pengaruh model pembelajaran berbasis ...digilib.unila.ac.id/23336/3/skripsi tanpa bab...

63
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016) (Skripsi) Oleh YULIANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: vuongphuc

Post on 10-Jul-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAHTERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

DAN BELIEF SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 12

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016)

(Skripsi)

Oleh

YULIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAHTERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

DAN BELIEF SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 12 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016)

Oleh

YULIANA

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan komunikasi matematis dan

belief siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri

12 Bandar Lampung yang terdistribusi dalam 12 kelas. Sampel penelitian ini

adalah siswa kelas VIII-G dan VIII-I yang dipilih dengan teknik purposive

random sampling. Penelitian ini menggunakan desain pretest–posttest control

group design. Data penelitian ini diperoleh melalui tes kemampuan komunikasi

matematis dan angket belief. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan

bahwa pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan

komunikasi matematis siswa namun tidak berpengaruh pada belief siswa.

Kata kunci : belief, komunikasi matematis, pembelajaran berbasis masalah

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

DAN BELIEF SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 12

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016)

Oleh

YULIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan
Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan
Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Lampung pada

tanggal 20 Juni 1994. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara

pasangan Bapak Irfan dan Ibu Irnawati, memiliki kakak bernama Hidayat dan

adik bernama Yunita Okti.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame

Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Lampung pada tahun 2000,

pendidikan dasar di SD Negeri 1 Banding Agung, Kecamatan Talang Padang,

Kabupaten Tanggamus, Lampung pada tahun 2006, pendidikan menengah

pertama di SMP Negeri 1 Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Lampung pada

tahun 2009, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Talang Padang,

Kabupaten Tanggamus, Lampung pada tahun 2012. Penulis melanjutkan

pendidikan di Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tertulis dengan mengambil

program studi Pendidikan Matematika.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT)

pada tahun 2015 di desa Pekondoh, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten

Tanggamus dan menjalani Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri

1 Cukuh Balak.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

Motto

Pengalaman Adalah Guru Yang Terbaik

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

Persembahan

Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha SempurnaShalawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun Hasanah Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangku kepada:

Ayahku Irfan dan Ibuku tercinta Irnawati, yang telah memberikan kasih sayang, semangat,dan doa. Sehingga anak mu ini yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk

hamba-Nya.

Kakakku Hidayat dan Adikku Yunita Okti serta seluruh keluarga besar yang terusmemberikan dukungan dan doanya padaku.

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran

Semua Sahabat yang begitu tulus menyayangiku dengan segala kekuranganku, dari kalianaku belajar memahami arti ukhuwah.

Almamater Universitas Lampung tercinta

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

SANWACANA

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap

Kemampuan Komunikasi Matematis dan Belief Siswa (Studi pada Siswa Kelas

VIII Semester Genap SMP Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2015/2016)” dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah atas

manusia yang akhlaknya paling mulia, yang telah membawa perubahan luar biasa,

menjadi uswatun hasanah, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Ayahku tercinta Irfan, Ibuku tercinta Irnawati, Kakakku Hidayat dan Adikku

Yunita okti, serta seluruh keluarga besarku yang selalu berada di sampingku,

yang telah memberikan perhatian dan kasih sayang dengan tulus, selalu

memotivasi dan memberikan nasihat, selalu mendoakan yang terbaik, serta

tidak pernah lelah bekerja keras untuk keberhasilan penulis.

2. Ibu Widyastuti, M.Pd., selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan serta

solusi yang terbaik dari setiap permasalahan.

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

iii

3. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk membimbing dengan sabar, memberikan perhatian, dan

memotivasi selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik.

4. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dengan sabar,

memberikan perhatian, dan memotivasi selama penyusunan skripsi sehingga

skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan

kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini terselesaikan dengan

baik.

6. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA yang telah mem-

berikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

8. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Drs. Hi. Zaid Jaya, M.M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 12 Bandar

Lampung beserta Wakil, staff, dan karyawan yang telah memberikan

kemudahan selama penelitian.

10. Bapak I Ketut Pande Arimbawa, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak

membantu dalam penelitian.

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

iv

11. Siswa/siswi kelas VIII G dan VIII I SMP Negeri 12 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2015/2016, atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

12. Sahabat kecilku Tantry M dan Teman-teman Stupatoe atas kebersamaan dan

dukungannya selama ini.

13. Sahabat teratai Bapak Ali, Mba Anis, Bang opik, Ika Yulitha, Mesva Riza

Lista, Yanna K, Kak fitri, Kak Nesya, Kak Era yang selalu memberikan

keceriaan dan dukungan.

14. Sahabat putri ayu Ibu Fatnah, Khorik, Isni, Riza, Hida, Nora, Hana, Nova,

Mai, Nimas, Ayu, Eka yang telah memberikan semangat dan motivasi

kepadaku.

15. Sahabat shalihah seperjuangan Dewi Mutiasari, Dyana Astuti, Evalia Nova

Rianti, Fitriyanti, Heni Yusnani, Linda Nurfitriyani, Mila Alifia Hamdalah,

Rini Haswin Pala, yang selama ini memberiku semangat dan doa serta selalu

menemani saat suka dan duka. Semoga persahabatan dan kebersamaan kita

selalu menjadi kenangan yang indah sampai kapanpun.

16. Sahabat PA Tiurma Natalia Situmorang, Utary Fathu Rahmi, Willy Setiawan,

Yuli Syartika, Yuni Purwanti, Zahra Dilya M, Zulfitriani. Terima kasih untuk

kerjasama, bantuan dan perjuangan yang telah kita lalui bersama-sama.

17. Teman-teman karibku tersayang di Pendidikan Matematika angkatan 2012

Ari, Arum, Atika, Aulia, Andre, Burhan, Dela, Devi, Eci, Elok, Eja, Ewi,

handoko, Iis, Indri, Lela, Leli, Nana, Nidya, Nikita, Nuy, Resa, Resti, Rian,

Ricky, Rina, Rita, Ruben, Septi, Suci, Talita, Tania, Titi, Titis dan teman-

teman lain yang tidak bisa kusebutkan satu-persatu atas kebersamaannya

selama ini, motivasi, doa, dan semua bantuan yang telah diberikan.

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

v

18. Kakak-kakakku Mba Ayu, Mba Feny dan Mba Yuli atas kebersamaannya

serta ilmu yang telah diberikan selama ini.

19. Kakak-kakakku angkatan 2010 dan 2011 serta adik-adikku angkatan 2013,

2014, dan 2015 terima kasih atas kebersamaannya.

20. Teman-teman KKN-KT FKIP UNILA 2015 Desa Pekondoh kecamatan

Cukuhbalak: Anjar, Dian, Dinda, Dwi, Gina, Indra, Menik, Nurul, Risko Serta

teman-teman KKN di Desa Tanjung Betuah dan di Desa Kaca Marga atas

kebersamaan yang penuh makna dan kenangan.

21. Keluarga besar SMP Negeri 1 Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus atas ilmu,

pengalaman, serta kebersamaan yang terbentuk selama menjalani KKN-KT.

22. Pak Liyanto dan Pak Mariman selaku penjaga Gedung G, terima kasih atas

bantuannya selama ini.

