pengaruh kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar … · mengetahui pengaruh tidak langsung...

118
i PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MURNI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: SRI REJEKI K7408270 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Upload: leminh

Post on 17-May-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

i

PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA,

MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI

SMK MURNI 2 SURAKARTA

TAHUN AJARAN

2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

SRI REJEKI

K7408270

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Oktober 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

iii

PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA,

MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI

SMK MURNI 2 SURAKARTA

TAHUN AJARAN

2011/2012

Oleh:

SRI REJEKI

K7408270

Skripsi

ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan

gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Oktober 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

vi

ABSTRAK

Sri Rejeki. PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI

BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

DI SMK MURNI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi.

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret.

Oktober 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui pengaruh langsung

kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta

tahun pelajaran 2011/2012, (2) mengetahui pengaruh langsung motivasi belajar

terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran

2011/2012, (3) mengetahui pengaruh langsung gaya belajar terhadap hasil belajar

siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, (4) mengetahui

pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa

melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, (5)

mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa

melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi

adalah seluruh siswa SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Sampel

berjumlah 73 siswa diambil dengan teknik cluster random sampling. Teknik

pengumpulan data kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar, dan gaya belajar

digunakan metode angket, sedangkan hasil belajar digunakan metode

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dengan

SPSS 17.

Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh langsung kondisi

ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa, (2) terdapat pengaruh langsung

motivasi belajar terhadap hasil belajar, (3) terdapat pengaruh langsung gaya

belajar terhadap hasil belajar, (4) terdapat pengaruh tidak langsung kondisi

ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar, dan (5)

terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar melalui

gaya belajar.

Kata kunci: kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar, gaya belajar, hasil belajar

siswa, analisis jalur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

vii

ABSTRACT

Sri Rejeki. THE EFFECT OF THE ECONOMIC CONDITION OF FAMILY,

THE LEARNING MOTIVATION, AND THE LEARNING STYLE ON THE

LEARNING RESULT OF THE STUDENTS OF HIGH VOCATIONAL

SCHOOL MURNI 2 OF SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2011/2012.

Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret

University, Surakarta, October 2012.

The objectives of this research are to investigate: (1) the direct effect of

the economic condition of family on the learning result of the students of

Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012; (2)

the direct effect of the learning motivation on the learning result of the students of

Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012; (3)

the direct effect of the learning style on the learning result of the students of

Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012; (4)

the indirect effect of the economic condition of family on the learning result of the

students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year

2011/2012; and (5) the indirect effect of the learning motivation on the learning

result of the students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta in

Academic Year 2011/2012.

This research used the quantitative method. The population of the

research was all of the students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta

in Academic Year 2011/2012. The samples of the research consisted of 73

students and were taken by using the cluster random sampling technique. The

data of the economic condition of family, the learning motivation and the learning

style were gathered through questionnaire, and the data of the learning result

were collected through documentation. The data were then analyzed by using the

path analysis with the computer program of SPSS17.

The results of the research are as follows: (1) there is a direct effect of the

economic condition of family on the learning result of the students; (2) there is a

direct effect of the learning motivation on the learning result of the students; (3)

the direct effect of the learning style on the learning result of the students; (4) the

indirect effect of the economic condition of family on the learning result of the

students; and (5) the indirect effect of the learning motivation on the learning

result of the students.

Keywords: Economic condition of family, learning motivation, learning style,

learning result, and path analysis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

viii

MOTTO

“Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia,

tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang

menangis sedih,tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum ”

(Mahatma Gandhi )

“Orang-orang hebat dibidang apapun bukan baru bekerja karena mereka

terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka

bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi”.

(Ernest Newman )

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”.

(Aristoteles)

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

(QS. Al Insyirah: 7)

“Semua manusia mempunyai potensi yang sama untuk sukses. Yang

membedakan adalah seberapa efektif kita belajar untuk sukses”

(Gusbud)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

ix

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur ke hadirat ALLAH S.W.T, ku persembahkan

karya kecil ini teruntuk:

Ibu dan ayah tersayang. Terimakasih untuk semua doa,

dorongan, cinta dan kasih sayang yang tulus.

Adikku tersayang .

Keluarga besarku yang selalu memberi motivasi serta

dukungan.

Untuk “seseorang” yang dijanjikan ALLAH untukku.

Sahabatku Allien, Nopi, Rini, Ninik, Ndro, Sastro yang selalu

menjadi tempatku berbagi suka dan duka.

Rekan-rekan PAP 2008 (Yessi, Sari, Tria, Tika, Nurul, Ima,

Mita, Dita, Indry, Watin, dll)

Semua orang yang selalu ada kala peneliti butuhkan yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Almamater

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR

DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK

MURNI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang

Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu,

peneliti menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan para pembantu

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan surat ijin penyusunan skripsi dan

memberikan ijin guna melakukan penelitian.

2. Drs. H. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta, yang telah menyetujui atas permohonan ijin

penulisan skripsi ini.

3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan

skripsi.

4. Drs. Ign. Wagimin, M.Si selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Administrasi

Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

xi

5. Dr. Heri Sawiji, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan

bimbingan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Susantiningrum, S.Pd., SE., M.AB selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan petunjuk sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Tim Penguji Skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk

menguji peneliti, sehingga peneliti dapat melaksanakan ujian skripsi guna

menyelesaikan studi di bangku kuliah.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian

Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.

9. Drs. Suwitadi,SH,MM,MSi selaku Kepala Sekolah SMK Murni 2 Surakarta

yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di

SMK Murni 2 Surakarta.

10. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu mendoakan, memberi semangat dan

dorongan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

11. Fajar Susanto dan Ulinuha Maulana adikku tersayang yang selalu

mengingatkan peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman PAP angkatan 2008 khususnya kelas B yang telah memberikan

dukungan dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung terhadap

penyusunan skripsi ini.

13. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti. Meskipun demikian, semoga skripsi ini

bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Oktober 2012

Peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................... vi

HALAMAN ABSTRACT ........................................................................ vii

HALAMAN MOTTO ............................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... ix

KATA PENGANTAR .............................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah................................................... .......... 7

C. Pembatasan Masalah.................................................. .......... 7

D. Perumusan Masalah ............................................................. 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 10

1. Tinjauan tentang Hasil Belajar........................................ 10

a. Pengertian belajar ....................................................... 10

b. Pengertian Hasil Belajar ............................................. 11

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar.... ... 12

d. Domain Hasil Belajar................................................. 16

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

xiii

2. Tinjauan tentang Kondisi Ekonomi Keluarga................ . 18

a. Pengertian Kondisi Ekonomi Keluarga ............................. 18

b. Sosial Ekonomi .................................................................. 20

3. Tinjauan tentang Motivasi Belajar ........................................... 24

a. Pengertian Motivasi Belajar .............................................. 24

b. Macam-macam Motivasi .................................................. 27

c. Fungsi Motivasi .......................................................... 31

4. Tinjauan tentang Gaya Belajar ........................................ 36

a. Pengertian Gaya Belajar ............................................. 36

b. Macam-macam Gaya Belajar ..................................... 38

B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 43

C. Karangkan Pemikiran .......................................................... 45

D. Hipotesis .............................................................................. 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 48

B. Rancangan Penelitian ........................................................... 48

C. Populasi dan Sampel ............................................................ 52

D. Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 55

E. Pengumpulan Data ............................................................... 56

F. Validasi Instrumen Penelitian .............................................. 65

G. Teknik Analisis Data ........................................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ...................................................................... 75

B. Pengujian Prasyarat Analisis Jalur ....................................... 80

1. Uji Normalitas ................................................................. 80

2. Uji Linieritas ................................................................... 81

3. Uji Heterokedastisitas ..................................................... 81

C. Hasil Analisis Data .............................................................. 82

1. Penentuan Diagram Jalur ................................................ 82

2. Pengujian Hipotesis ......................................................... 82

3. Uji Signifikansi Diagram Jalur Baru ............................... 87

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

xiv

4. Efek Langsung dan Tidak Langsung............................... 88

D. Pembahasan ......................................................................... 88

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................. 95

B. Implikasi .............................................................................. 95

C. Saran .................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 98

LAMPIRAN .............................................................................................. 101

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku hasil belajar 16

Tabel 2.2 Perbedaan gaya belajar Impulsif-reflektif ................................. 40

Tabel 2.3 Perbedaan gaya belajar presetif-reseptif ................................... 41

Tabel 2.4 Perbedaan gaya belajar intuitif-sistematis................................. 42

Tabel 3.1 Proporsi Jumlah Sampel untuk Setiap Strata ............................ 56

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Uji coba instrumen kondisi ekonomi keluarga .......... 60

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian kondisi ekonomi keluarga ....... 61

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Uji coba instrumen motivasi belajar .......................... 62

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian motivasi belajar ....................... 63

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Uji coba instrument gaya belajar ............................... 64

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian gaya belajar ........................... 65

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar ............................. 76

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kondisi Ekonomi Keluarga ...... 77

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar........................ 78

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Belajar ............................. 79

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis ................................................ 86

Tabel 4.6 Harga Koefisien Korelasi, Jalur, dan Residu Awal .................. 87

Tabel 4.7 Harga Efek Langsung dan Efek Tidak Langsung ..................... 88

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................... 47

Gambar 3.1 Hubungan Struktur X1, X2, dan X3 terhadap Y ....................... 68

Gambar 3.2 Hubungan Struktur X1, X2, dan X3 ......................................... 68

Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Variabel Hasil belajar ........................... 76

Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Variabel Kondisi ekonomi keluarga ..... 77

Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Variabel Motivasi belajar ..................... 78

Gambar 4.4 Histogram Frekuensi Variabel Gaya belajar ........................... 79

Gambar 4.5 Diagram Jalur Variabel X1, X2, X3 dan Y ............................... 87

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Jadwal Penelitian.........................................................................

Lampiran 2. Instrumen Penelitian

101

a. Matrik uji coba angket............................................................ 102

b. Surat pengantar uji coba angket..............................................

c. Angket uji coba ......................................................................

d. Matrik penelitian....................................................................

e. Surat pengantar penelitian......................................................

f. Angket penelitian....................................................................

103

104

113

114

115

Lampiran 3. Analisis Instrumen

a. Data Awal try out..................................................................

b. Uji Validitas Angket Kondisi ekonomi keluarga..................

123

126

c. Uji Reliabilitas Angket Kondisi ekonomi keluarga................ 130

d. Uji Validitas Angket Motivasi belajar.................................... 133

e. Uji Reliabilitas Angket Motivasi belajar............................... 137

f. Uji Validasi Angket Gaya belajar ..........................................

g. Uji Reliabilitas Angket Gaya belajar......................................

140

145

Lampiran 4. Data Hasil Penelitian

a. Data Awal Kondisi ekonomi keluarga................................... 148

b. Data Awal Motivasi belajar.................................................... 151

c. Data Awal Gaya belajar.........................................................

d. Data Awal hasil belajar siswa................................................

e. Deskripsi Data........................................................................

154

157

161

Lampiran 5. Hasil Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas........................................................................ 162

b. Uji Linieritas........................................................................... 163

c. Uji Heterokedastisitas............................................................. 164

Lampiran 6. Jumlah siswa SMK Murni 2 Surakarta....................................... 165

Lampiran 7. Analisis Data

a. Uji Korelasi ..........................................................................

b. Uji Hipotesis Pertama.............................................................

166

167

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

xviii

c. Uji Hipotesis Kedua............................................................... 167

d. Uji Hipotesis Ketiga............................................................... 167

e. Uji Hipotesis Keempat...........................................................

f. Uji Hpotesis Kelima...............................................................

168

168

Lampiran 8. Surat Perijinan............................................................................. 169

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia mempunyai tujuan

untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya baik secara material dan

spiritual. Pembangunan yang dilaksanakan tidak hanya mengejar kemajuan

lahiriah atau batiniah saja, melainkan keselarasan dan keseimbangan diantara

keduanya. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan

taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan rakyat yang merata, dimana ketiga

sasaran tersebut mempunyai ikatan yang erat dan saling mendukung. Dalam

rangka pencapaian sasaran pembangunan tersebut perlu diadakan upaya

pengembangan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Pendidikan merupakan salah

satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan

diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan

manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya, (Kunaryo, 2000).

Pendidikan dalam arti luas didalamnya terkandung pengertian mendidik,

membimbing, mengajar dan melatih.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran dimana peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan

yang diperlukan bagi masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan terdiri dari

totalitas pengalaman yang memungkinkan seseorang dapat tumbuh dan

berkembang menurut potensi yang dimiliki baik sebagai individu, anggota

keluarga dan masyarakat.

Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

(2003:7), sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

2

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pada hakekatnya tujuan pendidikan yang hendak dicapai pemerintah

Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tujuan tersebut dapat

dikatakan tercapai jika hasil belajar tuntas. Kriteria ketuntasan minimum (KKM)

sebagai berikut: Untuk mata pelajaran kelompok Normatif dan Adaptif, KKM

ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,

kompleksitas kompetensi, dan kemampuan sumber daya pendukung

penyelenggaraan pembelajaran sedangkan untuk mata pelajaran produktif, KKM

ditentukan dengan batas paling rendah adalah nilai 60. Kemudian dengan

ketentuan tersebut masing-masing sekolah dapat menetapkan KKM untuk

mengukur ketuntasan hasil belajar siswa, ketuntasan hasil belajar merupakan salah

satu wujud tercapainya keberhasilan pendidikan.

Keberhasilan pendidikan bukan semata-mata tugas dari sekolah, namun

keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga

(orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini sekolah

bekerjasama dengan keluarga (orang tua), masyarakat dan pemerintah demi

tercapainya keberhasilan pendidikan. Sekolah merupakan lembaga formal yang di

bentuk oleh pemerintah dan masyarakat, dimana siswa belajar dan diberikan

pengetahan tentang macam-macam mata pelajaran yang akan dipelajari, dipahami,

diujikan dan diberikan penilaian yang hasil belajarnya akan dipaparkan dalam

buku raport biasanya dinyatakan dalam bentuk huruf dan angka. Sekolah

menjalankan tugas mendidik anak yang sudah tidak mampu lagi dilakukan oleh

keluarga, mengingat semakin kompleksnya praktek mendidik anak. Keluarga

adalah orangtua berarti ibu dan ayah kandung, orang yang sudah tua, orang yang

dianggap tua (pandai, cerdik) Poerwodarminto (2002:68). Mendidik anak di

dalam keluarga merupakan wujud pendidikan yang pertama dan utama yang

dialami oleh anak. Sejak adanya kemanusiaan sampai sekarang ini, kehidupan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

3

keluarga selalu mempengaruhi perkembangan budi pekerti setiap manusia. Selain

kehidupan keluarga dan sekolah anak juga mengalami kehidupan masyarakat.

Lingkungan dalam masyarakat yang baik dapat mendorong anak untuk

berkembang pribadi kreativitasnya.

Untuk mengembangkan kreativitas pribadi anak, anak perlu menikmati

bangku pendidikan formal yaitu sekolah. Sekolah formal dibutuhkan biaya

pendidikan yang tidak sedikit. Dalam hal ini keluarga bertanggung jawab

menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang

keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan

sosial ekonominya rendah. Bahar dalam Yerikho (2007), menyatakan bahwa:

pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah keatas lebih banyak

mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Anak-

anak yang berlatar belakang ekonomi rendah, kurang mendapat bimbingan dan

pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih

memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari. Sedangkan dorongan atau motivasi dari keluarga merupakan faktor eksternal

yang dibutuhkan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang menjadi aktif pada saat–saat tertentu. Motivasi dapat tumbuh dari

diri seseorang (intrinsik) tetapi dapat juga dirangsang oleh faktor dari luar diri

individu (ekstrinsik). Motivasi intrinsik timbul sebagai akibat dari dalam individu

sendiri, tanpa paksaan dorongan dari orang lain, motivasi ekstrinsik timbul

sebagai akibat pengaruh dari luar individu adanya ajakan, suruhan atau paksaan

dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya mau melakukan

sesuatu atau belajar. A.M. Sardiman (2005:75) menyatakan motivasi belajar dapat

juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi

tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak

suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

4

itu. Tanpa adanya motivasi belajar dari siswa, maka keberhasilan belajar sulit

untuk tercapai.

Motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa.

Siswa akan menyenangi suatu pelajaran di karenakan pengajarnya pandai dalam

menyampaikan materi pelajaran, sehingga siswa mudah dalam menyerap apa

yang ingin disampaikan oleh pengajarnya sendiri. Interaksi atau hubungan timbal

balik antara guru dengan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya

proses belajar mengajar. Oleh karena itu faktor pengajar dalam dalam proses

kegiatan belajar mengajar memang sangat berpengaruh sekali terhadap motivasi

untuk belajar. Dalam hal ini pengertian motivasi sangatlah bermanfaat bagi orang

tua ataupun bagi pengajar yang berurusan dengan pendidikan. Proses belajar

mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru

dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi

edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai adalah hasil

belajar yang optimal. Selain itu juga harus memperhatikan gaya belajar siswa,

gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan

kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural , dan pengalaman pendidikan.

Gaya belajar akan memudahkan bagi para pebelajar untuk belajar maupun para

guru untuk mengajar mengajar dalam proses pembelajaran.

Menurut L. Crow & A. Crow (2005:308) “sebagai hasil dari pendidikan,

seseorang terdorong memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani, mewujudkan

tujuan atau cita-citanya, ataupun untuk mencapai kepuasan pribadi dalam kegiatan

yang dinginkan oleh masyarakat”. Siswa yang ingin menggapai cita-citanya tidak

lepas dari sejumlah faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajarnya.

Berdasarkan penjelasan Astim Riyanto (2003:51)”faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat

kelompok yaitu bahan, lingkungan, instrumental dan kondisi individu siswa”.

