pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar...

269
PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Kelas XI MAN 11 Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: IKA ELIZA CHOLISTYANA 109016100021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: votuyen

Post on 02-May-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI

(Penelitian Kuasi Eksperimen pada Kelas XI MAN 11 Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

IKA ELIZA CHOLISTYANA

109016100021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 3: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 4: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 5: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

i

ABSTRAK

Ika Eliza Cholistyana (109016100021). Pengaruh Model Learning Cycle 5E

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi (Kuasi

Eksperimen di MAN 11 Jakarta).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model learning cycle

5E terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi. Penelitian ini

dilakukan di MAN 11 Jakarta tahun pelajaran 2013-2014. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Sampel penelitian ini

adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan LKS

berbasis Learning Cycle 5E dengan model Learning Cycle 5E dan siswa kelas XI

IPA 2 sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan LKS yang biasa digunakan di

MAN 11 Jakarta dengan model direct instruction. Perolehan nilai rata-rata postest

kelas eksperimen 79,36 dan kelas kontrol 67,00. Analisis data proses kedua

kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil t-hitung 6,645 dan t-tabel pada taraf

signifikansi 5% sebesar 1,994, maka t-hitung > t-tabel. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model Learning Cycle 5E terhadap hasil

belajar siswa pada konsep sistem ekskresi.

Kata kunci: LKS, Learning Cycle 5E, Hasil Belajar.

Page 6: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

ii

ABSTRACT

Ika Eliza Cholistyana, (109016100021). The Effect of 5E Learning Cycle

Against Student Learning Outcomes on Excretion System Concepts (Quasi-

Experimental in MAN 11 Jakarta).

This study aims to determine the effect of 5E Learning Cycle against

student learning outcomes on excretory system concepts. This research was

conducted in Jakarta MAN 11 academic year 2013-2014. The method used in this

study is quasi-experimental methods. Samples were students of class XI Science 1

as an experimental class-student worksheet (LKS) based on 5E Learning Cycle

treated with the 5E Learning Cycle Model and the students of class XI IPA 2 as

class worksheets treated controls commonly used in MAN 11 Jakarta with

instruction direct models. Obtaining the average value of 79.36 post-test

experimental class and control class 67.00. Data analysis process two groups

using t-test results obtained 6.645 t-test and t-table at 5% significance level of

1.994, then t-test > t-table. The results of this study indicate that there are

significant the 5E Learning Cycle against student learning outcomes on excretory

system concept.

Keywords: LKS, 5E Learning Cycle, Learning Outcomes.

Page 7: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah, dengan Rahmat dan Hidayah-Nya yang selalu

tercurahkan kepada seluruh hamba-Nya. Penulis senantiasa memanjatkan puji

syukur kepada-Nya atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga.

Dengan nikmat Iman dan Islam, sehat wal’afiat, penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Model Learning Cycle 5E

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi.

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu tugas akhir untuk

mendapatkan gelar S1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Nurlena Rifai, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Ahmad Sofyan, M. Pd, Pembimbing I dan Eny S. Rosyidatun, MA

pembimbing II yang telah membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi

ini hingga selesai.

5. Yanti Herlanti, M. Pd, Pembimbing akademik yang telah membimbing

dan mengarahkan penulis dari awal sampai sekarang.

6. Ibu Hj. Na’imah Fathoni, Lc. MA, Kepala Madrasah Aliyah Negeri MAN

11 Jakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian

skripsi.

Page 8: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

iv

7. Ibu Sulistiyowati, S. Pd dan Bapak Amir Qodhir, M. Si, Guru bidang studi

Biologi di MAN 11 Jakarta yang telah memberikan bimbingan dan arahan

selama terlaksananya penelitian skripsi.

8. Seluruh keluarga besar MAN 11 Jakarta terutama kepada kelas XI IPA 1

dan XI IPA 2 yang telah bersedia bekerjasama selama penelitian.

9. Kedua orang tua, Nur Choliq dan Sumidah serta ananda Akhmad Aghzath

Ananjaya yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya serta

memberikan dukungan sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini.

10. Mas Ahmad Sa’di, S. Kom., CCNA, kamu adalah penghebatku “Jabbal

Rahmah” has brought us back.. Thanks you God.

11. Teman-teman seperjuangan kelas Biologi A 2009 terutama mbok echa,

umi dedeh, uwak desty, emak fitri, doro aliah, meta, teteh putri, tante

indah terima kasih atas kerjasama, dukungan, bantuan, dan doanya.

12. Nur Alfy Ilmy, partner yang sangat luar biasa, susah senang selalu

bersama-sama dalam memperjuangkan skripsi kita, terima kasih banyak.

13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis

akan selalu mengingat atas kebaikan dan bantuannya.

Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi kita semua.

Amin.

Jakarta, Desember 2013

Penulis

Page 9: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i

ABSTRACT.............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DAFTAR TABEL...............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................1

B. Identifikasi Masalah...................................................................5

C. Pembatasan Masalah..................................................................5

D. Perumusan Masalah...................................................................6

E. Tujuan Penelitian.......................................................................6

F. Manfaat Penelitian.....................................................................6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik......................................................................7

1. Lembar Kerja Siswa Berbasis Learning Cycle 5E...............7

a. Lembar Kerja Siswa.......................................................7

b. Model Learning Cycle 5E............................................12

2. Hasil Belajar.......................................................................18

a. Belajar..........................................................................18

b. Hasil Belajar.................................................................25

B. Hasil Penelitian Yang Relevan.................................................31

C. Kerangka Pikir.........................................................................34

Page 10: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

vi

D. Hipotesis...................................................................................37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................38

B. Metode dan Desain Penelitian..................................................38

1. Metode Penelitian...............................................................38

2. Desain Penelitian................................................................38

C. Populasi dan Sampel................................................................41

1. Populasi..............................................................................41

2. Sampel................................................................................41

D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................41

1. Instrumen Non Tes.............................................................42

2. Instrumen Tes.....................................................................42

a. Validitas.......................................................................44

b. Reliabilitas....................................................................45

c. Taraf Kesukaran...........................................................46

d. Analisis Daya Beda......................................................47

E. Teknik Analisis Data................................................................48

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data.....................................49

a. Uji Normalitas..............................................................49

b. Uji Homogenitas..........................................................50

2. Uji N-Gain..........................................................................51

3. Analisis Data Hasil Belajar................................................51

4. Teknis Analisis Data Observasi.........................................53

F. Hipotesis Statistik.....................................................................54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian........................................................................55

1. Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

dan Eksperimen..................................................................55

2. Deskripsi Data Nilai N-Gain Kelas Kontrol dan

Eksperimen.........................................................................57

Page 11: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

vii

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data dan Pengujian

Hipotesis...................................................................................58

1. Uji Persyaratan Analisis Data............................................58

a. Uji Normalitas..............................................................58

b. Uji Homogenitas..........................................................59

2. Pengujian Hipotesis............................................................60

C. Data Hasil Observasi................................................................61

D. Data Hasil Proses Pembelajaran...............................................62

E. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................64

1. Interpretasi Data.................................................................64

2. Pembahasan........................................................................65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................71

B. Saran.........................................................................................71

DAFTAR ISI.........................................................................................................72

LAMPIRAN..........................................................................................................75

Page 12: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Perbandingan Fase dari Model SCIS dan Model 5E BSCS..................13

Tabel 3.1 Skema Desain Pretest-Posttest Control Group Design.........................39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes..........................................................................42

Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen............................................45

Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen...............................46

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Beda...........................................................................48

Tabel 3.6 Interpretasi Observasi Siswa..................................................................53

Tabel 4.1 Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...................55

Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Pretest Per Indikator.................................................56

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Posttest Per Indkator.................................................57

Tabel 4.4 Perhitungan Hasil N-Gain......................................................................57

Tabel 4.5 Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......................58

Tebal 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan

Kontrol..................................................................................................59

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan

Kontrol..................................................................................................60

Tabel 4.8 Hasil Uji-t Data N-Gain Pretest dan Posstest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol.........................................................................................61

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Lembar Observasi Guru dan Siswa..........................61

Tabel 4.10 Hasil Nilai LKS Berbasis Learning Cycle 5E......................................62

Tabel 4.11 Hasil Nilai LKS Kelas Kontrol............................................................63

Page 13: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram alur langkah-langkah penyusunan LKS..............................11

Gambar 2.2 Medan hidup menurut Kurt Lewin.....................................................22

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir Penelitian..............................................................37

Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian....................................................................40

Page 14: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen............................................................................75

Lampiran 2. Uji Instrumen Penelitian....................................................................91

Lampiran 3. Hasil Analisis Instrumen Penelitian..................................................98

Lampiran 4. Instrumen Penelitian........................................................................109

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen..................113

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol........................133

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Berbasis Learning Cycle 5E..........................148

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Biasa..............................................................165

Lampiran 9. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Berbasis Learning Cycle

5E....................................................................................................175

Lampiran 10. Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Berbasis Learning Cycle

5E....................................................................................................185

Lampiran 11. Rekapitulasi Nilai LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.....196

Lampiran 12. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol...198

Lampiran 13. Perhitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Data

Pretest Kelas Kontrol....................................................................207

Lampiran 14. Perhitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Data

Pretest Kelas Eksperimen............................................................209

Lampiran 15. Perhitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Data

Postest Kelas Kontrol...................................................................211

Lampiran 16. Perhitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Data

Postest Kelas Eksperimen............................................................213

Lampiran 17. Data Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............215

Lampiran 19. Uji Normalitas Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol...............................................................................217

Lampiran 19. Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol.........................................................................................220

Lampiran 20. Uji Homogenitas Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas

Page 15: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

xi

Kontrol.........................................................................................221

Lampiran 21. Uji Hipotesis Data N-Gain Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol.........................................................................................222

Lampiran 22. Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol.........................................................................................225

Lampiran 23. Hasil Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol.........................................................................................241

Lampiran 24. Uji Referensi..................................................................................245

Lampiran 25. Surat-surat......................................................................................246

Page 16: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di tengah gerak pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

pendidikan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Maju

mundurnya perkembangan suatu bangsa juga ditentukan oleh maju

mundurnya pendidikan, maka pendidikan harus diperhatikan dan dilakukan

dengan sebaik-baiknya.

Dalam hal ini terlihat betapa pentingnya upaya menyelaraskan mutu

pendidikan dengan tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebab, sikap dan kemampuan seperti yang disebutkan di atas tentu tidak bisa

hadir begitu saja, melainkan harus ditumbuhkan secara bertahap dan

terencana melalui pendidikan yang berkualitas.

Proses pendidikan di sekolah merupakan hal yang paling pokok untuk

dilakukan oleh setiap peserta didik. Proses belajar yang dilakukan peserta

didik akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dimana suatu organisasi berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman1. Pengalaman ini terjadi melalui

interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Dalam proses pembelajaran peserta didik harus diberdayakan agar mau

dan mampu untuk memperkaya belajarnya (learning to do) dengan

meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik dan sosialnya, sehingga

mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitar

(learning to know) diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya dapat

membangun jati diri (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan

berbagai individu maupun kelompok individu yang bervariasi akan

membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan

1 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 2.

Page 17: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

2

sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan

hidup (learning to live together).

Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat diketahui

bahwa melalui proses belajar peseta didik dapat mengalami perubahan, baik

dalam pengetahuan maupun perilakunya. Proses belajar tersebut dipengaruhi

oleh banyak faktor. Menurut Muhibbinsyah faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu, faktor internal, dan

faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor dari dalam diri siswa yakni

keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor eksternal yaitu faktor dari

luar siswa atau dapat disebut faktor sosial, yakni kondisi lingkungan di sekitar

siswa seperti keluarga, guru, cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan

dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, serta

motivasi sosial.2

Seorang guru profesional harus mampu merumuskan tujuan pembelajaran

yang diperuntukkan kepada peseta didik agar mampu menguasai materi yang

diajarkan dan hasil akhirnya dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat

dilakukan oleh peserta didik tersebut sesudah mengikuti pelajaran, namun

penguasaan pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai

mutlak diperlukan.

Dalam pembelajaran sains-biologi peserta didik dituntut untuk dapat

menemukan pengertian sendiri, apakah itu berarti mereka diharuskan

menemukan kembali prinsip-prinsip sains sejak awal, jawabannya tentu

terletak pada pemahaman konsep bahwa dalam pengajaran sains, yang paling

utama ialah penekanan pada self construction dalam belajar dan tentu saja

tidak mungkin peserta didik dituntut untuk menemukan kebenaran sains

secara mutlak. Dengan menerapkan penemuan dalam tahap-tahap penemuan

eksploratif, penemuan bebas dan penemuan eksperimental, maka sedikit demi

sedikit self construction tersebut dapat dikembangkan.

Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan

siswa dengan sumber maupun media belajar dalam kegiatan pembelajaran

2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya, 1984), h. 101.

Page 18: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

3

menyebabkan kurangnya kemampuan psikomotor dan afektif siswa. Siswa

jarang berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa lain yang mengakibatkan

siswa menjadi pasif, keterampilan proses sains tidak berkembang, dan sikap

ilmiah siswa kurang. Kebanyakan siswa hanya berorientasi pada kemampuan

kognitif saja serta menganggap bahwa biologi merupakan mata pelajaran

yang banyak menghafal dan membosankan sehingga timbul rasa malas untuk

belajar biologi. Keterampilan proses sains siswa menjadi kurang

terakomodasi dengan baik yang seharusnya ada dalam pembelajaran biologi.

Berdasarkan pernyataan–pernyataan tersebut maka diperlukan suatu inovasi

dalam pembelajaran berupa model pembelajaran yang mampu membuat

siswa lebih aktif dan membantu siswa dalam penguasaan konsep Biologi.

Salah satu model pembelajaran tersebut dengan adalah Learning Cycle 5E.

Model pembelajaran Learning Cycle itu sendiri dikembangkan dari ide

konstruktivisme pada kejadian dan fakta dalam pengetahuan IPA. Pada

awalnya Model pembelajaran Learning Cycle hanya dibagi menjadi beberapa

fase yaitu: eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept

introduction), dan penerapan konsep (concept application). Tiga fase ini

sekarang telah berkembang menjadi lima yang terdiri atas tahap

pembangkitan minat (engagement), eksplorasi (eksploration), penjelasan

(eksplanation), elaborasi (elaboration/ekstention), dan evaluasi (evaluation).

Keunggulan dari pembelajaran Learning Cycle antara lain: merangsang

siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah didapatkan

sebelumnya, memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif

dan menambah rasa keingintahuan, melatih siswa belajar menemukan konsep

melalui kegiatan eksperimen, melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan

konsep yang telah dipelajari, memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep

yang telah dipelajari.

Dengan harapan penerapan model Learning cyle 5E ini dapat menciptakan

suasana belajar yang aktif, kreatifitas dan dapat memotivasi siswa untuk

menemukan suatu konsep dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini juga

Page 19: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

4

dapat memberi kesempatan siswa untuk mengaplikasikan materi, membangun

pengetahuannya dan bekerja dalam kelompok sehingga dapat

mengembangkan sikap ilmiahnya, selain siswa dapat penguasaan konsep,

keterampilan proses sainsnya juga dapat meningkat.

Penggunaan model learning cycle dalam proses belajar mengajar dapat

memberikan peluang yang lebih besar kepada siswa untuk memperoleh

prestasi belajar yang baik, khususnya pada mata pelajaran biologi. Selain itu,

dapat memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk mengungkapkan

kemampuan dan keterampilan untuk membuat sendiri dalam

mengembangkan proses berfikirnya.3

Anggapan yang dimaksud diatas tentu perlu dibuktikan kebenarannya.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan

gambaran tentang pengaruh model learning cycle 5E terhadap hasil belajar

siswa pada sistem ekskresi.

Oleh karena itu dengan penggunaan model learning cycle 5E ini

diharapkan dapat menjadikan siswa lebih tertarik untuk memperhatikan

pelajaran biologi khususnya pada materi sistem ekskresi, serta lebih mudah

dalam memahami konsep-konsep sistem ekskresi yang bersifat abstrak dan

rumit, sehingga siswa dapat lebih memahami dan menguasai proses dan alat

ekskresi serta meningkatkan hasil belajarnya.

Berdasarkan latar belakang itulah, penulis mencoba untuk mengadakan

penelitian penggunaan model learning cycle 5E. Dengan mengambil judul

skripsi “Pengaruh Model Learning Cycle 5E Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

akan terdapat beberapa masalah, diantaranya yaitu:

3 Sultan, “Perbandingan Prestasi Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan LKS dan yang

Tidak Menggunakan LKS pada Mata Pelajaran Biologi SMU”, Jurnal Ilmu Kependidikan, Vol. 1,

No. 1, Mei 2004, h. 32.

Page 20: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

5

1. Pembelajaran lebih banyak terpusat kepada guru dibanding siswa (teacher

centered).

2. Kurang tepatnya guru dalam penggunaan model pembelajaran yang sesuai

dengan konsep.

3. Pemahaman para siswa terhadap konsep biologi sangat kurang.

4. Rendahnya hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat begitu luas dan banyaknya identifikasi masalah maka penulisan

ini hanya dibatasi pada masalah model learning cycle 5E terhadap hasil

belajar siswa pada sistem ekskresi baik pada manusia maupun hewan. Model

pembelajaran yang digunakan adalah model learning cycle 5E, sedangkan

untuk penguasaan konsep yang dimaksud adalah hasil belajar siswa dibatasi

pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom, meliputi jenjang ingatan

(C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah pengaruh model learning cycle

5E terhadap hasil belajar siswa pada sistem ekskresi?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh model learning cycle 5E terhadap hasil

belajar siswa pada konsep sistem ekskresi.

Page 21: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

6

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai informasi bagi peneliti dalam memilih bahan ajar yang tepat

sesuai dengan kemampuan anak didiknya dan situasi serta keadaan

lingkungannya.

2. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan menjadi motivasi dalam

kegiatan belajar mengajar disekolah serta meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi guru yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan

bahan pertimbangan dalam merencanakan pengajaran khususnya dalam

menentukan bahan ajar yang tepat untuk pengajaran biologi.

4. Diharapkan dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan bagi peneliti lain

yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang bahan ajar.

Page 22: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

1. Lembar Kerja Siswa

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa

Menurut Trianto Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang

digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.

LKS dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif

maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam

bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.1

LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan

oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan

kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus

ditempuh. Pengaturan awal (advance organizer) dari pengetahuan dan

pemahaman siswa diberdayakan melalui penyediaan media belajar pada

setiap kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar menjadi lebih bermakna,

dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman siswa. Karena nuansa

keterpaduan konsep merupakan salah satu dampak pada kegiatan

pembelajaran maka muatan materi setiap lembar kegiatan siswa pada setiap

kegiatannya diupayakan agar dapat mencerminkan hal itu.2

Menurut Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar yang dikutip

oleh Andi Praswoto, Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi

tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya

berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Dan,

tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.3

1 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka,

2007), h. 73.

2 Ibid.

3 Andi Praswoto, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: DIVA Press,

2011), h. 203-204.

Page 23: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

8

Menurut Andi Praswoto Lembar Kerja Siswa adalah suatu bahan ajar

cetak berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, ringkasan, dan

petunjuk-petunjuk pelaksaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh

peserta didik, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai.4

Menurut Ali Mudlofir Lembar Kerja Siswa (student worksheet) adalah

lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar

kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan/atau

praktik.5

Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

lembaran-lembaran kerja yang memuat tugas-tugas atau soal-soal, materi,

atau langkah kerja yang bersumber dari bahan yang telah dijelaskan oleh guru

atau telah dipelajari siswa, yang disusun secara teratur dan sistematis

sehingga siswa dapat mengikuti dengan mudah dan memungkinkan siswa

untuk belajar sendiri dan dapat digunakan sebagai umpan balik guru terhadap

hasil belajar siswa.

b. Fungsi Lembar Kerja Siswa

Berdasarkan pengertian dan penjelasan awal mengenai LKS yang

telah dipaparkan di atas, LKS mempunyai setidaknya mempunyai empat

fungsi sebagai berikut:

a) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun

lebih mengaktifkan peserta didik.

b) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami

materi yang diberikan.

c) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.

d) Memudahkan pelaksaan pengajaran kepada peserta didik.6

Menurut Sultan, fungsi LKS dalam proses belajar mengajar ada dua,

yaitu:

4 Ibid., h. 204.

5 Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan

Ajar dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 149.

6 Andi Praswoto, op. cit., h. 205-206.

Page 24: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

9

a) Dari segi siswa: sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek

maupun di luar kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk

mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih

keterampilan, memproses sendiri untuk mendapatkan perolehannya.

b) Dari segi guru: melalui LKS, guru dalam menyelenggarakan kegiatan

belajar mengajar sudah menerapkan metode ―membelajarkan siswa‖

dengan kadar SAL (Student Active Learning) yang tinggi. Intervensi

yang diberikan guru bukan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan siswa,

tetapi berupa panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah.7

Jadi LKS memliki fungsi yang penting dalam proses belajar mengajar.

Bagi guru LKS berfungsi untuk memudahkan siswa dalam memahami

materi-materi yang akan disampaikan oleh guru. Sedangkan bagi siswa LKS

berfungsi untuk melatih siswa berfikir secara sistematis, melatih siswa untuk

mengemukakan pendapat secara tulisan, dan melatih siswa untuk

bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru.

c. Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Siswa

Menurut Belawati 2003 dalam bukunya Andi Prawoto, paling tidak

ada empat poin yang menjadi tujuan penyusunan LKS, yaitu:

a) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

berinteraksi dengan materi yang diberikan.

b) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik

terhadap materi yang diberikan.

c) Melatih kemandirian belajar peserta didik.

d) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas peserta didik.8

d. Kegunaan LKS bagi Kegiatan Pembelajaran

Mengenai kegunaan LKS bagi kegiatan pembelajaran, tentu saja ada

cukup banyak kegunaan. Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk

7 Sultan, ―Perbandingan Prestasi Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan LKS dan Yang

Tidak Menggunakan LKS pada Mata Pelajaran Biologi SMU‖, Jurnal Ilmu Kependidikan, Vol. 1,

No. 1, Mei 2004, h. 33.

8 Andi Praswoto, op. cit., h. 206.

Page 25: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

10

mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS adalah metode SQ3R

(Survey, Question, Read, Recite, and Review).

Pertama, tahap survey. Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk

membaca ringkasan materi jika ringkasan diberikan.

Kedua, tahap question. Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk

menuliskan beberapa pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat

membaca materi yang diberikan.

Ketiga, tahap read. Pada kegiatan ini, peserta didik dirangsang untuk

memperhatikan pengorganisasian materi dan membubuhkan tanda tangan

khusus pada materi yang diberikan.

Keempat, tahap recite. Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk menguji

diri mereka sendiri pada saat membaca, kemudian diminta untuk meringkas

materi menggunakan kalimat mereka sendiri.

Kelima, tahap review. Pada kegiatan ini, peserta didik diminta segera

mungkin untuk melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari sesaat

setelah selesai mempelajari materi tersebut.9

Dari penjabaran di atas dapat dikatakan bahwa kegunaan LKS sebagai

media maupun bahan ajar dapat digunakan untuk memancing aktivitas belajar

siswa, karena dengan LKS siswa akan merasa diberikan tanggung jawab

moril untuk menyelesaikan suatu tugas dan merasa harus mengerjakannya,

terlebih lagi apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil

pekerjaan siswa dalam LKS tersebut.

e. Unsur-Unsur LKS sebagai Bahan Ajar

Menurut Diknas (2004) dalam bukunya Andi Praswoto, dilihat dari

strukturnya, bahan ajar LKS lebih sederhana daripada modul, namun lebih

kompleks daripada buku. Bahan ajar LKS terdiri atas enam unsur utama,

meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok,

informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Sedangkan jika

dilihat dari formatnya, LKS paling tidak terdapat delapan unsur, yaitu judul,

kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan

9 Ibid., h. 206-207.

Page 26: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

11

yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja,

tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.10

f. Langkah-Langkah Aplikatif Membuat LKS

Keberadaan LKS yang inofatif dan kreatif menjadi harapan semua

peserta didik. Karena, LKS yang inovatif dan kreatif akan menciptakan

proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Peserta didik akan lebih

terbius dan terhipnotis untuk membuka lembar demi lembar halamannya.

Selain itu, mereka akan mengalami kecanduan belajar. Maka dari itu, sebuah

keharusan bahwa setiap pendidik ataupun calon pendidik agar mampu

menyiapkan dan membuat bahan ajar sendiri yang lebih inovatif.

Menurut Diknas langkah-langkah penyusunan Lembar Kerja Siswa

sebagai berikut:

Gambar 2.1. Diagram alur langkah-langkah penyusunan LKS11

10 Ibid., h. 207-208.

11

Ibid., h. 211-212.

Analisis Kurikulum

Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Menentukan Judul-judul LKS

Menulis LKS

Merumuskan KD

Menentukan Alat Penilaian

Menyusun Materi

Memperhatikan Struktur bahan Ajar

Page 27: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

12

2. Model Learning Cycle 5E

a. Konsep Model Learning Cycle 5E

Model siklus belajar pertama kali dikembangkan pada pada tahun 1970

dalam SCIS (Science Curriculum Improvement Study), suatu program

pengembangan pendidikan sains di Amerika.12

Menurut Rodger W. Bybee, Learning Cycle merupakan suatu model

pembelajaran sains yang berbasis konstuktivistik. Model ini dikembangkan

oleh Herbart, John Dewey J. Myron Atkin, Robert Karplus dan Kelompok

SCIS (Science Curriculum Improvement Study), di Universitas California,

Berkeley, Amerika Serikat sejak tahun 1967.13

Belajar menurut pandangan

konstruktivistik berarti membangun, yaitu siswa dapat mengkonstruk sendiri

pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya.

Teori konstruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang menekankan

pada penemuan makna (meaningfullness). Perolehan tersebut melalui

informasi dalam struktur kognitif yang telah ada dari hasil perolehan

sebelumnya yang tersimpan dalam memori dan siap dikonstruk untuk

mendapatkan pengetahuan baru.14

Menurut Soebagio, dkk yang dikutip oleh Nina Agustyaningrum dalam

bahan presentasinya bahwa learning cycle merupakan suatu model

pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan konsep sendiri atau

memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah terjadinya kesalahan konsep,

dan memberikan peluang kepada siswa untuk menerapkan konsep-konsep

yang telah dipelajari pada situasi baru. Implementasi model pembelajaran

learning cycle dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivisme

dimana pengetahuan dibangun pada diri peserta didik. Beberapa keuntungan

diterapkannya model pembelajaran learning cycle adalah (1) Pembelajaran

bersifat student centered; (2) Informasi baru dikaitkan dengan pengetahuan

12 Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2011), h. 72.

13

Rodger W. Bybee, Joseph A. Taylor, dkk., ―The BSCS 5E Instructional Model: Origins and

Effectiveness‖, Laporan yang disiapkan untuk Kantor Sains Pendidikan National Institutes of

Health, 12 Juni 2006, h. 5. Tersedia online http://cresenciafong.com/wiki/ref:bybee2006bscs.

14 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009), h.

119.

Page 28: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

13

yang telah dimiliki siswa; (3) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan

penemuan yang merupakan pemecahan masalah; (4) Proses pembelajaran

menjadi lebih bermakna karena mengutamakan pengalaman nyata; (5)

Menghindarkan siswa dari cara belajar tradisional yang cenderung menghafal;

dan (6) Membentuk siswa yang aktif, kritis, dan kreatif.15

Pada pertengahan 1980-an, BSCS menerima hibah dari IBM untuk

melakukan studi desain yang akan menghasilkan spesifikasi untuk kurikulum

ilmu pengetahuan dan kesehatan baru untuk sekolah dasar. Di antara inovasi

yang dihasilkan dari penelitian ini adalah desain Model BSCS 5E

instruksional. Model BSCS memiliki lima tahap: engagement, exploration,

explanation, elaboration, and evaluation. Model BSCS Pembelajaran 5E,

merupakan pengembangan dari siklus belajar SCIS.16

Tabel 2.1: Perbandingan Fase dari Model SCIS dan Model 5E BSCS

Model SCIS BSCS 5E Model Pembelajaran

Engagement (Tahap Baru)

Exploration Exploration (Diadaptasi dari SCIS)

Invention (Pendahuluan Term) Explanation (Diadaptasi dari SCIS)

Discovery (Aplikasi Konsep) Elaboration (Diadaptasi dari SCIS)

Evaluation (Tahap Baru)

b. Macam-macam Siklus Belajar

1) Siklus Belajar Deskriptif

Dalam siklus belajar ini siswa menemukan dan menggambarkan suatu

pola empiris dalam konteks khusus (eksplorasi), guru memberi pola nama

kemudian pola diidentikasi dalam konteks lain. Dalam siklus ini siswa dan

guru hanya menguraikan apa yang mereka amati, tanpa usaha menyusun

hipotesis untuk menerangkan pengamatan-pengamatan mereka. Dalam siklus

15 Nina Agustyaningrum, ―Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman‖,

Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan

Matematika UNY, 3 Desember 2011, h. 6. Tersedia online http://eprints.uny.ac.id/7389/1/p-34.pdf,

16 Rodger W. Bybee, Joseph A. Taylor, dkk., op. cit., h. 9.

Page 29: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

14

belajar ini menjawab pertanyaan Apa, tetapi tidak menimbulkan pertanyaan

sebab, yaitu Mengapa.17

2) Siklus Belajar Empiris-Induktif

Dalam sikuls belajar empiris-induktif, para siswa juga menemukan

dan menggambarkan suatu pola empiris dalam konteks khusus (eksplorasi),

tetapi mereka melanjutkan dengan memberikan sebab-sebab yang

memungkinkan pola itu. Dengan bimbingan guru, siswa menyaring data yang

telah dikumpulkan selama fase eksplorasi untuk melihat apakah sebab-sebab

yang dihipotesiskan konsisten dengan data itu dan fenoena lain yang dikenal

(aplikasi konsep). Observasi dilakukan dengan cara deskriptif, tetapi siklus

belajar ini berjalan terus untuk menghasilkan dan mulai menguji suatu

sebab.18

3) Siklus Belajar Hipotesis-Deduktif

Hipotesis-deduktif dimulai dengan suatu pertanyaan sebab dan para

siswa diminta untuk menyusun jawaban yang mungkin (hipotesis). Kemudian

para siswa diminta untuk menurunkan konsekuensi logis hipotesis-hipotesis

ini, dan secara eksplisit merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk

menguji hipotesis itu (eksplorasi). Analisis hasil eksperimen dapat menolak

beberapa hipotesis, yang lain diterima (pengenalan istilah/explainasi).

Kemudian konsep-konsep yang relevan dan pola-pola yang terlibat diterapkan

dalam situasi baru (elaborasi/aplikasi konsep).19

c. Tahapan-tahapan Model Learning Cycle 5E:

1) Engagement (Pembangkitan minat)

Tahap pembangkitan minat merupakan tahap awal dari siklus belajar.

Pada tahap ini, guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat

dan keingintahuan siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam kehidupan

sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan). Dengan demikian,

17 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 171.

18

Ibid.

19

Ibid.

Page 30: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

15

siswa akan memberikan respons/ jawaban, kemudian jawaban siswa tersebut

dijadikan pijakan oleh guru untuk mengetahui pengetahuan awal siswa

tentang topik bahasan. Kemudian guru perlu melakukan identifikasi

ada/tidaknya kesalahan konsep pada siswa. Dalam hal ini guru harus

membangun keterkaitan/perikatan antara pengalaman keseharian siswa

dengan topik pembelajaran yang akan dibahas.20

Kegiatan ini selaras dengan

bahan ajar terpadu yang memberikan konsep prasyarat sebelum pembahasan

konsep utama. Dengan demikian, bahan ajar terpadu dapat diasimilasikan

dalam fase engagement.21

2) Exploration (Eksplorasi)

Eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus belajar. Guru

menggali konsep awal siswa dengan melakukan observasi, membuat catatan,

lalu mengkomunikasikannya. Variabel yang ditemukan, dikendalikan,

ditafsirkan, lalu membuat dugaan dan lain-lain semua dikerjakan bersama

siswa.22

Pada tahap belajar eksplorasi dibentuk kelompok-kelompok kecil

antara 2-4 siswa, kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam

kelompok kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru. Dalam kelompok ini

siswa didorong untuk menguji hipotesis dan atau membuat hipotesis baru,

mencoba alternatif pemecahannya dengan rekan sekelomponya, melakukan

dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau pendapat yang berkembang

dalam diskusi. Dalam tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan

motivator. Pada dasarnya tujuan tahap ini adalah mengecek pengetahuan yang

dimiliki siswa apakah sudah benar, masih salah, atau mungkin sebagian salah,

20 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 171.

21

Herunata, dkk., ―Upaya Mengoptimalkan Pemahaman Konsep Elektrokimia Siswa Kelas 3

IPA SMAI Al Ma’rif Singosari dengan Learning Cycle 5 Fase (LC-5E) Berbantuan Bahan Ajar

Terpadu Berbasis Pendekatan Makroskopis-mikroskopis‖, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran,

Vol. 13, No. 1, April 2006, h. 88.

22

Yusri Panggabean, dkk., Strategi, Model, dan Evaluasi: Pembelajaran Kurikulum 2006,

(Bandung: Bina Media Informasi, 2007), h. 75.

Page 31: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

16

sebagian benar.23

Fase ini selaras dengan dengan bahan ajar terpadu yang

menyajikan materi dengan pemodelan, visualisasi, mapun praktikum.24

Menurut Lawson pada tahap ini para siswa belajar melalui aksi dan

reaksi mereka sendiri dalam situasi baru. Dengan kata lain, fase ini

menyediakan kesempatan bagi para siswa untuk menyuarakan gagasan-

gagasan mereka yang bertentangan dan dapat menimbulkan perdebatan dan

suatu analisis mengenai mengapa mereka mempunyai gagasan-gagasan

demikian.25

3) Explanation (Penjelasan)

Penjelasan merupakan tahap ketiga siklus belajar. Pada tahap

penjelasan guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep

dengan kelompok/ pemikirannya sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas

penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar siswa

atau guru. Dengan adanya diskusi tersebut, guru memberi definisi dan

penjelasan tentang konsep yang dibahas, dengan memakai penjelasan siswa

terdahulu sebagai desain diskusi.26

Guru mengumpulkan informasi dari siswa

yang berkaitan dengan pengalaman dalam eksplorasi. Tujuannya adalah untuk

mencermati, mengenal, dan menjelaskan konsep baru.27

Fungsi ini salah

satunya dapat dipenuhi oleh bahan ajar terpadu yang menyajikan materi yang

menjelaskan seluruh hasil pengamatan dari pemodelan, visualisasi, dan

praktikum yang telah dilakukan sebelumnya.28

4) Elaboration

Elaborasi merupakan tahap keempat dalam siklus belajar. Pada tahap

elaborasi siswa menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari

dalam situasi baru atau konteks yang berbeda. Dengan demikian, siswa akan

dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat menerapkan/

mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya dalam situasi baru. Jika

23 Made Wena, loc. cit.

24

Herunata, dkk., loc. cit.

25

Ratna Wilis Dahar, op. cit., h. 157-160.

26

Made Wena, op. cit., h. 172.

27

Yusri Panggabean, dkk., loc. cit.

28 Herunata, dkk., loc. cit.

Page 32: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

17

tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi belajar siswa

akan meningkat. Meningkatnya motivasi belajar siswa tentu dapat mendorong

peningkatan hasil belajar siswa.29

5) Evaluation

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari siklus belajar. Pada tahap

evaluasi guru dapat mengamati pengetahuan dan pemahaman siswa dalam

menerapkan konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan

mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan

observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh sebelumnya. Hasil evaluasi

ini dapat dijadikan guru sebagai bahan evaluasi tentang proses penerapan

metode siklus belajar yang sedang diterapkan, apakah sudah berjalan dengan

sangat baik, cukup baik, atau masih kurang. Demikian pula melalui evaluasi

diri, siswa akan dapat mengetahui kekurangan atau kemajuan dalam proses

pembelajaran yang sudah dilakukan.30

Berdasarkan tahapan-tahapan dalam metode pembelajaran bersiklus

seperti dipaparkan di atas, diharapkan siswa tidak hanya mendengar

keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali dan memperkaya

pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Berdasarkan

uraian di atas, LC dapat dimplementasikan dalam pembelajaran bidang-

bidang sain maupun sosial.

Implementasi LC dalam pembelajaran menempatkan guru sebagai

fasilitator yang mengelola berlangsungnya fase-fase tersebut mulai dari

perencanaan (terutama pengembangan perangkat pembelajaran), pelaksanaan

(terutama pemberian pertanyaan-pertanyaan arahan dan proses

pembimbingan) sampai evaluasi. Efektifitas implementasi LC biasanya

diukur melalui observasi proses dan pemberian tes. Jika ternyata hasil dan

kualitas pembelajaran tersebut ternyata belum memuaskan, maka dapat

dilakukan siklus berikutnya yang pelaksanaannya harus lebih baik dibanding

29 Made Wena, loc. cit.

30

Ibid.

Page 33: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

18

siklus sebelumnya dengan cara mengantisipasi kelemahan-kelemahan siklus

sebelumnya, sampai hasilnya memuaskan.

Setiap tahap yang terstruktur dalam learning cycle 5e memiliki

manfaat yang positif bagi siswa karena mengindikasikan pembelajaran yang

bersifat student-centered. Proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer

pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi merupakan proses pemerolehan

konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung.

Proses pembelajaran demikian akan lebih bermakna, menghindarkan siswa

dari cara belajar tradisional yang cenderung menghafal, dan menjadikan

skema dalam diri siswa yang setiap saat dapat diorganisasi oleh siswa untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.

3. Hasil Belajar

a. Belajar

1) Konsep Belajar

Menurut Witherington dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata,

belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan

sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap,

kebiasaan, pengetahuan dan kecapakan. Menurut Crow dan Crow, belajar

adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.

Sedangkan menurut Hilgard, belajar adalah suatu respon dimana suatu

perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap adanya suatu

situasi.31

Belajar dapat di definisikan dalam hal-hal pokok sebagai berikut:

a) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes,

aktual maupun potensal).

b) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan

baru.

31

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 155—156.

