pengaruh kepemilikan institusional, ukuran...
TRANSCRIPT
1 | P a g e
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN,
NILAI PERUSAHAAAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP
MANAJEMEN LABA (PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BEI PERIODE 2011-2015).
SULIANA
110462201020
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNUVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
JL.Politeknik Senggarang Tanjungpinang 29111
ABSTRAK
Suliana, 2017: Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai
Perusahaan dan Struktur Modal Terhadap Manajemen Laba
(Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-
2015). Pembimbing I Inge Lengga Sari Munthe, SE,M.Si,Ak,CA
dan Pembimbing II Fatahurrazak, SE.Ak.,M.Ak.CA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Institusional
(INST), Ukuran Perusahaan (UP), Nilai Perusahaan (PBV), dan Struktur Modal
(DER) terhadap Manajemen Laba (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2011-2015). Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Kepemilikan Institusional (INST), Ukuran Perusahaan (UP), Nilai Perusahaan
(PBV), dan Struktur Modal (DER) sedangkan Variabel Dependennya adalah
Manajemen Laba. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015 yang berjumlah 140
perusahaan. Metode Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive
Sampling. Sampel yang memenuhi kriteria adalah 41 perusahaan. Data yang
digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Teknik analisis data menggunakan
2 | P a g e
persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan secara simultan
Kepemilikan Institusional (INST), Ukuran Perusahaan (UP), Nilai Perusahaan (PBV),
dan Struktur Modal (DER) secara bersama- sama berpengaruh terhadap Manajemen
Labanya (ML) dengan tingkat signifikan 0.000. Hasil penelitian ini menunjukkan
secara parsial Kepemilikan Institusional (INST), Ukuran Perusahaan (UP), Nilai
Perusahaan (PBV), dan Struktur Modal (DER) berpengaruh negatif terhadap
Manajemen Laba (ML). Nilai Adjusted R Square dari tabel diatas adalah 0,283, ini
berarti menunjukakan variasi dari variabel independen Kepemilikan Institusional
(INST), Ukuran Perusahaan (UP), Nilai Perusahaan (PBV) dan Struktur Modal
(DER) hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 28,3% sisanya
sebesar 71,7 % (100%-28,3%) dipengaruhi oleh variabel lainnya yang belum diteliti.
Kata Kunci : Kepemilikan Institusional (INST), Ukuran Perusahaan (UP), Nilai
Perusahaan (PBV) dan Struktur Modal (DER) dan Mnajemen Laba.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Definisi manajemen laba sampai saat ini masih menjadi kontroversi. Sebagian
pihak menilai manajemen laba merupakan aktivitas yang lumrah dilakukan manajer
dalam menyusun laporan keuangan. Sementara sebagian lain menilai manajemen laba
sebagai perbuatan curang yang melanggar prinsip akuntansi, upaya ini dilakukan
dengan memanfaatkan metode dan standar akuntansi yang ada untuk mengelabui
pemakai laporan keuangan.
Laba merupakan cerminan kinerja perusahaan yang dapat dikelola secara
efisien dan oportunis. Secara efisien artinya dikelola untuk meningkatkan
keinformatifan informasi, dan secara oportunis artinya untuk meningkatkan laba
sesuai yang diinginkan da menguntungkan di pihak-pihak tertentu. Untuk tujuan
menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba, manajemen cenderung
mengelola laba secara oportunis dan melakukan manipulasi laporan keuangan agar
3 | P a g e
menunjukkan laba yang memuaskan meskipun hasil tersebut tidak sesuai dengan
jumlah nilai yang sebenarnya.
Persoalan manajemen laba sebenarnya bukan lah hal yang baru dalam praktik
pelaporan keuangan (financial reporting) pada suatu entitas bisnis. Hal ini
disebabkan oleh kejamnya pasar kepada perusahaan yang tidak mampu memenuhi
target atau meleset dari yang diperkirakan oleh pasar. Tekanan untuk membuat
keuntungan ini kerap terasa dampaknya pada perolehan pendapatan bagi manajemen,
sehingga manajemen melakukan manajemen laba untuk mempengaruhi angka laba
yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan.
Manajemen laba (earning management) menurut Schipper dalam Wild, et al.,
(2008) didefinisikan sebagai intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses
penentuan laba biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi. Permasalahan manajemen
laba merupakan masalah keagenan yang sering kali dipicu oleh adanya pemisahan
peran atau perbedaan kepentingan antara pemilik (pemegang saham) dengan
pengelola (manajemen) perusahaan ( Syaiful Iqbal,2007). Terlebih lagi manajemen
sebagai pengelola perusahaan memiliki informasi tentang perusahaan lebih cepat,
lebih banyak dan lebih valid daripada pemegang saham sehingga memungkinkan
manajemen melakukan praktik akuntansi dengan berorientasi pada angka laba yang
dapat menciptakan kesan (prestasi) tertentu.
Kepemilkan institusional merupakan proporsi pemegang saham yang dimilki
oleh pemiilk institusional seperti: perusahaan asuransi, bank, dan perusahaan
4 | P a g e
investasi dan kepemilkan lain kecuali anak perusahaan dan institusi lain yang
memiliki hubungan istimewa (perusahaan afiliasi dan perusahaan asosiasi)
(Tarjo,2008 dalam Dian dan Lidyah,2013).