Faktor bahan (materi) yang harus dipelajari ikut menentukan bagaimana

proses belajar itu terjadi, dan bagaimana hasil yang diharapkan. Selain itu, taraf

kesukaran serta kompleksitas bahan yang harus dipelajari juga besar pengaruhnya

terhadap proses dan hasil belajar. Faktor lingkungan dalam konteks ini di bedakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

5

menjadi dua menurut Astim Riyanto (2003:52) yaitu lingkungan alami dan

lingkungan sosial. Lingkungan alami misalnya suhu kelembapan udara

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar diudara segar berbeda

dengan belajar diudara panas. Lingkungan sosial berwujud hubungan antara

manusia atau wujud lain yang berhubungan, misalnya tulisan, rekaman suara

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang

memecahkan soal dapat terganggu bila ada orang lain yang mondar-mandir di

dekatnya. Lingkungan sosial ini seperti suara mesin pabrik, hiruk-pikuk lalu lintas

juga berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

Faktor instrumental yaitu faktor yang adanya dan penggunaannya

dirancang sesuai dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini

diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan belajar yang

telah direncanakan semula. Faktor ini juga bisa berwujud perangkat keras (hard

ware) seperti perlengkapan belajar, alat praktikum dan sebagainya, tetapi dapat

pula berwujud perangkat lunak (soft ware) seperti kurikulum, program, pedoman

belajar dan sebagainya. Faktor-faktor ini jelas mempengaruhi proses dan hasil

belajar menurut Astim Ryanto (2003:52).

Faktor kondisi fisik siswa merupakan faktor yang menentukan,

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Faktor kondisi individu siswa

dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kondisi fisiologis dan kondisi

psikologis. Kondisi fisiologis umumnya berpengaruh terhadap belajarnya

seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya

dengan orang yang lelah, mudah ngantuk, dan tidak mudah menerima pelajaran.

Kondisi panca indera, terutama penglihatan dan pendengaran juga berpengaruh

terhadap proses dan hasil belajar.

SMK Murni 2 Surakarta adalah salah satu Sekolah yang dinaungi Yayasan

Perguruan Murni Surakarta, dan merupakan salah satu yayasan tertua di kota

Solo. Walaupun tergolong sebagai salah satu yayasan tertua di Solo namun

berdasarkan studi prapenelitian dan pengamatan di lapangan untuk hasil belajar

masih belum optimal. Hasil belajar dapat dilihat diakhir suatu program pendidikan

yang telah dilaksanakan dengan cara mengadakan evaluasi, evaluasi adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

6

pengambilan keputusan berdasarkan pengukuran dan standar kriteria. Untuk itu

evaluasi dilakukan atas komponen-komponen dan prosesnya sehingga bila terjadi

kegagalan dalam pencapaian tujuan maka dapat ditelusuri komponen dan proses

yang menjadi sumber kegagalan.

Hasil belajar merupakan patokan dari pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Apabila tujuan tersebut tidak sesuai dengan yang telah

ditetapkan maka proses belajar dikatakan belum efektif. Hasil belajar belum

tercapai, maka masih perlu dilakukan upaya untuk dapat meningkatkan hasil

belajar. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan

kondisi ekonomi keluarga siswa, motivasi belajar dan gaya belajar. Hal tersebut

peneliti pilih sebagai suatu hal yang mempengaruhi hasil belajar dan sekaligus

ditetapkan peneliti sebagai variabel. Dilihat dari hasil belajarnya, orangtua siswa

yang kurang menyadari tentang pentingnya pendidikan, orangtua kurang

memperhatikan pendidikan serta biaya pendidikan, orangtua lebih mementingkan

bagaimana cara mendapatkan uang untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari.

Dengan kondisi ekonomi keluarga yang seperti tersebut motivasi belajar anak

berkurang dalam hal ini sebagai pendidik harus bisa menumbukan motivasi

kepada siswa, agar tetap memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar serta

menjelaskan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Penerapan gaya belajar sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki siswa diharapkan hasil belajar dapat optimal.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang berjudul ” Hubungan Motivasi Belajar

dengan Hasil Belajar Pada Mahasiswa di Pendidikan Jarak jauh” (Sukiniarti:

2003) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi belajar

dengan hasil belajar.

Berpijak pada latar belakang masalah diatas, menimbulkan dorongan pada

peneliti untuk mengkaji lebih lanjut mengenai “PENGARUH KONDISI

EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MURNI 2 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

7

B. Idetifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, timbul

beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa yang masih rendah, karena kurangnya dukungan belajar

dari keluarga.

2. Siswa yang masih belum mengetahui gaya belajar yang cocok untuk masing-

masing siswa, sehingga perlu ditumbuhkan.

3. Sarana dan prasana belajar yang kurang memadai di sekolah, menyebabkan

siswa malas untuk belajar.

4. Hasil belajar siswa yang kurang maksimal, karena motivasi belajar yang masih

rendah.

5. Kondisi ekonomi keluarga siswa yang kurang mampu mempengaruhi

dukungan siswa untuk belajar.

6. Kondisi ekonomi yang kurang mampu mempengaruhi hasil belajar siswa.

7. Kurangnya perhatian orang tua untuk meningkatkan hasil belajar.

8. Biaya pendidikan yang semakin tinggi, sehingga orang tua kesulitan untuk

membayar dan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas tidak seluruhnya dibahas dalam

penelitian ini karena untuk mendapatkan hasil penelitian yang berguna, maka

hanya akan membahas masalah-masalah kondisi ekonomi keluarga, motivasi

belajar dan gaya belajar serta hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun

ajaran 2011/2012”.

Agar permasalahan yang diteliti semakin jelas dan terarah, maka peneliti

menjelaskan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Kondisi ekonomi keluarga adalah suatu keadaan ekonomi yang menyangkut

tentang kedudukan dan prestise seseorang atau keluarga dalam masyarakat

serta usaha untuk menciptakan barang dan jasa, demi terpenuhinya kebutuhan

baik jasmani maupun rohani.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

8

2. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari diri siswa untuk

menghasilkan kegiatan (belajar) dalam mencapai suatu tujuan.

3. Gaya belajar adalah bahwa yang dimaksud dengan gaya belajar dalam

penelitian ini adalah orientasi untuk mendekati tugas-tugas belajar dan

mengolah informasi dengan cara-cara tertentu.

4. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses

belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai yang tercantum dalam raport.

D. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap

hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?

2. Apakah terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar

siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?

3. Apakah terdapat pengaruh langsung gaya belajar terhadap hasil belajar siswa

di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?

4. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap

hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta Tahun

Ajaran 2011/2012?

5. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran

2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan adalah segala sesuatu yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap

hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta.

2. Untuk mengetahui pengaruh langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar

siswa di SMK Murni 2 Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

9

3. Untuk mengetahui pengaruh langsung gaya belajar, terhadap hasil belajar

siswa di SMK Murni 2 Surakarta.

4. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga,

terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta.

5. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoretis maupun secara praktis..

1. Manfaat teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu di bidang

pendidikan, faktor-faktor yang berpengaruh yaitu kondisi ekonomi

keluarga, motivasi belajar, gaya belajar dan hasil belajar siswa.

2. Manfaat praktis

b. Guru

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan bahan masukan tentang

pentingnya pengaruh kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya

belajar dalam mewujudkan tercapainya hasil belajar siswa pada SMK

Murni 2 Surakarta.

c. Institusi Peneliti

Diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan yang

bersifat konstruktif dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan

kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya belajar terhadap hasil

belajar siswa pada SMK Murni 2 Surakarta.

d. Peneliti Lain

Diharapkan dapat menjadi bahan rujukan, terutama tentang masalah yang

berkaitan dengan pengaruh kondisi ekonomi keluarga, motivasi berprestasi

dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa

berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar merupakan proses dalam

diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan

perubahan dalam perilakunya. Menurut pendapat Winkel (1999) belajar adalah

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

keterampilan dan sikap (Purwanto, 2011:39). Perubahan itu diperoleh melalui

usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama

dan merupakan hasil pengalaman. Dalam pandangan behavioristik, belajar

merupakan sebuah perilaku membuat hubungan antara stimulus (S) dan

respon (R), kemudian memperkuatnya, S dan R dapat diperkuat dengan

menghubungkannya secara berulang-ulang untuk memungkinkan terjadinya

proses belajar dan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Para

behavioristik meyakini bahwa hasil belajar akan lebih baik dikuasai kalau

dihafal secara berulang-ulang, belajar terjadi karena ada ikatan stimulus dan

respon (S-R bonds). Ikatan itu menjadi ikatan kuat dalam latihan/pengulangan

dengan cara menghafal. Belajar tidak membutuhkan pengertian dan

pemahaman karena terbentuk hanya dengan mengikat S dan R secara

berulang-ulang.

Teori belajar kognitif diilhami oleh aliran rasionalisme dalam filsafat.

Pengetahuan datangnya dari penalaran. Penalaran merupakan sumber valid

dari pengetahuan. Menurut teori ini belajar berlangsung dalam pikiran

sehingga sebuah perilaku hanya disebut belajar apabila siswa yang belajar

telah mencapai pemahaman (understanding). Menurut pendapat Dahar (1998)

seseorang dapat dikatakan belajar apabila telah memahami keseluruhan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

11

persoalan secara mendalam (insightful), berkaitan dengan proses mental

bagaimana impresi indera dicatat dan disimpan dalam otak dan bagaimana

impresi-impesi itu digunakan untuk memecahkan masalah

(Purwanto,2011:39). Thordike, mengemukakan bahwa belajar adalah proses

interaksi antar stimulus (yang mungkin berupa perasaan, pikiran, atau

gerakan) dan respons. Uno (2003) mengemukakan belajar antara lain: 1)

memodifikasi dan memperteguh kelakuan melalui pengalaman, 2) suatu

proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya, 3) perubahan

tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan

penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan

dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam

berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi, 4) belajar

selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang

berdsarkan praktik atau pengalaman tertentu.

Dari beberapa pendapat mengenai belajar dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi

antara individu dengan lingkunganya, belajar menunjukkan perubahan

perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan pengalaman tertentu, belajar

dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu

yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil

belajar.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (produk)

menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus

input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat

perubahan oleh proses. Menurut pendapat Winkle (1996) Hasil belajar adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya (Purwanto,2011).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

12

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Menurut

pendapat Dahar (1998) Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu

kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada dilingkungan, yang

menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-

stimulus baru untuk menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-

kategori (Purwanto,2011). Sedangkan Leo Sutrisno (2008) berpendapat bahwa

hasil belajar merupakan gambar tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran

belajar pada topik bahasan yang dieksperimen, yang diukur dengan jumlah

skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.

Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah

terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi pada

diri individu. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil

belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari

dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan. Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar adalah :

1. Faktor-faktor Internal

a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), Kondisi fisiologis pada umumnya

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang

yang ada dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya

dari orang yang ada dalam keadaan lelah.

b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

kesiapan), Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh

karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja

mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri

sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari

dalam. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

13

merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar

seorang anak.

c. Kelelahan, Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya

berada dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anak-anak

yang kurang gizi mudah lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah

menerima pelajaran.

2. Faktor-faktor Eksternal

a. Keluarga dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar

belakang kebudayaan.

b. Sekolah dilihat dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode

belajar, tugas rumah).

c. Masyarakat dari kegiatan siswa dalam masyarakat, Siswa akan mudah

kena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam

lingkungan tersebut mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan

masyarakat)

Menurut R. Angkowo & A. Kosasih

(harminingsih.blogspot.com/2008) bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi

oleh lima faktor yaitu :

1. Bakat belajar adalah suatu yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah

lahan dan merupakan perpaduan taraf intelegensi. Pada umumnya

komponen intelegensi tertentu dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas,

sekolah, dan minat subyek itu sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang

akan tetap tersembunyi bahkan lama-kelamaan akan menghilang apabila

tidak mendapat kesempatan untuk berkembang.

2. Waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang dibutuhkan untuk belajar

sangat mempengaruhi hasil belajar, semakin banyak waktu yang

digunakan untuk belajar maka hasil belajar akan maksimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

14

3. Kemampuan individu, Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang

tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi

yang rendah, Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil

dengan baik dalam kemampuan belajarnya dikarenakan belajar dengan

menerapkan metode belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai

intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus

4. Kualitas pengajaran, kualitas pengajar menetukan hasil belajar siswa.

5. Lingkungan, Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua

kelompok, yaitu:

a) Lingkungan Alami

Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan

udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar pada suhu

udara yang lebih panas dan pengap.

b) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya

(wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain langsung

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang

sedang belajar memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain

yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamar.

Clark dalam Nana Sudjana & Ahmad Rivai

harminingsih.blogspot.com/2008) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa

di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi

oleh lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman (2007:39-47), faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan

faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri

siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat,

perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi,

kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan

memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

15

senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai

tujuan belajar secara optimal. Thomas F. Staton dalam Sardiman (2007:39)

menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu

1. Motivasi, Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan

gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang

mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk

melaksanakan kegiatan belajar.

2. Konsentrasi, Konsentrasi dimaksudkan memusatkan perhatian pada

situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya

proses pemusatan perhatian.

3. Reaksi, Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik

maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot harus dapat

bekerja secara harmonis, sehingga pebelajar itu bertindak atau

melakukannya. Jadi belajar harus aktif, bertindak dan melakukannya

dengan segala panca inderanya secara optimal.

4. Organisasi, Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan

mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan

pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. Hal semacam inilah yang

dapat membuat pebelajar akan menjadi lebih mengerti jelas tetapi

mungkin juga bertambah bingung, misalnya belajar kelompok.

5. Pemahaman, Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai

sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti maksud

dan implikasinya,

6. Ulangan, Lupa adalah sifat umum manusia. Semakin lama manusia

belajar akan semakin banyak pula kemungkinan dilupakan, walaupun

tidak lupa keseluruhan maka dari itu untuk menghindarinya diberikan

ulangan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal

siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

16

disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran

yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar.

Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah

usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya

proses belajar dalam diri siswa. Perubahan dalam kepribadian ditunjukkan

oleh adanya perubahan perilaku akibat belajar. Untuk mengukur perubahan

perilaku maka kejiwaan manusia dibagi menjadi tiga domain atau ranah

yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kalau belajar menimbulkan

perubahan perilaku, maka hasil belajar merupakan hasil perubahan

perilakunya. Oleh karena perubahan perilaku menunjukkan perubahan

perilaku kejiwaan dan perilaku kejiwaan meliputi domain kognitif, afektif

dan psikomotorik maka hasil belajar yang mencerminkan perubahan

perilaku meliputi hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik.

c. Domain Hasil Belajar

Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan

diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga

domain: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Potensi perilaku untuk diubah,

perubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku dapat digambarkan sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Perubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku hasil belajar

INPUT PROSES HASIL

Siswa:

1. Kognitif

2. Afektif

3. Psikomotorik

Proses belajar

mengajar

Siswa:

1. Kognitif

2. Afektif

3. Psikomotorik

Potensi perilaku

yang dapat

diubah

Usaha mengubah

perilaku

Perilaku yang

telah berubah:

1.Efek

pengajaran

2. Efek pengiring

(Sumber: Purwanto,2011)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

17

Hasil belajar atau perubahan perilaku yang menimbulkan

kemampuan dapat berupa hasil utama pengajaran (instructional effect)

maupun hasil sampingan pengiring (nurturant effect). Hasil utama

pengajaran adalah kemampuan hasil belajar yang memang direncanakan

untuk diwujudkan dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran. Sedangkan

hasil pengiring adalah hasil yang dicapai namun tidak direncanakan untuk

dicapai.

Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam

kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan

sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan

pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggil kembali

informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena

belajar melibatkan otak maka perubahan perilaku akibatnya juga terjadi

dalam otak berupa kemampuan tertentu oleh otak untuk menyelesaikan

masalah.

Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal.

Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif

meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Benjamin S Blomm membagi dan

menyusun secara hirearkis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang

paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan

kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka makin kompleks dan

penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya.

Enam tingkat itu adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3),

analisis (C4), sintesis(C5), dan evaluasi.

Kemampuan menghafal (knowledge) merupakan kemampuan

kognitif yang paling rendah. Kemapuan ini merupakan kemampuan

memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak digunakan untuk

merespon suatu masalah. Dalam kemampuan tingkat ini fakta dipanggil

kembali persis seperti ketika disimpan. Kamampuan pemahaman

(comprehension) adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan

fakta. Menghafal fakta tidak lagi cukup karena pemahaman menurut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

18

pengetahuan akan fakta dan hubungannya. Kemampuan penerapan

(application) adalah kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum,

rumus dan sebagainya serta digunakan untuk memecahkan masalah.

Kemampuan analisis (analysis) adalah kemampuan memahami sesuatu

dengan menguraikannya kedalam unsur-unsur. Kemampuan sintesis

(synthesys) adalah kemampuan memahami dengan mengorganisasikan

bagian-bagian kedalam satuan. Kemampuan evaluasi (evaluation) adalah

kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil

penilaian.

Hasil penilaian dapat dilihat diakhir semester, proses untuk menilai

hasil belajar siswa berdasarkan nilai-nilai ujian yang telah ditempuh selama

satu semester. Proses-proses penilaian dengan cara guru melakukan

penilaian berdasarkan nilai Tugas (Harian), nilai UTS dan nilai UAS.

Kemudian nilai-nilai tersebut diisikan ke dalam daftar nilai yang telah

disediakan. Dari daftar nilai yang telah diisi, akan dilakukan perhitungan

Nilai Akhir. Rumusan perhitungan Nilai Akhir/Nilai Raport adalah sebagai

berikut :

Berdasarkan butir-butir yang terkandung dalam alinea di atas

diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar dalam

penelitian ini adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti

proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai yang tercantum

dalam raport.

2. Tinjauan tentang Kondisi Ekonomi keluarga

a. Pengertian Kondisi Ekonomi Keluarga

Bintari A dan Titin Suprihatin (1984:5), “Menyatakan bahwa

ekonomi berasal dari kata bahasa Greek (Yunani), yaitu dari kata oikos yang

NR = UH + UTS + 2UAS

4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

19

artinya rumah dan dari kata nomos yang artinya aturan, jadi ekonomi berarti

mengatur rumah tangga”, dari pendapat tersebut dapat diambil pengertian

bahwa ekonomi merupakan cara untuk mengatur rumah tangga, yang

berhubungan erat dengan keuangan, jadi ekonomi merupakan cara mengatur

keuangan untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga yang

berdasarkan penghasilan orang tua. Menurut Soerjono Soekanto (2001)

ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang

lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta

kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya. Ekonomi dapat

diartikan berbagai hal yang menyangkut kebutuhan manusia, kebutuhan

manusia yang tidak terbatas berkaitan erat dengan kondisi ekonomi di sebuah

keluarga.

