pengaruh kekasaran permukaan pada proses turning …

19
PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING PADA MATERIAL KUNINGAN, ALUMUNIUM ALLOY, BAJA KARBON SEDANG TERHADAP VARIASI PUTARAN SPINDLE Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh : RADYA OKTANANDO ARTHA PUTRA D200160252 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2021

Upload: others

Post on 05-Apr-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES

TURNING PADA MATERIAL KUNINGAN, ALUMUNIUM

ALLOY, BAJA KARBON SEDANG TERHADAP VARIASI

PUTARAN SPINDLE

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh :

RADYA OKTANANDO ARTHA PUTRA

D200160252

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021

Page 2: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

i

HALAMAN PERSETUJUAN

“PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES

TURNING PADA MATERIAL KUNINGAN, ALUMUNIUM

ALLOY, BAJA KARBON SEDANG TERHADAP VARIASI

PUTARAN SPINDLE”

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

RADYA OKTANANDO ARTHA PUTRA

D200160252

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen Pembimbing

Ir. Agus Hariyanto, M.T.

NIDN : 0629045901

Page 3: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

“PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES

TURNING PADA MATERIAL KUNINGAN, ALUMUNIUM

ALLOY, BAJA KARBON SEDANG TERHADAP VARIASI

PUTARAN SPINDLE”

OLEH

RADYA OKTANANDO ARTHA PUTRA

D200160252

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Senin, 16 Agustus 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Ir. Agus Hariyanto, M.T. (……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Ir. Tri Tjahjono, MT. (……………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Ir. Pramuko Ilmu Purboputro, MT. (……………)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Rois Fatoni, S.T., M.Sc., Ph.D.

NIK/NIDN : 0603027401

Page 4: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 14 September 2021

Penulis

RADYA OKTANANDO ARTHA PUTRA

D200160252

Page 5: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

PENGARUH KEKERASAN PERMUKAAN PADA PROSES

TURNING PADA MATERIAL KUNINGAN, ALUMUNIUM ALLOY,

BAJA KARBON SEDANG TERHADAP VARIASI PUTARAN

SPINDLE

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekasaran permukaan baja, aluminium, dan kuningan

menurut standar ISO 1302 terhadap kecepatan spindle. Serta mengetahui komposisi kimia

menurut standar ASTM E415, ASTM E1251, ASTM E478 dan mengetahui kekerasan

rockwell menurut standar ASTM E18, Metode penelitian ini adalah proses pembubutan rata

pada bahan baja karbon sedang, aluminium alloy dengan panjang 200 mm dan diameter 40

mm, dan kuningan dengan panjang 200 mm dan diameter 20 mm dengan variasi kecepatan

spindle 500 rpm, 1200 rpm, 1810 rpm dengan gerak makan konstan 0,06 mm/putaran dan

kedalaman potong 0,5 mm. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah mesin bubut

Krisbow tipe KW15 - 486, alat uji kekerasan rockwell Merk Mitutoyo type HR-400,

spektormeter merk arun metal scan seri 00203351, dan surface roughness tester TR200. Hasil

pengujian komposisi kimia menunjukan bahwa material yang digunakan adalah baja karbon

sedang, aluminium paduan Al - Mg - Si, dan kuningan paduan tinggi. Hasil pengujian kekerasan

rockwell menunjukan baja karbon sedang memiliki kekerasan 85,5 kgf/mm, kuningan sebesar

65,9 kgf/mm, aluminium alloy sebesar 61,2 kgf/mm. Hasil pengujian kekasaran permukaan

menunjukan bahwa nilai kekasaran permukaan pada bahan baja, kuningan dan alumnium

didapatkan nilai kekasaran terkecil pada kecepatan spindle 1810 rpm sedangkan nilai kekasaran

permukaan terbesar didapatkan pada kecepatan spindle 500 rpm.

Kata Kunci : Komposisi kimia, kekerasan rockwell, kekasaran permukaan

Abstrak

This study aims to determine the surface roughness of middle steel, aluminium alloy, and brass

according to ISO 1302 standards on spindle speed. As well as knowing the chemical

composition according to ASTM E415 standards, ASTM E1251, ASTM E478 and knowing

rockwell hardness according to ASTM E18 standards, this research method is the process of

flat turning on middle steel, aluminium alloy with a length of 200 mm and 40 mm diameter,

brass with a length of 200 mm and 20 mm diameter with variations in spindle speed 500 rpm,

1200 rpm, 1810 rpm with a constant feed motion of 0.06 mm / turn and a cutting depth of 0.5

mm. The tools used in this study were Krisbow lathe type KW15 - 486, rockwell hardness

testing machine Mitutoyo brand type HR - 400, 00203351 series arun metal scan spectrometer,

and surface roughness tester TR200. Chemical composition testing results show that the

material used is medium carbon steel, aluminum alloy Al – Mg - Si, and high alloy brass.

Rockwell hardness test results show that steel has a hardness of 85.5 kgf/mm, brass at 65.9

kgf/mm, aluminum alloy at 61.2 kgf/mm. Surface roughness test results showed that the value

of surface roughness in steel, brass and alumnium values obtained the smallest roughness at a

spindle speed of 1810 rpm while the largest surface roughness value was obtained at a spindle

speed of 500 rpm.

Keywords: Chemical composition, rockwell hardness, surface roughness

1

Page 6: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

1. PENDAHULUAN

Industri manufaktur terus meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan hasil

produksi. Peningkatan hasil produksi harus diimbangi dengan peningkatan

kualitas hasil produksi. Mesin produksi sangat membantu dalam peningkatan

kualitas tersebut terutama dalam pembuatan komponen - komponen mesin. Salah

satu hal penting dalam pembuatan komponen-komponen mesin adalah

pengerjaan logam atau metal work. Mesin perkakas produksi, menjadikan

pengerjaan logam akan semakin efesien serta dengan ketelitian dan kehalusan

yang tinggi. Dalam pengerjaan logam, mesin bubut konvensional telah dikenal

fungsi dan perannya untuk membuat suatu komponen atau suku cadang.

(Lesmono. 2013)

Mengingat begitu pentingnya arti kekasaran suatu komponen terutama

poros, maka harus dapat dibuat produk yang mempunyai tingkat kekasaran yang

sesuai dengan kriteria. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekasaran

permukaan pada pengerjaan logam dengan menggunakan mesin bubut, antara

lain kondisi mesin bubut, kecepatan potong, kedalaman pemakanan, kondisi

mesin, bahan benda kerja, jenis pahat, ketajaman mata pahat, geometri atau

sudut-sudut pemotongan, pendinginan dan operator. (Lesmono. 2013)

Maka perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kekasaran permukaan. Suatu faktor yang mempengaruhi yaitu

kecepatan spindle, dengan kecepatan rendah, sedang, tinggi pada mesin bubut

agar dapat diketahui perbedaan kekasaran permukaan yang di dapat. Dengan

adanya penelitian ini diharap dapat mengatasi permasalahan permasalahan yang

2

Page 7: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

2. METODE

2.1. Diagram Alir Penelitian

Dalam Penelitian ini digunakan diagram alir seperti dibawah ini :

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

terjadi pada kekasaran permukaan benda. Sehingga dapat meningkatkan kualitas

produk pada proses pembubutan. (Putra, 2020)

3

Page 8: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

2.2. Alat dan Bahan

1. Alat :

a. Mesin Bubut

b. Alat Uji Spektrometer

c. Alat Uji Kekerasan Rockwell

d. Alat Uji Kekasaran Permukaan

e. Jangka sorong

f. Cairan pendingin

g. Pahat Bubut

2. Bahan :

a. Baja

b. Aluminium

c. Kuningan

2.3. Prosedur Penelitian

2.3.1 Pengujian Komposisi Kimia Standar ASTM E 415, ASTM E 1251,

dan ASTM E 478

1. Menyalakan semua peralatan pendukung dan menyambungkan

dengan arus listrik (argon, printer, dll).

2. Tunggu beberapa saat sampai spektrometer siap digunakan/bekerja

(kurang lebih 60 menit).

3. Setelah ada keterangan speak ready, pilih program yang akan diuji.

4. Lakukan standarisasi alat uji.

5. Setelah standarisasi, lakukan pengujian pada spesimen :

a. Letakkan spesimen sampel pada dudukan kerja.

b. Tekan tombol start pada alat dimana analisa sampel mulai

dilakukan, penekanan tombol start jangan dilepas sampai

terdengar bunyi spark.

c. Lakukan penembakan 3 kali pada titik yang berbeda.

d. Setiap selesai penembakan lakukan pembersihan pada pin

penembakan.

4

Page 9: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

e. Cetak (print) hasil uji yang didapatkan.

6. Proses analisa selesai.

2.3.2. Proses Pembubutan

1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan proses pembubutan.

2. Memasang benda kerja pada pencekam kemudian kencangkan chuck

pada pencekam agar benda kerja tidak bergeser.

3. Memasang benda kerja pada pencekam kemudian kencangkan chuck

pada pencekam agar benda kerja tidak bergeser.

4. Memasang mata pahat bubut pada tool post. Pahat diatur tidak terlalu

keluar dari rumah pahat, untuk menghindari beban berlebih pada waktu

pembubutan yang dapat berakibat pahat bubut tersebut patah.

5. Mengecek kembali posisi senter benda kerja.

6. Memulai proses pembubutan dengan melakukan pemakanan atau

facing terhadap material yang akan di uji.

7. Mengatur feeding (f) 0.06 dengan kedalaman pemakanan (a) 0.5 mm.

8. Melakukan proses pembubutan sepanjang 300 mm yang dilakukan

sebanyak empat kali pemakanan.

9. Melakukan variasi kecepatan spindle untuk lima specimen pada setiap

satu jenis bahan.

10. Melakukan proses pembubutan secara berulang sesuai dengan prosedur

pengujian.

2.3.3. Pengujian Kekerasan Rockwell Standar ASTM E 18

1. Mempersiapkan spesimen yang akan diuji.

2. Spesimen diamplas sampai permukaan rata dan bersih, supaya

didapatkan hasil yang maksimal.

3. Nyalakan mesin uji kekerasan Rockwell.

4. Menentukan indentor pada alat pengujian, pada pengujian ini

digunakan skala B dengan indentor bolaja ba1/16” dan beban 100kgf.

5. Menempatkan spesimen pada stage.

6. Pilih titik yang akan diuji dan arahkan indentor dengan spesimen.

5

Page 10: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

7. Tekan tombol start dan tunggu hingga indikator menunjukan hasil

pengujian.

8. Mencatat hasilnya.

9. Melakukan proses yang sama sebanyak lima titik untuk satu material.

2.3.4. Pengujian Kekasaran Permukaan Standar ISO 1302

1. Menyiapkan spesimen yang akan diuji dengan membersihkannya dari

chip/tatal yang menempel dan memberikan tanda untuk lintasan drive

unit pada spesimen.

2. Menyiapkan alat Surface Roughness Tester type TR200 dengan

memasang bagian-bagian alat yang diperlukan.

3. mengatur Setting-an alat uji kekasaran.

4. Mengkalibrasi alat Surface Roughness Tester type TR200 dengan alat

kalibrasi.

5. Menaruh spesimen dibawah drive unit.

6. Mengatur Pick Up Position alat uji pada posisi nol.

7. Menekan tombol back dan menekan tombol start untuk memulai

pengujian kekasaran.

8. Mencatat harga kekasaran yang tertera pada display.

9. Melakukan proses yang sama pada specimen yang lain.

3. HASIL DAN ANALISA

3.1. Hasil Pengujian Komposisi Kimia

3.1.1. Baja

Tabel 1. Hasil Pengujian Komposisi Kimia Baja

Unsur %

Fe 98,14

C 0,413

Mn 0,667

Si 0,222

Cr 0,156

Cu 0,159

6

Page 11: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

Ni 0,044

Mo 0,069

P 0,023

S 0,019

Al 0,0074

Co < 0,0050

Mg < 0,0050

V 0,065

Nb 0,011

W < 0,100

Ti < 0,0030

Berdasarkan hasil pengujian diatas baja memiliki unsur karbon (C) sebesar

0,39 %. Maka baja ini dapat diklasifikasikan sebagai jenis baja karbon sedang,

kareana memiliki kandungan karbon (C) berkisar antara 0,30%- 0,70%.

3.1.2. Aluminium

Tabel 2. Hasil Pengujian Komposisi Kimia Aluminium

Unsur %

Al 97,69

Mg 1,023

Si 0,812

Fe 0,147

Cu 0,175

Mn 0,0085

Cr 0,069

Ni < 0,0050

Zn 0,0079

Ti 0,030

Pb < 0,0050

Sn < 0,0050

V 0,0052

Sr 0,0031

Zr < 0,0020

7

Page 12: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

Cd < 0,0050

Co < 0,0030

B 0,0041

Ag < 0,0010

Bi < 0,0060

Ca < 0,0010

Li < 0,300

Berdasarkan hasil pengujian diatas, bahan tersebut memiliki kandungan

unsur aluminium (Al) mencapai 99,02 % dan unsur-unsur lain yang berjumlah

kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa bahan tersebut merupakan jenis aluminium

murni karena memiliki unsur aluminium berkisar antara 99,0% - 99,9%.

4.1.3. Kuningan

Tabel 3. Hasil Pengujian Komposisi Kimia Kuningan

Unsur %

Cu 59,16

Zn 38,30

Pb 2,385

Sn 0,161

P < 0,0100

Mn < 0,0100

Fe 0,353

Ni 0,089

Si < 0,0050

Al < 0,0100

S 0,0081

As 0,015

Bi 0,020

Se 0,018

Sb 0,041

8

Page 13: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

Cr < 0,0050

Berdasarkan hasil pengujian diatas, bahan tersebut memiliki kandungan

unsur penyusun utama yaitu Cu (59,1%) dan Zn (37%). Maka dapat disimpulkan

bahwa bahan tersebut merupakan logam paduan kuningan (Cu-Zn) dengan jenis

kuningan paduan tinggi dengan prosentase unsur seng (Zn) 36% - 40% (kuningan

60/40).

4.2. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell Ball (HRB) Menurut Standar

ASTM E 18

Gambar 2. Posisi Titik Pengujian Kekerasan Rockwell Ball

Tabel 4. Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell

Spesimen Titik

Indikator

Bola Baja

(∅) (mm)

Beban

Penetrasi

(P)

(Kgf)

Kedalaman

Penetrasi

(h)

(mm)

Nilai

Kekerasan

(HRB)

(Kgf/mm)

Rata -

Rata

1 1,588 100 0,088 86,0

2 1,588 100 0,092 84,0 85,5

Baja Karbon 3 1,588 100 0,0868 86,6

Sedang 4 1,588 100 0,0872 86,4 5 1,588 100 0,0876 86,2 86,6 6 1,588 100 0,0854 87,3 1 1,588 100 0,1266 66,7

2 1,588 100 0,124 68,0 65,9

Kuningan 3 1,588 100 0,134 63,0

4 1,588 100 0,1204 69,8

5 1,588 100 0,13 65,0 64,6

6 1,588 100 0,142 59,0

Alumunium 1 1,588 100 0,1358 62,1

Alloy 2 1,588 100 0,1372 61,4 61,2

3 1,588 100 0,1398 60,1

Alumunium 4 1,588 100 0,1392 60,4 Alloy 5 1,588 100 0,1398 60,1 60,4

6 1,588 100 0,1386 60,7

9

Page 14: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

Pada pengujian ini digunakan skala B, yaitu dengan menggunakan identor

bola baja dengan diameter 1,588 mm dan beban penetrasi 100 kgf. Hal ini

berdasarkan hasil pengujian komposisi kimia, dimana bahan tersebut merupakan

golongan logam yang cukup lunak. Dari hasil pengujian kekerasan Rockwell ball

setelah dilakukan pembubutan, baja memiliki kekerasan nilai kekerasan rata-rata

85,5 kgf/mm. Selanjutnya, kuningan di dapatakan nilai kekerasan rata-rata 65,9

kgf/mm. Sedangkan Alumunium memiliki nilai kekerasan rata-rata 61,2 kgf/mm.

Nilai kekerasan pada material sebelum dibubut (Raw Material) dan setelah dibubut

dianggap stabil tidak mengalami perubahan kekerasan yang signifikan.