Page 34: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

19

c) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).32

Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan nilai-sikap yang tidak disebabkan oleh pembawaan,

kematangan, dan keadaan–keadaan sesaat seseorang, namun terjadi sebagai

hasil latihan dalam interaksi dengan lingkungan.

2) Beberapa Teori Belajar

Teori-teori belajar bersumber dari teori atau aliran-aliran psikologi.

Secara garis besar dikenal ada tiga teori psikologi yaitu: teori Disiplin Mental,

Behaviorisme, dan Cognitivisme-Gestalt-Field.

a) Teori Disiplin Mental

Menurut Psikologi Daya atau Faculty Psycology, individu memiliki

sejumlah daya-daya: daya mengenal, mengingat, menangkap, mengkhayal,

berpikir, merasakan,berbuat, dsb. Daya-daya itu dapat dikembangkan melalui

latihan dalam bentuk ulangan-ulangan. Kalau anak dilatih banyak mengulang-

ulang, menghafal sesuatu, maka ia akan terus ingat akan hal itu.33

Teori disiplin mental yang lain adalah Naturalisme Romantik dan

Rousseau. Menurutnya anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam,

melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau

mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai

kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan

dirinya sendiri. Pendidik tidak banyak turut campur mengatur anak, biarkan

dia belajar sendiri, yang penting perlu diciptakan situasi belajar yang permisif

(rileks), menarik dan bersifat ilmiah.34

b) Teori Behaviorisme

Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena menekankan perilaku

atau tingkah laku yang dapat diamati. Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini,

yaitu: (1) mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil, (2) bersifat

32 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1987), h. 248-249.

33

Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 167.

34

Ibid., h. 168.

Page 35: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

20

mekanistik, (3) menekankan perana lingkungan, (4) mementingkan

pembentukan reaksi atau respons, (5) menekankan pentingnya latihan.

Konektivisme merupakan teori yang paling awal dari rumpun behaviorisme.

Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak lain dari suatu hubungan antara

perangsang jawaban atau stimulus-respons. 35

Tokoh yang sangat dikenal dari teori ini adalah Thorndike, Belajar

pada binatang yang juga berlaku bagi manusia menurut Thorndike adalah

Triad and eror. Teori Pengkondisian, merupakan perkembangan lebih lanjut

dari konektivisme. Teori ini dilatarbelakangi oleh percobaan Pavlov dengan

keluarnya air liur. Air liur akan keluar apabila anjing melihat atau mencium

makanan. Jadi belajar merupakan suatu upaya penkondisian pembentukan

suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu.36

c) Teori Cognitive-Gestalt-Field

Rumpun ketiga adalah Kognitif-Gestalt-Field. Kalau rumpun

behaviorisme bersifat molekuler (menekankan unsur-unsur), maka rumpun ini

bersifat molar atau bersifat keseluruhan dan keterpaduan.

Menurut Mulyoto, pandangan psikologi gestalt adalah seseorang

memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau informasi dengan melihat

struktur-nya secara menyeluruh kemudian menyusunnya kembali dalam

struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami.37

Gestalt dalam pandangan psikologinya menyatakan bahwa belajar

bukan sekedar asosiasi antara stimulus-respon yang kian lama kian kuat

disebabkan adanya berbagai latihan atau ulang-ulangan. Menurut aliran ini,

belajar itu terjadi apabila terdapat pengertian (insight). Pengertian ini muncul

jika seseorang, setelah beberapa saat, mencoba memahami suatu problem,

tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat olehnya hubungan antara unsur-

35 Ibid.

36

Ibid., h. 169.

37

Mulyoto, ―Perolehan dan Penerapan Pengetahuan dalam Pembelajaran

Matematika”, Jurnal Ilmiah Inkoma, Volume 21, Nomor 2, Juni 2010, h. 86. Tersedia

online http://jurnal.undaris.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/28.

Page 36: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

21

unsur yang satu dengan yang lain, kemudian dipahami sangkut pautnya untuk

kemudian dimengerti maknanya.

Dengan demikian, belajar menurut Gestalt adalah proses individu

mendapatkan suatu pengetahuan berawal dari suatu hal yang kompleks

kepada hal yang sederhana. Setiap indiviidu akan merasakan kebermaknaan

belajar manakala individu tersebut sudah mendapatkan dan memahami

pengertian tentang objek yang dipelajari. Dari pengertian inilah individu akan

menanamkan makna yang diperolehnya kedalam dirinya dan dijadikan

sebagai pola-pola atau aturan dalam membuat prinsip kehidupannya. Dalam

hal ini, individu akan lebih banyak melakukan aktifitas pembelajaran

dibandingkan guru atau pengajar. Karena dalam pembelajaran ini individu

dituntut untuk secara aktif menggali pengetahuan yang baru dipelajarinya

menjadi suatu produk pengetahuan baru yang diperolehnya. Sehingga

individu dalam melakukan proses pembelajaran ini akan mendapatkan

kekhasan dalam berfikir, menganalisis permasalahan, dan memecahkan suatu

persoalan dengan mengandalkan kemampuannya secara mandiri.

Teori Kognitif, dikembangkan oleh para ahli Psikologi Kognitif. Teori

ini berbeda dengan behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan

manusia adalah mengetahui (knowing) dan bukan respons. Teori ini

menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan srimulus-respons.

Perilaku juga penting sebagai indikator, tetapi yang lebih penting adalah

berfikir.38

Teori Gestalt, berkembang di Jerman dengan pendirinya yang utama

adalah Max Wertheimer. Gestalt bahasa Jerman yang artinya kurang lebih

konfigurasi, pola, kesatuan, keseluruhan. Menurut Gestalt belajar harus

dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian. Dalam

belajar siswa harus memahami makna hubungan antar satu bagian dengan

bagian yang lainnya.39

38 Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 170.

39

Ibid.

Page 37: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

22

Teori Medan dan Field Theory, merupakan salah satu teori yang

termasuk rumpun Cognitive-Gestalt-Field. Teori ini sama dengan Gestalt

menekankan keseluruhan dan kesatupaduan. Menurut teori Medan, individu

selalu berada dalam suatu medan atau ruang hidup (life space).

Gambar 2.2. Medan hidup menurut Kurt Lewin40

Menurut teori ini belajar adalah berusaha mengatasi hambatan-

hambatan untuk mencapai tujuan. Kurikulum sekolah dengan segala macam

tuntutannya, berupa kegiatan belajar di dalam kelas, di laboratorium, di work

shop, di luar sekolah, penyelesaian tugas-tugas, ujian ulangan dll, pada

dasarnya merupakan hambatan yang harus diatasi.41

Teori medan dalam pembelajaran dapat digunakan sebagai:

a) Perubahan dalam struktur kognitif

Perubahan struktur pengetahuan (struktur kognitif) dapat terjadi karena

ulangan, situasi mungkin perlu diulang-ulang sebelum strukturnya

berubah.

b) Hadiah dan hukuman menurut interpretasi Kurt Lewin

Ahli-ahli yang mengikuti/menerima law of effect dan law of

reinforcement seringkali menganalisis sampai mengungsur lingkungan

atau keadaan yang mendorong pelajar untuk mendekati hadiah dan

40 Ibid., h. 171.

41

Ibid., h. 172.

H

a

m

b

a

t

a

n

Tujuan Motif kegiatan

Page 38: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

23

menjauhi hukuman. Kurt Lewin menggambarkan situasi yang

mengandung hadiah atau hukuman itu sebagai situasi yang mengandung

konflik.

c) Masalah berhasil dan gagal

Pengalaman sukses dan gagal itu bersifat individual. Kejadian yang sama

mungkin dialami sebagai sukses oleh seseorang, sedang oleh orang yang

lain mungkin dialami sebagai kegagalan.

d) Sukses membawa mobilisasi energi cadangan

Kurt Lewin beranggapan bahwa dinamika kepribadian itu dikarenakan

oleh adanya energi dalam diri orang, yang disebut energi psikis. Energi

psikis inilah yang dipergunakannya untuk bermacam-macam aktivitas,

seperti misalnya mengamati, mengingat, berpikir, dan sebagainya.

Biasanya, dalam keadaan sehari-hari, hanya sebagian saja dari energi

psikis yang dipergunakan, dan sisanya tersimpan sebagai energi

cadangan.42

Uraian tersebut menggambarkan bahwa belajar merupakan sebuah

proses yang terus menerus dilakukan oleh individu dalam melakukan suatu

perubahan dalam dirinya kearah yang lebih baik. Proses ini dilakukan untuk

mencapai sebuah tujuan dari belajar tersebut. Dalam mencapai sebuah tujuan,

individu dalam melakukan proses belajar akan melalui beberapa dimensi

dalam belajar, yaitu individu akan menemukan penemuan-penemuan tertentu

dengan cara aktif dan kreatif dalam melakukan proses pembelajaran, selain

itu dalam belajar juga, individu akan melakukan proses percobaan dari hasil

penemuan yang diperoleh. Dari proses yang terus dilakukan tersebut maka

akan diperoleh suatu mekanisme otomatis dalam setiap individu dalam

melakukan belajar. Mekanisme tersebut adalah sebuah kebiasaan berfikir dan

bertindak dalam menentukan suatu cara untuk melakukan proses

pembelajaran. Cara ini merupakan suatu langkah awal dalam menetukan

42

Sumadi Suryabrata, op. cit., h. 303-311.

Page 39: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

24

keberhasilan individu dalam belajar. Dan setiap individu mempunyai cara

yang berbeda dalam menentukan keberhasilannya belajar.

3) Unsur-Unsur Belajar

Menurut Cronbach dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata,

mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yaitu:

a) Tujuan. Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai.

Perbuatan belajar diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan dan untuk

memenuhi sesuatu kebutuhan.

b) Kesiapan. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik, anak

perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis, kesiapan yang

berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasaan

pengetahuan dan kecakapan yang mendasarinya.

c) Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Dalam situasi

ini belajar terlibat tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang

dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut dalam kegiatan belajar serta

kondisi siswa belajar.

d) Interprestasi. Dalam menghadapi situasi, anak mengadakan interpretasi

yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar,

melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan

kemungkinan pencapaian tersebut.

e) Respons. Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu

mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka ia

memberikan respons.

f) Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi

entah itu keberhasilan atau kegagalan, demikian juga dengan respons

atau usaha belajar siswa.

g) Reaksi terhadap kegagalan. Kegagalan bisa menurunkan semangat, dan

memperkecil usaha—usaha belajar selanjutnya, tetapi bisa juga

Page 40: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

25

sebaliknya, kegagalan membangkitkan semangat yang berlipat ganda

untuk menebus dan menutupi kegagalan tersebut.43

4) Prinsip-Prinsip Belajar

Banyak teori yang membahas masalah belajar. Tiap teori bertolak dari

asumsi atau anggapan dasar tertentu tentang belajar. Meskipun demikian ada

beberapa pandangan umum yang sama atau relatif sama diantara konsep-

konsep tersebut. Beberapa kesamaan ini dipandang sebagai prinsip belajar.

Beberapa prinsip umum belajar sebagai berikut:

a) Belajar merupakan bagian dari perkembangan.

b) Belajar berlangsung seumur hidup.

c) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor

lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri.

d) Belajar mencakup semua aspek kehidupan.

e) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu.

f) Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru.

g) Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.

h) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan

yang sangat kompleks.

i) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan.

j) Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau

bimbingan dari orang lain.44

b. Hasil Belajar

1) Konsep Hasil Belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk

mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkain pengukuran

menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran

demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang

dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan.

43 Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 157-158.

44

Ibid., h. 165-167.

Page 41: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

26

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran

dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir

maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau

perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah

hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran

yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam

mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau

huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A,

B, C, D pada pendidikan tinggi.

Sebenarnya hampir seluruh perkembangan atau kemajuan hasil karya

juga merupakan hasil belajar, sebab proses belajar tidak hanya berlangsung di

sekolah tetapi juga di tempat kerja dan di masyarakat. Pada lingkungan kerja,

hasil belajar ini sering diberi sebutan prestasi kerja, yang sesungguhnya

merupakan sesuatu achievement juga.45

2) Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar pada aspek kognitif merupakan ranah yang lebih banyak

melibatkan kegiatan mental/otak. Hasil belajar pada aspek kognitif setelah

direvisi dibagi kedalam enam jenjang yaitu: remember, understand, apply,

analyze, evaluate, dan create. Jenjang kognitif sebelum direvisi dibagi

kedalam enam jenjang proses berfikir , yaitu ingatan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis, dan evaluasi.46

a) Hafalan (C1) adalah kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep,

prinsip dan prosedur yang telah dipelajari. Siswa mampu mengenal atau

mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada

teori-teori yang sukar.

b) Pemahaman (C2) merupakan kemampuan menangkap arti dari informasi.

Siswa mampu memahami konsep dengan menggunakan kata-kata sendiri.

45 Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 102-103.

46

Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN

Press, 2006), h. 14.

Page 42: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

27

c) Penerapan (C3) merupakan kemampuan menggunakan prinsip atau

menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru yang

lebih konkrit.

d) Analisis (C4) merupakan kemampuan menguraikan suatu informasi atau

materi ke dalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan

mampu memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang

lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih jelas untuk

dimengerti.

e) Sintesis (C5) adalah kemampuan memadukan bagian-bagian yang

terpisah menjadi konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk

suatu pola struktur atau bentuk baru.

f) Evaluasi (C4) adalah kemampuan untuk mempertimbangkan terhadap

nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.

3) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor.

Menurut Muhibbin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

adalah:

a) Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi dua aspek yakni:

aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah dan aspek psikologis (yang bersifat

rohaniah).

1. Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai

tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat memengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ

tubuh yang lemah, apalagi jika disertai sakit kepala misalnya dapat

menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang

dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus

jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan

dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola

istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan

Page 43: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

28

berkesinambungan. Hal ini penting sebab perubahan pola makan-minum dan

istirahat akan menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan merugikan

semangat mental siswa itu sendiri.47

2. Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Namun, di

antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya diipandang lebih

esensial itu adalah sebagai berikut:

a. Inteligensi Siswa

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan

lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna,

semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar

peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan

intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh

sukses.48

Dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan hasil baik

ditentukan/dipengaruhi oleh taraf kecerdasannya.49

Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan

juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui

bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih

menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan

―menara pengontrol‖ hampir seluruh aktivitas manusia.

b. Sikap dan Sifat Pribadi Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan

cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik

secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama

kepada guru dan mata pelajaran yang guru sajikan merupakan pertanda awal

yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa

47

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 130.

48

Ibid., h. 131.

49 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya, 1984), h. 102.

Page 44: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

29

terhadap guru dan mata pelajaran, apalagi jika diiringi kebencian kepada guru

atau kepada mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa

tersebut.50

Demikian juga dengan tiap-tiap siswa mempunyai sifat

kepribadian yang berbeda yang sedikit banyak turut pula mempengaruhi

sampai dimanakah hasil belajarnya dapat dicapai.51

c. Bakat Siswa

Secara umum bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang

(Chaplin, 1972; Reber, 1988). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang

pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke

tingkat tertentu dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara umum bakat itu

mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi

sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga

sebagai talented child, yakni anak berbakat.52

Bakat berfungsi sebagai modal pembelajaran, dengan adanya bakat

seorang siswa akan jauh lebih mudah memahami materi pembelajaran bahkan

tanpa hadirnya seorang pendidik sekalipun. Bakat dapat berkembang sebagai

kemampuan suatu individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak

bergantung ppada upaya pendidikan dan pelatihan.

d. Minat Siswa

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.53

Guru

dalam hal ini seharusnya berusaha membangkitkan minat siswa untuk

menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara

yang lebih kurang sama dengan kiat mebangun sikap positif.

e. Motivasi Sosial

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik

manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam

50 Muhibbin Syah, op. cit., h. 132.

51

Ngalim Purwanto, op. cit., h. 103-104.

52

Muhibbin Syah, op. cit., h. 133. 53

Ibid.

Page 45: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

30

perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu: 1) motivasi intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari dalam diri siswa

yang mampu mendorong tindakan belajar. 2) motivasi ekstrinsik yaitu

keadaan yang datang dari luar individu siswa juga mendorongnya untuk

melakukan kegiatan belajar.54

Anak akan menyadari apa gunanya belajar dan

apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu.55

Jadi jika guru dan

orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak timbullah

dalam diri anak itu dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik.

b) Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni: lingkungan

sosial dan lingkungan nonsosial.56

1. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial ini termasuk sekolah, masyarakat, dan kelauarga.

Lingkungan sekolah seperti para guru, para tenaga kependidikan dan teman-

teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.

Selanjutnya lingkungan masyarakat termasuk tetangga, terutama teman

sebaya dapat mendukung, paling tidak mendiskusikan pelajaran yang

dianggapnya sulit.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi adalah lingkungan

okeluarga dan orang tua. Sifat orang tua dan praktik pengelolaan keluarga,

ketegangan keluarga, dan demografi keluarga semuanya dapat memberikan

dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh

siswa.

2. Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung

sekolah, dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,

alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

54 Ibid., h. 134.

55

Ngalim Purwanto, op. cit., h. 105.

56

Muhibbin Syah, op. cit., h. 135.

Page 46: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

31

Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa.

c) Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar mempengaruhi taraf keberhasilan proses

belajar siswa. Faktor ini merupakan keefektifan segala cara dan efisiensi

proses belajar materi tertentu. Faktor ini dibagi tiga macam, yakni: a)

Pendekatan Tinggi (speculative, achieving), b) Pendekatan Sedang (analitical,

deep), c) Pendekatan Rendah (reproduktive, surface).57

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dilek ÇELİKLER, The Effect of Worksheets Developed for the

Subject of Chemical Compounds on Student Achievement and Permanent

Learning (Kimyasal Bileşikler Konusu İçin Geliştirilen Çalışma

Yapraklarının Öğrenci Başarısı ve Kalıcı Öğrenme Üzerine Etkisi),

Educational Research Association The International Journal of Research in

Teacher Education 2010, 1(1):42-51 ISSN: 1308-951X, Universitas Turkey.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelompok eksperimen diajarkan

dengan menggunakan lembar kerja lebih berhasil daripada siswa kelompok

yang diajarkan dengan metode instruksi tradisional (t = 23,230, p <.05)

Dengan jelas data ini disimpulkan bahwa penggunaan lembar kerja sebagai

bahan pelengkap mempengaruhi kepermanenan positif (t = 27,505, p <.05).58

A. Halim Ulaşa, Oğuzhan Sevim

b, Esengül Tan

c, The effect of

worksheets based upon 5e learning cycle model on student success in

teaching of adjectives as grammatical component, Procedia - Social and

Behavioral Sciences 31 (2012) 391 – 398, WCLTA 2011. Hasil dari

penelitian, diketahui bahwa lembar kerja disiapkan sesuai dengan model

57 Ibid., h. 136-137.

58

Dilek ÇELİKLER, ―The Effect of Worksheets Developed for the Subject of Chemical

Compounds on Student Achievement and Permanent Learning (Kimyasal Bileşikler Konusu İçin

Geliştirilen Çalışma Yapraklarının Öğrenci Başarısı ve Kalıcı Öğrenme Üzerine Etkisi)‖,

Educational Research Association The International Journal of Research in Teacher Education,

1(1):42-51 ISSN: 1308-951X, 2010. Tersedia online

http://ijrte.eab.org.tr/media/volume1/issue1/dcelikler.pdf.

Page 47: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

32

siklus belajar 5E, keberhasilan siswa meningkat, bahkan para siswa lebih

memilih pelajaran dilakukan dengan lembar kerja yang disiapkan sesuai

dengan model pembelajaran siklus 5E. Hal ini menunjukkan bahwa lembar

kerja disiapkan sesuai dengan model pembelajaran siklus 5E adalah memiliki

efek positif yang lebih tinggi pada keberhasilan siswa karena melibatkan

struktur terpadu dan terencana.59

Hu¨seyin Artun, Bayram Cos¸tu, Effect of the 5E Model on

Prospective Teachers’ Conceptual Understanding of Diffusion and Osmosis:

A Mixed Method Approach, J Sci Educ Technol DOI 10.1007/s10956-012-

9371-2, _ Springer Science+Business Media, LLC 2012. Hasil penelitian ini

adalah terdapat perbedaan yang signifikan yang ditemukan antara skor pra-

test dan post-test, ini menunjukkan bahwa kegiatan mengajar berdasarkan

Model 5E memungkinkan siswa untuk mempertahankan pemahaman

konseptual baru mereka, selain itu bahan ajar memfasilitasi perubahan

konseptual dan memungkinkan stabilitas konsepsi baru. Pengaruh kegiatan

perubahan konseptual dan stabilitas telah ditunjukkan oleh studi terkait.60

Sultan, Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Yang Diajar

Menggunakan Lks Dan Yang Tidak Menggunakan Lks Pada Mata Pelajaran

Biologi SMU di SMU Negeri 1Watansoppeng Kab. Soppeng, dalam Jurnal

Ilmiah Kependidikan ISSN 1829-569X Volume 1, Nomer 1, Mei 2004.

Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan LKS pada

pelajaran Biologi dapat membanttu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas

1 SMU Negeri 1 Watansoppeng, dan penggunaan LKS lebih efektif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan dengan yang tidak

59 A. Halim Ulas, Oguzhan Sevim, Esengul Tan, ―The Effect of Worksheets Based Upon 5e

Learning Cycle Model on Student Success In Teaching of Adjectives as Grammatical

Components‖, Procedia - Social and Behavioral Sciences 31 (2012) 391 – 398, 2011. Tersedia

online http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042811030011.

60

Hu¨seyin Artun, Bayram Costu, ―Effect of the 5E Model on Prospective Teachers’

Conceptual Understanding of Diffusion and Osmosis: A Mixed Method Approach‖, J Sci Educ

Technol, DOI 10.1007/s10956-012-9371-2, Springer Science+Business Media, LLC, 2012.

Tersedia online

http://www.yarbis.yildiz.edu.tr/web/userPubFiles/bcostu_c0a7394e867bb621105a7ee0a17824da.p

df.

Page 48: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

33

menggunakan. LKS dibuat agar siswa aktif dan siswa termotivasi dalam

belajar secara individu.61

Herunata, Laurent Octaviana, Oktavia Sulistina, Upaya

Mengoptimalkan Pemahaman Konsep Elektrokimia Siswa Kelas 3 Ipa Smai

Almaarif Singosari Dengan Learning Cycle 5 Fase (Lc-5e) Berbantuan

Bahan Ajar Terpadu Berbasis Pendekatan Makroskopis-Mikroskopis, dalam

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Volume 13 Nomer 1, April 2006. Hasil

penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajar

menggunakan LC-5E berbantuan bahan ajar terpadu berbasis pendekatan

makroskopis-mikroskopis dengan siswa yang hanya belajar dengan

menggunakan LC-5E. Kelompok eksperimen lebih mengerti, bersikap positif

dan lebih sempurna dari pada kelompok kontrol. Ini dapat disimpulkan bahwa

LC-5E berbantuan bahan ajar terpadu berbasis pendekatan makroskopis-

mikroskopis memberi efek positif.62

Diah Aryulina, Implementation Of 5e Learning Cycle To Increase

Students’ Inquiry Skills And Biology Understanding, dalam Jurnal

Kependidikan Triadik, April 2009 Volume 12, No. 1. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa penerapan model Learning Cycle 5E telah mulai

membaik pasca tindakan perbaikan berdasarkan refleksi. Selama perencanaan

pelajaran, guru umumnya menghadapi tantangan pada pengembangan lembar

kerja siswa yang memiliki karakteristik inquiry. Guru juga menghadapi

beberapa kesulitan dalam tahap penjelasan dan elaborasi dari model Learning

Cycle 5E, terutama dalam pelaksanaan pertama. Peningkatan pemahaman

konsep siswa tidak selalu menunjukkan pada setiap siklus berturut-turut,

terutama pada siswa VIIIC. Namun, keterampilan inquiry siswa seperti

61

Sultan, ―Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Yang Diajar Menggunakan LKS Dan Yang

Tidak Menggunakan LKS Pada Mata Pelajaran Biologi SMU di SMU Negeri 1Watansoppeng Kab.

Soppeng’, Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN 1829-569X, Volume 1, Nomer 1, Mei 2004.

62

Herunata, Laurent Octaviana, Oktavia Sulistina, ―Upaya Mengoptimalkan Pemahaman

Konsep Elektrokimia Siswa Kelas 3 IPA SMAI Almaarif Singosari dengan Learning Cycle 5 Fase

(LC-5E) Berbantuan Bahan Ajar Terpadu Berbasis Pendekatan Makroskopis-Mikroskopis‖, Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 13 Nomer 1, April 2006.

Page 49: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

34

keterampilan pengumpulan data, analisis data keterampilan, dan keterampilan

menggambar dapat meningkat setelah beberapa pelajaran.63

Nurina, Masjhudi, dan Amy Tenzer, Pengembangan Lembar Kegiatan

Siswa (Lks) Dengan Model Siklus Belajar 5e Berbasis Konstruktivistik Pada

Materi Sistem Sirkulasi Manusia Untuk Kelas XI SMA dalam Jurnal

Universitas Negeri Malang. Penelitian ini merupakan penelitian

pengembangan untuk menghasilkan LKS materi sistem sirkulasi manusia

yang berbasis konstruktivisme dengan model siklus belajar (learning cycle)

lima tahap (engagement, exploration, explanation, elaboration, dan

evaluation). Model pengembangan yang digunakan merujuk pada model 4-D,

yaitu: Define, Design, Develop, dan Disseminate. Berdasarkan hasil uji coba

yang telah dilakukan secara terbatas pada kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 7

Malang, LKS materi sistem sirkulasi manusia yang telah dikembangkan layak

digunakan sebagai salah satu bahan ajar yang menunjang pembelajaran. LKS

sudah sesuai dengan model pembelajaran siklus belajar yang berbasis

konstruktivistik. Model siklus belajar merupakan suatu model pembelajaran

dimana siswa dibimbing untuk menemukan konsep, membangun pengetahuan

sendiri dengan membandingkan pengetahuan lama yang telah dimilikinya

dengan pengetahuan baru yang diterimanya sehingga siswa mampu

menerapkan konsep-konsep yang telah ia peroleh untuk menyelesaikan

masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.64

C. Kerangka Pikir

Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan

terjadinya proses belajar. Dalam melakukan proses belajar mengajar

diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan-

tujuan itu guru biasanya memilih satu atau lebih strategi belajar mengajar.

63 Diah Aryulina, ―Implementation of 5E Learning Cycle to Increase Students’ Inquiry Skills

and Biology Understanding‖, Jurnal Kependidikan Triadik, Volume 12, No. 1, April 2009.

64

Nurina, dkk., ―Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Dengan Model Siklus Belajar

5E Berbasis Konstruktivistik Pada Materi Sistem Sirkulasi Manusia Untuk Kelas XI SMA‖,

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP), Universitas Negeri Malang, Malang, 2012. Tersedia

online http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/biologi/article/view/28060.

Page 50: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

35

Selain itu penentuan bahan ajar yang dapat memicu keaktifan siswa dalam

pembelajaran harus dipilih dan didesain sebaik-baiknya.

Salah satu model kontruktivisme yang memberikan pengaruh pada

tingkat kognitif siswa adalah model kontruktivisme yang dicetuskan oleh

Piaget. Model ini sangat memperhatikan struktur kognitif yang dimiliki siswa

sebelum pembelajaran dimulai. Model pembelajaran learning cycle 5E salah

satu model pembelajaran yang berada dibawah naungan kontruktivisme

piaget yang memiliki tahapan-tahapan pembelajaran yang sistematis. Proses

pembelajaran dimulai dengan eksplorasi oleh siswa, kemudian siswa

memperkuat pemahaman konsepnya dengan menerapkan konsep untuk

memecahkan masalah. Pemahaman ini menjadi dasar konsep untuk

mengeksplorasi fenomena lain atau penemuan baru. Hal tersebut juga sesuai

dengan pendapat Soebagio, dkk yang dikutip oleh Nina Agustyaningrum

dalam bahan presentasinya bahwa learning cycle merupakan suatu model

pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan konsep sendiri atau

memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah terjadinya kesalahan konsep,

dan memberikan peluang kepada siswa untuk menerapkan konsep-konsep

yang telah dipelajari pada situasi baru.

Tahapan-tahapan tersebut melibatkan siswa secara aktif dalam

pembelajaran. Aktifnya siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadikan

siswa belajar secara bermakna. Pengetahuan akan mudah dipahami siswa dan

siswa akan lebih mendalami suatu konsep yang sedang diajarkan. Konsep

tersebut akan tertanam baik dalam memori siswa sehingga siswa mampu

mengingat pengetahuan tersebut pada masa berikutnya. Fakta ini dapat dilihat

penelitian Herunata bahwa penggunaan model pembelajaran LC dapat

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, proses ini terkait

dengan kegiatan atau cara siswa memperoleh pengetahuannya dan hasil

pembelajaran terkait dengan pemahaman siswa.

Dengan demikian, model learning cycle 5E dirasa tepat untuk

meningkatkan tingkat pemahaman siswa sehingga meningkatkan hasil belajar

biologi siswa. Karena learning cycle 5E merupakan model pembelajaran

Page 51: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

36

dengan tahapan-tahapan yang dpat menarik untuk diikuti siswa dan

diharapkan siswa akan merasa lebih tertarik untuk mempelajari biologi

dengan sebaik-baiknya.

Dengan menerapkan model learning cycle pada mata pelajaran biologi

setidak-tidaknya akan menuntut siswa untuk membaca dan mencari bahan

sendiri untuk menyelesaikan soal-soal yang ada dalam LKS, sehingga hal ini

akan membiasakan siswa untuk belajar mandiri. Fakta ini berdasarkan pada

penelitian Sultan yang menyatakan bahwa penggunaan LKS dapat

mendorong kreativitas dan aktivitas belajar yang dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa, jika dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang tidak

menggunakan LKS.

Selain itu penggunaan model LC 5E dengan bantuan LKS langkah-

langkah yang dilakukan dalam proses pembeljaran lebih terstruktur karena

disesuaikan berdasarkan tahap-tahap yang terstruktur pula. Dalam hal ini

siswa dibiasakan untuk menyalurkan pola pikir secara deduktif maupun

induktif sesuai tuntutan kemampuan berpikir siswa dari bahan ajar yang

mereka baca lebih awal. Sehingga terjadi proses pembelajarn yang bermakna

dan konsep akan mudah diingat oleh siswa. Fakta ini sesuai dengan penelitian

Dilek Celikler bahwa penggunaaan LKS sebagai bahan ajar dapat

meningkatkan prestasi belajar dan terjadi proses belajar bermakna yang dapat

digunakan untuk berbagai macam mata pelajaran.

Bila siswa sudah terbiasa belajar mandiri dan dapat menguasai materi

secara menyeluruh maka secara otomatis akan berpengaruh pada hasil

prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan hasil akhir yang dicapai

oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar tertentu atau setelah

ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat.

Jadi, berdasarkan kerangka pikir di atas model learning cycle 5E

diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem

ekskresi. Secara virtual kerangka berpikir dari penelitian ini dapat dilihat pada

bagan berikut ini:

Page 52: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

37

Gambar 2.3. Kerangka Berfikir Penelitian

D. Hipotesis

Dari kajian teori dan penyusunan kerangka pikir, maka dapat

dirumuskan hipotesis bahwa, ―Terdapat pengaruh model Learning Cycle 5E

terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi‖.

Input

Proses

Pembelajaran

Pembelajaran dengan model Learning

Cycle 5E

Mengkonstruk pengetahuan awal

siswa

Student center

Active Learning

Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa

Mampu mengaitkan antar konsep Output

Page 53: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini di MAN 11 Jakarta, Jln. H. Gandun

No. 60, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Penelitian ini dilaksanakan

pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 yaitu bulan September sampai

Oktokber.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuasi eksperimen yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab

akibat, dengan cara mengenakan kelompok eksperimen satu atau lebih

perlakuan kemudian membandingkan dengan kelompok kontrol. Metode

kuasi eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1

Dalam metode ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus (variabel yang akan

diuji) yaitu pembelajaran menggunakan model learning cycle 5E, sedangkan

kelompok kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan model

direct instruktion, yang akan dibandingkan hasilnya dengan perlakuan

eksperimen.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

Pretes-Postes Control Group Design. Desain penelitian ini dapat

digambarkan pada tabel sebagai berikut:

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 114.

Page 54: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

39

Tabel 3.1. Skema Desain Pretes-Postes Control Group Design

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 = Pretes

O2 = Postes

X1 = Perlakuan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model

Learning Cycle 5E

X2 = Perlakuan pada kelompok kontrol dengan menggunakan model direct

instruction.

Tahapan pembelajaran dengan desain ini adalah sebelum diberi

perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut diberikan tes awal

(pretes). Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap

materi pembelajaran. Kemudian kelas eksperimen pembelajaran dengan

model learning cycle 5E. Sedangkan, kelas kontrol pembelajaran dengan

model direct instruction. Setelah pembelajaran, kelas eksperimen dan kelas

kontrol diberi postes untuk melihat hasil belajar siswa. Pada pretes dan postes

diberikan bentuk soal yang sama untuk mengetahui peningkatan konsep siswa

terhadap materi sistem ekskresi yang telah diajarkan.

Adapun prosedur penelitian yang dilaksanakan pada penelitian ini

terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir.

Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat

lebih jelas pada gambar berikut:

Page 55: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

40

Gambar 3.1. Alur Prosedur Penelitian

TAHAP PERSIAPAN

1. Pembuatan proposal skripsi

2. Survei tempat uji coba instrumen dan

penelitian.

3. Penyusunan instrumen

4. Uji coba instrumen

5. Penyusunan perangkat pembelajaran

TAHAP PELAKSANAAN

Perlakuan terhadap sampel penelitian

Pretes

Kelompok Kontrol Kelompok

Eksperimen

Model learning cycle 5E Model direct instruction

Postes

TAHAP AKHIR

1. Analisis data

2. Pembahasan hasil penelitian

3. Penarikan kesimpulan

Page 56: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

41

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2

Populasi

target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi MAN 11 Jakarta,

sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh kelas XI di MAN 11

Jakarta.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.3 Penelitian terhadap seluruh populasi siswa yang terdapat

di MAN 11 Jakarta merupakan hal yang sangat sulit dan menyita banyak

waktu karena terdapat 15 kelas.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA

1 yang terdiri dari 36 siswa sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan

pembelajaran dengan model learning cycle 5E. Kelompok kontrolnya adalah

adalah kelas XI IPA 2 yang terdiri dari 36 siswa mendapatkan pembelajaran

dengan model .

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas. Pada penelitian ini penggunaan model learning cycle 5E

sebagai variabel bebas (X) dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat (Y).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

cara yang digunakan untuk memperoleh data-data empiris untuk mencapai

tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan Tes dan Nontes. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar

siswa pada tingkat kognitif yaitu berupa soal pretes dan postes. Sedangkan

2 Ibid., h. 117.

3 Ibid., h. 118.

Page 57: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

42

Nontes digunakan untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran

menggunakan model Learning Cycle 5E selama berlangsung yaitu berupa

lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

1. Instrumen Non Tes

Untuk mengetahui bagaimana guru dan siswa melakukan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model Learning Cycle 5E digunakan

lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan mengunakan skala Likert.

Lembar obsevasi ini berfungsi untuk mengobservasi dan mengukur tingkat

keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar

mengajar di kelas.

2. Instrumen Tes

Instrumen utama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

instrumen tes tertulis berupa pilihan ganda sebanyak 30 soal dengan lima

alternatif jawaban. Tes tersebut diujikan selama 2 jam pelajaran atau selama 2

x 45 menit.

Tes hasil belajar tersebut digunakan untuk mengukur peningkatan

hasil belajar biologi yang diperoleh siswa setelah diterapkannya pembelajaran

dengan bahan ajar LKS berbasis learning cycle 5E. Tes yang digunakan

berupa soal pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Tes yang

digunakan pada penelitian ini dapat mengukur hasil belajar yang mencakup

ranah kognitif pada aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan

(C3), dan analisis (C4). Tes hasil belajar dilakukan sebanyak dua kali, yaitu

sebelum perlakuan (prestes) dan sesudah perlakuan (postes).

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes

Kompetensi dasar: 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada

manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga)

Page 58: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

43

No Indikator Aspek Kognitif

Jumlah C1 C2 C3 C4

1 Pengertian sistem

ekskresi 1 2 2

2

Macam-macam

organ sistem

ekskresi pada

manusia

3, 4, 5 3

3

Struktur masing-

masing organ

beserta fungsinya

6, 8 7 3

4

Proses kerja dari

masing-masing

organ ekskresi

manusia

9, 10,

13, 15

11, 14,

16 12 8

5

Proses kerja

organ ekskresi

dalam fenomena

sehari-hari

17 1

6

Gangguan yang

terjadi pada

sistem ekskresi

manusia

20, 21 18, 19,

22 5

7

Contoh teknologi

untuk

penanggulangan

akibat kelainan

yang terjadi pada

sistem ekskresi

23 1

8

Alat ekskresi

pada hewan

ivertebrata

24, 25 26 3

9

Alat ekskresi

pada hewan

vertebrata

27, 28,

29 3

10

Alat ekskresi

pada hewan

dalam fenomena

sehari-hari

30 1

Jumlah 12 9 4 5 30

Dalam hal pengumpulan data dengan menggunakan instrumen maka

instrumen tersebut harus memadai. Kememadaian instrumen itu dapat

diketahui dengan uji coba instrumen. Uji coba instrumen dilakukan untuk

Page 59: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

44

mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan.

Instrumen penelitian diuji dengan cara yang berurutan mulai dari menghitung

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan dalam uji coba instrumen adalah sebagai berikut:

1. Validitas

Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), yang

berarti apakah instrumen yang digunkan betul-betul tepat untuk mengukur

apa yang diukur.4

Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai

validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang tidak valid berarti memiliki

kevaliditas rendah.

Validitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah

validitas isi (content validity). Validitas isi sering digunakan dalam

pengukuran hasil belajar.5 Maksudnya butir-butir soal disusun sesuai dengan

materi dan indikator pembelajaran.

