pengaruh lingkungan

32
Pengaruh Lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan kita sehari-hari selalu kita berhubungan dengan berbagai macam mikroorganisme, baik bakteri, kapang mapun kamir. Untuk mempermudah dalam mempelajari jenis dan sifat mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut harus diisolasi dari lingkungan dan dipelihara pada medium yang sesuai untuk pertumbuhannya Penanaman dan isolasi mikroba adalah hal yang lazim dilakukan dalam laboratorium. Flora mikroba dilingkungan pada umunya terdapat dalam populasi campuran , boleh dikatakan amat jarang mikroba dijumpai sebagai spesis tunggal. Untuk mengidentifikasikan spesis tersebut harus dipisahkan/diisolasi dari organisme lain yang dijumpai Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Upload: lawrence-newman

Post on 23-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mikrobiologi farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan kita sehari-hari selalu kita berhubungan

dengan berbagai macam mikroorganisme, baik bakteri, kapang

mapun kamir. Untuk mempermudah dalam mempelajari jenis dan

sifat mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut harus

diisolasi dari lingkungan dan dipelihara pada medium yang sesuai

untuk pertumbuhannya

Penanaman dan isolasi mikroba adalah hal yang lazim

dilakukan dalam laboratorium. Flora mikroba dilingkungan pada

umunya terdapat dalam populasi campuran , boleh dikatakan amat

jarang mikroba dijumpai sebagai spesis tunggal. Untuk

mengidentifikasikan spesis tersebut harus dipisahkan/diisolasi dari

organisme lain yang dijumpai dalam habitatnya, yang kemudian

ditumbuhkan menjadi biakan murni.

Sebagaimana kita ketahui, percobaan penanaman mikroba

dilakukan untuk memindahkan mikroba ke habitat yang lebih

cocok Oleh karena itu, untuk pembiakan digunakan medium

tertentu yang cocok pula. Percobaan ini dilakukan untuk dapat

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 2: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

memberikan pengetahuan yang mendalam mengenai isolasi dan

inokulasi mikroorganisme dengan metode tertentu. Selain itu,

dalam percobaan ini dilakukan pula untuk dapat membedakan

metode sebar dan metode tuang yang dimungkinkan selalu

digunakan dalam penelitian-penelitian.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengisolasi mikroorganisme disekitar

kita dan melihat bentuk koloninya?

2. Bagaimana cara menginokulasi mikroorganisme biakan

jamur atau bakteri pada medium tegak, miring, dan cair?

C. Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami teknikinokulasi dan isolasi

suatu mikroorganisme pada berbagai meium.

D. Tujuan Percobaan

- Untuk melakukan mikroorganisme pada sampel (frutea, susu

bantal, mountea, susu ultra, biscuit milna, chitato, mayasi,

marisca, biscuit kelapa, bubur sun, biskuat dan supermi, dan

sebelum dan sesuda dibersikan lengan pada probandus

manusia dengan metode tuang, sebar, tabor dan gores

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 3: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

- Untuk melakukan inokulasi beberapa mikroba uji ST (Salmonella

thiposa), V sp (Vibrio sp), PA (Pseudomonas airuginosa), SA

(Staplylococuse aureus), dan CA (Candidaalbicans), pada

medium NA/PDA tegak, NA/PDA miring, NB/PDB cair.

- Mengamati bentuk koloni mikroorganisme pada isolasi dan

inokulasi dengan berbagai metode.

E. Manfaat Percobaan

1. Dapat mengetahui cara mengisolasi, menginokulasi

mikroorganisme dengan berbagai metode.

2. Dapat mengetahui berbagai bentuk koloni

mikroorganisme pada isolasi dan inokulasi dengan metode,

medium dan sampel yang berbeda.

Dapat mengetahui teknik-teknik atau cara-cara menginokulasi

dan mengisolasi suatu mikroorganisme.

BAB II

KALIAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 4: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

Identifikasi mikroba adalah salah satu tugas yang lazim

dilakukan dalam laboratorium mikrobiologi. Dilaboratorium

diagnostik penyakit, isolasi dan perincian mikroba yang bersal

dari penderita penyakit harus dilaksakan dengan cepat dan tepat

sehingga pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Perincian

mikroorganisme yang diisolasi dari makanana atau minuman yang

terlibat dalam pencemaran harus dilakukan secapat mungkin agar

wabah keracunan akibat makan dabn minuman yang tercemar

dapat dihentikan (Bibiana, 1994).

