pengaruh kualitas pelayanan dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada...

27
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang periode tahun 2009-2013) 1.1 Latar Belakang Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah pajak, sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman luar negeri. Dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan sumber penerimaan eksternal, pemerintah terus berusaha untuk memaksimalkan penerimaan internal. Dewasa ini, pajak menjadi sumber penerimaan internal yang terbesar dalam APBN. Penerimaan negara dari sektor pajak terus meningkat dari tahun ke tahun. Berikut disajikan proporsi penerimaan pajak terhadap APBN dalam lima tahun sejak 2006 hingga 2010. Tabel 1.1 Peran Pajak terhadap APBN Tahun 2006 s/d 2010 No . Tahun Anggaran Jumlah (dalam trilyun) Persentase Pajak: APBN APBN Pajak 1

Upload: rahmat-dwi-oktarian

Post on 16-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sebagai bahan referensi lebih lanjut dalam hal yang berkaitan dengan kepatuhan wajib pajak. Selain itu juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal tersebut, serta diperolehnya manfaat dari pengalaman penelitian.

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI

PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI(Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang periode tahun

2009-2013)

1.1 Latar Belakang

Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor

internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor

internal adalah pajak, sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman

luar negeri. Dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan sumber penerimaan

eksternal, pemerintah terus berusaha untuk memaksimalkan penerimaan internal.

Dewasa ini, pajak menjadi sumber penerimaan internal yang terbesar dalam

APBN. Penerimaan negara dari sektor pajak terus meningkat dari tahun ke tahun.

Berikut disajikan proporsi penerimaan pajak terhadap APBN dalam lima tahun

sejak 2006 hingga 2010.

Tabel 1.1

Peran Pajak terhadap APBN Tahun 2006 s/d 2010

No.Tahun

Anggaran

Jumlah (dalam trilyun) Persentase

Pajak: APBN %APBN Pajak

1 2010 949.66 742.74 78%

2 2009 985.73 725.84 74%

3 2008 781.35 591.98 76%

4 2007 723.06 509.46 70%

5 2006 723.06 416.31 67%

Sumber: www.depkeu.go.id, diolah, 2012

Begitu besarnya peran pajak dalam APBN, maka usaha untuk

meningkatkan penerimaan pajak terus dilakukan oleh pemerintah yang dalam hal

1

Page 2: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

ini merupakan tugas Direktorat Jenderal Pajak. Berbagai upaya dilakukan

Direktorat Jenderal Pajak agar penerimaan pajak maksimal, antara lain adalah

dengan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak. Hal tersebut dilakukan dengan cara

perluasan subjek dan objek pajak, dengan menjaring wajib pajak baru.

Usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak dapat hanya mengandalkan

peran dari Ditjen Pajak maupun petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif

dari para wajib pajak itu sendiri. Perubahan sistem perpajakan dari Official

Assessment menjadi Self Assessment, memberikan kepercayaan wajib pajak untuk

mendaftar, menghitung, membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya

sendiri. Hal ini menjadikan kepatuhan menjadi faktor yang sangat penting dalam

hal untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak.

Self Assessment System menuntut adanya peran serta aktif dari masyarakat

dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Harahap, 2004 (dalam Supadmi, 2010)

menyatakan bahwa dianutnya sistem Self Assessment membawa misi dan

konsekuensi perubahan sikap (kesadaran) warga masyarakat untuk membayar

pajak secara sukarela (voluntary compliance). Kepatuhan memenuhi kewajiban

pajak secara sukarela merupakan tulang punggung dari Self Assessment System

(Supadmi, 2010).

Beberapa fenomena kasus-kasus yang terjadi dalam dunia perpajakan

Indonesia belakangan ini membuat masyarakat dan wajib pajak khawatir untuk

membayar pajak. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak,

karena para wajib pajak tidak ingin pajak yang telah dibayarkan disalahgunakan

oleh aparat pajak itu sendiri. Oleh karena itu, beberapa masyarakat dan wajib

pajak berusaha menghindari pajak.

