pengaruh kompetensi dan independensi auditor

134
PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: ADITYA WIRAMURTI 05412144004 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

Upload: yogieardhensa

Post on 26-Dec-2014

3.694 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR

TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA

KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)

DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ADITYA WIRAMURTI

05412144004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2010

Page 2: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

ii

Page 3: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

iii

Page 4: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

PENGARUH KOMPETENSI

DAN INDEPENDENSI AUDITOR

TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA

KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)

DI YOGYAKARTA

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Aditya Wiramurti

NIM : 05412144004

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ekonomi

Judul Tugas Akhir :

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Yogyakarta, 22 November 2010

Penulis,

Aditya Wiramurti

NIM. 05412144004

Page 5: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

v

MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan

memudahkan padanya jalan menuju ke surga” (H.R. Muslim).

“Bermimpilah... Karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.....” (Nidji).

“Nasib saya ada ditangan saya sendiri. Maju atau mundur, tergantung pada

diri sendiri” (Afifah A.).

“Work and pray makes all the things HAPPEN” (Penulis).

Page 6: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

vi

PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT,

kupersembahkan karya kecilku ini dengan segala kerendahan hati

untuk orang-orang yang mencintai dan menyayangiku

dengan penuh ketulusan...

♥ My dad n my mam, thank’s for All... I can’t life without you....

♥ My big family...because you’re my everything.....

♥ Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang

kubanggakan…

Page 7: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

vii

BINGKISAN

Kubingkiskan karya kecil ini untuk:

Eliana, thank’s for All my friend….

Tiga Driver berpengalaman (Ando, Budi dan Gama), terima kasih untuk

kebersamaan, keceriaan, dan kenangan yang terindah yang tak terlupakan.

Achie and Family, terima kasih atas segala bentuk perhatian dan dukungannya

di masa lalu. Wish me luck…!!

Ivan Dibyo, terima kasih atas kerjasama dan masukannya kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Nopan, terima kasih atas bantuan dan keceriaan yang gila sewaktu di

Bandung, penulis tidak akan pernah lupa peristiwa tersebut.

Hasta, yang telah memberikan motivasi dan kritik-kritik yang pedas kepada

penulis.

Rey, Ian, Siam, Browni, Andy, Terry, Boiem, Slamet, Lukman dkk Kost B29

tercinta, yang selama ini telah memberikan suka duka menjadi anak kost.

Horas, yang telah menjadi penyemangat di saat aku sendirian.

Teman-temanku semua Akuntansi angkatan 2005, especially NR-B. Terima

kasih atas segala keceriaan dan kegilaan yang telah kita lalui selama ini.

Chayo…!!!

Page 8: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

viii

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR

TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA

KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)

DI YOGYAKARTA

Oleh:

ADITYA WIRAMURTI

05412144004

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yang merupakan

tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara

dua variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara

Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik

(KAP) di Yogyakarta, pengaruh antara Independensi Auditor terhadap

Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta, dan pengaruh

antara Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha

Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta.

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta dengan sampel penelitian sebanyak 38

auditor yang diambil menggunakan teknik Simple Random Sampling. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah Kompetensi dan Independensi Auditor,

sedangkan variabel dependennya adalah Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan

Publik (KAP) di Yogyakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan

metode kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis

deskriptif, regresi sederhana dan regresi berganda.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan: (1). Terdapat pengaruh yang

signifikan antara Kompetensi Auditor (X1) dengan Kelangsungan Usaha Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai t hitung

> t tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,7507 > 2,028094). Dari hasil

analisis juga diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,417 dan koefisien

determinasi R2 sebesar 0,174. (2). Terdapat pengaruh yang signifikan antara

Independensi Auditor (X2) dengan Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik

(KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk

taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,377 > 2,028094). Dari hasil analisis juga

diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,368 dan koefisien determinasi R2 sebesar

0,136. (3). Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi (X1) dan

Independensi Auditor (X2) terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik

(KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel untuk

taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (7,561 > 5,518). Dari hasil analisis juga

diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,490 dan koefisien determinasi R2 sebesar

0,240.

Page 9: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

ix

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan

limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha

Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta”. Maksud dari penyusunan skripsi

ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan

Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis

ucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Sardiman A.M., M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas

Negeri Yogyakarta.

3. Rr. Indah Mustikawati, M.Si, Ak., Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus Dosen

Pembimbing yang penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan

bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

Page 10: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

x

4. Dhyah Setyorini, M.Si, Ak., Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu

dan memberi masukan kepada penulis.

5. Bapak Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai

harganya kepada penulis selama belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta.

6. Bapak, Ibu, Saudara/i Akuntan Publik di Yogyakarta, yang telah bersedia

menjadi responden dan meluangkan waktu guna mengisi kuesioner yang

disebarkan penulis.

7. Semua pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata semoga Allah SWT memberikan karunia, limpahan rahmat dan

berkat-Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-

pihak yang membutuhkannya.

Yogyakarta, 22 November 2010

Penulis

Aditya Wiramurti

Page 11: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN KEASLIAN KARYA ............................................................ iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi

BINGKISAN .............................................................................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..........xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 7

D. Rumusan Masalah ................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 8

Page 12: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

xii

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ..................... 10

A. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) ................. 10

1. Pengertian Kelangsungan Usaha ......................................... 10

2. Kantor Akuntan Publik (KAP) .............................................. 11

3. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) ............. 14

B. Kompetensi Auditor ................................................................... 16

1. Tingkat Pendidikan Auditor ................................................. 17

2. Pelatihan dan Pengalaman Auditor ........................................ 18

C. Independensi Auditor ................................................................. 21

D. Penelitian Relevan ..................................................................... 26

E. Kerangka Berpikir ..................................................................... 29

F. Model Penelitian ........................................................................ 30

G. Hipotesis Penelitian ................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 32

B. Jenis Penelitian .......................................................................... 32

C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 33

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 33

E. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 35

F. Instrumen Penelitian .................................................................. 36

G. Uji Coba Instrumen ................................................................... 39

1. Uji Validitas ........................................................................ 39

Page 13: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

xiii

2. Uji Reliabilitas ..................................................................... 41

H. Teknik Analisis Data ................................................................. 42

1. Uji Normalitas ..................................................................... 42

2. Uji Linieritas ........................................................................ 44

3. Uji Multikolineritas .............................................................. 45

4. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 46

I. Pengujian Hipotesis ................................................................... 47

1. Regresi Linier Sederhana ..................................................... 47

2. Regresi Linier Berganda ...................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 50

A. Deskripsi Sampel Penelitian ...................................................... 50

B. Deskripsi Responden ................................................................. 52

C. Deskripsi Variabel Penelitian ..................................................... 56

1. Kompetensi Auditor ............................................................. 56

2. Independensi Auditor ........................................................... 58

3. Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta ............................ 60

D. Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 62

1. Uji Hipotesis Linear Sederhana ............................................ 62

2. Uji Hipotesis Linear Berganda .............................................. 66

E. Pembahasan ............................................................................... 69

F. Keterbatasan .............................................................................. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 75

A. Kesimpulan ............................................................................... 75

Page 14: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

xiv

B. Saran ......................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78

LAMPIRAN ................................................................................................. 81

Page 15: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar KAP di Yogyakarta ...................................................................... 33

2. Nama KAP dan Jumlah sampel ............................................................... 36

3. Penilaian Skor Pernyataan ....................................................................... 37

4. Instrumen Penelitian ................................................................................ 37

5. Hasil Uji Validitas ................................................................................... 40

6. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 41

7. Hasil Uji Normalitas Data ........................................................................ 42

8. Model Summary Regresi ......................................................................... 45

9. ANOVA Regresi ..................................................................................... 45

10. Hasil Uji Multikolineritas ....................................................................... 46

11. Data Responden Berdasarkan Jabatan ..................................................... 52

12. Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja .................................... 53

13. Data Responden BerdasarkanJenjang Pendidikan ................................. . 54

14. Tingkat Pengembalian Kuesioner ........................................................... 55

15. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kompetensi Auditor ...................... 57

16. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Independensi Auditor .................... 59

17. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kelangsungan Usaha KAP di

Yogyakarta ............................................................................................. 61

18. Model Summary Regresi X1 terhadap Y ................................................. 63

19. Koefisien Regresi X1 terhadap Y ............................................................. 63

Page 16: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

xvi

20. Model Summary Regresi X2 terhadap Y .................................................. 65

21. Koefisien Regresi X2 terhadap Y ............................................................. 65

22. Model Summary Regresi X1, X2 terhadap Y ............................................. 67

23. Koefisien Regresi X1, X2 terhadap Y ........................................................ 67

Page 17: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hierarki Kantor Akuntan Publik .......................................................... 12

2. Model Penelitian .................................................................................. 30

3. Histogram Hasil Pengujian Asumsi Normalitas .................................... 43

4. Hasil Pengujian Asumsi Normalitas dengan P-Plot .............................. 44

5. Grafik Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 47

6. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan ......................... 53

7. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ........ 54

8. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ..... 55

9. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kompetensi Auditor . 57

10. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi Independensi Auditor 59

11. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kelangsungan Usaha KAP

di Yogyakarta ...................................................................................... 62

Page 18: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner (Instrumen Penelitian) ......................................................... 83

2. Tabel Data Uji Instrumen .................................................................... 90

3. Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 93

4. Data Hasil Penelitian .......................................................................... 97

5. Perhitungan Kecenderungan Frekuensi ................................................ 100

6. Uji Normalitas ..................................................................................... 103

7. Uji Linearitas ...................................................................................... 103

8. Uji Multikolineritas ............................................................................ 104

9. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 104

10. Hasil Regresi ...................................................................................... 105

11. Daftar KAP di Yogyakarta ................................................................. 109

12. Surat Izin Penelitian ........................................................................... 111

Page 19: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Ketika seorang investor akan

melakukan investasi pada suatu perusahaan, ia perlu mengetahui kondisi

keuangan perusahaan tersebut terutama menyangkut kelangsungan usaha

perusahaan. Informasi akuntansi merupakan kebutuhan yang paling mendasar

untuk pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal. Informasi akuntansi

tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah dibuat oleh pihak

manajemen perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, ada kecenderungan

pihak manajemen perusahaan untuk memanipulasi kinerja laporan keuangan

perusahaan dengan cara memperbaiki laporan keuangan sedemikian rupa sehingga

tampak lebih baik dari semestinya dengan tujuan untuk mendapatkan penilaian

yang positif atas tanggung jawabnya sebagai pihak yang mengelola perusahaan.

Untuk memastikan kesesuaian antara laporan keuangan yang disusun oleh

manajemen dengan standar akuntansi yang ada, maka laporan keuangan perlu

diaudit oleh pihak ketiga yang bebas, tidak memihak atau independen. Pihak yang

bisa melakukan audit atas laporan keuangan tersebut adalah auditor independen

atau akuntan publik.

Dalam hal ini, akuntan publik berfungsi sebagai pihak ketiga yang

menghubungkan pihak manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan dan

berkepentingan untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan yang

disajikan pihak manajemen dapat dipercaya sebagai dasar dalam membuat

Page 20: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

2

keputusan. Tanpa menggunakan jasa akuntan publik, manajemen perusahaan tidak

akan dapat meyakinkan pihak luar bahwa laporan keuangan yang disajikan

manajemen perusahaan berisi informasi yang dapat dipercaya. Di sisi lain,

pemakai laporan keuangan juga menaruh kepercayaan yang besar terhadap hasil

pekerjaan auditor yang berupa laporan audit.

Laporan auditor penting sekali dalam suatu audit karena laporan tersebut dapat

menginformasikan tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang

diperolehnya. Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai apakah terdapat

kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya selama periode waktu tertentu dan membuktikan

kewajaran atas laporan keuangan yang disajikan oleh klien. Auditor juga harus

memiliki keberanian untuk mengungkapkan permasalahan mengenai

kelangsungan usaha perusahaan klien.

Semakin banyaknya K a n t o r A k u n t a n P u b l i k ( KAP) yang berdiri,

menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar KAP tersebut. Persaingan

yang ketat di zaman sekarang ini membuat Kantor Akuntan Publik harus dapat

mempertahankan mutu jasa audit agar dapat mempertahankan eksistensi atau

kelangsungan usahanya. Jika mutu jasa audit dalam suatu KAP tidak diakui lagi,

maka tidak mungkin KAP tersebut tidak akan terpakai lagi dan akhirnya tidak

dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Eksistensi KAP ditentukan oleh

mutu jasa yang diberikan oleh auditor yang dalam hal ini adalah laporan audit.

Untuk menghasilkan jasa audit yang berkualitas, auditor harus berpedoman

pada Standar Auditing dan Aturan Etika Akuntan Publik. Standar auditing

menurut Munawir (1999:30) digunakan sebagai pedoman mutu profesional

Page 21: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

3

auditor independen dan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit,

sedangkan bagi masyarakat umum Standar Auditing merupakan jaminan

keyakinan akan mutu audit yang dilakukan oleh auditor. Sedangkan aturan etika

digunakan sebagai sarana yang menjadi dasar kepercayaan masyarakat terhadap

kualitas atau mutu jasa yang diberikan oleh profesi akuntan tanpa memandang

siapa individu yang melaksanakannya. Dalam hal ini kompetensi dan

independensi merupakan bagian dari Standar Auditing dan juga termasuk dalam

Aturan Etika Akuntan Publik. Kompetensi berkaitan dengan kemampuan,

keahlian dan pengalaman dari auditor (Christiawan:2002). Sedangkan

independensi adalah sikap auditor yang jujur, bebas, tidak memihak dan tidak

mudah dipengaruhi (Christiawan:2002).

Kelangsungan usaha Kantor Akuntan Publik ditentukan oleh mutu jasa yang

diberikan oleh auditor yang dalam hal ini adalah laporan audit. Untuk

menghasilkan mutu jasa audit yang berkualitas, auditor harus berpedoman pada

Standar Auditing dan Kode Etik Profesi. Menurut Munawir (1999: 30), Standar

auditing digunakan sebagai ukuran mutu profesional (professional qualities)

auditor independen dan pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam

pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor, sedangkan bagi masyarakat

umum Standar Auditing merupakan jaminan keyakinan akan kualitas audit yang

dilakukan oleh auditor. Dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan oleh

akuntan publik, hasilnya bukan hanya untuk kepentingan klien tapi juga untuk

pihak ketiga yang meliputi para investor, kreditor, lembaga keuangan, pemerintah,

masyarakat dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap laporan

keuangan klien yang telah diaudit oleh akuntan publik. Adanya harapan yang

Page 22: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

4

besar baik dari manajemen maupun pemakai laporan keuangan yang menuntut

akuntan publik untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu audit yang

dilakukan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan

jasa yang diberikan akuntan publik akhirnya mengharuskan akuntan publik

memperhatikan kualitas audit yang dilakukannya. Adapun pertanyaan dari

masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin

besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik di luar

negeri maupun di dalam negeri, misalnya terdapat kasus keuangan dan manajerial

perusahaan publik yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang

menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam (Christiawan: 2002). Dalam

kasus Raden Motor pada tahun 2009, seorang akuntan publik yang membuat

laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal

senilai Rp 52 miliar dari dari BRI Cabang Jambi pada tahun 2009, diduga terlibat

kasus korupsi dalam kredit macet. Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi

mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut. Fitri Susanti, kuasa hokum tersangka

Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat kasus itu, Selasa (18/5/2010)

mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan

para saksi, terungkap ada dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai

akuntan publik dalam kasus ini. Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan

tersangka dengan saksi Biasa Sitepu terungkap dalam laporan keuangan

perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke BRI. Sedangkan

skandal di luar negeri, Raju, mantan pemimpin Satyam, awal tahun lalu mengakui

perbuatannya, telah memalsukan keuntungan perusahaan. Dalam surat pengakuan,

ia mengatakan telah membesar-besarkan laba perusahaan selama bertahun-tahun

Page 23: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

5

dan meningkatkan neracanya hingga Iebih dari US$ 1 miliar. Satyam merupakan

perusahaan teknologi informasi outsourcing terbesar keempat di India. Kliennya

terdiri atas Nestle, General Electric, dan General Motors. Akibat kasus ini,

perusahaan kemudian diambil alih oleh Tech Mahindra dengan nilai US$ 600 juta

untuk kepemilikan mayoritas. Atas pengakuan itu, ia menghadapi dakwaan

konspirasi, kecurangan, hingga pemalsuan. Ia kemudian menarik kembali

pengakuannya. Namun polisi menetapkan surat itu merupakan pengakuan

penipuan yang sifatnya sukarela. Pengadilan di India mulai mengadili pendiri

perusahaan teknologi informasi Satyam, B. Ramalinga Raju, yang dituduh

melakukan penipuan terbesar dalam sejarah korporasi negara itu. Modus kasus ini

mirip skandal rekayasa laporan keuangan Enron, perusahaan raksasa listrik dan

gas asal Texas, Amerika Serikat.

Dalam konteks skandal keuangan di atas, memunculkan pertanyaan apakah

trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik yang mengaudit

laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun auditor justru

ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut. Tentu saja jika yang terjadi adalah

auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan, maka yang

menjadi inti permasalahannya adalah kompetensi atau keahlian auditor tersebut.

Namun jika yang terjadi justru akuntan publik ikut mengamankan praktik

rekayasa tersebut, maka inti permasalahannya adalah independensi auditor

tersebut. Terkait dengan konteks inilah, muncul pertanyaan seberapa tinggi

tingkat kompetensi dan independensi auditor saat ini dan apakah kompetensi dan

independensi auditor tersebut berpengaruh terhadap mutu jasa audit yang

dihasilkan oleh akuntan publik.

Page 24: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

6

Mutu jasa audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi

(Christiawan: 2002), sedangkan kualitas pemeriksaan ditentukan oleh persepsi

masyarakat atas independensi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan.

Kompetensi dan independensi merupakan bagian dari standar auditing dan

termasuk juga di dalam etika profesional. Kompetensi berkaitan dengan

kemampuan, keahlian dan pengalaman dari auditor (Christiawan: 2002). Dalam

melaksanakan audit, akuntan publik harus bertindak sebagai seorang yang ahli

dalam bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian sebagai auditor,

seseorang harus telah memperoleh pendidikan formal, pelatihan teknis yang

kemudian diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit (Munawir, 1999:

32).

