pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

65
Pengaruh Pemanfaatan Blog Dan Media Sosial Internet Bagi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI-IPA SMAN 4 Balikpapan Oleh: Adi Bugman (Teknologi Pendidikan – PPs Magister Kependidikan Univ. Mulawarman) A. Latar Belakang Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari, bahkan bisa juga dikembangkan menjadi kegiatan wira usaha. Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan TIK secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan 1

Upload: adi-bugman

Post on 25-Jul-2015

420 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Pengaruh Pemanfaatan Blog Dan Media Sosial Internet Bagi Guru Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas XI-IPA SMAN 4 Balikpapan

Oleh: Adi Bugman

(Teknologi Pendidikan – PPs Magister Kependidikan Univ. Mulawarman)

A. Latar Belakang

Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini

sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas,

segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya hidup maupun cara

berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa agar

mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa

menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai

aspek kehidupan sehari-hari, bahkan bisa juga dikembangkan menjadi kegiatan wira

usaha.

Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar

bisa memanfaatkan TIK secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan

zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat. Siswa yang

telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan TIK akan memiliki kapasitas

dan kepercayaan diri untuk memahami berbagai TIK dan menggunakannya secara

efektif. Selain dampak positif, siswa mampu memahami dampak negatif, dan

keterbatasan TIK serta mampu memanfaatkan TIK untuk mendukung proses

pembelajaran dan memanfatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam dua dasawarsa terakhir ini, teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

mengalami perkembangan yang amat pesat dan secara fundamental telah membawa

perubahan yang signifikan dalam percepatan dan inovasi penyelenggaraan pendidikan

di berbagai negara. Bahkan terdapat tekanan TIK yang sangat besar terhadap sistem

pendidikan secara global karena: (i) teknologi yang berkembang menyediakan

1

Page 2: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan manajemen pendidikan dan

proses pembelajaran di sekolah, (ii) hasil belajar siswa yang spesifik dapat

diidentifikasi dengan pemanfaatan teknologi baru tersebut, dan (iii) TIK memiliki

potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek di dalam

pendidikan di sekolah dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran.

Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa memerlukan

pembahuruan-pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan dalam

pendidikan selalu berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang berdampak

meningkatnya kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada era teknologi tinggi (high

technology) perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu cepat. Akibatnya,

sistem pendidikan konvensional tidak akan mampu lagi mengikuti perkembangan

ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan modern dalam proses pengajaran tidak

akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan ilmu dan teknologi jika

sistem pendidikan masih dilakukan secara konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa

pemanfaatan TIK di bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari

berbagai pihak terkait, termasuk mengatasi masalah-masalah yang sering terjadi.

Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional

tahun 2005-2009, untuk dapat memberikan pelayanan prima, salah satu yang perlu

dilakukan adalah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang

dilakukan melalui pendayagunaan ICT di bidang pendidikan yang mencakup peran

ICT sebagai substansi pendidikan, alat bantu pembelajaran, asilitas pendidikan,

standar kompetensi, penunjang administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan

pendidikan, dan infrastruktur pendidikan.

Hal inilah yang mendasari keberadaan media komunikasi dan media

pengembangan mutu kualitas pendidikan berbasis TIK dipandang penting. Dengan

semakin banyaknya situs pertemanan seperti facebook, twitter, friendster, dan

myspace membuat komunikasi dan saling bertukar informasi semakin mudah. Belum

lagi semakin menjamurnya tempat membuat blog gratis di internet seperti wordpress,

2

Page 3: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

blogspot, livejurnal, dan multiply. Membuat kita dituntut bukan hanya mampu

mencari dan memanfaatkan informasi saja, tetapi juga mampu menciptakan informasi

di internet melalui blog yang kita kelola dan terupdate dengan baik. Di sanalah

muncul kreativitas menulis yang membuat orang lain mendapatkan manfaat dari

tulisan yang kita buat. Namun sayangnya, kebiasaan menulis dan membaca belum

menjadi budaya masyarakat Indonesia, termasuk guru dan siswa di sekolah. Para guru

TIK dituntut agar para peserta didiknya mampu memanfaatkan TIK untuk

mengembangkan kreativitas menulis. Diharapkan dengan media komunikasi seperti

jejaring social dan media pengembangan mutu pembelajaran seperti blog dapat

memberikan kontribusi khusus didalam pengembangan kualitas pendidikan di

Indonesia.

Pada dasarnya, tidak dapat kita pungkiri bahwa jejaring sosial memiliki dampak

negatif bagi siswa. Namun, kita tidak dapat lari dari suatu permasalahan dengan tidak

menerima perkembangan teknologi melainkan seharusnya memberikan solusi positif

sehingga dapat mengembangkan potensi siswa. Jejaring sosial juga seharusnya dapat

menjadi komunikasi efektif dan efisien antara pendidik dengan anak didiknya dan

saat ini tidak lagi komunikasi antar keduanya terbelenggu oleh waktu pelajaran

disekolah. Dengan jejaring sosial seorang pendidik dapat memberikan komitmen

pendidikan karakter, pengetahuan dan interaksi permasalahan (media sharing) kepada

siswa dan sebaliknya. Dengan demikian, kualitas pemanfaatan jejaring sosial semakin

terarah kepada hal yang positif dan berkembang begitupun dengan media blog yang

dapat dimanfaatkan oleh seorang pendidik dalam hal pemberian materi dan

pengklasifikasian materi ajar lebih awal kepada siswa. Blog juga bisa memberikan

kontribusi tanya-jawab antara pendidik dan anak didik.

Makalah ini mencoba membahas pengaruh dari pemanfaatan blog dan jejaring

sosial oleh guru terhadap kualitas dan prestasi belajar siswa. Dengan adanya materi

ini, paling tidak dapat memberikan kontribusi kecil didalam kualitas pendidikan di

Indonesia ke arah yang lebih baik dari hari ini dan kemarin.

3

Page 4: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

B. TIK Dalam Pendidikan

1. Pengertian TIK

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu

Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi

segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi,

dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi mencakup segala hal yang

berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer data dari

perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, penguasaan TIK berarti kemampuan

memahami dan menggunakan alat TIK secara umum termasuk komputer (Computer

literate) dan memahami informasi (Information literate). Tinio mendefenisikan TIK

sebagai seperangkat alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan,

mendiseminasikan, menyimpan, dan mengelola informasi. Teknologi yang dimaksud

termasuk komputer, internet, teknologi penyiaran (radio dan televisi), dan telepon.

UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa TIK adalah teknologi yang digunakan

untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan mendistribusikan informasi.

Secara umum TIK menurut UNESCO adalah computer, internet, telepon, televise,

radio, dan peralatan audiovisual. Definisi melek ICT menurut UNESCO adalah

keahlian dalam menggunakan tekonologi digital, peralatan komunikasi, dan/atau

terlibat dalam jaringan untuk mengakses, mengelola, menyatukan, mengevaluasi, dan

membuat informasi agar dapat berfungsi dalam masyarakat berpengetahuan.

Dalam melek ICT itu sendiri mengandung tiga dimensi, yang meliputi dimensi

pengetahuan, keahlian, dan perilaku. Pada dimensi pengetahuan melek ICT ditandai

dengan kesadaran pengguna tentang ICT dan apresiasi relevansi ICT baik dalam

kehidupan individual maupun profesional. Sementara itu dimensi keahlian melek ICT

merujuk dan seringkali merupakan hasil dari pengalaman menggunakan teknologi.

Dalam banyak hal, merupakan keahlian dalam hal memperoleh, mengolah,

menyimpan, meproduksi, dan menukar informasi, mengkomunikasikan, dan

melibatkan diri dalam jaringan internet. Semua itu merupakan pertanda bahwa secara

individual orang yang mempunyai keahlian tersebut telah melek ICT. Sedangkan

4

Page 5: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

dimensi perilaku melek ICT merepresentasikan produk dan proses dari tafsir kritis

dalam penggunaan ICT untuk informasi dan pengetahuan.

Adapun indikator melek ICT dapat diidentifikasi melalui tingkat kompetensi

utama dalam tiga dimensi tersebut. Pada dimensi pengetahuan mereka yang dianggap

teleh melek ICT jika telah memiliki kompetensi utama seperti: (1) Akrab dengan HP,

komputer, dan internet; (2) mempunyai keahlian dalam mengidentifikasi ICT; (3)

mempunyai apresiasi terhadap fungsi-fungsi potensial ICT dalam kehidupan sehari-

hari; (4) mempunyai pengetahuan dasar dalam menggunakan ICT, untuk HP misalnya

dapat menelpon dan ber-sms; untuk komputer dapat mengetahui bahasa komputer,

data dasar, dan penyimpanan informasi; sedangkan untuk internet misalnya

mengetahui browsing dan e-mail; dan (4) dapat membedakan antara dunia maya dan

dunia nyata.

