i
PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA,
MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI
SMK MURNI 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN
2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SRI REJEKI
K7408270
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Oktober 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA,
MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI
SMK MURNI 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN
2011/2012
Oleh:
SRI REJEKI
K7408270
Skripsi
ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan
gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Oktober 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Sri Rejeki. PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI
BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
DI SMK MURNI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret.
Oktober 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui pengaruh langsung
kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta
tahun pelajaran 2011/2012, (2) mengetahui pengaruh langsung motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012, (3) mengetahui pengaruh langsung gaya belajar terhadap hasil belajar
siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, (4) mengetahui
pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa
melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, (5)
mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa
melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi
adalah seluruh siswa SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Sampel
berjumlah 73 siswa diambil dengan teknik cluster random sampling. Teknik
pengumpulan data kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar, dan gaya belajar
digunakan metode angket, sedangkan hasil belajar digunakan metode
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dengan
SPSS 17.
Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh langsung kondisi
ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa, (2) terdapat pengaruh langsung
motivasi belajar terhadap hasil belajar, (3) terdapat pengaruh langsung gaya
belajar terhadap hasil belajar, (4) terdapat pengaruh tidak langsung kondisi
ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar, dan (5)
terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar melalui
gaya belajar.
Kata kunci: kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar, gaya belajar, hasil belajar
siswa, analisis jalur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Sri Rejeki. THE EFFECT OF THE ECONOMIC CONDITION OF FAMILY,
THE LEARNING MOTIVATION, AND THE LEARNING STYLE ON THE
LEARNING RESULT OF THE STUDENTS OF HIGH VOCATIONAL
SCHOOL MURNI 2 OF SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2011/2012.
Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret
University, Surakarta, October 2012.
The objectives of this research are to investigate: (1) the direct effect of
the economic condition of family on the learning result of the students of
Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012; (2)
the direct effect of the learning motivation on the learning result of the students of
Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012; (3)
the direct effect of the learning style on the learning result of the students of
Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012; (4)
the indirect effect of the economic condition of family on the learning result of the
students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year
2011/2012; and (5) the indirect effect of the learning motivation on the learning
result of the students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta in
Academic Year 2011/2012.
This research used the quantitative method. The population of the
research was all of the students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta
in Academic Year 2011/2012. The samples of the research consisted of 73
students and were taken by using the cluster random sampling technique. The
data of the economic condition of family, the learning motivation and the learning
style were gathered through questionnaire, and the data of the learning result
were collected through documentation. The data were then analyzed by using the
path analysis with the computer program of SPSS17.
The results of the research are as follows: (1) there is a direct effect of the
economic condition of family on the learning result of the students; (2) there is a
direct effect of the learning motivation on the learning result of the students; (3)
the direct effect of the learning style on the learning result of the students; (4) the
indirect effect of the economic condition of family on the learning result of the
students; and (5) the indirect effect of the learning motivation on the learning
result of the students.
Keywords: Economic condition of family, learning motivation, learning style,
learning result, and path analysis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia,
tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang
menangis sedih,tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum ”
(Mahatma Gandhi )
“Orang-orang hebat dibidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka
bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi”.
(Ernest Newman )
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”.
(Aristoteles)
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(QS. Al Insyirah: 7)
“Semua manusia mempunyai potensi yang sama untuk sukses. Yang
membedakan adalah seberapa efektif kita belajar untuk sukses”
(Gusbud)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukur ke hadirat ALLAH S.W.T, ku persembahkan
karya kecil ini teruntuk:
Ibu dan ayah tersayang. Terimakasih untuk semua doa,
dorongan, cinta dan kasih sayang yang tulus.
Adikku tersayang .
Keluarga besarku yang selalu memberi motivasi serta
dukungan.
Untuk “seseorang” yang dijanjikan ALLAH untukku.
Sahabatku Allien, Nopi, Rini, Ninik, Ndro, Sastro yang selalu
menjadi tempatku berbagi suka dan duka.
Rekan-rekan PAP 2008 (Yessi, Sari, Tria, Tika, Nurul, Ima,
Mita, Dita, Indry, Watin, dll)
Semua orang yang selalu ada kala peneliti butuhkan yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR
DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK
MURNI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu,
peneliti menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan para pembantu
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan surat ijin penyusunan skripsi dan
memberikan ijin guna melakukan penelitian.
2. Drs. H. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, yang telah menyetujui atas permohonan ijin
penulisan skripsi ini.
3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan
skripsi.
4. Drs. Ign. Wagimin, M.Si selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Administrasi
Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
5. Dr. Heri Sawiji, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan
bimbingan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Susantiningrum, S.Pd., SE., M.AB selaku Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan petunjuk sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Tim Penguji Skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk
menguji peneliti, sehingga peneliti dapat melaksanakan ujian skripsi guna
menyelesaikan studi di bangku kuliah.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.
9. Drs. Suwitadi,SH,MM,MSi selaku Kepala Sekolah SMK Murni 2 Surakarta
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di
SMK Murni 2 Surakarta.
10. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu mendoakan, memberi semangat dan
dorongan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
11. Fajar Susanto dan Ulinuha Maulana adikku tersayang yang selalu
mengingatkan peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman PAP angkatan 2008 khususnya kelas B yang telah memberikan
dukungan dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung terhadap
penyusunan skripsi ini.
13. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti. Meskipun demikian, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Oktober 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACT ........................................................................ vii
HALAMAN MOTTO ............................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................... .......... 7
C. Pembatasan Masalah.................................................. .......... 7
D. Perumusan Masalah ............................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 10
1. Tinjauan tentang Hasil Belajar........................................ 10
a. Pengertian belajar ....................................................... 10
b. Pengertian Hasil Belajar ............................................. 11
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar.... ... 12
d. Domain Hasil Belajar................................................. 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Tinjauan tentang Kondisi Ekonomi Keluarga................ . 18
a. Pengertian Kondisi Ekonomi Keluarga ............................. 18
b. Sosial Ekonomi .................................................................. 20
3. Tinjauan tentang Motivasi Belajar ........................................... 24
a. Pengertian Motivasi Belajar .............................................. 24
b. Macam-macam Motivasi .................................................. 27
c. Fungsi Motivasi .......................................................... 31
4. Tinjauan tentang Gaya Belajar ........................................ 36
a. Pengertian Gaya Belajar ............................................. 36
b. Macam-macam Gaya Belajar ..................................... 38
B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 43
C. Karangkan Pemikiran .......................................................... 45
D. Hipotesis .............................................................................. 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 48
B. Rancangan Penelitian ........................................................... 48
C. Populasi dan Sampel ............................................................ 52
D. Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 55
E. Pengumpulan Data ............................................................... 56
F. Validasi Instrumen Penelitian .............................................. 65
G. Teknik Analisis Data ........................................................... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ...................................................................... 75
B. Pengujian Prasyarat Analisis Jalur ....................................... 80
1. Uji Normalitas ................................................................. 80
2. Uji Linieritas ................................................................... 81
3. Uji Heterokedastisitas ..................................................... 81
C. Hasil Analisis Data .............................................................. 82
1. Penentuan Diagram Jalur ................................................ 82
2. Pengujian Hipotesis ......................................................... 82
3. Uji Signifikansi Diagram Jalur Baru ............................... 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
4. Efek Langsung dan Tidak Langsung............................... 88
D. Pembahasan ......................................................................... 88
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................. 95
B. Implikasi .............................................................................. 95
C. Saran .................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 98
LAMPIRAN .............................................................................................. 101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku hasil belajar 16
Tabel 2.2 Perbedaan gaya belajar Impulsif-reflektif ................................. 40
Tabel 2.3 Perbedaan gaya belajar presetif-reseptif ................................... 41
Tabel 2.4 Perbedaan gaya belajar intuitif-sistematis................................. 42
Tabel 3.1 Proporsi Jumlah Sampel untuk Setiap Strata ............................ 56
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Uji coba instrumen kondisi ekonomi keluarga .......... 60
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian kondisi ekonomi keluarga ....... 61
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Uji coba instrumen motivasi belajar .......................... 62
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian motivasi belajar ....................... 63
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Uji coba instrument gaya belajar ............................... 64
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian gaya belajar ........................... 65
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar ............................. 76
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kondisi Ekonomi Keluarga ...... 77
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar........................ 78
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Belajar ............................. 79
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis ................................................ 86
Tabel 4.6 Harga Koefisien Korelasi, Jalur, dan Residu Awal .................. 87
Tabel 4.7 Harga Efek Langsung dan Efek Tidak Langsung ..................... 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................... 47
Gambar 3.1 Hubungan Struktur X1, X2, dan X3 terhadap Y ....................... 68
Gambar 3.2 Hubungan Struktur X1, X2, dan X3 ......................................... 68
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Variabel Hasil belajar ........................... 76
Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Variabel Kondisi ekonomi keluarga ..... 77
Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Variabel Motivasi belajar ..................... 78
Gambar 4.4 Histogram Frekuensi Variabel Gaya belajar ........................... 79
Gambar 4.5 Diagram Jalur Variabel X1, X2, X3 dan Y ............................... 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jadwal Penelitian.........................................................................
Lampiran 2. Instrumen Penelitian
101
a. Matrik uji coba angket............................................................ 102
b. Surat pengantar uji coba angket..............................................
c. Angket uji coba ......................................................................
d. Matrik penelitian....................................................................
e. Surat pengantar penelitian......................................................
f. Angket penelitian....................................................................
103
104
113
114
115
Lampiran 3. Analisis Instrumen
a. Data Awal try out..................................................................
b. Uji Validitas Angket Kondisi ekonomi keluarga..................
123
126
c. Uji Reliabilitas Angket Kondisi ekonomi keluarga................ 130
d. Uji Validitas Angket Motivasi belajar.................................... 133
e. Uji Reliabilitas Angket Motivasi belajar............................... 137
f. Uji Validasi Angket Gaya belajar ..........................................
g. Uji Reliabilitas Angket Gaya belajar......................................
140
145
Lampiran 4. Data Hasil Penelitian
a. Data Awal Kondisi ekonomi keluarga................................... 148
b. Data Awal Motivasi belajar.................................................... 151
c. Data Awal Gaya belajar.........................................................
d. Data Awal hasil belajar siswa................................................
e. Deskripsi Data........................................................................
154
157
161
Lampiran 5. Hasil Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas........................................................................ 162
b. Uji Linieritas........................................................................... 163
c. Uji Heterokedastisitas............................................................. 164
Lampiran 6. Jumlah siswa SMK Murni 2 Surakarta....................................... 165
Lampiran 7. Analisis Data
a. Uji Korelasi ..........................................................................
b. Uji Hipotesis Pertama.............................................................
166
167
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
c. Uji Hipotesis Kedua............................................................... 167
d. Uji Hipotesis Ketiga............................................................... 167
e. Uji Hipotesis Keempat...........................................................
f. Uji Hpotesis Kelima...............................................................
168
168
Lampiran 8. Surat Perijinan............................................................................. 169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia mempunyai tujuan
untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya baik secara material dan
spiritual. Pembangunan yang dilaksanakan tidak hanya mengejar kemajuan
lahiriah atau batiniah saja, melainkan keselarasan dan keseimbangan diantara
keduanya. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan
taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan rakyat yang merata, dimana ketiga
sasaran tersebut mempunyai ikatan yang erat dan saling mendukung. Dalam
rangka pencapaian sasaran pembangunan tersebut perlu diadakan upaya
pengembangan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Pendidikan merupakan salah
satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan
diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan
manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya, (Kunaryo, 2000).
Pendidikan dalam arti luas didalamnya terkandung pengertian mendidik,
membimbing, mengajar dan melatih.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran dimana peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan bagi masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan terdiri dari
totalitas pengalaman yang memungkinkan seseorang dapat tumbuh dan
berkembang menurut potensi yang dimiliki baik sebagai individu, anggota
keluarga dan masyarakat.
Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3
(2003:7), sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pada hakekatnya tujuan pendidikan yang hendak dicapai pemerintah
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tujuan tersebut dapat
dikatakan tercapai jika hasil belajar tuntas. Kriteria ketuntasan minimum (KKM)
sebagai berikut: Untuk mata pelajaran kelompok Normatif dan Adaptif, KKM
ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi, dan kemampuan sumber daya pendukung
penyelenggaraan pembelajaran sedangkan untuk mata pelajaran produktif, KKM
ditentukan dengan batas paling rendah adalah nilai 60. Kemudian dengan
ketentuan tersebut masing-masing sekolah dapat menetapkan KKM untuk
mengukur ketuntasan hasil belajar siswa, ketuntasan hasil belajar merupakan salah
satu wujud tercapainya keberhasilan pendidikan.
Keberhasilan pendidikan bukan semata-mata tugas dari sekolah, namun
keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga
(orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini sekolah
bekerjasama dengan keluarga (orang tua), masyarakat dan pemerintah demi
tercapainya keberhasilan pendidikan. Sekolah merupakan lembaga formal yang di
bentuk oleh pemerintah dan masyarakat, dimana siswa belajar dan diberikan
pengetahan tentang macam-macam mata pelajaran yang akan dipelajari, dipahami,
diujikan dan diberikan penilaian yang hasil belajarnya akan dipaparkan dalam
buku raport biasanya dinyatakan dalam bentuk huruf dan angka. Sekolah
menjalankan tugas mendidik anak yang sudah tidak mampu lagi dilakukan oleh
keluarga, mengingat semakin kompleksnya praktek mendidik anak. Keluarga
adalah orangtua berarti ibu dan ayah kandung, orang yang sudah tua, orang yang
dianggap tua (pandai, cerdik) Poerwodarminto (2002:68). Mendidik anak di
dalam keluarga merupakan wujud pendidikan yang pertama dan utama yang
dialami oleh anak. Sejak adanya kemanusiaan sampai sekarang ini, kehidupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
keluarga selalu mempengaruhi perkembangan budi pekerti setiap manusia. Selain
kehidupan keluarga dan sekolah anak juga mengalami kehidupan masyarakat.
Lingkungan dalam masyarakat yang baik dapat mendorong anak untuk
berkembang pribadi kreativitasnya.
Untuk mengembangkan kreativitas pribadi anak, anak perlu menikmati
bangku pendidikan formal yaitu sekolah. Sekolah formal dibutuhkan biaya
pendidikan yang tidak sedikit. Dalam hal ini keluarga bertanggung jawab
menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang
keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan
sosial ekonominya rendah. Bahar dalam Yerikho (2007), menyatakan bahwa:
pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah keatas lebih banyak
mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Anak-
anak yang berlatar belakang ekonomi rendah, kurang mendapat bimbingan dan
pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih
memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Sedangkan dorongan atau motivasi dari keluarga merupakan faktor eksternal
yang dibutuhkan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang menjadi aktif pada saat–saat tertentu. Motivasi dapat tumbuh dari
diri seseorang (intrinsik) tetapi dapat juga dirangsang oleh faktor dari luar diri
individu (ekstrinsik). Motivasi intrinsik timbul sebagai akibat dari dalam individu
sendiri, tanpa paksaan dorongan dari orang lain, motivasi ekstrinsik timbul
sebagai akibat pengaruh dari luar individu adanya ajakan, suruhan atau paksaan
dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya mau melakukan
sesuatu atau belajar. A.M. Sardiman (2005:75) menyatakan motivasi belajar dapat
juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak
suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
itu. Tanpa adanya motivasi belajar dari siswa, maka keberhasilan belajar sulit
untuk tercapai.
Motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa.
Siswa akan menyenangi suatu pelajaran di karenakan pengajarnya pandai dalam
menyampaikan materi pelajaran, sehingga siswa mudah dalam menyerap apa
yang ingin disampaikan oleh pengajarnya sendiri. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dengan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses belajar mengajar. Oleh karena itu faktor pengajar dalam dalam proses
kegiatan belajar mengajar memang sangat berpengaruh sekali terhadap motivasi
untuk belajar. Dalam hal ini pengertian motivasi sangatlah bermanfaat bagi orang
tua ataupun bagi pengajar yang berurusan dengan pendidikan. Proses belajar
mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai adalah hasil
belajar yang optimal. Selain itu juga harus memperhatikan gaya belajar siswa,
gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan
kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural , dan pengalaman pendidikan.
Gaya belajar akan memudahkan bagi para pebelajar untuk belajar maupun para
guru untuk mengajar mengajar dalam proses pembelajaran.
Menurut L. Crow & A. Crow (2005:308) “sebagai hasil dari pendidikan,
seseorang terdorong memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani, mewujudkan
tujuan atau cita-citanya, ataupun untuk mencapai kepuasan pribadi dalam kegiatan
yang dinginkan oleh masyarakat”. Siswa yang ingin menggapai cita-citanya tidak
lepas dari sejumlah faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajarnya.
Berdasarkan penjelasan Astim Riyanto (2003:51)”faktor-faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat
kelompok yaitu bahan, lingkungan, instrumental dan kondisi individu siswa”.
Faktor bahan (materi) yang harus dipelajari ikut menentukan bagaimana
proses belajar itu terjadi, dan bagaimana hasil yang diharapkan. Selain itu, taraf
kesukaran serta kompleksitas bahan yang harus dipelajari juga besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar. Faktor lingkungan dalam konteks ini di bedakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
menjadi dua menurut Astim Riyanto (2003:52) yaitu lingkungan alami dan
lingkungan sosial. Lingkungan alami misalnya suhu kelembapan udara
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar diudara segar berbeda
dengan belajar diudara panas. Lingkungan sosial berwujud hubungan antara
manusia atau wujud lain yang berhubungan, misalnya tulisan, rekaman suara
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang
memecahkan soal dapat terganggu bila ada orang lain yang mondar-mandir di
dekatnya. Lingkungan sosial ini seperti suara mesin pabrik, hiruk-pikuk lalu lintas
juga berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
Faktor instrumental yaitu faktor yang adanya dan penggunaannya
dirancang sesuai dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini
diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan belajar yang
telah direncanakan semula. Faktor ini juga bisa berwujud perangkat keras (hard
ware) seperti perlengkapan belajar, alat praktikum dan sebagainya, tetapi dapat
pula berwujud perangkat lunak (soft ware) seperti kurikulum, program, pedoman
belajar dan sebagainya. Faktor-faktor ini jelas mempengaruhi proses dan hasil
belajar menurut Astim Ryanto (2003:52).
