pengaruh layanan go-food, harga dan jumlah order terhadap omzet bisnis kuliner...

134
i PENGARUH LAYANAN GO-FOOD, HARGA DAN JUMLAH ORDER TERHADAP OMZET BISNIS KULINER DI KOTA JAMBI SKRIPSI NURUL ALMARIAH NIM : EES 150801 PEMBIMBING AMBOK PANGIUK, S.Ag., M.Si MELLYA EMBUN BAINING, SE., M.EI PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 18-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH LAYANAN GO-FOOD, HARGA DAN JUMLAH ORDER

    TERHADAP OMZET BISNIS KULINER DI KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    NURUL ALMARIAH

    NIM : EES 150801

    PEMBIMBING

    AMBOK PANGIUK, S.Ag., M.Si

    MELLYA EMBUN BAINING, SE., M.EI

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    ٓ َأۡزََكٰ َطَؼاٗما فَلَۡيٱِۡٔتُُك ِبِرزۡ َا لَۡمِدينَِة فَلَۡينُظۡر َأُّيه ََل أ

    ِۦٓ ا ِذِه بَۡؼثُٓوْا َأَحَدُُك ِبَوِرِقُُكۡ َى َٰ

    ق فَٱ

    ۡف َوََل يُۡشِؼَرنَّ ِبُُكۡ َأَحًدا نُۡو َولَۡيَتلَطَّ ٩١ّمِ

    Artinya:“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota

    dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah

    makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu

    untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-

    kali menceritakan halmu kepada seorangpun. (QS. Al-Kahfi (18) : 19)”.1

    1Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Al-Kahfi, CV Penerbit Diponegoro, Al-Kahfi/18 : 19.

    hal. 88.

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan

    nikmat sehat, iman, islam dan ikhsan sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Rasulullah saw. semoga

    kelak Rasulullah saw. memberikan syafa’at kepadaku. Aamiin.

    Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah. Cita telah ku gapai,

    namun itu bukan akhir dari perjalananku, melainkan awal dari sebuah perjalanan.

    Skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang tuaku tersayang dan

    tercinta ibu (Nafsiah) dan ayah (Surani). Semoga ini menjadi langkah awal untuk

    membuat kalian semua bahagia.

    Teruntuk kakakku (Nanik Sudarmiasih, Ririn Nugraini dan Uswatun

    Hasanah), adikku (Joko Satria Hadi) dan kakak iparku (Aprianto, Agustian dan

    Jumadi), dan keponakanku (Fadhil Alzam, Afnan Sa’adan dan Arfan Raffasya)

    yang selalu mendo’akan dan memberikan bantuan, dukungan, semangat dan

    selalu mengisi hari-hariku dengan canda, tawa dan kasih sayangnya.

  • vii

    ABSTRAK

    Nurul Almariah, EES150801, Pengaruh Layanan Go-Food, Harga dan Jumlah

    Order Terhadap Omzet Bisnis Kuliner di Kota Jambi.

    Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh layanan go-food, harga dan

    jumlah order terhadap omzet bisnis kuliner di kecamatan kota baru serta faktor

    mana yang paling dominan mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan

    penelitian kuantitatif deskripstif dengan populasi bisnis kuliner mitra Go-Jek di

    kecamatan Kota Baru. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

    menggunakan simple random sampling (acak). Berdasarkan olah data penelitian

    dengan menggunakan uji parsial pada variabel layanan go-food dan jumlah order

    memiliki pengaruh yang signifikan serta variabel harga tidak memiliki pengaruh

    yang signifikan terhadap omzet bisnis kuliner. Selanjutnya, pengujian secara

    simultan menunjukkan bahwa layanan go-food, harga dan jumlah order

    berpengaruh signifikan terhadap omzet bisnis kuliner di kecamatan Kota Baru dan

    variabel jumlah order merupakan variabel yang paling dominan dalam penelitian

    ini.

    Kata kunci: GO-JEK, Go-Food, Harga, Jumlah Order, Omzet Bisnis

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

    karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    judul “Pengaruh Layanan Go-Food, Harga dan Jumlah Order Terhadap

    Omzet Bisnis Kuliner di Kota Jambi”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

    syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) jurusan Ekonomi Syari’ah,

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    Pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terima

    kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA., Ph. D selaku Rektor Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    2. Bapak Dr. Subhan, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Dr. Rafidah, M.E.I selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    4. Bapak Novi Mubyarto, SE., ME selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    5. Ibu Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I selaku Wakil Dekan III Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    6. Bapak Dr. Sucipto, MA selaku ketua program studi Ekonomi Syari’ah dan

    Ibu G.W.I. Awal Habibah, M.E. Sy selaku Sekretaris jurusan Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    7. Bapak Ambok Pangiuk, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I dan Ibu

    Mellya Embun Baining, M.EI selaku Dosen Pembimbing Skripsi II.

  • ix

    8. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, seluruh karyawan dan karyawati

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan pelayanan dan berbagi

    urusan kepada penulis dalam penyelesaian dan penyusunan skripsi.

    Berkat jasa yang telah kalian berikan, hingga saya dapat menyelesaikan

    tugas akhir ini dengan lancar. Jasa kalian tidak akan pernah saya lupakan hingga

    nanti.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengakui banyak rintangan dan

    hambatan yang dilalui. Maka dari itu, apabila terdapat kesalahan, mohon

    dimaafkan. Selain itu, penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kata sempurna. Skripsi ini masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan.

    Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar bisa

    menjadi catatan untuk kedepan yang lebih baik. Semoga penelitian ini dapat

    bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Penulis

    Nurul Almariah

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

    LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI ................................ ii

    NOTA DINAS ................................................................................................... iii

    MOTTO ............................................................................................................ iv

    PERSEMBAHAN .............................................................................................. v

    ABSTRAK ........................................................................................................ vi

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................. 10

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 10

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 11

    E. Batasan Masalah.................................................................................... 12

    F. Kerangka Teori...................................................................................... 12

    G. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 27

    H. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 29

    I. Hipotesis ................................................................................................ 32

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 34

    B. Jenis Penelitian ...................................................................................... 34

    C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 35

    D. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 36

    E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 37

    F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 39

    G. Operasional Variabel ............................................................................. 44

    H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 46

  • xi

    I. Jadwal Penelitian ................................................................................... 47

    BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Singkat PT GO-JEK Indonesia ................................................ 48

    B. Visi dan Misi PT GO-JEK Jambi .......................................................... 49

    C. Letak Geografis PT GO-JEK Jambi ...................................................... 50

    D. Logo PT GO-JEK Indonesia ................................................................. 51

    E. Jasa Yang Disediakan GO-JEK ............................................................ 51

    F. Struktur Organisasi PT GO-JEK ........................................................... 59

    G. Peta dan Batas Wilayah Kecamatan Kota Baru .................................... 61

    H. Mitra Go-Food Jambi ............................................................................ 62

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Karakteristik Data Responden............................................................... 65

    B. Analisis Data ......................................................................................... 66

    C. Pembahasan ........................................................................................... 81

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................... 84

    B. Saran ...................................................................................................... 84

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 88

    LAMPIRAN

    CURRICULUM VITAE

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Logo PT GO-JEK .......................................................................... 51

    Gambar 3.2 Logo Go-Ride ................................................................................ 52

    Gambar 3.3 Logo Go-Car ................................................................................. 52

    Gambar 3.4 Logo Go-Food ............................................................................... 53

    Gambar 3.5 Logo Go-Send ............................................................................... 53

    Gambar 3.6 Logo Go-Shop ............................................................................... 54

    Gambar 3.7 Logo Go-Med ................................................................................ 54

    Gambar 3.8 Logo Go-Box................................................................................. 55

    Gambar 3.9 Logo Go-Clean .............................................................................. 55

    Gambar 3.10 Logo Go-Glam ............................................................................ 56

    Gambar 3.11 Logo Go-Massage ....................................................................... 56

    Gambar 3.12 Logo Go-Tix ................................................................................ 57

    Gambar 3.13 Logo Go-Auto ............................................................................. 57

    Gambar 3.14 Logo Go-Pulsa............................................................................. 58

    Gambar 3.15 Logo Bluebird ............................................................................. 58

    Gambar 3.16 Peta Kecamatan Kota Baru ......................................................... 61

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Jumlah Bisnis Kuliner Mitra Go-Jek di Kota Jambi Tahun 2018 ....... 8

    Tabel 1.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 27

    Tabel Flowchart 1.1 Kerangka Pemikiran ........................................................ 32

    Tabel 2.1 Operasional Variabel......................................................................... 45

    Tabel Flowchart 3.1 Struktur Organisasi PT GO-JEK INDONESIA ............... 59

    Tabel Flowchart 3.2 Struktur Organisasi Go-Jek Jambi ................................... 60

    Tabel 3.1 Daftar Nama Usaha Kuliner Mitra Go-Food (Sampel) ..................... 63

    Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................... 65

    Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 66

    Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Layanan Go-Food .............................................. 67

    Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Harga .................................................................. 67

    Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Jumlah Order ...................................................... 68

    Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Omzet Bisnis ...................................................... 68

    Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel .......................................................... 69

    Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 71

    Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 72

    Chart 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas .............................................................. 73

    Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t) ................................................................... 75

    Tabel 4.11 Hasil Uji Simultan (Uji F) ............................................................... 76

    Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 77

    Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 78

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sektor bisnis yang sedang berkembang saat ini adalah sektor perdagangan.