Mikroorganisme yang akan diisolasi dapat berupa biakan

murni atau populasi campuran. Bila biakan yang akan

diidentifikasi ini tercemar, perlu dilakukan pemurnian terlebih

dahulu. Lazimnya, pemurnian dilakukan dengan cara menngores

suspensi mikroba yang akan diisolasi pada agar lempengan.

Setelah diperoleh koloni terpisah, dibuat pewarnaan gram dari

beberapa koloni untuk melihat kemurnian biakan (Bibiana,

1994).

Setelah diperoleh biakan murni dapat dilakukan

serangkaian uji untuk memperoleh ciri morfologi dan biokimia dari

isolasi. Setiap uji yang dilakukan harus menggunakan control

untuk mengetahui apakah media sertareagens yang digunakan

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 5: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

memenuhi persyaratan. Selain itu kontrol digunakan bentuk

partikel yang tebal pada lapisan permukaan (Bibiana, 1994).

Isolasi adalah merupakan cara untuk memisahkan

mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat

diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut

disebut kultur murni (Rusli, 2008).

Isolasi bakteri dilakukan dengan menanamkan specimen

langsung ke atas permukaan medium padat (lempeng agar) yang

cocok, dan kemudian diinkubasi pada suhu kamar. Pada keadaan

tertentu isolasi dilakukan dari rapat medium atau medium cair.

Isolasi dilakukan sedemikian sehinggga bahan pemeriksaan

diencerkan dan pada akhirnya setelah dibiakkan semalaman,

bakteri yang ada dalam spesimen akan tumbuh sebagai koloni-

koloni yang terpisah dari bahan lain (Baedah Madjid, 2001)

Bila bakteri diinokulasi ke dalam suatu medium yang sesuai

dan pada keadaan yang optimum bagi pertumbuhannya, maka

terjadi kenaikan jumlah yang amat tinggi dalam waktu yang relatif

pendek. Pada beberapa spesies, populasi (panen sel terbanyak

yang diperoleh) tercapai dalam waktu 24 jam, populasinya dapat

mencapai 10 sampai 15 milyar sel bakteri per mililiter.

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 6: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel yang

terjadi secara aseksual (Pelczaer, 1986).

Pada metode goresan, medium agar steril dicairkan lalu

didinginkan pada suhu 450C, dituangkan ke dalam cawan petri

steril dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan

kawat penginokulasi yang penuh dengan biakan campuran,

goresan dilakukan di atas permukaan agar. Metode penggoresan

ini bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organisme pada

beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan

menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke

bagian lain cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang

semakin semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna

goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup

terpisah satu sama lain setelah mengalami pertumbuhan (Zay,

1994).

Metode agar tuang digunakan untuk mengencerkan

mikroba, dan dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba. Cara ini

berbeda dengan metode goresan karena agar steril yang akan

diinokulasi masih dalam bentuk cair tetapi telah didinginkan

sampai 45-470C. Selanjutnya dinkubasikan pada suhu dan waktu

tertentu. Maka koloni akan tumbuh pada permukaan dan bagian

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 7: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

bawah agar. Pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga pada cawan yang terakhir tumbuh koloni yang terpisah.

Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah

mikroorganisme sehingga hanya pada suatu saat hanya ditemukan

satu sel di dalam cawan petri (Volk, 1998).

Koloni mikroba yang tumbuh mempunyai bentuk

bermacam-macam tergantung jenis mikroba yang tumbuh dan

macam media yang digunakan. Di dalam medium cair, akan

tumbuh dalam waktu 24-48 jam. Pertumbuhan mikroba dalam

medium cair dapat dilihat dalam berbagai bentuk misalnya

(Hadjoetomo, 1990) :

1. Kekeruhan, yang biasanya terlihat pada seluruh bagian

medium.

2. Pertumbuhan pada permukaan yang dapat mmbentuk folike

cincin, flokulan dan membran.