Pengalaman merupakan unsur profesi terpenting karena akan mempengaruhi

kemampuan auditor untuk mengetahui kekeliruan dan pelatihan yang dilakukan

akan meningkatkan keahlian dalam melakukan audit. Sedangkan independensi

adalah sikap auditor yang jujur, tidak memihak, dan tidak mudah dipengaruhi

(Christiawan: 2002). Menurut Munawir (1999: 35) independensi akuntan publik

menyangkut dua aspek yaitu independensi dalam fakta (independence in fact) dan

independensi dalam penampilan (independence in appearance). Akuntan publik

tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk

jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada

kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan

publik. Walaupun auditor dapat mempertahankan independensinya, namun

apabila pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yakin bahwa

auditor memihak kepada auditee maka opini dari hasil audit yang telah dibuat

Page 25: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

7

auditor tidak akan dapat dipercaya lagi. Mengingat kompleksitas pekerjaan audit

menuntut tanggung jawab yang besar, maka penting bagi auditor yang bekerja di

suatu Kantor Akuntan Publik untuk memiliki kompetensi dan independensi yang

tinggi.

Menurut Nugrahaningsih (2005) dalam Nizarul, dkk. (2007) kompetensi dan

independensi yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika.

Seorang auditor berkewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi

mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat

dan diri mereka sendiri. Kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor

inilah yang menjadi pertimbangan bagi para pihak yang membutuhkan jasa audit

untuk menggunakan jasa mereka. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk

memandang Kantor Akuntan Publik sebagai pihak yang independen dan

kompeten, karena akan mempengaruhi berharga atau tidaknya jasa yang telah

diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada pemakai. Jika pemakai merasa

Kantor Akuntan Publik memberikan jasa yang berguna dan berharga, maka nilai

audit atau kualitas audit juga meningkat. Para pembaca laporan audit yang merasa

yakin akan kompetensi dan independensinya, maka secara tidak langsung hal ini

akan membawa pengaruh terhadap eksistensi atau kelangsungan usaha Kantor

Akuntan Publik dimana auditor tersebut bertugas (Canyaning, 2003).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Canyaning (2003) dan Christiawan (2002). Perbedaan penelitian terdahulu dengan

penelitian ini yaitu penelitian terdahulu menggunakan objek penelitian Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang berada di Malang (Canyaning) dan Surabaya

Page 26: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

8

(Christiawan) sedangkan dalam penelitian ini menggunakan objek penelitian

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Yogyakarta.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi dan Independensi

Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di

Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Banyaknya skandal keuangan yang melibatkan profesi akuntan publik,

baik di luar negeri maupun di dalam negeri.

2. Persaingan yang ketat membuat Kantor Akuntan Publik harus dapat

mempertahankan eksistensi atau kelangsungan usahanya.

3. Sulitnya mempertahankan objektifitas yang dapat mempengaruhi auditor

dalam mewujudkan independensinya.

4. Sulitnya auditor dalam mempertahankan kompetensi dan independensi

dalam melaksanakan tugasnya.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian maka diperlukan pembatasan

masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar

belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah dalam

penelitian ini mencakup Kompetensi dan Independensi Auditor yang

mempengaruhi Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di

Yogyakarta.

Page 27: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka didapatkan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap

Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta?

2. Apakah terdapat pengaruh antara Independensi Auditor terhadap

Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta?

3. Apakah terdapat pengaruh antara Kompetensi dan Independensi Auditor

terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di

Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap

Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui pengaruh antara Independensi Auditor terhadap

Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui pengaruh antara Kompetensi dan Independensi Auditor

terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di

Yogyakarta.

Page 28: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

10

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoristis

a) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam pengembangan ilmu akuntansi khususnya dalam

bidang audit.

b) Bagi para peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai tambahan referensi dalam penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Kantor Akuntan Publik, hasil dari penelitian ini dapat

digunakan sebagai saran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan

dalam praktik Akuntan Publik.

b) Bagi penulis, dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan penulis tentang auditing ke dalam kondisi

yang nyata.

Page 29: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

10

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)

1. Pengertian Kelangsungan Usaha

Going concern adalah suatu asumsi akuntansi bahwa perusahaan akan

berjalan terus sampai pada masa yang tak dapat ditetapkan, atau cukup lama

untuk melaksanakan rencananya (Sujana Ismaya, 2006). Dengan adanya going

concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan

usahanya dalam jangka panjang, tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu

pendek. Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan

suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak

dapat bertahan dalam bisnis. Dari sudut pandang auditor, keputusan tersebut

melibatkan beberapa tahap analisis. Auditor harus mempertimbangkan hasil

dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan

membayar hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang.

Selain melakukan pendekatan secara komprehensif dan menyusun

kebijakan dan prosedur yang sesuai, profesi akuntan melalui Ikatan Akuntan

Indonsesia telah menerbitkan PSAK dan SPAP baru. Hal ini dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan pedoman pelaksanaan pengauditan dalam praktek audit

yang makin kompleks.

Page 30: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

11

a. PSAK (Indonesian GAAP)

Mengantisipasi perubahan- perubahan yang terjadi selama krisis, pihak

pembuat regulasi dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia merespon dengan

mengeluarkan sejumlah PSAK baru diantaranya :

1) PSAK 46 = International Accounting Standard (IAS) 12

Akuntansi untuk pajak pendapatan yang ditangguhkan (deffered

income tax accounting) yang berlaku mulai Januari 1999 untuk

perusahaan yang go public dan Januari 2001 untuk perusahaan yang

belum go public. PSAK ini muncul karena kebutuhan untuk

mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan

dan periode mendatang untuk pemulihan nilai aktiva yang diakui pada

neraca perusahaan atau pelunasan nilai tercatat kewajiban yang diakui

pada neraca perusahaan.

2) PSAK 48 = IAS 36

Impairment of Assets yang berlaku Januari 2000. PSAK ini mengatur

perlakuan akuntansi aktiva yang turun nilainya dan konsekuensi

penurunan nilai tersebut.

3) PSAK 55 = Statement of Financial Accounting Standarts (SFAS) 133

Akuntansi untuk derivative dan hedging (lindung nilai). Pernyataan ini

memperlakukan akuntansi untuk instrument derivative, termasuk

instrument derivative tertentu yang melekat pada perjanjian lainnya

dan aktivitas lindung nilai

4) PSAK 52 yang dalam hal tertentu sama dengan SFAS 52

PSAK ini mengatur mengenai mata uang yang digunakan oleh

perusahaan-perusahaan yang menggunakan mata uang selain rupiah

sebagai mata uang pelaporan, dimana hal ini dimungkinkan untuk

dilakukan mengingat nilai rupiah sangat fluktuatif.

5) PSAK 54 = SFAS 15

Akuntansi untuk restrukturasi hutang dan piutang bermasalah, bagi

bagi debitur maupun kreditur.

6) PSAK 51

Akuntansi untuk kuasi-reorganisasi. Pernyataan ini mengatur tentang

pelaksanaan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan yang

merekstrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan

menilai kembali seluruh aktiva dan kewajibannya tanpa melalui

reorganisasi secara hukum.

Page 31: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

12

b. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) / Indonesian GAAS

Selain PSAK, standar untuk melakukan pengauditan juga makin

dikembangkan melalui perubahan yang terjadi sebagaimana dipaparkan

didepan.

Peraturan-peraturan baru yang muncul diantaranya bertkaitan dngan :

1) Audit untuk Partai Politik (disyaratkan oleh UU No. 3 tahun 1999)

yang harus dilaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum

2) Sanksi kepada auditor yang memberikan opini yang tidak sesuai

3) Dampak Keputusan Bapepam No. 49 tentang penangguhan kerugian

nilai tukar terhadap opini audit (IPSA 29.04) Januari 1999.

4) Usulan standar atestasi yang kurang lebih sama dengan yang ada pada

Statement on Auditing Standarts (SAS) Amerika.

5) Pertimbangan auditor terhadap memburuknya kondisi ekonomi (IPSA

30.01), Maret 1998 dibuat.

Bagi perusahaan yang terkena dampak memburuk kondisi ekonomi dan

dampak yang mempengaruhi kelangsungan hidupnya, perusahaan perlu

menyusun rencana-rencana manajemen. Rencana-rencana tersebut

menggambarkan tindakan-tindakan apa yang dilakukan oleh manajemen untuk

mengatasi masalah going concern. Rencana-rencana yang dibuat oleh

manajemen tersebut menjadi dasar bagi auditor untuk melakukan penilaian

selanjutnya. Evaluasi yang mendalam atas rencana manajemen harus

dilakukan untuk memberikan penilaian atas kelayakan rencana-rencana yang

dibuat.

Setelah melakukan evaluasi secara kritis kritis terhadap rencana-rencana

manajemen, jika auditor menyimpulkan bahwa masih terdapat keragu-raguan

yang besar tentang apa yang akan terjadi ke depan auditor harus men

‘disclose’ peristiwa dan situasi yang menurut auditor sangat mendasar dalam

Page 32: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

13

catatan atas laporan keuangan. Selain itu auditor juga harus menambahkan

satu paragraf tambahan yang menekankan pada masalah yang menjadi

concern auditor. Perusahaan yang mengalami masalah going concern tetapi

tidak menyusun rencana manajemen dapat diberikan opini going concern

qualification. Jika terdapat keragu-raguan yang besar, auditor dapat

memberikan opini disclaimer.

Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan

sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan

(contrary information). Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap

berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah

berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi

kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar

aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan

operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain.

Going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang

mendasari pelaporan keuangan (Gray & Manson, 2000). Kelayakan dari

persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern merupakan

tanggung jawab utama director dan tanggung jawab auditor untuk

meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan

adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan

(Setiawan, 2006). Menurut Altman dan McGough (1974) masalah going

concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan

(defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan

memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang

Page 33: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

14

terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi

terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi.

2. Kantor Akuntan Publik (KAP)

Untuk menjalani profesi akuntan publik, seseorang harus memiliki register

akuntan yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan RI sebagaimana diatur

pada pasal 3 ayat 4 Undang-undang No. 34 tahun 1954 tentang Pemakaian

Gelar Akuntan. Nomor Register Akuntan hanya dapat diberikan oleh

Departemen Keuangan RI kepada:

a. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Negeri

yang telah mendapat persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Orang yang lulus mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA) yang

diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ujian

ini diperuntukkan bagi lulusan dari jurusan Akuntansi pada Perguruan

Tinggi Swasta (Fakultas Ekonomi dan STIE) dan lulusan Fakultas

Ekonomi Negeri yang belum mendapat persetujuan Dirjen Pendidikan

Tinggi untuk dibebaskan dari UNA (Abdul Halim, 2003: 13).

Untuk melaksanakan tugasnya, seorang akuntan publik bekerja pada

kantor akuntan publik. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang

memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik

dalam menjalankan pekerjaannya. Menurut pasal 6 SK. Menkeu No. 43/ 1997,

izin untuk membuka Kantor Akuntan Publik (KAP) akan diberikan apabila

pemohon memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Badan usaha KAP dapat berbentuk:

1) Perseorangan – hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang akuntan

publik yang juga sekaligus bertindak sebagai pimpinan.

2) Persekutuan perdata atau persekutuan firma – hanya dapat didirikan oleh

paling sedikit 2 orang akuntan publik dan/atau 75% dari seluruh sekutu

adalah akuntan publik. Masing-masing sekutu disebut Rekan (Partner)

dan salah seorang sekutu bertindak sebagai Pemimpin Rekan.

Page 34: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

15

Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk

badan usaha perseorangan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan

izin usaha KAP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Memiliki izin akuntan publik.

2) Menjadi anggota IAPI.

3) Mempunyai paling sedikit 3 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan

formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah setara Diploma III

dan paling sedikit 1 orang diantaranya memiliki register negara untuk

akuntan.

4) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

5) Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang

memenuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan paling kurang

mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu.

6) Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP.

7) Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah kantor yang

menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain.

8) Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin

Usaha Kantor Akuntan Publik, dan membuat surat pernyataan bermeterai

cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah

benar.

Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan-

persyaratan di atas, juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Memiliki NPWP KAP.

2) Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris.

3) Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang

akuntan publik.

4) Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin

Rekan dan Rekan yang akuntan publik.

5) Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan

salah satu Rekan menjadi Pemimpin Rekan.

6) Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.

Page 35: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

16

KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di

seluruh wilayah Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan.

KAP berbentuk badan usaha perseorangan menggunakan nama akuntan

publik yang bersangkutan. Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan,

menggunakan nama seorang atau lebih Rekan akuntan publik dan ada

penambahan kata “& Rekan” di belakangnya apabila jumlah akuntan publik

pada KAP tersebut lebih banyak dari jumlah akuntan publik yang namanya

tercantum sebagai nama KAP. Nama KAP dilarang menggunakan singkatan

atau penggalan nama.

KAP dapat melakukan kerjasama dengan KAP atau organisasi audit asing.

KAP dapat mencantumkan nama KAP atau organisasi audit asing tersebut

pada dokumennya setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Penulisan

huruf nama KAP atau organisasi audit tidak boleh melebihi besarnya huruf

nama KAP.

Gambar 1. Hirarki Kantor Akuntan Publik

Sumber: Abdul Halim (2003: 17)

PARTNER

MANAJER

AKUNTAN SENIOR

AKUNTAN YUNIOR

Page 36: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

17

Hirarki staf organisasi KAP pada umumnya seperti yang digambarkan

sebagai berikut :

a. Partner, merupakan top legal client relationship, yang bertugas

mereview (menelaah) pekerjaan audit, menandatangani laporan audit,

menyetujui masalah fee dan penagihannya, dan penanggungjawab atas

segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit.

b. Manajer, merupakan staf yang banyak berhubungan dengan klien,

mengawasi langsung pelaksanaan tugas-tugas audit, me-review lebih

rinci terhadap pekerjaan audit, dan melakukan penagihan atas fee audit.

c. Akuntan senior, merupakan staf yang bertanggung jawab langsung

terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit, dan me-review

pekerjaan para akuntan yunior di bawahnya.

d. Akuntan yunior, merupakan staf pelaksana langsung dan bertanggung

jawab atas pekerjaan lapangan.

Selain itu akuntan publik juga harus berpedoman pada Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),

dalam hal ini adalah standar auditing. Standar auditing terdiri dari standar

umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan SPAP (SA Seksi 150.

02):

1) Standar Umum

a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama.

2) Standar Pekerjaan Lapangan

a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menetukan sifat, saat, dan lingkup

pengujian yang akan dilakukan.

c) Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai

dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan

keuangan auditan.

Page 37: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

18

3) Standar Pelaporan

a) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

b) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan

laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan

prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor

d) Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi bahwa

pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

Sebagai upaya untuk menjaga mutu audit, organisasi profesi mewajibkan

setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu dalam memenuhi

tanggung jawabnya terhadap klien, masyarakat umum dan pemerintah. Dalam

SPAP (SPM Seksi 100. 03) dijelaskan bahwa sistem pengendalian mutu KAP

mencakup struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang ditetapkan KAP

untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan

professional dengan SPAP. Sistem pengendalian mutu harus komperhensif dan

harus dirancang selaras dengan struktur organisasi, kebijakan, dan sifat praktik

KAP. Kemudian untuk menjaga kredibilitas auditor, Ikatan Akuntan Indonesia

mengeluarkan Standar Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik Akuntan.

3. Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)

Kantor Akuntan Publik (KAP) pada umumnya menawarkan beberapa tipe

jasa tergantung pada kapasitas dan kebutuhan kliennya. Pendapat Arens dan

Loebecke (1991 : 13) menyatakan ada 4 kategori jasa yang disediakan oleh

Kantor Akuntan Publik (KAP) :

Page 38: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

19

1) Kegiatan Pembuktian / pengujian (attestation service)

Kegiatan pembuktian / pengujian meliputi semua kegiatan Kantor

Akuntan Publik dimana diterbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan

kesimpulan atas keandalan dari pernyataan tertulis yang merupakan

tanggung jawab pihak. Ada tiga jenis pembuktian :

(a) Audit Laporan Keuangan historis

(b) Review Laporan Keuangan Historis

(c) Jasa Atestasi lainnya

2) Jasa Akuntansi serta administrasi pembukuan

Jasa Kantor Akuntan Publik dalam membantu kliennya untuk

menyiapkan jurnal dan buku besar dalam beberapa kasus laporan

keuangan tersebut diserahkan kepada pihak ke-3. Untuk jasa tersebut

disertai juga dengan review / bahkan audit ( compilation report) dalam

beberapa laporan tersebut Kantor Akuntan Publik tidak menyediakan

assurance.

3) Penyuluhan pajak

Kantor Akuntan Publik menyusun surat pemberitahuan pajak dari

perusahaan dan persorangan baik yang merupakan kliennya maupun yang

bukan.

4) Konsultasi manajemen

Jasa Kantor Akuntan Publik dalam menyediakan rekomendasi kepada

manajemen bagaimana menjalankan perannya secara efektif misalnya

pemberian saran sederhana mengenai pembenahan sistem akuntansi

menyusun strategi pemasaran, memanfaatkan instalasi komputer yang ada

dengan sebaik-baiknya dan konsultasi asuransi.

Kepercayaan publik (public trust) merupakan sesuatu yang membuat

akuntan publik tetap bertahan dalam kelangsungan usahanya, peran sosial

Akuntan Publik dalam masyarakat adalah menyediakan suatu keyakinan memadai

(reasonable assurance) bahwa asersi yang dibuat manajemen telah sesuai dengan

Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU) dan bebas dari salah saji materiil baik

yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Kantor Akuntan Publik

dapat terus bertahan di dalam bisnis dikarenakan oleh mutu jasa audit yang

dihasilkan dapat memuaskan publik, yang di dalamnya meliputi profesionalisme,

independensi, kredibilitas, dan kualitas audit (Canyaning, 2003).

Sikap profesionalisme Kantor Akuntan Publik merupakan suatu mentalitas

professional yang menemukan kompetensi, tingkah laku dan komitmen sebagai

Page 39: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

20

Kantor Akuntan Publik. Apabila gagal mempertahankan sikap profesionalisme

maka Kantor Akuntan Publik tersebut akan kehilangan kepercayaan publik.

Sedangkan Kepercayaan publik merupakan salah satu nilai yang membuat Kantor

Akuntan Publik tersebut bertahan. Kehilangan kepercayaan publik karena mutu

jasa audit yang dihasilkan kurang memuaskan maka akan mempengaruhi

kelangsungan usaha Kantor Akuntan Publik tersebut, maka untuk

mempertahankan mutu jasa audit yang berkualitas, Kantor Akuntan Publik harus

dapat meningkatkan sikap profesionalisme auditor-auditor di dalamnya, dan

kualitas auditnya (Canyaning, 2003).

B. Kompetensi Auditor

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang

berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk

pekerjaan-pekerjaan non-rutin. Dalam Kamus Besar Indonesia, kompetensi

diartikan sebagai kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan

sesuatu). Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti

Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan

cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk

dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang

pekerjaan tertentu”. Association K.U. Leuven mendefinisikan bahwa pengertian

kompetensi adalah peingintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif.

Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk

melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan

pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan

Page 40: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

21

kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan

pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Susanto (2000) dalam

Nizarul, dkk. (2007) menyatakan bahwa definisi tentang kompetensi yang sering

dipakai adalah karakteristik-karakteristik yang mendasari individu untuk

mencapai kinerja superior. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor

memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan

mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Lee dan Stone (1995)

dalam Eunike (2007) mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup

yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif.

Sedangkan menurut Christiawan (2005) kompetensi berkaitan dengan pendidikan

dan pengalaman yang memadai dalam bidang akuntansi dan pemeriksaan atau

audit. Sementara itu, Abdul Halim (2003: 49) mengemukakan bahwa kompetensi

ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: Pendidikan formal dalam bidang akuntansi di

suatu perguruan tinggi termasuk ujian profesi auditor, pelatihan yang bersifat

praktis dan pengalaman dalam bidang auditing, dan pendidikan profesional yang

berkelanjutan selama menekuni karir auditor profesional.

1. Tingkat Pendidikan Auditor

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota

seyogyanya tidak menggambarkan dirinya memilki keahlian atau pengalaman

yang tidak mereka punya. Dalam semua penugasan dan dalam semua tanggung

jawabnya, setiap anggota harus melakukan upaya untuk mencapai tingkatan

kompetensi yang akan meyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi

tingkatan profesionalisme tinggi seperti disyaratkan pada Prinsip Etika.

Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 (dua) fase yang terpisah:

Page 41: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

22

a) Pencapaian Kompetensi Profesional

Pencapaian kompetensi profesional pada awalnya memerlukan standar

pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan

dan ujian professional dalam subyek-subyek yang relevan, dan

pengalaman kerja. Hal ini harus menjadi pola pengembangan yang normal

untuk anggota.

b) Pemeliharaan Kompetensi Profesional

(1) Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen untuk

belajar dan melakukan peningkatan profesional secara

berkesinambungan selama kehidupan profesional anggota.

(2) Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukankesadaran untuk

terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, termasuk di

antaranya pernyataan-pernyataan akuntansi, auditing dan peraturan

lainnya, baik nasional maupun internasional yang relevan.

(3) Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk

memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa

profesional yang konsisten dengan standar nasional dan internasional.

(http://www.iaiglobal.or.id/tentang_iai.php.htm)

2. Pelatihan dan Pengalaman Auditor

Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian tersebut

tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain yang

mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Menurut Tubbs (1992) dalam

Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal:

mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, dan mencari penyebab

kesalahan. Kompetensi seorang auditor dapat diukur melalui banyaknya ijazah

atau sertifikat yang dimiliki serta banyaknya keikutsertaan yang bersangkutan

dalam pelatihan-pelatihan, seminar. Semakin banyak sertifikat yang dimiliki dan

semakin sering mengikuti pelatihan atau seminar diharapkan auditor yang

bersangkutan akan semakin cakap dalam melaksanakan tugasnya. Pemeriksaan

Page 42: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

23

atau audit harus dilaksanakan oleh seorang atau beberapa orang akuntan publik

yang memiliki keahlian dalam bidangnya dan telah menjalani latihan teknis yang

cukup. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya

diperluas melalui pengalaman dalam praktik audit. Selain itu, akuntan publik

harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Pelatihan ini harus secara memadai

mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum SPAP (SA Seksi 210. 03).

Seorang auditor juga harus selalu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam

dunia bisnis dan lingkungan profesinya. Dengan adanya pendidikan, pelatihan,

dan pengalaman, auditor mempunyai kemampuan untuk menilai secara objektif

dan dapat menggunakan pertimbangannya tanpa memihak.

Seorang auditor harus cukup mampu untuk memahami kriteria-kriteria yang

digunakan dan kompeten untuk mengetahui dengan pasti jenis dan jumlah fakta

yang dibutuhkan, agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik kesimpulan

yang tepat (Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke, 1995: 2). Menurut Libby

(1995) dalam Ramaraya (2005) berbagai penelitian auditing menunjukkan bahwa

semakin berpengalaman seorang auditor semakin mampu dia menghasilkan

kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks. Dengan

demikian maka kompleksitas tugas yang dihadapi oleh seorang auditor akan

menambah pengalaman serta pengetahuannya. Pendapat ini didukung oleh

Abdolmohammadi dan Wright (1987) dalam Herliansyah (2006) yang

menunjukkan bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat

kesalahan yang lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih

berpengalaman. Pemakai laporan keuangan auditan juga akan meragukan

kewajaran laporan keuangan yang diterimanya jika diketahui bahwa akuntan yang

Page 43: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

24

melakukan audit ternyata tidak memiliki kompetensi dalam bidangnya. Tidak

adanya kompetensi akan menyebabkan laporan keuangan auditan yang disajikan

salah dan prosedur audit yang diterapkan akuntan publik tidak mampu mendeteksi

adanya salah saji material.

Pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan

keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang

pernah ditangani. Penelitian yang dilakukan oleh Libby and Frederick (1990)

dalam Ida Suraida (2005) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman

auditor semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan

temuan audit. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal

atas kesalahan dalam laporan keuangan. Selain itu mereka dapat

mengelompokkan kesalahan berdasarkan tujuan audit dan struktur dari sistem

akuntansi yang mendasari.

Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan

pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan,

akuntansi dan industri klien. Secara umum ada lima jenis pengetahuan yang harus

dimiliki auditor yaitu pengetahuan umum, area fungsional, isu akuntansi, industri

khusus, dan pengetahuan bisnis umum serta penyelesaian masalah (Eunike: 2007).

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi

merupakan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari

pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan,

seminar, simposium dan lain-lain seperti :

a) USAP (Ujian Sertifikat Akuntan Publik).

b) PPB (Pendidikan Profesi Berkelanjutan).

Page 44: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

25

c) Pelatihan-pelatihan intern dan ekstern.

d) Keikutsertaan dalam seminar, simposium dan lain-lain.

Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang

bersangkutan akan mampu:

a) Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan akuntansi.

b) Mengorganisasikan agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.

c) Menentukan langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi

sesuatu yang berbeda dengan rencana semula.

d) Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan

masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

Menurut Herawaty (2008) gambaran seseorang yang profesional dalam

profesi dicerminkan dalam lima dimensi profesionalisme, yaitu:

a) Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi dengan

menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki serta

keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan

ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri

yang total terhadap pekerjaan.

b) Kewajiban sosial adalah suatu pandangan tentang pentingnya

peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik masyarakat

maupun kalangan profesional lainnya karena adanya pekerjaan

tersebut.

c) Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan bahwa

seorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri

tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien dan mereka yang

bukan anggota profesi). Setiap ada campur tangan dari luar

dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesional.

d) Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang

paling berwenang menilai apakah suatu pekerjaan yang dilakukan

profesional atau tidak adalah rekan sesame profesi, bukan pihak

luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan

pekerjaan tersebut.

e) Hubungan dengan sesama profesi adalah dengan menggunakan

ikatan profesi sebagai acuan, termasuk di dalamnya organisasi

formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam

melaksanakan pekerjaan.

Page 45: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

26

C. Independensi Auditor

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010, 41-42) Independen artinya tidak mudah

dipengaruhi, karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan

umum. Auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun. Untuk

memenuhi pertanggungjawaban profesionalnya, akuntan publik harus bersikap

independen karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.

Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam

mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak

memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya. Independensi menghindarkan diri dari hubungan yang bisa

merusak objektifitas seorang auditor dalam melakukan jasa atestasi.

Independensi merupakan sikap pikiran seseorang yang dicirikan oleh

pendekatan integritas dan objektivitas tugas profesionalnya terlepas dari

kepentingan pribadi yang melekat pada fakta yang dihadapinya. Begitu banyak

pihak yang menggantungkan kepercayaan para pemakai laporan keuangan

terhadap kelayakan laporan keuangan berdasarkan laporan auditor karena

mereka ingin mendapatkan suatu pandangan yang tidak memihak. Menurut

Haryono Jusup (2001: 101) sikap mental independen auditor harus meliputi

independen dalam fakta (independence in fact) dan independen dalam

penampilan (independence in appearance). Independen dalam fakta adalah

kemampuan auditor untuk bersikap bebas, jujur, dan objektif dalam

melakukan penugasan audit. Independen dalam fakta ini merupakan

independen dalam diri auditor. Sedangkan independen dalam penampilan adalah

independen dipandang dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

Page 46: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

27

perusahaan yang diaudit yang mengetahui hubungan antara auditor dengan

kliennya. Independensi penampilan berhubungan dengan persepsi masyarakat

terhadap independensi akuntan publik. Independensi sikap mental sulit

diketahui oleh masyarakat karena masyarakat lebih cenderung menilai

independensi penampilan akuntan publik daripada independensi sikap mental.

Sikap auditor yang independen akan sangat mempengaruhi kepercayaan

masyarakat umum dan hal ini sangat penting bagi perkembangan profesi

akuntan publik. Ada enam faktor yang mempengaruhi independensi menurut

persepsi akuntan pemeriksa dan pihak-pihak yang menggunakan jasa-jasanya,

yaitu:

1. Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien dan hubungan bisnis

dengan para kliennya.

2. Persaingan dalam menyediakan jasa audit diantara KAP.

3. Jasa non audit yang diberikan oleh kantor akuntan.

4. Hubungan audit yang lama antara suatu kantor akuntan dengan klien

tertentu.

5. Ukuran KAP.

6. Besarnya “fee” audit (Supriyono, 1988).

Lebih lanjut Munawir (1999: 35) menyatakan bahwa berdasarkan ketentuan

Bursa Efek, auditor akan dianggap tidak independen jika:

1. Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya menjadi

pimpinan/ direktur perusahaan klien.

2. Kantor akuntan yang bersangkutan atau salah satu pegawainya melakukan

pekerjaan akuntansi klien, termasuk pembuatan jurnal, pencatatan dalam

buku besar, jurnal penutup dan penyusunan laporan keuangan.

3. Kantor akuntan dengan klien saling melakukan peminjaman pribadi

(kepentingan keuangan) dalam jumlah materiil ditinjau dari jumlah

kekayaan auditor yang bersangkutan.

Independensi merupakan salah satu karakter yang sangat penting bagi

profesi akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan (auditing) terhadap

kliennya. Akuntan publik harus memenuhi kewajiban profesionalnya untuk

Page 47: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

28

bersikap independen meskipun hal ini berarti bertentangan atau mengingkari

kehendak kliennya dan berakibat akuntan publik tersebut tidak digunakan lagi

oleh kliennya. Masyarakat menilai independensi akuntan publik biasanya tidak

hanya secara individu tetapi dari segi profesi akuntan publik secara keseluruhan.

Kepercayaan masyarakat akan menurun, jika terdapat bukti bahwa

independensi sikap auditor ternyata berkurang dalam menilai kewajaran

laporan keuangan yang disajikan manajemen. Kecurigaan tersebut dapat

berakibat hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik

khususnya dalam pemberian jasa pemeriksaan akuntansi.

Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Akuntan Indonesia

(KEAI) agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi

independensi dari masyarakat. Sepanjang persepsi independensi ini

dimasukkan ke dalam aturan etika, maka hal ini akan mengikat auditor untuk

menurut pada ketentuan profesi. Independensi merupakan dasar bagi akuntan

publik untuk merumuskan dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diperiksa. Apabila akuntan publik tetap memelihara independensi selama

melaksanakan pemeriksaan, maka laporan keuangan yang telah diperiksa

tersebut bertambah kredibilitasnya dan dapat diandalkan bagi pihak yang

berkepentingan. Banyak pihak yang menggantungkan kepercayan terhadap

kelayakan laporan keuangan berdasarkan laporan auditor, karena harapan pemakai

laporan untuk mendapatkan suatu pandangan yang tidak memihak.

Agar dipercaya masyarakat atas independensinya bagi kepentingan

perkembangan profesi akuntan publik, auditor harus bebas dari setiap kewajiban

klien, tidak mempunyai suatu kepentingan dengan klien. Auditor independen

Page 48: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

29

tidak hanya berkewajiban mempertahankan fakta bahwa ia independen, namun

auditor harus pula menghindari keadaan yang dapat menyebabkan pihak luar

meragukan sikap independensinya. Bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis

auditor jika auditor memihak salah satu kepentingan maka dia tidak bisa

mempertahankan kebebasan pendapatnya, ia kehilangan sikap tidak memihak,

berarti auditor tidak memiliki sikap mental independen.

Independensi secara intrinsik merupakan masalah mutu pribadi, bukan

merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk dapat diuji secara obyektif.

Sepanjang persepsi independensi dimasukkan ke dalam aturan etika, hal ini akan

mengikat auditor independen menurut ketentuan profesi. Untuk menekankan

independensi auditor dari manajemen, penunjukan auditor di banyak perusahaan

dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum pemegang saham atau komite

audit.

Kode Etik Akuntan Publik menyebutkan bahwa independensi adalah sikap

yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan

pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip

integritas dan objektivitas. Carey dalam Mautz (1993:205) mendefinisikan

independensi akuntan publik dari segi integritas dan hubungannya dengan

pendapat akuntan atas laporan keuangan. Independensi meliputi:

1. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang

profesional. Hal ini merupakan bagian integritas profesional.

2. Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam

hubungannya dengan pendapat akuntan publik atas laporan keuangan.

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak

dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.

Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam

mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak

Page 49: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

30

memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya. Independensi akuntan publik merupakan dasar utama

kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah

satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit.

Definisi independensi dalam The CPA Handbook menurut E.B. Wilcox dalam

Mautz dan Sharaf (1993) adalah merupakan suatu standar auditing yang penting

karena opini akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan

keuangan yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen

terhadap kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun

(Mautz dan Sharaf, 1993:246). Kode Etik Akuntan tahun 1994 menyebutkan

bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik

untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang

bertentangan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Oleh karena itu

dibutuhkan upaya pemeliharaan independensi. Upaya dapat berupa persyaratan

atau dorongan lain, hal-hal tersebut antara lain :

1. Kewajiban hukum, adanya sanksi hukum bagi auditor yang tidak

independen.

2. Standar auditing yang berlaku umum, sebagai pedoman yang

mengharuskan auditor mempertahankan sikap independen, untuk semua

hal yang berkaitan dengan penugasan.

D. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian dari Canyaning (2003)

Penelitian ini mengambil judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independensi

terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Malang”. Dari

penelitian tersebut dihasilkan bahwa secara umum KAP di Malang cukup

kompeten dan independensi KAP di Malang juga cukup baik. Secara bersama-

sama variabel Kompetensi dan Independensi berpengaruh terhadap Kelangsungan

Page 50: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

31

Usaha KAP di Malang. Akan tetapi secara parsial diantara variabel yang diteliti

ternyata variabel Kompetensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Kelangsungan Usaha. Hal ini berarti bahwa Kompetensi dijadikan pertimbangan

klien dalam memakai jasa suatu KAP. Sedangkan variabel Independensi tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan dengan Kelangsungan Usaha. Dengan kata

lain dalam menggunakan jasa suatu KAP, klien tidak memperhatikan apakah KAP

tersebut Independen ataupun tidak.

Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama

menggunakan variabel Kompetensi dan Independensi Auditor sebagai variabel

independen dan variabel Kelangsungan Usaha KAP sebagai variabel dependen.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada

objek penelitian. Penelitian ini menggunakan objek KAP yang ada di wilayah

Yogyakarta sedangkan penelitian terdahulu menggunakan obejek penelitian KAP

yang ada di wilayah Malang.

2. Penelitian dari Christiawan (2002)

Penelitian ini mengambil judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independensi

terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya”.

Penelitian ini mengangkat masalah apakah Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan

Publik dipengaruhi oleh independensi dan kompetensi. Dari penelitian ini

diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kompetensi adalah kualitas

pendidikan formal akuntansi, kurikulum pendidikan akuntansi yang berlaku,

pengalaman dan pelatihan akuntan publik, sedangkan faktor yang mempengaruhi

independensi adalah adanya hubungan bisnis, keuangan dan manajemen atau

karyawan antara auditor dengan klien. Selain itu juga dapat diketahui pula bahwa

Page 51: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

32

kompetensi dan independensi sangat berpengaruh terhadap Kelangsungan Usaha

Kantor Akuntan Publik (KAP).

Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama

menggunakan variabel Kompetensi dan Independensi Auditor sebagai variabel

independen dan Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik sebagai variabel

dependen . Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu

terletak pada objek penelitian. Penelitian ini menggunakan objek penelitian KAP

yang ada di Yogyakarta, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan objek

penelitian KAP yang ada di Surabaya.

3. Penelitian dari Nizarul Alim, dkk (2007)

Penelitian ini mengambil judul : “Pengaruh Kompetensi dan Independesi

terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”,

berhasil membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit. Hal ini berarti bahwa Kualitas Audit dapat dicapai jika auditor

memiliki Kompetensi yang baik dimana Kompetensi tersebut terdiri dari dua

dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan. Sementara itu, interaksi Kompetensi

dan Etika Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.

Penelitian ini juga menemukan bukti empiris bahwa Independensi berpengaruh

signifikan terhadap Kualitas Audit. Selanjutnya interaksi Independensi dan Etika

Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit. Hal ini berarti Kualitas

Audit didukung oleh sampai sejauh mana auditor mampu bertahan dari tekanan

klien disertai dengan perilaku etis yang dimiliki. Dalam kerangka yang lebih luas

dapat disimpulkan bahwa Independensi dan Kompetensi Akuntan Publik sangat

mempengaruhi tingkat kepercayaan pemakai laporan keuangan auditan

Page 52: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

33

(masyarakat) terhadap jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik khususnya jasa

audit atas laporan keuangan.

Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama

menggunakan variabel Kompetensi dan Independensi Auditor sebagai variabel

independen. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu

terletak pada variabel dependen. Penelitian ini menggunakan variabel

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta sedangkan penelitian terdahulu

menggunakan variabel Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel

Moderasi sebagai variabel dependen.

E. Kerangka Berpikir

Laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan merupakan

informasi yang penting untuk proses pengambilan keputusan bagi para pemakai

laporan keuangan. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat kinerja suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi. Dalam penyajian laporan keuangan,

pihak manajemen ada kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan

tersebut agar terlihat kinerja manajemen yang baik agar para investor tertarik

untuk menginvestasikan modalnya. Informasi dari laporan keuangan tersebut akan

bebas resiko dan lebih dipercaya oleh pihak luar jika telah diaudit.

