pengaruh modal kerja dan penjualan terhadap laba...
TRANSCRIPT
eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (2): 297-308 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017
PENGARUH MODAL KERJA DAN PENJUALAN
TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN SUB
SEKTOR FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015
Bunga Teratai 1
Abstrak
Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan Terhadap Laba Bersih Pada
Perusahaan Sub Sektor Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Dibawah bimbingan Bapak Eko A. Widyanto, SE., M.SA selaku
Pembimbing I dan Bapak Mansyur, SE.,M.Si selaku Pembimbing II. Laba
digunakan untuk mengukur kinerja oerasional perusahaan dan mengukur
keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan penjualan
terhadap laba bersih pada perusahaan sub sektor food and beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sampling sehingga mendapatkan 7 sampel
perusahaan food and beverages. Hasil penelitian menunjukkan nilai probabilitas
sig F sebesar 0,000 < 0,05 artinya secara simultan variabel Modal Kerja dan
Penjualan berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih. Dan secara parsial
variabel Modal Kerja dan Penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap
Laba Bersih perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci : Modal Kerja, Penjualan, dan Laba Bersih
Pendahuluan
Dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif perusahaan dituntut untuk
semakin efisien dalam menjalankan aktivitasnya. Salah satu yang bisa dilakukan
perusahaan adalah meningkatkan efisiensi modal kerja dalam rangka
menghasilkan penjualan, sehingga kinerja keuangan perusahaan bisa ditingkatkan.
Modal kerja merupakan salah satu komponen penting dalam menjalankan
aktivitas usaha Perusahaan. Modal kerja yang digunakan diharapkan akan dapat
kembali masuk ke perusahaan dalam waktu pendek melalui penjualan.
Pengelolaan modal kerja yang baik sangat penting agar kelangsungan usaha pada
suatu perusahaan dapat dipertahankan seingga tidak mengalami kebangkrutan.
1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 297-308
308
Pengelolaan modal kerja yang baik selain akan memperlancar aktivitas
perusahaan juga meningkatkan keberhasilan usaha untuk meraih keuntungan.
Selain efisiensi dari pengelolaan modal kerja perusahaan juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain salah satunya tingkat penjualan. Kegiatan penjualan adalah
salah satu faktor penentu atas perolehan laba yang optimal sehingga kontinuitas
perusahaan terjamin dengan perkembangan perusahaan yang diharapkan akan
terus meningkat. Tujuan akhir dari peningkatan penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan yaitu diharapkan akan berdampak pada laba bersih yang terus
meningkat. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mempunyai peran sangat
penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan seperti
pengambilan keputusan pemberian kompensasi, bonus, ataupun penentuan
besarnya pengenaan pajak.
Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan Terhadap Laba Bersih(Bunga)
307
Dari gambar rata-rata modal kerja dan penjualan terlihat bahwa pertumbuhan
setiap tahunnya mengalami peningkatan namun tidak diikuti dengan pertumbuhan
laba bersih yang meningkat. Masih saja terjadi fluktuasi laba bersih yang berarti
masih saja terdapat perusahaan yang mengalami penurunan laba atau laba negatif
walaupun modal kerja dan penjualan meningkat.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mengambil judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan Terhadap Laba
Bersih Pada Perusahaan Sub Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”.
Kerangka Dasar Teori
Laporan Keuangan Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu
tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca,
laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,
laporan posisi keuangan.
Modal Kerja
Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati (2010:112), menyatakan bahwa “modal
kerja adalah modal yang seharusnya tetap ada dalam perusahaan sehingga
operasional perusahaan menjadi lebih lancar serta tujuan akhir perusahaan
untuk menghasilkan laba akan tercapai.
Penjualan Menurut Mulyadi (2008:202), yaitu “penjualan merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa dengan harapan akan
memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat
diartikan sebagai pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau
jasa dari pihak penjual ke pembeli.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 297-308
308
Modal Kerja Harnanto (2003:444) mengemukakan bahwa “laba secara umum adalah
selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda)
tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak,
kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur
prediksi”.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dimana metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu.