3. Sedimen, endapan yaitu kumpulan sel-sel yang menggumpal

pada dasar tabung yang akan menyebar lagi jika tabung

digerakkan atau dikocok

B. Uraian Bahan

1. Alkohol (7;65)

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 8: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

Nama resm : Aethanolum

Nama lain : Alkohol

RM/BM : C2H7O

Pemerian : Caiaran jernih, tak berwarna, mudah

menguap dan mudah bergerak, bau khas,

rasa panas, mudah terbakar dengan

memberikan nyala biru yang berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

2. Air suling (6)

Nama resmi : Aqua destillata

Nama lain : Aquades, air suling

RB/BM : H2O/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa

dan tidak mengandung bahan kimia yang

dapat membahayakan tubuh

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai substrat cair

3. Gula (7)

Nama Resmi : Sucrosum

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 9: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

Sinonim :Sakarosa

RM/BM :C12H22O11/342,30

Pemerian :Hablur putih atau tidak berwarna; massa

hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk

hablur putih; tidak berbaul; rasa manis,

stabil di udara. Larutannya netral terhadap

lakmus.

Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah

larut dalam air mendidih; sukar larut dalam

etanol; tidak larut dalam kloroform dan

dalam eter.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai substrat padat.

BAB III

KAJIAN PRAKTEK

A. Alat yang dipakai

1. Autoklaf

2. Botol Pengencer

3. Cawan Petri

4. Ose bulat

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 10: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

5. Ose lurus

6. Inkubator

7. Lampu spiritus

8. Rak tabung

9. Spoit

10. Tabung reaksi

B. Bahan yang digunakan

1. Fructea

2. Susu bantal

3. Susu ultra

4. Mountea

5. Biskut milna

6. Marisca

7. Chitato

8. Mayasi

9. Biskuit kelapa

10. Biskuat

11. Bubur sub

12. Supermi

13. Bakteri Pseudomonas aeroginosa

14. Bakteri Salmonella thyposa

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 11: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

15. Bakteri Staphylococcus aureus

16. Bakteri Vibrio sp

17. Jamur Candida albicans

18. Medium NA (Nutrien Agar)

19. Medium NB (Nutrien Broth)

20. Medium PDB (Potato Dekstrose Broth)

21. Medium TEA (Tauge Extract Agar)

C. Cara Kerja

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 12: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Baedah Madjid, I, Sp.MK, (2001), Kuliah Mikrobiologi I. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta

Hadioetomo, R., (1990),”Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium”, Penerbit PT. Gramediz, Jakarta.

Lay W. Bibiana,(1994), Analisis Mikroba di Laboratorium. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Pelczaer Jr. Michael, dan ECS Chan, (1986), Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia, Jakarta.

Rusli, S,Si. Apt, (2008), Penuntun Praktikum mikrobiologi Farmasi Dasar. UMI, Makassar

Volk, W, A, F, Wheeter, (1998). ” Mikrobiologi Dasar ”. Erlangga ; Jakarta

Zay, B, W. (1.994), ” Analisis Mikroba Di Laboratorium ” PT. Raja Grafindo Persada ; Jakarta.

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 13: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

BAB IV

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

A. HASIL PRAKTIKUM

1. Gambar Pengamatan

B. Pembahasan

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 14: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

Isolasi adalah merupakan cara untuk memisahkan

mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat

diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehinga biakan tersebut

disebut kultur murni. Sedangkan inokulasi adalah dimasukannya

suatu mikroorganisme atau subtansi secara buatan kedalam tubuh

atau kedalam medium biakan

Percobaan inokulasi pada dasarnya untuk memisahkan

mikroorganisme tertentu ketempat tertentu sesuai dengan medium

yang cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme tersebut.

Pekerjaan memindahkann bakteri dari medium yang lama

kemedium yang baru perlu banyak ketelitian. Terlebih dahulu

harus diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkutannya

dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril ini

untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme

yang tidak diinginkan.

