pengaruh model pembelajaran...

192
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETIC DENGAN STRATEGI KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh : NISA PERMATASARI NIM : 1112017000007 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: vumien

Post on 16-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETIC

DENGAN STRATEGI KOOPERATIF TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

SISWA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :

NISA PERMATASARI

NIM : 1112017000007

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

i

ABSTRAK

NISA PERMATASARI (1112017000007), “Pengaruh Model Pembelajaran

Cybernetic dengan Strategi Kooperatif terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Januari 2017.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh model

pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif terhadap kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa pada materi statistika. Penelitian ini dilakukan di salah

satu SMP Negeri di Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2016/2017. Metode

penelitian yang digunakan yaitu metode quasi experiment dengan desain

penelitian randomized control group post test only design. Penelitian ini

melibatkan sampel sebanyak 86 siswa yang terbagi kedalam dua kelas, yaitu kelas

eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Cybernetic dengan

strategi kooperatif dan kelas kontrol yang diajar menggunakan pembelajaran

konvensional dengan pendekatan scientific. Pengambilan sampel dilakukan

melalui teknik Cluster Random Sampling. Dari 10 kelas yang ada, terpilihlah dua

kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan jumlah siswa yang sama

yaitu 43 siswa. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji

Mann Whitney pada taraf nyata 5% diperoleh nilai signifikansi 0,000 yang

bernilai kurang dari . Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas kontrol.

Kata kunci: Cybernetic, Kooperatif, Berpikir Kreatif Matematis.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

ii

ABSTRACT

NISA PERMATASARI (1112017000007), “The Effect of Cybernetic Learning

Model with Cooperative Strategies toward Students’ Mathematical Creative

Thinking Ability”. BA Thesis of Mathematics Education Department, Faculty of

Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University of

Jakarta. January 2017.

The purpose of this research is to analyze the effect of Cybernetic

learning model with cooperative strategies toward students’ mathematical

creative thinking ability on statistic chapter. This research conducted at one of

junior high school in South Tangerang in the academic year 2016/2017. The

method used was quasi-experimental method with randomized control group post

test only design. There was as many as 86 students were involved in this research.

They were devided into two groups: experimental group which was taught with

Cybernetic learning model with cooperative strategies and control group which

was taught with conventional instruction model with scientific approach. Cluster

random sampling was used as the research technique. From the 10 existing class,

it elected two classes as experimental class and control class, with same number

of students which was 43 students. The result showed that overall students’

mathematical creative thinking ability in the experimental class was higher than

control class. Based on result of hypothesis testing with Mann Whitney test at

significant level of 5% it was obtained that the significant level was 0,000 < 0,05.

Keyword: Cybernetic, Cooperative, mathematical creative thinking.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

iii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya

sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyaknya kendala yang

dihadapi. Namun, berkat perjuangan, doa, dukungan dan semangat dari berbagai

pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Ibu

Eva Musyrifah, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan-arahan positif, nasihat, motivasi dan

semangat dengan penuh kesabaran selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd selaku dosen penasihat akademik yang

telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi dan semangat

dalam membimbing penulis selama ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

iv

penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan

Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.

7. Bapak H. Maryono, S.E., M.Pd selaku Kepala SMPN 3 Tangerang Selatan

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

8. Seluruh dewan guru SMPN 3 Tangerang Selatan, khususnya Ibu

Sumarsih, S.Pd selaku guru mata pelajaran yang telah membantu penulis

dalam melaksanakan penelitian ini.

9. Siswa dan siswi SMPN 3 Tangerang Selatan, khususnya kelas VIII-3 dan

VIII-4 yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini.

10. Keluarga tercinta, Ayahanda Wahid Hilmi, M.H dan Ibunda E. Mutikah,

S.Pd.I, kakak serta adik tercinta, Anni Faridah, S.Pd, Muhammad Andi

Hakim, S.H dan Muhammad Ilham Jamil, yang tak henti-hentinya

mendoakan, melimpahkan kasih sayang serta memberikan dukungan moril

dan materil kepada penulis.

11. Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA, Allahu yarhamhu, yang telah

mendidik penulis dan selalu menjadi panutan penulis untuk menjadi

manusia yang lebih baik.

12. Sahabat pejuang skripsi yang telah membantu, dan selalu saling

memberikan dukungan serta semangat yang sangat besar kepada penulis,

Endah, Ajeng, Ziah, Nila (Mba Cum), Asti, Mia, Lita, Aal, Adel, Anita,

Biah, Mayo, Wida, Iif, Evia, Riri, dan Lisfa. Terimakasih banyak atas

kekompakannya dalam perjuangan skripsi selama ini.

13. Teman-teman Darussunnah International Institute for Hadith Sciences,

khususnya teman-teman angkatan al-aqsha yang telah menemani hari-hari

penulis di Darussunnah sampai akhirnya wisuda.

14. Sahabat perumahan De Green Terraces yang selalu memberikan motivasi

kepada penulis untuk sama-sama melanjutkan studi ke jenjang berikutnya,

Uni Deza, Shofi, Kak Egy, Dini, Arifa, Fia, Kak Heni, Kak Nuri, dan Eti.

15. Sahabat PPKT SMP Islam Ruhama, khususnya Ina yang telah membantu

dan memberikan dukungan dalam mengejar gelar sarjana pendidikan.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

v

16. Sahabat seperjuangan selama perkuliahan, Endah, Mia, Biah, Ivo, yang

telah menemani segala suka dan duka penulis selama perkuliahan.

17. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan

2012, khususnya kelas A. Terimakasih atas kebersamaan yang telah

terjalin selama ini.

Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan

berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan doa yang

telah diberikan kepada penulis dapat diterima sebagai amal kebaikan yang

menjadi pintu pembuka bagi keridgoan Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata

semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca

pada umumnya.

Jakarta, Januari 2017

Penulis

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

BAB II: KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik.................................................................................... 9

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ........................................... 9

a. Pengertian Berpikir ...................................................................... 9

b. Berpikir Kreatif Matematis........................................................ 10

2. Model Pembelajaran Cybernetic ...................................................... 16

a. Pengertian Pembelajaran ........................................................... 16

b. Teori Belajar Cybernetic ........................................................... 17

c. Pengertian Model Pembelajaran Cybernetic ............................. 18

d. Tahapan Model Pembelajaran Cybernetic................................. 19

3. Strategi Kooperatif ........................................................................... 25

4. Model Pembelajaran Cybernetic dengan Strategi Kooperatif .......... 26

5. Pembelajaran Konvensional ............................................................. 28

B. Hasil Penelitian Relevan ....................................................................... 28

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

vii

C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 29

D. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 33

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 34

B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 34

C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 36

D. Variabel Penelitian ................................................................................ 36

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 36

F. Instrumen Penelitian.............................................................................. 37

G. Teknik Analisi Data .............................................................................. 45

H. Hipotesis Statistik ................................................................................. 47

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ....................................................................................... 48

B. Analisis Data ......................................................................................... 52

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 54

D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 68

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 70

B. Saran ..................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................ 34

Tabel 3.2 Desain Penelitian ............................................................................... 35

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa .................................................................................................. 37

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa .................................................................................................. 38

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa ................................................................................ 40

Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa ................................................................................ 42

Tabel 3.7 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Siswa .................................................................... 43

Tabel 3.8 Butir Instrumen yang akan Digunakan............................................... 43

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 44

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa .................................................................................................. 48

Tabel 4.2 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ......... 50

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis......... 52

Tabel 4.4 Hasil Uji Mann Whitney ..................................................................... 53

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan Model Pembelajaran Cyberbetic..................................... 22

Gambar 2.2 Model Pembelajaran Cybernetic dengan Strategi Kooperatif ....... 27

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................ 33

Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Skor Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Siswa .............................................................. 51

Gambar 4.2 Butir Soal Nomor 5 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis ...................................................................................... 55

Gambar 4.3 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal

Nomor 5 ......................................................................................... 56

Gambar 4.4 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor

5 ..................................................................................................... 56

Gambar 4.5 Butir Soal Nomor 1 Intrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa ............................................................................ 58

Gambar 4.6 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal

Nomor 1 ......................................................................................... 58

Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor

1 ..................................................................................................... 58

Gmabar 4.8 Butir Soal Nomor 2 Intrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa ............................................................................ 60

Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal

Nomor 2 ......................................................................................... 60

Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor

2 ..................................................................................................... 61

Gambar 4.11 Butir Soal Nomor 3 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa ............................................................................ 61

Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal

Nomor 3 ......................................................................................... 62

Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor

3 ..................................................................................................... 62

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

x

Gambar 4.14 Butir Soal Nomor 6 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa ............................................................................ 63

Gambar 4.15 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal

Nomor 6 ......................................................................................... 64

Gambar 4.16 Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor

6 ..................................................................................................... 64

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen..............75

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ....................89

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ......................................100

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol .............................................126

Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis ....................................................................................138

Lampiran 6 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ............140

Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis ....................................................................................144

Lampiran 8 Pedoman Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis ........................................................................148

Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis ........................................................................151

Lampiran 10 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis..........................................................156

Lampiran 11 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis..........................................................158

Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis ........................................................................160

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Uji Daya Beda, dan Uji

Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis ........................................................................161

Lampiran 14 Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Kelas Eksperimen ........................................................................162

Lampiran 15 Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Kelas Kontrol...............................................................................164

Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Data ................................................166

Lampiran 17 Perhitungan Uji Hipotesis Statistik .............................................167

Lampiran 18 Hasil Wawancara Observasi Pra-Penelitian ................................168

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

xii

Lampiran 19 Lembar Uji Referensi ..................................................................171

Lampiran 20 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ...........................176

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi semakin berkembang pesat. Hampir setiap individu

memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mempermudah kehidupannya.

Begitupun dalam bidang pendidikan, sudah sewajarnya proses pembelajaran di era

modern ini memanfaatkan teknologi yang telah banyak mengalami kemajuan. Hal

tersebut sejalan dengan isi sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ke-26

Anies Baswedan saat membuka seminar bertajuk Education Transformation and

21st

Century Learning. Dalam sambutannya Anies mengatakan “anak-anak kita

sekarang sudah menjadi generasi 21, namun guru-gurunya masih abad 20.

Tantangan kita adalah bagaimana bisa mengajak hijrah bersama-sama dari pola

industrial menjadi pola pembelajaran digital, di mana anak-anak kita sudah berada

di sana.” 1

Anjuran Anies untuk hijrah ke pola pembelajaran digital ini setidaknya harus

ditunjang dengan kompetensi yang dibutuhkan di abad 21. Sejalan dengan hal

tersebut, National Education Association (NEA) dalam An Educator’s Guide for

Four Cs mengemukakan bahwa ada empat kemampuan yang dianggap sangat

penting da.n harus dimiliki di abad 21 yang dikenal dengan “Four Cs”, yakni

critical thinking and problem solving, communication, collaboration dan

creativity.2 Sejalan dengan NEA, Trilling dan Fadel mengemukakan lebih banyak

keterampilan yang diperlukan pada abad ke-21, diantaranya kemampuan kreatif

dan berinovasi serta sadar akan penggunaan dan pemahaman IT dan informasi.3

Berdasarkan kompetensi-kompetensi yang telah disebutkan, baik NEA ataupun

Triling dan Fadel sama-sama menetapkan kreativitas sebagai salah satu

1 Kemendikbud, Teknologi Informasi dan Komunikasi Penting untuk Proses Pembelajaran

Masa Kini. 2016. Diunduh dari http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/01/teknologi-

informasi-dan-komunikasi-penting-untuk-proses-pembelajaran-masa-kini, pada tanggal 30 Juli

2016. 2 National Education Association (NEA), An Educator’s Guide for Four Cs., h. 5.

3 Indira Sunito, Metaphoring Beberapa Strategi Berpikir Kreatif, (Jakarta: PT Indeks, 2013),

h. 48.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

2

kompetensi yang dibutuhkan di abad ke-21 ini. Bahkan menurut Jamal Badi,

berpikir kreatif merupakan benteng pertahanan manusia pada era ketika mesin,

terutama komputer, tampaknya mengambil alih aktivitas rutin yang

membutuhkan keterampilan dan aktivitas berpikir sehari-hari.4 Selain itu, terkait

dengan aplikasi pendidikan, Education Connection menyebut enam keterampilan

penting yang menjadi dasar untuk meraih kesuksesan pada abad ke-21, yaitu

melek informasi, kolaborasi, komunikasi, kreativitas dan inovasi, pemecahan

masalah, serta bertanggung jawab.5

Dalam undang-undang SISDIKNAS RI no. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 telah

disebutkan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”6 Dari undang-undang tersebut

dapat disimpulkan bahwa Indonesia menjadikan kemampuan kreatif sebagai salah

satu kemampuan yang menjadi tujuan dari pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia terhadap 150

negara diketahui bahwa faktor-faktor penentu kemajuan suatu negara secara

berurutan sesuai dengan besarnya pengaruh adalah: inovasi dan kreativitas 45%,

jaringan kerja sama 25%, teknologi 20%, dan sumber daya alam hanya 10%.7

Berdasarkan kenyataan inilah kreativitas tidak hanya dianggap penting bagi

Indonesia, tapi juga berpengaruh pada kemajuan dunia. Sehingga peserta didik

perlu dibekali dengan keterampilan kreativitas.

Selain kreativitas yang dianggap penting, matematika juga merupakan salah

satu bidang studi yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4 Jamal Badi, dan Mustapha Tadjin, Islamic Creative Thinking: Berpikir Kreatif Berdasarkan

Metode Qur’ani, (Bandung : Mizania, 2007), h. 121. 5 Sunito, loc.cit.

6 Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang-undangan. Himpunan PP 2010

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Yustisia, 2011), Cet. 1,

h. 125. 7 Sunito, op.cit, h. 49.

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

3

Peran matematika sebagai ratu ilmu sekaligus pelayan ilmu (queen and servant of

knowledge) menjadikannya sebagai bidang studi yang wajib dipelajari oleh

peserta didik pada tingkat pendidikan dasar maupun menengah di Indonesia.

Selain itu, matematika merupakan bidang studi yang sangat penting di masa

modern saat ini. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan sering sekali

dihadapkan dengan keputusan-keputusan yang membutuhkan kemampuan

matematis. Berdasarkan jenisnya, kemampuan matematis dapat diklasifikasikan

dalam lima kompetensi utama, yaitu: Pemahaman matematis, pemecahan masalah,

komunikasi matematis, koneksi matematis dan Penalaran Matematis.8 Menurut

Sumarmo, selain dari lima kompetensi utama tersebut, kemampuan berpikir kritis

dan berpikir kreatif matematis merupakan kemampuan matematis yang lebih

tinggi.9 Matematika disebut sebagai ilmu tentang hubungan dan pola.

10

Matematika adalah pola berpikir dan pola mengorganisasikan pembuktian yang

logis. Sehingga dapat dikatakan bahwa matematika merupakan bahasa atau sarana

untuk berpikir. Islam pun sangat menganjurkan umatnya untuk senantiasa

berpikir. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya ayat-ayat tentang berpikir yang

terkandung dalam al-Qur‟an. Beberapa kata dalam al-Qur‟an yang menunjukkan

makna berpikir diantaranya adalah 11يتفكرون (mereka memikirkan),

تتفكرون12

(kamu memikirkan), 13تتذكرون (kamu dapat mengambil pelajaran), 14تعقلون

(kamu

mengerti). Dalam al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 69 juga disebutkan:

8 Heris Hendriana dan Utari Sumarmo, Penilaian Pembelajaran Matematika, (Bandung:

Refika Aditama, 2014), h. 19. 9 Ibid.

10 Ismunamto, dkk, Ensiklopedia Matematika, (Jakarta: Lentera Abadi, 2011), jilid.1, h. 18.

11 Surat Ali Imran ayat 191.

12 Surat al-Baqarah ayat 219 dan 266, surat al-An‟am ayat 50.

13 Surat al-Baqarah ayat 221.

14 Surat al-Baqarah ayat 44,73,76 dan 242, surat Ali Imran ayat 65 dan 118.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

4

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah

jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar

minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat

yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-

benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”15

Allah SWT telah menganugrahkan kemampuan berpikir kepada manusia.

Maka, salah satu bentuk rasa syukur atas anugrah yang telah diberikan oleh Allah

SWT adalah menggunakan kemampuan berpikir tersebut dengan sebaik mungkin.

Menurut Jamal badi, Islam mendorong kreativitas dan berpikir kreatif di begitu

banyak tingkatan dan melalui berbagai cara.16

Selain itu, Islam membuka peluang

kepada umatnya untuk senantiasa berpikir kreatif khususnya dalam urusan-urusan

dunia. Hal tersebut sesuai dengan makna yang terkandung dalam hadis riwayat

Muslim berikut ini:

نس حون فقال لو لم تفعلوا لصلح قال عو أ ن انلب صل الل عليه وسلم مر بقوم يلق

أ

مر دنياعلم بأ

نتم أ

17كم فخرج شيصا فهر بهم فقال نا نلخلكم قالوا قلت كذا وكذا قال أ

“Dari Anas diceritakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah

melewati suatu kaum yang sedang mengawinkan pohon kurma lalu beliau

bersabda: "Sekiranya mereka tidak melakukannya, kurma itu akan (tetap) baik."

Tapi setelah itu, ternyata kurma tersebut tumbuh dalam keadaan rusak. Hingga

suatu saat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melewati mereka lagi dan melihat

hal itu beliau bertanya: 'Ada apa dengan pohon kurma kalian? Mereka

menjawab; Bukankah anda telah mengatakan hal ini dan hal itu? Beliau lalu

bersabda: 'Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian.'”

Dari hadis tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam urusan duniawi

Rasulullah SAW membuka celah kepada umatnya untuk membuat inovasi-inovasi

baru yang kreatif dan dapat berguna untuk kehidupan manusia. Salah satu

contohnya dengan mengawinkan pohon kurma untuk menghasilkan kualitas yang

15

DEPAG, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Kathoda, 2005), h. 274. 16

Badi, op.cit, h. 33. 17

Muslim, Shahih Muslim, jilid 4, (Bairut: Dar Ihya at-Turasts al-„Arabiy), h. 6381.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

5

lebih baik. Untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru yang bersifat kreatif tersebut

sangat diperlukan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif. Untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, sebaiknya guru tidak hanya

menanamkan apa yang harus dipikirkan namun sebaiknya guru diharapkan dapat

memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat berpikir dengan kreatif. Hal

tersebut dapat diwujudkan dengan cara mengintegrasikan kemampuan berpikir

kreatif dalam kurikulum yang diberlakukan di negara serta menggunakan model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Di tengah pentingnya kemampuan berpikir kreatif, tingkat kreativitas bangsa

Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal

tersebut didasarkan pada The Global Creativity Index pada tahun 2015 dimana

tingkat kreativitas bangsa Indonesia berada pada urutan ke 115 dari 139 negara,

dengan indeks kreativitas pada 0.202.18

Hal ini menunjukan tingkat kreativitas

anak bangsa masih jauh dari harapan yang harus dicapai. Sejalan dengan fakta

hasil survei tersebut, penelitian yang dilakukan Nurmalianis pada tahun 2014 di

SMP Negeri 3 Tangerang Selatan menunjukkan bahwa kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa masih terbilang rendah. Hanya 25,63% siswa yang dapat

berpikir lancar dengan memberikan banyak jawaban dan hanya 41% siswa yang

dapat memberikan cara penyelesaian yang berbeda19

. Keprihatinan terhadap

rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis tersebut harus segera ditindak

lanjuti. Salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas pendidikan dapat dilakukan

dengan memperbaiki model pembelajaran yang digunakan. Matematika yang

lebih sering dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan. Sehingga

dalam proses pembelajarannya harus dilakukan dengan hal-hal yang disenangi

oleh siswa.

Kebanyakan siswa di era digital merasa senang ketika menggunakan gadget,

bahkan berbagai permainan tradisional di tahun 90-an tergeser dengan berbagai

permainan dan fasilitas yang ditawarkan oleh teknologi masa kini. Tidak sedikit

18

Richard Florida, dkk., The Global Creativity Index 2015, (Rotman : The Martin Prosperity

Institute, 2015), h. 57. 19

Nurmalianis, “Pengaruh Strategi Konflik Kognitif terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa”, skripsi UIN Jakarta, 2014, h. 3. Tidak dipublikasikan.

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

6

siswa-siswa tingkat sekolah dasar yang dapat mengoprasikan berbagai macam

produk teknologi seperti laptop, smart phone, dan lain sebagainya. Software-

software yang disajikanpun telah menjadi teman main mereka sehari-hari.

Model pembelajaran Cybernetic hadir dengan salah satu tahapan

pembelajarannya yaitu using technology. Dengan adanya penggunaan teknologi

seperti komputer sebagai media pembelajaran, diharapkan siswa dapat lebih

berperan aktif selama proses pembelajaran. Penggunaan teknologi berupa

komputer ini tentunya didukung dengan adanya kemajuan teknologi yang

berkembang saat ini. Berkaitan dengan penggunaan komputer sebagai bahan ajar,

Uus menguraikan bahwa dalam dunia pendidikan, komputer dapat digunakan

untuk kegiatan pembelajaran. Salah satunya untuk mengajarkan berbagai mata

pelajaran yang menjadi materi pembelajaran yang ada di suatu lembaga

pendidikan.20

Sehingga penggunaan komputer pada mata pelajaran matematika

bukanlah hal yang mustahil.

Bahkan dalam Kurikulum 2013, penggunaan komputer dalam mata pelajaran

matematika menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa. Hal

tersebut terbukti dengan tercantumnya Kompetensi Dasar matematika kelas 2

SMP Kurikulum 2013 sebagai berikut: “memahami teknik penyajian data dua

variabel menggunakan tabel, grafik batang, diagram lingkaran, dan grafik garis

dengan komputer serta menganalisis hubungan antar variabel.”21

Namun adanya

kompetensi dasar tersebut tidak serta merta menjadikan proses belajar berbasis

komputer yang menunjang kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Berdasarkan hasil wawancara pra-penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap

salah seorang guru matematika menunjukkan bahwa proses belajar yang terjadi di

kelas hanya sebatas penanaman konsep matematika seperti biasa tanpa

menggunakan komputer. Sehingga dalam proses pembelajarannya masih banyak

berpusat pada guru dan kurang memberikan celah kepada siswa untuk berpikir

kreatif.

20

Uus Ruswandi dan Badrudin, Media Pembelajaran, (Bandung: Insan Mandiri, 2008), h.92. 21

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 2013; Kompetensi Dasar Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, h. 48.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

7

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Cybernetic dengan

Strategi Kooperatif terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran.

2. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

3. Kurang bervariasinya model, strategi, pendekatan dan metode yang

diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Penelitian pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran

Cybernetic dengan strategi kooperatif tipe think pair share dan kelas

kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dengan

pendekatan scientific.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini dibatasi pada

empat indokator yaitu: fluency, flexibility, originality dan elaboration.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cybernetic

dengan strategi kooperatif?

2. Bagaimanakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

konvensional?

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

8

3. Apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cybernetic dengan

strategi kooperatif lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana sasaran yang hendak dicapai, maka

tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah

memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cybernetic

dengan strategi kooperatif.

2. Mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah

memperoleh pembelajaran secara konvensional dengan pendekatan

scientific.

3. Menganalisis perbandingan kemampuan kreatif matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cybernetic

dengan strategi kooperatif dengan siswa yang memperoleh pembelajaran

dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan pendekatan

scientific.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini akan diperoleh beberapa manfaat antara lain:

1. Bagi guru: Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang alternatif

pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa.

2. Bagi sekolah: Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan peningkatan

kualitas dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi peneliti lain: Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi

peneliti lain yang ingin mengkaji lebih mendalam lagi berkenaan dengan

model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif serta

kemampuan berpikir kreatif matematis.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

a. Pengertian Berpikir

Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila

dihadapkan dengan situasi atau suatu masalah yang harus dipecahkan. Untuk

memecahkan masalah tersebut dibutuhkan daya nalar yang memadai untuk

menganalisis masalah yang dihadapi. Menurut kamus besar bahasa

Indonesia, berpikir adalah menggunakan akal budi untuk

mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu.1 Ruggiero dalam Thobroni

mengemukakan bahwa proses berpikir adalah suatu aktifitas mental untuk

membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat

suatu keputusan, atau hanya sebatas memenuhi hasrat keingintahuan.2 Dari

pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir adalah suatu kegiatan

mental untuk membantu menentukan suatu tindakan agar dapat memecahkan

suatu permasalahan.

Ashman Conway dalam Wowo Sunaryo mengungkapkan bahwa

kemampuan berpikir melibatkan enam jenis berpikir: (1) Metakognisi, (2)

Berpikir kritis, (3) Berpikir kreatif, (4) Proses kognitif (pemecahan masalah

dan pengambilan keputusan), (5) Kemampuan berpikir inti (seperti

representasi dan meringkas), (6) Memahami peran konten pengetahuan.3

Berbeda dengan Ashman yang menyebutkan enam jenis kemampuan

berpikir, Fisher dalam thobroni lebih mengerucutkannya dengan

menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga aspek penting dalam kemampuan

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet. 3, h. 872.

2 Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), cet. 1, h. 163.

