pengaruh konsentrasi adsorben pasir vulkanik terhadap uji serap berbagai logam.pdf

6
PENGARUH KONSENTRASI ADSORBEN TERHADAP UJI SERAP MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Windi Riyadi Prodi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Jakarta, Indonesia.  Email : [email protected] Abstrak Abu dan pasir vulkanik adalah bahan material vulkanik j atuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Tanah vulkanik/tanah gunung berapi adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi dari letusan gunung berap i yang subur mengandung unsur hara yang tinggi. Material yang keluar dari erupsi Merapi mengandung silika kristalin yang  bervariasi pada berbagai sampel. B eberapa kegunaan adsorben diantaranya adalah untuk memurnikan udara dan gas, memurnikan pelarut, penghilangan bau dalam pemurnian minyak nabati dan gula, penghilangan warna produk -produk alam dan larutan, serta untuk penjerap zat warna dalam pengolahan limbah industri tekstil. Berkembangnya industri tersebut diikuti dengan makin tingginya kebutuhan terhadap adsorben. Pada penelitian ini adsorben dibuat dari pasir vulkanik yang berasal dari daerah Gunung Bromo, Jawa Tengah. P enelitian ini dilakukan aktivasi kimia menggunakan larutan NaOH dengan variasi konsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konsentrasi adsorben dalam uji penyerapan berbagai logam serta perubahan warna larutan uji. Uji serap pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Spektrometer UV-VIS. Konsentrasi NaOH yang digunakan pada penelitian ini adalah NaOH 0,5 N,  NaOH 2 N dan NaOH 4. Pada penelitian ini didapatkan hasil terbaik yaitu pada konsentrasi 0,5 N, zat warna yang diserap sebesar 0,032 A. Pada konsentrasi 2 N, zat warna yang diserap sebesar 0,007 A dan pada konsen trasi 4 N zat warna yang diserap sebesar 0,005 A. Kata Kunci: pasir vulkanik, adsorben, Uv-vis I. PENDAHULUAN Abu dan pasir vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Abu maupun pasir vulkanik terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus, yang berukuran besar biasanya jatuh di sekitar kawah sampai radius 5-7 km dari kawah, sedangkan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan kilometer bahkan ribuan kilometer dari kawah disebabkan oleh adanya hembusan angin (Sudaryo dan Sutjipto, 2009). Tanah vulkanik/tanah gunung berapi adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi dari letusan gunung berapi yang subur mengandung unsur hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi. Tanah yang berkembang dari abu vulkanik umumnya dicirikan oleh kandungan mineral liat allophan yang tinggi.  Allophan adalah aluminosilikat amorf yang dengan bahan organik dapat membentuk ikatan kompleks (Sudaryo dan Sutjipto, 2009). Material yang keluar dari erupsi Merapi mengandung silika kristalin yang bervariasi pada  berbagai sampel. Jumlah silika kristalin yang paling  banyak terdapat pada sampel yang di dalamnya terkandung 3-6 % kristobalit (Horwell, Damby dan Baxter, 2011). Kandungan unsur logam dalam tanah

Upload: windi7

Post on 04-Mar-2016

84 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

7/21/2019 PENGARUH KONSENTRASI ADSORBEN PASIR VULKANIK TERHADAP UJI SERAP BERBAGAI LOGAM.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-konsentrasi-adsorben-pasir-vulkanik-terhadap-uji-serap-berbagai-logampdf 1/6

PENGARUH KONSENTRASI ADSORBEN TERHADAP UJI SERAP

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Windi Riyadi

Prodi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Jakarta, Indonesia.

 Email : [email protected] 

Abstrak

Abu dan pasir vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan.