Pada dimensi keahlian, mereka yang dianggap melek ICT jika telah memiliki

kompetensi utama seperti: (1) dapat menggunakan fitur-fitur dan aplikasi-aplikasi

ICT, untuk HP misalnya dapat menelpon, sms, memetret, memutar radio dan tape

recorder, bluetooth, dan mengkoneksikan dengan internet dll. Untuk komputer dapat

mengaplikasikan menulis, database, dan penyimpanan informasi, dan untuk internet

dapat mengaplikasikan browsing jaringan dan e-mail; (2) dapat mengakses dan

mencari website seperti misalnya mencatatkan diri pada internet, mengoperasikan

mesin pencari, menggunakan kata-kata kunci dll.; (3) dapat menggunakan layanan

internet seperti membuka email dan mengemail, mengunduh data, ikut diskusi dalam

jaringan internet, membuat blog dll.; (4) dapat memproses dan mengoleksi data

elektronik; (5) dapat mengubah data menjadi tampilan data grafik dan format-format

visual lainnya; (6) dapat memanfaatkan ICT untuk mendukung berpikir kritis,

kreativitas dan berinovasi untuk kepentingan pendidikan, jaringan kerja, dan tujuan

rekreatif; dan (7) dapat membedakan kredibilitas seperti misalnya perbedaan relevan

dan tidak relevan, subyektif dan obyektif, serta dapat membedakan sesuatu itu riil

atau maya.

5

Page 6: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Pada dimensi perilaku, mereka diangap melek ICT jika mempunyai

kompetensi utama seperti: (1) mempunyai keahlian menggunakan ICT secara

individual maupun kerja tim; (2) bertanggungjawab dalam menggunakan teknologi,

memiliki daya kepekaan dalam mengamankan dan bertanggungjawab dalam

menggunakan internet; (3) senantiasa bersikap kritis dan reflektif ketika mendapatkan

informasi dalam arti sadar bahwa ada motif dagang dalam teknologi; (3) memahami

akan konsekuensi dalam menggunakan ICT, memiliki kemampuan dalam memahami

formasi dampak penggunaan ICT dari nilai-nilai dan tanggungjawab, praksis

komunikasi, dan perilaku-perilaku lainnya; dan (4) mempunyai kemampuan dalam

menilai secara kritis tentang dampak teknologi.

2. TIK dalam pendidikan

Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International Commission on

Education for the Twenty First Century” merekomendasikan pendidikan yang

berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses

pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai. pengetahuan)

Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ), Learning to be (belajar

untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk hidup

bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era globalisasi

informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan

menerapkan TIK dalam proses pembelajaran.

Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan  TIK ada lima

pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2)

dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran,

(4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu

nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan  dilakukan dengan menggunakan

media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya.

Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka

tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat

6

Page 7: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula

siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber

melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.

Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat membuat

peserta didik beajar secara aktif.

Menurut Wijaya (2010), hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa

yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang

dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini

ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK

khususnya internet. Lebih lanjut, Rosenberg (2001) mendefinisikan bahwa e-learning

merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran

dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan

jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan

membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir

melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3)

memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik

paradigma pembelajaran tradisional. 

Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan

dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih

terbuka. Globalisasi juga membawa peran yang sangat penting dalam mengarahkan

dunia pendidikan kita dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Sebenarnya,

ada empat level pemanfaatan TIK untuk pendidikan menurut UNESCO (2004), yaitu:

a. Level 1: Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk pendidikan,

b. Level 2: Applying - baru mempelajari TIK (learning tom use ICT),

c. Level 3: Integrating - belajar melalui dan atau meng-gunakan TIK (using ICT

to learn),

d. Level 4: Transforming - dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas dan

efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum.

7

Page 8: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam konteks kemampuan menggunakan TIK

di masyarakat, ada beberapa alasan untuk mengembangkan penggunaan TIK dalam

sistem pendidikan, yaitu (i) untuk mengembangkan atribut pengetahuan-masyarakat

bagi siswa, termasuk pengembangan keterampilan berfikir tingkat tinggi, kebiasaan

belajar sepanjang hayat, dan kemampuan berfikir secara kritis, mengkomunikasikan

dan mengkolaborasikan, mengakses, mengevaluasi dan mensintesis informasi, (ii)

untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensi TIK pada diri siswa, sebagai

bekal yang dapat digunakan untuk memanfaatkan TIK dalam duania kerja dan

masyarakat, (iii) untuk mengatasi masalah dalam dunia pendidikan, antara lain

termasuk penggunaan TIK untuk meningkatkan efesiensi kegiatan administrasi dan

pengajaran, mengatasi keterbatasan sumber bahan dalam bidang tertentu (misalnya

kekurangan buku teks atau sumber belajar), mengatasi isu pemerataan melalui

perluasan akses terhadap pengetahuan, sumber dan keahlian, atau bahkan membantu

guru-guru yang mungkin kurang diperlengkapi dengan sumber belajar yang cukup.

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada

tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada

teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2)

harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa

dan guru, dan (3) guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam

menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar

mencapai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah

terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar

kelas.

Dalam pandangan tradisional proses pembelajaran dipandang sebagai: (1)

sesuatu yang sulit dan berat, (2) upaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses

transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan

yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan

terisolasi, (6) suatu proses linear.

8

Page 9: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan

mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses

sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses

yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model

kekuatan, kecakapan, minat, dan kultur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan

pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual

maupun kelompok.

Hal itu telah mengubah peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru

telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli

materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih,

kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2) dari mengendalikan dan

mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih

banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses

pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami

perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif

dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi

menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari pembelajaran sebagai aktiivitas

individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.

3. Media blog dan jejaring sosial sebagai media TIK dalam pendidikan

Pesatnya arus globalisasi serta perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) saat ini menuntut perubahan sikap dan pola pikir

pengajar/pendidik. Sebab, peran mereka saat ini makin tersaingi dengan keberadaan

internet dan televisi. Internet dan televisi sebetulnya merupakan alternatif sumber

belajar. Namun, pada kenyataannya, tidak jarang ini menggeser peran pengajar

sebagai penyampai ilmu. Internet dalam wadah TIK merupakan sumber yang luas

untuk belajar. Jika pengajar tidak memutakhirkan dirinya terhadap perkembangan

TIK, maka daya saing bangsa akan kian tertinggal.

9

Page 10: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Internet memiliki potensi manfaat yang besar jika kita bisa

mengoptimalkannya dengan baik. Internet bisa menjadi sarana menambah ilmu dan

wawasan pengetahuan. Internet juga menjadi sarana komunikasi yang cepat dan

murah dengan hadirnya beragam situs jejaring sosial. Fenomena situs jaringan sosial

seperti  twitter dan Facebook makin menegaskan fenomena masyarakat digital.

Dalam konsep ini, masyarakat bagaikan sebuah keluarga besar yang melintasi batas

wilayah dan saling aktif bertukar informasi. Lembaga pendidikan formal merupakan

benteng untuk menyaring budaya global yang tidak sesuai budaya lokal. Di sinilah

lembaga formal pendidikan berperan sebagai lembaga transfer nilai. Sekolah sebagai

lembaga formal pendidikan melalui pengajarnya harus bisa menjadi lembaga yang 

tidak sekadar transfer ilmu, tetapi juga nilai-nilai luhur. Pengajar/pendidik sejatinya

tetap kunci dalam proses pembelajaran. Namun, sebagai agen perubahan, mereka

dituntut harus mampu melakukan validasi-memperbaharui kemampuannya, sesuai

dengan tuntutan zaman agar tidak tertinggal.

Paradigma pendidikan telah berubah seiiring perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, artinya pendidik sekarang tidak lagi menjadi pusat ilmu bagi peserta

didik. Pemanfaatan teknologi seperti komputer dan Internet telah memberi

kemanfaatan yang sangat besar bagi guru dan peserta didik. Bagi pendidik/pengajar,

komputer dengan fasilitas internetnya mampu menambah khasanah keilmuan dosen

dalam mempersiapkan pembelajaran. Di dunia maya ini, mereka dengan mudah

mendapat referensi untuk keperluan pembuatan Satuan Acara Perkuliahan (SAP),

Silabus, Kurikulum Implementatif, dan lain lain. Bahkan dengan sedikit kemampuan

penguaasan tool/ aplikasi seperti Moodle, seorang pendidik mampu menyajikan

materi pembelajaran secara dinamis, baik berupa konten materi, evaluasi, quiz, dan

nilai. Bagi peserta didik, materi yang akan disampaikan pendidik telah didapat

sebelum jam pembelajaran terstruktur di kelas. Peserta didik dapat lebih siap

menerima materi dari guru untuk dapat dipelajari sebelumnya. (Nindi Ayu,  2011).

Namun masih banyaknya tenaga pendidik seperti guru yang gagap teknologi,

lebih disebabkan karena faktor individu, enggan memperbaiki diri. Dengan adanya

10

Page 11: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

otonomi pendidikan, sebagai tenaga pengajar/pendidik sebetulnya dituntut lebih

memberdayakan TIK untuk proses pembelajaran yang bermutu. Jika selama ini

terkadang sering mengeluh tentang sulitnya memperoleh bahan ajar yang bermutu di

internet terutama dalam bahasa Indonesia, maka sudah saatnya tenaga pendidik

seperti guru menulis sendiri bahan ajar tersebut dan membaginya melaui blog sendiri.

Sehingga peserta didiknya dapat memperoleh sumber belajar yang bermutu. Selama

ini ratusan artikel yang telah dibuat oleh masing-masing pendidik hanya menjadi

koleksi pribadi. Jika bahan-bahan tersebut dipubikasikan melalui fasilitas blog, dunia

pendidikan kita tidak akan kekurangan referensi yang bermutu, yang bisa dijadikan

sumber belajar oleh peserta didiknya. Indonesia akan menjadi negara yang kaya akan

konten internet dengan nilai edukasi yang tinggi. Dengan demikian generasi muda

tidak akan memanfaatkan internet untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. (Muhammad

Adri, 2008)

C. Media Blog dan Jejaring Sosial Dalam Pendidikan

1. Media blog dan jejaring sosial

Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang

menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web

umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu

baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian.

Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai

dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Media blog pertama kali

dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya

PyraLab diakuisi oleh Google.Com pada akhir tahun 2002 yang lalu. Semenjak itu,

banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan

kepada perkembangan para penulis blog tersebut.

Ngeblog (istilah bahasa Indonesia untuk blogging) harus dilakukan hampir

setiap waktu untuk mengetahui eksistensi dari pemilik blog. Juga untuk mengetahui

sejauh mana blog dirawat (mengganti template) atau menambah artikel. Sekarang ada

11

Page 12: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

lebih 10 juta blog yang bisa ditemukan di internet, dan masih bisa berkembang lagi,

karena saat ini ada banyak sekali perangkat lunak, peralatan, dan aplikasi internet lain

yang mempermudah para blogger (sebutan pemilik blog) untuk merawat blognya.

Selain merawat dan terus melakukan pembaharuan di blognya, para blogger yang

tergolong baru pun masih sering melakukan blogwalking, yaitu aktivitas para blogger

meninggalkan tautan di blog atau situs orang lain seraya memberikan komentar.

Beberapa blogger kini bahkan telah menjadikan blognya sebagai sumber pemasukan

utama melalui program periklanan (misalnya AdSense, posting berbayar, penjualan

tautan, atau afiliasi).  Sehingga kemudian muncullah istilah blogger profesional, atau

problogger, yaitu orang yang menggantungkan hidupnya hanya dari aktivitas

ngeblog, karena banyak saluran pendapatan dana, baik berupa dolar maupun rupiah,

dari aktivitas ngeblog ini.

Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, dari sebuah catatan harian,

media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program

media dan perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis

tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis . Banyak juga weblog

yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan

buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan para pengunjungnya

untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun

demikian ada juga yang yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif.

Situs-situs web yang saling berkaitan berkat weblog, atau secara total

merupakan kumpulan weblog sering disebut sebagai blogosphere. Bilamana sebuah

kumpulan gelombang aktivitas, informasi dan opini yang sangat besar berulang kali

muncul untuk beberapa subyek atau sangat kontroversial terjadi dalam blogosphere,

maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog.

Jenis-jenis blog  (Wikipedia, 2012): 

a. Blog politik: Tentang berita, politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis

blog (Seperti kampanye).

12

Page 13: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

b. Blog pribadi: Disebut juga buku harian online yang berisikan tentang

pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan jahat,

dan perbincangan teman.

c. Blog bertopik: Blog yang membahas tentang sesuatu, dan fokus pada bahasan

tertentu.

d. Blog kesehatan: Lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan

berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-ketarangan

tentang kesehatan, dll.

e. Blog sastra: Lebih dikenal sebagai litblog (Literary blog).

f. Blog perjalanan: Fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan

keterangan-keterangan tentang perjalanan/traveling.

g. Blog riset: Persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru.

h. Blog hukum: Persoalan tentang hukum atau urusan hukum; disebut juga

dengan blawgs (Blog Laws).

i. Blog media: Berfokus pada bahasan kebohongan atau ketidakkonsistensi

media massa; biasanya hanya untuk koran atau jaringan televise

j. Blog agama: Membahas tentang agama

k. Blog pendidikan: Biasanya ditulis oleh pelajar atau guru.

l. Blog kebersamaan: Topik lebih spesifik ditulis oleh kelompok tertentu.

m. Blog petunjuk (directory): Berisi ratusan link halaman website.

n. Blog bisnis: Digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan

promosi bisnis mereka

o. Blog pengejawantahan: Fokus tentang objek diluar manusia; seperti anjing

p. Blog pengganggu (spam): Digunakan untuk promosi bisnis affiliate; juga

dikenal sebagai splogs (Spam Blog)

Muhammad Adri (2008) menyatakan secara garis besar, terdapat beberapa

kategori blog yang disesaikan dengan fungsi dan penggunaan blog tersebut oleh

pembuat atau pendirinya, yaitu:

13

Page 14: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

a. Personel Blog : blog yang dibuat untuk kebutuhan perseorangan yang dapat

digunakan untuk berbagai keperluan, seperti blog edukasi bagi tenaga edukatif

dalam mendistribusikan bahan ajar.

b. Community blog: blog yang dibuat untuk komunitas tertentu seperti

perkumpulan, organisasi, profesi, dan sebagainya.

c. Bussiness blog: blog yang dibuat dan digunakan untuk kebutuhan bisnis

sebagai sarana publishing produk bisnisnya. 

Sifat Blog sebagai sarana posting/publishing, semua konten yang di-publish

pada blog dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang yang mengunjungi blog

tersebut. Satu hal yang perlu dipahami oleh pemilik blog adalah keterbukaan isi (open

content). Jadi pemilik blog siap untuk di kritisi oleh orang yang mengunjungi

blognya. Selanjutnya Muhammad Adri (2008) menyatakan enam pilar yang

membedakan blogging dengan saluran komunikasi lainnya yatu:

a. Publishable. anda dapar langsung memposting berita. Mudah, murah, dan

dapat dibaca dimanapun.

b. Findable. Mudah ditemukan lewat situs pencari berdasarkan subjek, nama

penulis, atau keduanya. Semakin tambun suatu blog, biasanya ia semakin

digemari

c. Social. Percakapan yang menarik berdasarkan topic beralih dari suatu situs ke

situa web, nge-link dari suatu link ke link lain. Melali blog, mereka yang

memiliki minat yang sama dapat membangun network atau berita lintas

geografi.

d. Viral. Informasi menyebar lebih cepat melalui blog disbanding news service.

Saat ini, tak ada viral marketing yang dapat menyetarakan kecepatan dan

efisiensi suatu blog

e. Syndicatable. konten yang kaya mudah disindikasikan oleh siapa saja. Dengan

blog, ribuan informasi yang tersebarcdapat dengan mudah diperoleh

14

Page 15: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

f. Linkable. Setiap nge-link ke yang lain, memiliki akses ke puluhan juta orang

yang mengunjungi blogsphere setiap hari yang bercirikan komunikasi internet

dua arah.

Media sosial mampu mendekatkan kita, faktor geografis bukan lagi masalah,

sehingga bisa menjaring aneka kelompok lintas-profesi dan minat. Di media sosial

kita berpeluang membangun personal branding, mengembangkan karir profesional

dan membangun jaringan. Media sosial internet berbagai macam, antara lain: media

sosial facebook, twitter, dan multiply.

Facebook salah satunya adalah layanan jejaring sosial dengan fungsi

terlengkap. Kita bisa berbagi macam-macam hal misalnya tulisan, foto, tautan artikel,

dan bahkan foto. Sejumlah guru sudah memulai membangun jejaring sosial di

Facebook. Profil pribadi, grup-grup komunitas dan sejumlah aktivitas online sudah

dibuat. Namun tidak semuanya efektif dan dipelihara sampai sekarang. Ada banyak

komunitas guru yang sudah dibuat di Facebook. Beberapa di antaranya tertutup untuk

umum (khusus untuk guru dari sekolah tertentu misalnya), namun ada juga yang

membebaskan siapa saja untuk bergabung.

Untuk contoh lihatlah Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan P4TK Matematika (http://www.facebook.com/

p4tkmatematika); Aksi Guru (http://www.facebook.com/AksiGuru); Fan page SMAN

1 Tasikmalaya (Alumn, Students, Teachers and Staff) untuk memelihara hubungan

murid, guru, karyawan dan alumninya.

Internet sudah menjadi alat berkomunikasi dan berbagi informasi. Dengan

adanya jejaring sosial di internet, lalu lintas informasi menjadi tidak hanya satu arah

tapi juga multiarah. Banyak sekali “percakapan” yang terjadi. Dengan Anda

memasuki jejaring media sosial, Anda berkesempatan untuk terlibat dalam

percakapan tadi; minimal Anda mengetahui apa yang sedang dipercakapkan. Dengan

demikian, Anda tidak akan ketinggalan informasi dan tetap “eksis” sebagai individu.

Menurut www.checkfacebook.com pada awal tahun 2011 Indonesia masuk

dalam 3 negara pengguna Facebook terbesar di dunia, yaitu 32.129.460 pengguna.

15

Page 16: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Posisi tersebut berada di bawah urutan pertama Negara pembuatnya yaitu Amerika

Serikat yang memiliki 146.805.000 pengguna. Ini berarti Indonesia melewati Inggris

yang sebelumnya berada di atas Indonesia dengan memiliki 28.661.600 pengguna.

Oleh karenanya marilah kita manfaatkan media sosial untuk menunjang kegiatan

pendidikan.

2. Media blog dan jejaring sosial sebagai komunitas guru online dan ICT literacy

HOMO homini socius. Manusia menjadi kawan bagi manusia lainnya, karena

kita adalah mahkluk sosial. Interaksi yang terjadi di internet seringkali memunculkan

keinginan untuk beraktivitas bersama dan membentuk komunitas. Tak terkecuali di

kalangan guru yang sering online. Sungguh natural. Kadang wguru-guru yang

bertemu secara offline atau bertemu secara fisik pada workshop TIK merasa

nyambung lalu tercetus ide untuk bersilaturahmi atau membentuk suatu komunitas.