Definisi Operasional 1. Modal Kerja (X1) adalah sebagai investasi perusahaan seperti kas, piutang
dagang dan persediaan. Formulasi yang digunakan untuk menghitung modal
kerja bersih adalah total aktiva lancar dikurangi total utang jangka pendek yang
harus dibayar perusahaan sub sektor food & beverage yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Penjualan (X2) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual
barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-
transaksi tersebut. Adapun yang menjadi alat ukur penjualan dalam penelitian
ini adalah jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan barang di
perusahaan sub sektor food & beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Laba Bersih (Y) yang dimaksud dalam penelitian ini laba bersih yang diperoleh
dari laporan keuangan perusahaan sub sektor food & beverage yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Populasi dan Sampel
Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dari tahun 2011 hingga
tahun 2015 terdapat 14 perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Selanjutnya dari seluruh populasi yang ada, maka sampel yang
memenuhi kriteria yang telah ditentukan tersebut terdiri atas 7 sampel perusahaan
food and beverages, yaitu:
1. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
2. PT Delta Jakarta Tbk
3. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
4. PT Mayora Indah Tbk
5. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk
6. PT Sekar Bumi Tbk
7. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan Terhadap Laba Bersih(Bunga)
307
Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu
mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan, dan informasi lainnya
yang diunduh dengan menggunakan media internet, yaitu dengan mengakses situs
http://www.idx.co.id/.
Alat Analisis Data 1. Teknik Analisis Regresi Berganda :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Dimana :
Y = Laba Bersih
X1 = Modal Kerja
X2 = Penjualan
a = Konstanta
b1 ,b2 = Koefisien regresi
e = error (pengganggu) 2. Uji Asumsi Klasik :
a. Uji Normalitas
b. Uji Heteroskedastisitas
c. Uji Multikolinieritas
d. Uji Autokorelasi
Pengujian Terhadap Koefisien Regresi 1. Uji Simultan ( Uji F )
Digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen secara
bersama-sama signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Uji Parsial (Uji t)
Digunakan untuk menguji variabel-variabel independen secara individu
berpengaruh dominan dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Data perkembangan Food & Beverage yang terdadtar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2015
(dalam jutaan rupiah)
KODE
PERUSAHAAN TAHUN MODAL KERJA PENJUALAN LABA BERSIH
AISA
2011 814,745 1,752,802 149,951
2012 327,943 2,747,623 253,664
2013 1,048,280 4,056,735 346,728
2014 2,483,778 5,139,974 377,903
2015 1,713,179 6,010,895 373,750
ICBP 2011 5,591,771 19,367,155 2,066,365
2012 6,308,953 21,574,792 2,282,371
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 297-308
308
2013 6,625,132 25,094,700 2,235,040
2014 7,413,800 30,022,463 2,574,200
2015 7,959,156 31,741,100 2,923,148
ROTI
2011 42,022 813,342 115,933
2012 24,362 1,190,825 149,149
2013 43,684 1,505,520 158,015
2014 112,707 1,880,263 188,648
2015 417,071 2,174,502 270,539
SKBM
2011 54,449 650,044 7,563
2012 32,808 753,709 12,703
2013 67,329 1,296,618 58,266
2014 122,572 1,480,764 90,094
2015 43,306 1,362,245 40,150
ULTJ
2011 316,486 2,102,384 101,323
2012 931,716 2,809,851 353,431
2013 929,716 3,460,231 325,127
2014 1,151,135 3,916,789 283,061
2015 1,541,937 4,393,933 523,101
MYOR
2011 2,249,507 9,453,866 483,486
2012 3,389,166 10,510,626 744,428
2013 3,753,173 12,017,837 1,013,558
2014 3,394,431 14,169,088 409,618
2015 4,302,852 14,818,731 1,250,233
DLTA
2011 481,515 564,051 151,715
2012 511,414 719,952 213,421
2013 589,121 867,067 270,498
2014 663,224 879,253 288,499
2015 761,587 699,507 192,045
Analisis
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MODAL PJ LABA
N 35 35 35
Normal Mean 5.8148 6.5127 5.4518
Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan Terhadap Laba Bersih(Bunga)
307
Parametersa,b
Std. Deviation
.76581 .54349 .59084
Most Extreme Differences
Absolute .101 .112 .119
Positive .101 .112 .107
Negative -.089 -.089 -.119
Kolmogorov-Smirnov Z .599 .664 .703
Asymp. Sig. (2-tailed) .866 .770 .706
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 20
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi masing-
masing variabel sebesar 0,866 , 0,770 , 0,706 > Sig. 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 20
Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk
pola yang jelas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
c. Uji Multikolinearitas
a. Dependent Variable: Laba Bersih
Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 20
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
MODAL ,318 3,146
PJ ,318 3,146
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 297-308
308
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai X1 0,318 > 0,1 dan VIF
3,146 < 10 dan nilai Tolerance X2 0,318 > 0,1 dan VIF 3,146 < 10. Artinya, pada
setiap variabel tidak terjadi multikolinearitas dengan variabel lainnya.
d. Uji Autokorelasi
a. Predictors: (Constant), MODAL , PJ
b. Dependent Variable: LABA BERSIH
Sumber: Data sekunder diolah melalui SPSS 20
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa besarnya nilai Durbin-Watson
adalah 0,953. Nilai tersebut berada di antara 2-dU , 2-dL dan dL-dU, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .268 .585 .458 .650
MODAL .433 .107 .561 4.057 .000
PJ .410 .150 .377 2.726 .010
a. Dependent Variable: LABA
Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan regresi linear berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Y = 0,268 + 0,433X1 + 0,410X2
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar 0,268 artinya jika modal kerja (X1), penjualan (X2)
nilainya adalah 0, maka laba bersih (Y) nilainya adalah Rp 0,268.
