pengaruh kebijakan pajak dan pemahaman wajib pajak terhadap kepatuhan formal wajib pajak umkm sepatu...

Upload: khairil-badawi

Post on 06-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …

    1/10

    Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012

    16

    PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK DAN

    PEMAHAMAN WAJIB PAJAK TERHADAP

    KEPATUHAN FORMAL WAJIB PAJAKUMKM SEPATU DAN SANDAL DI

    MOJOKERTO 

     Narita Pravitasari Wirawan Endro Dwi Radianto Vierly Ananta Upa

    Program Studi Akuntansi Program Studi Akuntansi Program Studi AkuntansiUniversitas Pelita Harapan Universitas Ciputra Universitas Pelita Harapan

    Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia

      [email protected] [email protected] [email protected]

     Abstrak —   Pajak adalah iuran rakyat kepadanegara untuk membayar pengeluaran-pengeluaran

    negara. Saat ini sistem pemungutan pajak yang

    diterapkan di Indonesia adalah  self assesment system.Berdasarkan sistem tersebut, pemerintah memberikan

    wewenang dan kepercayaan kepada wajib pajak untukmenghitung dan melaporkan sendiri pajak terutangnya.Hal ini membuat penerimaan negara benar-benar

    tergantung pada kepatuhan wajib pajak. Pemerintahtelah menerapkan  tax rate reductions yang diatur dalam

    UU Nomor 36 Tahun 2008 yang bertujuan untukmeningkatkan kepatuhan pajak. Di sisi lain, SensusNasional Perpajakan yang diselenggarakan beberapa

    waktu yang lalu mengungkapkan bahwa tingkatkepatuhan masih rendah. Fenomena ini menunjukkan

    bahwa isu kepatuhan pajak masih menarik untukditeliti. Penelitian ini menggunakan dua faktor yang

    mempengaruhi kepatuhan, yaitu kebijakan pajak dan

    pemahaman wajib pajak. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh

    kedua variabel tersebut terhadap tingkat kepatuhanformal wajib pajak. Obyek dalam penelitian ini adalah

    wajib pajak orang pribadi pemilik UMKM sepatu dansandal di Kabupaten Mojokerto. Selain itu, metodepemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah  purposive sampling  dengan responden sebanyak

    57 orang. Untuk menguji pengaruh variabel independen

    terhadap variabel dependen, penelitian inimenggunakan  multiple regression dan uji-t . Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman wajibpajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhanformal wajib pajak. Namun, kebijakan pajak tidak

    berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak.

    Kata kunci:  kebijakan pajak, tax rate reductions wajib pajak orang pribadi, pemahaman wajib pajak, dan kepatuhan formal wajib pajak.

    I.  PENDAHULUAN 

    Pajak menurut Soemitro (Waluyo, 2010)merupakan iuran rakyat kepada kas negara

     berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat jasa timbal balik dan digunakan untuk membayar

     pengeluaran umum. Peranan pajak dalam Anggaran

    Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang semakin besar membuat pemerintah semakin aktif dalam

    melakukan intensifikasi maupun ekstensifikasi subjekdan objek pajak. Dalam hal ini diperlukan partisipasi

    dari masyarakat agar dapat mencapai visi dan misi

     pemerintah.Kepatuhan perpajakan merupakan keadaandimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban

     perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya

    (Nurmantu, 2003). Saat ini, pemerintah menerapkansistem self assessment   yang membuat penerimaan

     pajak sangat tergantung kepada kepatuhan wajib

     pajak. Untuk menjalankan kewajiban perpajakandengan benar, setiap wajib pajak (WP) membutuhkan

     pemahaman yang cukup atas undang-undang dankonsep perpajakan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa

     penelitian (Ekawati dan Radianto, 2008; Supriyati danHidayati, 2008; Ernawati dan Wijaya, 2011). Selainitu, kepatuhan dipengaruhi oleh kebijakan pajak,

    termasuk penurunan tarif pajak, seperti yangdiungkapkan beberapa penelitian (Ali, Cecil, dan

    Knoblett, 2001; Papp dan Takats, 2008; Komalasaridan Nashih, 2005) bahwa tingkat kepatuhan wajib

     pajak akan meningkat atau menurun seiring perubahan tarif pajak.

    Pada tahun 2008, Indonesia mengalami

    reformasi perpajakan. Salah satunya berupa pengesahan UU Nomor 36 Tahun 2008 yang

     bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara danmewujudkan sistem perpajakan yang lebih baik. UU

     Nomor 36 Tahun 2008 berfokus pada penurunan tarif

  • 8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …

    2/10

  • 8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …

    3/10

    Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012

    18

    2.  Kebijakan pajak mempermudah perhitungan pajak terutang.

    3.  Kebijakan pajak memotivasi WP untuk

    melaporkan SPT tepat waktu.4.  Kebijakan pajak memotivasi WP untuk

    melaporkan SPT sesuai dengan ketentuan

     perpajakan.5.  Kebijakan pajak memotivasi WP untuk

    membayar pajak tepat waktu.

    Pemahaman WP dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep dan undang-undang perpajakan.Dimensi pemahaman WP dalam penelitian ini yaitu

     pengisian SPT yang benar, perhitungan pajak telah

    sesuai dengan pajak terutang yang seharusnya

    ditanggung oleh WP, ketepatan waktu dalam penyetoran dan pembayaran pajak, serta pelaporan

     pajak ke KPP setempat oleh WP. Item-item pernyataan dalam kuesioner penelitian ini

    mengadopsi kuesioner penelitian Ekawati dan

    Radianto (2008) yang disesuaikan dengan panduan

     pengisian SPT dan peraturan pajak terbaru, antaralain:1.  UU No. 28 Tahun 2007.