Tanah vulkanik/tanah gunung berapi adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi dari letusan gunung berapi yang

subur mengandung unsur hara yang tinggi. Material yang keluar dari erupsi Merapi mengandung silika kristalin yang

 bervariasi pada berbagai sampel. Beberapa kegunaan adsorben diantaranya adalah untuk memurnikan udara dan gas,

memurnikan pelarut, penghilangan bau dalam pemurnian minyak nabati dan gula, penghilangan warna produk -produk

alam dan larutan, serta untuk penjerap zat warna dalam pengolahan limbah industri tekstil. Berkembangnya industri

tersebut diikuti dengan makin tingginya kebutuhan terhadap adsorben. Pada penelitian ini adsorben dibuat dari pasir

vulkanik yang berasal dari daerah Gunung Bromo, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan aktivasi kimia menggunakan

larutan NaOH dengan variasi konsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konsentrasi adsorben dalam

uji penyerapan berbagai logam serta perubahan warna larutan uji. Uji serap pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan Spektrometer UV-VIS. Konsentrasi NaOH yang digunakan pada penelitian ini adalah NaOH 0,5 N,

 NaOH 2 N dan NaOH 4. Pada penelitian ini didapatkan hasil terbaik yaitu pada konsentrasi 0,5 N, zat warna yang

diserap sebesar 0,032 A. Pada konsentrasi 2 N, zat warna yang diserap sebesar 0,007 A dan pada konsentrasi 4 N zat

warna yang diserap sebesar 0,005 A.

Kata Kunci: pasir vulkanik, adsorben, Uv-vis 

I.  PENDAHULUAN

Abu dan pasir vulkanik adalah bahan

material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara

saat terjadi suatu letusan. Abu maupun pasir vulkanikterdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran

halus, yang berukuran besar biasanya jatuh di sekitar

kawah sampai radius 5-7 km dari kawah, sedangkan

yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai

ratusan kilometer bahkan ribuan kilometer dari kawah

disebabkan oleh adanya hembusan angin (Sudaryo dan

Sutjipto, 2009).

Tanah vulkanik/tanah gunung berapi adalah

tanah yang terbentuk dari lapukan materi dari letusan

gunung berapi yang subur mengandung unsur hara

yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di

sekitar lereng gunung berapi. Tanah yang berkembang

dari abu vulkanik umumnya dicirikan oleh kandungan

mineral liat allophan yang tinggi.  Allophan adalah

aluminosilikat amorf yang dengan bahan organikdapat membentuk ikatan kompleks (Sudaryo dan

Sutjipto, 2009).

Material yang keluar dari erupsi Merapi

mengandung silika kristalin yang bervariasi pada

 berbagai sampel. Jumlah silika kristalin yang paling

 banyak terdapat pada sampel yang di dalamnya

terkandung 3-6 % kristobalit (Horwell, Damby dan

Baxter, 2011). Kandungan unsur logam dalam tanah

7/21/2019 PENGARUH KONSENTRASI ADSORBEN PASIR VULKANIK TERHADAP UJI SERAP BERBAGAI LOGAM.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-konsentrasi-adsorben-pasir-vulkanik-terhadap-uji-serap-berbagai-logampdf 2/6

vulkanik di daerah Cangkringan, kabupaten Sleman,

 provinsi Yogyakarta untuk aluminium (Al) berkisar

antara: 1,8-5,9 %; magnesium (Mg): 1-2,4 %; silika

(Si): 2,6-28 % dan besi (Fe): 1,4-9,3 % (Sudaryo dan

Sutjipto, 2009). Kandungan mineral berlimpah yang

terdapat dalam batuan dari gunung berapi adalah

feldspar. Rumus umum feldspar alkali adalah

MAlSi3O8 dimana M adalah logam alkali, yaitu Na

(albit) atau K (ortoklas) (Awala dan Jamal, 2011).

Umumnya struktur feldspar tersusun dari

sebuah cincin yang terdiri dari empat buah struktur

tetrahedral. Kalium dan natrium feldspar mempunyai

tiga buah silikon tetrahedral dan sebuah aluminium

tetrahedral, sedangkan pada kalsium feldspar

mempunyai dua buah silikon tetrahedral dan dua buah

aluminium tetrahedral. Permukaan feldspar terdiri dari

muatan positif, yaitu ion Na+ pada albit dan ion K+

 pada ortoklas; dan muatan negatif, yaitu gugus silanol

atau siloksan (Prasanphan dan Nuntiya, 2006).