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil

perhitungan rhitung dibanding dengan rtabel korelasi point biserial dengan taraf

signifikansi ( 0,05. Apabila rpbi < rtabel, maka butir soal tersebut

dinyatakan tidak valid, apabila rpbi ≥ rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan

valid.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas instrumen tes hasil belajar

biologi yang terdiri dari 60 item soal, didapat 51 item soal dengan validitas

baik dan 9 item soal dengan validitas buruk, adapun item soal yang memiliki

validitas buruk adalah item soal no 33, 34, 38, 44, 45, dan no 57. Perhitungan

validitas instrumen dengan menggunakan program ANATES pilihan ganda

ver 4.0.9.6

4 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 245.

5 Ibid., h. 246.

6 Lampiran, hal. 109.

Page 60: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

45

2. Reliabilitas

Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan,

kestabilan, atau konsistensi; dapat diartikan sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.7 Suharsimi Arikunto menyatakan

bahwa suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui reabilitas

instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut:

(

)(

)

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item yang benar

q = proporsi subjek yang menjawab item yang salah (q= 1-p)

⅀ = jumlah hasil perkalian antara p dan q

banyaknya item

standar deviasi

Untuk menginterprentasikan nilai koefisien reabilitas yang diperoleh

adalah dengan melihat tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Interval Koefisien Kriteria

0,9 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,70 ≤ r ≤ 0,90 Tinggi

0,40 ≤ r ≤ 0,70 Sedang

0,2 ≤ r ≤ 0,40 Rendah

< 0,20 Kecil

7 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), h. 105.

Page 61: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

46

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes didapat hasil sebesar r11=

0.96 dari 51 butir soal yang valid. Hal ini dapat dinyatakan memiliki

reliabilitas tinggi dan selanjutnya dapat dipergunakan dalam penelitian.

Perhitungan reliabilitas instrumen dengan menggunakan program ANATES

pilihan ganda ver 4.0.9.8

3. Taraf Kesukaran Butir Soal

Taraf kesukaran butir soal digunakan untuk mengetahui kriteria bobot

soal yang dijadikan instrumen tes pada penelitian ini termasuk sukar, sedang,

atau mudah. Taraf kesukaran butir soal dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:9

Keterangan:

P = indeks kesukaran soal

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = jumlah siswa peserta tes

Untuk meninterpretasikan nilai tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh

dapat dilihat pada tabel berikut:10

Tabel 3.4

Interpretasi Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 < P ≤ 0,30 Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Mudah

8 Lampiran, hal. 109.

9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.

208.

10

Ibid., h. 210.

Page 62: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

47

Berdasarkan pengujian tingkat kesukaran instrumen penelitian dari 60

soal, didapatkan kategori soal yang termasuk sangat mudah sebanyak 28 soal,

nomer soal adalah 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 17, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30,

32, 35, 41, 46, 47, 50, 51, 53, 58, dan 60. Kategori soal yang termasuk mudah

sebanyak 7 soal, nomor soalnya adalah 16, 19, 20, 31, 36, 40, 59. Kategori

soal yang termasuk sedang sebanyak 16 soal, nomor soalnya adalah 3, 6, 12,

14, 15, 27, 37, 39, 42, 43, 48, 49, 52, 54, 55, dan 56. Kategori soal yang

termasuk sangat sukar sebanyak 9 soal, nomor soalnya adalah 13, 18, 22, 33,

34, 38, 44, 45, dan 57. Perhitungan taraf kesukaran instrumen dengan

menggunakan program ANATES pilihan ganda ver 4.0.9.11

4. Analisis Daya Beda

Analisis daya pembeda soal pada penelitian ini digunakan untuk

mengetahui kemampuan suatu soal dalam membedakan tingkat kemampuan

siswa. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda pada

penelitian ini yaitu:12

Keterangan:

D = indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

banyaknya peserta kelompok atas

banyaknya peserta kelompok bawah

Setelah indeks pada daya pembeda diketahui, maka harga tersebut

diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda berikut:13

11 Lampiran, hal. 109.

12

Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 213.

13

Ibid., h. 218.

Page 63: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

48

Tabel 3.5

Interpretasi Daya Pembeda

Indeks daya pembeda Kriteria

Negative Sangat buruk, harus dibuang

0,00 < D ≤ 0,20 Buruk (poor)

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 < D ≤ 0,70 Baik (good

0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)

Berdasarkan pengujian tingkat kesukaran instrumen penelitian dari 60

soal, didapatkan kategori soal yang termasuk sangat buruk sebanyak 2 soal,

nomer soal adalah 12 dan 18. Kategori soal yang termasuk buruk sebanyak 13

soal, nomor soalnya adalah 1, 3, 13, 14, 19, 22, 33, 34, 38, 44, 45, 57, dan 59.

Kategori soal yang termasuk cukup sebanyak 32 soal, nomor soalnya adalah

2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 17, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 35,

37, 41, 46, 47, 50, 51, 53, 58, dan 60. Kategori soal yang termasuk baik

sebanyak 4 soal, nomor soalnya adalah 31, 40, 43, dan 55. Kategori soal

yang termasuk baik sebanyak 9 soal, nomor soalnya adalah 16, 36, 39, 42, 48,

49, 52, 54, dan 56. .Perhitungan daya beda instrumen dengan menggunakan

program ANATES pilihan ganda ver 4.0.9.14

E. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diharapkan. Data yang diperoleh

melalui instrumen penelitian kemudian diolah dan dianalisis dengan maksud

agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis.

Pada penelitian ini data yang diperoleh dari instrumen tes hasil belajar diolah

dan dianalisis menggunakan statistik yaitu dengan uji-t.

14 Lampiran, hal. 109.

Page 64: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

49

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian

prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas untuk

mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai

ragam yang homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan

dalam analisis data sebagai berikut:

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya

sebaran data yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan menguji

normalitas dalam penelitian ini adalah uji Liliefors.

Langkah-langkah uji Liliefors sebagai berikut:15

1) Hipotesis

H0 = Data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Hi = Data sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak

normal.

2) Pengamatan X1, X2,..... xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,.... Zn

dengan menggunakan rumus Z

(x dan s masing-masing

merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).

3) Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan

tabel Z dan sebut dengan F(Zi) dengan aturan

Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 +Ztabel

Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 0,5 - Ztabel

4) Hitung proporsi Z1, Z2, ..... Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi.

Jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka:

S (Zi) =

5) Hitung selisih absolut F(Zi) – S(Zi) pada masing-masing data.

6) Ambil harga Lhitung yang paling besar kemudian dibandingkan

dengan nilai Ltabel dari tabel liliefors.

7) Tentukan kriteria pengujian.

15 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-477.

Page 65: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

50

L0 < Ltabel maka H0 diterima, yang berarti data sampel berasal dari

populasi berdistribusi normal.

L0 > Ltabel maka H0 ditolak, yang berarti data sampel berasal dari

populasi berdistribusi tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesamaan antara

dua populasi yang diteliti. Uji homogenitas yang dilakukan adalah

dengan uji Fisher, tetapi terlebih dahulu dengan menentukan

normalitas Ho dan Ha.

Ho : 2 E =

2 K

Ha : 2 E >

2 K

Untuk menguji homogenitas data digunakan rumus:16

Db1 = (n1-1) dan db2 – (n2-1)

Dimana

S12

: variasi terbesar

S12 : variasi terkecil

Adapun kriteria pengujiannya adalah:

Ho : diterima, jika Fh < Ft

Ho : dtolak, jika Fh > Ft

Ho : data memiliki varians homogen

Ha : data tidak memiliki varians homogen

16 Ibid., h. 249.

Page 66: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

51

2. Uji N–Gain

Gain adalah selisih nilai pesttes dan posttes, gain menunjukkan

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah

pembelajaran dilakukan oleh guru. Rumusnya:17

Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut:

g-tinggi = nilai > 0,70

g-sedang = nilai 0,30-0,70

g-rendah = nilai < 0,30

3. Analisis Data Hasil Belajar

Jika data telah dianalisis dan telah diketahui berdistribusi normal

atau tidak, homogen atau tidaknya maka dilakukan pengujian lanjutan

dengan menggunakan dua pengujian hipootesis.

Oleh karena itu, untuk keperluan pengujian hipotesis digunakan

uji-t untuk data berdistribusi normal. Secara matematis dirumuskan dalam

persamaan berikut ini:18

Dimana:

X1 = rata-rata skor kelompok eksperimen

X2 = rata-rata skor kelompok kontrol

Sg = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)

S12 = varians kelompok eksperimen

17 David E. Meltzer, The Relationship between Mathematic Preparation and Conceptual

Learning Gains in Physics: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretes Scores. Tersedia

http://physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf Diakses 03 Desember 2013,

h. 3.

18

Sudjana, op. cit, h. 239.

Page 67: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

52

S22 = varians kelompok kontrol

ni = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

1) Mengajukan hipotesis, yaitu:

a) Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretes

Ho: X=Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor

pretes kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha: X≠Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretes

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

b) Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Postes

Ho: X=Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor

Postes kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha: X≠Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor Postes

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

2) Menghitung nilai t hitung dengan rumus uji-t

3) Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:

dk = (n1-1) + (n2 – 1)

4) Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05

5) Menguji hipotesis

Jika -ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan

0,95

Jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat

kepercayaan 0,95

Page 68: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

53

4. Teknik Analisis Data Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Observasi digunakan sebagai alat penilaian yang digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan

yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi

buatan.19

Data hasil observasi siswa akan dianalisis menggunakan analisis

statistik deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran

umum aktivitas siswa pada setiap tahapan pembelajaran dengan model

learning cycle 5E selama pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui

data observasi tersebut, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:20

x 100

Data yang diperoleh kemudian dirubah ke dalam bentuk persentase,

kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut:

Tabel 3.6

Interpretasi Observasi Siswa

Nilai yang diperoleh Kriteria

81-100% Baik sekali

61-80% Baik

41-60% Cukup

21-40% Kurang

0-20% Sangat kurang

19 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2004), cet. 9, h. 84.

20 Ibid., h. 133.

Page 69: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

54

F. Hipotesis Statistik

Secara statistik hipotesis dinyatakan sebagai berikut:

Ho : µ1 = µ2

Ha : µ1 > µ2

Keterangan:

µ1 : nilai rata-rata siswa yang diajar dengan menggunakan model

learning cycle 5E

µ2 : nilai rata-rata siswa yang diajar dengan menggunakan model direct

instruction .

Ho : Tidak terdapat pengaruh model learning cycle 5E terhadap hasil belajar

siswa.

Ha : Terdapat pengaruh model learning cycle 5E terhadap hasil belajar siswa.

Page 70: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data, pengujian hipotesis,

pembahasan dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini ialah

data yang terkumpul dari tes yang diberikan pada siswa-siswi kelas XI IPA 1 dan

XI IPA 2 MAN 11 Jakarta berupa pretest dan posttest yang diberikan pada dua

kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest diberikan

sebelum treatment dilakukan, pretest ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman

berfikir siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan posttest

diberikan setelah treatment dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh

mana hasil belajar biologi siswa dalam memahami konsep sistem ekskresi.

Adapun deskripsi data pretest dan posttest kelompok eksperimen adalah

kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran dengan model

Learning Cycle 5E. Sedangkan kelompok kontrol menggunakan model direct

instruction. Instrumen yang digunakan pada pretest dan posttest dalam penelitian

ini meliputi data hasil belajar biologi melalui tes kognitif sebanyak 40 soal

pilihan ganda yang telah diuji coba dan dianalisis.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan

Eksperimen

Penyajian data skor pretest kelas eksperimen sebelum menggunakan

model Learning Cycle 5E dan kelas kontrol yang menggunakan model direct

instruction sebagai berikut:

Tabel 4.1 Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol1

Data

Pretest Posttest

Kelas

Eksperimen Kelas Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

N 36 36 36 36

Max 50 60 93 83

Min 17 30 67 50

X 34,78 47,33 79,36 67,00

SD 8,81 8,98 7,84 7,65

1 Lampiran 11, h. 193-200.

Page 71: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

56

Berdasarkan tabel 4.1, hasil pretest kelompok kontrol dari 36 siswa

yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 60 dan nilai

terendah 30 nilai rata-rata (mean) sebesar 47.33 dan standar deviasi (SD)

sebesar 8.98. Sedangkan hasil pretest kelompok eksperimen dari 36 siswa

yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 50 dan nilai

terendah 17 nilai rata-rata (mean) sebesar 34.78 dan standar deviasi (SD)

sebesar 8.81.

Hasil posttest kelompok kontrol dari 36 siswa yang dijadikan sampel

penelitian diperoleh nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 50, nilai rata-rata

(mean) sebesar 67 dan standar deviasi (SD) sebesar 7.65. Sedangkan hasil

posttest kelompok eksperimen dari 36 siswa yang dijadikan sampel penelitian

diperoleh nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 67 nilai rata-rata (mean) sebesar

79.36 dan standar deviasi (SD) sebesar 7.84.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Pretest Per Indikator

No Indikator

Pretest

Eksperimen Kontrol

SD SD

1 Menjelaskan pengertian konsep sistem ekskresi 30,00 0,54 33,00 0,38

2 Menyebutkan macam-macam organ sistem

ekskresi pada manusia 13,67 0,80 13,00 0,87

3 Menjelaskan struktur masing-masing organ

ekskresi beserta fungsinya 17,33 0,70 23,67 0,85

4 Menjelaskan proses kerja dari masing-masing

organ ekskresi pada manusia 11,50 1,11 13,13 0,97

5 1. Mengkaitkan proses kerja organ ekskresi dengan

fenomena sehari-hari 5,00 0,35 12,00 0,48

6 Menjelaskan gangguan atau kelainan yang terjadi

pada sistem ekskresi pada manusia 14,20 1,23 16,40 1,03

7 Memberi contoh teknologi untuk penanggulangan

akibat kelainan yang terjadi pada sistem ekskresi 11,00 0,47 13,00 0,49

8 Menjelaskan alat ekskresi pada invertebrata 5,67 0,56 20,00 0,76

9 Menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata 10,67 0,62 18,67 0,70

10 Mengkaitkan alat ekskresi pada hewan dengan

fenomena sehari-hari 3,00 0,28 10,00 0,45

Rata-rata 12,20 0,67 17,29 0,70

Page 72: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

57

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Posttest Per Indikator

No Indikator

Posttest

Eksperimen Kontrol

SD SD

1 Menjelaskan pengertian konsep sistem ekskresi 35,50 0,17 35,50 0,17

2 Menyebutkan macam-macam organ sistem

ekskresi pada manusia 32,67 0,45 29,00 0,65

3 Menjelaskan struktur masing-masing organ

ekskresi beserta fungsinya 28,00 0,59 29,33 0,61

4 Menjelaskan proses kerja dari masing-masing

organ ekskresi pada manusia 27,88 0,89 23,38 1,29

5 2. Mengkaitkan proses kerja organ ekskresi

dengan fenomena sehari-hari 24,00 0,48 17,00 0,51

6 Menjelaskan gangguan atau kelainan yang

terjadi pada sistem ekskresi pada manusia 24,20 1,13 18,40 1,00

7 Memberi contoh teknologi untuk

penanggulangan akibat kelainan yang terjadi

pada sistem ekskresi 32,00 0,32 28,00 0,42

8 Menjelaskan alat ekskresi pada invertebrata 32,00 0,59 28,33 0,49

9 Menjelaskan alat ekskresi pada hewan

vertebrata 26,67 0,72 24,00 0,63

10 Mengkaitkan alat ekskresi pada hewan dengan

fenomena sehari-hari 27,00 0,44 12,00 0,48

Rata-rata 28,95 0,58 24,50 0,09

2. Deskripsi Data Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol

Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman

penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai normal gain sebagai berikut:

Tabel 4.4. Perhitungan Hasil N-Gain2

Normal Gain Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Terendah 0,075 0,340

Tertinggi 0,605 0,860

Rata-rata 0,364 0,677 Kategori G-sedang G-sedang

2 Lampiran 16, h. 209-210.

Page 73: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

58

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar

biologi siswa, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kriteria

nilai normal gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada

kategori sedang.

Tabel 4.5 Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol3

Frekuensi

Kategori Eksperimen Kontrol

Rendah 0 15

Sedang 19 21

Tinggi 17 0

Jumlah 36 36

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa walaupun rata-rata N-gain antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kategori sama yaitu sedang, tetapi

dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen yang mempunyai kategori n-gain

tinggi sebanyak 17 siswa sedang pada kelas kontrol tidak ada siswa yang

berkategori n-gain tinggi. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar

siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Persyaratan Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipoteiss, maka terlebih dahulu

dilakukan pengujian persyaratan analisis berupa uji normalitas dan uji

homogenittas.

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari

populasi berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan pengujian

prasyaratan analisis berupa uji Liliefors. Kriteria uji normalitas adalah Ho

ditolak jika Lo lebih besar dari Ltabel dan Ho diterima jika Lo lebih kecil

dari Ltabel. Dengan diterimanya Ho berarti data berasal dari populasi yang

3 Lampiran 16, h. 209-210.

Page 74: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

59

berdistribusi normal, sedangkan jika Ho ditolak berarti data penelitian

berasal dari populasi yang berditribusi tidak normal.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors , dan

hasilnya tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Prestes dan Posttest Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol4

Data Sampel

(N) L hitung L tabel Kesimpulan

Pretest

Kelas

Eksperimen 36 0,1349 1.477

Data berdistribusi

normal

Kelas

Kontrol 36 0,1258 1.477

Data berdistribusi

normal

Postest

Kelas

Eksperimen 36 0,1245 1.477

Data berdistribusi

normal

Kelas

Kontrol 36 0,0983 1.477

Data berdistribusi

normal

Dari tabel 4.6 pada pretest kelas kontrol diperoleh Lhitung = 0,1258

dan pada kelas eksperimen = 0,1349, sedangkan Ltabel = 1,477. Dapat

dilihat bahwa Lhitung < L tabel, maka Ho yang menyatakan bahwa populasi

berdistribusi normal diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi

berdistribusi normal.

Pada postest kelas kontrol diperoleh Lhitung = 0,0983 dan pada kelas

eksperimen = 0,1245, sedangkan Ltabel = 1,477. Dapat dilihat bahwa Lhitung

< L tabel, maka Ho yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher.

Kriteria uji homogenitas adalah Ho ditolak jika Fhitung lebih besar daripada

Ftabel dan Ho diterima jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Dengan diterimanya

Ho berarti sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrok homogen.

Hasil pengujian homogenitas hasil pretest dan posttest tampak pada tabel

berikut:

4 Lampiran 17, h. 211-213.

Page 75: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

60

Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Pretest Dan Posttest Kelas

Eksperimen Dan Kelas Kontrol5

Data Sampel

(N) F hitung F tabel Kesimpulan

Pretest

Kelas

Eksperimen 36

1,039

1.841

(α = 0.05) Memiliki varian

yang sama

Kelas

Kontrol 36

1.606

(α = 0.1) Memiliki varian

yang sama

Postest

Kelas

Eksperimen 36

1,050

1.841

(α = 0.05) Memiliki varian

yang sama

Kelas

Kontrol 36

1.606

(α = 0.1) Memiliki varian

yang sama

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan Fhitung < Ftabel, maka Ho

diterima yang berarti sampel hasil prestest dan posttest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varian yang sama atau

homogen.

2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan persyaratan analisis, ternyata data yang diperoleh

memenuhi persyaratan, yaitu datanya berdistribusi normal baik pada

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen, kemudian

homogenitasnya juga terpenuhi karena kedua sampel tersebut berdasarkan

perhitungan ternyata termasuk pada kriteria sampel homogen.

Dengan demikian maka pengujian hipotesis dengan menggunakan

rumus yang ditetapkan yaitu uji-t bisa dilanjutkan. Dengan kriteria:

Ho ditolak jika t hitung > t tabel

Ho diterima jika t hitung < t tabel

Adapun hasil perhitungan tampak pada tabel berikut:

5 Lampiran 18-19, h. 214-218.

Page 76: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

61

Tabel 4.8. Hasil Uji-t Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol6

Keterangan N-Gain

Kelompok Eksperimen Kontrol

X 0,677 0,364

t hitung 3,440

t tabel 1,994

Kesimpulan Terdapat perbedaan yang signifikan

Berdasarkan uji hipotesis hasil N-Gain diperoleh nilai thitung sebesar

3,440 dan ttabel 1,994. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa

hasil thitung > ttabel atau 3,440 > 1,994. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha

diterima pada tingkat kepercayaan 95%, hal ini menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai belajar siswa

kelompok dengan kelompok kontrol.

C. Data Hasil Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat sejauh mana efektifitas dan

keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan model Learning

Cycle 5E dalam pelaksanaan pembelajaran selama berlangsung. Berikut ini

disajikan hasil observasi terhadap guru dan siswa selama pembelajaran

berlangsung, baik pada kelas eksperimen yang menggunakan model Learning

Cycle 5E dalam pelaksanaan pembelajaran, maupun pada kelas kontrol yang

menggunakan model direct instruction.

Berdasarkan pengamatan kegiatan proses pembelajaran di kelas

eksperimen dan kelas kontrol, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Lembar Observasi Guru dan Siswa7

Pertemuan Eksperimen Kontrol

Guru Siswa Guru Siswa

I 70% 64,44% 72% 68%

II 73,33% 74,44% 84% 76%

III 76,67% 78,89% 96% 92%

Rata-rata 77,62% 76,73% 80% 78,67%

6 Lampiran 20-21, h. 219-221.

7 Lampiran 22, h. 222-231.

Page 77: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

62

Dari tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketercapaian

kegiatan tahapan proses pembelajaran kelas eksperimen dan kelompok

kontrol hampir sama. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang

dilakukan berhasil dengan baik.

.

D. Data Hasil Proses Pembelajaran

1. Hasil Kelas Eksperimen

Data proses pembelajaran yaitu hasil nilai siswa dalam mengerjakan

LKS dengan menggunakan model learning cycle 5E secara kelompok, berikut

disajikan data nilai LKS tiap kelompok:

Tabel 4.10 Hasil Nilai LKS dengan model Learning Cycle 5E8

Pertemuan Nilai

Max

Kelompok Rata-rata

I II III IV V

1 92 65 77 69 80 82 74,6

2 92 78 72 78 76 74 75,6

3 100 78 82 77 89 82 81,6

Rata-rata 73.7 77 74,7 81,7 79,3

Hasil pada tabel 4.10 nilai tertinggi untuk pertemuan 1 adalah

kelompok V yakni 82 dan nilai terendah adalah kelompok I yakni 65, rata-

rata untuk pertemuan I adalah 74,6. Nilai tertinggi untuk pertemuan 2 adalah

kelompok I dan III yakni 78 dan nilai terendah adalah kelompok II yakni 62,

rata-rata untuk pertemuan II adalah 75,6. Nilai tertinggi untuk pertemuan 3

adalah kelompok IV yakni 89 dan nilai terendah adalah kelompok III yakni

77, rata-rata untuk pertemuan III adalah 81,6. Jika dilihat dari tiap-tiap

kelompok selama 3 x pertemuan, kelompok IV yang mendapatkan rata-rata

nilai tertinggi yakni 81,7 sedangkan kelompok I mendapatkan rata-rata nilai

rerendah yakni 73,7. Hal ini menunjukan bahwa keberhasilan siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran menggunakan LKS dengan model Learning Cycle

5E berhasil dengan baik.

8 Lampiran 10, h. 191.

Page 78: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

63

2. Hasil Kelas Kontrol

Data proses pembelajaran yaitu hasil nilai siswa dalam mengerjakan

LKS yang biasa digunakan di MAN 11 dengan model direct instruction,

berikut disajikan data nilai LKSnya:

Tabel 4.11 Hasil Nilai LKS Kelas Kontrol9

Data Pertemuan

1 2 3

Maksimal 90 80 90

Minimal 70 72 70

Rata-rata tiap pertemuan 78,17 76,31 79,61

Rata-rata 78,03

Hasil pada tabel 4.11 nilai tertinggi untuk pertemuan 1 adalah 90 dan

nilai terendah adalah 70, rata-rata untuk pertemuan I adalah 78,17. Nilai

tertinggi untuk pertemuan 2 adalah 80 dan nilai terendah adalah 72, rata-rata

untuk pertemuan II adalah 76,31. Nilai tertinggi untuk pertemuan 3 adalah 90

dan nilai terendah 70, rata-rata untuk pertemuan III adalah 79,61. Rata-rata

dari 3x pertemuan adalah 78,03. Hal ini menunjukan bahwa keberhasilan

siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang

biasa digunakan di MAN 11 dengan model direct instruction berhasil dengan

baik.

9 Lampiran 10, h. 192.

Page 79: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

64

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil pretest dan posttest yang diberikan pada kelompok

kontrol dan eksperimen diketahui selisih skor pretest dan postest pada

kelompok kontrol sebesar 708 dan selisih skor pretest dan posttest kelompok

eksperimen sebesar 1605. Dengan demikian, kelompok eksperimen yang

dalam pembelajaran menggunakan model Learning Cycle 5E memiliki hasil

belajar yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol yang dalam

pembelajaran menggunakan model direct instruction. Dari hasil analisis

tampak pengaruh model Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar biologi

siswa pada konsep sistem ekskresi.

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ini keduanya berada

pada distribusi normal, baik hasil uji pretest dan posttestnya, hal tersebut

terbukti pada hasil uji persyaratan analisis yang menyatakan bahwa Lo < Ltabel

dimana Ltabel pada taraf kepercayaan 95% dengan n = 36 sebesar 0.1476.

Selain itu kedua kelompok ini juga bersifat homogen, terbukti berdasarkan

hasil uji pretest dan posttestnya yang menyatakan bahwa Fhitung < Ftabel (1,039

< 1,841 ) pada taraf kepercayaan 95%.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t pada taraf

kepercayaan 95%. Hasil uji hipotesis pretest dilakukan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok

kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen, diperoleh nilai thitung = -5,91

dan nilai ttabel = 1,994. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa

nilai thitung tidak berbeda didaerah penerimaan Ho yaitu thitung < ttabel atau -5,91

< 1,994. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf

kepercayaan 95%, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok kontrol dengan rata-rata skor

pretest kelompok eksperimen. Sedangkan berdasarkan hasil uji hipotesis

posttest dilakukan untuk mengetahui apakah skor postest kelompok

eksperimen yang menggunakan model Learning Cycle 5E lebih besar

dibandingkan dengan skor postest yang menggunakan model direct

Page 80: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

65

instruction, diperoleh thitung = 6,645 dan nilai ttabel = 1,994. Hasil pengujian

yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 6,645> 1,994. Dengan

demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 95%. Hail ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor

postest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada data pre-test diperoleh

kesimpulan bahwa Ho diterima. Bila Ho diterima berarti tidak terdapat

perbedaan hasil pre-test pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Ini artinya pada dua kelompok, baik eksperimen dan

kontrol memiliki pengetahuan awal yang sama, sehingga hasil belajarnya

nanti dapat dibandingkan. Bila terdapat perbedaan pada hasil belajarnya

berarti terdapat pengaruh pada perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol.

Apabila pada data pre-test terdapat perbedaan atau Ho ditolak, maka kedua

kelompok memang sudah memiliki pengetahuan awal yang berbeda sehingga

tidak dapat dilihat pengaruh perlakuan yang diberikan.

Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan LKS

yang didesain sesuai tahapan learning cycle 5e dan diajarkan dengan model

pembelajaran learning cycle. Pada kelas kontrol menggunakan LKS yang

biasa digunakan di MAN 11 Jakarta dan diajarkan dengan model

pembelajaran langsung (direct instruction). Setelah diberikan perlakuan,

keduanya diberikan post-test untuk mengukur hasil belajar biologinya pada

konsep sistem ekskresi yang telah diajarkan.

Model siklus belajar merupakan suatu model pembelajaran dimana

siswa dibimbing untuk menemukan konsep, membangun pengetahuan sendiri

dengan membandingkan pengetahuan lama yang telah dimilikinya dengan

pengetahuan baru yang diterimanya sehingga siswa mampu menerapkan

konsep-konsep yang telah ia peroleh untuk menyelesaikan masalah-masalah

dalam kehidupan sehari-hari.

Page 81: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

66

LKS yang didesain sesuai tahapan Learning Cycle 5E mencakup tiga

kegiatan belajar yaitu: Kegiatan belajar 1, membahas tentang sistem ekskresi

pada manusia. Kegiatan belajar 1 disampaikan dalam 1 x pertemuan (2 jam

pelajaran). Tahap Engagement pada kegiatan 1 berisi pertanyaan yang terkait

dengan pengertian sistem ekskresi. Pada tahap Exploration, siswa melakukan

pengamatan model kerja ginjal, praktikum proses terbentuknya urin, tempat

terjadinya setiap tahapan dan zat-zat yang dihasilkan dalam setiap tahapan.

Pada tahap Explanation pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa

tentang bagian-bagian dan fungsi organ ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.

Tahap Elaboration berisi pertanyaan tentang keterkaitan antara sistem

ekskresi dengan fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Tahap terakhir yaitu tahap Evaluation, berisi pertanyaan-pertanyaan yang

merupakan rangkuman dari materi atau pertanyaan yang diajukan pada tahap-

tahap sebelumnya.

Kegiatan belajar 2, membahas tentang kelainan pada sistem ekskresi

pada manusia. Kegiatan belajar 2 disampaikan dalam 1 x pertemuan (2 jam

pelajaran). Tahap Engagement disajikan suatu artikel tentang penyakit gagal

ginjal. Pada tahap Exploration dan Elaboration, siswa disajikan artikel

tentang gangguan yang seringkali berkaitan dengan sistem ekskresi sebagai

bahan diskusi. Tahap Elaboration disajikan suatu artikel tentang transplantasi

ginjal, siswa diharapkan mampu mengkaitkan dengan sistem ekskresi. Tahap

terakhir yaitu tahap Evaluation, berisi pertanyaan-pertanyaan yang

merupakan rangkuman dari materi atau pertanyaan yang diajukan pada tahap-

tahap sebelumnya.

Kegiatan belajar 3, membahas tentang alat ekskresi pada hewan

vertebrata dan invertebrata. Kegiatan belajar 3 disampaikan dalam 1 x

pertemuan (2 jam pelajaran). Tahap Engagement disajikan sebuah artikel

tentang ikan laut dan ikan air tawar. Pada tahap Exploration, siswa diberikan

sebuah artikel tentang berbedaan ikan air tawar dan ikan air laut. Pada tahap

Explanation, siswa diberikan pertanyaan tentang perbedaan alat ekskresi pada

hewan vertebrata dan invertebrata. Pada tahap Elaboration berisi artikel yang

Page 82: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

67

mengharuskan siswa untuk menerapkan konsep yang telah diperolehnya yaitu

Heat Stroke pada Anjing. Tahap terakhir yaitu tahap Evaluation, berisi

pertanyaan-pertanyaan yang merupakan rangkuman dari materi atau

pertanyaan yang diajukan pada tahap-tahap sebelumnya.

Penggunaan model Learning Cycle 5E langkah-langkah yang

dilakukan dalam proses pembelajaran lebih terstruktur karena disesuaikan

berdasarkan tahap-tahap yang terstruktur pula. Dalam hal ini siswa dibiasakan

untuk menyalurkan pola pikir secara deduktif maupun induktif sesuai

tuntutan kemampuan berpikir siswa dari bahan ajar yang mereka baca lebih

awal. Ketersediaan LKS memperkuat keterstrukturan pembelajaran karena

mereka dapat mempersiapkan konsep-konsep yang akan diakomodasikan

secara lebih awal. Mereka juga lebih awal mengetahui pemecahan masalah

yang akan dibahas sehingga siswa terpacu untuk berfikir kritis dan verifikatif.

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam

pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Learning Cycle 5E memiliki

rata-rata 77,62%. Hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran dengan

menggunakan model Learning Cycle 5E yang dilakukan oleh guru berhasil

dengan baik. Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Learning Cycle 5E memiliki

rata-rata 76,73%. Hal ini menunjukan bahwa keberhasilan siswa dalam

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Learning Cycle 5E

juga berhasil dengan baik.

Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan bantuan LKS yang

didesain sesuai model Learning Cycle 5E membantu siswa dalam

membangun konsep mulai dari konsep sederhana menuju yang kompleks

sampai pada penerapan konsep yang telah diperoleh. Dan didapat hasil nilai

LKS tiap kelompok mencapai rata-rata 77,27 dari rata-rata nilai maksimal

94,67. Hal ini menunjukan bahwa keberhasilan siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model Learning Cycle 5E berhasil

dengan baik.

Page 83: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

68

Dengan model siklus belajar, siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran sehingga siswa lebih paham terhadap materi yang sedang

dipelajari, yang terbukti dengan adanya peningkatan yang terjadi pada hasil

belajar siswa, pretest yang dilakukan sebelumnya 0% dari keseluruhan siswa

yang tuntas belajar, setelah diterapkan model siklus belajar persentase siswa

yang tuntas belajar meningkat menjadi 86,11%. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Soebagio, dkk yang dikutip oleh Nina Agustyaningrum dalam

bahan presentasinya bahwa learning cycle merupakan suatu model

pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan konsep sendiri atau

memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah terjadinya kesalahan konsep,

dan memberikan peluang kepada siswa untuk menerapkan konsep-konsep

yang telah dipelajari pada situasi baru.10

Hasil uji hipotesis yang dilakukan pada data post-test, memberikan

kesimpulan ditolaknya Ho. Bila Ho ditolak berarti terdapat perbedaan hasil

post-test siswa yang menggambarkan hasil belajar mereka pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Sebelumnya kedua kelas telah memiliki

pengetahuan awal yang sama, kemudian setelah perlakuan hasil tes belajar

pada kedua kelompok berbeda. Ini berarti terdapat pengaruh perlakuan yang

diberikan kepada kelas eksperimen, dimana kelas eksperimen diajarkan

dengan menggunakan model learning cycle 5e.

Hasil penelitian penggunaan model Learning Cycle 5E pada

kelompok eksperimen ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan

model Learning Cycle 5E dalam konsep sistem ekskresi pada kelompok

eksperimen pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) berpengaruh terhadap

hasil belajar biologi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang dalam

pembelajaran menggunakan model direct instruction.

Suatu pembelajaran akan bermakna bila siswa mengalami aktivitas

positif selama pembelajaran tersebut. Aktivitas siswa ini dapat terlihat pada

10 Nina Agustyaningrum, “Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B SMP Negeri 2 Sleman”,

Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan

Matematika UNY, 3 Desember 2011, h. 6.

Page 84: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

69

saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan selama proses

pembelajaran terlihat bahwa suasana belajar menjadi hidup sebab siswa ikut

aktif dalam pembelajaran. Mereka mencari dan menemukan konsep-konsep

penting dari materi pelajaran setelah membaca buku pelajaran yang mereka

punya. Dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan mediator

saja yang merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang dapat

merancang keingintahuan siswa sehingga dalam pembelajaran lebih

mengutamakan membangun pengetahuan siswa.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Titik Yanuar,

dkk., bahwa menggunakan LKS hasil pengembangan adalah nilai siswa

selama menggunakan LKS hasil pengembangan yang menujukan persentase

ketuntasan mencapai 94,12% yang tergolong baik sekali. Hal tersebut

menunjukan bahwa LKS IPA Terpadu berbasis LC 5E yang dikembangkan

dikatakan berhasil untuk meningkatkan nilai siswa.11

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurina, dkk., hasil uji coba

yang telah dilakukan secara terbatas pada kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 7

Malang persentase ketuntasan belajar mencapai kriteria ketuntasan klasikal

yaitu ≥85%, LKS berbasis LC 5E yang telah dikembangkan layak digunakan

sebagai salah satu bahan ajar yang menunjang pembelajaran.12

Penjelasan tersebut mendukung bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model learning cycle memberikan pengaruh yang baik bagi

keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan demikian didalam diri siswa telah

terjadi belajar bermakna. Hal ini sesuai dengan teori konstruktiivisme yang

lebih menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam.

Bila seseorang tidak mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara aktif

maka pengetahuannya tidak akan berkembang.

11

Titik Yanuar, dkk., “Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Siklus Belajar

(Learning Cycle) 5E Pada Topik Cahaya dan Sistem Indera Untuk Siswa Kelas VIII SMP N 2

Kalasan”, Artikel, Program Studi Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, h.

7. 12

Nurina, dkk., “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Dengan Model Siklus

Belajar 5E Berbasis Konstruktivistik Pada Materi Sistem Sirkulasi Manusia Untuk Kelas XI

SMA”, Jurnal, Universitas Negeri Malang, h. 8.

Page 85: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

70

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa perlakuan yang

berbeda menyebabkan terjadinya hasil akhir yang berbeda antara kelompok

eksperimen yang diajar menggunakan model Learning Cycle 5E dengan

kelompok kontrol yang diajar dengan model direct instruction. Dengan

demikian, ternyata terbukti bahwa model Learning Cycle 5E berpengaruh

terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem ekskresi.

Page 86: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan model learning cycle 5E terhadap hasil belajar siswa

pada konsep sistem ekskresi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji-t diperoleh

thitung > ttabel yaitu 6,645 > 1,994 dengan taraf signifikansi 5%. Pengaruh

perlakuan dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen

yang diajar dengan model learning cycle 5E (79,36) dengan kelas kontrol

yang hanya diajar dengan model direct instruction (67,00).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang diperoleh, maka

penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.

1. Guru bidang studi biologi diharapkan dapat menggunakan model

learning cycle 5E dalam pembelajaran biologi di sekolah.

2. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut dari LKS yang didesain sesuai

model learning cycle 5E sistem ekskresi. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan kualitas materi dari yang nantinya mengarah kepada

kegiatan belajar mengajar yang lebih optimal.

3. Untuk dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan model

learning cycle 5E, sebaiknya guru dapat mengoptimalkan waktu

pertemuan, sehingga kualitas pembelajaran akan meningkat dan

berpengaruh baik terhadap hasil belajar biologi siswa.

4. Mengingat hasil penelitian yang masih terbilang sederhana, maka apa

yang didapat dari hasil penelitian ini bukan merupakan hasil akhir. Untuk

itu, hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan referensi untuk

pengembangan penelitian selanjutnya.

Page 87: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

72

DAFTAR PUSTAKA

Agustyaningrum, Nina. “Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E

Untuk MeningkatkanKemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas

IX B SMP Negeri 2 Sleman”. Makalah Seminar Nasional Matematika

dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika UNY, 3

Desember 2011. Tersedia online http://eprints.uny.ac.id/7389/1/p-34.pdf

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2002.

