pengaruh karakteristik perusahaan dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN
KELUARGA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
NURFATHIA HERYULIANI
NIM : 1111082000104
Jurusan Akuntasi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2015 M/1436 H
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Nurfathia Heryuliani
2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Juli 1992
3. Alamat : Jalan H. Muhammad No. 39 RT 10/07
Kel. Jatiwaringin Kec. Pondok Gede
Kota Bekasi
4. Telpon : 0856 9283 1533 / 021-84997762
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (1998-2004) : SDN Jatibening VIII
2. SMP (2004-2007) : SMPN 20 Bekasi
3. SMA (2007-2010) : SMA Pusaka I Jakarta
4. S1 (2011-2015) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Ade Herliyadi
2. Ibu : Nurhasanah
vi
ABSTRACT
This study was to analyze the effect of tax avoidance to company
characteristics and family ownership. Characteristics of the company was
reflected by profitability, leverage and sales growth. The population in this study
is a publicly traded manufacturing companies listed on the Indonesia Stock
Exchange the period 2010 to 2014. The sampling technique was done by
purposive sampling. The number of manufacturing companies that used a sample
of 25 companies for a total study sample was 125 annual reports. The analytical
method used was multiple regression analysis.
Results of this study indicated that profitability leverage and sales growth
has significant effect. Profitability has significance degree is 0.000. Leverage has
significance degree is 0.004 and sales growth has significant degree is 0.036.
While the variable family ownership didn’t have significant effect on tax
avoidance. Then, the characteristics of the company, family ownership and sales
growth have simultaneous and significant influence to tax avoidance, it can be
seen from the significant value of 0.000.
Keywords: profitability, leverage, sales growth, family ownership, and tax
avoidance
vii
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik perusahaan dan kepemilikan
keluarga terhadap penghindaran pajak. Karakteristik perusahaan dicerminkan
dengan ukuran profitabilitas, leverage dan pertumbuhan penjualan. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di
BEI periode 2010 sampai 2014. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling. Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel
sebanyak 25 perusahaan sehingga total sampel penelitian adalah 125 laporan
tahunan. Metode analisis yang digunakan peneliti adalah analisis regresi
berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage dan
pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan. Profitabilitas memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Leverage memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,004
dan pertumbuhan penjualan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,036.
Sedangkan variabel kepemilikan keluarga tidak berpengaruh. Kemudian,
karakteristik perusahaan, pertumbuhan penjualan dan kepemilikan keluarga
memiliki pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghindaran pajak,
hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000.
Kata kunci: profitabilitas, leverage, pertumbuhan penjualan, kepemilikan
keluarga, dan penghindaran pajak.
viii
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan
Kepemilikan Keluarga Terhadap Penghindaran Pajak” dengan baik. Sholawat
serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung
dalam menyelesaikan skripsi ini kepada :
1. Kedua orang tuaku, Mama dan Papa yang selalu memberikan doa dan
dukungan yang tiada henti kepada penulis, terima kasih atas perhatian dan
kasih sayang yang tak pernah putus, yang telah banyak mengorbankan materi,
waktu dan tenaga untuk kesuksesan penulis. Semoga skripsi ini bisa menjadi
kebanggaan untuk kedua orang tua penulis.
2. Kedua adikku Nurfauzia Heryuliandini dan Nurfahira Hernovirianti, yang
menjadi motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Msi., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Abdul Hamid, MS selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan serta saran kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan pengarahan serta motivasi
ix
dalam menyusun skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Ibu berikan selama
ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan Akuntansi, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi penulis, serta staf Akademik yang memberikan banyak
bantuan kepada penulis selama ini.
8. Inis Kimal Qisthy, Husnul Khotimah, Izziyah Fikriyah, Novianti Wulansari,
Aisha Zuesty dan Putri Ayuningtias, yang selama ini selalu ada pada saat suka
maupun duka. Terima kasih atas kebersamaan, canda tawa dan dukungan serta
nasihat-nasihat yang kalian berikan selama ini. Kalian luar biasa, keep in
touch ya girls.
9. Achmad Fauzi yang selama ini telah memberikan semangat, dukungan,
perhatian dan kasih sayang penuh serta nasihat yang membantu selama proses
pengerjaan skripsi ini. Thank you for always by my side.
10. Sahabat-sahabat SMA, Eneng Fitri, Ganis, Rida, dan Dhita. Sahabat-sahabat
SMP, Nabila, Eksa, Selvy, dan Alifa. My roommate Neng Intan dan Nuratri
Catur. Sahabat-sahabat seperjuangan Ronin NF, Ella Dhanila, Putri, Izzati,
Idha, Nova, Haryani, Nia dan Kemala yang selalu dapat berbagi suka dan
duka serta memberikan dukungan bagi penulis.
11. Teman-teman Akuntansi Kelas A yang tidak bisa penulis sebut satu per satu,
terimakasih atas bantuan dan kebersamaan kita selama ini. Semoga kita semua
bisa sukses dan dapat meraih cita-cita kita. Aamiin.
12. Teman-teman konsentrasi Pajak 2011, yang selalu berbagi pengetahuan dan
dukungan. Walaupun jumlah kita sedikit tetapi kita tetap solid.
13. Akuntansi angkatan 2011 yang memberikan cerita dan pengalaman yang tak
terlupakan.
14. Teman-teman tim KKN DREAM 2014, Qisthy, Husnul, Elysa, Vella, Rini,
Pungky, Hafidz, Heru, Roni, Aul, Aal, Azmi, Mbi, dan Bend atas rasa
kebersamaan dan kekeluargaan yang telah terjalin bersama.
15. Seluruh pihak yang tidak penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
penulis dalam menyusun skripsi ini.
x
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juli 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 10
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 10
1. Gambaran Umum Perpajakan ....................................................... 10
2. Karakteristik Perusahaan ….………… ……………………..… 16
3. Kepemilikan Keluarga................................................................... 24
xii
4. Penghindaran Pajak....................................................................... 26
B. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 33
C. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 37
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian........................ 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 44
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 44
B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 44
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 45
D. Metode Analisis Data ...................................................................... 46
E. Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 56
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 56
1. Deskripsi Objek Penelitian ......................................................... 56
2. Deskripsi Sampel Penelitian......................................................... 57
B. Hasil Uji dan Pembahasan ............................................................... 60
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 60
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 61
a. Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................... 61
b. Hasil Uji Normalitas ............................................................... 63
c. Hasil Uji Heterokedastisitas .................................................... 65
d. Hasil Uji Auto Korelasi .......................................................... 66
3. Uji Hipotesis ................................................................................ 67
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 67
xiii
b. Hasil Uji Statistik t ................................................................ 68
c. Hasil Uji Statistik F ............................................................... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 76
A. Kesimpulan ..................................................................................... 76
B. Saran ................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 82
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Tabel Pengukuran Penghindaran Pajak............................................. ... 31
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 33
3.1 Operasional Variabel Penelitian .......................................................... 55
4.1 Proses Seleksi Sampel…………... ...................................................... 58
4.2 Daftar Nama Perusahaan Sampel......................................................... 59
4.3 Statistik Deskriptif…………………………………………................ 60
4.4 Uji Multikolonieritas Koefisien Regresi.............. ............................... 62
4.5 Uji Multikolonieritas Koefisien ……………………………….......... 62
4.6 Hasil Uji Autokorelasi ………………................................................. 67
4.7 Koefeisien Determinasi (Adjusted R Square)....................................... 68
4.8 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)......................... 69
4.9 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)........................................... 74
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 38
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ..................... 64
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............................ 64
4.3 Grafik Scatterplot ............................................................................... 65
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Data Nama Perusahaan Sampel Berdasarkan Jenis Produk............... 84
2. Cash Effective Tax Rate (CETR)...................................................... 86
3. Profitabilitas....................................................................................... 88
4. Leverage............................................................................................ 90
4. Pertumbuhan Penjualan..................................................................... 92
5. Kepemilikan Keluarga....................................................................... 94
6. Output Hasil Pengujian Data ............................................................. 96
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memungut pajak, dimana setiap wajib
pajak menyetorkan pajaknya ke kas negara. Pajak merupakan pungutan negara
terhadap orang pribadi maupun badan yang sifatnya wajib, tidak mendapat timbal
balik secara langsung dan dipergunakan oleh negara untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pajak sangat penting bagi pemerintah karena memberikan
kontribusi yang besar dalam penerimaan negara. Dari sudut pandang perusahaan,
pajak merupakan salah satu komponen biaya yang mengurangi laba perusahaan.
Beban pajak yang tinggi mendorong banyak perusahaan berusaha melakukan
manajemen pajak agar pajak yang dibayarkan lebih sedikit.
Penghindaran pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara ( Merks, 2007
dalam Prakosa, 2014) sebagai berikut:
1. Memindahkan subjek pajak dan/atau objek pajak ke negara-negara yang
memberikan perlakuan pajak khusus atau keringanan pajak (tax haven
country) atas suatu jenis penghasilan (substantive tax planning)
2. Usaha penghindaran pajak dengan mempertahankan substansi ekonomi dari
transaksi melalui pemilihan formal yang memberikan beban pajak yang paling
rendah (formal tax planning)
2
3. Ketentuan Anti Avoidance atas transaksi transfer pricing, thin capitalization,
treaty shopping, dan controlled foreign corporation (Specific Anti Avoidance
Rule), serta transaksi yang tidak mempunyai substansi bisnis (General Anti
Avoidance Rule).
Perencanaan pajak yang masih dalam koridor Undang-Undang disebut
penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak merupakan usaha untuk
mengurangi hutang pajak yang bersifat legal, kegiatan ini memunculkan resiko
bagi perusahaan antara lain denda dan buruknya reputasi perusahaan dimata
publik. Apabila penghindaran pajak melebihi batas atau melanggar hukum dan
ketentuan yang berlaku maka aktivitas tersebut dapat tergolong ke dalam
penggelapan pajak (tax evasion). Penggelapan pajak adalah usaha untuk
mengurangi hutang pajak yang bersifat ilegal. Oleh karenanya persoalan
penghindaran pajak merupakan persoalan yang rumit dan unik. Di satu sisi
penghindaran pajak diperbolehkan, tapi di sisi yang lain penghindaran pajak tidak
diinginkan (Budiman & Setiyono, 2012).
Penghindaran pajak tidak dapat dilepaskan dari suatu pandangan bahwa
karena tidak ada hukum yang dilanggar, penghindaran pajak seharusnya tidak
dilarang. Setiap orang memiliki kebebasan untuk mengatur urusannya masing-
masing sebagaimana dia kehendaki, dan selama tidak ada peraturan yang
dilanggar maka otoritas pajak tidak dapat melakukan intervensi. Pendapat tersebut
pertama kali disuarakan dalam putusan pengadilan tertinggi di Inggris dalam
3
kasus yang sangat terkenal yang disebut The Duke of Westminster Case (IRC v
Duke of Westminster, 1936). Kasus tersebut terkait dengan suatu kesepakatan
antara The Duke of Westminster dengan tukang kebunnya untuk merubah
pembayaran gaji tukang kebunnya tersebut menjadi pembayaran anuitas sebagai
balas atas jasa-jasa yang telah dilakukan tukang kebunnya di masa lalu. Dalam
peraturan perpajakan Inggris pada saat itu, pembayaran anuitas tersebut dapat
dikurangkan dari penghasilan kena pajaknya Duke of Westminster, sedangkan
pembayaran gaji merupakan biaya yang tidak dapat dikurangkan.
Komisaris pajak melakukan koreksi atas pembayaran tersebut, dengan
menyatakan bahwa pembayaran anuitas tersebut secara substansi merupakan
pembayaran gaji, sehingga tidak dapat dikurangkan sebagai biaya. Kasus tersebut
berakhir di di pengadilan, di mana hakim menolak koreksi yang dilakukan oleh
komisaris pajak tersebut dengan mengatakan:
Every man is entitled, if he can, to order his affairs so that the tax attaching under
the appropriate Acts is less than it otherwise would be. If he succeeds in ordering
them so as to secure this result, then, however unappreciative the Commissioners
of Inland Revenue or his fellow taxpayers may be of his ingenuity, he cannot be
compelled to pay an increased tax. (IRC v Duke of Westminster, 1936.
Prinsip dalam kasus The Duke of Westminster tersebut masih bergaung
sampai dengan saat ini dan sering kali dikutip dalam beberapa putusan pengadilan
yang menyangkut penghindaran pajak, termasuk di Indonesia di mana -walaupun
tanpa sumber referensi-, prinsip tersebut dikutip dalam Putusan Pengadilan Pajak
nomor PUT. 29050/PP/M.III/13/2011, di mana hakim berpendapat: “...Wajib
4
Pajak pada dasarnya bebas untuk mengatur bagaimana mereka bertransaksi
untuk menekan beban pajaknya sepanjang tidak melanggar undang-undang
perpajakan...”
Prinsip dalam kasus The Duke of Westminster ini di negara asalnya pada
akhirnya telah dibantah melalui kasus Ramsay (W. T. Ramsay v. IRC, 1982) di
tahun 1982. Akan tetapi, secara umum doktrin Westminster masih sering dikutip
untuk menekankan bahwa penghindaran pajak tidak dapat ditolak semata-mata
karena penilaian subjektif dari Otoritas Pajak (Wijaya, 2014).
