pengaruh komunikasi, sumber daya, disposisi dan …digilib.unila.ac.id/57174/3/tesis tanpa bab...

131
PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP PARTISIPASI KB MEDIS OPERASI PRIA DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Pada Model Implementasi Kebijakan George Edward III) (Tesis) PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019 Oleh RAHMA DIANI SORMIN

Upload: others

Post on 12-Jul-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN

STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP PARTISIPASI KB MEDIS

OPERASI PRIA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Studi Pada Model Implementasi Kebijakan George Edward III)

(Tesis)

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Oleh

RAHMA DIANI SORMIN

Page 2: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

ABSTRAK

PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN

STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP PARTISIPASI KB MEDIS

OPERASI PRIA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Studi Pada Model Implementasi Kebijakan George Edward III)

Oleh:

Rahma Diani Sormin

Program KB di Kota Bandar Lampung hingga saat ini masih terkesan bias

gander, hal ini dibuktikan dari pencapaian akseptor KB yang masih di mayoritasi

oleh kalangan wanita dibandingkan pria. KB MOP merupakan KB pria yang

pencapaian akseptornya paling rendah dan mengalami penurunan dalam lima

tahun bekangan ini. Permasalahan KB MOP yang terjadi di lapangan tidak

terlepas dari cara pengimplementasian. Menurut Edward III ada empat variabel

yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan implementasi yaitu

komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Empat variabel

menurut Edward III ini digunakan peneliti sebagai variabel independen. Tujuan

dari penelitian ini adalah ingin melihat besaran pengaruh yang diperoleh dari

setiap variabel independen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi memperoleh besaran

pengaruh sebesar 4,4% dan variabel disposisi memperoleh besaran 4,3%, kedua

variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi KB

MOP di Kota Bandar Lampung. Sedangkan variabel sumber daya memperoleh

besaran pengaruh sebesar 21,1% dan variabel struktur birokrasi besaran 25,6%,

kedua variabel ini telah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi

KB MOP di Kota Bandar Lampung. Jika di uji secara simultan ternyata keempat

variabel tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap partisipasi KB MOP di

Kota Bandar Lampung dan besaran pengaruh yang di peroleh sebesar 25,1% dan

74,9% dipengaruhi faktor lain. Meskipun demikian, perlu dilakukan pembenahan

pada tiap variabel dalam pelaksanaan KB MOP yaitu variabel komunikasi harus

lebih ditingkatkan dengan cara menggunakan alat bantu berupa audio visual

(video) dan memperbaiki dalam penggunaan bahasa pada saat sosialisasi,

kemudian pada variabel disposisi harus ditingkatkan pengetahuan PLKB tentang

KB MOP, memperbaiki perekrutaan PLKB serta memperbaiki pemberina insentif.

Selanjutnya pada variabel sumber daya dan struktur birokrasi dalam pelaksanaan

KB MOP di Kota Bandar Lampung harus tetap dipertahankan.

Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Program Keluarga Berencana, KB

Medis Operasi Pria.

Page 3: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

ABSTRACT

THE EFFECT OF COMMUNICATION, RESOURCES, DISPOSITION

AND BUREAUCRACY STRUCTURE ON MEDICAL PARTICIPATION

OF MEN OPERATIONS IN CITY OF BANDAR LAMPUNG

(Study on George Edward III's Policy Implementation Model)

By:

Rahma Diani Sormin

The KB program in Bandar Lampung City still seems to be biased by gander, this

is evidenced by the achievement of family planning acceptors who are still being

majority among women compared to men. KB MOP is the male birth control that

attains the lowest acceptor and decreases in these five years. Problems with MOP

family planning that occur in the field are inseparable from how they are

implemented. According to Edward III, there are four variables that can be used to

assess the success of implementation, namely communication, resources,

disposition and bureaucratic structure. Four variables according to Edward III are

used by researchers as independent variables. The purpose of this study is to see

the magnitude of the influence obtained from each independent variable. The

method used in this study is an associative method with a quantitative approach.

The results showed that the communication variable obtained a magnitude of

influence of 4.4% and the disposition variable obtained a magnitude of 4.3%,

these two variables did not have a significant effect on KB MOP participation in

Bandar Lampung City. While the resource variable has a magnitude of influence

of 21.1% and a bureaucratic structure variable of 25.6%, these two variables have

a significant influence on KB MOP participation in Bandar Lampung City. If it is

tested simultaneously, it turns out that the four variables have a significant

influence on KB MOP participation in Bandar Lampung City and the magnitude

of the influence obtained is 25.1% and 74.9% influenced by other factors. Even

so, it is necessary to reform each variable in the implementation of KB MOP, that

is, the communication variable must be improved by using audio visual (video)

tools and improving language usage during socialization, then the PLKB

knowledge about KB MOP must be increased. , improve the PLKB recruitment as

well as improve incentive promoters. Furthermore, in the resource variable and

bureaucratic structure in implementing KB MOP in Bandar Lampung City mustbe

maintained.

Keywords: Policy Implementation, Family Planning Program, KB Male

Medical Operation.

Page 4: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN

STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP PARTISIPASI KB MEDIS

OPERASI PRIA DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Studi Pada Model Implementasi Kebijakan George Edward III)

Oleh

RAHMA DIANI SORMIN

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 5: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan
Page 6: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan
Page 7: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan
Page 8: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rahma Diani Sormin, lahir di

Gedung Ram, pada tanggal 26 Oktober 1995. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan

Bapak Jasinaungan Sormin dan Ibu Masnin Harahap.

Pendidikan yang ditempuh oleh penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) di

TK Dharma Wanita Gedung Ram pada tahun 2000-2001. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 01 Gedung Ram

pada tahun 2001-2007. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) penulis

tempuh di MTS Negeri 01 Simpang Pematang pada tahun 2007-2010. Setelah itu,

penulis meneruskan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di MAN 1

(Model) Bandar Lampung pada tahun 2010-2013.

Tahun 2013 penulis menempuh pendidikan S1 di Universitas Lampung Jurusan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

Dan pada Tahun 2017 penulis lulus sebagai Sarjana Ilmu Administrasi Negara

(S.A.N) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung serta pada

tahun yang sama penulis langsung melanjutkan pendidikan Magister dengan

jurusan Ilmu Administarsi di Universitas dan Fakultas yang serupa.

Page 9: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

MOTTO

“Barang siapa bertakwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberikannya rezki dari arah yang tiada di sangka-sangka. Dan barang siapa yang

bertawakal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupi keperluannya. Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan yang

dikehendakiNya. Sesungguhnya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.

(QS. Ath-Thalaq: 2-3)

“Tiada kesusahan yang kekal, tiada kegembiraan yang

abadi, tiada kefakiran yang lama dan tiada kemakmuran yang lestari”

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan

menanggung perihnya kebodohan”. (Imam Syafie)

“Terkadang Yang Maha Kuasa menciptakan situasi sulit agar kita dapat menyadari keberadaanNya, kembali padaNya, menyadari kesalahan kita dan menjadi orang yang ikhlas”.

(Mufti Ismail)

Page 10: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang telah memberikan

kesempatan sehingga dapat kuselesaikan sebuah karya ilmiah ini

dan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu

kita harapkan Syafaatnya di hari akhir kelak.

Aku persembahkan karya ini kepada:

Kedua orang tuaku:

Ayahanda Jasinaungan Sormin dan Ibunda Masnin Harahap

yang selalu mencintai, menyayangi, mengasihi serta

mendoakanku dengan tulus dan sebagai penyemangat dalam

hidupku sehingga aku bisa menyelesaikan studi masterku dengan

tepat waktu.

Serta adikku tersayang Deliana Sari Sormin yang senantiasa

memberikan dukungan kepadaku sehingga tesis ini dapat

terselesaikan.

Untuk keluarga besarku, sahabat-sahabatku dan juga teman-

teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi serta menemaniku dalam suka maupun duka dalam

mencapai keberhasilanku.

Almamaterku tercinta

UNIVERSITAS LAMPUNG

Page 11: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

SAN WACANA

Assalamuala’ikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat, karunia, dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Komunikasi, Sumber Daya,

Disposisi dan Struktur Birokrasi Terhadap Partisipasi KB Medis Operasi

Pria di Kota Bandar Lampung (Studi Pada Model Implementasi Kebijakan

George Edward III)”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar Magister (S2) pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya pada semua pihak

yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa

karya ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis selalu mengharapkan

saran dan kritik yang membangun dari pihak pembaca yang arif guna tugas

selanjutnya di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orangtuaku tercinta, yang telah membimbing dan membesarkanku

dengan kasih sayang dan kesabaran tiada batas. Terima kasih atas semua

Page 12: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

kasih sayang, do’a, dukungan, ketulusan, pengorbanan, didikan dan

semuanya yang selama ini kalian berikan dan ajarkan kepada rahma,

sehingga rahma bisa melewati semua permasalahan-permasalahan yang

selama ini menghampiri dengan sukacita, terkhusus pada saat menyelesaikan

penyusunan tesis ini. Terima kasih atas keparcayaan dan amanat yang telah

kalian berikan kepada rahma dalam menyelesaiakan masa studi S2 sehingga

rahma saat ini bisa mencapai gelar Magister Ilmu Administrasi Negara.

Semoga dengan mendapatkan gelar master ini rahma bisa membahagiakan

kalian, menjadi orang sukses dan dapat membantu banyak orang.

2. Adikku tersayang, Deliana Sari Sormin. Terimakasih adek yang sudah mau

mendengarkan keluh kesah, mendukung dan mendoakan kakak selama ini

terutama dalam menyelesaikan tesis hehe.... Semoga kelak kita menjadi

orang-orang yang sukses dan selalu menjadi kebanggaan orang tua. Amin....

3. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S selaku dosen pembimbing utama yang

senantiasa meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan,

nasehat, saran, motivasi serta semangat. Terimakasih atas bimbingannya

selama ini Prof sehingga rahma mampu menyelesaikan tesis ini dengan tepat

waktu meskipun masih banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam tesis ini

hehe... namun kekurangan ini bisa jadi bahan pelajaran bagi rahma ketika

penyusunan karya ilmiah selanjutnya.

4. Bapak Dr. Dedy Hermawan M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada rahma serta

memberikan saran, motivasi, dukungan dan kritikan dalam penulisan tesis

ini. Terimakasiah bapak, dengan semua dukungan dan motivasi yang telah

Page 13: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

diberikan kepada rahma dan pada akhirnya rahma bisa menyelesaikan teisis

ini dengan tepat waktu.

5. Bapak Dr. Bambang Utoyo selaku dosen pembahas dan penguji dan selaku

Ketua Prodi Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung. Terima kasih Bapak telah memberikan

banyak arahan, kritikan, nasihat, saran, serta masukan yang sangat

bermanfaat dan juga telah banyak membantu rahma dalam menyelesaikan

tesis ini. Rahma mampu menyelesaikan tesis tepat pada waktunya juga

berkat bantuan dari bapak.

6. Bapak Dr. Syarief Makya, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

7. Bapak Dr. Noverman Duadji selaku dosen Pembimbing Akademik (PA),

terima kasih bapak yang turut membantu memberikan kemudahan dalam

menyelesaikan masa perkuliahan selama ini.

8. Seluruh dosen Magister Ilmu Administrasi, terima kasih atas semua ilmu

yang berharga yang telah penulis peroleh selama proses perkuliahan

berlangsung. Semoga ilmu yang sudah didapat menjadi bekal yang berharga

dan bermanfaat dalam kehidupan penulis kedepannya.

9. Mba Nisa selaku Staf Administrasi jurusan magister Ilmu Administrasi yang

telah memberikan pelayanan dan kelancaran administrasi kepada penulis

sampai penyelesaian tesis ini.

10. Seluruh Bapak/Ibu Karyawan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

11. Segenap informan penelitian peneliti yaitu ibu/bapak PLKB di setiap

Page 14: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

Kecamatan yang ada di Kota Bandar Lampung, Ibu Nurleli, Bapak Ferdi dan

kepada pihak yang telah membantu penulis di kantor Dinas PP dan KB Kota

Bandar Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu

atas informasi dan juga data-data, bantuan, izin, dan juga waktu luang yang

telah diberikan kepada penulis, penulis merasa sangat terbantu dengan

bantuannya dalam proses turlap, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini.

12. Keluarga besar, nenek, tulang, nantulang, bouk, amangboru, uwak, etek,

udak, abang-abang, kakak-kakak dan adik-adikku semua terimakasih untuk

semua dukungan dan doa yang telah kalian berikan kepadaku hingga aku

bisa menyelesaikan tesis dengan lancar.

13. Sahabatku Omea (Situ Nur Rohmah). Makasih Mea sudah mau meluangkan

waktu untuk mendengarkan keluh kesah aku dan tiada henti memberi

semangat serta mengajarkan aku untuk terus sabar dan ikhlas dalam

menghadapi segala cobaan. Jarak tidak jadi penghambat kita untuk tetap

bersahabat ya Mea. Miss You Omea.

14. Adik-Adikku tersayang Devi, Aida, Suci, Desi dan Nur Terimakasih atas

canda tawa dan pengalaman yang selama ini kalian berikan dan ajarkan

kepada mbak yaa hehe. Semoga suatu hari nanti kita bisa kumpul bareng-

bareng terutama dihari bahagia mba ya haha...

15. Sahabat-sahabat cantikku, Fitri, Elak, Nca dan Mey. Terimakasih sayang-

sayang aku atas dukungan, doa, motivasi, pengalaman dan juga telah

bersedia mendengarkan keluh kesah rahma hehe.... Banyak sekali perbedaan

diantara kita, tetapi perbedaan itu menjadi penguat persahabatan kita, karena

Page 15: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

selalu ada cara untuk kita menyatukan perbedaan itu. Meskipun saat ini telah

memiliki kesibukan masing-masing dan jarak yang terpaut jauh satu sama

lain, namun komunikasi harus tetap kita jaga. Semoga persahabatan kita ini

kekal sampai kita tua nanti dan semoga kita menjadi orang-orang sukses.

Miss you all

16. Teman-Teman seperjuangan semasa perkuliahan yaitu Fitri, Yara, Icel, Mba

Dewi, Mba Yeen, Mba Mona, Mba Nisa, Mba ayu, Mba Nana, Bunda

Jumiati, Mba Irma, Bang Anas, Bang Zaky, Bang Redy, Bang Imam, Bang

Woro dan Bang Jufri, Okka. Thank you so much gengs sudah mewarnai

kehidupanku terutama disetiap hari sabtu haha... semoga cita-cita kita

tercapai dan semoga kita semua menjadi orang yang sukses yaaa... Tetap

terjaga komunikasi dengan baik yaa gengs.

17. Wanita-wanita sholehah akuh, kak rani dan Ara, makasih sayang-sayang

aku yang selalu siap mendengarkn keluh kesah dalam segi apapun dan

tetap support aku untuk tidak menyerah dari permasalahan yang

menghampiri. Sayang kalian pokoknya hehe..

18. Keluarga Besar Universitas Lampung yang telah membantu saya selama

saya belajar di Universitas Lampung.

19. Semua Pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas bantuannya.

Page 16: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

Bandar Lampung, April 2019

Penulis

Rahma Diani Sormin

1726061005

Akhir kata semoga segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT dan penulis meminta maaf apabila ada

kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Semoga tesis ini bermanfaat.

Amin.

Page 17: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 10

C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 11

D. Kegunaan atau Manfaat Penelitian ........................................................ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 13

A. Konsep Tentang Implementasi Kebijakan .............................................. 13

1. Pengertian Implementasi Kebijakan ................................................ 13

2. Model-Medel Implementasi Kebijakan ........................................... 18

a. Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn .......... 20

b. Model Implementasi Kebijakan Mazmanian dan Sabatier ........... 24

c. Model Implementasi Kebijakan Grindle ............................................ 26

d. Model Implementasi Kebijakan Charles O. Jones ........................ 29

e. Model Implementasi Kebijakan Model Elmore, dkk ......................... 30

f. Model Implementasi Kebijakan George Edward III .................... 31

B. Konsep Tentang Komunikasi ................................................................. 36

1. Pengertian Komunikasi ................................................................... 36

2. Dimensi-Dimensi Komunikasi ........................................................ 37

3. Fungsi Komunikasi .......................................................................... 39

C. Konsep Tentang Sumber Daya ............................................................... 40

1. Pengertian Sumber Daya ................................................................. 40

2. Dimensi Sumber Daya ..................................................................... 41

D. Konsep Disposisi .................................................................................... 44

1. Pengertian Disposisi ........................................................................ 44

2. Komponen Disposisi ....................................................................... 45

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap ...................................... 47

E. Konsep Tentang Struktur Birokrasi ........................................................ 48

1. Pengertian Struktur Birokrasi .......................................................... 48

2. Karakteristik Struktur Birokrasi ...................................................... 50

F. TinjauanTentang Program Keluarga Berencana ..................................... 51

1. Program Keluarga Berencana ......................................................... 51

............................................................................... 1

A. Latar Belakang

................................................................................................... i

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

DAFTRA GAMBAR ...................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

Page 18: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

ii

2. Manfaat Program Keluarga Berencana............................................ 53

3. Jenis-Jenis Alat Kontasepsi Program Keluarga Berencana ............. 54

G. Partisipasi KB Pria .................................................................................. 55

H. Tinjauan Tentang KB Medis Operasi Pria (Vasektomi) ......................... 58

1. KB Medis Opersi Pria ..................................................................... 58

2. Kelebihan dan Kekurangan KB Medis Operasi Pria ....................... 60

3. Syarat-Syarat Menjadi Peserta KB Medis Operasi Pria .................. 61

I. Penelituan Terdahulu .............................................................................. 61

J. Kerangka Pikir ....................................................................................... 64

K. Hipotesis ................................................................................................. 67

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 69

A. Tipe dan Pendekatan Penelitian ............................................................. 69

B. Definisi Konsep dan Definisi Operasional ............................................ 70

1. Definisi Konsep ............................................................................... 70

2. Definisi Operasional ........................................................................ 72

C. Populasi Dan Sampel ............................................................................. 74

1. Populasi ........................................................................................... 74

2. Sampel ............................................................................................. 74

D. Tehnik Pemberian Skor .......................................................................... 75

E. Sumber Data ........................................................................................... 76

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 77

G. Teknik Pengelolahan Data .................................................................... 78

H. Uji Instrumen .......................................................................................... 79

1. Uji Validitas ..................................................................................... 78

2. Uji Reliabilitas ................................................................................. 83

I. Teknik Analisis Data Kuantitatif ........................................................... 85

1. Analisis Statistik Deskriftif ............................................................. 86

2. Analisis Statistik Inferensial ............................................................ 86

a. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 87

b. Uji Hipotesis ............................................................................. 88

c. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 90

d. Uji Interpretasi Data ................................................................. 92

BAB VI GAMBARAN UMUM ..................................................................... 94

A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung .............................................. 94

1. Kota Bandar Lampung..................................................................... 94

2. Kondisi Topografi dan Demografi Kota Bandar Lampung ............. 95

3. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung .......................................... 97

4. Para Walikota Bandar Lampung ..................................................... 98

B. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandar

Lampung ................................................................................................. 99

1. Sejarah Singkat Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Kota Bandar Lampung ................................................... 99

2. Visi dan Misi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Kota Bandar Lampung ................................................... 100

3. Tujuan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Kota Bandar Lampung ................................................... 100

Page 19: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

iii

4. Tugas dan Fungsi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Kota Bandar Lampung ................................................... 101

5. Strategi Kebijakan ........................................................................... 102

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 105

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 105

1. Karakteristik Responden.................................................................. 105

2. Analisis Data ................................................................................... 108

a. Analisis Statistik Deskriftif ........................................................... 108

1) Analisis Deskriftif Variabel Komunikasi ................................. 108

2) Analisis Deskriftif Variabel Sumber Daya .............................. 111

3) Analisis Deskriftif Variabel Disposisi ..................................... 115

4) Analisis Deskriftif Variabel Struktur Birokrasi ....................... 118

5) Analisis Deskriftif Variabel Partisipasi KB MOP ................... 121

b. Analisis Statistik Inferensial.......................................................... 124

1) Analisis Regresi Linier ............................................................. 124

2) Hubungan Antara Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi, dan

Struktu Birokrasi terhadap Partisipasi KB MOP di Kota Bandar

Lampung ................................................................................... 126

3) Uji Hipotesis ............................................................................. 128

a) Uji t .................................................................................... 128

b) Uji Determina .................................................................... 130

c) Uji F ................................................................................... 130

4) Asumsi Klasik .......................................................................... 131

a) Uji Normalitas ................................................................... 132

b) Uji Multikolinieritas .......................................................... 133

c) Uji Heteroskedatisitas ........................................................ 134

B. Pembahasan ............................................................................................ 136

1. Besaran Pengaruh Komunikasi Terhadap Partisipasi KB MOP di

Kota Bandar Lampung..................................................................... 136

