pengaruh kualitas bahan dasar terhadap optimalisasi ng
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 Pengaruh Kualitas Bahan Dasar terhadap Optimalisasi NG
1/8
Terbit di BUKU ilmiah Lapan tahun 2009 Energi, Wahana, dan MuatanAntariksa, Masma Sikumbang, Editor Prof Sukandi Nasir dkk, ISBN 978-602-
8564-07-6, hal 106-117
Kendra Hartaya, Jr
Pengaruh Kualitas Bahan Dasar Terhadap optimalisasihasil
Dalam Pembuatan Nitrogliserin
Kendra HartayaPusat Teknologi Dirgantara TerapanLapan Rumpin Bogor 021-70895998
Abstrak
Telah dilakukan pembuatan nitrogliserin secara kimia dengan bahan dasar gliserin,asam nitrat dalam media asam sulfat pada suhu rendah. Pembuatan dilakukan dengan
mereaksikan gliserin dengan ion nitronium yang dihasilkan oleh kedua asam. Serangan ion
nitronium terhadap gliserin akan menghasilkan nitrogliserin. Variabel reaksi yang
dimainkan adalah rasio sulfat/nitrat, rasio nitrat/gliserin, waktu reaksi. Reaksi dilakukandengan menentukan kondisi optimal variabel-variabel tersebut. Sebagai perbandingandilakukan pula pembuatan nitrogliserin dengan melihat pengaruh dari kualitas bahan baku,
yaitu bahan murni dan bahan teknis.
Hasilnya, pada kondisi optimal tersebut dihasilkan nitrogliserin sebesar 24 gram(bahan teknis), dan 22 gram (bahan murni). Uji bakar dengan pemanasan dari bawah
wadah spatula stainless menghasilkan nyala yang menjilat yang khas bagi propelan. Ujikimia dengan FTIR (Fourier Transform Infrared) membuktikan sampel mengandung gugus
NO2 pada frekuensi serapan 1390-1260 cm-1.
Kata Kunci:Kualitas, optimalisasi,Nitrogliserin
Abstract
It has been conducted the preparation of nitroglycerine from raw-material glycerine,
nitric acid in media sulphuric acid at low temperature. The preparation is conducted byreacting a glycerine with nitronium ion resulted from both acid, to result nitroglycerine.
Reaction variable is ratio sulphuric/nitric, ratio nitric/glycerine, periode of reaction. The
reaction is conducted to reach the optimal condition those variables. As the coparation, it isconducted the preparation of nitroglycerine with seeing the effect of raw qualities, that is
pure raw material and technical grade raw material.
As a result, on optimal condition it is achieved the nitroglycerine 24 gr (technical grade), 22 gr (pure raw material). The burning test, it results a flame of attack,
mailto:[email protected]:[email protected] -
8/9/2019 Pengaruh Kualitas Bahan Dasar terhadap Optimalisasi NG
2/8
characteristic for propellant. Test using FTIR, nitroglycerine marked with NO2 group inpeak 1390-1260 cm-1.
Keyword:Quality, optimalization, Nitroglycerine
1. PENDAHULUAN
Pada prinsipnya peluru tidak berbeda dengan roket, keduanya meluncur dengan bahan
bakar dan keduanya pun melumpuhkan sasaran (musuh). Roket digunakan untuk
menggantikan fungsi peluru karena banyak kelemahan peluru yang harus diperbaikai dengan
roket, misalnya sasaran berupa obyek-obyek besar yang tidak mungkin dilumpuhkan dengan
peluru. Peluru cukup untuk melumpuhkan lawan (manusia) namun sangatlah mahal jika
dilakukan dengan roket.
FFAR ( fin Folded Aerial Rocket) adalah roket senjata yang digunakan angkatan
perang kita dalam mempertahankan kedaulatan negara. Roket ini menggunakan bahan bakar
padat double base. Double base adalah tersusun dengan komponen utama nitrogliserin dan
nitroselulosa yang masing-masing senyawa kimia tersebut sudah memiliki fuel dan oksidator.Jika kedalam double base ditambah nitroguanidin maka dihasilkan bahan triple base. Tetapi
jika hanya nitroselulosa saja sebagai bahan bakar maka disebut single base. Bahan bakar
roket FFAR berbeda dengan roket padat yang dikembangkan Lapan. Roket yang
dikembangkan oleh Lapan merupakan roket penelitian dengan bahan bakar komposit, yang
mana antara fuel dan oksidatornya terpisah secara fisis. Bahan ini fuelnya berupa polimer
HTPB (Hydroxil Terminated Polybutadiene), oksidatornya berupa amonium perklorat, dan
ada sedikit aditif.