    2.  UU No. 36 tahun 2008.3.  Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor

    PER-34/PJ/2010.

    4.  Peraturan Direktorat Jenderal Pajak NomorPER-22/PJ/2008.

    5.  Peraturan Menteri Keuangan No.181/PMK.03/2007.

    Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

    kepatuhan formal wajib pajak UMKM. Dimensi

    kepatuhan formal dalam penelitian ini merupakankombinasi dari Ekawati dan Radianto (2008) serta

     Nasucha (Rahayu, 2010) yaitu kepatuhan wajib pajakdalam mendaftarkan diri, ketepatan waktu dalam

     penyetoran pajak, dan ketepatan waktu dalam

     pelaporan pajak. Item-item pernyataan dalamkuesioner penelitian ini mengadopsi kuesioner

     penelitian Ekawati dan Radianto (2008) yang

    disesuaikan dengan kriteria WP Patuh menurut Fidel

    (2010) maupun peraturan pajak terbaru, yaitu UU No.28 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Keuangan No.

    20/PMK.03/2007.Ketiga variabel dalam penelitian ini diukur

    menggunakan skala Likert. Skala Likert dipakai untuk

    mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorangatau sekelompok orang tentang fenomena sosial

    (Sugiyono, 2004). Jawaban dari setiap instrumenmempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat

    negatif berupa pernyataan yang telah diberi nilai

    (scoring), sebagai berikut:

    Tabel 1. Tabel Scoring Jawaban Kuesioner

    Pilihan respon Skor

    Sangat Setuju (SS) 5

    Setuju (S) 4

     Netral (N) 3

    Tidak Setuju (TS) 2

    Sangat Tidak Setuju (STS) 1

    Sumber: Sugiyono (2004:87)

     Metode Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan bantuan softwareStatistical Product and Service Solutions (SPSS) 16

     for   windows untuk mengolah dan menganalisis data.Menurut Sugiyono (2009), statistik deskriptif

     berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikangambaran atas objek yang diteliti melalui data sampelatau populasi sebagaimana adanya. Dalam bagian ini,hasil jawaban responden akan dideskripsikan menurutmasing-masing variabel penelitian. Deskripsi jawabanakan dijelaskan berdasarkan frekuensi dan hasil

     perhitungan mean setiap variabel yang telahdikategorikan. Aturan-aturan dalam pengkategorianadalah sebagai berikut (Durianto, Sugiarto, danSitinjak, 2001): 

    Interval kelas = Nilai tertinggi – Nilai Terendah

    Jumlah Kelas

    Interval kelas =

     Nilai batasan pada masing-masing kelas akan

    diperoleh dari nilai interval kelas tersebut. Kemudian,nilai mean masing-masing variabel dinilai

     berdasarkan kategori penilaian yang disesuaikan

    dengan kategori kelas. Hasil pengkategorian nilaiinterval yaitu:

    Tabel 2. Nilai Interval

    Interval Kategori Keterangan

    1.00 – < 1.80 1 Sangat Rendah

    1.80 – < 2.60 2 Rendah

    2.60 – < 3.40 3 Cukup

    3.40 – < 4.20 4 Tinggi

    4.20 – ≤ 5.00  5 Sangat Tinggi

    Sumber: Data diolah (2011)

    Uji validitas dilakukan untuk mengukur

     pernyataan yang ada dalam kuesioner apakah mampumengungkapkan apa yang akan diungkapkan.

    Penelitian ini menggunakan teknik korelasi  pearson product moment untuk menguji validitas instrumen penelitian.  Apabila nilai koefisien korelasi skor

     pernyataan dengan skor total ≥ 0,30 maka pernyataan

    tersebut dinyatakan valid (Sugiyono, 2011). Selainitu, perlu dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui

    sejauh mana sebuah pengukuran dapat memberikanhasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran

    kembali terhadap subyek yang sama. Pengujianreliabilitas menggunakan koefisien cronbach alpha 

    yang dalam hal ini dinyatakan reliabel apabila nilaicronbach  alpha  lebih besar dari 0,60 (Sugiyono,

    2011).

    Selain itu, suatu model regresi dapat dipakaiapabila memenuhi beberapa asumsi yang disebut

  • 8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …

    4/10

    Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012

    19

    asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untukmengetahui apakah model regresi yang dihasilkan

    merupakan model regresi yang menghasilkan  Best Linier Unbiased Estimation  atau disingkat menjadiBLUE (Ghozali, 2006). Uji asumsi klasik dalam

     penelitian ini meliputi uji normalitas,

    multikolinearitas, dan heterokedastisitas. Pengujiannormalitas digunakan untuk mengetahui apakah

    dalam suatu model regresi, variabel pengganggu atau

    residual mempunyai distribusi yang normal.

