pengaruh media sosial dan electronic word of mouth...

204
PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SARANG MADU MURNI DAN PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL DI SARANG MADU MURNI SKRIPSI NURAINI ARIFIANTI 11140920000029 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

Upload: others

Post on 25-Jan-2020

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF

MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

SARANG MADU MURNI DAN PENGELOLAAN MEDIA

SOSIAL DI SARANG MADU MURNI

SKRIPSI

NURAINI ARIFIANTI

11140920000029

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 2: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF

MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

SARANG MADU MURNI DAN PENGELOLAAN MEDIA

SOSIAL DI SARANG MADU MURNI

Oleh:

NURAINI ARIFIANTI

11140920000029

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 3: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih
Page 4: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih
Page 5: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nuraini Arifianti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Januari 1996

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Janur Hijau II No. 21 RT002/RW003 Kel.

Rawa Badak Utara Kec. Koja, Jakarta Utara

No. Hp : 087783230212

E-mail : [email protected]

2014-2019 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2011-2014 : SMA Negeri 75 Jakarta

2008-2011 : SMP Negeri 173 Jakarta

2002-2008 : SDN RBU 03 Pagi

IDENTITAS DIRI

RIWAYAT PENDIDIKAN

Page 6: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

iv

2018-sekarang : Anggota Divisi Design & Creative Gajahlah Kebersihan

2015-2016 : Sekretaris Divisi Informasi dan Komunikasi HMJ

Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2015-2016 : Sekretaris Pengelolaan Internal HIMNI

(Himpunan Mahasiswa Alumni) SMAN 75 Jakarta

2013-2014 : Sekretaris English Club SMAN 75 Jakarta

2010-2011 : Anggota Majalah Kreatif SMPN 173 Jakarta

2017 : Penerima Beasiswa Peningkatan Akademik UIN Jakarta

2016 : Penerima Beasiswa Peningkatan Akademik UIN Jakarta

2007 : Juara IV Harapan I Tari Tradisional Daerah Ondel-Ondel

SD (Sekolah Dasar) Jakarta Utara

2018 - 2019 : Surveyor di Vinus Pilarindo

2018 : Asisten Laboratorium Mikrobiologi Pangan

2018 : Asisten Laboratorium Ilmu Tanaman

2017 : Praktik Kerja Lapang pada Divisi Quality Control PT Sinar

Sosro KPB Cakung

PENGALAMAN ORGANISASI

PRESTASI YANG DICAPAI

PENGALAMAN KERJA

Page 7: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

v

RINGKASAN

Nuraini Arifianti, Pengaruh Media Sosial dan Eelectronic Word of Mouth

terhadap Keputusan Pembelian Produk Sarang Madu Murni dan Pengelolaan Media

Sosial di Sarang Madu Murni. (Di bawah Bimbingan Achmad Tjachja Nugraha

dan Nunuk Adiarni).

Media sosial merupakan salah satu platform di era digital yang banyak

digemari dan diakses. Media sosial adalah media yang digunakan untuk

bersosialisasi melalui jaringan internet. Pertumbuhan dan banyaknya pengguna

media sosial saat ini dipandang oleh dunia bisnis sebagai peluang untuk melakukan

pemasaran e-commerce dengan menggunakan media sosial, yang disebut social

media marketing. Seiring dengan perkembangan social media marketing saat ini,

muncul fenomena electronic word of mouth yang merupakan evolusi dari word of

mouth. Sama seperti word of mouth, electronic word of mouth juga memiliki peran

dalam pengambilan keputusan konsumen. Pemasaran melalui media sosial

memerlukan penanganan karena terjadi lintas infromasi, komunikasi dan perubahan

respon konsumen yang sangat cepat, oleh sebab itu diperlukan pengelolaan media

sosial.

Salah satu usaha yang memasarkan produknya melalui media sosial terutama

Instagram adalah Sarang Madu Murni. Produk yang dipasarkan adalah madu peras

dan sarang madu. Walaupun masih berstatus industri rumah tangga dan baru berdiri

tahun 2016, Sarang Madu Murni dapat menjangkau konsumen hampir di seluruh

Indonesia. Penggunaan media sosial dan penerapan electronic word of mouth oleh

Sarang Madu Murni, mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana pengelolaan

media sosial Instagram, dan seberapa besar pengaruh media sosial dan electronic

word of mouth terhadap keputusan pembelian produk Sarang Madu Murni.

Penelitian terhadap keputusan pembelian produk Sarang Madu Murni

menggunakan metode SEM (Structural Equation Modeling) dengan pendekatan

PLS dan diolah dengan menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerapan pengelolaan media sosial diperlukan agar usaha

dapat terus berkembang, dan electronic word of mouth memiliki pengaruh paling

signifikan dibandingkan dengan media sosial, yaitu sebesar 51% serta media sosial

memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 33.8%.

Kata kunci: Media sosial, Instagram, Electronic word of mouth, Pengelolaan Media

Sosial, Keputusan Pembelian, SEM, PLS.

Page 8: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat

Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Media Sosial dan Electronic Word of Mouth Terhadap Keputusan

Pembelian Produk Sarang Madu Murni dan Pengelolaan Media Sosial di Sarang

Madu Murni”. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW yang selalu memohonkan ampunan bagi umat-Nya.

Penyusunan skripsi ini dapat selesai berkat bantuan, bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih kepada:

1. Keluarga saya, ayah, mama, dan nenek yang senantiasa memberi dukungan

motivasi, doa, materi, dan kasih sayang kepada saya.

2. Bapak Dr. Achmad Tjachja Nugraha, MP selaku dosen pembimbing I dan Ibu

Dr. Nunuk Adiarni, MM selaku dosen pembimbing II yang selalu

meluangkan waktu, pikiran, saran, dan semangat kepada saya selama proses

penyusunan skripsi.

3. Bapak Dr. Ir Akhmad Riyadi Wastra, S.IP., MM selaku dosen penguji I dan

Bapak Dr. Iwan Aminudin, M.Si dosen penguji II yang telah memberikan

saran, motivasi dan dukungan kepada penulis.

Page 9: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

vii

4. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan

Dr. Iwan Aminudin, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis.

5. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud beserta jajaran dan staf

administrasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Lintang Habibul Karim yang telah memberikan motivasi, membantu, dan

mensupport saya di berbagai kondisi.

7. Pihak Sarang Madu Murni, terutama kak Winda dan kak Dian, serta kak Afril

dan kak Nita yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian dan berbaik

hati membantu saya,

8. Yanti, Ummi, dan Puput selaku sahabat yang selalu mendukung,

menyemangati dan menghibur saya di berbagai kondisi.

9. Amel, Ai, Hanoy, Sui, Dita, Puji dan semua sahabat lainnya di jurusan

Agribisnis yang telah menyemangati penulis.

10. Teman-teman Agribisnis angkatan 2014 yang telah membantu dan

menyemangati saya.

Penulis menyadari apabila skripsi ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab

itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

menyempurnakan penelitian ini. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat

bagi banyak pihak.

Jakarta, Maret 2019

Nuraini Arifianti

Page 10: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

1.5. Ruang Lingkup Penelitan ................................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10

2.1. Media Sosial .................................................................................... 10

2.1.1 Instagram ............................................................................... 13

2.1.2 Pengelolaan Media Sosial Instagram ..................................... 16

2.2. E-Commerce .................................................................................... 18

2.3. Pemasaran Online ............................................................................ 20

2.3.1. Social Media Marketing ........................................................ 22

2.4. Integrated Marketing Communication (IMC) ................................. 24

2.4.1. Electronic Word of Mouth (EWOM) ..................................... 26

2.5. Keputusan Pembelian ...................................................................... 29

2.6. Agribisnis Madu .............................................................................. 33

2.7. Structural Equation Modeling (SEM) ............................................. 36

2.8. Penelitian Terdahulu. ....................................................................... 39

2.9. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 41

2.9.1 Kerangka Konseptual ............................................................. 41

2.9.2 Kerangka Operasional ............................................................ 44

Page 11: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 49

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 49

3.2. Jenis dan Sumber Data. ................................................................... 49

3.2.1 Jenis Data. .............................................................................. 49

3.2.2 Sumber Data. .......................................................................... 50

3.3. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 50

3.3.1. Wawancara. ........................................................................... 50

3.3.2. Observasi. .............................................................................. 52

3.3.3. Studi Pustaka. ........................................................................ 52

3.3.4. Kuesioner. .............................................................................. 52

3.4. Populasi dan Sampel. ....................................................................... 53

3.5. Validitas dan Reliabilitas.Instrumen ................................................ 55

3.5.1. Validitas Instrumen. .............................................................. 55

3.5.2. Reliabilitas Instrumen. ........................................................... 58

3.6. Metode Pengolahan Data. ................................................................ 60

3.6.1. Pengolahan Data Kualitatif. ................................................... 60

3.6.2. Pengolahan Data Kuantitatif. ................................................. 60

3.7. Metode Analisis Data. ..................................................................... 61

3.6.1. Analisis Deskriptif Kualitatif................................................. 61

3.6.2. Analisis Structural Equation Modeling (SEM). .................... 61

3.7. Definisi Operasional. ....................................................................... 76

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................ 84

4.1. Profil Perusahaan. ............................................................................ 84

4.1.1. Visi dan Misi Sarang Madu Murni. ....................................... 84

4.1.2. Kebijakan Sarang Madu Murni. ............................................ 85

4.2. Struktur Organisasi Perusahan. ........................................................ 85

4.2.1. Penerimaan Bahan Baku dan Pengemasan. ........................... 86

4.2.2. Pengelolaan Media Sosial. ..................................................... 88

4.3. Produk Sarang Madu Murni. ........................................................... 89

4.4. Pengelolaan dan Alur Proses Usaha Sarang Madu Murni. .............. 91

4.5. Pemasaran Sarang Madu Murni....................................................... 94

Page 12: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

x

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 96

5.1. Karakteristik Responden. ................................................................. 96

5.1.1. Usia ....................................................................................... 96

5.1.2. Jenis Kelamin. ....................................................................... 97

5.1.3. Penghasilan. ........................................................................... 98

5.1.4. Pekerjaan. .............................................................................. 99

5.1.5. Pendidikan Terakhir. ............................................................. 101

5.1.6. Domisili. ................................................................................ 102

5.2. Validasi Model................................................................................. 103

5.2.1. Validasi Model Formatif ....................................................... 103

5.2.2. Validasi Model Reflektif ....................................................... 104

5.3. Model Akhir Penelitian.................................................................... 109

5.3.1. Validasi Model Formatif. ...................................................... 110

5.3.2. Validasi Model Reflektif. ...................................................... 111

5.4. Pengaruh Media Sosial terhadap Keputusan Pembelian

Produk Sarang Madu Murni. ........................................................... 116

5.4.1. Model Akhir Penelitian Media Sosial. .................................. 116

5.4.2. Pengaruh Parameter terhadap Subvariabel. ........................... 120

5.4.2.1. Subvariabel Konteks. ..................................................... 120

5.4.2.2. Subvariabel Komunikasi. ............................................... 123

5.4.2.3. Subvariabel Kolaborasi. ................................................. 127

5.4.2.4. Subvariabel Koneksi. ..................................................... 129

5.5. Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Keputusan

Pembelian Produk Sarang Madu Murni. ......................................... 131

5.5.1. Model Akhir Variabel Electronic Word of Mouth................. 131

5.5.2. Pengaruh Parameter terhadap Subvariabel. ........................... 134

5.5.2.1. Subvariabel Intensitas. ................................................... 134

5.5.2.2. Subvariabel Konten. ....................................................... 137

5.5.2.3. Subvariabel Valence of Opinion. ................................... 140

5.6. Implikasi terhadap Keputusan Pembelian. ...................................... 142

5.6.1. Model Akhir Variabel Keputusan Pembelian. ....................... 142

5.6.2. Pengaruh Parameter terhadap Subvariabel. ........................... 146

5.6.2.1. Subvariabel Pengenalan Masalah. ................................. 147

5.6.2.2. Subvariabel Pencarian Informasi. .................................. 148

5.6.2.3. Subvariabel Evaluasi Alternatif. .................................... 149

5.6.2.4. Subvariabel Keputusan Pembelian. ............................... 150

5.6.2.5. Subvariabel Perilaku Pasca Pembelian. ......................... 153

5.7. Pengelolaan Media Sosial Instagram Sarang Madu Murni. ............ 155

5.7.1. Perencanaan. .......................................................................... 155

5.7.2. Aktivasi dan Pengawasan. ..................................................... 156

Page 13: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

xi

5.7.3. Optimalisasi. .......................................................................... 159

5.7.4. Pemetaan Pengelolaan Instagram Sarang Madu Murni. ....... 159

5.8. Pra-Kesimpulan. .............................................................................. 163

BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 165

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 165

5.2. Saran ................................................................................................ 166

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 167

LAMPIRAN .................................................................................................... 171

Page 14: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Tampilan dan Fitur-Fitur pada Instagram .......................................................15

2. Model Cognitive, Affective, dan Behavior ......................................................25

3. Proses Keputusan Pembelian ..........................................................................29

4. Sistem Agribisnis ............................................................................................34

5. Kerangka Konseptual ......................................................................................43

6. Kerangka Operasional Model Awal Penelitian ...............................................47

7. Pemodelan Variabel Laten Eksogen 1 ............................................................64

8. Pemodelan Variabel Laten Eksogen 2 ............................................................67

9. Pemodelan Variabel Endogen Y .....................................................................69

10. Struktur Organisasi Usaha Sarang Madu Murni. ..........................................86

11. Produk-Produk Sarang Madu Murni. ............................................................90

12. Alur Proses Usaha Sarang Madu Murni........................................................91

13. Model Akhir Penelitian. ................................................................................111

14. Model Akhir Statistik Penelitian. ..................................................................112

15. Model Akhir Statistik Variabel Laten Eksogen 1 ..........................................117

16. Model Akhir Statistik Variabel Laten Eksogen 2. ........................................132

17. Model Akhir Statistik Variabel Endogen. .....................................................143

18. Pemetaan Pengelolaan Instagram Sarang Madu Murni. ...............................160

Page 15: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perbedaan Electronic Word of Mouth dan Word of Mouth. ............................27

2. Standar Mutu Madu (SNI 3545:2013). ...........................................................35

3. Daftar Informan dan Point of Interview Pengelolaan

Media Sosial Sarang Madu Murni. .................................................................51

4. Point of Observation Pengelolaan Media Sosial Sarang Madu Murni. ..........52

5. Hasil Uji Keterbacaan Instrumen. ...................................................................56

6. Ringkasan Evaluasi Model Pengukuran Konstruk Formatif. ..........................72

7. Ringkasan Evaluasi Model Pengukuran Konstruk Reflektif. .........................73

8. Ringkasan Evaluasi Model Struktural. ............................................................75

9. Definisi Operasional........................................................................................79

10. Klasifikasi Usia Responden. .........................................................................96

11. Klasifikasi Jenis Kelamin Responden. ..........................................................97

12. Klasifikasi Penghasilan Responden. .............................................................98

13. Klasifikasi Pekerjaan Responden. .................................................................99

14. Klasifikasi Pendidikan Terakhir Responden. ................................................101

15. Klasifikasi Domisili Responden. ...................................................................102

16. Hasil Awal Outer Loading. ...........................................................................105

17. Hasil Akhir Outer Loading. ..........................................................................106

18. Hasil Uji Validitas Komposit. .......................................................................108

19. Pengukuran Validitas Diskriminan. ..............................................................108

Page 16: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kuesioner Penelitian. ......................................................................................171

2. Uji Keterbacaan Instrumen. ............................................................................178

3. Hasil Uji Validitas Instrumen..........................................................................182

4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen. .....................................................................183

5. Hasil Validasi Model Formatif........................................................................184

6. Hasil Pengolahan Data dengan SmartPLS. .....................................................185

7. Dokumentasi Kegiatan Terkait Job Holder di Sarang Madu Murni. ..............187

Page 17: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media sosial merupakan salah satu platform di era digital yang paling

digemari, dan merupakan media yang digunakan untuk bersosialisasi melalui

jaringan internet. Sampai saat ini terdapat beberapa macam media sosial, seperti

Facebook, Twitter, Path, Instagram, Youtube, Linkedin, Google+, dan Pinterest.

Media sosial merupakan salah satu layanan yang banyak diakses oleh masyarakat

Indonesia. Banyaknya masyarakat yang mengakses media sosial dapat diketahui

dari hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017

yang menyatakan bahwa 87,13% layanan yang diakses adalah media sosial.

Berdasarkan data Wearesocial.com yang dikutip oleh Ariyanti tahun 2018, pada

Industri Bisnis tahun 2018 menyatakan Indonesia memiliki 130 juta pengguna

media sosial aktif. Pernyataan Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Samuel

A. Pangerapan, yang dikutip oleh Agung pada CNN Indonesia tahun 2017,

menyatakan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan ± 3 jam 15 menit

untuk mengakses media sosial.

Salah satu media sosial yang banyak diakses saat ini adalah Instagram.

Instagram adalah media komunitas untuk berbagi foto antara satu anggota dengan

anggota lainnya di seluruh dunia (Jubilee Enterprise, 2012:2). Berdasarkan data

hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun

2017, pengguna internet yang mengakses Instagram adalah sebanyak 19.9 juta jiwa.

Instagram banyak digemari karena memiliki konten yang menarik, seperti gambar

Page 18: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

2

dan video, serta memiliki banyak fitur seperti, pengikut (followers), unggah foto,

Insta Story, kamera, efek foto, judul foto, arroba (et/@), label foto, hastag,

geotagging, jejaring sosial, komentar, direct massage, insta stories dan tanda suka

(like).

Perkembangan media sosial saat ini tidak terlepas dari perkembangan internet

dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Dunia bisnis melihat

perkembangan tersebut sebagai sebuah peluang yang digunakan untuk melakukan

kegiatan pemasaran melalui internet yang disebut e-commerce. E-commerce adalah

penggunaan website untuk bertransaksi atau memfasilitasi penjualan produk dan

jasa secara online melalui internet dan menggunakan sistem komputer untuk

meningkatkan efisiensi perusahaan secara keseluruhan (Kotler dan Armstrong,

2012:460). Berdasarkan Katadata tahun 2018, penjualan ritel e-commerce

Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara, hal tersebut dapat diketahui

dari proyeksi statistika penjualan ritel perdagangan digital Indonesia yang mencapai

U$ 5.29 miliar. Pada e-commerce terdapat sisi lain dari pemasaran, yaitu pemasaran

online. Pemasaran online adalah pemasaran yang dilakukan melalui sistem

komputer online interaktif yang menghubungkan konsumen dan penjual secara

elektronik (Kotler, 2001:256).

Media sosial yang pada awalnya merupakan ranah privasi, kini telah ditembus

oleh bisnis, untuk kepentingan komersil. Kegiatan bisnis pemasaran yang

memanfaatkan media sosial disebut dengan social media marketing. Menurut

Genelius (2011:10) social media marketing adalah suatu bentuk pemasaran

langsung maupun tidak langsung yang digunakan untuk membangun kesadaran,

Page 19: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

3

pengakuan, daya ingat, dan tindakan untuk merek, bisnis, produk, orang, atau

entitas lainnya yang dilakukan dengan menggunakan alat dari web sosial. Alat-alat

di social web tersebut seperti blogging, microblogging, social networking, social

bookmarking, dan content sharing.

Bagi konsumen, berbelanja melalui media sosial akan sangat menyenangkan

jika mereka merasa puas akan kualitas jasa dari sistem penjualan online di situs

tersebut. Kepuasan pelanggan setelah melakukan pembelian menjadi indikator

dimana suatu situs toko online dapat mempertahankan pelanggannya dengan

meningkatkan minat berbelanja kembali pada situs tersebut (Mulawarman dan

Nurfitri, 2017:41). Kelebihan pemasaran dengan memanfaatkan media sosial

adalah mudah diakses oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja yang membuat

produk/jasa yang ditawarkan diketahui oleh semua orang. Pemasar menawarkan

produk/jasa di media sosial dengan cara mengunggah gambar, suara bahkan video

sehingga memungkinkan tampilan yang lebih menarik. Gambar, suara, video yang

menarik akan membuat calon konsumen mengenali dan penasaran dengan

produk/jasa tersebut.

Pada era social media marketing yang menajamkan dari sisi konten

menggunakan kombinasi gambar dan ketajaman visualisasi mampu untuk

memberikan uggahan ulasan. Unggahan ulasan dalam pemasaran konvensional

disebut dengan word of mouth. Word of mouth dapat diartikan dengan komunikasi

desas-desus yang beredar atau muncul di antara para konsumen dan calon pembeli

(Prisgunanto, 2014:117). Pada pemasaran online, word of mouth disebut dengan

electronic word of mouth (EWOM). Electronic word of mouth (EWOM) adalah

Page 20: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

4

sebuah media komunikasi untuk saling berbagi informasi mengenai suatu

produk/jasa yang telah dikonsumsikan antar konsumen yang tidak saling mengenal

(Gruen, 2006:6).

Electronic word of mouth (EWOM) dianggap menjadi evolusi dari

komunikasi tradisional tatap muka sehingga menjadi lebih modern dengan bantuan

cyberspace yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun

timbal balik secara online. Electronic word of mouth (EWOM) adalah sebuah

fenomena baru dalam dunia komunikasi, khususnya komunikasi pemasaran saat ini,

dimana setiap individu saling bertukar informasi dan pengalaman positif/negatif

mengenai sesuatu yang pernah dialami melalui media sosial (Priansa, 2017:351).

Menurut Ward dan Ostrom (2003) dalam Wijaya dan Paramita (2014:14), internet

saat ini telah diberdayakan konsumen untuk berbagi informasi yang dapat diakses

dengan mudah dan dapat mempengaruhi konsumen lainnya melalui electronic word

of mouth. Menurut Arwiedya (2011) dalam Wijaya dan Paramita (2014:14), dalam

media promosi yang berpengaruh terhadap keputusan seseorang dalam pembelian

salah satunya adalah electronic word of mouth.

Didalam penggunaan media sosial untuk pemasaran, seluruh interaksi dan

perubahan sistem informasi terbaru yang terus menerus harus dikendalikan,

direncanakan, dikelola untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pengelolaan yang

dimaksud melibatkan pemahaman mengenai teknikal aplikasi media sosial yang

digunakan, selain itu perusahaan harus memperhatikan dinamika pendapat pengikut

(followers) di media sosial. Secara teori seperti yang dikemukakan Paramitha

(2011) dalam Pakuningjati (2015:10), pengelolaan media sosial secara teknis yang

Page 21: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

5

terpenting pada dasarnya adalah mengatur perencanaan, aktivasi dan pengawasan

serta optimalisasi. Pemasaran produk melalui media sosial merupakan tantangan

tersendiri, karena calon konsumen tidak melihat secara langsung kondisi fisik

produk, oleh sebab itu diperlukan adanya pengelolaan dalam melakukan pemasaran

melalui media sosial.

Salah satu unit usaha yang menggunakan media sosial untuk memasarkan

produknya adalah Sarang Madu Murni. Sarang Madu Murni adalah usaha yang

telah berdiri sejak tahun 2016 dan bergerak di bidang agribisnis, lebih tepatnya pada

subsistem hilir, yaitu pemasaran madu. Saat ini produk Sarang Madu Murni telah

mendapatkan nomor P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga). Produk-produk yang

dijual Sarang Madu Murni adalah Sarang Madu Melifera dan Cerana, Madu Peras

Melifera, Cerana dan Kaliandra serta Masker Madu. Sarang Madu Murni hanya

melakukan pemasaran dengan menggunakan media sosial. Pemilik usaha

berpendapat bahwa pemasaran menggunakan media sosial memiliki jangkauan

yang lebih luas dan biaya promosi yang lebih murah. Media sosial yang digunakan

Sarang Madu Murni adalah Instagram, Facebook dan Twitter. Saat ini media sosial

yang aktif digunakan adalah Instagram, karena dipandang oleh pemilik usaha

sebagai media sosial yang banyak digemari serta memiliki konten gambar dan video

yang tepat untuk melakukan promosi.

Usaha Sarang Madu Murni dalam seminggu dapat menjual 100 – 500 kg

sarang madu dan madu peras. Jumlah penjualan tersebut dapat terus bertambah

seiring dengan bertambahnya pengikut (followers) di Instagram Sarang Madu

Murni. Pengikut (followers) Sarang Madu Murni merupakan yang terbanyak

Page 22: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

6

dibandingkan dengan kompetitor lainnya di Instagram, yaitu sampai dengan per

Agustus 2018 sudah mencapai 93.600 akun pengikut, dan terus mengalami

peningkatan yang pesat. Sarang Madu Murni memanfaatkan ulasan dari konsumen

yang telah membeli dan mengonsumsi produk Sarang Madu Murni. Ulasan tersebut

kemudian diunggah oleh Sarang Madu Murni di Instagram agar dapat dilihat oleh

pengikutnya (followers), yang dimana hal tersebut secara tidak langsung dapat

mempengaruhi calon konsumen lain untuk melakukan pembelian. Walaupun masih

berstatus P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga), namun pemasaran Sarang Madu

Murni sudah mencakup hampir seluruh wilayah di Indonesia.

Walaupun memiliki pengikut yang banyak di Instagram dibandingkan

dengan kompetitor dan pemasarannya sudah mencakup hampir seluruh wilayah di

Indonesia, terdapat beberapa masalah yang dihadapi Sarang Madu Murni. Masalah-

masalah tersebut yaitu, munculnya banyak kompetitor, terdapat beberapa

kompetitor yang mengambil dan menggunakan konten (gambar atau video) Sarang

Madu Murni tanpa izin, kesulitan dalam membuat konten (gambar atau video) dan

interaksi dengan pengikut (followers). Kesulitan dalam membuat konten karena

pembuatan konten hanya dilakukan oleh satu orang content creator, dimana konten

yang dibuat harus menarik, tidak monoton, dan selalu menyesuaikan dengan

perkembangan trend (up to date). Interaksi Sarang Madu Murni bertujuan agar

(pengikut) followers merasa lebih dekat dengan Sarang Madu Murni dan tidak

bosan dengan konten yang pada umumnya hanya fokus pada pemasaran produknya,

tidak melakukan pendekatan dengan interaksi melalui konten. Kesulitan pada saat

interaksi karena banyaknya pesan yang masuk di Instagram dan hanya ditangini

Page 23: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

7

oleh satu admin. Permasalahan lain pada Sarang Madu Murni adalah adanya

rangkap jabat, yaitu content creator yang juga bertugas sebagai admin Instagram.

Hal tersebut menyebabkan content creator sekaligus admin Instagram Sarang

Madu Murni merasa kewalahan. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan dan

permasalahan pada usaha Sarang Madu Murni, maka peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Sosial dan Electronic

Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Produk Sarang Madu Murni

dan Pengelolaan Media Sosial di Sarang Madu Murni”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis

merusmuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana karakteristik konsumen Sarang Madu Murni?

b. Bagaimana pengaruh media sosial terhadap keputusan pembelian produk

Sarang Madu Murni?

c. Bagaimana pengaruh electronic word of mouth terhadap keputusan

pembelian produk Sarang Madu Murni?

d. Bagaimana pengelolaan media sosial di Sarang Madu Murni?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

a. Mengetahui karakteristik konsumen Sarang Madu Murni.

Page 24: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

8

b. Mengetahui pengaruh media sosial terhadap keputusan pembelian produk

Sarang Madu Murni.

c. Mengetahui pengaruh electronic word of mouth terhadap keputusan

pembelian produk Sarang Madu Murni.

d. Mengetahui pengelolaan media sosial di Sarang Madu Murni.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan kontribusi bagi

pihak-pihak terkait, seperti:

a. Bagi Penulis

Bermanfaat dalam menerapkan hasil studi dalam bidang pemasaran produk

agribisnis dan sebagai syarat kelulusan mahasiswa Prodi Agribisnis Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi pengusaha P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga)

Bagi pengusaha P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga), yakni dapat

digunakan sebagai bahan masukan terkait pemasaran melalui media sosial dan

electronic word of mouth serta melihat karakteristik konsumen terhadap keputusan

pembelian.

c. Bagi Pembaca

Bagi pembaca, yakni dapat memberikan kontribusi ilmiah dalam aspek

manajemen pemasaran melalui media sosial.

Page 25: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

9

d. Bagi Akademik

Bagi akademik, yakni dapat menambah literatur pustaka dalam aspek

manajemen pemasaran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga)

Sarang Madu Murni yang berlokasi di Jl. Korobokan No. 61 Desa Serang Cikarang

Selatan, Bekasi. Media sosial yang diteliti pada penelitian ini adalah Instagram.

Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan wawancara, observasi, studi pustaka

dan kuesioner. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan analisis jalur dengan Structural Equation Modelling (SEM) yang

diolah dengan aplikasi SmartPLS 3.0. Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah variabel eksogen (variabel independen), yaitu media sosial dan electronic

word of mouth, variabel endogen (variabel dependen) yaitu keputusan pembelian.

Page 26: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Sosial

Pada saat ini, media sosial merupakan media yang banyak diakses oleh

pengguna internet. Survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII) menyatakan bahwa pada tahun 2017, pengguna internet yang

mengakses media sosial yaitu sebesar 87.33%. Media sosial yang pada awalnya

hanya berfungsi sebagai situs pertemanan dan pertukaran informasi sesama teman

atau kerabat dekat, saat ini telah beralih fungsi sebagai lahan pemasaran suatu

perusahaan maupun toko online dalam skala industri rumahan. Saat ini media sosial

telah menjadi wadah untuk melakukan kegiatan berbelanja secara online

(Mulawarman dan Nurfitri, 2017:41).

Media sosial adalah fitur berbasis website yang dapat membentuk jaringan

serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah komunitas (Puntoadi,

2011:1). Pengertian media sosial menurut Kotler dan Keller (2012:568), adalah

sarana bagi konsumen untuk berbagi informasi teks, gambar, audio dan video

dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya. Menurut Kotler dan

Keller (2012:568-570), terdapat tiga macam platform utama dalam media sosial,

yaitu:

a. Online Communities and Forums

Komunitas online dan forum tersebut datang dalam segala bentuk dan ukuran.

Komunitas online dan forum banyak dibuat oleh pelanggan tanpa adanya bunga

komersial ataupun dengan afiliasi perusahaan. Sebagian komunitas online dan

Page 27: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

11

forum disponsori oleh perusahaan yang anggotanya berkomunikasi dengan

perusahaan lain melalui posting, instant, messaging, dan chatting unik berdiskusi

mengenai minat khusus yang dapat berhubungan dengan produk.

b. Blog

Blog memiliki pengguna yang sangat beragam, mulai dari pribadi untuk

teman-teman dekat dan keluarga. Blog dirancang untuk menjangkau dan

mempengaruhi khalayak luas.

c. Social Network

Jaringan sosial telah menjadi kekuatan yang penting baik dalam bisnis

konsumen dan pemasaran bisnis ke bisnis, beberapa diantaranya adalah facebook,

messanger, twitter, Instagram dan lain-lain.

Menurut Chris Heuer pendiri social Media Club dan innovator media baru

berpendapat bahwa terdapat 4C (context, communications, collaboration, and

connection) dalam mengoperasikan sosial media (Solis, 2010:263) yang telah

dijadikan indikator media sosial pada beberapa skripsi dan jurnal, yaitu:

a. Context (konteks)

Context adalah sebuah tata bahasa, bentuk atau kerangka bagaimana kita

menyampaikan pesan kepada khalayak dengan format tertentu. Konteks

menentukan makna suatu perkataan, apabila konteks berubah maka berubah pula

makna suatu perkataan. Ilmu bahasa memandang konteks sebagai pengetahun

bersama antara pembicara, pendengar dan pengetahuan tersebut mengarah pada

interpretasi suatu tuturan.

Page 28: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

12

b. Communications (Komunikasi)

Communication adalah proses penyampaian pesan kepada orang lain untuk

memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara lisan (langsung)

atau tidak langsung (melalui media) agar sesuai dengan yang diinginkan pemberi

pesan yang mengandung unsur 5W 1H. Lima unsur tersebut adalah apa, dalam

saluran mana, untuk siapa, dengan efek seperti apa. Komunikasi dalam media sosial

merupakan praktek dalam menyampaikan atau membagikan, mendengarkan,

merespon dan mengembangkan pesan kepada khalayak dalam jarak dan waktu yang

tidak dibatasi.

c. Collaboration (kolaborasi)

Collaboration adalah bekerja bersama-sama antara pemberi dan penerima

pesan secara interaktif agar pesan yang disampaikan lebih efektif dan efisien. Nilai

yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang sama, persepsi yang sama,

kesamaan untuk berproses, saling memberikan manfaat, kejujuran, kasih sayang

serta berbasis masyarakat.

d. Connections (koneksi)

Connections adalah hubungan yang terjalin dan terbina berkelanjutan antara

pemberi dan penerima pesan.

Media sosial merupakan salah satu tempat membangun citra diri seseorang di

depan orang lain. Pembangunan popularitas dan eksistensi diri yang menghasilkan

kepuasan tersendiri bagi kebanyakan orang. Media sosial juga merupakan sarana

yang tepat untuk melakukan pemasaran. Segala kenyamanan yang bisa didapatkan

melalui media sosial yang memicu perkembangan pesat pemakaiannya. Media

Page 29: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

13

sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan konsumen

dan dapat menjadi media untuk membentuk komunitas online. Media sosial

memberikan peluang masuk komunitas yang telah ada sebelumnya dan

memberikan kesempatan mendapatkan feedback secara langsung (Puntoadi,

2011:21-31).

2.1.1 Instagram

Saat ini media sosial Instagram yang diciptakan oleh Kevin Systrom dan

Mike Krieger pada Oktober 2010, merupakan salah satu media sosial yang populer

digunakan untuk melakukan pemasaran produk/jasa. Pengertian Instagram berasal

dari keseluruhan aplikasi tersebut, yaitu insta dan telegram. Kata “insta” berasal

dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya dikenal dengan

sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara instan,

seperti polaroid di dalam tanpilannya. Kata “gram” berasal dari kata “telegram”

dimana cara kerja telegram sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada

orang lain dengan cepat (Purnama dan Huang, 2014:4). Menurut data We are Social

2016 dalam Sugiarto (2018:13), pengguna Instagram di Indonesia naik 37% dari

yang sebelumnya yang hanya 5 juta menjadi 7.9 juta pengguna.

Instagram adalah media komunitas untuk berbagi foto antara satu anggota

dengan anggota lainnya di seluruh dunia (Jubilee Enterprise, 2012:2). Instagram

adalah layanan aplikasi berbagi foto yang pertama kali dapat diunduh di app store

pada Apple, dan hanya pengguna iOs yang dapat menggunakan aplikasi Instagram

pada awalnya. Instagram memfasilitasi penggunanya untuk mengambil foto,

mengedit foto dan menyebarkan foto yang kita unggah ke sosial media lainnya

Page 30: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

14

(Purnama dan Huang, 2014:6). Instagram dikembangkan oleh Kevin Systrom dan

Mike Krieger yang tergabung dalam perusahaan yang telah mereka kembangkan

sendiri, yaitu Burbn, Inc. Sebelum dibeli oleh Facebook, Twitter telah menyatakan

minatnya untuk membeli Instagram pada tahun 2011. Pada Akhirnya Systrom

bertemu dengan Mark Zuckerberg, yang merupakan pendiri Facebook, yang

melempar gagasan untuk menjual Instagram kepada Facebook. Instagram akhirnya

dibeli oleh Facebook pada tahun 2012 (Purnama dan Huang, 2014:7).

