pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sukarela di bank sumsel babel dengan word of...

81
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi umum perkembangan perbankan dan sistem pembayaran mengonsentrasikan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), pertumbuhan kredit, dan sistem pembayaran tunai. Kontradiksi signifikan terjadi ketika sebuah penelitian menyebutkan kekayaan negara yang disertakan dalam persero adalah kekayaan persero itu sendiri dan berdasarkan hukum, baik itu unifikasi maupun adopsi hukum, kekayaan yang disertakan, adalah sebagai government linked company. Adalah kekayaan perusahaan tersebut akibat ditempatkannya kekayaan negara pada persero maka tidak lagi tunduk pada prinsip-prinsip anggaran pemerintah belanja negara (APBN) atau anggaran pemerintah belanja daerah (APBD), melainkan prinsip good corporate governance (GCG), kontrak-kontrak yang dibuat oleh persero berlaku bagi persero, bukan negara, sehingga ketaatan oleh persero terhadap ketentuan kontrak dan tanggung jawab yang muncul akibat kontrak menjadi tanggung jawab persero. Oleh karenanya utang yang muncul menjadi akibat kontrak persero tersebut menjadi piutang persero, bukan piutang negara. Namun demikian, dalam pelaksanaannya seringkali terjadi inkonsistensi perlakuan terhadap persero (misalnya audit finansial dan persero tidak bisa menjadi penjamin bagi perusahaan lainnya). Intervensi seperti past reserves dan dampak keleluasaan berkontrak menjadi implikasi perbankan menyebutkan perlambatan yang mereka alami. Terdapat banyak bukti yang menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi kendala kredit.

Upload: excruciate-limited

Post on 09-Jan-2017

173 views

Category:

Science


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kondisi umum perkembangan perbankan dan sistem pembayaran

mengonsentrasikan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), pertumbuhan kredit,

dan sistem pembayaran tunai. Kontradiksi signifikan terjadi ketika sebuah

penelitian menyebutkan kekayaan negara yang disertakan dalam persero adalah

kekayaan persero itu sendiri dan berdasarkan hukum, baik itu unifikasi maupun

adopsi hukum, kekayaan yang disertakan, adalah sebagai government linked

company. Adalah kekayaan perusahaan tersebut akibat ditempatkannya kekayaan

negara pada persero maka tidak lagi tunduk pada prinsip-prinsip anggaran

pemerintah belanja negara (APBN) atau anggaran pemerintah belanja daerah

(APBD), melainkan prinsip good corporate governance (GCG), kontrak-kontrak

yang dibuat oleh persero berlaku bagi persero, bukan negara, sehingga ketaatan

oleh persero terhadap ketentuan kontrak dan tanggung jawab yang muncul akibat

kontrak menjadi tanggung jawab persero. Oleh karenanya utang yang muncul

menjadi akibat kontrak persero tersebut menjadi piutang persero, bukan piutang

negara. Namun demikian, dalam pelaksanaannya seringkali terjadi inkonsistensi

perlakuan terhadap persero (misalnya audit finansial dan persero tidak bisa

menjadi penjamin bagi perusahaan lainnya). Intervensi seperti past reserves dan

dampak keleluasaan berkontrak menjadi implikasi perbankan menyebutkan

perlambatan yang mereka alami. Terdapat banyak bukti yang menunjukan bahwa

perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi kendala kredit.

Page 2: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

2

Hal ini membawa implikasi yang signifikan terhadap jenis-jenis investasi

yang ada didalam ekonomi, terutama pada perusahaan-perusahaan inovatif yang

umumnya memiliki aliran kas negatif pada tahap-tahap awal operasinya, dan

membutuhkan pembiayaan dari bank dan non bank untuk bertumbuh dan

menciptakan pekerjaan-pekerjaan berkualitas tinggi. Kendala kredit yang

dihadapi oleh perusahaan-perusahaan mencerminkan tidak dalamnya pasar

keuangan Indonesia. Namun demikian, potensi ancaman dari risiko pasar tersebut

terhadap perbankan masih relatif terbatas. Studi-studi sebelumnya menyatakan

bahwa pasar selalu bereaksi terlebih dahulu sebelum pengawas bertindak yang

mengindikasikan pencantuman bank pada daftar bank bermasalah tidak

menyebabkan timbulnya reaksi pasar signifikan (:metode pengungkapan

sukarela). Harus ada suatu kebijakan kepatuhan tertulis yang mengidentifikasi

masalah utama risiko kepatuhan yang dihadapi bank dan menjelaskan bagaimana

bank bermaksud mengendalikannya. Bagaimanapun juga nasabah adalah hal

yang sangat penting dari kegiatan operasional perbankan, hal inilah yang

menjadikan bank semakin gencar untuk memberikan layanan terbaik berupa

priority banking. Oleh karenanya, pada sambutan kepala eksekutif pengawas

pasar modal otoritas jasa keuangan (OJK) sebagai ketua pengarah annual report

awards (ARA) tahun 2015, Nurhaida, menyatakan keikutsertaan Bank Sumsel

Babel dalam acara penghargaan ARA untuk kategori badan usaha milik daerah

(BUMD) Non Listed ini, adalah bentuk kesediaan perusahaan untuk memperoleh

masukan atas kinerja perusahaan, juga sebagai media komunikasi yang efektif,

termasuk memperlihatkan prospek perusahaan ke depan (15/9/2015).

Page 3: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

3

Priority banking menjadi strategi yang digunakan oleh bank untuk

menarik lebih banyak nasabahnya. Semakin baik priority banking yang diberikan

kepada nasabah maka semakin mudah bank untuk menarik mereka menjadi

pelanggan tetap. Dengan adanya layanan banking yang begitu banyak dan

memudahkan nasabah, apakah bank berharap bisa lebih meningkatkan pendapatan

selain untuk meningkatkan jumlah pelanggannya?, dan adakah suatu pendekatan

manajemen yang dapat meningkatkan nilai BUMD sebagai perusahaan?.

1.1.1. Perumusan Masalah

1.1.1.1. Asimetri Informasi

Ketika timbul asimetri informasi, apakah transaksi dengan pihak terkait

umumnya dilakukan oleh direksi atau pemegang saham pengendali dengan pihak

terkait diantara mereka sendiri dengan menggunakan wewenangnya dapat

memengaruhi kondisi transaksi agar sesuai dengan tujuan pribadi?.

1.1.1.2. Karakteristik Perusahaan

Semakin banyak jumlah nasabah yang dimiliki bank, semakin banyak

pendapatan yang akan diperoleh dari biaya administrasi yang dikeluarkan oleh

bank selama per bulan. Sehingga meningkatnya pendapatan dari biaya

administrasi ini akan dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan laba bank,

maka apakah bank selalu dihadapkan pada dilema, yaitu antara pemeliharaan

likuiditas atau peningkatan earning power?.

Page 4: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

4

1.1.1.3. Pengungkapan Sukarela

Semakin tinggi rasio utang dan modal semakin rendah pengungkapan

sosialnya karena semakin tinggi tingkat leverage, maka semakin besar

kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit. Sehingga perusahaan

harus menyajikan laba yang lebih tinggi pada saat sekarang dibandingkan laba di

masa depan, dan apakah pengungkapan sukarela menyebabkan investor dapat

lebih baik dalam menilai kemampuan perusahaan menciptakan kekayaan di masa

datang?.

1.1.1.4. Rasio Likuiditas

Pendapatan bunga dan pemberian kualitas jasa sangat baik sebagai sarana

menarik nasabah baru atau meningkatkan jumlah nasabah, maka apakah semakin

tingginya likuiditas suatu bank dapat menjadi tolok ukur keberhasilan manajemen

bank untuk memperoleh keuntungan yang tinggi?.

1.1.1.5. Service Recovery

Akhir dari perusahaaan yang kehilangan sales dan profit menyebabkan

nasabah akan keluar atau dilakukan tindakan yang menenangkan ketidakpuasan

nasabah, maka usaha apa yang dilakukan oleh perusahaan untuk merespon

keluhan dan persepsi kepuasan pelanggan?.

Page 5: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

5

1.1.1.6. Word of Mouth

Model pemrosesan kognitif dari pengambilan keputusan menunjukan

bahwa suatu evaluasi menyeluruh dibentuk ketika nasabah mengintegrasikan

pengetahuan, arti, atau kepercayaan tentang konsep sikap. Tujuan proses integrasi

ini adalah untuk menganalisis relevansi pribadi dari konsep word of mouth dan

menentukan apakah itu menyenangkan atau tidak menyenangkan, maka apakah

hubungan mutualisme dapat menguntungkan perusahaan maupun konsumen,

memastikan konsumen berulang kali memiliki kemungkinan yang lebih besar

untuk merasa terpuaskan, dan pegawai yang berurusan dengan konsumen yang

puas cenderung lebih menikmati pekerjaannya, melakukan pekerjaannya dengan

lebih baik, dan tetap bekerja di perusahaan tersebut?.

Maka berdasarkan penyusunan batasan-batasan variabel tersebut diatas,

pencapaian sasaran dalam perumusan masalah, adalah sebagai berikut:

1) Bagaimanakah pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan

sukarela Bank Sumsel Babel?,

2) Bagaimanakah pengaruh asimetri informasi terhadap karakteristik Bank

Sumsel Babel?,

3) Bagaimanakah pengaruh asimetri informasi terhadap pengungkapan

sukarela Bank Sumsel Babel?,

4) Bagaimanakah pengaruh service recovery terhadap word of mouth Bank

Sumsel Babel?,

5) Bagaimanakah hubungan word of mouth memoderasi karakteristik Bank

Sumsel Babel?,

Page 6: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

6

6) Bagaimanakah hubungan word of mouth memoderasi pengungkapan

sukarela Bank Sumsel Babel?,

1.1.1.7. Tujuan Penelitian

Berdasarkan regionalisasi variabel yang teridentifikasi dan kurikulum

berbasis kompetensi yang membutuhkan kuantifikasi maka tujuan penelitian ini

disebutkan dalam beberapa persepsi sebagai berikut:

1) Mempelajari kemampuan daya saing terhadap industri perbankan di

wilayah Bank Sumsel Babel,

2) Mempelajari kemampuan manajemen dalam meningkatkan

pendayagunaan sumber daya Bank Sumsel Babel,

3) Pengukuran risiko dari hasil investasi yang dilakukan terhadap produk

produk perbankan Bank Sumsel Babel,

1.2. Manfaat Penelitian

Sumber daya yang terbatas mensinyalkan bahwa pemerintah harus

menerapkan pengelolaan finansial, sosial, dan lingkungan yang bijaksana, dan

membuat keputusan dan kebijakan-kebijakan yang memrioritaskan terciptanya

pengadaan pelayanan terhadap masyarakat yang memenuhi kebutuhan dan

harapan masyarakat.

Page 7: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

7

Relatif kebutuhan perusahaan pada go public-nya, mensinyalkan

keinginan untuk mendapatkan dana modal bagi perusahaan dan juga menciptakan

sebuah pasar publik dimana pendiri dan pemilik saham lainnya dapat menukar

beberapa saham kekayaannya kedalam bentuk tunai di masa mendatang. Dengan

dana masyarakat atau utang, pihak bank akan dimonitor oleh deposan, sehingga

bank akan bekerja hati-hati. Hal ini mengindikasikan bahwa pembatasan

simpanan sangat diperlukan agar disiplin pasar berlaku di suatu negara. Oleh

karena itu, Bank Sumsel Babel harus menentukan bagaimana pengadaan tersebut

akan terjadi dan apa yang diperlukan untuk mewujudkan pengadaan tersebut.

Pula mempertimbangkan komponen-komponen berikut ini, (a) perencanaan dan

strategi dalam pengadaan pelayanan, termasuk jangka hidup operasional dan

pengelolaan aset, (b) memastikan kebutuhan bangunan aset baru maupun lama, (c)

alokasi dan pemantauan anggaran secara rutin, dan (d) kemampuan organisasi

dalam mengakses dan meningkatkan hubungan kemitraan sosial dan organisasi

lain.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka kebijakan riset dirumuskan

kepada manfaat-manfaat ilmiah dan praktis berikut ini:

1) Manfaat Ilmiah:

Status tidak go public terkait sistem, hukum, dan ketentuan kelembagaan

menjadikan Bank Sumsel Babel sebagai kajian permasalahan hukum yang

mungkin timbul dari pengaturan kepailitan bank yang berbeda-beda.

Page 8: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

8

Khususnya adalah tidak dapat dilaksanakannya suatu putusan kepailitan

dari pengadilan suatu negara atas kepailitan bank yang mempunyai kreditur dan

aset di luar negara tersebut dikarenakan tidak diakuinya putusan kepailitan bank

tersebut oleh negara lainnya.

Harmonisasi hukum khususnya terkait dengan pengaturan cross border

insolvency. Harmonisasi ketentuan insolvency atau kepailitan bank tersebut

merupakan salah satu infrastruktur penunjang yang diperlukan apabila nantinya

disepakati akan beroperasi qualified ASEAN banks secara lintas batas di kawasan

ASEAN dan akan melengkapi infrastruktur lain yang diperlukan seperti cross

border bank supervision dan cross border bank resolution.