Pihak yang dapat mengaudit laporan keuangan ini adalah akuntan publik atau

auditor. Seorang auditor bertugas untuk membuktikan kewajaran suatu laporan

keuangan yang disajikan oleh klien. Untuk dapat memberikan jasa audit atas

laporan keuangan, akuntan publik harus bergabung dalam suatu Kantor Akuntan

Publik (KAP). Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

auditor secara ideal di dalam menjalankan profesinya.

Page 53: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

34

Kelangsungan hidup Kantor Akuntan Publik sangat bergantung kepada

kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat akan menghargai Kantor

Akuntan yang menetapkan standar kualitas yang tinggi dalam memberikan

jasanya kepada masyarakat, khususnya jasa atestasi. Kepercayaan masyarakat

terhadap Kantor Akuntan Publik (KAP) akan meningkat jika akuntan yang

bekerja di Kantor Akuntan Publik memiliki kompetensi dan independensi.

F. Model Penelitian

Model penelitian ini bisa digambarkan sebagai berikut:

1

3

2

Gambar 2. Model Penelitian

Keterangan :

1. Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor

Akuntan Publik (KAP).

2 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor

Akuntan Publik (KAP)

3 Pengaruh Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor secara simultan

terhadap terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)

Kompetensi Auditor

(X1)

Kelangsungan Usaha KAP

(Y)

Independensi Auditor

(X2)

Page 54: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

35

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan ulasan di atas maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H1: Terdapat pengaruh antara Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha

Kantor Akuntan Publik (KAP).

H2: Terdapat pengaruh antara Independensi Auditor terhadap Kelangsungan

Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP).

H3: Terdapat pengaruh antara Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor

terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP).

Page 55: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang ada di

Yogyakarta. Waktu penelitian yaitu bulan Juni sampai dengan Juli 2010.

B. Jenis Penelitian

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang berupa data primer

yang diperoleh dari objek penelitian. Menurut Indriantoro (1999: 146) data primer

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli (tidak melalui media perantara). Data primer dalam penelitian ini

menggunakan objek yaitu auditor yang bekerja di KAP-KAP yang berada di

Yogyakarta. Penelitian ini mengambil lokasi pada Kantor Akuntan Publik (KAP)

di Yogyakarta. Dipilih Yogyakarta karena tingkat perekonomian untuk daerah

Yogyakarta setiap tahun meningkat dan tumbuh berkembang. Selain itu, banyak

perusahaan-perusahaan yang berdiri dan bersaing di Yogyakarta yang tentunya

untuk menumbuhkan kepercayaan dari masyarakat perusahaan-perusahaan

tersebut membutuhkan jasa Kantor Akuntan Publik.

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan angket. Angket

merupakan metode pengumpulan data yang berisi kumpulan-kumpulan dari

pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden dan cara menjawab

juga dilakukan secara tertulis. Angket diberikan kepada responden untuk menilai

Kompetensi dan Independensi Auditor. Angket tersebut disebar secara personal

yang disampaikan langsung oleh peneliti.

Page 56: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

33

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian)

(Arikunto, 2007: 84). Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor yang

bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta. Sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple

random sampling, karena tiap orang anggota dalam populasi itu derajat dan

kualifikasinya sama atau setara, atau sama dan serupa tiada bedanya, setiap

anggota populasi memiliki kebebasan dan kesempatan yang sama untuk disampel.

Tabel 1. Daftar KAP di Yogyakarta

No. Nama KAP Jumlah auditor

1. KAP Bismar, Muntalib & Yusuf 15 orang

2 KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan

Dadang

10 orang

3 KAP Drs. Hadiono 4 orang

4 KAP. Hadori Sugiarto Adi & Rekan 16 orang

5 KAP Drs. Kumalahadi 10 orang

6 KAP Drs. Soeroso Donosapoetro, MM,

Ak,

8 orang

7 KAP Dra. Suhartati & Rekan 10 orang

8 KAP Drs. Henry & Sugeng 10 orang

9 KAP Drs. Inarejz Kemalawarta 5 orang

Total auditor 88 orang

Sumber : Data yang diolah

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Penelitian ini

mempunyai dua variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat).

Kompetensi Auditor sebagai variabel independen pertama (X1) dan Independensi

Page 57: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

34

Auditor sebagai variabel independen kedua (X2), sedangkan Kelangsungan Usaha

Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta sebagai variabel dependen (Y). Definisi

operasional masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen penelitian ini adalah Kelangsungan Usaha Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta. Kepercayaan publik (public trust)

merupakan suatu hal yang membuat akuntan publik tetap bertahan dalam

kelangsungan usahanya, peran sosial Akuntan Publik dalam masyarakat

adalah menyediakan suatu keyakinan memadai (reasonable assurance)

bahwa asersi yang dibuat manajemen telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi

Berlaku Umum (PABU) dan bebas dari salah saji materiil baik yang

disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan. Kantor Akuntan Publik

dapat terus bertahan di dalam bisnis dikarenakan oleh mutu jasa audit yang

dihasilkan dapat memuaskan publik. Eksistensi KAP ditentukan oleh mutu

jasa yang diberikan oleh auditor yang dalam hal ini adalah laporan audit.

Untuk menghasilkan jasa audit yang berkualitas, auditor harus

berpedoman pada Standar Auditing dan Aturan Etika Akuntan Publik.

Indikator yang digunakan untuk mengukur Kelangsungan Usaha dalam

KAP tersebut adalah kepuasan klien, kualitas audit yang diberikan KAP,

dan profesionalisme auditor.

2. Variabel Independen

a) Kompetensi Auditor (X1)

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan

pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan akuntan publik sebagai

Page 58: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

35

auditor. Kompetensi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: pendidikan formal

dalam bidang akuntansi di suatu perguruan tinggi termasuk ujian profesi

auditor, pelatihan yang bersifat praktis dan pengalaman dalam bidang

auditing, serta pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menekuni

karir auditor profesional.

b). Independensi Auditor (X2)

Independensi Auditor adalah sikap mental auditor untuk tidak mudah

dipengaruhi, jujur, dan objektif dalam setiap melakukan audit. Sikap mental

independensi auditor harus meliputi independen dalam fakta (independence

in fact) dan independen dalam penampilan (independence in appearance).

Independen dalam fakta adalah kemampuan auditor untuk bersikap bebas,

jujur, dan objektif dalam melakukan penugasan audit. Independen dalam

fakta ini merupakan independen dalam diri auditor. Independen dalam

penampilan adalah independen dipandang dari pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan yang diaudit yang mengetahui

hubungan antara auditor dengan kliennya.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang

dianggap bisa mewakili populasi (Arikunto, 2007: 84). Sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja dalam KAP. Sedang teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik simple

random sampling yang merupakan bentuk random sampling yang sifatnya

sederhana, tiap sampel yang berukuran sama memiliki probabilitas sama

Page 59: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

36

untuk terpilih dari populasi (Iqbal Hasan, 2005: 87). Menurut Arikunto

(2007: 96) semua subjek yang termasuk dalam populasi mempunyai hak

untuk dijadikan anggota sampel.

Dari 9 KAP yang ada di wilayah Yogyakarta, hanya 5 KAP yang bersedia

menerima kuesioner dan itupun hanya bersedia menerima 5-15 kuesioner saja.

Berikut adalah adalah tabel mengenai distribusi kuesioner pada sampel dari tiap-

tiap KAP yang bersedia dijadikan objek penelitian:

Tabel 2. Nama KAP dan Jumlah Sampel

No. Nama KAP Jumlah

auditor

1. KAP Bismar, Muntalib & Yusuf 15 orang

2. KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan Dadang 10 orang

3. KAP Drs. Henry & Sugeng 5 orang

4. KAP Drs. Soeroso Donosapoetro, MM, Ak 5 orang

5. KAP Dra. Suhartati 8 orang

Total auditor 43 orang

Sumber: Data yang diolah

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2007: 119) instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Semua

fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket. Angket dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian

yaitu:

1. Identitas responden

Pada bagian ini berisi beberapa pertanyaan tentang data diri

responden yang meliputi: umur responden, jenjang pendidikan, lama

pengalaman kerja, jabatan, kursus atau pelatihan lain yang menunjang

bidang keahlian.

Page 60: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

37

2. Pernyataan mengenai Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor

serta Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP)

Pada bagian ini berisi pernyataan-pernyataan mengenai Kompetensi

Auditor dan Independensi Auditor serta Kelangsungan Usaha Kantor

Akuntan Publik (KAP). Jenis pernyataan adalah tertutup, dimana

responden tinggal memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban

yang telah tersedia. Adapun setiap jawaban dari pernyataan tersebut

telah ditentukan skornya.

Berikut penilaian atau skor alternatif dari setiap jenis pernyataan yang

digunakan dalam penelitian. Penilaian dalam kuesioner yang dibuat

menggunakan skala penelitian 1 sampai 4.

Tabel 3. Penilaian Skor Pernyataan

Jenis Pernyataan Jenis Jawaban skor

Positif SS (Sangat Setuju)

S (Setuju)

TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak Setuju)

4

3

2

1

Sumber: Canyaning (2003)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

instrumen penelitiannya adalah sebagai berikut:

Page 61: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

38

Tabel 4. Instrumen Penelitian

Variabel Indikator No.

item

Sumber

Kompetensi

Tingkat

pendidikan Tingkat

pendidikan

Formal

1,2 Auditor

Pelatihan dan

pengalaman Pelatihan dan

keahlian khusus

yang dimiliki

3,4,5 Auditor

Dilakukan review

dan monitoring 6,7 Auditor

Pengalaman

Personel 8,9,10 Auditor

Jumlah auditor

Senior 11 Auditor

Pendidikan

profesional

yang

berkelanjutan

12

Auditor

Independensi

Auditor

Independensi

dalam fakta

(in fact)

Kejujuran dalam

melaksanakan

audit

13,14,

15,16

Auditor

Independensi

dalam

penampilan

(in

appearance)

Pemberian jasa

lain,

selain jasa audit

oleh KAP

17 Auditor

Hubungan

auditor

dengan klien

diluar

hubungan audit

18,19 Auditor

Besarnya fee

audit

20,21 Auditor

Waktu (lamanya)

penugasan audit

22,23 Auditor

Page 62: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

39

Sumber: Canyaning (2003)

G. Uji Coba Instrumen

Kualitas data penelitian ditentukan oleh kualitas instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang valid adalah alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat

digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Suatu penelitian akan

menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliabel dan

kurang valid. Untuk itu diperlukan uji kualitas data agar data yang akan

digunakan valid dan reliabel. Karena keterbatasan responden maka Uji

kualitas data dalam penelitian ini melalui uji terpakai, yang populasinya

dilakukan pada 30 responden auditor secara acak yang bekerja di KAP-KAP

yang ada di Yogyakarta. Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data,

yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen

yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto,

2007: 167). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh

Variabel Indikator No.

item

Sumber

Kelangsungan

usaha KAP

Mutu Jasa

Audit

Kepuasan klien 27 Auditor

Kualitas audit 28,29,

30,31,

32

Auditor

Staf profesional 33 Auditor

Page 63: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

40

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

variabel yang dimaksud. Uji Validitas dalam penelitian ini

menggunakan teknik korelasi product moment.

Tabel 5. Hasil Uji Validitas

Variabel No

butir

Koefisien

Korelasi Butir

Total

keterangan

Kompetensi Auditor 1 0.502 Valid

2 0.512 Valid

3 0.421 Valid

4 0.235 Tidak Valid

5 0.453 Valid

6 0.496 Valid

7 0.484 Valid

8 0.255 Tidak Valid

9 0.394 Valid

10 0.455 Valid

11 0.265 Tidak Valid

12 0.498 Valid

Independensi

Auditor

13 0.488 Valid

14 0.446 Valid

15 0.474 Valid

16 0.394 Valid

17 0.412 Valid

18 0.397 Valid

19 0.457 Valid

20 0.369 Valid

21 0.502 Valid

22 0.098 Tidak Valid

23 0.421 Valid

24 0.381 Valid

25 0.502 Valid

26 0.398 Valid

Kelangsungan

Usaha KAP di

Yogyakarta

27 0.192 Tidak Valid

28 0.459 Valid

29 0.582 Valid

30 0.501 Valid

31 0.511 Valid

32 0.597 Valid

33 0.485 Valid

Sumber : Data yang diolah

Page 64: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

41

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan instrumen

penelitian sebanyak 33 pertanyaan diperoleh 28 butir valid dan 5 butir

tidak valid yaitu nomor 4, 8, 11, 22, dan 27 karena pernyataan kuesioner

tersebut memiliki koefisien korelasi butir total di bawah r tabel (0,361).

2. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya tingkat

keandalan alat ukur dalam penggunaannya atau dengan kata lain alat

ukur tersebut memiliki hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali.

Besarnya koefisien alpha yang diperoleh menunjukkan koefisien

reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

koefisien Alpha Cronbach.

Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 180) hasil perhitungan

menggunakan rumus di atas diinterpretasikan dengan tingkat keandalan

koefisien korelasi, sebagai berikut :

Antara 0,800 sampai 1,000 adalah sangat tinggi

Antara 0,600 sampai 0,799 adalah tinggi

Antara 0,400 sampai 0,599 adalah cukup

Antara 0,200 sampai 0,399 adalah rendah

Antara 0,000 sampai 0,199 adalah sangat rendah.

Untuk selanjutnya dalam penghitungan reliabilitas data akan

digunakan alat bantu dengan program SPSS 16.0. Berikut ini adalah tabel

hasil uji reliabilitas.

Page 65: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

42

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas

Nilai

Cronbach’s Alpha

X1 X2 Y

0, 755 0, 753 0, 802

Interpretasi

keandalan Tinggi Tinggi Sangat tinggi

Sumber: Data yang diolah

H. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum melakukan pengujian regresi, terdapat beberapa asumsi

yang harus dipenuhi agar data yang akan dimasukkan dalam model regresi

telah memenuhi ketentuan dan syarat dalam regresi. Beberapa asumsi

tersebut adalah: a) Pengujian asumsi Normalitas, b) Pengujian asumsi

Linearitas, c) Pengujian asumsi Multikolineritas, dan d) Pengujian asumsi

Heteroskedastisitas. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program

SPSS 16.0.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Imam Ghozali 2009: 147). Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data

tersebut dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu menggunakan Uji

Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S), grafik histogram dan kurva

penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai signifikasi lebih lebih

tinggi dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% (0,05), maka

distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih rendah dinyatakan

tidak normal. Sedangkan melalui pola penyebaran P Plot dan grafik

Page 66: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

43

histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka

dapat dikatakan data berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat bersifat linear atau tidak. Pengujian

ini menggunakan uji lagrange multiplier. Kriteria yang digunakan yaitu

regresi dikatakan linear jika c2 hitung < c

2 tabel dan regresi dikatakan

linear jika nilai signifikansi lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu

5% (0,05).

c. Uji Multikolineritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

penelitian. Multikolineritas berarti antara variabel bebas yang satu

dengan variabel yang lain dalam model regresi saling berkorelasi linear

(Arikunto, 2007: 292). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel bebas. Biasanya korelasinya mendekati

sempurna atau sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan

satu). Pengukuran Multikolineritas dalam suatu regresi dapat

menggunakan korelasi product moment. Jika angka tolerance dari

variabel bebas mempunyai nilai tolerance lebih dari 10 % dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model regresi

tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas tersebut.

Page 67: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

44

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan

varian masing-masing variabel bebas X1 dan X2 terhadap variabel

terikat (Y). Pengujian homogenitas terhadap variabel penelitian

digunakan uji heterokedastisitas. Uji heteroskedastisitas menggunakan

metode grafik plot Regression Standarized Predicted Value dengan

Regression Stutentised Residual.

I. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi linear sederhana dan regresi linear berganda.

1. Regresi Linear Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen

(Sugiyono, 2003: 243). Alat analisis ini digunakan untuk menguji

hipotesis pertama dan kedua. Persamaan regresi sederhana adalah:

y = a + bX

Keterangan:

Y = subjek dalam variabel dependen

a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada variabel independen. Bila b ( + ) maka naik, dan

bila ( - ) maka terjadi penurunan.

X= subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

(Sugiyono, 2003: 244).

Page 68: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah ditetapkan diterima

atau ditolak, maka dilakukan pengujian penelitian

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t.

Uji statistik t dimaksudkan untuk menguji diterima atau ditolaknya suatu

hipotesis. Hasil output regresi dengan SPSS akan terlihat t hitung da

nilai signifikansinya. Terdapat dua cara untuk melihat signifikansi t

hitung yaitu jika nilai t

individual (parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

Y dan jika nilai

(parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

2. Regresi Linear B

Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menjawab

bagaimana pengaruh reputasi dan Independensi Auditor terhadap perpindahan

KAP di Yogyakarta. Model yang digunakan dalam analisis regresi linear

berganda adalah sebagai berikut:

Y = a+ +

Keterangan:

Y = Kelangsungan Usaha KAP

= Kompetensi Auditor

= Independensi Auditor

a = harga Y jika X = 0 (konstanta)

b = angka arah/ koefisien regresi linear berganda (Sugiyono,

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah ditetapkan diterima

atau ditolak, maka dilakukan pengujian penelitian secara statistik.

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t.

Uji statistik t dimaksudkan untuk menguji diterima atau ditolaknya suatu

hipotesis. Hasil output regresi dengan SPSS akan terlihat t hitung da

nilai signifikansinya. Terdapat dua cara untuk melihat signifikansi t

hitung yaitu jika nilai t-hitung > t-tabel maka variabel X secara

individual (parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

t-hitung < t-tabel maka variabel X secara individual

(parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

Regresi Linear Berganda

Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel

riabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menjawab

bagaimana pengaruh reputasi dan Independensi Auditor terhadap perpindahan

KAP di Yogyakarta. Model yang digunakan dalam analisis regresi linear

berganda adalah sebagai berikut:

= Kelangsungan Usaha KAP

= Kompetensi Auditor

= Independensi Auditor

= harga Y jika X = 0 (konstanta)

= angka arah/ koefisien regresi linear berganda (Sugiyono,

45

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah ditetapkan diterima

secara statistik.

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t.

Uji statistik t dimaksudkan untuk menguji diterima atau ditolaknya suatu

hipotesis. Hasil output regresi dengan SPSS akan terlihat t hitung dan

nilai signifikansinya. Terdapat dua cara untuk melihat signifikansi t

tabel maka variabel X secara

individual (parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

tabel maka variabel X secara individual

(parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

Digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel

riabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menjawab

bagaimana pengaruh reputasi dan Independensi Auditor terhadap perpindahan

KAP di Yogyakarta. Model yang digunakan dalam analisis regresi linear

= angka arah/ koefisien regresi linear berganda (Sugiyono, 2003)

Page 69: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

46

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah ditetapkan diterima atau

ditolak, maka dilakukan pengujian penelitian secara statistik. Pengujian

hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji statistik F.