Gambar 3. Grafik Hasil Pengujian Kekerasan Material

4.3. Hasil Pengujian Kekasaran Permukaan Menurut Standar ISO 1302

Gambar 4. Posisi Titik Pengujian Kekasaran Permukaan

85,5

65,961,2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Baja Kuningan Alumunium

NIL

AI K

EKER

ASA

N

MATERIAL

10

Page 15: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

Tabel 5. Hasil Pengujian Kekasaran Permukaan

SPECIMEN KECEPATAN

SPINDEL

(n)

HARGA KEKASARAN (Ra) Rata-rata Harga

Kekasaran

Titik 1 Titik 2 Titik 3

500 2,993 3,106 3,456 3,185

BAJA KARBON 1200 2,506 2,848 3,023 2,792

SEDANG 1810 2,308 2,548 2,399 2,418

500 3,879 2,868 2,565 3,104

KUNINGAN 1200 3,062 2,644 2,475 2,727

1810 2,590 2,198 1,910 2,232

500 3,223 3,101 2.955 3,093

ALUMUNIUM 1200 2,662 2,732 2,621 2,671

ALLOY 1810 1,986 1,868 2.236 2,030

Pada table 4.5 menunjukan kekasaran aritmatik (Ra) tertinggi pada bahan

baja karbon sedang, kuningan, dan aluminium alloy terdapat pada kecepatan

putaran spindle 500 rpm. Sedangkan kekasaran permukaan terendah terjadi pada

kecepatan putaran spindle 1810 rpm. Hal ini menunjukan bahwa kecepatan putaran

spindle mempengaruhi nilai kekasaran permukaan hasil proses pembubutan pada

material baja karbon sedang, kuningan, dan aluminium alloy yaitu semakin tinggi

kecepatan spindle maka akan semakin rendah nilai kekasaran permukaan. Hal ini

disebabkan karena pada saat putaran spindle tinggi maka mengakibatkan luas

penampang semakin kecil dan menurunkan rasio pemampatan geram, penyempitan

luas penampang yang dihasilkan akan berpengaruh semakin baik hasil kualitas

permukaan.

11

Page 16: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

Gambar 5. Grafik Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Spindel Terhadap Kekasaran

Permukaan (Ra)

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data dapat diambil beberapa

kesimpulan antara lain:

1. Hasil pengujian komposisi kimia adalah baja dengan prosentase karbon (C)

0,413% termasuk jenis baja karbon sedang karena prosentase karbon (C)

berkisar antara 0,30%- 0,70%. Aluminium dengan prosentase 97,69% termasuk

jenis aluminium paduan karena prosentase aluminium kurang dari 99% dan

penyusun tertinggi yaitu magnesium 1,023% dan silicon 0,812%, dan Kuningan

dengan prosentase seng 38,30% termasuk jenis kuningan paduan tinggi dengan

prosentase seng (Zn) antara 36%-40%.

2. Hasil pengujian kekerasan Rockwell menggunakan skala B, dengan

menggunakan identor bola baja dengan dengan diameter 1,588 mm dan beban

3,185

2,792

2,418

3,104

2,727

2,232

3,093

2,671

2,03

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

500 1200 1810

Ha

rg

a K

eka

sara

n (

Ra

)

Kecepatan Spindel (RPM)

Baja

Kuningan

Aluminium

12

Page 17: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

penetrasi 100 kgf. Didapatkan kekerasan rockwell pada baja karbon sedang

dengan kekerasan sebesar 85,5 kgf/mm, sedangkan pada kuningan didapatkan

kekerasan sebesar 65,9 kgf/mm dan aluminium didapatkan kekerasan sebesar

61,1 kgf/mm.

3. Hasil pengujian kekasaran permukaan pada baja didapatkan kekasaran terendah

Ra sebesar 2,418 µm, Rp sebesar 5,41 µm dan Rt sebesar 14,64 µm pada

kecepatan spindle 1810 rpm dan kekasaran tertinggi Ra sebesar 3,185 µm, Rp

sebesar 8,93 µm dan Rt sebesar 18,51 µm pada kecepatan spindle 500 rpm.

Sedangkan pada kuningan didapatkan kekasaran terendah Ra sebesar 2,232 µm,

Rp sebesar 5,39 µm dan Rt sebesar 12,16 µm pada kecepatan spindle 1810 rpm

dan kekasaran tertinggi Ra sebesar 3,104 µm, Rp sebesar 8,25 µm dan Rt sebesar

14,06 µm pada kecepatan spindle 500 rpm. Pada aluminium kekasaran terendah

Ra sebesar 2,030 µm, Rp sebesar 4,68 µm dan Rt sebesar 7,72 µm pada kecepatan

spindle 1810 rpm dan kekasaran tertinggi Ra sebesar 3,093 µm, Rp sebesar 5,29

µm dan Rt sebesar 9,66 µm pada kecepatan spindle 500 rpm.Berdasarkan hasil

tersebut, maka kecepatan spindle mempengaruhi hasil kekasaran permukaan,

dimana semakin tinggi kecepatan spindle maka kekasaran permukaan semakin

rendah. Hal ini disebabkan karena pada saat putaran spindle tinggi maka

mengakibatkan luas penampang semakin sempit dan menurunkan rasio

pemampatan geram, penyempitan luas penampang yang dihasilkan akan

berpengaruh semakin baik hasil kualitas permukaan.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan

beberapa hal antara lain:

1. Sebelum menggunakan mesin bubut di harapkan memahami terlebih dahulu

tentang teori dasar dan tata cara menggunakan mesin bubut yang benar.

2. Pahat harus di asah atau di ganti untuk setiap kali pemakanan agar di dapatkan

ketajaman yang sama pada setiap kali pemakanan.

3. Memahami parameter-parameter pada setiap metode pengujian.

13

Page 18: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

DAFTAR PUSTAKA

Amanto, H dan Daryanto. 2003. Ilmu Bahan. Bumi aksara. Jakarta.

Amstead, B.H., Djaprie, S. (Alih Bahasa). 1995. Teknologi Mekanik. Edisi ke-7.

Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Anonim. 2015. ASTM Standards E 415 Standard Test Method for Analysis of

Carbon and Low-Alloy Steel by Spark Atomic Emission Spectrometry.

United States.

Anonim. 2007. ASTM Standards E 1251 Standard Test Method for Analysis of

Alumunium and Alumunium Alloys by Spark Atomic Emission

Spectrometry. United States.

Anonim. 2003. ASTM Standards E 478 Standard Test Method for Chemical

Analysis of Copper Alloys. United States.

Anonim. 2002. ASTM Standards E 18. 2002. Standard Test Methods for Rockwell

Hardness and Rockwell Superficial Hardness of Metallic Materials.

United States.

Anonim. 2002. ISO 1302 Geometrical Product Specifications (GPS) – Indication

of surface texture in tehnical product documentation.

Farokhi, M. dkk. 2017. Pengaruh Kecepatan Putar Spindle (RPM) dan Jenis Sudut

Pahat Pada Proses Pembubutan Terhadap Tingkat Kekasaran Benda Kerja

Baja EMS 45. Universitas Negeri Semarang.

Fidiawan, D dan Yunus. 2013. Pengaruh Kedalaman Potong, Kecepatan Putar

Spindle, Sudut Potong Pahat Terhadap Kekasaran Permukaan Hasil

Bubut Konvensional Bahan Komposit. Jurnal. Universitas Negeri

Surabaya.

Hadimi. 2008. Pengaruh Perubahan Kecepatan Pemakanan terhadap Kekasaran

Permukaan Pada Proses Pembubutan. Politeknik Negeri Pontianak.

Kalpakjian, Serope and Scmid R Steven. 2002. Manufacturing Engineering and

Technologi Fourth edition. Prentice Hall. London.

Muin, S. A. 1989. Dasar-dasar perancangan perkakas dan mesin-mesin

perkakas. Rajawali. Jakarta.

Patel, P. R. 2012. Effect of Machining Parameters on Surface Roughness and

Power Consumption for 6063 Al Alloy TiC Composites (MMCs). India.

Raul. dkk. 2016. Pengaruh Variasi Kecepatan Potong dan Kedalaman Potong

Pada Mesin Bubut Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Benda Kerja

ST 41. Universitas Negeri Malang.

Santoso, J. 2013. Pekerjaan Mesin Perkakas. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta.

Shigley, J. E., Harahap, G. (Alih Bahasa). 1995. Perencananaan Teknik Mesin jilid.

Edisi keempat. Erlangga. Jakarta.

Sumbodo, W. dkk. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri. Jilid 2. Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan

Nasional. Jakarta.

Suranto. 2017. Teknik Pemesinan Bubut. Andi. Jakarta.

Surapranata, S. 2015. Teknik Pemesinan Bubut dan Frais 1. Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta.

14

Page 19: PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES TURNING …

Surdia, T. dan Saito, S. 1999. Pengetahuan bahan teknik. Pradnya Paramita.

Jakarta.

Widarto. 2008. Teknik Pemesinan. Jilid 1 . Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

15