    Sektor perdagangan merupakan sektor non pertanian yang memberikan

    sumbangan paling kecil dalam total pendapatan. Kegiatan perdagangan pada

    usaha kuliner saat ini sedang ramai di kalangan masyarakat. Perkembangan

    jumlah pelaku bisnis kuliner merupakan fenomena yang terjadi akibat adanya

    dukungan untuk kemudahan membuka bisnis kuliner. Bisnis kuliner menjadi

    pilihan banyak orang dengan alasan jenis bisnis yang lebih mudah dilakukan

    daripada bisnis lainnya. Selain itu, bisnis kuliner banyak diminati oleh

    masyarakat karena tidak memerlukan biaya modal yang terlalu besar dan tidak

    mengharuskan seseorang yang menjalankannya harus berpendidikan tinggi.2

    Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan

    teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi

    perubahan lingkungan usaha. Faktor yang menjadi pendukung pertumbuhan

    bisnis kuliner saat ini adalah tingginya tingkat mobilitas kesibukan masyarakat

    yang menuntut kecepatan dan kepraktisan dalam hal apapun tidak terkecuali

    pada pemenuhan kebutuhan pokok seperti makanan.

    Transportasi merupakan sarana yang sangat dibutuhkan pada zaman

    sekarang, karena dengan adanya transportasi dapat mengefektifkan pekerjaan

    2Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi

    Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”, Jurnal Ilmu Ekonomi,

    Volume 2, Jilid 1, (Januari 2018), hlm. 63.

  • 2

    dan membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Transportasi terbagi

    menjadi tiga bagian yaitu jalur darat, jalur laut dan jalur udara. Mayoritas

    masyarakat lebih memilih jalur darat untuk memenuhi kebutuhannya.

    Ketergantungan masyarakat terhadap transportasi sangat tinggi, dengan alasan

    untuk mempersingkat waktu perjalanan. Kemajuan yang sangat pesat di

    bidang teknologi informasi memberikan pengaruh yang besar terhadap

    berbagai aspek kehidupan manusia.3

    Kemajuan teknologi informasi di antaranya ditandai dengan penggunaan

    telepon genggam pintar (smartphone) yang memungkinkan penggunanya

    untuk mengakses segala informasi yang dibutuhkan hanya dari telepon

    genggam yang dimilikinya. Para pelaku dunia usahapun memanfaatkan

    kemajuan ini dengan mengkoneksikan bidang usaha yang mereka jalani pada

    jaringan internet melalui aplikasi khusus yang dapat diakses oleh pengguna

    smartphone dengan cara mengunduhnya pada layanan yang ada. Perusahaan

    di bidang transportasi yang memanfaatkan kemajuan teknologi ini adalah Go-

    Jek.4

    Go-Jek merupakan perusahaan transportasi yang dalam pelayanannya

    menggunakan armada motor (ojek) berbasis online. Perusahaan ini didirikan

    oleh Nadiem Makariem pada tahun 2010 yang hanya melayani panggilan

    lewat telepon saja dan meluncurkan aplikasi mobile pada awal tahun 2015

    dengan wilayah cakupan Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Fenomena

    3Jopi Aprianto, “Dampak Ojek Online Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kota

    Jambi”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 1. 4Annisa Adelia Yusufin, “Transaksi Jual Beli Melalui Jasa Go-Food dalam Perspektif

    Hukum Islam”, Skripsi Universitas Lampung, (2018), hlm. 1.

  • 3

    kehadiran Go-Jek ditengah masyarakat cukup dirasakan pada masyarakat

    Jakarta. Go-Jek di tengah kesibukan serta kemacetan yang kerap terjadi di ibu

    kota, menjadi pilihan menggunakan kendaraan motor yang lebih cepat dan

    mudah menjangkau kemacetan serta dapat menempuh jalan-jalan kecil dan

    Go-Jek menjadi penolong terutama bagi para pemburu waktu. Seiring

    berjalannya perusahaan Go-Jek, Go-Jek mengalami perkembangan yang

    cukup pesat, hal ini dilihat bahwa terdapat beberapa cabang perusahaan Go-

    Jek di kota lainnya termasuk kota Jambi.

    Perusahaan Go-Jek ini menyediakan berbagai macam layanan,

    termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan Go-Jek bertumpu

    pada tiga nilai pokok: kecepatan, inovasi dan dampak sosial. Jumlah driver

    (pengemudi) Go-Jek yang ada di kota Jambi pada tahun 2018 sebanyak 1.500

    orang dan driver (pengemudi) Go-Car sebanyak 450 orang.5

    Salah satu fitur layanan yang tersedia pada aplikasi android Go-Jek adalah

    Go-Food, yaitu layanan pesan antar (delivery) yang diberikan perusahan Go-

    Jek untuk membelikan dan mengantarkan pesanan makanan kepada

    penggunanya. Pada hakikatnya, dalam proses transaksi jual beli tentu ada

    rukun dan syaratnya. Rukun jual beli yaitu adanya penjual, pembeli, barang

    (objek) yang dijual dan akad. Sedangkan syarat jual beli yaitu berakal, sehat

    jasmani dan rohani, baligh, barang yang dijual halal atau diperbolehkan.

    Dengan perkembangan zaman yang ada pada saat ini, rukun dan syarat tidak

    lagi terpenuhi dikarenakan alat transaksi yang digunakan semakin canggih dan

    5 Wawancara dengan Customer Service Go-Jek Jambi, tanggal 9 Oktober 2018.

  • 4

    berkembang. Dengan demikian, muncul pertanyaan boleh atau tidaknya sistem

    transaksi (pemesanan) pada layanan Go-Food dalam aplikasi android Go-Jek

    menurut syariat Islam.6

    Maka setidaknya terdapat empat pihak yang terlibat dengan beberapa

    macam akad, di antaranya:7

    1. Akad ijarah (sewa menyewa) antara perusahaan Go-Jek dengan

    pengemudi ojek, antara perusahaan Go-Jek dengan penjual yang terdaftar

    dalam layanan Go-Food, dan antara perusahan Go-Jek dengan pembeli.

    2. Akad jual beli (ba’i) antara pembeli dengan penjual makanan, dan antara

    pengemudi ojek dengan penjual yang terdaftar dalam layanan Go-Food.

    3. Akad wakalah antara pembeli dengan pengemudi ojek, dimana pengemudi

    ojek menggantikan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli langsung

    dengan penjual.

    Selain itu, sistem pemesanan seperti ini menggunakan akad istishna’.

    Akad istishna’ ialah salah satu bentuk transaksi yang dibolehkan oleh para

    ulama’ sejak dahulu dan menjadi salah satu solusi Islami yang tepat dalam

    dunia perniagaan di masa kini. Dalam akad ini yang terjalin antara pemesan

    sebagai pihak pertama dengan seorang produsen atau penjual sebagai pihak

    kedua, agar pihak kedua membuatkan suatu pesanan sesuai yang diinginkan

    6Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan

    Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,

    Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 2. 7Muhammad Yunus, dkk, “Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam

    Transaksi Online Pada Aplikasi Go-Food”, Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 2, Nomor 1, (Januari

    2018), hlm. 153-154.

  • 5

    oleh pihak pertama dengan harga yang disepakati antara keduanya.8 Secara

    umum, sistem transaksi (pemesanan) yang ada pada layanan Go-Food dalam

    aplikasi Go-Jek, hingga saat ini sudah sesuai dengan apa yang ditentukan

    dalam syari’at Islam dan sesuai rukun dan syaratnya bahkan adanya suka rela

    dari masing-masing pihak. Dengan demikian, dalam Islam sistem transaksi

    (pemesanan) seperti ini diperbolehkan.9

    Ulama’ mazhab Hanafi berdalilkan dengan beberapa dalil berikut guna

    menguatkan pendapatnya:

    1. Keumuman dalil yang menghalalkan jual beli, sebagaimana firman Allah

    swt dalam Surah Al-Baqarah (2:275).