Anderson dan Reeb, 2003 dalam Prakosa 2014 menyatakan bahwa
perusahaan yang memiliki profitabilitas yang lebih baik serta perusahaan yang
memiliki nilai kompensasi rugi fiskal yang lebih sedikit, terlihat memiliki nilai
effective tax rates (ETRs) yang lebih tinggi. Profitabilitas merupakan gambaran
kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva
yang dikenal dengan Return On Assets (ROA). ROA yang positif menunjukkan
bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan. ROA dinyatakan dalam prosentase, semakin
tinggi nilai ROA, maka akan semakin baik kinerja perusahaan tersebut. ROA
memiliki keterkaitan dengan laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak
penghasilan untuk perusahaan (Kurniasih & Sari, 2013). Semakin tinggi
profitabilitas perusahaan akan semakin tinggi pula laba bersih perusahaan yang
dihasilkan.
5
Menurut Chen et al., 2010 dalam Prakosa, 2014 perbandingan tingkat
kecenderungan menghindari pajak antara perusahaan keluarga dengan perusahaan
non-keluarga tergantung dari besarnya efek manfaat atau biaya yang timbul dari
tindakan penghindaran pajak tersebut. Perusahaan keluarga lebih rela membayar
pajak lebih tinggi (tidak melakukan penghindaran pajak), daripada harus bayar
denda pajak dan menghadapi kemungkinan rusaknya reputasi keluarga akibat
pemeriksaan pajak dari fiskus. Hasil penelitian Chen et al. (2010) yang
mengindikasikan bahwa perusahaan non-keluarga memiliki tingkat
kecenderungan menghindari bayar pajak yang lebih tinggi daripada perusahaan
keluarga. Hal ini terjadi, diduga karena masalah keagenan lebih besar terjadi pada
perusahaan non-keluarga.
Pengukuran penghindaran pajak sulit dilakukan, hal ini disebabkan data
pembayaran pajak dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT-PPh) sulit diperoleh di
lapangan karena bersifat rahasia. Untuk mengukur penghindaran pajak, maka
dilakukan pendekatan tidak langsung, yaitu menghitung kas yang dikeluarkan
untuk biaya pajak dibagi dengan laba sebelum pajak (Dyreng et al., 2010).
Selain faktor-faktor tersebut, pertumbuhan penjualan (sales growth) juga
dapat mempengaruhi aktivitas tax avoidance. Hal ini dibuktikan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Budiman dan Setiyono (2012) yang menjelaskan bahwa
pertumbuhan perjualan (sales growth) berpengaruh signifikan pada CETR yang
merupakan indikator dari adanya aktivitas tax avoidance.
6
Penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi dasar peneliti untuk
melakukan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Prakosa (2014)
menyatakan bahwa profitabilitas dan kepemilikan keluarga secara signifikan
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Namun leverage dan kompensasi
kerugian pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.
Swingly dan Sukartha (2015) menyatakan bahwa variabel leverage berpengaruh
pada tax avoidance dan sales growth tidak berpengaruh pada tax avoidance.
Namun hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian Budiman dan
Setiyono (2012) yang menyatakan bahwa leverage dan sales growth berpengaruh
secara signifikan terhadap penghindaran pajak.
Penelitian ini mengintegrasikan beberapa penelitian sebelumnya serta
menganalisis kembali pengaruh profitabilitas, leverage, pertumbuhan penjualan,
dan kepemilikan keluarga terhadap penghindaran pajak. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka penulis memilih judul “Pengaruh Karakteristik
Perusahaan dan Kepemilikan Keluarga Terhadap Penghindaran Pajak”.
7
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penelitian ini
bermaksud menguji pengaruh karakteristik perusahaan dan kepemilikan keluarga
terhadap Penghindaran Pajak. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak ?
2. Bagaimana pengaruh leverage terhadap Penghindaran Pajak ?
3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap Penghindaran Pajak?
4. Bagaimana pengaruh kepemilikan keluarga terhadap Penghindaran Pajak ?
5. Bagaimana pengaruh profitabilitas, leverage, pertumbuhan penjualan, dan
kepemilikan keluarga secara simultan terhadap Penghindaran Pajak ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
a. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap penghindaran pajak yang
dilakukan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
b. Untuk menguji pengaruh leverage terhadap penghindaran pajak yang
dilakukan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
c. Untuk menguji pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap penghindaran
pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia.
8
d. Untuk menguji pengaruh kepemilikan keluarga terhadap penghindaran
pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia.
e. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage, pertumbuhan
penjualan dan kepemilikan keluarga secara simultan terhadap
Penghindaran Pajak.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi :
a. Kontribusi Teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wacana bagi segenap
civitas ekonomi, khususnya jurusan akuntansi agar memiliki
pemahaman tentang profitabilitas, leverage, pertumbuhan penjualan
dan kepemilikan keluarga dan hubungannya dengan penghindaran
pajak.
2) Ilmu Akuntansi Perpajakan
Penelitian ini diharapakan menambah literatur pembendaharaan ilmu
pengetahuan dan acuan penelitian pada bidang studi perpajakan
terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penghindaran pajak.
9
3) Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti dapat menerapkan
teori dan memperoleh pemahaman mengenai profitabilitas, leverage,
pertumbuhan penjualan dan kepemilikan keluarga serta pengaruhnya
terhadap penghindaran pajak.
b. Kontribusi Praktis
1) Pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan-kebijakan
perpajakan dan pertimbangan dalam membuat kebijakan–kebijakan
perpajakan selanjutnya sehingga dapat memaksimalkan potensi
penerimaan negara dari sektor pajak.
2) Perusahaan
Sebagai bahan tambahan pertimbangan pihak manajemen dalam
melakukan penghindaran pajak yang benar dan efisien tanpa
melanggar undang-undang perpajakan yang berlaku, sehingga dapat
lebih efisien dalam masalah pajak perusahaan di masa mendatang.
3) Investor
Sebagai tambahan informasi bagi para investor dalam pengambilan
keputusan investasi di pasar modal.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Gambaran Umum Perpajakan
a. Pengertian Pajak
Pajak adalah sumber penerimaan terbesar Negara yang digunakan
dalam APBN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun
2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1
ayat 1 berbunyi :
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.”
Beberapa definisi tentang pajak yang dikemukakan para ahli di bidang
perpajakan untuk menjadi bahan perbandingan antara lain:
Menurut Adriani yang dikutip oleh Ilyas (2007:5):
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan)
yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung
dapat ditunjuk, yang gunannya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintahan.”
Menurut Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Ilyas (2007:5) :
11
“Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi), yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum.”
Definisi pajak menurut UU No.28 tahun 2007 tentang KUP adalah sebagai
berikut:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Berdasarkan dari pengertian pajak diatas dapat disimpulkan bahwa
pajak adalah kewajiban bagi masyarakat untuk membayarkan kas kepada
negara yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang tanpa
mendapat timbal balik secara langsung.
b. Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua
pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Erly Suandy
(2012:12) terdapat dua fungsi pajak yaitu:
1) Fungsi Penerimaan (budgeteir)
Pajak berfungsi untuk memasukan uang sebanyak-banyaknya ke kas
negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara. Penerimaan dari sektor pajak menjadi tulang punggung
12
penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Anggaran
Belanja Negara (APBN).
2) Fungsi mengatur (regulerend)
Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik
dibidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu.
Contohnya adalah pemberian insentif pajak (Tax Holiday), pengenaan
pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan pengenaan bea masuk dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk produk-produk import
tertentu dalam rangka melindungi produk dalam negeri.
c. Pengelompokan Pajak
Menurut Murtopo (2011:3) terdapat tiga pengelompokan pajak
yaitu pengelompokan menurut golongannya, menurut sifat dan menurut
lembaga pemungutnya.
1) Menurut golongannya:
a) Pajak langsung adalah pajak yang pembebannya tidak dapat
dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban lansung Wajib
Pajak yang bersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilan.
b) Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebannya dapat
dilimpahkan ke pihak lain. Beban pajak yang dipikul seseorang
dapat dilimpahkan seluruhnya maupun sebagian kepada pihak lain.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
13
2) Menurut sifatnya
a) Pajak Subjektif (pajak perseorangan): pajak yang berpangkal atau
berdasarkan pada subjeknya yang kemudian selanjutnya di cari
syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan dari Wajib
Pajak. Seperti Status kawin, tidak kawin dan kawin dengan
tunjangan. Hal tersebut menjadikannya sebagai beban yang harus
dipikul sebagai pengurang penghasilan. Contoh: Pajak
Penghasilan.
b) Pajak objektif. (pajak kebendaan): pajak yang berpangkal atau
berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan dari
Wajib Pajak. Besar kecilnya pajak tidak dipengaruhi oleh keadaan
subyeknya, setelah ketemu obyeknya baru dicari subyeknya (orang
atau badan yang bersangkutan). Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
3) Menurut lembaganya pemungutnya:
a) Pajak Pusat (pajak negara) adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
negara. Contoh: Pajak penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan,
dan Bea Materai.
b) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh:
14
Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan.
Maka dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa pengelompokan pajak terbagi 3, yaitu menurut golongannya
terdapat pajak yang tidak dapat dilimpahkan dan pajak yang tidak
dapat dilimpahkan, menurut sifatnya terdapat pajak yang berdasarkan
subjeknya dan pajak berdasarkan objeknya, menurut pemungutnya
terdapat pajak yang dipungut pemerintah pusat dan pajak yang
dipungut pemerintah daerah.
d. Asas – Asas Pemungutan Pajak
Didalam melakukan pemungutan pajak baik yang dikelola oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah selalu berpedoman pada asas
– asas pemungutan pajak menurut Murtopo (2011:4), yaitu :
1) Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan suatu negara. Asas ini
diberlakukan kepada setiap orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia untuk membayar pajak.
2) Asas Tempat Tinggal
Negara-negara mempunyai hak untuk memungut atas seluruh
penghasilan Wajib Pajak berdasarkan tempat tinggal Wajib Pajak.
Wajib Pajak yang bertempat tinggal di Indonesia dikenai pajak atas
15
penghasilan yang diterima/diperoleh, yang berasal dari Indonesia atau
berasal dari luar negeri (Pasal 4 UU Pajak Penghasilan).
3) Asas Sumber Penghasilan
Negara mempunyai hak untuk memungut pajak atas penghasilan yang
bersumber pada suatu negara yang memungut pajak. Dengan demikian
Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan di
Indonesia dikenai pajak di Indonesia tanpa memperhatikan tempat
tinggal Wajib Pajak.
e. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Murtopo (2011:5) sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi
3 yaitu :
1) Official Assessment System
Suatu sistem pajak yang memberi kewenangan kepada pemerintah
(fiskus-pegawai pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang
terhutang. Ciri-ciri Official Assessment System antara lain
a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terhutang berada
pada fiskus;
b) Wajib Pajak bersifat pasif;
c) Utang pajak yang timbul setelah diterbitkannya Surat
Pembertitahuan Pajak Terhutang atau Surat Ketetapan Pajak oleh
fiskus.
16
2) Self Assessment System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan, tanggung jawab, kepada wajib pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak
terhutang dan harus dibayar.
3) With Holding System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang
terhutang oleh Wajib Pajak. Pajak yang dipotong atau dipungut oleh
pihak lain, nanti bisa menjadi kredit pajak atau merupakan pelunasan
atas pajak terhutang.
2. Karakteristik Perusahaan
Lang dan Lundolm (1993) dalam Hardiningsih (2008:67)
menggolongkan karakteristik perusahaan dalam 3 pendekatan. Karakteristik
perusahaan tersebut berkaitan dengan struktur, kinerja, dan pasar. Struktur
perusahaan meliputi ukuran (size) perusahaan, kemampuan perusahaan untuk
melunasi kewajiban (leverage) dan korelasi antara pengembalian tahunan dan
pendapatan. Kinerja (performance) perusahaan meliputi likuiditas perusahaan
dan laba (profitabilitas dan penjualan). Sedangkan dari pendekatan pasar
meliputi faktor-faktor kualitatif seperti tipe industri, tipe auditor dan status
perusahaan. Namun, dalam penelitian ini tidak semuanya akan diungkap,
17
hanya beberapa variabel saja yang menjadi sorotan antara lain profitabilitas,
leverage perusahaan dan pertumbuhan penjualan.
a. Profitabilitas
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009), indikator kinerja
perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan
potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa
depan. Prospek yang bagus akan menarik minat investor untuk
berinvestasi dalam suatu perusahaan sehingga diperlukan pengungkapan
yang lebih luas pada laporan tahunan perusahaan. Rasio profitabilitas
menjadi bentuk penilaian terhadap kinerja manajemen dalam mengelola
kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Hal ini
berarti bahwa rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan menggunakan asset maupun modal
perusahaan (Sjahrial dan Purba, 2011:40).
Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari
penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin tinggi
rasio profitabilitas, berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan
memperoleh laba. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam
mengukur profitabilitas, antara lain:
1) Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih
setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio NPM mengukur
18
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam tingkat
penjualan. Semakin tinggi NPM menunjukkan bahwa perusahaan
mampu menghasilkan laba yang tinggi pula pada tingkat penjualan
tertentu.
2) Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan asset yang menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba terhadap total asset setelah
dikurangi beban bunga dan pajak. ROA mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba di masa lalu. Semakin besar
ROA menunjukkan kinerja perusahaan akan semakin baik karena
tingkat pengembalian investasi (return) yang semakin besar.
3) Return On Equity (ROE)
Return On Equity adalah rasio yang menunjukkan ukuran
profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. ROE merupakan
rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri yang
dipergunakan untuk mengukur kemampuan laba yang tersedia bagi
pemegang saham.