2. Besaran Pengaruh Sumber Daya Terhadap Partisipasi KB MOP di

Kota Bandar Lampung..................................................................... 141

3. Besaran Pengaruh Disposisi Terhadap Partisipasi KB MOP di

Kota Bandar Lampung..................................................................... 145

4. Besaran Pengaruh Struktur Birokrasi Terhadap Partisipasi KB MOP

di Kota Bandar Lampung ................................................................ 150

5. Besaran Pengaruh Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi, Struktur

Organisasi Terhadap Partisipasi KB MOP di Kota Bandar

Lampung .......................................................................................... 153

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 157

A. Kesimpulan ............................................................................................. 157

B. Saran ....................................................................................................... 159

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Jumlah Kependudukan di Kota Bandar Lampung 2013-2017 ......... 2

2. Pencapaian Akseptor KB Menurut Jenis Kontrasepsi Per-Kecamatan

Kota Bandar Lampung Tahun 2013-2017 ................................................ 5

3. Teori Implementasi Kebijakan Menurut Van Meter dan Van

Horn .......................................................................................................... 20

4. Model Implementasi Kebijakan Menurut Edward III .............................. 32

5. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 62

6. Definisi Operasional ................................................................................. 72

7. Rating Scala .............................................................................................. 76

8. Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi ................................................. 81

9. Hasil Uji Validitas Variabel Sumber Daya ............................................... 81

10. Hasil Uji Validitas Variabel Disposisi ...................................................... 82

11. Hasil Uji Validitas Variabel Struktur Organisasi ...................................... 82

12. Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi KB MOP .................................... 83

13. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................. 85

14. Interpretasi Data ........................................................................................ 93

15. Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung Berdasarkan Jenis Kelamin ... 96

16. Nama-Nama Walikota Bandar Lampung Dari Tahun Ketahun ................ 98

17. Jumlaah PLKB yang Terdapat di setiaap kecamaatan Kota Bandar

Lampung ................................................................................................... 102

18. Struktur Organisasi Dinas PP dan KB Kota Bandar Lampung ................. 104

19. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 105

20. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usia ..................................... 106

21. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ................................... 106

22. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja .................................. 107

23. Uji Statistik Deskriftif ............................................................................... 108

24. Variabel Komunikasi ................................................................................ 109

25. Variabel Sumber Daya .............................................................................. 112

26. Variabel Disposisi ..................................................................................... 116

27. Variabel Struktur Organisasi ..................................................................... 119

28. Variabel Partisipasi KB MOP ................................................................... 122

29. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................. 124

30. Hubungan Antar Variabel ......................................................................... 126

31. Uji t ........................................................................................................... 128

32. Koefisien Determinasi .............................................................................. 130

33. Uji F .......................................................................................................... 131

34. Uji Multikolieniritas .................................................................................. 133

iv

Page 21: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Persentase Keberhasilan Kebijakan .......................................................... 18

2. Model Implementasi Van Matter dan Van Hord ...................................... 23

3. Model Charles O. Jones ............................................................................ 30

4. Model Implementasi George Edward III .................................................. 35

5. Kerangka Pikir .......................................................................................... 66

6. Diagram Batang Variabel Komunikasi ..................................................... 110

7. Diagram Batang Variabel Sumber Daya ................................................... 113

8. Diagram Batang Variabel Disposisi .......................................................... 117

9. Diagram Batang Variabel Struktur Birokrasi ........................................... 120

10. Diagram Batang Variabel Partisipasi KB MOP di Kota Bandar

Lampung ................................................................................................... 123

11. Grafik Normal Probabiliti Plot .................................................................. 132

12. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 134

v

Page 22: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Bandar Lampung menjadi pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian

karena Kota Bandar Lampung merupakan ibu Kota Provinsi Lampung. Namun

berkembangnya Kota Bandar Lampung sebagai aktivitas pemerintahan dan

perekonomian, membuat kota ini tidak luput dari masalah publik salah satunya

adalah masalah kependudukan. Meningkatnya jumlah penduduk di Kota Bandar

Lampung dalam beberapa tahun belakangan ini menjadi masalah yang cukup

sulit diatasi oleh pemerintah Kota Bandar Lampung. Berdasarkan data dari

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung Tahun 2017, jumlah

penduduk di Kota Bandar Lampung mengalami kenaikan dalam lima tahun

belakangan ini. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Page 23: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

2

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk di Kota Bandar Lampung

Tahun 2013-2017

(Sumber: https://bandarlampungkota.bps.go.id, Tahun 2017)

Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin

laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan dan dalam lima tahun belakangan

ini yaitu dari tahun 2013-2017 jumlah penduduk di Kota Bandar Lampung

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2013 jumlah

penduduk di Kota Bandar Lampung tercatat mencapai 942. 039 jiwa dan

mengalami peningkatan sebesar 18.656 pada tahun 2014 dan menjadi 960.695,

selanjutnya pada tahun 2015 mengalami peningkatan juga menjadi sebanyak

979.287 jiwa, kemudian pada tahun 2016 jumlah penduduk bertambah

sebanyak 18.441 jiwa dan tahun 2017 kembali mengalami peningkatan

menjadi 1.015.910 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk di Kota Bandar

Lampung ini harus segera di atasi karena jika dibiarkan akan terjadi ledakan

jumlah penduduk yang tidak terkendali.

Fertilitas menjadi salah satu faktor penyebab utama meningkatnya jumlah

pertumbuhan penduduk di Kota Bandar Lampung. Hal ini di buktikan dengan

banyaknya angka Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Bandar Lampung. PUS

No

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1 2013 475.039 467.000 942.039

2 2014 484.215 476.480 960.695

3 2015 493.411 485.876 979.287

4 2016 502.418 495.310 997.728

5 2017 511.371 504.539 1.015.910

Page 24: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

3

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fertilitas secara langsung

karena PUS termasuk pasangan suami-istri yang produktif dan masih berusia 15-

49 tahun dan juga berpotensi menghasilkan keturunan. Berdasarkan data dari

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandar Lampung

pada tahun 2017, PUS di Kota Bandar Lampung berjumlah 168.093 jiwa.

Tingginya angka PUS tahun 2017 sangat mempengaruhi tingkat fertilitas di

Kota Bandar Lampung.

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinas PP dan KB)

Kota Bandar Lampung terus melakukan upaya dalam hal pengendalian angka

kelahiran yaitu salah satunya dengan cara menekan Program Keluarga

Berencana (KB) di Kota Bandar Lampung. Sejak dikeluarkannya Undang-

Undang Nomor 52 Tahun 2009, Program KB di Kota Bandar Lampung telah di

implementasikan dengan berbasis kesetaraan gender yang artinya bahwa

program KB di Kota Bandar Lampung tidak hanya di lakukan oleh para wanita

atau istri saja tetapi para lelaki atau suami juga sudah memiiki kedudukan, hak

dan kewajiban yang sama dalam ber-KB. Adanya keterlibatan pria dalam

program KB diharapkan dapat miningkatkan keberhasilan program KB dengan

menurunkan angka kelahiran.

Pemerintah Kota Bandar Lampung telah melaksanakan program KB yang

berorientasi pada kesetaraan gender, namun realita yang terjadi di lapangan

penggunaan program KB di Kota Bandar Lampung hingga saat ini masih

terdapat kendala yaitu masih terkesan bias gender karena peranserta KB ini

Page 25: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

4

masih di dominasi oleh kalangan wanita atau para istri sedangkan peranserta

pria atau para suami dalam ber-KB masih sangat rendah sekali. Hal ini di

dukung dengan data yang tercatat di Dinas PP dan KB Kota Bandar Lampung

pada tahun 2017, PUS di Kota Bandar Lampung berjumlah 168.093 orang dan

dari jumlah tersebut sebanyak 121.750 tercatat sebagai Peserta Aktif (PA) KB.

Bila lebih di spesifikkan, Peserta Aktif (PA) KB wanita mencapai jumlah

116.792 akseptor, sedangkan Peserta Aktif (PA) pria hanya berjumlah 4.958

akseptor.

Jika lebih dirinci lagi dari 4.955 akseptor KB pria di Kota Bandar Lampung,

Peserta Aktif (PA) pria yang menggunakan KB kondom mencapai 3.921

akseptor, sedangkan peserta aktif pria yang menggunakan KB Medis Operasi

Pria (MOP) atau vasektomi hanya mencapai 1.037 akseptor saja. Rincian data

tentang KB pria di atas dapat di simpulkan bahwa peserta aktif KB pria masih

sangat rendah sekali, terutama yang menggunakan KB MOP di Kota Bandar

Lampung.

Rendahnya jumlah akseptor yang menggunakan KB MOP di Kota Bandar

Lampung ini ternyata hampir terjadi diseluruh Kecamatan yang ada di Kota

Bandar Lampung. Kemudian tidak hanya itu angka pencapaian akseptor KB

MOP juga mengalami penurunan dalam lima tahun belakangan ini yaitu dari

tahun 2013-2017. Hal ini didukung dengan data yang didapatkan oleh peneliti di

Dinas Pengendalain Penduduk dan Keluarga Kota Bandar Lampung. Berikut ini

adalah data yang menjelaskan lebih rinci tentang jumlah akseptor Peserta Aktif

Page 26: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

5

(PA) KB di setiap Kecamatan Kota Bandar Lampung dan dirincikan berdasarkan

jenis KB yang di gunakan dalam lima tahun belakangan ini. Hal tersebut dapat

dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2. Pencapaian Akseptor KB Menurut Jenis Kontrasepsi

Per-Kecamatan Kota Bandar Lampung Tahun 2013-2017

No

Pencapaian Akseptor Keluarga Berencana (KB) Aktif menurut Jenis Kontrasepsi per-

Kecamatan di Kota Bandar Lampung Tahun 2013-2017

Kecamatan Jenis Kontrasepsi / Kind of Contraceptive

Subdistrict IUD MOW MOP Kondom Suntik Pil Implan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Teluk Betung Selatan 532 152 35 108 1.889 1.564 564

2 Teluk Betung Utara 1.192 254 74 226 1.408 1.408 861

3 Tanjung Karang Timur 494 97 66 77 1.927 1.389 467

4 Tanjung Karang Barat 1.531 101 86 109 2.537 2.360 582

5 Tanjung Karang Pusat 1.300 122 97 143 2.506 2.139 521

6 Teluk Betung Barat 349 102 37 533 1.308 1.240 951

7 Kedaton 1.010 161 31 188 1.786 1.424 563

8 Sukarame 943 236 6 181 2.330 2.106 680

9 Panjang 486 88 111 143 3.708 4.205 488

10 Kemiling 2.914 110 140 150 3.060 2.284 1.682

11 Sukabumi 1.185 71 56 113 2.520 2.187 896

12 Tanjung Seneng 1.362 118 47 207 1.299 1.596 826

13 Rajabasa 935 130 24 462 1.721 1.815 1.361

14 Bumi Waras 1.063 232 35 148 1.264 1.426 1.982

15 Kedamaian 870 105 39 142 1.676 2.070 755

16 Enggal 521 234 26 138 1.138 908 350

17 Teluk Betung Timur 356 46 36 142 1.945 1.634 600

18 Labuhan Ratu 609 12 6 100 1.105 1.511 256

19 Langkapura 930 48 49 100 1.720 1.260 594

20 Way Halim 1.572 223 36 151 3.067 2.834 743

2017 20. 154 2. 642 1. 037 3. 921 40. 914 37. 360 15. 722

2016 18. 356 2. 485 1. 060 3. 906 38. 877 37. 622 13. 380

2015 17. 834 2. 323 1. 047 3. 738 38. 669 37. 282 12 801

2014 16. 634 2. 233 1. 094 3. 527 38. 926 37. 709 10 696

2013 16. 378 2. 277 1. 439 3. 181 39. 947 37. 582 9 593

(Sumber: Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandar

Lampung, Tahun 2017).

Page 27: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

6

Berdasarkan tabel di atas menyatakan bahwa jumlah Peserta Aktif (PA) KB di

Kota Bandar Lampung dari tahun 2013-2017 mengalami kenaikan, namun

kenaikan Peserta Aktif (PA) KB di Kota Bandar Lampung ini masih di dominasi

oleh KB wanita yaitu suntik, pil, IUD dan implen. Sedangkan Peserta Aktif (PA)

KB pria mengalami penurunan, terutama KB MOP yang jumlah akseptornya

mengalami penurunan dalam lima tahun belakangan ini. Hal ini terbukti pada

tahun 2013 mencapai 1.439 akseptor dan pada tahun 2014 menurun menjadi

1.194 akseptor, kemudian menurun lagi pada tahun 2015 menjadi 1.047 akseptor

dan pada tahun 2016 pengguna KB MOP mengalami kenaikan 0,013 yaitu

menjadi 1,060 akan tetapi pada tahun 2017 mengalami penurunan kembali yaitu

menjadi 1.037 akseptor.

Peserta Aktif (PA) KB Pria yang menggunakan MOP masih terlihat sangat rendah

sekali terutama di Kecamatan Sukarema dan Labuhan Ratu, dimana jumlah

akseptor KB MOP hanya terdapat 6 orang saja. Berbeda dengan Kecamatan

Sukarame dan Labuhan Ratu, Kecamatan Kemiling menjadi kecamatan terbesar

dalam pencapaian akseptor KB MOP di Kota Bandar Lampung yaitu mencapai

140 dan kecamatan Panjang juga sudah mencapai 111 akseptor MOP. Namun

besarnya jumlah akseptor KB MOP di Kecamatan Kemiling dan Panjang ini belum

sebanding dengan jumlah Peserta Aktif (PA) KB yang tercatat di Kecamatan

Kemiling dan Panjang. Dari penjabaran diatas dapat diartikan bahwa partisipasi

KB baru di Kota Bandar Lampung hingga saat ini masih didominasi oleh kalangan

wanita dibandingkan laki-laki.

Page 28: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

7

Rendahnya partisipasi pria khususnya KB MOP di Kota Bandar Lampung saat ini

bisa jadi karena dipengaruhi oleh masih banyaknya masyarakat Kota Bandar

Lampung yang belum mengetahui adanya KB pria khusnya KB MOP, sehingga

kebanyakan pria menyerahkan tanggung jawab KB sepenuhnya kepada wanita

atau istrinya. Kemudian tidak hanya itu, adanya persepsi-persepsi negatif terhadap

KB MOP yang beredar di masyarakat seperti KB MOP sama dengan di kebiri,

dapat menurunkan daya tahan tubuh pria yang menggunakan MOP pada saat

bekerja, hasrat seksualitas pria terganggu dan masih banyak lagi persepsi-persepsi

negatif lainnya yang beredar di masyarakat. Hal ini juga sangat berdampak

terhadap partisipasi masyarakat dalam menggunakan KB MOP di Kota Bandar

Lampung. (Hasil Pra-Riset di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana dengan Ibu Nurleli sebagai Kabid Keluarga Berencana Kota Bandar

Lampung, 28 September 2018).

Sumber daya yang tersedia dalam memberikan pelayanan juga dapat

mempengaruhi keikutsertaan masyarakat dalam ber-KB MOP di Kota Bandar

Lampung. Jika sumber daya memiliki keterbatasan dalam pelaksanaan suatu

kebijakan atau program maka akan berdampak terhadap perolehan hasil yang

kurang maksimal, pernyataan ini sejalan dengan pendapat Edward III dalam

Agustino (2006:152). Dari hasil pra-riset yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu

Nurleli sebagai Kepala Bidang KB di Dinas PP dan KB Kota Bandar Lampung,

beliau mengatakan bahwa dalam pelaksanaan KB MOP tenaga medis atau dokter

spesialis yang khusus menangani KB MOP di Kota Bandar Lampung ini masih

Page 29: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

8

terbatas dan belum tersedia di setiap kecamatan seperti tenaga medis untuk

pelayanan KB lainnya.

Dinas PP dan KB Kota Bandar Lampung sudah memiliki bidang khusus

penanganan KB pria, tetapi masih memiliki keterbatasan jumlah pegawai untuk

melaksanakan KB pria kesetiap kecamatan yang ada di Kota Bandar Lampung.

Jadi guna memberikan pelayanan yang lebih baik, efektif dan efisien kepada

masyarakat baik dalam melaksanakan sosialisas khusus tentang KB pria (kondom

dan MOP) dan konsultasi serta pelayanan-pelayanan lainnya yang berkaitan

tentang KB pria, maka dari itu Dinas PP dan KB Kota Bandar Lampung ini

menyerahkan sepenuhnya pelayanan tentang KB pria kepada Petugas Lapangan

Keluarga Berencana (PLKB) yang ada di setiap kecamatan yang tersebar di Kota

Bandar Lampung. Setipa kelurahan sebaiknya terdapat satu PLKB yang khusus

melaksanakan dan bertanggungjawab tentang program KB baik KB wanita

maupun pria, namun pada kenyataannya PLKB di Kota Bandar Lampung ini

hanya terdapat 85 PLKB dari 126 kelurahan yang tersebar di Kota Bandar

Lampung. (Hasil Pra-Riset di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana dengan bapak Ferdi sebagai sekbid Keluarga Berencana Kota Bandar

Lampun, 28 September 2018).

Ketika masyarakat Kota Bandar Lampung ingin melakukan KB MOP, maka

masyarakat terlebih dahulu harus melapor ke Petugas Lapangan Keluarga

Berencana (PLKB) yang ada di kecamatan tempat mereka tinggal guna untuk

diantar ke Dinas PP dan KB Kota Bandar Lampung. Setelah akseptor diantar ke

Page 30: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

9

Dinas PP dan KB, akseptor tidak langsung memperoleh pelayanan KB MOP di

sana tetapi harus diantar antarkan ke tempat dokter spesialis MOP yang telah

bekerjasama dengan dinas PP dan KB. Namun ada juga beberapa kecamatan yang

PLKBnya bisa langsung datang ke dokter KB MOP tanpa perantara Dinas PP dan

KB. Maka dari itu dapat diartikan bahwa alur untuk mendapatkan pelayanan KB

MOP di Kota Bandar Lampung ini masih terkesan membingungkan, rumit dan

membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Setiap kebijakan atau program harus diimplementasikan dengan baik karena

implementasi menjadi hal yang urgent dalam pencapaian suatu tujuan. Menurut

Nugroho (2018: 736), implementasi kebijakan memiliki porsi 60 persen dan itu

artinya bahwa implementasi adalah tahapan yang paling sulit dibandingkan

tahapan lainnya. Menurut Edward III dalam Agustino (2006:156), terdapat empat

variabel untuk mengukur keberhasilan implementasi kebijakan yaitu komunikasi,

sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Jika implementasi telah dilakukan

dengan baik maka tujuan dari suatu program biasanya akan tercapai juga,

begitupun sebaliknya jika implementasi tidak dilakukan dengan baik maka akan

sulit untuk mancapai tujuan yang telah direncanakan.

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang

diatas, penulis ingin melakukan riset tentang pengaruh dari masing-masing

variabel model implementasi menurut Edward III terhadap partisipasi KB Medis

Operasi Pria di Kota Bandar Lampung, karena peneliti ingin melihat apakah

rendahnya keikutsertaan atau partisipasi pria KB MOP di Kota Bandar Lampung

Page 31: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

10

ini disebabkan oleh implementasi yang dilakukan oleh implementornya atau

memang masyarakat yang enggan untuk berpartisipasi terhadap KB MOP. Maka

dari itu peneliti tertarik untuk melakukan riset dengan judul “Pengaruh

Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi dan Struktur Birokrasi Terhadap

Partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung (Studi Pada Model

Implementasi Kebijakan George Edward III)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dikemukakan diatas, maka dapat di rumusan

beberapa masalah yang di ambil dalam penelitian ini adalah :

1. Seberapa besar pengaruh komunikasi terhadap partisipasi KB Medis Operasi

Pria di Kota Bandar Lampung ?

2. Seberapa besar pengaruh sumber daya terhadap partisipasi KB Medis

Operasi Pria di Kota Bandar Lampung ?

3. Seberapa besar pengaruh disposisi terhadap partisipasi KB Medis Operasi

Pria di Kota Bandar Lampung ?

4. Seberapa besar pengaruh struktur birokrasi terhadap partisipasi KB Medis

Operasi Pria di Kota Bandar Lampung ?

5. Seberapa besar pengaruh komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur

birokrasi terhadap partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar

Lampung ?

Page 32: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

11

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui besaran pengaruh komunikasi terhadap partisipasi KB

Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui besaran pengaruh sumberdaya terhadap partisipasi KB

Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung.

3. Untuk mengetahui besaran pengaruh disposisi terhadap partisipasi KB Medis

Operasi Pria di Kota Bandar Lampung.

4. Untuk mengetahui besaran pengaruh struktur birokrasi terhadap partisipasi

KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung.