Keluarga menurut Dewantara dalam Ahmadi (1997:95) keluarga

adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu

mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial,

enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk

memuliakan masing-masing anggotanya. Keluarga adalah wadah yang sangat

penting diantara individu dan grup, dan merupakan kelompok sosial yang

pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Jadi keluarga dalam

penelitian ini dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang pertama yang

mewarnai pribadi anak, hal ini karena di dalam keluarga akan ditanamkan

nilai-nilai dan norma-norma hidup yang positif pada akhirnya akan dipakai

oleh anak-anaknya sebagai pedoman dalam bermasyarakat. Kondisi ekonomi

setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan ekonominya

tinggi, sedang, dan rendah. Kondisi ekonomi keluarga yang dimaksud disini

adalah kondisi ekonomi keluarga yang ditinjau dari status atau kedudukan

perekonomian keluarga baik dari segi penghasilan atau mata pencaharian

seseorang dalam memenuhi penghasilan atau mata pencaharian seseorang

dalam memenuhi kebutuhan keluarga dari individu yang bersangkutan.

Kondisi ekonomi ini dapat diukur dengan mengetahui pekerjaan/profesi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

20

bentuk rumah, wilayah tempat tinggal ataupun lingkungan, dan sumber

pendapatan.

b. Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau

posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis

aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan

jabatan dalam organisasi. Jadi yang dimaksud dengan kondisi ekonomi disini

lebih terfokus pada barang atau jasa yang dimiliki atau dapat dibeli orang

tersebut.

Kondisi ekonomi erat kaitannya dengan status ekonomi, hal ini

dapat digunakan pula untuk mengambil pengertian tentang tentang kondisi

ekonomi dari pendekatan mengenai pendapat para ahli tentang status

ekonomi. Soerjono Soekanto (2001:39),”status sosial ekonomi adalah posisi

seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti

lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajiban dalam

hubungannya dengan sumber daya”. Sedangkan Soerjono Sukanto

(2004:49),”Status ekonomi ditunjukkan dalam sudut pandang keuangan

masyarakat tempat tinggal objektif dalam kultur masyarakat tertentu”. Dapat

disimpulkan bahwa status ekonomi adalah kedudukan seseorang dalam

masyarakat yang diukur berdasarkan kemampuan seseorang tersebut dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Status ekonomi keluarga dapat dilihat dengan menggunakan

indikator-indikator tertentu, misalnya keluarga tersebut dilihat dari tingkat

penghasilan, besarnya anggota keluarga, tingkat kesejahteraan keluarga,

keadaan rumah beserta perabotnya.

a. Tingkat Penghasilan

Tingkat penghasilan adalah pendapatan yang diperoleh kepala keluarga

beserta anggota keluarganya yang bersumber dari sektor formal,sektor

informal dan sektor subsistem dalam waktu satu bulan yang diukur

berdasarkan rupiah. Pada umumnya tingkat pendapatan masyarakat

merupakan salah satu faktor penting dalam menetukan tingkat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

21

kesejahteraan mereka. Tinggi rendahnya taraf hidup seseorang tergantung

pada tinggi rendahnya penghasilan seseorang, makin banyak penghasilan

seseorang makin tinggi taraf hidupnya.

Cara menghitung pendapatan atau penghasilan tersebut dapat dihitung

berdasaran tiga sumber utaman yaitu:

(1) Pendapatan tetap (formal), yaitu pendapatan yang diperoleh dari

hasil pekerjaan pokok

(2) Pendapatan tidak tetap (informal), yaitu pendapatan yang diperoleh

dari hasil pekerjaan sampingan

(3) Pekerjaan subsistem, yaitu pendapatan yang tidak dengan uang atau

tanpa menukar barang.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2010, ada 4 macam

penggolongan pendapatan seseorang dalam satu bulan, antara lain:

1. Golongan berdapatan rendah : kurang dari Rp1.000.000,00

2. Golongan berpendapatan menengah : Rp 1.000.000-

Rp2.000.000,00

3. Golongan berpendapatan tinggi : Rp2.000.000,00-Rp5.000.000,00

4. Golongan berpendapatan sangat tinggi : Rp5.000.000,00 keatas

b. Jumlah anggota keluarga

Bentuk keluarga umumnya terdiri dari seorang suami , seorang istri dan

anak-anak yang biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama atau biasa

disebut dengan keluarga inti. Keluarga adalah pusat pendidikan yang

pertama dan utama yang dialami oleh anak. Kehidupan keluarga selalu

mempengaruhi perkembangan budi pekerti setiap manusia. Slameto

(2010:61) menyatakan: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan

utama. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran

kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar

yaitu pendidikan bangsa, Negara, dan dunia. Menurut Munandar Soelaman

(2001:115),”Keluarga diartikan sebagai suatu satuan terkecil yang

memiliki manusia sebagai makhluk sosial yang ditandai adanya kerjasama

ekonomi”. Besarnya anggota keluarga akan ikut menentukan besar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

22

kecilnya kegiatan dalam subsistem dan pengeluaran rumah tangga untuk

kebutuhan konsumsi. Perilaku konsumsi dipengaruhi bebrapa variabel

yang relevan seperti pendapat (income), jumlah anggota keluarga (family

size), jumlah anak (the number of children) dan sebagainya.

c. Tingkat kesejahteraan keluarga

Kesejahteraan atau keadaan tidak miskin merupakan keinginan lahiriah

setiap orang. Keadaan semacam ini barulah sekedar memenuhi kepuasan

hidup manusia sebagai makhluk individu manusia juga merupakan

makhluk sosial. Penilaian kesejahteraan penduduk tidak cukup hanya

dengan melihat besar kecilnya pendapatan tetapi harus pula

memperhatikan distribusi pendapatan di kalangan penduduk. Tolak ukur

mengenai kesejahteraan (sekaligus kemiskinan) penduduk baik yang

berpendekatan ekonomi maupun sosial.

d. Kondisi rumah

Rumah adalah tempat untuk tumbuh dan berkembang baik secara jasmani,

rohani dan sosial. Sesuai dengan fungsinya rumah adalah sebagai tempat

tinggal dalam suatu lingkungan yang dilengkapi dengan sarana dan

prasarana yang diperlukan manusia sehingga rumah diharapkan memberi

ketentraman hidup, pengamanan dan pusat kegiatan sosial. Rumah

merupakan salah satu alat untuk mengekspresikan status seseorang

termasuk bentuk dan lokasinya. Rumah juga merupakan suatu indikator

penting untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk dan biasanya

mencerminkan pula tingkat pendapatan dan pengeluaran suatu rumah

tangga terutama di kota, karena itu tempat tinggal merupakan suatu faktor

yang memegang peranan penting dalam hubungannya dengan kebutuhan

rumah tangga. Pada umumnya bentuk atau tipe rumah yang ditinggali

penduduk Indonesia adalah rumah gubug, tidak permanen, semi permanen

dan permanen. Keempat bentuk rumah tersebut dapat terlihat berdasarkan

konstruksi bangunannya.

Konstruksi rumah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

23

1. Konstruksi bangunan tidak permanen yaitu:

a) Dinding terbuat dari bambu atau kayu dengan pemisah ruangan

dari bambu atau tanpa pemisah ruangan

b) Lantai tanah

c) Atap dari daun rumbia

2. Konstruksi bangunan semi permanen yaitu:

a) Dinding luar tembok dengan pemisah ruangan dari triplek atau

bamboo, dinding luar setengah tembok

b) Lantai semen

c) Atap dari genteng atau asbes

3. Konstruksi bangunan permanen yaitu:

a) Dinding luar dari tembok atau beton

b) Lantai dari tegel atau keramik

c) Atap dari genteng atau asbes

e. Kepemilikan barang-barang

Disamping tipe atau konstruksi bangunan rumah, bentuk dan letaknya

maka isi rumah perabot rumah seperti almari, meja, radio. TV, peralatan

elektronik lainya, dan kendaraan juga dapat dijadikan tolak ukur tingkat

pendapatan dan pengeluaran rumah tangga. Di pedesaan selain

kepemilikan perabot rumah tangga seperti tersebut diatas yang juga dapat

diperhitungkan dalam mencerminkan tingkat pendapatan dan pengeluaran

rumah tangga adalah jumlah dan macam kepemilikan hewan piaraan atau

ternak seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam, dan itik.

f. Luas lahan

Indonesia adalah Negara agraris, karena sebagian besar wilayah di

Indonesia sawah. Mata pencaharian masyarakat Indonesia mayoritas

penduduk bekerja sebagai petani.

Berdasarkan butir-butir yang terkandung dalam alinea di atas

diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan kondisi ekonomi

keluarga dalam penelitian ini adalah suatu keadaan ekonomi yang

menyangkut tentang kedudukan dan prestise seseorang atau keluarga dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

24

masyarakat serta usaha untuk menciptakan barang dan jasa, demi

terpenuhinya kebutuhan baik jasmani maupun rohani yang merujuk dari

tingkat penghasilan, besarnya anggota keluarga, kondisi rumah, dan

kepemilikan barang.

Secara keseluruhan, kesimpulan kondisi ekonomi keluarga tersebut

dapat disintesiskan dalam bentuk indikator-indikator penting sebagai

landasan definisi operasional yang meliputi empat indikator, antara lain: 1)

tingkat penghasilan, 2) besarnya anggota keluarga, 3) kondisi rumah, dan 4)

kepemilikan barang.

3. Tinjauan tentang Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari

dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan. Bahkan motif juga dapat diartikan sebagai suatu

kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu maka motivasi

dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif

menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai

tujuan sangat dirasakan/mendesak.

Dalam kehidupan, manusia selalu membutuhkan dan melibatkan diri

dalam gejala atau aktivitas yang sangat kompleks, seperti: benda, jabatan,

tingkah laku keterampilan dan sebagainya. Dalam pemilihan suatu aktivitas

merupakan salah satu aspek psikis yang dapat membantu menentukan pilihan

yang berguna bagi dirinya. Hal ini dikarenakan setiap individu mempunyai

kecenderungan untuk melakukan kegiatan berdasarkan faktor pendorong dan

tujuan. Adanya dorongan dalam diri individu bertujuan untuk mencapai

sesuatu yang dicita-citakan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang

berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan untuk memenuhi

kebutuhan hidup.

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

25

terkandung adanya keinginan yang mengakifkan, menggerakkan dan

menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara,

1989). Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:

1) Kebutuhan, Kebutuhan ini terjadi bila individu merasa ada ketidak

seimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.

2) Dorongan, merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam

rangka memenuhi harapan, dorongan merupakan kekuatan mental yang

berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan tersebut

merupakan tujuan motivasi.

3) Tujuan, hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut

mengarahkan perilaku dalam hal perilaku belajar.

Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman,2011:74). Dari pengertian yang

dikemukakan Mc.Donald ini mengandung tiga element penting yaitu:

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa

perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada

organism manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia

(walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya

akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,

afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal

ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi

memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya akan

terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Dengan ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi

itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

26

suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut

dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian

bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,

kebutuhan atau keinginan.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan

sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk tidak meniadakan

atau menggelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang

oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu

tercapai. Dikatakan “keseluruhan” karena pada umumnya ada beberapa motif

yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah

dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan

aktivitas sendiri, maupun dalam kelompok tertentu. Burton dalam sebuah

buku “ The Guidance og Learning Activities” merumuskan pengertian belajar

sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi

antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga

mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam buku Educational

Psychology, H.C.Witheringtin, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu

perubahan didalam pribadi yang menyatakan diri sebagai pola baru dari reaksi

berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.

Abdillah (2002) mengidentifikasi sejumlah pengertian belajar yang bersumber

dari para ahli pendidikan/pembelajaran. James O. Whittaker mengemukakan

belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan atau pengalaman. Belajar adalah proses yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam interaksi dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

27

lingkungannya. Jadi belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh

individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan pengalaman yang

menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk

memperoleh tujuan tertentu.

Dari uraian diatas, menunjukkan motivasi belajar adalah faktor psikis

yang bersifat non-intelektual. Perannya yang khas adalah dalam penumbuhan

gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki

motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan

belajar. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, mentak

(boleh jadi) gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal

kalau ada motivasi yang tepat. Elemen motivasi belajar antara lain:(1)

kekuatan dari dalam diri siswa untuk belajar, (2) Dorongan untuk

melaksanakn suatu aktivitas, (3) kegiatan fisik, (4) munculnya rasa dan afeksi,

(5) Rangsangan adanya tujuan, (6) memenuhi kebutuhan. Dalam kegiatan

belajar sangat diperlukan karena siswa yang tidak mempunyai motivasi

belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas yang berhubungan dengan

kegiatan belajar secara maksimal.

b. Macam-Macam Motivasi

Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-morif yang

aktif itu sangat berfariasi. Macam-macam motivasi antara lain:

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a. Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak

lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya

dorongan untuk makan, dorongan untuk minum,dorongan untuk

bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini

seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis.

Relevan dengan ini maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis

motivasi Physiological drives.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

28

b. Motif-motif yang dipelajari

Motif-motif ini timbul karena dipelajari, sebagai contoh dorongan

untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk

mengajar sesuatu dalam masyarakat. Motif-motif ini sering

diisyaratkan secara sosial, sebab manusia hidup dalam lingkungan

sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi ini

terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. Sebab

justru dengan kemampuan berhubungan, kerja sama di dalam

masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri, sehingga manusia perlu

mengembangkan sifat-sifat ramah, kooperatif, membina hubungan

baik dengan sesama, apalagi orang tua dan guru.

Disamping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif sebagai

berikut:

a. Kognitive motives

Motif ini menunjukkan pada gejala intrinsic, yakni menyangkut

kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada dalam diri

manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis

motivasi seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar

disekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.

b. Self-exspression

Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia, yang penting

kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana

sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk

itu memang diperlukan kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini

seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.

c. Self-enhancement

Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan

meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri

ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar

dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk

mencapai suatu prestasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

29

Jenis Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis

a. Motif atau kebutuhan organis, misalnya: kebutuhan untuk minum,

makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini

sesuai dengan jenis Physiological drives .

b. Motif-motif darurat, yang termasuk dalam jenis motif ini adalah

dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk

berusaha, untuk memburu. Motivasi ini timbul karena rangsangan dari

luar.

c. Motif-motif objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia

luar secara efektif.

1. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Yang termasuk motivasi jamasni seperti reflex, insting otomatis,

nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah

kamauan.

Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat

momen, yaitu:

a) Momen timbul alasan

b) Momen pilihan

c) Momen putusan

d) Momen terbentuknya kemauan

2. Motivasi intrinsic dan ekstrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Intrsinsic motivations are inherent in the learning

situation and meet pupil-need and purpose. Motivasi intrinsik juga

dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas

belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari

dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

30

Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan

menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli

dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan menuju ketujuan

yang ingin di capai dengan belajar, tanpa belajar tidak mungkin

mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan

yang digerakkan itu bersumber pada kebutuhan, kebutuhan yang

berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan

berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran

diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol

dan seremonial. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif

dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi

ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang

didalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan

dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan

aktivitas belajar. Jadi dari beberapa pendapat motivasi timbul

karena adanya dorongan dari dalam dan dari luar individu .

Belajar sangat dibutuhkan adanya motivasi. Motivastion is an

essential condition of learning , hasil belajar akan menjadi optimal kalau

ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil

pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas

usaha belajar bagi para siswa. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan,

sebagai contoh walaupun disiang hari yang panas si abang tukang becak

juga menarik becaknya karena bertujuan untuk mendapatkan uang untuk

menghidupi kebutuhan keluarganya, dengan demikian motivasi

mempengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga

fungsi motivasi menurut Sardiman (2011) sebagai berikut:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

31

b. Menetukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan

dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan

menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik,

sebab tidak serasi dengan tujuan. (hlm.85)

b. Fungsi Motivasi

Fungsi motivasi menurut Ngalim Purwanto (2006), fungsi motivasi ada tiga

yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat baik atau bertindak baik

Motivasi ini berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang

memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu

tugas.

2) Menentukan arah perbuatan

Yakni kearah perwujudan sesuatu tujuan atau cita-cita. Makin jelas

motivasi itu, makin jelas pula yang akan ditempuh

3) Menyeleksi perbuatan

Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan guna

mencapai tujuan yang diharapkan dan meninggalkan perbuatan yang

bermanfaat bagi tujuan itu (hlm.61)

Jadi motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi.Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya

motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil

yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama

didasari adanya motivasi maka seseorang belajar itu akan melahirkan prestasi

yang baik. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat

pencapaian hasil belajar dan prestasi belajarnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

32

Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsik

maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat

mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara

ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah menurut Sardiman

(2011) antara lain:

a. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.

Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai hasil/nilai yang

baik. Sehingga siswa yang biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan

atau nilai-nilai raport angkanya baik-baik. Angka yang baik bagi siswa

merupakan motivasi yang sangat kuat, tetapi ada juga bahkan banyak

siswa yang belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini

menunjukkan motivasi yang dimiliki kurang berbobot bila dibandingkan

dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik, namun demikian

semua itu harus diingatkan oleh guru bahwa pencapaian angka-angka

seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang

bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh

guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan

dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang

diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi

juga keterampilan afeksinya.

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu

demikian. Karena hadiah suatu pekerjaan, mungkin akan menarik bagi

seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan

tersebut.

c. Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual

maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

33

d. Ego-involment

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya

tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras

dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk

motivasi yang cukup penting. Seseorang akan bekerja dengan segenap

tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga diri.

Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga

diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan bekerja

dengan keras bisa jadi karena harga diri.

e. Memberi ulangan

Para siswa akan giat beljaar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh

karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi

yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering (misalnya

setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal

ini guru juga harus terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus

diberitahu kepada siswanya.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan

mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa

grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk

terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas

dengan baik perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk

reinforcement yang positif dan sekaligus sebagai motivasi yang baik.

Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya

harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang

menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan

membangkitkan harga diri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

34

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan

secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru

harus harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk

belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan dengan segala sesuatu

kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik

itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu

hasilnya akan lebih baik.

j. Minat

Motivasi timbul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga

tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses

belajar tersebut akan lancar bila disertai dengan minat. Mengenai minat

ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami

tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan

menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. (hlm.92)

Disamping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan diatas,

sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang dapat dimanfaatkan.

Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat

dikembangkan dan diarahkan untuk mendapatkan hasil belajar yang

bermakna. Jadi bentuk-bentuk motivasi didapat dari diri sendiri, lingkungan

sekolah yaitu guru serta teman sebaya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

35

Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal

dari kekuatan mental, umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif

dan interaksi. Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja.

Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja

menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain.

Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan

masyarakat. Kedua motivasi tersebut perlu dimiliki oleh siswa (winkel,

1991). Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah :

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir

2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan

dengan teman sebaya

3. Mengarahkan kegiatan belajar

4. Membesarkan semangat belajar

5. Menyadarkan tentang adanya perjalan belajar dan kemudian bekerja

Merujuk uraian-uraian yang terkandung dalam alinea sebelumnya,

dapat diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar

dalam penelitian ini adalah dorongan yang berasal dari diri siswa untuk

menghasilkan kegiatan (belajar) dalam mencapai suatu tujuan yang merujuk

adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan

dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya

lingkungan belajar yang kondusif. Motivasi dibagi menjadi dua kategori yaitu

motivasi intrinsik (dari dalam) dan motivasi ekstrinsik (dari luar).

Secara keseluruhan kesimpulan motivasi belajar tersebut dapat

disintesiskan dalam bentuk indikator-indikator penting sebagai landasan

definisi operasional yang meliputi : 1) adanya hasrat dan keinginan untuk

berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan

dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar, 6) adanya lingkungan belajar yang

kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

36

4. Tinjauan tentang Gaya Belajar

a. Pengertian Gaya Belajar

Gaya adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk

menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut atau

cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari

lingkungan dan memproses informasi tersebut. Gaya belajar atau learning

style menurut Sahertian (2004) adalah suatu karakteristik kognitif, afektif, dan

perilaku psikomotorik, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil

untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan

belajar. Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai para

pebelajar. Gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk

susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural , dan

pengalaman pendidikan. Gaya belajar akan memudahkan bagi para pebelajar

untuk belajar maupun para guru untuk mengajar mengajar dalam proses

pembelajaran. Pebelajar akan dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya

baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut memudahkan pebelajar

dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat.

Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh

seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat,

berfkir dan memecahkan soal. Menurut Bobbi Depoter Hernacki (2002:110)

gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di

sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar setiap orang

dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Dengan

mengenali gaya belajar pebelajar akan dapat menentukan cara belajar yang

efektif. Siswa tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara

maksimal, sehingga hasil belajarnya dapat optimal.

Proses pembelajaran siswa di dalam kegiatan proses belajar

mengajar agar dapat berjalan sesuai dengan harapan tidak lain menggerakkan

menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan

semua indera yang dimiliki siswa ataupun orang yang belajar dengan cara

yang berbeda-beda, setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Banyak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

37

gaya yang dapat dipilih untuk belajar secara efektif, ada tujuh gaya belajar

yang diantaranya bisa di terapkan pada anak didik (Depdiknas, 1998:1), antara

lain:

a. Belajar dengan kata-kata, gaya ini bisa dimulai dengan mengajak seorang

teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca

serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena bisa

membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal lainnya

dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.

b. Belajar dengan pertanyaan, bagi sebagian orang belajar makin efektif dan

bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermain dengan pertanyaan.

c. Belajar dengan gambar, ada sebagian orang yang lebih suka belajar dengan

membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film.

Orang yang memiliki kegemaran ini biasa memiliki kepekaan tertentu

dalam mengkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan,

merangkai dan membaca kartu.

d. Belajar dengan musik, detak irama, nyanyian dan mungkin memainkan

salah satu instrument musik, atau selalu mendengarkan musik.

e. Belajar dengan bergerak, gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan

menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu

cara belajar yang menyenangkan.

f. Belajar dengan bersosialisasi, bergabung dan member dengan orang lain

adalah cara terbaik mendapatkan informasi dan belajar secara cepat.

Dengan berkumpul kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru secara

cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya informasi yang didapat

dengan cara ini akan lebih lama terekam dalam ingatan.

g. Belajar dengan kesendirian, ada sebagian orang yang gemar melakukan

segala sesuatunya termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang

seperti ini biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga

privasinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

38

b. Macam-Macam Gaya Belajar

Macam-Macam Gaya Belajar menurut Meylina (2010)

1. Gaya Belajar Visual

Seseorang yang memiliki gaya belajar visual cenderung belajar melalui

hubungan visual (penglihatan). Dengan demikian dalam gaya belajar

visual yang sifatnya eksternal, ia menggunakan materi atau media yang

bisa dilihat atau mengeluarkan tanggapan indera penglihatan. Materi atau

media yang bisa digunakan adalah buku, poster, majalah, rangka tubuh

manusia, peta, dan lain-lain.Sedangkan gaya belajar visual yang bersifat

internal adalah menggunakan imajinasi sebagai sumber informasi.

2. Gaya Belajar Auditori

Gaya belajar ini cenderung menggunakan pendengaran/ audio sebagai

sarana mencapai keberhasilan dalam belajar. Gaya belajar auditori yang

bersifat eksternal adalah dengan mengeluarkan suara atau ada suara.

Mereka dapat membaca keras, mendengarkan rekaman kuliah, diskusi

dengan teman, mendengarkan musik, kerja kelompok, dan lain-lain. Gaya

auditori yang bersifat internal adalah memerlukan suasana yang tenang-

hening sebelum mempelajari sesuatu. Setelah itu diperlukan perenungan

beberapa saat terhadap materi apa saja yang telah dikuasai dan yang

belum.

3. Gaya Belajar Kinestetik

Orang yang bergaya belajar kinestetik belajar melalui gerakan-gerakan

sebagai sarana memasukkan informasi ke dalam otaknya. Penyentuhan

dengan bidang objek sangat disukai karena mereka dapat mengalami

sesuatu dengan sendiri. Gaya belajar jenis ini yang bersifat eksternal

adalah melibatkan kegiatan fisik, membuat model, memainkan peran,

berjalan, dan sebagainya. Sedangkan gaya belajar kinestetika yang bersifat

internal menekankan pada kejelasan makna dan tujuan sebelum

mempelajari sesuatu hal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

39

Sedangkan menurut Markova dalam Bobbi DePoter,dkk (2000:85)

banyak orang lebih memiliki akses ketiga modalitas visual, auditorial, dan

kinestetik hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar.

1. Visual

Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat.

Warna, hubungan ruang, potret mental dan gambar menonjol dalam

modalitas ini. Seseorang sangat visual bercirikan sebagai berikut:

a) Teratur, memperhatikan sesuatu, menjaga penampilan

b) Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan

c) Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap

detail, mengingat apa yang dilihat.

2. Auditorial

Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi kata yang diciptakan maupun

yang diingat. Musik, nada, irama, dialog internal, dan suara menonjol

disini. Seseorang yang sangat auditorial dapat dicirikan sebagai berikut:

a) Perhatiannya mudah terpecah

b) Berbicara dengan pola berirama

c) Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/bersuara pada

saat membaca

d) Berdialog secara internal dan eksternal

3. Kinestetik

Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan

maupun diingat. Gerakan koordinasi, irama, tanggapan emosional,

kenyamanan fisik menonjol disini. Seseorang yang sangat kinestetik

sering:

a) Menyentuh orang dan berdiri, berdekatan, banyak bergerak

b) Belajar dengan melakukan, menunjukkan tulisan saat membaca,

menanggapi secara fisik

c) Mengingat sambil berjalan dan melihat

Menurut S.Nasution, M.A (2005:94-100) gaya belajar dibedakan menjadi

tiga yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

40

a) Impulsif-reflektif

Orang yang impulsif mengambil keputusan dengan cepat tanpa

memikirkannya secara mendalam. Sebaliknya dengan orang yang

reflektif mempertimbangkan segala alternatif sebelum mengambil

keputusan dalam situasi yang tidak mempunyai penyelesaian dengan

mudah.

Jadi seorang reflektif atau impulsif bergantung pada kecenderungan

untuk merefleksikan atau memikirkan alternatif-alternatif

kemungkinan pemecahan masalah yang bertentangan dengan

kecenderungan untuk mengambil keputusan yang impulsif dalam

menghadapi masalah-masalah yang sangat tidak pasti jawabannya.

Tabel 2.2 Perbedaan gaya belajar Impulsif-reflektif

Dimensi Impulsif

Reflektif

Pengambilan

keputusan

Cepat tanpa

memikirkan secara

mendalam

Mempertimbangkan

segala alternative

Pemikiran Cenderung cepat

bertindak

Merefleksi atau

memikirkan kembali

pemecahan masalah

(Sumber: S.Nasution, M.A 2005)

b) Preseptif-reseptif

Precept artinya aturan. Orang yang preseptif dalam mengumpulkan

informasi mencoba mengadakan organisasi dalam hal-hal yang

diterimanya, ia menyaring informasi yang masuk dan memperhatikan

hubungan-hubungan diantaranya ia membentuk “precept” atau aturan

yang membantunya dalam menerima informasi yang sesuai dengan

sistem atau konsep yang mereka gunakan agar informasi itu

merupakan kebulatan yang saling bertalian.

Orang reseptif lebih memperhatikan detail atau perincian informasi

dan tidak berusaha untuk membulatkan atau mempertalikan informasi

yang satu dengan yang lainya. Orang yang reseptif mengumpulkan

banyak informasi akan tetapi tidak melihat atau membentuknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

41

menjadi kebulatan yang bermakna. Sebaliknya orang yang prespetif

cenderung untuk menyaring data atau informasi, dengan kemungkinan

mengabaikan detail yang mungkin ada maknanya bagi pemecahan

suatu masalah.

Tabel 2.3 Perbedaan gaya belajar presetif-reseptif

Dimensi Preseptif Reseptif

Sikap Memperhatikan

aturan atau

“cue”

Memperhatikan

detail

Perhatian Memusatkan

perhatian pada

hubungan

diantara

informasi atau

data

Menjauhi

membentuk

konsep sebelum

memperoleh

selurh

keterangan

Penarikan

kesimpulan

Melompat dari

data sat kepada

data yang

lainnya untuk

mendapatkan

hubungannya.

Mendesak atau

menuntut

keterangan

sebelum

mengambil

kesimpulan

(Sumber: S.Nasution, M.A 2005)

c) Sistematis-intuitif

Orang yang sitematis mencoba melihat struktur suatu masalah dan

bekerja sistematis dengan data atau informasi untuk memecahkan

masalah suatu persoalan. Orang yang intuitif langsng mengemukakan

jawaban tertentu tanpa menggunakan informasi secara sistematis.

Mereka lebih cenderung untuk memecahkan suatu soal dengan jalan

“trial and error” dan mudah melompat-lompat dari cara penyelesaian

yang satu dengan kepada yang lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

42

Tabel 2.4 Perbedaan gaya belajar intuitif-sistematis

Dimensi Intuitif Sistematis

Perhatian Memperhatikan

keseluruhan masalah

Mula-mula

mencari suatu

metode pendekatan

dan pemecahan

Pencarian

jawaban

Mempercayai”hunches”

atau petunjuk atas

perasaan

Menentukan

jawaban

berdasarkan suatu

metode

Pemikiran Melompat-lompat

dalam jalan pikirannya

Segera

meniadakan

alternatif yang

tidak sesuai

Permusan

masalah

Seiring perumusan

masalah itu kembali

Melakukan

penelitian dengan

teratur untuk

mencari data yang

lebih banyak.

Penyelesaian

masalah

Mempertahankan

jawaban atas dasar

cocoknya jawaban it

dengan hal-hal lain,

jadi tidak berdasarkan

metode yang

digunakannya.

Menyelesaikan

setiap langkah

sebelum

meningkatkan

kepada langkah

berikutnya.

(Sumber: S.Nasution, M.A 2005)

Merujuk uraian-uraian yang terkandung dalam alinea sebelumnya,

dapat diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan gaya belajar dalam

penelitian ini adalah orientasi untuk mendekati tugas-tugas belajar dan

mengolah informasi dengan cara-cara tertentu yang merujuk pada visual,

auditorial dan kinestetik. Terdapat tiga gaya belajar antara lain : 1. Impulsive-

reflektif, 2. Preseptif-reseptif, 3 sistematis-intuitif.

Secara keseluruhan kesimpulan gaya belajar tersebut dapat

disintesiskan dalam bentuk indikator-indikator penting sebagai landasan

definisi operasional yang meliputi tiga indikator, antara lain: a) Visual, b)

Audiotorial, c) Kinestetik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

43

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumya dan dapat dijadikan sebagai pedukung dalam sebuah penelitian baru.

Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa penelitian yang relevan dengan

penelitian yang penulis lakukan.

1. Adams dan Singh (1998) Direct and Indirect Effect of School Learning

Variables on The Academic Achievement of African American 10th Graders.

Penelitian ini memusatkan pada efek langsung dan tidak langsung variabel

dalam pembelajaran yang mempengaruhi prestasi anak kelas 10 di Amerika

dan Afrika.

Hasil penelitian ini adalah 1) prestasi sebelumnya sangat mempengaruhi

prestasi selanjutnya, 2) status sosial ekonomi mempengaruhi prestasi, 3)

persepsi siswa pada guru dan pembelajaran berpengaruh kecil tetapi

signifikan terhadap prestasi, 4) prestasi terdahulu, status sosial ekonomi, dan

aspirasi orang tua berpengaruh terhadap aspirasi siswa, 5) motivasi siswa

dipengaruhi oleh prestasi terdahulu, status sosial ekonomi, dan jenis kelamin,

dan 5) aspirasi orang tua dan siswa dari Afrika dan Amerika tinggi dan

mempengaruhi prestasi dilihat dari standar tes dan motivasi siswa.

2. Ching-Chun Shih (2001) Web-based learning: relationships among student

motivation, attitude, learning styles, and achievement, hasil penelitian sebagai

berikut:

Korelasi Pearson dan korelasi digunakan untuk menggambarkan hubungan

antara nilai prestasi siswa standar dan variabel yang dipilih. Sepuluh

hubungan diperiksa yang berkisar hubungan antara prestasi siswa dan nilai

rata-rata keseluruhan motivasi (r = 53) adalah signifikan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif untuk laporan terkait

dengan kenyamanan berbasis web instruksi (mean = 4,03), kemampuan untuk

mengontrol kecepatan belajar (mean = 4,00), pengiriman lebih berbasis web

instruksi (mean = 3,69), rekomendasi berbasis web kursus untuk teman (mean

= 3,62), dan kesempatan untuk belajar disediakan oleh berbasis web program

(mean = 3,57). Skor rata-rata sikap siswa terhadap berbasis web instruksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

44

adalah 3.49 (SD = 0,64). Selain itu, ada perbedaan signifikan yang ditemukan

antara bidang-tergantung siswa dan bidang-independen siswa dalam sikap

mereka terhadap berbasis web instruksi.

3. Setyowati (2007) Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas

VII SMPN 13 Semarang, hasil penelitian sebagai berikut:

a. Motivasi belajar pada kelas VII SMPN 13 Semarang yang terdiri dari cita

cita/aspirasi, kemampuan siswa, kondisi jasmani dan rohani siswa,

kondisi lingkungan kelas, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya

guru dalam membelajarkan siswa sedangkan hasil belajar siswa meliputi

informasi verbal, keterampilan intelek, strategi kognitif, keterampilan

motorik dan sikap.

b. Secara nyata motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap

hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 13 Semarang, terbukti dengan

adanya pengambilan data dengan cara observasi, dokumentasi, angket

yang kemudian diolah dengan cara silmultan.

c. Besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas

VII SMPN 13 Semarang sebesar 29,766 sedangkan sisanya sebesar

70,234 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut

tidak diteliti oleh peneliti karena keterbatasan waktu, kemampuan dan

dana, sehingga peneliti memberikan kesempatan kepada peneliti-peneliti

lain untuk menelitinya

d) Sukiniarti (2003) Hubungan motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Pada

Mahasiswa di Pendidikan Jarak Jauh, hasil penelitian sebagai berikut:

a. Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara pemahaman mahasiswa

UT tentang PJJ (X1) dengan hasil belajar di UT (Y)

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan positif

antara pemahaman mahasiswa UT tentang SPJJ dengan hasil belajar di

UT”. Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi, dilakukan

pengujian hipotesis dengan uji t, sehingga diperoleh data yang

menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan oleh

pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ sebesar 52,89%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

45

b. Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara motivasi belajar

mahasiswa (X2) dengan hasil belajar mahasiswa UT (Y).

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan positif

antara motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar mahasiswa di

UT” Untuk mengetahui keberartian korelasi, dilakukan pengujian

hipotesis dengan uji t, sehingga diperoleh data yang menunjukkan bahwa

hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan oleh motivasi belajar

mahasiswa itu sendiri sebesar 67,87%.

c. Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara pemahaman mahasiswa

tentang sistem PJJ (X1) dan motivasi belajar mahasiswa (X2) secara

berrsama-sama dengan hasil belajar mahasiswa di UT (Y)

Hipotesis ketiga yang diuji adalah “Terdapat hubungan yang positif

antara pemahaman mahasiswa tentang SPJJ dan motivasi belajar

mahasiswa secara bersama-sama dengan hasil belajar mahasiswa di UT”.

Berdasarkan hasil uji yang signifikan maka persamaan regresi ganda

signifikan dan linier. Selanjutnya uji korelasi ganda variabel X1 dan X2

dengan variabel Y, dengan menggunakan analisis korelasi ganda,

diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi ganda Ry12 sebesar 0,8592

dan koefisien determinan R2y

12 = 0,7382 x 100% = 73,82%. Hal ini

berarti bahwa 73,83% variasi hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan

oleh pemahaman mahasiswa tentang SPJJ dan motivasi belajar

mahasiswa secara bersama-sama.

C. Kerangka Pemikiran

Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap

sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimen, yang diukur dengan

jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.

Untuk mencapai tujuan ditentukan banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar antar lain: 1) Faktor-faktor Internal (jasmaniah, psikologis, kelelahan) dan

2) Faktor-faktor Eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat)

Salah satu yang dianggap paling efisien menunjang hasil belajar adalah

melalui faktor internal dan eksternal, antara lain kondisi ekonomi keluarga,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

46

motivasi belajar dan gaya belajar. Bahar dalam Yerikho (2007), menyatakan

bahwa: pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah keatas lebih

banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka.