Instagram di Indonesia mulai menjadi ladang bagi para online shop pada

tahun 2012. Pada saat itu, Instagram masih sepi peminat, tapi saat ini Instagram

sudah memiliki banyak pengguna aktif (Purnama dan Huang, 2014:8). Pada

Instagram terdapat banyak fitur yang masing-masing memiliki fungsi yang

berbeda. Berikut merupakan tampilan dan fitur-fitur pada Instagram yang tersaji

pada Gambar 1.

Page 31: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

15

Gambar 1. Tampilan dan Fitur-Fitur pada Instagram

Pada Gambar 1, terlihat beberapa fitur yang terdapat dalam Instagram. Pada

nomor 1 merupakan fitur home page, home page adalah tampilan utama (timeline)

yang menampilkan foto-foto terbaru dari orang-orang yang diikuti. Nomor 2

merupakan fitur explore, explore adalah tampilan dari foto-foto populer yang

banyak disukai pengguna Instagram, selain itu pada explore juga dapat mencari

akun yang kita inginkan dengan mengetik nama akun yang diinginkan. Nomor 3

adalah fitur unggah foto, unggah foto adalah fitur bagi para pengguna Instagram

untuk menambahkan fotonya. Saat pengguna mengunggah fotonya, pengguna dapat

menambahkan efek foto, judul, lokasi, hastag, dan arroba (menyunting teman).

Nomor 4 merupakan fitur news feed, news feed adalah fitur yang

menampilkan notifikasi berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pengguna

1 2 3 4 5

6

7 8 9

10 11

12

13 14 16 15

Page 32: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

16

Instagram. Nomor 5 merupakan fitur profil pengguna, yang berisi pengaturan akun.

Nomor 6 adalah insta story, nomor 7 adalah kiriman foto, nomor 8 adalah jumlah

akun pengikut (followers), nomor 9 adalah jumlah akun yang diikuti, nomor 10

adalah fitur pengiriman pesan (direct message), nomor 11 fitur untuk menambah

teman, nomor 12 adalah tampilan profil (biodata akun), nomor 13 adalah fitur untuk

memberikan like, nomor 14 adalah fitur komentar, nomor 15 adalah fitur untuk

mengirimkan konten (gambar atau video) kepada pengguna lain secara pribadi, dan

nomor 16 adalah fitur keep. Fitur keep pada Instagram berfungsi untuk menyimpan

foto atau video yang disukai.

2.1.2 Pengeloaan Media Sosial Instagram

Pengelolaan media sosial secara teknis yang terpenting pada dasarnya adalah

mengatur perencanaan, aktivasi dan optimalisasi. Paramitha (2011) dalam

Pakuningjati (2015:10), menjelaskan proses pengelolaan media sosial umumnya

meliputi:

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses paling awal dari pengelolaan. Proses ini

merupakan cara untuk merancang konsep serta pondasi dari pengelolaan yang akan

dilakukan. Terdapat dua pertanyaan yang harus dijawab, yaitu mengapa (why) dan

siapa (who). Pertanyaan mengapa merupakan pertanyaan untuk merancang alasan

perusahaan/lembaga membutuhkan strategi komunikasi melalui media sosial. Hal

ini berkaitan dengan tujuan lembaga atau perusahaan dan juga pola interaksi

masyarakat saat ini. Pertanyaan siapa digunakan untuk merancang target dari

perusahaan/lembaga yang akan dijadikan sasaran komunikasi melalui media sosial.

Page 33: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

17

Dua hal tersebut penting karena akan mempengaruhi bentuk media sosial yang akan

digunakan, konten yang akan dibangun dan jenis informasi apa yang akan

dibagikan. Pada proses ini juga perlu dilakukan identifikasi tingkah laku

masyarakat, ketertarikan dan kebutuhan masyarakat guna merancang sebuah bentuk

pemanfaatan media sosial yang tepat.

b. Aktivasi dan Pengawasan

Aktivasi dan pengawasan merupakan proses yang terjadi setelah dilakukan

perencanaan atau perancangan yang sesuai dengan tujuan dan target audience.

Proses ini merupakan praktik pelaksanaan dari pemanfaatan media sosial. pada

proses ini terdapat dua pertanyaan yang perlu dijawab, yaitu apa (what) dan

bagaimana (how).

Apa (what) merupakan pertanyaan untuk menjawab informasi apa yang akan

disampaikan serta konten pembeda apa yang akan dibangun dan membedakannya

dari penggunaan media sosial yang lain. Menurut Sugiarto (2018:50-51) konten

merupakan hal utama pada Instagram. Inti dari konten adalah membuat follower

agar merasa dekat dengan pemasar. Ketika membuat konten, pemasar harus

menentukan beberapa hal berikut:

1) Tipe akun Instagram

2) Tema konten (dari segi warna, objek desain, bentuk, dan lainnya)

3) Detail value yang ingin disampaikan ke followers (persahabatan,

makanan sehat, kesehatan, dan lainnya).

Bagaimana (how) cara tim mengelola dan menempatkan pesan-pesan ke

dalam media sosial juga perlu dipersiapkan pada proses ini. Maksud dari pernyataan

Page 34: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

18

tersebut adalah melalui media apa pesan akan disampaikan kepada target audience,

seluruhnya disesuaikan dengan kebutuhan dari tujuan yang telah disusun diawal.

Deskripsi yang dimasukkan pada konten berguna untuk memperjelas gambar dan

mengajak followers untuk berinteraksi. Jika deskripsi bukan mengenai informasi

produk, maka pemasar harus mengomunikasikan deskripsi tersebut dengan cara-

cara seperti pemasar berbicara tatap muka dengan followers. Minimal pemasar

mengunggah konten adalah sekali dalam sehari dan maksimal 3 kali (Sugiarto,

2018:93).

c. Optimalisasi

Optimalisasi merupakan proses yang membantu kontinuitas jalannya

pengelolaan. Pada proses ini dilakukan evaluasi konten dan identifikasi dari hasil

pelaksanaan, apakah sudah mencapai tujuan. Umumnya pada proses untuk evaluasi

agar dapat terukur digunakan Search Engine Optimization (SEO). SEO merupakan

sebuah proses mendapatkan traffic atau memengaruhi visibilitas web/media sosial

dalam mesin pencarian gratis (free atau organic). SEO dapat digunakan untuk

mengontrol dan mengevaluasi agar aktivasi media sosial dapat terus berjalan. Pada

proses ini dilihat pula bagaimana traffic atau frekuensi aktivitas dan visibilitas agar

dapat terus ditingkatkan sehingga pengelolaan dapat terus dilakukan.

2.2 E-Commerce

E-commerce adalah penggunaan website untuk bertransaksi atau

memfasilitasi penjualan produk dan jasa secara online melalui internet dan

menggunakan sistem komputer untuk meningkatkan efisiensi perusahaan secara

Page 35: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

19

keseluruhan (Kotler dan Armstrong, 2012:460). Perkembangan e-commerce

memungkinkan jaringan informasi yang menguntungkan baik untuk konsumen

maupun perusahaan. Ketika suatu perusahaan menyiapkan satu strategi pemasaran

melalui e-commerce, yang harus diperhatikan adalah kesiapan mengemas barang

dan jasa sampai mendistribusikannya kepada konsumen. Menurut Raynold (2004)

dalam Hermawan (2012:219), hal tersebut penting karena sifat unik transaksinya

dan tantangan kedepannya. Manfaat yang dirasakan perusahaan khususnya untuk

kepentingan pelanggan memperlihatkan bahwa e-commerce dapat memberikan

manfaat, yaitu:

a. Mendapatkan pelanggan baru.

b. Menarik konsumen untuk tetap bertahan.

c. Meningkatkan mutu layanan.

d. Melayani konsumen tanpa batas waktu.

Menurut Rahmati (2009) dalam Irmawati (2011:97) e-commerce mencakup

distribusi, penjualan, pembelian, marketing, dan service dari sebuah produk yang

dilakukan dalam sebuah sistem elektronika seperti internet. E-commerce dan

kegiatan terkait melalui internet dapat menjadi penggerak untuk memperbaiki

ekonomi domestik dan mempercepat integrase dengan kegiatan produksi global.

Implementasi dari e-commerce terdiri dari suatu integrasi rantai nilai dari

infrastrukturnya, yang dimulai dari infrastruktur sistem distribusi (flow of good),

infrastruktur pembayaran (low of money), dan infrastruktur sistem informasi (low

of information). E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan

Page 36: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

20

sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading

(perdagangan). Proses yang ada di dalam e-commerce adalah sebagai berikut:

a. Presentasi elektronis (pembuatan website) untuk produk dan layanan.

b. Pemesanan secara langsung dan tersdianya tagihan.

c. Otomatisasi akun palanggan secara aman (baik nomor rekening maupun

nomor kartu kredit).

d. Pembayaran yang dilakukan secara langsung (online) dan penanganan

transaksi.

2.3 Pemasaran Online

Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2012:29) adalah proses dimana

perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan

pelanggan yang kuat untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Kegiatan pemasaran sebenarnya adalah upaya menyampaikan pesan atau keinginan

kepada orang lain dan berusaha agar pesan tersebut tercapai. Pemasaran online

adalah pemasaran yang dilakukan melalui sistem komputer online interaktif yang

menghubungkan konsumen dan penjual secara elektronik (Kotler, 2001:256).

Perbedaan mendasar pemasaran online dan pemasaran konvensional adalah

pemasaran konvensional merupakan pemasaran secara langsung (tatap muka),

sedangkan pemasaran online adalah pemasaran tidak langsung dengan

menggunakan teknologi dan internet. Manfaat dalam melakukan transaksi dalam

pemasaran online menurut Kotler (1998) dalam Mardiani dan Imanuel (2013:154),

yaitu:

Page 37: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

21

a. Kemudahan, para pelanggan dapat memesan produk 24 jam sehari dimanapun

mereka berada.

b. Informasi, para pelanggan dapat memperoleh setumpuk informasi komparatif

tentang perusahaan, produk, dan pesaing tanpa meninggalkan kantor.

c. Perbincangan yang sedikit, para pelanggan tidak perlu menghadapi atau

melayani bujukan dan faktor-faktor emosional dan tidak perlu menunggu

antrian saat berbelanja.

Selain memiliki manfaat, pemasaran online juga memiliki hambatan, yaitu:

a. Gangguan, banyak konsumen merasa terganggu dengan peningkatan jumlah

penjualan yang agresif serta iklan yang sering muncul.

b. Ketidakadilan, beberapa pemasar mengambil keuntungan dari pembeli yang

impulsif atau yang kurang canggih, pengakuan harga besar-besaran, batasan

waktu, dan kemudahan pembelian yang tidak ada tandingnya. Kegiatan

tersebut bertujuan untuk merangkul pembeli yang memiliki tingkat penjualan

rendah.

c. Penipuan dan kecurangan, pemasar melebih-lebihkan ukuran produk,

pengakuan kerja atau “harga eceran”. Kecurangan dalam bertransaksi, yaitu

ketika barang sudah dibayar pembeli namun barang tersebut tidak dikirim

pemasar.

d. Pelanggaran privasi, pelanggaran privasi merupakan masalah kebijakan

publik yang sulit dihadapi pemasar langsung. Banyak kritik yang khawatir

bahwa pemasar akan mengambil keuntungan secara tidak adil atas pelanggan

dengan memanfaatkan data pelanggan.

Page 38: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

22

2.3.1 Social Media Marketing

Perkembangan media sosial telah berdampak pada cara berkomunikasi

perusahaan. Munculnya web 2.0 bahkan web 3.0 telah mendorong perusahaan untuk

berbagi informasi secara lebih terbuka dengan pelanggannya, sehingga

berkembanglah pemahaman mengenai pentingnya social media marketing (Priansa,

2017:357). Social media marketing adalah bentuk pemasaran langsung atau tidak

langsung yang digunakan untuk membangun kesadaran, pengakuan, ingat dan

tindakan untuk merek, bisnis, produk, orang atau badan lain dan digunakan

menggunakan alat-alat dari web sosial, seperti blogging, mikrobloging, jejaring

sosial, bookmark sosial, dan konten. Social media marketing menawarkan

kesempatan besar untuk pengusaha, usaha kecil, perusahaan menengah, dan

perusahaan besar untuk membangun merek dan bisnis mereka (Genelius, 2011:10).

Tujuan umum dari pemasaran media sosial adalah:

a. Membangun hubungan: manfaat utama dari pemasaran media sosial adalah

kemampuan untuk membangun hubungan dengan konsumen secara aktif.

b. Membangun merek: percakapan melalui media sosial menyajikan cara

sempurna untuk meningkatkan brand awareness, meningkatkan pengenalan

dan ingatan akan merek dan meningkatkan loyalitas merek.

c. Publisitas: pemasaran melalui media sosial menyediakan outlet dimana

perusahaan dapat berbagi informasi penting dan memodifikasi persepsi

negatif.

Page 39: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

23

d. Promosi, melalui pemasaran media sosial, memberikan diskon ekslusif dan

peluang untuk audiens untuk membuat orang-orang merasa dihargai dan

khusus, serta untuk memenuhi tujuan jangka pendek.

e. Riset pasar, menggunakan alat-alat dari web sosial untuk belajar tentang

pelanggan, membuat profil demografi dan perilaku pelanggan, belajar tentang

keinginan dan kebutuhan konsumen, serta belajar tentang pesaing.

Pemasaran melalui media sosial berpusat pada upaya perusahaan untuk

membangun konten yang menarik perhatian dan mendorong konsumen untuk

terkoneksi dan berbagi informasi dengan perusahaan melalui jaringan media sosial

yang ada. Media sosial menjadi platform yang mudah diakses oleh siapa saja, oleh

karena itu peluang perusahaan untuk meningkatkan kesadaran merek dalam jangka

panjang menjadi lebih mudah. Media sosial melibatkan beragam rangkaian

informasi, kegiatan foto, blog, dan sebagainya, yang akan memberikan umpan

balik, sehingga pemasar akan memperoleh dan mengetahui respon atas hal yang

dipublikasikan pada media sosial (Priansa, 2017:357).

Media sosial telah banyak menyebabkan perubahan signifikan dalam

penggunaan alat dan strategi perusahaan yang berkenaan dengan komunikasi

dengan pelanggan. Mangold dan Faulds (2009) dalam Priansa (2017:358),

menyatakan bahwa media sosial menggabungkan karakteristik alat IMC tradisional

(perusahaan berbicara dengan pelanggan) dengan bentuk yang lebih luas dari word

of mouth (pelanggan berbicara satu sama lain), yaitu manajer pemasaran tidak dapat

mengontrol konten dan frekuensi informasi tersebut. Social media marketing juga

Page 40: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

24

memungkinkan perusahaan untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang

kebutuhan pelanggan untuk membangun hubungan yang lebih efektif dan efisien.

2.4 Integrated Marketing Communication (IMC)

Strategi pemasaran menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi

pemasaran dibutuhkan di era informasi dan komunikasi saat ini untuk

mempertahankan dan mengembangkan bisnis. Media sosial dapat memenuhi

keinginan pengguna untuk berinteraksi secara interaktif dan berpartisipasi pada apa

yang mereka minati. Luasnya komunikasi yang interaktif serta jangkauan global

yang dimiliki media sosial, menyebabkan banyak perusahaan memanfaatkan media

sosial untuk melakukan komunikasi pemasaran. Ilmu tentang komunikasi

pemasaran merupakan bagian dari integrated marketing communication (IMC).

Menurut Hermawan (2012:52) IMC adalah menyatukan perencanaan,

tindakan dan koordinasi pada semua wilayah komunikasi pemasaran dan juga

memahami konsumen menyangkut apa sesungguhnya tanggapan konsumen.

Komunikator harus mengarahkan konsumen agar mengambil langkah terakhir

untuk membeli dengan cara menawarkan produk dengan harga terjangkau,

menawarkan premi, atau membiarkan konsumen mencoba produk. Terdapat empat

model asumsi bahwa konsumen akan melewati tahap cognitive, effective, dan

behavior, yang tersaji pada Gambar 2.

Page 41: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

25

Gambar 2. Model Cognitive, Affective, dan Behavior Sumber: Kotler dan Keller (2012:568)

Berdasarkan keempat model tersebut, model AIDA adalah yang paling

banyak digunakan oleh pemasar. Penjelasan model AIDA yang dikemukakan

Kotler dan Armstrong (2012:568) adalah sebagai berikut:

a. Attention, tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau

jasa sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan. Selain itu, calon pelanggan

juga dapat mempelajari produk atau jasa yang ditawarkan.

b. Interest, pada tahap ini pelanggan mulai tertarik untuk membeli produk atau

jasa yang ditawarkan. Setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci

mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.

c. Desire, pada tahap ini, calon pelanggan mulai memikirkan dan berdiskusi

mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, karena hasrat dan keinginan

Page 42: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

26

mulai timbul. Pada tahap ini pelangggan sudah mulai berminat terhadap

produk atau jasa yang ditawarkan.

d. Action, pada tahap ini, calon pelanggan telah mempunyai kemantapan untuk

membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.

2.4.1 Electronic Word of Mouth (EWOM)

Penilaian orang lain terhadap suatu produk menjadi bagian dari pertimbangan

konsumen untuk memilih suatu produk. Evaluasi alternatif dilakukan konsumen

pada saat akan melakukan keputusan pembelian. Penilaian orang lain berbentuk

informasi berupa ulasan dan pengalaman dalam mengonsumsi sebuah produk.

Informasi tersebut dikenal dengan word of mouth. Word of mouth dapat diartikan

dengan komunikasi desas-desus yang beredar atau muncul di antara para konsumen

dan calon pembeli (Prisgunanto, 2014:117).

Perkembangan internet dan media sosial yang semakin cepat telah

memunculkan strategi baru dalam word of mouth, sehingga muncul electronic word

of mouth (EWOM). Hennig-Thurau et al. (2004:42) menyatakan bahwa electronic

word of mouth (EWOM) merupakan pernyataan positif negatif yang dibuat oleh

konsumen aktual, potensial atau konsumen sebelumnya yang membicarakan

mengenai produk atau perusahaan dan informasi ini tersedia bagi orang-orang

maupun institusi melalui internet.

Electronic word of mouth (EWOM) dianggap menjadi evolusi dari

komunikasi tradisional tatap muka sehingga menjadi lebih modern dengan bantuan

cyberspace, atau sebuah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak

dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal balik secara online.

Page 43: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

27

Electronic word of mouth (EWOM) menjadi sebuah tempat yang sangat penting

untuk konsumen memberikan opininya dan dianggap lebih efektif dari word of

mouth tradisional (Priansa, 2017:351). Komunikasi word of mouth dan electronic

word of mouth memiliki sejumlah perbedaan, seperti tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan Electronic Word of Mouth dan Word of Mouth

No Perbedaan

Electronic Word of Mouth Word of Mouth

1 Percapakan berlangsung dalam dunia

maya atau tidak langsung bertatap

muka.

Percakapan dilakukan secara

langsung atau tatap muka.

2 Membutuhkan sarana pendukung

yang mampu terkoneksi dengan

internet.

Tidak membutuhkan sarana

pendukung yang mampu

terkoneksi dengan internet.

3 Percakapan mampu diakses secara

luas dengan tingkat persebaran

informasi yang luas.

Percakapan terbatas hanya pada

tempat dan ruang tertentu.

4 Banyak pihak yang terlibat sehingga

informasi kadang menjadi bias.

Informasi yang disampaikan lebih

mudah untuk divalidasi.

5 Pesan yang disampaikan berbasis

teks dan historisnya dapat ditelusuri

dengan mudah.

Pesan yang disampaikan

berbentuk lisan dan historisnya

sulit untuk ditelusuri.

6 Kredibilitas penyampai pesan

terkadang dipertanyakan.

Kredibilitas penyampai pesan

dapat diketahui secara langsung.

Sumber: Priansa (2017:352)

Gruen (2006:6) menyatakan electronic word of mouth (EWOM) adalah

sebuah media komunikasi untuk saling berbagi informasi mengenai suatu produk

atau jasa yang telah dikonsumsi antar konsumen yang tidak saling mengenal.

Penerapan electronic word of mouth dalam media sosial dinilai jauh lebih efektif

Page 44: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

28

karena dapat diakses oleh masyarakat luas. Menurut Goyette et al. (2010:11), dalam

mengukur pengaruh electronic word of mouth (eWOM) menggunakan dimensi

sebagai berikut:

a. Intensitas, intensitas dalam electronic word of mouth (eWOM) adalah

banyaknya pendapat atau komentar oleh konsumen dalam sebuah media

sosial. Indikator intensitas terdiri dari:

1) Frekuensi mengakses informasi dari media sosial.

2) Frekuensi interaksi dengan pengguna media sosial.

3) Banyaknya ulasan yang ditulis oleh pengguna media sosial.

b. Konten, adalah isi informasi dari situs jejaring sosial berkaitan dengan produk

dan jasa. Menurut Sugiarto (2018:72), jika konten menyampaikan informasi

seperti promosi, berita, kutipan, sapaan dan info lainnya yang bersifat

informatif, maka konten dapat menggunakan desain grafis agar konten tidak

monoton. Indikator dari konten meliputi:

1) Informasi tentang variasi produk.

2) Informasi tentang kualitas produk.

3) Informasi mengenai harga yang ditawarkan.

c. Valence of Opinion, merupakan pendapat konsumen, baik positif maupun

negatif mengenai produk/jasa dan brand. Valence of opinion memiliki dua

sifat, yaitu negatif dan positif. Valence of opinion meliputi:

1) Komentar positif dari pengguna situs jejaring sosial.

2) Rekomendasi dari pengguna situs jejaring sosial.

Page 45: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

29

2.5 Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2012:166), keputusan pembelian adalah

keputusan yang diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk

melalui tahapan-tahapan yang dilalui konsumen sebelum melakukan pembelian.

Tahapan tersebut adalah kebutuhan yang dirasakan, kegiatan sebelum membeli,

perilaku saat memakai, dan perasaan setelah membeli. Keputusan pembelian

merupakan aktivitas yang terdiri dari beberapa tahap dalam menentukan tindakan

pembelian barang atau jasa. Terdapat beberapa tahap dalam proses keputusan

pembelian, yang disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Proses Keputusan Pembelian Sumber: Kotler dan Keller (2012:166)

a. Pengenalan Masalah

Proses ini dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.

Kebutuhan tersebut dapat timbul oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar

perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan

mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.

b. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak. Terdapat dua level rangsangan, situasi pencarian

informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang

Pengenalan

masalah

Pencarian

informasi

Evaluasi

alternatif

Keputusan

pembelian

Perilaku pasca

pembelian

Page 46: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

30

hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang

itu mungkin akan lebih aktif mencari informasi (mencari bahan bacaan, menelepon

teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu). Perhatian utama

pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen

dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian

selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok,

yaitu:

1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2) Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan, toko.

3) Sumber publik: media masa, organisasi penentu peringkat konsumen.

4) Sumber pengalaman: penanangan, pengkajian, dan pemakaian produk.

c. Evaluasi Alternatif

Setelah informasi diperoleh, pelanggan mengevaluasi berbagai alternatif

pilihan dalam memenuhi kebutuhan. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan,

dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai

proses yang berorientasi kognitif. Model tersebut menganggap konsumen

membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa

konsep dasar akan membantu memahami proses evaluasi konsumen. Pertama,

konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat

tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk

sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam

memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

Page 47: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

31

d. Keputusan Pembelian

Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam

menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif

yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk yang akan dibeli.

Terdapat enam indikator keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller

(2012:479):

1) Pemilihan produk (product choice), konsumen menentukan produk mana

yang akan dibeli. Konsumen akan membeli produk yang memiliki nilai

baginya. Perusahaan harus mengetahui produk seperti apa yang dinginkan

konsumen.

2) Pemilihan merek, konsumen harus menentukan merek mana yang akan dibeli,

setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Perusahaan harus

mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

3) Pemilihan penyalur, konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur

mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen bakan berbeda-beda dalam hal

menentukan penyalur, dapat dikarenakan beberapa faktor seperti faktor lokasi

yang lengkap, harga yang murah dan persediaan barang yang lengkap.

4) Waktu pembelian, keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian

dapat berbeda-beda.

5) Jumlah pembelian, konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa

banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang

dilakukan mungkin lebih dari satu jenis produk. Perusahaan harus

Page 48: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

32

mempersiapkan jumlah produk agar sesuai keinginan yang berbeda-beda dari

pembeli.

6) Metode pembayaran, konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode

pembayaran yang akan dilakukan dalam pengambilan keputusan konsumen

menggunakan produk atau jasa. Saat ini keputusan pembelian tidak hanya

dipengaruhi oleh aspek budaya, lingkungan dan keluarga, namun juga dapat

dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam transaksi. Penggunaan

teknologi untuk transaksi dapat memudahkan pembeli sehingga dapat

melalukan transaksi baik di luar rumah maupun di dalam rumah.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena

memerhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang

menyenangkan tentang merek lain, dan selalu siaga terhadap informasi yang

mendukung keputusannya. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca

pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.

1) Kepuasan Pasca Pembelian

Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli

produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Apabila

kinerja produk lebih rendah dari harapan, maka pembeli akan kecewa. Apabila

ternyata sesuai dengan harapan, maka pembeli akan merasa puas. Apabila melebihi

harapan, maka pembeli akan merasa sangat puas. Kepuasan tersebut akan

mempengaruhi apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan

Page 49: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

33

membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang

produk tersebut.

2) Tindakan Pasca Pembelian

Keputusan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku

konsumen selanjutnya. Apabila konsumen puas, ia akan menunjukkan

kemungkinan lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan

yang tidak puas, mungkin mengambil tindakan publik seperti, mengajukan keluhan

ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian, dengan pembelian ternyata

menghasilkan berkurangnya pengembalian produk dan pembatalan lainnya.

3) Pemakaian dan Pembuangan Pasca Pembelian

Pemasar harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk

tertentu. Pada kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang keuntungan

penggunaan secara lebih teratur dan rintangan petensial terhadap penggunaan yang

ditingkatkan harus diatasi. Apabila konsumen membuang produk tertentu, pemasar

harus mengetahui cara mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat

merusak lingkungan.

2.6 Agribisnis Madu

Pengertian agribisnis menurut Saragih (1999) dalam Wastra dan Mahbubi

(2014:5), agribisnis adalah sebuah sistem pertanian yang meliputi empat subsistem

terintegrasi, yaitu : (a) Subsistem agribisnis hulu (downstream agribusiness); (b)

Subsistem agribisnis usahatani (onfarm agribusiness); (c) Subsistem agribisnis hilir

(upstream agribusiness); dan (d) Subsistem layanan pendukung agribisnis

Page 50: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

34

(supporting institution), yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara simultan dan

terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir. Berikut gambaran Subsistem agribisnis

tersaji pada Gambar 4.

Gambar 4. Sistem Agribsisnis Sumber: Wastra (2016:10)

Madu merupakan bahan makanan yang sangat dikenal manfaatnya sejak

ribuan tahun lalu. Madu dikenal memiliki banyak manfaat untuk menjaga

kesehatan, bahkan menyembuhkan berbagai macam penyakit, selain itu manfaat

lainnya adalah untuk menjaga kecantikan, terutama kulit. Madu merupakan cairan

alami yang keluar dari perut lebah. Cairan ini menyerupai sirop, tetapi umumya

lebih kental. Kekentalan dan warna madu sangat beragam. Warna madu sangat

dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi lebah. Aroma madu juga bergantung

pada sumber nektar yang diambil oleh lebah (Yuliarti, 2015:3-11).

Mengutip dari Warta Wirausaha tahun 2013, agribisnis madu adalah sebuah

sistem mulai dari hulu, usahatani, hilir serta penunjang yang mendukung usaha

madu. Madu dihasilkan oleh lebah madu dan umumnya di Indonesia dilakukan

Subsistem hulu

(Upstream)

Subsistem produksi

(On-farm)

Subsistem hilir

(Downstream)

Subsistem penunjang

(Supporting institution)

Industri

1. Saprotan

2. Alsintan

3. Benih

Budidaya

1. GAP

2. GHP

3. Pasca penen

Hilir

1. Agroindustri

2. GMP

3. Pemasaran

Pelayanan

Kebijakan pemerintah, penyuluhan, perhubungan, pembiayaan,

komunikasi, pergudangan, asuransi.

Page 51: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

35

masyarakat di pelosok pedesaan, terutama berdampingan dengan usaha tani

masyarakat. Prospek bisnis agro lebah madu semakin membaik. Permintaan yang

semakin meningkat dari masyarakat maupun pabrik-pabrik yang membutuhkan

suplai madu, membuat bisnis ini semakin berkembang. Karakteristik madu yang

dibutuhkan untuk pasar industri umumnya harus memenuhi standar nasional (SNI

3545:2013) seperti yang tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Standar Mutu Madu (SNI 3545:2013)

No Jenis Uji Satuan Persyaratan

A Uji Organoleptik

1 Bau Khas madu

2 Rasa Khas madu

B Uji Laboratorium

1 Aktivitas enzim diastase DN Min 3*)

2 Hidroksimetilfurfural (HMF) mg/kg Maks 50

3 Kadar air % b/b Maks 22

4 Gula pereduksi (dihitung sebagai

glukosa)

% b/b Min 65

5 Sukrosa % b/b Maks 5

6 Keasaman ml

NaOH/kg

Maks 50

7 Padatan tak larut dalam air % b/b Maks 0.5

8 Abu % b/b Maks 0.5

9 Cemaran loham

9.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks 2.0

9.2 Cadmium (Cd) mg/kg Maks 0.2

9.3 Merkuri (Hg) mg/kg Maks 0.03

10 Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks 1.0

11 Kloramfenikol Tidak

terdeteksi

12 Cemaran mikroba

12.1 Angka lempeng total (ALT) Koloni/g < 5 x 103

12.2 Angka paling mungkin (APM)

koliform

APM/g < 3

12.3 Kapang dan khamir Koloni/g < 1 x 101 CATATAN *) Persyaratan ini berdasarkan pengujian setelah madu dipanen

Sumber: Badan Standardisasi Nasional (2013:1-2)

Page 52: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

36

Produk madu lebah merupakan salah satu produk yang disukai hampir semua

orang. Jumlah produksi per tahun produk lebah madu masih dibawah jumlah

permintaan masyarakat penggemar madu. Konsumsi madu masyarakat Indonesia

masih tergolong rendah, dan diperkirakan hanya 15 gram per orang selama setahun.

Apabila penduduk Indonesia berjumlah 300 juta jiwa, maka diperkirakan

kebutuhan produk madu di Indonesia sebesar 4.500 ton per tahun. Berdasarkan hal

tersebut, peluang pasar nasional untuk pemasaran produk lebah madu masih cukup

terbuka (Hariyanto, 2018:117).

2.7 Structural Equation Modeling (SEM)

Menurut Maruyama (2008) dalam Haryono dan Wardoyo (2012:11), SEM

adalah sebuah model statistik yang memberikan perkiraan perhitungan dari

kekuatan hubungan hipotesis diantara variabel dalam sebuah model teoritis, baik

langsung maupun melalui variabel antara (intervening atau moderating). Analisis

SEM merupakan gabungan dari dua metodologi disiplin ilmu yaitu perspektif

ekonometrika yang memfokuskan pada prediksi dan psychometrika yang mampu

untuk menggambarkan konsep model dengan variabel laten (variabel yang tidak

dapat diukur secara langsung) akan tetapi diukur melalui indikator-indikatornya

(manifest variables) (Ghozali dan Latan, 2014:3). Secara garis besar, metode SEM

dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. SEM berbasis covariance (Covariance Based SEM atau CB-SEM)

Covariance menurut Newbold (1992) dalam Haryono dan Wardoyo

(2012:13), menunjukkan hubungan linear yang terjadi antara dua variabel, yaitu X

Page 53: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

37

dan Y. CB-SEM memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya jumlah sampel yang

harus besar, data harus terdistribusi secara multivariat normal, indikator harus

bersifat reflektif, model harus berdasarkan teori dan adanya derteminasi.

b. SEM berbasis variance (Variance Based atau VB-SEM)

Variance mengukur penyimpangan data dari nilai mean suatu sampel,

sehingga merupakan suatu ukuran untuk variabel-variabel metrik. Variance

(Variance Based atau VB-SEM) meliputi:

1) Partial Least Square (PLS)

Secara umum PLS-SEM bertujuan untuk menguji hubungan prediktif antar

konstruk dengan melihat apakah ada hubungan atau pengaruh antar konstruk

tersebut. Konsekuensi logis penggunaan PLS-SEM adalah pengujian dapat

dilakukan tanpa dasar teori yang kuat, mengabaikan beberapa asumsi (non-

parametrik). Parameter ketepatan model prediksi dilihat dari nilai koefisien

determinasi (R2).

2) Generalized Structural Component Analysis (GSCA)

GSCA menggabungkan karakter yang terdapat pada CB-SEM dan PLS-SEM.

GSCA dapat meng-handle variabel laten dengan banyak indikator seperti PLS-

SEM, mensyaratkan kriteria Goodness of fit model serta indikator dan konstruknya

harus berkorelasi seperti CB-SEM. GSCA memiliki tujuan yang sama dengan PLS-

SEM, tidak mensyaratkan asumsi multivariate normality data dan bisa dilakukan

pengujian tanpa dasar teori yang kuat dengan jumlah sampel yang kecil.

Suatu konstruk dapat dibentuk secara formatif maupun reflektif. Menurut

Fornell dan Bookstein (1982) dalam Haryono dan Wardoyo (2012:47-48),

Page 54: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

38

menjelaskan bahwa konstruk seperti personalitas atau sikap umumnya dipandang

sebagai faktor yang menimbulkan sesuatu yang dapat diamati, sehingga realisasi

indikatornya berbentuk reflektif. Jika konstruk merupakan kombinasi penjelas dari

indikator yang ditentukan oleh kombinasi variabel maka indikatornya berbentuk

formatif.

Konstruk dengan indikator formatif mengasumsikan bahwa setiap

indikatornya mendefinisikan atau menjelaskan karakteristik domain konstruknya.

Arah indikatornya yaitu dari indikator ke konstruk. Konstruk dengan reflektif,

indikator atau manifest dipandang sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel

laten. Arah indikatornya yaitu dari konstruk ke indikator (Ghozali dan Latan,

2014:58).

Menurut Haryono dan Wardoyo (2012:9), SEM memiliki keunggulan-

keunggulan, yaitu:

a. Membangun model penelitian dengan banyak variabel.

b. Dapat meneliti variabel atau konstruk yang tidak dapat teramati atau tidak

dapat diukur secara tidak langsung (unobserved).

c. Menguji kesalahan pengukuran (measurement error) untuk variabel atau

konstruk yang teramati (observed).

d. Mengkonfirmasi teori sesuai dengan data penelitian (confirmatory factor

analysis).

e. Dapat menjawab berbagai masalah riset dalam suatu set analisis secara lebih

sistematis dan komprehensif.