4) Gross Profit Margin
Gross profit margin merupakan rasio profitabilitas yang
mengukur laba kotor yang dihasilkan dari setiap penjualan.
19
5) Operating Ratio
Operating ratio merupakan rasio yang mengukur biaya operasi
dari setiap penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.
b. Leverage
Leverage merupakan kemampuan perusahan dalam memenuhi
pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun
kewajiban jangka panjang. Tingkat pengelolaan kewajiban (leverage)
berkaitan dengan bagaimana perusahaan didanai, apakah perusahaan
didanai lebih banyak menggunakan kewajiban atau modal yang berasal
dari pemegang saham. Semakin tinggi tingkat leverage suatu perusahaan
maka akan semakin besar pula agency cost. Dalam hal ini perusahaan
akan cenderung mengungkapkan mengapa kondisi kewajiban mereka
berada pada angka tersebut kepada publik sehingga diharapkan investor
cukup jelas mengetahui kondisi kewajiban perusahaan.
Tingkat rasio leverage yang besar menimbulkan keraguan akan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya
di masa depan. Hal ini dikarenakan sebagian besar dana yang diperoleh
perusahaan akan digunakan untuk membiayai utang sehingga dana untuk
beroperasi akan semakin berkurang. Kreditor pada umumnya lebih
menyukai debt ratio yang rendah angka rasionya karena jika terjadi
likuidasi, kerugian yang dialami kreditor dapat diminimalisir (Widyantari,
2011:28).
20
Menurut Syamsudin (2001) dalam Hardiningsih (2008:72)
leverage dapat dihitung melalui 3 pendekatan yaitu:
1) Debt Ratio (rasio utang)
Utang mencakup kewajiban / utang lancar (jangka pendek)
maupun jangka panjang. Kreditor pada umumnya menyukai rasio
kewajiban yang rendah karena dalam keadaan demikian berarti
tersedia dana penyangga yang besar bagi kreditor apabila terjadi
likuidasi pada suatu perusahaan. Bagi pemilik (insider) rasio
kewajiban yang tinggi dapat melipatgandakan laba atau mungkin dapat
juga mengurangi kendali atas perusahaan karena adanya penjualan
saham ke pasar modal.
Rasio ini mengukur berapa besar asset perusahaan yang dibiayai
oleh kreditor yang diperoleh dengan membandingkan total kewajiban
(total liabilities) dengan total aset. Rasio ini merupakan rasio yang
paling menyeluruh karena memasukkan proporsi kewajiban jangka
pendek maupun kewajiban jangka panjang terhadap asset. Semakin
tinggi rasio ini maka semakin besar perusahaan tersebut didanai oleh
kreditor.
2) Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan suatu upaya untuk memperlihatkan
proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak-hak
kepemilikan dan digunakan sebagai ukuran peranan kewajiban
21
(utang). Versi ini menganalisis proporsi kewajiban yang melibatkan
rasio total kewajiban, biasanya kewajiban lancar dan semua jenis
kewajiban jangka panjang terhadap total ekuitas pemilik. Rasio ini
juga menunjukkan hubungan antara pinjaman jangka panjang yang
diberikan oleh kreditor dengan jumlah modal sendiri yang berasal dari
pemegang saham. Rasio ini diperoleh dari perbandingan rasio total
liabilities terhadap stockholders equity.
3) Debt to Total Capitalization Ratio
Rasio ini merupakan versi analisis proporsi kewajiban yang
lebih mendalam yang melibatkan rasio kewajiban jangka panjang
terhadap kapitalisasi. Kapitalisasi didefinisikan sebagai jumlah klaim
jangka panjang terhadap perusahaan baik kewajiban maupun ekuitas
pemilik yang tidak termasuk didalamnya kewajiban jangka pendek
(kewajiban lancar). Rasio ini mengukur berapa besar modal jangka
panjang perusahaan (total capitalization) yang dibiayai oleh kreditor.
Rasio ini diperoleh dari perbandingan long term debt dengan total
capitalization.
c. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth)
Swastha dan Handoko (2001), “Pertumbuhan atas penjualan
merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan/atau
jasa perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari
penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan
22
penjualan”. Pertumbuhan penjualan mencerminkan manifestasi
keberhasilan investasi masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi
pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga
merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu
industri. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi
kemampuan mempertahankan keuntungan dalam kesempatan-kesempatan
pada masa yang akan datang (Barton et al., 1989 dalam Deitiana, 2011).
Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke
tahun atau waktu ke waktu. Pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan
mencerminkan pendapatan meningkat. Perusahaan yang penjualannya
tumbuh secara cepat akan perlu untuk menambah aktiva tetapnya,
sehingga pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan menyebabkan
perusahaan mencari dana yang lebih besar (Pandey, 2001 dalam
Supriyanto dan Falikhatun, 2008).
Menurut Devie, 2003:35 dalam Deitiana, 2011 definisi
pertumbuhan perusahaan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan
perubahan penjualan, bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa
pertumbuhan yang seharusnya (sustainable growth rate) dengan melihat
keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan. Pertumbuhan
perusahaan akan menimbulkan konsekuensi pada peningkatan investasi
atas aktiva perusahaan dan akhirnya membutuhkan penyediaan dana untuk
membeli aktiva. Dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan menimbulkan
23
konsekuensi pada keputusan investasi dan keputusan pembiayaan. Untuk
meningkatkan angka pertumbuhan dilakukan penetapan akan angka
jumlah produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan.
Secara keuangan tingkat pertumbuhan dapat ditentukan dengan
mendasarkan pada kemampuan keuangan perusahaan. Tingkat
pertumbuhan yang ditentukan dengan hanya melihat kemampuan
keuangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat pertumbuhan atas
kekuatan sendiri (internal growth rate) dan tingkat pertumbuhan
berkesinambungan (sustainable growth rate). Internal growth rate
merupakan tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai
perusahaan tanpa membutuhkan dana eksternal atau tingkat pertumbuhan
yang hanya dipicu oleh tambahan atas laba ditahan. Sustainble growth
rate adalah tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai
perusahaan tanpa melakukan pembiayaan modal tetapi dengan memelihara
perbandingan antara hutang dengan modal (debt to equity ratio).
Menurut Murni dan Andriana, 2007:6 dalam Deitiana, 2011
menyatakan bahwa pendekatan pertumbuhan perusahaan merupakan suatu
komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan
datang. Menurut Ratnawati, 2007:8 dalam Deitiana, 2011 pertumbuhan
perusahaan yang berkelanjutan adalah tingkat dimana penjualan
perusahaan dapat tumbuh tergantung pada bagaimana dukungan aset
terhadap peningkatan penjualan. Selain melalui tingkat penjualan,
24
pertumbuhan perusahaan dapat juga diukur dari pertumbuhan aset atau
dengan kesempatan investasi yang diproksikan dengan berbagai macam
kombinasi nilai set kesempatan investasi (investement opportunity set).
Dengan demikian dapat diketahui bahwa suatu perusahaan dapat
dikatakan mengalami pertumbuhan ke arah yang lebih baik jika terdapat
peningkatan yang konsisten dalam aktivitas utama operasinya.
3. Kepemilikan Keluarga
Perusahaan keluarga pada umumnya merupakan perusahaan yang
dimiliki secara mayoritas oleh keluarga tertentu atau kepemilikan sahamnya
terkonsentrasi pada keluarga tertentu (Ayub, 2008:25 dalam Septian, 2014).
Menurut Laporta (1999) dalam Septian (2014) kepemilikan keluarga
diidentifikasikan sebagai kepemilikan dari individu dan kepemilikan dari
perusahaan tertutup (di atas 5%), yang bukan kepemilikan dari BUMN dan
BUMD, perusahaan terbuka ataupun lembaga keuangan. Berdasarkan definisi
ini, perusahaan jenis family ownership tidak hanya terbatas pada perusahaan
yang menempatkan anggota keluarganya pada posisi CEO, komisaris atau
posisi manajemen lainnya. Perusahaan yang mempekerjakan CEO, komisaris
atau manajer dari luar anggota keluarga pemilik perusahaan tetap
dikategorikan sebagai perusahaan jenis family ownership.
Definisi kepemilikan keluarga terdapat dalam penelitian Anderson dan
Reeb, 2003 dalam Prakosa, 2014 yang menyebutkan bahwa perusahaan
keluarga (family firm) adalah setiap perusahaan yang memiliki pemegang
25
saham yang dominan. Sedangkan Morck dan Yeung, 2004 dalam Prakosa,
2014 mendefinisikan perusahaan keluarga sebagai meliputi perusahaan yang
dijalankan berdasarkan keturunan atau warisan dari orang-orang yang sudah
lebih dulu menjalankannya atau oleh keluarga yang secara terang-terangan
mewariskan perusahaannya kepada generasi selanjutnya.
Pemilik saham keluarga dalam suatu perusahaan merupakan pemegang
saham khusus yang memiliki struktur insentif unik. Pemilik saham keluarga
memiliki pengaruh suara yang kuat dalam perusahaan dan motif yang sangat
kuat untuk mengelola perusahaan (Anderson, Mansi, dan Reeb, 2003 dalam
Sirait dan Martani, 2014). Pemilik saham keluarga berbeda dengan sekedar
pemegang saham biasa berkenaan dengan dua karakteristik yaitu perhatian
keluarga pada kemampuan perusahaan bertahan dalam jangka panjang dan
reputasi keluarga dan perusahaan.
Karakteristik pertama, keluarga peduli pada kemampuan perusahaan
bertahan pada jangka panjang. Kepedulian ini timbul karena umumnya
pemilik saham keluarga tidak mendifersifikasikan portofolionya dan mereka
ingin mewarisi perusahaan tersebut kepada keturunannya. Mereka lebih
mementingkan maksimalisasi nilai perusahaan (firm value) dibandingkan nilai
pemegang saham (shareholder value). Karakteristik kedua, pemilik keluarga
peduli pada reputasi keluarga dan perusahaan. Kepedulian ini terkait
konsekuensi ekonomi jangka panjang yang akan dirasakan dari reputasi yang
baik. Karena investasi keluarga bersifat jangka panjang, pihak eksternal akan
26
berhadapan dengan pengelola perusahaan yang sama dalam jangka panjang.
Pihak eksternal akan berekspektasi pengelola perusahaan bertindak konsisten
di masa depan. Karena itu, jika perusahaan melakukan tindakan eksploitasi,
pihak eksternal akan beranggapan perusahaan akan melakukan eksploitasi lagi
di masa depan karena pengelola perusahaan tidak berubah.
Dalam penelitian Arifin, 2003 dalam Prakosa, 2014 mengungkapkan
bahwa perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga, negara, atau institusi
keuangan pengurangan masalah agensinya akan lebih baik dibandingkan
dengan perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan publik atau perusahaan
tanpa pengendali utama.
4. Penghindaran Pajak
Pajak merupakan biaya yang signifikan bagi perusahaan serta menjadi
pengurang arus kas yang tersedia bagi perusahaan dan pemegang saham. Hal
ini menjadi insentif bagi perusahaan untuk pengurangi pajak melalui aktivitas
penghindaran pajak (Chen et al., 2010 dalam Sirait dan Martani, 2014). Upaya
manajemen perusahaan untuk memperoleh laba yang diharapkannya melalui
penerapan manajemen pajak salah satunya adalah melalui penghindaran pajak
(tax avoidance), yaitu mengurangi jumlah pajak dengan cara yang yang tidak
melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan. Penghindaran pajak
dapat juga didefinisikan sebagai suatu bagian dari strategi manajemen pajak
yang tidak dilarang dalam undang-undang pajak. Satu rancangan transaksi
dapat mengurangi present value dari pembayaran pajak, tetapi jika
27
penghematan tersebut menyebabkan biaya non-pajak yang lebih besar pada
area lain di organisasi, transaksi tersebut bukan merupakan perencanaan pajak
yang efisien (Klassen, 1997 dalam Sirait dan Martani, 2014). Dalam membuat
keputusan penghindaran pajak, manager mempertimbangkan konsekuensi dari
tindakan penghindaran pajak terlebih dahulu.
Menurut Erly Suandy (2011: 20) Penghindaran pajak (tax avoidance)
adalah suatu usaha pengurangan secara legal yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan ketentuan-ketentuan di bidang perpajakan secara optimal,
seperti pengecualian dan pemotongan-pemotongan yang diperkenankan
maupun manfaat hal-hal yang belum diatur dan kelemahan-kelemahan yang
ada dalam peraturan perpajakan yang berlaku. Sedangkan penggelapan pajak
(tax evasion) adalah merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan
melanggar peraturan perpajakan seperti memberi data-data palsu atau
menyembunyikan data. Dengan demikian, penggelapan pajak dapat dikenakan
sanksi pidana.
Manfaat utama yang diperoleh dari penghindaran pajak adalah
penghematan pajak yang lebih besar. Penghematan ini memang menjadi
keuntungan bagi pemegang saham, tetapi manajer sebagai pembuat keputusan
juga memperoleh keuntungan apabila kompensasi manajer ditentukan dari
usaha efisiensi manajemen pajak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Penghindaran pajak juga dapat memberi reaksi baik pada pasar.
Ketika pasar berekspektasi bahwa beban pajak perusahaan naik, maka akan
28
timbul reaksi negatif. Jika pasar berekspektasi bahwa pengungkapan
meningkat maka timbul reaksi positif (Frischman et al., 2008 dalam Sirait dan
Martani, 2014). Dengan demikian, untuk menghindari reaksi negatif,
perusahaan harus dapat menghindari pajak tetapi harus dapat
mempertahankan tingkat pengungkapan yang memadai (Kasipillai dan
Maharthiran, 2013 dalam Sirait dan Martani, 2014).