Pengertian adsorpsi secara umum adalah

 proses terakumulasinya atom atau molekul pada permukaan. Zat yang mengadsorpsi disebut adsorbat,

sedangkan material tempat terakumulasinya adsorbat

disebut adsorben (Atkins, 1996:427). Adsorpsi terjadi

 pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik

antar atom atau molekul zat padat. Energi potensial

 permukaan akan turun dengan mendekatnya molekul

ke permukaan (Farrington, 1983:254). Adsorpsi

dipengaruhi oleh sifat fisika dan kimia adsorben

seperti ukuran molekul adsorbat, karakteristik

adsorbat, waktu, pengadukan, konsentrasi adsorbat,

suhu, pH dan luas permukaan adsorben. Semakin luas

 permukaan adsorben maka semakin banyak adsorbat

yang teradsorpsi (Asep Saepudin, 2009).Adsorpsi merupakan peristiwa penjerapan

suatu zat pada permukaan zat lain yang terjadi karena

adanya

ketidakseimbangan gaya tarik pada permukaan zat

tersebut (Siaka 2002). Zat yang menjerap disebut

adsorben, sedangkan zat yang tejerap disebut adsorbat.

Adsorben dapat berupa zat padat maupun zat cair.

Adsorben padat diantaranya adalah silica gel, alumina,

 platina halus, selulosa, dan arang atau arang aktif.

Adsorbat dapat berupa gas dan zat cair. Adsorben

dapat digunakan di bidang industri pangan maupun

non pangan. Beberapa kegunaan adsorben diantaranya

adalah untuk memurnikan udara dan gas, memurnikan pelarut, penghilangan bau dalam pemurnian minyak

nabati dan gula, penghilangan warna produk -produk

alam dan larutan (Lynch 1990), serta untuk penjerap

zat warna dalam pengolahan limbah industri tekstil.

Berkembangnya industri tersebut diikuti dengan

makin tingginya kebutuhan terhadap adsorben.

Demikian pula kebutuhan terhadap arang aktif sebagai

salah satu jenis adsorben juga akan terus meningkat

dan belum bisa terpenuhi secara maksimum. Untuk

mengatasi hal tersebut perlu diupayakan keragaman

sumber bahan baku adsorben sehingga dapat

mengimbangi kebutuhan industri-industri terhadap

adsorben.

Adsorpsi dapat dikelompokkan menjadi dua

(Zahrul Mufrodi, Nur Widiastuti, dan Ranny Cintia

Kardika, 2008), yaitu:

1. Adsorpsi fisik ( physical adsorption), yaitu

 berhubungan dengan gaya Van der Waals dan

merupakan suatu proses bolak-balik apabila daya tarik

menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar

dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan

 pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada

 permukaan adsorben.

2. Adsorpsi kimia (chemical adsoption), yaitu reaksi

kimia yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut

yang teradsorpsi.

Menurut Benefield (1982) dalam Asep Saepudin

(2009:17-18), faktor-faktor yang mempengaruhi

 proses adsorpsi, antara lain:

1. 

Luas permukaan adsorbenSemakin luas permukaan adsorben maka semakin

 banyak adsorbat yang teradsorpsi sebab semakin

 banyak pula situs-situs aktif yang tersedia pada

adsorben untuk kontak dengan adsorbat. Luas

 permukaan sebanding dengan jumlah situs aktif

adsorben.

2.  Ukuran molekul adsorbat

Molekul yang besar akan lebih mudah teradsorpsi

daripada molekul yang kecil. Tetapi, pada difusi pori

molekul-molekul yang besar akan mengalami

kesulitan untuk teradsorpsi akibat konfigurasi molekul

yang tidak mendukung. Sehingga adanya batas ukuran

molekul adsorpsi tertentu pada setiap adsorpsi.3.

 

Konsentrasi adsorbat

Konsentrasi adsorbat yang tinggi akan

menghasilkan daya dorong (driving force) yang tinggi

 bagi molekul adsorbat untuk masuk ke dalam situs

aktif adsorben.