2) Manfaat Praktis:

Memberikan kajian bagi deposan dalam pengambilan keputusan

menghukumi perbankan, khususnya Bank Sumsel Babel melalui persepsi-persepsi

berikut ini:

a. Consumer Banking, adalah jasa-jasa keuangan yang diberikan oleh bank

kepada nasabah perorangan dan umum namun dengan tidak mengacuhkan

tingkat kekayaan dari orang yang dilayaninya,

b. Corporate Banking, adalah jasa-jasa keuangan yang diberikan oleh bank

kepada nasabah yang berupa perusahaan,

Page 9: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

9

c. Private Banking, adalah jasa-jasa keuangan dan jasa-jasa lain kepada

orang-orang kaya, terutama dengan bertindak sebagai penasihat keuangan

(financial advisor), estate planner, dan credit source dalam rangka

mengupayakan kebutuhan kredit kepada nasabahnya, dan manajer

investasi (investment manager) yang bertugas menginvestasikan dan

mengelola investasi nasabah, dan

d. Pendekatan Aset, sebagai konsekuensi dari perbankan yang mengambil

risiko tinggi dengan cara melakukan migrasi atau menarik dananya.

Page 10: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

10

1.3. Sistematika Penelitian

Gambar 1.1. Sistematika Penelitian

TAHAP 1 Studi Empiris

TAHAP 2 Perumusan Masalah

TAHAP 3 Hipotesis

TAHAP 4 Metodologi Penelitian Menentukan Variabel

TAHAP 5 Menyusun Instrumen

Mengumpulkan Data

Analisis Data

Rumusan H0 Dan H1

Memilih Pendekatan

Taraf Nyata

Uji Hipotesis

Aturan Pengambilan Keputusan

Mengambil Sampel Dan Keputusan

Tidak Menolak H0

Menolak H0 dan Menerima H1

Page 11: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Bank

Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

usahanya. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan

penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan

dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah

peningkatan taraf hidup rakyat banyak (Bank Bersubsidi Yang Membebani,2008).

2.1.2. Definisi Bank

1) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat,

2) Bank Konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas bank umum

konvensional (BUK) dan bank perkreditan rakyat (BPR), dan

3) Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum

syariah (BUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) (Bank

Bersubsidi Yang Membebani, ibid.,)

Page 12: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

12

2.1.3. Karakteristik Perusahaan

Karakteristik perusahaan merupakan ciri-ciri dari suatu perusahaan yang

menggambarkan bentuk badan usaha yang dapat dilihat dari struktur modal,

peraturan dan prosedur pendirian, perubahan, pembubaran, dan size, serta status

kepemilikan modal. Selain itu, karakteristik perusahaan dapat pula diukur dengan

membedakan kelompok industri yaitu high profile dan low profile (Utomo, 2000).

Identifikasi dan pengukuran berbagai spektrum risiko likuiditas sebagai

karakteristik perusahaan dapat dipantau dengan early warning indicators yakni,

(a) kualitas aset yang memburuk, (b) penurunan kinerja profitabilitas, interest

margin, dan kinerja keuangan, dan (c) informasi publik yang negatif.

Bagaimana perusahaan dapat memastikan bahwa sinyal yang

diberikannya dianggap kredibel oleh investor, di saat yang sama perusahaan lain

juga berusaha memberikan sinyal yang baik? Agar sinyal tersebut dipandang

kredibel bagi pengguna, sinyal tersebut harus tidak mudah serta menimbulkan

biaya jika ditiru oleh perusahaan lain.

2.1.3.1. Asimetri Informasi

Asimetri informasi merupakan kondisi dimana suatu pihak memiliki

informasi yang tidak diketahui pihak lain sehingga beberapa konsekuensi tertentu

hanya akan diketahui oleh suatu pihak tanpa diketahui pihak lain yang juga

memerlukan informasi tersebut (Komalasari, 2000).

Page 13: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

13

2.1.4. Pengungkapan Sukarela

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan butir-butir yang dilakukan

secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar atau peraturan

yang berlaku (Naim dan Rakhman, 2000: 73). Mengasumsikan insentif untuk

memberikan sinyal informasi pada pasar modal, teori sinyal memprediksi bahwa

perusahaan akan mengungkapkan lebih banyak dari yang diharuskan.

Konsekuensi logis dari teori sinyal adalah ada banyak insentif kepada seluruh

manajer untuk memberikan sinyal harapan keuntungan masa depan. Berdasarkan

pengeluaran informasi, laporan keuangan yang disajikan perlu disertai dengan

informasi-informasi pendukung yang sering kali disebut dengan istilah

pengungkapan (disclosure) agar laporan keuangan yang disajikan mudah

dipahami dan tidak menimbulkan salah interpretasi dalam menafsirkan laporan

keuangan.

2.1.5. Service Recovery

Service recovery adalah tindakan spesifik yang dilakukan perusahaan

untuk memastikan pelanggan menerima layanan pada tingkat yang reasonable

setelah terjadinya permasalahan yang mengganggu layanan yang normal (Lewis

and Spyrakopoulos, 2001). Proses yang menambah business value adalah

aktivitas yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan menjalankan bisnis yang

hidup.

Page 14: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

14

2.1.6. Word of Mouth

Tjiptono (2002) mendefinisikan word of mouth (WOM) sebagai

pernyataan (secara personal atau non personal) yang disampaikan oleh orang lain

selain organisasi (service provider) kepada pelanggan. WOM dibedakan menjadi

2 (dua) jenis, yaitu (a) organic word of mouth, tercipta ketika seorang konsumen

yang puas terhadap sebuah produk dengan sukarela dan antusias, dan (b)

amplified word of mouth, didesain agar konsumen mau menceritakannya kepada

konsumen lain dengan membidik para opinion leaders yaitu pemuka pendapat

atau orang yang pendapatnya didengar dari para pembeli ahli (surrogate buyers).

2.2. Penelitian Terdahulu

2.2.1. Karakteristik Perusahaan

Tabel 2.1. Hasil Penelitian Karakteristik Perusahaan

Nama Peneliti Variabel Hasil Penelitian

Simanjuntak

&

Widiastuti

(2004)

Return on

Equity

&

Net Profit

Margin

Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sukarela.

Douma S,

Rejie George

&

Rezaul Kabir

(2002)

&

Atif Mian

(2003)

Non

Performing

Loan,

Loan to

Deposit Ratio

&

Biaya Ekuitas

Struktur kepemilikan domestik secara

signifikan berpengaruh negatif terhadap

struktur modal.

Page 15: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

15

2.2.2. Pengungkapan Sukarela

Tabel 2.2. Hasil Penelitian Pengungkapan Sukarela

Nama Peneliti Variabel Hasil Penelitian

Endah Widayati

(2011)

Biaya

Keagenan

Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh

terhadap konservatisme akuntansi.

2.2.3. Word of Mouth

Tabel 2.3. Hasil Penelitian Word of Mouth

Nama Peneliti Variabel Hasil Penelitian

Cleland (2000) Talking,

Selling &

Promoting

Word of mouth cenderung lebih efektif dalam

pemasaran sebuah produk.

Wang

&

Young (2003)

eBanking Pengaruh signifikan kualitas sistem dan

layanan terhadap niat menggunakan eBanking

dan merupakan konstruk yang menentukan niat

pengguna untuk menggunakan sistem

informasi baru.

2.2.4. Service Recovery

Tabel 2.4. Hasil Penelitian Service Recovery

Wirtz

&

Matilla (2003)

Service

Performance,

Kepuasan

Nasabah

&

Loyalitas

Nasabah

Distributive fairness, procedural fairness, dan

interactional fairness (service recovery)

terbukti mempunyai kontribusi pengaruh yang

signifikan terhadap word of mouth.

Page 16: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

16

2.3. Kerangka Konseptual Penelitian

Gambar 2.2. Konsep Penelitian

2.4. Hipotesis

2.4.1. Karakteristik Perusahaan

1) Hipotesis Mayor:

Observasi langsung terhadap perusahaan-perusahaan bersangkutan,

sehingga memperoleh informasi yang lebih obyektif. Selain itu perlu

adanya pedoman baku tentang perusahaan sebagai pertimbangan bagi

badan yang berwenang untuk menetapkan jenis perusahaan yang tergolong

high profile dalam melakukan investasi.

H0 = karakteristik perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap pengungkapan sukarela.

Kegiatan Usaha Bank Sumsel Babel

Laporan Keuangan Publikasi Laporan Laba Rugi Komprehensif

Kuesioner

Laporan Keuangan Publikasi Laporan Neraca

Rasio Keuangan Bank Sumsel Babel

Laporan Kinerja Bank Pembangunan Daerah (BPD) Konvensional

Page 17: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

17

2) Hipotesis Minor:

a. Likuiditas (LIQUID):

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban jangka pendek. Keadaan yang kurang atau

tidak likuid akan menyebabkan perusahaan tidak dapat melunasi

utang jangka pendek pada tanggal jatuh temponya. Hal ini

didasarkan pada harapan bahwa kuatnya finansial suatu perusahaan

akan cenderung memberikan pengungkapan yang lebih luas

daripada perusahaan yang kondisi finansialnya lemah.

H1 = likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap luas

pengungkapan sukarela.

b. Net Profit Margin (NPM):

Apabila net profit margin rasionya tinggi menunjukan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan

tertentu, sebaliknya kalau rasionya rendah menandakan penjualan

yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu. Hubungan antara

net profit margin terhadap pengungkapan sosial dapat dikaitkan

dengan perolehan laba yang semakin besar, yang akan membuat

perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas.

H1 = net profit margin berpengaruh positif signifikan terhadap

pengungkapan sukarela.

Page 18: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

18

c. Asimetri Informasi:

1) Hipotesis Mayor:

Jika informasi private mengandung value relevance yang

tinggi, maka kontrak akan menjadi desain untuk lebih

mengutamakan manajemen laba yang efisien. Namun

demikian, kebijakan tersebut menyediakan alat yang penting

bagi manajer untuk menyesatkan pengetahuan para investor.

Jika informasi private tersebut tidak memiliki value relevance,

maka kontrak akan lebih mengutamakan manajemen laba yang

oportunistik. Kebijakan pengungkapan asimetri informasi dan

likuiditas dalam pasar ekuitas menghasilkan kesimpulan bahwa

pengungkapan informasi laporan keuangan (disclosure) yang

lebih baik dapat mengurangi asimetri informasi dan kemudian

menaikan likuiditas dalam pasar modal.

H0 = asimetri informasi berpengaruh positif signifikan terhadap

karakteristik perusahaan dan pengungkapan sukarela.

2) Hipotesis Minor:

a) Kepemilikan Manajerial (MO):

Untuk mengurangi konflik asimetri informasi dengan cara

meningkatkan kepemilikan manajerial yaitu, untuk

mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang

saham sehingga manajer bertindak sesuai dengan keinginan

pemegang saham.

Page 19: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

19

Peningkatan persentase kepemilikan, manajer akan

termotivasi untuk meningkatkan kinerja, dan

bertanggungjawab meningkatkan kemakmuran pemegang

saham. Peningkatan kepemilikan saham oleh manajer ini

akan berpengaruh terhadap keputusan kebijakan keuangan

ketika memanfaatkan kesempatan investasi. Pemegang

saham akan melakukan pengawasan terhadap manajemen

namun bila biaya monitoring tersebut tinggi maka mereka

akan menggunakan pihak ketiga (debtholders atau

bondholders) untuk membantu melakukan monitoring.

Debtholders yang sudah menanamkan dananya di

perusahaan dengan sendirinya akan berusaha melakukan

pengawasan terhadap penggunaan dana tersebut. Hal ini

terjadi karena kontrol yang besar dari pihak manajerial

menyebabkan mereka mampu melakukan investasi dengan

lebih baik sehingga memerlukan tambahan dana melalui

utang untuk pendanaannya. Ini membuktikan pemegang

saham yang sekaligus sebagai pengelola perusahaan

cenderung memilih kompensasi berupa gaji dan bonus atau

insentif jangka panjang lainnya dibandingkan dengan

dividen.

Page 20: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

20

Adanya asimetri informasi membuat manajer lebih leluasa

bertindak dalam menentukan strategi capital structure

karena lebih menguasai informasi dalam perusahaan. Jika

perusahaan mengumumkan peningkatan dividen, maka

investor akan menganggap kondisi perusahaan saat ini dan

akan datang relatif baik dan sebaliknya. Hal ini

membuktikan asimetri informasi berpengaruh positif bagi

pendanaan perusahaan.

H1 = kepemilikan manajerial berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap karakteristik perusahaan dan

pengungkapan sukarela.

2.4.2. Pengungkapan Sukarela

1) Hipotesis Mayor:

Botosan (1997: 326) menyatakan bahwa pengukuran yang dilakukan atas

tingkat disclosure, dimana terbatas pada disclosure laporan tahunan, tidak

akan memberikan pengganti yang kuat untuk keseluruhan tingkat

disclosure ketika perusahaan dihadapkan dengan sejumlah besar analis dan

menggunakan para analis ini untuk berkomunikasi dengan pasar.

H0 = pengungkapan sukarela berpengaruh positif signifikan antara tingkat

disclosure terhadap biaya-biaya ekuitas.