Penghindaran pajak sengaja dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
memperkecil besarnya tingkat pembayaran pajak yang harus dilakukan dan
meningkatkan cash flow perusahaan. Seperti disebutkan oleh Guire at al.,
2011 dalam Budiman dan Setiyono, 2012 bahwa manfaat dari adanya tax
avoidance adalah untuk memperbesar tax saving yang berpotensi mengurangi
pembayaran pajak sehingga akan menaikkan cash flow. Namun, penghindaran
pajak juga menimbulkan biaya. Perencanaan penghindaran pajak
membutuhkan investasi waktu, usaha, dan biaya transaksi yang besar.
Umumnya perusahaan berharap dapat melaporkan penghasilan kena pajak
yang rendah namun perusahaan juga peduli pada tingkat laba yang
dilaporkannya (Yin dan Cheng, 2004 dalam Sirait dan Martani, 2014). Saat
perusahaan menghindari pajak, penghasilan kena pajaknya akan semakin
rendah. Pemeriksa pajak lebih mengawasi perusahaan yang melaporkan
perbedaan laba buku dan pajak yang besar (Cloyd et al, 1996 dalam Sirait dan
29
Martani, 2014). Jadi, peluang perusahaan diperiksa semakin besar dan potensi
sanksi dari pemeriksa pajak semakin besar.
Jika perusahaan tidak ingin perbedaan buku dan pajak yang besar,
perusahaan bisa memanajemen laba akuntansi dan pajak bersama-sama. Jika
perusahaan menunda penghasilan kena pajak agar dapat memperoleh
kewajiban pajak lebih sedikit, laba buku juga akan berkurang. Dengan
demikian, penghindaran pajak dapat menyebabkan perusahaan melaporkan
laba bersih yang lebih sedikit (Yin dan Cheng, 2004 dalam Sirait dan Martani,
2014). Jika perusahaan tidak dapat mengkomunikasikan nilai dari
penghindaran pajak ini kepada pemegang saham, laba bersih yang rendah
dianggap sebagai nilai perusahaan yang rendah. Pemegang saham berpotensi
melakukan price discount. Apalagi jika pemegang saham eksternal menilai
manajer menggunakan penghindaran pajak untuk menyelubungi aktivitas rent
extraction maka pemegang saham yang merasa dirugikan akan melakukan
price discount.
Menurut Rego, 2003 dalam Prakosa, 2014 penghindaran pajak
sebagai penggunaan metode perencanaan pajak untuk secara legal mengurangi
pajak penghasilan yang dibayarkan. Namun, Desai dan Dharmapala (2009)
melihat penghindaran pajak sebagai penyalahgunaan tax shelters.
30
Pengukuran penghindaran pajak sulit dilakukan, hal ini disebabkan
data pembayaran pajak dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT-PPh) sulit
diperoleh di lapangan karena bersifat rahasia. Namun ada banyak cara yang
bisa digunakan dalam mengukur adanya penghindaran pajak. Kebanyakan
proksi pengukuran penghindaran pajak membutuhkan data dari laporan
keuangan karena pengembalian pajak tidak dipublikasikan dan akses untuk
mendapatkan data tersebut terbatas. Hanlon dan Heitzman (2010) membuat
daftar 12 cara pengukuran penghindaran pajak yang biasanya digunakan di
berbagai literatur dan dirangkum pada tabel di bawah ini.
31
Tabel 2.1
Tabel Pengukuran Penghindaran Pajak
Metode
Pengukuran
Cara Perhitungan Keterangan
GAAP ETR worldwide total income tax expense
worldwide total pre-tax accounting income
Total tax expense per
dollar of pre-tax book
income
Current ETR worldwide current income tax expense
worldwide total pre-tax accounting income
Current tax expense per
dollar of pre-tax book
income
Cash ETR worldwide cash taxes paid
worldwide total pre-tax accounting
income
Cash taxes paid per dollar
of pre-tax book income
Long-run cash
ETR ∑(worldwide cash taxes paid)
∑(worldwide total pre-tax accounting
income)
Sum of cash taxes paid
over n years divided by
the sum of pre-tax
earnings over n years
ETR
Differential Statutory E -GAAP ETR
The difference of between
the statutory ETR and the
firm’s GAAP E
DTAX Error term from the following regression:
ETR differential × Pre-tax book income =
a + b × Control + e
The unexplained portion
of the ETR differential
Total BTD Pre-tax book income –((U.S. CTE + Fgn
CTE)/U.S. STR) –(NOLt-NOLt-1)
The total differences
between book and taxable
incomes
Temporary
BTD Deferred tax expense/ U. S. STR
Abnormal Total
BTD Residual from BTD/TAit = βTAit + βmi + eit
A measure of unexplained
total book-tax differences
Unrecognized
Tax Benefits Disclosed amount post- FIN48
Tax liability accrued for
taxes not yet paid on
uncertain positions
Tax Shelter
Activity Indicator variable for firms accused of
engaging in atax shelter
Firms identified via firm
disclosures, the press, or
IRS confidential data
Marginal Tax
Rate Simulated marginal tax rate
Present value of taxes on
an additional dollar of
income
Sumber: Hanlon dan Heitzman (2010)
32
Pengukuran pajak dengan cara nomor 3, yaitu Cash ETR merujuk
pada perhitungan yang dibuat Dyreng et al., (2010). Untuk pengukuran
penghindaran pajak dengan cara book-tax difference merujuk pada
perhitungan yang dibuat Desai dan Dharmapala (2006). Sedangkan
pengukuran dengan cara marginal tax rate merujuk pada perhitungan yang
dibuat Shevlin (1990), Graham (1996), Graham dan Kim (2009), Blouin et al.,
(2010). Dimana keseluruhan cara pengukuran penghindaran pajak tersebut
terangkum dalam Hanlon dan Heitzman (2010).
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penghindaran
pajak (tax avoidance) pada intinya adalah suatu cara untuk mengurangi beban
pajak perusahaan dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan dalam
kebijakan undang-undang perpajakan yang berlaku, sehingga cara tersebut
tidak dapat dianggap illegal.
33
B. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini adalah :
Tabel 2.2
Penelitian-Penelitian Terdahulu
Bersambung pada halaman berikutnya
No Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Calvin Swingly,
I Made
Sukartha
(2015)
Pengaruh Karakteristik Eksekutif,
Komite Audit, Ukuran Perusahaan,
Leverage dan Sales Growth pada
Tax Avoidance
Variabel independen
leverage dan sales
growth.
Variabel dependen
yaitu Tax Avoidance
Variabel Independen
Karakteristik
Eksekutif, Komite
Audit, Ukuran
Perusahaan
Karakter eksekutif dan
ukuran perusahaan
berpengaruh positif
sedangkan leverage
berpengaruh negatif
pada tax avoidance.
Jumlah komite dan
sales growth tidak
berpengaruh pada tax
avoidance.
2. M. Khoiru
Rusydi, Dwi
Martani (2014)
Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Aggresive Tax Avoidance
Variabel independen
perusahaan keluarga
ROA dan leverage.
Variabel dependen
Penghindaran Pajak
Variabel Independen
Kepemilikan Asing,
Kepemilikan
Pemerintah, Ukuran
Perusahaan
Kepemilikan yang
terkonsentrasi pada
keluarga berpengaruh
positif terhadap
aggressive tax
avoidance di Indonesia
33
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian-Penelitian Terdahulu
Bersambung pada halaman berikutnya.
No Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Kesit Bambang
Prakosa (2014)
Pengaruh Profitabilitas,
Kepemilikan Keluarga dan
Corporate Governance Terhadap
Penghindaran Pajak Di Indonesia
Variabel Independen
Profitabilitas,
Leverage dan
Kepemilikan
Keluarga. Variabel
dependen
Penghindaran Pajak.
Variabel Independen
terkait Corporate
Governance.
Variabel profitabilitas,
kepemilikan keluarga
dan komisaris
independen merupakan
variabel yang secara
signifikan berpengaruh
negatif terhadap
penghindaran pajak.
Variabel komite audit,
leverage, ukuran
perusahaan dan
kompensasi kerugian
pajak tidak berpengaruh
signifikan terhadap
penghindaran pajak
34
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian-Penelitian Terdahulu
Bersambung pada halaman berikutnya.
No Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4. Tommy
Kurniasih &
Maria M. Ratna
Sari (2013)
Pengaruh Return On Assets,
Leverage, Corporate Governance,
Ukuran Perusahaan, dan
Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap
Tax avoidance.
Variabel
independen Return
On Assets,
Leverage.
Variabel dependen
Tax avoidance
Variabel independen
Corporate
Governance, Ukuran
Perusahaan
ROA, Leverage, dan
Kompensasi Rugi Fiskal
berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap tax
avoidance.
ROA, Ukuran Perusahaan
dan Kompensasi Rugi
Fiskal berpengaruh
signifikan secara parsial
terhadap tax avoidance,
sedangkan Leverage dan
Corporate Governance tidak
berpengaruh
5. Judi Budiman
& Setiyono
(2012)
Pengaruh Karakter Eksekutif
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance)
Variabel
independen sales
growth dan
leverage.
Variabel dependen
penghindaran pajak
Variabel independen
ukuran perusahaan,
Net Operating Loss
dan Risiko
Perusahaan.
Eksekutif yang memiliki
karakter risk taker memiliki
pengaruh yang positif
terhadap penghindaran
pajak (tax avoidance).
35
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian-Penelitian Terdahulu
Sumber : Diolah dari berbagai referensi.
No Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
6. Dewi Kartika
Sari &
Dwi Martani
(2010)
Karakteristik Kepemilikan
Perusahaan, Corporate Governance,
dan Tindakan Pajak Agresif
Variabel independen
kepemilikan
perusahaan
Varibel independen Corporate Governance
kepemilikan keluarga
cenderung bertindak
lebih agresif dalam
perpajakan daripada
perusahaan non-
keluarga, dan praktik
corporate governance
berpengaruh negatif
terhadap tinakan pajak
agresif tersebut
7. Scott D.
Dyreng,
Michelle
Hanlon
& Edward L.
Maydew
(2010)
The Effects of Executives on
Corporate Tax Avoidance
Variabel independen
leverage dan sales
growth
Variabel dependen
Tax Avoidance
Variabel independen
yaitu EBITDA, RAD,
Advertising, SG&A,
Capital Expenditure,
Cash Holdings, SIZE,
Net Operating Loss,
Intangible to Total
Asset
Results indicate that
individual executives
play a significant role in
determining the level of
tax avoidance that firms
undertake, incremental
to characteristics of the
firm.
36
37
C. Kerangka Pemikiran
Hamid (2012:25) mengungkapkan bahwa kerangka pemikiran
merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan
pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori
dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang
ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi
kualitatif, dan atau gabungan dari keduanya.
Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian, maka pada
gambar berikut ini adalah kerangka pemikiran skripsi yang menggambarkan
permasalahan penelitian. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah profitabilitas, leverage, pertumbuhan penjualan dan kepemilikan
keluarga.
38
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Adanya Kecenderungan Perusahaan Melakukan Tindakan Penghindaran Pajak
Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Kepemilikan Keluarga Terhadap Penghindaran
Pajak
Karakteristik Perusahaan
(X1)
Kepemilikan Keluarga
(X2)
Penghindaran Pajak
(Y)
Variabel Independen Variabel Dependen
Metode Penelitian :Model Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan Dan Saran
Uji Asumsi Klasik :
1) Uji Multikoloneritas
2) Uji Normalitas
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Hipotesis :
1) Uji Koefisien Determinasi
2) Uji Statistik t
3) Uji Statistik F
4) Uji Autokorelasi
39
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat
dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Hamid, 2012:26).
Perumusan hipotesis pada penelitian ini berdasarkan teori dan penelitian-
penelitian terdahulu yang bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik
perusahaan dan kepemilikan keluarga terhadap penghindaran pajak.
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak
Profitabilitas merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva yang dikenal dengan
Return On Assets (ROA). ROA berguna untuk mengukur sejauh mana
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang
dimilikinya (Siahan, 2004 dalam Prakosa, 2014). Dendawijaya, 2003:120
dalam Prakosa, 2014 menyatakan bahwa ROA menggambarkan
kemampuan manajemen untuk memperoleh keuntungan (laba). Semakin
tinggi ROA, semakin tinggi keuntungan perusahaan sehingga semakin
baik pengelolaan aktiva perusahaan. Menurut Lestari dan Sugiharto,
2007:196 dalam Prakosa, 2014, ROA merupakan pengukur keuntungan
bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva.
Semakin tinggi nilai dari ROA, berarti semakin tinggi nilai dari laba
bersih perusahaan dan semakin tinggi profitabilitasnya. Perusahaan yang
memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan
diri dalam tax planning yang mengurangi jumlah beban kewajiban
perpajakan (Chen et al, 2010 dalam Prakosa, 2014). Penelitian Kurnia dan
40
Sari, 2013 dalam Prakosa, 2014 menyatakan bahwa ROA berpengaruh
secara signifikan terhadap penghindaran pajak. Demikian tingginya
profitabilitas perusahaan akan dilakukan perencanaan pajak yang matang
sehingga menghasilkan pajak yang optimal, sehingga kecenderungan
melakukan penghindaran pajak akan menurun. Berdasarkan argumen
tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: ROA berpengaruh terhadap penghindaran pajak
2. Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak
Perusahaan dimungkinkan menggunakan utang untuk memenuhi
kebutuhan operasional dan investasi perusahaan. Akan tetapi, utang akan
menimbulkan beban tetap (fixed rate of return) yang disebut dengan
bunga. Semakin besar utang maka laba kena pajak akan menjadi lebih
kecil karena insentif pajak atas bunga utang semakin besar. Hal tersebut
membawa implikasi meningkatnya penggunaan utang oleh perusahaan.