Page 55: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

39

f. Lebih ilustratif, kokoh dan handal dibandingkan model regresi ketika

memodelkan interaksi, non-linearitas, pengukuran error, korelasi error

terms, dan korelasi antar variabel laten independen berganda.

g. Digunakan sebagai alternatif analisis jalur dan analisis data time series yang

berbasis kovariat.

h. Melakukan analisis faktor, jalur dan regresi.

i. Mampu menjelaskan keterkaitan variabel secara kompleks dan efek langsung

maupun tidak langsung dari satu atau beberapa variabel terhadap variabel

lainnya.

j. Memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi bagi peneliti untuk menghubungkan

antara teori dengan data.

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang masih

relevan dengan penelitian yang dilakukan. Beberapa penelitian yang dijadikan

acuan penelitian, yaitu:

a. Pengaruh Electronic Word of Mouth Terhadap Minat Beli Konsumen Melalui

Brand Image (Studi Pada Followers Instagram Wedangan Radjiman Sebagai

Calon Konsumen) oleh Wardiyastuti (2017). Metode analisis yang digunakan

adalah SEM. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial

variabel electronic word of mouth (X1) berpengaruh signifikan terhadap citra

merek (X2). Citra merek (X2) berpengaruh signifikan terhadap minat beli (Y).

Electronic word of mouth (X1) berpengaruh signifikan terhadap minat beli

Page 56: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

40

(Y). Citra merek mampu memberikan dampak intervening kepada 2 variabel

electronic word of mouth dan citra merek.

b. Media Sosial Instagram Sebagai Sarana Promosi untuk Meningkatkan Minat

Beli Konsumen oleh Indika dan Jovita (2017). Analisis yang digunakan pada

penelitian ini adalah regresi linier. Hasil pada penelitian ini menunjukkan

bahwa nilai korelasi antara media sosial Instagram dengan minat beli sebesar

70,9%. Nilai korelasi bertanda positif, yang berarti semakin efektif media

sosial Instagram, maka semakin tinggi minat beli konsumen.

c. Pengaruh Konsep Produk, Budaya Konsumsi, dan Keluarga Terhadap

Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Produk Kebab (Studi Kasus:

Kebab Turki Baba Rafi) oleh Dwicahyo (2015). Analisis yang digunakan

pada penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM) dengan

pendekatan PLS dengan melakukan penggambaran model untuk melihat

arah-arah kausalitas dari masing-masing indikator terhadap subvariabel

maupun terhadap variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh

keluarga memiliki pengaruh paling kuat dan signifikan terhadap perilaku

konsumen dalam mengkonsumsi kebab dibandingkan dengan budaya

konsumsi dan konsep produk.

d. Pengelolaan Media Sosial dalam Mewujudkan Good Governance (Studi

Kasus Pengelolaan Media Sosial LAPOR! Sebagai Sarana Aspirasi dan

Pengaduan Rakyat secara Online oleh Deputi I Kantor Staf Presiden) oleh

Pakuningjati (2015). Analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan komunikasi politik

Page 57: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

41

pemerintahan kini tidak bisa dihindari lagi. Seluruh elemen pengambilan

keputusan di dalam pengelolaan negara perlu dikelola hubungannya dengan

baik. Didalam mengelola pesan aduan dan aspirasi masyarakat, ada campur

tangan pengelola terhadap pesan yang cukup besar.

e. Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu

WJSPORT Shoes oleh Aditya (2017). Analisis yang digunakan adalah

deskriptif dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa media sosial Instagram berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian sepatu di WJSPORT.

f. Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian (Survei

pada Konsumen Restoran Sushi Tei Kelapa Gading) oleh Akbar dan Sunarti

(2018). Analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa 43.2% variabel keputusan pembelian akan

dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu electronic word of mouth. Variabel

keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel kausalitas pelayanan dari

electronic word of mouth.

2.9 Kerangka Pemikiran

2.9.1 Kerangka Konseptual

Sarang Madu Murni merupakan salah satu usaha P-IRT yang memanfaatkan

media sosial Instagram sebagai sarana pemasaran. Media sosial yang pada awalnya

merupakan ranah privat, kemudian dijadikan ranah bisnis untuk melakukan

pemasaran. Media sosial dimanfaatkan sebagai sarana pemasaran, karena dalam

Page 58: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

42

hitungan detik dapat menghimpun sejumlah orang tak terbatas untuk dijadikan

konsumen di semua tempat.

Pemasaran melalui media sosial memerlukan penanganan, karena terjadi

lintas informasi dan komunikasi dalam waktu yang cepat menggunakan jaringan

internet. Pengeloaan media sosial dipandang penting untuk mencapai keberhasilan

pemasaran. Pada dasarnya pemasaran melalui media sosial merupakan

penggabungan antara teknologi, informatika, komunikasi, pemasaran, promosi

maupun media sosial, sehingga menjadi integrasi keilmuan.

Perubahan informasi saat ini berlangsung sangat cepat yang harus diikuti oleh

oarng-orang yang perlu menguasai ilmu tersebut, dan pula orang-orang kreatif.

Orang-orang kreatif tersebut dibutuhkan agar konten yang tersedia tidak monoton

atau membosankan, serta mengikuti trend dari calon pembeli (up to date).

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini diawali untuk pemahaman tentang

pengelolaan media sosial yang hasilnya pemetaan pengelolaan media sosial.

Media sosial yang saat ini banyak dimanfaatkan untuk melakukan pemasaran

produk/jasa mendorong peniliti untuk mengetahui sejauh mana pengaruh media

sosial terhadap keputusan pembelian produk Sarang Madu Murni. Pada dasarnya

media sosial terdiri dari 4C (context, communication, connection collaboration)

(Heuer dalam Solis 2010:263), yang kemudian dijadikan subvariabel pada

penelitian ini. Pemilihan 4C sebagai subvariabel karena 4C telah banyak digunakan

dalam penelitian skripsi dan jurnal.

Penelitian ini diakhiri dengan pengaruh electronic word of mouth (EWOM)

terhadap keputusan pembelian produk Sarang Madu Murni. Peneliti menggunakan

Page 59: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

43

teori mengenai electronic word of mouth dari penelitian Goyette (2010:11). Peneliti

terdorong melakukan penelitian pengaruh EWOM terhadap keputusan pembelian

karena EWOM secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi

keputusan pembelian calon konsumen lainnya. Terdapat beberapa tahapan dalam

pengambilan keputusan menurut Kotler dan Keller (2012:166), yaitu pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan

perilaku pasca pembelian. Berikut merupakan kerangka konseptual yang tersaji

pada Gambar 5.

Gambar 5. Kerangka Konseptual

Pengelolaan Media Sosial

Media Sosial

1. Context

2. Communication

3. Collaboration

4. Connection

EWOM

1. Intensitas

2. Konten

3. Valence of

opinion

1. Wawancara

2. Observasi

3. Studi Pustaka

1. Perencanaan 2. Aktivasi dan

Pengawasan 3. Optimalisasi

Keputusan Pembelian

1. Pengenalan masalah

2. Pencarian informasi

3. Evaluasi alternatif

4. Keputusan

pembelian

5. Perilaku pasca

pembelian

Kuesioner

1. Pengaruh media

sosial terhadap

keputusan

pembelian

2. Pengauh EWOM

terhadap keputusan

pembelian

Analisis Deskriptif

Kualitatif

Analisis SEM

Pemetaan Pengelolaan

media sosial

Alur Proses

Sarang Madu Murni

Page 60: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

44

2.9.2 Kerangka Operasional

Metode penelitian yang tersaji pada Gambar 6 telah disesuaikan dengan

metode SEM. Penelitian ini mengangkat fenomena yang terjadi saat ini dan belum

ada dasar teori yang kuat terkait pengaruh media sosial terhadap keputusan

pembelian dan pengaruh electronic word of mouth. Hal tersebut menjadi alasan

peneliti menggunakan PLS-SEM, karena pengujian dapat dilakukan tanpa dasar

teori yang kuat, menghasilkan beberapa asumsi, dan parameter ketepatan model

prediksi dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2). Secara umum, PLS-SEM

bertujuan untuk menguji hubungan prediktif antar konstruk dengan melihat apakah

ada pengaruh antar konstruk tersebut. Penelitian ini merupakan riset prediksi. Riset

prediksi adalah riset yang bertujuan untuk menguji pengaruh antar konstruk untuk

memprediksi hubungan sebab akibat. Hipotesis yang dilakukan pada umumnya

hipotesis parsial, sehingga teknik PLS-SEM adalah pilihan teknik statistik yang

tepat untuk digunakan Haryono dan Wardoyo (2012:16-19).

Variabel media sosial terdiri empat subvariabel, yaitu context,

communication, collaboration dan connection (Heuer dalam Solis 2010:263).

Variabel sosial memerlukan indikator untuk memperjelasnya atau

mendefinisikannya, sehingga arah panah berasal dari indikator menuju ke konstruk,

sehingga bersifat formatif. Variabel media sosial bersifat formatif, mengacu pada

Fornell dan Bookstein (1982) dalam Haryono dan Wardoyo (2012:48), yang

menyatakan jika konstruk merupakan kombinasi penjelas indikator yang ditentukan

oleh kombinasi variabel maka indikatornya berbentuk formatif. Acuan lainnya

adalah menurut Latan dan Ghozali (2014:58), yang menyatakan konstruk dengan

Page 61: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

45

indikator formatif mengasumsikan bahwa setiap indikatornya mendefinisikan atau

menjelaskan karakteristik domain kostruknya.

Variabel electronic word of mouth (EWOM) terdiri dari tiga subvariabel,

yaitu intensitas, konten, dan valance of opinion Goyette (2010:11). Variabel

electronic word of mouth (EWOM) bersifat formatif, karena electronic word of

mouth (EWOM) memerlukan indikator untuk mendefinisikannya, sehingga arah

panah berasal dari indikator menuju ke konstruk. Variabel electronic word of mouth

bersifat formatif, mengacu pada jurnal Goyette (2010:14). Acuan lain yang peneliti

gunakan adalah pendapat Fornell dan Bookstein (1982) dalam Haryono dan

Wardoyo (2012:48), yang menyatakan jika konstruk merupakan kombinasi penjelas

indikator yang ditentukan oleh kombinasi variabel maka indikatornya berbentuk

formatif dan menurut Latan dan Ghozali (2014:58), yang menyatakan konstruk

dengan indikator formatif mengasumsikan bahwa setiap indikatornya

mendefinisikan atau menjelaskan karakteristik domain kostruknya.

Variabel keputusan pembelian terdiri dari lima subvariabel, yaitu pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku

pasca pembelian. Variabel keputusan pembelian bersifat reflektif karena keputusan

pembelian merupakan variabel yang dianggap sebagai faktor yang menimbulkan

sesuatu yang dapat kita amati. Arah panah berasal dari konstruk ke indikator

sehingga indikator diasumsikan mencerminkan variasi dalam variabel laten. Teori

pemodelan keputusan pembelian yang peneliti jadikan acuan adalah Fornell dan

Bookstein (1982) dalam Haryono dan Wardoyo (2012:48), yang menjelaskan

bahwa konstruk seperti personalitas atau sikap umumnya dipandang sebagai faktor

Page 62: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

46

yang menimbulkan sesuatu yang dapat diamati, sehingga realisasi indikatornya

berbentuk reflektif. Acuan lainnya adalah menurut Latan dan Ghozali (2014:58),

yang menyatakan bahwa konstruk reflektif, indikator atau menifesnya dipandang

sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten.

Page 63: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

47

Gambar 6. Kerangka Operasional Model Awal Penelitian

X1

Page 64: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

48

Keterangan:

ξ1 = Variabel eksogen 1 (media sosial)

X1 = Subvariabel eksogen 1 (konteks)

X2 = Subvariabel eksogen 1 (komunikasi)

X3 = Subvariabel eksogen 1 (kolaborasi)

X4 = Subvariabel eksogen 1 (koneksi)

ξ2 = Variabel eksogen 2 (Electronic Word of Mouth)

X5 = Subvariabel eksogen 2 (intensitas)

X6 = Subvariabel eksogen 2 (konten)

X7 = Subvariabel eksogen 2 (valence of opinion)

ɳ = Variabel endogen (keputusan pembelian)

Y1 = Subvariabel endogen (pengenalan masalah)

Y2 = Subvariabel endogen (pencarian informasi)

Y3 = Subvariabel endogen (evaluasi alternatif)

Y4 = Subvariabel endogen (keputusan pembelian)

Y5 = Subvariabel endogen (perilaku pasca pembelian)

Page 65: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

49

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada usaha P-IRT (Produk Industri Rumah

Tangga) Sarang Madu Murni yang terletak di Jl. Korobokan No. 61 Desa Serang

Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih

selama 3 bulan, mulai dari bulan Oktober hingga Desember 2018.

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah:

a. Data Kualitatif, adalah data yang berupa karakteristik, kategori atau ciri khas

suatu objek penelitian (Sunyoto, 2012:29). Pada penelitian ini data kualitatif

berupa data profil P-IRT (Porduk Industri Rumah Tangga) Sarang Madu

Murni, informasi mengenai pengelolaan media sosial, data hasil kuesioner

seperti nama konsumen, no. telepon, jenis kelamin, pendidikan terakhir,

domisili, penghasilan, dan pekerjaan.

b. Data kuantitatif, adalah data yang berupa angka atau bilangan baik utuh

(diskrit) maupun tidak utuh (Sunyoto, 2012:30). Data kuantitatif yang

digunakan adalah harga produk dan data hasil kuesioner yang

dikuantitatifkan.

Page 66: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

50

3.2.2 Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah:

a. Data primer, adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab

masalah riset secara khusus (Sunyoto, 2012:28). Pada penelitian ini, data

primer diperoleh melalui hasil wawancara mengenai usaha P-IRT Sarang

Madu Murni terkait pengelolaan media sosial, hasil pengisian kuesioner

secara online kepada responden yang merupakan followers Instagram Sarang

Madu Murni dan hasil observasi.

b. Data sekunder, adalah data publikasi terkait penelitian yang mendukung

(Sunyoto, 2012:42). Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari kajian

pustaka yang diambil melalui literatur dari buku, website, jurnal ilmiah,

skripsi dan tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Wawancara

Wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi

secara langsung, mendalam, tidak terstruktur dan individual (Sunyoto, 2012:32).

Narasumber pada penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam

pengelolaan media sosial seperti yang tersaji pada Tabel 3.

Peneliti melakukan wawancara pra penelitian pada tanggal 23 Februari 2018

bertujuan untuk mengenali usaha Sarang Madu Murni. Wawancara pra penelitian

dilakukan dengan pemilik usaha, yaitu Winda Anggraini. Wawancara penelitian

dilakukan pada tanggal 09 November 2018 di Cikarang, Jawa Barat. Wawancara

Page 67: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

51

dilakukan dengan empat informan, yaitu Winda Anggraini, Dian Rosita, Afrillia

Lestari, dan Nita Anggraini.

Tabel 3. Daftar Informan dan Point of Interview Pengelolaan Media Sosial Sarang

Madu Murni

Informan

ke-

Nama Job Holder Point of Interview

1 Winda

Anggraini

Pimpinan usaha,

message creator,

evaluator dan

decision maker

1. Pembuatan message

2. Penilaian tentang konten

(gambar dan video)

3. Evaluasi respon konsumen

di Instagram

2 Dian Rosita Admin Instagram,

content creator,

decision maker dan

evaluator

1. Cara menangani pertanyaan

dan complain konsumen di

Instagram

2. Waktu untuk mengunggah

konten di Instagram

3. Kecepatan membalas pesan

konsumen di Instagram

4. Pembuatan konten (gambar

dan video)

5. Penilaian tentang message

6. Evaluasi respon konsumen

di Instagram

3 Nita

Anggraini

Admin Whatsapp

dan order handler

1. Cara menangani pertanyaan

dan complain konsumen di

Whatsapp

2. Kecepatan membalas pesan

konsumen di Whatsapp

3. Handling order dari

Whatsapp

4. Sistem order dan

pembayaran

4 Afrillia

Lestari

Admin Line dan

order handler

1. Cara menangani pertanyaan

dan complain konsumen di

Line

2. Kecepatan membalas pesan

konsumen di Line

3. Handling order dari Line

4. Sistem order dan

pembayaran

Page 68: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

52

3.3.2 Obervasi

Observasi adalah proses pengamatan atau proses mengenali dan mencatat

kejadian serta objek yang relevan (Sunyoto, 2012:37). Daftar observasi pada

penelitian ini tersaji pada Tabel 4. Observasi penelitian dilakukan pada tanggal 09

November 2018 di Cikarang, Jawa Barat.

Tabel 4. Point of Observation Pengelolaan Media Sosial Sarang Madu Murni

No. Point of Observation

1 Proses pembuatan konten

2 Handling order

3.3.3 Studi Pustaka

Studi pustaka adalah kajian teoritis, referensi, serta literatur ilmiah yang

berkaitan dengan budaya, nilai, dan norma yang berkembang pada situasi sosial

yang diteliti. Pada penelitian ini studi pusataka dilakukan dengan mencari literatur

mengenai media sosial, electronic word of mouth, dan keputusan pembelian yang

diperoleh dari buku, jurnal, skripsi, text book, dan lain-lain.

3.3.4 Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data primer menggunakan sejumlah

item pertanyaan atau pernyataan dengan format tertentu (Abdillah dan Jogiyanto,

2015:52). Kuesioner yang dibuat peneliti, ditujukan kepada followers media sosial

Instagram Sarang Madu Murni yang telah memenuhi kriteria seperti yang tertera

pada kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan secara online. Kuesioner yang

diberikan berisikan pertanyaan mengenai karakteristik konsumen, pengaruh media

sosial, pengaruh electronic word of mouth, dan dampaknya pada keputusan

pembelian.

Page 69: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

53

Teknik pengukuran jawaban penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Peneliti menggunakan skala genap

yaitu 1 sampai 4, dengan pertimbangan untuk menghindari kebudayaan masyarakat

Indonesia yang kurang baik ketika memilih jawaban, masyarakat Indonesia

cenderung lebih senang memilih jawaban yang netral (Singarimbun dan Effendi,

1995:109). Berikut merupakan keterangan setiap skala yang digunakan.

1 = Sangat tidak setuju (STS)

2 = Tidak setuju (TS)

3 = Setuju (S)

4 = Sangat setuju (SS)

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan atau individu) yang

karakteristiknya hendak diteliti (Sunyoto, 2012:48). Populasi pada penelitian ini

adalah pengguna media sosial instagram khususnya followers Sarang Madu Murni,

yaitu 93.600 orang. Penentuan populasi sebesar 93.600 orang, diambil dari data

followers yang terdapat pada profil Instagram Sarang Madu Murni pada Kamis 30

Agustus 2018, pukul 20:29 WIB.

Sampel adalah sebagain dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti,

dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Sunyoto, 2012:48). Sampel

dalam penelitian ini adalah sebagian pengguna media sosial instagram khususnya.

Teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

Page 70: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

54

penelitian ini adalah teknik non probability sampling. Metode pengambilan sampel

non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive

sampling adalah cara pengambilan sampel berdasarkan karakteristik, yang dimana

karakteristik tersebut tersaji pada Lampiran 1.

Pada penelitian ini, penentuan pengambilan jumlah sampel menggunakan

rumus Slovin, dari 93.600 populasi, sampel yang didapat adalah:

n =N

1 + N (e)2

𝑛 =93.600

1 + 93.600 (0,05)2= 398.29 = 398 responden

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (5%)

Peneliti menggunakan rumus Slovin dengan pertimbangan bahwa populasi

relatif homogen, sehingga tidak terlalu diperlukan untuk distratifikasi. Selain itu,

penggunaan Slovin akan menghasilkan sampel yang relatif lebih besar dan akurat

dibanding beberapa rumus lain, sehingga karakteristik dari populasi akan lebih

terwakili dan tidak memerlukan tabel jumlah sampel.

Saat peneliti melakukan turun lapang menyebar kuesioner, peneliti

mengalami kesulitan untuk mendapatkan 398 responden. Peneliti yang dibantu oleh

pihak Sarang Madu Murni telah menyebar kuesioner online kepada ± 450 pengikut

Instagram Sarang Madu Murni, namun yang melakukan pengisian kuesioner tidak

mencapai 398 orang, sehingga tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang dapat

Page 71: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

55

ditolerir diturunkan menjadi 10%. Berdasarkan hasil perhitungan sampel dengan

menggunakan rumus Slovin dan tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang dapat

ditolerir 10%, sampel yang didapat adalah:

N

1 + N (e)2

𝑛 =93.600

1 + 93.600 (0,1)2= 99.89 = 100 responden

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (10%)

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.5.1 Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas

yang tinggi. Instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah

(Arikunto, 2018:211). Pada penelitian ini, untuk mengetahui validitas instrumen

peneliti menggunakan validitas isi dan validitas konstruk.

a. Validitas isi

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap

kelayakan atau relevansi isi tes item. Validitas isi dilakukan untuk memastikan

apakah isi kuesioner sudah sesuai dan revelan dengan tujuan penelitian (Azwar,

2018:42). Validitas isi terdiri dari dua validitas, yaitu:

Page 72: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

56

1) Validitas tampang/keterbacaan, merupakan tipe validitas untuk melihat isi

alat ukur untuk menyesuaikan dengan apa yang ingin diukur. Uji validitas ini

diberikan kepada pengguna tes. Azwar (2018:76) menyatakan pada tahap uji

coba kuesioner dilakukan dengan sampel berukuran kecil, yaitu kurang lebih

20 orang. Uji coba kuesioner dilakukan untuk memeriksa apakah kalimat

yang digunakan sudah dimengerti oleh responden. Uji coba kuesioner kepada

20 orang responden yang tersaji pada Lampiran 2. Hasil uji keterbacaan pada

20 sampel menyatakan butir nomor 1 sulit dijawab oleh responden, sehingga

butir pernyataan nomor 1 dihilangkan oleh peneliti. Berikut merupakan hasil

uji keterbacaan pada Tabel. 5.

Tabel 5. Hasil Uji Keterbacaan Instrumen

Responden Tingkat Kesulitan

Keterbacaan Pemahaman Keterjawaban

1 Tidak Tidak Tidak

2 Tidak Tidak 39

3 Tidak Tidak Tidak

4 Tidak 1 1

5 Tidak Tidak Tidak

6 Tidak 29 Tidak

7 Tidak Tidak Tidak

8 Tidak 1 1

9 Tidak Tidak 1

10 Tidak 1 1

11 Tidak Tidak Tidak

12 Tidak 26, 40, 44 Tidak

13 Tidak 1, 2 Tidak

14 Tidak Tidak Tidak

15 Tidak Tidak Tidak

16 Tidak Tidak Tidak

17 Tidak Tidak 1

18 Tidak 1, 30 1

19 Tidak Tidak Tidak

20 Tidak 1 Tidak

Page 73: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

57

2) Validitas logis, merupakan prosedur penilaian kelayakan isi item melalui

penilaian yang bersifat kualitatif oleh panel ahli (expert judgment). Prosedur

ini selanjutnya menghasilkan validitas logis yang merupakan tinggi

rendahnya kesepakatan panel ahli yang menilai kelayakan suatu skala

pengukuran (Azwar, 2018:44).

b. Validitas konstruk

Validitas konstruk menunjukkan bahwa instrumen pengukuran mengukur

secara valid konsep yang diuji dalam model penelitian yang ditunjukkan dengan

korelasi yang kuat antar indikator pengukur di suatu konstruk (Abdillah dan

Jogiyanto, 2015:73). Pengujian validitas konstruk akan dilakukan kepada 30 orang

responden dengan melakukan perhitungan melalui korelasi pearson. Peneliti

menggunakan korelasi pearson karena mudah dihitung. Jika nilai korelasi atau r

hitung lebih tinggi dari r tabel, maka dinyatakan valid. Uji validitas konstruk

dilakukan kepada 30 orang responden yang hasilnya tersaji pada Lampiran 3.

Berdasarkan Lampiran 3 terdapat empat parameter yang tidak valid. Empat

parameter yang tidak valid tersebut, merupakan pernyataan pada kuesioner dengan

kode KLBR1, PEIN1, KPPM6 dan PPEM2. Kode kuesioner KLBR1 berisi

pernyataan “Jumlah like atau komentar pada Instagram Sarang Madu Murni

membuat saya tertarik terhadap produk Sarang Madu Murni”. Kode kuesioner

PEIN1, berisi pernyataan “Saya mengetahui produk Sarang Madu Murni dari teman,

keluarga atau kerabat”. Kode kuesioner KPPM6 berisi pernyataan “Saya dapat

menentukan jumlah pembelian madu Sarang Madu Murni”. Kode kuesioner PPEM2

Page 74: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

58

berisi pernyataan “Saya puas dengan kualitas madu Sarang Madu Murni”. Keempat

parameter tersebut akan dihilangkan dan tidak akan digunakan pada kuesioner.

3.5.2 Reliabilitas Instrumen

Menurut Abdillah dan Jogiyanto (2015:74) reliabilitas menunjukkan akurasi,

konsistensi, dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Jika

konstruk valid maka sudah pasti reliabel, sebaliknya konstruk yang reliabel belum

tentu valid. Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan

teknik pengukuran Cronbach’s Alpha. Cronbach’s Alpha adalah metode untuk

mengukur reliabilitas konsistensi internal skala-skala item berganda. Peneliti

menggunakan Cronbach’s Alpha karena metode ini mudah didapatkan tanpa

memerlukan pengumpulan data pada dua waktu yang berbeda dari subyek yang

sama. Berikut merupakan rumus Cronbach’s Alpha.

𝑎 = (𝑘

𝑘 − 1) (1 −

∑ 𝑆𝑗2

𝑆2)

Keterangan:

α = reliabilitas instrumen

k = banyaknya pertanyaan

Sj2 = nilai vaians jawaban item ke −

S2 = nilai varians total

Butir pertanyaan yang akan diuji reliabilitasnya merupakan butir pertanyaan

yang telah lolos uji validitas isi (logis dan keterbacaan) dan validitas konstruk.

Ketentuan nilai Cronbach Alpha sebagai berikut:

Page 75: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

59

a. Nilai Cronbach’s Alpha 0,0 – 0,20, berarti kurang reliabel

b. Nilai Cronbach’s Alpha 0,21 – 0,40, berarti agak reliabel

c. Nilai Cronbach’s Alpha 0,41 – 0,60, berarti cukup reliabel

d. Nilai Cronbach’s Alpha 0,61 – 0,80, berarti reliabel

Hasil pengukuran reliabilitas instrumen pada penelitian ini tersaji pada

Lampiran 4. Triangulasi pada penelitian ini digunakan untuk pengecekan kebenaran

instrumen. Uji reliabilitas dengan rumus Cronbach’s Alpha dilakukan untuk

mengukur reliabilitas instrumen dengan rumus, sedangkan uji reliabilitas dengan

metode triangulasi digunakan untuk mengetahui keandalan instrumen (Arikunto,

2018:255). Pada penelitian ini, teknik triangulasi yang digunakan adalah:

a. Triangulasi data, adalah menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Peneliti

membandingkan antara hasil data yang didapat dari dua evaluator dan dua

handler order Sarang Madu Murni.

b. Triangulasi teori, dilakukan dengan membandingkan atau mencocokkan teori

yang digunakan dalam penelitian dengan hasil yang diperoleh.

c. Triangulasi peneliti, merupakan proses memverifikasi pengumpulan data

wawancara dengan informan atau para ahli, yang pada penelitian ini adalah

dosen pembimbing.

d. Triangulasi metodologi, dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis

tetapi menggunakan metode yang berbeda. Peneliti membandingkan hasil

wawancara dengan hasil observasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan

kesesuaian antara variabel yang akan diukur dengan metode yang berbeda.

Page 76: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

60

3.6 Metode Pengolahan Data

3.6.1 Pengolahan Data Kualitatif

Data kualitatif yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi akan

peneliti olah dengan metode triangulasi yang hasilnya berupa pemetaan

pengelolaan media sosial Instagram Sarang Madu Murni. Data kualitiatif yang

didapatkan dari pengisian kuesioner bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik

responden penelitian seperti nama, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan,

pendidikan terakhir dan domisili. Data karakteristik responden tersebut secara

otomatis terinput dalam Microsoft Office Excel, karena menggunakan kuesioner

online. Hasil karakteristik responden tersebut kemudian diolah dalam bentuk

persentase agar mudah untuk diinterpretasikan.

3.6.2 Pengolahan Data Kuantitatif

Teknik pengukuran jawaban pada penelitian ini menggunakan skala Likert.

Setiap pertanyaan pada kuesioner memiliki empat pilihan jawaban. Setiap jawaban

diberi skor 1 sampai dengan 4. Jawaban berupa Sangat Tidak Setuju diberi skor (1),

jawaban berupa Tidak Setuju diberi skor 2, jawaban Setuju diberi skor (3), dan

jawaban Sangat Setuju diberi skor (4). Instrumen kuesioner yang telah lolos uji

validitas dan reliabilitas yang akan digunakan untuk disebarkan kepada responden

secara online. Data hasil pengisian kuesioner secara otomatis terinput ke Microsoft

Office Excel karena menggunakan kuesioner online. Data pada Microsoft Office

Excel, kemudian dipindahkan ke aplikasi SmartPLS 3.0 untuk diolah.

Page 77: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

61

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis deskriptif adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh data berdasarkan fakta. Tujuan analisis ini adalah mengungkap fakta,

keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian. Kegiatan

analisis deskriptif kualitatif pada penelitian ini meliputi pengumpulan data dari

hasil wawancara dan observasi, kemudian peneliti lakukan analisis data-data

tersebut dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi merupakan pengecekan

kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang

(informan) yang berbeda untuk mengurangi bias yang terjadi pada saat

pengumpulan dan analisis data. Data-data tersebut, kemudian peneliti

interpretasikan menjadi sebuah kesimpulan.

3.7.2 Analisis Structural Equation Modeling (SEM)

SEM adalah sebuah model statistik yang memberikan perkiraan perhitungan

dari kekuatan hubungan hipotesis diantara variabel dalam sebuah model teoritis,

baik langsung maupun melalui variabel antara (intervening atau moderating). Pada

penelitian ini, pendekatan SEM yang digunakan adalah pendekatan PLS (Partial

Least Structural). Peneliti menggunakan pendekatan PLS karena tidak

mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel dapat

kecil, dan dapat digunakan untuk konfirmasi teori.

Kerangka operasional pada penelitian ini menggambarkan bahwa sifat

indikator pada variabel eksogen (media sosial dan electronic word of mouth) adalah

formatif yang menandakan bahwa hubungan kausalitas berasal dari indikator ke

Page 78: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

62

konstruk. Penentuan variabel eksogen (media sosial dan electronic word of mouth)

bersifat formatif karena konstruk dengan indikator formatif mengasumsikan bahwa

setiap indikatornya mendefinisikan atau menjelaskan karakteristik domain

konstruknya (Ghozali dan Latan, 2014:58) dan berdasarkan studi pustaka yang

peneliti pelajari dari beberapa penelitian sebelumnya yang sejenis.

Variabel endogen (keputusan pembelian) bersifat reflektif yang menandakan

bahwa hubungan kausalitas berasal dari konstruk ke indikator. Penentuan variabel

endogen (keputusan pembelian) bersifat reflektif karena konstruk dengan indikator

reflektif mengasumsikan bahwa kovarian diantara pengukuran model dijelaskan

oleh varian yang merupakan manifestasi domain konstruknya (Ghozali dan Latan,

2014:58) dan berdasarkan studi pustaka yang peneliti pelajari dari beberapa

penelitian sebelumnya yang sejenis. Ghozali dan Latan (2014:47) merumuskan

tahapan dalam melakukan analisis menggunakan persaman struktural sebagai

berikut:

a. Konseptualisasi Model

Konseptualisasi model merupakan langkah awal dalam analisis PLS-SEM.

pada tahap ini peneliti harus melakukan pengembangan dan pengukuran konstruk.

Selanjutnya, arah kausalitas antar konstruk yang menunjukkan hubungan yang

dihipotesiskan harus ditentukan dengan jelas dan dimensionalitas serta indikator

pembentuk konstruk laten harus ditentukan apakah reflektif atau formatif.

b. Menentukan Metode Analisis Algorithm

Model penelitian yang sudah melewati tahapan konseptualisasi model

selanjutnya harus ditentukan metode analisis algorithm apa yang akan digunakan

Page 79: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

63

untuk estimasi model. Skema algorithm PLS yang disarankan oleh Wold adalah

path atau struktural weighting.

c. Menentukan Metode Resampling

Metode resampling yang digunakan peneliti adalah bootstrapping. Metode

bootstrapping menggunakan seluruh sampel asli untuk melakukan resampling

kembali. Metode ini sering digunakan dalam model persamaan struktural. Program

SmartPLS 3.0 hanya menyediakan satu meode resampling yaitu bootstrapping.

d. Menggambar Diagram Jalur

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menggambar diagram jalur

dari model yang akan diestimasi tersebut. Diagram jalur yang telah dibentuk dapat

menggambarkan keseluruhan model penelitian yang akan diteliti. Berikut diagram

jalur pada masing-masing variabel laten pada penelitian ini.

1) Model Pengukuran Variabel Laten Eksogen 1 (ξ1)

Penentuan variabel media sosial, subvariabel sampai dengan indikator pada

penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Heuer dalam Solis

(2010:11), bahwa dalam mengoperasikan media sosial terdiri dari 4C, yaitu context,

communication, collaboration dan connection. Model pengukuran variabel laten

eksogen 1 bersifat formatif, karena variabel media sosial dijelaskan atau

didefiniskan oleh subvariabel (konteks, komunikasi, kolaborasi dan koneksi), dan

subvariabel dijelaskan oleh masing-masing parameter, sehingga arah panah berasal

dari parameter ke subvariabel ke variabel. Peneliti menetapkan variabel media

sosial bersifat formatif mengacu pada pendapat Fornell dan Bookstein (1982) dalam

Haryono dan Wardoyo (2012:48), yang menyatakan jika konstruk merupakan

Page 80: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

64

kombinasi penjelas indikator yang ditentukan oleh kombinasi variabel maka

indikatornya berbentuk formatif. Acuan lainnya adalah menurut Latan dan Ghozali

(2014:58), yang menyatakan konstruk dengan indikator formatif mengasumsikan

bahwa setiap indikatornya mendefinisikan atau menjelaskan karakteristik domain

kostruknya. Terlihat pada Gambar 7 bahwa parameter subvariabel konteks

dinotasikan dengan KTKSn (parameter-parameter konteks dengan “n” menandakan

parameter konteks yang ke-n). Parameter subvariabel komunikasi dinotasikan

dengan KMNKn. Parameter subvariabel kolaborasi dinotasikan dengan KLBRn.

Parameter subvariabel koneksi dinotasikan dengan KNKSn. Penjelasan lebih

tentang variabel laten eksogen 1 tersaji pada Tabel 9 Definisi Operasional.

Gambar 7. Pemodelan Variabel Laten Eksogen 1

Page 81: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

65

Keterangan:

ξ1 = Variabel laten eksogen 1 (Media Sosial)

X1 = Subvariabel 1 (Konteks)

X2 = Subvariabel 2 (Komunikasi)

X3 = Subvariabel 3 (Kolaborasi)

X4 = Subvariabel 4 (Koneksi)

KTKS1-5= Parameter subvariabel konteks (isi pesan, bahasa sesuai EYD,

kosakata jelas, kalimat jelas, pesan ringkas)

KMNK1-6= Parameter subvariabel komunikasi (informasi produk, hastag,

tagline, pesan ajakan, informasi manfaat madu, informasi

kandungan madu)

KLBR1-2= Parameter subvariabel kolaborasi (kolom komentar untuk

pertanyaan, produk sesuai informasi)

KNKS1-3= Parameter subvariabel koneksi (respon cepat, pesan complain,

informasi kepuasan konsumen).

2) Model Pengukuran Variabel Laten Eksogen 2 (ξ2)

Penentuan variabel electronic word of mouth pada penelitian ini mengacu

pada penelitian Goyette et al. (2010:11) yang menyatakan bahwa dalam mengukur

pengaruh electronic word of mouth menggunakan dimensi intensitas, konten dan

valence of opinion. Model pengukuran variabel laten eksogen 2 bersifat formatif,

karena variabel electronic word of mouth dijelaskan atau didefiniskan oleh

subvariabel (intensitas, konten, dan valence of opinion), dan subvariabel dijelaskan

oleh masing-masing parameter, sehingga arah panah berasal dari parameter ke

Page 82: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

66

subvariabel ke variabel. Peneliti menetapkan variabel electronic word of mouth

bersifat formatif mengacu pada pendapat Fornell dan Bookstein (1982) dalam

Haryono dan Wardoyo (2012:48), yang menyatakan jika konstruk merupakan

kombinasi penjelas indikator yang ditentukan oleh kombinasi variabel maka

indikatornya berbentuk formatif. Acuan lainnya adalah menurut Latan dan Ghozali

(2014:58), yang menyatakan konstruk dengan indikator formatif mengasumsikan

bahwa setiap indikatornya mendefinisikan atau menjelaskan karakteristik domain

kostruknya. Terlihat pada Gambar 8 bahwa parameter subvariabel intensitas

dinotasikan dengan INTSn (parameter-parameter intensitas dengan “n”

menandakan parameter intensitas yang ke-n). Parameter subvariabel konten

dinotasikan dengan KOTNn. Parameter subvariabel valence of opinion dinotasikan

dengan VOOPn. Penjelasan lebih tentang variabel laten eksogen 2 tersaji pada

Tabel 9 Definisi Operasional.

Page 83: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

67

Gambar 8. Pemodelan Variabel Laten Eksogen 2

Keterangan:

ξ2 = Variabel laten eksogen 2 (EWOM)

X5 = Subvariabel 1 (Intensitas)

X6 = Subvariabel 2 (Konten)

X7 = Subvariabel 3 (Valence of Opinion)

INTS1-6 = Parameter subvariabel intensitas (akses setiap hari, akses saat

waktu luang, akses selama 5 menit, pertanyaan selalu dibalas,

mengunggah ulasan konsumen, ulasan konsumen pasca

pembelian)

KOTN1-5 = Parameter subvariabel konten (variasi produk, kualitas produk,

harga produk, prosedur pemesanan, keamanan transaksi)

Page 84: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

68

VOOP1-4 = Parameter subvariabel valence of opinion (mengunggah ulasan

untuk dilihat orang lain, ulasan positif, ulasan negatif,

merekomendasikan produk).

3) Model Pengukuran Variabel Endogen Y (ɳ)

Penentuan variabel keputusan pembelian mengacu pada Kotler dan Keller

(2012:166), dimana dalam keputusan pembelian terdiri dari tahapan pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan

perilaku pasca pembelian. Model pengukuran variabel laten Y bersifat reflektif

karena keputusan pembelian merupakan variabel yang dianggap sebagai faktor

yang menimbulkan sesuatu yang dapat diamati. Keputusan pembelian terdiri dari

subvariabel pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian sebagai subvariabel. Masing-

masing subvariabel terbentuk oleh parameter-paremeter berupa pernyataan pada

kuesioner yang mewakili kelima subvariabel. Model bersifat reflektif menggunakan

arah panah yang mengarah dari variabel ke subvariabel dan subvariabel ke arah

parameter. Penentuan variabel keputusan pembelian yang bersifat reflektif

mengacu pada pernyataan Fornell dan Bookstein (1982) dalam Haryono dan

Wardoyo (2012:48), yang menjelaskan bahwa konstruk seperti personalitas atau

sikap umumnya dipandang sebagai faktor yang menimbulkan sesuatu yang dapat

diamati, sehingga realisasi indikatornya berbentuk reflektif. Acuan lainnya adalah

menurut Latan dan Ghozali (2014:58), yang menyatakan bahwa konstruk reflektif,

indikator atau menifesnya dipandang sebagai variabel yang dipengaruhi oleh

variabel laten. Terlihat pada Gambar 9 bahwa parameter subvariabel intensitas

Page 85: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

69

dinotasikan dengan INTSn (parameter-parameter intensitas dengan “n”

menandakan parameter intensitas yang ke-n). Penjelasan lebih tentang variabel

laten endogen tersaji pada Tabel 9 Definisi Operasional.

Gambar 9. Pemodelan Variabel Endogen Y

Keterangan:

ɳ = Variabel laten endogen (Keputusan Pembelian)

Y1 = Subvariabel 1 (Pengenalan Masalah)

Y2 = Subvariabel 2 (Pencarian Informasi)

Y3 = Subvariabel 3 (Evaluasi Alternatif)

Y4 = Subvariabel 4 (Keputusan Pembelian)

Page 86: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

70

Y5 = Subvariabel 5 (Perilaku Pasca Pembelian)

PEMA1-2= Parameter subvariabel pengenalan masalah (kebutuhan untuk

menjaga kesehatan, kebutuhan untuk mengikuti trend)

PEIN1 = Parameter subvariabel pencarian informasi (pencarian informasi di

Instagram)

EVAL1-2= Parameter subvariabel eavluasi alternatif (mencari madu lain,

membandingkan)

KPPM1-6= Parameter subvariabel keputusan pembelian (keputusan pembelian

pasca pembandingan, citra merek, kemudahan pengiriman, harga

terjangkau, waktu pembelian, dan metode pembayaran)

PPEM1-3= Parameter subvariabel perilaku pasca pembelian (produk sesuai

informasi, pembelian kembali, pengajuan complain).

Diagram jalur yang telah dirancang selanjutnya dikonversikan ke dalam

sistem persamaan. Terdapat dua persamaan yang dibuat, yaitu outer model dan

inner model. Berikut merupakan persamaan yang terdapat pada penelitian ini.

a) Outer Model (spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator)

i. Variabel laten eksogen 1 (formatif)

ξ1 = λx1X1 + λx2X2 + λx3X3 + λx4X4 + δ1

ii. Variabel laten eksogen 2 (formatif)

ξ2 = λx5X5 + λx6X6 + λx7X7 + δ2

iii. Variabel laten endogen 1 (reflektif)

Y1 = λy1Y1 + ε1

Y2 = λy2Y2 + ε2

Page 87: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

71

Y3 = λy3Y3 + ε3

Y4 = λy4Y4 + ε4

Y5 = λy5Y5 + ε5

b) Inner Model (spesifikasi hubungan antara variabel laten)

ɳ = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1

e. Evaluasi Model

Model evaluasi PLS dilakukan dengan menilai outer model dan inner model.

Evaluasi model pengukuran (outer model) dilakukan untuk menilai validitas dan

reliabilitas model. Evaluasi model struktural (inner model) dilakukan untuk

memprediksi hubungan antar variabel laten (Ghozali dan Latan, 2014:73). Berikut

merupakan rincian evaluasi model.

1) Outer Model Formatif

Evaluasi model pengukuran yang pertama dilakukan dengan melihat

signifikansi weight-nya, sehingga uji validitas dan reliabilitas konstruk tidak

diperlukan. Cara memperoleh signifikansi weight harus melalui prosedur

resampling (bootstrapping). Jika nilai signifikansi weight T-statistics > 1.96 maka

indikator konstruk model formatif adalah valid. Menurut Kwong dan Wong

(2013:26), indikator dihilangkan jika memiliki outer weight dan outer loading yang

tidak signifikan.

Tahap selanjutnya adalah uji multikolinearitas. Uji multikolinearitas untuk

konstruk formatif mutlak diperlukan dengan menghitung nilai Variance Inflation

Factor (VIF) dan tolerance. Nilai VIF direkomendasikan < 10 dan nilai tolerance

> 0.10 (Ghozali dan Latan, 2014:77). Menurut Nawari (2010:233) apabila variabel

Page 88: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

72

bebas dimasukkan satu per satu, menghasilkan koefisien korelasi dan koefisien

determinasi yang besar atau signifikan. Ringkasan evaluasi model pengukuran

model formatif tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6. Ringkasan Evaluasi Model Pengukuran Konstruk Forrmatif

Kriteria Rule of Thumb

Signifikansi Weight a. Significance level 10% > 1,65

b. Significance level 5% > 1,96

c. Significance level 1% > 2,58

Multikolinearitas a. VIF < 10

b. Tolerance > 0,10

Sumber: Ghozali dan Latan (2014:78)

2) Outer Model Reflektif

Cara yang sering digunakan peneliti di bidang SEM untuk melakukan

pengukuran model adalah dengan menguji validitas convergent dan discriminant.

Uji validitas convergent indikator reflektif dengan program SmartPLS 3.0 dapat

dilihat dari nilai loading factor untuk setiap indikator konstruk. Rule of Thumb yang

biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent yaitu nilai loading factor

harus lebih dari 0.7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory. Nilai loading

factor antara 0.6 – 0.7 untuk penelitian yang bersifat exploratory masih dapat

diterima dan nilai AVE harus lebih besar dari 0.5.

Cara untuk menguji validitas discriminant dengan indikator refleksif, yaitu

dengan melihat nilai cross loading untuk setiap variabel harus > 0.7. Cara lain yang

digunakan untuk menguji validitas discriminant adalah dengan membandingkan

akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan nilai korelasi antar konstruk

dalam model. Menurut Fornell dan Larcker (1982) dalam Ghozali dan Latan

Page 89: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

73

(2014:75), validitas discriminant yang baik ditunjukkan dari akar kuadrat AVE

untuk tiap konstruk lebih besar dari korelasi antar konstruk dalam model.

Pengukuran pada model refleksif selain dengan uji validitas, juga dilakukan

uji reliabilitas suatu konstruk. Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan

akurasi, konsistensi dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Peneliti

tidak menggunakan Cronbach Alpha karena akan memberikan nilai yang lebih

rendah (lebih cenderung under estimate dalam mengukur reliabilitas), sehingga

peneliti menggunakan Composite Reliability. Nilai Composite Reliability harus

lebih besar dari 0.7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory, dan nilai 0.6 – 0.7

masih dapat diterima untuk penelitian yang bersifat exploratory. Ringkasan

evaluasi model pengukuran reflektif tersaji pada Tabel 7.

Tabel 7. Ringkasan Evaluasi Model Pengukuran Konstruk Reflektif

Validitas/Reliabilitas Parameter Rule of Thumb

Validitas

Convergent

Loading factor a. Confirmatory research > 0,7

b. Exploratory research > 0,6

Average Variance

Extracted (AVE)

Confirmatory research atau

exploratory research > 0,5

Communality Confirmatory research atau

exploratory research > 0,5

Validitas

Discriminant

Cross loading >0,7 untuk setiap variabel

Akar kuadrat AVE

dan korelasi antar

konstruk laten

Akar kuadrat AVE > korelasi

antar konstruk laten

Reliabilitas Composite

reliability

a. Confirmatory research > 0,7

b. Exploratory research 0,6 – 0,7

masih dapat diterima

Sumber: Ghozali dan Latan (2014:76-77)

Page 90: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

74

3) Inner Model

Menilai model struktural dengan PLS, dimulai dengan melihat nilai R2 untuk

setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model struktural.

Perubahan nilai R2 digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten

eksogen tertentu terhadap variabel endogen apakah mempunyai pengaruh

yang substantive. Nilai R2 0.75, 0.50, dan 0.25 dapat disimpulkan bahwa

model kuat, moderat, dan lemah (Ghozali dan Latan, 2014:78). Semakin

tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang

diajukan.

Evaluasi model PLS dapat juga dilakukan dengan Q2 predictive relevance

atau sering disebut predictive sample reuse. Teknik ini mempresentasi sintesis dari

cross-validation dan fungsi fitting dengan prediksi dari observed variabel dan

estimasi dari parameter konstruk. Nilai Q2 > 0 menunjukkan bahwa model

mempunyai predictive relevance, sedangkan nilai Q2 < 0 menunjukkan bahwa

model kurang memiliki predictive relevance.

Nilai q2 predictive relevance 0.02, 0.15, dan 0.35 menunjukkan bahwa model

lemah, moderat, dan kuat. Selanjutnya evaluasi model dilakukan dengan melihat

nilai signifikansi untuk mengetahui pengaruh antara variabel melalui

bootstrapping. Beberapa literatur menyarankan number of bootstrap samples

sebesar 200 – 1000 sudah cukup untuk mengoreksi standar error estimate PLS

(Ghozali dan Latan, 2014:80). Berikut merupakan ringkasan evaluasi model

struktural (inner model) yang tersaji pada Tabel 8.

Page 91: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

75

Tabel 8. Ringkasan Evaluasi Model Struktural

Kriteria Rule of Thumb

R-square a. 0,75 menunjukkan model kuat

b. 0,50 menunjukkan model moderate

c. 0,35 menunjukkan model lemah (Hair et

al. 2011 dalam Ghozali dan Latan

2014:81)

Q2 predictive relevance a. Q2 > 0 menunjukkan model memiliki

predictive relevance

b. Q2 < 0 menunjukkan model kurang

memiliki predictive relevance

q2 predictive relevance a. 0,35 menunjukkan model kuat

b. 0,15 menunjukkan model moderate

c. 0,02 menunjukkan model lemah

Sumber: Ghozali dan Latan (2014:81)

f. Interpretasi Estimasi Model (Pengujian Hipotesis)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode resampling bootstrap atau

jackknifing. Peneliti menggunakan bootstrapping karena metode jackknifing

kurang efisien dibanding metode bootstrapping. Jackknifing kurang efisien karena

mengabaikan confidence intervals (Efron et al., 2004 dalam Ghozali dan Latan,

2014:80). Prosedur bootstrapping menggunakan seluruh sampel asli untuk

melakukan resampling kembali. Nilai signifikansi yang digunakan (two-tailed) t-

value adalah 1.96 untuk tingkat siginifikan 5%. Statistik uji yang digunakan adalah

statistik t atau uji t. Penerapan metode ini memungkinkan berlakunya data

berdistribusi bebas sehingga tidak memerlukan asumsi distribusi normal (Ghozali

dan Latan, 2014:80).

Page 92: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

76

Pengujian dilakukan dengan t-test jika diperoleh p-value ≤ 0.10 maka dapat

disimpulkan signifikan dan sebaliknya. Apabila hasil pengujian hipotesis pada

outer model signifikan, hal ini menunjukkan bahwa parameter dipandang dapat

digunakan sebagai instrumen pengukur variabel laten. Apabila hasil pengujian pada

inner model siginifikan, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang nyata

pada variabel laten terhadap variabel laten lainnya. Berikut merupakan hipotesis

yang diajukan pada penelitian ini.

1) Hipotesis Pengaruh Media Sosial terhadap Keputusan Pembelian

a) Ho1 : Tidak terdapat pengaruh antara media sosial dengan keputusan

pembelian.

b) Ha1 : Terdapat pengaruh antara media sosial dengan keputusan

pembelian.

2) Hipotesis Pengaruh Electronic Word of Mouth (EWOM) terhadap Keputusan

Pembelian

a) Ho2 : Tidak terdapat pengaruh Electronic Word of Mouth (EWOM)

dengan keputusan pembelian.

b) Ha2 : Terdapat pengaruh antara Electronic Word of Mouth (EWOM)

dengan keputusan pembelian.

3.8 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel/konstrak dengan cara memberikan arti atau melakukan spesifikasi maupun

memberikan suatu opersional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau

Page 93: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

77

variabel (Sangadji dan Sopiah, 2010). Berikut merupakan definisi operasional yang

digunakan pada penelitian ini.

a. Media sosial adalah fitur berbasis website yang dapat membentuk jaringan

serta memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah komunitas.

b. Instagram adalah media komunitas untuk berbagi foto antara sau anggota

dengan anggota lainnya di seluruh dunia.

c. E-commerce adalah penggunaan website untuk bertransaksi atau

memfasilitasi penjualan produk dan jasa secara online melalui internet dan

menggunakan sistem komputer untuk meningkatkan efisiensi perusahaan

secara keseluruhan.

d. Pemasaran Online adalah pemasaran yang dilakukan melalui sistem komputer

online interaktif yang menghubungkan konsumen dan penjual secara

elektronik.

e. Social Media Marketing adalah bentuk pemasaran langsung atau tidak

langsung yang digunakan untuk membangun kesadaran, pengakuan, ingat

dan tindakan untuk merek, bisnis, produk, orang atau badan lain dan

digunakan menggunakan alat-alat dari web sosial.

f. Integrated Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran Terintegrasi)

adalah sarana untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan

konsumen secara langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek

yang perusahaan jual.

Page 94: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

78

g. Electronic Word of Mouth adalah sebuah media komunikasi untuk saling

berbagi informasi mengenai suatu produk atau jasa yang telah dikonsumsi

antar konsumen yang tidak saling mengenal.

h. Keputusan Pembelian adalah keputusan yang diambil konsumen untuk

melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan-tahapan yang dilalui

konsumen sebelum melakukan pembelian.

i. Agribisnis Madu adalah adalah sebuah sistem mulai dari hulu, usahatani, hilir

serta penunjang yang mendukung usaha madu.

j. Structural Equation Modelling (SEM) adalah sebuah model statstik yang

memberikan perkiraan perhitungan dari kekuatan hubungan hipotesis

diantara variabel dalam sebuah model teoritis, baik langsung maupun melalui

variabel antara (intervening atau moderating).

k. Followers adalah akun Instagram yang mengikuti akun Instagram lainnya.

Page 95: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

79

Tabel 9. Definisi Operasional

Variabel Subvariabel Indikator Parameter Kode

Media

Sosial

Konteks

(Heuer dalam

Solis,

2010:263)

Keragaman

bentuk pesan

pada konten

Isi pesan tidak hanya

mengenai promosi

KTKS1

Kebakuan

bahasa

Bahasa yang

digunakan sesuai

EYD

KTKS2

Kejelasan

pesan

Kejelasan kosakata KTKS3

Kejelasan kalimat KTKS4

Pesan ringkas KTKS5

Komunikasi

(Heuer dalam

Solis,

2010:263)

Penyampaian

pesan tentang

produk

Konten berisi

informasi produk

SMM

KMNK1

Penggunaan hastag

“langsung dari

sarangnya”

mempermudah

konsumen mengingat

produk SMM

KMNK2

Penggunaan tagline

yang menarik

membuat konsumen

penasaran terhadap

produk SMM

KMNK3

Perubah sikap

konsumen

terhadap madu

Pesan pada konten

berupa ajakan

mengonsumsi madu

KMNK4

Informasi tentang

manfaat madu

membuat kosumen

sadar pentingnya

mengonsumsi madu

KMNK5

Perubah

pendapat

konsumen

tentang madu

Informasi kandungan

madu SMM asli tanpa

BTP (Bahan

Tambahan Pangan)

KMNK6

Kolaborasi

(Heuer dalam

Solis,

2010:263)

Kemudahan

interaksi

Terdapat kolom

komentar dan direct

message (DM) untuk

pertanyaan dan

informasi

KLBR1

Kesesuaian

pesan dengan

isi produk

Produk SMM sesuai

dengan informasi

yang tertera pada

KLBR2

Page 96: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

80

konten (gambar dan

video)

Koneksi

(Heuer dalam

Solis,

2010:263)

Respon SMM

terhadap

konsumen

SMM merespon

dengan cepat

pertanyaan

konsumen, maksimal

1 hari

KNKS1

Interaksi pasca

jual

Terdapat pesan

complain kepada

SMM

KNKS2

Terdapat informasi

kepuasan konsumen

terhadap produk

SMM

KNKS3

Electronic

Word of

Mouth

Intensitas

(Goyette,

2010:11)

Frekuensi

konsumen

mengakses

Instagram

Konsumen

mengakses Instagram

SMM setiap hari

INTS1

Konsumen

mengakses Instagram

SMM jika terdapat

waktu luang

INTS2

Konsumen

menghabiskan waktu

untuk mengakses

Instagram SMM

selama ± 5 menit

INTS3

Frekuensi

interaksi SMM

dengan

konsumen

SMM selalu

membalas pertanyaan

konsumen

INTS4

Intensitas

ulasan

SMM selalu

mengunggah ulasan

dari konsumen

INTS5

Ulasan konsumen

pasca beli kepada

SMM

INTS6

Konten

(Goyette,

2010:11)

Terdapat

informasi

variasi produk

Pada konten (gambar

atau video) SMM

terdapat informasi

variasi produk

KOTN1

Terdapat

informasi

kualitas produk

Pada konten (gambar

atau video) SMM

terdapat informasi

kualitas produk

seperti rasa dan

tekstur

KOTN2

Page 97: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

81

Terdapat

informasi

harga produk

Pada konten (gambar

atau video) SMM

terdapat informasi

harga produk

KOTN3

Terdapat

informasi

tentang

transaksi

produk

Pada konten (gambar

atau video) SMM

terdapat informasi

prosedur order

KOTN4

SMM memberikan

informasi tentang

keamanan transaksi

KOTN5

Valence of

opinion

(Goyette,

2010:11 dan

Gruen,

2006:6)

Berbagi

informasi

Konsumen

menyampaikan ulasan

produk SMM di

Instagram kepada

sesama konsumen

yang tidak saling

mengenal

VOOP1

Pendapat

positif

Konsumen

memberikan masukan

positif dan ulasan

positif kepada SMM

VOOP2

Pendapat

negative

Konsumen

memberikan

komentar negatif dan

ulasan negatif kepada

SMM

VOOP3

Rekomendasi Konsumen

merekomendasikan

produk SMM

VOOP4

Keputusan

Pembelian

Pengenalan

masalah

(Kotler dan

Keller,

2012:166)

Kebutuhan

konsumen

Konsumen ingin

membeli produk

SMM untuk menjaga

kesehatan

PEMA1

Konsumen ingin

membeli produk

SMM untuk

mengikuti trend

PEMA2

Pencarian

informasi

(Kotler dan

Keller,

2012:166)

Pencarian

informasi

produk

Konsumen

mengetahui madu

SMM & mencari

informasi lebih

tentang madu SMM

di Instagram

PEIN1

Page 98: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

82

Evaluasi

alternatif

(Kotler dan

Keller,

2012:2166)

Pencarian

produk sejenis

Konsumen mencari

produk madu selain

SMM di Instagram

EVAL1

Evaluasi

produk

Konsumen

melakukan

pembandingan

produk madu SMM

dengan produk madu

non SMM melalui

Instagram

EVAL2

Keputusan

pembelian

(Kotler dan

Keller,

2012:479)

Produk Konsumen

memutusakan

membeli madu SMM

pasca pembandingan

produk madu SMM

dengan madu non

SMM

KPPM1

Merek Konsumen membeli

madu SMM karena

telah mengetahui citra

merek SMM yang

baik di Instagram

KPPM2

Saluran

pembelian

Konsumen membeli

madu SMM karena

kemudahan

pengiriman yang

menggunakan

ekspedisi (jasa

pengiriman)

KPPM3

Konsumen membeli

madu SMM karena

harganya terjangkau,

yaitu mulai dari Rp.

70.000 untuk madu

peras dan Rp. 75.000

untuk sarang madu

KPPM4

Waktu

pembelian

Konsumen dapat

membeli madu SMM

kapan saja, sesuai

keinginan konsumen

KPPM5

Metode

pembayaran

Konsumen membeli

madu SMM karena

metode pembayaran

yang mudah, yaitu

dapat melalui bank

atau ATM

KPPM6

Page 99: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

83

Perilaku

pasca

pembelian

(Kotler dan

Keller,

2012:166)

Kepuasan

pasca

pembelian

Produk SMM sesuai

informasi pada

konten (gambar atau

video)

PPEM1

Tindakan

pasca

pembelian

Konsumen

melakukan pembelian

kembali

PPEM2

Konsumen

mengajukan complain

atas ketidaksesuaian

PPEM3

Page 100: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

84

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Profil Perusahaan

Sarang Madu Murni adalah salah satu usaha yang bergerak bidang agribisnis,

lebih tepatnya pada subsistem agribisnis hilir, yaitu pemasaran madu. Sarang Madu

Murni telah berdiri sejak tahun 2016 dan telah mendapatkan status P-IRT (Produk

Industri Rumah Tangga) pada awal tahun 2018. Usaha P-IRT Sarang Madu Murni

berlokasi di Jl. Korobokan No. 61 Desa Serang Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa

Barat. Usaha Sarang Madu Murni didirikan oleh Winda Anggraini. Tempat yang

dijadikan usaha adalah rumah pribadi dari pemilik usaha. Tempat usaha yang hanya

berupa rumah karena usaha ini hanya fokus pada pemasaran saja, sehingga rumah

tersebut berfungsi sebagai kantor, tempat penyimpanan dan pengemasan.

Sejarah berdirinya usaha Sarang Madu Murni berawal dari kerjasama Winda

Anggraini dengan temannya, namun akhirnya Winda Anggraini memutuskan untuk

memulai usahanya sendiri. Alasan Winda Anggraini memutuskan untuk berjualan

sarang madu karena unik. Winda Anggraini mengatakan unik karena orang-orang

dapat mengonsumsi madu secara langsung dari sarangnya. Mengonsumsi madu

langsung dari sarangnya memiliki sensasi yang berbeda dan memiliki kelebihan

dibanding produk madu yang diproduksi pabrik, karena tanpa Bahan Tambahan

Pangan (BTP) dan tidak diolah.

4.1.1 Visi dan Misi Sarang Madu Murni

Pada dasarnya visi dan misi Sarang Madu Murni belum ada secara tertulis,

tetapi diucapkan saat wawancara oleh pemilik usaha. Visi Sarang Madu Murni,

Page 101: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

85

yaitu “Mengedukasi masyarakat Indonesia untuk mengetahui lebih dalam tentang

manfaat dan kualitas madu Indonesia”, dan misi Sarang Madu Murni, yaitu:

a. Mensejahterakan peternak madu Indonesia

b. Mengangkat citra madu Indonesia

c. Menyehatkan masyarakat Indonesia

4.1.2 Kebijakan Sarang Madu Murni

Sarang Madu Murni yang merupakan usaha berskala kecil karena masih

berupa industri rumah tangga dan hanya memiliki enam orang pegawai, telah

memiliki kebijakan walaupun belum tertulis. Kebijakan yang diterapkan Sarang

Madu Murni yaitu:

a. Menjual madu asli dari peternak lebah di Indonesia

b. Pegawai dan ruangan packaging harus bersih dan rapi

c. Pegawai harus disiplin

d. Bertanggungjawab dan menelusuri penyebab complain dari konsumen.

4.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Data hasil wawancara menunjukkan bahwa usaha Sarang Madu Murni

merupakan usaha dengan lingkup yang sangat kecil. Para pegawainya berasal dari

keluarga dan tetangga sekitar rumah, yang terdiri dari enam perempuan. Tiga

pegawai sebagai tim penerimaan bahan baku dan packaging dan tiga orang lainnya

sebagai tim pengelolaan media sosial. Pada usaha Sarang Madu Murni, pimpinan

usaha berkontribusi di kedua tim tersebut, dan berikut merupakan gambar struktur

organisasi usaha Sarang Madu Murni yang tersaji pada Gambar 10.

Page 102: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

86

Gambar 10. Struktur Organisasi Usaha Sarang Madu Murni

Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 10, terlihat bahwa pimpinan

usaha hampir berada di setiap lini job holder. Pemimpin usaha memandang, usaha

masih dapat ditangani oleh dirinya dan pegawai yang ada. Pada usaha Sarang Madu

Murni terdapat dua tim, yaitu tim penerimaan bahan baku dan pengemasan serta

pengelolaan media sosial. Masing-masing tim memiliki job holder yang berbeda.

Berikut merupakan rincian masing-masing job holder dalam tim.

4.2.1 Penerimaan Bahan Baku dan Pengemasan

Pada tim penerimaan bahan baku terdapat beberapa job holder, yaitu

penerimaan bahan baku, pengemasan sarang madu, pengemasan madu peras dan

pengemasan keseluruhan. Berikut merupakan rincian masing-masing job holder

dalam tim penerimaan bahan baku dan pengemasan.

a. Penerimaan Bahan Baku

Job holder penerimaan bahan baku dilakukan oleh pimpinan usaha, yaitu

Winda Anggraini. Pimpinan usaha menjemput bahan baku dari bus malam yang

membawa bahan baku produk dengan menggunakan mobil. Setelah pimpinan usaha

Page 103: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

87

menerima bahan baku dan dilakukan pengecekan, maka bahan baku akan dibawa

ke tempat penyimpanan.

b. Pengemasan Sarang Madu

Pengemasan sarang madu dimulai dari pemotongan sarang madu.

Pemotongan sarang madu menggunakan pisau dan spatula. Sarang madu yang

sudah dipotong, dimasukkan dalam plastik bening food grade dan ditimbang sesuai

ukuran produk yang dijual, yaitu dengan berat bersih 200 gram, 400 gram dan 900

gram. Setelah itu, plastik bening food grade yang berisi sarang madu divakum. Pada

saat proses pemotongan madu, pegawai harus menggunakan masker dan penutup

kepala, untuk menghindari adanya kontaminasi. Setelah itu, sarang madu

dimasukkan kedalam kemasan box putih. Pengemasan sarang madu dilakukan oleh

ibu Ida.

c. Pengemasan Madu Peras

Pengemasan madu peras dimulai dari memasukkan madu kedalam jar yang

ukurannya berbeda-beda dengan menggunakan corong. Setelah itu, jar ditutup dan

kemasan luar jar dibungkus dengan plastik dan kemudian disegel. Pengemasan

madu peras dilakukan oleh Ibu Ijah.

d. Pengemasan

Pengemasan keseluruhan untuk siap dikirim, dilakukan oleh ibu Anggit.

Semua produk yang akan dikirimkan, dilindungi dengan cara melapisinya dengan

bubble wrap. Tujuan produk dilapisi dengan menggunakan bubble wrap agar

produk aman ketika dalam pengiriman. Produk yang telah dilapisi bubble wrap

kemudian dimasukkan kedalam totte bag yang terbuat dari kertas berwarna cokelat.

Page 104: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

88

4.2.2 Pengelolaan Media Sosial

Pada tim pengelolaan media sosial, terdiri dari beberapa job holder, yaitu

admin Instagram, content creator, evaluator, admin Whatsapp, message creator,

admin Line, decision maker, dan order handler. Berikut merupakan rincian masing-

masing job holder dalam tim pengelolaan media sosial.

a. Admin Instagram

Job holder sebagai admin Instagram dilakukan oleh Dian Rosita. Tugas

admin Instagram adalah mengunggah konten gambar atau video, mengunggah

ulasan dari konsumen, dan membalas pesan dari calon konsumen.

b. Content Creator

Job holder sebagai content creator dilakukan oleh Dian Rosita. Tugas content

creator adalah membuat konten, baik berupa gambar atau video. Hal yang paling

penting dalam membuat konten adalah mendapatkan ide agar dapat membuat

koonten yang tidak membosankan dan dapat menarik perhatian calon konsumen.

c. Evaluator

Job holder sebagai evaluator dilakukan oleh Dian Rosita dan Winda

Anggraini. Tugas evaluator adalah mengevaluasi respon yang diberikan calon

konsumen maupun konsumen di Instagram. Evaluasi dilakukan jika like yang

didapat sedikit dan jika terdapat komentar negatif.

d. Admin Whatsapp

Job holder sebagai admin Whatsapp dilakukan oleh Nita Anggraini. Tugas

admin Instagram adalah membalas pesan dari calon konsumen yang berisi pesanan

produk Sarang Madu Murni maupun complain.

Page 105: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

89

e. Message Creator

Job holder sebagai message creator dilakukan oleh Winda Anggraini. Tugas

message creator adalah membuat pesan, informasi, maupun tagline yang menarik

untuk dapat menarik perhatian calon konsumen.

f. Admin Line

Job holder sebagai admin Line dilakukan oleh Afrillia Lestari. Tugas admin

Line sama seperti admin Whatsapp, yaitu membalas pesan yang berisi pesanan dari

calon konsumen dan complain.

g. Decision Maker

Job holder sebagai decision maker dilakukan oleh Dian Rosita dan Winda

Anggraini. Tugas decision maker adalah membuat keputusan. Membuat keputusan

apakah konten atau message akan diunggah atau tidak.

h. Handler Order

Job holder sebagai handler order dilakukan oleh Nita Anggraini dan Afrillia

Lestari. Tugas handler order adalah menangani pemesanan produk Sarang Madu

Murni dan melakukan pencatatan pesanan.

4.3 Produk Sarang Madu Murni

Produk yang dijual oleh Sarang Madu Murni adalah Madu Peras Melifera,

Cerana dan Kaliandra dengan kemasan 150 ml dan 330 ml, Madu Peras Paket 3 in

1 dengan kemasan 100 ml, dan Honey Funny (campuran madu murni peras dengan

potongan sarang madu murni) dengan kemasan 235 ml, Sarang Madu Murni Cerana

dan Melifera dengan kemasan 200 gr, 400 gr, dan 900 gr serta masker madu.

Page 106: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

90

Berikut merupakan gambar produk Sarang Madu Murni yang terlampir pada

Gambar 11.

Gambar 11. Produk-Produk Sarang Madu Murni

Produk yang dijual Sarang Madu Murni tidak diproduksi sendiri. Madu dan

sarang madu dipasok dari seorang peternak lebah sekaligus pengepul madu yang

berada di Jawa Timur. Persediaan madu yang akan dijual tergantung pada hasil

panen peternak lebah tersebut. Proses pengiriman madu dan sarang madu dari Jawa

Timur dilakukan dengan menggunakan bus malam. Peternak hanya memastikan

madu sudah berada dalam bus dan berangkat dari terminal asal, yang kemudian

diinformasikan kepada pihak Sarang Madu Murni.

Pihak Sarang Madu Murni dan peternak sudah bekerjasama dengan supir bus

malam. Pihak Sarang Madu Murni akan melakukan perjanjian dengan supir bus

malam mengenai tempat penjemputan dan jam berapa madu peras dan sarang madu

akan diambil. Pengiriman sarang madu menggunakan kemasan box yang kemudian

disusun di dalam kardus besar, sedangkan untuk madu peras menggunakan jeriken.

Pengiriman menggunakan bus malam karena menurut pimpinan usaha jika

menggunakan jasa ekspedisi, produk tidak aman. Kondisi sarang madu yang rapuh

membutuhkan penanganan khusus saat di perjalanan, yang terkadang penanganan

tersebut diabaikan oleh petugas jasa ekspedisi. Pihak jasa ekspedisi terkadang

Page 107: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

91

melempar produk atau menumpuk barang melebihi kapasitas sehingga sarang madu

menjadi rusak dan sarangnya berubah menjadi cairan madu.

4.4 Pengelolaan dan Alur Proses Usaha Sarang Madu Murni

Pengelolaan usaha Sarang Madu Murni dimulai dari pengiriman madu oleh

pemasok madu dan sarang madu yang berada di Jawa Timur sampai dengan

pengiriman produk ke konsumen. Berdasarkan data hasil wawancara, peneliti

membuat bagan alur proses usaha Sarang Madu Murni yang tersaji pada Gambar

12.

Gambar 12. Alur Proses Usaha Sarang Madu Murni

Page 108: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

92

Berdasarkan Gambar 12, pengelolaan dan alur proses usaha Sarang Madu

Murni dimulai dari panen madu dan sarang madu sampai proses pengiriman.

Berikut rincian pengelolaan dan alur proses usaha Sarang Madu Murni.

a. Pemasok Madu dan Sarang Madu

Proses awal pengelolaan dan alur proses usaha Sarang Madu Murni adalah

madu dan sarang madu dari pemasok yang berasal dari kerjasama dengan peternak

lebah di Jawa Timur. Standar madu yang menjadi persyaratan kepada pemasok

adalah madu yang dihasilkan berasal dari lebah yang benar-benar berpakan nektar

bunga tanpa dipancing dengan gula, karena akan mempengaruhi kualitas rasa,

warna dan manfaatnya. Madu asli memiliki aroma khas madu yang tidak ada pada

produk madu olahan pabrik.

b. Pengiriman Madu dan Sarang Madu

Pemilik usaha Sarang Madu Murni tidak melakukan perencaan pembelian

karena hasil madu peras dan sarang madu bergantung dari hasil panen. Madu dan

sarang madu hasil panen dikirim dengan menggunakan bus malam dari Jawa Timur

sampai ke tempat yang telah disepakati dengan pihak Sarang Madu Murni.

c. Penerimaan Madu dan Sarang Madu

Penerimaan madu dan sarang madu dilakukan di tempat dan pada waktu yang

telah disepakati oleh supir bus malam dengan pihak Sarang Madu Murni.

d. Pengecekan

Setelah pihak Sarang Madu Murni menerima madu dan sarang madu,

dilakukan pengecekan kondisi madu dan sarang madu. Pengecekan sarang madu

hanya dilakukan secara visual, yaitu dengan melihat apakah terdapat sarang madu

Page 109: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

93

yang rusak atau tidak. Sampai saat ini jarang terjadi kerusakan sarang madu ketika

pengiriman dilakukan dengan menggunakan bus malam.

e. Penyortiran

Jika terdapat sarang madu yang rusak (rapuh), maka akan dilakukan

penyortiran. Sarang madu yang rusak (rapuh) akan diambil cairan madunya untuk

dijadikan madu peras, sehingga masih dapat dijual.

f. Penyimpanan

Setelah dilakukan penyortiran, sarang madu yang diletakkan di dalam box

kemudian disusun pada rak bertingkat dan madu peras dalam jeriken diletakkan

disamping rak. Ruang penyimpanan dan packaging berada pada ruangan yang

sama, untuk memudahkan proses packaging madu peras dan sarang madu. Tidak

terdapat perlakuan khusus pada tahap penyimpanan sarang madu dan madu peras.

Sarang madu dan mau peras hanya disimpan pada wadah yang tertutup rapat pada

suhu ruang

g. Pemesanan

Sebelum konsumen melakukan pemesanan, admin Instagram akan

memberitahukan persediaan madu peras dan sarang madu yang ada. Konsumen

yang telah mengetahui persediaan produk, kemudian melakukan pemesanan

melalui Instagram, Whatsapp, atau Line.

h. Pengemasan

Sarang madu dikemas dalam plastik transparan food grade, kemudian

divakum agar tidak terdapat udara yang masuk. Selanjutnya sarang madu yang telah

divakum dimasukkan ke dalam box putih, lalu dilapisi menggunakan wrap bubble,

Page 110: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

94

dan terakhir dimasukkan ke dalam totte bag cokelat. Madu peras dikemas dengan

cara dimasukkan ke dalam jar kaca kemudian ditutup rapat dan disegel, agar udara

tidak masuk dan madu tidak tumpah. Setelah produk madu peras disegel, kemudian

dimasukkan ke dalam totte bag cokelat, dan siap dikirim.

i. Pengiriman

Pengiriman produk Sarang Madu Murni dilakukan dengan menggunakan jasa

ekspedisi. Pengiriman produk Sarang Madu Murni sudah mencapai beberapa

daerah hampir di seluruh Indonesia.

4.5 Pemasaran Sarang Madu Murni

Sarang Madu Murni memanfaatkan media sosial untuk memasarkan

produknya. Sampai saat ini, Sarang Madu Murni tidak memiliki toko dan hanya

fokus melakukan penjualan melalui media sosial. Sarang Madu Murni

menggunakan media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram, namun yang paling

aktif adalah Instagram. Pemilik usaha menyatakan kelebihan penggunaan media

sosial untuk pemasaran berasal dari like dan komentar positif yang diberikan

netizen yang telah menjadi konsumen Sarang Madu Murni.

Konsumen memberikan ulasan tentang produk Sarang Madu Murni di

Instagramnya dan kemudian diunggah kembali oleh Sarang Madu Murni.

Banyaknya jumlah like dan komentar positif pada Instagram Sarang Madu Murni,

membuat calon konsumen lainnya semakin yakin untuk melakukan pembelian.

Keunggulan lain dalam melakukan pemasaran melalui media sosial adalah

Page 111: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

95

fleksibel, dapat menjangkau pasar yang lebih luas, biaya promosi yang murah dan

tanpa batas waktu.

Selain memiliki keunggulan, pemasaran melalui media sosial juga memiliki

kelemahan yaitu pada awal penjualan. Sarang Madu Murni harus dapat meyakinkan

calon konsumen bahwa produknya asli dan berkualitas. Kelemahan lainnya adalah

terdapat beberapa konsumen yang mengeluh karena pesannya yang terkadang

mendapatkan respon yang lambat, karena banyaknya pesan yang masuk pada

Instagram, Line dan Whatsapp.

Sarang Madu Murni dalam memasarkan produknya memiliki kebijakan

pemasaran, yaitu sistem retur untuk barang yang pecah untuk produk madu peras.

Produk sarang madu sangat rentan rusak sehingga saat akan dikirim, dibuat invoice

yang berisi kesepakatan dan penjelasan produk. Jika produk yang diterima

konsumen dalam keadaan rusak, maka pihak Sarang Madu Murni akan

bertanggungjawab dan menelusuri penyebab kerusakan produk tersebut.

Sampai saat ini, salah satu cara Sarang Madu Murni untuk menambah omset

dan memperluas pasar adalah dengan menggunakan sistem endorse dan testimoni.

Sarang Madu Murni dalam memilih artis untuk melakukan endorse tidak

sembarangan, mereka akan melakukan observasi terlebih dahulu tentang artis

tersebut. Artis yang dipilih adalah artis terkenal yang masih aktif di entertainment

dan memiliki reputasi yang baik. Saat ini, artis yang telah dipercaya Sarang Madu

Murni untuk mengendorse produknya adalah Zaskia Adya Mecca dan Shireen

Sungkar.

Page 112: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

96

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah pengguna Instagram yang telah

memenuhi kriteria seperti yang terlampir pada Lampiran 1. Pengambilan data

penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner secara online kepada 100 orang

responden. Karakteristik responden diperlukan untuk mengidentifikasi konsumen-

konsumen yang pernah membeli produk Sarang Madu Murni. Karakteristik tersebut

meliputi usia, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan terakhir dan

domisili.

5.1.1 Usia

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online, diperoleh persentase usia

responden yang mengonsumsi produk Sarang Madu Murni seperti yang tersaji pada

Tabel 10.

Tabel 10. Klasifikasi Usia Responden

No Usia Jumlah Persentase (%)

1 17 – 29 tahun 71 71%

2 30 – 39 tahun 28 28%

3 40 – 50 tahun 1 1%

Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa usia responden terbanyak yaitu

71% terdapat pada rentang usia 19 – 29 tahun. Sejumlah 71 responden yang berusia

17 – 29 tahun terdiri dari 33 pelajar/mahasiswa, 5 wirausaha, 14 ibu rumah tangga,

4 pegawai negeri, dan 15 responden yang memiliki pekerjaan yang tidak tercantum

dalam kuesioner. Pada usia 30 – 39 tahun berjumlah 28 orang dengan persentase

Page 113: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

97

28%, terdiri dari 10 ibu rumah tangga, 4 pegawai negeri, 6 wirausaha, dan 8

responden yang memiliki pekerjaan yang tidak tercantum dalam kuesioner. Usia

paling sedikit yang menjadi responden pada peneilitian ini adalah rentang usia 40 –

50 tahun yang hanya terdiri dari 1 orang yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Mayoritas responden pada penelitian ini adalah konsumen yang berusia 17 –

29 tahun, hal ini sesuai dengan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII) pada tahun 2017, yang menyatakan bahwa menurut hasil survei, komposisi

pengguna internet berdasar usia paling banyak adalah pengguna yang berusia

remaja sampai 34 tahun, sebesar 49.52%.

5.1.2 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online, diperoleh persentase jenis

kelamin responden yang mengonsumsi produk Sarang Madu Murni tersaji pada

pada Tabel 11.

Tabel 11. Klasifikasi Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Wanita 96 96%

2 Pria 4 4%

Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden yang

paling banyak menjadi konsumen Sarang Madu Murni pada penelitian ini adalah

wanita dengan persentase 96% dan pria sebesar 4%. Sejumlah 96 responden wanita,

terdiri dari 26 ibu rumah tangga, 31 pelajar/mahasiswa, 7 pegawai negeri, 10

wirausaha, dan 22 responden yang pekerjaannya tidak tercantum dalam kuesioner.

Responden pria pada penelitian ini terdiri dari 1 pegawai negeri, 1 wirausaha, 1

pelajar/mahasiswa, dan 1 responden yang pekerjaannya tidak tercantum dalam

Page 114: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

98

kuesioner. Responden penelitian Konsumen Sarang Madu Murni yang mayoritas

perempuan disebabkan karena perempuan lebih tertarik berbelanja dan didukung

dengan banyaknya ibu rumah tangga yang membeli produk Sarang Madu Murni

untuk konsumsi keluarga.

5.1.3 Penghasilan

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online, diperoleh persentase

penghasilan responden yang mengonsumsi Sarang Madu Murni tersaji pada Tabel

12.

Tabel 12. Klasifikasi Penghasilan Responden

No Penghasilan Jumlah Persentase (%)

1 Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 34 34%

2 Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 57 57%

3 >Rp 5.000.000 9 9%

Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa penghasilan konsumen Sarang

Madu Murni pada penelitian ini memiliki persentase paling tinggi, yaitu 52%

dengan rentang penghasilan Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000/bulan. Pada urutan kedua

dengan persentase 41% adalah responden memiliki penghasilan dengan rentan Rp

1.500.000 – Rp 3.000.000/bulan, dan 7% responden berpenghasilan lebih dari Rp

5.000.000/bulan. Penghasilan dalam penelitian ini, dapat berasal dari uang saku,

upah, gaji dan lain-lain dalam satu bulan.

Responden yang memiliki penghasilan dengan rentan Rp 1.500.000 – Rp

3.000.000/bulan terdiri dari 31 pelajar/mahasiswa dan 3 responden yang memiliki

pekerjaan yang tidak tercantum dalam kuesioner. Responden yang memiliki

penghasilan dengan rentan Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000/bulan terdiri dari 8

Page 115: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

99

pegawai negeri, 23 ibu rumah tangga, 19 responden yang memiliki pekerjaan yang

tidak tercantum dalam kuesioner, 6 wirausaha, dan 1 pelajar/mahasiswa.

Responden yang memiliki penghasilan > Rp 5.000.000/bulan terdiri dari 3 ibu

rumah tangga, 5 wirausaha, dan 1 responden yang memiliki pekerjaan yang tidak

tercantum dalam kuesioner.

Mayoritas penghasilan responden pada penelitian ini adalah Rp 3.000.000 –

Rp 5.000.000/bulan, hal tersebut dikarenakan rata-rata pengguna internet

berdasarkan level ekonomi terbesar kedua adalah strata ekonomi sosial menengah

bagian atas, yaitu sebesar 82.95% menurut data Asosiasi Penyelenggara Internet

Indonesia (APJII) pada tahun 2017.

5.1.4 Pekerjaan

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online, diperoleh persentase pekerjaan

responden yang mengonsumsi Sarang Madu Murni tersaji pada Tabel 13.

Tabel 13. Klasifikasi Pekerjaan Responden

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 Ibu Rumah Tangga 26 26%

2 Pelajar/Mahasiswa 32 32%

3 Pegawai Negeri 8 8%

4 Wirausaha 11 11%

5 Lainnya 23 23%

Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa pelajar/mahasiswa merupakan

konsumen yang paling dominan pada penelitian ini, dengan persentase sebesar

32%. Konsumen yang merupakan pelajar/mahasiswa terdiri dari 31 orang yang

memiliki penghasilan Rp. 1.500.000 – Rp 3.000.000/bulan dan 1 orang dengan

pengahasilan Rp 3.000.000 – Rp. 5.000.000/bulan. Penghasilan para pelajar dan

Page 116: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

100

mahasiswa tersebut dapat berasal dari uang saku orang tua atau upah sebagai

pekerja lepas (freelance).

Konsumen Sarang Madu Murni yang merupakan ibu rumah tangga pada

penelitian ini memiliki persentase sebesar 26%. Sejumlah 26 konsumen Sarang

Madu Murni yang merupakan ibu rumah tangga, terdiri dari 23 orang dengan

penghasilan Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000/bulan dan 3 orang dengan penghasilan >

Rp 5.000.000/bulan. Konsumen Sarang Madu Murni yang memiliki pekerjaan

selain yang tercancum dalam kuesioner memiliki persentase sebesar 23%. Sejumlah

23 konsumen Sarang Madu Murni tersebut, terdiri dari 19 orang dengan

penghasilan Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000/bulan, 3 orang dengan penghasilan Rp

1.500.000 – Rp 3.000.000/bulan, dan 1 orang dengan penghasilan > Rp

5.000.000/bulan.

Konsumen Sarang Madu Murni yang berprofesi sebagai wirausaha pada

penelitian ini memiliki persentase sebesar 11%. Sejumlah 11 konsumen Sarang

Madu Murni yang merupakan wirausaha, terdiri dari 6 orang dengan penghasilan

Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 dan 5 orang dengan penghasilan > Rp 5.000.000.

Konsumen Sarang Madu Murni yang berprofesi sebagai pegawai negeri pada

penelitian ini memiliki persentase sebesar 8%. Sejumlah 8 konsumen Sarang Madu

Murni yang merupakan pegawai negeri memiliki penghasilan sebesar Rp 3.000.000

– Rp 5.000.000/bulan. Mayoritas pekerjaan responden adalah pelajar atau

mahasiswa, hal tersebut sesuai fenomena saat ini, dimana pengguna aktif media

sosial paling banyak adalah remaja yang mengacu pada data Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017.

Page 117: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

101

5.1.5 Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online, diperoleh persentase

pendidikan terakhir responden yang mengonsumsi Sarang Madu Murni tersaji pada

Tabel 14.

Tabel 14. Klasifikasi Pendidikan Terakhir Responden

No Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)

1 SMP 6 6%

2 SMA 42 42%

3 D3 36 36%

4 S1 16 16%

Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui persentase konsumen Sarang Madu

Murni dengan pendidikan terakhir paling banyak adalah SMA, yaitu sebesar 42%.

Sejumlah 42 konsumen Sarang Madu Murni dengan pendidikan terakhir SMA, saat

ini berprofesi sebagai wirausaha sebanyak 3 orang, 23 sebagai mahasiswa, ibu

rumah tangga sebanyak 11 orang dan pekerjaan lain yang tidak tercantum dalam

kuesioner sebanyak 5 orang.

Persentase konsumen Sarang Madu Murni dengan pendidikan D3, yaitu

sebesar 36%. Sejumlah 36 konsumen Sarang Madu Murni dengan pendidikan

terakhir D3, saat ini berprofesi sebagai wirausaha sebanyak 6 orang, mahasiswa

sebanyak 2 orang, pegawai negeri sebanyak 5 orang, ibu rumah tangga sebanyak

13 orang, dan pekerjaan lain yang tidak tercantum dalam kuesioner sebanyak 10

orang.

Persentase konsumen Sarang Madu Murni dengan pendidikan terakhir S1,

yaitu sebesar 16%. Sejumlah 16 konsumen Sarang Madu Murni dengan pendidikan

terakhir S1, saat ini berprofesi sebagai wirausaha sebanyak 2 orang, mahasiswa

Page 118: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

102

sebanyak 1 orang, pegawai negeri sebanyak 3 orang, ibu rumah tangga 2 orang, dan

pekerjaan lain yang tidak tercantum dalam kuesioner sebanyak 8 orang. Persentase

konsumen Sarang Madu Murni paling rendah adalah konsumen dengan pendidikan

terakhir SMP, yaitu sebesar 6%. Sejumlah 6 konsumen Sarang Madu Murni dengan

pendidikan terakhir SMP, saat ini berprofesi sebagai pelajar SMA. Mayoritas

responden pada penelitian ini berpendidikan akhir SMA, hal tersebut sesuai dengan

data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017, yang

menyatakan bahwa penetrasi pengguna internet berdasar tingkat pendidikan

terakhir tertinggi ketiga adalah SMA/MA, sebesar 70.54%.

5.1.6 Domisili

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online, diperoleh persentase

pendidikan terakhir responden yang mengonsumsi Sarang Madu Murni tersaji pada

Tabel 15.

Tabel 15. Klasifikasi Domisili Responden

No Domisili Jumlah Persentase (%)

1 Jabodetabek 58 58%

2 Luar Jabodetabek 42 42%

Total 100 100%

Berdasarkan Tabel 15, dapat diketahui bahwa konsumen Sarang Madu Murni

yang menjadi responden pada penelitian ini, paling banyak berdomisi di

Jabodetabek. Konsumen Sarang Madu Murni yang berdomisili di Jabodetabek

memiliki persentase sebesar 58%. Selain memiliki konsumen yang berdomisili di

Jabodetabek, Sarang Madu Murni juga memiliki konsumen yang berada di luar

Jabodetabek, dengan persentase 42%. Selisih responden Jabodetabek dengan luar

Jabodetabek tidak terlalu signifikan, karena Sarang Madu Murni sudah dapat

Page 119: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

103

menjangkau hampir seluruh wilayah di Indonesia, dengan kemudahan pengiriman

yang menggunakan jasa ekspedisi.

5.2 Validasi Model

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen, dari 49 pernyataan

kuesioner, terdapat 46 pernyataan kuesioner yang valid. Pemodelan persamaan

struktural dengan pendekatan PLS (Partial Least Square) harus memenuhi validasi

model. Uji validasi model tersebut dilakukan agar model yang dibentuk merupakan

model yang baik untuk dianalisis pada tahap selanjutya. Model evaluasi PLS

dilakukan dengan menilai outer model dan inner model. Evaluasi pengukuran

model (outer model) dilakukan untuk menilai validitas dan reliabilitas model.

Evaluasi model pengukuran (inner model) bertujuan untuk memprediksi hubungan

antar variabel laten (Latan dan Ghozali, 2014:73). Validasi model pada penelitian

ini terdiri dari validasi model formatif dan model reflektif.

5.2.1 Validasi Model Formatif

Model yang bersifat formatif pada penelitian ini adalah variabel eksogen yang

terdiri dari dua variabel, yaitu variabel media sosial dan electronic word of mouth.

Evaluasi model pengukuran dilakukan dengan melihat signifikansi weight-nya,

sehingga uji validitas dan reliabilitas tidak diperlukan. Signifikansi weight

didapatkan melalui prosedur resampling, yang pada penelitian ini menggunakan

bootstrapping.

Uji multikolinearitas untuk konstruk formatif mutlak diperlukan dengan

menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan lawannya Tolerance.

Page 120: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

104

Indikator tetap digunakan jika nilai signifikansi weight T-Statistics > 1.96 (tingkat

kepercayaan sebesar 95 persen). Parameter tidak dapat digunakan jika nilai T-

Statistics pada outer loading atau outer weight menunjukkan hasil yang tidak

signifikan (<1.96). Hasil validasi model formatif pada penelitian ini tersaji pada

Lampiran 5. Berdasarkan hasil validasi model, menyatakan bahwa terdapat enam

parameter yang tidak digunakan. Parameter tersebut, yaitu satu dari subvariabel

konteks (KTKS1), satu parameter dari subvariabel koneksi (KNKS2), dua dari

subvariabel intensitas (INTS2 dan INTS5), dan dua dari subvariabel valence of

opinion (VOOP2 dan VOOP3). Parameter tersebut tidak signifikan, karena hasil

nilai uji-t pada outer loading maupun outer weight tidak memenuhi kriteria.

Validasi model formatif juga melihat ada atau tidaknya kolinearitas antara

parameter pembentuk variabel eksogen dengan variabel endogen. Pada validasi

model formatif, untuk mengetahui ada atau tidaknya kolinearitas pada parameter,

diperlukan pengecekan kolinearitas melalui VIF (variance inflation factor). Nilai

VIF maksimum bernilai 10, menunjukkan bahwa validitas konstruk terdapat pada

parameter yang bersifat formatif. Jika nilai VIF lebih dari 10, maka parameter tidak

akan digunakan. Hasil perhitungan VIF pada penelitian ini tersaji pada Lampiran 5,

menyatakan tidak ada masalah kolinearitas pada model.

5.2.2 Validasi Model Reflektif

Validasi model reflektif merupakan validasi yang dilakukan untuk mengukur

validitas dan reliabilitas model yang bersifat reflektif. Pada penelitian ini variabel

yang bersifat reflektif adalah variabel endogen, yaitu keputusan pembelian yang

terdiri dari subvariabel pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

Page 121: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

105

alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Validasi model

reflektif terdiri dari validitas konvergen, reliabilitas parameter, dan reliabilitas

komposit. Berikut merupakan hasil outer loading pengukuran reliabilitas parameter

yang tersaji pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil Awal Outer Loading

Indikator

Subvariabel

Pengenalan

Masalah

Pencarian

Informasi

Evaluasi

Alternatif

Keputusan

Pembelian

Perilaku

Pasca

Pembelian

PEMA1 0.550

PEMA2 -0.876

PEIN1 1.000

EVAL1 0.823

EVAL2 -0.993

KPPM1 0.211

KPPM2 0.656

KPPM3 0.668

KPPM4 0.752

KPPM5 0.511

KPPM6 0.738

PPEM1 0.802

PPEM2 0.537

PPEM3 0.707

Keterangan:

PEMAn : Parameter subvariabel pengenalan masalah ke-n

PEINn : Parameter subvariabel pencarian informasi ke-n

EVALn : Parameter subvariabel evaluasi alternative ke-n

KPPMn : Parameter subvariabel keputusan pembelian ke-n

PPEMn : Parameter subvariabel perilaku pasca pembelian ke-n

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui hasil outer loading memiliki nilai yang

bervariasi dari parameter terhadap subvariabelnya. Model dapat dikatakan memiliki

Page 122: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

106

reliabilitas parameter apabila memiliki nilai outer loading lebih dari 0.6.

Berdasarkan hasil outer loading pada Tabel 16, terdapat beberapa parameter yang

nilai outer loadingnya tidak mencapai 0.6, sehingga harus dikeluarkan dari

perhitungan secara bertahap, dimulai dari yang terkecil sehingga didapatkan model

yang memiliki reliabilitas parameter yang valid. Penetapan nilai outer loading

sebesar 0.6 berdasarkan teori Ghozali dan Latan (2014:76-77). Setelah parameter

dihilangkan secara bertahap mulai dari yang terkecil, maka didapat hasil parameter

yang lolos uji, yaitu parameter dengan kode PEMA2, PEIN1, EVAL1, KPPM2,

KPPM3, KPPM4, KPPM6, PPEM1, dan PPEM3 Hasil akhir outer loading setelah

dilakukan perbaikan tersaji pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil Akhir Outer Loading

Indikator

Subvariabel

Pengenalan

Masalah

Pencarian

Informasi

Evaluasi

Alternatif

Keputusan

Pembelian

Perilaku

Pasca

Pembelian

PEMA1 1.000

PEMA2 Drop

PEIN1 1.000

EVAL1 1.000

EVAL2 Drop

KPPM1 Drop

KPPM2 0.733

KPPM3 0.710

KPPM4 0.730

KPPM5 Drop

KPPM6 0.728

PPEM1 0.777

PPEM2 Drop

PPEM3 0.791

Page 123: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

107

Keterangan:

PEMAn : Parameter subvariabel pengenalan masalah ke-n

PEINn : Parameter subvariabel pencarian informasi ke-n

EVALn : Parameter subvariabel evaluasi alternative ke-n

KPPMn : Parameter subvariabel keputusan pembelian ke-n

PPEMn : Parameter subvariabel perilaku pasca pembelian ke-n

Parameter dikeluarkan secara bertahap, karena setiap parameter yang tidak

memenuhi syarat apabila dikeluarkan dapat menyebabkan nilai outer loading atau

nilai korelasi parameter lainnya bertambah. Berdasarkan hasil akhir nilai outer

loading pada Tabel 17 dapat dinyatakan bahwa dari 14 parameter dengan lima

subvariabel hanya tersisa 9 parameter. Parameter tersebut yang akan digunakan

pada akhir model, karena telah memenuhi syarat model yang valid menurut Ghozali

dan Latan (2014: 76-77), yaitu nilai outer loadingnya > 0.6.

Perhitungan selanjutnya adalah reliabilitas komposit. Perhitungan reliabilitas

komposit digunakan untuk mengetahui seberapa baik sebuah konstruk dapat diukur

oleh paremeter yang menyusunnya. Nilai reliabilitas komposit harus > 0.6.

Perhitungan validitas konvergen dapat dilihat dari nilai AVE (average variance

extract) atau nilai yang menyatakan ukuran konvergen dari suatu item atau

parameter yang mewakili konstruk. Model dapat dikatakan memiliki validitas

konvergen jika nilai AVE > 0.5. Nilai Cronbach’s Alpha yang dihasilkan oleh PLS

sedikit under estimate, sehingga lebih disarankan untuk menggunakan composite

reliability (Ghozali dan Latan, 2014:96). Hasil perhitungan reliabilitas komposit

dan validitas konvergen tersaji pada tabel 18.

Page 124: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

108

Tabel 18. Hasil Uji Validitas Komposit

Subvariabel AVE Composite Reliability

Pengenalan Masalah 1.000 1.000

Pencarian Informasi 1.000 1.000

Evaluasi Alternatif 1.000 1.000

Keputusan Pembelian 0.526 0.816

Perilaku Pasca Pembelian 0.615 0.761

Berdasarkan Tabel 18, nilai AVE dan reliabilitas komposit telah memenuhi

kriteria yang telah ditentukan karena memiliki nilai AVE > 0.5 dan composite

reliability > 0.6. Model tersebut didapatkan setelah parameter dengan nilai outer

loading < 0.6 dihilangkan. Pengujian validitas diskriminan dapat dilakukan dengan

cara membandingkan nilai akar dari nilai AVE dengan korelasi antar konstruk

lainnya dalam model (Ghozali dan Latan, 2014: 74). Pengujian pada tahapan ini

menyatakan bahwa model telah memenuhi validitas diskriminan, seperti yang

tersaji pada Tabel 19.

Tabel 19. Pengukuran Validitas Diskriminan

Subvariabel Evaluasi

Alternatif

Keputusan

Pembelian

Pencarian

Informasi

Pengenalan

Masalah

Perilaku

Pasca

Pembelian

Evaluasi

Alternatif 1.000

Keputusan

Pembelian

-0.017 0.725

Pencarian

Informasi

0.039 0.492 1.000

Pengenalan

Masalah

0.060 0.715 0.098 1.000

Perilaku

Pasca

Pembelian

0.112 0.550 0.403 0.137 0.784

Nilai yang dicetak tebal pada posisi diagonal pada Tabel 19 adalah nilai akar

kuadrat AVE dan nilai dibawahnya adalah korelasi antar konstruk. Berdasarkan

Page 125: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

109

Tabel 19 terlihat bahwa nilai akar kuadrat AVE semua subvariabel lebih tinggi

daripada nilai korelasi antar kosntruk, yaitu evaluasi alternatif < 1.000, keputusan

pembelian < 0.725, pencarian informasi < 1.000, pengenalan masalah < 1.000 dan

perilaku pasca pembelian < 0.784, sehingga dapat disimpulkan bahwa model valid

karena telah memenuhi validitas diskriminan.

Pengujian validitas model dengan empat kriteria tersebut telah menghasilkan

model yang valid. Model yang valid tersebut dihasilkan dengan cara membuang

lima parameter yang tidak memenuhi kriteria validitas model menurut Ghozali dan

Latan. Parameter yang dibuang berasal dari subvariabel pengenalan masalah

sebanyak satu parameter (PEMA2), subvariabel evaluasi alternatif satu parameter

(EVAL2), subvariabel keputusan pembelian sebanyak dua parameter (KPPM1 dan

KPPM5), dan subvariabel perilaku pasca pembelian sebanyak satu parameter

(PPEM2). Hasil akhir pada model reflektif ini menghasilkan 9 parameter, yaitu

.PEMA1, PEIN1, EVAL2, KPPM1, KPPM5, dan PPEM2.

5.3 Model Akhir Penelitian

Model akhir penelitian merupakan model yang telah dilakukan evaluasi

terhadap parameter-parameter yang digunakan. Beberapa parameter pada model

penelitian harus dibuang atau tidak digunakan kembali, karena tidak sesuai dengan

kriteria evaluasi model. Apabila parameter yang tidak memenuhi kriteria evaluasi

model tetap digunakan, maka akan berdampak model yang dihasilkan tidak baik

karena tidak valid.

Page 126: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

110

Berdasarkan hasil akhir evaluasi, menghasilkan 34 parameter yang lolos

pengujian evaluasi model, baik itu formatif maupun reflektif. Model akhir

penelitian dapat menginformasikan hasil akhir dari perhitungan statistika yang

menggunakan software SmartPLS 3.0. Hasil yang terdapat pada model dapat

menginformasikan hubungan inner model. Model awal penelitian tersaji pada

Gambar 6. Model akhir penelitian tersaji pada Gambar 13 dan model akhir statistik

dengan angka yang didapatkan dari pengolahan data tersaji pada Gambar 14. Hasil

pengolahan data menggunakan software SmartPLS 3.0 tersaji pada Lampiran 6.

Page 127: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

111

Gambar 13. Model Akhir Penelitian

X1

Page 128: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

112

Gambar 14. Model Akhir Statistik Penelitian

Page 129: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

113

Berdasarkan Gambar 6 dan Gambar 13, terdapat perbedaan diantara kedua

gambar tersebut, yaitu hilangnya beberapa parameter. Parameter-parameter tersebut

dihilangkan secara bertahap sehingga tidak digunakan dalam model akhir

penelitian. Parameter-parameter tersebut dihilangkan karena tidak memenuhi

kriteria model yang valid, dilihat dari hasil evaluasi model pengukuran (outer

model). Evaluasi model pengukuran (outer model) dilakukan untuk menilai

validitas dan reliabilitas model. Evaluasi model pada SEM-PLS terdiri dari dua,

yaitu outer model formatif yang pada penelitian ini adalah media sosial dan

electronic word of mouth, dan outer model reflektif, yaitu keputusan pembelian.

Kriteria model yang valid menurut Ghozali dan Latan (2014: 76-77), yaitu nilai

outer loading atau outer weight > 1.65 dan nilai VIF < 10 untuk model formatif dan

outer loading > 0.60, AVE > 0.50, akar kuadrat AVE > korelasi antar konstruk,

Cronbach’s alpha > 0.60, composite reliability > 0.60 untuk model reflektif.

Berdasarkan Gambar 14, dapat diketahui hasil perhitungan evaluasi model

struktural (inner model). Inner model merupakan model untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh antara variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen.

Berdasarkan Gambar 14, dapat dilihat koefisien jalur pada inner model yang

merupakan nilai dari koefisien regresi. Persamaan pada inner model tersebut

adalah:

ɳ = 0.338ξ1 + 0.510ξ2 + 0.092

Persamaan pada inner model menyatakan bahwa variabel ξ1 (media sosial) ξ2

(electronic word of mouth) memiliki pengaruh terhadap variabel ɳ, yaitu keputusan

pembelian. Variabel media sosial dan electronic word of mouth memiliki pengaruh

Page 130: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

114

terhadap keputusan pembelian karena telah memenuhi syarat. Syarat hipotesis

diterima adalah nilai t-hitung harus lebih besar dari nilai t tabel (1.96) pada taraf

signifikansi 5%. Nilai t-hitung variabel media sosial (ξ1) sebesar 2.745 dan t-hitung

variabel electronic word of mouth (ξ2) sebesar 4.239 (> 1.96).

T-hitung variabel media sosial (ξ1) memiliki nilai t-hitung yang lebih besar

dari nilai t-tabel (taraf signifikansi 5%), yaitu 2.745 > 1.96, yang artinya bahwa H0

ditolak dan hipotesis yang diterima adalah Ha yaitu “Terdapat pengaruh media

sosial terhadap keputusan pembelian produk Sarang Madu Murni”. T-hitung

variabel electronic word of mouth (ξ2) memiliki nilai t-hitung yang lebih besar dari

nilai t-tabel (taraf signifikansi 5%), yaitu 4.239 > 1.96, yang artinya bahwa H0

ditolak dan hipotesis yang diterima adalah Ha yaitu “Terdapat pengaruh electronic

word of mouth terhadap keputusan pembelian produk Sarang Madu Murni”.

Inner model yang telah terbentuk (dari variabel-variabel eksogen) perlu

dilakukan uji fit model atau kesesuaian model. Pengukuran uji fit model dilakukan

dengan mencari nilai Q-square. Perhitungan nilai Q-square untuk menilai seberapa

baik observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai

Q-square pada penelitian ini adalah 0.418 yang berarti model penelitian cukup baik

dan mampu mencerminkan realitas dan fenomena yang ada di lapangan, karena

memiliki nilai 0.418 (Q2 > 0).

Nilai 0.647 yang juga merupakan nilai R2 menunjukkan bahwa variasi

keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel media sosial dan electronic

word of mouth sebesar 64.7%, dan sisanya yaitu 35.3% dijelaskan oleh variabel lain

Page 131: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

115

yang tidak terdapat dalam model penelitian. Peneliti hanya membatasi penggunaan

variabel sebanyak dua variabel saja.

Berdasarkan hasil analisis, nilai koefisien jalur variabel media sosial terhadap

variabel keputusan pembelian adalah sebesar 0.338 yang berarti media sosial

memiliki pengaruh sebesar 33.8% terhadap keputusan pembelian produk Sarang

Madu Murni. Media sosial memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian

karena media sosial saat ini telah menjadi wadah untuk melakukan kegiatan

berbelanja secara online. Semakin menarik, unik dan luasnya pemasaran produk

yang dilakukan melalui media sosial, maka semakin mudah pula khalayak

mengingat, mengenali dan bahkan membeli produk tersebut (Mulawarman dan

Nurfitri, 2017: 41).

Terdapatnya pengaruh media sosial terhadap keputusan pembelian sesuai

dengan pernyataan bahwa kelebihan media sosial yang dapat menyampaikan pesan

dalam gambar atau video dengan menarik memudahkan konsumen untuk

mengalami perubahan sikap yang berujung pada perilaku membeli sebuah produk.

Hal tersebut terjadi karena hasil dari proses tersebut tersimpan dalam ingatan

seseorang tentang suatu pesan tertentu yang kemudian dapat digunakan sebagai

basis untuk memproses persepsi, sikap, dan perilaku terkait keberadaan sebuah

produk (Mulawarman dan Nurfitri, 2017:41-42).

Berdasarkan hasil analisis, nilai koefisien jalur variabel electronic word of

mouth terhadap variabel keputusan pembelian adalah sebesar 0.510 yang berarti

bahwa electronic word of mouth memiliki pengaruh sebesar 51% terhadap

keputusan pembelian produk Sarang Madu murni. Electronic word of mouth yang

Page 132: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

116

merupakan word of mouth berbentuk pesan digital berpengaruh terhadap keputusan

pembelian sesuai dengan pernyataan Pamungkas dan Siti (2016:151), yaitu

pembicaraan orang lain terhadap suatu produk menjadi bagian dari pertimbangan

konsumen untuk memilih suatu produk. Konsumen cenderung lebih mempercayai

penilaian dari orang lain dalam menilai sebuah produk dibandingkan iklan.

Sumardy dkk., dalam Pamungkas dan Siti (2016:151), menyatakan tidak peduli

perusahaan kecil atau besar, word of mouth communication tetap menjadi praktik

pemasaran yang paling mendominasi keputusan pembelian konsumen.

Pernyataan lain yang mendukung hasil penelitian ini bahwa electronic word

of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah Trusov dalam Indika

dan Jovita (2017:26) menyatakan bahwa electronic word of mouth dan iklan melalui

media sosial membantu pemasar dalam menarik konsumen dengan harga yang

rendah dan dalam hitungan waktu yang lebih cepat ditambah dengan review

konsumen yang membantu menarik konsumen lain.

5.4 Pengaruh Media Sosial terhadap Keputusan Pembelian Produk Sarang

Madu Murni

5.4.1 Model Akhir Variabel Media Sosial

Model akhir pada variabel laten media sosial mengalami perubahan.

Berdasarkan hasil uji validasi model formatif, dari 16 parameter, terdapat dua

parameter yang tidak valid, yaitu parameter dengan kode KTKS1 dan KNKS2,

sehingga hanya tersisa 14 parameter. Kedua parameter yang tidak valid tersebut

harus dihilangkan agar model menjadi valid. Berikut merupakan model pengukuran

Page 133: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

117

variabel laten eksogen media sosial dengan simbol ξ1, yang ditentukan oleh empat

subvariabel dan 14 parameter yang tersaji pada Gambar 15.

Gambar 15. Model Akhir Statistik Variabel Laten Eksogen 1

Berdasarkan Gambar 15, dapat diketahui bahwa satu parameter pada

subvariabel konteks dan koneksi dihilangkan, yaitu parameter dengan kode KTKS1

dan KNKS2 sehingga jumlahnya berkurang. Parameter-parameter yang terdapat

pada Gambar 15 telah lolos uji validitas dan reliabilitas, dimana hasil akhirnya yaitu

terdapat empat parameter pada subvariabel konteks, enam parameter pada

subvariabel komunikasi, dua parameter pada subvariabel kolaborasi dan dua

parameter pada subvariabel koneksi.

Page 134: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

118

Hasil akhir pada variabel media sosial adalah variabel media sosial

berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil analisis diperoleh

koefisien parameter jalur antara pengaruh variabel media sosial terhadap keputusan

pembelian konsumen produk Sarang Madu Murni sebesar 0.338 dengan t-statistik

2.745 > 1.96 pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan

hipotesis yang diterima adalah Ha, yaitu “Terdapat pengaruh antara media sosial

dengan keputusan pembelian”. Pengaruh media sosial secara lengkap dijelaskan

berdasarkan satuan indikator yang menyusun variabel media sosial.

Berdasarkan hasil perhitungan algoritma melalui program SmartPLS 3.0

didapatkan persamaan antara variabel media sosial dengan subvariabel konteks,

komunikasi, kolaborasi dan koneksi, yaitu ξ1 = 0.129X1 + 0.463X2 + 0.329X3 +

0.284X4, + 0.124 dimana ξ1 adalah variabel eksogen 1, yaitu media sosial, X1 adalah

subvariabel konteks, X2 adalah subvariabel komunikasi, X3 adalah subvariabel

kolaborasi dan X4 adalah subvariabel koneksi. Angka-angka tersebut merupakan

nilai koefisien jalur.

Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat diketahui bahwa subvariabel

konteks memiliki pengaruh sebesar 12.9% terhadap variabel media sosial,

subvariabel komunikasi memiliki pengaruh sebesar 46.3% terhadap subvariabel

media sosial, subvariabel kolaborasi memiliki pengaruh sebesar 32.9% terhadap

variabel media sosial, dan subvariabel koneksi memiliki pengaruh sebesar 28.4%

terhadap variabel media sosial. Subvariabel yang memiliki pengaruh paling besar

terhadap variabel media sosial adalah komunikasi, dengan nilai sebesar 46.3%.

Page 135: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

119

Subvariabel konteks, komunikasi, kolaborasi dan koneksi yang terdiri dari

masing-masing parameter, juga memiliki persamaan dengan subvariabelnya.

Persamaan tersebut merupakan nilai outer loading atau nilai korelasi dari parameter

terhadap subvariabelnya. Model bersifat formatif, dimana subvariabel dibentuk dari

parameter-parameter yang menyusunnya. Berikut persamaan antara subvariabel

konteks, komunikasi, kolaborasi dan koneksi.

X1= 0.345KTKS2 + 0.475KTKS3 + 0.240KTKS4 + 0.400KTKS5 + 0.117

X2= 0.155KMNK1 + 0.172KMNK2 + 0.319KMNK3 + 0.275KMNK4 +

0.119KMNK5 + 0.481KMNK6 + 0.160

X3 = 0.595KLBR1 + 0.577KLBR2 + 0.125

X4 = 0.883KNKS1 + 0.291KNKS3 + 0.103

Keterangan:

X1 = Subvariabel 1 (Konteks)

X2 = Subvariabel 2 (Komunikasi)

X3 = Subvariabel 3 (Kolaborasi)

X4 = Subvariabel 4 (Koneksi)

KTKSn = Parameter dari subvariabel konteks

KMNKn = Parameter dari subvariabel komunikasi

KLBRn = Parameter dari subvariabel kolaborasi

KNKSn = Parameter dari subvariabel koneksi

Masing-masing parameter memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap

subvariabel. Berikut merupakan rincian penjelasan pengaruh dari masing-masing

parameter terhadap subvariabel pada variabel media sosial.

Page 136: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

120

5.4.2 Pengaruh Parameter terhadap Subvariabel

Model variabel media sosial sebagai variabel eksogen 1 terdiri dari empat

subvariabel dan 14 parameter. Keempat subvariabel tersebut adalah konteks,

komunikasi, kolaborasi dan koneksi yang peneliti gunakan berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Heuer dalam Solis (2010:263) dan kemudian oleh peneliti

dijadikan rujukan untuk mengambil keempat subvariabel tersebut. Berikut

merupakan rincian pengaruh masing-masing parameter terhadap subvariabel.

5.4.2.1 Subvariabel Konteks

Konteks merupakan sebuah tata bahasa, bentuk atau kerangka bagaimana

kita menyampaikan pesan kepada calon konsumen Sarang Madu Murni. Berikut

rincian hasil dari parameter pada subvariabel konteks.

a. Parameter Subvariabel Konteks 1 (KTKS2)

Bahasa yang digunakan oleh Sarang Madu Murni untuk memasarkan

produknya melalui media sosial Instagram harus dapat dimengerti calon konsumen.

Agar bahasa yang digunakan dapat dimengerti oleh calon konsumen, maka Sarang

Madu Murni menggunakan bahasa yang sesuai dengan EYD (Ejaan Yang

Disempurnakan). Konsumen menyetujui bahwa bahasa yang digunakan oleh

Sarang Madu Murni sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

Hasil tersebut dinyatakan dengan 84 responden yang menyatakan bahwa

bahasa yang digunakan Sarang Madu Murni sesuai dengan EYD (Ejaan Yang

Disempurnakan). Pernyataan tersebut terdapat pada parameter KTKS2 yang

diwakili oleh pernyataan dalam kuesioner yang berbunyi “Bahasa yang digunakan

Sarang Madu Murni di Instagram sesuai dengan EYD (Ejaan Yang

Page 137: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

121

Disempurnakan)” dan memiliki pengaruh sebesar 34.5% terhadap subvariabel

konteks.

b. Parameter Subvariabel Konteks 2 (KTKS3)

Walaupun Sarang Madu Murni telah menggunakan bahasa yang sesuai EYD

(Ejaan Yang Disempurnakan), dalam menyampaikan pesan, kosakata yang

digunakan juga harus jelas. Kejelasan kosakata dalam sebuah pesan pemasaran

melalui media sosial Instagram merupakan hal yang penting. Jika kosataka yang

digunakan jelas, maka pesan yang ingin disampaikan Sarang Madu Murni dapat

dimengerti oleh calon konsumen, dan membuat calon konsumen tertarik untuk

membeli. Konsumen yang menjadi responden pada penelitian ini menyetujui bahwa

kosakata pada pesan yang disampaikan Sarang Madu Murni jelas. Hasil tersebut

berdasarkan pengisian kuesioner yang menyatakan sebanyak 99 responden

menyetujui pernyataan pada parameter KTKS3 dalam kuesioner yang berbunyi

“Kosakata dalam gambar atau video Sarang Madu Murni di Instagram jelas” dan

memiliki pengaruh sebesar 47.5% terhadap subvariabel konteks.

c. Parameter Subvariabel Konteks 3 (KTKS4)

Walaupun kosakata yang digunakan sudah jelas, apabila saat dirangkai

menjadi sebuah kalimat, kalimat tersebut tidak jelas, maka konsumen tidak akan

mengerti dan memahami apa maksud dari pesan tersebut. Ketika Sarang Madu

Murni membuat sebuh pesan, maka rangkaian kalimat pada pesan tersebut

didiskusikan bersama dengan decision maker, sehingga dapat dinilai apakah

kalimat yang digunakan dalam pesan sudah jelas atau belum.

Page 138: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

122

Kejelasan kalimat tersebut akan berdampak pada proses penerimaan pesan.

Jika kalimat yang digunakan jelas, maka pesan yang ingin disampaikan Sarang

Madu Murni dapat dimengerti oleh calon konsumen, dan membuat calon konsumen

tertarik untuk membeli. Apabila kalimat yang digunakan tidak jelas maka akan

menyulitkan konsumen untuk memahami maksud dari pesan tersebut. Berdasarkan

hasil pengisian kuesioner, sebanyak 98 responden menyetujui pernyataan pada

parameter KTKS4 dalam kuesioner yang berbunyi “Kalimat dalam gambar atau

video Sarang Madu Murni di Instagram jelas” dan memiliki pengaruh sebesar 24%

terhadap subvariabel konteks.

d. Parameter Subvariabel Konteks 4 (KTKS5)

Hal lain yang harus diperhatikan ketika melakukan pemasaran melalui media

sosial, selain penggunaan bahasa sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan),

kosakata jelas, dan kalimat jelas adalah pesan yang ringkas. Pesan yang ringkas

dalam pemasaran produk melalui media sosial Instagram dapat memudahkan calon

konsumen memahami pesan. Pemasar yang memasarkan produknya melalui media

sosial, terutama Instagram harus bisa merangkai kata dan kalimat menjadi sebuah

pesan yang ringkas agar calon konsumen tidak bosan membaca pesan tersebut.

Sarang Madu Murni telah berhasil membuat pesan pemasaran yang ringkas dalam

melakukan pemasaran di Instagram. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengisian

kuesioner online yang menyatakan sebanyak 97 responden menyetujui pernyataan

pada parameter KTKS5 dalam kuesioner yang berbunyi “Sarang Madu Murni

menyampaikan pesan yang ringkas di Instagram” dan memiliki pengaruh sebesar

40% terhadap subvariabel konteks.

Page 139: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

123

Subvariabel konteks dipengaruhi secara signifikan oleh parameter dengan

kode KTKS3 dan nilai koefisien jalur sebesar 0.475 yang berisi pernyataan

“Kosakata dalam gambar atau video Sarang Madu Murni di Instagram jelas”.

Sebanyak 99 responden setuju dengan pernyataan tersebut dan 1 orang tidak setuju

dengan pernyataan tersebut. Parameter kosakata memiliki pengaruh yang sangat

signifikan, karena pemasar yang memasarkan produknya melalui Instagram lebih

fokus dalam penggunaan kosakata untuk menarik calon konsumennya.

Berdasarkan uraian keempat parameter pada subvariabel konteks, dapat

diketahui bahwa Sarang Madu Murni dalam melakukan pemasarannya melalui

Instagram telah menggunakan bahasa yang sesuai EYD (Ejaan Yang

Disempurnakan), kosakata yang jelas, kalimat yang jelas dan pesan yang ringkas.

5.4.2.2 Subvariabel Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan kepada orang lain untuk

memberitahu, mengubah sikap, pendapat/perilaku agar sesuai dengan yang

diinginkan pemberi pesan. Komunikasi pada media sosial Instagram Sarang Madu

Murni merupakan praktek dalam menyampaikan pesan atau membagikan,

merespon dan mengembangkan pesan kepada calon konsumen Sarang Madu Murni

dalam jarak dan waktu yang tidak dibatasi. Berikut rincian hasil dari parameter-

parameter pada subvariabel komunikasi.

a. Parameter Subvariabel Komunikasi 1 (KMNK1)

Sarang Madu Murni saat ini lebih aktif memasarkan produknya melalui media

sosial Instagram, sehingga informasi mengenai produk terdapat pada unggahan

gambar atau video. Melalui unggahan gambar atau video tersebut, calon konsumen

Page 140: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

124

dapat mengetahui informasi mengenai produk Sarang Madu Murni di Instagram.

Hal tersebut sesuai dengan hasil pengisian kuesioner online, dimana sebanyak 100

responden menyetujui pernyataan pada parameter KMNK1 dalam kuesioner yang

berbunyi “Terdapat informasi produk pada gambar atau video yang diunggah

Sarang Madu Murni di Instagram” dan memiliki pengaruh sebesar 15.5% terhadap

subvariabel komunikasi.

b. Parameter Subvariabel Komunikasi 2 (KMNK2)

Pemasaran melalui media sosial terutama Instagram dapat dioptimalkan

dengan menggunakan hastag. Salah satu fungsi hastag adalah untuk memudahkan

calon konsumen mengingat suatu produk. Sarang Madu Murni selalu

mencantumkan hastag “langsung dari sarangnya” setiap kali mengunggah gambar

atau video di Instagram. Penggunaan hastag tersebut berhasil membuat konsumen

mudah mengingat produk Sarang Madu Murni. Hal tersebut sesuai dengan hasil

pengisian kuesioner online yang menyatakan sebanyak 97 responden menyetujui

pernyataan pada parameter KMNK2 yang berbunyi “Saya mudah mengingat

produk Sarang Madu Murni karena penggunaan hastag langsung dari sarangnya”

dan memiliki pengaruh sebesar 17.2% terhadap subvariabel komunikasi.

c. Parameter Subvariabel Komunikasi 3 (KMNK3)

Pemasaran melalui media sosial terutama Instagram selain dapat

dioptimalkan dengan menggunakan hastag, dapat pula dengan menggunakan

tagline yang menarik. Tagline merupakan frasa yang dibuat oleh pengiklan dalam

bentuk visual maupun verbal. Sarang Madu Murni selalu mengunggah konten

dengan tagline yang menarik dan kreatif. Tagline yang dibuat Sarang Madu Murni

Page 141: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

125

berhasil menarik perhatian calon konsumen untuk mengetahui produk Sarang Madu

Murni lebih jauh bahkan membelinya. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengisian

kuesioner online, yaitu sebanyak 90 responden menyetujui bahwa mereka tertarik

dengan produk Sarang Madu Murni karena terdapat tagline yang menarik. Mereka

menyetujui pernyataan pada parameter KMNK3 yang berbunyi “Saya tertarik

terhadap produk SMM karena pada setiap unggahan terdapat tagline yang menarik”

dan memiliki pengaruh sebesar 31.9% terhadap subvariabel komunikasi.

d. Parameter Subvariabel Komunikasi 4 (KMNK4)

Pesan yang digunakan untuk melakukan pemasaran pada umumnya bersifat

persuasif (ajakan). Pesan bersifat persuasif (ajakan) bertujuan untuk mengajak

konsumen membeli produk yang dijual oleh pemasar. Sarang Madu Murni

menyelipkan pesan yang bersifat persuasif pada konten (gambar atau video) yang

diunggah pada Instagram. Salah satu contoh pesan Sarang Madu Murni yang

bersifat persuasif, yaitu pesan yang berisi ajakan untuk mengonsumsi sarang madu

murni di pagi hari untuk menunjang aktivitas tubuh dan otak. Berdasarkan hasil

pengisian kuesioner online, sebanyak 99 responden menyetujui bahwa terdapat

pesan yang bersifat persuasif dan setuju dengan pada parameter KMNK4 yang

berbunyi “Pesan pada gambar atau video yang diunggah Sarang Madu Murni di

Instagram berisi ajakan untuk mengonsumsi madu” yang memiliki pengaruh

sebesar 27.5% terhadap subvariabel komunikasi.

e. Parameter Subvariabel Komunikasi 5 (KMNK5)

Salah satu cara Sarang Madu Murni untuk menarik perhatian calon konsumen

untuk membeli produknya adalah dengan mengedukasi. Edukasi yang dilakukan

Page 142: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

126

adalah dengan cara memberikan informasi mengenai manfaat madu, sehingga calon

konsumen sadar pentingnya mengonsumsi madu. Salah satu contoh pesan Sarang

Madu Murni yang mengedukasi terkait madu yaitu menyajikan informasi manfaat

setiap jenis madu bagi kesehatan. Cara tersebut berhasil membuat konsumen

menyadari pentingnya mengonsumsi madu. Hal tersebut sesuai dengan hasil

pengisian kuesioner online, yaitu sebanyak 97 responden menyetujui pernyataan

pada parameter KMNK5 yang berbunyi “Saya sadar pentingnya mengonsumsi

madu dari konten (gambar atau video) unggahan Sarang Madu Murni yang berisi

informasi manfaat madu” dan memiliki pengaruh sebesar 11.9% terhadap

subvariabel komunikasi.

f. Parameter Subvariabel Komunikasi 6 (KMNK6)

Banyaknya isu terkait madu palsu yang telah dicampur dengan gula,

menjadikan konsumen sangat hati-hati dalam memilih produk madu. Oleh karena

itu untuk meyakinkan calon konsumen, Sarang Madu Murni melakukan pengujian

kandungan produknya pada salah satu laboratorium di Bogor. Informasi kandungan

madu sangat penting untuk meyakinkan calon konsumen bahwa produk Sarang

Madu Murni adalah asli. Informasi tersebut disampaikan Sarang Madu Murni pada

konten (gambar atau video) di Instagram. Konsumen yang menjadi responden pada

penelitian ini menyetujui bahwa pada konten (gambar atau video) Sarang Madu

Murni terdapat informasi kandungan madu asli. Hal tersebut sesuai dengan hasil

pengisian kuesioner online, yaitu sebanyak 99 responden menyetujui pernyataan

pada parameter KMNK6 yang berbunyi “Pada gambar atau video yang diunggah di

Instagram terdapat informasi kandungan madu Sarang Madu Murni asli tanpa BTP

Page 143: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

127

(Bahan Tambahan Pangan)” dan memiliki pengaruh sebesar 48.1% terhadap

subvariabel komunikasi.

Berdasarkan uraian keenam parameter pada subvariabel komunikasi,

diketahui bahwa terdapat informasi terkait produk Sarang Madu Murni yang

mengedukasi konsumen serta ajakan untuk mengonsumsi madu dan sarang madu

yang dioptimalkan dengan penggunaan hastag. Subvariabel komunikasi

dipengaruhi secara signifikan oleh parameter dengan kode KMNK6 melalui

pernyataan “Pada gambar atau video yang diunggah di Instagram terdapat

informasi kandungan madu Sarang Madu Murni asli tanpa BTP (Bahan Tambahan

Pangan)” dengan pengaruh sebesar 48.1%. Pernyataan pada parameter KMNK6

memiliki pengaruh yang signifikan karena konsumen cenderung akan memilih

produk asli serta terdapat informasi kandungan yang terdapat di dalam produk.

5.4.2.3 Subvariabel Kolaborasi

Kolaborasi merupakan bekerja bersama-sama antara pemberi dan

penerima pesan secara interaktif agar pesan yang disampaikan lebih efektif dan

efisien. Kolaborasi dalam pemasaran yang melalui media sosial berarti interaksi

yang dilakukan penjual dengan pembeli, melalui pesan di media sosial. Berikut

rincian hasil dari parameter-parameter pada subvariabel kolaborasi.

a. Parameter Subvariabel Kolaborasi 1 (KLBR1)

Pada media sosial Instagram terdapat fitur kolom komentar dan direct

message (DM) yang dapat memudahkan interaksi antar sesama pengguna

Instagram. Adanya kolom komentar dan direct message (DM) pada Instagram juga

dapat memudahkan calon konsumen untuk bertanya dan mendapatkan informasi

Page 144: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

128

dari Sarang Madu Murni terkait produk. Kedua fitur Instagram Sarang Madu Murni

tersebut dimanfaatkan oleh Sarang Madu Murni untuk berinteraksi dengan

pengikutnya. Kosumen yang menjadi responden pda penelitian ini menyetujui

bahwa fitur kolom komentar dan direct message (DM) mempermudahh mereka

berintekasi dengan Sarang Madu Murni. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengisian

kuesioner online, yaitu sebanyak 88 responden menyetujui pernyataan pada

parameter KLBR1 yang berbunyi “Saya bisa bertanya dan mendapatkan informasi

dengan mudah karena terdapat kolom komentar dan direct message (DM) pada

Instagram Sarang Madu Murni” dan memiliki pengaruh sebesar 59.5% terhadap

subvariabel kolaborasi.

b. Parameter Subvariabel kolaborasi 2 (KLBR2)

Sarang Madu Murni harus dapat meyakinkan calon konsumen bahwa kualitas

produknya sesuai dengan informasi yang diberikan pada Instagram. Salah satu cara

meyakinkan calon konsumen adalah dengan mengunggah konten seperti gambar

atau video tentang kondisi asli produk disertai informasi tentang produk yang

kemudian diunggah, sehingga dapat dilihat oleh calon konsumen. Konsumen yang

menjadi responden pada penelitian ini menyetujui bahwa kualitas produk sesuai

dengan informasi yang diberikan Sarang Madu Murni. Hal tersebut sesuai dengan

hasil pengisian kuesioner online, yaitu sebanyak 100 responden menyetujui

pernyataan pada parameter KLBR2 yang berbunyi “Produk Sarang Madu Murni

sesuai dengan informasi yang tertera pada gambar atau video yang diunggah Sarang

Madu Murni di Instagram” dan memiliki pengaruh sebesar 57.7% terhadap

subvariabel kolaborasi.

Page 145: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

129

Berdasarkan uraian kedua parameter pada subvariabel kolaborasi, diketahui

bahwa adanya fitur kolom komentar dan direct message pada Instagram

dimanfaatkan oleh Sarang Madu Murni untuk memudahkan interaksi dengan calon

konsumen. Subvariabel kolaborasi dipengaruhi secara signifikan oleh parameter

dengan kode KLBR1, yaitu sebesar 59.5% melalui pernyataan “Saya bisa bertanya

dan mendapatkan informasi dengan mudah karena terdapat kolom komentar dan

direct message (DM) pada Instagram Sarang Madu Murni”. Pernyataan pada

parameter KLBR1 memiliki pengaruh yang signifikan karena adanya kolom

komentar dan direct message sangat penting untuk menjalin interaksi yang baik

antara calon pembeli dan penjual.

5.4.2.4 Subvariabel Koneksi

Koneksi merupakan hubungan yang terjalin dan terbina berkelanjutan

antara pemberi dan penerima pesan. Hubungan tersebut dapat berupa respon yang

diberikan Sarang Madu Murni kepada konsumennya. Hubungan yang terjalin

setelah pembelian dapat berupa testimoni dari konsumen maupun complain.

Berikut rincian hasil dari parameter-parameter pada subvariabel koneksi.

a. Parameter Subvariabel Koneksi 1 (KNKS1)

Walaupun pemasaran produk Sarang Madu Murni hanya melalui media sosial

Instagram dan tidak bertemu secara langsung dengan calon pembeli, namun Sarang

Madu Murni berusaha semaksimal untuk memberikan respon yang cepat. Tidak

semua pesan pertanyaan yang masuk di Instagram langsung dibalas oleh admin.

Hal tersebut karena keterbatasan fitur direct message, yaitu satu akun tidak dapat

mengirimkan banyak pesan dalam satu hari, sehingga terdapat beberapa pesan yang

Page 146: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

130

akan dibalas keesokan harinya. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online,

sebanyak 69 responden menyetujui pernyataan pada parameter KNKS1 yang

berbunyi “Saya mendapat respon cepat dari pertanyaan yang saya berikan kepada

Sarang Madu Murni (maksimal 1 hari)” dan memiliki pengaruh sebesar 88.3%

terhadap subvariabel koneksi.

b. Parameter Subvariabel Koneksi 2 (KNKS3)

Sarang Madu Murni memanfaatkan fitur Insta Story pada Instagram untuk

memberikan pesan yang berisi informasi kepuasan konsumen, berupa testimoni.

Konsumen yang telah membeli produk Sarang Madu Murni memberikan

testimoninya di Instagram dan mentautkannya ke akun Instagram Sarang Madu

Murni. Testimoni yang masuk ke akun Sarang Madu Murni akan diunggah kembali

di Insta Story agar dapat dilihat oleh pengikut Instagram lainnya. Berdasarkan hasil

pengisian kuesioner online, sebanyak 99 responden menyetujui pernyataan pada

parameter KNKS2 yang berbunyi “Pada Instagram Sarang Madu Murni terdapat

informasi kepuasan konsumen terhadap produk Sarang Madu Murni” dan memiliki

pengaruh sebesar 29.1% terhadap subvariabel koneksi.

Berdasarkan uraian kedua parameter pada subvariabel koneksi, diketahui

bahwa Sarang Madu Murni masih dapat menangani pertanyaan dari konsumen

walaupun memiliki keterbatasan dan terdapat informasi kepuasaan pelanggan pada

fitur Insta Story. Subvariabel koneksi dipengaruhi secara signifikan oleh parameter

dengan kode KNKS1, yaitu sebesar 88.3% melalui pernyataan “Saya mendapat

respon cepat dari pertanyaan yang saya berikan kepada Sarang Madu Murni

(maksimal 1 hari)”.

Page 147: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

131

Subvariabel yang memliki pengaruh paling besar terhadap media sosial

adalah komunikasi, yaitu sebesar 46.3% dan paramereter yang paling bepengaruh

dalam subvariabel komunikasi adalah parameter dengan pernyataan “Pada gambar

atau video yang diunggah di Instagram terdapat informasi kandungan madu Sarang

Madu Murni asli tanpa BTP (Bahan Tambahan Pangan)” yang memiliki pengaruh

sebesar 48.1%. Hal tersebut sesuai dengan munculnya kesadaran konsumen ketika

akan melakukan pembelian, konsumen harus mengetahui kandungan dan keaslian

Sarang Madu Murni, sehingga konten yang berisi pesan tersebut harus

diinformasikan melalui konten yang diunggah pada media sosial Instagram Sarang

Madu Murni.

5.5 Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian

Produk Sarang Madu Murni

5.5.1 Model Akhir Variabel Electronic Word of Mouth

Model akhir pada variabel laten electronic word of mouth juga mengalami

perubahan. Berdasarkan hasil uji validasi model formatif dari 15 parameter,

terdapat empat parameter yang tidak valid, yaitu INTS2, INTS5, VOOP2 dan

VOOP3. Keempat parameter tersebut harus dihilangkan agar model menjadi valid,

karena tidak memenuhi kriteria model yang valid. Berikut merupakan model

pengukuran variabel laten eksogen electronic word of mouth dengan simbol ξ2 yang

ditentukan oleh tiga subvariabel dan 11 parameter yang tersaji pada Gambar 16.

Page 148: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

132

Gambar 16. Model Akhir Statistik Variabel Laten Eksogen 2

Berdasarkan Gambar 16, dapat diketahui bahwa dua parameter (INTS2 dan

INTS5) pada subvariabel intensitas dan dua parameter (VOOP2 dan VOOP3) pada

subvariabel valence of opinion dihilangkan, sehingga jumlahnya berkurang dari 15

menjadi 11 parameter. Parameter-parameter yang terdapat pada Gambar 16 telah

lolos uji validitas dan reliabilitas, dimana hasil akhirnya yaitu empat parameter pada

subvariabel intensitas, lima parameter pada subvariabel konten, dan dua parameter

pada subvariabel valence of opinion.

Hasil akhir pada variabel electronic word of mouth adalah variabel electronic

word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil

analisis diperoleh koefisien parameter jalur antara pengaruh electronic word of

mouth terhadap keputusan pembelian produk Sarang Madu Murni sebesar 0.510

yang berarti electronic word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Page 149: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

133

sebesar 51% dengan t-statistik 4.239 > 1.96 pada taraf signifikansi 5%. Hal ini

berarti bahwa Ho ditolak dan hipotesis yang diterima adalah Ha, yaitu “Terdapat

pengaruh antara electronic word of mouth terhadap keputusan pembelian”.

Pengaruh electronic word of mouth secara lengkap dijelaskan berdasarkan satuan

parameter yang menyusun variabel electronic word of mouth.

Berdasarkan hasil perhitungan algoritma melalui program SmartPLS 3.0

didapatkan persamaan antara variabel electronic word of mouth dengan subvariabel

intensitas, konten, dan valence of opinion, yaitu ξ2 = 0.850X5 + 0.120X6 + 0.106X7,

+ 0.119 dimana ξ2 adalah variabel eksogen 2, yaitu electronic word of mouth, X5

adalah subvariabel intensitas, X6 adalah subvariabel konten dan X7 adalah

subvariabel valence of opinion. Angka-angka tersebut merupakan nilai koefisien

jalur.

Subvariabel intensitas, konten dan valence of opinion yang terdiri dari

masing-masing parameter, juga memiliki persamaan dengan subvariabelnya.

Persamaan tersebut merupakan nilai outer loading atau nilai korelasi dari parameter

terhadap subvariabelnya. Model variabel eksogen 2 bersifat formatif, dimana

subvariabel dibentuk dari parameter-parameter yang menyusunnya. Berikut

persamaan antara subvariabel intensitas, konten dan valence of opinion.

X5= 0.674INTS1 + 0.208INTS3 + 0.261INTS4 + 0.246INTS6 + 0.126

X6= 0.596KOTN1 + 0.683KOTN2 + 0.593KOTN3 + 0.805KOTN4 +

0.545KOTN5 + 0.092

X7= 0.491VOOP1 + 0.932VOOP4 + 0.120

Page 150: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

134

Keterangan:

X5 = Subvariabel 5 (Intensitas)

X6 = Subvariabel 6 (Konten)

X7 = Subvariabel 7 (Valence of Opinion)

INTSn = Parameter dari subvariabel intensitas

KOTNn = Parameter dari subvariabel konten

VOOPn = Parameter dari subvariabel valence of opinion

Masing-masing parameter memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap

subvariabel. Berikut merupakan rincian penjelasan pengaruh dari masing-masing

parameter terhadap subvariabel pada variabel electronic word of mouth.

5.5.2 Pengaruh Parameter terhadap Subvariabel

Model variabel electronic word of mouth sebagai variabel eksogen 2 terdiri

dari tiga subvariabel dan 11 parameter. Ketiga subvariabel tersebut adalah

intensitas, konten, dan valence of opinion yang peneliti gunakan berdasarkan teori

yang dikemukakan oleh Goyette (2010:11) dan Gruen (2006:6), kemudian oleh

peneliti dijadikan rujukan untuk mengambil ketiga subvariabel tersebut.

5.5.2.1 Subvariabel Intensitas

Intensitas merupakan banyaknya pendapat atau komentar oleh konsumen

dalam sebuah media sosial. Pada subvariabel intensitas terdapat tiga indikator, yaitu

frekuensi konsumen mengakses media sosial, frekuensi interaksi pemasar dengan

konsumen, dan intensitas ulasan. Berikut rincian hasil parameter pada subvariabel

intensitas.

Page 151: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

135

a. Parameter Subvariabel Intensitas 1 (INTS1)

Pada pemasaran melalui media sosial, intensitas kunjungan memiliki arti

sama dengan intensitas orang yang datang untuk melihat produk yang dijual.

Intensitas kunjungan calon konsumen pada laman Instagram Sarang Madu Murni

dapat menunjukkan seberapa tertariknya calon konsumen tersebut terhadap produk

Sarang Madu Murni. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online, sebanyak 73

responden menyetujui pernyataan pada parameter KNKS1 yang berbunyi “Saya

mengakses Instagram Sarang Madu Murni setiap hari”. Parameter tersebut

memiliki pengaruh sebesar 67.4% terhadap subvariabel intensitas.

b. Parameter Subvariabel Intensitas 2 (INTS3)

Selain intensitas kunjungan, hal penting lainnya untuk dapat melihat seberapa

tertariknya konsumen terhadap produk Sarang Madu Murni yang dipasarkan

melalui Instagram adalah waktu mengakses Instagram Sarang Madu Murni.