Banyak komunitas online guru yang pernah dibentuk di internet. Sebagian

merupakan inisiatif pemerintah, sebagian lagi swasta, dan ada juga yang berasal dari

inisiatif guru-guru sendiri. Sejujurnya, tidak banyak komunitas online guru yang

bertahan lama di internet. Beberapa situs dan jejaring sosial pernah dibentuk namun

tidak semua ada penghuninya.

Berikut adalah beberapa komu nitas online para guru dan praktisi pendidikan

lainnya:

a. Aksi Guru (aksiguru.org). Aksi Guru adalah salah satu program dari Citi

Success Fund (CSF) dan Hope Indonesia yang bertujuan untuk mendukung

ide-ide kreatif dari para guru SMA

b. Indonesia Educate (indonesiaeducate.org). Indonesia Educate adalah situs

yang menghimpun tulisan-tulisan orang yang mempunyai perhatian terhadap

perkembangan pendidikan di Indonesia. Banyak ide menarik muncul di situs

ini.

Bahkan sejumlah guru telah memulai dan memelihara blog yang mereka buat

sendiri. Dari sinilah curahan ilmu dan sapaan tersebar hingga ke luar kelas tempat

16

Page 17: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

mereka mengajar. Tidak tertutup kemungkinan orang yang tinggal di Jakarta belajar

banyak dari blog seorang pengajar Matematika di Kalimantan. Seorang guru TK di

Pulau Jawa berdiskusi dengan koleganya di Sumatera. Itu adalah kejadian yang biasa

jika mempunyai dan mengakses blog serta berjejaring di internet melalui media

sosial. Berikut adalah sejumlah blog yang dibuat oleh para guru:

a. Al Jupri, Sarjana Matematika di Kalimantan (mathematicse.wordpress.com)

b. Hindraswari Enggar D., guru TIK SMP di Jakarta (enggar.net)

c. Urip, guru Kimia di Kalimantan (urip.wordpress.com).

d. Armein Z.R. Langi, dosen Institut Teknologi Bandung (azrl.wordpress.com)

e. Sawali Tuhusetya, guru Bahasa Indonesia di Kendal (sawali.info)

f. Wijaya Kusumah, guru Lab School Jakarta (www.wijayalabs.com)

g. Abdul Karim, guru Matematika di Semarang (abdulkarim.wordpress.com)

3. Media blog dan jejaring sosial untuk kegiatan pendidikan

Blog dapat dimanfaatkan di dalam setiap bidang kehidupan, salah satunya

adalah bidang pendidikan. Blog merupakan sebuah media yang mempunyai berbagai

fasilitas sebagai sebuah website pribadi ataupun institusi. Web blog merupakan

sarana untuk menyampaikan informasi secara online yang memiliki fasilitas dasar

internet yang mampu menebus batas ruang dan waktu. Ditengah pesatnya

perkembangan dunia yang penuh dengan persaingan, informasi merupakan salah satu

komponen penting dalam pendidikan. Penyampaian informasi yang cepat dan tepat

akan mendukung kegiatan-kegiatan dalam pendidikan terutama dalam pembelajaran.

Sebagai tenaga pendidik, guru perlu untuk terus mengembangkan

kompetensinya. Salah satu alternatif untuk mengembangkan kompetensi adalah

dengan memanfaatkan media internet dalam pembelajaran dengan membuat blog,

karena web blog merupakan media yang interaktif, media yang dapat mempermudah

dalam memperluas wawasan dan eksistensi diri.  Blog juga bisa menjadi cermin

evaluasi diri bagi pendidik, karena tulisan-tulisan juga dikomentari banyak orang

dengan berbagai sudut pandang, sehingga dari komentar tersebut dapat digunakan

17

Page 18: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

untuk belajar memahami berbagai karakter orang dan sudut pandang seseorang dalam

menyikapi suatu masalah. Di dalam dunia pendidikan, pemanfaatan media blog dapat

meningkatkan kompetensi dan kualitas diri seorang guru. Dengan blog, seorang guru

dapat menuliskan apapun tentang kegiatan - kegiatannya. 

Pemanfaatan blog juga dapat bermanfaat bagi peserta didik, diantaranya adalah

web blog dapat digunakan sebagai media belajar karena materi ajar yang akan

diberikan di sekolah ditampilkan sebagai layout halaman web. Hal ini sebagai suatu

solusi dalam pengajaran di luar kelas sekaligus memperkenalkan peserta didik dalam

hal ini siswa pada dunia teknologi dan informasi khususnya dunia internet. Sebagai

media mengajar atau lebih tepatnya media untuk berbagi antar siswa. (Edhyriyono;

2011)

Ada banyak manfaat blog bagi guru. Diantaranya adalah;

a. Blog dapat berfungsi sebagai media writing learning. Dengan blog guru belajar

dan mengasah kemampuannya dalam membuat sebuah karya ilmiah atau karya

tulis. Sebelum unjuk gigi dalam bidang karya tulis dalam setiap even resmi

seperti; lomba karya tulis, atau sertifikasi, alangkah baiknya guru menggunakan

blog sebagai media writting learning terlebih dahulu.

b. Blog dapat menjadi media publikasi hasil karya yang paling mudah dan strategis.

Blog dapat menjadi media publikasi untuk hasil penemuan, karya ilmiah dan

kegiatan-kegiatan siswa atau guru di sekolah yang berkaitan dengan bidang yang

diampunya

c. Blog dapat berfungsi sebagai media atau tutorial pembelajaran. Seorang guru

dapat membuat dan meresume materi pelajaran kemudian meletakkannya ke

dalam sebuah blog, sehingga siswa dapat mengakses materi guru dengan mudah,

tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat. Penggunaan blog sebagai media

pembelajaran sangat usabilitas (mudah digunakan) dan main tanabel (mudah

dikelola dan dirawat).

18

Page 19: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

d. Blog dapat membantu guru menjalin komunikasi dan interaksi antar komunitas

pengajar di seluruh nusantara. dan yang lebih menarik lagi, guru dapat

membangun personal branding.

e. Manfaat lain dari blog untuk seorang yang berprofesi sebagai guru salah satunya

proses pembelajaran akan lebih efisien dan efektif.  Misalnya guru menuliskan

apapun tentang kegiatan di sekolah seperti;  menceritakan kegiatan belajar yang

menyenangkan bersama mahasiswa, menceritakan inovasi dalam metode

mengajar yang memang menarik minat dan bisa jadi contoh bagi dosen-dosen

yang lain untuk dipraktekkan di kelas mereka, menuliskan uneg-uneg akan protes

kebijakan kampus selain jadi bahan melepas stres juga bisa sebagai ancang-

ancang berargumen dengan pimpinan.

Blog memiliki beberapa manfaat bagi siswa, manfaat tersebut antara lain:

a. Mendorong siswa untuk selalu mendokumentasikan apa yang ada di dalam

pikiran mereka, termasuk di antaranya adalah pengetahuan, pengalaman,

perasaan, pendapat, dan lain-lain, dengan metode yang paling sesuai dengan

kepribadian masing-masing, apakah itu lewat tulisan, gambar, suara, atau video.

Hal ini, selain berguna sebagai ajang latihan mengungkapkan ide-ide yang

terpendam, juga berguna untuk penghematan biaya dalam hal publikasi gagasan

karena dengan media blog, sebuah gagasan tidak perlu dimuat dalam ribuan

lembar kertas agar dapat terpublikasi secara luas. Setiap buah pikiran yang

berhasil mereka dokumentasikan, sebaiknya diberi apresiasi agar mereka juga

semakin terpacu untuk mendokumentasikan pengetahuan yang mereka punya.

Apresiasi tersebut tidak harus berupa materi, tapi bisa juga berupa tanggapan,

pengakuan, pujian, dan bahkan kritikan atas apa yang mereka berhasil

dokumentasikan.

b. Menggantikan kelas-kelas diskusi yang selama ini selalu terbatas pada waktu dan

sebuah ruangan fisik, sehingga proses pembelajaran pun dapat diselenggarakan

dengan lebih fleksibel.

19

Page 20: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

c. Cara yang efektif untuk meningkatkan minat belajar para siswanya. Misalnya

seorang guru memposting suatu permasalahan atau materi pelajaran yang disusun

dalam suatu bahasa yang formal tetapi lebih santai. Para siswanya kemudian bisa

blog walking ke blog tersebut dan kegiatan belajar mengajar pun bisa menjadi

lebih menyenangkan.

d. Materi pelajaran yang diposting melalui media blog bisa menjadi sebuah konten

hebat yang bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan.

e. Memperkenalkan teknologi internet di kalangan pelajar dan pengajar, juga bisa

menjadi terobosan baru di dunia pendidikan.

Beberapa kiat untuk membuat blog pendidikan jadi lebih menarik:

a. Sajikan dengan bahasa populer, tidak terlalu serius dan membuat kening berkerut.

b. Perkaya dengan foto dan video supaya hal menjadi lebih menarik dan mudah

dipahami.

c. Buat blog yang interaktif, sedapat mungkin jawablah komentar dari pengunjung.

d. Berikan konten yang bervariasi, bisa tentang materi yang dipelajari di kelas saat

ini, cerita mengenai praktek lab biologi dan hal menarik yang ditemukan di

perjalanan misalnya.

e. Jaga kontinuitas tulisan. Lebih baik menulis dalam jangka waktu tertentu namun

konsisten daripada membuat banyak tulisan dalam satu waktu namun tidak ada

update lagi.

Selain itu, informasi juga bisa didapatkan dari mana saja, tak terkecuali dari

kerumunan dengan orang-orang dari latar belakang yang heterogen. Pada era jejaring

sosial semacam ini, melempar pertanyaan ke kerumunan sudah jadi hal yang umum.