Penelitian Ozkan, 2001 dalam Prakosa, 2014 memberikan bukti bahwa
perusahaan yang memiliki kewajiban pajak tinggi akan memilih untuk
berutang agar mengurangi pajak. Dengan sengajanya perusahaan berutang
untuk mengurangi beban pajak maka dapat disebutkan bahwa perusahaan
tersebut agresif terhadap pajak.
Secara logika, semakin tinggi nilai dari rasio Leverage, berarti semakin
tinggi jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang digunakan
perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari utang
tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh
41
berkurangnya beban pajak perusahaan. Semakin tinggi nilai utang
perusahaan maka nilai Cash Effective Tax Rate (CETR) perusahaan akan
semakin rendah (Richardson dan Lanis, 2007 dalam Prakosa, 2014).
Berdasarkan argumen tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H2: Leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Penghindaran Pajak
Swastha dan Handoko (2001), “Pertumbuhan atas penjualan
merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan/atau jasa
perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan
dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan”.
Sedangkan dalam penelitian Budiman dan Setiyono (2012) pertumbuhan
penjualan (sales growth) menunjukkan perkembangan tingkat penjualan
dari tahun ke tahun. Pertumbuhan yang meningkat memungkinkan
perusahaan akan lebih dapat meningkatkan kapasitas operasi perusahaan.
Sebaliknya bila pertumbuhannya menurun perusahaan akan menemui
kendala dalam rangka meningkatkan kapasitas operasinya. Perusahaan
yang penjualannya tumbuh secara cepat akan perlu untuk menambah
aktiva tetapnya, sehingga pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan
menyebabkan perusahaan mencari dana yang lebih besar (Pandey, 2001
dalam Supriyanto dan Falikhatun, 2008). Berdasarkan argumen tersebut,
maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 :Sales growthberpengaruh pada tax avoidance.
42
4. Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Penghindaran Pajak.
Untuk menentukan apakah tindakan penghindaran pajak (tax
avoidance) pada perusahaan keluarga lebih rendah atau lebih tinggi
daripada perusahaan non-keluarga, tergantung dari seberapa besar
keuntungan atau kerugian yang ditanggung pihak keluarga yang menjadi
manajemen perusahaan (family owners) atau pihak manajer dalam
perusahaan non-keluarga. Dibandingkan manajer dalam perusahaan non-
keluarga, family owners memiliki kepemilikan yang lebih besar, rentang
waktu investasi yang lebih lama, serta memiliki kepedulian yang lebih
tinggi terhadap reputasi perusahaan. Oleh karenanya Chen et al. (2010)
menyatakan bahwa manfaat dan biaya dari tindakan pajak yang agresif
akan lebih tinggi dirasakan oleh perusahaan keluarga.
Penelitian Chen et al. (2010) yang dilakukan untuk mengetahui
apakah perusahaan keluarga lebih agresif dalam tindakan pajaknya
daripada perusahaan non-keluarga, menunjukkan bahwa pada perusahaan-
perusahaan yang termasuk dalam S&P 1500 Index (periode 1996-2000),
perusahaan keluarga memiliki tingkat keagresifan pajak yang lebih kecil
daripada perusahaan non-keluarga. Hal ini diduga terjadi karena
dibandingkan perusahaan non-keluarga, family owners lebih rela
membayar pajak lebih tinggi, daripada harus membayar denda pajak dan
menghadapi kemungkinan rusaknya reputasi perusahaan akibat audit dari
fiskus pajak. Namun hasil penelitian Sari dan Martani (2010) berbeda
dengan hasil penelitian Chen et al. (2010) yang memperlihatkan bahwa
43
kepemilikan keluarga cenderung bertindak lebih agresif dalam melakukan
penghindaran pajak daripada perusahaan non-keluarga. Berdasarkan
argumen tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Kepemilikan Keluarga berpengaruh terhadap penghindaran
pajak.
5. Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan
Kepemilikan Keluarga dan Terhadap Penghindaran Pajak.
Kurniasih dan Sari (2013) mengungkapkan bahwa Return On Assets
(ROA), Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan
Kompensasi Rugi Fiskal berpengaruh signifikan secara simultan terhadap tax
avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-
2010. Berdasarkan argumen tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H5 : Karakteristik Perusahaan, Kepemilikan Keluarga dan
Pertumbuhan Penjualan secara simultan berpengaruh Terhadap
Penghindaran Pajak.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu
profitabilitas, leverage, pertumbuhan penjualan, dan kepemilkan keluarga
terhadap variabel dependen, yaitu Penghindaran Pajak (Studi Empiris :
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI).
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi (population) mengacu pada keseluruhan kelompok orang,
kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006:121),
sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Populasi
dalam penelitian ini berupa keseluruhan perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode observasi 2010 sampai 2014.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan
teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu. Teknik penarikan sampel purposive ini
dilakukan dengan cara memilih sampel dari suatu populasi berdasarkan pada
informasi yang tersedia (Sarwono dan Suhayati, 2010:50). Pertimbangan
dalam pemilihan sampel pada umumnya disesuaikan dengan tujuan atau
masalah penelitian, yaitu:
45
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010
sampai 2014 dan telah menerbitkan serta mempublikasikan laporan
keuangan auditan untuk tahun buku yang berakhir per tanggal 31
Desember.
2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berarti bahwa laporan
keuangan yang telah diaudit dan dipublikasikan sehingga ketersediaan
dan kemudahan memperoleh data dapat terpenuhi.
3. Laporan tahunan perusahaan manufaktur menggunakan bahasa
Indonesia dalam pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah dalam
pelaporan unit moneternya.
4. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan pre-tax income
yang selalu positif.
5. Perusahaan manufaktur yang memiliki pertumbuhan penjualan (sales
growth) yang selalu positif
6. Perusahaan listing atau terdaftar di BEI dari awal periode pengamatan
dan tidak delisting sampai akhir periode pengamatan.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain.
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Pengumpulan data dalam
46
penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu penelitian pustaka dan penelitian
lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data
sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh data
yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal,
skripsi, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan karakteristik
perusahaan dan kepemilikan keluarga.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Seluruh data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari IDX
Fact Book dan laporan tahunan perusahaan dalam industri manufaktur
tahun 2010-2014 yang telah dipublikasikan secara lengkap di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, analisis ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran data secara umum dan
kecenderungan data.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum
dan nilai minimum. Statistik deskriptif ini menggambarkan sebuah data
menjadi informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik
47
deskriptif dalam penelitian juga menjadi proses transformasi data dalam
bentuk tabulasi. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau
penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik (Indriantoro dan
Supomo, 2002:170).
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah
persamaan regresi yang telah ditentukan merupakan persamaan yang dapat
menghasilkan estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik initerdiri dari:
a. Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas adalah suatu kondisi yang menunjukkan satu atau
lebih variabel independen terdapat korelasi dengan variabel
independen lainnya. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ada korelasi antar variabel independen (bebas).
Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Adanya multikolonieritas dapat dilihat dari
tolerance value atau nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Batas dari nilai tolerance adalah 0,01 dan batas VIF adalah 10.
Apabila nilai tolerance dibawah 0,01 atau nilai VIF diatas 10 maka
terjadi multikolonieritas (Ghozali, 2011:108).
b. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu
(residual) dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau
48
mendekati normal. Uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Variabel pengganggu atau residual dapat
dideteksi berdistribusi normal dengan menggunakan dua pendekatan
analisis, yaitu analisis grafik dan uji statistik. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan uji statistik nonparametik Kolmogorov-Smirnov
untuk menguji normalitas data.
c. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu yang
tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi, sehingga
mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien. Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk megetahui apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan uji statistik karena lebih dapat menginterpretasikan hasil
pengamatan. Uji statistik yang digunakan adalah uji glejser. Uji glejser
dilakukan dengan cara meregres nilai absolute residual terhadap
variabel independen. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
heteroskedatisitas karena data ini menghimpun data yangmewakili
berbagai ukuran baik ukuran kecil, sedang maupun besar (Ghozali,
2011:139).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
49
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-
1). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang
individu atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
(Ghozali, 2011:110).
Autokorelasi dapat dideteksi dengan beberapa cara yaitu uji
Durbin-Watson, uji Lagrange Multiplier, Run Test dan uji Box
Pierce dan Ljung Box. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
Run Test. Uji run test sebagai bagian dari statistik non-parametik
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi
yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. > 0,05 maka data terjadi
secara random dan tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi berganda (multiple regression). Model regresi berganda pada
umumnya digunakan untuk menguji dua atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio
dlam suatu persamaan linier (Indiantoro dan Supomo, 2002:211). Untuk
menguji hipotesis tersebut, maka dirumuskan persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut:
50
Y= a + β₁X₁+ β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
Keterangan :
Y : Tax avoidance (Cash Effective Tax Rate)
α : Konstanta
β₁, β2 : Koefisien regresi
X1 : Profitabilitas
X2 : Leverage
X3 : Pertumbuhan Penjualan
X4 : Kepemilikan Keluarga
e : Standar error
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi addalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua variabel yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).
b. Uji t Statistik
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
51
independen secara individual terhadap variabel dependen yang di
uji pada tingkat signifikan 0.05 (Ghozali, 2013:98).
c. Uji Statistik Fisher (F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F
digunakan untuk mengetahui semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap
variabel dependen yang diuji secara signifikan 0.05 (Ghozali,
2013:98).
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah Construct yang diukur dengan berbagai macam nilai
untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena-fenomena.
Definisi operasional adalah penentuan Construct sehingga menjadi variabel
yang dapat diukur (Indriantoro dan Supomo, 2009).
Pada bagian ini akan dijelaskan definisi dari masing-masing variabel
terkait dengan penelitian penulis yang disertai dengan operasional serta cara
pengukurannya.
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian
utama peneliti. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2002:63).
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil penghindaran pajak sebagai
52
variabel dependen. Penghindaran pajak merupakan usaha untuk
mengurangi, atau bahkan meniadakan hutang pajak yang harus dibayar
perusahaan dengan tidak melanggar undang-undang yang ada. Pengukuran
Tax avoidance dalam penelitian ini menggunakan model Cash Effective
Tax Rate (CETR) yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi
dengan laba sebelum pajak. Dyreng at al., (2010) dengan rumus sebagai
berikut:
CETR = Pembayaran Pajak
Laba Sebelum Pajak
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen yang disebut juga dengan variabel bebas
adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang
lain (Indriantoro dan Supomo, 2009). Menurut Sugiyono (2009) variabel
independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam
penelitian ini, variabel independen terdiri dari 2 kelompok yaitu
karakteristik perusahaan (profitabilitas, leverage dan pertumbuhan
penjualan) dan kepemilikan keluarga. Tujuan peneliti adalah untuk
menjelaskan dan memprediksi apakah penerapan karakteristik perusahaan
dan kepemilikan keluarga mempengaruhi atau tidak mempengaruhi
penghindaran pajak. Hal itu dapat secara umum dipaparkan sebagai
berikut:
53
a. Karakteristik Perusahaan (X1)
1) Profitabilitas
Profitabilitas diproksikan dengan menggunakan Return On
Assets yaitu perbandingan antara laba bersih dengan total aset pada
akhir periode, yang digunakan sebagai indikator kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (Kurniasih & Sari, 2013)
yang dirumuskan sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak × 100%
Total Asset
2) Leverage
Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi pembayaran semua kewajibannya, baik kewajiban
jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Data leverage
disajikan dalam skala rasio dengan lambang LEV. Leverage diukur
dengan menjumlahkan utang jangka panjang dan jangka pendek
kemudian dibagi dengan total aset (Dyreng et al., 2010) yang
dirumuskan sebagai berikut:
Debt Ratio = Total Kewajiban
Total Asset
3) Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan (sales growth), menunjukkan
perkembangan tingkat penjualan dari tahun ke tahun. Oleh
karenanya perkembengan tersebut bisa meningkat atau menurun.
Pertumbuhan penjualan diukur dengan cara penjualan bersih
54
periode tahun berjalan dibagi dengan penjualan bersih periode
sebelumnya dikurangi 1 (Dyreng et al., 2010).
Sales Growth = ((SALEt / SALEt−1) −1
b. Kepemilikan Keluarga (X2)
Penelitian ini menggunakan definisi kepemilikan keluarga yang
digunakan oleh Arifin, 2003 dalam Prakosa, 2014 yaitu semua
individu dan perusahaan yang kepemilikannya tercatat (kepemilikan >
5% wajib dicatat), yang bukan perusahaan publik, negara, institusi
keuangan, dan publik (individu yang kepemilikannya tidak wajib
dicatat). Kepemilikan keluarga merupakan dummy variable, yang
mensyaratkan persentase kepemilikan sebesar 50% suatu perusahaan
dianggap sebagai perusahaan keluarga. Perusahaan keluarga akan
diberikan notasi (1) sedangkan untuk bukan perusahaan keluarga akan
diberikan notasi (0).
