pengaruh kompetensi, independensi, profesionalisme dan

13
14 Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dengan Pengalaman sebagai Variabel Moderatıng JE-Vol.27-No.1-2019-pp.14-26 Pirmansyah 1* , Amir Hasan 1 , Andreas 1 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia *Email: [email protected] ABSTRACT This study aims to prove the influence of Competence, Independence, Professionalism and Time Budget Pressure Apparatus on the Audit Quality Inspectorate Apparatus with Experience as moderating variables. This type of research done on the inspectorate in Kampar. This study is a survey research using census method, whereas the spreading technique using a questionnaire distributed to inspectors of the Inspectorate, population in this study is the auditor who works at the office inspectorate, a questionnaire distributed 44, a total of 39 questionnaires were returned. Data was analyzed using multiple linear regression testing and MRA. The value of the partial test or t test each independent variable on the dependent variable obtained results that the partial competence, professionalism and Time Budget Pressure effect on audit quality, while independence has no effect on audit quality. The experience also proved unable to affect the relationship of competence, independence, professionalism and budget pressure on audit quality. The results shows that which R 2 of 0.571 where it explains that the percentage of donated influence of independent variables (Competence, Independence, Professionalism and Time Budget Pressure) on dependent variable (auditquality) of 57.1% while the remaining 42.9% influenced by other variables not included in this research. Keywords: Competence, Independence, Professionalism, Time Budget Pressure, Experience, Quality Audit ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh kompetensi, independensi, profesionalisme dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit aparat inspektorat dengan pengalaman sebagai variabel moderating. Jenis penelitian ini dilakukan pada inspektorat di Kabupaten Kampar. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan metode sensus, sedangkan teknik penyebarannya menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada pemeriksa Inspektorat. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang berkerja pada kantor inspektorat, kuesioner yang disebarkan 44, sebanyak 39 kuesioner yang kembali. Analisis data dilakukan dengan pengujian regresi linier berganda dan MRA. Dari nilai uji parsial atau uji t masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen memperoleh hasil bahwa secara parsial kompetensi, profesionalisme dan tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Pengalaman juga terbukti tidak mampu mempengaruhi hubungan kompetensi, independensi, profesionalisme dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit. Hasil penelitian juga menunjukkan hasil dimana R 2 sebesar 0,571 yang menjelaskan bahwa persentase sumbangkan pengaruh variabel independen (Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Dan Tekanan Anggaran Waktu) terhadap variabel dependen (kualitas audit) sebesar 57,1% sedangkan sisa nya 42,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Kata kunci: Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Tekanan Anggaran Waktu, Pengalaman, Kualitas Audit Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau http://je.ejournal.unri.ac.id/ p-ISSN 0853-7593 Maret 2019 Volume 27 Nomor 1 e-ISSN 2715-6877

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit Aparat
Inspektorat dengan Pengalaman sebagai Variabel Moderatng
JE-Vol.27-No.1-2019-pp.14-26
Pirmansyah1*, Amir Hasan1, Andreas1 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia
*Email: [email protected]
ABSTRACT This study aims to prove the influence of Competence, Independence, Professionalism and Time Budget Pressure
Apparatus on the Audit Quality Inspectorate Apparatus with Experience as moderating variables. This type of
research done on the inspectorate in Kampar. This study is a survey research using census method, whereas the
spreading technique using a questionnaire distributed to inspectors of the Inspectorate, population in this study is
the auditor who works at the office inspectorate, a questionnaire distributed 44, a total of 39 questionnaires were
returned. Data was analyzed using multiple linear regression testing and MRA. The value of the partial test or t
test each independent variable on the dependent variable obtained results that the partial competence,
professionalism and Time Budget Pressure effect on audit quality, while independence has no effect on audit
quality. The experience also proved unable to affect the relationship of competence, independence, professionalism
and budget pressure on audit quality. The results shows that which R2 of 0.571 where it explains that the percentage
of donated influence of independent variables (Competence, Independence, Professionalism and Time Budget
Pressure) on dependent variable (auditquality) of 57.1% while the remaining 42.9% influenced by other variables
not included in this research.