3 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 24.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

10

berpikir, yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif, dan problem solving.4 Dalam

penelitian ini, peneliti akan memfokuskan penelitian pada salah satu aspek

berpikir, yaitu kemampuan berpikir kreatif.

b. Berpikir Kreatif Matematis

Kreatif merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan

sekolah maupun di luar sekolah. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,

kreatif diartikan sebagai memiliki kemampuan untuk menciptakan.5

Mengenai definisinya, kreativitas memiliki definisi yang beragam. Bahkan

menurut Dedi Supriadi pengertian kreativitas tergantung pada bagaimana

orang mendefinisikannya dan tidak ada satu definisi pun yang dianggap

dapat mewakili pemahaman yang beragam tentang kreativitas.6 Sebelum

Dedi mengemukakan hal tersebut, Hylock sudah lebih dulu menyebutkan

bahwa tidak ada definisi tunggal mengenai kreativitas yang secara umum

diterima atau digunakan dalam suatu penelitian. Lebih lanjut menurutnya,

kreativitas secara umum adalah gagasan yang mencakup berbagai corak

kognitif, kategori kinerja dan berbagai macam hasil.7

Berbeda dengan Hylock, Yatim Riyanto mengemukakan bahwa

kreativitas adalah suatu proses yang menuntut keseimbangan dan aplikasi

dari ketiga aspek esensial kecerdasan analitis, kreatif dan praktis, beberapa

aspek yang ketika digunakan secara kombinatif dan seimbang akan

melahirkan kecerdasan dan kesuksesan.8 Menurut Johan Lithner, maksud

dari kreativitas ialah penalar menghasilkan proses rangkaian penalaran yang

4 Thobroni, loc.cit.

5 Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, h. 599.

6 Dedi Supriadi, Kreativitas Kebudayaan & Perkembangan IPTEK, (Bandung: Alfabeta, 1994),

cet. 2 h. 6. 7 Derek Haylock, Recognising Mathematical Creativity in Scoolchildren, diunduh dari

https://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a2.pdf, pada 2 September 2016, h. 68. 8 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2012), cet. 3, h. 229.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

11

baru, dan cukup lancar serta fleksibel. Kreatif dalam hal ini menekankan

aspek orisinalitas jawaban siswa. Menurut Cropley, secara umum kreativitas

dapat dilihat dari dua sisi, yang pertama dilihat dari suatu cara berpikir

spesial yang biasa disebut divergent thinking dan yang kedua dapat dilihat

dari produk yang dianggap kreatif seperti hasil seni, musik, arsitektur, dan

lain-lain.9

Selain dilihat dari produk yang dihasilkan, kreativitas juga dapat ditinjau

dari segi prosesnya, yaitu proses berpikir kreatif. Menurut Munandar

kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi-dimensial, terdiri dari

berbagai dimensi, yaitu dimensi kognitif (berpikir kreatif), dimensi afektif

(sikap dan kepribadian), dan dimensi psikomotor (keterampilan kreatif).10

Lebih lanjut menurutnya berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan

banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana

penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman

jawaban.11

Senada dengan Munandar, Surya mengemukakan bahwa berpikir

kreatif adalah proses berpikir untuk: (1) banyak kemungkinan; (2) menunda

timbangan; (3) kemungkinan baru dan tidak biasa; (4) menggunakan

imajinasi dan intuisi; (5) mengembangkan dan memilih alternatif; (6) banyak

cara dan menggunakan titik pandang yang berbeda terhadap sesuatu.12

Selain

definisi yang dikemukakan Munandar dan Surya, parnership for 21st

century learning mendefinisikan berpikir kreatif sebagai berikut:

1) Menggunakan berbagai cara atau teknik dalam menciptakan sebuah ide.

2) Menciptakan ide baru yang berguna.

9 Haylock, loc.cit.

10 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),

Cet. 3, h. 59. 11

Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT

Grasindo, 1999), cet. 3, h. 48. 12

Mohamad Surya, Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2015),

cet. 1, h.119-120.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

12

3) Mengelaborasi, memperbaiki dan mengevaluasi ide-ide mereka sendiri

dalam rangka meningkatkan dan memaksimalkan upaya kreatif.13

Perkembangan kemampuan berpikir kreatif dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Menurut Agus Nggermanto berpikir kreatif akan tumbuh subur bila

didukung oleh faktor personal dan situasional, yang diantaranya kemampuan

kognitif, sikap yang terbuka, sifat yang bebas, otonom, dan percaya diri.14

Dari banyaknya definisi menurut beberapa ahli, peneliti menyimpulkan

bahwa berpikir kreatif merupakan proses untuk menghasilkan sesuatu yang

beragam, bersifat baru, unik, dan berguna.

Karakteristik pemikiran kreatif menurut Guilford berkaitan erat dengan

lima ciri yang menjadi sifat kemampuan berpikir15

:

1) Kelancaran (Fluency) dalam berpikir adalah kemampuan memproduksi

banyak gagasan.

2) Keluwesan (flexibility) merupakan kemampuan untuk mengajukan

berbagai pendekatan atau jalan pemecahan masalah.

3) Keaslian (originality) adalah kemampuan untuk melahirkan gagasan asli

sebagai hasil pemikiran sendiri.

4) Penguraian (elaboration) adalah kemampuan untuk menguraikan

sesuatu secara terperinci.

5) Perumusan kembali (redefinition) merupakan kemampuan untuk

mengkaji suatu persoalan melalui cara dan perspektif yang berbeda

dengan yang sudah lazim.

Berbeda dengan Guilford yang menyebutkan redefinition sebagai salah

satu karakteristik berpikir kreatif, Munandar mengemukakan bahwa ciri-ciri

kemampuan berpikir kreatif terdiri dari keterampilan berpikir lancar,

keterampilan berpikir luwes, keterampilan berpikir orisinal, keterampilan

13

National Education Association (NEA), An Educator’s Guide for Four Cs., h. 25. 14

Agus Nggermanto, Kecerdasan Quantum, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2015), cet. 1, h. 72. 15

Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka Populer

Obor, 2002), h. 108-109.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

13

memperinci, dan keterampilan menilai.16

Definisi dan ciri-ciri dari masing-

masing keterampilan tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1) Keterampilan berpikir lancar (fluency)

Definisi dari keterampilan berpikir lancar adalah17

:

a) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau

pertanyaan.

b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.

c) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

Keterampilan ini ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti18

:

a) Mengajukan banyak pertanyaan.

b) Mempunyai banyak gagasan mengenai cara pemecahan suatu

masalah.

c) Lancar dalam mengungkap gagasan-gagasannya.

d) Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-

anak lain.

e) Dengan cepat dapat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu

obyek atau situasi.

2) Keterampilan berpikir luwes (flexibility)

Definisi dari keterampilan berpikir luwes adalah19

:

a) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.

b) Melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.

c) Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

Keterampilan ini ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti20

:

16

Munandar, op.cit, h. 88-90. 17

Ibid., h. 88. 18

Wati Susilawati, Belajar&Pembelajaran Matematika, (Bandung: UIN Sunan Gunung Djati,

2009), h. 216. 19

Munandar, loc.cit.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

14

a) Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap

suatu objek.

b) Memberikan berbagai macam-macam penafsiran (interpretasi)

terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah.

c) Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-

beda.

d) Memberi pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang

diberikan orang lain.

e) Dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu

mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas

kelompok.

f) Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan berbagai cara

yang berbeda untuk menyelesaikannya.

3) Keterampilan berpikir orisinal (originality)

Definisi dari keterampilan berpikir orisinil adalah21

:

a) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

b) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.

c) Mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari unsur-unsur.

Keterampilan ini ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti22

:

a) Memikirkan masalah-masalah yang tidak terpikirkan oleh orang

lain.

b) Mempertanyakan cara-cara yang lama dan memikirkan cara-cara

yang baru.

c) Lebih senang mensintesis dari pada menganalisis situasi.

20

Susilawati, loc.cit. 21

Munandar, op.cit, h. 89. 22

Susilawati, op.cit. h. 217.

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

15

4) Keterampilan memperinci (elaboration)

Definisi dari keterampilan elaborasi adalah23

:

a) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau

produk.

b) Menambahkan atau memperinci secara detail suatu objek, gagasan

atau situasi sehingga lebih menarik.

Keterampilan ini ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti:

a) Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau

pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang

terperinci.

b) Memperkaya gagasan orang lain.

c) Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan

ditempuh.24

5) Keterampilan menilai (Evaluation)

Definisi dari keterampilan menilai adalah25

:

a) Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu

pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana.

b) Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka.

c) Tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya.

Keterampilan ini ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti26

:

a) Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri

b) Menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal

c) Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan selalu

menanyakan “mengapa?”

d) Mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk

mencapai suatu keputusan.

23

Munandar, op.cit, h. 90. 24

Susilawati, loc.cit. 25

Munandar, loc.cit. 26

Munandar, loc.cit.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

16

e) Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus.

Dari kelima ciri-ciri kemampuan kreatif menurut Munandar yang

peneliti temukan, Wati hanya mengutip empat ciri-ciri kemampuan kreatif

dari kelima ciri-ciri yang telah disebukan di atas. Keempat ciri-ciri

kemampuan kreatif yang dikutip oleh Wati dari Munandar adalah fluency,

flexibility, originality, dan terakhir elaboration.27

Sejalan dengan Wati, Heris

dan Utari Sumarmo juga hanya mengutip empat ciri-ciri kemampuan kreatif

seperti yang dikutip oleh Wati. Yang dalam hal ini, evaluation tidak

dimasukkan sebagai ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif.28

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada empat

indikator kemampuan berpikir kreatif matematis, yaitu fluency atau

keterampilan berpikir lancar, flexibility atau keterampilan berpikir luwes,

originality atau keterampilan berpikir orisinil dan elaboration atau

keterampilan memperinci. Keempat indikator tersebut merupakan irisan dari

indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang telah

dikemukakan oleh beberapa ahli.

2. Model Pembelajaran Cybernetic

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak lepas dari proses belajar

dan mengajar. Pengertian pembelajaran dapat ditinjau dari sudut pandang

guru dan sudut pandang siswa. Menurut Yunus Abidin, ditinjau dari sudut

pandang guru, pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan

guru agar siswa belajar. Dari sudut pandang siswa, pembelajaran merupakan

proses.29

27

Susilawati, op.cit, h. 216-217. 28

Heris Hendriana dan Utari Sumarmo, Penilaian Pembelajaran Matematika, (Bandung: Refika

Aditama, 2014), h. 43-44. 29

Yunus Abidin, Desain Pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013, (Bandung: Refika

Aditama, 2014), cet. 2, h. 6.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

17

Istilah pembelajaran dan pengajaran tentunya merupakan dua istilah

yang tidak asing di dunia pendidikan. Meskipun seringkali terkesan sama,

dua istilah tersebut memiliki perbedaan makna. Menurut Agus Suprijono,

pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan pengajaran

terjemahan dari teaching. Berdasarkan arti kamus, pengajaran adalah proses,

perbuatan, cara mengajarkan. Pengajaraan adalah proses penyampaian. Arti

demikian melahirkan konstruksi belajar mengajar berpusat pada guru. 30

Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan

istilah pembelajaran dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada

pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada

pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir

lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru menyediakan fasilitas bagi

peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah

peserta didik.31

Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa sudah seharusnya

memiliki peran aktif dalam pembelajaran dan guru bertugas untuk

merancang lingkungan belajar yang aktif dan kondusif bagi siswa.

b. Teori Belajar Cybernetic

Cybernetic adalah istilah yang dicetuskan oleh seorang ahli matematika

yang bernama Norbert Wiener pada tahun 1947. Istilah Cybernetic sendiri

berasal dari bahasa Yunani yang berarti jurumudi (helmsman) atau

pengemudi sampan (cox).32

Menurut teori Cybernetic, belajar adalah pengolahan informasi. Teori

ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif, yaitu mementingkan proses

belajar daripada hasil belajar. Namun, yang lebih penting lagi bagi teori

Cybernetic adalah sistem informasi yang diproses dan akan dipelajari siswa.

30

Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. 1, h. 11-13. 31

Suprijono, op.cit., h. 13 32

Joy Murray, Cybernetic Circularity in Teaching and Learning, (University of Sydney, 2006),

p. 215.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

18

Asumsi lain teori Cybernetic adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun

yang ideal untuk segala situasi dan yang cocok untuk semua siswa sebab

cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.33

Implementasi teori Cybernetic dalam kegiatan pembelajaran telah

dikembangkan oleh beberapa tokoh. Salah satunya adalah pendekatan yang

berorientasi pada pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh Gagne dan

Barline, Biehler, Snowman, Baine, dan Tennyson.34

Komponen pemrosesan

informasi dipilih menjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas,

bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga komponen tersebut

adalah: (1) Sensory receptor yang merupakan sel tempat pertama kali

informasi diterima dari luar, (2) Working Memory yang diasumsikan mampu

menangkap informasi yang diperhatikan oleh individu, (3) Long Term

Memory yang diasumsikan berisi semua pengetahuan yang dimiliki oleh

individu, mempunyai kapasitas terbatas, dan informasi yang telah disimpan

di LTM tidak akan hilang atau terhapus. 35

c. Pengertian Model Pembelajaran Cybernetic

Model pembelajaran Cybernetic adalah model pembelajaran yang

berangkat dari teori Cybernetic, beberapa ahli menyebutnya dengan istilah

model pemrosesan informasi. Model ini berdasarkan teori belajar kognitif

dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat

memperbaiki kemampuannya. Menurut Rusman, pemrosesan informasi

merujuk pada cara mengumpulkan atau menerima stimuli dari lingkungan,

mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan

menggunakan simbol verbal dan visual.36

Lebih singkat dari yang dijelaskan

Rusman, Thobroni mengungkapkan model pembelajaran Cybernetic sebagai

33

Thobroni, op.cit., h. 153. 34

Ibid., h. 154. 35

Ibid., h. 154-155. 36

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), cet. 3, h. 139.

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

19

model pembelajaran yang menyatukan antara teori dan praktek

(laboratorium komputasi). 37

Menurut Rusman, dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan

informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam

bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara

kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi

eksternal (rangsangan dari lingkungan) dan interaksi antar keduanya akan

menghasilkan hasil belajar. 38

Lebih lanjut lagi Rusman memaparkan bahwa

pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa

kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari: (1) informasi

verbal, (2) kecakapan intelektual, (3)strategi kognitif, (4) sikap, dan (5)

kecakapan motorik.39

Dari pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa proses

yang terjadi pada model pembelajaran Cybernetic ini tidak akan jauh dari

proses input, process, dan out put.

d. Tahapan Model Pembelajaran Cybernetic

Menurut Rusman, model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.

2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di

kelas.

4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-

langkah pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3)

sistem sosial, dan (4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut

37

Thobroni, op. cit, h. 168. 38

Rusman, loc.cit. 39

Ibid., h. 139.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

20

merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model

pembelajaran.

5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak

tersebut meliputi: (1) Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang

dapat diukur, (2) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

6) Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran

yang dipilihnya. 40

Dari ciri-ciri yang disebutkan oleh Rusman, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa pembelajaran Cybernetic merupakan salah satu model

pembelajaran karena telah memenuhi ciri-ciri model pembelajaran.

Menurut Suciati dan Prasetya Irawan, ada enam langkah yang dapat

dilakukan dalam pembelajaran Cybernetic, yaitu41

:

1) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran;

2) Menentukan materi pembelajaran;

3) Mengkaji sistem informasi yang terkandung di dalam materi

pembelajaran;

4) Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi

tersebut;

5) Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem

informasinya;

6) Menyesuaikan materi pelajaran dan membimbing siswa belajar dengan

pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran.

Peneliti menganggap bahwa istilah Cybernetic mengandung arti yang

sama dengan istilah pemrosesan informasi karena teori Cybernetic sendiri

berangkat dari teori pemrosesan informasi. Rusman menyebutkan ada

sembilan langkah yang harus diperhatikan pendidik di kelas berkaitan

dengan pembelajaran pemrosesan informasi yang dalam hal ini peneliti

40

Ibid. 41

Thobroni, op.cit., h. 168-169.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

21

menganggap sama dengan pembelajaran Cybernetic. Sembilan langkah

tersebut sebagai berikut:

1) Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.

2) Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang

akan dibahas.

3) Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.

4) Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah

direncanakan.

5) Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.

6) Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran.

7) Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa.

8) Melaksanakan penilaian proses dan hasil.

9) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab

berdasarkan pengalamannya. 42

Berbeda dengan langkah-langkah yang telah disebutkan, menurut

Simundza dalam Thobroni ada tujuh langkah pembelajaran Cybernetic yang

diuraikan dengan lebih rinci sebagai berikut:

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam

bekerja secara matematis menggunakan teknologi komputer.

2) Mengorganisasikan siswa ke dalam beberapa kelompok belajar yang

masing-masing berjumlah 2 sampai 3 orang.

3) Menyampaikan informasi berupa teori dan latihan melalui LKS.

4) Membimbing kelompok belajar siswa dalam menyelesaikan LKS.

5) Mengarahkan siswa dalam melakukan manipulasi-maipulasi matematis

dengan menggunakan software pembelajaran untuk memahami konsep

matematika secara utuh.

42

Ibid.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

22

6) Mendiskusikan hasil manipulasi tersebut dan dijadikan sebagai bahan

untuk mengonstruksi pengetahuan konseptual matematika.

7) Memberi penghargaan kepada kelompok yang telah mempresentasikan

hasil diskusi kelompoknya. 43

Berbeda dari Thobroni, Arviyati menyajikan tahap-tahap pembelajaran

Cybernetic yang dikemukakan oleh Simundza sebagai berikut44

:

Gambar 2.1

Tahapan Model Pembelajaran Cybernetic

43

Thobroni, op.cit, h. 169. 44

Arvyati, dkk, Development of Learning Devices of Cybernetic Cooperative in Discussing The

Simplex Method in Education Students of FKIP UHO, International Journal of Education and

Research, Vol. 3, No. 2, 2015, h. 592

REVISIT THE PROBLEM

New Mathematical Concept

VERBAL EXPRESSION

Clear Exposition of Result

CONCRITE RESULT

Reinforcement Math

HAND-ON ACTIVITY

Data Collection Computer Simulation

TECHNOLOGY USED APPROPRITELLY

Critical Thinking

COOPERATIVE GROUP WORK

Situation Learning

DESIGN THE PROBLEM

Consept/Application

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

23

Dari tahapan yang dikemukakan oleh Simundza tersebut, pembelajaran

Cybernetic ini terlihat sangat mengutamakan aspek keaktifan siswa sehingga

pembelajaran ini bersifat student center. Peran aktif siswa akan terlihat lebih

dominan pada tahapan pembelajaran design the problem, cooperative group

work, using technology, hand on activity, verbal expression, dan revisit the

problem. Mengenai keaktifan siswa, Muin mengatakan bahwa keaktifan

siswa merupakan salah satu prinsip utama dalam proses pembelajaran,

karena pada dasarnya pengalaman belajar akan diperoleh jika siswa aktif

berinteraksi dengan lingkungannya.45

Lebih lanjut Muin mengatakan bahwa

pengalaman belajar dalam matematika adalah “doing math”, apa yang siswa

lakukan dalam upaya memahami dan membuat pembelajaran menjadi

bermakna bagi dirinya. Pembelajaran lebih ditekankan pada eksistensi minds

on dan hands on. Jadi, dalam pembelajaran dibuat selaras antara apa yang

dipikirkan siswa dengan apa yang dilakukannya terkait apa yang sedang

dipelajarinya.46

Keaktifan siswa pada proses pembelajaran Cybernetic ini

akan terlihat diantaranya ketika siswa mengoprasikan media pembelajaran

berupa perangkat komputer serta proses diskusi yang dilakukannya.

Berdasarkan tahapan-tahapan yang diuraikan oleh beberapa ahli di atas,

maka tahapan model pembelajaran Cybernetic yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Design the Problem. Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan tema materi yang akan dipelajari terlebih dahulu serta

memberikan motivasi terhadap siswa. Selanjutnya guru menyajikan

suatu permasalahan yang menarik perhatian siswa untuk meningkatkan

45

Wardatul Aulia dan Abdul Muin, The Activeness Analysis of Students and the Time Dominance

of Math Teaching at Accelerated and RSBI Class One of State High School in South Tangerang,

(Jakarta, International Seminar “Sang Guru”, 2012), h. 93. 46

Abdul Muin, Peranan Intuisi dan Eksplorasi Berpikir Matematis dalam Proses Pemecahan

Masalah, Jakarta, h. 3.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

24

rasa ingin tahu siswa. Lalu siswa merancang suatu permasalahan untuk

dicari solusinya.

2) Cooperative Group Work. Pada tahap ini, strategi kooperatif yang

digunakan adalah strategi kooperatif tipe think pair share. Guru

membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil dengan jumlah

anggota setiap kelompok sekitar 2 sampai 3 orang siswa. Masing-

masing kelompok siswa berdiskusi merancang suatu permasalahan dan

mencari solusi dari permasalahan tersebut. Guru juga memberikan

bimbingan kepada setiap kelompok secara bergantian. Di akhir

pembelajaran, pasangan-pasangan tersebut mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas.

3) Using Technology, Hand On Activity and Concrite Result. Menurut

peneliti tahap ini merupakan tahapan yang menjadi ciri khas dari model

pembelajaran Cybernetic, yang mana pada tahapan ini siswa dituntut

untuk memanfaatkan teknologi komputer dalam proses pembelajaran.

Software yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah browser dan

Ms. Excel. Penggunaan komputer dalam pembelajaran ini tidak hanya

sebagai sumber belajar, melainkan digunakan juga sebagai alat untuk

membantu menemukan solusi dari suatu permasalahan. Dari proses

penyelesaian masalah yang dibantu dengan menggunakan komputer,

siswa diminta untuk menghasilkan suatu penyelesaian yang konkret.

Hasil konkret tersebut dapat berupa informasi yang diperlukan, diagram,

tabel, atau solusi dari permasalahan nyata yang diberikan.

4) Verbal Expression. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan solusi

yang telah didapat dari permasalahan yang diberikan. Serta siswa yang

lainnya bertanya dan menanggapi hasil presentasi temannya.

5) Revisit the Problem. Siswa meninjau kembali permasalahan yang

dibahas dan menghubungkannya dengan solusi yang didapat.

Diharapkan siswa dapat menentukan sendiri apakah solusi yang ia

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

25

temukan sesuai untuk permasalahan yang ia rancang. Pada tahap ini

guru membimbing siswa dan mengajukan beberapa pertanyaan untuk

menguji keyakinan siswa atas solusi yang ia dapat.

3. Strategi Kooperatif

Pembelajaran kooperatif meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk

bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.47

Agus Suprijono mengatakan bahwa ada lima unsur yang harus diterapkan

untuk mencapai hasil yang maksimal dari pembelajaran kooperatif, yaitu: 48

1) Positive interdevendence (saling ketergantungan positif)

2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)

3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif)

4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)

5) Group Processing (pemrosesan kelompok)

Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada pembelajaran

kooperatif dengan menggunakan metode think pair share. Langkah-langkah

dari metode tersebut adalah sebagai berikut: 49

1) Thinking. Pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan

atau isu terkait dengan palajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik.

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memikirkan

jawabannya.

2) Pairing. Pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan

dan memberi kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk

berdiskusi. Diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari

jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan

pasangannya.

47

Suprijono, op.cit., h. 54 48

Suprijono, op.cit., h. 58. 49

Suprijono, op.cit., h. 91

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

26

3) Sharing. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya

dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Dalam kegiatan ini

diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian

pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat menemukan struktur

dari pengetahuan yang dipelajarinya.

4. Model Pembelajaran Cybernetic dengan Strategi Kooperatif

Pada penelitian ini, peneliti mengkombinasikan model pembelajaran

Cybernetic dengan strategi kooperatif tipe think pair share sehingga tahapan

pembelajaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Design the Problem (thinking). Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan tema materi yang akan dipelajari terlebih dahulu serta

memberikan motivasi terhadap siswa. Selanjutnya guru menyajikan suatu

permasalahan yang menarik perhatian siswa untuk meningkatkan rasa

ingin tahu siswa. Lalu siswa merancang suatu permasalahan untuk dicari

solusinya. Pada tahap ini juga terjadi kegiatan thinking yang mana siswa

dituntut untuk berpikir dalam merancang suatu permasalahan dan dalam

mencari solusinya.

2) Cooperative Group Work (thinking and pairing). Pada tahap ini siswa

berpasang-pasangan untuk bekerjasama dan berdiskusi dalam mencari

solusi. Dalam proses bekerjasama terjadi kegiatan pairing dan thinking

karena dalam proses tersebut siswa berbagi, berdiskusi dan berpikir untuk

memecahkan permasalahan.

3) Using Technology, Hand On Activity and Concrite Result (thinking).

Siswa menggunakan komputer untuk menyelesaikan masalah yang

diberikan sehingga dapat menghasilkan suatu penyelesaian yang konkret.

Pada tahap ini siswa berpikir agar dapat menggunakan teknologi dalam

memecahkan masalahnya sehingga pada tahap ini tercakup kegiatan

thinking.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

27

4) Verbal Expression (sharing). Hasil diskusi di tiap-tiap pasangan

dipresentasikan di depan pasangan lain yang ada di kelas. Pada tahap ini

terjadi kegiatan sharing yang mana siswa berbagi informasi satu sama

lain. Pada tahap ini juga diharapkan adanya tanya jawab antar siswa dan

tanya jawab antara siswa dengan guru.

5) Revisit the Problem (thinking). Meninjau kembali permasalahan yang

dibahas dan menghubungkannya dengan solusi yang didapat untuk

menentukan apakah solusi yang didapat sudah sesuai dengan

permasalahan yang dibahas. Untuk menentukan apakah solusi yang

didapat merupakan solusi yang tepat untuk suatu permasalahan,

dibutuhkan kemampuan berpikir. Sehingga pada tahap ini juga terjadi

kegiatan thinking.