Nilai F-hitung digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel

X terhadap variabel Y secara bersama-sama. Jika nilai F-hitung > F-tabel

maka variabel X secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel Y dan jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel X

secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel Y.

Page 70: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sampel Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang ada di Yogyakarta. KAP yaitu lembaga yang

memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik

dalam menjalankan pekerjaannya. Sedangkan Akuntan Publik atau Auditor

Independen adalah akuntan yang telah memperoleh ijin dari Menteri

Keuangan atau pejabat yang berwenang untuk memberikan jasanya. KAP

dapat berbentuk perseroan terbatas dan persekutan dimana beberapa akuntan

publik bergabung untuk menjalankan usahanya bersama-sama sebagai sekutu

atau rekan (partner). Selain itu KAP dapat juga berbentuk Koperasi Jasa

Audit (KJA) yang hanya memberikan jasanya pada koperasi saja.

KAP dalam pekerjaannya memberikan beberapa jasa yang disebut

dengan jasa audit. Penjelasan dari jasa-jasa tersebut yaitu:

1. Jasa Audit Laporan Keuangan

Dalam kapasitasnya sebagai auditor independen, kantor akuntan

publik melakukan audit umum atas laporan keuangan untuk memberikan

pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan.

2. Jasa Audit Khusus

Audit khusus dapat merupakan audit atas akun atau pos laporan

tertentu yang dilakukan dengan menggunakan prosedur yang disepakati

bersama, audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan basis yang

komprehensif dan audit atas informasi keuangan untuk tujuan tertentu.

Page 71: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

51

3. Jasa Atestasi

Jasa yang berkaitan dengan penerbitan laporan yang memuat suatu

kesimpulan tentang keadaan asersi (pernyataan) tertulis menjadi tanggung

jawab pihak lain, dilaksanakan mulai pemeriksaan, review dan prosedur

yang disepakati bersama.

4. Jasa Review Laporan Keuangan

Jasa yang memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat

modifikasi material yang harus dilaksanakan agar laporan keuangan

tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis

akuntansi komprehensif lainnya.

5. Jasa Kompilasi Laporan Keuangan

Jasa untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan catatan data

keuangan serta inforamsi lainnya yang diberikan manajemen suatu entitas

tertentu.

6. Jasa Konsultasi

Jasa ini meliputi berbagai bentuk dan bidang sesuai dengan

kompetensi akuntan publik. Misalnya jasa konsultasi umum kepada pihak

manajemen, perencanaan sistem dan implementasi sistem akuntansi,

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan seleksi dan

rekruitmen pegawai sampai memberikan jasa konsultasi lainnya.

7. Jasa Perpajakan

Jasa yang diberikan meliputi jasa konsultasi umum perpajakan,

perencanaan pajak, review jenis pajak, pengisian SPT dan penyelesaian

masalah perpajakan.

Page 72: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

52

Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik dengan sampel 42

(empat puluh dua) responden. Data diambil menggunakan instrumen berupa

angket yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya pada populasi di luar

sampel.

B. Deskripsi Responden

Data penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan 43 kuesioner

secara langsung kepada KAP yang berada di wilayah Yogyakarta. Data

kuesioner yang dapat digunakan sebanyak 42 kuesioner dari 43 kuesioner

yang disebarkan. Berikut tabel mengenai pengiriman dan pengembalian

kuesioner dalam penelitian ini.

Tabel 14. Tingkat Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah Persentase

Total kuesioner yang dibagikan 43 100 %

Total kuesioner yang tidak kembali 1 2 %

Total kuesioner yang tidak lengkap 0 0 %

Total kuesioner yang dapat digunakan 38 89 %

Total kuesioner yang tidak dapat digunakan 4 9 %

Sumber: Data yang diolah

Deskripsi profil responden terdiri dari jabatan, pengalaman kerja dan

jenjang pendidikan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjelaskan latar

belakang responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Page 73: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

Dalam penelitian ini responden memiliki jabatan yang bervariasi di

antaranya adalah sebagai auditor senior sebanyak 14 responden atau (33,3%),

auditor yunior sebanyak 21 responden atau (50,0 %), staf auditor sebanyak 3

responden atau (7,2 %) dan jabatan lain se

Berikut tabel data responden berdasarkan jabatan:

Tabel 11. Data Responden Berdasarkan Jabatan

No. Jabatan

1. Auditor senior

2. Auditor yunior

3. Staf auditor

Total

Sumber: Data yang diolah

Berdasar tabel di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

Gambar 6. Histogram

Responden Berdasarkan Jabatan

penelitian ini responden memiliki jabatan yang bervariasi di

antaranya adalah sebagai auditor senior sebanyak 14 responden atau (33,3%),

auditor yunior sebanyak 21 responden atau (50,0 %), staf auditor sebanyak 3

responden atau (7,2 %) dan jabatan lain sebanyak 4 responden atau (9,5 %).

Berikut tabel data responden berdasarkan jabatan:

. Data Responden Berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah Persentase

Auditor senior 14 responden 36,84%

Auditor yunior 21 responden 55,26%

Staf auditor 3 responden 7,90%

38 responden 100%

Sumber: Data yang diolah

Berdasar tabel di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan

37%

55%

8%

Responden Berdasarkan Jabatan

auditor senior

auditor yunior

staf auditor

53

penelitian ini responden memiliki jabatan yang bervariasi di

antaranya adalah sebagai auditor senior sebanyak 14 responden atau (33,3%),

auditor yunior sebanyak 21 responden atau (50,0 %), staf auditor sebanyak 3

banyak 4 responden atau (9,5 %).

Berdasar tabel di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

Responden Berdasarkan Jabatan

Page 74: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

Berdasarkan pengalaman kerja yaitu kurang dari 5 tahun sebanyak

responden atau (50,0

responden atau (18,4

responden atau (31,6

pengalaman kerja:

Tabel 12. Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

No. Pengalaman kerja

1. < 5 tahun

2. 5 – 10 tahun

3. > 10 tahun

Total

Sumber: Data yang diolah

Berdasar tabel di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

Gambar 7. Histogram

Berdasarkan jenjang pendidikan yakni D3 sebanyak 2 responden atau

(4,8 %), S1 sebanyak

dan S3 sebanyak 0 responden. Berikut tabel data responden berdasarkan

jenjang pendidikan:

Responden Berdasarkan Pengalaman

Berdasarkan pengalaman kerja yaitu kurang dari 5 tahun sebanyak

50,0 %), berpengalaman 5 sampai 10 tahun sebanyak 7

18,4 %), berpengalaman lebih dari 10 tahun sebanyak 12

31,6 %). Berikut tabel data responden berdasarkan

. Data Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja Jumlah Persentase

19 responden 50,0%

10 tahun 7 responden 18,4%

12 responden 31,6%

38 responden 100%

Sumber: Data yang diolah

Berdasar tabel di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Berdasarkan jenjang pendidikan yakni D3 sebanyak 2 responden atau

(4,8 %), S1 sebanyak 40 responden atau (95,2 %), S2 sebanyak 0 responden

dan S3 sebanyak 0 responden. Berikut tabel data responden berdasarkan

jenjang pendidikan:

50%18%

32%

Responden Berdasarkan Pengalaman

Kerja

< 5 tahun

5-10 tahun

> 10 tahun

54

Berdasarkan pengalaman kerja yaitu kurang dari 5 tahun sebanyak 19

%), berpengalaman 5 sampai 10 tahun sebanyak 7

%), berpengalaman lebih dari 10 tahun sebanyak 12

den berdasarkan

Berdasar tabel di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Berdasarkan jenjang pendidikan yakni D3 sebanyak 2 responden atau

40 responden atau (95,2 %), S2 sebanyak 0 responden

dan S3 sebanyak 0 responden. Berikut tabel data responden berdasarkan

Page 75: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

Tabel 13. Data Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No. Jenjang Pendidikan

1. D3

2. S1

3. S2

4. S3

Total

Sumber: Data yang diolah

Berdasar tabel di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

Gambar 8. Histogram

C. Deskripsi Variabel Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat Kompetensi, Independensi

dan Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta, peneliti menggunakan analisis

deskriptif. Adapun hasil perhitungan dari

variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta

Untuk mengukur Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta dalam

penelitian ini menggunakan dimensi mutu jasa audit.

. Data Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase

2 responden 5,3%

36 responden 94,7%

0 responden 0%

0 responden 0%

38 responden 100%

Sumber: Data yang diolah

Berdasar tabel di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

. Histogram Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Deskripsi Variabel Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat Kompetensi, Independensi

dan Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta, peneliti menggunakan analisis

deskriptif. Adapun hasil perhitungan dari analisis deskriptif untuk tiap

variabel tersebut adalah sebagai berikut:

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta

Untuk mengukur Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta dalam

penelitian ini menggunakan dimensi mutu jasa audit. Kelangsungan Usaha

5%

95%

0% 0%

Responden Berdasarkan

Jenjang Pendidikan

D3

S1

S2

S3

55

Berdasar tabel di atas dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat Kompetensi, Independensi

dan Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta, peneliti menggunakan analisis

analisis deskriptif untuk tiap

Untuk mengukur Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta dalam

Kelangsungan Usaha

Page 76: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

56

KAP diungkap dengan 6 butir pernyataan dengan jumlah responden

sebanyak 38. Berdasarkan data Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta

yang diolah menggunakan program SPSS versi 16.0 maka diperoleh mean

24,0789, median 24,0000, standar deviasi 2,210310, variance 4,885, nilai

ninimum 21 dan nilai maximum 28.

Penentuan kecenderungan variabel setelah nilai minimum (Xmin) dan

nilai maksimum (Xmax) diketahui, maka selanjutnya mencari nilai rata-rata

ideal (Mi) dengan rumus:

Mi = 2

1 (Xmax + Xmin)

diperoleh Mi = 25. Perhitungan selanjutnya yaitu mencari standar deviasi

ideal (SDi) dengan rumus:

SDi = 6

1 ( Xmax - Xmin)

diperoleh nilai SDi = 2. Adapun pengkategorian variabel adalah sebagai

berikut:

Rendah = X< (Mi – 1 SDi)

Sedang = X > (Mi – 1 SDi) sampai dengan (Mi + 1 SDi)

Tinggi = X > (Mi + 1 SDi)

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikategorikan dalam 3

kelas yaitu: Rendah X < 24, Sedang apabila X >24 sampai dengan 27, dan

Tinggi apabila X > 27 (perhitungan lebih lengkap dapat dilihat dalam

Lampiran 5). Untuk lebih jelasnya mengenai pengkategorian ini, maka

dapat dilihat pada tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut:

Page 77: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

Tabel 17. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kelangsungan Usaha KAP

di Yogyakarta

No. Interval

1. 21-23

2. 24-26

3. 27-28

Total

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi data

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta pada tabel 13, dapat

digambarkan histogram

Gambar 11

Tabel 16

Usaha KAP di Yogyakarta pada kategori kurang sebanyak auditor

(36,9%), sedang (

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat Kelangsungan

Usaha KAP di Yogyakarta ditinjau dari

dalam kategori sedang

0

5

10

15

20

Fre

kuen

si

. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kelangsungan Usaha KAP

di Yogyakarta

Interval F Persen Kategori

14 36,9 Rendah

17 44,7 Sedang

7 18,4 Tinggi

38 100

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi data

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta pada tabel 13, dapat

digambarkan histogram sebagai berikut:

Gambar 11. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta

Tabel 16 tersebut menunjukkan bahwa frekuensi Kelangsungan

Usaha KAP di Yogyakarta pada kategori kurang sebanyak auditor

sedang (44,7%), dan kategori tinggi sebanyak (

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat Kelangsungan

Usaha KAP di Yogyakarta ditinjau dari dimensi mutu jasa audit termasuk

sedang.

21-23 24-26 27-28

Kelas Interval

Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta

21-23

24-26

27-28

57

. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kelangsungan Usaha KAP

Kategori

Rendah

Sedang

Tinggi

Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi data

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta pada tabel 13, dapat

. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi

tersebut menunjukkan bahwa frekuensi Kelangsungan

Usaha KAP di Yogyakarta pada kategori kurang sebanyak auditor

%), dan kategori tinggi sebanyak (18,4%).

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa tingkat Kelangsungan

dimensi mutu jasa audit termasuk

23

26

28

Page 78: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

58

2. Kompetensi Auditor

Dalam mengukur tingkat Kompentensi Auditor, maka dalam

penelitian ini menggunakan 3 dimensi yaitu tingkat pendidikan, pelatihan

dan pengalaman, dan pendidikan profesional yang berkelanjutan. Hasil

penelitian diperoleh dari angket dengan 9 butir pernyataan dan dengan

jumlah responden sebanyak 38. Berdasarkan data Kompetensi Auditor

yang diolah menggunakan program SPSS versi 16.0 maka diperoleh mean

33,2632, median 34,0000, standar deviasi 2,64763, variance 7,010, nilai

ninimum 28 dan nilai maximum 40.

Penentuan kecenderungan variabel setelah nilai minimum (Xmin) dan

nilai maksimum (Xmax) diketahui, maka selanjutnya mencari nilai rata-rata

ideal (Mi) dengan rumus:

Mi = 2

1 (Xmax + Xmin)

diperoleh Mi = 34. Perhitungan selanjutnya yaitu mencari standar deviasi

ideal (SDi) dengan rumus:

SDi = 6

1 ( Xmax - Xmin)

diperoleh nilai SDi = 2. Adapun pengkategorian variabel adalah sebagai

berikut:

Rendah = X < (Mi – 1 SDi)

Sedang = X > (Mi – 1 SDi) sampai dengan (Mi + 1 SDi)

Tinggi = X > (Mi + 1 SDi)

Berdasarkan acuan di atas dapat dikategorikan dalam 3 kelas yaitu:

Rendah X < 32, Sedang apabila X > 32 sampai dengan 36, dan Tinggi

Page 79: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

apabila X > 36 (perhitungan lebih lengkap dapat dilihat dalam

5). Untuk lebih jelasnya mengenai pengkategorian ini, maka dapat dilihat

pada tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut:

Tabel 15. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kompetensi Auditor

No. Interval

1. 28-31

2. 32-35

3. 36-40

Total

Sumber: Data yang diolah

Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi data

Auditor pada tabel 15

Gambar

Tabel 15

Auditor pada kategori kurang sebanyak auditor (

dan kategori tinggi sebanyak (

diketahui bahwa tingkat Kompetensi Auditor di Yogyakarta ditinjau dari

dimensi tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman, serta pendidikan

profesional yang berkelanjutan termasuk dalam kategori sedang.

0

5

10

15

20

25

Fre

kuensi

apabila X > 36 (perhitungan lebih lengkap dapat dilihat dalam

5). Untuk lebih jelasnya mengenai pengkategorian ini, maka dapat dilihat

pada tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut:

. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kompetensi Auditor

Interval F Persen Kategori

7 18,4 Rendah

21 55,3 Sedang

10 26,3 Tinggi

38 100

Sumber: Data yang diolah

Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi data Kompetensi

Auditor pada tabel 15, dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

Gambar 9. Histogram Distribusi Kecenderungan Frekuensi

Kompetensi Auditor

Tabel 15 tersebut menunjukkan bahwa frekuensi Kompetensi

Auditor pada kategori kurang sebanyak auditor (18,4 %), sedang (

dan kategori tinggi sebanyak (26,3 %). Berdasarkan tabel tersebut dapat

diketahui bahwa tingkat Kompetensi Auditor di Yogyakarta ditinjau dari

dimensi tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman, serta pendidikan

profesional yang berkelanjutan termasuk dalam kategori sedang.

28-31 32-35 36-40

Kelas Interval

Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kompetensi Auditor

28

32

36

59

apabila X > 36 (perhitungan lebih lengkap dapat dilihat dalam Lampiran

5). Untuk lebih jelasnya mengenai pengkategorian ini, maka dapat dilihat

. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Kompetensi Auditor

Kategori

Rendah

Sedang

Tinggi

Kompetensi

, dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

Distribusi Kecenderungan Frekuensi

tersebut menunjukkan bahwa frekuensi Kompetensi

%), sedang (55,3 %),

%). Berdasarkan tabel tersebut dapat

diketahui bahwa tingkat Kompetensi Auditor di Yogyakarta ditinjau dari

dimensi tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman, serta pendidikan

profesional yang berkelanjutan termasuk dalam kategori sedang.

28-31

32-35

36-40

Page 80: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

60

3. Independensi Auditor

Untuk mengukur Independensi Auditor di Yogyakarta, dalam

penelitian ini digunakan 2 dimensi yaitu Independensi dalam fakta (in

fact) dan Independensi dalam penampilan (in appearance). Hasil

penelitian diperoleh dari angket dengan 13 butir pernyataan dan dengan

jumlah responden sebanyak 38. Berdasarkan data Independensi Auditor

yang diolah menggunakan program SPSS versi 16.0 maka diperoleh mean

34,4474, median 34,0000, standar deviasi 2,37893, variance 5,659, nilai

ninimum 30 dan nilai maximum 40.