Keywords: Competence, Independence, Professionalism, Time Budget Pressure, Experience, Quality Audit
ABSTRAK
anggaran waktu terhadap kualitas audit aparat inspektorat dengan pengalaman sebagai variabel moderating. Jenis
penelitian ini dilakukan pada inspektorat di Kabupaten Kampar. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan
metode sensus, sedangkan teknik penyebarannya menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada pemeriksa
Inspektorat. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang berkerja pada kantor inspektorat, kuesioner yang
disebarkan 44, sebanyak 39 kuesioner yang kembali. Analisis data dilakukan dengan pengujian regresi linier
berganda dan MRA. Dari nilai uji parsial atau uji t masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
memperoleh hasil bahwa secara parsial kompetensi, profesionalisme dan tekanan anggaran waktu berpengaruh
terhadap kualitas audit, sedangkan independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Pengalaman juga
terbukti tidak mampu mempengaruhi hubungan kompetensi, independensi, profesionalisme dan tekanan anggaran
waktu terhadap kualitas audit. Hasil penelitian juga menunjukkan hasil dimana R2 sebesar 0,571 yang menjelaskan
bahwa persentase sumbangkan pengaruh variabel independen (Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Dan
Tekanan Anggaran Waktu) terhadap variabel dependen (kualitas audit) sebesar 57,1% sedangkan sisa nya 42,9%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Kata kunci: Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Tekanan Anggaran Waktu, Pengalaman, Kualitas Audit
Jurnal Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau http://je.ejournal.unri.ac.id/
p-ISSN 0853-7593 Maret 2019 Volume 27 Nomor 1 e-ISSN 2715-6877
15
tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan, yaitu seluruh proses kegiatan audit, review,
pemantauan, evaluasi, hingga kegiatan pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi dan konsultansi
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan standart yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik. Pengawasan atas
penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota,
tingkat provinsi, dan tingkat departemen. Inspektorat melakukan pemeriksaan dan pengawasan khusus
pada organisasi pemerintahan daerah (OPD) yang ada pada setiap kabupaten, kota dan provinsi. Untuk
dapat melaksanaan peran pengawasan secara optimal, setiap aparat pengawasan internal pemerintah
(APIP) dapat melakukan pengawasan dan pembinaan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah yang
dilaksanakan oleh para auditor. Pada dasarnya dalam melaksanakan audit para auditor tersebut harus
objektif. Prinsip objektivitas mensyaratkan agar auditor malaksanakan audit dengan jujur dan tidak
mengkompromikan kualitas. Disamping itu, organisasi APIP bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa setiap auditor dilaksanakan oleh para auditor yang secara kolektif memiliki pengetahuan,
keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melaksanakan audit.
Inspektorat Kabupaten Kampar sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Kampar Nomor 06 Tahun 2012 tanggal 18 Juni 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Kampar dan Peraturan Bupati Kampar Nomor 54 Tahun 2012 tanggal 2
Oktober 2012 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan Inspektorat dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kampar. Inspektorat Kabupaten Kampar mempunyai
tugas pokok yaitu membantu Bupati dalam menentukan kebijakan di bidang pengawasan terhadap
pelaksanaan urusan pemerintah di Daerah Kabupaten Kampar. Tugas pokok tersebut diantaranya; 1)
Merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang pengawasan; 2) Menyusun rencana dan program di bidang
pengawasan; 3) Melaksanakan pengendalian teknis operasional pengawasan; dan keempat,
melaksanakan koordinasi pengawasandan tindak lanjut hasil pengawasan.Kualitas audit yang
dilaksanakan oleh aparat Inspektorat Kampar masih menjadi sorotan. Dalam beberapa kasus, aparat
inspektorat di Kampar sebagai internal auditor tidak mendeteksi adanya temuan audit, tetapi justru
badan pemeriksa keuangan (BPK) sebagai eksternal audit dapat mendeteksi temuan. Menurut ikhtisar
hasil pemeriksaan (IHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2014 terdapat 8 (delapan)
temuan. Temuan-temuan tersebut yaitu: 1) Penyajian nilai investasi permanen-penyertaan Modal
Pemerintah Kabupaten Kampar pada PDAM Tirta Kampar, BMT dan DKUKM belum menggambarkan
kondisi senyatanya; 2) Persiapan pemerintah Kabupaten Kampar menuju penerapan laporan keuangan
berbasis akrual belum memadai; 3) Penatausahaan investasi non permanen dalam bentuk hewan ternak
pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan tidak sesuai dengan pengelolaan keuangan daerah; 4)
Pendapatan pajak hotel dan pajak rstoran belum menggambarkan kondisi senyatanya; 5) Aset lainnya
yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2014 tidak didukung dengan dokumen yang memadai;
dan 6) Selisih lebih penyajian nilai aset tetap per 1 Januari 2014 dalam Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Kampar TA 2014 belum dapat dijelaskan. Inspektorat merupakan pihak pertama yang
melakukan audit atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) dan bila temuan pihak Inspektorat
yang menemukan terlebih dahulu, sebelum dilakukan audit oleh Badan Pengawasan Keuangan (BPK)
tidak transparan, maka kinerja Inspektorat Kampar dipertanyakan.