Untuk memenuhi kebutuhannya, angkatan perang kita menggunakan roket FFAR
buatan PT Dirgantara Indonesia dengan teknologi lisensi dari Belgia yang sebagian
komponennya diperoleh dari luar negeri. Di Indonesai tidak ada institusi, atau lembaga
penelitian yang menangani masalah bahan bakar FFAR. Oleh karena itu perlunya
pengalaman untuk menguasai teknologi pembuatan bahan bakar double base agar bisa
mewujudkan kemandirian dalam peroketan nasional baik roket penelitian atau roket senjata.
[5]
Dalam tulisan ini disajikan pembandingan pembuatan nitrogliserin sebagai komponen
utama dalam bahan bakar double base. Pembandingan dilakukan dengan cara mengukur
banyaknya NG yang dihasilkan dari penggunaan bahan dasar teknis dan bahan dasar murni.
Bahan dasar yang digunakan meliputi asam nitrat, asam sulfat, gliserin. Pembuatan dilakukan
dengan reaksi kimia antara gliserin dengan asam nitrat dalam media asam sulfat pada suhu
rendah. Reaksi dikerjakan dengan variasi rasio sulfat-nitrat, nitrat-gliserin, waktu reaksi.
Keberhasilan percobaan (adanya hasil NG) ditentukan dengan melihat hasil analisis (FTIR)dan pengujian terhadap sampel (uji nyala).
Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan hasil NG yang diperoleh dari
pembuatan NG secara nitrasi dengan menggunakan bahan dasar teknis dan murni. Dari
pembandingan tersebut, selanjutnya bisa ditinjaklanjuti dalam memproduksi NG untuk
keperluan pembuatan propelan double base.
2. TINJAUANPUSTAKA2.1.Nitrogliserin
Kimiawan asal Italy Ascanio Sobrero berhasil membuat nitrogliserin berdasarkan
reaksi di bawah (gambar 1). 1863 Nobelmengembangkan pembuatan Nitrogliserin denganmencampur gliserin, asam sulfat dan asam nitrat.
-
8/9/2019 Pengaruh Kualitas Bahan Dasar terhadap Optimalisasi NG
3/8
CH2OHCHOHCH2OH
Gliserin
+ 3HNO3
H2SO4CH2ONO2CHONO2CH2ONO2
Nitrogliserin
+ 3H2O
Gambar 1. Reaksi nitrasi gliserin
Nitrogliserin dibuat dengan proses Batch dengan memasukkan kedalam campuran
asam dalam labu yang dilengkapi dengan kumparan pendingin. Campuran asam terdiri 40-
50% HNO3 dan sisanya H2SO4. Gliserin dimasukkan secara tetes demi tetes dengan suhu
dijaga tidak melebihi 18oC. Nitrogliserin kurang kental dibanding campuran asam sehingga
akan terlihat mengambang di permukaan atas. Nitrogliserin dengan mudah dipisahkan
menggunakan corong pisah. Pencucian dilakukan dengan air dan larutan natrium karbonat
encer dalam labu berpengaduk-udara. Proses nitrasi, pencucian dan penimbangan biasanya
pada tempat terpisah untuk mengantisipasi bahaya. Berkaitan dengan kuantitas produk danbahaya yang terjadi, maka dilakukan proses pembuatan secara kontinyu. Proses ini pertama
kali dilakukan oleh Schmid dan dikembangkan oleh Biazzi.
Pada kondisi padat (beku) sangat sensitif sehingga jarang digunakan untuk pembuatan
eksplosif. Dalam praktek, ekspolsif dibuat dengan mencampur etilen glikol dengan gliserin
dan menitrasi campuran untuk menghasilkan 20-80%EGDN.