    Pengujian normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov  yang dalam hal ini data dikatakan

    terdistribusi normal apabila nilai probabilitas > 0,05

    (Ghozali, 2006). Pengujian multikolinearitasdigunakan untuk mengetahui apakah pada model

    regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel

    independen. Pendekatan yang digunakan dalam

     penelitian ini adalah VIF (variance inflation factor )maupun nilai tolerance. Dasar penarikan

    keputusannya adalah apabila nilai VIF ≤ 10 atau

    angka tolerance ≥ 0,1 maka Ho diterima atau dengankata lain, bebas multikolinearitas (Ghozali, 2006).Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untukmengetahui apakah dalam sebuah model regresi

    terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Penelitian ini

    menggunakan uji Glejser untuk mendeteksi terjadinya

    heteroskedastisitas. Model regresi tidak mengandungheterokedastisitas apabila probabilitas signifikansinya

    di atas tingkat kepercayaan 0,05 (Ghozali, 2006).Penelitian ini menggunakan metode

    kuantitatif, yang dalam hal ini variabel independen

    dipasangkan dengan variabel dependen kemudianmengujinya pengaruhnya secara statistik dengan jenis

    analisis multiple regression. Menurut Sugiyono(2009), analisis multiple regression digunakan dalam

     penelitian dengan varibel independen minimal duadengan menggunakan rumus:

    KF = α + β 1KP + β 2PW + ε  (1)

    Keterangan:

    KF = Kepatuhan formal wajib pajak

    α  = Konstantaβ1 ,β2  = Koefisien Regresi

    KP = Kebijakan pajakPW = Pemahaman wajib pajakε = Error

    Pengujian hipotesis  dilakukan  dengan menggunakan 

    t-test . Pengujian tersebut dilakukan untuk mengujikoefisien regresi secara individu dari variabel

    independennya. Hipotesis yang akan diuji yaitu: 

    Ho1 : Kebijakan pajak tidak berpengaruh terhadap

    kepatuhan formal wajib pajak.Ha1 : Kebijakan pajak berpengaruh terhadap

    kepatuhan formal wajib pajak.Ho2 : Pemahaman wajib pajak tidak berpengaruh

    terhadap kepatuhan formal wajib pajak.

    Ha2 : Pemahaman wajib pajak berpengaruhterhadap kepatuhan formal wajib pajak.

    Adapun kriteria untuk pengambilan keputusannyayaitu (Pratisto, 2004):

    thitung < ttabel atau p-value > 0,05 maka Ho diterima danHa ditolak.

    thitung > t tabel atau p-value < 0,05 maka Ho ditolak danHa diterima.

    III.  HASIL DAN PEMBAHASAN 

    Karakteristik RespondenResponden dalam penelitian ini adalah wajib pajak

    orang pribadi pemilik UMKM sepatu dan sandal diKabupaten Mojokerto sebanyak 57 orang. Sebagian

     besar responden merupakan pria (98%) dan berusialebih dari 41 tahun (63%). Mayoritas responden (56%)merupakan lulusan SMU. Ditinjau dari jenis usaha,sebagian besar UMKM berbentuk manufaktur (56%)dan telah berdiri selama lebih dari 10 tahun (77%).Meskipun demikian, mayoritas responden baru

    memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) selama7-10 tahun (37%). Sebagian responden memilikikaryawan sebanyak 11-20 orang (39%). Hal inidikarenakan sebagian besar produksi sepatu dan sandaldilakukan secara musiman, misalnya saat menjelangHari Raya Idul Fitri atau liburan sekolah. Saatmendekati bulan tersebut, biasanyapara pengusahamempekerjakan beberapa karyawan tidak tetap untukmemenuhi jumlah permintaan yang meningkat.

    Statistik DeskriptifBerdasarkan 57 kuesioner yang diolah, masing-

    masing variabel dikategorikan sesuai dengan nilai rata-ratanya. Variabel kebijakan pajak memiliki rata-ratasebesar 2,71 sehingga termasuk dalam kategori cukup.

    Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian pararesponden terhadap perubahan kebijakan pajak,termasuk tax rate reduction. Walaupun kebijakan

     pajak dianggap cukup menguntungkan, respondentidak lebih termotivasi untuk menyetorkan danmelaporkan pajaknya tepat waktu. Selain itu, variabel

     pemahaman wajib pajak menunjukkan nilai rata-ratasebesar 2,58 sehingga termasuk dalam kategorirendah. Responden cukup memahami tata cara

     penyetoran pajak dan pengisian SPT karena adanya buku pedoman pengisian SPT. Namun, respondenkurang memahami tata cara perhitungan dan pelaporan

     pajak terutang. Secara keseluruhan, variabel kepatuhanformal wajib pajak menunjukkan nilai rata-rata sebesar2,43 sehingga termasuk dalam kategori rendah.Responden cukup patuh dalam mendaftarkan diri.

     Namun, tingkat kepatuhan dalam penyetoran dan pembayaran pajak tergolong rendah. Hasil pengujianstatistik deskriptif tersebut disajikan pada Tabel 3.

    Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Indikator Skor Jawaban Mean Kategori