5. Untuk mengetahui besaran pengaruh komunikasi, sumber daya, disposisi dan

struktur birokrasi berencana terhadap partisipasi KB MOP di Kota Bandar

Lampung.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

manfaat secara praktis, barikut adalah penjelasannya yaitu :

1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangan pemikiran dan

perkembangan ilmu pengetahuan dalam kajian Ilmu Administrasi Negara

khususnya di bidang implementasi kebijakan yang merupakan salah satu

konsep dari kebijakan publik, serta diharapkan penelitian dapat

Page 33: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

12

mengaplikasikan materi-materi pengajaran mengenai implementasi

kebijakan publik.

2 Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat dan gambaran nyata khususnya kepada Dinas Pengendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandar Lampung dan tentang

implementasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung. Serta para

pembaca dan bagi warga masyarakat semoga dapat bermanfaat. Kemudian

sebagai salah satu syarat menyelesaikan akademisi dan mendapatkan gelar

Magister di Program Ilmu Administarsi Publik Universitas Lampung.

Page 34: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tentang Implementasi Kebijakan

1. Pengertian Implementasi Kebijakan

Kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah guna mengatasi masalah-masalah

publik tidak bisa terlepas dari tahapan pelaksanaan atau implementasi karena

implementasi merupakan salah satu tahapan yang paling penting dalam

menentukan keberhasilan suatu kebijakan. Implementasi kebijakan dipahami

sebagai kegiatan penyaluran kebijakan yang dilakukan oleh para implementor

kepada kelompok sasaran guna untuk mewujudkan kebijakan. Namun

sesungguhnya implementasi kebijakan bukan sekedar bersangkutpaut dengan

mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur rutin

lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan juga menyangkut masalah konflik,

keputusan dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan. Oleh karena itu

Wahab dalam Anggara (2012: 530), menyebutkan bahwa implementasi kebijakan

merupakan aspek yang penting dari keseluruhan proses kebijakan.

Page 35: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

14

Implementasi kebijakan merupakan kegiatan lanjutan dari proses perumusan

kebijakan dan sebagai suatu proses melaksanakan keputusan kebijakan. Menurut

Wibawa dalam Anggara (2012: 535), menyatakan bahwa tahapan kebijakan yang

mengikuti rekomendasi kebijakan setelah diputuskan atau dibuatnya kebijakan

berdasarkan rekomendasi tersebut adalah implementasi kebijakan. kebijakan

apabila tidak diikuti oleh implementasi, tidak akan menghasilkan tujuan yang

diharapkan karena tidak akan berpengaruh terhadap permasalahan yang dihadapi.

Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Rusli (2015:215), mengungkapkan

bahwa “those actions by public or private individuals (or groups) that are

directed at the achievement of objectives set forth in prior polcy decisions”.

Dengan kata lain proses implementasi dirumuskan sebagai tindakan-tindakan

yang dilakukan, baik oleh individu / pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok

pemerintah maupun swasta yang diarahkan pada mencapai tujuan-tujuan yang

telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Sementara itu Van Meter dan Van

Horn membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh individu-individu pemerintah maupun swasta yang diarahkan

untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam kepurusan-keputusan

kebijakan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk

mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan oprasional dalam

kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk

mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-

keputusan kebijakan.

Page 36: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

15

Tachjan dalam Tahir (2015:53), mengemukakan bahwa implementasi kebijakan

publik, disamping dapat dipahami sebagaisalah satu aktifitas dari administrasi

publik sebagai institusi (birokrasi) dalam proses kebijakan publik, dapat

dipahami pula sebagai salah satu lapangan studi administrasi publik sebagai ilmu.

Pandangan tersebut mengarahkan kita bahwa produk kebijakan apapun yang

akan diimplemetasikan haruslah mengedepankan pemahaman terhadap kebijakan

publik tersebut, baik dari prospektif politik maupun dari prospekif administratif

secara berimbang. Hal ini sebagai pertimbangan mendasar yang prinsip dan

subtansial bahwa setiap kebijakan sejak dirumuskan, diimplementasikan sampai

tahap evaluasi pasti bersinggungan dengan perbedaan kepentingan dalam tataran

politik, akan tetapi harus membuat kita proaktif dalam mewujudnyatakan

pelaksanaan kebijakan berdasarkan sistem, prosedur, dan mekanisme serta

kemampuan para pejabat publik sebagai wujud kehandalan dalam prospektif

administrative kebijakan itu sendiri.

Mazmanian & Paul Sabatier dalam Agustino (2006:153), mengemukakan bahwa

(Implementation is the carrying out of basic policy decision usually

incorporated in a statute but which can also take the form of important

executive orders or court decisions) atau “implementasi adalah pelaksanaan

keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun bisa

pula berbentuk perintah atau petunjuk eksekutif atau keputusan badan

peradilan.” Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang

Page 37: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

16

ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai

dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya.

Sedangkan Ripley dan Franklin dalam Winarno (2012:148), berpendapat bahwa

implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan dan

memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu jenis

keluaran yang nyata (tangible output). Implementasi dipandang secara luas

mempunyai makna pelaksanaan undang-undang di mana berbagai aktor,

organisasi, prosedur, dan teknik bekerja bersama-sama untuk menjalankan

kebijakan atau program-program. Sementara itu Pressman dan Wildavsky

dalam Kartiwa (2012:114), merumuskan bahwa implementasi adalah (“a

process of interaction between setting of gools and the action geared to

achieving them...” dan “A set of activities directed toward putting a

program into effect”) proses interaksi antara penetapan tujuan dan tindakan

yang diarahkan untuk mencapainya dan satu set kegiatan yang diarahkan

untuk menjalankan program.

Dunn dalam Tahir (2015:53), memberikan argumen tentang implementasi

kebijakan sebagai berikut: policy implementation is essentially a practical

acivity, as distinguished from policy formulation, which is essentilly theoretical.

Sehubung sifat praktis yang ada dalam proses implementasi kebijakan, maka hal

yang wajar bahwa implementasi ini berkaitan dengan prose politik dan

administrasi. Hal tersebut disebabkan karena ia terkait dengan tujuan

diadakannya kebijakan (policy goal) dan jika diihat dari konteks implementasi

Page 38: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

17

kebijakan maka hal ini akan berkaitan dengan kekuasaan atau power,

kepentingan dan strategi dan para pelaku kebijakan, disamping karakteristik

lembaga dan rezim serta izin pelaksanaan dan respon terhaadap kebijakan.

Dengan demikian konteks implementasi kebijakan baru akan terlihat

berpengaruh setelah kebijakan tersebut dilaksanakan.

Menurut Chief J.O. Udoji dalam Agustino (2006:154) mengatakan bahwa

pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan mungkin jauh lebih

penting dari pada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan sekedar

berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak

diimplementasikan. Sedangkan menurut Winarno (2012: 164) berpendapat

bahwa implementasi kebijakan merupakan tahapan yang krusial dalam proses

proses kebijakan publik. Suatu progam kebijakan harus di implementasikan agar

mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan.

Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa tahap implementasi kebijakan adalah tahapan yang paling

penting karena sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suau kebijakan yang

telah dibuat. Implementasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh

implementor atau aktor pelaksana untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan

dalam suatu kebijakan. Sebuah kebijakan tanpa dilakukan implementasikan,

maka kebijakan tersebut tidak akan mencapai tujuan yang telah direncanakan,

namun sebaliknya jika implementor melaksanakan sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan maka kebijakan dapat mencapai tujuan dengan baik. Dalam

Page 39: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

18

penelitian ini, peneliti akan berfokus melakukan penelitian tentang proses

implementasi program keluarga berencana khususnya KB Medis Operasi Pria

(MOP) di Kota Bandar Lampung.

2. Model-Model Implementasi Kebijakan Publik

Menurut Nugroho (2018: 736), menyatakan bahwa perumusan rencana kebijakan

(rencana) hanya memiliki porsi 20% keberhasilan, sedangkan implementasi

memiliki 60%, sedangkan sisanya 20% adalah bagaimana kita mengendalikan

implementasi. Itu artinya, implementasi adalah proses yang paling berat, karena

di sini masalah-masalah yang kadang tidak dijumpai dalam konsep mucul di

lapangan. Selain itu, ancaman utamanya adalah konsistensi implementasi.

Gambar 2.1. Persentase Keberhasilan Kebijakan

(Sumber: Nugroho, 2018: 736)

Page 40: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

19

Menurut Peter Deleon dan Linda Deleon dalam Nugroho (2018:736), pendekatan-

pendekatan dalam implementasi kebijakan publik dapat dikelompokkan menjadi

tiga generasi yaitu pertama: memahami implementasi kebijakan sebagai masalah-

masalah yang terjadi diantara kebijakan dan eksekusinya. Kedua:

mengembangkan pendekatan implemenatsi kebijakan yang bersifat “dari atas

kebawah atau top-downerperspective dan pada bersamaan muncul pendekatan

bootom-upper. ketiga: memperkenalkan penilaian bahwa variabel perilaku dari

aktor pelaksana implementasi kebijakan.

Sedangkan menurut Agustino (2006;155), ada dua pendekatan untuk memahami

implementasi kebijakan secara sederhana yaitu pendekatan top down dan

pendekatan bottom up. Pendekatan “top-down” merupakan pendekatan

implementasi kebijakan publik yang dilakukan tersentralisir dan dimulai dari

aktor tingkat pusat, dan keputusannya pun diambil dari tingkat pusat. Pendekatan

top down bertitik tolak dari perspektif bahwa keputusan-keputusan politik

(kebijakan) yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan harus dilaksanakan

oleh administrator-administrator atau birokrat-birokrat pada level bawahnya.

Sedangkan pendekatan model “bottom up” merupakan pendekatan yang

menyoroti pelaksanaan kebijakan yang terformulasi dari inisiasi warga

masyarakat setempat. Asusmsi ini dapat dimengerti bahwa argumentasi masalah

dilevel daerah hanya di mengerti secara baik oleh warga setempat.

Page 41: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

20

Ada berbagai macam model-model implementasi kebijakan yang dikemukakan

oleh para ahli, berikut penjabaran beberapa model implementasi yang dapat

digunakan untuk mengkaji lebih dalam tentang pelaksanaan kebijakan menurut

para ahli, yaitu sebagai berikut :

a. Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn

Model pertama adalah model implementasi kebijakan yang dirumuskan

Van Meter dan Van Horn. Model ini mengandaikan bahwa implementasi

kebijakan berjalan secara linear dari kebijakan publik, implementor dan

kinerja kebijakan publik. Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Nugroho

(2018:737) beberapa variabel yang dimasukkan sebagai variabel yang

memengaruhi kebijakan publik adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas implementasi dan komunikasi antarorganisasi.

2. Karakteristik agen pelaksana atau implementor.

3. Kondisi ekonomi, sosial dan politik.

4. Kecenderungan (disposition) dari pelaksana atau implementor.

Berikut ini ada tabel tentang teori implemenatsi kebijakan menurut Van Meter

dan van Horn yang dapat digunakan untuk mengukur implementasi kebijakan:

Tabel 2.1. Model Implementasi Menurut Van Meter dan Van Horn

No Variabel Indikator Catatan

1 Standar dan

Sasaran

Kebijakan

Realistis versus utopis Para pelaksana memahami standar dan

tujuan kebijakan karena standar dan

tujuan kebijakan berhubungan dengan

sikap para pelaksana

Page 42: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

21

Variabel Indikator Catatan

2 Sumber Daya Kemampuan memanfaatkan

sumber daya yang tersedia

Sumber daya manusia, uang, dan

waktu

3 Karakteristik

organisasi

pelaksana

Prosedur-prosedur kerja

standar (SOP) dan

pragmentasi

Pragmentasi adalah kondisi akibat

tekanan lingkungan birokrasi,

termasuk lingkungan politik hingga

konstitusi

4 Komunikasi

antar

organisasi

terkait dan

kegiatan-

kegiatan

pelaksanaan

Adanya kejelasan dan

konsistensi serta

keseragaman terhadap suatu

standar dan tujuan kebijakan

Para pelaksana kebijakan dapat

mengetahui apa yang diharapkan

darinya dan tahu apa yang harus

dilakukan. Keberhasilan implementasi

kebijakan ditentukan oleh komunikasi

yang akurat dan konsisten (accuracy

and consistency)

5 Sikap para

pelaksana

Penerimaan persus

penolakan, bergantung pada

pengaruh kebijakan itu

terhadap kepentingan

pribadi dan organisasinya

Kebijakan publik biasanya bersifat top

dwon yang sangat mungkin para

pengambil keputusan tidak mengetahui

bahkan tidak mampu menyentuh

kebutuhan, keinginanatau permasalahn

yang harus diselesaikan. 6 Lingkungan,

ekonomi,

sosial dan

politik

Lingkungan eksternal

kebijakan publik:

mendukung versus menekan

Kondisivitas lingkungan sosial

ekonomi dan politik

(Sumber: Nugroho, 2018: 738)

Sedangkan menurut Van Meter Van Horn dalam Agustino (2006: 161),

proses implementasi merupakan sebuah abstraksi atau performansi suatu

pengejawantahan kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan

untuk meraih kinerja implemetasi kebijakan publik yang tinggi dan

berlangsung dalam hubungan berbagai variabel. Ada enam variabel yang

mempengaruhi kinerja kebijakan publik tersebut menurut Van Meter Van

Horn, yaitu sebagai berikut :

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika

dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan

Page 43: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

22

sosio-kultur yang mengada dilevel pelaksana kebijakan. Ketika ukuran

kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan di level

warga, maka agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik hingga

titik yang dapat dikatakan berhasil.

2. Sumber Daya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari

kemampuan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Manusia

merupakan sumberdaya yang tersedia, manusia merupakan sumberdaya

yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi

kebijakan.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan

organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan

publik. Hal ini sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan

publik akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok

dengan para agen pelaksanaanya.

4. Sikap atau kecenderungan (dispotion) para pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana akan sangat

banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja impelementaasi

kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan

yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang

menganal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan.

Page 44: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

23

5. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi

kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-

pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya

kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dan begitu pula

sebaliknya.

6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik

Sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan

publik yang telah ditetapkan. Lingkungan sosial ekonomi dan politik yang

tidak kondusif dapat menjadi biangkeladi dari kegagalan kinerja

implementasi kebijakaan.

Gambar 2 . 2 . Model Pendekatan Van Metter dan Van Horn

(Sumber: Agustino, 2006:163)

Page 45: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

24

b. Model Mazmanian dan Sabatier

Model implementasi kebijakan yang di kembangkan oleh Daniel Mazmanian

dan Paul A. Sabatier dalam Nugoroho (2018:739), mengemukakan bahwa

proses implementasi merupakan upaya untuk melaksanakan keputusan

kebijakan. Model Mazmanian dan Sabatier ini disebut juga model kerangka

analisis implementasi dan mengklasifikasikan proses implementasi kebijakan

ke dalam tiga variabel, yaitu:

1. Variabel independen yaitu mudah tidaknya masalah dikendalikan yang

berkenaan dengan indikator masalah teori dan teknis pelaksana, keragaman

objek dan perubahan seperti apa yang dikehendaki.

2. Variabel intervening yaitu variabel kemampuan kebijakan untuk

menstrukturkan proses implementasi dengan indikator kejelasan dan

konsistensi tujuan, dipergunakannya teori kausal, ketepatan alokasi

sumberdana, keterpaduan hirarkis diantara lembaga pelaksana, aturan

pelaksana dari lembaga pelaksana dan kerekrutan pejabat pelaksana dan

keterbukaan kepada pihak luar dan variabel di luar kebijakan yang

mempengaruhi proses implementasi yang berkenaan dengan indikator

kondisi sosial-ekonomi dan teknologi, dukungan publik, sikap dan risorsis,

dukungan pejabat yang lebih tinggi dan komitmen kualitas dari pejabat

pelaksana.

3. Variabel dependen yaitu tahapan dalam proses implementasi dengan lima

tahapan yaitu pemahan dari lembaga pelaksanaan dalam bentuk susunan

kebijakan pelaksana, kepatuhan objek, hasil nyata, penerimaan hasil nyata

Page 46: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

25

tersebut, dan akhirnya mengarah pada revisi atas kebijakan yang dibuat dan

dilaksanakan tersebut ataupun keseluruhan kebijakan yang mendasar.

Sedangkan menurut Tahir (2014:77), model Daniel Mazmanian dan Paul A.

Sabatier ini bersifat sentralistik (dariatas kebawah) dan berada dimekanisme

pasar. Ada tiga kelompok yang mempengaruhi keberhasilan implementasi

dalam model Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier, yaitu:

1. Variabel independen yaitu mudah tidaknya masalah dikendalikan yang

berkenaan dengan indikator dukungan teori dan teknologi, keragaman

perilaku kelompok sasaran, tingkat perubahan perilaku yang dikehendaki,

variabel ini disebut juga dengan karakteriatik dan masalah.

2. Variabel intervening yaitu variabel yang kemampuan kebijakan untuk

menstrukturkan proes implementasi dengan indikator kejelasan dan

konsistensi dan tujuan dipergunakannya teori kasual, ketepatan alokasi

sumberdana, keterampilan heirarkis diantara pelaksana, aturan dan lembaga

pelaksana dan perekrutan pelajaran, pelaksana dan keterbukaan kepada

pihak luar variabel ini disebut dengan karakteristik kebijakan.

3. Variabel diluar kebijakan yang mempengaruhi proses implementasi atas

kebijakan yang berkenaan dengan indicator, kondisi sosial-ekonomi dan

teknomogi, dukungan publik, sikap dari konstituen, dukungan pejabat yang

lebih tinggiserta komitmen dan kualitas kepemimpinandan pejabat

pelaksana.

Page 47: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

26

c. Model Grindle

Menurut Nugroho (2018:745), model Grindle ditentukan oleh isi kebijakan

dan konteks kebijakannya. Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan

ditransformasikan, barulah implementasi kebijakan dilakukan. Keberhasilan

ditentukan oleh derajat implementability dari kebijakan tersebut. Isi kebijakan

tersebut mencakup hal-hal berikut ini:

1. Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan.

2. Jenis manfaat yang akan dihasilkan.

3. Derajat perubahan yang diinginkan.

4. Kedudukan pembuat kebijakan.

5. (Siapa) pelaksana program.

6. Sumber daya yang dikerahkan.

Wibawa dalam Nugroho (2018: 745) menyatakan bahwa terdapat tiga konteks

implementasinya menurut Grindel yaitu :

1. Kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat

2. Karakteristik lembaga dan penguasa

3. Kepatuhan dan responsivitas kelompok

Namun demikian, jika kita memahami model Grindle kita dapat memahami

bahwa keunikan model Gridle terletak pada pemahaman yang komprehensif

akan konteks kebijakan, khususnya yang menyangkut implementor,

penerimaan implementasi dan arena konflik yang memungkinkan terjadi

Page 48: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

27

diantara para aktor implementasi serta kondisi-kondisi sumber daya

implementasi yang di perlukan.

Sedangkan model implementasi kebijakan menurut Grindle dalam Agustino

(2006:167), ada dua variabel yang mempengaruhi implementasi kebijakan

yaitu dilihat dari prosesnya dan pencapaian ketujuan kebijakan tercapai.

Keberhasilan implemetasi kebijakan publik juga menurut Grindel sangat

ditentukan oleh tingkat implementability kebijakan itu sendiri, yang terdiri

atas content of policy dan context of policy.

Content of policy menurut Grindle dalam Agustino (2006:168) adalah

sebagai berikut:

1. Interest Affected (Kepentingan-Kepentingan yang Mempengaruhi)

Interest affected berkaitan dengan berbagai kepentingan yang

mempengaruhi suatu implementasi kebijakan. Indikator ini beragumen

bahwa suatu kebijakan dalam pelaksanaannya pasti melibatkan banyak

kepentingan, dan sejauhmana kepentingan-kepentingan tersebut membawa

pengaruh terhadap implementasinya.

2. Type of Benefits (Tipe Manfaat)

Menurut poin ini dalam suatu kebijakan harus terdapat beberapa jenis

manfaat yang menunjukkan dampak positif yang dihasilkan oleh

pengimplementasian kebijakan yang hendak dilaksanakan.

Page 49: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

28

3. Extent of Change Envision (Derajat Perubahan yang Ingin Dicapai)

Menurut Extent of change envision setiap kebijakan mempunyai target

yang ingin dicapai. Content of policy yang ingin dijelaskan pada poin ini

adalah bahwa seberapa bgesar perubahan yang ingin dicapai melaui

suatu implementasi kebijakan harus memiliki skala yang jelas

4. Site of Decision Making (Letak Pengambilan Keputusan)

Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan memegang peranan

penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan, maka pada pengambilan

keputusan harus dijelaskan letak pengambilan keputusan dari suatu

kebijakan yang akan diimplementasikan.

5. Program Implementer (Pelaksana Program)

Dalam menjalankan suatu kebijakan atau program harus didukung dengan

adanya pelaksana kebijakan yang kompeten dan kapabel demi

keberhasilan suatu kebijakan.