Kepemilikan institusional, umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan. Menurut Faizal (2004), perusahaan dengan kepemilikan
institusional yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor
manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien
pemanfaatan aktiva perusahaan yang digarapkan juga da[at bertindak sebagi
pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
perusahaan tersebut.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara antara lain : total aktiva, log size, nilai
pasar saham dan lain-lain ( Azlina, 2010). Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007),
besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan
kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka
semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Menurut Sulastini (2007) dalam
Untari (2010) ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan
besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm) dan perusahaan kecil (small
firm) penentuan perusahaan ini berdasarkan pada total asset perusahaan.
Nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Nilai perusahaan juga didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat
5 | P a g e
memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham
perusahaan meningkat (Hasnawati, 2005 dalam Wijaya dan Wibawa, 2010).
Struktur modal adalah perimbangan dari seluruh pembiayaan jangka panjang
yang digunakan untuk seluruh kegiatan operasional perusahaan (John D. Martin,
2003:514). Menurut Bambang Riyanto (2001:23) struktur modal adalah
pembelanjaan permanen perusahaan yang mencerminkan perimbangan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang pernah dilakukan oleh
Wisnu Arwindo Irawan (2013). Beberapa penelitian lain yang berkaitan dengan
kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, nilai perusahaan dan struktur modal
dalam hubungan nya dengan manajemen laba adalah sebagai berikut:
Wisnu Arwindo Irawan (2013), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kepemilikan institusional, leverage, ukuran perusahaan, dan profitabilitas
terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa leverage dan profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba yang mengartikan
semakin tinggi leverage dan profitabilitas perusahaan dapat memicu peningkatan
manajemen laba. Sementara itu variabel kepemilikan institusional dan ukuran
perusahaan tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Ding et al., (2007) menunjukkan bahwa praktek earnings management
dipengaruhi oleh konsentrasi kepemilikan. Claessens et al., (2000) menemukan
bahwa semakin besar hak kontrol, semakin rendah nilai perusahaan. Hal yang sama
6 | P a g e
juga ditemukan oleh La Porta et al., (2002) bahwa semakin tinggi konsentrasi
kepemilikan maka akan semakin rendah nilai perusahaan. Rendahnya nilai
perusahaan menunjukkan bahwa laporan keuangan tidak dipercaya sepenuhnya oleh
investor pada perusahaan dengan kepemilikan yang terkonsentrasi.
Sedangkan Midiastuty et al., (2003) menemukan bahwa kepemilikan
managerial dan institusional berhubungan negatif dengan managemen laba.
Rahmawati et al., (2007) menemukan kepemilikan managerial dan institusional tidak
berpengaruh terhadap kualitas laba. Petra et al., (2002) menemukan hal yang lain
yang menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan dapat mempengaruhi kualitas
laporan keuangan.
Chtourou, Bedard dan Couteau (2001) menguji dampak ukuran perusahaan
terhadap manajemen laba di Amerika Serikat , hasilnya bahwa perusahaan yang lebih
besar berkesempatan lebih kecil dalam melakukan manajemen laba disbanding
perusahaan kecil.
Pratiwi, Evi 2014 meneliti pengaruh leverage keuangan, struktur modal, dan
ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage keuangan, struktur
modal, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial signifikan terhadap
manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Penelitian kali ini mencoba menghadirkan kembali permasalahan yang
berkaitan dengan manajemen laba. Replikasi penelitian Wisnu Arwindo Irawan
(2013), ini dikembangkan dengan menambahkan variabel independen berupa nilai
7 | P a g e
perusahaan dan struktur modal. Untuk populasi perusahaan yang akan diteliti masih
melibatkan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hanya saja angka
tahun pengambilan sampel perusahaan pada kali ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya yaitu menggunakan angka tahun 2011-2015.
Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini diberi judul “Pengaruh
Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan , Nilai Perusahaan dan
Struktur Modal Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Periode 2011-2015”.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Kepemilikan
Institusional, Ukuran Perusahaan , Nilai Perusahaan dan Struktur Modal
berpengaruh secara parsial Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Periode 2011-2015 apakah Kepemilikan
Institusional, Ukuran Perusahaan , Nilai Perusahaan dan Struktur Modal
berpengaruh secara simultan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Periode 2011-2015?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti
empiris adanya pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan , Nilai
Perusahaan dan Struktur Modal berpengaruh secara simultan dan parsial Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Dibursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015.
8 | P a g e
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori Keagenan
Telah lama diketahui bahwa para manajer mungkin memiliki tujuan-tujuan
pribadi yang bersaing dengan tujuan memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
Para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham,
untuk membuat keputusan, di mana hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan
yang dikenal sebagai teori keagenan (agency theory) Brigham & Houston (2009:26).
Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih
individu, yang disebut sebagai principal menyewa individu atau organisasi lain, yang
disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan
kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Hubungan manajemen
terjadi di antara (1) pemegang saham dan manajer (2) manajer dan pemilik utang
(Brigham & Houston, 2009:26).
Masalah keagenan (agency problem) terjadi ketika manajer dari sebuah
perusahaan memiliki kepemilikan saham biasa kurang dari 100 persen di perusahaan
tersebut. jika perusahaan tersebut adalah suatu kepemilikan perseorangan yang
dikelola oleh pemiliknya, manajer-pemilik diasumsikan akan mengoperasikannya
sehingga akan memaksimalkan kekayaannya sendiri, dengan kekayaan yang diukur
dalam bentuk peningkatan kekayaan pribadi, waktu senggang yang lebih banyak atau
penghasilan tambahan. Akan tetapi, jika manajer-pemilik menjual sebagian sahamnya
kepada pihak luar (sehingga perusahaannya tidak lagi dimilikinya sendiri), sebuah
potensi konflik kepentingan langsung akan terjadi (Brigham & Houston, 2009:26).