    1 2 3 4 5

    X1.1 0 15 17 24 1 3.19 Cukup

    X1.2 4 24 17 11 1 2.67 Cukup

    X1.3 7 25 12 13 0 2.54 Rendah

  • 8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …

    5/10

    Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012

    20

    X1.4 3 26 18 10 0 2.61 Cukup

    X1.5 8 23 16 8 2 2.53 Rendah

    Variabel Kebijakan Pajak 2.71 Cukup

    X2.1 6 20 30 0 1 2.47 Rendah

    X2.2 1 18 16 22 0 3.04 Cukup

    X2.3 7 30 14 5 1 2.35 Rendah

    Pengisian SPT 2.62 Cukup

    X2.4 4 28 14 11 0 2.56 Rendah

    X2.5 11 27 14 4 1 2.25 Rendah

    X2.6 5 33 15 4 0 2.32 Rendah

    X2.7 5 29 15 8 0 2.46 Rendah

    Perhitungan Pajak Terutang 2.40 Rendah

    X2.8 5 34 14 4 0 2.30 Rendah

    X2.9 0 16 20 21 0 3.09 Cukup

    X2.10 0 14 22 19 2 3.16 Cukup

    X2.11 0 15 23 18 1 3.09 Cukup

    Penyetoran Pajak 2.91 Cukup

    X2.12 14 26 11 6 0 2.16 Rendah

    X2.13 5 31 17 3 1 2.37 Rendah

    X2.14 0 28 27 2 0 2.54 Rendah

    Pelaporan Pajak 2.36 Rendah

    Variabel Pemahaman Pajak 2.58 Rendah

    Y1.1 2 11 19 23 2 3.21 Cukup

    Y1.2 19 26 5 5 2 2.04 Rendah

    Kepatuhan Dalam Me ndaftarkan

    Diri 2.63 Cukup

    Y1.3 8 26 19 4 0 2.33 Rendah

    Y1.4 8 26 14 9 2.42 Rendah

    Kepatuhan Waktu Penyetoran

    Pajak 2.38 Rendah

    Y1.5 9 34 11 3 0 2.14 Rendah

    Y1.6 9 22 18 8 0 2.44 Rendah

    Kepatuhan Waktu Pelaporan Pajak 2.29 Rendah

    Variabel Kepatuhan Formal WajibPajak 2.43 Rendah

    Sumber: Data diolah (2011)

     Hasil Pengujian Validitas dan ReabilitasUntuk menguji validitas dan reabilitas kuesioner,

     peneliti melakukan  pre-test   dengan menyebarkan 32kuesioner kepada pemilik UMKM sepatu dan sandaldi Kabupaten Mojokerto. Setelah kuesionerdinyatakan valid dan reliabel, maka dilakukan

     penelitian lapangan dan menghasilkan 57 kuesioneryang dapat diolah.

    Berdasarkan  pilot test yang dilakukan, semuavariabel dinyatakan realiabel baik dalam  pre-test  maupun penelitian lapangan karena memiliki nilaicronbach alpha lebih dari 0,6. Hal ini menunjukkan

    seluruh variabel mempunyai nilai konsistensi yang baik dan dapat digunakan untuk penelitian

    selanjutnya. Hasil pengujian reabilitas ditunjukkan

     pada Tabel 4.

    Tabel 4. Hasil Pengujian Reabilitas

    Variabel

    Reliabilitas

    ( cronbach alpha)Keterangan

     Pre-tes tPenelitian

    Lapangan

    Kebijakan Pajak 0,885 0,887 Reliabel

    Pemahaman WP 0.811 0,853 Reliabel

    Kepatuhan Formal

    Pajak0,704 0,704 Reliabel

    Sumber: Data diolah (2011)

    Selain itu, dalam  pre-test   maupun penelitian

    lapangan, semua item pernyataan dalam kuesioner juga dinyatakan valid karena nilai koefisien

    korelasinya lebih dari 0,3. Hasil pengujian validitasditunjukkan pada Tabel 5.

    Tabel 5. Hasil Pengujian Validitas

    Variabel Dimensi ItemKoefisien Korelasi

    Keterangan Pre-

     testPenelitianLapangan

    KebijakanPajak

    X1.1 0.685 0.695 Valid

    X1.2 0.808 0.823 Valid

    X1.3 0.885 0.916 Valid

    X1.4 0.844 0.845 Valid

    X1.5 0.909 0.863 Valid

    Pemahaman

    Wajib

    Pajak

    Pengisian

    SPT

    X2.1 0.608 0.559 Valid

    X2.2 0.490 0.567 Valid

    X2.3 0.679 0.657 Valid

    Perhitungan

    Pajak

    Terutang

    X2.4 0.643 0.728 Valid

    X2.5 0.558 0.622 Valid

    X2.6 0.576 0.624 Valid

    X2.7 0.532 0.626 Valid

    Penyetoran

    Pajak

    X2.8 0.807 0.614 Valid

    X2.9 0.364 0.623 Valid

    X2.10 0.369 0.597 Valid

    X2.11 0.327 0.544 Valid

    Pelaporan

    Pajak

    X2.12 0.626 0.455 Valid

    X2.13 0.583 0.520 Valid

    X2.14 0.424 0.499 Valid

    Kepatuhan

    Formal

    Wajib

    Pajak

    Mendaftarkan

    Diri

    Y1.1 0.359 0.328 Valid

    Y1.2 0.456 0.385 Valid

    PenyetoranPajak

    Y1.3 0.746 0.759 Valid

    Y1.4 0.826 0.850 Valid

    Pelaporan

    Pajak

    Y1.5 0.808 0.794 Valid

    Y1.6 0.815 0.795 Valid

    Sumber: Data diolah (2011)

     Hasil Pengujian Asumsi Klasik

    Pengujian normalitas data dalam penelitian ini

    menggunakan Kolmogorov-Smirnov  yang tersedia

    dalam program SPSS. Berdasarkan hasil pengujianKolmogorov Smirnov, dapat diketahui bahwa nilai

    signifikansi lebih besar dari 0.05 yaitu 0.731. Olehkarena itu, dapat disimpulkan bahwa residual model

    regresi berdistribusi normal. Selain itu, untukmenghasilkan model regresi yang baik, data

     penelitian juga harus memenuhi pengujianmultikolinearitas. Berdasarkan pengujian yang

    dilakukan, nilai VIF dari semua variabel bebas lebih

    kecil dari 10 dan nilai tolerance  lebih dari 0,1. Hasilini menunjukkan tidak terjadi korelasi antar variabel

     bebas dalam persamaan regresi yang dihasilkan.Selain itu, hasil pengujian heterokedastisitas

  • 8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …

    6/10

    Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012

    21

    menunjukkan nilai signifikansi untuk semua variabellebih besar dari 0.05. Dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa terjadi gejala homoskedastisitas.

    Hal ini mengindikasikan tidak ada satupun variabelindependen yang signifikan secara statistik

    mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut

    (AbsUt).