Artun, Hu¨seyin •Bayram Cos¸tu, “Effect of the 5E Model on Prospective

Teachers’ Conceptual Understanding of Diffusion and Osmosis: A

Mixed Method Approach”. J Sci Educ Technol, DOI 10.1007/s10956-

012-9371-2, Springer Science+Business Media, LLC, 2012. Tersedia

onlinehttp://www.yarbis.yildiz.edu.tr/web/userPubFiles/bcostu_c0a7394e

867bb621105a7ee0a17824da.pdf.

Aryulina, Diah. “Implementation of 5e Learning Cycle to Increase Students’

Inquiry Skills and Biology Understanding”, Jurnal Kependidikan Triadik,

Volume 12, No. 1. April, 2009.

Bybee, Rodger W., et al. “The BSCS 5E Instructional Model: Origins and

Effectiveness”. Laporan yang disiapkan untuk Kantor Sains Pendidikan

National Institutes of Health. 12 Juni 2006.

ÇELİKLER, Dilek. “The Effect of Worksheets Developed for the Subject of

Chemical Compounds on Student Achievement and Permanent Learning

(Kimyasal Bileşikler Konusu İçin Geliştirilen Çalışma Yapraklarının

Öğrenci Başarısı ve Kalıcı Öğrenme Üzerine Etkisi)”, Educational

Research Association The International Journal of Research in Teacher

Education, 1(1):42-51 ISSN: 1308-951X, Universitas Turkey, 2010.

Tersedia online http://ijrte.eab.org.tr/media/volume1/issue1/dcelikler.pdf.

Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga,

2011.

Herunata, Laurent Octaviana, dan Oktavia Sulistina. “Upaya Mengoptimalkan

Pemahaman Konsep Elektrokimia Siswa Kelas 3 IPA SMAI Almaarif

Singosari Dengan Learning Cycle 5 Fase (LC-5E) Berbantuan Bahan

Ajar Terpadu Berbasis Pendekatan Makroskopis-Mikroskopis”. Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran. Volume 13 Nomer 1, April 2006.

Page 88: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

73

Meltzer, David E. The Relationship between Mathematic Preparation and

Conceptual LearningGains in Physics: a Possible “Hidden Variable” in

Diagnostic Pretes Scores. Tersedia online

http://physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf, 03

Desember 2013.

Mudlofir, Ali. Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers,

2011.

Mulyoto. “Perolehan dan Penerapan Pengetahuan dalam Pembelajaran

Matematika”. Jurnal Ilmiah Inkoma, Vol. 21, No. 2, Juni 2010. Tersedia

online http://jurnal.undaris.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/28.

Nurina, Masjhudi, dan Amy Tenzer. “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa

(LKS) dengan Model Siklus Belajar 5E Berbasis Konstruktivistik Pada

Materi Sistem Sirkulasi Manusia Untuk Kelas XI SMA". Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran (JPP), Universitas Negeri Malang,

Malang, 2012. Tersedia online http://karya-

ilmiah.um.ac.id/index.php/biologi/article/view/28060.

Panggabean, Yusri, Kreysen Purba, dan Oditha R. Hutabarat. Strategi, Model, dan

Evaluasi: Pembelajaran Kurikulum 2006. Bandung: Bina Media

Informasi, 2007.

Praswoto, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

DIVA Press, 2011.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya, 1984.

Samatowa, Usman. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks,

2011.

Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama. Evaluasi

Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Press, 2006.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009.

Sudjana. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito, 2005.

Sugiyono. Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta, 2013.

Page 89: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

74

Sultan. “Perbandingan Prestasi Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan LKS dan

yang Tidak Menggunakan LKS Pada Mata Pelajaran Biologi SMU”.

Jurnal Ilmu Kependidikan. Volume 1, No. 1, Mei 2004.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali, 1987.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2011.

Syaodih, Nana Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendiidikan. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007.

Ulaş, A. Halim, Oğuzhan Sevimb, Esengül Tan

c. “The Effect Of Worksheets

Based Upon 5E Learning Cycle Model On Student Success In Teaching

Of Adjectives As Grammatical Components”, Procedia-Social and

Behavioral Sciences 31 (2012) 391–398, 2011. Tersedia online

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042811030011

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Yanuar, Titik, Suhardi, dan Bambang Ruwanto. “Pengembangan LKS IPA

Terpadu Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E Pada Topik Cahaya

dan Sistem Indera Untuk Siswa Kelas VIII SMP N 2 Kalasan”, Jurna

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alaml, Program Studi Pendidikan IPA,

FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 1, No. 1, Juli 2012, h. 7.

Tersedia online http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/352/66/43.

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009.

Page 90: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

75

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Satuan Pendidikan :MAN 11 Jakarta

Mata Pelajaran :Biologi

Kelas/Program :XI IPA

Semester :Genap

Tahun Ajaran :2013/2014

NO. Indikator

Pembelajaran Indikator Soal Jenjang Soal

Kunci

Jawaban

1.

Menjelaskan pengertian

konsep sistem ekskresi.

Menentukan pengertian

dari ekskresi.

C2 1. Proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah

tidak digunakan lagi oleh sel-sel dan darah, dikeluarkan

oleh tubuh bersama urine, keringat dan pernafasan.

Disebut apakah proses pengeluaran tersebut?

a. sekresi

b. defekasi

c. ekskresi

d. katabolisme

e. respirasi

C

Menyebutkan zat-zat yang

di buang melalui sistem

ekskresi.

C1 2. Apa zat-zat yang dibuang melalui sistem ekskresi?

a. zat sisa pencernaan

b. zat sisa metabolisme

c. zat yang berlebihan dalam tubuh

d. senyawa hasil sintesis

e. senyawa hasil metabolisme

B

Page 91: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

76

Menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan sistem

ekskresi.

C1 3. Apa hal-hal yang tidak diatur oleh sistem ekskresi? a. konsentrasi ion di dalam cairan tubuh

b. homeostasis

c. osmoregulasi

d. pembentukan urea

e. sekresi hormon

E

Mengorganisasikan

aktivitas yang termasuk

ekskresi.

C3 4. Berikut ini adalah beberapa aktivitas pengeluaran yang

dilakukan manusia:

1) Buang air besar

2) Buang air kecil

3) Berkeringat

4) Meludah

5) Bernafas

Aktivitas manakah yang tidak termasuk ekskresi?

a. 1, 2

b. 1, 4

c. 1, 2, 3

d. 1, 2, 3, 4

e. 1, 2, 3, 4, 5

B

2.

Menyebutkan macam-

macam organ sistem

ekskresi pada manusia.

Menyebutkan organ-organ

sistem ekskresi.

C1 5. Organ apakah yang tidak termasuk dalam sistem

ekskresi?

a. ginjal

b. kulit

c. paru-paru

d. hati

e. limpa

E

Page 92: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 93: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

78

c. uretra d. ginjal dan kandung kemih

e. hepar

Menyebutkan bagian-

bagian dari ginjal.

C1 9. Disebut apakah satuan struktural dan fungsional terkecil

pada ginjal?

a. glomerulus

b. kapsula bowman

c. nefron

d. medula

e. badan malpighi

C

Menyebutkan bagian-

bagian dari nefron.

C1 10. Terdiri dari apakah susunan tiap nefron?

a. badan malpighi dan saluran nefron

b. medula dan korteks

c. medula dan pelvis renalis

d. korteks dan pelvis renalis

e. medula dan saluran nefron

A

Menyebutkan bagian-

bagian dari badan

Malpighi.

C1 11. Apa yang susunan badan malpighi?

a. kapsul bowman dan tubulus distal

b. kapsul bowman dan glomerulus

c. glomerulus dan tubulus proksimal

d. glomerulus dan tubulus pengumpul

e. kapsul bowman dan tubulus proksimal

B

Menyebutkan bagian organ

ginjal yang terbungkus

oleh kapsul bowman.

C1 12. Disebut apakah jalinan pembuluh kapiler yang

terbungkus oleh kapsul bowman?

a. lengkung henle

b. tubulus proksimal

c. tubulus distal

d. tubulus pengumpul

e. glomerulus

E

3.

Menjelaskan struktur

masing-masing organ

ekskresi beserta

Menyebutkan organ-organ

ekskresi yang

menghasilkan air.

C1 13. Dimanakah tempat air diekskresikan?

a. paru-paru dan ginjal saja

b. paru-paru dan kulit saja

E

Page 94: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 95: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 96: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

81

e. sel mesotelium

Menyebutkan jaringan

yang bekerja dalam proses

reabsorpsi.

C1 21. Jaringan apa yang berperan dalam proses reabsorpsi

pada tubulus?

a. otot

b. saraf

c. darah

d. epitelium

e. ikat

D

4.

Menjelaskan proses

kerja dari masing-

masing organ eksresi

pada manusia.

.

Menjelaskan penyebab

warna empedu.

C2 22. Zat warna empedu merupakan sisa hasil perombakan....

a. sel darah merah di hati

b. protein di hati

c. sel darah merah di limpa

d. protein di ginjal

e. sel darah merah di kantong empedu

A

Menyebutkan zat yang

memberi warna pada feses

dan urin.

C1 23. Apa zat warna empedu yang memberi warna pada feses

dan urin?

a. urobilin

b. biliverdin

c. bilirubin

d. fikobilin

e. melanin

A

Menyebutkan saluran yang

menghubungkan ginjal

dengan pelvis renalis

C1 24. Urin yang dihasilkan oleh ginjal akan ditampung dalam

kantong kemih. Saluran apakah yang menghubungkan

ginjal dengan kantong kemih?

a. ureter

b. uretra

c. pelvis

d. vesika urinaria

e. tubulus kolektivus

A

Menyebutkan hasil dari

metabolisme ginjal.

C1 25. Apa zat sisa metabolisme yang dikeluarkan oleh ginjal?

a. CO2 dan H2O

b. cairan empedu

C

Page 97: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

82

c. urin d. keringat

e. feses

Mengidentifikasi zat-zat

yang reabsorpsi dalam

tubulus nefron.

C1 26. Apa zat-zat yang tidak diserap kembali oleh tubulus

nefron?

a. glukosa

b. Na+

c. Cl-

d. urea

e. air

D

Menyebutkan zat terdapat

pada proses augmentasi.

C1 27. Urin yang siap dikeluarkan berasal dari urin sekunder

yang mengalami augmentasi. Apa zat yang ditambahkan

pada augmentasi?

a. Na+

b. Cl-

c. H+

d. urea

e. glukosa

D

Menyusun urutan jalannya

urin.

C1 28. Manakah urutan yang benar mengenai jalannya urin?

a. uretra-ginjal-ureter-kandung kemih

b. ginjal-ureter-kandung kemih-uretra

c. ginjal-uretra-kandung kemih-ureter

d. ginjal-kandung kemih-ureter-uretra

e. kandung kemih-ginjal-ureter-uretra

B

Menyusun urutan proses

pengeluaran urin.

C1 29. Manakah urutan yang benar mengenai proses

pengeluaran urin?

a. filtrasi-reabsorpsi-augmentasi

b. filtrasi-sekresi-augmentasi

c. filtrasi-augmentasi-reabsorpsi

d. filtrasi-dehidrasi-augmentasi

e. filtrasi-reabsorpsi-dehidrasi

A

Menyebutkan hasil dari C1 30. Apa filtrat hasil penyaringan oleh glomerulus? B

Page 98: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

83

filtrasi. a. urin b. urin primer

c. urin sekunder

d. darah bersih

e. darah kotor

Menjelaskan kandungan

dari urin manusia

C2 31. Apa zat yang terkandung dalam urin manusia?

a. urea, glukosa, dan air

b. urea, garam-garam, dan alkohol

c. urea, garam-garam, dan empedu

d. urea, garam-garam, dan air

e. urea, air, dan asam amino

D

Menjelaskan tujuan dari

reabsoprsi pada nefron.

C2 32. Apa tujuan proses reabsorpsi pada nefron?

a. menyerap kembali zat-zat yang masih berguna

b. membuang zat-zat yang tidak berguna

c. menyerap kembali molekul berukuran besar

d. menambahkan zat-zat penstabil cairan tubuh

e. mengembalikan protein ke dalam darah

A

Menyebutkan zat yang

tidak di reabsorpsi pada

ginjal

C1 33. Apa bahan yang ditranspor dalam darah ke seluruh tubuh

dan disaring oleh pembuluh kapiler pada kapsul bowman

tetapi tidak direabsorpsi kembali ke dalam aliran darah

ginjal?

a. asam amino

b. glukosa

c. urea

d. vitamin

e. air

D

Menjelaskan fungsi paru-

paru sebagai alat ekskresi.

C2 34. Paru-paru merupakan organ respirasi dan ekskresi. Paru-

paru disebut sebagai organ ekskresi karena

mengeluarkan CO2. Dari manakah CO2 dihasilkan?

a. sisa pembakaran bahan makanan di mitokondria

b. sisa perombakan bahan makanan di usus halus

c. hasil reaksi dengan O2 dalam paru-paru

A

Page 99: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

84

d. sisa deaminasi asam amino di hati e. metabolisme karbohidrat di darah

Menghubungkan sistem

kerja ginjal buatan dengan

kerja ginjal sebenarnya

C4 35. Apa prinsip yang digunakan dalam dialisis darah pada

mesin ginjal buatan?

a. difusi sederhana

b. osmosis

c. transpor aktif

d. filtrasi

e. reabsorpsi

A

Menyebutkan hormon yang

berperan dalam penyerapan

air pada tubulus distal.

C1 36. Apa hormon yang mempermudah penyerapan air pada

bagian tubulus distal dan tubulus pengumpul?

a. antidiuretik

b. insulin

c. glukagon

d. adrenalin

e. kortikotropin

A

Menyebutkan saluran

terakhir pada sistem

pengeluaran urin.

C1 37. Ke manakah pembuluh pengumpul membawa filtrat urin

sesungguhnya?

a. tubulus distal

b. tubulus proksimal

c. korteks

d. pelvis renalis

e. medula

D

Menjelaskan komposis urin

normal.

C2 38. Apa komposisi urin normal?

a. 80% air, 10% urea, dan 10% hasil metabolisme lain

b. 96% air, 2% urea, dan 2% hasil metabolisme lain

c. 75% air, 15% urea, dan 10% hasil metabolisme lain

d. 50% air, 25% urea, dan 25% hasil metabolisme lain

e. 36% air, 32% urea, dan 32% hasil metabolisme lain

B

Menyebutkan zat yang

diserap pada proses

reabsorpsi.

C1 39. Apa zat yang diserap oleh proses reabsorpsi yang terjadi

di lengkung henle?

a. natrium klorida

A

Page 100: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

85

b. glukosa c. asam urat

d. urea

e. amonia

Menjelaskan fungsi

keringat selain sebagai

hasil dari ekskret kulit.

C2 40. Kulit sebagai organ ekskresi akan menghasilkan

keringat. Apa fungsi dari pengeluaran keringat?

a. pengaturan turgiditas sel

b. membuang kelebihan air

c. membersihkan kulit dari kotoran

d. mengatur suhu tubuh

e. meminyaki permukaan kulit

D

Mengkaitkan suhu udara

dingin dengan produksi

urin.

C4 41. Manakah yang bukan alasan mengapa pada saat udara

singin, kita sering mengeluarkan air seni?

a. suhu darah lebih rendah dari hipotalamus

b. otot aktif dan pembuluh mengkerut

c. aliran darah yang melewati pembuluh berkurang

d. suhu darah lebih tinggi dari hipotalamus

e. kecepatan metabolisme dalam tubuh berkurang

D

5. Mengkaitkan proses

kerja organ ekskresi

dengan fenomena

sehari-hari

Menghubungkan hal-hal

yang mengakibatkan

kekurangan hormon

insulin.

C3 42. Ibu Nike mengalami penyakit diabetes millitus, dokter

mengatakan bahwa pada pankreas sedikit menghasilkan

insulin. Manakah yang bukan termasuk dari akibat

kekurangan hormon insulin?

a. kadar gula dalam darah tinggi

b. menderita diabetes mellitus

c. penyerapan air di tubulus distal menurun

d. jumlah urin menurun

e. sering mengeluarkan urin

D

6.

Menjelaskan gangguan

atau kelainan yang

terjadi pada sistem

ekskresi pada manusia

Menghubungkan hasil tes

dengan tempat kelainan

fungsi ginjal.

C3 43. Dari hasil tes, ternyata urin pak Yudha mengandung

glukosa. Di manakah terjadinya proses kelainan

tersebut?

a. filtrasi

b. augmentasi

A

Page 101: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

86

c. reabsorpsi d. defekasi

e. sekresi

Menjelaskan penyakit

albuminuria yang

merupakan gangguan pada

ginjal.

C2 44. Albuminuria adalah suatu gangguan ginjal di mana....

a. dalam urin terdapat glukosa

b. urin yang keluar terlalu banyak

c. urin yang keluar mengandung ureum

d. dalam urin terdapat protein

e. dalam urin terdapat zat yang membahayakan

D

Menjelaskan proses

terjadinya arginin.

C2 45. Mengapa arginin hanya dapat diubah menjadi ornitin,

urea, dan air di dalam hati? Karena....

a. hati mengubah kelenjar terbesar dalam tubuh

b. enzim arginase hanya dibentuk dalam hati

c. hati mampu menghasilkan empedu

d. hati mampu menawarkan racun

e. hati menghasilkan enzim protease

B

Menghubungan suatu

fenomena dengan ciri-ciri

gagal ginjal.

C3 46. Pernyataan berikut merupakan ciri-ciri kelainan pada

ginjal:

1) adanya albumin dan protein dalam urin

2) tidak menghasilkan urin sama sekali

3) urin yang dikeluarkan banyak dan encer

4) adanya gula dalam urin

5) terjadinya penimbunan di kaki

Manakah yang menunjukkan ciri gagal ginjal?

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

E

Menghubungkan hasil tes

dengan tempat kelainan

fungsi ginjal.

C3 47. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa

urin penderita mengandung protein. Di manakah

terjadinya gangguan tersebut?

D

Page 102: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

87

a. nefron b. glomerulus

c. tubulus kontortus

d. kapsul bowman

e. hormon antideuretik

Menghubungkan

penyebabkan penyakit

Diabetes millitus

C3 48. Seseorang di vonis mengidap penyakit diabetes millitus.

Salah satu akibatnya sering buang air kecil. Karena

kadar glukosa dalam urin sangat tinggi. Mengapa

diabetes militus dapat terjadi? Karena kegagalan....

a. glomerulus mengadakan filtrasi

b. hati menghasilkan enzim amilase

c. pankreas memproduksi insulin

d. pankreas memproduksi enzim amilase

e. kelebihan ADH di dalam darah

C

7. Memberi contoh

teknologi

penanggulangan akibat

kelainan yang terjadi

pada sistem ekskresi

Memberi alasan pentingnya

tes darah sebelum

melakukan transplantasi

ginjal.

C4 49. Salah satu alternatif pengobatan bagi seorang yang

terkena gagal ginjal adalah transplantasi ginjal. Sebelum

transplantasi ginjal perlu dilakukan tes darah terlebih

dahulu. Manakah pernyataan di bawah ini yang bukan

alasan pendukung dilakukannya tes tersebut?

a. untuk mendapatkan informasi seberapa perlu

transplantasi ginjal

b. meyakinkan organ donor memiliki kecocokan

dengan tubuh resipien

c. resiko terjadinya komplikasi

d. untuk memahami kondisi tubuh penerima transplan

e. hanya dilakukan bagi pendonor yang bukan

keluarganya

E

8.

Menjelaskan alat

ekskresi pada hewan

invertebrata

Menyebutkan alat ekskresi

pada protozoa

C1 50. Apa alat ekskresi pada protozoa?

a. nefridium

b. membran sel

c. buluh Malpighi

d. nefridiofor

B

Page 103: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

88

e. metanefros

Menjelaskan alat ekskresi

dan zat yang dihasilkan

pada insekta

C2 51. Apa alat ekskresi dan bahan yang diekskresikan oleh

insekta?

a. opistonefros dan asam urat

b. pronefros dan amonia

c. buluh Malpighi dan asam urat

d. nefridium dan asam urat

e. sel api dan amonia

C

Menjelaskan alat ekskresi

pada planaria

C2 52. Apa alat ekskresi pada planaria?

a. sel api berupa sel-sel yang memiliki rambut getar

b. pembuluh malpighi berupa pembuluh yang melekat

pada ujung usus

c. nefridia berupa cerobong yang memiliki saluran

berliku-liku

d. trakea sederhana berupa saluran-saluran kecil

menuju kulit

e. pori-pori yang terdapat pada sisi tubuh bagian luar

A

Menjelaskan alat-alat

ekskresi pada annelida

C2 53. Manakah organ yang tidak terdapat pada sistem ekskresi

annelida?

a. metanefridium

b. nefrostom

c. nefridiofor

d. protonefridium

e. gulungan tubulus

D

Menghubungkan

organisme dengan alat

ekskresinya pada hewan

invertebrata.

C4 54. Manakah hubungan yang tepat antara organisme dan alat

ekskresinya?

Organisme Alat Ekskresi

a. Planaria Sel hijau

b. Turbinaria Nefridia

c. Cacing tanah Sel api

d. Belalang Pembuluh malpighi

e. Ikan Nefridia

D

Page 104: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

89

9. Menjelaskan alat ekskresi pada hewan

vertebrata

Menyebutkan alat ekskresi pada reptilia.

C1 55. Apa ekskret yang dikeluarkan oleh reptilia? a. cairan urin

b. feses

c. kristal asam urat

d. amonia

e. ureum

C

Menyebutkan alat ekskresi

pada ikan.

C1 56. Apa alat ekskresi ikan yang berupa sepasang ginjal yang

memanjang?

a. pronefros

b. mesonefros

c. metanefros

d. opistonefros

e. nefros

B

Menyebutkan zat yang

dihasilkan oleh ikan laut

dimana menyebabkan bau

khas pada air laut.

C1 57. Apa zat yang diekskresikan oleh ikan laut berupa

limbah nitrogen yang memberi bau khas pada air laut?

a. amonia

b. urea

c. nitrogen oksida

d. trimetilamin oksida

e. asam nitrat

D

Menjelaskan pernyataan

yang berkaitan dengan ikan

laut.

C2 58. Manakah pernyataan yang benar tentang ikan laut?

a. glomerulus berkembang baik

b. banyak minum sedikit urin

c. tubuh kelebihan air

d. urinnya sangat encer

e. cairan tubuh hiperosmotik terhadap lingkungan

B

Page 105: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

90

Menjelaskan hasil ekskresi burung bercampur dengan

feses.

C2 59. Mengapa hasil ekskresi burung bercampur dengan feses? Karena....

a. burung hanya memiliki kloaka

b. urin keluar lewat uretra

c. organ ekskresi berhubungan dengan organ

reproduksi

d. ginjal burung menyatu dengan usus

e. saluran ginjal buntu

A

10. Mengkaitkan alat

ekskresi pada hewan

dengan fenomena

sehari-hari

Mengkaitkan kondisi panas

dengan tingkah laku anjing

yang menjulurkan

lindahnya.

C4 60. Di hari yang panas, kita sering melihat anjing terengah-

engah dan menjulurkan lidahnya. Manakah pernyataan

yang bukan alasan pendukung dilakukannya hal

tersebut?

a. anjing lebih mudah mengalami hypertermia

b. hanya memiliki sejumlah kecil kelenjar keringat

c. mengurangi kondisi panas tubuh

d. memenuhi kekurangan air dalam tubuh

e. mengimbangi kecepatan pengeluaran panas saat suhu

tinggi

D

Page 106: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 107: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 108: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 109: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

94

a. uretra-ginjal-ureter-kandung kemih

b. ginjal-ureter-kandung kemih-uretra

c. ginjal-uretra-kandung kemih-ureter

d. ginjal-kandung kemih-ureter-uretra

e. kandung kemih-ginjal-ureter-uretra

29. Manakah urutan yang benar mengenai

proses pengeluaran urin?

a. filtrasi-reabsorpsi-augmentasi

b. filtrasi-sekresi-augmentasi

c. filtrasi-augmentasi-reabsorpsi

d. filtrasi-dehidrasi-augmentasi

e. filtrasi-reabsorpsi-dehidrasi

30. Apa filtrat hasil penyaringan oleh

glomerulus?

a. urin

b. urin primer

c. urin sekunder

d. darah bersih

e. darah kotor

31. Apa zat yang terkandung dalam urin

manusia?

a. urea, glukosa, dan air

b. urea, garam-garam, dan alkohol

c. urea, garam-garam, dan empedu

d. urea, garam-garam, dan air

e. urea, air, dan asam amino

32. Apa tujuan proses reabsorpsi pada

nefron?

a. menyerap kembali zat-zat yang

masih berguna

b. membuang zat-zat yang tidak

berguna

c. menyerap kembali molekul

berukuran besar

d. menambahkan zat-zat penstabil

cairan tubuh

e. mengembalikan protein ke dalam

darah

33. Apa bahan yang ditranspor dalam darah

ke seluruh tubuh dan disaring oleh

pembuluh kapiler pada kapsul bowman

tetapi tidak direabsorpsi kembali ke

dalam aliran darah ginjal?

a. asam amino

b. glukosa

c. urea

d. vitamin

e. air

34. Paru-paru merupakan organ respirasi

dan ekskresi. Paru-paru disebut sebagai

organ ekskresi karena mengeluarkan

CO2. Dari manakah CO2 dihasilkan?

a. sisa pembakaran bahan makanan di

mitokondria

b. sisa perombakan bahan makanan di

usus halus

c. hasil reaksi dengan O2 dalam paru-

paru

d. sisa deaminasi asam amino di hati

e. metabolisme karbohidrat di darah

35. Apa prinsip yang digunakan dalam

dialisis darah pada mesin ginjal buatan?

a. difusi sederhana

b. osmosis

c. transpor aktif

d. filtrasi

e. reabsorpsi

36. Apa hormon yang mempermudah

penyerapan air pada bagian tubulus

distal dan tubulus pengumpul?

a. antidiuretik

b. insulin

c. glukagon

d. adrenalin

e. kortikotropin

37. Disebut apakah proses penambahan zat

terlarut dalam plasma darah ke filtrat

dalam saluran nefron?

a. filtrasi

b. reabsorpsi

c. sekresi

d. augmentasi

e. ekskresi

38. Ke manakah pembuluh pengumpul

membawa filtrat urin sesungguhnya?

a. tubulus distal

b. tubulus proksimal

c. korteks

Page 110: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

95

d. pelvis renalis

e. medula

39. Apa komposisi urin normal?

a. 80% air, 10% urea, dan 10% hasil

metabolisme lain

b. 96% air, 2% urea, dan 2% hasil

metabolisme lain

c. 75% air, 15% urea, dan 10% hasil

metabolisme lain

d. 50% air, 25% urea, dan 25% hasil

metabolisme lain

e. 36% air, 32% urea, dan 32% hasil

metabolisme lain

40. Apa zat yang diserap oleh proses

reabsorpsi yang terjadi di lengkung

henle?

a. natrium klorida

b. glukosa

c. asam urat

d. urea

e. amonia

41. Kulit sebagai organ ekskresi akan

menghasilkan keringat. Apa fungsi dari

pengeluaran keringat?

a. pengaturan turgiditas sel

b. membuang kelebihan air

c. membersihkan kulit dari kotoran

d. mengatur suhu tubuh

e. meminyaki permukaan kulit

42. Ibu Nike mengalami penyakit diabetes

millitus, dokter mengatakan bahwa

pada pankreas sedikit menghasilkan

insulin. Manakah yang bukan termasuk

dari akibat kekurangan hormon insulin?

a. kadar gula dalam darah tinggi

b. menderita diabetes mellitus

c. penyerapan air di tubulus distal

menurun

d. jumlah urin menurun

e. sering mengeluarkan urin

43. Dari hasil tes, ternyata urin pak Yudha

mengandung glukosa. Di manakah

terjadinya proses kelainan tersebut?

a. filtrasi

b. augmentasi

c. reabsorpsi

d. defekasi

e. sekresi

44. Hasil pemeriksaan laboratorium

menunjukkan bahwa urin penderita

mengandung protein. Di manakah

terjadinya gangguan tersebut?

a. nefron

b. glomerulus

c. tubulus kontortus

d. kapsul bowman

e. hormon antideuretik

45. Hasil pemeriksaan laboratorium

menunjukkan bahwa urin penderita

mengandung protein. Di manakah

terjadinya gangguan tersebut?

a. nefron

b. glomerulus

c. tubulus kontortus

d. kapsul bowman

e. hormon antideuretik

46. Mengapa arginin hanya dapat diubah

menjadi ornitin, urea, dan air di dalam

hati? Karena....

a. hati mengubah kelenjar terbesar

dalam tubuh

b. enzim arginase hanya dibentuk

dalam hati

c. hati mampu menghasilkan empedu

d. hati mampu menawarkan racun

e. hati menghasilkan enzim protease

47. Albuminuria adalah suatu gangguan

ginjal di mana....

a. dalam urin terdapat glukosa

b. urin yang keluar terlalu banyak

c. urin yang keluar mengandung

ureum

d. dalam urin terdapat protein

e. dalam urin terdapat zat yang

membahayakan

48. Apa penyebab penyakit nefritis?

a. kerusakan bagian glomerulus ginjal

akibat bakteri

Page 111: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

96

b. pengendapan garam kalsium di

dalam rongga ginjal

c. kerusakan pada membran kapsul

endotelium

d. peradangan pada organ urinaria

e. kekurangan hormon ADH

49. Salah satu alternatif pengobatan bagi

seorang yang terkena gagal ginjal

adalah transplantasi ginjal. Sebelum

transplantasi ginjal perlu dilakukan tes

darah terlebih dahulu. Manakah

pernyataan di bawah ini yang bukan

alasan pendukung dilakukannya tes

tersebut?

a. untuk mendapatkan informasi

seberapa perlu transplantasi ginjal

b. meyakinkan organ donor memiliki

kecocokan dengan tubuh resipien

c. resiko terjadinya komplikasi

d. untuk memahami kondisi tubuh

penerima transplan

e. hanya dilakukan bagi pendonor

yang bukan keluarganya

50. Apa alat ekskresi pada protozoa?

a. nefridium

b. membran sel

c. buluh Malpighi

d. nefridiofor

e. metanefros

51. Apa alat ekskresi dan bahan yang

diekskresikan oleh insekta?

a. opistonefros dan asam urat

b. pronefros dan amonia

c. buluh Malpighi dan asam urat

d. nefridium dan asam urat

e. sel api dan amonia

52. Apa alat ekskresi pada planaria?

a. sel api berupa sel-sel yang

memiliki rambut getar

b. pembuluh malpighi berupa

pembuluh yang melekat pada

ujung usus

c. nefridia berupa cerobong yang

memiliki saluran berliku-liku

d. trakea sederhana berupa saluran-

saluran kecil menuju kulit

e. pori-pori yang terdapat pada sisi

tubuh bagian luar

53. Manakah organ yang tidak terdapat

pada sistem ekskresi annelida?

a. metanefridium

b. nefrostom

c. nefridiofor

d. protonefridium

e. gulungan tubulus

54. Manakah hubungan yang tepat antara

organisme dan alat ekskresinya?

55. Apa ekskret yang dikeluarkan oleh

reptilia?

a. cairan urin

b. feses

c. kristal asam urat

d. amonia

e. ureum

56. Apa alat ekskresi ikan yang berupa

sepasang ginjal yang memanjang?

a. pronefros

b. mesonefros

c. metanefros

d. opistonefros

e. nefros

57. Apa zat yang diekskresikan oleh ikan

laut berupa limbah nitrogen yang

memberi bau khas pada air laut?

a. amonia

b. urea

c. nitrogen oksida

d. trimetilamin oksida

e. asam nitrat

58. Manakah pernyataan yang benar

tentang ikan laut?

a. glomerulus berkembang baik

Organisme Alat Ekskresi

a. Planaria Sel hijau

b. Turbinaria Nefridia

c. Cacing tanah Sel api

d. Belalang Pembuluh malpighi

e. Ikan Nefridia

Page 112: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

97

b. banyak minum sedikit urin

c. tubuh kelebihan air

d. urinnya sangat encer

e. cairan tubuh hiperosmotik terhadap

lingkungan

59. Mengapa hasil ekskresi burung

bercampur dengan feses? Karena....

a. burung hanya memiliki kloaka

b. urin keluar lewat uretra

c. organ ekskresi berhubungan dengan

organ reproduksi

d. ginjal burung menyatu dengan usus

e. saluran ginjal buntu

60. Di hari yang panas, kita sering melihat

anjing terengah-engah dan menjulurkan

lidahnya. Manakah pernyataan yang

bukan alasan pendukung dilakukannya

hal tersebut?

a. anjing lebih mudah mengalami

hypertermia

b. hanya memiliki sejumlah kecil

kelenjar keringat

c. mengurangi kondisi panas tubuh

d. memenuhi kekurangan air dalam

tubuh mengimbangi kecepatan

pengeluaran panas saat suhu tinggi

Page 113: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

98

SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 29 Butir soal = 60 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Nama berkas: D:\BELUM_ADA_NAMA.ANA No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 1 Ahmad ... 42 18 0 42 42 2 2 Andi H... 45 15 0 45 45 3 3 Anindi... 46 14 0 46 46 4 4 Annisa... 37 23 0 37 37 5 5 Bachti... 45 15 0 45 45 6 6 Dodie ... 48 12 0 48 48 7 7 Eliza ... 39 21 0 39 39 8 8 Fitri ... 42 18 0 42 42 9 9 Fitria... 46 14 0 46 46 10 10 Fusna Kh. 48 12 0 48 48 11 11 Indah ... 39 21 0 39 39 12 12 Khusnu... 0 0 60 0 0 13 13 Mega K... 39 21 0 39 39 14 14 M. Ali... 47 13 0 47 47 15 15 M. Fajar 47 13 0 47 47 16 16 Nadia ... 47 13 0 47 47 17 17 Nita R... 0 0 60 0 0 18 18 Nurul ... 47 13 0 47 47 19 19 Nurul ... 39 21 0 39 39 20 20 Rafi F... 38 22 0 38 38 21 21 Resti ... 40 20 0 40 40 22 22 Rianto... 45 15 0 45 45 23 23 Rizky ... 44 16 0 44 44 24 24 Sita ... 36 24 0 36 36 25 25 Sylvia... 36 24 0 36 36 26 26 Syifa ... 47 13 0 47 47 27 27 Winda 39 21 0 39 39 28 28 Yunus 44 16 0 44 44 29 29 Zakari... 46 14 0 46 46 RELIABILITAS TES ================ Rata2= 39,93 Simpang Baku= 11,72 KorelasiXY= 0,93 Reliabilitas Tes= 0,96 Nama berkas: D:\BELUM_ADA_NAMA.ANA No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 Ahmad Abidin 20 22 42 2 2 Andi Habibie R. 22 23 45 3 3 Anindia Rahma... 22 24 46 4 4 Annisa Rahmadiah 19 18 37 5 5 Bachtiar Rivai 22 23 45 6 6 Dodie Rachman 25 23 48 7 7 Eliza Rahmawati 21 18 39 8 8 Fitri Godi M. 20 22 42 9 9 Fitrianah Dwi A. 24 22 46 10 10 Fusna Kh. 24 24 48 11 11 Indah Widyasari 19 20 39 12 12 Khusnul Kh. 0 0 0 13 13 Mega Kusuma 21 18 39 14 14 M. Alief Mastias 24 23 47 15 15 M. Fajar 24 23 47 16 16 Nadia Kathrin 24 23 47 17 17 Nita Rismayanti 0 0 0

Page 114: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

99

18 18 Nurul Azka 24 23 47 19 19 Nurul Wardah 21 18 39 20 20 Rafi Fadli R. 22 16 38 21 21 Resti Rahmawati 20 20 40 22 22 Riantoro F. 23 22 45 23 23 Rizky Maulana 24 20 44 24 24 Sita Sinthya 20 16 36 25 25 Sylvia Aulia 18 18 36 26 26 Syifa Alinda M. 23 24 47 27 27 Winda 22 17 39 28 28 Yunus 24 20 44 29 29 Zakaria Ahmad F. 22 24 46 KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: D:\BELUM_ADA_NAMA.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 6 Dodie Rachman 48 1 1 - 1 1 - 1 2 10 Fusna Kh. 48 1 1 1 1 1 1 1 3 14 M. Alief Mastias 47 1 1 - 1 1 - 1 4 15 M. Fajar 47 - 1 1 1 1 - 1 5 16 Nadia Kathrin 47 1 1 1 1 1 1 1 6 18 Nurul Azka 47 1 1 1 1 1 1 1 7 26 Syifa Alinda M. 47 1 1 1 1 1 1 1 8 3 Anindia Rahma... 46 1 1 1 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 7 8 6 8 8 5 8 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 6 Dodie Rachman 48 1 1 1 1 1 1 - 2 10 Fusna Kh. 48 1 1 1 1 - - 1 3 14 M. Alief Mastias 47 1 1 1 1 1 - 1 4 15 M. Fajar 47 1 1 1 1 1 - 1 5 16 Nadia Kathrin 47 1 1 1 1 - - - 6 18 Nurul Azka 47 1 1 1 1 - - - 7 26 Syifa Alinda M. 47 1 1 1 1 - - 1 8 3 Anindia Rahma... 46 1 1 1 1 - - 1 Jml Jwb Benar 8 8 8 8 3 1 5 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 6 Dodie Rachman 48 1 1 1 - 1 1 1 2 10 Fusna Kh. 48 - 1 1 - - 1 1 3 14 M. Alief Mastias 47 1 1 1 - 1 1 1 4 15 M. Fajar 47 - 1 1 - 1 1 1 5 16 Nadia Kathrin 47 - 1 1 - 1 1 1 6 18 Nurul Azka 47 - 1 1 - 1 1 1 7 26 Syifa Alinda M. 47 - 1 1 - 1 1 1 8 3 Anindia Rahma... 46 - 1 1 - 1 1 1 Jml Jwb Benar 2 8 8 0 7 8 8 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 6 Dodie Rachman 48 - 1 1 1 1 1 1 2 10 Fusna Kh. 48 - 1 1 1 1 1 1 3 14 M. Alief Mastias 47 - 1 1 1 1 1 1 4 15 M. Fajar 47 - 1 1 1 1 1 1 5 16 Nadia Kathrin 47 - 1 1 1 1 - 1 6 18 Nurul Azka 47 - 1 1 1 1 - 1 7 26 Syifa Alinda M. 47 - 1 1 1 1 1 1

