pengaruh media komik sejarah terhadap motivasi …
TRANSCRIPT
PENGARUH MEDIA KOMIK SEJARAH TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS V
SD INPRES JATIA KABUPATEN BANTAENG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Husnul Khatimah
10540 9073 14
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Apa pun naskah hidup kita,
Dimana pun tempat tinggal kita,
Kebahagiaan akan terwujud,
Jika hati kita dilibatkan dalam setiap langkah kehidupan,
Dan menjadikan Alquran dan Assunnah sebagai pedoman hidup kita.
Jika kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa
maka ikhlaskanlah niatmu, demikian pula dengan puasa dan salatmu.
Kerja Keras!
Kerja Cerdas!
Kerja Ikhlas!
Insya Allah.. Sukses!
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, saudaraku, sahabatku
Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
Mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
ABSTRAK
Husnul Khatimah. 2018. Pengaruh Media Komik Sejarah terhadap Motivasi
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten
Bantaeng. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Nurdin dan
Pembimbing II Syarifah Aeni Rahman.
Masalah utama dalam enelitian ini yaitu pembelajaran yang betusat ada
guru selama ini masih dilakukan oleh pendidik khususnya pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial sehingga media memiliki peranan yang sangat penting.
Anak mengenal dan menyukai sesuatu hal berawal dari apa yang mereka lihat dan
apa yang mereka dengar dari sekeliling mereka. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh media komik sejarah terhadap motivasi belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode eksperimen. Desain penelitian yaitu One Shot Case
Study dengan memberikan perlakuan terlebih dahulu kepada subjek penelitian
kemudian diobservasi dalam hal ini motivasi belajarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara media komik sejarah dengan motivasi belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial siswa kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng dengan hasil analisis
korelasi Pearson Product Moment diperoleh yaitu sebesar 0,62 yang memiki
tingkat pengaruh yang kuat. Koefisien determinasi yaitu = 0,3844 atau 38,44%
yang berarti pengaruh media komik sejarah terhadap motivasi belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng sebesar
38,44% sedangkan selisinya 61,56% ditemukan diluar variabel media komik
sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Inpres Jatia mengalami
perubahan yang dipengaruhi oleh media pembelajaran yakni media komik sejarah.
Kata kunci: Media Komik Sejarah, Motivasi Belajar.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada sumber ilmu pengetahuan, sumber
kebenaran, Sang Kekasih tercinta yang tidak terbatas pencahayaan cinta-Nya bagi
hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pengaruh Media Komik Sejarah terhadap Motivasi Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng. Tak
lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
membawa kita dari zaman biadab menuju zaman beradab.
Skripsi ini merupakan karya ilmiah sederhana yang penulis ajukan untuk
memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa sebelum dan selama mengadakan penyusunan
skripsi ini, tidaklah dapat terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, dukungan, dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Kedua orang tua tercinta Ayahanda Alimin dan Ibunda Harmia yang telah
memberikan dukungan baik moral maupun spiritual dalam menyelesaikan skripsi
ini. Demikian pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. H. Nurdin,
M.Pd selaku Dosen pembimbing I, dan Syarifa Aeni Rahman, S.Pd., M.Pd. selaku
Dosen pembimbing II yang telah memberikan dukungan secara langsung dengan
baik dan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada; Dr. H. Abd
Rahman Rahim, SE., MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin
Akib, M.Pd., Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, dan Sulfasyah, S.Pd., MA. Ph.D Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam
lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan
yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak SD Inpres
Jatia Kabupaten Bantaeng yang telah memberikan izin penelitian, segudang ilmu,
dan pengalaman yang tidak akan terlupakan. Penulis juga ucapkan terima kasih
kepada Sahabat-sahabatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2014 atas segala kebersamaan,
motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin
Makassar, Mei 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI… ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang. .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 6
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 6
1. Media Komik Sejarah .................................................................... 6
2. Motivasi Belajar ............................................................................. 16
3. Karakteristik Anak SD ................................................................... 26
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 28
C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 29
D. Hipotesis ............................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 32
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 32
B. Desain Penelitian .................................................................................. 32
C. Variabel Penelitian ............................................................................... 33
D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34
E. Prosedur Penelitian............................................................................... 35
F. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 36
G. Instrumen Penelitian............................................................................. 37
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 38
I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 47
A. Hasi Penelitian ..................................................................................... 47
1. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................ 47
2. Analisis Deskripsi Data Hasil Penelitian ....................................... 48
3. Analisis Statistik Inferensial .......................................................... 57
B. Pembahasan .......................................................................................... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 67
A. Kesimpulan .......................................................................................... 67
B. Saran ..................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jumlah Siswa SD Inpres Jatia ................................................................... 34
3.2 Jumlah Siswa Kelas V SD Inpres Jatia ..................................................... 35
3.3 Skor Alternatif Jawaban ............................................................................ 39
3.4 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelas .... 45
4.1 Kategori Media Komik Sejarah ................................................................ 50
4.2 Distribusi Frekuensi Angket Media Komik Sejarah ................................. 50
4.3 Skor Rata-rata setiap Indikator Angket Media Komik Sejarah ................ 51
4.4 Kategori Motivasi Belajar ......................................................................... 54
4.5 Distribusi Frekuensi Angket Motivasi Belajar .......................................... 54
4.6 Skor Rata-rata setiap Indikator Angket Motivasi Belajar ......................... 56
4.7 Tabel Penolong untuk Menghitung Korelasi Antara Media Komik
Sejarah dan Motivasi Belajar ................................................................... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kedudukan Komponen-Komponen Pembelajaran .................................... 7
2.2 Bagang Kerangka Pikir ............................................................................. 31
3.1 Desain One Shot Case Study ..................................................................... 33
3.2 Paradigma Sederhana ................................................................................ 33
4.1 Diagram Hasil Angket Media Komik Sejarah .......................................... 51
4.2 Diagram Hasil Angket setiap Indikator Media Komik Sejarah ................ 52
4.3 Diagram Hasil Angket Motivasi Belajar ................................................... 55
4.4 Diagram Hasil Angket setiap Indikator Motivasi Belajar ......................... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Kisi-kisi Angket Penelitian
3. Uji Coba Instrumen Angket Penelitian
4. Hasil Scan Lembar Angket Uji Coba
5. Angket Penelitian
6. Hasil Scan Angket Penelitian
7. Tabulasi Data Angket Uji Coba Instrumen Media Komik Sejarah
8. Pengujian Reliabilitas Angket Media Komik Sejarah
9. Tabulasi Data Angket Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar
10. Pengujian Reliabilitas Angket Motivasi Belajar
11. Tabulasi Data Angket Media Komik Sejarah
12. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Deskriptif Angket Media Komik Sejarah
13. Hasil Analisis Deskriptif Media Komik Sejarah setiap Indikator
14. Tabulasi Data Angket Motivasi Belajar
15. Rekapitulasi Data Analisis Deskriptif Angket Motivasi Belajar
16. Hasil Analisis Deskriptif Motivasi Belajar Setiap Indikator
17. Lembar Observasi
18. Gambar Media Komik Sejarah
19. Tabel Nilai-nilai r Product Moment
20. Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi t
21. Surat Pengantar LP3M
22. Surat Rekomendasi dari Badan Penanaman Modal Sulawesi Selatan
23. Surat Penelitian dari Badan Penanaman Modal Kabupaten Bantaeng
24. Surat Ketengan Telah Melakukan Penelitian
25. Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan seringkali diartikan secara sempit sebagai pengajaran di
sekolah. Bahkan lebih sempit lagi diartikan sebagai pengajaran di dalam kelas.
Pendidikan seharusnya memiliki arti yang jauh lebih luas dari pada sekedar
pengajaran. Pendidikan dapat diperoleh baik secara formal maupun non formal.
Pendidikan secara formal diperoleh dengan mengikuti program-program yang
telah direncanakan, terstruktur oleh suatu institusi, departemen atau kementrian
suatu negara seperti di sekolah. Sedangkan pendidikan non formal adalah
pengetahuan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari dari berbagai
pengalaman baik yang dialami atau dipelajari dari orang lain.
Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-
undang Republik Indonesia dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartanbat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulai,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah merupakan tempat yang ideal untuk menyelenggarakan
pendidikan dan mengembangkan potensi anak serta belajar untuk
mengembangkan kemampuan psikososial, moral dan emosional (Latifah,
2012:1). Sekolah sendiri memiliki jenjang yang berbeda-beda, salah satunya
adalah pendidikan jenjang Sekolah Dasar. Pendidikan pada jenjang ini, perlu
diperhatikan karena merupakan awal atau dasar peserta didik dalam mengenal
beberapa mata pelajaran. Guru sebagai pendidik memiliki peranan penting
dalam hal ini, sehingga harus memikirkan konsep pembelajaran yang menarik
agar peserta didik dapat menerima materi pelajaran yang disampaikan.
Membentuk suasana belajar mengajar yang menyenangkan tidak lepas
dari model, metode, dan media pembelajaran yang digunakan oleh pendidik
atau guru. Media dalam pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting.
Menurut Subriadi (2013:12) mengemukakan bahwa “Tanpa adanya media
dalam pembelajaran, suasana kelas akan terasa sangat membosankan dan siswa
lebih cenderung pasif dan tujuan yang ingin dicapai tidak akan pernah
terwujud”. Hal ini dikarenakan betapa pentingnya media dalam pengajaran
sebagai alat untuk menyampaikan dan memberikan pesan kepada peserta didik
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi terkait informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam fisik atau mental maupun
dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Menurut Arsyad (2013:25) bahwa “Media yang digunakan tidak hanya
menyenangkan, akan tetapi media pembelajaran harus dapat memberikan
pengalaman dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa”.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada wali kelas V
yakni ibu Erni Talib, S.Pd pada tanggal 4 Januari 2018 terkait mengenai siswa
kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng bahwa ada beberapa
permasalahan yang muncul diantanya, ada beberapa guru yang hanya lebih
banyak berbicara di depan kelas kemudian siswa diberi tugas atau kegiatan ini
bisa kita kenal dengan metode ceramah. Kegiatan seperti ini akan lebih baik
ketika dilengkapi dengan media yang dapat merangsang pola pikir peserta
didik. Terkhusus untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi
sejarah dirasa kurang menarik bagi peserta didik, sehingga motivasi belajarnya
pun sangat kurang.
Materi sejarah misalnya pengenalan tokoh pahlawan masih banyak
peserta didik yang tidak tau mengenai nama-nama pahlawan tersebut.
Mirisnya lebih banyak diantara peserta didik yang apabila ditanya tentang
tokoh-tokoh pahlawan mereka menjawab dengan menyebutkan nama-nama
pahlawan superhero yang banyak dipublikasikan baik dalam bentuk film
maupun komik. Alasan lain mengapa banyak peserta didik yang kurang
termotivasi belajar sejarah adalah buku-buku yang ada lebih banyak
menampilkan tulisan dari pada gambar. Sehingga anak mudah cepat bosan dan
kehilangan selera membacanya.
Media memiliki peranan yang sangat penting. Anak mengenal dan
menyukai sesuatu hal berawal dari apa yang mereka lihat dan apa yang mereka
dengar dari sekeliling mereka. Salah satu media hiburan yang sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari adalah komik. Cukup banyak ilmu dan
pengetahuan yang bisa diperoleh dari komik misalnya belajar membaca,
memahami cerita dengan cara visualisasi dan mengenal warna. Komik pun
dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam dunia pendidikan karena
komik dapat dirancang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Komik
berfungsi sebagai penyampai pesan pembelajaran dengan media visual yang
dikemas semenarik mungkin agar anak-anak atau peserta didik lebih tertarik
untuk belajar.
Penggunaan komik dalam penelitian ini bertujuan untuk menambah
variasi media dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sekaligus untuk
mengurangi kebosanan siswa terhadap materi sejarah yang disajikan dalam
bentuk bahasa tulisan. Dengan disajikannya materi sejarah kedalam bentuk
komik, diharapkan mampu menarik minat siswa serta memberikan motivasi
siswa untuk belajar sejarah.
Hasil penelitian Hutchinson (Ariefyanto, 2013) menemukan bahwa
74% guru yang disurvei menganggap bahwa komik membantu memotivasi,
sedangkan 79% mengatakan komik meningkatkan partisipasi individu.
Berdasarkan latar belakang tersebut penggunaan komik sebagai media
pengenalan sejarah sangat baik digunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, penulis memberikan solusi yaitu Pengaruh Media Komik Sejarah
Terhadap Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD
Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah; Adakah Pengaruh Media Komik Sejarah Terhadap
Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD Inpres Jatia
Kabupaten Bantaeng?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui pengaruh media komik sejarah terhadap motivasi belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penelitian diatas adapun manfaat yang diharapkan
adalah.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengalaman dan sebagai media pelatihan serta menjadi referensi bagi
peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru. Memudahkan guru dalam mengajarkan materi sejarah pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial agar materi yang disampaikan
lebih mudah dipahami dan pembelajaran berlangsung secara menarik
b. Bagi peserta didik, sebagai media pembelajaran yang menyenangkan dan
dapat memahami sejarah secara lebih menarik serta memberikan
pengaruh positif bagi dirinya dan lingkungan sekitar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Media Komik Sejarah
a. Hakekat Media dalam Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum
suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana dan Achmad
Riva’i, 2011:1). Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi
karena dalam proses pendidikan terdapat komunikator, komunikan, dan
pesan (Munadi, 2013:2). Dalam proses komunikasi tersebut terjadi proses
saling tukar informasi maupun pesan, bisa dalam bentuk pengetahuan,
ide, gagasan, kelahlian, skill, pengalaman, dan lain-lain. Maka
pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi yang melibatkan guru
dan siswa dengan materi pembelajaran sebagai pesan yang hendak
disampaikan dengan orientasi pada ketercapaian suatu tujuan pendidikan.
Pesan dalam pembelajaran harus dapat diterima oleh siswa. Akan
tetapi terkadang dalam pembelajaran siswa kurang mampu menyerap
pelajaran yang diberikan guru secara efektif dan efisien. Salah satu cara
untuk mengatasi kekurangan tersebut adalah penggunaan media dalam
pembelajaran. Kedudukan media dalam pembelajaran sebagai perantara
agar pesan dalam pembelajaran dapat tersampaikan kepada siswa secara
efektif dan efisien. Optimalisasi penggunaan media, pembelajaran dapat
berlangsung dan mencapai hasil optimal (Musfiqon, 2012:36).
Kata media berasal dari kata latin “medius” yang artinya tengah.
“Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan” (Sadiman dkk,
2011:7). Pembelajaran di dalam kelas merupakan suatu kegiatan
komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa dan guru,
dengan informasi yang ingin disampaikan berupa materi pelajaran.
Materi, guru, strategi, media dan siswa menjadi rangkaian mutual
yang saling mempengaruhi sesuai kedudukan masing-masing dalam
pembelajaran. Pembelajaran yang optimal harus didukung masing-
masing komponen dalam pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran
akan tercapai apabila antara komponen pembelajaran tersebut terdapat
link and match yang baik. Kedudukan antar komponen dalam
pembelajaran ditunjukkan dalam bagan berikut.
Gambar 2.1
Kedudukan Komponen-Komponen Pembelajaran (Musfiqon, 2012:37)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah sarana yang digunakan
sebagai perantara untuk menyampaikan pesan berupa materi
pembelajaran kepada siswa secara optimal guna mencapai tujuan
pembelajaran. Media pembelajaran membantu guru menjelaskan materi
pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal serta memberikan
pengalaman konkret pada peserta didik. Materi pembelajaran akan lebih
mudah dan jelas dengan menggunakan media pembelajaran. Media
sebagai salah satu komponen pembelajaran bukan sekedar sebagai alat
bantu mengajar melainkan bagian integral dari pembelajaran.
b. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa kelompok.