    ُن ِمَن ۡيَط َٰ لش َّ ي يََتَخبَُّطُو أ ِ َّلَّ

    َلَّ مََكَ يَُقوُم أ

    ِلّرِبَٰوْا ََل يَُقوُموَن ا

    يَن يَٱُُۡٔكُوَن أ ِ َّلَّ

    أ

    لّرِبَوٰ لَۡبۡيُع ِمثُۡل أ

    ََّما أ ه

    ُِۡم قَالُٓوْا ا ِِلَ ِبٱََّنَّ ِّۚ َذَٰ لَۡمّسِ

    لّرِبَٰوْاِّۚ فََمن أ

    َم أ لَۡبۡيَع َوَحرَّ

    َّيُٱ لل

    ْۗ َوَأَحلَّ أ ْا

    ِِۖ َوَمۡن ػَاَد ّللَّ ََل أ

    ِۥ َما َسلََف َوَأۡمُرُهۥٓ ا نََتَى ٰ فَََلُ

    ِِّوۦ فَٱ ب ن رَّ ّمِ

    َٞجآَءُهۥ َمۡوِغَظة

    وَن ِِلُ لنَّاِرِۖ ُُهۡ ِفهيَا َخ َٰ ُب أ ِٓئَك َأۡصَ َٰ ٥٧٢فَٱُْولَ َٰ

    Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

    melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

    lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang

    demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),

    sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah

    telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-

    orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,

    lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa

    yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan

    urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali

    8Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan

    Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,

    Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 2-3. 9Muhammad Yunus, dkk, “Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam

    Transaksi Online Pada Aplikasi Go-Food”, Jurnal Ilmu Ekonomi, Nomor 1, Volume 2, (Januari

    2018), hlm. 156.

  • 6

    (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni

    neraka; mereka kekal di dalamnya”.10

    2. Nabi Muhammad saw pernah memesan agar dibuatkan cincin dari perak:

    “Diriwiyatkan dari sahabat Anas r.a, pada suatu hari Nabi

    Muhammad saw hendak menuliskan surat kepada beliau:

    Sesunggguhnya raja-raja non Arab Saudi menerima surat yang

    tidak ditempel, maka beliaupun memesan agar ia dibuatkan cincin

    stempel dari bahan perak. Anas menisahkan: seakan-akan

    sekarang ini aku dapat menyaksikan kemilau putih di tangan

    beliau”. (Hadits Riwayat Muslim).11

    Perbuatan Nabi Muhammad saw ini menjadi bukti nyata bahwa akad

    istishna’ adalah akad yang dibolehkan. Sebagian ulama’ menyatakan bahwa

    pada dasarnya umat Islam telah bersepakat (ijma’) bahwa akad istishna’

    adalah akad yang dibenarkan dan telah dijalankan sejak dulu tanpa ada

    seorang sahabat atau ulama’ pun yang mengingkarinya. Dengan demikian,

    tidak ada alasan untuk melarangnya.12

    Berikut ini hasil wawancara dengan salah satu pemilik bisnis kuliner mitra

    Go-Jek Jambi:

    “Menurut Bapak Endang Kurniadi Pemilik Usaha Siomay dan Batagor

    Kampung Baru mengatakan bahwa setelah bermitra dengan Go-Jek pada

    layanan Go-Food terjadi peningkatan sebesar 95% dalam penjualan

    Siomay dan Batagor miliknya sedangkan sebelum bermitra dengan Go-

    Jek, pendapatan dalam penjualannya berkisar Rp 250.00,00 per hari.

    Penjualan per hari melalui aplikasi Go-Jek diakuinya tidak menentu akan

    tetapi tetap membawa keuntungan dalam penjualannya. Jumlah penjualan

    dalam pemesanan melalui aplikasi Go-Jek paling sedikit sebesar 10-12

    porsi per hari sedangkan jika banyaknya pemesanan hingga 20 porsi per

    hari. Hal ini dikarenakan ramai atau tidaknya pengunjung di kota Jambi

    10

    Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Al-Kahfi, CV Penerbit Diponegoro, Al-Baqarah/2 :

    275. hal. 34. 11

    Muhammad Fuad Abdul Baqi, Shahih Bukhari Muslim (Al-Lu’Lu’ Wal Marjan),

    (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Nomor Hadits 1356, 2017), hlm. 793. 12

    Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan

    Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,

    Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 4

  • 7

    pada saat itu. Di samping itu, di setiap penjualan melalui aplikasi Go-Jek

    terdapat pembagian hasil penjualan yaitu sebesar 80% bagi penjual dan

    20% bagi Go-Jek ini dikarenakan Go-Jek menggunakan sistem bagi hasil

    sehingga ia menawarkan harga makanan yang ia jual di layanan Go-Food

    lebih tinggi dibandingkan membeli secara langsung atau di tempat. Harga

    yang ia tawarkan pada layanan Go-Food sebesar Rp 12.000,00 per

    porsinya sedangkan dijual di tempat hanya Rp 10.000,00 per porsi,

    terdapat selisih Rp 2.000,00 per porsinya hal ini guna untuk membayar

    pajak atau bagi hasil pada pihak layanan Go-Food setiap transaksi di

    layanan Go-Food. Menurutnya, hal ini saling menguntungkan baginya

    yang sebagai pemilik usaha kuliner dan bagi pihak Go-Food”13

    Sumber: Wawancara dengan salah satu Pemilik Bisnis Kuliner Mitra Go-Jek

    Jambi.

    Indopos.co.id mencatat Go-Food layanan pesan antar makanan dalam

    aplikasi Go-Jek terus bertumbuh dengan pesat yang hingga sekarang terdapat

    125.000 merchant dari berbagai kota di Indonesia. Hal ini sebagai upaya

    komitmen Go-Jek dalam mendukung usaha mikro, kecil dan menengah

    (UMKM).14

    Sementara itu, Founder dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim

    mengatakan lebih dari 80 persen merchant Go-Food merupakan pengusaha

    kuliner yang masuk kategori pengusaha kecil dan menengah. Berkat

    pengusaha UMKM kuliner yang bermitra dengan Go-Jek, perkembangan Go-

    Food menjadi salah satu layanan antar makanan terbesar di dunia saat ini.

    Fitur Go-Food yang dikembangkan Go-Jek jelas menguntungkan semua

    pihak. Bagi konsumen, bisa dimudahkan dalam hal memesan makanan dan

    bagi Go-Jek, dapat menambah pemasukan dengan banyaknya order yang

    13

    Wawancara dengan Bapak Endang Kurniadi, selaku Pemilik Usaha Batagor Mitra Go-

    Jek Jambi, tanggal 3 Agustus 2018. 14

    Indopos.co.id, “Bukti Go-Jek Dukung UMKM Kuliner”, https://www.indopos.co.id/

    read/2018/01/10/123277/bukti-go-jek-dukung-umkm-kuliner, diakses pada 8 Agustus 2018, pukul

    09.20.

    https://www.indopos.co.id/read/%202018/01/10/123277/bukti-go-jek-dukung-umkm-kulinerhttps://www.indopos.co.id/read/%202018/01/10/123277/bukti-go-jek-dukung-umkm-kuliner

  • 8

    masuk via Go-Food, sedangkan bagi usaha kuliner mitra Go-Food terdapat

    potensi kenaikan omzet penjualan dari layanan food delivery.15

    Usaha bidang makanan atau kuliner masih mendominasi sektor usaha

    mikro kecil dan menengah (UMKM) yang saat ini meningkat dan menjadi tren

    dengan memunculkan berbagai varian makanan di kota Jambi. Hal ini

    dibuktikan pada tahun 2018 jumlah usaha bidang kuliner sebanyak 4.634 unit

    dan terdapat beberapa mitra Go-Jek yang menggunakan layanan Go-Food.16

    Berikut adalah jumlah bisnis kuliner mitra Go-Jek yang menggunakan layanan

    Go-Food menurut kecamatan di kota Jambi tahun 2018:

    Tabel 1.2

    Jumlah Bisnis Kuliner Mitra Go-Jek Menurut Kecamatan di Kota Jambi

    Tahun 2018

    No Kecamatan Jumlah (Unit)

    1. Kota Baru 260

    2. Jelutung 224

    3. Jambi Selatan 202

    4. Jambi Timur 148

    5. Telanaipura 142

    6. Danau Sipin 96

    7. Alam Barajo 78

    8. Pasar Jambi 65

    9. Paal Merah 34

    10. Danau Teluk 8

    11. Pelayangan 0

    Jumlah 1.258

    Sumber: Aplikasi Android Go-Jek

    Pada tahun 2018 jumlah bisnis kuliner di kecamatan Kota Baru berada

    diposisi teratas terbanyak. Dari total 1.258 unit bisnis kuliner mitra Go-Jek di

    15

    Tita Yulia Iriani, “Analisis Dampak Layanan Go-Food Terhadap Omzet Penjualan

    Rumah Makan di Kota Malang”, Skripsi Universitas Pasundan, (2018), hlm. 3. 16

    Antaranews Jambi, “Usaha Kuliner Dominasi UMKM Kota Jambi”, https://jambi.antara

    news.com/amp/berita/325127/usaha-kuliner-dominasi-umkm-kota-jambi, diakses pada 19 Januari

    2018, pukul 09.52.