Sedangkan anak-anak yang berlatar belakang kondisi ekonomi rendah, kurang

dapat mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka,

karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, anak yang berlatar ekonomi ekonomi menengah

keatas seharusnya lebih memiliki motivasi berprestasi tinggi karena mendapat

perhatian dan pengarahan dari orang tua dibandingkan dengan anak yang berlatar

kondisi ekonomi menengah kebawah. Dengan adanya pendapat tersebut siswa

yang kondisi ekonominya menengah keatas nilainya lumayan bagus sedangkan

siswa yang kondisi ekonominya menengah kebawah nilainya rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi ekonomi keluarga berpengaruh terhadap hasil

belajar.

Dengan adanya permasalahan kondisi ekonomi keluarga yang rendah

seorang guru atau pengajar dituntut untuk dapat memotivasi siswa untuk tetap

belajar disekolah dengan serius untuk mencapai ketuntasan dalam belajar dengan

menerapkan gaya belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.

Motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan belajar pada tujuan yang jelas

yang diharapkan dapat tercapai, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu

tercapai. Siswa yang mempunyai motivasi belajar baik ekstern maupun intern

yang tinggi hasil belajar baik sedangkan siswa yang motivasi belajar rendah hasil

belajar juga rendah. Hal ini menunjukkan motivasi belajar berpengaruh terhadap

hasil belajar.

Kemudian gaya belajar siswa juga dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa, gaya belajar merupakan cara yang cenderung dipilih seseorang untuk

menerima informasi dari lingkungan dan kemudian memproses informasi

tersebut, gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

47

dan faktor lingkungan. Dengan mengenali gaya belajar siswa maka akan dapat

menentukan cara belajar yang efektif, sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang

maksimal, sedangkan siswa yang tidak dapat mengenali gaya belajarnya hasil

belajar rendah. Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, maka dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Teoretik

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil

belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

2. Terdapat pengaruh langsung positif motivasi belajar terhadap hasil belajar

siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

3. Terdapat pengaruh langsung positif gaya belajar terhadap hasil belajar siswa

di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

4. Terdapat pengaruh tidak langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap

hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun

ajaran 2011/2012.

5. Terdapat pengaruh tidak langsung positif motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran

2011/2012.

Kondisi ekonomi

keluarga

Motivasi Belajar

Gaya Belajar Hasil Belajar

Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian tentang kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan

gaya belajar terhadap hasil belajar siswa ini dilaksanakan di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Murni 2 Surakarta. Dipilihnya lokasi tersebut sebagai lokasi

penelitian dengan alasan:

a. Adanya permasalahan yaitu mengenai hasil belajar yang kurang optimal,

maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di SMK Murni 2

Surakarta.

b. Tersedia data dan informasi yang dibutuhkan dalam melakukan penelilitian.

c. Dari pihak sekolah mengijinkan untuk melakukan penelitian.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan sejak proposal disetujui sampai selesai

penulisan laporan akhir penelitian (Februari-Oktober 2012). Pelaksanaan

penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan yang dirinci dalam Lampiran 1.

B. Rancangan atau Desain Penelitian

Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel yang

akan diteliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya digunakan untuk

memperoleh data. Salah satu cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah

melalui metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan penelitian adalah untuk

memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang digunakan harus relevan dengan

masalah yang dirumuskan.

Winarno Surachmad (2004: 131) “menggolongkan metode penelitian

menjadi tiga macam, yaitu :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

49

1. Metode penelitian historis

2. Metode penelitian deskriptif

3. Metode penelitian eksperimental

Untuk lebih memperjelas pendapat tersebut, maka dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Metode penelitian historis

Metode penelitian historis merupakan penelitian yang menerapkan

metode pemecahan yang ilmiah dari perspektif historis suatu masalah. Metode ini

merupakan sebuah proses yang meliputi pengumpulan dan penafsiran gejala,

peristiwa ataupun menemukan gagasan yang timbul dimasa lampau untuk

menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha memahami situasi sekarang

dan meramalkan perkembangan yang akan datang.

2. Metode penelitian deskriptif

Metode penelitian deskriptif merupakan cara yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang. Penyelidikan dalam metode

ini dengan menggunakan teknik interview, angket, observasi. Bisa juga dengan

menggunakan teknik tes, studi kasus, studi kooperatif atau operasional.

Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang

keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama dalam

menggunakan metode ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

fenomena yang diselidiki. Disamping itu, penelitian yang dilakukan tidak hanya

mengumpulkan data saja, akan tetapi memberikan interpretasi atas data yang

diperoleh.

Ada beberapa sifat tertentu pada umumnya yang terdapat dalam metode

deskriptif sehingga dipandang sebagai ciri. Winarno Surachmad (2004: 140)

mengemukakan ciri-ciri tersebut antara lain:

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

sekarang pada masa yang aktual.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

50

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa

(karena itu sering juga disebut metode analitik).

3. Metode penelitian eksperimental

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan jalan

melaksanakan suatu treatment (perlakuan) tertentu kepada subjek diikuti dengan

pengukuran terhadap akibat trearment tersebut, untuk menentukan hubungan

kausal (sebab-akibat) antara dua fenomena (variabel bebas dan variabel

tergantung). Ciri khas penelitian eksperimen adalah adanya dua kelompok yaitu

satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan kelompok lainnya sebagai

kelompok control. Suatu eksperimen dapat dikatakan valid apabila hasil yang

diperoleh semata-mata dari pemanipulasian variabel bebas, dan jika variabel-

variabel tersebut dapat digeneralisasikan pada lingkungan luar.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif

karena penelitian ini bermaksud menggambarkan sifat atau keadaan yang sementara

sedang berjalan dan berusaha meneliti sejauh mana hubungan antara variabel satu

dengan variabel lainnya. Penelitian ini tidak hanya berusaha menggambarkan suatu

fenomena yang sesuai dengan fakta yang ada tetapi juga mencari hubungan diantara

variabel – variabel yang diteliti dengan cara menguji hipotesis. Adapun variabel

tersebut adalah Variabel eksogenus (bebas) adalah kondisi ekonomi keluarga (X1),

motivasi belajar (X2), gaya belajar (X3), dan Variabel endogenus (terikat) adalah hasil

belajar (Y).

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai metode deskriptif

seperti berikut ini :

1. Nana Syaodih Sukmadinata (2004) berpendapat, “Metode deskriptif adalah suatu

metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena

yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau” (hlm. 54).

Pendapat tersebut mengandung arti bahwa metode deskriptif adalah sebuah

metode penelitian yang bermaksud atau memiliki tujuan untuk menggambarkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

51

fenomena atau kejadian yang berlangsung pada saat ini atau waktu yang sudah

lampau.

2. Saifuddin Azwar (2002) berpendapat, “Metode deskriptif melakukan analisis

hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara

sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan” (hlm.

6).

Pendapat tersebut berarti bahwa metode deskriptif adalah suatu

metode penelitian yang hanya melakukan deskripsi atau penggambaran sebuah

fenomena, menganalisis fenomena tersebut dan kemudian menyajikan hasil

analisisnya secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami.

3. Winarno Surachmad (2004) menyatakan:

Penelitian deskriptif adalah bentuk penelitian yang menuturkan dan

menafsirkan data yang ada. Misalnya, tentang situasi yang dialami, satu

hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang satu

proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan

yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang

meruncing, dan sebagainya (hlm. 139).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif

merupakan upaya untuk menggambarkan, menganalisis dan menyajikan fakta secara

sistematis dari suatu objek atau sekelompok manusia pada kondisi peristiwa pada

masa sekarang ataupun masa lampau. Peristiwa atau fenomena tersebut dapat berupa

sikap manusia, hewan, benda ataupun sebuah kejadian itu sendiri. Tujuan utama

penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan yang ada

pada waktu penelitian dilakukan dan menjelajahi penyebab dari gejala-gejala tertentu.

Rancangan penelitian yang disusun dengan baik, selain berguna untuk

peneliti itu sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi. Berikut

ini merupakan rancangan penelitian dalam penelitian ini:

1. Variabel eksogenus (bebas) adalah kondisi ekonomi keluarga (X1), motivasi

belajar (X2), dan gaya belajar (X3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

52

2. Variabel terikat atau dependent variable adalah hasil belajar diambil melalui rapot

(Y).

3. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu

metode penelitian yang digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan data, peristiwa atau kejadian yang ada pada masa sekarang.

C. Populasi dan Sampel

1. Penetapan Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Murni 2 Surakarta Tahun

ajaran 2011/2012. Populasi adalah himpunan sampel atau anggota yang akan

diamati. Unsur atau anggota disini dapat berupa orang, nilai, lahan percobaan,

suhu udara dan sebagainya. Menurut Margono (2004), “Populasi adalah seluruh

data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita

tentukan”(hlm.118). Sedangkan Arikunto (2006) berpendapat “Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian” (hlm.130). Sementara menurut Nawawi

menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik

langsung menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada

karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap

(Riduwan,2008:38).

Menurut Riduwan (2008) ada dua jenis populasi yaitu:

a. Populasi terbatas

Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara

kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.

b. Populasi tak terbatas (tak terhingga)

Populasi tak terbatas adalah sumber data yang tidak dapat ditentukan batasan-

batasannya sehingga relatif tidak dapat ditentukan dalam bentuk jumlah.

(hlm.38)

Berdasarkan sifatnya menurut Riduwan (2008) populasi dibagi menjadi dua

yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

53

a. Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang

sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.

b. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau

keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga tidak perlu ditetapkan batas-

batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. (hlm.39)

Jadi populasi adalah keseluruhan dari kerakteristik atau unit hasil

pengukuran yang menjadi objek penelitian atau subjek yang berada pada suatu

wilayah dan memenuhi syarat–syarat tertentu bekaitan dengan masalah

penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMK Murni 2

Surakarta yang berjumlah 275 siswa.

2. Penetapan Sampel

Arikunto (2006) mengatakan bahwa : “Sampel adalah bagian dari

populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti) ”(hlm.131). Sedangkan

Sugiono (2005) memberikan pengertian sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Berkaitan dengan pengambilan sampel

Nasution (2003 :135) bahwa “..mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh

besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar–dasar teorinya, oleh desain

penelitiannya (asumsi–asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan

pengolahannya”(Riduwan,2008 :40). Berkaitan dengan sampel, Arikunto (2006)

mengemukakan bahwa:

“Untuk sekedar ancer–ancer maka apabila subjek kurang dari 100,

maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan

penelitian penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih besar,

maka diambil antara 10% - 15 % atau 20% - 25% atau lebih,

tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal

ini menyangkut banyak sedikitnya data

c. Besar kecilnnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk

penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar,

hasilnya akan lebih baik (hlm.134).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

54

Teknik pengambilan sampel menurut rumus Taro Yahmane dalam Riduwan

(2008:44) sebagai berikut :

N

n =

N.d2 + 1

Dimana : n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan (ditetapkan 10% dengan tingkat

kepercayaan 95%)

Surahmad dalam (Riduwan,2008:45) apabila ukuran populasi kurang

dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran

populasi, apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000 ukuran

sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi. Penentuan

jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut:

1000 - n

S = 15% + . (50% - 15%)

1000 - 100

Dimana :

S = Jumlah sampel yang diambil

n = Jumlah anggota populasi

Langkah-langkah pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Peneliti mengambil sampel berdasarkan jurusan secara acak tanpa melihat

daftar nama siswa terlebih dahulu. Sehingga dalam pengambilan sampel ini

bersifat objektif, karena setiap sampel dianggap sama.

b. Peneliti mengambil sampel pada semua siswa dengan menggunakan rumus

dari pendapat Taro Yamane Riduwan (2008:44). Rincian pengambilan

sampel penelitian ini yaitu:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

55

N

n =

N.d2 + 1

275

=

275.10% + 1

275

= = 73,33 = 73 siswa

3,75

Jadi sampel dalam penelitian ini sejumlah 73 siswa.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara

mengambil sampel representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus

dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat

mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik

pengambilan sampel menurut Arikunto (2006) yaitu :

1. Sampel random atau sampel acak, sampel campur

Pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek di dalam

populasi sehingga semua subjek dianggap sama.

2. Sampel berstrata atau stratified sampel

Populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka pengambilan

sampel tidak boleh dilakukan secara ramdom. Adanya strata tidak boleh

diabaikan, dan setiap strata harus diwakili satu sampel.

3. Sampel wilayah atau area probality sample

Teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap

wilayah yang terdapat dalam populasi.

4. Sampel proporsi atau proportional sample, atau sampel imbangan

Teknik pengambilan sampel proporsi atau smapel imbangan ini dilakukan

untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau smapel

wilayah.

5. Sampel bertujuan atau purposive sample

Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya

tujuan tertentu

6. Sampel kuota atau quota sample

Sampel ini mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

56

7. Sampel kelompok atau cluster sample

Kelompok-kelompok kelas atau tingkatan di masing-masing tingkatan

sekolah

8. Sampel kembar atau double sample

Dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan

untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak termasuk dari

sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran

dari sampel pertama.(hlm.133)

Dalam penelitian ini, akan digunakan teknik sampling cluster random

sampel, dimana cara pengambilan sampel berdasarkan kelas dari anggota

populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan)

dalam anggota populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 73 siswa,

yang terdiri dari :

Tabel 3. 1 Proporsi Jumlah Sampel untuk Setiap Strata

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

Menurut Strata

Jumlah Total

X AK 25 25 73

X AP 22 22

X TN 27 26

Sumber data primer diolah Juni 2012

E. Pengumpulan data

1. Teknik pengumpulan data

Mengutip dari pendapat Nasir (2003) yang mengatakan bahwa teknik

pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam

melaksanakan suatu penelitian (Riduwan,2008 :213). Data yang dikumpulkan

dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta

yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan

pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

57

maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu

dokumentasi dan angket.

a. Metode dokumentasi

Cara pengumpulan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian

yang dianggap penting. Menurut Arikunto (2006 ) “Metode dokumentasi

berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”(hlm.158).

Dalam penelitian ini data dokumentasi yang penulis kumpulkan untuk

memperoleh data mengenai hasil belajar dengan menggunakan data yang

diambil dari rapor siswa semester 1 pada siswa kelas X SMK Murni 2

Surakarta.

b. Metode angket atau kuesioner

Angket ini digunakan untuk mendapatkan data dari tiga variabel eksogenus

yaitu kondisi ekonomi keluarga, motivasi berprestasi dan gaya belajar.

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket yang ditunjukkan

siswa sebagai sampel penelitian dengan skala yang digunakan adalah skala

likert. Untuk variabel kondisi ekonomi keluarga pemberian skor tiap item

pertanyaan Untuk mempermudah analisis data, yang berasal dari angket

bertingkat maka perlu diketahui skor yang diperoleh responden dari hasil

angket yang telah diisi (Arikunto, 2006). Untuk itu perlu ditentukan kriteria

penskoran sebagai berikut :

a) Untuk alternatif jawaban a diberi skor 4, b) Untuk alternatif jawaban b

diberi skor 3, c) Untuk alternatif jawaban c diberi skor 2, d) Untuk alternatif

jawaban d diberi skor 1. Riduwan (2008), “skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi sesuai dengan penelitian

ini”(hlm.20). Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert

dalam adalah sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

58

1) Pernyataan Positif

Sangat Setuju (SS) skor 5

Setuju (S) skor 4

Netral (N) skor 3

Tidak Setuju (TS) skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1

2) Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) skor 1

Setuju (S) skor 2

Netral (N) skor 3

Tidak Setuju (TS) skor 4

Sangat Tidak Setuju (STS) skor 5

Namun dalam Arikunto (2006) disebutkan bahwa untuk menghindari

responden yang cenderung memilih alternatif pilihan yang ada di tengah karena

dirasa aman dan paling gampang, maka alternatif disarankan alternatif pilihannya

hanya empat poin. Setiap item angket terdapat empat pilihan pernyataan yang

dapat dipilih dengan memberi tanda chek (√), kemudian jumlah chek (√)

dijumlah sebagai skor setiap item(hlm.241). Maka dari itu, peneliti menggunakan

skalah Likert dengan pilihan empat poin seperti berikut:

1) Pernyataan Positif

Sangat Setuju (SS) dengan skor 4

Setuju (S) dengan skor 3

Tidak Setuju (TS) dengan skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1

2) Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) dengan skor 4

Setuju (S) dengan skor 3

Tidak Setuju (TS) dengan skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1

Alternatif jawaban ragu-ragu harus dihilangkan, karena alternatif

jawaban tersebut mempunyai arti ganda. Dan jawaban tersebut

mengakibatkan responden untuk cenderung memilihnya. Setiap instrumen

mempunyai empat alternatif jawaban yang sesuai. Dengan cara memberikan

tanda chek (√) pada jawaban yang dipilih yaitu sangat setuju, setuju, tidak

setuju, dan sangat tidak setuju.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

59

2. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian menggunakan angket dan dokumen.