Tertutupnya pihak Inspektorat Kampar dalam memberikan informasi kepada publik
menimbulkan kecurigaan dari berbagai kalangan, baik masyarakat, penegak hukum dan praktisi hukum.
Pihak pemerintah dan instansi negara wajib hukumnya memberikan informasi kepada pihak media,
apalagi sejak diberlakukannya undang-undang keterbukaan informasi, dengan UU keterbukaan
informasi publik semestinya Inspektorat bisa menyampaikan hasil pemeriksaan secara garis besar,
bukan berupa Laporan Hasil Pemeriksaan (LPH) secara spesifik tetapi cukup secara umum saja agar
Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(1), pp.14-26 Pirmansyah, Hasan, Andreas
16
membuat para pengguna laporan keuangan mempertanyakan bagaimana tugas Inspektorat dan
jajarannya dalam mengawasi pengelolaan keuangan di daerah. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam melaksanakan terkadang menemui kendala dalam
melaksanakan audit karena ada rasanya kekeluargaan, kebersamaan dan pertimbangan manusiawi yang
menonjol dan masalah lainnya, terbatas pada tenaga pemeriksaan dan tidak semua pemeriksaan
memiliki kualitas yang memadai dalam arti auditor. Dengan kurangnya tenaga kerja auditor membuat
kesulitan dalam menyelesaikan auditnya pada waktu yang telah ditentukan. Audit yang berkualitas salah
satu tujuan akhir dari proses audit yang hendak dicapai, audit yang berkualitas dapat dilihat dari tingkat
kepatuhan auditor terhadap prosedur dan ketentuan yang seharusnya dilakukan pada saat melaksanakan
audit. Hal yang penting bagi auditor untuk menjaga kualitas audit supaya tidak menyesatkan para
pemakai laporan dalam mengambil keputusan. Kualitas audit adalah terjaminnya kredibilitas dan
keandalan informasi yang tersaji dalam laporan audit karena kepatuhan auditor pada standar audit yang
berlaku selama penugasan audit. Unsur-unsur kualitas laporan audit yaitu tepat waktu, lengkap, akurat,
obyektif, meyakinkan, jelas dan ringkas.
Selain itu, menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
No.PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 mengenai hal yang dibutuhkan dari seorang auditor
diantaranya, auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya yang
diperlukan dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Selanjutnya, dijelaskan bahwa auditor APIP harus
mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, disamping itu auditor
juga memliliki kompetensi teknis antara lain auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan
komunikasi serta keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Selain itu, auditor harus
dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas audit sebagai hasil dari pekerjaannya. Faktor penting
dalam diri auditor yang mempengaruhi kualitas audit adalah independensi dan profesional. Independensi
adalah sikap tidak memihak. Menurut Mesier dan Fuglister (1992), independensi merupakan suatu
istilah yang sering digunakan oleh profesi auditor karena sikap independensi dapat menghindarkan
hubungan yang mungkin mengganggu obyektivitas auditor. Profesionalisme merupakan suatu tanggung
jawab untuk berperilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, dan
lebih dari sekedar memenuhi Undang-Undang dan peraturan masyarakat. Sikap profesionalisme seorang
auditor sangat penting dalam menghasilkan audit yang berkualitas. Hal ini karena auditor yang
profesional akan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang dimilikinya, diantaranya
berdasarkan pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, dan kemandirian. Auditor tidak hanya dituntut
untuk bekerja secara profesional, tetapi juga harus menyelesaikan tugas pengawasannya sesuai dengan
anggaran waktu yang telah ditetapkan. Tekanan anggaran waktu mengacu pada kendala waktu yang
timbul atau mungkin timbul dari keterbatasan sumber daya (waktu) yang dialokasikan untuk melakukan
tugas. Tuntutan laporan yang berkualitas dengan anggaran waktu yang terbatas tentu saja merupakan
tekanan tersendiri bagi auditor.