Faktor kondisi fisik siswa merupakan faktor yang menentukan,
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Faktor kondisi individu siswa
dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kondisi fisiologis dan kondisi
psikologis. Kondisi fisiologis umumnya berpengaruh terhadap belajarnya
seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya
dengan orang yang lelah, mudah ngantuk, dan tidak mudah menerima pelajaran.
Kondisi panca indera, terutama penglihatan dan pendengaran juga berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar.
SMK Murni 2 Surakarta adalah salah satu Sekolah yang dinaungi Yayasan
Perguruan Murni Surakarta, dan merupakan salah satu yayasan tertua di kota
Solo. Walaupun tergolong sebagai salah satu yayasan tertua di Solo namun
berdasarkan studi prapenelitian dan pengamatan di lapangan untuk hasil belajar
masih belum optimal. Hasil belajar dapat dilihat diakhir suatu program pendidikan
yang telah dilaksanakan dengan cara mengadakan evaluasi, evaluasi adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pengambilan keputusan berdasarkan pengukuran dan standar kriteria. Untuk itu
evaluasi dilakukan atas komponen-komponen dan prosesnya sehingga bila terjadi
kegagalan dalam pencapaian tujuan maka dapat ditelusuri komponen dan proses
yang menjadi sumber kegagalan.
Hasil belajar merupakan patokan dari pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Apabila tujuan tersebut tidak sesuai dengan yang telah
ditetapkan maka proses belajar dikatakan belum efektif. Hasil belajar belum
tercapai, maka masih perlu dilakukan upaya untuk dapat meningkatkan hasil
belajar. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan
kondisi ekonomi keluarga siswa, motivasi belajar dan gaya belajar. Hal tersebut
peneliti pilih sebagai suatu hal yang mempengaruhi hasil belajar dan sekaligus
ditetapkan peneliti sebagai variabel. Dilihat dari hasil belajarnya, orangtua siswa
yang kurang menyadari tentang pentingnya pendidikan, orangtua kurang
memperhatikan pendidikan serta biaya pendidikan, orangtua lebih mementingkan
bagaimana cara mendapatkan uang untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari.
Dengan kondisi ekonomi keluarga yang seperti tersebut motivasi belajar anak
berkurang dalam hal ini sebagai pendidik harus bisa menumbukan motivasi
kepada siswa, agar tetap memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar serta
menjelaskan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Penerapan gaya belajar sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki siswa diharapkan hasil belajar dapat optimal.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang berjudul ” Hubungan Motivasi Belajar
dengan Hasil Belajar Pada Mahasiswa di Pendidikan Jarak jauh” (Sukiniarti:
2003) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi belajar
dengan hasil belajar.
Berpijak pada latar belakang masalah diatas, menimbulkan dorongan pada
peneliti untuk mengkaji lebih lanjut mengenai “PENGARUH KONDISI
EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MURNI 2 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
B. Idetifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, timbul
beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa yang masih rendah, karena kurangnya dukungan belajar
dari keluarga.
2. Siswa yang masih belum mengetahui gaya belajar yang cocok untuk masing-
masing siswa, sehingga perlu ditumbuhkan.
3. Sarana dan prasana belajar yang kurang memadai di sekolah, menyebabkan
siswa malas untuk belajar.
4. Hasil belajar siswa yang kurang maksimal, karena motivasi belajar yang masih
rendah.
5. Kondisi ekonomi keluarga siswa yang kurang mampu mempengaruhi
dukungan siswa untuk belajar.
6. Kondisi ekonomi yang kurang mampu mempengaruhi hasil belajar siswa.
7. Kurangnya perhatian orang tua untuk meningkatkan hasil belajar.
8. Biaya pendidikan yang semakin tinggi, sehingga orang tua kesulitan untuk
membayar dan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas tidak seluruhnya dibahas dalam
penelitian ini karena untuk mendapatkan hasil penelitian yang berguna, maka
hanya akan membahas masalah-masalah kondisi ekonomi keluarga, motivasi
belajar dan gaya belajar serta hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun
ajaran 2011/2012”.
Agar permasalahan yang diteliti semakin jelas dan terarah, maka peneliti
menjelaskan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Kondisi ekonomi keluarga adalah suatu keadaan ekonomi yang menyangkut
tentang kedudukan dan prestise seseorang atau keluarga dalam masyarakat
serta usaha untuk menciptakan barang dan jasa, demi terpenuhinya kebutuhan
baik jasmani maupun rohani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari diri siswa untuk
menghasilkan kegiatan (belajar) dalam mencapai suatu tujuan.
3. Gaya belajar adalah bahwa yang dimaksud dengan gaya belajar dalam
penelitian ini adalah orientasi untuk mendekati tugas-tugas belajar dan
mengolah informasi dengan cara-cara tertentu.
4. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses
belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai yang tercantum dalam raport.
D. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap
hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
2. Apakah terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
3. Apakah terdapat pengaruh langsung gaya belajar terhadap hasil belajar siswa
di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
4. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap
hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta Tahun
Ajaran 2011/2012?
5. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan adalah segala sesuatu yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap
hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta.
2. Untuk mengetahui pengaruh langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa di SMK Murni 2 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3. Untuk mengetahui pengaruh langsung gaya belajar, terhadap hasil belajar
siswa di SMK Murni 2 Surakarta.
4. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga,
terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta.
5. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoretis maupun secara praktis..
1. Manfaat teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu di bidang
pendidikan, faktor-faktor yang berpengaruh yaitu kondisi ekonomi
keluarga, motivasi belajar, gaya belajar dan hasil belajar siswa.
2. Manfaat praktis
b. Guru
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan bahan masukan tentang
pentingnya pengaruh kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya
belajar dalam mewujudkan tercapainya hasil belajar siswa pada SMK
Murni 2 Surakarta.
c. Institusi Peneliti
Diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan yang
bersifat konstruktif dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan
kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya belajar terhadap hasil
belajar siswa pada SMK Murni 2 Surakarta.
d. Peneliti Lain
Diharapkan dapat menjadi bahan rujukan, terutama tentang masalah yang
berkaitan dengan pengaruh kondisi ekonomi keluarga, motivasi berprestasi
dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Hasil Belajar Siswa
a. Pengertian Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa
berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar merupakan proses dalam
diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan
perubahan dalam perilakunya. Menurut pendapat Winkel (1999) belajar adalah
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan dan sikap (Purwanto, 2011:39). Perubahan itu diperoleh melalui
usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama
dan merupakan hasil pengalaman. Dalam pandangan behavioristik, belajar
merupakan sebuah perilaku membuat hubungan antara stimulus (S) dan
respon (R), kemudian memperkuatnya, S dan R dapat diperkuat dengan
menghubungkannya secara berulang-ulang untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar dan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Para
behavioristik meyakini bahwa hasil belajar akan lebih baik dikuasai kalau
dihafal secara berulang-ulang, belajar terjadi karena ada ikatan stimulus dan
respon (S-R bonds). Ikatan itu menjadi ikatan kuat dalam latihan/pengulangan
dengan cara menghafal. Belajar tidak membutuhkan pengertian dan
pemahaman karena terbentuk hanya dengan mengikat S dan R secara
berulang-ulang.
Teori belajar kognitif diilhami oleh aliran rasionalisme dalam filsafat.
Pengetahuan datangnya dari penalaran. Penalaran merupakan sumber valid
dari pengetahuan. Menurut teori ini belajar berlangsung dalam pikiran
sehingga sebuah perilaku hanya disebut belajar apabila siswa yang belajar
telah mencapai pemahaman (understanding). Menurut pendapat Dahar (1998)
seseorang dapat dikatakan belajar apabila telah memahami keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
persoalan secara mendalam (insightful), berkaitan dengan proses mental
bagaimana impresi indera dicatat dan disimpan dalam otak dan bagaimana
impresi-impesi itu digunakan untuk memecahkan masalah
(Purwanto,2011:39). Thordike, mengemukakan bahwa belajar adalah proses
interaksi antar stimulus (yang mungkin berupa perasaan, pikiran, atau
gerakan) dan respons. Uno (2003) mengemukakan belajar antara lain: 1)
memodifikasi dan memperteguh kelakuan melalui pengalaman, 2) suatu
proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya, 3) perubahan
tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan
penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam
berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi, 4) belajar
selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang
berdsarkan praktik atau pengalaman tertentu.
Dari beberapa pendapat mengenai belajar dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi
antara individu dengan lingkunganya, belajar menunjukkan perubahan
perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan pengalaman tertentu, belajar
dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu
yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil
belajar.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (produk)
menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus
input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat
perubahan oleh proses. Menurut pendapat Winkle (1996) Hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya (Purwanto,2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Menurut
pendapat Dahar (1998) Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu
kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada dilingkungan, yang
menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-
stimulus baru untuk menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-
kategori (Purwanto,2011). Sedangkan Leo Sutrisno (2008) berpendapat bahwa
hasil belajar merupakan gambar tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran
belajar pada topik bahasan yang dieksperimen, yang diukur dengan jumlah
skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.
Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah
terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi pada
diri individu. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil
belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari
dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan. Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar adalah :
1. Faktor-faktor Internal
a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), Kondisi fisiologis pada umumnya
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang
yang ada dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya
dari orang yang ada dalam keadaan lelah.
b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan), Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh
karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja
mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri
sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari
dalam. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar
seorang anak.
c. Kelelahan, Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya
berada dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anak-anak
yang kurang gizi mudah lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah
menerima pelajaran.
2. Faktor-faktor Eksternal
a. Keluarga dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan.
b. Sekolah dilihat dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, tugas rumah).
c. Masyarakat dari kegiatan siswa dalam masyarakat, Siswa akan mudah
kena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam
lingkungan tersebut mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat)
Menurut R. Angkowo & A. Kosasih
(harminingsih.blogspot.com/2008) bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh lima faktor yaitu :
1. Bakat belajar adalah suatu yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah
lahan dan merupakan perpaduan taraf intelegensi. Pada umumnya
komponen intelegensi tertentu dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas,
sekolah, dan minat subyek itu sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang
akan tetap tersembunyi bahkan lama-kelamaan akan menghilang apabila
tidak mendapat kesempatan untuk berkembang.
2. Waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang dibutuhkan untuk belajar
sangat mempengaruhi hasil belajar, semakin banyak waktu yang
digunakan untuk belajar maka hasil belajar akan maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Kemampuan individu, Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi
yang rendah, Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil
dengan baik dalam kemampuan belajarnya dikarenakan belajar dengan
menerapkan metode belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai
intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus
4. Kualitas pengajaran, kualitas pengajar menetukan hasil belajar siswa.
5. Lingkungan, Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu:
a) Lingkungan Alami
Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan
udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar pada suhu
udara yang lebih panas dan pengap.
b) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya
(wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain langsung
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang
sedang belajar memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain
yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamar.
Clark dalam Nana Sudjana & Ahmad Rivai
harminingsih.blogspot.com/2008) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa
di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi
oleh lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman (2007:39-47), faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan
faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri
siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat,
perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi,
kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan
memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai
tujuan belajar secara optimal. Thomas F. Staton dalam Sardiman (2007:39)
menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu
1. Motivasi, Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan
gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang
mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk
melaksanakan kegiatan belajar.
2. Konsentrasi, Konsentrasi dimaksudkan memusatkan perhatian pada
situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya
proses pemusatan perhatian.
3. Reaksi, Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik
maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot harus dapat
bekerja secara harmonis, sehingga pebelajar itu bertindak atau
melakukannya. Jadi belajar harus aktif, bertindak dan melakukannya
dengan segala panca inderanya secara optimal.
4. Organisasi, Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan
mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan
pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. Hal semacam inilah yang
dapat membuat pebelajar akan menjadi lebih mengerti jelas tetapi
mungkin juga bertambah bingung, misalnya belajar kelompok.
5. Pemahaman, Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai
sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti maksud
dan implikasinya,
6. Ulangan, Lupa adalah sifat umum manusia. Semakin lama manusia
belajar akan semakin banyak pula kemungkinan dilupakan, walaupun
tidak lupa keseluruhan maka dari itu untuk menghindarinya diberikan
ulangan.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal
siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran
yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar.
Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah
usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya
proses belajar dalam diri siswa. Perubahan dalam kepribadian ditunjukkan
oleh adanya perubahan perilaku akibat belajar. Untuk mengukur perubahan
perilaku maka kejiwaan manusia dibagi menjadi tiga domain atau ranah
yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kalau belajar menimbulkan
perubahan perilaku, maka hasil belajar merupakan hasil perubahan
perilakunya. Oleh karena perubahan perilaku menunjukkan perubahan
perilaku kejiwaan dan perilaku kejiwaan meliputi domain kognitif, afektif
dan psikomotorik maka hasil belajar yang mencerminkan perubahan
perilaku meliputi hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik.
c. Domain Hasil Belajar
Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan
diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga
domain: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Potensi perilaku untuk diubah,
perubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Perubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku hasil belajar
INPUT PROSES HASIL
Siswa:
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotorik
Proses belajar
mengajar
Siswa:
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotorik
Potensi perilaku
yang dapat
diubah
Usaha mengubah
perilaku
Perilaku yang
telah berubah:
1.Efek
pengajaran
2. Efek pengiring
(Sumber: Purwanto,2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Hasil belajar atau perubahan perilaku yang menimbulkan
kemampuan dapat berupa hasil utama pengajaran (instructional effect)
maupun hasil sampingan pengiring (nurturant effect). Hasil utama
pengajaran adalah kemampuan hasil belajar yang memang direncanakan
untuk diwujudkan dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran. Sedangkan
hasil pengiring adalah hasil yang dicapai namun tidak direncanakan untuk
dicapai.
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan
sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan
pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggil kembali
informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena
belajar melibatkan otak maka perubahan perilaku akibatnya juga terjadi
dalam otak berupa kemampuan tertentu oleh otak untuk menyelesaikan
masalah.
Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal.
Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif
meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Benjamin S Blomm membagi dan
menyusun secara hirearkis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang
paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan
kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka makin kompleks dan
penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya.
Enam tingkat itu adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3),
analisis (C4), sintesis(C5), dan evaluasi.
Kemampuan menghafal (knowledge) merupakan kemampuan
kognitif yang paling rendah. Kemapuan ini merupakan kemampuan
memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak digunakan untuk
merespon suatu masalah. Dalam kemampuan tingkat ini fakta dipanggil
kembali persis seperti ketika disimpan. Kamampuan pemahaman
(comprehension) adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan
fakta. Menghafal fakta tidak lagi cukup karena pemahaman menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pengetahuan akan fakta dan hubungannya. Kemampuan penerapan
(application) adalah kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum,
rumus dan sebagainya serta digunakan untuk memecahkan masalah.
Kemampuan analisis (analysis) adalah kemampuan memahami sesuatu
dengan menguraikannya kedalam unsur-unsur. Kemampuan sintesis
(synthesys) adalah kemampuan memahami dengan mengorganisasikan
bagian-bagian kedalam satuan. Kemampuan evaluasi (evaluation) adalah
kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil
penilaian.
Hasil penilaian dapat dilihat diakhir semester, proses untuk menilai
hasil belajar siswa berdasarkan nilai-nilai ujian yang telah ditempuh selama
satu semester. Proses-proses penilaian dengan cara guru melakukan
penilaian berdasarkan nilai Tugas (Harian), nilai UTS dan nilai UAS.
Kemudian nilai-nilai tersebut diisikan ke dalam daftar nilai yang telah
disediakan. Dari daftar nilai yang telah diisi, akan dilakukan perhitungan
Nilai Akhir. Rumusan perhitungan Nilai Akhir/Nilai Raport adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan butir-butir yang terkandung dalam alinea di atas
diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar dalam
penelitian ini adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti
proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai yang tercantum
dalam raport.
2. Tinjauan tentang Kondisi Ekonomi keluarga
a. Pengertian Kondisi Ekonomi Keluarga
Bintari A dan Titin Suprihatin (1984:5), “Menyatakan bahwa
ekonomi berasal dari kata bahasa Greek (Yunani), yaitu dari kata oikos yang
NR = UH + UTS + 2UAS
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
artinya rumah dan dari kata nomos yang artinya aturan, jadi ekonomi berarti
mengatur rumah tangga”, dari pendapat tersebut dapat diambil pengertian
bahwa ekonomi merupakan cara untuk mengatur rumah tangga, yang
berhubungan erat dengan keuangan, jadi ekonomi merupakan cara mengatur
keuangan untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga yang
berdasarkan penghasilan orang tua. Menurut Soerjono Soekanto (2001)
ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang
lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta
kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya. Ekonomi dapat
diartikan berbagai hal yang menyangkut kebutuhan manusia, kebutuhan
manusia yang tidak terbatas berkaitan erat dengan kondisi ekonomi di sebuah
keluarga.
Keluarga menurut Dewantara dalam Ahmadi (1997:95) keluarga
adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu
mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial,
enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk
memuliakan masing-masing anggotanya. Keluarga adalah wadah yang sangat
penting diantara individu dan grup, dan merupakan kelompok sosial yang
pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Jadi keluarga dalam
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang pertama yang
mewarnai pribadi anak, hal ini karena di dalam keluarga akan ditanamkan
nilai-nilai dan norma-norma hidup yang positif pada akhirnya akan dipakai
oleh anak-anaknya sebagai pedoman dalam bermasyarakat. Kondisi ekonomi
setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan ekonominya
tinggi, sedang, dan rendah. Kondisi ekonomi keluarga yang dimaksud disini
adalah kondisi ekonomi keluarga yang ditinjau dari status atau kedudukan
perekonomian keluarga baik dari segi penghasilan atau mata pencaharian
seseorang dalam memenuhi penghasilan atau mata pencaharian seseorang
dalam memenuhi kebutuhan keluarga dari individu yang bersangkutan.
Kondisi ekonomi ini dapat diukur dengan mengetahui pekerjaan/profesi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
bentuk rumah, wilayah tempat tinggal ataupun lingkungan, dan sumber
pendapatan.
b. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau
posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis
aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan
jabatan dalam organisasi. Jadi yang dimaksud dengan kondisi ekonomi disini
lebih terfokus pada barang atau jasa yang dimiliki atau dapat dibeli orang
tersebut.
Kondisi ekonomi erat kaitannya dengan status ekonomi, hal ini
dapat digunakan pula untuk mengambil pengertian tentang tentang kondisi
ekonomi dari pendekatan mengenai pendapat para ahli tentang status
ekonomi. Soerjono Soekanto (2001:39),”status sosial ekonomi adalah posisi
seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti
lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajiban dalam
hubungannya dengan sumber daya”. Sedangkan Soerjono Sukanto
(2004:49),”Status ekonomi ditunjukkan dalam sudut pandang keuangan
masyarakat tempat tinggal objektif dalam kultur masyarakat tertentu”. Dapat
disimpulkan bahwa status ekonomi adalah kedudukan seseorang dalam
masyarakat yang diukur berdasarkan kemampuan seseorang tersebut dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Status ekonomi keluarga dapat dilihat dengan menggunakan
indikator-indikator tertentu, misalnya keluarga tersebut dilihat dari tingkat
penghasilan, besarnya anggota keluarga, tingkat kesejahteraan keluarga,
keadaan rumah beserta perabotnya.
a. Tingkat Penghasilan
Tingkat penghasilan adalah pendapatan yang diperoleh kepala keluarga
beserta anggota keluarganya yang bersumber dari sektor formal,sektor
informal dan sektor subsistem dalam waktu satu bulan yang diukur
berdasarkan rupiah. Pada umumnya tingkat pendapatan masyarakat
merupakan salah satu faktor penting dalam menetukan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
kesejahteraan mereka. Tinggi rendahnya taraf hidup seseorang tergantung
pada tinggi rendahnya penghasilan seseorang, makin banyak penghasilan
seseorang makin tinggi taraf hidupnya.
Cara menghitung pendapatan atau penghasilan tersebut dapat dihitung
berdasaran tiga sumber utaman yaitu:
(1) Pendapatan tetap (formal), yaitu pendapatan yang diperoleh dari
hasil pekerjaan pokok
(2) Pendapatan tidak tetap (informal), yaitu pendapatan yang diperoleh
dari hasil pekerjaan sampingan
(3) Pekerjaan subsistem, yaitu pendapatan yang tidak dengan uang atau
tanpa menukar barang.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2010, ada 4 macam
penggolongan pendapatan seseorang dalam satu bulan, antara lain:
1. Golongan berdapatan rendah : kurang dari Rp1.000.000,00
2. Golongan berpendapatan menengah : Rp 1.000.000-
Rp2.000.000,00
3. Golongan berpendapatan tinggi : Rp2.000.000,00-Rp5.000.000,00
4. Golongan berpendapatan sangat tinggi : Rp5.000.000,00 keatas
b. Jumlah anggota keluarga
Bentuk keluarga umumnya terdiri dari seorang suami , seorang istri dan
anak-anak yang biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama atau biasa
disebut dengan keluarga inti. Keluarga adalah pusat pendidikan yang
pertama dan utama yang dialami oleh anak. Kehidupan keluarga selalu
mempengaruhi perkembangan budi pekerti setiap manusia. Slameto
(2010:61) menyatakan: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan
utama. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran
kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar
yaitu pendidikan bangsa, Negara, dan dunia. Menurut Munandar Soelaman
(2001:115),”Keluarga diartikan sebagai suatu satuan terkecil yang
memiliki manusia sebagai makhluk sosial yang ditandai adanya kerjasama
ekonomi”. Besarnya anggota keluarga akan ikut menentukan besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kecilnya kegiatan dalam subsistem dan pengeluaran rumah tangga untuk
kebutuhan konsumsi. Perilaku konsumsi dipengaruhi bebrapa variabel
yang relevan seperti pendapat (income), jumlah anggota keluarga (family
size), jumlah anak (the number of children) dan sebagainya.
c. Tingkat kesejahteraan keluarga
Kesejahteraan atau keadaan tidak miskin merupakan keinginan lahiriah
setiap orang. Keadaan semacam ini barulah sekedar memenuhi kepuasan
hidup manusia sebagai makhluk individu manusia juga merupakan
makhluk sosial. Penilaian kesejahteraan penduduk tidak cukup hanya
dengan melihat besar kecilnya pendapatan tetapi harus pula
memperhatikan distribusi pendapatan di kalangan penduduk. Tolak ukur
mengenai kesejahteraan (sekaligus kemiskinan) penduduk baik yang
berpendekatan ekonomi maupun sosial.
d. Kondisi rumah
Rumah adalah tempat untuk tumbuh dan berkembang baik secara jasmani,
rohani dan sosial. Sesuai dengan fungsinya rumah adalah sebagai tempat
tinggal dalam suatu lingkungan yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang diperlukan manusia sehingga rumah diharapkan memberi
ketentraman hidup, pengamanan dan pusat kegiatan sosial. Rumah
merupakan salah satu alat untuk mengekspresikan status seseorang
termasuk bentuk dan lokasinya. Rumah juga merupakan suatu indikator
penting untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk dan biasanya
mencerminkan pula tingkat pendapatan dan pengeluaran suatu rumah
tangga terutama di kota, karena itu tempat tinggal merupakan suatu faktor
yang memegang peranan penting dalam hubungannya dengan kebutuhan
rumah tangga. Pada umumnya bentuk atau tipe rumah yang ditinggali
penduduk Indonesia adalah rumah gubug, tidak permanen, semi permanen
dan permanen. Keempat bentuk rumah tersebut dapat terlihat berdasarkan
konstruksi bangunannya.
Konstruksi rumah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
1. Konstruksi bangunan tidak permanen yaitu:
a) Dinding terbuat dari bambu atau kayu dengan pemisah ruangan
dari bambu atau tanpa pemisah ruangan
b) Lantai tanah
c) Atap dari daun rumbia
2. Konstruksi bangunan semi permanen yaitu:
a) Dinding luar tembok dengan pemisah ruangan dari triplek atau
bamboo, dinding luar setengah tembok
b) Lantai semen
c) Atap dari genteng atau asbes
3. Konstruksi bangunan permanen yaitu:
a) Dinding luar dari tembok atau beton
b) Lantai dari tegel atau keramik
c) Atap dari genteng atau asbes
e. Kepemilikan barang-barang
Disamping tipe atau konstruksi bangunan rumah, bentuk dan letaknya
maka isi rumah perabot rumah seperti almari, meja, radio. TV, peralatan
elektronik lainya, dan kendaraan juga dapat dijadikan tolak ukur tingkat
pendapatan dan pengeluaran rumah tangga. Di pedesaan selain
kepemilikan perabot rumah tangga seperti tersebut diatas yang juga dapat
diperhitungkan dalam mencerminkan tingkat pendapatan dan pengeluaran
rumah tangga adalah jumlah dan macam kepemilikan hewan piaraan atau
ternak seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam, dan itik.
f. Luas lahan
Indonesia adalah Negara agraris, karena sebagian besar wilayah di
Indonesia sawah. Mata pencaharian masyarakat Indonesia mayoritas
penduduk bekerja sebagai petani.
Berdasarkan butir-butir yang terkandung dalam alinea di atas
diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan kondisi ekonomi
keluarga dalam penelitian ini adalah suatu keadaan ekonomi yang
menyangkut tentang kedudukan dan prestise seseorang atau keluarga dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
masyarakat serta usaha untuk menciptakan barang dan jasa, demi
terpenuhinya kebutuhan baik jasmani maupun rohani yang merujuk dari
tingkat penghasilan, besarnya anggota keluarga, kondisi rumah, dan
kepemilikan barang.
Secara keseluruhan, kesimpulan kondisi ekonomi keluarga tersebut
dapat disintesiskan dalam bentuk indikator-indikator penting sebagai
landasan definisi operasional yang meliputi empat indikator, antara lain: 1)
tingkat penghasilan, 2) besarnya anggota keluarga, 3) kondisi rumah, dan 4)
kepemilikan barang.
3. Tinjauan tentang Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif juga dapat diartikan sebagai suatu
kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu maka motivasi
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan/mendesak.
Dalam kehidupan, manusia selalu membutuhkan dan melibatkan diri
dalam gejala atau aktivitas yang sangat kompleks, seperti: benda, jabatan,
tingkah laku keterampilan dan sebagainya. Dalam pemilihan suatu aktivitas
merupakan salah satu aspek psikis yang dapat membantu menentukan pilihan
yang berguna bagi dirinya. Hal ini dikarenakan setiap individu mempunyai
kecenderungan untuk melakukan kegiatan berdasarkan faktor pendorong dan
tujuan. Adanya dorongan dalam diri individu bertujuan untuk mencapai
sesuatu yang dicita-citakan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang
berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
terkandung adanya keinginan yang mengakifkan, menggerakkan dan
menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara,
1989). Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:
1) Kebutuhan, Kebutuhan ini terjadi bila individu merasa ada ketidak
seimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.
2) Dorongan, merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam
rangka memenuhi harapan, dorongan merupakan kekuatan mental yang
berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan tersebut
merupakan tujuan motivasi.
3) Tujuan, hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut
mengarahkan perilaku dalam hal perilaku belajar.
Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman,2011:74). Dari pengertian yang
dikemukakan Mc.Donald ini mengandung tiga element penting yaitu:
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa
perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada
organism manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia
(walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya
akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya akan
terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Dengan ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi
itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut
dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,
kebutuhan atau keinginan.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk tidak meniadakan
atau menggelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang
oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
tercapai. Dikatakan “keseluruhan” karena pada umumnya ada beberapa motif
yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah
dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan
aktivitas sendiri, maupun dalam kelompok tertentu. Burton dalam sebuah
buku “ The Guidance og Learning Activities” merumuskan pengertian belajar
sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga
mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam buku Educational
Psychology, H.C.Witheringtin, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
perubahan didalam pribadi yang menyatakan diri sebagai pola baru dari reaksi
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.
Abdillah (2002) mengidentifikasi sejumlah pengertian belajar yang bersumber
dari para ahli pendidikan/pembelajaran. James O. Whittaker mengemukakan
belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman. Belajar adalah proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam interaksi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
lingkungannya. Jadi belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh
individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan pengalaman yang
menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk
memperoleh tujuan tertentu.
Dari uraian diatas, menunjukkan motivasi belajar adalah faktor psikis
yang bersifat non-intelektual. Perannya yang khas adalah dalam penumbuhan
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki
motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan
belajar. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, mentak
(boleh jadi) gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal
kalau ada motivasi yang tepat. Elemen motivasi belajar antara lain:(1)
kekuatan dari dalam diri siswa untuk belajar, (2) Dorongan untuk
melaksanakn suatu aktivitas, (3) kegiatan fisik, (4) munculnya rasa dan afeksi,
(5) Rangsangan adanya tujuan, (6) memenuhi kebutuhan. Dalam kegiatan
belajar sangat diperlukan karena siswa yang tidak mempunyai motivasi
belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas yang berhubungan dengan
kegiatan belajar secara maksimal.
b. Macam-Macam Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-morif yang
aktif itu sangat berfariasi. Macam-macam motivasi antara lain:
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a. Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak
lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya
dorongan untuk makan, dorongan untuk minum,dorongan untuk
bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini
seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis.
Relevan dengan ini maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis
motivasi Physiological drives.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Motif-motif yang dipelajari
Motif-motif ini timbul karena dipelajari, sebagai contoh dorongan
untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk
mengajar sesuatu dalam masyarakat. Motif-motif ini sering
diisyaratkan secara sosial, sebab manusia hidup dalam lingkungan
sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi ini
terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. Sebab
justru dengan kemampuan berhubungan, kerja sama di dalam
masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri, sehingga manusia perlu
mengembangkan sifat-sifat ramah, kooperatif, membina hubungan
baik dengan sesama, apalagi orang tua dan guru.
Disamping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif sebagai
berikut:
a. Kognitive motives
Motif ini menunjukkan pada gejala intrinsic, yakni menyangkut
kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada dalam diri
manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis
motivasi seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar
disekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.
b. Self-exspression
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia, yang penting
kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana
sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk
itu memang diperlukan kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini
seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.
c. Self-enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri
ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar
dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk
mencapai suatu prestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Jenis Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a. Motif atau kebutuhan organis, misalnya: kebutuhan untuk minum,
makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini
sesuai dengan jenis Physiological drives .
b. Motif-motif darurat, yang termasuk dalam jenis motif ini adalah
dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk
berusaha, untuk memburu. Motivasi ini timbul karena rangsangan dari
luar.
c. Motif-motif objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.
Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia
luar secara efektif.
1. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jamasni seperti reflex, insting otomatis,
nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah
kamauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat
momen, yaitu:
a) Momen timbul alasan
b) Momen pilihan
c) Momen putusan
d) Momen terbentuknya kemauan
2. Motivasi intrinsic dan ekstrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Intrsinsic motivations are inherent in the learning
situation and meet pupil-need and purpose. Motivasi intrinsik juga
dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari
dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli
dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan menuju ketujuan
yang ingin di capai dengan belajar, tanpa belajar tidak mungkin
mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan
yang digerakkan itu bersumber pada kebutuhan, kebutuhan yang
berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran
diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol
dan seremonial. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi
ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
didalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar. Jadi dari beberapa pendapat motivasi timbul
karena adanya dorongan dari dalam dan dari luar individu .
Belajar sangat dibutuhkan adanya motivasi. Motivastion is an
essential condition of learning , hasil belajar akan menjadi optimal kalau
ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil
pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas
usaha belajar bagi para siswa. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan,
sebagai contoh walaupun disiang hari yang panas si abang tukang becak
juga menarik becaknya karena bertujuan untuk mendapatkan uang untuk
menghidupi kebutuhan keluarganya, dengan demikian motivasi
mempengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga
fungsi motivasi menurut Sardiman (2011) sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Menetukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan
dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan
menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik,
sebab tidak serasi dengan tujuan. (hlm.85)
b. Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi menurut Ngalim Purwanto (2006), fungsi motivasi ada tiga
yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat baik atau bertindak baik
Motivasi ini berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang
memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu
tugas.
2) Menentukan arah perbuatan
Yakni kearah perwujudan sesuatu tujuan atau cita-cita. Makin jelas
motivasi itu, makin jelas pula yang akan ditempuh
3) Menyeleksi perbuatan
Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan guna
mencapai tujuan yang diharapkan dan meninggalkan perbuatan yang
bermanfaat bagi tujuan itu (hlm.61)
Jadi motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi.Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil
yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari adanya motivasi maka seseorang belajar itu akan melahirkan prestasi
yang baik. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian hasil belajar dan prestasi belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah menurut Sardiman
(2011) antara lain:
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai hasil/nilai yang
baik. Sehingga siswa yang biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan
atau nilai-nilai raport angkanya baik-baik. Angka yang baik bagi siswa
merupakan motivasi yang sangat kuat, tetapi ada juga bahkan banyak
siswa yang belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini
menunjukkan motivasi yang dimiliki kurang berbobot bila dibandingkan
dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik, namun demikian
semua itu harus diingatkan oleh guru bahwa pencapaian angka-angka
seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang
bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh
guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan
dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang
diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi
juga keterampilan afeksinya.
b. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah suatu pekerjaan, mungkin akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan
tersebut.
c. Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
d. Ego-involment
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk
motivasi yang cukup penting. Seseorang akan bekerja dengan segenap
tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga diri.
Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga
diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan bekerja
dengan keras bisa jadi karena harga diri.
e. Memberi ulangan
Para siswa akan giat beljaar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh
karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi
yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering (misalnya
setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal
ini guru juga harus terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus
diberitahu kepada siswanya.
f. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa
grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk
terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
g. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus sebagai motivasi yang baik.
Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya
harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang
menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan
membangkitkan harga diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
h. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru
harus harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
i. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan dengan segala sesuatu
kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik
itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu
hasilnya akan lebih baik.
j. Minat
Motivasi timbul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga
tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses
belajar tersebut akan lancar bila disertai dengan minat. Mengenai minat
ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar
k. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan
menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. (hlm.92)
Disamping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan diatas,
sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang dapat dimanfaatkan.
Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat
dikembangkan dan diarahkan untuk mendapatkan hasil belajar yang
bermakna. Jadi bentuk-bentuk motivasi didapat dari diri sendiri, lingkungan
sekolah yaitu guru serta teman sebaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal
dari kekuatan mental, umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif
dan interaksi. Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja.
Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain.
Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan
masyarakat. Kedua motivasi tersebut perlu dimiliki oleh siswa (winkel,
1991). Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah :
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan
dengan teman sebaya
3. Mengarahkan kegiatan belajar
4. Membesarkan semangat belajar
5. Menyadarkan tentang adanya perjalan belajar dan kemudian bekerja
Merujuk uraian-uraian yang terkandung dalam alinea sebelumnya,
dapat diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar
dalam penelitian ini adalah dorongan yang berasal dari diri siswa untuk
menghasilkan kegiatan (belajar) dalam mencapai suatu tujuan yang merujuk
adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan
dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya
lingkungan belajar yang kondusif. Motivasi dibagi menjadi dua kategori yaitu
motivasi intrinsik (dari dalam) dan motivasi ekstrinsik (dari luar).
Secara keseluruhan kesimpulan motivasi belajar tersebut dapat
disintesiskan dalam bentuk indikator-indikator penting sebagai landasan
definisi operasional yang meliputi : 1) adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan
dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar, 6) adanya lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
4. Tinjauan tentang Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
Gaya adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk
menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut atau
cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari
lingkungan dan memproses informasi tersebut. Gaya belajar atau learning
style menurut Sahertian (2004) adalah suatu karakteristik kognitif, afektif, dan
perilaku psikomotorik, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil
untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan
belajar. Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai para
pebelajar. Gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk
susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural , dan
pengalaman pendidikan. Gaya belajar akan memudahkan bagi para pebelajar
untuk belajar maupun para guru untuk mengajar mengajar dalam proses
pembelajaran. Pebelajar akan dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya
baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut memudahkan pebelajar
dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat.
Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh
seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat,
berfkir dan memecahkan soal. Menurut Bobbi Depoter Hernacki (2002:110)
gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di
sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar setiap orang
dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Dengan
mengenali gaya belajar pebelajar akan dapat menentukan cara belajar yang
efektif. Siswa tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara
maksimal, sehingga hasil belajarnya dapat optimal.
Proses pembelajaran siswa di dalam kegiatan proses belajar
mengajar agar dapat berjalan sesuai dengan harapan tidak lain menggerakkan
menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan
semua indera yang dimiliki siswa ataupun orang yang belajar dengan cara
yang berbeda-beda, setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
gaya yang dapat dipilih untuk belajar secara efektif, ada tujuh gaya belajar
yang diantaranya bisa di terapkan pada anak didik (Depdiknas, 1998:1), antara
lain:
a. Belajar dengan kata-kata, gaya ini bisa dimulai dengan mengajak seorang
teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca
serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena bisa
membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal lainnya
dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.
b. Belajar dengan pertanyaan, bagi sebagian orang belajar makin efektif dan
bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermain dengan pertanyaan.
c. Belajar dengan gambar, ada sebagian orang yang lebih suka belajar dengan
membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film.
Orang yang memiliki kegemaran ini biasa memiliki kepekaan tertentu
dalam mengkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan,
merangkai dan membaca kartu.
d. Belajar dengan musik, detak irama, nyanyian dan mungkin memainkan
salah satu instrument musik, atau selalu mendengarkan musik.
e. Belajar dengan bergerak, gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan
menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu
cara belajar yang menyenangkan.
f. Belajar dengan bersosialisasi, bergabung dan member dengan orang lain
adalah cara terbaik mendapatkan informasi dan belajar secara cepat.
Dengan berkumpul kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru secara
cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya informasi yang didapat
dengan cara ini akan lebih lama terekam dalam ingatan.
g. Belajar dengan kesendirian, ada sebagian orang yang gemar melakukan
segala sesuatunya termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang
seperti ini biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga
privasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Macam-Macam Gaya Belajar
Macam-Macam Gaya Belajar menurut Meylina (2010)
1. Gaya Belajar Visual
Seseorang yang memiliki gaya belajar visual cenderung belajar melalui
hubungan visual (penglihatan). Dengan demikian dalam gaya belajar
visual yang sifatnya eksternal, ia menggunakan materi atau media yang
bisa dilihat atau mengeluarkan tanggapan indera penglihatan. Materi atau
media yang bisa digunakan adalah buku, poster, majalah, rangka tubuh
manusia, peta, dan lain-lain.Sedangkan gaya belajar visual yang bersifat
internal adalah menggunakan imajinasi sebagai sumber informasi.
2. Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar ini cenderung menggunakan pendengaran/ audio sebagai
sarana mencapai keberhasilan dalam belajar. Gaya belajar auditori yang
bersifat eksternal adalah dengan mengeluarkan suara atau ada suara.
Mereka dapat membaca keras, mendengarkan rekaman kuliah, diskusi
dengan teman, mendengarkan musik, kerja kelompok, dan lain-lain. Gaya
auditori yang bersifat internal adalah memerlukan suasana yang tenang-
hening sebelum mempelajari sesuatu. Setelah itu diperlukan perenungan
beberapa saat terhadap materi apa saja yang telah dikuasai dan yang
belum.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Orang yang bergaya belajar kinestetik belajar melalui gerakan-gerakan
sebagai sarana memasukkan informasi ke dalam otaknya. Penyentuhan
dengan bidang objek sangat disukai karena mereka dapat mengalami
sesuatu dengan sendiri. Gaya belajar jenis ini yang bersifat eksternal
adalah melibatkan kegiatan fisik, membuat model, memainkan peran,
berjalan, dan sebagainya. Sedangkan gaya belajar kinestetika yang bersifat
internal menekankan pada kejelasan makna dan tujuan sebelum
mempelajari sesuatu hal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Sedangkan menurut Markova dalam Bobbi DePoter,dkk (2000:85)
banyak orang lebih memiliki akses ketiga modalitas visual, auditorial, dan
kinestetik hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar.
1. Visual
Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat.
Warna, hubungan ruang, potret mental dan gambar menonjol dalam
modalitas ini. Seseorang sangat visual bercirikan sebagai berikut:
a) Teratur, memperhatikan sesuatu, menjaga penampilan
b) Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan
c) Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap
detail, mengingat apa yang dilihat.
2. Auditorial
Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi kata yang diciptakan maupun
yang diingat. Musik, nada, irama, dialog internal, dan suara menonjol
disini. Seseorang yang sangat auditorial dapat dicirikan sebagai berikut:
a) Perhatiannya mudah terpecah
b) Berbicara dengan pola berirama
c) Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/bersuara pada
saat membaca
d) Berdialog secara internal dan eksternal
3. Kinestetik
Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan
maupun diingat. Gerakan koordinasi, irama, tanggapan emosional,
kenyamanan fisik menonjol disini. Seseorang yang sangat kinestetik
sering:
a) Menyentuh orang dan berdiri, berdekatan, banyak bergerak
b) Belajar dengan melakukan, menunjukkan tulisan saat membaca,
menanggapi secara fisik
c) Mengingat sambil berjalan dan melihat
Menurut S.Nasution, M.A (2005:94-100) gaya belajar dibedakan menjadi
tiga yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
a) Impulsif-reflektif
Orang yang impulsif mengambil keputusan dengan cepat tanpa
memikirkannya secara mendalam. Sebaliknya dengan orang yang
reflektif mempertimbangkan segala alternatif sebelum mengambil
keputusan dalam situasi yang tidak mempunyai penyelesaian dengan
mudah.
Jadi seorang reflektif atau impulsif bergantung pada kecenderungan
untuk merefleksikan atau memikirkan alternatif-alternatif
kemungkinan pemecahan masalah yang bertentangan dengan
kecenderungan untuk mengambil keputusan yang impulsif dalam
menghadapi masalah-masalah yang sangat tidak pasti jawabannya.
Tabel 2.2 Perbedaan gaya belajar Impulsif-reflektif
Dimensi Impulsif
Reflektif
Pengambilan
keputusan
Cepat tanpa
memikirkan secara
mendalam
Mempertimbangkan
segala alternative
Pemikiran Cenderung cepat
bertindak
Merefleksi atau
memikirkan kembali
pemecahan masalah
(Sumber: S.Nasution, M.A 2005)
b) Preseptif-reseptif
Precept artinya aturan. Orang yang preseptif dalam mengumpulkan
informasi mencoba mengadakan organisasi dalam hal-hal yang
diterimanya, ia menyaring informasi yang masuk dan memperhatikan
hubungan-hubungan diantaranya ia membentuk “precept” atau aturan
yang membantunya dalam menerima informasi yang sesuai dengan
sistem atau konsep yang mereka gunakan agar informasi itu
merupakan kebulatan yang saling bertalian.
Orang reseptif lebih memperhatikan detail atau perincian informasi
dan tidak berusaha untuk membulatkan atau mempertalikan informasi
yang satu dengan yang lainya. Orang yang reseptif mengumpulkan
banyak informasi akan tetapi tidak melihat atau membentuknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
menjadi kebulatan yang bermakna. Sebaliknya orang yang prespetif
cenderung untuk menyaring data atau informasi, dengan kemungkinan
mengabaikan detail yang mungkin ada maknanya bagi pemecahan
suatu masalah.
Tabel 2.3 Perbedaan gaya belajar presetif-reseptif
Dimensi Preseptif Reseptif
Sikap Memperhatikan
aturan atau
“cue”
Memperhatikan
detail
Perhatian Memusatkan
perhatian pada
hubungan
diantara
informasi atau
data
Menjauhi
membentuk
konsep sebelum
memperoleh
selurh
keterangan
Penarikan
kesimpulan
Melompat dari
data sat kepada
data yang
lainnya untuk
mendapatkan
hubungannya.
Mendesak atau
menuntut
keterangan
sebelum
mengambil
kesimpulan
(Sumber: S.Nasution, M.A 2005)
c) Sistematis-intuitif
Orang yang sitematis mencoba melihat struktur suatu masalah dan
bekerja sistematis dengan data atau informasi untuk memecahkan
masalah suatu persoalan. Orang yang intuitif langsng mengemukakan
jawaban tertentu tanpa menggunakan informasi secara sistematis.
Mereka lebih cenderung untuk memecahkan suatu soal dengan jalan
“trial and error” dan mudah melompat-lompat dari cara penyelesaian
yang satu dengan kepada yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 2.4 Perbedaan gaya belajar intuitif-sistematis
Dimensi Intuitif Sistematis
Perhatian Memperhatikan
keseluruhan masalah
Mula-mula
mencari suatu
metode pendekatan
dan pemecahan
Pencarian
jawaban
Mempercayai”hunches”
atau petunjuk atas
perasaan
Menentukan
jawaban
berdasarkan suatu
metode
Pemikiran Melompat-lompat
dalam jalan pikirannya
Segera
meniadakan
alternatif yang
tidak sesuai
Permusan
masalah
Seiring perumusan
masalah itu kembali
Melakukan
penelitian dengan
teratur untuk
mencari data yang
lebih banyak.
Penyelesaian
masalah
Mempertahankan
jawaban atas dasar
cocoknya jawaban it
dengan hal-hal lain,
jadi tidak berdasarkan
metode yang
digunakannya.
Menyelesaikan
setiap langkah
sebelum
meningkatkan
kepada langkah
berikutnya.
(Sumber: S.Nasution, M.A 2005)
Merujuk uraian-uraian yang terkandung dalam alinea sebelumnya,
dapat diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan gaya belajar dalam
penelitian ini adalah orientasi untuk mendekati tugas-tugas belajar dan
mengolah informasi dengan cara-cara tertentu yang merujuk pada visual,
auditorial dan kinestetik. Terdapat tiga gaya belajar antara lain : 1. Impulsive-
reflektif, 2. Preseptif-reseptif, 3 sistematis-intuitif.
Secara keseluruhan kesimpulan gaya belajar tersebut dapat
disintesiskan dalam bentuk indikator-indikator penting sebagai landasan
definisi operasional yang meliputi tiga indikator, antara lain: a) Visual, b)
Audiotorial, c) Kinestetik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumya dan dapat dijadikan sebagai pedukung dalam sebuah penelitian baru.
Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa penelitian yang relevan dengan
penelitian yang penulis lakukan.
1. Adams dan Singh (1998) Direct and Indirect Effect of School Learning
Variables on The Academic Achievement of African American 10th Graders.
Penelitian ini memusatkan pada efek langsung dan tidak langsung variabel
dalam pembelajaran yang mempengaruhi prestasi anak kelas 10 di Amerika
dan Afrika.
Hasil penelitian ini adalah 1) prestasi sebelumnya sangat mempengaruhi
prestasi selanjutnya, 2) status sosial ekonomi mempengaruhi prestasi, 3)
persepsi siswa pada guru dan pembelajaran berpengaruh kecil tetapi
signifikan terhadap prestasi, 4) prestasi terdahulu, status sosial ekonomi, dan
aspirasi orang tua berpengaruh terhadap aspirasi siswa, 5) motivasi siswa
dipengaruhi oleh prestasi terdahulu, status sosial ekonomi, dan jenis kelamin,
dan 5) aspirasi orang tua dan siswa dari Afrika dan Amerika tinggi dan
mempengaruhi prestasi dilihat dari standar tes dan motivasi siswa.
2. Ching-Chun Shih (2001) Web-based learning: relationships among student
motivation, attitude, learning styles, and achievement, hasil penelitian sebagai
berikut:
Korelasi Pearson dan korelasi digunakan untuk menggambarkan hubungan
antara nilai prestasi siswa standar dan variabel yang dipilih. Sepuluh
hubungan diperiksa yang berkisar hubungan antara prestasi siswa dan nilai
rata-rata keseluruhan motivasi (r = 53) adalah signifikan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif untuk laporan terkait
dengan kenyamanan berbasis web instruksi (mean = 4,03), kemampuan untuk
mengontrol kecepatan belajar (mean = 4,00), pengiriman lebih berbasis web
instruksi (mean = 3,69), rekomendasi berbasis web kursus untuk teman (mean
= 3,62), dan kesempatan untuk belajar disediakan oleh berbasis web program
(mean = 3,57). Skor rata-rata sikap siswa terhadap berbasis web instruksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
adalah 3.49 (SD = 0,64). Selain itu, ada perbedaan signifikan yang ditemukan
antara bidang-tergantung siswa dan bidang-independen siswa dalam sikap
mereka terhadap berbasis web instruksi.
3. Setyowati (2007) Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas
VII SMPN 13 Semarang, hasil penelitian sebagai berikut:
a. Motivasi belajar pada kelas VII SMPN 13 Semarang yang terdiri dari cita
cita/aspirasi, kemampuan siswa, kondisi jasmani dan rohani siswa,
kondisi lingkungan kelas, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya
guru dalam membelajarkan siswa sedangkan hasil belajar siswa meliputi
informasi verbal, keterampilan intelek, strategi kognitif, keterampilan
motorik dan sikap.
b. Secara nyata motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap
hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 13 Semarang, terbukti dengan
adanya pengambilan data dengan cara observasi, dokumentasi, angket
yang kemudian diolah dengan cara silmultan.
c. Besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas
VII SMPN 13 Semarang sebesar 29,766 sedangkan sisanya sebesar
70,234 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut
tidak diteliti oleh peneliti karena keterbatasan waktu, kemampuan dan
dana, sehingga peneliti memberikan kesempatan kepada peneliti-peneliti
lain untuk menelitinya
d) Sukiniarti (2003) Hubungan motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Pada
Mahasiswa di Pendidikan Jarak Jauh, hasil penelitian sebagai berikut:
a. Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara pemahaman mahasiswa
UT tentang PJJ (X1) dengan hasil belajar di UT (Y)
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan positif
antara pemahaman mahasiswa UT tentang SPJJ dengan hasil belajar di
UT”. Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi, dilakukan
pengujian hipotesis dengan uji t, sehingga diperoleh data yang
menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan oleh
pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ sebesar 52,89%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b. Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara motivasi belajar
mahasiswa (X2) dengan hasil belajar mahasiswa UT (Y).
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan positif
antara motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar mahasiswa di
UT” Untuk mengetahui keberartian korelasi, dilakukan pengujian
hipotesis dengan uji t, sehingga diperoleh data yang menunjukkan bahwa
hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan oleh motivasi belajar
mahasiswa itu sendiri sebesar 67,87%.
c. Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara pemahaman mahasiswa
tentang sistem PJJ (X1) dan motivasi belajar mahasiswa (X2) secara
berrsama-sama dengan hasil belajar mahasiswa di UT (Y)
Hipotesis ketiga yang diuji adalah “Terdapat hubungan yang positif
antara pemahaman mahasiswa tentang SPJJ dan motivasi belajar
mahasiswa secara bersama-sama dengan hasil belajar mahasiswa di UT”.
Berdasarkan hasil uji yang signifikan maka persamaan regresi ganda
signifikan dan linier. Selanjutnya uji korelasi ganda variabel X1 dan X2
dengan variabel Y, dengan menggunakan analisis korelasi ganda,
diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi ganda Ry12 sebesar 0,8592
dan koefisien determinan R2y
12 = 0,7382 x 100% = 73,82%. Hal ini
berarti bahwa 73,83% variasi hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan
oleh pemahaman mahasiswa tentang SPJJ dan motivasi belajar
mahasiswa secara bersama-sama.
C. Kerangka Pemikiran
Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap
sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimen, yang diukur dengan
jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.
Untuk mencapai tujuan ditentukan banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar antar lain: 1) Faktor-faktor Internal (jasmaniah, psikologis, kelelahan) dan
2) Faktor-faktor Eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat)
Salah satu yang dianggap paling efisien menunjang hasil belajar adalah
melalui faktor internal dan eksternal, antara lain kondisi ekonomi keluarga,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
motivasi belajar dan gaya belajar. Bahar dalam Yerikho (2007), menyatakan
bahwa: pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah keatas lebih
banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka.
Sedangkan anak-anak yang berlatar belakang kondisi ekonomi rendah, kurang
dapat mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka,
karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, anak yang berlatar ekonomi ekonomi menengah
keatas seharusnya lebih memiliki motivasi berprestasi tinggi karena mendapat
perhatian dan pengarahan dari orang tua dibandingkan dengan anak yang berlatar
kondisi ekonomi menengah kebawah. Dengan adanya pendapat tersebut siswa
yang kondisi ekonominya menengah keatas nilainya lumayan bagus sedangkan
siswa yang kondisi ekonominya menengah kebawah nilainya rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi ekonomi keluarga berpengaruh terhadap hasil
belajar.
Dengan adanya permasalahan kondisi ekonomi keluarga yang rendah
seorang guru atau pengajar dituntut untuk dapat memotivasi siswa untuk tetap
belajar disekolah dengan serius untuk mencapai ketuntasan dalam belajar dengan
menerapkan gaya belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.
Motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan belajar pada tujuan yang jelas
yang diharapkan dapat tercapai, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
tercapai. Siswa yang mempunyai motivasi belajar baik ekstern maupun intern
yang tinggi hasil belajar baik sedangkan siswa yang motivasi belajar rendah hasil
belajar juga rendah. Hal ini menunjukkan motivasi belajar berpengaruh terhadap
hasil belajar.
Kemudian gaya belajar siswa juga dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa, gaya belajar merupakan cara yang cenderung dipilih seseorang untuk
menerima informasi dari lingkungan dan kemudian memproses informasi
tersebut, gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dan faktor lingkungan. Dengan mengenali gaya belajar siswa maka akan dapat
menentukan cara belajar yang efektif, sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang
maksimal, sedangkan siswa yang tidak dapat mengenali gaya belajarnya hasil
belajar rendah. Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, maka dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Teoretik
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil
belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
2. Terdapat pengaruh langsung positif motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
3. Terdapat pengaruh langsung positif gaya belajar terhadap hasil belajar siswa
di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
4. Terdapat pengaruh tidak langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap
hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun
ajaran 2011/2012.
5. Terdapat pengaruh tidak langsung positif motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran
2011/2012.
Kondisi ekonomi
keluarga
Motivasi Belajar
Gaya Belajar Hasil Belajar
Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian tentang kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan
gaya belajar terhadap hasil belajar siswa ini dilaksanakan di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Murni 2 Surakarta. Dipilihnya lokasi tersebut sebagai lokasi
penelitian dengan alasan:
a. Adanya permasalahan yaitu mengenai hasil belajar yang kurang optimal,
maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di SMK Murni 2
Surakarta.
b. Tersedia data dan informasi yang dibutuhkan dalam melakukan penelilitian.
c. Dari pihak sekolah mengijinkan untuk melakukan penelitian.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan sejak proposal disetujui sampai selesai
penulisan laporan akhir penelitian (Februari-Oktober 2012). Pelaksanaan
penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan yang dirinci dalam Lampiran 1.
B. Rancangan atau Desain Penelitian
Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel yang
akan diteliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya digunakan untuk
memperoleh data. Salah satu cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah
melalui metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan penelitian adalah untuk
memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang digunakan harus relevan dengan
masalah yang dirumuskan.
Winarno Surachmad (2004: 131) “menggolongkan metode penelitian
menjadi tiga macam, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
1. Metode penelitian historis
2. Metode penelitian deskriptif
3. Metode penelitian eksperimental
Untuk lebih memperjelas pendapat tersebut, maka dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Metode penelitian historis
Metode penelitian historis merupakan penelitian yang menerapkan
metode pemecahan yang ilmiah dari perspektif historis suatu masalah. Metode ini
merupakan sebuah proses yang meliputi pengumpulan dan penafsiran gejala,
peristiwa ataupun menemukan gagasan yang timbul dimasa lampau untuk
menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha memahami situasi sekarang
dan meramalkan perkembangan yang akan datang.
2. Metode penelitian deskriptif
Metode penelitian deskriptif merupakan cara yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang. Penyelidikan dalam metode
ini dengan menggunakan teknik interview, angket, observasi. Bisa juga dengan
menggunakan teknik tes, studi kasus, studi kooperatif atau operasional.
Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama dalam
menggunakan metode ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
fenomena yang diselidiki. Disamping itu, penelitian yang dilakukan tidak hanya
mengumpulkan data saja, akan tetapi memberikan interpretasi atas data yang
diperoleh.
Ada beberapa sifat tertentu pada umumnya yang terdapat dalam metode
deskriptif sehingga dipandang sebagai ciri. Winarno Surachmad (2004: 140)
mengemukakan ciri-ciri tersebut antara lain:
a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang pada masa yang aktual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa
(karena itu sering juga disebut metode analitik).
3. Metode penelitian eksperimental
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan jalan
melaksanakan suatu treatment (perlakuan) tertentu kepada subjek diikuti dengan
pengukuran terhadap akibat trearment tersebut, untuk menentukan hubungan
kausal (sebab-akibat) antara dua fenomena (variabel bebas dan variabel
tergantung). Ciri khas penelitian eksperimen adalah adanya dua kelompok yaitu
satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan kelompok lainnya sebagai
kelompok control. Suatu eksperimen dapat dikatakan valid apabila hasil yang
diperoleh semata-mata dari pemanipulasian variabel bebas, dan jika variabel-
variabel tersebut dapat digeneralisasikan pada lingkungan luar.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif
karena penelitian ini bermaksud menggambarkan sifat atau keadaan yang sementara
sedang berjalan dan berusaha meneliti sejauh mana hubungan antara variabel satu
dengan variabel lainnya. Penelitian ini tidak hanya berusaha menggambarkan suatu
fenomena yang sesuai dengan fakta yang ada tetapi juga mencari hubungan diantara
variabel – variabel yang diteliti dengan cara menguji hipotesis. Adapun variabel
tersebut adalah Variabel eksogenus (bebas) adalah kondisi ekonomi keluarga (X1),
motivasi belajar (X2), gaya belajar (X3), dan Variabel endogenus (terikat) adalah hasil
belajar (Y).
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai metode deskriptif
seperti berikut ini :
1. Nana Syaodih Sukmadinata (2004) berpendapat, “Metode deskriptif adalah suatu
metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau” (hlm. 54).
Pendapat tersebut mengandung arti bahwa metode deskriptif adalah sebuah
metode penelitian yang bermaksud atau memiliki tujuan untuk menggambarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
fenomena atau kejadian yang berlangsung pada saat ini atau waktu yang sudah
lampau.
2. Saifuddin Azwar (2002) berpendapat, “Metode deskriptif melakukan analisis
hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara
sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan” (hlm.
6).
Pendapat tersebut berarti bahwa metode deskriptif adalah suatu
metode penelitian yang hanya melakukan deskripsi atau penggambaran sebuah
fenomena, menganalisis fenomena tersebut dan kemudian menyajikan hasil
analisisnya secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami.
3. Winarno Surachmad (2004) menyatakan:
Penelitian deskriptif adalah bentuk penelitian yang menuturkan dan
menafsirkan data yang ada. Misalnya, tentang situasi yang dialami, satu
hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang satu
proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan
yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang
meruncing, dan sebagainya (hlm. 139).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
merupakan upaya untuk menggambarkan, menganalisis dan menyajikan fakta secara
sistematis dari suatu objek atau sekelompok manusia pada kondisi peristiwa pada
masa sekarang ataupun masa lampau. Peristiwa atau fenomena tersebut dapat berupa
sikap manusia, hewan, benda ataupun sebuah kejadian itu sendiri. Tujuan utama
penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan yang ada
pada waktu penelitian dilakukan dan menjelajahi penyebab dari gejala-gejala tertentu.
Rancangan penelitian yang disusun dengan baik, selain berguna untuk
peneliti itu sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi. Berikut
ini merupakan rancangan penelitian dalam penelitian ini:
1. Variabel eksogenus (bebas) adalah kondisi ekonomi keluarga (X1), motivasi
belajar (X2), dan gaya belajar (X3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Variabel terikat atau dependent variable adalah hasil belajar diambil melalui rapot
(Y).
3. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu
metode penelitian yang digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan data, peristiwa atau kejadian yang ada pada masa sekarang.
C. Populasi dan Sampel
1. Penetapan Populasi
Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Murni 2 Surakarta Tahun
ajaran 2011/2012. Populasi adalah himpunan sampel atau anggota yang akan
diamati. Unsur atau anggota disini dapat berupa orang, nilai, lahan percobaan,
suhu udara dan sebagainya. Menurut Margono (2004), “Populasi adalah seluruh
data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan”(hlm.118). Sedangkan Arikunto (2006) berpendapat “Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian” (hlm.130). Sementara menurut Nawawi
menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik
langsung menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap
(Riduwan,2008:38).
Menurut Riduwan (2008) ada dua jenis populasi yaitu:
a. Populasi terbatas
Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara
kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
b. Populasi tak terbatas (tak terhingga)
Populasi tak terbatas adalah sumber data yang tidak dapat ditentukan batasan-
batasannya sehingga relatif tidak dapat ditentukan dalam bentuk jumlah.
(hlm.38)
Berdasarkan sifatnya menurut Riduwan (2008) populasi dibagi menjadi dua
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang
sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
b. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga tidak perlu ditetapkan batas-
batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. (hlm.39)
Jadi populasi adalah keseluruhan dari kerakteristik atau unit hasil
pengukuran yang menjadi objek penelitian atau subjek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat–syarat tertentu bekaitan dengan masalah
penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMK Murni 2
Surakarta yang berjumlah 275 siswa.
2. Penetapan Sampel
Arikunto (2006) mengatakan bahwa : “Sampel adalah bagian dari
populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti) ”(hlm.131). Sedangkan
Sugiono (2005) memberikan pengertian sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Berkaitan dengan pengambilan sampel
Nasution (2003 :135) bahwa “..mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh
besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar–dasar teorinya, oleh desain
penelitiannya (asumsi–asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan
pengolahannya”(Riduwan,2008 :40). Berkaitan dengan sampel, Arikunto (2006)
mengemukakan bahwa:
“Untuk sekedar ancer–ancer maka apabila subjek kurang dari 100,
maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih besar,
maka diambil antara 10% - 15 % atau 20% - 25% atau lebih,
tergantung setidak-tidaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal
ini menyangkut banyak sedikitnya data
c. Besar kecilnnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk
penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar,
hasilnya akan lebih baik (hlm.134).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Teknik pengambilan sampel menurut rumus Taro Yahmane dalam Riduwan
(2008:44) sebagai berikut :
N
n =
N.d2 + 1
Dimana : n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = presisi yang ditetapkan (ditetapkan 10% dengan tingkat
kepercayaan 95%)
Surahmad dalam (Riduwan,2008:45) apabila ukuran populasi kurang
dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran
populasi, apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000 ukuran
sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi. Penentuan
jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut:
1000 - n
S = 15% + . (50% - 15%)
1000 - 100
Dimana :
S = Jumlah sampel yang diambil
n = Jumlah anggota populasi
Langkah-langkah pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Peneliti mengambil sampel berdasarkan jurusan secara acak tanpa melihat
daftar nama siswa terlebih dahulu. Sehingga dalam pengambilan sampel ini
bersifat objektif, karena setiap sampel dianggap sama.
b. Peneliti mengambil sampel pada semua siswa dengan menggunakan rumus
dari pendapat Taro Yamane Riduwan (2008:44). Rincian pengambilan
sampel penelitian ini yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
N
n =
N.d2 + 1
275
=
275.10% + 1
275
= = 73,33 = 73 siswa
3,75
Jadi sampel dalam penelitian ini sejumlah 73 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara
mengambil sampel representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat
mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik
pengambilan sampel menurut Arikunto (2006) yaitu :
1. Sampel random atau sampel acak, sampel campur
Pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek di dalam
populasi sehingga semua subjek dianggap sama.
2. Sampel berstrata atau stratified sampel
Populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka pengambilan
sampel tidak boleh dilakukan secara ramdom. Adanya strata tidak boleh
diabaikan, dan setiap strata harus diwakili satu sampel.
3. Sampel wilayah atau area probality sample
Teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap
wilayah yang terdapat dalam populasi.
4. Sampel proporsi atau proportional sample, atau sampel imbangan
Teknik pengambilan sampel proporsi atau smapel imbangan ini dilakukan
untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau smapel
wilayah.
5. Sampel bertujuan atau purposive sample
Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya
tujuan tertentu
6. Sampel kuota atau quota sample
Sampel ini mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
7. Sampel kelompok atau cluster sample
Kelompok-kelompok kelas atau tingkatan di masing-masing tingkatan
sekolah
8. Sampel kembar atau double sample
Dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan
untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak termasuk dari
sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran
dari sampel pertama.(hlm.133)
Dalam penelitian ini, akan digunakan teknik sampling cluster random
sampel, dimana cara pengambilan sampel berdasarkan kelas dari anggota
populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan)
dalam anggota populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 73 siswa,
yang terdiri dari :
Tabel 3. 1 Proporsi Jumlah Sampel untuk Setiap Strata
Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel
Menurut Strata
Jumlah Total
X AK 25 25 73
X AP 22 22
X TN 27 26
Sumber data primer diolah Juni 2012
E. Pengumpulan data
1. Teknik pengumpulan data
Mengutip dari pendapat Nasir (2003) yang mengatakan bahwa teknik
pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam
melaksanakan suatu penelitian (Riduwan,2008 :213). Data yang dikumpulkan
dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta
yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan
pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu
dokumentasi dan angket.
a. Metode dokumentasi
Cara pengumpulan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian
yang dianggap penting. Menurut Arikunto (2006 ) “Metode dokumentasi
berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”(hlm.158).
Dalam penelitian ini data dokumentasi yang penulis kumpulkan untuk
memperoleh data mengenai hasil belajar dengan menggunakan data yang
diambil dari rapor siswa semester 1 pada siswa kelas X SMK Murni 2
Surakarta.
b. Metode angket atau kuesioner
Angket ini digunakan untuk mendapatkan data dari tiga variabel eksogenus
yaitu kondisi ekonomi keluarga, motivasi berprestasi dan gaya belajar.
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket yang ditunjukkan
siswa sebagai sampel penelitian dengan skala yang digunakan adalah skala
likert. Untuk variabel kondisi ekonomi keluarga pemberian skor tiap item
pertanyaan Untuk mempermudah analisis data, yang berasal dari angket
bertingkat maka perlu diketahui skor yang diperoleh responden dari hasil
angket yang telah diisi (Arikunto, 2006). Untuk itu perlu ditentukan kriteria
penskoran sebagai berikut :
a) Untuk alternatif jawaban a diberi skor 4, b) Untuk alternatif jawaban b
diberi skor 3, c) Untuk alternatif jawaban c diberi skor 2, d) Untuk alternatif
jawaban d diberi skor 1. Riduwan (2008), “skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi sesuai dengan penelitian
ini”(hlm.20). Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert
dalam adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
1) Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS) skor 5
Setuju (S) skor 4
Netral (N) skor 3
Tidak Setuju (TS) skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1
2) Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) skor 1
Setuju (S) skor 2
Netral (N) skor 3
Tidak Setuju (TS) skor 4
Sangat Tidak Setuju (STS) skor 5
Namun dalam Arikunto (2006) disebutkan bahwa untuk menghindari
responden yang cenderung memilih alternatif pilihan yang ada di tengah karena
dirasa aman dan paling gampang, maka alternatif disarankan alternatif pilihannya
hanya empat poin. Setiap item angket terdapat empat pilihan pernyataan yang
dapat dipilih dengan memberi tanda chek (√), kemudian jumlah chek (√)
dijumlah sebagai skor setiap item(hlm.241). Maka dari itu, peneliti menggunakan
skalah Likert dengan pilihan empat poin seperti berikut:
1) Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS) dengan skor 4
Setuju (S) dengan skor 3
Tidak Setuju (TS) dengan skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1
2) Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) dengan skor 4
Setuju (S) dengan skor 3
Tidak Setuju (TS) dengan skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1
Alternatif jawaban ragu-ragu harus dihilangkan, karena alternatif
jawaban tersebut mempunyai arti ganda. Dan jawaban tersebut
mengakibatkan responden untuk cenderung memilihnya. Setiap instrumen
mempunyai empat alternatif jawaban yang sesuai. Dengan cara memberikan
tanda chek (√) pada jawaban yang dipilih yaitu sangat setuju, setuju, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian menggunakan angket dan dokumen.
Pengumpulan data variabel hasil belajar menggunakan dokumen yang berupa
rapor, sedangkan variabel kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya
belajar menggunakan angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini angket
tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih alternatif jawaban yang ada. Penelitian ini
memiliki satu variabel endogen dan tiga variabel eksogen. Variabel-variabel
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Variabel Endogen
Hasil belajar di SMK Murni2 Surakarta
b. Variabel Eksogen
1) Instrumen penelitian Kondisi ekonomi keluarga
a) Definisi konseptual
Suatu keadaan ekonomi yang menyangkut tentang kedudukan
dan prestise seseorang atau keluarga dalam masyarakat serta
usaha untuk menciptakan barang dan jasa, demi terpenuhinya
kebutuhan baik jasmani maupun rohani yang merujuk dari
besarnya penghasilan, besarnya anggota keluarga, kondisi
rumah, dan kepemilikan barang.
b) Definisi operasional
Kondisi ekonomi diukur dengan angket yang menunjukkan
keadaan ekonomi keluarga dalam mencukupi kebutuhan sehari–
hari terutama kebutuhan pendidikan anak
c) Kisi–kisi Instrumen
Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasianal, maka
disusun kisi-kisi instrumen dengan mengacu pada aspek-aspek
teori yang ada. Kisi-kisi uji coba instrumen sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 3. 2 Kisi-kisi uji coba instrumen
Variabel kondisi ekonomi keluarga
Variabel Indikator Pernyataan Jml
Positif Negatif
Kondisi
ekonomi
keluarga
1. Besar penghasilan 1,2,3 - 3
2. Jumlah anggota
keluarga
4,5,6 - 3
3. Penggunaan
penghasilan keluarga
7,8,9,10 - 4
4. Kondisi rumah, 11,12,13,
14,15,16
-
6
5. Kepemilikan barang-
barang
17,18,19 - 3
6. Luas lahan 20,21 - 2
Jumlah 21 21
Sumber data primer diolah Juni 2012
d) Validitas
Berdasarkan hasil uji coba instrument, perhitungan validitas
kuesioner dengan menggunakan rumus Product Moment dari
Pearson yang dibantu dengan menggunakan program statistic
SPSS 17.0 dapat diketahui bahwa dari 20 item angket, terdapat
data sebanyak kuesioner kondisi ekonomi keluarga didapat data
sebanyak 2 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pernyataan
nomor 3 dan 6. Pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah
0,514. Angket yang dikatakan valid berjumlah 19 item.
Pertanyaan yang tidak memenuhi kriteria atau tidak valid diatas
dibuang sedangkan yang memenuhi kriteria disusun kembali dan
selanjutnya dihitung koofesien reliabilitasnya.
e) Reliabilitas
Untuk uji reliabilitas dengan menggunakna rumus Alpha,
diperoleh reliabilitas sebesar 0,927. Setelah dikonsultasikan
dengan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah 0,514
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
ternyata 0,927 > 0,514. Hal ini berarti bahwa angket kondisi
ekonomi keluarga adalah reliabel dan dapat digunakan sebagai
alat pengumpul data yang memadai (hasil selengkapnya lihat
Lampiran 3). Kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :
Tabel 3. 3 Kisi-kisi instrumen penelitian
Variabel kondisi ekonomi keluarga
Sumber data primer diolah Juni 2012
2.Instrumen penelitian motivasi belajar
a) Definisi konseptual
Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari diri siswa
untuk menghasilkan kegiatan (belajar) dalam mencapai suatu
tujuan, yang merujuk adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan
dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Variabel Indikator Pernyataan Jml
Positif Negatif
Kondisi
ekonomi
keluarga
1. Besar
penghasilan
1,2 - 2
2. Jumlah
anggota
keluarga
3,4 - 2
3. Penggunaan
penghasilan
keluarga
5,6,7,8 - 4
4. Kondisi
rumah,
9,10,11,
12,13,14
-
6
5. Kepemilikan
barang-barang
15,16,17 - 3
6. Luas lahan 1,2 - 2
Jumlah 19 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
b) Definisi operasional
Motivasi belajar diukur dengan angket yang merupakan
dorongan dari siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
c) Kisi–kisi Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data variabel ini
berbentuk angket. Sebelum membuat angket untuk
mendapatkan data penelitian maka dibuat instrumen yang diuji
cobakan .
Tabel 3. 4Kisi-kisi uji coba instrumen
Variabel motivasi belajar
Variabel Indikator Pernyataan Jml
Positif Negatif
Motivasi
belajar
1. Adanya hasrat keinginan
untuk berhasil
22,23 24 3
2. Adanya dorongan atau
kebutuhan dalam belajar
25,27 26,28 4
3. Adanya harapan dan cita-
cita masa depan
29,31,32 30 4
4. Adanya penghargaan
dalam belajar
33 34 2
5. Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar
35,36,37 38 4
6. Lingkungan belajar yang
kondusif
39,41 40 3
Jumlah 13 7 20
Sumber data primer diolah Juni 2012
d) Validitas
Berdasarkan hasil uji coba instrument, perhitungan validitas
kuesioner dengan menggunakan rumus Product Moment dari
Pearson yang dibantu dengan menggunakan program statistic
SPSS 17.0 dapat diketahui bahwa dari 20 item angket, terdapat
data sebanyak kuesioner motivasi belajar didapat data sebanyak
1 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor 32.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah 0,514. Angket
yang dikatakan valid berjumlah 19 item. Pertanyaan-pertanyaan
yang tidak memenuhi kriteria atau tidak valid diatas dibuang
sedangkan yang memenuhi kriteria di susun kembali dan
selanjutnya dihitung koofesien reliabilitasnya.
e) Reliabilitas
Untuk uji reliabilitas dengan menggunakna rumus Alpha,
diperoleh reliabilitas sebesar 0,957. Setelah dikonsultasikan
dengan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah 0,514
ternyata 0,957 > 0,514. Hal ini berarti bahwa angket motivasi
belajar adalah reliabel dan dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data yang memadai (hasil selengkapnya lihat
Lampiran 3). Kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :
Tabel 3. 5 Kisi-kisi instrumen penelitian
Variabel motivasi belajar
Variabel Indikator Pernyataan Jml
Positif Negatif
Motivasi
belajar
1. Adanya hasrat
keinginan untuk
berhasil
20,21 22 3
2. Adanya dorongan atau
kebutuhan dalam belajar
23,25 24,26 4
3. Adanya harapan dan
cita-cita masa depan
27,29 28 3
4. Adanya penghargaan
dalam belajar
30 31 2
5. Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar
32,33,24 35 4
6. Lingkungan belajar
yang kondusif
36,38 37 3
Jumlah 12 7 19
Sumber data primer diolah Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
3) Instrumen penelitian gaya belajar
a) Definisi konseptual
Gaya belajar adalah orientasi untuk mendekati tugas-tugas
belajar dan mengolah informasi dengan cara-cara tertentu yang
merujuk pada visual, auditorial dan kinestetik.
b) Definisi operasional
Konsep diri siswa yang diukur dengan menggunakan angket
yang menggambarkan gaya belajar siswa, gaya belajar
mengacu pada cara belajar yang lebih disukai para pebelajar
c) Kisi–kisi Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data variabel ini
berbentuk angket. Sebelum membuat angket untuk
mendapatkan data penelitian maka dibuat instrumen yang
diujicobakan dengan kisi-kisi sebagai berikut :
Tabel 3. 6 Kisi-kisi uji coba instrumen
Variabel gaya belajar
Variabel Indikator Pernyataan Jml
Positif Negatif
Gaya
belajar
1. Visual 42,43,44,45,4
6,47,48
49,50,51 10
2. Auditorial 52,53,
54,55
56,57,58 7
3. Kinestetik 59,60,61
62,65
63,64 7
Jumlah 16 8 24
Sumber data primer diolah Juni 2012
d) Validitas
Berdasarkan hasil uji coba instrument, perhitungan validitas
kuesioner dengan menggunakan rumus Product Moment dari
Pearson yang dibantu dengan menggunakan program statistic
SPSS 17.0 dapat diketahui bahwa dari 24 item angket,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
terdapat data sebanyak kuesioner gaya belajar didapat data
sebanyak 1 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu
pernyataan nomor 56. Pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel
adalah 0,514. Angket yang dikatakan valid berjumlah 23
item. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak memenuhi kriteria
atau tidak valid diatas dibuang sedangkan yang memenuhi
kriteria di susun kembali dan selanjutnya dihitung koofesien
reliabilitasnya. .
e) Reliabilitas
Untuk uji reliabilitas dengan menggunakna rumus Alpha,
diperoleh reliabilitas sebesar 0,940. Setelah dikonsultasikan
dengan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah
0,514 ternyata 0,940> 0,514. Hal ini berarti bahwa gaya
belajar adalah reliabel dan dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data yang memadai (hasil selengkapnya lihat
Lampiran 3). Kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.6. Kisi-kisi instrumen penelitian
Variabel gaya belajar
Variabel Indikator Pernyataan Jml
Positif Negatif
Gaya
Belajar
1. Visual 39,40,41,42,
43,44,45
46,47,48 10
2. Auditorial 49,50,51,52 53,54 6
3. Kinestetik 55,56,57,
58,59
60,61 7
Jumlah 16 7 23
Sumber data primer diolah Juni 2012
F. Validasi Instrumen Penelitian
a. Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi dengan baik
atau valid/tingkat kesahihan untuk dijadikan alat ukur. Suharsimi Arikunto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
(2006) berpendapat, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan kevalidan kesahihan suatu instrumen” (hlm. 168). Penelitian
ini untuk menguji tingkat validitas kuesioner menggunakan korelasi Product
Moment sebagai berikut :
n∑XY – (∑X )(∑Y)
rxy = √{n ∑X² − (∑X)² {n∑Y² − (∑Y)²}}
(Suharsimi Arikunto, 2006: 170)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑X = jumlah skor dalam sebaran X
∑Y = jumlah skor dalam sebaran Y
XY = jumlah perkalian skor X dan skor Y yang berpasangan
X² = jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
Y² = jumlah skor yang di kuadratkan dalam sebaran Y
n = jumlah subyek
Kriteria Uji:
Kriteria uji validitas tersebut adalah jika ρ < 0,050 maka dapat
disimpulkan bahwa kriteria pengujian adalah valid, sebaliknya jika ρ >
0,050 maka kriteria pengujian dinyatakan tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan
(keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan.
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Cronbach Alpha. Metode
mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali
pengukuran, Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Cronbach Alpha
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
k ∑σb²
r 11 = 1−
(k−1) σt²
(Suharsimi Arikunto, 2006: 196)
Keterangan:
r 11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal
∑σb² = Varians butir
σt² = Varians total
Hasil r 11 dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila
hasil yang diperoleh r hitung > r tabel dengan taraf signifikan 5% maka
angket tersebut reliabel.
G. Teknik Analisis Data
1. Penentuan diagram jalur
a. Penentuan Diagram Model Path Analysis Struktur I
Penelitian ini menggunakan paradigma jalur. Disebut sebagai paradigma
jalur, menurut Sugiyono “ karena terdapat variabel yang berfungsi
sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat
digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus
melewati variabel antara itu atau bisa langsung ke sasaran akhir“
(2009:46). Diagram jalur struktur I dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Gambar 3.1 Hubungan Struktur X1, X2, dan X3 terhadap Y
b. Penentuan Diagram Model PathAnalysis Struktur II
Diagram jalur struktur II digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
X1 dan X2 terhadap X3. dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 3.1 Hubungan Struktur X1, X2, terhadap X3
r12 X3X1
X3X2
X1
Kondisi ekonomi
keluarga
X2
Motivasi belajar
X3
Gaya belajar
X1 Kondisi ekonomi
keluarga
X2
Motivasi Belajar
X3
Gaya Belajar
Y
Hasil Belajar
2
1
YX1
YX3
YX2
X3X1
X3X2
r12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
1. Data Interval
Data mentah yang diperoleh dari sebuah penelitian masih belum dapat digunakan
untuk memberikan gambaran tentang sesuatu secara jelas. Disamping itu data
yang belum teratur tidak dapat dipakai untuk menarik kesimpulan. Salah satu
alternatif untuk meyampaikan informasi dengan menyajikan data dalam tabel
frekuensi.
2. Uji Prasyarat Analisis Jalur
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS 17 dengan
melihat nilai p (signifikansi) pada uji kolmogorov-smirnov dengan nilai p >
0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal sedangkan nilai p < 0,05
menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan test of linearity yaitu dengan Uji Anova (F
test). Bila diperoleh nilai p > 0,05 pada deviation from linearity, maka model
dinyatakan berbentuk linier.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dan
residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas
digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena
gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain.
Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Dalam SPSS metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya
heterokedastisitas menurut Santoso dalam Hindrayani & Totalia (2010 : 203)
yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang
menunjukkan hubungan antara Regression Predicted Residual dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Regression Standardized Predicted Value dan dasar pengambilan keputusan
berkaitan dengan scatterplot tersebut adalah:
1) Jika terdapat pola tertentu yaitu apabila titik-titiknya membentuk pola
tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
diindikasikan terdapat masalah heterokedastisitas.
2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar diatas
dan di bawah angka “0” pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat
masalah heterokedastisitas.
3. Hipotesis Statistik
Penelitian dilakukan untuk menguji lima hipotesis yaitu hipotesis pertama, kedua,
dan ketiga mempunyai cara yang sama, sedangkan hipotesis empat dan kelima
bersama-sama karena mempunyai cara yang sama, yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Hipotesis pertama, kedua, dan ketiga
Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga yang diajukan dalam
penelitian mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Hipotesis statistik ditentukan sebagai berikut:
1) Hipotesis Pertama
Ha: Terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil
belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 .
H0: Tidak terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap
hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 .
2) Hipotesis Kedua
Ha: Terdapat pengaruh langsung Motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 .
H0: Tidak terdapat pengaruh langsung Motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
3) Hipotesis Ketiga
Ha: Terdapat pengaruh langsung gaya belajar terhadap terhadap hasil
belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012.
H0: Tidak terdapat pengaruh langsung gaya belajar terhadap hasil
belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012.
Uji statistik dilakukan dengan analisis regresi berganda menggunakan
SPSS 17, yang diperoleh hasil uji secara simultan dan individu dengan
rumus sebagai berikut:
Secara simultan
)1(
)1(
square
square
Rk
RknF
Signifikansi/ probabilitas nilai F hasil uji statistik < 0,05, dapat
dilanjutkan pengujian statistik secara individual. Pengujian statistik
secara individu menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:
t =
se = standar eror, yang diperoleh dari hasil komputasi SPSS
Signifikansi analisis jalur dapat diketahui dengan
membandingkan nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig.
Nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
sig atau (0,05 ≤ sig), Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan.
Kesimpulan, besarnya pengaruh langsung antara variabel kondisi
ekonomi keluarga dengan hasil belajar dirumuskan: (x1y) (x1y),
besarnya pengaruh langsung antara motivasi belajar dengan hasil
belajar dirumuskan: (x2y) (x2y), sedangkan besarnya pengaruh
langsung antara gaya belajar dengan hasil belajar dirumuskan: (x3y)
(x3y).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b. Hipotesis keempat dan kelima
1) Hipotesis statistik yang digunakan sebagai berikut:
Hipotesis keempat
Ha: Terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga
terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2
Surakarta Tahun 2012 melalui gaya belajar.
H0: Tidak Terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga
terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2
Surakarta Tahun 2012 melalui gaya belajar.
Hipotesis kelima
Ha: Terdapat pengaruh tidak langsung Motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta Tahun
2012 melalui gaya belajar.
H0: Tidak Terdapat pengaruh tidak langsung Motivasi belajar terhadap
hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta
Tahun 2012 melalui gaya belajar.
Uji statistik dilakukan dengan analisis regresi berganda menggunakan
SPSS 17, yang diperoleh hasil uji secara simultan dan individu dengan
rumus sebagai berikut:
Secara simultan
)1(
)1(
square
square
Rk
RknF
Signifikansi/probabilitas nilai F hasil uji statistik < 0,05, dapat
dilanjutkan pengujian statistik secara individual. Pengujian statistik
secara individu menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:
t =
se = standar eror, yang diperoleh dari hasil komputasi SPSS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
2) Hipotesis keempat dan kelima dianalisis menggunakan analisis regresi
berganda dan analisis korelasi Product Moment, untuk mendapatkan
besarnya koefisien (kontribusi) X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap
Y sebesar (RSquare=R2
YX1X2X3) = ( YX1) (r YX1) + ( YX2) (r YX2) + (
YX3) (r YX3)
3) Besarnya koefisien residu 2 dapat dihitung dengan cara 2 =
, sehingga diperoleh persamaan model kedua Y = ρ YX1
+ ρ YX3 + ε2
4) Kesimpulan, besarnya pengaruh langsung yang sudah diketahui pada
hipotesis pertama dan pengaruh tidak langsung X1 (kondisi ekonomi
keluarga) terhadap Y (Motivasi belajar) melalui X3 (Gaya belajar) = ρ
X1X3 x ρ YX3.
4. Pengujian model
Koefisien jalur yang tidak signifikan, dilakukan trimming yaitu melakukan
perhitungan ulang dengan menghilangkan jalur yang tidak signifikan. Selain itu,
dilakukan uji kesesuaian model untuk menguji apakah model yang diusulkan
memiliki kesesuaian dengan data atau tidak yaitu dengan menggunakan uji
statistik kesesuaian model koefisien Q dengan rumus sebagai berikut:
1 – R2
m
1 – M
Dimana Q = koefisien Q
R2
m = 1 – (1-R12).( 1-R2
2)
M = R2
m setelah dilakukan trimming
Apabila Q = 1 mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1,
untuk menentukan fit tidaknya model maka statistik koefisien Q perlu diuji
dengan statistik W yang dihitung dengan rumus:
Whitung = - (N – d)ln Q
Q =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Keterangan:
N = Menunjukkan ukuran sampel.
d = Banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan degree
of freedom/derajat bebas)
R2
m = Koefisien determinasi multipel untuk model yang diusulkan
M = Menunjukkan koefisien determinasi multipel (R2
m) setelah koefisien
jalur yang tidak signifikan yang dihilangkan.
Setelah mengetahui besarnya W hitung , kemudian dibandingkan dengan tabel
Chi square dengan α = 0,05.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika Whitung ≥ χ2 (df;α), Ho ditolak (berarti matriks korelasi sampel berbeda dengan
matriks korelasi estimasi), masudnya kedua model tersebut signifikan.
Jika Whitung ≤ χ2 (df;α), Ho diterima (berarti matriks korelasi sampel sama dengan
matriks korelasi estimasi), maksudnya kedua model tersebut tidak signifikan
(Riduwan dan Kuncoro, 2008: 148).
5. Efek Langsung dan Tidak Langsung
Dalam analisis jalur, model jalur memiliki dua jenis efek yaitu langsung dan
tidak langsung. Menurut Dana (2010) Ketika variable eksogen memiliki panah
diarahkan terhadap variable dependen, maka dikatakan efek langsung. Ketika
variable eksogen berpengaruh terhadap variable endogen melalui variable
eksogen lainnya maka dikatakan menjadi pengaruh tidak langsung. Untuk
melihat pengaruh total dari variable eksogen, harus menambah efek langsung
dan tidak langsung. Dalam analisis jalur, satu variable mungkin tidak memiliki
pengaruh langsung, tetapi mungkin memiliki efek tidak langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Data penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi data dari semua variabel
yang meliputi (1) Variabel hasil belajar siswa (Y), (2) Variabel kondisi ekonomi
keluarga (X1), (3) Variabel motivasi belajar (X2), (4) Variabel gaya belajar (X3).
Data dideskripsikan dengan melihat nilai rerata (mean), simpangan baku (standart
deviation), nilai maksimal dan nilai minimal. Nilai-nilai tersebut dapat
menggambarkan sampel secara garis besar. Data hasil penelitian dari keempat
variabel diperoleh dari 73 responden disajikan dalam Lampiran 4.
Lampiran 4 menyajikan statistik deskriptif data sampel secara
keseluruhan. Angka minimal variabel menunjukkan nilai terendah varibel dan
angka maksimal variabel menunjukkan nilai tertinggi variabel. Nilai rata-rata
menggambarkan nilai kisaran data nilai tersebut diperoleh dari penjumlahan
seluruh nilai data dan membaginya dengan jumlah data.
Nilai depresi dapat dilihat dari standar deviasi. Jika nilai standar deviasi
kecil, hal ini berarti nilai-nilai data berkisar mendekati rata-rata. Semakin besar
standar deviasi, maka nilai data tersebar semakin jauh dari nilai rata-ratanya yang
berarti data populasi mendekati normal.
1. Variabel Hasil Belajar Siswa
Variabel hasil belajar menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar
siswa adalah 71,12 dengan standar deviasi 2,303 dan dengan nilai minimal
dan maksimal data masing-masing 67 dan 77. Sebaran data tersebut disajikan
dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar
Kelas Interval Frekuensi Persentase
77 - 78 3 4,10%
75 - 76 2 2,74%
73 - 74 14 19,17%
71 - 72 21 28,76%
69 - 70 19 26,02%
67 - 68 14 19,17%
73 100,00%
Sumber data primer diolah Agustus 2012
Dari tabel 4.1 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam enam
kelas dengan lebar kelas dua, skor terbanyak pada interval 71 sampai dengan
72 yaitu 16 orang atau 28,76%. Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat
digambarkan histogram variabel hasil belajar, sebagai berikut:
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Variabel Hasil Belajar
2. Variabel Kondisi Ekonomi Keluarga
Berdasarkan skor angket mengenai kondisi ekonomi keluarga dapat
dideskripsikan bahwa data tersebar dengan skor minimal adalah 40 dan skor
maksimal adalah 65 dengan nilai rata-rata sebesar 52,11 dan standar deviasi
6,177. Sebaran data tersebut disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut
ini.
0
5
10
15
20
25
77-78 75-76 73-74 71-72 69-70 67-68
Fre
kuen
si
Hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kondisi Ekonomi Keluarga
Kelas Interval Frekuensi Persentase
64 - 67 2 2,74%
60 - 63 9 12,33%
56 - 59 10 13,70%
52 - 55 17 23,29%
48 - 51 18 24,66%
44 - 47 11 15,07%
40 - 43 6 8,22%
73 100,00%
Sumber data primer diolah Agustus 2012
Dari tabel 4.2 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam tujuh
kelas dengan lebar kelas empat, skor terbanyak pada interval 48 sampai
dengan 51 yaitu 18 orang atau 24,66%. Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat
digambarkan histogram variabel kondisi ekonomi keluarga, sebagai berikut:
Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Kondisi Ekonomi
keluarga.
0
5
10
15
20
40-43 44-47 48-51 52-55 56-59 60-63 64-67
Fre
ku
ensi
Kondisi Ekonomi Keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
3. Variabel Motivasi Belajar
Berdasarkan skor angket mengenai motivasi belajar dapat
dideskripsikan bahwa data tersebar dengan skor minimal adalah 41 dan skor
maksimal adalah 61 dengan nilai rata-rata sebesar 52,58 dan standar deviasi
4,086. Sebaran data tersebut disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut
ini.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar
Kelas Interval Frekuensi Persentase
59 - 61 2 2,74%
56 - 58 17 23,29%
53 - 55 20 27,40%
50 - 52 22 30,14%
47 - 49 6 8,22%
44 - 46 3 4,11%
41 - 43 3 4,11%
73 100,00%
Sumber data primer diolah Agustus 2012
Dari tabel 4.3 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam tujuh
kelas dengan lebar kelas tiga, skor terbanyak pada interval 50 sampai dengan
52 yaitu 22 orang atau 30,14%. Berdasarkan tabel 4.3 maka digambarkan
histogram variabel motivasi belajar, sebagai berikut:
Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Variabel Motivasi Belajar
0
5
10
15
20
25
41-43 44-46 47-49 50-52 53-55 56-58 59-61
Fre
ku
ensi
Motivasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
4. Variabel Gaya Belajar
Berdasarkan skor angket mengenai gaya belajar dapat dideskripsikan
bahwa data tersebar dengan skor minimal adalah 49 dan skor maksimal
adalah 69 dengan nilai rata-rata sebesar 58,92 dan standar deviasi 4,740.
Sebaran data tersebut disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Belajar
Kelas Interval Frekuensi Persentase
67 - 69 2 2,74%
64 - 66 13 17,81%
61 - 63 12 16,44%
58 - 60 17 23,29%
55 - 57 13 17,81%
52 - 54 13 17,81%
49 - 51 3 4,11%
73 100,00%
Sumber data primer diolah Agustus 2012
Dari tabel 4.4 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam tujuh
kelas dengan lebar kelas tiga, skor terbanyak pada interval 58 sampai dengan
60 yaitu 17 orang atau 23,29%. Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat
digambarkan histogram variabel gaya belajar, sebagai berikut:
Gambar 4.4 Histogram Frekuensi Variabel Gaya Belajar
0
5
10
15
20
49-51 52-54 55-57 58-60 61-63 64-66 67-69
Fre
ku
ensi
Gaya Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
B. Pengujian Prasyarat Analisis Jalur
Uji Prasyarat yang digunakan untuk analisis regresi yaitu uji normalitas,
uji linieritas dan uji heterokedatisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk memastikan data variabel yang
diteliti berdistribusi normal. Uji normalitas data menggunakan SPSS 17, yang
hasilnya dapat dilihat dari taraf signifikansi (p) pada uji Kolmogorov-
Smirnov, dengan interpretasi uji yaitu jika nilai p > 0,05 maka data
terdistribusi normal dan apabila p < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.
Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel kondisi ekonomi
keluarga (X1) sebesar 0,648 dengan signifikasi sebesar 0,795, karena
signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel
kondisi ekonomi keluarga (X1) berdistribusi normal.
Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel motivasi belajar (X2)
sebesar 0,985 dengan signifikasi sebesar 0,287, karena signifikan hitung lebih
besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel motivasi belajar (X2)
berdistribusi normal.
Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel gaya belajar (X3)
sebesar 0,713 dengan signifikasi sebesar 0,690, karena signifikan hitung lebih
besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel gaya belajar (X3)
berdistribusi normal.
Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel hasil belajar (Y)
sebesar 1,294 dengan signifikasi sebesar 0,070, karena signifikan hitung lebih
besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel hasil belajar (Y)
berdistribusi normal. (Lampiran 5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
2. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier. Uji linieritas menggunakan SPSS 17
menggunakan Test for Linearity pada taraf signifikansi (p) = 0,05. Dua
variabel dikatakan memiliki hubungan linier apabila signifikansi (p) > 0,05
pada Deviation from Linearity.
a. Uji linieritas variabel kondisi ekonomi keluarga (X1) terhadap hasil
belajar (Y)
Dari hasil uji linieritas kondisi ekonomi keluarga terhadap
hasil belajar diperoleh nilai signifikansi (p) = 0,153 pada Deviation
from Linearity. Oleh karena nilai p > 0,05 maka antara variabel kondisi
ekonomi keluarga dan hasil belajar terdapat hubungan yang linier.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
b. Uji linieritas variabel motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar
(Y)
Dari hasil uji linieritas motivasi belajar terhadap hasil belajar
diperoleh nilai signifikansi (p) = 0,592 pada Deviation from Linearity.
Oleh karena nilai p > 0,05 maka antara variabel motivasi belajar dan
hasil belajar terdapat hubungan yang linier. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 5.
c. Uji linieritas variabel gaya belajar (X3) terhadap hasil belajar (Y)
Dari hasil uji linieritas gaya belajar terhadap hasil belajar
diperoleh nilai signifikansi (p) = 0,63 pada Deviation from Linearity.
Oleh karena nilai p > 0,05 maka antara variabel gaya belajar dan hasil
belajar terdapat hubungan yang linier. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
3. Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pemeriksaan
heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar scatterplot.
Berdasarkan hasil analisis scatterplot antara nilai prediksi standar (ZPRED)
dengan nilai residu standar (SRESID), dapat dilihat pada Lampiran 5.
Terlihat titik tebaran tidak mempunyai pola tertentu dan menyebar
merata di sekitar garis titik nol residual, maka dapat dinyatakan varian
homogen pada setiap nilai variabel sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
C. Hasil Analisis Data
1. Penentuan Diagram Jalur
Untuk menentukan diagram jalur, terlebih dahulu harus dihitung
harga dan koefisien korelasi, koefisien jalur, dan koefisien residu. Untuk
menentukan koefisien korelasi digunakan rumus Product Moment, koefisien
jalur dihitung berdasarkan transformasi variabel dengan memanfaatkan
hubungannya terhadap koefisien korelasi, sedangkan koefisien residu
dihitung dengan memanfaatkan hubungannya terhadap koefisien korelasi dan
koefisien jalur.
Hasil perhitungan koefisien korelasi dan koefisien jalur dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Harga Koefisien Korelasi, Jalur, dan Residu Awal
Variabel Koefisien
Korelasi
Koefisien
Jalur
thitung Koefisien
Residu
X1 terhadap Y 0,347 0,250 2,482 0,8074 X2 terhadap Y 0,407 0,317 3,153
X3 terhadap Y 0,444 0,297 2,860
X1Y melalui X3 - - -
X2Y melalui X3 - - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, untuk selanjutnya diagram
jalur yang dilengkapi dengan koefisien jalur dan koefisien residu dapat
digambarkan sebagai berikut:
1
X1X3=0,249
X2X3=0,240
Gambar 4.5 Diagram Jalur Variabel X1, X2, X3 dan Y
2. Pengujian Hipotesis
a. Hipotesis Pertama
Pengaruh langsung X1 terhadap Y
Hipotesis yang diuji adalah: H0 = YX1 ≤ 0
H1 = YX1 > 0
Uji hipotesis pertama dilakukan dengan analisis jalur melalui
analisis regresi linier berganda dari variabel eksogen terhadap variabel
endogen. Dari uji statistik diperoleh nilai F sebesar 12,262 dengan nilai
probabilitas (sig) = 0,000. Nilai sig < 0,05, maka keputusan Ho ditolak
sehingga uji analisis jalur dapat dilakukan atau dilanjutkan.
Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh
langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar. Hasil uji
statistik menunjukkan YX1 = beta = 0,250 dengan nilai t = 2,482 dan
probabilitas (sig) = 0,016. Dari hasil uji tersebut dapat diketahui besarnya
kontribusi kondisi ekonomi keluarga (X1) yang secara langsung
mempengaruhi hasil belajar siswa (Y) adalah (YX1) x (YX1) =
x2y=0,317
x1y= 0,250
X2
Y
X1
X3 0,058
2
x3y=0,297
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
(0,250).(0,250) x 100% = 6,25%. Nilai probabilitas < 0,05 menunjukkan
bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak yang artinya koefisien jalur signifikan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMK
Murni 2 Surakarta, pengaruh tersebut bernilai positif dan signifikan
(perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7).
b. Hipotesis Kedua
Pengaruh langsung X2 terhadap Y
Hipotesis yang diuji adalah: H0 = YX2 ≤ 0
H1 = YX2 > 0
Uji hipotesis kedua dilakukan dengan analisis jalur melalui
regresi linier berganda dari variabel eksogen terhadap variabel endogen.
Dari uji statistik diperoleh nilai F sebesar 12,262 dengan nilai
probabilitas (sig) = 0,000. Nilai sig < 0,05, maka keputusan Ho ditolak
sehingga uji analisis jalur dapat dilakukan atau dilanjutkan.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil uji statistik
menunjukkan YX2 = beta = 0,317 dengan nilai t = 3,153 dan
probabilitas (sig) = 0,002. Dari hasil uji tersebut dapat diketahui besarnya
kontribusi motivasi belajar (X2) yang secara langsung mempengaruhi
hasil belajar siswa (Y) adalah (YX2) x (YX2) = (0,317).(0,317) x
100% = 10,05%.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2
Surakarta (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7).
c. Hipotesis Ketiga
Pengaruh langsung X3 terhadap Y
Hipotesis yang diuji adalah: H0 = YX3 ≤ 0
H1 = YX3 > 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Uji hipotesis ketiga dilakukan dengan analisis jalur regresi linier
berganda dari variabel intervening terhadap variabel endogen. Dari uji
statistik diperoleh nilai F sebesar 12,262 dengan nilai probabilitas (sig) =
0,000. Karena nilai sig < 0,05, maka keputusan Ho ditolak sehingga uji
analisis jalur dapat dilakukan atau dilanjutkan.
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung
gaya belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil uji statistik menunjukkan
YX3 = beta = 0,297 dengan nilai t = 2,860 dan probabilitas (sig) =
0,006. Dari hasil uji tersebut dapat diketahui besarnya kontribusi gaya
belajar (X3) secara langsung mempengaruhi hasil belajar siswa (Y)
sebesar ( YX3 ) x ( YX3 ) = (0,297).(0,297) x 100% = 8,82%. Nilai
YX3 menunjukkan koefisien jalur bernilai positif dan nilai p < 0,05
menunjukkan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak yang artinya koefisien
jalur signifikan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
langsung gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2
Surakarta, pengaruh tersebut bernilai positif dan signifikan, hal ini senada
dengan Tanta (2010) yang menyatakan gaya belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 7).
d. Hipotesis Keempat
Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X3
Hipotesis yang diuji: H0 = YX1 . X3 ≤ 0
H1 = YX1 . X3 > 0
Uji hipotesis keempat dilakukan dengan analisis jalur melalui
analisis jalur regresi ganda antara variabel eksogen, variabel intervening,
dan variabel endogen. Dari uji statistik sub struktur 1 antara variabel
kondisi ekonomi keluarga dan motivasi belajar sebagai variabel
independen, sedangkan gaya belajar sebagai variabel dependen, nilai F
untuk sebesar 5,059 dengan probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig <
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
0,05, maka Ho ditolak sehingga uji analisis jalur dapat dilaksanakan atau
dilanjutkan.
Hipotesis keempat menyatakan bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar melalui gaya
belajar. Hasil uji statistik menunjukkan X3X1 = beta = 0,249 dengan
nilai t = 2,223 dan probabilitas (sig) = 0,029. Sedangkan YX3 bernilai
0,297 dengan nilai t = 2,860 dan probabilitas (sig) = 0,006. Maka
pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X3 sebesar X3X1 .
YX3 = (0,249).(0,297) x 100% = 7,4%.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui
gaya belajar, pengaruh tersebut bernilai positif dan signifikan. Namun
koefisien pengaruh tidak langsung lebih besar dibanding pengaruh
langsung (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7).
e. Hipotesis Kelima
Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y melalui X3
Hipotesis yang diuji: H0 = YX2 . X3 ≤ 0
H1 = YX2 . X3 > 0
Uji hipotesis kelima dilakukan dengan analisis jalur regresi
ganda antara variabel eksogen dan variabel endogen melalui variabel
intervening. Dari uji statistik sub struktur 1 antara variabel kondisi
ekonomi keluarga dan motivasi belajar sebagai variabel eksogen,
sedangkan gaya belajar sebagai variabel endogen, nilai F untuk sebesar
5,059 dengan probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig < 0,05, maka
Ho ditolak sehingga uji analisis jalur dapat dilaksanakan atau dilanjutkan.
Hipotesis kelima menyatakan bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya
belajar. Uji statistik yang digunakan untuk membuktikan variabel
independen dengan variabel dependen melalui variabel intervening. Hasil
uji regresi linear berganda (selengkapnya pada Lampiran 5), diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
X3X2 = beta = 0,240 dengan t = 2,143 dan probabilitas (sig) = 0,036 dan
ρ YX3 = beta = 0,297 dengan nilai t = 2,860 dan probabilitas (sig) =
0,006. Dari hasil tersebut diperoleh besarnya koefisien diterminan
(kontribusi) X1 dan X2 secara simultan terhadap X3 sebesar (Rsquare=
R2x1x2x3) = 0,126 dengan besar residu untuk x3 1 = 126,01 =
0,934. Dan untuk besarnya koefisien diterminan (kontribusi) X1 dan X3
secara simultan terrhadap Y sebesar (Rsquare= R2yx3x1) = 0,348 dengan
besar residu untuk y 1 = 348,01 = 0,807. Dari hasil analisis
diketahui besarnya pengaruh tidak langsung motivasi belajar (X2)
terhadap hasil belajar siswa (Y) melalui gaya belajar (X3) sebesar X3X2
. ρ YX3 = (0,240).(0,297) x 100% = 7,1%. Hasil uji di atas menunjukkan
bahwa koefisien jalur positif dilihat dari nilai ρ dan Ho ditolak artinya
signifikan dilihat dari nilai probabilitas.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung perhatian motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui
gaya belajar. Besarnya koefisien jalur tidak langsung tersebut adalah
7,1%.