6. Resources Commited (Sumber Daya yang Digunakan)

Pelaksanaan suatu kebijakan juga harus didukung oleh sumberdaya-

sumberdaya yang mendukung agar pelaksanaannya berjalan dengan baik.

Context of policy menurut Grindle dalam Agustino (2006:169) adalah sebagai

berikut:

1. Power, Interest, and Strategy of Actor Involved (Kekuasaan,

Kepentingan- Kepentingan, dan Strategi dari Aktor yang Terlibat)

Page 50: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

29

Dalam suatu kebijakan perlu diperhitungkan pula kekuatan atau

kekuasaan, kepentingan serta strategi yang digunakan para aktor yang

terlibat guna memperlancar jalannya pelaksanaan suatu implementasi

kebijakan.

2. Institution and Regime Characteristic (Karakteristik Lembaga dan

Rezim yang Berkuasa)

Lingkungan dimana suatu kebijakan tersebut dilaksanakan juga

berpengaruh terhadap keberhasilannya, maka pada bagian ini ingin

dijelaskan karakteristik dari suatu lembaga yang akan

turut mempengaruhi suatu kebijakan.

3. Compliance an Responsiveness (Tingkat Kepatuhan dan Adanya

Respon dari Pelaksana)

Pada poin ini ingin dijelaskan sejauhmana kepatuhan dan respon

dari pelaksana dalam menanggapi suatu kebijakan.

d. Model Charles O. Jones

Jones dalam Tahir (2015:81), mengatakan bahwa implementasi kebijakan

adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengoprasikan sebuah

program dengan memperhatikan tiga aktivitas utama kegiatan. Menurut Jones

ketiga aktivitas tersebut dapat mempengaruhi implemenatsi kebijakan. Tiga

dimaksud adalah:

1. Organisasi, pembentukan atau penataan kembali sumberdaya, unit-unit,

serta metode untuk menunjang agar program berjalan.

Page 51: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

30

2. Interpretasi, menafsirkan agar program menjadi rencana dan pengarahan

yang tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan

3. Aplikasi (penerapan), berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan rutin yang

meliputi penyediaan barang dan jasa.

Gambar 2 . 3 . Model Charles O. Jones

(Sumber: Tahir, 2015: 81)

e. Model Elmore, dkk

Model Elmore, dkk dalam Nugroho (2018: 746), ini adalah model yang

dikembangkan secara terpisah oleh Richard Elmero. Model ini dimulai dari

mengidentifikasikan jaringan aktor yang terlibat didalam proses pelayanan

dan menanyakan kepada mereka tujuan, stategis, aktifitas, dan kontak-kontak

yang mereka miliki. Model implemenatsi ini didasarkan pada jenis kebijaakan

publik yang mendorong masyarakat untuk mengerjakan sendiri implementasi

atau masih melibatkan pejabat pemerintah, namun hanya ditataran rendah.

karena ini kebijakan yang harus dibuat sesuai dengan harapan dan keinginan

Page 52: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

31

publik yang menjadi target atau kliennya dan sesuai pula dengan

pejabateselon rendah yang menjadi pelaksananya. Kebijakan model ini

biasanya di prakarsa oleh masyarakat baik secara langsung maupun melalui

lembaga-lembaga nirlaba kemasyarakatan.

f. Model George Edward III

George Edward III dalam Nugroho (2018: 747), menegaskan bahwa masalah

utama dari administrasi publik adalah lack of attention to implementation.

Dikatakannya, without effective implementation the decission of policymakers

will not be carried out succsessfully. Edward III mempunyai empat variabel

yang sangat menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan dan

keempat variabel ini saling memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dalam

mencapai tujuan dan sasaran program/kebijakan. Semuanya saling bersinergi

dalam mencapai tujuan dan satu variabel akan sangat mempengaruhi variabel

yang lain. Empat variabel menurut Edward III yaitu:

1. Komunikasi

2. Sumberdaya

3. Disposisi

4. Struktur Birokrasi

Penjelasan dari setiap masing-masing dari variabel model implementasi

menurut Edward III dalam Nuggroho telah dipaparkan dalam bentuk tabel

berikut ini :

Page 53: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

32

Tabel 2.2. Model Implementasi Kebijakan Menurut Edward III

(Sumber: Nugroho, 2018: 748)

Sama halnya dalam Agustino (2006:157), Edward menyatakan implementasi

atau pelaksanaan kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel yaitu

komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Berikut ini adalah

penjelasan dari masing-masing variabel, yaitu:

No Variabel Indikator / Pengukuran

1 Komunikasi 1. Ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan kebijakan dipahami

oleh individu-individu yang bertanggung jawab dalam

pencapaian tujuan kebijakan.

2 Sumber Daya 2. Jumlah Staf

3. Keahlian dari para pelaksana

4. Informasi yang relevan dan cukup untuk

mengimplemantasikan kebijakan dan pemenuhan

sumber-sumber terkait dalam pelaksanaan program

5. Adanya kewenangan yang menjamin bahwa program

dapat dilaksanakan kepada sebagaimana yang

diharapkan

6. Adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat

dipakai untuk melaksanakan kegiatan program seperti

dana dan sarana prasarana.

3 Disposisi 7. Respon implementor terhadap kebijakan 8. Kesadaran pelaksana, petunjuk / arahan pelaksana

untuk merespon program kearah penerimaan atau penolakan

9. Intensitas respon.

4 Struktur Birokrasi 10. Kesesuaian karakteristik dalam badan-badan eksekutif yang mempunyai hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa yang mereka miliki dalam menjalankan kebijakan

11. Kesesuaian norma-norma dalam badan-badan eksekutif yang mempunyai hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa yang mereka miliki dalam menjalankan kebijakan

12. Kesesuaian pola-pola hubungan yang terjadi berulang-ulang dalam badan-badan eksekutif yang mempunyai hubungan baik potensial maupun nyata dengan apa yang mereka miliki dalam menjalankan kebijakan.

Page 54: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

33

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat menentukan keberhasilan

pencapaian tujuan dari pelaksanaan atau implementasi suatu kebijakan

publik. Implementasi yang efektif baru akan terjadi apabila para pembuat

keputusan sudah mengetahui apa yang mereka kerjakan. Pengetahuan atas

apa yang akan mereka kerjakan baru dapat berjalan manakala komunikasi

berlangsung dengan baik, sehingga setiap keputusan kebijakan dan

peraturan implementasi harus di transmisikan kepada para personalia yang

tepat. Selain itu kebijakan yang dikomunikasikan harus tepat, akurat dan

konsisten. Komunikasi dibuat agar para implementor dan pembuat

keputusan semakin konsisten dalam melaksanakan setipa kebijakan yang

akan diterapkan dimasyarat. Ada tiga aspek dalam komunikasi yang harus

diperhatikan yaitu transmisi informasi yang baik, kejelasan informasi yang

diberikan serta konsistensi terhadap informasi yang diberikan.

2. Sumber Daya.

Meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten,

akan tetapi pelaksana atau implementor kekurangan sumberdaya untuk

melaksanakan kebijakan, maka implementasi tidak akan berjalan secara

efektif. Sumber daya adalah faktor penting untuk pelaksanaan program agar

efektif, dimana tanpa sumber daya maka kebijakan hanya sekedar kertas

dokumen. Edward III dalam Agustino (2008:152) menyatakan bahwa

empat indikator yang digunakan untuk melihat sejauh mana sumberdaya

dapat berjalan dengan baik, yaitu staf, informasi, wewenang dan fasilitas.

Page 55: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

34

3. Disposisi atau Attitudes (Sikap).

Disposisi atau sikap implementor kebijakan sangat mempengaruhi

keberhasilan implementasi yang sedang dijalankan karena jika

implementor memiliki disposisi yang baik, maka implementor akan

menjalankan kebijakan seperti yang diinginkan oleh pembuat kebijakan,

namun sebaliknya apabila implementor memiliki sikap yang berbeda

dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan atau

program juga menjadi tidak efektif. Faktor yang menjadi perhatian Edward

III mengenai disposisi dalam implementasi kebijakan terdiri dari dua yaitu

pengangkatan birokrat dan insentif.

4. Struktur Birokrasi

Menurut Edward III dalam Agustino (2006: 160), mengatakan yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi kebijakan publik salah

satunya adalah struktur birokrasi. Kebijakan yang begitu kompleks

menuntut adanya kerjasama banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak

kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan

sumberdaya-sumber daya tidak efektif dan menghambat jalannya kebijakan.

Birokrasi sebagai pelaksana sebuah kebijakan harus dapat mendukung

kebijakan yang telah diputuskan secara politik dengan jalan melakukan

koordinasi dengan baik. Menurut Edward III dalam Agustino (2006: 160),

ada dua karakteristik yang dapat mendongkrak kinerja struktur birokrasi

kearah yang lebih baik yaitu melakukan Standar Operating Procedure

(SOP) dan pelaksanaan fragmentasi.

Page 56: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

35

Gambar 2.4. Model Implementation George Edward III

(Sumber: Agustino, 2006: 157)

Dari beberapa macam model implementasi kebijakan menurut masing-masing

para ahli yang telah dipaparkan diatas, peneliti disini berfokus pada satu model

implementasi kebijakan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu model

implementasi menuru Edward III dalam Agustino (2006:157). Peneliti

menggunakan model Edward III yang terdiri dari empat variabel yaitu

komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi karena peneliti

menemukan kecocokan dengan masalah yang ditemukan pada saat pra-riset di

Dinas PP dan KB Kota Bandar Lampung tentang KB MOP. Keempat variabel

menurut Edward III ini dijadikan variabel independen guna menilai besaran

pengaruh dari masing-masing variabel terhadap partisipasi KB MOP di Kota

Bandar Lampung yang telah dijalankan sejak tahun 2009 hingga saat ini.

Page 57: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

36

B. Konsep Tentang Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Secara etimologi istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication dan

perkataan ini bersumber pada kata communis. Arti communis disini adalah sama

dalam arti kata sama makna mengenai suatu hal. Kesamaan makna dalam proses

komunikasi sangat penting karena dengan adanya kesamaan makna antara

komunikan dengan komunikator maka komunikasi dapat berlangsung dan saling

memahami. Komunikasi merupakan aktivitas yang amat penting dan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia. Menurut Laswell dalam Zamroni (2009:5),

mengatakan bahwa komunikasi adalah “who says to whom in what channel with

what effect” (komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan dari

komunikator yang ditujukan kepada komunikan melalui media atau saluran yang

menimbulkan efek tertentu).

Miller dalam Sofyandi (2007:154) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah

kegiatan dengan mana seseorang (sumber) secara sungguh-sungguh memindakan

stimuli guna mendapatkan tanggapan. Karenanya dengan melihat unsur

kesungguhan dalam komunikaasi, maka definisi ini cenderung berpandangan

bahwa semua komunikasi pada dasarnya adalah persuasif. Sedangkan menurut

Warrem Weaver dalam Zamroni (2009: 5) mengatakan bahwa “communication

is all of the prosedure by which one mind can effect another”

Page 58: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

37

Sedangkan jika dilihta dari segi implementai kebijakan, Edward III dalam

Agustino (2006:157) mengatakan komunikasi memiliki peran penting dalam

pelaksanaan karena komunikasi merupakan suatu hal yang sangat menentukan

keberhasilan pencapaian tujuan dari pelaksanaan atau implementor kebijakan.

Harvold dalam Effendy (2009:10) mengatakan komunikasi adalah proses

mengubah prilaku orang lain (communication is teh process to modify the

behavior of other individuals). Dari beberapa pendapat yang telah dijabarkan

diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan

yang dilakukan komunikator kepada kominikan dengan menggunakan berbagai

cara agar informasi yang diberikan dapat mempengaruhi orang lain dalam

mencapai tujuan.

2. Dimensi-Dimensi Komunikasi

Untuk menilai keberhasilan suatu komunikasi, Edward III dalam Agustino

(2006:157) mengemukakan bahwa terdapat tiga indikator yang dapat digunakan

untuk mengukur keberhasilan komunikasi yaitu:

a. Transmisi

Penyampaian komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu hasil

implementasi atau pelaksanaan yang baik pula. Seringkali yang terjadi

dalam proses transmisi ini yaitu adanya salah pengertian, hal ini terjadi

karena komunikasi pelaksanaan tersebut telah melalui beberapa tingkatan

birokrasi, sehingga hal yang diharapkan terdistorsi di tengah jalan. Menurut

Shannon dan Weaver dalam Sofyandi (2007: 156), mengatakan bahwa

Page 59: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

38

transmisi adalah pengubahan data ke dalam pesan dan mengirimnya kepada

sipenerima. Bentuk utama dari proses pengubahan adalah bahasa yang

diartikan sebagai pola tanda-tanda, lambang atau sinyal.

Cara penyampaian pesan kepada komunikan dapat dilakukan dengan

menggunakan dua metode yaitu secara langsung dan tidak langsung.

Sejalan dengan pendapat Effendy (2009:11), untuk menyampaikan

informasi dapat dilakukan dengan menggunakan dua tahap yaitu secara

primer dan skunder. Tahap komunikasi secara primer adalah proses

penyampaian pemikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai

media media primer dalam tahapan adalah bahasa (kata), gambar, isyarat,

warna ataupun menggunakan objek lainnya yang secara langsung mampu

menterjemahkan pemikiran atau prasaan komunikator kepada komunikan.

Penyampaian komunikasi secara primer ini dilakukan secara langsung atau

tatap muka. Kemudian tahap komunikasi secara sekunder adalah

penyampaian pesan kepada orang lain dengan menggunakan alat atau

sarana sebagai media kedua seperti TV, radio, banner dan lain sebagianya.

b. Kejelasan

Informasi yang diterima oleh pelaksana kebijakan haruslah jelas dan tidak

membingungkan para pelaksana. Ketidak jelasan informasi kebijakan tidak

selalu menghalangi pelaksanaan kebijakan, tetapi pada tataran tertentu para

pelaksana membutuhkan fleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan. Pada

Page 60: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

39

tataran yang lain maka hal tersebut justru akan menyelewengkan tujuan

yang hendak dicapai oleh kebijakan yang telah ditetapkan.

c. Konsistensi

Perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi haruslah jelas

dan konsisten untuk dapat diterapkan dan dijalankan. Apabila perintah yang

diberikan seringkali berubah-ubah, maka dapat menimbulkan kebingungan

bagi pelaksana di lapangan.

Pada penelitian ini, untuk mengukur besaran pengaruh komunikasi terhadap

partisipasi KB MOP di Kota Bandar Lampung peneliti menggunakan tiga

indikator menurut Edward III dalam Agustino (2006:157) yang telah dijabarkan

diatas yaitu meliputi transmisi, kejelasan dan konsistensi. Dan dalam indikator

transmisi disini peneliti masih menggunakan sub-indikator untuk mengukur

indikator transmisi dengan menggunakan dukungan pendapat lain. Sub

indikator-trasnmisi yang digunakan peneliti disini adalah penyampaian

informasi secara primer dan skunder yang dikemukakan oleh Effendy (2009:11).

3. Fungsi Komunikasi

Menurut Sofyandi (2007:1570), mengatakan bahwa komunikasi dalam

organisasi penting sekali dan dapat dipakai untuk melaksanakan fungsi-fungsi

sebagai berikut:

a. Fungsi Kontrol.

Komunikasi dapat dipakai untuk mengontrol atau mengendalikan prialaku

seseorang maupun anggota yang ada di dalam organisasi.

Page 61: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

40

b. Fungsi Motivasi.

Komunikasi dapat juga digunakan sebagai cara menjelaskan bagaimana

pekerjaan seharusnya di lakukan agar dapat meningkatkan kemampuan

seseorang ataupun anggota yang ada di dalam organisasi tersebut.

c. Fungsi Informasi.

Pengambilan keputusan sangat memerlukan informasi maka dari itu

komunikasi sangat berfungsi untuk menyampaikan informasi dan

memudahkan seseorang membuat keputusan.

C. Konsep Tentang Sumber Daya

1. Pengertian Sumber Daya

Secara umum sumber daya dapat didefinisikan sebagai suatu yang dipandnag

memiliki nilai ekonomi. Dan dapat juga dikatakan bahwa sumber daya adalah

komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat

bagi kebutuhan manusia. Menurut Robbins (2005:255), mengatakan bahwa

sumber daya adalah aset organisasi yang mencakup keuangan (uang, ekuitas,

laba danlainsebagainya), fisik (peralatan, gedung, bahan mentah dan

lainsebagainya), manusia (pengalaman, keahlian, pengetahuan dan kompetensi),

takidak terwujud (nama merk, hak paten, reputasi, merek dagang dan

lainsebagainya), dan struktur atau budaya (sejarah, budaya, sistem kerja,

hubungan kerja dan lain sebagainya).

Page 62: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

41

Sumber daya atau resources menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary

adalah “1). A supply of somethink that a contry, an organization or an individual

has and can us, especially to increase wealth, 2). A thing that gives help, support

or comfrort when needed, 3). The ability to find quick, clever and efficient ways

of doing things”.

Sedangkan menurut Edward III dalam Agustino (2006: 158) mengatakan bahwa

sumber daya merupakan hal penting dalam mengimplentasikan kebijakan dengan

baik. Sejalan dengan pendapat Van Matter Van Horn (2006:161), mengatakan

bahwa keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari

kemampuan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Manusia merupakan

sumberdaya yang tersedia, manusia merupakan sumberdaya yang terpenting

dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi kebijakan. Dari

pendapat diatas dapa disimpulkan bahwa sumber daya dapat berbentuk fisik

maupun non-fisik dan ketersediaan sumber daya juga sangat menentukan

keberhasilan dalam implementasi untuk pencapauan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Dimensi Sumber Daya

Terbatasnya sumber daya dalam organisasi pada saat melaksanakan suatu

kebijakan akan berdampak pada hasil yang akan diperoleh. Maka dari itu sangat

penting sekali untuk mengukur sumber daya yang ada dalam organisasi. Edward

dalam Agustino (2006:158), berpendapat bahwa terdapat empat indikator untuk

menilai apakah sumber daya sudah memadai atau belum dalam organisasi, yaitu:

Page 63: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

42

a. Staff

Menurut Edward III, staf adalah sumberdaya utama dalam

mengimplementasikan kebijakan. Kegagalan yang seiring terjadi dalam

implementasi kebijakan salah satunya adalah disebabkan oleh staf yang

tidak mencukupi, memadai, ataupun tidak kompeten di bidangnya. Maka

dari itu ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam memenejemen sumber

daya yaitu:

1) Jumlah staff

Kekurangan jumlah staf merupakan hambatan dalam implementasi

kebijakan karena sebagian kebijakan biasanya melibatkan aktifitas

yang tersebar dibanyak bidang. Maka dari itu jumlah staf yang

memadai merupakan al penting dalam melaksanakn sesuatu.

2) Skill atau keterampilan staff

Jumlah staf yang memadai saja tidak cukup untuk memperoleh

keberhasilan dalam implementasi kebijakan, tetapi skill dan

kemampuan yang dimiliki staf juga sangat penting dalam

mengimplementasikan kebijakan atau melaksanakan tugas yang

diinginkan oleh kebijakan itu sendiri.

b. Informasi

Informasi dalam implementasi kebijakan mempunyai dua bentuk, yaitu

pertama, informasi yang berhubungan dengan cara pelaksanaan kebijakan.

Implementor harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan disaat

mereka diberi perintah untuk melakukan tindakan. Kedua informasi

Page 64: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

43

mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan

regulasi pemerintah yang telah tetapkan.

c. Wewenang

Pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintah dapat

dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagi para

pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara politik.

Ketika wewenang itu nihil maka kekuatan para implementor dimata publik

tidak terlegitimasi sehingga dapat menggagalkan proses implementasi

kebijakan.

d. Fasilitas

Fasilitas fisik juga penting dalam implementasi kebijakan. Implementor

mungkin memiliki staf yang mencukupi, mengerti apa yang harus

dilakukannya dan memiliki wewenang untuk melaksanakan tugasnya,

tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana) maka

implemetasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

Empat indikator yang dikemukkan oleh Edward III dalam Agustino (2006:158)

yang telah dipaparkan diatas yaitu indikator staff, informasi, wewenang dan

struktur birokrasi akan dijadikan peneliti sebagai landasan pengukuran besaran

pengaruh yang diperoleh darivariabel sumber daya terhadap partisiapsi KB

MOP di Kota Bandar Lampung.

Page 65: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

44

D. Konsep Tentang Disposisi

1. Pengertian Disposisi atau Sikap

Disposisi atau sikap merupakan terjemahan dari kata attitued yang mempunyai

arti sikap terhadap objek tertentu yang dapat merubah pandangan atau perasaan

seseorang. Menurut Lapierre dalam Azwar (2013: 5), mendefinisikan bahwa

sikap sebagai sutu pola perilaku, tendesi, atau kesiapan antisipatif, predisposisi

untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana sikap adalah

respon terhadap stimulisosial yang telah terkondisikan. Sedangkan menurut

Luthans (2006:236), sikap sering digunakan untuk mendeskripsikan orang dan

menjelaskan perilaku mereka. Sikap ditandai dengan tiga cara yaitu sikap

cenderung bertahan kecuali ada suatu yang mengubahnya, sikap dapat mencakup

rangkaian dari yang sangat di sukai dan sampai yang sangat tidak disukai dan

sikap diarahkan pada beberapa objek dimana orang memiliki perasaan (kadang-

kadang disebut “pengaruh”).

Pendapat lain tentang sikap juga dikemukakan oleh Natoatmodjo (2005:96),

mengatakan bahwa sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang-tidak senang, baik-tidak baik dan lain sebagainya).

Kemudian menurut Berkowitz dalam Azwar (2013: 5), menyebutkan bahwa sikap

seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak

(favorebel) maupun merasa tidak mendukung atau memihak (unfavorabel) pada

objek tersebut. Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah respon

Page 66: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

45

seseorang baik mendukung maupun tidak mendukung atau senang atau tidak

senang terhadap suatu objek tertentu.

Jika di lihat dari segi pelaksanaan kebijakan, sikap implementor sangat

berpengaruh terhadap hasil implementasi. Pernyatan ini sejalan dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Edward III dalam Agustino (2006:159) mengatakan

bahwa sikap implementasi merupakan faktor penting dalam pendekatan

mengenai pelaksanaan suatu kebijakan. Ketika pelaksanaan suatu kebijakan ingin

efektif maka para pelaksana kebijakan tidak hanya mengetahui apa yang akan

dilakukan tetapi tetapi memiliki kemampuan untuk melaksanakannya sehingga

dalam peraktiknya tidak terjadi bias.

2. Komponen Disposisi atau Sikap

Menurut Azwar (2013:33) sikap yang ditunjukkan seseorang terhadap objek

memiliki struktur yang terdiri dari beberapa komponen yaitu:

a. Komponen Kognitif

Komponen kognitif yaitu menyangkut kepercayaan dan pemahaman

seseorang kepada suatu objek memalui proses penglihatan, pendengaran atau

perasa. Kepercayaan dan pemahaman yang terbentuk memberikan informasi

dan pengetahuan mengenai objek tersebut.

b. Komponen Afektif

Komponen yang berhubungan dengan permasalahan emosional subjeltif

individu terhadap sesuatu.

Page 67: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

46

c. Komponen Konatif

Komponen konatif ini kecenderungan perilaku seorang individu terhadap

objek yang dihadapinya.

Menurut Edward III dalam Agustino (2006: 159), ada dua hal penting yang harus

dicermati pada variabel disposisi atau sikap dalam implementasi kebijakan yaitu:

a. Pengangkata Birokrat.

Disposisi atau sikap para pelaksana akan menimbulkan hambatan-hambatan

yang nyata terhadap implementasi kebijakan bila personil yang ada tidak

menjalankan kebijakan yang diinginkan oleh pejabat-pejabat yang

diatasnya. Karena itu pengangkatan dan pemilihan personil pelaksana

kebijakan haruslah orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan

yang telah ditetapkan, lebih khusus lagi pada kepentingan warga.

b. Insentif

Insentif adalah salah satu teknik yang disarankan untuk mengatasi masalah

kecenderungan para pelaksana adalah dengan manipulasi insentif. Pada

umumnya, orang bertindak menurut kepentingan mereka sendiri, maka

memanipulasi insentif oleh para pembuat kebijakan mempengaruhi

tindakan para elaksana kebijakan. Dengan cara menambahkan keuntungan

atau biaya tertentu mungkin akan menjadi faktor pendorong yang membuat

para pelaksana kebijakan melaksanakan perintah dnegan baik.

Dari penjabaran komponen sikap yang dikemukakan oleh Azwar (2013:33) dan

Edward III dalam Agustino (2006:159), peneliti disini menjadikan komponen ini

Page 68: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

47

sebagai dimensi pengukuran pada variabel disposisi. Komponen kognitif, afektif,

konatif, pengangkatan birokrat dan insenstif akan dijadikan indikator untuk

melihat besara pengaruh yang di peroleh dari variabel disposisi terhadap

partisipasi KB MOP di Kota Bandar Lampung.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar (2013: 17), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yang

ditimbulakan seseorang terhadap suatu objek antara lain:

a. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadikan dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Oleh karena itu sikap akan lebih

mudah terbentuk jika pengalaman pribadi seseorang melibatkan faktor

emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Individu cenderung memiliki sifat yang konfermis atau searang dengan sikap

yang orang yang dianggap penting.

c. Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari budaya telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap

berbagai masalah

d. Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio, berita secara faktual

disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,

akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

Page 69: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

48

e. Lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan

Konsep moral dan ajaran dari pendidikan dan ajaran agama menentukan

sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika konsep tersebut

mempengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

Kadang kala pembentukan suatu sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi sebagai penyaluran prustasi atau pengalihan bentuk pertahanan ego.

E. Konsep Tentang Struktur Birokrasi

1. Pengertian Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi sangat penting untuk keberlangsungan suatu organisasi dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat

Edward dalam Agustino (2006:160), yang menyatakan bahwa struktur birokrasi

berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi kebijakan. Meskipun sumber-

sumber untuk melaksanakan kebijakan tersedia dan para pelaksana juga sudah

mengetahui apa yang harus dilakukan, tetapi kemungkinan kebijakan itu tidak

dapat terlaksana atau terealisasikan karena terdapat kelemahan dalam struktur

birokrasi. Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya kerjasama banyak

orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia,

maka hal ini akan menyebabkan sumber daya-sumber daya tidak efektif dan

menghambat jalannya kebijakan.

Page 70: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

49

Max Weber dalam Thoha (2014: 11) mengatakan bahwa struktur birokrasi adalah

organisasi. Karena itu definisi struktur birokrasi erat kaitannya dengan definisi

organisasi. Menurut Robbins dalam Kusdi (2011:168) struktur organisasi dapat

didefinisikan “how tasks are allocated, who reports to whom, and the formal

coordinating mechanisms and interaction patterns that will be follow”

(Bagaimana tugas-tugas dialokasikan, siapa melapor kepada siapa, serta

mekanisme-mekanisme koordinasi formal dan pola-pola interaksi yang

menyertainya). Robbins juga berpendapat bahwa struktur oranisasi memiliki tiga

komponen yaitu :

1) Kompleksitas merupakan tingkat diferensiasi atau pembagian kerja yang ada

dalam organisasi baik secara hirarki maupun unit-unit organisasi yang

tersebar secara geografis. Kompleksitas juga adalah sejumlah perbedaan

pekerjaan atau sejumlah aktifitas fungsi yang dilaksanakan oleh organisasi.

Semakin kompleks organisasi maka semakin sulit dalam mengelola pekerjaan

manajerial karena terdapat ketik samaan baik dalam unit/kelompok tugas

maupun pekerjaan individu.

2) Formalisasi ialah penggunaan peraturan dan prosedur yang tertulis untuk

menstandarisasi beberapa operasi organisasi. Selain itu formalisasi mengacu

pada perluasan ekspetasi kerja, aturan-aturan, dan kebijakan-kebijakan

perilaku yang diharapkan dan dinyatakan dalam bentuk tertulis.

3) Sentralisasi merupakan letak dari pusat pengambilan keputusan dalam suatu

organisasi. Sentralisasi terkait dengan partisiapsi dan otonomi, yang dalam

Page 71: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

50

praktik sulit untuk dikenali karen keputusan dapat dibuat oleh setiap individu

dalam organisasi.

2. Karakteristik Struktur Birokrasi

Menurut Edward dalam Agustino (2006:160), ada dua karakteristik yang dapat

mendongkrak struktur birokrasi atau organisasi, yaitu :

a. Standar Operating Procedure (SOP).

SOP adalah suatu kegiatan rutin yang memungkinkan para pegawai (atau

pelaksana kebijakan atau administratur atau birokrat) untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatannya setiap hari sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan. Semakin besar kebijakan membutuhkan perubahan dalam

cara-cara rutin dari suatu organisasi, maka semakin besar probabilitas SOP

menghambat implementasi. Pendapat Edward III tentang SOP yang dapat

mendongkrak struktur birokrasi dalam implementasi juga diperkuat

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Robbins dalam Kusdi

(2011:172), tentang komponen formalisasi yang mengatakan bahwa

penggunaan peraturan dan prosedur yang tertulis untuk menstandarisasi

beberapa operasi organisasi. Selain itu formalisasi mengacu pada perluasan

ekspetasi kerja, aturan-aturan, dan kebijakan-kebijakan perilaku yang

diharapkan dan dinyatakan dalam bentuk tertulis contohnya seperti SOP.

b. Fragmentasi.

Fragmentasi adalah upaya penyebaran tanggungjawab kegiatan-kegiatan

atau aktivitas-aktivitas pegawai diantara beberapa unit kerja. Sedangkan

Page 72: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

51

menurut Robbins dalam Kusdi (2010:68-168) komponen kompleksitas,

sama saja dengan diferensiasi atau pembagian kerja yang ada dalam

organisasi baik secara hirarki maupun unit-unit organisasi yang tersebar

secara geografis. Kompleksitas juga adalah sejumlah perbedaan pekerjaan

atau sejumlah aktifitas fungsi yang dilaksanakan oleh organisasi. Semakin

kompleks organisasi maka semakin sulit dalam mengelola pekerjaan

manajerial karena terdapat ketiksamaan baik dalam unit/kelompok tugas

maupun pekerjaan individu. Maka perlu dilakukan pendeskripsian tugas,

pengawasan dan koordinasi yang baik.

F. Tinjauan Tentang Program Keluarga Berencana

1. Program Keluarga Berencana

Program KB merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam

rangka upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk dengan cara pengaturan

kelahiran. Program KB ini diarahkan untuk membantu keluarga, termasuk

individu agar mengerti hak dan kewajiban dalam berkeluarga. Menurut World

Health Organization atau biasa disingkat dengan WHO mendefinisikan keluarga

berencana atau KB sebagai tindakan yang membantu individu atau pasangan

suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran

yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,

mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam

hubungan dengan umur suami dan istri dan menentukan jumlah anak dalam

keluarga.

Page 73: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

52

Sedangkan menurut Purwoastuti, Endang dan Elisabeth Sri Walyani (2014:184),

menyatakan bahwa keluarga berencana merupakan usaha suami isteri untuk

mengukur jumlah anak dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud

termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.

Prinsip dasar metode konrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan

membuahi sel telur atau mencegah telur yang sudah dibuahi berimplantasi

(melekat) dan berkembang didalam rahim.

Berdasarkan UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga Sejahtera, KB adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan

kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan

keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Sama halnya

dengan UU. N0. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Penduduk dan

Pembangunan Keluarga, menyatakan bahwa KB adalah upaya mengatur

kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui

promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Keluarga Berencana juga memberikan keuntungan ekonomi pada pasangan

suami isteri, kelurga dan masyarakat. perencanaan KB haus dimiliki oleh setiap

keluarga termasuk calon pengantin misalnya kapan usia ideal untuk melahirkan,

berapa jumlah anak dan jarak kelahiran idea. Maka dari beberapa pendapat diatas

dapat disimpulkan bahwa program KB salah satu cara untuk menekan angka

Page 74: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

53

kelahiran yang tidak dinginkan dalam keluarga dengan menggunakan alat-alat

kontrasepsi KB yang telah disediakan. Program KB ini di lakukan oleh pasangan

suami isteri yang masih memasuki usia produktif atau pasangan usia subur.

2. Manfaat Keluarga Berencana

Menurut Soeroso dalam Putri (2017: 7), menyatakan bahwa keluarga Berencana

merupakan salah satu progam untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di

Indonesia. KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat:

a. Kehamilan terlalu dini.

Wanita hamil yang usianya belum mencapai 17 tahun sangat beresiko

mengalami komplikasi hingga kematian saat persalinan. Organ tubuhnya

belum sepenuhnya siap untuk mengandung dan melahirkan bayi.

b. Kehamilan terlalu terlambat.

Wanita yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan

terancam banyak bahaya, terutama wanita yang memiliki masalah kesehatan

lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan dimana jarak

kelahirannya berdekatan.

c. Terlalu sering hamil dan melahirkan.

Wanita yang sudah memiliki lebih dari 4 akan memiliki resiko mengalami

perdarahan hingga terjadi komplikasi.

Page 75: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

54

3. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana

Menurut Purwoastuti, Endang dan Elisabeth Sri Walyani (2014:184), terdapat

berbagai alat Kontrasepsi Keluarga Berencana yang telah disediakan oleh

pemerintah Indonesia, baik alat kontasepsi untuk wanita maupun pria yaitu

berikut adalah jenis-jenis alat konrasepsi yang telah di sediakan yaitu :

a. MOP atau Vasektomi

Vasektomi adalah tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan

memotong saluran sperma sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani

tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan.

b. Kondom

Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi pria yang paling mudah

dipakai dan diperoleh. Kondom terbuat dari bahan karet atau lateks,

berbentuk tabung tidak tembus cairan, dimana salah satu ujungnya tertutup

rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma.

c. Pil

Pil dapat berupa pil kombinasi ataupun berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi

bekerja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya

dinding rahim.

d. Suntik

Suntik yang biasa tersedia adalah Depo-provera yang hanya mengandung

Progestin dan diberikan tiap 3 bulan. Cara kerja kontrasepsi suntik yaitu

Page 76: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

55

dengan mencegah ovulasi, mengentalkan lerndir serviks dan menghambat

perkembangan siklis endometrium.

e. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/susuk)

Susuk yang sering digunakan adalah Norplant. Susuk adalah kontrasepsi

sub dermal yang mengandung levonorgestrel (LNG sebagai bahan

aktifnya). Mekanisme kerja Norplant yang pasti belum dapat dipastikan

tetapi mungkin sama seperti metode lain yang hanya mengandung Progestin.

f. AKDR

AKDR adalah kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral atau

berbentuk lain yang dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus

oleh dokter atau paramedis lain yang terlatih.

g. Medis Operasi Wanita (MOW)

MOW adalah tindakan operasi minor untuk mengikat atau memotong kedua

tubafalopi sehingga ovum dari overium tidak akan mencapai uterus dan

tidak akan bertemu dengan spermatozoa.

G. Partisipasi KB Pria

Partisipasi dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta

berpartisipasi secara konstruktif. Setiap pemerintah, swasta dan civil society

memiliki hak untuk berpartisipasi, maka dengan begitu perlu diupayakan bahwa

setiap instansi/lembaga pemerintahan, swasta dan civil society dapat ikut

berpartisipasi secara aktif dalam merealisasikan berbagai kebijakan atau

kegiatan-kegiatan yang telah disepakati. Partisipasi juga menjadi salah satu

Page 77: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

56

bagian penting dalam mewujudkan nilai-nilai demokrasi yang ada di negara ini.

Dalam berbagai literatur banyak terdapat definisi mengenai partisipasi, akan

tetapi memiliki makna yang sama yaitu ikut berperanserta.

Partisipasi secara umum dapat ditangkap dari istilah keikutsertaan seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu kegiatan. Menurut Made Pidarta dalam

Dwiningrum (2011:50), partisipasi adalah pelibatan seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan

emosi serta fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya

(berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung

pencapaian tujuan dan tanggungjawab atas segala keterlibatan.

Sedangkan menurut Theodorson dan Raharjo dalam Mardikanto (2013:81),

mendefinisikan bahwa partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang didalam

kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakat, di luar

kerjaan atau profesinya sendiri. Keikutsertaan tersebut, dilakukan sebagai akibat

dari terjadinya interaksi sosial antar individu yang bersangkutan dengan anggota

masyarakat yang lain. Dari penjabaran beberapa konsep diatas tentang partisipasi

dapat disimpulkan bahwa partisipasi memiliki makna yang cukup laus dan

beragam, namun secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa adalah

partisipasi adalah suatu wujud dari peran serta individu atau kelompok dalam

kegiatan atau aktivitas tertentu.

Page 78: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

57

Sama halnya jika ingin mengetahui partisipasi pria dalam program KB, yaitu

partisipasi pria bisa dilihat dari keikutsertaan pria tersebut terhadap kegiatan atau

aktivitas yang dijalankan oleh agen pelaksana atau implementor. Menurut

Ekarini (2008:74), mengemukakan bahwa partisipasi pria dalam KB diwujudkan

melalui perannya berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat

kontrasepsi serta merencanakan jumlah anak dalam keluarga, guna untuk

merealisasikan tujuan terciptanya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.

Partisipasi pria dalam keluarga berencana adalah tanggungjawab pria dalam

kesertaan ber-KB, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya

dan pasangan atau keluarganya.

Ada dua bentuk partisipasi pria dalam ber-KB yaitu partisiapsi pria secara

langsung dan partisipasi pria secara tidak langsung, berikut adalah

penjelasannya:

1. Partisipasi pria secara langsung adalah kesertaan pria dalam kegiatan-

kegiatan dan juga kesertaan pria dalam menggunakan salah satu cara atau

metode pencegahan kehamilan, seperti :

a. Kondom

b. Medis Operasi Pria / Vasektomi

c. Metode sanggah terputus

d. Metode pantang berkala / sistem kalender

2. Partisipasi pria secara tidak langsung yaitu:

a. Sebagai motivator

Page 79: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

58

b. Merencanakan jumlah anak

Dalam penelitian ini peneliti lebih berfokus pada partisipasi langsung terhadap

KB MOP di Kota Bandar Lampung. Partisipasi langsung tentang KB MOP disini

tidak hanya peranserta pria dalam menggunakan KB MOP saja tetapi dilihat juga

dari peranserta atau keikutsertannya dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh implementor tentang KB MOP. Fokus peneliti lebih kepada KB MOP ini

karena KB MOP merupakan KB jangka panjang satu-satunya yang dimiliki laki-

laki, maka dari itu peneliti disini tertarik ingin melihat besaran pengaruh dari

variabel komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria atau vasektomi di Kota Bandar Lampung.

H. Tinjauan Tentang KB Medis Operasi Pria (Vasektomi)

1. Medis Operasi Pria (Vasektomi)

Medis Operasi Pria atau vasektomi adalah tindakan penutupan (pemotongan,

pengikatan dan penyumbatan) kedua saluran mani pria sebelah kanan dan

kiriyang terdapat dalam kantong buah zakar, sehingga pada waktu ejakulasi

cairan mani yang dikeluarkan tidak lagi dapat membuahi sel telur yang

mengakibatkan tidak terjadi kehamilan. Tindakan yang dilakukan adalah lebih

ringan dibandingkan sunat pria dan pada umumnya dilakukan sekitar 15-45

menit, (Dila dalam Anggraini, 2018: 23-24 ).

Page 80: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

59

Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk dari dua kata yaitu vas

dan ektomi. Vas atau vasa deferensia artinya adalah saluran benih yaitu saluran

yang menyalurkan sel benih jantan (spermatozoa) keluar dari buah zakar (testis)

yaitu tempat sel benih itu diproduksi menuju kantung mani (vesikulaseminalis)

sebagai tempat penampungan sel benih jantan sebelum dipancarkan keluar pada

saat ejakulasi. Ektomi atau ektomia artinya pemotongan sebagian. Jadi vasektomi

artinya adalah pemotongan sebagian (0.5 cm – 1 cm) saluran benih sehingga

terdapat jarak diantara ujung saluran benih bagian sisi testis dan saluran benih

bagian sisi lainya yang masih tersisa dan pada masing-masing kedua ujung

saluran yang tersisa tersebut dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi

buntu atau tersumbat, (Anggraini, 2018: 23 ).

Menurut Hartanto dalam Hardiani (2013: 3),vasektomi adalah suatu metode

kontrasespis KB pria yang dilakukan secara operatif minor yang sangat aman,

sederhana dan sangat efektif, waktu operasi yang sangat singkat dan tidak

memerlukan anestasi umum. Vasektomi merupakan tindakan operasi ringan

dengan cara mengikat dan memotong saluran sperma sehingga sperma tidak

dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak

terjadi pembuahan, operasi berlangsung kurang lebih 15 menit dan pasien tidak

perlu dirawat. Operasi dapat dilakukan di Puskesmas, tempat pelayanan

kesehatan dengan fasilitas dokter ahli bedah, pemerintah dan swasta, dan karena

tindakan vasektomi murah dan ringan sehingga dapat dilakukan di lapangan.

Seorang pria yang sudah divasektomi, volume air maninya sekitar 0,15 cc yang

Page 81: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

60

tertahan tidak ikut keluar bersama ejakulasi karena scrotum yang mengalirkannya

sudah dibuat buntu. Sperma yang sudah dibentuk tidak akan dikeluarkan oleh

tubuh, tetapi diserap & dihancurkan oleh tubuh.