23. Almamater tercinta yang telah mendewasakanku.

24. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada

penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga

skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Juli 2016

Penulis

Yuliana

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

vi

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ..................................................... ............................... 9

1. Pengaruh.............................................................................................. 9

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah .............................................. 10

3. Kemampuan Komunikasi Matematis.................................................. 12

4. Belief siswa.......................................................................................... 15

5. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 17

B. Kerangka Pikir................................................................... ..................... 18

C. Anggapan Dasar ...................................................................................... 21

D. Hipotesis ................................................................................................. 22

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

vii

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel ............................................................................... 23

B. Desain Penelitian .................................................................................... 23

C. Instrumen Penelitian................................................................................ 24

D. Prosedur Penelitian ................................................................................. 32

E. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ....................................... 33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 39

B. Pembahasan ............................................................................................. 47

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................................. 53

B. Saran........................................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah............ 11

Tabel 3.1 Desain Penelitian.............................................................................. 24

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan komunikasi Matematis .............. 25

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas .......................................................................... 27

Tabel 3.4 Reliabilitas Tes Hasil Uji Coba........................................................ 27

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda............................................................... 28

Tabel 3.6 Daya Pembeda Tes Hasil Uji Coba .................................................. 28

Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran............................................... 29

Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran Hasil Tes Uji Coba ........................................... 29

Tabel 3.9 Skor Setiap Pernyataan Angket Belief Siswa................................... 31

Tabel 3.10 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Penelitian ................................... 34

Tabel 3.11 Uji Homogenitas Variansi Populasi ................................................. 36

Tabel 4.1 Data Skor Awal Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ......... 39

Tabel 4.2 Data Skor Akhir Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa......... 40

Tabel 4.3 Data Pencapaian Indikator Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol Sebelum dan Setelah Pembelajaran ................... 41

Tabel 4.4 Data Indeks Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ....... 42

Tabel 4.5 Hasil Uji Wilcoxon Rank-Sum Indeks Gain Komunikasi Matematis 43

Tabel 4.6 Data Skor Awal Belief Siswa........................................................... 43

Tabel 4.7 Hasil Skor Akhir Belief Siswa .......................................................... 44

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

ix

Tabel 4.8 Pencapaian Awal dan Akhir Indikator Belief Siswa .......................... 45

Tabel 4.9 Data Indeks Gain Belief Siswa........................................................... 46

Tabel 4.10 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Indeks Gain Belief ................... 47

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Silabus ....................................................................................... 58

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pembelajaran BerbasisMasalah ..................................................................................... 62

Lampiran A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional ....... 86

Lampiran A.4 Lembar Kerja Siswa (LKS)....................................................... 110

Lampiran B.1 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ......... 141

Lampiran B.2 Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ........................ 143

Lampiran B.3 Kunci Jawaban dan Pedoman Pemberian Skor TesKemampuan Komunikasi Matematis........................................ 145

Lampiran B.4 Form Validasi Instrumen Tes ................................................... 152

Lampiran B.5 Kisi-Kisi Angket Belief siswa .................................................. 154

Lampiran B.6 Angket Belief siswa................................................................... 155

Lampiran B.7 Pedoman Pemberian Skor Angket Belief .................................. 158

Lampiran C.1 Perhitungan Reliabilitas Intrumen Tes...................................... 159

Lampiran C.2 Perhitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran IntrumenTes ............................................................................................. 161

Lampiran C.3 Data Perhitungan Indeks Gain Kemampuan KomunikasiMatematis Siswa Kelas Eksperimen ......................................... 163

Lampiran C.4 Data Perhitungan Indeks Gain Kemampuan KomunikasiMatematis Siswa Kelas Kontrol................................................ 164

Lampiran C.5 Analisis Statistik Deskriptif Skor Awal Kemampuan KomunikasiMatematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........... 165

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

xi

Lampiran C.6 Analisis Statistik Deskriptif Skor Akhir Kemampuan KomunikasiMatematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........... 166

Lampiran C.7 Analisis Statistik Deskriptif Indeks Gain KemampuanKomunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan KelasKontrol ...................................................................................... 167

Lampiran C.8 Uji Normalitas Indeks Gain Kemampuan Komunikasi MatematisKelas Ekseprimen...................................................................... 168

Lampiran C.9 Uji Normalitas Indeks Gain Kemampuan Komunikasi MatematisKelas Kontrol ............................................................................ 169

Lampiran C.10 Uji Non Parametrik Indeks Gain Kemampuan KomunikasiMatematis Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol .................... 170

Lampiran C.11 Pencapaian Indikator Dan Rekapitulasi Pencapaian IndikatorKomunikasi Matematis ............................................................. 171

Lampiran C.12 Pencapaian Akhir Indikator Dan Rekapitulasi Pencapaian AkhirIndikator Komunikasi Matematis.............................................. 176

Lampiran C.13 Perhitungan Skor Angket Belief................................................ 181

Lampiran C.14 Data Skor Angket Belief Kelas Eksperimen dan kelas kontrol185

Lampiran C.15 Analisis Statistik Deskriptif Skor Awal Belief Kelas Kontrol danKelas Eksperimen...................................................................... 189

Lampiran C.16 Analisis Statistik Deskriptif Skor Akhir Belief Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol ..................................................................... 190

Lampiran C.17 Data Perhitungan Indeks Gain Belief Kelas Eksperimen.......... 191

Lampiran C.18 Data Perhitungan Indeks Gain Belief Kelas Kontrol ................ 192

Lampiran C.19 Analisis Statistik Deskriptif Indeks Gain Belief Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol ..................................................................... 193

Lampiran C.20 Uji Normalitas Indeks Gain Belief Kelas Eksperimen dan kelaskontrol ....................................................................................... 194

Lampiran C.21 Uji Homogenitas Varians Indeks Gain Belief Antara KelasEksperimen Dan Kelas Kontrol................................................ 196

Lampiran C.22 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Indeks Gain Belief Antara KelasEksperimen Dan Kelas Kontrol................................................ 198

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

xii

Lampiran C.23 Pencapaian Indikator Belief Awal Kelas Eksperimen dan KelasKontrol...................................................................................... 200

Lampiran C.24 Pencapaian Indikator Belief Akhir Kelas Eksperimen dan KelasKontrol...................................................................................... 204

Lampiran D

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan zaman yang begitu pesat saat ini tidak terlepas dari dunia pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar sehingga

terciptalah suatu proses pembelajaran. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas: 2003), pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Pendidikan merupakan sesuatu yang penting untuk meningkatkan kualitas

hidup seseorang.

Pendidikan secara umum terbagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan non

formal. Pendidikan non formal dapat dijumpai dimana saja. Seperti rumah

singgah, tempat bimbel dan sebagainya. Sedangkan pendidikan formal merupakan

pendidikan di sekolah yang diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat, dan

dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas. Sebagai lembaga pendidikan formal,

sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta

masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

2

kepada generasi muda dalam mendidik warga negara.

Sekolah adalah suatu sarana yang disediakan oleh pemerintah yang didalam nya

terdapat suatu proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Proses

pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan penyampaian suatu materi

pelajaran yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan interaksi edukatif

antara dua pihak, yaitu antara seorang tenaga pendidik dan para peserta didik yang

dimilikinya. Dalam pembelajaran terdapat komponen-komponen yang paling

utama yaitu adanya peserta didik, tenaga pendidik, media pembelajaran, materi

pembelajaran serta adanya rencana pembelajaran. Jika komponen tersebut

dipahami sebagai sebuah kebutuhan dalam proses pembelajaran maka akan

menjadikan sebuah kegiatan pembelajaran yang lebih berkualitas. Pembelajaran

yang diberikan kepada siswa terdiri dari berbagai mata pelajaran, salah satu nya

yaitu mata pelajaran matematika.

Matematika dapat diartikan sebagai bahasa dan simbol mengenai ide dari pada

mengenai bunyi. Sehingga dalam pembelajaran matematika siswa diharapkan

mampu membuat hubungan antara situasi dunia nyata ke dalam bahasa

matematika berupa simbol serta notasi matematika lainnya secara tertulis. Hal ini

sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang dirumuskan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas: 2006) menyatakan bahwa mata pelajaran

matematika bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan untuk

memahami konsep matematika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah,

mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk

memperjelas keadaan atau masalah serta memiliki sikap menghargai kegunaan

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

3

matematika dalam kehidupan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika,

siswa harus menguasai salah satu aspek yaitu kemampuan komunikasi matematis.

Kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan siswa dalam

menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling

hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan.

Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa,

misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak

yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa.

Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis.

Pendapat tentang pentingnya komunikasi dalam pembelajaran matematika

dijelaskan oleh NCTM (2000: 7) yang menyatakan bahwa program pembelajaran

matematika sekolah harus memberi kesempatan kepada siswa untuk:

a. Menyusun dan mengaitkan mathematical thinking mereka melalui komunikasi

b. Mengkomunikasikan mathematical thinking mereka secara logis dan jelas

kepada teman-temannya, guru, dan orang lain.

c. Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide matematika

secara benar.