Menurut Sudjana dan Achmad Riva’i (2011:3) mengemukakan bahwa
media pembelajaran mencakup empat yaitu:
Pertama,media grafis atau sering pula disebut media dua dimensi
seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun,
komik;Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model
seperti model padat (solid model), model penampang, model
susun, model kerja, mock up, diorama, dll; Ketiga,media proyeksi
seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP; Keempat,
penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
Media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat kelompok
besar berdasarkan keterlibatan indera, yaitu media audio, media visual,
media audio-visual, dan multimedia (Munadi, 2013:54-57).
1) Media Audio, adalah media yang hanya melibatkan indera
pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara
semata. Pesan yang diterima dari media audio berupa pesan verbal,
yakni bahasa lisan atau kata-kata dan pesan nonverbal seperti bunyi-
bunyian, vokalisasi, gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain, yang
termasuk jenis media audio adalah program radio dan program media
rekam.
2) Media Visual, adalah media yang hanya melibatkan indera
penglihatan. Termasuk dalam media ini adalah media cetak verbal,
media cetak grafis, dan media visual non cetak.
3) Media Audio-visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan
dan pendengaran sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang
disalurkan dapat berupa pesan verbal dan non-verbal yang terlihat
(dalam bentuk visual) maupun terdengar (dalam bentuk audio).
Contoh media ini diantaranya film, film dokumenter, drama, dan lain-
lain.
4) Multimedia, melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses
pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang
memberikan pengalaman secara langsung, bisa melalui komputer dan
internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan terlibat. Termasuk
dalam pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata,
sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah permainan dan
simulasi, bermain peran dan forum teater.
Pandangan lain tentang klasifikasi media menurut Gerlach dan
Ely (Suprianta, 2015:17) mengelompokkan media menjadi mejadi
delapan jenis yaitu:
1) Benda sebenarnya; meliputi orang, peristiwa benda, dan demonstrasi.
2) Simbol verbal (verbal representation); meliputi bahan cetak seperti
buku teks, buku kerja, LKS, dan surat kabar (majalah dan koran).
Kata-kata yang diproyeksikan melalui slide, film, transparansi, film
strip, termasuk dalam kategori ini, termasuk juga catatan di papan
tulis, judul pada buletin dan setiap bentuk kata tertulis yang
menyatakan suatu ide tertentu.
3) Grafik; meliputi grafik, chart, peta, diagram, gambar yang dibuat
untuk dengan maksud menyampaikan suatu ide.
4) Gambar diam; foto setiap benda atau peristiwa apapun termasuk di
dalamnya.
5) Gambar bergerak; gambar hidup/bergerak, rekaman video adalah
gambar bergerak baik dalam warna ataupun hitam putih, bersuara
maupun tidak, gambar langsung maupun animasi.
6) Rekaman suara (audio recording); rekaman yang dibuat pada pita
magnetik, piringan hitam, atau jalur suara film, substansi yang
terpenting adalah bahan verbal.
7) Program adalah urutan informasi (audio, visual, atau audio-visual)
yang dirancang untuk menimbulkan tindakan yang ditetapkan
sebelumnya.
8) Simulasi; yakni tiruan situasi nyata yang telah dirancang mendekati
sedekat mungkin peristiwa atau proses yang nyata.
Para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda satu sama lain
dalam mengelompokkan media pembelajaran. Berdasarkan pendapat para
ahli di atas maka media pembelajaran dibedakan berdasarkan bentuknya,
keterlibatan indranya, dan lain-lain.
c. Pengertian Komik Sejarah
Komik berasal dari bahasa Inggris “comik” yang berarti segala
sesuatu yang sifatnya menghibur. Menurut Gumelar (2004:6)
menjelaskan bahwa:
Komik adalah urutan-urutan gambar yang ditata sesuai tujuan dan
filosofi pembuatannya hingga pesan cerita tersampaikan, komik
cenderung diberi lettering yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan.
Menurut Sudjana dan Achmad Riva’i (2011:64) mengatakan
bahwa:
Komik sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapan karakter
dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat
dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan
hiburan kepada para pembaca. Komik terdiri atas berbagai situasi
cerita bersambung.
Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, menurut Ranang, dkk
(2010:245) “komik adalah suatu bentuk seni dengan menggunakan
gambar-gambar yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk
suatu jalinan cerita”. Jadi berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa komik dijelaskan sebagai pesan atau cerita yang
disajikan secara visual dalam bentuk gambar berurutan dalam bingkai-
bingkai dengan dilengkapi teks narasi atau dialog dalam balon-balon
kata.
Membuat komik yaitu dengan proses pembuatan membingkai
waktu dan menyusunnya menjadi sebuah cerita. Memotret momen-
momen tertentu dan menyusunya menjadi sebuah tuturan cerita secara
visual. Momen-momen yang disusun dalam urutan tertentu bisa
menimbulkan kesan gerak yang filmis (Darmawan, 2012:52). Tujuan
komik adalah “menghibur pembaca dengan bacaan yang ringan. Bentuk
tampilan komik lebih atraktif dan menjangkau pembaca yang lebih luas
dalam berbagai tingkat usia” (Ranang dkk, 2010:8). Cerita-cerita yang
ringkas dan menarik perhatian, dilengkapi dengan aksi dan suasana yang
lebih hidup, serta diolah dengan pemakaian warna-warna utama secara
bebas menjadi keunggulan dan daya tarik dari sebuah komik.
d. Jenis-Jenis Komik
Komik dibedakan dalam 2 kategori berdasarkan bentuknya yaitu
komik bersambung (comic stips) dan buku komik (comic book). Namun
dalam perkembangan selanjutnya terdapat beberapa jenis komik yang
lainnya. Jenis-jenis komik diantaranya komik strip, buku komik, novel
grafis, komik kompilasi dan komik online (Maharsi, 2010:15).
1) Komik strip (comic strips), komik yang hanya terdiri dari beberapa
panel saja dan biasanya muncul di surat kabar ataupun majalah.
2) Buku komik (comic book), komik yang disajikan dalam bentuk buku
yang tidak merupakan bagian dari media cetak lainnya. Kemasan
comic book ini lebih menyerupai majalah dan terbit secara rutin.
3) Novel grafis (graphic novel), komik yang memiliki tema-tema yang
lebih serius dengan panjang cerita hampir sama dengan novel dan
ditujukan bagi pembaca dewasa bukan anak-anak.
4) Komik kompilasi, merupakan kumpulan dari beberapa judul komik
dari beberapa komikus yang berbeda.
5) Komik online (web comic), komik yang menggunakan media internet
dalam publikasinya. Komik ini muncul seiring dengan munculnya
cyberspace di dunia teknologi komunikasi Bonneff.
Jenis komik yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan
media komik pembelajaran ini adalah jenis buku komik (comic book).
e. Peranan Media Komik dalam Pembelajaran
Anak-anak tentu tidak asing dengan buku komik. Komik
menyajikan cerita bergambar yang mampu menarik anak-anak untuk
membacanya. Namun komik yang beredar di pasaran tidak semuanya
mengandung nilai edukatif. Komik menjadi suatu bentuk bacaan dimana
anak mau membacanya tanpaharus dibujuk. Melihat popularitas komik
yang banyak disukai anak-anak bahkan sampai dewasa, maka komik
memiliki potensi yang besar digunakan sebagai media pendidikan.
Daya tarik komik terdapat pada ilustrasi gambar yang menarik
dengan teks yang relatif singkat. Pemakaian komik yang luas dengan
ilustrasi berwarna, alur cerita yang ringkas dengan perwatakan tokohnya
yang realistis menarik siswa dari berbagai usia utuk membacanya.
Dengan bimbingan guru, komik dapat mejadi media meningkatkan minat
baca peserta didik. Pada mulanya komik ditujukan untuk membuat
gambar-gambar yang menceritakan secara semiotic (simbolis) maupun
secara hermeneutics (tafsiran) tentang hal-hal yang lucu (Gumelar,
2011:2).
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu
bentuk gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk
menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap
terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun tanpa
digambar detail dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang
mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Kalau makna kartun
mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya
akan tahan lama di ingatan. Kemampuannya besar sekali untuk
mempengaruhi sikap maupun tingkah laku (Sadiman dkk, 2011:45).
f. Kelebihan dan Kekurangan Media Komik
Komik sebagai media pembelajaran merupakan salah satu usaha
untuk menarik minat belajar siswa, agar dapat memahami suatu materi
pelajaran dengan lebih efektif. Seperti halnya dengan media-media yang
lain, media komik juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Menurut
Trimo (Rizqiah, 2009:26) media komik yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran mempunyai kelebihan sebagai berikut.
1) Komik menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya,
2) Dapat mempermudah minat baca anak,
3) Seluruh jalan cerita komik menuju kesatu hal yakni perbaikan,
4) Dengan membandingkan gambar-gambar, anak didik diberi kebebasan
menilai segi artistiknya,
5) Dapat mengembangkan imajinasi anak sehingga selaras dengan tujuan
pendidikan membentuk manusia kreatif,
6) Merupakan suatu alat yang ampuh sebagai bahan mengintroduksi
suatu topik atau subyek bahan pelajaran atau diskusi.
Kelebihan yang dimiliki media komik, membantu seorang
pengajar hendaknya dapat memanfaatkan media komik dengan sebaik-
baiknya sebagai media pembelajaran yang dapat membantu guru
menyampaikan materi kepada siswa. Kelebihan komik sebagai media
pembelajaran yang dipaparkan diatas, komik juga memiliki kelemahan.
Seperti yang diungkapkan Trimo (Rizqiah, 2009:27) komik memiliki
kelemahan dalam hal-hal tertentu antara lain.
1) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca
sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang
tidak bergambar,
2) Ditinjau dari segi bahasa komik sering menggunakan kata-kata kotor
atau pun kalimat-kalimat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan,
3) Komik menyebabkan anak malas belajar atau bekerja,
4) Banyak adegan percintaan yang menonjol, dan
5) Banyak gambar-gambar tokoh yang tidak atau kurang artistik.
Berdasarkan berbagai kelebihan dan kelemahan komik yang
diungkapkan di atas, peneliti berpendapat bahwa komik dapat dijadikan
sebagai media yang memiliki nilai edukatif tinggi, dengan adanya
keprofesionalan seorang guru. Penggunaan komik sebagai media
pembelajaran seorang guru harus dapat mengatatasi kelemahan komik.
Dengan demikian, media komik yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah komik yang didalamnya mengandung nilai edukatif dan dapat
digunakan sebagai media pembelajaran untuk mempermudah peserta
didik dalam menerima dan memahami materi ynag disampaikan oleh
guru secara efektif dan efisien.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai akar kata dari bahasa latin movere, yang
berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Menurut Majid (2013:309)
mengatakan bahwa:
Motivasi merupakan sebuah energi yang aktif yang menyebabkan
terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang sehingga
mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu
dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus
tercapai.
Menurut Hamdani (2011:290) menjelaskan bahwa:
Motivasi merupakan hasrat untuk belajar dari seorang individu.
Seorang siswa dapat belajar secara lebih efisien apabila ia
berusaha untuk belajar secara maksimal. Motivasi belajar dapat
datang dari dalam diri siswa yang rajin membaca buku dan
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu masalah.
Definisi motivasi lebih lanjut menurut Purwanto (2007:71)
menjelaskn bahwa:
Motivasi sebagai pendorong suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya
untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka motivasi dalam
kegiatan belajar, dapat diartikan sebagai suatu keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
dapat menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh anak tersebut dapat tercapai.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar sebagai bentuk perubahan tingkah laku secara
relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik
atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Slameto (2013:2) mengatakan bahwa:
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi
dengan lingkunganya.
Menurut Setyowati (2007:8) menjelaskan bahwa:
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku
manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian,
dan bahkan persepsi manusia.
Definisi belajar lebih lanjut menurut Djamarah (2002:13)
menjelaskn bahwa:
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotorik
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak
dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan, pengetahauan, sikap,
keterampilan, dan daya pikir.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal
pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Indikator motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan
keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
adanya harapan dan cita-citamasa depan, adanya penghargaan dalam
belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan
belajar yang kondusif, sehingga kemungkinan seorang siswa dapat
belajar dengan baik (Uno, 2014:23).
b. Macam-macam Motivasi Belajar
Motivasi belajar dibedakan menjadi beberapa macam atau jenis
motivasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Motivasi atau
motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Berbagai macam motivasi
dapat terbagi menjadi empat yakni motivasi dilihat dari dasar
pembentuknya, motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis,
motivasi jasmaniah dan rohaniah, serta motivasi intrinsik dan ekstrinsik
(Sardiman, 2012:86-90).
1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
Dilihat dari dasar pembentukanya, motivasi dibedakan menjadi
motif-motif bawaan dan motif-motif yang dipelajari. Motif-motif
bawaan, adalah motifyang dibawa sejak lahir, jadi motivasi ada tanpa
dipelajari. Sebagai contoh misalnya seperti dorongan untuk makan,
dorongan untuk bekerja, dan untuk beristirahat. Sedangkan motif-
motif yang dipelajari adalah motif yang timbul karena dipelajari,
seperti dorongan untuk belajar cabang ilmu pengetahuan, dan
dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyaraka.
2) Motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis.
Menurut Woodworth dan Marquis, motivasi dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu (1) motif atau kebutuhan organis yang
meliputi kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, dan beristirahat;
(2) motif-motif darurat yang meliputi dorongan untuk menyelamatkan
diri, 37dorongan untuk membalas, dan untuk memburu; (3) motif-
motif objektif, yang meliputi kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,
melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.
3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah.
Motivasi jasmaniah yang dimaksudkan seperti misalnya:
refleks, insting otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk
motivasi rohaniah adalah kemauan.
4) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karenadalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti contoh
bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala
sesuatu bukan karena ingin pujian. Sedangkan motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai
bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar.
Disamping itu Frandsen (Sardiman, 2012:87), masih
menambahkan jenis-jenis motif yakni cognitive motives, self-expression,
self-enhancement.
1) Cognitive motives
Motif ini menunjuk pada gejala intrinsik, yakni menyangkut
kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri
manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental.
2) Self-expression
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang
penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan
bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu
kejadian. Jadi dalam hal ini sesorang memiliki keinginan untuk
aktualisasi diri.
3) Self-enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri sesorang. Dalam belajar dapat diciptakan
suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu
prestasi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka erdapat bermacam-
macam jenis motivasi apabila dilihat dari berbagai sudut pandang.
Namun pada intinya, motivasi dalam diri seseorang dapat berasal dari diri
siswa sejak dia dilahirkan, dan juga dapat berasal dari proses interaksinya
dengan lingkungan yang keduanya baik dari dalam diri siswa maupun
dari luar siswa senantiasa memberikan dorongan kepada seseorang untuk
berbuat sesuatu.
c. Fungsi Motivasi Belajar
Belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Prestasi belajar yang
didapat siswa akan menjadi lebih optimal, jika anak tersebut memiliki
motivasi belajar yang tinggi dalam dirinya. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasilpula pelajaran itu. Sehubungan dengan hal
tersebut menurut Sardiman (2012:84-85), ada tiga fungsi motivasi, yaitu.
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah
dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan
pembelajaran, antara lain dalam (1) menentukan hal-hal yang dapat
dijadikan penguat belajar; (2) memperjelas tujuan belajar yang hendak
dicapai; (3) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar; dan
(4) menentukan ketekunan belajar (Uno, 2015:27).
Fungsi motivasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar
menurut Hamdana (2011:292-293) antara lain sebagai berikut.
1) Fungsi penggerak dalam motivasi.
Penggerak dalam motivasi belajar untuk siswa dapat
dilakukan melalui berbagai cara, antara lain dengan metode
penemuan, motivasi kompetensi, belajar terpogram, dan
prosedur brainstorming.
2) Fungsi harapan.