Berikut ini keterkaitan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi

kooperatif tipe think pair share:

Gambar 2.2

Model Pembelajaran Cybernetic dengan Strategi Kooperatif

REVISIT THE PROBLEM

VERBAL EXPRESSION

USING TECHNOLOGY, HAND-ON ACTIVITY, CONCRITE RESULT

COOPERATIVE GROUP WORK

DESIGN PROBLEM

THINK

PAIR

SHARE

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

28

5. Pembelajaran Konvensional

Secara umum, proses pembelajaran konvensional merupakan

pembelajaran yang biasa diterapkan sehari-hari oleh guru ketika mengajar di

sekolah. Pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah bergantung pada

kurikulum pemerintah yang dijadikan kiblat oleh sekolah tersebut. Pada

kurikulum 2013, pembelajaran diorientasikan agar siswa mengembangkan

sikap, keterampilan dan pengetahuan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Yunus

Abidin menyebutkan setidaknya ada lima model pembelajaran yang menjadi

inti dalam pembelajaran kurikulum 2013. Salah satu model tersebut adalah

model pembelajaran scientific.50

Sehingga pembelajaran secara konvensional

yang dipakai dalam penelitian ini adalah pembelajaran scientific.

Pembelajaran scientific merupakan model pembelajaran yang menuntut

siswa beraktivitas sebagaimana seorang ahli sains. Pada prakteknya, siswa

melakukan aktivitas seperti merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data serta membuat

kesimpulan.51

Pembelajaran scientific yang akan dilaksanakan terdiri dari

kegiatan 5M, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan.

B. Hasil Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Arvyati, La Ode Ahmad Jazuli, Rosdiana,

Yoo Eka Yana Kansil, Hasnawati dan Kadir Tiya yang berjudul

“Development of Learning Devices of Cybernetic Cooperative in Discussing

The Simplex Method in Education Students of FKIP UHO” menyimpulkan

50

Yunus Abidin, op.cit., h. 122. 51

Yunus Abidin, op.cit., h. 122.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

29

bahwa prestasi belajar mahasiswa pada materi program linier meningkat

dengan menggunakan pembelajaran Cybernetic dengan kooperatif.52

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Fahinu, M.Pd yang berjudul “Penerapan

model pembelajaran sibernetik dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kritis matematik siswa SMAN 4 Kendari”. Dari penelitiannya, Fahinu

menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran sibernetik teori-praktek lebih

efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik siswa

dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas X

SMA Negeri 4 Kendari.53

3. Penelitian yang dilakukan oleh Benni Al Azhri yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Informal Tipe Formulate-Share-Listen-

Create (FSLC) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa” dengan kesimpulan bahwa kualitas peningkatan

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif informal tipe FSLC lebih baik dari pada siswa yang

diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional.54

C. Kerangka Berpikir

Secara umum kemampuan berpikir kreatif matematis dapat ditinjau dari

empat komponen, yaitu fluency, flexibility, originality dan elaboration. Berpikir

lancar atau fluency memiliki ciri-ciri: mencetuskan banyak gagasan, jawaban,

penyelesaian masalah, atau pertanyaan; memberikan banyak cara atau saran

untuk melakukan berbagai hal; dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

Keluwesan atau flexibility memiliki ciri-ciri: menghasilkan gagasan, jawaban,

atau pertanyaan bervariasi, melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-

52

Arvyati, op.cit., h. 597. 53

Fahinu, Penerapan Model Pembelajaran Sibernetik Dalam Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa. h. 1. 54

Benny Al Azhri, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif informal tipe formulate-share-

create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, (Jakarta: Skripsi

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 67, tidak dipublikasikan.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

30

beda, mampu mengubah cara pemikiran. Ciri-ciri keterampilan berpikir orisinil

atau originality adalah: Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik,

memikirkan cara yang tidak lazim, mampu membuat kombinasi yang tidak

lazim. Sedangkan ciri-ciri keterampilan memperinci atau elaboration yaitu:

mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk serta

menambahkan atau memperinci secara detail suatu objek, gagasan atau situasi

sehingga lebih menarik.

Tidak dipungkiri lagi bahwa kemajuan teknologi sudah sangat pesat. Tidak

sedikit siswa-siswa tingkat sekolah dasar yang dapat mengoprasikan berbagai

macam produk teknologi seperti laptop dan smartphone. Software-software yang

tersedia pun telah menjadi teman main mereka sehari-hari. Seiring dengan

kemajuan teknologi, media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

pun seharusnya mengalami kemajuan. Dengan adanya model pembelajaran

Cybernetic, selain menggunakan software yang dianggap menarik bagi siswa,

guru dapat menjadikan siswa berperan lebih aktif selama proses belajar mengajar

berlangsung. Model pembelajaran Cybernetic berangkat dari teori belajar

Cybernetic. Selain berlandaskan teori Cybernetic, model pembelajaran ini pun

berlandaskan teori Bruner yang dikemukakan oleh Jerome Bruner. Sesuai dengan

teori Bruner, dapat disimpulkan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil

jika proses pembelajarannya dilengkapi dengan alat peraga dan objek-objek

untuk dimanipulasi oleh siswa.55

Agar tercapainya suatu keberhasilan dalam pembelajaran matematika, sudah

seyogyanya seorang guru menciptakan pembelajaran yang efektif. Salah satunya

adalah dengan upaya pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Cybernetic. Yang mana model pembelajaran ini menyatukan antara teori dan

praktik (laboratorium komputasi).56

Laboratorium komputasi ini dapat digunakan

untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan komputer sebagai

55

Wati Susilawati, op. cit., h. 14. 56

Thobroni, op. cit, h. 168.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

31

media pembelajaran. Pada penelitian ini, model pembelajaran Cybernetic akan

dikombinasikan dengan menggunakan strategi kooperatif tipe think pair share

langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1) Design the Problem (thinking).

Siswa berpikir untuk merancang suatu permasalahan yang akan dicari

solusinya. Tahap ini mendukung pengembangkan keterampilan fluency

dan flexibility siswa. Seperti adanya variasi pada gagasan, jawaban,

pertanyaan atau desain permasalahan yang dirancang oleh siswa serta

banyaknya cara yang dapat dilakukan dalam menemukan solusi dari

permasalahan tersebut.

2) Cooperative Group Work (thinking and pairing).

Siswa berpasang-pasangan untuk bekerjasama dan berdiskusi dalam

memikirkan solusi yang sesuai dengan permasalahan. Tahap ini

mendukung pengembangan keterampilan fluency dan flexibility siswa

seperti yang terjadi pada tahap design the problem.

3) Using Technology, Hand On Activity and Concrite Result (thinking).

Siswa menggunakan teknologi komputer untuk menyelesaikan

masalah sehingga dapat menghasilkan suatu solusi yang konkret. Tahap

ini dapat mendukung pengembangan keterampilan fluency, flexibility,

originality dan elaboration. Contoh keterampilan fluency dan flexibility

yang dikembangkan adalah dihasilkannya suatu hasil konkret yang

banyak dan beragam. Contoh keterampilan originality yang dapat

dikembangkan adalah mampu menghasilkan suatu hasil konkret yang

bersifat baru dan unik serta mampu membuat kombinasi yang tidak lazim.

Contoh elaboration seperti mampu mengembangkan produk baik dari

segi penambahan warna pada diagram atau keterangan yang lainnya.

4) Verbal Expression (sharing).

Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan siswa

lain yang ada di kelas. Tahap ini mampu mendukung pengambangan

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

32

keterampilan flexibility siswa karena argumen dan pertanyaan siswa akan

beragam.

5) Revisit the Problem (thinking).

Siswa meninjau kembali permasalahan yang dibahas dan

menghubungkannya dengan solusi yang didapat untuk menentukan

apakah solusi yang didapat sudah sesuai dengan permasalahan yang

dibahas. Tahap ini mampu mendukung keterampilan elaboration siswa

seperti memperkaya dan mengembangkan produk yang dihasilkan siswa.

Setelah melakukan peninjauan kembali siswa mengetahui kekurangan

dari produk yang dihasilkannya.

Model pembelajaran Cybernetic merupakan suatu pembelajaran yang

didasari oleh teori Cybernetic yang mementingkan pemrosesan informasi yang

diterima siswa. Model pembelajaran ini pun memiliki ciri khas, yaitu

memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran dalam salah satu

tahapannya. Dalam kegiatan pemrosesan ini, siswa diarahkan untuk berpikir dan

mengolah informasi melalui praktik, umpan balik, dan latihan dengan

menggunakan software sebagai alat bantu. Dari beberapa uraian sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cybernetic adalah suatu model

pembelajaran yang berangkat dari teori Cybernetic, di mana siswa dituntut untuk

bekerjasama dengan kelompoknya dalam merancang permasalahannya sendiri

serta menggunakan teknologi untuk menyelesaikan permasalahannya tersebut

sampai menghasilkan suatu hasil yang konkret dan bisa dipresentasikan.

Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif diduga dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Keterkaitan antara proses

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Cybernetic dengan

strategi kooperatif terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dapat

dilihat pada Gambar 2.3 sebagai berikut.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

33

SOLUSI

Z

Gambar 2.3

Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan pemilihan pokok masalah yang diajukan dan kerangka teori

yang melandasi penelitian ini, maka pengajuan hipotesis sebagai berikut

“Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif lebih tinggi daripada siswa

yang diajar dengan model pembelajaran konvensional”.

MASALAH

Pentingnya kemampuan berpikir kreatif matematis dan rendahnya kemampuan tersebut

PEMBELAJARAN CYBERNETIC

DENGAN STRATEGI KOOPERATIF

INDIKATOR

KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF MATEMATIS

KURIKULUM 2013 KOMPETENSI ABAD 21 KEMAJUAN TEKNOLOGI

Cooperative Group Work

Using Technology, Hand on activity,

and Concrite result

Design problem

ELABORATION

Revisit Problem

Verbal Expression

Fluency

ORIGINALITY

Flexibility

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 01, Cempaka Putih, Ciputat

Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII pada semester ganjil tahun

ajaran 2016/2017. Secara keseluruhan jadwal kegiatan penelitian adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan Ags Sep Okt Nov Des Jan

1 Persiapan dan Perencanaan

2 Observasi (Studi lapangan)

3 Pelaksanaan di lapangan

(proses pembelajaran dan tes

akhir)

4 Analisis Data

5 Laporan Penelitian

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi

experiment) yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti untuk melakukan

pengontrolan secara penuh terhadap kondisi kelas dan lingkungan belajar kelas

eksperimen.1 Penelitian ini dilakukan terhadap kelompok-kelompok siswa,

1 Nana Syaodih Sukma Dinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya), h. 207.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

35

dengan membagi dua kelompok, yaitu kelompok dan kelompok . Kelompok

adalah kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran Cybernetic

dengan strategi kooperatif, sedangkan kelompok adalah kelompok yang diberi

perlakuan pembelajaran konvensional. Perlakuan ini diberikan selama kegiatan

belajar mengajar berlangsung yaitu pada pokok bahasan statistika.

Setelah penguasaan materi pelajaran, kedua kelompok diberi tes yang sama.

Kemudian membandingkan hasil tes tersebut antara siswa yang memperoleh

model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif ( ) dengan siswa

yang memperoleh pembelajaran konvensional ( ). Desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Randomized Post Test Only Control Group

Design dimana desain hanya menggunakan pasca-tes.2 Menurut Noor pada desain

ini ada dua kelompok yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi

perlakuan yang berbeda oleh peneliti kemudian dilakukan pengukuran, sedang

kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok kontrol diberi perlakuan

secara konvensional lalu dilakukan pengukuran.3 Pemilihan desain ini karena

peneliti hanya ingin melihat perbedaan kemampuan kreatif matematis siswa

setelah diberi perlakuan. Sehingga tidak diberikan pre-test. Adapun desain

penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.2 berikut: 4

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelompok Variabel Terikat Postes

Eksperimen

Kontrol -

Keterangan:

X : Penerapan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi

kooperatif

O : Tes kemampuan berpikir kreatif matematis

2 Ibid, h. 206.

3 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2012),Cet. 2, h.

116. 4 Ibid.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

36

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah “jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diselidiki

karakteristik atau ciri-cirinya.”5 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan tahun ajaran 2016/2017

yang terdiri dari 10 kelas.

2. Sampel

Sampel adalah “sebagian dari unit-unit yang ada dalam populasi yang

ciri-ciri atau karakteristiknya benar-benar diselidiki.”6 Sampel dari penelitian

ini diambil dari populasi siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di

Tangerang Selatan. Sampel diambil sebanyak dua unit kelas secara acak

dengan menggunakan Cluster Random Sampling dimana sampling dilakukan

pada seluruh kelas di sekolah tersebut dengan melakukan pengocokan untuk

menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.7 Variabel independen atau

variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Cybernetic dengan

strategi kooperatif. Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis dari

kedua kelompok sampel yaitu kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini

dilakukan pada akhir pokok bahasan materi yang dipelajari.

5 Muhammad Farouk dan Djaali, Metodologi Penelitian Sosial. (PTIK Press-cv Restu

Agung, 2003), h. 39. 6 Ibid.

7 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 21, h. 3.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

37

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes akhir

(post-test) untuk mengukur kemampuan kreatif matematis siswa. Tes disusun

dalam bentuk uraian (essay) berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif

matematis, yaitu indikator fluency, flexibility, originality, dan elaboration.

Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 3.3 berikut:

Kompetensi Dasar: Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis yang

terkait dengan materi statistika

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Indikator

Berpikir

Kreatif

Indikator Pembelajaran

Nomor

Butir

Soal

Berpikir

Lancar

(Fluency)

Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang

disajikan dalam suatu tabel atau diagram.

4.b

Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang

disajikan dalam suatu tabel atau diagram.

5

Berpikir

Luwes

(Flexibility)

Menentukan data yang beragam sesuai dengan informasi

yang diketahui

1

Membuat pernyataan yang beragam terkait informasi

yang disajikan dalam berbagai bentuk tabel dan diagram.

4.c

Menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk

tabel dan diagram.

4.d

Berpikir

Orisinal

(Originality)

Mengemukakan gagasan yang unik tentang informasi

yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram

2

Mengemukakan gagasan yang unik tentang informasi

yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram

3

Berpikir

Elaborasi

(elaboration)

Mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan

dalam tabel atau diagram dengan memberikan alasan

yang jelas dan rinci.

4.a

Mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan

dalam tabel atau diagram dengan memberikan alasan

yang jelas dan rinci.

6

Skor kemampuan berpikir kreatif matematis untuk setiap indikator dimulai

dari 0 sampai 3. Adapun pedoman penskoran kemampuan berpikir kreatif

matematis secara rinci disajikan dalam Tabel 3.4 berikut:

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

38

Tabel 3.4

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

No

Soal Aspek Skor Kriteria

1 Flexibility

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan

jawaban yang tidak relevan.

1 Memberikan jawaban yang sejenis menggunakan

konsep statistika dengan lengkap.

2

Memberikan jawaban yang beragam menggunakan

konsep statistika yang kurang lengkap sehingga hasil

akhir salah.

3 Memberikan jawaban yang beragam dengan konsep

statistika yang lengkap.

2 Originality

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan

jawaban yang tidak relevan.

1

Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram,

namun uraian, judul dan atribut yang diberikan tidak

sesuai.

2

Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram

dengan memberikan judul dan atribut namun tanpa

uraian.

3

Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram

disertai judul, atribut dan uraian yang sesuai dengan

informasi yang disajikan.

3 Originality

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan

jawaban yang tidak relevan

1

Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram

dengan memberikan 3 pertanyaan yang sesuai namun

tidak disertai jawaban dari pertanyaannya tersebut.

2

Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram

dengan memberikan 3 pertanyaan disertai jawaban,

namun terdapat kekeliruan sehingga pertanyaan dan

jawaban kurang sesuai dengan diagram yang

disajikan.

3

Menjawab dengan penafsirannya sendiri terhadap

diagram dengan memberikan 3 pertanyaan disertai

dengan jawaban yang sesuai dengan diagram.

4.a Elaboration

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan

jawaban yang tidak relevan

1 Memberikan jawaban yang benar tanpa alasan.

2 Memberikan jawaban yang benar namun alasan

kurang lengkap atau tidak sesuai diagram.

3 Memberikan jawaban yang tepat beserta alasan yang

sesuai dengan rincian informasi pada soal.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

39

Tabel 3.4 (Lanjutan)

No

Soal Aspek Skor Kriteria

4.b Fluency

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan

jawaban yang tidak relevan.

1 Menunjukkan pernyataan yang salah tanpa mengubah

pernyataan tersebut dengan tepat.

2 Sudah berusaha mengubah pernyataan yang salah

dengan konsep statistika namun hasil kurang tepat.

3 Memberikan jawaban yang tepat beserta konsep

statistika yang tepat.

4.c

dan

4.d

Flexibility

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan

jawaban yang tidak relevan.

1 Memberikan jawaban yang sejenis menggunakan

konsep statistika.

2 Memberikan jawaban yang berbeda namun belum

menggunakan konsep statistika dengan tepat.

3 Memberikan jawaban yang berbeda, dengan konsep

statistika yang tepat.

5 Fluency

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan

jawaban yang tidak relevan.

1 Memberikan 1 jawaban dengan jelas dan tepat.

2 Memberikan 2 jawaban dengan jelas dan tepat.

3 Memberikan minimal 3 jawaban dengan jelas dan

tepat.

6 Elaboration

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan

jawaban yang tidak relevan.

1 Memberikan langkah-langkah yang tidak logis atau

tidak jelas sehingga hasil akhir tidak tepat.

2 Memberikan langkah-langkah yang logis namun

perhitungan dan hasil akhir masih salah.

3

Memberikan langkah-langkah yang logis,

perhitungan yang sesuai dengan langkah dan hasil

akhir yang benar.

Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat

tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatan atau validitasnya dan

ketetapan atau reliabilitasnya.8 Sehingga sebelum menggunakan butir soal

tersebut, terlebih dahulu harus dilakukan analisis butir soal. Analisis butir soal

adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan

8 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2009), h. 12.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

40

yang memiliki kualitas yang memadai.9 Analisis butir soal tersebut berupa uji

validitas, realibilitas, serta uji daya beda dan tingkat kesukaran soal.10

1. Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen berpikir kreatif

matematis mampu mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis, maka

instrumen diuji dahulu validitasnya. Uji validitas menggunakan rumus korelasi

product momen sebagai berikut:11

Dengan =koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan.

Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan

dengan pada taraf signifikansi 5%. Soal dikatakan valid jika nilai

> sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai < .

Peneliti melakukan uji coba instrumen terhadap 32 orang siswa, sehingga untuk

jumlah responden sebanyak 32 orang dan df = 32 – 2 = 30 diketahui bahwa r tabel

untuk df = 30 adalah 0,349.12

Setelah peneliti melakukan uji validitas terhadap 9

butir soal, hasilnya menunjukkan bahwa semua butir soal valid. Hasil rekapitulasi

uji validitas instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian

ini disajikan dalam tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No

Soal

Indikator Berpikir

Kreatif Matematis

Uji Validitas Kriteria

r hitung r tabel

1 Flexibility 0,440 0,349 Valid

2 Originality 0,623 0,349 Valid

3 Originality 0,572 0,349 Valid

4.a Elaboration 0,815 0,349 Valid

4.b Fluency 0,774 0,349 Valid

9 Ibid, h. 135.

10 Ibid, h. 135.

11Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), Cet. 6, h. 122.

12 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: PT RajaGrapindo Persada, 2015), h.532.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

41

Tabel 3.5 (Lanjutan)

Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No

Soal

Indikator Berpikir

Kreatif Matematis

Uji Validitas Kriteria

r hitung r tabel

4.c Flexibility 0,794 0,349 Valid

4.d Flexibility 0,776 0,349 Valid

5 Fluency 0,605 0,349 Valid

6 Elaboration 0,703 0,349 Valid

2. Daya Pembeda

Untuk mengetahui daya beda tingkat kemampuan siswa yang tinggi dengan

kemampuan siswa yang rendah maka dilakukan perhitungan daya pembeda.

Dalam melakukan uji daya pemebeda, peneliti menggunakan rumus:13

Dengan:

D = Daya butir soal

Skor maksimum kelompok atas

Skor maksimum kelompok bawah

Jumlah skor siswa kelas atas

Jumlah skor siswa kelas bawah

Klasifikasi daya beda: 14

D: 0,00 – 0,20 : Jelek

D: 0,21 – 0,40 : cukup

D: 0,41 – 0,70 : baik

D: 0,71 – 1,00 : Baik sekali

D: Negatif, semuanya tidak baik.

Setelah dilakukan uji daya pembeda, hasil rekapitulasi uji daya beda

instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis pada penelitian ini disajikan

dalam tabel 3.6 sebagai berikut:

13 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), Cet. 7, h.

228. 14

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.

218.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

42

Tabel 3.6

Hasil Uji Daya Beda Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No Indikator Berpikir Kreatif Matematis D Kriteria

1 Flexibility 0,458 Baik

2 Originality 0,312 Cukup

3 Originality 0,250 Cukup

4.a Elaboration 0,395 Cukup

4.b Fluency 0,437 Baik

4.c Flexibility 0,541 Baik

4.d Flexibility 0,770 Baik Sekali

5 Fluency 0,375 Cukup

6 Elaboration 0,458 Baik

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis

dihitung untuk mengelompokkan soal-soal yang termasuk kategori soal sukar,

sedang, dan mudah. Dalam menghitung taraf kesukaran, peneliti menggunakan

rumus:15

Dimana:

I: indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B: banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N: banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.

Klasifikasi Indeks Kesukaran sebagai berikut:16

a. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

b. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang

c. Soal dengan P 0,71 sampai 1, 00 adalah soal mudah

Setelah dilakukan uji taraf kesukaran, didapatkan hasil bahwa 7 butir soal

termasuk kategori sedang dan 2 butir soal termasuk kategori mudah. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa dari total 9 soal yang peneliti ujikan tidak ada yang

termasuk kategori soal sulit. Rekapitulasi hasil uji taraf kesukaran instrumen

15

Sudjana, op.cit. h. 137. 16

Ibid.,

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

43

kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini disajikan dalam tabel

3.7 berikut ini:

Tabel 3.7

Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa

No Indikator Berpikir

Kreatif Matematis

Tingkat Kesukaran

P Kriteria

1 Flexibility 0,458 Sedang

2 Originality 0,552 Sedang

3 Originality 0,729 Mudah

4.a Elaboration 0,572 Sedang

4.b Fluency 0,739 Mudah

4.c Flexibility 0,562 Sedang

4.d Flexibility 0,489 Sedang

5 Fluency 0,687 Sedang

6 Elaboration 0,583 Sedang

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, uji tingkat kesukaran dan daya

pembeda instrumen, maka semua butir instrumen yang diuji cobakan tersebut

akan digunakan pada posttest di akhir pembelajaran. Secara rinci data instrumen

yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.8

Butir Instrumen yang akan Digunakan

No

Soal

Indikator Berpikir

Kreatif Matematis

Uji

Validitas

Uji Daya

Beda

Uji Taraf

Kesukaran

Keterangan

1 Flexibility Valid Cukup Sedang Digunakan

2 Originality Valid Cukup Sedang Digunakan

3 Originality Valid Cukup Mudah Digunakan

4.a Elaboration Valid Baik Sedang Digunakan

4.b Fluency Valid Baik Mudah Digunakan

4.c Flexibility Valid Baik Sedang Digunakan

4.d Flexibility Valid Baik Sedang Digunakan

5 Fluency Valid Baik Sedang Digunakan

6 Elaboration Valid Baik Sedang Digunakan

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

44

4. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan suatu

instrumen. Suatu instrumen tes dapat dikatakan reliabel atau ajeg apabila

beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relatif sama.17

Untuk

mengetahui reliabilitas tes maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut: 18

Dengan:

= realibilitas tes secara keseluruhan

= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=-1p)

= jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = Standar deviasi dari tes

Jika menggunakan SPSS, suatu data dikatakan reliabel apabila nilai

cronbach’s alpha berada di atas 0,07.19

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,852 9

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dari 9 butir soal pada uji instrumen

tes kemampuan berpikir kreatif matematis, diperoleh nilai cronbach’s alpha =

0,852. Nilai tersebut > 0,70 sehingga data variabel tersebut reliabel. Dari

interpretasi tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan baik untuk

mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

17

Nana Sudjana, op.cit, h. 148. 18

Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 100-101. 19

Edy Supriadi, SPSS+Amos, (Jakarta: IN MEDIA, 2014), h.32

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

45

G. Teknik Analisis Data

Anlisis data yang dilakukan didasarkan pada perbedaan dua rata-rata

kelompok, yaitu kelompok di kelas eksperimen dan kelompok di kelas kontrol.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistika deskriptif dan

statistika inferensial. Statistik deskriptif akan digunakan untuk memberikan

keterangan-keterangan mengenai suatu data yang diperoleh. Menurut Kadir, fokus

dari statistika deskriptif hanya berkenaan dengan pengumpulan, pengolahan,

penganalisisan dan penyajian sebagian atau seluruh data pengamatan tanpa

pengambilan kesimpulan. 20

Lebih lanjut menurutnya, statistika inferensial adalah

statistika yang digunakan untuk membuat kesimpulan tentang sesuatu yang besar

(populasi) berdasarkan pengamatan atas sesuatu yang lebih kecil (sampel) yang

dipandang mewakilinya.21

Statistika inferensial ini digunakan untuk menunjukkan

apakah rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen

yang menggunakan pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif tipe think

paiir share lebih tinggi dari kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran

konvensional dengan pendekatan scientific. Pada penelitian ini, teknik analisis

statistika inferensial menggunakan perangkat lunak SPSS. Sebelum melakukan uji

perbedaan dua rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji

normalitas. 22

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data

hasil penelitian dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Adapun rumus uji

Shapiro-Wilk sebagai berikut: 23

Dengan:

: koefisien normalitas tak bias terbaik

y : nilai sampel

20

Kadir, op.cit, h.117. 21

Ibid, h.118. 22

Kadir, op.cit, h.143. 23

Shapiro, S. S and Wilk, M. B, An analysis of variance test for normality (complete

sample), (Biometrika, 1965), h. 592-593.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

46

Pada perhitungan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS pada

taraf signifikansi = 5%. Dari output yang dihasilkan, yang menjadi acuan

peneliti adalah output Asymp Sig (2-tailed) dengan perumusan hipotesis sebagai

berikut: 24

H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal, jika probabilitas >

0,05 maka H0 diterima.