Misalkan kita ingin membeli ponsel baru namun membutuhkan komentar dari orang

yang pernah menggunakannya, maka kita pun bertanya ke forum pengguna ponsel.

Harapan kita akan muncul jawaban jujur dari satu atau beberapa orang. Beberapa

media sosial dibuat khusus untuk membantu orang mendapatkan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaannya. Sebutlah Yahoo! Answers (http://id.answers.yahoo.com),

dari Yahoo! yang populer sebagai tempat untuk bertanya dan berbagi jawaban. Situs

20

Page 21: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

lain yang serupa adalah Asks (http://ask.com) dan Tanya Saja

(http://tanyasaja.detik.com).

Murid yang sudah familiar dengan situs semacam ini kadang menggunakannya

untuk mencari jawaban dari pekerjaan rumahnya. Meskipun jawaban yang diberikan

orang-orang kerap dipertanyakan kebenarannya, malah terkadang membingungkan,

selalu ada kemungkinan untuk mendapatkan tambahan informasi mengenai hal yang

kita tanyakan.

HowStuffWorks.com adalah salah satu contoh situs referensi terbaik. Situs ini

menyediakan penjelasan yang menarik mengenai berbagai hal di dunia ini mulai dari

cara kerja peralatan rumah tangga hingga proses terjadinya tsunami. Untuk membuat

pelajaran fisika lebih terasa nyata dan menyenangkan, sejumlah bahan bisa didapat di

sini. Selain pertanyaan, untuk mengetahui pilihan atau opini publik serta memperoleh

suatu dukungan atau pengambilan suatu keputusan, juga sudah bisa dilakukan secara

online. Salah satu media sosial lokal yang menyediakan fitur ini adalah Tentukan

(http://www.tentukan.com).

Menurut Antyo rentjoko (dalam indonesiaeducate.org) menelaah pentingnya

media sosial adalah, Ketika terjadi krisis, dan sekolah harus melakukan komunikasi

untuk menjelaskan persoalan, maka guru tak perlu menghabiskan waktu untuk

Facebook dan Twitter. Yang diperlukan adalah perumusan pesan yang dingin, tidak

konfrontatif maupun provokatif, untuk kemudian disiarkan melalui jaringan media

sosial yang dimiliki sivitas akademika.

Media sosial juga membuat kita lebih mudah (dan berani) untuk berbagi.

Bermacam situs memungkinkan kita untuk berbagi banyak hal di media sosial, mulai

dari status, foto, artikel hingga video. Seperti pendidikan di luar melalui internet, apa

yang disampaikan guru kepada murid bertujuan untuk menambah pengetahuan dan

keterampilan muridnya. Media sosial membuatnya lebih luas lagi dan interaktif.

Dengan satu orang guru yang ngeblog saja, lebih banyak orang (di luar kelas) yang

terbantu dalam memahami suatu hal. Konten yang informatif dan menarik yang

21

Page 22: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

dibagikan di media sosial tentu jadi anugerah untuk banyak orang. Nah, kita pun

harus berusaha untuk menyediakan konten macam itu.

Dengan mengintegrasikan media sosial ke kegiatan belajar murid, maka

kegiatan belajar pun bisa lebih menyenangkan. Beberapa sekolah di luar negeri telah

menggunakan media sosial sebagai bagian dari kegiatan belajarnya. Sebagian besar

sekolah di Indonesia kini telah memasukkan pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) ke dalam kurikulumnya. Harapannya tentu agar murid dan guru

semakin familiar dengan teknologi (khususnya komputer dan internet) untuk

membantu memudahkan kegiatannya sehari-hari.

Beberapa contoh pemanfaatan media sosial untuk kegiatan belajar misalnya:

a. Meminta murid untuk mengunggah tulisan atau pekerjaan rumah ke blog

pribadi

b. Merekam percobaan di lab Biologi kemudian mengunggahnya ke YouTube

c. Berbagi ide mengenai topik tertentu yang disepakati dengan hashtag (tagar,

tanda pagar) Twitter. Misalnya meminta murid untuk membuat twit seputar

#BungKarno atau #airbersih

d. Menggunakan Twitter untuk membuat karangan pendek berupa sajak atau

pantun. Hasilnya bisa diunggah ke dalam blog pribadi masing-masing murid

e. Berkreasi membuat kalimat dari kata tertentu atau sinonimnya di Twitter

f. Berbagi tautan artikel yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari di

kelas

g. Menjawab pertanyaan dari murid seputar pelajaran di luar jam belajar.

h. Menggunakan Twitter untuk melaporkan tahapan percobaan yang dilakukan

di laboratorium.

i. Mengunggah materi presentasi dalam diskusi murid ke dalam SlideShare

(slideshare.net)

j. Mengajak murid untuk berpartisipasi dalam penyuntingan artikel di Wikipedia

k. Mendorong murid untuk berani berdiskusi dalam Discussion Board di

Facebook

22

Page 23: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

l. Membuat lomba menulis blog dengan tema tertentu.

D. Analisa Pemanfaatan Media Blog dan Jejaring Sosial Bagi Guru Terhadap

Kualitas Belajar dan Prestasi Belajar Siswa

1. Analisa berdasarkan konsep landasan pendidikan

a. Analisa berdasarkan konsep Landasan Filosofis

Pendidikan hendaknya diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup

serta berlandaskan sosiokultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia.

Dengan pemanfaatan media blog dan jejaring sosial internet bagi guru paling

tidak dapat membantu tumbuh kembang dan prestasi anak. Hal ini

dikarenakan guru dapat menjadi media didalam berkonsultasi dan komunikasi

tanpa mengenal waktu, guru dapat menjadi bahan sharing yang aktif kepada

siswa terlebih lagi dengan kemajuan teknologi yang pesat. Sehingga guru juga

memiliki domain yang cukup luas didalam mengantisipasi buruknya

perkembangan teknologi dan bukan membatasi anak terhadap teknologi. Guru

juga memiliki jam lebih didalam berkomunikasi kepada anak didik sehingga

mendekatkan emosional positif terhadap intensifnya proses pembelajaran.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Namun

seorang guru tidak pernah mengetahui apa alasan seorang siswa rendah

prestasinya. Hal ini dikarenakan kesalahpahaman yang terjadi antara guru dan

siswa. Serta guru cenderung masa bodoh untuk melakukan hal itu. Perlu

sebuah komunikasi yang baik antara guru dan siswa, yang dapat

mengakomodir sebuah interaksi yang baik sehingga tujuan pendidikan dapat

tercapai dengan baik dan sesuai dengan harapannya. Oleh karenanya

komunikasi yang intens untuk mengetahui sebuah problematika siswa dapat

melalui sebuah cara dan gaya “trend” yang dilakukan oleh siswa. Yaitu dapat

melalui jejaring sosial dan media blog dapat digunakan oleh seorang guru

untuk menyajikan materi pembelajaran dan pra-test untuk mengetahui

kesiapan siswa.

23

Page 24: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Oleh karenanya ketika kita kategorikan alirannya maka memanfaatkan

media ini, berdasarkan aliran mahzab Eksistensialisme.

Filsafat Eksistensialisme berpendapat bahwa kenyataan atau

kebenaran adalah eksistensi adanya individu manusia itu sendiri. Adanya

manusia di dunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap

karena ada manusia. Manusia adalah bebas. Akan menjadi apa orang itu

ditentukan oleh keputusan dan komitmennya sendiri (Callahan, 1983).

Pendidikan bertujuan mengembangkan kesadaran individu,

memberikan kesempatan untuk bebas memilih etika, mendorong

pengembangan pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab sendiri, dan

mengembangkan komitmen diri. Materi pelajaran harus memberi kesempatan

aktif sendiri, merencana dan melaksanakan sendiri, baik dalam bekerja sendiri

maupun kelompok. Materi yang dipelajari ditekankan kepada kebutuhan

langsung dalam kehidupan manusia. Peserta didik perlu mendapatkan

pengalaman sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual mereka. Guru

harus bersifat demokratis dengan teknik mengajar tidak langsung.

Dengan didasari oleh mahzab inilah, maka dengan pemanfaatan

media blog dan jejaring sosial, seorang dapat menjadi media komunikasi tidak

langsung kepada siswa.

Media blog misalnya, dimanfaatkan menjadi media sharing materi

kepada siswa. Dengan kata lain, seorang siswa dapat mendownload materi

dari guru sehingga siswa aktif dapat mempelajari materi sebelum

pembelajaran itu berlangsung, sehingga ketika pembelajaran berlangsung

nantinya dapat dijadikan sharing pembelajaran dari materi yang diberikan

serta lanjut kepada aktifitas siswa dikelas akan materi tersebut. Dengan

begini, guru dapat mengontrol siswa aktif di kelas, guru dapat menganalisa

materi ajar yang diberikan agar menjadi lebih baik dan lebih berkembang,

guru juga dapat membimbing siswa terhadap materi ajar yang benar dan

terarah karena pada dasarnya tidak semua materi di internet adalah 100%

24

Page 25: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

benar. Pendidikan pun juga akan semakin berkembang, dan tidak lagi dibatasi

oleh sebuah tempat dan waktu. Pendidikan akan berlangsung seiring dengan

kemajuan teknologi.

Media Jejaring sosial juga memiliki dasar yang positif antara guru dan

murid. Dengan pemanfaatan jejaring sosial, seorang guru dapat sharing

dengan siswa akan kesulitan masing-masing siswa yang tentunya berbeda.