Pengalaman seorang auditor dalam bidang audit juga dapat mempengaruhi kualitas hasil audit
yang dilakukan, karena tanpa pengalaman yang memadai auditor akan melakukan kesalahan yang lebih
besar dibandingkan dengan auditor berpengalaman. Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan
seseorang, pengalaman kerjanya semakin luas, dan memungkinkan adanya peningkatan kinerja
(Simanjuntak, 2005). Penelitian ini berbeda dengan penelitian – penelitian sebelumnya. Selain tempat
dan penelitian yang berbeda, pada penelitian ini memakai variabel moderating pengalaman, pengaruh
kompetensi, independensi, profesionalisme dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit aparat
inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah. Mengacu dari penelitian-penelitian terdahulu tersebut,
dalam penelitian ini peneliti akhirnya menarik kesimpulan bahwa penulis akan menganalisis kualitas
audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah untuk mewujudkan good governance pada
pemerintah daerah yang dilakukan oleh auditor internal, dalam hal ini Inspektorat pemerintah daerah
Kabupaten Kampar. Dari Uraian diatas menjadi alasan dan dasar dari penulis untuk menetapkan
Pengalaman sebagai variabel yang dapat memoderasi “Pengaruh Kompetensi, Independensi,
Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(1), pp.14-26 Pirmansyah, Hasan, Andreas
17
Dengan Pengalaman Sebagai Variabel Moderating”.
Perumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat?
2. Apakah ada pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat?
3. Apakah ada pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat?
4. Apakah ada pengaruh Tekanan anggaran waktu terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat?
5. Apakah pengalaman mampu memoderasi hubungan antara kompetensi dengan Kualitas Audit
Aparat Inspektorat?
Aparat Inspektorat?
Aparat Inspektorat?
8. Apakah pengalaman mampu memoderasi hubungan antara Tekanan anggaran waktu dengan
Kualitas Audit Aparat Inspektorat?
atas hal-hal sebagai berikut:
Inspektorat.
Inspektorat.
Inspektorat.
Aparat Inspektorat.
Audit Aparat Inspektorat.
Audit Aparat Inspektorat.
Kualitas Audit Aparat Inspektorat.
dengan Kualitas Audit Aparat Inspektorat.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kualitas Audit
Kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat dicapai jika auditor menerapkan standar-standar
dan prinsip-prinsip audit, bersikap bebas tanpa memihak (Independen), patuh kepada hukum serta
mentaati kode etik profesi. Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor
PER/05/M.PAN/03/2008, pengukuran kualitas audit atas laporan keuangan khususnya yang dilakukan
oleh APIP, wajib menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Dalam sektor publik,
Government Accountability Office (GAO) mendefinisikan kualitas audit sebagai ketaatan terhadap
standar profesi dan ikatan kontrak selama melakukan audit (Lowensohn et al, 2007). Dengan demikian,
auditor harus menerapkan standar audit karena apabila auditor tidak taat terhadap standar audit dapat
menyebabkan penurunan kualitas audit yang dilakukan.
Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(1), pp.14-26 Pirmansyah, Hasan, Andreas
18
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.PER/05/M.PAN/03/2008
tanggal 31 Maret 2008, Auditor harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya yang
diperlukan dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Selanjutnya, dijelaskan bahwa auditor APIP harus
memiliki tingkat pendidikan formal minimal strata satu (S-1) atau yang setara. Disamping itu, auditor
juga harus memliliki kompetensi teknis antara lain auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan
komunikasi, keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Selain itu, Mulyadi (2009)
menjelaskan bahwa kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman, setiap anggota harus
melakukan upaya untuk mencapai tingkatan kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasa
yang diberikan memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi seperti di syaratkan oleh prinsip etika.
2.3. Independensi
Mulyadi (1992) didalam Efendy (2010) mendefinisikan independensi sebagai keadaan terbebas
dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain sehingga dapat
mencapai Independensi. Seorang akuntan publik yang independen haruslah akuntan publik yang tidak
terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri akuntan dalam
mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Auditor yang bersikap independen
akan memberikan penilaian yang nyata terhadap laporan keuangan, tanpa memiliki beban terhadap
pihak manapun, dan dapat dipertanggung jawabkan oleh auditor. Penilaian yang diberikan oleh auditor
akan mencerminkan kondisi sebenarnya dari klien yang diperiksa. Dengan demikian maka jaminan atas
keandalan laporan yang diberikan oleh auditor dapat dipercaya oleh semua pihak yang berkepentingan.
2.4. Profesionalisme
PSA No.4 SPAP (2001) menyatakan dalam standar umum yaitu dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporan keuangannya, auditor wajib menggunakan kemampuan profesionalnya dengan
cermat dan saksama. Sedangkan profesionalisme auditor adalah suatu tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya dan lebih dari sekedar dari memenuhi tanggung jawab yang dibebankan dan lebih dari
memenuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku, artinya profesionalisme adalah usaha apapun
berkonotasi status dan kredibilitas. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat
disimpulkan bahwa profesionalisme auditor internal adalah sikap, kemampuan, maupun kredibilitas
yang dimiliki oleh auditor internal dalam melaksanakan setiap penugasan audit sebagai tanggung jawab
yang dibebankan dan lebih dari memenuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku.