4.  Suhu

Karena adsorpsi merupakan proses kinetika maka

 pengaturan suhu akan mempengaruhi kecepatan

 proses adsorpsi.

5. 

 pH

 pH mempengaruhi terjadinya ionisasi ion

hidrogen dan ion ini sangat kuat teradsorpsi. Asam

organik lebih mudah teradsorpsi pada pH rendahsedangkan basa organik terjadi pada pH tinggi.

6. 

Waktu pengadukan

Waktu pengadukan yang relatif lama akan

memberikan waktu kontak yang lebih lama terhadap

adsorben untuk berinteraksi dengan adsorbat.

 Methylene blue yang memiliki rumus kimia

C16H18Cl N3S, adalah senyawa hidrokarbon aromatik

yang beracun dan merupakan zat warna kationik

dengan daya adsorpsi yang sangat kuat. Pada

7/21/2019 PENGARUH KONSENTRASI ADSORBEN PASIR VULKANIK TERHADAP UJI SERAP BERBAGAI LOGAM.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-konsentrasi-adsorben-pasir-vulkanik-terhadap-uji-serap-berbagai-logampdf 3/6

umumnya methylene blue digunakan sebagai pewarna

sutra, wool, tekstil, kertas, peralatan kantor dan

kosmetik. Senyawa ini berupa kristal berwarna hijau

gelap. Ketika dilarutkan, methylene blue dalam air

atau alkohol akan menghasilkan larutan berwarna biru.

 Methylene blue memiliki berat molekul 319,86 gr/mol,

dengan titik lebur di 105°C dan daya larut sebesar

4,36 x 104 mg/L (Endang Palupi, 2006:6). Struktur

methylene blue tertera pada Gambar 3.

Molekul zat warna merupakan gabungan dari

zat organik tidak jenuh dengan kromofor sebagai

 pembawa warna. Zat organik tidak jenuh yang

dijumpai dalam pembentukan zat warna adalahsenyawa aromatik antara lain senyawa hidrokarbon

aromatik dan turunannya, fenol dan turunannya serta

senyawa-senyawa hidrokarbon yang mengandung

nitrogen (Renita Manurung, Rosdanelli Hasibuan, dan

Irvan, 2004).

Gugus kromofor adalah gugus yang

menyebabkan molekul menjadi berwarna. Kromofor

zat warna reaktif biasanya merupakan sistem azo dan

antrakuinon dengan berat molekul relatif kecil. Daya

serap terhadap serat tidak besar. Sehingga zat warna

yang tidak bereaksi dengan serat mudah dihilangkan.

Gugus-gugus penghubung dapat mempengaruhi daya

serap dan ketahanan zat warna terhadap asam atau

 basa. Gugus-gugus reaktif merupakan bagian-bagian

dari zat warna yang mudah lepas. Dengan lepasnya

gugus reaktif ini, zat warna menjadi mudah bereaksi

dengan serat kain. Pada umumnya agar reaksi dapat

 berjalan dengan baik maka diperlukan penambahan

alkali atau asam sehingga mencapai pH tertentu

(Renita Manurung, Rosdanelli Hasibuan, dan Irvan,

2004).

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota

teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber

REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-

380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan

memakai instrumen spektrofotometer.

Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energielektronik yang cukup besar pada molekul yang

dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih

 banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan

kualitatif.

Spektrofotometri merupakan salah satu

metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk

menentukan komposisi suatu sampel baik secara

kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada

interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang

digunakan dalam spektrofotometri disebut

spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat

 berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan

materi dapat berupa atom dan molekul namun yang

lebih berperan adalah elektron valensi (Mukti

Kusnanto).

II.  METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei

2015 di Laboratorium Kimia Pusat Laboratorium

Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah oven, beaker gelas, labu erlenmeyer, gelaskimia, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi, rak

tabung reaksi, kristalisasi disk, kertas saring, corong,

gelas kimia, spatula, timbangan analitik, fortex, botol

semprot, kantung plastic, alumunium foil, indikator

 pH dan Spektrofotometri UV-Vis.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari bahan uji, bahan penguji dan bahan kimia.