Penentuan kecenderungan variabel setelah nilai minimum (Xmin) dan nilai

maksimum (Xmax) diketahui, maka selanjutnya mencari nilai rata-rata ideal

(Mi) dengan rumus:

Mi = 2

1 (Xmax + Xmin)

diperoleh Mi = 35. Perhitungan selanjutnya yaitu mencari standar deviasi

ideal (SDi) dengan rumus:

SDi = 6

1 ( Xmax - Xmin)

diperoleh nilai SDi = 2. Adapun pengkategorian variabel adalah sebagai

berikut:

Rendah = X < (Mi – 1 SDi)

Sedang = X > (Mi – 1 SDi) sampai dengan (Mi + 1 SDi)

Tinggi = X > (Mi + 1 SDi)

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikategorikan dalam 3

kelas yaitu: Rendah X < 33, Sedang apabila X > 33 sampai dengan 37, dan

Page 81: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

0

5

10

15

20

Fre

kuensi

Tinggi apabila X > 37 (perhitungan lebih lengkap dapat dilihat dalam

Lampiran 5). Untuk lebih jelasnya mengenai pengkategor

dapat dilihat pada tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut:

Tabel 16. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Independensi Auditor

No. Interval

1. 30-32

2. 33-36

3. 37-40

Total

Sumber: Data yang diolah

Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi data Independensi

Auditor pada tabel 1

Tabel 15

Auditor pada kategori kurang sebanyak auditor (

dan kategori tinggi sebanyak (

diketahui bahwa tingkat Independensi Audi

dimensi Independensi dalam fakta (

Gambar 10

30-32 33-36 37-40

Kelas Interval

Distribusi Kecenderungan Frekuensi Independensi Auditor

30-32

33-36

37-40

Tinggi apabila X > 37 (perhitungan lebih lengkap dapat dilihat dalam

Lampiran 5). Untuk lebih jelasnya mengenai pengkategorian ini, maka

dapat dilihat pada tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut:

. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Independensi Auditor

Interval F Persen Kategori

10 26,3 Rendah

19 50,0 Sedang

9 23,7 Tinggi

38 100

Sumber: Data yang diolah

Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi data Independensi

Auditor pada tabel 15, dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

Tabel 15 tersebut menunjukkan bahwa frekuensi Independensi

Auditor pada kategori kurang sebanyak auditor (26,3 %), sedang (

dan kategori tinggi sebanyak (23,7 %). Berdasarkan tabel tersebut dapat

diketahui bahwa tingkat Independensi Auditor di Yogyakarta ditinjau dari

dimensi Independensi dalam fakta (in fact) dan Independensi dalam

Gambar 10. Histogram Distribusi Kecenderungan

Frekuensi Independensi Auditor

61

32

36

40

Tinggi apabila X > 37 (perhitungan lebih lengkap dapat dilihat dalam

ian ini, maka

dapat dilihat pada tabel distribusi kecenderungan sebagai berikut:

. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Independensi Auditor

Kategori

Rendah

Sedang

Tinggi

Berdasarkan distribusi kecenderungan frekuensi data Independensi

, dapat digambarkan histogram sebagai berikut:

tersebut menunjukkan bahwa frekuensi Independensi

%), sedang (50,0 %),

%). Berdasarkan tabel tersebut dapat

tor di Yogyakarta ditinjau dari

) dan Independensi dalam

Page 82: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

62

penampilan (in appearance) yang berkelanjutan termasuk dalam kategori

sedang.

D. Uji Prasyarat Analisis Data

Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi

berganda, terlebih dahulu diuji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji

multikolinearitas dan uji linearitas agar data yang akan dimasukkan dalam

model regresi telah memenuhi ketentuan dan syarat dalam regresi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini

menggunakan Uji Kolmologorov-Smirnov (Uji K-S) dengan hasil analisis

sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kelangsungan

UsahaKAP Kompetensi Independensi

N 38 38 38

Normal Parametersa Mean 24.0789 33.2632 34.4474

Std. Deviation 2.21031 2.64763 2.37893

Most Extreme Differences Absolute .142 .136 .123

Positive .142 .127 .123

Negative -.091 -.136 -.111

Kolmogorov-Smirnov Z .877 .838 .760

Asymp. Sig. (2-tailed) .425 .484 .610

a. Test distribution is Normal.

Page 83: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

63

Hasil uji normalitas pada Tabel 7 di atas didapatkan nilai

signifikansi dari Uji K-S masing-masing yaitu: Residual regresi X1

terhadap Y sebesar 0,425, residual regresi X2 terhadap Y sebesar 0,484,

dan residual regresi ganda X1 dan X2 terhadap Y sebesar 0,610. Angka

tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Hal

tersebut memberikan gambaran bahwa sebaran data telah memenuhi

asumsi normalitas. Untuk lebih memperjelas tentang sebaran data dalam

penelitian ini maka akan disajikan dalam grafik histogram dan grafik

normal P-plot. Dimana dasar pengambilan keputusan menurut Imam

Ghozali (2005: 149) yaitu:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/ atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 3. Histogram Hasil Pengujian Asumsi Normalitas

Page 84: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

64

Gambar 4. Hasil Pengujian Asumsi Normalitas dengan P-Plot

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal

P-Plot diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola

distribusi yang mendekati normal, sedangkan pada grafik normal P-Plot

terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta arah

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik tersebut

menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi

normalitas.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat bersifat linear atau tidak. Pengujian ini

menggunakan uji lagrange multiplier. Kriteria yang digunakan yaitu

regresi dikatakan linear jika c2 hitung < c

2 tabel dan regresi dikatakan

Page 85: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

65

linear jika nilai signifikansi lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu

5% (0,05).

Tabel 8. Model Summary Regresi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .490a .240 .196 1.98156

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi

b. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Tabel 9. ANOVA Regresi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 43.332 2 21.666 5.518 .008a

Residual 137.431 35 3.927

Total 180.763 37

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi

b. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Berdasarkan tampilan output menunjukkan R2 sebesar 0,240

dengan jumlah n 38, maka besarnya c2 hitung = 38 x 0,240 = 9,12 Nilai ini

dibandingkan dengan c2

tabel dengan df=34 dan tingkat signifikansi 0,05

didapat c2

tabel sebesar 48,6. Oleh karena nilai c

2 hitung lebih kecil dari c

2

tabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua garis regresi berbentuk linear.

3. Uji Multikolineritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas penelitian.

Page 86: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

66

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

bebas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat tabel berikut:

Tabel 10. Hasil Uji Multikolineritas

Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa angka tolerance

dari variabel bebas kompetensi dan independensi mempunyai nilai

tolerance lebih dari 10 % (0,914/ 91,4%) dan nilai Variance Inflation

Factor (VIF) tidak lebih dari 10 (1,095). Dengan demikian dapat

disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar

variabel bebas tersebut.

4. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui

kesamaan varian masing-masing variabel bebas X1 dan X2 terhadap

variabel terikat (Y). Pengujian homogenitas terhadap variabel penelitian

digunakan uji heterokedastisitas. Deteksi terhadap masalah

heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik sebaran nilai residual.

Uji heteroskedastisitas menggunakan metode grafik plot Regression

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.095 5.511 1.106 .276

Kompetensi .282 .129 .338 2.189 .035 .914 1.095

Independensi .250 .143 .269 1.745 .090 .914 1.095

a. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Page 87: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

67

Standarized Predicted Value dengan Regression Stutentised Residual.

Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 11 berikut ini:

Gambar 5. Grafik Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan grafik scatterplot di atas tampak bahwa sebaran data

tidak membentuk pola yang jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan model

regresi ini telah memenuhi asumsi heterokedastisitas, hal ini menunjukkan

bahwa variasi data homogen.

E. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Uji Hipotesis Linear Sederhana

Uji regresi linear sederhana digunakan untuk menguji hipotesis

pertama yang dimaksud untuk menganalisis pengaruh antara variabel

dependen (Y) dengan satu variabel independen (X). Pengolahan data

menggunakan SPSS versi 16.0.

Page 88: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

68

a. Terdapat pengaruh antara Kompetensi Auditor dengan Kelangsungan

Usaha KAP di Yogyakarta. Berikut adalah tabel hasil pengujian data

menggunakan linear sederhana.

Tabel 18. Model Summary Regresi X1 terhadap Y

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .417a .174 .151 2.03707

a. Predictors: (Constant), Kompetensi

Tabel 19. Koefisien Regresi X1 terhadap Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.510 4.220 2.964 .005

Kompetensi .348 .126 .417 2.750 .009

a. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

1) Persamaan Garis regresi

Dari tabel tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

Y = 12,510 + 0,348X1

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien X1

(Kompetensi Auditor) sebesar 0,348 yang berarti apabila nilai X1

(Kompetensi Auditor) meningkat 1 poin maka Y (Kelangsungan

Usaha KAP di Yogyakarta) akan naik sebesar 0,348 poin.

Page 89: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

69

2) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunjukkan tingkat ketepatan garis

regresi. Garis regresi digunakan untuk menjelaskan proporsi dari

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta (Y) yang diterangkan

oleh variabel independennya Kompetensi Auditor (X1). Koefisien

determinasi R2 yang diperoleh adalah 0,174 berarti bahwa 17,4 %

variasi atau naik turunnya nilai Kelangsungan Usaha KAP di

Yogyakarta dipengaruhi oleh variabel Kompetensi Auditor.

Sisanya sebesar 82,6 % (100%-17,4%) dipengaruhi oleh variabel-

variabel lain yang tidak dianalisis dalam uji hipotesis ini.

3) Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji Statistik t).

Dari Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu antara

Kompetensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha KAP di

Yogyakarta. Dari hasil analisis data, didapatkan koefisien regresi

sebesar 0,417, nilai t hitung sebesar 2,750 dengan signifikansi

sebesar 0,009 sehingga hipotesis pertama diterima. Adapun

signifikansinya kurang dari taraf signifikansi 5 % (0,05) yang

berarti hipotesis nol ditolak atau nilai t hitung lebih tinggi

dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu

sebesar (2,019541).

Page 90: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

70

b. Terdapat pengaruh antara Independensi Auditor dengan Kelangsungan

Usaha KAP di Yogyakarta. Berikut adalah tabel hasil pengujian data

menggunakan linear sederhana:

Tabel 20. Model Summary Regresi X2 terhadap Y

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .368a .136 .112 2.08327

a. Predictors: (Constant), Independensi

Tabel 21. Koefisien Regresi X2 terhadap Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.291 4.971 2.473 .018

Independensi .342 .144 .368 2.377 .023

a. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

1) Persamaan Garis regresi

Dari tabel tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 12,291 + 0,342X2

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien X2

(Independensi Auditor) sebesar 0,342 yang berarti apabila nilai X2

(Independensi Auditor) meningkat 1 poin maka Y (Kelangsungan

Usaha KAP di Yogyakarta) akan naik sebesar 0,342 poin.

2) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunjukkan tingkat ketepatan garis

regresi. Garis regresi digunakan untuk menjelaskan proporsi dari

Page 91: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

71

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta (Y) yang diterangkan

oleh variabel independennya Independensi Auditor (X2). Koefisien

determinasi R2 yang diperoleh adalah 0,136 berarti bahwa 13,6 %

variasi atau naik turunnya nilai Kelangsungan Usaha KAP di

Yogyakarta dipengaruhi oleh variabel Independensi Auditor.

Sisanya sebesar 86,4 % (100-13,6) dipengaruhi oleh variabel-

variabel lain yang tidak dianalisis dalam uji hipotesis ini.

3) Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji Statistik t)

Dari Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu antara Independensi

Auditor terhadap Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta. Dari

hasil analisis data, didapatkan koefisien regresi sebesar 0,368, nilai

t hitung sebesar 2,377 dengan signifikansi sebesar 0,023 sehingga

hipotesis kedua diterima. Adapun signifikansinya kurang dari taraf

signifikansi 5% (0,05) yang berarti hipotesis nol ditolak atau nilai t

hitung lebih tinggi dibandingkan dengan t tabel pada taraf

signifikansi 5% yaitu sebesar (2,019541).

2. Uji Hipotesis Linear Berganda

Uji regresi linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis

ketiga yang dimaksud untuk menganalisis pengaruh variabel independen

(X1 dan X2) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y).

Pengolahan data menggunakan SPSS versi 16.0.

Page 92: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

72

Tabel 22. Model Summary Regresi X1, X2 terhadap Y

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .490a .240 .196 1.98156

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi

Tabel 23. Koefisien Regresi X1, X2 terhadap Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.095 5.511 1.106 .276

Kompetensi .282 .129 .338 2.189 .035

Independensi .250 .143 .269 1.745 .090

a. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Tabel 24. ANOVA Regresi X1, X2 terhadap Y

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 43.332 2 21.666 5.518 .008a

Residual 137.431 35 3.927

Total 180.763 37

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi

b. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

a. Persamaan Garis regresi

Dari tabel tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 6,095 + 0,282X1 + 0,250X2

Page 93: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

73

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa baik konstanta maupun

koefisien variabel-variabel independen memiliki nilai positif. Hal ini

menandakan bahwa persamaan regresi berganda tersebut memiliki

hubungan yang searah, yang berarti Kelangsungan Usaha KAP di

Yogyakarta (Y) akan meningkat seiring dengan meningkatnya

Kompetensi (X1) dan Independensi Auditor (X2).

Nilai koefisien X1 sebesar 0,282 yang berarti apabila nilai X1

(Independensi Auditor) meningkat 1 poin maka Y (Kelangsungan

Usaha KAP di Yogyakarta) akan naik sebesar 0,282 poin dengan

asumsi X2 tetap. Koefisien X2 sebesar 0,250 yang berarti apabila nilai

Kompetensi Auditor (X2) meningkat 1 poin maka Kelangsungan Usaha

KAP di Yogyakarta (Y) akan meningkat sebesar 0,250 poin dengan

asumsi X1 tetap.

Konstanta sebesar 6,095 berarti bahwa KAP tetap dapat memiliki

kelangsungan usaha sebesar 6,095 meskipun variabel independennya

(bebas) nol.

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi menunjukkan tingkat ketepatan garis regresi.

Garis regresi digunakan untuk menjelaskan proporsi dari

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta (Y) yang diterangkan oleh

variabel independennya kompetensi (X1) dan Independensi Auditor

(X2). Berdasarkan hasil analisis data didapat R2 sebesar 0,240. Nilai

tersebut berarti 24,0 % perubahan pada variabel Kelangsungan Usaha

KAP di Yogyakarta (Y) dapat diterangkan oleh variabel

Page 94: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

74

independennya Kompetensi (X1) dan Independensi Auditor (X2),

sedangkan sisanya sebesar 76,0 % dijelaskan oleh variabel yang lain

yang tidak dianalisis dalam uji hipotesis ini.

c. Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

Kompetensi (X1) dan Independensi Auditor (X2) secara bersama-sama

(simultan) dapat berpengaruh terhadap Kelangsungan Usaha KAP di

Yogyakarta (Y). Berdasarkan hasil analisis data koefisien regresi (R)

sebesar 0,490. Uji signifikansi menggunakan uji F, kriteria yang

digunakan jika F hitung > F tabel maka hipotesis diterima dan

sebaliknya jika F hitung < F tabel maka hipotesis ditolak. Berdasarkan

hasil uji diperoleh nilai F hitung sebesar 6,185 jika dibandingkan

dengan nilai F tabel sebesar 5,518 pada taraf signifikansi 5%, maka

nilai F hitung > F tabel sehingga hipotesis ketiga diterima. Selain itu

probabilitas sebesar 0,008 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hal

ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi

(X1) dan Independensi Auditor (X2) terhadap Kelangsungan Usaha

KAP di Yogyakarta (Y).

F. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara Kompetensi

(X1) dan Independensi Auditor (X2) terhadap Kelangsungan Usaha KAP di

Yogyakarta (Y). Berdasarkan hasil analisis, maka pembahasan tentang hasil

penelitian sebagai berikut.

Page 95: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

75

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama bahwa terdapat

pengaruh antara Kompetensi Auditor (X1) terhadap Kelangsungan Usaha

KAP di Yogyakarta (Y). Hal ini berarti Kelangsungan Usaha KAP di

Yogyakarta dapat dicapai jika auditor memiliki Kompetensi yang baik.

Hasil penelitian secara parsial untuk variabel Kompetensi Auditor (X1)

diproksikan melalui tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman, dan

pendidikan profesional yang berkelanjutan seorang auditor. Berdasarkan hasil

penelitian, variabel Kompetensi Auditor (X1) memiliki nilai koefisien

determinasi (R²) sebesar 17,4 % yang berarti bahwa variasi atau naik

turunnya nilai Kelangsungan Usaha KAP (Y) dipengaruhi oleh variabel

Kompetensi Auditor (X1) sebesar 17,4 % dan sisanya sebesar 82,6 %

dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan

antara Kompetensi Auditor (X1) dengan kelangsungan usaha Kantor Akuntan

Publik (KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan signifikansi yang

di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,009. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Canyaning (2003) yang didasarkan pada komponen tingkat

pendidikan yang memadai, sering dilakukan pelatihan-pelatihan, serta

seringnya auditor mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan, sehingga

dapat mengetahui setiap perubahan-perubahan dan perkembangan yang

terjadi dalam bidang akuntansi ataupun bidang-bidang yang lain. Auditor

sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa

meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan

dapat maksimal dalam praktiknya. Penerapan pengetahuan yang maksimal

Page 96: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

76

tentunya akan sejalan dengan semakin bertambahnya pengalaman yang

dimiliki. Sesuai dengan standar umum bahwa auditor disyaratkan memiliki

pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta

dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam

bidang industri yang digeluti kliennya (Alvin A. Arens dan James K.

Loebbecke, 1995: 21). Pengalaman juga akan memberikan dampak pada

setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan

setiap keputusan yang diambil adalah merupakan keputusan yang tepat. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki

auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua bahwa terdapat

pengaruh antara Independensi Auditor (X2) terhadap Kelangsungan Usaha

KAP di Yogyakarta (Y). Adapun untuk variabel Independensi Auditor (X2)

yang diproksikan dalam independensi dalam fakta (in fact) dan independensi

dalam penampilan (in appearance) dengan indikator berupa kejujuran dalam

melaksanakan audit, pemberian jasa lain selain jasa audit oleh KAP,

hubungan auditor dengan klien di luar hubungan audit, besarnya fee audit,

waktu (lamanya) penugasan audit, dan pemberian fasilitas dari klien

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kelangsungan Usaha KAP di

Yogyakarta (Y). Berdasarkan hasil penelitian, variabel Independensi Auditor

(X2) memiliki nilai koefisien determinasi parsial (R²) sebesar 0,136 yang

berarti bahwa 13,6 % variasi atau naik turunnya nilai Kelangsungan Usaha

KAP (Y) dipengaruhi oleh variabel Independensi Auditor (X2) dan sisanya

sebesar 86,4 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.

Page 97: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

77

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan

antara Independensi Auditor (X2) dengan Kelangsungan Usaha Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai

signifikansi di bawah 0,05 yaitu 0,023. Hal ini tidak sejalan dengan hasil

penelitian Canyaning (2003) yang mengemukakan bahwa dalam

menggunakan jasa suatu KAP, klien tidak memperhatikan apakah KAP

tersebut independen ataupun tidak. Auditor harus memiliki kemampuan

dalam mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam

pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan

sikap independen. Tidak dapat dipungkiri bahwa sikap independen

merupakan hal yang melekat pada diri auditor, sehingga independen seperti

telah menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki. Tidak mudah menjaga

tingkat independensi agar tetap sesuai dengan jalur yang seharusnya.

Kerjasama dengan klien yang terlalu lama bisa menimbulkan kerawanan atas

independensi yang dimiliki auditor. Belum lagi berbagai fasilitas yang

disediakan klien selama penugasan audit untuk auditor. Bukan tidak mungkin

auditor menjadi ”mudah dikendalikan” oleh klien karena auditor berada

dalam posisi yang dilematis.