2.5. Tekanan Anggaran Waktu Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakuka
efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu anggaran yang
sangat ketat dan kaku. Dengan adanya tekanan waktu, membuat auditor dalam melaksanakan kegiatan
mengaudit menyebabkan auditor meninggalkan program bagian audit yang penting dan akibatnya
menyebabkan penurunan kualitas audit, tekanan waktu merupakan suatu kondisi yang perlu
diperhitungkan oleh auditor, dalam menyelesaikan tugas auditnya tepat waktu. 2.6. Pengalaman
Pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui proses
berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan benda alam, keadaan, gagasan, dan
penginderaan. Pengalaman kerja adalah rentang waktu yang telah digunakan atas suatu pekerjaan atau
tugas yang dilakukan. Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan peningkatan potensi
bertingkah laku yang baik dari pendidikan formal maupun non formal atau dapat juga diartikan sebagai
suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.
2.7. Hipotesis
Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit
Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(1), pp.14-26 Pirmansyah, Hasan, Andreas
19
dengan benar. Dalam melakukan audit, seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik,
pengetahuan yang memadai, serta keahlian khusus dibidangnya. Selain itu, pengembangan indikator
kualitas audit salah satu diantaranya adalah standar etika yang tinggi, sedangkan indikator lainnya terkait
dengan kompetensi auditor. Audit yang berkualitas sangat penting untuk menjamin bahwa profesi
akuntan memenuhi tanggung jawabnya kepada investor, masyarakat umum dan pemerintah serta pihak-
pihak lain yang mengandalkan kredibilitas laporan keuangan yang telah diaudit dengan menegakkan
etika yang tinggi.
Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit
Nilai auditing sangat bergantung pada persepsi publik akan independensi yang dimiliki auditor.
Selain itu, seorang akuntan publik yang independen adalah akuntan publik yang tidak mudah
dipengaruhi, tidak memihak siapapun dan berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan
pemilik perusahaan tapi juga pihak lain pemakai laporan keuangan yang mempercayai hasil
pekerjaannya. Jika seorang auditor bersikap independen, maka ia akan memberi penilaian yang jujur
terhadap laporan keuangan yang diperiksa, tanpa memiliki beban apapun terhadap pihak manapun.
Maka dengan demikian, penilaiannya yang dikeluarkan akan memcerminkan kondisi yang sebenarnya
dari sebuah perusahaan yang di periksa, sehingga jaminan atas keandalan laporan yang diberikan oleh
auditor tersebut dapat dipercaya oleh semua pihak yang berkepentingan.
H2: Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
Pengaruh Professionalisme terhadap Kualitas Audit
Sikap profesionalisme seorang auditor sangat penting dalam menghasilkan audit yang
berkualitas. Hal ini karena, auditor yang profesional akan mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan yang dimilikinya yaitu berdasarkan pengabdian pada profesi, kewajiban sosial,
kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan sesama profesi. Semakin profesional
seorang auditor melakukan audit, maka semakin baik kualitas audit yang akan dihasilkan. Auditor
yang dalam bekerja tidak ada campur tangan dari pihak manapun dan jujur dalam bekerja akan
berdampak pada peningkatan kualitas auditnya. Selain itu, dengan adanya sikap independen dari seorang
auditor dan diperkuat dengan kepuasan auditor dengan pekerjaannya, maka auditor tersebut dapat
bekerja dengan lebih baik sehingga berdampak pada semakin meningkatnya kualitas audit. H3: Profesionalisme berpengaruh terhadap kualitas audit.
Tekanan anggaran waktu terhadap Kualitas Audit Time budget pressure adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan
efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang
sangat ketat dan kaku. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu yang ketat secara konsisten
berhubungan dengan perilaku disfungsional. Auditor yang mengalami tekanan yang yang disebabkan
oleh anggaran waktu yang sangat ketat dapat menimbulkan penurunan kualitas audit. Situasi seperti itu
merupakan tantangan tersendiri bagi auditor dengan anggaran waktu yang terbatas dituntut untuk
menghasilkan laporan audit yang berkualitas.
