitas tak bias terbaik
y : nilai sampel
20
Kadir, op.cit, h.117. 21
Ibid, h.118. 22
Kadir, op.cit, h.143. 23
Shapiro, S. S and Wilk, M. B, An analysis of variance test for normality (complete
sample), (Biometrika, 1965), h. 592-593.
46
Pada perhitungan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS pada
taraf signifikansi = 5%. Dari output yang dihasilkan, yang menjadi acuan
peneliti adalah output Asymp Sig (2-tailed) dengan perumusan hipotesis sebagai
berikut: 24
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal, jika probabilitas >
0,05 maka H0 diterima.
H1 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal, jika
probabilitas 0,05 maka H0 ditolak.
Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, jika sampel kelas eksperimen dan
kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang
homogen, maka uji hipotesis yang dilakukan adalah uji parametrik. Sebalikanya,
apabila salah satu dari kelas eksperimen dan kontrol atau bahkan keduanya berasal
dari populasi yang tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis yang digunakan
adalah uji non-parametrik.25
Uji parametrik dapat dilakukan dengan menggunakan
uji t, sedangkan untuk uji nonparametrik dapat dilakukan dengan menggunakan
uji Mann Whitney (uji “U”).
Setelah diketahui bahwa salah satu sampel tidak berdistribusi normal, maka
uji hipotesis yang dilakukan selanjutnya adalah uji nonparametrik dengan
menggunakan uji Mann Whitney (Uji “U”) untuk sampel bebas. Rumus uji Mann-
Whitney yang digunakan adalah sebagai berikut: 26
Dengan keterangan:
U : Nilai uji statitstik uji “U”
: Ukuran sampel pada kelompok 1
: Ukuran sampel pada kelompok 2
: Jumlah ranking pada kelompok 1
24
Kadir, op.cit, h.157. 25
Shapiro, S. S and Wilk, M. B, loc.cit. 26
Ibid., h. 491.
47
Jika ukuran sampel lebih besar dari 20, maka distribusi sampling U akan
mendekati distribusi normal dengan rata-rata dan standar error. Variabel normal
standarnya dirumuskan sebagai berikut: 27
Pengujian statistik pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS
dengan melakukan analisis Mann-Whitney U pada taraf signifikansi = 5%.
Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada nilai yang
ditunjukkan oleh output Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan lalu dibagi 2.
Dengan kriteria pengambilan keputusan tolak jika nilai signifikansi dan
terima jika nilai signifikansi .
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H0 :
H1 :
Keterangan:
: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen
(yang diajarkan dengan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi
kooperatif)
: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol
(yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional)
27
Ibid., h. 491.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Tangerang Selatan.
Penelitian dilakukan di kelas VIII, yaitu kelas VIII-3 sebagai kelas kontrol dan
kelas VIII-4 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa setiap kelasnya sama
yaitu berjumlah 43 siswa. Penelitian pada kelas ekperimen diajarkan dengan
model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif sedangkan kelas
kontrol diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Materi yang diajarkan
dalam penelitian ini adalah pokok bahasan statistika.
Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis, kedua kelas
diberikan posttest yang sama yaitu berisi soal tes uji coba kemampuan berpikir
kreatif matematis berbentuk soal uraian. Posttest dilaksanakan satu kali untuk
masing-masing sampel kelas dalam durasi waktu yang sama. Durasi waktu yang
digunakan untuk posttest adalah 2 jam pelajaran atau 80 menit. Berikut ini
disajikan data hasil posttest kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah
pembelajaran dilaksanakan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Statistic Eksperimen Kontrol
N 43 43
Ideal Score 27 27
Maximum 27 25
Minimum 18 9
Range 9 16
Mean 22,12 18,47
Median 22,00 20,00
Std.Deviation 2,206 4,328
Variance 4,867 18,731
49
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, skor tertinggi di kelas eksperimen lebih
besar jika dibandingkan dengan skor tertinggi pada kelas kontrol meskipun hanya
dengan selisih 2 poin. Lebih lanjut, untuk skor terendah kelas eksperimen juga
lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu dengan selisih 9. Selain itu,
skor rata-rata 43 siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dengan selisih 3,65 jika
dibandingkan dengan skor rata-rata 43 siswa di kelas kontrol. Begitu pula dengan
nilai median, kelas eksperimen memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa
kemampuan berpikir kreatif matematis perorang tertinggi terdapat di kelas
eksperimen sementara kemampuan berpikir kreatif matematis perorang terendah
terdapat di kelas kontrol.
Untuk range antara nilai maksimun dan minimun, di kelas eksperimen
memiliki range yang lebih kecil daripada kelas kontrol. Selain itu, dilihat dari
standar deviasi pada Tabel 4.1, simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil
dibandingkan dengan simpangan baku kelas kontrol, hal ini menunjukkan bahwa
nilai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas eksperimen lebih
seragam dari pada nilai di kelas kontrol. Varians kelas eksperimen jauh lebih kecil
dari pada kelas kontrol, varians merupakan ukuran dari variabilitas data yang
berarti bahwa sebaran data pada kelas kontrol lebih heterogen dibandingkan
dengan kelas eksperimen. Hal tersebut mengandung arti bahwa skor kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa di kelas kontrol lebih bervariasi dan menyebar
terhadap rata-rata kelas, sementara kemampuan kreatif matematis siswa di kelas
eksperimen cenderung mengelompok. Berdasarkan uraian-uraian data hasil
statistik deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa di kelas ekperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Per Indikator
Peneliti menganalisis kemampuan kreatif matematis siswa lebih mendalam
lagi berdasarkan setiap indikator, yaitu fluency, flexibility, elaboration dan
originality. Kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen dan
kontrol ditinjau dari segi indikator disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut.
50
Tabel 4.2
Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
No Indikator Skor
Ideal
Eksperimen Kontrol
% %
1 Fluency 6 5,26
87,60 4,81 80,23
2 Flexibility 9 7,88 87,60 5,79 64,34
3 Originality 6 3,86 64,34 4 66,67
4 Elaboration 6 5,12 85,27 3,86 64,34
Keseluruhan 27 22,12 81,20 18,46 68,90
Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa capaian siswa kelas eksperimen untuk
indikator fluency sebesar 87,60 %, sedangkan pada kelas kontrol memiliki
persentase lebih kecil yaitu sebesar 80,23% dengan selisih persentase antara kelas
eksperimen dan kontrol sebesar 7,37%. Dalam hal ini, selisih yang tidak terlalu
besar tersebut menunjukkan bahwa perbedaan pembelajaran yang diberikan belum
memberikan dampak yang sangat signifikan untuk indikator fluency. Meskipun
tidak dapat dipungkiri bahwa rata-rata nilai indikator fluency pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Pada indikator flexibility, persentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen
sebesar 87,60%, sedangkan kelas kontrol memiliki persentase lebih kecil yaitu
sebesar 64,34% dengan selisih 23,26%. Selisih tersebut jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan selisih pada indikator fluency, sehingga dapat dikatakan
bahwa penggunaan model pembelajaran cybernetic dengan strategi kooperatif
pada kelas eksperimen dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematis pada indikator flexibility.
Berbeda dengan fluency dan flexibility yang memiliki persentase kelas
eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, pada indikator originality persentasi
kelas kontrol malah lebih besar dibandingkan kelas eksperimen dengan selisih
yang sangat kecil yaitu 2,33%. Capaian kelas kontrol pada indikator originality
sebesar 66,67% sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 64,34%. Dapat
diartikan bahwa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol keduanya memiliki
kemampuan yang cukup rendah pada indikator originality.
51
Pada indikator elaboration, persentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen
sebesar 85,27%, persentase ini berselisih 20,93% dengan kelas kontrol yang
memiliki capaian sebesar 64,34%. Dengan selisih yang cukup besar tersebut dapat
dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran cybernetic dengan strategi
kooperatif pada kelas eksperimen secara signifikan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematis pada indikator elaboration.
Secara visual, persentase skor rata-rata siswa berdasarkan indikator
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.1
Diagram Batang Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa
Dari diagram batang pada gambar 4.1 terlihat bahwa capaian indikator
kemampuan berpikir kreatif matematis dengan tingkat paling baik untuk kelas
eksperimen yaitu indikator fluency dan flexibility karena kedua indikator tersebut
memiliki besar persentase yang sama. Pada kelas kontrol, capaian indikator paling
baik yaitu fluency. Secara keseluruhan indikator capaian kelas eksperimen dengan
pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif lebih tinggi dari pada kelas
kontrol dengan pembelajaran konvensional, meskipun pada indikator originaity
capaian kelas kontrol lebih baik dari pada kelas eksperimen dengan selisih yang
tidak terlalu signifikan. Untuk perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Fluency Flexibility Originality Elaboration
Eksperimen Kontrol
52
dan kelas kontrol terdapat pada indikator flexibility dan elaboration, sehingga
dapat dikatakan bahwa model pembelajaran cybernetic dengan strategi
kooperaatif memiliki pengaruh yang cukup besar pada indikator flexibility dan
elaboration.
B. Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif,
yaitu suatu teknik analisis yang proses analisisnya dilakukan dengan perhitungan
matematis, hal ini dikarenakan hasil dari penelitian ini berupa angka pada hasil tes
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Data yang telah terkumpul dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol diolah dan dianalisis untuk menjawab
rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Proses pengolahan data dimulai dari uji
normalitas hingga uji kesamaan dua rata-rata kelas penelitian dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk
yang ada pada perangkat lunak SPSS. Adapun hasil perhitungan uji normalitas
yang diperoleh pada penelitian ini disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Faktor Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Eksperimen ,968 43 ,266
Kontrol ,896 43 ,001
Dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:
Distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05, diterima.
: Distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas ditolak.
Dari hasil analisis terlihat harga statistic Shapiro-Wilk untuk kelas
eksperimen sebesar 0,968 dan nilai signifikansi skor kemampuan berpikir kreatif
matematis atau p-value = 0,266 > 0,05 yang berarti sampel pada kelas eksperimen
53
berasal dari populasi berdistribusi normal. Sedangkan harga statistic untuk
Shapiro-Wilk untuk kelas kontrol sebesar 0,896 dan p-value = 0,001 < 0,05 yang
berarti sampel pada kelas kontrol tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.
Secara keseluruhan analisis data tidak dapat menggunakan statistik parametrik.
Sebagai gantinya, dapat menggunakan uji perbedaan untuk dua populasi secara
nonparametrik dengan menggunakan uji “U” Mann Whitney.
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas, diperoleh kesimpulan bahwa data dari
kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sedangkan kelas
kontrol berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Karena salah satu
kelas berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal, maka pengujian
hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji non-parametrik. Uji
statistik yang digunakan adalah uji Mann Whitney atau uji “U” untuk sampel
besar. Adapun hasil perhitungan uji hipotesis yang diperoleh pada penelitian ini
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Mann Whitney
Skor
Mann-Whitney U 423,000
Wilcoxon W 1369,000
Z -4,358
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Dengan hipotesis statistik: H0:
H1 :
Hipotesis alternatif: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan siswa di
kelas kontrol.
Pada tabel test statistics baris Mann-Whitney U diperoleh harga U=423 dan
p-value= 0,000/2= 0 < 0,05 atau ditolak, sehingga kemampuan berpikir kreatif
54
matematis siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas kontrol.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam pembahasan hasil penelitian ini, secara rinci berdasarkan hasil tes
kemampuan berpikir kreatif matematis dan proses pembelajaran di kelas
eksperimen dan kontrol sebagai berikut:
1. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh positif dari model pembelajaran Cybernetic
dengan strategi kooperatif terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Arvyati, La Ode
Ahmad Jazuli, Rosdiana, Yoo Eka Yana Kansil, Hasnawati dan Kadir Tiya yang
berjudul “Development of Learning Devices of Cybernetic Cooperative in
Discussing The Simplex Method in Education Students of FKIP UHO” dengan
kesimpulan bahwa prestasi belajar mahasiswa pada materi program linier
meningkat dengan menggunakan pembelajaran Cybernetic kooperatif. Beberapa
perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Arvyati dengan penelitian ini
diantaranya adalah kemampuan yang diteliti, materi pembelajaran, serta subjek
pembelajaran. Dalam penelitian ini kemampuan yang diteliti adalah kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa pada materi statistika, sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Arvyati meneliti prestasi belajar mahasiswa pada materi program
linier. Namun meskipun terdapat beberapa perbedaan, baik penelitian ini ataupun
penelitian yang telah dilakukan oleh Arvyati keduanya memiliki pengaruh yang
positif terhadap hasil pembelajaran.
Pada penelitian ini, setelah diterapkan pembelajaran Cybernetic dengan
strategi kooperatif pada kelas eksperimen hasilnya menunjukkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kemampuan siswa yang diterapkan pembelajaran secara konvensional.
Hal ini sejalan dengan teori pemrosesan informasi yang dikemukakan oleh
Rusman berkaitan dengan pembelajaran Cybernetic, bahwa dalam pembelajaran
55
terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga
menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Pada penelitian ini, output lebih
dititik beratkan pada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Kemampuan
berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini terdiri dari empat indikator, yaitu
fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Dari keempat indikator tersebut,
kelas eksperimen terlihat lebih unggul dari kelas kontrol pada indikator fluency,
flexibility, dan elaboration. Sedangkan kelas kontrol lebih unggul dari kelas
eksperimen hanya pada indikator originality. Pembahasan hasil posttest
kemampuan berpikir kreatif matematis berdasarkan masing-masing indikator
sebagai berikut:
a. Indikator Fluency
Pada penelitian ini, butir soal yang mewakili indikator fluency adalah soal
nomor 4.b dan 5. Peneliti akan memfokuskan pembahasan pada nomor 5 untuk
mewakili indikator fluency, dengan soal sebagai berikut:
Gambar 4.2
Butir Soal Nomor 5 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
56
Berikut ini perbandingan jawaban siswa kelas eksperimen dengan kelas
kontrol pada butir soal nomor 5 indikator fluency:
Gambar 4.3
Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal Nomor 5
Gambar 4.4
Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Pada Butir Soal Nomor 5
Berdasarkan gambar, terlihat adanya perbedaan cara menjawab siswa kelas
eksperimen dan kontrol. Jawaban siswa kelas eksperimen terlihat lebih lancar
dalam mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang disajikan dalam
suatu tabel atau diagram dibandingkan siswa pada kelas kontrol. Hal tersebut
terlihat dari banyaknya informasi yang diberikan siswa serta susunan kata yang
digunakannya. Di kelas eksperimen siswa lebih banyak memberikan informasi
yang beragam dibandingkan kelas kontrol. Selain itu siswa di kelas kontrol
banyak yang memberikan jawaban dengan susunan kalimat yang kurang rapih.
Salah satu contohnya, pada Gambar 4.4 terlihat bahwa siswa di kelas kontrol
memberikan jawaban “penjualan laptop bulan Maret adalah yang sedikit
kedua”. Secara umum, penyusunan kalimat yang digunakan siswa-siswa di
kelas eksperimen untuk mengungkapkan kesimpulan dari suatu diagram lebih
baik daripada siswa-siswa di kelas kontrol.
57
Dari soal yang diberikan, kebanyakan siswa sudah mampu menggunakan
beragam istilah yang tepat untuk menafsirkan suatu diagram. Berikut ini
beberapa istilah yang digunakan siswa dalam menjawab butir soal nomor 5:
1) Menggunakan kalimat sederhana dengan menyebutkan angka secara
langsung, contoh: “Pada bulan November tahun 2015 terjual 9 laptop.”
2) Menggunakan selisih dan jumlah, contoh: “selisih angka penjualan laptop
pada bulan Januari dan Februari pada tahun 2015 adalah 5 laptop”.
3) Menggunakan jumlah, contoh: “jumlah penjualan laptop selama tahun 2015
adalah sebanyak 154 laptop.”
4) Menggunakan istilah perbandingan seperti lebih banyak, lebih sedikit,
paling banyak, paling sedikit, mengalami kenaikan, dan mengalami
penurunan.
Pada indikator fluency kemampuan siswa di kelas eksperimen lebih baik
daripada siswa di kelas kontrol. Hal ini dikarenakan dalam proses
pembelajarannya, siswa kelas eksperimen dituntut untuk merancang
permasalahannya sendiri sehingga siswa bisa lebih leluasa untuk berpikir
kreatif, selain itu siswa juga berdiskusi dalam kelompok dan menggunakan
teknologi komputer sehingga informasi yang didapat oleh siswa lebih banyak
dan wawasan yang dimiliki pun lebih luas.
b. Indikator Flexibility
Indikator flexibility merupakan indikator yang memiliki selisih rata-rata
nilai yang paling besar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-
rata kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol
menunjukkan bahwa pembelajaran cybernetic dengan strategi kooperatif dapat
meningkatkan kemampuan flexibility secara signifikan. Pada penelitian ini,
butir soal yang mewakili indikator flexibility adalah soal nomor 1, 4.c dan 4.d.
Pada indikator flexibility ini peneliti akan memfokuskan pembahasan pada
butir soal nomor 1 dengan butir soal sebagai berikut:
58
Gambar 4.5
Butir Soal Nomor 1 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Berikut ini perbandingan jawaban siswa kelas eksperimen dengan kelas
kontrol pada butir soal nomor 1 indikator flexibility:
Gambar 4.6
Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal Nomor 1
Gambar 4.7
Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor 1
59
Berdasarkan kedua gambar tersebut, terlihat adanya perbedaan cara
menjawab siswa kelas eksperimen dan kontrol. Jawaban siswa kelas
eksperimen terlihat lebih beragam dibandingkan siswa pada kelas kontrol, di
mana siswa kelas eksperimen mampu menemukan solusi dengan caranya
sendiri. Sesuai dengan Gambar 4.6, siswa di kelas eksperimen terlebih dahulu
mencari jumlah nilai dari 7 orang lalu memberikan 7 nilai yang beragam
namun masih sesuai dengan nilai rata-rata yang ditentukan. Sehingga siswa di
kelas eksperimen dapat menentukan data yang beragam sesuai dengan konsep
statistika yang benar. Sedangkan siswa di kelas kontrol hanya dapat
menemukan data yang seragam meskipun sudah sesuai dengan konsep
statistika. Secara umum, baik di kelas eksperimen maupun kontrol peneliti
mengkategorikan cara siswa dalam menjawab butir soal nomor 1 sebagai
berikut:
1) Dengan menggunakan konsep jumlah data dan rata-rata dari suatu data.
2) Dengan hanya menggunakan konsep rata-rata.
3) Dengan cara trial and error.
Kemampuan siswa di kelas eksperimen pada indikator flexibility lebih baik
dibandingkan siswa di kelas kontrol karena siswa di kelas eksperimen
merancang sendiri permasalahannya lalu mendiskusikannya dengan kelompok.
Ketika siswa merancang masalah, kemungkinan ide yang diberikan setiap
individu akan berbeda. Sehingga pada saat proses diskusi berlangsung, siswa
dapat menerima ide yang beragam. Ditambah lagi siswa menggunakan
teknologi komputer yang menyediakan beragam informasi. Selain itu siswa
juga mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, sehingga siswa dapat
saling berbagi ide dan informasi yang beragam.
c. Indikator Originality
Pada penelitian ini, butir soal yang mewakili indikator originality adalah
soal nomor 2 dan 3. Berikut ini butir soal nomor 2:
60
Gambar 4.8
Butir Soal Nomor 2 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Pada soal nomor 2, rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari interpretasi yang
diberikan siswa terhadap diagram yang disajikan sebagai berikut:
Gambar 4.9
Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal Nomor 2
Secara keseluruhan siswa di kelas eksperimen sudah cukup mampu
memberikan penafsirannya sendiri terhadap suatu diagram yang masih kosong
tanpa atribut dan keterangan. Jika dibandingkan dengan siswa di kelas kontrol,
jawaban siswa kelas eksperimen secara keseluruhan lebih lengkap, beragam,
61
dan memiliki nilai keaslian dari setiap siswa. Berbeda halnya dengan jawaban
siswa di kelas kontrol yang memiliki banyak kesamaan pemikiran dengan
jawaban dari temannya yang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa kelas
eksperimen lebih memiliki kemampuan originality pada soal nomor 2
dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Berikut ini jawaban siswa di kelas
kontrol pada butir soal nomor 2:
Gambar 4.10
Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor 2
Berikut ini butir soal nomor 3 yang mewakili indikator originality:
Gambar 4.11
Butir Soal Nomor 3 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
62
Berbeda dengan hasil jawaban siswa pada butir soal nomor 2, pada soal
nomor 3 rata-rata nilai siswa kelas kontrol lebih tinggi dari pada siswa di kelas
eksperimen. Berikut ini perbandingan salah satu jawaban dari masing-masing
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada butir soal nomor 3:
Gambar 4.12
Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal Nomor 3
Gambar 4.13
Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor 3
Kedua gambar di atas tidak sepenuhnya mewakili jawaban kelas
eksperimen maupun kelas kontrol secara umum. Hanya saja kedua jawaban
tersebut mewakili salah satu alasan yang menyebabkan rata-rata skor kelas
kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Berdasarkan gambar, terlihat
adanya perbedaan cara menjawab siswa kelas eksperimen dan kontrol. Masing-
masing jawaban siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki
nilai keaslian karena pertanyaan-pertanyaan serta jawaban yang diberikan
murni hasil pemikirannya sendiri. Yang membedakan kedua jawaban tersebut
adalah penggunaan bahasa. Jawaban siswa kelas kontrol terlihat sudah
menggunakan bahasa yang baik dan sesuai diagram, sedangkan siswa kelas
63
eksperimen belum menggunakan bahasa yang sesuai dengan konteks dalam
diagram yang disajikan. Siswa di kelas eksperimen menjawab dengan membuat
pertanyaan “pekerjaan apakah yang tertinggi” dan “pekerjaan apakah yang
paling rendah”. Kata tinggi dan rendah yang diberikan oleh siswa bermakna
ambigu seolah-olah siswa memberikan pertanyaan tentang tinggi atau
rendahnya derajat suatu jenis pekerjaan. Hal ini dimungkinkan karena siswa
hanya melihat tinggi dan rendahnya diagram tanpa dikaitkan dengan atribut
yang terdapat pada diagram. Sehingga jawaban siswa pada kelas eksperimen
tersebut belum sepenuhnya dianggap benar.
d. Indikator Elaboration
Pada penelitian ini, butir soal yang mewakili indikator elaboration adalah
soal nomor 4.a dan 6. Dalam hal ini peneliti akan memfokuskan pembahasan
indikator elaboration pada butir soal nomor 6. Dengan soal sebagai berikut:
Gambar 4.14
Butir Soal Nomor 6 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
64
Berikut ini perbandingan salah satu jawaban dari masing-masing siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada butir soal nomor 6:
Gambar 4.15
Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal Nomor 6
Gambar 4.16
Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor 6
Berdasarkan gambar, terlihat adanya perbedaan cara menjawab siswa kelas
eksperimen dan kontrol. Jawaban siswa kelas eksperimen terlihat lebih rinci
dibandingkan siswa pada kelas kontrol. Hal ini terlihat dari cara siswa di kelas
kontrol menjelaskan langkah-langkah yang dilakukannya untuk menemukan
solusi dari masalah yang diberikan.
2. Analisis Proses Pembelajaran
Pada penelitian ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan
yang berbeda. Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif,
sedangkan di kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dengan
pendekatan scientific. Model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif
merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan bantuan teknologi
komputer yang dioperasikan langsung oleh siswa. Pada model pembelajaran ini
65
siswa dituntut untuk aktif dalam berdiskusi, mengungkapkan berbagai macam ide,
serta melakukan peninjauan kembali terhadap hasil yang didapat. Sementara pada
pembelajaran konvensioanal yang menggunakan pembelajaran scientific siswa
tidak menggunakan teknologi komputer. Pembelajaran scientific merupakan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada prakteknya, siswa yang
melaksanakan pembelajaran Cybernetic mencari sendiri informasi yang
dibutuhkan dengan bantuan komputer, sementara pada pembelajaran scientific
siswa mencari informasi yang dibutuhkan dari bahan ajar yang dimiliki dan lebih
banyak bertanya langsung kepada guru. Baik Cybernetic maupun scientific,
keduanya memberikan ruang kepada siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya
sendiri serta aktif berdiskusi. Perbedaan keduanya terletak pada sistematika
diskusi. Jika pada kelas kontrol diskusi dirancang dalam kelompok kecil yang
berjumlah dua orang, pada kelas eksperimen diskusi dirancang berdasarkan
strategi kooperatif tipe think pair share. Dimana siswa dibagi ke dalam kelompok
besar berjumlah enam orang, lalu setiap kelompoknya diminta untuk berdiskusi
secara berpasang-pasangan terlebih dahulu dan dilanjutkan untuk berdiskusi
dengan kelompok secara bersama-sama lalu mempresentasikan hasil diskusi
kelompok besar yang berjumlah enam orang tersebut di depan kelas.
Pada pertemuan pertama pelaksanaan penelitian, proses pembelajaran belum
sepenuhnya berjalan dengan baik sesuai dengan rencana peneliti. Di awal
pertemuan peneliti menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif serta petunjuk penggunaan
lembar kerja siswa (LKS) dan perangkat komputer kepada siswa di kelas
eksperimen. Kebanyakan siswa masih merasa kebingungan dalam memahami
perintah-perintah yang tercantum dalam LKS dan agak kesulitan dalam
menggunakan komputer karena jaringan internet yang terbatas. Untuk mengatasi
akses jaringan internet yang terbatas, peneliti menyediakan banyak e-book yang
dapat diakses siswa secara offline. Kebanyakan siswa lebih senang bertanya
langsung kepada guru terkait perintah, pertanyaan serta jawaban pada LKS. Selain
itu proses diskusi belum berjalan dengan baik karena jumlah anggota kelompok
yang terlalu banyak. Satu kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang dengan 1
66
perangkat komputer dan 1 LKS untuk setiap kelompoknya, hal ini menyebabkan
sebagian siswa tidak turut aktif dalam diskusi dan kerja kelompok karena merasa
bingung dalam pembagian tugas.
Kendala yang dihadapi peneliti pada pertemuan pertama adalah waktu,
karena sebagian waktu pembelajaran terpakai oleh kegiatan upacara serta
penguasaan kelas yang belum kondusif menjadikan waktu semakin berkurang.
Sehingga pada pertemuan pertama pembelajaran dengan model Cybernetic
dengan strategi kooperatif kurang berjalan dengan lancar. Berdasarkan
pengalaman pada pertemuan pertama, akhirnya pada pertemuan kedua dan
seterusnya peneliti memberikan 2 LKS untuk setiap kelompok yang terdiri dari 5
sampai 6 orang tersebut sehingga 1 LKS dikerjakan oleh 2 sampai 3 orang saja.
Siswa diminta untuk berpasang-pasangan terlebih dahulu dalam berdiskusi, lalu
setelah itu baru mendiskusikannya dengan kelompok yang lebih besar. Secara
lebih rinci, proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cybernetic
dengan strategi kooperatif untuk pertemuan kedua sampai akhir berjalan sebagai
berikut:
a. Design the Problem. Pada tahap ini guru menyampaikan pengantar pada
LKS lalu menyajikan suatu permasalahan yang menarik perhatian siswa
untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Setelah itu siswa merancang
suatu permasalahan untuk dicari solusinya.
b. Cooperative Group Work. Pada tahap ini peserta didik berpasang-
pasangan untuk bekerjasama dan berdiskusi dalam mencari solusi. Dalam
proses bekerjasama terjadi kegiatan pairing dan thinking karena dalam
proses tersebut siswa berbagi, berdiskusi dan berpikir untuk memecahkan
permasalahan. Setelah berdiskusi dengan pasangannya, siswa mulai
mendiskusikannya dengan kelompok yang lebih besar.
c. Using Technology, Hand On Activity and Concrite Result. Peserta didik
menggunakan browser serta software Ms. Excel untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan sehingga dapat menghasilkan suatu penyelesaian
yang konkret.
67
d. Verbal Expression. Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok dipresentasikan di
depan kelas. Pada tahap ini terjadi kegiatan tanya jawab antar peserta didik
dan tanya jawab antara peserta didik dengan guru.
e. Revisit the Problem. Meninjau kembali permasalahan yang dibahas dan
menghubungkannya dengan solusi yang didapat untuk menentukan apakah
solusi yang didapat sudah sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Pada
tahap ini ada beberapa siswa yang membandingkan LKS miliknya dengan
jawaban di LKS dari kelompok yang berbeda. Sehingga siswa mampu
menyadari sendiri apa yang menjadi kekurangan dan kelebihannya selama
proses pembelajaran.
Dari penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menyimpulkan bahwa
salah satu kelebihan dari model pembelajaran Cybernetic dengan strategi
kooperatif diantaranya adalah siswa benar-benar berperan aktif dalam
mengkonstruk pengetahuannya sendiri, wawasan siswa lebih luas karena sumber
belajar tidak hanya terpaku pada satu sumber yang sama, siswa terlihat lebih
senang, bersemangat dan ceria selama pembelajaran karena menggunakan
teknologi yang berbasis komputer, siswa benar-benar melakukan minds on dan
hands on sehingga pengetahuannya dapat tersimpan di long term memory yang
tidak mudah terlupakan.
Peneliti menganggap bahwa model pembelajaran Cybernetic dengan
strategi kooperatif memiliki kekurangan yang diantaranya kurang cocok untuk
digunakan di kelas yang jumlah siswanya lebih dari 30 orang siswa. Dalam
pembelajaran ini siswa bebas berperan aktif sehingga membutuhkan perhatian
lebih dari pengajar untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh setiap
siswa adalah kegiatan yang berdampak positif pada pembelajaran. Untuk hasil
yang maksimal, dalam menggunakan pembelajaran ini pun harus disertai dengan
bahan ajar serta media pembelajaran yang sesuai. Peneliti menggunakan media
pembelajaran berupa komputer dan jaringan internet dalam penelitian ini,
sehingga peneliti harus benar-benar memperhatikan gerak gerak siswa. Jika tidak,
media tersebut akan disalah gunakan oleh siswa seperti dipakai bermain game
atau membuka media sosial yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran.
68
Dalam penggunaan media komputer ini, peneliti menyadari bahwa tidak semua
materi matematika bisa diajarkan dengan menggunakan media tersebut. Jika
media tersebut tidak terlalu berperan penting dalam pembelajaran, dikhawatirkan
kemungkinan penyalah gunaannya oleh siswa akan semakin besar.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti sudah berusaha untuk melakukan berbagai upaya agar penelitian
ini dapat memperoleh hasil yang optimal. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
dalam pelaksanaannya peneliti mengalami beberapa hambatan dan keterbatasan,
sehingga peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sepenuhnya terlaksana
dengan baik, berbagai kendala yang peneliti hadapi diantaranya:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan statistika, sehingga hasil
dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Penelitian ini berlangsung selama sembilan kali pertemuan dengan alokasi
waktu untuk setiap pertemuan yang relatif singkat. Dari sembilan kali
pertemuan tersebut, 3 pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing dua
jam pelajaran dan 6 pertemuan masing-masing satu jam pelajaran, sehingga
hal tersebut menyebabkan pengaruh pembelajaran Cybernetic dengan strategi
kooperatif terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dirasa
kurang maksimal.