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga bahwa terdapat

pengaruh antara Kompetensi (X1) dan Independensi Auditor (X2) terhadap

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta (Y). Dari hasil analisis secara

simultan, menunjukkan bahwa Kompetensi dan Independensi Auditor

berpengaruh signifikan terhadap Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta

yang diproksikan pada mutu jasa audit. Dari hasil penelitian secara simultan

Page 98: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

78

diketahui koefisien determinasi (R²) sebesar 24,0 % , yang berarti bahwa naik

turunnya nilai Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta (Y) dipengaruhi oleh

variabel Kompetensi (X1) dan Independensi Auditor (X2) sebesar 24,0 % dan

selebihnya 76 % ditentukan oleh faktor lain di luar penelitian ini.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan

antara Kompetensi (X1) dan Independensi Auditor (X2) terhadap

Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta (Y) yang

ditunjukkan dengan nilai signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,008. Dari

hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Kelangsungan Usaha KAP di

Yogyakarta akan meningkat seiring dengan meningkatnya Kompetensi dan

Independensi Auditor.

Hasil tersebut dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan mutu jasa

audit, seorang auditor sangat bergantung pada tingkat kompetensinya. Jika

auditor memiliki kompetensi yang baik maka auditor akan dengan mudah

melakukan tugas-tugas auditnya dan sebaliknya jika rendah maka dalam

melaksanakan tugasnya, auditor akan mendapatkan kesulitan-kesulitan

sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan rendah pula. Adapun tingkat

independensi merupakan faktor yang menentukan dari mutu jasa audit, hal ini

dapat dipahami karena jika auditor benar-benar independen maka akan tidak

terpengaruh oleh kliennya. Auditor akan dengan leluasa melakukan tugas-

tugas auditnya. Namun jika tidak memiliki independensi terutama jika

mendapat tekanan-tekanan dari pihak klien maka kualitas audit yang

dihasilkannya tidak akan maksimal. Kredibilitas auditor tentu sangat

tergantung dari kepercayaan masyarakat yang menggunakan jasa mereka.

Page 99: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

79

Auditor yang dianggap telah melakukan kesalahan maka akan mengakibatkan

mereduksinya kepercayaan klien. Kepercayaan masyarakat akan Kompetensi

dan Independensi Auditor suatu KAP secara tidak langsung akan membawa

pengaruh terhadap eksistensi atau Kelangsungan Usaha KAP dimana auditor

tersebut bertugas.

G. Keterbatasan

Setelah mengadakan penelitian, maka keterbatasan penelitian yang

dapat disampaikan adalah:

1. Penelitian ini terbatas pada objek penelitian profesi auditor yang bekerja

dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta, sehingga

dimungkinkan adanya perbedaan hasil, pembahasan ataupun kesimpulan

untuk objek penelitian yang berbeda.

2. Sedikitnya data yang diperoleh, karena alasan kesibukan dari responden.

3. Penelitian hanya menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data, maka

memungkinkan data yang diperoleh bias, dibandingkan apabila juga

dilakukan observasi dan wawancara langsung.

4. Karena keterbatasan responden, maka untuk uji coba instrumen

menggunakan uji terpakai.

Tidak adanya kontrol responden untuk mengetahui kebenaran hasil

penelitian, sehingga tidak diketahui apakah kuesioner benar-benar diisi oleh

pihak-pihak yang dimaksud ataukah tidak, dan tidak dapat diketahui apakah

maksud semua pertanyaan dalam kuesioner dipahami oleh responden

Page 100: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi dan

Independensi Auditor terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik

(KAP) di Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi Auditor (X1)

dengan Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di

Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk

taraf signifikansi 5% yaitu sebesar (2,7507 > 2,019541). Dari hasil analisis

juga diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,417 dan koefisien

determinasi R2 sebesar 0,174 yang berarti bahwa variasi atau naik

turunnya nilai Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta (Y) dipengaruhi

oleh variabel Kompetensi Auditor (X1) sebesar 17,4 % dan sisanya sebesar

82,6 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Independensi Auditor (X2)

dengan Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Yogyakarta

(Y) yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel untuk taraf

signifikansi 5% yaitu sebesar (2,377 > 2,019541). Dari hasil analisis juga

diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,368 dan koefisien determinasi R2

sebesar 0,136 yang berarti bahwa 13,6 % variasi atau naik turunnya nilai

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta (Y) dipengaruhi oleh variabel

Page 101: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

76

Independensi Auditor (X2) dan sisanya sebesar 86,4 % dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi (X1) dan

Independensi Auditor (X2) terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan

Publik (KAP) di Yogyakarta (Y) yang ditunjukkan dengan nilai F hitung >

F tabel untuk taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 6,185 (> 5,518). Dari

hasil analisis juga diperoleh koefisien regresi rx1y sebesar 0,490 dan

koefisien determinasi R2 sebesar 0,240 yang berarti bahwa 24,0 % variasi

atau naik turunnya nilai Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta (Y)

dapat ditentukan oleh faktor Kompetensi (X1) dan Independensi Auditor

(X2), sisanya sebesar 76,0 % ditentukan oleh variabel-variabel lain.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan

saran, antara lain:

1. Untuk meningkatkan Kelangsungan Usaha serta mempertahankan KAP

dari persaingan, hendaknya KAP di Yogyakarta semakin meningkatkan

kompetensi auditornya, yaitu dengan lebih banyak mengadakan pelatihan-

pelatihan serta lebih sering atau bahkan selalu mengikuti pendidikan

profesional berkelanjutan.

2. Untuk para auditor diharapkan meningkatkan independensinya, karena

faktor independensi dapat mempengaruhi kualitas audit. Auditor yang

mendapat tugas dari kliennya diusahakan benar-benar independen, tidak

mendapat tekanan dari klien, tidak memiliki perasaan sungkan sehingga

Page 102: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

77

dalam melaksanakan tugas auditnya benar-benar objektif dan dapat

menghasilkan audit yang berkualitas.

Page 103: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

78

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. (2003). Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Aji Dedi Mulawarman. (2008). Rekonstruksi Independensi Akuntan Publik.

(http://ajidedim.wordpress.com/2008/03/21/rekonstruksiindependensiakun

tanpublik-bagian-1/ , diakses tanggal 22 Januari 2009).

Altman, E dan McGough, T, 1974. Evaluation of a Company as A Going

Concern. Journal of Accountancy. December. 50-57.

Alvin Arens & James K. Loebbecke (1995). Auditing (Suatu Pendekatan

Terpadu). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Arikunto, Suharismi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka

Cipta.

Canyaning. (2003). Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap

Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di Malang.

(http://www19.indowebster.com/7aJ2c9fe52e32a8346961746451b931a0,

diakses 5 Januari 2009).

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Indonesia, edisi ke 3.

Jakarta: Balai Pustaka.

Eunike Christina Elfarini. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Independensi

Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan

Publik di Jawa Tengah). Skripsi Universitas Negeri Semarang.

(http://digilib.unnes.ac.id/gsdlcollect/skripsi/indexassoc/HASH017df1097

d28.dirdoc.pdf , diakses 3 April 2009)

Gray & Manson. (2000). The Audit Process, Principles, Practice and Cases.

Second Edition. Thomson Learning.

Haryono Jusup, Al. (2001). Auditing (Pengauditan). Yogyakarta: Bagian

Penerbitan STIE YKPN.

Herawaty Arleen dan Yulius Kurnia Susanto. (2008). Profesionalisme,

Pengetahuan Akuntan Publik dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi

dan Pertimbangan Tingkat Materialitas. The 2nd National Conference

UKWMS Surabaya, 6 September 2008.

Page 104: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

79

Herliansyah, Yudhi dan Meifida Ilyas. (2006). Pengaruh Pengalaman Auditor

terhadap Penggunaan Bukti tidak Relevan dalam Auditor Judgment.

Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

http://www.iaiglobal.or.id/tentang_iai.php.htm ), diakses tanggal 26

Februari 2009.

http://www.iaiglobal.or.id/tentang_iai.php.htm, diakses tanggal 19 April 2009

http://my.opera.com/winsolu/blog/pengertian-kompetensi, diakses tanggal 19

April 2009

Ida Suraida. (2005). Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko

Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian

Opini Akuntan Publik. Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3, November 2005:

186 – 202. (http://resources.unpad.ac.id/unpad-content, diakses tanggal 13

April 2009).

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:

Salemba Empat.

Imam Ghozali. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Nur Indriantoro, dan Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

M. Hasan Iqbal. (2005). Pokok-pokok Materi Statistik 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan

topik penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen

(Desember). Hal.25-60.

Lenard, Mary Jane, Perualz Alam, dan David Booth. (1998). “ An Analysis of

Fuzzy Clustering and a Hybrid Model for Auditor’s Going

Concern”.(www.google.com, diakses tanggal 13 April 2009).

Mayangsari, Sekar. (2003). Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta

Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan

Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya, Oktober.

Mayangsari, Sekar. (2003). Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap

Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia Vol.6 No.1 (Januari).

Mautz, R.K. and Hussen A. Sharaf. 1993. The Philoshopy of Auditing. American

Accounting Association.

Page 105: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

80

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. (1998). Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta.

Salemba Empat.

Munawir, H. S. (1999). Auditing Modern. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Nizarul, dkk. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas

Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium

Nasional Akuntansi X Makasar.

Ramaraya Tri Koroy. (2005). Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit

Terhadap Pertimbangan Auditor. Simposium Nasional Akuntansi VIII

Solo.

Santy Setiawan. (2006). “Opini Going Concern dan Prediksi Kebangkrutan

Perusahaan”. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol V No 1. Mei. Hal 59-67.

Siti Kurnia Rahayu. (2010). Auditing, Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan

Akuntan Publik. Edisi pertama. Yogyakarta, Graha Ilmu

Soehardi Sigit. (1999). Pengantar Metodoilogi Penelitian Sosial – Bisnis –

Manajemen. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata

Tamansiswa.

Sujana Ismaya. (2006). Kamus Akuntansi. Bandung : Pustaka Grafika.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2003). Statistika untuk Peneliitian. Bandung: Alfabeta.

Supriyono. (1988). Pemeriksaan Akuntan (Auditing). Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta.

Yulius Jogi Christiawan. (2002). Pengaruh Kompetensi dan Independensi

terhadap Kelangsungan Usaha Kantor Akuntan Publik (KAP) di

Surabaya. Journal Directory: Kumpulan Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Unika Petra. Vol. 4 / No. 2. (http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/,

diakses tanggal 22 Januari 2009)

Yulius Jogi Christiawan. (2005). Aktivitas Pengendalian Mutu Jasa Audit

Laporan Keuangan Historis (Studi Kasus Pada Beberapa Kantor Akuntan

Publik Di Surabaya). Jurnal Akuntansi & Keuangan Unika Petra, Vol. 7,

No. 1, Mei 2005: 61- 88. (http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/, diakses

tanggal 22 Januari 2009).

Page 106: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

81

Page 107: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

82

LAMPIRAN:

1. Kuesioner (Instrumen Penelitian)

2. Tabel Data Uji Instrumen

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

4. Data Penelitian

5. Perhitungan Kecenderungan

Frekuensi

6. Uji Normalitas

7. Uji Linearitas

8. Uji Multikolineritas

9. Uji Heteroskedastisitas

10. Hasil Regresi

11. Daftar KAP di Yogyakarta

12. Surat Izin Penelitian

13. Surat Keterangan Penelitian

Page 108: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

83

Kepada Yth.

Bpk/ Ibu/ Sdr/i Auditor KAP ...................................

Di Yogyakarta

Dengan hormat,

Saya,

Nama : Aditya Wiramurti

NIM : 05412144004

Prodi/ Fakultas : Akuntansi/ Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi

Universitas : Universitas Negeri Yogyakarta

Sedang melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI

AUDITOR DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP

KELANGSUNGAN USAHA KANTOR AKUNTAN PUBLIK”.

Tujuan dari penelitian ini untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana S1

Program Studi Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta.

Berkaitan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Bpk/ Ibu/ Sdr/i untuk

mengisi pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini dengan lengkap. Sebagai

peneliti saya memegang teguh etika penelitian dengan tidak membocorkan

informasi yang Bpk/ Ibu/ Sdr/i isikan dalam angket.

Atas perhatian dan berkenannya Bpk/ Ibu/ Sdr/i untuk mengisi kuesioner ini saya

ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Aditya Wiramurti

Page 109: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

84

KUESIONER PENELITIAN

Identitas responden

1. Nama KAP :

2. Nama Responden : (boleh tidak diisi)

3. Umur Responden :

4. Jenis Kelamin : ( ) pria ( ) wanita

5. Jenjang pendidikan : ( ) D3 ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3

6. Lama Bpk/ Ibu/ Sdr/i bekerja pada KAP tempat bekerja saat ini ... tahun.

7. Apa kedudukan Anda dlm KAP

( ) Magang ( ) Auditor Yunior ( ) dll.

( ) Supervisor ( ) Auditor Senior

( ) Staf Auditor ( ) Manajer KAP

8. Kursus atau pelatihan di bidang akuntansi, keuangan dan audit yang pernah

Anda peroleh : 1 ………………………

2 ………………………

3 ………………………

Page 110: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

85

Cara pengisian kuesioner

Bpk/ Ibu/ Sdr/i responden cukup memberikan tanda silang (X) pada pilihan

jawaban yang tersedia (rentang angka 1 sampai dengan 4) sesuai dengan pendapat

Bpk/ Ibu/ Sdr/i. Setiap pertanyaan mengharapkan hanya satu jawaban. Setiap

angka akan mewakili tingkat kesesuaian dengan fakta yang sesuai dengan situasi

dan kondisi Bpk/ Ibu/ Sdr/i.

STS (Sangat Tidak Setuju)

TS (Tidak Setuju)

S (Setuju)

SS (Sangat Setuju)

A. Kompetensi Auditor

No

.

Pernyataan SS S TS STS

1. Sebagai auditor, saya mampu dan telah

memenuhi kualifikasi personel (indeks

prestasi, asal perguruan tinggi dan lain-lain).

2. Sebagai auditor, saya telah menempuh dan

lulus ujian sertifikasi akuntan publik (USAP)

yang diselenggarakan oleh IAI

Kompartemen Akuntan Publik.

3. Selain pendidikan formal, untuk melakukan

audit yang baik, saya juga membutuhkan

pengetahuan yang diperoleh dari kursus dan

pelatihan-pelatihan khususnya di bidang

audit.

4. Keahlian khusus yang saya miliki dapat

mendukung proses audit yang saya lakukan.

Page 111: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

86

No

.

Pernyataan SS S TS STS

5. KAP tempat saya bekerja/ magang selalu

mengadakan trainning teknis yang cukup

yang mencakup aspek teknis maupun

pendidikan umum terhadap auditor baru

sebelum melakukan tugasnya.

6. KAP tempat saya bekerja/ magang selalu

mengadakan review atas pekerjaan auditor

yunior oleh auditor senior/ atasan.

7. Pemilik KAP selalu melakukan monitoring

terhadap kegiatan audit auditornya.

8. Semakin banyak jumlah klien yang saya

audit menjadikan audit yang saya lakukan/

kualitas menjadi semakin lebih baik.

9. Saya telah memiliki banyak pengalaman

dalam bidang audit dengan berbagai macam

klien sehingga audit yang saya lakukan

menjadi lebih baik.

10. Sebagai seorang auditor, saya telah memiliki

pengalaman kerja dalam audit umum lebih

dari atau sama dengan 3000 jam dan pernah

menduduki jabatan ketua/ manajer tim audit

sekurang-kurangnya 1 tahun.

11. Jumlah auditor senior dalam KAP tempat

saya bekerja/ magang lebih banyak dari pada

auditor yunior.

12. Sebagai auditor, saya harus selalu mengikuti

dan berpartisipasi penuh dalam pendidikan

profesi berkelanjutan berupa seminar dan

sebagainya yang diselenggarakan oleh IAI

Kompartemen Akuntan Publik untuk

meningkatkan kompetensi seorang auditor.

Page 112: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

87

B. Independensi Auditor

No

.

Pertanyaan SS S TS STS

13. Sebagai auditor, saya harus mampu

mempertahankan independensi, integritas,

dan objektivitas dalam kondisi apapun.

14. Sebagai auditor, saya harus selalu mengacu

pada standar umum dan prinsip akuntansi

dalam setiap pelaksanaan pekerjaan.

15. Saya takut untuk mengungkapkan keadaan

perusahaan klien sebenarnya.

16. Dalam menentukan pendapat atas laporan

keuangan, saya tidak mendapat tekanan dari

siapapun.

17. Sebagai auditor, saya tidak pernah

memberikan jasa lain selain jasa audit

kepada klien pada saat penugasan, misalnya

pembuatan jurnal, buku besar, laporan

keuangan, ataupun jasa konsultasi karena

akan mengganggu independensi auditor.

18. Jika salah satu anggota keluarga seorang

auditor memiliki saham dalam perusahaan

klien yang diaudit, maka opini dari auditor

tersebut diragukan keakuratannya.

19. Seorang auditor akan lebih mudah dalam

melakukan audit laporan keuangan bila ada

hubungan dengan klien.

20. Sebagai auditor, saya selalu menjaga dan

menghormati kerahasiaan klien dan tidak

pernah menerima fee yang dapat merusak

citra profesi dan mengganggu independensi.

21. Dengan audit fee yang besar akan

mempengaruhi pendapat audit yang saya

berikan.

Page 113: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

88

No

.

Pernyataan SS S TS STS

22. Auditor dalam melakukan penugasan audit

pada klien tertentu (sudah lebih dari 3 tahun)

dapat merusak independensi auditor.

23. Tidak semua kesalahan klien yang saya

temukan akan saya laporkan, karena lamanya

hubungan dengan klien tersebut.

24. Saya selalu menolak pemberian fasilitas yang

menunjang dari klien karena mengganggu

independensi saya sebagai auditor.

25. Sebagai auditor, saya tidak akan melaporkan

semua kesalahan klien jika auditor diberikan

fasilitas yang memadai.

26. Fasilitas yang saya terima dari klien

menjadikan saya sungkan terhadap klien

sehingga kurang bebas dalam melakukan

audit.

C. Kelangsungan Usaha KAP

No

.

Pertanyaan SS S TS STS

27. Klien yang saya audit selalu puas dengan

hasil audit dari KAP tempat saya bekerja.

28. Banyaknya perusahaan yang telah diaudit

akan mempengaruhi kualitas audit.

29. Hasil dari audit telah sesuai dengan SPAP

dan dinyatakan berkualitas.

30. KAP tempat saya bekerja/ magang

mempunyai komitmen yang kuat untuk

menyelesaikan audit dalam waktu yang tepat.

Page 114: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

89

No

.

Pernyataan SS S TS STS

31 KAP tempat saya bekerja/ magang selalu

berhasil melakukan audit walaupun dengan

risiko yang besar.

32 Terdapat prosedur untuk perencanaan

perikatan, prosedur untuk mempertahankan

standar mutu KAP untuk pekerjaan yang

dilaksanakan.

33 KAP tempat saya bekerja/ magang

mempunyai staf yang profesional, sehingga

kualitas audit yang dihasilkan baik.

Page 115: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

90

2. TABEL DATA UJI INSTRUMEN

Data Kompetensi Auditor

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total

1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 32

2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 34

3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 35

4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 34

5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 36

6 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 31

7 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 36

8 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 36

9 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 37

10 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 36

11 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34

12 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 36

13 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 32

14 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29

15 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 34

16 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28

17 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 32

18 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 34

19 3 2 3 3 4 3 3 3 1 3 3 2 28

20 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 30

21 3 4 3 3 4 4 3 3 1 3 3 4 31

22 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 31

23 3 3 4 4 3 3 4 4 2 4 3 3 34

24 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 34

25 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 32

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

27 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 36

28 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 34

29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

30 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 34

Page 116: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

91

Data Independensi Auditor

No. 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Total

1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34

2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 34

3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 34

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32

6 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 32

7 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 36

8 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 35

9 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37

10 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37

11 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 33

12 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 34

13 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 33

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

15 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

16 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 33

17 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 36

18 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 35

19 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38

20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

21 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 37

22 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 35

23 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 37

24 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 35

25 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 33

26 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 36

27 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 33

28 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 36

29 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 32

30 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 33

Page 117: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

92

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta

No. 27 28 29 30 31 32 33 Total

1 3 3 3 3 3 3 4 22

2 4 4 3 3 3 3 4 24

3 3 3 3 4 4 4 3 24

4 4 4 4 4 4 4 4 28

5 4 4 4 4 4 4 4 28

6 3 3 3 3 3 3 3 21

7 3 4 4 4 3 3 4 25

8 4 3 3 3 4 4 4 25

9 3 3 3 3 4 4 4 24

10 4 3 4 3 4 3 4 25

11 3 3 3 4 3 3 3 22

12 3 3 3 3 3 3 3 21

13 3 3 3 4 4 3 3 23

14 3 3 3 3 3 3 4 22

15 3 3 4 3 3 3 3 22

16 3 3 3 3 3 3 3 21

17 4 3 3 3 3 3 3 22

18 4 4 4 3 3 3 4 25

19 3 4 3 4 3 3 4 24

20 3 4 4 3 3 4 4 25

21 3 3 3 4 4 4 3 24

22 4 4 4 3 3 3 3 24

23 3 4 4 4 4 4 4 27

24 3 3 3 3 4 3 3 22

25 3 3 4 3 3 3 4 23

26 4 4 4 4 4 4 4 28

27 4 4 4 4 4 4 4 28

28 4 3 4 4 3 4 4 26

29 3 3 4 4 3 3 4 24

30 4 3 4 4 3 4 4 26

Page 118: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

93

3. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Reliability: Kompetensi Auditor

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.756 .789 12

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

butir1 36.90 9.748 .502 .579 .746

butir2 36.93 9.789 .512 .599 .747

butir3 36.93 9.995 .421 .425 .754

butir4 36.77 10.668 .235 .306 .773

butir5 36.87 9.982 .453 .624 .753

butir6 36.93 9.995 .496 .607 .754

butir7 37.00 9.655 .484 .591 .742

butir8 36.90 10.093 .255 .620 .758

butir9 38.33 9.540 .394 .457 .790

butir10 36.93 9.857 .455 .530 .750

butir11 37.27 10.478 .265 .369 .758

butir12 37.00 9.931 .498 .434 .752

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

40.43 11.633 3.411 12

Page 119: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

94

Reliability: Independensi Auditor

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

.755 .766 14

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

butir13 42.73 12.340 .498 .702 .744

butir14 42.63 12.723 .446 .549 .751

butir15 42.87 12.120 .474 .656 .745

butir16 43.03 13.344 .394 .633 .768

butir17 43.37 12.240 .412 .515 .756

butir18 43.20 12.717 .397 .461 .757

butir19 43.40 12.041 .457 .623 .748

butir20 43.00 13.724 .369 .743 .778

butir21 43.07 11.926 .502 .724 .742

butir22 43.30 14.148 .098 .324 .784

butir23 42.93 12.547 .421 .776 .750

butir24 43.43 13.357 .381 .548 .778

butir25 42.83 11.937 .502 .623 .740

butir26 42.97 12.309 .398 .798 .750

Scale Statistics

Page 120: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

95

Reliability: Kelangsungan Usaha KAP

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

.806 .829 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

butir27 18.90 2.921 .192 .386 .798

butir28 18.67 2.368 .459 .338 .806

butir29 18.70 2.493 .582 .588 .749

butir30 18.73 2.547 .501 .337 .780

butir31 18.83 3.109 .511 .451 .796

butir32 18.70 2.562 .597 .438 .761

butir33 18.67 2.575 .485 .488 .774

Mean Variance Std. Deviation N of Items

46.37 14.447 3.801 14

Page 121: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

96

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

21.87 3.499 1.871 7

4. DATA HASIL PENELITIAN

Pernyataan Mengenai Kompetensi Auditor

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 32

2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 34

3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 35

4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34

5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36

6 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31

7 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 36

8 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 36

9 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 37

10 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 36

11 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 34

12 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 36

13 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 32

14 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29

15 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 34

16 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 28

17 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 32

18 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 34

19 3 2 3 3 4 3 3 3 1 3 28

20 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 30

21 3 4 3 3 4 4 3 3 1 3 31

22 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 31

23 3 3 4 4 3 3 4 4 2 4 34

24 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 34

25 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 32

26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

27 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 36

28 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 34

29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

30 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 34

31 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31

32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

33 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 33

34 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 33

35 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 34

36 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 33

37 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 33

38 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 37

Page 122: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

97

Pernyataan Mengenai Independensi Auditor

No. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total

1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34

2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 34

3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 34

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

5 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 32

6 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 32

7 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 36

8 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 35

9 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37

10 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 37

11 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 33

12 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 34

13 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 33

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

15 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39

16 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 33

17 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 36

18 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 35

19 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38

20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

21 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 37

22 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 35

23 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 37

24 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 35

25 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 33

26 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 36

27 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 33

28 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 36

29 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 32

30 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 33

31 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32

32 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31

33 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 35

34 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 36

35 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 36

36 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 36

37 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 32

38 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 32

Page 123: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

98

Pernyataan Mengenai Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta

No. 21 22 23 24 25 26 27 Total

1 3 3 3 3 3 3 4 22

2 4 4 3 3 3 3 4 24

3 3 3 3 4 4 4 3 24

4 4 4 4 4 4 4 4 28

5 4 4 4 4 4 4 4 28

6 3 3 3 3 3 3 3 21

7 3 4 4 4 3 3 4 25

8 4 3 3 3 4 4 4 25

9 3 3 3 3 4 4 4 24

10 4 3 4 3 4 3 4 25

11 3 3 3 4 3 3 3 22

12 3 3 3 3 3 3 3 21

13 3 3 3 4 4 3 3 23

14 3 3 3 3 3 3 4 22

15 3 3 4 3 3 3 3 22

16 3 3 3 3 3 3 3 21

17 4 3 3 3 3 3 3 22

18 4 4 4 3 3 3 4 25

19 3 4 3 4 3 3 4 24

20 3 4 4 3 3 4 4 25

21 3 3 3 4 4 4 3 24

22 4 4 4 3 3 3 3 24

23 3 4 4 4 4 4 4 27

24 3 3 3 3 4 3 3 22

25 3 3 4 3 3 3 4 23

26 4 4 4 4 4 4 4 28

27 4 4 4 4 4 4 4 28

28 4 3 4 4 3 4 4 26

29 3 3 4 4 3 3 4 24

30 4 3 4 4 3 4 4 26

31 3 3 4 3 3 3 3 22

32 3 3 3 3 3 3 3 21

33 3 4 3 4 4 3 4 25

34 4 4 4 4 3 4 4 27

35 4 4 3 3 3 3 4 24

36 4 4 4 3 4 4 4 27

37 3 3 4 3 3 3 4 23

38 3 3 3 3 3 3 3 21

Page 124: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

99

5. PERHITUNGAN KECENDERUNGAN FREKUENSI

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

Kompetensi 38 28.00 40.00 1399.00 33.2632 2.64763 7.010

Independensi 38 30.00 40.00 1436.00 34.4474 2.37893 5.659

KelangsunganUsaha

KAP 38 21.00 28.00 1007.00 24.0789 2.21031 4.885

Valid N (listwise) 38

1. Perhitungan untuk menentukan Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel

Kompetensi Auditor

a. Menghitung Mean ideal

Mi = 2

1 (Xmax + Xmin)

= 2

1 (40 + 28)

= 34. Jadi Mean idealnya adalah 34.

b. Menghitung Standar Deviasi ideal

SDi = 6

1 ( Xmax - Xmin)

= 6

1 (40 – 28)

= 2. Jadi Standar Deviasi idealnya adalah 2.

c. Menghitung Pengkategorian Variabel

Rendah = X < (Mi – 1 SDi)

= X < (34 – 1 (2))

= X < 32

Page 125: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

100

Sedang = X < (Mi – 1 SDi) sampai dengan (Mi + 1 SDi)

= X < (34 – 1 (2)) sampai dengan (34 + 1(2))

= X < 32 sampai dengan X > 36

Tinggi = X > (Mi + 1 SDi)

= X > (34 + 1(2))

= X > 36

2. Perhitungan untuk menentukan Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel

Kompetensi Auditor

a. Menghitung Mean ideal

Mi = 2

1 (Xmax + Xmin)

= 2

1 (40+30)

= 35. Jadi Mean idealnya adalah 35.

b. Menghitung Standar Deviasi ideal

SDi = 6

1 ( Xmax - Xmin)

= 6

1 (40 – 30)

= 1,67 dibulatkan menjadi 2. Jadi Standar Deviasi idealnya adalah 2.

c. Menghitung Pengkategorian Variabel

Rendah = X < (Mi – 1 SDi)

= X < (35 – 1 (2))

= X < 33

Page 126: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

101

Sedang = X < (Mi – 1 SDi) sampai dengan (Mi + 1 SDi)

= X < (35 – 1 (2)) sampai dengan (35 + 1(2))

= X < 33 sampai dengan X > 37

Tinggi = X > (Mi + 1 SDi)

= X > (35 + 1(2))

= X > 37

3. Perhitungan untuk menentukan Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel

Kelangsungan Usaha KAP di Yogyakarta

a. Menghitung Mean ideal

Mi = 2

1 (Xmax + Xmin)

= 2

1 (28 + 21)

= 25. Jadi Mean idealnya adalah 25.

b. Menghitung Standar Deviasi ideal

SDi = 6

1 ( Xmax - Xmin)

= 6

1 (28-21)

= 1,167 dibulatkan menjadi 1. Jadi Standar Deviasi idealnya adalah 1.

c. Menghitung Pengkategorian Variabel

Rendah = X < (Mi – 1 SDi)

= X < (25 – 1 (1))

= X < 24

Sedang = X < (Mi – 1 SDi) sampai dengan (Mi + 1 SDi)

= X < (25 – 1 (1)) sampai dengan (25 + 1(1))

Page 127: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

102

= X < 24 sampai dengan X > 27

Tinggi = X > (Mi + 1 SDi)

= X > (25 + 1(1))

= X > 27

6. UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KelangsunganUs

ahaKAP Kompetensi Independensi

N 38 38 38

Normal Parametersa Mean 24.0789 33.2632 34.4474

Std. Deviation 2.21031 2.64763 2.37893

Most Extreme Differences Absolute .142 .136 .123

Positive .142 .127 .123

Negative -.091 -.136 -.111

Kolmogorov-Smirnov Z .877 .838 .760

Asymp. Sig. (2-tailed) .425 .484 .610

a. Test distribution is Normal.

7. UJI LINEARITAS

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .490a .240 .196 1.98156

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi

Page 128: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

103

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 43.332 2 21.666 5.518 .008a

Residual 137.431 35 3.927

Total 180.763 37

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi

b. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

8. UJI MULTIKOLINERITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.095 5.511 1.106 .276

Kompetensi .282 .129 .338 2.189 .035 .914 1.095

Independensi .250 .143 .269 1.745 .090 .914 1.095

a. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Page 129: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

104

9. UJI HETEROSKEDASTISITAS

Correlations

Kompetensi Independensi

KelangsunganUsahaKAP

Spearman's rho

Kompetensi Correlation Coefficient 1.000 .292 .362*

Sig. (2-tailed) . .060 .018

N 38 38 38

Independensi Correlation Coefficient .292 1.000 .403**

Sig. (2-tailed) .060 . .008

N 38 38 38

KelangsunganUsahaKAP Correlation Coefficient .362* .403

** 1.000

Sig. (2-tailed) .018 .008 .

N 38 38 38

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

10. HASIL REGRESI

Regression: X1, Y.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Kompetensi 38 28.00 40.00 33.2632 2.64763 7.010

KelangsunganUsahaKAP 38 21.00 28.00 24.0789 2.21031 4.885

Valid N (listwise) 38

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Kompetensia . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Page 130: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

105

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .417a .174 .151 2.03707

a. Predictors: (Constant), Kompetensi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 31.376 1 31.376 7.561 .009a

Residual 149.387 36 4.150

Total 180.763 37

a. Predictors: (Constant), Kompetensi

b. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Regression: X2, Y.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Independensi 38 30.00 40.00 34.4474 2.37893 5.659

KelangsunganUsahaKAP 38 21.00 28.00 24.0789 2.21031 4.885

Valid N (listwise) 38

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Independensia . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Page 131: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

106

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .368a .136 .112 2.08327

a. Predictors: (Constant), Independensi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 24.522 1 24.522 5.650 .023a

Residual 156.241 36 4.340

Total 180.763 37

a. Predictors: (Constant), Independensi

b. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Regression: X1, X2, Y.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Kompetensi 38 28.00 40.00 33.2632 2.64763 7.010

Independensi 38 30.00 40.00 34.4474 2.37893 5.659

KelangsunganUsahaKAP 38 21.00 28.00 24.0789 2.21031 4.885

Valid N (listwise) 38

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Independensi,

Kompetensia

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Page 132: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

107

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Independensi,

Kompetensia

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .490a .240 .196 1.98156

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 43.332 2 21.666 5.518 .008a

Residual 137.431 35 3.927

Total 180.763 37

a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi

b. Dependent Variable: KelangsunganUsahaKAP

Page 133: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

108

11. Daftar KAP di Yogyakarta: � KAP. Bismar, Muntalib & Yunus (CAB)

Izin Usaha No.: KEP-628/ KM.17/ 1998 (25 Agustus 1998)

Alamat: Jl. Soka No. 24 Banciro Yogyakarta 55225

Telp. (0274) 551813

Fax. (0274) 589079

E-mail: [email protected]

Anggota:

Abdul Muntalib No. Izin 98.1.0084 (Pemimpin, BI, FAPM)

� KAP Doli, Bambang, Sudarmadji dan Dadang

Izin Usaha No.: KEP-014/ KM.5/ 2006 (19 Januari 2006)

Alamat: Jl. Ring Road Utara Jombor Sleman Yogyakarta 55285

Telp. (0274) 623310

Fax. (0274) 623306

Anggota:

Bambang Hartadi No. Izin 98.1.0316 (Rekan, BI, FAPM)

� KAP Drs. Hadiono

Izin Usaha No.: KEP-1125/ KM.17/ 1998 (5 Desember 1998)

Alamat: Gedung HDN Jl. Kubi No. 27 Yogyakarta

Telp. (0274) 5551000

Fax. (0274) 555101

E-mail: [email protected]

Anggota:

Hadiono No. Izin 98.1.0505 (Pemimpin)

� KAP Hadori dan Rekan (cabang)

Izin Usaha No.: KEP-996/ KM.17/ 1998 (26 Oktober 1998)

Alamat: Jl. Dr. Sardjito No.9 Yogyakarta 55233

Telp. (0274) 7100135, 7100137

Fax. (0274) 513912

E-mail: [email protected]

Anggota:

Sugiarto No. Izin 99.1.0701 (Rekan, BI)

� KAP. Drs. Henry & Sugeng (PUSAT)

Izin Usaha No.: KEP-085/ KM.17/ 1999(2 Februari 1999)

Alamat: Jl Gajah mada No.22 Yogyakarta 51112

Telp. (0274) 514883

Fax. (0274) 514883

Anggota:

Henry Susanto No. Izin 99.1.0573 (Pemimpin, BI)

� KAP Inarejz Kemalawarta

Izin Usaha No.: KEP-478/ KM.1/ 2006 (15 September 2006)

Page 134: Pengaruh kompetensi dan independensi auditor

109

Alamat: Jl. Ringin Putih no.7 Prenggan Kotagede Yogyakarta 55172

Telp. (0274) 383205

Fax. (0274) 383205

Anggota:

Inarejz Kemalawarta No. Izin 98.1.0400 (Pemimpin, BI)

� KAP Drs. Kumalahadi

Izin Usaha No.: KEP-1039/ KM.17/ 1998 (29 Oktober 1998)

Alamat: Jl. Kranji No. 90, Serang Baru, Mudal, Sariharjo, Ngaglik,

Sleman Yogyakarta 55143

Telp/Fax. (0274) 4463648

e-mail: [email protected]

Anggota:

Kumalahadi No. Izin 98.1.0319 (Pemimpin, BI)

� KAP Drs. Pamudji

Izin Usaha No.: KEP-071/ KM.6/ 2002 (28 Maret 2002)

Alamat: Jl. Veteran No.5 Yogyakarta 55165

Telp. (0274) 375085

Fax. (0274) 375085

Anggota:

Pamudji No. Izin 01.1.07.89 (Pemimpin, BI)

� KAP Drs. Soeroso Donosapoetro, MM

Izin Usaha No.: KEP-254/ KM.6/ 2004 (25 Juni 2004)

Jl. Beo no.49 Yogyakarta 55281

Telp. (0274) 55281/ 388787

Anggota:

Soeroso Donosapoetro, MM No. Izin 03.1.0908 (Pemimpin)

� KAP Drs. Suhartati dan Rekan (Cabang)

Izin Usaha No.: KEP-182/ KM.6/ 2003 (21 Mei 2002)

Alamat : Jl. Perum Nogotirto I/ 11 Nogotirto Gamping Sleman

Yogyakarta 55292

Telp. (0274) 581253

Fax. (0274) 581253

Anggota:

Paidi Priogusodo No. Izin 02.1.0822 (Rekan)