     Hasil Pengujian Hipotesis 

    Penelitian ini menggunakan analisis multipleregression  untuk mengetahui pengaruh variabelindependen terhadap variabel dependen. Hasil

     pengujian multiple regression disajikan pada Tabel 6.

    Tabel 6. Hasil Pengujian Multiple Regression

    VariabelKoef.

    RegresiTingkat Sig.

    thitung Keterangan

    Kebijakan

    Pajak (X1)0,181 0.095 Ho diterima

    Pemahaman

    WP (X2) 0,392 0.026 Ho ditolak(Constant) 0.928 0,015

    R 2= 0,259 Tingkat sig. Fhitung = 0.000

    Adj. R 2 =

    0,232

     N = 57

    Variabel dependen : Kepatuhan formal WP (Y)

    Sumber: Data diolah (2011)

    Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi pada penelitian ini adalah:

    Y = 0,928 + 0,181 X1 + 0,392 X2 

    Koefisien determinasi (R 2) dalam penelitian ini

     bernilai 0,259 sedangkan  Adjusted R 2  bernilai 0,232.

    Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama,23,2% perubahan variabel kepatuhan formal wajib

     pajak disebabkan oleh variabel kebijakan pajak danvariabel pemahaman wajib pajak. Adapun sisanya,

    yaitu sebesar 76,8% disebabkan oleh variabel lain

    yang tidak termasuk dalam model. Oleh karena

     Adjusted   R 2  ≤ R 

    2  maka perlu ditambahkan variabel

    independen dalam model regresi.Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

    tingkat signifikansi uji F hitung adalah sebesar 0,000( p-value  < 0.05) yang menunjukkan ada pengaruhsignifikan antara variabel kebijakan pajak dan

     pemahaman WP terhadap kepatuhan formal WP.

    Setelah dipastikan dengan menggunakan uji F bahwa

     paling tidak, terdapat satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,

    maka dilakukan pengujian secara individu dengan ujit. Tabel 6. menunjukkan hasil uji t sehingga dapat

    diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1.  Tingkat signifikansi variabel kebijakan pajaksebesar 0,095. Oleh karena tingkat signifikansi

    ini lebih dari 0,05 maka variabel kebijakan pajak

    tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formalwajib pajak (WP).

    2.  Tingkat signifikansi variabel pemahaman WP 

    (X2) sebesar 0,026. Oleh karena tingkat

    signifikansi ini kurang dari 0,05 maka variabel

     pemahaman WP berpengaruh signifikanterhadap kepatuhan formal WP.

    Pembahasan Berdasarkan hasil analisis deskriptif, kepatuhan

    formal WP UMKM sepatu dan sandal Mojokerto

    masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan

     perbandingan lama usaha dan kepemilikan NPWP.Mayoritas usaha responden telah berdiri selama 10

    tahun lebih, sedangkan mayoritas kepemilikan NPWP

    hanya selama 7-10 tahun. Dengan kata lain, tingkatkepatuhan formal WP UMKM sepatu dan sandal di

    Mojokerto dalam mendaftarkan diri cukup rendah.

    Berikut ini penjelasan mengenai pengaruh kebijakan

     pajak maupun pemahaman WP terhadap kepatuhanformal WP.

    Pengaruh Kebijakan Pajak Terhadap KepatuhanFormal Wajib Pajak.Kebijakan pajak yang menjadi fokus dalam

     penelitian ini adalah tax rate reduction  bagi WP OP

    yang diatur dalam UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 17ayat (1) huruf a. Kebijakan pajak ini seharusnya dapat

    menguntungkan bagi WP pemilik UMKM karena

     jumlah pajak yang harus dibayarkan menjadi lebihrendah. Berdasarkan analisis deskriptif variabel

    kebijakan pajak, indikator dengan rata-rata tertinggiadalah item pernyataan nomor 1. Hal ini

    menunjukkan bahwa penurunan tarif dan perubahan

    lapisan penghasilan kena pajak dianggap cukupmenguntungkan.

    Penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal

    WP. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya (Salman dan Farid,

    2010; Ali,  et.al, 2001; serta Papp dan Takats, 2008).

    Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan

     penelitian Komalasari dan Nashih (2005) yang

    mengungkapkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajakakan meningkat seiring dengan kenaikan tarif pajak

     pada jenis pendapatan earned income. Jenis pendapatan yang diterima pemilik UMKMmerupakan earned income  karena jumlah pendapatan

    yang mereka terima sesuai dengan seberapa jauh kerjakeras untuk meningkatkan penjualan sepatu dan

    sandal.

    Hasil penelitian ini berbeda dengan

     penelitian sebelumnya karena kurangnya perhatian para responden terhadap perubahan kebijakan pajak.

    Berdasarkan analisis deskripsi variabel kebijakan

     pajak, indikator yang memiliki rata-rata paling rendah

    adalah X1.5 (item pernyataan nomor 5). Hal inimenunjukkan penurunan tarif dan perluasan lapisan

     penghasilan kena pajak tidak membuat responden

    lebih berniat membayar pajak tepat waktu. Hal inidisebabkan sebagian besar responden berpendapat

  • 8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …

    7/10

    Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012

    22

     bahwa pajak merupakan kewajiban yang akandipenuhi apabila menguntungkan bagi mereka.