2. Koefisien regresi variabel modal kerja (X1) sebesar 0,433 artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan Modal kerja mengalami kenaikan Rp 1,
maka laba bersih (Y) akan mengalami kenaikan sebesar Rp 0,433. Koefisien
bernilai positif artinya modal kerja berpengaruh positif terhadap laba bersih,
semakin besar modal kerja maka semakin besar laba bersih.
3. Koefisien regresi variabel penjualan (X2) sebesar 0,410 artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan penjualan mengalami kenaikan Rp 1, maka
laba bersih (Y) akan mengalami kenaikan sebesar Rp 0,410. Koefisien
bernilai positif artinya penjualan berpengaruh positif terhadap laba bersih,
semakin besar penjualan maka semakin besar laba bersih.
Model Durbin-Watson
1 0,953
Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan Terhadap Laba Bersih(Bunga)
307
a. Koefisien Korelasi (R)
a. Predictors: (Constant), MODAL , PJ b. Dependent Variable: Laba Bersih Hasil angka R sebesar 0,898 atau 89,8%. Hal ini menunjukkan terjadi
hubungan yang sangat kuat antara variabel independen yakni Modal Kerja dan
Penjualan terhadap variabel dependen yakni Laba Bersih.
b. Koefisien Determinasi (R2)
a. Predictors: (Constant), MODAL , PJ b. Dependent Variable: Laba Bersih
Hasil koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,806. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa variabel Modal Kerja dan Penjualan mempengaruhi
variabel Laba Bersih sebesar 80,6%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain yaitu sebesar 19,4%.
c. Uji F (Simultan)
a. Dependent Variable: Laba Bersih b. Predictors: (Constant), MODAL KERJA , PJ
Berdasarkan tabel, probabilitas signifikansi yang menunjukkan nilai
sebesar 0,000 yang berarti nilai probabilitas sig F < 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan Ho ditolak H1 diterima yang menyatakan bahwa variabel Modal
Kerja dan Penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Laba
Bersih perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.
d. Uji t (Parsial)
a) Variabel Modal Kerja (X1)
Nilai thitung variabel modal kerja sebesar 4,057 dengan probabilitas sig t
sebesar 0,000. Karena probabilitas sig t <0,05, maka secara parsial modal
kerja berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan food and
beverage di Bursa Efek Indonesia.
Model R R Square Adjusted R Square
1 .898a .806 .794
Model R R Square Adjusted R Square
1 .898a .806 .794
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.562 2 4.781 66.329 .000b
Residual 2.307 32 .072
Total 11.869 34
Model t Sig.
1 (Constant) ,458 ,650
MODAL KERJA 4,057 ,000
PER 2,726 ,010
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 297-308
308
b) Variabel Penjualan (X2)
Nilai thitung variabel penjualan sebesar 2,726 dengan probabilitas sig t
sebesar 0,010. Karena probabilitas sig t <0,05, maka secara parsial
penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan food
and beverage di Bursa Efek Indonesia.
Pembahasan
a. Pengaruh Modal Kerja terhadap Laba Bersih
Hasil menunjukkan bahwa modal kerja berpengaruh signifikan terhadap laba
bersih pada perusahaan sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Gitosudarmo dan Basri (2008) yaitu modal kerja yang lebih dari cukup akan
mengurangi risiko dan menaikkan laba.
Namun pada praktik di lapangan hasil penelitian di atas tidak sejalan dengan
fakta yang ada dan terjadi pada beberapa perusahaan food and beverage yang
meskipun modal kerja sudah ditingkatkan, tetap saja laba bersihnya tidak dapat
dinaikkan. Terdapat beberapa faktor penyebab tidak terdapat terdorong naiknya
laba bersih salah satunya yaitu adanya peristiwa pelemahan ekonomi global yang
mempengaruhi laju pertumbuhan sektor food and beverage
b. Pengaruh Penjualan terhadap Laba Bersih
Hasil menunjukkan bahwa penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba
bersih pada perusahaan sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Rahardjo (2003) bahwa, adanya hubungan yang erat mengenai volume penjualan
terhadap peningkatan laba bersih perusahaan dalam hal ini dapat dilihat pada
laporan laba rugi perusahaan, karena dalam hal ini laba akan timbul jika penjualan
produk lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.
Penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih karena bila
penjualan hasil produksi perusahaan meningkat maka diharapkan akan menaikkan
laba bersih pula, selama hasil penjualan atau pendapatan tersebut lebih besar
daripada biaya yang dikeluarkan.
Namun, pada praktik di lapangan hasil penelitian di atas merupakan fakta
yang terjadi pada beberapa perusahaan food and beverage yang dimana
penjualannya terus naik tetapi tidak di imbangi dengan peningkatan laba bersih.
Adapun faktor yang menyebabkan laba bersih menurun antara lain naiknya beban
penjualan dan administrasi umum.
c. Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan secara Simultan terhadap Laba Bersih
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Modal Kerja dan Penjualan
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih
perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia. Dan mempunyai
hubungan yang sangat kuat. Modal kerja dan penjualan secara bersama-sama
berkontribusi terhadap perubahan perolehan laba bersih sebesar 80,6% terhadap
laba bersih pada perusahaan sektor food and beverage yang tercatat di Bursa Efek
Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan Terhadap Laba Bersih(Bunga)
307
Indonesia. Sisanya sebesar 19,4% merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua
variabel yang sedang diteliti, seperti biaya dan harga jual.
Penutup
Secara simultan variabel Modal Kerja dan Penjualan berpengaruh signifikan
terhadap Laba Bersih perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2015.
Secara parsial variabel Modal kerja dan Penjualan berpengaruh positif
signifikan terhadap Laba Bersih perusahaan food and beverages di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2015.
Agar perusahaan food and beverage dapat memaksimalkan laba bersih yang
diperolehnya Perusahaan sebaiknya membuat perencanaan yang lebih baik
terhadap pengelolaan ataupun penggunaan modal kerja. Dan sebaiknya bisa
mengatur biaya-biaya dalam memproduksi sehingga pencapaian laba bersih dapat
sesuai target dan tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Daftar Pustaka
Buku :
Ambarwati, Sri: Dwi, Ari. 2010. Manajemen Keuangan Lanjutan. Cetakan
Pertama. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan
Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.
Fahmi, Irham. 2011. Analisa Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Edisi Kedua. Yogyakarta. Penerbit Universitas Diponegoro.
Kasmir, 2013. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Cetakan ke-6,
Jakarta:Rajawali Pers.
Mulyadi. 2008. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa.
Jakarta: Salemba Empat.
Narafin. M. 2006. Penganggaran, Edisi 3, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
S. Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Sartono, R. Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku ke-2. Edisi 5.
Jakarta:Salemba Empat.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis, Edisi kedua,cetakan kedua belas,
CV. Alfabeta, Bandung.
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
Yogyakarta: BPFE.
Jurnal, Tesis, dan Skripsi :
Aldiansyah, Y. 2010. Pengaruh Modal Kerja Bersih Terhadap Laba Bersih
Pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. Jurnal. Fakultas Ekonomi UNIKOM.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 297-308
308
Ariesti, Eva. 2008. Pengaruh Volume Penjualan Buku Cetak Terhadap
Peningkatan Laba Bersih (Studi Kasus PT Indo Perkasa Usahatama
Semarang).
Effendi, M. 2004. Pengaruh Volume Penjualan Terhadap Peningkatan Laba
Bersih PT. Agromesia. Jurnal. Fakultas Ekonomi, UNIKOM.
Rochmawati, Kurnia. 2014. Pengaruh Laba Bersih dan Dividen Per Lembar
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Farmasi yang
Terdaftar DI Bursa Efek Indonesia.
Ruwindas, Dikti Kusmeidi, 2011. Pengaruh Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Perusahaan: Studi Kasus pada CV Dandy Handycraft
Tasikmalaya.
Sasongko, S. N. 2014. Pengaruh Modal Kerja dan Volume Penjualan
Terhadap Laba Bersih (studi kasus pada perusahaan industri logam
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Fakultas Ekonomi.
Universitas Komputer Indonesia).
Supriadi, Yoyon dan Ratih Puspitasari. 2012. Pengaruh Modal Kerja Terhadap
Penjualan dan Profitabilitas Perusahaan: Pada PT Indocement
Tunggal Prakarsa.
Internet :
http://library.binus.ac.id>eColls>eThesisdoc
http://m.republika.co.id/