2. Kelebihan Dan Kelemahan Medis Operasi Pria (Vasektomi)

Medis Operasi Pria (Vasektomi) mempunyai kelebihan antara lain sebagai

berikut :

a. Efektivitas sangat tinggi, kemungkinan gagal kecil sekali (0,15%) jika

tindakan medis dilakukan secara benar

b. Tidak ada kematian dan angka kesakitannya rendah

c. Biaya lebih murah karena membutuhkan satu kali tindakan saja

d. Prosedur medis dilakukan hanya sekitar 15-45 menit

e. Tidak mengganggu hubungan seksual setelah vasektomi

f. Lebih aman, keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan kontrasepsi lain.

Medis Operasi Pria (Vasektomi) mempunyai keterbatasan antara lain sebagai

berikut:

a. Harus dilakukan dengan tindakan operasi

b. Karena dilakukan dengan tindakan medis/pembedahan maka masih

memungkinkan terjadi komplikasi, seperti pendarahan, nyeri dan infeksi

jika tidak melalui prosedur yang benar

c. Tidak melindungi pasangan dari penyakit menular seksual seperti HIV dan

AIDS

Page 82: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

61

d. Harus menggunakan kondom selama 12-15 kali senggama agar sel mani

menjadi negatif

e. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak

3. Syarat-Syarat Menjadi Akseptor Medis Operasi Pria (vasektomi)

Pria atau suami yang boleh menjadi peserta MOP adalah suami dari pasangan

usia subur dengan syarat sebagai berikut:

a. Harus sukarela dan telah mendapatkan konseling tentang vasektomi

b. Mendapat persetujuan dari istri

c. Jumlah anak yang ideal dalam arti tidak ingin menambah jumlah anak

d. Umur istri sekurang-kurangnya 25 tahun dan calon akseptor MOP tidak

kurang dari 30 tahun

e. Mengetahui prosedur vasektomi dan akibatnya

f. Menandatangi formulir persetujuan

g. Telah memiliki anak minimal 2 dan anak yang terkecil harus diatas 2

tahun.

I. Penelitian Terdahulu

Peneliti melampirkan penelitan-penelitian terdahulu dibawah ini untuk

menemukan titik perbedaan dan persamaan dengan peneliti-peneliti yang

dilakukan sebelumnya guna menjaga keaslian penelitian yang akan dilakukan,

maka peneliti sengaja mencantumkan penelitiaan-penelitian terdahulu sebagai

berikut:

Page 83: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

62

Tabel 2.3. Penelitian-Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Peneliti Hasil Penelitian

1 Sartika Putri

Anggraini

(2018, Skripsi)

Hubungan Tingkat

Pendidikan dan

Pengetahuan Vasektomi

dengan kemampuan

Negosiasi Istri dalam

Pengambilan Keputusan

Penggunaan Vasektomi di

Kota Bandar Lampung

Hasil Penelitian dapat disimpulkan

bahwa tingkat pendidikan

mempuanyai hubungan yang

signifikan dengan kemampuan

negosiasi. Pengetahuan Vasektomi

mempunyai hubungan yang signifikan

dengan kemampuan negosiasi artinya

semakin tinggi pengetahuan

vasektomi maka kemampuan

negosiasi juga tinggi

2

Paramita,

Winda (2012,

Tesis)

Analisis Faktor

Komunikasi, Sumber

Daya, Disposisi dan

Struktur Birokrasi pada

Implementasi Kebijakan

Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana

Bidang Pendidikan

Kabupaten TasikMalaya

dan Cianjur

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa komunikasi, sumber daya,

disposisi dan struktur organisas

masuk kategori sedang yang artinya

bahwa pelaksanaan implementasi

penanggulangan benacan di bidang

pendidikan masih perlu di tingkatkan

agar lebih maksimal dan efektif

sehingga dapat menimbulkan

kesadaran masyarakat untuk lebih

mandiri didalam menanggulangi

bencana bidang pendidikan.

3 Afnita Ayu

Rizkitama dan

Fitri Indrawati

(2015, Jurnal)

Hubungan Pengetahuan,

Persepsi, Sosial Budaya

dengan Peran Aktif Pria

dalam Vasektomi di

Kecamatan Paguyangan

Kabupaten Brebes Tahun

2011-2012

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa semakin positif persepsi dan

sosial budaya memiliki hubungan

yang bermakna terhadap tinggi

partisipasi aktif pria dalam program

vasektomi. Namun tidak ada

hubungan antara pengetahuan tentang

program vasektomi dengan

partisipasi aktif pria dalam program

vasektomi, tingginya pengetahuan

tidak mempengaruhi tingginya

partisipasi aktif pria dalam program

vasektomi.

4 Suwarta

(Jurnal)

Pengaruh Faktor

Komunikasi, Sumber Daya,

Disposisi dan Struktur

Birokrasi Dalam

Implementasi Kebijakan

Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa komunikasi, sumber daya,

disposisi dan struktur birokrasi dalam

implementasi SIAK berpengaruh besar

terhadap efektifitas pembuatan KTP di

Kecamatan sesambi Kota Cirebon.

Page 84: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

63

No Nama

Peneliti

Judul Peneliti Hasil Penelitian

(SIAK) Terhadap Efektifitas

Pembuatan Kartu Tanda

Penduduk (KTP)

Dikecamatan Kesambi Kota

Cirebon.

5 Febriani,

Yulanda Datu

dan Fitri

Indrawati

(2016, Jurnal)

Persepsi Pria dan

Hubungannya dalam

Ikutsertaan Program KB

Metode Operasi Pria di

Kecamatan Semarang

Barat Kota Semarang

Hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa persepsi informan dengan

mengikuti KB MOP dapat bermanfaat

bagi keluarganya, dari segi kesehtan

dan segi ekonomi. Informan juga

menyatakan tidak mengalami

hambatan apapun dalam mengikuti

KB MOP baik dari segi agama,

pembiayaan, seksualitas, dan keluhan

medis serta mendapat dukungan dari

kelurga dan istri.

(Sumber: Dikelola oleh peneliti, 2018)

Dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dijabarkan diatas, peneliti

menemukan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian

yang akan dilakukan akan fokus membahas tentang besaran pengaruh dari

masing-masing variabel komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur

brokrasi terhadap partisipasi KB MOP di Kota Bandar Lampung. Teori

implementasi yang digunakan oleh peneliti yaitu berfokus pada teori model

implementasi menurut Edward III dalam Agustino (2006: 157), teori ini belum

pernah di lakukan riset untuk menilai besaran pengaruh partisipasi KB MOP di

Kota Bandar Lampung.

Page 85: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

64

J. Kerangka Pikir

Sejak di keluarkannya Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, program KB di

Kota Bandar Lampung ini sudah menerapkan berbasis kesetaraan gender yang

artinya program KB tidak hanya digalakkan untuk perempuan atau para istri saja

tetapi laki-laki atau suami juga sudah bisa ikut ber-KB. Namun realitanya

hingga saat ini Program KB masih terkesan bias gender atau lebih banyak

terfokus kepada jenis kelamin perempuan. Hal ini dibuktikan dengan data yang

tercatat di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandar

Lampung tahun 2017, dari 121.750 peserta aktif KB di Kota Bandar Lampung

hanya 4.958 akseptor yang menjadi Peserta Aktif KB pria. Peserta Aktif KB

kondom mencapai 3.921 dan Peserta Aktif KB MOP hanya mencapai 1.037

akseptor.

KB Medis Operasi Pria atau vasektomi merupakan KB jangka panjang laki-laki

yang kegagalannya paling kecil dibandingkan KB lainnya. Namun realitanya

dilapangan menyatakan bahwa partisipasi KB MOP ini masih rendah

dibandingkan KB lainnya dan dalam lima tahun belakangan ini yang

berpartisipasi dalam KB MOP di Kota Bandar Lampung ini mengalami

penurunan. Rendahnya partisipasi KB MOP di Kota Bandar Lampung ternyata

tidak terlepas dari masalah implementasi yang dilakukan oleh implementor KB

di Kota Bandar Lampung. Menurut Edward III dalam Agustino (2006:157),

keberhasilan kebijakan dapat dinilai menggunakan empat variabel yaitu

Page 86: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

65

komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasinya. Maka dari itu

untuk melihat besarnya keberhasilan implementasi KB MOP di Kota Bandar

Lampung, peneliti disini menggunakan empat variabel yang dikemukakan oleh

Edward III untuk dijadikan variabel independen dalam penelitian yaitu variabel

komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi.

Keempat variabel tersebut telah memiliki masing-masing indikator yang dapat

digunakan sebagai pengukuran pencapaian keberhasilan dalam implementasi KB

MOP di Kota Bandar Lampung. Seperti variabel komunikasi menurut Edward III

dalam Agustino (2006:157), dapat diukur dengan menggunakan 3 indikator yaitu

transmisi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi yang diberikan. Untuk

variabel sumber daya dapat diukur menggunakan staff, informasi, wewenang dan

fasilitas pendukung. Sedangkan variabel disposisi disini peneliti mengukur

dengan mengkombinasikan pendapat Edward III dalam Agustino (2006:158) dan

Azwar (2013:33), dan terdapat lima indikator yaitu insentif, pengangkatan

birokrat, kognitif, afektif dan konatif. Dan yang terakhir variabel struktur

birokrasi, dimana variabel struktur birokrasi ini dapat diukur dengan

menggunakan dua karakteristik yaitu SOP dan fregmentasi yang ada dalam

organisasinya. Jadi didalam penelitian ini terdapat lima variabel yaitu

komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi sebagai variabel

independen dan partisiapsi KB MOP sebagai variabel dependen. Adapun skema

kerangka pemikiran peneliti dapat di lihat pada gambar dibawah ini:

Page 87: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

66

Gambar 2.5. Kerangka Pikir

Komunikasi (X1)

Struktur Birokrasi (X4)

Sumberdaya (X2)

Partisipasi KB MOP di Kota

Bandar Lampung (Y)

Disposisi (X3)

Model Implementasi Kebijakan

Menurut Edward III dalam

Agustino (2006: 157)

Page 88: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

67

K. Hipotesis

Menurut Sugiono (2018: 99), hipotesis adalah pernyataan sementara rumusan

masalah peneliti. Dikatakan sementara karena jawabannya yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diproleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap perumusan masalah penelitian, sebelum

jawaban yang empirik. Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pikir

diatas peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ha : Komunikasi memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung

Ho : Komunikasi tidak memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung

2. Ha : Sumberdaya memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung

Ho : Sumberdaya tidak memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung

3. Ha : Disposisi memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung

Ho : Disposisi tidak memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung

4. Ha : Struktur birokrasi memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung

Page 89: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

68

Ho : Struktur birokrasi tidak memiliki besaran pengaruh yang signifikan

terhadap partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung.

5. Ha : Komunikaasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi secara

simultan memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi KB

Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung

Ho : Komunikaasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi secara

simultan tidak memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung.

Page 90: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

69

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono

(2018:15), penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan. Filsafat positivisme memandang bahwa realitas atau fenomena

yang diteliti dapat diamati, diukur, diklasifikasikan, bersifat kasual, bebas nilai

dan relatif tetap.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode deskriftif dan asosiatif. Sugiyono (2018: 48),

mengemukakan bahwa penelitian asosiatif adalah penelitian bertujuan untuk

mencari pengaruh ataupun hubungan diantara dua variable atau lebih. Alasan

peneliti memilih metode asosiatif adalah untuk mengkaji hipotesis awal dalam

Page 91: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

70

hal ini adalah untuk melihata besaran pengaruh implementasi program keluarga

berencana terhadap partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung.

B. Definisi Konsep dan Definisi Operasional

1. Definisi Konsep

Menurut Singarimbun dan Efendi (2008: 43), definisi konseptual adalah

pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk

mengoperasikan konsep tersebut di lapangan. Definisi Konsep adalah batasan-

batasan terhadap variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga

tujuan dan arah penelitian tidak menyimpang. Dalam penelitian ini terdapat

empat variabel, berikut adalah penjelasan setiap variabel:

a. Variabel Independen atau variabel Bebas (X) adalah sebagai berikut:

1) Variabel Komunikasi (X1): Komunikasi adalah proses penyampaian

pesan yang dilakukan komunikator kepada kominikan untuk

mempengaruhi sipenerima. Dari segi implementasi komunikasi

merupakan suatu hal yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian

tujuan dari pelaksanaan atau implementasi suatu kebijakan. Terdapat

tiga indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan komunikasi

yaitu transmisi atau penyampaian informasi, kejelasan dan konsistensi

informasi yang disampaikan.

2) Variabel Sumber daya (X2): Sumber daya adalah faktor penting untuk

pelaksanaan program agar efektif, dimana tanpa sumberdaya maka

program atau kebijakan hanya sekedar kertas dokumen. Terdapat

Page 92: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

71

empat indikator untuk mengukur keberhasilan sumber daya yaitu: staf,

informasi, wewenang dan fasilitas.

3) Variabel Disposisi (X3): Variabel Disposisi (X3): Disposisi atau sikap

adalah respon seseorang baik mendukung atau tidak mendukung

terhadap suatu objek. Dalam implementasi kebijakan, disposisi

implementor juga mempengaruhi keberhasilan implementasi yang

sedang dijalankan karena jika implementor memiliki disposisi yang

baik, maka implementor akan menjalankan kebijakan sesuai dengan

seperti yang diinginkan oleh pembuat kebijakan atau program,

begitupun sebaliknya. Indikator yang digunakan untuk mengukur

disposisi adalah kognisi, afektif, konasi, pengangkatan birokrat dan

insentif.

4) Variabel Struktur Birokrasi (X4): Struktur birokrasi adalah yang

berkenaan dengan kesesuaian atau kejelasan organisasi birokrasi yang

menjadi penyelenggara implementasi kebijakan publik. Struktur

organisasi dalam implementasi kebijakan juga sangat menentuka

keberhasilan dalam mencapai tujuan kebijakan. Ada dua karakteristik

yang dapat mendongkrak kinerja struktur birokrasi kearah yang lebih

baik yaitu Standar Operating Procedure (SOP) dan fragmentasi yang

ada dalam organisasi.

b. Variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah partisipasi KB Medis

Operasi Pria di Kota Bandar Lampung. Partisipasi pria dalam KB

diwujudkan melalui perannya berupa dukungan terhadap KB dan

Page 93: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

72

penggunaan alat kontrasepsi serta merencanakan jumlah anak dalam

keluarga. Terdapat dua bentuk partisipasi pria yaitu partisiapsi langsung dan

tidak langsung. Dalam penelitian ini peneliti lebih berfokus pada partisipasi

langsung terhadap KB MOP di Kota Bandar Lampung. Partisipasi langsung

tentang KB MOP disini tidak hanya peranserta pria yang menggunakan KB

MOP saja tetapi dilihat juga dari peranserta pria dalam menghadiri kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh implementor terkait KB MOP .

2. Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2018: 55), definisi operasional adalah penentuan konstrak

atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti

dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain

untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau

mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. Untuk lebih

mengoperasikan konsep-konsep yang digunakan maka selanjutnya konsep-

konsep tersebut di operasikan dengan definisi operasional sebagai berikut:

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel Indikator Item Skala

Komunikasi (X1) 1. Transmisi

a. Sosialisasi langsung tentang KB MOP

b. Sosialisasi tidak langsung tentang KB

MOP

c. Penggunaan bahasa pada saat sosialisasi

d. Pemberian informasi Dinas PP dan KB

kepada PLKB

1-10 rating scale

Page 94: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

73

Variabel Indikator Item Skala

e. Hubungan komunikasi antar sesama PLKB

2. Kejelasan informasi

a. Petunjuk mengenai pelaksanaan KB MOP

b. Sasaran terhadap KB MOP

c. Keunggunlan dari KB MOP

d. Penggunaan media dalam melakukan

sosialisasi KB MOP

3. Konsistensi informasi

a. Konsistensi informasi yang diberikan

Sumberdaya (X2) 4. Staff

a. Jumlah PLKB

b. Jumlah Tenaga Medis KB MOP

c. Skill yang dimiliki PLKB

5. Informasi

a. Pelatihan yang diberikan kepada PLKB

b. Pemahaman terhadap peraturan KB MOP

6. Wewenang

a. Kewenangan yang dimiliki setiap PLKB

b. Ikut andil dalam pengambilan keputusan

7. Fasilitas.

a. Ketersediaan dana

b. Akses mendapat pelayanan

c. Fasilitas pendukung (sarana dan prasarana)

11-20 rating scale

Disposisi (X3) 8. Komponen kognitif a. Pemahaman PLKB mengenai KB MOP

9. Komponen afektif a. Komitmen terhadap tugas dan tanggung

jawab 10. Komponen Konatif

a. Inisiatif meningkatkan pengetahuan PLKB b. Pengimbangi nilai dan norma masyarakat

11. Pengangkatan Birokrat a. Rekrutmen PLKB

12. Insentif a. Pemberina gaji b. Pemberian insentif

21-27 rating scale

Struktur Birokrasi

(X4)

13. Standar Operating Procedure (SOP)

a. Ketersediaan SOP

b. Kejelasan SOP guna pelaksanaan KB MOP

c. SOP sebagai landasan PLKB dalam

melaksanakan KB MOP

14. Pelaksanaan Fragmentasi.

a. Job description setiap PLKB

b. Hubungan PLKB dengan Dinas PP dan KB

dalam pelaksanaan KB MOP

c. Kordinasi dalam pelaksanaan KB MOP

d. Pengawasan terhadap pelaksanaan KB MOP

28-34 rating scale

Page 95: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

74

Variabel Indikator Item Skala

Partisiapsi KB

MOP di Kota

Bandar Lampung

(Y)

15. Keikutsertaan pria dalam mewujudkan KB

MOP di Kota Bandar Lampung.

a. Kehadiran pada saat sosialisasi KB MOP

b. Keaktifan dalam bertanya

c. Konsultasi

d. Pencapain target MOP

35-39 rating scale

(Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2018)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018:130) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan menurut

Purwanto (2017: 37) populasi adalah semua individu atau unit-unit yang jadi

target peneliti. Jadi populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi

dari penelitian ini adalah seluruh implementor dalam pelaksana program KB di

Kota Bandar Lampung yaitu petugas pelaksana keluarga berencana (PLKB) di 20

kecamatan Kota Bandar Lampung yang berjumlah 85 orang PLKB.

2. Sampel

Menurut Sugiono (2018:131) sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, populasi

yaitu petugas pelaksana keluarga berencana (PLKB) Kota Bandar Lampung yang

berjumlah 85 orang. Menurut Arikunto (2012:104), jika jumlah populasi kurang

dari 100 orang maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, jika

Page 96: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

75

populasinya lebih besar dari 100 orang maka bisa diambil 10-15% atau 20-25%

dari jumlah populasinya. Maka dari itu dalam penelitian ini sampel yang akan

digunakan oleh peneliti adalah seluruh jumlah populasi yang ada yaitu 85 orang

PLKB di Kota Bandar Lampung.

D. Teknik Pemberian Skor

Instrumen dalam penelitian ini berupa daftar pernyataan kuesioner dengan

menggunakna rating scale. Menurut Sugiono (2018:159), rating scale adalah

digunakan untuk mengukur data yang diperoleh secara kualitatif dan kemudian

dikuantitatifkan. Tetapi rating scale adalah data mentah yang diperoleh berupa

angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab

senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah

adalah data kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan

menjawab salah satu jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab

salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu, rating scale

ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk mengukur sikap saja tetapi untuk

mengukur persepsi responden terhadap fenomenanya seperti skala untuk

mengukur status sosial, ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan,

proses kegiatan, dan lain sebagainya. Yang penting bagi penyusun instrumen

dengan scala rating ini adalah harus dapat mengerti setiap angka yang diberikan

pada alternatif jawawan pada setiap item instrumen. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan scala rating dengan tiga kategori penilaian yaitu baik (3),

cukup (2) dan tidak baik (1), berikut peneliti jabarkan dalam bentuk tabel yaitu:

Page 97: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

76

Tabel 3.2. Rating Scala

No Kategori Lebel

1 Tidak Baik 1

2 Cukup 2

3 Baik 3

Untuk menentukan jawaban dari setiap kuesioner tergolong baik, cukup dan

tidak baik, maka peneliti disini dapat menentukan kelas intervalnya yaitu dengan

rumus :

Nilai Maksimal – Nilai Minimal

Banyak Kategori

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif

karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap

besaran atas variabel yang diwakilinya. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti.

Sugiyono (2018: 213) menyatakan bahwa Sumber primer adalah sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam

penelitian ini data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan

kepada petugas pelaksana lapangan keluarga berencana atau PLKB di setiap

kecamatan yang ada di Kota Bandar Lampung.

Page 98: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

77

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018: 213) data sekunder adalah sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen. Data sekunder antara lain disajikan dalam bentuk

dokumen, tabel-tabel mengenai topik penelitian dan merupakan data yang

berhubungan secara langsung dengan penelitian yang dilaksanakan. Seperti

data jumlah penduduk dari BPS Kota Bandar Lampung, data Perseta Aktif

KB Tahun 2017 yang di dapat di Dinas Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana Kota Bandar Lampung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengupulan data adalah cara yang dilakukan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang

dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiono

(2018:219) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila

jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner

dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan

kepada respoden secara langsung atau dikirim melalui pos atau lewat internet.

Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, sehingga

Page 99: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

78

kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu tidak terlalu lama, maka

pengiriman angket pada responden tidak perlu memalui pos atau internet. Dalam

penelitian ini, peneliti akan membagikan kuesioner secara langsung tanpa

melalui pos atau internet.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah mengumpulkan data dari lapangan, maka tahap selanjutnya yang

dilakukan oleh peneliti adalah mengadakan pengolahan data dengan teknik-

teknik editing, koding dan tabulasi (Purwanto, 2017:97). Berikut adalah

penjelasan dari masing-masing teknik, yaitu :

a. Editing

Tahap paling awal dari pengelolaan data adalah editing. Pada tahap ini yang

dilakukan adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diisi oleh

responden.tujun editing adalah meminimalisir kesalahan yang mungkin

terjadi saat wawancara sehingga apabisa masih bisa diulang maka di ulang

pengambilan data. Editing dalam penelitian ini yaitu mengecek atau

mengoreksi kuesioner penelitian yang telah disebar.

b. Koding

Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk

dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk

angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu

informasi atau data yang akan dianalisis.

Page 100: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

79

c. Tabulasi

Tabulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi

kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam melakukan tabulasi

diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Tabulasi dalam penelitian

ini yaitu jawaban dari kuesioner yang telah disebar di masukkan ke dalam

tabel sesuai dengan analisis tabulasi karakteristik responden yang meliputi

usia, jenis kelamin, pendidikan terahir dan lama masa kerja.

H. Uji Istrumen

1. Uji Validitas

Menurut Sugiono (2018: 192), instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid adalah instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Konsep

valid ini secara sederhana mencakup pengertian bahwa skala atau instrumen yang

digunakan dapat mengukur atau mengungkapkan hal-hal yang seharusnya diukur

atau diungkapkan. Dalam artian, suatu penelitian dianggap valid jika hasilnya

memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi dengan kondisi nyata di masyarakat. Uji

validitas dilakukan dengan melakukan korelasi Pearson Product Moment antara

skor tiap butir pertanyaan dengan skor total. Formula yang digunakan untuk itu

adalah sebagai berikut:

Page 101: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

80

Rumusnya adalah sebagai berikut:

rxy = 𝑛 ∑ 𝑥𝑖𝑦𝑖−(∑ 𝑥𝑖)−(∑ 𝑦1)

√{𝑛 ∑ 𝑥𝑖2(∑ 𝑥𝑖)2}{𝑛 ∑ 𝑦𝑖

2(∑ 𝑦𝑖)2}

(Sumber : Sugiono, 2018: 273)

Keterangan:

rxiyi = Koefisien Korelasi item total (bivariate pearson)

Xi = Skor Item

Yi = Skor Total

n = Jumlah subyek

Uji validitas diukur melalui kriteria :

a. Jika nilai r hitung > r tabel maka butir soal kuesioner dinyatakan valid.

Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka butir soal kuesioner dinyatakan tidak

valid.

b. Jika probabilitas (sig.) ≤ 0,05 maka butir soal kuesioner dinyatakan valid.

Sebaliknya, jika probabilitas (sig.) ≥ 0,05 maka butir soal kuesioner

dinyatakan tidak valid.

Untuk menguji validitas instrumen penelitian, sebuah pernyataan dapat dikatakan

valid atau tidak valid dengan membandingkan nilai r-hitung masing-masing item

pertanyaan dengan nilai r-tabel pada 𝑛 = 85 dengan taraf signifikan 5% sebesar

yaitu sebesar. 0,2133. Nilai 0,2133 didapat dari tabel penolong nilai r Pearson

Moment dalam menentukan nilai r bila r hitung ≤ 0,2133 maka dapat

disimpulkan item pertanyaan tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan dengan

bantuan SPSS 22, diketahui bahwa variabel komunikasi terdapat 10 item

Page 102: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

81

pertanyaan terhadap variabel komunikasi dengan skor total dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi (X1)

No Item r hitung r tabel Keputusan

1 0,439** 0,2133 Valid

2 0,125 0,2133 Tidak Valid

3 0,391** 0,2133 Valid

4 0,375** 0,2133 Valid

5 0,489** 0,2133 Valid

6 0,478** 0,2133 Valid

7 0,532** 0,2133 Valid

8 0,421** 0,2133 Valid

9 0,485** 0,2133 Valid

10 0,469** 0,2133 Valid

Berdasarkan tabel 3.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 10 item pertanyaan

tentang variabel komunikasi, terdapat 9 item pertanyaan dinyatakan valid yaitu

nilai r hitung ≥ dari r tabel dan 1 item pertanyaan dinyatakan tidak valid karena

nilai r hitung ≤ dari r tabel. Maka untuk melakukan uji lanjut, dalam variabel

komunikasi yang digunakan peneliti hanya 9 item pertanyaan saja guna dianalisis

sebagai data peneliti.

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Sumber Daya (X2)

No Item r hitung r tabel Keputusan

1 0,546** 0,2133 Valid

2 0,376** 0,2133 Valid

3 0,485** 0,2133 Valid

4 0,531** 0,2133 Valid

5 0,438** 0,2133 Valid

6 0,374** 0,2133 Valid

7 0,434** 0,2133 Valid

8 0,541** 0,2133 Valid

Page 103: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

82

9 0,377** 0,2133 Valid

10 0,440** 0,2133 Valid

Berdasarkan tabel 3.4 diatas dapat diketahui bahwa terdapat 10 item pertanyaan

tentang variabel sumber daya dan semunya dinyatakan valid. Semua item

pertanyaan dikatakan valid karena nilai r hitung ≥ dari r tabel, sehingga

pernyataan ini dapat digunakan untuk bahan kuesioner selanjutnya guna

dianalisis sebagai data peneliti.

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Disposisi (X3)

No Item r hitung r tabel Keputusan

1 0,505** 0,2133 Valid

2 0,559** 0,2133 Valid

3 0,496** 0,2133 Valid

4 0,684** 0,2133 Valid

5 0,728** 0,2133 Valid

6 0,650** 0,2133 Valid

7 0,564** 0,2133 Valid

Berdasarkan tabel 3.5 diatas dapat diketahui bahwa terdapat 7 item pertanyaan

tentang variabel disposisi dan semunya dinyatakan valid. Semua item pertanyaan

dikatakan valid karena nilai r hitung ≥ dari r tabel, sehingga pernyataan ini dapat

digunakan untuk bahan kuesioner selanjutnya guna dianalisis sebagai data

peneliti.

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Variabel Struktur Birokrasi (X4)

No Item r hitung r tabel Keputusan

1 0,434** 0,2133 Valid

2 0,570** 0,2133 Valid

3 0,484** 0,2133 Valid

Page 104: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

83

4 0,263* 0,2133 Valid

5 0,624** 0,2133 Valid

6 0,685** 0,2133 Valid

7 0,507** 0,2133 Valid

Berdasarkan tabel 3.6 diatas dapat diketahui bahwa terdapat 7 item pertanyaan

tentang variabel struktur organisasi dan semunya dinyatakan valid. Semua item

pertanyaan dikatakan valid karena nilai r hitung ≥ dari r tabel, sehingga

pernyataan ini dapat digunakan untuk bahan kuesioner selanjutnya guna

dianalisis sebagai data peneliti.

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Variabel KB MOP (Y)

No Item r hitung r tabel Keputusan

1 0,434** 0,2133 Valid

2 0,570** 0,2133 Valid

3 0,484** 0,2133 Valid

4 0,263* 0,2133 Valid

5 0,624** 0,2133 Valid

Berdasarkan tabel 3.7 diatas dapat diketahui bahwa terdapat 5 item pertanyaan

tentang variabel KB MOP dan semunya dinyatakan valid. Semua item

pertanyaan dikatakan valid karena nilai r hitung ≥ dari r tabel, sehingga

pernyataan ini dapat digunakan untuk bahan kuesioner selanjutnya guna

dianalisis sebagai data peneliti.

2. Uji Reabilitas

Menurut Sugiono (2018: 193), reabilitas merupakan ketepatan atau dapat

dipercaya, artinya instrumen yanga akan digunakan dalam penelitian ini akan

memberikan hasil yang sama meskipun diulang-ulang dan dilakukan oleh

Page 105: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

84

siapapun dan kapan saja. Untuk mengetahui reabilitas instrumen harus di uji coba

berkali-kali. Hasil percobaan dilihat apakah menunjukkan adanya ketepatan dan

keseragaman. Formula yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas

dalam penelitian ini adalah rumus Alpha yang diusulkan oleh Cronbach.

Dengan rumus sebagai berikut:

(Sumber : Sugiono, 2018: 275)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

= Jumlah varian butir

= Varian total.

Pengujian reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama

dengan kedua. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen

tersebut dinyatakan reliable. Hasil penelitian disebut reliable apabila nilai alpha

cronbach > 0,5. Untuk menguji reabilitas instrumen penelitian, reliabilitas diukur

berdasarkan data dari 85 responden dari kuesioner tahap pertama yaitu variabel

komunikasi terdapat 9 item pertanyaan, variabel sumber daya terdapat 10 item

pertanyaan, variabel disposisi terdapat 7 item pertanyaan, variabel struktur

organisasi terdapat 7 item pertanyaan dan KB MOP terdapat 5 item pertanyaan.

Instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila r hitung ≥ dari r tabel dengan

Page 106: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

85

taraf signifikan 5%. Keseluruhan hasil uji reliabilitas yang dengan bantuan SPSS

22 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Terhadap Variabel

No Variabel Cronbach’s Alpha Keputusan

1 Komunikasi 0,520 Reliabel

2 Sumber Daya 0,574 Reliabel

3 Disposisi 0,705 Reliabel

4 Struktur Birokrasi 0,551 Reliabel

5 Partisipasi KB MOP 0,614 Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada tabel 3.9 diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini adalah reliabel karena nilai

koefisien dari setiap variabel lebih besar dari r hitung ≥ 0,5 yaitu bisa dilihat pada

tabel diatas bahwa komunikasi mendapatkan nilai 0,520, sumber daya

memperoreh nilai 0,574, disposisi 0,705, struktur birokrasi 0,551 dan partisipasi

KB MOP 0,614. Maka dari itu dapat di simpulkan bahwa berdasarkan uji coba

instrumen, semua variabel dalam penelitian ini sudah reliabel.

I. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden terkumpul. Menurut Sugiono (2018: 226), teknik analsisi data

dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik

yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian kuantitatif yaitu statistik

deskriftif dan statistik inferensial. Dalam penelitian ini, teknik analisis data

kuantitatif yang digunakan adalah kedua-duanya yaitu statistik deskriftif dan

Page 107: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

86

statistik inferensial. Program yang digunakan untuk menganalisis data dalam

penelitian ini adalalam menggunakan program SPSS versi 22. dengan

menggunakan program SPSS.

1. Analisis Statistik Deskriftif

Menurut Sugiono (2818: 227), analisis statistik deskriftif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Teknik

analisis statistik deskriftif antara lain adalah penyajian data melalui beberapa

bentuk yaitu bisa dalam bentuk tabel, grafik, diagram lingkaran, picgtogram,

perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil perhitungan

penyebaran penghitungan data melalui perhitungan rata-rata dan standar

deviasi serta perhitungan prosentase. Fungsinya adalah menyederhanakan

atau meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga

kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.

2. Analisis Statistik Inferensial

Sedangkan statistik inferensial menurut Sugiono (2818: 228), adalah teknik

statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya

diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil. Pemberlakukan bagi

populasi ini biasanya disebut juga penggeneralisasian. Generalisasi adalah

penarikan kesimpulan dari data statistik dengan melakukan pengujian regresi,

pengujian hipotesis, permodelan pengaruh atau hubungan, prediksi dan lain

Page 108: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

87

sebagainya. Sesuai dengan hipotetis yang telah dirumuskan, maka dalam

penelitian ini analisis data statistik inferensial diukur dengan menggunakan

program SPSS mulai dari uji regresi linier berganda, uji hipotesis (uji t, uji R2

dan uji F), uji asumsi klasik dan uji lainnya.

a. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda adalah pengembangan dari analisis regresi

sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat

(Y) apabila variabel bebas (X) minimal dua atau lebih (Sugiono, 2018).

Analisis regresi berganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai

pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk

membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal

antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. Model

persamaan regresi ganda dengan empat variabel bebas dirumuskan yaitu:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e

(Sumber: Sugiono, 2018:308)

Keterangan :

Y = Partisipasi KB MOP

a = Parameter (intercept)

b = Koefisien Regresi

x1 = Komunikasi

x2 = Sumber daya

x3 = Disposisi

x4 = Struktur Birokrasi

e = Standar Error

Page 109: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

88

b. Uji Hopotesis

1) Uji Signifikasi (Uji t)

Uji t digunakan untuk menghitung signifikasi masing-masing

variabel. Uji t ini juga digunakan untuk menguji hipotesis nol (Ho)

bahwa masing-masing koefisien dari model regresi sama dengan nol,

kemudian hipotesis alternatifnya (Ha) adalah jika masing-masing

koefisien dari model regresi tidak sama dengan nol. Untuk menguji

signifikansi variabel dapat menggunakan rumus, sebagai berikut :

t hitung = 𝑟 √𝑛−2

√1− 𝑟2

Keterangan :

t = Penguji koefisien determinasi

n = Jumlah responden

r = Koefisien korelasi

Kriteria uji t, sebagai berikut :

1) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,

artinya variabel memiliki pengaruh yang signifikan.

Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya variabel memiliki pengaruh yang tidak signifikan.

2) Jika t probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika t probabilitas < 0,05 maka Ho di tolak dan Ha di terima

Page 110: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

89

2) Koefisien Determinasi (R2)

Analisis determinasi (R²) pada dasarnya digunakan untuk mengukur

seberapa besar kemampuan model menjelaskan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi dikatakan besar apabila nilai

R² dapat mendekati angka 100% yang berarti semua variabel

independen dalam model dapat memberikan semua informasi yang

diperlukan untuk memprediksi variabel dependennya. Sebaliknya,

nilai koefisien dikatakan kecil apabila nilainya mendekati nol yang

berarti semakin kecil juga pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependennya.

Setelah dilakukan uji korelasi dengan product moment, kemudian

hasil penelitian tersebut dimasukkan ke dalam rumus koefisien

determinasi (R2). Koefisien determinasi digunakan untuk

mengetehaui jumlah presentase pengaruh variabel independen (X)

terhadap variabel (Y), dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

R2 = ( rXY )2 X 100%

Keterangan :

R2 : Koefisien Determinasi

rxy : Korelasi Suatu Butir

Page 111: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

90

3) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Pengujian ini

dilakukan dengan uji F pada tingkat kepercayaan 95%. Rumus F

hitung sebagai berikut:

Fh = 𝑅 𝑘⁄

(1− 𝑅(𝑛−𝑘−1)⁄

Keterangan :

R = Koefisien korelasi

N = Jumlah sampel

K = Jumlah variabel independen

Kriteria Pengujiannya:

a. Ho ditolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabel

b. Ho diterima dan Ha ditolak jika F hitung < F tabel

c. Uji Asumsi Klasik

Menurut Umar (2008:77), setelah data berhasil dikumpulkan selanjutnya

data akan diuji untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak,

memiliki sifat multikolonieritas atau tidak dan memiliki sifat

heteroskedastisitas atau tidak. Sebelum dilakukan uji statistik langkah

awal yang dilakukan adalah memastikan setiap variabel berdistribusi

normal dan independen. Asusmsi ini dapat diuji dengan melihat

normalitas, multikolonieritas dan heterorkedastisitas.

Page 112: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

91

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel

dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati

normal, atau tidak (Umar, 2008: 77). Mendeteksi apakah data

berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan

menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data

menyebab di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas. Data di

analisis dengan bantuan komputer program SPSS. Dasar pengambilan

keputusan berdasarkan probabilitas > 0,05 maka data penelitian

berdistribusi normal.

2) Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model

regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel

independen (Umar, 2008:80). Model regresi yang seharusnya tidak

menjadi korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui

adanya multikolonieritas dapat dilihat dari nilai toleransinya dan

lawannya atau varian inflation factor (VIF). Jika VIF kurang dari 10

dan nilai toleransi lebih dari 0,1 maka regresi bebas dari

multikolonieritas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

Page 113: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

92

pengamatan lain. Pada penelitian ini cara mendeteksi ada atau

tidaknya masalah heterokedastisitas adalah dengan menggunakan

grafik scatterplot. Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya

heterokedastisitas yaitu :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasi telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

d. Uji Interpretasi Data

Setelah kuesioner uji kelayakan dan keandalannya melalui uji validitas

dan reliabilitas dan dinyatakan valid serta reliabel, semua data

dikumpulkan dan kemudian dianalisis secara kualitatif selanjutnya

diuraikan dalam bentuk statistik parametrik yang menggunakan data

interval dan ratio dengan persyaratan tertentu (Riduan dan Akdon

2015:124). Dalam interpretasi data terdapat suatu proses perubahan

simbol seperti dari angka ke dalam bentuk kata-kata atau kalimat, tapi

tidak merubah makna yang terkandung dalam simbol tersebut. Hasil dari

perhitungan uji korelasi dan uji regresi yang selanjutnya di interpretasikan

nilai sebagai berikut:

Page 114: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

93

Tabel 3.9. Interpretasi Data

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,00 Sangat Kuat

Sumber : Riduan dan Akdon (2015:124)

Page 115: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

94

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung

1. Kota Bandar Lampung

Kota Bandar Lampung sebagai ibukota Provinsi Lampung yang merupakan

pusat pemerintahan, sosial, politik, kebudayaan, dan pusat kegiatan ekonomi,

perdagangan, industri serta pariwisata. Secara geografis kota Bandarlampung

berada terletak pada kedudukan 5020’ sampai dengan 5030’ lintang

selatan dan 105028 sampai dengan 105037’ bujur timur. Kota

Bandarlampung memiliki luas wilayah 197,22 km2, yang terdiri dari 20

kecamatan dan 126 kelurahan, dengan batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar, Kabupaten

Lampung Selatan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang,

Kabupaten Lampung Selatan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedungtataan dan

Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.

Page 116: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

95

2. Kondisi Topografi dan Demografi Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung sebagian besar terletak di ketinggian 0 sampai 700

meter di atas permukaan laut dengan topografi yang terdiri dari :

a. Daerah pantai yaitu Telukbetung dan Panjang

b. Daerah perbukitan yaitu sekitar Telukbetung bagian utara

c. Daerah dataran tinggi serta sedikit bergelombang terdapat di

sekitar Tanjungkarang bagian barat yang dipengaruhi oleh gunung

Balau serta perbukitan batu serampok di bagian timur selatan

d. Teluk Lampung dan pulau-pulau kecil bagian selatan.

Kota Bandar Lampung juga terdapat beberapa aliran sungai yang bisa

dimanfaatkan oleh masyarakat, diantaranya Way Awi, Way Balau, Way

Kuala, Way Simpur dan lain-lain, yang bisa digunakan oleh masyarakat

seperti pertanian dan kegiatan keseharian masyarakat. Dimana panjang

sungai-sungai di Bandar Lampung umumnya tidak begitu panjang antara

2-14 Km. Selain itu wilayah Bandarlampung merupakan perbukitan

diantaranya, Gunung Klutum, Gunung Kunyit, Gunung Kapuk dan lain-lain.

Secara demografis, kota Bandar Lampung terdiri dari banyak etnik, sehingga

bisa dibilang kota Bandar Lampung bersifat heterogen, dengan jumlah

penduduk sebesar 979.287 jiwa pada tahun 2015, dengan data perkecamatan

sebagai berikut :

Page 117: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

96

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung Berdasarkan Jenis

Kelamin di Setiap Kecamatan

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Subdistrict Male Female Total

(1) (2) (3) (4)

1 Teluk Betung Barat 15 363 14 436 29 799

2 Teluk Betung Timur 21 396 20 249 41 645

3 Teluk Betung Selatan 19 960 19 393 39 353

4 Bumi Waras 28 949 27 793 56 742

5 Panjang 37 936 36 570 74 506

6 Tanjung Karang Timur 18 520 18 588 37 108

7 Kedamaian 26 584 26 008 52 592

8 Teluk Betung Utara 25 300 25 293 50 593

9 Tanjung Karang Pusat 25 263 25 863 51 126

10 Enggal 13 684 14 400 28 084

11 Tanjung Karang Barat 27 724 26 986 54 710

12 Kemiling 32 683 32 954 65 637

13 Langkapura 17 129 16 815 33 944

14 Kedaton 24 495 24 560 49 055

15 Rajabasa 24 472 23 555 48 027

16 Tanjung Senang 22 900 22 875 45 775

17 Labuhan Ratu 22 606 22 237 44 843

18 Sukarame 28 487 28 434 56 921

19 Sukabumi 29 348 27 986 57 334

20 Way Halim 30 612 30 881 61 493

2015 493 411 485 876 979 287

2014 484 215 476 480 960 695

2013 475 039 467 000 942 039

2012 456 620 446 265 902 885

2011 450 802 440 572 891 374

(Sumber: https://bandarlampungkota.bps.go.id, tahun 2017)

Berdasarkan pada tabel diatas, bisa dilihat sebaran penduduk Kota Bandar

Lampung berdasarkan jenis kelamin, yang terpadat adalah Kecamatan

Panjang sebesar 74 506 jiwa, sementara jumlah penduduk paling sedikit

adalah Kecamatan Enggal dengan jumlah sebesar 28 084 jiwa, dari jumlah

penduduk kota Bandar Lampung.