Kualitas pelayanan yang baik diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan

wajib pajak. Dalam penelitian Supadmi (2010) disebutkan bahwa untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya,

kualitas pelayanan pajak harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Pelayanan fiskus

yang baik akan memberikan kenyamanan bagi wajib pajak. Keramah tamahan

petugas pajak dan kemudahan dalam sistem informasi perpajakan termasuk dalam

pelayanan perpajakan tersebut. Penelitian Jatmiko (2006) menemukan bahwa

2

Page 3: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

pelayanan fiskus memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan

wajib pajak.

Ketentuan umum dan tata cara peraturan perpajakan telah diatur dalam

Undang-Undang, tak terkecuali mengenai sanksi perpajakan. Sanksi diperlukan

untuk memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak. Dengan demikian, diharapkan

agar peraturan perpajakan dipatuhi oleh para wajib pajak. Wajib pajak akan

memenuhi kewajiban perpajakan bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan

lebih banyak merugikannya (Jatmiko, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh

Purnomo (dalam Supadmi, 2010) menemukan bahwa persepsi wajib pajak tentang

sanksi perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Hasil penelitian Yadnyana (2009) dalam Muliari dan Setiawan (2010)

menemukan bahwa sanksi pajak memiliki pengaruh positif pada kepatuhan wajib

pajak.

Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak telah dilakukan oleh beberapa

peneliti. Namun sasaran penelitian sebelumnya lebih banyak pada sektor usaha

kecil menengah dan wajib pajak badan. Widayati dan Nurlis (2010) meneliti

kepatuhan usaha kecil menengah dalam pelaporan pajaknya. Begitu juga dengan

penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2006) yang meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi usaha kecil menengah dalam melaporkan kewajiban perpajakan.

Sedangkan penelitian Mustikasari (2007) memilih industri pengolahan di

Surabaya sebagai sasaran penelitiannya.

Adapun dalam penelitian kali ini penulis memilih menggunakan wajib

pajak orang pribadi sebagai objek penelitian karena kesadaran wajib pajak (WP)

orang pribadi di kota Palembang lebih rendah dibandingkan wajib pajak badan.

Hal itu terlihat dari realisasi pengembalian Surat Pemberitahuan (SPT). Menurut

Kepala Bidang P2 Humas DJP Sumsel-Babel Yunus Darmono dan Humas

Normadin Budiman Salim (Sriwijaya Post, 2010) mengatakan, setiap tahun

peningkatan wajib pajak orang pribadi relatif kecil dibandingkan wajib pajak

badan maupun bendaharawan. Kondisi tersebut memberikan motivasi untuk

dilakukannya penelitian mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan

wajib pajak dengan judul “PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN

3

Page 4: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG

PRIBADI (Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang periode

tahun 2009-2013)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang?

2. Bagaimana sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang.

b. Untuk menganalisis pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membacanya maupun yang secara langsung terkait di dalamnya. Adapun manfaat

penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

4

Page 5: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

Sebagai bahan referensi lebih lanjut dalam hal yang berkaitan dengan kepatuhan

wajib pajak. Selain itu juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal

tersebut, serta diperolehnya manfaat dari pengalaman penelitian.

b. Manfaat Praktis

Sebagai kontribusi dalam usaha peningkatan kepatuhan wajib pajak dengan

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yang dalam

penelitian ini adalah kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak, terutama bagi daerah

lokasi penelitian.

2.1 Landasan Teori

5

Page 6: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

2.1.1 Theory Planned Behavior

Dalam Theory of Planned Behavior (TPB) dijelaskan bahwa perilaku yang

ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat untuk berperilaku.

Sedangkan munculnya niat untuk berperilaku ditentukan oleh tiga faktor

(Mustikasari, 2007), yaitu:

a. Behavioral Beliefs

Behavioral beliefs merupakan keyakinan individu akan hasil dari suatu

perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut.

b. Normative Beliefs

Normative beliefs yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain

dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut.

c. Control Beliefs

Control beliefs merupakan keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang

mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan

persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan

menghambat perilakunya tersebut (perceived power).

Penelitian tentang kepatuhan pajak telah banyak dilakukan. Penelitian

sebelumnya yang menggunakan teori tersebut adalah penelitian Mustikasari

(2007). Dikaitkan dengan penelitian ini, Theory of Planned of Behavior relevan

untuk menjelaskan perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya. Sebelum individu melakukan sesuatu, individu tersebut akan

memiliki keyakinan mengenai hasil yang akan diperoleh dari perilakunya tersebut.