Guru memberi harapan-harapan untuk menggugah
motivasi belajar dengan cara antara lain merumuskan tujuan
instruktusional sekhusus mungkin, perubahan-perubahan
harapan, dan tingkat aspirasi.
Fungsi lain yaitu motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorongusaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu
usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang tinggidalam belajar
akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya
usahayang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang
yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik (Sardiman
2012:84).
d. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar
Ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar yaitu sebagai
berikut: tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan,
menunjukan minat terhadap macam-macam masalah. lebih senang
bekerja sendiri, lebih cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin, dapat
mempertahankan pendapatnya, senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal (Sardiman, 2012:83).
Menurut Uno (2014:23), indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4) Adanya penghargaan dalam belajar.
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Siswa akan mendapatkan prestasi yang baik apabila dalam dirinya
memiliki motivasi yang kuat untuk belajar. Ciri-ciri motivasi itu akan
sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar
mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan soal, ulet
dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.
Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak dalam sesuatu yang
rutinitas dan mekanis. Sikap-sikap tersebut dapat memudahkan siswa
untuk berprestasi.
Siswa akan mampu mempertahankan pendapatnya, apabila ia
sudah merasa yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih
lanjut siswa juga harus peka dan responsif terhadap berbagai masalah
umum, dan bagaimana memikirkan pemecahanya. Hal tersebut harus
dipahami oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat
memberikan motivasi yang tepat dan optimal.
Motivasi belajar pada diri siswa dalam proses belajar mengajar
akan menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Pembelajaran akan
lebih bermakna dan pencapaian prestasi siswa akan lebih optimal dengan
adanya motivasi belajar. Oleh karenanya, penting bagi guru untuk dapat
memunculkan motivasi belajar pada setiap diri siswanya dengan berbagai
cara. Salah satunya dengan memaksimalkan keterampilan guru dalam
menciptakan variasi mengajar untuk lebih memotivasi siswa dalam
belajar.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi sangat diperlukan dalam belajar. Hasil belajar akan
menjadi maksimal, begitu pula dengan prestasi belajar yang didapatkan
siswa akan menjadi lebih optimal, jika ada motivasi. Motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Semakin
tepat motivasi yang diberikan, maka akan semakin berhasil pula
pelajaran yang diberikan. Mengingat pentingnya motivasi belajar dalam
diri siswa, maka dalam proses pembelajaran di sekolah, motivasi belajar
pada diri siswa dapat ditimbulkan dengan berbagai cara yang dapat
dilakukan guru. Enam faktor yang didukung oleh sejumlah teori
psikologi dan penelitian terkait yang memiliki dampak substansial
terhadap motivasi belajar peserta didik. Keenam faktor yang dimaksud
yaitu: “sikap, kebutuhan, rangsangan, afeksi, kompetensi, dan
penguatan” (Rifa’i dkk, 2012:163).
Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar
peserta didik karena sikap membantu peserta didik dalam merasakan
dunianya dan memberikan pedoman kepada perilaku. Sikap juga akan
membantu seseorang merasa aman disuatu lingkungan yang pada
mulanya tampak asing. Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar.
Sikap diperoleh melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran,
identifikasi, perilaku peran (pendidik-murid, orang tua anak-anak, dan
sebagainya). Karena sikap itu dipelajari, sikap juga dapat dimodifikasi
dan diubah. Pengalaman baru secara konstan mempengaruhi sikap,
membuat sikap berubah, intensif, lemah ataupun sebaliknya.
Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai
suatu kegiatan internal yang membantu peserta didik untuk menapai
tujuan. Perolehan tujuan merupakan kemampuan melepaskan atau
mengakhiri perasaan kebutuhan dan tekanan. Kebutuhan itu berada
dalam jaringan atau memori manusia, dan kebutuhan itu dapat bersifat
fisiologis, seperti, lapar, atau kebutuhan itu merupakan hasil belajar,
seperti kebutuhan untuk berprestasi.
Rangsangan merupakan perubahan di dalam presepsi atau
pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersikap aktif.
Rangsangan secara langsung membantu memenuhi kebutuhan belajar
peserta didik. Setiap peserta didik memiliki keinginan untuk mempelajari
sesuatu dan memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran. Namun
apabila mereka tidak menemukan proses pembelajaran yang merangsang,
perhatianya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang
mengakibatkan peserta didik yang pada mulanya termotivasi untuk
belajar pada akhirnya menjadi bosan terlibat dalam pembelajaran.
Afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional, kecemasan,
kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu
belajar.Setiap lingkungan belajar secara konstan dipengaruhi oleh reaksi
emosional peserta didik. Demikian pula karena peserta didik dalam
belajar sering kali berkaitan dengan perasaan sukses dan gagal, maka
perasaan personalnya secara terus menerus akan tidak menentu. Kegiatan
emosi peserta didik pada kegiatan belajar itu memiliki pengaruh penting.
Pendidik hendaknya memahami bahwa emosi peserta didik bukan saja
mempengaruhi perilaku melainkan juga mempengaruhi cara berpikirnya.
Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperoleh
kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi mengasumsikan
bahwa peserta didik secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi
dengan lingkunganya secara efektif. Peserta didik secara intrinsik
termotivasi untuk menguasai lingkungan dan mengerjakan tugas-tugas
secara berhasil agar menjadi puas. Demikian pula setiap orang secara
genetik diprogram untuk menggali, menerima, berpikir, manipulasi, dan
mengubah lingkungan secara efektif.
Salah satu hukum psikologis yang fundamental adalah penguatan
(reinforcement). Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan
atau meningkatkan kemungknan respon. Para pakar psikologi telah
menemukan bahwa perilaku seseorang dapat dibentuk kurang lebih sama
melalui penguatan positif atau negtif. Penggunaan peristiwa penguatan
yang efektif seperti, penghargaan hasil karya peserta didik, pujian,
penghargaan sosial, dan perhatian, dinyatakan sebagai variabel penting di
dalam perancangan pembelajaran.
3. Karakteristik Anak SD
Rata-rata anak SD berada pada rentang usia 6-12 tahun. Anak-anak
pada usia ini dikatakan pada masa matang untuk belajar dan masa matang
untuk sekolah (Djamarah, 2002:89). Disebut masa matang untuk belajar
karena anak sudah berusaha untuk mencapai sesuatu, tetapi perkembangan
aktifitas bermain yang hanya bertujuan untuk mendapatkan kesenangan.
Disebut matang bersekolah karena anak sudah menginginkan kecakapan-
kecakapan baru, yang dapat diberikan oleh sekolah. Pada masa ini anak
secara relatif lebih mudah dididik dari pada sebelum dan sesudahnya.
Anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) masih cenderung menyukai
berbagai jenis warna. Akan tetapi di usia 12 tahun anak hanya menyukai
beberapa warna saja. Oleh karena itu, kontras warna yang akan dipilih
sedikit sederhana. Anak kelas V SD termasuk dalam masa kelas tinggi.
Menurut Djamarah (Supriyanta, 2015:50) anak pada masa ini memiliki sifat
khas sebagai berikut.
a. Adanya minat untuk kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini
menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-
pekerjaan yang praktis.
b. Realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
c. Ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus pada akhir masa
ini.
d. Sampai kira-kira usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang
dewasa lain.
e. Gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain
bersama dimana dalam permainan ini anak tidak terikat pada aturan
permainan sederhana melainkan membuat peraturan sendiri.
Dilihat dari sisi perkembangan kognitifnya, siswa SD secara umum
termasuk dalam tahap operasional konkret (concrete operation). Hal ini
berdasarkan klasifikasi perkembangan kognitif Piaget (Siwoyo, 2011:111)
sebagai berikut.
a. Tahap sensori motor (usia 0,0-2,0 tahun)
b. Tahap pra operasional (usia 2,0-7,0 tahun)
c. Tahap operasional konkret (usia 7,0-11,0 tahun)
d. Tahap operasional formal (usia 11,0-14,0 tahun).
Siswa SD berada pada tahap operasional konkret, maka siswa telah
mampu berfikir menggunakan logika yang memadai dengan bantuan benda-
benda konkret. Siswa belum mampu mencerna materi yang bersifat abstrak.
Karakteristik tersebut berimplikasi pada pembelajaran harus dilakukan
menggunakan objek-objek konkret untuk siswa, bukan sekedar
menggunakan bahasa verbal. Pembelajaran harus dilakukan dengan kegiatan
yang mengandung interaksi inderawi antara siswa dengan benda-benda
ataupun fenomena yang konkret untuk mengembangkan kemampuan
berfikir siswa.
B. Peneitian yang Relevan
1. Penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Media Komik dalam
Pembelajaran Matematika Materi Pecahan Siswa Kelas IV SD Negeri 3
Tuksongo Pringsurat Temanggung”. Penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan komik sebagai media pembelajaran lebih disukai dan menarik
bagi para siswa, sehingga meningkatkan minat belajar siswa. Selain itu,
media komik merupakan media baru bagi siswa. Media komik membantu
siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga pembelajaran matematika
menjadi lebih menyenangkan dan memudahkan siswa dalam memahami
materi pecahan dalam pembelajaran matematika, Septiyana (Setyani,
2016:37-38).
2. Penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Media Komik Pembelajaran
Tematik Untuk Menanamkan Nilai Kejujuran Pada Siswa Kelas II SD
Negeri Deresan Yogyakarta”. Media komik pembelajaran tematik yang
dikembangkan terbukti memberikan hasil yang baik. Dari keseluruhan
penilaian ahli dan uji coba lapangan yang dilakukan, media komik
pembelajaran tematik ini termasuk dalam kategori layak dan dapat
digunakan dalam proses pembelajaran, Quniawati (Setyani, 2016:38).
3. Penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Komik di dalam Pembelajaran
Qiro’ah (Eksperimen di MTsN Ngemplak Yogyakarta)”. Hasil penelitian
yang telah dilakukan penulis membuktikan bahwa media komik dapat
meningkatkan motivasi belajar bahasa arab siswa, yang kemudian juga
dapat meningkatkan kemampuan belajar bahasa arab siswa terutama pada
materi qira’ah (Ghufron, 2008:93).
C. Kerangka Pikir
Kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya materi
sejarah di sekolah dasar, pada umumnya sekolah masih menggunakan media
textbook atau buku paket IPS sebagai satu-satunya acuan yang digunakan. Hal
ini disebabkan karena belum banyaknya media yang tersedia untuk digunakan
dalam menjelaskan materi sejarah, sehingga kegiatan pembelajaran materi
sejarah menjadi monoton dan kurang menarik serta kurang memberikan
motivasi bagi siswa.
Berpijak dari permasalahan yang ada yaitu belum banyaknya media
untuk materi sejarah yang tersedia, maka media komik sejarah adalah media
yang akan membantu siswa dalam memahami materi sejarah serta menambah
variasi media yang digunakan dalam proses pembelajaran sejarah.Terdapat dua
alasan penggunaan media komik dalam pembelajaran IPS materi sejarah.
Pertama, hampir seluruh materi sejarah disajikan dalam bentuk teks bacaan
yang membuat siswa kesulitan dalam memahami dan mengingat materi
sejarah. Kedua, media komik lebih praktis karena dapat digunakan dimanapun
dan dalam berbagai situasi.
Media komik yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap pelaksanaan pembelajaran sejarah. Media komik sebagai salah satu
media pembelajaran diharapkan mampu mempermudah belajar siswa serta
meningkatkan tingkat penyerapan materi sejarah. Seiring dengan meningkatnya
tingkat penyerapan materi pembelajaran, nilai afektif siswa juga akan terbentuk
melalui keteladan dari tokoh-tokoh dalam cerita. Komik sebagai media
pembelajaran sekaligus memberikan hiburan bagi siswa sehingga siswa tidak
cepat bosan terhadap materi. Komik dalam pembelajaran diharapkan mampu
meningkatkan minat siswa untuk membaca sehingga pada akhirnya pencapai
hasil belajarsiswa juga meningkat.
Penelitian yang relevan, media komik dapat menambah minat siswa
dalam belajar, memudahkan siswa dalam memahami dan mengingat materi
sejarah, menambah variasipenggunaan media dalam proses pembelajaran, dan
menimbulkan rasa senang serta merangsang motivasi siswa untuk lebih aktif
dan kreatif dalam berpikir. Media yang dikembangkan adalah media berbentuk
komik. Alur yang runtut dan teratur serta cerita yang sederhana dalam komik,
diharapkan mampu mempermudah siswa dalam memahami materi sejarah.
Dari pemaparan di atas, maka kerangka berpikir yang dibuat yaitu.
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir
D. Hipotesis
Terdapat pengaruh media komik sejarah terhadap motivasi belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng.
Siswa kelas V
Motivasi belajar sejarah rendah
Poses belajar mengajar
menggunakan media komik
sejarah
Analisis
Motivasi Belajar Siswa
Temuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan cara untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2015:2). Metode penelitian yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan
metode pendekatan kuantitatif. Metode eksprimen merupakan metode
penelitian yang mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin
mengadakan kontrol/manipulasi sebuah variabel yang relevan (Nazir,
2005:73). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-
eksperimen. Penelitian pre-eksperimen hasilnya merupakan variabel dependen
bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh media komik sejarah terhadap motivasi
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang
digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dan menjawab pernyataan
penelitian. Penelitian eksperimen terdapat beberapa bentuk desain yang dapat
digunakan. Penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk pre-eksperimental
design dengan jenis one shoot case study. Desain penelitian ini terdapat suatu
kelompok yang diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi motivasi
belajarnya. Penelitian ini variabel bebasnya adalah media komik sejarah,
sedangkan motivasi belajar siswa merupakan variabel terikatnya. Secara
prosedur rancangan desain penelitian seperti ditunjukkan dalam ilustrasi
berikut ini.
.
Gambar 3.1 Desain One-Shot Case Study
(Sugiyono, 2011:72)
dengan:
X = Treatment (Pembelajaran dengan Media Komik Sejarah)
O = Observasi (Motivasi Belajar)
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,
2015:61). Variabel dalam penelitian ini perlu didefenisikan untuk menghindari
salah penafsiran. Secara operasional variabel penelitian didefenisikan sebagai
berikut:
Gambar 3.2 Paradigma Sederhana
Keterangan:
X = Media Komik Sejarah
Y = Motivasi Belajar
X O
X Y
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas adalah
“variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen” (Sugiyono 2012:61). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah komik sejarah.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen sering disebut variabel terikat merupakan
“variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas” (Sugiyono 2012:61). Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah motivasi belajar.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah “keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”
(Sujarweni, 2014:65). Penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
siswa SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng yang berjumlah 133 orang.
Tabel 3.1 Jumlah siswa SD Inpres Jatia
No. Kelas Jenis Kelamin
Jumlah P L
1 I 10 8 18 Siswa
2 II 14 10 24 Siswa
3 III 13 9 22 Siswa
4 IV 9 11 20 Siswa
5 V 10 13 23 Siswa
6 VI 18 8 26 Siswa
Total 133 Siswa
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu (Sugiono, 2011:81). Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Non Probability Sampling
menggunakan sampling purposive yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Salah satu pertimbangan dari peneliti yaitu materi
terkait keaneka ragaman budaya yang ada di Indonesia itu dipelajari pada
kelas V sehingga sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres
Jatia Kabupaten Bantaeng yang berjumlah 23 orang siswa.
Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas V SD Inpres Jatia
Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
V 13 orang 10 orang 23 orang
E. Prosedur Penelitian
Suatu penelitian dapat berjalan dengan baik apabila prosedur penelitian
telah ditetapkan sebelum kelapangan. Adapun prosedur penelitian adalah:
1. Melakukan observasi awal
2. Menentukan populasi dan sampel
3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian.
4. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5. Membuat kisi-kisi instrument dan mengembangkan instrument
berdasarkan kerangka teori.
6. Melaksanakan penelitian dengan menguji coba instrument dan menghitung
validitas dan reliabilitas.
7. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
8. Menyebarkan angket kepada responden
9. Menganalisis data untuk menguji hipotesis dan menjawab masalah.
10. Membuat generalisasi
F. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variable adalah variable penelitian dimaksudkan
untuk memahami arti setiap variable penelitian sebelum dilakukan analisis
(Sujarweni, 2014:87). Berikut definisi operasional variabel yang akan diteliti.
1. Media Komik Sejarah
Komik dapat dijelaskan sebagai pesan atau cerita yang disajikan
secara visual dalam bentuk gambar berurutan dalam bingkai-bingkai dengan
dilengkapi teks narasi atau dialog dalam balon-balon kata. Tujuan utama
komik adalah untuk menghibur pembaca dengan bacaan ringan.
2. Motivasi Belajar
Motivasi dalam kegiatan belajar, dapat diartikan sebagai suatu
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang dapat menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh anak tersebut dapat tercapai.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah “suatu alat atau data yang digunakan untuk
memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh
dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang
sama” (Siregar 2012:161-162). Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
muda dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Sujarweni, 2014:76). Peneliti dalam melakukan
penelitian menggunakan intrumen penelitian berupa angket dan pedoman
observasi.
Operasinalisasi variabel X diukur oleh instrument pengukur dalam
bentuk koesioner/angket yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala
likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala
likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2011:93).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,
yaitu angket yang telah dilengkapi dengan alternatif jawaban, sehingga
responden tinggal memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. Setiap
aspek dalam penelitian ini terdapat item-item yang berbentuk pernyataan-
pernyataan positif atau favourable,dan item yang berbentuk pernyataan negatif
atau unfavourable. Pernyataan yang disusun sebagai instrument penelitian
menggunakan 4 alternatif jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju,
dan tidak setuju.
Item yang berbentuk pernyataan positif atau favourable, skor jawabab
akan bergerak dari nilai 4 untuk jawaban sangat setuju (SS), nilai 3 untuk
jawaban setuju (S), nilai 2 untuk jawababn kurang setuju (KS) dan nilai 1
untuk jawaban tidak setuju (TS). Item berbentuk negatif atau Unfavourable,
skor jawaban bergerak dari nilai 1 untuk jawaban sangat setuju (SS), nilai 2
untuk setuju (S), nilai 3 untuk jawaban kurang setuju (KS), dan nila 4 untuk
jawaban tidak setuju (TS). Dalam pelaksanaan penelitian, subyek diminta
untuk memilih salah satu dari empat kemungkinan jawaban yang tersedia.
Semakin tinggi skor yang diperoleh subyek, maka semakin tinggi pula motivasi
belajar siswa, dan semakin rendah skor yang diperoleh maka motivasi belajar
siswa semakin rendah.
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Koesioner/Angket
Koesioner meruakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada para responden untuk dijawab. Koesioner merupakan instrumen
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari para responden
(Sujarweni, 2014:75). Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup yang sudah disediakan jawabawannya sehingga
responden tinggal memilih. Penskoran menggunakan skala likert yang sudah
dimodifikasi dengan empat alternative jawaban. Skor setiap alternatif
jawaban pada pernyataan positif dan negative adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor untuk Pertanyaan
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Kurang Setuju 2 3
Tidak Setuju 1 4
Sumber: (Arun, 2016:68)
2. Observasi
Observasi adalah “pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian” (Sujarweni, 2014:75).
Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2011:145).
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan
cara mencatat data yang sudah ada. Dokumentasi dilakukan dengan cara
pengambilan data yang sudah ada, seperti data mengenai SD Inpres Jatia
Kabupaten Bantaeng.
4. Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang
berhubungan dengan penelitian ini seperti teori yang mendukung, konsep-
konsep dalam penelitian dan data-data yang di ambil dari berbagai referensi.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik
analisis deskriptif dan analisis inferensial.
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif berusaha untuk menggambarkan berbagai
karakteristik data yang berasal dari suatu sampel (Sujarweni, 2014:105).
Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011:147).
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data. Metode
ini digunakan untuk mengkaji variabel dalam penelitian ini yaitu media
komik sejarah dan motivasi belajar. Langkah-langah yang ditempuh dalam
penggunaan teknik analisis ini adalah:
a. Menentukan skor jawaban responden.
Data yang diperoleh peneliti melalui angket dianalisa dalam
bentuk angka, yaitu dengan memberi nilai pada setiap item jawaban pada
angket untuk responden dengan menggunakan Skala Likert.
b. Menjumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.
c. Memasukkan skor ke dalam rumus sebagai berikut.
Skor =
x 100
Keterangan:
n = nilai yang diperoleh
N = jumlah nilai total
d. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori yang disusun
melalui perhitungan.
e. Menghitung rata-rata dari skor keseluruhan dengan rumus berikut.
Rata-rata (x) = ∑
Keterangan:
x = jumlah skor keseluruhan
N = banyak sampel (siswa)
f. Mengambil kesimpulan dari hasil rata-rata yang diperoleh berdasarkan
tabel kategori.
2. Analisis Inferensial
Statistik Inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau
statistik probabilitas) adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang
jelas, dan teknik pengambilan sampel dan teknik pengambilan sampel dari
populasi itu dilakukan secara random (Sugiyono, 2011:148).
a. Uji Validitas
Validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh mana suatu
alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Untuk menguji validitas
instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan
oleh Pearson dengan rumus:
= (∑ ) (∑ )(∑ )
√[ ∑ (∑ ) ] [ ∑
(∑ ) ]
Keterangan:
: koefisien korelasi product moment
∑xy : Jumlah hasil dari X dan Y setelah dikalikan
∑x : Jumlah skor X.
∑y : Jumlah skor Y
∑ : jumlah kuadrad dari skor X
∑ : jumlah kuadrad dari skor Y
n : jumlah responden (Arikunto, 2013:213).
Kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih
dari 0,30 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika
korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,30 maka instrumen
tersebut dinyatakan tidak valid. Jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05
maka koefisien korelasi tersebut signifikan. Item yang mempunyai
korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi,
menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.
Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika
r = 0,30, Masrun (Sugiyono, 2012:188).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrument merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner (Sujarweni dkk, 2012:186).
Instrumen yang reliable berarti instrument yang cukup baik untuk mampu
mengungkap data yang bisa dipercaya, pengukuran reliabilitas intrumen
menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:
=
Keterangan:
= Reliabilitas intenal seluruh instrument
= korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan
kedua.
Setelah angka reliabilitas (nilai r) diperoleh, selanjutnya angka
tersebut akan diinterpretasikan dengan berpedoman pada tabel
interpretasi nilai r.
c. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah
kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Para ahli menafsirkan
hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau
lebih. Jadi, hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus
diuji kebenarannya. Uji signifikasi koefisien korelasi dengan
menggunakan uji dua fihak.
Hipotesis uji dua fihak:
Ho : ρ = 0
Ha : ρ ≠ 0
ρ = “rho” angka indeks korelasi yang berkisar antar 0.00 sampai ± 1,00
Jika:
Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan)
Ha : ρ ≠ 0 (ada hubungan)
Kriteria pengujian hipotesis.
Terima Ho jika rhitung ≤ rtabel : atau Tolak HO jika rhitung > rtabel
Terima Ho jika thitung ≤ ttabel : atau Tolak HO jika thitung > ttabel
d. Uji Korelasi Product Moment
Uji korelasi product moment untuk mengetahui apakah hubungan
media komik sejarah dengan motivasi belajar siswa. Adapun rumus uji
korelasi product moment sebagai berikut:
= ∑
√(∑ ) (∑ )
Keterangan
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑xy : Jumlah perkalian x dan y (Sugiyono, 2011:183)
Tabel 3.4
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelas
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : (Sugiyono, 2011:183)
Ketentuannya apabila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya apabila r hitung lebih besar
dari r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Analisis korelasi dapat
dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara
mengkuadratkan koefisien yang ditemukan.
e. Uji Signifikansi Korelasi Product Moment
Setelah uji korelasi product moment dilakukan, langkah
selanjutnya adalah melakukan uji signifikansi korelasi product moment.
Uji signifikansi korelasi product moment dilakukan untuk mengetahui
apakah korelasi signifikan atau tidak, maka dengan menggunakan rumus
uji signifikansi korelasi product moment sebagai berikut:
(Sugiyono, 2012:257)
Ketentuan kriteria ujinya apabila thitung lebih kecil dari ttabel
(thitung<ttabel), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya apabila
thitung lebih besar dari ttabel (thitung>ttabel) maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Uji signifikansi korelasi product moment secara praktis, dapat
langsung mengkonsultasikan rhitung pada rtabel product moment.
Ketentuannya apabila rhitung lebih kecil dari rtabel , maka Ho diterima, dan
Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Tetapi sebaliknya bila rhitung lebih
besar dari rtabel (rhitung> rtabel) maka Ha diterima, artinya signifikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng,
Provinsi Sulawesi Selatan. Sekolah Dasar Inpres Jatia memiliki visi dan
misi yang terpasang di depan ruang kepala sekolah, sehingga mudah untuk
dilihat dan dibaca. Visi dan misi disusun oleh pemangku-pemangku
kepentingan sekolah, baik itu kepala sekolah, guru maupun oleh komite
sekolah. Berikut ini Visi dan Misi SD Inpres Jatia.
a. Visi
“Terwujudnya peserta didik yang cerdas, terampil, mandiri dan bermoral
berdasarkan iman dan takwa”
b. Misi
1) Menerapkan pembelajaran dengan pendekatan PAKEM
2) Meningkatkan pembinaan kreativitas siswa
3) Mengoptimalkan kedisipinan dalam melaksanakan tugas
4) Meningkatkan penggunaan calistung pada kelas awal
5) Mewujudkan sarana dan prasarana belajar yang cukup
6) Meningkatkan pembinaan akhlak mulia berdasarkan iman dan takwa
7) Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler
8) Meningkatkan kerja sama antar guru, pemerintah dan masyarakat
dalam mengelolah pendidikan
9) Mewujudkan transparasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
pendidikan
Kepala sekolah dan semua guru tahu rumusan dan memahami visi
misi sekolah, serta siswa juga cukup cukup mengerti apa visi dan misi SD
Inpres Jatia tersebut kepada para siswa.
2. Analisi Deskripsi Data Hasil Penelitian
Analisis deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan data-data
dari masing-masing variabel penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah media komik sejarah sedangkan variabel terikat adalah motivasi
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten
Bantaeng.
a. Media Komik Sejarah
Data media komik sejarah diperoleh dari angket yang bersifat
tertutup. Sebelum siswa mengisi angket peneliti memberikan arahan
petunjuk pengisian angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
diketahui validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas instrument telah
dilakukan di kelas V SDN 32 Bungloe dengan jumlah siswa 21 orang
yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan tempat penelitian.
Jumlah butir soal yang valid adalah 15 butir soal dan yang tidak valid
yakni 5 butir soal pada angket media komik sejarah dan reliable dengan
nilai 0,765 menggunakan perhitungan belah dua dari Spearman Brown.
47
ada 20 soal dengan 4 pilihan jawaban yakni, tidak setuju, kurang setuju,
setuju dan sangat setuju. Angket yang telah diuji tersebut kemudian
disebar pada subjek penelitian yang berjumlah 23 orang siswa. Skor yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 1 sampai 4 dengan katogori
pernyataan yang bersifat positif.
Angket yang telah diisi oleh 23 orang siswa yang kemudian
peneliti buatkan distribusi skor jawaban angket dan menentukan skor
jawaban sesuai dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan. Skor
jawaban dari masing-masing responden kemudian ditabulasi. Skor
maksimal pada variabel media komik sejarah adalah 60 dan skor tertinggi
yang diperoleh siswa adalah 60. Skor terendah yang diperoleh siswa
adalah 39. Setelah melakukan tabulasi data. Kemudian memasukka skor
kedalam rumus. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan table
kategori yang disusun melalui perhitungan berikut.
Skor =
x 100
Skor maksimal =
x 100 = 100
Skor minimal =
x 100 = 65
Rentang skor = 100 – 65 = 35 + 1
Intervel Kelas = 36 : 4 = 9
Tabel klarifikasi deskriptif untuk variabel media komik sejarah
dapat dilihat pada table 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1 Kategori Media Komik Sejarah
Interval Kategori Media Komik Sejarah
65 - 73 Kurang Baik
74 - 82 Cukup Baik
83 - 91 Baik
92 - 100 Sangat Baik
Sumber: data setelah diolah tahun 2018
Berdasarkan hasil analisis deskriptif angket penelitian
menunjukkan media komik sejarah yang diterapkan di kelas V SD Inpres
Jatia termasuk dalam kategori baik dengan perolehan skor rata-rata 85,5
yang secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Angket Media Komik Sejarah
Interval Kategori Frekuensi
(f)
Persentase
(%) Rata-rata
65 - 73 Kurang Baik 2 8,7%
85.5 74 - 82 Cukup Baik 7 30,4%
83 - 91 Baik 8 34,8%
92 - 100 Sangat Baik 6 26,1%
Jumlah 23 100% Baik
Sumber: data setelah diolah tahun 2018
Tabel diatas dapat dilihat bahwa media komik sejarah berada pada
kategori baik dengan rata-rata sebesar 85,5. Siswa yang menganggap
media komik sejarah kurang baik sebanyak 2 orang (8,7%), siswa yang
menganggap media komik sejarah cukup baik sebanyak 7 orang (30,4%),
siswa yang menggap media komik sejarah baik sebanyak 8 orang
(34,8%), dan siswa yang menganngap media komik sejarah sangat baik
sebanyak 6 orang (26,1%). Gambaran tentang angket media komik
sejarah di SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng dapat juga dilihat pada
diagram berikut.
Gambar 4.1 Diagram Hasil Angket Media Komik Sejarah
Diagram hasil angket media komik sejarah tersebut menunjukkan
sebagian besar siswa beranggapan bahwa media komik sejarah tersebut
yang diterapkan di kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng dalam
kategori baik. Media komik sejarah dalam penelitian ini terdiri dari dua
indikator. Penggolongan hasil skor rata-rata angket setiap indikator
media komik sejarah, dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Skor Rata-rata setiap Indikator Angket Media Komik Sejarah
No. Indikator Jumlah
Pertanyaan Rata-rata Kategori
1 Penyajian Materi 5 86,304 Baik
2 Penyajian Media 10 84,696 Baik
8.7%
30.4%
34.8%
26.1%
Media Komik Sejarah
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Rata-rata 85,5
Kategori Baik
Sumber: data setelah diolah tahun 2018
Terlihat pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil
angket, secara keseluruhan media komik sejarah yang diterapkan di kelas
V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng dianggap baik dengan perolehan
skor rata-rata sebesar 85,5. Apabila dilihat pada setiap indikator,
menunjukkan bahwa penyajian materi pada media komik sejarah berada
dalam kategori baik dengan skor rata-rata 86,304, dan penyajian media
dalam komik sejarah dalam kategori baik dengan skor rata-rata 84,696.
Gambaran tentang angket media komik sejarah setiap Indikator di SD
Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng dapat juga dilihat pada diagram berikut.
Gambar 4.2
Diagram Hasil Angket Setiap Indikator Media Komik Sejarah
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Penyajian Materi Penyajian Media
5 10
86.304 84.696
Media Komik Sejarah
Jumlah Pertanyaan
Rata-rata
Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan, media komik sejarah yang diterapkan di Kelas V SD Inpres
Jatia Kabupaten Bantaeng termasuk Kategori baik.
b. Motivasi Belajar
Data motivasi belajar diperoleh dari angket yang bersifat tertutup.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini diketahui validitas dan
reliabilitasnya. Uji validitas instrumen dilakukan pada kelas V SDN 32
Bungloe yang dibagikan kepada siswa yang berjumlah 21 orang dengan
18 butir soal yang valid dan 6 butir soal yang tidak valid serta memiliki
reliabilitasnya sebesar 0,857. Terdapat 20 soal dengan 4 pilihan jawaban
yakni, tidak setuju, kurang setuju, setuju dan sangat setuju. Skor yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 1 sampai 4 dengan katogori
pernyataan ada yang bersifat positif da nada yang bersifat negatif.
Angket yang telah diisi oleh 23 orang siswa yang kemudian
peneliti buatkan distribusi skor jawaban angket dan menentukan skor
jawaban sesuai dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan. Skor
jawaban dari masing-masing responden kemudian ditabulasi. Skor
maksimal pada variabel motivasi belajar adalah 72 dan skor tertinggi
yang diperoleh siswa adalah 71. Skor terendah yang diperoleh siswa
adalah 55. Setelah melakukan tabulasi data. Kemudian memasukka skor
kedalam rumus. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel
kategori yang disusun melalui perhitungan berikut.
Skor =
x 100
Skor maksimal =
x 100 = 100
Skor minimal =
x 100 = 76
Rentang skor = 100 – 76 = 24 + 1
Intervel Kelas = 25 : 4 = 6 atau 7
Tabel klarifikasi deskriptif untuk variabel motivasi belajar dapat
dilihat pada table 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Kategori Motivasi Belajar
Interval Kategori Motivasi Belajar
73 - 79 Rendah
80 - 86 Cukup Tinngi
87 - 93 Tinggi
94 - 100 Sangat Tinggi
Sumber: data setelah diolah tahun 2018
Berdasarkan hasil analisis deskriptif angket penelitian
menunjukkan motivasi belajar siswa kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten
Bantaeng setelah diterapkannya media komik sejarah termasuk dalam
kategori tinggi dengan perolehan skor rata-rata 88,04 yang secara rinci
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Angket Motivasi Belajar
Interval Kategori Frekuensi
(f)
Persentase
(%) Rata-rata
73 - 79 Rendah 2 8,7%
88,04
80 - 86 Cukup Tinggi 7 30,4%
87 - 93 Tinggi 10 43,5%
94 - 100 Sangat Tinggi 4 17,4%
Jumlah 23 100% Tinggi
Sumber: data setelah diolah tahun 2018
Terlihat pada tabel diatas sebanyak 2 siswa (8,7%) mempunyai
motivasi belajar rendah, 7 siswa (30,4%) mempunyai motivasi belajar
yang cukup tinggi, 10 siswa (43,5%) mempunyai motivasi belajar tinggi,
dan 4 siswa (17,4%) mempunyai motivasi belajar yang sangat tinggi.
Lebih jelasnya gambaran tentang motivasi belajar dapat disajikan dalam
diagram berikut.
Gambar 4.3 Diagram Hasil Angket Motivasi Belajar
Diagram hasil angket motivasi belajar tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng
8.7%
30.4%
43.5%
17.4%
Motivasi Belajar
Rendah
Cukup Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
setelah diterapkan media komik sejarah memiliki motivasi belajar dalam
kategori tinggi. Motivasi belajar dalam penelitian ini terdiri dari enam
indikator. Penggolongan skor rata-rata angket setiap indikator motivasi
belajar diuraikan secara rinci pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6
Skor Rata-rata setiap Indikator Angket Motivasi Belajar
No. Indikator Jumlah
Pertanyaan Rata-rata Kategori
1 Hasrat dan
keinginan untuk
berhasil
4 94.174 Sangat Tinggi
2 Dorongan dan
kebutuhan belajar 4 82.087 Cukup Tinggi
3 Harapan dan cita-
cita masa depan 2 94.609 Sangat Tinggi
4 Penghargaan dalam
belajar 2 88.174 Tinggi
5 Kegiatan yang
menarik dalam
belajar
3 83.043 Cukup Tinggi
6 Lingkungan Belajar
yang Kondusif 3 88.087 Tinggi
Rata-rata 88.04
Kategori Tinggi
Sumber: data setelah diolah tahun 2018
Terlihat pada tabel 4.6 berdasarkan hasil angket, secara
keseluruhan motivasi belajar siswa kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten
Bantaeng dalam kategori tinggi dengan perolehan skor rata-rata sebesar
88,04. Apabila dilihat dari setiap indikator, menunjukkan bahwa hasrat
dan keinginan untuk berhasil dalam kategori sangat tinggi dengan skor
rata-rata 94,174, dorongan dan kebutuhan belajar dalam kategori cukup
tinggi dengan skor rata-rata 82,087, harapan dan cita-cita masa depan
dalam kategori sangat tinggi dengan skor rata-rata 94,609, penghargaan
dalam belajar dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 88,174,
kegiatan yang menarik dalam belajar dalam kategori cukup tinggi dengan
skor rata-rata 83043, dan lingkungan belajar yang kondusif dalam
kategori tinggi dengan skor rata-rata 88,087. Lebih jelasnya gambaran
tentang motivasi belajar dalam setiap indikaror dapat disajikan dalam
diagram berikut.
Gambar 4.4
Diagram Hasil Angket Setiap Indikator Motivasi Belajar
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat disimpulkan
bahwa secara keseluruhan, motivasi belajar di kelas V SD Inpres Jatia
Kabupaten Bantaeng setelah diterapkannya media komik sejarah
termasuk dalam kategori tinggi.
74
76
78
80
82
84
86
88
90
92
94
96
Indikator
1
Indikator
2
Indikator
3
Indikator
4
Indikator
5
Indikator
6
94.174
82.087
94.609
88.174
83.043
88.087
Motivasi Belajar
Rata-rata
3. Analisi Statistik Inferensial
a. Uji Korelasi Pearson Product Moment
Uji korelasi product moment dimaksud untuk mengetahui ada
tidak hubungan antara media komik sejarah terhadap motivasi belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten
Bantaeng. Hasil uji korelasi product moment dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.7
Tabel Penolong untuk Menghitung Korelasi Antara Media
Komik Sejarah dan Motivasi Belajar
No. No.
Angket X Y
(X - ̅)
x
(Y - ̅)
y xy
1 Resp. 01 48 66 -3.09 2.65 9.5481 7.0225 -8.1885
2 Resp. 02 51 64 -0.09 0.65 0.0081 0.4225 -0.0585
3 Resp. 03 48 60 -3.09 -3.35 9.5481 11.2225 10.3515
4 Resp. 04 52 62 0.91 -1.35 0.8281 1.8225 -1.2285
5 Resp. 05 50 63 -1.09 -0.35 1.1881 0.1225 0.3815
6 Resp. 06 52 66 0.91 2.65 0.8281 7.0225 2.4115
7 Resp. 07 43 55 -8.09 -8.35 65.4481 69.7225 67.5515
8 Resp. 08 39 58 -12.09 -5.35 146.1681 28.6225 64.6815
9 Resp. 09 60 66 8.91 2.65 79.3881 7.0225 23.6115
10 Resp. 10 60 71 8.91 7.65 79.3881 58.5225 68.1615
11 Resp. 11 45 69 -6.09 5.65 37.0881 31.9225 -34.4085
12 Resp. 12 48 60 -3.09 -3.35 9.5481 11.2225 10.3515
13 Resp. 13 56 65 4.91 1.65 24.1081 2.7225 8.1015
14 Resp. 14 54 57 2.91 -6.35 8.4681 40.3225 -18.4785
15 Resp. 15 49 62 -2.09 -1.35 4.3681 1.8225 2.8215
16 Resp. 16 45 58 -6.09 -5.35 37.0881 28.6225 32.5815
17 Resp. 17 52 68 0.91 4.65 0.8281 21.6225 4.2315
18 Resp. 18 56 65 4.91 1.65 24.1081 2.7225 8.1015
19 Resp. 19 48 61 -3.09 -2.35 9.5481 5.5225 7.2615
20 Resp. 20 50 63 -1.09 -0.35 1.1881 0.1225 0.3815
21 Resp. 21 50 63 -1.09 -0.35 1.1881 0.1225 0.3815
22 Resp. 22 60 70 8.91 6.65 79.3881 44.2225 59.2515
23 Resp. 23 59 65 7.91 1.65 62.5681 2.7225 13.0515
∑ 1175 1457 - - 691.8263 385.2175 321.3045
Rata-rata 51.09 63.35
Menghitung koefisien korelasinya maka data media komik
sejarah dan motivasi belajar perlu dimasukkan kedalam tabel seperti pada
tabel diatas. Dari tabel tersebut telah ditemukan:
∑ = 691.8263
∑ = 385.2175
∑xy = 321.3045
Dengan menggunakan rumus pearson product moment dapat
dihitung:
= ∑
√
=
√
=
√
=
= 0,62
Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson Product Moment
diperoleh hasil korelasi antara media komik sejarah (X) dan motivasi
belajar (Y) terdapat hubungan yang positif yaitu sebesar (r) sebesar 0,62.
Setelah dikonsultasikan pada tabel 3.2, interpretasi nilai r pada BAB III
yang dikemukakan oleh Arun skor tersebut berada pada 0,60 – 0,799
yang memiliki tingkat pengaruh kuat. Koefisien determinasi yaitu =
0,3844 atau 38,44% yang berarti pengaruh media komik sejarah terhadap
motivasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas V SD Inpres Jatia
Kabupaten Bantaeng sebesar 38,44% sedangkan selisinya 61,56%
ditemukan diluar variabel media komik sejarah.
b. Uji Signifikansi
Uji signifikansi untuk menguji hubungan variabel X dengan
variabel Y signifikan atau tidak dengan mengkonsultasikan pada product
moment. Apabila lebih kecil dari , maka Ho diterima, dan
Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Tetapi sebaliknya bila Apabila
lebih besar dari maka Ha diterima, artinya signifikan.
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh sebesar 0,62 untuk
jumlah responden (N) 23. Apabila dilihat pada product moment untuk
jumlah responden (N) 23, didapat sebesar 0,413 pada taraf signifikan
0,05 dan 0,526 pada taraf signifikan 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa
lebih besar dari baik pada taraf signifikan 0,05 maupun
0,01 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti hubungan kedua
variabel antara variabel media komik sejarah dengan variabel motivasi
belajar adalah signifikan. Pengujian signifikasi koefisien korelasi, selain
dapat menggunakan tabel, juga dapat dihitung dengan uji t yang
perhitungannya sebagai bertikut.
t = √
√
t = √
√
t = √
√
t =
√
t =
t = 3,619
Harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga
. Untuk kesalahan 5% uji dua fihak dan dk = n – 2 = 21 maka
diperoleh diperoleh = 2,080. Ternyata harga 3,619 lebih
besar dari , sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara media
komik sejarah terhadap motivasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa
kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng.
B. Pembahasan
Materi sejarah dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi
salah satu mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswa. Motivasi belajar
siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih kurang. Hasil
studi pendahuluan di SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng menunjukkan bahwa
metode pembelajaran yang paling umum dilakukan guru adalah menggunakan
metode konvensional dan monoton pada metode tersebut sehingga membuat
siswa cepat bosan. Selain itu penggunaan sumber belajar dalam pembelajaran
terbatas pada buku paket dan LKS.
Penyajian materi dalam buku paket dan LKS dinilai masih belum
mampu mengangkat motivasi belajar siswa karena penyajian materi yang lewat
bahasa tulisan yang panjang kurang disukai siswa. Menurut Daryanto
(2013:129) Kecenderungan yang ada pada siswa tidak begitu menyukai buku
teks apalagi yang tidak disertai gambar-gambar dan ilustrasi yang menarik.
Padahal secara empirik siswa cenderung menyukai buku yang bergambar yang
penuh warna dan divisualisasikan dalam bentuk realistis maupun kartun. Guru
masih merasa kesulitan menentukan media yang efektif untuk mengajarkan
materi mengenai sejarah bagi siswa SD.
Cerita-cerita yang ringkas dan menarik perhatian, dilengkapi dengan
aksi dan suasana yang lebih hidup, serta diolah dengan pemakaian warna-
warna utama secara bebas menjadi keunggulan dan daya tarik dari sebuah
komik. Menurut Gumelar (2011:2) daya tarik komik terdapat pada ilustrasi
gambar yang menarik dengan teks yang relatif singkat. pemakaian komik yang
luas dengan ilustrasi berwarna, alur cerita yang ringkas dengan perwatakan
tokohnya yang realistis menarik siswa dari berbagai usia utuk membacanya.
Dengan bimbingan guru, komik dapat mejadi media meningkatkan minat baca
peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan, secara
keseluruhan maka media komik sejarah yang telah diterapkan di Kelas V SD
Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng termasuk dalam kategori baik dengan
perolehan skor rata-rata sebesar 85,5 dari 23 responden. Media komik sejarah
berada dalam kategori baik karena dianggap telah memenuhi indikator-
indikator yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi penyajian materi
dan penyajian media.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media komik sejarah
mempengaruhi motivasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas V SD
Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng, korelasi atau hubungan antara media komik
sejarah dan motivasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa di peroleh
pengaruh yang berada pada kategori kuat. Hal ini berarti terdapat hubungan
korelasional yang positif antara media komik sejarah dengan motivasi belajar.
Media komik sejarah yang digunakan adalah media komik yang bermaterikan
materi sejarah dalam ilmu pengetahuan sosial yang mengangkat tentang salah
satu budaya lokal yang ada di Sulawesi Selatan yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar siswa dalam memahami dan menerimaa materi pelajaran yang
di sampaikan oleh guru.
Motivasi belajar merupakan salah satu penentu keberhasilan siswa
dalam kegiatan belajarnya. Menurut Sardiman (2012:75) dalam kegiatan
belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi belajar dari setiap individu khusussnya masing-masing siswa
dilihat dari motif intrinsik dan ekstrinsik bahwa sanya di SD Inpres Jatia telah
memiliki kedua motivasi tersebut dengan telah diterapkannya media komik
sejarah pada proses pembelajaran yakni dengan adanya dorongan untuk
melakukan sesuatu seperti menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Motivasi ekstrinsik dalam hal ini adalah adanya perangsang dari luar untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Menurut Sardiman (2012:86-90)
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karenadalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti contoh bahwa seorang belajar,
memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatu bukan karena ingin
pujian. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis deskriptif,
secara keseluruhan motivasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas V SD
Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng dalam kategori tinggi dengan perolehan skor
rata-rata sebesar 88,04 dari 23 responden. Motivasi belajar dapat dikatakan
dalam kategori tinggi karena dianggap telah memenuhi indikator-indikator
yang ditetapkan meliputi adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya
dorongan dan kebutuhan belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan,
adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan menunjukkan hasil
yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat
melahirkan prestasi yang baik (Sardiman 2012:84). Motivasi yang terdapat
dalam diri siswa akan mengoptimalkan prestasi yang dapat dicapai siswa, ini
karena motivasi merupakan dorongan utama bagi siswa untuk menentukan
keberhasilan siswa dalam belajar.
Motivasi belajar siswa kelas V SD Inpres Jatin Kabupaten Bantaeng
setelah diterapkannya media komik sejarah berada dalam kategori tinggi, hal
ini dapat dilihat dengan adanya hasrat dan keinginan siswa untuk selalu
berusaha berhasil dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat meraih
prestasi yang baik khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,
memiliki harapan dan cita-cita masa depan yang sangat tinggi. Penggunaan
media juga memberikan kontribusi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
yang tergolong dalam kategori baik. Dimana hal ini dapat diketahui dari
pemberian meteri pembelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk mencapai
tujuan pembelajaran yeng telah di tetapkan, di dukung dengan media komik
sejarah yang dapat memotivasi siswa untuk berhasil dalam proses
pembelajaran.