    Sebagai seorang pengusaha, para responden

    menginginkan pengeluaran yang sekecil-kecilnya.Sebagian responden mengurus Nomor Pokok Wajib

    Pajak (NPWP) hanya sebagai persyaratan

     peminjaman dana atau pembuatan giro. Namun untuk pembayaran dan pelaporan pajak selanjutnya,

    sebagian responden cenderung kurang patuh. Bahkan,

     beberapa responden menginginkan untuk tidak

    membayar pajak sama sekali walaupun telahmempunyai NPWP dan mengalami kenaikan

     pendapatan. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian

     besar reponden tidak memperdulikan adanya perubahan tarif walaupun sebenarnya kebijakan

    tersebut dimaksudkan untuk menguntungkan mereka.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan agencytheory bahwa WP sebagai agen akan bertindak sesuaidengan kepentingannya sendiri. Kebijakan pajak taxrate reductions  yang menjadi fokus dalam penelitian

    ini sebenarnya dimaksudkan untuk menguntungkanmasyarakat maupun pemerintah itu sendiri.Pemerintah sebagai  principal  mengharapkan denganadanya tax rate reductions akan meningkatkan daya

    saing perekonomian Indonesia, meningkatkan penerimaan negara, dan mendorong tingkat kepatuhan

     pajak secara insentif. Selain itu, keuntungan yang

    akan diterima WP adalah peluang untuk membayar pajak lebih rendah (Fitriyani dan Tiswiyanti, 2009).

     Namun berdasarkan agency theory,  self-assesment

    system  dapat menimbulkan peluang munculnya

     perilaku ketidakpatuhan oleh WP seperti yang

    digambarkan dalam penelitian ini.Penelitian ini juga membuktikan bahwa

    tujuan pemerintah menerapkan UU No. 36 Tahun2008 tidak tercapai. Salah satu tujuan awal penerapan

    undang-undang tersebut, termasuk kebijakan tax rate

    reduction  di dalamnya, adalah untuk mewujudkan

    sistem perpajakan yang lebih baik yaitu netral,

    sederhana, stabil, lebih memberikan keadilan, adanya

    kepastian hukum dan transparansi . Tujuan ini sesuai

    dengan yang diungkapkan Cobham (2005) bahwasuatu kebijakan pajak harus mencapai empat tujuan,

    salah satunya adalah representation. Apabila sistem perpajakan berjalan dengan baik, maka akan timbulkeuntungan potensial. Keuntungan potensial yang

    dimaksud adalah meningkatnya kepatuhan pajak.Kebijakan tax rate reduction memberikan keadilan

    kepada para WP dengan menerapkan tarif yang lebihrendah bagi WP dengan penghasilan rendah.

    Penyederhanaan dan perluasan lapisan penghasilankena pajak akan membuat perhitungan pajak terutang

    lebih sederhana dan transparan. Namun demikian,

    hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kebijakan pajak tidak mempengaruhi kepatuhan WP. Hal ini

    mengindikasikan bahwa berdasarkan penelitian ini,kebijakan pajak tidak membuat sistem perpajakan

    menjadi lebih baik.

    Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak TerhadapKepatuhan Formal Wajib Pajak

    Pemahaman pajak dalam penelitian ini

    meliputi pemahaman tentang konsep dan undang-undang perpajakan. Secara keseluruhan, tingkat

     pemahaman pemilik UMKM sepatu dan sandal di

    Kabupaten Mojokerto mengenai perpajakan tergolongrendah. Walaupun mayoritas responden merupakan

    lulusan SMU yang belum menerima materi mengenai

     perpajakan, pemahaman perpajakan dapat diperoleh

    melalui training atau sosialisasi perpajakan. Namundemikian, berdasarkan informasi dari responden dan

    Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

    Mojokerto, Direktorat Jenderal Pajak jarangmengadakan sosialisasi perpajakan kepada pemilik

    UMKM. Hal ini dapat menjadi penyebab rendahnya

     pemahaman perpajakan responden.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaterdapat pengaruh yang signifikan antara pemahaman

    wajib pajak (WP) terhadap kepatuhan formal WP. Hal

    ini konsisten dengan penelitian-penelitian terdahulu(Ekawati dan Radianto, 2008; Supriyati dan Hidayati,2008; Ernawati dan Wijaya, 2011). Penelitian ini jugakonsisten dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa

    semakin tinggi tingkat pemahaman wajib pajak,semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya. Hasil

     penelitian ini juga mengkonfirmasi agency theory.

    Tingkat pemahaman WP terhadap perpajakan akanmempengaruhi penilaian WP tersebut terhadap

    keuntungan atau kerugian yang akan ditimbulkan olehsebuah kebijakan pajak. Apabila WP memahami

     bahwa tax rate reduction  bertujuan untuk

    menguntungkan pemerintah maupun dirinya sendiri,maka WP tersebut akan cenderung patuh. Kepatuhan

    tersebut disebabkan oleh keinginan WP untukmemaksimalkan keuntungannya sendiri, sesuai

    dengan agency theory. Namun demikian, hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat

     pemahaman perpajakan dan kepatuhan formal pemilik

    UMKM sepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto

    masih tergolong rendah. Responden kurang

    memahami peraturan dan konsep perpajakan sehinggamereka kurang memahami keuntungan atau kerugian

    dari tax rate reduction serta resiko perilakuketidakpatuhan pajak . 

    Penerapan self assessment system  di

    Indonesia saat ini membuat penerimaan negara sangatdipengaruhi oleh tingkat kepatuhan WP. Tingkat

     pemahaman WP memberikan andil yang besar self

    assessment system  karena WP harus menghitung,

    membayar dan melaporkan pajaknya sendiri.Kurangnya pemahaman perpajakan akan

    mengakibatkan rendahnya tingkat kepatuhan formal

     pajak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitianPurwantini dan Bondan (2004) dalam Supriyati dan

    Hidayati (2008), bahwa WP dengan tingkat pemahaman rendah cenderung melakukan perlawanan

     pasif (ketidakpatuhan pasif) karena tidak tahu tentang

    untuk apa, bagaimana, kapan dan kepada siapa pajakharus dibayarkan.