Pada percobaan isolasi dilakukan dengan bebrapa metode yaitu :

o Cara tuang

o Pada metode ini terlebih dahulu sampel dituang kedalam cawan

petri kemudian mediumnya. Cara ini digunakan untuk isolasi

substrat cair. Kerugian metode ini adalah biasanya sampel bisa

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 15: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

tertumpah pada proses pengerjaan karena sampelnya

merupakan substrat cair

o Cara tebar

Pada metode ini terlebih dahulu medium dituang kedalam

cawan petri kemudian sampelnya. Cara ini digunakan untuk

isolasi substrat padat. Kerugian dari metode ini adalah biasanya

sample berhamburan keluar dari medium dalam proses

inokulasinya

o Cara gores

Pada metode ini terlebih dahulu medium dituang kedalam

cawan petri kemudian sampelnya. Cara ini digunakan untuk

isolasi mikroba disekitar kita. Kerugian dari metode ini adalah

biasanya yang melekat pada ose lebih banyak mediaum asal

daripada mikroorganisme yang diinokulasi

Seperti yang kita ketahui bakteri memiliki kemampuan

perkembangbiakan dan pertumbuhan yang cukup tinggi, dimana

dengan jangka 1x24 jam, maka tanda bentuk koloninya sudah bisa

teramati. Sedangkan inkubasi 3 x 24 jam untuk jamur dilakukan

karena jangka waktu perkembangbiakan ataupun pertumbuhan

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 16: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

jamur cukup lambat disbandingkan bakteri, dimana dalam jangka

waktu tersebut, bentuk koloni jamur sudah dapat teramati.

Pada praktikum isolasi dan inokulasi medium yang

digunakan pada inokulasi/isolasi adalah medium NA (nutrient agar)

dan NB (nutrient Broth), penggunaan agar sebagai pemadat

dikarenakan lebih mudah dalam proses penyiapan maupun

sterilisasi medium ketika akan digunakan. Juga kemampuannya

berubah bentuk dari fase cair ke fase padat ataupun sebaliknya.

Secara umum nutrisi bagi bakteri adalah protein sedangkan

sumber nutrisi bagi jamur adalah karbohidrat dan protein.

Agar sebagai pemadat karena dilihat dari sifat kimianya yang

stabil, serta sifat fisikanya yang reversibel, artinya agar dapat

diubah bentuknya dari padatan menjadi cairan, yang memudahkan

dalam prosedur pengerjaan medium, serta kemampuannya yang

sukar habis walaupun sering dipanaskan, karena terdiri dari serat-

serat selulosa.

Pada praktikum isolasi dan inokulasi digunakan 3 medium

antara lain:

o Medium tegak digunakan untuk menanam mikroorganisme

didalam medium tersebut, dimana dengan menggunakan ose

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 17: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

lurus, sample mikroorganisme ditancapkan pada medium tegak

tersebut sehingga mikroorganisme tersebut tumbuh tegak

dalam medium

o Medium miring digunakan untuk menyebar mikroorganisme

dipermukaan medium tersebut, dimana medium dalam tabung

tersebut dibuat miring sehingga permukaan medium menjadi

luas untuk proses perkembangbiakan mikroorganisme, dan

biasanya untuk inokulasi digunakan ose bulat

o Medium cair digunakan untuk menghasilkan suspensi cairan

yang mengandung biakan mikroorganisme

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 18: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan,

maka diperoleh kesimpulan :

1. Hasil isolasi dari probandus lengan manusia sebelum dan

sesuda dicuci air menunjukkan bahwa mikroba yang

terdapat dalam sampel tersebut adalah sejenis bakteri.

2. Hasil inokulasi Candida albicans pada medium PDA tegak

adalah bentuk koloninya seperti batang.

3. Hasil inokulasi Candida albicans pada medium PDA miring

adalah bentuk koloninya seperti titik-titik.

4. Hasil inokulasi Candida albicans pada medium PDB adalah

bentuk koloninya seperti kulit dengan permukaan medium

seperti selaput

B. Saran

Sebaiknya kebersihan laboratorium dijaga.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan suatu mikroba sangat memerlukan keadaan

sekitar yang sesuai, jika tidak maka akan merubah sifat-sifat

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 19: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

fisiologi dan morfologi dari mikroba tersebut. Karena aktifitas

kegiatan suatu mikroba itu akan selalu menyesuaikan diri

terhadap diri dan lingkungan sekitar yang ada ada waktu itu.