Hasil uji korelasi pearson product moment antara media komik sejarah
dengan motivasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas V SD Inpres Jatia
Kabupaten Bantaeng menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif
yakni 0,62 dengan pengaruh media komik sejarah terhadap motivasi belajar
sebesar 38,44%. Hasil uji signifikasinya dengan taraf signifikasi 5% sebesar
3,619.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, bahwa terdapat pengaruh
variabel media komik sejarah terhadap varaibel motivasi belajar ilmu
pengetahuan sosial siswa kelas V SD Inpres Jatian Kabupaten Bantaeng. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa media komik sejarah merupakan salah satu dari
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Inti dari
penelitian ini adalah penggunaan media komik sejarah dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa apabila dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
sehingga penelitian ini dapat dikembangkan untuk mengetahui penggunaan
media pembelajaran di sekolah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pemebehasan hasil penelitian
mengenai pengaruh media komik sejarah terhadap motivasi belajar ilmu
pengetahuan sosial siswa kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng, dapat
di simpulkan bahwa Penggunaan media komik sejarah berpengarus signifikan
terdap motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Aosial siswa Kelas V SD Inpres Jatia
Kabupaten Bantaeng. Hal ini dapat didukung dari hasil observasi terhadap
siswa dari dengan penelitian penharuh media komik sejarah terhadap motivasi
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten
Bantaeng.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas,
maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi kepala SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng, sebagai pimpinan
tertinggi dan sebagai panutan bagi bawahannya untuk lebih meningkatkan
sarana dan prasarana di sekolah terutama dalam hal penyediaan media
pembelajaran yang memadai.
2. Bagi guru SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng, untuk lebih
mengembangkan penggunaan media pembelajaran dalam setiap kegiatan
belajar mengajar, sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti
pelajaran.
3. Bagi Sekolah SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng, diharapkan mampu
bekerja sama dengan guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
terciptanya proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan
dengan penggunaan media pembelajaran agar dapat menumbuhkan
motivasi.
4. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa media komik
dapat mempengaruhi motivasi belajar ilmu pengetahuan sosial. Sehingga
untuk selanjutnya media komik dapat dijadikan alternative media
pembelajaran di SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng.
DAFTAR PUSTAKA
Ariefyanto, M. I.2013.Komik sebagai Media Pembelajaran Sejarah. (online)
http://m.republika.co.id/berita/gaya-hidup-/kuliner/15/09/03/jurnalisme-
warga/wacana/13/03/16/mjqeru-komik-sebagai-media-pembelajaran-
sejarah. Diakses pada tanggal 25 Januari 2018, pukul 14:45 Wita.
Arikunto. 2013.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka
Cipta.
Arsyad, A.2013.Media Pembelajaran.Jakarta:Rajagrafindo Persada
Arun, U. K.2016.Hubungan antara Variasi Mengajar dengan Motivasi Belajar
Siswa Kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Skripsi. Semarang:Universitas Negeri Semarang
Darmawan, H.2012.How To Make Comic Menurut Para Master
Dunia.Jakarta:Plotpoint Publishing.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Djamarah, S B.2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ghufron, Z. 2008.Penggunaan Media Komik di dalam Pembelajaran Qira’ah
(Eksperimen di MTsN Ngemplak Yogyakarta.
Skripsi.Yogyakarta:Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Gumelar.2004. Comic Making. Jakarta: PT Indeks
_______.2011.Comic Making.Jakarta:PT Indeks.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Hasan dan Misbahuddin. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik Edisi
Ke-2. Jakarta: Bumi Aksara.
Latifah, F.2012.Hubungan Karekateristik Anak Usia Sekolah dengan Kejadian
Bulliying di Sekolah Dasar X di Bogor.Skripsi.Depok:Universitas
Indonesia.
Maharsi I. 2010. Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku.
Majid, A. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta:
Gaung Persada Press.
Musfiqon, H. M. 2012. Pengembangan Media danSumber Pembelajaran. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purwanto, M. N.2007.Psikolog Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Ranang A.S., Basnendar H dan Asmoro N.P. 2010. Animasi Kartun Dari Analog
Sampai Digital.Jakarta ; PT Indeks.
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press.
Rizqiah, N.2009. Pengembangan Media Komik Cerita Anak Sebagai Media
Pembelajaran Mengapresiasi Cerita Anak Siswa Kelas VII SMP
Sadiman dkk. 2011. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Setyani, E. T.2016.Pengembangan Media Komik Sejarah Proklamasi
Kemerdekaan pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD.Skripsi.Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Setyowati.2007.Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMPN 13 Semarang.Skripsi.Semarang:Universitas Negeri Semarang.
Siregar, S. 2012. Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.
Siswoyo D.dkk. 2011. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Subriadi, D.2013.Upaya Guru dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran Bahasa
Arab di MTsN Banyusoca Gunung Kidul.Skripsi.Yogyakarta:Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sudjana N dan Riva’i A.2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_______.2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitaif dan
R&D.Bandung:Alfabeta
_______.2015.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
Bandung:Alfabeta.
Sujarweni, W. 2014.Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah
Dipahami.Yogyakarta:Pustakabarupress.
Sujarweni dkk. 2012.Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supriyanta, E Y.2015.Pengembangan Media Komik untuk Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Tentang Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia
pada Kelas V SD Muhammadiyah Mutuhan Wates Kulon
Progo.Skripsi.Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta.
Uno, H B. 2014. Teori Motivasi dan Pengukuranya. Jakarta: Bumi Aksara.
________. 2015. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Inpres Jatia
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas : V/II
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Menghargai berbagal peninggalan dan sejarah yang berskala nasional
pada masa Hindu-Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan
suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia
B. KOMPETENSI DASAR
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
C. INDIKATOR
Mengembangkan sikap menghormati keragaman suku bangsa dan budaya
Mengidentifikasi keragaman budaya yang ada di Indonesia.
Menceritakan sejarah terbentuknya perahu pinisi.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia
2. Setelah membaca komik pembelajaran “Perahu Pinisi” siswa dapat
menceritakan kembali sejarah terbentuknya perahu Pinisi.
3. Setelah membaca komik “Perahu Pinisi” siswa dapat menyebutkan
nama-nama perahu sebelum terbentuknya perahu pinisi.
Karakter siswa yang diharapkan : Semangat kebangsaan, Cinta tanah
air , Gemar membaca.
E. MATERI POKOK
Keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
F. PENDEKATAN DAN METODE
Pendekatan : Student Center
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, presentasi, penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
1. Pembelajaran dibuka dengan guru memberi
salam, menyapa, dan mengajak semua siswa
berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing dengan khidmat.
2. Guru melakukan komunikasi tentang
kehadiran siswa dan mengisi buku
kehadiran.
3. Mengondisikan siswa sebelum memulai
kegiatan pembelajaran dengan memeriksa
kerapihan, posisi dan tempat duduk yang
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
4. Guru menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajak peserta
7
Menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
didik bernyanyi sambil bergerak dengan
lagu “Desaku”
5. Guru menyampaikan kepeserta didik bahwa
selama pembelajaran berlangsung akan
dinilai sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
6. Guru menyampaikan materi apa yang akan
di pelajari yaitu keanekaragaman budaya di
Indonesia
Kegiatan
Inti 1. Siswa membaca komik pembelajaran
“Perahu Pinisi”.
2. Siswa diberi pertanyaan oleh guru mengenai
pemahaman mereka terhadap isi cerita
dalam komik.
3. Satu persatu siswa diminta maju ke depan
untuk menceritakan kembali isi cerita yang
ada di dalam komik.
4. Siswa bersama dengan guru berdiskusi
mengenai hal-hal yang terkait dengan isi
cerita agar siswa lebih jelas.
5. Siswa diminta mengerjakan soal latihan
yang telah diberikan.
6. Siswa bersama dengan guru membahas dan
mencocokkan soal latihan yang telah
dikerjakan.
58
Menit
Kegiatan
Penutup
1. Bersama-sama dengan siswa dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
2. Melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
3. Memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran;
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;
5. Guru meminta salah satu siswa memimpin
5 Menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
H. MEDIA DAN SUMBER
1. Media
Buku komik pembelajaran ”Perahu Pinisi”
2. Sumber
Buku IPS kelas V yang relevan
I. PENILAIAN/EVALUASI
1. Penilaian kognitif
Teknik Penilai : Tes
Rubrik Penilaian :
No. Aspek Kriteria Bobot Nilai Jumlah
1 Soal latihan Bobot nilai 1 setiap nomor 10
Nilai Budaya Dan
Karakter Bangsa
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Semangat
kebangsaan : Cara
berpikir, bertindak,
dan berwawasan
yang menempatkan
kepentingan bangsa
dan negara di atas
kepentingan diri dan
kelompoknya.
Mengembangkan
sikap
menghormati
keragaman suku
bangsa dan
budaya
Mengidentifikasi
keragaman
Tes Tertulis Sebutkan
nama-nama
perahu
sebelum
terbentuknya
perahu
Pinisi
Cinta tanah air :
Cara berfikir,
bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan
kesetiaan,
kepedulian, dan
penghargaan yang
tinggi terhadap
bahasa, lingkungan
fisik, sosial,
budaya,ekonomi, dan
politik bangsa
Gemar membaca:
Kebiasaan
menyediakan waktu
untuk membaca
berbagai bacaan yang
memberikan
kebajikan bagi
dirinya
budaya yang
terdapat di
Indonesia
Menceritakan
sejarah
terbentuknya
perahu pinisih
2. Penilaian Afektif
Teknik Penilaian : Non tes
Rubrik Penilaian :
No. Aspek Kriteria Skor
1 Sikap
terhadap
proses
pembelajaran
Siswa memperhatikan saat
pembelajaran berlangsung dan aktif
berpartisipasi
3
Siswa memperhatikan saat
pelajaran berlangsung namun
kurang aktif berpartisipasi
2
Siswa kurang memperhatikan saat
pelajaran berlangsung dan tidak
aktif berpartisipasi
1
3. Rubrik Psikomotorik
Teknik penilaian : non tes (pengamatan)
Rubrik penilaian :
No. Aspek Kriteria Skor
1 Kejelasan
dalam
berbicara di
depan umum
(keterampilan
berbicara)
Sswa mampu menceritakan
kembali sejarah perahu pinisi
dengan tepat dan bahasa yang
benar, jelas dan mudah dipahami
3
Siswa mampu menceritakan
kembali sejarah perahu pinisi
namun kuran tepat dan dengan
bahasa yang benar dan mudah
dipahami
2
Siswa mampu menceritakan
kembali perahu pinisi namun
kurang tepat dan dengan bahasa
kurang benar dan tidak mudah
dipahami.
1
Catatan :
Nilai = (Jumlah skor : jumlah skor maksimal) X 100.
Mengetahui
Wali Kelas V
ERNI TALIB, S.PD.
NIP. 19740508 200312 2 001
Bantaeng, Maret 2018
Mahasiswa
HUSNUL KHATIMAH
NIM. 10540907314
Menyetujui
Kepala SD Inpres Jatia
MUHAMMAD AMIR, S.PD.
NIP. 19710303 199501 1 002
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Nama :
NIS :
Kelas :
Amatilah gambar dibawah ini kemudia jelaskan apa ciri-cirinya!
Lampiran 2. Kisi-kisi Angket Penelitian
KISI KISI ANGKET
PENGARUH MEDIA KOMIK SEJARAH TERHApDAP MOTIVASI
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS V
SD INPRES JATIA KABUPATEN BANTAENG
No. Variabel Indikator No. Item
1 Media Komik
Sejarah 1. Penyajian Materi (Manfaat untuk
siswa, Kontekstual, Penggunaan
Bahasa)
1, 2, 3, 4, 5
2. Penyajian Media (Bentuk dan ukuran,
Kemudahan penggunaan, Pilihan
warna, Penggunaan huruf, Isi cerita
komik, Kegunaan media)
6, 7, 8, 9,
10, 11, 12,
13, 14, 15
2 Motivasi
Belajar 1. Adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil 1, 2, 3, 4
2. Adanya dorongan dan kebutuhan
belajar 5, 6, 7, 8
3. Adanya harapan dan cita-cita masa
depan 9, 10
4. Adanya penghargaan dalam belajar 11, 12
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar 13, 14, 15
6. Adanya lingkungan belajar yang
kondusif 16, 17, 18
Lampiran 3. Uji Coba Instrumen Angket Penelitian
ANGKET UJI COBA PENGARUH MEDIA KOMIK SEJARAH
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL SISWA KELAS V SD INPRES JATIA
KABUPATEN BANTAENG
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
NIS :
Kelas :
B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Jawablah seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya.
2. Berilah jawaban pada pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda,
dengan cara memberi tanda (√) pada kolom tersedia.
3. Apakah saudara (i) menemukan hal-hal yang kurang jelas atau tidak
dimengerti, kiranya ditanyakan langsung pada peneliti.
4. Keterangan pilihan jawaban
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
C. PERNYATAAN
1. Media Komik Sejarah
No Pernyataan Jawaban
TS KS S SS
1 Gambar ilustrasi yang terdapat dalam
komik menarik
2 Desain sampul komik menarik
3 Saya merasa lebih tertarik belajar
sejarah dengan menggunakan media
komik
4 Dengan membaca media komik dapat
menambah pengetahuan saya mengenai
materi sejarah
5 Gambar yang terdapat dalam komik
menarik.
6 Isi materi pada media komik sesuai
dengan materi yang ada pada buku
7 Isi cerita dalam komik dapat saya
pelajari dengan mudah
8 Bahasa yang digunakan dalam media
komik mudah dipahami
9 Penyajian materi dalam komik lebih
menarik dibandingkan dengan buku
teks/buku paket
10 Tulisan yang digunakan dalam komik
menarik
11 Ukuran media komik ringkas dan
mudah dibawa kemana-mana
12 Media komik mudah digunakan
13 Warna yang digunakan dalam media
komik menarik
14 Bentuk dan ukuran huruf terbaca
dengan jelas
15 Alur cerita dalam media komik jelas
dan mudah dipahami
16 Isi cerita dalam media komik dapat saya
pahami dengan mudah
17 Media komik dapat memotivasi saya
untuk belajar sejarah
18 Saya dapat mengambil pelajaran dari
peristiwa sejarah dalam media komik
No Pernyataan Jawaban
TS KS S SS
19 Media komik dapat saya pelajari sendiri
maupun bersama
20 Media komik dapat dibawa kemana-
mana
2. Motivasi Belajar
No Peryataan Jawaban
TS KS S SS
1 Setiap akan menghadapi ujian akhir
semester saya belajar lebih giat dari
biasanya.
2 Saya menyontek sewaktu ulangan
3 Saya selalu mengerjakan pekerjaan
rumah (PR).
4 Saya ingin menjadi juara kelas
5 Saya ingin membuat orang tua saya
bangga dengan belajar yang giat agar
prestasi belajar saya meningkat.
6 Apabila ada materi yang sulit saya
selalu berdiskusi dengan teman-teman.
7 Saya selalu membuat ringkasan materi
penjelasn agar mudah dipelajari.
8 Saya bertanya pada teman tentang
materi yang disampaikan guru apabila
saya tidak berangkat sekolah.
9 Saya belajar dengan giat walaupun tidak
ada ujian
10 Saya mengerjakan setiap tugas yang
diberikan oleh guru dengan tepat waktu.
11 Apabila saya mendapat nilai kurang,
saya berusaha lebih giat untuk
mendapat niali yang yang baik.
12 Saya berusaha mengerjakan tugas
meskipun sulit
13 Saya belajar karena ingin mencapai
cita-cita.
14 Saya belajar dengan giat karena ingin
menjadi orang yang berguna bagi nusa
No Peryataan Jawaban
TS KS S SS
dan bangsa.
15 Saya semangat belajar karena ingin
menjadi orang pintar
16 Saya senang diberikan pujian ketika
rajin mengerjakan Pekerjaan Rumah
(PR)
17 Saya senang diberi pujian oleh guru
ketika saya menjawab soal dengan
benar.
18 Saya senang ketika diskusi kelompok
dikelas.
19 Saya senang mengajak teman-teman
untuk belajar kelompok.
