pengaruh kebijakan pajak dan pemahaman wajib pajak terhadap kepatuhan formal wajib pajak umkm sepatu...
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …
1/10
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012
16
PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK DAN
PEMAHAMAN WAJIB PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN FORMAL WAJIB PAJAKUMKM SEPATU DAN SANDAL DI
MOJOKERTO
Narita Pravitasari Wirawan Endro Dwi Radianto Vierly Ananta Upa
Program Studi Akuntansi Program Studi Akuntansi Program Studi AkuntansiUniversitas Pelita Harapan Universitas Ciputra Universitas Pelita Harapan
Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia
[email protected] [email protected] [email protected]
Abstrak — Pajak adalah iuran rakyat kepadanegara untuk membayar pengeluaran-pengeluaran
negara. Saat ini sistem pemungutan pajak yang
diterapkan di Indonesia adalah self assesment system.Berdasarkan sistem tersebut, pemerintah memberikan
wewenang dan kepercayaan kepada wajib pajak untukmenghitung dan melaporkan sendiri pajak terutangnya.Hal ini membuat penerimaan negara benar-benar
tergantung pada kepatuhan wajib pajak. Pemerintahtelah menerapkan tax rate reductions yang diatur dalam
UU Nomor 36 Tahun 2008 yang bertujuan untukmeningkatkan kepatuhan pajak. Di sisi lain, SensusNasional Perpajakan yang diselenggarakan beberapa
waktu yang lalu mengungkapkan bahwa tingkatkepatuhan masih rendah. Fenomena ini menunjukkan
bahwa isu kepatuhan pajak masih menarik untukditeliti. Penelitian ini menggunakan dua faktor yang
mempengaruhi kepatuhan, yaitu kebijakan pajak dan
pemahaman wajib pajak. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh
kedua variabel tersebut terhadap tingkat kepatuhanformal wajib pajak. Obyek dalam penelitian ini adalah
wajib pajak orang pribadi pemilik UMKM sepatu dansandal di Kabupaten Mojokerto. Selain itu, metodepemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling dengan responden sebanyak
57 orang. Untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen, penelitian inimenggunakan multiple regression dan uji-t . Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman wajibpajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhanformal wajib pajak. Namun, kebijakan pajak tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak.
Kata kunci: kebijakan pajak, tax rate reductions wajib pajak orang pribadi, pemahaman wajib pajak, dan kepatuhan formal wajib pajak.
I. PENDAHULUAN
Pajak menurut Soemitro (Waluyo, 2010)merupakan iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat jasa timbal balik dan digunakan untuk membayar
pengeluaran umum. Peranan pajak dalam Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang semakin besar membuat pemerintah semakin aktif dalam
melakukan intensifikasi maupun ekstensifikasi subjekdan objek pajak. Dalam hal ini diperlukan partisipasi
dari masyarakat agar dapat mencapai visi dan misi
pemerintah.Kepatuhan perpajakan merupakan keadaandimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban
perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya
(Nurmantu, 2003). Saat ini, pemerintah menerapkansistem self assessment yang membuat penerimaan
pajak sangat tergantung kepada kepatuhan wajib
pajak. Untuk menjalankan kewajiban perpajakandengan benar, setiap wajib pajak (WP) membutuhkan
pemahaman yang cukup atas undang-undang dankonsep perpajakan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa
penelitian (Ekawati dan Radianto, 2008; Supriyati danHidayati, 2008; Ernawati dan Wijaya, 2011). Selainitu, kepatuhan dipengaruhi oleh kebijakan pajak,
termasuk penurunan tarif pajak, seperti yangdiungkapkan beberapa penelitian (Ali, Cecil, dan
Knoblett, 2001; Papp dan Takats, 2008; Komalasaridan Nashih, 2005) bahwa tingkat kepatuhan wajib
pajak akan meningkat atau menurun seiring perubahan tarif pajak.
Pada tahun 2008, Indonesia mengalami
reformasi perpajakan. Salah satunya berupa pengesahan UU Nomor 36 Tahun 2008 yang
bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara danmewujudkan sistem perpajakan yang lebih baik. UU
Nomor 36 Tahun 2008 berfokus pada penurunan tarif
-
8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …
2/10
-
8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …
3/10
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012
18
2. Kebijakan pajak mempermudah perhitungan pajak terutang.
3. Kebijakan pajak memotivasi WP untuk
melaporkan SPT tepat waktu.4. Kebijakan pajak memotivasi WP untuk
melaporkan SPT sesuai dengan ketentuan
perpajakan.5. Kebijakan pajak memotivasi WP untuk
membayar pajak tepat waktu.
Pemahaman WP dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep dan undang-undang perpajakan.Dimensi pemahaman WP dalam penelitian ini yaitu
pengisian SPT yang benar, perhitungan pajak telah
sesuai dengan pajak terutang yang seharusnya
ditanggung oleh WP, ketepatan waktu dalam penyetoran dan pembayaran pajak, serta pelaporan
pajak ke KPP setempat oleh WP. Item-item pernyataan dalam kuesioner penelitian ini
mengadopsi kuesioner penelitian Ekawati dan
Radianto (2008) yang disesuaikan dengan panduan
pengisian SPT dan peraturan pajak terbaru, antaralain:1. UU No. 28 Tahun 2007.