Page 115: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

100

8 3 Anindia Rahma... 46 - 1 1 1 1 - 1 Jml Jwb Benar 0 8 8 8 8 5 8 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 6 Dodie Rachman 48 1 1 1 1 - - 1 2 10 Fusna Kh. 48 1 1 1 1 - - 1 3 14 M. Alief Mastias 47 1 1 1 1 - - 1 4 15 M. Fajar 47 1 1 1 1 - - 1 5 16 Nadia Kathrin 47 1 1 1 1 - - 1 6 18 Nurul Azka 47 1 1 1 1 - - 1 7 26 Syifa Alinda M. 47 1 1 1 1 - - 1 8 3 Anindia Rahma... 46 1 1 1 1 - - 1 Jml Jwb Benar 8 8 8 8 0 0 8 36 37 38 39 40 41 42 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42 1 6 Dodie Rachman 48 1 - - 1 1 1 1 2 10 Fusna Kh. 48 1 1 - 1 1 1 1 3 14 M. Alief Mastias 47 1 - - 1 1 1 - 4 15 M. Fajar 47 1 1 - 1 1 1 1 5 16 Nadia Kathrin 47 1 1 - 1 1 1 1 6 18 Nurul Azka 47 1 1 - 1 1 1 1 7 26 Syifa Alinda M. 47 1 1 - 1 1 1 1 8 3 Anindia Rahma... 46 1 1 - 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 8 6 0 8 8 8 7 43 44 45 46 47 48 49 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49 1 6 Dodie Rachman 48 1 - - 1 1 1 1 2 10 Fusna Kh. 48 1 - - 1 1 1 1 3 14 M. Alief Mastias 47 1 - - 1 1 1 1 4 15 M. Fajar 47 1 - - 1 1 1 1 5 16 Nadia Kathrin 47 1 - - 1 1 1 1 6 18 Nurul Azka 47 1 - - 1 1 1 1 7 26 Syifa Alinda M. 47 1 - - 1 1 1 1 8 3 Anindia Rahma... 46 1 - - 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 8 0 0 8 8 8 8 50 51 52 53 54 55 56 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55 56 1 6 Dodie Rachman 48 1 1 1 1 1 1 1 2 10 Fusna Kh. 48 1 1 1 1 1 1 1 3 14 M. Alief Mastias 47 1 1 1 1 1 1 1 4 15 M. Fajar 47 1 1 1 1 1 1 - 5 16 Nadia Kathrin 47 1 1 1 1 1 1 1 6 18 Nurul Azka 47 1 1 1 1 1 1 1 7 26 Syifa Alinda M. 47 1 1 1 1 1 - 1 8 3 Anindia Rahma... 46 1 1 1 1 1 - 1 Jml Jwb Benar 8 8 8 8 8 6 7 57 58 59 60 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 57 58 59 60 1 6 Dodie Rachman 48 - 1 1 1 2 10 Fusna Kh. 48 - 1 1 1 3 14 M. Alief Mastias 47 - 1 1 1 4 15 M. Fajar 47 - 1 1 1 5 16 Nadia Kathrin 47 - 1 1 1 6 18 Nurul Azka 47 - 1 1 1 7 26 Syifa Alinda M. 47 - 1 - 1 8 3 Anindia Rahma... 46 - 1 - 1 Jml Jwb Benar 0 8 6 8

Page 116: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

101

Kelompok Asor Nama berkas: D:\BELUM_ADA_NAMA.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 19 Nurul Wardah 39 1 1 1 1 1 1 1 2 27 Winda 39 1 1 1 1 1 1 1 3 20 Rafi Fadli R. 38 1 1 1 1 1 1 1 4 4 Annisa Rahmadiah 37 1 1 1 1 1 - 1 5 24 Sita Sinthya 36 1 1 1 - 1 - 1 6 25 Sylvia Aulia 36 1 1 1 1 1 - 1 7 12 Khusnul Kh. 0 * * * * * * * 8 17 Nita Rismayanti 0 * * * * * * * Jml Jwb Benar 6 6 6 5 6 3 6 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 19 Nurul Wardah 39 1 1 1 1 1 - 1 2 27 Winda 39 1 1 1 1 1 - - 3 20 Rafi Fadli R. 38 1 1 1 1 1 - - 4 4 Annisa Rahmadiah 37 1 1 1 1 1 - 1 5 24 Sita Sinthya 36 1 1 1 1 1 - 1 6 25 Sylvia Aulia 36 1 1 1 1 1 - 1 7 12 Khusnul Kh. 0 * * * * * * * 8 17 Nita Rismayanti 0 * * * * * * * Jml Jwb Benar 6 6 6 6 6 0 4 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 19 Nurul Wardah 39 - 1 1 1 1 1 1 2 27 Winda 39 - - 1 1 1 1 1 3 20 Rafi Fadli R. 38 - - 1 1 1 1 1 4 4 Annisa Rahmadiah 37 - - 1 - 1 1 1 5 24 Sita Sinthya 36 - 1 1 - 1 1 1 6 25 Sylvia Aulia 36 - - 1 - 1 1 1 7 12 Khusnul Kh. 0 * * * * * * * 8 17 Nita Rismayanti 0 * * * * * * * Jml Jwb Benar 0 2 6 3 6 6 6 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 19 Nurul Wardah 39 - 1 1 1 1 1 1 2 27 Winda 39 - 1 1 1 1 1 1 3 20 Rafi Fadli R. 38 - 1 1 1 1 1 1 4 4 Annisa Rahmadiah 37 - 1 1 1 1 - 1 5 24 Sita Sinthya 36 - 1 1 1 - - 1 6 25 Sylvia Aulia 36 - 1 1 1 1 - 1 7 12 Khusnul Kh. 0 * * * * * * * 8 17 Nita Rismayanti 0 * * * * * * * Jml Jwb Benar 0 6 6 6 5 3 6 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 19 Nurul Wardah 39 1 1 - - - - 1 2 27 Winda 39 1 1 1 1 - - 1 3 20 Rafi Fadli R. 38 1 1 1 1 - - 1 4 4 Annisa Rahmadiah 37 1 1 - 1 - - 1 5 24 Sita Sinthya 36 1 1 1 1 - - 1 6 25 Sylvia Aulia 36 1 1 - 1 - - 1 7 12 Khusnul Kh. 0 * * * * * * * 8 17 Nita Rismayanti 0 * * * * * * * Jml Jwb Benar 6 6 3 5 0 0 6

Page 117: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

102

36 37 38 39 40 41 42 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42 1 19 Nurul Wardah 39 - 1 - - - 1 - 2 27 Winda 39 - 1 - - - 1 - 3 20 Rafi Fadli R. 38 - 1 - - - 1 - 4 4 Annisa Rahmadiah 37 1 - - - 1 1 - 5 24 Sita Sinthya 36 - - - - 1 1 - 6 25 Sylvia Aulia 36 1 - - - 1 1 - 7 12 Khusnul Kh. 0 * * * * * * * 8 17 Nita Rismayanti 0 * * * * * * * Jml Jwb Benar 2 3 0 0 3 6 0 43 44 45 46 47 48 49 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49 1 19 Nurul Wardah 39 1 - - 1 1 - - 2 27 Winda 39 1 - - 1 1 - - 3 20 Rafi Fadli R. 38 1 - - 1 1 - - 4 4 Annisa Rahmadiah 37 - - - - 1 - - 5 24 Sita Sinthya 36 1 - - 1 1 - - 6 25 Sylvia Aulia 36 - - - 1 1 - - 7 12 Khusnul Kh. 0 * * * * * * * 8 17 Nita Rismayanti 0 * * * * * * * Jml Jwb Benar 4 0 0 5 6 0 0 50 51 52 53 54 55 56 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55 56 1 19 Nurul Wardah 39 1 1 - 1 - - - 2 27 Winda 39 1 1 - 1 - - - 3 20 Rafi Fadli R. 38 - 1 - 1 - - - 4 4 Annisa Rahmadiah 37 1 1 - 1 1 1 - 5 24 Sita Sinthya 36 1 1 - 1 - - - 6 25 Sylvia Aulia 36 1 1 - 1 - - - 7 12 Khusnul Kh. 0 * * * * * * * 8 17 Nita Rismayanti 0 * * * * * * * Jml Jwb Benar 5 6 0 6 1 1 0 57 58 59 60 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 57 58 59 60 1 19 Nurul Wardah 39 - 1 1 1 2 27 Winda 39 - 1 1 1 3 20 Rafi Fadli R. 38 - 1 1 1 4 4 Annisa Rahmadiah 37 - 1 1 1 5 24 Sita Sinthya 36 - 1 1 1 6 25 Sylvia Aulia 36 - 1 1 1 7 12 Khusnul Kh. 0 * * * * 8 17 Nita Rismayanti 0 * * * * Jml Jwb Benar 0 6 6 6 DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 29 Klp atas/bawah(n)= 8 Butir Soal= 60 Nama berkas: D:\BELUM_ADA_NAMA.ANA No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 7 6 1 12,50 2 2 8 6 2 25,00 3 3 6 6 0 0,00 4 4 8 5 3 37,50 5 5 8 6 2 25,00 6 6 5 3 2 25,00 7 7 8 6 2 25,00

Page 118: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

103

8 8 8 6 2 25,00 9 9 8 6 2 25,00 10 10 8 6 2 25,00 11 11 8 6 2 25,00 12 12 3 6 -3 -37,50 13 13 1 0 1 12,50 14 14 5 4 1 12,50 15 15 2 0 2 25,00 16 16 8 2 6 75,00 17 17 8 6 2 25,00 18 18 0 3 -3 -37,50 19 19 7 6 1 12,50 20 20 8 6 2 25,00 21 21 8 6 2 25,00 22 22 0 0 0 0,00 23 23 8 6 2 25,00 24 24 8 6 2 25,00 25 25 8 6 2 25,00 26 26 8 5 3 37,50 27 27 5 3 2 25,00 28 28 8 6 2 25,00 29 29 8 6 2 25,00 30 30 8 6 2 25,00 31 31 8 3 5 62,50 32 32 8 5 3 37,50 33 33 0 0 0 0,00 34 34 0 0 0 0,00 35 35 8 6 2 25,00 36 36 8 2 6 75,00 37 37 6 3 3 37,50 38 38 0 0 0 0,00 39 39 8 0 8 100,00 40 40 8 3 5 62,50 41 41 8 6 2 25,00 42 42 7 0 7 87,50 43 43 8 4 4 50,00 44 44 0 0 0 0,00 45 45 0 0 0 0,00 46 46 8 5 3 37,50 47 47 8 6 2 25,00 48 48 8 0 8 100,00 49 49 8 0 8 100,00 50 50 8 5 3 37,50 51 51 8 6 2 25,00 52 52 8 0 8 100,00 53 53 8 6 2 25,00 54 54 8 1 7 87,50 55 55 6 1 5 62,50 56 56 7 0 7 87,50 57 57 0 0 0 0,00 58 58 8 6 2 25,00 59 59 6 6 0 0,00 60 60 8 6 2 25,00 TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 29 Butir Soal= 60 Nama berkas: D:\BELUM_ADA_NAMA.ANA No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 25 86,21 Sangat Mudah 2 2 26 89,66 Sangat Mudah 3 3 20 68,97 Sedang 4 4 25 86,21 Sangat Mudah 5 5 26 89,66 Sangat Mudah

Page 119: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

104

6 6 14 48,28 Sedang 7 7 25 86,21 Sangat Mudah 8 8 27 93,10 Sangat Mudah 9 9 27 93,10 Sangat Mudah 10 10 26 89,66 Sangat Mudah 11 11 27 93,10 Sangat Mudah 12 12 20 68,97 Sedang 13 13 4 13,79 Sangat Sukar 14 14 20 68,97 Sedang 15 15 9 31,03 Sedang 16 16 22 75,86 Mudah 17 17 25 86,21 Sangat Mudah 18 18 4 13,79 Sangat Sukar 19 19 23 79,31 Mudah 20 20 23 79,31 Mudah 21 21 27 93,10 Sangat Mudah 22 22 3 10,34 Sangat Sukar 23 23 27 93,10 Sangat Mudah 24 24 27 93,10 Sangat Mudah 25 25 27 93,10 Sangat Mudah 26 26 25 86,21 Sangat Mudah 27 27 19 65,52 Sedang 28 28 25 86,21 Sangat Mudah 29 29 27 93,10 Sangat Mudah 30 30 27 93,10 Sangat Mudah 31 31 21 72,41 Mudah 32 32 25 86,21 Sangat Mudah 33 33 0 0,00 Sangat Sukar 34 34 0 0,00 Sangat Sukar 35 35 25 86,21 Sangat Mudah 36 36 22 75,86 Mudah 37 37 13 44,83 Sedang 38 38 1 3,45 Sangat Sukar 39 39 16 55,17 Sedang 40 40 23 79,31 Mudah 41 41 27 93,10 Sangat Mudah 42 42 11 37,93 Sedang 43 43 18 62,07 Sedang 44 44 1 3,45 Sangat Sukar 45 45 0 0,00 Sangat Sukar 46 46 25 86,21 Sangat Mudah 47 47 26 89,66 Sangat Mudah 48 48 18 62,07 Sedang 49 49 19 65,52 Sedang 50 50 26 89,66 Sangat Mudah 51 51 26 89,66 Sangat Mudah 52 52 16 55,17 Sedang 53 53 26 89,66 Sangat Mudah 54 54 20 68,97 Sedang 55 55 16 55,17 Sedang 56 56 11 37,93 Sedang 57 57 0 0,00 Sangat Sukar 58 58 26 89,66 Sangat Mudah 59 59 23 79,31 Mudah 60 60 25 86,21 Sangat Mudah KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 29 Butir Soal= 60 Nama berkas: D:\BELUM_ADA_NAMA.ANA No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0,579 Sangat Signifikan 2 2 0,745 Sangat Signifikan 3 3 0,255 Signifikan

Page 120: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

105

4 4 0,684 Sangat Signifikan 5 5 0,794 Sangat Signifikan 6 6 0,323 Signifikan 7 7 0,658 Sangat Signifikan 8 8 0,944 Sangat Signifikan 9 9 0,944 Sangat Signifikan 10 10 0,794 Sangat Signifikan 11 11 0,944 Sangat Signifikan 12 12 0,281 Signifikan 13 13 0,133 - 14 14 0,339 Sangat Signifikan 15 15 0,256 Signifikan 16 16 0,633 Sangat Signifikan 17 17 0,623 Sangat Signifikan 18 18 -0,015 - 19 19 0,440 Sangat Signifikan 20 20 0,455 Sangat Signifikan 21 21 0,944 Sangat Signifikan 22 22 0,100 - 23 23 0,944 Sangat Signifikan 24 24 0,944 Sangat Signifikan 25 25 0,944 Sangat Signifikan 26 26 0,710 Sangat Signifikan 27 27 0,424 Sangat Signifikan 28 28 0,623 Sangat Signifikan 29 29 0,944 Sangat Signifikan 30 30 0,944 Sangat Signifikan 31 31 0,559 Sangat Signifikan 32 32 0,666 Sangat Signifikan 33 33 NAN NAN 34 34 NAN NAN 35 35 0,658 Sangat Signifikan 36 36 0,619 Sangat Signifikan 37 37 0,288 Signifikan 38 38 0,034 - 39 39 0,573 Sangat Signifikan 40 40 0,574 Sangat Signifikan 41 41 0,944 Sangat Signifikan 42 42 0,412 Sangat Signifikan 43 43 0,452 Sangat Signifikan 44 44 -0,015 - 45 45 NAN NAN 46 46 0,727 Sangat Signifikan 47 47 0,765 Sangat Signifikan 48 48 0,594 Sangat Signifikan 49 49 0,607 Sangat Signifikan 50 50 0,804 Sangat Signifikan 51 51 0,765 Sangat Signifikan 52 52 0,573 Sangat Signifikan 53 53 0,765 Sangat Signifikan 54 54 0,585 Sangat Signifikan 55 55 0,470 Sangat Signifikan 56 56 0,424 Sangat Signifikan 57 57 NAN NAN 58 58 0,765 Sangat Signifikan 59 59 0,485 Sangat Signifikan 60 60 0,684 Sangat Signifikan Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254

Page 121: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

106

40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung. KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 29 Butir Soal= 60 Nama berkas: D:\BELUM_ADA_NAMA.ANA No Butir Baru No Butir Asli a b c d e * 1 1 2-- 0-- 25** 0-- 0-- 2 2 2 1+ 26** 0-- 0-- 0-- 0 3 3 0-- 0-- 7--- 0-- 20** 0 4 4 1++ 25** 1++ 0-- 0-- 0 5 5 0-- 0-- 1+ 0-- 26** 0 6 6 5+ 0-- 14** 1- 7-- 0 7 7 0-- 0-- 25** 1++ 1++ 0 8 8 0-- 0-- 0-- 0-- 27** 0 9 9 0-- 0-- 27** 0-- 0-- 0 10 10 26** 1+ 0-- 0-- 0-- 0 11 11 0-- 27** 0-- 0-- 0-- 0 12 12 7--- 0-- 0-- 0-- 20** 0 13 13 0-- 7++ 16--- 0-- 4** 2 14 14 20** 7--- 0-- 0-- 0-- 2 15 15 0-- 9** 0-- 0-- 18--- 0 16 16 22** 0-- 0-- 0-- 5--- 0 17 17 0-- 2-- 25** 0-- 0-- 0 18 18 4+ 0-- 0-- 19--- 4** 0 19 19 0-- 0-- 23** 3-- 1+ 0 20 20 4--- 0-- 0-- 23** 0-- 0 21 21 0-- 0-- 0-- 27** 0-- 0 22 22 3** 3- 10- 0-- 11- 0 23 23 27** 0-- 0-- 0-- 0-- 0 24 24 27** 0-- 0-- 0-- 0-- 0 25 25 0-- 0-- 27** 0-- 0-- 0 26 26 1++ 0-- 1++ 25** 0-- 0 27 27 1- 0-- 7--- 19** 0-- 0 28 28 2--- 27** 0-- 0-- 0-- 0 29 29 27** 0-- 0-- 0-- 0-- 0 30 30 0-- 27** 0-- 0-- 0-- 0 31 31 5--- 0-- 0-- 21** 1- 0 32 32 25** 2-- 1++ 1++ 0-- 0 33 33 0-- 2- 23--- 0** 2- 0 34 34 0** 0-- 27--- 0-- 0-- 0 35 35 25** 0-- 1++ 1++ 0-- 0 36 36 22** 4--- 0-- 3- 0-- 0 37 37 13** 8-- 0-- 6+ 0-- 0 38 38 16--- 10+ 0-- 1** 0-- 0 39 39 10--- 16** 1- 0-- 0-- 0 40 40 23** 0-- 0-- 4--- 0-- 0 41 41 0-- 0-- 0-- 27** 0-- 0 42 42 0-- 5++ 1-- 11** 10--- 0 43 43 18** 0-- 9--- 0-- 0-- 0 44 44 0-- 24--- 2- 1** 0-- 0 45 45 0-- 23--- 0-- 4+ 0** 0 46 46 0-- 25** 0-- 2-- 0-- 0 47 47 0-- 1+ 0-- 26** 0-- 0 48 48 18** 0-- 0-- 9--- 0-- 0 49 49 8--- 0-- 19** 0-- 0-- 0 50 50 1+ 26** 0-- 0-- 0-- 0 51 51 0-- 1+ 26** 0-- 0-- 0 52 52 16** 2+ 10--- 1- 0-- 0 53 53 0-- 0-- 0-- 26** 1+ 0 54 54 0-- 0-- 7--- 20** 0-- 0 55 55 2+ 0-- 16** 9--- 0-- 0 56 56 10--- 11** 3+ 5++ 0-- 0

Page 122: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

107

57 57 26--- 0-- 0-- 0** 1-- 0 58 58 0-- 26** 1+ 0-- 0-- 0 59 59 23** 0-- 1+ 1+ 2+ 0 60 60 0-- 0-- 25** 2-- 0-- 0 Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 39,93 Simpang Baku= 11,72 KorelasiXY= 0,93 Reliabilitas Tes= 0,96 Butir Soal= 60 Jumlah Subyek= 29 Nama berkas: D:\BELUM_ADA_NAMA.ANA Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 12,50 Sangat Mudah 0,579 Sangat Signifikan 2 2 25,00 Sangat Mudah 0,745 Sangat Signifikan 3 3 0,00 Sedang 0,255 Signifikan 4 4 37,50 Sangat Mudah 0,684 Sangat Signifikan 5 5 25,00 Sangat Mudah 0,794 Sangat Signifikan 6 6 25,00 Sedang 0,323 Signifikan 7 7 25,00 Sangat Mudah 0,658 Sangat Signifikan 8 8 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 9 9 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 10 10 25,00 Sangat Mudah 0,794 Sangat Signifikan 11 11 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 12 12 -37,50 Sedang 0,281 Signifikan 13 13 12,50 Sangat Sukar 0,133 - 14 14 12,50 Sedang 0,339 Sangat Signifikan 15 15 25,00 Sedang 0,256 Signifikan 16 16 75,00 Mudah 0,633 Sangat Signifikan 17 17 25,00 Sangat Mudah 0,623 Sangat Signifikan 18 18 -37,50 Sangat Sukar -0,015 - 19 19 12,50 Mudah 0,440 Sangat Signifikan 20 20 25,00 Mudah 0,455 Sangat Signifikan 21 21 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 22 22 0,00 Sangat Sukar 0,100 - 23 23 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 24 24 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 25 25 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 26 26 37,50 Sangat Mudah 0,710 Sangat Signifikan 27 27 25,00 Sedang 0,424 Sangat Signifikan 28 28 25,00 Sangat Mudah 0,623 Sangat Signifikan 29 29 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 30 30 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 31 31 62,50 Mudah 0,559 Sangat Signifikan 32 32 37,50 Sangat Mudah 0,666 Sangat Signifikan 33 33 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 34 34 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 35 35 25,00 Sangat Mudah 0,658 Sangat Signifikan 36 36 75,00 Mudah 0,619 Sangat Signifikan 37 37 37,50 Sedang 0,288 Signifikan 38 38 0,00 Sangat Sukar 0,034 - 39 39 100,00 Sedang 0,573 Sangat Signifikan 40 40 62,50 Mudah 0,574 Sangat Signifikan 41 41 25,00 Sangat Mudah 0,944 Sangat Signifikan 42 42 87,50 Sedang 0,412 Sangat Signifikan

Page 123: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

108

43 43 50,00 Sedang 0,452 Sangat Signifikan 44 44 0,00 Sangat Sukar -0,015 - 45 45 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 46 46 37,50 Sangat Mudah 0,727 Sangat Signifikan 47 47 25,00 Sangat Mudah 0,765 Sangat Signifikan 48 48 100,00 Sedang 0,594 Sangat Signifikan 49 49 100,00 Sedang 0,607 Sangat Signifikan 50 50 37,50 Sangat Mudah 0,804 Sangat Signifikan 51 51 25,00 Sangat Mudah 0,765 Sangat Signifikan 52 52 100,00 Sedang 0,573 Sangat Signifikan 53 53 25,00 Sangat Mudah 0,765 Sangat Signifikan 54 54 87,50 Sedang 0,585 Sangat Signifikan 55 55 62,50 Sedang 0,470 Sangat Signifikan 56 56 87,50 Sedang 0,424 Sangat Signifikan 57 57 0,00 Sangat Sukar NAN NAN 58 58 25,00 Sangat Mudah 0,765 Sangat Signifikan 59 59 0,00 Mudah 0,485 Sangat Signifikan 60 60 25,00 Sangat Mudah 0,684 Sangat Signifikan

Page 124: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

109

Page 125: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

110

Page 126: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

111

Soal Evaluasi Sistem Ekskresi pada Hewan dan Manusia | Kelas XI IPA Semester Ganjil

17. Manakah yang bukan alasan mengapa

pada saat udara dingin, kita sering

mengeluarkan air seni?

a. suhu darah lebih rendah dari

hipotalamus

b. otot aktif dan pembuluh darah

mengkerut

c. aliran darah yang melewati

pembuluh berkurang

d. suhu darah lebih tinggi dari

hipotalamus

e. kecepatan metabolisme dalam

tubuh berkurang

18. Ibu Nike mengalami penyakit diabetes

millitus, dokter mengatakan bahwa

pada pankreas beliau sedikit

menghasilkan insulin. Manakah yang

bukan termasuk dari akibat kekurangan

hormon insulin?

a. kadar gula dalam darah tinggi

b. menderita diabetes mellitus

c. penyerapan air di tubulus distal

menurun

d. jumlah urin menurun

e. sering mengeluarkan urin

19. Dari hasil tes, ternyata urin pak Yudha

mengandung glukosa. Di manakah

terjadinya proses kelainan tersebut?

a. filtrasi

b. augmentasi

c. reabsorpsi

d. defekasi

e. sekresi

20. Pernyataan berikut merupakan ciri-ciri

kelainan pada ginjal:

1) Adanya albumin dan protein dalam

urin

2) Tidak menghasilkan urin sama

sekali

3) Urin yang dikeluarkan banyak dan

encer

4) Adanya gula dalam urin

5) Terjadinya penimbunan di kaki

Manakah yang menunjukkan ciri gagal

ginjal?

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

21. Hasil pemeriksaan laboratorium

menunjukkan bahwa urin penderita

mengandung protein. Di manakah

terjadinya gangguan tersebut?

a. nefron

b. glomerulus

c. tubulus kontortus

d. kapsul bowman

e. hormon antideuretik

22. Seseorang di vonis mengidap penyakit

diabetes millitus. Salah satu akibatnya

sering buang air kecil. Karena kadar

glukosa dalam di urin dan darah sangat

tinggi. Mengapa diabetes militus dapat

terjadi? Karena kegagalan....

a. glomerulus mengadakan filtrasi

b. hati menghasilkan enzim amilase

c. pankreas memproduksi insulin

d. pankreas memproduksi enzim

amilase

e. kelebihan ADH di dalam darah

23. Salah satu alternatif pengobatan bagi

orang yang terkena gagal ginjal adalah

transplantasi ginjal. Sebelum

transplantasi ginjal perlu dilakukan tes

darah terlebih dahulu. Manakah

pernyataan dibawah ini yang bukan

alasan pendukung dilakukannya tes

tersebut?

a. Untuk mendapatkan informasi

seberapa perlu transplantasi ginjal

b. Meyakinkan organ donor memiliki

kecocokan dengan tubuh resipien

c. Resiko terjadinya komplikasi

Page 127: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

112

Soal Evaluasi Sistem Ekskresi pada Hewan dan Manusia | Kelas XI IPA Semester Ganjil

d. Untuk memahami kondisi tubuh

penerima transplan

e. Hanya dilakukan bagi pendonor

yang bukan keluarganya

24. Apa alat ekskresi dan bahan yang

diekskresikan oleh insekta?

a. opistonefros dan asam urat

b. pronefros dan amonia

c. buluh Malpighi dan asam urat

d. nefridium dan asam urat

e. sel api dan amonia

25. Apa alat ekskresi pada planaria?

a. sel api berupa sel-sel yang

memiliki rambut getar

b. pembuluh malpighi berupa

pembuluh yang melekat pada

ujung usus

c. nefridia berupa cerobong yang

memiliki saluran berliku-liku

d. trakea sederhana berupa saluran-

saluran kecil menuju kulit

e. pori-pori yang terdapat pada sisi

tubuh bagian luar

26. Manakah hubungan yang tepat antara

organisme dan alat ekskresinya?

Organisme Alat Ekskresi

a. Planaria Sel hijau

b. Turbinaria Nefridia

c. Cacing tanah Sel api

d. Belalang Pembuluh malpighi

e. Ikan Nefridia

27. Apa ekskret yang dikeluarkan oleh

reptilia?

a. cairan urin

b. feses

c. kristal asam urat

d. amonia

e. ureum

28. Apa alat ekskresi ikan yang berupa

sepasang ginjal yang memanjang?

a. pronefros

b. mesonefros

c. metanefros

d. opistonefros

e. nefros

29. Mengapa hasil ekskresi burung

bercampur dengan feses? Karena....

a. burung hanya memiliki kloaka

b. urin keluar lewat uretra

c. organ ekskresi berhubungan dengan

organ reproduksi

d. ginjal burung menyatu dengan usus

e. saluran ginjal buntu

30. Di hari yang panas, kita sering melihat

anjing terengah-engah dan menjulurkan

lidahnya. Manakah pernyataan yang

bukan alasan pendukung dilakukannya

hal tersebut?

a. Anjing lebih mudah mengalami

hyperthemia

b. Hanya memiliki sejumlah kecil

kelenjar keringat

c. Mengurangi kondisi panas tubuh

d. Memenuhi kekurangan air dalam

tubuh

e. Mengimbangi kecepatan

pengeluaran panas saat suhu tinggi

Page 128: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

113

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Menggunakan LKS Berbasis Learning Cycle 5E)

Kelas Eksperimen

Pertemuan 1

Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Program : XI / IPA

Semester : Genap

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Standar

Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip

hereditas serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada

sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya

pada ikan dan serangga)

Indikator : 3.5.1. Menjelaskan pengertian sistem ekskresi

3.5.2.

3.5.3.

3.5.4.

3.5.5.

Menyebutkan macam-macam organ sistem ekskresi

pada manusia

Menjelaskan struktur masing-masing organ ekskresi

beserta fungsinya.

Menjelaskan proses kerja organ ekskresi manusia.

Mengkaitkan proses kerja organ ekskresi dengan

fenomena sehari-hari.

Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem ekskresi melalui diskusi dan

kajian pustaka.

2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam organ sistem ekskresi pada

manusia melalui diskusi dan kajian pustaka.

3.

4.

5.

Siswa dapat mengidentifikasi struktur masing-masing organ ekskresi beserta

fungsinya melalui diskusi dan kajian pustaka.

Siswa dapat menjelaskan proses kerja organ ekskresi melalui praktikum dan

kajian pustaka.

Siswa dapat mengkaitkan proses kerja organ ekskresi dengan fenomena

sehari-hari.

Page 129: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

114

II. Materi Pembelajaran

1. Materi Fakta

2. Materi Konsep Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh.

Kelebihan air, gas, garam-garam, dan material organik diekskresikan keluar, tetapi

substansi yang esensial untuk fungsi tubuh disimpan. Zat yang dikeluarkan

biasanya dalam bentuk terlarut dan diekskresikan melalui suatu proses filtrasi

selektif.

Page 130: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

115

Sistem ekskresi pada manusia terdiri atas ginjal, kulit, paru-paru, dan hati

yang berfungsi sebagai organ untuk membuang zat sampah/kotoran sisa

metabolisme.

Ginjal:

Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa

metabolisme yang mengandung nitrogen.

Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan

lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medula. Lapisan paling dalam

berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis.

Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap

nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman,

glomerulus yang terdapat di bagian korteks, serta tubulus-tubulus.

Tubulus-tubulus tersebut adalah tubulus kontortus proksimal, tubulus

kontortus distal, tubulus pengumpul, dan lengkung henle yang terdapat

dibagian medula.

Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya.

Substansi yang menyebabkan ketidakseimbangan potensial air pada darah

akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urin.

Paru-paru

Organ paru-paru terdiri dari bronkus, bronkiolus, dan alveolus.

Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses

pernafasan.

Hati

Organ hati dilindungi selaput tipis yang disebut kapsula hepatica.

Kapsula gibson menyatukan antara kelenjar empedu dan pembuluh darah

di dalam hati.

Empedu yang dihasilkan oleh hati berfungsi sebagai pencernaan lemak,

mengaktifkan lipase, mengubah zat yang tak larut dalam air menjadi zat

yang dapat larut dalam air, membantu daya absorpsi lemak pada dinding

usus.

Kulit

Organ kulit tersusun oleh epidermis dan dermis.

Jaringan epidermis tersusun atas stratum basal, stratum spinosum, stratum

granulosum, stratum lusidum, stratum korneum.

Jaringan dermis tersusun atas akar rambut, pembuluh darah, kelenjar

minyak, kelenjar keringat dan ujung saraf.

Fungsi dari kulit sebagai alat ekskresi yaitu sebagai pengatur suhu tubuh,

penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, melindungi tubuh dari

gesekan, panas, zat-zat kimia, dan mengurangi hilangnya air dalam tubuh.

Proses kerja organ ekskresi

Ginjal

Proses pembentukan urin:

Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali) dan augmentasi

(pengeluaran zat):

Filtrasi

Page 131: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

116

Terjadi di kapsul bowman dan glomerulus. Terjadi penyaringan darah.

Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrat

glomerulus atau urin primer.

Reabsorpsi

Terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan sebagian

tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium

di seluruh tubulus ginjal. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain Na+,

K+, Ca

2+, Cl

-, HCO3

-, HbO4

2-, dan sebagian urea. Hasil dari reabsorpsi

yaitu urin sekunder.

Augmentasi

Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus

pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion

Na+, Cl-, dan urea. Dari tubulus pengumpul, urin di bawa ke pelvis

renalis, selanjutnya melalui ureter menuju vesika urinaria yang

merupakan tempat sementara urin.

Paru-paru

Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses

pernapasan. Proses pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara, yaitu:

terlarut dalam plasma darah, berikatan dengan hemoglobin dan dalam

bentuk ion HCO3- melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida.

Kulit

Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Keringat dihasilkan oleh

kelenjar keringat pada lapisan dermis. Kerja keringat berada di bawah

pengaruh pusat pengaturan suhu badan dari sistem saraf pusat

(hipotalamus) dan enzim brandikinin. Pengaturan oleh saraf pusat ini

dirangsang oleh perubahan suhu di pembuluh darah.

Hati

Hati mengekskresikan empedu. Empedu mengandung kolesterol, garam

mineral, garam empedu, serta pigmen yang disebut bilirubin dan

biliverdin. Zat warna empedu dikeluarkan ke usus 12 jari dan dioksidasi

menjadi urobilin. Urobilin berwarna kuning coklat yang berperan

memberi warna pada feses dan urin.

3. Materi Prosedur

a. Pengertian ekskresi

b. Organ-organ ekskresi manusia

c. Proses kerja organ ekskresi

III. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode : Kerja kelompok, tanya jawab dan diskusi

2. Model : Learning Cycle 5e

IV. Kegiatan Pembelajaran

A. Kegiatan awal (20 menit)

Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.

Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai implementasi nilai disiplin.

Guru melakukan pretest

Page 132: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

117

Tahap Engage (Mengajak) Guru mengajukan pertanyaan tentang berkeringat setelah olahraga

kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal mengenai materi

sistem ekskresi

Guru memperlihatkan gambar organ-organ sistem ekskresi melalui

media power point untuk memfokuskan siswa agar lebih

memperhatikan

Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut

Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan pentingnya mempelajari

sistem ekskresi pada manusia.

B. Kegiatan inti (60 menit)

No. Tahap Siklus

Belajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Eksplorasi Membentuk kelompok,

memberi kesempatan

untuk bekerja sama dalam

kelompok kecil secara

mandiri.

Membentuk kelompok

dan siswa bekerja sama

dalam kelompok.

Guru membagikan LKS

berbasis learning cycle 5E

Setiap kelompok

memperoleh LKS

berbasis learning cycle

5E

Guru berperan sebagai

fasilitator.

Setiap kelompok

mendiskusikan dan

membuat prediksi baru

tentang organ-organ

ekskresi beserta

fungsinya.

Mendorong siswa untuk

menjelaskan organ-organ

ekskresi beserta fungsinya

dengan kalimat mereka

sendiri

Mencoba alternatif

pemecahan dengan

teman sekelompok,

mencatat hasil diskusi,

serta mengembangkan

ide-ide baru.

Meminta bukti dan

klarifikasi penjelasan

siswa, mendengar secara

kritis penjelasan

antarsiswa.

Menunjukkan bukti dan

memberi klarifikasi

terhadap ide-ide baru

tentang organ-organ

ekskresi beserta

fungsinya.

Memberi definisi dan

penjelasan dengan

memakai penjelasan siswa

terlebih dahulu sebagai

dasar diskusi.

Mencermati dan

berusaha memahami

penjelasan guru.

2. Penjelasan Mendorong siswa untuk

menjelaskan organ-organ

ekskresi beserta fungsinya

Mencoba memberi

penjelasan terhadap

organ-organ ekskresi

Page 133: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

118

dengan kalimat mereka sendiri.

beserta fungsinya yang ditemukan.

Meminta bukti dan

klarifikasi penjelasan

siswa.

Menggunakan

pengamatan dan catatan

dalam memberi

penjelasan.

Mendengar secara kritis

penjelasan antarsiswa atu

guru

Melakukan pembuktian

terhadap organ-organ

ekskresi beserta

fungsinya yang diajukan.

Memandu diskusi Mendiskusikan.

3. Elaborasi Mengingatkan siswa pada

penjelasan alternatif dan

mempertimbangkan

data/bukti saat mereka

mengeksplorasi situasi

baru.

Menerapkan konsep dan

keterampilan dalam

praktikum fungsi kerja

ginjal.

Mendorong dan

memfasilitasi siswa

mengaplikasi

konsep/keterampilan

dalam setting yang

baru/lain.

Bertanya, mengusulkan

pemecahan, membuat

keputusan, melakukan

percobaan, dan

pengamatan.

C. Kegiatan Penutup (10 menit)

Tahap Evaluasi:

Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa

mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan

pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama

dengan siswa yang lainnya.

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Guru memberi tugas untuk membaca kelainan pada organ ekskresi dan penanggulangannya kepada siswa dan menginformasikan bahan

selanjutnya.

Penugasan Terstruktur (PT) :

Menjelaskan pengertian sistem ekskresi.

Menyebutkan macam-macam organ ekskresi pada manusia.

Mengidentifikasi struktur masing-masing organ ekskresi beserta fungsinya.

Menjelaskan proses kerja organ ekskresi manusia.

Mengkaitkan proses kerja organ ekskresi dengan fenomena sehari-hari.

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :

Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang struktur, fungsi,

dan proses kerja masing-masing organ ekskresi.

Page 134: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

119

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumbe

r:

Bahan

:

Alat : LCD, Laptop, power point, video, LKS

VI. Penilaian

Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang berupa penugasan LKS.

Jakarta, 20 Juli 2013

Mengetahui Peneliti,

Guru Mata Pelajaran,

(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana

NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021

1.

2.

Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)

Rumah Belajar Online Diknas

1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.