3. Peneliti hanya melakukan kontrol terhadap subjek penelitian yang meliputi
variabel pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif dan kemampuan
berpikir kreatif matematis. Variabel lain yang dimungkinkan mempengaruhi
hasil, seperti minat, kecerdasan, motivasi, lingkungan belajar dan lain
sebagainya diluar kontrol peneliti. Hasil dari penelitian ini mungkin juga
dapat dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang telah ditetapkan
oleh peneliti.
4. Penelitian ini menggunakan media komputer dan jaringan internet. Pada
pelaksanaannya, jaringan internet yang digunakan kurang memadai dan
jumlah komputer yang tersedia tidak begitu banyak sehingga untuk setiap 5
sampai 6 orang siswa hanya dapat menggunakan satu komputer. Selain itu,
69
peneliti tidak memungkiri adanya siswa-siswa yang menggunakan komputer
di luar kepentingan pembelajaran seperti bermain game dan social media.
Oleh sebab itu selama proses pembelajaran peneliti benar-benar
memperhatikan kegiatan siswa satu per satu.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mengacu pada hasil analisis dan pembahasan, maka dalam penelitian
mengenai pengaruh pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif
terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa diperoleh kesimpulan
bahwa:
1. Siswa yang diajar dengan model pembelajaran Cybernetic dengan
strategi kooperatif memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis yang
baik. Tingkat indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang
paling baik adalah indikator fluency dan flexibility dengan hasil rata-rata
yang sama, selanjutnya indikator elaboration dan yang paling rendah
adalah indikator originality. Sehingga dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif merupakan
pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa, khususnya pada indikator fluency, flexibility dan
elaboration.
2. Siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional memiliki
kemampuan berpikir kreatif matematis yang cukup rendah. Tingkat
indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang paling baik di
kelas ini adalah indikator fluency. Sedangkan yang paling rendah yaitu
indikator flexibility dan elaboration yang memiliki hasil rata-rata yang
sama. Sehingga siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran
konvensional memiliki kemampuan fluency yang lebih baik
dibandingkan dengan indikator yang lainnya.
3. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif lebih tinggi
dibandingkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar
dengan pembelajaran konvensional. Secara spesifik ditinjau berdasarkan
indikator kemampuan berpikir kreatif matematis, hasil penelitian
71
menunjukkan bahwa indikator berpikir kreatif matematis yang dapat
dikembangkan melalui model pembelajaran Cybernetic dengan strategi
kooperatif adalah indikator fluency, flexibility dan elaboration.
Sementara itu, model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif
dianggap belum dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
matematis pada indikator originality. Dengan demikian, model
pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif belum dapat
mewadahi perkembangan kemampuan berpikir kreatif matematis secara
menyeluruh, melainkan hanya dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif matematis pada indikator fluency, flexibility dan
elaboration saja.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan model
pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif sebagai salah satu
alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa, khususnya pada indikator fluency, flexibility dan
elaboration. Untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa,
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
pada indikator originality dengan menggunakan model pembelajaran
Cybernetic dengan strategi kooperatif. Terkait instrumen kemampuan berpikir
kreatif matematis yang digunakan, dianjurkan agar soal-soal yang disiapkan
bersifat open ended disertai dengan bahasa yang mudah dipahami. Peneliti
juga menganjurkan agar jumlah komputer yang digunakan lebih disesuaikan
dengan jumlah siswa pada kelompok kecil agar proses pembelajaran dapat
berlangsung lebih efektif.
72
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. Desain Pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Bandung:
Refika Aditama, 2014. Cet. 2.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2013.
Arvyati, dkk, Development of Learning Devices of Cybernetic Cooperative in
Discussing The Simplex Method in Education Students of FKIP UHO,
International Journal of Education and Research, Vol. 3, No. 2, 2015.
Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang-undangan. Himpunan PP
2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta:
Pustaka Yustisia, 2011. Cet. 1.
Dinata, Nana Syaodih Sukma. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Fahinu. Penerapan Model Pembelajaran Sibernetik Dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Haylock, Derek. Recognising Mathematical Creativity in Scoolchildren. diunduh
dari https://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a2.pdf, pada 2 September
2016.
Heris Hendriana dan Utari Sumarmo. Penilaian Pembelajaran Matematika,
Bandung: Refika Aditama, 2014.
Ismunamto dkk. Ensiklopedia Matematika. Jilid.1, Jakarta: Lentera Abadi, 2011.
Jamal Badi dan Mustapha Tadjin. Islamic Creative Thinking: Berpikir Kreatif
Berdasarkan Metode Qur’ani. Bandung : Mizania, 2007.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: PT RajaGrapindo Persada, 2015.
Kemendikbud. Teknologi Informasi dan Komunikasi Penting untuk Proses
Pembelajaran Masa Kini. 2016. Diunduh dari
http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/01/teknologi-informasi-dan-
komunikasi-penting-untuk-proses-pembelajaran-masa-kini, pada tanggal 30
Juli 2016.
73
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum 2013; Kompetensi Dasar
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Cet. 1.
Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009. Cet. 1.
Muhammad Farouk dan Djaali. Metodologi Penelitian Sosial. PTIK Press-cv
Restu Agung, 2003.
Muin, Abdul. Peranan Intuisi dan Eksplorasi Berpikir Matematis dalam Proses
Pemecahan Masalah. Jakarta.
Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:
PT Grasindo, 1999. Cet. 3.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta, 2009. Cet. 3.
Murray, Joy. Cybernetic Circularity in Teaching and Learning. University of
Sydney, 2006.
Muslim. Shahih Muslim Jilid 4. Bairut: Dar Ihya at-Turasts al-„Arabiy.
National Education Association (NEA). An Educator’s Guide for Four Cs.
Nggermanto, Agus. Kecerdasan Quantum. Bandung: Nuansa Cendekia. 2015.
Cet. 1.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kharisma Putra Utama. 2012.
Cet. 2.
Nurmalianis. “Pengaruh Strategi Konflik Kognitif terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa”. Skripsi UIN Jakarta. 2014. Tidak dipublikasikan.
Pramesti, Getut. Aplikasi SPSS dalam Penelitian. Jakarta: Gramedia, 2011.
Richard Florida, dkk. The Global Creativity Index 2015. Rotman: The Martin
Prosperity Institute, 2015.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012. cet. 3.
74
Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
Cet.3.
Satiadarma, Monty P. dan Fidelis E. Waruwu. Mendidik Kecerdasan. Jakarta:
Pustaka Populer Obor, 2002.
Shapiro, S. S and Wilk, M. B. An analysis of variance test for normality
(complete sample). Biometrika, 1965.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2012. Cet. 21.
Sunito, Indira. Metaphoring Beberapa Strategi Berpikir Kreatif. Jakarta: PT
Indeks, 2013.
Supriadi, Dedi. Kreativitas Kebudayaan & Perkembangan IPTEK. Bandung:
Alfabeta, 1994. Cet. 2.
Edy Supriadi. SPSS+Amos. Jakarta: IN MEDIA, 2014.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.Cet.1.
Surya, Mohamad. Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta, 2015. Cet.1.
Susilawati, Wati. Belajar&Pembelajaran Matematika. Bandung: UIN Sunan
Gunung Djati, 2009.
Thobroni. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015. Cet. 1.
UU SISDIKNAS RI No. 20 Th. 2003, Himpunan PP 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Yustisisaa, 2011, Cet. 1.
Uus Ruswandi dan Badrudin. Media Pembelajaran. Bandung: Insan Mandiri,
2008.
Wardatul Aulia dan Abdul Muin. The Activeness Analysis of Students and the
Time Dominance of Math Teaching at Accelerated and RSBI Class One of
State High School in South Tangerang. Jakarta, International Seminar “Sang
Guru”, 2012.
75
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMPN 3 Tangerang Selatan
Guru Mata Pelajaran : Nisa Permatasari
Kelas/Semester : VIII/1
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Statistika
Alokasi Waktu : 12 40 menit / 6 x pertemuan
Tahun Ajaran : 2016/2017
A. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar:
1.1 Bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur dan bertanggung jawab sebagai wujud
implementasi kejujuran dalam melaporkan data pengamatan.
3.1 Memahami teknik penataan data dua variabel.
4.1 Mengumpulkan, mengolah, menginterpretasi, dan menampilkan data hasil
pengamatan dalam bentuk tabel, diagram, dan grafik dari dua variabel serta
mengidentifikasi hubungan antar variabel.
76
C. Indikator Pembelajaran:
Siswa dapat berpikir kreatif matematis dalam memahami konsep statistika yang
ditunjukkan dengan:
No Indikator Pertemuan Ke-
1.1
Berdoa sebelum memulai belajar dengan mengucap
basmalah serta bersyukur ketika berhasil mengerjakan
sesuatu atau ketika selesai belajar dengan mengucap
hamdalah.
1 sampai 5
2.1 Bersikap jujur, disiplin, dan mampu bekerja sama. 1 sampai 5
3.1 Memberikan beragam contoh permasalahan yang berkaitan
dengan data yang akan diolah. (fluency dan flexibility)
1
3.2 Memberikan contoh permasalahan sehari-hari yang unik
berkaitan dengan statistika. (originality)
1
3.3 Menentukan data yang bervariasi sesuai dengan mean yang
diketahui. (fluency dan flexibility)
2
3.4
Menentukan solusi yang tepat untuk memecahkan suatu
masalah dengan menggunakan konsep pemusatan data
disertai dengan alasan yang rinci (elaboration)
3 dan 4
3.5 Menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk
tabel dan diagram. (fluency dan flexibility)
5
3.6
Mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan
dalam tabel atau diagram dengan memberikan alasan yang
jelas dan rinci. (elaboration)
6
3.7 Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang
disajikan dalam suatu tabel atau diagram. (fluency)
6
3.8 Mengemukakan gagasan yang beragam tentang informasi
yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram. (flexibility)
6
3.9 Mengemukakan gagasan yang unik tentang informasi yang
disajikan dalam suatu tabel atau diagram. (originality)
6
77
D. Tujuan Pembelajaran:
Setelah proses pembelajaran, diharapkan:
1. Siswa dapat memberikan contoh permasalahan yang beragam berkaitan dengan
data yang akan diolah.
2. Siswa dapat menentukan data yang bervariasi sesuai dengan mean yang
diketahui.
3. Siswa dapat menentukan data yang bervariasi sesuai dengan modus dan median
yang diketahui.
4. Siswa dapat menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk tabel,
diagram dan grafik.
5. Siswa dapat mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan dalam
tabel atau diagram dengan memberikan alasan yang jelas dan rinci.
6. Siswa dapat mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang disajikan
dalam suatu tabel atau diagram.
7. Siswa dapat mengemukakan gagasan yang beragam tentang informasi yang
disajikan dalam suatu tabel atau diagram.
8. Siswa dapat memberikan solusi yang tidak lazim dari suatu permasalahan
menggunakan konsep statistika.
E. Model Pembelajaran
Menggunakan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif tipe
think pair share.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Data Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa.
Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.
Guru memberikan informasi terkait pembelajaran
5 menit
78
Cybernetic dengan strategi kooperatif.
Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar
yang beranggotakan 4 sampai 5 orang.
Kegiatan
I0nti
Design the Problem 15 menit
Guru membagikan LKS kemudian meminta siswa
untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada LKS.
Siswa mengamati ilustrasi masalah yang disajikan
dalam LKS.
Siswamerancang permasalahan dengan mencari
contoh permasalahan sehari-hari yang terkait dengan
aplikasi populasi dan sampel serta merancang solusi
dari permasalahan tersebut.
Cooperative Group Work 10 menit
Siswa mendiskusikan pengetahuan awalnya tentang
istilah-istilah yang digunakan dalam konsep
statistika dengan kelompoknya.
Using Technology, Hands On Activity and Concrite
Result
25 menit
Siswa mencari sendiri informasi yang diperlukan
dengan menggunakan komputer.
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada
guru tentang hal-hal yang belum dimengerti.
Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pemikiran
mereka. Hal ini dimaksudkan agar terjalin kerja sama
dan tukar pikiran antar masing-masing anggota
kelompok.
79
Verbal Expression 15 menit
Guru meminta perwakilan kelompok siswa untuk
berbagi mengenai hasil diskusi ke depan kelas.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok
yang lain untuk memberikan tanggapan.
Revisit the Problem 5 menit
Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil
diskusi kelas secara teliti.
Siswa meninjau kembali apakah informasi yang ia
dapat telah benar atau belum.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang melakukan share hasil kerja kelompoknya
dengan benar.
Kegiatan
Penutup
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk
mempelajarinya.
Guru menutup pelajaran dengan do’a kemudian
mengucapkan salam.
5 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa.
Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.
Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-
5 menit
80
masing.
Kegiatan Inti
Design the Problem 15 menit
Guru memberikan arahan terkait pembelajaran yang
akan dilakukan.
Guru membagikan LKS kemudian meminta siswa
untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada LKS.
Siswa mengamati informasi yang tertera pada LKS
lalu merancang permasalahan dengan mencari
contoh permasalahan sehari-hari yang terkait dengan
nilai rata-rata atau mean.
Cooperative Group Work 10 menit
Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dengan
kelompoknya terkait rumus menentukan nilai mean
secara manual.
Using Technology, Hands On Activity and Concrite
Result 25 menit
Siswa mencari nilai mean dengan menggunakan
komputer.
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada
guru tentang hal-hal yang belum dimengerti.
Siswa membandingkan cara mencari mean dengan
manual dan dengan bantuan Ms. Excel.
Guru membimbing jalannya diskusi dalam
kelompok.
Siswa menyusun kesimpulan dari pembelajaran hari
ini terkait cara mencari nilai mean.
Verbal Expression 15 menit
Guru meminta perwakilan kelompok siswa untuk
presentasi hasil diskusinya depan kelas.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok
81
yang lain untuk memberikan tanggapan.
Revisit the Problem 5 menit
Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil
diskusi kelas secara teliti.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang melakukan share hasil kerja kelompoknya
dengan benar.
Kegiatan
Penutup
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk
mempelajarinya.
Guru menutup pelajaran dengan do’a kemudian
mengucapkan salam.
5 menit
Pertemuan Ketiga
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa, lalu bersama-sama membaca doa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-
masing.
5 Menit
Kegiatan Inti
Design the Problem 15 menit
Guru memberikan arahan terkait pembelajaran yang
akan dilakukan.
Guru membagikan LKS kemudian meminta siswa
untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada LKS.
Siswa berusaha untuk memahami kasus yang tertera
pada LKS dan merancang permasalahan dengan
82
mencari contoh permasalahan sehari-hari yang
terkait dengan modus.
Cooperative Group Work 10 menit
Guru meminta siswa bergotong royong
mengumpulkan data terkait permaslahan yang telah
dirancang untuk mencari nilai modus data tersebut.
Using Technology, Hands On Activity and Concrite
Result 25 menit
Siswa mencari sendiri informasi yang diperlukan
terkait modus dengan menggunakan komputer.
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada
guru tentang hal-hal yang belum dimengerti.
Siswa membuat tabel frekuensi pada Ms. Excel
untuk memudahkan dalam menentukan modus dan
frekuensi modus.
Siswa menyusun kesimpulan dari pembelajaran.
Verbal Expression 15 menit
Guru meminta perwakilan siswa untuk
mempresentasikan hasil belajarnya ke depan kelas.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok
yang lain untuk memberikan tanggapan.