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online, sebanyak 58 responden menyetujui

pernyataan pada parameter KNKS3 yang berbunyi “Saya menghabiskan waktu

untuk mengakses Instagram Sarang Madu Murni selama ± 5 menit”. Parameter

tersebut memiliki pengaruh sebesar 20.8% terhadap subvariabel intensitas.

c. Parameter Subvariabel Intensitas 3 (INTS4)

Calon konsumen yang sudah memiliki ketertarikan terhadap produk Sarang

Madu Murni di Instagram pasti memiliki pertanyaan terkait produk. Sarang Madu

Murni harus dapat menangani pertanyaan yang diberikan calon konsumen dengan

baik. Semua pertanyaan yang masuk, sebisa mungkin dibalas oleh Sarang Madu

Murni, walaupun tidak dalam waktu yang cepat. Konsumen yang menjadi

Page 152: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

136

responden pada penelitian ini menyetujui bahwa Sarang Madu Murni selalu

membalas yang mereka berikan. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengisian

kuesioner online, yaitu sebanyak 96 responden menyetujui pernyataan pada

parameter INTS4 yang berbunyi “Saya memberikan pertanyaan kepada Sarang

Madu Murni dan selalu dibalas oleh admin Sarang Madu Murni” dan memiliki

pengaruh sebesar 26.1% terhadap subvariabel intensitas.

d. Parameter Subvariabel Intensitas 4 (INTS6)

Ulasan pasca pembelian yang diberikan oleh konsumen Sarang Madu Murni

sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian calon konsumen lainnya. Jika

ulasan yang diberikan positif maka orang lain yang melihatnya akan tertarik bahkan

dapat meyakinkan orang lain untuk membeli. Salah satu cara untuk membuat

konsumen semakin yakin untuk membeli produk Sarang Madu Murni adalah

dengan mengunggah kembali ulasan dari konsumen.

Konsumen yang menjadi responden pada penelitian ini menyetujui bahwa

mereka semakin yakin untuk membeli Sarang Madu Murni karena melihat ulasan

yang positif dari konsumen lain. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengisian

kuesioner online, yaitu sebanyak 96 responden menyetujui pernyataan pada

parameter INTS6 yang berbunyi “Saya semakin yakin untuk membeli produk SMM

karena terdapat ulasan konsumen pasca pembelian produk Sarang Madu Murni”.

Subvariabel intensitas dipengaruhi secara signifikan oleh parameter dengan

kode INTS1 melalui pernyataan “Saya mengakses Instagram Sarang Madu Murni

setiap hari” dengan nilai jalur koefisien sebesar 0.674, yang berarti bahwa

parameter tersebut mempengaruhi subvariabel intensitas sebesar 67.4%. Intensitas

Page 153: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

137

kunjungan pada halaman Instagram Sarang Madu Murni sangat berpengaruh

karena dari intensitas kunjungan dapat diketahui seberapa banyak calon konsumen

yang tertarik dengan produk Sarang Madu Murni.

Berdasarkan uraian keempat parameter pada subvariabel intensitas, dapat

diketahui bahwa 73% konsumen yang menjadi responden pada penelitian ini

mengakses Instagram Sarang Madu Murni setiap hari dan 58% mengakses

Instagram Sarang Madu Murni selama 5 menit. Selain itu, konsumen semakin yakin

untuk melakukan pembelian karena terdapat ulasan positif konsumen lainnya yang

setiap hari diunggah dan tersimpan di fitur highlight pada Instagram Sarang Madu

Murni yang berjudul testimoni.

5.5.2.2 Subvariabel Konten

Konten merupakan isi informasi dari situs jejaring sosial yang berkaitan

dengan produk dan jasa. Apabila pemasar ingin menyampaikan informasi yang

bersifat informatif, maka lebih baik menggunakan desain grafis agar tidak

membosankan. Subvariabel konten memiliki tiga indikator, yaitu informasi tentang

variasi produk, informasi tentang kualitas produk, dan informasi mengenai harga

yang ditawarkan. Berikut rincian hasil parameter pada subvariabel konten.

a. Parameter Subvariabel Konten 1 (KOTN1)

Sarang Madu Murni memberikan informasi variasi produknya melalui konten

(gambar atau video) yang diunggahnya di Instagram. Melalui konten (gambar atau

video) tersebut calon konsumen dapat mengetahui variasi produk yang dijual

Sarang Madu Murni. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online, sebanyak 100

responden menyetujui pernyataan pada parameter KOTN1 yang berbunyi

Page 154: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

138

“Terdapat informasi variasi produk pada gambar atau video yang diunggah Sarang

Madu Murni di Instagram” dan memiliki pengaruh sebesar 59.6% terhadap

subvariabel konten.

b. Parameter Subvariabel Konten 2 (KOTN2)

Pemasaran produk madu dengan menggunakan media sosial memiliki

tantangan tersendiri, yaitu calon konsumen tidak dapat melihat dan merasakan

secara langsung produk madu tersebut. Agar konsumen dapat mengetahui kualitas

madu seperti rasa dan tekstur madu, maka Sarang Madu Murni mengunggah konten

berupa gambar atau video mengenai produk yang disertai informasi rasa dan tekstur

sarang madu. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online, sebanyak 100

responden menyetujui pernyataan pada parameter KOTN2 yang berbunyi

“Terdapat informasi kualitas produk seperti rasa dan tekstur pada gambar atau video

yang diunggah Sarang Madu Murni di Instagram” dan memiliki pengaruh sebesar

68.3% terhadap subvariabel konten.

c. Parameter Subvariabel Konten 3 (KOTN3)

Sebelum melakukan pembelian, calon konsumen harus mengetahui harga

produk yang akan dibelinya. Pada umumnya pemasar yang menjual produknya

melalui media sosial akan mencantumkan harga produk pada deskripsi gambar atau

video unggahannya. Namun, berbeda dengan Sarang Madu Murni yang tidak

mencantumkan informasi harga produk pada unggahannya. Sarang Madu Murni

akan memberikan informasi harga produk jika ada calon konsumen yang bertanya

tentang informasi harga melalui direct message (DM). Hal tersebut menyebabkan

74 responden tidak menyetujui pernyataan pada parameter KOTN3 yang berbunyi

Page 155: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

139

“Terdapat informasi harga produk pada gambar atau video yang diunggah Sarang

Madu Murni di Instagram” dan memiliki pengaruh sebesar 59.3% terhadap

subvariabel konten.

d. Parameter Subvariabel Konten 4 (KOTN4)

Informasi mengenai prosedur pemesanan (order) produk yang dijual melalui

media sosial harus tertera jelas. Hal tersebut bertujuan agar tidak membuat calon

konsumen menjadi bingung dalam melakukan alur pemesanan. Agar memudahkan

calon konsumen melakukan pemesanan (order), maka Sarang Madu Murni

membuat konten gambar yang berisi infromasi mengenai prosedur pemesanan

(order). Melalui gambar tersebut, calon konsumen lebih mudah untuk memahami

prosedur pemesanan. Sebanyak 98 konsumen yang menjadi responden pada

penelitian ini menyetujui pernyataan pada parameter KOTN4 yang berbunyi

“Terdapat informasi prosedur order (pemesanan) pada gambar atau video yang

diunggah Sarang Madu Murni di Instagram” dan memiliki pengaruh sebesar 80.5%

terhadap subvariabel konten.

e. Parameter Subvariabel Konten 5 (KOTN5)

Sebelum konsumen melakukan pembelian produk secara tidak langsung

seperti melalui media sosial Instagram, konsumen akan memastikan bahwa

transaksi tersebut aman. Aman berarti pemasar tersebut tidak akan melakukan

penipuan dan tidak akan memberikan informasi tentang konsumen tersebut kepada

orang lain yang tidak berkepentingan. Usaha Sarang Madu Murni untuk

meyakinkan bahwa transaksi yang dilakukan aman adalah menginformasikan

kepada konsumen secara personal. Sebanyak 87 responden menyetujui pernyataan

Page 156: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

140

pada parameter KOTN5 yang berbunyi “Saya mengetahui informasi keamanan

transaksi produk Sarang Madu Murni dari admin Sarang Madu Murni” dan

memiliki pengaruh sebesar 54.5% terhadap subvariabel konten.

Subvariabel intensitas dipengaruhi secara signifikan oleh parameter dengan

kode KOTN4 melalui pernyataan “Terdapat informasi prosedur order (pemesanan)

pada gambar atau video yang diunggah Sarang Madu Murni di Instagram” dengan

nilai koefisien jalur sebesar 0.805, yang berarti bahwa parameter tersebut

mempengaruhi subvariabel konten sebesar 80.5%.. Sebanyak 98 responden setuju

dengan pernyataan pada KOTN4 dan 2 responden tidak setuju. Parameter dengan

kode KOTN4 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subvariabel konten

karena konsumen cenderung memilih transaksi yang prosedur pemesannya jelas.

Berdasarkan uraian kelima parameter pada subvariabel konten, dapat

diketahui bahwa pada konten yang diunggah Sarang Madu Murni terdapat

informasi variasi produk, kualitas produk, dan prosedur pemesanan. Harga produk

dan keamanan pemesanan tidak dipublikasikan, tetapi diinformasikan secara

personal.

5.5.2.3 Subvariabel Valence of Opinion

Valence of opinion merupakan pendapat konsumen, baik positif maupun

negatif mengenai produk atau jasa dan brand. Valence of opinion memiliki dua

sifat, yaitu negatif dan positif. Valence of opinion meliputi komentar positif dari

pengguna situs jejaring sosial dan rekomendasi dari pengguna situs jejaring sosial.

Berikut rincian hasil parameter pada subvariabel valence of opinion.

Page 157: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

141

a. Parameter Subvariabel Valence of Opinion 1 (VOOP1)

Beberapa konsumen membagikan ulasannya dalam mengonsumsi produk

Sarang Madu Murni di Instagram pribadinya. Hal tersebut mereka lakukan karena

merasa puas dengan produk Sarang Madu Murni. Selain karena merasa puas, ulasan

yang diunggah di Instagram juga bertujuan untuk berbagi informasi tentang

pengalaman dalam mengonsumsi produk Sarang Madu Murni kepada followersnya

atau orang lain. Pernyataan tersebut disetujui oleh 89 konsumen yang diwakilkan

oleh parameter dengan kode VOOP1 yang berbunyi “Saya mengunggah ulasan

produk Sarang Madu Murni di Instagram agar dapat dilihat oleh followers saya atau

orang lain” dan memiliki pengaruh sebesar 49.1% terhadap subvariabel valence of

opinion.

b. Parameter Subvariabel Valence of Opinion 2 (VOOP4)

Konsumen yang puas terhadap produk Sarang Madu Murni akan

merekomendasikan Sarang Madu Murni kepada teman, saudara atau kerabatnya.

Rekomendasi untuk mengonsumsi produk Sarang Sarang Madu dapat secara

langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner online,

sebanyak 99 responden menyetujui pernyataan bahwa mereka pernah

merekomendasikan Sarang Madu Murni kepada teman, saudara, maupun kerabat

yang diwakilkan dengan parameter VOOP4 yang berbunyi “Saya

merekomendasikan produk Sarang Madu Murni kepada teman, saudara maupun

kerabat” dan memiliki pengaruh sebesar 93.2% terhadap subvariabel valence of

opinion.

Page 158: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

142

Subvariabel valence of opinion dipengaruhi secara signifikan oleh parameter

dengan kode VOOP4 dan memiliki koefisien jalur sebesar 0.932 yang berarti

parameter tersebut mempengaruhi subvariabel valence of opinion sebesar 93.2%

dan berisi pernyataan “Saya merekomendasikan produk Sarang Madu Murni

kepada teman, saudara maupun kerabat”. Sebanyak 99 responden setuju dengan

pernyataan tersebut dan 1 orang tidak setuju. Parameter VOOP4 memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap variabel valence of opinion karena calon konsumen akan

mempercayai bahwa produk yang direkomendasikan merupakan produk yang

berkualitas.

Subvariabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel

electronic word of mouth adalah intensitas dengan pengaruh sebesar 85% dan

parameter yang paling berpengaruh dalam subvariabel intensitas adalah parameter

dengan pernyataan “Saya mengakses Instagram Sarang Madu Murni setiap hari”

dengan pengaruh sebesar 67.4%. Parameter INTS1 memiliki pengaruh yang

signifikan karena melalui intensitas akses tersebut, Sarang Madu Murni dapat

mengetahui seberapa banyak calon konsumen yang tertarik dengan produknya.

5.6 Implikasi terhadap Keputusan Pembelian

5.6.1 Model Akhir Variabel Keputusan Pembelian

Model akhir pada variabel keputusan pembelian mengalami perubahan.

Perubahan model akhir tersebut diakibatkan terdapat lima parameter yang

dihilangkan, agar model menjadi valid sesuai dengan kriteria. Parameter yang

dihilangkan adalah pernyataan dengan kode PEMA2, EVAL2, KPPM1, KPPM5,

dan PPEM2, sehingga hasil akhir hanya terdapat sembilan parameter pada variabel

Page 159: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

143

keputusan pembelian. Model pengukuran vaiabel keputusan pembelian yang

disimbolkan dengan (ɳ) tersaji pada Gambar 17 berikut.

Gambar 17. Model Akhir Statistik Variabel Endogen

Gambar 17, menunjukkan bahwa parameter pada subvariabel-subvariabel

pada variabel keputusan pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Pada subvariabel pengenalan masalah terdapat satu parameter yang dihilangkan,

yaitu PEMA2. Pada subvariabel evaluasi alternatif terdapat satu parameter yang

dihilangkan, yaitu EVAL2. Pada subvariabel keputusan pembelian terdapat dua

parameter yang dihilangkan, yaitu KPPM1 dan KPPM5, dan satu parameter pada

perilaku pasca pembelian, yaitu PPEM2. Parameter tersebut dihilangkan karena

Page 160: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

144

memiliki nilai outer loading dibawah 0.6, sehingga model akhir variabel endogen

memiliki sembilan parameter.

Variabel endogen pada penelitian ini bersifat reflektif, yang berarti parameter

sebagai faktor yang diamati berdasarkan subvariabel dan variabelnya. Berdasarkan

hasil perhitungan algoritma, melalui aplikasi SmartPLS 3.0, didapatkan persaman

antara variabel keputusan pembelian dengan subvariabel pengenalan masalah,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca

pembelian, sebagai berikut.

Y1 = 0.287ɳ + 0.139

Y2 = 0.680ɳ + 0.050

Y3 = 0.048ɳ + 0.191

Y4 = 0.917ɳ + 0.024

Y5 = 0.773ɳ + 0.058

Keterangan:

Y1 = Subvariabel Pengenalan Masalah

Y2 = Subvariabel Pencarian Informasi

Y3 = Subvariabel Evaluasi Alternatif

Y4 = Subvariabel Keputusan Pembelian

Y5 = Subvariabel Perilaku Pasca Pembelian

Variabel keputusan pembelian dipengaruhi oleh subvariabel pengenalan

masalah sebesar 28.7%, pencarian informasi sebesar 68%, evaluasi alternatif

sebesar 4.8%, keputusan pembelian sebesar 91.7% dan perilaku pasca pembelian

sebesar 77.3%. Pada variabel keputusan pembelian yang berpengaruh signifikan

Page 161: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

145

adalah subvariabel keputusan pembelian karena memiliki nilai koefisien jalur

sebesar 0.917 yang berarti bahwa subvariabel keputusan pembelian mempengaruhi

variabel keputusan pembelian sebesar 91.7%. Parameter yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap subvariabel keputusan pembelian adalah parameter dengan

kode KPPM2 yaitu sebesar 73.3%.

Model yang bersifat reflektif nilai koefisien jalur pada persamaannya

merupakan cerminan masing-masing subvariabel terhadap variabelnya. Parameter

sebagai refleksi atau cerminan dari subvariabel pengenalan masalah, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian,

memiliki nilai yang berbeda. Berikut persamaan antara kelima subvariabel dengan

masing-masing parameternya.

y1 = 1.000Y1 + 0.000

y2 = 1.000Y2 + 0.000

y3 = 1.000Y3 + 0.000

y4 = 0.733Y4 + 0.059

y5 = 0.710Y4 + 0.079

y6 = 0.730Y4 + 0.055

y7 = 0.728Y4 + 0.062

y8 = 0.777Y5 + 0.214

y9 = 0.791Y5 + 0.110

Keterangan:

y1 = Parameter 1 (PEMA1) dari subvariabel pengenalan masalah

y2 = Paramater 2 (PEIN1) dari subvariabel pencarian informasi

Page 162: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

146

y3 = Parameter 3 (EVAL1) dari subvariabel evaluasi alternatif

y4 = Parameter 4 (KPPM2) dari subvariabel keputusan pembelian

y5 = Parameter 5 (KPPM3) dari subvariabel keputusan pembelian

y6 = Parameter 6 (KPPM4) dari subvariabel keputusan pembelian

y7 = Parameter 7 (KPPM6) dari subvariabel keputusan pembelian

y8 = Parameter 8 (PPEM1) dari subvariabel perilaku pasca pembelian

y9 = Parameter 9 (PPEM3) dari subvariabel perilaku pasca pembelian

Y1 = Subvariabel Pengenalan Masalah

Y2 = Subvariabel Pencarian Informasi

Y3 = Subvariabel Evaluasi Alternatif

Y4 = Subvariabel Keputusan Pembelian

Y5 = Subvariabel Perilaku Pasca Pembelian

Persamaan tersebut merupakan nilai outer loading atu nilai korelasi dari

parameter terhadap subvariabelnya. Model yang bersifat reflektif dituliskan

parameternya terlebih dahulu sebagai cerminan dari subvariabelnya, berbeda dari

medel formatif yang subvariabelnya merupakan bentukan dari masing-masing

parameter. Berikut rincian pengaruh masing-masing parameter terhadap

subvariabel.

5.6.2 Pengaruh Parameter terhadap Subvariabel

Keputusan pembelian sebagai variabel laten endogen terdiri dari lima

subvariabel, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Penentuan model variabel

keputusan pembelian bersifat reflektif berdasarkan pendapat Fornell dan Bookstein

Page 163: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

147

dalam Haryono dan Wardoyo (2012: 47-48) yang menyatakan bahwa konstruk

seperti personalitas atau sikap umumnya dipandang sebagai faktor yang

menimbulkan sesuatu yang dapat diamati sehingga parameternya bersifat reflektif.

5.6.2.1 Subvariabel Pengenalan Masalah

Pengenalan masalah merupakan proses awal seseorang ketika ingin

memutuskan untuk melakukan sebuah pembelian produk/jasa. Pengenalan masalah

atau kebutuhan pembeli dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli

atau dari luar (Kotler dan Keller, 2012:166). Berikut merupakan hasil parameter

pada subvariabel pengenalan masalah.

a. Parameter Subvariabel Pengenalan Masalah (PEMA1)

Seorang konsumen harus mengetahui produk apa yang dibutuhkannya

sebelum melakukan pembelian. Bagi seseorang yang peduli terhadap kesehatan,

mengonsumsi produk yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan adalah

sebuah kebutuhan. Adanya produk Sarang Madu Murni yang memiliki banyak

manfaat bagi kesehatan membuat orang-orang yang peduli dengan kesehatan

tertarik untuk membelinya. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengisian kuesioner

secara online, yaitu sebanyak 100 responden menyatakan setuju dengan pernyataan

pada parameter PEMA1 yang berbunyi “Saya ingin membeli madu Sarang Madu

Murni untuk menjaga kesehatan”.

Pada subvariabel pengenalasan masalah hanya terdapat satu parameter

sehingga subvariabel pengenalan masalah hanya dipengaruhi oleh parameter

dengan kode PEMA1 melalui pernyataan “Saya ingin membeli madu Sarang Madu

Murni untuk menjaga kesehatan” dengan nilai outer loading 1.000. Pada

Page 164: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

148

subvariabel pengenalan masalah hanya terdapat satu paramater yang lolos uji

validitas dan reliabilitas, sehingga parameter dengan kode PEMA1 merupakan satu-

satunya parameter yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Sarang

Madu Murni. Tahap awal berupa pengenalan masalah merupakan tahap penting

karena kebutuhan setiap orang yang berbeda-beda dapat mempengaruhi produk apa

yang akan dibelinya.

5.6.2.2 Subvariabel Pencarian Informasi

Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi

sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi

tergantung pada juat lemahnya dorongan kebutuhan (Kotler dan Keller, 2012:166).

Berikut merupakan hasil parameter pada subvariabel pencarian informasi.

a. Parameter Subvariabel Pencarian Informasi (PEIN1)

Pada era digital saat ini, informasi mudah didapat dari berbagai macam

sumber seperti media sosial Instagram. Instagram memudahnya calon konsumen

untuk menemukan produk Sarang Madu Murni. Selain memudahkan calon

konsumen menemukan produk Sarang Madu Murni, calon konsumen juga dapat

mengetahui infromasi lebih banyak di halaman Instagram Sarang Madu murni. Hal

tersebut sesuai dengan hasil pengisian kuesioner secara online, yaitu sebanyak 91

responden menyatakan setuju dengan pernyataan pada parameter PEIN1 yang

berbunyi “Saya mengetahui produk Sarang Madu Murni dan mencari informasi

lebih tentang produk di Instagram”.

Pada subvariabel pencarian informasi hanya terdapat satu parameter sehingga

subvariabel tersebut hanya dipengaruhi oleh parameter dengan kode PEIN1 yang

Page 165: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

149

berisi pernyataan “Saya mengetahui produk Sarang Madu Murni dan mencari

informasi lebih tentang produk di Instagram” dengan nilai outer loading 1.000.

Pada subvariabel pencarian informasi hanya terdapat satu paramater yang lolos uji

validitas dan reliabilitas, sehingga parameter dengan kode PEIN1 merupakan satu-

satunya parameter yang berpengaruh terhadap pencarian informasi produk Sarang

Madu Murni.

5.6.2.3 Subvariabel Evaluasi Alternatif

Evaluasi berbagai alternatif produk madu yang didapat calon konsumen

digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-

alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif (Kotler dan

Keller, 2012:166). Berikut merupakan hasil parameter pada subvariabel pencarian

informasi.

a. Parameter Subvariabel Evaluasi Alternatif (EVAL1)

Calon konsumen dapat melakukan evaluasi alternatif antara produk Sarang

Madu Murni dengan produk sejenis lainnya di Instagram. Banyaknya kompetitor

Sarang Madu Murni yang juga melakukan pemasaran melalui Instagram

memudahkan konsumen untuk melakukan evaluasi alternatif melalui Instagram.

Sebanyak 58 responden menyetujui bahwa mereka melakukan evaluasi alternatif

dengan cara mencari produk madu selain Sarang Madu Murni di Instagram, yang

diwakilkan dengan pernyataan pada parameter EVAL1 yang berbunyi “Saya

mencari produk madu selain madu Sarang Madu Murni di Instagram”.

Pada subvariabel evaluasi alternatif hanya terdapat satu parameter sehingga

subvariabel tersebut hanya dipengaruhi oleh parameter dengan kode EVAL1 yang

Page 166: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

150

berisi pernyataan “Saya mengetahui produk Sarang Madu Murni dan mencari

informasi lebih tentang produk di Instagram” dengan nilai outer loading 1.000.

Pada subvariabel evaluasi alternatif hanya terdapat satu paramater yang lolos uji

validitas dan reliabilitas, sehingga parameter dengan kode EVAL1 merupakan satu-

satunya parameter yang berpengaruh terhadap pencarian informasi produk Sarang

Madu Murni.

5.6.2.4 Subvariabel Keputusan Pembelian

Produsen harus memahami bahwa konsumen memiliki cara sendiri dalam

menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif

yang harus dipilih (Kotler dan Keller, 2012:166). Berikut merupakan hasil

parameter pada subvariabel keputusan pembelian.

a. Parameter Subvariabel Keputusan Pembelian 1 (KPPM2)

Konsumen harus menentukan merek mana yang akan dibeli, setiap merek

memiliki perbedaan masing-masing. Calon konsumen akan memilih produk yang

menurutnya memiliki citra yang baik. Sebanyak 96 responden setuju bahwa mereka

membeli produk Sarang Madu Murni karena citra merek yang baik. Pernyataan

tersebut diwakilkan oleh parameter dengan kode KPPM2 yang berbunyi “Saya

membeli madu Sarang Madu Murni karena telah mengetahui citra merek Sarang

Madu Murni yang baik di Instagram” dan memiliki nilai outer loading sebesar

0.733. Nilai outer loading tersebut mendadakan bahwa parameter dengan kode

KPPM2 memiliki pengaruh sebesar 73.3% terhadap subvariabel keputusan

pembelian.

Page 167: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

151

b. Parameter Subvariabel Keputusan Pembelian 2 (KPPM3)

Pengiriman produk Sarang Madu Murni hingga sampai ke konsumen,

memerlukan bantuan jasa ekspedisi. Pengiriman menggunakan jasa ekspedisi yang

dilakukan oleh Sarang Madu Murni memudahkan konsumen maupun Sarang Madu

Murni. Hal tersebut disetujui oleh 92 konsumen yang menjadi responden pada

penelitian ini. Mereka menyetujui pernyataan pada parameter KPPM3 yang

berbunyi “Saya membeli madu Sarang Madu Murni karena kemudahan pengiriman

yang menggunakan ekspedisi (jasa pengiriman)” dan memiliki nilai outer loading

sebesar 0.710. Nilai outer loading tersebut mendadakan bahwa parameter dengan

kode KPPM3 memiliki pengaruh sebesar 71% terhadap subvariabel keputusan

pembelian.

c. Parameter Subvariabel Keputusan Pembelian 3 (KPPM4)

Harga merupakan salah satu parameter penentu seseorang dalam menentukan

keputusan pembelian. Penentuan harga Sarang Madu Murni disesuaikan dngan

target konsumen dan kualitas produk. Harga Sarang Madu Murni yang terjangkau

membuat konsumen tertarik untuk membelinya. Hal tersebut sesuai dengan hasil

pengisian kuesioner online, yaitu sebanyak 70 responden setuju dengan parameter

KPPM4 yang berbunyi “Saya membeli produk Sarang Madu Murni karena

harganya terjangkau, yaitu mulai dari Rp. 70.000 untuk madu peras dan Rp. 75.000

untuk sarang madu” dan memiliki nilai outer loading sebesar 0.730. Nilai outer

loading tersebut mendadakan bahwa parameter dengan kode KPPM4 memiliki

pengaruh sebesar 71% terhadap subvariabel keputusan pembelian.

Page 168: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

152

d. Parameter Subvariabel Keputusan Pembelian 4 (KPPM6)

Saat ini segala jenis transaksi sudah dapat dilakukan secara mudah, begitu

pula dengan transaksi jual beli produk Sarang Madu Murni. Pembayaran produk

Sarang Madu Murni dapat dilakukan dengan transfer melalui ATM atau bank,

sehingga dapat memudahkan konsumen. Kemudahan metode pembayaran tersebut

membuat 98 konsumen yang merupakan responden pada penelitian ini setuju

dengan parameter KPPM6 yang berbunyi “Saya membeli madu Sarang Madu

Murni karena metode pembayaran yang mudah, yaitu dapat melalui bank atau

ATM” dan memiliki nilai outer loading sebesar 0.728. Nilai outer loading tersebut

mendadakan bahwa parameter dengan kode KPPM2 memiliki pengaruh sebesar

72.8% terhadap subvariabel keputusan pembelian.

Subvariabel keputusan pembelian dipengaruhi secara signifikan oleh

parameter dengan kode KPPM2 sebesar 73.3% melalui pernyataan “Saya membeli

madu Sarang Madu Murni karena telah mengetahui citra merek Sarang Madu Murni

yang baik di Instagram”. Sebanyak 96 responden menyetujui pernyataan pada

parameter tersebut dan 4 orang tidak setuju. Parameter dengan kode KPPM2

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subvariabel keputusan pembelian

karena sebelum melakukan pembelian produk, konsumen cenderung memilih

merek yang memiliki citra yang baik.

Berdasarkan uraian keempat parameter pada subvariabel keputusan

pembelian, konsumen memilih produk Sarang Madu Murni karena citra mereknya

yang baik, kemudahan pengiriman, harga yang terjangkau dan kemudahan

transaksi.

Page 169: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

153

5.6.2.5 Subvariabel Perilaku Pasca Pembelian

Perilaku pasca pembelian merupakan sikap sesorang pasca melakukan

pembelian suatu produk/jasa. Apabila barang yang dibeli tidak memberikan

kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek

tersebut menjadi negatif. Apabila barang yang dibeli memberikan kepuasan yang

diharapkan atau lebih, maka pembeli akan memberikan respon yang posiif terhadap

produk/jasa tersebut (Kotler dan Keller, 2012:166). Berikut merupakan hasil

parameter pada subvariabel perilaku pasca pembelian.

a. Parameter Subvariabel Perilaku Pasca Pembelian 1 (PPEM1)

Konsumen yang telah melakukan pembelian menyatakan kualitas produk

Sarang Madu Murni sesuai dengan informasi yang diberikan di Instagram. Hal

tersebut sesuai dengan hasil pengisian kuesioner online, yaitu sebanyak 100

responden menyetujui parameter dengan kode PPEM1 yang berbunyi “Kualitas

produk madu Sarang Madu Murni sesuai dengan informasi yang tertera pada konten

di Instagram Sarang Madu Murni” dan memiliki nilai outer loading sebesar 0.777.

Nilai outer loading tersebut menandakan bahwa parameter dengan kode PPEM1

memiliki pengaruh sebesar 77.7% terhadap subvariabel perilaku pasca pembelian.

b. Parameter Subvariabel Perilaku Pasca Pembelian 2 (PPEM3)

Apabila terdapat ketidaksesuaian atau kerusakan pada produk Sarang Madu

Murni, konsumen akan mengajukan complain kepada pihak Sarang Madu Murni.

Namun sampai saat ini hanya sebagian kecil konsumen yang melakukan complain

kepada pihak Sarang Madu Murni. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil pengisian

kuesioner online, yaitu sebanyak 92 responden tidak setuju dengan pernyataan pada

Page 170: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

154

parameter PPEM3 yang berbunyi “Saya mengajukan complain ketika terdapat

ketidaksesuaian produk” dan memiliki nilai outer loading sebesar 0.791. Nilai outer

loading tersebut menandakan bahwa parameter dengan kode PPEM3 memiliki

pengaruh sebesar 79.1% terhadap subvariabel perilaku pasca pembelian.

Subvariabel perilaku pasca pembelian dipengaruhi secara signifikan oleh

parameter dengan kode PPEM3 sebesar 79.1% melalui pernyataan “Saya

mengajukan complain ketika terdapat ketidaksesuaian produk”. Sebanyak 92

konsumen tidak menyetujui hal tersebut, karena produk yang sampai ke tangan

mereka dengan kondisi yang baik, yang berarti 92 konsumen tersebut merasa puas

dengan produk Sarang Madu Murni.

Berdasarkan uraian kedua parameter pada subvariabel perilaku pasca

pembelian dapat diketahui bahwa kualitas produk Sarang Madu Murni yang

diterima konsumen sesuai dengan informasi di Instagram dan hanya sebagian kecil

konsumen yang melakukan complain kepada Sarang Madu Murni.

Subvariabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel

keputusan pembelian adalah subvariabel keputusan pembelian, yaitu sebesar 91.7%

dan parameter yang paling berpengaruh dalam subvariabel keputusan pembelian

adalah parameter dengan pernyataan “Saya membeli madu Sarang Madu Murni

karena telah mengetahui citra merek Sarang Madu Murni yang baik di

Instagram”.yaitu sebesar 73.3%. Parameter KPPM2 memiliki pengaruh yang

signifikan karena ketika konsumen telah banyak melakukan evaluasi terhadap

beberapa produk, maka produk yang akan dipilihnya adalah produk yang memiliki

citra baik.

Page 171: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

155

5.7 Pengelolaan Media Sosial Instagram Sarang Madu Murni

5.7.1 Perencanaan

Proses pengelolaan media sosial Sarang Madu Murni dimulai dari

perencanaan, aktivasi dan pengawasan serta optimaliasi yang sesuai dengan teori

Paramitha (2011) dalam Pakuningjati (2015:10). Perencanaan merupakan tahap

awal dalam proses pengelolaan, yang terdapat rancangan konsep serta pondasi dari

pengelolaan yang akan dilakukan. Sarang Madu Murni melakukan strategi

komunikasi pemasaran melalui media sosial karena pola interaksi masyarakat saat

ini yang lebih sering menggunakan media sosial untuk berkomunikasi.

Pada proses perencanaan, Sarang Madu Murni juga menentukan siapa yang

akan menjadi target konsumen. Target konsumen yang dipilih Sarang Madu Murni

adalah generasi millennial (generasi yang lahir pada tahun 1980-2000) yang

menggunakan media sosial. Pemilihan generasi millennial sebagai target konsumen

mempengaruhi bentuk media sosial yang akan digunakan Sarang Madu Murni,

konten yang akan dibangun dan informasi yang akan Sarang Madu Murni

sampaikan.

Sebelum Sarang Madu Murni memutuskan lebih aktif melakukan pemasaran

melalui Instagram, pemilik melakukan pengamatan terlebih dahulu mengenai

media sosial yang paling banyak digunakan saat ini. Berdasarkan pengamatan

pemilik Sarang Madu Murni dari beberapa media sosial yang digunakan Sarang

Madu Murni seperti Facebook, Twitter dan Instagram, yang sering diakses oleh

pengguna internet dan cocok untuk pemasaran adalah Instagram. Konten yang

dibangun dan informasi yang akan disampaikan Sarang Madu Murni di Instagram

Page 172: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

156

menyesuaikan dengan trend dan karakteristik pengguna media sosial Instagram.

Bagan yang memperjelas proses perencanaan media sosial Instagram Sarang Madu

Murni merujuk pada Gambar 18.

5.7.2 Aktivasi dan Pengawasan

Tahap selanjutnya dalam pengelolaan media sosial adalah aktivasi dan

pengawasan. Pada tahap ini Sarang Madu Murni menentukan informasi yang akan

disampaikan serta menentukan konten pembeda apa yang membedakannya dari

usaha sejenis yang melakukan pemasaran melalui media sosial Instagram.

Informasi yang disampaikan Sarang Madu Murni terdiri dari informasi produk, cara

pemesanan, manfaat madu, resep minuman atau masakan dari madu, jenis-jenis

madu, peristiwa yang sedang terjadi dan dikaitkan dengan produk madu, serta

ajakan mendonasikan bantuan untuk korban bencana melalui Sarang Madu Murni.

Konten yang menjadi pembeda antara Sarang Madu Murni dengan usaha lain

sejenis yang menggunakan Instagram adalah selalu menyisipkan logo Sarang Madu

Murni di setiap unggahannya, identik dengan warna kuning, dan setiap tiga bulan

berganti tema. Tema dan konten Sarang Madu Murni dibuat oleh seorang content

creator, yaitu Dian Rosita yang merupakan alumni jurusan Desain Komunikasi

Visual (DKV), sehingga ide kreatif dalam pembuatan desain grafis mudah

didapatkan.

Pergantian tema konten berdasarkan ketajaman content creator dalam

menangkap peristiwa, trend atau event yang terjadi, yang kemudian dikaitkan

dengan produk Sarang Madu Murni. Beberapa tema konten yang pernah diunggah

Sarang Madu Murni di Instagram adalah monokrom, kuning, dan tema-tema lain

Page 173: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

157

menyesuaikan dengan suatu event, hari raya, atau peringatan tanggal tertentu (hari

Sumpah Pemuda, hari Air, hari Anak, dan lain-lain). Berbeda dengan tema,

munculnya ide pembuatan konten berasal dari Pinterest, karena menurut content

creator pada Pinterest terdapat banyak gambar yang menginspirasinya.