Kemudian yang bersangkutan akan memutuskan bahwa akan melakukannya atau

tidak melakukannya.

Ketika akan melakukan sesuatu, individu akan memiliki keyakinan tentang

harapan normatif dari orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut

(normative beliefs). Hal tersebut dapat dikaitkan dengan pelayanan pajak, dimana

dengan adanya pelayanan yang baik dari petugas pajak, sistem perpajakan yang

efisien dan efektif, serta penyuluhan-penyuluhan pajak yang memberikan motivasi

6

Page 7: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

kepada wajib pajak agar taat pajak, akan membuat wajib pajak memiliki

keyakinan atau memilih perilaku taat pajak.

Sanksi pajak terkait dengan control beliefs. Sanksi pajak dibuat adalah

untuk mendukung agar wajib pajak mematuhi peraturan perpajakan. Kepatuhan

wajib pajak akan ditentukan berdasarkan persepsi wajib pajak tentang seberapa

kuat sanksi pajak mampu mendukung perilaku wajib pajak untuk taat pajak.

Behavioral beliefs, normative beliefs, dan control beliefs sebagai tiga

faktor yang menentukan seseorang untuk berperilaku. Setelah terdapat tiga faktor

tersebut, maka seseorang akan memasuki tahap intention, kemudian tahap terakhir

adalah behavior. Tahap intention merupakan tahap dimana seseorang memiliki

maksud atau niat untuk berperilaku, sedangkan behavior adalah tahap seseorang

berperilaku (Mustikasari, 2007). Kualitas pelayanan dan sanksi pajak dapat

menjadi faktor yang menentukan perilaku patuh pajak. Setelah wajib pajak

termotivasi oleh kualitas pelayanan yang baik oleh pegawai pajak, mengetahui apa

saja sanksi pajak sebagai akibat tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya,

maka diharapkan wajib pajak akan memiliki niat untuk membayar pajak dan

kemudian merealisasikan niat tersebut.

2.1.2 ` Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Dr. N. J. Feldmann mendefinisikan bahwa pajak

adalah prestasi yang dipaksakan secara sepihak oleh dan terhutang kepada

penguasa, tanpa adanya kontra-prestasi semata-mata digunakan untuk menutup

pengeluaran umum (Resmi, 2009, h.2).

2.1.3 Pengertian Wajib Pajak Orang Pribadi

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

ketentuan umum dan tata cara perpajakan menjelaskan bahwa wajib pajak adalah

orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan

pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Resmi, 2009, h.21).

7

Page 8: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

2.1.4 Kualitas Pelayanan

Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara

tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar tercipta

kepuasan dan keberhasilan (Boediono, 2003 dalam Ni Luh, 2006). Hakikat

pelayanan umum adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan instansi

pemerintah di bidang pelayanan umum.

b. Mendorong upaya mengefektifkan system dan tata laksana pelayanan

sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya

guna dan berhasil guna (efisien dan efektif).

c. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta

masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan

masyarakat luas.

Pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K, yaitu keamanan,

kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum. Kualitas pelayanan dapat diukur

dengan kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan

pelayanan dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya

yang dimiliki oleh aparat pajak. Di samping itu, juga kemudahan dalam

melakukan hubungan komunikasi yang baik, memahami kebutuhan wajib pajak,

tersedianya fasilitas fisik termasuk sarana komunikasi yang memadai, dan

pegawai yang cakap dalam tugasnya (Ni Luh 2006).

2.1.5 Sanksi Pajak

Menurut Lubis (2010, h.3) adapula sanksi-sanksi perpajakan bagi wajib

pajak orang pribadi, yaitu sebagai berikut:

1. Rp.100.000 apabila Surat Pemberitahuan (SPT) Masa tidak disampaikan atau

disampaikan tidak sesuai dengan batas waktu, misalnya paling lambat 20 hari

setelah akhir masa pajak.

8

Page 9: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

2. Sanksi bunga untuk Pajak Penghasilan (PPh) wajib pajak orang pribadi, yaitu

sebesar 2% sebulan untuk selama-lamanya 24 bulan atas jumlah pajak yang

terutang tidak atau kurang dibayar.

3. Sanksi pidana bagi wajib pajak orang pribadi yang karena kealpaannya.

2.1.6 Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Menurut Pratama (2011) wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai wajib pajak yang memenuhi

kriteria tertentu yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan

pembayaran pajak. Setiap tahun pada akhir bulan Januari dilakukan penetapan

wajib pajak patuh.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Muliari dan Setiawan (2010). Mereka

melakukan penelitian mengenai pengaruh persepsi tentang sanksi perpajakan dan

kesadaran wajib pajak pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Variabel bebas yang

digunakan adalah persepsi tentang sanksi perpajakan dan kesadaran wajib pajak.

Variabel terikat yang digunakan adalah kepatuhan pelaporan wajib pajak orang

pribadi. Hasil penelitian Muliari dan Setiawan (2010) adalah bahwa persepsi

wajib pajak tentang sanksi perpajakan secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi. Begitu juga

dengan kesadaran wajib pajak secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi.

Mustikasari (2007) melakukan penelitian mengenai kajian empiris tentang

kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di Surabaya.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis multivariat

Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan program Amos 5.

Model yang dibangun dalam penelitian ini melibatkan 9 variabel laten yang

diidentifikasi mempengaruhi perilaku tax professional, yaitu: (1) sikap terhadap

9

Page 10: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

ketidakpatuhan pajak, (2) norma subyektif, (3) kewajiban moral, (4) kontrol

keperilakuan yang dipersepsikan, (5) persepsi tentang kondisi keuangan, (6)

persepsi tentang fasilitas perusahaan, (7) persepsi tentang iklim organisasi, (8) niat

tax professional untuk berperilaku tidak patuh, dan (9) ketidakpatuhan pajak

badan. Hasil penelitian Mustikasari (2007) tersebut adalah: (1) tax professional

yang memiliki sikap terhadap ketidakpatuhan positif, niat ketidakpatuhan

pajaknya tinggi, (2) pengaruh orang sekitar yang kuat mempengaruhi nilai tax

professional untuk berperilaku patuh, (3) tax professional yang memiliki

kewajiban moral yang tinggi, niat ketidakpatuhan pajaknya rendah atau

sebaliknya, (4) semakin rendah persepsi tax professional atas kontrol yang

dimilikinya akan mendorong tax professional berniat patuh, (5) semakin rendah

persepsi atas kontrol yang dimiliki tax professional maka akan mendorong tax

professional tidak patuh, (6) tax professional yang memiliki niat ketidakpatuhan

pajak rendah, ketidakpatuhan pajaknya rendah, (7) jika tax professional

mempunyai persepsi bahwa kondisi keuangan perusahaan baik, maka tax

professional akan patuh, (8) jika tax professional mempunyai persepsi bahwa

fasilitas perusahaan mencukupi maka ketidakpatuhan pajak badan rendah, (9)

persepsi iklim keorganisasian yang positif berpengaruh terhadap pajak badan.

Prasetyo (2006) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi pemilik usaha kecil menengah dalam pelaporan kewajiban

perpajakan di daerah Yogyakarta. Analisis data yang dilakukan adalah teknik

analisis regresi linear berganda. Variabel bebas yang digunakan adalah

pengetahuan wajib pajak tentang pajak, pemahaman wajib pajak terhadap

peraturan perpajakan, manfaat pajak yang dirasakan wajib pajak, dan sifat optimis

wajib pajak terhadap pajak. Variabel terikat yang digunakan adalah kesadaran

perpajakan wajib pajak. Hasil penelitian Prasetyo (2006) adalah bahwa

pengetahuan wajib pajak tentang pajak, pemahaman wajib pajak terhadap

peraturan perpajakan, manfaat pajak yang dirasakan wajib pajak, dan sifat optimis

wajib pajak terhadap pajak berpengaruh positif terhadap kesadaran perpajakan

wajib pajak.

10

Page 11: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

Munari (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh tax payer terhadap

keberhasilan penerimaan pajak penghasilan. Analisis data yang digunakan adalah

teknik analisis regresi linear berganda. Variabel bebas yang digunakan yaitu

kesadaran perpajakan, pendapat wajib pajak tentang berat tidaknya beban PPh,

persepsi wajib pajak tentang pelaksanaan sanksi denda PPh, dan tax avoidance.

Variabel terikat yang digunakan adalah penerimaan PPh. Hasil penelitian Munari

(2005) adalah bahwa kesadaran perpajakan, pendapat wajib pajak tentang berat

tidaknya beban PPh, persepsi wajib pajak tentang pelaksanaan sanksi denda PPh,

dan tax avoidance berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan PPh di

KPP Batu.

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam penelitian ini akan berusaha dijelaskan mengenai pengaruh kualitas

pelayanan dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Kualitas pelayanan dan sanksi pajak diduga akan berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak. Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini disajikan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1.

Kerangka Pemikiran Teoritis

+H1

+H2

2.4 Pengembangan Hipotesis

Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban membayar pajak

tergantung pada bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan yang

11

Kualitas Pelayanan

Sanksi Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak

Page 12: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

terbaik kepada wajib pajak (Jatmiko, 2006). Karanta et al, 2000 (dalam Suryadi,

2006) menekankan pada pentingnya kualitas aparat (SDM) perpajakan dalam

memberikan pelayanan kepada wajib pajak.

Fiskus diharapkan memiliki kompetensi dalam arti memiliki keahlian,

pengetahuan, dan pengalaman dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi pajak

dan perundang-undangan perpajakan. Selain itu fiskus juga harus memiliki

motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik (Ilyas dan Burton, 2010).

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan diduga

akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Oleh

karena itu maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi

Sanksi merupakan hukuman negatif kepada orang yang melanggar

peraturan, sehingga dapat dikatakan bahwa sanksi perpajakan adalah hukuman

negatif kepada orang yang melanggar peraturan dengan cara membayar uang.

Undang-undang dan peraturan secara garis besar berisikan hak dan kewajiban,

tindakan yang diperkenankan dan tidak diperkenankan oleh masyarakat. Agar

undang-undang dan peraturan tersebut dipatuhi, maka harus ada sanksi bagi

pelanggarnya, demikian halnya untuk hukum pajak. Dalam undang-undang

perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi administrasi dan sanksi

pidana. Sanksi administrasi dapat berupa bunga, denda, dan kenaikan.

Menutut penelitian yang dilakukan oleh Sulud Kahono (2003) menyatakan bahwa

sanksi denda berpengaruh positif tehadap kepatuhan Wajib Pajak PBB.

Berdasarkan analisa tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri

tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Jadi, kesimpulan

12

Page 13: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

elemen itu menunjukkan jumlah, sedangkan ciri-ciri tertentu menunjukkan

karakteristik dari kumpulan itu. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak

orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang.

Sampel adalah elemen subjek dimana pengukuran itu dilakukan. Bagian

dari elemen-elemen populasi yang terpilih itulah yang kerap disebut sebagai

sampel. Dan sampel yang dipilih adalah wajib pajak yang berada di kantor

tersebut. Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah teknik pengambilan

sampel secara tidak acak atau yang disebut dengan Convenience Sampling.

Dimana cara pemilihan sampel ini berdasarkan asas kemudahan.

Penentuan sampel ditentukan dengan menggunakan rumus berikut

(Muliari dan Setiawan, 2010):

Berdasarkan data bahwa tahun 2014 ini wajib pajak sebanyak 295.777

orang. Jadi sampel yang harus diambil sebesar:

= 100 Orang

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan adalah sumber data Primer. Yang mana data

primer ini adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti.

Dengan memakai data primer ini peneliti dapat mengontrol tentang kualitas data

tersebut. Hal ini bisa dilakukan karena secara historis peneliti memahami proses

pengumpulannya. Dan juga dalam hal ini peneliti dapat dengan leluasa

menghubungkan masalah penelitiannya dengan kemungkinan ketersediaan data di

13

Page 14: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

lapangan. Hal ini bisa dilakukan karena mekanisme perolehan data primer

umumnya adalah dimulai dari masalah penelitian, variabel yang terkandung dalam

rumusan masalah dielaborasi, kemudian dicari datanya melalui butir-butir

pertanyaan yang disusun dari hasil elaborasi variabel tersebut.

Teknik pengumpulan datanya dengan cara menyebarkan kuisioner kepada

para wajib pajak. Karena sudah diketahui ada 100 sampel, maka saya akan

menyebarkan kuisioner sebanyak 350 dengan asumsi kembalinya kuisioner

sebanyak 100.

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kualitas pelayanan (X1), yaitu suatu proses bantuan kepada orang lain

dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan

interpersonal agar tercipta kepuasan dan keberhasilan.

2. Sanksi pajak (X2), yaitu suatu bentuk hukuman yang diberikan kepada

wajib pajak yang melakukan pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan

yang bisa dikenakan berupa sanksi denda sedangkan yang menyangkut

tindak pidana perpajakan dikenakan sanksi kurungan badan.

3. Kepatuhan wajib pajak (Y), yaitu wajib pajak mempunyai kesediaan

untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan yang

berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan investigasi seksama,

peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun

administrasi.

3.4 Teknik Analisis Data

Setelah kuisioner dikembalikan oleh para wajib pajak, maka selanjutnya

adalah menganalisa data tersebut dengan metode analisis yang sesuai untuk

digunakan.

1. Uji Validitas

Uji validitas data dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

data. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation.

14

Page 15: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikan dibawah 0,5

maka butir pertanyaan tersebur dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang

digunakan dalam penelitian keperilakuan mempunyai keandalan sebagai

alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari

waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Y = a + b1 x1 + b2 x2 + e

Y = Kepatuhan Wajib Pajak

x1 = Kualitas Pelayanan

x2 = Sanksi Pajak

a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien Regresi

e = Variabel Penganggu

4. Pengujian Hipotesis

- hasil uji statistik t

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-

masing variabel-variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05.

REFERENSI

15

Page 16: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

Arum, Harjanti Puspa 2012, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan

Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas (Studi di

Wilayah KPP Pratama Cialacap), Universitas Diponegoro, Semarang.

Astari, Dwi Inda 2012, Pengaruh Tingkat Kepuasan Pelayanan, Pemahaman

Perpajakan, Keadilan Perpajakan dan Kesadaran Perpajakan Terhadap

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Tg. Pinang

Kepulauan Riau (KEPRI), Universitas Riau, Riau.

Harian Seputar Indonesia 2011, Kepatuhan Wajib Pajak Rendah, Diakses pada 4

Maret 2013, http://www.pajakonline.com/engine/artikel/art.php?

artid=8679.

Jatmiko, Nugroho Agus (2006), Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan

Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak : Studi Empiris Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota

Semarang. Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi

Universitas Diponegoro.

Lubis, Irwansyah 2010, Review Pajak: Orang Pribadi & Orang Asing, Salemba

Empat, Jakarta.

Manik Asri, Wuri. 2009. ”Pengaruh Kualitas Pelayanan, Biaya Kepatuhan Pajak,

dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Badan

yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Madya Denpasar”. Skripsi

Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Muliari, Setiawan. 2010. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan

Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib di Kantor

16

Page 17: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Akuntansi & Bisnis,

Volume 6. No.1.

Mustikasari, E. 2007. “Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di

Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya, Seminar Nasional Akuntansi

X”. Makasar

Pratama, Margareth Ros 2012, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kepatuhan Kewajiban

Perpajakan di Kota Tangerang Selatan, Universitas Bina Nusantara,

Jakarta.

Resmi, Siti 2009, Perpajakan:Teori dan Kasus Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Ritonga, Pandapotan 2011, Analisis Pengaruh Kesadaran dan Kepatuhan Wajib

Pajak Terhadap Kinerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan

Pelayanan Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening di KPP Medan

Timur, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan.

Sanusi, Anwar 2011, Metodologi Penelitian Bisnis, Erlangga, Jakarta.

Shintya 2010, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga

Atas Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,

Diakses pada 28 Februari Hal - 9 2013,

http://shintyadewi.blogspot.com/2010/03/undang-undang-nomor-28-tahun

2007.html.

Suardika, I Made Sadha. 2007. Audi Jurnal Akuntansi dan Bisnis Volume 2.

Denpasar : Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

17

Page 18: Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang

Sulud Kahono. (2003). Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan : Studi Empiris di

Wilayah KP PBB Semarang. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains

Akuntansi Universitas Diponegoro.

Supadmi, Ni Luh. 2010. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas

Pelayanan. Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 4, No. 2.

Sriwijaya, Post 2010, Kesadaran WP Orang Pribadi Masih Rendah, Diakses pada

4 Maret 2013, http://palembang.tribunnews.com/23/02/2010/kesadaran-

wp-orang-pribadi-rendah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Perubahan ketiga atas Undang-Undang

No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

18