pengaruh model pembelajaran problem based...

81
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA PADA KONSEP PEMANASAN GLOBAL (Penelitian Quasi Experiment di SMAN 71 Jakarta Tahun Ajaran 2019/2020) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: LAILI FAUZIAH NIM 11140163000001 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA PADA KONSEP

PEMANASAN GLOBAL

(Penelitian Quasi Experiment di SMAN 71 Jakarta Tahun Ajaran 2019/2020)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

LAILI FAUZIAH

NIM 11140163000001

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

i

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Problem based

learning terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa Pada Konsep

Pemanasan Global yang disusun oleh Laili Fauziah, NIM 11140163000001,

Program Studi Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan

dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang

munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 16 Juni 2020

Yang Mengesahkan,

Pembimbing Skripsi

Fathiah Alatas, M. Si

NIP. 19830215 200912 2 008

Ketua Prodi Tadris Fisika

Iwan Permana Suwarna, M. Pd

NIP. 19780504 200901 1 013

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

ii

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

iii

ABSTRAK

LAILI FAUZIAH (11140163000001). PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP

KEMAMPUAN LITERASI SAINS PADA KONSEP PEMANASAN

GLOBAL. Skripsi program Studi Tadris Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020

Permasalahan utama dalam penelitian ini yaitu rendahnya kemampuan literasi

sains siswa yang disebabkan karena siswa belum terlatih dalam menjelaskan

fenomena ilmiah, mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah, dan

menginterpretasikan data dan bukti ilmiah yang berhubungan dengan fenomena

sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

based leaning terhadap kemampuan literasi sains siswa pada konsep pemanasan

global. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 71 Jakarta pada bulan februari 2020.

Sambel diambil secara purposive sampling sebanyak 68 siswa yang terdiri dari 34

siswa kelas XI MIA 1 (kelas eksperimen) dan 34 siswa XI MIA 2 (kelas kontrol).

Hasil uji hipotesis terhadap data posttest menggunakan uji-t pada α = 0,05

diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dengan kesimpulan H0 ditolak H1

diterima. Model problem based learning berpengaruh terhadap kemampuan

literasi sains siswa. Kemampuan literasi sains siswa meningkat lebih tinggi (N-

gain 0,68 kategori sedang) dibanding siswa kelas kontrol (N-gain 0,28 kategori

rendah).

Kata Kunci : Model Problem Based Leaning; Kemampuan Literasi Sains;

Pemanasan Global

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

iv

ABSTRACT

LAILI FAUZIAH (11140163000001). THE IMPACT OF PROBLEM

BASED LEARNING MODEL ON SCIENCE LITERACY SKILL OF

GLOBAR WARMING CONCEPT. Thesis of Physics Education Program,

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic

University, Jakarta, 2020

The main problem of this study is low physics student performance on science

literacy skill because they were not trained in explain phenomena scientifically,

evaluate and design siceintific enquiry, and interpret data and evidence

scientifically to the real-world problem. This study aim is to find how problem

based learning model can enhance physics student science literacy skill in global

warming concept. The research was conducted on februari 2020 which purposive

sampling taken in SMAN 71 Jakarta. It consist 24 students XI MIA 1 as

experiment class and 34 students XI MIA 2 as control class. Based on hypothesis

testing the results of the posttest data using the t-test at α = 0,05, the sig values

was obtained (2-tailed) of 0,000 with the conclusion H0 rejected and H1 accepted

(there are effects of problem based learning model influences studnets’ scientific

literacy skill. Science literacy skill of experiment class increased higher (N-gain

0,68 moderate category) compared to the control class (N-gain 0,28 low

category).

Key Word: Problem Based Learning Model; Science Literacy Skill; Global

Warming

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Kemampuan

Literasi Sains pada Konsep Pemanasan Global”. Solawat dan salam semoga selalu

tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa pihak-pihak yang terus

memberikan bimbingan, doa, semangat serta bantuan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M. Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M. Pd., selaku Kepala Program Studi Tadris

Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Fathiah Alatas M. Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan, memberikan saran

dan kritik kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Program Studi Tadris Fisika yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.

5. Bapak Acep Mahmudin, S. Pd M. Si selaku Kepala SMA Negeri 71 Jakarta

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

6. Bapak Agus Irdiyantoro, ST selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 71

Jakarta yang telah membimbing selama penelitian berlangsung.

7. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri 71 Jakarta

khususnya XI IPA yang membantu penulis selama proses penelitian.

8. Kedua orang tua yang dirahmati Allah, Ayah Damhuri S. Ag dan Emak

Marlena S. Ag yang selalu memberikan dukungan baik berupa materi, moril,

dan doa yang tidak pernah putus. Ketiga adik tercinta Afrilia Ulfa Tussaniah,

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

vi

Muhammad Raihan Amin, dan Sameera Kamilia Amani yang telah

memberikan doa kepada penulis.

9. Dita Purnama, Rizka Nabila, Syifa Nailufar Rohman, Viotifa Novela Putri,

dan Alimatun Nabilah. Kerabat yang selalu berbagi suka dan duka, sejak

semester satu. Terima kasih sudah menerima Laili menjadi kerabat.

10. Keluarga Pramuka UIN Jakarta, khususnya angkatan semangat dan keluarga

Pendidikan Fisika 2014 A, masa studi strata satu ini tidak akan lengkap tanpa

pengalaman dari kalian semua.

11. Azmi Muhammad Islam yang telah berbagi saran dan semangat sejak kelas 1

SMA sampai sekarang, prasangka baik dan kesabaran mu, terima kasih.

12. Orang tua siswa privat dan seluruh siswa privat (Didit, Indri, Azka, Michel,

Ready, Reva, Iqbal, Naufal, Naya, Chessa, Andra, Dara, Seira, dan Fila).

Terima kasih telah menerima dan memberikan kakak kesempatan belajar dan

mengajar tentang mendidik menjadi guru, kakak, dan anak.

13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis selama pendidikan dan penelitian sehingga penulis dapat

menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

Semoga segala bentuk bantuan, dukungan, saran dan bimbingan yang

diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat

menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa

penyusunannya skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Jakarta, 16 Juni 2020

Penulis

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................................... iii

ABSTRACT ................................................................................................................... iiv

KATA PENGANTAR ................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................ 12

A. Kajian Teori ................................................................................................. 9

1. Pembelajaran Konstruktivisme ................................................................ 9

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)........................... 10

3. Literasi Sains .......................................................................................... 12

4. Pemanasan Global .................................................................................. 22

B. Penelitian Relevan ..................................................................................... 29

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 32

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 35

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 35

C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 36

D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 37

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

viii

E. Populasi dan Sampel .................................................................................. 38

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 38

G. Instrumen Penelitian .................................................................................. 39

H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 51

I. Hipotesis Statistika ..................................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 57

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 56

B. Pembahasan ................................................. Error! Bookmark not defined.

1. Hasil Pretest Kemampuan Literasi Sains Siswa ........................................ 57

2. Hasil Posttest Kemampuan Literasi Sains Siswa...... Error! Bookmark not

defined.

3. Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Literasi Sains Siswa ................ Error!

Bookmark not defined.

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ........... Error! Bookmark not defined.

5. Hasil Uji Homogenitas ................................... Error! Bookmark not defined.

6. Hasil Uji Hipotesis .......................................... Error! Bookmark not defined.

7. Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Siswa ........ Error! Bookmark not

defined.

C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 58

A. Kesimpulan ................................................................................................ 58

B. Saran .......................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 59

LAMPIRAN ................................................................... Error! Bookmark not defined.

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Sintaks Model Pembelajaran PBL....................................................... 12

Tabel 2. 2 Hubungan isu dan ruang lingkup isu dalam aspek Context menurut

PISA ..................................................................................................... 15

Tabel 2. 3 Kompetensi Literasi Sains Pisa 2015 .................................................. 16

Tabel 3. 1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ................... 35

Tabel 3. 2 Teknik pengumpulan data ................................................................... 39

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Literasi Sains ................................. 40

Tabel 3. 4 Kategori Validitas ............................................................................... 45

Tabel 3. 5 Kriteria Koefisien Korelasi ................................................................. 45

Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Konstruk Instrumen Tes ....................................... 46

Tabel 3. 7 Kategori Nilai Conten Validity Index (CVI) ....................................... 47

Tabel 3. 8 Hasil Uji Validitas Isi .......................................................................... 48

Tabel 3. 9 Koefisien Korelasi ............................................................................... 49

Tabel 3. 10 Hadil Uji Realibilitas ......................................................................... 49

Tabel 3. 11 Kategori Indeks Kesukaran ............................................................... 50

Tabel 3. 12 Hasil Uji Taraf Kesukaran................................................................. 50

Tabel 3. 13 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 51

Tabel 3. 14 Hasil Uji Daya Pembeda ................................................................... 51

Tabel 3. 16 Klasifikasi Nilai N-gain .................................................................... 56

Tabel 4. 1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai Pretest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 3 Rekapitulasi Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ........................................... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas data pretest dan data posttest .. Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4. 5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ........................................... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 6 Hasil Uji Hipotesis pretest dan posttestError! Bookmark not defined.

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

x

Tabel 4. 7 Hasil Rata-rata N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4. 8 Nilai N-gain Perindikator Literasi Sains pada Aspek Kompetensi di

Kelas Kontrol dan Eksperimen .............. Error! Bookmark not defined.

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Domain Literasi Sains PISA 2015 ................................. 14

Gambar 2. 2 Peta Konsep Pemanasan Global ..................................................... 22

Gambar 2. 3 Simulasi Efek Rumah Kaca ............................................................ 23

Gambar 2. 4 Kerangka Berpikir .......................................................................... 32

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian ......................................................................... 36

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. 1 Lembar wawancara guru pada studi pendahuluan ............... Error!

Bookmark not defined.

Lampiran A. 2 RPP Kelas Eksperimen ................ Error! Bookmark not defined.

Lampiran A. 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol............. Error!

Bookmark not defined.

Lampiran A. 4 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen .... Error! Bookmark not

defined.

Lampiran B. 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .... Error! Bookmark

not defined.

Lampiran B. 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ............ Error! Bookmark not

defined.

Lampiran B. 3 Analisis Hasil Uji Instrumen Tes . Error! Bookmark not defined.

Lampiran B. 4 Soal Instrumen Tes Penelitian ..... Error! Bookmark not defined.

Lampiran B. 5 Lembar Validasi Ahli Materi ....... Error! Bookmark not defined.

Lampiran C. 1 Hasil Pretest ................................. Error! Bookmark not defined.

Lampiran C. 2 Hasil Posttest ............................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran C. 3 Hasil Olah Data Pretest dan Posttest Kemampuan Literasi Sains

................................................................................ Error! Bookmark not defined.

Lampiran C. 4 Uji normalitas hasil pretest .......... Error! Bookmark not defined.

Lampiran C. 5 Uji normalitas hasil posttest ......... Error! Bookmark not defined.

Lampiran C. 6 Uji homogenitas hasil pretest ...... Error! Bookmark not defined.

Lampiran C. 7 Uji homogenitas hasil posttest ..... Error! Bookmark not defined.

Lampiran C. 8 Uji hipotesis hasil posttest ........... Error! Bookmark not defined.

Lampiran C. 9 Uji hipotesis hasil posttest ........... Error! Bookmark not defined.

Lampiran C. 10 Uji N-gain .................................. Error! Bookmark not defined.

Lampiran C. 11 Peningkatan Literasi Sains Aspek Kompetensi ................. Error!

Bookmark not defined.

Lampiran D. 1 Surat Keterangan Studi Pendahuluan ........ Error! Bookmark not

defined.

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

xiii

Lampiran D. 2 Surat Permohonan Izin Penelitian Error! Bookmark not defined.

Lampiran D. 3 Surat Keterangan Penelitian Skripsi .......... Error! Bookmark not

defined.

Lampiran D. 5 Uji Referensi ................................ Error! Bookmark not defined.

Lampiran D. 6 Dokumentasi Penelitian ............................................................ 67

Lampiran D. 7 Daftar Riwayat Hidup Penulis .................................................... 66

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Revolusi industri dimulai pada abad ke-18, dengan dibuatnya pabrik-

pabrik, pembangkit listrik, kendaraan, transportasi, dan pertanian.1 Abad ke-20,

negara-negara industri baru bermunculan baik di Eropa, Amerika bahkan di Asia.2

Pembangunan industri saat ini memiliki dampak positif dan negatif untuk

kehidupan manusia dan dunia. Pembangunan industri menyebabkan permasalahan

pada kehidupan manusia dan lingkungan seperti pemanasan global3. Pemanasan

global merupakan tanggung jawab masyarakat dan dalam mengatasinya

dibutuhkan kerja sama semua warga negara. Sehingga seluruh warga negara harus

memiliki kompetensi-kompetensi tertentu untuk menanggulangi pemanasan

global maka perlu pembaharuan yang disebut literasi sains dalam pendidikan

formal dan informal.4

Literasi sains menurut kerangka PISA 2015 merupakan kemampuan untuk

terlibat dengan isu-isu yang berkaitan dengan sains, dan dengan ide-ide sains

sebagai warga negara yang reflektif.5 Literasi sains merupakan kemampuan

individu dalam menggunakan pengetahuan sains untuk mengidentifikasi dan

menarik kesimpulan berdasarkan bukti, sehingga dapat membuat keputusan yang

tepat dalam memecahkan masalah sains di kehidupan bermasyarakat.6 Tanpa

literasi sains, seseorang akan kesulitan menyelesaikan masalah yang berhubungan

1 Mohammad Ramlan, “Pemanasan Global”, Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3, No. 1,

2002, h. 30

2 Ibid., h. 30

3 Gamal Muhammad Rizki, Afif Bintoro, dan Rudi Hilmanto, “Perbandingan Emisi

Karbon dengan Karbon Tersimpan di Hutan Rakyat Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari

Kabupaten Lampung Timur”, Jurnal Sylva Lestari, Vol. 4, No. 1, 2016, h. 90 4 Xiufeng Liu, “Beyond Science Literacy: Science and The Public”, International Jurnal

of Enviromental & Science Education, Vol. 4, No. 3, 2009, h. 301 5 OECD, Draft Sciecnce Framework, (Paris: OECD Publishing 2015), h. 7

6 Bybee, ar dan Mccrae, “Scientific Literacy and Student Attitudes”, International

Journal of Science Education, Vol. 33, No 1, 2011, h. 11

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

2

dengan pendidikan, sains, dan masalah sosial yang ditemui sehari-hari.7 Literasi

saintifik menjadi salah satu kemampuan penting yang diukur sebagai gambaran

bagaimana tingkat keberhasilan kurikulum pendidikan di Indonesia8. Salah satu

assessment internasional untuk mengukur literasi saintifik adalah Programme for

International Student Assessment (PISA).