Tabel 4.6 rangkuman hasil uji hipotesis (periksa halaman
berikut).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis
No. Hipotesis Uji
Statistik
Beta Keputusan Kesimpulan
1 X1
terhadap
Y
H0 = YX1 ≤
0
H1 = YX1 >
0
0,250 H0 ditolak X1 berpengaruh
langsung
terhadap Y
2 X2
terhadap
Y
H0 = YX2 ≤
0
H1 = YX2 >
0
0,317 H0 ditolak X2 berpengaruh
langsung
terhadap Y
3 X3
terhadap
Y
H0 = YX3 ≤
0
H1 = YX3 >
0
0,297 H0 ditolak X3 berpengaruh
langsung
terhadap Y
4 X1
terhadap
Y melalui
X3
H0 = YX1 .
X3 ≤ 0
H1 = YX1 .
X3 > 0
0,074 H0 ditolak X1 berpengaruh
tidak langsung
terhadap Y
melalui X3
5 X2
terhadap
Y melalui
X3
H0 = YX2 .
X3 ≤ 0
H1 = YX2 .
X3 > 0
0,071 H0 ditolak X2 berpengaruh
tidak langsung
terhadap Y
melalui X3
3. Uji Signifikansi Diagram Jalur Baru
Dari perhitungan variabel dinyatakan signifikan sehingga tidak terdapat jalur
baru dan tidak diperlukan perhitungan kembali untuk mendapatkan jalur baru.
4. Efek Langsung dan Tidak Langsung
Dari hasil analisis data di atas, rangkuman efek langsung dan tidak
langsung dapat dilihat pada tabel 4.7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Tabel 4.7 Harga Efek Langsung dan Efek Tidak Langsung
Variabel Efek Langsung (DEij) Efek Tidak Langsung
(IEij)
X1 – Y 0,250 -
X2 – Y 0,317 -
X3 – Y 0,297 -
X1Y melalui X3 - 0,074
X2Y melalui X3 - 0,071
D. Pembahasan
1. Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama diperoleh YX1 = beta =
0,250 dengan probabilitas (sig) = 0,016. Nilai yang diperoleh menunjukkan
koefisien jalur bernilai positif yang artinya pengaruh secara langsung antara
kondisi ekonomi dengan hasil belajar di SMK Murni 2 Surakarta bernilai
positif. Hasil belajar akan meningkat atau menurun sebanding dengan
kenaikan atau penurunan kondisi ekonomi keluarga sebesar 0,250. Nilai
probabilitas yang diperoleh menunjukkan koefisien jalur tersebut signifikan.
Dengan demikian, kondisi ekonomi keluarga memiliki pengaruh langsung
terhadap hasil belajar yang berarah positif dan signifikan, menunjukkan
bahwa koefisien jalur bernilai positif, artinya kondisi ekonomi keluarga
memiliki pengaruh positif terhadap gaya belajar dengan setiap kenaikan atau
penurunan nilai kondisi ekonomi keluarga akan mempengaruhi kenaikan atau
penurunan hasil belajar.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa kondisi ekonomi
keluarga memiliki kontribusi sebesar 6,25% terhadap hasil belajar. Hal itu
menunjukkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh banyak hal yang salah
satunya adalah kondisi ekonomi keluarga siswa. Pada umumnya siswa yang
berasal dari keluarga menengah kaeatas lebih banyak mendapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Siswa yang
berlatar belakang ekonomi rendah, kurang dapat mendapat bimbingan dan
pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih
memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari (Bahar dalam Yerikho, 2007).
2. Hipotesis Kedua
Motivasi belajar merupakan suatu dorongan dari dalam diri siswa
untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal dengan mengerahkan segala
kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi segala tantangan. Siswa yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi dan selalu berusaha maksimal, biasanya
akan mencapainya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan
untuk siswa yang memiliki motivasi rendah, kurang memiliki kesadaran
untuk berusaha dalam belajar sehingga tidak bisa mencapai hasil belajar yang
baik.
Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua diperoleh YX2 = 0,317
dengan probabilitas (sig) = 0,02. Nilai sig yang lebih kecil dari 0,05 berarti
Ha diterima, maka koefisien jalur signifikan. Hal tersebut berarti motivasi
belajar berpengaruh langsung terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2
Surakarta. Pernyataan tersebut senada dengan penelitian Sukiniarti (2006)
yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh langsung dari motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis, motivasi belajar memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan dengan hasil belajar siswa pada siswa kelas di SMK
Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Hubungan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar siswa merupakan hubungan langsung.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa motivasi belajar memiliki
kontribusi sebesar 10,05% terhadap hasil belajar. Hal tersebut menunjukkan
siswa dengan motivasi belajar yang tinggi, terdorong untuk berusaha
mencapai hasil belajar yang maksimal. Penjelasan di atas menunjukkan hasil
belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
hasil belajar adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan dorongan
yang berasal dari dalam diri siswa untuk mencapai tujuan. Tujuan dalam
belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Setiap siswa memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan keinginan untuk dapat
menyelesaikan sesuatu dengan lebih baik. Siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi akan berusaha mengerjakan tugas yang dianggapnya sulit
dengan berbagai cara baik sendiri maupun berdiskusi dengan orang lain.
Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan cenderung
masa bodoh dan tidak berusaha mengatasi masalah dari tugas.
3. Hipotesis Ketiga
Gaya belajar merupakan cara yang cenderung dipilih seseorang
untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi
tersebut atau cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima
informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Siswa yang
mengerti gaya belajar yang sesuai dengan kepribadiannya maka hasil belajar
dapat maksimal. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh YX3 =
0,297 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,006. Nilai yang diperoleh
menunjukkan koefisien jalur bernilai positif yang artinya pengaruh langsung
variabel gaya belajar terhadap hasil belajar bersifat positif. Hasil belajar akan
meningkat atau menurun sebanding dengan kenaikan atau penurunan gaya
belajar sebesar 0,297. Nilai probabilitas < 0,05 menunjukkan bahwa
koefisien jalur signifikan. Dengan demikian, gaya belajar memiliki pengaruh
langsung terhadap hasil belajar yang positif dan signifikan, sehingga semakin
tinggi gaya belajar yang dimiliki siswa, maka semakin besar kecenderungan
siswa tersebut untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi. Sebaliknya,
semakin rendah gaya belajar yang dimiliki siswa, maka semakin besar
kecenderungan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang rendah.
Berdasarkan hasil analisis gaya belajar memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan dengan hasil belajar pada siswa SMK Murni 2 Surakarta tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
pelajaran 2011/2012. Pengaruh antara gaya belajar dengan hasil belajar
merupakan pengaruh langsung. Hal tersebut menunjukkan siswa dengan gaya
belajar yang sudah sesuai dengan kepribadiannya, terdorong untuk berusaha
mencapai hasil belajar yang maksimal. Gaya belajar mengacu pada cara
belajar yang lebih disukai para pebelajar. Pada penelitian ini diketahui
besarnya kontribusi gaya belajar secara langsung mempengaruhi hasil belajar
sebesar 8.82% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat
dijelaskan dalam penelitian.
Penjelasan di atas menunjukkan hasil belajar dipengaruhi oleh
banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah gaya
belajar. Gaya belajar mempunyai kontribusi sebesar 8,82% terhadap hasil
belajar. Gaya belajar akan memudahkan bagi para pebelajar untuk belajar
maupun para guru untuk mengajar dalam proses pembelajaran tujuan. Tujuan
dalam belajar adalah mendapatkan prestasi belajar yang maksimal.
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut disebabkan karena perbedaan kemampuan, kepribadian untuk dapat
belajar dalam mencapai hasil yang maksimal.
4. Hipotesis Keempat
Hasil uji hipotesis keempat diperoleh nilai F untuk sebesar 5,059
dengan probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak
sehingga uji analisis jalur dapat dilanjutkan ke analisis jalur/ path analysis.
Hasil uji statistik menunjukkan X3X1 = 0,249 dengan nilai probabilitas (sig)
= 0,029. Nilai menunjukkan bahwa koefisien jalur bernilai positif, artinya
kondisi ekonomi keluarga memiliki pengaruh positif terhadap gaya belajar
dengan setiap kenaikan atau penurunan nilai kondisi ekonomi keluarga akan
mempengaruhi kenaikan atau penurunan gaya belajar sebesar 0,249.
Sedangkan X3Y bernilai 0,297 dengan nilai dan probabilitas (sig) = 0,006
yang telah dibahas pada hipotesis ketiga, maka pengaruh tidak langsung X1
terhadap Y melalui X3 sebesar X3X1 . YX3 = (0,249) . (0,297) = 0,074.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi
ekonomi keluarga memiliki pengaruh tidak langsung yang positif terhadap
hasil belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Pengaruh
tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar melalui gaya
belajar sebesar 7,4%. Pengaruh tidak langsung ini lebih besar dibandingkan
dengan pengaruh langsung antara kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil
belajar. Maka dapat dikatakan bahwa gaya belajar sebagai variabel
intervening memperkuat hubungan kondisi ekonomi keluarga dengan hasil
belajar.
Kondisi ekonomi keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar siswa-
siswa yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya
kebutuhan untuk makan, pakaian, perlindungan, kesehatan dan juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan,
alat tulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar tersebut akan terpenuhi
jika kebutuhan pokok keluarga sudah tercukupi.
Kondisi ekonomi keluarga yang dimiliki oleh seseorang akan
mempengaruhi keinginannya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Selain itu siswa yang percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki gaya
belajar yang sesuai dengan karakteristiknya maka akan mempengaruhi hasil
belajar siswa. Siswa yang memiliki kondisi ekonomi keluarga dan gaya
belajar yang tinggi kemungkinan akan mencapai hasil belajar yang tinggi
pula. Sebaliknya bila siswa memiliki kondisi ekonomi keluarga dan gaya
belajar yang rendah maka hasil belajarnya pun akan menurun.
5. Hipotesis Kelima
Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai F untuk sebesar 5,059 dengan
probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak sehingga
uji analisis jalur dapat dilaksanakan atau dilanjutkan. Uji statistik diperoleh
X3X2 = beta = 0,240 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,036 dan ρ YX3 = beta
= 0,297 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,006. Dari hasil tersebut diperoleh
besarnya koefisien diterminan (kontribusi) X1 dan X2 secara simultan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
terhadap X3 sebesar (Rsquare= R2x3x2x1) = 0,126 dengan besar residu untuk
x3 1 = 126,01 = 0,934. Dan untuk besarnya koefisien diterminan
(kontribusi) X1 dan X3 secara simultan terrhadap Y sebesar (Rsquare= R2yx3x1)
= 0,348 dengan besar residu untuk y 2 = 348,01 = 0,807. Dari hasil
analisis diketahui besarnya pengaruh tidak langsung motivasi belajar (X2)
terhadap hasil belajar siswa (Y) melalui gaya belajar (X3) sebesar 7,1%.
Pada probabilitas (sig) = 0,016 yang berarti < 0,05, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012. Dengan demikian, gaya belajar menjadi intervening dari motivasi
belajar terhadap hasil belajar siswa.
Siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat untuk mencapai hasil
belajar siswa semaksimal mungkin dengan mempertimbangkan dan melihat
cara belajar apa yang paling menonjol dari diri seseorang maka guru serta
individu yang bersangkutan, diharapkan dapat bertindak secara bijaksana
dalam memilih gaya belajar yang sesuai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisis penelitian yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil
belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2. Terdapat pengaruh langsung positif motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
3. Terdapat pengaruh langsung positif gaya belajar terhadap hasil belajar siswa
di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
4. Terdapat pengaruh tidak langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap
hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun
pelajaran 2011/2012.
5. Terdapat pengaruh tidak langsung positif motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran
2011/2012.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan
kajian dan referensi pada penelitian yang sejenis, terutama bagaimana
pengaruh kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar, dan gaya belajar
terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta.
2. Implikasi Praktis
a. Siswa di SMK Murni 2 Surakarta lebih meningkatkan motivasi untuk
belajar dengan mengidentifikasikan gaya belajar yang sesuai sehingga
hasil belajar dapat ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
b. Guru lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar terutama untuk faktor kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar
dan gaya belajar pada diri siswa.
c. Orang tua berusaha meningkatkan kondisi ekonomi keluarga guna
penunjang fasilitas belajar siswa dan siswa diharapkan mampu
mengidentifikasikan gaya belajar yang sesuai, agar hasil belajar
meningkat.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka dapat diajukan
saran sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
1. Dari hasil penelitian tersebut, sekolah dapat menciptakan lingkungan
belajar yang dapat meningkatkan hasil yang maksimal dengan
memberikan pelatihan lebih mendalam kepada siswa untuk mata pelajaran
yang membutuhkan keterampilan.
2. Bagi siswa yang berprestasi dan orang tuanya kurang mampu diharapkan
sekolah dapat memberikan beasiswa atau program orang tua asuh atau
orang tua angkat yang bersedia membantu memenuhi biaya
pendidikannya.
2. Bagi Guru
a. Guru perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa, terutama kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan
gaya belajar siswa tanpa mengabaikan peran faktor-faktor yang lain.
b. Guru dapat membantu siswa untuk menentukan gaya belajar siswa yang
sesuai, sehingga hasil belajar semakin meningkat. Gaya belajar
seharunya disesuaikan dengan karakteristik mata kuliah sehingga dapat
dirumuskan strategi pembelajaran yang beragam yang dimungkinkan
strategi tersebut lebih mempengaruhi hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
c. Guru dapat membantu siswa dalam meninggkatkan motivasi belajar
dengan cara memberi latihan dan tugas yang berhubungan dengan materi
yang akan disampaikan, agar hasil belajar meningkat.
3. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua yang kondisi sosial ekonominya rendah atau kurang
mampu dalam hal ini tingkat pendapatannya agar berusaha untuk
meningkatkan pendapatannya dengan mencari pekerjaan tambahan agar anak
termotivasi untuk berprestasi lebih baik. Jadi, siswa dapat meningkatkan hasil
belajarnya.
4. Bagi Siswa
a. Siswa harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
b. Siswa dapat lebih meningkatkan motivasi belajar dalam mencapai hasil
belajar dengan cara menyukai pelajaran dan senantiasa mengerjakan
tugas yang diberikan guru, agar hasil belajar disetiap mata pelajaran
semakin meningkat.
5. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain, agar dapat melakukan lanjutan dengan mencari
seberapa besar pengaruh faktor-faktor lain yang berperan dalam
meningkatkan hasil belajar termasuk variabel-variabel intervening yang lain
yang turut mempengaruhinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, 1994.Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: BumiAksara.
Ahmadi, Abu. (1997). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Astim Riyanto, 2003. Proses Belajar Mengajar Efektif di Perguruan Tinggi,
Yapemdo, Bandung
Azwar, S. (2002). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dana.(2010). Konsep path analisis. Diperoleh 5 April 2012, dari
http//danageo99.wordpress.com//2010/12/25/konsep-path-analisis.html
DePotter,Bobbi,dkk. (2000). Quantum Teaching. Mempraktikkan Quantum
Learning Di ruang-ruang kelas. Penerjemah Ary Nilandari. Bandung Kaifa.
DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. (2002). Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman Dan Menyenangkan. Penerjemah: Alwiyah Abdurrahman.
Edisi 1. Bandung: Kaifa
Gandeesss. (2010). Pengertian Keluarga. Diperoleh 7 februari 2012, dari
http://gandeesss.blogspot.com/2010/11/pengertian-keluarga.html
Hadi Soedomo. (2003). Pengantar Pendidikan. Surakarta.Sebelas Maret University
Press
Harminingsih. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Diperoleh
8februarari 2012, dari
http://harminingsih.blogspot.com/2008_08_01_archive.html.
Irawan. (2009). Pengaruh kondisi ekonomi keluarga
terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SDN Tawangrejo 1 tahun ajaran
2009/2010. Diperoleh 7 februari 2012, dari http://proposal
file:///E:/pengaruh- kondisi-ekonomi-keluarga.html .
Koeswara. E, (1989), Motivasi:Teori dan Penilaiannya, Angkasa, Bandung
L Crow, A Crow. (2005). Psikologi Pendidikan.Yogyakarta.Nurcahya
Meylina-naini. (2010). Jenis-jenis gaya belajar. Diperoleh 8 februari 2012, dari
http://meylina-naini.blogspot.com/2010/05/jenis-jenis-gaya-belajar.html
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya.
Purwanto. (2011). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Poerwodarminto, W J S. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Riduwan dan Kuncoro, E.A. (2008). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis
Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta
Sahertian. (2004). Pengaruh penggunaan bahan ajar dan gaya belajar terhadap
hasil belajar Diperoleh 7 februari 2012, dari
(http://lambanlunik.blogspot.com/2009/03/pengaruh-penggunaan- bahan-
ajar- dan-gaya.html
Sardiman. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Suharsimi Arikunto.(2002). Prosedur penelitian Suatu pendekatan praktek.
Jakarta : Rineka cipta
Slameto. (2003). Teori Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Salatiga:PTRineka Cipta
...................(2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta
Soedijarto. (1997). Menuju Pendidikan Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta :
BalaiPustaka
Soekanto, S. (2001). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
..................... (2004). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Soelaeman, M. (2001). Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Eresco.
Sugiyono. (2005). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
.................(2009)
Sukmadinata, N. S. (2004). Metode Penenelitan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Transito
Sutrisno Leo. (2008). Hasil Belajar . Diperoleh 8 februari 2012, dari
http://smpnbilahhulu.wordpress.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Tim Skripsi. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.
Wijaya, Tony. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya.
Winkel.W.S (1991). Bimbingan dan konseling di institusi Pendidikan.
Jakarta:Grasindo
Winkel, W. S. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia
........................(1999).
Yulianti, S. S. (2006). Hubungan Persepsi terhadap Ekonomi Keluarga dan Sikap
Orang Tua dengan Minat Berwirausaha Siswa Jurusan Bangunan SMK
Negeri 5 Surakarta 2005/2006. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Zakaria. (2009). Pengertian Ekonomi. Diperoleh 01 Februari 2012, dari
http://info.gexcess. com/id/info/EkonomiPengertian.info.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user