20 Saya senang ketika ada permainan
dalam pembelajaran
21 Saya semakin rajin ketika pembelajaran
menyenangkan.
22 Saya lebih suka duduk didepan agar
lebih mudah menerima pelajaran dari
guru.
23 Saya merasa bosan belajar disekolah
walaupun fasilitas disekolah memadai.
24 Saya merasa senang apabila pada saat
guru menerangkan materi suasana kelas
tenang.
Lampiran 4. Hasil Scan Lembar Angket Uji Coba
Lampiran 5. Angket Penelitian
No. Angket:…………………
ANGKET PENELITIAN
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Pada kesempatan kali ini kiranya adik-adik meluangkan waktunya untuk
memberika informasi yang cukup berharga bagi peneliti dengan tujuan
memperoleh data guna menyusun skripsi dalam rangka menyelesaikan studi pada
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Untuk itu mohon kiranya adik-adik mengisi angket ini secara objektif
menurut keadaan sebenarnya, dan memilih alternative jawaban yang tersedia dan
tidak ada jawaban yang terlewatkan. Apabila ada jawaban yang sifatnya rahasia
adik-adik tidak perlu ragu, karena peneliti akan menjaga kerahasiaannya,
kesediaan adik-adik meluangkan waktu mengisi angket ini adalah hal yang sanagt
berharga dan merupakan sumbangan pemikiran yang sangat berarti.
Makassar, Mei 2018
Peneliti
Husnul Khatimah
ANGKET PENELITIAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
NIS :
Kelas :
B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Jawablah seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenarnya.
2. Berilah jawaban pada pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda,
dengan cara memberi tanda (√) pada kolom tersedia.
3. Apakah saudara (i) menemukan hal-hal yang kurang jelas atau tidak
dimengerti, kiranya ditanyakan langsung pada peneliti.
4. Keterangan pilihan jawaban
TS : Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
C. PERNYATAAN
1. Media Komik Sejarah
No Pernyataan Jawaban
TS KS S SS
1 Gambar ilustrasi yang terdapat dalam
komik menarik
2 Saya merasa lebih tertarik belajar
No Pernyataan Jawaban
TS KS S SS
dengan menggunakan media komik
3 Dengan membaca media komik dapat
menambah pengetahuan saya mengenai
materi sejarah
4 Isi materi pada media komik sesuai
dengan materi yang ada pada buku
5 Bahasa yang digunakan dalam media
komik mudah dipahami
6 Penyajian materi dalam komik lebih
menarik dibandingkan dengan buku
teks/buku paket
7 Ukuran media komik ringkas dan
mudah dibawa kemana-mana
8 Media komik mudah digunakan
9 Warna yang digunakan dalam media
komik menarik
10 Bentuk dan ukuran huruf terbaca
dengan jelas
11 Alur cerita dalam media komik jelas
dan mudah dipahami
12 Isi cerita dalam media komik dapat saya
pahami dengan mudah
13 Media komik dapat memotivasi saya
untuk belajar
14 Saya dapat mengambil pelajaran dari
peristiwa sejarah dalam media komik
15 Media komik dapat saya pelajari sendiri
maupun bersama
2. Motivasi Belajar
No Peryataan Jawaban
TS KS S SS
1 Setiap akan menghadapi ujian akhir
semester saya belajar lebih giat dari
biasanya.
2 Saya menyontek sewaktu ulangan
3 Saya selalu mengerjakan pekerjaan
No Peryataan Jawaban
TS KS S SS
rumah (PR).
4 Saya ingin membuat orang tua saya
bangga dengan belajar yang giat agar
prestasi belajar saya meningkat.
5 Apabila ada materi yang sulit saya
selalu berdiskusi dengan teman-teman.
6 Saya bertanya pada teman tentang
materi yang disampaikan guru apabila
saya tidak berangkat sekolah.
7 Saya mengerjakan setiap tugas yang
diberikan oleh guru dengan tepat waktu.
8 Apabila saya mendapat nilai kurang,
saya berusaha lebih giat untuk
mendapat nilai yang yang baik.
9 Saya belajar karena ingin mencapai
cita-cita.
10 Saya semangat belajar karena ingin
menjadi orang pintar
11 Saya senang diberikan pujian ketika
rajin mengerjakan Pekerjaan Rumah
(PR)
12 Saya senang diberi pujian oleh guru
ketika saya menjawab soal dengan
benar.
13 Saya senang mengajak teman-teman
untuk belajar kelompok.
14 Saya senang ketika ada permainan
dalam pembelajaran
15 Saya semakin rajin ketika pembelajaran
menyenangkan.
16 Saya lebih suka duduk di depan agar
lebih mudah menerima pelajaran dari
guru.
17 Saya merasa bosan belajar di sekolah
walaupun fasilitas di sekolah memadai.
18 Saya merasa senang apabila pada saat
guru menerangkan materi suasana kelas
tenang.
Lampiran 6. Hasil Scan Angket Penelitian
Lampiran 7. Tabulasi Data Angket Uji Coba Instrumen Media Komik Sejarah
SKOR UJI COBA ISNTRUMEN ANGKET VARIABEL MEDIA KOMIK SEJARAH
No. Responden Butir Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 RO 1 4 3 3 4 2 3 3 4 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 4 57
2 NPA 2 4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 62
3 LA 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 64
4 NWW 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 1 3 3 3 2 1 2 3 3 4 55
5 NH 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 67
6 AT 3 4 2 2 4 1 4 3 3 3 4 3 4 4 2 2 4 4 2 4 62
7 AAQ 4 4 1 4 4 2 4 3 4 4 3 2 2 1 3 2 3 4 2 4 60
8 HJ 2 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 59
9 ENI 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 71
10 IA 2 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 62
11 FIT 2 2 3 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 4 62
12 ENP 3 4 3 3 4 2 4 2 3 4 4 3 2 3 2 4 3 2 4 4 63
13 RV 3 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 67
14 DIAL 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 72
15 IRM 4 4 4 2 3 3 4 2 3 4 4 2 4 3 2 3 4 4 3 3 65
16 ARF 4 4 1 4 3 2 4 3 4 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 62
17 MFK 2 3 3 3 4 1 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 2 4 62
18 EFA 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 1 2 2 3 3 63
19 NSR 2 4 3 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 1 3 4 62
20 NI 3 4 1 3 3 2 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 3 2 2 3 60
21 AZI 2 4 3 3 4 2 3 2 4 4 3 4 2 3 2 4 3 2 3 4 61
Lampiran 8. Pengujian Reliabilitas Anket Media Komik Sejarah
DATA MEDIA KOMIK SEJARAH UNTUK ITEM GANJIL
No. Responden Butir Soal Jumlah
(X) 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
1 RO 1 3 4 3 4 1 3 3 2 3 27
2 NPA 2 4 4 4 4 2 2 2 3 3 30
3 LA 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 32
4 NWW 3 3 3 4 2 1 3 2 2 3 26
5 NH 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4 34
6 AT 3 2 4 4 3 4 4 2 4 2 32
7 AAQ 4 1 4 4 4 3 2 3 3 2 30
8 HJ 2 3 4 4 3 3 2 4 3 2 30
9 ENI 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 35
10 IA 2 3 2 4 3 4 4 3 3 2 30
11 FIT 2 3 4 4 4 3 4 3 2 3 32
12 ENP 3 3 4 4 3 4 2 2 3 4 32
13 RV 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 34
14 DIAL 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 36
15 IRM 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 35
16 ARF 4 1 3 4 4 3 2 4 3 3 31
17 MFK 2 3 4 4 4 4 4 3 2 2 32
18 EFA 2 4 4 4 4 4 2 2 2 3 31
19 NSR 2 3 2 4 4 3 3 3 4 3 31
20 NI 3 1 3 3 3 4 4 3 3 2 29
21 AZI 2 3 4 3 4 3 2 2 3 3 29
DATA MEDIA KOMIK SEJARAH UNTUK ITEM GENAP
No. Responden Butir Soal Jumlah
(Y) 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
1 RO 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 30
2 NPA 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 32
3 LA 3 4 2 3 4 4 3 2 3 4 32
4 NWW 3 3 3 2 4 3 3 1 3 4 29
5 NH 4 4 2 2 4 4 3 3 3 4 33
6 AT 4 2 1 3 3 3 4 2 4 4 30
7 AAQ 4 4 2 3 4 2 1 2 4 4 30
8 HJ 4 3 3 4 2 2 2 3 3 3 29
9 ENI 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 36
10 IA 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 32
11 FIT 2 3 4 2 3 4 2 3 3 4 30
12 ENP 4 3 2 2 4 3 3 4 2 4 31
13 RV 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 33
14 DIAL 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 36
15 IRM 4 2 3 2 4 2 3 3 4 3 30
16 ARF 4 4 2 3 4 3 2 2 3 4 31
17 MFK 3 3 1 3 3 3 4 3 3 4 30
18 EFA 4 4 4 4 4 4 2 1 2 3 32
19 NSR 4 2 3 3 4 4 4 2 1 4 31
20 NI 4 3 2 4 4 2 4 3 2 3 31
21 AZI 4 3 2 2 4 4 3 4 2 4 32
TABEL PENOLONG UNTUK MENGHITUNG KOEFISIEN KORELASI
MEDIA KOMIK SEJARAH
No. Responden X Y
1 RO 27 30 729 900 810
2 NPA 30 32 900 1024 960
3 LA 32 32 1024 1024 1024
4 NWW 26 29 676 841 754
5 NH 34 33 1156 1089 1122
6 AT 32 30 1024 900 960
7 AAQ 30 30 900 900 900
8 HJ 30 29 900 841 870
9 ENI 35 36 1225 1296 1260
10 IA 30 32 900 1024 960
11 FIT 32 30 1024 900 960
12 ENP 32 31 1024 961 992
13 RV 34 33 1156 1089 1122
14 DIAL 36 36 1296 1296 1296
15 IRM 35 30 1225 900 1050
16 ARF 31 31 961 961 961
17 MFK 32 30 1024 900 960
18 EFA 31 32 961 1024 992
19 NSR 31 31 961 961 961
20 NI 29 31 841 961 899
21 AZI 29 32 841 1024 928
∑ 658 660 20748 20816 20741
Teknik korelasi Product Moment digunakan untuk menghitung korelasi
Product Moment antara belahan pertama yakni item ganjil dan belahan kedua
yakni item genap, dengan perhitungan sebagai berikut
= ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
= ( )( )
√( )( )
=
√( )( )
=
= 0,62
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara
mencobakan instrument selaki saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan
terk tertentu seperti diatas yakni terknik korelasi pearson product moment. Halis
analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian
reliabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian ini yakni dilakukan
dengan teknik belah dua dari Speaman Brouwn (split half). Dengan perhitungan
sebagai berikut.
=
=
=
= 0,765
Berdasarkan perhitungan diatas, maka reliabilitas instrument media komik
sejarah = 0,765, selanjutnya untuk dapat diputuskan instrument tersebut reliebel
atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r tabel. Dengan N = 21
taraf kesalahan 5% diperoleh 0,433 dan taraf kesalahan 1% = 0,549. Karena r
hitung lebih besar dari r tabel untuk taraf kesalah 5% maupun 1% (0,765 > 0,549
> 0,433), maka dapat disimpulkan instrument tersebut reliable dan dapat
digunakan untuk penelitian.
Lampiran 9. Tabulasi Data Angket Uji Coba Instrumen Motivasi Belajar
SKOR UJI COBA ISNTRUMEN ANGKET VARIABEL MOTIVASI BELAJAR
No. Responden Butir Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 RO 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 4 1 3 4 78
2 NPA 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 76
3 LA 3 3 3 4 3 1 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 78
4 NWW 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 79
5 NH 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 1 2 4 3 3 4 1 3 2 76
6 AT 3 3 3 4 2 1 3 3 3 2 1 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 4 3 70
7 AAQ 2 3 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 74
8 HJ 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 4 2 2 3 3 2 4 74
9 ENI 2 2 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 1 2 4 3 3 74
10 IA 3 2 3 4 3 3 3 1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 79
11 FIT 3 4 4 4 3 4 4 1 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 2 4 3 2 2 77
12 ENP 4 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 79
No. Responden Butir Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
13 RV 3 3 4 4 2 2 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 78
14 DIAL 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 2 2 1 3 2 4 77
15 IRM 3 4 3 4 4 2 4 3 4 3 2 4 1 3 4 2 2 4 3 3 3 3 3 2 73
16 ARF 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 1 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 69
17 MFK 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 1 3 1 3 2 3 78
18 EFA 4 2 2 4 2 2 4 3 4 3 1 4 3 4 2 1 3 3 2 2 3 2 4 2 66
19 NSR 3 3 4 4 1 1 3 2 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 3 2 3 73
20 NI 4 2 3 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 4 2 2 3 4 4 3 1 3 3 3 73
21 AZI 3 1 4 4 1 4 4 2 4 3 1 3 1 4 3 2 3 3 4 2 1 3 3 2 65
Lampiran 10. Pengujian Reliabilitas Anket Motivasi belajar
DATA MOTIVASI BELAJAR UNTUK ITEM GANJIL
No. Responden Butir Soal
Jumlah 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
1 RO 3 3 3 3 4 4 4 2 3 2 4 3 38
2 NPA 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 39
3 LA 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 38
4 NWW 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 40
5 NH 2 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 39
6 AT 3 3 2 3 3 1 3 3 3 4 3 4 35
7 AAQ 2 4 2 4 4 2 4 2 4 3 2 3 36
8 HJ 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 36
9 ENI 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 37
10 IA 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 41
11 FIT 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 2 39
12 ENP 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 40
13 RV 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 2 3 39
14 DIAL 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 1 2 38
15 IRM 3 3 4 4 4 2 1 4 2 3 3 3 36
16 ARF 4 3 3 4 3 1 4 2 3 2 2 3 34
17 MFK 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 38
18 EFA 4 2 2 4 4 1 3 2 3 2 3 4 34
19 NSR 3 4 1 3 4 2 4 4 4 3 2 2 36
20 NI 4 3 3 4 4 2 3 2 3 4 1 3 36
21 AZI 3 4 1 4 4 1 1 3 3 4 1 3 32
DATA MOTIVASI BELAJAR UNTUK ITEM GENAP
No. Responden Butir Soal
Jumlah 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
1 RO 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 1 4 40
2 NPA 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 37
3 LA 3 4 1 4 3 4 4 4 4 3 3 3 40
4 NWW 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 39
5 NH 3 4 4 4 3 4 4 1 4 3 1 2 37
6 AT 3 4 1 3 2 4 4 3 4 2 2 3 35
7 AAQ 3 4 2 4 2 4 4 2 4 3 3 3 38
8 HJ 3 4 2 3 3 4 4 2 4 2 3 4 38
9 ENI 2 3 2 3 4 4 4 4 3 1 4 3 37
10 IA 2 4 3 1 3 4 4 4 3 3 4 3 38
11 FIT 4 4 4 1 3 4 4 3 4 2 3 2 38
12 ENP 3 4 2 4 3 4 4 2 4 3 3 3 39
13 RV 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39
14 DIAL 2 4 4 4 4 4 4 1 3 2 3 4 39
15 IRM 4 4 2 3 3 4 3 2 4 3 3 2 37
16 ARF 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 35
17 MFK 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 40
18 EFA 2 4 2 3 3 4 4 1 3 2 2 2 32
19 NSR 3 4 1 2 3 4 4 2 4 4 3 3 37
20 NI 2 4 2 3 3 4 4 2 4 3 3 3 37
21 AZI 1 4 4 2 3 3 4 2 3 2 3 2 33
TABEL PENOLONG UNTUK MENGHITUNG KOEFISIEN KORELASI
MOTIVASI BELAJAR
No. Responden X Y
1 RO 38 40 1444 1600 1520
2 NPA 39 37 1521 1369 1443
3 LA 38 40 1444 1600 1520
4 NWW 40 39 1600 1521 1560
5 NH 39 37 1521 1369 1443
6 AT 35 35 1225 1225 1225
7 AAQ 36 38 1296 1444 1368
8 HJ 36 38 1296 1444 1368
9 ENI 37 37 1369 1369 1369
10 IA 41 38 1681 1444 1558
11 FIT 39 38 1521 1444 1482
12 ENP 40 39 1600 1521 1560
13 RV 39 39 1521 1521 1521
14 DIAL 38 39 1444 1521 1482
15 IRM 36 37 1296 1369 1332
16 ARF 34 35 1156 1225 1190
17 MFK 38 40 1444 1600 1520
18 EFA 34 32 1156 1024 1088
19 NSR 36 37 1296 1369 1332
20 NI 36 37 1296 1369 1332
21 AZI 32 33 1024 1089 1056
781 785 29151 29437 29269
Teknik korelasi Product Moment digunakan untuk menghitung korelasi
Product Moment antara belahan pertama yakni item ganjil dan belahan kedua
yakni item genap, dengan perhitungan sebagai berikut
= ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
= ( )( )
√( )( )
=
√( )( )
=
= 0,75
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara
mencobakan instrument selaki saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan
terk tertentu seperti diatas yakni terknik korelasi pearson product moment. Hasil
analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian
reliabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian ini yakni dilakukan
dengan teknik belah dua dari Speaman Brouwn (split half). Dengan perhitungan
sebagai berikut.