Program for International Student Assessment (PISA) adalah program

penilaian Internasional yang dikoordinasi oleh Organisation for Economic

Cooperation and Development (OECD). PISA dirancang untuk mengukur

seberapa baik siswa usia 15 tahun yang (1) siap untuk tantangan masa depan, (2)

menganalisis, mengemukakan alasan, dan berkomunikasi secara efektif, (3)

memiliki kapasitas untuk terus belajar sepanjang hayat.9 Indonesia menjadi

anggota PISA sejak tahun 2000, hasil PISA tahun 2006 sampai terakhir tahun

2015 Indonesia masih berada pada peringkat bawah dari negara-negara yang

mengikuti PISA. Laporan Organisation for Economic Cooperation and

Development (OECD) menunjukkan peringkat literasi sains pada tahun 2006,

diperoleh hasil bahwa kemampuan literasi saintifik siswa Indonesia berada pada

peringkat ke-50 dari 57 negara dengan Nilai adalah 393.10

Pada PISA tahun 2009

literasi saintifik siswa Indonesia berada pada peringkat ke 57 dari 65 negara

peserta dengan Nilai yang diperoleh 382.11

Pada PISA tahun 2012 literasi saintifik

siswa Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara dengan Nilai 375.12

Pada

PISA tahun 2015 Indonesia berada pada peringkat ke-62 dari 72 negara peserta

7 Shawn M. Glynn dan k. Denise Muth, “Reading and Wiriting to Learn Science: Achive

Scienctific Literacy”, Journnal of Research in Science Teaching, Vol. 31, No. 9, 1994, h. 1057-

1058 8 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Implementasi Kecakapan

Abad 21 Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2017), h. 4 9 OECD, Science Competencies for Tomorrow’s World, (Paris: OECD Publishing, 2007),

h. 16 10

OECD, Science Competencies for Tomorrow’s World Executive Summary, (Paris;

OECD Publishing, 2006 ), h. 22 11

OECD, PISA 2009 Results:What Students Know and Can Do, (Paris; OECD

Publishing, 2009 ), h. 152 12

OECD, PISA 2012 Results:What Students Know and Can Do, (Paris; OECD

Publishing, 2014 ), h. 217

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

3

PISA dengan Nilai 403.13

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan literasi

sains siswa Indonesia masih dinilai rendah dan menjadi salah satu permasalahan

pendidikan di Indonesia.14

Rendahnya kemampuan literasi sains siswa Indonesia disebabkan oleh

banyak hal yaitu sistem pendidikan, kurikulum, model dan metode pembelajaran,

sumber belajar, dan bahan ajar yang belum mendukung untuk meningkatkan

kemampuan literasi sains.15

Proses pembelajaran cenderung tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memahami fenomena sehari-hari.16

Selama

proses pembelajaran masih jarang siswa yang mengajukan pertanyaan dan

menyampaikan pendapat.17

Sehingga siswa sulit untuk mengomunikasikan dan

mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan topik-topik sains.18

Hasil observasi

di SMAN 71 Jakarta melalui wawancara dengan guru fisika mengatakan, Guru

sudah menerapkan pembelajaran student center berupa diskusi, praktikum, dan

membuat laporan atau karya sains, tetapi belum mengintegrasikannya dalam

tahapan model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan literasi

sains dan kurang terlatihnya siswa dalam menyelesaikan soal-soal dengan

karakter literasi sains seperti soal-soal PISA.19

Siswa juga cenderung tidak

memiliki kesempatan untuk membuat dan membenarkan prediksi, sehingga

pembelajaran di sekolah terfokus pada guru sebagai penyampai informasi atau

13

OECD, Results in Focus PISA 2015, (Paris; OECD Publishing, 2015 ), h. 8 14

Saeful Rohman, Ani Rusilowati, Sulhadi, “Analisis Pembelajaran Fisika Kelas X SMA

Negeri di Kota Cirebon Berdasarkan Literasi Sains”, Jurnal Physics Communication, Vol. 1, No.

2, Agustus 2017, h. 13 15

Kurnia. F, Zulherman, Fathurohman. A, “Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI di

Kecamatan Indramalaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains”, Jurnal Inovasi dan

Pembelajaran Fisika, volume. 1 no. 1, 2014, h. 43 16

Ni Ketut Muliastrini, Dantes Nyoman, dan Dantes Gede Rasben, “Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri dengan Teknik Scaffolding terhadap Kemampuan Literasi sains dan Prestasi

Belajar IPA”, Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, Vol. 3, No. 3, 2019, h. 255 17

Juriah dan Zulfiani, “ Penerapan Model Problem Based Learning berbantuan Media

Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik konsep Perubahan Lingkungan dan Upaya

Pelestarian”, EDUSAINS, Vol. 11, No. 1, 2019, h. 2 18

Amyta Putri, Suciati, dan Murni Ramli, “Pengaruh Model Problem Based Learning

Berbasis Potensi Lokal pada Pembelajaran Biologi terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa

Kelas X SMA Negeri 1 Cepogo”, Jurnal BIO-PEDOGOGI, Vol. 3, No. 2, 2014, h. 82 19

Hasil wawancara guru

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

4

proses pembelajaran kembali berpusat kepada guru.20

Proses pembelajaran seperti

ini yang membuat penerapan pembelajaran berbasis student center kurang

maksimal dalam mengembangkan kemampuan literasi sains siswa.

Salah satu konteks yang diuji pada PISA yaitu materi gejala pemanasan

global. Gejala pemanasan global merupakan salah satu konsep fisika yang

diajarkan pada jenjang sekolah menengah di kurikulum 2013. Konsep gejala

pemanasan global menuntut siswa dapat menganalisis gejala dan dampaknya bagi

kehidupan sehingga siswa dapat mengajukan ide atau gagasan sebagai solusi

masalah tersebut.21

Namun siswa masih sulit mencapai hal tersebut, sebab konsep

gejala pemanasan global bersifat abstrak.22

Penelitian menunjukkan hanya 5.1%

dari 1035 siswa yang diteliti dapat menjelaskan efek rumah kaca dengan lengkap

dan benar,23

hanya 6,89% siswa yang menyatakan bahwa pemanasan global ulah

manusia yang tidak bertanggung jawab.24

Pengetahuan siswa tentang gejala

pemanasan global masih minim.25

Permasalahan tersebut juga ditemukan di

SMAN 71 Jakarta. Hasil wawancara dengan guru fisika di SMAN 71 Jakarta

mengatakan bahwa siswa cenderung tidak dapat menjelaskan dan

menghubungkan konsep pemanasan global ke kehidupan sehari-hari26

. Hal ini

menunjukkan rendahnya pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konsep

pemanasan global dan mengakibatkan tujuan mempelajari gejala pemanasan

global di sekolah kurang maksimal.

20

Ida nur fatmawati dan Setiya Utari, “Penerapan Levels of Inquiry untuk Meningkatkan

Literasi Sains Peserta didik SMP pada Tema Limbah dan Upaya Penanggulangannya”,

EDUSAINS,Vol. 7, No. 2, 2015. h. 152 21

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah

Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA), (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), h.

21 22

Oktavia Trisna Setianita, Winny Liliawati, dan Muslim, “Identifikasi Miskonsepsi

Siswa SMA pada Materi Pemanasan Global Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test dengan

Analisis Confidence Discrimination Question (CDQ)”, Prosiding seminar Nasional Fisika 5.0,

2019 h. 186 23

Taraneh Yazdanparast, Sousan Salehpour, dan Mohammad Reza Masjedi, “Global

Warming: Knowladge and Views of Iranian Students”, Journal National Research Institute of

Tuberculosis and Lung Disease, Vol. 51, No. 3, 2013, h. 178 24

Wahid Andri Yanti, “Persepsi Siswa SMP Kelas 7 terhadap Konsep Pemanasan

Global”, Prosiding Seminar Nasional Fisika, Vol. IV, 2015, h. 3 25

Taraneh yazdanparast, sousan Salehpour, dan Mohammad Reza Masjedi , Op. Cit, h.

184 26

Hasil Wawancara Guru

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

5

Solusi yang dipandang mampu mengatasi permasalahan tersebut dan dapat

melatih kemampuan literasi sains adalah model problem based learning.27

Model

problem based learning merupakan pembelajaran yang menggunakan

permasalahan nyata, merangkum informasi, menilai logika dan validitasnya dalam

suatu konteks dan kemudian diterapkan untuk mengatasi permasalahan dan

menciptakan pemahaman yang lebih baik. Sejalan dengan penelitian Siti Juleha,

Ikmanda Nugraha, dan Selly Feranie model problem based learning memiliki

pengaruh besar dalam meningkatkan kemampuan literasi sains siswa di semua

domain.28

Hasil penelitian D. Ardianto juga mengatakan model problem based

learning dapat digunakan untuk meningkatkan aspek kompetensi literasi sains

siswa, dimana aktivitas-aktivitas pembelajaran dengan model problem based

learning memberi kontribusi positif terhadap kemampuan siswa dalam

mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan

bukti ilmiah karena pembelajaran menggunakan model problem based learning

dirancang dengan memprioritaskan pembelajaran mandiri.29

Model problem based

learning dapat melatih domain kemampuan literasi sains siswa melalui kegiatan

penyelidikan dan analisis,30

dan proses pembelajaran yang dikaitkan dengan

masalah sosial ilmiah (gejala pemanasan global) memiliki dampak positif pada

aspek kompetensi literasi sains siswa.31

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan, penggunaan model problem

based learning diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi sains pada

27

Wahidah Qomariyah, Mimien Henie Irawati Al Muhdhar, dan Endang Suarsini,

“Implementasi Modul Berbasis Problem Based Learning dengan Metode SQ3R Materi

Keanekaragaman Hayati untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains dan Sikap Peduli

Lingkungan”. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, Vol. 4, No. 3, 2019, h.

374 28

Siti Juleha, Ikmanda Nugraha, dan Selly Feranie, “The Effect of project in Problem-

Based Learning on Students Scientific and Information Literacy in Learning Human Excretory

System”, Journal of Science Learning, Vol. 2, No. 2, 2019, h. 41 29

D. Ardianto, “Comparison of students scientific literacy in integrated science learning

throught model of guided discovery and problem based learning”, Jurnal Pendidikan IPA, 2016, h.

36 30

Nurul Fauziah, Yayuk Andayani, dan Aliefman Hakim, “ Meningkatkan Literasi Sains

Peserta Didik Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Green Chemistry pada Materi

Laju Reaksi”, Jurnal J. Pijar MIPA, Vol. 14, No. 2, 2019, h. 33 31

Bibin Rubini, D. Ardianto, S. Setyaningsih, dan A. Sariningrum, “Using Socio-

Scientific Issues in Problem Based Learning to Enhance Science Literacy”, Journal of Physics,

Vol. 1233, No. 1, 2019, h. 3

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

6

konsep gejala pemanasan global. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based

Learning terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa pada Konsep

Pemanasan Global.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kemampuan literasi sains berdasarkan hasil PISA

2. Kurangnya pengalaman belajar siswa yang dikaitkan dengan fenomena

sehari-hari.

3. Kegiatan pembelajaran belum diintegrasikan dengan model pembelajaran

yang sesuai sehingga pengalaman belajar siswa dalam mengkonstruk

pengetahuan belum maksimal.

4. Kurangnya pengetahuan tentang gejala pemanasan global, sehingga tujuan

belajar gejala pemanasan global cenderung tidak tercapai.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sintaks model pembelajaran Problem Based Learning yang akan digunakan

menurut Richard I. Arends, edisi ke-9.

2. Literasi sains yang dimaksud merupakan literasi sains menurut PISA 2015.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan, maka rumusan umum pada penelitian ini yaitu, “Apakah model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap

kemampuan literasi sains siswa?”

Rumusan umum di atas secara operasional dijabarkan ke dalam beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan nilai kemampuan literasi sains siswa pada aspek

pengetahuan, setelah diberi perlakuan pembelajaran dengan model problem

based learning?

2. Bagaimana perbedaan nilai kemampuan literasi sains siswa pada aspek

konteks, setelah diberi perlakuan pembelajaran dengan model problem based

learning?

3. Bagaimana perbedaan nilai kemampuan literasi sains siswa pada aspek sikap,

setelah diberi perlakuan pembelajaran dengan model problem based

learning?

4. Bagaimana peningkatan kemampuan literasi sains siswa pada aspek

kompetensi, aspek pengetahuan, aspek konteks, dan aspek sikap setelah

diberi perlakuan pembelajaran dengan model problem based learning?

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

8

E. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan literasi sains siswa

pada konsep pemanasan global.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan nilai kemampuan literasi sains siswa pada aspek

pengetahuan, setelah diberi perlakuan pembelajaran dengan model problem

based learning.

2. Mengetahui perbedaan nilai kemampuan literasi sains siswa pada aspek

konteks, setelah diberi perlakuan pembelajaran dengan model problem based

learning.

3. Mengetahui perbedaan nilai kemampuan literasi sains siswa pada aspek

sikap, setelah diberi perlakuan pembelajaran dengan model problem based

learning.

4. Mengetahui peningkatan kemampuan literasi sains siswa pada aspek

kompetensi, aspek pengetahuan, aspek konteks, dan aspek sikap setelah

diberi perlakuan pembelajaran dengan model problem based learning.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini bisa memberikan manfaat kepada beberapa

pihak, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik, sebagai sarana eksplorasi kemampuan dalam memahami

fenomena kehidupan sehari-hari.

2. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif model pembelajaran di kelas pada saat

kegiatan belajar mengajar guna meningkatkan kemampuan literasi sains.

3. Bagi sekolah, model Problem Based Learning (PBL) dapat digunakan oleh

pihak sekolah sebagai model alternatif pengembangan kemampuan literasi

sains.