  • 9

    kota Jambi terdapat 260 unit bisnis kuliner di kecamatan Kota Baru. Karena

    meningkatnya bisnis kuliner di kota Jambi dan banyaknya bisnis kuliner mitra

    Go-Jek yang menggunakan layanan Go-Food di kecamatan Kota Baru. Maka

    peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana peningkatan omzet bisnis

    kuliner mitra Go-Jek di kecamatan Kota Baru yang dilihat dari sisi

    penggunaan layanan Go-Food, harga dan jumlah order.

    Berdasarkan penelitian sebelumnya Syarif Hidayatullah dan kawan-kawan

    meneliti tentang “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet

    Bisnis Kuliner di Kota Malang” menyimpulkan bahwa Eksistensi Transportasi

    Online berpengaruh signifikan baik secara parsial ataupun simultan dengan

    pendapatan dalam meningkatkan omzet bisnis kuliner di kota Malang.17

    Hasil

    penelitian yang dilakukan oleh Arum Indraswari dan Hendra Kusuma yang

    berjudul “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi Pendapatan Pemilik

    Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang” diperoleh bahwa

    harga, jumlah order dan lama jam operasional secara serentak berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap pendapatan.18

    Selain itu, Yogi Pratama telah

    meneliti “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan

    Pengusaha Kuliner” dengan hasil layanan food delivery memiliki pengaruh

    17

    Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet

    Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka

    Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1429. 18

    Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi

    Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”, Jurnal Ilmu Ekonomi,

    Volume 2, Jilid 1, (Januari 2018), hlm. 72.

  • 10

    positif terhadap peningkatan pengusaha kuliner yang terdaftar di Go-Food

    atau Go-Jek.19

    Berkaitan dengan deskripsi di atas, maka peneliti tertarik untuk

    menganalisis dan melakukan penelitian yang dituangkan ke dalam skripsi

    yang berjudul : Pengaruh Layanan Go-Food, Harga dan Jumlah Order

    Terhadap Omzet Bisnis Kuliner di Kota Jambi.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

    masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh layanan Go-Food, harga dan jumlah order secara

    parsial dan simultan terhadap omzet bisnis kuliner di kecamatan Kota

    Baru?

    2. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi omzet bisnis kuliner

    di kecamatan Kota Baru?

    C. Tujuan Penelitian

    Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan pada

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh layanan Go-Food, harga dan

    jumlah order secara parsial dan simultan terhadap omzet bisnis kuliner di

    kecamatan Kota Baru.

    19

    Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan

    Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,

    Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 51.

  • 11

    2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi omzet

    bisnis kuliner di kecamatan Kota Baru.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

    maupun secara praktis. Berikut manfaat yang diharapkan peneliti:

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur atau kajian teoritis

    mengenai pengaruh layanan go-food, harga dan jumlah order terhadap

    omzet bisnis kuliner serta membuka kemungkinan untuk mengadakan

    penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penelitian ini.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Peneliti

    1) Sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang didapat di

    bangku perkuliahan.

    2) Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi

    syari’ah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    b. Bagi Mahasiswa

    Manfaat penelitian ini bagi mahasiswa adalah sebagai sarana untuk

    menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah

    yang diteliti, yaitu pengaruh layanan go-food, harga dan jumlah order

    terhadap omzet bisnis kuliner.

  • 12

    c. Bagi Universitas

    Manfaat penelitian ini bagi Universitas yaitu dapat menambah

    koleksi pustaka yang bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi khususnya jurusan Ekonomi

    Syari’ah.

    E. Batasan Masalah

    Penulis membatasi tulisan ini dengan membahas pengaruh layanan Go-

    Food, harga dan jumlah order terhadap omzet bisnis kuliner yang bermitra

    dengan Go-Jek Jambi di kecamatan Kota Baru tahun 2019.

    Penelitian ini difokuskan pada kajian bidang pemasaran mengenai variabel

    yang dapat mempengaruhi tingkat omzet bisnis kuliner di kecamatan Kota

    Baru yaitu variabel layanan go-food, harga dan jumlah order. Responden yang

    diambil dalam penelitian ini merupakan pemilik bisnis kuliner yang bermitra

    dengan Go-Jek Jambi.

    F. Kerangka Teori

    Kerangka teori merupakan ringkasan mengenai teori yang digunakan

    untuk menjawab pertanyaan penelitian agar penelitian ini terarah dan tepat

    sasaran, dan untuk mendukung pembahasan ini maka diperlukan untuk

    menggunakan landasan teori guna mendaptakan konsep yang tepat dalam

    penyusunan skripsi dari berbagai sumber diantaranya:20

    20

    Jopi Aprianto, “Dampak Ojek Online Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kota

    Jambi”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 24.

  • 13

    1. Layanan Go-Food

    Layanan Go-Food merupakan layanan Go-Jek yang melayani food

    delivery service di Indonesia. Layanan ini dibuat sebagai suatu kegiatan

    promosi yang mana diketahui sebagai kegiatan menginformasikan tentang

    suatu produk yang disajikan oleh distributor ataupun produsen tertentu,

    dalam hal ini adalah penyaji kuliner.21

    Go-Food adalah layanan pesan antar makanan dengan lebih dari

    75.000 restoran yang terdaftar di aplikasi GO-JEK. Pada layanan Go-

    Food, driver akan membelikan makanan yang dipesan oleh konsumen dan

    mengantarkannya ke lokasi konsumen sesuai dengan keterangan di

    aplikasi. Maksimal jarak pengantaran pada layanan Go-Food adalah

    25 km.22

    2. Teori Pemasaran

    Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah suatu proses yang di

    dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

    dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

    mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.23

    Menurut Stewarth, Scott dan Warshaw pemasaran adalah proses

    masyarakat dengan nama struktur permintaan akan barang ekonomis dan

    jasa-jasa diantisipasi, diluaskan dan dipenuhi melalui konsepsi, promosi,

    21

    Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet

    Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka

    Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1428. 22

    driver.go-jek.com, “Jenis-jenis Layanan Go-Jek”, https://driver.go-jek.com/s/article/

    Jenis-Jenis-Layanan-GO-JEK-1536834537778, diakses pada 13 Maret 2019, pukul 13.42). 23

    Philip Kotler,Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), hlm. 9.

    https://driver.go-jek.com/s/article/%20Jenis-Jenis-Layanan-GO-JEK-1536834537778https://driver.go-jek.com/s/article/%20Jenis-Jenis-Layanan-GO-JEK-1536834537778

  • 14

    pertukaran dan distribusi fisik dari barang-barang dan jasa-jasa tersebut.24

    Sedangkan menurut American Marketing Association (AMA) pemasaran

    adalah aktivitas, serangkaian institusi dan proses menciptakan,

    mengkomunikasikan, menyampaikan dan mempertukarkan tawaran

    (offerings) yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra dan masyarakat

    umum.25

    3. Harga

    Harga adalah bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu

    produk karena harga menjadi satu dari empat bauran pemasaran

    (marketing mix yang terdiri dari 4P, yaitu product, price, place,

    promotion). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang dan jasa

    yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu

    penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa

    besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan

    produknya yang berupa barang dan jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi

    akan menyebabkan penjualan akan menurun, jika harga terlalu rendah

    akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi atau

    perusahaan.26

    Menurut Dolan dan Simon, harga ialah sejumlah uang atau jasa atau

    barang yang ditukar pembeli untuk beraneka produk atau jasa yang

    disediakan penjual dan menjadi pengorbanan ekonomis yang dilakukan

    24

    Stewarth Rewoldt, Perencanaan dan Strategi Pemasaran, (Jakarta: Rineka Cipta,

    1991), hlm. 4. 25

    Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017), hlm. 15. 26

    Veithzal Rivai Zainal; dkk, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm.

    464-479.

  • 15

    pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu, harga adalah

    salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan

    untuk melakukan transaksi atau tidak.

    Harga suatu barang dan jumlah yang diperjualbelikan ditentukan oleh

    permintaan dan penawaran barang tersebut sehingga untuk menganalisis

    mekanisme penentuan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan

    secara serentak perlu dianalisis permintaan dan penawaran terhadap

    barang tertentu di pasar. Keadaan di suatu pasar dikatakan dalam

    keseimbangan atau equilibrium apabila jumlah barang yang ditawarkan

    sama dengan jumlah yang diminta oleh para pembeli pada harga tersebut.

    Dengan demikian harga suatu barang dan jumlah barang yang

    diperjualbelikan dapat ditentukan dengan melihat keadaan keseimbangan

    dalam suatu pasar.

    Sedangkan menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya menjelaskan

    bahwa harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang

    mendatangkan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari sudut

    pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya

    (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak

    kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.27

    4. Teori Permintaan

    Menurut Prathama dan Mandala, permintaan adalah keinginan

    konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama

    27

    Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017), hlm. 289-

    290.

