pengaruh lingkungan
DESCRIPTION
mikrobiologi farmasiTRANSCRIPT
Pengaruh Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari selalu kita berhubungan
dengan berbagai macam mikroorganisme, baik bakteri, kapang
mapun kamir. Untuk mempermudah dalam mempelajari jenis dan
sifat mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut harus
diisolasi dari lingkungan dan dipelihara pada medium yang sesuai
untuk pertumbuhannya
Penanaman dan isolasi mikroba adalah hal yang lazim
dilakukan dalam laboratorium. Flora mikroba dilingkungan pada
umunya terdapat dalam populasi campuran , boleh dikatakan amat
jarang mikroba dijumpai sebagai spesis tunggal. Untuk
mengidentifikasikan spesis tersebut harus dipisahkan/diisolasi dari
organisme lain yang dijumpai dalam habitatnya, yang kemudian
ditumbuhkan menjadi biakan murni.
Sebagaimana kita ketahui, percobaan penanaman mikroba
dilakukan untuk memindahkan mikroba ke habitat yang lebih
cocok Oleh karena itu, untuk pembiakan digunakan medium
tertentu yang cocok pula. Percobaan ini dilakukan untuk dapat
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
memberikan pengetahuan yang mendalam mengenai isolasi dan
inokulasi mikroorganisme dengan metode tertentu. Selain itu,
dalam percobaan ini dilakukan pula untuk dapat membedakan
metode sebar dan metode tuang yang dimungkinkan selalu
digunakan dalam penelitian-penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengisolasi mikroorganisme disekitar
kita dan melihat bentuk koloninya?
2. Bagaimana cara menginokulasi mikroorganisme biakan
jamur atau bakteri pada medium tegak, miring, dan cair?
C. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami teknikinokulasi dan isolasi
suatu mikroorganisme pada berbagai meium.
D. Tujuan Percobaan
- Untuk melakukan mikroorganisme pada sampel (frutea, susu
bantal, mountea, susu ultra, biscuit milna, chitato, mayasi,
marisca, biscuit kelapa, bubur sun, biskuat dan supermi, dan
sebelum dan sesuda dibersikan lengan pada probandus
manusia dengan metode tuang, sebar, tabor dan gores
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
- Untuk melakukan inokulasi beberapa mikroba uji ST (Salmonella
thiposa), V sp (Vibrio sp), PA (Pseudomonas airuginosa), SA
(Staplylococuse aureus), dan CA (Candidaalbicans), pada
medium NA/PDA tegak, NA/PDA miring, NB/PDB cair.
- Mengamati bentuk koloni mikroorganisme pada isolasi dan
inokulasi dengan berbagai metode.
E. Manfaat Percobaan
1. Dapat mengetahui cara mengisolasi, menginokulasi
mikroorganisme dengan berbagai metode.
2. Dapat mengetahui berbagai bentuk koloni
mikroorganisme pada isolasi dan inokulasi dengan metode,
medium dan sampel yang berbeda.
Dapat mengetahui teknik-teknik atau cara-cara menginokulasi
dan mengisolasi suatu mikroorganisme.
BAB II
KALIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
Identifikasi mikroba adalah salah satu tugas yang lazim
dilakukan dalam laboratorium mikrobiologi. Dilaboratorium
diagnostik penyakit, isolasi dan perincian mikroba yang bersal
dari penderita penyakit harus dilaksakan dengan cepat dan tepat
sehingga pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Perincian
mikroorganisme yang diisolasi dari makanana atau minuman yang
terlibat dalam pencemaran harus dilakukan secapat mungkin agar
wabah keracunan akibat makan dabn minuman yang tercemar
dapat dihentikan (Bibiana, 1994).
Mikroorganisme yang akan diisolasi dapat berupa biakan
murni atau populasi campuran. Bila biakan yang akan
diidentifikasi ini tercemar, perlu dilakukan pemurnian terlebih
dahulu. Lazimnya, pemurnian dilakukan dengan cara menngores
suspensi mikroba yang akan diisolasi pada agar lempengan.