Page 21: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

21

2) Hipotesis Minor:

a. Struktur Kapital (CSE):

Bentuk capital structures disclosure merupakan informasi yang

bernilai bagi investor, yang dapat membantu mereka mengurangi

ketidakpastian mengenai prospek ke depan dan memfasilitasi ketepatan

penilaian terhadap perusahaan. Perusahaan lebih memilih untuk

meningkatkan salah satu komitmen karena manajemen menganggap

penerapan corporate governance merupakan garansi bagi investor,

serta dapat mengurangi biaya keagenan yang ditimbulkan oleh asimetri

informasi. Oleh karena itu, semakin besar dukungan finansial

perusahaan akan semakin banyak pengungkapan informasi termasuk

capital structures disclosure. Hal ini menjelaskan pengaruh positif

antara profitabilitas dan keluasan pengungkapan termasuk capital

structures disclosure.

H1 = struktur kapital berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

pengungkapan sukarela.

Page 22: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

22

2.4.3. Word of Mouth

1) Hipotesis Mayor:

Jasa dikatakan berkualitas bila jasa yang diterima relatif lebih memuaskan

daripada apa yang diharapkan pelanggan. Dalam proses tugas service

provider adalah, untuk menemukan penyelesaian dari faktor-faktor yang

mengakibatkan timbulnya kesenjangan, serta melakukan pemulihan gap

bahkan bila mungkin memberikannya kompensasi. Dibutuhkan waktu

yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang, yang

mengungkapkan perubahan loyalitas mempunyai pengaruh terhadap

pertumbuhan volume tabungan dan structured product. Selain itu,

awareness diperlukan untuk menarik nasabah baru tetapi dibutuhkan

loyalitas untuk pengembangan dalam mempertahankan nasabah tersebut.

Hal ini menegaskan word of mouth mengalami pengaruh positif bagi sales

person, rekomendasi produk, dan pelayanan bank .

H0 = karakteristik perusahaan dan pengungkapan sukarela berhubungan

positif terhadap word of mouth.

2) Hipotesis Minor:

a. Recall (talking):

Pengasosiasian dengan merek pengiklan sangat penting terutama pada

consumer goods karena kehadiran suatu merek akan menggambarkan

eksistensi merek tersebut diantara sekian banyak merek yang ada.

Page 23: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

23

Bagi konsumen convenience goods, paparan merupakan legalitas

karena produk yang diiklankan pastilah telah melewati berbagai uji,

misalnya sertifikat halal. Sedangkan bagi konsumen shopping goods,

paparan merupakan penguat kebanggaan dan meredam disonansi

(perasaan tidak nyaman setelah membeli produk suatu merek). Berikut

asosiasi-asosiasi ini berupaya menyadarkan nasabah perihal recall

spesial yang exclusive dan personal:

(1) Membership card, kartu keanggotaan yang berfungsi sebagai

identitas bagi anda yang istimewa,

(2) Priority banking officer, nasabah prioritas dilayani secara istimewa

oleh priority banking officer professional,

(3) Meeting room (ultimates absolute recall), fasilitas ruang pertemuan

untuk menunjang kemudahan aktivitas anda yang istimewa,

(4) Airport executive lounge (second absolutes recall), fasilitas ruang

tunggu yang disediakan di berbagai bandara keberangkatan baik

domestik maupun internasional,

(5) Servis reservasi hotel (third absolutes recall), layanan pemesanan

hotel memudahkan anda yang istimewa untuk berkunjung ke

berbagai kota,

(6) Gratis majalah, fasilitas majalah yang kami persembahkan sesuai

pilihan anda yang istimewa, dan

Page 24: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

24

(7) Pick up services (fourth absolutes recall), fasilitas untuk

memudahkan transaksi anda yang istimewa, baik penyetoran

maupun penarikan.

Pengasosiasian ini penting untuk mendapatkan dampak brand image

serta memasukan merek (awareness group) kedalam alternatif

sehingga memiliki peluang sebagai pilihan dalam tahap pencarian

informasi

H1 = recall on talking berpengaruh positif signifikan terhadap

karakteristik perusahaan.

b. eCommerce (selling):

Kriptografi atau enkripsi sangat meyakinkan untuk otentifikasi,

integritas, dan privasi dari transaksi-transaksi dan komunikasi

komunikasi yang memberikan keamanan bagi dunia digital.

eCommerce terklasifikasi sebagai karakteristik dari high risk product

dan high risk services, adalah produk dan jasa yang ditawarkan kepada

nasabah yang mudah dikonversi menjadi kas, atau yang dananya

mudah dipindah-pindahkan dari satu yurisdiksi ke yurisdiksi lainnya

dengan maksud mengaburkan asal-usul dana tersebut. Sebagai contoh

(a) electronic banking, (b) internet banking, (c) pemindahan dana, (d)

pemberian kredit atau pembiayaan dan pendanaan, atau (e) jual beli

valuta asing (bank notes).

H1 = selling (eCommerce) berpengaruh positif signifikan terhadap

word of mouth.

Page 25: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

25

c. Signage (promoting):

Semakin sebuah produk dikenal, disimpan dalam ingatan dan diingat

oleh seseorang maka semakin besar kemungkinannya untuk dipilih dan

dibeli oleh konsumen. Konsumen akan lebih cenderung membeli

sebuah barang yang sudah dikenalnya secara baik, dalam hal ini

tingkat brand awareness produk tersebut adalah tinggi.

H1 = promoting (signage) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

pengungkapan sukarela.

d. Service Recovery:

1) Hipotesis Mayor:

Keputusan perusahaan melakukan tindakan perbaikan

pelayanan yang sistematis merupakan payung yang

menentukan dalam menindaklanjuti komplain konsumen dari

suatu kegagalan. Perusahaan yang memiliki layanan yang

superior akan dapat memaksimalkan performa keuangan

perusahaan. Hal tersebut menegaskan pengaruh langsung

service recovery melakukan upaya perbaikan sistem kualitas

pelayanan, akan jauh lebih efektif bagi keberlangsungan bisnis,

dan pengaruh dari memperhatikan kebutuhan pelanggan

dengan sungguh-sungguh.

H0 = service recovery berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap word of mouth intentions.

Page 26: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

26

2) Hipotesis Minor:

a) Kepuasan Karyawan:

Pentingnya pemahaman proses dimana partisipasi anggaran

memengaruhi kepuasan kerja dan komitmen organisasi.

Penekanan alokasi keterlibatan pengambilan keputusan,

individu-individu akan memperhatikan dan sekaligus juga

dipengaruhi oleh hasil yang adil. Artinya, selama hasil

yang dicapai adalah equitable, maka individu-individu

tersebut akan puas. Sekaligus menekankan bahwa selama

prosedur dan proses bersifat fair, maka orang akan puas.

H1 = kepuasan karyawan berpengaruh positif signifikan

terhadap word of mouth.

b) Evaluasi Pengalaman Nasabah:

Proses word of mouth berdasarkan pengalaman individual

dengan merek, menjadi sumber bagi terciptanya

pengalaman yang memengaruhi evaluasi konsumen.

Procedural fairness merupakan persepsi nasabah terhadap

sistem ataupun prosedur penanganan keluhan yang

dilakukan oleh perusahaan, dimana prosedur yang baik

akan menimbulkan service recovery satisfaction.

H1 = pengalaman konsumtif nasabah berpengaruh positif

signifikan terhadap word of mouth.

Page 27: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

27

c) Menyampaikan Keluhan (whistleblowing system):

Pengungkapan oleh seseorang mengenai suatu informasi

yang diyakini mengandung pelanggaran hukum, peraturan,

pernyataan profesional, atau berkaitan dengan kesalahan

prosedur, korupsi, penyalahgunaan wewenang, atau

membahayakan publik dan keselamatan tempat bekerja

sehingga apabila interactional fairness baik akan

berpengaruh positif pada service recovery satisfaction.

H1 = penanganan keluhan berpengaruh positif signifikan

terhadap word of mouth.

Page 28: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah dalam upaya

mendapatkan pengetahuan ilmiah. Metodologi penelitian adalah cara sistematis

untuk menyusun ilmu pengetahuan, sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk

melaksanakan metode-metode penelitian. Peneliti menggunakan metodologi

eksperimen yang menyusun penelitian untuk menguji apakah variabel-variabel

eksperimen efektif atau tidak efektif.

Berdasarkan sifat penelitian, peneliti menggunakan penelitian

korelasional. Bertujuan untuk meneliti efektif dari variasi pada suatu faktor

berkaitan dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.

Berdasarkan tujuan penelitian, peneliti menggunakan penelitian

eksplanasi (confirmatory) yang menyoroti hubungan antar variabel dengan

menggunakan kerangka pemikiran kemudian dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

Berdasarkan pendekatan, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif

maka penelitian ini sistematis menyusun analisis kuantitatif.

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan pada kantor-kantor Bank Sumsel Babel di

kota Pagaralam-Jarai provinsi Sumatera Selatan.

Page 29: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

29

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Survei telah mengadakan cluster sampling untuk memilih wilayah yakni

Pagaralam sebagai pusat penelitian.

3.4. Jenis Data Dan Metode Pengumpulan Data

Data yang direncanakan oleh peneliti adalah data berskala ordinal, adalah

sebuah ilustrasi penilaian dengan 1 (satu) kategori lebih tinggi dari yang

berikutnya, dan data berskala rasio yakni data yang diperoleh dengan cara

pengukuran, dimana jarak 2 (dua) titik pada skala sudah diketahui dan mempunyai

titik 0 (nol) absolut.

3.5. Metode Analisis Data

Metode statistika menggunakan uji instrumen seperti uji validitas dan

reliabilitas, uji regresi, dan analisis asosiatif yang berkaitan dengan cara penarikan

kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan

karakteristik dari suatu populasi.

Page 30: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

30

3.6. Definisi Operasional Dan Indikator Penelitian

3.6.1. Karakteristik Perusahaan

Tabel 3.5. Indikator Karakteristik Perusahaan

No. Indikator Sub Indikator Skala

1. Likuiditas Rasio Kas (cash ratio) Rasio

Rasio Perputaran Modal Kerja

(inventory to net working capital)

Rasio

Rasio Sangat Lancar (quick ratio atau

acid test ratio)

Rasio

2. Net Profit Margin Operating Income Rasio

3. Asimetri Informasi Kepemilikan Manajerial Rasio

3.6.2. Pengungkapan Sukarela

Tabel 3.6. Indikator Pengungkapan Sukarela

No. Indikator Sub Indikator Skala

1. Nilai Pinjaman (borrowing) Bunga Pinjaman Rasio

2. Modal Intelektual Capital Structures Rasio

3. Pembiayaan Publik Hutang Jangka Panjang Rasio

Loan to Deposit Ratio Rasio

3.6.3. Word of Mouth

Tabel 3.7. Indikator Word of Mouth

No. Indikator Sub Indikator Skala

1. Talking Recall Ordinal

Selling eCommerce Ordinal

Promoting Signage Ordinal

2. Service Recovery Kepuasan Karyawan (distributive fairness) Ordinal

Evaluasi Pengalaman Konsumtif Nasabah

(procedural fairness)

Ordinal

Menyampaikan Keluhan (whistleblowing

system) (interactional fairness)

Ordinal

Page 31: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Temuan Penelitian

4.1.1. Gambaran Objek Penelitian

PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung

didirikan pada tanggal 6 November 1957 dengan nama PT Bank Pembangunan

Sumatera Selatan yang didirikan berdasarkan (a) keputusan Panglima Ketua

Penguasa Perang Daerah Sriwijaya Tingkat I Sumatera Selatan nomor 132/SPP/58

tanggal 10 April 1958 dengan berlaku surut, mulai tanggal 6 Nopember 1957, (b)

akta notaris Tan Thong Khe nomor 54 tanggal 29 September 1958 dengan izin

Menteri Kehakiman No. J.A.5/44/16 tanggal 11 Mei 1959, dan (c) izin usaha

Bank dari Menteri Keuangan nomor 47692/UM II tanggal 18 April 1959.

Selanjutnya dengan diberlakukannya undang-undang nomor 13 Tahun

1962 tentang bank pembangunan daerah, maka terhitung sejak tahun 1962, secara

resmi seluruh kegiatan PT Bank Pembangunan Sumatera Selatan menjadi milik

pemerintah daerah provinsi Sumatera Selatan dengan status badan hukum

perusahaan daerah berdasarkan peraturan daerah nomor 11/DPRDGR tingkat I

Sumatera Selatan, dengan izin usaha yang dikeluarkan oleh menteri urusan bank

sentral atau Gubernur Bank Indonesia nomor 2/Kep/MUBS/G/63 tanggal 27

Februari 1963.

Page 32: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

32

Setelah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir sejak

diberlakukannya undang-undang nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan

sesuai dengan perda nomor 6 Tahun 2000 tanggal 19 Mei 2000, Bank Sumsel

mengubah bentuk badan hukum dari perusahaan daerah menjadi perusahaan

persero terbatas dengan akta pendirian nomor 20, tanggal 25 November 2000 dan

persetujuan Deputi Gubernur Bank Indonesia nomor 3/2/KEP.DpG/2001, tanggal

24 September 2001. Perubahan badan hukum tersebut terhitung tanggal 1

Oktober 2001, dengan berbagai perubahan yang mendasar dan menyeluruh

tersebut agar Bank Sumsel lebih profesional dan mampu bersaing pada era

otonomi daerah. Berdasarkan pernyataan keputusan pemegang saham di luar

rapat PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan nomor 2 Tanggal 3

November 2009 dan pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia nomor AHU-56914.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 20

November 2009, maka Bank Sumsel berubah nama menjadi Bank Sumsel Babel.

4.1.2. Statistik Deskriptif

4.1.2.1. Uji Reliabilitas

Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

0.736 0.716 43

Nilai alpha diatas 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient

reliability) dan seluruh tes konsisten secara internal memiliki reliabilitas yang

kuat.

Page 33: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

33

4.1.2.2. Uji Normalitas

4.1.2.2.1. Karakteristik Perusahaan

Tabel 4.9. Hasil Uji Normalitas

One Sample Kolmogorov Smirnov Test

CASH

RATIO

WCTA Net Profit

Margin

MO ACTT

N 13 13 13 13 13

Normal

Parametersa

Mean 2.544 2.2309 30334210.59 0.4498 1.1754

Std.

Deviation

1.26347 1.31374 4.79E+07 0.39264 0.28931

Most

Extreme

Differences

Absolute 0.342 0.376 0.332 0.341 0.359

Positive 0.342 0.376 0.332 0.341 0.359

Negative -0.13 -0.204 -0.262 -0.262 -0.275

Kolmogorov Smirnov Z 1.232 1.355 1.198 1.229 1.295

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.096 0.051 0.113 0.097 0.07

a. Test distribution is Normal.

4.1.2.2.2. Pengungkapan Sukarela

Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas

One Sample Kolmogorov Smirnov Test

Bunga

Pinjaman

Struktur

Kapital

Utang Jangka

Panjang

LDR

N 13 13 13 13

Normal

Parametersa

Mean 0.2708 0.45 0.1515 1.0041

Std.

Deviation

0.31524 0.33727 0.20359 0.0056

Most

Extreme

Differences

Absolute 0.22 0.199 0.349 0.387

Positive 0.22 0.199 0.349 0.387

Negative -0.204 -0.153 -0.243 -0.239

Kolmogorov Smirnov Z 0.792 0.719 1.259 1.395

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.557 0.679 0.084 0.041

a. Test distribution is Normal.

Page 34: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

34

4.1.2.2.3. Word of Mouth

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas

One Sample Kolmogorov Smirnov Test

Karakteristik

Perusahaan

Pengungkapan

Sukarela

Word of Mouth

N 13 13 13

Normal

Parametersa

Mean 30334228.354 3.446 128.2353

Std. Deviation 47859734.083 4.327 13.61703

Most Extreme

Differences

Absolute 0.332 0.406 0.064

Positive 0.332 0.406 0.04

Negative -0.262 -0.303 -0.064

Kolmogorov Smirnov Z 1.198 1.465 0.833

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.113 1.100 0.492

a. Test distribution is Normal.

Untuk probabilitas variabel memiliki nilai diatas 0.05 maka variabel

variabel tersebut terdistribusi secara normal sedangkan untuk variabel dibawah

0.05 tersebut variabel tidak terdistribusi secara normal.

Page 35: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

35

4.1.2.3. Uji Hipotesis

4.1.2.3.1. Karakteristik Perusahaan

Tabel 4.12. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Change Statistics

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .997 0.994 0.982 6.61E+06 0.994 83.467 8 4 0.000

a. Predictors: (Constant), Managerial Ownership (MO), Acid Test Ratio (ACTT), eCommerce, WOM, Inventory to Net Working

Capital (WCTA), Recall, CASH RATIO, Net Profit Margin (NPM)

4.1.2.3.2. Pengungkapan Sukarela

Tabel 4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Change Statistics

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 1.000 1 1 0.01425 1 3410.568 11 1 0.013

a. Predictors: (Constant), Bunga Pinjaman (LOANRATE), Word of Mouth (WOM), LIKUID, Loan to Deposit Ratio (LDR), Utang

Jangka Panjang, eCommerce, KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, Signage, MO, Struktur Kapital, Net Profit Margin

Page 36: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

36

4.1.2.3.3. Word of Mouth

Tabel 4.14. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Change Statistics

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .735 0.541 0.515 9.48504 0.541 20.924 9 160 0.000

a. Predictors: (Constant), Kepuasan Karyawan (Kompensasi), Auditing, Renstra, Complainants, Evaluasi Konsumtif Nasabah,

eCommerce, Recall, Signage, Service Recovery

4.1.2.3.4. Service Recovery

Tabel 4.15. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Change Statistics

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .622 0.387 0.372 10.79351 0.387 25.996 4 165 0.000

a. Predictors: (Constant), Service Recovery, Renstra, Auditing, Kurir

Page 37: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

37

Nilai F yang didapat dengan probabilitas dibawah 0.05 maka model dapat

digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen yang artinya variabel

variabel independen mampu menerangkan variabel dependen. Jika nilai

probabilitas lebih kecil dari nilai alpha maka dapat diambil keputusan bahwa H0

ditolak, artinya persamaan regresi yang diperoleh adalah signifikan dalam

menjelaskan keragaman variabel Y. Besarnya nilai R2 (R Square) adalah

memberikan makna bahwa proporsi keragaman dalam variabel (Y) yang

dijelaskan oleh variabel bebas didalam model regresi. Bandingkan nilai F dengan

nilai F tabel. H0 ditolak jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel.

Bandingkan nilai probabilitas (dalam output SPSS tertulis SIG) dengan besarnya

nilai α. H0 ditolak jika probabilitas lebih kecil dari nilai α .

Page 38: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

38

4.1.2.4. Uji Parsial (uji t)

4.1.2.4.1. Karakteristik Perusahaan

Tabel 4.16. Hasil Uji Parsial

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -1.55E+07 3.54E+07 -0.438 0.684

WOM -60.867 327325.812 0 1

Recall 599852.985 3652505.947 0.019 0.164 0.878

eCommerce 894103.978 2695191.278 0.028 0.332 0.757

CASH RATIO 3.51E+07 3461699.832 0.896 10.124 0.001

WCTA -2.91E+07 4377062.136 -0.772 -6.642 0.003

ACTT -1.49E+07 1.69E+07 -0.087 -0.88 0.428

Net Profit Margin 1.019 0.25 0.986 4.076 0.015

CMO 2.12E+07 2.29E+07 0.168 0.925 0.407

a. Dependent Variable: KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

4.1.2.4.2. Pengungkapan Sukarela

Tabel 4.17. Hasil Uji Parsial

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -163.928 5.621 -29.162 0.022

WOM 0 0.001 -0.004 -0.387 0.765

Signage 0.001 0.007 0.002 0.186 0.883

eCommerce 0.004 0.004 0.008 0.986 0.504

Struktur Kapital 1.168 0.152 0.494 7.686 0.082

Net Profit Margin 2.02E-08 0 1.211 14.894 0.043

LIKUID 0.016 0.013 0.039 1.217 0.438

Karakteristik

Perusahaan

-2.06E-08 0 -1.279 -16.531 0.038

MO 0.034 0.045 0.017 0.754 0.589

LDR 164.797 5.653 1.158 29.152 0.022

Utang Jangka

Panjang

0.916 0.167 0.234 5.487 0.115

Bunga Pinjaman 1.017 0.022 0.402 46.27 0.014

a. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN SUKARELA

Page 39: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

39

4.1.2.4.3. Word of Mouth

Tabel 4.18. Hasil Uji Parsial

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 64.017 4.893 13.085 0.000

Renstra 3.419 0.588 0.321 5.819 0.000

Auditing 3.916 0.619 0.347 6.323 0.000

Kurir 2.867 0.667 0.246 4.3 0.000

Kepuasan Karyawan

(Kompensasi)

0.677 0.714 0.057 0.948 0.344

Complainants 1.4 0.63 0.126 2.223 0.028

Evaluasi Konsumtif

Nasabah

1.872 0.744 0.161 2.515 0.013

eCommerce 1.391 0.611 0.127 2.279 0.024

Recall 3.189 0.675 0.28 4.727 0.000

Signage 1.175 0.77 0.098 1.525 0.129

a. Dependent Variable: WORD OF MOUTH

4.1.2.4.4. Service Recovery

Tabel 4.19. Hasil Uji Parsial

Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 82.59 4.874 16.945 0.000

Renstra 3.198 0.65 0.3 4.918 0.000

Auditing 3.676 0.689 0.326 5.333 0.000

Kurir 3.495 0.739 0.3 4.726 0.000

Service Recovery 1.273 0.392 0.206 3.247 0.001

a. Dependent Variable: WORD OF MOUTH

Terdapat hubungan antara variabel ke-1 dengan variabel ke-2 sebesar

(Pearson correlation). Sifat korelasi positif menunjukan semakin tinggi variabel

ke-1 akan semakin tinggi juga variabel ke-2. Nilai signifikansi tersebut diterima

pada probabilitas 5%. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H0 diterima.

Page 40: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

40

Jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak. Atau jika

signifikansi diatas 0.05, maka H0 diterima. Jika signifikansi dibawah 0.05, maka

H0 ditolak. Jika dari hasil uji t dijumpai lebih dari 1 (satu) variabel yang

signifikan, maka variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah variabel yang

memiliki nilai (BETA) terbesar.

4.1.2.5. Uji Paired Sample

4.1.2.5.1. Paired Samples Correlations

Tabel 4.20. Hasil Uji t-Test

N Correlation Sig.

Pair 1 Word of Mouth & Karakteristik

Perusahaan

170 0.055 0.473

Pair 2 Word of Mouth &

Pengungkapan Sukarela

170 0.005 0.947

Correlation atau r adalah hubungan antar anggota pasangan.

Sig (2-tailed) adalah taraf signifikan. Jika signifikansi diatas 0.05, artinya tidak

ada hubungan karakateristik dan pengungkapan sukarela antara sebelum dan

sesudah word of mouth. Jika signifikansi dibawah 0.05, artinya ada hubungan

karakteristik perusahaan dan pengungkapan sukarela antara sebelum dan sesudah

word of mouth.

Jika (r) dikuadratkan maka menunjukan pengaruh variabel word of mouth

terhadap perubahan variabel karakteristik perusahaan dan pengungkapan sukarela.

Page 41: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

41

4.1.2.5.2. Paired Samples Test

Tabel 4.21. Hasil Koefisien Determinasi Karakteristik Perusahaan - Word of Mouth

Model Summary

Change Statistics

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .083 0.007 0.001 8.90573 0.007 1.152 1 168 0.285

a. Predictors: (Constant), KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, ACTT, WCTA, MO, CASH RATIO, Net Profit Margin

Tabel 4.22. Hasil Koefisien Determinasi Pengungkapan Sukarela - Word of Mouth

Model Summary

Change Statistics

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .067 0.005 -0.001 8.91607 0.005 0.76 1 168 0.385

a. Predictors: (Constant), PENGUNGKAPAN SUKARELA, Bunga Pinjaman, LDR, Utang Jangka Panjang, Struktur Kapital

Page 42: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

42

Tabel 4.23. Hasil Koefisien Determinasi Pair Karakteristik Perusahaan-Pengungkapan Sukarela Word of Mouth

Model Summary

Change Statistics

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .099 0.01 -0.002 8.91922 0.01 0.82 2 167 0.442

a. Predictors: (Constant), Pengungkapan Sukarela WOM, Karakteristik Perusahaan WOM

Tabel 4.24. Hasil Uji t-Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference

Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Lower Upper t df Sig.

(2-tailed)

Pair 1 Word of Mouth -

Karakteristik Perusahaan

124.08582 14.28298 1.09545 121.92329 126.24836 113.273 169 0.000

Pair 2 Word of Mouth -

Pengungkapan Sukarela

-2.71E+07 4.48E+07 3.43E+06 -3.39E+07 -2.03E+07 -7.898 169 0.000

Signifikansi dibawah 0.05 menunjukan ada perbedaan pada taraf signifikan 5%, dan signifikansi diatas 0.05 menunjukan

tidak ada perbedaan apapun.

Page 43: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

43

4.1.2.6. Uji F-Test

4.1.2.6.1. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan

Sukarela Bank Sumsel Babel

Tabel 4.25. Hasil Uji F-Test

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 125.267 1 125.267 4.866 0.029

Residual 4324.432 168 25.741

Total 4449.699 169

a. Predictors: (Constant), KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

b. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN SUKARELA

4.1.2.6.2. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Karakteristik Bank Sumsel

Babel

Tabel 4.26. Hasil Uji F-Test

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.81E+16 1 1.81E+16 17.653 0.001

Residual 1.13E+16 11 1.02E+15

Total 2.93E+16 12

a. Predictors: (Constant), MO

b. Dependent Variable: KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

4.1.2.6.3. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Pengungkapan Sukarela

Bank Sumsel Babel

Tabel 4.27. Hasil Uji F-Test

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 0.822 1 0.822 1.33 0.273

Residual 6.797 11 0.618

Total 7.619 12

a. Predictors: (Constant), MO

b. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN SUKARELA

Page 44: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

44

4.1.2.6.4. Pengaruh Service Recovery Terhadap Word of Mouth Bank Sumsel

Babel

Tabel 4.28. Hasil Uji F-Test

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16942.017 9 1882.446 20.924 0.000

Residual 14394.571 160 89.966

Total 31336.588 169

a. Predictors: (Constant), Kepuasan Karyawan (Kompensasi), Auditing, Renstra,

Complainants, Evaluasi Konsumtif Nasabah, eCommerce, Recall, Signage, Service

Recovery

b. Dependent Variable: WORD OF MOUTH

4.1.2.6.5. Hubungan Word of Mouth Memoderasi Karakteristik Bank Sumsel

Babel

Tabel 4.29. Hasil Uji F-Test

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 0.818 1 0.818 0.004 0.947

Residual 31335.771 168 186.522

Total 31336.588 169

a. Predictors: (Constant), KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

b. Dependent Variable: WORD OF MOUTH

4.1.2.6.6. Hubungan Word of Mouth Memoderasi Pengungkapan Sukarela

Bank Sumsel Babel

Tabel 4.30. Hasil Uji F-Test

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 96.373 1 96.373 0.518 0.473

Residual 31240.215 168 185.954

Total 31336.588 169

a. Predictors: (Constant), PENGUNGKAPAN SUKARELA

b. Dependent Variable: WORD OF MOUTH

Page 45: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

45

4.1.2.6.7. Karakteristik Perusahaan

Tabel 4.31. Hasil Uji F-Test

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.92E+16 8 3.65E+15 83.467 0.000

Residual 1.75E+14 4 4.37E+13

Total 2.93E+16 12

a. Predictors: (Constant), MO, ACTT, eCommerce, WOM, WCTA, Recall, CASH RATIO,

Net Profit Margin

b. Dependent Variable: KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

4.1.2.6.8. Pengungkapan Sukarela

Tabel 4.32. Hasil Uji F-Test

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.619 11 0.693 3410.568 0.013

Residual 0 1 0

Total 7.619 12

a. Predictors: (Constant), Bunga Pinjaman, WOM, LIKUID, LDR, Utang Jangka Panjang,

eCommerce, KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, Signage, MO, Struktur Kapital, Net

Profit Margin

b. Dependent Variable: PENGUNGKAPAN SUKARELA

4.1.2.6.9. Word of Mouth

Tabel 4.33. Hasil Uji F-Test

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 16942.017 9 1882.446 20.924 0.000

Residual 14394.571 160 89.966

Total 31336.588 169

a. Predictors: (Constant), Kepuasan Karyawan (Kompensasi), Auditing, Renstra,

Complainants, Evaluasi Konsumtif Nasabah, eCommerce, Recall, Signage, Service

Recovery

b. Dependent Variable: WORD OF MOUTH

Page 46: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

46

4.1.2.6.10. Service Recovery

Tabel 4.34. Hasil Uji F-Test

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 12114.124 4 3028.531 25.996 0.000

Residual 19222.464 165 116.5

Total 31336.588 169

a. Predictors: (Constant), Service Recovery, Renstra, Auditing, Kurir

b. Dependent Variable: WORD OF MOUTH

Nilai F yang didapat dengan probabilitas dibawah 0.05 maka model dapat

digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen yang artinya variabel

independen mampu menerangkan variabel dependen. Jika nilai probabilitas lebih

kecil dari nilai alpha maka dapat diambil keputusan bahwa H0 ditolak, artinya

persamaan regresi yang diperoleh adalah signifikan dalam menjelaskan

keragaman variabel Y. Besarnya nilai R2 (R Square) adalah memberikan makna

bahwa proporsi keragaman dalam variabel (Y) yang dijelaskan oleh variabel

bebas didalam model regresi. Bandingkan nilai F dengan nilai F tabel. H0 ditolak

jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel. Dan bandingkan nilai probabilitas

(dalam output SPSS tertulis SIG) dengan besarnya nilai alpha ( α ). H0 ditolak

jika probabilitas lebih kecil dari nilai α. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel

maka semua koefisien regresi bernilai 0 (nol) dan tidak menolak H0. Dan jika F

hitung lebih besar dari F tabel, menolak H0 dan menerima H1 menunjukan bahwa

tidak semua koefisien regresi bernilai 0 (nol) dan menunjukan variabel-variabel

bebas mampu menjelaskan keragaman dari variabel tak bebas (dependen). Jika

nilai p (phi) atau α sama dengan α hitung maka H0 tidak benar.

Page 47: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

47

4.2 Pembahasan

4.2.1. Hasil Uji Normalitas

Distribusi normal dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan

analisis statistik Kolmogorov Smirnov (KS). Hasil pengujian normalitas diatas

menunjukan bahwa pada model regresi berganda yang dibuat telah mengikuti

distribusi normal.

Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi hasil pengujiannya yang

nilainya untuk uji normalitas karakteristik perusahaan adalah cash ratio 0.096,

inventory to net working capital 0.051, net profit margin 0.113, managerial

ownership 0.097, dan acid test ratio 0.07.

Untuk uji normalitas pengungkapan sukarela adalah bunga pinjaman

0.557, struktur kapital 0.679, utang jangka panjang 0.084, dan loan to deposit

ratio 0.041. Selanjutnya untuk uji normalitas word of mouth adalah 0.492,

dimana nilai-nilai tersebut diatas 5% (0.05). Dengan demikian model regresi yang

akan dibuat sebagai hipotesis penelitian dipastikan telah memenuhi asumsi

normalitas.

4.2.2. Hasil Pengujian Hipotesis

4.2.2.1. Hasil Uji Koefisien Determinasi Karakteristik Perusahaan

Berdasarkan hasil perhitungan di tabel menunjukan bahwa nilai koefisien

determinasi (R2) model regresi yang dibuat menunjukan nilai sebesar 0.994.

Page 48: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

48

Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan variabel managerial

ownership, acid test ratio, eCommerce, word of mouth, inventory to networking

capital, recall, cash ratio, dan net profit margin memengaruhi data variabel

karakteristik perusahaan sebesar 99.4%. Sedangkan sisanya sebesar 0.6%

menunjukan bahwa masih ada variabel lain yang besar pengaruhnya terhadap

karakteristik perusahaan.

4.2.2.2. Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengungkapan Sukarela

Hasil perhitungan di tabel menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi

(R2) model regresi yang dibuat menunjukan nilai sebesar 1. Hal ini

mengindikasikan bahwa kemampuan variabel bunga pinjaman, word of mouth,

likuiditas, loan to deposit ratio, utang jangka panjang, eCommerce, signage,

managerial ownership, struktur kapital, dan net profit margin memengaruhi data

variabel pengungkapan sukarela sebesar 100%.

4.2.2.3. Hasil Uji Koefisien Determinasi Word of Mouth

Nilai koefisien determinasi (R2) model regresi yang dibuat menunjukan

nilai sebesar 0.541. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan variabel

signage, eCommerce, auditing, recall, kurir, renstra, complainants, kepuasan

karyawan (kompensasi), evaluasi konsumtif nasabah memengaruhi data variabel

word of mouth sebesar 54.1%, sedangkan sisanya sebesar 45.9% menunjukan

word of mouth dipengaruhi oleh variabel lain.

Page 49: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

49

4.2.2.4. Hasil Uji Koefisien Determinasi Service Recovery

Hasil koefisien determinasi menunjukan 0.387, hal ini mengindikasikan

bahwa kemampuan variabel word of mouth, renstra, auditing, kurir, dan service

recovery memengaruhi data variabel word of mouth sebesar 38.7%, sedangkan

sisanya sebesar 61.3% menunjukan word of mouth dipengaruhi oleh variabel lain.

4.2.3. Hasil Uji t-Parsial

4.2.3.1. Karakteristik Perusahaan

Hasil proses menunjukan bahwa nilai F 83.467 dengan nilai probabilitas

sebesar 0.684. Karena nilai probabilitas diatas 0.05 maka dapat diambil

keputusan menolak H0 dan menerima H1 menunjukan bahwa tidak semua

koefisien regresi bernilai 0 (nol) dan menunjukan variabel-variabel bebas mampu

menjelaskan keragaman dari variabel tak bebas (dependen). Dari hasil output

didapatkan bahwa nilai probabilitas dibawah 0.05 adalah variabel cash ratio

0.001, inventory to networking capital 0.003, dan net profit margin 0.015.

Sedangkan pada variabel word of mouth 1, recall 0.878, eCommerce

0.757, acid test ratio 0.428, dan managerial ownership 0,407 diatas 0.05.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah peningkatan yang terjadi pada variabel

variabel cash ratio, inventory to networking capital, dan net profit margin

memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap karakteristik perusahaan.

Sedangkan pada perubahan pada variabel word of mouth, recall, eCommerce, acid

test ratio, dan managerial ownership memberikan pengaruh yang tidak signifikan

terhadap perubahan karakteristik perusahaan.

Page 50: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

50

4.2.3.2. Pengungkapan Sukarela

Dengan tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan df1 = 11 dan df2 = 1

diperoleh nilai F tabel 244 lebih kecil dari F hitung 3410.568, maka hasil proses

menunjukkan bahwa nilai F dengan nilai probabilitas sebesar 0.022. Karena nilai

probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka diambil keputusan bahwa H0 ditolak,

artinya persamaan regresi yang diperoleh adalah signifikan dalam menjelaskan

keragaman variabel pengungkapan sukarela, dan menunjukan secara simultan

terdapat pengaruh tingkat net profit margin, karakteristik perusahaan, loan to

deposit ratio, dan bunga pinjaman terhadap kualitas pengungkapan sukarela.

Kesimpulan yang diambil adalah peningkatan yang terjadi pada variabel

net profit margin 0.043, karakteristik perusahaan 0.038, loan to deposit ratio

0.022, dan bunga pinjaman 0.014 memberikan pengaruh signifikan terhadap

variabel pengungkapan sukarela. Sedangkan variabel word of mouth 0.765,

signage 0.883, eCommerce 0.504, struktur kapital 0.082, likuiditas 0.438,

managerial ownership 0.589, dan utang jangka panjang 0.115 memberikan

pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan pengungkapan sukarela.

4.2.3.3. Word of Mouth

Hasil proses menunjukan bahwa nilai F 20.924 dengan nilai probabilitas

sebesar 0.000. Karena nilai probabilitas dibawah 0.05 maka dapat diambil

keputusan bahwa H0 ditolak, artinya persamaan regresi yang diperoleh adalah

signifikan dalam menjelaskan keragaman variabel word of mouth.

Page 51: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

51

Dari hasil output didapatkan bahwa variabel renstra 0.000, auditing 0.000,

kurir 0.000, complainants 0.028, evaluasi konsumtif nasabah 0.013, eCommerce

0.024, dan recall 0.000 memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kualitas

variabel word of mouth. Kesimpulan yang dapat diambil adalah peningkatan yang

terjadi pada variabel kepuasan karyawan (kompensasi) 0.344 dan signage 0.129

memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan word of mouth.

4.2.3.4. Service Recovery

Nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0.387 menunjukan bahwa

antara distributive fairness, procedural fairness, dan interactional fairness secara

simultan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap word of mouth. Dari nilai

koefisien determinasi berganda (R2) dapat diketahui bahwa besarnya kontribusi

variabel renstra, auditing, kurir, dan service recovery secara simultan terhadap

variabel word of mouth, adalah sebesar 38.7%, sedangkan 61.3% dipengaruhi oleh

faktor lain diluar variabel distributive fairness, procedural fairness, dan

interactional fairness. Hal ini berarti semakin meningkat distributive fairness,

procedural fairness, dan interactional fairness, maka word of mouth juga semakin

meningkat.

Nilai F hitung pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 25.996 dengan

nilai signifikansi 0.000, artinya seluruh variabel service recovery berpengaruh

positif signifikan terhadap kualitas variabel word of mouth.

Page 52: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

52

Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Wirtz dan Mattila (ibid.,) yang

menyatakan bahwa konsumen yang mendapatkan distributive fairness, procedural

fairness, dan interactional fairness yang baik akan memengaruhi word of mouth.

4.2.4. Hasil Uji Paired Sample

4.2.4.1. Hasil Uji Paired Sample Correlations

Correlation atau r adalah hubungan antar anggota pasangan. Nilai

signifikansi dibawah 0.05 membuktikan ada hubungan karakteristik perusahaan

dan pengungkapan sukarela antara sebelum dan sesudah word of mouth.

Nilai paired samples correlation 0.055 (r) dikuadratkan menunjukan

pengaruh word of mouth terhadap perubahan karakteristik perusahaan dan

pengungkapan sukarela, adalah 0.055 = 0.2345 atau 23% peningkatan

karakteristik perusahaan dan pengungkapan sukarela karena word of mouth,

sisanya 77% disebabkan faktor lain.

4.2.4.2. Hasil Uji Paired Sample Test

4.2.4.2.1. Word of Mouth Karakteristik Perusahaan – Pengungkapan

Sukarela

Hasil proses menunjukkan nilai F 0.82 dengan nilai probabilitas sebesar

0.000. Karena nilai probabilitas dibawah nilai alpha 0.05 maka dapat diambil

keputusan H0 ditolak, artinya persamaan regresi yang diperoleh adalah signifikan

dalam menjelaskan keragaman variabel karakteristik perusahaan dan

pengungkapan sukarela.

Page 53: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

53

Dari hasil output didapatkan bahwa nilai probabilitas dibawah 0.05 adalah

pair word of mouth - karakteristik perusahaan dan pair word of mouth -

pengungkapan sukarela yakni 0.000 dan 0.000. Kesimpulan yang diambil adalah

peningkatan yang terjadi pada variabel word of mouth memoderasi pengaruh

positif signifikan terhadap karakteristik perusahaan dan pengungkapan sukarela.

Page 54: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

54

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

5.1.1. Bagaimanakah Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Sukarela Bank Sumsel Babel?

Koefisien karakteristik perusahaan menunjukan nilai koefisien regeresi

sebesar -163.928 dengan nilai signifikansi sebesar 0.038, artinya variabel

karakteristik perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela.

Hasil ini mendukung penelitian Simanjuntak dan Widiastuti (ibid.,) yang

menyatakan profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela

Net profit margin adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba bersih dalam tingkat penjualan tertentu. Hubungan

antara net profit margin dan likuiditas terhadap pengungkapan sukarela dapat

dikaitkan dengan profit margin yang tinggi yang akan mendorong para manajer

untuk memberikan informasi yang lebih rinci, sebab mereka ingin meyakinkan

investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap

manajemen. Selain itu pengungkapan yang lebih luas dimaksudkan untuk

mengurangi konflik keagenan. Dengan demikian manajemen menunjukan bahwa

perolehan laba tidak hanya digunakan untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga

untuk kepentingan investor melalui pengungkapan sukarela yang dilakukan.

Di satu sisi, tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukan kuatnya

kondisi keuangan perusahaan. Bahwa variabel profitabilitas mempunyai

hubungan positif dengan kelengkapan pengungkapan sukarela perusahaan.

Page 55: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

55

Jadi, semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka semakin tinggi

indeks kelengkapan pengungkapan tanggung jawab sosialnya. Tingkat

profitabilitas bank yang semakin tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba yang semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk

meningkatkan tanggung jawab sosial, serta melakukan pengungkapan sukarelanya

dalam laporan keuangan secara lebih luas.

Bank semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi

yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukan bahwa perusahaan itu

kredibel. Bank dengan likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak

informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya

kinerja manajemen. Kondisi perusahaan yang sehat, yang antara lain ditunjukan

dengan tingkat likuiditas yang tinggi, berhubungan dengan pengungkapan yang

lebih luas. Hal tersebut didasarkan pada ekspektasi bahwa perusahaan yang

secara keuangan kuat, akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak

informasi karena ingin menunjukan kepada pihak ekstern bahwa perusahaan

tersebut kredibel.

Teori signaling digunakan oleh manajemen untuk memberikan sinyal

positif tentang kinerja perusahaan dan diharapkan sinyal positif tersebut mampu

meningkatkan atau mendorong daya saing Bank Sumsel Babel.

Page 56: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

56

5.1.2. Bagaimanakah Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Karakteristik

Bank Sumsel Babel?

Pada penelitian ini struktur kepemilikan menjadi faktor yang berpengaruh

secara signifikan terhadap kebijakan hutang, yaitu kepemilikan manajerial

menunjukan nilai koefisiensi -1.55E+07 dengan nilai signifikansi sebesar 0.407,

berarti kepemilikan manajerial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

karakteristik perusahaan, hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Atif Mian (ibid.,) dan Douma and Kabir (ibid.,) yang

mengemukakan bahwa bank dengan kepemilikan asing, cenderung moderat dalam

menyusun portofolionya, karena memiliki pengawasan atau kontrol yang ketat

dari perusahaan induk dan bank kepemilikan asing biasanya memiliki likuiditas

yang relatif lebih besar yang diperoleh dari perusahaan induk dan memiliki rasio

modal yang cukup besar. Atif Mian (ibid.,) juga menyatakan bahwa bank swasta

asing cenderung menggunakan ekuitas yang tujuannya untuk mengcover risiko.

Struktur kepemilikan asing berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur

modal bank, dengan total pengaruh sebesar 16.8%, artinya bahwa bank dengan

kepemilikan asing, cenderung mengurangi hutang atau lebih cenderung

menggunakan ekuitas dalam struktur modalnya.

Sehingga pada perusahaan yang memperoleh fasilitas kredit, operating

expense to sales ratio menunjukan perbedaan yang signifikan antara perusahaan

dimana pemilik merangkap manajer dan manajer yang berasal dari luar (outsider

manager).

Page 57: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

57

Dominasi pemilik terutama menyangkut keputusan investasi

menyebabkan manajer tidak dapat bekerja pada level yang paling baik (first best

level). Di sisi lain meskipun manajer memiliki kepemilikan modal pemanfaatan

free cash flow pada perusahaan kecil oleh manajer jarang untuk keperluan

investasi melainkan untuk keperluan yang non esensial.

Dengan demikian kepemilikan manajerial mampu digunakan untuk

mengendalikan biaya keagenan penggunaan hutang serta mampu mewarnai dalam

pengambilan keputusan manajemen mengenai kebijakan hutang. Dengan kata

lain bahwa kepemilikan manajerial yang semakin meningkat akan membuat

kekayaan pribadi manajemen semakin terkait erat dengan kekayaan perusahaan,

sehingga manajemen akan berusaha untuk mengurangi risiko kehilangan

kekayaannya.

5.1.3. Bagaimanakah Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Pengungkapan

Sukarela Bank Sumsel Babel?

Kepemilikan manajerial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

pengungkapan sukarela. Hal ini dibuktikan dengan nilai Beta -163.928 dan nilai

signifikansi 0.589 diatas 0.05, sehingga menerima hipotesis yang menyatakan ada

perbedaan tingkat pengaruh kepemilikan manajerial bagi perusahaan.

Page 58: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

58

Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

sukarela. Kondisi ini terjadi karena kepemilikan manajerial dalam penelitian ini

terlalu kecil, yaitu rata-rata 0.693 (statistik deskriptif) sehingga kurang berperan

dalam pengambilan keputusan tentang manajemen perusahaan, termasuk

didalamnya pengungkapan sukarela. Secara teoritis ketika kepemilikan

manajerial rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku

oportunistik manajer akan menurun.

Kepemilikan manajerial terhadap saham perusahaan dipandang dapat

menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham luar

dengan manajemen. Sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang

apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik. Hasil ini

mendukung penelitian Widayati (ibid.,), yang memberikan bukti bahwa

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga memiliki insentif untuk

mengungkapkan informasi kepada masyarakat dengan alasan permintaan untuk

informasi di perusahaan tersebut relatif lemah, dan keluarga yang menjadi

pemegang saham pengendali, mereka memiliki insentif untuk menyimpan

informasi dan pemegang saham minoritas mengambil alih. Berarti perusahaan

yang dikendalikan oleh keluarga mengungkapkan informasi kurang dari

perusahaan lainnya.

Page 59: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

59

5.1.4. Bagaimanakah Pengaruh Service Recovery Terhadap Word of Mouth

Bank Sumsel Babel?

Nilai koefisien regresi antara service recovery satisfaction terhadap word

of mouth sebesar 82.59 yang menunjukan bahwa service recovery satisfaction

mempunyai pengaruh yang kuat terhadap word of mouth, sedangkan nilai

koefisien determinasi service recovery satisfaction (r2) terhadap word of mouth

sebesar 0.387.

Hal tersebut menunjukan bahwa kontribusi perubahan variabel service

recovery satisfaction terhadap perubahan variabel word of mouth sebesar 38.7%

dan 61.3% perubahan word of mouth dipengaruhi oleh variabel lain di luar

variabel service recovery satisfaction. Nilai F hitung 25.996 lebih besar dari F

tabel serta probabilitas kesalahan sebesar 0.000 (dibawah 0.05) menunjukan

variabel service recovery satisfaction berpengaruh signifikan terhadap variabel

word of mouth, artinya semakin baik service recovery satisfaction di Bank Sumsel

Babel kota Pagaralam, maka semakin baik pula word of mouth pada Bank Sumsel

Babel.

Hal ini menunjukan bahwa service recovery satisfaction merupakan

evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya

memberikan hasil sama atau melebihi harapan pelanggan. Tujuan dari suatu

bisnis pada dasarnya untuk menciptakan service recovery satisfaction dari para

pelanggan terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Page 60: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

60

Apabila nilai dari suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan dari pelanggan maka terciptalah suatu service

recovery satisfaction dari pelanggan, yang pada akhirnya akan menimbulkan word

of mouth.

Kepuasan pemulihan jasa merupakan tingkat dimana kebutuhan,

keinginan dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui suatu transaksi yang

akan mengakibatkan pembelian ulang atau kesetiaan yang terus berlanjut,

sehingga apabila service recovery satisfaction baik akan berpengaruh positif pada

word of mouth. Strategi recovery yang harus disiapkan oleh bank berhubungan

dengan koreksi renstra, auditing, kurir, kepuasan karyawan, complainants,

evaluasi konsumtif nasabah, eCommerce, recall, dan signage.

Jika bank merencanakan strategi service recovery ini dengan baik, maka

diharapkan bank dapat mempertahankan nasabah yang sudah dimiliki dan menarik

nasabah baru. Dalam jangka panjang, hal ini dapat meningkatkan profitabilitas

perusahaan.

Dengan melakukan analisis terhadap service recovery diharapkan bank

akan dapat menyusun strategi kualitas layanan yang tepat, sehingga dapat

mencegah terjadinya service failure dan mempersiapkan tindakan recovery yang

efektif.

Page 61: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

61

5.1.5. Bagaimanakah Hubungan Word of Mouth Memoderasi Karakteristik

Bank Sumsel Babel?

Nilai R2

untuk tahap I sebesar 0.007, sedangkan R2 untuk tahap II sebesar

0.010. Dengan demikian, terjadi kenaikan nilai R2 sebesar 0.003. Perubahan

kenaikan nilai ini dikonfirmasi juga dengan perubahan nilai F yang menunjukan

hasil yang signifikan. Signifikannya perubahan nilai F ini ditunjukan oleh Sig.F

change sebesar 1.152 yang lebih kecil dari α sebesar 5% maka tidak semua

koefisien regresi bernilai 0 (nol), dan variabel recall, eCommerce, cash ratio,

inventory to networking capital, acid test ratio, net profit margin, dan managerial

ownership mampu menjelaskan keragaman dari variabel word of mouth. Selain

itu, peningkatan nilai adjusted R2 dari 0.007 menjadi 0.010 menunjukan efek

interaksi yang dimasukan pada model regresi memiliki kekuatan penjelas.

Karena meningkatkan nilai adjusted R2, maka word of mouth memperkuat

hubungan antara variabel karakteristik perusahaan dengan variabel pengungkapan

sukarela. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa Bank Sumsel Babel

Cabang Pagaralam dapat memoderasi dengan sifat memperkuat hubungan yang

terjadi antara risiko managerial ownership, acid test ratio, eCommerce, word of

mouth, inventory to networking capital, recall, cash ratio, dan net profit margin.

Dengan terjaganya kepercayaan nasabah pada bank, akan membuat

nasabah menjadi loyal. Usaha yang dilakukan bank untuk meraih kepercayaan

nasabah ditempuh dengan berbagai cara, diantaranya dengan menjalin komunikasi

2 (dua) arah, dengan demikian bank dapat memahami kebutuhan dan harapan

nasabah.

Page 62: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

62

Selain manfaat tersebut, bank juga dapat meningkatkan kadar hubungan

dengan nasabah sehingga tercipta ikatan emosional. Selain itu bank juga harus

rajin memberikan informasi tentang produk terbaru serta tidak ketinggalan laporan

keuangan yang biasanya ditampilkan untuk publik dalam periode 3 (tiga) bulanan.

Selain kepercayaan, kualitas pelayanan juga mempunyai peran yang

penting dalam bisnis perbankan. Pelayanan yang dapat memberikan kepuasan

nasabah terus ditingkatkan oleh perbankan guna mendapatkan nasabah yang loyal.

Berbagai perbaikan di bidang layanan, seperti fisik maupun non fisik

sampai layanan teknologi informasi, terus ditingkatkan guna meningkatkan

kualitas pelayanan. Bahwa layanan harus dilakukan terus-menerus untuk

mendapatkan kepercayaan nasabah sehingga value menjadi penting. Value

terbaik diharapkan dapat membuat nasabah puas dan pada akhirnya menjadi

nasabah yang loyal.

5.1.6. Bagaimanakah Hubungan Word of Mouth Memoderasi Pengungkapan

Sukarela Bank Sumsel Babel?

Perubahan kenaikan nilai dikonfirmasi dengan perubahan nilai F yang

menunjukan hasil yang signifikan. Perubahan nilai F ditunjukan oleh Sig.F

change sebesar 0.760 dibawah 5% maka model dapat digunakan untuk

memprediksi nilai variabel bunga pinjaman, likuiditas, loan to deposit ratio,

utang jangka panjang, eCommerce, karaktersitik perusahaan, signage, managerial

ownership, struktur kapital, dan net profit margin yang artinya variabel-variabel

tersebut mampu menerangkan variabel word of mouth.

Page 63: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

63

Hasil proses menunjukkan bahwa nilai F dengan nilai probabilitas sebesar

0.000. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari nilai alpha artinya persamaan

regresi yang diperoleh adalah signifikan dalam menjelaskan keragaman variabel

word of mouth. Besarnya nilai R2 (R Square) memberikan makna bahwa proporsi

keragaman dalam variabel yang dijelaskan oleh variabel bunga pinjaman,

likuiditas, loan to deposit ratio, utang jangka panjang, eCommerce, karakteristik

perusahaan, signage, managerial ownership, struktur kapital, dan net profit

margin didalam model regresi. Selain itu, perubahan nilai adjusted R2 dari 0.005

menjadi 0.010 menunjukan bahwa efek interaksi yang dimasukan pada model

regresi memiliki implikasi yang jelas.

Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa Bank Sumsel Babel

Cabang Pagaralam dapat memoderasi dengan sifat memperkuat hubungan yang

terjadi antara risiko bunga pinjaman, likuiditas, loan to deposit ratio, utang jangka

panjang, eCommerce, karakteristik perusahaan, signage, managerial ownership,

struktur kapital, dan net profit margin.

Seperti diketahui bahwa loyalnya nasabah tidak lagi semata-mata

disebabkan oleh value, baik yang berasal dari kualitas produk, harga atau delivery,

tetapi mengarah ke unique need, yaitu kebutuhan unik yang berbeda antara satu

nasabah ke nasabah lainnya. Nasabah butuh disapa dan hal inilah yang

membedakan konsep conventional marketing yang mengandalkan value dan

brand untuk mencapi retention. Dan bank mengetahui bahwa nasabah juga ingin

pemasar memahami preferensi, gaya hidup, dan hobinya.

Page 64: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

64

Teknologi yang ada memungkinkan pemasar untuk menjawab tantangan

tersebut, yakni dengan membangun database nasabah. Dengan demikian loyalitas

nasabah adalah hal yang harus diperhatikan oleh perbankan, sehingga perbankan

harus berusaha memahami apa yang menjadi kebutuhan dari nasabahnya.

Secara empiris shared value (rasa saling menghargai) adalah indikator

paling kuat bagi nasabah. Perubahan atau variasi kedekatan hubungan antara

nasabah dengan bank, paling ditentukan oleh kepercayaan (trust) pada bank

tersebut. Kepercayan secara alamiah memiliki sifat goyah (vulnerable). Oleh

karena itu, bank harus menjaga kepercayaan nasabahnya dengan membangun dan

menjaga reputasi bank. Nasabah memiliki keyakinan kuat bahwa bank memiliki

kesehatan keuangan yang baik sehingga dapat memenuhi kewajibannya kepada

nasabah sesuai dengan pengungkapan sukarela yang telah diberikan.

Page 65: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

65

5.2. Saran

Mengidentifikasi tujuan analisis faktor seperti variabel-variabel yang akan

dimasukan dalam analisis faktor berdasarkan pada penelitian terdahulu, teori, dan

keputusan peneliti. Kesesuaian antara instrumen penelitian dengan sampel

penelitian. Proses analisis berdasarkan pada matriks korelasi antar variabel yang

diteliti. Pengujian korelasi antar variabel tersebut merupakan langkah

pendahuluan sekaligus sebagai tindakan koreksi seperlunya. Selanjutnya

diteruskan dengan penentuan metode yang cocok dalam analisis faktor. Metode

yang lazim digunakan jika fokus tujuannya adalah untuk menentukan jumlah

faktor minimum dari berbagai faktor yang ada, yaitu principal component analysis

(PCA). Interpretasi faktor dapat dilakukan dengan mengelompokan variabel yang

mempunyai factor loading tertinggi kedalam faktor tersebut. Untuk interpretasi

hasil perilaku penelitian PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL

DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA

PAGARALAM ini, factor loading harus dengan nilai yang lebih besar dari 0.5

sedangkan yang lebih kecil dari 0.5 dikeluarkan dari model.

Berdasarkan hasil analisis pengaruh beberapa variabel karakteristik

perusahaan, pengungkapan sukarela, word of mouth, dan service recovery

dikemukakan saran bagi pihak manajemen dan pemilik perusahaan harus

mempertimbangkan dengan tepat mengenai variabel-variabel yang

memengaruhinya, agar perusahaan tidak mengalami risiko financial yang besar.

Page 66: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

66

DAFTAR PUSTAKA

6.1. Daftar Pustaka

Bank Bersubsidi Yang Membebani. 2008. Awalil Rizki dan Nasyith Majidi.

Perpustakaan Nasional RI. Jakarta: ePublishing.

Botosan, C., 1997. Disclosure Level and the Cost of Equity Capital, The

Accounting Review, vol. 72 (3), hal. 323-349.

Cleland, Robin S., 2000. Building Successful Brands On The Internet.

Tesis tidak dipublikasikan. University of Cambridge.

Douma S, George, Rejie, Kabir Rezaul, 2002. Foreign and Domestic Ownership,

Business Groups and Firm Performance from ALarge Emerging Market,

2002, Tilburg University The Netherlands.

Komalasari, Puput Tri., 2000. Asimetri Informasi dan Cost of Equity Capital.

Simposium Nasional Akuntansi III. pp. 907-929.

Lewis, B.R., and Spyrakopoulos, S., 2001. Service Failures and Recovery in

Retail Banking: the Customers’ Perspective, Vol.19, No.1, pp.37-47.

Mian, Atif., 2003. Foreign, Private Domestic, And Goverments Banks : New

Evidence from Emerging Markets, Graduate School of Business,

University of Chichago, Chichago.

Naim, Ainun., dan Rakhman, Fuad. 2000, “Analisis Hubungan antara

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal

dan Tipe Kepemilikan Perusahaan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia, Vol. 15, No.1, pp 70-82.

Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Booklet Perbankan Indonesia 2015. Jakarta.

Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan (data empirik).

Simanjuntak, Binsar, H., dan Widiastuti, Lusy., 2004. Faktor-faktor Yang

Memengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal

Riset Akuntansi Indonesia, Vol.7, No.3, hlm. 351-366.

Tjiptono, F., 2002. Strategi Pemasaran, Penerbit: Andi Offset, Yogyakarta.

United Nations. 2000. Preamble of International Convention for The Suppression

of The Financing of Terrorism.

Utomo, M., 2000. ”Praktik Pengungkapan Sosial Pada Laporan Tahunan

Perusahaan di Indonesia.” Simposium Nasional Akuntansi III , IAI

Kompartemen Pendidik, Universitas Indonesia Jakarta.

Wang, Y.S., Wang, Y.M., Lin, H.H., and Tang, T.I., 2003. Determinants of User

Acceptance of Internet Banking: An Empirical Study. International

Journal of Service Industry Management, 14(5): 501-519.

Widayati, Endah. 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pilihan

Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi”. Skripsi. S1 Akuntansi

UNDIP.

Wirtz, Jochen., and Anna S. Matilla., 2003. Consumer responses to compensation,

Speed of Recovery and Apology After a Service Failure, International

Journal of Service Industry Management, Vol. 15 No. 2: pp. 150-166.

6.2. Websites

www.banksumselbabel.com. 2015. Bank Sumsel Babel Raih Juara Annual Report

Award, (September) (data empirik).

Page 67: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

67

LAMPIRAN

7.1. Kuesioner Penelitian

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP

PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL

DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI

KOTA PAGARALAM

7.1.1. Checklist Kuesioner

Petunjuk Khusus:

1) Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor

terhadap keberhasilan Bank Sumsel Babel dalam bisnis perbankan,

2) Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategi internal dan

eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah:

a. 1 = sangat tidak setuju (STS),

b. 2 = tidak setuju (TS),

c. 3 = netral (N),

d. 4 = setuju (S), dan

e. 5 = sangat setuju (SS).

Pemberian bobot masing-masing faktor strategik dilakukan dengan memberikan

tanda [√] pada tingkatan (1-5) yang paling sesuai menurut responden.

7.1.1.1. Berikan tanda [√] pada salah satu kotak jawaban yang tersedia pada

masing-masing pernyataan dibawah ini

Tabel 7. Checklist Karakteristik Perusahaan

No. Deskripsi SS S N TS STS

1. Apakah perempuan di Bank Sumsel

Babel anda terdaftar sebagai wakil

perusahaan yang memiliki hak untuk

mewakili perusahaan dalam kegiatan

usaha. Jika terdapat lebih dari satu wakil

perusahaan (rekan perwakilan) di

perusahaan yang sama, maka jumlah

saham yang dimiliki oleh rekan

perwakilan perempuan harus melebihi

jumlah saham yang dimiliki oleh rekan

perwakilan pria (saham yang disebutkan

diatas hanya berlaku untuk voting

saham).

Page 68: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

68

7.1.1.2. Berikan tanda [√] pada salah satu kotak jawaban yang tersedia pada

masing-masing pernyataan dibawah ini

Tabel 7. Checklist Pengungkapan Sukarela

No. Deskripsi SS S N TS STS

1. Apakah Bank Sumsel Babel anda

menyediakan informasi yang sama

kepada pemegang saham ataupun analis

investasi?

7.1.1.3. Berikan tanda [√] pada salah satu kotak jawaban yang tersedia pada

masing-masing pernyataan dibawah ini

Tabel 7. Checklist Word of Mouth

No. Deskripsi SS S N TS STS

1. Apakah Bank Sumsel Babel anda

menentukan simbol-simbol khusus bagi

quality of life, reputes recommendation,

response assurance, fraud, dan pekerjaan

yang memutuskan kepentingan dan

kebutuhan anda?

Page 69: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

69

7.2. Sumber Data

7.2.1. Bank Sumsel Babel Cabang Pagaralam

Gambar 7.3. Bank Sumsel Babel Kantor Cabang Pagaralam

7.2.2. Bank Sumsel Babel Kas Dempo

Gambar 7.4. Bank Sumsel Babel Kas Dempo Pagaralam

Page 70: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

70

7.2.3. Bank Sumsel Babel Kas Jarai

Gambar 7.5. Bank Sumsel Babel Kas Jarai

7.2.4. Bank Sumsel Babel Kas STKIP Muhammadiyah

Gambar 7.6. Bank Sumsel Babel Kas STKIP Muhammadiyah Pagaralam

Page 71: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

71

7.2.5. Bank Sumsel Babel Kas STIE Lembah Dempo

Gambar 7.7. Kantor Kas STIE Lembah Dempo Pagaralam

7.2.6. Bank Sumsel Babel Kas RSUD Besemah

Gambar 7.8. Kantor Kas RSUD Besemah Pagaralam

Page 72: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

72

7.2.7. Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

Gambar 7.9. Anjungan Tunai Mandiri Bank Sumsel Babel

7.2.8. Signage

Gambar 7.10. Signage Bank Sumsel Babel

Page 73: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

73

7.3. Daftar Riwayat Hidup

Nama : EDWANSYAH GUMAYENDA

Tempat/

Tanggal Lahir

: JAKARTA, 2 MEI 1977

Golongan Darah : A

Pendidikan : 1982-1983 TAMAN KANAK-KANAK RISANTI

KOMPLEK DPR-RI SLIPI

JAKARTA BARAT

1983-1985 SEKOLAH DASAR NEGERI 17A

KOMPLEK DEPNAKER SLIPI

JAKARTA BARAT

1985-1989 SEKOLAH DASAR NEGERI 05 PAGI

PONDOK KELAPA

JAKARTA TIMUR

1989-1992 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 252

PONDOK KELAPA JAKARTA TIMUR

1992-1995 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 91

PONDOK KELAPA JAKARTA TIMUR

2010-2016 STIE LEMBAH DEMPO PAGARALAM

SUMATERA SELATAN

Page 74: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

74

7.4. Daftar Istilah Multifinance

Annual Report:

Laporan tahunan

ASEAN:

Associaton South East Asia of Nations.

Asimetri Informasi:

Benturan kepentingan yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank

apabila terjadi penyalahgunaan dalam penyusunan kebijakan atau keputusan,

penerimaan baik langsung maupun tidak langsung dari pihak lain yang dapat

memengaruhi proses pengambilan keputusan dan pemberian informasi yang

menimbulkan asimetri.

Audit:

1) Pengumpulan data dan evaluasi secara sistematis dan objektif oleh orang

yang kompeten mengenai kegiatan suatu perusahaan,

2) External Auditors.

Biaya Bunga Pinjaman atau Biaya Modal:

1) Besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk

memperoleh dana dari suatu sumber,

2) Biaya yang dialokasikan dalam biaya tetap yaitu biaya yang dalam periode

tertentu tidak berubah oleh karena perubahan volume produksi maupun

perubahan penjualan.

3) Bunga dan biaya lainnya yang harus ditanggung oleh suatu perusahaan

sehubungan dengan peminjaman dana.

Benturan Kepentingan (conflict of interest):

Perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan

ekonomis pribadi direktur dan komisaris serta jajaran dibawahnya, pemegang

saham atau pihak terafiliasi dari direktur, komisaris atau pemegang saham yang

dapat merugikan bank.

Cash Ratio:

Rasio lancar (current ratio) mengukur seberapa jauh harta lancar dapat

mengcover hutang jangka pendek, semakin tinggi semakin likuid.

Check and Balance Mechanism:

Mekanisme pengawasan timbal balik antar 2 (dua) organ yaitu direksi dan

dewan komisaris.

Corporate Governance:

Pada dasarnya menyangkut masalah siapa (who) yang seharusnya

mengendalikan jalannya kegiatan korporasi dan mengapa (why) harus dilakukan

pengendalian terhadap jalannya kegiatan korporasi.

Page 75: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

75

Biaya Keagenan:

Berhubungan dengan adanya konflik kepentingan diantara stakeholders

sebagai akibat adanya informasi yang diterima berbeda (asymetric information)

dan perilaku mencari keuntungan pribadi (self seeking behavior).

Biaya Modal Ekuitas (cost of equity capital):

Tingkat pengembalian sebuah perusahaan yang dibayarkan pada

pemegang saham yang telah menanamkan modalnya.

Bond Holder:

Pemegang obligasi.

Bunga Pinjaman:

Besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk

memperoleh dana dari suatu sumber.

Capital Structures:

Modal struktural yang diperoleh dari value added minus human capital.

Cross Border Insolvency:

1) Pengaturan insolvensi dan kepailitan debitur bank yang memiliki aset

atau kreditur di luar negeri.

2) Pengakuan putusan pengadilan asing dalam rangka memberikan

kepastian hukum kepada para pelaku usaha, investor dan masyarakat

ASEAN secara keseluruhan.

Cross Border Supervision:

Bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan-tindakan perbaikan.

Yang dimaksud dengan pengawasan tidak langsung terutama dalam bentuk

pengawasan dini melalui penelitian, analisis, dan evaluasi laporan Bank.

Cross Border Resolution:

Suatu putusan kepailitan dari pengadilan suatu negara atas kepailitan bank

yang mempunyai kreditur dan aset di luar negara tersebut dikarenakan tidak

diakuinya putusan kepailitan bank tersebut oleh negara lainnya.

Customer Due Diligence:

Penilaian terhadap nasabah dalam rangka mengenal kondisi dan

kemampuan nasabah.

Debitur (Debt Holder):

Pihak yang menerima kredit atau pinjaman.

Delivery of Goods:

Dua jaminan bank dicairkan sekaligus untuk melindungi kepentingan

financing bank.

Page 76: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

76

Namun, dalam pelaksanaannya dapat saja diterbitkan hanya satu jaminan bank

yang menjamin baik isi warehouse receipt maupun kepastian delivery of goods.

Distributive Fairness (Memberikan Hasil yang Adil):

Bila terjadi kegagalan jasa, pelanggan berharap ada kompensasinya.

Bentuk kompensasi ini bisa berwujud permohonan maaf, refund, reparasi,

penggantian, koreksi harga, maupun kombinasi diantaranya. Untuk itu,

perusahaan harus benar-benar memahami ekspektasi pelanggan atas kegagalan

jasa dan merancang paket kompensasi sedemikian rupa sehingga bisa menutupi

biaya kegagalan yang ditanggung pelanggan (Tjiptono, Fandy, (2001), Strategi

Pemasaran, Yogyakarta: Andi Offset).

Due Dilligence:

Pemeriksaan langsung terhadap bank yang memberikan hak kepada

pemeriksa untuk meminta konfirmasi kepada manajemen bank mengenai

kebenaran laporan keuangan.

Dalam kaitan dengan pemeriksaan bank di Indonesia, istilah ini diartikan sebagai

audit keuangan terhadap bank dalam rangka pelaksanaan program rekapitalisasi

bank.

Dissenting Opinions:

Perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan.

Earning Power:

Kemampuan menghasilkan laba.

eCommerce:

Transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan

media internet atau elektronik.

Financial Deepening:

Bank mampu berkontribusi dalam meningkatkan aktivitas masyarakat

dalam mengakses jasa bank secara luas.

Fit and Proper Test:

Penilaian kelayakan dan kepatutan anggota direksi dan dewan komisaris

serta pemegang saham pengendali oleh pengatur dan pengawas bank.

Good Corporate Governance:

1) Sistem di mana entitas usaha dikelola dan diawasi, sehingga berkaitan

dengan distribusi hak dan kewajiban bagi pemegang saham/komisaris/

investor, kreditur/direksi dan manager/pemerintah (Bakrie, A. 2000. Good

Corporate Governance: Sudut Pandang Pengusaha. Jurnal Reformasi

Ekonomi, 1),

Page 77: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

77

2) Suatu mekanisme yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa

pemilik modal perusahaan memperoleh pengembalian atau return dari

kegiatan yang dijalankan oleh manajer (KNKG (Komite Nasional

Kebijakan Governance). 2006. Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia. Jakarta),

3) Sistem, input, proses, dan output, dan seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terutama

dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris,

dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan (Zarkasyi, M. W.

2008. Good Corporate Governance pada Badan Usaha Manufaktur,

perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta).

Go Public Company:

Perusahaan yang menjual saham ke masyarakat.

Hak Aliran Kas (cash flow rights):

Klaim keuangan oleh pemegang saham terhadap perusahaan.

High Profile:

1) Industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi atau

menghadapi persaingan yang tinggi,

2) Perusahaan yang memiliki aktivitas ekonomi yang memodifikasi

lingkungan, seperti industri ekstraktif, lebih mungkin mengungkapkan

informasi mengenai dampak lingkungan dibandingkan industri yang lain

(Hackstone, David and Markus J. Milne. 1996. Some Determinants of

Social and Environtmental Disclosure in New Zealand Companies.

Accounting Auditing and Accountability Journal. Vol.9, No.1, p.77-108),

3) Perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas

operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan

luas.

Masyarakat umumnya lebih sensitif terhadap tipe industri ini karena

kelalaian perusahaan dalam pengamanan proses produksi dan hasil

produksi dapat membawa dampak yang besar bagi masyarakat,

4) Perusahaan yang terklasifikasi dalam kelompok industri high profile antara

lain perusahaan perminyakan dan pertambangan lain, kimia, hutan, kertas,

otomotif, penerbangan, agribisnis, tembakau dan rokok, produk makanan

dan minuman, media dan komunikasi, energi (listrik), engineering,

kesehatan serta transportasi dan pariwisata.

Hutang Jangka Panjang:

Kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari

1 (satu) tahun atau lebih dari 1 (satu) siklus operasi perusahaan.

Page 78: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

78

Penentuan jangka waktu ini diukur sejak tanggal pembuatan neraca, oleh karena

itu hutang jangka panjang bisa berubah menjadi hutang jangka pendek, jika

terhitung mulai tanggal neraca tertentu hutang tersebut harus dilunasi dalam

jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun. Hutang jangka panjang dapat dibedakan

menjadi 2 (dua) golongan yaitu:

a. Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak

bergerak. Didalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang

dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung.

Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi

pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman

yang bersangkutan, dan

b. Hutang obligasi ialah hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat

obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi yang bertindak

sebagai pemberi pinjaman. Dalam surat obligasi dan ketentuan-ketentuan

lain sesuai dengan jenis obligasi yang bersangkutan.

Interactional Fairness (Merealisasikan Interaksi yang Adil):

Perilaku relasi antar pribadi yang adil meliputi kesopanan, perhatian, dan

kejujuran; penjelasan atas kegagalan jasa yang terjadi; dan usaha yang tulus dalam

memecahkan masalah yang dihadapi pelanggan.

Dalam praktik, ini tidak gampang dilakukan sehubungan dengan 2 (dua) faktor.

Pertama, pelanggan seringkali datang ke proses komplain dengan perasaan

jengkel dan marah. Keterampilan memahami dan mengelola emosi pelanggan

sangat dibutuhkan dalam manajemen komplain yang efektif (Edwardson,

1998:75). Kendala kedua, karyawan seringkali tidak memiliki wewenang untuk

menangani masalah. Situasi seperti ini tidak saja membuat pelanggan frustrasi,

namun juga karyawan bersangkutan, terutama jika pelanggan mengharapkan

tindakan sesegera mungkin (Edwardson, M., (1998), Measuring consumer

Emotions in Service Encounters: An Exploratory Analysis, Australasian Journal

of Market Research, Vol. 6, No. 2: 34- 48) dan (Tjiptono, Fandy, (2001), Strategi

Pemasaran, Yogyakarta: Andi Offset).

Karakteristik Perusahaan:

Ciri-ciri dari suatu perusahaan yang menggambarkan bentuk badan usaha

yang dapat dilihat dari struktur modal, peraturan dan prosedur pendirian,

perubahan, pembubaran, dan size, serta status kepemilikan modal.

Selain itu, karakteristik perusahaan dapat pula diukur dengan membedakan

kelompok industri yaitu high profile dan low profile.

Kepemilikan Manajerial:

Proporsi saham yang dipegang oleh pihak manajemen.

Kepuasan Nasabah:

Shared value yang membangun hubungan antara bank dan nasabah

karena jika kedua belah pihak memiliki tujuan atau penilaian yang sama, maka

mereka akan lebih mempercayai hubungan diantara mereka.

Page 79: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

79

Leverage:

Perbandingan jumlah uang yang digunakan dalam transaksi terhadap

deposit margin yang diperlukan.

Likuiditas (LIQUID):

1) Kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang harus dilunasi

segera dalam waktu yang singkat.

Sebuah perusahaan dikatakan likuid apabila mempunyai alat pembayaran

berupa harta lancar yang lebih besar dibandingkan dengan seluruh

kewajibannya

2) Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap

kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.

Rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu

bank antara lain adalah (a) cash ratio, (b) reserve requirement, (c) loan to

deposit ratio (LDR), (d) loan to asset ratio, dan (e) rasio kewajiban bersih

(call money).

Loan to Deposit Ratio:

1) Rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang

diterima bank (Surat Edaran BI, 1993),

2) Rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan

dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang

digunakan.

Long Term Debt to Assets Ratio (LTD-AR):

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva

bank yang dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka

panjang.

Low Profile:

Perusahaan yang tidak terlalu memperoleh sorotan luas dari masyarakat

manakala operasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan atau kesalahan pada

aspek tertentu dalam proses atau hasil produksinya.

Bila dibandingkan dengan perusahan-perusahan high profile, perusahaan yang

terkategori dalam industri low profile lebih ditoleransi oleh masyarakat luas

manakala melakukan kesalahan. Adapun perusahaan yang termasuk dalam

kelompok industri low profile terdiri dari bangunan, keuangan dan perbankan,

supplier peralatan medis, property, retailer, tekstil dan produk tekstil, produk

personal, dan produk rumah tangga.

Loyalitas Nasabah:

Loyalitas pelanggan kredit perbankan yang diukur dari keunggulan kredit,

rekomendasi dan menyarankan bank pilihan utama dalam bertransaksi serta bank

pilihan kredit.

Page 80: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

80

Merit Systems:

Sistem kepegawaian yang mengutamakan kinerja.

Net Profit Margin:

Keuntungan netto per rupiah penjualan.

Operating Expense to Sales Ratio:

Menunjukkan perbedaan yang signifikan antara perusahaan dimana

pemilik merangkap manajer dan manajer yang berasal dari luar (outsider

manager).

Operating Income:

Hasil usaha

Pengungkapan Sukarela:

Pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan

tanpa diharuskan oleh standar atau peraturan yang berlaku.

Premium:

Fasilitas yang diberikan dari bank kepada nasabah dalam integrasi yang

lebih istimewa.

Procedural Fairness (Menyediakan Proses yang adil):

Prosedur yang adil mencakup 3 (tiga) elemen penting, yakni (a)

perusahaan mengemban tanggung jawab atas kegagalan jasa, (b) setiap komplain

ditangani dengan cepat, dimulai oleh karyawan yang pertama kali dikontak

pelanggan, dan (c) adanya sistem yang fleksibel dan mempertimbangkan pula

situasi individual serta masukan dari pelanggan mengenai hasil akhir yang

diharapkannya (Tjiptono, Fandy, (2001), Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi

Offset).

Profit:

Profitability.

Rasio Perputaran Modal Kerja (inventory to net working capital):

Likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (kas, piutang usaha,

persediaan—netto).

Rasio Sangat Lancar (quick ratio atau acid test ratio):

Mengukur seberapa jauh harta lancar yang dianggap paling likuid dapat

mengcover hutang jangka pendek, semakin tinggi semakin likuid.

Recall:

1) Istilah periklanan untuk menunjukkan kemampuan seseorang untuk

mengingat (merekam) penyajian iklan yang pernah dijumpainya, dan

Page 81: PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMSEL BABEL DENGAN WORD OF MOUTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI KOTA PAGARALAM

81

2) Rekaman pengalaman konsumen dalam mengonsumsi pelayanan yang

ditawarkan. Indikator recall adalah seseorang tersebut dapat menceritakan

kembali mengenai penyajian iklan yang pernah dilihatnya.

Sales:

Penjualan.

Service Performance:

Loyalitas nasabah perbankan yang diukur dari jangka waktu menjadi

nasabah.

Service Recovery:

Tindakan spesifik yang dilakukan perusahaan untuk memastikan

pelanggan menerima layanan pada tingkat yang reasonable setelah terjadinya

permasalahan yang mengganggu layanan yang normal.

Signage:

Memberikan informasi mengenai sesuatu arah, perintah dan sebagainya

agar anda tidak kesulitan jika ingin melakukan atau menuju sesuatu.

Structured Capital (organized capital):

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan

dan strukturnya, yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja

intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan yang mencakup 2

(dua) elemen penting, yaitu (a) intellectual property dan (b) infrastructure asset.

Intellectual property dilindungi oleh hukum (paten, hak cipta, dan merek dagang).

Sedangkan infrastructure asset, merupakan elemen intellectual capital yang dapat

diciptakan didalam perusahaan atau dimiliki dari luar perusahaan (budaya

perusahaan, management process, sistem informasi, dan networking system).

Didalam kategori ini, elemen research project ditambahkan sebagai akun inovasi

yang dikembangkan oleh perusahaan. Elemen yang terakhir adalah relational

capital, merupakan komponen intellectual capital yang memberikan nilai secara

nyata. Relational capital merupakan hubungan baik antara perusahaan dengan

stakeholder eksternal yang berbeda, meliputi pelanggan, jaringan distribusi,

kolaborasi bisnis, perjanjian franchise, dan sebagainya.

Word of Mouth:

Pernyataan (secara personal atau non personal) yang disampaikan oleh

orang lain selain organisasi (service provider) kepada pelanggan.

Whistleblowing System:

Suatu sistem yang disediakan bagi pegawai bank untuk mengungkapkan

atau melaporkan suatu tindakan pelanggaran hukum kepada manajemen bank.

Yield to Maturity:

Hasil saat jatuh tempo.