  • 16

    periode waktu tertentu. Misalnya kita berbicara tentang permintaan

    pakaian di Jakarta, kita berbicara tentang beberapa jumlah pakaian yang

    akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam satu periode waktu tertentu,

    per bulan atau per tahun di Jakarta.28

    Menurut Lia Amaliawiati dan Asfia Murni dalam bukunya

    menjelaskan bahwa permintaan adalah banyaknya kesatuan barang yang

    akan dibeli oleh pembeli pada bermacam-macam tingkat harga dalam

    waktu tertentu dan syarat tertentu. Permintaan dapat dikatakan juga

    sebagai keinginan (desire) untuk mendapatkan barang dan jasa yang

    diikuti oleh kemampuan beli (purchasing power). Kemampuan beli

    seseorang erat kaitannya dengan tingkat pendapatan dan juga harga

    barang. Harga dan pendapatan (jumlah uang) akan mempengaruhi

    kemampuan beli dan keinginan untuk mendapatkan barang terealisasi.

    Misalnya seseorang mempunyai keinginan untuk membeli mobil tapi tidak

    punya uang yang cukup sesuai harga mobil, maka keinginan tersebut

    belum dapat dikatakan permintaan.29

    Menurut Ibnu Taimiyyah, permintaan dalam Islam terhadap suatu

    barang ialah hasrat terhadap sesuatu yang digambarkan dengan istilah

    raghbah fil al-syai sehingga diartikan juga sebagai jumlah barang yang

    diminta. Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi Islam sama

    dengan ekonomi konvensional, namun ada prinsip-prinsip tertentu yang

    28

    Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar,

    (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010), hlm. 20. 29

    Lia Amaliawiati dan Asfia Murni, Ekonomika Mikro, (Bandung: PT Refika Aditama,

    2014), hlm. 37.

  • 17

    harus diperhatikan oleh individu muslim untuk mengendalikan

    keinginannya.30

    Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan

    tujuan kemegahan, kemewahan dan kemubadziran. Bahkan Islam

    memerintahkan orang yang sudah mencapai nisab untuk membayar zakat,

    infak dan shadaqah sesuai ketentuan dan anggaran yang dimiliki. Konsep

    permintaan dalam Islam untuk menilai suatu komoditi (barang dan jasa),

    namun tidak semuanya bisa untuk dikonsumsi atau digunakan. Bedakan

    antara hal yang halal dan hal yang haram. Allah telah berfirman dalam

    Surah Al-Maidah (5:87) berikut ini.

    َ ََل ّللَّ نَّ أ

    ُِ لَُُكۡ َوََل ثَۡؼَتُدٓوْاِّۚ ا ّللَّ

    ِت َمآ َأَحلَّ أ بَ َٰ ّرُِموْا َطّيِ يَن َءاَمنُوْا ََل ُُتَ ِ َّلَّ

    َاأ ٓٱَُّيه يَ َٰ

    لُۡمۡؼَتِديَن به أ ٓي َأهُُت ِبِوۦ ٧٧ُُيِ ِ َّلَّ

    للَّيَٱ

    َُّقوْاأ ث

    ٗباِّۚ َوأ ٗٗل َطّيِ ُ َحلَ َٰ ّللَّ

    ا َرَزقَُُكُ أ َوُُكُوْا ِممَّ

    ٧٧وَن ُمۡؤِمنُ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan

    apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan

    janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak

    menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah

    makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah

    rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu

    beriman kepada-Nya.”31

    Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu

    pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan

    tertentu dan dalam periode tertentu. Hukum permintaan menyatakan: “Bila

    harga suatu barang naik, maka permintaan barang tersebut akan turun,

    30

    Veithzal Rivai Zainal; dkk, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm.

    180-181. 31

    Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Al-Kahfi, CV Penerbit Diponegoro, Al-Maidah/5 :

    87. hal. 122.

  • 18

    sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka permintaan akan naik”.

    Hukum (sunatullah) permintaan tersebut berlaku, jika asumsi-asumsi yang

    dibutuhkan terpenuhi, yaitu: ceteris paribus.32

    Berdasarkan hukum permintaan tersebut, dapat dipahami adanya

    hubungan antara permintaan dengan harga. Secara teori, hukum ini

    dijelaskan yaitu manakala pada suatu pasar terdapat permintaan suatu

    produk yang relatif sangat banyak, sehingga:

    a. Barang yang tersedia pada produsen tidak dapat memenuhi semua

    permintaan tersebut sehingga untuk membatasi jumlah pembelian

    produsen akan menaikkan harga jual produk tersebut.

    b. Penjual akan berusaha menggunakan kesempatan tersebut untuk

    meningkatkan dan memperbesar keuntungannya dengan cara

    menaikkan harga jual produknya.

    Sebaliknya, manakala suatu pasar permintaan suatu produk relatif

    sedikit, maka yang terjadi adalah harga turun. Keadaan ini dapat dijelaskan

    sebagai berikut:

    a. Barang tersedia pada produsen/penjual relatif sangat banyak sehingga

    manakala jumlah permintaan sedikit produsen akan berusaha menjual

    produknya sebanyak mungkin dengan cara menurunkan harga jual

    produknya.

    b. Produsen/penjual hanya akan meningkatkan keuntungannya dari

    volume penjualannya.

    32

    Muhammad, Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2016), hlm. 115-

    117.

  • 19

    Teori yang menerangkan hubungan antara permintaan terhadap harga

    merupakan pernyataan positif tersebut dikenal dengan teori permintaan.

    Dengan demikian, teori permintaan dapat dinyatakan:

    Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya, yaitu

    apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya

    bila permintaan turun, maka harga relatif akan turun.

    5. Teori Penawaran

    Menurut Prathama dan Mandala, penawaran adalah jumlah barang

    yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama

    satu periode tertentu.33

    Sejalan dengan yang dijelaskan oleh Lia

    Amaliawiati dan Asfia Murni dalam bukunya, penawaran adalah

    banyaknya kesatuan barang yang akan dijual oleh penjual pada bermacam-

    macam tingkat harga dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.

    Penawaran dapat juga dikatakan sebagai ketersediaan produk dan siap

    untuk ditawarkan kepada konsumen. Ketersediaan produk di pasar sangat

    tergantung pada berbagai hal, seperti kondisi harga pasar, baik harga

    produk (output) maupun harga input yang digunakan untuk menghasilkan

    produk. Kondisi harga jual produk dan harga input sangat mempengaruhi

    motivasi pengusaha/penjual dalam menyediakan produknya di pasar.34

    Sedangkan teori penawaran dalam ekonomi Islam mengingatkan

    kembali kepada sejarah penciptaan manusia. Bumi dan manusia tidak

    33

    Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar,

    (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010), hlm. 28. 34

    Lia Amaliawiati dan Asfia Murni, Ekonomika Mikro, (Bandung: PT Refika Aditama,

    2014), hlm. 46.

  • 20

    diciptakan pada saat yang sama. Bumi berevolusi hingga akhirnya dapat

    ditinggali oleh manusia. Manusia yang pertama kali diciptakan dan

    diturunkan ke bumi. Dari refleksi ini Allah swt. telah mempersiapkan

    bumi ini untuk kepentingan manusia sesuai dengan firman Allah swt.

    dalam Surah Luqman (31:20):35

    َبَؽ ػَلَيۡ ۡۡلَۡرِض َوَأس ۡ ِت َوَما ِِف أ َوَٰ َم َٰ لسَّ

    ا ِِف أ َ ََسََّر لَُُك مَّ ّللَّ

    ُُكۡ ِهَؼَمُوۥ َألَۡم تََرۡوْا َأنَّ أ

    ِبغَۡۡيِ ِػۡۡل َوََل ُىٗدى َوََل ِلتَ َٰب ِ ّللَّ

    ِدُل ِِف أ لنَّاِس َمن ُيَ َٰ

    يَِرٗة َوََبِطنَٗةْۗ َوِمَن أ َظ َٰ

    ِنۡي ٥٢مهArtinya: “Tidaklah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah

    menundukkan untuk (kepentinganmu) apa yang di langit dan

    apa yang di bumi dan menyempurnakan nikmat-Nya untuk

    lahir dan batinmu. Di antara manusia, ada yang membantah

    tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk

    dan tanpa kitab yang memberi penerangan.”36

    Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual

    pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga

    tertentu. Seperti halnya dengan permintaan, maka dalam teori penawaran

    juga dikenal apa yang dinamakan jumlah barang yang ditawarkan dan

    penawaran. Dengan kata lain, penawaran merupakan gabungan seluruh

    jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual pada pasar tertentu, periode

    tertentu dan pada berbagai macam tingkat harga tertentu.37

    Hukum penawaran adalah “Perbandingan lurus antara harga

    terhadap jumlah barang yang ditawarkan, yaitu apabila harga naik, maka

    35

    Veithzal Rivai Zainal; dkk, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm.

    205-206. 36

    Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Al-Kahfi, CV Penerbit Diponegoro, Al-Luqman/31:

    20. hlm. 413. 37

    Muhammad, Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2016), hlm. 141-

    143.