Revisit the Problem 5 menit
Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil
diskusi kelas secara teliti.
Siswa meninjau kembali apakah informasi yang ia
dapat telah benar atau belum.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang melakukan share hasil kerja kelompoknya
dengan benar.
83
Kegiatan
Penutup
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk
mempelajarinya.
Guru menutup pelajaran dengan do’a kemudian
mengucapkan salam.
5 menit
Pertemuan Keempat
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa, lalu bersama-sama membaca doa.
Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-
masing.
5 Menit
Kegiatan Inti
Design the Problem 15 menit
Guru memberikan arahan terkait pembelajaran yang
akan dilakukan.
Guru membagikan LKS kemudian meminta siswa
untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada LKS.
Siswa berusaha untuk memahami kasus yang tertera
pada LKS dan merancang permasalahan dengan
mencari contoh permasalahan sehari-hari yang
terkait dengan median.
Cooperative Group Work 10 menit
Guru meminta siswa untuk bergotong royong
mengumpulkan data kuantitatif untuk mencari nilai
median dari data tersebut.
84
Using Technology, Hands On Activity and Concrite
Result 25 menit
Siswa mencari sendiri informasi yang diperlukan
terkait cara menentukan median dengan
menggunakan komputer.
Siswa membuat tabel data yang telah dikumpulkan
pada Ms. Excel.
Siswa mencari solusi dari masalah yang dirancang.
Siswa menyusun kesimpulan dari pembelajaran.
Verbal Expression 15 menit
Guru meminta perwakilan siswa untuk
mempresentasikan hasil belajarnya ke depan kelas.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok
yang lain untuk memberikan tanggapan.
Revisit the Problem 5 menit
Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil
diskusi kelas secara teliti.
Siswa meninjau kembali apakah informasi yang ia
dapat telah benar atau belum.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang melakukan share hasil kerja kelompoknya
dengan benar.
Siswa mengerjakan soal latihan untuk mengasah
kemampuan dan pengetahuan yang telah dimiliki
Kegiatan
Penutup
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk
mempelajarinya.
Guru menutup pelajaran dengan do’a kemudian
mengucapkan salam.
5 menit
85
Pertemuan Kelima
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa, lalu bersama-sama membaca doa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta
memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-
masing.
5 Menit
Kegiatan Inti
Design the Problem 15 menit
Guru memberikan arahan terkait pembelajaran yang
akan dilakukan kemudian meminta siswa untuk
mengerjakan LKS sesuai dengan isntruksi.
Siswa berusaha untuk memahami kasus yang tertera
pada LKS dan merancang permasalahan dengan
merancang suatu permasalahan yang datanya akan
disajikan dalam bentuk diagram.
Cooperative Group Work 10 menit
Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dengan
kelompoknya terkait masalah yang datanya akan
disajikan.
Siswa bergotong royong mengumpulkan data yang
akan disajikan.
Using Technology, Hands On Activity and Concrite
Result 25 menit
Siswa mencari sendiri informasi yang diperlukan
dengan menggunakan komputer.
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada
guru tentang hal-hal yang belum dimengerti.
86
Siswa menyajikan data ke dalam bentuk tabel dan
diagram dengan menggunakan komputer.
Verbal Expression 15 menit
Guru meminta perwakilan siswa untuk
mempresentasikan hasil pembelajaran di depan
kelas.
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok
yang lain untuk memberikan tanggapan.
Revisit the Problem 5 menit
Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil
diskusi kelas secara teliti.
Siswa meninjau kembali apakah informasi yang ia
dapat telah benar atau belum.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang melakukan share hasil kerja kelompoknya
dengan benar.
Kegiatan
Penutup
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk
mempelajarinya.
Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian
mengucapkan salam.
5 menit
Pertemuan Keenam
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa.
Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.
Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
5 Menit
87
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-
masing.
Kegiatan Inti
Design the Problem 15 menit
Guru memberikan arahan terkait pembelajaran yang
akan dilakukan.
Guru membagikan LKS kemudian meminta siswa
untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada bagian
pendahuluan LKS.
Siswa mengamati diagram yang disajikan dalam
LKS lalu membuat kesimpulan dari diagram
tersebut.
Cooperative Group Work 10 menit
Guru meminta siswa berdiskusi dengan
kelompoknya dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada LKS.
Using Technology, Hands On Activity and Concrite
Result 25 menit
Siswa merancang data yang mungkin dari suatu
diagram yang ditampilkan.
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada
guru tentang hal-hal yang belum dimengerti.
Siswa mengubah sajian data tersebut ke dalam
bentuk diagram yang berbeda.
Guru membimbing jalannya diskusi dalam
kelompok.
Siswa menyusun kesimpulan dari pembelajaran
hari ini.
Verbal Expression 15 menit
Guru meminta perwakilan setiap kelompok
mempresentasikan sajian diagramnya.
88
Pengajar,
Nisa Permatasari
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok
yang lain untuk memberikan tanggapan.
Revisit the Problem 5 menit
Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil
diskusi kelas secara teliti.
Siswa meninjau kembali apakah hasil yang ia dapat
telah benar atau belum.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang melakukan share hasil kerja kelompoknya
dengan benar.
Kegiatan
Penutup
Guru memberikan semangat kepada siswa agar belajar
dengan rajin.
Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian
mengucapkan salam.
5 menit
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Alat/Media : Spidol, white board, LKS dan jaringan komputer.
Sumber belajaran : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Matematika kelas
VIII Semester 1. Jakarta: 2014.
H. Materi dan Bahan Ajar (Terlampir)
I. Penilaian
Teknik : Tugas Individu.
Bentuk instrumen : Soal uraian
Jakarta, 26 Oktober 2016
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Sekolah : SMPN 3 Tangerang Selatan
Kelas/Semester : VIII/1
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Statistika
Alokasi Waktu : 12 40 menit / 6 x pertemuan
Tahun Ajaran : 2016/2017
A. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santu n, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar:
1.1 Bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan.
2.2 Menunjukkan perilaku jujur dan bertanggung jawab sebagai wujud
implementasi kejujuran dalam melaporkan data pengamatan.
3.1 Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dengan kreatif.
3.2 Memahami teknik pemusatan data.
3.3 Menafsirkan data berdasarkan tabel dan diagram yang disajikan.
4.1 Mengumpulkan, mengolah, menginterpretasi, dan menampilkan data hasil
pengamatan dalam bentuk tabel, diagram, dan grafik dari dua variabel serta
mengidentifikasi hubungan antar variabel.
Lampiran 2
90
C. Indikator Pembelajaran:
Siswa dapat berpikir kreatif dalam memahami konsep statistika yang
ditunjukkan dengan:
No Indikator
Pertemuan
ke-
1.1 Berdoa sebelum memulai belajar dengan mengucap
basmalah.
1 sampai 5
1.2 Bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu atau ketika
selesai belajar dengan mengucap hamdalah.
1 sampai 5
2.1 Bersikap jujur, disiplin, dan mampu bekerja sama. 1 sampai 5
3.1 Memberikan beragam contoh permasalahan yang berkaitan
dengan data yang akan diolah. (fluency dan flexibility)
1
3.2 Memberikan contoh permasalahan sehari-hari yang unik
berkaitan dengan statistika. (originality)
1
3.3 Menentukan data yang bervariasi sesuai dengan mean yang
diketahui. (fluency dan flexibility)
2
3.4 Menentukan solusi yang tepat untuk memecahkan suatu
masalah dengan menggunakan konsep pemusatan data
disertai dengan alasan yang rinci (elaboration)
3 dan 4
3.5 Menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk
tabel, diagram dan grafik (fluency dan flexibility)
5
3.6 Mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan
dalam tabel atau diagram dengan memberikan alasan yang
jelas dan rinci. (elaboration)
6
3.7 Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang
disajikan dalam suatu tabel atau diagram. (fluency)
6
3.8 Mengemukakan gagasan yang beragam tentang informasi
yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram. (flexibility)
6
3.9 Mengemukakan gagasan yanng unik tentang informasi yang
disajikan dalam suatu tabel atau diagram.
6
91
D. Tujuan Pembelajaran:
Setelah proses pembelajaran, diharapkan:
1. Siswa dapat memberikan contoh permasalahan yang beragam berkaitan dengan
data yang akan diolah.
2. Siswa dapat menentukan data yang bervariasi sesuai dengan mean yang
diketahui.
3. Siswa dapat menentukan data yang bervariasi sesuai dengan modus dan median
yang diketahui.
4. Siswa dapat menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk tabel,
diagram dan grafik.
5. Siswa dapat mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan dalam
tabel atau diagram dengan memberikan alasan yang jelas dan rinci.
6. Siswa dapat mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang disajikan
dalam suatu tabel atau diagram.
7. Siswa dapat mengemukakan gagasan yang beragam tentang informasi yang
disajikan dalam suatu tabel atau diagram.
8. Siswa dapat Memberikan solusi yang tidak lazim dari suatu permasalahan
menggunakan konsep statistika.
E. Model Pembelajaran
Menggunakan pembelajaran konvensional dengan pendekatan Scientific.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa.
Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.
Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
5 menit
92
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Inti
Mengamati
70 menit
Guru menjelaskan tentang pengenalan statistika, datum,
dan data.
Siswa mengamati ilustrasi yang berkaitan dengan
populasi dan sampel. Serta mendengarkan penjelasan
guru terkait ilustrasi tersebut.
Menanya
Guru bertanya kepada siswa untuk menemukan solusi
dari permasalahan yang disajikan.
Siswa membuat pertanyaan secara lisan terkait aplikasi
populasi dan sampel dalam kehidupan sehari-hari untuk
didiskusikan bersama.
Mencoba
Mencari informasi untuk membedakan jenis data yang
bersifat kualitatif, dan bersifat kuantitatif.
Mencari informasi terkait cara mengumpulkan data.
Menalar
Menyelidiki, menganalisis dan membedakan berbagai
macam data dalam permasalahan sehari-hari.
Menganalisis dan membedakan berbagai macam cara
pengumpulan data.
Mengomunikasikan
Menyajikan secara tertulis atau lisan hasil pembelajaran.
Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya
jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,
memberikan tambahan informasi, atau melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya
Penutup
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk
mempelajarinya.
5 menit
93
Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian
mengucapkan salam.
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa.
Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.
Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5 menit
Inti
Mengamati
70 menit
Guru mennyajikan permasalahan terkait mean yang
harus diamati oleh siswa.
Menanya
Guru bertanya kepada siswa terkait definisi dan rumus
nilai mean yang mereka pahami sebelumnya.
Siswa membuat pertanyaan terkait permasalahan sehari-
hari yang berkaitan dengan mean.
Mencoba
Siswa mencoba mengumpulkan data dengan melakukan
survey tentang nomor sepatu yang digunakan siswa di
dalam kelas.
Siswa mengolah data yang telah dikumpulkan sesuai
dengan langkah-langkah yang ditunjukkan oleh guru.
Menalar
Menyelidiki, menganalisis dan menyimpulkan rumus
umum mencari nilai mean.
Mengomunikasikan
94
Menyimpulkan secara tertulis atau lisan hasil
pembelajaran terkait mencari nilai mean.
Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya
jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,
memberikan tambahan informasi, atau melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya
Penutup
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk
mempelajarinya.
Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian
mengucapkan salam.
5 menit
Pertemuan Ketiga
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa.
Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.
Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru mengajak siswa mengingat materi sebelumnya
terkait salah satu pemusatan data yaitu mencari nilai
mean.
5 menit
Inti
Mengamati
70 menit
Guru menyajikan ilustrasi dari permasalahan nyata
terkait dengan modus.
Menanya
Siswa membuat pertanyaan terkait permasalahan sehari-
hari yang berkaitan dengan modus.
Mencoba
95
Siswa mencoba menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan modus dengan cara menentukan nilai
modus dan nilai frekuensi modusnya.
Menalar
Menyelidiki, menganalisis dan menyimpulkan definisi
serta rumus umum mencari modus dan frekuensi modus.
Mengomunikasikan
Menyimpulkan secara tertulis atau lisan hasil
pembelajaran terkait mencari modus dan frekuensi
modus.
Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya
jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,
memberikan tambahan informasi, atau melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Penutup
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk
mempelajarinya.
Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian
mengucapkan salam.
5 menit
Pertemuan Keempat
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa.
Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.
Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru mengajak siswa mengingat materi sebelumnya
terkait salah satu pemusatan data yaitu mencari nilai
5 menit
96
modus.
Inti
Mengamati
70 menit
Guru menyajikan contoh data berat badan 9 orang siswa
yang harus diamati.
Menanya
Siswa membuat pertanyaan terkait permasalahan sehari-
hari yang berkaitan dengan median.
Mencoba
Siswa mengolah data yang disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang ditunjukkan oleh guru.
Menalar
Siswa menyelidiki, menganalisis dan menyimpulkan
definisi serta rumus umum mencari nilai median yang
memiliki banyaknya data genap.
Siswa menyelidiki, menganalisis dan menyimpulkan
definisi serta rumus umum mencari nilai median yang
memiliki banyaknya data genap.
Mengomunikasikan
Menyimpulkan secara tertulis atau lisan hasil
pembelajaran terkait mencari nilai median.
Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya
jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,
memberikan tambahan informasi, atau melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
Penutup
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk
mempelajarinya.
Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian
mengucapkan salam.
5 menit
97
Pertemuan Kelima
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa.
Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.
Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5 menit
Inti
Mengamati
70 menit
Siswa mengamati data dalam bentuk tabel dan diagram.
Menanya
Siswa membuat pertanyaan terkait manfaat dan cara
menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.
Mencoba
Siswa mencoba menyajikan data dalam bentuk tabel dan
diagram.
Menalar
Siswa menyimpulkan sendiri cara-cara menyajikan data.
Mengomunikasikan
Menyimpulkan secara tertulis atau lisan hasil
pembelajaran terkait menyajikan data hasil pengamatan.
Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya
jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,
ataupun tanggapan lainnya.
Penutup
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk
mempelajarinya.
Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian
mengucapkan salam.
5 menit
98
Pertemuan Keenam
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran
siswa.
Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.
Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5 menit
Inti
Mengamati
70 menit
Siswa mengamati sajian data dalam diagram.
Menanya
Siswa membuat pertanyaan yang jawabannya ada pada
informasi yang disajikan dalam diagram.
Mencoba
Siswa mencoba membuat berbagai kesimpulan dari
diagram yang disajikan.
Menalar
Siswa menentukan kesimpulan yang benar dan
kesimpulan yang salah dari suatu diagram yang
disajikan.
Siswa mengubah pernyataan yang salah menjadi
pernyataan yang benar dan sesuai dengan informasi yang
disajikan pada suatu diagram.
Mengomunikasikan
Menyimpulkan secara tertulis atau lisan hasil
pembelajaran terkait menafsirkan data dari suatu tabel
atau diagram.
Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya
jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,
99
Pengajar,
Nisa Permatasari
memberikan tambahan informasi, atau melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya
Penutup
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk
mempelajarinya.
Guru menutup pelajaran dengan do’a kemudian
mengucapkan salam.
5 menit
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Alat/Media : Spidol, white board dan LKS.
Sumber belajaran : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Matematika kelas
VIII Semester 1. Jakarta: 2014.
H. Materi/Bahan Ajar (Terlampir)
I. Penilaian
Teknik : Tugas Individu.
Bentuk instrumen : Soal uraian.
Jakarta, 26 Oktober 2016
100
LEMBAR KERJA SISWA 1
Indikator:
Memberikan beragam contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan
dengan data yang akan diolah.