H1 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal, jika

probabilitas 0,05 maka H0 ditolak.

Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, jika sampel kelas eksperimen dan

kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang

homogen, maka uji hipotesis yang dilakukan adalah uji parametrik. Sebalikanya,

apabila salah satu dari kelas eksperimen dan kontrol atau bahkan keduanya berasal

dari populasi yang tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis yang digunakan

adalah uji non-parametrik.25

Uji parametrik dapat dilakukan dengan menggunakan

uji t, sedangkan untuk uji nonparametrik dapat dilakukan dengan menggunakan

uji Mann Whitney (uji “U”).

Setelah diketahui bahwa salah satu sampel tidak berdistribusi normal, maka

uji hipotesis yang dilakukan selanjutnya adalah uji nonparametrik dengan

menggunakan uji Mann Whitney (Uji “U”) untuk sampel bebas. Rumus uji Mann-

Whitney yang digunakan adalah sebagai berikut: 26

Dengan keterangan:

U : Nilai uji statitstik uji “U”

: Ukuran sampel pada kelompok 1

: Ukuran sampel pada kelompok 2

: Jumlah ranking pada kelompok 1

24

Kadir, op.cit, h.157. 25

Shapiro, S. S and Wilk, M. B, loc.cit. 26

Ibid., h. 491.

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

47

Jika ukuran sampel lebih besar dari 20, maka distribusi sampling U akan

mendekati distribusi normal dengan rata-rata dan standar error. Variabel normal

standarnya dirumuskan sebagai berikut: 27

Pengujian statistik pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS

dengan melakukan analisis Mann-Whitney U pada taraf signifikansi = 5%.

Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada nilai yang

ditunjukkan oleh output Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan lalu dibagi 2.

Dengan kriteria pengambilan keputusan tolak jika nilai signifikansi dan

terima jika nilai signifikansi .

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

H0 :

H1 :

Keterangan:

: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen

(yang diajarkan dengan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi

kooperatif)

: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol

(yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional)

27

Ibid., h. 491.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Tangerang Selatan.

Penelitian dilakukan di kelas VIII, yaitu kelas VIII-3 sebagai kelas kontrol dan

kelas VIII-4 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa setiap kelasnya sama

yaitu berjumlah 43 siswa. Penelitian pada kelas ekperimen diajarkan dengan

model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif sedangkan kelas

kontrol diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Materi yang diajarkan

dalam penelitian ini adalah pokok bahasan statistika.

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis, kedua kelas

diberikan posttest yang sama yaitu berisi soal tes uji coba kemampuan berpikir

kreatif matematis berbentuk soal uraian. Posttest dilaksanakan satu kali untuk

masing-masing sampel kelas dalam durasi waktu yang sama. Durasi waktu yang

digunakan untuk posttest adalah 2 jam pelajaran atau 80 menit. Berikut ini

disajikan data hasil posttest kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah

pembelajaran dilaksanakan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Statistic Eksperimen Kontrol

N 43 43

Ideal Score 27 27

Maximum 27 25

Minimum 18 9

Range 9 16

Mean 22,12 18,47

Median 22,00 20,00

Std.Deviation 2,206 4,328

Variance 4,867 18,731

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

49

Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut, skor tertinggi di kelas eksperimen lebih

besar jika dibandingkan dengan skor tertinggi pada kelas kontrol meskipun hanya

dengan selisih 2 poin. Lebih lanjut, untuk skor terendah kelas eksperimen juga

lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu dengan selisih 9. Selain itu,

skor rata-rata 43 siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dengan selisih 3,65 jika

dibandingkan dengan skor rata-rata 43 siswa di kelas kontrol. Begitu pula dengan

nilai median, kelas eksperimen memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas kontrol. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa

kemampuan berpikir kreatif matematis perorang tertinggi terdapat di kelas

eksperimen sementara kemampuan berpikir kreatif matematis perorang terendah

terdapat di kelas kontrol.

Untuk range antara nilai maksimun dan minimun, di kelas eksperimen

memiliki range yang lebih kecil daripada kelas kontrol. Selain itu, dilihat dari

standar deviasi pada Tabel 4.1, simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil

dibandingkan dengan simpangan baku kelas kontrol, hal ini menunjukkan bahwa

nilai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas eksperimen lebih

seragam dari pada nilai di kelas kontrol. Varians kelas eksperimen jauh lebih kecil

dari pada kelas kontrol, varians merupakan ukuran dari variabilitas data yang

berarti bahwa sebaran data pada kelas kontrol lebih heterogen dibandingkan

dengan kelas eksperimen. Hal tersebut mengandung arti bahwa skor kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa di kelas kontrol lebih bervariasi dan menyebar

terhadap rata-rata kelas, sementara kemampuan kreatif matematis siswa di kelas

eksperimen cenderung mengelompok. Berdasarkan uraian-uraian data hasil

statistik deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa di kelas ekperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Per Indikator

Peneliti menganalisis kemampuan kreatif matematis siswa lebih mendalam

lagi berdasarkan setiap indikator, yaitu fluency, flexibility, elaboration dan

originality. Kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen dan

kontrol ditinjau dari segi indikator disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut.

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

50

Tabel 4.2

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

No Indikator Skor

Ideal

Eksperimen Kontrol

% %

1 Fluency 6 5,26

87,60 4,81 80,23

2 Flexibility 9 7,88 87,60 5,79 64,34

3 Originality 6 3,86 64,34 4 66,67

4 Elaboration 6 5,12 85,27 3,86 64,34

Keseluruhan 27 22,12 81,20 18,46 68,90

Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa capaian siswa kelas eksperimen untuk

indikator fluency sebesar 87,60 %, sedangkan pada kelas kontrol memiliki

persentase lebih kecil yaitu sebesar 80,23% dengan selisih persentase antara kelas

eksperimen dan kontrol sebesar 7,37%. Dalam hal ini, selisih yang tidak terlalu

besar tersebut menunjukkan bahwa perbedaan pembelajaran yang diberikan belum

memberikan dampak yang sangat signifikan untuk indikator fluency. Meskipun

tidak dapat dipungkiri bahwa rata-rata nilai indikator fluency pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

Pada indikator flexibility, persentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen

sebesar 87,60%, sedangkan kelas kontrol memiliki persentase lebih kecil yaitu

sebesar 64,34% dengan selisih 23,26%. Selisih tersebut jauh lebih besar jika

dibandingkan dengan selisih pada indikator fluency, sehingga dapat dikatakan

bahwa penggunaan model pembelajaran cybernetic dengan strategi kooperatif

pada kelas eksperimen dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

matematis pada indikator flexibility.

Berbeda dengan fluency dan flexibility yang memiliki persentase kelas

eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, pada indikator originality persentasi

kelas kontrol malah lebih besar dibandingkan kelas eksperimen dengan selisih

yang sangat kecil yaitu 2,33%. Capaian kelas kontrol pada indikator originality

sebesar 66,67% sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 64,34%. Dapat

diartikan bahwa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol keduanya memiliki

kemampuan yang cukup rendah pada indikator originality.

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

51

Pada indikator elaboration, persentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen

sebesar 85,27%, persentase ini berselisih 20,93% dengan kelas kontrol yang

memiliki capaian sebesar 64,34%. Dengan selisih yang cukup besar tersebut dapat

dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran cybernetic dengan strategi

kooperatif pada kelas eksperimen secara signifikan dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif matematis pada indikator elaboration.

Secara visual, persentase skor rata-rata siswa berdasarkan indikator

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.1

Diagram Batang Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Siswa

Dari diagram batang pada gambar 4.1 terlihat bahwa capaian indikator

kemampuan berpikir kreatif matematis dengan tingkat paling baik untuk kelas

eksperimen yaitu indikator fluency dan flexibility karena kedua indikator tersebut

memiliki besar persentase yang sama. Pada kelas kontrol, capaian indikator paling

baik yaitu fluency. Secara keseluruhan indikator capaian kelas eksperimen dengan

pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif lebih tinggi dari pada kelas

kontrol dengan pembelajaran konvensional, meskipun pada indikator originaity

capaian kelas kontrol lebih baik dari pada kelas eksperimen dengan selisih yang

tidak terlalu signifikan. Untuk perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Fluency Flexibility Originality Elaboration

Eksperimen Kontrol

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

52

dan kelas kontrol terdapat pada indikator flexibility dan elaboration, sehingga

dapat dikatakan bahwa model pembelajaran cybernetic dengan strategi

kooperaatif memiliki pengaruh yang cukup besar pada indikator flexibility dan

elaboration.

B. Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif,

yaitu suatu teknik analisis yang proses analisisnya dilakukan dengan perhitungan

matematis, hal ini dikarenakan hasil dari penelitian ini berupa angka pada hasil tes

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Data yang telah terkumpul dari

kelas eksperimen dan kelas kontrol diolah dan dianalisis untuk menjawab

rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Proses pengolahan data dimulai dari uji

normalitas hingga uji kesamaan dua rata-rata kelas penelitian dilakukan dengan

menggunakan perangkat lunak SPSS.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk

yang ada pada perangkat lunak SPSS. Adapun hasil perhitungan uji normalitas

yang diperoleh pada penelitian ini disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Faktor Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Eksperimen ,968 43 ,266

Kontrol ,896 43 ,001

Dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:

Distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05, diterima.

: Distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas ditolak.

Dari hasil analisis terlihat harga statistic Shapiro-Wilk untuk kelas

eksperimen sebesar 0,968 dan nilai signifikansi skor kemampuan berpikir kreatif

matematis atau p-value = 0,266 > 0,05 yang berarti sampel pada kelas eksperimen

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

53

berasal dari populasi berdistribusi normal. Sedangkan harga statistic untuk

Shapiro-Wilk untuk kelas kontrol sebesar 0,896 dan p-value = 0,001 < 0,05 yang

berarti sampel pada kelas kontrol tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.

Secara keseluruhan analisis data tidak dapat menggunakan statistik parametrik.

Sebagai gantinya, dapat menggunakan uji perbedaan untuk dua populasi secara

nonparametrik dengan menggunakan uji “U” Mann Whitney.

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas, diperoleh kesimpulan bahwa data dari

kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sedangkan kelas

kontrol berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Karena salah satu

kelas berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal, maka pengujian

hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji non-parametrik. Uji

statistik yang digunakan adalah uji Mann Whitney atau uji “U” untuk sampel

besar. Adapun hasil perhitungan uji hipotesis yang diperoleh pada penelitian ini

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Mann Whitney

Skor

Mann-Whitney U 423,000

Wilcoxon W 1369,000

Z -4,358

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Dengan hipotesis statistik: H0:

H1 :

Hipotesis alternatif: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan siswa di

kelas kontrol.

Pada tabel test statistics baris Mann-Whitney U diperoleh harga U=423 dan

p-value= 0,000/2= 0 < 0,05 atau ditolak, sehingga kemampuan berpikir kreatif

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

54

matematis siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa di kelas kontrol.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pembahasan hasil penelitian ini, secara rinci berdasarkan hasil tes

kemampuan berpikir kreatif matematis dan proses pembelajaran di kelas

eksperimen dan kontrol sebagai berikut:

1. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada penelitian ini

menunjukkan adanya pengaruh positif dari model pembelajaran Cybernetic

dengan strategi kooperatif terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Arvyati, La Ode

Ahmad Jazuli, Rosdiana, Yoo Eka Yana Kansil, Hasnawati dan Kadir Tiya yang

berjudul “Development of Learning Devices of Cybernetic Cooperative in

Discussing The Simplex Method in Education Students of FKIP UHO” dengan

kesimpulan bahwa prestasi belajar mahasiswa pada materi program linier

meningkat dengan menggunakan pembelajaran Cybernetic kooperatif. Beberapa

perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Arvyati dengan penelitian ini

diantaranya adalah kemampuan yang diteliti, materi pembelajaran, serta subjek

pembelajaran. Dalam penelitian ini kemampuan yang diteliti adalah kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa pada materi statistika, sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Arvyati meneliti prestasi belajar mahasiswa pada materi program

linier. Namun meskipun terdapat beberapa perbedaan, baik penelitian ini ataupun

penelitian yang telah dilakukan oleh Arvyati keduanya memiliki pengaruh yang

positif terhadap hasil pembelajaran.

Pada penelitian ini, setelah diterapkan pembelajaran Cybernetic dengan

strategi kooperatif pada kelas eksperimen hasilnya menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kemampuan siswa yang diterapkan pembelajaran secara konvensional.

Hal ini sejalan dengan teori pemrosesan informasi yang dikemukakan oleh

Rusman berkaitan dengan pembelajaran Cybernetic, bahwa dalam pembelajaran

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

55

terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga

menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Pada penelitian ini, output lebih

dititik beratkan pada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Kemampuan

berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini terdiri dari empat indikator, yaitu

fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Dari keempat indikator tersebut,

kelas eksperimen terlihat lebih unggul dari kelas kontrol pada indikator fluency,

flexibility, dan elaboration. Sedangkan kelas kontrol lebih unggul dari kelas

eksperimen hanya pada indikator originality. Pembahasan hasil posttest

kemampuan berpikir kreatif matematis berdasarkan masing-masing indikator

sebagai berikut:

a. Indikator Fluency

Pada penelitian ini, butir soal yang mewakili indikator fluency adalah soal

nomor 4.b dan 5. Peneliti akan memfokuskan pembahasan pada nomor 5 untuk

mewakili indikator fluency, dengan soal sebagai berikut:

Gambar 4.2

Butir Soal Nomor 5 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

56

Berikut ini perbandingan jawaban siswa kelas eksperimen dengan kelas

kontrol pada butir soal nomor 5 indikator fluency:

Gambar 4.3

Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal Nomor 5

Gambar 4.4

Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol Pada Butir Soal Nomor 5

Berdasarkan gambar, terlihat adanya perbedaan cara menjawab siswa kelas

eksperimen dan kontrol. Jawaban siswa kelas eksperimen terlihat lebih lancar

dalam mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang disajikan dalam

suatu tabel atau diagram dibandingkan siswa pada kelas kontrol. Hal tersebut

terlihat dari banyaknya informasi yang diberikan siswa serta susunan kata yang

digunakannya. Di kelas eksperimen siswa lebih banyak memberikan informasi

yang beragam dibandingkan kelas kontrol. Selain itu siswa di kelas kontrol

banyak yang memberikan jawaban dengan susunan kalimat yang kurang rapih.

Salah satu contohnya, pada Gambar 4.4 terlihat bahwa siswa di kelas kontrol

memberikan jawaban “penjualan laptop bulan Maret adalah yang sedikit

kedua”. Secara umum, penyusunan kalimat yang digunakan siswa-siswa di

kelas eksperimen untuk mengungkapkan kesimpulan dari suatu diagram lebih

baik daripada siswa-siswa di kelas kontrol.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

57

Dari soal yang diberikan, kebanyakan siswa sudah mampu menggunakan

beragam istilah yang tepat untuk menafsirkan suatu diagram. Berikut ini

beberapa istilah yang digunakan siswa dalam menjawab butir soal nomor 5:

1) Menggunakan kalimat sederhana dengan menyebutkan angka secara

langsung, contoh: “Pada bulan November tahun 2015 terjual 9 laptop.”

2) Menggunakan selisih dan jumlah, contoh: “selisih angka penjualan laptop

pada bulan Januari dan Februari pada tahun 2015 adalah 5 laptop”.

3) Menggunakan jumlah, contoh: “jumlah penjualan laptop selama tahun 2015

adalah sebanyak 154 laptop.”

4) Menggunakan istilah perbandingan seperti lebih banyak, lebih sedikit,

paling banyak, paling sedikit, mengalami kenaikan, dan mengalami

penurunan.

Pada indikator fluency kemampuan siswa di kelas eksperimen lebih baik

daripada siswa di kelas kontrol. Hal ini dikarenakan dalam proses

pembelajarannya, siswa kelas eksperimen dituntut untuk merancang

permasalahannya sendiri sehingga siswa bisa lebih leluasa untuk berpikir

kreatif, selain itu siswa juga berdiskusi dalam kelompok dan menggunakan

teknologi komputer sehingga informasi yang didapat oleh siswa lebih banyak

dan wawasan yang dimiliki pun lebih luas.

b. Indikator Flexibility

Indikator flexibility merupakan indikator yang memiliki selisih rata-rata

nilai yang paling besar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-

rata kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol

menunjukkan bahwa pembelajaran cybernetic dengan strategi kooperatif dapat

meningkatkan kemampuan flexibility secara signifikan. Pada penelitian ini,

butir soal yang mewakili indikator flexibility adalah soal nomor 1, 4.c dan 4.d.

Pada indikator flexibility ini peneliti akan memfokuskan pembahasan pada

butir soal nomor 1 dengan butir soal sebagai berikut:

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

58

Gambar 4.5

Butir Soal Nomor 1 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Berikut ini perbandingan jawaban siswa kelas eksperimen dengan kelas

kontrol pada butir soal nomor 1 indikator flexibility:

Gambar 4.6

Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal Nomor 1

Gambar 4.7

Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor 1

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

59

Berdasarkan kedua gambar tersebut, terlihat adanya perbedaan cara

menjawab siswa kelas eksperimen dan kontrol. Jawaban siswa kelas

eksperimen terlihat lebih beragam dibandingkan siswa pada kelas kontrol, di

mana siswa kelas eksperimen mampu menemukan solusi dengan caranya

sendiri. Sesuai dengan Gambar 4.6, siswa di kelas eksperimen terlebih dahulu

mencari jumlah nilai dari 7 orang lalu memberikan 7 nilai yang beragam

namun masih sesuai dengan nilai rata-rata yang ditentukan. Sehingga siswa di

kelas eksperimen dapat menentukan data yang beragam sesuai dengan konsep

statistika yang benar. Sedangkan siswa di kelas kontrol hanya dapat

menemukan data yang seragam meskipun sudah sesuai dengan konsep

statistika. Secara umum, baik di kelas eksperimen maupun kontrol peneliti

mengkategorikan cara siswa dalam menjawab butir soal nomor 1 sebagai

berikut:

1) Dengan menggunakan konsep jumlah data dan rata-rata dari suatu data.

2) Dengan hanya menggunakan konsep rata-rata.

3) Dengan cara trial and error.

Kemampuan siswa di kelas eksperimen pada indikator flexibility lebih baik

dibandingkan siswa di kelas kontrol karena siswa di kelas eksperimen

merancang sendiri permasalahannya lalu mendiskusikannya dengan kelompok.

Ketika siswa merancang masalah, kemungkinan ide yang diberikan setiap

individu akan berbeda. Sehingga pada saat proses diskusi berlangsung, siswa

dapat menerima ide yang beragam. Ditambah lagi siswa menggunakan

teknologi komputer yang menyediakan beragam informasi. Selain itu siswa

juga mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, sehingga siswa dapat

saling berbagi ide dan informasi yang beragam.

c. Indikator Originality

Pada penelitian ini, butir soal yang mewakili indikator originality adalah

soal nomor 2 dan 3. Berikut ini butir soal nomor 2:

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

60

Gambar 4.8

Butir Soal Nomor 2 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Pada soal nomor 2, rata-rata skor kelas eksperimen lebih besar

dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari interpretasi yang

diberikan siswa terhadap diagram yang disajikan sebagai berikut:

Gambar 4.9

Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal Nomor 2

Secara keseluruhan siswa di kelas eksperimen sudah cukup mampu

memberikan penafsirannya sendiri terhadap suatu diagram yang masih kosong

tanpa atribut dan keterangan. Jika dibandingkan dengan siswa di kelas kontrol,

jawaban siswa kelas eksperimen secara keseluruhan lebih lengkap, beragam,

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

61

dan memiliki nilai keaslian dari setiap siswa. Berbeda halnya dengan jawaban

siswa di kelas kontrol yang memiliki banyak kesamaan pemikiran dengan

jawaban dari temannya yang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa kelas

eksperimen lebih memiliki kemampuan originality pada soal nomor 2

dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Berikut ini jawaban siswa di kelas

kontrol pada butir soal nomor 2:

Gambar 4.10

Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor 2

Berikut ini butir soal nomor 3 yang mewakili indikator originality:

Gambar 4.11

Butir Soal Nomor 3 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

62

Berbeda dengan hasil jawaban siswa pada butir soal nomor 2, pada soal

nomor 3 rata-rata nilai siswa kelas kontrol lebih tinggi dari pada siswa di kelas

eksperimen. Berikut ini perbandingan salah satu jawaban dari masing-masing

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada butir soal nomor 3:

Gambar 4.12

Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal Nomor 3

Gambar 4.13

Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor 3

Kedua gambar di atas tidak sepenuhnya mewakili jawaban kelas

eksperimen maupun kelas kontrol secara umum. Hanya saja kedua jawaban

tersebut mewakili salah satu alasan yang menyebabkan rata-rata skor kelas

kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Berdasarkan gambar, terlihat

adanya perbedaan cara menjawab siswa kelas eksperimen dan kontrol. Masing-

masing jawaban siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki

nilai keaslian karena pertanyaan-pertanyaan serta jawaban yang diberikan

murni hasil pemikirannya sendiri. Yang membedakan kedua jawaban tersebut

adalah penggunaan bahasa. Jawaban siswa kelas kontrol terlihat sudah

menggunakan bahasa yang baik dan sesuai diagram, sedangkan siswa kelas

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

63

eksperimen belum menggunakan bahasa yang sesuai dengan konteks dalam

diagram yang disajikan. Siswa di kelas eksperimen menjawab dengan membuat

pertanyaan “pekerjaan apakah yang tertinggi” dan “pekerjaan apakah yang

paling rendah”. Kata tinggi dan rendah yang diberikan oleh siswa bermakna

ambigu seolah-olah siswa memberikan pertanyaan tentang tinggi atau

rendahnya derajat suatu jenis pekerjaan. Hal ini dimungkinkan karena siswa

hanya melihat tinggi dan rendahnya diagram tanpa dikaitkan dengan atribut

yang terdapat pada diagram. Sehingga jawaban siswa pada kelas eksperimen

tersebut belum sepenuhnya dianggap benar.

d. Indikator Elaboration

Pada penelitian ini, butir soal yang mewakili indikator elaboration adalah

soal nomor 4.a dan 6. Dalam hal ini peneliti akan memfokuskan pembahasan

indikator elaboration pada butir soal nomor 6. Dengan soal sebagai berikut:

Gambar 4.14

Butir Soal Nomor 6 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

64

Berikut ini perbandingan salah satu jawaban dari masing-masing siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada butir soal nomor 6:

Gambar 4.15

Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Butir Soal Nomor 6

Gambar 4.16

Contoh Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Butir Soal Nomor 6

Berdasarkan gambar, terlihat adanya perbedaan cara menjawab siswa kelas

eksperimen dan kontrol. Jawaban siswa kelas eksperimen terlihat lebih rinci

dibandingkan siswa pada kelas kontrol. Hal ini terlihat dari cara siswa di kelas

kontrol menjelaskan langkah-langkah yang dilakukannya untuk menemukan

solusi dari masalah yang diberikan.

2. Analisis Proses Pembelajaran

Pada penelitian ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan

yang berbeda. Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif,

sedangkan di kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dengan

pendekatan scientific. Model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif

merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan bantuan teknologi

komputer yang dioperasikan langsung oleh siswa. Pada model pembelajaran ini

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

65

siswa dituntut untuk aktif dalam berdiskusi, mengungkapkan berbagai macam ide,

serta melakukan peninjauan kembali terhadap hasil yang didapat. Sementara pada

pembelajaran konvensioanal yang menggunakan pembelajaran scientific siswa

tidak menggunakan teknologi komputer. Pembelajaran scientific merupakan

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada prakteknya, siswa yang

melaksanakan pembelajaran Cybernetic mencari sendiri informasi yang

dibutuhkan dengan bantuan komputer, sementara pada pembelajaran scientific

siswa mencari informasi yang dibutuhkan dari bahan ajar yang dimiliki dan lebih

banyak bertanya langsung kepada guru. Baik Cybernetic maupun scientific,

keduanya memberikan ruang kepada siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya

sendiri serta aktif berdiskusi. Perbedaan keduanya terletak pada sistematika

diskusi. Jika pada kelas kontrol diskusi dirancang dalam kelompok kecil yang

berjumlah dua orang, pada kelas eksperimen diskusi dirancang berdasarkan

strategi kooperatif tipe think pair share. Dimana siswa dibagi ke dalam kelompok

besar berjumlah enam orang, lalu setiap kelompoknya diminta untuk berdiskusi

secara berpasang-pasangan terlebih dahulu dan dilanjutkan untuk berdiskusi

dengan kelompok secara bersama-sama lalu mempresentasikan hasil diskusi

kelompok besar yang berjumlah enam orang tersebut di depan kelas.