Setelah diperoleh koloni terpisah, dibuat pewarnaan gram dari
beberapa koloni untuk melihat kemurnian biakan (Bibiana,
1994).
Setelah diperoleh biakan murni dapat dilakukan
serangkaian uji untuk memperoleh ciri morfologi dan biokimia dari
isolasi. Setiap uji yang dilakukan harus menggunakan control
untuk mengetahui apakah media sertareagens yang digunakan
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
memenuhi persyaratan. Selain itu kontrol digunakan bentuk
partikel yang tebal pada lapisan permukaan (Bibiana, 1994).
Isolasi adalah merupakan cara untuk memisahkan
mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat
diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut
disebut kultur murni (Rusli, 2008).
Isolasi bakteri dilakukan dengan menanamkan specimen
langsung ke atas permukaan medium padat (lempeng agar) yang
cocok, dan kemudian diinkubasi pada suhu kamar. Pada keadaan
tertentu isolasi dilakukan dari rapat medium atau medium cair.
Isolasi dilakukan sedemikian sehinggga bahan pemeriksaan
diencerkan dan pada akhirnya setelah dibiakkan semalaman,
bakteri yang ada dalam spesimen akan tumbuh sebagai koloni-
koloni yang terpisah dari bahan lain (Baedah Madjid, 2001)
Bila bakteri diinokulasi ke dalam suatu medium yang sesuai
dan pada keadaan yang optimum bagi pertumbuhannya, maka
terjadi kenaikan jumlah yang amat tinggi dalam waktu yang relatif
pendek. Pada beberapa spesies, populasi (panen sel terbanyak
yang diperoleh) tercapai dalam waktu 24 jam, populasinya dapat
mencapai 10 sampai 15 milyar sel bakteri per mililiter.
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel yang
terjadi secara aseksual (Pelczaer, 1986).
Pada metode goresan, medium agar steril dicairkan lalu
didinginkan pada suhu 450C, dituangkan ke dalam cawan petri
steril dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan
kawat penginokulasi yang penuh dengan biakan campuran,
goresan dilakukan di atas permukaan agar. Metode penggoresan
ini bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organisme pada
beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan
menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke
bagian lain cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang
semakin semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna
goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup
terpisah satu sama lain setelah mengalami pertumbuhan (Zay,
1994).
Metode agar tuang digunakan untuk mengencerkan
mikroba, dan dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba. Cara ini
berbeda dengan metode goresan karena agar steril yang akan
diinokulasi masih dalam bentuk cair tetapi telah didinginkan
sampai 45-470C. Selanjutnya dinkubasikan pada suhu dan waktu
tertentu. Maka koloni akan tumbuh pada permukaan dan bagian
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
bawah agar. Pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga pada cawan yang terakhir tumbuh koloni yang terpisah.
Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah
mikroorganisme sehingga hanya pada suatu saat hanya ditemukan
satu sel di dalam cawan petri (Volk, 1998).
Koloni mikroba yang tumbuh mempunyai bentuk
bermacam-macam tergantung jenis mikroba yang tumbuh dan
macam media yang digunakan. Di dalam medium cair, akan
tumbuh dalam waktu 24-48 jam. Pertumbuhan mikroba dalam
medium cair dapat dilihat dalam berbagai bentuk misalnya
(Hadjoetomo, 1990) :
1. Kekeruhan, yang biasanya terlihat pada seluruh bagian
medium.
2. Pertumbuhan pada permukaan yang dapat mmbentuk folike
cincin, flokulan dan membran.