9 | P a g e
2.1.2 Manajemen Laba
2.1.2.1 Pengertian Manajemen Laba
Menurut Wildani (2008), Manajemen laba adalah suatu konsep yang yang
dilakukan perusahaan dalam mengelola laporan keuangan supaya laporan keuangan
yang terlihat memilki kualitas. Menurut Asih dan Gudono (2000), manajemen laba
diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja untuk mengarah pada
suatu tingkat yang diinginkan atas laba yang dilaporkan.
Schipper dalam Widodo Lo (2005), mendefinisikan manajemen laba sebagai
intervensi atau campur tangan dengan maksud tertentu terhadap proses penyusunan
pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan
pribadi. Definisi tersebut menartikan bahwa manajemen laba merupakan perilaku
oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitas mereka. Manajer melakukan
manajemen laba dengan memilih metode atau kebijakan akuntansi tertentu untuk
menaikkan atau menurunkan laba.
2.1.2.3 Bentuk- Bentuk Manajemen Laba
Menurut Scoot (2003), bentuk-bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh
manajer antara lain :
1. Taking a bath
Dilakukan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan tidak bisa
dihindari pada periode berjalan, dengan cara mengakui biaya-biaya pada periode-
periode yang akan datang dan kerugian periode berjalan.
2. Income minimization
10 | P a g e
Dilakukan saat perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi dengan
tujuan agar tidak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan yang diambil berupa
pembebanan pengeluaran iklan, riset dan pengembangan yang cepat dan sebagainya.
Cara ini mirip dengan taking a bath namun kurang ekstrim.
3. Income maximization
Yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh laba yang lebih besar. Demikian
pula dengan perusahaan yang mendekati suatu pelanggaran kontrak hutang jangka
panjang, manajer perusahaan akan cenderung untuk memaksimalkan laba.
4. Income smoothing
Merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering dilakukan dan paling
popular. Lewat income smoothing , manajer menaikkan atau menurunkan laba untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan terlihat stabil dan
tidak beresiko tinggi.
2.1.2.4 Motivasi Manajemen Laba
Menurut Scoot (2003) dalam Luhgiantno motivasi manajemen melakukan
tindakan pengaturan laba adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis program bonus (The Bonus Plan Hypothesis)
b. Hipotesis perjanjian utang (Debt Covenant Hypothesis)
c. Hipotesis biaya politik (The Political Cost Hypothesis/ Size Hypothesis)
11 | P a g e
Manajemen laba diproksikan dengan Pengukuran manajemen laba
berdasarkan kesalahan residual yang merupakan proxy dari model akrual abnormal
Jones (1991) yang telah dimodifikasi oleh Jones et al., (1995). Model Jones yang
dimodifikasi mengasumsikan bahwa semua perusahaan dalam penjualan kredit
neto berasal dari manajemen laba. Inilah alasan yang mudah untuk mengelola
pendapatan dengan membuat kebijakan melalui pengakuan pendapatan pada
penjualan kredit daripada melalui penjualan tunai. Proksi earnings management
dari rasio modal kerja akrual terhadap penjualan. Rumus Manajemen Laba menurut
Melani Purwanti, 2013 adalah sebagai berikut:
Manajemen Laba = Modal Kerja Akrual (t) / Penjualan Periode (t)
Modal Kerja Akrual = ΔAL – ΔHL – Δcash
Keterangan :
ΔAL = perubahan aktiva lancar pada periode t
ΔHL = perubahan kewajiban lancar pada periode t
ΔCash = perubahan kas dan ekuivalen pada periode t
2.1.3 Kepemilikan Institusional
Kepemilkan institusional merupakan proporsi pemegang saham yang dimilki
oleh pemiilk institusional seperti: perusahaan asuransi, bank, dan perusahaan
investasi dan kepemilkan lain kecuali anak perusahaan dan institusi lain yang
12 | P a g e
memiliki hubungan istimewa (perusahaan afiliasi dan perusahaan asosiasi)
(Tarjo,2008 dalam Dian dan Lidyah,2013).
2.1.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai
pasar saham, dan lain-lain (Azlina, 2010). Menurut Sudarmadji dan Sularto (2007),
besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan
kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka
semakin besar pula ukuran perusahaan itu.
2.1.5 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Nilai perusahaan juga didefinisikan sebagai nilai pasar karena perusahaan dapat
memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham
perusahaan meningkat (Hasnawati, 2005 dalam Wijaya dan Wibawa, 2010) dalam
Susilawati, 2015.
2.1.6 Struktur Modal
Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial
perusahaan yaitu antara modal-yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka
panjang dan modal sendiri yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan
(Fahmi,2012:184-185).
2.3 Kerangka Pemikiran
13 | P a g e
Berdasarkan tinjauan literatur serta mengacu pada penelitian- penelitian
terdahulu yang masih relevan maka dapat ditarik sebuah pemikiran teoritis yang dapat
dilihat pada gambar berikut :
H1
H2
H3
H4
H5
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Sumber : Dari Berbagai Jurnal dan Dikembangkan Untuk Penelitian
2.4 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis
diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang
dapat diuji (Sekaran,2009, p.135). Berdasarkan landasan teoristis dan tinjauan
penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diatas maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H1 :Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
Kepemilikan Institusional
(X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Nilai Perusahaan (X3)
Struktur Modal (X4)
Manajemen Laba (Y)
14 | P a g e
H3 : Nilai Perusahaan berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
H4 : Struktur Modal berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
H5 : Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan dan Struktur
Modal berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Objek dan Ruang Lingkup
Objek penelitian yang diteliti oleh peneliti ialah pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian selama
empat tahun, yaitu mulai dari tahun 2011-2015. Jumlah keseluruhan perusahaan
manufaktur pada tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah terdapat sebanyak 140
perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling
maka didapat sampel sebanyak 41 perusahaan. Jumlah observasi adalah 140 yang
diperoleh dari 41 x 5 (perkalian antara jumlah perusahaan dengan periode
pengamatan penelitian). Data yang berupa laporan keuangan diperoleh melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk kuantitatif, yang mana
metode kuantitatif yang digunakan karena hubungan perbandingan dapat dianalisis
dengan menguji angka-angka dari hasil perhitungan. Berdasarkan perumusan masalah
15 | P a g e
dan tujuan penelitian, maka penelitian ini ini adalah termasuk penelitian yang berjenis
eksplanasi (eksplanasi research).
Adapun penelitian eksplanasi yang dimaksud adalah penelitian yang
dilakukan untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Penelitian ini
berusaha untuk menganalisis pengaruh empat variabel bebas yaitu Kepemilikan
Institusional, ukuran perusahaan, nilai perusahaan dan struktur modal terhadap
manajemen laba yang merupakan variabel terikat.
3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
3.3.1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen yang dalam penelitian ini adalah
Manajemen laba yang didefinisikan sebagai suatu konsep yang dilakukan
perusahaan dalam mengelola laporan keuangan supaya laporan keuangan yang
terlihat memiliki kualitas. Manajemen laba diproksikan dengan Pengukuran
manajemen laba berdasarkan kesalahan residual yang merupakan proxy dari model
akrual abnormal Jones (1991) yang telah dimodifikasi oleh Jones et al (1995).
Model Jones yang dimodifikasi mengasumsikan bahwa semua perusahaan dalam
penjualan kredit neto berasal dari manajemen laba. Inilah alasan yang mudah untuk
mengelola pendapatan dengan membuat kebijakan melalui pengakuan pendapatan
pada penjualan kredit daripada melalui penjualan tunai. Proksi earnings
16 | P a g e
management dari rasio modal kerja akrual terhadap penjualan. Rumus Manajemen
Laba menurut Melani Purwanti, 2013 adalah sebagai berikut:
Manajemen Laba = Modal Kerja Akrual (t) / Penjualan Periode (t)
Modal Kerja Akrual = ΔAL – ΔHL – Δcash
Keterangan :
ΔAL = perubahan aktiva lancar pada periode t
ΔHL = perubahan kewajiban lancar pada periode t
ΔCash = perubahan kas dan ekuivalen pada periode t
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang di teliti dalam penelitian
ini ada empat yaitu Kepemilikan Institusional (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Nilai
Perusahaan (X3) dan Struktur Modal (X4).
1. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional diukur sesuai dengan proporsi kepemilikan saham
yang dimiliki oleh pemilik institusi dan kepemilikan oleh blockholder dengan jumlah
saham yang beredar (Wahyudi dan Pawestri,2006). Dirumuskan sebagai berikut:
17 | P a g e
Jumlah Kepemilikan Saham Institusional
INST =
Jumlah Saham Beredar
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diproksi melalui total asset (TA). Taswan (2003)
menjabarkan rumus untuk menghitung ukuran perusahaan sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan = Total Asset Perusahaan pada Akhir Tahun
3. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dngan price book value (PBV).
Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan
organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Wijaya dan
Wibawa, 2010), yang diproporsikan dengan :
Menurut Hartono dalam Mathilda (2012) dalam Putri (2014) nilai buku per
lembar saham dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
Nilai Buku Per Lembar Saham=
18 | P a g e
4. Struktur Modal
Struktur modal diukur dengan Debt To Equity Ratio (DER). Menurut (Wijaya
dan Wibawa, 2010) DER dirumuskan dengan :
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1.1 Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.1
Sumber : Output SPSS 21
Berrdasarkan tabel 4.1 terdapat 205 perusahaan sampel. Dari hasil statistik
deskriptif tersebut dapat dilihat bahwa:
Variabel manajemen laba (ML) dengan nilai n = 205 memiliki nilai minimum
sebesar -0,3604 , nilai maxsimum sebesar 205.1292, nilai mean sebesar 2.124882, dan
nilai standard deviation sebesar 19.8441941. Variabel kepemilikan institusional
(INST) dengan nilai n = 205 memiliki nilai minimum sebesar 0,0481, nilai maxsimum
sebesar 0,9831, nilai mean sebesar 0,680275, dan nilai standard deviation sebesar
0,2242883. Variabel ukuran perusahaan (UP) dengan nilai n = 205 memiliki nilai
minimum sebesar0,0349 , nilai maxsimum sebesar 2454350, nilai mean sebesar
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INST 205 .0481 .9831 .680275 .2242883
UP 205 .0349 245.4350 12.934459 34.6662119
PBV 205 .0025 22.2915 2.707982 3.3823946
DER 205 .0077 4.3229 .744449 .6181655
ML 205 -.3604 205.1292 2.124882 19.8441941
Valid N
(listwise)
205
19 | P a g e
12934459, dan nilai standard deviation sebesar 34.6662119. Variabel nilai
perusahaan (PBV) dengan nilai n = 205 memiliki nilai minimum sebesar 0,0025, nilai
maxsimum sebesar 22.2915, nilai mean sebesar 2.707982, dan nilai standard
deviation sebesar 3.3823946. Variabel struktur modal (DER) dengan nilai n = 205
memiliki nilai minimum sebesar 0,0077 , nilai maxsimum sebesar 4.3229, nilai mean
sebesar 0.744449, dan nilai standard deviation sebesar 0,6181655.
4.1.2 Uji Asumsi Klasik
4.1.2.1 Uji Normalitas
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas (Sebelum Screaning/Pemangkasan data)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 205
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 19.74108685
Most Extreme Differences
Absolute .441
Positive .441
Negative -.347
Kolmogorov - Smirnov Z .441
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Output SPSS 21
Berdasarkan hasil tabel diatas, terlihat bahwa hasil nilai Kolmogrov-Smirnov
(K-S) adalah 0,441 dan signifikan 0,000. Karena lebih kecil dari α (α = 0,05) yaitu
0,000 < 0.05 untuk Manajemen Laba (ML), Kepemilikan Institusional (INST),
Ukuran Perusahaan (UP), Nilai Perusahaan (PBV) dan Struktur Modal (DER), maka
H0 ditolak. Dengan demikian dapat dinyatakan data dari kelima variabel tersebut
tidak berdistribusi normal. Untuk mengatasi data yang tidak normal maka dilakukan
pemangkasan data sebanyak 31 perusahaan, adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
20 | P a g e
Hasil Uji Normalitas (Sesudah Screaning/Pemangkasan data)
B
Berdasarkan hasil tabel diatas, terlihat bahwa hasil nilai Kolmogrov-Smirnov
(K-S) adalah 0,046 dan signifikan 0,200. Karena lebih besar dari α (α = 0,05) yaitu
0,200 > 0.05 untuk Manajemen Laba (ML), Kepemilikan Institusional (INST),
Ukuran Perusahaan (UP), Nilai Perusahaan (PBV) dan Struktur Modal (DER).
Dengan demikian dapat dinyatakan data dari kelima variabel tersebut berdistribusi
normal sehingga layak untuk memakai analisis regresi linier berganda.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 174
Normal
Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .13525943
Most Extreme
Differences
Absolute .046
Positive .046
Negative -.029
Test Statistic .046
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS 21
21 | P a g e
4.1.2.2 Uji Multikolonieritas
Tabel 4.4
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
INST .965 1.037
UP .975 1.026
PBV .999 1.001
DER .982 1.018
a. Dependent Variable: Manajemen Laba
Sumber : Output SPSS 21
Berdasarkan tabel 4.4, nilai Variance inflation factor (VIF) diketahui nilai
VIF untuk semua variabel independen ≤ 10. Dimana nilai VIF untuk H1 (INST)
=1.037, H2 (UP) =1.026, H3 (PBV) =1,001, dan H4 (DER) = 1,018. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat masalah multikolonieritas
antara variabel independen yang artinya layak untuk menggunakan model analisis
regresi berganda.
4.1.2.3 Uji Autokorelasi
Tabel 4.5
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .102a .010 -.009 19.9375204 1.022
a. Predictors: (Constant), DER , PBV, UP, INST
b. Dependent Variable: Manajemen Laba
Sumber :Output SPSS 21
22 | P a g e
Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi pada tabel 4.5, nilai DW untuk
model ini adalah 1.022 , maka dapat disimpulkan bahwa angka DW berada diantara -
2 sampai +2, berarti tidak terjadi autokorelasi negatif atau positif atau tidak terdapat
autokorelasi.
4.1.2.4 Uji Heterosketasdisitas
Gambar 4.1
Dari gambar grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Hasil uji
heteroskedastisitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS V.21 dapat dilihat
pada tabel uji Spaermen’s rho sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil uji heteroskedastisitas (menggunakan uji Rank Spaermen’s rho)
23 | P a g e
Correlations
Unstandardized
Residual
Spearman's
rho
INST
Correlation
Coefficient
.022
Sig. (2-tailed) .773
N 174
UP
Correlation
Coefficient
-.110
Sig. (2-tailed) .150
N 174
PBV
Correlation
Coefficient
.056
Sig. (2-tailed) .463
N 174
DER
Correlation
Coefficient
-.139
Sig. (2-tailed) .067
N 174
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient
1.000
Sig. (2-tailed) .
N 174
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS 21
Berdasarkan output tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa nilai sig
Kepemilikan Institusional sebesar 0,773, nilai sig Ukuran Perusahaan sebesar 0,150,
nilai sig Nilai Perusahaan sebesar 0,463, dan nilai sig Struktur Modal sebesar 0,067.
Dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai
Perusahaan dan Struktur Modal mempunyai nilai sig > α=0,05, maka dapat dipastikan
model regresi bebas dari Heteroskedastisitas. Setelah model regresi memenuhi
24 | P a g e
keempat uji asumsi klasik maka dapat dilakukan uji regresi linier berganda dan uji
hipotesis.
4.1.3 Pengujian Regresi Linear Berganda
Untuk menguji hipotesis yang memperlihatkan pengaruh Kepemilikan
Institusional, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan dan Struktur Modal terhadap
Manajemen Laba. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara
dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen.
Tabel 4.7
Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .436 .041 10.711 .000
INST -.211 .048 -.296 -4.426 .000
UP -.007 .002 -.276 -4.189 .000
PBV -.013 .005 -.194 -2.840 .005
DER -.094 .018 -.348 -5.388 .000
a. Dependent Variable: ManajemenLaba
Sumber : Output SPSS 21
Berdasarkan hasil output tabel 4.7 diatas, maka didapatlah persamaan regresi
sebagai berikut:
Y= 0,436 - 0,211 X1 - 0,007 X2 – 0,013 X3 – 0,094 X4 + e
Kesimpulan dari hasil regresi linear berganda diatas adalah sebagai berikut:
Nilai konstanta (α) sebesar 0,436 artinya apabila variabel Kepemilikan
Institusional (INST), Ukuran Perusahaan (UP) , Nilai Perusahaan (PBV) dan
Struktur Modal (DER) maka Manajemen Labanya (ML) adalah sebesar 0,436.
25 | P a g e
Nilai koefesien Kepemilikan Institusional (INST) adalah sebesar - 0,211,
Kepemilikan Institusional (INST), yang negatif menunjukkan adanya hubungan
yang berlawanan dengan variabel Manajemen Laba (ML), yang artinya setiap
kenaikan Kepemilikan Institusional (INST) sebesar 1 % maka akan menurunkan
Manajemen Laba (ML) sebesar – 0,211, dengan asumsi variabel lain tetap.
Nilai koefesien Ukuran Perusahaan (UP) adalah sebesar - 0,007, Ukuran
Perusahaan (UP) , yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan
dengan variabel Manajemen Laba (ML), yang artinya setiap kenaikan Ukuran
Perusahaan (UP) sebesar 1 % maka akan menurunkan Manajemen Laba (ML)
sebesar – 0,007, dengan asumsi variabel lain tetap.
Nilai koefesien Nilai Perusahaan (PBV) adalah sebesar - 0,013 , Nilai
Perusahaan (PBV) , yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan
dengan variabel Manajemen Laba (ML), yang artinya setiap kenaikan Nilai
Perusahaan (PBV) sebesar 1 % maka akan menurunkan Manajemen Laba (ML)
sebesar – 0,013, dengan asumsi variabel lain tetap.
Nilai koefesien Struktur Modal (DER) adalah sebesar - 0,094 , Struktur
Modal (DER) , yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan
dengan variabel Manajemen Laba (ML), yang artinya setiap kenaikan Struktur Modal
(DER) sebesar 1 % maka akan menurunkan Manajemen Laba (ML) sebesar – 0,094,
dengan asumsi variabel lain tetap.
4.1.4 Uji Hipotesis
4.1.4.1 Uji T (Uji Secara Parsial)
26 | P a g e
Tabel 4.8
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) .436 .041 10.711 .000
INST -.211 .048 -.296 -4.426 .000
UP -.007 .002 -.276 -4.189 .000
PBV -.013 .005 -.194 -2.840 .005
DER -.094 .018 -.348 -5.388 .000
a. Dependent Variable: ManajemenLaba
Sumber : Output SPSS 21
Dari hasil pengujian diatas maka :
Kepemilikan Institusiaonal (INST) terhadap Manajemen Laba (ML) diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,000 < dari 0,05 dan t hitung = -4,426 dan t tabel =
1,97369 , jadi t hitung < t tabel (-4,426 < 1,97369). Maka dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusiaonal
(INST) secara parsial berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba (ML).
Ukuran Perusahaan (UP) ) terhadap Manajemen Laba (ML) diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 < dari 0,05 dan t hitung = -4,189 dan t tabel = 1,97369,
jadi t hitung < t tabel (-4,189 < 1,97369). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan (UP) secara parsial
berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba (ML).
Nilai Perusahaan (PBV) terhadap Manajemen Laba (ML) diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,005 < dari 0,05 dan t hitung = -2,840 dan t tabel 1,97369, jadi t
27 | P a g e
hitung < t tabel (-2,840 < 1,97369). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa Nilai Perusahaan (PBV) secara parsial
berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba (ML).
Struktur Modal (DER) ) terhadap Manajemen Laba (ML) diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 < dari 0,05 dan t hitung = -5,388 dan t tabel 1,97369, jadi t
hitung < t tabel (-5,388 < 1,97369). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa Struktur Modal (DER) secara parsial
berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba (ML).
4.1.4.2 Uji f (Uji Simultan)
Tabel 4.9 ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1.354 4 .339 18.081 .000b
Residual 3.165 169 .019
Total 4.520 173
a. Dependent Variable: ManajemenLaba
b. Predictors: (Constant), DER , PBV, UP, INST
Sumber : Output SPSS 21
Dari hasil penelitian diatas dapat diperoleh, F hitung sebesar 18,081 dengan
signifikan sebesar 0,000 . Dengan demikian Ho ditolak dan H a diterima artinya
Kepemilikan Institusional (INST), Ukuran Perusahaan (UP) , Nilai Perusahaan (PBV)
dan Struktur Modal (DER) secara bersama- sama berpengaruh terhadap Manajemen
Labanya (ML).
4.1.4.3 Koefesien Determinasi
28 | P a g e
Tabel 4.10
Uji Koefesien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .547
a .300 .283 .1368508
a. Predictors: (Constant), DER , PBV, UP, INST
b. Dependent Variable: ManajemenLaba
Sumber : Output SPSS 21
Berdasarkan tabel 4.10, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan
dimana nilai R 0,547 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara
manajemen laba (ML) (variabel dependen) dengan Kepemilikan Institusional
(INST), Ukuran Perusahaan (UP), Nilai Perusahaan (PBV) dan Struktur Modal
(DER) (variabel independen) mempunyai tingkat hubungan yang kuat yaitu sebesar
54,7 %.
Nilai Adjusted R Square dari tabel diatas adalah 0,283, ini berarti
menunjukakan variasi dari variabel independen (Kepemilikan Institusional (INST),
Ukuran Perusahaan (UP), Nilai Perusahaan (PBV) dan Struktur Modal (DER)) hanya
mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 28,3% sisanya sebesar 71,7 %
(100%-28,3%) dipengaruhi oleh variabel lainnya yang belum diteliti.
4.2 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian
Dari hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F tingkat signifikansi α
= 5% menunjukkan hasil uji F hitung sebesar 18,081 dengan nilai signifikan 0,000.
29 | P a g e
Dicari dengan jumlah sampel (n) = 174, jumlah variabel (k) = 4, tingkat signifikansi
α = 5%, degree of freedeom (dfl) =k=5 dan df2 = n – k – 1 = 174 – 4 – 1 = 169.
Dengan demikian . Dengan demikian Ho ditolak artinya secara simultan diketahui
bahwa variabel Kepemilikan Institusional (INST), Ukuran Perusahaan (UP) , Nilai
Perusahaan (PBV) dan Struktur Modal (DER) mempunyai pengaruh terhadap
Manajemen Labanya (ML) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%.
4.2.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba
Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional
(INST) mempunyai pengaruh terhadap Manajemen Laba (ML). hal ini dapat dilihat
pada uji t dimana hasil uji statistic tersebut menyatakan bahwa nilai signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05 dan t hitung sebesar -4,426 dan t tabel untuk df= n – k – 1 (174-
4-1) dan α = 5% diketahui sebesar 1,97369. Dengan demikian nilai t hitung < t tabel
(-4,426 < 1,97369) maka artinya Ho ditolak dan Ha Diterima, artinya secara parsial
Kepemilikan Institusional (INST) mempunyai pengaruh yang signifikan dan negatif
terhadap Manajemen Laba (ML). hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Jao dan Pagalung (2011) dalam Wisnu Arwindo Irawan (2013) hanya
saja pada penelitian ini berpengaruh signifikan dan negatif, Jao dan Pagalung (2011)
dalam Wisnu Arwindo Irawan (2013) menyatakan bahwa Kepemilikan Institusional
berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba, yang artinya dengan bertambahnya
Kepemilikan Institusional maka akan meningkatkan tindakan manajemen laba.
30 | P a g e
4.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba
Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan (UP)
mempunyai pengaruh terhadap Manajemen Laba (ML). hal ini dapat dilihat pada uji t
dimana hasil uji statistic tersebut menyatakan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000
< 0,05 dan t hitung sebesar -4,189 dan t tabel untuk df= n – k – 1 (174-4-1) dan α =
5% diketahui sebesar 1,97369. Dengan demikian nilai t hitung < t tabel (-4,189 <
1,97369) maka artinya Ho ditolak dan Ha Diterima, artinya secara parsial Ukuran
Perusahaan (UP) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Manajemen Laba
(ML). hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Siregar dan Utama (2005)
menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba, hanya saja pada
penelitian kali ini variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba. Dari pengujian tersebut dilaporkan bahwa variabel yang
berepengaruh signifikan terhadap manajemen laba adalah ukuran perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan, makin kecil tindakan manajemen labanya. Siregar
dan Utama juga menuturkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan biasanya
informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan
dengan investasi dalam saham tersebut semakin banyak.
4.2.3 Pengaruh Nilai Perusahaan terhadap Manajemen Laba
Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Nilai Perusahaan (PBV)
mempunyai pengaruh terhadap Manajemen Laba (ML). hal ini dapat dilihat pada uji t
dimana hasil uji statistic tersebut menyatakan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,005
< 0,05 dan t hitung sebesar -2,840 dan t tabel untuk df= n – k – 1 (174-4-1) dan α =
31 | P a g e
5% diketahui sebesar 1,97369. Dengan demikian nilai t hitung < t tabel (-2,840<
1,97369) maka artinya Ho ditolak dan Ha Diterima, artinya secara parsial Ukuran
Perusahaan (UP) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Manajemen Laba
(ML).
4.2.4 Pengaruh Struktur Modal terhadap Manajemen Laba
Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Struktur Modal (DER)
mempunyai pengaruh terhadap Manajemen Laba (ML). hal ini dapat dilihat pada uji t
dimana hasil uji statistic tersebut menyatakan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000<
0,05 dan t hitung sebesar -5,388 dan t tabel untuk df= n – k – 1 (174-4-1) dan α = 5%
diketahui sebesar 1,97369. Dengan demikian nilai t hitung < t tabel (-5,388 <
1,97369) maka artinya Ho ditolak dan Ha Diterima, artinya secara parsial Struktur
Modal (DER) signifikan dan negatif terhadap Manajemen Laba (ML). hasil penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2012) dan Novianti
(2012) menemukan bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. hanya saja pada penelitian kali ini variabel struktur modal
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa:
32 | P a g e
1) Kepemilikan Institusional (INST), Ukuran Perusahaan (UP), Nilai Perusahaan
(PBV), dan Struktur Modal (DER) secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI Periode 2011-2015.
2) Variabel Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap
Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode
2011-2015. Yang artinya dengan bertambahnya kepemilikan Institusional
maka akan menurunkan tindakan manajemen laba.
3) Variabel Ukuran Perusahaan (UP), berpengaruh negatif signifikan terhadap
Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode
2011-2015. Yang artinya dengan berarti jika semakin besar ukuran suatu
perusahaan maka informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan
keputusan sehubungan dengan invetasi dalam saham tersebut semakin
banyak.
4) Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel Nilai Perusahaan
(PBV) berpengaruh negatif signifikan terhadap Manajemen Laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015.
5) Variabel Struktur Modal (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap
Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Periode
2011-2015.
6) Koefesien Determinasi adjusted R square adalah sebesar 0,283. Hal ini berarti
bahwa 28,3% variabel dependen yaitu Manajemen Laba dapat dijelaskan oleh
33 | P a g e
empat variabel independen yaitu Kepemilikan Institusional (INST), Ukuran
Perusahaan (UP), Nilai Perusahaan (PBV), dan Struktur Modal (DER) ,
sedangkan sisa nya 71.7% Manajemen Laba dijelaskan oleh variabel lain.
DAFTAR PUSTAKA
Analisa, Y. (2011). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan
Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2006-2008). Skripsi Sarjana
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Arwindo, Wisnu Irawan. 2013. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional,
Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Prifitabilitas Terhadap Manajemen Laba
( Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2009-
2011). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Semarang.
Assih, P. (2000). Hubungan Tindakan Perataan Laba Dengan Reaksi Pasar Atas
Pengumuman Informasi Laba Perusahaan Yang Terdaftar Di BEJ. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol 3, No 1 :35-53.
Azlina, Nur. 2010. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba”. Jurnal
FE Universitas Riau. Pekanbaru.
Bambang,Riyanto.2001.Manajemen Keuangan Teori & Aplikasi. Yogyakarta.
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2007. “Accounting Theory”. Edisi Kelima : Salemba Empat,
Jakarta.
34 | P a g e
Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Accounting Theory, Fifth Edition, Interpreters and Ali
Akbar YuliantoRisnawati, Salemba Four. Jakarta.
Brigham, E.F, dan J.F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Chtourou, SM., Jean Bedard, dan Lucie Courteau. 2001. “Corporate Governance and
Earnings Management”. Working Paper.
Claessens, S., S. Djankov, and L. H. P. Lang, 2000, The Separation of ownership and
control in East Asian corporation, Journal of Financial Econimocs, 58, pp.
81-112.
Dewi, Diastiti Okkarisma, 2010. Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan
Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris di BEI), Skripsi
Universitas Diponegoro, Semarang.
Dian,Fachrur dan Lidyah,Rika. 2013. “Pengaruh Corporate Social Responsibility,
Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai
Perusahaan Tambang Batu Bara yang Terdaftar di BEI”.
Ding, Y., Hua Zhang and Junxi Zhang. 2007. Private vs State Ownership and
Earnings Management: evidence from Chinese listed companies. Corporate
Governance. Vol. 15 No. 2. Pp. 223-238.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ke-2. Bandung : Alfabeta.
Ghozali, I. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS”, Cetakan Keempat.
Semarang: Universitas Diponegoro.
35 | P a g e
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Herawaty Vinola. 2008. “Peran Praktek Corporate Governance, Sebagai
Moderating Variabel Dari Pengaruh Earning Management Terhadap Nilai
Perusahaan”. Universitas Trisakti.
Jones, J. 1991. “Earning Management during Import Relief Investigation”. Journal of
Accounting Research.
La porta, Rafael, Lopez-de-Silanes, Florencio, Shleifer, Andrei, dan Vishny, Robert
(2002). “Investor Protection and Corporate Valuation.” Journal Of
Finance. Vol. 57, No. 3:27.pp. 1147-1170.
Melani Purwanti, 2013. The Effect Of Earnings Management and Disclosure On
Information Asymetry. STIE STEMBI Bandung, Indonesia.
Midiastuty dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate
Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi
(SNA) VI Surabaya.
Nuryaman. 2008. “Pengaruh Konentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”. Universitas
Widyatama. Bandung.
Petra, S.T. 2002. The Effects Governance Structure and Ownership structure on The
Informativeness of Earnings. Disertasi, The State University of New Jersey.
Pratiwi, E. (2014). Pengaruh Leverage, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Manajemen Laba. Universitas Negri Medan.
36 | P a g e
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
Rachmawati, A. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba
dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar.
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Edisi
Revisi. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo.
Scoot, W. R. (2003). Financial Accounting Theory. New Jersy: Prentice Hall.
Sudarmadji, Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Tipe
Kepemilikan Perusahaan terhadap LuasVoluntary disclousure Lapporan
Keuangan tahunan.Vol.2
Sunarto. 2009. “Teori Keagenan Manajemen Laba”. FE Unisbank Semarang.
Suryani, Indra. 2010. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di BEI”. Semarang: Skripsi FE Universitas Diponegoro.
Susilawati, 2015. Pengaruh Kebijakan Deviden, Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan, Kepemilikan Institusional dan Likuiditas Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Periode
2010-2013. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Tarjo. 2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage
Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity
Capital”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak
37 | P a g e
Taswan. 2003. “Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang dan
Dividen terhadap Nilai Perusahaan serta Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Ujiyantho, Arief Muh dan Bambang Agus Pramuka. 2007. “Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional
Akuntansi X.
Wahyudi,U&H,(2006). Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan:
Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium
Nasional Akuntansi 9 Padang, 1-25.
Widyaningyah .A. U. (2001). Analisis Faktor- Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Earnings Management Pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 3 No. 2: 89-101.
Wild, John J., K. R. Subramanyam, Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Kedelapan. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat. Hal: 120-
123.
Wijaya, L.R.P., W. (2010). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan
Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi. XIII. Purwokerto.