4. Bagi para peneliti, dapat dijadikan bekal pengetahuan tentang model

Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan kemampuan literasi

sains.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Konstruktivisme

Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran

kognitif yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi yang sulit. 1

Teori konstruktivisme memahami

bahwa belajar adalah proses pembentukan pengetahuan oleh si pelajar itu sendiri.2

Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mengubah sendiri informasi yang rumit menjadi lebih mudah sehingga

ia dapat memahaminya.3 Dengan demikian, pembelajaran konstruktivisme

merupakan pembelajaran yang menekankan pada pembangunan pengetahuan oleh

siswa.

Satu prinsip penting dalam psikologi pendidikan menurut teori

konstruktivisme adalah bahwa guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada

siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan yang dimilikinya.4

Sehingga pengetahuan baru yang didapatkan lebih bermakna.5 Sistem pendekatan

konstruktivisme dalam pengajaran lebih menekankan pengajaran top down

daripada bottom up berarti siswa memulai dengan masalah kompleks untuk

dipecahkan, kemudian menemukan keterampilan dasar yang diperlukan.6

Sedangkan prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut

Riyanto, antara lain: (a) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa, (b)

Stuktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan, (c)

1Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan

Implementasinya dalam Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2012), cet. 5, h. 28. 2 Margaret E. Greder, Teori dan Aplikasi Edisi Keenam, (Jakarta: Kencana, 2011), h.25

3Trianto, op.cit. h. 28

4 Jabir. H, Ratman, Laganing. N, “Penerapan Kontruktivisme untuk MeningkatkanHasil

Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN Keurea

Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali”, Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 3, No. 1, h.

177 5 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 119 6 Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2014), Cet.4, h.145

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

10

Mencari dan menilai pendapat siswa (d) Menyesuaikan kurikulum untuk

menanggapi anggapan siswa (e) Menilai belajar siswa dalam konteks

pembelajaran.7 Jadi, untuk menciptakan pembelajaran yang berlandaskan

konstruktivisme guru harus mampu membangun pengalaman siswa dalam

mengembangkan pengetahuannya.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning (PBL)

dikembangkan oleh Howard Barrows dalam pembelajaran di Southern Illnois

University School of Medicine.8 PBL awalnya didesain untuk mengkritisi sistem

pembelajaran tradisional dan metode pembelajaran yang gagal untuk

mempersiapkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa kedokteran.9

Menurut Kemendikbud, PBL merupakan sebuah model pembelajaran yang

dirancang agar siswa mendapat pengetahuan penting, yang membuat siswa mahir

dalam memecahkan masalah, dan cakap berpartisipasi dalam tim.10

Menurut

Savery pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik yang melibatkan penyelidikan, mengkaitkan teori dan praktek,

dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk mendapatkan solusi yang

tepat untuk mengatasi permasalahan yang telah didefinisikan.11

Model pembelajaran PBL memiliki karakteristik yang khusus yang

berbeda dari model pembelajaran lainnya. Menurut Tatar dan Munir karakteristik

dari model pembelajaran PBL yaitu (1) pembelajaran dimulai dengan pemberian

masalah yang mengambang yang berhubungan dengan kehidupan nyata, (2)

masalah yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran, (3) siswa

menyelesaiakan masalah dengan penyelidikan autentik, (4) secara bersama-sama

dalam kelompok kecil siswa mencari solusi untuk memecahkan maslaah yang

7 Ibid., h. 147-150

8 H.S Barrows, “A taxonomy of problem based learning method”, Medical Education,

Vol. 20 , 1986, h. 481 9 Ibid., h. 481

10 Moh. Syarif dan Eneng Susilawati, Modul Penembangan Berkelanjutan BIOLOGI

SMA, (Jakarta: Kemendikbud, ), h. 19 11

John R. Savery, “Overview of problem-based learning: definitions and distinctions”,

Interdisciplinary Journal of Problem based Learning, Vol. 1, No. 1, 2006, h. 12

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

11

diberkan, (5) mendefinisikan masalah pembelajaran, (6) menerapkan informasi

baru ke masalah dan menentukan solusi terbaik, (7) siswa mempresentasikan hasil

penyelesaian dalam produk tertentu, dan (8) penilaian12

Tatar dan Munir juga menjelaskan karakteristik masalah dalam PBL yaitu;

(1) masalah harus didasarkan pada pengetahuan saat ini, (2) masalah memiliki

lebih dari satu cara untuk memecahkanya, (3) masalah harus autentik dipilih dari

kehidupan nyata, (4) masalah harus datang dari pikiran siswa, (5) masalah harus

menarik perhatian siswa dalam memotivasi mereka untuk terus melakukan

penelitian, (6) masalah harus dapat dievaluasi berdasarkan informasi dan logika,

(7) masalah tidak rumit, namun memerlukan kerja sama dan diskusi semua

anggota kelompok, (8) masalah mencakup materi pembelajaran, (8) masalah

mencakup materi pelajaran, (9) masalah menghubungkan pengetahuan

sebelumnya dari siswa ke pengetahuan yang baru dan (10) masalah harus

mendukung penigkatan kemampuan berpikir siswa dan tingkat pengetahuan

pemahaman ke tingkat yang lebih tinggi seperti analisis, sistesis, dan evaluasi.13

Tahapan PBL yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahapan PBL

menurut Richard I. Arends telah memberikan sintaks pada model pembelajaran

Problem Based Learning pada Tabel 2.1:

12

Erdal Tatar dan Munir Oktay, “The effectivness of problem-based learning on teaching

the firs law of thermodynamics”. Research in Science & Technology Education, Vol. 29, No. 3,

2011, h. 316 13

Ibid., h. 316-317

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

12

Tabel 2. 1 Sintaks Model Pembelajaran PBL14

Tahapan PBL Kegiatan Guru

Tahap 1, Memberikan orientasi

tentang permasalahan kepada

peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan logistik

yang dibutuhkan, memotivasi peserta didik

terlibat pada aktivitas pemecahan

Tahap 2, Mengorganisasikan

peserta didik untuk belajar

Membantu peserta didik mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap 3, Membimbing

penyelidikan individual maupun

kelompok

Mendorong peserta didik untuk mencari

informasi yang sesuai, bernalar untuk

mendapatkan penjelasan sebelum nantinya

mengambil keputusan atau solusi dalam

melakukan pemecahan masalah.

Tahap 4, Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Membantu peserta didik merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,

video, ataupun model dan mempersiapkan

presentasi

Tahap 5

Menganalisa dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Membantu peserta didik untuk melakukan

refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan

mereka dan proses-proses yang dilalui.

3. Literasi Sains

a. Pengertian Literasi Sains

Banyak literatur yang memaparkan penjelasan tentang literasi saintifik.

Berikut beberapa defenisi literasi saintifik menurut beberapa literatur : Literasi

saintifik merupakan pengetahuan dasar mengenai sains yang harus diketahui dan

akan berdampak pada sikap yang diberikan terhadap hakikat, tujuan keterbatasan

sains, serta pemahaman mengenai pentingnya konsep sains.15

Literasi saintifik

sebagai pengembangan sebuah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan

dan keterampilan ilmiah yang tepat berdasarkan fakta secara kreatif, terutama

dengan relevansi untuk kehidupan sehari-hari dan karir, dalam menyelasaikan

tantangan pribadi ataupun masalah ilmiah yang bermakna dan juga dalam

membuat keputusan yang bertanggung jawab.16

Berdasarkan beberapa definisi

literasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa literasi sains merupakan

14

Richard I. Arends, Learning to Teach Ninth Edition, (New York: Mc Graw Hill, 2012),

h. 411 15

John Duran, “What is scientific literacy?”, Europian Review, Vol. 2, h. 84-87 16

Regina Soobard dan Miia Rannikmae, “Assessing student’s level of scientific literacy

using interdisciplinary Scenarios”, Science Education International, Vol. 22, No. 2, h. 134, 2011

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

13

kemampuan untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam menyelesaikan

berbagai permasalahan sehari-hari berdasarkan bukti dan fakta yang telah

diperoleh. Literasi sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah literasi sains

yang merujuk pada frame work PISA 2015 Dalam PISA 2015 istilah literasi

sains adalah kemampuan untuk terlibat isu-isu dan ide-ide yang terkait dengan

ilmu pengetahuan sebagai warga reflektif.17

Seseorang yang memiliki literasi

saintifik bersedia untuk terlibat dalam penalaran wacana tentang ilmu

pengetahuan dan teknologi, yang memerlukan kompetensi untuk (1) menjelaskan

fenomena ilmiah mengakui dan mengevaluasi penjelasan untuk berbagai

fenomena alam dan teknologi; (2) mengevaluasi dan mendesain penelitian

ilmiah menggambarkan dan menilai penyelidikan ilmiah, serta mengusulkan

cara-cara menangani pernyataan ilmiah; dan (3) menafsirkan data dan bukti

ilmiah menganalisis dan mengevaluasi data, klaim, dan argumen dalam

berbagai representasi dan menarik kesimpulan ilmiah yang sesuai.18

Sejalan

dengan definisi tersebut digunakan empat domain yaitu; 1) domain konteks

(contexts), 2) domain kompetensi (competencies), 3) domain pengetahuan

(knowledge), dan 4) domain sikap (attitudes). Berikut penjelasan dari masing-

masing domain, Seperti yang digambarkan dalam Gambar 2.119

17

OECD, “PISA 2015 Draft Science Framework”, (Paris: OECD Publishing, 2013), h. 7 18

Yunus Abidin, dkk. Pembelajaran Literasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h. 145 19

OECD, “PISA 2015 Draft Science Framework”, (Paris: OECD Publishing, 2013), h. 12

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

14

Gambar 2. 1 Kerangka Domain Literasi Sains PISA 201520

b. Domain Literasi Sains

Literasi sains menurut framework PISA 2015 terdiri dari empat domain

yaitu domain konteks (contexts), domain kompetensi (competencies), domain

pengetahuan (knowledge), dan domain sikap (attitudes).21

1) Domain Konteks (contexts)

Konteks menjadi bagian dari indikator literasi sains. Konteks atau contexts

menurut PISA adalah materi pengetahuan ilmiah yang mengangkat isu-isu pilihan

dalam ruang lingkup pribadi/personal, lokal/nasional dan global yang disesuaikan

20 Ibid,. h. 12

21

OECD, “PISA 2015 Assesment and Analytical Framework: Sciene, Reading,

Mathematic, and Financial Literacy, (Paris : OECD Publishing, 2016), h. 23

Konteks (Contexts)

Personal

Lokal/Nasional

Global

Kompetensi (Competencies)

Menjelaskan feomena ilmiah

Mengevaluasi dan merancang

penyelidikan ilmiah

Menginterpretasikan data dan

bukti ilmiah

Pengetahuan

(Knowledge)

Konten

Prosedural

epistemik

Sikap (Attitudes)

Minat dalam Sains

Menghargai pendekatan

ilmiah untuk

penyelidikan

Kesadaran lingkungan

Menuntut

individu

Dipengaruhi oleh

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

15

dengan kurikulum pendidikan. Konteks tersebut memperlihatkan keberhasilan

literasi sains. Berikut ini aspek konteks hubungan antara isu dan ruang lingkup isu

kontekstual dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2. 2 Hubungan isu dan ruang lingkup isu dalam aspek Context

menurut PISA22

Context Personal Lokal/Nasional Global

Kesehatan &

Penyakit

Pemeliharaan

kesehatan,

kecelakaan, nutrisi

Kontrol penyakit,

penularan sosial, pilihan

makanan, kesehatan

masyarakat

Wabah, penyebaran

penyakit menular

Sumber daya

alam

Konsumsi pribadi

bahan dan energi

Pemeliharaan populasi

manusia, kualitas hidup,

keamanan, produksi dan

distribusi makanan,

pasokan energi

Sistem alam yang

terbarukan dan tidak

terbarukan,

pertumbuhan

populasi,

penggunaan spesies

secara berkelanjutan

Kualitas

lingkungan

Tindakan ramah

lingkungan,

penggunaan dan

pembuangan bahan

dan perangkat

Distribusi populasi,

pembuangan limbah,

dampak lingkungan

Keanekaragaman

hayati, keberlanjutan

ekologis,

pengendalian polusi,

produksi, dan

hilangnya

tanah/biomasa

Bahaya Penilaian risiko

dari pilihan gaya

hidup

Perubahan cepat [misal,

Gempa bumi, cuaca

buruk], perubahan lambat

dan progresif [ Erosi

pantai, sedimentasi],

penilaian risiko

Perubahan iklim,

dampak komunikasi

modern

22

OECD, “PISA 2015 Draft Science Framework”, (Paris: OECD Publishing, 2013), h. 14

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

16

Perbatasan

Sains dan

Teknologi

Kesehatan &

Penyakit

Aspek ilmiah dari

hobi, teknologi

pribadi, musik dan

kegiatan olahraga

Material baru, perangkat,

dan proses , modifikasi

genetik, teknologi

kesehatan, transportasi

Kepunahan spesies,

eksplorasi ruang

angkasa, asal dan

struktur Alam

Semesta

2) Domain Kompetensi (competencies)

Aspek kompetensi menurut PISA 2015 terdiri atas tiga kompetensi yaitu

menjelaskan fenomena ilmiah, merancang dan mengevaluasi penelitian ilmiah,

serta menginterpretasikan data dan bukti ilmiah.23

Pada setiap kompetensi tersebut

terdapat beberapa indikator pada Tabel 2.3.

Tabel 2. 3 Kompetensi Literasi Sains Pisa 201524

Kompetensi Indikator

Menjelaskan

Fenomena

Ilmiah (K1)

Mengakui, mengajukan, dan mengevaluasi penjelasan dari

berbagai fenomena alam dan teknologi dengan menunjukkan

kemampuan:

1. Mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai;

2. Mengidentifikasi, menggunakan, dan menghasilkan model

yang jelas dan representasi;

3. Membuat dan membenarkan prediksi;

4. Mengajukan hipotesis yang jelas;

5. Menjelaskan penerapan dari pengetahuan ilmiah untuk

masyarakat.

Mengevaluasi

dan

Merancang

Penelitian

ilmiah (K2)

Menjelaskan dan menilai penelitian ilmiah, serta mengusulkan

cara-cara mengatasi permasalahan ilmiah dengan menunjukkan

kemampuan:

1. Mengidentifikasi pertanyaan ilmiah yang di eksplorasi dari

penelitian yang diberikan;

2. Membedakan pertanyaan yang memungkinkan untuk

diselidiki secara ilmiah;

3. Mengusulkan cara mengeksplorasi pertanyaan yang diberikan

secara ilmiah;

4. Mengevaluasi cara mengeksplorasi pertanyaan yang

diberikan secara ilmiah;

5. Menjelaskan dan mengevaluasi berbagai cara yang

digunakan oleh ilmuwan untuk memastikan keandalan data

dan objektivitas serta generalisasi penjelasan.

23

OECD 2016, op. cit. h 13 24

OECD, PISA 2015 Draft Science Frame Work, (Paris: OECD Publishing, 2015), h. 15-

16

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

17

Menginterpre

tasi data dan

bukti ilmiah

(K3)

Menganalisis dan mengevaluasi data ilmiah, mengklaim dan

memberikan argumen dalam berbagai representasi serta menarik

kesimpulan yang tepat dengan menunjukkan kemampuan:

1. Mengubah data dari suatu representasi ke representasi lain;

2. Menganalisis dan menafsirkan data serta menarik kesimpulan

yang tepat;

3. Mengidentifikasi asumsi, bukti dan penalaran dalam teks

ilmu terkait;

4. Membedakan antara argumen yang didasarkan pada bukti

ilmiah dan teori dan yang didasarkan pada pertimbangan lain;

5. Mengevaluasi argumen ilmiah dan bukti dari berbagai

sumber (misalnya koran, internet, jurnal).

3) Domain Pengetahuan (knowledge)

Dalam aspek pengetahuan menurut PISA 2015 terdapat tiga aspek utama

yaitu pengetahuan konten, pengetahuan prosedural dan pengetahuan epistemik.25

a) Pengetahuan Konten

Konten yang terdapat dalam penilaian literasi sains PISA 2015 adalah

konten yang terdapat di bidang fisika, kimia, biologi, dan ilmu bumi yang

memiliki relevansi dengan situasi kehidupan nyata, merupakan konsep ilmiah

yang penting, dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak umur 15 tahun.26

b) Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan prosedural menurut framework PISA 2015 merupakan

pengetahuan tentang langkah-langkah kegiatan ilmiah yang digunakan untuk

mendapatkan data yang valid dan reliabel. Pengetahuan tersebut diperlukan

untuk melakukan suatu penyelidikan ilmiah yang dapat menghasilkan suatu bukti

ilmiah. Bukti ilmiah tersebut dapat digunakan untuk mendukung suatu

pernyataan tertentu. Dari pengetahuan ini, diharapkan siswa akan tahu bahwa

terdapat perbedaan dari suatu hasil pengukuran dan dapat menjelaskan mengapa

hal itu terjadi.

Pengetahuan prosedural menurut PISA 2015, yaitu:

(1) Konsep mengenai variabel yang diukur: variabel bebas, terikat dan variabel

kontrol.

25

Ibid., h. 6 26

Ibid., h. 17

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

18

(2) Konsep pengukuran (secara kuantitatif), observasi (kualitatif), penggunaan

skala, dan pengelompokan variabel.

(3) Cara untuk menghitung dan mengurangi ketidakpastian nilai yang diukur;

seperti pengulangan pengukuran dan perata-rataan data.

(4) Mekanisme untuk memastikan replikabilitas (kedekatan antara nilai yang

diukur dengan nilai yang sebenarnya)

(5) Cara menampilkan dan mengabstrakkan data menggunakan tabel, grafik dan

diagram yang sesuai.

(6) Strategi mengontrol sebuah variabel dan peran variabel tersebut pada

rancangan penelitian atau menggunakan uji coba yang acak untuk

menghindari penemuan yang sudah ada.

(7) Penentuan rancangan penelitian yang sesuai dengan pertanyaan ilmiah yang

diberikan. Contoh: eksperimental atau hanya melihat pola.27

c) Pengetahuan Epistemik

Pengetahuan epsitemik merupakan pengetahuan untuk membentuk dan

mendefinisikan aspek penting dalam proses pembangunan pengetahuan ilmiah

serta proses dalam menjustifikasi pengetahuan ilmiah. Memahami sains sebagai

kegiatan berlatih juga membutuhkan “pengetahuan epistemik” yang mengacu

pada hakikat ilmu pengetahuan yang meliputi nilai-nilai dan keyakinan yang

melekat pada pengembangan sains.28

Pengetahuan epistemik menurut PISA

2015,29

yaitu:

(1) Membangun dan mendefinisikan aspek ilmiah;

(a) Sifat pengamatan ilmiah, fakta, hipotesis, model dan teori-teori.

(b) Maksud dan tujuan dari sains (untuk menghasilkan penjelasan tentang

alam) dan yang membedakannya dari teknologi (untuk menghasilkan

solusi optimal dari kebutuhan manusia, serta apa yang mendasari

27

Ibid., h. 19 28

Fardan Ahmad, Rahatu Sri, Yahmin, “Kajian Penamaan Pengetahuan Epistemik Secara

Eksplisit Reflektif Pada Pembelajaran Kimia Dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains”,

Pros. Semnas Pend, IPA Pasca Sarjana UM, Vol. 1, 2016, h. 530 29

OECD 2013, op. cit. h 20

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

19

pertanyaan ilmiah atau yang bersifat teknologi menggunakan data yang

sesuai.

(c) Nilai nilai ilmiah, seperti komitmen untuk mempublikasikan hasil

temuan, dan objektivitas serta menghilangkan praduga awal.

(d) Sifat-sifat mengajukan alasan ilmiah, seperti deduktif, induktif, abduktif

(menyimpulkan dari penjelasan yang telah ada), analogikal, dan

pemodelan.

(2) Peran pembangunan dan pendefinisian aspek ilmiah dalam menjustifikasi

pengetahuan yang dihasilkan secara ilmiah, yaitu:

(a) Bagaimana pengajuan (klaim) ilmiah didukung oleh data dan alasan yang

tepat.

(b) Fungsi dari bentuk penelitian ilmiah yang berbeda dalam menghasilkan

pengetahuan, tujuannya (untuk menguji penjelasan, hipotesis, atau

mengidentifikasi pola) dan rancangannya (observasi, eksperimen

terkontrol, kajian tentang hubungan)

(c) Bagaimana kesalahan pengukuran mempengaruhi tingkat kepercayaan di

pengetahuan ilmiah.

(d) Penggunaan dan peranan fisik, sistem dan model abstrak, serta

batasannya.

(e) Peranan kolaborasi, kritis, dan bagaimana peninjauan dapat menghasilkan

kepercayaan pada pengajuan (klaim) ilmiah.

(f) Peranan pengetahuan ilmiah bersama dengan bentuk pengetahuan lain,

dalam menangani isu-isu di masyarakat dan isu teknologi.

4) Domain Sikap (attitudes)

Dalam penilaian PISA 2015 aspek sikap merupakan salah satu bagian dari

membangun literasi. Sikap ilmiah yang terbentuk selama pembelajaran dapat

mendorong rasa ingin tahu siswa, tidak mudah menyerah, antusias dan aktif

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

20

dalam belajar.30

Aspek sikap juga mencerminkan bagaimana kepedulian siswa

terhadap proses pembelajaran dan sains sebagai ilmu yang berguna dalam

kehidupan sehari-hari.

Framework PISA 201531

menyatakan bahwa sikap siswa yang dievaluasi

terhadap ilmu pengetahuan terbagi dalam tiga bidang, yaitu minat terhadap sains

dan teknologi (S1), menilai pendekatan ilmiah untuk penyelidikan (S2), serta

persepsi dan kesadaran akan masalah lingkungan (S3). Lebih penting lagi,

indikator-indikator yang disematkan diperluas pengujiannya, karenanya untuk

kerangka 2015 aspek sikap hanya akan diukur melalui kuesioner siswa dan tidak

akan ada item sikap pada instrumen tes.32

Ketiga bidang sikap tersebut dipilih

karena dapat mengukur sikap positif siswa terhadap sains dan teknologi,

kepedulian terhadap lingkungan, dan sikap dalam menghargai pendekatan ilmiah

dalam suatu kegiatan penyelidikan. Dimana hal tersebut merupakan ciri dari

seseorang yang berliterasi dalam bidang sains.

(1) Minat terhadap sains dan teknologi33

(a) Minat belajar sains, mengukur seberapa besar minat siswa belajar tentang

fisika, biologi, geologi dan proses dan produk dari penelitian ilmiah

(b) Menyukai sains, mengukur seberapa banyak siswa suka belajar sains baik

dalam dan luar sekolah

(c) Aktivitas berorientasi sains di masa depan, mengukur minat siswa dalam

mengejar karier ilmiah atau studi sains setelah sekolah

(d) Motivasi untuk belajar, ukuran sejauh mana motivasi siswa untuk belajar

sains

(e) Menghargai sains, mengukur berapa banyak siswa memilih karir yang

berbeda termasuk yang ilmiah

(f) Kemampuan diri dalam sains, mengukur seberapa mampu siswa

merasakan keberadaan mereka di sains

30

Ulva Varicha, Ibrohim, Sutopo, “Mengembangkan Sikap Ilmiah Siswa SMP Melalui

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Ekosistem”, Jurnal Pendidikan, volume 2, no. 5,

2017, h. 624 31

OECD 2013, op. cit. h. 36 32

Ibid., h. 10 33

Ibid., h. 37-39

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

21

(g) Wibawa kerja dan karier tertentu, mengukur seberapa berharga siswa

melihat sains untuk dirinya sendiri

(h) Menggunakan teknologi, mengukur bagaimana siswa menggunakan

teknologi baru

(i) Pengalaman sains di luar sekolah, mengukur bagaimana aktivitas siswa

untuk belajar tentang sains di luar sekolah. Dapat pula berhubungan

dengan kegiatan ekstrakurikuler

(j) Cita-cita dalam karier, mengukur seberapa besar siswa memiliki kemauan

terhadap karier di bidang ilmiah

(k) Persiapan sekolah dalam karier sains, mengukur seberapa besar siswa

merasa bahwa pendidikan formal dan sekolah telah memberikan bekal

kepada mereka contohnya pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan

untuk karier ilmiah

(l) Informasi yang dimiliki siswa terkait karir dalam sains, mengukur

bagaimana siswa merasa bahwa mereka memungkinkan memiliki karier

(2) Menilai atau menghargai pendekatan ilmiah untuk penyelidikan

(a) Komitmen untuk membuktikan sebagai dasar keyakinan untuk penjelasan

(b) Komitmen menggunakan pendekatan ilmiah untuk penyelidikan jika

diperlukan

(c) Menghargai kritik sebagai sarana untuk membangun ide

(3) Persepsi dan kesadaran akan masalah lingkungan.

(a) Kesadaran akan masalah lingkungan, mengukur seberapa besar siswa

mengetahui informasi seputar masalah lingkungan saat ini

(b) Persepsi isu lingkungan, ukuran seberapa besar siswa peduli isu-isu

lingkungan sekitar

(c) Optimisme lingkungan, ukuran keyakinan siswa bahwa tindakan manusia

dapat berkontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

22

4. Pemanasan Global

a. Peta Konsep Pemanasan Global

Gambar 2. 2 Peta Konsep Pemanasan Global

b. Materi Pemanasan Global

1) Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah peristiwa alamiah yang kejadiannya mirip dengan

pantulan panas di dalam rumah kaca yang digunakan petani menanam sayuran

pada musim dingin di negara yang mengenal 4 musim. Sinar matahari masuk ke

dalam rumah kaca untuk membantu proses asimilasi. Sisa panas dari matahari

seharusnya dikeluarkan ke atmosfer. Akan tetapi, adanya bilik kaca dan atap kaca

memantulkan kembali panas tersebut sehingga suhu udara di dalam bilik kaca

(ruangan) tersebut naik dan menjadi hangat. Pantulan panas kembali ke ruangan,

yang menjadikan suhu dalam ruangan hangat, disebut efek rumah kaca.34

Berikut

Gambar 2.3 Simulasi Efek Rumah Kaca:

34

Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pemanasan Global, (Yogyakarta: Andi, 2010), h. 47-

48

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

23

Gambar 2. 3 Simulasi Efek Rumah Kaca

(Sumber: PDIN-BATAN)

Berkembangnya pengetahuan manusia mengakibatkan munculnya

berbagai teknologi baru dan tumbuhnya berbagai industri manufaktur.

Peningkatan konsentrasi efek rumah kaca di atmosfer diawali sejak revolusi

industri yang terjadi secara besar-besaran di Eropa sekitar tahun 1750.35

Apabila

level gas rumah kaca diukur sejak sebelum revolusi industri sampai masa kini

maka kenaikan karbondioksida mencapai 38,21%, metana naik 149,29%,

nitrooksida 16,30%, dan CFC naik drastis dari nol hingga 533 ppt.36

35

Kuncoro Sejati, Global Warming, Food, and Water Problems, Solutions, and Changes

of World Geopolitical Constellation, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011), h. 23 36

Ibid., h. 23

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

24

2) Emisi Karbon

Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas

karbon dioksida (CO2). di mana karbon ditransfer di alam antara sejumlah

reservoir karbon alami, proses ini dikenal sebagai siklus karbon. Manusia

berkontribusi pada siklus ini setiap kali manusia bernapas, karbon dari makanan

dibakar dan diubah menjadi karbon dioksida yang kemudian di buang, dengan

cara ini manusia diberi energi. Hewan terhubung dengan karbon dioksida

atmosfer dengan cara yang sama, demikian kayu yang membusuk dan penguraian

bahan organik di tanah dan di tempat lain.37

Emisi karbon adalah pelepasan gas-gas hasil pembakaran senyawa yang

mengandung karbon ke atmosfer. Sumber-sumber emisi karbon secara global

yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, pabrik, transportasi

menyumbang 77% karbondioksida di bumi.38

3) Dampak Pemanasan Global

a) Perubahan suhu udara akibat pemanasan global yang berdampak secara

langsung terhadap atmosfer adalah sebagai berikut:39

(1) Pergeseran musim. Adanya lubang ozon menyebabkan sinar ultraviolet

dapat menerobos sampai ke atmosfer bumi dan hal ini menyebabkan

kenaikan suhu udara. Kenaikan suhu udara akan berpengaruh pada

perubahan arah angin dan ini berarti terjadi perubahan musim.

(2) Banjir dan tanah longsor. Pada musim hujan angin banyak membawa uap

air dari lautan hindia yang akan dijatuhkan sebagai air di daratan

Indonesia. Perubahan musim pada saat ini dirasakan dengan adanya

musim hujan yang berkepanjangan, sehingga mengakibatkan banjir dan

tanah longsor di berbagai belahan bumi.

(3) Kekeringan dan bencana kelaparan. Musim hujan yang berkepanjangan

akan mengakibatkan musim kemarau yang berkepanjangan di belahan

37

John Houghton, Global Warming The Complete Briefing Fifth Edition, (United

Kingdom: Cambridfe Unicersity Press, 2015), h. 33 38

Kuncoro Sejati, loc. cit. h. 22 39

Wisnu Arya Wardhana, op.cit. h. 86-89

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

25

bumi lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan dan kekurangan air

yang berujung pada kegagalan panen.

b) Perubahan suhu udara akibat pemanasan global yang berdampak secara

langsung terhadap hidrosfer adalah sebagai berikut:40

(1) Luas daratan kutub. Wilayah kutub utara dan kutub selatan terutama terdiri

atas lapisan es yang semula air laut yang membeku dari laut arktik yang

menjadi daratan. Daratan di kutub, baik berupa pulau es maupun bukit es,

pada saat ini sudah banyak yang longsor dan mencair atau meleleh

menjadi air.

(2) Tinggi permukaan air laut, kadar garam, dan suhu air laut berubah.

Perubahan fisik air laut berupa tinggi permukaan air laut, kadar garam, dan

suhu air laut berubah karena pemanasan global. Perubahan tersebut terkait

dengan meleleh nya es di kutub utara dan kutub selatan sehingga

menambah volume air laut. Kadar garam air laut berubah menjadi lebih

rendah yang berpengaruh terhadap biota laut.

c) Perubahan suhu udara akibat pemanasan global yang berdampak secara

langsung terhadap geosfer, oleh karena atmosfer dan hidrosfer merupakan

bagian dari ekosistem bumi (geosfer) maka dampak pemanasan global juga

berlaku pada geosfer. Sebagai contoh kekeringan yang berkepanjangan akan

berdampak makin luasnya daerah tandus, kenaikan permukaan air laut juga

berdampak menggenangi daratan dan pada akhirnya akan menyebabkan

kerusakan41

4) Efisiensi Penggunaan Energi

Efisiensi energi adalah ukuran energi yang dihasilkan dibandingkan

dengan energi yang dikonsumsi.42

Banyak energi yang dikonsumsi terbuang sia-

sia. Pernyataan ini bukan peringatan sederhana untuk mematikan lampu dan

mengecilkan termostat tungku di musim dingin; ini adalah tantangan teknologi.

40

Ibid., h. 93-97 41

Ibid., h. 97 42

William P. Cunningham dan Mary Ann Cunningham, Enviromental Science A Global

Concern, (New York: MC Graw-Hill Education, 2010), h. 447

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

26

Cara manusia menggunakan energi sangat tidak efisien sehingga sebagian besar

energi potensial dalam bahan bakar hilang sebagai limbah panas dan menjadi

bentuk polusi lingkungan.43

Banyak teknik konservasi yang relatif sederhana dan

sangat hemat biaya. Pemakaian bola lampu LED misalnya, menghasilkan cahaya

empat kali lebih terang dari lampu pijar dengan watt yang sama, dan bertahan

hingga sepuluh kali lebih lama.44

5) Energi Alternatif

Energi alternatif yang dapat digunakan untuk mengganti energi yang

mengandalkan bahan bakar fosil, antaralain adalah energi air (hydro power

energy), energi pasang surut (tidal energy), energi gelombang laut (wave power

energy), energi panas laut (ocean thermal energy convertion), energi angin (wind

energy), energi panas bumi (geothermal energy), energi panas matahari (solar cell

energy), dan energi nuklir (nuclear energy).45

Beberapa pembangkit listrik seperti

pembangkit listrik tenaga uap, gas, dan air alat yang menggerakan generator

listrik adalah turbin. Turbin adalah sebuah mesin berputar yang yang mengambil

energi dari aliran fluida.46

6) Kesepakatan Dunia Internasional

Kekhawatiran manusia akan adanya kerusakan lingkungan hidup yang

mengurangi kualitas dan kenyamanan makin terasa pada pertengahan abad ke-20

yang lalu. Polusi, ekologi, efek rumah kaca, pemanasan global, kenaikan suhu

bumi, dan perubahan garis pantai, menambah kekhawatiran manusia.47

Hal

tersebut membuat manusia mengambil tindakan berupa kesepakatan-kesepakatan

internasional guna menyelesaikan dan menanggulangi permasalah tersebut.

Berikut beberapa kesepakatan dunia internasional mengenai pemanasan global:

43

Ibid., h. 446 44

Ibid., h. 446-447 45

Wisnu Arya Wardhana, op.cit, h. 122 46

Fathiah Alatas dan Ai Nurlela, Termodinamika 1, (Jakarta: UIN PRESS, 2015), h. 241 47

Wisnu Arya Wardhana, op.cit, h. 7

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

27

a) Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau "Panel

Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim" adalah suatu panel ilmiah yang

terdiri dari para ilmuwan dan ahli dari berbagai disiplin ilmu dari seluruh

dunia. IPCC didirikan pada tahun 1988 oleh dua organisasi PBB, World

Meteorological Organization (WMO) dan United Nations Environment

Programme (UNEP) untuk mengevaluasi risiko perubahan iklim akibat

aktivitas manusia, dengan meneliti semua aspek berdasarkan pada literatur

teknis/ilmiah yang telah dikaji dan dipublikasikan. Panel ini terbuka untuk

semua anggota WMO dan UNEP. Terdapat 6 skenario yang dibuat IPCC

untuk melakukan penanggulangan perubahan iklim yang tiap skenario

berisikan tentang skenario untuk populasi, pertumbuhan ekonomi, dan

persediaan energi.48

IPCC bersekretariatan di Jenewa Swiss dan bertemu

setiap satu tahun sekali dalam sidang pleno yang membahas tiga hal utama

yaitu:49

(1) Informasi ilmiah tentang perubahan iklim

(2) Dampak, adaptasi, dan kerentanan

(3) Mitigasi perubahan iklim.

b) Protokol Kyoto, Pertemuan negara-negara anggota PBB yang berlangsung di

Kyoto, Jepang pada Desember 1997 adalah kelanjutan dari program UNFCCC

yang telah dicanangkan 5 tahun yang lalu sejak protokol Rio De Jeneiro.

Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan internasional di bawah koordinasi

PBB yang membahas masalah “pemanasan global”.50

Protol Kyoto juga

menganjur tiga mekanisme kerja yang telah mendapatkan kesepakatan

bersama, yaitu:51

(1) Joint Implementation (JI), yaitu kerjasama antarnegara maju untuk

mengurangi emisi gas rumah kaca yang mereka hasilakan.

48

IPCC, IPCC Factsheet: What is the IPCC?, (Switzeland: IPCC Publishing, 2013), h. 1 49

Ibid., h. 2 50

Wisnu Arya Wardhana, op.cit, h. 11 51

Ibid., h. 12

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

28

(2) Clean Development Mechanism (CDM), yaitu mekanisme pembangunan

bersih berdasarkan win-win solution antara negara maju dan negara

berkembang.

(3) Emission Trading (ET), yaitu perdaganan emisi antara sesama negara

maju

c) APPCDC (Asia-Pacific Partnership on Clean Development and Climate)

Pembentukan APCCDC diumumkan pada bulan juli 2005, peluncuran resmi

di Sydney pada januari 2006. Kemitraan ini dibentuk oleh tujuh negara yaitu,

Australia, China, India, Jepang, Republik Korea, Amerika Serikat dan

Kanada. Tujuan APCCDC adalah mengatasi polusi udara, keamanan energi,

energi bersih, intensitas gas rumah kaca dengan cara memfasilitasi

pengembangan dan pemberantasan kemiskinan.52

52

Noriko Fujiwara, The Asia Pacific on Clean Development and Climate: What it is and

what it is not, (Switzeland: Centere for europian policy studies, 2007), h. 2

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

29

B. Penelitian Relevan

1. Jurnal Devia Ardiningtyas, Budi Jatmiko (2019) yang berjudul “Peningkatan

literasi sains siswa SMA melalui penerapan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dan model pembelajaran berdasarkan masalah”. Penelitian dengan

sampel 108 siswa SMA ini menggunakan desain control group pre-test and

post-test dengan hasil penelitian peningkatan literasi sains siswa sebesar 0,51

untuk model pembelajaran inkuiri terbimbing, dan 0,60 model pembelajaran

berdasarkan masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan

literasi sains siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model

pembelajaran berdasarkan masalah lebih tinggi dibanding kemampuan literasi

sains siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model inkuiri

terbimbing.53

2. Jurnal Juriah, Zulfiani (2019) yang berjudul “Penerapan Model problem based

learning berbantu Media Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta

Didik pada Konsep Perubahan Lingkungan dan Upaya Pelestarian”. Penelitian

dengan sampel 29 siswa SMA ini menggunakan desain the matching only

pretest-posttest control group dengan hasil penelitian menunjukkan

pencapaian hasil belajar pengetahuan pada siklus I rerata 85,31 dengan jumlah

yang mencapai Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) 93%, pada siklus II rerata

belajar 93.41 dengan KBM 100%. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa

penerapan model problem based learning berbantu media video dapat

meningkatkan hasil belajar pada konsep perubahan lingkungan.54

3. Nurul Fauziah, Yayuk Andayani, Aliefman Hakim (2019), yang berjudul

“Meningkatkan Literasi Sains Peserta Didik Melalui Pembelajaran Berbasis

Masalah Pada Materi Laju Reaksi”. Penelitian dengan sampel siswa SMA ini

merupakan penelitian pengembangan (R & D) dengan desain one group

pretest-posttest dengan hasil penelitian peningkatan 0,60 untuk menjelaskan

53

Devia Ardiningtyas dan Budi Jatmiko, “Peningkatan Literasi Sains Siswa SMA

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Model Pembelajaran Berdasarkan

Masalah”, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 08, No. 03, 2019, h. 846 54

Jurian dan Zulfani, “Penerapan Model Problem Based Learning Berbantu Media Video

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Konsep Perubahan Lingkungan dan Upaya

Pelestarian”, EDUSAINS, Vol. 11, No. 1, 2019, h. 1

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

30

fenomena ilmiah, 0,59 untuk merancang dan mengevaluasi penyelidikan

ilmiah, dan 0,38 menginteprestasi data dan bukti ilmiah. Peningkatan

keseluruhan kompetensi literasi sains yaitu 0,55 dengan kategori sedang.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pembelajaran berbasis

masalah berorientasi green chemistry dapat meningkatkan literasi sains

dengan kategori peningkatan sedang.55

4. Faa’izah Abiyyah Rihhadatul’aysi (2018), yang berjudul “Pengaruh Problem

Based Learning terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa Pada Materi

Elektrokimia”. Penelitian dengan sampel 50 siswa SMP ini menggunakan

desain non-equivalent pretest dan postest control group design dengan hasil

penelitian Hasil tes menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih

tinggi (80,1%) dibandingkan dengan kelas kontrol (68,2%), sehingga adanya

pengaruh model problem based learning terhadap peningkatan kemampuan

literasi sains siswa.56

5. Jurnal Sintia Elmanazifa, Syamsurizal (2018) yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Bermuatan Literasi Sains

terhadap Kompetensi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Lubuk Alung”.

Penelitian dengan sampel 66 siswa SMA ini menggunakan desain randomized

control-group posttest only dengan hasil nilai rata-rata kemampuan literasi

sains pada kelas eksperimen 80,00. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol

71,27. sehingga dapat disimpulkan bahwa model problem based learning.57

6. Jurnal Ardianto, Rubini (2016) yang berjudul “Comparison of Students’

Scientific Literacy in Integrated Science Learning Through Model of Guided

Discovery and Problem Based Learning”. Penelitian dengan sampel 70 siswa

SMA ini menggunakan desain non randomaized static group pretest-posttest

55

Nurul Fauziah, Yayuk Andayani, dan Aliefman Hakim, “Meningkatkan Literasi Sains

Peserta Didik Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Laju Reaksi”, Jurnal Pijar

MIPA, Vol. 14, No. 2, h. 31 56

Faa’izah Abiyyah Rihhadatul’aysi, Pengaruh Problem Based Learning terhadap

Kemampuan Literasi Sains Siswa Pada Materi Elektrokimia, Skripsi pada Program Studi

Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2018, h. 62 57

Sintia Elmanazifa dan Syamsurizal, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) Bermuatan Literasi Sains Terhadap Kompetensi Belajar Peserta Didik Kelas XI

SMAN 1 Lubuk Alung”, Bioeducation Journal, Vol. 3, No. 1, 2018, h. 51

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

31

dengan hasil penelitian peningkatan literasi sains siswa sebesar 0,37 pada

kategori sedang untuk model guided discovery, sedangkan peningkatan literasi

sains siswa sebesar 0.41 pada kategori sedang untuk model problem based

learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains siswa

yang mendapatkan pembelajaran dengan problem based learning lebih tinggi

dibanding kemampuan literasi sains siswa yang mendapatkan pembelajaran

dengan model guided discovery.58

7. Risa Hartati (2016), yang berjudul “Peningkatan Aspek Sikap Literasi Sains

Siswa SMP Melalui Penerapan Model Problem Based Learning pada

Pembelajaran IPA Terpadu”. Penelitian dengan sampel 50 siswa SMP ini

menggunakan desain non-equivalent pretest dan postest control group design

dengan dengan hasil penelitian peningkatan literasi sains siswa sebesar 0,44

pada kategori sedang, sehingga model problem based learning memberi

kontribusi yang baik terhadap peningkatan aspek sikap literasi sains siswa.59

8. Jurnal Nurhayati, Lia Angraeni, dan Wahyudi, yang berjudul “Pengaruh

Model Problem Based Learning Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi”. Penelitian dengan sampel 34 orang

mahasiswa ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain two

way ANOVA. Peneliti menemukan adanya pengaruh model problem based

learning terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi dan terdapat pengaruh

kemampuan berpikir kritis serta adanya interaksi antara penerapan model

problem based learning dengan kemampuan berpikir kritis terhadap

kemampuan berpikir tingkat tinggi.60

58

D. Ardianto, dan B. Rubini, “Comparison of Students’ Scientific Literacy in Integrated

Science Learning Through Model of Guided Discovery and Problem Based Learning”, Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 5, No. 1, 2016, h. 31 59

Risa Hartati, “Peningkatan Aspek Sikap Literasi Sains Siswa SMP Melalui Penerapan

Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran IPA Terpadu”, EDUSAINS, Vol. 8, No. 1,

2016, h. 90 60

Nurhayati, Lia Angraeni, dan Wahyudi, “Pengaruh Model Problem Based Learning

Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi”, EDUSAINS, Vol.

11, No. 1, 2019, h. 12

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

32

C. Kerangka Berpikir

Revolusi industri dimulai pada abad ke-18 dengan dibuatnya pabrik-

pabrik, pembangkit listrik, kendaraan, transportasi, dan pertanian. Abad ke-20

negara-negara industri bermunculan baik di Eropa, Amerika, bahkan di Asia. Hal

tersebut memiliki dampak positif dan negatif untuk kehidupan manusia dan dunia.

Pembangunan industri menyebabkan permasalahan pada kehidupan manusia dan

lingkungan seperti pemanasan global.

Pemanasan global merupakan tanggung jawab masyarakat dan dalam

mengatasinya dibutuhkan kerja sama semua warga negara. Sehingga warga negara

perlu memiliki kompetensi tertentu untuk menanggulangi pemanasan global maka

perlu pembaharuan yang disebut literasi sains dalam pendidikan.

Literasi sains menurut kerangka PISA 2015 merupakan kemampuan untuk

terlibat dengan isu-isu yang berkaitan dengan sains, dan dengan ide-ide sains

sebagai warga negara yang reflektif. Salah satu konteks yang diuji pada PISA

yang berkaitan dengan pemanasan global adalah kualitas lingkungan.

Konsep pemanasan global diajarkan di jenjang sekolah menengah pada

kurikulum 2013, dengan tujuan siswa dapat memberikan ide atau solusi dari

gejala dan dampak pemanasan global. namun tujuan tersebut cenderung belum

tercapai. Hal ini disebabkan pengetahuan siswa tentang gejala pemanasan global

masih minim, hal ini dibuktikan dengan hanya 5.1% siswa yang mampu

menjelaskan efek rumah kaca dengan benar. sehingga kemampuan literasi sains

siswa pada konsep pemanasan global cenderung rendah dan tujuan pembelajaran

cenderung tidak tercapai. Pendekatan konstruktif dapat membimbing siswa untuk

menemukan sendiri fakta dan konsep sehingga berdampak pada kemampuan

literasi sains siswa.

Salah satu model pembelajaran yang berbasis konstruktif ialah problem

based learning. Model ini terdiri dari 5 tahap yaitu orientasi masalah,

mengorganisasi, mengumpulkan informasi dan melakukan penyelidikan,

menampilkan hasil karya, dan mengevaluasi. Tahapan-tahapan tersebut

memfasilitasi siswa dalam melatih empat aspek kemampuan literasi sains; aspek

kompetensi, aspek pengetahuan, aspek konteks, dan aspek sikap.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

33

Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka berpikir dapat disederhanakan

dalam bentuk bagaan pada Gambar 2.1 berikut.

Gambar 2. 4 Kerangka Berpikir Penelitian

Revolusi Industri Abad ke-18

Kemampuan Literasi Sains

Kenyataannya proses pembelajaran belum memfasilitasi siswa

untuk melatih kemampuan literasi sains

Rendahnya kemampuan literasi sains siswa pada konsep pemanasan global

Kegiatan pembelajaran yang belum

diintegrasikan ke dalam model

pembelajaran yang sesuai

Kurangnya mengaitkan konsep

dengan permasalahan di kehidupan

sehari-hari

Perlu model pembelajaran yang berbasis kontekstual sehingga siswa dapat

melatih dan mengembangkan kemampuan literasi sains siswa

Model problem based learning mengembangkan kemampuan literasi sains siswa

dengan menemukan masalah kontekstual yang berkaitan dengan pemanasan

global, mengumpulkan informasi dan melalukan penyelidikan, menganalis dan

mengevaluasi untuk menemukan solusi dari permasalahan gejala dan dampak

Pemanasan Global

Meningkatnya kemampuan literasi sains siswa

Dampak Positif Dampak Negatif

Gejala Pemanasan Global Dampak Pemanasan Global

Fakta Fakta

Solusi

Fakta

Dampak

Solusi

Perlakuan

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

34

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan,

maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu: “Model problem based

learning berpengaruh terhadap kemampuan literasi sains siswa pada konsep

pemanasan global”

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMAN 71 Jakarta yang berlokasi

di Jalan SMAN 71 No.10A, RW.16, Duren Sawit, Jakarta Timur, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2019/2020.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakaan dalam penelitian ini yaitu metode

quasi experiment atau eksperimen semu. Metode ini mempunyai kelompok

kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-

variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1

Desain penelitian yang digunakan digunakan yaitu nonequivalent control

group design, desain ini terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara random.

Selanjutnya, kelompok eksperimen dan kontrol diberi pretest dan posttest. Desain

penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.2

Tabel 3. 1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen

Kontrol

Keterangan:

= pretest (tes awal) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

= posttest (tes akhir) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

= perlakuan model problem based learning

= perlakuan pembelajaran konvensional dengan pendekatan sainstifik

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 77 2 Ibid., h. 79

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

36

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, tahap

pelaksanaan, dan tahap akhir. Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

berikut.

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian

1. Tahap Awal

Tahap awal merupakan tahap persiapan. Tahap awal dimulai dari studi

pendahuluan berupa observasi siswa dan wawancara guru; merumuskan masalah;

menyusun instrumen tes; instrumen nontes; dan RPP; menyelesaikan perizinan

melakukan penelitian di sekolah; melakukan pengujian kelayakan instrumen oleh

Tahap

Awal

1. Studi pendahuluan (Observasi dan wawancara

guru)

2. Merumuskan masalah

3. Merumuskan instrumen tes, instrumen non tes, dan

RPP

4. Menyelesaikan perizinan uji kelayakan instrumen

dan penelitian

5. Uji kelayakan instrumen

6. Menganalisis data hasil uji kelayakan instrumen

Tahap

Pelaksanaan

1. Pretest kemampuan literasi sains

2. Pembelajaran dengan model problem based

learning

3. Posttest kemampuan literasi sains

4. Observasi aktivitas siswa

Tahap Akhir

1. Menganalisis data hasil penelitian

2. Menguji hipotesis

3. Penarikan kesimpulan

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

37

para ahli; dan menganalisis hasil uji kelayakan instrumen untuk digunakan pada

saat pretest dan posttest sebagai tes pengukuran variabel penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap pengambilan data. Tahap

pelaksanaan ini dimulai dari memberikan pretest kemampuan literasi sains dan

lembar angket non-tes aspek sikap literasi sains siswa pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan awal literasi sains siswa;

memberikan pembelajaran dengan menggunakan problem based learning (PBL)

pada kelas eksperimen, dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol;

memberikan posttest untuk mengetahui adanya pengaruh terhadap kemampuan

literasi sains siswa pada konsep pemanasan global.

3. Tahap Akhir

Tahap akhir merupakan tahap pengambilan kesimpulan, peneliti

menganalisis data hasil penelitian selama tahap pelaksanaan; kemudian data diuji

hipotesis kemudian peneliti menarik kesimpulan dari data yang telah dianalisis.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Variabel bebas

(independen), yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen) sedangkan variabel

terikat (dependen), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas.4 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

penelitian yaitu:

Variabel bebas (independen) : Model Pembejaran problem based learning

Variabel terikat (dependen) : Kemampuan Literasi Sains

3 Ibid., h. 38.

4 Ibid., h. 39.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

38

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Populasi pada penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMAN 71 Jakarta yang berjumlah 144

siswa.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti6 atau bagian dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan harus betul-betul representatif

(mewakili) populasi.7 Sampel ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel ditentukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling, yaitu metode penetapan responden untuk dijadikan

sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.8 Kriteria yang digunakan dalam

pemilihan sampel yaitu kelompok yang memiliki tingkat kemampuan yang relatif

sama diantara dua kelompok tersebut. Hasil pemilihan sampel, kelas XI IPA 1

sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah

siswa sama yaitu 34 siswa

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dibagi menjadi tiga tahap

yaitu, teknik pengumpulan data sebelum pelajaran, ketika pembelajaran, dan

setelah pembelajaran berlangsung. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut

5 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.118.

6 Ibid., h. 121

7 Sugiyono, op. cit., h.81.

8 Margono, op.cit., h. 128

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

39

Tabel 3. 2 Teknik pengumpulan data

Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan Data Instrumen

Pihak

sekolah

Hasil wawancara dengan

guru mata pelajaran

fisika

Melakukan

wawancara Pedoman

wawancara

Kelas

eksperimen

dan kelas

kontrol

Kemampuan literasi

sains siswa sebelum

diberikan perlakukan

Aspek sikap literasi sains

siswa diberikan saat

pretest

Tes awal (pretest)

Angket

Butir soal

literasi sains

esai

Lembar

angket

Kelas

eksperimen

dan kelas

kontrol

Kemampuan literasi sains

siswa setelah diberikan

perlakukan. Kelas

eksperimen

menggunakan Model

Problem based learning.

Kelas kontrol

menggunakan

pembelajaran

konvensional

Aspek sikap literasi sains

siswa diberikan saat

posttest

Tes Akhir (Posttest)

Angket

Butir soal

literasi sains

esai

Lembar

angket

Lampiran B.4, B.5, B.6, B.11, dan B.12

G. Instrumen Penelitian

1. Tes kemampuan literasi sains

Instrumen kemampuan literasi sains ini diberikan kepada siswa kelas XI

SMAN 71 Jakarta yang dijadikan sampel baik kelas kontrol maupun kelas

eksperimen. Tes yang digunakan telah memenuhi prasyarat instrumen yang baik

yaitu uji: validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Kisi-kisi

instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

40

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Literasi Sains

Indikator

Pembelajaran

Indikator

Soal

Indikator Kemampuan Literasi Sains

No.

Soal

Soal

Aspek

Kompetensi

Aspek

Pengetahu

an

Aspek

Konteks

K

1

K

2

K

3

P

1

P

2

P

3 P L G

Menjelaskan

proses

terjadinya efek

rumah kaca

Disajikan

gambar

planet-

planet

yang ada

di tata

surya dan

suhu

yang

dimiliki

masing

planet-

planet.

Siswa

mampu

menganal

isis

hubungan

karbondi

oksida

dengan

suhu

planet

1* 1

Menganalisis

data ilmiah

terkait

hubungan

emisi karbon

terhadap

pemanasan

global

Disajikan

dua

gambar

grafik

peningka

tan gas –

gas

rumah

kaca dan

kontribus

i

2* 1

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

41

terhadap

peningka

tan suhu

bumi.

Siswa

mampu

mengeval

uasi

masing-

masing

grafik

dan

hubunga

n antar

kedua

grafik

Menganalis

is dampak

pemanasan

global

terhadap

lingkungan

dan

kehidupan

manusia

Disajikan

wacana

Hutan

Boreal

Kanada

yang

menghasi

lkan pasir

tar. Siswa

mampu

menjelas

kan

dampak

penggalia

n pasir tar

di Hutan

Boreal

terhadap

lingkunga

n

3* 1

Disajikan

gambar

grafik

perubaha

n jarak

pandang

empat

provinsi

4* 1

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

42

di

Indonesia

. Siswa

mampu

menganal

isis

penyebab

berkuran

gnya

jarak

pandang

yang

disebabka

n oleh

polutan

udara

karena

kebakara

n hutan.

Menganalisis

hubungan

efisiensi

penggunaan

energi dan

energi

alternatif,

sebagai solusi

terhadap

pemanasan

global

Disajikan

sebuah

tabel dua

jenis

lampu

dan daya

yang

dilepaska

n dalam

satu

tahun.

Siswa

mampu

menganal

isis

hubungan

efisiensi

pengguna

an energi

sebagai

solusi

pemanasa

n global

5* 1

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

43

Disajikan

grafik

kecepatan

angin

rata-rata

sepanjang

tahun di

empat

tempat

yang

berbeda.

Siswa

mampu

menentuk

an tempat

yang

paling

sesuai

untuk

membang

un PLTB

7* 1

Mengajukan

ide mengenai

solusi

pemanasan

global

Disajikan

grafik gas

rumah

kaca dari

konsumsi

makanan,

siswa

mampu

mengajuk

an ide

sebagai

upaya

menguran

gi

pemanasa

n global

6* 1

Menjelaska

n isi

kesepakata

n

internasion

al (Protokol

kyoto,

Disajikan

laporan

IPCC.

Siswa

mampu

Menjelas

kan isi

8* 1

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

44

IPCC, dan

APPCDC)

sebagai

solusi

pemanasan

global

kesepaka

tan

internasi

onal

IPCC

sebagai

solusi

pemanas

an global

Jumlah Soal 3 2 3 3 2 3 2 1 5 8 8

Persentase Soal 38

%

25

%

38

%

38

%

25

%

38

%

25

%

13

%

63

%

100

%

100

%

*Instrumen yang valid dan dipakai (8 soal)

Instrumen yang baik yaitu instrumen yang sudah diuji kelayakannya.

Peneliti melakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji taraf

kesukaran untuk mengetahui kelayakan instrumen dengan bantuan software

AnatesV4. Dalam penelitian ini, seluruh butir soal digunakan sebagai instrumen

kemampuan literasi sains berdasarkan hasil uji validitas isi.

a. Uji Validitas Instrumen

Instrumen dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur.9 Dalam penelitian ini, validitas instrumen dilakukan

melalui dua tahap, yaitu validitas konstruk dan validitas isi.

1) Validitas Konstruk

Validitas konstruk merupakan uji kelayakan instrumen berdasarkan cocok

tidaknya dengan konstruksi teoritik. Instrumen dicobakan pada tempat di mana

populasi diambil.10

Hasil uji validitas dihitung menggunakan rumus product

moment sebagai berikut11

.

9 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: PT Bumi Aksara, 2017),

h.121. 10

Siregar, syofian, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan

perhitungan manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2017), h.47 11

Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 87

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

45

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ (3.1)

Keterangan :

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

banyaknya siswa

= Nilai butir soal

= Nilai total

Uji validitas konstruk perlu dilakukan untuk membandingkan hasil output

dengan pada taraf signifikansi dengan menetapkan derajat

kebebasan terlebih dahulu, yaitu Tabel kategori validitas lapangan

berdasarkan perbandingan output dengan dapat dilihat pada Tabel 3.4

berikut.

Tabel 3. 4 Kategori Validitas12

Ketentuan Nilai Kategori

Valid

Tidak Valid

Kriteria koefisen korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah

ini:

Tabel 3. 5 Kriteria Koefisien Korelasi13

Koefisien Korelasi Kriteria

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

12

Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 89 13

Ibid., h. 89

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

46

Pada penelitian ini uji validitas konstruk menggunakan bantuan software

anatesV4. Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini:

Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Konstruk Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 8

Jumlah Siswa 61

Nomor Soal yang Valid 1,2,3,4,5,6,7,8

Jumlah Soal yang Valid 8

Presentase Soal yang Valid 100%

Lampiran B.3b

Berdasarkan Tabel 3.6 terlihat bahwa dari 8 soal yang diujicobakan kepada

61 siswa semua soal dinyatakan valid, sehingga presentase soal valid sebesar

100%.

2) Validitas Isi

Validitas isi (content validity) dalam penelitian ini ditentukan oleh

penilaian judgement expert (pendapat dari ahli) dalam menilai kesuaian antara

instrumen dengan beberapa aspek yang diukur.14

Dalam penelitian ini, validitas isi

dilihat dari aspek konten mengukur kesesuaian isi materi fisika dalam soal dengan

konten fisika yang digunakan yaitu Pemanasan Global serta indikator kemampuan

literasi sains dan indikator pembelajaran yang telah diterapkan di RPP.

Hasil judgement ahli diolah dengan menggunakan content validity index

(CVI). Sebelum menghitung nilai CVI terlebih dahulu menghitung content

validity ratio (CVR) untuk merekap data Nilai yang diberikan oleh masing-masing

ahli atau judgement pada tiap nomor soal

14

Sugiyono, op. cit., h.177.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

47

Rumus untuk menentukan CVR adalah sebagai berikut15

(3.2)

Keterangan:

CVR = rasio validitas konstruk

= jumlah ahli atau judgment pemberi nilai )

penting/relevan/esensial)

= jumlah ahli atau judgment

Nilai CVR akan berkisar antara sampai . Nilai positif (+)

menunjukkan bahwa setidaknya setengah judgement menilai sebagai

penting/esensial. Semakin besar nilai CVR dari 0, maka semakin penting dan

semakin tinggi validitasnya. Setelah ditentukan CVR tiap nomor soal, kemudian

mencari nilai CVI. Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR.16

(3.3)

Kategori hasil perhitungan CVI dapat dilihat pada Tabek 3.7 Berikut:

Tabel 3. 7 Kategori Nilai Conten Validity Index (CVI)17

Rentang Nilai Kategori

0,00 – 0,33 Tidak Sesuai

0,34 – 0,67 Sesuai

0,68 – 1,00 Sangat Sesuai

15

Lawshe, C.H., “A quantitative approach to content validity”, Personnel psychology

vol. 28, no. 4, 1975, h. 567. 16

Ibid., h.568 17

Iwan Permana Suwarna, Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa

Melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan Fisika, (Jakarta: Pusat Penelitian

dan Penerbitan LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h.51.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

48

Hasil uji validitas isi dapat dilihat pada Tabel 3.8 Dibawah ini

Tabel 3. 8 Hasil Uji Validitas Isi

Aspek yang Dinilai Nilai CVI Kategori

Konten 0,98 Sangat Sesuai

Lampiran B.3a

Berdasarkan Tabel 3.8 terlihat bahwa soal yang dinilai oleh beberapa ahli

materi mendapatkan nilai sebesar 0,98 dengan kategori sangar sesuai.

b. Realibilitas

Uji reliabilitas merupakan uji yang digunakan untuk megetahui taraf

kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi

jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.18

Dalam penelitian ini

pengetesan hanya menggunakan sebuah tes dan dicoba satu kali. Untuk

mengetahui reliabilitas seluruh tes harus digunakan rumus Spearman-Brown

sebagai berikut19

.

(3.4)

Keterangan:

= koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

= korelasi antara Nilai-Nilai setiap belahan tes

Penentuan klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.9

Berikut:

18

Suharsimi Arikunto, Op. cit., h.100 19

Ibid, h. 107

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

49

Tabel 3. 9 Koefisien Korelasi20

Koefisien Korelasi Kriteria

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan bantuan software AnatesV4

kemudian output nilai koefisien reliabilitas diinterprestasikan dalam sebuah

kriteria reliabilitas. Hasil uji realibilitas dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bawah ini

Tabel 3. 10 Hasil Uji Realibilitas

Statistik Realibilitas Soal

0,85

Kesimpulan Sangat Tinggi

Lampiran B. 3c

Berdasarkan Tabel 3.10 menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas

sebesar 0,85 dengan kriteria sangat tinggi sesuai dengan Tabel 3.9.

c. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar.21

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut

indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai

dengan 1,00. Dalam penelitian ini, uji taraf kesukaran menggunakan bantuan

software AnatesV4 kemudian output indeks kesukaran diintepretasikan dalam

sebuah kategori. Kategori indeks kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut.

20

Ibid., h. 89 21

Ibid. h. 222

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

50

Tabel 3. 11 Kategori Indeks Kesukaran22

Interval P Kategori

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Hasil uji taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.12 di bawah ini.

Tabel 3. 12 Hasil Uji Taraf Kesukaran

Kriteria Soal

Butir Soal

Jumlah Soal Presentase

Mudah 0 0%

Sedang 7 88%

Sukar 1 12%

Sangat Sukar 0 0%

Jumlah 8 100%

Lampiran B. 3e

Berdasarkan Tabel 3.12 menunjukkan bahwa dari 8 soal terdapat 7 soal

dengan taraf kesukaran sedang dan 1 soal dengan taraf kesukaran sukar. Dengan

demikian persentase soal dengan kategori sedang yaitu sebesar 88% dan kategori

sukar sebesar 12%.

d. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai

(berkemampuan rendah).23

Dalam penelitian ini, uji daya pembeda menggunakan

bantuan software AnatesV4 kemudian output daya pembeda diintepretasikan

22

Rostina Sundayana, Statistik Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.77 23

Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 226.

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

51

dalam sebuah klasifikasi tertentu. Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada

Tabel 3.13 berikut.

Tabel 3. 13 Klasifikasi Daya Pembeda24

Daya Pembeda Kategori

Negatif Drop

0,00 – 0,20 Buruk

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Sangat Baik

Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.14 di bawah ini.

Tabel 3. 14 Hasil Uji Daya Pembeda

Kriteria Soal

Butir Soal

Jumlah Soal Presentase

Buruk 0 0%

Cukup 6 75%

Baik 2 25%

Sangat Baik 0 0%

Jumlah 8 100%

Lampiran B. 3d

Berdasarkan Tabel 3.14 terlihat bahwa dari 8 soal terdapat 6 soal memiliki

daya pembeda dalam kategori cukup dan 2 soal memiliki kategori baik. Dengan

demikian persentase soal daya pembeda kategori cukup sebbesar 75% dan daya

pembeda kategori baik 25%.

24

Ibid., h. 232

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

52

H. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Tes

Setelah data terkumpul melalui instrumen penelitian yang diujikan, data

diolah dan dianalisis agar hasil dari data tersebut dapat menajwab pertanyaan

penelitian dan menguji hipotesis. Analisis data pada penelitian ini menggunakan

bantuan software SPSS 23 dalam menguji normalitas, homogenitas, dan hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji asumsi yang bertujuan untuk mempelajari

apakah distribusi sampel yang terpilih berasal dari sebuah distribusi populasi

normal atau tidak normal.25

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dan Sapiro-Wilk pada software SPSS dengan langkah-

langkah sebagai berikut:26

(3.5)

Keterangan :

a : Konstan yang di hasilkan dari rata-rata

: Nilai data sampel

: Nilai rata-rata data sampel

Langkah-langkah uji normalitas Shapiro-Wilk pada software SPSS statistics

adalah sebagai berikut:27

1) Tetapkan hipotesis stastistik

= sampel berasal dari populasi terdistribusi normal sampel = berasal dari

populasi terdistribusi tidak normal

2) Gunakan tingkat signifikan

3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:

25

Kadir, Statistik Terapan Edisi Kedua, (Jakarta: Rajawali, 2015) h.143. 26

Mohd, Normadiah dan Bee, Yap., “Power Comparasions of Saphiro-Wilk, Kolmogrof-

Smirnov, Lilliefors and Anderson-Darling Test”, Journal of Statitical Modeling and Analytics,

2011, h.25. 27

Kadir, op. cit., h. 157

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

53

Jika maka diterima, ditolak, dengan

kesimpulan sampel berasal dari populasi terdistribusi normal.

Jika maka ditolak, diterima, dengan

kesimpulan sampel berasal dari populasi terdistribusi tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan uji asumsi yang bertujuan untuk mengetahui

apakah objek (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) yang diteliti

mempunyai varian yang sama. 28

Uji homogenitas pada penelitian ini menggunak

an uji Levene dengan persamaan sebagai berikut: 29

(3.6)

software SPSS dengan langkah sebagai berikut:

1) Tetapkan hipotesis statistik

Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok

(homogen)

Ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak

homogen)

2) Gunakan taraf signifikansi

3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

a) Jika maka diterima dan ditolak, dengan

kesimpulan tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok

(homogen)

28

Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Andira,

1998), h.294. 29

Gastwirth, Joseph L dkk., 2009, “The Impact of Levene’s Test of Equality Variences on

Statistical Theory and Practice”, Statistical Science, vol. 24, no. 30, h.4.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

54

b) Jika maka ditolak dan diterima, dengan

kesimpulan ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (tidak

homogen)

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis yang

sudah dibuat oleh peneliti. 30

Uji hipotesis yang akan digunakan dalam tahap ini

harus sesuai dengan hasil uji asumsi di atas (uji normalitas dan uji homogenitas).

Berikut adalah langkah-langkah uji hipotesis menggunakan software SPSS 23:

1) Tetapkan hipotesis statistiknya

= tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan literasi sains

siswa pada kelompok eksperimen dan siswa pada kelompok

kontrol

= terdapat perbedaan rata-rata kemampuan literasi sains siswa

pada kelompok eksperimen dan siswa pada kelompok

kontrol

2) Gunakan taraf signifikansi α = 5%

3) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data

4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:

a) Jika sig. (2-tailed) maka ditolak dan diterima,

dengan kesimpulan terdapat perbedaan rata-rata kemampuan literasi

siswa pada kelompok eksperimen dan siswa pada kelompok kontrol

b) Jika sig. (2-tailed) maka diterima dan

ditolak, dengan kesimpulan tidak terdapat perbedaan rata-rata

kemampuan literasi sains siswa pada kelompok eksperimen dan siswa

pada kelompok kontrol

30

Ruseffendi, op. cit., h. 273-274

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

55

1. Data terdistribusi Normal dan Homogen

Data yang terdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis

menggunakan analisis tes statistik parametrik. Secara matematis dirumuskan

sebagai berikut31

:

(3.7)

(3.8)

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima Ho ditolak

Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak Ho diterima

2. Data tidak terdistribusi Normal dan Homogen

Data yang tidak terdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis

menggunakan analisis tes non parametrik yaitu Mann-whitney. Secara

sistematis dirumuskan sebagai berikut:32

(3.9)

Dan

√ √

(3.10)

31

Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung : CV. Andira

Bandung, 1998), h. 315 32

Ibid., h. 305-309

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

56

d. Uji N-gain

Gain merupakan selisis antara nilai posttest dan pretest, gain

menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah

pembelajaran yang dilakukan guru. Sedangkan, N-gain (Normal gain)

merupakan uji yang digunakan ketika ingin mengetahui “judgement nilai”

bagaimana hasil peningkatan yang terjadi, apakah tinggi, sedang, atau rendah.

Berikut rumus yang digunakan untuk uji normal gain:33

(3.11)

Untuk mengetahui kategori peningkatan berdasarkan N-gain dapat dilihat pada

Tabel 3.16 di bawah ini.

Tabel 3. 15 Klasifikasi Nilai N-gain34

Klasifikasi Kategori

< 0,3 Rendah

0,3 – 0,7 Sedang

>0,7 Tinggi

I. Hipotesis Statistika

Berdasarkan hipotesis penelitian yang dikemukakan pada bab sebelumnya,

maka hipotesis statistik dari penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:

33

Richard R. Hake, “Interactive-Engagement Versus Tradiotional Methods: A Six-

Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Physics Courses”, American Journal of

Physics, Vol. 66, No. 64, 1998, h. 65 34

Ibid., h.65

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

57

Keterangan:

= Hipotesis nol, tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan literasi sains

siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol

= Hipotesis alternatif, terdapat perbedaan rata-rata kemampuan literasi sains

siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol

= Rata-rata kemampuan literasi sains siswa kelas ekperimen yang diberi

perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL

= Rata-rata kemampuan literasi sains siswa kelas kontrol yang diberi

perlakuan pembelajaran konvensional

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Model problem based learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan

literasi sains siswa pada konsep pemanasan global. Pengaruh tersebut terbukti

dari hasil uji hipotesis yang memperoleh nilai sig. (2-tailed) (0,000) < nilai

taraf signifikansi (0,05)

2. Kemampuan literasi sains siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan

model problem based learning (PBL) mengalami peningkatan pada setiap

aspek kompetensi. Hasil nilai N-gain sebesar 0,68 yang masuk ke dalam

kategori sedang

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan

beberapa saran, sebagai berikut:

1. Peneliti maupun guru yang hendak menggunakan model problem based

learning (PBL) pada pembelajaran fisika diharapkan dapat melakukan

perencanaan dan persiapan yang maksimal agar model pembelajatan dapat

digunakan secara efektif.