3. Sedimen, endapan yaitu kumpulan sel-sel yang menggumpal
pada dasar tabung yang akan menyebar lagi jika tabung
digerakkan atau dikocok
B. Uraian Bahan
1. Alkohol (7;65)
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
Nama resm : Aethanolum
Nama lain : Alkohol
RM/BM : C2H7O
Pemerian : Caiaran jernih, tak berwarna, mudah
menguap dan mudah bergerak, bau khas,
rasa panas, mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat
2. Air suling (6)
Nama resmi : Aqua destillata
Nama lain : Aquades, air suling
RB/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa
dan tidak mengandung bahan kimia yang
dapat membahayakan tubuh
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai substrat cair
3. Gula (7)
Nama Resmi : Sucrosum
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
Sinonim :Sakarosa
RM/BM :C12H22O11/342,30
Pemerian :Hablur putih atau tidak berwarna; massa
hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk
hablur putih; tidak berbaul; rasa manis,
stabil di udara. Larutannya netral terhadap
lakmus.
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah
larut dalam air mendidih; sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam kloroform dan
dalam eter.
Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai substrat padat.
BAB III
KAJIAN PRAKTEK
A. Alat yang dipakai
1. Autoklaf
2. Botol Pengencer
3. Cawan Petri
4. Ose bulat
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
5. Ose lurus
6. Inkubator
7. Lampu spiritus
8. Rak tabung
9. Spoit
10. Tabung reaksi
B. Bahan yang digunakan
1. Fructea
2. Susu bantal
3. Susu ultra
4. Mountea
5. Biskut milna
6. Marisca
7. Chitato
8. Mayasi
9. Biskuit kelapa
10. Biskuat
11. Bubur sub
12. Supermi
13. Bakteri Pseudomonas aeroginosa
14. Bakteri Salmonella thyposa
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
15. Bakteri Staphylococcus aureus
16. Bakteri Vibrio sp
17. Jamur Candida albicans
18. Medium NA (Nutrien Agar)
19. Medium NB (Nutrien Broth)
20. Medium PDB (Potato Dekstrose Broth)
21. Medium TEA (Tauge Extract Agar)
C. Cara Kerja
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Baedah Madjid, I, Sp.MK, (2001), Kuliah Mikrobiologi I. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta
Hadioetomo, R., (1990),”Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium”, Penerbit PT. Gramediz, Jakarta.
Lay W. Bibiana,(1994), Analisis Mikroba di Laboratorium. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Pelczaer Jr. Michael, dan ECS Chan, (1986), Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Rusli, S,Si. Apt, (2008), Penuntun Praktikum mikrobiologi Farmasi Dasar. UMI, Makassar
Volk, W, A, F, Wheeter, (1998). ” Mikrobiologi Dasar ”. Erlangga ; Jakarta
Zay, B, W. (1.994), ” Analisis Mikroba Di Laboratorium ” PT. Raja Grafindo Persada ; Jakarta.
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. HASIL PRAKTIKUM
1. Gambar Pengamatan
B. Pembahasan
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
Isolasi adalah merupakan cara untuk memisahkan
mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat
diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehinga biakan tersebut
disebut kultur murni. Sedangkan inokulasi adalah dimasukannya
suatu mikroorganisme atau subtansi secara buatan kedalam tubuh
atau kedalam medium biakan
Percobaan inokulasi pada dasarnya untuk memisahkan
mikroorganisme tertentu ketempat tertentu sesuai dengan medium
yang cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme tersebut.
Pekerjaan memindahkann bakteri dari medium yang lama
kemedium yang baru perlu banyak ketelitian. Terlebih dahulu
harus diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkutannya
dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril ini
untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme
yang tidak diinginkan.
Pada percobaan isolasi dilakukan dengan bebrapa metode yaitu :
o Cara tuang
o Pada metode ini terlebih dahulu sampel dituang kedalam cawan
petri kemudian mediumnya. Cara ini digunakan untuk isolasi
substrat cair. Kerugian metode ini adalah biasanya sampel bisa
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
tertumpah pada proses pengerjaan karena sampelnya
merupakan substrat cair
o Cara tebar
Pada metode ini terlebih dahulu medium dituang kedalam
cawan petri kemudian sampelnya. Cara ini digunakan untuk
isolasi substrat padat. Kerugian dari metode ini adalah biasanya
sample berhamburan keluar dari medium dalam proses
inokulasinya
o Cara gores
Pada metode ini terlebih dahulu medium dituang kedalam
cawan petri kemudian sampelnya. Cara ini digunakan untuk
isolasi mikroba disekitar kita. Kerugian dari metode ini adalah
biasanya yang melekat pada ose lebih banyak mediaum asal
daripada mikroorganisme yang diinokulasi
Seperti yang kita ketahui bakteri memiliki kemampuan
perkembangbiakan dan pertumbuhan yang cukup tinggi, dimana
dengan jangka 1x24 jam, maka tanda bentuk koloninya sudah bisa
teramati. Sedangkan inkubasi 3 x 24 jam untuk jamur dilakukan
karena jangka waktu perkembangbiakan ataupun pertumbuhan
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
jamur cukup lambat disbandingkan bakteri, dimana dalam jangka
waktu tersebut, bentuk koloni jamur sudah dapat teramati.
Pada praktikum isolasi dan inokulasi medium yang
digunakan pada inokulasi/isolasi adalah medium NA (nutrient agar)
dan NB (nutrient Broth), penggunaan agar sebagai pemadat
dikarenakan lebih mudah dalam proses penyiapan maupun
sterilisasi medium ketika akan digunakan. Juga kemampuannya
berubah bentuk dari fase cair ke fase padat ataupun sebaliknya.
Secara umum nutrisi bagi bakteri adalah protein sedangkan
sumber nutrisi bagi jamur adalah karbohidrat dan protein.
Agar sebagai pemadat karena dilihat dari sifat kimianya yang
stabil, serta sifat fisikanya yang reversibel, artinya agar dapat
diubah bentuknya dari padatan menjadi cairan, yang memudahkan
dalam prosedur pengerjaan medium, serta kemampuannya yang
sukar habis walaupun sering dipanaskan, karena terdiri dari serat-
serat selulosa.
Pada praktikum isolasi dan inokulasi digunakan 3 medium
antara lain:
o Medium tegak digunakan untuk menanam mikroorganisme
didalam medium tersebut, dimana dengan menggunakan ose
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
lurus, sample mikroorganisme ditancapkan pada medium tegak
tersebut sehingga mikroorganisme tersebut tumbuh tegak
dalam medium
o Medium miring digunakan untuk menyebar mikroorganisme
dipermukaan medium tersebut, dimana medium dalam tabung
tersebut dibuat miring sehingga permukaan medium menjadi
luas untuk proses perkembangbiakan mikroorganisme, dan
biasanya untuk inokulasi digunakan ose bulat
o Medium cair digunakan untuk menghasilkan suspensi cairan
yang mengandung biakan mikroorganisme
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan,
maka diperoleh kesimpulan :
1. Hasil isolasi dari probandus lengan manusia sebelum dan
sesuda dicuci air menunjukkan bahwa mikroba yang
terdapat dalam sampel tersebut adalah sejenis bakteri.
2. Hasil inokulasi Candida albicans pada medium PDA tegak
adalah bentuk koloninya seperti batang.
3. Hasil inokulasi Candida albicans pada medium PDA miring
adalah bentuk koloninya seperti titik-titik.
4. Hasil inokulasi Candida albicans pada medium PDB adalah
bentuk koloninya seperti kulit dengan permukaan medium
seperti selaput
B. Saran
Sebaiknya kebersihan laboratorium dijaga.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan suatu mikroba sangat memerlukan keadaan
sekitar yang sesuai, jika tidak maka akan merubah sifat-sifat
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
fisiologi dan morfologi dari mikroba tersebut. Karena aktifitas
kegiatan suatu mikroba itu akan selalu menyesuaikan diri
terhadap diri dan lingkungan sekitar yang ada ada waktu itu.
Mikroorganisme tidak dapat menguasai faktor-faktor luar
sepenuhnya, sehingga hidupnya sama sekali tergantung
kepada keadaan sekelilingnya. Satu-satunya jalan untuk
menyelamatkan diri adalah dengan adaptasi kepada faktor-
faktor luar. Penyesuaian diri dapat berlangsung secara cepat
serta bersifat sementara waktu, akan tetapi dapat pula
perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi
bentuk morfologik yang turun-temurun.
Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-
faktor lingkungan, tetapi juga mempengaruhi keadaan
lingkungan. Misal bakteri termogenesis menimbulkan panas
didalam media dia tumbuh. Bakteri dapat pula mengubah pH
dari medium tempat ia tumbuh, perubahan ini disebut
perubahan secara kimia. Adapun faktor-faktor lingkungan
dapat dibagi atas faktor biotik dan abiotik. Melalui praktikum
ini dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kehidupan mikroorganisme.
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan kali ini adalah
bagaimana mengetahui pengaruh pH, suhu, logam, zat kimia
dan cahaya pada bakteri.
C. Maksud Praktikum
Maksud dari praktikuk ini adalah untuk mengetahui
faktor – faktor yang mempengaruhi suatu mikroorganisme.
D. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan
faktor – faktor yang menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
E. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah Kita dapat
mengetahui pertumbuhan mikroorganisme dengan adanya
pengaruh lingkungan disekitarnya
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Panas, konsentrasi ion hydrogen atau pH, adanya air,
oksigen dan cahaya mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.
Enzim dapat mempercepat reaksi kimiawi, suhu dimana enzim
berfungsi dengan sempurna disebut suhu optimum. Bila suhu ini
menyimpang dari suhu optimum maka aktivitas enzim menurun
(.Rusli, 2008).
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang paling
berperan mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup
suatu mikroorganisme. Suhu mempengaruhi organisme dalam dua
cara yang berbeda. Pada suhu tinggi, reaksi kimiawi dan reaksi
enzimatis dalam sel berlangsung lebih cepat sehingga
pertumbuhan meningkat pula. Akan tetapi diatas suhu tertentu,
protein asam nukleat dan komponen-komponen sel lainnya
mengalamii kerusakan permanen. Selanjutnya terjadi kenaikan
suhu pada kisaran tertentu, pertumbuhan dan fungsi metabolit
meningkat sampai tingkat tertinggi yang memungkinkan reaksi
tidak berjalan sama sekali. Diatas suhu tersebut, fungsi sel jatuh
drastic sampai titik nol(2).
Mikroorganisme sering kali dipilah menjadi 5 kelompok
berdasarkan kebutuhannya akan oksigen yaitu aerob obligat,
anaerob obligat, anaerob fakultatif, anaerob aerotoleran, dan
mikroaerofil (Rusli, 2008).
Mikroorganisme yang dipengaruhi oleh kadar pH, terbagi
atas 3 golongan yaitu :
1. Asidifilik ; mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh pada
lingkungan dengan suasana asam
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
2. Mesofilik ; mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh pada
lingkungan dengan suasana netral
3. Basofilik ; mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh pada
lingkungan dengan suasana basa.
Mengenai pengaruh temperatur terhadap kegiatan fisiologi,
maka seperti halnya dengan makhluk – makhluk lain,
mikroorganisme pun dapat bertahan di dalam suatu batas
temperatur tertentu. Batas – batas itu ialah temperatur minimum
dan temparatur maksimum, sedang temperatur yang paling baik
bagi kegiatan hidup itu disebut temperatur optimum. Berdasarkan
itu ada tiga golongan bakteri, yaitu :
Bakteri termofil ( politermik), yaitu bakteri yang tumbuh dengan
baik sekali pada temperatur setinggi 55o – 65o C, meskipun
bakteri ini juga dapat berbiak pada temperatur lebih rendah
atau lebih tinggi dari pada itu, yaitu dengan batas 40o sampai
80o C.
Bakteri mesofil ( mesotermik ), yaitu bakteri yang hidup baik
antara 5o sampai 60o C, sedang temperatur optimumnya ialah
25o sampai 40o.
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
Bakteri psikrofil ( oligotermik ). Yaitu bacteri yang dapat hidup
di antara 0o sampai 30o C, sedang temperatur optimumnya
antara 10o sampai 20o C. (2)
Kebanyakan bakteri tidak dapat mengadakan fotosintesis,
bahkan setiap radiasi dapat berbahaya bagi kehidupannya. Sinar
yang nampak oleh mata kita, yaitu yang bergelombang antara 390
mμ sampai 76o mμ, tidak begitu berbahaya, yang berbahaya aialah
sinar yang lebih pendek gelombangnya, yaitu yang bergelombang
antara 240 mμ sampai 300 mμ. Lampu air rasa banyak
memancarkan sinar bergelombang pendek ini. Lebih dekat,
pengaruhnya lebih buruk. Dengan penyinaran pada jarak dekat
sekali, bakteri jauh mungkin sekali hanya pembiakannya sajalah
yang terganggu. Spora – spora dan virus lebuih dapat bertahann
terhadap sinat ultra-ungu. Sinar ultra-ungu biasa dipakai untuk
mensterilkan udara, air, plasma darah dan bermacam atau virus itu
mudah sekali ketutupan benda – benda kecilsehingga dapat
terhindar dari pengaruh penyinaran (Dwidjoseputro, 1998).
Di dalam alam sewajarnya, jarang – jarang bakteri menemui
zat – zat kimia yang menyebabkan ia sampai mati karenanya.
Hanya manusia di dalam usahanya untuk membebaskan diri dari
kegiatan bakteri meramu zat – zat yang dapat meracuni bakteri,
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
akan tetapi tidak meracuni diri sendiri atau meracuni zat makanan
yang diperlukannya. Zat – zat yang hanya menghambat pembiakan
bakteri dengan tiada membunuhnya disaebut zat antiseptik atau
zat bakteriostatik. Zat yang dapat membunuh bakteri disebut
desinfektan, germisida, atau bakteriosida (Sujudi, 1993).
Garam – garam logam berat seperti perak dalam jumlah yang
kecil dapat membunuh bakteri, daya mana disebut oligodinamik.
Garam tembaga jarang dipakai sebagai bakterisida, akan tetapi
banyak digunakan untuk menyemprot tanaman – tanaman dan
untuk mematikan tumbuhan ganggang di kolam – kolam renang
(Sujudi, 1993).
Semua bakteri mempunyai enzim tertentu yang dapat
bereaksi dengan oksigen, jumlah dan macam enzim ini
menentukan hubungan fisiologis mikroorganisme itu dengan
oksigen. Oksidasi flapoprotein oleh oksigen selalu mengakibatkan
pembentukan senyawa H2O2 yang beracun sebagai suatu hasil
utama. Tambahan pula oksidasi ini atau mungkin mengkatalisis
enzim atau oksigenase menghasilkan sejumlah kecil radikal bebas
yang bahkan lebih beracun, super okside, atau oksigen (Sujudi,
1993).
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
Anti biotik ialah zat – zat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, dan zat – zat itu dalam jumlah yang sedikit pun
mempunyai daya penghambat kegiatan kroorganisme yang lain.
Antibiotik yang pertama dikenal ialah penisilin, suatu zat yang
diahsilkan oleh jamue Penicillium totanum. Ada beberapa anti
biotik yang tidak dihasilkan dari golongan jamur melainkan oleh
golongan bakteri sendiri, misalnya tirotrisin dihasilkan oleh
Bacillus brevis, basitrasin oleh Bacillus subtilis, polimiksin oleh
Bacillus polymyxa. (Sujudi, 1993).
DAFTAR PUSTAKA
Rusli, S.si, Apt., ( 2008), PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.
Dwidjoseputro, D, Dr, Prof., ( 1998), DASAR – DASAR MIKROBIOLOGI, Djambatan, Jakarta.
Sujudi, dr., (1993), MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN, Binarupa Aksara, Universitas Indonesia, Jakarta.
Dirjen POM., (1979), FARMAKOPE INDONESIA, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si
Pengaruh Lingkungan
Dirjen POM., (1995), FARMAKOPE INDONESIA, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si