  • 21

    penawaran akan meningkat, sebaliknya apabila harga turun penawaran

    akan turun”. Hukum penawaran tersebut menunjukan adanya hubungan

    antara penawaran dengan harga. Teori penawaran mengatakan, jika jumlah

    barang yang ditawarkan sangat banyak, maka harga barang tersebut

    cenderung turun. Sebaliknya, bila jumlah penawaran barang tersebut

    relatif sedikit, maka harga barang akan cenderung naik. Teori ini dapat

    dijelaskan, jika pada suatu pasar terdapat penawaran suatu produk yang

    relatif sangat banyak, maka:

    a. Barang yang tersedia dapat memenuhi semua permintaan, sehingga

    untuk mempercepat penjualan produsen akan menurunkan harga jual

    produk tersebut.

    b. Penjual akan berusaha untuk meningkatkan dan memperbesar

    keuntungan dengan cara secepat mungkin dengan memperbanyak

    jumlah penjualan produknya (mengandalkan turn over yang tinggi).

    Sebaliknya, jika suatu pasar terjadi penawaran suatu produk relatif

    sedikit, maka yang terjadi adalah harga akan naik. Keadaan ini dapat

    dijelaskan sebagai berikut:

    a. Barang tersedia pada produsen relatif sedikit sehingga manakala

    jumlah permintaan stabil, maka produsen akan berusaha menjual

    produknya dengan menaikkan harga jualnya.

    b. Produsen/penjual hanya akan meningkatkan keuntungannya dari

    menaikkan harga.

  • 22

    6. Pendapatan

    Pendapatan adalah suatu hasil yang diterima seseorang atau rumah

    tangga dari berusaha atau bekerja yang berupa, uang maupun barang yang

    diterima atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.38

    Pendapatan

    menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi

    oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang

    sama pada akhir periode pada keadaan semula. Sedangkan pendapatan

    menurut ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang sangat

    spesifik dalam pengertian yang mendalam dan lebih terarah.39

    7. Bisnis Kuliner

    Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kuliner adalah masakan atau

    makanan.40

    Sedangkan, kata bisnis berasal dari bahasa Inggris business.

    Bisnis dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas dari berbagai institusi

    yang menghasilkan barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan

    masyarakat sehari-hari.41

    Dalam pandangan lain, bisnis adalah suatu usaha

    perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi

    agar bisa mendapatkan laba dengan cara memproduksi dan menjual barang

    dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.42

    38

    Pitma Partiwi, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Tenaga Kerja

    di Daerah Istimewa Yogyakarta”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, (2015), hlm. 23. 39

    John Wild, “Pendapatan menurut Ilmu Ekonomi dan Akuntansi”, Jurnal Ekonomi dan

    Bisnis, Volume, 12 Nomor 1, (Maret 2003), hlm. 5. 40

    kbbi.web.id, “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”, https://kbbi.web.id/kuliner.

    html, diakses pada tanggal 2 November 2018 pukul 13.15. 41

    Manullang, Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT Indeks, 2013), hlm. 2. 42

    Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet

    Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka

    Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1425-1426.

    https://kbbi.web.id/omzet.htmlhttps://kbbi.web.id/omzet.html

  • 23

    Besarnya keuntungan yang diperoleh dari berbisnis makanan

    menjadikannya banyak persaingan. Berikut adalah strategi khusus dalam

    membangun usaha di bidang kuliner:

    a. Untuk memulai bisnis makanan pilihlah makanan yang biasa

    dibuat/dimasak.

    b. Selalu menjaga kualitas produk.

    c. Melakukan riset pasar untuk mengetahui variasi jenis makanan yang

    ada.

    d. Memberikan citra atau merk khusus untuk usaha bisnis yang akan

    dijalankan.

    e. Penetapan harga jual sesuai dengan kualitas rasa makanan.

    f. Kreatif dan inovatif dalam mengembangkan menu makanan.

    g. Berikan pelayanan terbaik bagi para konsumen.

    Menurut Syarif Hidayatullah dan teman-teman, keuntungan dan

    kelemahan berbisnis kuliner adalah sebagai berikut:

    a. Keuntungan berbisnis kuliner:

    1) Terdapat banyak ragam kuliner yang dapat dipilih.

    2) Modal tidak perlu besar

    3) Inovasi produk dapat dilakukan dengan mudah

    4) Makanan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia

    b. Kelemahan berbisnis kuliner:

    1) Masa kadaluarsa yang singkat

    2) Harga bahan baku yang berubah-ubah

  • 24

    3) Makanan yang sudah dingin, mengeras atau bahkan bentuk rusak

    tidak disukai oleh konsumen.

    8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Omzet Bisnis Kuliner

    Menurut Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, faktor-faktor yang

    mempengaruhi omzet bisnis kuliner sebagai berikut:43

    a. Harga

    b. Jumlah Order

    c. Lama Jam Operasional

    Sedangkan menurut Syarif Hidayatullah, faktor (dominan) yang

    mempengaruhi omzet bisnis kuliner adalah layanan Go-Food.44

    Selain itu,

    menurut Yogi Pratama layanan food delivery (Go-Food) menjadi faktor

    yang mempengaruhi omzet bisnis kuliner.45

    9. Hubungan Antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen

    Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

    menjelaskan tentang adanya keterkaitan antara variabel dependen dengan

    variabel independen. Berikut ini hubungan masing-masing antara variabel

    independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini:

    a. Hubungan Layanan Go-Food dengan Omzet Bisnis Kuliner

    43

    Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi

    Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”, Jurnal Ilmu Ekonomi,

    Volume 2, Jilid 1, (Januari 2018), hlm. 72. 44

    Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet

    Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka

    Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1429. 45

    Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan

    Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,

    Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 51.

  • 25

    Hadirnya Go-Food dinilai mempermudah usaha membuka bisnis

    kuliner. Go-Food merupakan layanan Go-Jek yang melayani food

    delivery service di Indonesia. Layanan ini dibuat sebagai suatu

    kegiatan promosi yang mana diketahui sebagai kegiatan

    menginformasikan tentang suatu produk yang disajikan oleh

    distributor ataupun produsen tertentu, dalam hal ini adalah penyaji

    kuliner.46

    Dengan bergabungnya di layanan Go-Food ada banyak keuntungan

    yang dapat diambil tidak hanya bagi bisnis kuliner itu sendiri tetapi

    juga bagi driver Go-Food dan konsumen. Keuntungan bagi bisnis

    kuliner bergabung dengan layanan Go-Food adalah dapat menjaring

    konsumen lebih banyak, karena dengan layanan Go-Food

    memungkinkan meningkatkan kawasan yang lebih luas wilayahnya.

    Selain itu juga layanan Go-Food ini dapat sekaligus sebagai ajang

    promosi online bagi bisnis kuliner tersebut. Dengan promosi online

    penjualan meningkat karena promosi merupakan cara

    mengkomunikasikan barang dan jasa yang ditawarkan supaya agar

    mengenal dan membeli.47

    Dalam hal ini telah dibuktikan dari hasil

    penelitian yang dilakukan oleh Syarif Syarif Hidayatullah dan teman-

    temannya dengan judul “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food)

    Terhadap Omzet Bisnis Kuliner di Kota Malang”. Hasil penelitian

    46

    Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet

    Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka

    Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1428. 47

    Tita Yulia Iriani, “Analisis Dampak Layanan Go-Food Terhadap Omzet Penjualan

    Rumah Makan di Kota Malang”, Skripsi Universitas Pasundan, (2018), hlm. 50.

  • 26

    tersebut juga menunjukkan bahwa layanan Go-Food memiliki

    pengaruh yang signifikan terhadap omzet bisnis kuliner.48

    b. Hubungan Harga dengan Omzet Bisnis Kuliner

    Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang

    mendatangkan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari

    sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau

    ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan

    agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau

    jasa. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung

    terhadap laba perusahaan. Tingkat harga yang ditetapkan

    mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu, harga jual secara

    langsung menentukan profitabilitas operasi. Oleh karena itu penetapan

    harga mempengaruhi pendapatan total perusahaan.49

    Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu

    perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang

    akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya yang berupa

    barang atau jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan

    penjualan akan menurun, jika harga terlalu rendah akan mengurangi

    keuntungan yang dapat diperoleh organisasi atau perusahaan.50

    Sejalan

    dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arum Indraswari dan

    48

    Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet

    Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka

    Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1429. 49

    Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017), hlm. 289-

    291. 50

    Veithzal Rivai Zainal, dkk, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm.

    464 .

  • 27

    Hendra Kusuma dengan judul “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-

    Food Bagi Pendapatan Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan

    Sawojajar Kota Malang” bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap

    omzet penjualan.51

    c. Hubungan Jumlah Order dengan Omzet Bisnis Kuliner

    Bisnis kuliner saat ini mulai menjanjikan sebagai bisnis yang

    memiliki omzet penjualan dan penghasilan lebih yang bisa dikatakan

    sangat menguntungkan. Ketika terdapat permintaan pasar maka

    produsen melayani pesanan dari konsumen. Dalam hal ini, jika

    permintaan pasar meningkat, maka omzet penjualan pula meningkat.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arum Indraswari dan Hendra

    Kusuma pula membuktikan bahwa jumlah pemesanan (order)

    berpengaruh terhadap omzet penjualan. Penelitian ini yang berjudul

    “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi Pemilik Usaha Rumah

    Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”.