Pada pertemuan pertama pelaksanaan penelitian, proses pembelajaran belum

sepenuhnya berjalan dengan baik sesuai dengan rencana peneliti. Di awal

pertemuan peneliti menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan model

pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif serta petunjuk penggunaan

lembar kerja siswa (LKS) dan perangkat komputer kepada siswa di kelas

eksperimen. Kebanyakan siswa masih merasa kebingungan dalam memahami

perintah-perintah yang tercantum dalam LKS dan agak kesulitan dalam

menggunakan komputer karena jaringan internet yang terbatas. Untuk mengatasi

akses jaringan internet yang terbatas, peneliti menyediakan banyak e-book yang

dapat diakses siswa secara offline. Kebanyakan siswa lebih senang bertanya

langsung kepada guru terkait perintah, pertanyaan serta jawaban pada LKS. Selain

itu proses diskusi belum berjalan dengan baik karena jumlah anggota kelompok

yang terlalu banyak. Satu kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang dengan 1

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

66

perangkat komputer dan 1 LKS untuk setiap kelompoknya, hal ini menyebabkan

sebagian siswa tidak turut aktif dalam diskusi dan kerja kelompok karena merasa

bingung dalam pembagian tugas.

Kendala yang dihadapi peneliti pada pertemuan pertama adalah waktu,

karena sebagian waktu pembelajaran terpakai oleh kegiatan upacara serta

penguasaan kelas yang belum kondusif menjadikan waktu semakin berkurang.

Sehingga pada pertemuan pertama pembelajaran dengan model Cybernetic

dengan strategi kooperatif kurang berjalan dengan lancar. Berdasarkan

pengalaman pada pertemuan pertama, akhirnya pada pertemuan kedua dan

seterusnya peneliti memberikan 2 LKS untuk setiap kelompok yang terdiri dari 5

sampai 6 orang tersebut sehingga 1 LKS dikerjakan oleh 2 sampai 3 orang saja.

Siswa diminta untuk berpasang-pasangan terlebih dahulu dalam berdiskusi, lalu

setelah itu baru mendiskusikannya dengan kelompok yang lebih besar. Secara

lebih rinci, proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cybernetic

dengan strategi kooperatif untuk pertemuan kedua sampai akhir berjalan sebagai

berikut:

a. Design the Problem. Pada tahap ini guru menyampaikan pengantar pada

LKS lalu menyajikan suatu permasalahan yang menarik perhatian siswa

untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Setelah itu siswa merancang

suatu permasalahan untuk dicari solusinya.

b. Cooperative Group Work. Pada tahap ini peserta didik berpasang-

pasangan untuk bekerjasama dan berdiskusi dalam mencari solusi. Dalam

proses bekerjasama terjadi kegiatan pairing dan thinking karena dalam

proses tersebut siswa berbagi, berdiskusi dan berpikir untuk memecahkan

permasalahan. Setelah berdiskusi dengan pasangannya, siswa mulai

mendiskusikannya dengan kelompok yang lebih besar.

c. Using Technology, Hand On Activity and Concrite Result. Peserta didik

menggunakan browser serta software Ms. Excel untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan sehingga dapat menghasilkan suatu penyelesaian

yang konkret.

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

67

d. Verbal Expression. Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok dipresentasikan di

depan kelas. Pada tahap ini terjadi kegiatan tanya jawab antar peserta didik

dan tanya jawab antara peserta didik dengan guru.

e. Revisit the Problem. Meninjau kembali permasalahan yang dibahas dan

menghubungkannya dengan solusi yang didapat untuk menentukan apakah

solusi yang didapat sudah sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Pada

tahap ini ada beberapa siswa yang membandingkan LKS miliknya dengan

jawaban di LKS dari kelompok yang berbeda. Sehingga siswa mampu

menyadari sendiri apa yang menjadi kekurangan dan kelebihannya selama

proses pembelajaran.

Dari penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menyimpulkan bahwa

salah satu kelebihan dari model pembelajaran Cybernetic dengan strategi

kooperatif diantaranya adalah siswa benar-benar berperan aktif dalam

mengkonstruk pengetahuannya sendiri, wawasan siswa lebih luas karena sumber

belajar tidak hanya terpaku pada satu sumber yang sama, siswa terlihat lebih

senang, bersemangat dan ceria selama pembelajaran karena menggunakan

teknologi yang berbasis komputer, siswa benar-benar melakukan minds on dan

hands on sehingga pengetahuannya dapat tersimpan di long term memory yang

tidak mudah terlupakan.

Peneliti menganggap bahwa model pembelajaran Cybernetic dengan

strategi kooperatif memiliki kekurangan yang diantaranya kurang cocok untuk

digunakan di kelas yang jumlah siswanya lebih dari 30 orang siswa. Dalam

pembelajaran ini siswa bebas berperan aktif sehingga membutuhkan perhatian

lebih dari pengajar untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh setiap

siswa adalah kegiatan yang berdampak positif pada pembelajaran. Untuk hasil

yang maksimal, dalam menggunakan pembelajaran ini pun harus disertai dengan

bahan ajar serta media pembelajaran yang sesuai. Peneliti menggunakan media

pembelajaran berupa komputer dan jaringan internet dalam penelitian ini,

sehingga peneliti harus benar-benar memperhatikan gerak gerak siswa. Jika tidak,

media tersebut akan disalah gunakan oleh siswa seperti dipakai bermain game

atau membuka media sosial yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran.

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

68

Dalam penggunaan media komputer ini, peneliti menyadari bahwa tidak semua

materi matematika bisa diajarkan dengan menggunakan media tersebut. Jika

media tersebut tidak terlalu berperan penting dalam pembelajaran, dikhawatirkan

kemungkinan penyalah gunaannya oleh siswa akan semakin besar.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti sudah berusaha untuk melakukan berbagai upaya agar penelitian

ini dapat memperoleh hasil yang optimal. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa

dalam pelaksanaannya peneliti mengalami beberapa hambatan dan keterbatasan,

sehingga peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sepenuhnya terlaksana

dengan baik, berbagai kendala yang peneliti hadapi diantaranya:

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan statistika, sehingga hasil

dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.

2. Penelitian ini berlangsung selama sembilan kali pertemuan dengan alokasi

waktu untuk setiap pertemuan yang relatif singkat. Dari sembilan kali

pertemuan tersebut, 3 pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing dua

jam pelajaran dan 6 pertemuan masing-masing satu jam pelajaran, sehingga

hal tersebut menyebabkan pengaruh pembelajaran Cybernetic dengan strategi

kooperatif terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dirasa

kurang maksimal.

3. Peneliti hanya melakukan kontrol terhadap subjek penelitian yang meliputi

variabel pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif dan kemampuan

berpikir kreatif matematis. Variabel lain yang dimungkinkan mempengaruhi

hasil, seperti minat, kecerdasan, motivasi, lingkungan belajar dan lain

sebagainya diluar kontrol peneliti. Hasil dari penelitian ini mungkin juga

dapat dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang telah ditetapkan

oleh peneliti.

4. Penelitian ini menggunakan media komputer dan jaringan internet. Pada

pelaksanaannya, jaringan internet yang digunakan kurang memadai dan

jumlah komputer yang tersedia tidak begitu banyak sehingga untuk setiap 5

sampai 6 orang siswa hanya dapat menggunakan satu komputer. Selain itu,

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

69

peneliti tidak memungkiri adanya siswa-siswa yang menggunakan komputer

di luar kepentingan pembelajaran seperti bermain game dan social media.

Oleh sebab itu selama proses pembelajaran peneliti benar-benar

memperhatikan kegiatan siswa satu per satu.

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Mengacu pada hasil analisis dan pembahasan, maka dalam penelitian

mengenai pengaruh pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif

terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa diperoleh kesimpulan

bahwa:

1. Siswa yang diajar dengan model pembelajaran Cybernetic dengan

strategi kooperatif memiliki kemampuan berpikir kreatif matematis yang

baik. Tingkat indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang

paling baik adalah indikator fluency dan flexibility dengan hasil rata-rata

yang sama, selanjutnya indikator elaboration dan yang paling rendah

adalah indikator originality. Sehingga dapat dikatakan bahwa model

pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif merupakan

pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa, khususnya pada indikator fluency, flexibility dan

elaboration.

2. Siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional memiliki

kemampuan berpikir kreatif matematis yang cukup rendah. Tingkat

indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang paling baik di

kelas ini adalah indikator fluency. Sedangkan yang paling rendah yaitu

indikator flexibility dan elaboration yang memiliki hasil rata-rata yang

sama. Sehingga siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran

konvensional memiliki kemampuan fluency yang lebih baik

dibandingkan dengan indikator yang lainnya.

3. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif lebih tinggi

dibandingkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar

dengan pembelajaran konvensional. Secara spesifik ditinjau berdasarkan

indikator kemampuan berpikir kreatif matematis, hasil penelitian

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

71

menunjukkan bahwa indikator berpikir kreatif matematis yang dapat

dikembangkan melalui model pembelajaran Cybernetic dengan strategi

kooperatif adalah indikator fluency, flexibility dan elaboration.

Sementara itu, model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif

dianggap belum dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif

matematis pada indikator originality. Dengan demikian, model

pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif belum dapat

mewadahi perkembangan kemampuan berpikir kreatif matematis secara

menyeluruh, melainkan hanya dapat mengembangkan kemampuan

berpikir kreatif matematis pada indikator fluency, flexibility dan

elaboration saja.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan model

pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif sebagai salah satu

alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa, khususnya pada indikator fluency, flexibility dan

elaboration. Untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa,

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

pada indikator originality dengan menggunakan model pembelajaran

Cybernetic dengan strategi kooperatif. Terkait instrumen kemampuan berpikir

kreatif matematis yang digunakan, dianjurkan agar soal-soal yang disiapkan

bersifat open ended disertai dengan bahasa yang mudah dipahami. Peneliti

juga menganjurkan agar jumlah komputer yang digunakan lebih disesuaikan

dengan jumlah siswa pada kelompok kecil agar proses pembelajaran dapat

berlangsung lebih efektif.

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

72

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. Desain Pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Bandung:

Refika Aditama, 2014. Cet. 2.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2013.

Arvyati, dkk, Development of Learning Devices of Cybernetic Cooperative in

Discussing The Simplex Method in Education Students of FKIP UHO,

International Journal of Education and Research, Vol. 3, No. 2, 2015.

Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang-undangan. Himpunan PP

2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta:

Pustaka Yustisia, 2011. Cet. 1.

Dinata, Nana Syaodih Sukma. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Fahinu. Penerapan Model Pembelajaran Sibernetik Dalam Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.

Haylock, Derek. Recognising Mathematical Creativity in Scoolchildren. diunduh

dari https://www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a2.pdf, pada 2 September

2016.

Heris Hendriana dan Utari Sumarmo. Penilaian Pembelajaran Matematika,

Bandung: Refika Aditama, 2014.

Ismunamto dkk. Ensiklopedia Matematika. Jilid.1, Jakarta: Lentera Abadi, 2011.

Jamal Badi dan Mustapha Tadjin. Islamic Creative Thinking: Berpikir Kreatif

Berdasarkan Metode Qur’ani. Bandung : Mizania, 2007.

Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: PT RajaGrapindo Persada, 2015.

Kemendikbud. Teknologi Informasi dan Komunikasi Penting untuk Proses

Pembelajaran Masa Kini. 2016. Diunduh dari

http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/01/teknologi-informasi-dan-

komunikasi-penting-untuk-proses-pembelajaran-masa-kini, pada tanggal 30

Juli 2016.

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

73

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum 2013; Kompetensi Dasar

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011.

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.

Cet. 1.

Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009. Cet. 1.

Muhammad Farouk dan Djaali. Metodologi Penelitian Sosial. PTIK Press-cv

Restu Agung, 2003.

Muin, Abdul. Peranan Intuisi dan Eksplorasi Berpikir Matematis dalam Proses

Pemecahan Masalah. Jakarta.

Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:

PT Grasindo, 1999. Cet. 3.

Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka

Cipta, 2009. Cet. 3.

Murray, Joy. Cybernetic Circularity in Teaching and Learning. University of

Sydney, 2006.

Muslim. Shahih Muslim Jilid 4. Bairut: Dar Ihya at-Turasts al-„Arabiy.

National Education Association (NEA). An Educator’s Guide for Four Cs.

Nggermanto, Agus. Kecerdasan Quantum. Bandung: Nuansa Cendekia. 2015.

Cet. 1.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kharisma Putra Utama. 2012.

Cet. 2.

Nurmalianis. “Pengaruh Strategi Konflik Kognitif terhadap Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Siswa”. Skripsi UIN Jakarta. 2014. Tidak dipublikasikan.

Pramesti, Getut. Aplikasi SPSS dalam Penelitian. Jakarta: Gramedia, 2011.

Richard Florida, dkk. The Global Creativity Index 2015. Rotman: The Martin

Prosperity Institute, 2015.

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2012. cet. 3.

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

74

Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.

Cet.3.

Satiadarma, Monty P. dan Fidelis E. Waruwu. Mendidik Kecerdasan. Jakarta:

Pustaka Populer Obor, 2002.

Shapiro, S. S and Wilk, M. B. An analysis of variance test for normality

(complete sample). Biometrika, 1965.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009.

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2012. Cet. 21.

Sunito, Indira. Metaphoring Beberapa Strategi Berpikir Kreatif. Jakarta: PT

Indeks, 2013.

Supriadi, Dedi. Kreativitas Kebudayaan & Perkembangan IPTEK. Bandung:

Alfabeta, 1994. Cet. 2.

Edy Supriadi. SPSS+Amos. Jakarta: IN MEDIA, 2014.

Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.Cet.1.

Surya, Mohamad. Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta, 2015. Cet.1.

Susilawati, Wati. Belajar&Pembelajaran Matematika. Bandung: UIN Sunan

Gunung Djati, 2009.

Thobroni. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015. Cet. 1.

UU SISDIKNAS RI No. 20 Th. 2003, Himpunan PP 2010 tentang Pengelolaan

dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Yustisisaa, 2011, Cet. 1.

Uus Ruswandi dan Badrudin. Media Pembelajaran. Bandung: Insan Mandiri,

2008.

Wardatul Aulia dan Abdul Muin. The Activeness Analysis of Students and the

Time Dominance of Math Teaching at Accelerated and RSBI Class One of

State High School in South Tangerang. Jakarta, International Seminar “Sang

Guru”, 2012.

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

75

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(KELAS EKSPERIMEN)

Sekolah : SMPN 3 Tangerang Selatan

Guru Mata Pelajaran : Nisa Permatasari

Kelas/Semester : VIII/1

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Statistika

Alokasi Waktu : 12 40 menit / 6 x pertemuan

Tahun Ajaran : 2016/2017

A. Kompetensi Inti:

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar:

1.1 Bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan.

2.1 Menunjukkan perilaku jujur dan bertanggung jawab sebagai wujud

implementasi kejujuran dalam melaporkan data pengamatan.

3.1 Memahami teknik penataan data dua variabel.

4.1 Mengumpulkan, mengolah, menginterpretasi, dan menampilkan data hasil

pengamatan dalam bentuk tabel, diagram, dan grafik dari dua variabel serta

mengidentifikasi hubungan antar variabel.

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

76

C. Indikator Pembelajaran:

Siswa dapat berpikir kreatif matematis dalam memahami konsep statistika yang

ditunjukkan dengan:

No Indikator Pertemuan Ke-

1.1

Berdoa sebelum memulai belajar dengan mengucap

basmalah serta bersyukur ketika berhasil mengerjakan

sesuatu atau ketika selesai belajar dengan mengucap

hamdalah.

1 sampai 5

2.1 Bersikap jujur, disiplin, dan mampu bekerja sama. 1 sampai 5

3.1 Memberikan beragam contoh permasalahan yang berkaitan

dengan data yang akan diolah. (fluency dan flexibility)

1

3.2 Memberikan contoh permasalahan sehari-hari yang unik

berkaitan dengan statistika. (originality)

1

3.3 Menentukan data yang bervariasi sesuai dengan mean yang

diketahui. (fluency dan flexibility)

2

3.4

Menentukan solusi yang tepat untuk memecahkan suatu

masalah dengan menggunakan konsep pemusatan data

disertai dengan alasan yang rinci (elaboration)

3 dan 4

3.5 Menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk

tabel dan diagram. (fluency dan flexibility)

5

3.6

Mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan

dalam tabel atau diagram dengan memberikan alasan yang

jelas dan rinci. (elaboration)

6

3.7 Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang

disajikan dalam suatu tabel atau diagram. (fluency)

6

3.8 Mengemukakan gagasan yang beragam tentang informasi

yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram. (flexibility)

6

3.9 Mengemukakan gagasan yang unik tentang informasi yang

disajikan dalam suatu tabel atau diagram. (originality)

6

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

77

D. Tujuan Pembelajaran:

Setelah proses pembelajaran, diharapkan:

1. Siswa dapat memberikan contoh permasalahan yang beragam berkaitan dengan

data yang akan diolah.

2. Siswa dapat menentukan data yang bervariasi sesuai dengan mean yang

diketahui.

3. Siswa dapat menentukan data yang bervariasi sesuai dengan modus dan median

yang diketahui.

4. Siswa dapat menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk tabel,

diagram dan grafik.

5. Siswa dapat mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan dalam

tabel atau diagram dengan memberikan alasan yang jelas dan rinci.

6. Siswa dapat mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang disajikan

dalam suatu tabel atau diagram.

7. Siswa dapat mengemukakan gagasan yang beragam tentang informasi yang

disajikan dalam suatu tabel atau diagram.

8. Siswa dapat memberikan solusi yang tidak lazim dari suatu permasalahan

menggunakan konsep statistika.

E. Model Pembelajaran

Menggunakan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif tipe

think pair share.

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Kegiatan Deskripsi Data Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa.

Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.

Guru memberikan informasi terkait pembelajaran

5 menit

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

78

Cybernetic dengan strategi kooperatif.

Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar

yang beranggotakan 4 sampai 5 orang.

Kegiatan

I0nti

Design the Problem 15 menit

Guru membagikan LKS kemudian meminta siswa

untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada LKS.

Siswa mengamati ilustrasi masalah yang disajikan

dalam LKS.

Siswamerancang permasalahan dengan mencari

contoh permasalahan sehari-hari yang terkait dengan

aplikasi populasi dan sampel serta merancang solusi

dari permasalahan tersebut.

Cooperative Group Work 10 menit

Siswa mendiskusikan pengetahuan awalnya tentang

istilah-istilah yang digunakan dalam konsep

statistika dengan kelompoknya.

Using Technology, Hands On Activity and Concrite

Result

25 menit

Siswa mencari sendiri informasi yang diperlukan

dengan menggunakan komputer.

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada

guru tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pemikiran

mereka. Hal ini dimaksudkan agar terjalin kerja sama

dan tukar pikiran antar masing-masing anggota

kelompok.

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

79

Verbal Expression 15 menit

Guru meminta perwakilan kelompok siswa untuk

berbagi mengenai hasil diskusi ke depan kelas.

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok

yang lain untuk memberikan tanggapan.

Revisit the Problem 5 menit

Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil

diskusi kelas secara teliti.

Siswa meninjau kembali apakah informasi yang ia

dapat telah benar atau belum.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang melakukan share hasil kerja kelompoknya

dengan benar.

Kegiatan

Penutup

Guru memberitahukan materi yang akan dibahas

pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk

mempelajarinya.

Guru menutup pelajaran dengan do’a kemudian

mengucapkan salam.

5 menit

Pertemuan Kedua

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa.

Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.

Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-

5 menit

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

80

masing.

Kegiatan Inti

Design the Problem 15 menit

Guru memberikan arahan terkait pembelajaran yang

akan dilakukan.

Guru membagikan LKS kemudian meminta siswa

untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada LKS.

Siswa mengamati informasi yang tertera pada LKS

lalu merancang permasalahan dengan mencari

contoh permasalahan sehari-hari yang terkait dengan

nilai rata-rata atau mean.

Cooperative Group Work 10 menit

Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dengan

kelompoknya terkait rumus menentukan nilai mean

secara manual.

Using Technology, Hands On Activity and Concrite

Result 25 menit

Siswa mencari nilai mean dengan menggunakan

komputer.

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada

guru tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Siswa membandingkan cara mencari mean dengan

manual dan dengan bantuan Ms. Excel.

Guru membimbing jalannya diskusi dalam

kelompok.

Siswa menyusun kesimpulan dari pembelajaran hari

ini terkait cara mencari nilai mean.

Verbal Expression 15 menit

Guru meminta perwakilan kelompok siswa untuk

presentasi hasil diskusinya depan kelas.

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

81

yang lain untuk memberikan tanggapan.

Revisit the Problem 5 menit

Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil

diskusi kelas secara teliti.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang melakukan share hasil kerja kelompoknya

dengan benar.

Kegiatan

Penutup

Guru memberitahukan materi yang akan dibahas

pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk

mempelajarinya.

Guru menutup pelajaran dengan do’a kemudian

mengucapkan salam.

5 menit

Pertemuan Ketiga

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa, lalu bersama-sama membaca doa.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-

masing.

5 Menit

Kegiatan Inti

Design the Problem 15 menit

Guru memberikan arahan terkait pembelajaran yang

akan dilakukan.

Guru membagikan LKS kemudian meminta siswa

untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada LKS.

Siswa berusaha untuk memahami kasus yang tertera

pada LKS dan merancang permasalahan dengan

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

82

mencari contoh permasalahan sehari-hari yang

terkait dengan modus.

Cooperative Group Work 10 menit

Guru meminta siswa bergotong royong

mengumpulkan data terkait permaslahan yang telah

dirancang untuk mencari nilai modus data tersebut.

Using Technology, Hands On Activity and Concrite

Result 25 menit

Siswa mencari sendiri informasi yang diperlukan

terkait modus dengan menggunakan komputer.

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada

guru tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Siswa membuat tabel frekuensi pada Ms. Excel

untuk memudahkan dalam menentukan modus dan

frekuensi modus.

Siswa menyusun kesimpulan dari pembelajaran.

Verbal Expression 15 menit

Guru meminta perwakilan siswa untuk

mempresentasikan hasil belajarnya ke depan kelas.

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok

yang lain untuk memberikan tanggapan.

Revisit the Problem 5 menit

Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil

diskusi kelas secara teliti.

Siswa meninjau kembali apakah informasi yang ia

dapat telah benar atau belum.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang melakukan share hasil kerja kelompoknya

dengan benar.

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

83

Kegiatan

Penutup

Guru memberitahukan materi yang akan dibahas

pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk

mempelajarinya.

Guru menutup pelajaran dengan do’a kemudian

mengucapkan salam.

5 menit

Pertemuan Keempat

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa, lalu bersama-sama membaca doa.

Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-

masing.

5 Menit

Kegiatan Inti

Design the Problem 15 menit

Guru memberikan arahan terkait pembelajaran yang

akan dilakukan.

Guru membagikan LKS kemudian meminta siswa

untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada LKS.

Siswa berusaha untuk memahami kasus yang tertera

pada LKS dan merancang permasalahan dengan

mencari contoh permasalahan sehari-hari yang

terkait dengan median.

Cooperative Group Work 10 menit

Guru meminta siswa untuk bergotong royong

mengumpulkan data kuantitatif untuk mencari nilai

median dari data tersebut.

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

84

Using Technology, Hands On Activity and Concrite

Result 25 menit

Siswa mencari sendiri informasi yang diperlukan

terkait cara menentukan median dengan

menggunakan komputer.

Siswa membuat tabel data yang telah dikumpulkan

pada Ms. Excel.

Siswa mencari solusi dari masalah yang dirancang.

Siswa menyusun kesimpulan dari pembelajaran.

Verbal Expression 15 menit

Guru meminta perwakilan siswa untuk

mempresentasikan hasil belajarnya ke depan kelas.

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok

yang lain untuk memberikan tanggapan.

Revisit the Problem 5 menit

Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil

diskusi kelas secara teliti.

Siswa meninjau kembali apakah informasi yang ia

dapat telah benar atau belum.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang melakukan share hasil kerja kelompoknya

dengan benar.

Siswa mengerjakan soal latihan untuk mengasah

kemampuan dan pengetahuan yang telah dimiliki

Kegiatan

Penutup

Guru memberitahukan materi yang akan dibahas

pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk

mempelajarinya.

Guru menutup pelajaran dengan do’a kemudian

mengucapkan salam.

5 menit

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

85

Pertemuan Kelima

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa, lalu bersama-sama membaca doa.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta

memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-

masing.

5 Menit

Kegiatan Inti

Design the Problem 15 menit

Guru memberikan arahan terkait pembelajaran yang

akan dilakukan kemudian meminta siswa untuk

mengerjakan LKS sesuai dengan isntruksi.

Siswa berusaha untuk memahami kasus yang tertera

pada LKS dan merancang permasalahan dengan

merancang suatu permasalahan yang datanya akan

disajikan dalam bentuk diagram.

Cooperative Group Work 10 menit

Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dengan

kelompoknya terkait masalah yang datanya akan

disajikan.

Siswa bergotong royong mengumpulkan data yang

akan disajikan.

Using Technology, Hands On Activity and Concrite

Result 25 menit

Siswa mencari sendiri informasi yang diperlukan

dengan menggunakan komputer.

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada

guru tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

86

Siswa menyajikan data ke dalam bentuk tabel dan

diagram dengan menggunakan komputer.

Verbal Expression 15 menit

Guru meminta perwakilan siswa untuk

mempresentasikan hasil pembelajaran di depan

kelas.