=
=
=
= 0,857
Berdasarkan perhitungan diatas, maka reliabilitas instrument motivasi
belajar = 0,857. Selanjutnya untuk dapat diputuskan instrument tersebut reliebel
atau tidak, harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r tabel. Dengan N = 21
taraf kesalahan 5% diperoleh 0,433 dan taraf kesalahan 1% = 0,549. Karena r
hitung lebih besar dari r tabel untuk taraf kesalah 5% maupun 1% (0,857 > 0,549
> 0,433), maka dapat disimpulkan instrument tersebut reliable dan dapat
digunakan untuk penelitian.
Lampiran 11. Tabulasi Data Angket Media Komik Sejarah
SKOR JAWABAN ANGKET VARIABEL MEDIA KOMIK SEJARAH
No. No.
Angket
Butir Soal Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Resp. 01 4 3 4 2 4 3 3 2 4 4 3 3 4 2 3 48
2 Resp. 02 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 51
3 Resp. 03 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 48
4 Resp. 04 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 52
5 Resp. 05 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 50
6 Resp. 06 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 52
7 Resp. 07 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 43
8 Resp. 08 3 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 2 3 3 3 39
9 Resp. 09 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
10 Resp. 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
11 Resp. 11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
12 Resp. 12 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 48
No. No.
Angket
Butir Soal Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
13 Resp. 13 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 56
14 Resp. 14 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 54
15 Resp. 15 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 49
16 Resp. 16 4 3 3 3 4 1 2 3 4 3 4 3 1 4 3 45
17 Resp. 17 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 52
18 Resp. 18 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 56
19 Resp. 19 4 3 4 2 3 4 3 2 3 4 2 4 3 4 3 48
20 Resp. 20 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 50
21 Resp. 21 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 50
22 Resp. 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
23 Resp. 23 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59
Lampiran 12. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Deskriptif Angket Media Komik Sejarah
REKAPITULASI DATA HASIL ANALISIS DESKRIPTIF ANGKET VARIABEL MEDIA KOMIK SEJARAH
No. No.
Angket
Butir Soal Jumlah Skor Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Resp. 01 4 3 4 2 4 3 3 2 4 4 3 3 4 2 3 48 80 cukup
2 Resp. 02 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 51 85 baik
3 Resp. 03 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 48 80 cukup
4 Resp. 04 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 52 87 baik
5 Resp. 05 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 50 83 baik
6 Resp. 06 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 52 87 baik
7 Resp. 07 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 43 72 kurang
8 Resp. 08 3 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 2 3 3 3 39 65 kurang
9 Resp. 09 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 100 sangat baik
10 Resp. 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 100 sangat baik
11 Resp. 11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 75 cukup
12 Resp. 12 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 48 80 cukup
No. No.
Angket
Butir Soal Jumlah Skor Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
13 Resp. 13 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 56 93 sangat baik
14 Resp. 14 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 54 90 baik
15 Resp. 15 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 49 82 cukup
16 Resp. 16 4 3 3 3 4 1 2 3 4 3 4 3 1 4 3 45 75 cukup
17 Resp. 17 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 52 87 baik
18 Resp. 18 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 56 93 sangat baik
19 Resp. 19 4 3 4 2 3 4 3 2 3 4 2 4 3 4 3 48 80 cukup
20 Resp. 20 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 50 83 baik
21 Resp. 21 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 50 83 baik
22 Resp. 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 100 sangat baik
23 Resp. 23 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 98 sangat baik
Jumlah 1959
Rata- rata 85.5
Kategori Baik
Lampiran 13. Hasil Analisis Deskriptif Media Komik Sejarah Setiap
Indikator
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF VARIABEL MEDIA KOMIK SEJARAH
SETIAP INDIKATOR
No. No. Angket
Indikator 1 Indikator 2
Penyajian Materi Penyajian Media
Jumlah Skor Jumlah Skor
1 Resp. 01 17 85 31 78
2 Resp. 02 17 85 34 85
3 Resp. 03 16 80 32 80
4 Resp. 04 18 90 34 85
5 Resp. 05 16 80 34 85
6 Resp. 06 17 85 35 88
7 Resp. 07 15 75 28 70
8 Resp. 08 15 75 24 60
9 Resp. 09 20 100 40 100
10 Resp. 10 20 100 40 100
11 Resp. 11 15 75 30 75
12 Resp. 12 16 80 32 80
13 Resp. 13 20 100 36 90
14 Resp. 14 18 90 36 90
15 Resp. 15 16 80 33 83
16 Resp. 16 17 85 28 70
17 Resp. 17 17 85 35 88
18 Resp. 18 19 95 37 93
19 Resp. 19 16 80 32 80
20 Resp. 20 16 80 34 85
21 Resp. 21 17 85 33 83
22 Resp. 22 20 100 40 100
23 Resp. 23 19 95 40 100
Rata-rata 86.30434783 84.69565217
Kategori Baik Baik
Lampiran 14. Tabulasi Data Angket Motivasi Belajar
SKOR JAWABAN ANGKET VARIABEL MOTIVASI BELAJAR
No. Responden Butir Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Resp. 01 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 66
2 Resp. 02 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 64
3 Resp. 03 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 60
4 Resp. 04 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 1 4 2 4 4 62
5 Resp. 05 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 63
6 Resp. 06 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 66
7 Resp. 07 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55
8 Resp. 08 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 4 3 58
9 Resp. 09 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 66
10 Resp. 10 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
11 Resp. 11 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 69
12 Resp. 12 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 60
No. Responden Butir Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
13 Resp. 13 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 65
14 Resp. 14 4 4 4 4 3 1 4 4 3 4 4 2 2 4 2 2 2 4 57
15 Resp. 15 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 62
16 Resp. 16 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 1 3 2 4 3 58
17 Resp. 17 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 68
18 Resp. 18 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 65
19 Resp. 19 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 1 3 3 4 4 61
20 Resp. 20 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 63
21 Resp. 21 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 63
22 Resp. 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 70
23 Resp. 23 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 65
Lampiran 15. Rekapitulasi Data Ananilis Deskriptif Angket Motivasi Belajar
REKAPITULASI DATA HASIL ANALISIS DESKRIPTIF ANGKET VARIABEL MOTIVASI BELAJAR
No. Responden Butir Soal
Jumlah Skor Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Resp. 01 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 66 92 tinggi
2 Resp. 02 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 64 89 tinggi
3 Resp. 03 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 60 83 Cukup
4 Resp. 04 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 1 4 2 4 4 62 86 Cukup
5 Resp. 05 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 63 88 Tinggi
6 Resp. 06 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 66 92 Tinggi
7 Resp. 07 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55 76 rendah
8 Resp. 08 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 4 3 58 81 Cukup
9 Resp. 09 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 66 92 tinggi
10 Resp. 10 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 99 sangat tinggi
11 Resp. 11 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 69 96 sangat tinggi
12 Resp. 12 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 60 83 Cukup
No. Responden Butir Soal
Jumlah Skor Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
13 Resp. 13 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 65 90 Tinggi
14 Resp. 14 4 4 4 4 3 1 4 4 3 4 4 2 2 4 2 2 2 4 57 79 rendah
15 Resp. 15 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 62 86 Cukup
16 Resp. 16 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 2 4 3 58 81 Cukup
17 Resp. 17 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 68 94 sangat tinggi
18 Resp. 18 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 65 90 Tinggi
19 Resp. 19 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 1 3 3 4 4 61 85 Cukup
20 Resp. 20 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 63 88 Tinggi
21 Resp. 21 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 63 88 Tinggi
22 Resp. 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 70 97 sangat tinggi
23 Resp. 23 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 65 90 Tinggi
Jumlah 2025
Rata-rata 88.04
Kategori Tinggi
Lampiran 16. Hasil Analisis Deskriptif Motivasi Belajar Setiap Indikator
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF VARIABEL MOTIVASI BELAJAR SETIAP INDIKATOR
No. No.
Angket
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6
Hasrat dan
Keinginan untuk
Berhasil
Dorongan dan
Kebutuhan
Belajar
Harapan dan
Cita-cita Masa
Depan
Penghargaan
dalam Belajar
Kegiatan yang
Menarik dalam
Belajar
Lingkungan
Belajar yang
Kondusif
Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor
1 Resp. 01 15 94 15 94 7 88 8 100 11 92 10 83
2 Resp. 02 15 94 12 75 8 100 8 100 10 83 11 92
3 Resp. 03 15 94 13 81 6 75 6 75 9 75 11 92
4 Resp. 04 15 94 13 81 8 100 7 88 9 75 10 83
5 Resp. 05 15 94 12 75 8 100 7 88 9 75 12 100
6 Resp. 06 15 94 14 88 8 100 7 88 11 92 11 92
7 Resp. 07 13 81 12 75 6 75 6 75 9 75 9 75
8 Resp. 08 15 94 12 75 8 100 6 75 8 67 9 75
9 Resp. 09 13 81 16 100 8 100 8 100 12 100 9 75
10 Resp. 10 15 94 16 100 8 100 8 100 12 100 12 100
11 Resp. 11 16 100 15 94 8 100 7 75 11 92 12 100
12 Resp. 12 15 94 12 75 6 75 8 100 9 75 10 83
No. No.
Angket
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6
Hasrat dan
Keinginan untuk
Berhasil
Dorongan dan
Kebutuhan
Belajar
Harapan dan
Cita-cita Masa
Depan
Penghargaan
dalam Belajar
Kegiatan yang
Menarik dalam
Belajar
Lingkungan
Belajar yang
Kondusif
Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor Jumlah Skor
13 Resp. 13 15 94 13 81 8 100 8 100 10 83 11 92
14 Resp. 14 16 100 12 75 7 88 6 75 8 67 8 67
15 Resp. 15 14 88 12 75 8 100 8 100 10 83 10 83
16 Resp. 16 15 94 12 75 8 100 6 75 8 67 9 75
17 Resp. 17 16 100 13 81 8 100 7 88 12 100 12 100
18 Resp. 18 16 100 12 75 8 100 8 100 11 92 10 83
19 Resp. 19 16 100 12 75 8 100 6 75 8 67 11 92
20 Resp. 20 15 94 12 75 8 100 6 75 11 92 11 92
21 Resp. 21 15 94 14 88 6 75 7 8r8 10 83 11 92
22 Resp. 22 16 100 16 100 8 100 8 100 10 83 12 100
23 Resp. 23 15 94 12 75 8 100 7 88 11 92 12 100
Rata-rata 94.17391304 82.08695652 94.60869565 88.17391304 83.04347826 88.08695652
Kategori Sangat Tinggi Cukup Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi
Lampiran 17. Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DAN PERANAN GURU DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK SEJARAH
Nama Sekolah : SD Inpres Jatia
Kelas/Semester : V /II (Dua)
Tahun : 2018
Petunjuk Pengisisan:
Isilah Lembar observasi ini dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya”
atau “tidak” serta berikan keterangan sesuai dengan keadaan yang berlangsung
selama proses pembelajaran.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Ket
A. Pendahuluan
1 Menyiapkan ruangan, alat, dan media yang akan
digunakan dalam pembelajaran
2 Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
3 Guru memulai pembelajaran dengan salam
(membuka pelajaran)
4 Melakukan apersepsi
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai.
B. Kegiatan inti
1. Penguasaan materi pembelajaran
2. Menyampaikan materi secara sistematis dan logis
3. Mengaikan materi dengan realitas kehidupan
4. Melaksankan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
5. Menggunakan media secara efektif dan efisien
6. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan media
pembelajaran
Menggunakan bahasa lisan secara benar dan lancar
Memantau kemajuan belajar siswa
C. Penutup
1. Membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa
2. Memberikan evaluasi kepada siswa
3. Guru mengakhiri pelajaran dengan memberikan
saran, merefleksikan dan memberikan salam
(mengakhiri pembelajaran)
Bantaeng, ………………….2018
Observer
(……………………………….)
LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK SEJARAH
Nama Sekolah : SD Inpres Jatia
Kelas/Semester : V /II (Dua)
Tahun : 2018
Petunjuk Pengisisan:
Isilah Lembar observasi ini dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya”
atau “tidak” serta berikan keterangan sesuai dengan keadaan yang berlangsung
selama proses pembelajaran.
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Ket
1 Siswa bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan
pembelajaran yang diberikan
2 Siswa memperhatikan saat guru memberikan
penjelasn
3 Siswa senang mengikuti kegiatan pembelajaran
4 Siswa berani dalam mengajukan pertanyaan
5 Siswa berani menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru
6 Siswa membuat ringkasan saat guru memberikan
penjelasan
7 Siswa antusias, semangat untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menggukan media komik
sejarah.
8 Siswa tekun mengerjakan tugas.
Bantaeng, ………………….2018
Observer
(……………………………….)
Lampiran 18. Gambar Media Komik Sejarah
Lampiran 19. Tabel Nilai-nilai r Product Moment
Lampiran 20. Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi t
Lampiran 21. Surat Pengantar LP3M
Lampiran 22. Surat Rekomendasi dari Badan Penanaman Modal Sulawesi
Selatan
Lampiran 23. Surat Penelitian dari Badan Penanaman Modal Kabupaten
Bantaeng
Lampiran 24. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 25. Dokumentasi
Gedung Sekolah SD Inpres Jatia di sisi Kiri
Gedung Sekolah SD Inpres Jatia di sisi Kanan
Sekolah Dasar Inpres Jatia tampak dari depan
Uji coba instrument di SD Negeri 32 Bungloe
Uji coba instrument di SD Negeri 32 Bungloe
Situasi Kelas SD Negeri 32 Bungloe
Kelas V SD Inpres Jatia Kabupaten Bantaeng
Badan Penanaman Modal Kabupaten Bantaeng
RIWAYAT HIDUP
Husnul Khatimah. Dilahirkan di Tibona Kabupaten
Bulukumba pada tanggal 06 Februari 1996, dari pasangan
Ayahanda Alimin dan Ibunda Harmia. Penulis masuk
sekolah dasar pada tahun 2002 di SD Negeri 238
Mattoanging Kabupaten Bulukumba dan tamat tahun
2008, tamat SMP Negeri 5 Bulukumpa tahun 2011, dan
tamat SMA Negeri 2 Bulukumba tahun 2014. Pada tahun yang sama (2014),
penulis melanjutkan pendidikan pada program strata satu (S1) Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2018. Salah satu prestasi
yang pernah diraih oleh penulis yakni sebagai peserta dalam Kredit Transfer
Melalui Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT) yang
diselenggarakan oleh Jurusan S1-PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Surabaya.