  • 8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …

    8/10

    Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012

    23

    IV.  K ESIMPULAN 

    Kesimpulan Riset

    Berdasarkan hasil pengolahan data, analisismodel dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini,

    dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dankepatuhan formal wajib pajak UMKM sepatu dansandal di Kabupaten Mojokerto termasuk dalam

    kategori rendah. Rendahnya tingkat pemahaman dapat

    disebabkan oleh kurangnya sosialisasi maupun

    training perpajakan dari Direktorat Jenderal Pajak.Sedangkan kebijakan pajak, yang dalam penelitian ini

     berfokus pada tax rate reduction  dalam UU No. 36

    Tahun 2008 Pasal 17 ayat (1) huruf a, termasuk dalamkategori cukup.

    Selain itu, hasil penelitian menunjukkan

     bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel

    kebijakan pajak terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Dengan kata lain, kenaikan atau penurunan

    tarif pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhanformal wajib pajak UMKM sepatu dan sandal diKabupaten Mojokerto. Berdasarkan hasil ini makahipotesis penelitian tidak terbukti kebenarannya. Hal

    ini disebabkan mayoritas reponden tidak terlalu

    memperdulikan adanya perubahan kebijakan pajak.Di sisi lain, terdapat pengaruh signifikan antara

    variabel pemahaman wajib pajak terhadap kepatuhan

    formal wajib pajak wajib pajak UMKM sepatu dansandal di Kabupaten Mojokerto. Semakin tinggi

     pemahaman wajib pajak, semakin tinggi pula t ingkatkepatuhan formalnya. Berdasarkan hasil ini maka

    hipotesis penelitian terbukti kebenarannya.

     ImplikasiPenelitian ini mempunyai implikasi teoritis

    maupun empiris. Dari segi teoritis, hasil penelitian ini

    mengungkapkan bahwa pemahaman wajib pajak

     berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

    kepatuhan formal wajib pajak. Hal ini konsistendengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

    Ekawati dan Radianto (2008), Supriyati dan Hidayati(2008), serta Ernawati dan Wijaya (2011). Di sisi lain,

     penelitian ini mengungkapkan fakta empiris baru

    yang berbeda dengan penelitian sebelumnya

    (Komalasari dan Nashih, 2005; Papp dan Takats,2008; Salman dan Farid, 2010), bahwa kebijakan

     pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal

    wajib pajak. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa agency theory  juga terjadi dalam bidang

     perpajakan.

    Dari segi empiris, hasil penelitian ini dapatmemberikan gambaran kepada Direktorat Jenderal

    Pajak bahwa tingkat pemahaman wajib pajak UMKMsepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto tergolong

    rendah. Sedangkan, seperti yang diungkapkan dalamhasil penelitian, pemahaman wajib pajak akanmempengaruhi kepatuhan formalnya secara

    signifikan. Selain itu, penelitian ini juga

    mengungkapkan bahwa tujuan pemerintah dalammenerapkan UU No. 36 Tahun 2008 tidak tercapai.

     Rekomendasi

    Penelitian ini memiliki beberapaketerbatasan dalam pelaksanaannya. Berikut ini

     beberapa keterbatasan penelitian ini besertarekomendasi bagi beberapa pihak terkait:

    1.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan, nilai Adjusted   R 

    2  yang diperoleh rendah. Hal ini

    mengindikasikan bahwa masih terdapat variabelindependen lain yang mempengaruhi kepatuhan

    formal wajib pajak namun tidak termasuk dalam

    model penelitian ini. Oleh karena itu, diharapkan

     penelitian selanjutnya menambah variabelindependen lainnya, seperti pemeriksaan pajak,

     besarnya sanksi pajak, dan sebagainya.2.  Hampir semua reponden berjenis kelamin pria,

    hal ini dapat menimbulkan bias gender dalam

    mengukur tingkat kepatuhan formalnya. Oleh

    karena itu, sebaiknya penelitian selanjutnyamempertimbangkan faktor gender dalam model

     penelitian.

    3.  Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas padaKabupaten Mojokerto. Oleh karena itu,

     penelitian selanjutnya diharapkan dapat

    memperluas ruang lingkup penelitian sehingga jumlah sampel lebih banyak dan hasil penelitian

    yang diperoleh lebih baik.Latar belakang pendidikan mayoritas respondenadalah SMU dan belum menerima sosialisasi

     perpajakan sehingga beberapa responden kurangmemahami konsep perpajakan dan perubahankebijakan pajak. Oleh karena itu, sebaiknya Direktorat

    Jenderal Pajak mengadakan sebuah sosialisasi atau pelatihan perpajakan kepada para pemilik UMKMsepatu dan sandal di Kabupaten Mojokerto. Sosialisasi

     perpajakan akan membuat para pemilik UMKMmemiliki pemahaman perpajakan yang lebih baiksehingga diharapkan kepatuhannya akan meningkat.Selain mengadakan sosialiasi, sebaiknya pemerintahikut serta dalam meningkatkan kepatuhan pajakUMKM dengan memberikan pinjaman dengan bungarendah atau bantuan alat produksi sebagai stimulus

     bagi para pemilik UMKM sepatu dan sandal diKabupaten Mojokerto. Hal ini perlu dilakukanmengingat mayoritas responden hanya maumelaksanakan kewajiban perpajakan apabila haltersebut menguntungkan dan dapat mengembangkan

    usahanya.

    R EFERENSI 

    Adventorial. (1 Oktober 2011). Pengusaha Taat PajakHanya 3,6 Persen. Jawa Pos, 6.

    Ali, Mukhtar M., Cecil, H. Wayne, Knoblett, James

    A. (2001). The Effects of Tax Rates andEnforcement Policies on Taxpayer

  • 8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …

    9/10

    Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012

    24

    Compliance: A Study of Self-EmployedTaxpayers.  Atlantic Economic Journal, 29,

    186-202.

     Arifin, Imamul. (2007).   Membuka Cakrawala

     Ekonomi. Bandung: PT Setia Purna Inves. 

    Cobham, Alex. (2005). Taxation policy anddevelopment. England: The Oxford Council on

    Good Governance.

    Direktorat Jenderal Pajak. Contoh Perhitungan PajakTerutang UKM . Diakses 2 Mei 2011 dariWorld Wide Web: http://www.pajak.go.id/

    Durianto, Darmadi., Sugiarto., & Sitinjak, Tony.(2001). Strategi Menaklukan Pasar Melalui

     Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama.

    Ekawati, Liana dan Radianto, Wirawan Dwi. (2008).

    Survey Pemahaman dan Kepatuhan Wajib

    Pajak Usaha Kecil dan Menengah di Kota

    Yogyakarta.  Jurnal Teknologi dan Manajemen Informatika, 6, 185-191.

    Ernawati, Sri dan Wijaya, Mellyana. (2011).Pengaruh Pemahaman Akuntansi PajakTerhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan

    Usaha di Bidang Perdagangan di KantorPelayanan Pajak Pratama Banjarmasin.  Jurnal

    Spred , 1 (1), 74-86.

    Fitriyani, Dewi & Tiswiyanti, Wiwik. (2009).

    Penerapan UU PPh No. 36 Tahun 2008:Manfaat dan Implikasi Bagi Wajib Pajak

    Pribadi.  Jurnal Cakrawala Akuntansi, 1 (1),

    89-94.

    Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate

    dengan Program SPSS. Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.

    Jensen, Michael C. dan Meckling, William H..

    (1976). Theory of the Firm: ManagerialBehavior, Agency Costs amd Ownership

    Structure. Journal of Financial Economics, 3

    (4), 305-360. 

    Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (2008).Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

    20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil,

    dan Menengah. Jakarta. Diakses 2 Mei 2011

    dari World Wide Web:http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/...A030.../U

    U20Tahun2008UMKM.pdf/

     _____. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia

     Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan

    Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun

    1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

    Perpajakan. Jakarta. Diakses 2 Mei 2011 dari

    World Wide Web:http://kanwilpajakwpbesar.go.

    id/file_share/pnu/uu_28_2007_kup.pdf/

    Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (2008).Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

    36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat

     Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983

    Tentang Pajak Penghasilan. Jakarta. Diakses 2

    Mei 2011 dari World Wide

    Web:http://www.pajak.go.id/dmdocuments/UU-36-2008.pdf/

    Kementrian Koperasi dan UMKM. (2011).Pemantapan Rencana Implementasi

    Percepatan Pemberdayaan Koperasi danUMKM. Diakses 17 Mei 2011 dari World

    Wide Web: http://www.depkop.go.id/

    Komalasari, Puput Tri dan Nashih, Moh. (2005).Degree of Tax Payer Compliance and Tax

    Tariff The Testing on the Impact of Income

    Types. Jurnal disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi VII Solo, 554-564.

     Nurmantu, Safri. (2003). Pengantar Perpajakan.

    Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

    Papp, Tamas K. dan Takats, Elod. (2008). Tax RateCuts and Tax Compliance-The Laffer Curve. 

     IMF Working Paper , 1-22. International

    Monetary Fund: Policy Department and

    Review Department. Diakses 2 Mei 2011 dari

    World Wide Web:http://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/2008/

    wp0807.pdf

    Pratisto, Arif. (2004). Cara Mudah Mengatasi

     Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan

    dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media

    Komputindo.

    Rahayu, Siti Kurnia. (2010). Perpajakan Indonesia“Konsep dan Aspek Formal”. Yogyakarta:

    Graha Ilmu.

    Salman, Kautsar Riza dan Farid, Mochammad.

    (2010). Study of the Taxpayer’s Compliance inBanking Industries in Surabaya.  Journal of

     Economics, Business, & Accountancy Ventura,

    13, 59-75

    Sugiyono. (2004).  Metode Penelitian Bisnis.

    Bandung: Alfabeta.

    Supriyati dan Hidayati, Nur. (2008). Pengaruh

    Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak

    Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.  Jurnal Akuntansi dan Teknologi Informasi, 7 (1), 41-

    50.

    Upa, Vierly Ananta. (2011). Indikasi Manajemen

    Laba Sebelum dan Sesudah Penerapan UU

     Nomor 36 Tahun 2008: Studi Pada PerusahaanSektor Properti dan Real Estate Yang Terdaftar

    di Bursa Efek Indonesia.  Jurnal Publikasi Ilmiah Universitas Brawijaya. 

  • 8/17/2019 Pengaruh Kebijakan Pajak Dan Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Umkm Sepatu …

    10/10

    Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 1 No. 1, Desember 2012

    25

    Waluyo. (2010). Perpajakan Indonesia Edisi 9.

    Jakarta: Salemba Empat.

    Widayati dan Nurlis. (2010). Faktor-Faktor YangMempengaruhi Kemauan Untuk Membayar

    Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi YangMelakukan Pekerjaan Bebas (Studi KasusPada KPP Pratama Gambir Tiga). Jurnaldisajikan pada Simposium Nasional Akuntansi

     XIII Purwokerto, 1-23.