pengaruh kecakapan manajerial, kualitas auditor,...
TRANSCRIPT
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-12
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, KUALITAS AUDITOR,
KOMITE AUDIT, FIRM SIZE DAN LEVERAGE TERHADAP
EARNINGS MANAGEMENT (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010)
Rahayu Budhi Purwanti, Shiddiq Nur Rahardjo 1
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang Semarang 50239, Phone: +622476486851
ABSTRACT This study aims to test empirically the influence of managerial skills, auditor quality, audit
committee, firm size and the leverage of earnings management. Managerial skills were measured
using Data Envelopment Analysis (DEA) to measure the level of efficiency manager, auditor
quality measured wth dummy variable that consist of KAP Big Four and non-Big Four, audit
committee measured with number of audit committee members, firm size measured by natural
logarithm of total assets and leverage measured by Debt to Asset Ratio. Earnings management as
the dependent variable is measured by discretionary accrual from the Modified Jones models.
This study used a sample of manufacturing firms during the years 2008-2010 by using
purposive sampling method. The data used were obtained from annual reports listed
manufacturing companies BEI. There are 96 companies during the years 2008-2010 that meet the
criteria. The method of analysis used in this study is multiple regression analysis.
This study found that the quality of auditors, audit committee and firm size variables have
a significant influence on earnings management, while the managerial skills and leverage
variables have no significant effect on earnings management. This is caused by the application of
good corporate governance, the company's management will have the same purpose with the
company. This invention can be used by the owner to know the factors that may effect earnings
management. In addition, this study can contribute literature on earnings management practices of
the company.
Keywords: Earnings Management, Data Envelopment Analysis (DEA), Multiple Linear Regression
Analysis, ManufacturingFirm .
PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak internal perusahaan maupun
pihak eksternal perusahaan. Laporan keuangan merepresentasikan pilihan metode-metode
akuntansi yang digunakan perusahaan, metode akuntansi yang digunakan akan disesuaikan dengan
tujuan perusahaan. Peraturan tentang pelaporan keuangan dan akuntansi telah memberikan peluang
untuk melakukan manajemen laba, contohnya seperti fleksibilitas tentang metode – metode
akuntansi yang berbeda. Menurut PSAK 16 revisi 2007 tentang pengakuan dan pengukuran aset
tetap, terdapat beberapa pilihan atau alternatif perlakuan akuntansi. Karena itu, penelitian tentang
manajemen laba telah mendapat perhatian dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan dengan
transaksi perusahaan.
Menurut Beneish (2001) dalam Peni dan Vahama (2010), telah diketahui sejak lama bahwa
eksekutif perusahaan atau manajer perusahaan telah memiliki insentif untuk melakukan manajemen
laba dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan, ataupun untuk memaksimalkan
kesejahteraan pribadi. Manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses pelaporan
keuangan dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri (manajer). Salah satu cara untuk
mengukur manajemen laba adalah dengan menggunakan proksi Discretionary Accrual (DA).
Discretionary Accrual adalah komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajer, artinya
1 Rahayu Budhi Purwanti, Shiddiq Nur Rahardjo
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2-12
2
manajer memberi intervensinya dalam proses pelaporan akuntansi (Gumanti, 2000). Demerjian,
dkk. (2006) memperkenalkan pengukuran kecakapan manajerial di bidang keuangan menggunakan
Data Envelopment Analysis (DEA). Seorang manajer dikatakan cakap apabila manajer tersebut
memiliki keahlian yang memadai dan pengalaman dalam bekerja. Salah satu bentuk pengambilan
keputusan yang dilakukan manajer antara lain judgement terhadap transaksi ekonomi perusahaan.
Selain disebabkan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer, banyaknya kasus audit
failure yang terjadi pada dunia bisnis internasional maupun di dalam negeri telah mendorong
banyaknya investigasi yang dilakukan untuk mengetahui faktor yang akan mempengaruhi
manajemen laba (Arya dkk., 2003; Imhoff, 2003) dalam Rusmin (2010). Di Indonesia kasus audit
failure terjadi pada perusahaan Kimia Farma dan Bank Lippo (Boediono, 2005). Dalam kasus
perusahaan Kimia Farma terjadi mark up terhadap laba tahun 2001 sedangkan pada Bank Lippo
terjadi pembukuan ganda pada tahun 2002. Penelitian ini memfokuskan perhatian pada perbedaan
antara KAP kelompok Big Four dan KAP diluar kelompok Big Four. Meutia (2004) dan Sanjaya
(2008) menyatakan bahwa auditor berkualitas tinggi dapat mengurangi kecenderungan manajemen
untuk melakukan manajemen laba.
Dalam perkembangannya, peran komite audit dalam upaya untuk menjamin kualitas dari
pelaporan keuangan perusahaan telah menjadi suatu pertimbangan yang berarti (Lin dkk., 2006
dalam Putri, 2011). Komite Audit yang efektif bertugas sebagai alat untuk meningkatkan
efektivitas, tanggung jawab, dan keterbukaan dewan komisaris. Lin (2006) melakukan penelitian
untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap manajemen laba, hasil penelitian membuktikan
bahwa ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan.
Perusahaan besar memiliki jumlah aset yang lebih besar, sehingga perusahaan dapat melakukan
proses penjualan lebih banyak, selain itu perusahaan memiliki jumlah modal yang ditanam lebih
banyak sehingga mengakibatkan lebih banyak pihak yang terlibat dalam perusahaan, sehingga
perusahaan akan lebih berhati–hati dalam menyampaikan kondisi laporan keuangannya.
Saat ini laibilitas menjadi salah satu bentuk kebijakan perusahaan, dalam beberapa
penelitian ditemukan bahwa laibilitas dapat meningkatkan nilai perusahaan. Namun, apabila
kebijakan itu dilakukan untuk menarik kreditor maka terdapat kemungkinan untuk melakukan
manajemen laba. Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total aset. Semakin
besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai laibilitas perusahaan. Herawati dan Baridwan
(2007) yang memberikan bukti empiris tentang adanya tingkat manajemen laba yang lebih besar
pada perusahaan yang terikat perjanjian laibilitas daripada perusahaan yang tidak terikat perjanjian
laibilitas.
Penelitian ini meneliti hal–hal yang mempengaruhi manajemen laba dari berbagai faktor
yang berkaitan perusahaan, seperti kecakapan manajerial, kualitas auditor, komite audit, ukuran
perusahaan dan leverage.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: (1) Apakah kecakapan manajerial dapat mempengaruhi manajemen laba? (2)
Apakah kualitas auditor dapat mempengaruhi manajemen laba? (3) Apakah komite audit dapat
mempengaruhi manajemen laba? (4) Apakah ukuran perusahaan dapat mempengaruhi manajemen
laba? (5) Apakah leverage dapat mempengaruhi manajemen laba?.
Berdasarkan permasalahan penelitian tersebut manfaat dari penelitian ini adalah: (1)
Tinjauan teoritis, memberikan informasi mengenai penelitian yang berkaitan peran manajer,
dewan direksi dan auditor pada praktik manajemen laba, selain itu penelitian ini memberikan
informas mengenai karakteristik perusahaan yang melakukan manajemen laba dari sisi keuangan
(2) Bagi tinjauan praktik, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian
mendatang mengenai peran kecakapan manajerial, kualitas auditor, komite audit, ukuran
perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba, terutama faktor kecakapan manajerial yang
belum banyak diteliti di Indonesia dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi
pemilik perusahaan dalam mencegah manajemen laba.
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Manajemen laba dilakukan perusahaan untuk mengelola laba sehingga laba yang
dilaporkan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan dan kepentingan pemilik. Manajemen laba
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3-12
3
terjadi sebagai akibat asimetri informasi dalam teori agensi. Hal ini dikarenakan manajer lebih
mengetahui informasi tentang perusahaan yang dikelolanya. Manajemen laba dalam penelitian ini
di ukur dengan proksi discretionary accruals. Discretionary accruals merupakan komponen total
accruals yang berasal dari rekayasa manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dan fleksibilitas
dalam menentukan nilai estimasi pada metode akuntansi.
Penelitian ini ingin mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba, variabel
yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut aspek–aspek perusahaan. Variabel yang
digunakan antara lain, kecakapan manajerial, kualitas auditor, komite audit, ukuran perusahaan dan
leverage. Manajer yang cakap memiliki kemampuan lebih untuk mengolah informasi lebih yang
dimilikinya, sehingga manajer yang memiliki kecakapan lebih akan lebih mudah memanipulasi
data. Menggunakan auditor yang berkualitas merupakan salah satu cara pemilik untuk
meminimalisir asimetris informasi dan ketidakseimbangan yang terjadi di perusahaan, auditor yang
berkualitas diharapkan dapat menemukan indikasi manajemen laba yang dilakukan.
Perusahaan yang telah go public diwajibkan untuk memiliki komite audit, komite audit
juga merupakan usaha pemilik untuk mengatasi manajemen laba, komite audit berfungsi untuk
menjembatani hubungan internal auditor dengan auditor eksternal, dengan komite audit yang
efektif diharapkan akan mengurangi manajemen laba.
Perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar memiliki tingkat kestabilan dan
kemampuan menghasilkan laba yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran
kecil, hal ini dikarenakan dengan tingkat aset yang besar perusahaan besar telah mencapai tingkat
kedewasaan. Selain itu kondisi perusahaan yang lebih dikenal oleh masyarakat akan
mengakibatkan perusahaan lebih berhati–hati dalam menyampaikan laporan keuangannya dan
cenderung menyampaikan laporan keuangan yang lebih akurat.
Tingkat leverage yang tinggi sama artinya bahwa nilai laibilitas perusahaan tinggi.
Perusahaan yang memiliki tingkat laibilitas tinggi akan cenderung menggeser laba masa depan ke
laba sekarang, yang berarti melakukan manajemen laba.
Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Manajemen Laba Manajer yang cakap merupakan kunci sukses bagi perusahaan, manajer merupakan pengelola
perusahaan yang memiliki informasi mengenai perusahaan. Tingkat informasi yang dimiliki
manajer dan pemilik perusahaan seringkali tidak seimbang, pemilik perusahaan yang tidak secara
terus menerus berada di perusahaan akan kehilangan beberapa informasi mengenai perusahaan, di
lain pihak manajer sebagai pengelola perusahaan akan memiliki dan mengetahui informasi–
informasi penting yang berkaitan dengan perusahaan lebih cepat dibandingkan pemilik. Dalam
teori agensi ketidakseimbangan informasi ini dapat memberikan peluang adanya manajemen laba,
asimetri informasi digunakan manajer untuk mengambil keuntungan pribadinya. Manajer yang
memiliki tingkat intelegensia yang tinggi lebih cerdas mengolah informasi sehingga
menguntungkan dirinya.
Menurut Sugiri (2005) ada dua prasyarat yang harus ada agar manajemen selalu jujur
dalam melaksanakan tugasnya. Pertama, kultur organisasional harus mendukung pengambilan
keputusan yang etis. Kedua, manajemen harus memiliki pemotivator untuk selalu bertindak jujur.
Prasyarat lain yang akan menjamin manajemen selalu mendasarkan tindakannya demi kepentingan
para pemegang saham adalah apabila manajer dan pemegang saham memiliki informasi dengan
jumlah dan kualitas yang sama. Penelitian Isnugrahadi dan Kusuma (2009) menyatakan bahwa
kecakapan manajerial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
H1: Kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Pengaruh Kualitas Auditor Terhadap Manajemen Laba Menggunakan jasa auditor yang berkualitas dan profesional merupakan salah satu
upaya perusahaan untuk mengurangi perilaku manajemen perusahaan yang berusaha
memaksimalkan kepentingan pribadinya. Auditor yang berkualitas memiliki tingkat kepercayaan
masyarakat yang tinggi sehingga auditor yang berkualitas akan mengaudit perusahaan dengan
tingkat ketelitian yang lebih tinggi untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Dengan adanya
kualitas audit yang baik, maka akan tercipta suatu pengendalian seperti preventive control,
detective control dan reporting control dalam perusahaan. Dengan auditor yang berkualitas
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4-12
4
diharapkan tidak akan terjadi audit failure, selain itu diharapkan audit yang profesional akan
mengurangi tindakan manajemen laba.
H2: Kualitas auditor berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba
Komite audit bertugas untuk menjembatani hubungan antara auditor internal perusahaan
dengan pihak eksternal serta mengawasi keefektifan internal auditor perusahaan. Dalam teori
agensi terdapat biaya yang digunakan untuk mencegah konflik kepentingan, diantaranya
monitoring cost, komite audit merupakan salah satu bentuk pengawasan yang dilakukan principal
terhadap agent.
Keefektifan komite audit dalam mengevaluasi kinerja manajemen perusahaan dan internal
auditor akan sangat berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba, apabila komite audit secara
terus menerus melakukan pemeriksaan maka pihak manajemen tidak akan memiliki kesempatan
untik melakukan manajemen laba. Pemeriksaan ini meliputi tindakan-tindakan manajemen yang
melanggar prinsip akuntansi berterima umum (PABU).
H3: Komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size) Terhadap Manajemen Laba Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan
yang nampak dalam nilai total aset perusahaan. Perusahaan yang berukuran besar merupakan
perusahaan yang memiliki tingkat penjualan lebih besar, tingkat kestabilan perusahaan lebih tinggi
dan melibatkan lebih banyak pihak. Karena pengambilan keputusan yang dilakukan perusahaan
besar berpengaruh terhadap publik, sehingga masyarakat lebih mengenal perusahaan besar
dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan akan menyampaikan laporan
keuangannya dengan lebih berhati–hati dan akurat.
Choutrou, dkk. (2001) dalam Ningsaptiti (2010) menemukan bahwa ukuran perusahaan di
Amerika Serikat berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Perusahaan yang lebih besar
kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaan kecil.
H4: Ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi berarti memiliki laibilitas yang lebih besar
jika dibandingkan dengan aset yang dimiliki, hal ini akan mengakibatkan risiko dan tekanan yang
besar pada perusahaan. Tekanan ini akan mendorong manajemen melakukan manajemen laba.
Penelitian Shanti dan Yudhanti (2007) menemukan bahwa perusahaan yang mempunyai
financial leverage tinggi akibat besarnya laibilitas dibandingkan aktiva yang dimiliki perusahaan,
diduga melakukan manajemen laba karena perusahaan terancam default, yaitu tidak dapat
memenuhi kewajiban membayar laibilitas pada waktunya.
H5 : Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba, Pengukuran manajemen
laba dilakukan dengan dengan cara menghitung discretionary accrual. Pengukuran discretionary
accrual sebagai proksi kualitas laba (manajemen laba) menggunakan Model Jones (1991) yang
dimodifikasi oleh Dechow, dkk. (1995). Model ini digunakan karena dinilai merupakan model
yang paling baik dalam mendeteksi manajemen laba (Siallagan dan Machfoedz, 2006).
Untuk mendapatkan nilai discretionary accrual dilakukan dengan menghitung langkah-langkah
berikut ini:
a. Menghitung total accrual dengan persamaan:
Total Accrual (TAC) = laba bersih setelah pajak (net income) – arus kas
operasi (cash flow from operating).
b. Menghitung nilai accruals dengan persamaan regresi linear sederhana atau Ordinary Least
Square (OLS) dengan persamaan:
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5-12
5
𝑇𝐴𝐶𝑡
𝐴𝑡−1 =𝛼1
1
𝐴𝑡−1 + 𝛼2
∆𝑅𝐸𝑉𝑡
𝐴𝑡−1 + 𝛼3
𝑃𝑃𝐸𝑡
𝐴𝑡−1 +e
Keterangan:
TACt : total accruals perusahaan i pada periode t.
At-1 : total aset untuk sampel perusahaan i pada tahun t-1.
∆REVt : perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t.
PPEt : aktiva tetap (gross property plant and equipment) perusahaan tahun t.
c. Dengan menggunakan koefisien regresi di atas, kemudian dilakukan perhitungan nilai non
discretionary accrual (NDA) dengan persamaan dengan terlebih dahulu melakukan regresi
linear sederhana dengan persamaaan :
𝑁𝐷𝐴𝑡 = 𝛼1 1
𝐴𝑡−1 + 𝛼2
∆𝑅𝐸𝑉𝑡 − ∆𝑅𝐸𝐶𝑡𝐴𝑡−1
+ 𝛼3 𝑃𝑃𝐸𝑡𝐴𝑡−1
Keterangan:
NDAt : non discretionary accruals pada tahun t.
𝛼 : fitted coeffcient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total accruals.
∆RECt : perubahan pilaibilitas perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t.
d. Menghitung nilai discretionary accruals dengan persamaan :
𝐷𝐴𝐶𝑡 = 𝑇𝐴𝐶𝑡𝐴𝑡−1
− 𝑁𝐷𝐴𝑡
Keterangan:
DACt : discretionary accruals perusahaan i pada periode t.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian antara lain kecakapan manajerial,
kualitas auditor, komite audit, ukuran perusahaan (firm size) dan leverage. Kecakapan manajerial
diukur menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang menggunakan input dan output
untuk menilai efisiensi manajer, output yang digunakan adalah penjualan, sedangkan input yang
digunakan:
a. Total Aset
b. Jumlah tenaga kerja
c. Days COGS in Inventory (DCI)
Variabel ini mengukur besaran kecepatan perputaran sediaan perusahaan dalam satuan hari.
Rumus untuk menghitung besaran DCI adalah sebagai berikut:
DCI = 365 / (COGS / Inventory)
Keterangan:
COGS : Cost of Goods Sold
d. Days Sales Outsatanding (DSO)
DSO mengukur waktu yang diperlukan oleh perusahaan untuk mendapatkan kas setelah
melakukan penjualan. Semakin cepat perusahaan mendapatkan kas semakin baik. Rumus untuk
menghitung DSO adalah sebagai berikut:
DSO = Receivables / (Sales / 365)
Kualitas auditor diukur menggunakan variabel dummy, nilai 1 untuk KAP Big Four dan nilai 0
untuk KAP Non Big Four. Komite audit diukur meggunakan jumlah anggota komite audit. Ukuran
perusahaan diukur dengan logaritma natural total aset dan leverage diukur menggunakan Debt to
Asset Ratio, yaitu total kewajiban dibagi dengan total aset.
Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2008-2010. Sampel adalah bagian dari populasi yang dinilai dapat mewakili
karakteristiknya. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria pengambilan
sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan selama perioda 2008
- 2010.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6-12
6
2. Selama perioda 2008 – 2010 perusahaan menerbitkan annual report secara lengkap dan
dalam mata uang rupiah.
3. Informasi yang meliputi total aktiva, pendapatan, piutang dagang, persediaan, aktiva
tetap, kos barang terjual (cost of goods sold), aliran kas bersih dari operasi, jumlah
tenaga kerja serta KAP yang melakukan pengauditan tersedia.
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas pengungkapan risiko dalam
penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Model regresi yang
dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini
adalah:
𝐴𝐵𝑆𝐷𝐴𝐶𝐶𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝐾𝑀𝑡 + 𝛽2𝐾𝐴𝑡 + 𝛽3 𝐴𝑈𝐷𝐼𝑇𝑡 + 𝛽4𝑆𝐼𝑍𝐸𝑡 + 𝛽5𝐿𝐸𝑉 + ε Keterangan:
ABSDACCt = Nilai absolut akrual diskresioner pada tahun t
KMt = Kecakapan manajerial perusahaan pada tahun t
KAt = Auditor, nilai 1 jika KAP Big 4 dan 0 jika KAP Non Big 4
AUDITt = Jumlah anggota komite audit pada tahun t
SIZEt = Logaritma natural total aset
LEVt = Leverage perusahaan pada tahun t
ε = Error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun
2008-2010, dengan kriteria pemlihian sampel sebagai berikut:
Tabel 1
Kriteria pengambilan sampel
No. Keterangan Jumlah Perusahaan
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2008-2010
148 perusahaan
2. Annual report selama tahun 2008-2010 yang tidak
dapat diakses dan diperoleh
(94 perusahaan)
3. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap terkait
dengan variabel penelitian
(21 perusahaan)
4. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan
dalam mata uang dollar
(1 perusahaan)
5. Total unit analisis 32 perusahaan
6. Jumlah sampel penelitian (32 x 3) 96 perusahaan
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 perusahaan, dengan periode
pengamatan selama 3 tahun berturut-turut. Dalam penelitian ini menggunakan data dalam bentuk
pooled cross sectional yaitu dengan menggabungkan data cross section selama 3 tahun berturut-
turut. Jadi dengan sampel sebanyak 32 perusahaan maka data penelitian secara pooled cross section
akan berjumlah 96. Tabel 2
Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std Deviasi
Kecakapan Manajerial 96 4,00 100,00 54,6830 30,02920
Kualitas Auditor 96 0 1,00 - -
Komite Audit 96 2,00 4,00 - -
Ukuran Perusahaan 96 21,8424 32,3571 28,6163 1,88857
Leverage 96 0,1273 1,2935 0,5001 0,2010829
Manajemen Laba 96 0,001550 1,1123 0,1518 0,2173364
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7-12
7
Dari hasil analisis statistik deskriptif di atas dapat diketahui bahwa jumlah observasi dalam
penelitian (N) adalah 96. Deskripsi mengenai Kecakapan Manajerial (KM) yang diukur
berdasarkan efisiensi perusahaan dalam memaksimalkan output (penjualan) dengan meminimalkan
input menunjukkan rata-rata sebesar 54,6830%. Hal ini berarti bahwa rata-rata manajemen
perusahaan sampel selama tahun 2008–2010, diperoleh hanya mampu memaksimalkan output
penjualannya sebesar 54,6830%. Nilai efisiensi manajerial yang paling rendah adalah sebesar
4,00% dan nilai efisiensi tertinggi adalah 100,00%. Kecakapan manajer dalam hal ini dihitung
dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Pada variabel kualitas auditor (KA) yang merupakan representasi dari KAP yang berafiliasi
dengan KAP Big Four (Kode 1) dan KAP Non Big Four (Kode 0). Dari tabel distribusi frekuensi
diketahui bahwa terdapat 69 perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four, sedangkan sisanya 27
perusahaan diaudit oleh KAP Non Big Four.
Variabel komite audit (AUDIT) yang diukur berdasarkan jumlah komite audit memperoleh
nilai terkecil adalah sebanyak 2 orang dan jumlah terbanyak adalah sebanyak 4 orang. Hal ini
bertentangan dengan peraturan yang menyatakan bahwa jumlah anggota minimal komite audit
adalah 3 orang. Dari tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa terdapat 1 perusahaan yang
memiliki anggota komite audit dibawah jumlah minimal, lalu terdapat 79 perusahaan yang
memiliki 3 anggota komite audit dan sisanya sebanyak 16 perusahaan memiliki anggota komite
audit sebanyak 4 orang.
Nilai minimum variabel ukuran perusahaan (SIZE) yang diproksi dengan logaritma natural
dari total aset sebesar 21,8424, sedangkan nilai maksimum dari SIZE sebesar 32,3571. Rata–rata
yang diperoleh sebesar 28,6163, dengan standar deviasi sebesar 1,8885789.
Deskripsi mengenai variabel leverage (LEV) yang merupakan representasi dari besarnya
laibilitas perusahaan menunjukkan rata-rata sebesar 0,5001. Hal ini berarti bahwa perusahaan
memiliki laibilitas sebesar 50,01% dari aset perusahaan sampel adalah berasal dari laibilitas pada
pihak ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menggunakan sumber pendanaan
eksternal. Rasio leverage terendah adalah sebesar 0,1273 dan rasio leverage tertinggi adalah
sebesar 1,2935. Rasio maksimal leverage ini lebih tinggi dari 1, karena perusahaan memiliki
ekuitas yang negatif. Standar deviasi leverage diperoleh sebesar 0,2795656.
Pengukuran Manajemen laba yang diukur dengan nilai absolut dari discretionary accrual
(ABSDACC) dengan estimasi model modified Jones diperoleh rata-rata sebesar 0,1518.
Manajemen laba dalam hal ini dilakukan dengan cara menaikkan laba maupun menurunkan laba.
Nilai minimum ABSDACC adalah sebesar 0,00 yang menunjukkan kecilnya tindakan manajemen
laba, sedangkan nilai ABSDACC tertinggi adalah sebesar 1,11 yang menunjukkan adanya
manajemen laba.
Pembahasan Hasil Penelitian Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan secara parsial dengan menggunkan uji t,
hasil uji t adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis
Variabel Beta t hitung Sig
Kecakapan Manajerial -0,027 -0,215 0,830
Kualitas Auditor 0,256 2,490 0,015
Komite Audit -0,211 -2,097 0,039
Ukuran Perusahaan
Leverage
-0,280
0,173
-2,056
1,601
0,043
0,113
Hipotesis pertama (H1) adalah kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap
manajemen laba. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -0,215 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,830 (p < 0,05) maka variabel kecakapan manajerial memiliki arah
negatif dan tidak berpengar;uh signifikan terhadap manajemen laba yang berarti H1 ditolak. Hasil
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8-12
8
yang diperoleh dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Isnugrahadi dan
Kusuma (2009), dalam penelitiannya Isnugrahadi dan Kusuma menemukan bahwa kecakapan
manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba.Hasil dalam penelitian ini
mengindikasikan bahwa seorang manajer akan bertindak pula sebagai wakil dari pemegang saham
lainnya, sehingga manajemen cenderung berusaha memaksimalkan nilai dan kinerja perusahaan
untuk memberikan yang pelaporan keuangan yang lebih baik. Dari sudut pandang teori akuntansi,
manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda akan
menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda.
Hal ini didukung oleh pernyataan Francis, dkk (2006) dalam Purwanti (2008) yang
menyebutkan bahwa kualitas laba perusahaan yang rendah bukan dipengaruhi oleh tindakan
manajemen, namun dipengaruhi oleh lingkungan operasional perusahaan. Sehingga, lingkungan
perusahaan memiliki peranan pening dalam mempengaruhi motivasi manajer untuk melakukan
kecurangan.
Hipotesis kedua (H2) adalah kualitas auditor berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,490 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,015 (p < 0,05) maka variabel konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif
secara signifikan terhadap manajemen laba atau yang berarti H2 ditolak. Hal ini bertentangan
dengan dugaan semula bahwa kualitas audit akan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Perusahaan yang di audit oleh KAP besar tidak terbukti membatasi perilaku manajemen laba yang
dilakukan perusahaan malah menambah tindakan manajemen laba. Dilihat dari hubungan antara
variabel kualitas auditor dengan manajemen laba yang positif yang dapat disebabkan oleh auditor
yang termasuk Big Four lebih kompeten dan profesional dibanding auditor Non Big Four, sehingga
ia memiliki pengetahuan lebih banyak tentang cara mendeteksi dan memanipulasi laporan
keuangan maupun melakukan tindakan manajemen laba.
Alasan lain yang dapat menjelaskan hasil penelitian ini antara lain karena pengauditan itu
sendiri memang tidak ditujukan untuk mendeteksi manajemen laba akan tetapi untuk meningkatkan
kredibilitas laporan keuangan, selain itu saling ketergantungan antara manajemen dan KAP juga
dapat menyebabkan pengawasan yang dilakukan menjadi tidak maksimal. Manajemen
membutuhkan KAP untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang disusunnya,
sedangkan KAP membutuhkan perusahaan sebagai sumber pendapatan atas jasa pengauditan
laporan keuangan perusahaan. Apabila auditor melakukan pengawasan dengan ketat dikhawatirkan
KAP tersebut akan kehilangan perusahaan tersebut sebagai klien (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009).
Hipotesis ketiga (H3) adalah komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -2,097 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,039 (p > 0,05). maka variabel komite audit berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap manajemen laba yang berarti H3 diterima. Adanya komite audit yang
merupakan bagian dari pelaksanaan Good Corporate Governance dapat menekan tindakan
oportunis manajer. Hasil ini sejalan dengan penelitian Pratiwi (2009) yang menyatakan bahwa
pengawasan komite audit akan meningkatkan kredibilitas laporan keuangan, yang dilakukan
dengan cara mengawasi proses penyusunan laporan keuangan yang meliputi sistem pengendalian
internal dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
Penelitian ini mendukung penelitian Veronica dan Bachtiar (2004) yang menyatakan
bahwa keberadaan komite audit mempengaruhi praktik manajemen laba yang dilakukan
perusahaan, serta penelitian Suaryana (2005), yang menyatakan bahwa komite audit akan
meningkatkan kualitas laba yang dihasilkan perusahaan.
Hipotesis keempat (H4) adalah ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -2,056 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,043 (p < 0,05) maka ukuran perusahaan berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap manajemen laba yang berarti H4 diterima. Semakin besar ukuran perusahaan
maka semakin kecil tindakan manajemen laba yang dilakukan. Menurut Virawati (2009)
perusahaan besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba daripada
perusahaan kecil, hal ini disebabkan karena pengguna laporan keuangan perusahaan besar lebih
luas sehingga perusahaan dituntut memiliki kredibilitas dalam menyajikan laporan keuangan.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Siregar dan Utama (2005) dan
Ningsaptiti (2010) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9-12
9
terhadap besaran pengelolaan laba, artinya semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil
indikasi pengelolaan labanya.
Hipotesis kelima (H5) adalah leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Dari
hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 1,601 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,113 ( p > 0,05) maka leverage memiliki arah positif dan tidak berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba, yang berarti H5 ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa kebijakan
laibilitas perusahaan tidak dapat mengindikasikan adanya praktik manajemen laba, hal ini sejalan
dengan penelitian Indriani (2010) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap
manajemen laba, hal ini dikarenakan kebijakan laibilitas yang tinggi menyebabkan perusahaan
dimonitor oleh pihak debtholders (pihak ketiga). Karena monitoring dalam perusahaan yang ketat
tadi menyebabkan manajer akan bertindak sesuai dengan kepentingan debtholders dan
shareholders. Debtholders yang sudah menanamkan dananya di perusahaan dengan sendirinya
akan berusaha melakukan pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut. Pengawasan yang
dilakukan oleh debtholders akan mengakibatkan manajer tidak dapat melakukan tindakan
oportunis.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kecakapan manajerial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba.
2. Kualitas auditor berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba.
3. Komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba.
4. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba.
5. Leverage berpengaruh positif tidak signifikan terhadap manajemen laba.
Keterbatasan Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yang masih perlu menjadi bahan revisi
penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Terdapat data outlier yang dikeluarkan dari penelitian, sebanyak 7 perusahaan karena data
tidak normal.
2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya 5 variabel dengan
Adjusted R2
hanya 0,156. Sehingga ada faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap
manajemen laba.
3. Sampel penelitian berjumlah 32 perusahaan, karena data yang didapat dari pojok BEI tidak
lengkap.
Saran Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi keterbatasan penelitian
dengan mengembangkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Memilih sampel yang berasal dar populasi yang tepat sehingga data memenuhi asumsi
normalitas dan tidak perlu mengeluarkan outlier yang dapat mengurangi jumlah sampel.
2. Penelitian yang akan datang dapat menguji variabel lain yang dapat secara langsung
mempengaruhi manajemen laba, sehingga kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependen meningkat.
3. Menggunakan jumlah sampel lebih banyak dengan mengakses Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) dan situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu, www.idx.go.id.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10-12
10
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Pasar Modal. 2004. “Peraturan IX.1.5. 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit”.
http://www.bapepam.go.id/old/hukum/peraturan/IX/IX.I.5.pdf.
Boediono, Gideon S.B. 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Simposium Nasional
Akuntansi 8. Solo.
Daniati, Ninna dan Suhairi. 2006. “Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas,
Laba Kotor dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham (Survey pada Industri
Textile dan Automotive yang terdaftar di BEJ)”. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang.
Demerjian, Peter, dkk. 2006. “Managerial Ability and Earnings Quality”. Working Paper,
http://ssrn.com/abstract=1650309. Diakses tanggal 14 Oktober 2011.
Effendi, Muh. Arief. 2005. “Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan”.
Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 1, No. 1, hal. 51-57.
Ghozali, Prof. Dr. Imam M. Com., Akt. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gumanti, Tatang Ary. 2000. “Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 2, No. 2, hal. 104-115.
Handayani, RR. Sri dan Agustono Dwi Rachadi. 2009. “Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No.1, hal. 33-56.
Herawati, Nurul dan Zaki Baridwan. 2007. “Manajemen Laba pada Perusahaan yang Melanggar
Laibilitas”. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.
Ikatan Komite Audit Indonesia. 2004. “Komite Audit”. http://komiteaudit.org/. Diakses tanggal 17
Oktober 2011.
Indriani, Yohana. 2010. “Pengaruh Kualitas Auditor, Corporate Governance, Leverage dan Kinerja
Keuangan terhadap Manajemen Laba”. Skripsi tidak Dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Isnugrahadi, Indra dan Indra Wijaya Kusuma. 2009. “Pengaruh Kecakapan Manajerial terhadap
Manajemen Laba dengan Kualitas Auditor sebagai Variabel Pemoderasi”. Simposium
Nasional Akuntansi 12. Palembang
Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4,
hal. 305-360.
Komite Nasional Corporate Governance. 2002. “Pedoman Pembentukan Komite Audit yang
Efektif”. www.governance-indonesia.com. Diakses tanggal 17 Oktober 2011.
Lin, Jerry W, June F. Li dan Joon S. Yang. 2006. “The Effect of Audit Committee Performance on
Earnings Quality”. Managerial Auditing Journal, Vol. 21, No. 9, hal. 921-933.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11-12
11
Luhgiatno. 2008. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba (Studi pada
Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia)”. Tesis tidak Dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Meutia, Inten. 2004. ”Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5
dan Non Big 5”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No.3, hal. 333-350.
Murhadi, R. Werner, 2009. “Studi Pengaruh Corporate Governance Terhadap Praktik Earnings
Management pada Perusahaan Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, Vol. 11, No. 1.
Ningsaptiti, Restie. 2010. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate
Governance terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI 2006 – 2008)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
Nuryaman. 2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”. Simposium Nasional Akuntansi 11.
Pontianak.
Pamudji, Sugeng dan Aprilliya Hartati. 2009. “Pengaruh Independensi dan Efektifitas Komite
Audit terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 6, No. 1.
Pamudji, Sugeng dan Aprillya Trihartati. 2010. “Pengaruh Independensi dan Efektifitas Komite
Audit terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI)”. http://ejournal.undip.ac.id/. Diakses tanggal 30 November 2011.
Peni, Emilia dan Sami Vahamaa. 2010. “Female Executive and Earnings Management”.
Managerial Finance Journal, Vol.36, No.7, hal. 629-645.
Prasetyo, Wika Septian. 2011. “Pengaruh Corporate Governance, Bonus Plants, Debt Convenance,
dan Firm Size terhadap Manajemen Laba”. Skripsi tidak Dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Pratiwi, Aulia. 2009. “Pengaruh Asimetri Informasi, Pengawasan Komite Audit dan Kualitas
Auditor Eksternal (KAP) terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan
Manufaktur LQ 45 yang Terdaftar di BEI)”. Skripsi tidak Dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Purwandari, Indri Wahyu. 2011. “Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance,
Profitabilitas dan Leverage terhadap Praktek Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Tercatat di BEI periode 2005-2009)”. Skripsi tidak Dipublikasikan.
Universitas Diponegoro.
Purwanti, Lilik. 2008. “Kecakapan Manajerial, Skema Bonus, Manajemen Laba dan Kinerja
Perusahaan”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 8, No. 2, hal.430-436.
Putri, Destika Maharani. 2011. “Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Manajemen Laba
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2007 – 2009)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Rani, Prawita Mandhega. 2011. “Pengaruh Kinerja Komite Audit terhadap Manajemen Laba
(Dengan Menggunakan Earning Restatement sebagai Proksi dari Manajemen Laba)”.
Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12-12
12
Rusmin, Rusmin. 2010. “Auditor Quality and Earnings Management: Singapore Evidence”.
Managerial Auditing Journal, Vol.25, No.7, hal.618-638.
Sanjaya, I Putu Sugiartha. 2008. “Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba”. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 1, hal. 97-116.
Siallagan, Hamonangan dan M. Machfoedz. 2006. “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas
Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang.
Siregar, Sylvia Veronica dan Siddharta Utama. 2005. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran
Perusahaan, dan Praktik Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings
Management)”. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo.
Sugiri, Slamet. 2005. Kejujuran Manajemen Sebagai Dasar Pelaporan Laba Berkualitas. Pidato
Pengukuhan Guru Besar UGM.
Sulastri, Lili. “Azas-Azas Manajemen”. http://lilisulastri.wordpress.com/. Diakses tanggal 20
Oktober 2011.
Thiruvadi, Sheela dan Hua-Wei Huang. 2011. “Audit Commitee Gender Differences and Earnings
Management”. Gender in Management: an International Journal, Vol. 26, No. 7, hal. 483-
498.
Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. “Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.
Wahyudiharto, Eko. 2009. “Opini: Teori Agensi (Agency Theory)”.
http://s2.wahyudiharto.com/2009/02/opini-teori-keagenan-agency-theory.html. Diakses
tanggal 20 Oktober 2011.
Wangi, Annisa Meta Cempaka. 2010. “Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan
Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di BEI
tahun 2008-2009”. Skripsi tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
Widiastuty, Erna dan Rahmat Febrianto. 2009. “Pengukuran Kualitas Audit: Sebuah Esai”.
http://ejournal.unud.ac.id/ . Universitas Udayana.
Widyaningsah, Agnes Utari. 2001. “Analisis Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Earnings
Management pada Perusahaan Go Public di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol. 3, No.2, hal. 89-101.