Pengumpulan data variabel hasil belajar menggunakan dokumen yang berupa

rapor, sedangkan variabel kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya

belajar menggunakan angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini angket

tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih alternatif jawaban yang ada. Penelitian ini

memiliki satu variabel endogen dan tiga variabel eksogen. Variabel-variabel

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Variabel Endogen

Hasil belajar di SMK Murni2 Surakarta

b. Variabel Eksogen

1) Instrumen penelitian Kondisi ekonomi keluarga

a) Definisi konseptual

Suatu keadaan ekonomi yang menyangkut tentang kedudukan

dan prestise seseorang atau keluarga dalam masyarakat serta

usaha untuk menciptakan barang dan jasa, demi terpenuhinya

kebutuhan baik jasmani maupun rohani yang merujuk dari

besarnya penghasilan, besarnya anggota keluarga, kondisi

rumah, dan kepemilikan barang.

b) Definisi operasional

Kondisi ekonomi diukur dengan angket yang menunjukkan

keadaan ekonomi keluarga dalam mencukupi kebutuhan sehari–

hari terutama kebutuhan pendidikan anak

c) Kisi–kisi Instrumen

Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasianal, maka

disusun kisi-kisi instrumen dengan mengacu pada aspek-aspek

teori yang ada. Kisi-kisi uji coba instrumen sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

60

Tabel 3. 2 Kisi-kisi uji coba instrumen

Variabel kondisi ekonomi keluarga

Variabel Indikator Pernyataan Jml

Positif Negatif

Kondisi

ekonomi

keluarga

1. Besar penghasilan 1,2,3 - 3

2. Jumlah anggota

keluarga

4,5,6 - 3

3. Penggunaan

penghasilan keluarga

7,8,9,10 - 4

4. Kondisi rumah, 11,12,13,

14,15,16

-

6

5. Kepemilikan barang-

barang

17,18,19 - 3

6. Luas lahan 20,21 - 2

Jumlah 21 21

Sumber data primer diolah Juni 2012

d) Validitas

Berdasarkan hasil uji coba instrument, perhitungan validitas

kuesioner dengan menggunakan rumus Product Moment dari

Pearson yang dibantu dengan menggunakan program statistic

SPSS 17.0 dapat diketahui bahwa dari 20 item angket, terdapat

data sebanyak kuesioner kondisi ekonomi keluarga didapat data

sebanyak 2 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pernyataan

nomor 3 dan 6. Pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah

0,514. Angket yang dikatakan valid berjumlah 19 item.

Pertanyaan yang tidak memenuhi kriteria atau tidak valid diatas

dibuang sedangkan yang memenuhi kriteria disusun kembali dan

selanjutnya dihitung koofesien reliabilitasnya.

e) Reliabilitas

Untuk uji reliabilitas dengan menggunakna rumus Alpha,

diperoleh reliabilitas sebesar 0,927. Setelah dikonsultasikan

dengan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah 0,514

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

61

ternyata 0,927 > 0,514. Hal ini berarti bahwa angket kondisi

ekonomi keluarga adalah reliabel dan dapat digunakan sebagai

alat pengumpul data yang memadai (hasil selengkapnya lihat

Lampiran 3). Kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :

Tabel 3. 3 Kisi-kisi instrumen penelitian

Variabel kondisi ekonomi keluarga

Sumber data primer diolah Juni 2012

2.Instrumen penelitian motivasi belajar

a) Definisi konseptual

Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari diri siswa

untuk menghasilkan kegiatan (belajar) dalam mencapai suatu

tujuan, yang merujuk adanya hasrat dan keinginan untuk

berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan

dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Variabel Indikator Pernyataan Jml

Positif Negatif

Kondisi

ekonomi

keluarga

1. Besar

penghasilan

1,2 - 2

2. Jumlah

anggota

keluarga

3,4 - 2

3. Penggunaan

penghasilan

keluarga

5,6,7,8 - 4

4. Kondisi

rumah,

9,10,11,

12,13,14

-

6

5. Kepemilikan

barang-barang

15,16,17 - 3

6. Luas lahan 1,2 - 2

Jumlah 19 19

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

62

b) Definisi operasional

Motivasi belajar diukur dengan angket yang merupakan

dorongan dari siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

c) Kisi–kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data variabel ini

berbentuk angket. Sebelum membuat angket untuk

mendapatkan data penelitian maka dibuat instrumen yang diuji

cobakan .

Tabel 3. 4Kisi-kisi uji coba instrumen

Variabel motivasi belajar

Variabel Indikator Pernyataan Jml

Positif Negatif

Motivasi

belajar

1. Adanya hasrat keinginan

untuk berhasil

22,23 24 3

2. Adanya dorongan atau

kebutuhan dalam belajar

25,27 26,28 4

3. Adanya harapan dan cita-

cita masa depan

29,31,32 30 4

4. Adanya penghargaan

dalam belajar

33 34 2

5. Adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar

35,36,37 38 4

6. Lingkungan belajar yang

kondusif

39,41 40 3

Jumlah 13 7 20

Sumber data primer diolah Juni 2012

d) Validitas

Berdasarkan hasil uji coba instrument, perhitungan validitas

kuesioner dengan menggunakan rumus Product Moment dari

Pearson yang dibantu dengan menggunakan program statistic

SPSS 17.0 dapat diketahui bahwa dari 20 item angket, terdapat

data sebanyak kuesioner motivasi belajar didapat data sebanyak

1 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor 32.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

63

Pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah 0,514. Angket

yang dikatakan valid berjumlah 19 item. Pertanyaan-pertanyaan

yang tidak memenuhi kriteria atau tidak valid diatas dibuang

sedangkan yang memenuhi kriteria di susun kembali dan

selanjutnya dihitung koofesien reliabilitasnya.

e) Reliabilitas

Untuk uji reliabilitas dengan menggunakna rumus Alpha,

diperoleh reliabilitas sebesar 0,957. Setelah dikonsultasikan

dengan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah 0,514

ternyata 0,957 > 0,514. Hal ini berarti bahwa angket motivasi

belajar adalah reliabel dan dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data yang memadai (hasil selengkapnya lihat

Lampiran 3). Kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :

Tabel 3. 5 Kisi-kisi instrumen penelitian

Variabel motivasi belajar

Variabel Indikator Pernyataan Jml

Positif Negatif

Motivasi

belajar

1. Adanya hasrat

keinginan untuk

berhasil

20,21 22 3

2. Adanya dorongan atau

kebutuhan dalam belajar

23,25 24,26 4

3. Adanya harapan dan

cita-cita masa depan

27,29 28 3

4. Adanya penghargaan

dalam belajar

30 31 2

5. Adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar

32,33,24 35 4

6. Lingkungan belajar

yang kondusif

36,38 37 3

Jumlah 12 7 19

Sumber data primer diolah Juni 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

64

3) Instrumen penelitian gaya belajar

a) Definisi konseptual

Gaya belajar adalah orientasi untuk mendekati tugas-tugas

belajar dan mengolah informasi dengan cara-cara tertentu yang

merujuk pada visual, auditorial dan kinestetik.

b) Definisi operasional

Konsep diri siswa yang diukur dengan menggunakan angket

yang menggambarkan gaya belajar siswa, gaya belajar

mengacu pada cara belajar yang lebih disukai para pebelajar

c) Kisi–kisi Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data variabel ini

berbentuk angket. Sebelum membuat angket untuk

mendapatkan data penelitian maka dibuat instrumen yang

diujicobakan dengan kisi-kisi sebagai berikut :

Tabel 3. 6 Kisi-kisi uji coba instrumen

Variabel gaya belajar

Variabel Indikator Pernyataan Jml

Positif Negatif

Gaya

belajar

1. Visual 42,43,44,45,4

6,47,48

49,50,51 10

2. Auditorial 52,53,

54,55

56,57,58 7

3. Kinestetik 59,60,61

62,65

63,64 7

Jumlah 16 8 24

Sumber data primer diolah Juni 2012

d) Validitas

Berdasarkan hasil uji coba instrument, perhitungan validitas

kuesioner dengan menggunakan rumus Product Moment dari

Pearson yang dibantu dengan menggunakan program statistic

SPSS 17.0 dapat diketahui bahwa dari 24 item angket,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

65

terdapat data sebanyak kuesioner gaya belajar didapat data

sebanyak 1 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu

pernyataan nomor 56. Pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel

adalah 0,514. Angket yang dikatakan valid berjumlah 23

item. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak memenuhi kriteria

atau tidak valid diatas dibuang sedangkan yang memenuhi

kriteria di susun kembali dan selanjutnya dihitung koofesien

reliabilitasnya. .

e) Reliabilitas

Untuk uji reliabilitas dengan menggunakna rumus Alpha,

diperoleh reliabilitas sebesar 0,940. Setelah dikonsultasikan

dengan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah

0,514 ternyata 0,940> 0,514. Hal ini berarti bahwa gaya

belajar adalah reliabel dan dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data yang memadai (hasil selengkapnya lihat

Lampiran 3). Kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.6. Kisi-kisi instrumen penelitian

Variabel gaya belajar

Variabel Indikator Pernyataan Jml

Positif Negatif

Gaya

Belajar

1. Visual 39,40,41,42,

43,44,45

46,47,48 10

2. Auditorial 49,50,51,52 53,54 6

3. Kinestetik 55,56,57,

58,59

60,61 7

Jumlah 16 7 23

Sumber data primer diolah Juni 2012

F. Validasi Instrumen Penelitian

a. Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi dengan baik

atau valid/tingkat kesahihan untuk dijadikan alat ukur. Suharsimi Arikunto

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

66

(2006) berpendapat, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkatan-tingkatan kevalidan kesahihan suatu instrumen” (hlm. 168). Penelitian

ini untuk menguji tingkat validitas kuesioner menggunakan korelasi Product

Moment sebagai berikut :

n∑XY – (∑X )(∑Y)

rxy = √{n ∑X² − (∑X)² {n∑Y² − (∑Y)²}}

(Suharsimi Arikunto, 2006: 170)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

∑X = jumlah skor dalam sebaran X

∑Y = jumlah skor dalam sebaran Y

XY = jumlah perkalian skor X dan skor Y yang berpasangan

X² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

Y² = jumlah skor yang di kuadratkan dalam sebaran Y

n = jumlah subyek

Kriteria Uji:

Kriteria uji validitas tersebut adalah jika ρ < 0,050 maka dapat

disimpulkan bahwa kriteria pengujian adalah valid, sebaliknya jika ρ >

0,050 maka kriteria pengujian dinyatakan tidak valid

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan

(keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Cronbach Alpha. Metode

mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali

pengukuran, Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Cronbach Alpha

sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

67

k ∑σb²

r 11 = 1−

(k−1) σt²

(Suharsimi Arikunto, 2006: 196)

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal

∑σb² = Varians butir

σt² = Varians total

Hasil r 11 dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila

hasil yang diperoleh r hitung > r tabel dengan taraf signifikan 5% maka

angket tersebut reliabel.

G. Teknik Analisis Data

1. Penentuan diagram jalur

a. Penentuan Diagram Model Path Analysis Struktur I

Penelitian ini menggunakan paradigma jalur. Disebut sebagai paradigma

jalur, menurut Sugiyono “ karena terdapat variabel yang berfungsi

sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat

digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus

melewati variabel antara itu atau bisa langsung ke sasaran akhir“

(2009:46). Diagram jalur struktur I dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

68

Gambar 3.1 Hubungan Struktur X1, X2, dan X3 terhadap Y

b. Penentuan Diagram Model PathAnalysis Struktur II

Diagram jalur struktur II digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

X1 dan X2 terhadap X3. dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 3.1 Hubungan Struktur X1, X2, terhadap X3

r12 X3X1

X3X2

X1

Kondisi ekonomi

keluarga

X2

Motivasi belajar

X3

Gaya belajar

X1 Kondisi ekonomi

keluarga

X2

Motivasi Belajar

X3

Gaya Belajar

Y

Hasil Belajar

2

1

YX1

YX3

YX2

X3X1

X3X2

r12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

69

1. Data Interval

Data mentah yang diperoleh dari sebuah penelitian masih belum dapat digunakan

untuk memberikan gambaran tentang sesuatu secara jelas. Disamping itu data

yang belum teratur tidak dapat dipakai untuk menarik kesimpulan. Salah satu

alternatif untuk meyampaikan informasi dengan menyajikan data dalam tabel

frekuensi.

2. Uji Prasyarat Analisis Jalur

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS 17 dengan

melihat nilai p (signifikansi) pada uji kolmogorov-smirnov dengan nilai p >

0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal sedangkan nilai p < 0,05

menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan test of linearity yaitu dengan Uji Anova (F

test). Bila diperoleh nilai p > 0,05 pada deviation from linearity, maka model

dinyatakan berbentuk linier.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dan

residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas

digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena

gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain.

Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Dalam SPSS metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya

heterokedastisitas menurut Santoso dalam Hindrayani & Totalia (2010 : 203)

yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang

menunjukkan hubungan antara Regression Predicted Residual dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

70

Regression Standardized Predicted Value dan dasar pengambilan keputusan

berkaitan dengan scatterplot tersebut adalah:

1) Jika terdapat pola tertentu yaitu apabila titik-titiknya membentuk pola

tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

diindikasikan terdapat masalah heterokedastisitas.

2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar diatas

dan di bawah angka “0” pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat

masalah heterokedastisitas.

3. Hipotesis Statistik

Penelitian dilakukan untuk menguji lima hipotesis yaitu hipotesis pertama, kedua,

dan ketiga mempunyai cara yang sama, sedangkan hipotesis empat dan kelima

bersama-sama karena mempunyai cara yang sama, yang dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Hipotesis pertama, kedua, dan ketiga

Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga yang diajukan dalam

penelitian mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

Hipotesis statistik ditentukan sebagai berikut:

1) Hipotesis Pertama

Ha: Terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil

belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 .

H0: Tidak terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap

hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 .

2) Hipotesis Kedua

Ha: Terdapat pengaruh langsung Motivasi belajar terhadap hasil belajar

siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 .

H0: Tidak terdapat pengaruh langsung Motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

71

3) Hipotesis Ketiga

Ha: Terdapat pengaruh langsung gaya belajar terhadap terhadap hasil

belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012.

H0: Tidak terdapat pengaruh langsung gaya belajar terhadap hasil

belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012.

Uji statistik dilakukan dengan analisis regresi berganda menggunakan

SPSS 17, yang diperoleh hasil uji secara simultan dan individu dengan

rumus sebagai berikut:

Secara simultan

)1(

)1(

square

square

Rk

RknF

Signifikansi/ probabilitas nilai F hasil uji statistik < 0,05, dapat

dilanjutkan pengujian statistik secara individual. Pengujian statistik

secara individu menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:

t =

se = standar eror, yang diperoleh dari hasil komputasi SPSS

Signifikansi analisis jalur dapat diketahui dengan

membandingkan nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig.

Nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

sig atau (0,05 ≤ sig), Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan.

Kesimpulan, besarnya pengaruh langsung antara variabel kondisi

ekonomi keluarga dengan hasil belajar dirumuskan: (x1y) (x1y),

besarnya pengaruh langsung antara motivasi belajar dengan hasil

belajar dirumuskan: (x2y) (x2y), sedangkan besarnya pengaruh

langsung antara gaya belajar dengan hasil belajar dirumuskan: (x3y)

(x3y).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

72

b. Hipotesis keempat dan kelima

1) Hipotesis statistik yang digunakan sebagai berikut:

Hipotesis keempat

Ha: Terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga

terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2

Surakarta Tahun 2012 melalui gaya belajar.

H0: Tidak Terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga

terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2

Surakarta Tahun 2012 melalui gaya belajar.

Hipotesis kelima

Ha: Terdapat pengaruh tidak langsung Motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta Tahun

2012 melalui gaya belajar.

H0: Tidak Terdapat pengaruh tidak langsung Motivasi belajar terhadap

hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

Tahun 2012 melalui gaya belajar.

Uji statistik dilakukan dengan analisis regresi berganda menggunakan

SPSS 17, yang diperoleh hasil uji secara simultan dan individu dengan

rumus sebagai berikut:

Secara simultan

)1(

)1(

square

square

Rk

RknF

Signifikansi/probabilitas nilai F hasil uji statistik < 0,05, dapat

dilanjutkan pengujian statistik secara individual. Pengujian statistik

secara individu menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:

t =

se = standar eror, yang diperoleh dari hasil komputasi SPSS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

73

2) Hipotesis keempat dan kelima dianalisis menggunakan analisis regresi

berganda dan analisis korelasi Product Moment, untuk mendapatkan

besarnya koefisien (kontribusi) X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap

Y sebesar (RSquare=R2

YX1X2X3) = ( YX1) (r YX1) + ( YX2) (r YX2) + (

YX3) (r YX3)

3) Besarnya koefisien residu 2 dapat dihitung dengan cara 2 =

, sehingga diperoleh persamaan model kedua Y = ρ YX1

+ ρ YX3 + ε2

4) Kesimpulan, besarnya pengaruh langsung yang sudah diketahui pada

hipotesis pertama dan pengaruh tidak langsung X1 (kondisi ekonomi

keluarga) terhadap Y (Motivasi belajar) melalui X3 (Gaya belajar) = ρ

X1X3 x ρ YX3.

4. Pengujian model

Koefisien jalur yang tidak signifikan, dilakukan trimming yaitu melakukan

perhitungan ulang dengan menghilangkan jalur yang tidak signifikan. Selain itu,

dilakukan uji kesesuaian model untuk menguji apakah model yang diusulkan

memiliki kesesuaian dengan data atau tidak yaitu dengan menggunakan uji

statistik kesesuaian model koefisien Q dengan rumus sebagai berikut:

1 – R2

m

1 – M

Dimana Q = koefisien Q

R2

m = 1 – (1-R12).( 1-R2

2)

M = R2

m setelah dilakukan trimming

Apabila Q = 1 mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1,

untuk menentukan fit tidaknya model maka statistik koefisien Q perlu diuji

dengan statistik W yang dihitung dengan rumus:

Whitung = - (N – d)ln Q

Q =

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

74

Keterangan:

N = Menunjukkan ukuran sampel.

d = Banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan degree

of freedom/derajat bebas)

R2

m = Koefisien determinasi multipel untuk model yang diusulkan

M = Menunjukkan koefisien determinasi multipel (R2

m) setelah koefisien

jalur yang tidak signifikan yang dihilangkan.

Setelah mengetahui besarnya W hitung , kemudian dibandingkan dengan tabel

Chi square dengan α = 0,05.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika Whitung ≥ χ2 (df;α), Ho ditolak (berarti matriks korelasi sampel berbeda dengan

matriks korelasi estimasi), masudnya kedua model tersebut signifikan.

Jika Whitung ≤ χ2 (df;α), Ho diterima (berarti matriks korelasi sampel sama dengan

matriks korelasi estimasi), maksudnya kedua model tersebut tidak signifikan

(Riduwan dan Kuncoro, 2008: 148).

5. Efek Langsung dan Tidak Langsung

Dalam analisis jalur, model jalur memiliki dua jenis efek yaitu langsung dan

tidak langsung. Menurut Dana (2010) Ketika variable eksogen memiliki panah

diarahkan terhadap variable dependen, maka dikatakan efek langsung. Ketika

variable eksogen berpengaruh terhadap variable endogen melalui variable

eksogen lainnya maka dikatakan menjadi pengaruh tidak langsung. Untuk

melihat pengaruh total dari variable eksogen, harus menambah efek langsung

dan tidak langsung. Dalam analisis jalur, satu variable mungkin tidak memiliki

pengaruh langsung, tetapi mungkin memiliki efek tidak langsung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi data dari semua variabel

yang meliputi (1) Variabel hasil belajar siswa (Y), (2) Variabel kondisi ekonomi

keluarga (X1), (3) Variabel motivasi belajar (X2), (4) Variabel gaya belajar (X3).