Pada pemanasan T>200oC cepat meledak, tetapi pada penyimpanan menunjukkan
tidak stabil pada T=70-80oC. Dalam air akan mengalami hidrolisis menghasilkan HNO3 dan
gliserin, tetapi berjalan lambat pada suhu biasa. Nitrogliserin bisa menyebabkan gangguan
fisiologi terutama memperbesar pembuluh darah, begitu pula EGDN yang lebih beracun.
2.2.Sifat-sifat Nitrogliserin
Tabel 1. Sifat kimia nitrogliserin [2]
Rumus kimia C3H5N3O9Struktur molekul CH2ONO2
CHONO2CH2ONO2
Berat molekul 227.09
Densitas 1.59 g/ml
Tekanan uap 0.00026 mm of Hg at 20oCKelarutan dalam air 1.95 g/L (Rosenblatt)
1.25 g/L (Windholz)
Panas detonasi 218oC
Titik lebur 2.8oC (bentuk kristal labil)
13.5oC (bentuk kristal stabil)
Tabel 1. di atas menyajikan sifat-sifat kimia nitrgliserin. Sifat-sifat lainnya adalah sebagai
berikut :
Memiliki banyak nama, diantaranya gliserin trinitrat
Cairan kental seperti minyak, sangat ekxplosif Tidak berwarna, tak larut dalam air, larut dalam eter, aseton, bensena, kloroform
-
8/9/2019 Pengaruh Kualitas Bahan Dasar terhadap Optimalisasi NG
4/8
Aroma saat terbakar manis dan agak beracun
Strukturnya memiliki dua bentuk kristal
Terdekomposisi dengan ledakan keras saat ada panas atau guncangan
Kecepatan ledakan 8010 m /dt
Suhu dekomposisi 50-60 C
Indeks bias pada suhu 15oC adalah 1,3751
Energi yang terkandung 6283 joule / gram
Reaksi dekomposisi nitrogliserin saat terjadi detonasi disajikan di bawah ini. Kandungan
oksigen cukup mampu untuk pembakaran hidrogen dan carbon yang ada.
4C3H5N3O9(l) 12CO2(g) + 10H2O(g) + 6N2(g) + O2(g)
2.3.Penggunaan Nitrogliserin
Nitrogliserin yang dikenal secara kimia sebagai 1,2,3-propanatriol trinitrat ataugliserol trinitrat adalah eksplosiv. Nitrogliserin bila dicampur dengan bahan lain akan
menghasilkan bahan bakar roket double base atau triple base dan digunakan dalam roket
senjata atau proyektil. Nitrogliserin juga digunakan sebagai komponen bubuk bebas asap
( smokeless powder). Dalam bidang kesehatan nitrogliserin digunakan untuk memperlebar
labu darah (blood vessel) terutama untuk menenangkan kejang jantung (angina pectoris).
3. PERCOBAAN
Percobaan dalam pembuatan nitrogliserin dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Siapkan reaktor labu leher tiga yang dilengkapi dengan pengaduk, termometer
Masukkan reaktor dalam media air dingin
Kondisikan reaktor pada suhu di bawah 15oC
Setelah tercapai suhu, masukkan asam sulfat kedalam reaktor
Tambahkan asam nitrat tetes demi tetes dan jaga suhu tetap di bawah 15oC
Masukkan gliserin tetes demi tetes melalu dinding, dan jaga suhu tetap di bawah 15oC
Diakan 1 jam agar terjadi reaksi membentuk nitrogliserin
Setelah selesai reaksi, masukkan air dingin kedalam reaktor agar reaksi berhenti
Pisahkan nitrogliserin, netralkan, murnikan
Nitrogliserin siap dianalisis dan dilakukan pengujian baik uji bakar atau uji kimia
selesai
4. HASIL PERCOBAAN
Gambar 2 di bawah ini memperlihatkan kurva NG hasil nitrasi pada variabel rasio
asam sulfat-asam nitrat (S/N) pada rasio N/G tetap. Gambar 3 memperlihatkan kurva NG
dengan variabel pada variasi asam nitrat-giserin (N/G) pada rasio S/N maksimum. Gambar 4
memperlihatkan kurva NG dengan variabel lama waktu reaksi pada rasio S/N dan N/G
maksimum. Gambar 5 menunjukkan nyala pembakaran NG di yang diletakkan kedalam
spatula dengan pemanasan dari bawah spatula. Tidak dilakukan penyalaan langsung api
kepada NG.