Selain kemampuan matematis, keyakinan diri siswa juga perlu dibangun.

Keyakinan atau yang sering disebut belief yang berarti kepercayaan siswa juga

diperlukan dalam proses pembelajaran matematika. Keyakinan (belief) siswa

terhadap matematika mempengaruhi bagaimana ia menyambut pelajaran

matematikanya. Keyakinan yang salah, seperti menganggap matematika sebagai

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

4

pelajaran yang sangat sulit, sangat abstrak, penuh rumus, hanya bisa dikuasai

anak-anak jenius, menjadikan banyak siswa yang cemas berlebihan menghadapi

pelajaran dan ulangan/ujian matematikanya. Belief siswa perlu dibangun selama

proses pembelajaran matematika berlangsung. Belief yang terbentuk dalam diri

siswa dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar matematika dan dapat

mempengaruhi hasil belajar mereka. Pentingnya belief siswa juga dijelaskan oleh

Breiteig (2010) bahwa hasil pembelajaran siswa sangat berkaitan dengan

keyakinan dan sikap terhadap matematika.

Pada kenyataannya, tujuan pembelajaran matematika di Indonesia belum tercapai

secara baik. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan Trends in

International Mathematics and Science Study (TIMSS) dalam Mullis, Martin, Foy

dan Arora (2012: 462) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa prestasi matematika

siswa Indonesia berada pada peringkat 38 dari 42 negara dengan skor rata-rata

386 dari skor ideal 1000. Menurut Wardhani dan Rumiati (2011: 1-2) salah satu

penyebabnya adalah karena siswa di Indonesia kurang terbiasa menyelesaikan

soal-soal dengan karakteristik seperti soal-soal pada TIMSS, yang subtansinya

kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi dan kreativitas dalam penyelesaian.

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis

siswa di Indonesia tergolong masih rendah.

SMP N 12 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang memiliki

kemampuan seperti sekolah yang ada di Indonesia. Hasil wawancara dengan guru

matematika menjelaskan bahwa sebagian besar siswa nya mengalami kesulitan

dalam mengerjakan soal-soal matematika yang berbentuk soal cerita atau soal

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

5

yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari tanpa disertai dengan ilustrasi

gambarnya. Hal ini dikarenakan siswa hanya hafal dengan rumus tanpa

memahami konsep-konsepnya. Fakta ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa

menginterpretasikan suatu permasalahan ke dalam model matematika yaitu berupa

gambar maupun simbol matematika masih rendah. Begitu pula dengan belief

siswa, keyakinan siswa terhadap matematika merupakan pelajaran yang abstrak

dan sulit dipahami. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang diterapkan ber-

pusat pada guru. Pembelajaran ini kurang memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan berkomunikasi antar siswa sehingga siswa kesulitan dalam

menjawab soal yang diberikan, kurang mampu mengekspresikan konsep yang di-

milikinya dan keyakinan siswa terhadap matematika menjadi negatif.

Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan mengubah

keyakinan negatif siswa tersebut, diperlukan inovasi model pembelajaran

matematika yang sesuai. Model pembelajaran yang dipilih harus dapat

mengembangkan kemampuan siswa untuk menginterpretasikan suatu

permasalahan ke dalam bentuk matematika dengan baik dan dapat meningkatkan

belief yang positif terhadap matematika. Salah satu model pembelajaran

matematika yang dapat digunakan adalah model pembelajaran berbasis masalah.

Pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan pemberian masalah. Siswa

diminta untuk mengerjakan masalah tersebut dimana siswa dapat memilih strategi

penyelesaian masalah yang sesuai. Dalam proses menyelesaikan masalah tersebut,

siswa dilatih untuk menginterpretasikan ide-idenya ke dalam simbol matematika

maupun ilustrasi gambar dengan baik. Siswa juga melakukan kegiatan berdiskusi

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

6

dengan teman sekelompoknya dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, jadi

siswa tidak bekerja secara individu. Dengan demikian, siswa dapat berinteraksi

dengan baik dan bebas mengemukakan ide-idenya serta dapat saling memotivasi

satu sama lain bahwa dengan bekerjasama mereka dapat menyelesaikan masalah

dengan mudah. Setelah itu, siswa juga menyampaikan hasil diskusi mereka di

depan kelas. Hasil diskusi yang baik akan menambah keyakinan siswa ketika

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Dengan demikian, diharapkan

model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis dan belief siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, perlu diadakan penelitian tentang pengaruh model

pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan komunikasi matematis dan

belief siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran berbasis masalah berpengaruh

terhadap kemampuan komunikasi matematis dan belief siswa?”

Dari rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan

pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi

matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional?

2. Apakah belief siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis masalah lebih

tinggi daripada belief siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional?

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan komunikasi

matematis dan belief siswa. Tujuan secara khusus dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui kemampuan komunikasi matematis dan belief siswa yang mengikuti

pembelajaran berbasis masalah dengan kemampuan komunikasi matematis dan

belief siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

upaya peningkatan pembelajaran matematika yang berkaitan dengan model

pembelajaran berbasis masalah, serta hubungannya dengan kemampuan

komunikasi matematis dan belief siswa.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pendidik sebagai

salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam upaya

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan belief siswa juga sebagai

bahan rujukan dan bahan kajian untuk penelitian dimasa mendatang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

8

1. Pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik

itu orang maupun benda dan segala sesuatu yang ada di alam serta

mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.

2. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pembelajaran yang menjadikan

masalah sebagai awal tantangan pembelajaran dan guru sebagai pelatih

sedangkan siswa sebagai problem solvernya.

3. Kemampuan komunikasi matematis siswa adalah kemampuan siswa dalam

mengekspresikan gagasan-gagasan, ide-ide, dan pemahamannya tentang

konsep dan proses matematika yang mereka pelajari.

4. Belief siswa terhadap matematika adalah keyakinan siswa terhadap pelajaran

matematika yang berpengaruh pada respons siswa dalam menanggapi

permasalahan yang berkaitan dengan matematika.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengaruh

Menurut Alwi (2005: 849), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari

sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan seseorang. Pengertian pengaruh menurut WJS. Poerwadarminto (2002:

849), pengaruh yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang

ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Sedangkan

menurut Badadu dan Zain (1994: 103), pengaruh adalah (1) daya yang

menyebabkan sesuatu terjadi, (2) sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah

sesuatu yang lain, dan (3) tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan

orang lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan

yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda dan segala sesuatu yang

ada di alam serta mempengaruhi apa-apa yang ada disekitarnya. Dalam penelitian

ini, pembelajaran berbasis masalah dikatakan berpengaruh jika kemampuan

komunikasi matematis dan belief siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis

masalah lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematis dan

belief siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

10

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah ditemukan pertama kali oleh ahli kesehatan

di Mc Master University di Kanada pada tahun 1960-an. Pembelajaran berbasis

masalah ini membuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri, artinya ketika

siswa belajar, maka siswa dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil

menggunakan strategi tersebut untuk belajar dan mampu mengontrol proses

belajarnya, serta termotivasi untuk menyelesaikan belajarnya itu. Sudarman

(2007: 69) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah atau Problem

Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah

kontekstual sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir

kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan

dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Menurut Imas dan Berlin (2015 : 48) tujuan utama pembelajaran berbasis masalah

adalah untuk menggali daya kreativitas siswa dalam berpikir dan memotivasi

siswa untuk belajar. Adapun tujuan lain dari model pembelajaran berbasis

masalah adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir

dan otentik, menjadi siswa yang mandiri, untuk bergerak pada level pemahaman

yang lebih umum, membuat kemungkinan transfer pengetahuan baru,

mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif, meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan motivasi belajar siswa membantu

siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru.

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

11

Karakteristik pembelajaran berbasis masalah menurut Arends (2004: 392) adalah

adanya kerjasama secara berpasangan atau kelompok kecil untuk melakukan

investigasi dalam upaya pemecahan suatu masalah. Hal ini juga sejalan dengan

pendapat Ernawati (2011: 28-29) bahwa pembelajaran berbasis masalah memiliki

karakterisktik sebagai berikut: 1) adanya permasalahan yang disajikan; 2)

penyelidikan yang autentik; 3) hasil karya berupa terbaik atas permasalahan yang

ada; 4) adanya kerjasama secara berpasangan atau kelompok kecil.