Memberikan contoh permasalahan sehari-hari yang unik berkaitan dengan
statistika.
Design the Problem
KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ................................ 4. ................................
2. ................................ 5. ................................
3. ................................
Saya ingin memberi
semangkok sayur asem
untuk ibu guru. Tapi, saya
takut sayur asem ini
rasanya keasinan.
Apa yang harus saya
lakukan?
Lampiran 3
101
Dari ilustrasi tersebut, coba kalian simpulkan apa yang dimaksud dengan populasi
dan sampel!
Dari ilustrasi di atas, coba kalian simpulkan apa yang dimaksud dengan sampel!
Rancanglah tiga permasalahan yang berhubungan dengan contoh aplikasi populasi
dan sampel dalam kehidupan sehari-hari! Lalu carilah solusi dari permasalahan
yang kalian buat tersebut dan tuliskan pada tabel berikut!
NO PERMASALAHAN SOLUSI
1
2
3
...........................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Untuk mengetahui rasa dari semangkuk sayur, kamu
tidak perlu merasakan atau menghabiskan seluruh isi
mangkuk tersebut. Cukup diambil sedikit saja untuk
mengetahui rasa dari keseluruhan makanan. Sedikit
makanan yang dicicipi tersebut dalam statistika biasa
disebut sebagai sampel, sedangkan seluruh sayur dalam
mangkuk disebut populasi.
102
Menurut kalian, pernyataan mana yang merupakan data kuantitatif? Tuliskan
alasanmu pada tabel berikut!
Contoh Data Kuantitatif Contoh Data Kualitatif
Berdasarkan jawaban tersebut, coba diskusikan dan beri kesimpulan tentang apa
yang dimaksud dengan data kualitatif dan data kuantitatif menggunakan bahasa
kalian sendiri, lalu buat kesepakatan bersama tentang pengertian data kualitatif
dan data kuantitatif pada tabel berikut!
Definisi Data Kuantitatif Definisi Data Kualitatif
Cooperative Group Work
Sebelum kita mempelajari lebih jauh tentang data, perhatikan pernyataan-
pernyataan berikut:
a. Data ukuran sepatu siswa
b. Data jenis kelamin siswa
c. Data nilai ulangan harian matematika
d. Data kualitas buku di perpustakaan
103
Coba buatlah contoh lain dari data kuantitatif dan data kualitatif!
Contoh Data Kuantitatif Contoh Data Kualitatif
Coba diskusikan dengan teman sekelompokmu tentang istilah-istilah yang
digunakan dalam konsep statistika sebagai berikut!
1. Datum 6.Data Kontinu
2. Data 7.Wawancara
3.Data kuantitatif 8.Observasi
4.Data kualitatif 9.Angket
5.Data diskrit 10.Statistika
Diskusikan pengertian yang kalian tau terkait istilah-isitilah tersebut! Tuliskan
hasil diskusimu dalam kolom berikut!
104
Carilah informasi terkait istilah-istilah tadi dengan menggunakan komputer!
Tuliskan sumber yang kalian gunakan di kolom di bawah ini!
(Kalian boleh menggunakan browser ataupun e-book untuk mencari informasi)
Simpulkan hasil pencarianmu pada tabel berikut!
ISTILAH INFORMASI YANG DIDAPAT
Data
Datum
Data
Kualitatif
Data
Kuantitatif
Data Diskrit
Using Technology, Hands On
Activity and Concrite Result
105
Data Kontinu
Wawancara
Observasi
Angket
Statistika
Cobalah diskusikan dengan teman sekelompokmu untuk menemukan hubungan dari
beberapa istilah tersebut! Tulislah jawabanmu dalam kolom berikut!
106
Tunjuk satu orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusimu
di depan kelas!
Cobalah untuk meninjau kembali hasil kerjamu, apakah semua informasi yang
kalian dapat semuanya benar dan dapat digunakan?
Apakah jawaban yang kalian berikan sudah tepat?
Jika belum tepat, cobalah untuk memperbaikinya!
Verbal Expression
Revisit the Problem
107
LEMBAR KERJA SISWA 2
Indikator:
Menentukan data yang bervariasi sesuai dengan mean yang diketahui.
Rancanglah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
mean!
Kumpulkanlah data kuantitatif terkait masalah tersebut untuk dicari solusinya!
Tuliskan data yang kalian dapat dalam bentuk tabel pada Ms. Excel!
Contoh sebagai berikut:
Design the Problem
.........................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
INFORMASI
Mean atau rata-rata suatu data adalah jumlah seluruh
datum dibagi oleh banyaknya datum
KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ................................ 4. ...............................
2. ................................ 5. ................................
3. ................................
108
Diskusikan dengan teman sekelompokmu terkait cara menentukan mean secara
manual! Tuliskan hasil diskusimu di bawah ini!
Dengan cara manual tersebut, nilai mean yang kalian dapat adalah...
Diskusikan dengan temanmu untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan
menentukan nilai rata-rata atau mean dari data tersebut menggunakan bantuan
Ms. Excel! Lalu tuliskan langkah-langkah mencari mean pada Ms.Excel tersebut!
Cooperative Group Work
Using Technology, Hands On
Activity and Concrite Result
109
Bandingkan hasilnya pada tabel di bawah ini!
Hasil Manual Hasil Ms. Excel
Coba simpulkan dengan bahasamu sendiri terkait rumus untuk mencari mean!
Tunjuk satu orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusimu
di depan kelas!
Cobalah untuk meninjau kembali jawabanmu, apakah permasalahan yang kamu buat
sudah terselesaikan dengan menentukan nilai mean?
Agar pemahamanmu lebih mendalam, selesaikan permasalahan-permasalahan
berikut dengan menggunakan konsep mean yang telah kamu pelajari!
1. Rata-rata nomor sepatu 15 orang remaja adalah 38. Tentukanlah daftar
nomor sepatu yang beragam dan mungkin dari 15 orang remaja tersebut!
2. Rata-rata nilai ulangan matematika 10 siswa adalah 85. Jika digabungkan
dengan 5 siswa yang lain ternyata nilai rata-ratanya menjadi 80. Nilai rata-
rata kelima siswa itu adalah...
3. Nilai rata-rata 15 siswa yang mengikuti tes adalah 6,6. Kemudian seorang
siswa mengikuti tes susulan sehingga nilai rata-rata yang baru adalah 6,7.
Tentukan nilai siswa yang mengikuti tes tersebut!
Verbal Expression
Revisit the Problem
Ayo Berlatih!
110
4. Perhatikan data nilai matematika 10 orang siswa berikut ini!
Nama Nilai
Afiq 80
Alvin 85
Manda 75
Nabila 95
Syafna 65
Syifa 65
Salsa 90
Oktavia 80
Dzauqie 85
Maulidina 70
Apakah nilai Oktavia berada di atas rata-rata? Berikan alasan!
Tulislah jawaban dan langkah-langkah pengerjaanmu di bawah ini:
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
111
LEMBAR KERJA SISWA 3
Indikator:
Menentukan solusi yang tepat untuk memecahkan suatu masalah dengan
menggunakan konsep pemusatan data disertai dengan alasan yang rinci.
Pada suatu sekolah diadakan pemilihan ketua OSIS. Dari pemungutan suara,
didapatkan data sebagai berikut:
Calon Ketua OSIS Perolehan Suara
Muhammad Haikal 75 suara
Ahmad Kafa Billah 28 suara
Abdullah faqih 122 suara
Coba perhatikan tabel hasil pemungutan suara di atas, siapakah
menurutmu yang berhak menjadi ketua OSIS? Berikan alasanmu!
Design the Problem
INFORMASI
Modus adalah datum yang sering muncul atau yang
frekuensinya paling banyak.
KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ................................ 4. ................................
2. ................................ 5. ................................
3. ................................ 6. ................................
112
Jika siswa yang terpilih menjadi ketua OSIS disebut dengan modus dari data di
atas, tentukan modus dan berapakah nilai frekuensi modus dari data tersebut?
Diskusikan dengan kelompokmu untuk mencari permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan modus! Lalu tuliskan hasil diskusimu pada
kolom berikut!
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, bergotong royonglah untuk
mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan tersebut untuk dicari
solusinya! Tuliskan data yang telah dikumpulkan pada kolom berikut!
Cooperative Group Work
113
Sajikan datamu dalam bentuk tabel frekuensi pada Ms. Excel!
Contoh tabel frekuensi
Olahraga Favorit Frekuensi
Sepak bola 4
Volly 2
Basket 7
Renang 5
Dari data yang telah kamu kumpulkan, tentukanlah modus dan berapakah
frekuensi modusnya?
Tunjuk satu orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusimu
tentang permasaahan sehari-hari terkait modus dan median di depan kelas!
Cobalah untuk meninjau kembali jawabanmu, apakah permasalahan yang kamu buat
sudah terselesaikan dengan menentukan nilai modus? Jika belum, perbaikilah
jawabanmu!
1. Tentukanlah modus dan frekuensi modus dari data 8,7,6,6,8,7,5,5,7,7!
2. Nilai ulangan kelas 8.A ditunjukkan dengan tabel frekuensi berikut ini!
Nilai 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 3
orang
4
orang
9
orang
7
orang
5
orang
8 orang
Tentukanlah modus dan frekuensi modus dari data di atas!
3. Berikut ini data hasil pengamatan terhadap ukuran sepatu yang terjual
pada bulan Oktober di toko sepatu pak Ahmad.
Using Technology, Hands On
Activity and Concrite Result
Verbal Expression
Revisit the Problem
Ayo Berlatih!
114
Ukuran Sepatu Banyaknya sepatu yang terjual
37 5
38 32
39 20
40 7
a. Untuk menentukan nomor sepatu yang paling laku terjual pada bulan
Oktober, ukuran pemusatan data (mean, modus atau median) manakah
yang harus digunakan oleh pak Ahmad? Berikan alasannya!
b. Dengan menggunakan ukuran pemusatan data yang telah kamu pilih pada
soal (a), tentukan ukuran sepatu yang paling laku terjual di toko pak
Ahmad! Berikan alasannya!
Tulislah jawaban dan langkah-langkah pengerjaanmu di bawah ini:
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
115
116
Diskusikan dengan kelompokmu untuk mencari permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan median! Lalu tuliskan hasil diskusimu pada
kolom berikut!
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, bergotong royonglah untuk
mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan tersebut untuk dicari
solusinya! Tuliskan data yang telah dikumpulkan pada kolom berikut!
Berapakah banyaknya data yang kalian kumpulkan?
Apakah banyaknya data tersebut termasuk ke dalam bilangan ganjil atau genap?
Cooperative Group Work
117
118
119
Nama Nomor Sepatu
Afiq 39
Alvin 41
Manda 37
Nabila 38
Syafna 39
Syifa 36
Salsa 37
Oktavia 40
Dzauqie 40
Maulidina 38
Apakah ukuran sepatu Nabila berada di atas nilai median? Berikan alasan!
Tulislah jawaban dan langkah-langkah pengerjaanmu di bawah ini:
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
120
LEMBAR KERJA SISWA 5
Indikator:
Menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk tabel, diagram dan
grafik.
Rancanglah suatu permasalahan yang datanya akan kamu sajikan! Tuliskan pada
kolom berikut!
Diskusikan dengan teman sekelompokmu untuk memilih permasalahan yang akan
dicari datanya! Lalu mulailah bersama-sama mengumpulkan data yang akan
disajikan!
Setelah mengumpulkan data, sajikan data tersebut dalam bentuk tabel frekuensi
pada Ms. Excel!
KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ................................ 4. ................................
2. ................................ 5. ................................
3. ................................ 6. ................................
Design the Problem
Cooperative Group Work
Using Technology, Hands On Activity and Concrite Result
121
Setelah membuat tabel frekuensi, mulailah untuk membuat diagram batang
dengan menggunakan data yang sama.
0
100
200
300
Budi Intan Diani
Pemilihan Ketua OSIS
Cara membuat tabel frekuensi pada Ms.
Excel:
1. Bukalah program Microsoft office
excel lalu masukkan data dalam Ms.
Excel.
2. Sorot atau blok tabel yang akan
diberi garis.
Cara membuat diagram batang pada Ms. Excel:
1. Blok seluruh data dalam tabel.
2. Klik menu insert lalu klik column maka akan muncul berbagai jenis diagram
batang. Pilih salah satu diagram batang (misalnya clustered column) maka
diagram batang akan muncul.
3. Kalian bisa membuat variasi warna, jenis diagram batang, dan sebagainya
dengan memilih menu yang tersedia.
Klik home, pilih borders dan klik
all borders.
122
Kalian sudah bisa membuat diagram batang dengan menggunakan microsoft office
excel di komputer, sekarang coba carilah informasi bagaimana cara membuat
diagram garis dan diagram lingkaran dengan menggunakan microsoft office excel
di komputer. Lalu sajikan datamu dalam bentuk diagram garis dan diagram
batang!
Bandingkanlah luas juring pada diagram lingkaran yang dibuat menggunakan
komputer dengan luas juring kamu hitung sendiri!
Tunjuk satu orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompokmu di depan kelas!
Cobalah untuk meninjau kembali hasil kerja kelompokmu! Apakah data pada tabel
dan diagram telah sesuai dengan data yang kamu gunakan?
Ingat! Jika kalian ingin membuat diagram lingkaran secara manual
(tanpa komputer), maka kalian harus menentukan luas masing-masing
juring pada lingkaran tersebut. Kalian bisa memilih salah satu cara
berikut:
1.
2.
Verbal Expression
Revisit the Problem
Untuk mengetahui
persentase juring, klik
design lalu kalian dapat
memilih jenis tampilan
chart layout
123
LEMBAR KERJA SISWA 6
Indikator:
1. Mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan dalam tabel atau
diagram dengan memberikan alasan yang jelas dan rinci.
2. Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang disajikan dalam suatu
tabel atau diagram.
3. Mengemukakan gagasan yang beragam tentang informasi yang disajikan dalam
suatu tabel atau diagram.
4. Mengemukakan gagasan yang unik tentang informasi yang disajikan dalam
suatu tabel atau diagram.
Perhatikan diagram batang di bawah ini!
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
SD SMP SMA
Data Siswa di Kota A
KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK :
1. ................................ 4. ................................
2. ................................ 5. ................................
3. ................................ 6. ................................
Design the Problem
124
Informasi apa saja yang dapat kamu ambil dari sajian diagram batang tersebut!
Tuliskan jawabanmu pada kolom berikut!
Berdasarkan diagram di atas, 3 orang siswa memberikan kesimpulan:
a. Zein menyimpulkan bahwa siswa SD di kota A lebih banyak dibandingkan
dengan siswa SMP dan SMA
b. Laili menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, jumlah
siswanya semakin sedikit
c. Zulfa menyimpulkan bahwa siswa SMA lebih banyak dari siswa SMP
Menurutmu pernyataan siapakah yang benar? Jawablah dengan alasan yang jelas
pada kolom berikut!
Pilih salah satu pernyataan mereka (boleh Zein, Laili atau Zulfa) yang kamu
anggap salah, lalu ubah pernyataan mereka sehingga menjadi benar!
Perhatikan jawabanmu pada pertanyaan sebelumnya, gunakan cara yang berbeda
untuk mengubah pernyataan yang salah itu menjadi benar!
125
Coba diskusikan hasil jawabanmu dengan teman sekelompokmu! Apakah informasi
yang kamu ambil telah sesuai dengan diagram? Adakah informasi lain yang dapat
diambil dari diagram tersebut? Jika ada, tuliskan pada kolom berikut!
Buatlah daftar data yang mungkin berdasarkan diagram tersebut! Tulislah pada
kolom di bawah ini!
Sajikan data tersebut dalam bentuk tabel pada Ms. Excel!
Tunjuk satu orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompokmu di depan kelas!
Cobalah untuk meninjau kembali jawabanmu!
Cooperative Group Work
Using Technology, Hands On
Activity and Concrite Result
Lalu sajikan data tersebut sedikitnya dalam 3 macam bentuk sajian data
yang berbeda menggunakan Ms. Excel!
Verbal Expression
Revisit the Problem
126
LEMBAR KERJA SISWA 1
Nama :
Tulislah kesimpulan dari hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini!
ISTILAH INFORMASI YANG DIDAPAT
Data
Datum
Populasi
Sampel
Data Kualitatif
Data Kuantitatif
Data Diskrit
Data Kontinu
Wawancara
Lampiran 4
127
Observasi
Angket
Statistika
128
LEMBAR KERJA SISWA 2
Nama :
Lakukan survei ukuran sepatu yang digunakan teman-teman sekelasmu.
Jumlahkan seluruh bilangan yang
menyatakan ukuran sepatu seluruh siswa yang ada di kelasmu.
Bagilah hasil
penjumlahan
tersebut dengan
jumlah seluruh siswa
yang terdapat di
dalam kelasmu
? • Berapakah nilai yang kamu dapat pada langkah sebelumya?
Jawab
?
• Jika bilangan yang kamu dapat tersebut disebut dengan mean dari ukuran sepatu siswa, bagaimana rumus umum untuk mendapatkan nilai mean ukuran sepatu siswa?
Jawab
? • Jelaskan secara singkat bagaimana rumus umum untuk mendapatkan
nilai mean dari suatu data!
Jawab
129
Agar pemahamanmu lebih mendalam, selesaikan permasalahan-permasalahan
berikut dengan menggunakan konsep mean yang telah kamu pelajari!
1. Rata-rata nomor sepatu 15 orang remaja adalah 38. Tentukanlah daftar
nomor sepatu yang beragam dan mungkin dari 15 orang remaja tersebut!
2. Rata-rata nilai ulangan matematika 10 siswa adalah 85. Jika digabungkan
dengan 5 siswa yang lain ternyata nilai rata-ratanya menjadi 80. Nilai rata-
rata kelima siswa itu adalah...
3. Nilai rata-rata 15 siswa yang mengikuti tes adalah 6,6. Kemudian seorang
siswa mengikuti tes susulan sehingga nilai rata-rata yang baru adalah 6,7.
Tentukan nilai siswa yang mengikuti tes tersebut!
4. Perhatikan data nilai matematika 10 orang siswa berikut ini!
Nama Nilai
Afiq 80
Alvin 85
Manda 75
Nabila 95
Syafna 65
Syifa 65
Salsa 90
Oktavia 80
Dzauqie 85
Maulidina 70
Apakah nilai Oktavia berada di atas rata-rata? Berikan alasan!
Ayo Berlatih!
130
LEMBAR KERJA SISWA 3
Nama :
Dari ilustrasi yang disampaikan gurumu, coba simpulkan dengan bahasamu sendiri tentang
definisi modus!
1. Tentukanlah modus dan frekuensi modus dari data 8,7,6,6,8,7,5,5,7,7!
2. Nilai ulangan kelas 8.A ditunjukkan dengan tabel frekuensi berikut ini!
Nilai 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 3 orang 4 orang 9 orang 7 orang 5 orang 8 orang
Tentukanlah modus dan frekuensi modus dari data di atas!
3. Berikut ini data hasil pengamatan terhadap ukuran sepatu yang terjual
pada bulan Oktober di toko sepatu pak Ahmad.
Ukuran Sepatu Banyaknya sepatu yang terjual
37 5
38 32
39 20
40 7
a. Untuk menentukan nomor sepatu yang paling laku terjual pada bulan
Oktober, ukuran pemusatan data (mean, modus atau median) manakah
yang harus digunakan oleh pak Ahmad? Berikan alasannya!
b. Dengan menggunakan ukuran pemusatan data yang telah kamu pilih pada
soal (a), tentukan ukuran sepatu yang paling laku terjual di toko pak
Ahmad! Berikan alasannya!
Ayo Menalar
Ayo Berlatih!
131
LEMBAR KERJA SISWA 4
Nama :
Coba kamu amati data berat badan 9 siswa laki-laki kelas VIII D SMP Bahagia
berikut ini (dalam kg).
47 57 53 50 45 48 52 49 55
Setelah diurutkan, data di atas dapat dituliskan kembali menjadi:
__ __ __ __ __ __ __ __ __
Berapakah banyaknya data berat badan siswa laki-laki kelas VIII D SMP Bahagia
tersebut?
Apakah banyaknya data tersebut termasuk ke dalam bilangan ganjil atau genap?
Setelah data tersebut diurutkan, menurutmu data ke berapa yang terdapat pada
urutan paling tengah dari seluruh data yang ada?
Ayo kita amati
Ayo Menalar
132
Jika nilai dari data yang terletak pada posisi tengah dari kumpulan data berat
badan siswa tadi disebut dengan median, berapakah nilainya?
Bagaimana caramu menentukan data yang berada pada posisi tengah dari
sekumpulan data yang terurut tersebut?
1. Tentukanlah median dari data 8,7,6,6,8,7,5,5,7,7!
2. Nilai ulangan kelas 8.A ditunjukkan dengan tabel frekuensi berikut ini!
Nilai 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 3 orang 4 orang 9 orang 7 orang 5 orang 8 orang
Tentukanlah median dari data di atas!
3. Perhatikan data ukuran sepatu 10 orang siswa berikut ini!
Nama Nomor Sepatu
Afiq 39
Alvin 41
Manda 37
Nabila 38
Syafna 39
Syifa 36
Salsa 37
Oktavia 40
Dzauqie 40
Maulidina 38
Apakah ukuran sepatu Nabila berada di atas nilai median? Berikan alasan!
Mari Berlatih!
133
LEMBAR KERJA SISWA 5
Nama:
Amatilah beberapa bentuk penyajian data berikut!
1. Tabel Frekuensi
Pemilihan Ketua OSIS
No Nama Jumlah Suara
1 Budi 250
2 Intan 60
3 Diani 90
2. Diagram Lingkaran
Budi
62%
Intan
15%
Diani
23%
Untuk membuat diagram lingkaran, kalian harus tersebut. Kalian bisa
memilih salah satu cara berikut:
1.
2.
134
3. Diagram Batang
4. Diagram Garis
0
50
100
150
200
250
300
Budi Intan Diani
Pemilihan Ketua OSIS
0
50
100
150
200
250
300
Budi Intan Diani
Pemilihan Ketua OSIS
________________________________________________________________
________________________________________________________________
_______________________________________________________________
Masih bingung??? tanyakan
pada kolom berikut:
135
Berikut ini data nilai matematika kelas VIII A:
6 6 8 6 8 7 9 8 7 7 7
9 8 7 7 9 8 7 7 8 8 8
9 7 9 6 6 9 8 9 7 9 9
Sajikanlah data tersebut dalam tabel frekuensi berikut:
Nilai Tally Frekuensi
6
7
....
....
Sajikanlah data tersebut dalam bentuk diagram batang, garis, dam lingkaran!
136
LEMBAR KERJA SISWA 6
Nama:
Berdasarkan diagram di atas, 3 orang siswa memberikan kesimpulan:
a. Zein menyimpulkan bahwa siswa SD di kota A lebih banyak dibandingkan
dengan siswa SMP dan SMA
b. Laili menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, jumlah
siswanya semakin sedikit
c. Zulfa menyimpulkan bahwa siswa SMA lebih banyak dari siswa SMP
Menurutmu pernyataan siapakah yang benar? Berikan alasan!
Pilih salah satu pernyataan mereka (boleh Zein, Laili atau Zulfa) yang kamu
anggap salah, lalu ubah pernyataan mereka sehingga menjadi benar!
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
SD SMP SMA
Data Siswa di Kota A
137
Perhatikan jawabanmu pada pertanyaan sebelumnya, gunakan cara yang berbeda
untuk mengubah pernyataan yang salah itu menjadi benar!
Ubahlah diagram batang tadi menjadi diagram garis!
138
KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIS
Pokok Bahasan : Statistika
Kelas / Semester : VIII/ Ganjil
Kompetensi Dasar :
1.1 Bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan.
2.1 Menunjukkan perilaku jujur dan bertanggung jawab sebagai wujud
implementasi kejujuran dalam melaporkan data pengamatan.
3.1 Memahami teknik penataan data dua variabel.
4.1 Mengumpulkan, mengolah, menginterpretasi, dan menampilkan data hasil
pengamatan dalam bentuk tabel, diagram, dan grafik dari dua variabel serta
mengidentifikasi hubungan antar variabel.
Indikator
Berpikir
Kreatif
Indikator Pembelajaran
No.
Butir
Soal
Berpikir
Lancar
(Fluency)
Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi
yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram.
4.b
Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi
yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram.
5
Berpikir
Luwes
(Flexibility)
Menentukan data yang beragam sesuai dengan
informasi yang diketahui
1
Membuat pernyataan yang beragam terkait
informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk
tabel dan diagram.
4.c
Menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai
bentuk tabel dan diagram.
4.d
Lampiran 5
139
Berpikir
Orisinal
(Originality)
Mengemukakan gagasan yang unik tentang
informasi yang disajikan dalam suatu tabel atau
diagram
2
Mengemukakan gagasan yang unik tentang
informasi yang disajikan dalam suatu tabel atau
diagram
3
Berpikir
Elaborasi
(elaboration)
Mengemukakan gagasan tentang informasi yang
disajikan dalam tabel atau diagram dengan
memberikan alasan yang jelas dan rinci.
4.a
Mengemukakan gagasan tentang informasi yang
disajikan dalam tabel atau diagram dengan
memberikan alasan yang jelas dan rinci.
6
140
INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
MATEMATIS
Materi : Statistika
Waktu : 2 x 40 menit
SOAL
1. Rata-rata nilai matematika 10 orang siswa adalah 85. Jika 3 orang
diantaranya mendapatkan nilai 90, buatlah daftar data yang beragam dari
nilai matematika yang mungkin didapat 10 orang siswa tersebut!
2. Berikan kategori pada sumbu mendatar, nilai atau kuantitas pada sumbu
vertikal serta judul yang sesuai dengan diagram di bawah ini! Lalu berikan
uraian yang menggambarkan informasi pada diagram tersebut!
Petunjuk:
a. Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
b. Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah
dengan soal yang kamu anggap paling mudah.
c. Lembar soal tidak boleh dicorat-coret.
d. Lembar soal dikumpulkan kembali beserta lembar jawaban.
Lampiran 6
141
3. Buatlah 3 pertanyaan berkaitan dengan informasi yang disajikan oleh
diagram berikut! Lalu jawablah pertanyaan tersebut!
4. Perhatikan diagram garis di bawah ini!
Dari informasi di atas:
Faiz menyimpulkan bahwa siswa baru yang diterima paling sedikit
pada tahun 2012
350
400
420
360
380
300
320
340
360
380
400
420
440
thn 2012 thn 2013 thn 2014 thn 2015 thn 2016
Jumlah Siswa baru
142
Jiyad menyimpulkan bahwa tahun 2015 sekolah A menerima siswa
baru lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Zulfi menyimpulkan bahwa sekolah A paling banyak menerima siswa
baru pada tahun 2014
Pertanyaan:
a. Menurutmu pernyataan siapakah yang benar? Jawablah dengan alasan
yang jelas.
b. Pilih salah satu pernyataan mereka (boleh Faiz, Jiyad atau Zulfi) yang
kamu anggap salah, lalu ubah pernyataan mereka sehingga menjadi
benar!
c. Perhatikan jawabanmu pada soal (b), gunakan cara yang berbeda
untuk mengubah pernyataan yang salah itu menjadi benar!
d. Sajikan data tersebut dengan sajian yang berbeda!
5. Berikan minimal 3 informasi yang kamu dapat dari sajian diagram garis
berikut!
0
5
10
15
20
25
Jum
lah
Lap
top
Bulan
Penjualan Laptop Tahun 2015
143
6. Berikut ini data yang didapat Shofi terkait menu makan siang dari 50
orang siswa di sekolahnya.
Dari informasi tersebut, coba buatlah langkah-langkah untuk menentukan
banyaknya siswa yang makan roti! Lalu tentukan berapakah siswa yang
mmakan roti?
SELAMAT MENGERJAKAN
Bakso 54%
Sate 10%
Soto 24%
Roti
144
KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
MATEMATIS
1. Salah satu langkah pengerjaan:
Rata-rata nilai 10 orang siswa adalah 85, maka jumlah nilai 10 orang
tersebut adalah 10*85=850.
3 orang diantaranya mendapatkan nilai 90, maka jumlah nilai 3 orang
tersebut adalah 90*3=270
Untuk mengetahui jumlah nilai 7 orang sisanya, maka 850-270=580.
Sehingga untuk menentukan kemungkinan nilai yang beragam dari 7
orang sisanya tersebut dapat dilakukan secara acak dengan ketentuan
jumlah nilai dari 7 orang tersebut adalah 580.
Contoh jawaban:
Tipe 1
90 90 90 85 95 95 70 65 75 95
Tipe 2
90 90 90 85 75 85 95 70 75 95
Tipe 3
90 90 90 100 95 85 80 75 60 85
2. Contoh jawaban:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
nilai 70 nilai 75 nilai 80 nilai 85 nilai 90 nilai 95
Jum
lah
Sis
wa
Nilai Matematika Kelas A
Lampiran 7
145
Uraian dari diagram:
a. Jumlah siswa yang mendapat nilai 80 lebih banyak dari pada siswa
yang mendapat nilai 85.
b. Jumlah siswa yang mendapat nilai 95 lebih sedikit dari pada siswa
yang mendapat nilai 85.
c. Jumlah siswa yang mendapat nilai 75 lebih sedikit dari pada siswa
yang mendapat nilai 85.
d. Jumlah siswa yang mendapat nilai 80 lebih banyak dari pada siswa
yang mendapat nilai 70.
e. Di kelas tersebut tidak ada yang mendapatkan nilai di bawah 70
f. Di kelas tersebut tidak ada yang mendapatkan nilai 100.
g. Jumlah siswa yang mendapat nilai 70 lebih sedikit dari pada siswa
yang mendapat nilai 75.
3. Pertanyaan disertai jawaban yang berkaitan dengan informasi yang
disajikan pada diagram:
Pertanyaan Jawaban
Berapakah banyaknya orang yang
bekerja sebagai nelayan?
Orang yang bekerja sebagai
nelayan ada 2 orang.
Berapakah selisih jumlah orang
yang bekerja sebagai petani dan
pegawai swasta?
Selisis orang yang bekerja sebagai
petani dan pegawai swasta adalah
4 orang.
Jenis pekerjaan apakah yang paling
banyak dilakoni?
Jenis pekerjaan yang paling
banyak dilakoni adalah pegawai
negeri sipil.
4. Jawaban:
a. Pernyataan yang benar adalah pernyataan Faiz dan Zulfi. Pernyataan
Faiz benar karena siswa baru yang diterima paling sedikit pada tahun
2012 yaitu sebanyak 350 orang siswa. Sedangkan di tahun-tahun
selanjutnya lebih banyak dari 350. Pernyataan Zulfi benar karena
sekolah A paling banyak menerima siswa baru pada tahun 2014 yaitu
146
sebanyak 420 orang siswa, sedangkan tahun sebelumnya ataupun
tahun setelahnya menerima siswa baru lebih sedikit dari 420 siswa.
b. Pernyataan Jiyad salah karena pada tahun 2015 sekolah A menerima
siswa baru sebanyak 360 siswa dan tahun sebelumnya sekolah A
menerima siswa baru sebanyak 420 siswa. Jadi, pada tahun 2015 siswa
baru yang diterima lebih sedikit dari pada tahun sebelumnya.
Pernyataan Jiyad akan benar dan sesuai dengan diagram jika diubah
menjadi “pada tahun 2015 sekolah A menerima siswa baru lebih
sedikit dari tahun sebelumnya”.
c. Pernyataan Jiyad akan benar juga jika diubah menjadi “pada tahun
2015 sekolah A menerima siswa baru lebih banyak dari tahun 2012”.
d.
300
320
340
360
380
400
420
440
thn 2012 thn 2013 thn 2014 thn 2015 thn 2016
Jumlah Siswa baru
thn 2012 18%
thn 2013 21%
thn 2014 22%
thn 2015 19%
thn 2016 20%
Jumlah Siswa baru
147
5. -Jumlah penjualan laptop paling banyak terjadi pada bulan Juli.
-Jumlah penjualan laptop mengalami peningkatan sejak bulan Maret
sampai bulan Juli.
-Jumlah penjualan laptop pada bulan Februari lebih banyak dari pada
bulan Maret.
-Penjualan laptop pada bulan Januari sebanyak 10 unit.
6. Langkah-langkah menentukan banyaknya siswa yang makan roti:
a. Jumlahkan persentase siswa yang memakan makanan selai roti sebagai
berikut:
Bakso (54%) + Sate (10%) + Soto (24%) = 88%
b. Menentukan persentase siswa yang memakan roti dengan cara 100%
dikurangi persentase siswa yang makan selain roti. 100%-88%= 12%.
Sehingga dapat diketahui bahwa persentase siswa yang makan roti
adalah 12% dari jumlah yang makan siang sebanyak 50 orang.
c. Untuk menentukan jumlah siswa yang makan roti, maka persentase
siswa yang makan roti dikalikan dengan jumlah siswa secara
keseluruhan. 12% * 50 orang = 6 orang. Sehingga dapat diketahui
bahwa siswa yang makan roti sebanyak 6 orang.
300 320 340 360 380 400 420 440
thn 2012
thn 2013
thn 2014
thn 2015
thn 2016
Jumlah Siswa baru
148
Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
SOAL No. 1
Aspek Skor Kriteria
Flexibility
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban
yang tidak relevan
1 Memberikan jawaban yang sejenis dengan menggunakan
konsep statistika dengan len gkap atau memberikan
jawaban yang beragam tanpa menggunakan konsep
statistika.
2 Memberikan jawaban yang beragam menggunakan
konsep statistika yang kurang lengkap sehingga hasil
akhir salah.
3 Memberikan jawaban yang beragam dengan konsep
statistika yang lengkap.
SOAL No. 2
Aspek Skor Kriteria
Originality
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban
yang tidak relevan
1 Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram
dengan uraian yang sesuai namun judul dan atribut yang
diberikan tidak sesuai.
2 Memberikan penafsirannya sendiri dengan lengkap
terhadap diagram, memberikan judul dan atribut namun
tanpa uraian atau uraian yang diberikan kurang sesuai
dengan judul dan atribut pada diagram.
3 Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram
serta uraian dan atribut sudah sesuai dengan informasi
yang disajikan dalam soal.
SOAL No. 3
Aspek Skor Kriteria
Originality
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban
yang tidak relevan
1 Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram
dengan memberikan 3 pertanyaan yang sesuai namun
tidak disertai jawaban dari pertanyaannya tersebut.
2 Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram
dengan memberikan 3 pertanyaan disertai jawaban,
namun terdapat kekeliruan sehingga pertanyaan dan
jawaban kurang sesuai dengan diagram yang disajikan.
3 Menjawab dengan penafsirannya sendiri terhadap
diagram dengan memberikan 3 pertanyaan disertai
dengan jawaban yang sesuai dengan diagram.
Lampiran 8
149
SOAL No. 4.a
Aspek Skor Kriteria
Elaboration
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban
yang tidak relevan
1 Memberikan jawaban yang salah namun sudah
memberikan alasan yang sesuai dengan informasi soal
atau memberikan jawaban yang benar tanpa alasan.
2 Memberikan jawaban yang benar namun alasan kurang
lengkap atau tidak sesuai diagram
3 Memberikan jawaban yang tepat beserta rincian
informasi pada soal.
SOAL No. 4.b
Aspek Skor Kriteria
Fluency
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban
yang tidak relevan
1 Menunjukkan pernyataan yang salah tanpa mengubah
pernyataan tersebut dengan tepat
2 Sudah berusaha mengubah pernyataan yang salah
dengan konsep statistika namun hasil kurang tepat
3 Memberikan jawaban yang tepat beserta konsep statistika
yang tepat
SOAL No. 4.c dan 4.d
Aspek Skor Kriteria
Flexibility
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban
yang tidak relevan
1 Memberikan jawaban yang sejenis menggunakan konsep
statistika
2 Memberikan jawaban yang berbeda namun belum
menggunakan konsep statistika dengan tepat
3 Memberikan jawaban yang berbeda, dengan konsep
statistika yang tepat
SOAL No. 5
Aspek Skor Kriteria
Fluency
0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban
yang tidak relevan
1 Memberikan 1 jawaban dengan jelas dan tepat
2 Memberikan 2 jawaban dengan jelas dan tepat
3 Memberikan minimal 3 jawaban dengan jelas dan tepat
150
SOAL No. 6
Aspek Skor Kriteria
Elaboration 0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban
yang tidak relevan.
1 Memberikan langkah-langkah yang tidak logis atau
tidak jelas sehingga hasil akhir tidak tepat.
2 Memberikan langkah-langkah yang logis namun
perhitungan dan hasil akhir masih salah atau
memberikan hasil yang benar namun langkah-langkah
kurang jelas.
3 Memberikan langkah-langkah yang logis, perhitungan
yang sesuai dengan langkah dan hasil akhir yang benar.
151
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis
Responden Butir Soal
Total 1 2 3 4.a 4.b 4.c 4.d 5 6
a1 0 1 1 2 3 0 0 2 1 10
a2 3 1 1 2 3 3 2 2 2 19
a3 1 3 3 2 3 1 3 3 2 21
a4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 24
a5 2 2 2 1 3 3 3 1 2 19
a6 1 3 3 2 3 3 0 2 0 17
a7 1 2 3 2 3 1 3 3 3 21
a8 0 2 2 0 0 0 0 3 1 8
a9 1 3 3 2 3 3 3 3 2 23
a10 0 2 1 3 1 3 0 3 1 14
a11 0 0 3 2 3 1 2 1 1 13
a12 0 0 3 0 0 0 0 3 3 9
a13 0 0 1 1 3 0 0 3 1 9
a14 3 3 3 3 3 3 0 3 2 23
a15 3 1 3 3 3 3 3 3 1 23
a16 0 2 3 2 3 3 2 1 3 19
a17 3 2 1 3 3 3 3 2 3 23
a18 0 0 0 2 3 0 0 3 3 11
a19 1 3 3 2 3 3 3 2 3 23
a20 0 3 3 2 3 1 0 3 3 18
a21 0 2 3 3 1 3 3 3 3 21
a22 3 0 3 0 0 0 0 0 0 6
a23 3 3 3 3 3 2 2 3 3 25
a24 1 2 1 3 3 3 3 3 2 21
a25 2 3 3 2 3 3 3 3 3 25
a26 3 1 3 2 3 1 3 3 2 21
a27 3 1 3 2 3 2 3 3 3 23
a28 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
a29 3 2 3 2 3 3 0 0 0 16
a30 2 1 3 0 0 0 0 0 0 6
a31 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
a32 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3
Jumlah 44 53 70 55 71 54 47 66 56 516
r hitung 0,440 0,623 0,572 0,815 0,774 0,794 0,776 0,605 0,703
r tabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
Kriteria valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Lampiran 9
152
Contoh perhitungan uji validitas soal nomor 1
Responden Y Y
a1 0 10 0 0 100
a2 3 19 57 9 361
a3 1 21 21 1 441
a4 3 24 72 9 576
a5 2 19 38 4 361
a6 1 17 17 1 289
a7 1 21 21 1 441
a8 0 8 0 0 64
a9 1 23 23 1 529
a10 0 14 0 0 196
a11 0 13 0 0 169
a12 0 9 0 0 81
a13 0 9 0 0 81
a14 3 23 69 9 529
a15 3 23 69 9 529
a16 0 19 0 0 361
a17 3 23 69 9 529
a18 0 11 0 0 121
a19 1 23 23 1 529
a20 0 18 0 0 324
a21 0 21 0 0 441
a22 3 6 18 9 36
a23 3 25 75 9 625
a24 1 21 21 1 441
a25 2 25 50 4 625
a26 3 21 63 9 441
a27 3 23 69 9 529
a28 0 1 0 0 1
a29 3 16 48 9 256
a30 2 6 12 4 36
a31 0 1 0 0 1
a32 2 3 6 4 9
Jumlah 44 516 841 112 10052
153
Dengan N= 32 dan α= 5% diperoleh = 0,349. Karena > , maka butir
soal nomor 1 dikatakan valid. Perhitungan validitas butir soal selanjutnya menggunakan
langkah seperti soal nomor 1 di atas.
154
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN MENGGUNAKAN SPSS
Correlations
Soal1 Soal2 Soal3 Soal4a Soal4b Soal4c Soal4d Soal5 Soal6 Total
Soal1
Pearson Correlation 1 ,124 ,300 ,223 ,260 ,383* ,338 -,079 ,042 ,440
*
Sig. (2-tailed) ,499 ,096 ,221 ,151 ,030 ,059 ,668 ,819 ,012
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Soal2
Pearson Correlation ,124 1 ,382* ,470
** ,373
* ,611
** ,329 ,306 ,320 ,623
**
Sig. (2-tailed) ,499 ,031 ,007 ,036 ,000 ,066 ,088 ,074 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Soal3
Pearson Correlation ,300 ,382* 1 ,258 ,298 ,350
* ,375
* ,251 ,318 ,572
**
Sig. (2-tailed) ,096 ,031 ,154 ,097 ,050 ,034 ,166 ,076 ,001
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Soal4a
Pearson Correlation ,223 ,470** ,258 1 ,735
** ,727
** ,516
** ,580
** ,507
** ,815
**
Sig. (2-tailed) ,221 ,007 ,154 ,000 ,000 ,003 ,001 ,003 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Soal4b
Pearson Correlation ,260 ,373* ,298 ,735
** 1 ,558
** ,535
** ,454
** ,499
** ,774
**
Sig. (2-tailed) ,151 ,036 ,097 ,000 ,001 ,002 ,009 ,004 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Soal4c
Pearson Correlation ,383* ,611
** ,350
* ,727
** ,558
** 1 ,575
** ,253 ,370
* ,794
**
Sig. (2-tailed) ,030 ,000 ,050 ,000 ,001 ,001 ,163 ,037 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Soal4d
Pearson Correlation ,338 ,329 ,375* ,516
** ,535
** ,575
** 1 ,360
* ,598
** ,776
**
Sig. (2-tailed) ,059 ,066 ,034 ,003 ,002 ,001 ,043 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Soal5 Pearson Correlation -,079 ,306 ,251 ,580
** ,454
** ,253 ,360
* 1 ,649
** ,605
**
Sig. (2-tailed) ,668 ,088 ,166 ,001 ,009 ,163 ,043 ,000 ,000
155
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Soal6
Pearson Correlation ,042 ,320 ,318 ,507** ,499
** ,370
* ,598
** ,649
** 1 ,703
**
Sig. (2-tailed) ,819 ,074 ,076 ,003 ,004 ,037 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Total
Pearson Correlation ,440* ,623
** ,572
** ,815
** ,774
** ,794
** ,776
** ,605
** ,703
** 1
Sig. (2-tailed) ,012 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
156
Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis
Responden Butir Soal
1 2 3 4.a 4.b 4.c 4.d 5 6
Kel
as A
tas
a23 3 3 3 3 3 2 2 3 3
a25 2 3 3 2 3 3 3 3 3
a4 3 2 3 2 3 3 3 2 3
a9 1 3 3 2 3 3 3 3 2
a14 3 3 3 3 3 3 0 3 2
a15 3 1 3 3 3 3 3 3 1
a17 3 2 1 3 3 3 3 2 3
a19 1 3 3 2 3 3 3 2 3
a27 3 1 3 2 3 2 3 3 3
a3 1 3 3 2 3 1 3 3 2
a7 1 2 3 2 3 1 3 3 3
a21 0 2 3 3 1 3 3 3 3
a24 1 2 1 3 3 3 3 3 2
a26 3 1 3 2 3 1 3 3 2
a2 3 1 1 2 3 3 2 2 2
a5 2 2 2 1 3 3 3 1 2
Kel
as B
awah
a16 0 2 3 2 3 3 2 1 3
a20 0 3 3 2 3 1 0 3 3
a6 1 3 3 2 3 3 0 2 0
a29 3 2 3 2 3 3 0 0 0
a10 0 2 1 3 1 3 0 3 1
a11 0 0 3 2 3 1 2 1 1
a18 0 0 0 2 3 0 0 3 3
a1 0 1 1 2 3 0 0 2 1
a12 0 0 3 0 0 0 0 3 3
a13 0 0 1 1 3 0 0 3 1
a8 0 2 2 0 0 0 0 3 1
a22 3 0 3 0 0 0 0 0 0
a30 2 1 3 0 0 0 0 0 0
a32 2 1 0 0 0 0 0 0 0
a28 0 1 0 0 0 0 0 0 0
a31 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 44 53 70 55 71 54 47 66 56
BA 33 34 41 37 46 40 43 42 39
BB 11 19 29 18 25 14 4 24 17
DB 0,458 0,312 0,250 0,395 0,437 0,541 0,770 0,375 0,458
Kriteria Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Sekali Cukup Baik
Lampiran 10
157
Contoh perhitungan uji daya bedaa pada butir soal nomor 1:
Dari hasil perhitungan diperoleh indeks . Berdasarkan klasifikasi yang sudah
ditetapkan, butir soal nomor 1 tergolong pada soal kategori baik.
No
Soal
Indikator Berpikir
Kreatif Matematis
Daya Beda
D Kriteria
1 Flexibility 0,458 Baik
2 Originality 0,312 Cukup
3 Originality 0,250 Cukup
4.a Elaboration 0,395 Cukup
4.b Fluency 0,437 Baik
4.c Flexibility 0,541 Baik
4.d Flexibility 0,770 Baik Sekali
5 Fluency 0,375 Cukup
6 Elaboration 0,458 Baik
158
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis
Responden Butir Soal
1 2 3 4a 4b 4c 4d 5 6
a1 0 1 1 2 3 0 0 2 1
a2 3 1 1 2 3 3 2 2 2
a3 1 3 3 2 3 1 3 3 2
a4 3 2 3 2 3 3 3 2 3
a5 2 2 2 1 3 3 3 1 2
a6 1 3 3 2 3 3 0 2 0
a7 1 2 3 2 3 1 3 3 3
a8 0 2 2 0 0 0 0 3 1
a9 1 3 3 2 3 3 3 3 2
a10 0 2 1 3 1 3 0 3 1
a11 0 0 3 2 3 1 2 1 1
a12 0 0 3 0 0 0 0 3 3
a13 0 0 1 1 3 0 0 3 1
a14 3 3 3 3 3 3 0 3 2
a15 3 1 3 3 3 3 3 3 1
a16 0 2 3 2 3 3 2 1 3
a17 3 2 1 3 3 3 3 2 3
a18 0 0 0 2 3 0 0 3 3
a19 1 3 3 2 3 3 3 2 3
a20 0 3 3 2 3 1 0 3 3
a21 0 2 3 3 1 3 3 3 3
a22 3 0 3 0 0 0 0 0 0
a23 3 3 3 3 3 2 2 3 3
a24 1 2 1 3 3 3 3 3 2
a25 2 3 3 2 3 3 3 3 3
a26 3 1 3 2 3 1 3 3 2
a27 3 1 3 2 3 2 3 3 3
a28 0 1 0 0 0 0 0 0 0
a29 3 2 3 2 3 3 0 0 0
a30 2 1 3 0 0 0 0 0 0
a31 0 1 0 0 0 0 0 0 0
a32 2 1 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 44 53 70 55 71 54 47 66 56
Mean 1,375 1,656 2,187 1,718 2,218 1,687 1,468 2,062 1,750
Taraf
Sukar
0,458 0,552 0,729 0,572 0,739 0,562 0,489 0,687 0,583
sedang sedang sedang mudah sedang mudah sedang sedang sedang
Lampiran 11
159
Contoh perhitungan tinngkat kesukaran pada butir soal nomor 1:
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh indeks . Berdasarkan kategori
yang telah ditetapkan, butir soal nomor 1 tergolong pada soal berkategori sedang.