2. Rumah Belajar Online Diknas

3. LKS Learning Cycle 5e yang dibuat guru

Page 135: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

120

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Menggunakan LKS Berbasis Learning Cycle 5E)

Kelas Eksperimen

Pertemuan 2

Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Program : XI / IPA

Semester : Genap

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Standar

Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip

hereditas serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada

sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya

pada ikan dan serangga)

Indikator : 3.5.4. Menjelaskan gangguan yang terjadi pada sistem

ekskresi manusia.

3.5.5.

Memberi contoh teknologi untuk penanggulangan

akibat kelainan yang terjadi pada sistem ekskresi.

Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )

III. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :

1. Siswa dapat menjelaskan gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi

manusia melalui diskusi dan kajian pustaka.

2. Siswa dapat memberi contoh teknologi untuk penanggulangan akibat kelainan

yang terjadi pada sistem ekskresi melalui diskusi dan kajian pustaka.

IV. Materi Pembelajaran

4. Materi Fakta

Page 136: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

121

5. Materi Konsep Kelainan-kelainan pada paru-paru, diantaranya adalah:

a. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan

saluran pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut,

bulu, debu atau tekanan psikologis.

b. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan

merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium,

produk petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran

gas di paru-paru.

c. Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh

darahnya terisi udara.

Cara Mengatasi Kelainan Pada Paru-Paru

Upaya menghindari dan mengatasi kelainan-kelainan pada paru-paru adalah dengan

menjalankan pola hidup sehat, diantaranya:

1. Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi

secara teratur

2. Berolah raga dengan teratur

3. Istirahat minimal 6 jam per hari

4. Mengindari konsumsi rokok, minum minuman beralkohol dan narkoba

5. Hindari Stress

Kelainan-Kelainan Pada Hati:

Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah

HEPATITIS atau PENYAKIT KUNING. Disebut demikian karena tubuh penderita

menjadi kekuningan, disebabkan zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh.

Page 137: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

122

Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular melalui makanan,

minuman, jarum suntik dan transfusi darah.

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis yang

utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup banyak dan

digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT.

Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah:

1. Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA)

2. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB)

3. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC)

Cara mengatasi kelainan-kelainan pada hati diantaranya adalah dengan:

1. Pemberian vaksinasi

2. Makan makanan yang sehat

3. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang

4. Berolahraga dengan teratur

5. Sterilisasi penggunaan jarum suntik

6. Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan)

Kelainan Pada Ginjal

Kelainan-kelainan pada ginjal diantaranya adalah gagal ginjal dan batu ginjal.

a. Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat

berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari

zat-zat sisa metabolisme.

Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh:

1. Makan makanan berlemak

2. Kolesterol dalam darah yang tinggi

3. Kurang berolahraga

4. Merokok, dan

5. Minum minuman beralkohol.

Mengatasi Gagal Ginjal

Kemajuan ilmu pengetahuan, memungkinkan fungsi ginjal digantikan.

Penggantian fungsi tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT)

atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni

transplantasi/cangkok ginjal dan dialisis/cuci darah . Dialisis/cuci darah

dibedakan menjadi:

1. HD (Hemodialisis), dialisis dengan bantuan mesin

2. PD (Peritoneal Dialisis), dialisis melalui rongga perut

b. Batu Ginjal

Urine banyak mengandung mineral dan berbagai bahan kimiawi. Urin belum

tentu dapat melarutkan semua itu. Apabila kita kurang minum atau sering

menahan kencing, mineral-mineral tersebut dapat mengendap dan membentuk

batu ginjal.Batu ginjal merupakan kristal yang terlihat seperti batu yang

terbentuk di ginjal. Kristal-kristal tersebut akan berkumpul dan saling berlekatan

untuk membentuk formasi “batu”. Apabila batu tersebut menyumbat saluran

kemih antara ginjal dan kandung kemih, saluran kemih manusia yang mirip

selang akan teregang kuat karena menahan air seni yang tidak bisa keluar. Hal

itu tentu menimbulkan rasa sakit yang hebat.

Mencegah Terjadinya Batu Ginjal

Jangan menahan buang air kemih terlalu lama, karena dapat

menyebabkan kandungan garam dalam urin menjadi pekat

Page 138: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

123

Minumlah air putih yang banyak, minimal 8 gelas sehari, agar urin menjadi lebih encer, batupun menjadi lebih sulit mengendap.

Apabila kita seorang pekerja yang membutuhkan duduk yang terlalu

lama, cobalah untuk bergerak sedikit, dan perbanyaklah berjalan

disekitar tempat duduk.

Sebelum pergi tidur biasakan untuk minum terlebih dahulu, karena malam yang panjang memudahkan air seni yang pekat mengendapkan

batu. c. Diabetes Insipidus

Suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang

menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah

besar air kemih yang sangat encer (poliuri). Diabetes insipidus terjadi akibat

penurunan pembentukan hormon antidiuretik (vasopresin), yaitu hormon yang

secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak.

Cara mengatasi penyebabnya.

Diabetes insipidus diobati dengan mengatasi penyebabnya yaitu

Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) bisa diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa

kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang

normal. Terlalu banyak mengkonsumsi obat ini bisa menyebabkan

penimbunan cairan, pembengkakan dan gangguan lainnya.

Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan

menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.

Kadang diabetes insipidus bisa dikendalikan oleh obat-obatan yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik, seperti klorpropamid,

karbamazepin, klofibrat dan berbagai diuretik (tiazid). Tetapi obat-

obat ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes

insipidus yang berat.

d. Diabetes Melitus Kurangnya produksi zat insulin atau kurang sensitifnya jaringan tubuh

terhadap zat insulin. Hal ini akan mengakibatkan kadar glukosa pada makanan

tidak dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh. Akibatnya kadar gula dalam

darah akan terus meningkat.

Pengobatan

Meskipun terbentuk jaringan parut, fungsi ginjal biasanya kembali normal

setelah pemakaian obat penyebabnya dihentikan. Jika penyebabnya adalah reaksi

alergi, maka pemberian kortikosteroid bisa mempercepat pemulihan fungsi ginjal.

Infeksi saluran kencing merupakan pintu menuju infeksi ginjal, sebab itu

usahakan agar saluran kencing itu bersih, tidak terpapar bakteri, yang misalnya

pada kaum perempuan, umumnya didapat dari kotoran yang keluar dari anus,

yang masuk ke lubang saluran kencing. Bagi kaum lelaki yang sudah berusia di

atas 50 tahun, usahakan memeriksakan prostat sekali setahun.

e. Albuminuria

Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan

urine penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang

bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak

terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak

Page 139: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

124

albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini

antara lain disebabkan oleh kekurangan protein. Cara mencegahnya dengan cara

pengendalian kadar gula darah dan mengurangi derajat albuminuria dengan

pemberian diuretik dosis kecil dan pembatasan asupan protein (0,6-0,8 gram / kg

berat badan per hari).

6. Materi Prosedur

d. Gangguan/penyakit pada sistem ekskresi manusia.

e. Cara penanggulannya.

III. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode : Eksperimen dan diskusi

2. Model : Learning Cycle 5e

IV. Kegiatan Pembelajaran

D. Kegiatan awal (10 menit)

Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.

Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai

implementasi nilai disiplin.

Tahap Engage (Mengajak)

Guru menarik perhatian siswa dengan menunjukkan video tentang suatu organ ekskresi.

Guru mengulas pembelajaran pada pertemuan sebelumnya mengenai

macam-macam dan fungsi organ ekskresi.

Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.

Guru memotivasi siswa dengan mengutarakan urgensi/pentingnya mempelajari keterkaitan proses kerja organ ekskresi dengan gangguan

atau kelainannya.

E. Kegiatan inti (70 menit)

No. Tahap Siklus

Belajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Eksplorasi Membentuk kelompok,

memberi kesempatan

untuk bekerja sama dalam

kelompok kecil secara

mandiri.

Membentuk kelompok

dan siswa bekerja sama

dalam kelompok.

Guru membagikan LKS

berbasis learning cycle 5E

Setiap kelompok

memperoleh LKS

berbasis learning cycle

5E

Guru berperan sebagai

fasilitator.

Setiap kelompok

mendiskusikan dan

membuat prediksi baru

tentang kelainan pada

sistem ekskresi.

Mendorong siswa untuk

menjelaskan proses kerja

Mencoba alternatif

pemecahan dengan

Page 140: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

125

organ ekskresi dan gangguan penyakit dengan

kalimat mereka sendiri

teman sekelompok, mencatat pengamatan,

serta mengembangkan

ide-ide baru.

Meminta bukti dan

klarifikasi penjelasan

siswa, mendengar secara

kritis penjelasan

antarsiswa.

Menunjukkan bukti dan

memberi klarifikasi

terhadap ide-ide baru

tentang proses kerja

organ ekskresi dan

gangguan penyakit.

Memberi definisi dan

penjelasan dengan

memakai penjelasan siswa

terlebih dahulu sebagai

dasar diskusi.

Mencermati dan

berusaha memahami

penjelasan guru.

2. Penjelasan Mendorong siswa untuk

menjelaskan konsep

dengan kalimat mereka

sendiri.

Mencoba memberi

penjelasan terhadap

gangguan penyakit yang

ditemukan.

Meminta bukti dan

klarifikasi penjelasan

siswa.

Menggunakan

pengamatan dan catatan

dalam memberi

penjelasan.

Mendengar secara kritis

penjelasan antarsiswa atu

guru

Melakukan pembuktian

terhadap gangguan

penyakit yang diajukan.

Memandu diskusi Mendiskusikan.

3. Elaborasi Mengingatkan siswa pada

penjelasan alternatif dan

mempertimbangkan

data/bukti saat mereka

mengeksplorasi situasi

baru.

Menerapkan kelainan

sistem ekskresi dengan

penemukan teknologi

atau cara

penanggulannya.

Mendorong dan

memfasilitasi siswa

mengaplikasi

konsep/keterampilan

dalam setting yang

baru/lain.

Siswa merancang

kegiatan praktikum

sesuai langkah kerja pada

LKS kemudian

melakukan pengamatan

dan mencatat hasil

pengamatan selanjutnya

melaporkan dalam

bentuk karya ilmiah.

F. Kegiatan Penutup (10 menit)

Tahap Evaluasi:

Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan

pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama

dengan siswa yang lainnya.

Page 141: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

126

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Guru memberi tugas untuk membaca alat ekskresi pada hewan kepada

siswa dan menginformasikan bahan selanjutnya.

Penugasan Terstruktur (PT) :

Menjelaskan gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi manusia.

Memberi contoh teknologi untuk penanggulangan akibat kelainan yang terjadi

pada sistem ekskresi.

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :

Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang alat ekskresi

pada hewan.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumbe

r:

Bahan

:

Alat : LCD, Laptop, power point, video, LKS

VI. Penilaian

Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang beupa penugasan LKS.

Jakarta, 20 Juli 2013

Mengetahui Peneliti,

Guru Mata Pelajaran,

(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana

NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021

1.

2.

Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)

Rumah Belajar Online Diknas

1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.

2. Rumah Belajar Online Diknas

3. LKS berbasis learning cycle 5E

Page 142: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

127

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Menggunakan LKS Berbasis Learning Cycle 5E)

Kelas Eksperimen

Pertemuan 3

Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Program : XI / IPA

Semester : Genap

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Standar

Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip

hereditas serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada

sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya

pada ikan dan serangga)

Indikator : 3.5.7. Menjelaskan alat ekskresi pada hewan invertebrata.

3.5.8.

3.5.9.

Menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata.

Mengkaitkan alat ekskresi hewan dengan fenomena

sehari-hari.

Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )

V. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :

1. Siswa dapat menjelaskan alat ekskresi pada hewan invertebrata melalui

diskusi dan kajian pustaka.

2.

3.

Siswa dapat menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata melalui diskusi

dan kajian pustaka.

Siswa dapat mengkaitkan alat ekskresi hewan dengan fenomena sehari-hari

VI. Materi Pembelajaran

7. Materi Fakta

Page 143: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

128

8. Materi Konsep

a. Alat ekskresi pada hewan Invertebrata

Cacing pipih

Contohnya pada Planaria. Cairan tubuh yang melewati sel api akan

disaring. Zat-zat sisa yang dikandungnya akan diserap oleh sel api.

Gerakan bulu getar di dalam saluran sel api akan mendorong zat air ke

arah saluran gabungan. Melalui saluran gabungan inilah, akhirnya zatzat

sisa dibuang ke luar melalui lubang ekskresi.

Cacing tanah

Cairan tubuh yang melewati nefridia. Zat-zat yang berguna akan diserap

oleh darah, sedangkan cairan tubuh yang berupa zat sisa yang tidak

berguna seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang tidak

diperlukan tubuh akan ditampung dalam kantong kemih, selanjutnya

dikeluarkan melalui lubang nefridium (nefridiofora).

Serangga

Zat-zat sisa metabolisme yang berupa senyawa nitrogen dari cairan

tubuh diubah menjadi asam urat. Zat ini akan diserap pembuluh

malpighi, terus diangkut ke usus di dalam rektum. Air yang berlebihan

Page 144: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

129

akan diserap oleh usus, sehingga kotoran serangga berupa butiran-

butiran.

b. Alat ekskresi pada hewan Vertebrata

Ikan emas

Alat ekskresi berupa sepasang ginjal berwarna kemerah-merahan,

terletak di antara gelembung udara depan dan belakang. Ginjal

dilengkapi saluran urine, yang muaranya menyatu dengan muara saluran

kelamin, sehingga disebut muara saluran urogenitalia. Ikan-ikan jenis

lain ada yang muara tiga saluran, yaitu saluran urine, kelamin, dan anus

menyatu disebut kloaka.

Ikan air laut banyak minum, sedikit urine. Garam-garam yang

masuk bersama air yang diminum, akan dikeluarkan secara aktif melalui

insang. Ikan air tawar sedikit minum namun banyak mengeluarkan urine.

Di samping itu, ikan air tawar juga menghemat garam dan

membersihkan tubuhnya dan zat-zat sisa senyawa nitrogen.

Katak hijau

Alat ekskresi berupa sepasang ginjal kiri dan kanan. Warnanya

merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Zat

sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari

tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara.

Muara saluran urine, saluran kelamin, dan saluran pencernaan akan

menyatu disebut kloaka.

Kadal

Alat ekskresi berupa sepasang ginjal. Salurannya juga bermuara pada

kloaka (muara saluran urine, saluran kelamin dan saluran pencernaan).

Burung

Alat ekskresi berupa paru-paru, ginjal dan kulit. Ginjal berjumlah

sepasang, berwarna cokelat. Saluran kelamin, saluran ekskresi, dan

saluran pencernaan menyatu bermuara pada kloaka. Burung tidak

mempunyai kantong urine. Urine yang dihasilkan ginjal langsung

bercampur dengan sisa pencernaan di kloaka. Kulit burung tidak

mempunyai keringat, tetapi mempunyai kelenjar minyak yang terdapat

pada tunggingnya. Minyak ini berguna untuk meminyaki bulu.

9. Materi Prosedur

f. Alat Ekskresi Pada Hewan Invertebrata

g. Alat Ekskresi Pada Hewan Vertebrata

III. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode : Kerja kelompok, tanya jawab dan diskusi

2. Model : Learning Cycle 5e

IV. Kegiatan Pembelajaran

G. Kegiatan awal (5 menit)

Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.

Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai

implementasi nilai disiplin.

Page 145: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

130

Tahap Engage (Mengajak)

Guru menarik perhatian siswa dengan menunjukkan video tentang alat

ekskresi pada hewan.

Guru mengulas pembelajaran pada pertemuan sebelumnya mengenai proses kerja dari masing-masing organ ekskresi dan gangguan/penyakit

pada sistem ekskresi.

Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.

Guru memotivasi siswa dengan mengutarakan urgensi/pentingnya mempelajari alat ekskresi pada hewan.

H. Kegiatan inti (60 menit)

No. Tahap Siklus

Belajar Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Eksplorasi Membentuk kelompok,

memberi kesempatan

untuk bekerja sama dalam

kelompok kecil secara

mandiri.

Membentuk kelompok

dan siswa bekerja sama

dalam kelompok.

Guru membagikan LKS

berbasis learning cycle 5E

Setiap kelompok

memperoleh LKS

berbasis learning cycle

5E

Guru berperan sebagai

fasilitator.

Setiap kelompok

mendiskusikan dan

membuat prediksi baru

tentang pada hewan.

Mendorong siswa untuk

menjelaskan alat-alat

ekskresi pada hewan

dengan kalimat mereka

sendiri

Mencoba alternatif

pemecahan dengan

teman sekelompok,

mencatat hasil diskusi,

serta mengembangkan

ide-ide baru.

Meminta bukti dan

klarifikasi penjelasan

siswa, mendengar secara

kritis penjelasan

antarsiswa.

Menunjukkan bukti dan

memberi klarifikasi

terhadap ide-ide baru

tentang alat ekskresi pada

hewan.

Memberi definisi dan

penjelasan dengan

memakai penjelasan siswa

terlebih dahulu sebagai

dasar diskusi.

Mencermati dan

berusaha memahami

penjelasan guru.

2. Penjelasan Mendorong siswa untuk

menjelaskan alat ekskresi

pada hewan dengan

kalimat mereka sendiri.

Mencoba memberi

penjelasan terhadap alat

ekskresi pada hewan

yang ditemukan.

Meminta bukti dan

klarifikasi penjelasan

Menggunakan

pengamatan dan catatan

Page 146: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

131

siswa. dalam memberi penjelasan.

Mendengar secara kritis

penjelasan antarsiswa atu

guru

Melakukan pembuktian

terhadap alat ekskresi

pada hewan yang

diajukan.

Memandu diskusi Mendiskusikan.

3. Elaborasi Mengingatkan siswa pada

penjelasan alternatif dan

mempertimbangkan

data/bukti saat mereka

mengeksplorasi situasi

baru.

Menerapkan alat ekskresi

pada hewan pada

fenomena baru dengan

diskusi sebuah artikel

terkait.

Mendorong dan

memfasilitasi siswa

mengaplikasi

konsep/keterampilan

dalam setting yang

baru/lain.

Siswa mencatat hasil

temuan selanjutnya

melaporkan dalam

bentuk presentasi.

I. Kegiatan Penutup (25 menit)

Tahap Evaluasi:

Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan

pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama

dengan siswa yang lainnya.

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Guru melakukan posttest.

Penugasan Terstruktur (PT) :

Menjelaskan alat ekskresi paada hewan invertebrata.

Menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata.

Mengkaitkan alat ekskresi pada hewan dengan fenomena sehari-hari

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :

Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang alat ekskresi

pada hewan.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumbe

r:

Bahan

:

1.

2.

Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)

Rumah Belajar Online Diknas

1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.

2. Rumah Belajar Online Diknas

3. LKS berbasis learning cycle 5E

Page 147: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

132

Alat : LCD, Laptop, power point, video, LKS

VI. Penilaian

Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang penugasan LKS

Jakarta, 20 Juli 2013

Mengetahui Peneliti,

Guru Mata Pelajaran,

(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana

NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021

Page 148: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

133

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Menggunakan LKS Biasa)

Kelas Kontrol

Pertemuan 1

Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Program : XI / IPA

Semester : Genap

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Standar

Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip

hereditas serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada

sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya

pada ikan dan serangga)

Indikator : 3.5.1. Menjelaskan pengertian sistem ekskresi

3.5.2.

3.5.3.

Menyebutkan macam-macam organ sistem ekskresi

pada manusia

Mengidentifikasi struktur masing-masing organ

ekskresi beserta fungsinya.

Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem ekskresi melalui diskusi dan

kajian pustaka.

2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam organ sistem ekskresi pada

manusia melalui diskusi dan kajian pustaka.

3.

Siswa dapat mengidentifikasi struktur masing-masing organ ekskresi beserta

fungsinya melalui diskusi dan kajian pustaka.

Page 149: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

134

II. Materi Pembelajaran

1. Materi Fakta

2. Materi Konsep

Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolismedari tubuh.

Kelebihan air, gas, garam-garam, dan material organik diekskresikan

keluar, tetapi substansi yang esensial untuk fungsi tubuh disimpan. Zat

yang dikeluarkan biasanya dalam bentuk terlarut dan diekskresikan

melalui suatu proses filtrasi selektif.

Page 150: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

135

Sistem ekskresi pada manusia terdiri atas ginjal, kulit, paru-paru, dan hati

yang berfungsi sebagai organ untuk membuang zat sampah/kotoran sisa

metabolisme. Ginjal:

Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen. Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medula. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus yang terdapat di bagian korteks, serta tubulus-tubulus. Tubulus-tubulus tersebut adalah tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul, dan lengkung henle yang terdapat dibagian medula. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidakseimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urin.

Paru-paru Organ paru-paru terdiri dari bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses pernafasan.

Hati Organ hati dilindungi selaput tipis yang disebut kapsula hepatica. Kapsula gibson menyatukan antara kelenjar empedu dan pembuluh darah di dalam hati. Empedu yang dihasilkan oleh hati berfungsi sebagai pencernaan lemak, mengaktifkan lipase, mengubah zat yang tak larut dalam air menjadi zat yang dapat larut dalam air, membantu daya absorpsi lemak pada dinding usus.

Kulit Organ kulit tersusun oleh epidermis dan dermis. Jaringan epidermis tersusun atas stratum basal, stratum spinosum, stratum

granulosum, stratum lusidum, stratum korneum. Jaringan dermis tersusun atas akar rambut, pembuluh darah, kelenjar minyak, kelenjar keringat dan ujung saraf. Fungsi dari kulit sebagai alat ekskresi yaitu sebagai pengatur suhu tubuh, penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, melindungi tubuh dari gesekan, panas, zat-zat kimia, dan mengurangi hilangnya air dalam tubuh.

3. Materi Prosedur

a. Pengertian ekskresi

b. Organ-organ ekskresi manusia

III. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode : Kerja kelompok, tanya jawab dan diskusi

2. Model : Direct Instruction

Page 151: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

136

IV. Kegiatan Pembelajaran

A. Kegiatan awal (20 menit)

Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.

Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai

implementasi nilai disiplin.

Guru melakukan pretest

Fase orientasi

Guru mengajukan pertanyaan tentang berkeringat setelah olahraga kepada

siswa untuk menggali pengetahuan awal mengenai materi sistem ekskresi

Guru memperlihatkan gambar organ-organ sistem ekskresi melalui media power point untuk memfokuskan siswa agar lebih memperhatikan

Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut

Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan pentingnya mempelajari sistem ekskresi pada manusia.

B. Kegiatan inti (60 menit)

Fase Presentasi

Guru menyiapkan gambar yang akan ditayangkan.

Guru menayangkan gambar tentang macam-macam organ sistem ekskresi melalui power point dan menjelaskan materi tersebut.

Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa

Siswa secara individu mengamati gambar yang ditayangkan untuk

mengetahui macam-macam orgam ekskresi secara cermat dan teliti

sebagai ungkapan rasa ingin tahu

Siswa mencatat hasil temuan. Fase Latihan Terstruktur

Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan awal.

Perwakilan peserta didik di minta untuk menjelaskan fungsi pentingnya sistem ekskresi

Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah

Fase Latihan Terbimbing

Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok.

Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan macam-macam organ ekskresi dengan penuh tanggung jawab

Siswa mendiskusikan tentang struktur dan fungsi organ ekskresi yang ada pada LKS secara cermat dan penuh rasa ingin tahu

Guru meminta setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dengan penuh tanggung jawab.

Fase Latihan Mandiri

Guru memberi tugas rumah untuk mengerjakan soal yang ada di LKS

yang berkaitan dengan fungsi organ ekskresi

C. Kegiatan Penutup (10 menit)

Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan

Page 152: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

137

pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama

dengan siswa yang lainnya.

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Guru memberi tugas untuk membaca proses kerja dari masing-masing

organ ekskresi kepada siswa dan menginformasikan bahan selanjutnya.

Penugasan Terstruktur (PT) :

Menjelaskan pengertian sistem ekskresi.

Menyebutkan macam-macam organ ekskresi pada manusia.

Mengidentifikasi struktur masing-masing organ ekskresi beserta fungsinya.

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :

Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang proses kerja

masing-masing organ ekskresi dan gangguan penyakitnya.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumbe

r:

Bahan :

Alat : LCD, Laptop, power point, LKS

VI. Penilaian

Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang penugasan LKS.

Jakarta, 20 Juli 2013

Mengetahui Peneliti,

Guru Mata Pelajaran,

(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana

NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021

1.

2.

Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)

Rumah Belajar Online Diknas

1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.

2. Rumah Belajar Online Diknas

3. LKS MAN 11 Jakarta

Page 153: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

138

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Menggunakan LKS Biasa)

Kelas Kontrol

Pertemuan 2

Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Program : XI / IPA

Semester : Genap

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Standar

Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip

hereditas serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada

sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya

pada ikan dan serangga)

Indikator : 3.5.4.

3.5.5

Menjelaskan proses kerja dari masing-masing organ

ekskresi pada manusia.

Mengkaitkan proses kerja organ ekskresi dengan

fenomena sehari-hari

3.5.6.

3.5.7.

Menjelaskan gangguan/kelainan yang terjadi pada

sistem ekskresi pada manusia.

Memberi contoh teknologi untuk penanggulangan

akibat kelainan yang terjadi pada sistem ekskresi.

Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )

III. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :

1. Siswa dapat menjelaskan proses kerja dari masing-masing organ ekskresi

melalui diskusi dan kajian pustaka.

2. Siswa dapat menjelaskan gangguan/penyakit yang terjadi pada sistem

ekskresi melalui diskusi dan kajian pustaka.

Page 154: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

139

IV. Materi Pembelajaran

4. Materi Fakta

5. Materi Konsep

Ginjal

Proses pembentukan urin:

Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali) dan augmentasi

(pengeluaran zat):

Page 155: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

140

Filtrasi

Terjadi di kapsul bowman dan glomerulus. Terjadi penyaringan darah.

Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrat

glomerulus atau urin primer.

Reabsorpsi

Terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan sebagian

tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium

di seluruh tubulus ginjal. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain Na+,

K+, Ca

2+, Cl

-, HCO3

-, HbO4

2-, dan sebagian urea. Hasil dari reabsorpsi

yaitu urin sekunder.

Augmentasi

Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus

pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion

Na+, Cl-, dan urea. Dari tubulus pengumpul, urin di bawa ke pelvis

renalis, selanjutnya melalui ureter menuju vesika urinaria yang

merupakan tempat sementara urin.

Paru-paru

Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses

pernapasan. Proses pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara, yaitu:

terlarut dalam plasma darah, berikatan dengan hemoglobin dan dalam

bentuk ion HCO3- melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida.

Kulit

Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Keringat dihasilkan oleh

kelenjar keringat pada lapisan dermis. Kerja keringat berada di bawah

pengaruh pusat pengaturan suhu badan dari sistem saraf pusat

(hipotalamus) dan enzim brandikinin. Pengaturan oleh saraf pusat ini

dirangsang oleh perubahan suhu di pembuluh darah.

Hati

Hati mengekskresikan empedu. Empedu mengandung kolesterol, garam

mineral, garam empedu, serta pigmen yang disebut bilirubin dan

biliverdin. Zat warna empedu dikeluarkan ke usus 12 jari dan dioksidasi

menjadi urobilin. Urobilin berwarna kuning coklat yang berperan

memberi warna pada feses dan urin.

Kelainan pada sistem ekskresi antara lain:

Nefritis: kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman, biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus.

Batu ginjal: terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih.

Albuminuria: adanya albumin dalam urin merupakan indikasi adanya

kerusakan pada membran kapsul endotelium.

Glikosuria: adanya glukosa dalam urin menunjukkan adanya kerusakan pada tabung ginjal.

Hematuria: adanya sel darah merah dalam urin. Disebabkan peradangan pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada batu

ginjal.

Ketosis: adanya senyawa keton dalam darah.

Diabetes millitus: disebabkan pankreas tidak menghasilkan atau hanya sedikit sekali menghasilkan insulin.

Diabetes Insipidus: penyakit yang menyebabkan penderita mengeluarkan urin terlalu banyak karena kekurangan hormon ADH.

Page 156: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

141

6. Materi Prosedur

c. Proses kerja organ ekskresi:

1) Ginjal

2) Paru-paru

3) Kulit

4) hati

d. Gangguan/penyakit pada sistem ekskresi manusia

III. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode : Kerja kelompok, Tanya jawab dan diskusi

2. Model : Direct Instruction

IV. Kegiatan Pembelajaran

A. Kegiatan awal (20 menit)

Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.

Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai

implementasi nilai disiplin.

Fase orientasi

Guru menarik perhatian siswa dengan menunjukkan video tentang suatu organ ekskresi.

Guru mengulas pembelajaran pada pertemuan sebelumnya mengenai macam-macam dan fungsi organ ekskresi.

Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.

Guru memotivasi siswa dengan mengutarakan urgensi/pentingnya mempelajari keterkaitan proses kerja organ eksresi dengan gangguan atau

kelainannya.

B. Kegiatan inti (60 menit)

Fase Presentasi

Guru menyiapkan materi yang akan ditayangkan.

Guru menayangkan materi tentang proses kerja organ sistem ekskresi

melalui power point dan menjelaskan materi tersebut.

Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa

Siswa secara individu mengamati gambar yang ditayangkan untuk mengetahui proses kerja orgam ekskresi secara cermat dan teliti sebagai

ungkapan rasa ingin tahu

Siswa mencatat hasil temuan. Fase Latihan Terstruktur

Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-

latihan awal.

Perwakilan peserta didik di minta untuk menjelaskan proses kerja ginjal sistem ekskresi

Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah

Fase Latihan Terbimbing

Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok.

Guru Membimbing siswa dalam mendiskusikan proses kerja organ

ekskresi yang ada pada LKS secara cermat dan penuh rasa ingin tahu.

Page 157: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

142

Setiap kelompok mengkaitkan proses kerja organ ekskresi dengan

kehidupan sehari-hari seperti pembentukan urin, berkeringat dan bernafas

serta gangguan/penyakit yang terdapat pada sistem ekskresi.

Secara meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusinya ke depan kelas dengan penuh tanggung jawab.

Fase Latihan Mandiri

Guru memberi tugas rumah untuk mengerjakan soal yang ada di LKS yang berkaitan dengan fungsi organ ekskresi

C. Kegiatan Penutup (10 menit)

Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan

pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama

dengan siswa yang lainnya.

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Guru memberi tugas untuk membaca alat ekskresi pada hewan kepada

siswa dan menginformasikan bahan selanjutnya.

Penugasan Terstruktur (PT) :

Menjelaskan proses kerja dari masing-masing organ ekskresi pada manusia.

Menjelaskan gangguan/penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi pada

manusia.

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :

Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang alat ekskresi

pada hewan.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumbe

r

Bahan

Alat : LCD, Laptop, power point, LKS

VI. Penilaian

Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang penugasan LKS.

Jakarta, 20 Juli 2013

Mengetahui Peneliti,

Guru Mata Pelajaran,

(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana

NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021

1.

2.

Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)

Rumah Belajar Online Diknas

1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.

2. Rumah Belajar Online Diknas

3. LKS MAN 11 Jakarta

Page 158: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

143

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Menggunakan LKS Biasa)

Kelas Kontrol

Pertemuan 3

Satuan Pendidikan : MAN 11 Jakarta

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Program : XI / IPA

Semester : Genap

Tahun Pelajaran : 2013/2014

Standar

Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip

hereditas serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan

proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada

sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya

pada ikan dan serangga)

Indikator : 3.5.7. Menjelaskan alat ekskresi pada hewan invertebrata.

3.5.8.

3.5.9.

Menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata.

Mengkaitkan alat ekskresi hewan dengan fenomena

sehari-hari.

Alokasi Waktu : 2x 45 menit ( 1 Pertemuan )

V. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :

1. Siswa dapat menjelaskan alat ekskresi pada hewan invertebrata melalui

diskusi dan kajian pustaka.

2.

3.

Siswa dapat menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata melalui diskusi

dan kajian pustaka.

Siswa dapat menjelaskan mengkaitkan alat ekskresi hewan dengan fenomena

sehari-hari.

VI. Materi Pembelajaran

7. Materi Fakta

Page 159: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

144

8. Materi Konsep

a. Alat ekskresi pada hewan Invertebrata

Cacing pipih

Contohnya pada Planaria. Cairan tubuh yang melewati sel api akan

disaring. Zat-zat sisa yang dikandungnya akan diserap oleh sel api.

Gerakan bulu getar di dalam saluran sel api akan mendorong zat air ke

arah saluran gabungan. Melalui saluran gabungan inilah, akhirnya zatzat

sisa dibuang ke luar melalui lubang ekskresi.

Cacing tanah

Cairan tubuh yang melewati nefridia. Zat-zat yang berguna akan diserap

oleh darah, sedangkan cairan tubuh yang berupa zat sisa yang tidak

berguna seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang tidak

diperlukan tubuh akan ditampung dalam kantong kemih, selanjutnya

dikeluarkan melalui lubang nefridium (nefridiofora).

Serangga

Zat-zat sisa metabolisme yang berupa senyawa nitrogen dari cairan

tubuh diubah menjadi asam urat. Zat ini akan diserap pembuluh

malpighi, terus diangkut ke usus di dalam rektum. Air yang berlebihan

Page 160: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

145

akan diserap oleh usus, sehingga kotoran serangga berupa butiran-

butiran.

b. Alat ekskresi pada hewan Vertebrata

Ikan emas

Alat ekskresi berupa sepasang ginjal berwarna kemerah-merahan,

terletak di antara gelembung udara depan dan belakang. Ginjal

dilengkapi saluran urine, yang muaranya menyatu dengan muara saluran

kelamin, sehingga disebut muara saluran urogenitalia. Ikan-ikan jenis

lain ada yang muara tiga saluran, yaitu saluran urine, kelamin, dan anus

menyatu disebut kloaka.

Ikan air laut banyak minum, sedikit urine. Garam-garam yang

masuk bersama air yang diminum, akan dikeluarkan secara aktif melalui

insang. Ikan air tawar sedikit minum namun banyak mengeluarkan urine.

Di samping itu, ikan air tawar juga menghemat garam dan

membersihkan tubuhnya dan zat-zat sisa senyawa nitrogen.

Katak hijau

Alat ekskresi berupa sepasang ginjal kiri dan kanan. Warnanya

merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Zat

sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk dari

tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine sementara.

Muara saluran urine, saluran kelamin, dan saluran pencernaan akan

menyatu disebut kloaka.

Kadal

Alat ekskresi berupa sepasang ginjal. Salurannya juga bermuara pada

kloaka (muara saluran urine, saluran kelamin dan saluran pencernaan).

Burung

Alat ekskresi berupa paru-paru, ginjal dan kulit. Ginjal berjumlah

sepasang, berwarna cokelat. Saluran kelamin, saluran ekskresi, dan

saluran pencernaan menyatu bermuara pada kloaka. Burung tidak

mempunyai kantong urine. Urine yang dihasilkan ginjal langsung

bercampur dengan sisa pencernaan di kloaka. Kulit burung tidak

mempunyai keringat, tetapi mempunyai kelenjar minyak yang terdapat

pada tunggingnya. Minyak ini berguna untuk meminyaki bulu.

9. Materi Prosedur

a. Alat Ekskresi Pada Hewan Invertebrata

b. Alat Ekskresi Pada Hewan Vertebrata

III. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode : Kerja kelompok, tanya jawab dan diskusi

2. Model : Direct Instruction

IV. Kegiatan Pembelajaran

A. Kegiatan awal (20 menit)

Mengucapkan salam dan doa sebagai implementasi nilai religius.

Pengkondisian kelas dilanjutkan dengan pembiasaan sebagai

implementasi nilai disiplin.

.

Page 161: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

146

Fase orientasi

Guru menarik perhatian siswa dengan menunjukkan video tentang alat

ekskresi pada hewan.

Guru mengulas pembelajaran pada pertemuan sebelumnya mengenai proses kerja dari masing-masing organ ekskresi dan gangguan/penyakit

pada sistem ekskresi.

Guru mengulas tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.

Guru memotivasi siswa dengan mengutarakan urgensi/pentingnya

mempelajari alat ekskresi pada hewan.

B. Kegiatan inti (60 menit)

Fase Presentasi

Guru menyiapkan materi yang akan ditayangkan.

Guru menayangkan materi tentang alat ekskresi pada hewan melalui power point dan menjelaskan materi tersebut.

Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa

Siswa secara individu mengamati gambar yang ditayangkan untuk

mengetahui alat ekskresi pada hewan secara cermat dan teliti sebagai

ungkapan rasa ingin tahu

Siswa mencatat hasil temuan.

Fase Latihan Terstruktur

Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-

latihan awal.

Perwakilan peserta didik di minta untuk menjelaskan alat ekskresi pada hewan serangga dan ikan.

Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah

Fase Latihan Terbimbing

Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok.

Guru membimbing siswa untuk menerapkan konsep dalam situasi baru

atau konteks yang berbeda yaitu tentang mengidentifikasi alat ekskresi

pada hewan invertebrata dan vertebrata.

Siswa mengidentifikasi alat ekskresi pada hewan invertebrata seperti pada

serangga dan pada hewan vertebrata seperti ikan dengan penuh rasa ingin

tahu.

Siswa mendiskusikan perbedaan antara alat ekskresi pada hewan

invertebrata dan vertebrata secara kelompok dengan penuh tanggung

jawab.

Secara klasikal guru dan siswa membahas hasil diskusi tiap kelompok.

Fase Latihan Mandiri

Guru memberi tugas untuk mengerjakan soal yang ada di LKS yang berkaitan dengan alat ekskresi hewan.

Page 162: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

147

C. Kegiatan Penutup (10 menit)

Guru meninjau kembali dengan bertanya kepada salah seorang siswa mengenai materi yang telah diajarkan atau siswa dapat mengajukan

pertanyaan terbuka kepada guru dan mencari jawabannya bersama-sama

dengan siswa yang lainnya.

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

Guru melakukan posttest.

Penugasan Terstruktur (PT) :

Menjelaskan alat ekskresi pada hewan invertebrata.

Menjelaskan alat ekskresi pada hewan vertebrata.

Mengkaitkan alat ekskresi hewan dengan fenomena sehari-hari

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :

Mencari informasi melalui internet atau kajian pustaka tentang alat ekskresi

pada hewan.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumber:

Bahan :

Alat : LCD, Laptop, power point, LKS

VI. Penilaian

Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang berupa penugasan LKS.

