pengaruh model pembelajaran problem based...

78
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP RETENSI DAN PENINGKATAN SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 86 Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Putri Indah Fatmawati 1112016100026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: lyanh

Post on 12-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING TERHADAP RETENSI DAN PENINGKATAN

SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK PADA KONSEP SISTEM

EKSKRESI

(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMAN 86 Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Putri Indah Fatmawati

1112016100026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

ABSTRAK

Putri Indah Fatmawati, 1112016100026, Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Retensi dan Peningkatan Sikap Ilmiah Peserta Didik pada Konsep Sistem Gerak (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 86 Jakarta). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap retensi dan peningkatan sikap ilmiah peserta didik. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 86 Jakarta. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimen dan desain penelitian menggunakan Pretest-Posttest Control Grup Design. Sampel berjumlah 33 peserta untuk setiap kelas yaitu kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran PBL dan kelas kontrol dengan menggunakan saintifik learning. Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket sikap ilmiah yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil retensi kedua kelas diuji menggunakan uji mann-whitney dengan taraf signifikansi α = 0,05. Hasil angket sikap ilmiah diuji menggunakan uji mann-whitney dengan program SPSS statistics 22. Pada hasil presentase retensi kelas eksperimen diperoleh Sig < α (0,00 > 0,05), yang berarti Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran PBL terhadap retensi peserta didik pada konsep sistem ekskresi. Sikap ilmiah prequestionnaire probabilitas sebesar 0,76 dengan α = 0,05. Data menunjukkan Sig > α yang berarti Ho diterima. Sedangkan sikap ilmiah pada postquestionnaire diperoleh probabilitas sebesar 0,00 dengan α = 0,05. Data menunjukkan Sig < α, yang berarti Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran PBL terhadap peningkatan sikap ilmiah peserta didik pada konsep sistem ekskresi. Maka, dari kedua uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran PBL terhadap retensi dan peningkatan sikap ilmiah peserta didik pada konsep sistem ekskresi.

Kata Kunci : Problem Based Learning, PBL, Retensi, Sikap Ilmiah, Konsep Sistem Ekskresi

ii

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

ABSTRACT

Putri Indah Fatmawati, 1112016100026, Effect of Problem Based Learning Learning Model on Retention and Enhancement of Students' Scientific Attitudes in the Concept of Motion Systems (Quasi Experiments in 86 Public High Schools Jakarta). Thesis, Biology Education Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

This study aims to determine the effect of learning models problem based learning on retention and improving the scientific attitude of students. This research was conducted at 86 Public High School Jakarta. The research method uses quasi-experimental and research design using Pretest-Posttest Design Group Control. The sample amounted to 33 participants for each class namely the experimental class using PBL learning models and control classes using scientific learning. Instruments in the form of 24 multiple choice questions and 26 scientific attitude questionnaire statements that have been tested for validity and reliability. The retention results of both classes were tested using the Mann-Whitney test with a significance level of α = 0.05. The results of the scientific attitude questionnaire were tested using the Mann-Whitney test with the SPSS program. The statistics 22 results of the retention percentage of the experimental class were obtained Sig <α (0.00> 0.05), which means Ha was accepted. It can be concluded that there is an influence of PBL learning model on student retention in the concept of excretion systems. The scientific attitude of prequestionnaire probability is 0.76 with α = 0.05. Data shows Sig> α which means Ho is accepted. Whereas the scientific attitude on postquestionnaire obtained a probability of 0.00 with α = 0.05. Data shows Sig <α, which means Ha is accepted, it can be concluded that there is an influence of PBL learning model on increasing the scientific attitude of students in the concept of excretion systems. So, from the second hypothesis test it can be concluded that there is an influence of the PBL learning model on retention and an increase in the scientific attitude of students on the concept of excretion systems.

Keywords : Problem Based Learning, PBL, Retention, Scientific Attitude, Concept of Excretion System

iii

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, segala puji dan syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat serta

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah bidang

pendidikan dalam bentuk skripsi sebagai tugas akhir akademis yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Retensi dan

Sikap Ilmiah Peserta Didik pada Konsep Sistem Ekskresi”. Shalawat teriring

salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, serta para keluarga dan

sahabatnya. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung, ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada

semua pihak yang telah membantu dan mendukung skripsi ini, antara lain :

1. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Yuke Mardiati, M.Si., selaku penasehat akademik Pendidikan Biologi A

2012.

5. Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan segala

saran, perhatian, bimbingan dan kesabaran dalam membimbing penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Sillak Hasiany Siregar, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan waktu, tenaga dan motivasi dalam membimbing penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

v

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan IPA, khususnya

Program Studi Pendidikan Biologi, yang telah memberikan ilmu, nasehat,

pengalaman, dan bimbingannya selama penulis mengikuti perkuliahan di

Program Studi Pendidikan Biologi.

8. Kepala SMA Negeri 86 Jakarta, Suharti Latifah M.Pd., yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini.

9. Kepada Drs. Fredrik Siwabessy dan Anneke Makapele, selaku guru

biologi yang telah memberikan bantuannya kepada penulis selama

penelitian, beserta staf administrasi, staf pengajar, dan peserta didik SMA

Negeri 86 Jakarta atas kerja samanya dalam penelitian skripsi ini.

10. Terkhusus dan teristimewa untuk orang tua tercinta, Ayahanda Ali Mashar

dan Ibunda Zubaedah yang dengan sabar mendidik dan memberikan

bantuan moril, materiil, membimbing, mendo’akan serta sabar menanti

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

11. Tersayang kakak, adik dan saudara, Helmi Sumo yang selalu rela

mengantar kesana kemari untuk mengurus segala keperluan penulis dalam

menyelesaikan skripsi. Ahmad Reynaldi, Putri Aisyah Ali, Khotimah, dan

Amelatul Qur’ani yang selalu memberi motivasi ketika penulis merasa

malas mengerjakan skripsi.

12. Keluarga besar Resimen Mahasiswa Satuan “Wira Dharma” Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terkhusus angkatan “Pusaka”

dan “Edelweis” selalu tetap jaya! Komando! Widya Çastrena Dharma

Siddha!.

Semoga hasil karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan

memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan.

Ciputat, 22 Februari 2019

Penulis,

Putri Indah Fatmawati

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

ABSTRACT ........................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ................................. 8

A. Deskripsi Teoritik......................................................................................... 8

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ............................. 8

a. Definisi PBL ........................................................................................ 8

b. Karakteristik PBL .............................................................................. 10

c. Tujuan Pembelajaran PBL ................................................................. 13

d. Tahapan Pembelajaran PBL............................................................... 13

e. Keunggulan dan Kelemahan .............................................................. 16

2. Retensi (Daya Ingat) ............................................................................... 19

a. Pengertian Retensi (Daya Ingat) ........................................................ 19

b. Tipe-tipe Ingatan ................................................................................ 20

c. Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memory) .................................. 20

d. Lupa Dalam Belajar ........................................................................... 21

e. Pengukuran Retensi ........................................................................... 22

3. Sikap (Attitude) ....................................................................................... 24

a. Pengertian Sikap (Attitude) ................................................................ 24

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

vii

b. Pengertian Sikap Ilmiah ..................................................................... 25

c. Ciri-ciri Sikap (Attitude) .................................................................... 25

d. Jenis-jenis Sikap (Attitude) ................................................................ 27

e. Pengukuran Sikap .............................................................................. 27

B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................................ 31

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 33

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 35

B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................... 35

C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 37

D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 37

E. Prosedur Penelitian..................................................................................... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 39

G. Instrumen Penelitian................................................................................... 39

1. Tes Objektif Pilihan Ganda .................................................................... 39

2. Angket Sikap Ilmiah ............................................................................... 40

H. Kalibrasi Instrumen .................................................................................... 41

1. Uji Validitas Tes ..................................................................................... 41

2. Uji Reliabilitas Tes ................................................................................. 42

3. Perhitungan Analisis Butir Pilihan Ganda .............................................. 43

a. Tingkat Kesukaran ............................................................................. 43

b. Daya Beda .......................................................................................... 43

I. Teknik Analisis Data .................................................................................. 44

1. Retensi .................................................................................................... 44

2. Angket Sikap Ilmiah ............................................................................... 44

3. Uji Prasyarat ........................................................................................... 45

a. Uji Normalitas.................................................................................... 45

b. Uji Homogenitas ................................................................................ 46

4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 47

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 49

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 49

1. Hasil Pretest Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........ 49

2. Hasil Posttest Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ....... 50

3. Hasil Retest Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .......... 51

4. Data Presentase Retensi Per Indikator Butir Soal .................................. 51

5. Hasil Retensi Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ....... 53

6. Hasil Prequestionnaire Sikap Ilmiah ..................................................... 54

7. Hasil Postquestionnaire Sikap Ilmiah .................................................... 55

B. Analisis Data .............................................................................................. 56

1. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data Pretest, Posttest, Retest .................... 56

a. Uji Normalitas.................................................................................... 56

b. Uji Homogenitas ................................................................................ 56

2. Hasil Uji Hipotesis Retensi dan Sikap Ilmiah Peserta Didik ................. 57

a. Uji Hipotesis Retensi Peserta Didik .................................................. 57

b. Uji Hipotesis Sikap Ilmiah Peserta Didik .......................................... 58

C. Pembahasan ................................................................................................ 60

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 66

A. Kesimpulan ................................................................................................ 66

B. Saran ........................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67

LAMPIRAN .......................................................................................................... 71

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap dan Penerapan Strategi PBL di Kelas ........................................ 13

Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah....................................... 15

Tabel 2.3 Dimensi Sikap ....................................................................................... 28

Tabel 3.1 Desain Penelitian Retensi Control Group Pretest-Posttest Design ...... 36

Tabel 3.2. Desain Penelitian Sikap Peserta Didik ................................................. 36

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda ....................................................... 39

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Sikap Ilmiah ......................................................... 41

Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Kesukaran .................................................................. 43

Tabel 3.6. Kriteria Daya Beda............................................................................... 44

Tabel 3.7. Kategori Retensi ................................................................................... 44

Tabel 3.8. Skor Item Skala Likert ......................................................................... 45

Tabel 3.9. Kategori Sikap Ilmiah .......................................................................... 45

Tabel 4.1 Data Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .............................. 50

Tabel 4.2 Data Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................. 50

Tabel 4.3 Data Retest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ................................ 51

Tabel 4.4 Data Presentase Retensi Per Indikator Soal .......................................... 52

Tabel 4.5 Proporsi Retensi Peserta Didik Berdasarkan Kategori Retensi ............ 54

Tabel 4.6 Data Hasil Prequestionnaire Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .... 54

Tabel 4.7 Data Hasil Postquestionnaire Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 55

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest, Posttest, dan Retensi.............................. 56

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest, Posttest, dan Retensi .......................... 57

Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Pretest, Posttest, dan Retensi .............................. 58

Tabel 4.11 Hasil Uji Mann-Whitney Sikap Ilmiah Prequestionnaire .................. 59

Tabel 4.12 Hasil Uji Mann-Whitney Sikap Ilmiah Prequestionnaire .................. 59

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ....................................................................71

Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ..........................................................................86

Lampiran 3 LKPD Kelas Eksperimen ................................................................100

Lampiran 4 LKPD Kelas Kontrol .......................................................................109

Lampiran 5 Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen .......................117

Lampiran 6 Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Kontrol..............................123

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen ....................................129

Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol ...........................................135

Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda ..................................................141

Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Sikap Ilmiah ...................................................155

Lampiran 11 Rekapitulasi Analisis Butir Instrumen Pilihan Ganda ...................159

Lampiran 12 Rekapitulasi Analisis Butir Instrumen Sikap Ilmiah .....................161

Lampiran 13 Instrumen Pilihan Ganda ...............................................................163

Lampiran 14 Instrumen Angket Sikap Ilmiah .....................................................169

Lampiran 15 Daftar Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...........172

Lampiran 16 Daftar Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..........173

Lampiran 17 Daftar Nilai Retest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............174

Lampiran 18 Daftar Presentase Retensi Kelas Eksperimen ................................175

Lampiran 19 Daftar Presentase Retensi Kelas Kontrol.......................................176

Lampiran 20 Daftar Nilai Prequestionnaie Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

.............................................................................................................................177

Lampiran 21 Daftar Nilai Postquestionnaire Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

.............................................................................................................................178

Lampiran 22 Rekapitulasi Retensi Soal Posttest dan Retest per Indikator Butir

Soal Kelas Eksperimen ................................................................179

Lampiran 23 Rekapitulasi Retensi Soal Posttest dan Retest per Indikator Butir

Soal Kelas Kontrol ......................................................................181

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

xi

Lampiran 24 Rekapitulasi Angket Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen ...................183

Lampiran 25 Rekapitulasi Angket Sikap Ilmiah Kelas Kontrol .........................187

Lampiran 26 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .........................................................................................191

Lampiran 27 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .........................................................................................193

Lampiran 28 Perhitungan Uji Normalitas Retest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .........................................................................................195

Lampiran 29 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .........................................................................................197

Lampiran 30 Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .........................................................................................198

Lampiran 31 Perhitungan Uji Homogenitas Retest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .........................................................................................199

Lampiran 32 Perhitungan Uji Hipotesis Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .........................................................................................200

Lampiran 33 Perhitungan Uji Hipotesis Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .........................................................................................201

Lampiran 34 Perhitungan Uji Hipotesis Retest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .........................................................................................202

Lampiran 35 Perhitungan Uji Hipotesis Angket Sikap Ilmiah Kelas Kontrol ....203

Lampiran 36 Perhitungan Uji Hipotesis Angket Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen

.....................................................................................................204

Lampiran 37 Lembar Wawancara Guru ..............................................................205

Lampiran 38 Dokumentasi Penelitian .................................................................209

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pendidikan harus memberi penekanan

pada mutu peserta didik. Mereka belajar sesuai dengan kebutuhan dan

kecenderungan media yang disukai, semuanya dimaksudkan untuk pencapaian

hasil belajar seoptimal mungkin. Dalam hal ini adanya model atau metode

pembelajaran berkontribusi mendorong antusias peserta didik agar mau belajar.

Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada

bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Komponen utama

dalam proses pembelajaran adalah guru dan peserta didik. Agar proses

pembelajaran berhasil, guru harus membimbing peserta didik sedemikian rupa

sehingga dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan struktur

pengetahuan bidang yang dipelajarinya. Untuk mencapai keberhasilan tersebut,

guru dituntut mengetahui secara tepat materi yang diajarkan pada posisi

pengetahuan peserta didik sebelum mengikuti proses pembelajaran. Guru yang

efektif bukan hanya mengetahui pokok mata pelajaran mereka, tetapi juga dapat

mengkomunikasikan pengetahuan kepada peserta didik.2 Komunikasi antara guru

dan peserta didik lebih banyak dilakukan di dalam kelas dan pada proses

pembelajaran tidak hanya menekankan pada transfer materi saja, tapi juga sikap

timbal balik antara guru dan peserta didik, seperti saling menghargai, bekerja

sama, mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi dalam konsep belajar

bersama. Agar komunikasi antara guru dan peserta didik berlangsung dengan baik

1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. h. 3. Diakses dari http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-

content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf. Pada tanggal 18 Oktober 2017. 2 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, Terj. dari Educational

Psychology: Theory and Practice oleh Marianto Samosir, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h. 4.

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

2

dan informasi yang disampaikan guru diterima dengan baik, guru perlu

menggunakan model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan konsep

pelajaran yang akan dipelajari.

Salah satu penentu keberhasilan guru dalam menyampaikan mata pelajaran

adalah pada saat Ulangan Harian (UH), Ujian Tengah Semester (UTS) hingga

Ujian Nasional (UN). Nilai ujian tersebut dapat dijadikan acuan keberhasilan guru

dalam menyampaikan mata pelajaran yang telah disampaikan. Jika nilai peserta

didik tinggi, berarti dia menguasai mata pelajaran atau cara penyampaian dan cara

pembelajaran guru tersebut sudah baik, dan sebaliknya. Walaupun banyak faktor-

faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai peserta didik tersebut, misalnya mental

peserta didik yang tidak siap mengikuti ujian dan lain sebagainya. Banyak guru

yang berpendapat bahwa anak-anak yang takut menghadapi ujian karena memang

tidak menguasai materi. Baik karena kurangnya belajar ataupun tidak memahami

materi itu sendiri. Tentu saja hal ini dapat terjadi, karena kita ketahui bahwa ujian

sekolah mulai dari UH, UTS hingga UAS setiap soal mata pelajaran yang diujikan

mencangkup pelajaran yang pernah diajarkan mulai dari hitungan minggu sampai

hitungan tahun. Mereka mungkin tidak dapat mengingat apa yang mereka pelajari

dalam kurun waktu tersebut.

Di SMA Negeri 86 Jakarta, ditemukan beberapa masalah-masalah dalam

proses pembelajaran yang hampir mirip dengan penjelasan sebelumnya, peneliti

berhasil mewawancarai seorang guru biologi kelas XI. Di sekolah ini sistem

penetapan guru dalam mengajar adalah rolling yaitu pergantian guru ajar setiap

tahunnya. Hasil wawancara guru biologi menjelaskan bahwa proses pembelajaran

yang selama ini beliau terapkan sudah menggunakan pendekatan saintifik seperti

yang sudah ditetapkan di kurikulum 2013. Hanya saja tidak semua konsep

diberikan permasalahan di dalam diskusinya. Hanya pada beberapa konsep saja,

seperti bab sistem-sistem yang terdapat banyak kelainan-kelainan yang terjadi di

sekitar kehidupan peserta didik, seperti penyakit diabetes, masalah menstruasi dan

lain-lain.3 Antusias peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan oleh beliau

3 Lampiran 37, h. 206.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

3

jika dipersenkan mungkin sekitar 40% sampai 50%,4 sedangkan pada retensi hasil

belajar masih di kisaran 20% sampai 30%. Retensi peserta didik pada konsep

biologi diketahui pada saat dilaksanakan try out dan pendalaman materi untuk

persiapan UN.5 Menurut beliau retensi peserta didik masih kurang baik karena

proses recall yang hanya sepintas dan kurang mendukung cara guru untuk

menstimulus kembali materi yang sudah dipelajari. Selain retensi peserta didik

yang masih rendah, sikap peserta didik yang masih kurang dari yang diharapkan

beliau, seperti pengerjaan tugas individu maupun yang masih banyak menyontek

tugas temannya, mengumpulkannya melewati batas waktu pengumpulan.6 Hal ini

menunjukkan kurangnya kreativitas dan ketekunan peserta didik dalam proses

pembelajaran dan proses pengerjaan tugas. Kurangnya antusias, retensi dan sikap

peserta didik dikarenakan model pembelajaran yang membosankan dan dianggap

kurang menarik penyampaiannya.

Fenomena di lapangan juga menunjukkan umumnya perilaku pembelajaran

guru di sekolah masih terbatas pada pengertian makna mengajar, dimana proses

pengajaran bersifat searah dari guru kepada peserta didik. Akibatnya

pembelajaran seringkali bersifat monoton, kurang menarik dan kurang

memberikan motivasi, serta cenderung menimbulkan sikap pasif pada peserta

didik.7

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat antusias, retensi dan

sikap peserta didik di SMA Negeri 86 Jakarta dipengaruhi oleh model atau

metode pembelajaran dan kemampuan guru untuk menyampaikan konsep kepada

peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan salah satu

permasalahan diatas adalah Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan

pembelajaran yang menekankan pemecahan masalah-masalah autentik seperti

yang terjadi di kehidupan sehari-hari yang mudah ditemukan di masyarakat.

4 Ibid., h. 205. 5 Ibid., h. 207.

6 Ibid., h. 208. 7 Yanti Oktavia, Usaha Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kreativitas Guru Dalam

Pembelajaran Di Sekolah, (Jurnal Administrasi Pendidikan), Vol. 2 No. 1, 2014, h. 809. Diakses

dari http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/viewFile/3828/3061. Pada tanggal 18

Oktober 2017.

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

4

Dengan demikian pembelajaran yang dilakukan akan terasa lebih bermakna,

menyenangkan dan tidak membosankan. PBL juga berpotensi meningkatkan

retensi peserta didik, pada langkah-langkah PBL khususnya pada tahap mencari

solusi atas permasalahan yang diberikan karena pada prosesnya melibatkan

peserta didik untuk melakukan pembelajaran langsung yang mandiri, hal tersebut

merangsang pemrosesan informasi bekerja dengan baik dan juga dapat

memunculkan sikap ilmiah peserta didik.

Trianto menyebutkan model pembelajaran PBL dapat berdampak positif

pada proses pembelajaran di kelas karena model pembelajaran ini memiliki

kelebihan (1) realistik dengan kehidupan nyata; (2) konsep sesuai dengan

kebutuhan peserta didik; (3) memupuk sifat inquiry peserta didik; (4) retensi

konsep menjadi kuat; dan (5) memupuk kemampuan pemecahan masalah.8

Model pembelajaran PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang

dapat mengaitkan konsep dan konteks sekaligus dapat mengembangkan berpikir

dalam memecahkan masalah. Sedangkan model pembelajaran konvensional hanya

dapat mengetahui konsepnya saja tanpa mengaitkan dengan keterampilan berpikir

dalam memecahkan masalah, sehingga hal ini akan kurang mempengaruhi retensi

peserta didik. PBL diharapkan dapat membantu peserta didik untuk dapat

menyimpan materi dalam ingatan jangka panjang, sehingga hal yang telah

dipelajari dapat diingat dan dimanfaatkan kembali jika membutuhkannya.

Peningkatan retensi peserta didik dapat dilakukan melalui pengalaman belajar

yang membuat peserta didik aktif berpikir tentang apa yang dipelajarinya, misal

dengan cara memecahkan masalah secara mandiri atau kelompok. Pengetahuan

yang dikontruksi sendiri oleh peserta didik akan menjadi pengetahuan yang

bermakna, sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses

pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan

tersebut hanya untuk diingat sementara setelah itu dilupakan.9 Menurut Sri

8 Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2009),

Ed. 1, Cet. 1, h. 96-97. 9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2008). Ed. 1, Cet. 5, h. 123-124.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

5

Ismiani dkk, PBL merupakan pembelajaran dengan menghadapkan peserta didik

pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar. Model

PBL akan melibatkan peserta didik secara aktif karena peserta didik dihadapkan

pada masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Sehingga PBL dapat

mengembangkan sikap ilmiah peserta didik dan mampu memecahkan masalah

pada saat percobaan memecahkan masalah.10

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, model

pembelajaran yang diharapkan dapat mendukung retensi hasil belajar peserta didik

pada konsep biologi dan sikap peserta didik adalah dengan menggunakan PBL,

sedangkan konsep biologi yang ingin digunakan sistem ekskresi. Sistem ekskresi

adalah salah satu konsep biologi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

dimana masih terdapat permasalahan-permasalahan yang membutuhkan solusi

atau pencegahannya, maka penulis ingin meneliti mengenai “Pengaruh Model

Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Retensi dan Peningkatan Sikap

Ilmiah Peserta Didik pada Konsep Sistem Ekskresi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Retensi peserta didik masih rendah

2. Sikap ilmiah peserta didik masih kurang dari yang diharapkan

3. Pembelajaran masih berpusat pada guru

4. Pembelajaran yang masih bersifat monoton, membosankan dan kurang

menarik bagi peserta didik, sehingga sulit untuk menyimpan informasi dan

mengingat pelajaran kembali

10 Sri Ismiani, Syukri, dan Dwi Wahyudiati, “Pengaruh Penerapan Metode Problem Based

Learning terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII Mts NW 01 Kembang

Kerang”, (Jurnal Pendidikan Biologi FITK UIN Mataram), Vol. X, No. 1, 2017, h. 109. Diakses

dari https://media.neliti.com/media/publications/53323-ID-pengaruh-model-pembelajaran-

berbasis-mas.pdf. Pada tanggal 17 Januari 2018.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

6

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah ini dapat dikaji lebih dalam, maka perlu adanya pembatasan

masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu PBL menurut Richard I. Arend

2. Hasil yang diukur adalah retensi dan sikap ilmiah peserta didik

3. Tes retensi diujikan 2 minggu setelah aktivitas pembelajaran di kelas

dilakukan

4. Pengambilan data sikap ilmiah peserta didik menggunakan angket

5. Konsep biologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem ekskresi

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahannya dalam

penelitian ini yaitu “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Problem

Based Learning terhadap retensi dan peningkatan sikap ilmiah peserta didik pada

konsep sistem ekskresi?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan

model pembelajaran Problem Based Learning pada konsep sistem ekskresi

terhadap retensi dan peningkatan sikap ilmiah peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain:

1. Bagi peserta didik, dapat mengajarkan peserta didik untuk dapat

memecahkan masalah secara individu maupun kelompok, dapat melatih

peserta didik dalam membuat solusi dari permasalahan dan dapat

mengaplikasikan solusi tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan dapat

meningkatkan pengetahuan peserta didik terhadap model belajar dalam

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyimpan konsep ke

dalam memorinya dan juga meningkatkan sikap ilmiah peserta didik.

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

7

2. Bagi guru, menambah wawasan mengenai model pembelajaran yang efektif

dan optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran serta dapat memberikan

solusi terhadap kendala peserta didik yang mempunyai permasalahan

terhadap kemampuan menyimpan konsep dalam memori dan kurangnya

sikap ilmiah peserta didik.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

8

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

a. Definisi PBL

Salah satu model pembelajaran yang termasuk ke dalam pembelajaran

kontekstual adalah model pembelajaran PBL. Seperti kutipan berikut:

“Problem-based learning is a student-centered method of teching that

involves learning through sollving unclear but genuine problems. It is a

constructivist, student-focused approach that promotes reflection, skills in

communication and collaboration, and it requires reflection from multiple

perspektives”.1

Yang dapat diartikan bahwa model pembelajaran PBL merupakan model

pembelajaran kontruktivis yang berpusat pada peserta didik yang melibatkan

permasalahan di kehidupan nyata. Dimana dalam model ini peserta didik dapat

melatih dan meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah,

berkomunikasi dan berkolaborasi, serta memungkinkan berbagai pemecahan

masalah dalam sudut pandang yang berbeda-beda. Model pengajaran berdasarkan

masalah telah dikenal sejak zaman John Dewey. Dewasa ini, model pembelajaran

ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berdasarkan masalah

terdiri dari menyajikan kepada peserta didik situasi masalah yang autentik dan

bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan

penyelidikan dan inkuiri. Menurut Dewey dalam Sudjana belajar berdasarkan

masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan

antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada

peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi

1 Matthew B Etherington, Investigate Primary Science: A Problem-based Learning

Approach, (Australian Journal of Teacher Education), Vol. 36 (9), 2011, h. 54. Diakses dari

https://ro.ecu.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1550&context=ajte. Pada tanggal 16 Desember

2017.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

9

menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat

diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik. 2

Taufiq Amir menjelaskan bahwa PBL merupakan metode instruksional

yang menantang peserta didik agar “belajar untuk belajar”, bekerjasama dalam

kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan

untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis mahasiswa dan

inisiatif atas materi pelajaran. PBL mempersiapkan mahasiswa untuk berpikir

kritis dan analisis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pelajaran yang

sesuai.3

Made Wena merumuskan definisi model PBL merupakan strategi

pembelajaran dengan menghadapkan peserta didik pada permasalahan-

permasalahan praktis sebagai pijakan dalam atau dengan kata lain peserta didik

belajar melalui permasalahan-permasalahan.4 Dalam hal ini, permasalahan

menjadi stimulus sementara guru bertindak sebagai fasilitator. Untuk dapat

memecahkan masalah, peserta didik dituntut untuk mencari informasi dan

memperkaya wawasan melalui upaya aktif dan mandiri. Menurut Trianto, model

pembelajaran berdasarkan masalah juga merupakan salah satu model

pembelajaran terpadu, dimana karakteristik model pembelajaran terpadu menurut

Depdikbud adalah holistik, bermakna, otentik, dan aktif.5

Permasalahan yang disajikan adalah masalah yang memiliki konteks dengan

dunia nyata. Semakin dekat dengan dunia nyata, akan semakin baik pengaruhnya

pada peningkatan kecakapan pemelajar. Dari masalah yang diberikan ini,

pemelajar, bekerja sama dalam berkelompok, mencoba memecahkannya dengan

pengetahuan yang mereka miliki, dan sekaligus mencari informasi-informasi baru

2 Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2009),

Ed. 1, Cet. 1, h. 91. 3 M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana

Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. (Jakarta: Kencana, 2009), edisi 1, cet.

2, h. 21. 4 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konsep

Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),Ed. 1, Cet. 9, h. 91. 5 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),Ed. 1, Cet. 2, h. 61-

63.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

10

yang relevan untuk solusinya. Di sini, tugas pendidik adalah sebagai fasilitator

yang mengarahkan pemelajar untuk dalam mencari dan menemukan solusi yang

diperlukan (hanya mengarahkan, bukan menunjukkan), dan juga sekaligus

menentukan kriteria pencapaian proses pembelajaran itu.6 Arend menambahkan

bahwa PBL tidak didesain untuk membantu guru menyampaikan konsep atau

informasi yang terlalu banyak kepada peserta didik, melainkan untuk membantu

peserta didik mengembangkan kemampuan berpikirnya, kemampuan problem-

solving, dan kemampuan intelektual, belajar berperan seperti layaknya orang

dewasa melalui situasi yang disimulasikan, melatih ketidaktergantungan dan

belajar mandiri.7

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model PBL merupakan

pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan yang

memiliki konteks dengan dunia nyata. Dari masalah yang diberikan peserta didik

bekerjasama dalam kelompok, mencoba memecahkannya dengan berbagai macam

pengetahuan dan kemampuannya untuk memecahkan suatu permasalahan dan

sekaligus mencari informasi-informasi baru yang relevan untuk solusinya.

Sementara peranan guru adalah sebagai fasilitator yang dapat membantu peserta

didik dalam belajar. Dengan demikian, peserta didik membangun sendiri

pengetahuannya sekaligus memanfaatkan pengetahuannya untuk memecahkan

permasalahan yang diberikan oleh guru.

b. Karakteristik PBL

Menurut Tan PBL memiliki karakteristik berupa permasalahan diawal

pembelajaran. Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang

disajikan secara mengambang (ill-structured), masalah biasanya menuntut

perspektif majemuk (multiple perspektive), masalah membuat pemelajar

tertantang untuk mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran yang baru,

sangat mengutamakan belajar mandiri, memanfaatkan sumber pengetahuan yang

bervariasi, pencarian evaluasi serta penggunaan pengetahuan menjadi kunci

penting, pembelajarannya kolaboratif, komunikatif dan kooperatif, pemelajar

6 M. Taufiq Amir, op. cit., h.22. 7 Richard I. Arends, Learning to Teach, (New York: McGraw Hill, 2007), Seventh edition,

h. 381-382.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

11

bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching) dan

melakukan presentasi.8

PBL memiliki karakteristik yang digambarkan sebagai berikut:9

1) Pelajaran berfokus pada memecahkan masalah, pelajaran berawal dari satu

masalah dan memecahkan masalah adalah tujuan dari masing-masing

pelajaran.

2) Peserta didik bertanggung jawab untuk menyusun strategi dan memecahkan

masalah. Pelajaran PBL biasanya dilakukan secara berkelompok, yang cukup

kecil tidak lebih dari empat sehingga semua peserta didik terlibat dalam proses

itu.

3) Guru menuntun upaya peserta didik dengan mengajukan pertanyaan dan

memberikan dukungan pengajaran lain saat peserta didik berusaha

memecahkan masalah.

PBL merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan

untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata. Karakteristik PBL

menurut rusman yaitu: a) permasalahan menjadi starting point dalam belajar; b)

permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata; c)

permasalahan membutuhkan perspektif ganda; d) permasalahan yang ada

menantang pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, dan kompetensi yang

kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam

belajar; e) belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama; f) pemanfaatan sumber

pengetahuan yang beragam, penggunaannya dan evaluasi sumber informasi

merupakan proses yang esensial dalam PBL; g) belajar adalah kolaboratif,

komunikatif, dan kooperatif; h) pengembangan keterampilan inquiry dan

pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk

mencari solusi dari sebuah permasalahan; i) keterbukaan proses dalam PBL

8 Taufiq Amir, op. cit., h. 22. 9 Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten

dan Keterampilan Berpikir, (Jakarta: Indeks, 2012), Ed. 6, Cet.1, h. 307.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

12

meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar; dan j) PBL melibatkan

evaluasi dan review pengalaman peserta didik dan proses belajar.10

Tiga ciri utama model PBL yaitu, pertama, PBL merupakan rangkaian

aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan

yang harus dilakukan peserta didik. PBL tidak mengharapkan peserta didik hanya

sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan

tetapi melalui PBL peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan

mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran

diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBL menempatkan masalah sebagai

pijakan kata kunci dari proses pembelajaran. Masalah merupakan komponen

penting dalam pelaksanaan PBL, tanpa masalah tidak mungkin ada proses

pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan

pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah

adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara

sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui

tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah

didasarkan pada data dan fakta yang jelas.11

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model PBL, permasalahan

merupakan komponen yang sangat penting. Permasalahan tersebut tentunya harus

mempunyai konteks dengan dunia nyata dan dapat menarik perhatian peserta

didik untuk mempelajari dan memecahkannya. PBL memiliki karakter kerjasama,

peserta didik saling berkolaborasi dan berdiskusi dalam kelompok kecil, berperan

aktif dalam proses belajar mengajar untuk bersama-sama merumuskan,

memutuskan, serta menindaklanjuti pemecahan masalah dari permasalahan yang

mereka dapatkan secara sistematis. Di samping itu, PBL melatih kemampuan

peserta didik bagaimana mencari solusi dari masalah yang mereka hadapi, tidak

hanya satu solusi melainkan berbagai macam solusi yang nantinya menjadikan

cara berpikir mereka lebih terbuka.

10 Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2016), Ed. 2, Cet. 6, h. 232-233. 11 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2008), Ed. 1, Cet. 5, h. 214-215.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

13

c. Tujuan Pembelajaran PBL

Berdasarkan karakternya, pembelajaran PBL memiliki tujuan:12

1) Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir dan

keterampilan pemecahan masalah.

2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik.

3) Menjadi pembelajar yang mandiri.

Jadi tujuan belajar dengan menggunakan PBL adalah terkait degan

penguasaan materi pengetahuan, keterampilan menyelesaikan masalah,

mendorong peserta didik penuh pemikiran, dan keterampilan hidup.

d. Tahapan Pembelajaran PBL

Menurut Wina Sanjaya, sesuai dengan tujuan strategi PBL adalah untuk

menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk PBL yang dikemukakan para

ahli maka secara umum PBL bisa dilakukan dengan langkah-langkah: menyadari

masalah; merumuskan masalah; merumuskan hipotesis; mengumpulkan data;

menguji hipotesis dan; menentukan pilihan penyelesaian.13

Sedangkan menurut Fogarty yang ditulis oleh Made Wena, berikut tahap-

tahap strategi PBL dan penerapannya di kelas:14

Tabel. 2.1 Tahap dan Penerapan Strategi PBL di Kelas

No Tahap

Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik

1 Menemukan

masalah

Memberikan permasalahan

yang diangkat dari latar

kehidupan sehari-hari

peserta didik. Berikan

masalah yang bersifat tidak

terdefinisikan dengan jelas

(ill-defined).

Memberikan sedikit fakta di

seputar konteks

permasalahan

Berusaha menemukan

permasalahan dengan cara

melakukan kajian dan analisis

secara cermat terhadap

permasalahan yang diberikan.

Melakukan analisis terhadap

fakta sebagai dasar dalam

menemukan permasalahan

2 Mendefinisikan

Masalah

Mendorong dan

membimbing peserta didik

untuk menggunakan

Dengan menggunakan

kecerdasan intrapersonal dan

kemampuan awal berusaha

12 Trianto, op. cit., h. 94-95. 13 Wina Sanjaya, op. cit., h. 218-220. 14 Made Wena, op. cit., h. 94-95.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

14

kecerdasan intrapersonal

dan kemampuan awal untuk

memahami masalah.

Membimbing peserta didik

secara bertahap untuk

mendefinisikan masalah

memahami masalah.

Berusaha mendefinisikan

permasalahan dengan

menggunakan parameter yang

jelas

3 Mengumpulkan

fakta

Membimbing peserta didik

untuk melakukan

pengumpulan fakta.

Membimbing peserta didik

melakukan pencarian

informasi dengan berbagai

cara/metode.

Membimbing peserta didik

melakukan pengelolaan

informasi.

Melakukan pengumpulan

fakta dengan menggunakan

pengalaman-pengalaman

yang sudah diperolehnya.

Melakukan pencarian

informasi dengan berbagai

cara serta dengan

menggunakan kecerdasan

majemuk yang dimiliki.

Melakukan

pengelolaan/pengaturan

informasi yang telah

diperoleh.

4 Menyusun

hipotesis (dugaan

sementara)

Membimbing peserta didik

untuk menyusun

jawaban/hipotesis terhadap

permasalahan yang

dihadapi.

Membimbing peserta didik

untuk menggunakan

kecerdasan majemuk dalam

menyusun hipotesis.

Membimbing peserta didik

untuk menggunakan

kecerdasan interpersonal

dalam mengungkapkan

pemikirannya.

Membimbing peserta didik

untuk menyusun alternatif

jawaban sementara.

Membuat hubungan-

hubungan antarberbagai fakta

yang ada.

Menggunakan berbagai

kecerdasan majemuk untuk

menyusun hipotesis,

Menggunakan kecerdasan

interpersonal untuk

mengungkapkan

pemikirannya.

Berusaha menyusun beberapa

jawaban sementara.

5 Melakukan

penyidikan

Membimbing peserta didik

untuk melakukan

penyelidikan terhadap

informasi dan data yang

telah diperolehnya.

Dalam membimbing peserta

Melakukan penyelidikan

terhadap data dan informasi

yang telah diperoleh.

Dalam melakukan

penyelidikan peserta didik

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

15

didik melakukan

penyelidikan, guru membuat

struktur belajar yang

memungkinkan peserta

didik dapat menggunakan

berbagai cara untuk

mengetahui dan memahami

dunianya.

menggunakan kecerdasan

majemuk yang dimilikinya

untuk memahami dan

memberi makna data dan

informasi yang ada.

6 Menyempurnakan

permasalahan

yang telah

didefinisikan

Membimbing peserta didik

melakukan penyempurnaan

terhadap masalah yang telah

didefinisikan.

Melakukan penyempurnaan

masalah yang telah

dirumuskan.

7 Menyimpulkan

alternatif

pemecahan

masalah secara

kolaboratif

Membimbing peserta didik

untuk menyimpulkan

alternatif pemecahan

masalah secara kolaboratif

Membuat kesimpulan

alternatif pemecahan

masalahan secara kolaboratif

8 Melakukan

pengujian hasil

(solusi)

pemecahan

masalah

Membimbing peserta didik

melakukan pengujian hasil

pemecahan masalah

Melakukan pengujian hasil

pemecahan masalah

Sedangkan menurut Arends, strategi PBL terdiri dari 5 tahapan utama yang

dimulai dengan guru memperkenalkan peserta didik dengan suatu situasi masalah

dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja peserta didik. Kelima

tahapan tersebut dijelaskan berdasarkan pada tabel berikut.15

Tabel. 2.2 Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Tahap Tingkah Laku guru

Tahap ke-1

Memberikan orientasi tentang

permasalahan kepada peserta didik

Guru membahas tujuan pembelajaran,

mengajukan fenomena atau demonstrasi

atau cerita untuk memunculkan masalah,

dan memotivasi peserta didik untuk terlibat

dalam kegiatan mengatasi masalah

Tahap ke-2

Mengorganisasikan peserta didik untuk

meneliti

Guru membantu peserta didik untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan

tugas-tugas yang terkait dengan

permasalahannya

15 Richard I. Arends, op. cit., h. 394.

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

16

Tahap ke-3

Membantu investigasi mandiri dan

kelompok

Guru mendorong peserta didik untuk

mendapatkan informasi yang tepat,

melaksanakan eksperimen, dan mencari

penjelasan dan solusi

Tahap ke-4

Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya

Guru membantu peserta didik dalam

merencanakan dan meyiapkan hasil karya

yang tepat, seperti laporan dan membantu

mereka untuk menyampaikankannya

kepada orang lain

Tahap ke-5

Menganalisis dan mengevaluasi proses

mengatasi masalah

Guru membantu peserta didik untuk

melakukan refleksi terhadap investigasinya

dan proses-proses yang mereka gunakan

Sedangkan menurut Jhon Dewey seorang ahli pendidikan kebangsaaan

Amerika yang ditulis Wina Sanjaya menjelaskan 6 langkah PBL yang kemudian

dia namakan metode pemecahan masalah (problem solving),yaitu:16

1) Merumuskan masalah, yaitu langkah peserta didik menentukan masalah

yang dipecahkan.

2) Menganalisis masalah, yaitu langkah peserta didik meninjau masalah

secara kritis dari berbagai sudut pandang.

3) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah peserta didik merumuskan berbagai

kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

4) Mengumpulkan data, yaitu langkah peserta didik mencari dan

menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

5) Pengujian hipotesis, yaitu langkah peserta didik mengambil atau

merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan

hipotesis yang diajukan.

6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah peserta

didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan

hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan

e. Keunggulan dan Kelemahan PBL

Setiap model ataupun strategi pembelajaran memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Hal penting yang harus diperhatikan dalam

penerapan model itu sendiri harus menyesuaikan dengan konsep atau materi yang

16 Wina Sanjaya, op. cit., h. 217.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

17

akan disampaikan dan tujuan pembelajaran. Adapun keunggulan dan kelemahan

pembelajaran berdasarkan masalah sebagai berikut:

1) Keunggulan

Pembelajaran dengan memecahkan masalah merupakan teknik yang cukup

bagus untuk memahami isi pelajaran, menantang kemampuan peserta didik untuk

menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik, meningkatkan aktivitas belajar,

membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk

memahami masalah dalam kehidupan nyata, dapat membantu peserta didik untuk

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam

pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah itu juga

dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil belajar

maupun proses belajarnya. Bisa memperlihatkan kepada peserta didik bahwa

setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berfikir dan sesuatu yang

harus dimengerti oleh peserta didik, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau

dari buku buku saja. Dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik,

dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mengembangkan

kemampuan untuk menyesuaikan pengetahuan baru, mengaplikasikan

pengetahuan yang dimiliki di dunia nyata, dan mengembangkan minat secara

terus menerus sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.17 Dengan

demikian, permasalahan yang ada dalam pembelajaran dapat meningkatkan

keingintahuan peserta didik untuk menentukan minat yang ada pada dirinya agar

kelak sehingga lebih mudah di masa depannya.

Kelebihan dari PBL antara lain sebagai berikut: menjadi lebih ingat dan

meningkatkan pemahamannya atas materi ajar, meningkatkan fokus pada

pengetahuan yang relevan, mendorong untuk berpikir, membangun kerja tim,

kepemimpinan, dan keterampilan sosial, membangun kecakapan belajar, dan

memotivasi pembelajar.18 Sedangkan menurut Trianto keunggulan PBL yaitu: a)

realistic dengan kehidupan nyata; b) konsep sesuai dengan kebutuhan peserta

17 Ibid., h. 220-221. 18 M. Taufiq Amir, op. cit., h. 27-29.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

18

didik; c) memupuk sifat inquiry peserta didik; d) retensi konsep menjadi lebih

kuat; dan e) memupuk kemampuan problem-solving (pemecahan masalah).19

Jadi, sebagai model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik,

strategi PBL tidak hanya menjadikan peserta didik cakap secara kognitif dan

meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik di dalam kelas. Lebih dari itu

PBL mampu mengembangkan berbagai keterampilan lain peserta didik seperti

keterampilan pemecahan masalah, keterampilan dalam berkomunikasi,

kemampuan berpikir ilmiah, serta melatih peserta didik untuk belajar melihat

sesuatu secara komperhensif dan mendalam. Selain itu, dengan menghadirkan

permasalahan-permasalahan kontekstual di dalam pembelajaran dapat membantu

peserta didik untuk mentransfer pengetahuan yang mereka dapatkan ke dalam

kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dapat merasakan manfaat dari

pembelajaran yang mereka lakukan di kelas secara nyata, baik untuk masa

sekarang maupun di masa yang akan datang dalam menghadapi permasalahan di

lingkungan masyarakat.

2) Kelemahan

Disamping keunggulan, Strategi PBL juga mwmiliki kelemahan,

diantaranya:20

1) Manakala peserta didik tidak memiliki minat dan tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka

peserta didik akan merasa enggan untuk mencoba.

2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang

mereka ingin pelajari.

Kelemahan yang ada dapat diminimalisir dengan harus lebih

memperhatikan komponen belajarnya. Penggunaan masalah yang nyata dalam

kehidupan peserta didik dan mudah dipahami dalam proses pembelajaran. Karena

19 Trianto, op. cit., h. 96-97. 20 Wina Sanjaya, op. cit., h. 221

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

19

jika komponen yang ada tidak mendukung semua pelaksanaan pembelajaran,

maka hasil yang diperoleh peserta didik pun kurang memuaskan. Semua

komponen tersebut disesuaikan dengan minat peserta didik dalam meracik

kegiatan pembelajaran agar menghindari adanya miss-konsepsi diakhir

pembelajaran.

2. Retensi (Daya Ingat)

a. Pengertian Retensi (Daya Ingat)

Ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan

mereproduksikan kesan-kesan.21 Ingatan merupakan tempat penyimpanan data

fisik dalam otak kita. Ingatan bersifat pribadi dan menyimpan sejarah hidup kita.

Ingatan memberitahu kita apa yang kita lakukan kemarin, sepuluh tahun lalu, atau

bahkan apa yang akan kita lakukan besok. Kenangan masa kecil dapat dipicu oleh

sebuah lagu anak-anak. Kenangan romantis dapat terngiang kembali saat kita

mencium wangi bunga tertentu. Ingatan menggunakan petunjuk untuk

memberikan pemahaman mengenai diri sendiri.22 Ingatan merupakan aspek

belajar yang penting. Ingatan sangat diperlukan dalam kehidupan dan komunikasi

kita sehari-hari. Seringkali kita harus menggunakan informasi yang pernah

dipelajari (atau diajarkan) beberapa waktu lalu guna menguasai informasi yang

baru.23 Retensi ialah memelihara kesan pada waktu yang berubah-ubah, atau

sampai mana bahan yang telah dipelajari sebelumnya tetap diingat.24 Memori atau

ingatan adalah retensi informasi. Para psikolog pendidikan mempelajari

bagaimana informasi diletakkan atau disimpan dalam memori, bagaimana ia

dipertahankan atau disimpan setelah disandikan (encoded), dan bagaimana ia

ditemukan atau diungkapkan kembali untuk tujuan tertentu di kemudian hari.

Memori membuat diri kita terasa berkesinambungan. Tanpa memori, Anda tidak

21 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Ed. 5,

Cet. 13, h. 44. 22 Jo Iddon dan Huw Williams, Memory Booster Penguat Ingatan, Terj. Widyananto,

(Jakarta: Erlangga, 2005), h. 8. 23 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993),

cet. 4, h. 98. 24 Ibid., h. 99.

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

20

mampu menghubungkan apa yang terjadi kemarin dengan apa yang Anda alami

sekarang.25

Pada pembelajaran, ingatan berarti usaha untuk menerima, menyimpan dan

memproduksi kegiatan-kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada tiap

harinya. Untuk memastikan terjadinya retensi jangka panjang guru dapat

menyediakan waktu pelatihan, yang memungkinkan peserta didik mengulang

keterampilan baru secara bergiliran, baik secara fisik maupun mental.26

b. Tipe-tipe Ingatan

Ingatan memiliki tiga tipe yang bervariasi sesuai dengan kerangka

waktunya, yaitu:27

1) Memori sensoris, mempertahankan informasi dari dunia dalam bentuk

sensoris aslinya hanya selama beberapa saat, tidak lebih lama dari waktu

peserta didik menerima sensasi/informasi visual, suara, dan sensasi lainnya.

2) Memori jangka pendek (short term memory) adalah sistem memori kapasitas

terbatas dimana informasi dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali informasi itu

diulangi atau diproses lebih lanjut, dimana dalam kasus itu daya tahan

simpananya dapat lebih lama.

3) Ingatan jangka panjang (long term memory) adalah tipe memori yang

menyimpan banyak informasi selama periode waktu yang lama secara relatif

permanen.

c. Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memory)

Menurut Adi W. Gunawan Long Term Memory (LTM) adalah kemampuan

untuk menyimpan informasi secara permanen untuk rentang waktu beberapa

bulan, tahun dan bahkan seumur hidup. Kemungkinan informasi disimpan di LTM

sangat mungkin terjadi bila proses pembelajaran bersifat “masuk akal “dan juga

“berarti” bagi peserta didik. “Masuk akal” disini mempunyai arti bahwa peserta

didik dapat memahami materi pelajaran dengan menghubungkan materi itu

dengan pengalaman yang telah dialami peserta didik sebelumnya. Sedangkan

25 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Terj. Educational Psycology oleh

Tri Wibowo B.S., (Jakarta: Kencana, 2007), h. 312. 26 Trianto, op. cit., h. 78. 27 John W. Santrock, op. cit., h. 320-322.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

21

“berarti” maksudnya materi pelajaran mempunyai relevansi terhadap peserta

didik.28

Menurut Dough Rohrer dan Harold Pashler mengemukakan bahwa LTM

dapat diujikan setelah 1 atau 4 minggu setelah aktivitas belajar terakhir.29

Kemudian, menurut Tulving dalam jurnal yang ditulis Jeffrey D. Karpicke dan

Henry L. Roediger mangatakan bahwa LTM dapat diujikan 1 minggu setelah

aktivitas belajar terakhir dikelas.30

d. Lupa Dalam Belajar

Lupa merupakan pengalaman manusia yang universal dan sekaligus menjadi

pertanda atas ketidaksempurnaan daya ingatan manusia.31 Lupa (forgetting) ialah

hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa

sebelumnya yang telah dipelajari.32 Dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki

kesan seakan-akan apa-apa yang kita alami dan kita pelajari tidak seluruhnya

tersimpan dalam akal kita. Padahal, menurut teori kognitif apapun yang kita alami

dan kita pelajari, kalau memang dalam sistem akal kita mengolahnya degan cara

yang memadai, semuanya akan tersimpan dalam subsistem akal permanen kita.33

Psikolog telah mengajukan beberapa penjelasan mengapa orang secara

aktual lupa pada hal-hal yang sebelumnya telah disimpan dalam memori jangka

panjang. Terdapat empat kemungkinan penyebab lupa, yaitu:34

1) Kegagalan untuk memanggil kembali. Kegagalan untuk menemukan informasi

yang ada dalam memori jangka panjang.

28 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategi Petunjuk Praktis untuk Menerapkan

Accelerated Learning, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 74-77. 29 Dough Rohrer dan Harold Pashler, “Increasing Retention Without Increasing Study

Time”, (Journal of Current Directions in Psychological Science), Vol. 16 No. 4, 2007, h. 184.

Diakses dari http://www.pashler.com/Articles/RohrerPashler2007CDPS.pdf. Pada tanggal 29

November 2017. 30 Jeffrey D. Karpicke dan Henry L. Roediger, “Repeated Retrieval during Learning is the

Key to Long Term Retention”, (Journal of Memory and Language), 2007, h. 153. Diakses dari

http://memory.psych.purdue.edu/downloads/2007_Karpicke_Roediger_JML.pdf. Pada tanggal 29

November 2017. 31 Abd. Rahman Abror, op. cit., h. 102. 32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), Cet. 15. h. 155. 33 Ibid. 34 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang

Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009), Ed. 6, h. 307-309.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

22

2) Kesalahan rekonstruksi. Konstruksi “memori” yang logis namun salah dengan

menggabungkan informasi yang dipanggil dari memori jangka panjang dengan

pengetahuan dan keyakinan umum seseorang tentang dunia.

3) Interferensi. Fenomena terhadap sesuatu yang disimpan dalam memori jangka

panjang menghambat kemampuan seseorang untuk mengingat sesuatu yang

lain dengan benar. Atau, kegagalan dalam menggali informasi karena

terhalang oleh informasi lain.

4) Kerusakan informasi. Pelemahan bertahap informasi yang disimpan dalam

memori jangka panjang, terutama jika informasi tersebut jarang digunakan.

Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor penyebab lupa terjadi, pertama lupa

dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang

ada dalam sistem memori peserta didik. Kedua, adanya tekanan terhadap item

yang telah ada, baik disengaja ataupun tidak. Penekanan ini terjadi karena

beberapa kemungkinan yaitu: 1) karena item informasi (berupa pengetahuan,

tanggapan, kesan, dan sebagainya) yang diterima peserta didik kurang

menyenangkan, item informasi yang baru menekan item informasi yang telah ada,

dan item informasi yang direproduksi itu tertekan ke alam ketidaksadaran; 2)

karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang

telah ada, jadi sama dengan fenomena retroaktif; 3) karena item informasi yang

akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan ke alam bawah sadar dengan

sendirinya lantaran tidak pernah dipergunakan. Ketiga, perubahan situasi

lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali. Keempat,

perubahan sikap dan minat peserta didik terhadap proses dan situasi dan belajar

tertentu. Kelima, materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau

dihafalkan peserta didik. Dan keenam, perubahan urat syaraf otak, seperti

keracunan, kecanduan alkohol, dan gegar otak akan kehilangan ingatan atas item-

item informasi yang ada dalam memori permanennya.35

e. Pengukuran Retensi

Pemanggilan kembali informasi terkait suatu peristiwa atau suatu objek

secara sadar disebut sebagai memori eksplisit, yang dapat diukur melalui dua

35 Muhibbin Syah, op. cit., h. 156-157.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

23

metode. 1) Recall, yakni kemampuan menggali kembali dan memproduksi

informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Soal ujian esai dan isian singkat, serta

permainan memori seperti Trivial Pursuit atau Jeopardy membutuhkan

kemampuan penggalian kembali (recall). 2) Recognition (pengenalan), yakni

kemampuan mengenali informasi yang telah di observasi, dibaca, atau didengar

sebelumnya. Pada metode kedua ini, informasi diberikan pada subjek pelaksana

tes, yang diminta menjawab apakah informasi tersebut baru atau tidak, benar atau

salah, atau memilih alternatif lain. Dengan kata lain, tugas tersebut menuntut

pelaksana tes membandingkan informasi yang disajikan dengan informasi yang

telah tersimpan dalam memori. Soal ujian pilihan ganda atau ujian soal benar-

salah adalah jenis soal yang menuntut kemampuan recognition. Terkadang,

informasi yang kita dapatkan pada masa lalu mempengaruhi pikiran dan tindakan

kita sekalipun kita tidak berusaha mengingatnya secara sadar, fenomena ini

disebut memori implisit. Salah satu metode yang lazim digunakan dalam

mengukur memori implisit adalah 1) Metode priming, metode ini meminta Anda

untuk membaca atau mendengarkan suatu informasi dan kemudian menguji

apakah informasi tersebut akan mempengaruhi kinerja anda dalam tugas lainnya.

2) Metode relearning method, yaitu metode pembelajaran ulang yang meminta

kita untuk mempelajari ulang informasi atau tugas yang telah kita pelajari

sebelumnya. Apabila kita dapat menguasai informasi atau tugas tersebut lebih

cepat pada proses pembelajaran kedua, artinya kita telah mengingat sesuatu dari

proses pembelajaran yang pertama.36

Pengukuran retensi menurut Robert yaitu:37

1) The Free Recall Method

Tes yang diberikan pada metode ini dapat berbentuk uraian singkat (uraian

tertutup) atau dalam bentuk soal melengkapi.

36 Carole Wade dan Carol Tavris, Psikologi edisi ke-9, jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.

65-67. 37 Robert M. V. Travers, Essentials of Learning: The New Cognitive Learning for Student

of Education, (Canada: Collier Macmilan Publisher, 1982), h. 92-94.

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

24

2) The Recognition Method

Tes dalam metode ini dilakukan lebih dari satu kali pada satu waktu yang

berlainan menggunakan soal yang sama. Subjek yang diberikan tes diberikan

alternatif jawaban yang telah tersedia untuk dipilih.

3) The Relearning, or Saving, Method

Tes dalam metode ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk

menghafal terlebih dahulu daftar kata-kata yang diberikan dengan cara

membacanya berkali-kali. Kemudian pada selang waktu tertentu, peserta didik

diuji dengan menyebutkan kembali dengan kata-kata yang telah dihafalnya.

3. Sikap (Attitude)

a. Pengertian Sikap (Attitude)

Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana

individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dala

kehidupan.38 Menurut Muhibbin Syah, sikap adalah gejala internal yang

berdimensi aktif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response

tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan

sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) peserta didik yang

positif terutama kepada guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan

pertanda awal yang baik bagi proses belajar peserta didik tersebut. Sebaliknya,

sikap negatif perserta didik terhadap gurudan mata pelajaran, apalagi diiringi

kebencian kepada guru atau mata pelajaran, dapat menimbulkan kesulitan belajar

peserta didik tersebut.39 Begitu juga dengan Ngalim Purwanto yang berpendapat

bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu

terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi.40

Sikap dan persepsi perserta didik sangat memengaruhi proses belajar. Sikap

dapat memengaruhi belajar secara positif, sehingga belajar menjadi mudah,

sebaliknya sikap juga dapat membuat belajar menjadi sulit.41 Dari beberapa

38 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010),Ed. Revisi, Cet, 5, h. 188. 39 Muhibbin Syah, op. cit., h. 132. 40 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985), Cet.2,

h.136. 41 Made Wena, op. cit., h. 225.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

25

pendapat tentang pengertian sikap tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap

merupakan kecenderungan seseorang untuk bereaksi terhadap suatu objek

tertentu, reaksi tersebut bisa penolakan (negatif), atau pun penerimaan (positif).

Dengan demikian, sikap terhadap lingkungan merupakan respon (kecenderungan)

seseorang untuk bereaksi terhadap suatu objek.

b. Pengertian Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah diartikan sebagai suatu kecenderungan, kesiapan, kesediaan,

seseorang untuk memberikan respon/tindakan/tingkah laku secara ilmu

pengetahuan dan memenuhi syarat (hukum) ilmu pengetahuan yang telah diakui

kebenarannya. Dalam IPA sikap ilmiah penting karena pertama, sikap peserta

didik membawa kondisi mental kesiapan terhadap mata pelajaran. Dengan sikap

positif, anak akan melihat objek ilmu, topik, kegiatan, dan orang-orang secara

positif. Kedua, sikap bukanlah perilaku bawaan atau keturunan. Sikap peserta

didik dapat diubah melalui pengalaman. Ketiga, sikap bersifat dinamis

berdasarkan hasil pengalaman yang bertindak sebagai faktor pengarah ketika

seorang peserta didik memasuki pengalaman baru.42

c. Ciri-ciri Sikap (Attitude)

Menurut Luthfi dkk, ciri-ciri sikap diantranya sebagai berikut:43

1) Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa

dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi

merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu

terhadap objek.

2) Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar

rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau

kontra terhadap sesuatu.

42 Ipa Ida Rosita dan Evi Sapinatul Bahriah, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis

Masalah Terhadap Sikap Ilmiah Siswa pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit”,

(Proceeding Seminar Nasional Pendidikan IPA-Biologi, 2016), h. 96-97. Diakses dari

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34014/1/Ipa%20Ida%20Rosita.pdf. Pada

tanggal 17 Januari 2018. 43 Ikhwan Luthfi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta, Lembaga Penelelitian UIN Jakarta, 2009),

Cet.1, h. 59-60.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

26

3) Sikap relatif mudah berubah. Karena sikap adalah hal yang dapat dipelajari,

atau sebaliknya. Sikap dapat dipelajari sehingga dapat berubah pada

seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syara-syarat tertentu yang

mempermudah merubahnya. Walaupun secara umum sikap relative mudah

berubah, untuk objek khusus (spesifik) ternyata sikap relative cenderung

agak menetap.

4) Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai

menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka.

5) Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan

hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.

Menurut W.A gerungan, ciri-ciri sikap (attitude), diantaranya:44

1) Bukan dibawa seseorang sejak ia dilahirkan, melainkan dibentuk atau

dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan

objeknya.

2) Dapat berubah-ubah, oleh karena itu attitude dapat dipelajari orang; atau

sebaliknya, attitude-attitude itu dapat dipelajari, karena itu attitude-attitude

dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dengan

syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya attitude pada orang

itu.

3) Tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap

suatu objek. Dengan kata lain, attitude terbentuk, dipelajari, atau berubah

senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan

dengan jelas.

4) Objek attitude itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5) Mempunyai segi-segi motivasi dari segi-segi perasaaan. Sifat inilah yang

membeda-bedakan attitude dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-

pengetahuan yang dimiliki orang.

44 W.A Gerungan, Psikolog Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 1996), Ed. 2, Cet. 13, h.

151-152.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

27

d. Jenis-jenis Sikap (Attitude)

Sikap dapat dibedakan atas bentuknya dalam sikap positif dan sikap negatif,

yaitu:45

1) Sikap Positif

Merupakan perwujudan nyata dari intensitas perasaan yang

memperhatikan hal-hal yang positif. Suasana jiwa yang lebih mengutamakan

kegiatan kreatif daripada kegiatan yang menjemukan, kegembiraan daripada

kesedihan, harapan daripada keputusasaan. Sesuatu yang indah dan membawa

seseorang untuk selalu dikenang, dihargai, dihormati oleh orang lain. Untuk

menyatakan sikap positif, seseorang tidak hanya mengekspresikannya melalui

wajah, tetapi juga dapat melalui bagaimana cara ia berbicara, berjumpa dengan

orang lain, dan cara mengahadapi masalah. Usaha yang dapat dilakukan untuk

menuju sikap positif adalah (a) tumbuhkan pada diri sendiri suatu motif yang

kuat. Selalu mengingatkan diri bahwa sesuatu yang positif akan diperoleh dari

kebiasaan baru, (b) jangan biarkan perkecualian sebelum kebiasaaan baru

mengakar dari kehidupan pribadi, (c) berlatih dan berlatih terus dalam setiap

kesempatan, tanpa rasa jenuh dan bosan.

2) Sikap Negatif

Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang pada

kesulitan diri dan kegagalan. Sikap ini tercermin pada muka yang suram, sedih,

suara parau, penampilan diri yang tidak bersahabat. Sesuatu yang menunjukkan

ketidakramahan, ketidak menyenangkan, dan tidak memiliki kepercayaan diri.

Untuk menghilangkan sikap negatif adalah (a) belajar mengenali sifat diri,

bersikap jujur terhadap diri atau tanyalah pada seseorang yang dipercaya dan

dihormati mngenai sifat negatif diri, (b) akui bahwa sikap negatif itu memang

dilakukan.

e. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap ilmiah peserta didik dapat didasarkan pada

pengelompokkan sikap sebagai dimensi sikap selanjutnya dikembangkan

45 Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif,

(Jakarta: Indeks, 2007), h. 56-57.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

28

indikator-indikator sikap untuk setiap dimensi sehingga memudahkan menyusun

instrumen sikap ilmiah. Untuk lebih memudahkan, dapat digunakan

pengelompokkan/ dimensi sikap yang dikembangkan oleh Harlen seperti dikutip

oleh Herson Anwar yang dapat dilihat pada tabel 2.3:46

Tabel. 2.3 Dimensi sikap

Dimensi Indikator

Sikap Ingin Tahu

Antusias mencari jawaban

Perhatian pada objek yang diamati

Antusias pada proses sains

Menanyakan setiap langkah kegiatan

Sikap Respek Terhadap

Data/ Fakta

Objektif/ Jujur

Tidak memanipulasi data

Tidak purbasangka

Mengambil keputusan sesuai fakta

Tidak mencampur fakta dengan pendapat

Sikap Berpikir Kritis

Meragukan temuan teman

Menanyakan setiap perubahan/ hal baru

Mengulangi kegiatan yang dilakukan

Tidak mengabaikan data meskipun kecil

Sikap Penemuan dan

Kreativitas

Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi

Menunjukkan laporan berbeda dengan teman kelas

Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta

Menggunakan alat tidak seperti biasanya

Menyarankan percobaan-percobaan baru

Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan

Sikap Berpikiran terbuka

dan kerjasama

Menghargai Pendapat/temuan orang lain

Mau merubah pendapat jika data kurang

Menerima saran dari teman

Tidak merasa selalu benar

Menganggap setiap kesimpulan adalah tentatif

Berpartisipasi aktif dalam kelompok

Sikap Ketekunan

Melanjutkan meneliti setelah penemuannya hilang

Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan

Melengkapi satu kegiatan meskipun teman kelasnya selesai lebih

awal

Sikap Peka Terhadap

Lingkungan Sekitar

Perhatian terhadap peristiwa sekitar

Partisipasi pada kegiatan sosial

Menjaga kebersihan lingkungan sosial

Sedangkan menurut inge Hutagalung, teknik mengukur sikap ada beberapa

jenis, yaitu:47

46 Herson Anwar, “Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains”, (Jurnal Pelangi

Ilmu), Vol. 2 No. 5, 2009, h. 108. Diakses dari

http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/download/593/544. Pada tanggal 16 Desember 2017. 47 Inge Hutagalung, op. cit., h. 58-59.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

29

1) Teknik Perbandingan Fisik (Judgement Technique)

Teknik yang paling awal adalah masih menggunakan perbandingan fisik

untuk menentukan sikap terhadap objek sikap tertentu (A lebih berat dari B, X

lebih keras dari Y, fitnah lebih kejam dari pembunuhan, dan lain sebagainya).

Menurut Thurstone, penilaian (judgement) orang sebagai hasil perbandingan ini

dapat diukur dalam bentuk skala.

2) Teknik Psikologik (Method of Summated Rating)

Teknik pengukuran lain adalah yang sepenuhnya psikologik. Yaitu, teknik

yang tidak menggunakan perbandingan fisik yang dianggap terlalu rumit. Dasar

dari teknik ini adalah bahwa evaluasi seseorang terhadap sebuah objek sikap dapat

diskalakan tanpa harus membuat perbandingan fisik terlebih dulu. Caranya adalah

dengan mengumpulkan sejumlah pernyataan tentang suatu sikap. Pertanyaan-

pertanyaan ini terdiri atas pernyataan positif maupun negatif dan meliputi

komponen kognitif (misalnya, X adalah sesuatu yang bermanfaat, X memudahkan

saya melakukan Y, X, berbahaya jika dalam keadaan Z, dan sebagainya),

komponen afektif (misalnya, saya suka X, atau saya tidak senang Y), dan

komponen konatif (misalnya, saya berusaha mendapatkan X, atau saya

menghindari Y). Selanjutnya, melalui prosedur tertentu, dari sejumlah

pertanyaaan tertentu itu dipilih mana yang valid, dan mana yang tidak valid.

Butir-butir pernyataan yang valid dirangkai dalam suatu alat ukur. Hasil

pengukuran adalah skor rata-rata dari jawaban subjek terhadap setiap pernyataan.

Semakin tinggi skor, makin positif sikapnya dan semakin kecil skornya semakin

negatif sikapnya. Teknik ini dikembangkan oleh Likert dan dinamakan Method of

Summated Rating.

3) Teknik Skala Jarak Sosial (Social Distance Scale)

Gabungan dari pengukuran fisik dan psikologik terdapat pada skala

Borgardus. Teknik yang dikembangkan dalam ilmu sosiologi ini dinamakan skala

jarak sosial, yang dimaksud disini adalah skala untuk mengukur sikap antar ras.

4) Teknik Skala Guttman

Penilaian sikap dengan menggunakan pengukuran fisik dan psikologik juga

dilakukan oleh Guttman. Teknik ini dinamakan skala Guttman dengan dasar

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

30

pemikiran bahwa sejumlah perilaku terhadap sebuah objek sikap dapat disusun

dalam peringkat. Sebuah perilaku pada peringkat paling bawah dilakukan oleh

hampir semua orang. Perilaku pada peringkat lebih atas dari peringkat

sebelumnya akan dilakukan oleh lebih sedikit orang. Demikian seterusnya,

semakin tinggi peringkat semakin sedikit yang melakukannya, dan pada peringkat

tertinggi hanya sebagian kecil orang yang melakukan.

Sedangkan Ikwan Luthfi dkk menguraikan metode pengukuran sikap yang

secara historik telah dilakukan orang:48

1) Observasi Perilaku

Untuk dapat mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu, kita dapat

memperhatikan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu indikator setiap

individu. Pengukuran dengan metode ini dilakukan dengan mengamati tindakan

yang ditampilkan. Teknik observasi yang dapat dilakukan adalah observasi secara

langsung maupun tidak langsung dengan perilaku.

2) Pertanyaan Langsung

Asumsi yang mendasari metode penanyaan langsung untuk mengungkap

sikap adalah bahwa individu adalah pihak yang paling tahu mengenai dirinya

sendiri.

3) Pengukuran Terselubung

Metode pengukuran ini sebenarnya berorientasi ke metode obsevasi

perilaku, akan tetapi sebagai objek pengamatan bukan lagi perilaku yang tampak

disadari dan disengaja dilakukan seseorang tetapi reaksi-reaksi disiologis yang

terjadi di luar kendali orang tersebut.

4) Pengungkapan Langsung

Dalam hal ini responden diminta menjawab langsung suatu pertanyaan sikap

tertulis dengan memberi tanda setuju, penyajian dan pemberian respon yang

dilakukan diusahakan untuk individu menyetakan sikap secara lebih jujur dengan

cara tidak perlu menuliskan nama dan identitasnya.

48Ikhwan Luthfi dkk, op. cit., h. 62-64.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

31

B. Hasil Penelitian Relevan

Sebagai bahan acuan tentang penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran

Problem Based Learning Terhadap Retensi dan Sikap Peserta Didik pada Konsep

Sistem Ekskresi”, penulis mengutip beberapa penelitian relevan diantaranya:

Venisha Elisabeth A Pardede (2016), mahasiswi Program Studi

Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dengan tesis

berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Biologi,

Kemampuan Berpikir Kritis dan Retensi Siswa Materi Sistem Ekskresi Manusia

di kelas VIII SMP Markus Medan”. Hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan

dengan strategi Discovery secara signifikan lebih tinggi dibanding strategi PBL

maupun strategi Konvensional. Retensi peserta didik yang dibelajarkan dengan

strategi pembelajaran PBL secara signifikan lebih tinggi dibandingkan strategi

Discovery maupun strategi konvensional.49

Ulfa Masamah (2017), pada jurnal Konstanta, pengajaran matematika

STAIN Kudus Jawa Tengah, berjudul “Retensi Kemampuan Berpikir Reflektif

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Ditinjau dari Kemampuan Awal

Matematika Siswa MAN Ngawi”. Dimana kesimpulan dari jurnal tersebut

mengatakan bahwa terdapat perbedaan retensi kemampuan berpikir reflektif

matematis yang signifikan peserta didik yang memperoleh pembelajaran berbasis

masalah lebih baik secara signifikan dibanding dengan peserta didik yang

memperoleh pembelajaran konvensional.50

Rosdiana Meliana Situmorang (2015), Mahasiswi Program Studi Magister

Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh dengan tesis

berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

pada materi Sistem Ekskresi Manusia terhadap Hasil belajar dan Sikap Ilmiah

49 Venisha Elisabeth A Pardede, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar

Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Retensi Siswa Materi Sistem Ekskresi Manusia di kelas

VIII SMP Markus Medan”, Tesis Program Pascasarjana Pendidikan Biologi Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan. 2016, h. 74. Diakses dari http://digilib.unimed.ac.id/5698/. Pada

tanggal 16 Desember 2017. 50 Ulfa Masamah, “Retensi Kemampuan Berpikir Reflektif Melalui Pembelajaran Berbasis

Masalah Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematika Siswa MAN Ngawi”, (Jurnal Konstanta),

Vol. 1, No. 1, 2017, h. 69-70. Diakses dari

http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Konstanta/article/viewFile/3495/2470. Pada Tanggal 20

Desember 2017.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

32

pada Siswa kelas XI SMA Negeri 11 Banda Aceh”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi

sistem ekskresi manusia berpengaruh terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah

peserta didik.51

Seminar Nasional Pendidikan IPA-Biologi oleh Ipa Ida Rosita dan Evi

Sapinatul Bahriah (2016), Mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap

Ilmiah Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa presentase rata-rata ketercapaian sikap ilmiah di kelas

eksperimen sebesar 83,85% termasuk dalam kategori sangat tinggi, sedangkan di

kelas kontrol hanya 56,85% dan termasuk dalam kategori cukup. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah pada materi elektrolit dan

nonelektrolit berpengaruh terhadap peningkatan sikap ilmiah peserta didik.52

Sri Ismiani, Syukri dan Dwi Wahyudiati (2017), pada jurnal Pendidikan

Biologi FITK UIN Mataram yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Problem

Based Learning terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII

Mts NW 01 Kembang Kerang”. Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut

bahwa terdapat pengaruh metode PBL terhadap sikap ilmiah peserta didik.53

51 Rosdiana Meliana Situmorang, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem

Based Learning pada materi Sistem Ekskresi Manusia terhadap Hasil belajar dan Sikap Ilmiah

pada Siswa kelas XI SMA Negeri 11 Banda Aceh”. Program Studi Magister Pendidikan Biologi

Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh, 2015, h. 54. Diakses dari

http://etd.unsyiah.ac.id/baca/index.php?id=20015&page=68. Pada tanggal 17 Desember 2017. 52 Ipa Ida Rosita dan Evi Sapinatul Bahriah, op. cit., h. 104. 53 Sri Ismiani, Syukri, dan Dwi Wahyudiati, “Pengaruh Penerapan Metode Problem Based

Learning terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII Mts NW 01 Kembang

Kerang”, (Jurnal Pendidikan Biologi FITK UIN Mataram), Vol. X, No. 1, 2017, h. 109. Diakses

dari https://media.neliti.com/media/publications/53323-ID-pengaruh-model-pembelajaran-

berbasis-mas.pdf. Pada tanggal 17 Januari 2018.

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

33

C. Kerangka Pikir

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan

banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta

didik. Komponen utama dalam proses pembelajaran adalah guru dan peserta

didik. Guru yang efektif bukan hanya mengetahui pokok mata pelajaran mereka,

tetapi juga dapat mengkomunikasikan pengetahuan kepada peserta didik. Agar

komunikasi antara guru dan peserta didik berlangsung dengan baik dan informasi

yang disampaikan guru diterima dengan baik, guru perlu menggunakan model

pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan konsep pelajaran yang akan

dipelajari.

Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa guru masih kurang

mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran terhadap konsep yang

disampaikan serta cara penyampaian dan komunikasi guru yang masih dianggap

monoton, membosankan, juga kurang menarik bagi peserta didik sehingga untuk

meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran demi mencapai hasil retensi

peserta didik masih kurang dari yang diharapkan. Dengan pembelajaran yang

monoton dan tidak menarik membuat peserta didik malas mengerjakan tugas yang

diberikan guru yang akhirnya menyebabkan beberapa peserta didik hanya

menyalin atau mencontek tugas temannya, hal ini menunjukkan kurangnya sikap

ilmiah peserta didik seperti misalnya kurangnya antusias, kurangnya rasa ingin

tahu, kurangnya sikap kreativitas dan lain sebagainya. Pembelajaran PBL

merupakan pembelajaran yang menekankan pemecahan masalah-masalah autentik

seperti yang terjadi di kehidupan sehari-hari yang mudah ditemukan di

masyarakat. Dengan demikian pembelajaran yang dilakukan akan terasa lebih

bermakna, menyenangkan dan tidak membosankan. PBL juga berpotensi

meningkatkan retensi peserta didik, pada langkah-langkah PBL prosesnya

melibatkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran langsung yang mandiri,

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

34

hal tersebut merangsang pemrosesan informasi pada peserta didik dapat bekerja

dengan baik.

Pembelajaran PBL diharapkan dapat membantu peserta didik untuk dapat

menyimpan materi dalam ingkatan jangka panjang, sehingga hal yang telah

dipelajari dapat diingat dan dimanfaatkan kembali jika membutuhkannya. Dan

dengan adanya tahapan proses pembelajaran PBL diharapkan dapat meningkatkan

sikap ilmiah peserta didik.

D. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh penerapan

model pembelajaran PBL pada konsep sistem ekskresi terhadap retensi dan

peningkatan sikap ilmiah peserta didik.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 86 Jakarta yang beralamat di Jl.

Bintaro Permai IV No. 36, Komplek Depsos, Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12330. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan

pada pada tanggal 26 April – 25 Mei 2018 semester genap tahun ajaran

2017/2018.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi

eksperimen design). Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Dalam pelaksanaan penelitian ini,

sampel dibagi menjadi dua bagian yaitu kelas eksperimen yang diberikan

perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dan kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan menggunakan saintifik

learning. Penelitian eksperimen semu ini digunakan karena pada kenyataannya

tidak memungkinkan peneliti melakukan kontrol penuh terhadap sampel

penelitian. Hal ini karena setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda

dalam setiap pemahamannya. Meskipun perlakuan yang diberikan sama, tingkat

pemahaman yang dicapai peserta didik akan beragam di setiap kelasnya.

Perbedaan pemahaman pada kedua kelas dapat dilihat dengan diberikannya

pretest sebelum proses pembelajaran dimulai, tujuannya adalah untuk mengetahui

sejauh mana pengetahuan awal peserta didik tentang materi yang akan diajarkan.

Kemudian dilakukan posttest setelah proses pembelajaran berakhir, tujuannya

untuk mengetahui perubahan hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran.

Selanjutnya retest, tujuannya untuk mengukur kemampuan peserta didik untuk

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods),

(Bandung: Alfabeta, 2012). Cet. 3, h. 116.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

36

menyimpan konsep dalam memorinya (retensi) terhadap materi yang telah

diberikan.

Desain penelitian retensi peserta didik yang digunakan pada penelitian ini

adalah Pretest-Posttest Control Group Design2, yang telah dimodifikasi dengan

pola sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian Retensi Control Group Pretest-Posttest

Design

Group Pretest Perlakuan Posttest Selang waktu Retest

E O1 XE O2

2 minggu O3

K O1 XK O2 O3

Keterangan:

E : Kelas Eksperimen

K : Kelas Kontrol

XE : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran PBL

XK : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional

O1 : Tes awal yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan

O2 : Tes yang diberikan setelah proses belajar mengajar dilaksanakan

O3 : Tes yang diberikan 2 minggu setelah proses belajar mengajar

dilaksanakan

Sedangkan desain penelitian sikap peserta didik yaitu dengan kelas kontrol

menggunakan model pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen

menggunakan model PBL. Rancangan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2. Desain Penelitian Sikap Peserta Didik

Group Prequestionnaire Perlakuan Postquestionnaite

E O1 XE O2

K O1 XK O2

Keterangan:

E : Kelas Eksperimen

K : Kelas Kontrol

2 Ibid., h. 114.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

37

XE : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran PBL

XK : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional

O1 : Pemberian angket kepada peserta didik sebelum proses belajar mengajar

dilaksanakan

O2 : Pemberian angket kepada peserta didik setelah proses belajar mengajar

dilaksanakan

C. Populasi dan Sampel

Populasi atau universe adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa

orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Sedangkan sampel

adalah sebagian dari populasi yang diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa

sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population). 3 Populasi

umum dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMAN 86 Jakarta,

sedangkan populasi target pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMAN

86 Jakarta.

Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas peserta didik kelas XI jurusan

matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA), yaitu XI MIPA 2 dan XI MIPA

3. XI MIPA 2 sebagai kelas kontrol, dan XI MIPA 3 sebagai kelas eksperimen

yang diberikan model PBL . Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu suatu cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada

pertimbangan dan atau tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat

tertentu yang sudah diketahui sebelumnya.4

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu satu variabel bebas dan dua

variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

terikat (dependen), sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi

oleh variabel bebas. Variabel-variabe tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X), yaitu model pembelajaran Problem Based Learning.

2. Variabel terikat (Y), yaitu retensi dan peningkatan sikap ilmiah peserta didik.

3 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung, Remaja

Rosdakarya Offset, 2011), Cet 1, h. 215. 4 Ibid., h. 221.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

38

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari dari tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap akhir. Pada tahap persiapan hal pertama yang dilakukan

adalah mengurus surat izin penelitian, setelah itu melakukan wawancara dengan

guru biologi kelas XI MIPA di sekolah terkait, kemudian menyusun perangkat

pembelajaran dan instrumen penelitian. Setelah perangkat pembelajaran dan

instrumen selesai dibuat dan disetujui peneliti mengkoordinasikan perangkat

pembelajaran dan instrumen penelitian dengan guru biologi di sekolah terkait

untuk persetujuan perangkat pembelajaran dan menentukan jadwal uji coba

instrumen penelitian. Setelah instrumen diuji coba tahapan terakhir dari tahap

persiapan ini adalah dilakukannya analisis data hasil uji coba instrumen agar dapat

diuji cobakan sesungguhnya kepada peserta didik nantinya.

Setelah tahap persiapan telah selesai, tahap selanjutnya yaitu tahap

pelaksanaan. Pada tahap ini pertama, peneliti menentukan kelas eksperimen dan

kelas kontrol, kemudian memberikan arahan mengenai model pembelajaran yang

digunakan. Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol ditentukan adalah

memberikan pretest berupa soal pilihan ganda dan prequestionnaire berupa

angket sikap ilmiah. Selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran di kelas

ekperimen dan kontrol dengan perlakuan yang berbeda. Setelah perlakuan selesai

dilakukan berikutnya adalah memberikan posttest berupa pilihan ganda dan

postquestionnaire berupa angket sikap ilmiah. Dua minggu kemudian setelah

posttest dilaksanakan peneliti memberikan retest kepada peserta didik.

Tahap akhir adalah tahapan yang dilakukan setelah tahapan pelaksanakan

selesai dilakukan. Pada tahap ini yang pertama dilakukan adalah mengolah data

dan mengkonversi data penelitian dalam bentuk angka. Kemudian dilanjutkan

dengan menganalisis hasil penelitian dan membuat pembahasan. Setelah itu

peneliti menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

39

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini melalui teknik pengumpulan data

tes (tes objektif berupa pilihan ganda), untuk pengambilan data hasil tes retensi

peserta didik dan nontes (angket sikap ilmiah) untuk pengambilan data sikap

peserta didik.

G. Instrumen Penelitian

1. Tes Objektif Pilihan Ganda

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar

pada ranah kognitif. Bentuk tes yang digunakan berupa pilihan ganda dengan lima

alternatif pilihan jawaban pada setiap butir soal, yaitu a, b, c, d dan e pada konsep

sistem ekskresi. Tes ini diberikan sebelum dan setelah pembelajaran (pretest,

posttest, dan retest). Soal pretest, posttest, dan retest adalah soal yang sama

dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep

dan retensi peserta didik dalam konsep sistem ekskresi. Kisi-kisi instrumen tes

objektif pada penelitian ini terdapat pada tabel berikut.

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda5

No Indikator Aspek Kognitif

Jumlah

Soal

C1 C2 C3 C4 C5

1.

Menjelaskan pengertian

konsep sistem ekskresi 2

5*

7*

1

4

3

6 7

2.

Menyebutkan macam-macam

organ sistem ekskresi pada

manusia

8

9*

13*

14

12*

15

16

10 11* 9

3.

Menjelaskan struktur masing-

masing organ ekskresi

beserta fungsinya

18*

19

22

20*

21*

24*

17

23* 8

5 Lampiran 9, h. 141-154.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

40

4.

Menjelaskan proses kerja

dari masing-masing organ

ekskresi pada manusia 32*

26*

27

28

31*

25

29* 30 8

5.

Mengaitkan proses kerja

organ ekskresi dengan

fenomena sehari-hari 37

33*

35

36

38

34* 6

6.

Menjelaskan gangguan atau

kelainan yang terjadi pada

sistem ekskresi pada manusia 40

39*

41

42*

43*

44

45

7

7.

Menjelaskan organ ekskresi

pada hewan invertebrata dan

vertebrata 49 46*

47*

50* 48* 5

jumlah 6 9 15 12 8 50

Jumlah valid 3 4 8 5 3 24

Keterangan: *) soal yang valid

2. Angket Sikap Ilmiah

Angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.6 Angket sikap ilmiah merupakan lembar yang berisi

penilaian terhadap aktivitas yang menunjukkan sikap ilmiahnya. Angket yang

digunakan pada penelitian ini bersifat tertutup, dimana responden tinggal memilih

alternatif jawaban yang telah disediakan dari pertanyaan atau pernyataan-

pernyataan dalam angket.

Jawaban setiap butir instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata

antara lain, SS jika sangat setuju, S jika setuju, R jika ragu-ragu, TS jika tidak

setuju, dan STS jika sangat tidak setuju.7 Angket diberikan sebelum dan setelah

pelaksanaan pembelajaran selesai. Berikut tabel kisi-kisi instrumen sikap ilmiah.

6 Sugiyono, op. cit., h. 192. 7 Ibid., h. 136.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

41

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Sikap Ilmiah8

No Indikator Nomor Pernyataan

Positif Negatif

1 Sikap ingin tahu 1*, 3,* 7*, 8*, 20, 4, 19, 21, 30*

2 Sikap respek terhadap

data/fakta 2, 5*, 28, 31* 9, 17*, 29, 33*

3 Sikap berpikir terbuka 14*, 16, 18, 22*, 13 10*, 23*, 32*, 34*,

36*, 37*

4 Sikap berpikir kritis 26*, 27* 6*, 11*, 12*, 15

5 Sikap peka terhadap lingkungan

sekitar 24*, 38*, 39*, 40 25, 35*

Jumlah 20 20

Jumlah valid 13 13

Keterangan: *) pernyataan yang valid

H. Kalibrasi Instrumen

Instrumen atau soal tes objektif pilihan ganda yang akan digunakan sebagai

soal pretest, posttest, dan retest harus dilakukan uji coba terlebih dahulu.

Instrumen tes soal objektif dikalibrasikan dengan cara menguji validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran instrumen dan daya pembeda butir soal. Sedangkan

instrumen berupa angket terlebih dahulu dikalibrasikan dengan cara menguji

validitas dan reliabilitas instrumen. Pengujian instrumen menggunakan software

ANATES ver 4.0.9 yang dikembangkan oleh Drs Karno To, MPd. dan Yudi

Wibisono, ST. sehingga dapat menjadi pertimbangan apakah instrumen tersebut

dapat dipakai atau tidak.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel.9 Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur.10

8 Lampiran 10, h. 155-158. 9 V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian. (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2012). Ed. 1, Cet. 1. h. 177. 10 Sugiyono, op. cit., h. 168.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

42

Pengujian validitas diuji dengan mengkolerasikan nilai tiap butir pertanyaan

atau pernyataan dengan nilai total menggunakan software ANATES ver 4.0.9

yang dikembangkan oleh Drs Karno To, MPd. dan Yudi Wibisono, ST. Dari hasil

perhitungan, diperoleh data dari 50 soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 24

soal yang dinyatakan valid.11 Sedangkan untuk angket sikap ilmiah diperoleh data

dari 40 butir pernyataan angket sikap ilmiah terdapat 26 pernyataan yang valid.12

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan.

Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat

dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrumen dapat

dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama jika diuji pada

kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.13

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap.14 Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dapat

menggunakan software ANATES ver 4.0.9 yang dikembangkan oleh Drs Karno

To, MPd. dan Yudi Wibisono, ST. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara

bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai Alpha > 0,60 maka

reliabel.15 Dari hasil uji reliabilitas menggunakan anates diperoleh 0,7916 untuk

instrumen pilihan ganda, sedangkan hasil uji reliabilitas angket sikap ilmiah

memperoleh 0,81.17

11 Lampiran 11, h. 159-160. 12 Lampiran 12, h. 161-162. 13 Zainal Arifin, op. cit., h. 248. 14 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), (Jakarta: Bumi

Aksara, 2006). Cet. 6, h. 86. 15 V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, op. cit., h. 186. 16 Lampiran 11, loc. cit. 17 Lampiran 12, loc. cit.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

43

3. Perhitungan Analisis Butir Pilihan Ganda

a. Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal apakah soal itu tergolong sukar,

sedang, atau mudah maka soal-soal tersebut lebih dahulu diujikan taraf

kesukarannya dengan menggunakan software ANATES ver 4.0.9 yang

dikembangkan oleh Drs Karno To, MPd. dan Yudi Wibisono, ST. Hasil dari

perhitungan menggunakan anates terdapat 3 soal kategori sangat mudah, 2 soal

kategori mudah, 7 soal kategori sedang, 5 soal kategori sukar, dan 6 kategori

sangat sukar.18 Adapun Kriteria tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut

ini19:

Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Kesukaran

Interval Kriteria

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

b. Daya Beda

Daya beda adalah kemampuan suatu butir soal yang dapat membedakan

antara peserta didik yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan peserta

didik yang belum menguasai materi yang ditanyakan. Jika tes atau soal mengukur

hal yang sama, dapat diharapkan bahwa setiap peserta tes mampu menjawab soal

dengan benar dan yang tidak mampu akan menjawab salah.20 Untuk menghitung

daya beda peneliti menggunakan software ANATES ver 4.0.9 yang

dikembangkan oleh Drs Karno To, MPd. dan Yudi Wibisono, ST. Hasil

perhitungan diperoleh 6 soal berkriteria jelek, 11 soal berkriteria cukup, 6 soal

berkategori baik, dan 1 soal berkategori baik sekali.21

18 Lampiran 11, loc. cit. 19 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta: Rajawali Press,

2014). Ed. Revisi, Cet. 3, h. 240. 20 Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012) Ed.1,

Cet. 1, h. 178. 21 Lampiran 11, loc. cit.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

44

Adapun kriteria daya beda soal dapat dilihat pda tabel berikut:22

Tabel 3.6. Kriteria Daya Beda

Indeks Daya Beda Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

I. Teknik Analisis Data

1. Retensi

Tes retensi dilakukan untuk mengukur daya ingat peserta didik terhadap

materi yang telah diberikan. Penilaian retensi ditentukan dengan rumus:23

Adapun untuk kategori retensi dapat dilihat dari Tabel berikut24:

Tabel 3.7. Kategori Retensi

Tingkat Retensi (%) Kriteria

R ≥ 70 Tinggi

60 < R < 70 Sedang

R ≤ 60 Rendah

2. Angket Sikap Ilmiah

Angket sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan

memberikan skor pada setiap pernyataan peserta didik. Pada pernyataan terdapat

kategori pernyataan positif dan negatif. Skor penyataan positif dan negatif dapat

dilihat pada tabel berikut:

22 Kunandar, op. cit., h. 241. 23 Yanti Herlanti, Nuryani Y. Rustaman, dan Wawan Setiawan, Konstribusi Wacana

Multimedia Terhadap Retensi Siswa, (Jurnal Pendidikan IPA: Metamorfosa), Vol. 2, No. 1, 2007,

h. 6. Diakses dari https://anzdoc.com/download/kontribusi-wacana-multimedia-terhadap-

pemahaman-dan-retensi-.html. Pada tanggal 16 Desember 2017. 24 Agung Setiawan, Sutarto, dan Indrawati, Metode Praktikum Dalam Pembelajaran

Pengantar Fisika SMA: Studi Pada Konsep Besaran dan Satuan tahun ajaran 2012-2013, (Jurnal

Pembelajaran Fisika), Vol. 1, No. 3, 2012, h. 287. Diakses dari

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/458/Agung%2bSetiawan.pdf?sequence=1.

Pada tanggal 16 Desember 2017.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

45

Tabel 3.8. Skor Item Skala Likert25

Sifat Pernyataan SS S RR TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Setelah pemberi skor, kemudian skor tersebut dikonversi dalam bentuk

presentase dengan rumus:

Presentase sikap ilmiah peserta didik dianalisis dan dikategorikan dengan

mengacu kepada teori berikut ini:26

Tabel 3.9. Kategori Sikap Ilmiah

Indeks Daya Beda (%) Kriteria

0 – 20 Sangat Kurang

21 – 40 Kurang

41 – 60 Cukup

61 – 80 Baik

81 – 100 Sangat Baik

Data angket sikap ilmiah yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji hipotesis

dengan menggunakan uji Mann-Whitney dengan SPSS 22.

3. Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dan uji-t maka perlu dilakukan uji

prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dibutuhkan adalah uji

normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan subjek penelitian.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas pilihan ganda peneliti

menghitung dengan perhitungan manual menggunakan microsoft excel. Dengan

menggunakan rumus uji Liliefors.

25 Sugiyono, op. cit., h. 137. 26 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika: Untuk Penelitian

(Administrasi Pendidikan-Bisnis-Pemerintahan-Sosial-Kebijakan-Ekonomi-Hukum-Managemen-

Kesehatan), (Bandung, Alfabeta, 2013), cet. 5, h. 18.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

46

Keterangan:

: harga mutlak terbesar

: peluang angka baku

: proporsi angka baku

Kriteria pengujian:

Lhitung ≤ Ltabel maka sampel berdistribusi normal

Lhitung > Ltabel maka sampel berdistribusi tidak normal

Sedangkan untuk uji normalitas angket sikap ilmiah, uji normalitas yang

digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk dengan SPSS 22.

Hasil SPSS dan interprestasi Test of Normality Output sebagai berikut, distribusi

populasi normal jika, α (probabilitas) > 0,05, Ho diterima dan distribusi tidak

normal jika, α (probabilitas) ≤ 0,05, Ho ditolak.27 Namun data angket sikap ilmiah

bersifat non parametrik sehingga uji normalitas bukanlah suatu keharusan.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (tiga

sampel atau lebih) yang diteliti mempunyai varian yang sama. Bila objek yang

diteliti tidak mempunyai varian yang sama, maka uji anova tidak dapat

diberlakukan.28 Untuk hasil data atau nilai pilihan ganda uji homogenitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Uji F (One Way ANOVA), dengan rumus:

27 Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program

SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), Ed. 2, Cet. 2, h. 156-157. 28 Syofian Siregar, Statistika Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 167-169.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

47

Kriteria pengujian:

Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, kedua kelas berasal dari populasi yang homogen.

Fhitung > Ftabel maka Ha diterima, kedua kelas tidak berasal dari populasi yang

homogen.

Sedangkan untuk uji homogenitas angket sikap ilmiah, perhitungan uji

homogenitas menggunakan One-Way ANOVA SPSS 22. Output data dan

interprestasi pada Test of Homogeneity of Variances data homogen apabila nilai

Sig > α.29 Namun data angket sikap ilmiah bersifat non parametrik sehingga uji

homogenitas juga bukanlah suatu keharusan.

c. Uji Hipotesis

Pada data nilai pilihan ganda Jika sampel berdistribusi normal dan

homogen, maka dilakukan uji parametrik dengan menguji hipotesis statistik

dengan menggunakan rumus uji-t dengan taraf signifikan α = 0,05. Adapun rumus

uji-t sebagai berikut:30

a) Menentukan nilai thitung, dengan rumus:

Keterangan:

: rata-rata skor kelompok eksperimen

: rata-rata skor kelompok kontrol

: jumlah sampel kelompok eksperimen

: jumlah sampel kelompok kontrol

2 : nilai varians kelompok eksperimen

2 : nilai varians kelompok kontrol

: nilai varians gabungan

b) Menentukan derajat kebebasan (dB)

29 Kadir, op. cit., h. 169-170. 30 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), Ed. 2, Cet. 3, h. 142.

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

48

c) Menentukan nilai ttabel dengan taraf signifikan (α) = 5%

d) Menentukan kriteria pengujian

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Jika thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

e) Menarik kesimpulan

Sedangkan untuk data nilai angket sikap ilmiah dilakukan dengan

menggunakan uji Mann-Whitney karena skala sikap yang digunakan dalam

penelitian termasuk skala ordinal dan bersifat non parametrik dengan data berasal

dari kelompok yang berbeda. Hasil pengukuran yang didapat dari angket sikap

ilmiah disebut berada pada level ordinal karena angkanya berfungsi menunjukkan

adanya perjenjangan atau rangking. Perbedaan angka yang dimiliki suatu objek

lain tidaklah menunjukkan adanya perbedaan kuantitatif melainkan perbedaan

kualitatif saja.31 Uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney menggunakan SPSS 22

pada taraf signifikan α = 0,05. Output SPSS dan interprestasi apabila Sig < α

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dimana H0 berarti tidak terdapat pengaruh

penerapan model PBL terhadap peningkatan sikap ilmiah peserta didik, dan Ha

berarti terdapat pengaruh penerapan model PBL terhadap peningkatan sikap

ilmiah peserta didik.

31 Kadir, op. cit., h. 11.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diketahui

bahwa terdapat pengaruh dari model pembelajaran Problem Based Learning terhadap retensi

peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis menggunakan uji mann-whitney

pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) didapat Sig < α (0.00 < 0.05) dengan demikian Ha

diterima, dan berarti bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning

terhadap retensi peserta didik.

Selain itu juga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Problem

Based Learning terhadap peningkatan sikap ilmiah peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari

hasil uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney postquestionnaire pada taraf signifikansi

5% (α = 0,05) didapatkan hasil hitung Sig < α () sehingga Ha diterima. Sedangkan hasil

analisis data sikap ilmiah prequestionnaire menunjukkan Sig > α (0,76 < 0,05) yang berarti

Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran

Problem Based Learning terhadap peningkatan sikap ilmiah peserta didik. Jadi, dari kedua uji

hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Based

Learning terhadap retensi dan peningkatan sikap ilmiah peserta didik.

B. Saran

Bedasarkan kesimpulan dari penelitian ini, penulis mengajukan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Diharapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat digunakan dalam proses

pembelajaran biologi di sekolah. Namun juga perlu disesuaikan dengan konsep biologi

yang akan diajarkan.

2. Disarankan agar permasalahan yang disajikan benar-benar sesuai dengan permasalahan

yang ada di lingkungan sebagai wujud aplikasi di luar sekolah melalui materi yang

dipelajari.

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

67

67

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rachman. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

cet. 4, 1993.

Amir, M. Taufik. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning:

Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan.

Jakarta: Kencana. Edisi 1, Cet. 2, 2009.

Anwar, Herson. Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal

Pelangi Ilmu, Vol. 2 No 5, 2009.

http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/download/593/544. 16

Desember 2017.

Arends, Richard I. Learning to Teach. New York: McGraw Hill. Seventh edition,

2007.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung,

Remaja Rosdakarya Offset, 2011), Cet 1, h. 215.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta:

Bumi Aksara. Cet. 6, 2006.

Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan

Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Indeks. Ed. 6, Cet.1, 2012.

Etherington, Matthew B. Investigate Primary Science: A Problem-based Learning

Approach. Australian Journal of Teacher Education, Vol. 36 (9), 2011.

https://ro.ecu.edu.au/cgi/viewcontent.cgi?article=1550&context=ajte. 16

Desember 2017.

Gerungan, W.A. Psikolog Sosial. Bandung: Refika Aditama. Ed. 2, Cet.6, 1996.

Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategi Petunjuk Praktis untuk Menerapkan

Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Herlanti, Yanti. Nuryani Y. Rustaman, dan Wawan Setiawan, Konstribusi

Wacana Multimedia Terhadap Retensi Siswa, Jurnal Pendidikan IPA:

Metamorfosa. Vol. 2, No. 1, 2007. https://anzdoc.com/download/kontribusi-

wacana-multimedia-terhadap-pemahaman-dan-retensi-.html. 16 Desember

2017.

Hutagalung, Inge. Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Menuju Pribadi

Positif. Jakarta: Indeks, 2007.

Iddon, Jo dan Huw Williams. Memory Booster Penguat Ingatan, Terj.

Widyananto. Jakarta: Erlangga. 2005.

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

68

Ismiani, Sri. Syukri, dan Dwi Wahyudiati, “Pengaruh Penerapan Metode

Problem Based Learning terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi

Siswa Kelas VII Mts NW 01 Kembang Kerang”, Jurnal Pendidikan Biologi

FITK UIN Mataram, Vol. X, No. 1, 2017.

https://media.neliti.com/media/publications/53323-ID-pengaruh-model-

pembelajaran-berbasis-mas.pdf. 17 Januari 2018.

Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh Analisis Data dan Analisis dengan

Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Ed. 2, Cet.

2, 2015.

Karpicke, Jeffrey D. dan Henry L. Roediger, Reapeated Retrieval during

Learning is the Key to Long Term Retention, Journal of Memory and

Language, 2007.

http://memory.psych.purdue.edu/downloads/2007_Karpicke_Roediger_JML

.pdf. 29 November 2017.

Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan

Contoh. Jakarta: Rajawali Press. Ed. Revisi, Cet. 3, 2014.

Luthfi, Ikhwan dkk. Psikologi Sosial. Jakarta: Lembaga Penelelitian UIN Jakarta.

Cet. 1, 2009.

Masamah, Ulfa. “Retensi Kemampuan Berpikir Reflektif Melalui Pembelajaran

Berbasis Masalah Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematika Siswa MAN

Ngawi”, Jurnal Konstanta, Vol. 1, No. 1, 2017.

http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Konstanta/article/viewFile/3495/24

70. 20 Desember 2017.

Oktavia, Yanti. Usaha Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kreativitas Guru

Dalam Pembelajaran Di Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. 2

No. 1, 2014.

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/viewFile/3828/3061. 18

Oktober 2017.

Ormrod, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan

Berkembang Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Ed. 6, 2009.

Pardede, Venisha Elisabeth A. Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil

Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Retensi Siswa Materi

Sistem Ekskresi Manusia di kelas VIII SMP Markus Medan. Tesis, Program

Pascasarjana Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan. 2016. http://digilib.unimed.ac.id/5698/. 16 Desember 2017.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. 2,

1985.

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

69

Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika: Untuk

Penelitian (Administrasi Pendidikan-Bisnis-Pemerintahan-Sosial-

Kebijakan-Ekonomi-Hukum-Managemen-Kesehatan). Bandung, Alfabeta.

cet. 5, 2013.

Rohrer, Dough dan Harold Pashler. Increasing Retention Without Increasing

Study Time, Journal of Current Directions in Psychological Science. Vol. 16

No. 4, 2007. http://www.pashler.com/Articles/RohrerPashler2007CDPS.pdf.

29 November 2019.

Rosita, Ipa Ida dan Evi Sapinatul Bahriah, Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah Siswa pada Materi Larutan

Elektrolt dan Nonelektrolit. Proceeding Seminar Nasional Pendidikan IPA-

Biologi. 2016.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34014/1/Ipa%20I

da%20Rosita.pdf. 17 Januari 2018.

Rusman. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Pers. Ed. 2, Cet. 6, 2016.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana, Ed. 1, Cet. 5, 2008.

Santrock, John W. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Terj. Educational

Psycology oleh Tri Wibowo B.S. Jakarta: Kencana, 2007.

Setiawan, Agung. Sutarto dan Indrawati. Metode Praktikum Dalam Pembelajaran

Pengantar Fisika SMA: Studi Pada Konsep Besaran dan Satuan tahun

ajaran 2012-2013, Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 1, No. 3, 2012.

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/458/Agung%2bSeti

awan.pdf?sequence=1. 16 Desember 2017.

Siregar, Syofian. Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara.

2013.

Situmorang, Rosdiana Meliana. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning pada materi Sistem Ekskresi Manusia terhadap

Hasil belajar dan Sikap Ilmiah pada Siswa kelas XI SMA Negeri 11 Banda

Aceh. Program Studi Magister Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala

Darussalam Banda Aceh. 2015.

http://etd.unsyiah.ac.id/baca/index.php?id=20015&page=68. 17 Desember

2017.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta. Ed. Revisi, Cet, 5, 2010.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket

70

Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, Terj. dari Educational

Psychology: Theory and Practice oleh Marianto Samosir. Jakarta: PT

Indeks, 2011.

Sudaryono. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ed.1,

Cet. 1, 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed

Methods). Bandung: Alfabeta. Cet. 3, 2012.

Sujarweni, V. Wiratna dan Poly Endrayanto. Statistika Untuk Penelitian.

Yogyakarta: Graha Ilmu. Ed. 1, Cet. 1, 2012.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ed. 5, Cet. 13, 2005.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Cet. 15, 2010.

Travers, Robert M. V. Essentials of Learning: The New Cognitive Learning for

Student of Education. Canada: Collier Macmilan Publisher, 1982.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,

dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Kencana. Ed. 1, Cet. 1, 2009.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi

Aksara. Ed. 1, Cet. 2, 2010.

Undang-undang No. 20. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.

http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-

20-tahun-2003-tentang-Sisdiknas.pdf. 18 Oktober 2017.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi

Aksara. Ed. 2, Cet. 3, 2008.

Wade, Carole dan Carol Tavris. Psikologi Edisi ke-9 Jilid 2. Jakarta: Erlangga,

2007.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konsep Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Ed. 1, Cet. 9, 2014.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket
Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45300/1/PUTRI INDAH...Instrumen berupa 24 soal pilihan ganda dan 26 pernyataan angket