2. Pembelajaran dengan model problem based learning (PBL) akan lebih

maksmimal jika pada tahap 2 sebaiknya diberikan alokasi waktu yang cukup

untuk menganalis dan menemumakan solusi dalam menyelesaikan masalah

yang diberikan di tahap 1, sehingga pada tahap berikutnya siswa sudah

memahami kegiatan yang harus dilakukan.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

59

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus dkk. (2017). Pembelajaran Literasi. Jakarta: Bumi Aksara

Ahmad Fardan, Rahatu Sri, dan Yahmin. (2016). Kajian Penamaan Pengetahuan

Epistemik Secara Eksplisit Reflektif Pada Pembelajaran Kimia Dalam

Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains. Pros. Semnas Pend, IPA Pasca

Sarjana UM, Vol. 1.

Alatas, Fathiah, dan Nurlela, Ai. (2015) Termodinamika 1. Jakarta: UIN PRESS.

Ardianto, D., & Rubini, B. (2016). Comparison of Students’ Scientific Literacy in

Integrated Science Learning Through Model of Guided Discovery and

Problem Based Learning. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol.5, No. 1.

Ardiningtyas, Devia dan Jatmiko, Budi. (2019). Peningkatan Literasi Sains Siswa

SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan

Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Jurnal Inovasi Pendidikan

Fisika, Vol. 08, No. 03.

Arends, I Richard. (2012). Learning to Teach Ninth Edition. New York: Mc

Graw Hill.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Bybee, ar dan Mccrae. (2011). Scientific Literacy and Student Attitudes.

International Journal of Science Education, Vol. 33, No 1.

Cunningham, P. William dan Cunningham, Ann Mary. (2010). Enviromental

Science A Global Concern. New York: MC Graw-Hill Education.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017)

Panduan Implementasi Kecakapan Abad 21 Kurikulum 2013 di Sekolah

Menengah Atas, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Duran, John. (1994). What is scientific literacy?. Europian Review, Vol. 2. No. 1.

Elmanazifa, Sintia dan Syamsurizal. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) Bermuatan Literasi Sains Terhadap

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

60

Kompetensi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Lubuk Alung.

Bioeducation Journal, Vol. 3, No. 1.

Fatmawati, Ida nur dan Utari, Setiya. (2015). Penerapan Levels of Inquiry untuk

Meningkatkan Literasi Sains Peserta didik SMP pada Tema Limbah dan

Upaya Penanggulangannya. EDUSAINS, Vol. 7, No. 2.

Fauziah, Nurul, Yayuk Andayani, dan Aliefman Hakim. (2019). Meningkatkan

Literasi Sains Peserta Didik Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Berorientasi Green Chemistry pada Materi Laju Reaksi. Jurnal J. Pijar

MIPA, Vol. 14, No. 2.

Fujiwara, Noriko. (20070. The Asia Pacific on Clean Development and Climate:

What it is and what it is not. Switzeland: Centere for europian policy

studies.

Gastwirth, Joseph L dkk. (2009). The Impact of Levene’s Test of Equality

Variences on Statistical Theory and Practice. Statistical Science, Vol. 24,

No. 30.

Gastwirth,J.I, Y.R Gel dan W. Miao. (2009). The Impact of Levene’s Test of

Equality Variences on Statistical Theory and Practice. Statistical Sciense,

Vol. 24, No. 30.

Glynn, M Shawn, dan Muth k. Denise. (1994). Reading and Wiriting to Learn

Science: Achive Scienctific Literacy. Journnal of Research in Science

Teaching, Vol. 31, No. 9.

Greder, Margaret E. (2011). Teori dan Aplikasi Edisi Keenam. Jakarta: Kencana.

H.S Barrows. (1986). A taxonomy of problem based learning method. Medical

Education, Vol. 20.

Hake, R Richard. (1998). Interactive-Engagement Versus Tradiotional Methods:

A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Physics

Courses. American Journal of Physics, Vol. 66, No. 64.

Hartati, Risa. (2016). Peningkatan Aspek Sikap Literasi Sains Siswa SMP Melalui

Penerapan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran IPA

Terpadu. EDUSAINS, Vol. 8, No. 1.

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

61

Haryadi S, Eko Fery, Andreas Priyono BP, dan Amin Retnoningsih (2015).

Desain Pembelajaran Literasi Sains Berbasis Problem Based Learning

Dalam Membentuk Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Journal of

Innovative Science Education, Vol. 4, No. 2.

Hasil wawancara guru

Houghton, John. Global Warming The Complete Briefing Fifth Edition. United

Kingdom: Cambridge Unicersity Press.

IPCC. (2013). IPCC Factsheet: What is the IPCC?. Switzeland: IPCC Publishing.

Jabir. H, Ratman, Laganing. N. Penerapan Kontruktivisme untuk

MeningkatkanHasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA tentang Sumber

Daya Alam di Kelas IV SDN Keurea Kecamatan Bahodopi Kabupaten

Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 3, No. 1.

Juleha, Siti, Ikmanda Nugraha, dan Selly Feranie. (2019). The Effect of project in

Problem-Based Learning on Students Scientific and Information Literacy

in Learning Human Excretory System. Journal of Science Learning, Vol.

2, No. 2.

Juriah dan Zulfiani. (2019). Penerapan Model Problem Based Learning Berbantu

Media Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada

Konsep Perubahan Lingkungan dan Upaya Pelestarian. EDUSAINS, Vol.

11, No. 1,

Kadir. (2015). Statistik Terapan Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Silabus Mata Pelajaran

Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA). Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lawshe, C.H. (1975). A quantitative approach to content validity. Personnel

psychology vol. 28, no. 4.

Liu, Xiufeng. (2009). Beyond Science Literacy: Science and The Public.

International Jurnal of Enviromental & Science Education, Vol. 4, No. 3.

Martono, Nanang. (2010). Statistik Sosial Teori dan Aplikasi Program SPSS.

Yogyakarta: Gava Media.

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

62

Muliastrini, Ni Ketut, Dantes Nyoman, dan Dantes Gede Rasben. Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri dengan Teknik Scaffolding terhadap Kemampuan

Literasi sains dan Prestasi Belajar IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, Vol.

3, No. 3.

Nevrita, Trisna Amelia, Desi Rahmatina. (2019). Kemampuan Literasi Sains

Siswa SMA Kota Tanjungpinang dengan Penerapan Problem Based

Learning. Bioeducation Journal, Vol. 3, No. 2.

Normadiah, Mohd, dan Yap, Bee. Power. (2011) Comparasions of Saphiro-Wilk,

Kolmogrof-Smirnov, Lilliefors and Anderson-Darling Test. Journal of

Statitical Modeling and Analytics.

Nurhayati, Lia Angraeni, dan Wahyudi. (2019). Pengaruh Model Problem Based

Learning Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi. EDUSAINS, Vol. 11, No. 1.

OECD. (2006). Science Competencies for Tomorrow’s World Executive

Summary. Paris; OECD Publishing.

OECD. (2007). Science Competencies for Tomorrow’s World. Paris: OECD

Publishing.

OECD. (2009). PISA 2009 Results:What Students Know and Can Do. Paris;

OECD Publishing.

OECD. (2012). PISA 2012 Results:What Students Know and Can Do. Paris;

OECD Publishing.

OECD. (2013). PISA 2015 Draft Science Framework. Paris: OECD Publishing.

OECD. (2015). Results in Focus PISA 2015. Paris; OECD Publishing.

OECD. (2016). PISA 2015 Assesment and Analytical Framework: Sciene,

Reading, Mathematic, and Financial Literacy, Paris : OECD Publishing.

Permatasari, Berti Dyah, Gunarhadi, dan Riyadi. (2019). The Influence of

Problem Based Learning Towards Social Science Learning Outcomes

Viewed from Learning Interest. International Journal of Evaluation and

Research in Education (IJERE), Vol. 8, No. 1.

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

63

Pujiastutik, Hernik. (2018). Peningkatan Sikap Literasi Sains Mahasiswa Melalui

Model Pembelajaran Model Problem Based Learning. Jurnal Biogenesis,

Vol. 12, No. 2.

Putri, A., Suciati, & Ramli, M. (2014). Pengaruh Model Problem Based Learning

Berbasis Potensi Lokal pada Pembelajaran Biologi terhadap Kemampuan

Literasi Sains Siswa Kelas X SMA N 1 Cepogo. BIO-PEDAGOGI, 3 (2),

81–94.

Qomariyah, Wahidah, Mimien Henie Irawati Al Muhdhar, dan Endang Suarsini.

Implementasi Modul Berbasis Problem Based Learning dengan Metode

SQ3R Materi Keanekaragaman Hayati untuk Meningkatkan Kemampuan

Literasi Sains dan Sikap Peduli Lingkunga. Jurnal Pendidikan: Teori,

Penelitian, dan Pengembangan, Vol. 4, No. 3.

Rafianti, Isna. (2016). Keaktifan Belajar Matematika Siswa dengan Pembelajaran

Kooperatif Berbantuan Alat Peraga. Seminar Nasional Matematika dan

Pendidikan Matematika UNY.

Ramlan, Mohammad. (2002). Pemanasan Global. Jurnal Teknologi Lingkungan,

Vol. 3, No. 1.

Rihhadatul’aysi, Faa’izah Abiyyah. (2018). Pengaruh Problem Based Learning

terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa Pada Materi Elektrokimia,

Skripsi pada Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah.

Jakarta: UIN Syarif HIdayatullah.

Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2014), Cet.4, h.145

Rizki, Gamal Muhammad, Afif Bintoro, dan Rudi Hilmanto, (2016).

Perbandingan Emisi Karbon dengan Karbon Tersimpan di Hutan Rakyat

Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

Jurnal Sylva Lestari, Vol. 4, No. 1.

Rohman, Saeful Ani Rusilowati dan Sulhadi. (2017). Analisis Pembelajaran

Fisika Kelas X SMA Negeri di Kota Cirebon Berdasarkan Literasi Sains.

Jurnal Physics Communication, Vol. 1, No. 2.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

64

Rubini, B., Ardianto, D., Setyaningsih, S., & Sariningrum, A. (2019). Using

Socio-scientific Issues in Problem Based Learning to Enhance Science

Literacy. Journal of Physics: Conference Series, 1233(1).

Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung : CV.

Andira .

Savery, John R. Overview of problem-based learning: definitions and distinctions.

Interdisciplinary Journal of Problem based Learning, Vol. 1, No. 1.

Sejati, Kuncoro. (2011). Global Warming, Food, and Water Problems, Solutions,

and Changes of World Geopolitical Constellation. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Setianita, Oktavia Trisna, Winny Liliawati, dan Muslim. (2019). Identifikasi

Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Pemanasan Global Menggunakan

Four-Tier Diagnostic Test dengan Analisis Confidence Discrimination

Question (CDQ). Prosiding seminar Nasional Fisika 5.0.

Siregar, Syofian. (2014). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif.

Jakarta: Bumi Aksara.

Soobard, Regina dan Rannikmae, Miia. Assessing student’s level of scientific

literacy using interdisciplinary Scenarios. Science Education International,

Vol. 22, No. 2

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta1 Margono. Jakarta: Rineka Cipta,

Sukardi. (2017). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: PT Bumi

Aksara.

Sundayana, Rostina. Statistik Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suwarna, Iwan Permana. Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif

Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan

Fisika. Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Syarif, Moh. dan Susilawati, Eneng. Modul Penembangan Berkelanjutan

BIOLOGI SMA. Jakarta: Kemendikbud.

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

65

Syofian, Siregar. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan

perbandingan perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group.

Tatar, Erdal dan Munir Oktay. (2011). The effectivness of problem-based learning

on teaching the firs law of thermodynamics. Research in Science &

Technology Education, Vol. 29, No. 3.

Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep,

Landasan, dan Implementasinya dalam Kurikulum tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Varicha, Ulva, Ibrohim, dan Sutopo. (2017). Mengembangkan Sikap Ilmiah Siswa

SMP Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Ekosistem.

Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 5.

Wardhana, Wisnu Arya. (2010). Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta: Andi

Wulansari, Bety, Nur Rokimah Hanik, dan Anwari Adi Nugroho. (2019).

Penerapan Model Problem Basel Learning (PBL) disertai Mind Mapping

untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri

Tawangsari. Jurnal of Biology Learning, Vol. 1, No. 1.

Yanti, Wahid Andri. (2015). Persepsi Siswa SMP Kelas 7 terhadap Konsep

Pemanasan Global. Prosiding Seminar Nasional Fisika. Vol. IV.

Yazdanparast, Taraneh, Sousan Salehpour, dan Mohammad Reza Masjedi.

(2013). Global Warming: Knowladge and Views of Iranian Student.

Journal National Research Institute of Tuberculosis and Lung Disease,

Vol. 51, No. 3.

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. (2009). Strategi Pembelajaran

Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Zulherman, F Kurnia dan Fathurohman. (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika SMA

Kelas XI di Kecamatan Indramalaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi

Sains”, Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika,Vol. 1 No. 1

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

66

Lampiran D. 6 Dokumentasi Penelitian

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51377...sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem

67

Lampiran D. 7 Daftar Riwayat Hidup Penulis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAILI FAUZIAH. Anak pertama dari empat bersaudara

pasangangan Bapak Damhuri dan Ibu Marlena. Lahir di

Bandar Lampung, 14 Juli 1996. Tempat tinggal di Komplek

DPL Desa Negeri Sakti RT/RW 002/005, Kecamatan

Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah di tempuh penulis

diantaranya SDN 2 Negeri Sakti lulus pada tahun 2008, MTS Diniyyah Putri

Lampung lulus pada tahun 2011, MA Diniyyah Putri Lampung 2014. Penulis

tercatat sebagai mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Tadris Fisika

Email. [email protected]