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok

yang lain untuk memberikan tanggapan.

Revisit the Problem 5 menit

Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil

diskusi kelas secara teliti.

Siswa meninjau kembali apakah informasi yang ia

dapat telah benar atau belum.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang melakukan share hasil kerja kelompoknya

dengan benar.

Kegiatan

Penutup

Guru memberitahukan materi yang akan dibahas

pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk

mempelajarinya.

Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian

mengucapkan salam.

5 menit

Pertemuan Keenam

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa.

Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.

Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

5 Menit

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

87

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-

masing.

Kegiatan Inti

Design the Problem 15 menit

Guru memberikan arahan terkait pembelajaran yang

akan dilakukan.

Guru membagikan LKS kemudian meminta siswa

untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada bagian

pendahuluan LKS.

Siswa mengamati diagram yang disajikan dalam

LKS lalu membuat kesimpulan dari diagram

tersebut.

Cooperative Group Work 10 menit

Guru meminta siswa berdiskusi dengan

kelompoknya dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan pada LKS.

Using Technology, Hands On Activity and Concrite

Result 25 menit

Siswa merancang data yang mungkin dari suatu

diagram yang ditampilkan.

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada

guru tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Siswa mengubah sajian data tersebut ke dalam

bentuk diagram yang berbeda.

Guru membimbing jalannya diskusi dalam

kelompok.

Siswa menyusun kesimpulan dari pembelajaran

hari ini.

Verbal Expression 15 menit

Guru meminta perwakilan setiap kelompok

mempresentasikan sajian diagramnya.

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

88

Pengajar,

Nisa Permatasari

Guru memberikan kesempatan kepada kelompok

yang lain untuk memberikan tanggapan.

Revisit the Problem 5 menit

Masing–masing kelompok menelaah kembali hasil

diskusi kelas secara teliti.

Siswa meninjau kembali apakah hasil yang ia dapat

telah benar atau belum.

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang melakukan share hasil kerja kelompoknya

dengan benar.

Kegiatan

Penutup

Guru memberikan semangat kepada siswa agar belajar

dengan rajin.

Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian

mengucapkan salam.

5 menit

G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Alat/Media : Spidol, white board, LKS dan jaringan komputer.

Sumber belajaran : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Matematika kelas

VIII Semester 1. Jakarta: 2014.

H. Materi dan Bahan Ajar (Terlampir)

I. Penilaian

Teknik : Tugas Individu.

Bentuk instrumen : Soal uraian

Jakarta, 26 Oktober 2016

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(KELAS KONTROL)

Sekolah : SMPN 3 Tangerang Selatan

Kelas/Semester : VIII/1

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Statistika

Alokasi Waktu : 12 40 menit / 6 x pertemuan

Tahun Ajaran : 2016/2017

A. Kompetensi Inti:

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santu n, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar:

1.1 Bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan.

2.2 Menunjukkan perilaku jujur dan bertanggung jawab sebagai wujud

implementasi kejujuran dalam melaporkan data pengamatan.

3.1 Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dengan kreatif.

3.2 Memahami teknik pemusatan data.

3.3 Menafsirkan data berdasarkan tabel dan diagram yang disajikan.

4.1 Mengumpulkan, mengolah, menginterpretasi, dan menampilkan data hasil

pengamatan dalam bentuk tabel, diagram, dan grafik dari dua variabel serta

mengidentifikasi hubungan antar variabel.

Lampiran 2

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

90

C. Indikator Pembelajaran:

Siswa dapat berpikir kreatif dalam memahami konsep statistika yang

ditunjukkan dengan:

No Indikator

Pertemuan

ke-

1.1 Berdoa sebelum memulai belajar dengan mengucap

basmalah.

1 sampai 5

1.2 Bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu atau ketika

selesai belajar dengan mengucap hamdalah.

1 sampai 5

2.1 Bersikap jujur, disiplin, dan mampu bekerja sama. 1 sampai 5

3.1 Memberikan beragam contoh permasalahan yang berkaitan

dengan data yang akan diolah. (fluency dan flexibility)

1

3.2 Memberikan contoh permasalahan sehari-hari yang unik

berkaitan dengan statistika. (originality)

1

3.3 Menentukan data yang bervariasi sesuai dengan mean yang

diketahui. (fluency dan flexibility)

2

3.4 Menentukan solusi yang tepat untuk memecahkan suatu

masalah dengan menggunakan konsep pemusatan data

disertai dengan alasan yang rinci (elaboration)

3 dan 4

3.5 Menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk

tabel, diagram dan grafik (fluency dan flexibility)

5

3.6 Mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan

dalam tabel atau diagram dengan memberikan alasan yang

jelas dan rinci. (elaboration)

6

3.7 Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang

disajikan dalam suatu tabel atau diagram. (fluency)

6

3.8 Mengemukakan gagasan yang beragam tentang informasi

yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram. (flexibility)

6

3.9 Mengemukakan gagasan yanng unik tentang informasi yang

disajikan dalam suatu tabel atau diagram.

6

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

91

D. Tujuan Pembelajaran:

Setelah proses pembelajaran, diharapkan:

1. Siswa dapat memberikan contoh permasalahan yang beragam berkaitan dengan

data yang akan diolah.

2. Siswa dapat menentukan data yang bervariasi sesuai dengan mean yang

diketahui.

3. Siswa dapat menentukan data yang bervariasi sesuai dengan modus dan median

yang diketahui.

4. Siswa dapat menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk tabel,

diagram dan grafik.

5. Siswa dapat mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan dalam

tabel atau diagram dengan memberikan alasan yang jelas dan rinci.

6. Siswa dapat mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang disajikan

dalam suatu tabel atau diagram.

7. Siswa dapat mengemukakan gagasan yang beragam tentang informasi yang

disajikan dalam suatu tabel atau diagram.

8. Siswa dapat Memberikan solusi yang tidak lazim dari suatu permasalahan

menggunakan konsep statistika.

E. Model Pembelajaran

Menggunakan pembelajaran konvensional dengan pendekatan Scientific.

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa.

Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.

Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

5 menit

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

92

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Inti

Mengamati

70 menit

Guru menjelaskan tentang pengenalan statistika, datum,

dan data.

Siswa mengamati ilustrasi yang berkaitan dengan

populasi dan sampel. Serta mendengarkan penjelasan

guru terkait ilustrasi tersebut.

Menanya

Guru bertanya kepada siswa untuk menemukan solusi

dari permasalahan yang disajikan.

Siswa membuat pertanyaan secara lisan terkait aplikasi

populasi dan sampel dalam kehidupan sehari-hari untuk

didiskusikan bersama.

Mencoba

Mencari informasi untuk membedakan jenis data yang

bersifat kualitatif, dan bersifat kuantitatif.

Mencari informasi terkait cara mengumpulkan data.

Menalar

Menyelidiki, menganalisis dan membedakan berbagai

macam data dalam permasalahan sehari-hari.

Menganalisis dan membedakan berbagai macam cara

pengumpulan data.

Mengomunikasikan

Menyajikan secara tertulis atau lisan hasil pembelajaran.

Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya

jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,

memberikan tambahan informasi, atau melengkapi

informasi ataupun tanggapan lainnya

Penutup

Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada

pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk

mempelajarinya.

5 menit

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

93

Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian

mengucapkan salam.

Pertemuan Kedua

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa.

Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.

Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 menit

Inti

Mengamati

70 menit

Guru mennyajikan permasalahan terkait mean yang

harus diamati oleh siswa.

Menanya

Guru bertanya kepada siswa terkait definisi dan rumus

nilai mean yang mereka pahami sebelumnya.

Siswa membuat pertanyaan terkait permasalahan sehari-

hari yang berkaitan dengan mean.

Mencoba

Siswa mencoba mengumpulkan data dengan melakukan

survey tentang nomor sepatu yang digunakan siswa di

dalam kelas.

Siswa mengolah data yang telah dikumpulkan sesuai

dengan langkah-langkah yang ditunjukkan oleh guru.

Menalar

Menyelidiki, menganalisis dan menyimpulkan rumus

umum mencari nilai mean.

Mengomunikasikan

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

94

Menyimpulkan secara tertulis atau lisan hasil

pembelajaran terkait mencari nilai mean.

Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya

jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,

memberikan tambahan informasi, atau melengkapi

informasi ataupun tanggapan lainnya

Penutup

Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada

pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk

mempelajarinya.

Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian

mengucapkan salam.

5 menit

Pertemuan Ketiga

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa.

Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.

Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru mengajak siswa mengingat materi sebelumnya

terkait salah satu pemusatan data yaitu mencari nilai

mean.

5 menit

Inti

Mengamati

70 menit

Guru menyajikan ilustrasi dari permasalahan nyata

terkait dengan modus.

Menanya

Siswa membuat pertanyaan terkait permasalahan sehari-

hari yang berkaitan dengan modus.

Mencoba

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

95

Siswa mencoba menyelesaikan permasalahan yang

berkaitan dengan modus dengan cara menentukan nilai

modus dan nilai frekuensi modusnya.

Menalar

Menyelidiki, menganalisis dan menyimpulkan definisi

serta rumus umum mencari modus dan frekuensi modus.

Mengomunikasikan

Menyimpulkan secara tertulis atau lisan hasil

pembelajaran terkait mencari modus dan frekuensi

modus.

Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya

jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,

memberikan tambahan informasi, atau melengkapi

informasi ataupun tanggapan lainnya.

Penutup

Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada

pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk

mempelajarinya.

Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian

mengucapkan salam.

5 menit

Pertemuan Keempat

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa.

Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.

Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru mengajak siswa mengingat materi sebelumnya

terkait salah satu pemusatan data yaitu mencari nilai

5 menit

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

96

modus.

Inti

Mengamati

70 menit

Guru menyajikan contoh data berat badan 9 orang siswa

yang harus diamati.

Menanya

Siswa membuat pertanyaan terkait permasalahan sehari-

hari yang berkaitan dengan median.

Mencoba

Siswa mengolah data yang disajikan sesuai dengan

langkah-langkah yang ditunjukkan oleh guru.

Menalar

Siswa menyelidiki, menganalisis dan menyimpulkan

definisi serta rumus umum mencari nilai median yang

memiliki banyaknya data genap.

Siswa menyelidiki, menganalisis dan menyimpulkan

definisi serta rumus umum mencari nilai median yang

memiliki banyaknya data genap.

Mengomunikasikan

Menyimpulkan secara tertulis atau lisan hasil

pembelajaran terkait mencari nilai median.

Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya

jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,

memberikan tambahan informasi, atau melengkapi

informasi ataupun tanggapan lainnya.

Penutup

Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada

pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk

mempelajarinya.

Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian

mengucapkan salam.

5 menit

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

97

Pertemuan Kelima

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa.

Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.

Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 menit

Inti

Mengamati

70 menit

Siswa mengamati data dalam bentuk tabel dan diagram.

Menanya

Siswa membuat pertanyaan terkait manfaat dan cara

menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.

Mencoba

Siswa mencoba menyajikan data dalam bentuk tabel dan

diagram.

Menalar

Siswa menyimpulkan sendiri cara-cara menyajikan data.

Mengomunikasikan

Menyimpulkan secara tertulis atau lisan hasil

pembelajaran terkait menyajikan data hasil pengamatan.

Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya

jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,

ataupun tanggapan lainnya.

Penutup

Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada

pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk

mempelajarinya.

Guru menutup pelajaran dengan doa kemudian

mengucapkan salam.

5 menit

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

98

Pertemuan Keenam

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran

siswa.

Siswa bersama-sama dengan guru membaca doa.

Guru memotivasi siswa supaya aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 menit

Inti

Mengamati

70 menit

Siswa mengamati sajian data dalam diagram.

Menanya

Siswa membuat pertanyaan yang jawabannya ada pada

informasi yang disajikan dalam diagram.

Mencoba

Siswa mencoba membuat berbagai kesimpulan dari

diagram yang disajikan.

Menalar

Siswa menentukan kesimpulan yang benar dan

kesimpulan yang salah dari suatu diagram yang

disajikan.

Siswa mengubah pernyataan yang salah menjadi

pernyataan yang benar dan sesuai dengan informasi yang

disajikan pada suatu diagram.

Mengomunikasikan

Menyimpulkan secara tertulis atau lisan hasil

pembelajaran terkait menafsirkan data dari suatu tabel

atau diagram.

Memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya

jawab untuk mengkonfirmasi, sanggahan dan alasan,

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

99

Pengajar,

Nisa Permatasari

memberikan tambahan informasi, atau melengkapi

informasi ataupun tanggapan lainnya

Penutup

Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada

pertemuan berikutnya dan meminta siswa untuk

mempelajarinya.

Guru menutup pelajaran dengan do’a kemudian

mengucapkan salam.

5 menit

G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Alat/Media : Spidol, white board dan LKS.

Sumber belajaran : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Matematika kelas

VIII Semester 1. Jakarta: 2014.

H. Materi/Bahan Ajar (Terlampir)

I. Penilaian

Teknik : Tugas Individu.

Bentuk instrumen : Soal uraian.

Jakarta, 26 Oktober 2016

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

100

LEMBAR KERJA SISWA 1

Indikator:

Memberikan beragam contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan

dengan data yang akan diolah.

Memberikan contoh permasalahan sehari-hari yang unik berkaitan dengan

statistika.

Design the Problem

KELOMPOK :

ANGGOTA KELOMPOK :

1. ................................ 4. ................................

2. ................................ 5. ................................

3. ................................

Saya ingin memberi

semangkok sayur asem

untuk ibu guru. Tapi, saya

takut sayur asem ini

rasanya keasinan.

Apa yang harus saya

lakukan?

Lampiran 3

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

101

Dari ilustrasi tersebut, coba kalian simpulkan apa yang dimaksud dengan populasi

dan sampel!

Dari ilustrasi di atas, coba kalian simpulkan apa yang dimaksud dengan sampel!

Rancanglah tiga permasalahan yang berhubungan dengan contoh aplikasi populasi

dan sampel dalam kehidupan sehari-hari! Lalu carilah solusi dari permasalahan

yang kalian buat tersebut dan tuliskan pada tabel berikut!

NO PERMASALAHAN SOLUSI

1

2

3

...........................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

Untuk mengetahui rasa dari semangkuk sayur, kamu

tidak perlu merasakan atau menghabiskan seluruh isi

mangkuk tersebut. Cukup diambil sedikit saja untuk

mengetahui rasa dari keseluruhan makanan. Sedikit

makanan yang dicicipi tersebut dalam statistika biasa

disebut sebagai sampel, sedangkan seluruh sayur dalam

mangkuk disebut populasi.

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

102

Menurut kalian, pernyataan mana yang merupakan data kuantitatif? Tuliskan

alasanmu pada tabel berikut!

Contoh Data Kuantitatif Contoh Data Kualitatif

Berdasarkan jawaban tersebut, coba diskusikan dan beri kesimpulan tentang apa

yang dimaksud dengan data kualitatif dan data kuantitatif menggunakan bahasa

kalian sendiri, lalu buat kesepakatan bersama tentang pengertian data kualitatif

dan data kuantitatif pada tabel berikut!

Definisi Data Kuantitatif Definisi Data Kualitatif

Cooperative Group Work

Sebelum kita mempelajari lebih jauh tentang data, perhatikan pernyataan-

pernyataan berikut:

a. Data ukuran sepatu siswa

b. Data jenis kelamin siswa

c. Data nilai ulangan harian matematika

d. Data kualitas buku di perpustakaan

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

103

Coba buatlah contoh lain dari data kuantitatif dan data kualitatif!

Contoh Data Kuantitatif Contoh Data Kualitatif

Coba diskusikan dengan teman sekelompokmu tentang istilah-istilah yang

digunakan dalam konsep statistika sebagai berikut!

1. Datum 6.Data Kontinu

2. Data 7.Wawancara

3.Data kuantitatif 8.Observasi

4.Data kualitatif 9.Angket

5.Data diskrit 10.Statistika

Diskusikan pengertian yang kalian tau terkait istilah-isitilah tersebut! Tuliskan

hasil diskusimu dalam kolom berikut!

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

104

Carilah informasi terkait istilah-istilah tadi dengan menggunakan komputer!

Tuliskan sumber yang kalian gunakan di kolom di bawah ini!

(Kalian boleh menggunakan browser ataupun e-book untuk mencari informasi)

Simpulkan hasil pencarianmu pada tabel berikut!

ISTILAH INFORMASI YANG DIDAPAT

Data

Datum

Data

Kualitatif

Data

Kuantitatif

Data Diskrit

Using Technology, Hands On

Activity and Concrite Result

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

105

Data Kontinu

Wawancara

Observasi

Angket

Statistika

Cobalah diskusikan dengan teman sekelompokmu untuk menemukan hubungan dari

beberapa istilah tersebut! Tulislah jawabanmu dalam kolom berikut!

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

106

Tunjuk satu orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusimu

di depan kelas!

Cobalah untuk meninjau kembali hasil kerjamu, apakah semua informasi yang

kalian dapat semuanya benar dan dapat digunakan?

Apakah jawaban yang kalian berikan sudah tepat?

Jika belum tepat, cobalah untuk memperbaikinya!

Verbal Expression

Revisit the Problem

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

107

LEMBAR KERJA SISWA 2

Indikator:

Menentukan data yang bervariasi sesuai dengan mean yang diketahui.

Rancanglah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

mean!

Kumpulkanlah data kuantitatif terkait masalah tersebut untuk dicari solusinya!

Tuliskan data yang kalian dapat dalam bentuk tabel pada Ms. Excel!

Contoh sebagai berikut:

Design the Problem

.........................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................

INFORMASI

Mean atau rata-rata suatu data adalah jumlah seluruh

datum dibagi oleh banyaknya datum

KELOMPOK :

ANGGOTA KELOMPOK :

1. ................................ 4. ...............................

2. ................................ 5. ................................

3. ................................

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

108

Diskusikan dengan teman sekelompokmu terkait cara menentukan mean secara

manual! Tuliskan hasil diskusimu di bawah ini!

Dengan cara manual tersebut, nilai mean yang kalian dapat adalah...

Diskusikan dengan temanmu untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan

menentukan nilai rata-rata atau mean dari data tersebut menggunakan bantuan

Ms. Excel! Lalu tuliskan langkah-langkah mencari mean pada Ms.Excel tersebut!

Cooperative Group Work

Using Technology, Hands On

Activity and Concrite Result

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

109

Bandingkan hasilnya pada tabel di bawah ini!

Hasil Manual Hasil Ms. Excel

Coba simpulkan dengan bahasamu sendiri terkait rumus untuk mencari mean!

Tunjuk satu orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusimu

di depan kelas!

Cobalah untuk meninjau kembali jawabanmu, apakah permasalahan yang kamu buat

sudah terselesaikan dengan menentukan nilai mean?

Agar pemahamanmu lebih mendalam, selesaikan permasalahan-permasalahan

berikut dengan menggunakan konsep mean yang telah kamu pelajari!

1. Rata-rata nomor sepatu 15 orang remaja adalah 38. Tentukanlah daftar

nomor sepatu yang beragam dan mungkin dari 15 orang remaja tersebut!

2. Rata-rata nilai ulangan matematika 10 siswa adalah 85. Jika digabungkan

dengan 5 siswa yang lain ternyata nilai rata-ratanya menjadi 80. Nilai rata-

rata kelima siswa itu adalah...

3. Nilai rata-rata 15 siswa yang mengikuti tes adalah 6,6. Kemudian seorang

siswa mengikuti tes susulan sehingga nilai rata-rata yang baru adalah 6,7.

Tentukan nilai siswa yang mengikuti tes tersebut!

Verbal Expression

Revisit the Problem

Ayo Berlatih!

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

110

4. Perhatikan data nilai matematika 10 orang siswa berikut ini!

Nama Nilai

Afiq 80

Alvin 85

Manda 75

Nabila 95

Syafna 65

Syifa 65

Salsa 90

Oktavia 80

Dzauqie 85

Maulidina 70

Apakah nilai Oktavia berada di atas rata-rata? Berikan alasan!

Tulislah jawaban dan langkah-langkah pengerjaanmu di bawah ini:

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

111

LEMBAR KERJA SISWA 3

Indikator:

Menentukan solusi yang tepat untuk memecahkan suatu masalah dengan

menggunakan konsep pemusatan data disertai dengan alasan yang rinci.

Pada suatu sekolah diadakan pemilihan ketua OSIS. Dari pemungutan suara,

didapatkan data sebagai berikut:

Calon Ketua OSIS Perolehan Suara

Muhammad Haikal 75 suara

Ahmad Kafa Billah 28 suara

Abdullah faqih 122 suara

Coba perhatikan tabel hasil pemungutan suara di atas, siapakah

menurutmu yang berhak menjadi ketua OSIS? Berikan alasanmu!

Design the Problem

INFORMASI

Modus adalah datum yang sering muncul atau yang

frekuensinya paling banyak.

KELOMPOK :

ANGGOTA KELOMPOK :

1. ................................ 4. ................................

2. ................................ 5. ................................

3. ................................ 6. ................................

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

112

Jika siswa yang terpilih menjadi ketua OSIS disebut dengan modus dari data di

atas, tentukan modus dan berapakah nilai frekuensi modus dari data tersebut?

Diskusikan dengan kelompokmu untuk mencari permasalahan dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan modus! Lalu tuliskan hasil diskusimu pada

kolom berikut!

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, bergotong royonglah untuk

mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan tersebut untuk dicari

solusinya! Tuliskan data yang telah dikumpulkan pada kolom berikut!

Cooperative Group Work

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

113

Sajikan datamu dalam bentuk tabel frekuensi pada Ms. Excel!

Contoh tabel frekuensi

Olahraga Favorit Frekuensi

Sepak bola 4

Volly 2

Basket 7

Renang 5

Dari data yang telah kamu kumpulkan, tentukanlah modus dan berapakah

frekuensi modusnya?

Tunjuk satu orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusimu

tentang permasaahan sehari-hari terkait modus dan median di depan kelas!

Cobalah untuk meninjau kembali jawabanmu, apakah permasalahan yang kamu buat

sudah terselesaikan dengan menentukan nilai modus? Jika belum, perbaikilah

jawabanmu!

1. Tentukanlah modus dan frekuensi modus dari data 8,7,6,6,8,7,5,5,7,7!

2. Nilai ulangan kelas 8.A ditunjukkan dengan tabel frekuensi berikut ini!

Nilai 5 6 7 8 9 10

Frekuensi 3

orang

4

orang

9

orang

7

orang

5

orang

8 orang

Tentukanlah modus dan frekuensi modus dari data di atas!

3. Berikut ini data hasil pengamatan terhadap ukuran sepatu yang terjual

pada bulan Oktober di toko sepatu pak Ahmad.

Using Technology, Hands On

Activity and Concrite Result

Verbal Expression

Revisit the Problem

Ayo Berlatih!

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

114

Ukuran Sepatu Banyaknya sepatu yang terjual

37 5

38 32

39 20

40 7

a. Untuk menentukan nomor sepatu yang paling laku terjual pada bulan

Oktober, ukuran pemusatan data (mean, modus atau median) manakah

yang harus digunakan oleh pak Ahmad? Berikan alasannya!

b. Dengan menggunakan ukuran pemusatan data yang telah kamu pilih pada

soal (a), tentukan ukuran sepatu yang paling laku terjual di toko pak

Ahmad! Berikan alasannya!

Tulislah jawaban dan langkah-langkah pengerjaanmu di bawah ini:

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

115

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

116

Diskusikan dengan kelompokmu untuk mencari permasalahan dalam kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan median! Lalu tuliskan hasil diskusimu pada

kolom berikut!

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, bergotong royonglah untuk

mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan tersebut untuk dicari

solusinya! Tuliskan data yang telah dikumpulkan pada kolom berikut!

Berapakah banyaknya data yang kalian kumpulkan?

Apakah banyaknya data tersebut termasuk ke dalam bilangan ganjil atau genap?

Cooperative Group Work

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

117

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

118

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

119

Nama Nomor Sepatu

Afiq 39

Alvin 41

Manda 37

Nabila 38

Syafna 39

Syifa 36

Salsa 37

Oktavia 40

Dzauqie 40

Maulidina 38

Apakah ukuran sepatu Nabila berada di atas nilai median? Berikan alasan!

Tulislah jawaban dan langkah-langkah pengerjaanmu di bawah ini:

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

____________________________________________________________

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

120

LEMBAR KERJA SISWA 5

Indikator:

Menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai bentuk tabel, diagram dan

grafik.

Rancanglah suatu permasalahan yang datanya akan kamu sajikan! Tuliskan pada

kolom berikut!

Diskusikan dengan teman sekelompokmu untuk memilih permasalahan yang akan

dicari datanya! Lalu mulailah bersama-sama mengumpulkan data yang akan

disajikan!

Setelah mengumpulkan data, sajikan data tersebut dalam bentuk tabel frekuensi

pada Ms. Excel!

KELOMPOK :

ANGGOTA KELOMPOK :

1. ................................ 4. ................................

2. ................................ 5. ................................

3. ................................ 6. ................................

Design the Problem

Cooperative Group Work

Using Technology, Hands On Activity and Concrite Result

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

121

Setelah membuat tabel frekuensi, mulailah untuk membuat diagram batang

dengan menggunakan data yang sama.

0

100

200

300

Budi Intan Diani

Pemilihan Ketua OSIS

Cara membuat tabel frekuensi pada Ms.

Excel:

1. Bukalah program Microsoft office

excel lalu masukkan data dalam Ms.

Excel.

2. Sorot atau blok tabel yang akan

diberi garis.

Cara membuat diagram batang pada Ms. Excel:

1. Blok seluruh data dalam tabel.

2. Klik menu insert lalu klik column maka akan muncul berbagai jenis diagram

batang. Pilih salah satu diagram batang (misalnya clustered column) maka

diagram batang akan muncul.

3. Kalian bisa membuat variasi warna, jenis diagram batang, dan sebagainya

dengan memilih menu yang tersedia.

Klik home, pilih borders dan klik

all borders.

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

122

Kalian sudah bisa membuat diagram batang dengan menggunakan microsoft office

excel di komputer, sekarang coba carilah informasi bagaimana cara membuat

diagram garis dan diagram lingkaran dengan menggunakan microsoft office excel

di komputer. Lalu sajikan datamu dalam bentuk diagram garis dan diagram

batang!

Bandingkanlah luas juring pada diagram lingkaran yang dibuat menggunakan

komputer dengan luas juring kamu hitung sendiri!

Tunjuk satu orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompokmu di depan kelas!

Cobalah untuk meninjau kembali hasil kerja kelompokmu! Apakah data pada tabel

dan diagram telah sesuai dengan data yang kamu gunakan?

Ingat! Jika kalian ingin membuat diagram lingkaran secara manual

(tanpa komputer), maka kalian harus menentukan luas masing-masing

juring pada lingkaran tersebut. Kalian bisa memilih salah satu cara

berikut:

1.

2.

Verbal Expression

Revisit the Problem

Untuk mengetahui

persentase juring, klik

design lalu kalian dapat

memilih jenis tampilan

chart layout

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

123

LEMBAR KERJA SISWA 6

Indikator:

1. Mengemukakan gagasan tentang informasi yang disajikan dalam tabel atau

diagram dengan memberikan alasan yang jelas dan rinci.

2. Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi yang disajikan dalam suatu

tabel atau diagram.

3. Mengemukakan gagasan yang beragam tentang informasi yang disajikan dalam

suatu tabel atau diagram.

4. Mengemukakan gagasan yang unik tentang informasi yang disajikan dalam

suatu tabel atau diagram.

Perhatikan diagram batang di bawah ini!

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

SD SMP SMA

Data Siswa di Kota A

KELOMPOK :

ANGGOTA KELOMPOK :

1. ................................ 4. ................................

2. ................................ 5. ................................

3. ................................ 6. ................................

Design the Problem

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

124

Informasi apa saja yang dapat kamu ambil dari sajian diagram batang tersebut!

Tuliskan jawabanmu pada kolom berikut!

Berdasarkan diagram di atas, 3 orang siswa memberikan kesimpulan:

a. Zein menyimpulkan bahwa siswa SD di kota A lebih banyak dibandingkan

dengan siswa SMP dan SMA

b. Laili menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, jumlah

siswanya semakin sedikit

c. Zulfa menyimpulkan bahwa siswa SMA lebih banyak dari siswa SMP

Menurutmu pernyataan siapakah yang benar? Jawablah dengan alasan yang jelas

pada kolom berikut!

Pilih salah satu pernyataan mereka (boleh Zein, Laili atau Zulfa) yang kamu

anggap salah, lalu ubah pernyataan mereka sehingga menjadi benar!

Perhatikan jawabanmu pada pertanyaan sebelumnya, gunakan cara yang berbeda

untuk mengubah pernyataan yang salah itu menjadi benar!

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

125

Coba diskusikan hasil jawabanmu dengan teman sekelompokmu! Apakah informasi

yang kamu ambil telah sesuai dengan diagram? Adakah informasi lain yang dapat

diambil dari diagram tersebut? Jika ada, tuliskan pada kolom berikut!

Buatlah daftar data yang mungkin berdasarkan diagram tersebut! Tulislah pada

kolom di bawah ini!

Sajikan data tersebut dalam bentuk tabel pada Ms. Excel!

Tunjuk satu orang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompokmu di depan kelas!

Cobalah untuk meninjau kembali jawabanmu!

Cooperative Group Work

Using Technology, Hands On

Activity and Concrite Result

Lalu sajikan data tersebut sedikitnya dalam 3 macam bentuk sajian data

yang berbeda menggunakan Ms. Excel!

Verbal Expression

Revisit the Problem

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

126

LEMBAR KERJA SISWA 1

Nama :

Tulislah kesimpulan dari hasil pengamatanmu pada tabel di bawah ini!

ISTILAH INFORMASI YANG DIDAPAT

Data

Datum

Populasi

Sampel

Data Kualitatif

Data Kuantitatif

Data Diskrit

Data Kontinu

Wawancara

Lampiran 4

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

127

Observasi

Angket

Statistika

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

128

LEMBAR KERJA SISWA 2

Nama :

Lakukan survei ukuran sepatu yang digunakan teman-teman sekelasmu.

Jumlahkan seluruh bilangan yang

menyatakan ukuran sepatu seluruh siswa yang ada di kelasmu.

Bagilah hasil

penjumlahan

tersebut dengan

jumlah seluruh siswa

yang terdapat di

dalam kelasmu

? • Berapakah nilai yang kamu dapat pada langkah sebelumya?

Jawab

?

• Jika bilangan yang kamu dapat tersebut disebut dengan mean dari ukuran sepatu siswa, bagaimana rumus umum untuk mendapatkan nilai mean ukuran sepatu siswa?

Jawab

? • Jelaskan secara singkat bagaimana rumus umum untuk mendapatkan

nilai mean dari suatu data!

Jawab

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

129

Agar pemahamanmu lebih mendalam, selesaikan permasalahan-permasalahan

berikut dengan menggunakan konsep mean yang telah kamu pelajari!

1. Rata-rata nomor sepatu 15 orang remaja adalah 38. Tentukanlah daftar

nomor sepatu yang beragam dan mungkin dari 15 orang remaja tersebut!

2. Rata-rata nilai ulangan matematika 10 siswa adalah 85. Jika digabungkan

dengan 5 siswa yang lain ternyata nilai rata-ratanya menjadi 80. Nilai rata-

rata kelima siswa itu adalah...

3. Nilai rata-rata 15 siswa yang mengikuti tes adalah 6,6. Kemudian seorang

siswa mengikuti tes susulan sehingga nilai rata-rata yang baru adalah 6,7.

Tentukan nilai siswa yang mengikuti tes tersebut!

4. Perhatikan data nilai matematika 10 orang siswa berikut ini!

Nama Nilai

Afiq 80

Alvin 85

Manda 75

Nabila 95

Syafna 65

Syifa 65

Salsa 90

Oktavia 80

Dzauqie 85

Maulidina 70

Apakah nilai Oktavia berada di atas rata-rata? Berikan alasan!

Ayo Berlatih!

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

130

LEMBAR KERJA SISWA 3

Nama :

Dari ilustrasi yang disampaikan gurumu, coba simpulkan dengan bahasamu sendiri tentang

definisi modus!

1. Tentukanlah modus dan frekuensi modus dari data 8,7,6,6,8,7,5,5,7,7!

2. Nilai ulangan kelas 8.A ditunjukkan dengan tabel frekuensi berikut ini!

Nilai 5 6 7 8 9 10

Frekuensi 3 orang 4 orang 9 orang 7 orang 5 orang 8 orang

Tentukanlah modus dan frekuensi modus dari data di atas!

3. Berikut ini data hasil pengamatan terhadap ukuran sepatu yang terjual

pada bulan Oktober di toko sepatu pak Ahmad.

Ukuran Sepatu Banyaknya sepatu yang terjual

37 5

38 32

39 20

40 7

a. Untuk menentukan nomor sepatu yang paling laku terjual pada bulan

Oktober, ukuran pemusatan data (mean, modus atau median) manakah

yang harus digunakan oleh pak Ahmad? Berikan alasannya!

b. Dengan menggunakan ukuran pemusatan data yang telah kamu pilih pada

soal (a), tentukan ukuran sepatu yang paling laku terjual di toko pak

Ahmad! Berikan alasannya!

Ayo Menalar

Ayo Berlatih!

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

131

LEMBAR KERJA SISWA 4

Nama :

Coba kamu amati data berat badan 9 siswa laki-laki kelas VIII D SMP Bahagia

berikut ini (dalam kg).

47 57 53 50 45 48 52 49 55

Setelah diurutkan, data di atas dapat dituliskan kembali menjadi:

__ __ __ __ __ __ __ __ __

Berapakah banyaknya data berat badan siswa laki-laki kelas VIII D SMP Bahagia

tersebut?

Apakah banyaknya data tersebut termasuk ke dalam bilangan ganjil atau genap?

Setelah data tersebut diurutkan, menurutmu data ke berapa yang terdapat pada

urutan paling tengah dari seluruh data yang ada?

Ayo kita amati

Ayo Menalar

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

132

Jika nilai dari data yang terletak pada posisi tengah dari kumpulan data berat

badan siswa tadi disebut dengan median, berapakah nilainya?

Bagaimana caramu menentukan data yang berada pada posisi tengah dari

sekumpulan data yang terurut tersebut?

1. Tentukanlah median dari data 8,7,6,6,8,7,5,5,7,7!

2. Nilai ulangan kelas 8.A ditunjukkan dengan tabel frekuensi berikut ini!

Nilai 5 6 7 8 9 10

Frekuensi 3 orang 4 orang 9 orang 7 orang 5 orang 8 orang

Tentukanlah median dari data di atas!

3. Perhatikan data ukuran sepatu 10 orang siswa berikut ini!

Nama Nomor Sepatu

Afiq 39

Alvin 41

Manda 37

Nabila 38

Syafna 39

Syifa 36

Salsa 37

Oktavia 40

Dzauqie 40

Maulidina 38

Apakah ukuran sepatu Nabila berada di atas nilai median? Berikan alasan!

Mari Berlatih!

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

133

LEMBAR KERJA SISWA 5

Nama:

Amatilah beberapa bentuk penyajian data berikut!

1. Tabel Frekuensi

Pemilihan Ketua OSIS

No Nama Jumlah Suara

1 Budi 250

2 Intan 60

3 Diani 90

2. Diagram Lingkaran

Budi

62%

Intan

15%

Diani

23%

Untuk membuat diagram lingkaran, kalian harus tersebut. Kalian bisa

memilih salah satu cara berikut:

1.

2.

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

134

3. Diagram Batang

4. Diagram Garis

0

50

100

150

200

250

300

Budi Intan Diani

Pemilihan Ketua OSIS

0

50

100

150

200

250

300

Budi Intan Diani

Pemilihan Ketua OSIS

________________________________________________________________

________________________________________________________________

_______________________________________________________________

Masih bingung??? tanyakan

pada kolom berikut:

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

135

Berikut ini data nilai matematika kelas VIII A:

6 6 8 6 8 7 9 8 7 7 7

9 8 7 7 9 8 7 7 8 8 8

9 7 9 6 6 9 8 9 7 9 9

Sajikanlah data tersebut dalam tabel frekuensi berikut:

Nilai Tally Frekuensi

6

7

....

....

Sajikanlah data tersebut dalam bentuk diagram batang, garis, dam lingkaran!

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

136

LEMBAR KERJA SISWA 6

Nama:

Berdasarkan diagram di atas, 3 orang siswa memberikan kesimpulan:

a. Zein menyimpulkan bahwa siswa SD di kota A lebih banyak dibandingkan

dengan siswa SMP dan SMA

b. Laili menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, jumlah

siswanya semakin sedikit

c. Zulfa menyimpulkan bahwa siswa SMA lebih banyak dari siswa SMP

Menurutmu pernyataan siapakah yang benar? Berikan alasan!

Pilih salah satu pernyataan mereka (boleh Zein, Laili atau Zulfa) yang kamu

anggap salah, lalu ubah pernyataan mereka sehingga menjadi benar!

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

SD SMP SMA

Data Siswa di Kota A

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

137

Perhatikan jawabanmu pada pertanyaan sebelumnya, gunakan cara yang berbeda

untuk mengubah pernyataan yang salah itu menjadi benar!

Ubahlah diagram batang tadi menjadi diagram garis!

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

138

KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF MATEMATIS

Pokok Bahasan : Statistika

Kelas / Semester : VIII/ Ganjil

Kompetensi Dasar :

1.1 Bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan.

2.1 Menunjukkan perilaku jujur dan bertanggung jawab sebagai wujud

implementasi kejujuran dalam melaporkan data pengamatan.

3.1 Memahami teknik penataan data dua variabel.

4.1 Mengumpulkan, mengolah, menginterpretasi, dan menampilkan data hasil

pengamatan dalam bentuk tabel, diagram, dan grafik dari dua variabel serta

mengidentifikasi hubungan antar variabel.

Indikator

Berpikir

Kreatif

Indikator Pembelajaran

No.

Butir

Soal

Berpikir

Lancar

(Fluency)

Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi

yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram.

4.b

Mengemukakan banyak gagasan tentang informasi

yang disajikan dalam suatu tabel atau diagram.

5

Berpikir

Luwes

(Flexibility)

Menentukan data yang beragam sesuai dengan

informasi yang diketahui

1

Membuat pernyataan yang beragam terkait

informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk

tabel dan diagram.

4.c

Menyajikan data hasil pengamatan dalam berbagai

bentuk tabel dan diagram.

4.d

Lampiran 5

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

139

Berpikir

Orisinal

(Originality)

Mengemukakan gagasan yang unik tentang

informasi yang disajikan dalam suatu tabel atau

diagram

2

Mengemukakan gagasan yang unik tentang

informasi yang disajikan dalam suatu tabel atau

diagram

3

Berpikir

Elaborasi

(elaboration)

Mengemukakan gagasan tentang informasi yang

disajikan dalam tabel atau diagram dengan

memberikan alasan yang jelas dan rinci.

4.a

Mengemukakan gagasan tentang informasi yang

disajikan dalam tabel atau diagram dengan

memberikan alasan yang jelas dan rinci.

6

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

140

INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

MATEMATIS

Materi : Statistika

Waktu : 2 x 40 menit

SOAL

1. Rata-rata nilai matematika 10 orang siswa adalah 85. Jika 3 orang

diantaranya mendapatkan nilai 90, buatlah daftar data yang beragam dari

nilai matematika yang mungkin didapat 10 orang siswa tersebut!

2. Berikan kategori pada sumbu mendatar, nilai atau kuantitas pada sumbu

vertikal serta judul yang sesuai dengan diagram di bawah ini! Lalu berikan

uraian yang menggambarkan informasi pada diagram tersebut!

Petunjuk:

a. Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah

disediakan.

b. Kerjakan semua soal berikut ini pada lembar jawaban, mulailah

dengan soal yang kamu anggap paling mudah.

c. Lembar soal tidak boleh dicorat-coret.

d. Lembar soal dikumpulkan kembali beserta lembar jawaban.

Lampiran 6

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

141

3. Buatlah 3 pertanyaan berkaitan dengan informasi yang disajikan oleh

diagram berikut! Lalu jawablah pertanyaan tersebut!

4. Perhatikan diagram garis di bawah ini!

Dari informasi di atas:

Faiz menyimpulkan bahwa siswa baru yang diterima paling sedikit

pada tahun 2012

350

400

420

360

380

300

320

340

360

380

400

420

440

thn 2012 thn 2013 thn 2014 thn 2015 thn 2016

Jumlah Siswa baru

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

142

Jiyad menyimpulkan bahwa tahun 2015 sekolah A menerima siswa

baru lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Zulfi menyimpulkan bahwa sekolah A paling banyak menerima siswa

baru pada tahun 2014

Pertanyaan:

a. Menurutmu pernyataan siapakah yang benar? Jawablah dengan alasan

yang jelas.

b. Pilih salah satu pernyataan mereka (boleh Faiz, Jiyad atau Zulfi) yang

kamu anggap salah, lalu ubah pernyataan mereka sehingga menjadi

benar!

c. Perhatikan jawabanmu pada soal (b), gunakan cara yang berbeda

untuk mengubah pernyataan yang salah itu menjadi benar!

d. Sajikan data tersebut dengan sajian yang berbeda!

5. Berikan minimal 3 informasi yang kamu dapat dari sajian diagram garis

berikut!

0

5

10

15

20

25

Jum

lah

Lap

top

Bulan

Penjualan Laptop Tahun 2015

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

143

6. Berikut ini data yang didapat Shofi terkait menu makan siang dari 50

orang siswa di sekolahnya.

Dari informasi tersebut, coba buatlah langkah-langkah untuk menentukan

banyaknya siswa yang makan roti! Lalu tentukan berapakah siswa yang

mmakan roti?

SELAMAT MENGERJAKAN

Bakso 54%

Sate 10%

Soto 24%

Roti

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

144

KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

MATEMATIS

1. Salah satu langkah pengerjaan:

Rata-rata nilai 10 orang siswa adalah 85, maka jumlah nilai 10 orang

tersebut adalah 10*85=850.

3 orang diantaranya mendapatkan nilai 90, maka jumlah nilai 3 orang

tersebut adalah 90*3=270

Untuk mengetahui jumlah nilai 7 orang sisanya, maka 850-270=580.

Sehingga untuk menentukan kemungkinan nilai yang beragam dari 7

orang sisanya tersebut dapat dilakukan secara acak dengan ketentuan

jumlah nilai dari 7 orang tersebut adalah 580.

Contoh jawaban:

Tipe 1

90 90 90 85 95 95 70 65 75 95

Tipe 2

90 90 90 85 75 85 95 70 75 95

Tipe 3

90 90 90 100 95 85 80 75 60 85

2. Contoh jawaban:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

nilai 70 nilai 75 nilai 80 nilai 85 nilai 90 nilai 95

Jum

lah

Sis

wa

Nilai Matematika Kelas A

Lampiran 7

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

145

Uraian dari diagram:

a. Jumlah siswa yang mendapat nilai 80 lebih banyak dari pada siswa

yang mendapat nilai 85.

b. Jumlah siswa yang mendapat nilai 95 lebih sedikit dari pada siswa

yang mendapat nilai 85.

c. Jumlah siswa yang mendapat nilai 75 lebih sedikit dari pada siswa

yang mendapat nilai 85.

d. Jumlah siswa yang mendapat nilai 80 lebih banyak dari pada siswa

yang mendapat nilai 70.

e. Di kelas tersebut tidak ada yang mendapatkan nilai di bawah 70

f. Di kelas tersebut tidak ada yang mendapatkan nilai 100.

g. Jumlah siswa yang mendapat nilai 70 lebih sedikit dari pada siswa

yang mendapat nilai 75.

3. Pertanyaan disertai jawaban yang berkaitan dengan informasi yang

disajikan pada diagram:

Pertanyaan Jawaban

Berapakah banyaknya orang yang

bekerja sebagai nelayan?

Orang yang bekerja sebagai

nelayan ada 2 orang.

Berapakah selisih jumlah orang

yang bekerja sebagai petani dan

pegawai swasta?

Selisis orang yang bekerja sebagai

petani dan pegawai swasta adalah

4 orang.

Jenis pekerjaan apakah yang paling

banyak dilakoni?

Jenis pekerjaan yang paling

banyak dilakoni adalah pegawai

negeri sipil.

4. Jawaban:

a. Pernyataan yang benar adalah pernyataan Faiz dan Zulfi. Pernyataan

Faiz benar karena siswa baru yang diterima paling sedikit pada tahun

2012 yaitu sebanyak 350 orang siswa. Sedangkan di tahun-tahun

selanjutnya lebih banyak dari 350. Pernyataan Zulfi benar karena

sekolah A paling banyak menerima siswa baru pada tahun 2014 yaitu

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

146

sebanyak 420 orang siswa, sedangkan tahun sebelumnya ataupun

tahun setelahnya menerima siswa baru lebih sedikit dari 420 siswa.

b. Pernyataan Jiyad salah karena pada tahun 2015 sekolah A menerima

siswa baru sebanyak 360 siswa dan tahun sebelumnya sekolah A

menerima siswa baru sebanyak 420 siswa. Jadi, pada tahun 2015 siswa

baru yang diterima lebih sedikit dari pada tahun sebelumnya.

Pernyataan Jiyad akan benar dan sesuai dengan diagram jika diubah

menjadi “pada tahun 2015 sekolah A menerima siswa baru lebih

sedikit dari tahun sebelumnya”.

c. Pernyataan Jiyad akan benar juga jika diubah menjadi “pada tahun

2015 sekolah A menerima siswa baru lebih banyak dari tahun 2012”.

d.

300

320

340

360

380

400

420

440

thn 2012 thn 2013 thn 2014 thn 2015 thn 2016

Jumlah Siswa baru

thn 2012 18%

thn 2013 21%

thn 2014 22%

thn 2015 19%

thn 2016 20%

Jumlah Siswa baru

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

147

5. -Jumlah penjualan laptop paling banyak terjadi pada bulan Juli.

-Jumlah penjualan laptop mengalami peningkatan sejak bulan Maret

sampai bulan Juli.

-Jumlah penjualan laptop pada bulan Februari lebih banyak dari pada

bulan Maret.

-Penjualan laptop pada bulan Januari sebanyak 10 unit.

6. Langkah-langkah menentukan banyaknya siswa yang makan roti:

a. Jumlahkan persentase siswa yang memakan makanan selai roti sebagai

berikut:

Bakso (54%) + Sate (10%) + Soto (24%) = 88%

b. Menentukan persentase siswa yang memakan roti dengan cara 100%

dikurangi persentase siswa yang makan selain roti. 100%-88%= 12%.

Sehingga dapat diketahui bahwa persentase siswa yang makan roti

adalah 12% dari jumlah yang makan siang sebanyak 50 orang.

c. Untuk menentukan jumlah siswa yang makan roti, maka persentase

siswa yang makan roti dikalikan dengan jumlah siswa secara

keseluruhan. 12% * 50 orang = 6 orang. Sehingga dapat diketahui

bahwa siswa yang makan roti sebanyak 6 orang.

300 320 340 360 380 400 420 440

thn 2012

thn 2013

thn 2014

thn 2015

thn 2016

Jumlah Siswa baru

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

148

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

SOAL No. 1

Aspek Skor Kriteria

Flexibility

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang tidak relevan

1 Memberikan jawaban yang sejenis dengan menggunakan

konsep statistika dengan len gkap atau memberikan

jawaban yang beragam tanpa menggunakan konsep

statistika.

2 Memberikan jawaban yang beragam menggunakan

konsep statistika yang kurang lengkap sehingga hasil

akhir salah.

3 Memberikan jawaban yang beragam dengan konsep

statistika yang lengkap.

SOAL No. 2

Aspek Skor Kriteria

Originality

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang tidak relevan

1 Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram

dengan uraian yang sesuai namun judul dan atribut yang

diberikan tidak sesuai.

2 Memberikan penafsirannya sendiri dengan lengkap

terhadap diagram, memberikan judul dan atribut namun

tanpa uraian atau uraian yang diberikan kurang sesuai

dengan judul dan atribut pada diagram.

3 Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram

serta uraian dan atribut sudah sesuai dengan informasi

yang disajikan dalam soal.

SOAL No. 3

Aspek Skor Kriteria

Originality

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang tidak relevan

1 Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram

dengan memberikan 3 pertanyaan yang sesuai namun

tidak disertai jawaban dari pertanyaannya tersebut.

2 Memberikan penafsirannya sendiri terhadap diagram

dengan memberikan 3 pertanyaan disertai jawaban,

namun terdapat kekeliruan sehingga pertanyaan dan

jawaban kurang sesuai dengan diagram yang disajikan.

3 Menjawab dengan penafsirannya sendiri terhadap

diagram dengan memberikan 3 pertanyaan disertai

dengan jawaban yang sesuai dengan diagram.

Lampiran 8

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

149

SOAL No. 4.a

Aspek Skor Kriteria

Elaboration

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang tidak relevan

1 Memberikan jawaban yang salah namun sudah

memberikan alasan yang sesuai dengan informasi soal

atau memberikan jawaban yang benar tanpa alasan.

2 Memberikan jawaban yang benar namun alasan kurang

lengkap atau tidak sesuai diagram

3 Memberikan jawaban yang tepat beserta rincian

informasi pada soal.

SOAL No. 4.b

Aspek Skor Kriteria

Fluency

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang tidak relevan

1 Menunjukkan pernyataan yang salah tanpa mengubah

pernyataan tersebut dengan tepat

2 Sudah berusaha mengubah pernyataan yang salah

dengan konsep statistika namun hasil kurang tepat

3 Memberikan jawaban yang tepat beserta konsep statistika

yang tepat

SOAL No. 4.c dan 4.d

Aspek Skor Kriteria

Flexibility

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang tidak relevan

1 Memberikan jawaban yang sejenis menggunakan konsep

statistika

2 Memberikan jawaban yang berbeda namun belum

menggunakan konsep statistika dengan tepat

3 Memberikan jawaban yang berbeda, dengan konsep

statistika yang tepat

SOAL No. 5

Aspek Skor Kriteria

Fluency

0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang tidak relevan

1 Memberikan 1 jawaban dengan jelas dan tepat

2 Memberikan 2 jawaban dengan jelas dan tepat

3 Memberikan minimal 3 jawaban dengan jelas dan tepat

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

150

SOAL No. 6

Aspek Skor Kriteria

Elaboration 0 Tidak memberikan jawaban atau memberikan jawaban

yang tidak relevan.

1 Memberikan langkah-langkah yang tidak logis atau

tidak jelas sehingga hasil akhir tidak tepat.

2 Memberikan langkah-langkah yang logis namun

perhitungan dan hasil akhir masih salah atau

memberikan hasil yang benar namun langkah-langkah

kurang jelas.

3 Memberikan langkah-langkah yang logis, perhitungan

yang sesuai dengan langkah dan hasil akhir yang benar.