Konten yang akan dibuat menyesuaikan dengan tema yang berasal dari

peristiwa, trend atau event yang terjadi. Hal pertama yang harus dilakukan dalam

pembuatan konten adalah menentukan tema kemudian membuat konten (gambar

atau video) yang sesuai. Pada satu tema, content creator membuat beberapa konten

(gambar atau video) yang kemudian diberikan kepada Winda Anggraini sebagai

decision maker untuk dinilai. Dari beberapa konten yang dibuat oleh content

creator tidak semua akan diunggah di Instagram. Konten yang akan diunggah

adalah konten yang menurut penilaian decision maker bagus, menarik dan sesuai

dengan pesan yang akan disampaikan bersama dengan gambar atau video.

Proses selanjutnya yang masih termasuk dalam tahap aktivasi dan

pengawasan adalah cara tim mengelola dan menempatkan pesan-pesan ke dalam

media sosial. Sebelum mengunggah konten yang berisi pesan di Instagram,

message creator Sarang Madu Murni, yaitu Winda Anggraini membuat pesan yang

kemudian didiskusikan dengan decision maker yaitu Dian Rosita. Inspirasi

pembuatan message berasal dari ide Winda Anggraini yang banyak didapatkan dari

hasil membaca pesan pada iklan pemasaran di berbagai media.

Fitur Instagram yang digunakan untuk menyampaikan pesan adalah insta

story dan unggah foto. Pesan merupakan rangkaian kata yang menjadi informasi

dan disertai gambar atau video. Insta story digunakan untuk membagikan ulasan

Page 174: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

158

yang diberikan konsumen, interaksi tanya jawab, dan informasi ketersediaan sarang

madu dan madu peras. Fitur unggah foto digunakan untuk membagikan pesan yang

berisi informasi produk, cara pemesanan, dan lain-lain.

Dibalik konten (gambar atua video) Sarang Madu Murni yang menarik,

terdapat kerjasama antara Dian Rosita sebagai content creator dan Winda

Anggraini sebagai message creator. Selain menjadi content creator dan message

creator, keduanya juga merupakan decision maker. Mereka bekerjasama untuk

mensinergikan antara konten dan pesan agar menarik dan mudah dipahami oleh

calon konsumen. Proses kerjasama dimulai ketika message creator membuat

konsep dasar pesan yang akan disampaikan ke calon konsumen. Kemudian konsep

tersebut dibahas bersama decision maker yaitu Dian Rosita, sehingga menghasilkan

pesan akhir yang akan diunggah.

Dian Rosita sebagai content creator bertugas merealisasikan pesan tersebut

kedalam gambar atau video yang sesuai dengan pesan. Sebelum diunggah ke

Instagram Sarang Madu Murni, hasil rancangan gambar atau video tersebut ditinjau

kembali oleh Winda Anggraini sebagai decision maker. Hasil tinjauan berupa saran

akan dipertimbangkan oleh Dian Rosita untuk melakukan pengeditan gambar atau

video sebelum diunggah. Jika dirasa sudah sesuai dengan konsep pesan maka

gambar atau video tersebut diunggah di Instagram Sarang Madu Murni. Bagan yang

memperjelas proses aktivasi dan pengawasan media sosial Instagram Sarang Madu

Murni merujuk pada Gambar 18.

Page 175: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

159

5.7.3 Optimalisasi

Tahap akhir dari pengelolaan media sosial adalah optimalisasi. Pada proses

ini dilakukan evaluasi konten. Evaluasi ini dilakukan oleh pemilik Sarang Madu

Murni dan admin Instagram, yaitu Winda Anggraini dan Dian Rosita. Berdasarkan

hasil wawancara dengan kedua evaluator tersebut, hasil evaluasi konten sampai saat

ini dapat dikatakan baik atau sesuai harapan kedua evaluator. Pada umumnya,

proses untuk evaluasi agar dapat terukur, digunakan SEO (Search Engine

Optimization), namun Sarang Madu Murni tidak menggunakan SEO, karena

beresiko tinggi terhadap reputasi Sarang Madu Murni. Bagan yang memperjelas

proses optimalisasi media sosial Instagram Sarang Madu Murni merujuk pada

Gambar 18.

5.7.4 Pemetaan Pengelolaan Media Sosial Instagram Sarang Madu Murni

Penerapan pengelolaan media sosial Instagram Sarang Madu Murni yang

diperoleh dari metode wawancara dan observasi, peneliti rangkum menjadi sebuah

bagan yang tersaji pada Gambar 13. Pengelolaan media sosial Sarang Madu Murni

dilakukan oleh tim yang terdiri dari empat orang, yaitu Winda Anggraini, Dian

Rosita, Afrillia Lestari, dan Nita Anggraini. Keempat orang tersebut masing-

masing memiliki tugasnya dalam melakukan pemasaran produk Sarang Madu

Murni melalui media sosial. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti

dengan keempat informan tersebut, menghasilkan output berupa pemetaan media

sosial Instagram Sarang Madu Murni sebagai berikut.

Page 176: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

160

Gambar 18. Pemetaan Pengelolaan Media Sosial Instagram Sarang Madu Murni

Page 177: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

161

Berdasarkan Gambar 18, pemetaan pengelolaan media sosial Instagram

Sarang Madu Murni dimulai dari pemilihan target konsumen dan media sosial yang

akan digunakan. Target konsumen yang dipilih Sarang Madu Murni adalah generasi

milenial, dan pemilik Sarang Madu Murni menetapkan Instagram sebagai media

sosial yang aktif digunakan. Tahap selanjutnya dalam perencanaan adalah

penentuan tema konten dan pesan (informasi) yang akan disampaikan. Pada proses

aktivasi dan pengawasan dimulai dari pembuatan konten (gambar atau video) dan

pembuatan message. Pembuatan konten dilakukan oleh content creator, yaitu Dian

Rosita. Konten dibuat semenarik mungkin agar tidak membosankan dan sesuai

dengan pesan yang akan disampaikan. Penilaian konten dilakukan oleh Winda

Aggraini sebagai decision maker.

Supaya konten tidak monoton, content creator selalu mencari referensi

gambar dari berbagai macam sumber seperti Pinterest. Content creator dibantu oleh

seorang photographer bayaran untuk pengambilan foto atau video. Hasil foto atau

video photographer selanjutnya diedit oleh content creator dengan menggunakan

aplikasi agar sesuai dengan yang diinginkan content creator.

Setelah konten selesai dibuat, dilakukan penilaian oleh decision maker, yaitu

Winda Anggraini. Jika konten tersebut dinilai kurang bagus dan tidak sesuai dengan

pesan maka tidak digunakan, namun jika konten tersebut dinilai bagus dan sesuai

dengan pesan, maka akan diunggah di Instagram. Pembuatan message dilakukan

oleh message creator, yaitu Winda Anggraini. Sebelum membuat message, Winda

Anggraini mencari referensi kata-kata yang menarik dari berbagai iklan produk di

sekitarnya. Setelah message selesai dibuat, dilakukan penilaian oleh decision maker

Page 178: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

162

lainnya, yaitu Dian Rosita. Jika message tersebut dinilai kurang bagus maka tidak

digunakan, namun jika message dinilai bagus maka akan diunggah di Instagram.

Setelah konten dan message diunggah di Instagram, kemudian dilihat respon dari

pengikut Instagram Sarang Madu Murni. Respon tersebut berupa jumlah like dan

komentar pada Instagram Sarang Madu Murni. Hasil respon followers berupa like

dan komentar pada Instagram dievaluasi oleh dua evaluator, yaitu Winda

Anggraini dan Dian Rosita. Evaluasi tersebut berupa seberapa banyak like yang

didapat dan respon calon konsumen pada kolom komentar.

Rata-rata Sarang Madu Murni mendapatkan seribu like pada setiap unggahan

kontennya. Jika jumlah like yang didapat kurang dari seribu, maka akan dievaluasi,

apakah konten atau message yang diunggah kurang menarik atau monoton. Jika

pada kolom komentar terdapat komentar atau ulasan negatif maka akan dievaluasi

mengapa ada follower yang memberikan komentar atau ulasan negatif tersebut. Jika

respon yang diberikan follower baik, maka tidak dilakukan evaluasi.

Kolom komentar berisi pertanyaan dan complain dari followers Instagram

Sarang Madu Murni. Komentar-komentar tersebut ditangani oleh admin Instagram.

Setiap ada komentar yang masuk, sebisa mungkin langsung dibalas oleh admin

Instagram. Followers yang ingin membeli produk juga dapat menanyakan

persediaan dan cara pemesanan melalui kolom komentar.

Calon konsumen yang akan membeli produk, akan diarahkan untuk

melakukan pemasanan melalui Whatsapp atau Line Sarang Madu Murni. Handling

order dilakukan oleh dua order handler, yaitu Afrillia Lestari dan Nita Anggraini.

Handling order melalui Line ditangani oleh Afrillia Lestari, sedangkan handling

Page 179: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

163

order melalui Whatsapp ditangani oleh Nita Anggraini. Setelah kedua order

handler tersebut menerima pesanan melalui Line dan Whatsapp, kemudian mereka

melakukan pencatatan pemesanan secara manual pada buku.

5.8 Pra-Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka terbukti bahwa media sosial dan

electronic word of mouth memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian produk

Sarang Madu Murni. Pengaruh tersebut dapat diketahui dari hasil analisis dengan

menggunakan metode SEM-PLS, yaitu media sosial memiliki pengaruh terhadap

keputusan pembelian sebesar 33.8% dan electronic word of mouth memiliki

pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 51%. Berdasarkan hasil penelitian,

variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah variabel

electronic word of mouth, yaitu sebesar 51%.

Subvariabel yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap variabel

media sosial adalah subvariabel komunikasi yaitu sebesar 43.6%. Parameter yang

memiliki pengaruh paling signifikan terhadap subvariabel komunikasi adalah

parameter yang berisi pernyataan “Pada gambar atau video yang diunggah di

Instagram terdapat informasi kandungan madu Sarang Madu Murni asli tanpa BTP

(Bahan Tambahan Pangan)” dengan pengaruh sebesar 48.1%.

Subvariabel yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap variabel

electronic word of mouth adalah subvariabel intensitas, yaitu sebesar 85% dan

parameter yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap subvariabel

Intensitas adalah parameter yang berisi pernyataan “Saya mengakses Instagram

Page 180: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

164

Sarang Madu Murni setiap hari” yaitu sebesar 67.4%. Parameter yang memiliki

pengaruh paling signifikan terhadap subvariabel Intensitas adalah parameter yang

berisi pernyataan “Saya mengakses Instagram Sarang Madu Murni setiap hari”

dengan pengaruh sebesar 67.4%.

Subvariabel yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap variabel

keputusan pembelian adalah subvariabel keputusan pembelian. Subvariabel

keputusan pembelian memiliki pengaruh sebesar 91.7% terhadap variabel

keputusan pembelian. Parameter yang memiliki pengaruh paling signifikan

terhadap subvariabel keputusan pembelian adalah parameter yang berisi pernyataan

“Saya membeli madu Sarang Madu Murni karena telah mengetahui citra merek

Sarang Madu Murni yang baik di Instagram” dengan pengaruh sebesar 73.3%

Page 181: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

165

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, perumusan masalah dan tujuan pada penelitian

ini, didapatkan tiga kesimpulan, yaitu:

a. Karakteristik konsumen Sarang Madu Murni didominasi oleh usia 17 – 29

tahun sebesar 71%, jenis kelamin wanita sebesar 96%, penghasilan Rp

3.000.000 – Rp 5.000.000/bulan sebesar 57%, pekerjaan pelajar/mahasiswa

sebesar 32%, pendidikan terakhir SMA sebesar 42%, dan domisilii

Jabodetabek, sebesar 58%.

b. Terdapat pengaruh media sosial terhadap keputusan pembelian produk

Sarang Madu Murni sebesar 33.8%. Variabel media sosial dipengaruhi

signifikan oleh subvariabel komunikasi, dan pernyataan “Pada gambar atau

video yang diunggah di Instagram terdapat informasi kandungan madu

Sarang Madu Murni asli tanpa BTP (Bahan Tambahan Pangan)” merupakan

parameter yang berpengaruh signifikan.

c. Terdapat pengaruh electronic word of mouth terhadap keputusan pembelian

produk Sarang Madu Murni sebesar 51%. Variabel electronic word of mouth

dipengaruhi signifkan oleh subvariabel intensitas, dan pernyataan “Saya

mengakses Instagram Sarang Madu Murni setiap hari” merupakan parameter

yang berpengaruh signifikan.

Page 182: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

166

d. Pengelolaan media sosial Instagram yang diterapkan Sarang Madu Murni

dimulai dari pemilihan target konsumen sampai dengan proses evaluasi

konten, yang dimana evaluasi ini hanya dilakukan ketika terdapat komentar

negatif dari followers. Hal tersebut membuktikan bahwa dalam melakukan

pemasaran melalui media sosial diperlukan pengelolaan, agar usaha tersebut

dapat terus bertahan dan berkembang.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang akan diberikan peneliti untuk Sarang

Madu Murni dan, yaitu:

a. Paling tidak, dalam sehari Sarang Madu Murni mengunggah informasi terkait

kandungan produk asli tanpa Bahan Tambahan Pangan (BTP) di Insta Story.

Hal tersebut dilakukan untuk menginformasikan dan membuat followers

lebih merasa aman dan yakin untuk membeli produk Sarang Madu Murni.

b. Sarang Madu Murni harus selalu peka terhadap trend yang sedang terjadi dan

selalu mencari referensi ide untuk pembuatan tema konten yang menarik agar

tidak monoton dan membosankan. Hal tersebut dilakukan untuk

mempertahankan dan meningkatkan intensitas followers dalam mengakses

Instagram Sarang Madu Murni.

c. Perlu dilakukan evaluasi konten secara intensif oleh Sarang Madu Murni

minimal seminggu sekali, tidak hanya ketika terdapat respon negatif. Hal

tersebut dilakukan untuk memastikan dan menjamin dinamika perubahan

respon followers Instagram Sarang Madu Murni.

Page 183: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

167

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Willy dan HM. Jogiyanto 2015. Partial Least Square (PLS) – Alternatif

Struqtural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. ANDI:

Yogyakarta.

Aditya. 2017. Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Keputusan Pembelian

Sepatu WJSOPRT [Skripsi] Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta.

Agung, Bintoro. 2017. Penguna Internet di Indonesia Akses Medsos 3 Jam per

Hari.https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20171218192500-192-

263281/pengguna-internet-di-indonesia-akses-medsos-3-jam-per-hari.

Diakses pada 17 Juli 2018 pukul 21:45 WIB.

Akbar, M. Juliatrin Chairul dan Sunarti. 2018. Pengaruh Electronic Word of Mouth

Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen Restoran Sushi Tei

Kelapa Gading). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 60 No. 3 Juli 2018.

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Malang.

Arikunto, Suharsimi. 2018. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka

Cipta: Jakarta.

Ariyanti, Duwi Setiya. 2018. Separuh Populasi Indonesia Aktif di Medsos.

http://industri.bisnis.com/read/20180131/105/732548/130-juta-penduduk-

indonesia-pengguna-media-sosial. Diakses pada 17 Juli 2018 pukul 21:33

WIB.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). 2017. Infografis Penetrasi

& Perilaku Pengguna Internet Indonesia. Asosiasi Penyelenggara Jasa

Internet Indonesia: Jakarta.

Azwar, S. 2018. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Belajar: Yogyakarta.

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2013. SNI 3545:2013. Madu. Badan

Standarisasi Nasional: Jakarta.

Dwicahyo, Adhi Tejo. 2015. Pengaruh Konsep Produk, Budaya Konsumsi, dan

Keluarga Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengonsumsi Produk Kebab

(Studi Kasus: Kebab Turki Baba Rafi) [Skripsi] Sains dan Teknologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.

Genelius, Susan. 2011. 30-Minute Social Media Marketing. McGraw-Hill

Companies: United States.

Page 184: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

168

Ghozali, Imam dan Hengky Latan. 2014. Partial Least Square Konsep, Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0 untuk Penelitian Empiris.

Universitas Diponegoro Semarang: Semarang.

Goyette, I., et al. 2010. E-WOM Scale: Word-of-Mouth Measurent Scale for e-

service Context. Canadian Journal of Administrative Science, 27 January

2010, page 5-23. Wiley Interscience.

Gruen, et al. 2006. E-WOM: The Impact of Customer-to-Customer Online Know-

How Exchange on Customer Value and Loyalty. Journal of Business

Research, Vol. 59, April 2006, page 449-456. Northerm Arizona University.

Hariyanto, Teguh. 2018. Budidaya Lebah Madu. Cakra Darma Aksara: Mataram.

Haryono, Siswoyo dan Parwoto Wardoyo. 2012. Structural Equation Modeling

untuk Penelitian Manajemen menggunakan AMOS 18.00. PT. Intermedia

Personalia Utama: Bekasi.

Hennig-Thurau, et al. 2004. Electronic Word-of-Mouth Via Comsumer Opinion

Platform: What Motivates Consumer to Articulates Themselves on the

Internet. Journal of Interactive Marketing Vol. 18 No. 1. December 2004.

University of Munster.

Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Erlangga: Jakarta.

Indika, Deru R. dan Cindy Jovita. 2017. Media Sosial Instagram sebagai Sarana

Promosi untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen. Jurnal Bisnis Terapan

ISSN: 2580-4928 Vol. 01, Nomor 01 Juni 2017. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Padjajaran. Bandung.

Irmawati, Dewi. 2011. Pemanfaatan E-Commerce dalam Dunia Bisnis. Jurnal

Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi ke-VI, November 2011 Halaman

95-112. Manajemen Informatika Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.

Jubilee Enterprise. 2012. Instagram untuk Fotografi Digital dan Bisnis Kreatif.

Elex Media Komputindo: Jakarta.

Katadata. 2018. Berapa Pembeli Digital Indonesia?

https://databoks.katadata.co.id/datapublish.2018//03/27/berapa-pembeli-

digital-indonesia. Diakses pada 02 Juni 2018 pukul 14:29 WIB.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi

dan Kontrol. PT. Prehallindo: Jakarta.

Page 185: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

169

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 13.

Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 13. Pearson

Prentice Hall, Inc: New Jearsy.

Kwong, Ken dan Kay Wong. 2013. Partial Least Square Structural Equation

Modelling (PLS-SEM) Techniques Using Smart PLS. Marketing Bulletin

2013, 24, Technical Note 1.

Mardiani, I’in Endang dan Orland Jorge Imanuel. 2013. Analisis Keputusan

Pembelian Konsumen Melalui Media Online (E-Marketing). Jurnal Ekonomi

Vol. 4 No. 2. Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta. Jakarta.

Mulawarman dan Aldila Dyas Nurfitri. 2017. Perilaku Pengguna Media Sosial

beserta Implikasinya Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan.

Buletin Psikologi Vol. 25 No. 1, 36-44. Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Pakuningjati, Anindita Lintang. 2015. Penglolaan Media Sosial dalam

Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus Pengelolaan Media Sosial

LAPOR! Sebagai Sarana Aspirasi dan Pengaduan Rakyat secara Online oleh

Deputi I Kantor Staf Presiden) [Skripsi] Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Pamungkas, Bagas Aji dan Siti Zuhroh. 2016. Pengaruh Promosi di Media Sosial

dan Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Kedai

Bontacos, Jombang). Vol. X No. 02, 145-160. STIE PGRI Dewantara

Jombang. Jombang.

Priansa, Donni Juni. 2017. Komunikasi Pemasaran Terpadu pada era media sosial.

CV. Pustaka Setia: Bandung.

Prisgunanto, Ilham. 2014. Komunikasi Pemasaran Era Digital. CV. Prisani

Cendikia: Jakarta.

Puntoadi, Danis. 2011. Menciptakan Penjualan Melalui Sosial Media. PT Eles

Komputindo: Jakarta.

Purnama, Fransisca dan Rico Huang. 2014. New Version Jago Jualan di Instagram.

PT. Alona Indonesia Raya: Jakarta.

Sari, Viranti Mustika. 2012. Pengaruh Electronic Word of Mouth (eWOM) di Social

Media Twitter Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Pada Restoran

Holycowsteak) [Skripsi] Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universtas

Indonesia.

Page 186: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

170

Singarimbun dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. PT. Pustaka

Indonesia: Jakarta.

Solis, Brian. 2010. Engage: The Complete Guide for Brands and Businesses to

Build Cultivate and Measure Success on The Web. John Wiley & Sons: New

Jersey.

Sugiarto, Matthew. 2018. Instagramarketing. PT. Pengembang Lintang

Pengetahuan: Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cetakan ke-

17. Alfabeta: Bandung.

Sukandarrumidi. 2012. Metodologi Penelitian. Petunjuk Praktis untuk Peneliti

Pemula. Gajah Mada University Prees: Yogyakarta.

Sunyoto, Danang. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen.

Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing).

Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada

Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Kencana: Jakarta.

Warta Wirausaha. 2013. Peluang Usaha Ternak lebah Madu.

http://wartawirausaha.com/2013/07/peluang-usaha-ternak-lebah-

madu/#axzz5JFaNb9Ad. Diakses pada 02 Juni 2018 pukul 13:04 WIB.

Wardiyastuti, Devita. 2017. Pengaruh Electronic Word of Mouth Terhadap Minat

Beli Konsumen Melallui Brand Image (Studi Pada Followers Instagram

Wedangan Radjiman Sebagai Calon Konsumen) [Skripsi] Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Universitas IAIN Surakarta. Surakarta.

Wastra, Akhmad Riyadi dan Ahmad Mahbubi. 2014. Risiko Agribisnis, Identifikasi,

Pengukuran, Pemetaan dan Strategi Pengelolaannya. Referensi: Jakarta.

Wastra, Akhmad Riyadi. 2016. Inovasi Agribsisnis. UIN Jakarta Press: Jakarta.

Wijaya, Tommi dan Eristia Lidia Paramita. 2014. Pengaruh Electronic Word of

Mouth (Ewom) Terhadap Keputusan Pembelian Kamera DSLR. ISBN: 978-

602-7042-1-9 Halaman 12 -19. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

Yuliarti, Nurheti. 2015. Khasiat Madu untuk Kesehatan dan Kecantikan. ANDI:

Yogyakarta.

Page 187: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

171

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER

PENGARUH MEDIA SOSIAL & ELECTRONIC WORD OF MOUTH

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SARANG MADU

MURNI

Assalamu’alaikum wr. wb

Saya Nuraini Arifianti mahasiswa (S1) Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saat ini saya sedang melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Media

Sosial & Electronic Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sarang

Madu Murni”. Salah satu cara untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah

melalui kuesioner, untuk itu saya mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi

kuesioner ini. Segala informasi yang anda berikan hanya akan digunakan untuk

kepentingan penelitian ini. Semua jawaban yang anda berikan bersifat rahasia. Atas

perhatian dan kerjasama anda, saya ucapkan terima kasih.

Page 188: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

172

1. Kuesioner (Screening) Responden

Bagian ini merupakan kumpulan pertanyaan untuk mengetahui siapa konsumen

sebagai syarat untuk dapat menjadi responden.

Apakah anda mengikuti akun Instagram Sarang Madu Murni sebelum bulan

September 2018?

Ya

Tidak

Apakah anda masih mengonsumsi madu?

Ya

Kadang-kadang

Tidak

Apakah anda minum madu Sarang Madu Murni (SMM) saja?

Ya

Tidak

Apakah anda masih rutin mengonsumsi madu Sarang Madu Murni (SMM)?

Ya

Kadang-kadang

Tidak

(Jika jawaban “Ya” dan “Kadang-kadang” maka lanjutkan ke pertanyaan

selanjutnya. Jika jawaban “Tidak” maka hentikan pengisian kuesioner ini. Terima

kasih atas bantuan anda).

Kapan terakhir anda konsumsi madu Sarang Madu Murni (SMM)?

1 minggu yang lalu

1 - 3 bulan yang lalu

> 3 bulan

(Jika terakhir anda mengonsumsi madu SMM lebih dari 3 bulan, maka hentikan

pengisian kuesioner ini.Terima kasih atas bantuan anda).

Page 189: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

173

2. Demografik

Bagian ini merupakan kumpulan pertanyaan yang menggambarkan karakteristik

demografis anda. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan anda.

Nama : …………………

No. HP : …………………

Usia:

17 – 29 tahun

30 – 39 tahun

40 - 50 tahun

Jenis Kelamin:

Pria

Wanita

Penghasilan (gaji, uang saku, upah, dll) per bulan (Rp):

1.500.000 – 3.000.000

3.000.000 – 5.000.000

> 5.000.000

Pekerjaan:

Pelajar/Mahasiswa

Wirausaha

Pegawai Negeri

Ibu rumah tangga

Lainnya

Pendidikan terakhir:

SMP

SMA

D3

S1

Page 190: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

174

3. Kuesioner Utama

Bagian ini merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan yang berisi tentang media

sosial, electronic word of mouth (EWOM) dan keputusan pembelian produk Sarang

Madu Murni (SMM). Pilihlah jawaban yang sesuai dengan anda, dengan ketentuan:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Setuju (S)

4 = Sangat Setuju (SS)

3.1 Media Sosial

No Kode Pernyataan Jawaban

STS TS S SS

1 KTKS1 Isi pesan pada gambar atau video

yang diunggah di Instagram tidak

hanya mengenai promosi produk

SMM

2 KTKS2 Bahasa yang digunakan SMM di

Instagram sesuai dengan EYD (Ejaan

Yang Disempurnakan)

3 KTKS3 Kosakata dalam gambar atau video

SMM di Instagram jelas

4 KTKS4 Kalimat dalam gambar atau video

SMM di Instagram jelas

5 KTKS5 SMM menyampaikan pesan yang

ringkas di Instagram

6 KMNK1 Terdapat informasi produk pada

gambar atau video yang diunggah

SMM di Instagram

7 KMNK2 Saya mudah mengingat produk SMM

karena penggunaan hastag “langsung

dari sarangnya”

8 KMNK3 Saya tertarik terhadap produk SMM

karena pada setiap unggahan terdapat

tagline yang menarik

9 KMNK4 Pesan pada gambar atau video yang

diunggah SMM di Instagram berisi

ajakan untuk mengonsumsi madu

10 KMNK5 Saya sadar pentingnya

mengonsumsi madu dari konten

(gambar atau video) unggahan SMM

yang berisi informasi manfaat madu

Page 191: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

175

11 KMNK6 Pada gambar atau video yang

diunggah di Instagram terdapat

informasi kandungan madu SMM

asli tanpa BTP (Bahan Tambahan

Pangan)

12 KLBR1 Saya bisa bertanya dan

mendapatkan informasi dengan

mudah karena terdapat kolom

komentar dan direct message (DM) pada Instagram SMM

13 KLBR2 Produk SMM sesuai dengan

informasi yang tertera pada gambar

atau video yang diunggah SMM di

Instagram

14 KNKS1 Saya mendapat respon cepat dari

pertanyaan yang saya berikan kepada

SMM (maksimal 1 hari)

15 KNKS2 Saya melihat terdapat pesan complain

kepada SMM pada kolom komentar

di Instagram

16 KNKS3 Pada Instagram SMM terdapat

informasi kepuasan konsumen

terhadap produk SMM

3.2 Electronic Word of Mouth (EWOM)

No Kode Pernyataan Jawaban

STS TS S SS

18 INTS1 Saya mengakses Instagram SMM

setiap hari

19 INTS2 Saya mengakses Instagram SMM

ketika memiliki waktu luang

20 INTS3 Saya menghabiskan waktu untuk

mengakses Instagram SMM selama ±

5 menit

21 INTS4 Saya memberikan pertanyaan kepada

SMM dan selalu dibalas oleh admin

SMM

22 INTS5 SMM selalu mengunggah ulasan

dari

konsumen di Insta Strory Instagram

23 INTS6 Saya semakin yakin untuk membeli

produk SMM karena terdapat ulasan

konsumen pasca pembelian produk

SMM

Page 192: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

176

24 KOTN1 Terdapat informasi variasi produk

pada gambar atau video yang

diunggah SMM di Instagram

25 KOTN2 Terdapat informasi kualitas produk

seperti rasa dan tekstur pada gambar

atau video yang diunggah SMM di

Instagram

26 KOTN3 Terdapat informasi harga produk

pada gambar atau video yang

diunggah SMM di Instagram

27 KOTN4 Terdapat informasi prosedur order

(pemesanan) pada gambar atau video

yang diunggah SMM di Instagram

28 KOTN5 Saya mengetahui informasi

keamanan transaksi produk SMM

dari admin SMM

29 VOOP1 Saya mengunggah ulasan produk

SMM di Instagram agar dapat dilihat

oleh followers saya atau orang lain

30 VOOP2 Saya memberikan masukan positif

maupun ulasan positif kepada SMM

31 VOOP3 Saya memberikan komentar negatif

maupun ulasan negatif kepada SMM

32 VOOP4 Saya merekomendasikan produk

SMM kepada teman, saudara maupun

kerabat

3.3 Keputusan Pembelian

No. Kode Pernyataan Jawaban

1 2 3 4

33 PEMA1 Saya ingin membeli madu SMM untuk

menjaga kesehatan

34 PEMA2 Saya ingin membeli madu SMM untuk

mengikuti trend

35 PEIN1 Saya mengetahui produk SMM dan

mencari informasi lebih tentang produk

di Instagram

36 EVAL1 Saya mencari produk madu selain madu

SMM di Instagram

37 EVAL2 Saya membandingkan madu SMM

dengan madu non SMM melalui

Instagram

38 KPPM1 Saya memutuskan membeli madu SMM

pasca pembandingan produk madu SMM

dengan madu non SMM

Page 193: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

177

39 KPPM2 Saya membeli madu SMM karena telah

mengetahui citra merek SMM yang baik

di Instagram

40 KPPM3 Saya membeli madu SMM karena

kemudahan pengiriman yang

menggunakan ekspedisi (jasa pengiriman)

41 KPPM4 Saya membeli produk SMM karena

harganya terjangkau, yaitu mulai dari Rp.

70.000 untuk madu peras dan Rp. 75.000

untuk sarang madu

42 KPPM5 Saya dapat membeli madu SMM kapan

saja, sesuai keinginan saya

43 KPPM6 Saya membeli madu SMM karena metode

pembayaran yang mudah, yaitu dapat

melalui bank atau ATM

44 PPEM1 Kualitas produk madu SMM sesuai

dengan informasi yang tertera pada

konten di Instagram SMM

45 PPEM2 Saya puas dan ingin malakukan

pembelian kembali produk SMM

46 PPEM3 Saya mengajukan complain ketika terdapat

ketidaksesuaian produk

Page 194: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

178

Lam

pir

an

2. U

ji K

eter

baca

an

In

stru

men

Page 195: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

179

Page 196: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

180

Page 197: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

181

Page 198: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

182

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas instrumen

r tabel yang digunakan adaah 0.361 dengan total sampel 30

Kode Nilai r Keterangan Kode Nilai r Keterangan

KTKS1 0.375 Valid KOTN3 0.603 Valid

KTKS2 0.512 Valid KOTN4 0.380 Valid

KTKS3 0.401 Valid KOTN5 0.517 Valid

KTKS4 0.385 Valid VOOP1 0.380 Valid

KTKS5 0.402 Valid VOOP2 0.406 Valid

KMNK1 0.399 Valid VOOP3 0.548 Valid

KMNK2 0.443 Valid VOOP4 0.635 Valid

KMNK3 0.535 Valid PEMA1 0.452 Valid

KMNK4 0.383 Valid PEMA2 0.375 Valid

KMNK5 0.407 Valid PEIN1 0.305 Tidak Valid

KMNK6 0.622 Valid PEIN2 0.577 Valid

KLBR1 0.586 Valid EVAL1 0.537 Valid

KLBR2 0.241 Tidak Valid EVAL2 0.638 Valid

KLBR3 0.590 Valid KPPM1 0.671 Valid

KNKS1 0.565 Valid KPPM2 0.613 Valid

KNKS2 0.465 Valid KPPM3 0.424 Valid

KNKS3 0.455 Valid KPPM4 0.596 Valid

INTS1 0.751 Valid KPPM5 0.429 Valid

INTS2 0.391 Valid KPPM6 0.264 Tidak Valid

INTS3 0.527 Valid KPPM7 0.406 Valid

INTS4 0.521 Valid PPEM1 0.550 Valid

INTS5 0.406 Valid PPEM2 0.203 Tidak Valid

INTS6 0.517 Valid PPEM3 0.429 Valid

KOTN1 0.417 Valid PPEM4 0.559 Valid

KOTN2 0.441 Valid

Page 199: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

183

Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.883 45

Page 200: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

184

Lampiran 5. Hasil Validasi Model Formatif

Indikator Outer

Loading

Outer

Weight

T-

Tabel

Conclusion VIF

KLBR1 11.314 4.834 1.96 Use 1.261

KLBR2 11.967 4.746 1.96 Use 1.261

KMNK1 3.271 1.465 1.96 Use 1.104

KMNK2 4.314 1.229 1.96 Use 1.251

KMNK3 6.087 2.515 1.96 Use 1.267

KMNK4 5.865 2.265 1.96 Use 1.202

KMNK5 3.881 0.286 1.96 Use 1.192

KMNK6 9.402 3.560 1.96 Use 1.364

KNKS1 21.556 10.367 1.96 Use 1.076

KNKS2 0.632 0.405 1.96 Drop 1.009

KNKS3 3.539 1.971 1.96 Use 1.082

KTKS1 0.496 0.786 1.96 Drop 1.068

KTKS2 4.074 1,909 1.96 Use 1.160

KTKS3 6.721 2.953 1.96 Use 1.416

KTKS4 4.692 1.341 1.96 Use 1.458

KTKS5 4.925 2.364 1.96 Use 1.136

INTS1 16.513 6.596 1.96 Use 1.387

INTS2 0.056 0.535 1.96 Drop 1.042

INTS3 3.642 2.111 1.96 Use 1.115

INTS4 4.689 2.632 1.96 Use 1.140

INTS5 1.882 0.013 1.96 Drop 1.110

INTS6 7.946 3.047 1.96 Use 1.332

KOTN1 5.347 4.589 1.96 Use 1.623

KOTN2 8.647 5.576 1.96 Use 1.854

KOTN3 5.134 4.870 1.96 Use 1.172

KOTN4 15.772 7.992 1.96 Use 1.519

KOTN5 4.199 3.702 1.96 Use 1.132

VOOP1 1.805 2.082 1.96 Use 1.135

VOOP2 0.507 0.234 1.96 Drop 1.100

VOOP3 0.101 0.039 1.96 Drop 1.043

VOOP4 13.449 8.478 1.96 Use 1.036

Lam

pir

an

3. U

ji K

eter

baca

an

In

stru

men

Page 201: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

185

Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data dengan SmartPLS

1) Nilai Outer Weight Indikator Formatif

2) Nilai Outer Loading Indikator Reflektif

Page 202: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

186

3) Nilai Path Coefficients

Page 203: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

187

Lampiran 7. Dokumentasi Kegiatan Terkait Job Holder di Sarang Madu

Murni

Kegiatan Dokumentasi

Pemotongan sarang

madu

Pengemasan

Pembuatan konten

Page 204: PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Produk yang dipasarkan adalah madu peras dan sarang madu. Walaupun masih

188

Handling Order

Pengemasan madu

peras