-
8/9/2019 Pengaruh Kualitas Bahan Dasar terhadap Optimalisasi NG
5/8
Gambar 6 di atas memperlihatkan susunan perlatan yang digunakan dalam pembuatan
NG. Nampak freezer di sebelah kiri, tempat pengumpan air dingin yang digunakan untuk
pendinginan reaktor yang berada di sebelah kanan. Reaktor dilengkapi dengan pengaduk dan
pencatat suhu serta corong pisah untuk pemasukan reaktan berupa asam sulfat, asam nitrat
dan gliserin.
Untuk bahan murni, Gambar 7 menunjukkan kurva pengaruh variasi rasio S/Nterhadap hasil nitrogliserin. Gambar 8 menyajikan variasi pengaruh rasio N/G terhadap hasil
nitrogliserin. Gambar 9 menunjukkan variasi pengaruh waktu reaksi terhadap hasil
nitrogliserin. Gambar 10 adalah kurva Fourier Transfor Infrared (FTIR) untuk nitrogliserin
hasil sintesis melalui reaksi nitrasi.
Gram NG Vs Rasio S/N
3
8
13
18
23
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rasio S/N
GramN
G
Gambar 2. NG sebagai fungsi rasioS/N
Gram NG Rasio N/
3
8
13
18
23
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rasio N/G
GramN
G
Gambar 3. NG sebagai fungsi rasioN/G
Gambar 5. Nyala pembakaran NG
Gram NG Vs lama w aktu re
18
19
20
21
22
23
24
25
1 2 3 4
l ama w aktu reaks i , j
gramN
G
Gambar 4. NG sebagai fungsiwaktu reaksi
Gambar 6. Alat PembuatanNitrogliserin
KurvaNG Variasi rasio S/N
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7
Rasio S/N
grN
Gambar 7. Variasi rasio S/N
-
8/9/2019 Pengaruh Kualitas Bahan Dasar terhadap Optimalisasi NG
6/8
Var waktu pdkondisi optimal
17
18
19
20
21
22
23
1 2 3 4 5waktu, jam
grN
Gambar 9. Variasi waktu reaksi
Var N/Gpd S/Ntetap
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8
Rasio N/G
grN
Gambar 8. Variasi rasio N/G
Gambar 10. FTIR nitrogliserin
5. PEMBAHASAN
Uji kualitas pembuatan nitrogliserin dilakukan untuk menunjukkan adanya NG hasil
reaksi nitrasi. Saat berlangsung reaksi, terbentuknya NG nampak terjadinya lapisan kental
seperti minyak yang berada di permukaan atas. Hal ini sangat nyata saat pengadukan
dihentikan. Setelah dipisahkan, pemanasan produk ini di atas spatula (sendok stainless)
menghasilkan nyala yang menjilat yang merupakan khas bagi nyala eksplosiv, seperti terlihat
dalam gambar 4 di atas. Dari uji dengan FTIR, menunjukkan bahwa adanya puncak gugus
nitro pada daerah 1390-1260 cm-1, yaitu 1273 dan 1365 cm-1. Kurva FTIR bisa dilihat pada
gambar terlampir. Maka disimpulkan bahwa reaksi nitrasi gliserin telah menghasilkan NG.
Pada variasi rasio S/N sudah selayaknya asam sulfat lebih banyak daripada asamnitrat karena dalam hal ini asam sulfat akan mendorong asam nitrat menghasilkan ion
nitroniu yang akan menyerang untuk menggantikan gugus hidroksil untuk menghasilkan
senyawa nitrogliserin. Asam sulfat lebih banyak dengan harapan semua nitrat akan diubah
habis menghasilkan ion nitronium (+NO2) seperti reaksi di bawah ini.
-
8/9/2019 Pengaruh Kualitas Bahan Dasar terhadap Optimalisasi NG
7/8
Dengan banyaknya ion nitronium maka akan dihasilkan nitrogliserin dari gliserin dengan
kuantitas maksimum. Dengan kata lain, reaksi sempurna akan menghabiskan asam nitrat atau
gliserin. Jadi antara asam nitrat dan gliserin dalam reaksi diperlukan kuantitas yang sama
(stoikiometri). Reaksi pembentukan nitrogliserin akan berhenti jika habis salah satu reaktan
ini.