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

151

Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis

Responden Butir Soal

Total 1 2 3 4.a 4.b 4.c 4.d 5 6

a1 0 1 1 2 3 0 0 2 1 10

a2 3 1 1 2 3 3 2 2 2 19

a3 1 3 3 2 3 1 3 3 2 21

a4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 24

a5 2 2 2 1 3 3 3 1 2 19

a6 1 3 3 2 3 3 0 2 0 17

a7 1 2 3 2 3 1 3 3 3 21

a8 0 2 2 0 0 0 0 3 1 8

a9 1 3 3 2 3 3 3 3 2 23

a10 0 2 1 3 1 3 0 3 1 14

a11 0 0 3 2 3 1 2 1 1 13

a12 0 0 3 0 0 0 0 3 3 9

a13 0 0 1 1 3 0 0 3 1 9

a14 3 3 3 3 3 3 0 3 2 23

a15 3 1 3 3 3 3 3 3 1 23

a16 0 2 3 2 3 3 2 1 3 19

a17 3 2 1 3 3 3 3 2 3 23

a18 0 0 0 2 3 0 0 3 3 11

a19 1 3 3 2 3 3 3 2 3 23

a20 0 3 3 2 3 1 0 3 3 18

a21 0 2 3 3 1 3 3 3 3 21

a22 3 0 3 0 0 0 0 0 0 6

a23 3 3 3 3 3 2 2 3 3 25

a24 1 2 1 3 3 3 3 3 2 21

a25 2 3 3 2 3 3 3 3 3 25

a26 3 1 3 2 3 1 3 3 2 21

a27 3 1 3 2 3 2 3 3 3 23

a28 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

a29 3 2 3 2 3 3 0 0 0 16

a30 2 1 3 0 0 0 0 0 0 6

a31 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

a32 2 1 0 0 0 0 0 0 0 3

Jumlah 44 53 70 55 71 54 47 66 56 516

r hitung 0,440 0,623 0,572 0,815 0,774 0,794 0,776 0,605 0,703

r tabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349

Kriteria valid valid valid valid valid valid valid valid valid

Lampiran 9

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

152

Contoh perhitungan uji validitas soal nomor 1

Responden Y Y

a1 0 10 0 0 100

a2 3 19 57 9 361

a3 1 21 21 1 441

a4 3 24 72 9 576

a5 2 19 38 4 361

a6 1 17 17 1 289

a7 1 21 21 1 441

a8 0 8 0 0 64

a9 1 23 23 1 529

a10 0 14 0 0 196

a11 0 13 0 0 169

a12 0 9 0 0 81

a13 0 9 0 0 81

a14 3 23 69 9 529

a15 3 23 69 9 529

a16 0 19 0 0 361

a17 3 23 69 9 529

a18 0 11 0 0 121

a19 1 23 23 1 529

a20 0 18 0 0 324

a21 0 21 0 0 441

a22 3 6 18 9 36

a23 3 25 75 9 625

a24 1 21 21 1 441

a25 2 25 50 4 625

a26 3 21 63 9 441

a27 3 23 69 9 529

a28 0 1 0 0 1

a29 3 16 48 9 256

a30 2 6 12 4 36

a31 0 1 0 0 1

a32 2 3 6 4 9

Jumlah 44 516 841 112 10052

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

153

Dengan N= 32 dan α= 5% diperoleh = 0,349. Karena > , maka butir

soal nomor 1 dikatakan valid. Perhitungan validitas butir soal selanjutnya menggunakan

langkah seperti soal nomor 1 di atas.

Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

154

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN MENGGUNAKAN SPSS

Correlations

Soal1 Soal2 Soal3 Soal4a Soal4b Soal4c Soal4d Soal5 Soal6 Total

Soal1

Pearson Correlation 1 ,124 ,300 ,223 ,260 ,383* ,338 -,079 ,042 ,440

*

Sig. (2-tailed) ,499 ,096 ,221 ,151 ,030 ,059 ,668 ,819 ,012

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal2

Pearson Correlation ,124 1 ,382* ,470

** ,373

* ,611

** ,329 ,306 ,320 ,623

**

Sig. (2-tailed) ,499 ,031 ,007 ,036 ,000 ,066 ,088 ,074 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal3

Pearson Correlation ,300 ,382* 1 ,258 ,298 ,350

* ,375

* ,251 ,318 ,572

**

Sig. (2-tailed) ,096 ,031 ,154 ,097 ,050 ,034 ,166 ,076 ,001

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal4a

Pearson Correlation ,223 ,470** ,258 1 ,735

** ,727

** ,516

** ,580

** ,507

** ,815

**

Sig. (2-tailed) ,221 ,007 ,154 ,000 ,000 ,003 ,001 ,003 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal4b

Pearson Correlation ,260 ,373* ,298 ,735

** 1 ,558

** ,535

** ,454

** ,499

** ,774

**

Sig. (2-tailed) ,151 ,036 ,097 ,000 ,001 ,002 ,009 ,004 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal4c

Pearson Correlation ,383* ,611

** ,350

* ,727

** ,558

** 1 ,575

** ,253 ,370

* ,794

**

Sig. (2-tailed) ,030 ,000 ,050 ,000 ,001 ,001 ,163 ,037 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal4d

Pearson Correlation ,338 ,329 ,375* ,516

** ,535

** ,575

** 1 ,360

* ,598

** ,776

**

Sig. (2-tailed) ,059 ,066 ,034 ,003 ,002 ,001 ,043 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal5 Pearson Correlation -,079 ,306 ,251 ,580

** ,454

** ,253 ,360

* 1 ,649

** ,605

**

Sig. (2-tailed) ,668 ,088 ,166 ,001 ,009 ,163 ,043 ,000 ,000

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

155

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Soal6

Pearson Correlation ,042 ,320 ,318 ,507** ,499

** ,370

* ,598

** ,649

** 1 ,703

**

Sig. (2-tailed) ,819 ,074 ,076 ,003 ,004 ,037 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

Total

Pearson Correlation ,440* ,623

** ,572

** ,815

** ,774

** ,794

** ,776

** ,605

** ,703

** 1

Sig. (2-tailed) ,012 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

156

Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis

Responden Butir Soal

1 2 3 4.a 4.b 4.c 4.d 5 6

Kel

as A

tas

a23 3 3 3 3 3 2 2 3 3

a25 2 3 3 2 3 3 3 3 3

a4 3 2 3 2 3 3 3 2 3

a9 1 3 3 2 3 3 3 3 2

a14 3 3 3 3 3 3 0 3 2

a15 3 1 3 3 3 3 3 3 1

a17 3 2 1 3 3 3 3 2 3

a19 1 3 3 2 3 3 3 2 3

a27 3 1 3 2 3 2 3 3 3

a3 1 3 3 2 3 1 3 3 2

a7 1 2 3 2 3 1 3 3 3

a21 0 2 3 3 1 3 3 3 3

a24 1 2 1 3 3 3 3 3 2

a26 3 1 3 2 3 1 3 3 2

a2 3 1 1 2 3 3 2 2 2

a5 2 2 2 1 3 3 3 1 2

Kel

as B

awah

a16 0 2 3 2 3 3 2 1 3

a20 0 3 3 2 3 1 0 3 3

a6 1 3 3 2 3 3 0 2 0

a29 3 2 3 2 3 3 0 0 0

a10 0 2 1 3 1 3 0 3 1

a11 0 0 3 2 3 1 2 1 1

a18 0 0 0 2 3 0 0 3 3

a1 0 1 1 2 3 0 0 2 1

a12 0 0 3 0 0 0 0 3 3

a13 0 0 1 1 3 0 0 3 1

a8 0 2 2 0 0 0 0 3 1

a22 3 0 3 0 0 0 0 0 0

a30 2 1 3 0 0 0 0 0 0

a32 2 1 0 0 0 0 0 0 0

a28 0 1 0 0 0 0 0 0 0

a31 0 1 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 44 53 70 55 71 54 47 66 56

BA 33 34 41 37 46 40 43 42 39

BB 11 19 29 18 25 14 4 24 17

DB 0,458 0,312 0,250 0,395 0,437 0,541 0,770 0,375 0,458

Kriteria Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Sekali Cukup Baik

Lampiran 10

Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

157

Contoh perhitungan uji daya bedaa pada butir soal nomor 1:

Dari hasil perhitungan diperoleh indeks . Berdasarkan klasifikasi yang sudah

ditetapkan, butir soal nomor 1 tergolong pada soal kategori baik.

No

Soal

Indikator Berpikir

Kreatif Matematis

Daya Beda

D Kriteria

1 Flexibility 0,458 Baik

2 Originality 0,312 Cukup

3 Originality 0,250 Cukup

4.a Elaboration 0,395 Cukup

4.b Fluency 0,437 Baik

4.c Flexibility 0,541 Baik

4.d Flexibility 0,770 Baik Sekali

5 Fluency 0,375 Cukup

6 Elaboration 0,458 Baik

Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

158

Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis

Responden Butir Soal

1 2 3 4a 4b 4c 4d 5 6

a1 0 1 1 2 3 0 0 2 1

a2 3 1 1 2 3 3 2 2 2

a3 1 3 3 2 3 1 3 3 2

a4 3 2 3 2 3 3 3 2 3

a5 2 2 2 1 3 3 3 1 2

a6 1 3 3 2 3 3 0 2 0

a7 1 2 3 2 3 1 3 3 3

a8 0 2 2 0 0 0 0 3 1

a9 1 3 3 2 3 3 3 3 2

a10 0 2 1 3 1 3 0 3 1

a11 0 0 3 2 3 1 2 1 1

a12 0 0 3 0 0 0 0 3 3

a13 0 0 1 1 3 0 0 3 1

a14 3 3 3 3 3 3 0 3 2

a15 3 1 3 3 3 3 3 3 1

a16 0 2 3 2 3 3 2 1 3

a17 3 2 1 3 3 3 3 2 3

a18 0 0 0 2 3 0 0 3 3

a19 1 3 3 2 3 3 3 2 3

a20 0 3 3 2 3 1 0 3 3

a21 0 2 3 3 1 3 3 3 3

a22 3 0 3 0 0 0 0 0 0

a23 3 3 3 3 3 2 2 3 3

a24 1 2 1 3 3 3 3 3 2

a25 2 3 3 2 3 3 3 3 3

a26 3 1 3 2 3 1 3 3 2

a27 3 1 3 2 3 2 3 3 3

a28 0 1 0 0 0 0 0 0 0

a29 3 2 3 2 3 3 0 0 0

a30 2 1 3 0 0 0 0 0 0

a31 0 1 0 0 0 0 0 0 0

a32 2 1 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 44 53 70 55 71 54 47 66 56

Mean 1,375 1,656 2,187 1,718 2,218 1,687 1,468 2,062 1,750

Taraf

Sukar

0,458 0,552 0,729 0,572 0,739 0,562 0,489 0,687 0,583

sedang sedang sedang mudah sedang mudah sedang sedang sedang

Lampiran 11

Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

159

Contoh perhitungan tinngkat kesukaran pada butir soal nomor 1:

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh indeks . Berdasarkan kategori

yang telah ditetapkan, butir soal nomor 1 tergolong pada soal berkategori sedang.

No Indikator Berpikir

Kreatif Matematis

Tingkat Kesukaran

P Kriteria

1 Flexibility 0,458 Sedang

2 Originality 0,552 Sedang

3 Originality 0,729 Mudah

4.a Elaboration 0,572 Sedang

4.b Fluency 0,739 Mudah

4.c Flexibility 0,562 Sedang

4.d Flexibility 0,489 Sedang

5 Fluency 0,687 Sedang

6 Elaboration 0,583 Sedang

Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

160

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,852 9

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dari 9 butir soal pada uji instrumen tes

kemampuan berpikir kreatif matematis, diperoleh nilai cronbach’s alpha = 0,852. Nilai

tersebut > 0,70 sehingga data variabel tersebut reliabel. Dari interpretasi tersebut, dapat

dikatakan bahwa instrumen yang digunakan baik untuk mengukur kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa.

Lampiran 12

Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

161

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Uji Daya Beda, dan Uji Taraf Kesukaran

Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No

Soal

Indikator Berpikir

Kreatif Matematis

Uji

Validitas

Uji Daya

Beda

Uji Taraf

Kesukaran Keterangan

1 Flexibility Valid Cukup Sedang Digunakan

2 Originality Valid Cukup Sedang Digunakan

3 Originality Valid Cukup Mudah Digunakan

4.a Elaboration Valid Baik Sedang Digunakan

4.b Fluency Valid Baik Mudah Digunakan

4.c Flexibility Valid Baik Sedang Digunakan

4.d Flexibility Valid Baik Sedang Digunakan

5 Fluency Valid Baik Sedang Digunakan

6 Elaboration Valid Baik Sedang Digunakan

Lampiran 13

Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

162

HASIL POSTEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

SISWA KELAS EKSPERIMEN

No Nama BUTIR SOAL SKOR

TOTAL

SKOR

AKHIR 1 2 3 4.a 4.b 4.c 4.d 5 6

1 e1 2 1 1 3 3 3 2 2 3 20 74

2 e2 3 1 2 3 0 1 3 3 3 19 70

3 e3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 24 89

4 e4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 23 85

5 e5 3 1 1 2 3 2 3 2 2 19 70

6 e6 3 1 1 1 3 1 3 3 2 18 67

7 e7 3 2 2 2 3 3 3 2 3 23 85

8 e8 2 1 2 3 3 2 3 2 3 21 78

9 e9 3 2 2 3 3 1 3 2 3 22 81

10 e10 1 0 3 2 2 3 3 3 1 18 67

11 e11 2 3 2 2 3 1 3 3 3 22 81

12 e12 2 3 3 2 3 3 3 3 3 25 93

13 e13 2 3 2 2 2 3 3 2 2 21 78

14 e14 3 3 3 2 3 3 3 3 3 26 96

15 e15 3 1 2 2 3 1 3 2 3 20 74

16 e16 3 3 3 2 3 3 3 3 2 25 93

17 e17 3 1 1 2 3 3 3 2 3 21 78

18 e18 2 1 3 2 3 3 3 3 3 23 85

19 e19 3 2 2 3 3 3 3 3 2 24 89

20 e20 3 1 3 1 3 3 3 3 3 23 85

21 e21 3 3 3 2 3 3 3 2 2 24 89

22 e22 3 1 2 3 3 2 3 1 3 21 78

23 e23 1 1 1 3 3 3 3 2 3 20 74

24 e24 3 2 1 3 3 3 3 3 3 24 89

25 e25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 100

26 e26 2 1 1 3 3 1 3 3 1 18 67

27 e27 3 1 1 3 3 1 3 3 2 20 74

28 e28 3 1 3 3 3 3 3 2 1 22 81

29 e29 2 3 1 3 3 3 3 3 3 24 89

30 e30 3 3 3 3 3 0 3 3 3 24 89

31 e31 1 1 3 3 1 3 3 3 1 19 70

32 e32 3 3 1 3 3 2 3 2 3 23 85

33 e33 3 1 1 3 3 2 3 3 2 21 78

34 e34 3 3 1 3 3 3 3 3 3 25 93

35 e35 3 1 1 3 3 3 3 2 2 21 78

36 e36 1 1 2 3 3 3 3 3 3 22 81

37 e37 3 3 3 3 3 0 3 2 3 23 85

38 e38 2 3 1 3 3 3 3 1 3 22 81

39 e39 3 3 1 3 3 3 3 2 3 24 89

40 e40 3 3 1 3 1 2 3 3 2 21 78

Lampiran 14

Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

163

41 e41 2 3 1 3 3 3 3 3 3 24 89

42 e42 3 1 2 3 3 3 3 3 2 23 85

43 e43 2 3 3 3 1 3 3 2 2 22 81

Jumlah 109 83 83 112 118 103 127 108 108 951 3518,7

Mean 2,53 1,93 1,93 2,60 2,74 2,39 2,95 2,51 2,512 22,116 81,830

Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

164

HASIL POSTEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

SISWA KELAS KONTROL

No Nama BUTIR SOAL SKOR

TOTAL

SKOR

AKHIR 1 2 3 4.a 4.b 4.c 4.d 5 6

1 k1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 25 93

2 k2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 24 89

3 k3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 24 89

4 k4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 24 89

5 k5 1 3 3 2 3 3 3 3 2 23 85

6 k6 3 1 2 2 3 3 3 3 3 23 85

7 k7 2 2 3 1 3 3 3 2 3 22 81

8 k8 3 2 3 2 3 3 3 2 1 22 81

9 k9 3 3 1 2 3 2 3 3 2 22 81

10 k10 3 1 2 2 2 3 3 3 2 21 78

11 k11 3 0 3 1 3 3 2 3 3 21 78

12 k12 1 3 1 2 3 3 3 3 2 21 78

13 k13 1 0 3 2 3 3 3 3 3 21 78

14 k14 1 3 3 2 2 2 2 3 3 21 78

15 k15 3 2 3 2 3 1 2 3 1 20 74

16 k16 3 3 3 2 3 1 2 2 1 20 74

17 k17 3 3 3 2 3 1 2 2 1 20 74

18 k18 1 0 2 2 3 3 3 3 3 20 74

19 k19 2 2 2 3 3 1 3 2 2 20 74

20 k20 1 1 3 2 3 1 3 3 3 20 74

21 k21 2 1 1 2 3 3 3 2 3 20 74

22 k22 2 3 2 2 3 2 3 2 1 20 74

23 k23 2 3 3 2 3 1 3 1 2 20 74

24 k24 1 2 2 2 3 1 3 3 3 20 74

25 k25 1 3 1 2 3 2 2 3 2 19 70

26 k26 3 2 3 3 3 1 2 2 0 19 70

27 k27 3 2 2 1 3 1 3 3 1 19 70

28 k28 3 2 2 1 2 2 3 2 2 19 70

29 k29 1 1 2 2 3 1 2 3 3 18 67

30 k30 2 2 2 2 3 1 3 2 1 18 67

31 k31 1 2 3 2 2 1 3 2 1 17 63

32 k32 1 3 1 2 3 0 0 3 3 16 59

33 k33 2 2 3 1 2 1 0 2 3 16 59

34 k34 1 0 3 1 3 1 2 3 2 16 59

35 k35 1 1 3 2 1 1 3 2 1 15 56

36 k36 3 1 1 1 1 3 3 2 0 15 56

37 k37 1 1 2 3 0 0 0 3 3 13 48

38 k38 3 2 2 1 3 1 0 0 0 12 44

Lampiran 15

Page 181: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

165

39 k39 1 1 3 2 0 0 0 2 3 12 44

40 k40 1 3 3 2 0 0 0 0 0 9 33

41 k41 1 1 1 2 0 0 0 1 3 9 33

42 k42 0 0 1 2 3 3 0 0 0 9 33

43 k43 0 0 0 2 3 1 0 2 1 9 33

Jumlah 81 77 95 82 108 75 93 99 84 794 2937,8

Mean 1,88 1,79 2,21 1,91 2,51 1,74 2,16 2,30 1,95 18,47 68,32

Page 182: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

166

PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA

1. Perhitungan Uji Normalitas Data

Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

2. Menentukan p-value

Tests of Normality

Faktor Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Eksperimen ,958 43 ,121

Kontrol ,935 43 ,018

a. Lilliefors Significance Correction

3. Kriteria Pengujian

Jika p-value > 0,05, maka diterima dan ditolak.

Jika p-value , maka ditolak dan diterima.

4. Membandingkan nilai p-value

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh:

Kelas eksperimen : p-value= 0,121 > 0,05

Kelas kontrol : p-value= 0,018 0,05

5. Kesimpulan

Dari pengujian normalitas dengan uji Shapiro-Wilk Test diperoleh p-value

untuk kelas eksperimen > 0,05, maka diterima dan ditolak yang artinya sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan untuk kelas kontrol

diperoleh p-value , maka ditolak dan diterima yang artinya sampel

berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

Lampiran 16

Page 183: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

167

PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK

1. Menentukan hipotesis statistik

Keterangan:

: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol

(yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional)

: Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen

(yang diajarkan dengan model pembelajaran Cybernetic dengan strategi kooperatif)

2. Menentukan p-value pada taraf signifikan 0,05

Skor

Mann-Whitney U 423,000

Wilcoxon W 1369,000

Z -4,358

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

3. Kriteria Pengujian

Jika p-value 0,05, maka diterima dan ditolak.

Jika p-value , maka ditolak dan diterima.

4. Membandingkan nilai p-value

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh p-value= 0,000 < 0,05

5. Kesimpulan

Dari pengujian hipotesis dengan uji Mann Whitney diperoleh p-value ,

maka ditolak dan diterima sehingga kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa di kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa di kelas eksperimen. Dengan kata lain rata-rata kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol.

Lampiran 17

Page 184: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

168

HASIL WAWANCARA OBSERVASI PRA PENELITIAN

Nama Guru : Sumarsih, S.Pd

Tempat : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

Hari, Tanggal : 26 September 2016

1. Apakah semua kelas di sekolah ini menggunakan kurikulum 2013?

Jawab: Ya, semua kelas di sekolah ini menggunakan K13.

2. (Untuk kelas VIII)Pada KD 3.14 kelas VIII tercantum “Memahami teknik penataan data

dari dua variabel menggunakan tabel, grafik batang, diagram lingkaran, dan grafik garis

dengan komputer serta menganalisis hubungan antar variable”. Apakah pada prakteknya

siswa-siswa menggunakan komputer sebagai media pembelajaran? Jika ia, bagaimana

pembelajaran yang dirancang? Apakah pembelajaran dilaksanakan di lab komputer?

Jawab:

Kalau komputer itu di sekolah tuh enggak, cuma kalo tugas di rumah, ia. Misalkan

bikin grafik diagram batang di rumah. Jadi kita terima hasil pengolahan

komputernya.

Lab komputer ada. Tapi Cuma ada 1 untuk 30 kelas dan dipakai untuk semua

pelajaran. Karna k13 itu TIK dihapuskan jadi terintegrasi di semua mata pelajaran.

3. Jika tidak, pembelajaran seperti apa yang dirancang sehingga dapat mencapai

Kompetensi Dasar tersebut?

Jawab: Yang penting konsepnya dulu to. Hitung-hitungannya, nentuin derajatnya, baru

pulang ke rumah dibuat diagramnya di rumah. Jadi KD itu tetap bisa terpenuhi.

4. Jadi untuk penggunaan komputernya sendiri ibu arahkan atau ibu ajarkan dulu di kelas

atau bagaimana?

Jawab: Oww jangan salah anak-anak lebih jago dari saya. Gak perlu diajarin mereka udah

bisa melebihi saya dalam hal komputer. Wong saya kasih tugas, mereka juga pada bisa

semua.

5. Bagaimana kalau tugas yang dikerjakan di rumah itu ternyata dikerjakan ayahnya bu?

Jawab: Oh enggak lah. malah kayanya si anak lebih jago dari ayahnya.

6. Yang saya ketahui, pada K13 materi statistika terdapat di kelas VII, VIII, dan IX. Apa

perbedaan materi yang diajarkan di ketiga kelas tersebut berkaitan dengan statistika?

Jawab:

Lampiran 18

Page 185: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

169

Setau saya kalau tidak salah itu sudah dirubah. Ada salah kelas yang tidak ada

statistikanya. Tapi saya lupa. Kalo gak salah ada statistika atau peluang gitu yang

dihilangkan. Tapi gak tau di mana.

Kalau statistika di kelas VII itu masih pengenalan data tunggal gitu. Misalkan pake

turus, terus dibuat diagram batang. Misalkan sepatu ukuran sekian jumlahnya sekian

buat diagram garisnya. Nah kalo kelas VIII itu udah masuk ke menentukan mean

median modus dalam data tunggal. Nah baru yang kelas IX itu data majemuk.

Kurang lebih seperti itu

7. Apa media pembelajaran atau teknologi yang bisa atau biasa digunakan dalam proses

pembelajaran?

Jawab: Kalo di kubus dan balok bisa pake barang-barang apa aja yang bentuknya kubus

sama balok. Kalo di peluang pake kartu.

8. Apakah di sekolah ini diperbolehkan menggunakan gadget sebagai media pembelajaran?

Jawab: Anak-anak di sini dilarang bawa hp. Boleh bawa hp tapi gak boleh yang ada

kameranya. Beberapa anak ada yang bawa laptop sih.

9. Materi apa saja yang diajarkan di kelas VII dan VIII?

VII VIII

Bilangan Bulat Koordonat

Himpunan Aljabar

Aljabar Relasi Fungsi

Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Persamaan garis lurus

Perbandingan SPLDV

Aritmatika Phytagoras

Garis dan Sudut Lingkaran

Bidang datar Bangun ruang sisi datar

Penyajian Data Statistika

Peluang

10. Jika seandainya saya diizinkan untuk melaksanakan penelitian di sekolah ini, misalkan

pada materi Statistika. Apakah diperbolehkan jika materi tersebut digeser ke awal

semester?

Jawab: Boleh, asalkan jangan lintas semester.

11. Jika seandainya saya diizinkan untuk melaksanakan penelitian di sekolah ini, bolehkah

saya menggunakan lab komputer untuk proses pembelajaran?

Page 186: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

170

Jawab: Kalau pakai lab, sepertinya susah. Karna Cuma ada satu lab untuk 30 kelas.

Gurunya bisa sih pake laptop sama proyektor. Kalo kelompok, bisa kali ya. nanti saya

pilihkan kelas 8.4 untuk kelas eksperimennya.

Page 187: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

171

Lampiran 19

Page 188: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

172

Page 189: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

173

Page 190: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

174

Page 191: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

175

Page 192: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CYBERNETICrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34441/3/NISA... · Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

176

Lampiran 20