No Indikator Berpikir
Kreatif Matematis
Tingkat Kesukaran
P Kriteria
1 Flexibility 0,458 Sedang
2 Originality 0,552 Sedang
3 Originality 0,729 Mudah
4.a Elaboration 0,572 Sedang
4.b Fluency 0,739 Mudah
4.c Flexibility 0,562 Sedang
4.d Flexibility 0,489 Sedang
5 Fluency 0,687 Sedang
6 Elaboration 0,583 Sedang
160
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,852 9
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dari 9 butir soal pada uji instrumen tes
kemampuan berpikir kreatif matematis, diperoleh nilai cronbach’s alpha = 0,852. Nilai
tersebut > 0,70 sehingga data variabel tersebut reliabel. Dari interpretasi tersebut, dapat
dikatakan bahwa instrumen yang digunakan baik untuk mengukur kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa.
Lampiran 12
161
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Uji Daya Beda, dan Uji Taraf Kesukaran
Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
No
Soal
Indikator Berpikir
Kreatif Matematis
Uji
Validitas
Uji Daya
Beda
Uji Taraf
Kesukaran Keterangan
1 Flexibility Valid Cukup Sedang Digunakan
2 Originality Valid Cukup Sedang Digunakan
3 Originality Valid Cukup Mudah Digunakan
4.a Elaboration Valid Baik Sedang Digunakan
4.b Fluency Valid Baik Mudah Digunakan
4.c Flexibility Valid Baik Sedang Digunakan
4.d Flexibility Valid Baik Sedang Digunakan
5 Fluency Valid Baik Sedang Digunakan
6 Elaboration Valid Baik Sedang Digunakan
Lampiran 13
162
HASIL POSTEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
SISWA KELAS EKSPERIMEN
No Nama BUTIR SOAL SKOR
TOTAL
SKOR
AKHIR 1 2 3 4.a 4.b 4.c 4.d 5 6
1 e1 2 1 1 3 3 3 2 2 3 20 74
2 e2 3 1 2 3 0 1 3 3 3 19 70
3 e3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 24 89
4 e4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 23 85
5 e5 3 1 1 2 3 2 3 2 2 19 70
6 e6 3 1 1 1 3 1 3 3 2 18 67
7 e7 3 2 2 2 3 3 3 2 3 23 85
8 e8 2 1 2 3 3 2 3 2 3 21 78
9 e9 3 2 2 3 3 1 3 2 3 22 81
10 e10 1 0 3 2 2 3 3 3 1 18 67
11 e11 2 3 2 2 3 1 3 3 3 22 81
12 e12 2 3 3 2 3 3 3 3 3 25 93
13 e13 2 3 2 2 2 3 3 2 2 21 78
14 e14 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26 96
15 e15 3 1 2 2 3 1 3 2 3 20 74
16 e16 3 3 3 2 3 3 3 3 2 25 93
17 e17 3 1 1 2 3 3 3 2 3 21 78
18 e18 2 1 3 2 3 3 3 3 3 23 85
19 e19 3 2 2 3 3 3 3 3 2 24 89
20 e20 3 1 3 1 3 3 3 3 3 23 85
21 e21 3 3 3 2 3 3 3 2 2 24 89
22 e22 3 1 2 3 3 2 3 1 3 21 78
23 e23 1 1 1 3 3 3 3 2 3 20 74
24 e24 3 2 1 3 3 3 3 3 3 24 89
25 e25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 100
26 e26 2 1 1 3 3 1 3 3 1 18 67
27 e27 3 1 1 3 3 1 3 3 2 20 74
28 e28 3 1 3 3 3 3 3 2 1 22 81
29 e29 2 3 1 3 3 3 3 3 3 24 89
30 e30 3 3 3 3 3 0 3 3 3 24 89
31 e31 1 1 3 3 1 3 3 3 1 19 70
32 e32 3 3 1 3 3 2 3 2 3 23 85
33 e33 3 1 1 3 3 2 3 3 2 21 78
34 e34 3 3 1 3 3 3 3 3 3 25 93
35 e35 3 1 1 3 3 3 3 2 2 21 78
36 e36 1 1 2 3 3 3 3 3 3 22 81
37 e37 3 3 3 3 3 0 3 2 3 23 85
38 e38 2 3 1 3 3 3 3 1 3 22 81
39 e39 3 3 1 3 3 3 3 2 3 24 89
40 e40 3 3 1 3 1 2 3 3 2 21 78
Lampiran 14
163
41 e41 2 3 1 3 3 3 3 3 3 24 89
42 e42 3 1 2 3 3 3 3 3 2 23 85
43 e43 2 3 3 3 1 3 3 2 2 22 81
Jumlah 109 83 83 112 118 103 127 108 108 951 3518,7
Mean 2,53 1,93 1,93 2,60 2,74 2,39 2,95 2,51 2,512 22,116 81,830
164
HASIL POSTEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
SISWA KELAS KONTROL
No Nama BUTIR SOAL SKOR
TOTAL
SKOR
AKHIR 1 2 3 4.a 4.b 4.c 4.d 5 6
1 k1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 25 93
2 k2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 24 89
3 k3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 24 89
4 k4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 24 89
5 k5 1 3 3 2 3 3 3 3 2 23 85
6 k6 3 1 2 2 3 3 3 3 3 23 85
7 k7 2 2 3 1 3 3 3 2 3 22 81
8 k8 3 2 3 2 3 3 3 2 1 22 81
9 k9 3 3 1 2 3 2 3 3 2 22 81
10 k10 3 1 2 2 2 3 3 3 2 21 78
11 k11 3 0 3 1 3 3 2 3 3 21 78
12 k12 1 3 1 2 3 3 3 3 2 21 78
13 k13 1 0 3 2 3 3 3 3 3 21 78
14 k14 1 3 3 2 2 2 2 3 3 21 78
15 k15 3 2 3 2 3 1 2 3 1 20 74
16 k16 3 3 3 2 3 1 2 2 1 20 74
17 k17 3 3 3 2 3 1 2 2 1 20 74
18 k18 1 0 2 2 3 3 3 3 3 20 74
19 k19 2 2 2 3 3 1 3 2 2 20 74
20 k20 1 1 3 2 3 1 3 3 3 20 74
21 k21 2 1 1 2 3 3 3 2 3 20 74
22 k22 2 3 2 2 3 2 3 2 1 20 74
23 k23 2 3 3 2 3 1 3 1 2 20 74
24 k24 1 2 2 2 3 1 3 3 3 20 74
25 k25 1 3 1 2 3 2 2 3 2 19 70
26 k26 3 2 3 3 3 1 2 2 0 19 70
27 k27 3 2 2 1 3 1 3 3 1 19 70
28 k28 3 2 2 1 2 2 3 2 2 19 70
29 k29 1 1 2 2 3 1 2 3 3 18 67
30 k30 2 2 2 2 3 1 3 2 1 18 67
31 k31 1 2 3 2 2 1 3 2 1 17 63
32 k32 1 3 1 2 3 0 0 3 3 16 59
33 k33 2 2 3 1 2 1 0 2 3 16 59
34 k34 1 0 3 1 3 1 2 3 2 16 59
35 k35 1 1 3 2 1 1 3 2 1 15 56
36 k36 3 1 1 1 1 3 3 2 0 15 56
37 k37 1 1 2 3 0 0 0 3 3 13 48
38 k38 3 2 2 1 3 1 0 0 0 12 44
Lampiran 15
165
39 k39 1 1 3 2 0 0 0 2 3 12 44
40 k40 1 3 3 2 0 0 0 0 0 9 33
41 k41 1 1 1 2 0 0 0 1 3 9 33
42 k42 0 0 1 2 3 3 0 0 0 9 33
43 k43 0 0 0 2 3 1 0 2 1 9 33
Jumlah 81 77 95 82 108 75 93 99 84 794 2937,8
Mean 1,88 1,79 2,21 1,91 2,51 1,74 2,16 2,30 1,95 18,47 68,32
166
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA
1. Perhitungan Uji Normalitas Data
Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
2. Menentukan p-value
Tests of Normality
Faktor Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Eksperimen ,958 43 ,121
Kontrol ,935 43 ,018
a. Lilliefors Significance Correction
3. Kriteria Pengujian
Jika p-value > 0,05, maka diterima dan ditolak.
Jika p-value , maka ditolak dan diterima.
4. Membandingkan nilai p-value
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh:
Kelas eksperimen : p-value= 0,121 > 0,05
Kelas kontrol : p-value= 0,018 0,05
5. Kesimpulan
Dari pengujian normalitas dengan uji Shapiro-Wilk Test diperoleh p-value
untuk kelas eksperimen > 0,05, maka diterima dan ditolak yang artinya sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas kontrol
diperoleh p-value , maka ditolak dan diterima yang artinya sampel
berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Lampiran 16
167
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK
1. Menentukan hipotesis statistik
Keterangan:
: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol
(yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional)
: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen
(yang diajarkan dengan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif)
2. Menentukan p-value pada taraf signifikan 0,05
Skor
Mann-Whitney U 423,000
Wilcoxon W 1369,000
Z -4,358
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
3. Kriteria Pengujian
Jika p-value 0,05, maka diterima dan ditolak.
Jika p-value , maka ditolak dan diterima.
4. Membandingkan nilai p-value
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh p-value= 0,000 < 0,05
5. Kesimpulan
Dari pengujian hipotesis dengan uji Mann Whitney diperoleh p-value ,
maka ditolak dan diterima sehingga kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa di kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa di kelas eksperimen. Dengan kata lain rata-rata kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol.
Lampiran 17
168
HASIL WAWANCARA OBSERVASI PRA PENELITIAN
Nama Guru : Sumarsih, S.Pd
Tempat : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Hari, Tanggal : 26 September 2016
1. Apakah semua kelas di sekolah ini menggunakan kurikulum 2013?
Jawab: Ya, semua kelas di sekolah ini menggunakan K13.
2. (Untuk kelas VIII)Pada KD 3.14 kelas VIII tercantum “Memahami teknik penataan data
dari dua variabel menggunakan tabel, grafik batang, diagram lingkaran, dan grafik garis
dengan komputer serta menganalisis hubungan antar variable”. Apakah pada prakteknya
siswa-siswa menggunakan komputer sebagai media pembelajaran? Jika ia, bagaimana
pembelajaran yang dirancang? Apakah pembelajaran dilaksanakan di lab komputer?
Jawab:
Kalau komputer itu di sekolah tuh enggak, cuma kalo tugas di rumah, ia. Misalkan
bikin grafik diagram batang di rumah. Jadi kita terima hasil pengolahan
komputernya.
Lab komputer ada. Tapi Cuma ada 1 untuk 30 kelas dan dipakai untuk semua
pelajaran. Karna k13 itu TIK dihapuskan jadi terintegrasi di semua mata pelajaran.
3. Jika tidak, pembelajaran seperti apa yang dirancang sehingga dapat mencapai
Kompetensi Dasar tersebut?
Jawab: Yang penting konsepnya dulu to. Hitung-hitungannya, nentuin derajatnya, baru
pulang ke rumah dibuat diagramnya di rumah. Jadi KD itu tetap bisa terpenuhi.
4. Jadi untuk penggunaan komputernya sendiri ibu arahkan atau ibu ajarkan dulu di kelas
atau bagaimana?
Jawab: Oww jangan salah anak-anak lebih jago dari saya. Gak perlu diajarin mereka udah
bisa melebihi saya dalam hal komputer. Wong saya kasih tugas, mereka juga pada bisa
semua.
5. Bagaimana kalau tugas yang dikerjakan di rumah itu ternyata dikerjakan ayahnya bu?
Jawab: Oh enggak lah. malah kayanya si anak lebih jago dari ayahnya.
6. Yang saya ketahui, pada K13 materi statistika terdapat di kelas VII, VIII, dan IX. Apa
perbedaan materi yang diajarkan di ketiga kelas tersebut berkaitan dengan statistika?
Jawab:
Lampiran 18
169
Setau saya kalau tidak salah itu sudah dirubah. Ada salah kelas yang tidak ada
statistikanya. Tapi saya lupa. Kalo gak salah ada statistika atau peluang gitu yang
dihilangkan. Tapi gak tau di mana.
Kalau statistika di kelas VII itu masih pengenalan data tunggal gitu. Misalkan pake
turus, terus dibuat diagram batang. Misalkan sepatu ukuran sekian jumlahnya sekian
buat diagram garisnya. Nah kalo kelas VIII itu udah masuk ke menentukan mean
median modus dalam data tunggal. Nah baru yang kelas IX itu data majemuk.
Kurang lebih seperti itu
7. Apa media pembelajaran atau teknologi yang bisa atau biasa digunakan dalam proses
pembelajaran?
Jawab: Kalo di kubus dan balok bisa pake barang-barang apa aja yang bentuknya kubus
sama balok. Kalo di peluang pake kartu.
8. Apakah di sekolah ini diperbolehkan menggunakan gadget sebagai media pembelajaran?
Jawab: Anak-anak di sini dilarang bawa hp. Boleh bawa hp tapi gak boleh yang ada
kameranya. Beberapa anak ada yang bawa laptop sih.
9. Materi apa saja yang diajarkan di kelas VII dan VIII?
VII VIII
Bilangan Bulat Koordonat
Himpunan Aljabar
Aljabar Relasi Fungsi
Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Persamaan garis lurus
Perbandingan SPLDV
Aritmatika Phytagoras
Garis dan Sudut Lingkaran
Bidang datar Bangun ruang sisi datar
Penyajian Data Statistika
Peluang
10. Jika seandainya saya diizinkan untuk melaksanakan penelitian di sekolah ini, misalkan
pada materi Statistika. Apakah diperbolehkan jika materi tersebut digeser ke awal
semester?
Jawab: Boleh, asalkan jangan lintas semester.
11. Jika seandainya saya diizinkan untuk melaksanakan penelitian di sekolah ini, bolehkah
saya menggunakan lab komputer untuk proses pembelajaran?
170
Jawab: Kalau pakai lab, sepertinya susah. Karna Cuma ada satu lab untuk 30 kelas.
Gurunya bisa sih pake laptop sama proyektor. Kalo kelompok, bisa kali ya. nanti saya
pilihkan kelas 8.4 untuk kelas eksperimennya.
171
Lampiran 19
172
173
174
175
176
Lampiran 20