Seorang guru juga dapat menjadi konsultan belajar siswa. Seorang guru juga

dapat mengetahui dan menganalisa kemampuan belajar siswa. Aplikasi

pemanfaatan dari media jejaring sosial ini lainnya adalah dengan memberikan

siswa tugas individu maupun kelompok ketika seorang guru tidak dapat

masuk/ berhalangan hadir didalam kegiatan pembelajaran. Guru aktif, siswa

pun aktif. Selalu ada kemajuan didalam pemanfaatan media belajar

kedepannya dan tidak dibatasi sebuah permasalahan yang ada melainkan

bergerak menjadi solusi didalam permasalahan. Dengan demikian, andaikata

permasalahan mendasar yang didapat dari seorang siswa didalam proses

pembelajaran, kemudian pemanfaatan waktu yang tidak dibatasi didalam

pembelajaran maka dengan otomatis akan meningkatkan hasil belajar mereka

juga.

b. Analisa berdasarkan konsep Landasan Sosiologis

Pembelajaran yang bermanfaat dan efektif adalah pembelajaran yang

memberikan makna akan kehidupan sosial bermasyarakat, paham akan etika

dan moral, mengerti akan apa yang dihadapi kedepan dan mampu

memecahkan masalah tersebut. Pembelajaran demikian yang diharapkan oleh

penyusun makalah yang ingin dikembangkan.

Akhir-akhir ini jejaring sosial sangat digandrungi oleh banyak siswa,

dan selalu up to date didalam pemanfaatan teknologi. Dengan mengajarkan

secara tidak langsung pemanfaatan jejaring sosial yang baik, bermanfaat maka

bukan tidak mungkin berkembangnya jejaring sosial akan sejalan dengan

hakikat awal dibentuknya jejaring sosial itu sendiri. Seorang guru dapat

25

Page 26: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

mengajarkan yang positif dari komunikasi. Seorang guru juga akan mengerti

problematika yang dihadapi oleh siswa didalam berkomunikasi dengan teman

sejawat. Yang mungkin awalnya, bersifat soliter terhadap temannya yang

mungkin disebabkan karena efek dari sifat masing-masing individu dan efek

lainnya sehingga tidak ingin berkomunikasi, maka dengan adanya ini paling

tidak dapat merubah soliter menjadi bersifat koloni.

Dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini guru lebih bersifat dialogis,

dekat dengan siswa, dan berorientasi humanis. Dengan pemanfaatan jejaring

sosial ini juga dapat merubah trend yang ada menjadi trend mudahnya

berkomunikasi dan berkeluh kesah sehingga tidak lagi ada yang membatasi

perkembangan pola komunikasi. Dengan pemanfaatan jejaring sosial ini pula

dapat menambah informasi, sedangkan pemanfaatannya bagi guru, guru dapat

memfilter dan membimbing siswa didalam pemafaatan jejaring sosial dan

media lain didalam internet oleh siswa, sehingga siswa dapat mengerti mana

yang baik mana yang tidak, seorang guru juga memberikan trend

berkomunikasi yang baik, konsultasi akan materi dan pola pembelajaran,

tanya-jawab terhadap materi yang telah dipelajari oleh siswa, dan seorang

guru mampu menganalisa kelemahan dirinya dan kelemahan didalam pola

pembelajaran. Ada hubungan sosial baik vertikal maupun horizontal, baik

antar guru dengan guru, maupun guru dengan siswa.

c. Analisa berdasarkan konsep Landasan Historis

Pendidikan tidak terjadi di ruang kosong, melainkan dalam alam

kehidupan nyata dengan segala aspeknya yang saling terkait, yang telah

berkembang melalui lorong waktu, pembicaraan akan dimulai dengan

menelusuri jejak sejarah perkembangan teknologi komunikasi dan

pengaruhnya pada peradaban manusia. Dari sejarah tersebut kita akan dapat

mengambil manfaat dalam hal-hal yang positif, dan menghindari kesalahan

yang sama agar kita tidak dikendalikan oleh teknologi tetapi justru

mengendalikan pemanfaatan teknologi untuk hal-hal yang mulia dan

26

Page 27: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

mendidik. Selanjutnya, akan ditawarkan kerangka pikir pemanfaatan TIK

dalam pendidikan dan prinsip-prinsip pemanfaatan TIK untuk mencapai hasil

yang diinginkan, yaitu mempermudah pengembangan menyeluruh potensi

peserta didik—karakter dan kecerdasan intelektual.

Jejaring sosial juga memiliki trend negatif jika tidak dimanfaatkan

dengan baik/ disalah gunakan. Dengan jejaring sosial dapat dimanfaatkan

sebagai jatuhnya sebuah rezim pemerintahan (seperti halnya di Mesir),

jejaring sosial dapat dijadikan media turunnya etika dan norma yang ada

karena dapat digunakan sebagai media menjelek-jelekkan seseorang. Oleh

karenanya dibutuhkan bimbingan seorang guru. Sudah seharusnya seorang

guru sebagai media pembimbing didalam aktivitas siswa yang diketahui oleh

seorang guru.

Pada masa orde baru, media budaya dijadikan sebagai media

pendidikan. Begitupun pada masa kerajaan. Tetapi kini, media kebudayaan

yang bersifat oriental yang tidak berkembang maka tidak dapat menarik minat

seseorang untuk memahaminya (karena mengalami tingkat kejenuhan),

dengan berkembangnya teknologi proses pembelajaran juga paling tidak

mengikuti perkembangan jaman dan teknologi. Jika tidak seorang guru akan

lebih tertinggal dari pada siswanya. Sebagaimana tuntutan proses reformasi

pendidikan yang bersifat desentralisasi. Dengan adanya pelaksanaan kegiatan

ini guru lebih bersifat dialogis, dekat dengan siswa, dan berorientasi humanis

yang sejalan dengan pola era otonomi dan visi pendidikan nasional. Selain itu,

siswa dituntut dapat berkembang dan memiliki penyetaraan materi dengan

sekolah lainnya (tidak ada pembatasan) dan bahkan lebih berkembang

menjadi internasionalisasi pendidikan karena seorang guru mengikuti

perkembangan teknologi.

d. Analisa berdasarkan konsep Landasan Yuridis

Pelaksanaan kegiatan ini sejalan dengan tata aturan yang diterapkan di

Indonesia.

27

Page 28: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

1) Menurut UUD 1945 Pasal 31 Ayat 5: “Pemerintah memajukan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama

dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan

manusia."

2) UU No. 20/2003 Pasal 40 Ayat (2) Butir a, pendidik berkewajiban

menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,

dinamis dan dialogis. Di samping itu PP No. 19/2005 Pasal 19 Ayat (1)

menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik.

3) Berdasarkan UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen telah

diputuskan bahwa “setiap Guru harus dapat memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan

kegiatan pengembangan yang mendidik”.

4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 38 tahun 2008 tentang

Pengelolaan Teknologi Informasi di lingkungan Departemen Pendidikan

Nasional 

5) Tujuan pendidikan nasional tersirat bahwa ”berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab” (Pasal 3).

6) Keppres no.26/2006 tentang 7 flagship program pemerintah yang

berkaitan dengan TIK yang salah satunya diemban oleh DEPDIKNAS

mengenai adanya program e-pendidikan.

28

Page 29: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

7) Di samping itu PP No. 19/2005 Pasal 19 Ayat (1) menyatakan bahwa

proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

8) Selain itu sesuai juga dengan renstra depdiknas tahun 2005-2009 , untuk

dapat memberikan pelayanan prima, salah satu yang perlu dilakukan

adalah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang

dilakukan melalui pendayagunaan ICT di bidang pendidikan yang

mencakup peran ICT sebagai substansi pendidikan, alat bantu

pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang

administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan pendidikan, dan

infrastruktur pendidikan.

e. Analisa berdasarkan konsep Landasan Psikologis/ Pedagogis

Menurut Hilgard (dalam sanjaya; 2007) Belajar adalah proses mental

yang terjadi dalam diri seseorang, akibat adanya interaksi individu dengan

lingkungan yang disadari, sehingga menyebabkan munculnya perubahan

tingkah laku.

Oleh karenanya dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang bermuara

pada proses belajar itu sendiri. Pemanfaatan Media Blog dan Jejaring sosial

ini jika dikategorikan aliran belajarnya, maka termasuk kepada aliran belajar

humanistik. Aliran Humanistik adalah proses belajar yang memanusiakan

manusia. Dengan pemanfaatan media ini oleh guru, guru mengajak siswa

untuk belajar dari pengalaman konkret. Karena pada dasarnya, UUD 1945

Pasal 31, menuntut pemahaman terhadap pengetahuan dan teknologi. Konsep

interaksi yang dilakukan oleh seorang guru terhadap siswa dapat

29

Page 30: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

mengembangkan kearah positif interaksi tersebut. Paling tidak stigma

mengenai jurang pemikiran antara guru dan siswa dapat diminimalisir.

Prestasi belajar siswa rendah bukan hanya karena kemampuan siswa

yang tidak mampu mengikuti proses pembelajaran. Tetapi bisa jadi, karena

kurangnya interaksi/ kesalah pahaman informasi yang tidak dapat diikuti oleh

siswa. Pada dasarnya ketika prestasi belajar siswa rendah, maka perlu

dipahami faktor-faktor yang mempengaruhinya baik internal maupun

eksternal. Jangan seolah-olah semua karena kesalahan pada siswa. Perlu

konsep yang jelas yang dapat menjelaskan alasan itu. Oleh karenanya

dibutuhkan komunikasi dan interaksi yang sesuai antara siswa dan guru

sehingga “miskomunikasi” yang terjadi dapat terselesaikan dengan baik.

f. Analisa berdasarkan konsep Landasan Teknologis

Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

saat ini sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi

maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar,

gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus

diperkenalkan kepada siswa agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan

pengalaman yang memadai untuk bisa menerapkan dan menggunakannya

dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek kehidupan sehari-hari,

Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan

pengalaman agar bisa memanfaatkan TIK secara optimal dalam menghadapi

tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi

maupun masyarakat. Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta

mempraktekkan TIK akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk

memahami berbagai TIK dan menggunakannya secara efektif. Selain dampak

positif, siswa mampu memahami dampak negatif, dan keterbatasan TIK, serta

mampu memanfaatkan TIK untuk mendukung proses pembelajaran dan

memanfatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

30

Page 31: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Dengan semakin banyaknya situs pertemanan seperti facebook, twitter,

friendster, dan myspace membuat komunikasi dan saling bertukar informasi

semakin mudah. Belum lagi semakin menjamurnya tempat membuat blog

gratis di internet seperti wordpress, blogspot, livejurnal, dan multiply.

Membuat kita dituntut bukan hanya mampu mencari dan memanfaatkan

informasi saja, tetapi juga mampu menciptakan informasi di internet melalui

blog yang kita kelola dan terupdate dengan baik. Di sanalah muncul

kreativitas menulis yang membuat orang lain mendapatkan manfaat dari

tulisan yang kita buat. Namun sayangnya, kebiasaan menulis dan membaca

belum menjadi budaya masyarakat Indonesia, termasuk guru dan siswa di

sekolah. Para guru TIK dituntut agar para peserta didiknya mampu

memanfaatkan TIK untuk mengembangkan kreativitas menulis.

Dengan pemanfaatan Jejaring sosial dan media blog, semakin

mengarah pada konsesi pengetahuan dan perubahan zaman. Semakin merubah

paradigma pembelajaran menjadi lebih baik dan terarah. Hal ini sejalan

dengan pilar UNESCO.

UNESCO melalui “The International Commission on Education for

the Twenty First Century” merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan

(seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses

pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai.

pengetahuan), Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ),

Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live

together (belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan

empat pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru

sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan TIK dalam

pembelajaran di sekolah salah satunya adalah pemanfaatan media sosial dan

blog. Sehingga pembelajaran mengarah pada sistem interaksi on-line.

31

Page 32: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

2. Analisa berdasarkan teori dan penelitian terkait

Hasil studi Pujiriyanto (2007) menunjukkan adanya hubungan yang relatif

signifikan antara murid yang memiliki mobilitas mencari sumber dengan

pemanfaatan ICT secara produktif dimana cenderung ICT dimanfaatkan untuk

mencari informasi berbasis akademik. Sementara murid yang tidak memiliki sarana

penunjang ICT seperti komputer pribadi di rumah, atau koneksitas dan aksesibilitas

ke jaringan internetnya rendah cenderung lebih menonjolkan apek rekreatif dan relatif

rendah mobilitasnya (fisik dan non fisik) dalam mencari sumber belajar. Fenomena

ditemukan pada penelitian SB. Wahyono (2008) pada mahasiswa frekuensi

mahasiswa dalam mengunjungi perpustakaan relatif rendah, dan lebih rendah lagi

frekuensi dalam mengunjungi perpustakaan di luar kampusnya. Mahasiswa juga

jarang mengunjungi toko-toko buku dan jumlah buku yang rendah dibanding

pengeluaran untuk membeli pulsa, fashion, dan bahkan rokok. Ini berarti bahwa

membeli buku masih belum ditempatkan sebagai prioritas utama. Terdapat hubungan

signifikan antara mahasiswa yang mempunyai tingkat mobilitas tinggi dalam mencari

sumber belajar dengan pemanfaatan ICT secara produktif. Mereka ini kebanyakan

merupakan mahasiswa yang memiliki tingkat melek ICT yang relatif tinggi.

3. Analisa Berdasarkan Aplikasi Kegiatan Yang Telah Dilaksanakan Terhadap

Siswa SMA Negeri 4 Balikpapan

Berdasaarkan kegiatan yang telah dilakukan, dapat didasari bahwa penulis

mencoba mengaplikasi teori dan landasan-landasan pendidikan untuk mencapai

tujuan pola pembelajaran yang sesuai, inovatif, kreatif dan bermakna. Penulis

mencoba menggunakan metode ini didalam media berkomunikasi dan media

pengiriman tugas siswa. Yang mendasari mengapa penulis mencoba melaksanakan

kegiatan ini, adalah : (1) sejalan dengan tujuan pendidikan yang mengharuskan guru

memanfaatkan TIK, (2) semakin gandrungnya siswa terhadap media komunikasi

internet, (3) Menariknya bagi siswa untuk mengetahui hal-hal baru terlebih lagi yang

berhubungan dengan TIK, (4) Terbatasnya media pembelajaran jika menggunakan

32

Page 33: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

pembelajaran konvensional, (5) media internet memiliki materi pemebelajaran yang

sangat banyak, (6) adanya keinginan penulis untuk bekerja sama dengan siswa dalam

hal meningkatkan komunikasi dan interaksi, sehingga yang biasanya siswa jika tidak

menyukai seorang guru yang awalnya ber”gossip” dengan temannya sekarang

semakin terbuka untuk menyampaikan suatu alasan, sehingga penulis mencoba

menyelesaikan permasalahan dari segi perspektif siswa terhadap apa yang mereka

tidak sukai yang tentunya bersifat positif, (7) mencoba meluruskan media komunikasi

yang terbatas dan kesalahpahaman, serta penyampaian materi yang keliru oleh guru

dan tidak dimengerti oleh siswa.

Namun terdapat kelemahan-kelemahan didalam penerapan pemanfaatan media

blog dan jejaring sosial ini, antara lain:

a. Masih sulitnya akses siswa terhadap media komunikasi yang tidak setiap saat

memanfaatkan media internet.

b. Hanya beberapa siswa yang selalu mengakses internet.

c. Sulitnya mengkoordinir tugas-tugas siswa, karena pada dasarnya masih ada

siswa yang belum memahami cara penggunaan aplikasi di media facebook.

Oleh karenanya perlu dijelaskan terlebih dahulu cara penggunaannya.

d. Perlu waktu yang cukup untuk diluangkan didalam hal pemanfaatan media ini.

e. Perlu waktu yang cukup pula menulis materi di media blog.

Namun lebih daripada itu, proses kegiatan awal memang pada dasarnya

memerlukan tenaga ekstra dan lebih progresif. Oleh karenanya, demi tujuan yang

diharapkan dan berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang ada. Penulis mencoba

untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan membenahi yang tidak

perlu serta mengganti/ menambah agar kegiatan dan tujuan yang sudah lebih baik

dapat dimanfaatkan lebih baik lagi.

E. Permasalahan Dalam Pemanfaatan Media Blog Dan Jejaring Sosial Untuk

Kegiatan Pendidikan

33

Page 34: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Walaupun memiliki manfaat yang besar dalam dunia pendidikan, namun

menjadikan dosen melek terhadap blog ini bukannya tanpa kendala. Kendala itu bisa

berasal dari: pertama, pengetahuan dosen yang masih sedikit atau sangat kurang

terhadap penggunaan blog ini; kedua, diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk

operasionalnya, paling tidak masing-masing dosen harus punya PC atau laptop sendiri

yang terkoneksi dengan internet, jika ditempat tinggalnya tidak mempunyai warnet;

ketiga, harus ada infrastuktur penunjang, yang disediakan oleh PT atau kampus

tempat dosen tersebut bekerja. 

Kendala  lain adalah blog juga mempunyai risiko kejahatan. Karena blog

sering digunakan untuk menulis aktivitas sehari-hari yang terjadi pada penulisnya,

ataupun merefleksikan pandangan-pandangan penulisnya tentang berbagai macam

topik yang terjadi dan untuk berbagi informasi - blog menjadi sumber informasi bagi

para hacker, pencuri identitas, mata-mata, dan lain sebagainya. Banyak berkas-berkas

rahasia dan penulisan isu sensitif ditemukan dalam blog-blog. Hal ini bisa berakibat

dipecatnya seseorang dari pekerjaannya, diblokir aksesnya, didenda, dan bahkan

ditangkap.

Sebagai seorang guru, kita dituntut untuk berperilaku pantas baik dikehidupan

sehari-hari maupun di dunia maya. Penerapan netiket akan memberikan efek terhadap

kesan profesional yang kita bangun dan membantu dalam membangun jaringan. Ada

satu aturan yang sama: jangan menyampaikan/menulis hal-hal yang tidak selayaknya

kita sampaikan di dunia nyata. Misalnya: fitnah, berkata tidak sopan atau bercanda

berlebihan. Didalam media internet dikenal juga dengan yang namanya netiket.

Netiket berasal dari kata “net” dan “etiket”, kira-kira berarti etiket di net/jaringan

(dunia maya). Secara istilah, netiket berarti sekumpulan norma yang perlu

diperhatikan dalam bertingkah laku dan bersosialisasi di internet. Seperti etiket pada

umumnya, ada sejumlah norma yang berlaku spesifik pada komunitas tertentu namun

tidak berlaku di komunitas lainnya. Netiket berkembang seiring dengan dinamika

pengguna internet dan perkembangan teknologi itu sendiri. Netiket di blog tentu

berbeda dengan netiket di forum atau mailing list.