Jakarta, 20 Juli 2013

Mengetahui Peneliti,

Guru Mata Pelajaran,

(Sulistiyowati, S.Pd) Ika Eliza Cholistyana

NIP.19671005199603 2 002 NIM.109016100021

1

2

Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk. (80 s/d 85)

Rumah Belajar Online Diknas

1. Buku Biologi Elangga XII D.A.Prawiti, dkk.

2. Rumah Belajar Online Diknas

3. LKS MAN 11 Jakarta

Page 163: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

148

Page 164: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

149

Page 165: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

150

Page 166: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

151

Page 167: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

152

Page 168: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

153

Page 169: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

154

Page 170: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

155

Page 171: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

156

Page 172: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

157

Page 173: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

158

Page 174: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

159

Page 175: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

160

Page 176: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

161

Page 177: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

162

Page 178: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

163

Page 179: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

164

Page 180: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 181: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 182: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 183: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 184: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 185: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 186: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 187: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 188: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 189: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 190: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

175

Lampiran 9

KUNCI JAWABAN LKS LEARNING CYCLE 5E

Pertemuan Tahapan No. Soal Kunci Jawaban

1 Explore 1 Beras dan air cucian mewakili sebagai model darah dalam arteri giinjal

2 Corong dan kain kasa mewakili sebagai model ginjal

3 Air dalam cucian beras dalam gelas kimia yang telah disaring mewakili sebagai model urin dalam

saluran pengumpul

4 Tahapan 1: filtrasi, bertempat di kapsul bowman dan glomerulus, hasilnya berupa urin primer

Tahapan 2: reabsorpsi, bertempat di tubulus proksimal, lengkung henle dan sebagian di tubulus distal,

hasilnya berupa urin sekunder.

Tahapan 3: augmentasi, bertempat di sebagian tubulus distal dan tubulus pengumpul, hasilnya uriin

sesungguhnya.

Explain A, B, C, D A. Ginjal

Gambar I:

1. Korteks : regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara

menyaring darah

2. Pelvis: tempat penyimpanan urin sementara di ginjal sebelum disalurkan ke kantonng kemih

melalui ureter

3. Ureter: menyalurkan urin dari ginjal menuju kantong kemih

4. Medula: pengumpul hasil penyaringan darah pada korteks

Gambar II:

1. Glomerulus: menyaring darah

2. Kapsul bownman: menampung hasil filtrasi yang berbentuk urin primer

3. Tubulus proksimal: sebagai tempat reabsorpsi (proses penyerapan kembali zat-zat yang

masih berguna).

4. Lengkung henle: mengatur lalu lintas urin agar tidak kembali ke tubulus proksimal

Page 191: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

176

5. Tubulus distal: menerima zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi (augmentasi) dan menyerap

kelebihan air

6. Tubulus pengumpul: mengumpulkan urin yang telah diproses nefron

B. Kulit

1. Rambut: memperluas daerah penyerapan air dan mineral atau menahan penguapan air

2. Kelenjar lemak (minyak): menghasilkan minyak untuk melembabkan rambut

3. Folikel rambut: melindungi tunas rambut

4. Otor halus: menegakkan rambut pada saat merasa dingin atau takut

5. Kelenjar keringat: menghasilkan keringat dan pengatur suhu tubuh

6. Neuron sensorik: meneruskan impuls atau rangsangan dari reseptor ke sistem saraf pusat

C. Hati

1. Vena hepatika: mengumpulkan darah dari sinusoid hepatica (pelebaran kapiler hati) dan

smeua vena centralis bersatu disini

2. Saluran empedu: menghubungkan hati dan kantong empedu

3. Kantong empedu: menyimpan empedu (cairan pencernaan yang dihasilkan oleh hati)

D. Paru-paru

1. Trakea: menyaring benda-benda asing yang ikut masuk ke dalam saluran pernafasan

2. Bronkus: memungkinkan udara lewat dengan bebas ke paru-paru

3. Bronkiolus: penghubung oksigen agar masuk ke paru-paru

4. Alveolus: tempat terjadinya O2 dan CO2

Elaborate 1 Jika jumlah air yang diminum sedikit, konsentrasi protein darah meningkat dan konsentrasi air

menurun. Oleh karena itu, tekanan koloid protein meningkat sehingga tekanan filtrasinya menjadi

bertambah. Akibatnya, air yang diserap bertambah. Sehingga urin yang diproduksi menurun. Itulah

sebabnya, makin sedikit minum, makin sedikit konsentrasi urin yang dikeluarkan.

2 Narkoba yang masuk kedalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing sama halnya saat kita

meminum obat. Oleh karena itu didalam tubuh narkoba akan dinetralisir dihati dan dibuang melalui

ginjal sehingga masuk ke urin. Atas dasar itu urine dapat dijadikan tes untuk melihat apakah seseorang

tersebut mengkonsumsi narkoba atau tidak.

Page 192: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

177

3 Saat dingin, suhu darah lebih rendah daripada hipotalamus yang mengaktifkan pusat panas, sehingga

otot aktif dan pembuluh darah mengkerut. Hal ini dilakukan dengan cara mengurangi aliran darah yang

melewati pembeuluh darah permukaan dan mengurangi pembentukan keringat, dan menyebabkan

pengeluaran urin meningkat.

Saat panas, suhu darah lebih tinggi daripada hipotalamus yang mengaktifkan pusat dingin sehingga

pembuluh darah mengembang dan keluarlah keringat.

Evaluate 1 Ekskresi adalah pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabulisme yg menghasilkan

organisme,seperti keringat pd manusia.

Fungsi ekskresi:

a. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari tubuh.

b. Mengatur konsentrsi dan cairan tubuh(osmoregulasi).

c. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi).

d. Homeostasis.

2 Bagian-bagian nefron:

a. Glomerulus: menyaring darah

b. Kapsul bownman: menampung hasil filtrasi yang berbentuk urin primer

c. Tubulus proksimal: sebagai tempat reabsorpsi (proses penyerapan kembali zat-zat yang masih

berguna).

d. Lengkung henle: mengatur lalu lintas urin agar tidak kembali ke tubulus proksimal

e. Tubulus distal: menerima zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi (augmentasi) dan menyerap kelebihan

air

f. Tubulus pengumpul: mengumpulkan urin yang telah diproses nefron

3 Pembentukan urin terjadi di ginjal oleh nephron. Prosesnya:

Filtrasi / penyaringan darah yang terjadi pada glomerulus, dihasilkan urin primer yang masih

mengandung zat-zat yang berguna dan zat-zat yang tak berguna. Zat-zat yang terdapat pada urin

primer: air, gula, garam, asam amino, urea, asam ureat.

Reabsorpsi / penyerapan kembali za-zat yang masih berguna pada tubulus kontortus proksimal,

misalnya air, gula, asam amino, garam, mineral. Hasilnya dinamakan urin sekunder.

Page 193: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

178

Augmentasi / mengeluarkan zat-zat sisa yang tidak berguna dan tidak dapat dismpan dalamtubuh

dan reabsorpsi air pada tubulus kontortus distal, menghasilkan urin sesungguhnya yang akan keluar

melalui pelvis renalis, ureter, urinaria, uretra, keluar tubuh.

4 Volume air yang dikeluarkan dalam tubuh manusia bergantung pada:

Hormon anti diuretik (ADH) akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karema

meningkatkan permeabilitias sel terhadap air.

Jumlah air yang diminum

Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen

Banyak sedikitnya hormon insulin

Banyaknnya garam yang harus dikeluarkan

5 Kerja kelenjar keringat berada di bawah pengaruh pusat pengaturan suhu badan dari sistem saraf pusat

(hipotalamus) dan enzim brandikinin. Jika darah yang melalui hipotalamus suhunya lebih rendah dari

normal, maka saraf pusat pencapai panas akan mengeluarkan rangsangan ke kulit untuk menurunkan

kecepatan hilangnya panas. Hal ini dilakukan dengan cara mengurangi aliran darah yang melewati

pembuluh dara pemukaan dan mengurangi pembentukan keringat. Sebaliknya, jika darah yang melewati

hipotalamus suhunya lebih tinggi, maka saraf pusat kehilangan panas dan akan mengurangi kecepatan

metabolisme, menghentikan menggigil, dan meningkatkan kecepatan hilangnya panas lewat kulit.

2 Explore

dan

explain

Artikel

gangguan

sistem

ekskresi

A. Gangguan Pada Ginjal

a. Batu ginjal: batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga

ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih.

b. Nefritis: nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman.

c. Glukosuria: glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine.

d. Albuminuria: albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan

protein lain dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat filtrasi.

e. Hematuria: hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine.

Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat

gesekan batu ginjal.

Page 194: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

179

f. Gagal ginjal: gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi. Kegagalan salah satu

ginjal ini akan diambil alih tugasnya oleh ginjal lain.

B. Gangguan Pada Hati

a. Hepatitis: hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus.

b. Penyakit kuning: penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang

mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari,

sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning.

c. Sirosis hati: sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah

sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati.

d. Kanker hati: kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker

hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC).

C. Gangguan Pada Paru-Paru

a. Asma: asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan

penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru.

b. Tubrculosis (TBC): TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini

dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.

c. Pneumonia: penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-

paru khususnya di alveolus.

d. Emfisema: emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus.

e. Bronkitis: penyakit bronkitis disebabkan oleh peradangan pada bronkus (saluran yang

membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau

virus.

f. Sinusitis: sinusitis adalah infeksi dalam rongga sinus yaitu rongga berisi udara

yang letaknya dalam rongga kepala di sekitar hidung.

g. Pleuritis: pleuritis adalah peradangan pada pleura, yang merupakan, lembab berlapis ganda

membran yang mengelilingi paru-paru dan garis tulang rusuk.

D. Gangguan Pada Kulit

Page 195: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

180

a. Skabies: kudis (scabies) adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini memiliki gejala

gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari.

b. Panu: panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur.

c. Biduran: biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan dan alergi bahan kimia.

d. Kanker kulit: penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang

berlebihan.

Elaborate

(Artikel

transplanta

si ginjal)

1 Sebelum seseorang ditetapkan untuk melakukan transplantasi ginjal, orang tersebut akan menjalani

serangkaian tes darah dan tes diagnostik. Tes darah berguna untuk mendapatkan informasi yang akan

membantu menentukan seberapa perlunya transplantasi segera dilakukan. Selain itu, tes tersebut untuk

meyakinkan organ donor yang didapat memiliki kecocokan dengan tubuh penerimanya sehingga tubuh

penerima transplan tidak menolak organ tersebut. Tes diagnostik berguna untuk memahami kondisi

tubuh penerima transplan secara keseluruhan sehingga mengurangi resiko terjadinya komplikasi saat

melakukan operasi transplantasi.

2 Ginjal merupakan organ yang sangat penting dalam tubuh kita. Organ ini menjadi organ utama dalam

pemeliharaan keadaan stabil dinamis lingkungan cairan tubuh, memegang peranan penting dalam

pembuangan sisa-sisa metabolisme, regulasi volume esktraselular, keseimbangan elektrolit, dan

keseimbangan asam dan basa tubuh.

Manusia bisa hidup dengan hanya satu ginjal. Sebenarnya, tubuh manusia tidak memerlukan dua ginjal,

fungsi-fungsi di atas dapat dijalankan oleh satu ginjal saja. Banyak orang yang lahir dengan satu ginjal.

Sebagian besar dari mereka menjalani hidup tanpa mengetahui bahwa mereka hanya memiliki satu

ginjal. Tidak ada insiden peningkatan gagal ginjal pada orang yang lahir dengan satu ginjal, atau

mengalami gagal ginjal karena satu ginjal diangkat. Orang dengan satu ginjal dapat hidup seperti biasa,

bahkan tidak ada pengaturan makanan tertentu kecuali ginjal yang tertinggal memang memiliki

masalah.

3 Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada hasil transplantasi ginjal, yaitu:

Mencuci tangan dengan bersih sebelum dan sesudah merawat pasien adalah cara efektif untuk

menurunkan organisme di lingkungan resipien

Page 196: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

181

Membersihkan kateter dan perineum sekitar meatus uretra dengan sabun dan air setiap 8 jam

menurunkan infeksi traktus urinarius.

Mengganti selang intravena setiap hari demikian halnya bila terkontaminasi juga akan menurunkan

resiko sepsis.

Mengganti balutan yang basah dengan sering akan menyingkirkan media yang sangat baik untuk

pertumbuhan organisme.

4 Salah satu teknologi yang dapat digunakan transplantasi ginjal adalah Laparoskopi adalah suatu teknik

operasi yang menggunakan alat-alat berdiameter 5 hingga 12 mm untuk menggantikan tangan dokter

bedah melakukan prosedur bedah dalam rongga perut.

5 Transplantasi ginjal sudah banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia para penderita gangguan ginjal.

Berdasarkan data terakhir (29 Juni 2013) dari jumlah 100 ribu tersebut diperkirakan sebanyak 50 ribu

orang melakukan terapi dialisis, kemudian pengobatan CAPD 30.000 pada pasien gagal ginjal atau

sebesar 30 persen, dan 20 persen dari prosentase dimana sebanyak 20 ribu orang untuk pasien yang

melakukan operasi transplantasi ginjal.

Sumber http://health.okezone.com/read/2013/06/28/482/829220/redirect

Evaluate 1 a. Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urin. Adanya albumin dalam urin merupakan

indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endotelium.

b. Glukosuria adalah ditemukannya glukosa dalam urin. Adanya glukosa dalam urin menunjukkan

adanya kerusakan pada tabung ginjal.

c. Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin. Hematuria disebabkan peradangan

pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada batu ginjal.

2 Batu Ginjal, terbentuk dari adanya pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal,

atau kandung kemih. Bentuk batu binjal seperti kristal yang tidak dapat larut. Kandungan zat yang ada

di dalamnya adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebab adanya endapan

garam ini karena penderita terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral, sedangkan air di konsumsi

hanya sedikit. Selain itu, dipengaruhi perilaku buruk penderita yang sering menahan buang air kecil.

3 Kelainan pada paru-paru:

a. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang

Page 197: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

182

diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.

b. Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab

lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi.

Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.

c. Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara.

4 Para ahli bedah dalam kasus transplantasi ginjal adalah penolakan organ yang dicangkokkan oleh tubuh

pasien. Dengan kata lain, tubuh pasien sering menolak organ yang dicangkokkan ke dalam tubuhnya.

Oleh karena itu, pendonor ginjal lebih diutamakan dari keluarga dekat pasien sendiri yang

memungkikan kecocokan dalam segi golongan darah ABO maupun rhesus.

5 Akibat seseorang kekurangan insulin:

a. Kadar gula dalam darah tinggi

b. Menderita diabetes millitus

c. Penyerapan air di tubulus distal menurun

d. Sering mengeluarkan urin

3 Explore 1 Tubuh ikan air laut cepat mengalami dehidrasi karena air laut memiliki kadar garam yang sangat tinggi

di bandingkan dengan kadar garam dalam tubuh ikan laut sendiri sehingga menyebabkan ikan air laut

cepat mengalami dehidrasi.

2 Karena pada ikan air tawar di glomelurus yang jumlahnya lebih banyak dari pada ikan air laut sehingga

menyebabkan ikan air tawar lebih cepat penyaringan metabolisme.

3

Perbedaan Ikan air tawar Ikan air laut

1 Keadaan lingkungan hipotonis √

2 Keadaan lingkungan hipertonik √

3Mmudah mengalami dehidrasi √

4Mudah mengalami kelebihan cairan. √

5Mengekskresi amonia dan aktif menyerap

ion anorganik melalui insang

Page 198: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

183

6Mengekskresikan sampah nitrogen berupa

Trimetilamin oksida (TMO) yang memberi

bau khas dan menghasilkan ion-ion lewat

insang

7Mengeluarkan urine dalam jumlah besar √

8. Mengeluarkan urine sedikit. √

Explain 1 Alat ekskresi pada hewan invertebrata

No Hewan Alat ekskresi Sisa metabolisme

1 Cacing pipih Sel api atau

protonefridium

Nitrogen

2 Annelida Metanefridium Amonia dan ureum

3 Protozoa Vakuola berdenyut CO2

4 Coelenterata dan Porifera Sel tubuh ke epidermis CO2

5 Insekta Pembuluh malpighi Asam urat

2 Alat ekskresi pada hewan vertebrata

No Hewan Alat ekskresi Sisa metabolisme

1 Ikan Ginjal mesonefros CO2, H2O, Urea

2 Amphibi Ginjal mesonefros Urea

3 Reptilia Ginjal mesonefros Asam urat

4 Aves Ginjal mesonefros Asam urat

Elaborate 1 Hewan-hewan yang memiliki sedikit kelenjar keringat, seperti anjing, menurunkan temperatur tubuh

dengan membuka mulutnya sambil menjulurkan lidah (terengah-engah), sehingga air menguap dari

rongga mulut dan pharynx-nya.

2 Anjing hanya memiliki sejumlah kecil kelenjar keringat yang terdapat pada footpads (tapak kaki).

Namun pengaturan panas tubuh pada anjing secara fisiologis terutama dilakukan dengan panting

(peningkatan frekuensi pernafasan) yang terlihat dengan cara anjing menjulurkan lidahnya. Sayangnya

mekanisme ini kurang efektif untuk mengimbangi kecepatan pengeluaran panas saat suhu tubuh tinggi

Page 199: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

184

mengingat ventilasi yang terbatas bila dibandingkan dengan manusia yang dapat mengalokasikan 70%

pengeluaran panas tubuh melalui kelenjar keringat. Itu sebabnya panas tubuh anjing lebih cepat

meningkat dibandingkan dengan manusia.

3 Anjing lebih banyak mengalami masalah ketika menghadapi cuaca yang terlalu panas dibandingan

cuaca yang terlalu dingin. Bagaimanapun juga semua nenek moyang mereka berasal dan terbiasa

dengan iklim Utara. Ketika suhu meningkat, anjing memiliki insting untuk mendinginkan tubuh

mereka, termasuk mengurangi aktifitas mereka, terengah-engah, rebahan didaerah yang lebih dingin,

mengeluarkan keringat melalui tapak kaki, meningkatkan detak jantung mereka, dan menjulurkan lidah

mereka keluar lebih jauh dan lebih jauh lagi. Hal ini juga melebarkan pembuluh darah dikulit dan

menggantinya dengan menghangatkan darah dengan permukaan kulit dingin. Hal ini lebih sering terjadi

didaerah paha, dimana kulit didaerah tersebut lebih tipis.

Evaluate 1 Pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api atau buluh malpighi, sedangkan alat eksresi pada

manusia dan vertebrata lainnya adalah ginjal, paru-paru, kulit, hati, dan mesonefros.

2 Pada katak jantan saluran kelamin dan urin bersatu dengan jantung sedangkan katak betina kedua

saluran tersebut terpisah antarasaluran kelamin dan urin.

3 Pembuluh malpighi berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan

benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus.

4 Akibat dari ikan air laut tidak memilki glomelurus adalah mekanisme filtiasi tidak terjadi dan reabsorpsi

pada tubulus terjadi pada skala kecil.

5 Ikan Tawar Ikan Laut (asin)

Ikan air tawar memiliki konsentrasi

garam yang lebih tinggi dari lingkungan

sekitarnya. Hal itu menyebabkan ikan

harus mempertahankan konsentrasi

garam dalam tubuhnya dengan cara

mengeluarkan air melalui mekanisme

hiperosmosis.

Ikan air asin memiliki konsentrasi

garam yang lebih rendah dari

lingkungan sekitarnya. Ikan air asin

mencegah kehilangan air dan

penumpukan garam melalui mekanisme

hipo osmosis.

Page 200: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

185

Lampiran 10

RUBRIK PENILAIAN LKS BERBASIS LEARNING CYCLE 5E

Pertemuan Tahapan No. Soal Kriteria Bobot

1 Explore 1 Jika dapat menjawab dengan tepat 1

Jika tidak dapat menjawab dengan tepat 0

2 Jika dapat menjawab dengan tepat 1

Jika tidak dapat menjawab dengan tepat 0

3 Jika dapat menjawab dengan tepat 1

Jika tidak dapat menjawab dengan tepat 0

4 Jika melengkapi tahapan pembentukan urin dengan tepat 1

Jika melengkapi tempat terjadinya pembentukan urin dengan tepat 1

Jika melengkapi hasil dari setiap proses pembentukan urin dengan tepat 1

Explain A Jika melengkapi nama bagian ginjal sesuai gambar yang ditunjuk dengan tepat 1

Jika melengkapi fungsi bagian ginjal sesuai gambar yang ditunjuk dengan tepat 2

Jika melengkapi nama bagian nefron sesuai gambar yang ditunjuk dengan tepat 1

Jika melengkapi fungsi bagian nefron sesuai gambar yang ditunjuk dengan tepat 2

B Jika melengkapi nama bagian kulit sesuai gambar yang ditunjuk dengan tepat 1

Jika melengkapi fungsi bagian kulit sesuai gambar yang ditunjuk dengan tepat 1

C Jika melengkapi nama bagian hati sesuai gambar yang ditunjuk dengan tepat 1

Jika melengkapi fungsi bagian hati sesuai gambar yang ditunjuk dengan tepat 1

D Jika melengkapi nama bagian paru-paru sesuai gambar yang ditunjuk dengan tepat 1

Jika melengkapi fungsi bagian paru-paru sesuai gambar yang ditunjuk dengan tepat 1

Elaborate 1 Jika menjelaskan faktor yang mempengaruhi volume urin dengan tepat, penjelasan

mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Page 201: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

186

Jika menjelaskan faktor yang mempengaruhi volume urin dengan tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

3

Jika menjelaskan faktor yang mempengaruhi volume urin kurang tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

2

Jika menjelaskan faktor yang mempengaruhi volume urin kurang tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan tidak runut.

1

2 Jika menjelaskan urin dapat digunakan sebagai tes narkoba dengan tepat, penjelasan

mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan urin dapat digunakan sebagai tes narkoba dengan tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

3

Jika menjelaskan urin dapat digunakan sebagai tes narkoba kurang tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

2

Jika menjelaskan urin dapat digunakan sebagai tes narkoba kurang tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan tidak runut.

1

3 Jika menjelaskan pengaruh suhu terhadap pengeluaran urin dan keringat dengan tepat,

penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan pengaruh suhu terhadap pengeluaran urin dan keringat dengan tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

3

Jika menjelaskan pengaruh suhu terhadap pengeluaran urin dan keringat kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

2

Jika menjelaskan pengaruh suhu terhadap pengeluaran urin dan keringat kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan

tidak runut.

1

Evaluate 1 Jika menjelaskan pengertian sistem ekskresi dan fungsinya dengan tepat, bahasa yang

digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan pengertian sistem ekskresi dan fungsinya dengan tepat, bahasa yang

digunakan kurang jelas .

3

Jika menjelaskan pengertian sistem ekskresi dan fungsinya kurang tepat, bahasa yang 2

Page 202: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

187

digunakan kurang jelas dan runut.

Jika menjelaskan pengertian sistem ekskresi dan fungsinya kurang tepat, bahasa yang

digunakan tidak jelas dan runut.

1

2 Jika menyebutkan dan menjelaskan bagian-bagian nefron dengan tepat, bahasa yang

digunakan jelas dan runut.

4

Jika menyebutkan dan menjelaskan bagian-bagian nefron dengan tepat, bahasa yang

digunakan kurang jelas .

3

Jika menyebutkan dan menjelaskan bagian-bagian nefron kurang tepat, bahasa yang

digunakan kurang jelas dan runut.

2

Jika menyebutkan dan menjelaskan bagian-bagian nefron kurang tepat, bahasa yang

digunakan tidak jelas dan runut.

1

3 Jika menjelaskan proses pembentukan urin dan tempat berlangsungnya dengan tepat,

bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan proses pembentukan urin dan tempat berlangsungnya dengan tepat,

bahasa yang digunakan kurang jelas .

3

Jika menjelaskan proses pembentukan urin dan tempat berlangsungnya kurang tepat,

bahasa yang digunakan kurang jelas dan runut.

2

Jika menjelaskan proses pembentukan urin dan tempat berlangsungnya kurang tepat,

bahasa yang digunakan tidak jelas dan runut.

1

4 Jika menjelaskan faktor yang mempengaruhi volume urin dengan tepat, bahasa yang

digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan faktor yang mempengaruhi volume urin dengan tepat, bahasa yang

digunakan kurang jelas .

3

Jika menjelaskan faktor yang mempengaruhi volume urin kurang tepat, bahasa yang

digunakan kurang jelas dan runut.

2

Jika menjelaskan faktor yang mempengaruhi volume urin kurang tepat, bahasa yang

digunakan tidak jelas dan runut.

1

5 Jika menjelaskan pengaruh suhu terhadap pengeluaran keringat dengan tepat, bahasa

yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan pengaruh suhu terhadap pengeluaran keringat dengan tepat, bahasa

yang digunakan kurang jelas .

3

Jika menjelaskan pengaruh suhu terhadap pengeluaran keringat kurang tepat, bahasa 2

Page 203: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

188

yang digunakan kurang jelas dan runut.

Jika menjelaskan pengaruh suhu terhadap pengeluaran keringat kurang tepat, bahasa

yang digunakan tidak jelas dan runut.

1

NILAI LKS PERTEMUAN 1 92

2 Explore dan

explain

Artikel

gangguan

sistem

sekskresi

Jika menjelaskan gangguan sistem ekskresi dan penyebabnya dengan tepat,

penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

12

Jika menjelaskan gangguan sistem ekskresi dan penyebabnya dengan tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

8

Jika menjelaskan gangguan sistem ekskresi dan penyebabnya kurang tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan gangguan sistem ekskresi dan penyebabnya kurang tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan tidak runut.

2

Elaborate

(Artikel

transplantasi

ginjal)

1 Jika menjelaskan pentingnya tes darah sebelum melakukan transplantasi ginjal

dengan tepat, penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan

runut.

8

Jika menjelaskan pentingnya tes darah sebelum melakukan transplantasi ginjal

dengan tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan

jelas dan runut.

6

Jika menjelaskan pentingnya tes darah sebelum melakukan transplantasi ginjal kurang

tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan

runut.

4

Jika menjelaskan pentingnya tes darah sebelum melakukan transplantasi ginjal kurang

tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas

dan tidak runut.

2

2 Jika menjelaskan kemungkinan seseorang hidup dengan satu ginjal dengan tepat,

penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

8

Jika menjelaskan kemungkinan seseorang hidup dengan satu ginjal dengan tepat, 6

Page 204: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

189

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

Jika menjelaskan kemungkinan seseorang hidup dengan satu ginjal kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan kemungkinan seseorang hidup dengan satu ginjal kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan

tidak runut.

2

3 Jika menjelaskan faktor lingkungan terhadap ginjal hasil transplantasi dengan tepat,

penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

8

Jika menjelaskan faktor lingkungan terhadap ginjal hasil transplantasi dengan tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

6

Jika menjelaskan faktor lingkungan terhadap ginjal hasil transplantasi kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan faktor lingkungan terhadap ginjal hasil transplantasi kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan

tidak runut.

2

4 Jika menyebutkan dan menjelaskan teknologi yang digunakan untuk transplantasi

ginjal dengan tepat, penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas

dan runut.

8

Jika menyebutkan dan menjelaskan teknologi yang digunakan untuk transplantasi

ginjal dengan tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang

digunakan jelas dan runut.

6

Jika menyebutkan dan menjelaskan teknologi yang digunakan untuk transplantasi

ginjal kurang tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang

digunakan jelas dan runut.

4

Jika menyebutkan dan menjelaskan teknologi yang digunakan untuk transplantasi

ginjal kurang tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang

digunakan tidak jelas dan tidak runut.

2

5 Jika memberi bukti dan sumber data hasil transplantasi ginjal telah banyak digunakan 8

Page 205: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

190

masyarakat dengan tepat, penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang

digunakan jelas dan runut.

Jika memberi bukti dan sumber data hasil transplantasi ginjal telah banyak digunakan

masyarakat dengan tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang

digunakan jelas dan runut.

6

Jika memberi bukti dan sumber data hasil transplantasi ginjal telah banyak digunakan

masyarakat kurang tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang

digunakan jelas dan runut.

4

Jika memberi bukti dan sumber data hasil transplantasi ginjal telah banyak digunakan

masyarakat kurang tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang

digunakan tidak jelas dan tidak runut.

2

Evaluate 1 Jika menjelaskan istilah kelainan pada sistem ekskresi dengan tepat, bahasa yang

digunakan jelas dan runut.

8

Jika menjelaskan istilah kelainan pada sistem ekskresi dengan tepat, bahasa yang

digunakan kurang jelas .

6

Jika menjelaskan istilah kelainan pada sistem ekskresi kurang tepat, bahasa yang

digunakan kurang jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan istilah kelainan pada sistem ekskresi kurang tepat, bahasa yang

digunakan tidak jelas dan runut.

2

2 Jika menjelaskan penyebab batu ginjal dengan tepat, penjelasan mendukung jawaban,

dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

8

Jika menjelaskan penyebab batu ginjal dengan tepat, penjelasan kurang mendukung

jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

6

Jika menjelaskan penyebab batu ginjal kurang tepat, penjelasan kurang mendukung

jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan penyebab batu ginjal kurang tepat, penjelasan kurang mendukung

jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan tidak runut.

2

3 Jika menyebutkan dan menjelaskan kelainan yang terjadi pada paru-paru dengan

tepat, bahasa yang digunakan jelas dan runut.

8

Page 206: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

191

Jika menyebutkan dan menjelaskan kelainan yang terjadi pada paru-paru dengan tepat, bahasa yang digunakan kurang jelas .

6

Jika menyebutkan dan menjelaskan kelainan yang terjadi pada paru-paru kurang

tepat, bahasa yang digunakan kurang jelas dan runut.

4

Jika menyebutkan dan menjelaskan kelainan yang terjadi pada paru-paru kurang

tepat, bahasa yang digunakan tidak jelas dan runut.

2

4 Jika menjelaskan alasan keluarga terdekat lebih diutamakan untuk donor ginjal

dengan tepat, penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan

runut.

8

Jika menjelaskan alasan keluarga terdekat lebih diutamakan untuk donor ginjal

dengan tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan

jelas dan runut.

6

Jika menjelaskan alasan keluarga terdekat lebih diutamakan untuk donor ginjal

kurang tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan

jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan alasan keluarga terdekat lebih diutamakan untuk donor ginjal

kurang tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan

tidak jelas dan tidak runut.

2

5 Jika menjelaskan akibat seseorang kekurangan insulin dengan tepat, penjelasan

mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

8

Jika menjelaskan akibat seseorang kekurangan insulin dengan tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

6

Jika menjelaskan akibat seseorang kekurangan insulin kurang tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan akibat seseorang kekurangan insulin kurang tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan tidak runut.

2

NILAI LKS PERTEMUAN 2 92

3 Explore 1 Jika menjelaskan penyebab tubuh ikan laut cepat mengalami dehidrasi dengan tepat, 5

Page 207: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

192

penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

Jika menjelaskan penyebab tubuh ikan laut cepat mengalami dehidrasi dengan tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan penyebab tubuh ikan laut cepat mengalami dehidrasi kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

3

Jika menjelaskan akibat seseorang kekurangan insuli penyebab tubuh ikan laut cepat

mengalami dehidrasi kurang tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban, dan

bahasa yang digunakan tidak jelas dan tidak runut.

2

2 Jika menjelaskan alasan ikan air tawar lebih cepat penyaringan metabolismenya

dibanding dengan ikan air laut dengan tepat, penjelasan mendukung jawaban, dan

bahasa yang digunakan jelas dan runut.

5

Jika menjelaskan alasan ikan air tawar lebih cepat penyaringan metabolismenya

dibanding dengan ikan air laut dengan tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban,

dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan alasan ikan air tawar lebih cepat penyaringan metabolismenya

dibanding dengan ikan air laut kurang tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban,

dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

3

Jika menjelaskan alasan ikan air tawar lebih cepat penyaringan metabolismenya

dibanding dengan ikan air laut kurang tepat, penjelasan kurang mendukung jawaban,

dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan tidak runut.

2

3 Jika menentukan perbedaan osmoregulasi pada ikan air tawar dan ikan laut dengan

tepat

1

Jika tidak menentukan perbedaan osmoregulasi pada ikan air tawar dan ikan laut

dengan tepat

0

Explain 1

Jika melengkapi alat ekskresi pada hewan invertebrata dengan tepat 1

Jika melengkapi hasil sisa metabolisme pada hewan invertebrara dengan tepat 1

2 Jika melengkapi alat ekskresi pada hewan vertebrata dengan tepat 1

Page 208: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

193

Jika melengkapi hasil sisa metabolisme pada hewan vertebrara dengan tepat 1

Elaborate 1 Jika menjelaskan alasan anjing menjulurkan lidahnya disaat panas dengan tepat,

penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

8

Jika menjelaskan alasan anjing menjulurkan lidahnya disaat panas dengan tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

6

Jika menjelaskan alasan anjing menjulurkan lidahnya disaat panas kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan alasan anjing menjulurkan lidahnya disaat panas kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan

tidak runut.

2

2 Jika menjelaskan alasan anjing mudah mengalami hypotermia dengan tepat,

penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

8

Jika menjelaskan alasan anjing mudah mengalami hypotermia dengan tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

6

Jika menjelaskan alasan anjing mudah mengalami hypotermia kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan alasan anjing mudah mengalami hypotermia kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan

tidak runut.

2

3 Jika menjelaskan cara anjing mendinginkan diri disaat panas dengan tepat, penjelasan

mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

8

Jika menjelaskan cara anjing mendinginkan diri disaat panas dengan tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

6

Jika menjelaskan cara anjing mendinginkan diri disaat panas kurang tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan cara anjing mendinginkan diri disaat panas kurang tepat, penjelasan

kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan tidak runut.

2

Evaluate 1 Jika menyebutkan perbedaan alat ekskresi pada hewan invertebrata, manusia dan 8

Page 209: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

194

vertebrata lainnya dengan tepat, bahasa yang digunakan jelas dan runut.

Jika menyebutkan perbedaan alat ekskresi pada hewan invertebrata, manusia dan

vertebrata lainnya dengan tepat, bahasa yang digunakan kurang jelas .

6

Jika menyebutkan perbedaan alat ekskresi pada hewan invertebrata, manusia dan

vertebrata lainnya kurang tepat, bahasa yang digunakan kurang jelas dan runut.

4

Jika menyebutkan perbedaan alat ekskresi pada hewan invertebrata, manusia dan

vertebrata lainnya kurang tepat, bahasa yang digunakan tidak jelas dan runut.

2

2 Jika menyebutkan perbedaan alat ekskresi pada katak jantan dan betina dengan tepat,

bahasa yang digunakan jelas dan runut.

8

Jika menyebutkan perbedaan alat ekskresi pada katak jantan dan betina dengan tepat,

bahasa yang digunakan kurang jelas .

6

Jika menyebutkan perbedaan alat ekskresi pada katak jantan dan betina kurang tepat,

bahasa yang digunakan kurang jelas dan runut.

4

Jika menyebutkan perbedaan alat ekskresi pada hewan katak jantan dan betina kurang

tepat, bahasa yang digunakan tidak jelas dan runut.

2

3 Jika menyebutkan fungsi dari malpighi pada belalang dengan tepat, bahasa yang

digunakan jelas dan runut.

8

Jika menyebutkan fungsi dari malpighi pada belalang dengan tepat, bahasa yang

digunakan kurang jelas .

6

Jika menyebutkan fungsi dari malpighi pada belalang kurang tepat, bahasa yang

digunakan kurang jelas dan runut.

4

Jika menyebutkan fungsi dari malpighi pada belalang kurang tepat, bahasa yang

digunakan tidak jelas dan runut.

2

4 Jika menjelaskan akibat ikan laut tidak memiliki glomerulus dengan tepat, bahasa

yang digunakan jelas dan runut.

8

Jika menjelaskan akibat ikan laut tidak memiliki glomerulus dengan tepat, bahasa

yang digunakan kurang jelas .

6

Jika menjelaskan akibat ikan laut tidak memiliki glomerulus kurang tepat, bahasa

yang digunakan kurang jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan akibat ikan laut tidak memiliki glomerulus kurang tepat, bahasa

yang digunakan tidak jelas dan runut.

2

Page 210: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

195

5 Jika menjelaskan alasan ikan tawar berasa asin dan ikan laut tidak asin dengan tepat,

penjelasan mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

8

Jika menjelaskan alasan ikan tawar berasa asin dan ikan laut tidak asin dengan tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

6

Jika menjelaskan alasan ikan tawar berasa asin dan ikan laut tidak asin kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan jelas dan runut.

4

Jika menjelaskan alasan ikan tawar berasa asin dan ikan laut tidak asin kurang tepat,

penjelasan kurang mendukung jawaban, dan bahasa yang digunakan tidak jelas dan

tidak runut.