Mikroorganisme tidak dapat menguasai faktor-faktor luar

sepenuhnya, sehingga hidupnya sama sekali tergantung

kepada keadaan sekelilingnya. Satu-satunya jalan untuk

menyelamatkan diri adalah dengan adaptasi kepada faktor-

faktor luar. Penyesuaian diri dapat berlangsung secara cepat

serta bersifat sementara waktu, akan tetapi dapat pula

perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi

bentuk morfologik yang turun-temurun.

Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-

faktor lingkungan, tetapi juga mempengaruhi keadaan

lingkungan. Misal bakteri termogenesis menimbulkan panas

didalam media dia tumbuh. Bakteri dapat pula mengubah pH

dari medium tempat ia tumbuh, perubahan ini disebut

perubahan secara kimia. Adapun faktor-faktor lingkungan

dapat dibagi atas faktor biotik dan abiotik. Melalui praktikum

ini dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi

kehidupan mikroorganisme.

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 20: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan kali ini adalah

bagaimana mengetahui pengaruh pH, suhu, logam, zat kimia

dan cahaya pada bakteri.

C. Maksud Praktikum

Maksud dari praktikuk ini adalah untuk mengetahui

faktor – faktor yang mempengaruhi suatu mikroorganisme.

D. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan

faktor – faktor yang menghambat pertumbuhan

mikroorganisme.

E. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah Kita dapat

mengetahui pertumbuhan mikroorganisme dengan adanya

pengaruh lingkungan disekitarnya

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 21: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Panas, konsentrasi ion hydrogen atau pH, adanya air,

oksigen dan cahaya mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.

Enzim dapat mempercepat reaksi kimiawi, suhu dimana enzim

berfungsi dengan sempurna disebut suhu optimum. Bila suhu ini

menyimpang dari suhu optimum maka aktivitas enzim menurun

(.Rusli, 2008).

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 22: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang paling

berperan mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup

suatu mikroorganisme. Suhu mempengaruhi organisme dalam dua

cara yang berbeda. Pada suhu tinggi, reaksi kimiawi dan reaksi

enzimatis dalam sel berlangsung lebih cepat sehingga

pertumbuhan meningkat pula. Akan tetapi diatas suhu tertentu,

protein asam nukleat dan komponen-komponen sel lainnya

mengalamii kerusakan permanen. Selanjutnya terjadi kenaikan

suhu pada kisaran tertentu, pertumbuhan dan fungsi metabolit

meningkat sampai tingkat tertinggi yang memungkinkan reaksi

tidak berjalan sama sekali. Diatas suhu tersebut, fungsi sel jatuh

drastic sampai titik nol(2).

Mikroorganisme sering kali dipilah menjadi 5 kelompok

berdasarkan kebutuhannya akan oksigen yaitu aerob obligat,

anaerob obligat, anaerob fakultatif, anaerob aerotoleran, dan

mikroaerofil (Rusli, 2008).

Mikroorganisme yang dipengaruhi oleh kadar pH, terbagi

atas 3 golongan yaitu :

1. Asidifilik ; mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh pada

lingkungan dengan suasana asam

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 23: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

2. Mesofilik ; mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh pada

lingkungan dengan suasana netral

3. Basofilik ; mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh pada

lingkungan dengan suasana basa.

Mengenai pengaruh temperatur terhadap kegiatan fisiologi,

maka seperti halnya dengan makhluk – makhluk lain,

mikroorganisme pun dapat bertahan di dalam suatu batas

temperatur tertentu. Batas – batas itu ialah temperatur minimum

dan temparatur maksimum, sedang temperatur yang paling baik

bagi kegiatan hidup itu disebut temperatur optimum. Berdasarkan

itu ada tiga golongan bakteri, yaitu :

Bakteri termofil ( politermik), yaitu bakteri yang tumbuh dengan

baik sekali pada temperatur setinggi 55o – 65o C, meskipun

bakteri ini juga dapat berbiak pada temperatur lebih rendah

atau lebih tinggi dari pada itu, yaitu dengan batas 40o sampai

80o C.

Bakteri mesofil ( mesotermik ), yaitu bakteri yang hidup baik

antara 5o sampai 60o C, sedang temperatur optimumnya ialah

25o sampai 40o.