Data dideskripsikan dengan melihat nilai rerata (mean), simpangan baku (standart

deviation), nilai maksimal dan nilai minimal. Nilai-nilai tersebut dapat

menggambarkan sampel secara garis besar. Data hasil penelitian dari keempat

variabel diperoleh dari 73 responden disajikan dalam Lampiran 4.

Lampiran 4 menyajikan statistik deskriptif data sampel secara

keseluruhan. Angka minimal variabel menunjukkan nilai terendah varibel dan

angka maksimal variabel menunjukkan nilai tertinggi variabel. Nilai rata-rata

menggambarkan nilai kisaran data nilai tersebut diperoleh dari penjumlahan

seluruh nilai data dan membaginya dengan jumlah data.

Nilai depresi dapat dilihat dari standar deviasi. Jika nilai standar deviasi

kecil, hal ini berarti nilai-nilai data berkisar mendekati rata-rata. Semakin besar

standar deviasi, maka nilai data tersebar semakin jauh dari nilai rata-ratanya yang

berarti data populasi mendekati normal.

1. Variabel Hasil Belajar Siswa

Variabel hasil belajar menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar

siswa adalah 71,12 dengan standar deviasi 2,303 dan dengan nilai minimal

dan maksimal data masing-masing 67 dan 77. Sebaran data tersebut disajikan

dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

76

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar

Kelas Interval Frekuensi Persentase

77 - 78 3 4,10%

75 - 76 2 2,74%

73 - 74 14 19,17%

71 - 72 21 28,76%

69 - 70 19 26,02%

67 - 68 14 19,17%

73 100,00%

Sumber data primer diolah Agustus 2012

Dari tabel 4.1 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam enam

kelas dengan lebar kelas dua, skor terbanyak pada interval 71 sampai dengan

72 yaitu 16 orang atau 28,76%. Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat

digambarkan histogram variabel hasil belajar, sebagai berikut:

Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Variabel Hasil Belajar

2. Variabel Kondisi Ekonomi Keluarga

Berdasarkan skor angket mengenai kondisi ekonomi keluarga dapat

dideskripsikan bahwa data tersebar dengan skor minimal adalah 40 dan skor

maksimal adalah 65 dengan nilai rata-rata sebesar 52,11 dan standar deviasi

6,177. Sebaran data tersebut disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut

ini.

0

5

10

15

20

25

77-78 75-76 73-74 71-72 69-70 67-68

Fre

kuen

si

Hasil belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

77

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kondisi Ekonomi Keluarga

Kelas Interval Frekuensi Persentase

64 - 67 2 2,74%

60 - 63 9 12,33%

56 - 59 10 13,70%

52 - 55 17 23,29%

48 - 51 18 24,66%

44 - 47 11 15,07%

40 - 43 6 8,22%

73 100,00%

Sumber data primer diolah Agustus 2012

Dari tabel 4.2 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam tujuh

kelas dengan lebar kelas empat, skor terbanyak pada interval 48 sampai

dengan 51 yaitu 18 orang atau 24,66%. Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat

digambarkan histogram variabel kondisi ekonomi keluarga, sebagai berikut:

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Kondisi Ekonomi

keluarga.

0

5

10

15

20

40-43 44-47 48-51 52-55 56-59 60-63 64-67

Fre

ku

ensi

Kondisi Ekonomi Keluarga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

78

3. Variabel Motivasi Belajar

Berdasarkan skor angket mengenai motivasi belajar dapat

dideskripsikan bahwa data tersebar dengan skor minimal adalah 41 dan skor

maksimal adalah 61 dengan nilai rata-rata sebesar 52,58 dan standar deviasi

4,086. Sebaran data tersebut disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut

ini.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar

Kelas Interval Frekuensi Persentase

59 - 61 2 2,74%

56 - 58 17 23,29%

53 - 55 20 27,40%

50 - 52 22 30,14%

47 - 49 6 8,22%

44 - 46 3 4,11%

41 - 43 3 4,11%

73 100,00%

Sumber data primer diolah Agustus 2012

Dari tabel 4.3 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam tujuh

kelas dengan lebar kelas tiga, skor terbanyak pada interval 50 sampai dengan

52 yaitu 22 orang atau 30,14%. Berdasarkan tabel 4.3 maka digambarkan

histogram variabel motivasi belajar, sebagai berikut:

Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Variabel Motivasi Belajar

0

5

10

15

20

25

41-43 44-46 47-49 50-52 53-55 56-58 59-61

Fre

ku

ensi

Motivasi Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

79

4. Variabel Gaya Belajar

Berdasarkan skor angket mengenai gaya belajar dapat dideskripsikan

bahwa data tersebar dengan skor minimal adalah 49 dan skor maksimal

adalah 69 dengan nilai rata-rata sebesar 58,92 dan standar deviasi 4,740.

Sebaran data tersebut disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Belajar

Kelas Interval Frekuensi Persentase

67 - 69 2 2,74%

64 - 66 13 17,81%

61 - 63 12 16,44%

58 - 60 17 23,29%

55 - 57 13 17,81%

52 - 54 13 17,81%

49 - 51 3 4,11%

73 100,00%

Sumber data primer diolah Agustus 2012

Dari tabel 4.4 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam tujuh

kelas dengan lebar kelas tiga, skor terbanyak pada interval 58 sampai dengan

60 yaitu 17 orang atau 23,29%. Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat

digambarkan histogram variabel gaya belajar, sebagai berikut:

Gambar 4.4 Histogram Frekuensi Variabel Gaya Belajar

0

5

10

15

20

49-51 52-54 55-57 58-60 61-63 64-66 67-69

Fre

ku

ensi

Gaya Belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

80

B. Pengujian Prasyarat Analisis Jalur

Uji Prasyarat yang digunakan untuk analisis regresi yaitu uji normalitas,

uji linieritas dan uji heterokedatisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk memastikan data variabel yang

diteliti berdistribusi normal. Uji normalitas data menggunakan SPSS 17, yang

hasilnya dapat dilihat dari taraf signifikansi (p) pada uji Kolmogorov-

Smirnov, dengan interpretasi uji yaitu jika nilai p > 0,05 maka data

terdistribusi normal dan apabila p < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel kondisi ekonomi

keluarga (X1) sebesar 0,648 dengan signifikasi sebesar 0,795, karena

signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel

kondisi ekonomi keluarga (X1) berdistribusi normal.

Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel motivasi belajar (X2)

sebesar 0,985 dengan signifikasi sebesar 0,287, karena signifikan hitung lebih

besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel motivasi belajar (X2)

berdistribusi normal.

Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel gaya belajar (X3)

sebesar 0,713 dengan signifikasi sebesar 0,690, karena signifikan hitung lebih

besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel gaya belajar (X3)

berdistribusi normal.

Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel hasil belajar (Y)

sebesar 1,294 dengan signifikasi sebesar 0,070, karena signifikan hitung lebih

besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel hasil belajar (Y)

berdistribusi normal. (Lampiran 5).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

81

2. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linier. Uji linieritas menggunakan SPSS 17

menggunakan Test for Linearity pada taraf signifikansi (p) = 0,05. Dua

variabel dikatakan memiliki hubungan linier apabila signifikansi (p) > 0,05

pada Deviation from Linearity.

a. Uji linieritas variabel kondisi ekonomi keluarga (X1) terhadap hasil

belajar (Y)

Dari hasil uji linieritas kondisi ekonomi keluarga terhadap

hasil belajar diperoleh nilai signifikansi (p) = 0,153 pada Deviation

from Linearity. Oleh karena nilai p > 0,05 maka antara variabel kondisi

ekonomi keluarga dan hasil belajar terdapat hubungan yang linier.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

b. Uji linieritas variabel motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar

(Y)

Dari hasil uji linieritas motivasi belajar terhadap hasil belajar

diperoleh nilai signifikansi (p) = 0,592 pada Deviation from Linearity.

Oleh karena nilai p > 0,05 maka antara variabel motivasi belajar dan

hasil belajar terdapat hubungan yang linier. Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 5.

c. Uji linieritas variabel gaya belajar (X3) terhadap hasil belajar (Y)

Dari hasil uji linieritas gaya belajar terhadap hasil belajar

diperoleh nilai signifikansi (p) = 0,63 pada Deviation from Linearity.

Oleh karena nilai p > 0,05 maka antara variabel gaya belajar dan hasil

belajar terdapat hubungan yang linier. Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 5.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

82

3. Uji Heteroskedatisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pemeriksaan

heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar scatterplot.

Berdasarkan hasil analisis scatterplot antara nilai prediksi standar (ZPRED)

dengan nilai residu standar (SRESID), dapat dilihat pada Lampiran 5.

Terlihat titik tebaran tidak mempunyai pola tertentu dan menyebar

merata di sekitar garis titik nol residual, maka dapat dinyatakan varian

homogen pada setiap nilai variabel sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

C. Hasil Analisis Data

1. Penentuan Diagram Jalur

Untuk menentukan diagram jalur, terlebih dahulu harus dihitung

harga dan koefisien korelasi, koefisien jalur, dan koefisien residu. Untuk

menentukan koefisien korelasi digunakan rumus Product Moment, koefisien

jalur dihitung berdasarkan transformasi variabel dengan memanfaatkan

hubungannya terhadap koefisien korelasi, sedangkan koefisien residu

dihitung dengan memanfaatkan hubungannya terhadap koefisien korelasi dan

koefisien jalur.

Hasil perhitungan koefisien korelasi dan koefisien jalur dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Harga Koefisien Korelasi, Jalur, dan Residu Awal

Variabel Koefisien

Korelasi

Koefisien

Jalur

thitung Koefisien

Residu

X1 terhadap Y 0,347 0,250 2,482 0,8074 X2 terhadap Y 0,407 0,317 3,153

X3 terhadap Y 0,444 0,297 2,860

X1Y melalui X3 - - -

X2Y melalui X3 - - -

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

83

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, untuk selanjutnya diagram

jalur yang dilengkapi dengan koefisien jalur dan koefisien residu dapat

digambarkan sebagai berikut:

1

X1X3=0,249

X2X3=0,240

Gambar 4.5 Diagram Jalur Variabel X1, X2, X3 dan Y

2. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis Pertama

Pengaruh langsung X1 terhadap Y

Hipotesis yang diuji adalah: H0 = YX1 ≤ 0

H1 = YX1 > 0

Uji hipotesis pertama dilakukan dengan analisis jalur melalui

analisis regresi linier berganda dari variabel eksogen terhadap variabel

endogen. Dari uji statistik diperoleh nilai F sebesar 12,262 dengan nilai

probabilitas (sig) = 0,000. Nilai sig < 0,05, maka keputusan Ho ditolak

sehingga uji analisis jalur dapat dilakukan atau dilanjutkan.

Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh

langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar. Hasil uji

statistik menunjukkan YX1 = beta = 0,250 dengan nilai t = 2,482 dan

probabilitas (sig) = 0,016. Dari hasil uji tersebut dapat diketahui besarnya

kontribusi kondisi ekonomi keluarga (X1) yang secara langsung

mempengaruhi hasil belajar siswa (Y) adalah (YX1) x (YX1) =

x2y=0,317

x1y= 0,250

X2

Y

X1

X3 0,058

2

x3y=0,297

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

84

(0,250).(0,250) x 100% = 6,25%. Nilai probabilitas < 0,05 menunjukkan

bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak yang artinya koefisien jalur signifikan.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh

langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMK

Murni 2 Surakarta, pengaruh tersebut bernilai positif dan signifikan

(perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7).

b. Hipotesis Kedua

Pengaruh langsung X2 terhadap Y

Hipotesis yang diuji adalah: H0 = YX2 ≤ 0

H1 = YX2 > 0

Uji hipotesis kedua dilakukan dengan analisis jalur melalui

regresi linier berganda dari variabel eksogen terhadap variabel endogen.

Dari uji statistik diperoleh nilai F sebesar 12,262 dengan nilai

probabilitas (sig) = 0,000. Nilai sig < 0,05, maka keputusan Ho ditolak

sehingga uji analisis jalur dapat dilakukan atau dilanjutkan.

Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung

motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil uji statistik

menunjukkan YX2 = beta = 0,317 dengan nilai t = 3,153 dan

probabilitas (sig) = 0,002. Dari hasil uji tersebut dapat diketahui besarnya

kontribusi motivasi belajar (X2) yang secara langsung mempengaruhi

hasil belajar siswa (Y) adalah (YX2) x (YX2) = (0,317).(0,317) x

100% = 10,05%.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh

langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2

Surakarta (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7).

c. Hipotesis Ketiga

Pengaruh langsung X3 terhadap Y

Hipotesis yang diuji adalah: H0 = YX3 ≤ 0

H1 = YX3 > 0

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

85

Uji hipotesis ketiga dilakukan dengan analisis jalur regresi linier

berganda dari variabel intervening terhadap variabel endogen. Dari uji

statistik diperoleh nilai F sebesar 12,262 dengan nilai probabilitas (sig) =

0,000. Karena nilai sig < 0,05, maka keputusan Ho ditolak sehingga uji

analisis jalur dapat dilakukan atau dilanjutkan.

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung

gaya belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil uji statistik menunjukkan

YX3 = beta = 0,297 dengan nilai t = 2,860 dan probabilitas (sig) =

0,006. Dari hasil uji tersebut dapat diketahui besarnya kontribusi gaya

belajar (X3) secara langsung mempengaruhi hasil belajar siswa (Y)

sebesar ( YX3 ) x ( YX3 ) = (0,297).(0,297) x 100% = 8,82%. Nilai

YX3 menunjukkan koefisien jalur bernilai positif dan nilai p < 0,05

menunjukkan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak yang artinya koefisien

jalur signifikan.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh

langsung gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2

Surakarta, pengaruh tersebut bernilai positif dan signifikan, hal ini senada

dengan Tanta (2010) yang menyatakan gaya belajar berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 7).

d. Hipotesis Keempat

Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X3

Hipotesis yang diuji: H0 = YX1 . X3 ≤ 0

H1 = YX1 . X3 > 0

Uji hipotesis keempat dilakukan dengan analisis jalur melalui

analisis jalur regresi ganda antara variabel eksogen, variabel intervening,

dan variabel endogen. Dari uji statistik sub struktur 1 antara variabel

kondisi ekonomi keluarga dan motivasi belajar sebagai variabel

independen, sedangkan gaya belajar sebagai variabel dependen, nilai F

untuk sebesar 5,059 dengan probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig <

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

86

0,05, maka Ho ditolak sehingga uji analisis jalur dapat dilaksanakan atau

dilanjutkan.

Hipotesis keempat menyatakan bahwa terdapat pengaruh tidak

langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar melalui gaya

belajar. Hasil uji statistik menunjukkan X3X1 = beta = 0,249 dengan

nilai t = 2,223 dan probabilitas (sig) = 0,029. Sedangkan YX3 bernilai

0,297 dengan nilai t = 2,860 dan probabilitas (sig) = 0,006. Maka

pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X3 sebesar X3X1 .

YX3 = (0,249).(0,297) x 100% = 7,4%.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh tidak

langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui

gaya belajar, pengaruh tersebut bernilai positif dan signifikan. Namun

koefisien pengaruh tidak langsung lebih besar dibanding pengaruh

langsung (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7).

e. Hipotesis Kelima

Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y melalui X3

Hipotesis yang diuji: H0 = YX2 . X3 ≤ 0

H1 = YX2 . X3 > 0

Uji hipotesis kelima dilakukan dengan analisis jalur regresi

ganda antara variabel eksogen dan variabel endogen melalui variabel

intervening. Dari uji statistik sub struktur 1 antara variabel kondisi

ekonomi keluarga dan motivasi belajar sebagai variabel eksogen,

sedangkan gaya belajar sebagai variabel endogen, nilai F untuk sebesar

5,059 dengan probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig < 0,05, maka

Ho ditolak sehingga uji analisis jalur dapat dilaksanakan atau dilanjutkan.

Hipotesis kelima menyatakan bahwa terdapat pengaruh tidak

langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya

belajar. Uji statistik yang digunakan untuk membuktikan variabel

independen dengan variabel dependen melalui variabel intervening. Hasil

uji regresi linear berganda (selengkapnya pada Lampiran 5), diperoleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

87

X3X2 = beta = 0,240 dengan t = 2,143 dan probabilitas (sig) = 0,036 dan

ρ YX3 = beta = 0,297 dengan nilai t = 2,860 dan probabilitas (sig) =

0,006. Dari hasil tersebut diperoleh besarnya koefisien diterminan

(kontribusi) X1 dan X2 secara simultan terhadap X3 sebesar (Rsquare=

R2x1x2x3) = 0,126 dengan besar residu untuk x3 1 = 126,01 =

0,934. Dan untuk besarnya koefisien diterminan (kontribusi) X1 dan X3

secara simultan terrhadap Y sebesar (Rsquare= R2yx3x1) = 0,348 dengan

besar residu untuk y 1 = 348,01 = 0,807. Dari hasil analisis

diketahui besarnya pengaruh tidak langsung motivasi belajar (X2)

terhadap hasil belajar siswa (Y) melalui gaya belajar (X3) sebesar X3X2

. ρ YX3 = (0,240).(0,297) x 100% = 7,1%. Hasil uji di atas menunjukkan

bahwa koefisien jalur positif dilihat dari nilai ρ dan Ho ditolak artinya

signifikan dilihat dari nilai probabilitas.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh tidak

langsung perhatian motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui

gaya belajar. Besarnya koefisien jalur tidak langsung tersebut adalah

7,1%.