2

NILAI LKS PERTEMUAN 3 100

Keterangan:

Skor tiap pertemuan =

Page 211: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

196

Lampiran 11

REKAPITULASI NILAI LKS KELAS EKSPERIMEN

No. Nama Pertemuan

Jumlah Nilai Akhir

LKS 1 2 3

1 Alifi Chiganjati 80 76 74 230 78,00

2 Amalia Distiningtyas 82 74 82 238 78,00

3 Amelya Razak 65 78 78 221 82,67

4 Annas Yafi Reyhan 77 72 82 231 76,33

5 Annisa L, 82 74 82 238 81,00

6 Atika F, 77 72 82 231 76,33

7 Filzha Nabilah N. 69 78 77 224 82,33

8 Hulliyaturrobiah 65 78 78 221 77,00

9 Ihsan Y,S, 82 74 82 238 77,00

10 Indira Eka Wulandari 69 78 77 224 78,33

11 Inka Detiana P. 82 74 82 238 73,00

12 Intan Kamila 77 72 82 231 72,33

13 Irma Wahyuni 80 76 74 230 76,67

14 Izza Aulia Putri 69 78 77 224 76,00

15 Maitri Raudhatul M, 82 74 82 238 77,00

16 Maudhy Fadillah 80 76 74 230 77,33

17 Muhammad Adam A 80 76 74 230 80,33

18 Muhammad Gahtan S 69 78 77 224 80,00

19 Mus'ad Al-Habib 65 78 78 221 77,67

20 Mutiara El Zahrah 77 72 82 231 77,00

21 Nabillah Nurul F, 65 78 78 221 85,00

22 Nada Fitriah 69 78 77 224 80,67

23 Nanda R, 82 74 82 238 77,00

24 Netha Nabila 77 72 82 231 74,00

25 Nia Darmawati 80 76 74 230 77,00

26 Nidaul Millah 82 74 82 238 78,00

27 Nur Afifah 69 78 77 224 76,67

28 Nur Azizah 65 78 78 221 82,67

29 Nurul Fitroh F, 77 72 82 231 76,33

30 Rina Izzatul Azmi 77 72 82 231 79,00

31 Sartika Oktaviyani 80 76 74 230 77,00

32 Sembada Isnan 69 78 77 224 76,67

33 Siti Aisyatunnadiya 65 78 78 221 82,67

34 Syifa Sabrina 80 76 74 230 76,67

35 Taufik H, 65 78 78 221 77,67

36 Umar Said 65 78 78 221 77,67

Rata-rata 76,19

Page 212: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

197

REKAPITULASI NILAI LKS KELAS KONTROL

No. Nama Pertemuan

Jumlah Nilai Akhir

LKS 1 2 3

1 Aina Deviyanti 80 76 78 234 76,67

2 Amalia Zahra 75 74 85 234 79,33

3 Atikah Tri Suharti 90 80 78 248 73,67

4 Awanda Fitri 75 72 82 229 77,00

5 Desi Ulfa 82 74 87 243 79,33

6 Desti Rahmawati 75 72 82 229 77,00

7 Diaz Maulana 90 80 77 247 74,67

8 Fatimah F, Farhan 75 78 78 231 73,67

9 Gita Suci Pratiwi 75 74 82 231 79,33

10 Hendriyono 70 80 85 235 74,67

11 Hilmiyaturrobiah 75 74 70 219 79,33

12 Ibnu Harfain 75 72 70 217 77,00

13 Iranti Safriyana 80 76 74 230 76,67

14 M, Arif Ramadhan 70 80 78 228 74,67

15 Mardhafillah Thasa 75 74 82 231 79,33

16 Masria 80 76 76 232 76,67

17 M, Fajar Syauqillah 80 76 85 241 76,67

18 M, Regi Prianda 75 80 85 240 74,67

19 M, Zolalivio 80 75 78 233 73,67

20 Mustika Rahayu A, 77 72 82 231 77,00

21 Nabilah 90 80 85 255 73,67

22 Nabilah Humairo 75 80 87 242 74,67

23 Nahla Qurrotu’ain 75 74 82 231 79,33

24 Nur Ridha Hidayati 75 72 75 222 77,00

25 Nurfadhylah 80 76 75 231 76,67

26 Nurfaizah Syaqifah 75 74 85 234 79,33

27 Nurul Hiidayah 75 80 75 230 74,67

28 Nurul Maida 90 80 78 248 73,67

29 Rafi Mahmud Zain 75 72 82 229 77,00

30 Rahmania 75 72 90 237 77,00

31 Rio Hartono 80 76 75 231 76,67

32 Risna Saputri 75 80 75 230 74,67

33 Siti Zuchriyyah 90 80 78 248 73,67

34 Sofa Marwah 80 76 74 230 76,67

35 Tri Wahyu Adhi N, 75 80 78 233 73,67

36 Zakianti 75 80 78 233 73,67

Rata-rata 78,03

Page 213: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

198

Lampiran 12

DATA NILAI PRETEST KELAS KONTROL

No, Nama

SOAL DAN KUNCI JAWABAN

TTL Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

C B C C A B A C A B A A A B A D D D A E D C E C A D C B A D

1 Aina D. 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 16 53

2 Amalia 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 17 57

3 Atikah 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 10 33

4 Awanda 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 17 57

5 Desi U. 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 18 60

6 Desti R. 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 12 40

7 Diaz M. 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 13 43

8 Fatimah 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 18 60

9 Gita S.P 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 16 53

10 Hendri 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 12 40

11 Hilmiya 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 12 40

12 Ibnu 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 14 47

13 Iranti S. 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 16 53

14 M, Arif 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 15 50

15 Mardha 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 17 57

16 Masria 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 9 30

17 M, Fajar 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 15 50

18 M, Regi 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13 43

19 M. Zola 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 9 30

20 Mustika 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 16 53

Page 214: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

199

21 Nabilah 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 14 47

22 Nabilah 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 11 37

23 Nahla Q 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 14 47

24 N.Ridha 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 18 60

25 Nurfadh 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 17 57

26 Nurfaiza 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 15 50

27 Nurul H. 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 15 50

28 Nurul M 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 12 40

29 Rafi 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 15 50

30 Rahma 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 15 50

31 Rio H. 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 14 47

32 Risna . 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 9 30

33 Siti Z. 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 14 47

34 Sofa 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 17 57

35 Tri W. 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 10 33

36 Zakianti 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 16 53

Mean 47,33

Standar Deviasi 8,98

Page 215: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

200

DATA NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN

No. Nama

SOAL DAN KUNCI JAWABAN

TTL Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

C B C C A B A C A B A A A B A D D D A E D C E C A D C B A D

1 Alifi C. 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 8 27

2 Amalia 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 8 27

3 Amelya 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 11 37

4 Annas . 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 17

5 Annisa 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 15 50

6 Atika F, 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 9 30

7 Filzha N. 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 9 30

8 Hulliyat 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 33

9 Ihsan 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 15 50

10 Indira 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 7 23

11 Inka D. 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 8 27

12 Intan K. 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 11 37

13 Irma W. 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 10 33

14 Izza A.P. 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 10 33

15 Maitri . 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 8 27

16 Maudhy 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 11 37

17 M Adam 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 11 37

18 M Gahtan 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 20

19 Mus'ad 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 7 23

20 Mutiara 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 10 33

Page 216: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

201

21 Nabillah 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 12 40

22 Nada 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 12 40

23 Nanda R, 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 11 37

24 Netha N. 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 9 30

25 Nia D. 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 15 50

26 Nidaul 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 11 37

27 Afifah 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 10 33

28 Nur A. 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 14 47

29 Nurul F. 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 9 30

30 Rina I.A. 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 14 47

31 Sartika O. 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 11 37

32 Sembada 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 8 27

33 Siti Aisya 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 14 47

34 Syifa S. 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 15 50

35 Taufik H, 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 10 33

36 Umar S. 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 10 33

Mean 34,69

Standar Deviasi 8,81

Page 217: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

202

DATA NILAI POSTEST KELAS KONTROL

No Nama

SOAL DAN KUNCI JAWABAN

TTL Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

B A B B A A C C B A A D C D A C C E E A D B A D C A C D D A

1 Aina D. 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23 77

2 Amalia 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 20 67

3 Atikah 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21 70

4 Awanda 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 20 67

5 Desi U. 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 21 70

6 Desti R. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 21 70

7 Diaz M. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 19 63

8 Fatimah 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 22 73

9 Gita S. 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 19 63

10 Hendri 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 20 67

11 Hilmiya 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 20 67

12 Ibnu H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22 73

13 Iranti S. 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 19 63

14 M, Arif 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 17 57

15 Mardha 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 83

16 Masria 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 16 53

17 M, Fajar 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 18 60

18 M, Regi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22 73

19 M, Zola 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 57

20 Mustika 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 20 67

21 Nabilah 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 77

22 Nabilah 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 17 57

23 Nahla Q 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 23 77

Page 218: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

203

24 N.Ridha 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 19 63

25 Nurfadh 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 20 67

26 Nurfaiza 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 18 60

27 Nurul H 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 77

28 Nurul 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 20 67

29 Rafi M 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21 70

30 Rahma 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 80

31 Rio H. 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 17 57

32 Risna . 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 15 50

33 S. Zuhri 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 21 70

34 Sofa 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 20 67

35 Tri W. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 21 70

36 Zakianti 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 19 63

Mean 67,00

Standar Deviasi 7,65

Page 219: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

204

DATA NILAI POSTEST KELAS EKSPERIMEN

No, Nama

SOAL DAN KUNCI JAWABAN TTL Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

B A B B A A C C B A A D C D A C C E E A D B A D C A C D D A

1 Alifi C. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25 83

2 Amalia 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 77

3 Amelya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25 83

4 Annas 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25 83

5 Annisa 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21 70

6 Atika F, 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90

7 Filzha 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 83

8 Hulliya 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 21 70

9 Ihsan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28 93

10 Indira 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 26 87

11 Inka 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22 73

12 Intan K. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27 90

13 Irma W. 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 83

14 Izza A. 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22 73

15 Maitri 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 23 77

16 Maudhy 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26 87

17 M Adam 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 22 73

18 M.Gahta 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 20 67

19 Mus'ad 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 83

20 Mutiara 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90

21 Nabillah 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21 70

Page 220: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

205

22 Nada F. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 24 80

23 Nanda 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 83

24 Netha N. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26 87

25 Nia D. 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20 67

26 Nidaul 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25 83

27 N Afifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27 90

28 NAzizah 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25 83

29 Nurul F 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 22 73

30 Rina I.. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 24 80

31 Sartika 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 83

32 Sembada 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 18 60

33 S. Aisya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 24 80

34 Syifa S. 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 22 73

35 Taufik 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 23 77

36 Umar 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22 73

Mean 79,36

Standar Deviasi 7,84

Page 221: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

206

Lampiran 13

Perhitungan Mean, Median, dan Modus serta Distrbusi Frekuensi untuk Skor

Hasil Pretest Siswa Kelas Kontrol

Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil pretest siswa kelas kontrol,

diketahui data skor hasil pretest siswa kelas kontrol sebagai berikut:

30 30 30 33 33 36

40 40 40 40 40 40

43 46 46 46 46 46

50 50 50 50 50 50

53 53 53 53 56 56

56 56 56 60 60 60

Tabel: Skor Hasil Pretest Siswa Kelas Kontrol

No. X F X2 F.X F.X

2

1 30 3 900 90 2700

2 33 2 1089 66 2178

3 37 1 1369 37 1369

4 40 4 1600 160 6400

5 43 2 1849 86 3698

6 47 5 2209 235 11045

7 50 6 2500 300 15000

8 53 5 2809 265 14045

9 57 5 3249 285 16245

10 60 3 3600 180 10800

Jumlah 450 36 21174 1704 83480

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi

adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini

data terbesar = 60 dan data terkecil = 30, dengan menggunakan rumus:

R = H – L

= 60 – 30

= 30

Page 222: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

207

2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan

rumus:

K = 1 + 3.3 log N

= 1 + 3.3 log 36

= 1 + 3.3 (1,556)

= 1 + 5.13

= 6.13 ≈ 6 (hasil pembulatan)

3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:

Tabel: Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol

No. Kelas

Interval

Titik

Tengah

Batas

Bawah

Batas

Atas

Frekuensi

Absolut Relatif %

1 30-34 32 29.5 34.5 5 13.89%

2 35-39 37 34.5 39.5 5 13.89%

3 40-44 42 39.5 44.5 2 5.56%

4 45-49 47 44.5 49.5 11 30.56%

5 50-54 52 49.5 54.5 5 13.89%

6 55-59 57 54.5 59.5 8 22.22%

4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu:

5. Menentukan Median (nilai tengah), yaitu:

Median = 50 (di posisi 19)

6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu:

Mo = 50

Page 223: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

208

Lampiran 14

Perhitungan Mean, Median, dan Modus serta Distrbusi Frekuensi untuk Skor

Hasil Pretest Siswa Kelas Eksperimen

Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil pretest siswa kelas kontrol,

diketahui data skor hasil pretest siswa kelas kontrol sebagai berikut:

17 20 23 23 27 27

27 27 27 30 30 30

30 33 33 33 33 33

33 33 37 37 37 37

37 37 37 40 40 47

47 47 50 50 50 50

Tabel: Skor Hasil Pretest Siswa Kelas Eksperimen

No. X F X2 F.X F.X

2

1 17 1 289 17 289

2 20 1 400 20 400

3 23 2 529 46 1058

4 27 5 729 135 3645

5 30 4 900 120 3600

6 33 7 1089 231 7623

7 37 7 1369 259 9583

8 40 2 1600 80 3200

9 47 3 2209 141 6627

10 50 4 2500 200 10000

Jumlah 324 36 11614 1249 46025

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi

adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini

data terbesar = 50 dan data terkecil = 17, dengan menggunakan rumus:

R = H – L

= 50 – 17

= 33

Page 224: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

209

2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan

rumus:

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 36

= 1 + 3,3 (1,556)

= 1 + 5,13

= 6,13 ≈ 6 (hasil pembulatan)

3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:

Tabel: Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen

No. Kelas

Interval

Titik

Tengah

Batas

Bawah

Batas

Atas

Frekuensi

Absolut Relatif %

1 17-21 19 16.5 21.5 2 5.56%

2 22-26 24 21.5 26.5 2 5.56%

3 27-31 29 26.5 31.5 9 25%

4 32-36 34 31.5 36.5 7 19.44%

5 37-41 39 36.5 41.5 9 25%

6 42-46 44 41.5 46.5 0 0%

7 47-51 48.5 46.5 50.5 7 19.44%

4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu:

5. Menentukan Median (nilai tengah), yaitu:

Median = 33 (di posisi 19)

6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu:

Mo = 33 dan 37

Page 225: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

210

Lampiran 15

Perhitungan Mean, Median, dan Modus serta Distrbusi Frekuensi untuk Skor

Hasil Postest Siswa Kelas Kontrol

Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil pretest siswa kelas kontrol,

diketahui data skor hasil pretest siswa kelas kontrol sebagai berikut:

50 53 57 57 57 57

60 60 63 63 63 63

63 67 67 67 67 67

67 67 67 70 70 70

70 70 70 73 73 73

77 77 77 77 80 83

Tabel: Skor Hasil Postest Siswa Kelas Kontrol

No. X F X2 F.X F.X

2

1 50 1 2500 50 2500

2 53 1 2809 53 2809

3 57 4 3249 228 12996

4 60 2 3600 120 7200

4 63 5 3969 315 19845

5 67 8 4489 536 35912

6 70 6 4900 420 29400

7 73 3 5329 219 15987

8 77 4 5929 308 23716

9 80 1 6400 80 6400

10 83 1 6889 83 6889

Jumlah 733 36 50063 2412 163654

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi

adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini

data terbesar = 83 dan data terkecil = 50, dengan menggunakan rumus:

R = H – L

= 83 – 50

= 33

Page 226: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

211

2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan

rumus:

K = 1 + 3.3 log N

= 1 + 3.3 log 36

= 1 + 3.3 (1,556)

= 1 + 5.13

= 6.13 ≈ 6 (hasil pembulatan)

3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:

Tabel: Distribusi Frekuensi Postest Kelas Kontrol

No. Kelas

Interval

Titik

Tengah

Batas

Bawah

Batas

Atas

Frekuensi

Absolut Relatif %

1 50-54 52 49.5 54.5 2 5.56%

2 55-59 57 54.5 59.5 4 11.11%

3 60-64 62 59.5 64.5 7 19.44%

4 65-69 67 64.5 69.5 8 22.22%

5 70-74 72 69.5 74.5 9 25%

6 75-79 77 74.5 79.5 4 11.11%

7 80-84 82 79.5 83.5 2 5.56%

4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu: ⅀

5. Menentukan Median (nilai tengah), yaitu:

Median = 67 (di posisi 19)

6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu:

Mo = 67

Page 227: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

212

Lampiran 16

Perhitungan Mean, Median, dan Modus serta Distrbusi Frekuensi untuk Skor

Hasil Postest Siswa Kelas Eksperimen

Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil pretest siswa kelas kontrol,

diketahui data skor hasil pretest siswa kelas kontrol sebagai berikut:

60 67 67 70 70 70

73 73 73 73 73 73

77 77 77 80 80 80

83 83 83 83 83 83

83 83 83 83 87 87

87 90 90 90 90 93

Tabel: Skor Hasil Postest Siswa Kelas Eksperimen

No. X F X2 F.X F.X

2

1 60 1 3600 60 3600

2 67 2 4489 134 8978

3 70 3 4900 210 14700

4 73 6 5329 438 31974

5 77 3 5929 231 17787

6 80 3 6400 240 19200

7 83 10 6889 830 68890

8 87 3 7569 261 22707

9 90 4 8100 360 32400

10 93 1 8649 93 8649

Jumlah 780 36 61854 2857 228885

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi

adalah:

1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam

hal ini data terbesar = 93 dan data terkecil = 60, dengan menggunakan

rumus:

R = H – L

= 93 – 60

= 33

Page 228: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

213

2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan

menggunakan rumus:

K = 1 + 3.3 log N

= 1 + 3.3 log 36

= 1 + 3.3 (1,556)

= 1 + 5.13

= 6.13 ≈ 6 (hasil pembulatan)

3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus:

Tabel: Distribusi Frekuensi Postest Kelas Kontrol

No. Kelas

Interval

Titik

Tengah

Batas

Bawah

Batas

Atas

Frekuensi

Absolut Relatif %

1 60-64 62 59.5 64.5 1 2.78%

2 65-69 67 64.5 69.5 2 5.56%

3 70-74 72 69.5 74.5 9 25%

4 75-79 77 74.5 79.5 3 8.33%

5 80-84 82 79.5 84.5 13 36.11%

6 85-89 87 84.5 89.5 3 8.33%

7 90-94 92 89.5 93.5 5 13.89%

4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu: ⅀

5. Menentukan Median (nilai tengah), yaitu:

Median = 83 (di posisi 19)

6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu:

Mo = 83

Page 229: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

214

Lampiran 17

Hasil Uji Normal Gain Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen

Siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Postest N-Gain 1 Kriteria Pretest Postest N-Gain 2 Kriteria

1 27 83 0,767 Tinggi 53 77 0,511 Sedang

2 27 77 0,685 Sedang 57 67 0,233 Rendah

3 37 83 0,730 Tinggi 33 70 0,552 Sedang

4 17 83 0,795 Tinggi 57 67 0,233 Rendah

5 50 70 0,400 Sedang 60 70 0,250 Rendah

6 30 90 0,857 Tinggi 40 70 0,500 Sedang

7 30 83 0,757 Tinggi 43 63 0,351 Sedang

8 33 70 0,552 Sedang 60 73 0,325 Sedang

9 50 93 0,860 Tinggi 53 63 0,213 Rendah

10 23 87 0,831 Tinggi 40 67 0,450 Sedang

11 27 73 0,630 Sedang 40 67 0,450 Sedang

12 40 90 0,833 Tinggi 47 73 0,491 Sedang

13 33 83 0,746 Tinggi 53 63 0,213 Rendah

14 33 73 0,597 Sedang 50 57 0,140 Rendah

15 27 77 0,685 Sedang 57 83 0,605 Sedang

16 37 87 0,794 Tinggi 30 53 0,329 Sedang

17 37 73 0,571 Sedang 50 60 0,200 Rendah

18 20 67 0,588 Sedang 43 73 0,526 Sedang

19 23 83 0,779 Tinggi 30 57 0,386 Sedang

20 33 90 0,851 Tinggi 53 67 0,298 Rendah

21 40 70 0,500 Sedang 47 77 0,566 Sedang

22 40 80 0,667 Sedang 37 57 0,317 Sedang

23 37 83 0,730 Tinggi 47 77 0,566 Sedang

24 30 87 0,814 Tinggi 60 63 0,075 Rendah

25 50 67 0,340 Sedang 57 67 0,233 Rendah

26 37 83 0,730 Tinggi 50 60 0,200 Rendah

27 33 90 0,851 Tinggi 50 77 0,540 Sedang

28 47 83 0,679 Sedang 40 67 0,450 Sedang

29 30 73 0,614 Sedang 50 70 0,400 Sedang

30 47 80 0,623 Sedang 50 80 0,600 Sedang

31 37 83 0,730 Tinggi 47 57 0,189 Rendah

32 27 60 0,452 Sedang 30 50 0,286 Rendah

33 47 80 0,623 Sedang 47 70 0,434 Sedang

Page 230: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

215

34 50 73 0,460 Sedang 57 67 0,233 Rendah

35 33 77 0,657 Sedang 33 70 0,552 Sedang

36 33 73 0,597 Sedang 53 63 0,213 Rendah

Rata-rata 34,69 79,36 0,677 Sedang 47,33 67,00 0,364 Sedang

Tertinggi 50 93 0,860 60 83 0,605

Terendah 17 60 0,340 30 50 0,075

SD 8,81 7,84 0,135 8,98 7,65 0,151

Uji Normal Gain

Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman atau penguasaan

konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru, dengan rumus:

Kategorisasi perolehan sebagai berikut:

g-tinggi = nilai > 0,70

g-sedang = nilai 0,30-0,70

g-rendah = nilai < 0,30

Normal Gain Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Terendah 0,075 0,340

Tertinggi 0,605 0,860

Rata-rata 0,364 0,677

Kategori Sedang Sedang

Page 231: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

216

Lampiran 18

Hasil Uji Normal Gain Per Indikator

Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen

Indikator Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Postest N-Gain 1 Kriteria Pretest Postest N-Gain 2 Kriteria

1 30,00 35,50 0,08 Rendah 33,00 35,50 0,04 Rendah

2 13,67 32,67 0,22 Rendah 13,00 29,00 0,18 Rendah

3 17,33 28,00 0,13 Rendah 23,67 29,33 0,07 Rendah

4 11,50 27,88 0,19 Rendah 13,13 23,38 0,12 Rendah

5 5,00 24,00 0,20 Rendah 12,00 17,00 0,06 Rendah

6 14,20 24,20 0,12 Rendah 16,40 18,40 0,02 Rendah

7 11,00 32,00 0,24 Rendah 13,00 28,00 0,17 Rendah

8 5,67 32,00 0,28 Rendah 20,00 28,33 0,10 Rendah

9 10,67 26,67 0,17 Rendah 18,67 24,00 0,07 Rendah

10 3,00 27,00 0,25 Rendah 10,00 12,00 0,02 Rendah

Rata-rata 12,20 26,59 0,16 Rendah 17,29 24,49 0,09 Rendah

Tertinggi 30 35,50 0,28 33 35,50 0,18

Terendah 3 2,67 0,08 10 12 0,02

SD 0,66 0,58 0,11 0,70 0,62 0,06

Uji Normal Gain

Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman atau penguasaan

konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru, dengan rumus:

Kategorisasi perolehan sebagai berikut:

g-tinggi = nilai > 0,70

g-sedang = nilai 0,30-0,70

g-rendah = nilai < 0,30

Normal Gain Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Terendah 0,18 0,28

Tertinggi 0,02 0,08

Rata-rata 0,09 0,16

Kategori Rendah Rendah

Page 232: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

217

Lampiran 19

Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari

populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji

Liliefors, dengan rumus:

( ) ( )

Langkah-langkah penghitungan uji Liliefors sebagai berikut:

1. Data diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar

2. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus

3. Nilai Zi dikonsultasikan dengan daftar F (kolom Ztabel)

4. Untuk kolom F(Zi) : Jika Zi negatif maka F(Zi) = 0.5 – Zi ; Jika Zi positif, maka

F(Zi) = 0.5 + Zi

5. Untuk kolom S(Zi)

6. Kolom ( ) ( ) merupakan harga mutlak dari selisih antara

F(Zi) – S(Zi)

7. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk menentukan Lo

8. Apabila Lo hitung < Lo tabel maka sampel berasal dari distribusi normal.

A. Hasil Tes Kelompok Kontrol

1. Pre-Test

Uji Coba Normalitas Liliefors (Pre-Test) Kelas Kontrol

No. Xi F Zn Zi Z tabel F (Zi) S (Zi) I F(Zi) - S(Zi) I

1 30 3 3 -1,92967 0,473 0,026 0,083 0,056

2 33 2 5 -1,59569 0,445 0,055 0,138 0,082

3 37 1 6 -1,15038 0,375 0,125 0,166 0,041

4 40 4 10 -0,8164 0,293 0,207 0,333 0,126

5 43 2 12 -0,48242 0,186 0,315 0,333 0,018

6 47 5 17 -0,03711 0,015 0,485 0,5 0,015

7 50 6 23 0,296873 0,116 0,617 0,666 0,049

Page 233: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

218

8 53 5 28 0,630855 0,235 0,736 0,777 0,041

9 57 5 33 1,076164 0,359 0,859 0,916 0,057

10 60 3 36 1,410146 0,427 0,921 1 0,079

X = 47,33 SD = 8,98 Lo = 0,1257

Ltabel

√ =

0.1476

Lo < Ltabel = 0.1257 < 0.1476

Kesimpulan: Populasi sampel berdistribusi normal.

2. Post-Test

Uji Coba Normalitas Liliefors (Post-Test) Kelas Kontrol

No. Xi f Zn Zi Z tabel F (Zi) S (Zi) I F(Zi) - S(Zi) I

1 50 1 1 -2,22129 0,487 0,013 0,027 0,014

2 53 1 2 -1,8293 0,466 0,033 0,083 0,049

3 57 4 6 -1,30664 0,404 0,096 0,194 0,098

4 60 2 8 -0,91465 0,319 0,180 0,25 0,069

5 63 5 13 -0,52266 0,199 0,301 0,361 0,060

6 67 8 21 0 0 0,500 0,583 0,083

7 70 6 27 0,391993 0,152 0,652 0,75 0,097

8 73 3 30 0,783986 0,283 0,783 0,833 0,049

9 77 4 34 1,306643 0,404 0,904 0,944 0,039

10 80 1 35 1,698636 0,455 0,955 0,972 0,017

11 83 1 36 2,09063 0,482 0,982 1 0,018

X = 67 SD = 7,65 Lo = 0,09833308

Ltabel

√ =

0.1476

Lo < Ltabel = 0,0983 < 0.1476

Kesimpulan: Populasi sampel berdistribusi normal.

Page 234: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

219

B. Hasil Tes Kelompok Eksperimen

1. Pre-Test

Uji Coba Normalitas Liliefors (Pre-Test) Kelas Eksperimen

No, Xi f Zn Zi Z tabel F (Zi) S (Zi) I F(Zi) - S(Zi)

1 17 1 1 -2,01878 0,021 0,022 0,027 0,005

2 20 1 2 -1,67811 0,057 0,047 0,055 0,008

4 23 2 4 -1,33744 0,107 0,091 0,111 0,020

9 27 5 9 -0,88322 0,184 0,189 0,25 0,061

13 30 4 13 -0,54255 0,33 0,294 0,361 0,067

20 33 7 20 -0,20188 0,46 0,420 0,555 0,135

26 37 6 26 0,252347 0,595 0,599 0,722 0,122

29 40 3 29 0,593016 0,755 0,723 0,805 0,082

32 47 3 32 1,387911 0,916 0,917 0,888 0,029

36 50 4 36 1,72858 0,966 0,958 1 0,042

X = 34,78 SD = 8,81 Lo = 0,13499391

Ltabel

√ =

0.1476

Lo < Ltabel = 0,1349 < 0.1476

Kesimpulan: Populasi sampel berdistribusi normal.

2. Post-Test

Uji Coba Normalitas Liliefors (Post-Test) Kelas Eksperimen

No. Xi F Zn Zi Z tabel F (Zi) S (Zi) I F(Zi) - S(Zi) I

1 60 1 1 -2,4701 0,021 0,007 0,027 0,020

3 67 2 3 -1,57704 0,048 0,057 0,083 0,026

6 70 3 6 -1,19429 0,1 0,116 0,166 0,049

12 73 6 12 -0,81155 0,218 0,209 0,333 0,125

15 77 3 15 -0,30123 0,218 0,382 0,416 0,034

18 80 3 18 0,08151 0,488 0,532 0,5 0,032

28 83 10 28 0,464251 0,677 0,678 0,777 0,098

31 87 3 31 0,974572 0,8 0,835 0,861 0,026

35 90 4 35 1,357314 0,887 0,913 0,972 0,059

36 93 1 36 1,740055 0,982 0,959 1 0,041

X = 79,36 SD = 7,84 Lo = 0,125

Ltabel

√ =

0.1476

Lo < Ltabel = 0,125 < 0.1476

Kesimpulan: Populasi sampel berdistribusi normal.

Page 235: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

220

Lampiran 19

Uji Homogenitas Data Hasil Pretest

Untuk menguji homogenitas varians kedua kelompok data hasil pretest

digunakan uji F berdasarkan rumus berikut:

Dimana:

S12

: varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang

mempunyai SD terbesar

S22

: varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang

mempunyai SD terkecil

Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini:

a. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians yang

homogen)

b. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data memiliki varians yang

tidak homogen)

Dari lampiran sebelumnya diperoleh bahwa nilai deviasi standar pretest

kelompok eksperimen adalah 8.81 sedangkan nilai deviasi standar pretest kelompok

kontrol adalah 8.98. berdasarkan nilai deviasi standar kedua data, maka nilai Fhitung

nya adalah:

Untuk pengujian homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dengan

Ftabel. Didapat bahwa derajat kebebasannya adalah (N-1;N-1) = (36-1;36-1) = (35;35),

sehingga nilai Ftabel 1.841 (α = 0.05) dan 1.606 (α = 0.1). terlihat bahwa Fhitung < Ftabel

yaitu 1.039 < 1.841 (α = 0.05) dan 1.039 < 1.606 (α = 0.1) sehingga Ha diterima dan

Ho ditolak, maka kedua data pretest memiliki varians yang homogen.

Page 236: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

221

Lampiran 20

Uji Homogenitas Data Hasil Postest

Untuk menguji homogenitas varians kedua kelompok data hasil postest

digunakan uji F berdasarkan rumus berikut:

Dimana:

S12

: varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang

mempunyai SD terbesar

S22

: varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang

mempunyai SD terkecil

Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini:

c. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians yang

homogen)

d. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data memiliki varians yang

tidak homogen)

Dari lampiran sebelumnya diperoleh bahwa nilai deviasi standar postest

kelompok eksperimen adalah 7.84 sedangkan nilai deviasi standar postest kelompok

kontrol adalah 7.65. berdasarkan nilai deviasi standar kedua data, maka nilai Fhitung

nya adalah:

Untuk pengujian homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dengan

Ftabel. Didapat bahwa derajat kebebasannya adalah (N-1;N-1) = (36-1;36-1) = (35;35),

sehingga nilai Ftabel 1.841 (α = 0.05) dan 1.606 (α = 0.1). terlihat bahwa Fhitung < Ftabel

yaitu 1.050 < 1.841 (α = 0.05) dan 1.050 < 1.606 (α = 0.1) sehingga Ha diterima dan

Ho ditolak, maka kedua data postest memiliki varians yang homogen.

Page 237: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

222

Lampiran 21

Uji Hipotesis Data N-Gain

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t data

berdistribusi normal dan homogen, dengan rumus:

√( )

( )

Dimana:

X1 = rata-rata N-gain kelompok eksperimen

X2 = rata-rata N-gain kelompok kontrol

Sg = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)

S12 = varians kelompok eksperimen

S22 = varians kelompok kontrol

ni = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan hipotesis, yaitu:

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil N-gain

Ho: X=Y

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata N-gain kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Ha: X≠Y

Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata N-gain kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Page 238: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

223

2. Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t

Sebelum menghitung nilai thitung terlebih dahulu menentukan Sg dengan rumus:

√( )

( )

√( ) ( )

√ = 0,378

Menghitung thitung dengan rumus:

3. Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:

dk = n1 + n2 - 2

= 36 + 36 – 2

= 70

4. Menentukan nilai ttabel

Berdasarkan derajat kebebasan (dk) yang diperoleh yaitu 70, maka diperoleh nilai

ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 1,994.

5. Menguji hipotesis

Karena pada taraf signifikan α = 0,05 nilai ttabel < thitung yaitu 1,994 < 3,440 maka

Ho ditolak dan Ha diterima.

Page 239: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

224

6. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, terdapat perbedaan antara hasil belajar

siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, nilai rata-rata kelompok

eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran menggunakan model

Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi.

.

Page 240: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 241: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 242: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 243: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 244: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 245: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 246: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 247: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 248: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 249: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 250: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 251: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 252: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 253: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 254: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 255: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 256: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

241

Lampiran 23

HASIL OBSERVASI TERHADAP GURU KELAS EKSPERIMEN

No. Tahapan Kegiatan Pertemuan

Jml Skor Persentase I II III

1 Engagement Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa. 3 4 4 11 73,33

77,78%

Mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam kehidupan

sehari-hari. 4 3 4 11 73,33

Mengkaitkan topik yang dibahas dengan pengalaman siswa.

Mendorong siswa untuk mengingat pengalaman sehari-harinya dan

menunjukkan keterkaitannya dengan topik pembelajaran yang sedang

dibahas.

4 5 4 13 86,67

2 Exploration Membentuk kelompok, memberi kesempatan untuk bekerja sama

dalam kelompok kecil secara mandiri. 4 4 4 12 80,00

78,67%

Guru berperan sebagai fasilitator. 3 4 5 12 80,00

Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka

sendiri 3 4 5 12 80,00

Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa, mendengar secara

kritis penjelasan antarsiswa. 4 3 4 11 73,33

Memberi definisi dan penjelasan dengan memakai penjelasan siswa

terlebih dahulu sebagai dasar diskusi. 4 4 4 12 80,00

3 Explanation Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka

sendiri. 4 4 5 13 86,67

78,33% Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa. 3 4 3 10 66,67

Mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa atu guru 4 3 4 11 73,33

Memandu diskusi 5 4 4 13 86,67

4 Elaboration Mengingatkan siswa pada penjelasan alternatif dan

mempertimbangkan data/bukti saat mereka mengeksplorasi situasi

baru.

3 4 4 11 73,33

80,00%

Mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasi

konsep/keterampilan dalam setting yang baru/lain. 5 4 4 13 86,67

5 Evaluation Mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam hal penerapan

konsep baru. 3 4 4 11 73,33

73,33% Mendorong siswa melakukan evaluasi diri. 4 4 3 11 73,33

Mendorong siswa memahami kekurangan /kelebihannya dalam

kegiatan pembelajaran. 3 4 4 11 73,33

Rata-rata 77,62%

Page 257: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

242

HASIL OBSERVASI TERHADAP SISWA KELAS EKSPERIMEN

No. Tahapan Kegiatan Pertemuan

Jml Skor Persentase I II III

1 Engagement

Mengembangkan minat/rasa ingin tahu terhadap topik bahasan. 3 4 5 12 80,00

80,00% Memberikan respons terhadap pertanyaan guru. 3 4 4 11 73,33

Berusaha mengingat pengalaman sehari-hari dan menghubungkan

dengan topik pembelajaran yang sedang dibahas. 4 4 5 13 86,67

2 Exploration

Membentuk kelompok dan siswa bekerja sama dalam kelompok. 4 4 4 12 80,00

78,67%

Membuat prediksi baru. 3 4 4 11 73,33

Mencoba alternatif pemecahan dengan teman sekelompok, mencatat

pengamatan, serta mengembangkan ide-ide baru. 4 5 4 13 86,67

Menunjukkan bukti dan memberi klarifikasi terhadap ide-ide baru. 3 4 4 11 73,33

Mencermati dan berusaha memahami penjelasan guru. 4 4 4 12 80,00

3 Explanation

Mencoba memberi penjelasan terhadap konsep yang ditemukan. 4 4 3 11 73,33

75,00% Menggunakan pengamatan dan catatan dalam memberi penjelasan. 3 4 4 11 73,33

Melakukan pembuktian terhadap konsep yang diajukan. 3 4 4 11 73,33

Mendiskusikan. 3 4 5 12 80,00

4 Elaboration

Menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru dan

menggunakan label dan definisi formal. 3 3 4 10 66,67

76,67% Bertanya, mengusulkan pemecahan, membuat keputusan, melakukan

percobaan, dan pengamatan. 5 4 4 13 86,67

5 Evaluation

Mengevaluasi belajarnya sendiri dengan mengajukan pertanyaan

terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti,

dan penjelasan yang diperoleh sebelumnya.

3 4 4 11 73,33

73,33% Mengambil kesimpulan lanjut atas situasi belajar yang dilakukannya. 3 4 5 12 80,00

Melihat dan menganalisis kekurangan/kelebihannya dalam kegiatan

pembelajaran. 3 3 4 10 66,67

Rata-rata 76,73%

Page 258: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

243

HASIL OBSERVASI TERHADAP GURU KELAS KONTROL

No. Tahapan Kegiatan Pertemuan

Jml Skor Persentase I II III

1 Orientasi

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK),

informasi latar belakang pelajaran, pentingnya

pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar

3 4 5 12 80,00 80,00%

2 Presentasi atau

demonstrasi

Guru menyajikan materi atau mendemonstrasikan

keterampilan dengan benar, atau menyajikan

informasi tahap demi tahap.

3 4 4 11 73,33 73,33%

3 Latihan

Terstruktur

Guru merencanakan dan memandu siswa untuk

melakukan latihan-latihan 4 4 5 13 86,67 86,67%

4 Latihan

Terbimbing

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berlatih konsep atau keterampilan dan mengecek

apakah siswa telah berhasil melaksanakan tugas

dengan baik, memberi umpan balik

3 4 5 12 80,00 80,00%

5 Latihan Mandiri

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan

pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada

penerapan pada situasi yang lebih kompleks dalam

kehidupan sehari-hari

4 3 5 12 80,00 80,00%

Rata-rata 80,00%

Page 259: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen

244

HASIL OBSERVASI TERHADAP SISWA KELAS KONTROL

No. Tahapan Kegiatan Pertemuan

Jml Skor Persentase I II III

1 Orientasi

Siswa memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru

tentang tujuan pembelajaran khusus (TPK), informasi

latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran agar

siswa tahu apa yang akan dipelajari

4 4 5 13 86,67 86,67%

2 Presentasi atau

demonstrasi

Siswa memperhatikan dan mendengarkan materi yang

disampaikan oleh guru, dan mencatat hal yang di

anggap penting dan menanyakan konsep yang belum

dimengerti

3 4 4 11 73,33 73,33%

3 Latihan

Terstruktur

Siswa melakukan latihan-latihan awal sesuai perintah

guru 3 3 4 10 66,67 66,67%

4 Latihan

Terbimbing

Siswa melakukan latihan konsep atau keterampilan-

keterampilan dibawah bimbingan guru untuk

menguatkan konsep siswa

3 4 5 12 80,00 80,00%

5 Latihan Mandiri Siswa melakukan pelatihan lanjutan pada situasi yang

lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari 4 4 5 13 86,67 86,67%

Rata-rata 78,67%

Page 260: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 261: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 262: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 263: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 264: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 265: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 266: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 267: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 268: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen
Page 269: PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24429/1/Ika... · adalah siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen