10 herman saputro_ sunaryo prediksi kekasaran permukaan baja st 40 berbasis model analisis regresi...

Upload: agoes-ferdian

Post on 11-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    1/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 121

    PREDIKSI KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 40 BERBASIS

    MODEL ANALISIS REGRESI GANDA PADA PERMESINAN CNC

    FRAIS

    Herman SaputroPendidikan Teknik Mesin, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Kampus UNS Pabelan Jl.Ahmad Yani 200 Pabelan, SKH, Tlp/Fax 0271

    718419

    SunaryoPoliteknik Pratama Mulia, Surakarta

    Jl. Haryo Panular No 18a Surakarta 57149, Tlp 0271712637

    The advancement in automation and accuracy of machine tool

    made it possible to produce high quality industrial products. One of the

    main perceptions of quality in mechanical products is its physical

    appearance. One of the most important factors in physical appearance is

    the surface roughness. Number of research publications addressed this

    issue of surface roughness measurement and analyses. This research

    focuses on study and analyses of surface quality improvement in milling

    operation of low carbon steel (St 40). These metals are selected as they

    are most widely used in education as well as in industry. This researchpaper develops an empirical model for surface roughness (Ra) prediction

    in milling using St 40. The impact of cutting speed, feed, depth of cut, and

    dry cutting condition are studied on surface roughness.

    The result produced using Regression Analyses (RA) give a good

    prediction of surface roughness when compare with actual surface

    roughness. The equation to prediction of surface roughness in dry

    condition is Y = 3.0581 - 0.00007 n - 9.4333 Vf - 0.4956 a. By using

    Multiple Regression Method equation, the average percentage deviation

    of the testing set was 5.955% for training data set.

    Keywords: surface roughness (SR), regression analyses (RA), speed, feed,

    depth of cut, dry and material St 40.

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    2/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 122

    PENDAHULUANUpaya penelitian dibidang

    operasi mesin perkakas telahdimulai pada awal abad 19 oleh

    F.W. Taylor yang melakukan

    eksperimen selama 26 tahun

    dengan lebih dari 30.000

    eksperimen dan menghasilkan 400

    ton geram (Benardos, P.G., dan G-

    C. Vosniakos: 2003). Tujuan utama

    Taylor adalah menghasilkan solusi

    sederhana atas permasalahan

    intrisik dalam menentukan kondisi

    pemotongan yang aman dan

    efisien. Taylor percaya bahwa

    solusi tersebut secara empiris dapat

    diselesaikan kurang dari setengah

    menit oleh mekanik yang handal

    lewat pengalaman mereka.

    Masalahnya adalah bahwa para

    mekanik tersebut meskipun

    sanggup bekerja denganmemuaskan namun kesulitan

    menularkan pengetahuannya secara

    sistematis dan kuantitatif kepada

    orang lain.

    Dasar dari setiap pekerjaan

    mesin mempunyai persyaratan

    kualitas permukaan dan kekasaran

    permukaan yang berbeda-beda,

    tergantung dari fungsinya. Kualitas

    permukaan hasil penyekrapan ratadapat dilihat dari kekasaran

    permukaannya. Makin halus

    permukaannya, makin baik pula

    kualitasnya, sehingga cukup

    beralasan juga apabila kekasaran

    permukaan hasil frais diperhatikan

    dan dicari solusi untuk

    mendapatkan yang sehalusmungkin. Ada beberapa faktor

    yang mempengaruhi kekasaran

    permukaan pada pengerjaan logam

    dengan pemakanan, kondisi mesin,

    bahan benda kerja, bentuk ujung

    pahat mata potong, pendinginan

    dan operator.

    Pada mesin CNC frais untuk

    mendapatkan tingkat kekasaran

    yang sesuai permintaan gambar

    kerja tidak dapat dilakukan dengan

    jalan mencoba-coba dengan cara

    memperbesar dan memperkecil

    kecepatan spindel mesin,

    kecepatan makan ( feed rate ) dan

    kedalaman pemakanan (dept of cut

    ) karena besar dan kecilnya

    kecepatan spindel mesin dan

    kedalaman pemakanan harus diinputkan dalam bentuk program.

    Tingkat kekasaran

    permukaan hasil proses CNC frais

    dan keausan pahat dapat

    dipengaruhi oleh dua faktor atau

    variabel yaitu: 1) Variabel yang

    masuk dalam program seperti:

    kecepatan makan (vf), kecepatan

    spindel (n) dan kedalaman

    pemotongan (a), dan 2) Variabelyang tidak masuk dalam program

    seperti: geometri pahat, jumlah

    mata sayat pahat, bahan pahat dan

    bahan benda kerja. Untuk

    mendapatkan kekasaran yang

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    3/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 123

    dikehendaki sampai saat ini belum

    ada pedoman parameter

    pemotongan yang dapat digunakan

    sebagai acuan.Bertolak dari permasalahan

    diatas maka, diperlukan penelitian

    yang dapat menghasilkan suatu

    model matematik yang mampu

    memprediksi tingkat kekasaran

    permukaan benda hasil proses CNC

    frais dan pemodelan laju keausan

    pahat. Sehingga mempermudah

    programmer dan operator mesin

    CNC dalam menentukan

    parameter-parameter yang

    diperlukan untuk memproduksi

    benda kerja yang sesuai dengan

    spesifikasi yang dibutuhkan

    gambar kerja dan juga untuk

    mempermudah dalam perencanaan

    biaya produksi dengan mesin CNC

    frais.

    LANDASAN TEORI

    Kekasaran PermukaanPermukaan adalah batas

    yang memisahkan antara benda

    padat dengan sekelilingnya. Jika

    ditinjau dengan skala kecil pada

    dasarnya konfigurasi permukaan

    merupakan suatu karakteristik

    geometri golongan mikrogeometri.Sementara itu yang tergolong

    makrogeometri adalah permukaan

    secara keseluruhan yang membuat

    bentuk atau rupa yang spesifik

    misalnya permukaan poros, lubang,

    sisi dan lain-lain yang tercakup

    pada elemen geometri ukuran,

    bentuk, dan posisi (Chang Xue:

    2002).Kekasaran permukaan (surface

    roughness) dibedakan menjadi dua,

    yaitu:

    1.Ideal surface roughnessIdeal surface roughness adalah

    kekasaran ideal (terbaik) yang

    bisa dicapai dalam suatu proses

    permesinan dengan kondisi

    ideal.

    2.Natural surface roughnessNatural surface roughness

    adalah kekasaran alamiah yang

    terbentuk dalam proses

    permesinan karena adanya

    berbagai faktor yang

    mempengaruhi proses

    permesinan tersebut.

    Faktor-faktor yang

    mempengaruhi kekasaran idealdiantaranya:

    a. Getaran yang terjadi pada mesin.b. Ketidaktepatan gerakan bagian-

    bagian mesin.

    c. Ketidakteraturanfeedmechanism.

    d. Adanya cacat pada materiale. Gesekan antara chip dan

    material.

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    4/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 124

    Gambar 1 Posisi profil referensi,

    profil tengah dan profil alas

    terhadap profil terukur untuk satu

    panjang sampel.

    Berdasarkan profil-profil

    yang diterangkan diatas, dapat

    didefinisikan beberapa parameter

    permukaan, yaitu yang

    berhubungan dengan dimensi pada

    arah tegak dan arah memanjang.

    Untuk dimensi arah tegak dikenal

    beberapa parameter yaitu:

    1. Kekasaran total (peak to valleyheight/total height), Rt (m)adalah jarak antara profil

    referensi dengan profil alas.

    2. Kekasaran perataan (depth ofsurface smoothness/peak to

    mean line),Rp (m) adalah jarak

    rata-rata antara profil referensi

    dengan profil terukur.

    3. Kekasaran rata-rata aritmetik(mean roughness index/center

    line average ,CLA), Ra (m)adalah harga rata-rata aritmetik

    dibagi harga absolutnya jarak

    antara profil terukur dengan

    profil tengah.

    4.Kekasaran rata-rata kuadratik(root mean square height), Rq(m) adalah akar bagi jarak

    kuadrat rata-rata antara profil

    terukur dengan profil tengah.

    5. Kekasaran total rata-rata, Rz(m) merupakan jarak rata-rata

    profil alas ke profil terukur padalima puncak tertinggi dikurangi

    jarak rata-rata profil alas ke

    profil terukur pada lima lembah

    terendah.

    Dari bermacam-macam

    parameter permukaan yang ada,parameter Ra relatif lebih banyak

    digunakan untuk

    mengidentifikasikan permukaan.

    Parameter Ra cocok apabila

    digunakan untuk memeriksa

    kualitas permukaan komponen

    mesin yang telah dilakukan proses

    pemesinan dalam jumlah yang

    banyak dengan suatu proses

    permesinan tertentu [4].Dibandingkan dengan parameter

    lain, harga Ra lebih sensitif

    terhadap perubahan atau

    penyimpangan yang terjadi pada

    proses permesinan. Dengan

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    5/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 125

    demikian pencegahan dapat dengan

    cepat dilakukan jika ada tanda-

    tanda bahwa ada kenaikan

    kekasarannya (misalnya denganmengganti perkakas potong atau

    cara yang lain).

    Angka kekasaran ini telah

    diklasifikasikan menjadi 12 angka

    kelas kekasaran seperti terlihat

    pada Tabel 1 Angka kekasaran

    (ISO number) ini dimaksudkan

    untuk menghindari kemungkinan

    terjadinya kesalahan interpretasi

    atas satuan harga kekasaran. Jadi

    spesifikasi mengenai kekasaran

    dapat dituliskan langsung dengan

    menyatakan harga Ra-nya ataupun

    dengan menggunakan angka kelas

    kekasaran ISO.

    Tabel 1 Angka Kekasaran (ISO

    Roughness Number)

    Harga

    kekasaran,

    Ra (m)

    Angka

    kelas

    kekasaran

    Panjang

    sampel

    (mm)

    5025

    N12N11

    8

    12,5

    6,3

    N10

    N92,5

    3,2

    1,6

    0,8

    0,4

    N8

    N7

    N6

    N5

    0,8

    0,2

    0,1

    0,005

    N4

    N3

    N2

    0,25

    0,025 N1 0,08

    Beberapa penelitian tentang

    kekasaran yang pernah dilakukan

    telah disarikan (Feng, C-X., Wang,

    J., and Wang, J-S.: 2001) pada

    table 2 berikut ini:

    Tabel 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekasaran permukaan

    dari beberapa penelitian-penelitian.

    No Peneliti Material Faktor yang berpengaruh

    1 Kamakar (1970) Steel C-45 Cuting speed, feed rate, dept of cut

    2 Bhattacharya(1971 Plain carbon

    steel

    Cuting speed, feed rate, nose radius, work piece

    hardenesss3 Rasch Rolstadas(1971) Carbon steel Cuting speed, feed rate

    4 Selvam and

    Radhakrishnan (1973)

    Steel Cuting speed, built up edge, work piece strain

    hardeness

    5 Lumbert and Taraman

    (1974)

    Steel SAE

    1018

    Cuting speed, feed rate, dept of cut

    6 Boothroyd and Knight Mild steel Cuting speed, feed rate

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    6/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 126

    Dari Table 2. diatas secara

    global berdasarkan hasil penelitian

    dapat dikelompokan menjadi dua

    kelompok yaitu 1). Penelitian yang

    menghasilkan kesimpulan bahwacutting speed merupakan factor

    yang tidak berpengaruh signifikan

    terhadap kekasaran permukaan,

    yaitu penelitian yang dilakukan

    oleh: Bhattacharya et al. (1970),

    Sudarman dan lambert (1979),

    Grieve et. al. (1968), Dickinson

    (1986), dan Fischer dan Elrod

    (1971). 2). Penelitian yang

    menghasilkan kesimpulan bahwacutting speed merupakan factor

    yang berpengaruh signifikan

    terhadap kekasaran permukaan,

    yaitu penelitian yang dilakukan

    oleh: Chandiramani dan Cook

    (1964), Shaw (1966), Boothroy dan

    Knight (1989), Miller et al. (1983),

    Feng dan Wang (2001) dan Feng

    (2001).

    M. Brezocnik, M. Kovacic

    dan M. Fisko, melakukan studi

    tentang prediksi dari kekasaran

    permukaan dengan menggunkan

    genetic programming. Hasil dari

    penelitian ini menyatakan: 1).

    Prediksi kekasaran permukaan

    dengan genetic programming

    mempunyai keakuratan yang tinggi.

    2). Feed mempunyai pengaruh

    yang besar terhadap kakasaranpermukaan.

    Strategi untuk memprediksi

    kekasaran permukaan terutama

    pada proses surface finish dapat

    dibangun atas 4 metode yaitu: 1)

    multiple regretion, 2) mathematical

    modeling based on the physics of

    the process, 3) Fuzzy set based

    technique dan 4) neural network

    modeling (Fischer, H. L. and Elrod,J. T.: 1971).

    Analisis Regresi GandaAnalisa statistik dengan

    menggunakan model Multiple

    regression linier digunakan untuk

    memprediksikan faktor-faktor yang

    mempengaruhi tingkat kekasaran

    permukaan. Model regresi linier

    berasumsi bahwa ada hubungan

    linier antara variabel dependen,

    yaitu tingkat kekasaran permukaan

    dan tiap prediktor, yaitu faktor

    kecepatan pemakanan, kecepatan

    putaran dan kedalaman pemakanan.

    (1989)

    7 Sundarman and

    Lambert (1981)

    Steel Cuting speed, feed rate, nose radius, dept of cut

    8 Miller et al. (1983) Alloy, castiron

    Cuting speed, feed rate, tool condition, cuttingfluid

    9 Lambert (1983) Steel D6AC Cuting speed, feed rate, nose radius

    10 Selvan(1975) Steel Vibration, chatter

    11 Petrpoulos91974) Steel Tool wear, surface rougness distribution

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    7/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 127

    Hubungan tersebut digambarkan

    dengan persamaan Walpole

    berikut:

    exbxbbykk++++= ...

    110

    di mana:

    y adalah nilai variabel

    dependen

    k menunjukkan jumlah

    prediktor

    ib adalah nilai koefisien ke-i,

    i = 0,kix adalah nilai prediktor ke-i

    e adalah nilai kesalahan

    model regresi

    Regresi linier menunjukkan

    model yang representatif

    berdasarkan nilai koefisien korelasi

    (R). Nilai R mengindikasikan

    adanya hubungan linier yang kuat

    antara tiap faktor dengan tingkat

    kekasaran permukaan. Penentuan

    faktor yang signifikan sebagai

    prediktor variabel dependen

    didasarkan pada nilai significance

    level yang kurang dari 0,05 dan

    tingkat kontribusi faktor tersebut

    ditentukan berdasarkan nilai

    standardized coefficient. Semakin

    besar nilai standardized coefficient

    absolut suatu faktor, semakin besar

    pula kontribusinya terhadap model

    METODE PENELITIAN1. Eksperimen

    Pada penelitian ini

    menggunakan material baja ST 40

    dengan nilai kekerasan 44,70 HRA

    (142,50 BHN). Bahan ini

    digunakan karena bahan ini banyak

    digunakan pada bengkel-bengkel

    CNC di kota solo. Sedangkan

    peralatan dan perlengkapan

    pengujian yang digunakan seperti

    yang terlihat pada Tabel 1berikut

    ini:

    Tabel 3 Perlengkapan pengujian

    ALAT TIPE/MEREK

    Pahat TAEGUTEC

    XOMT 060204

    TT9030

    Mesin Frais

    CNC

    CNC Mill Master

    ZK 7040 dengan

    sistem kontrol

    SIEMENS 802S

    Alat Uji

    Kekasaran

    Mitutoyo Surftest SJ-

    201P Roughness

    Tester

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    8/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 128

    Tabel 4 Variabel penelitian

    Parameter

    LevelHasil

    Penelitian1(Rendah)

    2(Sedang)

    3(Tinggi)

    Kecepatan spindel (rpm) 500 1500 2500 Kekasaran

    permukaanKecepatan pemakanan

    (mm/rev)0,07 0,12 0,17

    Kedalaman pemakanan

    (mm)0,5 1 1,5

    Kondisi Pemotongan Dry / kering

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Tabel 5 Nilai kekasaran permukaan hasil penelitian acak sempurna padapermesinan CNC frais tanpa pendingin (kering)

    Percobaan

    Kecepatan

    pemotongan

    (Rpm)

    Kecepatan

    pemakanan

    (mm/rev)

    Kedalaman

    pemakanan

    (mm)

    Kondisi

    pemotongan

    pemakanan

    Kekasaran

    Rata-Rata

    (m)

    1 500 0.07 0.5 kering 2.33

    2 500 0.07 1 kering 1.82

    3 500 0.07 1.5 kering 1.60

    4 500 0.12 0.5 kering 1.62

    5 500 0.12 1 kering 1.366 500 0.12 1.5 kering 1.18

    7 500 0.17 0.5 kering 1.15

    8 500 0.17 1 kering 0.93

    9 500 0.17 1.5 kering 0.75

    10 1500 0.07 0.5 kering 2.08

    11 1500 0.07 1 kering 1.78

    12 1500 0.07 1.5 kering 1.56

    13 1500 0.12 0.5 kering 1.53

    14 1500 0.12 1 kering 1.30

    15 1500 0.12 1.5 kering 0.7316 1500 0.17 0.5 kering 0.99

    17 1500 0.17 1 kering 0.88

    18 1500 0.17 1.5 kering 0.70

    19 2500 0.07 0.5 kering 1.92

    20 2500 0.07 1 kering 1.76

    21 2500 0.07 1.5 kering 1.54

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    9/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 129

    22 2500 0.12 0.5 kering 1.48

    23 2500 0.12 1 kering 1.27

    24 2500 0.12 1.5 kering 0.99

    25 2500 0.17 0.5 kering 1.1026 2500 0.17 1 kering 0.75

    27 2500 0.17 1.5 kering 0.67

    Hasil uji regresi linier ganda pada kondisi pemotongan keringTabel 6 Output analisis regresi ganda permesinan frais tanpa pendingin

    dengan SPSS 12Model Summary

    Model R R Square

    Adjusted

    R Square

    Std. Error of

    the Estimate

    1 .978(a) .956 .950 .10175a Predictors: (Constant), Kedalaman pemakanan, Kedalaman pemakanan,

    Rpm

    ANOVA(b)

    Model

    Sum of

    Squares df Mean Square F Sig.

    1 Regression 5.198 3 1.733 167.344 .000(a)

    Residual .238 23 .010

    Total 5.436 26

    a Predictors: (Constant), Kedalaman pemakanan, Kedalaman pemakanan,Rpm

    b Dependent Variable: Kekasaran (Ra)

    Coefficients(a)

    Model Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.

    B Std. Error Beta B Std. Error

    1 (Constant) 3.058 .085 35.813 .000

    Rpm .000 .000 -.127 -2.919 .008

    Kedalaman pemakanan -9.433 .480 -.858 -19.667 .000Kedalaman pemakanan -.496 .048 -.451 -10.331 .000

    Persamaan garis regresi ini

    merupakan inti dari penelitian ini,

    yang kemudian akan digunakan

    sebagai model matematik yang

    dapat digunakan untuk

    memprediksi kekasaran permukaan

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    10/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 130

    yang dihasilkan oleh variasi rpm,

    kecepatan pemakanan dan

    kedalaman pemakanan pada

    permesinan CNC frais tanpapendingin. Berdasarkan output

    SPSS tabel 6 coeficients B, yang

    digunakan untuk membuat

    persamaan garis regresi adalah

    besaran koefisien beta. Dengan

    demikian persamaan garis regresi

    ganda dapat dinyatakan sebagai

    berikut:

    Ra = 3.058 0.000 n - 9.433

    Vf 0.496 aDimana Y = kekasaran permukaan

    (m)

    n = kecepatan spindel (rpm)

    Vf= kecepatan pemakanan

    (mm/rev)

    a = Kedalaman

    pemotongan (mm)

    Pada persamaan diatas

    masih terdapat kelemahan yaitu

    karena keterbatasan software SPSS

    maka seolah-olah rpm tidak

    mempunyai pengaruh terhadap

    kekasaran permukaan sehingga

    untuk mengetahui pengaruh rpmterhadap kekasaran dilakukan

    perhitungan manual sebagai

    pembanding perhitungan dengan

    SPSS. Dari perhitungan manual

    diperoleh persamaan garis regresi

    ganda sebagai berikut:

    Y = 3.0581 - 0.00007 n - 9.4333 Vf

    - 0.4956 aPersamaan garis regresi

    tersebut selanjutnya divalidasi

    dengan hasil Percobaan untuk

    mengetahui berapa rata-rata

    persentase deviasi yang terjadi. Jika

    persentase deviasi kecil maka

    persamaan garis regresi dapat

    digunakan sebagai model

    matematik untuk memprediksi

    kekasaran hasil permesinan CNCfrais tanpa pendingin. Adapun hasil

    validasi dapat dilihat pada tabel 7

    Tabel 7 Hasil validasi antara harga kekasaran permukaan hasil Percobaan

    dengan hasil prediksi berdasar persamaan garis regresi pada pemesian

    CNC frais tanpa pendingin.

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    11/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 131

    Percobaan

    Y = 3.05811115 - 0.000070X1 -9.4333X2 -

    0.4956X3 Prediksi Percobaan

    Rata-rata

    PresentaseDeviasi

    (%)

    3.0581 -0.00007(X1) -9.433(X2) -0.4956 (X3)

    1 3.0581 -0.0350 -0.6603 -0.2478 2.12 2.33 9.227

    2 3.0581 -0.0350 -0.6603 -0.4956 1.87 1.82 2.595

    3 3.0581 -0.0350 -0.6603 -0.7433 1.62 1.6 1.215

    4 3.0581 -0.0350 -1.1320 -0.2478 1.64 1.62 1.440

    5 3.0581 -0.0350 -1.1320 -0.4956 1.40 1.36 2.614

    6 3.0581 -0.0350 -1.1320 -0.7433 1.15 1.18 2.731

    7 3.0581 -0.0350 -1.6037 -0.2478 1.17 1.15 1.884

    8 3.0581 -0.0350 -1.6037 -0.4956 0.92 0.93 0.657

    9 3.0581 -0.0350 -1.6037 -0.7433 0.68 0.75 9.852

    10 3.0581 -0.1050 -0.6603 -0.2478 2.05 2.08 1.683

    11 3.0581 -0.1050 -0.6603 -0.4956 1.80 1.78 0.968

    12 3.0581 -0.1050 -0.6603 -0.7433 1.55 1.58 1.934

    13 3.0581 -0.1050 -1.1320 -0.2478 1.57 1.53 2.832

    14 3.0581 -0.1050 -1.1320 -0.4956 1.33 1.3 1.966

    15 3.0581 -0.1050 -1.1320 -0.7433 1.08 0.73 47.641

    16 3.0581 -0.1050 -1.6037 -0.2478 1.10 0.99 11.279

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    12/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 132

    Percobaan

    Y = 3.05811115 - 0.000070X1 -9.4333X2 -

    0.4956X3 Prediksi Percobaan

    Rata-rata

    PresentaseDeviasi

    (%)

    3.0581 -0.00007(X1) -9.433(X2) -0.4956 (X3)

    17 3.0581 -0.1050 -1.6037 -0.4956 0.85 0.88 2.967

    18 3.0581 -0.1050 -1.6037 -0.7433 0.61 0.7 13.413

    19 3.0581 -0.1750 -0.6603 -0.2478 1.98 1.92 2.865

    20 3.0581 -0.1750 -0.6603 -0.4956 1.73 1.76 1.862

    21 3.0581 -0.1750 -0.6603 -0.7433 1.48 1.54 3.932

    22 3.0581 -0.1750 -1.1320 -0.2478 1.50 1.48 1.577

    23 3.0581 -0.1750 -1.1320 -0.4956 1.26 1.27 1.137

    24 3.0581 -0.1750 -1.1320 -0.7433 1.01 0.99 1.796

    25 3.0581 -0.1750 -1.6037 -0.2478 1.03 1.1 6.212

    26 3.0581 -0.1750 -1.6037 -0.4956 0.78 0.75 4.519

    27 3.0581 -0.1750 -1.6037 -0.7433 0.54 0.67 19.983

    Rata-rata Presentase Deviasi (%) 5.955

    Dari tabel 7 dapatdigambarkan grafik hubungan

    antara kekasaran permukaan (Ra)

    prediksi dengan kekasaran

    permukaan (Ra) eksperimen

    permesinan CNC frais tanpapendingin (gambar 2 dan 3).

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    13/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 133

    Gambar 2 Grafik hubungan Ra

    prediksi dan Ra eksperimen

    disetiap percobaan pada

    permesinan CNC frais dengankondisi pemotongan kering

    Gambar 3 Grafik hubungan

    antara Ra prediksi dengan Ra

    eksperimen pada permesinan CNC

    frais dengan kondisi pemotongan

    keringPembahasan hasil analisis data

    pada permesinan CNC frais pada

    kondisi pemotongan kering

    Dari hasil analisis data

    didapatkan bahwa data hasil

    pengukuran kekasaran permukaan

    pada permesinan CNC frais tanpa

    pendingin memenuhi prasyarat

    untuk dilakukan analisis datadengan menggunakan metode

    regresi linier ganda. Dari uji

    linearitas dapat disimpulkan bahwa

    data permesinan frais tanpa

    pendingin memiliki model regresi

    berbentuk linear, sehingga analisis

    regresi linear ganda dapat

    digunakan dalam menganalisis data

    tersebut.

    Dari hasil analisis regresi

    linier ganda dihasilkan persamaan

    garis regresi yang merupakan inti

    dari penelitian ini, yang kemudian

    akan digunakan sebagai model

    matematik untuk memprediksi

    kekasaran permukaan yang

    dihasilkan oleh variasi rpm,

    kecepatan pemakanan dan

    kedalaman pemakanan padapermesinan CNC frais tanpa

    pendingin. Persamaan garis regresi

    yang sekaligus model matematik

    yang digunakan untuk memprediksi

    kekasaran permukaan adalah : Y =

    3.0581 - 0.00007 n - 9.4333 Vf -

    0.4956 aHasil validitasi model

    persamaan matematik yang

    dihasilkan dari analisis regresilinier ganda dangan hasil

    Percobaan diperoleh rata-rata

    persentase deviasi sebesar 5.955%.

    Rata-rata persentase deviasi sebesar

    5.955 % tersebut masih bisa

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    14/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 134

    diterima, karena dari beberapa

    penelitian sejenis yang pernah

    dilakukan bahwa angka rata-rata

    persentase deviasi sebesar 9.71 %[3] dan 26 % [28] masih bisa di

    terima.

    Dari gambar 1 dan 2 grafik

    hubungan antara Ra prediksi

    dengan Ra Percobaan pada

    permesinan CNC frais tanpa

    pendingin juga memperlihatkan

    bahwa penyimpangan antara

    prediksi dan Percobaan sangat kecil

    sekali. Sehingga model matematik

    Y = 3.0581 - 0.00007 n - 9.4333 Vf

    - 0.4956 a dapat digunakan untukmemprediksi kekasaran permukaan

    pada permesinan CNC frais tanpa

    pendingin.

    Dari data kekasaran

    permukaan pada proses permesinan

    CNC frais tanpa pendingin dapat

    dideskripsikan seperti pada gambar

    3 dibawah ini:

    Gambar 3 Hubungan antara kecepatan spindel, kecepatan pemakanan dan

    kedalaman pemotongan terhadap kekasaran permukaan pada

    kondisi pemotongan kering.

    Pada gambar 3 nilaikekasaran permukaan terkecil pada

    permesinan frais tanpa pendingin

    adalah 0.67 m terjadi pada

    parameter pemotongan: rpm =

    2500, kecepatan pemakanan = 0.17

    mm/rev dan kedalaman pemakanant = 1.5 mm. Sedangkan kekasaran

    terbesar pada permesinan frais

    tanpa pendingin adalah 2.33 m

    terjadi pada parameter

    pemotongan: rpm = 500, kecepatan

    a. Pada Kecepatan c. Pada Kecepatanb. Pada Kecepatan pemakanan

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    15/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 135

    pemakanan = 0.07 mm/rev dan

    kedalaman pemakanan = 0.5 mm.

    Dari grafik pada gambar 4.7

    dapat dijelaskan bahwa padapermesinan CNC frais tanpa

    pendingin didapatkan hasil:

    1. Seiring bertambahnya kecepatanspindel (rpm semakin besar)

    kekasaran hasil permesinan

    miling semakain turun atau

    halus, hal ini karena dengan

    semakin besar kecepatan spindel

    maka gesekan yang terjadi

    antara permukaan benda kerja

    dan pahat akan lebih cepat

    sehingga permukaannya akan

    menjadi lebih halus dan sesuai

    dengan hipotesis.

    2. Seiring dengan bertambanyakecepatan pemakanankekasaran

    permukaan hasil proses

    permesinan CNC frais semakin

    turun atau halus. Fenomena iniberlawanan dengan teori dan

    hipotesis, karena pada proses

    permesinan apabila kedalaman

    pemakanan naik maka harga

    kekasarannya juga ikut naik. Hal

    ini dikarenakan pada proses

    permesinan dengan kedalaman

    pemakanan tinggi akan

    menyebabkan kenaikan

    temperatur yang pada akhirnyaakan menyebabkan pelunakan

    pada pahat maupun benda kerja

    (Gandjar Kiswanto: 2005) .

    Kenaikan temperatur ini

    disebabkan oleh bertambanya

    luasan penampang bidang geser

    dan proses permesinan yang

    tanpa pendingin. Pada meterial

    St 40 seiring bertambahnyakedalaman pemakanan,

    kekerasan material justru

    menurun (Rusnaldy dan Budi

    Setiyana: 2006). Dengan

    melunaknya material akibat

    temperatur tersebut maka,

    seiring dengan naiknya

    kedalaman pemakanan akan

    dihasilkan kekasaran permukaan

    yang semakin menurun.

    3. Seiring dengan bertambahkedalaman penyayatan

    kekasaran permukaan juga

    semakin menurun atau halus.

    Fenomena ini juga bertentangan

    dengan hipotesis dan teori. Hal

    ini dikarenakan semakin dalam

    penyayatan maka semakin besar

    gaya gesek antara pahat denganbenda kerja yang mengakibatkan

    naiknya temperatur. Naikanya

    temperatur tersebut

    menyebabkan pelunakan pada

    material St 40 sehingga

    menyebabkan pada kedalaman

    1.5 mm kekasaran permukaan

    paling halus.

    KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Persamaan garis regresi yang

    sekaligus model matematik

    yang digunakan untuk

    memprediksi kekasaran

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    16/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 136

    permukaan adalah : Y =

    3.0581 - 0.00007 n - 9.4333 Vf

    - 0.4956 a

    2. kekasaran permukaan terkecilpada permesinan frais tanpa

    pendingin adalah 0.67 m

    terjadi pada parameter

    pemotongan: rpm = 2500,

    kecepatan pemakanan = 0.17

    mm/rev dan kedalaman

    pemakanan t = 1.5 mm.

    Sedangkan kekasaran terbesar

    pada permesinan frais tanpa

    pendingin adalah 2.33 m

    terjadi pada parameter

    pemotongan: rpm = 500,

    kecepatan pemakanan = 0.07

    mm/rev dan kedalaman

    pemakanan = 0.5 mm.

    Saran1. Penelitian tentang proses

    pemesinan, merupakan topikyang sangat luas, sehingga

    masih banyak diperlukan

    penelitian-penelitian lanjutan

    untuk mendalami parameter-

    parameter permesinan yang

    lain.

    2. Pada penelitian ini hanyaterbatas 3 level disetiap faktor,

    sehingga hasil pemodelan

    matematik yang didapatkanmemiliki keterbatasan hanya

    cocok untuk mesin, material,

    pahat serta level-level yang ada

    pada penelitian ini.

    DAFTAR PUSTAKABenardos, P.G., dan G-C.

    Vosniakos. (2003), Predicting

    Surface Roughness InMachining: A Review,

    International Journal Of

    Machine Tools And

    Manufacture 43. 833-844.

    Bhattacharya, A., Faria-Gonzalez,

    R., and Ham, I. (1970),

    Regression analysis for

    predicting surface finish and its

    application in the determination

    of optimum machining

    conditions. ASME Journal of

    Engineering for Industry, 4, 711-

    71

    Boothroyd, G. and Knight, W. A.

    (1989), Fundamentals of

    Machining and Machine Tool.

    Marcel Dekker, New York.

    Chang Xue. (2002), Surface

    Raoughness PredictiveModeling: Neural Networks

    versus Regression. Departemen

    of Industrial & Manufacturing

    Engineering, College of

    Engineering and Technology

    Bradley University : Illinois

    USA.

    Chandiramani, K. L., and Cook, N.

    H. (1964), Investigation on the

    nature of surface finish and itsvariation with cutting speed.

    Journal of Engineering for

    Industry, Series B, 134-140.

    Dickinson, G. R. (1968), A survey

    of factors affecting surface

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    17/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 137

    finish. Proceedings of

    Conference on Properties and

    Metrology of Surfaces, Part 3K,

    135-147.Feng, C-X., Wang, J., and Wang, J-

    S. (2001), An optimization

    model for concurrent selection

    of tolerances and suppliers.

    Computers and Industrial

    Engineering, 40, 15-33.

    Fischer, H. L. and Elrod, J. T.

    (1971), Surface finish as a

    function of tool geometry and

    feed: a theoretical approach.

    Microtechnic, No. 25, 175-178.

    Grieve, D. J., Kaliszer, H., and

    Rowe, G. W. (1968), The effects

    of cutting conditions on bearing

    area parameters. Proceedings of

    9th International Machine Tool

    Design and Research

    Conference, U.K., September,

    Vol. 2, 989-1004.Jerard, R.B., et al., 2001, Online

    Optimization of Cutting

    Conditions for NC Machining,

    2001 NSF Design,

    Manufacturing and Industrial

    Innovation Research

    Conference, January 7-10 2001,

    Tampa, Florida

    Muin, Syamsir. 1986. Dasar-dasar

    Perencanaan Perkakas. Jakarta :Rajawali Mas

    M. Brezocnik, M. Kovacic dan M.

    Ficko. (2004), Prediction of

    Surface Roughness with Genetic

    Programming. Journal of

    Material Processing

    Technology.

    Mike. S. Lou (1998), Surface

    Roughness for CNC End Bubut; Journal of Tecnology.

    Kaohsiung Taiwan: Cheng Shiu

    College of Tecnology

    Nieman, G. 1992. Elemen Mesin I.

    Jakarta : Pradya Paramita

    Kalpakjian, S, Schmid. (1992),

    Manufakturing Engineering and

    Technology 2nd Edition,

    Addison-Wesley Publishing,

    USA.

    Ming-Yung Wang dan Hung-Yen

    Chang. (2003),. Experimental

    Study of Surface Roughness in Slot

    End Milling AL2014-T6.

    International Journal of Machine

    Tools & Manufacture 44 (2004),

    51-57.

    M. Mehrban, et al.. (2008),.

    Modelling of Tool Life in

    Turning Process Using

    Experimental Method.

    International Journal of material

    forming. Springer Paris.

    Ogo, Emmanuel et al. (2007),

    Performance Evaluation of

    Cutting Fluids Developed from

    Fixed Oils. Leonardo Electronic

    Journal of Practices andTechnologies. Issue 10, January-

    June 2007

    P N Rao (2000), CAD/CAM

    principles and application. Iowa,

    USA : Mc Graw Hill

  • 7/23/2019 10 Herman Saputro_ Sunaryo Prediksi Kekasaran Permukaan Baja St 40 Berbasis Model Analisis Regresi Ganda Pa

    18/18

    POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret 2011

    Prediksi Kekasaran. . . 138

    Rachim, Taufiq.(2001), Spesifikasi,

    Metrologi, dan Kontrol Kualitas

    Geometrik. Institut Teknologi

    BandungRachim, Taufiq.(1982), Teori dan

    Teknologi Proses Permesinan.

    Institut Teknologi Bandung

    Sakir Tasdemir, Suleyman Neseli.

    (2008), Prediction Of Surface

    Roughness Using Artificial

    Neural Network In Lathe,

    International Conference On

    Computer System An

    Thecnology CompSys Tech

    2008

    Kalpakjian, S, Schmid. (1992),

    Manufakturing Engineering and

    Technology 2nd Edition,

    Addison-Wesley Publishing,

    USA.

    Shaw, M. S., (1966), Study of

    machined surface. Proceedings,

    OECD Conference, September.

    Sundaram, R. M. and Lambert, B.K. (1981), Mathematical models

    to predict surface finish in fine

    turning of steel, Parts I and II,

    International Journal of

    Production Research, 19, 547-

    564.

    Taegutec (2008),. Taegu Turn

    Insert Master. Korea

    Troy S. Vom Braucke. (2004),

    Establishment of a Database for

    Tool Life Performance. School

    of engeering and science,

    Swinburne university of

    technology: Australia.