    51

    Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi

    Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”, Jurnal Ilmu Ekonomi,

    Volume 2, Jilid 1, (Januari 2018), hlm. 72.

  • 28

    G. Tinjauan Pustaka

    Berikut ini adalah ringkasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

    penelitian ini:

    Tabel 1.3

    Tinjauan Pustaka

    No Peneliti Judul Metode Hasil

    1 Tita

    Yulia

    Iriani

    Analisis

    Dampak

    Layanan Go-

    Food Terhadap

    Omzet

    Penjualan

    Rumah Makan

    di Kota

    Bandung52

    Kuantitatif

    Primer

    Hasil penelitian yang

    diperoleh bahwa terdapat

    perbedaan yang signifikan

    positif terhadap jumlah

    pelanggan, omzet penjualan

    dan biaya operasional rumah

    makan setelah bergabung

    dengan layanan Go-Food

    dibandingkan sebelum

    bergabung dengan layanan

    Go-Food

    2 Arum

    Indraswa

    ri dan

    Hendra

    Kusuma

    Analisa

    Pemanfaatan

    Aplikasi Go-

    Food Bagi

    Pendapatan

    Pemilik Usaha

    Rumah Makan

    di Kelurahan

    Sawojajar Kota

    Malang53

    Kuantitatif

    Deskriptif

    Hasil penelitian yang

    diperoleh bahwa harga,

    jumlah order dan lama jam

    operasional secara serentak

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    pendapatan dan ditemukan

    hasil bahwa terdapat

    perbedaan pendapatan

    sesudah dan sebelum

    menggunakan aplikasi Go-

    Food.

    3

    Syarif

    Hidayatu

    llah, dkk.

    Eksistensi

    Transportasi

    Online (Go-

    Food) Terhadap

    Omzet Bisnis

    Kuantitatif Hasil penelitian ini adalah

    Eksistensi Transportasi

    Online berpengaruh

    signifikan baik secara parsial

    ataupun bersama-sama

    52

    Tita Yulia Iriani, “Analisis Dampak Layanan Go-Food Terhadap Omzet Penjualan

    Rumah Makan di Kota Malang”, Skripsi Universitas Pasundan, (2018), hlm. 1. 53

    Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi

    Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”, Jurnal Ilmu Ekonomi,

    Volume 2, Jilid 1, (Januari 2018), hlm. 72.

  • 29

    Kuliner di Kota

    Malang54

    dengan pendapatan dalam

    meningkatkan Omzet Bisnis

    Kuliner di Kota Malang.

    Eksistensi Transportasi

    Online juga merupakan

    variabel dominan terhadap

    peningkatan omzet bisnis

    kuliner di Kota Malang

    4 Yogi

    Pratama

    Pengaruh

    Layanan Food

    Delivery

    Terhadap

    Peningkatan

    Penjualan

    Pengusaha

    Kuliner 55

    Kuantitatif Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa layanan

    food delivery mempunyai

    pengaruh positif terhadap

    peningkatan penjualan

    pengusaha kuliner yang

    terdaftar di Go-Food atau

    Go-Jek

    5 Annisa

    Adelia

    Yusufin

    Transaksi Jual

    Beli Melalui

    Jasa Go-Food

    dalam

    Perspektif

    Hukum Islam56

    Deskriptif

    dan

    Normatif

    Terapan

    Hasil penelitian ini yaitu:

    (1) Syarat transaksi jual beli

    melalui jasa Go-Food adalah

    menginstal aplikasi Go-Jek

    dan mematuhi syarat dan

    ketentuan yang telah

    ditentukan oleh pihak

    perusahaan. (2) Perspektif

    hukum Islam yang

    menghalalkan transaksi jual

    beli melalui jasa Go-Food

    didasarkan adanya dasar

    hukum dalam Al-Qur’an dan

    Al-Hadits yang

    memperbolehkan

    mewakilkan pembelian

    (wakalah bil ujrah) dan

    memandang pemanfaatan

    jasa pengemudi Go-Jek

    sebagai ijarah yang dibayar

    atas dasar keikhlasan.

    54

    Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet

    Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka

    Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1429. 55

    Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan

    Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,

    Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 51. 56

    Annisa Adelia Yusufin, “Transaksi Jual Beli Melalui Jasa Go-Food dalam Perspektif

    Hukum Islam”, Skripsi Universitas Lampung, (2018), hlm. 73-74.

  • 30

    Dari lima penelitian terdahulu yang diuraikan di atas terdapat sedikit

    kesamaan pada penelitian Tita Yulia Iriani yaitu mengenai rumusan masalah

    dan definisi operasional. Hal ini dapat dilihat dari uraian tabel diatas haisl

    penelitian Tita Yulia Iriani dalam pembahasannya mengenai dampak layanan

    Go-Food dalam omzet penjualan yaitu perbedaan yang signifikan positif pada

    jumlah pelanggan, omzet penjualan dan biaya operasional setelah bergabung

    layanan Go-Food, begitu pula dengan Arum Indraswari lebih menekankan

    pada analisa aplikasi Go-Food bagi pendapatan yaitu pada pengaruh harga,

    jumlah order dan lama jam operasional dalam pendapatan, di samping itu

    Syarif Hidayatullah lebih menekankan pada eksistensi transportasi online (Go-

    Food) terhadap omzet bisnis kuliner. Berbeda yang dilakukan oleh Yogi

    Pratama lebih ditekankan pada pengaruh layanan go-food dalam peningkatan

    penjualan pada usaha kuliner yang terdaftar di go-food atau go-jek. Terakhir

    yang dilakukan Annisa Adelia Yusufin lebih ditekankan pada transaksi jasa

    Go-Food. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah peneliti

    hanya menggunakan tiga variabel yaitu layanan Go-Food, harga dan jumlah

    order terhadap omzet bisnis kuliner. Selain itu, lokasi penelitian dan objek

    penelitian juga berbeda dari lima penelitian terdahulu tersebut.

    H. Kerangka Pemikiran

    Layanan Go-Food adalah layanan pesan antara makanan terbesar di dunia

    setelah Cina yang telah membantu mengembangkan lebih dari 125.000

  • 31

    restoran yang tersebar di seluruh Indonesia.57

    Berbagai cara dilakukan oleh

    pengusaha khususnya penjual makanan untuk merebut konsumen contohnya

    dengan fitur Go-Food yang dikembangkan Go-Jek jelas menguntungkan

    semua pihak. Bagi konsumen, bisa dimudahkan dalam hal memesan makanan,

    bagi Go-Jek, bisa menambah pemasukan dengan banyaknya order yang masuk

    via Go-Food, sedangkan bagi perusahan, ada potensi kenaikan penjualan

    karena dengan maksimalnya penjualan maka perusahaan akan memperoleh

    pendapatan yang maksimal juga. Dengan demikian usaha yang dilakukan

    bervariasi, mulai dari promosi, pelayanan yang ramah, sampai dengan adaptasi

    dengan kemajuan teknologi.58

    Hal yang terpenting dalam bisnis menggunakan

    jasa transportasi online adalah harga yang pasti sesuai dengan yang

    ditawarkan atau yang dipromosikan pada media atau aplikasi.59

    Salah satu upaya untuk menjaring konsumen lebih banyak adalah dengan

    memanfaatkan layanan Go-Food yang banyak dilakukan oleh operator-

    operator transportasi online. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dapat

    disimpulkan bahwa kecepatan pelayanan, keramahan pelayanan, citarasa

    makanan dan minuman, fasilitas pengantaran, penampilan pengantar, respon

    keluhan pelanggan, kemudahan proses pembayaran, kesabaran penerima

    telepon dalam menghadapi pesanan, kemampuan penerima telepon, dan

    57

    Go-Jek, “Tentang Go-Food”, https://www.go-jek.com/go-food/, diakses pada 18 Januari

    2019, pukul 14.15. 58

    Tita Yulia Iriani, “Analisis Dampak Layanan Go-Food Terhadap Omzet Penjualan

    Rumah Makan di Kota Malang”, Skripsi Universitas Pasundan, (2018), hlm. 53. 59

    Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet

    Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka

    Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1429.

    https://www.go-jek.com/go-food/

  • 32

    jaminan pesanan yang diatar sesuai dengan yang dipesan merupakan besar

    kecilnya kepuasan terhadap mutu layanan antar.60

    Omzet usaha sangat bergantung pada wilayah penjualan yang akan

    dikelola. Wilayah penjualan yang potensial atau sering disebut dengan istilah

    “lahan basah” sering menjadi rebutan para pedagang. Jika pertama kali masuk

    kendala wilayah penjualan yang baru, maka yang harus dilakukan adalah

    menganalisis wilayah tersebut dengan mengetahui potensi pasarnya. Selain

    itu, mengamati pesaing yang ada di wilayah tersebut, mengingat jumlah

    pesaing berkaitan langsung dengan pencapaian penjualan.61

    Berdasarkan kerangka teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukan

    diatas maka hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan

    dalam sebuah kerangka pemikiran. Kerangka pikir merupakan model

    konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

    telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.62

    Kerangka pikir dalam

    penelitian ini dapat ditunjukkan padatabel sebagai berikut:

    60

    Fani Febriany, “Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Mutu Layanan Antar

    (Delivery Service) di Restoran KFC Cabang Ahmad Yani Makassar”, Jurnal Ilmu Manajemen,

    (2012), hlm. 3. 61

    Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet

    Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka

    Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1425. 62

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

    2017), hlm. 60.

