pengaruh layanan go-food, harga dan jumlah order terhadap omzet bisnis kuliner...
TRANSCRIPT
-
i
PENGARUH LAYANAN GO-FOOD, HARGA DAN JUMLAH ORDER
TERHADAP OMZET BISNIS KULINER DI KOTA JAMBI
SKRIPSI
NURUL ALMARIAH
NIM : EES 150801
PEMBIMBING
AMBOK PANGIUK, S.Ag., M.Si
MELLYA EMBUN BAINING, SE., M.EI
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO
ٓ َأۡزََكٰ َطَؼاٗما فَلَۡيٱِۡٔتُُك ِبِرزۡ َا لَۡمِدينَِة فَلَۡينُظۡر َأُّيه ََل أ
ِۦٓ ا ِذِه بَۡؼثُٓوْا َأَحَدُُك ِبَوِرِقُُكۡ َى َٰ
ق فَٱ
ۡف َوََل يُۡشِؼَرنَّ ِبُُكۡ َأَحًدا نُۡو َولَۡيَتلَطَّ ٩١ّمِ
Artinya:“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota
dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah
makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu
untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-
kali menceritakan halmu kepada seorangpun. (QS. Al-Kahfi (18) : 19)”.1
1Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Al-Kahfi, CV Penerbit Diponegoro, Al-Kahfi/18 : 19.
hal. 88.
-
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
nikmat sehat, iman, islam dan ikhsan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Rasulullah saw. semoga
kelak Rasulullah saw. memberikan syafa’at kepadaku. Aamiin.
Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah. Cita telah ku gapai,
namun itu bukan akhir dari perjalananku, melainkan awal dari sebuah perjalanan.
Skripsi ini ku persembahkan kepada kedua orang tuaku tersayang dan
tercinta ibu (Nafsiah) dan ayah (Surani). Semoga ini menjadi langkah awal untuk
membuat kalian semua bahagia.
Teruntuk kakakku (Nanik Sudarmiasih, Ririn Nugraini dan Uswatun
Hasanah), adikku (Joko Satria Hadi) dan kakak iparku (Aprianto, Agustian dan
Jumadi), dan keponakanku (Fadhil Alzam, Afnan Sa’adan dan Arfan Raffasya)
yang selalu mendo’akan dan memberikan bantuan, dukungan, semangat dan
selalu mengisi hari-hariku dengan canda, tawa dan kasih sayangnya.
-
vii
ABSTRAK
Nurul Almariah, EES150801, Pengaruh Layanan Go-Food, Harga dan Jumlah
Order Terhadap Omzet Bisnis Kuliner di Kota Jambi.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh layanan go-food, harga dan
jumlah order terhadap omzet bisnis kuliner di kecamatan kota baru serta faktor
mana yang paling dominan mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif deskripstif dengan populasi bisnis kuliner mitra Go-Jek di
kecamatan Kota Baru. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan simple random sampling (acak). Berdasarkan olah data penelitian
dengan menggunakan uji parsial pada variabel layanan go-food dan jumlah order
memiliki pengaruh yang signifikan serta variabel harga tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap omzet bisnis kuliner. Selanjutnya, pengujian secara
simultan menunjukkan bahwa layanan go-food, harga dan jumlah order
berpengaruh signifikan terhadap omzet bisnis kuliner di kecamatan Kota Baru dan
variabel jumlah order merupakan variabel yang paling dominan dalam penelitian
ini.
Kata kunci: GO-JEK, Go-Food, Harga, Jumlah Order, Omzet Bisnis
-
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Pengaruh Layanan Go-Food, Harga dan Jumlah Order Terhadap
Omzet Bisnis Kuliner di Kota Jambi”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) jurusan Ekonomi Syari’ah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA., Ph. D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Bapak Dr. Subhan, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah, M.E.I selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Novi Mubyarto, SE., ME selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I selaku Wakil Dekan III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
6. Bapak Dr. Sucipto, MA selaku ketua program studi Ekonomi Syari’ah dan
Ibu G.W.I. Awal Habibah, M.E. Sy selaku Sekretaris jurusan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
7. Bapak Ambok Pangiuk, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I dan Ibu
Mellya Embun Baining, M.EI selaku Dosen Pembimbing Skripsi II.
-
ix
8. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, seluruh karyawan dan karyawati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan pelayanan dan berbagi
urusan kepada penulis dalam penyelesaian dan penyusunan skripsi.
Berkat jasa yang telah kalian berikan, hingga saya dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan lancar. Jasa kalian tidak akan pernah saya lupakan hingga
nanti.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengakui banyak rintangan dan
hambatan yang dilalui. Maka dari itu, apabila terdapat kesalahan, mohon
dimaafkan. Selain itu, penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Skripsi ini masih memiliki banyak kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar bisa
menjadi catatan untuk kedepan yang lebih baik. Semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penulis
Nurul Almariah
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI ................................ ii
NOTA DINAS ................................................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN .............................................................................................. v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 10
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 11
E. Batasan Masalah.................................................................................... 12
F. Kerangka Teori...................................................................................... 12
G. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 27
H. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 29
I. Hipotesis ................................................................................................ 32
BAB II METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 34
B. Jenis Penelitian ...................................................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 35
D. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 37
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 39
G. Operasional Variabel ............................................................................. 44
H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 46
-
xi
I. Jadwal Penelitian ................................................................................... 47
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat PT GO-JEK Indonesia ................................................ 48
B. Visi dan Misi PT GO-JEK Jambi .......................................................... 49
C. Letak Geografis PT GO-JEK Jambi ...................................................... 50
D. Logo PT GO-JEK Indonesia ................................................................. 51
E. Jasa Yang Disediakan GO-JEK ............................................................ 51
F. Struktur Organisasi PT GO-JEK ........................................................... 59
G. Peta dan Batas Wilayah Kecamatan Kota Baru .................................... 61
H. Mitra Go-Food Jambi ............................................................................ 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Data Responden............................................................... 65
B. Analisis Data ......................................................................................... 66
C. Pembahasan ........................................................................................... 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 84
B. Saran ...................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 88
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
-
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo PT GO-JEK .......................................................................... 51
Gambar 3.2 Logo Go-Ride ................................................................................ 52
Gambar 3.3 Logo Go-Car ................................................................................. 52
Gambar 3.4 Logo Go-Food ............................................................................... 53
Gambar 3.5 Logo Go-Send ............................................................................... 53
Gambar 3.6 Logo Go-Shop ............................................................................... 54
Gambar 3.7 Logo Go-Med ................................................................................ 54
Gambar 3.8 Logo Go-Box................................................................................. 55
Gambar 3.9 Logo Go-Clean .............................................................................. 55
Gambar 3.10 Logo Go-Glam ............................................................................ 56
Gambar 3.11 Logo Go-Massage ....................................................................... 56
Gambar 3.12 Logo Go-Tix ................................................................................ 57
Gambar 3.13 Logo Go-Auto ............................................................................. 57
Gambar 3.14 Logo Go-Pulsa............................................................................. 58
Gambar 3.15 Logo Bluebird ............................................................................. 58
Gambar 3.16 Peta Kecamatan Kota Baru ......................................................... 61
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Bisnis Kuliner Mitra Go-Jek di Kota Jambi Tahun 2018 ....... 8
Tabel 1.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 27
Tabel Flowchart 1.1 Kerangka Pemikiran ........................................................ 32
Tabel 2.1 Operasional Variabel......................................................................... 45
Tabel Flowchart 3.1 Struktur Organisasi PT GO-JEK INDONESIA ............... 59
Tabel Flowchart 3.2 Struktur Organisasi Go-Jek Jambi ................................... 60
Tabel 3.1 Daftar Nama Usaha Kuliner Mitra Go-Food (Sampel) ..................... 63
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................... 65
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 66
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Layanan Go-Food .............................................. 67
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Harga .................................................................. 67
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Jumlah Order ...................................................... 68
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Omzet Bisnis ...................................................... 68
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel .......................................................... 69
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 71
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 72
Chart 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas .............................................................. 73
Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t) ................................................................... 75
Tabel 4.11 Hasil Uji Simultan (Uji F) ............................................................... 76
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 77
Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 78
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor bisnis yang sedang berkembang saat ini adalah sektor perdagangan.
Sektor perdagangan merupakan sektor non pertanian yang memberikan
sumbangan paling kecil dalam total pendapatan. Kegiatan perdagangan pada
usaha kuliner saat ini sedang ramai di kalangan masyarakat. Perkembangan
jumlah pelaku bisnis kuliner merupakan fenomena yang terjadi akibat adanya
dukungan untuk kemudahan membuka bisnis kuliner. Bisnis kuliner menjadi
pilihan banyak orang dengan alasan jenis bisnis yang lebih mudah dilakukan
daripada bisnis lainnya. Selain itu, bisnis kuliner banyak diminati oleh
masyarakat karena tidak memerlukan biaya modal yang terlalu besar dan tidak
mengharuskan seseorang yang menjalankannya harus berpendidikan tinggi.2
Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan
teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi
perubahan lingkungan usaha. Faktor yang menjadi pendukung pertumbuhan
bisnis kuliner saat ini adalah tingginya tingkat mobilitas kesibukan masyarakat
yang menuntut kecepatan dan kepraktisan dalam hal apapun tidak terkecuali
pada pemenuhan kebutuhan pokok seperti makanan.
Transportasi merupakan sarana yang sangat dibutuhkan pada zaman
sekarang, karena dengan adanya transportasi dapat mengefektifkan pekerjaan
2Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi
Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”, Jurnal Ilmu Ekonomi,
Volume 2, Jilid 1, (Januari 2018), hlm. 63.
-
2
dan membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Transportasi terbagi
menjadi tiga bagian yaitu jalur darat, jalur laut dan jalur udara. Mayoritas
masyarakat lebih memilih jalur darat untuk memenuhi kebutuhannya.
Ketergantungan masyarakat terhadap transportasi sangat tinggi, dengan alasan
untuk mempersingkat waktu perjalanan. Kemajuan yang sangat pesat di
bidang teknologi informasi memberikan pengaruh yang besar terhadap
berbagai aspek kehidupan manusia.3
Kemajuan teknologi informasi di antaranya ditandai dengan penggunaan
telepon genggam pintar (smartphone) yang memungkinkan penggunanya
untuk mengakses segala informasi yang dibutuhkan hanya dari telepon
genggam yang dimilikinya. Para pelaku dunia usahapun memanfaatkan
kemajuan ini dengan mengkoneksikan bidang usaha yang mereka jalani pada
jaringan internet melalui aplikasi khusus yang dapat diakses oleh pengguna
smartphone dengan cara mengunduhnya pada layanan yang ada. Perusahaan
di bidang transportasi yang memanfaatkan kemajuan teknologi ini adalah Go-
Jek.4
Go-Jek merupakan perusahaan transportasi yang dalam pelayanannya
menggunakan armada motor (ojek) berbasis online. Perusahaan ini didirikan
oleh Nadiem Makariem pada tahun 2010 yang hanya melayani panggilan
lewat telepon saja dan meluncurkan aplikasi mobile pada awal tahun 2015
dengan wilayah cakupan Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Fenomena
3Jopi Aprianto, “Dampak Ojek Online Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kota
Jambi”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 1. 4Annisa Adelia Yusufin, “Transaksi Jual Beli Melalui Jasa Go-Food dalam Perspektif
Hukum Islam”, Skripsi Universitas Lampung, (2018), hlm. 1.
-
3
kehadiran Go-Jek ditengah masyarakat cukup dirasakan pada masyarakat
Jakarta. Go-Jek di tengah kesibukan serta kemacetan yang kerap terjadi di ibu
kota, menjadi pilihan menggunakan kendaraan motor yang lebih cepat dan
mudah menjangkau kemacetan serta dapat menempuh jalan-jalan kecil dan
Go-Jek menjadi penolong terutama bagi para pemburu waktu. Seiring
berjalannya perusahaan Go-Jek, Go-Jek mengalami perkembangan yang
cukup pesat, hal ini dilihat bahwa terdapat beberapa cabang perusahaan Go-
Jek di kota lainnya termasuk kota Jambi.
Perusahaan Go-Jek ini menyediakan berbagai macam layanan,
termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan Go-Jek bertumpu
pada tiga nilai pokok: kecepatan, inovasi dan dampak sosial. Jumlah driver
(pengemudi) Go-Jek yang ada di kota Jambi pada tahun 2018 sebanyak 1.500
orang dan driver (pengemudi) Go-Car sebanyak 450 orang.5
Salah satu fitur layanan yang tersedia pada aplikasi android Go-Jek adalah
Go-Food, yaitu layanan pesan antar (delivery) yang diberikan perusahan Go-
Jek untuk membelikan dan mengantarkan pesanan makanan kepada
penggunanya. Pada hakikatnya, dalam proses transaksi jual beli tentu ada
rukun dan syaratnya. Rukun jual beli yaitu adanya penjual, pembeli, barang
(objek) yang dijual dan akad. Sedangkan syarat jual beli yaitu berakal, sehat
jasmani dan rohani, baligh, barang yang dijual halal atau diperbolehkan.
Dengan perkembangan zaman yang ada pada saat ini, rukun dan syarat tidak
lagi terpenuhi dikarenakan alat transaksi yang digunakan semakin canggih dan
5 Wawancara dengan Customer Service Go-Jek Jambi, tanggal 9 Oktober 2018.
-
4
berkembang. Dengan demikian, muncul pertanyaan boleh atau tidaknya sistem
transaksi (pemesanan) pada layanan Go-Food dalam aplikasi android Go-Jek
menurut syariat Islam.6
Maka setidaknya terdapat empat pihak yang terlibat dengan beberapa
macam akad, di antaranya:7
1. Akad ijarah (sewa menyewa) antara perusahaan Go-Jek dengan
pengemudi ojek, antara perusahaan Go-Jek dengan penjual yang terdaftar
dalam layanan Go-Food, dan antara perusahan Go-Jek dengan pembeli.
2. Akad jual beli (ba’i) antara pembeli dengan penjual makanan, dan antara
pengemudi ojek dengan penjual yang terdaftar dalam layanan Go-Food.
3. Akad wakalah antara pembeli dengan pengemudi ojek, dimana pengemudi
ojek menggantikan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli langsung
dengan penjual.
Selain itu, sistem pemesanan seperti ini menggunakan akad istishna’.
Akad istishna’ ialah salah satu bentuk transaksi yang dibolehkan oleh para
ulama’ sejak dahulu dan menjadi salah satu solusi Islami yang tepat dalam
dunia perniagaan di masa kini. Dalam akad ini yang terjalin antara pemesan
sebagai pihak pertama dengan seorang produsen atau penjual sebagai pihak
kedua, agar pihak kedua membuatkan suatu pesanan sesuai yang diinginkan
6Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan
Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 2. 7Muhammad Yunus, dkk, “Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam
Transaksi Online Pada Aplikasi Go-Food”, Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 2, Nomor 1, (Januari
2018), hlm. 153-154.
-
5
oleh pihak pertama dengan harga yang disepakati antara keduanya.8 Secara
umum, sistem transaksi (pemesanan) yang ada pada layanan Go-Food dalam
aplikasi Go-Jek, hingga saat ini sudah sesuai dengan apa yang ditentukan
dalam syari’at Islam dan sesuai rukun dan syaratnya bahkan adanya suka rela
dari masing-masing pihak. Dengan demikian, dalam Islam sistem transaksi
(pemesanan) seperti ini diperbolehkan.9
Ulama’ mazhab Hanafi berdalilkan dengan beberapa dalil berikut guna
menguatkan pendapatnya:
1. Keumuman dalil yang menghalalkan jual beli, sebagaimana firman Allah
swt dalam Surah Al-Baqarah (2:275).
ُن ِمَن ۡيَط َٰ لش َّ ي يََتَخبَُّطُو أ ِ َّلَّ
َلَّ مََكَ يَُقوُم أ
ِلّرِبَٰوْا ََل يَُقوُموَن ا
يَن يَٱُُۡٔكُوَن أ ِ َّلَّ
أ
لّرِبَوٰ لَۡبۡيُع ِمثُۡل أ
ََّما أ ه
ُِۡم قَالُٓوْا ا ِِلَ ِبٱََّنَّ ِّۚ َذَٰ لَۡمّسِ
لّرِبَٰوْاِّۚ فََمن أ
َم أ لَۡبۡيَع َوَحرَّ
َّيُٱ لل
ْۗ َوَأَحلَّ أ ْا
ِِۖ َوَمۡن ػَاَد ّللَّ ََل أ
ِۥ َما َسلََف َوَأۡمُرُهۥٓ ا نََتَى ٰ فَََلُ
ِِّوۦ فَٱ ب ن رَّ ّمِ
َٞجآَءُهۥ َمۡوِغَظة
وَن ِِلُ لنَّاِرِۖ ُُهۡ ِفهيَا َخ َٰ ُب أ ِٓئَك َأۡصَ َٰ ٥٧٢فَٱُْولَ َٰ
Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-
orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
8Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan
Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 2-3. 9Muhammad Yunus, dkk, “Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Akad Jual Beli Dalam
Transaksi Online Pada Aplikasi Go-Food”, Jurnal Ilmu Ekonomi, Nomor 1, Volume 2, (Januari
2018), hlm. 156.
-
6
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya”.10
2. Nabi Muhammad saw pernah memesan agar dibuatkan cincin dari perak:
“Diriwiyatkan dari sahabat Anas r.a, pada suatu hari Nabi
Muhammad saw hendak menuliskan surat kepada beliau:
Sesunggguhnya raja-raja non Arab Saudi menerima surat yang
tidak ditempel, maka beliaupun memesan agar ia dibuatkan cincin
stempel dari bahan perak. Anas menisahkan: seakan-akan
sekarang ini aku dapat menyaksikan kemilau putih di tangan
beliau”. (Hadits Riwayat Muslim).11
Perbuatan Nabi Muhammad saw ini menjadi bukti nyata bahwa akad
istishna’ adalah akad yang dibolehkan. Sebagian ulama’ menyatakan bahwa
pada dasarnya umat Islam telah bersepakat (ijma’) bahwa akad istishna’
adalah akad yang dibenarkan dan telah dijalankan sejak dulu tanpa ada
seorang sahabat atau ulama’ pun yang mengingkarinya. Dengan demikian,
tidak ada alasan untuk melarangnya.12
Berikut ini hasil wawancara dengan salah satu pemilik bisnis kuliner mitra
Go-Jek Jambi:
“Menurut Bapak Endang Kurniadi Pemilik Usaha Siomay dan Batagor
Kampung Baru mengatakan bahwa setelah bermitra dengan Go-Jek pada
layanan Go-Food terjadi peningkatan sebesar 95% dalam penjualan
Siomay dan Batagor miliknya sedangkan sebelum bermitra dengan Go-
Jek, pendapatan dalam penjualannya berkisar Rp 250.00,00 per hari.
Penjualan per hari melalui aplikasi Go-Jek diakuinya tidak menentu akan
tetapi tetap membawa keuntungan dalam penjualannya. Jumlah penjualan
dalam pemesanan melalui aplikasi Go-Jek paling sedikit sebesar 10-12
porsi per hari sedangkan jika banyaknya pemesanan hingga 20 porsi per
hari. Hal ini dikarenakan ramai atau tidaknya pengunjung di kota Jambi
10
Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Al-Kahfi, CV Penerbit Diponegoro, Al-Baqarah/2 :
275. hal. 34. 11
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Shahih Bukhari Muslim (Al-Lu’Lu’ Wal Marjan),
(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Nomor Hadits 1356, 2017), hlm. 793. 12
Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan
Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 4
-
7
pada saat itu. Di samping itu, di setiap penjualan melalui aplikasi Go-Jek
terdapat pembagian hasil penjualan yaitu sebesar 80% bagi penjual dan
20% bagi Go-Jek ini dikarenakan Go-Jek menggunakan sistem bagi hasil
sehingga ia menawarkan harga makanan yang ia jual di layanan Go-Food
lebih tinggi dibandingkan membeli secara langsung atau di tempat. Harga
yang ia tawarkan pada layanan Go-Food sebesar Rp 12.000,00 per
porsinya sedangkan dijual di tempat hanya Rp 10.000,00 per porsi,
terdapat selisih Rp 2.000,00 per porsinya hal ini guna untuk membayar
pajak atau bagi hasil pada pihak layanan Go-Food setiap transaksi di
layanan Go-Food. Menurutnya, hal ini saling menguntungkan baginya
yang sebagai pemilik usaha kuliner dan bagi pihak Go-Food”13
Sumber: Wawancara dengan salah satu Pemilik Bisnis Kuliner Mitra Go-Jek
Jambi.
Indopos.co.id mencatat Go-Food layanan pesan antar makanan dalam
aplikasi Go-Jek terus bertumbuh dengan pesat yang hingga sekarang terdapat
125.000 merchant dari berbagai kota di Indonesia. Hal ini sebagai upaya
komitmen Go-Jek dalam mendukung usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM).14
Sementara itu, Founder dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim
mengatakan lebih dari 80 persen merchant Go-Food merupakan pengusaha
kuliner yang masuk kategori pengusaha kecil dan menengah. Berkat
pengusaha UMKM kuliner yang bermitra dengan Go-Jek, perkembangan Go-
Food menjadi salah satu layanan antar makanan terbesar di dunia saat ini.
Fitur Go-Food yang dikembangkan Go-Jek jelas menguntungkan semua
pihak. Bagi konsumen, bisa dimudahkan dalam hal memesan makanan dan
bagi Go-Jek, dapat menambah pemasukan dengan banyaknya order yang
13
Wawancara dengan Bapak Endang Kurniadi, selaku Pemilik Usaha Batagor Mitra Go-
Jek Jambi, tanggal 3 Agustus 2018. 14
Indopos.co.id, “Bukti Go-Jek Dukung UMKM Kuliner”, https://www.indopos.co.id/
read/2018/01/10/123277/bukti-go-jek-dukung-umkm-kuliner, diakses pada 8 Agustus 2018, pukul
09.20.
https://www.indopos.co.id/read/%202018/01/10/123277/bukti-go-jek-dukung-umkm-kulinerhttps://www.indopos.co.id/read/%202018/01/10/123277/bukti-go-jek-dukung-umkm-kuliner
-
8
masuk via Go-Food, sedangkan bagi usaha kuliner mitra Go-Food terdapat
potensi kenaikan omzet penjualan dari layanan food delivery.15
Usaha bidang makanan atau kuliner masih mendominasi sektor usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM) yang saat ini meningkat dan menjadi tren
dengan memunculkan berbagai varian makanan di kota Jambi. Hal ini
dibuktikan pada tahun 2018 jumlah usaha bidang kuliner sebanyak 4.634 unit
dan terdapat beberapa mitra Go-Jek yang menggunakan layanan Go-Food.16
Berikut adalah jumlah bisnis kuliner mitra Go-Jek yang menggunakan layanan
Go-Food menurut kecamatan di kota Jambi tahun 2018:
Tabel 1.2
Jumlah Bisnis Kuliner Mitra Go-Jek Menurut Kecamatan di Kota Jambi
Tahun 2018
No Kecamatan Jumlah (Unit)
1. Kota Baru 260
2. Jelutung 224
3. Jambi Selatan 202
4. Jambi Timur 148
5. Telanaipura 142
6. Danau Sipin 96
7. Alam Barajo 78
8. Pasar Jambi 65
9. Paal Merah 34
10. Danau Teluk 8
11. Pelayangan 0
Jumlah 1.258
Sumber: Aplikasi Android Go-Jek
Pada tahun 2018 jumlah bisnis kuliner di kecamatan Kota Baru berada
diposisi teratas terbanyak. Dari total 1.258 unit bisnis kuliner mitra Go-Jek di
15
Tita Yulia Iriani, “Analisis Dampak Layanan Go-Food Terhadap Omzet Penjualan
Rumah Makan di Kota Malang”, Skripsi Universitas Pasundan, (2018), hlm. 3. 16
Antaranews Jambi, “Usaha Kuliner Dominasi UMKM Kota Jambi”, https://jambi.antara
news.com/amp/berita/325127/usaha-kuliner-dominasi-umkm-kota-jambi, diakses pada 19 Januari
2018, pukul 09.52.
-
9
kota Jambi terdapat 260 unit bisnis kuliner di kecamatan Kota Baru. Karena
meningkatnya bisnis kuliner di kota Jambi dan banyaknya bisnis kuliner mitra
Go-Jek yang menggunakan layanan Go-Food di kecamatan Kota Baru. Maka
peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana peningkatan omzet bisnis
kuliner mitra Go-Jek di kecamatan Kota Baru yang dilihat dari sisi
penggunaan layanan Go-Food, harga dan jumlah order.
Berdasarkan penelitian sebelumnya Syarif Hidayatullah dan kawan-kawan
meneliti tentang “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet
Bisnis Kuliner di Kota Malang” menyimpulkan bahwa Eksistensi Transportasi
Online berpengaruh signifikan baik secara parsial ataupun simultan dengan
pendapatan dalam meningkatkan omzet bisnis kuliner di kota Malang.17
Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Arum Indraswari dan Hendra Kusuma yang
berjudul “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi Pendapatan Pemilik
Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang” diperoleh bahwa
harga, jumlah order dan lama jam operasional secara serentak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pendapatan.18
Selain itu, Yogi Pratama telah
meneliti “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan
Pengusaha Kuliner” dengan hasil layanan food delivery memiliki pengaruh
17
Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet
Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka
Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1429. 18
Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi
Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”, Jurnal Ilmu Ekonomi,
Volume 2, Jilid 1, (Januari 2018), hlm. 72.
-
10
positif terhadap peningkatan pengusaha kuliner yang terdaftar di Go-Food
atau Go-Jek.19
Berkaitan dengan deskripsi di atas, maka peneliti tertarik untuk
menganalisis dan melakukan penelitian yang dituangkan ke dalam skripsi
yang berjudul : Pengaruh Layanan Go-Food, Harga dan Jumlah Order
Terhadap Omzet Bisnis Kuliner di Kota Jambi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh layanan Go-Food, harga dan jumlah order secara
parsial dan simultan terhadap omzet bisnis kuliner di kecamatan Kota
Baru?
2. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi omzet bisnis kuliner
di kecamatan Kota Baru?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh layanan Go-Food, harga dan
jumlah order secara parsial dan simultan terhadap omzet bisnis kuliner di
kecamatan Kota Baru.
19
Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan
Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 51.
-
11
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi omzet
bisnis kuliner di kecamatan Kota Baru.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis. Berikut manfaat yang diharapkan peneliti:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur atau kajian teoritis
mengenai pengaruh layanan go-food, harga dan jumlah order terhadap
omzet bisnis kuliner serta membuka kemungkinan untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang didapat di
bangku perkuliahan.
2) Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi
syari’ah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
b. Bagi Mahasiswa
Manfaat penelitian ini bagi mahasiswa adalah sebagai sarana untuk
menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti, yaitu pengaruh layanan go-food, harga dan jumlah order
terhadap omzet bisnis kuliner.
-
12
c. Bagi Universitas
Manfaat penelitian ini bagi Universitas yaitu dapat menambah
koleksi pustaka yang bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi khususnya jurusan Ekonomi
Syari’ah.
E. Batasan Masalah
Penulis membatasi tulisan ini dengan membahas pengaruh layanan Go-
Food, harga dan jumlah order terhadap omzet bisnis kuliner yang bermitra
dengan Go-Jek Jambi di kecamatan Kota Baru tahun 2019.
Penelitian ini difokuskan pada kajian bidang pemasaran mengenai variabel
yang dapat mempengaruhi tingkat omzet bisnis kuliner di kecamatan Kota
Baru yaitu variabel layanan go-food, harga dan jumlah order. Responden yang
diambil dalam penelitian ini merupakan pemilik bisnis kuliner yang bermitra
dengan Go-Jek Jambi.
F. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan ringkasan mengenai teori yang digunakan
untuk menjawab pertanyaan penelitian agar penelitian ini terarah dan tepat
sasaran, dan untuk mendukung pembahasan ini maka diperlukan untuk
menggunakan landasan teori guna mendaptakan konsep yang tepat dalam
penyusunan skripsi dari berbagai sumber diantaranya:20
20
Jopi Aprianto, “Dampak Ojek Online Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kota
Jambi”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 24.
-
13
1. Layanan Go-Food
Layanan Go-Food merupakan layanan Go-Jek yang melayani food
delivery service di Indonesia. Layanan ini dibuat sebagai suatu kegiatan
promosi yang mana diketahui sebagai kegiatan menginformasikan tentang
suatu produk yang disajikan oleh distributor ataupun produsen tertentu,
dalam hal ini adalah penyaji kuliner.21
Go-Food adalah layanan pesan antar makanan dengan lebih dari
75.000 restoran yang terdaftar di aplikasi GO-JEK. Pada layanan Go-
Food, driver akan membelikan makanan yang dipesan oleh konsumen dan
mengantarkannya ke lokasi konsumen sesuai dengan keterangan di
aplikasi. Maksimal jarak pengantaran pada layanan Go-Food adalah
25 km.22
2. Teori Pemasaran
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah suatu proses yang di
dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.23
Menurut Stewarth, Scott dan Warshaw pemasaran adalah proses
masyarakat dengan nama struktur permintaan akan barang ekonomis dan
jasa-jasa diantisipasi, diluaskan dan dipenuhi melalui konsepsi, promosi,
21
Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet
Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka
Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1428. 22
driver.go-jek.com, “Jenis-jenis Layanan Go-Jek”, https://driver.go-jek.com/s/article/
Jenis-Jenis-Layanan-GO-JEK-1536834537778, diakses pada 13 Maret 2019, pukul 13.42). 23
Philip Kotler,Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), hlm. 9.
https://driver.go-jek.com/s/article/%20Jenis-Jenis-Layanan-GO-JEK-1536834537778https://driver.go-jek.com/s/article/%20Jenis-Jenis-Layanan-GO-JEK-1536834537778
-
14
pertukaran dan distribusi fisik dari barang-barang dan jasa-jasa tersebut.24
Sedangkan menurut American Marketing Association (AMA) pemasaran
adalah aktivitas, serangkaian institusi dan proses menciptakan,
mengkomunikasikan, menyampaikan dan mempertukarkan tawaran
(offerings) yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra dan masyarakat
umum.25
3. Harga
Harga adalah bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu
produk karena harga menjadi satu dari empat bauran pemasaran
(marketing mix yang terdiri dari 4P, yaitu product, price, place,
promotion). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang dan jasa
yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu
penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa
besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan
produknya yang berupa barang dan jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi
akan menyebabkan penjualan akan menurun, jika harga terlalu rendah
akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi atau
perusahaan.26
Menurut Dolan dan Simon, harga ialah sejumlah uang atau jasa atau
barang yang ditukar pembeli untuk beraneka produk atau jasa yang
disediakan penjual dan menjadi pengorbanan ekonomis yang dilakukan
24
Stewarth Rewoldt, Perencanaan dan Strategi Pemasaran, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), hlm. 4. 25
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017), hlm. 15. 26
Veithzal Rivai Zainal; dkk, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm.
464-479.
-
15
pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu, harga adalah
salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan
untuk melakukan transaksi atau tidak.
Harga suatu barang dan jumlah yang diperjualbelikan ditentukan oleh
permintaan dan penawaran barang tersebut sehingga untuk menganalisis
mekanisme penentuan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan
secara serentak perlu dianalisis permintaan dan penawaran terhadap
barang tertentu di pasar. Keadaan di suatu pasar dikatakan dalam
keseimbangan atau equilibrium apabila jumlah barang yang ditawarkan
sama dengan jumlah yang diminta oleh para pembeli pada harga tersebut.
Dengan demikian harga suatu barang dan jumlah barang yang
diperjualbelikan dapat ditentukan dengan melihat keadaan keseimbangan
dalam suatu pasar.
Sedangkan menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya menjelaskan
bahwa harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
mendatangkan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari sudut
pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya
(termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.27
4. Teori Permintaan
Menurut Prathama dan Mandala, permintaan adalah keinginan
konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama
27
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017), hlm. 289-
290.
-
16
periode waktu tertentu. Misalnya kita berbicara tentang permintaan
pakaian di Jakarta, kita berbicara tentang beberapa jumlah pakaian yang
akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam satu periode waktu tertentu,
per bulan atau per tahun di Jakarta.28
Menurut Lia Amaliawiati dan Asfia Murni dalam bukunya
menjelaskan bahwa permintaan adalah banyaknya kesatuan barang yang
akan dibeli oleh pembeli pada bermacam-macam tingkat harga dalam
waktu tertentu dan syarat tertentu. Permintaan dapat dikatakan juga
sebagai keinginan (desire) untuk mendapatkan barang dan jasa yang
diikuti oleh kemampuan beli (purchasing power). Kemampuan beli
seseorang erat kaitannya dengan tingkat pendapatan dan juga harga
barang. Harga dan pendapatan (jumlah uang) akan mempengaruhi
kemampuan beli dan keinginan untuk mendapatkan barang terealisasi.
Misalnya seseorang mempunyai keinginan untuk membeli mobil tapi tidak
punya uang yang cukup sesuai harga mobil, maka keinginan tersebut
belum dapat dikatakan permintaan.29
Menurut Ibnu Taimiyyah, permintaan dalam Islam terhadap suatu
barang ialah hasrat terhadap sesuatu yang digambarkan dengan istilah
raghbah fil al-syai sehingga diartikan juga sebagai jumlah barang yang
diminta. Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi Islam sama
dengan ekonomi konvensional, namun ada prinsip-prinsip tertentu yang
28
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar,
(Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010), hlm. 20. 29
Lia Amaliawiati dan Asfia Murni, Ekonomika Mikro, (Bandung: PT Refika Aditama,
2014), hlm. 37.
-
17
harus diperhatikan oleh individu muslim untuk mengendalikan
keinginannya.30
Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan
tujuan kemegahan, kemewahan dan kemubadziran. Bahkan Islam
memerintahkan orang yang sudah mencapai nisab untuk membayar zakat,
infak dan shadaqah sesuai ketentuan dan anggaran yang dimiliki. Konsep
permintaan dalam Islam untuk menilai suatu komoditi (barang dan jasa),
namun tidak semuanya bisa untuk dikonsumsi atau digunakan. Bedakan
antara hal yang halal dan hal yang haram. Allah telah berfirman dalam
Surah Al-Maidah (5:87) berikut ini.
َ ََل ّللَّ نَّ أ
ُِ لَُُكۡ َوََل ثَۡؼَتُدٓوْاِّۚ ا ّللَّ
ِت َمآ َأَحلَّ أ بَ َٰ ّرُِموْا َطّيِ يَن َءاَمنُوْا ََل ُُتَ ِ َّلَّ
َاأ ٓٱَُّيه يَ َٰ
لُۡمۡؼَتِديَن به أ ٓي َأهُُت ِبِوۦ ٧٧ُُيِ ِ َّلَّ
للَّيَٱ
َُّقوْاأ ث
ٗباِّۚ َوأ ٗٗل َطّيِ ُ َحلَ َٰ ّللَّ
ا َرَزقَُُكُ أ َوُُكُوْا ِممَّ
٧٧وَن ُمۡؤِمنُ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan
apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.”31
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu
pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan
tertentu dan dalam periode tertentu. Hukum permintaan menyatakan: “Bila
harga suatu barang naik, maka permintaan barang tersebut akan turun,
30
Veithzal Rivai Zainal; dkk, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm.
180-181. 31
Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Al-Kahfi, CV Penerbit Diponegoro, Al-Maidah/5 :
87. hal. 122.
-
18
sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka permintaan akan naik”.
Hukum (sunatullah) permintaan tersebut berlaku, jika asumsi-asumsi yang
dibutuhkan terpenuhi, yaitu: ceteris paribus.32
Berdasarkan hukum permintaan tersebut, dapat dipahami adanya
hubungan antara permintaan dengan harga. Secara teori, hukum ini
dijelaskan yaitu manakala pada suatu pasar terdapat permintaan suatu
produk yang relatif sangat banyak, sehingga:
a. Barang yang tersedia pada produsen tidak dapat memenuhi semua
permintaan tersebut sehingga untuk membatasi jumlah pembelian
produsen akan menaikkan harga jual produk tersebut.
b. Penjual akan berusaha menggunakan kesempatan tersebut untuk
meningkatkan dan memperbesar keuntungannya dengan cara
menaikkan harga jual produknya.
Sebaliknya, manakala suatu pasar permintaan suatu produk relatif
sedikit, maka yang terjadi adalah harga turun. Keadaan ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Barang tersedia pada produsen/penjual relatif sangat banyak sehingga
manakala jumlah permintaan sedikit produsen akan berusaha menjual
produknya sebanyak mungkin dengan cara menurunkan harga jual
produknya.
b. Produsen/penjual hanya akan meningkatkan keuntungannya dari
volume penjualannya.
32
Muhammad, Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2016), hlm. 115-
117.
-
19
Teori yang menerangkan hubungan antara permintaan terhadap harga
merupakan pernyataan positif tersebut dikenal dengan teori permintaan.
Dengan demikian, teori permintaan dapat dinyatakan:
Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya, yaitu
apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya
bila permintaan turun, maka harga relatif akan turun.
5. Teori Penawaran
Menurut Prathama dan Mandala, penawaran adalah jumlah barang
yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama
satu periode tertentu.33
Sejalan dengan yang dijelaskan oleh Lia
Amaliawiati dan Asfia Murni dalam bukunya, penawaran adalah
banyaknya kesatuan barang yang akan dijual oleh penjual pada bermacam-
macam tingkat harga dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.
Penawaran dapat juga dikatakan sebagai ketersediaan produk dan siap
untuk ditawarkan kepada konsumen. Ketersediaan produk di pasar sangat
tergantung pada berbagai hal, seperti kondisi harga pasar, baik harga
produk (output) maupun harga input yang digunakan untuk menghasilkan
produk. Kondisi harga jual produk dan harga input sangat mempengaruhi
motivasi pengusaha/penjual dalam menyediakan produknya di pasar.34
Sedangkan teori penawaran dalam ekonomi Islam mengingatkan
kembali kepada sejarah penciptaan manusia. Bumi dan manusia tidak
33
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar,
(Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010), hlm. 28. 34
Lia Amaliawiati dan Asfia Murni, Ekonomika Mikro, (Bandung: PT Refika Aditama,
2014), hlm. 46.
-
20
diciptakan pada saat yang sama. Bumi berevolusi hingga akhirnya dapat
ditinggali oleh manusia. Manusia yang pertama kali diciptakan dan
diturunkan ke bumi. Dari refleksi ini Allah swt. telah mempersiapkan
bumi ini untuk kepentingan manusia sesuai dengan firman Allah swt.
dalam Surah Luqman (31:20):35
َبَؽ ػَلَيۡ ۡۡلَۡرِض َوَأس ۡ ِت َوَما ِِف أ َوَٰ َم َٰ لسَّ
ا ِِف أ َ ََسََّر لَُُك مَّ ّللَّ
ُُكۡ ِهَؼَمُوۥ َألَۡم تََرۡوْا َأنَّ أ
ِبغَۡۡيِ ِػۡۡل َوََل ُىٗدى َوََل ِلتَ َٰب ِ ّللَّ
ِدُل ِِف أ لنَّاِس َمن ُيَ َٰ
يَِرٗة َوََبِطنَٗةْۗ َوِمَن أ َظ َٰ
ِنۡي ٥٢مهArtinya: “Tidaklah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentinganmu) apa yang di langit dan
apa yang di bumi dan menyempurnakan nikmat-Nya untuk
lahir dan batinmu. Di antara manusia, ada yang membantah
tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk
dan tanpa kitab yang memberi penerangan.”36
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual
pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga
tertentu. Seperti halnya dengan permintaan, maka dalam teori penawaran
juga dikenal apa yang dinamakan jumlah barang yang ditawarkan dan
penawaran. Dengan kata lain, penawaran merupakan gabungan seluruh
jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual pada pasar tertentu, periode
tertentu dan pada berbagai macam tingkat harga tertentu.37
Hukum penawaran adalah “Perbandingan lurus antara harga
terhadap jumlah barang yang ditawarkan, yaitu apabila harga naik, maka
35
Veithzal Rivai Zainal; dkk, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm.
205-206. 36
Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Al-Kahfi, CV Penerbit Diponegoro, Al-Luqman/31:
20. hlm. 413. 37
Muhammad, Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2016), hlm. 141-
143.
-
21
penawaran akan meningkat, sebaliknya apabila harga turun penawaran
akan turun”. Hukum penawaran tersebut menunjukan adanya hubungan
antara penawaran dengan harga. Teori penawaran mengatakan, jika jumlah
barang yang ditawarkan sangat banyak, maka harga barang tersebut
cenderung turun. Sebaliknya, bila jumlah penawaran barang tersebut
relatif sedikit, maka harga barang akan cenderung naik. Teori ini dapat
dijelaskan, jika pada suatu pasar terdapat penawaran suatu produk yang
relatif sangat banyak, maka:
a. Barang yang tersedia dapat memenuhi semua permintaan, sehingga
untuk mempercepat penjualan produsen akan menurunkan harga jual
produk tersebut.
b. Penjual akan berusaha untuk meningkatkan dan memperbesar
keuntungan dengan cara secepat mungkin dengan memperbanyak
jumlah penjualan produknya (mengandalkan turn over yang tinggi).
Sebaliknya, jika suatu pasar terjadi penawaran suatu produk relatif
sedikit, maka yang terjadi adalah harga akan naik. Keadaan ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Barang tersedia pada produsen relatif sedikit sehingga manakala
jumlah permintaan stabil, maka produsen akan berusaha menjual
produknya dengan menaikkan harga jualnya.
b. Produsen/penjual hanya akan meningkatkan keuntungannya dari
menaikkan harga.
-
22
6. Pendapatan
Pendapatan adalah suatu hasil yang diterima seseorang atau rumah
tangga dari berusaha atau bekerja yang berupa, uang maupun barang yang
diterima atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.38
Pendapatan
menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi
oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang
sama pada akhir periode pada keadaan semula. Sedangkan pendapatan
menurut ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang sangat
spesifik dalam pengertian yang mendalam dan lebih terarah.39
7. Bisnis Kuliner
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kuliner adalah masakan atau
makanan.40
Sedangkan, kata bisnis berasal dari bahasa Inggris business.
Bisnis dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas dari berbagai institusi
yang menghasilkan barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan
masyarakat sehari-hari.41
Dalam pandangan lain, bisnis adalah suatu usaha
perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi
agar bisa mendapatkan laba dengan cara memproduksi dan menjual barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.42
38
Pitma Partiwi, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Tenaga Kerja
di Daerah Istimewa Yogyakarta”, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, (2015), hlm. 23. 39
John Wild, “Pendapatan menurut Ilmu Ekonomi dan Akuntansi”, Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, Volume, 12 Nomor 1, (Maret 2003), hlm. 5. 40
kbbi.web.id, “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”, https://kbbi.web.id/kuliner.
html, diakses pada tanggal 2 November 2018 pukul 13.15. 41
Manullang, Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT Indeks, 2013), hlm. 2. 42
Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet
Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka
Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1425-1426.
https://kbbi.web.id/omzet.htmlhttps://kbbi.web.id/omzet.html
-
23
Besarnya keuntungan yang diperoleh dari berbisnis makanan
menjadikannya banyak persaingan. Berikut adalah strategi khusus dalam
membangun usaha di bidang kuliner:
a. Untuk memulai bisnis makanan pilihlah makanan yang biasa
dibuat/dimasak.
b. Selalu menjaga kualitas produk.
c. Melakukan riset pasar untuk mengetahui variasi jenis makanan yang
ada.
d. Memberikan citra atau merk khusus untuk usaha bisnis yang akan
dijalankan.
e. Penetapan harga jual sesuai dengan kualitas rasa makanan.
f. Kreatif dan inovatif dalam mengembangkan menu makanan.
g. Berikan pelayanan terbaik bagi para konsumen.
Menurut Syarif Hidayatullah dan teman-teman, keuntungan dan
kelemahan berbisnis kuliner adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan berbisnis kuliner:
1) Terdapat banyak ragam kuliner yang dapat dipilih.
2) Modal tidak perlu besar
3) Inovasi produk dapat dilakukan dengan mudah
4) Makanan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia
b. Kelemahan berbisnis kuliner:
1) Masa kadaluarsa yang singkat
2) Harga bahan baku yang berubah-ubah
-
24
3) Makanan yang sudah dingin, mengeras atau bahkan bentuk rusak
tidak disukai oleh konsumen.
8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Omzet Bisnis Kuliner
Menurut Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, faktor-faktor yang
mempengaruhi omzet bisnis kuliner sebagai berikut:43
a. Harga
b. Jumlah Order
c. Lama Jam Operasional
Sedangkan menurut Syarif Hidayatullah, faktor (dominan) yang
mempengaruhi omzet bisnis kuliner adalah layanan Go-Food.44
Selain itu,
menurut Yogi Pratama layanan food delivery (Go-Food) menjadi faktor
yang mempengaruhi omzet bisnis kuliner.45
9. Hubungan Antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen
Hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
menjelaskan tentang adanya keterkaitan antara variabel dependen dengan
variabel independen. Berikut ini hubungan masing-masing antara variabel
independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini:
a. Hubungan Layanan Go-Food dengan Omzet Bisnis Kuliner
43
Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi
Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”, Jurnal Ilmu Ekonomi,
Volume 2, Jilid 1, (Januari 2018), hlm. 72. 44
Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet
Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka
Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1429. 45
Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan
Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 51.
-
25
Hadirnya Go-Food dinilai mempermudah usaha membuka bisnis
kuliner. Go-Food merupakan layanan Go-Jek yang melayani food
delivery service di Indonesia. Layanan ini dibuat sebagai suatu
kegiatan promosi yang mana diketahui sebagai kegiatan
menginformasikan tentang suatu produk yang disajikan oleh
distributor ataupun produsen tertentu, dalam hal ini adalah penyaji
kuliner.46
Dengan bergabungnya di layanan Go-Food ada banyak keuntungan
yang dapat diambil tidak hanya bagi bisnis kuliner itu sendiri tetapi
juga bagi driver Go-Food dan konsumen. Keuntungan bagi bisnis
kuliner bergabung dengan layanan Go-Food adalah dapat menjaring
konsumen lebih banyak, karena dengan layanan Go-Food
memungkinkan meningkatkan kawasan yang lebih luas wilayahnya.
Selain itu juga layanan Go-Food ini dapat sekaligus sebagai ajang
promosi online bagi bisnis kuliner tersebut. Dengan promosi online
penjualan meningkat karena promosi merupakan cara
mengkomunikasikan barang dan jasa yang ditawarkan supaya agar
mengenal dan membeli.47
Dalam hal ini telah dibuktikan dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Syarif Syarif Hidayatullah dan teman-
temannya dengan judul “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food)
Terhadap Omzet Bisnis Kuliner di Kota Malang”. Hasil penelitian
46
Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet
Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka
Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1428. 47
Tita Yulia Iriani, “Analisis Dampak Layanan Go-Food Terhadap Omzet Penjualan
Rumah Makan di Kota Malang”, Skripsi Universitas Pasundan, (2018), hlm. 50.
-
26
tersebut juga menunjukkan bahwa layanan Go-Food memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap omzet bisnis kuliner.48
b. Hubungan Harga dengan Omzet Bisnis Kuliner
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
mendatangkan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari
sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau
ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan
agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau
jasa. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung
terhadap laba perusahaan. Tingkat harga yang ditetapkan
mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu, harga jual secara
langsung menentukan profitabilitas operasi. Oleh karena itu penetapan
harga mempengaruhi pendapatan total perusahaan.49
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu
perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang
akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya yang berupa
barang atau jasa. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan
penjualan akan menurun, jika harga terlalu rendah akan mengurangi
keuntungan yang dapat diperoleh organisasi atau perusahaan.50
Sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arum Indraswari dan
48
Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet
Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka
Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1429. 49
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2017), hlm. 289-
291. 50
Veithzal Rivai Zainal, dkk, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm.
464 .
-
27
Hendra Kusuma dengan judul “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-
Food Bagi Pendapatan Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan
Sawojajar Kota Malang” bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap
omzet penjualan.51
c. Hubungan Jumlah Order dengan Omzet Bisnis Kuliner
Bisnis kuliner saat ini mulai menjanjikan sebagai bisnis yang
memiliki omzet penjualan dan penghasilan lebih yang bisa dikatakan
sangat menguntungkan. Ketika terdapat permintaan pasar maka
produsen melayani pesanan dari konsumen. Dalam hal ini, jika
permintaan pasar meningkat, maka omzet penjualan pula meningkat.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arum Indraswari dan Hendra
Kusuma pula membuktikan bahwa jumlah pemesanan (order)
berpengaruh terhadap omzet penjualan. Penelitian ini yang berjudul
“Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi Pemilik Usaha Rumah
Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”.
51
Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi
Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”, Jurnal Ilmu Ekonomi,
Volume 2, Jilid 1, (Januari 2018), hlm. 72.
-
28
G. Tinjauan Pustaka
Berikut ini adalah ringkasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian ini:
Tabel 1.3
Tinjauan Pustaka
No Peneliti Judul Metode Hasil
1 Tita
Yulia
Iriani
Analisis
Dampak
Layanan Go-
Food Terhadap
Omzet
Penjualan
Rumah Makan
di Kota
Bandung52
Kuantitatif
Primer
Hasil penelitian yang
diperoleh bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan
positif terhadap jumlah
pelanggan, omzet penjualan
dan biaya operasional rumah
makan setelah bergabung
dengan layanan Go-Food
dibandingkan sebelum
bergabung dengan layanan
Go-Food
2 Arum
Indraswa
ri dan
Hendra
Kusuma
Analisa
Pemanfaatan
Aplikasi Go-
Food Bagi
Pendapatan
Pemilik Usaha
Rumah Makan
di Kelurahan
Sawojajar Kota
Malang53
Kuantitatif
Deskriptif
Hasil penelitian yang
diperoleh bahwa harga,
jumlah order dan lama jam
operasional secara serentak
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pendapatan dan ditemukan
hasil bahwa terdapat
perbedaan pendapatan
sesudah dan sebelum
menggunakan aplikasi Go-
Food.
3
Syarif
Hidayatu
llah, dkk.
Eksistensi
Transportasi
Online (Go-
Food) Terhadap
Omzet Bisnis
Kuantitatif Hasil penelitian ini adalah
Eksistensi Transportasi
Online berpengaruh
signifikan baik secara parsial
ataupun bersama-sama
52
Tita Yulia Iriani, “Analisis Dampak Layanan Go-Food Terhadap Omzet Penjualan
Rumah Makan di Kota Malang”, Skripsi Universitas Pasundan, (2018), hlm. 1. 53
Arum Indraswari dan Hendra Kusuma, “Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi
Pemilik Usaha Rumah Makan di Kelurahan Sawojajar Kota Malang”, Jurnal Ilmu Ekonomi,
Volume 2, Jilid 1, (Januari 2018), hlm. 72.
-
29
Kuliner di Kota
Malang54
dengan pendapatan dalam
meningkatkan Omzet Bisnis
Kuliner di Kota Malang.
Eksistensi Transportasi
Online juga merupakan
variabel dominan terhadap
peningkatan omzet bisnis
kuliner di Kota Malang
4 Yogi
Pratama
Pengaruh
Layanan Food
Delivery
Terhadap
Peningkatan
Penjualan
Pengusaha
Kuliner 55
Kuantitatif Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa layanan
food delivery mempunyai
pengaruh positif terhadap
peningkatan penjualan
pengusaha kuliner yang
terdaftar di Go-Food atau
Go-Jek
5 Annisa
Adelia
Yusufin
Transaksi Jual
Beli Melalui
Jasa Go-Food
dalam
Perspektif
Hukum Islam56
Deskriptif
dan
Normatif
Terapan
Hasil penelitian ini yaitu:
(1) Syarat transaksi jual beli
melalui jasa Go-Food adalah
menginstal aplikasi Go-Jek
dan mematuhi syarat dan
ketentuan yang telah
ditentukan oleh pihak
perusahaan. (2) Perspektif
hukum Islam yang
menghalalkan transaksi jual
beli melalui jasa Go-Food
didasarkan adanya dasar
hukum dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadits yang
memperbolehkan
mewakilkan pembelian
(wakalah bil ujrah) dan
memandang pemanfaatan
jasa pengemudi Go-Jek
sebagai ijarah yang dibayar
atas dasar keikhlasan.
54
Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet
Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka
Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1429. 55
Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan
Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 51. 56
Annisa Adelia Yusufin, “Transaksi Jual Beli Melalui Jasa Go-Food dalam Perspektif
Hukum Islam”, Skripsi Universitas Lampung, (2018), hlm. 73-74.
-
30
Dari lima penelitian terdahulu yang diuraikan di atas terdapat sedikit
kesamaan pada penelitian Tita Yulia Iriani yaitu mengenai rumusan masalah
dan definisi operasional. Hal ini dapat dilihat dari uraian tabel diatas haisl
penelitian Tita Yulia Iriani dalam pembahasannya mengenai dampak layanan
Go-Food dalam omzet penjualan yaitu perbedaan yang signifikan positif pada
jumlah pelanggan, omzet penjualan dan biaya operasional setelah bergabung
layanan Go-Food, begitu pula dengan Arum Indraswari lebih menekankan
pada analisa aplikasi Go-Food bagi pendapatan yaitu pada pengaruh harga,
jumlah order dan lama jam operasional dalam pendapatan, di samping itu
Syarif Hidayatullah lebih menekankan pada eksistensi transportasi online (Go-
Food) terhadap omzet bisnis kuliner. Berbeda yang dilakukan oleh Yogi
Pratama lebih ditekankan pada pengaruh layanan go-food dalam peningkatan
penjualan pada usaha kuliner yang terdaftar di go-food atau go-jek. Terakhir
yang dilakukan Annisa Adelia Yusufin lebih ditekankan pada transaksi jasa
Go-Food. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah peneliti
hanya menggunakan tiga variabel yaitu layanan Go-Food, harga dan jumlah
order terhadap omzet bisnis kuliner. Selain itu, lokasi penelitian dan objek
penelitian juga berbeda dari lima penelitian terdahulu tersebut.
H. Kerangka Pemikiran
Layanan Go-Food adalah layanan pesan antara makanan terbesar di dunia
setelah Cina yang telah membantu mengembangkan lebih dari 125.000
-
31
restoran yang tersebar di seluruh Indonesia.57
Berbagai cara dilakukan oleh
pengusaha khususnya penjual makanan untuk merebut konsumen contohnya
dengan fitur Go-Food yang dikembangkan Go-Jek jelas menguntungkan
semua pihak. Bagi konsumen, bisa dimudahkan dalam hal memesan makanan,
bagi Go-Jek, bisa menambah pemasukan dengan banyaknya order yang masuk
via Go-Food, sedangkan bagi perusahan, ada potensi kenaikan penjualan
karena dengan maksimalnya penjualan maka perusahaan akan memperoleh
pendapatan yang maksimal juga. Dengan demikian usaha yang dilakukan
bervariasi, mulai dari promosi, pelayanan yang ramah, sampai dengan adaptasi
dengan kemajuan teknologi.58
Hal yang terpenting dalam bisnis menggunakan
jasa transportasi online adalah harga yang pasti sesuai dengan yang
ditawarkan atau yang dipromosikan pada media atau aplikasi.59
Salah satu upaya untuk menjaring konsumen lebih banyak adalah dengan
memanfaatkan layanan Go-Food yang banyak dilakukan oleh operator-
operator transportasi online. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa kecepatan pelayanan, keramahan pelayanan, citarasa
makanan dan minuman, fasilitas pengantaran, penampilan pengantar, respon
keluhan pelanggan, kemudahan proses pembayaran, kesabaran penerima
telepon dalam menghadapi pesanan, kemampuan penerima telepon, dan
57
Go-Jek, “Tentang Go-Food”, https://www.go-jek.com/go-food/, diakses pada 18 Januari
2019, pukul 14.15. 58
Tita Yulia Iriani, “Analisis Dampak Layanan Go-Food Terhadap Omzet Penjualan
Rumah Makan di Kota Malang”, Skripsi Universitas Pasundan, (2018), hlm. 53. 59
Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet
Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka
Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1429.