55
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penilitian
Variabel Indikator Skala Sumber Data D
epen
den
Penghindaran
Pajak (CETR)
CETR = Pembayaran Pajak
Laba Sebelum Pajak
Rasio
Laporan Arus
Kas dan
Laporan L/R
Komprehensif
Ind
epen
den
Profitabilitas
(ROA)
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Asset Rasio
Laporan L/R
Komprehensif
dan Laporan
Posisi
Keuangan
Leverage
(LEV)
Debt Ratio = Total Kewajiban
Total Asset Rasio
Laporan
Posisi
Keuangan
Pertumbuhan
Penjualan
(SALES)
Sales Growth = ((SALEt / SALEt−1) −1) Rasio Laporan L/R
Komprehensif
Kepemilikan
Keluarga
(OWN)
Perusahaan keluarga memiliki persentase
kepemilikan sebesar 50%. Perusahaan
keluarga akan diberikan notasi (1)
sedangkan untuk bukan perusahaan
keluarga akan diberikan notasi (0)
Nominal
Catatan Atas
Laporan
Keuangan
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010
sampai 2014. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini
termasuk dalam sektor industri manufaktur. Hal ini dipilih karena
pertimbangan jumlah perusahaan yang masuk dalam kategori industry
manufaktur paling banyak dibandingkan dengan industri lain di BEI.
Dengan demikian, industri manufaktur mampu mewakili perusahaan-
perusahaan dari industri lain yang terdaftar di BEI.
Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah 5 tahun yaitu
tahun 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014. Penggunaan data yang up to date
juga diharapkan mampu menggambarkan kondisi pada saat ini sehingga
lebih relevan dengan tahun penelitian.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
diklasifikasikan berdasarkan jenis produk yang dihasilkan, antara lain:
a. Industri Dasar dan Kimia, meliputi:
1) Industri semen
2) Industri keramik, porselin dan kaca
3) Industri kimia
4) Industri pakan ternak
57
b. Aneka Industri, meliputi:
1) Industri otomotif dan komponen
2) Industri tekstil dan garmen
c. Industri Barang Konsumsi, meliputi:
1) Industri makanan dan minuman
2) Industri rokok
3) Industri farmasi
4) Industri kosmetik dan barang keperluan rumah tangga
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel dengan metode
purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan (judgement sampling). Sampel yang dipilih oleh peneliti adalah
perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
yaitu beban pajak, total laba sebelum pajak, total laba bersih, total asset,
total kewajiban, kepemilikan perusahaan, dan total penjualan bersih.
Pertimbangan dalam pemilihan sampel pada umumnya disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian, yaitu:
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010
sampai 2014.
b. Laporan tahunan perusahaan manufaktur menggunakan bahasa
Indonesia dalam pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah dalam
pelaporan unit moneternya.
58
c. Perusahaan listing atau terdaftar di BEI dari awal periode pengamatan
dan tidak delisting sampai akhir periode pengamatan.
d. Perusahaan yang memiliki pre-tax income yang selalu positif.
e. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan (sales growth)
yang selalu positif
Tabel 4.1 di bawah ini menyajikan proses seleksi sampel berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel
No. Nama KPP Pelanggaran
Kriteria Jumlah
1. Jumlah perusahaan manufaktur yang listing di
BEI tahun 2010-2014 140
2.
Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan
lengkap dan berturut-turut selama tahun
pengamatan
(32) 108
3.
Laporan keuangan menggunakan bahasa
Indonesia dan mata uang rupiah dalam
pelaporan keuangannya
(25) 83
4. Perusahaan yang memiliki pre-tax income yang
selalu positif (35) 48
5. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan
penjualan (sales growth) yang selalu positif (23) 25
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 25
Tahun pengamatan 5
Total sampel yang digunakan dalam penelitian 125
Sumber : Data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI berjumlah 140. Namun, berdasarkan
hasil seleksi sampel hanya ada 25 perusahaan manufaktur. Periode
59
pengamatan yang diambil oleh peneliti adalah 5 (lima) tahun, yaitu tahun
2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014. Jadi, total sampel yang diteliti sebanyak
125 data laporan tahunan perusahaan manufaktur.
Dari proses seleksi sampel tersebut diperoleh perusahaan yang
menjadi sampel dalam penelitian ini. Tabel 4.2 menyajikan daftar nama
perusahaan sampel.
Tabel 4.2
Sampel Penelitian
No Nama Perusahan Kode
1. PT Akasha Wira International Tbk ADES
2. PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG
3. PT Arwana Citra Mulia Tbk ARNA
4. PT Astra International Tbk ASII
5. PT Astra Auto Part Tbk AUTO
6. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
7. Ekadharma Intenational Tbk EKAD
8. PT Gudang Garam Tbk GGRM
9. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP
10. PT Indofood Sukses Makmur TbK INDF
11. PT Indospring Tbk INDS
12. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
13. PT Kimia Farma Tbk KAEF
14. PT Nipress Tbk NIPS
15. PT Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS
16. PT Pyridam Tbk PYFA
17. Ricy Putra Globalindo Tbk RICY
18. PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI
19. PT Sekar Laut Tbk SKLT
20. PT Holcim Indonesia Tbk SMCB
21. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM
22. PT Siantar Top Tbk STTP
23. PT Mandom Indonesia Tbk TCID
24. Surya Toto Indonesia TOTO
25. PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ
Sumber : Data yang diolah
60
B. Hasil Uji dan Pembahasan
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan model regresi
berganda. Tujuannya adalah memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai pengaruh variabel independen (karakteristik perusahaan dan
kepemilikan keluarga) terhadap variabel dependen yaitu penghindaran pajak
(tax avoidance).
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
karakteristik perusahan, kepemilikan keluarga, dan Penghindaran Pajak akan
diuji secara statistik deskriptif seperti terlihat dalam tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel 4.3 menjelaskan pada variabel ROA nilai minimum adalah
sebesar 0,03 dan maksimum sebesar 0,65 dengan nilai rata-rata adalah
0,3170 dan standar deviasi sebesar 0,11824. Pada variabel Leverage nilai
minimum adalah 0,31 dan maksimum sebesar 0,84 dengan nilai rata-rata -
0,6192 dan standar deviasi sebesar 0,11767. Pada variabel pertumbuhan
penjualan nilai minimum adalah 0,05 dan maksimum sebesar 0,88 dengan
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CETR 125 ,01 1,79 ,5496 ,27998
ROA 125 ,03 ,65 ,3170 ,11824
LEV 125 ,31 ,84 ,6192 ,11767
SALES 125 ,05 ,88 ,4115 ,13625
FAMILY 125 0 1 ,58 ,496
Valid N (listwise) 125
61
nilai rata-rata 0,4115 dan standar deviasi sebesar 0,113625. Pada variabel
kepemilikan kelarga nilai minimum adalah 0 dan maksimum sebesar 1
dengan nilai rata-rata 0,58 dan standar deviasi sebesar 0,496. Sedangkan
pada variabel Penghindaran Pajak nilai minimum adalah 0,01 dan
maksimum sebesar 1,79 dengan nilai rata-rata 0,5496 dan standar deviasi
sebesar 0,27998.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Hasil
uji multikolonieritas adalah sebagai berikut:
62
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolonieritas – Koefisien Korelasi
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, besaran korelasi antar variabel
independen tampak bahwa tidak ada korelasi yang cukup tinggi antar
variabel. Oleh karena korelasi ini masih di bawah 95%, maka dapat
dikatakan tidak terjadi multikolonieritas.
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,012 ,169 ,072 ,943
ROA 1,071 ,223 ,454 4,812 ,000 ,772 1,295
LEV ,661 ,224 ,279 2,943 ,004 ,761 1,314
SALES -,385 ,182 -,188 -2,115 ,036 ,866 1,155
FAMILY -,086 ,050 -,153 -1,729 ,086 ,871 1,148
a. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data sekunder yang diolah
Coefficient Correlationsa
Model FAMILY LEV SALES ROA
1 Correlations FAMILY 1,000 -,147 ,129 -,343
LEV -,147 1,000 -,347 ,368
SALES ,129 -,347 1,000 -,073
ROA -,343 ,368 -,073 1,000
Covariances FAMILY ,002 -,002 ,001 -,004
LEV -,002 ,050 -,014 ,018
SALES ,001 -,014 ,033 -,003
ROA -,004 ,018 -,003 ,050
a. Dependent Variable: CETR
63
Berdasarkan Tabel 4.5, hasil perhitungan nilai Tolerance
menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0.10, yaitu 0.772 untuk variabel profitabilitas,
0.761 untuk variabel leverage, 0.866 untuk variabel pertumbuhan
penjualan dan 0.871 untuk variabel kepemilikan keluarga.
Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu
tidak ada satu pun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10, yaitu 1.295 untuk variabel profitabilitas, 1.314 untuk variabel
leverage, 1.155 untuk variabel pertumbuhan penjualan dan 1.148
untuk variabel kepemilikan keluarga. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak ada gejala multikolonieritas antar variabel independen dalam
model regresi.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak.
64
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber : Data sekunder yang diolah
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 di atas, penyebaran
data berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.
Hal ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
65
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas terdapat dalam
Gambar 4.3 sebagai berikut:
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
Sumber : Data sekunder yang diolah
66
Berdasarkan Gambar 4.3, grafik scatterplots terlihat bahwa
titik-tirik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak dipakai untuk memprediksi Penghindaran Pajak berdasarkan
variabel-variabel yang mempengaruhinya, yaitu karakteristik
perusahaan dan kepemilikan keluarga.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi linear
terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Problem
autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Kondisi ini sering ditemukan pada data
runtut waktu (time series) karena adanya “gangguan” pada individu
atau kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu
atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Penelitian ini
menggunakan pengujian run test untuk menguji apakah antar residual
terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) <
0,05 maka persamaan regresi dikatakan terkena problem autokorelasi.
67
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa residual dalam persamaan regresi
random atau acak dengan nilai signifikansi 0,069 > 0,05. Hal ini
menyimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam data tersebut.
3. Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hasil uji koefisien determinasi antara karakteristik perusahaan dan
kepemilikan keluarga terhadap Penghindaran Pajak dapat dilihat pada
Tabel 4.7 di bawah ini:
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,08455
Cases < Test Value 61
Cases >= Test Value 61
Total Cases 122
Number of Runs 52
Z -1,818
Asymp. Sig. (2-tailed) ,069
a. Median
68
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,429a ,184 ,156 ,25580 ,575
a. Predictors: (Constant), FAMILY, LEV, SALES, ROA
b. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel 4.10 di atas menunjukkan nilai Adjusted R Square
sebesar 0.163. Hal ini menandakan bahwa variabel karakteristik
perusahaan dan kepemilikan keluarga hanya dapat menjelaskan 15,6%
variasi variabel Penghindaran Pajak. Sedangkan sisanya, yaitu 84,4%
(100% – 15,6%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini seperti karakter eksekutif, ukuran
perusahaan, corporate governance dan lainnya.
b. Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji regresi secara parsial
ditunjukkan dalam Tabel 4.8 sebagai berikut:
69
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,012 ,169 ,072 ,943
ROA 1,071 ,223 ,454 4,812 ,000 ,772 1,295
LEV ,661 ,224 ,279 2,943 ,004 ,761 1,314
SALES -,385 ,182 -,188 -2,115 ,036 ,866 1,155
FAMILY -,086 ,050 -,153 -1,729 ,086 ,871 1,148
a. Dependent Variable: CETR
Sumber : Data sekunder yang diolah
1) Hasil Uji Hipotesis 1
Berdasarkan tabel 4.8, variabel profitabilitas mempunyai
koefisien regresi 1,071 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal
ini berarti menerima H1 sehingga dapat dikatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak. Hal ini
berarti, jika profitabilitas mengalami peningkatan, maka
penghindaran pajak akan mengalami penurunan. Profitabilitas
adalah faktor penting untuk pengenaan pajak penghasilan bagi
perusahaan, karena profitabilitas merupakan indikator perusahaan
dalam pencapaian laba perusahaan.
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kurniasih dan Sari (2013) yang menyebutkan bahwa
profitabilitas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
penghindaran pajak. Demikian juga, hasil penelitian Noor et al
70
(2010) dan (Prakosa, 2014) juga menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara kemampuan menghasilkan laba perusahaan
dengan penghindaran pajak perusahaan. Demikian tingginya
profitabilitas perusahaan akan dilakukan perencanaan pajak yang
matang sehingga menghasilkan pajak yang optimal, sehingga
kecenderungan melakukan penghindaran pajak akan menurun.
2) Hasil Uji Hipotesis 2
Berdasarkan tabel 4.8, variabel leverage mempunyai
koefisien regresi 0,661 dan tingkat signifikasi sebesar 0,004. Hal
ini berarti menerima H2 sehingga dapat dikatakan bahwa leverage
berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak karena tingkat
signifikasi yang dimiliki variabel leverage lebih besar dari 0,05.
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Richardson dan Lanis (2007), (Krisnata Dwi Suyanto dan
Supramono, 2012 dalam Prakosa, 2014) yang menyatakan bahwa
leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini berarti
semakin besar biaya bunga atas utang berakibat laba kena pajak
akan menjadi lebih kecil karena insentif pajak atas bunga utang
semakin besar dan dapat berpengaruh terhadap penghindaran
pajak.
3) Hasil Uji Hipotesis 3
Berdasarkan tabel 4.8, variabel pertumbuhan penjualan
mempunyai koefisien regresi -0,385 dan tingkat signifikasi sebesar
71
0,036. Hal ini berarti menerima H3 sehingga dapat dikatakan bahwa
pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak.