Bahan uji berupa metilen blue, K 2CrO4  0,01 M,

KMnO4  0,1 M, CuCl2 0,05 M dan MTB 10 ppm.

Bahan penguji pasir vulkanik yang diambil dari

Gunung Bromo pada bulan Mei 2015. Bahan kimia

yang digunakan terdiri dari aquadest, Natrium

Hidroksida (NaOH) 0,5 N, NaOH 2N dan NaOH 4N.

Cara Kerja

Pasir vulkanik dikeringkan didalam oven dengan

suhu 37oC. Pasir ditimbang sebanyak 7 gram dan

masing-masing dimasukkan kedalam gelas kimia.

Gelas kimia pertama diberi nama A dan dimasukkan

larutan NaOH 0,5 N sebanyak 50 mL. Gelas kimia

kedua diberi nama B dan dimasukkan larutan NaOH 2

 N sebanyak 50 mL. Gelas kimia ketiga diberi nama C

dan dimasukkan larutan NaOH 4 N sebanyak 50 mL.

Setiap gelas kimia yang sudah berisi pasir dan larutan

 NaOH ditutup dengan plastik kemudian dirapatkandengan alumunium foil. Didiamkan ketiga gelas kimia

 berisi sampel selama 24 jam. Setelah 24 jam, adsorben

dicuci dengan menggunakan air panas dan dilakukan

 pengujian pH menggunakan indicator pH. Setelah

ketiga sampel dicuci hingga pH normal yakni 7, ketiga

sampel dikeringkan dengan 73oC selama 1,5 jam.

7/21/2019 PENGARUH KONSENTRASI ADSORBEN PASIR VULKANIK TERHADAP UJI SERAP BERBAGAI LOGAM.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-konsentrasi-adsorben-pasir-vulkanik-terhadap-uji-serap-berbagai-logampdf 4/6

Untuk uji serap menggunakan berbagai larutan

uji, ditimbang terlebih dahulu sampel atau adsorban

sebanyak 2 gram dan dimasukkan kedalam 12 tabung

reaksi. Tabung reaksi ini masing-masing telah berisi

larutan uji yakni, 4 buah tabung reaksi berisi larutan

K 2CrO4  0,1 M, 4 buah tabung reaksi berisi larutan

CuCl2  0,05 M, 4 buah tabung reaksi berisi larutan

metilen blue 10 ppm dan 4 buah tabung reaksi berisi

larutan KMnO4  0,01 M. Adsorban yang telah

ditimbang masing-masing dimasukkan kedalam 12

tabung reaksi yang sudah berisi larutan uji, dengan 4

tabung reaksi yang berisi larutan uji yang berbeda

sebagai larutan standar. Masing-masing tabung yang

sudah dimasukkan adsorban, dikocok menggunakan

fortex dan didiamkan selama tiga hari. Setelah itu

dilakukan uji serap masing-masing larutan

menggunakan Spektrofotometri UV-VIS dengan

 panjang gelombang 660 nm. 

III.  HASIL PENGAMATAN DAN

PEMBAHASAN

Tabel I. Pengaruh Konsentrasi NaOH Terhadap

Perubahan Warna Larutan Uji

 No.Bahan

Uji

Perubahan Warna

CuCl2 0,05

M

K 2CrO4 

0,1 MKMnO4

0,01 M

MTB10

 ppm

1LarutanStandar

BiruMuda

Kuning Ungu Biru

2Sampel

ABiru

MudaKuning Ungu Bening

3Sampel

BBiru

MudaKuning Ungu Bening

4Sampel

CBiru

MudaKuning Ungu Bening

Pada penelitian ini digunakan abu vulkanik

yang mengandung berbagai mineral didalamnya.