34

Page 35: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Beberapa netiket di dunia blog antara lain:

a. Menggunakan konten dari blog/situs orang lain tanpa menyebutkan

sumbernya. Mengutip tulisan atau menggunakan gambar karya orang lain

secara umum diperkenankan, namun kita harus menyebutkan sumber sebagai

penghargaan terhadap kreatornya.

b. Meminta pertukaran link kepada bloger lain meskipun blog tersebut tidak

berhubungan dengan kita atau blog yang kita miliki,

c. Berdebat keras/menggunakan kata-kata yang tidak pantas dalam diskusi di

kolom komentar baik di blog pribadi maupun blog orang lain.

d. Hormatilah privasi orang lain. Sebaiknya kita tidak mempublikasikan

cerita/foto tentang seseorang yang tidak bukan untuk konsumsi publik. Selain

tidak pantas, hal tersebut bisa berujung pada urusan hukum.

Beberapa netiket yang dianjurkan di Facebook:

a. Berikan kalimat perkenalan yang cukup ketika mengajukan permintaan

pertemanan. Bila ingin terhubung dengan seseorang yang belum dikenal

secara personal, perkenalkan diri Anda dan jelaskan mengapa ingin

berkenalan dengannya.

b. Jangan melakukan invitation/undangan aplikasi/game secara berkali-kali

kepada teman-teman Anda. Hal ini bisa dikategorikan spam. Selain itu, bisa

mengurangi kesan profesional Anda di internet.

c. Gunakanlah nama Anda yang sebenarnya di Facebook. Penggunaan nama asli

akan memberikan kesan profesional dan memudahkan kolega atau keluarga

menemukan profil Anda di Facebook. Sebaliknya, menggunakan

nickname/nama panggilan yang lucu bisa memberikan kesan Anda kurang

serius.

d. Sebaiknya tidak banyak melakukan pembicaraan pribadi pada wall post. Wall

post di Facebook bisa dibaca oleh seluruh teman di daftar pertemanan Anda.

Urusan pribadi/profesional sebaiknya dilakukan melalui email atau private

message di Facebook.

35

Page 36: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

e. Jangan men-tag teman-teman Anda pada foto/Notes yang bisa menjatuhkan

reputasinya. Beberapa orang mempunyai kebiasaan berbagi foto yang tidak

pantas kemudian men-tag teman-temannya pada foto tersebut. Hal ini, pada

akhirnya akan menjatuhkan reputasi Anda juga.

F. Solusi Penanganan Masalah Dalam Pemanfaatan Media Blog Dan Jejaring

Sosial Untuk Kegiatan Pendidikan

Supaya blog bisa dimanfaatkan oleh dosen dalam meningkatkan kualitas

pembelajarannya diperlukan berbagai kebijakan, salah satunya dukungan dari

pimpinan lembaga. Darmansyah (2010) menyatakan perlunya dukungan terhadap

pelayanan internet bagi dosen dan staf pada lembaga pendidikan.  Bentuk dukungan

untuk pembelajaran yang berbasis internet, salah satunya blog ini, yaitu: dukungan

dan layanan teknis. 

Dukungan dan layanan teknis ini bisa dalam bentuk melakukan lokakarya

untuk memberikan pemahaman kepada pendidik, peserta didik, dan staf untuk

menggunakan alat komunikasi eletronik seperti email, catting, blog dan lain-lain.

Memberikan pelatihan teknologi dalam berbagai bentuk untuk memenuhi kebutuhan

pendidik, peserta didik dan staf tentang pembelajaran jarak jauh. Untuk itu ada tiga

prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Suatu system yang komprehensif dari layanan dukungan teknis harus berada di

tempat, untuk memastikan penggunaan teknologi yang efektif dalam

pembelajaran online bagi peserta didik, instruktur dan staf.

b. Lembaga harus memberikan dukungan akses yang memadai selama proses

perancang, mengembangkan, dan memberikan pembelajaran online.

c. Dukungan system harus dirancang untuk memberikan layanan kepada peserta

didik di berbagai lokasi dimana pun dan kapan pun.

Dengan adanya jejaring sosial ini, sudah seharusnya pendidik dapat

mengembakan profesionalitasnya melalui media sosial semacam ini. Sebenarnya

tidak ada batasan spesifik mengenai pengertian hubungan ideal antara guru dan

36

Page 37: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

murid. Karena setiap hubungan guru dan murid mempunyai gayanya sendiri-sendiri.

Namun bila kita sebagai pendidik ingin membuat hubungan yang akrab namun tetap

profesional, hal-hal di bawah ini bisa dipertimbangkan:

a. Bila kita sebagai pendidik mengizinkan murid (anak didik) mengirim pesan

kepada kita melalui Facebook, sebaiknya berikan perkiraan waktu kapan kita

akan menjawabnya. Selain itu, bila kita tidak berkenan dikontak pada akhir

pekan, sampaikan saja.

b. Bila kita menggunakan aplikasi-aplikasi yang tersedia di Facebook untuk

berhubungan dengan murid, sebaiknya gunakanlah aplikasi yang memang

mendukung kegiatan belajar mengajar.

c. Bila kita ngobrol (chatting) dengan murid kita di Facebook, sebaiknya

tentukan waktu kerja (office hours) dan batas lama waktu untuk chatting

dengan mereka.

Secara umum, tata perilaku di dunia nyata dalam hubungan guru-murid,

sebaiknya tetap dipertahankan di dunia maya. Internet adalah dunia terbuka. Secara

umum boleh dan bisa dimasuki oleh siapa saja. Bahwa di dalamnya ada sejumlah

rambu, sesungguhnya itu wajar. Sewajar rambu lalu lintas di jalan raya: semuanya

demi kenyamanan bersama, demi kemaslahatan bersama.

Di sini sejumlah hal dapat di renungkan dan kemudian praktikkan. Misalnya.

a. Bagaimana jika kita melakukan kesalahan? Jangan ragu meminta maaf secara

terbuka. Permintaan maaf di ruang publik, yang tak hanya menyasar orang

terugikan melainkan juga orang lain (pembaca) akan mempercepat

penyelesaian masalah.

b. Dalam hal apa kita dapat mengumumkan nomor ponsel di ranah publik?

Semuanya terpulang kepada pertimbangan masing-masing. Jika sebagai

pendidik kita merasa nyaman, umumkan saja nomor tersebut. Namun jika

tidak nyaman, jangan umumkan.

G. Penutup

37

Page 38: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Pemanfaatan media blog dan jejaring sosial oleh guru, memang sejalan

dengan perkembangan zaman dan tujuan pemerintah didalam peningkatan mutu

pendidikan. Namun terlepas dari itu, setiap kegiatan dengan tujuan baik akan berjalan

dengan baik jika dijalankan oleh perangkat/fasilitas yang baik, analisa yang baik,

pelaksana yang mampu mengetahui penggunaan dan seluk beluk dari pemanfaatan

itu, evaluasi yang baik serta respon yang baik oleh penyelenggara pendidikan maupun

oleh sasaran dari pendidikan itu sendiri.

Oleh karenannya perlu andil besar didalam pelaksanaan program pendidikan.

Perlu adanya extraordinary terhadap aspek permasalahan yang ekstra dipecahkan.

Perlu solusi aktif yang didasari permasalahan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Anandita, Puspita sari. 2010. Panduan untuk guru era baru: Blog dan Media

Sosial.Jakarta: Acer Indonesia bekerja sama dagdigdug.com

Chaeruman, Uwes Anis., “Urgensi Gerakan Melek ICT di Sekolah“,  http:// www.wijayalabs.wordpress.com

http://anugerawan.blogspot.com/2009/12/dampak-negatif-dan-positif-jaringan.html. Diakses pada Minggu, 21 Pebruari 2010.

http://merdeka-panthom.blogspot.com/10 dampak negatif facebook bagi pelajar dan remaja. Diakses pada Senin, 22 Pebruari 2010.

http://rayandimas.blogspot.com/2010/02/dampak-dari-jejaringan-sosial.html. Diakses pada Minggu, 21 Pebruari 2010.

http://www.kompas.com/Berjejaring Sosial Itu Butuh Kedewasaan. Di akses pada Senin, 22 Pebruari 2010.

Kusumah, Wijaya, dkk, “Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP kelas 7, 8, dan 9″, Jakarta. Rajagrafindo, 2009

Kusumah, Wijaya, “Yuk Kita Nge-Blog!”, Jakarta. Rajagrafindo, 2010

38

Page 39: pengaruh media blog dan jejaring sosial oleh guru terhadap prestasi belajar

Natakusumah, E.K. 2002. “Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia.“, Pusat Penelitian informatika - LIPI Bandung

Natakusumah, E.K. 2002. “Perkembangan Reknologi Informasi untuk Pembelajaran Jarak Jauh.“, Orasi Ilmiah disampaikan pada Wisuda STMIK BANDUNG

Purbo, Onno W.,  “Teknologi E-learning”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.

Ruud, P., 2000, “School improvement through ICT: Limitations and Possibilities”, European Conference on Educational Research (ECER), University of Edinburgh, 22nd September 2000

UNESCO. 2004. Schoolnettoolkit. Bangkok: UNESCO Asia and Pacific Regional Bureau for Education.

Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. 2007. Perangkat lunak. Wikimedia Foundation, Inc. http://id.wikipedia.org/wiki/Perangkat_lunak

39