Page 118: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

97

3. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung

Secara Administratif Bandar Lampung terbentuk pada tanggal 17 Juni 1983

sebagai bagian dawi wilayah kota dalam pembentukan keresidenan propinsi

Lampung, yang ditetapkan berdasarkan peraturan Pemerintah nomor 3 tahun

1964. Kota Bandar Lampung pada awalnya adalah Kota Praja Tanjung

Karang-Teluk Betung yang berstatus sebagai kota kecil. Kemudian pada

tahun 1975, berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1975 dan

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1982 tentang perubahan wilayah,

maka Bandar Lampung diperluas dengan pemekaran dari semula 4

kecamatan dan 30 kelurahan menjadi 9 kecamatan dengan 58 kelurahan, dan

sekarang menjadi 20 kecamtan dan 126 kelurahan yaitu:

1. Kecamatan Kedaton

2. Kecamatan Sukarame

3. Kecamatan Tanjung Karang Barat

4. Kecamatan Tanjung Karang Pusat

5. Kecamatan Tanjung Karang Timur

6. Kecamatan Teluk Betung Utara

7. Kecamatan Teluk Betung Barat

8. Kecamatan Teluk Betung Selatan

9. Kecamatan Teluk Betung Timur

10. Kecamatan Bumi Waras

11. Kecamatan Kedamaian

12. Kecamatan Enggal

13. Kecamatan Langkapura

Page 119: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

98

14. Kecamatan Panjang

15. Kecamatan Kemiling

16. Kecamatan Labuhan Ratu

17. Kecamatan Sukabumi

18. Kecamatan Tanjung Senang

19. Kecamatan Rajabasa

20. Kecamatan Wayhalim

4. Para Walikota Bandar Lampung

Sampai saat ini, tercatat sudah 11 orang putra terbaik Lampung

menjadi pemimpin di Kota Bandar Lampung, sebagaimana tabel berikut ini :

Tabel 4.2. Nama-Nama Walikota Bandar Lampung dari Tahun ke

Tahun

No Nama Periode

1. Sumarsono 1956 – 1957

2. H. Zainal Abidin Pagar Alam 1957 – 1963

3. Alimudin Umar, Sh 1963 – 1969

4. Drs. H.M. Thabranie Daud 1969 – 1976

5. Drs. H. Fauzi Saleh 1976 – 1981

6. Drs. Zulkarnain Subing 1981 – 1986

7. Drs. Nurdin Muhayat 1986 – 1991

8. Drs. Suharto 1996 – 2005

9. Drs. Eddy Sutrisno, M.Pd. 2005 – 1010

10. Drs. H. Herman Hn, MM 2010 – Sekarang

(Sumber: https://bandarlampungkota.bps.go.id)

Page 120: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

99

B. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandar

Lampung

1. Sejarah Singkat Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Kota Bandar Lampung

Menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 pada Pasal 53 ayat (2)

menyebutkan bahwa Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang

berkedudukan di bawah presiden dan bertanggung jawab kepada presiden

yang memiliki tugas melaksanakan pengendalian penduduk dan

menyelenggarakan keluarga berencana. Pada Pasal 54 ayat (1)

menyebutkan dalam rangka pengendalian penduduk dan penyelenggaraan

keluarga berencana di daerah, pemerintah daerah membentuk Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Daerah yang disingkat BKKBD ditingkat

Provinsi dan Kabupaten atau Kota.

Di Kota Bandar Lampung BKKBN mengalami perubahan nama serta

beberapa tugas dan fungsi yang sedikit berbeda. Sebelum menjadi Dinas

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, instansi ini memiliki nama

Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan

(BKKBPP). Setelah disahkannya Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

No 7 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota

Bandar Lampung dan Peraturan Walikota Bandar Lampung No 44 Tahun

2016 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pengendalian Penduduk

dan Keluarga Berencana Kota Bandar Lampung BKKBPP berubah nama

menjadi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang mana

Page 121: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

100

instansi ini berfokus pada hal pengendalian penduduk dan pemberdayaan

keluarga berencana di Kota Bandar Lampung.

2. Visi dan Misi Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana

Kota Bandar Lampung

Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana Kota Bandar

Lampung memiliki visi dan misi jelas yaitu :

a. VISI

“Mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang dan Keluarga Berkualitas

Tahun 2021”.

b. MISI

a) Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan

b) Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

c) Memfasilitasi Pembangunan Keluarga Yang Berkualitas

d) Mengembangkan Jejaring Kemitraan dalam Pengelolaan

Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

3. Tujuan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Program Pengendalian Penduduk yang diperkuat dengan Undang-Undang RI

Nomor 52 Tahun 2009 Pasal 18 Tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga secara jelas tujuan pengendalian penduduk,

yaitu Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan untuk mewujudkan

keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara jumlah penduduk dengan

lingkungan hidup baik yang berupa daya dukung alam maupun daya

Page 122: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

101

tampung lingkungan serta kondisi perkembangan sosial ekonomi dan

budaya.

Sedangkan pada Pasal 20 disebutkan teknis pengendalian penduduk tersebut,

Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas,

Pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui

penyelenggaraan program keluarga berencana.

4. Tugas dan Fungsi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana

Tugas dan Fungsi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 44 Tahun 2016 tentang Tugas,

Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Kota Bandar Lampung adalah merupakan unsur pelaksana otonom

daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pengendalian

penduduk dan keluarga berencana dan bertanggung jawab kepada walikota

melalui sekretaris daerah. Adapun Tugas Dinas Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana dalam pasal 3 yaitu membantu walikota melaksanakan

penyususunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengendalian

penduduk, keluarga berencana dan ketahanan keluarga Sesuai bunyi pasal 4

dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pengendalian Penduduk

dan Keluarga Berencana.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai

dengan lingkup tugasnya.

Page 123: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

102

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

5. Strategi dan Kebijakan

Strategi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dalam

menghadapi masalah dan melaksanakan pembangunan yang berwawasan

kependudukan, responsif gender dan peduli anak adalah:

a. Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB yang merata

dan berkualitas

b. Penyediaan sarana dan prasarana serta alat kontrasepsi yang memadai

di setiap faskes KB.

c. Peningkatan intensitas pelayanan KB secara statis di wilayah

perkotaan, dan pelayanan KB secara mobile di wilayah sulit.

d. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan

KB (PLKB) dan tenaga medis pelayanan KB (dokter bidan), serta

penguatan lembaga di tingkat masyarakat untuk mendukung

penggerakan dan penyuluhan KB. PLKB telah terdapat disetiap

kecamatan yang ada di Kota Bandar Lampung dengan jumlah 85

PLKB.

Tabel 4.3. PLKB di Setiap Kecamatan Kota Bandar Lampung

No Kecamatan Jumlah PLKB

1 Kec. Panjang 6

2 Kec. Tanjung karang Barat 5

3 Kec. Kedaton 4

4 Kec. Labuhan Ratu 3

5 Kec. Teluk Betung Selatan 5

6 Kec. Bumi Waras 4

Page 124: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

103

No Kecamatan Jumlah PLKB

7 Kec. Teluk Betung Utara 3

8 Kec. Teluk Betung Timur 4

9 Kec. Teluk Betung Barat 4

10 Kec. Rajabasa 5

11 Kec. Tanjung Seneng 4

12 Kec. Sukabumi 3

13 Kec. Tanjung Karang Pusat 4

14 Kec. Enggal 5

15 Kec. Kedamaian 4

16 Kec. Tanjung Karang Timur 4

17 Kec. Sukarame 5

18 Kec. Way Halim 4

19 Kec. Kemiling 8

20 Kec. Langkapura 3

Total Jumlah PLKB 85

(Sumber: Dinas PP dan KB Kota Bandar Lampung, tahun 2017)

e. Peningkatan kebijakan dan strategi yang komprehensif dan

terpadu, tentang KIE dan konseling kesehatan reproduksi remaja

dengan melibatkan orang tua, teman sebaya, tokoh agama/tokoh

masyarakat, sekolah dengan memperhatikan perubahan paradigma

masyarakat akan pemahaman nilai-nilai pernikahan dan penanganan

kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja untuk mengurangi aborsi.

f. Peningkatan fungsi dan peran, serta kualitas dan kuantitas

kegiatan kelompok remaja (PIK KRR) dengan mendorong remaja untuk

mempunyai kegiatan yang positif dengan meningkatkan status

kesehatan, memperoleh pendidikan, dan meningkatkan jiwa

kepemimpinan.

g. Pengembangan dan peningkatan fungsi dan peran kegiatan

kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) sebagai wahana untuk

meningkatkan kepedulian keluarga dan pengasuhan kepada anak - anak

remaja mereka.

h. Penyediaan data kependudukan yang akurat dan tepat waktu.

Page 125: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

NBIDANG PENYULUHAN &

BIDANG KELUARGA BERENCANA BIDANG KETAHANAN & BIDANG PENGENDALIAN

PENGGERAKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA PENDUDUK

Nidawati,SE,MM. Pembina (IV/a)

NurlailyMansyur, SH

Pembina (IV/a) LiliHuzaini, S.Sos, MM.

Pembina (IV/a)

Agustam,SH

PenataTK.I (III.d)

104

LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG KEPALA DINAS NOMOR : 44 TAHUN 2016

Ir. Yurida, MSi TANGGAL

TENTANG

: 01 NOPEMBER 2016

: TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS

Pembina UtamaMuda (IV/c) PENGENDALIANPENDUDUK DAN KELUARGA

BERENCANA KOTA BANDAR LAMPUNG

KLP JAB FUNGS. SEKRETARIS

SUTIANA, SH.

SUB BAG. PROGRAM & INFORMASI

SUB BAG. UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SUB BAG. KEUANGAN & ASET

Adzari Anandito, SIP Penata (III/c)

Mastuti, S.A.N

Penata Muda TK. I (III/b)

Misra, SIP PenataTk.I (III/d)

SEKSIPENYULUHAN DAN

KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI

Budi Kurniawan,SE

PenataTK.I (III.d)

SEKSIADVOKASI DAN

PERGERAKAN

IdawatiH,SH PenataTK.I (III.d)

SEKSIPENDAYAGUNAANPKB/PL

KB DAN IMP

RizkarRais,SE Penata (III.c)

SEKSIPENGENDALIANDAN PENDISTRIBUSIAN ALAT

KONTRASEPSI

FerdyFirmanSagani,SH,MH

SEKSIJAMINANPELAYANAN

KB

SitiDawanah,SE Penata Tk. I (III.d)

SEKSIPEMBINAAN DAN

PENINGKATANKESERTAAN KB

NurAhsanty,S.Sos

UPT

SEKSIPEMBERDAYAANKELUAR GA SEJAHTERA

DewiWindayani,SE Pembina (IV.a)

SEKSIBINAKETAHANANKELUAR GABALITA, ANAK, DAN LANSIA

TajaronAuladi,ST. Penata TK. I (III.d)

NIP. 19670321 199203 1 006

SEKSIBINAKETAHANANREMAJA

Dra. Nuralina Penata TK. I (III.d)

NIP. 19600108 199203 2 001

SEKSI PEMADUAN DAN SINKRONISASI KEBIJAKAN

PENGENDALIAN PENDUDUK

MeiviFitriantiRosana,SH,MH.

SEKSIPEMETAANPERKIRAANPE

NGENDALIANPENDUDUK

Hanna Mauliya,S.IP,MM. Penata (III.c)

NIP. 19871118 200701 2 001

SEKSI DATA DAN INFORMASI

Sri PujiAstuti,S.Sos,M.Si Pembina (IV/a)

NIP. 19700525 1995032 002

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Page 126: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

157

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai pengaruh komunikasi, sumber

daya, disposisi dan struktur birokrasi terhadap partisipasi KB Medis Operasi

Pria di Kota Bandar Lampung, maka kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini adalah:

1. Masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu komunikasi, sumber

daya, disposisi, struktur birokrasi dan partisipasi KB MOP telah di lakukan

analisis deskriftif dan memperoleh hasil dari setiap variabel, yaitu sebagai

berikut:

a. Komunikasi dalam pelaksanaan KB MOP di Kota Bandar Lampung

sudah di dilakukan oleh implementor dan masuk kategori cukup baik.

b. Sumber daya dalam pelaksanaan KB MOP di Kota Bandar Lampung

sudah masuk kategori cukup dan mendekati kategori baik

c. Disposisi dalam pelaksanaan KB MOP di Kota Bandar Lampung masuk

kategori cukup namun mendekati kategori tidak baik

d. Struktur birokrasi dalam pelaksanaan KB MOP di Kota Bandar Lampung

masuk kategori cukup dan mendekati kategori baik

e. Partisipasi KB MOP di Kota Bandar Lampung sudah masuk kategori

cukup baik.

Page 127: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

158

2. Setiap variabel independen yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan

struktur birokrasi memiliki besaran pengaruh terhadap partisipasi KB MOP

di Kota Bandar Lampung, berikut adalah penjabarannya pengaruh dari

masing-masing variabel yaitu sebagai berikut:

a. Komunikasi memiliki besaran pengaruh terhadap partisipasi KB Medis

Operasi Pria di Kota Bandar Lampung, pengaruh yang dimiliki hanya

mencapai 4,4%.

b. Sumber daya memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung, besaran

pengaruh yang diperoleh yaitu telah mencapai 21,1%.

c. Disposisi memiliki besaran pengaruh terhadap partisipasi KB Medis

Operasi Pria di Kota Bandar Lampung dan pengaruh yang dimiliki hanya

sebesar sebesar 4,3%.

d. Struktur birokrasi memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung, besaran

pengaruh yang diperoleh variabel struktur organisasi yaitu sebesar

25,6%.

e. Variabel komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi

secara simultan memiliki besaran pengaruh yang signifikan terhadap

partisipasi KB Medis Operasi Pria di Kota Bandar Lampung, pengaruh

yang diperoleh dari implementasi ini yaitu sebesar 25,1% dan 74,9%

disebebkan oleh faktor lain yang tidak dianalisis oleh peneliti.

Page 128: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

159

B. Saran

1. Perlu ditingkatkan komunikasi dalam pelaksanaan KB MOP di Kota

Bandar Lampung, terutama kejelasan informasi yang diberikan pada saat

sosialisasi yaitu dengan cara menggunakan alat bantu berupa audio visual

dalam melakukan sosialisasi tentang KB MOP dan juga cara penyampaian

informasi kepada masyarakat harus menggunakan bahasa yang jelas serta

mudah dicerna dan dipahami.

2. Mempertahankan sumber daya dalam pelaksanaan KB MOP di Kota

Bandar Lampung, baik sumber daya staff, informasi, wewenang dan

fasilitas-fasilitas yang telah mendukung dalam pelaksanaan KB MOP di

Kota Bandar Lampung.

3. Perlu ditingkatkan disposisi PLKB dalam melaksanakan KB MOP di Kota

Bandar Lampung dengan cara meningkatkan pengetahuaan PLKB tentang

KB MOP, memperbaiki cara perekrutan PLKB di Kota Bandar Lampung

dan meningkatkan pemberian insentif kepada PLKB yang telah mencapai

target sasarannya.

4. Mempertahankan struktur organisasi dalam pelaksanaan KB MOP di Kota

Bandar Lampung baik dari segi fregmentasi maupun Standar Operating

Procedure (SOP) yang telah ada.

5. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian

lanjutan mengenai implementasi program Keluarga Berencana terhdap

partisipasi KB MOP di Kota Bandar Lampung.

Page 129: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

160

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Sahya. 2012. Ilmu Administrasi Negara (Kajian Konsep, Teori, dan

Fakta dalam Upaya Menciptakan Good Governance). Bandung: CV

Pustaka Setia

Agustino. 2006. Politik & Kebijakan Publik. Bandung: AIPI Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Renika Cipta

Azwar, Saifudin. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

pustaka Pelajar

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat

dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Kartiwa dan Nugraha. 2012. Mengelola Kewenangan Pemerintah. Jakarta:

Lepsindo

Kusdi. 2011. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salema Humanika

Luthans, Fred. 2006. Prilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Andi

Publisher

Mardikanto, Toto dan Poerwoko Soebianto. 2013. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam Persepektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nugroho. 2018. Public Policy. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok

Gramedia.

Purwoastuti, Endang dan Eisabeth SiwiWilyani. 2015. Panduan Materi

Reproduksi Dan Keluarga Brencana. Yogyakarta: Pustaka Barupress

Page 130: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

161

Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2017. Metode Penelitian

Kuantitatif Untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial.

Yogyakarta: Gava Media

Robbins, P. Stephen dan Mary Coulter. 2005. Manajemen Edisi Kedelapan.

Indonesia: PT. Macanan Jaya cemerlang

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survai.

Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia

Sofyandi, Herman dan Iwa Garniwa. 2007. Perilaku Organisasi. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.

Tahir, Arifin. 2015. Kebijakan Publik & Transparansi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah. Bandung: Alfabeta

Thoha, Miftah. 2014. Perilaku Organisasi Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada

Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan PerilakuKaryawan, Seri

Desain Penelitian Bisnis. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Rusli, Budiman. 2015. Isu –Isu Krusial Administrasi Publik Kontemporer (Edisi

Revisi). Bandung: Mega Rancage Press

Winarno. 2012. Kebijakan Publik, Teori, Proses dan Studi Kasus Edisi & Revisi

Terbaru. Yogyakarta: CAPS

Zamroni, Muhammad. 2009. Fitsafat Komunikasi Pengantar Ontologis,

Epistimologis, Aksiologis. Yogyakarta: Graha Ilmu

Jurnal Atau Skripsi

Anggraini, Sartika Putri. 2018. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan

Vasektomi dengan Kemampuan Negosiasi Istri dalam Pengambilan

Keputusan Penggunaan Vasektomi di Kota Bandar Lampung. Universitas

Lampung: Skripsi

Ekarini, Sri Madya Bhakti. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

Terhadap Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana Di Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali. Universitas Diponegoro: Jurnal

Hardiani, Ratna Sari dan Mayang Anggun Pertiwi. 2013. Pendidikan Kesehatan

Terhadap Sikap Suami Tentang Vasektomi (The Health Education Toward

Attitudes Of Husband On Vasectomy). Universitas Jember: Jurnal

Page 131: PENGARUH KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, DISPOSISI DAN …digilib.unila.ac.id/57174/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-06-22 · variabel ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

162

Nurrita, Maria. 2012. Pengetahuan dan Sikap Suami Terhadap Kontrasepsi

mantap Vasektomi di Kecamatan Rancaekek. Universitas Padjajaran: Jurnal

Paramita, Winda. 2012. Analisis Faktor Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi dan

Struktur Birokrasi pada Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana Bidang Pendidikan Kabupaten Tasik Malaya dan

Cianjur. Universitas Indonesia: Tesis

Putri, Rani Pratama. 2017. Perbandingan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penggunaan Kontrasepsi Intra Uterine Devices (Iud) Dan Implant Pada

Wanita Usia Subur Di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Bandar

Lampung: Universitas Lampung

Rizkitama, Afnita Ayu dan Fitri Indrawati. 2015. Hubungan Persepsi, Pengetahuan,

Sosial Budaya Deangan Peran Aktif Pria dalam Vasektomi di

KecamatanPaguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2011-2012. Semarang:

Universitas Negeri Semarang

Suwarta. Pengaruh Faktor Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi dan Struktur

Birokrasi Dalam Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Administrasi

Kependudukan (SIAK) Terhadap Efektifitas Pembuatan Kartu Tanda

Penduduk (KTP) Dikecamatan Kesambi Kota Cirebon. Unswagati: Jurnal

Dokumen

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga Sejahtera

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga

Data dari Dinas PP dan KB Kota Bandar Lampung tentang Pencapaian Akseptor

KB Menurut Jenis Kontrasepsi Per kecamatan Kota Bandar Lampung

Tahun 2013-2017.

Buku Saku Kependudukan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Provinsi Tahun 2014

https://bandarlampungkota.bps.go.id. Tahun 2017, Diakses pada tanggal 27

September 2018, pukul 20.30 WIB