Mineral-mineral ini disebut feldspar yang tersusun

dari natrium, kalium, silicon dan alumunium. Mineral-

mineral ini lah yang digunakan untuk menyerap

 berbagai logam maupun zat warna dalam berbagai

 bentuk limbah. Mineral dalam abu vulkanik ini

mampu dijadikan bahan untuk mengurangi

konsentrasi limbah dengan dilakukan aktivasi terlebih

dahulu. Dalam penelitian ini telah dilakukan aktivasi

adsorben dari abu vulkanik dengan perbedaan

konsentrasi NaOH yaitu 0,5 N, 2 N dan 4 N.

Aktivasi dengan NaOH dilakukan agar pori-

 pori permukaan mineral dapat terbuka lebih lebar

sehingga mampu menyerap berbagai zat atau logam.

Untuk mengaktivasi adsorben diperlukan konsentrasi

optimum untuk mendapatkan hasil serapan yang

 bagus. Pada penelitian ini konsentrasi NaOH optimum

adalah 0,5 N. Pada konsentrasi ini zat warna pada

larutan metilen blue dapat terserap cukup banyak.

Penelitian ini berhasil menyerap banyak zat warna

 pada larutan uji metilen blue dan larutan CuCl2 0,05

M. Namun pada penelitian ini hanya dilakukan uji

serap pada larutan metilen blue saja karena larutan

metilen blue memberikan perbedaan warna yang

 begitu spesifik.

Pada percobaan ini didapatkan hasil yang berbeda pada larutan metilen blue. Pada larutan uji ini,

semua warna larutan terserap atau dengan kata lain

warna biru pada metilen menjadi pudar atau bening.

 Namun pada larutan uji yang lain warna tetap sama

atau hanya sedikit terjadinya penyerapan warna atau

ion logam. Dikarenakan pada larutan uji yang lain ini

tidak merubah warna serapan, sehingga pada

 percobaan ini hanya dilakukan uji dengan

spektrometer uv-vis pada larutan metilen blue standar

 beserta larutan metilen blue yang sudah teradsorbsi

oleh pasir vulkanik.

Pada penelitian ini dilakukan uji penyerapan

warna larutan metilen blue agar dapat diketahuiseberapa banyak zat yang warna yang diserap dengan

 pengaruh konsentrasi NaOH dalam mengaktivasi

adsorben. Dan ternyata waktu kontak adsorben dengan

larutan uji atau metilen blue sangat berpengaruh. Hal

ini juga dapat mempengaruhi nilai adsorbansi yang

didapat melalui uji instrument menggunakan

spektrofotometri uv-vis. Dikarenakan untuk menguji

larutan yang telah terserap dengan spektrometer uv-vis

cukup lama, jadi waktu kontak adsorben terhadap

larutan uji pun lebih lama dari waktu kontak yang telah

ditetapkan.

7/21/2019 PENGARUH KONSENTRASI ADSORBEN PASIR VULKANIK TERHADAP UJI SERAP BERBAGAI LOGAM.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-konsentrasi-adsorben-pasir-vulkanik-terhadap-uji-serap-berbagai-logampdf 5/6

Berdasarkan data yang diperoleh dalam

grafik, didapatkan nilai adsorbansi tertinggi pada

adsorben yang teraktivasi oleh NaOH dengankonsentrasi 0,5 N. Sebanyak 0,032 A larutan metilen

 blue yang terserap oleh adsorben yang diaktivasi

dengan NaOH 0,5 N. Pada larutan metilen blue yang

terserap oleh Sampel B, adsorbansi yang didapatkan

sebesar 0,007 A. Sedangkan pada larutan metilen blue

yang terserap oleh Sampel C adalah sebanyak 0,005

A. Hal ini berarti semakin dikit konsentrasi NaOH

yang digunakan untuk mengaktivasi adsorben pari

vulkanik, semakin banyak zat warna yang diserap oleh

adsorben.

IV. 

SIMPULAN

Pada penelitian ini adsorben yang berasal

dari pasir vulkanik hanya mampu menyerap zat warna

 pada larutan metilen blue. Konsentrasi NaOH terbaik

yang digunakan dalam aktivasi kimia sebesar 0,5 N.

Pada konsentrasi NaOH 0,5 N didapatkan nilai

adsorbansi sebesar 0,032 A, konsentrasi NaOH 2 N

sebesar 0,007 A dan pada konsentrasi NaOH 4 N

sebesar 0,005 A. 

DAFTAR PUSTAKA 

Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisik. Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Awala, H. A. dan El Jamal, M. M.. 2011.

Equilibrium and Kinetics Study of Adsorption of

Some Dyes onto Feldspar. Journal of the

University of Chemical Technology and

 Metallurgy. Vol. 46 No. 1. Hlm. 45-

52.Farrington, Daniels. 1983. Kimia Fisika 1.

Jakarta: Erlangga.Fasyir, M.R. 2012. Skripsi: Adsorpsi Pewarna

Methylene Blue Menggunakan Pasir Vulkanik

Gunung Merapi. Jurusan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Yogyakarta.

Horwell, Claire, Damby, David dan Baxter, Peter.

2011. A Mineralogical and Toxicological

Assessment of The Health Hazard of Ash from

The 2010 Merapi Eruption. Geophysical

 Research Abstracts- EGU General Assembly

2011. Vol. 13, EGU2011-2552-3.

Lynch CT. 1990. Practical Handbook of Material

 science. Ed ke-2. New York: CRC Pr.

Mukti Kusnanto. Analisis Spektroskopis UV-VIS

Penentuan Konsentrasi Permanganat (KMnO4).

Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas

Maret Surakarta. 

Palupi, Endang. 2006. Degradasi Methylene Blue

Dengan Metode Fotokalisis Dan

Fotoelektrokatalisis Menggunakan Film TiO2.

Bogor: Departemen Fisika IPB.

Prasanphan, Sitthisak dan Nuntiya, Apinon. 2006.

Electrokinetic Properties of Kaolins, Sodium

Feldspar and Quartz. Chiang Mai J.Sci. Vol

33(2). Hlm. 183-190.

Renita Manurung, Rosdanelli Hasibuan dan Irvan.

2004. Perombakan Zat Warna Azo Reaktifsecara Anaerob-Aerob. e-USU Repository ©

2004Universitas Sumatera Utara. Hlm. 1-19.

Saepudin, Asep. 2009. Skripsi: Uji Kinerja

Adsorben Histidin-Bentonit dalam Prototipe

Kemasan Flow dan Batch terhadap Pestisida

Endosulfan dalam Air Minum. Program Studi

Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0.035

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

   A   b  s  o  r   b  a  n  s   i   (   A

   )

Konsentrasi (N)

Grafik I. Hubungan Konsentrasi Larutan NaOH dengan Absorbansi

7/21/2019 PENGARUH KONSENTRASI ADSORBEN PASIR VULKANIK TERHADAP UJI SERAP BERBAGAI LOGAM.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-konsentrasi-adsorben-pasir-vulkanik-terhadap-uji-serap-berbagai-logampdf 6/6

Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Siaka M, Sukadana IM, Rahayu KS. 2002. Arang

Kulit Kacang Tanah Sebagai Adsorben Alternatif

Untuk Adsorpsi Larutan Nitrat. Chemical

review: 67-73 Vol V. Universitas Udayana.

Sudaryo dan Sutjipto. 2009. Identifikasi dan

Penentuan Logam pada Tanah Vulkanik di

Daerah Cangkringan Kabupaten Sleman dengan

Metode Analisis Aktivasi Neutron Cepat.

Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir

Yogyakarta, 5 November 2009. ISSN 1978-

0176. Hlm. 715-722.

Zahrul Mufrodi, Nur Widiastuti dan Ranny Cintia

Kardika. 2008. Adsorpsi Zat Warna Tekstil

dengan Menggunakan Abu Terbang ( Fly Ash)

untuk Variasi Massa Adsorben dan Suhu

Operasi. Prosiding Seminar Nasional Teknoin

2008 Bidang Teknik Kimia dan Tekstil. ISBN:

978-979-3980-15-7. Hlm. B90-B93.