H4: Tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap kualitas audit
Pengaruh Pengalaman Terhadap Hubungan Kompetensi Dan Kualitas audit. Knoers dan Haditono (1999) didalam Muhsin (2017) menyatakan bahwa pengalaman
merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari
pendidikan formal maupun non formal atau dapat pula diartikan sebagai suatu proses yang membawa
seseorang kepada pola tingkah laku. Kompetensi adalah auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan
berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan
untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambilnya. Pengalaman bagi auditor dalam bidang audit
berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian diperoleh auditor dari pendidikan
formalnya sehingga kualitas audit akan semakin baik seiring bertambahnya pengalaman. Seorang audit
telah mempunyai kompetensi ditambah pengalaman dalam melakukan audit maka akan mendukung
Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(1), pp.14-26 Pirmansyah, Hasan, Andreas
20
Pengaruh Pengalaman Terhadap Hubungan Independen Dan Kualitas audit
Tubs dalam Soekrisno (2004) menyimpulkan bahwa auditor independen yang berpengalaman
akan lebih sensitif dalam mendeteksi kekeliruan-kekeliruan yang tidak lazim atas temuan-temuan dalam
audit. Dalam menjalankan tugasnya, auditor harus selalu mempertahankan mental independen dalam
memberikan jasa professional sebagaimana diatur dalam standar professional akuntan public yang di
tetapkan oleh IAI. Semakin lama dan banyak pengalaman kerja seseorang akan berdampak pada
keahlian dan keterampilan yang cukup sehingga audit yang dilakukan akan semakin berkualitas, begitu
juga sebaliknya semakin sedikit pengalaman kerjanya akan berdampak pada tingkat keahlian dan
keterampilan sangat rendah dan hasil pemeriksaannya juga kurang berkualitas.
H6: Pengalaman mempengaruhi hubungan antara Independen dengan kualitas audit.
Pengaruh Pengalaman Terhadap Hubungan Profesionalisme Dan Kualitas audit
Libby & Frederick dalam Soekrisno (2004) mengatakan semakin banyak pengalaman yang
dimiliki oleh auditor maka semakin banyak pula baik sikap skeptisme profesionalnya dalam
menghasilkan berbagai macam dugaan dan menjelaskan temuan audit. Pengalaman dalam pemeriksaan
laporan keuangan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Pengalaman bagi auditor
dalam bidang audit sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian seorang auditor dari
pendidikan formalnya sehingga kualitas audit akan semakin meningkat seiring bertambahnya
pengalaman. Semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin profesional auditor tersebut.
H7 :Pengalaman mempengaruhi hubungan antara Profesionalisme dengan kualitas audit.
Pengaruh Pengalaman Terhadap Hubungan Tekanan anggaran waktu Dan Kualitas
audit Tekanan waktu tidak realistis pada tugas audit khusus akan berdampak kurang efektifnya
pelaksanaan audit atau auditor pelaksana cenderung mempercepat pelaksanaan tes. Sebaliknya, bila
waktu terlalu lama hal ini akan berdampak negative pada biaya dan efektivitas pelaksanaan audit, hal
ini juga akan dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas auditor. Dengan
adanya pengalaman auditor maka akan menjadi semakin terampil auditor tersebut dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Maka, akan menjadi efisiensi dalam memanfaatkan waktu yang telah ditetapkan. Hal ini
dikarenakan auditor telah benar-benar memahami teknik atau cara menyelesaikannya, serta telah banyak
mengalami berbagai hambatan-hambatan atau kesalahan-kesalahan dalam pekerjaannya tersebut,
sehingga dapat lebih cermat dan berhati hati menyelesaikannya dan auditor dapat menyelesaikan tugas
auditnya tepat waktu. H8 : Pengalaman mempengaruhi hubungan antara tekanan anggaran waktu dengan kualitas
audit.
Jenis penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal, yaitu tipe penelitian dengan
karakteristik masalah sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer. Penelitian ini merupakan penelitian survey dan yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah lembaga Inspektorat Kabupaten Kampar. Jumlah populasi adalah sebanyak 44
(empat puluh empat) orang. Penelitian ini menggunakan sensus, seluruh populasi yaitu auditor
Inspektorat Kabupaten Kampar sejumlah 44 orang dijadikan sampel. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner
adalah seluruh Auditor Inspektorat Kabupaten Kampar yang berjumlah 44 (empat puluh empat) orang.
Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu kompetensi (X1), independensi (X2),
profesional (X3), tekanan anggaran waktu (X4), variabel dependen yaitu kualitas audit (Y) sedangkan
pengalaman (X5) sebagai variable moderating dan diukur dengan menggunaka skala likert. Metode
analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (Multiple
Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(1), pp.14-26 Pirmansyah, Hasan, Andreas
21
dan MRA adalah sebagai berikut:
1. Persamaan regresi pertama
2. Persamaan regresi kedua
3. Persamaan regresi ketiga
4. Persamaan regresi keenam
5. Persamaan regresi kelima
Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk
mengetahui kehandalan (validitas) dan kesahihannya (reliabilitas). Setelah itu, dilanjutkan dengan uji
asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji
autokorelasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda dan MRA.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik t yang digunakan untuk menguji apakah variabel
bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel terikat (Y) dengan tingkat signifikansi yang digunakan 5%.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Statistik Deskriptif
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) dan dari 44
kuesioner yang disebarkan, 39 kuesioner yang kembali dan 5 kuesioner yang tidak kembali. Statistik
Deskriptif dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, semua instrument
penelitian mempunyai nilai mean lebih besar dari pada standar deviasi. Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa data yang akan digunakan adalah layak dan valid.
Tabel 1: Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
Kompetensi 39 23,44 3,016
Independensi 39 14,79 2,462
Profesionalisme 39 23,38 4,428
Tekanan_Anggaran_Waktu 39 9,10 2,257
Pengalaman 39 29,67 2,794
Kualitas_Audit 39 16,97 1,581
Valid N (listwise) 39
4.2. Pengujian Kualitas Data
Dari hasil uji validitas menunjukkan bahwa instrumen-instrumen pada setiap variabel dalam
penelitian ini adalah valid dan dapat dipakai untuk melakukan penelitian atau menguji hipotesis
penelitian karena nilai pada setiap instrumen berada di atas nilai signifikan pada tabel nilai product
moment, yaitu di atas 0,316.
Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(1), pp.14-26 Pirmansyah, Hasan, Andreas
22
Uji reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh instrumen di atas adalah reliabel karena nilai alpha
setiap instrumen tersebut (variabel X1 = 0,846, X2 = 0,776, X3 = 0,885, X4 = 0,863, X5 = 0,874, Y =
793) lebih besar dari ketentuan Alpha Cronbach 0,60 sehingga dapat dipakai untuk melakukan
penelitian atau menguji hipotesis penelitian.
4.4. Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Pada penelitian ini, pengujian normalitas data dilihat dari grafik normal probability plot.
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa data dalam penelitian ini menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, maka model regresi dalam penelitian ini memenuhi
asumsi normalitas.
Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan Tabel 2 dibawah, diperoleh nilai VIF untuk seluruh variabel bebas < 10 dan
tolerance > 0,10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari masalah
multikolinearitas.
Variabel Collinearity Statistics
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 2 dibawah, terlihat bahwa titik-titik tidak membentuk pola tertentu dan
menyebar pada sumbu Y. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak
terdapat permasalahan heteroskedastisitas.
23
4.5. Analisis Regresi Berganda
pengujian hipotesis sebagai berikut (Tabel 3).
Tabel 3. Coefficients Regresi
Uji t
1. Berdasarkan pengujian hipotesis mengenai pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit (H1)
diperoleh nilai t hitung yaitu 3,322 > 2,032 dan tingkat signifikan 0,002 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh siginifikan antara kompetensi dengan
kualitas audit. Hal Ini menunjukkan bahwa kompetensi mempunyai hubungan yang searah dengan
kualitas audit, bahwa semakin meningkat kompetensi auditor semakin meningkat pula kualitas audit
yang dihasilkannya.
2. Berdasarkan pengujian hipotesis mengenai pengaruh independensi terhadap kualitas audit (H2)
diperoleh nilai t hitung yaitu 1,098 < 2,032 dan tingkat signifikan 0,280 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh siginifikan antara independensi dengan
kualitas audit, semakin menurun indpendensi auditor semakin turun pula kualitas auditnya. Hal ini
menunjukkan bahwa Independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
3. Berdasarkan pengujian hipotesis mengenai pengaruh profesionalisme terhadap kualitas audit (H3)
diperoleh nilai t hitung 2,851 > 2,032 dan tingkat signifikan 0,007 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
H0 ditolak yang artinya ada pengaruh siginifikan antara profesionalisme dengan kualitas audit. Hal
ini menunjukkan bahwa profesionalisme mempunyai hubungan searah dengan kualitas audit, hal ini
mengandung arti bahwa profesional auditor meningkat maka meningkat pula hasil kualitas audit.
4. Berdasarkan pengujian hipotesis mengenai pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit
(H4) diperoleh nilai t hitung 2,420 > 2,032 dan tingkat signifikan 0,021 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh siginifikan antara tekanan anggaran
waktu dengan kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
24
Berdasarkan pengujian, diketahui nilai adjusted R-Squared sebesar 0,571. Artinya adalah bahwa
sumbangan pengaruh variabel kompetensi, independensi, profesionalisme terhadap variabel kualitas
audit sebesar 57,1%. Sedangkan sisanya 42,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk
kedalam model regresi dalam penelitian ini.