2. UU No. 36 tahun 2008.3. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor
PER-34/PJ/2010.
4. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak NomorPER-22/PJ/2008.
5. Peraturan Menteri Keuangan No.181/PMK.03/2007.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kepatuhan formal wajib pajak UMKM. Dimensi
kepatuhan formal dalam penelitian ini merupakankombinasi dari Ekawati dan Radianto (2008) serta
Nasucha (Rahayu, 2010) yaitu kepatuhan wajib pajakdalam mendaftarkan diri, ketepatan waktu dalam
penyetoran pajak, dan ketepatan waktu dalam
pelaporan pajak. Item-item pernyataan dalamkuesioner penelitian ini mengadopsi kuesioner
penelitian Ekawati dan Radianto (2008) yang
disesuaikan dengan kriteria WP Patuh menurut Fidel
(2010) maupun peraturan pajak terbaru, yaitu UU No.28 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Keuangan No.
20/PMK.03/2007.Ketiga variabel dalam penelitian ini diukur
menggunakan skala Likert. Skala Likert dipakai untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorangatau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2004). Jawaban dari setiap instrumenmempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat
negatif berupa pernyataan yang telah diberi nilai
(scoring), sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel Scoring Jawaban Kuesioner
Pilihan respon Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2004:87)
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan bantuan softwareStatistical Product and Service Solutions (SPSS) 16
for windows untuk mengolah dan menganalisis data.Menurut Sugiyono (2009), statistik deskriptif
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikangambaran atas objek yang diteliti melalui data sampelatau populasi sebagaimana adanya. Dalam bagian ini,hasil jawaban responden akan dideskripsikan menurutmasing-masing variabel penelitian. Deskripsi jawabanakan dijelaskan berdasarkan frekuensi dan hasil
perhitungan mean setiap variabel yang telahdikategorikan. Aturan-aturan dalam pengkategorianadalah sebagai berikut (Durianto, Sugiarto, danSitinjak, 2001):
Interval kelas = Nilai tertinggi – Nilai Terendah
Jumlah Kelas
Interval kelas =
Nilai batasan pada masing-masing kelas akan
diperoleh dari nilai interval kelas tersebut. Kemudian,nilai mean masing-masing variabel dinilai
berdasarkan kategori penilaian yang disesuaikan
dengan kategori kelas. Hasil pengkategorian nilaiinterval yaitu:
Tabel 2. Nilai Interval
Interval Kategori Keterangan
1.00 – < 1.80 1 Sangat Rendah
1.80 – < 2.60 2 Rendah
2.60 – < 3.40 3 Cukup
3.40 – < 4.20 4 Tinggi
4.20 – ≤ 5.00 5 Sangat Tinggi
Sumber: Data diolah (2011)
Uji validitas dilakukan untuk mengukur
pernyataan yang ada dalam kuesioner apakah mampumengungkapkan apa yang akan diungkapkan.
Penelitian ini menggunakan teknik korelasi pearson product moment untuk menguji validitas instrumen penelitian. Apabila nilai koefisien korelasi skor
pernyataan dengan skor total ≥ 0,30 maka pernyataan
tersebut dinyatakan valid (Sugiyono, 2011). Selainitu, perlu dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui
sejauh mana sebuah pengukuran dapat memberikanhasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran
kembali terhadap subyek yang sama. Pengujianreliabilitas menggunakan koefisien cronbach alpha
yang dalam hal ini dinyatakan reliabel apabila nilaicronbach alpha lebih besar dari 0,60 (Sugiyono,
2011).
Selain itu, suatu model regresi dapat dipakaiapabila memenuhi beberapa asumsi yang disebut
-
8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …
4/10
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012
19
asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untukmengetahui apakah model regresi yang dihasilkan
merupakan model regresi yang menghasilkan Best Linier Unbiased Estimation atau disingkat menjadiBLUE (Ghozali, 2006). Uji asumsi klasik dalam
penelitian ini meliputi uji normalitas,
multikolinearitas, dan heterokedastisitas. Pengujiannormalitas digunakan untuk mengetahui apakah
dalam suatu model regresi, variabel pengganggu atau
residual mempunyai distribusi yang normal.