Penentuan waktu reaksi bukan semata-mata pada hasil maksimum tetapi denganmerujuk waktu efektif. Artinya. Tidak ada gunanya waktu yang lama untuk menghasilkan
berat nitrogliserin yang sama. Hal ini bisa dipahami bahwa pada waktu minimum sudah tidak
terjadi reaksi pembentukan nitrogliserin. Dengan kata lain jika reaksi sempurna terjadi pada 1
jam, maka pada waktu lebih lama pun tidak akan ada penurunan kuantitas hasil. Jika terjadi
penurunan maka bisa diartikan terjadi reaksi dekomposisi produk.
Di dalam nitrogliserin tidak ada halangan sterik, sehingga reaksi substitusi bisa terjadi
demikian cepat tanpa ada halangan sehingga reaksi membutuhkan waktu relatif singkat.
Berbeda dengan reaksi dengan reaktan rantai panjang seperti substitusi gugus pada polimer
yang memerlukan waktu relatif lebih lama.
6. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dan dari analisis dan pembahasan yang telah
diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Pembuatan nitrogliserin dapat dilakukan dengan mereaksikan antara asam nitrat dan
gliserin dalam media asam sulfat pada suhu di bawah 15oC selama 1 jam.
Pembuatan nitrogliserin bisa dilakukan dengan menggunakan bahan baku murni atau
bahan baku teknis
Pada kondisi optimal tersebut dihasilkan nitrogliserin sebesar 24 gram (bahan teknis),
dan 22 gram (bahan murni).
Uji bakar terhadap sampel nitrogliserin pada pemanasan dari bawah wadah (spatulastainless) menghasilkan nyala yang menjilat yang khas bagi nyala bahan eksplosive
(propelan).
Analisis kimia dengan FTIR memperkuat kesimpulan bahwa sampel mengandung
gugus nitro. Ini ditunjukkan dengan adanya puncak gugus NO2 pada frekuensi 1390-
1260 cm-1.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fainer, P, 1950, The Reduction of Nitroglycerine with Titanous Sulphate, the Defence
Research Board, Canadian Artnnment Research and Development Establisment
2. Fordham, S., 1980, High Explosives and Propellants, Edisi II, Pergamon Press, England.3. Rinkenbach, W.H., Analysis of Mixtures of Aliphatic Nitrates by Means of the
Refractometer, Irtd. Ertg. Chem., 1927, 19, 1291-1292
4. Sally Yost. 2004, Effects of Redox Potential and pH on the Fate of Nitroglycerine in a
Surface and Aquifer Soil (Thesis), Purdue University
5. ..............,PT Dirgantara Produksi 10.000 Roket FFAR,http://www.bumn-
ri.com/news.detail.html?news_id=19024,
6. .., An Introduction to Energetic materials, SNPEParis,
www.energetic_material.com,
UCAPAN TERIMAKASIH
http://www.bumn-ri.com/news.detail.html?news_id=19024http://www.bumn-ri.com/news.detail.html?news_id=19024http://www.bumn-ri.com/news.detail.html?news_id=19024http://www.bumn-ri.com/news.detail.html?news_id=19024http://www.bumn-ri.com/news.detail.html?news_id=19024 -
8/9/2019 Pengaruh Kualitas Bahan Dasar terhadap Optimalisasi NG
8/8
Terimakasih kami sampaikan kepada Prof. Drs. Sukandi Nasir Rohili, MM sebagai
pemimpin utama team dalam pelaksaan penelitian ini, berkat bimbingan dan arahan beliau
penelitian ini bisa terlaksana. Juga saya sampaikan kepada rekan peneliti yang tergabung
dalam team ini Prof. Dr. Ir. Loekman Satibi, Drs. HM Chawari, Dra. Geni Rosita, Dr. Ir. Heri
Budi Wibowo, dan tak lupa kepada para teknisi litkayasan yang turut membantu dalam
pelaksanaan di laboratorium maupun di lapangan. Berkat jerih payah mereka tahap-tahappenelitian bisa terlaksana dengan baik. Harapan saya semoga yang telah dilakukan mereka
menjadi amal baik mereka dan semoga bermanfaat. Amien.