Tabel 4.6 rangkuman hasil uji hipotesis (periksa halaman

berikut).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

88

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis

No. Hipotesis Uji

Statistik

Beta Keputusan Kesimpulan

1 X1

terhadap

Y

H0 = YX1 ≤

0

H1 = YX1 >

0

0,250 H0 ditolak X1 berpengaruh

langsung

terhadap Y

2 X2

terhadap

Y

H0 = YX2 ≤

0

H1 = YX2 >

0

0,317 H0 ditolak X2 berpengaruh

langsung

terhadap Y

3 X3

terhadap

Y

H0 = YX3 ≤

0

H1 = YX3 >

0

0,297 H0 ditolak X3 berpengaruh

langsung

terhadap Y

4 X1

terhadap

Y melalui

X3

H0 = YX1 .

X3 ≤ 0

H1 = YX1 .

X3 > 0

0,074 H0 ditolak X1 berpengaruh

tidak langsung

terhadap Y

melalui X3

5 X2

terhadap

Y melalui

X3

H0 = YX2 .

X3 ≤ 0

H1 = YX2 .

X3 > 0

0,071 H0 ditolak X2 berpengaruh

tidak langsung

terhadap Y

melalui X3

3. Uji Signifikansi Diagram Jalur Baru

Dari perhitungan variabel dinyatakan signifikan sehingga tidak terdapat jalur

baru dan tidak diperlukan perhitungan kembali untuk mendapatkan jalur baru.

4. Efek Langsung dan Tidak Langsung

Dari hasil analisis data di atas, rangkuman efek langsung dan tidak

langsung dapat dilihat pada tabel 4.7.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

89

Tabel 4.7 Harga Efek Langsung dan Efek Tidak Langsung

Variabel Efek Langsung (DEij) Efek Tidak Langsung

(IEij)

X1 – Y 0,250 -

X2 – Y 0,317 -

X3 – Y 0,297 -

X1Y melalui X3 - 0,074

X2Y melalui X3 - 0,071

D. Pembahasan

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama diperoleh YX1 = beta =

0,250 dengan probabilitas (sig) = 0,016. Nilai yang diperoleh menunjukkan

koefisien jalur bernilai positif yang artinya pengaruh secara langsung antara

kondisi ekonomi dengan hasil belajar di SMK Murni 2 Surakarta bernilai

positif. Hasil belajar akan meningkat atau menurun sebanding dengan

kenaikan atau penurunan kondisi ekonomi keluarga sebesar 0,250. Nilai

probabilitas yang diperoleh menunjukkan koefisien jalur tersebut signifikan.

Dengan demikian, kondisi ekonomi keluarga memiliki pengaruh langsung

terhadap hasil belajar yang berarah positif dan signifikan, menunjukkan

bahwa koefisien jalur bernilai positif, artinya kondisi ekonomi keluarga

memiliki pengaruh positif terhadap gaya belajar dengan setiap kenaikan atau

penurunan nilai kondisi ekonomi keluarga akan mempengaruhi kenaikan atau

penurunan hasil belajar.

Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa kondisi ekonomi

keluarga memiliki kontribusi sebesar 6,25% terhadap hasil belajar. Hal itu

menunjukkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh banyak hal yang salah

satunya adalah kondisi ekonomi keluarga siswa. Pada umumnya siswa yang

berasal dari keluarga menengah kaeatas lebih banyak mendapatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

90

pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Siswa yang

berlatar belakang ekonomi rendah, kurang dapat mendapat bimbingan dan

pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih

memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari (Bahar dalam Yerikho, 2007).

2. Hipotesis Kedua

Motivasi belajar merupakan suatu dorongan dari dalam diri siswa

untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal dengan mengerahkan segala

kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi segala tantangan. Siswa yang

memiliki motivasi belajar yang tinggi dan selalu berusaha maksimal, biasanya

akan mencapainya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan

untuk siswa yang memiliki motivasi rendah, kurang memiliki kesadaran

untuk berusaha dalam belajar sehingga tidak bisa mencapai hasil belajar yang

baik.

Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua diperoleh YX2 = 0,317

dengan probabilitas (sig) = 0,02. Nilai sig yang lebih kecil dari 0,05 berarti

Ha diterima, maka koefisien jalur signifikan. Hal tersebut berarti motivasi

belajar berpengaruh langsung terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2

Surakarta. Pernyataan tersebut senada dengan penelitian Sukiniarti (2006)

yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh langsung dari motivasi belajar

terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis, motivasi belajar memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan dengan hasil belajar siswa pada siswa kelas di SMK

Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Hubungan antara motivasi

belajar dengan hasil belajar siswa merupakan hubungan langsung.

Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa motivasi belajar memiliki

kontribusi sebesar 10,05% terhadap hasil belajar. Hal tersebut menunjukkan

siswa dengan motivasi belajar yang tinggi, terdorong untuk berusaha

mencapai hasil belajar yang maksimal. Penjelasan di atas menunjukkan hasil

belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

91

hasil belajar adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan dorongan

yang berasal dari dalam diri siswa untuk mencapai tujuan. Tujuan dalam

belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Setiap siswa memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda.

Perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan keinginan untuk dapat

menyelesaikan sesuatu dengan lebih baik. Siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi akan berusaha mengerjakan tugas yang dianggapnya sulit

dengan berbagai cara baik sendiri maupun berdiskusi dengan orang lain.

Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan cenderung

masa bodoh dan tidak berusaha mengatasi masalah dari tugas.

3. Hipotesis Ketiga

Gaya belajar merupakan cara yang cenderung dipilih seseorang

untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi

tersebut atau cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima

informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Siswa yang

mengerti gaya belajar yang sesuai dengan kepribadiannya maka hasil belajar

dapat maksimal. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh YX3 =

0,297 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,006. Nilai yang diperoleh

menunjukkan koefisien jalur bernilai positif yang artinya pengaruh langsung

variabel gaya belajar terhadap hasil belajar bersifat positif. Hasil belajar akan

meningkat atau menurun sebanding dengan kenaikan atau penurunan gaya

belajar sebesar 0,297. Nilai probabilitas < 0,05 menunjukkan bahwa

koefisien jalur signifikan. Dengan demikian, gaya belajar memiliki pengaruh

langsung terhadap hasil belajar yang positif dan signifikan, sehingga semakin

tinggi gaya belajar yang dimiliki siswa, maka semakin besar kecenderungan

siswa tersebut untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi. Sebaliknya,

semakin rendah gaya belajar yang dimiliki siswa, maka semakin besar

kecenderungan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang rendah.

Berdasarkan hasil analisis gaya belajar memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan dengan hasil belajar pada siswa SMK Murni 2 Surakarta tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

92

pelajaran 2011/2012. Pengaruh antara gaya belajar dengan hasil belajar

merupakan pengaruh langsung. Hal tersebut menunjukkan siswa dengan gaya

belajar yang sudah sesuai dengan kepribadiannya, terdorong untuk berusaha

mencapai hasil belajar yang maksimal. Gaya belajar mengacu pada cara

belajar yang lebih disukai para pebelajar. Pada penelitian ini diketahui

besarnya kontribusi gaya belajar secara langsung mempengaruhi hasil belajar

sebesar 8.82% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat

dijelaskan dalam penelitian.

Penjelasan di atas menunjukkan hasil belajar dipengaruhi oleh

banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah gaya

belajar. Gaya belajar mempunyai kontribusi sebesar 8,82% terhadap hasil

belajar. Gaya belajar akan memudahkan bagi para pebelajar untuk belajar

maupun para guru untuk mengajar dalam proses pembelajaran tujuan. Tujuan

dalam belajar adalah mendapatkan prestasi belajar yang maksimal.

Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Perbedaan

tersebut disebabkan karena perbedaan kemampuan, kepribadian untuk dapat

belajar dalam mencapai hasil yang maksimal.

4. Hipotesis Keempat

Hasil uji hipotesis keempat diperoleh nilai F untuk sebesar 5,059

dengan probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak

sehingga uji analisis jalur dapat dilanjutkan ke analisis jalur/ path analysis.

Hasil uji statistik menunjukkan X3X1 = 0,249 dengan nilai probabilitas (sig)

= 0,029. Nilai menunjukkan bahwa koefisien jalur bernilai positif, artinya

kondisi ekonomi keluarga memiliki pengaruh positif terhadap gaya belajar

dengan setiap kenaikan atau penurunan nilai kondisi ekonomi keluarga akan

mempengaruhi kenaikan atau penurunan gaya belajar sebesar 0,249.

Sedangkan X3Y bernilai 0,297 dengan nilai dan probabilitas (sig) = 0,006

yang telah dibahas pada hipotesis ketiga, maka pengaruh tidak langsung X1

terhadap Y melalui X3 sebesar X3X1 . YX3 = (0,249) . (0,297) = 0,074.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

93

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi

ekonomi keluarga memiliki pengaruh tidak langsung yang positif terhadap

hasil belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Pengaruh

tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar melalui gaya

belajar sebesar 7,4%. Pengaruh tidak langsung ini lebih besar dibandingkan

dengan pengaruh langsung antara kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil

belajar. Maka dapat dikatakan bahwa gaya belajar sebagai variabel

intervening memperkuat hubungan kondisi ekonomi keluarga dengan hasil

belajar.

Kondisi ekonomi keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar siswa-

siswa yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya

kebutuhan untuk makan, pakaian, perlindungan, kesehatan dan juga

membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan,

alat tulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar tersebut akan terpenuhi

jika kebutuhan pokok keluarga sudah tercukupi.

Kondisi ekonomi keluarga yang dimiliki oleh seseorang akan

mempengaruhi keinginannya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Selain itu siswa yang percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki gaya

belajar yang sesuai dengan karakteristiknya maka akan mempengaruhi hasil

belajar siswa. Siswa yang memiliki kondisi ekonomi keluarga dan gaya

belajar yang tinggi kemungkinan akan mencapai hasil belajar yang tinggi

pula. Sebaliknya bila siswa memiliki kondisi ekonomi keluarga dan gaya

belajar yang rendah maka hasil belajarnya pun akan menurun.

5. Hipotesis Kelima

Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai F untuk sebesar 5,059 dengan

probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak sehingga

uji analisis jalur dapat dilaksanakan atau dilanjutkan. Uji statistik diperoleh

X3X2 = beta = 0,240 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,036 dan ρ YX3 = beta

= 0,297 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,006. Dari hasil tersebut diperoleh

besarnya koefisien diterminan (kontribusi) X1 dan X2 secara simultan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

94

terhadap X3 sebesar (Rsquare= R2x3x2x1) = 0,126 dengan besar residu untuk

x3 1 = 126,01 = 0,934. Dan untuk besarnya koefisien diterminan

(kontribusi) X1 dan X3 secara simultan terrhadap Y sebesar (Rsquare= R2yx3x1)

= 0,348 dengan besar residu untuk y 2 = 348,01 = 0,807. Dari hasil

analisis diketahui besarnya pengaruh tidak langsung motivasi belajar (X2)

terhadap hasil belajar siswa (Y) melalui gaya belajar (X3) sebesar 7,1%.

Pada probabilitas (sig) = 0,016 yang berarti < 0,05, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar

terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran

2011/2012. Dengan demikian, gaya belajar menjadi intervening dari motivasi

belajar terhadap hasil belajar siswa.

Siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat untuk mencapai hasil

belajar siswa semaksimal mungkin dengan mempertimbangkan dan melihat

cara belajar apa yang paling menonjol dari diri seseorang maka guru serta

individu yang bersangkutan, diharapkan dapat bertindak secara bijaksana

dalam memilih gaya belajar yang sesuai.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

95

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisis penelitian yang

telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil

belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

2. Terdapat pengaruh langsung positif motivasi belajar terhadap hasil belajar

siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

3. Terdapat pengaruh langsung positif gaya belajar terhadap hasil belajar siswa

di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

4. Terdapat pengaruh tidak langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap

hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012.

5. Terdapat pengaruh tidak langsung positif motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran

2011/2012.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian ini secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan

kajian dan referensi pada penelitian yang sejenis, terutama bagaimana

pengaruh kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar, dan gaya belajar

terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta.

2. Implikasi Praktis

a. Siswa di SMK Murni 2 Surakarta lebih meningkatkan motivasi untuk

belajar dengan mengidentifikasikan gaya belajar yang sesuai sehingga

hasil belajar dapat ditingkatkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

96

b. Guru lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar terutama untuk faktor kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar

dan gaya belajar pada diri siswa.

c. Orang tua berusaha meningkatkan kondisi ekonomi keluarga guna

penunjang fasilitas belajar siswa dan siswa diharapkan mampu

mengidentifikasikan gaya belajar yang sesuai, agar hasil belajar

meningkat.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka dapat diajukan

saran sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

1. Dari hasil penelitian tersebut, sekolah dapat menciptakan lingkungan

belajar yang dapat meningkatkan hasil yang maksimal dengan

memberikan pelatihan lebih mendalam kepada siswa untuk mata pelajaran

yang membutuhkan keterampilan.

2. Bagi siswa yang berprestasi dan orang tuanya kurang mampu diharapkan

sekolah dapat memberikan beasiswa atau program orang tua asuh atau

orang tua angkat yang bersedia membantu memenuhi biaya

pendidikannya.

2. Bagi Guru

a. Guru perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa, terutama kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan

gaya belajar siswa tanpa mengabaikan peran faktor-faktor yang lain.

b. Guru dapat membantu siswa untuk menentukan gaya belajar siswa yang

sesuai, sehingga hasil belajar semakin meningkat. Gaya belajar

seharunya disesuaikan dengan karakteristik mata kuliah sehingga dapat

dirumuskan strategi pembelajaran yang beragam yang dimungkinkan

strategi tersebut lebih mempengaruhi hasil belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

97

c. Guru dapat membantu siswa dalam meninggkatkan motivasi belajar

dengan cara memberi latihan dan tugas yang berhubungan dengan materi

yang akan disampaikan, agar hasil belajar meningkat.

3. Bagi Orang Tua

Bagi orang tua yang kondisi sosial ekonominya rendah atau kurang

mampu dalam hal ini tingkat pendapatannya agar berusaha untuk

meningkatkan pendapatannya dengan mencari pekerjaan tambahan agar anak

termotivasi untuk berprestasi lebih baik. Jadi, siswa dapat meningkatkan hasil

belajarnya.

4. Bagi Siswa

a. Siswa harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

b. Siswa dapat lebih meningkatkan motivasi belajar dalam mencapai hasil

belajar dengan cara menyukai pelajaran dan senantiasa mengerjakan

tugas yang diberikan guru, agar hasil belajar disetiap mata pelajaran

semakin meningkat.

5. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain, agar dapat melakukan lanjutan dengan mencari

seberapa besar pengaruh faktor-faktor lain yang berperan dalam

meningkatkan hasil belajar termasuk variabel-variabel intervening yang lain

yang turut mempengaruhinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

98

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, 1994.Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: BumiAksara.

Ahmadi, Abu. (1997). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Astim Riyanto, 2003. Proses Belajar Mengajar Efektif di Perguruan Tinggi,

Yapemdo, Bandung

Azwar, S. (2002). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dana.(2010). Konsep path analisis. Diperoleh 5 April 2012, dari

http//danageo99.wordpress.com//2010/12/25/konsep-path-analisis.html

DePotter,Bobbi,dkk. (2000). Quantum Teaching. Mempraktikkan Quantum

Learning Di ruang-ruang kelas. Penerjemah Ary Nilandari. Bandung Kaifa.

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. (2002). Quantum Learning: Membiasakan

Belajar Nyaman Dan Menyenangkan. Penerjemah: Alwiyah Abdurrahman.

Edisi 1. Bandung: Kaifa

Gandeesss. (2010). Pengertian Keluarga. Diperoleh 7 februari 2012, dari

http://gandeesss.blogspot.com/2010/11/pengertian-keluarga.html

Hadi Soedomo. (2003). Pengantar Pendidikan. Surakarta.Sebelas Maret University

Press

Harminingsih. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Diperoleh

8februarari 2012, dari

http://harminingsih.blogspot.com/2008_08_01_archive.html.

Irawan. (2009). Pengaruh kondisi ekonomi keluarga

terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SDN Tawangrejo 1 tahun ajaran

2009/2010. Diperoleh 7 februari 2012, dari http://proposal

file:///E:/pengaruh- kondisi-ekonomi-keluarga.html .

Koeswara. E, (1989), Motivasi:Teori dan Penilaiannya, Angkasa, Bandung

L Crow, A Crow. (2005). Psikologi Pendidikan.Yogyakarta.Nurcahya

Meylina-naini. (2010). Jenis-jenis gaya belajar. Diperoleh 8 februari 2012, dari

http://meylina-naini.blogspot.com/2010/05/jenis-jenis-gaya-belajar.html

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

99

Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya.

Purwanto. (2011). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Poerwodarminto, W J S. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Riduwan dan Kuncoro, E.A. (2008). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis

Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta

Sahertian. (2004). Pengaruh penggunaan bahan ajar dan gaya belajar terhadap

hasil belajar Diperoleh 7 februari 2012, dari

(http://lambanlunik.blogspot.com/2009/03/pengaruh-penggunaan- bahan-

ajar- dan-gaya.html

Sardiman. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Pers

Suharsimi Arikunto.(2002). Prosedur penelitian Suatu pendekatan praktek.

Jakarta : Rineka cipta

Slameto. (2003). Teori Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi.

Salatiga:PTRineka Cipta

...................(2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta

Soedijarto. (1997). Menuju Pendidikan Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta :

BalaiPustaka

Soekanto, S. (2001). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

..................... (2004). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Soelaeman, M. (2001). Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Eresco.

Sugiyono. (2005). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

.................(2009)

Sukmadinata, N. S. (2004). Metode Penenelitan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Transito

Sutrisno Leo. (2008). Hasil Belajar . Diperoleh 8 februari 2012, dari

http://smpnbilahhulu.wordpress.com

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR … · mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta

100

Tim Skripsi. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.

Wijaya, Tony. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta:

Universitas Atma Jaya.

Winkel.W.S (1991). Bimbingan dan konseling di institusi Pendidikan.

Jakarta:Grasindo

Winkel, W. S. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia

........................(1999).

Yulianti, S. S. (2006). Hubungan Persepsi terhadap Ekonomi Keluarga dan Sikap

Orang Tua dengan Minat Berwirausaha Siswa Jurusan Bangunan SMK

Negeri 5 Surakarta 2005/2006. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas

Sebelas Maret, Surakarta.

Zakaria. (2009). Pengertian Ekonomi. Diperoleh 01 Februari 2012, dari

http://info.gexcess. com/id/info/EkonomiPengertian.info.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user