Pengujian normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang dalam hal ini data dikatakan
terdistribusi normal apabila nilai probabilitas > 0,05
(Ghozali, 2006). Pengujian multikolinearitasdigunakan untuk mengetahui apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel
independen. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah VIF (variance inflation factor )maupun nilai tolerance. Dasar penarikan
keputusannya adalah apabila nilai VIF ≤ 10 atau
angka tolerance ≥ 0,1 maka Ho diterima atau dengankata lain, bebas multikolinearitas (Ghozali, 2006).Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untukmengetahui apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Penelitian ini
menggunakan uji Glejser untuk mendeteksi terjadinya
heteroskedastisitas. Model regresi tidak mengandungheterokedastisitas apabila probabilitas signifikansinya
di atas tingkat kepercayaan 0,05 (Ghozali, 2006).Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif, yang dalam hal ini variabel independen
dipasangkan dengan variabel dependen kemudianmengujinya pengaruhnya secara statistik dengan jenis
analisis multiple regression. Menurut Sugiyono(2009), analisis multiple regression digunakan dalam
penelitian dengan varibel independen minimal duadengan menggunakan rumus:
KF = α + β 1KP + β 2PW + ε (1)
Keterangan:
KF = Kepatuhan formal wajib pajak
α = Konstantaβ1 ,β2 = Koefisien Regresi
KP = Kebijakan pajakPW = Pemahaman wajib pajakε = Error
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
t-test . Pengujian tersebut dilakukan untuk mengujikoefisien regresi secara individu dari variabel
independennya. Hipotesis yang akan diuji yaitu:
Ho1 : Kebijakan pajak tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan formal wajib pajak.Ha1 : Kebijakan pajak berpengaruh terhadap
kepatuhan formal wajib pajak.Ho2 : Pemahaman wajib pajak tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan formal wajib pajak.
Ha2 : Pemahaman wajib pajak berpengaruhterhadap kepatuhan formal wajib pajak.
Adapun kriteria untuk pengambilan keputusannyayaitu (Pratisto, 2004):
thitung < ttabel atau p-value > 0,05 maka Ho diterima danHa ditolak.
thitung > t tabel atau p-value < 0,05 maka Ho ditolak danHa diterima.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik RespondenResponden dalam penelitian ini adalah wajib pajak
orang pribadi pemilik UMKM sepatu dan sandal diKabupaten Mojokerto sebanyak 57 orang. Sebagian
besar responden merupakan pria (98%) dan berusialebih dari 41 tahun (63%). Mayoritas responden (56%)merupakan lulusan SMU. Ditinjau dari jenis usaha,sebagian besar UMKM berbentuk manufaktur (56%)dan telah berdiri selama lebih dari 10 tahun (77%).Meskipun demikian, mayoritas responden baru
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) selama7-10 tahun (37%). Sebagian responden memilikikaryawan sebanyak 11-20 orang (39%). Hal inidikarenakan sebagian besar produksi sepatu dan sandaldilakukan secara musiman, misalnya saat menjelangHari Raya Idul Fitri atau liburan sekolah. Saatmendekati bulan tersebut, biasanyapara pengusahamempekerjakan beberapa karyawan tidak tetap untukmemenuhi jumlah permintaan yang meningkat.
Statistik DeskriptifBerdasarkan 57 kuesioner yang diolah, masing-
masing variabel dikategorikan sesuai dengan nilai rata-ratanya. Variabel kebijakan pajak memiliki rata-ratasebesar 2,71 sehingga termasuk dalam kategori cukup.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian pararesponden terhadap perubahan kebijakan pajak,termasuk tax rate reduction. Walaupun kebijakan
pajak dianggap cukup menguntungkan, respondentidak lebih termotivasi untuk menyetorkan danmelaporkan pajaknya tepat waktu. Selain itu, variabel
pemahaman wajib pajak menunjukkan nilai rata-ratasebesar 2,58 sehingga termasuk dalam kategorirendah. Responden cukup memahami tata cara
penyetoran pajak dan pengisian SPT karena adanya buku pedoman pengisian SPT. Namun, respondenkurang memahami tata cara perhitungan dan pelaporan
pajak terutang. Secara keseluruhan, variabel kepatuhanformal wajib pajak menunjukkan nilai rata-rata sebesar2,43 sehingga termasuk dalam kategori rendah.Responden cukup patuh dalam mendaftarkan diri.
Namun, tingkat kepatuhan dalam penyetoran dan pembayaran pajak tergolong rendah. Hasil pengujianstatistik deskriptif tersebut disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Indikator Skor Jawaban Mean Kategori
1 2 3 4 5
X1.1 0 15 17 24 1 3.19 Cukup
X1.2 4 24 17 11 1 2.67 Cukup
X1.3 7 25 12 13 0 2.54 Rendah
-
8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …
5/10
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012
20
X1.4 3 26 18 10 0 2.61 Cukup
X1.5 8 23 16 8 2 2.53 Rendah
Variabel Kebijakan Pajak 2.71 Cukup
X2.1 6 20 30 0 1 2.47 Rendah
X2.2 1 18 16 22 0 3.04 Cukup
X2.3 7 30 14 5 1 2.35 Rendah
Pengisian SPT 2.62 Cukup
X2.4 4 28 14 11 0 2.56 Rendah
X2.5 11 27 14 4 1 2.25 Rendah
X2.6 5 33 15 4 0 2.32 Rendah
X2.7 5 29 15 8 0 2.46 Rendah
Perhitungan Pajak Terutang 2.40 Rendah
X2.8 5 34 14 4 0 2.30 Rendah
X2.9 0 16 20 21 0 3.09 Cukup
X2.10 0 14 22 19 2 3.16 Cukup
X2.11 0 15 23 18 1 3.09 Cukup
Penyetoran Pajak 2.91 Cukup
X2.12 14 26 11 6 0 2.16 Rendah
X2.13 5 31 17 3 1 2.37 Rendah
X2.14 0 28 27 2 0 2.54 Rendah
Pelaporan Pajak 2.36 Rendah
Variabel Pemahaman Pajak 2.58 Rendah
Y1.1 2 11 19 23 2 3.21 Cukup
Y1.2 19 26 5 5 2 2.04 Rendah
Kepatuhan Dalam Me ndaftarkan
Diri 2.63 Cukup
Y1.3 8 26 19 4 0 2.33 Rendah
Y1.4 8 26 14 9 2.42 Rendah
Kepatuhan Waktu Penyetoran
Pajak 2.38 Rendah
Y1.5 9 34 11 3 0 2.14 Rendah
Y1.6 9 22 18 8 0 2.44 Rendah
Kepatuhan Waktu Pelaporan Pajak 2.29 Rendah
Variabel Kepatuhan Formal WajibPajak 2.43 Rendah
Sumber: Data diolah (2011)
Hasil Pengujian Validitas dan ReabilitasUntuk menguji validitas dan reabilitas kuesioner,
peneliti melakukan pre-test dengan menyebarkan 32kuesioner kepada pemilik UMKM sepatu dan sandaldi Kabupaten Mojokerto. Setelah kuesionerdinyatakan valid dan reliabel, maka dilakukan
penelitian lapangan dan menghasilkan 57 kuesioneryang dapat diolah.
Berdasarkan pilot test yang dilakukan, semuavariabel dinyatakan realiabel baik dalam pre-test maupun penelitian lapangan karena memiliki nilaicronbach alpha lebih dari 0,6. Hal ini menunjukkan
seluruh variabel mempunyai nilai konsistensi yang baik dan dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya. Hasil pengujian reabilitas ditunjukkan
pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pengujian Reabilitas
Variabel
Reliabilitas
( cronbach alpha)Keterangan
Pre-tes tPenelitian
Lapangan
Kebijakan Pajak 0,885 0,887 Reliabel
Pemahaman WP 0.811 0,853 Reliabel
Kepatuhan Formal
Pajak0,704 0,704 Reliabel
Sumber: Data diolah (2011)
Selain itu, dalam pre-test maupun penelitian
lapangan, semua item pernyataan dalam kuesioner juga dinyatakan valid karena nilai koefisien
korelasinya lebih dari 0,3. Hasil pengujian validitasditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pengujian Validitas
Variabel Dimensi ItemKoefisien Korelasi
Keterangan Pre-
testPenelitianLapangan
KebijakanPajak
X1.1 0.685 0.695 Valid
X1.2 0.808 0.823 Valid
X1.3 0.885 0.916 Valid
X1.4 0.844 0.845 Valid
X1.5 0.909 0.863 Valid
Pemahaman
Wajib
Pajak
Pengisian
SPT
X2.1 0.608 0.559 Valid
X2.2 0.490 0.567 Valid
X2.3 0.679 0.657 Valid
Perhitungan
Pajak
Terutang
X2.4 0.643 0.728 Valid
X2.5 0.558 0.622 Valid
X2.6 0.576 0.624 Valid
X2.7 0.532 0.626 Valid
Penyetoran
Pajak
X2.8 0.807 0.614 Valid
X2.9 0.364 0.623 Valid
X2.10 0.369 0.597 Valid
X2.11 0.327 0.544 Valid
Pelaporan
Pajak
X2.12 0.626 0.455 Valid
X2.13 0.583 0.520 Valid
X2.14 0.424 0.499 Valid
Kepatuhan
Formal
Wajib
Pajak
Mendaftarkan
Diri
Y1.1 0.359 0.328 Valid
Y1.2 0.456 0.385 Valid
PenyetoranPajak
Y1.3 0.746 0.759 Valid
Y1.4 0.826 0.850 Valid
Pelaporan
Pajak
Y1.5 0.808 0.794 Valid
Y1.6 0.815 0.795 Valid
Sumber: Data diolah (2011)
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang tersedia
dalam program SPSS. Berdasarkan hasil pengujianKolmogorov Smirnov, dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi lebih besar dari 0.05 yaitu 0.731. Olehkarena itu, dapat disimpulkan bahwa residual model
regresi berdistribusi normal. Selain itu, untukmenghasilkan model regresi yang baik, data
penelitian juga harus memenuhi pengujianmultikolinearitas. Berdasarkan pengujian yang
dilakukan, nilai VIF dari semua variabel bebas lebih
kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Hasilini menunjukkan tidak terjadi korelasi antar variabel
bebas dalam persamaan regresi yang dihasilkan.Selain itu, hasil pengujian heterokedastisitas
-
8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …
6/10
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012
21
menunjukkan nilai signifikansi untuk semua variabellebih besar dari 0.05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terjadi gejala homoskedastisitas.
Hal ini mengindikasikan tidak ada satupun variabelindependen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut
(AbsUt).
Hasil Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis multipleregression untuk mengetahui pengaruh variabelindependen terhadap variabel dependen. Hasil
pengujian multiple regression disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Pengujian Multiple Regression
VariabelKoef.