Adapun tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah dikemukakan

oleh Arends (2012) adalah :

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah

Fase Indikator Perilaku Guru1 Orientasi siswa pada

masalahGuru menjelaskan tujuan pembelajaran,menjelaskan logistik yang diperlukan danmemotivasi siswa terlibat pada aktivitaspemecahan masalah

2 Mengorganisasi siswa untukbelajar

Guru membantu siswa mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yangberhubungan dengan masalah tersebut

3 Membimbing penyelidikanindividual maupunkelompok

Guru mendorong siswa untukmengumpulkan informasi yang sesuai,melaksanakan eksperimen untukmendapatkan penjelasan dan pemecahanmasalah

4 Mengembangkan danmenyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalammerencanakan dan menyiapkan karyasesuai seperti laporan, dan membantumereka berbagi tugas dengan temannya

5 Menganalisis danmengevaluasi prosespemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksiatau evaluasi terhadap penyelidikanmereka dan proses yang mereka gunakan

Menurut Imas dan Berlin (2015: 51) dalam pembelajaran berbasis masalah

terdapat langkah-langkah yang harus dipersiapkan yaitu mengidentifikasi

masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, memecahkan masalah

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

12

berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya, memilih cara untuk memecahkan

masalah, merencanakan penerapan pemecahan masalah, melakukan ujicoba

terhadap rencana yang ditetapkan, dan melakukan tindakan (action) untuk

memecahkan masalah.

Dalam penelitian ini tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah yang digunakan

yaitu :

a. Orientasi siswa kepada masalah

b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

3. Kemampuan Komunikasi Matematis

Kemampuan komunikasi matematis merupakan suatu aktivitas baik fisik maupun

mental dalam mendengarkan, membaca, menulis, berbicara, merefleksikan dan

mendemonstrasikan serta menggunakan bahasa dan simbol untuk

mengkomunikasikan gagasan matematika. Sumarmo (2000:7) menyatakan bahwa,

kemampuan komunikasi dalam matematika merupakan kemampuan yang dapat

menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam

bentuk: a) merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide

matematika; b) membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan,

tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar; c) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam

bahasa atau simbol matematika; d) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis

tentang matematika; e) membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

13

definisi, dan generalisasi; f) menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang

matematika yang telah dipelajari; g) mengungkapkan kembali suatu uraian atau

paragraf matematika dalam bahasa sendiri.

NCTM (2000: 60) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi matematis adalah:

(1) menyusun dan mengkonsolidasikan berfikir matematis siswa melalui

komunikasi; (2) mengkomunikasikan pemikiran matematisnya secara koheren dan

jelas dengan siswa lainnya atau dengan guru; (3) menganalisis dan mengevaluasi

pemikiran matematis dan strategi-strategi lainnya; (4) Menggunakan bahasa

matematis untuk menyatakan ide-ide matematik dengan tepat.

Greenes dan Schulman (1996: 15- 160) menyatakan bahwa komunikasi matematis

meliputi kemampuan: mengekspresikan ide dengan berbicara, menulis,

memperagakan dan melukiskannya secara visual dengan berbagai cara yang

berbeda; memahami, menginterpertasikan dan mengevaluasi ide yang

dikemukakannya dalam bentuk tulisan atau visual lainnya; mengkonstruksi,

menginterpretasi dan menghubungkan berbagai representasi dari ide-ide dan

hubungan-hubungan; mengamati, membuat konjektur, mengajukan pertanyaan,

mengumpulkan dan mengevaluasi informasi; menghasilkan dan menghadirkan

argumen yang jelas.

Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis,

antara lain:

1. Pengetahuan prasyarat (Prior Knowledge)

Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebagai

akibat proses belajar sebelumnya. Hasil belajar siswa tentu saja bervariasi sesuai

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

14

dengan kemampuan siswa itu sendiri. Jenis kemampuan yang dimiliki siswa

sangat menentukan hasil pembelajaran selanjutnya.

2. Kemampuan membaca, diskusi dan menulis

Dalam komunikasi matematis, kemampuan membaca, diskusi, dan menulis dapat

membantu siswa memperjelas pemikiran dan dapat mempertajam pemahaman.

3. Pemahaman matematis

Pemahaman matematis merupakan kemampuan siswa untuk menjelaskan suatu

situasi dan suatu tindakan matematis.

Kemampuan komunikasi matematis diklasifikasikan menjadi tiga, yang

dikemukakan oleh Gusni (2006), yaitu:

1. Written Text, yaitu Memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa

sendiri, membuat model situasi atau persoalan menggunakan lisan, tulisan,

konkrit, grafik dan aljabar, menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang

matematika yang telah dipelajari, mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis

tentang matematika, membuat konjektur, menyusun argumen dan generalisasi.

2. Drawwing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram ke

dalam ide-ide matematika.

3. Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika dengan

menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.

Indikator kemampuan komunikasi matematis seorang siswa meliputi kemampuan

dalam:

1. Memahami gagasan matematis yang disajikan dalam tulisan atau lisan.

2. Mengungkapkan gagasan matematis secara tulisan atau lisan.

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

15

3. Menggunakan pendekatan bahasa matematika (notasi, istilah dan lambang)

untuk menyatakan informasi matematis.

4. Menggunakan representasi matematika (rumus, diagram, tabel, grafik, model)

untuk menyatakan informasi matematis.

5. Mengubah dan menafsirkan informasi matematis dalam representasi mate-

matika yang berbeda.

Kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan

komunikasi tertulis yang meliputi kemampuan menggambar (drawing), menulis

(written texts), dan ekspresi matematika (mathematical expression) dengan

indikator sebagai berikut:

a. Menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah

menggunakan gambar.

b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan.

c. Menggunakan bahasa matematika secara tepat.

4. Belief Siswa

Kata belief berasal dari bahasa inggris yang berarti keyakinan atau kepercayaan.

Presmeg (2002: 120) mengatakan istilah keyakinan dan konsepsi dapat saling

dipertukarkan dalam konteks sifat natural matematika. Sebagai contoh ketika para

siswa ditanya “Apa itu matematika?”, mereka menjawab dengan mengemukakan

pandangannya tentang sifat natural dari matematika yang dapat disebut juga

dengan keyakinan atau konsepsi tentang matematika.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

16

Masalah matematika, untuk dapat mengerjakan matematika tidak cukup dengan

mengetahui cara mengerjakan, namun harus disertai dengan keyakinan tentang

kebenaran konsep dan prosedur yang dimilikinya. Keyakinan matematis sangat

penting dalam proses pembelajaran matematika. Menurut Underhill dalam Corte

(2002: 19), terdapat empat aspek dalam keyakinan matematika siswa, yaitu: (1)

keyakinan tentang matematika sebagai suatu disiplin, (2) keyakinan tentang

belajar matematika, (3) keyakinan tentang pengajaran matematika, (4) keyakinan

tentang dirinya dalam konteks sosial. Begitu pula menurut Pehkonen dalam Corte

(2002: 19), terdapat empat aspek dalam keyakinan matematika siswa, yaitu: (1)

keyakinan tentang matematika, (2) keyakinan tentang dirinya, (3) keyakinan

tentang pengajaran matematika, (4) keyakinan tentang belajar matematika.

Sugiman (2009:1) juga menyebutkan empat aspek yang terdapat dalam keyakinan

matematika siswa, yaitu keyakinan siswa terhadap karakteristik matematika,

keyakinan siswa terhadap kemampuan diri sendiri, keyakinan siswa terhadap

proses pembelajaran, dan keyakinan siswa terhadap kegunaan matematika.

Walaupun banyak sekali aspek yang mempengaruhi, namun keyakinan matematis

siswa dapat dibentuk melalui kegiatan dikelas. Menurut Greer, Verschaffel, dan

Corte (2002: 285), salah satu cara yang efektif dalam menumbuhkan keyakinan

matematis siswa adalah melalui guru, buku teks, strategi pembelajaran, dan yang

utama pemanfaatan masalah-masalah yang ada disekitar siswa untuk kegiatan

pembelajaran. Selama pembelajaran matematika, siswa tidak hanya belajar konsep

dan prosedur matematis, namun mereka juga belajar bagaimana berinteraksi di

dalam kelas, mereka belajar tentang serangkaian keyakinan, dan mereka belajar

bagaimana berprilaku dalam pelajaran matematika.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

17

Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini ada empat aspek belief siswa

yang diteliti, yaitu keyakinan siswa terhadap karakteristik matematika, keyakinan

siswa terhadap kemampuan diri sendiri, keyakinan siswa terhadap proses

pembelajaran dan keyakinan siswa terhadap kegunaan matematika.

Angket belief dalam penelitian ini adalah diadaptasi dari penelitian yang

dilakukan oleh Intan Permata Sari, Woro Ningtyas, Risa Safera dan Yola Citra

Luftianingtyas. Diambil beberapa pernyataan yang dianggap dapat mengukur

belief siswa.

5. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mella Triana Pendidikan Matematika – S1

Universitas Lampung tahun 2014 dengan judul Penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Matematis dan Self-concept Siswa. Dari hasil penelitiannya

didapat kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan pembelajaran

berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Intan Permata Sari Pendidikan Matematika –

S1 Universitas Lampung tahun 2014 dengan judul Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Representasi

Matematis dan Belief Siswa. Dari hasil penelitiannya didapat kesimpulan

bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah tidak berpengaruh pada belief siswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Fachrurazi Pendidikan Matematika – S1

Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2011 dengan judul Penerapan

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

18

Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Dari hasil

penelitiannya didapat kesimpulan bahwa terdapat perbedaan peningkatan

kemampuan komunikasi matematis menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Dari ketiga hasil penelitian tersebut terdapat tiga kesimpulan. Berdasarkan ketiga

kesimpulan tersebut dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis

dan Belief Siswa.

B. Kerangka Pikir

Penelitian tentang pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap

kemampuan komunikasi matematis dan belief siswa terdiri dari satu variabel

bebas dan dua variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas

adalah model pembelajaran berbasis masalah, sedangkan variabel terikatnya

adalah kemampuan komunikasi matematis dan belief siswa. Penelitian ini

melibatkan dua pembelajaran yang diterapkan pada dua kelas berbeda. Pada kelas

pertama, yaitu kelas eksperimen menerapkan pembelajaran berbasis masalah dan

kelas kedua sebagai kelas kontrol menerapkan pembelajaran konvensional.

Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang harus

dimiliki siswa. Hal ini karena kemampuan komunikasi matematis sangat

diperlukan siswa ketika ia ingin menyelesaikan suatu permasalahan. Adapun

indikator kemampuan komunikasi matematis antara lain meliputi menggambarkan

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

19

situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan gambar,

menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan serta menggunakan

bahasa matematika secara tepat.

Selain kemampuan komunikasi matematis, belief siswa juga harus diberikan

perhatian khusus oleh guru. Belief adalah keyakinan atau kepercayaan diri

terhadap sesuatu. Belief siswa terhadap matematika adalah keyakinan siswa

terhadap matematika yang mempengaruhi respon siswa dalam menanggapi

masalah matematika. Adapun aspek belief siswa yang diteliti yaitu keyakinan

siswa terhadap karakteristik matematika, keyakinan siswa terhadap kemampuan

diri sendiri, keyakinan siswa terhadap proses pembelajaran dan keyakinan siswa

terhadap kegunaan matematika.

Pembelajaran berbasis masalah siswa diberikan masalah, dimana masalah tersebut

adalah sebagai awal tantangan dalam pembelajaran. Pada pembelajaran berbasis

masalah terdapat beberapa fase yaitu orientasi siswa pada masalah,

mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Pada fase pertama yaitu orientasi siswa kepada masalah, guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, memberikan motivasi siswa serta menjelaskan berbagai contoh

masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini memberikan

pemahaman baru kepada siswa tentang karakteristik matematika dan kegunaan

matematika. Sehingga dapat merubah keyakinan siswa terhadap matematika

kearah yang lebih positif.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

20

Fase kedua yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar serta membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok, Guru mengelompokkan siswa dalam

kelompok-kelompok diskusi yang heterogen dan mempersilahkan siswa

berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk memecahkan permasalahan-

permasalahan yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Selama berdiskusi

siswa dituntut untuk dapat mengomunikasikan ide-ide yang mereka miliki ke

dalam simbol matematika maupun ilustrasi gambar dengan baik serta dengan

penjelasan yang logis, hal tersebut tentunya akan mengembangkan kemampuan

komunikasi matematis siswa. Selain itu siswa juga bekerja sama dan saling

meyakinkan satu sama lain bahwa mereka dapat menyelesaikan masalah yang

terdapat pada LKS dengan mudah. Kegiatan tersebut tentunya akan meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis dan belief siswa terhadap kemampuan yang

dimilikinya dalam proses pembelajaran.

Fase selanjutnya yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya, beberapa

kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya serta kelompok lain bertugas untuk memberikan tanggapan.

Aktivitas ini akan mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Saat melakukan presentasi akan menambah belief siswa, karena akan memberikan

mereka dorongan untuk berusaha menampilkan hasil presentasi terbaik mereka di

depan kelas. Sehingga belief siswa terhadap proses pembelajaran akan meningkat.

Fase terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah,

siswa bersama dengan guru akan melakukan refleksi dan evaluasi serta

mengklarifikasi terkait hasil diskusi yang telah dilakukan dan menyimpulkan

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

21

materi yang telah dipelajari. Dalam hal ini siswa akan berinteraksi dengan guru

sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Selain

itu akan meningkatkan keyakinan siswa dalam mengungkapkan ide/ pendapat

yang ia kemukakan. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan kemampuan

komunikasi serta belief siswa terhadap matematika.

Dalam proses pembelajaran berbasis masalah memberikan peluang kepada siswa

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan belief siswa.

Sedangkan pada pembelajaran konvensional yang pembelajarannya berpusat pada

guru seperti guru menjelaskan materi, kemudian memberikan contoh soal dan

siswa diberikan latihan soal yang penyelesaiannya mirip dengan contoh. Sehingga

kemampuan komunikasi matematis siswa kurang berkembang. Selain itu belief

siswa yang dimiliki cendrung negatif sebab siswa berpendapat bahwa pelajaran

matematika tidak menyenangkan bahkan menakutkan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis

masalah akan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan belief

siswa sedangkan konvensional cendrung menghasilkan kemampuan komunikasi

matematis dan belief siswa yang lebih rendah. Sehingga, pembelajaran berbasis

masalah dapat berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis dan

belief siswa.

C. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

22

1. Semua siswa kelas VIII semester genap SMP N 12 Bandarlampung tahun

pelajaran 2015-2016 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan

kurikulum tingkat satuan pendidikan.

2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis dan belief

siswa selain model pembelajaran dikontrol sehingga memberikan pengaruh

yang sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Umum

Model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan

komunikasi matematis dan belief siswa.

2. Hipotesis Khusus

a. Kemampuan komunikasi matematis yang mengikuti pembelajaran berbasis

masalah lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis yang

mengikuti pembelajaran konvensional.

b. Belief siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi

daripada belief siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

23

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Bandar Lampung yang terletak di

Jl. Prof. M. Yamin No. 39 Rawa Laut Enggal, Kota Bandar Lampung. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Bandar

Lampung yang terdiri dari dua belas kelas mulai dari VIII A hingga VIII L. Dari

dua belas kelas tersebut dipilih dua kelas sebagai sampel.

Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive random

sampling yaitu mengambil dua kelas sebagai sampel secara acak dari enam kelas

yang diajar oleh guru yang sama. Setelah berdiskusi dengan guru mitra, terpilihlah

kelas VIII G sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan

pembelajaran berbasis masalah dengan jumlah siswa 22 orang dan kelas VIII I

sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional

dengan jumlah siswa 23 orang.

B. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen semu dengan

menggunakan desain pretest-postest controlgroup design. Perlakuan yang

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

24

diberikan pada kelas eksperimen adalah model pembelajaran berbasis masalah dan

pada kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional. Seperti yang diungkapkan

oleh Fraenkel dan Wallen, (1993:248) sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain penelitian

KelompokPerlakuan

Pretest Pembelajaran PosttestE Y1 PBM Y2

K Y1 Konvensional Y2

Keterangan:E : Kelas eksperimenK : Kelas kontrolY1 : dilaksanakan pretest instrumen tes dan non tes pada kelas eksperimen

dan kelas kontrolY2 : dilaksanakan posttest instrumen tes dan non tes pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan dua jenis instrumen penelitian yaitu tes dan non

tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis

siswa dan instrumen non tes digunakan untuk mengukur belief siswa terhadap

matematika.

1. Instrumen Tes

Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah instrumen tes dalam

bentuk soal uraian dengan materi lingkaran. Tes yang diberikan pada setiap kelas

baik soal-soal untuk pretest dan posttest adalah berbeda namun dengan indikator

yang sama. Tes ini diberikan kepada siswa secara individual, yang bertujuan

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis. Pedoman pemberian skor

kemampuan komunikasi matematis disajikan pada tabel 3.2

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

25

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Menggambar (Drawing)EkspresiMatematika(MathematicalExpression)

Menulis(Written Texts)

0Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidakmemahami konsep sehingga informasi yang diberikan tidak memilikiarti.

1 Hanya sedikit darigambar, tabel, ataudiagram yang benar

Hanya sedikit daripendekatanmatematika yangbenar

Hanya sedikitdari penjelasanyang benar

2 Membuatgambar,diagram, atautabel namunkurang lengkap dan benar

Membuat pendekatanmatematika denganbenar, namun salahdalam mendapatkansolusi

Penjelasan secaramatematis masukakal namunhanya sebagianyang lengkap danbenar

3 Membuatgambar, diagram, atautabel secaralengkap dan benar

Membuat pendekatanmatematika denganbenar, kemudianmelakukanperhitungan ataumendapatkan solusisecara lengkap danbenar

Penjelasan secaramatematis tidaktersusun secaralogis atauterdapat sedikitkesalahan bahasa

4 - - Penjelasan secaramatematis masukakal dan jelasserta tersusunsecara sistematis

SkorMaksimal

3 3 4

a. Validitas

Validitas dalam penelitian ini didasarkan pada validitas isi. Validitas isi bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana instrumen tes kemampuan komunikasi matematis

mencerminkan kemampuan komunikasi matematis terkait materi pembelajaran

yang telah ditentukan. Validitas isi dari tes kemampuan komunikasi matematis

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

26

diketahui dengan cara menilai kesesuaian isi yang terkandung dalam tes

kemampuan komunikasi matematis dengan indikator kemampuan komunikasi

matematis yang telah ditentukan. Instrumen tes dikategorikan valid jika butir-butir

soal tes sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator

pembelajaran, serta bahasa yang digunakan dapat dipahami siswa.

Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan kisi-kisi tes yang diukur dan

penilaian terhadap kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan

kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar ceklis oleh guru.

Dalam penelitian ini, pengujian validitas dilakukan oleh guru mata pelajaran

matematika kelas VIII SMP Negeri 12 Bandar Lampung dengan asumsi bahwa

guru tersebut mengetahui dengan benar Kurikulum SMP.

Hasil penilaian menunjukkan bahwa instrumen tes telah memenuhi validasi isi

selengkapnya terdapat pada Lampiran B.4 halaman 152, sehingga instrumen dapat

diujicobakan pada siswa di luar sampel penelitian yang sudah mempelajari materi

tersebut yaitu kelas IX A. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian diolah

dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel untuk mengetahui

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal.

b. Reliabilitas Tes

Perhitungan reliabilitas tes komunikasi dapat dihitung menggunakan rumus Alpha

dalam Arikunto (2010: 109) sebagai berikut:

= − 1 1 − ∑Keterangan:

: reliabilitas yang dicari

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

27

n : banyaknya butir soal∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item: varians total

Berdasarkan pendapat Arikunto (2010: 75) koefisien reliabilitas diinterpretasikan

seperti yang terlihat dalam Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas

Koefisien relibilitas (r11) Kriteria0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah0,00 < r11 ≤ 0,20 Sangat rendah

Setelah melakukan perhitungan, didapatkan reliabilitas soal yang telah

diujicobakan yang disajikan pada tabel 3.4. Hasil perhitungan reliabilitas soal,

selengkapnya dapat diihat pada lampiran C.1 halaman 159.

Tabel 3.4 Reliabilitas Tes Hasil Uji Coba

Pretest PostestNo

SoalReliabilitas No

SoalReliabilitas

10,94

(Reliabilitassangat tinggi)

10,92

(Reliabilitassangat tinggi)

2 23 34 4

c. Daya Pembeda

Daya pembeda tiap butir soal menyatakan seberapa jauh soal tersebut dapat

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

kemampuannya rendah. Menurut Sudijono (2011: 386), daya pembeda dihitung

menggunakan rumus :

DP = −

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

28

Keterangan :DP : daya pembeda

: banyaknya siswa kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar padabutir soal yang bersangkutan

: jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas: banyaknya siswa kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar pada

butir soal yang bersangkutan: jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok bawah

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasikan berdasarkan klasifikasi yang

disajikan pada Tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda

Koefisien DP Interpretasi< 0,10 Sangat Buruk0,10 ≤ ≤ 0,19 Buruk0,20 ≤ ≤ 0,29 Agak baik, perlu revisi0,30 ≤ ≤ 0,49 Baik≥ 0,50 Sangat Baik

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh daya pembeda butir soal yang telah

diujicobakan disajikan pada tabel 3.6. Hasil perhitungan daya pembeda butir soal

dapat dilihat pada lampiran C.2 halaman 161.

Tabel 3.6 Daya Pembeda Tes Hasil Uji Coba

Pretest PostestNo

Soal Daya Pembeda KesimpulanNo

Soal Daya PembedaKesimpulan

1 0,45 (baik) Dipakai 1 0,4 (baik) Dipakai2 0,46 (baik) Dipakai 2 0,43 (baik) Dipakai3 0,41 (baik) Dipakai 3 0,37 (baik) Dipakai4 0,38 (baik) Dipakai 4 0,35 (baik) Dipakai

d. Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus menurut

Sudijono (2011: 372) sebagai berikut.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

29

=Keterangan :TK : Tingkat kesukaran suatu butir soalJT : Jumlah skor yang diperoleh siswa pada suatu butir soal yang diperolehIT : Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal

Hasil perhitungan tingkat kesukaran suatu butir soal diinterpretasi berdasarkan

kriteria indeks kesukaran yang dijelaskan Sudijono (2011: 372) seperti pada Tabel

3.7 berikut :

Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai InterpretasiTK = 0,00 Sangat Sukar

0,00 < TK 0,30 Sukar0,30 < TK 0,70 Sedang0,70 < TK 1,00 Mudah

TK = 1,00 Sangat Mudah

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh tingkat kesukaran butir soal yang

disajikan pada tabel 3.8. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran C.2 halaman 161.

Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran Hasil Tes Uji Coba

Pretest PostestNo

SoalTingkat

KesukaranKesimpulan No

SoalTingkat

KesukaranKesimpulan

1 0,52 (sedang) Dipakai 1 0,53 (sedang) Dipakai2 0,52 (sedang) Dipakai 2 0,52 (sedang) Dipakai3 0,56 (sedang) Dipakai 3 0,55 (sedang) Dipakai4 0,65 (sedang) Dipakai 4 0,68 (sedang) Dipakai

Karena soal telah dinyatakan valid dan memenuhi reliabilitas, daya pembeda, dan

tingkat kesukaran yang ditentukan, maka soal tes kemampuan komunikasi

matematis sudah layak digunakan untuk mengumpulkan data.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

30

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket keyakinan

diri (belief) terhadap matematika yang diisi oleh siswa dari kedua kelas sampel.

Angket tersebut berisi beberapa pernyataan tentang keyakinan siswa terhadap

karakteristik matematika, keyakinan siswa terhadap kemampuan diri sendiri,

keyakinan siswa terhadap proses pembelajaran, dan keyakinan siswa terhadap

kegunaan matematika. Pernyataan dalam angket disajikan dengan alternatif

jawaban dalam skala Likert yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS),

setuju (S), dan sangat setuju (SS). Penyusunan angket belief siswa diawali dengan

membuat kisi-kisi kemudian dilakukan uji validitas konstruk angket belief siswa

dengan mengkonsultasikannya kepada dosen untuk diberikan pertimbangan dan

saran mengenai kesesuaian antara indikator belief siswa dengan pernyataan yang

diberikan.

Data hasil angket berupa data kualitatif, sehingga data tersebut perlu diubah

menjadi data kuantitatif. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

mentransfer data kualitatif ke dalam skala kuantitatif adalah mengelompokkan

pernyataan yang bersifat positif dan pernyataan yang bersifat negatif. Selanjutnya

menentukan bobot untuk masing-masing butir pernyataan menurut Azwar (2012:

143) dapat dilakukan dengan cara.

1. Menghitung frekuensi masing-masing kategori tiap butir pernyataan.

2. Menghitung proporsi masing-masing kategori.

3. Menghitung proporsi kumulatif masing-masing kategori.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

31

4. Menghitung proporsi pktengah = ½ p + pkb, dimana pkb adalah proporsi

kumulatif dalam kategori sebelah kiri.

5. Mencari dalam tabel distribusi normal standar bilangan baku (z) yang sesuai

dengan pktengah.

6. Menjumlahkan nilai z dengan suatu konstanta a, sehingga diperoleh nilai

terkecil dari z + a = 1 untuk suatu kategori pada satu pernyataan.

7. Membulatkan hasil penjumlahan pada langkah 6.

Perhitungan dalam penentuan skor setiap kategori option pada angket belief siswa

untuk tiap item pernyataan dapat dilihat pada Lampiran C.13 halaman 181.

Table 3.9 Skor Setiap Pernyataan Angket Belief Siswa

No.Skor

SS S TS STS1 1 2 4 42 1 3 4 63 5 4 3 14 1 2 3 45 4 3 2 16 5 4 3 17 6 5 4 18 1 2 3 49 1 2 3 510 4 3 1 111 1 2 3 412 1 4 5 613 6 4 3 114 5 4 3 115 0 0 2 316 6 4 3 117 0 1 2 418 1 3 3 619 4 3 2 120 5 4 3 121 4 3 2 122 1 2 3 5

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

32

Skor untuk setiap item pernyataan dapat dilihat pada Tabel 3.9. Dari Tabel 3.9

dapat dilihat bahwa skor untuk kategori SS, S, TS dan STS setiap pernyataan

bervariasi antara 0 sampai dengan 6 dengan skor ideal 105.

D. Prosedur Penelitian

Untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis dan belief siswa, penelitian

dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan tahap pelaksanaan. Pada

tahap pendahuluan meliputi.

1. Melakukan penelitian pendahuluan untuk melihat kondisi sekolah dan

kemudian memilih sampel penelitian.

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi lingkaran

untuk kedua kelas sampel. Selanjutnya membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)

yang diberikan kepada siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah.

3. Membuat instrumen tes kemampuan komunikasi matematis siswa beserta

penyelesaian dan aturan penskorannya, lalu melakukan uji validitas,

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

4. Membuat instrumen non tes berupa angket yang mencakup empat indikator

keyakinan matematika siswa. Menguji validitas instrumen non tes mengenai

keyakinan matematika serta melakukan perbaikan instrumen non tes bila

diperlukan.

Selanjutnya pada tahap pelaksanaan meliputi:

1. Pemberian angket dan pretest pada kedua kelas sampel untuk melihat taraf

awal keyakinan (belief) siswa terhadap matematika dan kemampuan awal

komunikasi matematis siswa.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

33

2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kedua kelas sampel.

3. Pemberian angket dan posttest pada kedua kelas sampel untuk melihat taraf

akhir keyakinan siswa terhadap matematika dan kemampuan akhir komunikasi

matematis siswa.

4. Pengumpulan, pengolahan data penelitian, analisis data dan penarikan

kesimpulan.

E. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Data yang diperoleh dari hasil pretest dan postest dianalisis untuk mengetahui

besarnya peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Besarnya peningkatan menurut Melzer dalam Noer (2010: 105)

dapat dihitung dengan rumus gain, yaitu.

= − −Setelah data gain diperoleh selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.3 dan

C.4 halaman 163, selanjutnya data diolah dengan uji normalitas, uji homogenitas

dan uji hipotesis.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah kedua sampel berdistribusi

normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji

Kolmogorov-Smirnov Z. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah sebagai berikut.

H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

34

Dalam Russefendi (1998: 405), untuk menghitung nilai Uji Kolmogorov-Smirnov

Z, rumus yang digunakan sebagai berikut.

= −Keterangan:= angka pada data= rata-rata datas = standar deviasi

Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan persamaan Kolmogorov-Smirnov

sebagai berikut:

= | ( ) − ( )|Keterangan:Dn : Nilai hitung Kolmogorov SmirnovFn(xi) : Peluang harapan data ke iF(xi) : Luas kurva z data ke i

Dalam penelitian ini, uji Kolmogorov-Smirnov Z menggunakan software SPSS

Statistic 17.0 dengan kriteria pengujian adalah terima H0 jika nilai probabilitas

(sig) > 0,05 (Trihendradi, 2005: 113). Hasil uji normalitas data penelitian

disajikan dalam Tabel 3.10 dan data selengkapnya pada Lampiran C.8 halaman

168 dan Lampiran C.20 halaman 194.

Tabel 3.10 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Penelitian

Sumber Data KelompokPenelitian

BanyanyaSiswa

K-S (Z) Sig Ho

Skor Gain komunikasiMatematis

Eksperimen 22 0,129 0,200 DiterimaKontrol 23 0,198 0,019 Ditolak

Skor Gain Belief Siswa Eksperimen 22 0,156 0,174 DiterimaKontrol 23 0,152 0,181 Diterima

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

35

Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui bahwa data indeks skor gain

komunikasi matematis untuk kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak

berdistribusi normal, sementara data lainnya berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas data bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel

mempunyai varians yang homogen atau tidak berdasarkan data sampel yang

diperoleh. Rumusan hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut.

H0 : kedua kelompok populasi memiliki varians yang homogen

H1 : kedua kelompok populasi memiliki varians yang tidak homogen

Dalam Fathoni (2013: 8) langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai

berikut.

1. Menghitung selisih masing-masing skor data dengan rata-rata kelompok.= | − ̅|Keterangan:= skor awal̅ = rata-rata kelompok

2. Menghitung nilai F.

=Keterangan:SSb = Jumlah kuadrat antar kelompokSSw = Jumlah kuadrat dalam kelompok

dengan

= (∑ ) ∑dan = ∑ (∑ )

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

36

Dalam penelitian ini, uji homogenitas menggunakan uji Levene dengan bantuan

software SPSS Statistic 17.0. Kriteria pengujian adalah terima H0 jika nilai

probabilitas (sig.) > 0,05 (Trihendradi, 2005: 145). Uji homogenitas dilakukan

pada data yang berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas disajikan dalam Tabel

3.11 dan data selengkapnya pada Lampiran C.21 halaman 196.

Tabel 3.11 Uji Homogenitas Variansi Populasi

Sumber Data KelompokPenelitian

Banyaksiswa

StatistikLevene

Sig. H0

Skor Gain Belief Siswa Eksperimen 220,015 0,904 Diterima

Kontrol 23

Berdasarkan hasil uji homogenitas, nilai probabilitas (sig.) indeks skor gain belief

siswa lebih besar dari 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data tersebut dari

kedua kelompok populasi memiliki varians yang homogen.

3. Uji Hipotesis

Data pretes komunikasi matematis dan indeks skor gain komunikasi matematis

siswa berasal dari populasi tidak berdistribusi normal, uji hipotesis yang

digunakan adalah uji non parametrik. Uji non parametrik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji Wilcoxon Rank-Sum dengan hipotesis sebagai berikut.

Hipotesis uji indeks skor gain komunikasi matematis siswa

H0 : Ɵ = Ɵ :tidak ada perbedaan median peningkatan antara kemampuan

komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis

masalah dengan median peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

37

H1 : Ɵ > Ɵ : median peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada

median peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional.

Statistik yang digunakan untuk uji Wilcoxon Rank-Sum menurut Walpole (2012:

665) sebagai berikut:

U untuk sampel pertama: = − ( )U untuk sampel kedua : = − ( )Dengan adalah jumlah rank , dan = ( )( )−Keterangan:n1 = banyaknya anggota sampel pada Pembelajaran Berbasis Masalahn2 = banyaknya anggota sampel pada pembelajaran konvensional

Data-data yang berdistribusi normal dan homogen adalah data pretes belief siswa

dan indeks skor gain belief siswa. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji

kesamaan dua rata-rata (uji t) dengan hipotesis sebagai berikut.

Hipotesis uji indeks skor gain belief siswa

H0: tidak ada perbedaan peningkatan belief siswa yang mengikuti pembelajaran

berbasis masalah dengan peningkatan belief siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional.

H1:ada perbedaan peningkatan belief siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis

masalah dengan peningkatan belief siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional.

Untuk menguji hipotesis data pretes belief siswa dan indeks skor gain belief siswa

menurut Sudjana (2005: 243) dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

38

= 1− 211+ 12dengan

Keterangan:1 = rata-rata skor awal pada kelas eksperimen2 = rata-rata skor awal pada kelas kontroln1 = banyaknya subyek kelas eksperimenn2 = banyaknya subyek kelas kontrol12 = varians kelompok eksperimen22 = varians kelompok kontrol2 = varians gabungan

Dalam penelitian ini, untuk melakukan uji-t dan uji Wilcoxon Rank-Sum

digunakan software SPSS Statistic 17.0 dengan kriteria uji adalah terima H0 jika

nilai probabilitas > 0,05. Jika H0 ditolak, maka perlu analisis lebih lanjut untuk

mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis dan belief siswa yang

mengikuti pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada kemampuan

komunikasi matematis dan belief siswa pembelajaran konvensional. Menurut

Ruseffendi (1998: 314) jika H1 diterima, maka cukup melihat data sampel mana

yang rata-ratanya lebih tinggi.

2

11

21

222

2112

nn

snsns

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

53

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Bandar

Lampung tahun pelajaran 2015/2016 dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa

model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan

komunikasi matematis siswa namun tidak pada belief siswa. Hal ini dapat dilihat

dari kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

berbasis masalah lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional. Namun, tidak ada perbedaan yang

signifikan antara belief siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah

dengan belief siswa yang mengkuti pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan

yaitu:

1. Kepada guru, dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis,

disarankan untuk menggunakan pembelajaran berbasis masalah dalam

pembelajaran matematika.

2. Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang pengaruh

pembelajaran berbasis masalah terhadap belief siswa disarankan melakukan

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

54

penyesuaian sebelum pembelajaran sehingga siswa terbiasa dengan model

tersebut.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

55

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Balai Pustaka.

Arends, Richard I. 2004. Learning to Teach. New York: Mc Graw Hill.

______________. 2012. Learning to Teach. New York: The Mc Graw-Hillcompanics, slnc.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Azwar, Saifuddin. 2012. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Badadu, Zain. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Breiteig, Trygve. 2010. Beliefs and Attitudes in Mathematics Teaching andLearning. Estonia: Norges Forskningsråd University.

Corte. E D., Eynde P O., dan Verschaffel, L. 2002. “Farming Student’sMathematics-Related Beliefs A Quest For Conceptual Clarity and aComprehensive Categorization”, dalam Beliefs; A Hidden Variabel inMathematics Education?. Editor: Leder, G.C., Pehkonen, W., dan Torner,G. London: Kluwer Academics Publisher.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

________. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: DirektoratJendral Perguruan Tinggi Depdiknas.

Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untukMeningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi MatematisSiswa Sekolah Dasar. (Skripsi). Bandung: Universitas PendidikanIndonesia.

Fatimah, Fatia. 2012. Kemampuan Komunikasi Matematis dan PemecahanMasalah Melalui Problem Based Learning. Jurnal Penelitian danEvaluasi Pendidikan, volum 16, nomor 1, halaman 40-50. [Online].Tersedia: http://download.portalgaruda.org. [Maret 2016].

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

56

Fraenkel, Jack R. dan Norman E. Wallen. 1993. How to Design and EvaluatifResearch in education. New York: Mcgraw-hill Inc.

Goldin, G. A. 2002. Affect, Meta-Affect, and Mathematical BeliefsStructures,dalam Beliefs; A Hidden Variable in Mathematics Education?.London: Kluwer Academics Publisher.

Greenes, C. dan Schulman, L. 1996. Communication Processes in MathematicalExploration and Investigation. Dalam Elliot, P. C. dan Kenney, M. J.,Communication in Mathematics, K-12 and Beyond. Virginia: NCTM.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan ModelPembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: KataPena.

Mullis, I. V.S., Martin, M. O., Foy, P., dan Arora, A. 2012. Trends inInternational Mathematics and Science Study (TIMSS) 2011 InternationalResult in Mathematics. Boston: TIMSS and PIRLS International StudyCenter.

NCTM (National Council Teacher of Mathematics). 2000. Principles andStandards for School Mathematics. Reston VA: NCTM.

Noer, Sri Hastuti. 2010. Evaluasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis SiswaSMP. Jurnal Pendidikan MIPA. Jurusan P. MIPA. Unila.

Poerwadarminto, W. J. S. 2012. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka

Presmeg, N. 2002. “Beliefs about the Nature of Mathematics in The Bridging ofEveryday and School Mathematics Practices”, dalam Beliefs; A HiddenVariabel in Mathematics Education?. Editor: Leder, G.C., Pehkonen, W.,dan Torner, G. London: Kluwer Academics Publisher.

Ruseffendi. 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIPBandung Press.

Sari, Intan Permata. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis MasalahTerhadap kemampuan Representasi Matematis dan Belief Siswa. (Skripsi).Lampung: Universitas Lampung.

Satriawati, Gusni. 2006. Algoritma: Jurnal Matematika dan PendidikanMatematika. Jakarta : Center For Mathematics EducationDevelopment/ceMED.

Sudarman. 2007. Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untukMengem-bangkan dan Meningkatkan Ke-mampuan MemecahkanMasalah. Jurnal Pendidikan Inovatif Vol. 02 No. 02 Hlm. 68-73.

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS ...digilib.unila.ac.id/23336/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK PKK Sukarame Kecamatan

57

[online].Diaskses di http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20&%20Jurnal/Wawasan%20Pendidikan/PBL%20Model.pdf [7 Desember 2015].

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiman. 2009. Aspek Keyakinan Matematik Siswa dalam PendidikanMatematika. [Online] Tersedia: http://staff.uny.ac.id. [3 November 2015].

Sumarmo, U. 2000. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika UntukMeningkatkan Kemampuan Intelektual Tingkat Tinggi Siswa SekolahDasar. Laporan Penelitian. Bandung: FMIPA UPI.

Triana, Mella. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untukMeningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Self-conceptSiswa. (Skripsi). Lampung: Universitas Lampung.

Trihendradi, Cornelius. 2005. Step by Step SPSS 17.0 Analisis Data Statistik.Yogyakarta: Andi Offset.

Walpole, Ronald E. 2012. Probability & Statistics for Engineeers And Scientists.United States of America: Pearson Education.

Wardhani, Sri dan Rumiati. 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar MatematikaSMP: Belajar dari PISA dan TIMSS. Yogyakarta: Badan PengembanganSumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.Tersedia di http://p4tkmatematika.org/. Diakses pada 15 Oktober 2015.