https://www.go-jek.com/go-food/
-
32
jaminan pesanan yang diatar sesuai dengan yang dipesan merupakan besar
kecilnya kepuasan terhadap mutu layanan antar.60
Omzet usaha sangat bergantung pada wilayah penjualan yang akan
dikelola. Wilayah penjualan yang potensial atau sering disebut dengan istilah
“lahan basah” sering menjadi rebutan para pedagang. Jika pertama kali masuk
kendala wilayah penjualan yang baru, maka yang harus dilakukan adalah
menganalisis wilayah tersebut dengan mengetahui potensi pasarnya. Selain
itu, mengamati pesaing yang ada di wilayah tersebut, mengingat jumlah
pesaing berkaitan langsung dengan pencapaian penjualan.61
Berdasarkan kerangka teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukan
diatas maka hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan
dalam sebuah kerangka pemikiran. Kerangka pikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.62
Kerangka pikir dalam
penelitian ini dapat ditunjukkan padatabel sebagai berikut:
60
Fani Febriany, “Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Mutu Layanan Antar
(Delivery Service) di Restoran KFC Cabang Ahmad Yani Makassar”, Jurnal Ilmu Manajemen,
(2012), hlm. 3. 61
Syarif Hidayatullah, dkk, “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet
Bisnis Kuliner di Kota Malang”, Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka
Malang, (9 Agustus 2018), hlm. 1425. 62
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2017), hlm. 60.
-
33
Tabel Flowchart 1.1
Kerangka Pemikiran
I. Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hypo berarti
kurang dari dan thesa berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat
atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus
sebagai tesis. Sifat sementara dari hipotesis ini mempunyai arti bahwa suatu
hipotesis dapat diubah atau diganti dengan hipotesis lain yang lebih tepat.63
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian dan belum jawaban
empirik maka perlu diuji kebenarannya.64
63
Soeratno, Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis,
(Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan, 2008), hlm. 9. 64
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2017), hlm. 63.
Jumlah Order
(X3)
Layanan Go-Food
(X1)
Omzet Bisnis Kuliner
(Y)
Harga
(X2)
-
34
Berdasarkan kajian teoritis di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian
ini sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara layanan Go-Food, harga dan
jumlah order terhadap omzet bisnis kuliner di kota Jambi.
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara layanan Go-Food,
harga dan jumlah order terhadap omzet bisnis kuliner di kota Jambi.
-
35
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di lingkungan Pengusaha
Kuliner Mitra Go-Jek Cabang Jambi tepat di Kecamatan Kota Baru pada
Kota Jambi.
2. Waktu penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak
tanggal dikeluarkannya izin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2
(dua) bulan yaitu bulan April s.d Mei 2019, 1 (satu) bulan pengolahan data
yang meliputi penyajian dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan
berlangsung.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode ini digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.65
Dilihat dari taraf penelitiannya, penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
65
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2017), hlm. 7-8.
35
-
36
menggambarkan, menganalisis, meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau
berbagai variabel.66
Maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif
karena mendeskripsikan atau menjelaskan beberapa variabel dalam bentuk
angka-angka yang bermakna.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.67
Populasi dalam penelitian ini adalah bisnis kuliner yang bermitra dengan
Go-Food/Go-Jek Jambi di kecamatan Kota Baru yang berjumlah 260
bisnis kuliner.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah probability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling
yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random
sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan
tingkat kesalahan 5% dari daftar pengambilan sampel yang dianggap
representatif. Ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan Isaac dan
66
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2017), hlm. 34. 67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2017), hlm. 80.
-
37
Michael yang dikutip oleh Sugiyono. Sugiyono mengutipkan dalam
bukunya bahwa Isaac dan Michael menentukan jumlah sampel dari
populasi yang berjumlah 260 dengan taraf kesalahan 5% yaitu 150 (lihat
lampiran 5).68
Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 150 bisnis
kuliner yang bermitra dengan Go-Food/Go-Jek Jambi di kecamatan Kota
Baru.
D. Jenis dan Sumber Data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Data Primer
Sumber data ini adalah sumber pertama dimana sebuah data
dihasilkan. Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer
atau sumber pertama di lapangan.69
Data primer penelitian ini adalah data
pengaruh layanan Go-Food, harga dan jumlah order terhadap omzet bisnis
kuliner di kecamatan Kota Baru. Data ini bersumber dari responden di
lapangan, yakni pemilik dan atau pengelola bisnis kuliner yang bermitra
dengan Go-Jek Jambi.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah sumber data
primer. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder. Data sekunder juga berasal dari kajian-kajian pustaka
68
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2017), hlm. 80-81. 69
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2017), hlm. 128-129.
-
38
yang berkaitan dengan penelitian.70
Data sekunder dalam penelitian ini,
yakni diantaranya data-data yang mengenai layanan Go-Food, harga dan
jumlah order melalui kajian-kajian pustaka yang berkenaan dengan
penelitian ini. Oleh karena itu data sekunder bersumber dari informan,
arsip-arsip (dokumen) dan literatur-literatur pustaka lainnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun
secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian diberi kepada
responden untuk diisi. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau
dikembalikan ke peneliti.71
Dalam penelitian yang diberikan kuesioner adalah pengelola dan atau
pemilik bisnis kuliner yang bermitra dengan Go-Jek cabang Jambi dalam
penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua tahap, tahap
pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner, kemudian menunggu
pengisian tersebut. Tahap kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah
diisi oleh responden.
Dari jawaban daftar pernyataan yang diajukan pada responden diolah
dengan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
70
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2017), hlm. 80-81. 71
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2013), hlm. 130.
-
39
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Skala likert ini berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan
pilihan sebagai berikut:72
STS = Sangat Setuju
TS = Tidak Setuju
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara
bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden.
Wawancara adalah suatu percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan kedua belah pihak, yaitu pewawancara/ (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Adapun jenis teknik wawancara
yang digunakan oleh peneliti adalah teknik wawancara sistematik, yaitu
wawancara yang mengarah pada pedoman yang telah dirumuskan
berdasarkan keperluan penggalian data dalam penelitian.73
Untuk
mewawancarai informan (interviewee), terlebih dahulu peneliti merancang
daftar pertanyaan yang berhubungan langsung dengan penelitian ini.
72
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2017), hlm. 93. 73
Soeratno, Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis,
(Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan, 2008), hlm. 86.
-
40
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Untuk mendukung hasil penelitian, data penelitian yang diperoleh akan
dianalisis dengan menggunakan alat statistik melalui bantuan program SPSS
(Statiscal Package For The Social Science) versi 21. Adapun beberapa
pengujian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:74
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti.75
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat keandalan atau keabsahan suatu alat ukur. Perhitungan validitas
instrumen didasarkan perbandingan antara r-hitung dan r-tabel.
Apabila r-hitung lebih besar dari r-tabel pada signifikan 5% maka data
bisa dikatakan valid. Sebaliknya, jika r-hitung lebih kecil dari r-tabel
maka data tidak valid. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan
SPSS.76
74
Padilahtul Ulya, “Pengaruh Self Efficacy dan Locus Of Control Terhadap Minat
Menjadi Entrepreneur”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2017),
hlm. 20-23. 75
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2017), hlm. 121. 76
Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan
Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (2018), hlm. 26-27.
-
41
b. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan
data dalam waktu yang berbeda.77
Reliabilitas merupakan indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memiliki
Crobach Alpha > 0,60.78
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi norma.
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang
distribusi normal. Penguji dilakukan dengan menggunakan kurva
normal propability plot, dengan ketentuan jika titik-titik pada grafik
menyebar dan berimpit mengikuti sekitar garis diagonal maka data
yang digunakan berdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan antara variabel
77
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2017), hlm. 121. 78
Yogi Pratama, “Pengaruh Layanan Food Delivery Terhadap Peningkatan Penjualan
Pengusaha Kuliner (Studi Pada Pengusaha Kuliner Yang Terdaftar di Go-Food/Go-Jek Jambi)”,
Skripsi Universitas Isl