RegresiTingkat Sig.
thitung Keterangan
Kebijakan
Pajak (X1)0,181 0.095 Ho diterima
Pemahaman
WP (X2) 0,392 0.026 Ho ditolak(Constant) 0.928 0,015
R 2= 0,259 Tingkat sig. Fhitung = 0.000
Adj. R 2 =
0,232
N = 57
Variabel dependen : Kepatuhan formal WP (Y)
Sumber: Data diolah (2011)
Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi pada penelitian ini adalah:
Y = 0,928 + 0,181 X1 + 0,392 X2
Koefisien determinasi (R 2) dalam penelitian ini
bernilai 0,259 sedangkan Adjusted R 2 bernilai 0,232.
Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama,23,2% perubahan variabel kepatuhan formal wajib
pajak disebabkan oleh variabel kebijakan pajak danvariabel pemahaman wajib pajak. Adapun sisanya,
yaitu sebesar 76,8% disebabkan oleh variabel lain
yang tidak termasuk dalam model. Oleh karena
Adjusted R 2 ≤ R
2 maka perlu ditambahkan variabel
independen dalam model regresi.Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
tingkat signifikansi uji F hitung adalah sebesar 0,000( p-value < 0.05) yang menunjukkan ada pengaruhsignifikan antara variabel kebijakan pajak dan
pemahaman WP terhadap kepatuhan formal WP.
Setelah dipastikan dengan menggunakan uji F bahwa
paling tidak, terdapat satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,
maka dilakukan pengujian secara individu dengan ujit. Tabel 6. menunjukkan hasil uji t sehingga dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat signifikansi variabel kebijakan pajaksebesar 0,095. Oleh karena tingkat signifikansi
ini lebih dari 0,05 maka variabel kebijakan pajak
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formalwajib pajak (WP).
2. Tingkat signifikansi variabel pemahaman WP
(X2) sebesar 0,026. Oleh karena tingkat
signifikansi ini kurang dari 0,05 maka variabel
pemahaman WP berpengaruh signifikanterhadap kepatuhan formal WP.
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis deskriptif, kepatuhan
formal WP UMKM sepatu dan sandal Mojokerto
masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan
perbandingan lama usaha dan kepemilikan NPWP.Mayoritas usaha responden telah berdiri selama 10
tahun lebih, sedangkan mayoritas kepemilikan NPWP
hanya selama 7-10 tahun. Dengan kata lain, tingkatkepatuhan formal WP UMKM sepatu dan sandal di
Mojokerto dalam mendaftarkan diri cukup rendah.
Berikut ini penjelasan mengenai pengaruh kebijakan
pajak maupun pemahaman WP terhadap kepatuhanformal WP.
Pengaruh Kebijakan Pajak Terhadap KepatuhanFormal Wajib Pajak.Kebijakan pajak yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah tax rate reduction bagi WP OP
yang diatur dalam UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 17ayat (1) huruf a. Kebijakan pajak ini seharusnya dapat
menguntungkan bagi WP pemilik UMKM karena
jumlah pajak yang harus dibayarkan menjadi lebihrendah. Berdasarkan analisis deskriptif variabel
kebijakan pajak, indikator dengan rata-rata tertinggiadalah item pernyataan nomor 1. Hal ini
menunjukkan bahwa penurunan tarif dan perubahan
lapisan penghasilan kena pajak dianggap cukupmenguntungkan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal
WP. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya (Salman dan Farid,
2010; Ali, et.al, 2001; serta Papp dan Takats, 2008).
Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan
penelitian Komalasari dan Nashih (2005) yang
mengungkapkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajakakan meningkat seiring dengan kenaikan tarif pajak
pada jenis pendapatan earned income. Jenis pendapatan yang diterima pemilik UMKMmerupakan earned income karena jumlah pendapatan
yang mereka terima sesuai dengan seberapa jauh kerjakeras untuk meningkatkan penjualan sepatu dan
sandal.
Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian sebelumnya karena kurangnya perhatian para responden terhadap perubahan kebijakan pajak.
Berdasarkan analisis deskripsi variabel kebijakan
pajak, indikator yang memiliki rata-rata paling rendah
adalah X1.5 (item pernyataan nomor 5). Hal inimenunjukkan penurunan tarif dan perluasan lapisan
penghasilan kena pajak tidak membuat responden
lebih berniat membayar pajak tepat waktu. Hal inidisebabkan sebagian besar responden berpendapat
-
8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …
7/10
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012
22
bahwa pajak merupakan kewajiban yang akandipenuhi apabila menguntungkan bagi mereka.
Sebagai seorang pengusaha, para responden
menginginkan pengeluaran yang sekecil-kecilnya.Sebagian responden mengurus Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) hanya sebagai persyaratan
peminjaman dana atau pembuatan giro. Namun untuk pembayaran dan pelaporan pajak selanjutnya,
sebagian responden cenderung kurang patuh. Bahkan,
beberapa responden menginginkan untuk tidak
membayar pajak sama sekali walaupun telahmempunyai NPWP dan mengalami kenaikan
pendapatan. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian
besar reponden tidak memperdulikan adanya perubahan tarif walaupun sebenarnya kebijakan
tersebut dimaksudkan untuk menguntungkan mereka.
Hasil penelitian ini sesuai dengan agencytheory bahwa WP sebagai agen akan bertindak sesuaidengan kepentingannya sendiri. Kebijakan pajak taxrate reductions yang menjadi fokus dalam penelitian
ini sebenarnya dimaksudkan untuk menguntungkanmasyarakat maupun pemerintah itu sendiri.Pemerintah sebagai principal mengharapkan denganadanya tax rate reductions akan meningkatkan daya
saing perekonomian Indonesia, meningkatkan penerimaan negara, dan mendorong tingkat kepatuhan
pajak secara insentif. Selain itu, keuntungan yang
akan diterima WP adalah peluang untuk membayar pajak lebih rendah (Fitriyani dan Tiswiyanti, 2009).
Namun berdasarkan agency theory, self-assesment
system dapat menimbulkan peluang munculnya
perilaku ketidakpatuhan oleh WP seperti yang
digambarkan dalam penelitian ini.Penelitian ini juga membuktikan bahwa
tujuan pemerintah menerapkan UU No. 36 Tahun2008 tidak tercapai. Salah satu tujuan awal penerapan
undang-undang tersebut, termasuk kebijakan tax rate
reduction di dalamnya, adalah untuk mewujudkan
sistem perpajakan yang lebih baik yaitu netral,
sederhana, stabil, lebih memberikan keadilan, adanya
kepastian hukum dan transparansi . Tujuan ini sesuai
dengan yang diungkapkan Cobham (2005) bahwasuatu kebijakan pajak harus mencapai empat tujuan,
salah satunya adalah representation. Apabila sistem perpajakan berjalan dengan baik, maka akan timbulkeuntungan potensial. Keuntungan potensial yang
dimaksud adalah meningkatnya kepatuhan pajak.Kebijakan tax rate reduction memberikan keadilan
kepada para WP dengan menerapkan tarif yang lebihrendah bagi WP dengan penghasilan rendah.
Penyederhanaan dan perluasan lapisan penghasilankena pajak akan membuat perhitungan pajak terutang
lebih sederhana dan transparan. Namun demikian,
hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kebijakan pajak tidak mempengaruhi kepatuhan WP. Hal ini
mengindikasikan bahwa berdasarkan penelitian ini,kebijakan pajak tidak membuat sistem perpajakan
menjadi lebih baik.
Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak TerhadapKepatuhan Formal Wajib Pajak
Pemahaman pajak dalam penelitian ini
meliputi pemahaman tentang konsep dan undang-undang perpajakan. Secara keseluruhan, tingkat
pemahaman pemilik UMKM sepatu dan sandal di
Kabupaten Mojokerto mengenai perpajakan tergolongrendah. Walaupun mayoritas responden merupakan
lulusan SMU yang belum menerima materi mengenai
perpajakan, pemahaman perpajakan dapat diperoleh
melalui training atau sosialisasi perpajakan. Namundemikian, berdasarkan informasi dari responden dan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Mojokerto, Direktorat Jenderal Pajak jarangmengadakan sosialisasi perpajakan kepada pemilik
UMKM. Hal ini dapat menjadi penyebab rendahnya
pemahaman perpajakan responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaterdapat pengaruh yang signifikan antara pemahaman
wajib pajak (WP) terhadap kepatuhan formal WP. Hal
ini konsisten dengan penelitian-penelitian terdahulu(Ekawati dan Radianto, 2008; Supriyati dan Hidayati,2008; Ernawati dan Wijaya, 2011). Penelitian ini jugakonsisten dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa
semakin tinggi tingkat pemahaman wajib pajak,semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya. Hasil
penelitian ini juga mengkonfirmasi agency theory.
Tingkat pemahaman WP terhadap perpajakan akanmempengaruhi penilaian WP tersebut terhadap
keuntungan atau kerugian yang akan ditimbulkan olehsebuah kebijakan pajak. Apabila WP memahami
bahwa tax rate reduction bertujuan untuk
menguntungkan pemerintah maupun dirinya sendiri,maka WP tersebut akan cenderung patuh. Kepatuhan
tersebut disebabkan oleh keinginan WP untukmemaksimalkan keuntungannya sendiri, sesuai
dengan agency theory. Namun demikian, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat
pemahaman perpajakan dan kepatuhan formal pemilik
UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto
masih tergolong rendah. Responden kurang
memahami peraturan dan konsep perpajakan sehinggamereka kurang memahami keuntungan atau kerugian
dari tax rate reduction serta resiko perilakuketidakpatuhan pajak .
Penerapan self assessment system di
Indonesia saat ini membuat penerimaan negara sangatdipengaruhi oleh tingkat kepatuhan WP. Tingkat
pemahaman WP memberikan andil yang besar self
assessment system karena WP harus menghitung,
membayar dan melaporkan pajaknya sendiri.Kurangnya pemahaman perpajakan akan
mengakibatkan rendahnya tingkat kepatuhan formal
pajak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitianPurwantini dan Bondan (2004) dalam Supriyati dan
Hidayati (2008), bahwa WP dengan tingkat pemahaman rendah cenderung melakukan perlawanan
pasif (ketidakpatuhan pasif) karena tidak tahu tentang
untuk apa, bagaimana, kapan dan kepada siapa pajakharus dibayarkan.
-
8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …
8/10
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012
23
IV. K ESIMPULAN
Kesimpulan Riset
Berdasarkan hasil pengolahan data, analisismodel dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini,
dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dankepatuhan formal wajib pajak UMKM sepatu dansandal di Kabupaten Mojokerto termasuk dalam
kategori rendah. Rendahnya tingkat pemahaman dapat
disebabkan oleh kurangnya sosialisasi maupun
training perpajakan dari Direktorat Jenderal Pajak.Sedangkan kebijakan pajak, yang dalam penelitian ini
berfokus pada tax rate reduction dalam UU No. 36
Tahun 2008 Pasal 17 ayat (1) huruf a, termasuk dalamkategori cukup.
Selain itu, hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel
kebijakan pajak terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Dengan kata lain, kenaikan atau penurunan
tarif pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhanformal wajib pajak UMKM sepatu dan sandal diKabupaten Mojokerto. Berdasarkan hasil ini makahipotesis penelitian tidak terbukti kebenarannya. Hal
ini disebabkan mayoritas reponden tidak terlalu
memperdulikan adanya perubahan kebijakan pajak.Di sisi lain, terdapat pengaruh signifikan antara
variabel pemahaman wajib pajak terhadap kepatuhan
formal wajib pajak wajib pajak UMKM sepatu dansandal di Kabupaten Mojokerto. Semakin tinggi
pemahaman wajib pajak, semakin tinggi pula t ingkatkepatuhan formalnya. Berdasarkan hasil ini maka
hipotesis penelitian terbukti kebenarannya.
ImplikasiPenelitian ini mempunyai implikasi teoritis
maupun empiris. Dari segi teoritis, hasil penelitian ini
mengungkapkan bahwa pemahaman wajib pajak
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kepatuhan formal wajib pajak. Hal ini konsistendengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Ekawati dan Radianto (2008), Supriyati dan Hidayati(2008), serta Ernawati dan Wijaya (2011). Di sisi lain,
penelitian ini mengungkapkan fakta empiris baru
yang berbeda dengan penelitian sebelumnya
(Komalasari dan Nashih, 2005; Papp dan Takats,2008; Salman dan Farid, 2010), bahwa kebijakan
pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal
wajib pajak. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa agency theory juga terjadi dalam bidang
perpajakan.
Dari segi empiris, hasil penelitian ini dapatmemberikan gambaran kepada Direktorat Jenderal
Pajak bahwa tingkat pemahaman wajib pajak UMKMsepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto tergolong
rendah. Sedangkan, seperti yang diungkapkan dalamhasil penelitian, pemahaman wajib pajak akanmempengaruhi kepatuhan formalnya secara
signifikan. Selain itu, penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa tujuan pemerintah dalammenerapkan UU No. 36 Tahun 2008 tidak tercapai.
Rekomendasi
Penelitian ini memiliki beberapaketerbatasan dalam pelaksanaannya. Berikut ini
beberapa keterbatasan penelitian ini besertarekomendasi bagi beberapa pihak terkait:
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, nilai Adjusted R
2 yang diperoleh rendah. Hal ini
mengindikasikan bahwa masih terdapat variabelindependen lain yang mempengaruhi kepatuhan
formal wajib pajak namun tidak termasuk dalam
model penelitian ini. Oleh karena itu, diharapkan
penelitian selanjutnya menambah variabelindependen lainnya, seperti pemeriksaan pajak,
besarnya sanksi pajak, dan sebagainya.2. Hampir semua reponden berjenis kelamin pria,
hal ini dapat menimbulkan bias gender dalam
mengukur tingkat kepatuhan formalnya. Oleh
karena itu, sebaiknya penelitian selanjutnyamempertimbangkan faktor gender dalam model
penelitian.
3. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas padaKabupaten Mojokerto. Oleh karena itu,
penelitian selanjutnya diharapkan dapat
memperluas ruang lingkup penelitian sehingga jumlah sampel lebih banyak dan hasil penelitian
yang diperoleh lebih baik.Latar belakang pendidikan mayoritas respondenadalah SMU dan belum menerima sosialisasi
perpajakan sehingga beberapa responden kurangmemahami konsep perpajakan dan perubahankebijakan pajak. Oleh karena itu, sebaiknya Direktorat
Jenderal Pajak mengadakan sebuah sosialisasi atau pelatihan perpajakan kepada para pemilik UMKMsepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto. Sosialisasi
perpajakan akan membuat para pemilik UMKMmemiliki pemahaman perpajakan yang lebih baiksehingga diharapkan kepatuhannya akan meningkat.Selain mengadakan sosialiasi, sebaiknya pemerintahikut serta dalam meningkatkan kepatuhan pajakUMKM dengan memberikan pinjaman dengan bungarendah atau bantuan alat produksi sebagai stimulus
bagi para pemilik UMKM sepatu dan sandal diKabupaten Mojokerto. Hal ini perlu dilakukanmengingat mayoritas responden hanya maumelaksanakan kewajiban perpajakan apabila haltersebut menguntungkan dan dapat mengembangkan
usahanya.
R EFERENSI
Adventorial. (1 Oktober 2011). Pengusaha Taat PajakHanya 3,6 Persen. Jawa Pos, 6.
Ali, Mukhtar M., Cecil, H. Wayne, Knoblett, James
A. (2001). The Effects of Tax Rates andEnforcement Policies on Taxpayer
-
8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …
9/10
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012
24
Compliance: A Study of Self-EmployedTaxpayers. Atlantic Economic Journal, 29,
186-202.
Arifin, Imamul. (2007). Membuka Cakrawala
Ekonomi. Bandung: PT Setia Purna Inves.
Cobham, Alex. (2005). Taxation policy anddevelopment. England: The Oxford Council on
Good Governance.
Direktorat Jenderal Pajak. Contoh Perhitungan PajakTerutang UKM . Diakses 2 Mei 2011 dariWorld Wide Web: http://www.pajak.go.id/
Durianto, Darmadi., Sugiarto., & Sitinjak, Tony.(2001). Strategi Menaklukan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.
Ekawati, Liana dan Radianto, Wirawan Dwi. (2008).
Survey Pemahaman dan Kepatuhan Wajib
Pajak Usaha Kecil dan Menengah di Kota
Yogyakarta. Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika, 6, 185-191.
Ernawati, Sri dan Wijaya, Mellyana. (2011).Pengaruh Pemahaman Akuntansi PajakTerhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Usaha di Bidang Perdagangan di KantorPelayanan Pajak Pratama Banjarmasin. Jurnal
Spred , 1 (1), 74-86.
Fitriyani, Dewi & Tiswiyanti, Wiwik. (2009).
Penerapan UU PPh No. 36 Tahun 2008:Manfaat dan Implikasi Bagi Wajib Pajak
Pribadi. Jurnal Cakrawala Akuntansi, 1 (1),
89-94.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.
Jensen, Michael C. dan Meckling, William H..
(1976). Theory of the Firm: ManagerialBehavior, Agency Costs amd Ownership
Structure. Journal of Financial Economics, 3
(4), 305-360.
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (2008).Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah. Jakarta. Diakses 2 Mei 2011
dari World Wide Web:http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/...A030.../U
U20Tahun2008UMKM.pdf/
_____. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan
Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. Jakarta. Diakses 2 Mei 2011 dari
World Wide Web:http://kanwilpajakwpbesar.go.
id/file_share/pnu/uu_28_2007_kup.pdf/
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (2008).Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan. Jakarta. Diakses 2
Mei 2011 dari World Wide
Web:http://www.pajak.go.id/dmdocuments/UU-36-2008.pdf/
Kementrian Koperasi dan UMKM. (2011).Pemantapan Rencana Implementasi
Percepatan Pemberdayaan Koperasi danUMKM. Diakses 17 Mei 2011 dari World
Wide Web: http://www.depkop.go.id/
Komalasari, Puput Tri dan Nashih, Moh. (2005).Degree of Tax Payer Compliance and Tax
Tariff The Testing on the Impact of Income
Types. Jurnal disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi VII Solo, 554-564.
Nurmantu, Safri. (2003). Pengantar Perpajakan.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Papp, Tamas K. dan Takats, Elod. (2008). Tax RateCuts and Tax Compliance-The Laffer Curve.
IMF Working Paper , 1-22. International
Monetary Fund: Policy Department and
Review Department. Diakses 2 Mei 2011 dari
World Wide Web:http://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/2008/
wp0807.pdf
Pratisto, Arif. (2004). Cara Mudah Mengatasi
Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan
dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Perpajakan Indonesia“Konsep dan Aspek Formal”. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Salman, Kautsar Riza dan Farid, Mochammad.
(2010). Study of the Taxpayer’s Compliance inBanking Industries in Surabaya. Journal of
Economics, Business, & Accountancy Ventura,
13, 59-75
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Supriyati dan Hidayati, Nur. (2008). Pengaruh
Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi dan Teknologi Informasi, 7 (1), 41-
50.
Upa, Vierly Ananta. (2011). Indikasi Manajemen
Laba Sebelum dan Sesudah Penerapan UU
Nomor 36 Tahun 2008: Studi Pada PerusahaanSektor Properti dan Real Estate Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Publikasi Ilmiah Universitas Brawijaya.
-
8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …
10/10
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012
25
Waluyo. (2010). Perpajakan Indonesia Edisi 9.
Jakarta: Salemba Empat.
Widayati dan Nurlis. (2010). Faktor-Faktor YangMempengaruhi Kemauan Untuk Membayar
Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi YangMelakukan Pekerjaan Bebas (Studi KasusPada KPP Pratama Gambir Tiga). Jurnaldisajikan pada Simposium Nasional Akuntansi
XIII Purwokerto, 1-23.