  • 33

    Tabel Flowchart 1.1

    Kerangka Pemikiran

    I. Hipotesis

    Hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hypo berarti

    kurang dari dan thesa berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat

    atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus

    sebagai tesis. Sifat sementara dari hipotesis ini mempunyai arti bahwa suatu

    hipotesis dapat diubah atau diganti dengan hipotesis lain yang lebih tepat.63

    Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

    teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

    melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai

    jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian dan belum jawaban

    empirik maka perlu diuji kebenarannya.64

    63

    Soeratno, Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis,

    (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan, 2008), hlm. 9. 64

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

    2017), hlm. 63.

    Jumlah Order

    (X3)

    Layanan Go-Food

    (X1)

    Omzet Bisnis Kuliner

    (Y)

    Harga

    (X2)

  • 34

    Berdasarkan kajian teoritis di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian

    ini sebagai berikut:

    Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara layanan Go-Food, harga dan

    jumlah order terhadap omzet bisnis kuliner di kota Jambi.

    H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara layanan Go-Food,

    harga dan jumlah order terhadap omzet bisnis kuliner di kota Jambi.

  • 35

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Lokasi dan Waktu Penelitian

    1. Lokasi penelitian

    Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di lingkungan Pengusaha

    Kuliner Mitra Go-Jek Cabang Jambi tepat di Kecamatan Kota Baru pada

    Kota Jambi.

    2. Waktu penelitian

    Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak

    tanggal dikeluarkannya izin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2

    (dua) bulan yaitu bulan April s.d Mei 2019, 1 (satu) bulan pengolahan data

    yang meliputi penyajian dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan

    berlangsung.

    B. Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu data penelitian

    berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode ini digunakan

    untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

    menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik

    dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.65

    Dilihat dari taraf penelitiannya, penelitian ini termasuk penelitian

    deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

    65

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

    2017), hlm. 7-8.

    35

  • 36

    menggambarkan, menganalisis, meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau

    berbagai variabel.66

    Maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif

    karena mendeskripsikan atau menjelaskan beberapa variabel dalam bentuk

    angka-angka yang bermakna.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

    subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

    oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.67

    Populasi dalam penelitian ini adalah bisnis kuliner yang bermitra dengan

    Go-Food/Go-Jek Jambi di kecamatan Kota Baru yang berjumlah 260

    bisnis kuliner.

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah probability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling

    yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih

    menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random

    sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan

    tingkat kesalahan 5% dari daftar pengambilan sampel yang dianggap

    representatif. Ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan Isaac dan

    66

    Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta: Prenadamedia

    Group, 2017), hlm. 34. 67

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

    2017), hlm. 80.

  • 37

    Michael yang dikutip oleh Sugiyono. Sugiyono mengutipkan dalam

    bukunya bahwa Isaac dan Michael menentukan jumlah sampel dari

    populasi yang berjumlah 260 dengan taraf kesalahan 5% yaitu 150 (lihat

    lampiran 5).68

    Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 150 bisnis

    kuliner yang bermitra dengan Go-Food/Go-Jek Jambi di kecamatan Kota

    Baru.

    D. Jenis dan Sumber Data

    Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai

    berikut:

    1. Data Primer

    Sumber data ini adalah sumber pertama dimana sebuah data

    dihasilkan. Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer

    atau sumber pertama di lapangan.69

    Data primer penelitian ini adalah data

    pengaruh layanan Go-Food, harga dan jumlah order terhadap omzet bisnis

    kuliner di kecamatan Kota Baru. Data ini bersumber dari responden di

    lapangan, yakni pemilik dan atau pengelola bisnis kuliner yang bermitra

    dengan Go-Jek Jambi.

    2. Data Sekunder

    Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah sumber data

    primer. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau

    sumber sekunder. Data sekunder juga berasal dari kajian-kajian pustaka

    68

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

    2017), hlm. 80-81. 69

    Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta: Prenadamedia

    Group, 2017), hlm. 128-129.

  • 38

    yang berkaitan dengan penelitian.70

    Data sekunder dalam penelitian ini,

    yakni diantaranya data-data yang mengenai layanan Go-Food, harga dan

    jumlah order melalui kajian-kajian pustaka yang berkenaan dengan

    penelitian ini. Oleh karena itu data sekunder bersumber dari informan,

    arsip-arsip (dokumen) dan literatur-literatur pustaka lainnya.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Kuesioner (Angket)

    Kuesioner adalah rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun

    secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian diberi kepada

    responden untuk diisi. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau

    dikembalikan ke peneliti.71

    Dalam penelitian yang diberikan kuesioner adalah pengelola dan atau

    pemilik bisnis kuliner yang bermitra dengan Go-Jek cabang Jambi dalam

    penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua tahap, tahap

    pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner, kemudian menunggu

    pengisian tersebut. Tahap kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah

    diisi oleh responden.

    Dari jawaban daftar pernyataan yang diajukan pada responden diolah

    dengan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

    70

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

    2017), hlm. 80-81. 71

    Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Prenadamedia

    Group, 2013), hlm. 130.

  • 39

    pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

    sosial. Skala likert ini berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan

    pilihan sebagai berikut:72

    STS = Sangat Setuju

    TS = Tidak Setuju

    N = Netral

    S = Setuju

    SS = Sangat Setuju

    2. Wawancara

    Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

    bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden.

    Wawancara adalah suatu percakapan dengan maksud tertentu yang

    dilakukan kedua belah pihak, yaitu pewawancara/ (interviewer) yang

    mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang

    memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Adapun jenis teknik wawancara

    yang digunakan oleh peneliti adalah teknik wawancara sistematik, yaitu

    wawancara yang mengarah pada pedoman yang telah dirumuskan

    berdasarkan keperluan penggalian data dalam penelitian.73

    Untuk

    mewawancarai informan (interviewee), terlebih dahulu peneliti merancang

    daftar pertanyaan yang berhubungan langsung dengan penelitian ini.

    72

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

    2017), hlm. 93. 73

    Soeratno, Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis,

    (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan, 2008), hlm. 86.

  • 40

    F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

    Untuk mendukung hasil penelitian, data penelitian yang diperoleh akan

    dianalisis dengan menggunakan alat statistik melalui bantuan program SPSS

    (Statiscal Package For The Social Science) versi 21. Adapun beberapa

    pengujian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:74

    1. Uji Kualitas Data

    a. Uji Validitas

    Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

    mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

    tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

    Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

    terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang

    diteliti.75

    Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan

    tingkat keandalan atau keabsahan suatu alat ukur. Perhitungan validitas

    instrumen didasarkan perbandingan antara r-hitung dan r-tabel.

    Apabila r-hitung lebih besar dari r-tabel pada signifikan 5% maka data

    bisa dikatakan valid. Sebaliknya, jika r-hitung lebih kecil dari r-tabel

    maka data tidak valid. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan

    SPSS.76

    74

    Padilahtul Ulya, “Pengaruh Self Efficacy dan Locus Of Control Terhadap Minat

    Menjadi Entrepreneur”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2017),

    hlm. 20-23. 75

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

    2017), hlm. 121. 76

    Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan

    Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,

    Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 26-27.

  • 41

    b. Uji Reliabilitas

    Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

    beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

    data yang sama. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan

    data dalam waktu yang berbeda.77

    Reliabilitas merupakan indeks yang

    menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau

    dapat diandalkan. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memiliki

    Crobach Alpha > 0,60.78

    2. Uji Asumsi Klasik

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah

    dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi norma.

    Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan

    berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang

    distribusi normal. Penguji dilakukan dengan menggunakan kurva

    normal propability plot, dengan ketentuan jika titik-titik pada grafik

    menyebar dan berimpit mengikuti sekitar garis diagonal maka data

    yang digunakan berdistribusi secara normal.

    b. Uji Multikolinieritas

    Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya

    variabel independen yang memiliki kemiripan antara variabel

    77

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

    2017), hlm. 121. 78

    Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan

    Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,

    Skripsi Universitas Isl