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Budiman & Setiyono (2012) yang menyatakan bahwa sales
growth berpengaruh pada tax avoidance. Akan tetapi hasil
penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Swingly &
Sukartha (2015) yang menjelaskan bahwa sales growth tidak
berpengaruh pada tax avoidance.
Budiman & Setiyono (2012) menyatakan bahwa
pertumbuhan penjualan yang meningkat memungkinkan
perusahaan akan lebih dapat meningkatkan kapasitas operasi
perusahaaan, sebaliknya apabila pertumbuhannya menurun
perusahaan akan menemui kendala dalam meningkatkan kapasitas
operasinya. Hal ini berarti perusahaan membutuhkan dana untuk
meningkatkan kapasitas operasi perusahaan, semakin tinggi
pertumbuhan penjualan maka kapasitas operasi perusahaan akan
semakin besar dan dapat berpengaruh terhadap penghindaran
pajak.
4) Hasil Uji Hipotesis 4
Berdasarkan tabel 4.8, variabel kepemilikan perusahaan
mempunyai koefisien regresi -0,086 dan tingkat signifikasi sebesar
0,086. Hal ini berarti menolak H4 sehingga dapat dikatakan bahwa
kepemilikan perusahaan tidak berpengaruh terhadap Penghindaran
72
Pajak karena tingkat signifikasi yang dimiliki variabel kepemilikan
keluarga lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti, jika kepemilikan
keluarga mengalami peningkatan, maka penghindaran pajak akan
menurun.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian (Chen et al.,
2010 dalam Prakosa, 2014), Rusydi dan Martani (2014) yang
menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga ini mendorong
perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk tidak melakukan
aggressive tax avoidance. Hal ini menjadi gambaran pada pelaku
bisnis di Indonesia, dimana sebagian besar masih memegang teguh
akan etika ketimuran. Hasil penelitian Chen et al., 2010 dalam
Prakosa, 2014 menyatakan bahwa tingkat keagresifan pajak
perusahaan keluarga lebih kecil daripada perusahaan non-keluarga.
Hal ini terjadi karena diduga family owners lebih rela membayar
pajak lebih tinggi, daripada harus membayar denda dan
menghadapi kemungkinan rusaknya reputasi perusahaan akibat
pemeriksaan pajak atau diaudit oleh fiskus pajak. Dalam hal ini
penghindaran pajak merupakan salah satu dari tindakan pajak
agresif.
Akan tetapi, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan
hasil penelitian (Sari & Martani, 2010) yang menunjukkan bahwa
tingkat keagresifan pajak (penghindaran pajak) perusahaan
keluarga lebih tinggi daripada perusahaan non-keluarga. Sari &
73
Martani (2010) menyatakan bahwa bagi perusahaan di Indonesia
keuntungan berupa penghematan pajak dan rent extraction, lebih
besar daripada kemugkinan rugi karena turunnya harga saham
perusahan, rusaknya nama perusahaan ataupun kemungkinan
terkena sanksi/denda dari petugas pajak. Fenomena seperti ini
mungkin juga terjadi karena adanya efek externalitas dari budaya
bisnis dan budaya pemeriksaan pajak di Indonesia. Seperti yang
dikatakan oleh Çule dan Fulton, 2009 dalam Sari & Martani, 2010
bahwa dalam kondisi dimana korupsi dan tindakan curang
dianggap merupakan hal yang biasa, maka tindakan tersebut akan
semakin dapat diterima dan biaya atas tindakan tersebut akan
semakin rendah.
Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = 0,012 + 0,000 X1 + 0,004 X2 + 0,036 X3 + 0,086 X4 + e
Dimana :
Y : Penghindaran Pajak
X1 : Profitabilitas
X2 : Leverage
X3 : Pertumbuhan Penjualan
X4 : Kepemilikan Keluarga
e : Standar eror
74
c. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji
regresi secara simultan (uji statistik F) ditunjukkan dalam Tabel 4.9
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik F
Sumber : Data sekunder yang diolah
5) Hasil Uji Hipotesis 5
Berdasarkan tabel 4.12, nilai F diperoleh sebesar 6,693
dengan tingkat signifikasi 0,000. Karena tingkat signifikasi lebih
kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa hipotesis H5 diterima,
yaitu Karakteristik Perusahaan dan Kepemilikan Keluarga
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Penghindaran
Pajak.
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa Karakteristik
Perusahaan dan Kepemilikan Keluarga berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap Penghindaran Pajak. Hal ini
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,752 4 ,438 6,693 ,000b
Residual 7,787 119 ,065
Total 9,538 123
a. Dependent Variable: CETR
b. Predictors: (Constant), FAMILY, LEV, SALES, ROA
75
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Swingly & Sukartha
(2015), Prakosa (2014), Kuriasih & Sari (2013), dan Budiman &
Setiyono (2012). Penelitian-penelitian tersebut meyatakan bahwa
Karakteristik Perusahaan dan Kepemilikan Keluarga berpengaruh
secara simultan dan signifikan terhadap tax avoidance.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Karakteristik
Perusahaan dan Kepemilikan Keluarga terhadap Penghindaran Pajak. Analisis
pengaruh yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) Ver.
22. Data sampel dalam penelitian ini berjumlah 125 proxy dari 25 perusahaan
manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
2010 sampai 2014.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah
dilakukan dengan model regresi berganda, maka diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1) Hasil uji t variabel X1 menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap Penghindaran Pajak. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kurniasih dan Sari (2013), Noor et al (2010) dan (Prakosa,
2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara profitabilitas
terhadap Penghindaran Pajak.
2) Hasil uji t variabel X2 menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap
Penghindaran Pajak Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Richardson dan Lanis (2007), (Krisnata Dwi Suyanto dan
77
Supramono, 2012 dalam Prakosa, 2014) yang menyatakan bahwa leverage
berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
3) Hasil uji t variabel X3 menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan
berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak. Hal tersebut sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiman & Setiyono (2012).
4) Hasil uji t variabel X4 menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak
berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Chen et al., 2010 dalam Prakosa,
2014 dan Rusydi & Martani (2014).
5) Hasil uji F menyatakan bahwa Karakteristik Perusahaan dan Kepemilikan
Keluarga berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
Penghindaran Pajak. Hasil uji F sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Swingly & Sukartha (2015), Prakosa (2014), Kuriasih & Sari (2013),
dan Budiman & Setiyono (2012).
B. SARAN
Penulis memiliki beberapa saran yang dapat membantu penelitian selanjutnya,
antara lain sebagai berikut :
1) Variabel Karakteristik Perusahaan dan Kepemilikan Keluarga hanya bisa
menjelaskan 15,6% variasi variabel penghindaran pajak. Itu artinya masih
ada 84,4 % variasi variabel yang bisa menjelaskan mengenai penghindaran
pajak ada diluar penelitian, seperti karakteristik eksekutif, jumlah komite
audit, proporsi dewan komisaris dan lainnya. Oleh karena itu penelitian
selanjutnya sebaiknya juga menggunakan variabel-variabel lain.
78
2) Penelitian selanjutnya agar memperluas jumlah sampel penelitian
seperti perusahaan jasa, perbankan dan otomotif serta
menyempurnakan metode sehingga penelitiannya dapat lebih
digeneralisir dan menambah jumlah variabel yang dapat
mempengaruhi penghindaran pajak.
3) Guna mengurangi kesempatan perusahaan melakukan tax avoidance,
hendaknya pemerintah lebih meningkatkan pengawasan atau
monitoring terhadap perusahaan-perusahaan yang melaporkan
kewajiban perpajakannya. Terutama perusahaan yang melaporkan rugi
dalam dua tahun berturut-turut, karena dikhawatirkan perusahaan yang
melaporkan rugi dapat memanfaatkan celah peraturan (loopholes) yang
ada, seperti memanfaatkan kompensasi rugi fiskal untuk mengurangi
beban pajak perusahaan di periode yang akan datang.
79
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, P.J.A.”Pengantar Ilmu Hukum Pajak”, PT.Gramedia, Jakarta 2005.
Arifin, Z. Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan
Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang Dikontrol Keluarga: Bukti dari
Perusahaan Publik di Indonesia. Disertasi. Depok, Jakarta: Program Studi
Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
2003.
Basu Swastha dan T. Hani Handoko. Manajemen Pemasaran (Analisa. Perilaku
Konsumen), Yogyakarta : BPFE UGM. 2000.
Belkaoui, Ahmed Riahi. “Teori Akuntansi”, Edisi Kelima, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta, 2006.
Budiman, J., & Setiyono. Pengaruh Karakteristik Eksekutif terhadap
Penghindaran Pajak (Tax avoidance)”. Proceeding Simposium Nasional
Akuntansi XV, Banjarmasin 25-28 September 2012.
Darmawan, I Gede Hendy dan I Made Sukartha. “Pengaruh Penerapan Corporate
Governance, Leverage, Return On Assets, dan Ukuran Perusahaan pada
Penghindaran pajak”. SNA 17. Mataram, 2014.
Deitiana, Titi. “Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen
Terhadap Harga Saham”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.13 No.1. STIE
Trisakti. 2011.
Desai, M.A. & Dharmapala, D. Earnings Management, Corporate Tax Shelters,
and Book–Tax Alignment. National Tax Journal Vol. LXIl, No. 1. 2009.
Dyreng, Scott D.; Hanlon, Michelle; Maydew Edward L, The Effect of Executives
on Corporate Tax Avoidance, The Accounting Review, 85, 1163-1189.
2010.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi”, Edisi 7, BP Universitas Diponegoro, Semarang,
2013.
Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Jakarta, 2012.
Hanlon, M., & Heitzman, S. A Review of Tax Research. Journal of Accounting
and Economics 50, 127-178. 2010.
80
Hardiningsih, Pancawati, “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Voluntary
Disclosure Laporan Tahunan Perusahaan”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Vol 15 No. 1, 2008.
Ilyas, Wirawan, “Hukum Pajak”, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis”. Edisi I,
Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2002.
Kotler, Philip.”Manajemen Pemasaran”, Pabelan Surakarta, Jakarta, 2000.
Kurniasih, T., & Sari, M. M. Pengaruh Profitabilitass, Leverage, Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan, dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax
Avoidance.Buletin Studi Ekonomi , 18, 58 - 66. 2013.
Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009.
Nuritomo dan Dwi Martani. “Insentif Pajak, Kepemilikan, dan Penghindaran
Pajak Perusahaan Studi Penerapan Peraturan Pemerintah No 81 Tahun
2007”. SNA 17 Mataram, 2014.
Pahala Siahaan, Marihot. “Hukum Pajak Elementer Konsep Dasar Perpajakan
Indonesia”. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Murtopo, Purno, “Perpajakan”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2011.
Prakosa, Kesit Bambang. “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga dan
Corporate Governance Terhadap Penghindaran pajak di Indonesia”.
SNA 17 Mataram, 2014.
Pandiangan, Liberti, “Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan”, PT.
Elex Media Komputindo, 2007.
Richardson, G., dan Lanis, R. 2007. Determinants of The Variability in Corporate
Effective Tax Rates and Tax Reform: Evidence from Australia. Journal of
Accounting and Public Policy, 26 (2007), 689-704.
usydi, M. Khoiru dan Dwi Martani, “Pengaruh StrukturKepemilikan Terhadap
Aggresive Tax Avoidance”, SNA 17 Mataram, 2014.
Saidi, Djafar, “Pembaharuan Hukum Pajak”, PT. Rajagrafindo, Jakarta, 2007.
Sari, D. K., & Martani, D. Karakteristik Kepemilikan Perusahaan, Corporate
Governance, dan Tindakan Pajak Agresif. Proceeding Simposium Nasional
Akuntansi 13, Padang, hal.1 - 34. 2010.
81
Sjahrial, Dermawan dan Djahotman Purba, ”Analisa Laporan Keuangan : Cara
Mudah dan Praktis Memahami Laporan Keuangan”, Jakarta : Penerbit
Mitra Wacana Media, 2011.
Sekaran, Uma, “Research Methods for Business: Metodologi Penelitian untuk
Bisnis”, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Septian, Muhamad, “Pengaruh Good Corporate Governance dan Kepemilikan
Keluarga Terhadap Biaya Utang: Studi Empiris Terhadap Perusahaan yang
Masuk dalam Daftar Kompas 100 Periode Agustus2013-Januari 2014.
Jurnal Universitas Bina Nusantara. 2014.
Sirait, Nora Sabrina dan Dwi Martani, “Pengaruh Perusahaan Keluarga
Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
dan Malaysia”, SNA 17 Mataram, 2014.
Suandy, Erly. “Hukum Pajak”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2011.
Sumarsan, Thomas, “Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak”. Penerbit PT
Indeks, Jakarta, 2013.
Supriyanto, Eko dan Falikhatun, “Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan Penjualan
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Keuangan”. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Vol. 10, No. 1, 13-22. 2008.
Swingly, Calvin dan I Made Sukartha. “Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite
Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Tax
Avoidance”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1: 47-62. 2015.
Waluyo. “Perpajakan Indonesia”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2002.
Wijaya, Ibnu. “Mengenal Penghindaran Pajak, ax Avoidance”, Jakarta, 2014.
http://www.pajak.go.id/content/article/mengenal-penghindaran-pajak-tax-
avoidance
www.pajak.go.id
82
LAMPIRAN - LAMPIRAN
83
LAMPIRAN 1
84
LAMPIRAN 1
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN SAMPEL BERDASARKAN
JENIS PRODUK
Sumber: Data diolah
INDUSTRI DASAR KIMIA
SEMEN PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
PT Holcim Indonesia Tbk SMCB
KERAMIK, PORSELIN DAN
KACA
PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG
PT Arwana Citra Mulia Tbk ARNA
PT Surya Toto Indonesia TOTO
KIMIA PT Ekadharma Intenational Tbk EKAD
PAKAN TERNAK PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
SEKTOR ANEKA INDUSTRI
OTOMOTIF DAN KOMPONEN
PT Astra International Tbk ASII
PT Astra Auto Part Tbk AUTO
PT Indospring Tbk INDS
PT Nipress Tbk NIPS
PT Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS
PT Selamat Sempurna Tbk SMSM
TEKSTIL DAN GARMENT PT Ricy Putra Globalindo Tbk RICY
INDUSTRI BARANG KONSUMSI
MAKANAN DAN MINUMAN
PT Akasha Wira International Tbk ADES
PT Indofood Sukses Makmur TbK INDF
PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI
PT Sekar Laut Tbk SKLT
PT Siantar Top Tbk STTP
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company
Tbk ULTJ
ROKOK PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP
PT Gudang Garam Tbk GGRM
FARMASI PT Kimia Farma Tbk KAEF
PT Pyridam Tbk PYFA
KOSMETIK DAN BARANG
KEPERLUAN RUMAH
TANGGA PT Mandom Indonesia Tbk TCID
85
LAMPIRAN 2
86
LAMPIRAN 2
CASH EFFECTIVE TAX RATE (CETR)
Sumber: Data diolah
No Kode Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 0,05617 0,02866 0,00063 0,08318 0,24100
2 AMFG 0,18954 0,31989 0,24637 0,22878 0,27050
3 ARNI 0,27999 0,26672 0,17644 0,23489 0,28591
4 ASII 0,00023 0,00016 0,00020 0,00023 0,00020
5 AUTO 0,14694 0,18715 0,16471 0,19764 0,25933
6 CPIN 0,27013 0,27827 0,22479 0,22546 0,32838
7 EKAD 0,28808 0,24004 0,21227 0,26343 0,31534
8 GGRM 0,26405 0,27763 0,27824 0,25651 0,22915
9 HMSP 2,50786 2,49860 2,75684 2,78370 3,22020
10 INDF 0,34782 0,28849 0,35553 0,49294 0,38506
11 INDS 0,98873 0,72764 0,26986 0,27055 0,36831
12 INTP 0,52307 0,22173 0,20359 0,56464 0,54621
13 KAEF 0,24414 0,23883 0,26879 0,34852 0,15900
14 NIPS 0,29554 0,33924 0,26834 0,31869 0,35133
15 PRAS 0,07243 0,04057 0,01554 0,33211 0,23585
16 PYFA 0,23505 0,32209 0,34324 0,20685 0,44104
17 RICY 0,37561 0,52244 0,28462 0,65788 0,55403
18 ROTI 0,23067 0,29338 0,39828 0,54552 0,19031
19 SKLT 0,32809 0,50474 0,44765 0,35290 0,28147
20 SMCB 0,33095 0,24149 0,31808 0,36186 0,47913
21 SMSM 0,16465 0,20057 0,22948 0,20280 0,25138
22 STTP 0,16590 0,17484 0,18501 0,21896 0,31794
23 TCID 0,33115 0,26994 0,27047 0,28111 0,27929
24 TOTO 0,45010 0,28763 0,24787 0,28426 0,25984
25 ULTJ 0,14753 0,46532 0,15485 0,39026 0,33487
87
LAMPIRAN 3
88
LAMPIRAN 3
PROFITABILITAS
No Kode Profitabilitas
2010 2011 2012 2013 2014
1 AMFG 0,139 0,125 0,111 0,096 0,117
2 ARNA 0,092 0,115 0,169 0,209 0,208
3 ASII 0,151 0,137 0,125 0,104 0,094
4 AUTO 0,219 0,158 0,121 0,087 0,080
5 BTON 0,093 0,161 0,171 0,147 0,044
6 DVLA 0,130 0,130 0,139 0,106 0,065
7 EKAD 0,128 0,110 0,132 0,115 0,099
8 GGRM 0,137 0,127 0,098 0,086 0,103
9 GJTL 0,080 0,059 0,088 0,008 0,017
10 IGAR 0,153 0,156 0,142 0,111 0,157
11 INDF 0,083 0,091 0,080 0,036 0,051
12 INDS 0,091 0,106 0,081 0,067 0,056
13 INTP 0,210 0,198 0,209 0,188 0,183
14 JPFA 0,156 0,081 0,098 0,043 0,024
15 KAEF 0,084 0,096 0,099 0,087 0,080
16 KBLI 0,050 0,059 0,108 0,055 0,052
17 LION 0,127 0,144 0,197 0,130 0,082
18 MYOR 0,114 0,073 0,090 0,104 0,040
19 PYFA 0,042 0,044 0,039 0,035 0,015
20 RICY 0,018 0,019 0,020 0,008 0,013
21 ROTI 0,176 0,153 0,124 0,087 0,088
22 SKLT 0,024 0,028 0,032 0,038 0,050
23 SMCB 0,080 0,097 0,111 0,064 0,039
24 SMGR 0,235 0,201 0,185 0,174 0,162
25 SMSM 0,154 0,193 0,184 0,206 0,241
26 STTP 0,066 0,046 0,060 0,078 0,073
27 TCID 0,126 0,124 0,119 0,109 0,094
28 TOTO 0,178 0,163 0,155 0,135 0,145
29 TRST 0,067 0,068 0,028 0,010 0,009
30 ULTJ 0,053 0,046 0,146 0,116 0,097
Sumber: Data diolah
89
LAMPIRAN 4
90
LAMPIRAN 4
LEVERAGE
No Kode Leverage
2010 2011 2012 2013 2014
1 AMFG 0,223 0,203 0,211 0,220 0,187
2 ARNA 0,525 0,419 0,355 0,323 0,276
3 ASII 0,480 0,506 0,507 0,504 0,490
4 AUTO 0,265 0,322 0,382 0,242 0,296
5 BTON 0,185 0,224 0,220 0,212 0,158
6 DVLA 0,250 0,216 0,217 0,231 0,221
7 EKAD 0,388 0,379 0,299 0,308 0,336
8 GGRM 0,306 0,372 0,359 0,421 0,479
9 GJTL 0,660 0,617 0,574 0,627 0,627
10 IGAR 0,156 0,183 0,225 0,283 0,247
11 INDF 0,477 0,413 0,425 0,509 0,520
12 INDS 0,706 0,445 0,317 0,202 0,199
13 INTP 0,146 0,133 0,147 0,136 0,142
14 JPFA 0,501 0,542 0,565 0,648 0,664
15 KAEF 0,328 0,302 0,306 0,343 0,390
16 KBLI 0,316 0,336 0,272 0,337 0,297
17 LION 0,145 0,174 0,142 0,166 0,260
18 MYOR 0,536 0,633 0,630 0,599 0,602
19 PYFA 0,232 0,302 0,354 0,464 0,441
20 RICY 0,449 0,455 0,564 0,657 0,661
21 ROTI 0,199 0,280 0,447 0,568 0,552
22 SKLT 0,407 0,426 0,482 0,538 0,537
23 SMCB 0,346 0,313 0,308 0,411 0,491
24 SMGR 0,220 0,257 0,317 0,292 0,271
25 SMSM 0,467 0,410 0,415 0,408 0,344
26 STTP 0,311 0,476 0,536 0,600 0,456
27 TCID 0,094 0,098 0,131 0,193 0,307
28 TOTO 0,422 0,432 0,410 0,407 0,393
29 TRST 0,390 0,378 0,382 0,476 0,460
30 ULTJ 0,352 0,356 0,307 0,283 0,224
Sumber: Data diolah
91
LAMPIRAN 5
92
LAMPIRAN 5
PERTUMBUHAN PENJUALAN
No Kode Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 0,62713 0,36874 0,59193 0,05431 0,15175
2 AMFG 0,26826 0,07013 0,10054 0,12570 0,14168
3 ARNI 0,16262 0,11142 0,20698 0,27295 0,13552
4 ASII 0,31936 0,25058 0,15679 0,03099 0,04034
5 AUTO 0,18787 0,17722 0,12410 0,29290 0,14515
6 CPIN 0,03491 0,19102 0,18671 0,20422 0,13589
7 EKAD 0,23905 0,29175 0,17225 0,08734 0,25773
8 GGRM 0,14964 0,11210 0,18078 0,13060 0,17232
9 HMSP 0,11314 0,21841 0,26050 0,12606 0,07551
10 INDF 0,02690 0,18042 0,10428 0,11115 0,14330
11 INDS 0,42610 0,20238 0,19595 0,15265 0,09664
12 INTP 0,05308 0,24691 0,24499 0,08102 0,06982
13 KAEF 0,11554 0,09339 0,07270 0,16438 0,03978
14 NIPS 0,43213 0,44483 0,21321 0,29648 0,11503
15 PRAS 0,78163 0,15058 0,06120 0,01918 0,40955
16 PYFA 0,06711 0,07267 0,16967 0,08954 0,15449
17 RICY 0,14247 0,06216 0,21671 0,31230 0,20449
18 ROTI 0,25986 0,32857 0,46411 0,26427 0,24891
19 SKLT 0,11028 0,10361 0,16948 0,41457 0,21414
20 SMCB 0,00281 0,26229 0,19765 0,07493 0,08697
21 SMSM 0,13613 0,32697 0,04410 0,10077 0,10537
22 STTP 0,21607 0,34758 0,24916 0,32031 0,28056
23 TCID 0,05632 0,12798 0,11874 0,09548 0,13822
24 TOTO 0,14401 0,19655 0,17500 0,08533 0,20004
25 ULTJ 0,16512 0,11804 0,33651 0,23146 0,13194
Sumber: Data diolah
93
LAMPIRAN 6
94
LAMPIRAN 6
KEPEMILIKAN KELUARGA
No Kode Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 1 1 1 1 1
2 AMFG 0 0 0 0 0
3 ARNI 1 1 0 0 0
4 ASII 1 1 1 1 1
5 AUTO 1 1 1 1 1
6 CPIN 1 1 1 1 1
7 EKAD 1 1 1 1 1
8 GGRM 1 1 1 1 1
9 HMSP 1 1 1 1 1
10 INDF 1 1 1 1 0
11 INDS 1 1 1 1 1
12 INTP 1 1 1 1 1
13 KAEF 1 1 1 1 1
14 NIPS 0 0 0 0 0
15 PRAS 0 0 0 0 0
16 PYFA 1 1 1 1 1
17 RICY 1 0 0 0 0
18 ROTI 0 0 0 0 0
19 SKLT 0 0 0 0 0
20 SMCB 0 0 0 0 0
21 SMSM 1 1 1 1 1
22 STTP 1 1 1 1 1
23 TCID 0 0 0 0 0
24 TOTO 0 0 0 0 0
25 ULTJ 0 0 0 0 0
Sumber: Data diolah
95
LAMPIRAN 7
Output Hasil Pengujian Data
96
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CETR 125 ,01 1,79 ,5496 ,27998
ROA 125 ,03 ,65 ,3170 ,11824
LEV 125 ,31 ,84 ,6192 ,11767
SALES 125 ,05 ,88 ,4115 ,13625
FAMILY 125 0 1 ,58 ,496
Valid N (listwise) 125
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
Coefficient Correlationsa
Model FAMILY LEV SALES ROA
1 Correlations FAMILY 1,000 -,147 ,129 -,343
LEV -,147 1,000 -,347 ,368
SALES ,129 -,347 1,000 -,073
ROA -,343 ,368 -,073 1,000
Covariances FAMILY ,002 -,002 ,001 -,004
LEV -,002 ,050 -,014 ,018
SALES ,001 -,014 ,033 -,003
ROA -,004 ,018 -,003 ,050
a. Dependent Variable: CETR
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,012 ,169 ,072 ,943
ROA 1,071 ,223 ,454 4,812 ,000 ,772 1,295
LEV ,661 ,224 ,279 2,943 ,004 ,761 1,314
SALES -,385 ,182 -,188 -2,115 ,036 ,866 1,155
FAMILY -,086 ,050 -,153 -1,729 ,086 ,871 1,148
a. Dependent Variable: CETR
97
HASIL UJI NORMALITAS
98
HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS
HASIL UJI AUTOKORELASI
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -,08455
Cases < Test Value 61
Cases >= Test Value 61
Total Cases 122
Number of Runs 52
Z -1,818
Asymp. Sig. (2-tailed) ,069
a. Median
99
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,429a ,184 ,156 ,25580 ,575
a. Predictors: (Constant), FAMILY, LEV, SALES, ROA
b. Dependent Variable: CETR
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,752 4 ,438 6,693 ,000b
Residual 7,787 119 ,065
Total 9,538 123
a. Dependent Variable: CETR
b. Predictors: (Constant), FAMILY, LEV, SALES, ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,012 ,169 ,072 ,943
ROA2 1,071 ,223 ,454 4,812 ,000 ,772 1,295
LEV2 ,661 ,224 ,279 2,943 ,004 ,761 1,314
SALES2 -,385 ,182 -,188 -2,115 ,036 ,866 1,155
OWN -,086 ,050 -,153 -1,729 ,086 ,871 1,148
a. Dependent Variable: CETR