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 24: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

Bakteri psikrofil ( oligotermik ). Yaitu bacteri yang dapat hidup

di antara 0o sampai 30o C, sedang temperatur optimumnya

antara 10o sampai 20o C. (2)

Kebanyakan bakteri tidak dapat mengadakan fotosintesis,

bahkan setiap radiasi dapat berbahaya bagi kehidupannya. Sinar

yang nampak oleh mata kita, yaitu yang bergelombang antara 390

mμ sampai 76o mμ, tidak begitu berbahaya, yang berbahaya aialah

sinar yang lebih pendek gelombangnya, yaitu yang bergelombang

antara 240 mμ sampai 300 mμ. Lampu air rasa banyak

memancarkan sinar bergelombang pendek ini. Lebih dekat,

pengaruhnya lebih buruk. Dengan penyinaran pada jarak dekat

sekali, bakteri jauh mungkin sekali hanya pembiakannya sajalah

yang terganggu. Spora – spora dan virus lebuih dapat bertahann

terhadap sinat ultra-ungu. Sinar ultra-ungu biasa dipakai untuk

mensterilkan udara, air, plasma darah dan bermacam atau virus itu

mudah sekali ketutupan benda – benda kecilsehingga dapat

terhindar dari pengaruh penyinaran (Dwidjoseputro, 1998).

Di dalam alam sewajarnya, jarang – jarang bakteri menemui

zat – zat kimia yang menyebabkan ia sampai mati karenanya.

Hanya manusia di dalam usahanya untuk membebaskan diri dari

kegiatan bakteri meramu zat – zat yang dapat meracuni bakteri,

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 25: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

akan tetapi tidak meracuni diri sendiri atau meracuni zat makanan

yang diperlukannya. Zat – zat yang hanya menghambat pembiakan

bakteri dengan tiada membunuhnya disaebut zat antiseptik atau

zat bakteriostatik. Zat yang dapat membunuh bakteri disebut

desinfektan, germisida, atau bakteriosida (Sujudi, 1993).

Garam – garam logam berat seperti perak dalam jumlah yang

kecil dapat membunuh bakteri, daya mana disebut oligodinamik.

Garam tembaga jarang dipakai sebagai bakterisida, akan tetapi

banyak digunakan untuk menyemprot tanaman – tanaman dan

untuk mematikan tumbuhan ganggang di kolam – kolam renang

(Sujudi, 1993).

Semua bakteri mempunyai enzim tertentu yang dapat

bereaksi dengan oksigen, jumlah dan macam enzim ini

menentukan hubungan fisiologis mikroorganisme itu dengan

oksigen. Oksidasi flapoprotein oleh oksigen selalu mengakibatkan

pembentukan senyawa H2O2 yang beracun sebagai suatu hasil

utama. Tambahan pula oksidasi ini atau mungkin mengkatalisis

enzim atau oksigenase menghasilkan sejumlah kecil radikal bebas

yang bahkan lebih beracun, super okside, atau oksigen (Sujudi,

1993).

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 26: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

Anti biotik ialah zat – zat yang dihasilkan oleh

mikroorganisme, dan zat – zat itu dalam jumlah yang sedikit pun

mempunyai daya penghambat kegiatan kroorganisme yang lain.

Antibiotik yang pertama dikenal ialah penisilin, suatu zat yang

diahsilkan oleh jamue Penicillium totanum. Ada beberapa anti

biotik yang tidak dihasilkan dari golongan jamur melainkan oleh

golongan bakteri sendiri, misalnya tirotrisin dihasilkan oleh

Bacillus brevis, basitrasin oleh Bacillus subtilis, polimiksin oleh

Bacillus polymyxa. (Sujudi, 1993).

DAFTAR PUSTAKA

Rusli, S.si, Apt., ( 2008), PENUNTUN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Dwidjoseputro, D, Dr, Prof., ( 1998), DASAR – DASAR MIKROBIOLOGI, Djambatan, Jakarta.

Sujudi, dr., (1993), MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN, Binarupa Aksara, Universitas Indonesia, Jakarta.

Dirjen POM., (1979), FARMAKOPE INDONESIA, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si

Page 27: pengaruh lingkungan

Pengaruh Lingkungan

Dirjen POM., (1995), FARMAKOPE INDONESIA, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.

Febrianti ekasari/ 150 260 109 Aminulla S,Si