Pengujian Hipotesis Moderate Regresion Analysis (MRA)
Selanjutnya, dalam penelitian ini pengujian efek moderate regression analysis (MRA)
dilakukan dengan menggunakan analisis pure moderator yaitu pengujian yang dilakukan dengan
membuat regresi interaksi, tetapi variabel moderator tidak berfungsi sebagai variabel independen.
Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua yang telah dilakukan maka model penelitian adalah sebagai
berikut:
Hipotesis kelima menyatakan bahwa pengalaman tidak mampu mempengaruhi hubungan antara
kompetensi dengan kualitas audit. Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
variabel kompetensi diperoleh nilai t hitung 1,019 < 2,028 dan tingkat signifikan 0,315 > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh siginifikan antara interaksi
kompetensi dan pengalaman dengan kualitas audit.
Tabel 4: Pengujian Hipotesis kelima MRA
Model T Sig
Hipotesis keenam menyatakan bahwa pengalaman tidak mampu mempengaruhi hubungan
antara independensi dengan kualitas audit. Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi variabel Independensi diperoleh nilai t hitung 1,419 < 2,028 dan tingkat signifikan 0,165 > 0,05
maka disimpulkan H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh siginifikan antara interaksi independensi
dan pengalaman dengan kualitas audit.
Tabel 5: Pengujian Hipotesis keenam MRA
Model T Sig
Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa pengalaman tidak mampu mempengaruhi hubungan
antara profesionalisme dengan kualitas audit. Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi variabel profesionalisme diperoleh nilai t hitung 1,264 < 2,028 dan tingkat signifikan 0,215 >
Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(1), pp.14-26 Pirmansyah, Hasan, Andreas
25
0,05 maka disimpulkan H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh siginifikan antara interaksi
profesionalisme dan pengalaman dengan kualitas audit.
Tabel 6: Pengujian Hipotesis ketujuh MRA
Model T Sig
Hipotesis kedelapan menyatakan bahwa pengalaman tidak mampu mempengaruhi hubungan
antara tekanan anggaran waktu dengan kualitas audit. Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi variabel tekanan anggaran waktu diperoleh nilai t hitung -0,412 > -2,028 dan tingkat
signifikan 0,683 > 0,05, maka disimpulkan H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh siginifikan
antara interaksi tekanan anggaran waktu dan pengalaman dengan kualitas audit.
Tabel 7: Pengujian Hipotesis kedelapan MRA
Model T Sig
5. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu
kompetensi, profesionalisme dan tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap kualitas audit
sedangkan independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Kemudian, pengalaman sebagai
variabel moderasi tidak mampu mempengaruhi hubungan kompetensi, independensi, profesionalisme
dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit. Penelitian ini hanya melibatkan pada satu instansi
saja, yaitu Inspektorat Kabupaten Kampar, sehingga tingkat generalisasi dari penelitian masih kurang.
Dan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas variabel dan pengukuran variabel penelitian
dan memperluas lingkup respondennya. Variabel lain yang kemungkinan memberikan pengaruh pada
kualitas audit sebaiknya ditambahkan ke dalam model, misalnya pendidikan berkelanjutan, Motivasi
dan lain-lain yang mempengaruhi kualitas audit di Inspektorat.
DAFTAR PUSTAKA
Program Pascasarjana Magister Akuntansi Universitas Riau
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3.Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Lowensohn, S., Johnson L.E., Elder, R.J., & Davies, S.P. (2007). Auditor specialization, perceived audit quality
anda audit fee in the local government audit market. Journal of Accounting and Public Policy, 26(6), 705-732.
Jurnal Ekonomi – JE (2019), Vol.27(1), pp.14-26 Pirmansyah, Hasan, Andreas
26
Universitas Diponegoro.
Muhsin. (2017). Pengaruh Due Professional Care Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Pengalaman Auditor
Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Auditor Kantor Inspektorat Kabupaten Kubu Raya Dan Kabupaten
Landak Propinsi Kalimantan Barat). Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura,
Pontianak.
Mulyadi. (2009). Auditing. Edisi 6. Badan Penerbit Salemba Empat: Jakarta. Diakses dari
blogspot.com/2014/09/pengertian-internal-auditing.
Permendagri No. 23 tahun 2007 tentang pedoman tata cara pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah.
Simanjuntak, Payaman. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Jakarta
Soekrisno, Agoes. (2004). Pemeriksaan oleh KAP (Auditing), Edisi Ketiga, Buku I, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta