pengaruh kecerahan air laut terhadap struktur komunitas …

10
55 ___________________ Korespondensi penulis: Balai Penelitian Perikanan Laut Jl. Muara Baru Ujung, Komp. Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman, Jakarta Utara Pengaruh Kecerahan Air Laut…………….di Perairan Pulau Belitung (Edrus. I, N & E. Setyawan) PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN PULAU BELITUNG EFFECTS OF WATER TRANSPARENCY ON COMMUNITY STRUCTURES OF REEF FISH IN BELITUNG ISLAND WATERS Isa Nagib Edrus dan Iwan Erik Setyawan Balai Penelitian Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregistrasi I tanggal: 01 Juni 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal: 30 Mei 2013; Disetujui terbit tanggal: 19 Juni 2013 ABSTRAK Ikan karang selalu memberikan respon terhadap perubahan habitatnya, terutama ganguan yang terjadi pada terumbu karang dan kolom airnya. Penelitian ini dilakukan pada Juli 2010 di pesisir Pulau Belitung. Tujuan penelitian adalah untuk mengindentifikasi struktur komunitas ikan karang dan hubungannya dengan kecerahan perairan. Metode pengumpulan data adalah mengunakan cara sensus visual dalam transek sabuk seluas 250 m 2 dan alat secchi disk. Hasil penelitian pada 25 lokasi transek menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat 163 jenis ikan karang dari 75 genus dan 30 famili. Indeks kekayaan jenis berkisar pada nilai 2,3 sampai 9,3. Keanekaragam komunitas ikan tergolong sedang, dibawah 3,6. Kepadatan individu per meter persegi tergolong sangat jarang pada semua lokasi transek. Kecerahan perairan berkisar dari 1,5 sampai 15 meter. Peubah jumlah jenis dan indeks ekologisnya berkorelasi nyata dengan peubah kecerahan. Kecerahan di bawah 5 meter berpengaruh negatif pada keanekaragaman ikan karang. KATA KUNCI: Ikan karang, kecerahan air, keanekaragaman hayati, Belitung ABSTRACT Reef fishes are always responsive to their habitat changes especially to alterations on coral reefs and body water. This study was caried out in July 2010 in the Belitung Island and adjacent waters. The objective of this study is to identify community structures of reef fishes and their relationship with water transparency. This study used a visual census technique within area of 250 m 2 , while transparency was measured using a secchi disk from 25 sampling sites. The results show that at least there were 163 reef-fish species represented 75 genus and 30 families. Richness index of fish ranged from 2.3 to 9.3. Diversity indices of fish community were grouped in moderate level (< 3.6). The density of fish per square meter was very rare in each transect are. Water transfarency ranged from 1.5 to 15 meter. The species numbers and their ecological indices have a significant relationship with water transparency variables. The low level of water transfarency negatively influenced to reef fish diversity. KEYWORDS: Reef fishes, water transparency, biodiversity, Belitung PENDAHULUAN Pulau Belitung memiliki sejarah panjang dengan pertambangan timah. Dampak negatif pertambangan tersebut sampai pada perairan terumbu karang, dimana memberi pengaruh nyata terhadap tingginya sedimentasi dari daratan ke perairan sekitarnya dan diprediksi berpengaruh pada biota laut seperti ikan karang. Dalam proses ko-evolusi, ikan karang tumbuh berkembang seiring dengan tumbuh berkembangnya terumbu karang sebagai habitatnya. Ikan karang selalu merespon terhadap perubahan dalam ekosistem terumbu karang dan terumbu karang juga akan terpengaruh dan dapat berubah oleh perkembangan populasi ikan karang, terutama oleh adanya peranan ikan-ikan herbivora (grazers) (Fitz et al., 2002; Steneck, 2010). Secara umum setiap terumbu karang memiliki keanekaragaman ikan yang tinggi (Nybakken, 1988), tetapi pada kenyataannya hubungan yang harmonis tersebut juga terbuka terhadap gangguan-gangguan eksternal pada terumbu karang yang selanjutnya berpengaruh pada struktur komunitas ikan karang. Beberapa penelitian menunjukan hubungan yang signifikan antara kelimpahan dan keanekaragaman jenis ikan karang dengan tutupan karang hidup, dimana gerombolan ikan karang sering memperlihatkan perubahan dramatis dalam struktur dan keanekaragaman menurun dalam hubungannya

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS …

55

___________________Korespondensi penulis:Balai Penelitian Perikanan LautJl. Muara Baru Ujung, Komp. Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman, Jakarta Utara

Pengaruh Kecerahan Air Laut…………….di Perairan Pulau Belitung (Edrus. I, N & E. Setyawan)

PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTURKOMUNITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN PULAU BELITUNG

EFFECTS OF WATER TRANSPARENCY ON COMMUNITYSTRUCTURES OF REEF FISH IN BELITUNG ISLAND WATERS

Isa Nagib Edrus dan Iwan Erik SetyawanBalai Penelitian Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta

Teregistrasi I tanggal: 01 Juni 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal: 30 Mei 2013;Disetujui terbit tanggal: 19 Juni 2013

ABSTRAK

Ikan karang selalu memberikan respon terhadap perubahan habitatnya, terutama ganguan yangterjadi pada terumbu karang dan kolom airnya. Penelitian ini dilakukan pada Juli 2010 di pesisirPulau Belitung. Tujuan penelitian adalah untuk mengindentifikasi struktur komunitas ikan karangdan hubungannya dengan kecerahan perairan. Metode pengumpulan data adalah mengunakancara sensus visual dalam transek sabuk seluas 250 m2 dan alat secchi disk. Hasil penelitian pada25 lokasi transek menunjukkan bahwa sedikitnya terdapat 163 jenis ikan karang dari 75 genus dan30 famili. Indeks kekayaan jenis berkisar pada nilai 2,3 sampai 9,3. Keanekaragam komunitas ikantergolong sedang, dibawah 3,6. Kepadatan individu per meter persegi tergolong sangat jarang padasemua lokasi transek. Kecerahan perairan berkisar dari 1,5 sampai 15 meter. Peubah jumlah jenisdan indeks ekologisnya berkorelasi nyata dengan peubah kecerahan. Kecerahan di bawah 5 meterberpengaruh negatif pada keanekaragaman ikan karang.

KATA KUNCI: Ikan karang, kecerahan air, keanekaragaman hayati, Belitung

ABSTRACT

Reef fishes are always responsive to their habitat changes especially to alterations on coral reefsand body water. This study was caried out in July 2010 in the Belitung Island and adjacent waters. Theobjective of this study is to identify community structures of reef fishes and their relationship with watertransparency. This study used a visual census technique within area of 250 m2, while transparency wasmeasured using a secchi disk from 25 sampling sites. The results show that at least there were 163reef-fish species represented 75 genus and 30 families. Richness index of fish ranged from 2.3 to 9.3.Diversity indices of fish community were grouped in moderate level (< 3.6). The density of fish persquare meter was very rare in each transect are. Water transfarency ranged from 1.5 to 15 meter. Thespecies numbers and their ecological indices have a significant relationship with water transparencyvariables. The low level of water transfarency negatively influenced to reef fish diversity.

KEYWORDS: Reef fishes, water transparency, biodiversity, Belitung

PENDAHULUAN

Pulau Belitung memiliki sejarah panjang denganpertambangan timah. Dampak negatif pertambangantersebut sampai pada perairan terumbu karang,dimana memberi pengaruh nyata terhadap tingginyasedimentasi dari daratan ke perairan sekitarnya dandiprediksi berpengaruh pada biota laut seperti ikankarang.

Dalam proses ko-evolusi, ikan karang tumbuhberkembang seiring dengan tumbuh berkembangnyaterumbu karang sebagai habitatnya. Ikan karangselalu merespon terhadap perubahan dalamekosistem terumbu karang dan terumbu karang jugaakan terpengaruh dan dapat berubah oleh

perkembangan populasi ikan karang, terutama olehadanya peranan ikan-ikan herbivora (grazers) (Fitz etal., 2002; Steneck, 2010). Secara umum setiapterumbu karang memiliki keanekaragaman ikan yangtinggi (Nybakken, 1988), tetapi pada kenyataannyahubungan yang harmonis tersebut juga terbukaterhadap gangguan-gangguan eksternal pada terumbukarang yang selanjutnya berpengaruh pada strukturkomunitas ikan karang.

Beberapa penelitian menunjukan hubungan yangsignifikan antara kelimpahan dan keanekaragamanjenis ikan karang dengan tutupan karang hidup,dimana gerombolan ikan karang seringmemperlihatkan perubahan dramatis dalam strukturdan keanekaragaman menurun dalam hubungannya

Page 2: PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS …

J. Lit. Perikan. Ind. Vol.19 No. 2 Juni 2013 :

56

55-64

dengan penurunan persen tutupan karang (Halford etal., 2004; Jones et al., 2004; Graham et al., 2006).Masing-masing jenis dalam komunitas ikan karangmemiliki ketertarikan yang kuat pada karang sesuaifungsinya pada tiap relung ekologi. Sebagian ikankarang secara khusus menyukai karang jenis tunggalkarena dapat hidup dan bertahan disitu (Munday,2004). Sebagian yang lain menyukai karang batudengan beragam jenis tertentu karena berpindah-pindah mencari makan di permukaan terumbu dandisela-sela terumbu dan beberapa jenis lainnya,seperti blenid dan gobid, menyukai permukaan pasirdan ada yang hidup meliang pada dasar perairan(Green, 1996).Adanya perubahan struktur komunitasikan dalam merespon perubahan habitat berkaitandengan menurunnya kualitas atau gangguan padarelung ekologi tersebut, dimana fungsi ikan yangsepesifik pada habitatnya juga terganggu. Mekanismeterjadinya perubahan struktur komunitas ikan karangpada lokasi yang berbeda dan faktor penyebab yangberbeda masih sedikit informasinya (Feary et al.,2007).

Perubahan habitat ikan karang pada suatu lokasidianggap sebagai akibat dari peristiwa hilangnyakarang hidup dalam skala luas dan kejadian ini adalahfaktor terpenting yang menyebabkan terjadinyapergantian dalam struktur komunitas ikan karang(Allen et al., 2003; Booth, 2002; Garpe et al., 2006;Graham et al., 2006; Jones et al., 2004). Selain itu,faktor yang juga sama pentingnya adalah lajusedimentasi tanah dari daratan. Sedimentasi dapatmempengaruhi struktur komunitas dan komposisitropik dari ikan karang (Mallela et al., 2007).Sedimentasi berpengaruh langsung pada kehidupankarang karena turbiditas yang rendah dan jugaberpengaruh tidak langsung pada komunitas ikansebagai akibat degradasi terumbu karang(Manthachitra & Cheevaporn, 2007). Kajian tentanghubungan antara kelimpahan dan keanekaragamandengan kondisi terumbu karang sudah banyakdilakukan, tetapi masih sangat jarang dikaitkandengan kecerahan perairan (Amesbury, 1981).

Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasistruktur komunitas ikan karang, terutama mengukurindeks-indeks penting seperti kekayaan jenis,keanekaragaman, dominasi, dan keseragaman

populasi dalam komunitas serta menganalisahubungannya dengan variabel kecerahan air laut.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan pada 25 titik transekpengamatan di wilayah perairan pesisir pulau Belitungdan pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya (Gambar1). Pengumpuan data dilakukan selama 15 hari padaJuli 2010.

Metode yang digunakan adalah sensus visual(English et al., 1994) yang dikerjakan oleh penyelamsepanjang garis transek 50 meter dengan luas areasensus (50 x 5) m2. Identif ikasi jenis ikanmenggunakan buku petunjuk bergambar (Kuiter &Tonozuka, 2001). Data kecerahan air laut diperolehdengan menggunakan cakram (secchi disk) dengansatuan meter.

Analisa keragaman hayati ikan karangmenggunakan beberapa indeks, yaitu IndeksKekayaan Jenis (Indeks Margalef), IndeksKeanekaragaman (Indeks Shannon Weaver &Simpson) dan Indeks Keseimbangan (Indeks Pielou).Rumus untuk memperoleh nilai masing-masing indekstersebut adalah sebagai berikut:

Indeks Margalef R = (S-1)/ln(n) .................. (1)

Indeks Dominasi (D) Simpson = (ni(n

i– 1) /

(N(N –1) ....................................................(2)

Indeks Shannon H = (ni/N) ln(n

i/N) .......(3)

dimana ni= jumlah ikan jenis ke I, dan N = total

individu ikan untuk semua jenis.

Indeks Pielou E = H / ln (S) …...............(4)

dimana S = banyaknya jenis, H = Indeks Shannon.

Hubungan antara indeks ekologi tersebut dengankecerahan air laut ditampilkan dengan grafik untukmelihat fluktuasinya dan keeratan hubungannyadianalisa dengan menggunakan nilai korelasi (R). NilaiR semakin mendekati 1, semakin memiliki keeratanhubungan antara variabel indeks dan angka kecerahanair.

Page 3: PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS …

57

Pengaruh Kecerahan Air Laut…………….di Perairan Pulau Belitung (Edrus. I, N & E. Setyawan)

Gambar 1. Lokasi transek pengamatan di perairan Pulau Belitung, Provinsi Bangka BelitungFigure 1. Transect sites for observation in Belitung Island waters, Bangka Belitung Province

HASIL DAN BAHASAN

HASIL

Dari hasil sensus visual pada 25 titik lokasipenelitian telah teridentifikasi sebanyak 163 jenis ikankarang yang mewakili 75 genus dan 32 famili, dengansebaran jumlah di setiap stasiunnya disajikan dalamTabel 1. Dalam tabel ini juga dirangkum berbagaiindeks ekologi, dan kepadatan ikan karang sertakecerahan perairan di setiap stasiun. Gambar 2menunjukkan variasi dari masing-masing peubah jenisdan indeks ekologi pada setiap stasiun pengamatan.Variasi tersebut dipresentasikan juga menuruthubungannya dengan peubah kecerahan perairan disetiap stasiun, dimana peubah jenis, indeks H danindeks E mengikuti pola fluktuasi peubah kecerahan,sebaliknya peubah indeks D terlihat berlawanan

dengan peubah kecerahan. Hasil uji data denganmenggunakan regresi sederhana menunjukkan nilaikoefisien determinasi (R2) yang cukup signifikan,berkisar pada nilai 0,57 sampai 0,71 (Gambar 3). Nilaikoefisien korelasi (r) berturut-turut untuk korelasiantara variabel (1) jumlah jenis, (2) indeks kekayaanjenis, (3) indeks keanekaragaman, (4) indeksdominasi, dan (5) indeks keseragaman populasidengan variabel kecerahan adalah masing-masing0,78, 0,79, 0,58, 0,75, dan 0,62. Hal ini menunjukkanadanya keterkaitan antar semua peubah tersebutdengan kecerahan perairan.

Tingkat kepadatan individu per meter persegi mulaidari 1 sampai 2,8 individu per m2 (Gambar 4).Kepadatan dibawah 5 individu per m2 tergolong padakriteria sangat jarang (Djamali & Darsono, 2005).

Page 4: PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS …

J. Lit. Perikan. Ind. Vol.19 No. 2 Juni 2013 :

58

Tabel1

.D

ata

str

uktu

rko

mun

itas

ika

nkara

ng

,kon

dis

ika

rang

da

ntr

anp

ara

nsip

era

iran

dis

ekita

rpula

uB

elit

ung

Ta

ble

1.D

ata

ofre

effish

com

mu

nity

str

uctu

res,re

efco

nditio

nan

dw

ate

rtr

an

pa

rency

alo

ng

the

coa

stofB

elit

ung

Isla

nd

55-64

Page 5: PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS …

59

Pengaruh Kecerahan Air Laut…………….di Perairan Pulau Belitung (Edrus. I, N & E. Setyawan)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Kec

erah

an(Trans

parenc

y)

JumlahJe

nis

(Spe

cies

Num

ber)

Stasiun (Stations )

Jenis (Species) Kecerahan (Transparency)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Kecera

han

(Tra

nsp

are

ncy)

Ind

eks

H(H

Ind

ices)

Stasiun (Stations )

Indeks H (H Indices) Kecerahan (Transparency)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

0,80

0,90

1,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Kecera

han

(Tra

nsp

are

ncy)

Nil

aiIn

deks

(In

dex

Valu

es)

STASIUN (Stations)

Indeks Dominasi (Dominance Indices) Indeks Keseragaman (Evenness Indices)Kecerahan (Transparency)

Gambar 2. Hubungan antara peubah jenis ikan karang dan kecerahan perairan (atas), hubungan antarapeubah indeks H dan kecerahan (tengah), dan hubungan antara peubah indeks E serta D dankecerahan (bawah).

Figure 2. Relationship between fish species variables and water transparency (above), relationship betweenH-diversity index variables and water transparency (middle), and relationship between E and Dindex variables and water transparency (below)

Page 6: PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS …

J. Lit. Perikan. Ind. Vol.19 No. 2 Juni 2013 :

60

y = 2,876x + 22,86R² = 0,612

0

10

20

30

40

50

60

70

0 5 10 15 20

Jumlah

Jenis Ikan

Speciesnumber

Kecerahan PerairanWater Transparency

y = 0,436x + 3,76R² = 0,623

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

0 5 10 15 20

Indeks RRichness

Indices

Kecerahan Periran(Water Transparency)

y = 0,262x-0,69

R² = 0,712

0,00

0,05

0,10

0,15

0,20

0,25

0,30

0 5 10 15 20

Indeks DDominant

Indices

Kecerahan PerairanWater Transparency

y = 0,668x0,097

R² = 0,570

0,60

0,65

0,70

0,75

0,80

0,85

0,90

0 5 10 15 20

Indeks EEvenessIndices

Kecerahan PerairanWater Transparency

y = 2,072x0,198

R² = 0,566

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

0 5 10 15 20

Indeks HDiversityIndices

Kecerahan PerairanWater Transparency

Gambar 3. Hubungan antara peubah indeks-ekologi dan peubah kecerahanFigure 3. Relationship between ecology index variables and transparency variables

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Individu / M2

(Individual per Square )

STASIUN (Stations)

Batas atas (Top Boundary) Individu/m2 (Individual per Square) Batas bawah (Low boundary)

ZONA WILAYAH KEPADATAN SANGAT JARANGZone of Very Rare density Area

Gambar 4. Kepadatan ikan karang di perairan karang Belitung dengan kriteria sangat jarangFigure 4. Reef fish density in the Belitung’s reef waters with very rare kriteria

55-64

Page 7: PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS …

61

Pengaruh Kecerahan Air Laut…………….di Perairan Pulau Belitung (Edrus. I, N & E. Setyawan)

BAHASAN

Hasil sensus visual ikan karang di seluruh perairankarang pulau Belitung sebanyak 163 jenis denganvariasi antara 15 sampai 60 spesies adalah tergolongkategori rendah, sementara kondisi tutupan karangbatu masih cukup baik dengan status sedang sampaibaik (Tabel 1). Secara teoritis, hal ini menunjukkansuatu fenomena yang tidak biasa karena terumbukarang di perairan Belitung masih cukup baik sebagaihabitat ikan. Rendahnya jumlah jenis ikan karangdiasumsikan karena adanya ganngguan pada kolomair. Jika diperbandingkan dengan kondisi perairanTaman Laut Nasional yang memiliki perairan yangsehat dan jenih, seperti Bunaken misalnya, kondisikekayaan jenis atau keanekaragaman jenis ikankarang di perairan Pulau Belitung jauh lebih kecil danberada di bawah batas rata-rata variasi indekskekayaan jenis dan indeks keanekaragaman diperairan Bunaken. Jenis ikan yang dijumpai di perairanBunaken sebanyak 314 species dari 127 genus dan46 famili, dimana variasi antar lokasi berkisar antara48 sampai 192 jenis (Anonimous, 2007).

Jumlah jenis ikan karang per lokasi atau total dariseluruh lokasi di perairan Belitung menunjukkansesuatu keterbatasan dalam kaitannya denganpengembangan jumlah populasi. Jumlah populasimaupun kepadatan dari masing-masing populasitergolong rendah dan hanya populasi yang mampubertahan pada kondisi kekeruhan tinggi di periranBelitung yang berkembang. Hal ini terbukti darikecilnya nilai kekayaan jenis dan indekskeanekaragaman (Tabel 1). Menurut Nybakken (1988),banyak fungsi dari populasi ikan dalam relung (niches)ekologinya terganggu ketika kolom airnya tergangguoleh sedimentasi. Hal ini menjadi jelas ketika strukturkomunitasnya diperbandingkan dengan wilayah-wilayah pusat keanekaragaman Indo-Pasifik yang lain,seperti Halmahera (Anonimous, 2006) dan RajaAmpat Papua (Allen, 2002), yang dengan kondisiperairan yang jernih hingga populasi ikan berkembangbaik. Dibandingankan dengan berbagai lokasi yangmemiliki tingkat kecerahan mulai dari baik sampaikritis, seperti terumbu karang di Teluk Saleh atauperairan Banggai (Saputro & Edrus, 2008) akan lebihmemperjelas bahwa telah terjadi suatu masalahketerbatasan kecerahan air yang sama di perairanPulau Belitung. Masalah yang sama juga ditemukandi perairan karang Kalimantan Barat dengan tutupankarang kategori baik, tetapi populasi ikan kurangberkembang (Edrus et al., 2007).

Kecerahan perairan laut sekitar pulau Belitungsesuai dengan kondisi setempat dan musim adalahbervariasi antara 1,5 sampai 15 meter (Tabel 1).

Kecerahan yang rendah disebabkan oleh kekeruhanyang tinggi sebagai akibat dari sedimentasi daratan.Aktivitas penambangan timah sejak abad ke 18diasumsikan berdampak negatif pada kualitasperairan pulau Belitung.

Di perairan Belitung, kekeruhan dibentuk antaralain oleh sedimen lumpur dan debris makro algae.Fenomena seperti ini dipengaruhi oleh gerakan masaair laut (gelombang dan arus) dari arah luar yangmenyebabkan dasar perairan tidak stabil, walaupunpada sekitar tempat penelitian kondisi permukaanrelatif tenang dan cuaca cerah. Dapat dijelaskan lebihlanjut bahwa variasi tingkat kecerahan tersebutberpengaruh pada kehadiran jenis maupun jumlahindividu. Pada kondisi keruh jumlah jenis ikan menurundan populasi jenis yang mampu beradaptasi akanbertahan dan mengembangkan populasinya,sementara sebagian yang lain menghilang karenaberbagai sebab, seperti mencari tempat yang lebihmemenuhi syarat sesuai dengan mobilitasnya yangtinggi (Lieske &. Myers. 1997).

Selain sifat mobilitas, ikan karang lebih peka dalammemilih habitat pada rentang spasial yang disukainya,yang mana ikan dapat menjalankan fungsiekologisnya dalam relung dengan menggunakanpenciuman (Atema et al., 2002; Lecchini et al., 2005;Gerlach et al., 2007), penglihatan (Booth, 1992; Leis& Carson- Ewart, 1999) dan pendengaran (Egner &Mann, 2005; Simpson et al., 2005; Wright et al.,2005). Faktor penglihatan dan penciuman diprediksimenjadi terganggu pada kondisi kekeruhan yangtinggi. Seperti diketahui bahwa wilayah yang keruhakan mengganggu hubungan antara pemangsa danmangsa. Ikan-ikan predator berukuran besar padaumumnya mengontrol lingkungannya pada jarak jauhdan kecerahan yang rendah akan mengganggupandangannya. Oleh karena itu, jenis ikan karang yangbertahan pada tetorialnya dan menyandarkanaktivitasnya pada ruang yang terbatas, akan terusmenempati habitat dengan tingkat turbiditas air yangoptimal. Pengaruh rendahnya tingkat kecerahansebagai akibat dari kekeruhan perairan dapat berupapenurunan kekayaan dan keanekragaman jenis, sertapenurunan kelimpahan individu ikan karang(Amesbury, 1981; Mallela et al., 2007), seperti terjadidi perairan pulau Belitung.

Gambar 2 menunjukkan adanya peningkatan nilaiindeks dominasi ketika kecerahan rendah karenaadanya sedimentasi yang tinggi, seperti pada stasiun1, 2, 16, 17, dan 21, sementara indeks keseragamanmeningkat seiring meningkatnya kecerahan perairan.Pada kondisi yang ekstrim (keruh), hanya populasitertentu yang biasanya mampu bertahan, berkembang

Page 8: PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS …

J. Lit. Perikan. Ind. Vol.19 No. 2 Juni 2013 :

62

dan mendominasi dalam komunitas ikan karang.Sebaliknya, indeks keseragaman mendekati nilai 1dalam kondisi yang lebih baik, populasi akan hadirdalam jumlah individu yang relatif sama dan alammemberikan kesempatan setiap populasi tumbuhberkembang bersama. Oleh karena itu tidak adapopulasi yang menonjol membentuk dominasi tunggalsehubungan indeks dominasi mendekati nilai “nol”.

Pola sebaran jumlah jenis ikan karang dan indeks-indeks ekologis yang diilustrasikan pada Gambar 2,terlihat mengikuti pola sebaran kecerahan perairanpada ke 25 stasiun penelitian. Hasil uji regresisederhana menunjukkan nilai koefisien determinasi(R2) yang cukup signifikan dan menggambarkanadanya keeratan hubungan antara semua unsurindeks ekologi dan nilai kecerahan perairan. Hasil ujiini menunjukkan adanya pengaruh kecerahanperairan terhadap struktur komunitas ikan karang.Secara logika dapat diterangkan bahwa ikan selalumenyukai tempat-tempat yang menyenangkan(favorable), seperti sehatnya terumbu karang dankolom air. Tutupan karang batu di perairan Belitungmenunjukkan status dengan kategori sedang sampaibaik (Tabel 1), untuk kolom air di beberapa lokasimengalami kekeruhan akibat sedimentasi danpergerakan kuat massa air (gelombang) di beberapalokasi yang terbuka. Dengan demikian kondisi kolomair yang keruh lebih kuat pengaruhnya dan dapatmenjadi penyebab ketidakhadiran ikan di suatu lokasi,karena sifat mobilitas ikan memberikan kesempatanmenghingdar dari area dimana kualitas lingkunganmenurun (Amesbury, 1981).

Ketika energi ombak berubah, keseimbanganantara erosi dan deposisi juga saling berpengaruh(Tomascik et al., 1997). Ketika intensitas gelombangkecil, proses sedimentasi dapat terbatas pada areapesisir karena proses deposisi partikel sedimenterbatas pada pesisir, tetapi ketika gelombang besarproses sedimentasi menjadi meluas. Pada pesisirtimur Belitung, pengaruhnya sampai pada pulau-pulaukecil yang terdekat di bagian Tenggara dan Timur Laut.

Pada area karang dangkal, pertumbuhan karangterbantu oleh adanya gerak arus kuat yang mencucikarang (Hubbard, 1997; Philip & Febricius, 2003),sebaliknya kekeruhan berpengaruh pada sebaran ikankarang, dimana jumlah jenis ikan karang yang hadirdalam kondisi kekeruhan seperti itu hanya sedikit,yakni 37 sampai 60 jenis.

KESIMPULAN DAN SARAN

Struktur komunitas ikan karang di perairan Belitungdicirikan oleh:

1. Kekayaan (jumlah) jenis ikan karang dankepadatannya tergolong rendah pada seluruh sisipulau Belitung.

2. Indeks keanekaragaman ikan karang berada dibawah kriteria “sedang” untuk semua lokasi, yangmenunjukkan adanya keterbatasan pertumbuhanpopulasi ikan karang. Hanya populasi tertentu dariikan berukuran kecil dan menyukai wilayah sedikitgelap yang dapat berkembang dan mendominasikomunitas pada tingkat kecerahan rendah, sepertikelompok kepe-kepe - Chaetodon octofasciatusdan Chelmon rostratus, kelompok beseng -Apogon spp., kelompok betok – Dischistodus spp.,Neopomacentrus spp., dan Pomacentrusgrammorhynchus, kelompok kakatua -Scarusgobban, kelompok labrid - Halichoeres argus, danH. Chloropterus, dan kelompok kapas-kapas -Gerres oeyana.

3. Peubah-peubah dari jumlah jenis dan semua indeksekologis berkorelasi positif dengan peubahkecerahan perairan (< 5 m) dan hal ini menjaditanda adanya pengaruh yang signifikan darikekeruhan terhadap struktur komunitas ikankarang di perairan Belitung.

Saran untuk kepentingan pengelolaan perairanpesisir meliputi :1. Perairan Belitung Barat Daya, Barat Laut dan Timur

Laut perlu dipastikan bebas sedimentasi di masamendatang, karena wilayah ini merupakan sumberplasma nutfah dan memiliki prospek pariwisatabahari.

2. Diperlukan penataan dalam pengembanganwilayah pesisir dan menutup area tambang yangsudah tidak produktif lagi serta menghentikanprogram eksplorasi pertambangan timah di laut.Gerakan yang dianjurkan adalah melakukanreboisasi hutan dan penanaman mangrove.

PERSANTUNAN

Penelitian ini merupakan bagian dari KegiatanSurvei Inventarisasi Sumber Daya Alam Laut danPesisir Pulau Belitung dan sekitarnya olehBakosurtanal pada Tahun Anggaran APBN 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Amesbury, S. S. 1981. Effects of turbidity on shallow-water reef fish assemblages in Truk, EasternCaroline Islands. Proceedings of the FourthInternational Coral Reef Symposium, Manilla 1,p. 155–159.

Anonimous, 2006. Kajian Analisis dan DataRevitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan:

55-64

Page 9: PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS …

63

Pengaruh Kecerahan Air Laut…………….di Perairan Pulau Belitung (Edrus. I, N & E. Setyawan)

Penyusunan dan Pemetaan PerwilayahanEkosistem Pesisir. Bappeda Maluku Utara danBPTP Maluku Utara, Ternate, 169 p.

Anonimous, 2007. Pulau Mantehage. InventarisasiSumber Daya Alam Laut dan Pesisir. INSDALPubl, Bakosurtanal, Cibinong.

Allen, G.R. 2002. Reef Fishes of the Raja AmpatIslands, Papua Province, Indonesia. Dalam: AMarine Rapid Assessment of the Raja AmpatIsalands, Papua Province, Indonesia. S.A.McKenna, G.R. Allen, & S. Suryadi (Eds). RAPBulletin of Biological Assessment 22,Conservation International Center for AppliedBiodiversity Science, Washington, USA. 46 p.

Allen, .G.R., R.C. Steene,., P. Humann, & N.DeLoach. 2003. Reef Fish identifcation: TropicalPacific. New World Publications, Fla.

Atema, J., M.J. Kingsford, & G. Gerlach. 2002. Larvalreef fish could use odour for detection, retentionand orientation to reefs. Mar. Ecol. Prog. Ser. 241:151–160.

Booth, D.J. 1992. Larval settlement patterns andpreferences by domino damselfish Dascyllusalbisella Gill. J. Exp. Mar. Biol. Ecol. 155: 85–104.

Booth, D.J. 2002. Distribution changes aftersett lement in six species of damsel fish(Pomacentridae) in One Tree Island lagoon, GreatBarrier Reef. Mar. Ecol Prog. Ser. 226: 157–164.

Djamali, A. & P. Darsono. 2005. Petunjuk teknisLapangan untuk Penelitian Ikan Karang diEkosistem terumbu Karang. Materi Kursus. PusatDokumentasi dan Informasi Ilmiah-LIPI, Jakarta.

Egner, S.A. & D. Mann. 2005. Auditory sensitivity ofsergeant major damselfish Abudefduf saxatilis frompost-settlement juvenile to adult. Mar. Ecol. Prog.Ser. 285: 213–222.

Edrus, I.N., Y. Siswantoro, & I. Suprihanto. 2007.Jenis-jenis dan kepadatan ikan karang di pulauPenata Besar, Lemukutan, dan pulau Kabung,Perairan Kalimantan Barat. Jur. Pen. PerikananIndonesia. 13 (1) : 21 – 34.

English, S., C. Wilkinson & V. Baker. 1994. SurveiManual for Tropical Marine Resources. AustralianInstitute of Marine Science, Townsville. Australia.

Feary, D.A., G.R. Almany, G.P. Jones, & M.I.McCormick. 2007. Coral degradation and thestructure of tropical reef fish communities. Mar.Ecol. Prog. Ser. 333: 243–248.

Fitz, H.C., M.L. Reaka, E. Bermingham, & N.G. Wolf.2002. Coral Recruitment at Moderate Depths: TheInfluence of Grazing. Converted to electronic formatby Damon J. Gomez. NOAA/RSMAS, MiamiRegional Library. 96 p.

Garpe, K.C., S.A.S. Yahya, U. Lindahl, & M.C.Öhman. 2006. Long-term effects of the 1998bleaching event on reef fish assemblages. Mar.Ecol. Prog. Ser. 315: 237–247.

Gerlach, G., J. Atema, M.J. Kingsford, K.P. Black, &V. Miller-Sims. 2007. Smelling home can preventdispersal of reef fish larvae. Proc. Nat. Acad. Sci.USA 104: 858–863.

Graham N.A.J, S.K. Wilson, S. Jennings V.V.C.Polunin, J.P. Bijoux, & J. Robinson. 2006. Dynamicfragility of oceanic coral reef ecosystems. Proc.Natl. Acad. Sci. USA 103:8425–8429

Green, A.L. 1996. Spatial, temporal and ontogeneticpatterns of habitat use by coral reef Fishes (familyLabridae). Mar. Ecol. Prog. Ser. 133:1–11.

Halford,A.,A.J. Cheal, D.A.J. Ryan, & D.M. Williams.2004. Resilience to large-scale disturbance incoral and fish assemblages on the Great BarrierReef. Ecology 85:1892–1905.

Hubbard, D.K. 1997. Reef as Dynamic System. EditedbyCharles Brikeland. Life and Death of Coral Reef.Champman and Hall. USA. p. 43 – 67.

Jones, G.P., M.I. McCormick, M. Srinivasan, & J.V.Eagle. 2004. Coral decline threatens fishbiodiversity in marine reserves. Proc. Natl. Acad.Sci. USA 101:8251–8253.

Kuiter, R.H. & T. Tonozuka. 2001. Pictorial Guide to :Indonesian Reef Fishes. Zoonetics Publc. SeafordVIC 3198. Australia.

Lecchini, D., J.S. Shima, B. Banaigs, & R. Galzin.2005. Larval sensory abilities and mechanisms ofhabitat selection of a coral reef fish duringsettlement. Oecologia. 143: 326–334.

Leis, J.M. & B.M. Carson-Ewart. 1999. In situswimming and settlement behaviour of larvae ofan Indo-Pacific coral-reef fish, the coral trout

Page 10: PENGARUH KECERAHAN AIR LAUT TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS …

J. Lit. Perikan. Ind. Vol.19 No. 2 Juni 2013 :

64

Plectropomas leopardus (Pisces: Serranidae).Mar. Biol. 134: 51–64.

Lieske, E. & R. Myers. 1997. Reef Fishes of theWorld. Periplus Edition. Jakarta, Indonesia.

Mallela, J., C. Roberts, C. Harrod, & C.R. Goldspink.2007. Distributional patterns and communitystructure of Caribbean coral reef fishes within ariver-impacted bay. Journal of Fish Biology. 70,523-537.

Manthachitra, V. & V. Cheevaporn. 2007. Reef fishand coral assemblages at Maptaput, RayongProvince. Songklanakarin J. Sci. Technol., 2007,29(4) : 907-918.

Munday, P.L. 2004. Habitat loss, resourcespecialization, and extinction on coral reefs. GlobalChange Biol. 10:1642–1647.

Philip, E & K. Febricius. 2003. PhotophysiologicalStress In Sclerectinian Corals In Response ToShort Term Sedimentation. J. Exp. Mar. Biol. &Ecol. (287): 57 – 78.

Nybakken, 1988., Biologi Laut: suatu pendekatanekologi. (penterjemah : M. Eidman; Koesoebion;Ditriech; Hutomo; dan Sukarjo). PT. Gramedia.

Saputro, G.B. & I.N. Edrus. 2008. Sumber daya ikankarang perairan Kabupaten Banggai, SulawesiTengah. Jur. Pen. Perikanan Indonesia. 14 (1) :79 – 121.

Simpson, S.D., M.G. Meekan, J.C. Montogomery, R.McCauley, & A. Jeffs. 2005. Homeward sound.Science 308:221.

Steneck, B. 2010. How to kill a coral reef: Lessonsfrom the Caribbean. Bahamas BiocomplexityProject. Dalam : Herbivory. http://www. re e f re s i l i en ce . o r g / To o l k i t _ Co ra l /C3a1_Herbivory.html.

Tomascik, T., A.J. Mah, A. Nontji, & M.K. Moosa.1997. The Ecology of the Indonesian Seas: PartOne. Periplus Edition (HK) Ltd. Singapore.

Wright, K.J., D.M. Higgs, A.J. Belanger, & J.M. Leis.2005. Auditory and olfactory abilities of pre-settlement larvae and post-settlement juveniles ofa coral reef damselfish (Pisces: Pomacentridae).Mar. Biol. 147:1425–1434.

55-64